Upload
mela1214
View
27
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kimia
Citation preview
Pengertian HUKUM II TERMODINAMIKA
Hukum kedua termodinamika adalah ekspresi dari kecenderungan yang dari waktu
ke waktu, perbedaan suhu, tekanan, dan menyeimbangkan potensi kimia dalam
terisolasi sistem fisik . Dari keadaan kesetimbangan termodinamika ,
hukum menyimpulkan prinsip peningkatan entropi dan
menjelaskan fenomena ireversibilitas di alam. Hukum kedua menyatakan ketidakmungkinan
mesin yang menghasilkan energi yang dapat digunakan dari energi internal melimpah alam
dengan proses yang disebut gerak abadi dari jenis yang kedua.
Hukum kedua dapat dinyatakan dengan cara tertentu, tetapi rumusan pertama adalah
dikreditkan ke ilmuwan Jerman Rudolf Clausius .Hukum biasanya dinyatakan dalam bentuk
fisik proses mustahil. Dalam termodinamika klasik , hukum kedua adalah dasar dalil yang
berlaku untuk setiap sistem yang melibatkan terukur panas transfer, sedangkan
pada termodinamika statistik , hukum kedua adalah konsekuensidari unitarity dalam teori
kuantum . Dalam termodinamika klasik, hukum kedua mendefinisikan konsep
termodinamika entropi , sementara di entropi mekanika statistik didefinisikan dari teori
informasi , yang dikenal sebagai entropi Shannon .
Arah Proses Termodinamik
1. Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses
ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah
tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah.
2. Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik.
Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan
kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan(quasi equilibrium process).
Tiga Pernyataan Bagi Hukum Kedua Termodinamika
1. Kalor tidak mengalir secara spontan dari dingin ke panas. (sebaliknya: dapat spontan?)
2. Tidak ada mesin yang dapat mengubah kalor menjadi usaha secara utuh, (sebaliknya: dapat
spontan?)
3. Setiap sistem terisolasi condong menjadi acak. (sistem terbuka: dapat
menumbuhkaketeraturan?)
Kalor tidak akan mengalir spontan dari benda dingin ke benda panas
[Rudolf Clausius (1822 – 1888)]
1. Pada taraf molekular:
– Molekul yang bergerak lebih cepat, akan menyebarkan energinya kepada lingkungannya
2. Pada taraf makroskopik:
– Perlu pasokan energi / usaha, untuk mendinginkan sebuah benda
Anda tidak dapat membuat mesin yang sekedar mengubah kalor menjadi usaha
sepenuhnya[Kelvin (1824 – 1907) & Planck (1858 – 1947)]
1. Efisiensi mesin tidak dapat 100%
2. Diperlukan tandon panas dan tandon dingin
3. Tandon panas menjadi sumber energi
4. Perlu membuang kalor pada suhu yang lebih rendah, ke tandon dingin
5. Biasanya tandon suhu terendah = atmosfer
Hukum II Termodinamika
1. Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara spontan dari suhu
rendah ke suhu tinggi (Clausius)
2. Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses irreversible jika tidak terjadi
proses lainnya (Thomson-Kelvin-Planck)
3. Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil energi dari suatu
sumber suhu tinggi kemudian membuangnya ke sumber panas tersebut untuk
menghasilkan kerja abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi)
4. Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang menghasilkan daya paling
ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi maksimum yang mungkin dicapai secara teoritis
Mesin Kalor
Rangkaian dari beberapa proses termodinamika yang berawal dan berakhir pada
keadaan yang sama disebut siklus.
Untuk sebuah siklus, T = 0 oleh karena itu U = 0. Sehingga
Q = W.
Q menyatakan selisih kalor yang masuk (Q1) dan kalor yang keluar (Q2) (Q = Q1- Q2) dan W
adalah kerja total dalam satu siklus.
Siklus Carnot
Tahun 1824 Sadi Carnot menunjukkan bahwa mesin kalor terbalikkan adengan siklus
antara dua reservoir panas adalah mesin yang paling efisien.
Siklus Carnot terdiri dari proses isotermis dan proses adiabatis.
1. Proses a-b : ekaspansi isotermal pada temperatur Th (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur tinggi. Dalam proses ini gas menyerap kalor Th dari
reservoir dan melakukan usaha Wab menggerakkan piston.
2. Proses b-c : ekaspansi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem. Selama
proses temperatur gas turun dari Th ke Tc (temperatur rendah) dan melakukan usaha Wab.
3. Proses c-d : kompresi isotermal pada temperatur Tc (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur rendah. Dalam proses ini gas melepas kalor Qc dari
reservoir dan mendapat usaha dari luar Wcd
4. Proses d-a : kompresi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem. Selama
proses temperatur gas naik dari Tc ke Th dan mendapat usaha Wda .
Efisiensi dari mesin kalor siklus Carnot :
= W/Qh = 1 - Qc /Qh
karena Qc /Qh = Tc /Th (buktikan)
maka
= 1 - Tc /Th
Mesin kalor yang telah dibahas sebelumnya menyatakan :
1. kalor diserap dari sumbernya pada temperatur tinggi (Qh)
2. Usaha dilakukan oleh mesin kalor (W).
3. Kalor dilepas pada temperatur rendah (Qc).
Dari kenyataan ini menujukkan bahwa efisiensi mesin kalor tidak pernah berharga 100 %.
karena Qc selalu ada dalam setiap siklus. Dari sini Kelvin-Planck menyatakan :
“Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor, yang beroperasi pada suatu siklus, hanyalah
mentransformasikan ke dalam usaha semua kalor yang diserapnya dari sebuah sumber”.
Secara sederhana, kalor tidak dapat mengalir dari objek dingin ke objek panas secara spontan.
Entropi
Konsep temperatur muncul dalam hukum ke-nol termodinamika. Konsep energi
internal muncul dalam hukum pertama termodinamika. Dalam hukum kedua termodinamika
muncul konsep tentang entropi.
Misal ada proses terbalikkan, quasi-statik, jika dQ adalah kalor yang diserap atau dilepas
oleh sistem selama proses dalam interval lintasan yang kecil,
dS = dQ/T
1. Entropi dari alam naik bila proses yang berlangsung alamiah
2. Perubahan entropi dari suatu sistem hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir
sistem.
untuk proses dalam satu siklus perubahan entropi nol S = 0.
3. Untuk proses adiabatik terbalikkan, tidak ada kalor yang masuk maupun keluar sistem,
maka S = 0. Proses ini disebut proses isentropik.
4. Entropi dari alam akan tetap konstan bila proses terjadi secara terbalikkan.
Untuk proses quasi-statik, terbalikkan, berlaku hubungan : dQ = dU + dW dimana dW = pdV.
Untuk gas ideal, dU = ncv dT dan P = nRT/V, oleh karena itu
dQ = dU + pdV = ncv dT + nRT dV/V
bila dibagi dengan T
dQ/T = ncvdT/T + nR dV/V
S = dQ/T = ncv ln(Tf/Ti) + nR ln(Vf/Vi)
Sumber : http://furqanwera.blogspot.com/2012/12/hukum-ii-termodinamika.html#ixzz3EILyF7CL