Upload
lhya-baha
View
6.242
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Pengertian Perencanaan PendidikanPerencanaan pendidikan adalah proses
menetapkan keputusan yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang akan diberdayakan, dan teknik/metode yang dipilih secara tepat untuk melaksanakan tindakan selama kurun waktu tertentu agar penyelengaraan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan bermutu.
Teori Perencanaan Pendidikan Menurut Hudson dalam Tanner dalam Maswarita (2010), teori perencanaan meliputi, antara lain: synoptic, incremental, transactive, advocacy, dan radikal. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
Teori Perencanaan Pendidikan
Disebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi.
Teori Synoptic
pengenalan masalah, mengestimasi ruang lingkup problem mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian
spesifik.
Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi :
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.
Teori SITAR Teori Radikal Teori Advocacy
Lanjutan......
Menjamin agar perubahan atau tujuan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
Mendukung koordinaasi antar pelaku sekolah. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
baik antarpelaku sekolah, antarasekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan.
Mengoptimalkan oeran warga sekolah an masyarakat. Menjamin tercapainya penggunaan secara efisien,
efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Menurut Depdiknas (2006) menjelaskan bahwa perencanaan dilingkup sekolah bertujuan untuk:
Pertumbuhan penduduk. Partisipasi dalam pendidikan ( yakni dengan
menghitung prosentase penduduk yang bersekolah).
Arus murid dari kelas satu ke kelas yang lebih tinggi dan dari satu tingkat ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi ( misalnya dari SD ke SLTP ke SMA dan keperguruan tinggi).
Pilihan atau keinginan masyarakat dari individu tentang jenis-jenis pendidikan.
Perencanaan pendidikan dengan pendekatan kebutuhan sosial harus memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang dengan menganalisa:
Pendekatan Nilai Balik.......Pendidikan ini hanya diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan yang relatif pasti, baik bagi penyelenggara maupun peserta didik. Contohnya PSG (Pendidikan Sistem Ganda), program MBS, pembukaan sekolah-sekolah Magister Manajemen, Magister Bisnis Administrasi, dan kursus-kursus dan lainnya.
perencanaan pendidikan yang mengarah pada pendekatan tenaga kerja adalah program life skills di sekolah......
Pendekatan Sistem.......Bahwa perencanaa pendidikan difokuskan pada organisasi sebagai sistem yang memiliki komponen-komponen yang saling mengaplikasikan cara berpikir sistem dalam melihat suatu objek yang kita hadapi. Contoh perenanaan sekolah efektif, program peningkatan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Lanjutan..........
Memperbaiki hasil pendidikan Membawa perubahan yang lebih baik Demand driven Menyeluruh Keterkaitan dengan (Rencana Pendidikan Dinas Provinsi, Renstrada,
Rapetada, dan sebagainya) Partisipasi Keterwakilan Data driven Realistis sesuia dengan analisis SWOT Mendasarkan pada review dan evaluasi Keterpaduan Holistik/tersistem Transparansi Keterkaitan serta kesepadanan dengan rencana-rencana instansi
terkait.
Depdiknasa 2006 merinci perencanaan pendidikan yaitu:
Signifikansi Fesibility: rencana yang dibuat harus ditetapkan petunjuknya dan
didasarkan pada situasi analisis dan prosedur yang sesuai. Relevansi: pengkatan penggunaan teknologi dan teknik perencanaan
yang canggih telah memperluas konsep relevansi. Kepastian: perhitungan yang tepat harus diidentifikasi dengan
memperhitungan segala penyimpangan untuk dijadikan bahan pertimbangan.
Penghematan: dirancang dalam kerangka yang sederhana dan meningkatkan kepekaan untuk meningkatka interaksi antar komponen.
Adaptabilitas: suatu perencanaan yang lengkap, deviasi dalam perencanaan sedapat mungkin dikurangi hingga tujuan ditetapkan dapat dicapai dengan proses yang bervariasi.
Waktu: merupaka faktor penting, perhatikan siklus-siklus alami pada aspek-aspek yang dirancang.
Monitoring: meliputi penetapan kriteria pendidikan untuk melihat apakah yang direncanakan sudah dilaksanakan secara efisien atau belum.
Subject matter: substansi apa yang sedang direncanakan dikembangkan oleh Mc Clure seperti: tujuan dan sasaran, program dan layanan, SDM, sumber daya fisik, financial, dll.
Sedangkan Banghart dan Trull (1973:10-11) mengungkapkan dimensi sebagai prinsip perencanaan pendidikan sebaga berikut:
Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi paling atas ke bawah (top down planning)
Perencanaan dimulai dari tingkat organisasi paling bawah ke atas (bottom-up down planning)
Diagonal-horizontal planning Rolling plan Gabungan top down dan bottom-up
planning Perencanaan strategis Perencanaan operasional
Jenis perencanaan menurut Djam’an Satori (1999)adalah terdiri atas:
Perencanaan mikro adalah: ditujuakan secara khusus untuk memperbaiki kinerja individu atau kelompok kecil individu. contoh silabus, rencana pengajaran
Perencanaan messo adalah ditujukan secara khusus untuk memperbaiki kinerja organisasi atau satuan pendidikan seperti rencana sekolah dan rencana pengembangan mutu SD, SMP, SMA/SMK dinas Pendidikan Kab/Kota. Rencana sekolah seperti Rencana Tahunan Sekolah.
Perencanaan makro adalah suatu perencanaan pada level top organisasi yang menjadi rujukan perencanaan mikro dan messo. Perencanaan makro ditujukan secara khusus untuk memperbaiki organisasi secara luas. Contoh: perencanaan strategi Departemen Pendidikan Nasional, Provinsi dan Kota/Kab.
lingkup perencanaan terdiri dari: perencanaan mikro, messo dan makro.
Menetukan masalah perencanaan pendidikan; mencakup:
1). Gambaran ruang lingkup permasalahan2). Mempelajari apa yang telah terjadi3). Menetapkan apa yang ada dan yang
seharusnya ada/kenyataan dan harapan4). Sumber-sumber dan keterbatasannya5). Mengembangkan bagian-bagian
perencanaan dan prioritasnya.
Tahap yang dikembangkan Bangrhart dan Trull (1973) adalah:
Analisis masalah perencanaan; mencakup:
1). Mengkaji permasalahan dan sub masalah 2). Pengumpulan dan tabulasi data
3). Meramalkan dan memproyeksikan
Lanjutan....
Konsep dan desain perencanaan; mencakup:
1). Identifikasi kecenderung yang ada
2). Merumuskan tujuan umum dan khusus
3). Menyusun rencana
Lanjutan....
Evaluasi rencana; mencakup:
1). Simulasi rencana
2). Evaluasi rencana
3). Memilih rencana
Lanjutan......
Spesifikasi/merumuskan rencana; mencakup:
1). Merumuskan masalah
2). Menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draf atau rencana akhir
Lanjutan.....
Implementasi rencana; mencakup: 1). Persiapan rencana operasional
2). Persetujuan dan pengesahan rencana
3). Mengatur aparat organisasi
Lanjutan.....