15
PENGERTIAN (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standarOHSAS 18001:2007. Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut : Filosofi (Mangkunegara) : Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Keilmuan : Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. OHSAS 18001:2007 : Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja. 5 KEWAJIBAN TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI TEMPAT KERJA Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12 dimana terdapat 5 (lima) Page 1 of 15

PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

PENGERTIAN (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standarOHSAS 18001:2007.

Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :

Filosofi (Mangkunegara) :Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.Keilmuan :Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.OHSAS 18001:2007 :Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

5 KEWAJIBAN TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI TEMPAT KERJA

Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12 dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja, antara lain :

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan kerja.

2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang

diwajibkan.

Page 1 of 13

Page 2: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan.

3 KEWAJIBAN PENGUSAHA (PENGURUS) TERHADAP PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 dimana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri  yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.

18 SYARAT-SYARAT PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI TEMPAT KERJA

Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerjatertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3. Di dalamnya terdapat 18 (delapan belas) syarat-syarat dasar keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya sebagai berikut :

Page 2 of 13

Page 3: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,

kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.9. Penerangan yang cukup dan sesuai.10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.11. Menyediakan ventilasi yang cukup.12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang,

tanaman & barang.15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan

barang17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang

resikonya bertambah tinggi.

PENGERTIAN (DEFINISI) INSIDEN, KECELAKAAN KERJA DAN NEARMISS

Dalam standar OHSAS 18001:2007 dijabarkan beberapa definisi (pengertian) mengenai Insiden, Kecelakaan Kerja dan juga Nearmiss (hampir celaka). Ketiga istilah di atas memiliki pengertian, arti dan definisi berbeda sebagaimana hal berikut di bawah :

Pengertian (Definisi) Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapatterjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat.

Pengertian (Definisi) Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Pengertian (Definisi) Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Pengertian (Definisi) Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera supaya (agar) tidak terjadi kecelakaan.

Page 3 of 13

Page 4: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

Kecelakaan Kerja

Nearmiss

PENGERTIAN (DEFINISI), CONTOH, PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Pengertian (definisi) Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.

Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : silicosis (karena paparan debu silica), asbestosis (karena paparan debu asbes), low back pain (karena pengangkutan manual), white finger syndrom (karena getaran mekanis pada alat kerja), dsb.

Beberapa faktor penyebab penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ;Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ;Psikologi (Stress, dsb).

Page 4 of 13

Page 5: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

Untuk mencegah penyakit akibat kerja dapat dilakukan berbagai upaya antara lain :

1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.3. Pelayanan Kesehatan.4. Penyedian Sarana dan Prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih

nyaman.

PENGERTIAN TEMPAT KERJA DALAM K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Pengertian (Definisi) Tempat Kerja dalam K3 secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber yaitu : Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja serta OHSAS 18001:2007 Occupational Health & Safety Management System.

Pengertian (Definisi) Tempat Kerja menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1970 ialah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci sebagai berikut :

1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam air maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran ataupun peledakan.

3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, ataupun bersuhu tinggi.

4. Dikerjakan pembangunan (konstruksi), perbaikan, perawatan, pembersihan ataupun pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan bawah tanah, dsb atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

5. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu ataupun hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.

6. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral lainnya baik di permukaan maupun di dalam bumi ataupun di dasar perairan.

7. Dilakukan pengangkutan barang, binatang ataupun manusia baik di darat, melalui terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.

8. Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, ataupun gudang.

Page 5 of 13

Page 6: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

9. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda ataupun pekerjaan lain di dalam air.

10. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah ataupun perairan.

11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.

12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara ataupun suhu udara yang tinggi ataupun rendah.

13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda, terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok, hanyut ataupun terlempar.

14. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataupun lubang.15. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan

sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian (yang berhubungan) dengan tempat kerja tersebut.

Sedangkan pengertian (definisi) tempat kerja menurut OHSAS 18001:2007 ialah lokasi manapun yang bekaitan dengan aktivitas kerja di bawah kendali organisasi (perusahaan).

PENGERTIAN (DEFINISI) API DAN KEBAKARAN

Segitiga ApiPengertian (Definisi) Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas dan cahaya. Ilustrasi unsur api dapat dilihat sebagaimana pada gambar segitiga api.

Sedangkan pengertian (definisi) Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan.

6 KELAS (KLASIFIKASI) KEBAKARAN MENURUT NFPA (NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION)

Page 6 of 13

Page 7: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

Kebakaran diklasifikan (dikelaskan) menurut sumber apinya. Klasifikasi (kelas) kebakaran yang secara umum dirujuk secara Internasional ialah klasifikasi  (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association)Amerika. Riwayat paling akhir, NFPA membagi klasifikasi (kelas) kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.

Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam efektif menurut sumber api / kebakaran, juga berguna untuk menentukan aman tidaknya jenis media pemadam tertentu untuk memadamkan kelas kebakaran tertentu berdasarkan sumber api/kebakarannya. Tabel di bawah memberikan penjelasan singkat mengenai klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA beserta media pemadam efektif dan aman digunakanmemadamkan kebakaran berdasarkan kelas kebakaran masing-masing.

KELAS KEBAKARAN PEMADAM

Padat Non Logam

Kertas, Kain, Plastik, Kayu

Air, Uap Air, Pasir, Busa, CO2, Serbuk Kimia Kering, Cairan Kimia

Gas/Uap/Cairan

Metana, Amoniak, Solar

CO2, Serbuk Kimia Kering, Busa

Listrik

Arus Pendek

CO2, Serbuk Kimia Kering, Uap Air

Logam

Aluminium, Tembaga, Besi, Baja

Serbuk Kimia sodium Klorida, Grafit

Radioaktif

Bahan-Bahan Radioaktif <Belum Diketahui Secara Spesifik>

Page 7 of 13

Page 8: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

Bahan Masakan

Lemak dan Minyak Masakan

Cairan Kimia, CO2

5 CARA (METODE) MEMADAMKAN API / KEBAKARAN

Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu diantaranya ialah dengan metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan dan pemutusan. Masing-masing penjelasannya antara lain :

1. Pendinginano Menghilangkan unsur panas.o Menggunakan media bahan dasar air.

2. Isolasio Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2

menyalakan api.o Menggunakan media serbuk ataupun busa.

3. Dilusio Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.o Menggunakan media gas CO2.

4. Pemisahan Bahan Mudah Terbakaro Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.o Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.

5. Pemutusan Rantai Reaksio Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk

mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.o Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang

karena menimbulkan efek rumah kaca).

SYARAT PENEMPATAN DAN PEMASANGAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) / TABUNG PEMADAM

Penempatan Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) diatur melalui Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Persyaratan tersebut antara lain :

1. Mudah dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan APAR / Tabung Pemadam.

Page 8 of 13

Page 9: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

2. Tinggi pemberian tanda pemasangan ialah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok APAR bersangkutan (jarak minimal APAR / Tabung Pemadam dengan laintai minimal 15 cm).

3. Jarak penempatan APAR / Tabung Pemadam satu dengan lainnya ialah 15 meter atau ditentukan lain oleh  pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.

4. Semua Tabung Pemadam / APAR sebaiknya berwarna merah.

Syarat Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam :

1. Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.2. Ukuran tiap sisi 35 cm.3. Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.4. Tinggi Tanda Panah 7.5 cm berwarna putih.

Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam

Syarat Pemasangan Tanda APAR / Tabung Pemadam pada kolom (tiang) bangunan :

Page 9 of 13

Page 10: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam Pada Kolom (Tiang) Bangunan

4 TAHAP - TAHAP KEBAKARANKejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk menghindari kerugian yang dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat terjadinya (tahap-tahap) kebakaran.

Tahap-tahap kebakaran tersebut antara lain :

1. Tahap Kebakaran Munculo Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar).o Dapat padam dengan sendirinya apabila api tidak dapat mencapai tahap

kebakaran selanjutnya.o Menentukan tindakan pemadaman atau untuk menyelamatkan diri.

2. Tahap Kebakaran Tumbuho Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.o Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di

sekitar api karena panas tinggi).o Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun kematian bagi

petugas pemadam.3. Tahap Kebakaran Puncak

o Semua bahan mudah terbakar menyala secara keseluruhan.o Nyala api paling panas dan yang paling berbahaya bagi siapa saja yang

terperangkap di dalamnya.4. Tahap Kebakaran Reda (Padam)

o Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama di antara tahap-tahap kebakaran lainnya.

o Penurunan kadar O2 (oksigen) atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya api (kebakaran).

o Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru secara.

Page 10 of 13

Page 11: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

o Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).

Gambar di bawah mengilustrasikan tahap-tahap kebakaran dari muncul api sampai kebakaran reda (padam) :

Tahap - Tahap Kebakaran

JENIS-JENIS APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) / TABUNG PEMADAM

Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) diklasifikasikan menurut beberapa kategori, antara lain menurut Kelas Kebakaran, Media Pemadam, Konstruksi, Peletakan (Penempatan) serta menurut Kapasitasnya.

Tabel di bawah menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis-jenis APAR / Tabung Pemadam :

KATEGORI JENIS APARKelas Kebakaran

1. APAR A (Kebakaran Padat Non-Logam).2. APAR B (Kebakaran Gas/Uap/Cairan Mudah Terbakar).3. APAR C (Kebakaran Listrik).

Page 11 of 13

Page 12: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

4. APAR D (Kebakaran Logam).5. APAR K (Kebakaran Bahan Masakan).6. APAR Kombinasi (ABC;AB;BC;BK).

Media Pemadam

1. APAR Air.2. APAR Uap Air.3. APAR Busa.4. APAR Serbuk Kimia Kering.5. APAR Cairan Kimia.6. APAR Gas CO2.7. APAR Halon (sekarang dilarang karena efek rumah kaca)

Konstruksi

1. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung APAR untuk mengeluarkan isi tabung APAR).

2. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan tabung APAR).

Penempatan1. APAR Gantung.2. APAR Troli (Roda Dorong) untuk APAR kapasitas besar.

Kapasitas1. APAR 0.6 kg s.d. APAR 90 kg

TATA CARA PENGGUNAAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) / TABUNG PEMADAM

Page 12 of 13

Page 13: PENGERTIAN DEFINISI K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx

Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (Definisi) APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran (berdasarkan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Dan berikut ialah tata cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam :

1. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.2. Arahkan selang ke titik pusat api.3. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.4. Sapukan secara merata sampai api padam.

Yang perlu diperhatikan :

1. Perhatikan arah angin (usahakan searah dengan arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif mengarah ke pusat api.

2. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan klasifikasi sumber kebakaran.

Page 13 of 13