Upload
ceritakami
View
399
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
evalluasi pembelajaran
Citation preview
Pengertian Evaluasi PembelajaranDavies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk memberikan atau
menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
maupun objek (Davies, 1981:3). Menurut Wand dan Brown, evaluasi merupakan suatu proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu (dalam Nurkancana, 1986:1).
Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi dengan batasan sebagai proses memberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu ( Sudjana,
1990:3). Dengan berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara
umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru maupun
dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasi merupakan suatu
proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang baik.
Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana efisiensi proses
pembelajaran yang dilaksanakan dan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Erman (2003:2) menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang
dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu.
Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah
tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan
motivasi), dan psikomotor (ketrampilan, gerak, dan tindakan). Tampilan tersebut dapat
dievaluasi secara lisan, tertulis, mapupun perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi di sini
adalah menentukan apakah tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah
dirumuskan atau belum.
Apabila lebih lanjut kita kaji pengertian evaluasi dalam pembelajaran, maka akan
diperoleh pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pengertian evaluasi secara umum.
Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang
dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran
yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan
ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian
yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran
secara kualitatif.
Beranda Buku Tamu Downloads Kontak
Guru PKn Belajar MenulisRSS Entri | Komentar RSS
KTSP, RPP, Silabus
SD/MI SMP/Mts SMA/SMK/MA
Arsip
Tulisan Terakhiro E-Book Versi Cetak dijual Lebih Murah di Pasaran o Metode Pembelajaran Inquiry o KTSP Membuat Guru Kreatif o KTSP Menuju Kurikulum “Less Is More” o SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN BERKEMBANG
Top Clickso ebook.depdiknas.go.id/?to…
Top Postso SILABUS, RPP, KTSP SMP / MTs o SILABUS, RPP, KTSP SMA / MA o Silabus KTSP SD / MI o PENGERTIAN-PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA o KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Cari
Januari 2008
S S R K J S M
« Des Feb »
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
Page Rank
Evaluasi Pembelajaran Posted on Januari 17, 2008 by kiranawati
A.Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Sesungguhnya, dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni
pengukuran, assessment dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.
Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan
penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalahsebagai berikut:
1).tujuan pengukuran,
2).ada objek ukur,
3).alat ukur, (
4).proses pengukuran,
5).hasil pengukuran kuantitatif.
Sementara, pengertian asesmen (assessment) adalah kegiatan mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak
sampai ke taraf pengambilan keputusan. Sedangkan evaluasi secara etimologi berasal dari
bahasa Inggeris evaluation yang bertarti value, yang secara secara harfiah dapat diartikan
sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat
dikemukakan, yakni:
a).Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b).Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan
atas tujuan yang jelas.
c).Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasilpengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa
perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam hal jawaban terhadap
pertanyaan “what value” untuk evaluasi dan “how much” untuk pengukuran. Adapun
asesmen berada di antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum
melakukan asesmen ataupun evaluasi lebih dahulu dilakukan pengukuran
Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara
teoretik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk
membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya
diawali dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta pembandingan (assessment).
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guruakan mengetahui perkembangan
hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa
atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri
dari:
(1)perencanaan,
(2)pengumpulan data,
(3)verifikasi data,
(4)analisis data, dan
(5)interpretasi data.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar
(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus
mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan
atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat
dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai
A.Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara
lain sebagai berikut:
1).Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu.
2).Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3).Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4).Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka
perbaikan.
Selain fungsi di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik,guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah:a).Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu
menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria
tertentu.
b).Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan
agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang
pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
c).Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan
belajar tersebut.
B.Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan,
dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di
bawah kewenangan guru di kelas. PBK mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil
belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan
telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. Bila selama
dekade terakhir ini keberhasilan belajar siswa hanya ditentukan oleh nilai ujian akhir
(EBTANAS/UAN), maka dengan diberlakukannya PBK hal itu tidak terjadi lagi. Naik atau tidak
naik dan lulus atau tidak lulus siswa sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru (sekolah)
berdasarkan kemajuan proses dan hasil belajar siswa di sekolah bersangkutan. Dalam hal ini
kewenangan guru menjadi sangat luas dan menentukan. Karenanya, peningkatan
kemampuan profesional dan integritas moral guru dalam PBK merupakan suatu
keniscayaan, agar terhindar dari upaya manipulasi nilai siswa.
PBK menggunakan arti penilaian sebagai “assessment”, yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa
pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Data atau informasi dari
penilaian di kelas ini merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan suatu program pendidikan. PBK merupakan bagian dari evaluasi pendidikan
karena lingkup evaluasi pendidikan secara umum jauh lebih luas dibandingkan PBK.
(Lihat gambar 2).
Gambar 8.1: PBK sebagai bagian dari evaluasi
PBK mencakup kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar
siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi
tersebut. Pengumpulan informasi dalam PBK dapat dilakukan dalam suasana resmi
maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus atau tidak,
misalnya untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi
dalam seluruh kegiatan pembelajaran (di awal, tengah, dan akhir). Di sekolah sering
digunakan istilah tes untuk kegiatan PBK dengan alasan kepraktisan, karena tes sebagai
alat ukur sangat praktis digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam kaitannya dengan
tujuan yang telah ditentukan, terutama aspek kognitif.
Bila informasi tentang hasil belajar siswa telah terkumpul dalam jumlah yang
memadai, maka guru perlu membuat keputusan terhadap prestasi siswa:
1).Apakah siswa telah mencapai kompetensi seperti yang telah ditetapkan?
2).Apakah siswa telah memenuhi syarat untuk maju ke tingkat lebih lanjut?
3).Apakah siswa harus mengulang bagian-bagian tertentu?
4).Apakah siswa perlu memperoleh cara lain sebagai pendalaman (remedial)?
5).Apakah siswa perlu menerima pengayaan (enrichment)?
6).Apakah perbaikan dan pendalaman program atau kegiatan pembelajaran, pemilihan
bahan ajar atau buku ajar, dan penyusunan silabus telah memadai?
Pada pelaksanaan PBK, peranan guru sangat penting dalam menentukan ketepatan
jenis penilaian untuk menilai keberhasilan atau kegagalan siswa. Jenis penilaian yang dibuat
oleh guru harus memenuhi standar validitas dan reliabilitas, agar hasil yang dicapai sesuai
dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, kompetensi profesional bagi guru merupakan
persyaratan penting. PBK yang dilaksanakan oleh guru, harus memberikan makna signifikan
bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya, dan bagi siswa secara individu pada
khususnya, agar perkembangan prestasi siswa dari waktu ke waktu dapat diamati
(observable) dan terukur (measurable). Di samping itu, dengan dilaksanakannya PBK
diharapkan dapat:
a).Memberikan umpan balik bagi siswa mengenai kemampuan dan kekurangannya,
sehingga menumbuhkan motivasi untuk memperbaiki prestasi belajar pada waktu
berikutnya;
b).Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa, sehingga memungkinkan
dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai
dengan perkembangan, kemajuan dan kemampuannya;
c).Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di
kelas apabila terjadi hambatan dalam proses pembelajaran;
d).Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan, walaupun dengan
kecepatan belajar yang berbeda-beda antara masing-masing individu;
Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang efektivitas
pendanaan, sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan
secara serius dan konsekwen.
Prinsip-prinsip PBK
Sebagai bagian dari kurikulum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan komponen yang ada di dalamnya. Namun demikian,
guru mempunyai posisi sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan kegiatan
penilaian. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaianharus memperhatikan prinsip-prinsip
berikut:
1).Valid
PBK harus mengukur obyek yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis alat
ukur yang tepat atau sahih (valid). Artinya, ada kesesuaian antara alat ukur dengan
fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan
yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data yang masuk salah sehingga kesimpulan
yang ditarik juga besar kemungkinan menjadi salah.
2).Mendidik
PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, PBK harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk
memotivasi siswa yang berhasil (positive reinforcement) dan sebagai pemicu semangat
untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil (negative reinforcement),
sehingga keberhasilan dan kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian.
3).Berorientasi pada kompetensi
PBK harus menilai pencapaian kompetensi siswa yang meliputi seperangkat
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan/nilai yang terefleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran-ukuran keberhasilan
pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
4).Adil dan obyektif
PBK harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektivitas siswa, tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan berbagai hal yang memberikan
kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam penilaian, dapat
menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa, karena merasa dianaktirikan.
5).Terbuka
PBK hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan (stakeholders) baik
langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi
yang dapat merugikan semua pihak.
6).Berkesinambungan
PBK harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu,
untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan siswa, sehingga kegiatan dan
unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui penilaian.
7).Menyeluruh
PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai
bukti hasil belajar siswa yang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.
8).Bermakna
PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu, PBK
hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang
prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan
tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Selain harus memenuhi prinsip-prinsip umum penilaian, pelaksanaan PBK juga harus
memegang prinsip-prinsip khusus sebagai berikut:
Apapun jenis penilaiannya, harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuan yang dimilikinya; Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur PBK dan pencatatan secara tepat prestasi yang dicapai siswa.
Keunggulan PBK
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Penilaian ini dilaksanakan oleh guru secara variatif dan terpadu dengan
kegiatan pembelajaran di kelas, oleh karena itu disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK
dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan
(proyek), kinerja/penampilan (performance), dan tes tertulis (paper and pencil). Guru
menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi
siswa.Karenanya, PBK dapat dikatakan sebagai bentuk penilaian yang paling komprehensip.
Harus disadari oleh semua pihak, bahwa sesungguhnya guru itulah yang paling mengetahui
kemampuan atau kemajuan belajar siswa, bukan kepala sekolah, pengawas, apalagi pejabat
struktural di Departemen atau Dinas Pendidikan. Sebab, gurulah yang sehari-hari
berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa di dalam kelas dan di lingkungan sekolah.
Dengan demikian, PBK yang memberi kewenangan sangat leluasa kepada guru untuk
menilai siswa merupakan suatu keunggulan agar diperoleh hasil belajar yang akurat sesuai
dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Selain itu, di dalam PBK guru tentu tidak dapat
menilai sekehendak hatinya, melainkan harus menyampaikan secara terbuka kepada siswa
untuk menyepakati bersama kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dan standar nilai
yang diberikan oleh guru.
Pelaksanaan PBK
Penilaian dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kompetensi sebagaimana
yang tercantum dalam KBM setiap mata pelajaran. Di samping mengukur hasil belajar siswa
sesuai dengan ketentuan kompetensi setiap mata pelajaran masing-masing kelas dalam
kurikulum nasional, penilaian juga dilakukan untuk mengetahui kedudukan atau posisi siswa
dalam 8 level kompetensi yang ditetapkan secara nasional.
Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah yaitu: pengetahuan
(koknitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) Ketiga ranah ini sebaikanya dinilai
proposional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan. Sebagai contoh pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Quran, Aqidah-Akhlaq, fiqh, dan tarikh)
penilaiannya harus menyeluruh pada segenap aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik,dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa serta bobot setiap
aspek dari setiap materi. Misalnya kognitif meliputi seluruh mata pelajaran, aspek afektif
sangat dominan pada materi pembelajaran akhlak, PPkn, seni. Aspek psikomotorik sangat
dominan pada mata pelajaran fiqh, membaca Al Quran, olahraga, dan sejenisnya. Begitu
juga halnya dengan mata pelajaran yang lain, pada dasarnya ketiga aspek tersebut harus
dinilai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah prinsip kontinuitas, yaitu guru
secara terus menerus mengikuti pertumbuhan, perkembangan dan perubahan siswa.
Penilaiannya tidak saja merupakan kegiatan tes formal, melainkan juga:
1).Perhatian terhadap siswa ketika duduk, berbicara, dan bersikap pada waktu belajar atau
berkomunikasi dengan guru dan sesama teman;
2).Pengamatan ketika siswa berada di ruang kelas, di tempat ibadah dan ketika mereka
bermain;
3).Mengamati siswa membaca Al-Qur an dengan tartil (pada setiap awal jam pelajaran
selama 5 – 10 menit)
Dari berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat secara tertulis terutama tentang
perilaku yang ekstrim/menonjol atau kelainan pertumbuhan yang kemudian harus diikuti
dengan langkah bimbingan. Penilaian terhadap pengamatan dapat digunakan observasi,
wawancara, angket, kuesioner, sekala sikap dan catatan anekdot (anecdotal record).
A.Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Untuk keperluan evaluasi diperlukan alat evaluasi yang bermacam-macam, seperti
kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari sekian banyak alat evaluasi,
secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan nontes. Khusus untuk
evaluasi hasil pembelajaran alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes. Oleh
karena itu, pembahasan evaluasi hasil pembelajaran dengan lebih menekankan pada
pemberian nilai terhadap skor hasil tes, juga secara khusus akan membahas pengembangan
tes untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes sebagai alat evaluasi.
1).Teknik Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinyapiring untuk
menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat ukur yang
berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada
pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka
tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang
diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap
keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang.
Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara
meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu.Dengan demikian berarti sudah dapat dipastikan akan mampu memberikan
informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik berupa psikis
maupun tingkah lakunya, sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan orang
lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian
yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau
sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa
tersebut. Prestasi atau tingkah laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan
intruksional pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah
diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula menunjukkan kedudukan siswa yang
bersangkutan dalam kelompoknya.
Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes
minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:
a).Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat
pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.
b).Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang
penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Fungsi (a) lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran,
sedang fungsi (b) lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan belajar masing-masing
individu peserta tes.
2).TesMenurut Tujuannya
Dilihat dari segi tujuannya dalam bidang pendidikan, tes dapat dibagi menjadi:
a).Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal kecepatan berpikir
atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan
pemahaman dalam mata pelajaan yang telah dipelajarinya. Waktu yang disediakan
untuk menjawab atau menyelesaikan seluruh materi tes ini relatif singkat dibandingkan
dengan tes lainnya, sebab yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat
mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat
penyelesaiannya.Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya tes intelegensi,
dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu alat.
b).Tes Kemampuan (Power Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan
kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu
yang disediakan. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun
psikomotorik. Soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan
pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala
kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.
c).Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan.
Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester
(sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu. Makalah ini akan lebih banyak
memberikan penekanan pada tes hasil belajar ini.
d).Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)
Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes untuk mengetahui
kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran.
Untuk mengetahui kondisi awal testi digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan
post-tes.
e).Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis atau mengidentifikasi
kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kesukaran belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesukaran atau kesulitan
belajar tersebut.
f).Tes Formatif
Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pembelajaran
tertentu.
g).Tes Sumatif
Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah. Dengan demikian tes sumatif
berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam sekumpulan
materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari.
3).Bentuk Tes Dilihat dari jawaban siswa yang dituntut dalam menjawab atau memecahkan
persoalan yang dihadapinya, maka tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis :
a).Tes lisan (oral test)
b).Tes tertulis (written test)
c).Tes tindakan atau perbuatan (performance test)
Penggunaan setiap jenis tes tersebut seyogyanya disesuaikan dengan kawasan
(domain) perilaku siswa yang hendak diukur. Misalnya tes tertulis atau tes lisan dapat
digunakan untuk mengukur kawasan kognitif, sedangkan kawasan psikomotorik cocok dan
tepat apabila diukur dengan tes tindakan, dan kawasan afektif biasanya diukur dengan skala
perilaku, seperti skala sikap.
1. Bentuk Soal Pilihan Ganda
Keunggulan dari bentuk soal pilihan ganda ini, antara lain adalah sebagai berikut:
a).Pensekoran mudah, cepat, serta objektif
b).Dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas
c).Mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi.
Sementara, selain memilliki keunggulan, soal pilihan ganda juga memiliki kelemahan,
antara lain adalah sebagai berikut:
a).Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama
b).Memberi peluang siswa untuk menebak jawaban
c).Kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa.
2. Bentuk Soal Uraian
Keunggulan dari bentuk soal uraian ini, antara lain adalah sebagai berikut:
a).dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran,
b).menganalisis masalah, dan mengemukakan gagasan secara rinci
c).relatif mudah dan cepat menuliskan soalnya
d).mengurangi faktor menebak dalam menjawab
Sementara, selain memiliki keunggulan, soal uraian juga memiliki kelemahan, antara
lain adalah sebagai berikut:
a).jumlah materi (PB/SPB) yang dapat diungkap terbatas
b).Pengoreksian/scoring lebih sukar dan subjektif
c).tingkat reliabilitas soal relaitf lebih rendah
4).Ciri-ciri Tes yang BaikSebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi
kriteria, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis
a).Validitas
Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-alat evaluasi.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggiapabila tes itu tersebut betul-betul
dapat mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingatan atau kemampuan
bahasa saja misalnya.
Untuk lebih mendukung memahami pengertian tersebut selanjutnya akan diuraikan
beberapa macam kriteria validitas, yaitu:
1).Content validity (validitas isi)
Pengujian jenis validitas ini dilakukan secara logis dan rasional karena itu disebut juga
rational validity atau logical validity.Batasan content validity ini menggambarkan sejauh
mana tes mampu mengukur materi pelajaran yang telah diberikan secara representatif
dan sejauh mana pula tes dapat mengukur sampel yang representatif dari perubahan-
perubahan perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Dengan demikian suatu tes
hasil belajar disebut memiliki validitas tinggi secara content, bila tes tersebut sudah
dapat mengukur sampel yang representatif dari materi pelajaran (subject matter) yang
diberikan, dan perubahan-perubahan perilaku (behavioral changes) yang diharapkan
terjadi pada diri siswa. Misalnya apabila kita ingin memberikan tes bahasa inggris untuk
kelas II, maka item-itemnya harus diambil dari bahan pelajaran kelas II. Kalau diambilnya
dari kelas III maka tes itu tidak valid lagi.
2).Predictive validity (validitas ramalan)
Validitas ramalan artinya ketepatan (kejituan) suatu alat pengukur ditunjau dari
kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian. Suatu
tes hasilbelajar dapat dikatakan mempunyai validitas ramlan yang tinggi, apabila hasil
yang dicapai siswa dalam tes tersebut betul-betul meramalakan sukses tidaknya siswa
tersebut dakam pelajaran-pelajaran yang akan datang. Cara yang digunakan untuk
mengukur tinggi rendahnya validitas ramalan ialah dengan mencari korelasi antara nilai-
nilsi yang dicapai oleh anak-anak dalam tes tersebut dengan nilai-nilai yang dicapai
kemudian.
3).Concurent validity (Validitas bandingan)
Kejituan suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telahdimilikisaat kini
secara riil. Cara yang digunakan untuk menilai validitas bandingan ialah dengan jalan
mengkorelasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan hasil-hasil yang
dicapai dalam tes yang sejenis yang telah diketahui mempunyai validitas yang tinggi
(misalnya tes standar).
4).Construct Validity (validitas konstruk/susunan teori)
Yaitu ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Misalnya kalau kita ingin
memberikan tes kecakapan ilmu pasti, kita harus membuat soal yang ringkas dan jelas
yang benar-benar akan mengukur kecakapan ilmu pasti, bukan mengukur kemampuan
bahasa karena soal itu ditulis secara berkepanjangan dengan bahasa yang sulit
dimengerti.
b).Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Reliabilitas suatu
tes menunjukan atau merupakan sederajat ketetapan, keterandalan atau kemantapan (the
level of consistency) tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data (skor) yang dicapai
seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada kesempatan (waktu) yang
berbeda., atau dengan tes yang pararel (eukivalen) pada waktu yang sama. Atau dengan
kata lain sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan
ketetapan, keajegan, atau konsisten. Artinya, jika kepada para siswa diberikan tes yang
sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(ranking) yang sama dalam kelompoknya. Contoh
Waktu tes
Nama siswa
Pengetesan
pertama
Pengetesan
Kedua
Ranking
Andi 6 7 3.a
Budi 5.5 6.6 4
Cici 8 9 1
Didi 5 6 5
Evi 6 7 3.b
Fifi 7 8 2
Ada beberapa cara untuk mencari reliabilitas suatu tes, antara lain :
1).Teknik Berulang
Tehnik ini adalahdengan memberikan tes tersebut kepada sekelompok anak-anak dalam
dua kesempatan yang berlainan. misalnya suatu tes diberikan pada kepada group A.
selang 3 hari atau seminggu tes tes tersebut diberikan lagi kepada group A dengan
syarat-syarat tertentu.
2).TeknikBentuk Paralel
Teknik ini dipergunakan dua buah tes yang sejenis (tetapi tidak identik), mengenai
isinya; proses mental yang diukur, tingkat kesukaran jumlah item dan aspek-aspek lain.
3).Teknik belah dua
Ada dua prosedur yang dapat digunakan dalam tes belah dua ini yaitu :
Prosedur ganjil-genap, artinya seluruh item yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi
satu kelompok dan yang bernomor genap menjadi kelompok yang lain.
Prosedur secara random, misalnya dengan jalan lotre, atau dengan jalan menggunakan
tabel bilangan random.
a).Objektivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak
ada faktor subyektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila
dikaitkan dengan reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring,
sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. Ada dua faktor yang
mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian.
b).Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat
praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:
1).Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap
mudah oleh siswa.
2).Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun
pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah
dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
3).Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawali oleh
orang lain
c).Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak danwaktu yang lama, baik
untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya.
Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteriates tersebut, sewajarnya dapat
dihasilkan alat tes (sosal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
1).Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan
2).Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan
3).Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul belajar
dengan rajin
4).Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). harus ada patokan; tugas ditulis konkret.
Apa yang harus diminta; harus dijawab berapa lengkap
5).Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan
6).Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak
selalu perlu.
1).Teknik Nontes
Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi siswa pada ranah afektif dan
psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan asfek kognitif. Ada
beberapa macam teknik nontes, yakni: pengamatan (observation), wawancara (interview),
kuesioner/angket (questionanaire), dan analisis dokumen yang bersifat unobtrusive.
a. Observasi
Contoh Pedoman Observasi
Mata Pelajaran: Biologi
Konsep/Subkonsep: 1.1 Vegetatif Buatan
1.1.1. Mencangkok
Kelas: IMA
Hari/tanggal: Ahad, 11 September 2004
Jampel ke-: 1
Nama Siswa: Ali
NO KEGIATAN/ASPEK YANG DINILAI NILAI KET
1 Langkah persiapan (penyiapan alat dan bahan)
….
2 Cara mengelupas kulit bagian luar ….
3 Cara mengelupas kulit bagian dalam ….
4 Cara membersihkan getah/lendir ….
5 Cara menaburkan tanah ….
6 Cara membungkus dan mengikat ….
Jumlah ….
Rata-rata ….
Catatan: >> Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 – 10atau A, B, C, D
Contoh observasi dengan check-list
Mengungkap perilaku/sikap siswa dalam mengikuti pelajaran Biologi
Nama Siswa: Ali
Kelas: II
NoKegiatan/
Aspek yang dinilai
SL
selalu
Sr
sering
Kd
kadang
TP
tdkprnh
1 Hadir tepat waktu V
2 Rapi dalam berpakaian V
3 Hormat kepada guru V
4 Suka mengganggu teman
V
5 Mngerjakan PR di sekolah
V
Rekap Penilaian
b. Wawancara(Interview)
Contoh Pedoman Wawancara
1. Wawancara Terbimbing (guided interview)
Nama Siswa:
Kelas:
Hari/ Tangal:
Pokok Pembicaraan:
Mengungkap kebiasaan di rumah dan penggunaan waktu luang siswa
1. Apa yang kamu lakukan sepulang sekolah sampai menjelang tidur? 2. Apakah kamu suka olahraga, jenis olahraga apa? Adakah jadwal khusus untuk
olahraga?3. Dalam sepekan berapa kali kamu belajar kelompok? Mata pelajaran apa yang paling
sering dibahas bersama?4. Adakah kelompok belajar di tempat tinggalmu? Bagaimana peran kamu dalam
kelompok tersebut?5. Kapan dan bagaimana cara kamu belajar di rumah?
2. Wawancara bebas (unguided interview)
Nama Siswa:
Kelas:
Hari/Tgl:
Pokok Pembicaraan:
Mengungkap tanggapan siswa terhadap kebijakan kepala madrasah tentang Kegiatan
Tadabur Alam
(siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dikembangkan lebih jauh atas dasar jawaban sebelumnya, sampai diperoleh kesimpulan yang jelas atau dibatasi waktu)
c. Kuesioner (Questionaire)
Contoh penggunaan kuesioner
Nama Siswa:
1. Pada waktu melihat sampah bertebaran di jalan, saya berusaha untuk membuang ke tempat sampah:
a.sangat sering
b.sering
c.kadang-kadang
d.jarang
e.tidak pernah
1. Saya mengerjakan PR setelah teman-teman mengerjakan:
a.selalu
b.sering
c.kadang-kadang
d.jarang
e.tidak pernah
1. Adam berkata kepada temannya: “Kalau tidak ada PR kita tidak perlu belajar”. Terhadap pernyataan Adam tersebut, saya:
a. sangat setuju
b. setuju
c. ragu-ragu
d. tidak setuju
e. sangat tidak setuju
A.Ringkasan
Atas dasar pemaparan dan pembahasan tentang evaluasi pembelajaran di atas, maka dapat
disimpulkan beberapa kajian dan pembahasan yang esensial dari bab ini, yakni sebagai
berikut:
1).Dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang digunakan, yakni pengukuran,
assessment dan evaluasi
2).Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guruakan mengetahui perkembangan
hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian
siswa atau peserta didik
3).Evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain (a) untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, (b) untuk
mengetahui efektivitas metode pembelajaran yang digunakan, (c) untuk mengetahui
kedudukan siswa dalam kelompoknya, dan (d) untuk memperoleh masukan atau umpan
balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
4).Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di
bawah kewenangan guru di kelas
5).Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat
evaluasi, antara lain, kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari sekian
banyak alat evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes
dan nontes
B.Pertanyaan Diskusi
Untuk mengkaji lebih lanjut terkait dengan pembahasan tentang evaluasi pembelajaran ini,
maka ada beberapa hal yang bisa didiskusikan di kelas, yakni sebagai berikut:
Diskusikan dengan teman-teman Anda di kelas!
1).Apa yang dimaksud dengan evaluasi, assesmen dan pengukuran dalam konteks
penilaian pembelajaran?
2).Apakah tujuan diberlakukannya evaluasi dalam pembelajaran?
3).Apa yang dimaksud dengan Penilaian Berbasis Kelas?
4).Bagaimana teknis pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas?
5).Bagiamanakah tahapan-tahapan pelaksanaan evaluasi dalam proses
pembelajaran
Jelaskan model tes yang digunakan dalam proses pembelajaran
DIarsipkan di bawah: Pembelajaran
« KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF »
14 Tanggapan - tanggapan
1.
Henri, di/pada Januari 23, 2008 pada 7:37 am Dikatakan: r
bagaimana kalau setelah artikel ini …tayangkan juga artikel tentang 1. bagaimana memulai pelajaran yang menarik2. bagaimana meningkatkan kedisiplinan siswa dalam setting kelas active learning
thank you
Balas
2.
punky, di/pada Juli 3, 2008 pada 4:45 pm Dikatakan: r
thnkz bgt artikelnya……
Balas
3.
Arsyad, di/pada Agustus 15, 2008 pada 4:55 pm Dikatakan: r
Mohon penjelasan apakah istilah formatif dan sumatif itu adalah istilah untuk tes atau istilah untuk evaluasi.thanks
Balas
4.
maz freddy, di/pada Oktober 14, 2008 pada 8:41 pm Dikatakan: r
bagaimana agar guru bterhindar dari subjektivitas pada waktu memeriksa soal uraian?
Balas
5.
Antonius, S,Pd.smpn 2 Ngabang. Landak, di/pada Oktober 16, 2008 pada 1:12 am Dikatakan: r
terima kasih atas penjelasannya dan saya mulai paham dengan jawaban ( solusi yang diberikan)tersebut ,…tolong bu kalau bisa kirimkan contoh format penulisan soal pilihan ganda : kisi-kisi, skl, kartu soal, analisis soal, atas bantuannya terima kasih.
Balas
6.
leony trisnawati, di/pada Oktober 28, 2008 pada 11:28 am Dikatakan: r
tq,dengan adanya penjelasan mengenai evaluasi pkn amat membantu sya dalam mengerjakan tugas-tugas kampus
Balas
7.
aii, di/pada Desember 26, 2008 pada 1:35 pm Dikatakan: r
wahh,,,, lengkap bgt,,,krennn bgt artikel nya,,sangat berguna bagi dunia pendidikanjuga bagi tugas makalah saya,,
thank’s,,,,
Balas
8.
mas wiyanto, di/pada Februari 5, 2009 pada 11:33 pm Dikatakan: r
how………….. the most very and very amat sangat bagus artikelnya.and sangat membantu banget dalam dunia pendidikan. semangat, selamat and suskses terus untuk menciptakan dunia pendidikan yang baik.
Balas
9.
Jher, di/pada Maret 5, 2009 pada 2:39 pm Dikatakan: r
Than’s bangat ya? salam knal aj n goog luck for u
Balas
10.
eka wahyuni, di/pada April 23, 2009 pada 5:06 pm Dikatakan: r
bolehkan tulisan ini saya copy buat tugas kuliah
Balas
11.
risamiani, di/pada September 30, 2009 pada 2:36 pm Dikatakan: r
duwh ngbantu pisan,,,.syukron bgt ya!!!!
Balas
12.
Menjadi Lebih Baik Usai Ramadhan « SMPN 2 Pagerwojo, di/pada Oktober 8, 2009 pada 10:17 pm Dikatakan: r
[...] Demikian kurang lebihnya catatan-catatan tentang evaluasi yang dapat disimpulkan. Catatan lebih lengkapnya dapat Anda baca di sini [...]
Balas
13.
arie_FIK Yogyakarta, di/pada Oktober 13, 2009 pada 9:29 am Dikatakan: r
tks for your blog is very importent for me, bye
Balas
14.
YERI SANTIKA PUTRA, di/pada November 30, 2009 pada 7:20 pm Dikatakan: r
SUDAH CUKUP BANYAK CATATAN EVALUASINYA HARUS LEBIH DI TAMBAH
Balas
Tinggalkan Balasan
Nama (wajib)
E-mail (tidak akan dipublikasikan) (wajib)
Situs web
Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.
Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel.
Hari ini
Kirim Komentar 121 0
1271762028
comment-form-blo
Lagi Baca
Dikunjungio 1,810,541 hits
Komentar Terakhir
opek on SILABUS, RPP, KTSP SMA / …
nova on Model Pembelajaran ARIAS
haryanto on Silabus KTSP SD / MI
nyim-nyim on Metode Diskusi
ZENAL ARDANI on PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN…
copiyan on SILABUS, RPP, KTSP SMA / …
warda on SILABUS, RPP, KTSP SMP / …
riko on SILABUS, RPP, KTSP SMP / …
riko on SILABUS, RPP, KTSP SMP / …
mahdian on Buku Tamu
Blogrollo WordPress.com o WordPress.org
Link GURUo Agus Sampurno o Guru Kreatif. Creative Teacher o Pakarfisika
Link Pendidikano E-dukasi.net
o KTSP o Materi Bahan Ajar Berbasis Video o Pengetahuan Populer o Pusat Perbukuan DepDikNas o Referensi contoh soal olympiade komputer o South Asian Ministers of Education Organization o Southeast Asian Education Networking o The jigsaw classroom is a cooperative learning technique
Link Terkaito Biro Kepegawaian Departemen Agama o Departemen Agama RI o Departemen Pendidikan Nasional Indonesia o Dikmenjur o Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama o DKM Fak. Kehutanan IPB o Eelektronik Research network Pendis o Informasi dunia pendidikan Islam o Scholarships
Silaturahmio Alineka’s Weblog o Alumi STAIN o Anjar Priandoyo o Eriawankamil’s Weblog o fatihsyuhud o Gen Robbani o Humbang Hasundutan o Khayalan o Padepokan Budi Rahardjo o Riya Suryana o Runi@Ridho Glob@l o Tentang GURU
Metao Masuk log o RSS Entri o RSS Komentar o WordPress.com
Spam Blocked
1.767 komentar spam
diblokir olehAkismet
Yang Mampir
Recent Readers
View Entire Community Provided by MyBlogLog
Photos
More Photos
Blog pada WordPress.com. Tema: Digg 3 Column oleh WP Designer