10
A. Pengertian Profesi Secar etimologi, istilah profesi berasal dari Bahasa Inggris yaitu profesion atau Bahasa Latin, profecus, yang artinya mengakui adanya pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyarakat pengetahuan teoritis sebagai istrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat. Kata profesionalisme merujuk pada dua hal, yaitu : 1. Orang yang memangku suatu profesi melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdikan diri pada pengguna jasa profesinya dengan penuh tanggung jawab. 2. Kinerja pemangku profesi dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Profesionalisme berarti bersifat profesional, yaitu para pemangku profesi memiliki sikap yang

Pengertian Profesi

Embed Size (px)

Citation preview

A. Pengertian ProfesiSecar etimologi, istilah profesi berasal dari Bahasa Inggris yaitu profesion atau Bahasa Latin, profecus, yang artinya mengakui adanya pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyarakat pengetahuan teoritis sebagai istrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.Profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat.Kata profesionalisme merujuk pada dua hal, yaitu :1. Orang yang memangku suatu profesi melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdikan diri pada pengguna jasa profesinya dengan penuh tanggung jawab.2. Kinerja pemangku profesi dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya.Profesionalisme berarti bersifat profesional, yaitu para pemangku profesi memiliki sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun melakukan pekerjaan yang sama dan/atau pada tempat yang sama. Profesionalisasi adalah proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para pemangku profesi untuk mencapai criteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu.

B. Syarat Syarat Profesi KeguruanNational Education Association, menyusun sejumlah syarat atau kriteria yang mesti ada dalam jabatan guru, yaitu :1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual2. Jabatan yang mengeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus3. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen6. Jabatan yang memerlukan baku (standarnya) sendiri7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat.Semiawan (1994) mengemukakan tingkat kemampuan profesional guru ke dalam tiga kategori, yaitu :1. Tenaga profesional, merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan sekurang kurangnya strata satu kependidikan atau sederajat yang memiliki kewenangan penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengendalian pendidikan/pengajaran.2. Tenaga semiprofesional, merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan tenaga kependidikan diploma tiga atau yang setera yang telah berwenang mengajar secara mandiri, tetapi masih harus melakukan konsultasi dengan tenaga kependidikan yang lebih tinggi jenjang profesionalnya, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, penilaian, maupun pengendalian pengajaran.3. Tenaga paraprofesional, merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan tenaga kependidikan diploma dua ke bawah, yang memerlukan pembinaan dalam perencanaan, penilaian, dan pengendalian pengajaran.

C. Sejarah Perkembangan Profesi KeguruanPada awalnya, orang orang yang diangkat sebagai guru belum berpendidikan khusus keguruan, dan secara perlahan lahan tenaga guru ditambah dengan mengangkat dari lulusan Sekolah Guru yang pertama kali didirikan di Solo pada tahun 1852.Karena kebutuhan guru yang semakin mendesak maka pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru, yaitu :1. Guru lulusan sekolah yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh2. Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi guru3. Guru bantu, yang lulus ujian guru bantu4. Guru yang dimagangkan kepada guru senior, yang merupakan calon guru5. Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang berasal dari warga yang pernah mengecap pendidikan.Sejalan dengan pendirian sekolah sekolah yang lebih tinggi tingkatnnya dari sekolah umum seperti Hollands Inlandse School (HIS), Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO), Hogere Burgeschool (HBS), dan Algemente Middlelbare School (AMS), secara berangsur angsur didirikan pula lembaga pendidikan guru; seperti Hogere Kweekschool (HKS) untuk guru HIS dan kursus Hoodfdacte (HA) untuk calon kepala sekolah. Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang dan awal kemerdekaan. Secara perlahan namun pasti, pendidikan guru meningkatkan jenjang kualifikasi dan mutunya.Dalam sejarah pendidikan guru di Indonesia, guru pernah mempunyai status wibawa yang disegani, dan dianggap sebagai orang yang serba mengetahui. Peran guru ketika itu tidak hanya mendidik anak di sekolah, tapi juga mendidik masyarakat. Guru menjadi tempat bagi masyarakat untuk bertanya, baik masalah pribadi maupun masalah sosial yang lebih luas.Namun demikian status dan kewibawaan guru yang tinggi tersebut mulai memudar sejalan dengan kemajuan zaman, perkembangan ilmu dan teknologi, kepedulian guru, serta besarnya imbalan atau jasa.D. Kode Etik Profesi KeguruanKode etik merupakan pernyataan pernyataan yang berisi persyaratan tindakan yang harus dilakukan dan tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh pihak pihak yang terkait dalam kegiatan layanan.Kode etik jabatan ialah pola ketentuan/aturan/tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi.Setiap profesi harus mempunyai kode etik, termasuk profesi guru mempunyai kode etik yang disebut Kode Etik Guru Indonesia. Pengertian tentang kode etik menurut Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok pokok kepegawaian, pasal 28 menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.Kode etik suatu profesi adalah norma norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam kehidupannya di masyarakat.Menurut Hermawan (1979), tujuan umum kode etik profesi adalah :1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya3. Untuk meningkatkan pengbdian para anggota profesi4. Untuk meningkatkan mutu profesi 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesiDasar dasar pedoman Guru Indonesia terpanggil untuk memenuhi karyanya, adalah :1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan6. Guru secara pribadi dan bersama sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial8. Guru secara bersama sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

E. Pengembangan Profesi Keguruan1. Kompetensi Profesi KeguruanDalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan dengan jelas bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan (pasal 39 ayat 1).Secara implicit dinyatakan bahwa guru (pendidik) adalah tenaga professional yang memiliki kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, menilai, dan membimbing pembelajar.Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah :1. Kompetensi professional berkaitan dengan kemampuan akademik, yaitu pengetahuan dan keterampilan tentang tugas tugas profesinya, seperti kemampuan merencanakan, melaksanakan, menilai dan membimbing dalam pembelajaran.2. Kompetensi personal dilandaskan pada aspek aspek kepribadian yang menunjang pelaksanaan tugas profesi keguruan, seperti respect, empathy, dan responship pada peserta didik.3. Kompetensi social berkaitan dengan kemampuan guru dalam melakukan social adjustment dalam masyarakat yang dapat memperlancar tugas dan membangun citra profesi.Seorang guru dinilai memiliki kompetensi professional apabila mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, mampu melaksanakan peran dengan berhasil, mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (pembelajaran), dan mampu melaksanakan perannnya dalam proses pembelajaran dalam kelas.Guru yang professional adalah guru yang memiliki :1. Kemampuan merencanakan pembelajaran2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran3. Kemampuan menilai pembelajaran4. Kemampuan membimbing pembelajaran

2. Pendidikan Profesi KeguruanPada umumnya pendidikan yang dilakukan untuk mengembangkan profesi guru terdiri dari dua jenis, yaitu :a. Pendidikan prajabatan (pre-service educations), merupakan pendidikan yang ditempuh sebelum seseorang menjadi guru. Jenis pendidikan ini bertujuan untuk menyiapkan calon guru dalam meniti karier dalam bidang pengajaran.b. Pendidikan dalam jabatan (in-service-educations), adalah jenis pendidikan yang ditempuh oleh guru sedang dalam melaksanakan jabatan dan dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi profesional dalam melaksanakan tugas profesinya. Pengembangan kompetensi ini dapat dilakukan melalui penataran, lokakarya, seminar atau bahkan jenjang pendidikan lanjutan.