11
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Pernikahan Dalam Islam ) S1 PEND. TEKNIK ELEKTRO / 2013 / B NAMA KELOMPOK : 1. MALA IKLIMAH ( 135514035 ) 2. RUDY ADITYA P. ( 135514037 ) 3. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Pengertian Pernikahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aturan pernikahan dalam islam

Citation preview

Page 1: Pengertian Pernikahan

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

( Pernikahan Dalam Islam )

S1 PEND. TEKNIK ELEKTRO / 2013 / B

NAMA KELOMPOK :

1. MALA IKLIMAH ( 135514035 )2. RUDY ADITYA P. ( 135514037 )3.

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO2014

Page 2: Pengertian Pernikahan

A. Pengertian Pernikahan

Pernikahan atau nikah menurut bahasa ialah berkumpul dan bercampur. Menurut istilah

syarak pula ialah Ijab dan Qabul (‘aqad) yang menghalalkan persetubuhan antara lelaki

dan perempuan yang diucapkan oleh kata-kata yang menunjukkan nikah, menurut

peraturan yang ditentukan oleh Islam. Perkataan zawaj digunakan di dalam al-Quran

bermaksud pasangan dalam penggunaannya perkataan ini bermaksud pernikahan Allah

s.w.t. menjadikan manusia itu berpasang-pasangan, menghalalkan pernikahan dan

mengharamkan zina.

B. Syarat dan Rukun Nikah

Rukun nikah :

1. Adanya pengantin laki-laki.

Syarat nikah :

Tidak dipaksa atau terpaksa

Tidak beristri empat orang

Bukan muhrim mempelai perempuan

Tidak mempunyai istri yang haram di madu dengan bakal istrinya

Tidak sedang berihram haji atau umroh

Beragama islam

2. Adanya pengantin Perempuan

Syarat nikah :

Telah mendapat izin dari walinya

Bukan muhrim pengantin laki-laki

Tidak bersuami atau tidak sedang iddah

Belum pernah dili’an

Jelas orangnya

Bukan sedang berihram haji atau umroh

Beragama islam

3. Adanya sighat (kalimat akad)

Syarat Sighat :

Terdiri dari ijab adalah pernyataan wali perempuan ,ijab dapat dilakukan oleh

naibul wali.

Kabul adalah jawaban dari mempelai laki-laki

4. Wali

Syarat Wali :

Islam, bukan kafir dan murtad

Page 3: Pengertian Pernikahan

Lelaki dan bukannya perempuan

Baligh

Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan

Bukan dalam ihram haji atau umrah

Tidak fasik

Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya

Merdeka

Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya

Syarat Orang yang bisa menjadi Wali :

Ayah

Kakek

Saudara laki-laki seibu sebapak

Anak laki-laki saudara sekandung

Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak

Paman daari pihak bapak

Anak laki-laki dari paman dari pihak bapak

Hakim

Jenis-jenis Wali :

Wali mujbir: Wali dari bapa sendiri atau datuk sebelah bapa (bapa kepada

bapa) mempunyai kuasa mewalikan pernikahan anak perempuannya atau

cucu perempuannya dengan persetujuannya atau tidak (sebaiknya perlu

mendapatkan kerelaan bakal isteri yang hendak dinikahkan)

Wali aqrab: Wali terdekat mengikut susunan yang layak dan berhak menjadi

wali

Wali ab’ad: Wali yang jauh sedikit mengikut susunan yang layak menjadi

wali, jika ketiadaan wali aqrab berkenaan. Wali ab’ad ini akan berpindah

kepada wali ab’ad lain seterusnya mengikut susunan tersebut jika tiada yang

terdekat lagi.

Wali raja/hakim: Wali yang diberi kuasa atau ditauliahkan oleh pemerintah

atau pihak berkuasa negeri kepada orang yang telah dilantik menjalankan

tugas ini dengan sebab-sebab tertentu

5. Mas kawin (mahar) : pemberian wajib suami kepada istri dengan sebab pernikahan,

pemberian itu berupa uang , benda perhiasan , atau jasa seperti mengajar al-Qur’an.

Meskipun membayar mahar itu wajib hukumnya menyebutnya dalam akad

Page 4: Pengertian Pernikahan

hukumnya sunat. Mahar boleh dibayar secara tunai boleh juga dibayar kemudian

(utang) dan boleh sebagian lagi diutang.

Jenis mahar

Mahar misil : mahar saudara perempuan yang telah menikah sebelumnya

Mahar muthamma : mahar yang dinilai berdasarkan keadaan, kedudukan, atau

ditentukan oleh perempuan atau walinya.

6. Saksi-saksi

Syarat saksi :

Minimal da dua orang saksi yang adil (sesuai HR.Ahmad)

Islam

Berakal

Baligh

Lelaki

Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul

Dapat mendengar, melihat dan bercakap

Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan

dosa-dosa kecil)

Merdeka

C. Hukum Nikah

Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga boleh menjatuhkan

ke lembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang mampu.disini

mampu bermaksud ia mampu membayar mahar(mas berkahminan/dower) dan

mampu nafkah kepad bakal isterinya. Dalam permasalahan ini boleh didahulukan

pernikahan dari naik haji kerana gusar penzinaan akan berlaku, tetapi jika dapat

dikawal nafsu, maka ibadat haji yang wajib perlu didahulukan kerana beliau seorang

yang berkemampuan dalam segala aspek.

Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.

Harus kepada orang yang tidak ada padanya galakan dan bantahan untuk menikah

dan ini merupakan hukum asal pernikahan

Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir

tetapi sekadar tidak memberi kemudaratan kepada isteri, sama ada ia kaya atau tiada

nafsu yang kuat

Page 5: Pengertian Pernikahan

Haram kepada orang yang tidak berkempuan untuk memberi nafkah batin dan lahir

dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan menikah serta akan

menganiaya isteri jika dia menikah.

D. Sebab Haram menikah

Perempuan yang diharamkan menikah oleh lelaki disebabkan keturunannya (haram

selamanya) dan ia dijelaskan dalam surah an-Nisa: Ayat 23 yang bermaksud,

“Diharamkan kepada kamu mengahwini ibu kamu, anak kamu, adik-beradik kamu,

emak saudara sebelah bapa, emak saudara sebelah ibu, anak saudara perempuan bagi

adik-beradik lelaki, dan anak saudara lelaki bagi adik-beradik perempuan.”:

o Ibu

o Nenek sebelah ibu mahupun bapa

o Anak perempuan & keturunannya

o Adik-beradik perempuan seibu sebapa atau sebapa atau seibu

o Anak perempuan kepada adik-beradik kandung

lelaki mahupun perempuan, iaitu semua anak saudara perempuan

o Emak saudara sebelah bapa (adik-beradik bapa)

o Emak saudara sebelah ibu (adik-beradik ibu)

Perempuan yang diharamkan menikah oleh lelaki disebabkan oleh susuan ialah:

o Ibu susuan

o Nenek dari sebelah ibu susuan

o Adik-beradik perempuan susuan

o Anak perempuan kepada adik-beradik susuan lelaki atau perempuan

o Emak saudara sebelah ibu susuan atau bapa susuan

Perempuan mahram bagi lelaki kerana persemendaan ialah:

o Ibu mentua dan ke atas

o Ibu tiri

o Nenek tiri

o Menantu perempuan

o Anak tiri perempuan dan keturunannya

o Adik ipar perempuan dan keturunannya

o Emak saudara kepada isteri

Anak saudara perempuan kepada isteri dan keturunannya

Page 6: Pengertian Pernikahan

E. Pemilihan Calon

Islam ada menggariskan beberapa ciri-ciri bakal suami dan bakal isteri yang

dituntut di dalam Islam. Namun, ia hanyalah panduan dan tiada paksaan untuk mengikut

panduan-panduan ini.

Ciri-ciri bakal suami

1. beriman & bertaqwa kepada Allah s.w.t

2. bertanggungjawab terhadap semua benda

3. memiliki akhlak-akhlak yang terpuji

4. berilmu agama agar dapat membimbing bakal isteri dan anak-anak ke jalan yang

benar

5. tidak berpenyakit yang berat seperti gila, AIDS dan sebagainya

6. rajin berusaha untuk kebaikan rumahtangga seperti mencari rezeki yang halal

untuk kebahagiaan keluarga.

Ciri-ciri bakal isteri

1. beriman & solehah

2. rupa paras yang sedap mata memandang, dapat menyejukkan hati suami

3. memiliki akhlak-akhlak yang terpuji

4. menentukan mas kawin yang rendah

5. wanita yang subur

6. berasal dari keturunan yang baik

7. bukan keturunan terdekat

8. tidak memandang harta semata-mata

F. Ragam Pernikahan di Masyarakat

A. Nikah Yang Diperbolehkan

1. Nikah sirri

Nikah sirri adalah nikah nyang dirahasiakan hanya diketahui oleh pihak

yang terkait dalam pernikahan, pada akad ini saksi , wali , mempelai diminta

merahasiakan pernikahan itu.

Efek nikah sirri :

a. Istri tidak bisa menggugat suami, apabila ditinggalkan suami.

b. Penyelesaian kasus gugatan nikah sirri, hanya bisa diselesaikan melalui

hukum adat, tidak bisa di pengadilan agama.

Page 7: Pengertian Pernikahan

c. Pernikahan sirri tidak termasuk perjanjian kuat karena tidak tercatat dalam

hukum.

d. Apabila memiliki anak , maka anak tersebut tidak memiliki status, seperti

akta kelahiran.

e. Istri tdak mendapat tunjangan dari suami meninggal seperti tunjangan jasa

raharja dan tunjangan perkawinan.

f. Anak dan istri terancam tidak memperoleh hak waris.

2. Poligami

Syarat dibolehkan poligami , ketika :

a. Istri tidak dapat menjalankan kewajiban.

b. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan

c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

Syarat suami yang dibolehkan poligami :

a. Suami mengajukan pernikahan poligami dengan alasan yang kuat kepada

pengadilan agama setempat.

b. Adanya persetujuan dari istri pertama.

c. Suami mampu memberi nafkah.

d. Adanya jaminan suami dapat berlaku adil

B. Nikah yang dilarang Agama

1. Nikah Mut’ah :

nikah mut’ah pernikahan dengan menyebutkan waktu tertentu , apabila

waktu perjanjian sudah habis maka pernikahan itu putus dengan sendirinya.

Tujuan pernikahan ini untuk hiburan, bersenang senang dan melampiaskan nafsu

semata.Nikah mut’ah dilarang sebab ada unsur pelecehan terhadap wanita

disamping itu mengakibatkan tekanan perasaan yang dapat membawa nilai

negative dalam kehidupan sosial.

2. Nikah shyighar

Yaitu pernikahan untuk makna menghilangkan beban mahar dari proses

akad nikah, dengan cara dua jodoh (empat orang) dengan menjadikan kedua anak

perempuannya itu sebagai mahar masing-masing. Ini merupakan salah satu

bentuk perkawinan dalam adat jahiliyah.

3. Nikah tahlil

Pernikahan untuk menghalalkan istri yang sudah terkena talak 3,

pernikahan ini haram karena apabila laki-laki kedua itu menikahi perempuan itu

Page 8: Pengertian Pernikahan

bukan untuk tujuan menghalalkan dinikahi oleh bekas suaminya melainkan

bertujuan untuk membina rumah tangga sebagaimana perintah agama.

4. Pernikahan beda agama

Hukum orang islam menikah dengan non muslim yaitu :

a. Laki-laki muslim haram menikahi wanita non muslim.

b. Wanita muslim haram menikahi dengan laki-laki non muslim.

G.Hikmah Pernikahan

1. Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman

2. Memelihara kesucian diri

3. Melaksanakan tuntutan syariat

4. Menjaga keturunan

5. Sebagai media pendidikan: Islam begitu teliti dalam menyediakan persekitaran yang

sihat bagi membesarkan anak-anak.Kanak-kanak yang dibesarkan tanpa perhubungan

ibu bapa akan memudahkan si anak terjerumus dalam kegiatan tidak bermoral. Oleh

itu, institusi kekeluargaan yang disyorkan Islam dilihat medium yang sesuai sebagai

petunjuk dan pedoman kepada anak-anak

6. Mewujudkan kerjasama dan tanggungjawab

7. Dapat mengeratkan silaturahim