20
PENGERTIAN PERENCANAAN, TUJUAN PERENCANAAN, PRINSIP PERENCANAAN, FILOSOFI PERENCANAAN PROGRAM Posted: 22 Juni 2011 by artmefa in Artikel Tag:perencanaan pembangunan , prinsip perencanaan 0 Rencana Gedung DPR-RI PENGERTIAN PERENCANAAN Perencanaan menurut Abe (2001) dalam Ovalhanif (2009) adalah susunan (rumusan) sistematik mengenai langkah-langkah mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.

PENGERTIAN PERENCANAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kumpulan tulisan tentang perencanaan

Citation preview

Page 1: PENGERTIAN PERENCANAAN

PENGERTIAN PERENCANAAN, TUJUAN PERENCANAAN, PRINSIP PERENCANAAN, FILOSOFI PERENCANAAN PROGRAMPosted: 22 Juni 2011 by artmefa in Artikel Tag:perencanaan pembangunan, prinsip perencanaan

0

Rencana Gedung DPR-RI

PENGERTIAN PERENCANAAN

Perencanaan menurut Abe (2001) dalam Ovalhanif (2009) adalah susunan

(rumusan) sistematik mengenai langkah-langkah mengenai langkah (tindakan-

tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, dengan didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor-faktor eksternal

dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan

tertentu.

Menurut Tjokroamidjojo (1995) dalam Ovalhanif (2009) mendefinisikan

perencanaan sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya

Page 2: PENGERTIAN PERENCANAAN

(maksimum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan

efektif. Selanjutnya dikatakan bahwa, perencanaan merupakan penentuan tujuan

yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.

Menurut Terry (1960) dalam Mardikanto (2010), perencanaan diartikan sebagai

suatu proses pemilihan dan menghubung-hubungkan fakta, serta menggunakannya

untuk menyusun asumsi-asumsi yang diduga bakal terjadi di masa datang, untuk

kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan demi tercapainya tujuan-

tujuan yang diharapkan.

Perencanaan juga diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang

berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi

tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang dikehendaki.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional mencakup lima pendekatan yaitu: (1) politik, (2) teknokratik, (3)

partisipatif, (4) atas-bawah (top-down), (5) bawah-atas (bottom-up).

Ahli-ahli teori perencanaan publik mengemukakan beberapa proses perencanaan

(1) perencanaan teknokrat; (2) perencanaan partisipatif; (3) perencanaan top-

down; (4) perencanaan bottom up (Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, 1996).

1. Perencanaan teknokrat

Menurut Suzetta (2007) adalah proses perencanaan yang dirancang berdasarkan

data dan hasil pengamatan kebutuhan masyarakat dari pengamat professional,

baik kelompok masyarakat yang terdidik yang walau tidak mengalami sendiri

namun berbekal pengetahuan yang dimiliki dapat menyimpulkan kebutuhan akan

suatu barang yang tidak dapat disediakan pasar, untuk menghasilkan perspektif

akademis pembangunan. Pengamat ini bisa pejabat pemerintah, bisa non-

pemerintah, atau dari perguruan tinggi.

Menurut penjelasan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, “perencanaan teknokrat dilaksanakan

dengan menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga atau satuan

kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu”.

Page 3: PENGERTIAN PERENCANAAN

2. Perencanaan partisipatif

Menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (1996) adalah proses perencanaan yang

diwujudkan dalam musyawarah ini, dimana sebuah rancangan rencana dibahas dan

dikembangkan bersama semua pelaku pembangunan (stakeholders). Pelaku

pembangunan berasal dari semua aparat penyelenggara negara

(eksekutif,legislatif, dan yudikatif), masyarakat, rohaniwan, dunia usaha, kelompok

profesional, organisasi-organisasi non-pemerintah.

Menurut Sumarsono (2010), perencanaan partisipatif adalah metode perencanaan

pembangunan dengan cara melibatkan warga masyarakat yang diposisikan sebagai

subyek pembangunan.

Menurut penjelasan UU. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional: “perencanaan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak

yang berkepentingan terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk

mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki”. Dalam UU No. 25 Tahun

2004, dijelaskan pula “partisipasi masyarakat” adalah keikutsertaan untuk

mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana

pembangunan.

3. Perencanaan top down

Menurut Suzetta (1997) adalah proses perencanaan yang dirancang oleh

lembaga/departemen/daerah menyusun rencana pembangunan sesuai dengan

wewenang dan fungsinya.

4. Perencanaan bottom up

Menurut (www.actano.com) adalah planning approach starting at the lowest

hierarchical level and working upward (pendekatan perencanaan yang dimulai dari

tingkatan hirarkis paling rendah menuju ke atas).

Selain itu, menurut penjelasan UU 25 Tahun 2004, pendekatan atas-bawah (top

down) dan bawah-atas (bottom up) dalam perencanaan dilaksanakan menurut

jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses diselaraskan melalui musyawarah

yang dilaksanakan di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan

Desa.

TUJUAN PERENCANAAN

Page 4: PENGERTIAN PERENCANAAN

Tujuan perencanaan menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter dalam Wikipedia

adalah (1) memberikan pengarahan yang baik; (2) mengurangi ketidakpastian; (3)

meminimalisir pemborosan; (4) menetapkan tujuan dan standar yang digunakan

dalam fungsi selanjutnya yaitu proses pengontrolan dan evaluasi.

Tujuan perencanaan dari masing-masing proses perencanaan sebagai berikut:

1. Perencanaan teknokrat

Tujuannya untuk membangun perencanaan strategis dan perencanaan kontingensi,

menetapkan ketentuan-ketentuan, standar, prosedur petunjuk pelaksanaan serta

evaluasi, pelaporan dan langkah taktis untuk menopang organisasi (Tomatala,

2010).

2. Perencanaan partisipatif

Tujuannya agar masyarakat diharapkan mampu mengetahui permasalahannya

sendiri di lingkungannya, menilai potensi SDM dan SDA yang tersedia, dan

merumuskan solusi yang paling menguntungkan.

3. Perencanaan top down

Tujuannya adalah untuk menyeragamkan “corak”, karena perencanaan top down

menurut Djunaedi (2000) dalam kegiatan perencanaan kota dan daerah dilakukan

dengan mengacu pada corak yang seragam yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

dan mengikuti “juklak dan juknis” (petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis).

4. Perencanaan bottom up

Tujuan adalah untuk menghimpun masukan dari “bawah”, karena menurut

Sumarsono (2010), apabila di Indonesia perencanaan bottom up dimulai dari

tingkat desa, yang biasanya dihadiri oleh mereka yang ditunjuk peraturan

perundangan ataupun kebijakan lain, misalnya melalui kegiatan Musyawarah

Pembangunan Desa (Musbangdes) atau Musyawarah Rencana Pembangunan Desa

(Musrenbangdes).

PRINSIP PERENCANAAN

Secara umum prinsip perencanaan menurut Abe dalam Ovalhanif (2009) adalah:

1. Apa yang akan dilakukan, yang merupakan jabaran dari visi dan misi;

2. Bagaimana mencapai hal tersebut;

3. Siapa yang melakukan;

4. Lokasi aktivitas;

Page 5: PENGERTIAN PERENCANAAN

5. Kapan akan dilakukan, berapa lama;

6. Sumber daya yang dibutuhkan.

Prinsip-prinsip perencanaan menurut Prinsip-prinsip Penyusunan Renstra Satuan

Kerja Perangkat Daerah/SKPD (2007) sebagai berikut:

A. Prinsip-prinsip perencanaan teknokratis:

1. Ada rumusan isu dan permasalahan pembangunan yang jelas;

2. Ada rumusan prioritas isu sesuai dengan urgensi, kepentingan, dan dampak isu

terhadap kesejahteraan masyarakat;

3. Ada rumusan tujuan pembangunan yang memenuhi kriteria SMART (specific,

measurable, achievable, result oriented, time bound);

4. Ada rumusan alternatif strategi untuk pencapaian tujuan;

5. Ada rumusan kebijakan untuk masing-masing strategi;

6. Ada pertimbangan atas kendala ketersediaan sumberdaya dan dana;

7. Ada prioritas program;

8. Ada tolok ukur dan target kinerja capaian program;

9. Ada pagu indikatif program;

10. Ada kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran, dan

hasil, serta waktu penyelesaian termasuk tinjau ulang kemanjuan pencapaian

sasaran;

11. Ada kemampuan untuk menyesuaikan dari waktu ke waktu terhadap

perkembangan internal dan eksternal yang terjadi;

12. Ada evaluasi terhadap proses perencanaan yang dilakukan;

13. Ada komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dari dokumen yang dihasilkan;

14. Ada instrumen, metodologi, pendekatan yang tepat digunakan untuk

mendukung proses perencanaan.

B. Prinsip-prinsip perencanaan partisipatif:

1. Ada identifikasi stakeholders yang relevan untuk dilibatkan dalam proses

perumusan visi, misi, dan agenda SKPD serta dalam proses pengambilan keputusan

penyusunan renstra SKPD;

2. Ada kesetaraan antara government dan non government stakeholders dalam

pengambilan keputusan;

3. Ada transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan;

4. Ada keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama

kaum perempuan dan kelompok marjinal;

5. Ada sense of ownership masyarakat terhadap renstra SKPD

Page 6: PENGERTIAN PERENCANAAN

6. Ada pelibatan media;

7. Ada konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan

keputusan seperti perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan,

strategi, dan kebijakan, dan prioritas program.

C. Prinsip-prinsip perencanaan top down:

1. Ada sinergi dengan RPJM Nasional dan Renstra Kementerian/Lembaga;

2. Ada sinergi dan konsistensi dengan RPJPD dan RPJMD;

3. Ada sinergi dan konsistensi dengan RTRWD;

4. Ada sinergi dan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan

global Millenium Development Goals; Sustainable Development, pemenuhan HAM,

pemenuhan air bersih dan sanitasi, dan sebagainya.

D. Prinsip-prinsip perencanaan bottom up :

1. Ada penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat konsistensi

dengan visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih;

2. Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan masyarakat

tentang prioritas pembangunan daerah;

3. Mempertimbangkan hasil Forum Multi Stakeholders SKPD;

4. Memperhatikan hasil Proses Penyusunan Renstra SKPD.

Sedangkan menurut Sumarsono (2010) prinsip perencanaan teknokrat dan

partisipatif, dijelaskan sebagai berikut: pertama, prinsip perencanaan teknokrat

yaitu dilakukan secara sepihak oleh para teknokrat yang duduk di struktur

pemerintah, tidak melibatkan warga masyarakat, sehingga perencanaan

pembangunan biasanya justru tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan,

karena seringkali jauh dari harapan dan kebutuhan masyarakat. Masyarakat

dibiarkan menjadi penonton saja. Kedua, prinsip perencanaan partisipatif yaitu

masyarakat sebagai subyek pembangunan dalam arti memberikan peluang

masyarakat untuk menggunakan hak-hak politiknya untuk memberikan masukan

dan aspirasi dalam penyusunan perencanaan pembangunan.

FILOSOFI PERENCANAAN PROGRAM

Menurut Ovalhanif (2009), “filsafat perencanaan” adalah suatu studi tentang

prinsip-prinsip dalam proses dan mekanisme perencanaan secara mendalam, luas,

dan menyeluruh berdasarkan filsafat antologis, epistemologis, dan aksiologis.

Page 7: PENGERTIAN PERENCANAAN

Filsafat perencanaan juga diharapkan akan dapat menguraikan beberapa

komponen penting perencanaan dalam sebuah perencanaan yakni tujuan apa yang

hendak dicapai, kegiatan tindakan-tindakan untuk merealisasikan tujuan dan waktu

kapan bilamana tindakan tersebut hendak dilakukan.

Kerangka pikir dari filosofi perencanaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Strategi perencanaan adalah untuk membentuk/membuat suatu konsep/konteks

untuk keputusan dalam kelembagaan;

2. Tujuan dan proses perencanaan adalah untuk merumuskan arah pelembagaan

dan berusaha untuk lebih baik;

3. Hasil yang diinginkan dari proses perencanaan adalah untuk menyajikan suatu

dokumen yang penting, berguna bagi semua orang.

Filosofi perencanaan strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,

program dan kegiatan yang realitas dengan mengantisipasi perkembangan masa

depan.

1. Filosofi Perencanaan Teknokrat

a. Dilaksanakan oleh kelompok teknorat;

b. Keberadaan dimensi politik sebagai elemen yang secara signifikan

mempengaruhi proses dan hasil perencanaan;

c. Perencanaan dipersepsikan menjadi sebagai alat pengambilan keputusan yang

bebas nilai dan tidak ada urusannya dengan kepentingan dan proses politik yang

dilakukan oleh para politikus dan pengambil keputusan. Politik sebagai elemen

bebas yang menganggu keseimbangan dalam proses perencanaan yang terjadi;

d. Menempatkan masyarakat sebagai objek rekayasa dan politik sebagai sebuah

elemen irasional dan varian yang harus dihindari;

e. Produk perencanaan memiliki posisi yang sangat signifikan dalam

mentransformasi masyarakat.

2. Filosofi Perencanaan Partisipatif

Menekankan adanya peran serta aktif dari masyarakat dalam merencanakan

pembangunan mulai dari pengenalan wilayah, pengidentifikasian masalah sampai

penentuan skala prioritas.

Page 8: PENGERTIAN PERENCANAAN

3. Filosofi Perencanaan top down

a. Dilaksanakan oleh sekelompok elite politik;

b. Melibatkan lebih banyak teknokrat;

c. Mengandalkan otoritas dan diskresi;

d. Mempunyai argumen untuk meningkatkan efisiensi, penegakan peraturan,

konsistensi input-target-output, dan publik/ masyarakat masih sulit dilibatkan.

4. Filosofi Perencanaan bottom up

a. Dilaksanakan secara kolektif;

b. Mengandalkan persuasi;

c. Mempunyai argumen untuk meningkatkan efektivitas, meningkatkan kinerja

(performance, outcome), merupakan social virtue (kearifan sosial), serta

masyarakat diasumsikan sudah paham hak-hak dan apa yang mereka butuhkan.

PEMBANGUNAN BERKEADILANPosted: 22 Juni 2011 by artmefa in Artikel Tag:Inpes 3, Pembangunan Berkeadilan

0

Inpres tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menginstruksikan para pejabat terkait untuk mengambil langkah-langkah yang

Page 9: PENGERTIAN PERENCANAAN

diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka

pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan, yang meliputi

program prorakyat, keadilan untuk semua, dan pencapaian tujuan pembangunan

millennium (MDG’s).

Dalam Instruksi Presiden (Inpres)

Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan disebutkan

bahwa program prorakyat difokuskan pada program penanggulangan kemiskinan

berbasis keluarga; program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat; dan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

usaha mikro dan kecil.

Sementara program keadilan untuk semua fokus pada program keadilan bagi anak;

program keadilan bagi perempuan; program keadilan di bidang ketenagakerjaan;

program keadilan di bidang bantuan hukum; program keadilan di bidang reformasi

hukum dan peradilan; dan program keadlan bagi kelompok miskin dan

terpinggirkan.

Untuk program pencapaian tujuan pembangunan millennium fokus pada sejumlah

program. Antara lain, program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan; program

pencapaian pendidikan dasar untuk semua; program pencapaian kesetaraan

gender dan pemberdayaan perempuan; program penurunan angka kematian anak;

dan program kesehatan ibu.

Pengambilan langkah-langkah pelaksanaan program itu berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, dan merujuk pada hasil

Rapat Kerja Presiden dengan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur dan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi se-Indonesia, serta hasil diskusi

yang mendalam dengan para pakar, perwakilan dunia usaha, dan pemangku

kepentingan lainnya pada 19-21 April 2010 di Istana Tampak Siring, Bali.

Inpres yang berlaku mulai 21 April 2010 itu menginstruksikan para Menteri

Koordinator (Menko) untuk mengoordinasikan program-program

kementerian/lembaga yang berada di bawah ruang lingkup tugas dan koordinasi

masing-masing.

Page 10: PENGERTIAN PERENCANAAN

Para Menko itu melaporkan secara berkala hasil koordinasi pelaksanaan program-

program kepada Presiden dalam Sidang Kabinet.

Sementara para Menteri dan Kepala Lembaga yang bertindak sebagai penanggung

jawab pelaksanaan program-program, diinstruksikan mengoordinasikan

pelaksanaan program-program tersebut sesuai tugas dan tanggung jawab masing-

masing.

Sedangkan para gubernur diinstruksikan untuk melaksanakan program-program

yang menjadi tanggung jawabnya, dan mengoordinasikan bupati/walikota dalam

pelaksanaan program –program di wilayahnya masing-masing. (ra)

Tiga Arahan Menuju Pembangunan Berkeadilan

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Mewujudkan masyarakat adil dan makmur

adalah tugas suci yang diemban semua pemimpin, siapa pun orangnya, di

Indonesia. Rezim boleh berganti, tapi tugas suci itu tak pernah berubah.

Masyarakat akan makmur bila pembangunan merata. Agar memenuhi unsur

keadilan, pembangunan tersebut haruslah pembangunan berkeadilan. Hal itu

mendapat perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rapat Kerja

Presiden, yang berlangsung sejak Senin (19/4) hingga Rabu (21/4).

Ada tiga arahan SBY menyangkut pembangunan berkeadilan tersebut. Pertama,

mengatasi masalah sosial dari sisi hulu. Ada prakondisi yang membuat berbagai

persoalan itu muncul ke permukaan seperti kemiskinan yang absolut, masalah

kerusakan lingkungan hidup, dan juga keterbelakangan wilayah. “Kita harus

mengatasi masalah riil masyarakat agar tak menimbulkan persoalan baru,” kata

Presiden.

Kedua, sisi pencegahan juga sangat penting. Pendidikan harus menjamah seluruh

rumah tangga di Indonesia. tak hanya pendidikan melalui pusat-pusat pendidikan

seperti sekolah, melainkan juga pendidikan melalui berbagai bimbingan dan

penyuluhan agar ada perubahan gaya hidup.

“Keluarga Berencana juga harus sukses dan kita hidupkan kembali,” ucapnya.

Page 11: PENGERTIAN PERENCANAAN

Dia mengingatkan, jangan sampai keluarga-keluarga yang terus tumbuh tanpa

rencana pada akhirnya nanti malah menghasilkan anak telantar, anak yang

bermasalah dengan hukum, atau juga anak yang terjerat narkoba. Selain

meningkatkan penghasilan, aparat Pemerintah juga harus mengusahakan supaya

keluarga di Indonesia mengetahui gaya hidup yang benar.

Ketiga, membuat langkah-langkah efektif untuk mengatasi masalah yang sudah

banyak di Indonesia. “Anggaran Pemerintah harus didistribusikan dengan tepat

sasaran dan tepat tujuan untuk menangani masalah secara efektif,” kata Presiden.

Pembangunan ekonomi juga harus menyentuh sampai ke desa-desa. Dukungan

pada usaha kecil dan menengah, misalnya, bisa menjadi langkah awal untuk

memperbaiki situasi.

“Jangan lupa ada juga program-program kemanusiaan dari dunia usaha yang bisa

berperan,” Presiden menjelaskan.

Menurut SBY, ketiga arahan itu penting agar pembangunan kita tidak sekadar

mengejar angka-angka makro seperti pendapatan per kapita. Harus ada intervensi

negara untuk menghasilkan pembangunan yang berkualitas dan berkeadilan.

“Kita harus membuat program yang tepat karena masih banyak warga negara yang

memiliki masalah sosial. Ini adalah amanah bagi kita untuk menanganinya dengan

baik. Kita harus memotret secara lebih tajam ke dalam kelompok-kelompok yang

tertinggal dan bermasalah,” SBY memaparkan.

Selain ketiga arahan tersebut, Presiden juga memberi 10 arahan di bidang

pembangunan ekonomi.

1. Pertumbuhan pembangunan ekonomi harus lebih tinggi.

2. Pengangguran harus menurun dengan menciptakan lapangan kerja lebih banyak.

3. Tingkat kemiskinan harus semakin menurun.

4. Pendapatan per kapita harus meningkat.

5. Stabilitas ekonomi terjaga.

6. Pembiayaan (financing) dari dalam negeri harus kuat dan meningkat.

7. Ketahanan pangan dan air meningkat.

Page 12: PENGERTIAN PERENCANAAN

8. Ketahanan energi meningkat.

9. Daya saing ekonomi harus semakin meningkat.

10. Memperkuat green economy atau ekonomi ramah lingkungan.

Presiden memberikan arahan ini setelah menimbang bahwa ekonomi Indonesia

saat ini memiliki peluang besar untuk tumbuh lebih cepat. Setidaknya, Presiden

mencatat ada lima peluang yang harus kita manfaatkan.

Pertama, pertumbuhan ekonomi Asia Timur sedang tinggi, bahkan yang tertinggi di

dunia. “Yang saya maksud di sini adalah Asia Timur dalam arti luas, termasuk India,

ASEAN, Australia, dan Selandia Baru,” kata Presiden SBY.

Kedua, ekonomi indonesia sudah terintegrasi dengan kawasan yang sedang

tumbuh pesat tadi. “Ini adalah pendekatan geo-ekonomi,” Presiden menambahkan.

Ketiga, Indonesia punya modal yang luar biasa berupa daya tahan ekonomi yang

sangat kuat. Itu terbukti pada saat dunia mengalami krisis ekonomi kita masih

tetap tumbuh positif sebesar 4,5% tahun 2009 lalu.

Keempat, kapasitas dan potensi ekonomi secara nasional yang masih besar.

Potensi kewilayahan, industri, pertanian, dan sektor jasa di Indonesia masih bisa

berkembang lebih tinggi lagi.

Kelima, kita bisa menikmati pertumbuhan di masa sulit kendati masih ada banyak

masalah internal yang menghambat atau bottlenecking. Berbagai masalah internal

itu termasuk pula ekonomi biaya tinggi maupun iklim investasi yang belum optimal.

“Artinya, masih ada ruang untuk tumbuh lebih besar. Maka saya optimistis jika

masalah internal itu bisa kita atasi, Indonesia akan tumbuh lebih cepat lagi,” tutur

Presiden. (ra)

PEMBANGUNAN BERKEADILANPosted: 22 Juni 2011 by artmefa in Artikel Tag:Inpes 3, Pembangunan Berkeadilan

0

Page 13: PENGERTIAN PERENCANAAN

Inpres tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menginstruksikan para pejabat terkait untuk mengambil langkah-langkah yang

diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka

pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan, yang meliputi

program prorakyat, keadilan untuk semua, dan pencapaian tujuan pembangunan

millennium (MDG’s).

Dalam Instruksi Presiden (Inpres)

Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan disebutkan

bahwa program prorakyat difokuskan pada program penanggulangan kemiskinan

berbasis keluarga; program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat; dan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

usaha mikro dan kecil.

Sementara program keadilan untuk semua fokus pada program keadilan bagi anak;

program keadilan bagi perempuan; program keadilan di bidang ketenagakerjaan;

program keadilan di bidang bantuan hukum; program keadilan di bidang reformasi

hukum dan peradilan; dan program keadlan bagi kelompok miskin dan

terpinggirkan.

Untuk program pencapaian tujuan pembangunan millennium fokus pada sejumlah

program. Antara lain, program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan; program

pencapaian pendidikan dasar untuk semua; program pencapaian kesetaraan

gender dan pemberdayaan perempuan; program penurunan angka kematian anak;

dan program kesehatan ibu.

Page 14: PENGERTIAN PERENCANAAN

Pengambilan langkah-langkah pelaksanaan program itu berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, dan merujuk pada hasil

Rapat Kerja Presiden dengan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur dan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi se-Indonesia, serta hasil diskusi

yang mendalam dengan para pakar, perwakilan dunia usaha, dan pemangku

kepentingan lainnya pada 19-21 April 2010 di Istana Tampak Siring, Bali.

Inpres yang berlaku mulai 21 April 2010 itu menginstruksikan para Menteri

Koordinator (Menko) untuk mengoordinasikan program-program

kementerian/lembaga yang berada di bawah ruang lingkup tugas dan koordinasi

masing-masing.

Para Menko itu melaporkan secara berkala hasil koordinasi pelaksanaan program-

program kepada Presiden dalam Sidang Kabinet.

Sementara para Menteri dan Kepala Lembaga yang bertindak sebagai penanggung

jawab pelaksanaan program-program, diinstruksikan mengoordinasikan

pelaksanaan program-program tersebut sesuai tugas dan tanggung jawab masing-

masing.

Sedangkan para gubernur diinstruksikan untuk melaksanakan program-program

yang menjadi tanggung jawabnya, dan mengoordinasikan bupati/walikota dalam

pelaksanaan program –program di wilayahnya masing-masing. (ra)

Tiga Arahan Menuju Pembangunan Berkeadilan

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Mewujudkan masyarakat adil dan makmur

adalah tugas suci yang diemban semua pemimpin, siapa pun orangnya, di

Indonesia. Rezim boleh berganti, tapi tugas suci itu tak pernah berubah.

Masyarakat akan makmur bila pembangunan merata. Agar memenuhi unsur

keadilan, pembangunan tersebut haruslah pembangunan berkeadilan. Hal itu

mendapat perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rapat Kerja

Presiden, yang berlangsung sejak Senin (19/4) hingga Rabu (21/4).

Ada tiga arahan SBY menyangkut pembangunan berkeadilan tersebut. Pertama,

mengatasi masalah sosial dari sisi hulu. Ada prakondisi yang membuat berbagai

Page 15: PENGERTIAN PERENCANAAN

persoalan itu muncul ke permukaan seperti kemiskinan yang absolut, masalah

kerusakan lingkungan hidup, dan juga keterbelakangan wilayah. “Kita harus

mengatasi masalah riil masyarakat agar tak menimbulkan persoalan baru,” kata

Presiden.

Kedua, sisi pencegahan juga sangat penting. Pendidikan harus menjamah seluruh

rumah tangga di Indonesia. tak hanya pendidikan melalui pusat-pusat pendidikan

seperti sekolah, melainkan juga pendidikan melalui berbagai bimbingan dan

penyuluhan agar ada perubahan gaya hidup.

“Keluarga Berencana juga harus sukses dan kita hidupkan kembali,” ucapnya.

Dia mengingatkan, jangan sampai keluarga-keluarga yang terus tumbuh tanpa

rencana pada akhirnya nanti malah menghasilkan anak telantar, anak yang

bermasalah dengan hukum, atau juga anak yang terjerat narkoba. Selain

meningkatkan penghasilan, aparat Pemerintah juga harus mengusahakan supaya

keluarga di Indonesia mengetahui gaya hidup yang benar.

Ketiga, membuat langkah-langkah efektif untuk mengatasi masalah yang sudah

banyak di Indonesia. “Anggaran Pemerintah harus didistribusikan dengan tepat

sasaran dan tepat tujuan untuk menangani masalah secara efektif,” kata Presiden.

Pembangunan ekonomi juga harus menyentuh sampai ke desa-desa. Dukungan

pada usaha kecil dan menengah, misalnya, bisa menjadi langkah awal untuk

memperbaiki situasi.

“Jangan lupa ada juga program-program kemanusiaan dari dunia usaha yang bisa

berperan,” Presiden menjelaskan.

Menurut SBY, ketiga arahan itu penting agar pembangunan kita tidak sekadar

mengejar angka-angka makro seperti pendapatan per kapita. Harus ada intervensi

negara untuk menghasilkan pembangunan yang berkualitas dan berkeadilan.

“Kita harus membuat program yang tepat karena masih banyak warga negara yang

memiliki masalah sosial. Ini adalah amanah bagi kita untuk menanganinya dengan

Page 16: PENGERTIAN PERENCANAAN

baik. Kita harus memotret secara lebih tajam ke dalam kelompok-kelompok yang

tertinggal dan bermasalah,” SBY memaparkan.

Selain ketiga arahan tersebut, Presiden juga memberi 10 arahan di bidang

pembangunan ekonomi.

1. Pertumbuhan pembangunan ekonomi harus lebih tinggi.

2. Pengangguran harus menurun dengan menciptakan lapangan kerja lebih banyak.

3. Tingkat kemiskinan harus semakin menurun.

4. Pendapatan per kapita harus meningkat.

5. Stabilitas ekonomi terjaga.

6. Pembiayaan (financing) dari dalam negeri harus kuat dan meningkat.

7. Ketahanan pangan dan air meningkat.

8. Ketahanan energi meningkat.

9. Daya saing ekonomi harus semakin meningkat.

10. Memperkuat green economy atau ekonomi ramah lingkungan.

Presiden memberikan arahan ini setelah menimbang bahwa ekonomi Indonesia

saat ini memiliki peluang besar untuk tumbuh lebih cepat. Setidaknya, Presiden

mencatat ada lima peluang yang harus kita manfaatkan.

Pertama, pertumbuhan ekonomi Asia Timur sedang tinggi, bahkan yang tertinggi di

dunia. “Yang saya maksud di sini adalah Asia Timur dalam arti luas, termasuk India,

ASEAN, Australia, dan Selandia Baru,” kata Presiden SBY.

Kedua, ekonomi indonesia sudah terintegrasi dengan kawasan yang sedang

tumbuh pesat tadi. “Ini adalah pendekatan geo-ekonomi,” Presiden menambahkan.

Ketiga, Indonesia punya modal yang luar biasa berupa daya tahan ekonomi yang

sangat kuat. Itu terbukti pada saat dunia mengalami krisis ekonomi kita masih

tetap tumbuh positif sebesar 4,5% tahun 2009 lalu.

Keempat, kapasitas dan potensi ekonomi secara nasional yang masih besar.

Potensi kewilayahan, industri, pertanian, dan sektor jasa di Indonesia masih bisa

berkembang lebih tinggi lagi.

Page 17: PENGERTIAN PERENCANAAN

Kelima, kita bisa menikmati pertumbuhan di masa sulit kendati masih ada banyak

masalah internal yang menghambat atau bottlenecking. Berbagai masalah internal

itu termasuk pula ekonomi biaya tinggi maupun iklim investasi yang belum optimal.

“Artinya, masih ada ruang untuk tumbuh lebih besar. Maka saya optimistis jika

masalah internal itu bisa kita atasi, Indonesia akan tumbuh lebih cepat lagi,” tutur

Presiden. (ra)

Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Pada Maret 2010 Mencapai 31,02 Juta OrangPosted: 22 Juni 2011 by artmefa in Artikel

0

kemiskinan

Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di

bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2010 mencapai 31,02 juta

(13,33 persen), turun 1,51 juta dibandingkan dengan penduduk miskin pada

Maret 2009 yang sebesar 32,53 juta (14,15 persen).

Selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan

berkurang 0,81 juta (dari 11,91 juta pada Maret 2009 menjadi 11,10 juta pada

Maret 2010), sementara di daerah perdesaan berkurang 0,69 juta orang (dari 20,62

juta pada Maret 2009 menjadi 19,93 juta pada Maret 2010).

Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak

berubah selama periode ini. Pada Maret 2009, 63,38 persen penduduk miskin

berada di daerah perdesaan, sedangkan pada Maret 2010 sebesar 64,23 persen.

Page 18: PENGERTIAN PERENCANAAN

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar

dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan,

dan kesehatan). Pada Maret 2010, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap

Garis Kemiskinan sebesar 73,5 persen, sedangkan pada Maret 2009 sebesar 73,6

persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah

beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, bawang

merah, kopi, dan tahu. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan,

listrik, angkutan, dan pendidikan.

Pada periode Maret 2009-Maret 2010, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini

mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung

semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk

miskin juga semakin menyempit.

info lengkap : kemiskinan