Upload
muhamad-khairul-bahri
View
1.446
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ini adalah laporan akhir pengentasan kemiskinan melalui pembangunan lingkungan terpadu di Kota Mataram
1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN TERPADU DI KOTA
MATARAM
2
PEMERINTAH KOTA MATARAM
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2009
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Amartya Sen, pemenang hadiah Nobel tahun 2004 untuk bukunya berjudul
“Development As Freedom”, menyatakan pembangunan adalah suatu arena/proses yang
ditujukan agar masyarakat mempunyai pilihan-pilihan dalam menentukan nasib untuk
meraih masa depan yang lebih baik. Agar setiap orang mempunyai kesempatan untuk
meraih masa depan yang lebih baik, maka setiap orang (tanpa kecuali, baik orang kaya
atau miskin) harus dilengkapi dengan badan yang sehat (faktor kesehatan), kesempatan
meningkatkan pendapatan (faktor ekonomi) dan pendidikan. Tanpa semua itu, maka
pembangunan belum memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk meraih
kesempatan yang lebih baik. Dalam kaitan ini, maka penyediaan bekal pendidikan,
kesehatan dan kesempatan berusaha yang memadai merupakan hakikat dari
pembangunan itu sendiri.
Terkait dengan pendapat Amartya Sen diatas, maka dapat dikatakan bahwa
pembangunan yang tidak menyediakan bekal pendidikan, kesehatan dan kesempatan
berusaha yang memadai bukanlah hakikat pembangunan itu sendiri. Lebih jauh lagi dapat
dikatakan bahwa dengan penyediaan bekal kesempatan berekonomi, berpendidikan dan
meraih kesehatan yang memadai, diharapkan pembangunan yang dihasilkan menjadi
lebih berkualitas karena pembangunan dilaksanakan oleh para pelaku pembangunan yang
mempunyai kapabilitas yang lebih baik.
Dalam aspek pelaksanaan pembangunan di Kota Mataram, aspek pembangunan
manusia, khususnya peningkatan kapabilitas manusia, merupakan aspek yang menjiwai
pelaksanaan pembangunan di Kota Mataram. Terkait dengan itu, Pemkot Mataram tengah
dan akan terus menjalankan program pembangunan lingkungan terpadu yang ditujukan
untuk meningkatkan kapabilitas manusia melalui aspek pemberdayaan masyarakat.
Melalui peningkatan kapabilitas diharapkan masyarakat tersebut mempunyai pilihan dan
kesempatan dalam meraih masa depan yang lebih baik sehingga dengan demikian angka
kemiskinan juga berkurang jumlahnya. Disisi lain, aspek pemberdayaan dilaksanakan
dengan partisipasi penuh masyarakat setempat sehingga timbul “rasa memiliki” atas
proses dan hasil pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Aspek permberdayaan masyarakat merupakan aspek yang sangat penting dalam
mengentaskan kemiskinan. Melalui pemberdayaan masyarakat yang bersifat partisipatif
4
diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya berdasarkan usulan
kegiatan yang susun oleh masyarakat sendiri. Hal ini dilakukan agar program
pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan ini ialah ialah mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat
Miskin melalui kegiatan pembangunan lingkungan terpadu, yang bertujuan :
1. Mengetahui kondisi terkini masyarakat lokal baik dari segi pembangunan ekonomi,
pendidikan dan kesehatan;
2. Mengenali permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar dalam meningkatkan
kualitas hidupnya;
3. Meningkatkan kualitas pembangunan manusia komunitas setempat. Ini berarti
meningkatkan kualitas untuk melakukan kegiatan ekonomi dan penyediaan akses
pendidikan dan akses dibidang kesehatan yang memadai;
4. Melaksanakan kegiatan yang diusulkan masyarakat lokal dalam kegiatan
pembangunan lingkungan terpadu yang akan didukung oleh instansi terkait se-Kota
Mataram.
1.3. Lokasi
Keseluruhan kegiatan dilaksanakan di Lingkungan Sembalun, Kelurahan Tanjung
Karang Kecamatan Sekarbela dan Lingkungan Karang Rundun, Kelurahan Bertais
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram. Kedua lokasi dipilih karena kondisi lingkungan
dan sosial-ekonomi masyarakat yang relatif tertinggal di banding daerah lain di Kota
Mataram.
1.4. Alur Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pembangunan lingkungan terpadu ini direncanakan dengan urutan
kegiatan sebagai berikut:
5
Penjaringan Aspirasi Masyarakat melalui Focus Discussion Group
yang dipandu petugas
Daftar Masalah dan Usulan Penyelesaian Masalah (diusulkan
masyarakat sekitar)
Prioritas Masalah dan Solusi Pilihan Daftar kegiatan yang akan
dilaksanakan (sesuai solusi pilihan)
Pelaksanaan Kegiatan yang melibatkan masyarakat, dimana
pemerintah bersifat sebagai fasilitator
Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Alur Kegiatan Pembangunan Lingkungan Terpadu
6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Istilah ‘miskin’ (‘poor’) merujuk pada keadaan kurang akan sesuatu (lack of
something). Dalam berbagai literatur diakui bahwa kemiskinan merupakan permasalahan
yang bermatra jamak (multi-dimensional) mencakup kesehatan, keterdidikan, kehidupan
sosial, kualitas lingkungan, kebebasan politik dan kebebasan spiritual. Kekurangan dalam
salah salah satu saja dari aspek-aspek kehidupan ini sudah dapat dikatakan kemiskinan.
Meski demikian, dalam program-program aksi yang ditujukan pada pengentasan
kemiskinan, matra-matra kemiskinan tersebut sering dikonversikan dan direduksi ke
dalam bentuk tingkat pendapatan.
Kemiskinan sering diasosikan dengan kosakata “kekurangan” (lack), orang miskin
adalah orang berada dalam kondisi kekurangan. Berbagai indikator digunakan untuk
menyatakan tingkat kemiskinan diantaranya a). Rendahnya tingkat pendapatan atau
rendahnya produktivitas b). Rendahnya kualitas hidup seperti rendahnya tingkat
pendidikan, kesehatan atau rendahnya fasilitas sanitasi dan infrastruktur.
Amartya Sen1, dalam pembahasannya atas pembangunan sebagai kebebasan
(Development as Freedom), mengritik pendekatan ekonomik terhadap masalah
kemiskinan yang hanya menekankan tingkat pendapatan, dan cenderung bersifat
instrumental. Ia berargumen bahwa meski pendapatan sering menjadi penyebab utama
dari kemiskinan, pendekatan ekonomik cenderung mengabaikan faktor lain dari
kemiskinan, yaitu kapabilitas. Amartya Sen kemudian mengusulkan pendekatan
kapabilitas terhadap masalah kemiskinan, dengan argumentasi sebagai berikut:
a. Pendekatan kapabilitas berkonsentrasi pada bentuk ketidakberdayaan yang
bersifat instrinsik, sementara pendekatan pendapatan memperhatikan instrumen-
instrumen (terutama uang sebagai instrumen tukar untuk barang/jasa); Terdapat
hal-hal lain yang mempengaruhi ketidakberdayaan, selain rendahnya tingkat
pendapatan.
b. Meski terdapat hubungan instrumental antara tingkat pendapatan yang rendah dan
kapabilitas yang rendah, hubungan ini bervariasi dan bergantung pada konteks.
Sebagai ilustrasi, bagaimana tingkat pendapatan mempengaruhi kapabilitas
bergantung pada usia, relasi jender dan peran sosial, lingkungan fisis, dan lain
sebagainya. Dalam keadaan sakit dan kondisi fisis yang lemah, pendapatan sulit
1 Amartya Sen adalah Ekonom asal India dan Pemenang Hadiah Nobel Tahun 2004 untuk bukunya yang berjudul Development As Freedom (Pembangunan sebagai Kebebasan)
7
dikonversikan ke dalam kapabilitas. Isu ini relevan bagi program-program pengentasan
kemiskinan yang diarahkan pada kelompok usia lanjut. Distribusi pendapatan dalam
keluarga dipengaruhi oleh relasi-relasi sosial dalam keluarga. Misalnya, bila terjadi
preferensi jender dalam sebuah keluarga, ketakberdayaan anggota-anggota keluarga yang
termarjinalkan tidak tercerminkan pada tingkat pendapatan. Selain ini, lingkungan sosial
dan life style juga mempengaruhi bagaimana sebuah keluarga memutuskan penggunaan
pendapatan.
Jadi, pada intinya pendekatan kapabilitas terhadap kemiskinan menekankan aspek
instrinsik dari kemiskinan, bukan pada aspek instrumental. Sebaliknya, pendekatan
ekonomik (tingkat pendapatan) cenderung menekankan aspek instrumental dari
kemiskinan. Kedua pendekatan yang bersifat intrinsik/kapabilitas dan
instrumental/ekonomik, meski berbeda, tidak harus dipandang sebagai dua hal yang
mutually exclusive, atau saling menghilangkan. Dalam situasi praktis, suatu kombinasi
antara kedua pendekatan tersebut bisa relevan
Dilihat dari indikator yang digunakan untuk mengukur kemiskinan, dapat dilihat
ada dua cara untuk mengentaskan kemiskinan, yaitu:
a. Pendekatan Instrumental, pendekatan pengentasan kemiskinan dengan
meningkatkan pendapatan,
b. Pendekatan kapabilitas, berkonsentrasi pada bentuk ketidakberdayaan yang
bersifat instrinsik, pendekatan ini menekankan pentingnya upaya pengentasan
kemiskinan dengan meningkatkan akses sumber daya bagi kaum tidak mampu atas
permodalan, pendidikan dan kesehatan.
Ahli kemiskinan lain, Phil Bartle, mendefinisikan lima faktor penyebab
kemiskinan diantaranya: Ignorance, Disease, Apathy, Dishonesty and Dependency.
Dalam pandangan Bartle (2007), kesuksesan program pengentaskan kemiskinan dimulai
dengan diidentifikasi faktor-faktor diatas dan kemudian melakukan tindakan nyata sesuai
dengan hasil identifikasi.
a). Ignorance (Ketidaktahuan), penyebab kemiskinan adalah rendahnya informasi atau
pengetahuan yang dimiliki sekelompok orang miskin. Jadi dengan meningkatkan
jumlah (plus kualitas) informasi dan pengetahuan, kita dapat mengentaskan
kemiskinan.
b). Disease (Penyakit), seseorang tidak dapat melakukan aktivitas hidup dengan
optimal jika kondisinya tidak sehat atau kekurangan gizi.
c). Apathy (Apatis), kemiskinan juga disebabkan sifat apatis seseorang yang
beranggapan bahwa kemiskinan-nya merupakan suatu “takdir yang telah
8
ditetapkan”. Jadi kemiskinan merupakan suatu yang bersifat tetap (tidak berubah)
walaupun seseorang berupaya keras untuk keluar dari garis kemiskinan.
d). Dishonesty (Ketidakjujuran), kemiskinan juag diakibatkan oleh ketidakjujuran.
Korupsi dan kolusi dapat menyebabkan alokasi sumber daya pembangunan yang
tidak adil, sehingga seseorang tidak mendapat kesempatan untuk mengubah
nasibnya.
e). Dependency (Ketergantungan), kemiskinan tidak dapat dientaskan dengan program
bantuan uang tunai. Empowerment merupakan suatu proses dimana pemberian
bantuan dalam bentuk bantuan teknik/ketrampilan guna meningkatkaan kapabilitas
seseorang untuk keluar dari kemiskinan.
9
BAB III
GAMBARAN AWAL LINGKUNGAN
2.1. Sistem Perwilayahan
Kota Mataram secara Geografis terletak pada ujung barat pulau Lombok,
Propinsi Nusa Tenggara Barat, berada pada posisi Garis lintang: Lintang Selatan
08 33’-08 42’ dan Bujur Timur 116 07’. Batas wilayah Kota Mataram sebagai berikut:
1. Bagian Utara : Kecamatan Gunung Sari dan Narmada Kabupaten
Lombok Barat
2. Bagian Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
3. Bagian Barat : Selat Lombok
4. Bagian Timur : Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat
Kota Mataram letaknya sangat strategis, selain menjadi ibukota Propinsi Nusa
Tenggara Barat juga karena merupakan salah satu pintu gerbang termasuk daerah tujuan
wisata di pulau Lombok melalui Bandar Udara Selaparang.
Gambar 2.1 Batas-Batas Wilayah Kota Mataram
2.2. Wilayah Administratif dan Kondisi Demografi
Kota Mataram memiliki luas wilayah 6.130 Ha (61,30 Km). Secara
Administratif meliputi 6 wilayah kecamatan masing-masing Ampenan, Sekarbela,
Mataram, Selaparang dan Cakranegara serta Sandubaya. Terdiri dari 50 kelurahan, 301
10
lingkungan. Luas wilayah Kota Mataram berdasarkan jenis penggunaan lahan dapat
dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Mataram Menurut Jenis Penggunaan Tanah
Berdasarkan Data dari Biro Statistik (BPS) Kota Mataram, saat ini Kota
Mataram di huni 362.243 jiwa (dengan rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah
penduduk perempuan 96.3). Laju pertumbuhan penduduk pada periode 1990-2000
adalah 1,44%. Jumlah penduduk sebesar itu tersebar ditiap kecamatan dengan tingkat
rata-rata kepadatan terbesar 7.601 jiwa/km2, terendah 4706 jiwa/km2, dan rata-rata
kepadatan 5810 jiwa/km2.
Tabel 2.2 Jumlah dan Laju Pertambahan Penduduk Di Kota Mataram
11
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kota Mataram
Dilihat dari tingkat pendidikannya, maka penduduk 90.4% telah mengenyam
pendidikan diberbagai jenjang pendidikan. Hanya sekita 9.6% penduduk Kota Mataram
yang tidak pernah menamatkan SD/sederajat. Angka Partisipasi Sekolah di Kota
Mataram sangat baik dapat dilihat bahwa lebih dari separuh penduduk telah bersekolah
di jengan SD/sederajat dan SMP/sederajat. Tingginya indikator pendidikan ini juga
didukung oleh rasio angka melek huruf yang cukup tinggi 89.4%.
Tabel 2.4 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas menurut Jenjang Pendidikan
12
Tabel 2.5 Persentase Angka Melek Huruf
Tabel 2.6 Persentase Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur
2.3. Gambaran Awal Lingkungan Target Kegiatan
Pada Tahun Anggaran 2009 ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan lingkungan terpadu yaitu di lingkungan Sembalun (Kelurahan Tanjung
Karang) dan Karang Rundun (Kelurahan Bertais). Pembangunan ini terlaksana dengan
dukungan hampir seluruh instansi se Kota Mataram.
Menilik karakteristik yang dimiliki lingkungan ini dapat disimpulkan bahwa
komunitas yang ada merupakan komunitas yang kapabilitasnya rendah. Beberapa
karakteristik yang dimiliki kedua lingkungan diatas dapat ditampilkan sebagai berikut:
13
PROFIL LINGKUNGAN KARANG RUNDUN KELURAHAN BERTAIS
1. Lingkungan : Karang Rundun
2. Luas wilayah : 32 Ha
3. Batas Wilayah :
- Sebelah Utara : Lingkungan Lendang Lekong
- Sebelah Timur : Desa Gerimak Indah
- Sebelah Selatan : Desa Dasan Tereng
- Sebelah Barat : Lingkungan Montong Are
4. Penduduk : 331 KK ( 1192 jiwa ), laki-laki 614 jiwa, perempuan 578 jiwa.
5. Pendidikan:
- Anak Usia sekolah 7-12 th : 100 orang (sekolah 65 orang, tidak sekolah 15
orang, putus sekolah 30 orang)
- Anak Usia sekolah 13-15 th : 95 orang (sekolah 20 orang, tidak sekolah 20
orang, putus sekolah 55 orang)
- Rata-rata Pendidikan Kepala Keluarga : Tidak Tamat SD : 250 orang
Tamat SD : 60 orang
6. Jumlah sekolah/lembaga pendidikan lainnya :
- Negeri : tidak ada,
- Swasta : 1 buah (TK dan SD Yayasan Hadi Sakti)
7. Fasilitas yang ada di lingkungan :
- Posyandu : 1 buah (di rumah Kepala Lingkungan)
- Puskesmas : tidak ada
- Lain-lain : pos ronda (3 buah), masjid (1 buah)
8. Pekerjaan Penduduk : Petani 20 orang, pedagang 40 orang, buruh pasar/terminal
60 orang, pengulat pagar 50 orang, buruh bangunan 100 orang, PNS 4 orang.
9. Rata-rata Pendapatan Penduduk : ± Rp. 300.000,-/bulan
10. Jumlah Kelompok Ekonomi Produktif : 1 kelompok penganyam bambu (20
orang). Bidang Usaha Kelompok Ekonomi Produktif, antara lain: Pedagang
bakulan, anyaman bambu, keramba.
11. Perumahan
- Jumlah Rumah Kumuh : 82 buah
- Status Kepemilikan Rumah : Rumah sendiri 100%
14
12. Air Bersih dan Sanitasi :
- Sumber Air Bersih : PDAM belum ada, Sumur 100%
- MCK : yang memiliki MCK 10 KK, yang tidak memiliki MCK 221 KK.
PROFIL LINGKUNGAN SEMBALUN KELURAHAN TANJUNG KARANG
Lingkungan Sembalun Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela Kota
Mataram memiliki luas administratif 10 Ha, dengan jumlah KK Miskin 141 KK atau
sekitar 77,47% dari total 182 Kepala Keluarga yang ada. Jumlah Kepala Keluarga yang
ada di lingkungan ini sekitar 11,53 persen dari keseluruhan jumlah KK yang ada di
Kelurahan Tanjung Karang (1.579 KK). Mata pencaharian utama sebagian besar
masyarakat di lingkungan Sembalun adalah sebagai nelayan yaitu mencapai hampir 80
persen dari jumlah penduduk dan sisanya berprofesi sebagai petani, pedagang kecil, kusir
cidomo, pegawai negeri sipil dan jasa lainnya.
15
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Metodologi
Kegiatan pembangunan lingkungan terpadu ini dilaksanakan dengan melibatkan
tidak saja aparatur pemerintah terkait tapi mengajak masyarakat terlibat secara langsung
dalam pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir pelaksanaan. Metode pemberdayaan
masyarakat dengan mengundang partisipasi aktif masyarakat bertujuan agar masyarakat
terbiasa berkomunikasi secara bersama-sama dalam memecahkan masalah yang hinggap
dilingkungannya.
Partisipasi aktif masyarakat juga dimaksudkan agar permasalahan yang
ditampilkan dalam pelaksanaan awal kegiatan ini merupakan aspirasi yang genuine yang
timbul dari suara hati komunitas lokal. Partisipasi aktif juga dipilih dengan pertimbangan
bahwa pembangunan hasil partisipasi aktif masyarakat mengundang “rasa memiliki”
komunitas atas hasil pembangunan yang akan dilaksanakan. Metode yang digunakan
dalam pelaksanaan lingkungan terpadu ini antara lain:
a. Perubahan ke arah kondisi yang di inginkan dilakukan dengan mengundang
partisipasi aktif masyarakat melalui FGD (Focus Dicussion Group) yang bertujuan
mengumpulkan aspirasi masyarakat secara langsung dan menyertakan masyarakat
dalam penentuan solusi atas masalah yang ingin dipecahkan;
b. Membagi partisipasi masyarakat dalam kelompok-kelompok yang mempunyai
tanggung jawab sendiri-sendiri (kelompok ekonomi, kelompok kesehatan, kelompok
fisik dsb);
c. Menempatkan masyarakat sebagai aktor/manajer pembangunan lingkungan terpadu
sekaligus penanggung jawab kegiatan ini. Dalam kasus ini pemerintah bersifat
sebagai fasilitator pembangunan.
Untuk menjamin agar pembangunan lingkungan terpadu ini berjalan sesuai
rencana yang ditetapkan, maka pelaksanaan kegiatan ini mendapat pengawasan dan
evaluasi dari tiap-tiap instansi terkait dengan koordinasi langsung dari Bappeda Kota
Mataram.
16
BAB V
RENCANA KERJA
Setelah menetapkan maksud, tujuan dan metodologi kegiatan, selanjutnya
dilaksanakan kegiatan nyata pembangunan lingkungan terpadu ini di lapangan.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan lingkungan terpadu disusun dalam 3 tahapan
pelaksanaan sebagai berikut:
a. Penjaringan aspirasi masyarakat dilingkungan;
Penjaringan aspirasi masyarakat dilaksanakan dengan menggunakan mengundang
partisipasi masyarakat dalam Focus Discussion Group (FGD). Dalam tahapan ini
aparatur bertindak sebagai fasilitator yang menjaring aspirasi masyarakat lokal.
Aspirasi masyarakat yang terkandung dalam tahapan ini meliputi permasalahan-
permasalahan yang dihadapi masyarakat sehari-hari. Termasuk diantaranya
masalah ekonomi, sosial, infrastruktur dan kemasyarakatan lainnya.
b. Penyusunan solusi;
Setelah menjaring aspirasi masyarakat, solusi disusun berdasarkan permasalahan
yang ada dengan dukungan masyarakat setempat. Solusi disusun berdasarkan
situasi dan kondisi yang tersedia. Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam
penyusunan solusi permasalahan yang dialami masyarakat.
c. Pelaksanaan Kegiatan
Setelah solusi dibentuk, maka dimulailah pentahapan rencana kegiatan
pembangunan lingkungan terpadu yang tersusun dengan dukungan instansi terkait
se-Kota Mataram. Dalam pelaksanaan kegiatan ini koordinasi dilakukan dengan
instansi terkait sesuai dengan usulan solusi yang diberikan oleh masyarakat.
d. Pelaporan
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan penyusunan laporan kegiatan guna
memantau hasil kegiatan yang telah dilakukan. Progress report, laporan
pendahuluan dan laporan akhir disusun untuk mendukung aspek dokumentasi
kegiatan.
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembangunan lingkungan terpadu ini
sepenuhnya melibatkan masyarakat dengan susunan penugasan sebagai berikut:
a. Kepala Lingkungan; yang berperan dalam membantu dan mendukung
pelaksanaan sosialisasi program kepada seluruh lapisan masyarakat di
wilayahnya; Mendukung terlaksananya pertemuan warga masyarakat dalam
rangka sosialisasi program; serta mendorong peran serta seluruh warga
17
masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan secara partisipatif, transparan
dan akuntabel.
b. Tenaga Penggerak Masyarakat baik Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan
Tokoh Pemuda serta dari berbagai unsur masyarakat yang berperan dalam
medorong dan menggerakkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat dalam
pelaksanaan tiap-tiap kegiatan.
c. Warga Masyarakat yang merupakan manajer kegiatan yang berperan:
1) Merencanakan, warga masyarakat sebagai penerima manfaat dan sekaligus
penerima resiko dari seluruh perencanaan yang telah dibangun. Oleh karena
itu harus didorong untuk mampu berperan dalam proses perencanaan sebagai
bagian dari hak dan tanggung jawab sebagai warga sipil.
2) Melaksanakan, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
merupakan suatu hal yang sangat positif dan harus didorong. Keterlibatan
masyarakat akan berdampak terhadap tumbuhnya partisipasi, kontribusi dan
rasa memiliki terhadap kegiatan tersebut oleh warga masyarakat.
3) Mengawasi, pengawasan yang dikembangkan adalah pengawasan oleh
masyarakat secara partisipatif. Pengawasan dilaksanakan dan tumbuhkan
secara organik, ramah dan tidak memojokkan, memberi kesempatan
berlangsungnya proses pembelajaran kepada semua warga masyarakat.
18
BAB VI
LAPORAN KEGIATAN
4.1 Langkah-Langkah Pengentasan Kemiskinan Yang Telah Berjalan di Kota
Mataram
Melalui kegiatan pembangunan lingkungan terpadu, pemerintah Kota Mataram
merencanakan sejulmlah program yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan di berbagai
bidang. Program minimalisasi kesenjangan ini termasuk dalam aksi pengentasan kemiskinan dari
segi ekonomi (pendapatan) dan kapabilitas (non pendapatan). Program Strategi pengentasan
kemiskinan yang telah dilakukan dalam kegiatan pembangunan lingkungan terpadu ini antara
lain:
a) Pertumbuhan Ekonomi yang Bermanfaat bagi Rakyat Miskin;
Pertumbuhan ekonomi telah dan akan tetap menjadi landasan bagi pengentasan
kemiskinan. Masyarakat miskin perlu dihubungkan dengan peluang-peluang pertumbuhan. Akses
lebih baik terhadap jalan, kredit dan peluang pasar serta pekerjaan di sektor formal dapat
dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan. Manfaat penyediaan infrastruktur adalah kesempatan
kerja dan distribusi barang produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kota
Mataram untuk menghubungkan kaum menengah ke bawah terhadap peluang-peluang
pertumbuhan antara lain:
a. Penataan akses jalan ke luar lingkungan dan jalan intra lingkungan. Dengan penataan
kualitas jalan yang menghubungkan lingkungan dengan dunia dan jalan intra lingkungan
diharapkan dapat mempermudah hubungan komunitas dengan dunia luar. Dengan akses
jalan yang lebih baik dapat ditingkatkan peluang untuk meraih kesempatan dalam
pemanfaatan peluang ekonomi yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kota Mataram
yang kian pesat;
b. Pemberian benih ikan (karper dan nila) untuk mendukung dan mengembangkan kegiatan
ekonomi produktif masyarakat lokal;
c. Memberikan bantuan permodalan bagi sejumlah usaha mikro dan kecil. Selain bantuan
permodalan juga disediakan bantuan manajemen usaha bagi ekonomi lokal;
d. Pemasangan lampu penerangan jalan umum.
b) Menyediakan Pelayanan yang Bermanfaat bagi Rakyat Miskin;
Penyediaan layanan di bidang kesehatan dan pendidikan merupakan kegiatan yang erat
kaitannya dalam peningkatan pembangunan manusia. Peningkatan kesempatan untuk meraih
tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang lebih baik merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk meningkatkan kualitas pembangunan.
19
Peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan yang tercakup dalam kegiatan
pembangunan lingkungan terpadu ini antara lain:
1. Pembangunan instalasi MCK (Mandi Cuci Kakus) dipusat lingkungan/komunitas;
2. Pembangunan instalasi komposting. Instalasi komposting ini dilakukan untuk menangani
sampah organik sehingga tersedia lingkungan yang lebih sehat;
3. Penataan lingkungan/perumahan kumuh sehingga tersedia perumahan yang layak huni
ditinjau dari segi kesehatan;
4. Penyediaan gerobak sampah untuk mendukung kegiatan kebersihan lingkungan;
5. Melakukan kegiatan penyuluhan dan pembinaan lingkungan terpadu yang sehat secara
berkala;
6. Penyediaan dana abadi pendidikan dan pembelian ATK guna mendukung proses
pendidikan komunitas;
7. Penyediaan perlengkapan untuk mendukung kegiatan Posyandu;
8. Pembuatan TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an);
9. Pembersihan dan pentaludan saluran air lingkungan;
10. Pemberian beasiswa bagi kalangan tidak mampu di berbagai jenjang pendidikan.
c) Penguatan Modal Sosial Masyarakat
Modal sosial adalah modal yang dimiliki suatu kelompok masyarakat yang dapat
digunakan untuk mempermudah pencapaian tujuan bersama komunitas. Dalam kaitan
pembangunan modal sosial sangatlah penting. Melalui pemeliharaan dan penguatan modal sosial
masyarakat dapat bekerjasama dan saling tolong-menolong untuk meraih masa depan yang lebih
baik. Modal sosial juga merupakan bentuk eksistensi dan aktualisasi komunitas dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan dan penguatan modal sosial
antara lain:
1. Peningkatan kualitas rumah ibadah/masjid. Dengan penyediaan kualitas rumah ibadah
maka sarana peningkatan modal kerohanian telah menjadi sarana untuk meningkatkan
rasa kerukunan dan toleransi antar anggota komunitas;
2. Pembuatan Pos Ronda;
3. Pembuatan pakaian adat untuk mendukung kegiatan Karang Taruna setempat;
4. Pembuatan tembok sebagai pembatas kuburan dengan lingkungan sekitar;
5. Pembuatan rumah pertemuan warga/banjar.
20
4.2 Langkah-Langkah ke Depan yang Akan dilakukan untuk mengentaskan
Kemiskinan
Beberapa langkah ke depan yang akan dilakukan Pemerintah Kota Mataram dalam
pengentasan kemiskinan antara lain:
a) Mekanisme Pengeluaran Pemerintah yang Bermanfaat bagi Rakyat Miskin;
Di samping pertumbuhan ekonomi dan layanan sosial, dengan menentukan mekanisme
pengeluaran untuk rakyat miskin, pemerintah dapat membantu mereka dalam menghadapi
kemiskinan (baik dari segi pendapatan maupun non-pendapatan).
Pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk membantu mereka yang rentan terhadap
kemiskinan dari segi pendapatan melalui suatu sistem perlindungan sosial modern yang
meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Dalam kaitan ini, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Kota Mataram antara lain:
1. Mengalokasikan anggaran bagi kaum tidak mampu untuk mendapatkan jaminan atas situasi
ekonomi yang tidak menentu. Seperti bantuan langsung tunai sesuai kemampuan daerah yang
dikeluarkan jika ada peningkatan harga/inflasi yang mencolok;
2. Sehubungan dengan kegiatan mekanisme pengaduan masyarakat (yang telah menerapkan
aspek transparansi dan partisipatif), maka pelayanan publik harus terus ditingkatkan dengan
menerapkan asas-asas akuntabilitas, profesionalitas dan supremasi hukum, sehingga
pelaksanaan tata pemerintahan yang baik (good governance) menjadi lebih sempurna.
b) Melibatkan komponen masyarakat (toga dan toma) dalam pengentasan kemiskinan;
Karena kemiskinan bermatra jamak, maka pelibatan tokoh agama dan masyarakat dalam
pengentasan kemiskinan amatlah penting. Dalam kaitan ini maka peran-peran tokoh agama dan
masyarakat dalam pengentasan kemiskinan dari segi pendapatan dan non-pendapatan dapat
diuraikan sebagai berikut:
e. Faktor Apathy (Apatis). Faktor penyebab kemiskinan ini dapat dihilangkan/direduksi
dengan meningkatkan peran toga dan toma untuk mengeliminasi faham bahwa
kemiskinan adalah suatu “kodrat”. Kemiskinan dapat diubah atau siapa saja mempunyai
peluang meraih kehidupan yang lebih baik jika orang tersebut mau berubah dan bekerja
keras;
a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengaduan mengenai layanan kesehatan
dan pendidikan;
b. Bekerjasama secara aktif dengan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pembangunan
manusia. Diantaranya dengan mendorong peran aktif masyarakat dalam upaya-upaya
pengentasan buta aksara, peningkatan derajat kesehatan dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan;
21
c. Menerangkan kepada masyarakat program-program pengentasan kemiskinan (dari segi
pendapatan dan non pendapatan) yang telah dilakukan dan akan dilakukan pemerintah
serta mendorong partisipasi dan dukungan masyarakat atas program-program pemerintah
tersebut.
22
BAB VII
PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, kita dapat mengambil
beberapa kesimpulan dan pembelajaran-pembelajaran sebagai berikut:
a. Kegiatan pembangunan lingkungan terpadu di Kota Mataram ini dilakukan sebagai
bentuk kepedulian atas kesenjangan dibidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan;
b. Kegiatan pembangunan lingkungan terpadu ini dilakukan dengan partisipasi aktif
masyarakat yang dikemas dengan prinsip pembangunan berbasis komunitas
(community based development) dimana masyarakat lokal yang menentukan arah
pembangunan dan kegiatan yang mesti dilakukan;
c. Pembangunan lingkungan terpadu melibatkan masyarakat secara aktif sekaligus
menempatkan masyarakat sebagai aktor/manajer pembangunan itu sendiri. Pelibatan
aktif masyarakat ini mampu menghemat biaya pembangunan baik dari segi
operasional dan segi manfaat. Dengan pelibatan aktif masyarakat biaya operasional
dalam merencanakan dan mengawasi proses pembangunan menjadi lebih hemat.
Pemanfaatan hasil pembangunan juga diharapkan meningkat dikarenakan kegiatan
pembangunan dirumuskan oleh komunitas lokal yang lebih memahami apa yang
mereka butuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri;
d. Seperti terlihat dari hasil-hasil yang dicapai, dapat dikatakan bahwa pembangunan
lingkungan terpadu mampu mencapai hasil pembangunan yang lebih baik dari yang
diharapkan semula. Melalui kegiatan ini jumlah rumah kumuh yang di rehabilitasi
lebih banyak dari rencana semula berkat peran aktif masyarakat (85 buah rumah
kumuh di rehabilitasi dari 50 buah rumuh yang direncanakan);
e. Kegiatan pembangunan lingkungan terpadu yang dilaksanakan lebih ditujukan untuk
meningkatkan kapabilitas masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka sendiri. Dengan kata lain pembangunan lingkungan terpadu menanggulangi
kemiskinan dari aspek kapabilitas. Pembangunan lingkungan terpadu ini merupakan
program pengentasan kemiskinan melalui aspek kapabilitas dengan memberikan
kesempatan kepada komunitas lokal melalui penyediaan akses kegiatan ekonomi,
pendidikan dan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lokal;
f. Upaya-upaya pengentasan kemiskinan juga memerlukan upaya pemeliharaan dan
penguatan modal sosial. Modal sosial amat diperlukan untuk meningkatkan persatuan
antar anggota komunitas lokal untuk memudahkan pencapaian tujuan bersama
komunitas.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bartle, Phil. 2007. Factors of Poverty. An Online Paper
Yuliar, Sony. 2007. “Pendekatan Teknologis dalam Pengentasan Kemiskinan”. Bahan
Kuliah Konstruksi Sosial-Teknologi : Teoridan Praxis. Program Magister Studi
Pembangunan – ITB.
24
LAMPIRAN
Action Plan Di Lingkungan Karang Rundun, Kelurahan Bertais , Kecamatan Sandubaya Kota Mataram
a. Bappeda Kota Mataram Koordinasi Program Pembangunan Lingkungan Terpadu : Rp. 41.345.000,-
b. Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram Jalan Akses menuju Spot : 0,88 km dengan alokasi DAU : Rp. 86.501.000,-
alokasi DAK : Rp. 865.010.000,- Jalan Lingkungan (paving block) : 0,544 km dengan alokasi DAU : Rp. 21.549.181,82
alokasi DAK : Rp. 55.050.909,09 Penyediaan Air Bersih (Sumur Bor 1 unit) dengan alokasi DAU : Rp. 246.725.000,- alokasi DAK : Rp. 211.725.000,-
c. Dinas Pertamanan Kota Mataram Pembuatan Tembok/Pagar Areal Pemakaman 52 m : Rp. 52.277.500,- Penerangan jalan umum (PJU) 3 unit : Rp. 2.100.000,-
d. Dinas Kesehatan Kota Mataram Pembangunan MCK panca warga 1 unit : Rp. 7.000.000,- Penataan lingkungan kumuh berbasis penyakit 1 unit : Rp. 1.500.000,- Penyuluhan, pengambilan sampel air dan pembinaan perumahan dan lingkungan dilakukan 1 kali/bulan.
e. Dinas Kebersihan Kota Mataram Pengadaan gerobak sampah 2 unit: : Rp. 3.550.000,-
f. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan Kota Mataram Penyerahan bantuan benih ikan karper dan nila sebanyak 2000 ekor Pemberian bantuan benih ikan nila dan karper sebanyak 10.000 ekor (Dinas Perikanan Provinsi NTB)
g. Dinas Koperindag Kota Mataram Pembinaan manajemen bagi kelompok ekonomi produktif.
h. Kantor Lingkungan Hidup Kota Mataram Pembangunan MCK Komunal
i. Bagian Kesra dan Bagian Perekonomian Setda Kota Mataram Pemberian bantuan disesuaikan dengan proposal yang masuk ke masing-masing bagian.
BAZDA Kota Mataram
Rehabilitasi rumah kumuh sebanyak : 82 unit Total anggaran : Rp. 270.000.000,-
Program Upgrading Plus
Drainase : 1.600 meter Jalan setapak (paving block) : 2.024 meter Lampu penerangan jalan umum : 25 unit MCK : 6 unit Pipanisasi : 1.866 meter Pengadaan tong sampah : 50 unit Pengadaan gerobak sampah : 5 unit Pengadaan container : 1 unit Total anggaran : Rp. 1.592.463.000,-
25
Action Plan Di Lingkungan Sembalun, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela Kota Mataram
NO
MASALAH PEMECAHAN LANGKAH LOKASI ALOKASI DANA
JADUAL
PELAKSAAN
1 Banyaknya sampah organik yang
dapat menurunkan derajad kesehatan lingkungan permukiman
Meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga kesehatan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya
1.Penyuluhan tentang Lingk
kesehatan Sembalun
2.Pemasangan himbauan
berupa poster/angket
tertulis
3. Pembuatan landasan kontainer 2.118.750 September 2008
4. Bantuan alat komposting 10 unit
2 WC/MCK masih kurang Meningkatkan jumlah WC 1.Membuat MCK komunal Lingk
MCK umum untuk masya sebanyak 3 buah Sembalun
rakat @ 3.000.000 RT I,II,III 9.000.000 September 2008
3 Peningkatan mutu anak usia dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar
Meningkatkan partisipasi peserta didik
1. Pembelian ATK bagi peserta Lingk
PAUD Sembalun 3.000.000 September 2008
2. Dana Abadi Pendidikan 15.335.670 September 2008
26
4 Belum adanya rumah/tempat
pertemuan Menyiapkan tempat/rumah pertemuan
1. Pembuatan rumah pertemuan Lingk
Sembalun
5.000.000 September 2008
5
Pemberdayaan remaja dan Karang Taruna
Meningkatkan peran serta remaja dan Karang Taruna 1. Pembuatan pakaian adat remaja Lingk
2.960.000 September 2008
2. Dana Lomba hari besar 1.250.000 September 2008
6 Banyak anak yatim Memberikan santunan bagi anak yatim
Santunan Pendidikan khusus bagi siswa miskin yatim piatu
Lingk
24 anak @ Rp. Rp. 75000 Sembalun 1.800.000 September 2008
7 Minimnya Sarana dan Menyediakan bantuan sarana dan prasarana bagi rumah ibadah
1. Perbaikan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk Masjid Nurul Jannah
Lingk 10.000.000 September 2008
prasarana rumah ibadah Sembalun
2. Pembelian kayu untuk musholla 5.000.000 September 2008
8 Belum adanya Pos Ronda Tersedinya Pos Ronda 1. Membangun Pos Ronda Lingk
2 unit Sembalun 5.735.580 September 2008
9 Banyaknya KK Miskin Meningkatkan tarap kehidupan 1. Penyediaan dana simpan pinjam Lingk
27
KK Miskin bagi warga miskin melalui unit Sembalun
LKM dan Koperasi
36.800.000 September 2008
10 Kurangnya penguatan kelembaganan
Penguatan kelembagan Lingkungan
1. Pembelian meubelir untuk lingkungan
Ling , RT I,II,III
2.000.000 September 2008
di tingkat lingkungan dan RT dan RT dan RT
JUMLAH 100.000.000
28
Dokumentasi Kegiatan di Lingkungan Sembalun
Kondisi Masjid sebelum perbaikan
Kondisi Masjid setelah perbaikan
Pakaian Adat untuk Kegiatan Karang Taruna
Pentaludan Saluran Air
29
Pembuatan Pos Informasi KB
Pembuatan Pos Malaria Desa
Dokumentasi Kegiatan di Lingkungan Karang Rundun
Rembug Warga Karang Rundun
Proses Penjaringan Aspirasi Masyarakat
30
Pembuatan Maket Lingkungan Terpadu
Penembokan Kuburan
Pelepasan Benih Ikan
Rehab Masjid
Kondisi Rumah Kumuh sebelum perbaikan
Kondisi Rumah Kumuh setelah perbaikan
31
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.This page will not be added after purchasing Win2PDF.