29

Click here to load reader

Pengertian Malaria

  • Upload
    anna

  • View
    24

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmakologi

Citation preview

Page 1: Pengertian Malaria

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap tahun, tujuh puluh juta orang dihinggapi penyakit malaria dengan

normalitas 1%. Penyakit ini terutama terdapat di negara-negara yang beriklim panas dan

lembab, yang letaknya lebih rendah dari 2.200 m di atas permukaan laut, tempat ini

merupakan tempat ideal untuk berkembang-biaknya nyamuk anopheles. Menurut

laporan tahun 2006 sekitar 2 juta anak-anak di Afrika meninggal dalam 1 tahun akibat

terserang malaria. Namun Amerika, Australia dan kebanyakan negara-negara disekitar

laut tengah (mediterrania) dapat dikatakan telah bebas malaria.

Di Indonesia (terutama Irian Jaya, Timor dan Flores), malaria merupakan salah

satu penyakit endemis penting. Ditahun 2004 wabah malaria menimbulkan k.l. 2000

khasus dan k.l. 33 kematian, terutama di provinsi Jawa Barat, Kalimantan Selatan dan

Aceh Barat. Kemudian, ditahun 2005 wabah ini menyerang Kalimantan Barat dan

Maluku dengan menimbulkan k.l 1100 khasus dan hampir 50 kematian (data

DepKes.R.I). Dengan pengendalian faktor-faktor resiko infeksi malaria, a.l.

pemberantasan terus menerus terhadap nyamuk dan tempat perbenihannya (vector

control), penyuluhan, deteksi dini dan pengobatan pemerintah berusaha keras

menurunkan insidensi penyakit ini. Dengan meningkatnya hubungan transfortasi

melalui udara, benih penyakit malaria juga dapat di impor melalui nyamuk yang

terinfeksi sehingga disebut “malaria bandar udara” (airport malaria). Nyamuk

“lokal” juga dapat ditulari oleh pendatang dari luar negeri.

1

Page 2: Pengertian Malaria

B. Rumusan masalah

1. Apa itu penyakit malaria?

2. Apa saja jenis malaria?

3. Bagiamana siklus hidup plasmodium penyebab malaria?

4. Apa saja penggolongan obat-obat malaria?

5. Bagimana mekanisme kerja dari obat-obat malaria?

6. Apa saja efek samping dan kontraindikasi dari obat malaria?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Dapat menjelaskan tentang penyakit malaria.

2. Agar dapat mengetahui jenis-jenis dari malaria.

3. Agar dapat mengetahui siklus hidup dari plasmodium penyebab malaria.

4. Agar dapat menjelaskan penggolongan dari obat-obat malaria.

5. Dapat menjelaskan mekanisme kerja dari masng-masing obat malaria.

6. Dapat mengetahui efek samping dan kontraindikasi dari obat malaria.

2

Page 3: Pengertian Malaria

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Malaria

Malaria (berasal bahasa italia yaitu mala = buruk, aria = udara ). Adalah penyakit

infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan

oleh sejenis nyamuk tertentu (Anopheles ). Berbeda dengan nyamuk biasa (culex),

nyamuk ini khususnya menyengat pada malam hari dengan posisi yang khas, yakni

bagian belakangnya mengarah keatas dengan sudut 48°. Gambar

Secara klinis, malaria dikenal 3 macam penyakit malaria, yakni:

1. Malaria tropika, yang disebabkan oleh P. Falciparum

2. Malaria tersiana, yang disebabkan oleh P. Vivax dan P. Ovale

3. Malaria kuartana, yang disebabkan oleh P. Malariae

Siklus hidup parasit plasmodium:

1. Siklus Aseksual

Siklus ini dapat dipecah dalam 2 bagian, yaitu:

a. Siklus hati

3

Page 4: Pengertian Malaria

Penularan terjadi, bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia

dan dengan mudahnya “menyuntikkan” sporozoit ke dalam peredaran darah yang

selanjutnya bermukim di sel parenkim dari hati.

Nyamuk jantan tidak menyengat karena hanya hidup dari tumbuh-tumbuhan. Parasit

tumbuh dan mengalami pembelahan kuat (Proses Schizogoni, dengan menghasil

schizont). 6-9 hari kemudian, schizont menjadi masak dan melepaskan diri berupa

beribu-ribu merozoit. Fase pertama ini (di dalam hati) disebut bentuk-EE Primer

(Ekso-erit-rositer= di luar eritrosit).

b. Siklus darah (siklus eritrosit)

Dari hati sebagian merozoit memasuki sel darah merah dan berkembang disini menjadi

trofozoid. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau berdiam di

hati dan disebut bentuk-EE sekunder. Di dalam eritrosit terjadi pembelahan aseksual

pula (schizogoni). Dalam waktu 48-72 jam sel-sel darah merah pecah dan merozoit

yang dilepaskan dapat memasuki eritrosit lain dan kemudian siklus dimulai kembali.

Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini

disebabkan oleh merozoit dan protein asing yang dipisahkannya. Kejadian ini terjadi

setiap 48 jam pada infeksi oleh P. Falciparum, 48-72 jam pada infeksi P. Vivax/ovale

dan kira-kira 72 jam pada P. Malariae. Kemampuan P. Falciparum untuk menembus

semua eritrosit sekaligus membuatnya begitu ganas dan berbahaya.

2. Siklus seksual

Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang

menjadi bentuk seksual betina dan jantan. Gametozit ini tidak berkembang lagi dan

akan mati bila tidak dihisap oleh Anopheles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi

4

Page 5: Pengertian Malaria

penggabungan (pembuahan) dari gametosit jantan dan betina menjadi Zygote, yang

kemudian mempenetrasi daging lambung dan berkembang menjadi Ookista. Dalam

waktu 3 minggu, terbentuklah banyak sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah

nyamuk. Akhirnya, bila nyamuk (betina) ini menyengat manusia, lengkaplah siklus-

hidup parasit. Dengan ini, jelaslah bahwa gametosit merupakan sumber penularan baru.

B . Penggolongan Obat Malaria

1. Klorokuin dan turunannya

a. Farmakodinamik

Klorokuin hanya efektif terhadap parasit dalam fase eritrosit, sama sekali tidak

efektif terhadap parasit dijaringan. Efektivitasnya sangat tinggi terhadap P.Vivax, P.

Malariae, P.ovale, dan terhadap strain P.Falciparum yang sensitif klorokuin.

Klorokuin juga memiliki efektifitas tinggi untuk profilaksis maupun penyembuhan

malaria yang terinfeksi dengan P.malariae dan P.falsiparum yang sensitif.

Mekanisme kerja:

Mekanisme kerja klorokuin masih kontroversial. Salah satu mekanisme yang penting

adalah penghambatan aktifitas polimerase heme plasmodia oleh klorokuin.

Polimerase heme plasmodia berperan mendektosifikasi heme

ferriprotoporyphyrin IX menjadi bentuk hemozoin yang tidak toksik. Heme ini

merupakan senyawa yang bersifat membranolitik dan terbentuk dari pemecahan

hemoglobin di vakuol makanan parasit. Peningkatan heme didalam parasit

menimbulkan lisis membran parasit.

5

Page 6: Pengertian Malaria

Resistensi:

Resistensi terhadap klorokuin kini banyak di temukan pada P.falsiparum.

mekanisme terjadinya resistensi ini melibatkan berbagai mekanisme genetik yang

kompleks dan masih diteliti hingga kini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

verapamil, desipramin, dan klorfeniramin dapat memulihkan sensitifitas plasmodium

yang resisten terhadap klorokuin, tetapi penggunaannya secara klinik masih diperlu

diteliti lebih lanjut.

b. Farmakokinetik

Absorbsi:

Klorokuin setelah pemberian oral terjadi lengkap dan cepat, dan makanan

mempercepat absorbsi ini.kalsium dan magnesium dapat mengganggu absorpsi

klorokuin.

Contoh obat yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan klorokuin : kaolin dan

antasid

Metabolisme :

Metabolisme klorokuin dalam tubuh berlangsung lambat sekali dan metabolitnya,

monodesetilklorokuin dan bisdesetilklorokuin, diekskresi melalui ginjal.

c. Efek samping dan kontraindikasi

Efek samping:

Dengan dosis yang tepat, klorokuin merupakan obat yang sangat aman.

Efeksamping yang dapat di temukan pada pemberian klorokuin adalah :

Sakit kepala ringan

Gangguan pencernaan

6

Page 7: Pengertian Malaria

Gangguan penglihatan

Dan gatal-gatal

Pemberian klorokuin lebih dari 250 mg per hari untuk jangka lama dapat menimbulkan

ototoksisitas dan retinopati yang menetap. Renopati ini diduga berhubungan dengan

akumulasi klorokuin di jaringan yang kaya melanin.

Dosis tinggi parenteral yang diberikan secara cepat dapat menimbulkan

toksisitas terutama pada sistem kardiovaskular berupa hipotensi, vasodilatasi,

penekanan fungsi miokard, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Kontraindikasi:

Klorokuin harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan penyakit hati atau

pasien dengan gangguan pencernaan, neuorologi dan darah yang berat. Bila terjadi

gangguan selama terapi, maka pengobatan harus dihentikan. Pada pasien porfiria

kutanea tarda atau psoriasis, klorokuin dapat menyebabkan reaksi yang lebih berat.

Untuk pasien yang menggunakan klorokuin dosis besar jangka lama, diperlukan

pemeriksaan oftalmologi dan neuorologi berkala setiap 3-6 bulan.

d. Sediaan dan posologi

Untuk pemakaian oral tersedia garam klorokuin fosfat dalam bentuk tablet 250

mg dan 500 mg yang masing-masing setara dengan 150 mg dan 300 mg bentuk

basahnya, juga tersedia dalam bentuk sirup klorokuin fosfat 50 mg/5 ml.

2. Pirimetamin

a. Farmakodinamik

7

Page 8: Pengertian Malaria

Pirimetamin merupakan skizotosit darah kerja lambat yang mempunyai efek

antimalaria yang mirip dengan efek proguanil tetapi lebih kuat karena bekerja langsung,

waktu paruhnya pun lebih panjang.

Dalam bentuk kombinasi pirimetamin dan sulfadoksin digunakan secara luas untuk

propilaksis dan supresi malaria, terutama yang disebabkan oleh strain P. Falciparum

yang resisten klorokuin.

Mekanisme kerja:

Pirimetamin menghambat enzim dihidrofolat reduktase plasmodia pada kadar

yang jauh lebih rendah daripada yang diperlukan untuk menghambat enzim yang sama

pada manusia. Enzim ini bekerja dalam rangkaian reaksi sintesis purin, sehingga

penghambatannya menyebabkan gagalnya pembelahan inti pada pertumbuhan skizon

dalam hati dan eritrosit. Kombinasi dengan sulfonamid memperlihatkan sinergisme

karena keduanya mengganggu sintesis purin pada tahap yang berurutan.

Resistensi :

Resistensi terjadi akibat mutasi pada gen-gen yang menghasilkan perubahan asam

amino sehingga mengakibatkan penuruna afinitas pirimetamin terhadap enzim

dihidrofolat reduktase plasmodia.

b. Farmakokinetik

Penyerapan pirimetamin disaluran cerna berlangsung lambat tetapi lengkap. Setelah

pemberian oral kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 4-6 jam. Konsentrasi obat

yang berefek supresi dapat menetap di dalam darah selama kira-kira 2 minggu. Obat ini

ditimbun terutama di ginjal, paru, hati dan limpa. Kemudian, diekskresi lambat dengan

waktu paruh kira-kira 4 hari. Metabolitnya dieksresi melalui urin.

8

Page 9: Pengertian Malaria

c. Efek samping dan kontraindikasi

Efek samping:

Dengan dosis besar dapat terjadi anemia makro sitik yang serupa dengan yang terjadi

pada defisiensi asam folat.gejala ini akan hilang bila pengobatan dihilangkan, atau

dengan pemberian asam folinat (Leuokovorin). Untuk mencegah anemia,

trombositopenia, dan leukopenia, leukoporin ini dapat pula diberikan bersamaan dengan

pirimetamin. Primetamin dosis tinggi bersifat teratogonetik pada hewan coba, tetapi

pada manusia belum terbukti. Pemberian pirimetamin sebaiknya disertai pemberian

suplemen asam folat.

d. sediaan dan posologi.

Pirimetamin tersedia sebagai tablet 25 mg, selain itu terdapat juga sediaan kombinasi

tetap dengan sulfadoksin 500 mg.

3. Primakuin

a. Farmakodinamik

Mekanisme antimalaria :

Tidak banyak yang diketahui tentang cara kerja 8-aminokuinolin sebagai antimalaria,

lebih-lebih tentang aktivitasnya yang lebih menonjol terhadap skizon jaringan dan

gametosit. Mungkin primakuin berubah menjadi elektrofil yang bekerja sebagai

mediator oksidasi-reduksi. Aktivitas ini membantu aktivitas antimalaria melalui

pembentukan oksigen reaktif atau mempengaruhi transportasi elektron parasit

Resistensi :

9

Page 10: Pengertian Malaria

Beberapa strain P.vivax dibeberapa negara, termasuk asia tenggara relatif telah menjadi

resisten terhadap primakuin. Bentuk skizon jaringan dari strain ini tidak dapat lagi

dimusnahkan dengan pengobatan standar tunggal, tetapi memerlukan pengobatan

berulang dengan dosis yang ditinggikan misalnya 30 mg primakuin basa perhari selama

14 hari untuk penyembuhan radikal.

b. Farmakokinetik

Absorpsi dan distribusi :

Diadsorpsi dan distribusi luas keseluruh jaringan. Primakuin tidak pernah diberikan

secara parenteral karena dapat mencetuskan terjadinya hipotensi yang nyata.

Metabolisme :

Metabolismenya berlangsung cepat dan hanya sebagian kecil dari dosis yang diberikan

yang diekskresi keurin dalam bentuk asal. Metabolisme oksidatif primakuin

menghasilkan tiga macam metabolit: turunan karboksil merupakan metabolit utama

pada manusia dan merupakan metabolit yang tidak toksik, sedangkan metabolit yang

lain memiliki aktivitas hemolitik, yang lebih besar dari primakuin. Ketiga metabolit ini

juga memiliki aktivitas antimalaria yang lebih ringan dari primakuin.

c. Efek samping dan kontraindikasi

Efek Samping :

Efek samping yang paling berat dari primakuin ialah anemia hemolitik akut pada pasien

yang mengalami defisiensi enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Dengan

dosis yang lebih tinggi dapat timbul spasme usus dan gangguan lambung. Dosis yang

lebih tinggi lagi akan memperberat gangguan diperut dan menyebabkan

metemoglobinemia dan sianosis.

10

Page 11: Pengertian Malaria

Kontraindikasi :

Primakuin dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit sistemik yang berat yang

cenderung mengalami granulositopenia misalnya atritis reumatoit dan lupus

eritematosis. Primakuin juga tidak dianjurkan diberikan bersamaan dengan obat lain

yang dapat menimbulkan hemolisis dan obat yang dapat menyebabkan depresi sumsum

tulang. Primakuin sebaiknya tidak diberikan kepada wanita hamil sebab petus relatif

mengalami defisiensi G6PD sehingga beresiko menimbulkan hemolisis.

d. Sedian dan posolagi.

Primakuin disediakan terutama untuk propilaksis terminal dan penyembuhan

radikal dari malaria vivax dan ovale yang relaps, primakuin harus diberikan bersama-

sama dengan skizontosit darah, biasanya klorokuin untuk memusnahkan fase eritrosit

plasmodia dan mengurangi perkembangan resistensi obat.

4. Kina dan alkaloid sinkona.

a. farmakodinamik

Efek antimalaria untuk terapi dan supresi dan pengobatan secara klinis,

kedudukan kina sudah tergeser oleh antimalaria lain yang lebih aman dan efektif

misalnya klorokui. Walaupun demikian kina bersama pirimetamin dan sulfadoksin

masih merupakna regimen trepilih untuk P. falciparum yang resisten terhadap

klorokuin.

Mekanisme kerja:

Mekanisme kerja antimalarianya berkaitan dengan gugus kuinolin yang dimilikinya ,

dan sebagian disebabkn karena kina merupakan basa lemah, sehingga akan memiliki

kepekatan yang tinggi di dalam vakuola makanan P. falcifarum. Diperkiraan obat ini

11

Page 12: Pengertian Malaria

bekerja di dalam organel ini melalui penghambatan aktivitas heme polimerase, sehinnga

terjadi penumpukan substrat yang bersifat sitotoksik yaitu heme.

b. Farmakokinetik

Kina dan turunannya diserap baik terutama melalui usus halus bagian atas. Kadar

puncaknya dalam plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah suatu dosis tunggal.

Distribusinya luas, terutama ke hati tetapi kurang ke paru, ginjal dan limfa, kina juga

melalui sawar uri.

Sebagian besar alkaloid sinkona dimetabolisme dalam hati, sehinnga hanya kira-kira

20% yang diekskresi dalam bentuk utuh di urin. Karena perombakan ekskresi yang

cepat, tidak terjadi kumulasi dalam badan.

Waktu paruh eliminasi kina pada orang sehat 11 jam, sedang pada pasien malaria berat

18 jam.

Alkaloid sinkona dieksresi teruama melalui urin dalam bentuk metabolit hidroksi dan

sebagian kecil melalui tinja, getah lambung, empedu, dan liu.ekskresi lengkap dalam 24

jam. Ekskresi dalam urin yang asam 2 kali lebih cepat dibandingkan dalam urin alkali.

c. Efek Samping

Dosis terapi kina sering menyebabkan sinkinisme yang tidak selalu memerlukan

penghentian pengobatan. Gejalanya berupa :

Sakit kepala

Tinitus

Gangguan pendengaran

Pandangan kabur

Diare

12

Page 13: Pengertian Malaria

Dan mual

Black wather fever dengan gejala hemolisis berat, hemoglobinemia dan

hemoglobinuri merupkan suatu reaksi hipersensitivitas kina yang adang terjadi pada

psien malaria yang hamil. Kina juga dapat menyebabkan gangguan ginjal,

hipoprotrombinemia, dan agranulositosis.

d. Sediaan dan fosologi

Kina sulfat diberikan 3 kali 650mg/hari selam 3-7 hari dikombinasi dengan

doksisiklin 2 kali 100mg/hari selama 7 hari atau dengan klindamisin 2 kali 600mg/ hari

selama 7 hari atau dengan sulfadoksin-pirimetamin 3 tablet sekali pemberian per oral

diberikan setiap 8 jam.

5. Obat malaria lain

a. Proguanil

b. Meflokuin

c. Halofantrin

d. Tetrasiklin

e. Kombinasi sulfadoksin-pirimetamin

Obat ini sangat efektif untuk mengobati pasien malaria P. falsiparum yang

sudah resisten terhadap klorokuin. Namun penggunaan rutin untuk keperluan

kemoprofilaksis ma;laria tidak dianjurkan sebab obat ini relatif toksik

Obat ini bekrja dengan car mencegah pembetukan asam polinat (asam tetrahidropolat)

dari PABA pada plasmodia.

Pada pasien dengan gangguan fungsiginjal mau pun hati juga bila ada diskasia darah,

sebaiknya digunakan obat untuk keperluan kemoprofilaksis malaria.

13

Page 14: Pengertian Malaria

f. Artemisinin dan derivatnya

Obat ini merupakn senyawa trioksan yang diekstrasksi dari tanaman artemisia

annua(qinghaosu).

Artemisinin adalah obat yang paling efektif, aman dan kerjanya cepat untuk kasus

malaria yang berat terutama yang disebabkan oleh P, falciparum yang resisten terhadap

klokouin dan obat-obat, serta efektif untuk malaria serebral.

Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah

Mual

Muntah

dan diare.

Artemisinin tidak digunakan pada wanita hamil.

g. Atovakuon

Atovakuon adalah hidroksinaftokuinon. Obat hanya diberikan secara oral.

Mekanisme kerja adalah dengan menghambat kerja transpor elektron pada membran

mitokondira plasmodium.

Kombinasi atovakuon 200mg dengan proguanil 100 mg/oral, menunjukkan hasil yang

sangat efektif untuk pengobatan malaria falcifarum ringan atau sedang yang resister

terhadap klorokuin atau obat lainnya.

6. Kemoprofilaksis dan terapi malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit endemis didaerah tropis maupun

subtropis. Kemoprofilaksis pada orang sehat yang memasuki daerah endemis malaria

penting untuk upaya pencegahan penyebaran penyakit malaria dari daerah endemis.

14

Page 15: Pengertian Malaria

BEBERAPA REGIMEN PROFILAKSIS MALARIA

Obat Pemakaian Dosis Dewasa

Klorokuin fosfat**) Daerah tanpa P. Falciparum

resisten

500 mg/minggu

Meflokuin Daerah dengan P. Falciparum

resisten klorokuin

250 mg/minggu

Doksisiklin Daerah dengan P. Falciparum

yang resisten dengan banyak

obat

100 mg/minggu

Klorokuin Fosfat +

Proguanil

Regimen pilihan, pengganti

meflokuin

Klorokuin fosfat 500

mg/minggu + Proguanil 200

mg/hari

Atovakuon+

Proguanil***)

Regimen pilihan, pengganti

meflokuin

Atovakuon 250 mg/hari +

proguanil 100 mg/hari

Primakuin Profilaksis terminal untuk P.

vivax dan P. avole

15 mg ( basa ) per hari

sampai 14 hari setelah

kunjungan

*) obat diberikan 1-2 minggu sebelum memasuki daerah endemik dan dilanjutkan

sampai 1 minggu meninggalkan daerah endemik. (kecuali primakuin, doksisiklin

da proguanil, yang diberikan 2 hari sebelum memasuki daerah endemik.

**) klorokuin basa setara dengan 3/5 bagian klorokuin fosfat.

***) obat diberikan 1 hari sebelum masuk daerah endemik dan dilanjutkan sampai

satu minggu meninggalkan daerah endemik.

15

Page 16: Pengertian Malaria

BEBERAPA REGIMEN PENGOBATAN MALARIA

Indikasi Obat pilihan pertama Obat alternatif

P. falciparum yang

sensitif terhadap

klorokuin dan P.

Malariae

Klorokuin fosfat 1 g, selanjutnya

500 mg pada 6 jam, 12 jam, 24

jam dan 36 jam berikutnya, ( Total

50mg / kgBB atau sekitar 3 g/

60kgBB dalam 48 jam ). Untuk

anak diberikan dosis awal 16,7

mg/kgBB, selanjutnya diberikan

dosis 8,3 mg/kgBB pada 6 jam, 12

jam, 24 jam, dan 36 jam

berikutnya. Dosis total 50

mg/kgBB

p. vivax dan P. Ovale Klorokuin fosfat, dosis seperti di

atas dan selanjutnya primakuin

fosfat 26,3 mg per hari selama 14

hari (bila G6PD normal)

P. falciparum ressten

terhadap klorokuin,

tanpa komplikasi

Kiria 3 x 650 mg/hari selama 3-7

hari ditambah salah satu obat di

bawah ini

- Doksisiklin 2 x 100

mg/hari selama 7 hari, atau

- Klindamisin 2 x 600

Meflokuin sekali 750

mg/oral (-15

mg/kgBB) selanjutnya

500 mg pada 6-8 jam

berikutnya atau

Artesunat/artemeter

16

Page 17: Pengertian Malaria

mg/hari selama 7 hari, atau

- Sulfadoksin + pirimetamin

(Fansidar) sekali makan 3

tablet

oral, dosis tunggal per

hari, 4 mg/lgBB pada

hari ke 1,2 mg/kgBB

pada hari ke 4 sampai

ke 7 atau

Halofantrinn oral 500

mg tiap 6 jam

sebanyak 3 x

selanjutnya diulang 1

minggu kemudian

P. falciperum berat

atau dengan komplikasi

Kuinidin glukonat 10 mg/kgBB

per infus, dalam 1-2 jam,

selanjutnya 0,02 mg/kgBB IV per

menit (sampai terapi oral dengan

kina dimungkinkan)

Artesunat 2,4

mg/kgBB diberikan

IV atau IM, kemudian

1,2 mg/kgBB tiap 12

jam hari sampai terapi

oral dimungkinkan.

Artemeter 3,2

mg/kgBB IM,

kemudian 1,6

mg/kgBB tiap hari

sampai terapi oral

dimungkinkan.

17

Page 18: Pengertian Malaria

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Malaria (berasal bahasa italia yaitu mala = buruk, aria = udara ). Adalah penyakit

infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan

oleh sejenis nyamuk tertentu (Anopheles ). Berbeda dengan nyamuk biasa (culex),

nyamuk ini khususnya menyengat pada malam hari dengan posisi yang khas, yakni

bagian belakangnya mengarah keatas dengan sudut 48°.

Secara klinis, malaria dikenal 3 macam penyakit malaria, yakni:

1. Malaria tropika, yang disebabkan oleh P. Falciparum

2. Malaria tersiana, yang disebabkan oleh P. Vivax dan P. Ovale

3. Malaria kuartana, yang disebabkan oleh P. Malariae

Penggolongan obat malaria

1. Klorokuin dan turunannya

2. Pirimetamin

3. Primakuin

4. Kina dan alkaoid sinkona

5. Obat malaria lain : proguanin, meflokuin, halofantin, tetrasiklin, kombinasi

sulfadoksin-pirimetamin, artemisin dan derivatnya.

B. Saran

18

Page 19: Pengertian Malaria

Dengan adanya makalah ini disarankan agar kita dapat menghindari infeksi

dari penyakit malaria dan mengetahui cara pengobatan yang benar dari penyakit

malaria.

19

Page 20: Pengertian Malaria

DAFTAR PUSTAKA

Farmakologi dan Terapi edisi 5. 2007. Universitas Indonesia: Jakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2006. Obat-obat Penting Edisi 6. PT.Elex media

Komputindo: Jakarta.

20