121
1 Pengertian Sosiologi Pendidikan

Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

1

Pengertian Sosiologi Pendidikan

Page 2: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

2

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Didalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai ilmu

pengetahuan sendiri. Termasuk disini ialah kegiatan manusia untuk mendidik generasi-

generasi mudanya, ialah dengan memberikan, menundakan mewariskan kebudayaannya

kepada anak cucunya. Didalam karya mendidik inilah manusia berusaha untuk mengetahui

bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial,

dimana terjalin karya mendidik itu. Maka disini timbullah suatu cabang ilmu pengetahuan

ialah sosiologi pendidikan. Dewasa ini ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, terutama

dalam bidang teknologi modern, Ilmu sosiologipun tidak mau ketinggalan. Salah satu

diantaranya adalah Sosiologi Pendidikan. Ilmu ini masih sangat muda dan masih memerlukan

pembinaan, terutama dilingkungan akademis.

A. Pengertian Sosiologi Pendidikan

Ditinjau dari segi etimologisnya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua

perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan. Maka sepintas saja telah jelas bahwa didalam

sosiologi pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya ialah aspek-aspek sosiologi dalam

pendidikan.

Secara harfiah atau etimologis (defenisi nominal), Sosiologi berasal dari kata bahasa

Latin: Socius = teman, kawan, sahabat, dan Logos = ilmu pengetahuan.1

Jadi sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman/berkawan/bersahabat yang baik,

atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Sedangkan secara operasional (defenisis real),

beberapa pakar sosiologi mendefenisikan sebagai berikut:2

1. Sosiologi adalah studi tentang hubungan antara manusia (human relationship). (Alvin

Bertrand)

2. Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai

keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan

kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun

dinamis. (Mayor Polak.)

3. Sosiologi adalah ilmu masyarakat umum. (P.J. Bouwman.)

1 Ary H.Gunawan Sosiologi Pendidikan.PT Rhineka Cipta 2000.Hal:3.

2 Ibid.

Page 3: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

3

4. Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosialdan proses

social. (Selo Soemardjan dan soelaiman Soemardi.)

Istilah Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani yaitu paedagogie.

Paedagogie asal katanya PAIS yang artinya” Anak” dan AGAIN adalah “membimbing”. Jadi

paedagogie berati bimbingan yang diberikan kepada anak. Orang yang memberikan

bimbingan kepada anak disebut PAEDAOG. Dalam perkembangan istilah

pendidikan/paedagodie berarti Bimbingan atau pertolongan yang diberikann dengan sengaja

oleh orang dewasa agar dia menjadi dewasa.3

Kemudian selanjutnya dari beberapa pengertian dan istilah-istilah tentang sosiologi

dan pendidikan yang telah diuraikan di atas. Berikut ini beberapa pengertian dari sosiologi

pendidikan menurut beberapa ilmuan seperti:4

1. Menurut H.P Fairchild dalam bukunya “Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa :

Sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-

masalah pedidikan yang fundamental.

2. Menurut Prof. DR.S.Nasution, M.A.,Sosiologi pendidikan ialah ilmu yang berusaha

untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan

kepribadian individu agar lebih baik.

3. Menurut F.G. Robbins dan Brown, Sosiologi pendidikan ialah ilmu yang membicarakan

dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk

mendapatkan dan mengorganisasikan pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari

kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.

4. Menurut E.G. Payne, Sosiologi pendidikan ialah studi yang komprehensip tentang segala

aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.

B. Tujuan Sosiologi Pendidikan

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan dapat disebutkan beberapa konsep

tentang tujuan sosiologi pendidikan, yaitu sebagai berikut:5

1. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga,

sekolah, maupun masyarakat.

2. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial.

3. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat.

3Thohari. Diktat Ilmu Pendidikan.STAIR.2009/2010.Hal:2

4Ary H.Gunawan Sosiologi Pendidikan.PT Rhineka Cipta 2000.Hal:45.

5Ibid Hal 50-52.

Page 4: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

4

4. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang

terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial.

5. Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan.

6. Menurut E.G. Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama memberikan kepada guru-

guru (termasuk kepada peneliti dan siapapun yang terkait dalam pendidikan) latihan-

latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya

secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan.

7. Adapun tujuan daripada sosiologi pendidikan di Indonesia ialah :6

8. Berusaha memahami peranan sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat,

terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual.

9. Untuk memahami seberapaka jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya

untuk mengembangkan kepribadian anak.

10. Untuk mengetahui pembinaan ideologi Pancasila dan Kebudayaan nasional Indonesia

dilingkungan pendidikan dan pegajaran.

11. Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya agar

supaya pendidikan mempunyai kegunaan praktis dalam masyarakat, dan Negara

seluruhnya.

12. Untuk menyelidiki fator-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulir pertumbuhan

dan perkkembangan kepribadian anak.

13. Memberi sumumbangan yang positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

14. Memberi pegangan terhadap penggunaan sebagaiprinsif-prinsif sosiologi untuk

mengadakan sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.

C. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan

Masyarakat sebagai ruang lingkup pembahasan sosialogi :

Sosiologi disebut juga sebagai ilmu masyarakat atau ilmu yang membicarakan

masyarakat, maka diperlukan pengertian tentang masyarakat. Berikut adalah pengertian yang

diberikan oleh beberapa sosiologi.7

1. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan selalu berubah. (Mac Iver dan Page.)

2. Masyarakat adalah kesatuan hidup mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh suatu

system adat istiadat tertentu. (Koendjadiningrat).

6Abu Ahmadi Sosiologi Pendidikan.PT Adi Mahasatya.2007.hal:10-11.

7Ary H.Gunawan Sosiologi Pendidikan.PT Rhineka Cipta 2000.Hal:4.

Page 5: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

5

3. Masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

(Selosoemardjan dan Soelaiman Soemardi)

Menurut Soerjono Soekanto, ada 4 (Empat) unsur yang terdapat dalam masyarakat,

yaitu :

1. Adanya manusia yang hidup bersama, (Dua atau lebih).

2. Mereka bercampur untuk waktu yang cukup lama, yang menimbulkan sistem dan tata

cara pergaulan lainnya.

3. Memiliki kesadaran sebagai satu kesatuan.

4. Merupakan sistem kehidupan bersama yang menimbulkan kebudayaan.

D. Pokok-Pokok Penelitian Sosiologi Pendidikan

Menurut S. Nasution ada beberapa pokok penelitian sosiologi pendidikan yaitu:8

a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dengan masyarakat, meliputi:

1) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.

2) Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem

kekuasaan.

3) Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural, atau usaha

mempertahankan status.

4) Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat/status sosial.

5) Fungsi system pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dan

sebagainya.

b. Hubungan antar manusia dalam sekolah antara lai yaitu :

1) Hakikat kebudayaan sekolah,sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan diluar

sekolah.

2) Pola interaksi sosial atau stuktur masyarakat sekolah.

3) Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak disekolah.

d. Sekolah dalam masyarakat.

Menganalisis pola-pola interaksi antara sekolah dengan kelompok-kelompok sosial

lainnya dalam masyarakat disekitar.

8Ibid hal:3

Page 6: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

6

E. Kegunaan (Faedah) Sosiologi

Kegunaan atau faedah sosiologi untuk kehidupan sehari-hari yaitu :9

1. Untuk pekerjaan sosial, sosialogi gambaran/pengertian tentang berbagai problem sosial,

asal-usul atau sumber terjadinya, prosesnya, dan sebagainya. Dengan gambaran seperti in

imaka dapat dicari cara-cara pendekatan untuk mengatasi problem sosial secara cepat.

2. Untuk pembangunan pada umumnya, sosiologi memberikan penertian tentang

”masyarakat” secara luas, sehingga dengan gambaran tersebut para perencana dan

pelaksana pembangunan dapat mencari pola pembangunan yang paling sesuai agar

berhasil. Hal-hal yang dapat diketahui dari sosiologi untuk pelaksanaan pembangunan

antara lain:

a. Kebutuhan/tuntutan masyarakat setempat, sehingga pembangunan dapat sesual

dengan keadan nyata.

b. Startifikasi (pelapisan) sosial, dengan memahaminya dapat menentukan bagi lapisan

mana pembangunan akan dilakukan. Atau mau diapakan lapisan-lapisan sosial itu

dalam pembangunan.

c. Letak pusat-pusat kekuasan, dengan mengetahui di tangan siapa kekuasan berada,

maka usaha pembangunan akan mudah di gerakkan.

d. Sistem dan saluran-saluran komunikasi, dengan memahami hal ini maka ide-ide

pembangunan dapat sampaikepada anggota masyarakat, dan di terima dengan baik

oleh mereka, karena saluran lewat system dan saluran komunikasi yang tepat.

e. Perubahan-perubahan sosial, dengan mengetahui hal ini para perencana dan pelaksana

pembangunan dapat menentukan arah atau penendalian proses perubahan yang sedang

atau akan terjadi. Atau, akibat proses sosial yang telah terjadi, perubahan diharapkan

berkembang menjadi lebih positif.

9 Ibid hal:15

Page 7: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

7

Pendidikan dan Lingkungan Sosial

Page 8: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

8

PENDIDIKAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL

Perlu diketahui 2 istilah yang hampir sama bentuknya dan sering dipergunakan

dalam dunia pendidikan, yaitu : pedagogik, dan pedagonik. Pedagogi berarti “pendidikan”

sedangkan pedagonik artinya “ilmu pendidikan”. Pedagonik atau ilmu pendidikan ialah yang

menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari

kata “pedagogia” (yunani) yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan yang sering

digunakan istilah pedagogos adalah seorang nelayan (bujang) pada zaman Yunani Kuno yang

pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Paedagogos berasal

dari paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).

Lingkungan sosial adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok dan saling

berinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama. Manusia manusia adalah

makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali oleh penciptanya dengan

budaya agar manusia dan budayanya itu dapat berkembang dengan sempurna, dia harus hidup

bersama dengan manusia lain, yang disebut hidup bermasyarakat (makhluk sosial).

Berkembangnya ilmu pengetahuan akan memberi dampak yang besar terhadap

perkembangan lingkungan masyarakat tertentu ini didasari benar bahwa pada masyarakat

perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi.

Kebudayaan berasal dari kata “budaya”. Budaya diserap dari kata bahasa sanskerta

„‟buddhayah‟‟, yaitu bentuk jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan

dapat diartikan “segala hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Pengaruh kebudayaan

terhadap pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu: kebudayaan ditinjau dari sudut

individu dan kebudayaan ditinjau dari sudut masyarakat. Kebudayaan ditinjau dari sudut

masyarakat dapat mengambil bentuk hasil pikiran(logika), norma(etika), dan

perasaan(estetika). Masyarakat perlu mempelajari hasil pikiran yang dikembangkan generasi

terdahulu.

Ada para pendidikan yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasan

pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Karena itu setiap anak diharapkan memasuki

sekolah dan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah.

Sekolah dapat menskontruksi atau mengubah dan membentuk kembali masyarakat baru.

Dalam dunia yang dinamis ini setiap masyarakat mengalami perubahan. Tidak turut berubah

dan mengikuti pertukaran zaman akan membahayakan ekstensi masyarakat itu. Perubahan

sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu

masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai

Page 9: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

9

pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, pola perilaku

ataupun dikap-sikap dalm masyarakat itu yang terdiri dari kelompok sosial.

A. Pengertian Pendidikan

Perlu diketahui 2 istilah yang hampir sama bentuknya dan sering dipergunakan

dalam dunia pendidikan, yaitu : pedagogi, dan pedagonik. Pedagogi berarti “pendidikan”

sedangkan pedagonik artinya “ilmu pendidikan”. Pedagonik atau ilmu pendidikan ialah yang

menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari

kata “pedagogia” (yunani) yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan yang sering

digunakan istilah pedagogos adalah seorang nelayan (bujang) pada zaman Yunani Kuno yang

pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Paedagogos berasal

dari paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).

Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia

untuk menumbuhkan mengembangkan potensi-potensi pembawa baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.10

B. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok dan saling

berinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama. Manusia manusia adalah

makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali oleh penciptanya dengan

budaya agar manusia dan budayanya itu dapat berkembang dengan sempurna, dia harus hidup

bersama dengan manusia lain, yang disebut hidup bermasyarakat (makhluk sosial). Hidup

bermasyarakat merupakan cara teratur antara sesamanya, sehingga kepentingan bersama

dapat terpenuhi secara wajar dan sempurna. Keteraturan itu tercipta karena masing-masing

dari mereka mempunyai persepsi penilaian yang sama terhadap diri dan ketuhanan yang

mereka kehendaki. Dengan demikian, mereka mempunyai nilai kemanusian yang sama dan

saling menghargai.11

Dengan demikian berkembangnya ilmu pengetahuan akan memberi dampak yang

besar terhadap perkembangan lingkungan masyarakat tertentu ini didasari benar bahwa pada

masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang

dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang sosiologi, pendidikan dalah penyesuaian diri yang

10 Fuad Ihsan.Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

11 Abdulkadir Muhammad, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Bandung: Citra Aditia Bakti, 2011.

Page 10: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

10

tertinggi dari seorang manusia yang sadar telah berkembang secara jasmani terhadap

lingkungan intelektual, emosional, dan cita-cita sosialnya.12

C. Pendidikan dan Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata “budaya”. Budaya diserap dari kata bahasa sanskerta

“buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan

dapat diartikan “segala hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Koentjaraningrat

mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan perkembangan dari bentuk jamak “budi

daya‟”. Artinya daya dari budi, kekuatan dari akal. Kemudian, beliau merumuskan definisi

kebudayaan itu sebagai “keseluruhan ggasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya

dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu”. Atau kebudayaan

adalah keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia kerena pemikiran dan

karyanya. Jadi, apabila disimpulkan kebudayaan itu meliputi pemikiran manusia dan karya

atas dasar pemikirannya.13

Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu

kebudayaan ditinjau dari sudut individu dan kebudayaan ditinjau dari sudut masyarakat.

Kebudayaan ditinjau dari sudut individu maka individu berperan :

1. Mempelajari hasil-hasil yang telah diperoleh generasi terdahulu, agar individu dapat

menyadari posisi kedudukannya dan mengetahui perjuangan yang dilakukan generasi

terdahulu.

2. Mengembangkan hasil yang diperoleh generasi terdahulu, apa-apa yang telah diperoleh

dianggapnya sebagai asumsi untuk lebih menyempurnakan perkembangannya yang telah

dihasilkan itu.

Menghubungkan nilai yang telah dipelajari dan dikembangkan kepada generasi

mendatang mengandung tantangan. Yakni pihak yang terkait harus giat mempelajari dan

mengembangkan hasil yang telah diperoleh generasi sebelumnya dan menghubungkannya

pada generasi yang sedang tumbuh.

Kebudayaan ditinjau dari sudut masyarakat dapat mengambil bentuk hasil

pikiran(logika), norma(etika), dan perasaan(estetika). Masyarakat perlu mempelajari hasil

pikiran yang dikembangkan generasi terdahulu. Dan hasil pikiran itu menggambarkan

bagaimana cara kerja yang dilakukan untuk menuju kearah hasil pkiran yang sempurna.

Norma menggambarkan tujuan yang ingin dituju atau gambaran yang dicita-citakan serta

12 http:e-books(Ilmu dan Aplikasi Pendidikan)google.co.id

13 Abdulkadir Muhammad, Lo. Cit.

Page 11: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

11

peraturan-peraturan untuk mencapainya. Sedangkan stetika membantu dalam menyelami dan

menyadari kedudukan generasi dalam hubungannya dengan hasil yang telah diprjuangkan

dan dengan nilai-nilai yang dicita-citakan. Dengan menyadari ini, maka perkembangan

kepribadian dan intervisi manusia akan harmonis, baik dengan manusia, alam maupun

dengan penciptanya.

Karena itu, sistem pendidikan dengan sistem yang lainnya dalam masyarakat

mempunyai hubungan erat. Pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi sistem sosial,

ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dll. Hubungan pendidikan dengan sistem sosial

berkaitan erat, pendidikan terlibat dalam semua jenis dan jenjang proses perkembangan

sosial, baik dalam mobilitas sosial, mobilitas goegrafis, penduduk, partisipasi politik dan

sistem sosial lainnya.14

D. Pendidikan Sebagai Daya Pengubah

Pendidikan berfungsi menyampaikan, meneruskan atau menstrasmisi kebudayaan

dan diantaranya nila-nilai nenek moyang, kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu

konservasi dan berusaha mempertahankan status quo demi kestabilan politik, kesatuan dan

persatuan bangsa. Disamping itu sekolah juga turut mendidik generasi muda agar hidup dan

menyesuaikan diri dengan perubahan yabg cepat akibat pekembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah memegang peranan

penting sebagai “agen of change” untuk membawa perubahan-perubahan sosial. Akan tetapi

norma-norma sosial seperti struktur keluarga, agama, filsafat bangsa, sekolah cenderung

untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahan

yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

Ada para pendidikan yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasan

pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Karena itu setiap anak diharapkan memasuki

sekolah dan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah.

Sekolah dapat menskontruksi atau mengubah dan membentuk kembali masyarakat baru.

Dalam dunia yang dinamis ini setiap masyarakat mengalami perubahan. Tidak turut berubah

dan mengikuti pertukaran zaman akan membahayakan ekstensi masyarakat itu. Tiap

pemerintah akan mengadakan perubahan yang diinginkan demi kesejahteraan rakyatnya dan

keselamatan bangsa dan negaranya. Dari pada itu diusahakan adanya keseimbangan antara

dinamika dan stabilitas. Hidup dalam masyarakat, karena terdapat tata aturan yang beraneka

14 http:e-books(Ilmu dan Aplikasi Pendidikan)google.co.id

Page 12: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

12

ragam sehingga seseorang harus pandai-pandai menyesuaikan diri dengan aturan yang

berkembang didalam masyarakat. Selain itu kepentingan individu setiap anggota masyarakat

itu sendiri selalu mengalami perkembangan-perkembangan dan perubahan.

Menurut teori sosiologi pendidikan yang dikemukakan Wilbur B. Brookover, bahwa

perubahan masuarakat yang disebut social order terjadi 4 fase yaitu:

1. Masyarakat tidak mau mengalami perubahan yang datang, baik dipaksakan atau datang

mempengruhinya. Semua perubahan yang datang akan ditolak, karena masyarakat

berpegang teguh kepada norma yang dianggap baik dan melindungi mereka dari bencana.

Bagi masyarakat ini perubahan merupakan faktor yang merusak tatanan kehidupan sosial.

Bila terjadi perubahan justru akan menimbulkan kegoncangan dan konflik dalam

masyarakat, sehingga akan terjadi ketidakstabilan sosial dan ekonomi. Pada kelompok ini

pendidikan tidak bisa berkembang dan bersifat status quo, dimana masyarakat berusaha

mengekalkan tradisi dan keadaan yang sudah ada.

2. Masyarakat mengalami kebimbingan dalam menerima perubahan. Masyarakat ini hanya

menerima bila tidak bertentangan dengan kebudaayn mereka. Bahkan jika perubahan

yang datang dapat mengokohkan budaya mereka, maka budaya dan perubahan itu akan

mereka adopsi.

3. Masyarakat sudah mulai menerima perubahan sosial, sehingga mereka mempersiapkan

generasi penerus mereka melalui pendidikan. Dengan demikian perubahan yang akan

dilakukan telah direncanakan terlebih dahulu, bahkan dapat dipercepat melalui proses

pendidikan. Bagi masyarakat yang berada pada face social order ketiga ini peranan

pendidikan sangat penting bagi mereka karena “education as an agency of change”. Maka

lembaga-lembaga pendidikan akan memberikan berbagi pengalaman kepada peserta didik

masyarakatnya, baik ilmu teknologi maupun keterampilan untuk menghadapi masyarakat.

4. Masyarakat telah mengalami kemajuan yang sangat tinggi, sehingga dikelompokkan ke

dalam masyarakat yang sudah established, yaitu kelompok masyarakat yang sudah mapan

dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan dan keamanan.

Sehingga tidak disibukkan oleh masalah-masalah kecil, seperti kesehatan, penyakin

menular, kemiskinan, atau perumahan. Dari gambaran diatas, tampak bahwa masyarakat

cepat atau lambat pasti mengalami perubahan walaupun perubaha yang dilalui masyarakat

itu. Didalam menghadapi perubahan generasi penerus atau peserta didik harus

dipersiapkan agar mereka dapat beradaptasi dengan baik, sehingga tidak menjadi generasi

yang telat menyikapi perubahan dan kemajuan. Disinilah tugas pendidikan untuk

mempersiapkan mereka menjadi orang-orang peka terhadap perubahan.

Page 13: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

13

Anggota masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

1. Bersikap statis yaitu yang selalu ingin mempertahankan yang sudah lama. Orang-orang

yang seperti ini tidak mau melihat perubahan didalam masyarakat tempat hidupnya.

2. Yang menghendaki adanya hal-hal baru dan maju. Mereka ini termasuk orang yang

kreatif dan dinamis. Yang ingin memajukan cara hidup ingin kemakmuran dan

kesejahtearaan

Kelompok kedua inilah yang akan menjadi agen pembangunan masyarakat untuk

maju. Oleh karena itu, tugas pendidikanlah untuk mencetak individu masyarakat yang

memiliki kecenderungan untuk maju berpikir kreatif, dinamis , dan inivatif. Sehingga mereka

dapat menjadi agen pembangunan masyarakat bangsanya.15

E. Pendidikan dan Perubahan Masyarakat

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga

sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu

selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk didalamnya

nilai-nilai, pola perilaku ataupun dikap-sikap dalm masyarakat itu yang terdiri dari kelompok

sosial. Masih baknyak faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun

mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang

kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat

terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, toleransi terhadap

perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi lambat laun

menjadi norma-norma bahkan peraturan atau hukum yang bersifat forml. Perubahan itu dapat

mengenai lingkungan hidup dalam arti luas lagi mengenai nilai sosial, norma sosial, pola

keperilakuan, struktur, organisasi, lembaga, dan sebagiannya. Ada pandangan menyatakan

bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu respons ataupun jawaban yang dialami terhadap

perubahan-perubahan tiga unsur utama yaitu :

1. Faktor alam

2. Faktor teknologi

3. Faktor kebudayaan

Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan

lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak direncanakan.

Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang

15 Brookover,Wilbur B. Sociological Education.New York:American Book Company.1995.

Page 14: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

14

mengalami perubahan tersebut. Bahkan suatu penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi

unsur-unsur budaya lainnya.

Telah dipahami oleh para pendidik hubungan pendidikan dengan perubahan sosial

masyarakat. Bahwa misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari generasi ke generasi

selanjutnya. Ilmu yang dimaksud antara lain; pengetahuan tradisi, dan nilai-nilai

budaya[keberadaban]. Secara umum penularan ilmu tersebut telah diemban oleh orang-orang

yang terbeban terhadap generasi selanjutnya. Mereka diwakili oleh orang-orang yang punya

visi kedepan, yaitu menjadikan serta mencetak generasi yang lebih baik dan beradab.

Perubahan sosial budaya masyarakat bisa kita hindari sehingga akan menuntut lembaga

pendidikan sebagai agen perubahan untuk menjawab segala permasalahan yang ada. Dalam

permasalahan ini lembaga pendidikan haruslah memiliki konsep dan prinsip yang jelas, baik

dari lembaga formal ataupun yang lainnya, demi terwujudnya cita-cita tersebut, kiranya maka

perlulah diadakannya pembentukan kurikulum yang telah disesuaikan. Diharapkan lembaga-

lembaga pendidikan akan mampu mencetak kader-kader perubahan ke arah perbaikan

dimasyarakat. Selanjutnya mengenai pengembangan kurikulum ada beberapa hal yang harus

diperhatikan oleh lembaga pendidikan yaitu:

1. Relevansi dengan pendidikan lingkungan hidup masyarakat

2. Sesuai dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan akan datang

3. Efektifitas waktu pengajar dan peserta didik

4. Efisien dengan usaha dan hasilnya sesuai

5. Kesinambungan antara jenis, program, dan tingkat kependidikan

6. Fleksibelitas atau adanya kebebasan bertindak dalam memiih program, pengembangan

program, dan kurikulum pendidikan.

Dengan memahami beberapa pembagian dan penjelasan tentang masalah-masalah

yang meingkupi lembaga pendidikan masing-masing diharapkannya agen yang mampu

merubah kondisi negeri ini dari keterpurukan nasional, tentunya hal ini juga diperlukan

adanya langkah nyata serta bantuan dari moril ataupun materil dari pemerintahan maupun

masyarakat terhadap semua undang-undang yang telah direncanakan agar bisa terlaksana

dengan sempurna. Walaupundari beberapa undang-undang yang telah ditetapkan olh

pemerintah tidak luput dari kritik dari beberapa tokoh liberal karena negara telah

memasukkan pembahasan-pembahasan agama kedalam undang-undang yang berpotensi

menumbuhkan gesekan antar agama. Tentunya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi

Page 15: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

15

agama haruslah menganggap bahwa hal itu hanya sebagi salah satu koreksi kearah yang lebih

baik atas peran lembaga pendidikan dimasyarakat.16

Sosiologi merupakan studi mengenai masyarakat dalam suatu sistem sosial. Di

dalam sistem sosial tersebut, masyarakat selalu mengalami perubahan. Tidak ada masyarakat

yang tidak mengalami perubahan walaupun dalam taraf yang paling kecil sekalipun,

masyarakat [yang didalamnya terdiri atas banyak individu] yang selalu berubah. Perubahan

tersebut dapat berupa perubahan yang kecil sampai ke taraf perubahan yang sangat besar

yang mampu memberikan pengaruh yang besar pula bagi aktivitas atau perilaku manusia.

Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun luas. Aspek yang sempit.17

Perubahan yang ada dalam masyarakat akan sangat berbeda karena perbedaan

tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Perubahan

akan terus terjadi dalam masyarakat selama masyarakat tersebut berkeinginan untuk merubah

sistem yang ada, misalnya masyarakat tersebut ingin merubah status sosialnya, untuk

menunjang perubahan tersebut masyarakat memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk

mewujudkannya. Lingkungan pendidikan yaitu keluarda dan dlingkungan masyarakat akan

mempengaruhi perkembangan sosial yang terjadi, sistem pendidikan formal disekolah dan

lembaga pendidikan juga akan mempengaruhi pendidikan.18

16 Mikailahaninda.blogspot.com

17 http:e-books (Konsep Dasar Perubahan Sosial) google.co.id.

18 http:e-books(Ilmu dan Aplikasi Pendidikan) google.co.id.

Page 16: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

16

Penggolangan Sosial

Page 17: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

17

PENGGOLONGAN SOSIAL

A. Penggolongan Sosial

Ahli sosiologi berpendapat bahwa dalam semua masyarakan memiliki ketiksamaan

diberbagai bidang. Misalnya dalam bidang ekonomi, sebagian anggota masyararakat

memiliki kekayaan yang berlimpah dan kesejahteraan hidup yang terjamin, sedangkan

sebagaian lainnya dalam keadaan miskin dan tidak sejahtera. Pada bidang politik sebagian

orang memiliki kekuasaan dan sebagain lainnya dikuasai. Pada bidang politik sebagian orang

ada yang mengenyam pendidikan sampai ketingkat yang paling tinggi dan sebagian lainnya

ada yang sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan. Inilah realitas social dalam

masyarakat, yang dapat ditangkap oleh pemerintah dan daya fikir manusia. Perbedaan

anggota masyarakat ini, seperti telah dikatakan terdahulu, dinamakan stratifikasi social

(social stratification). Pendidikan dalam hal ini memiliki peranan strategis dalam membentuk

stratifikasi sosial19

.

Dalam setiap masyarakat, orang menggolongkan masing-masing dalam berbagai

katagori, dari lapisan yang paling atas sampai pada lapisan yang paling bawah. Dengan

demikian terjadilah stratifikasi social. Ada masyarakat yang mempunyai stratifikasi sangat

ketat,seseorang lahir dalam golongan tertentu dan ia tidak mungkin meningkat kegolongan

yang lebih tinggi. Keanggotaannya dalam suatu katagori merupakan factor utama yang

menentukan tinggi pendidikan yang dapat ditempuhnya, jabatan yang dapat didudukinya,

orang yang dapat dinikahinya, dan sebagainya. Golongan yang ketat ini biasa disebut kasta.

Namun biasanya penggolongan social tidak seketat seperti apa yang disebutkan diatas,

akan tetapi fleksibel dengan batas-batas yang agak kabur dan senantiasa dapat mengalami

perubahan . Dalam masyarakat yang demikian anak seorang jenderal dan bekerja sebagai

penyanyi di Night Club dan menikah dengan putrid keturunan bangsawan zaman dulu20

.

Sifat system pelapisan di masyarakat, menurut Sarjono Soekanto, dapat bersifat

tertutup (closed social certification) dan terbuka (open social Stratification), hal ini dapat

dijelaskan bahwa :

Pertama, system tertutup, dimana membatasi kemungkinan berpindah seorang dari

suatu lapisan kelapisan lain, baik berupa gerak keatas maupun gerak kebawah. Didalam

system yang demikian, satu-satunya jalan menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat

adalah kelahiran. Contoh masyarakat dengan system stratifikasi social tertutup ini adalah

19

Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013, hlm 177. 20

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara , 2011 , hlm 26.

Page 18: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

18

masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya

tergantung pada perbedaan rasial.

Kedua, system terbuka yang mana masyarakat didalamnya memiliki kesempatan

untuk berusaha degan kecakapan sendiri untuk naik lapisan. Atau bagi mereka yang tidak

beruntung, untuk jatuh dari lapisan atas kelapisan bawah, kemungkinan terjadinya mobilitas

social sangat besar.

Jadi, suatu masyarakat dinamakan tertutup mana kala setiap anggota masyarakat tetap

pada status yang sama dengan orang tuanya. Sedangkan dinamakan terbuka, karena setiap

anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan orang tuanya, dimana bias lebih tinggi

atau lebih rendah. Mobilitas social yang disebut tadi, berarti berpindah status dalam

stratiifikasi social. Berbagai factor yang menyebabkan perpindahan status, antara lain

B. Cara-Cara Menentukan Golongan Sosial

Konsep tentang penggolongan social bergantung pada cara seorang menentukan

golongan social itu. Adanya golongan social timbul karena adanya perbedaan status

dikalangan anggota masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi social dapat diikuti tiga

metode,yaitu :

1. Metode obyetif, yaitu stratifikasi yang ditentukan berdasarkan criteria obyektif antara

lain : jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan21 . menurut suatu

penelitian di amerika Serikat pada tahun 1954, bahwa dokter menempati kedudukan yang

sangat tinggi sama dengan gubernur Negara bagian. Juga professor tinggi kedudukannya

sama dengan ilmuwan, anggota kongres, Dewan Perwakilan Rakyat. Guru sekolah

menduduki tempat yang lebih rendah dari kapten tentara, pemain orkes atau kontraktor,

akan tetapi lebih tinggi dari penyiar radio, masinis, polisi. Yang paling rendah

kedudukannya adalah tukang semir sepatu.22

2. Metode Subyektif, yaitu dimana dengan menggunakan metode ini kelompok/golongan

social dirumuskan berdasarkan pandangan menurut anggota masyarakat menilai dirinya

dalam hirarki kedudukan dalama masyarakat itu. Kepada mereka diajukan pertanyaan:

“menurut pendapat saudara termasuk golongan manakah saudara dinegara ini, golongan

atas, golongan menengah, atau golongan rendah?23

21

Abdullah Idi, loc.cit, hlm 184. 22

S. Nasution,op.cit, hlm 27. 23

Ibid, hlm 27.

Page 19: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

19

3. Metode reputasi, metode ini dikembagkan oleh W. Lloyd Warner cs. Dalam metode ini

golongan social dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan

masing-masing stratifikasi masyarakat itu. Kesulitan penggolongan objektif dan subyektif

ialah bahwa penggolongan itu sering tidak sesuai dengan tanggapan orang dalam

lingkungan sehari-hari yang nyata tentang golongan social masing-masing. Oleh sebab itu

W.L Warner mengikuti suatu cara yang realistis yakni memberikan kesempatan kepada

orang dalam masyarakat itu sendiri menentukan golongan – golongan mana yang

terdapat pada masyarakat itu lalu mengidentifikasi anggota masing-masing golongan

itu24

.

C. Golongan Sosial Sebagai Lingkungan Sosial

Golongan social sangat menentukan lingkungan social seseorang. Pengetahuan,

kebutuhan dan tujuan, sikap, watak sesorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.

Sistem golongan social menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, cultural dan social

yang mencega pergaulan dengan golongan-golongan lain. Manusia mempelajari

kebudayaannya dari orang lain dalam golongan itu yang telah memiliki kebudayaan itu.

Maka orang dalam golngan social tertentu akan menjadi orang yang sesuai dengan

kebudayaan dalam golongan itu dan dengan sendiri mengalami kesulitan untuk memasuki

lingkungan social lain. Golongan social membatasi dan menentukan lingkungan belajar anak.

Bila kita menghadapi orang yang belum kita kenal kita berusaha mengetahui

golongan sosialnya agar dapat menentukan hingga berapa jauh kita dapat bersikap akrab

kepadanya. Orang yang termasuk golongan social yang sama cenderung untuk bertempat

tinggal didaerah tertentu. Orang golongan atas akan tinggal ditempat yang elite karena

anggota golongan rendah tidak mampu untuk tinggal disana. Orang akan mencari pergaulan

dikalangan yang dianggap sama goolongan sosialnya. Namun demikian ada kemungkinan

terjadi perpindahan golongan social.

D. Golongan Sosial dan Jenis Pendidikan

Menurut S. Nasution (1994), orangtua yang mengetahui batas kemampuan

keuangannya cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya. Sebaliknya anak-anak

orang kaya tidak tertarik oleh sekolah kejuruan. Oleh karena itu dapat diduga bahwa sekolah

kejuruan akan lebih banyak memiliki murid dari golongan rendah daripada yang berasal dari

24

Ibid, hlm 27-28.

Page 20: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

20

golongan atas. Walaupun sekolah kejuruan memberi jaminan yang lebih baik untuk langsung

bekerja daripada yang lulus sekolah menengah umum tetap saja murid-murid cenderung

memilih sekolah menengah umum.25

Demikian mata pelajaran atau bidang studi yang berkaitan dengan perguruan tinggi

mempunyai status yang lebih tinggi. Misalnya matematika dan fisika dipandang lebih tinggi

daripada PKK atau tata buku. Menurut S. Nasution sikap ini muncul bukan hanya pada siswa

tapi juga di kalangan guru dan orangtua yang dengan sengaja atau tak sengaja menyampaikan

sikap itu kepada anak-anaknya.

E. Bakat dan golongan sosial

Penelitian tentang angka dan murid menunjukkan bahwa angka-angka yang tinggi

lebh babyak di peroleh murid-murid dari golongan sosial yang tinggi.

Kegagalan dalam pelajaran lebih banyak terdapat dikalangan murid dari golongan sosial

rendah. Walaupun dalam tes intelegensi ternyata kelebihan IQ anak-anak golongan atas,

namun tak seluruh kegagalan dan angka-angka rendah yang kebanyakan terdapat dikalangan

anak-anak dari golongan sosial rendah, dapat di jelaskan berdasarkan IQ itu.

F. Sosiometri

Untuk mengetahui hubungan sosial antara murid-murid dalam kelas kita dapat

menggunakan metode sosiometri. Biasanya metode ini dilakukan dengan cara anak-anak

diminta menulis nama satu orang dengan siapa ia suka. Dapat juga kita minta nama dua

orang menurut perioritas anak itu bahkan ditambah dengan nama anak yang paling tidak

disukainya. Selain dari pada teman sebangku dapat juga di ganti dengan teman menonton,

tman belajar, dan sebagainya. Anak yang paling banyak dipiih adalah anak yang paling

populer, yang diberi julukan “ Bintang”. Sebaiknya anak yang tidak dipilh oleh siapapun

disebut “isolate” karena ia terpencil dari masyarakat kelas.

G. Mobilitas sosial

Gerakan sosial atau sosial mobility adalah suatu gerakan dalam struktur sosial (spcial

structure) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur

sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara

indivudu dengan kelompoknya.

25

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Edisi 2 , cetakan 1 Jakarta : Bumi Aksara , 1994 , hlm hal. 31-32.

Page 21: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

21

Tipe-tipe gerakan sosial yang prinsipil ada dua macam yaitu : gerakan sosial yang

horizontal dan vertikal. Gerakan sosial horizontal merupakan gerakan peralihan individu atau

objek-objek lainnya dari suatu kelompok sosial kekelompok sosial lainya yang sederajat.

Dengan adanya gerakan sosial yang horizontal tidak terjadi perubahan dalam derajat

kedudukan seseorang atau suatu objek sosial. Gerakan sosial vertikal dimaksudkan sebagai

perpindahan individu atau objek sosial dari suat kedudukan sosial kedudukan lainnya, yang

tidak sedarajat.

Menurut Pitirim A Sorokin gerakan sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam

masyarakat. Proses gerakan sosial vertikal melalui saluran disebut social sirculation 35.

Saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, sekolah, organisasi

politik, ekonomi dan keahlian.

H. Pendidikan dan Mobilitas Sosial

Pada zaman dahulu menurut S. Nasution, orang yang menyelesaikan pelajarannya

pada HIS, yaitu SD pada zaman Belanda mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapat

kedudukan sosial yang terhormat. Apalagi kalau ia lulus MULO, AMS atau Perguruan Tinggi

maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan

demikian masuk golongan sosial menengah atas. Kini pendidikan SD bahkan SMA

menurutnya hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas sosial. S. Nasution bependapat

ijazah SMA ini tidak ada asrtinya mencari kedudukan yang tinggi justru sekarang ini

perguruan tinggi dianggap suatu syarat mobilitas sosial bahkan bagi lulusan perguruan tinggi

pun kini sudah bertambah sukar untuk memperoleh kedudukan yang empuk.26

Pendidikan telah menjadi sector strategis dalam system program pembangunan suatu

bangsa. Banyak Negara telah menjadikan sector pendidikan sebagai leading sector, sector

utama atau unggulan dalam program pembangunan. Ternyata yang menjadikan pendidikan

sebagai leading sector, telah menjadi Negara maju dan telah menguasai pasar dunia. Jepang

menjadi Negara maju karena pendidikan menjadi perhatian utama dalam kebijakan

pembangunan di Negara tersebut.27

Mobilitas social adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan

yang lebih baik. Henry Clay Smith mengatakan mobilitas social adalah gerakan dalam

struktur social (gerakan antar individu dengan kelompoknya)28

. Haditono mengatakan bahwa

8 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, hal 39 27

Abd.Muhyi Batubara, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT Ciputat Press, 2004, hlm 5. 28

Ary H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, hlm 36.

Page 22: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

22

mobilitas social adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari kedudukan yang satu ke

kedudukan yang lain, tetapi sejajar. Pauul B Horton dan Chester L Hunt mengatakan

mobilitas social adalah suatau gerak perpindahan dari satu kelas social ke kelas social

lainnya.29

Jadi yang dikatakan mobilitas social adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,

ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Proses keberhasilan ataupun kegagalan

setiap orang dalam melakukan gerak social seperti inilah yang dikatakan mobilitas social

(social mobility)30

.

Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik

didalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang ldiperoleh makin besar harapan untuk

mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk meningkat kegolongan

yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa penndidikan merupakan suatu jalan untuk menuju

mobilitas social31

.

I. Mobilitas Sosial Melalui Pendidikan

Pada zaman dahulu menurut S. Nasution, orang yang menyelesaikan pelajarannya

pada HIS, yaitu SD pada zaman Belanda mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapat

kedudukan sosial yang terhormat. Apalagi kalau ia lulus MULO, AMS atau Perguruan Tinggi

maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan

demikian masuk golongan sosial menengah atas. Kini pendidikan SD bahkan SMA

menurutnya hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas sosial. S. Nasution bependapat

ijazah SMA ini tidak ada asrtinya mencari kedudukan yang tinggi justru sekarang ini

perguruan tinggi dianggap suatu syarat mobilitas sosial bahkan bagi lulusan perguruan tinggi

pun kini sudah bertambah sukar untuk memperoleh kedudukan yang empuk.32

J. Tingkat Sekolah Dan Mobilitas Sosial

Asumsi bahwa tingginya tingkat pendidikan makin besar peluang bagi golongan

rendah dan menengah untuk mobilitas sosial. Asumsi ini menurut S. Nasution tidak selalu

benar pendidikan tidak akan menjadi alat mobilitas sosial bagi golongan rendah dan

menengah apabila tingkat pendidikannya hampai sampai taraf menengah. Jadi walaupun

29

Abdullah Idi, loc it, hlm 195. 30

Tim Dosen Unimed, Dasar-Dasar Antropologi/Sosiologi, Medan , 2011, hlm 118. 31

S.Nasution. Loc it, hlm 38. 32

Prof. Dr. S. Nasution. M.A. “Sosiologi Pendidikan,” hal. 39.

Page 23: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

23

kewajiban belajar ditingkatkan sampai SLTA masih menjadi pertanyaan apakah mobilitas

sosial dengan sendirinya akan meningkat.33

K. Pendidikan Menurut Perbedaan Sosial

Di negara demokrasi adalah haram apabila ada pembedaan-pembedaan berdasarkan

golongan. Namun dalam kenyataannya menurut S. Nasution, adanya pembedaan sosial itu

tidak dapat disangkal. Ini dapat dilihat dari sikap rakyat terhadap pembesar atau dari simbol-

simbol status seperti mobil mewah dan sebagainya.34

Seperti yang telah diketahui bahwasannya pendidikan tidak terlepas dari masyarakat

maka dari itu sekolah sendiri menurut S. Nasution tidak mampu meniadakan batas-batas

tingkatan sosial itu. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah sekolah harus

mempertimbangkan perbedaan itu dalam kurikulumnya maksudnya memberikan pendidikan

sesuai golongan-golongannya?35

33 Ibid, hal. 40-41 34

Ibid, hal 41 35

Ibid,hal. 42.

Page 24: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

24

Hubungan Antar Kelompok

Page 25: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

25

HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

A. Prasangka Dalam Hubungan Antar-kelompok

Penjelasan yang paling dahulu ialah memandang prasangkah sesabai suatu yang wajar

yang dengan sendirinya timbul bila terjadi hubungan antar dua kelompok yang berlain.

Manusia sadar akan kesamaan dalam kalangannya sendiri dan merasa solider dengan

kelompok itu. Sebaliknya timbul rasa tak suka terhadap orang yang berbeda jadi ada “dislike

of the unlike”. Perasaan itulah menimbulkan “etnosentrisme” yaitu perasaan loyalitas

terhadap kelompok sendiri dan rasa bermusuhan terhadap semua yang mengancam rasa

kekompakan itu.

Apa dimaksud dengan “kesamaan” dalam kelompok tidak selalu jelas. Sering yang

dijadikan ciri kesamaan atau ketidaksamaan hal-hal yang secar visual sangat menonjol, antar

alain warna kulit misalnya orang yang berwanah kulit putih dan yang berwarna kulit hitam

atau Negro.Atas dasar warna kulit misalnya diadakan penggolongan bangsa-bangsa.Namun

perbedaaan warna kult tidak selalu menjadi dasar prasangka.

Pengamatan pada anak-anak menunjukkan bahwa mereka tidak merasa perbedaan

warna atau bangsa. Anak-anak kulit putih dan negro dibagian selatan U.S.A. bermain

bersama sekalipun dilarang oleh orang tuanya. Karena itu disangsikan apakah prasangka

rasial memang dibawa lahir.Lebih keras dugaan bahwa prasangka rasial ini dipelari dari

lingkungan sosial.Perbedaan kebudayaaan juga tidak memberi penjelasan yang memuaskan

tentang prasangka.Orang yahudi di Jerman bahkan turut mengembangkannya. Manusia tidak

selalu menginginkan kesamaan .akan tetapi justru senantiasa mencari yang baru yang lain.

Teori lain yang mencoba menjelaskan sebagai hakkat manusia, yakni sebagai instink

ialah antara lain Dollard. Ia mengemukakan adanya insrtink agresi pada manusia. Ferud

menggunakan istilah “instink mati” yaitu rasa benci yang universal terhadap

seseorang.Menurut Dollard setiap anak dalam kebudayaan mengalami frutasi karena tidak

diizinkan melakukan sesuka hatinya.Frutrasi ini menimbulkan kecendrungan agresi dalam

hidup selanjutnya. Maka karena itu terhadap lingkungannya, yang biasanya laten atau

terpendam akan tetapi dapat bangkit setiap waktu bila mendapat objek tertentu. Orang Negro

yang menonjol perbedaannya mudah menjadi sasaran agresi itu.Prasangka ini meningkat

pada masa kemunduran ekonomi yang menimbulkan frustrasi pada kulit orang putih. Namun

agresi yang diitunjukkan oleh orang kulit putih di Amerika Serikat misalnya “ lynching”

tidak dapat di Amerika Selatan. Karena itu teori agresi ini tidak dapat diterima secara

universal.

Page 26: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

26

1. Prasangka sebagai suatu yang dipelajari

Teori ini memandang prasangka sebagai hasil prose belajar seperti halnya dengan

sikap-sikap lain yang terdapat pada manusia. Sikap senang atau tidak senang terhadap

golongan lain adalah hasil pengalaman pribadi yang berlangsung lama atu berdasarkan

pengalaman yang traumatis. Seorang dapat dikondisikan oleh sikap-sikap yang telah

adalah dalam masyarakatnya. Ada kemungkinan prasangka tidak didasarkan atas

pengalaman pribadi, misalnya adanya prasangka seseorang terhadap orang Yahudi,

walaupun ia belum pernah lihat orang Yahudi selama hidupnya. Dalam hal ini ia mungkin

memperolehnya dari lingkungannya, sering tanpa bukti-bukti yang nyata tenang alasan

prasangka itu, karena sering dikenakan sifat-sifat yang buruk kepada golongan tertentu

yang sebenarnya tidak mereka miliki. Lagi pula sifat-sifat buruk itu tidak hanya terdapat

dalam kelompok itu, mungkin juga dalam kelompok kita sendiri.Mungkin pula prasangka

terhadap sesuatu golongan melahirkan sifat-sifat tertentu pada kelompokitu, misalnya

sifat agresif, usaha keras mencari kekayaan dan kekuasaan, dan sebagainya, justru karena

tekanan dan diskriminasi sosial-ekonomi terhadap mereka.

Jadi prasangka tidak selalu timbul berkat pengalaman pribadi akan tetapi sering atas

pengaruh sikap yang pada umumnya terdapat dalam lingkungan,khususnya di rumah dan

sekolah. Guru dan orang tua sangat besar pengaruhnya, karena mudah mempengaruhi

anak pada usia muda yang memandang orang dewasa sebagai orang serba tahu. Juga mass

media seperti surat kabar,radio,film,televisi besar pengaruhnya. Bila bangsa tertentu

sering di lukiskan sebagai inferior,licik,kejam,dan sebagainya maka stereotif itu akan

diterima oleh para pembaca,pendengar,atau penonton,termasuk anak-anak.

2. Prasangka sebagai alat mencapai tujuan praktis

Alasan ini mudah dipahami. Golongan yang dominan ingin menyingkirkan

golongan minoritas dari dunia persaingan.Nazi Jerman membunuh orang Yahudi untuk

mendapatkan kedudukan dan kekayaan mereka.Atau seperti hal nya dengan Negro pada

masa yang lalu di Amerika Serikat mereka di pandang dan di perlakukan sebagai inferior

yang tidak layak menepati kedudukan tinggi.Sikap iru terdapat di kalangan penjajah

terhadap bangsa yang di jajah agar dapat dieksploitasinya.Untuk membenarkan diri

mereka mencari alasan penindasan itu dengan jalan rasionalisasi.

Sewaktu orang Spanyol mula-mula menjajah orang Indian dan merebut tanah

mereka,orang Spanyol membenarkannya dengan mengemukakan teori bahwa orang

Indian bukan manusia yang sama seperti orang Spanyol dan karena itu tidak layak

diperlakukan sebagai manusia. Orang Inggris membenarkan penjajahannya,bahkan

Page 27: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

27

memandangnya sebagai tugas suci,atau seperti dikataka oleh Rudyard Kipling sebagai

“White Man‟s Burden”, beban orang kulit putih untuk membawa kebudayaan kepada

bangsa-bangsa lain dalam kegelapan. Seluruh kebudayaan Timur dianggap tak ada

nilainya sedikit pun disbanding kebudayaan Barat.

Pada zaman “Gold Rush” di California (±1850) orang China sangat dihargai

sebagai warga negara yang rajin,tertib,hemat,patuh akan peraturan,dapat menyesuaikan

diri dengan keadaan dan pujian-pujian lainnya karena mereka melalukan pekerjaan yang

membantu pencari emas dengan usaha membuat sepatu,menjahit pakaian,membuat

restoran, dan sebagainya. Setelah ternyata pekerjaan mencari emas tidak menguntungkan

bagi kebanyakan orang,mereka mencari nafka nya dengan pekerjaan yang telah dipegang

oleh orang China. Maka orang China sekarang menjadi saingan dalam bidang ekonomi.

Dengan perubahan ekonomi ini berubah pula pendapat tentang orang China yang

kemudian mereka cap sebagai orang yang membentuk kelompok tersendiri,memisahkan

diri dari masyarakat umumnya, licik, suka mendirikan perkumpulan-perkumpulan rahasia

yang membahayakan,yang mengirim emas ke Negara leluhurnya, menyelundupkan

candu, menyebarkan prostitusi dan penjudian. Karena itu California harus di amankan

terhadap bahaya Mongol.

Atasinya harus melalui berbagai pendekatan.Teknik yang digunakan sedapat

mungkin harus bertalian dengan pengertian kita tentang sebab-sebabnya. Dan karena

sebab-sebab itu saling berhubungan harus berbagai teknik digunakan serempak.

B. Pendidikan Umum Dan Hubungan Antar-kelompok

Menurut penelitian, makin tinggi pendidikan seseorang makin kurang prasangkanya

terhadap golongan lain,makin toleransi sikapnya terhadap golongan minoritas. Mereka yang

berpendidikan universitas ternyata menunjukkan sikap yang paling toleran.Jika hasil

penelitian itu bener maka pendidikan harus ditingkatkan sampai taraf yang setingginya untuk

menghilangkan prasangka itu. Namun ada beberapa alasan cita-cita itu tidak akan tercapai.

Tak dapat kita harapkan bahwa setiap orang akan dapat memperoleh pendidikan tinggi.Ada

tidaknya prasangka tidak semata-mata ditentukan oleh pendidikan. Dua orang,sama-sama

sarjana mungkin sekali mempunyai prasangka yang berbeda-beda. Yang seorang misalnya

dibesarkan dalam keluarga yang berada,yang bahagia tanpa banyak mengalami frustasi dan

bersifat toleran terhadap golongan-golongan lain. Sebaliknya yang seorang lagi hidup dalam

keluarga yang harus berjuang dan bersaing keras dengan golongan-golongan lain. Selain itu

ia dipengaruhi oleh prasangka terhadap golongan lain dalam keluarga dan lingkungan.Orang

Page 28: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

28

yang pertama telah terdidik sejak kecil dalam suasana toleran. Pendidikan formal tidak akan

mengubah sikapnya. Orang yang kedua telah dididik dalam suasana prasangka terhadap

golongan lain dan sikap yang telah tertanam sejak kecil dalam hati sanubarinya juga tidak

akan banyak dapat diubah oleh pendidikan formal. Kedua orang itu memperoleh pengalaman

yang berlainan.banyak prasangka diperoleh dari sikap dan pendapat orang tua dan dari

pengalaman dalam lingkungan.

Ini tidak berarti bahwa pendidikan disekolah sama sekali tak ada pengaruhnya.

Pendidikan dapat merupakan faktor yang menentukan kedudukan,rasa harga diri,rasa

ketenteraman hidup yang turut menentukan prasangka. Ada kemungkinan mengurangi,tetapi

dapat pula memperkuat prasangka. Pendidikan Nazi yang di berikan selama zaman Hitler

yang mendewakan bangsa sendiri dan merendakan bangsa-bangsa lain dengan sengaja

menanamkan prasangka itu.Akan tetapi meningkatkan taraf pendidikan itu sendiri tidak

memecahkan masalah prasangka ini.

C. Struktur Hubungan Antara-kelompok Di Sekolah

Sekolah biasanya terlampau memusatkan perhatian kepada pendidikan akademis. Salah

satu aspek yang perlu perhatian ialah memupuk hubungan sosial di kalangan murid-murid.

Program pendidikan antar-murid,antar golongan ini bergantung pada struktur sosial murid-

murid. Ada tidaknya golongan minoritas di kalangan mereka mempengaruhi hubungan antar-

kelompok itu. Kebanyakan Negara mempunyai penduduk yang sulit multi-rasial,menganut

agama yang berbeda-beda,dan mengikuti adat kebiasaan yang berlainan. Perbedaan golongan

dapat juga disebabkan oleh perbedaan kedudukan sosial dan ekonomi.

Murid-murid di sekolah kita juga sering menunjukkan perbedaan tentang asal

kebangsaan, kesukaan, agama, adat istiadat, kedudukan sosial. Berdasarkan perbedaan-

perbedaan itu mungkin timbul golongan minoritas murid-murid, yang tersembunyi ataupun

yang nyata-nyata.

Pada zaman kolonial Belanda mendirikan sekolah-sekolah yang tersendiri untuk anak-

anak Belanda,anak-anak China,dan Indonesia. Yang terakhir ini sekolah bagi golongan

rendah dan anak desa. Bagi anak-anak golongan pegawai dan ningrat terbuka kesempatan

bersekolah di sekolah Belanda atau berbahasa Belanda. Di Amerika Serikat diadakan

diskriminasi antara anak kulit putih dan Negro dengan mengadakan pemisahan atau segregasi

dalam pendidikan kedua golongan itu walaupun diakui kesamaan hak setiap warga

Negara.Diskriminasi ini lambat laun berkurang.

Page 29: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

29

Kita di Indonesia ini tidak mengenal diskriminasi serupa itu karena sejak mulanya telah

dijamin kesamaan hak setiap warga Negara oleh Undang-Undang Dasar 1945. Hingga

manakah jiwa undang-undang itu telah menjadi kenyataan sepenuhnya dapat dijadikan bahan

penelitian.

Guru-guru hendaknya memperhatikan struktur golongan-golongan di kalangan murid-

muridnya. Apakah anak-anak yang berasal dari daerah tertentu yang berasal dari keterunan

asing, atau yang berlainan agama diperlakukan dengan tidak wajar diancam,diperas oleh

teman-temannya atau disingkirkan dari kegiatan-kegiatan tertentu,dengan perlakuan yang

demikian anak-anakyang didiskriminasikan itu akan mersa dirinya asing dan tak diterima

sebagai anggota penuh dari masyarakat sekolahnya. Sikap ini akan mempengaruhinya

sepanjang hidupnya . tiap sekolah mempunyai pola hubungan tertentu antar-guru, antar-

murid, antara guru dengan murid, yaitu suatu struktur sosial yang mempengaruhi sikap dan

kelakuan murid. Masyarakat sekolah mempengaruhianak dalam pergaulannya dengan

anggota-anggota lain dalam masyarakat itu.

D. Usaha-Usaha Memperbaiki Hubungan Antar-kelompok di Sekolah

Tiap sekolah perlu memperhatikan hubungan antar-murid dan antar-kelompok, terlebih-

lebih jika terdapat didalamnya apa yang dinggap golongan minoritas. Berbagai usaha dapat

dijalankan untuk memperbaiki hubungan antar-kelompok, walaupun kekuasaan sekolah

sering sangat berbatas. Sikap yang berprasangka yang telah tertanam dalam hati masyarakat

sangat menghalangi usaha sekolah, namun ada yang dapat diusahakan oleh sekolah.

Oleh sebab sekolah terbatas kemampuannya untuk mengubah situasi sosial, sekolah

dapat menggugah nilai-nilai dan sikap anak-anak secara individual, rasa keadilan, rasa

keagamaan yang mengemukakan kesamaan manusia di hadapan tuhan, lalu melihat nilai-

nilai itu dalam hubungannya dengan orang-orang yang dianggapnya renah, asing, licik, dan

sebagainya.

Cara ini dapat dilakukan melalui pemberitahauan informasi, diskusi kelompok,

hubungan pribadi, dan sebagainya.Kebanyakan usaha dalam memperbaiki hubungan antar-

kelompok mengandung unsur”penggugahan nilai dan sikap” individu, oleh sebab sekolah

tidak mampu mengubah keadaan sosial dan prasangka yang telah ada dalam masyarakat.

Mungkin cara yang paling delakukan ialah memberikan informasi dapay diberikakan

misalnya tentangan hakikat perbedaan rasial dan kultural dengan menekankan bahwa

perbedaan-perbedaan dikalangan manusia bukanlah disebabkan oleh pembawaan biologis,

melainkan karena dipelajari dari lingkungan kebidayaan masing-masing. Diusahakan agar

Page 30: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

30

anak-anak dapat memperhatikan kesamaan antara manusia yang berada asal kebudayaannya

sehingga dapat melihat orang lain sebagai sesama manusia yang dapat dijadikann teman

sepergaulan, disamping itu anak dapat pula melihat adanya perbedaan diantara orang-orang

dalam kelompoknya sendiri tak ubahnya dengan orang-orang di luar kelompoknya. Sikap

terhadap perbedaan kelompok dapat mengalami perbedaan dalam hidup seseorang

selanjutnya berkat berbagai situasi yang dialaminya. Informasi mengenai kesamaan dan

perbedaan manusia juga diperoleh murid dalam pelajaran biologis dan ilmu-ilmu sosial.

Teknik lain yang banyak digunakan ialah memberikan informasi tentang sumbangan

minoritas kepada masyarakat. Orang cina, india,arab yahudi dan bangsa-bangsa lain banyak

memberikan sumbanganyang berharga kepada umat manusia dan keturunan mereka yang

tersebar di berbagai pelosok dunia ini patut dihargai atas jasa-jasa itu, demikian pula tiap

suku bangsa ditanah air kita ini turut berjuang untuk merebut kemerdekaan kita dan karena

itu tiap warga negara berhak mendapat perlakuan yang hormat.

Agama dapat dijadikan pegangan untuk memandang semua manusia sama karena

mereka semua sama dihadapan tuhan. Juga uud 1945 mengakui semua hak setiap warga

negara tanpa memandang agama, kesukuan, kebangsaan atau warna kulit. Namun orang yang

mempunyai kepribadian yang berprangka sering bermuka dua, pada satu pihak berpegang

pada norma-norma agama dan undang-undang, di lain pihak tetap mempertahankan

prangkanya orang tertentu. tak dapat tiada orang serupa itu akan akan mengakami kanflik

dalam batinnya.

Guru dapat juga mengemukakan contoh-contohtokoh-tokoh besar yang menunjukkan

tolerasnsi besar terhadap sesamamanusia seperti ibu theresa di india, albert schweitzer di

aprika. Atau mengemukakan tokoh-tokoh olah raga, musik dan lain-lain yang bersal dari

golongan minoritas yang membawa keharuman bagi negara berkat prestasi yang gemilang.

Guru dapat pula mengidentifikasi pemimpin-pemimpin di kalangan murid-murid. Bila

mereka ini mempunnyai sikap yang toleran, atau diusahakan agar mempunyai sikap yang

toleran maka mereka dapat mempengaruhi sikap murid-murid lain kearah toleransi yang lebih

besar.guru dapat memobilisasi tenaga-tenaga ini untuk memupuk sikap yang sehat di

kalangan murid-murid.

Teknik lain untuk mengubah sikap ialah membuka kesempatan yang seluas-luasnya

untuk mengadakan hubungan atau pergaulan diantara murid-murid dari berbagai golongan,

jika mereka dapat saling berkunjung dan menghadiri kegiatan atau upacara dalam keluarga

asing-masing, maka diharapkan saling pengertian yang lebih mendalam dan tolerasansi yang

lebih besar.

Page 31: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

31

Metode lain yang makin banyak digunakan ialah sosiodrama atau teknik bermain

peranan. Peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dapat dimainkan dalam kelas dalam bentuk

sosiodrama dengan menyuruh golongan mayoritas mamainkan peranan golongan minoritas.

Tujuan ialah agar dapat dipahami perasaan golongan minoritas dan dapat

mengidentifikasikan diri dengan keadaan mereka.

E. Efektivitas Pendidikan Antar-golongan

Usaha-usaha perbaiakan hubungan antar-kelompok seperti dikemukakan di atas

didasarkan atas anggapan atau asumsi tertentu. Pertama : dianggap bahwa prasangka

disebabnya kurangannya pengetahuan. Oleh sebab itu seorang dapat dibebaskan dari

prasangka dengan memberikan informasi yang cukup kepadanya. Tak dapt disangkal peranan

informasi dalam prasangka. Informasi yang keliru dapat menimbulkan atau memperdalam

prasangka. Namun memberikan informasi saja belum menjamin berubahnya sikap seseorang

terhadap golongan lain. Orang dapat mempunyai pengetahuan yang banyak tentang golongan

lain., namun tetap menaruh prasangka. Atau mereka secara verbal dapat menunjukkan

toleransi, akan tetapi tidak menampakannya dalam kelakuan yang nyata.

Asumsi kedua ialah bahwa pengalaman disekolah dapat mengubah kelakuannya diluar

sekolah dan situasi-situasi lain. Anak-anak dapat bersifat toleran dalam ucapannya akan tetapi

apakah mereka akan tetap toleran diluar sekolah dan kelak sebagi orang dewasa masih

merupakan pertanyaan. Prasangka kuat kaitannya dengan struktur kepribadian seseorang, jadi

menunjukkan bentuk kelakuan yang mempunyai corak yang sama. Untuk menghilangkan

prasangka harus diubah struktur kepribadiannya. Sebaliknya, bila kita pandang prasangka

sebagai fungsi situasional, artinya timbul dalam situasi sosial tertentu, maka pendididkan

sekolah dapat disangsikan. Karena anak tetao menghadapi situasi sosial yang sama dalam

masyarakat yang tidak dapt dikuasai oleh sekolah. Karena itu sukar diharapkan terjadinya

transfer kelakuan anak disekolah ke situasi-situasi lain di luar sekolah.

Asumsi ketiga ialah bahwa hubungan pribadi dengan anggota kelompok lain

mengurangi prangka. Apakah ini akan terjadi antara lain bergantung pada keadaan hubungan

ini teerjadi. Bila hubungan itu menberi pengalaman yang menyenangkan ada kemungkinan

menghasilkan sikap persahabatan. Adanya hubungan itu sendiri tidak menjamin sikap yang

baik. Misalnya anak-anak yang mempunyai sekolah yang dikunjungi berbagai golongan

belum tentu semuanya akan mendapat sikap yang lebih toleran terhadap golongan itu. Oleh

sebab, bila bila hubungan itutidak disertai oleh pengalman yang menyenangkan maka

prasangka yang adatidak akan berkurang.

Page 32: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

32

Hubungan yang terjadi dalam kondisi khusus, misalnya tentara amerika yang terdiri

atas kulit putih dan negro selama perang II melahirkan hubungan persahabatan yang erat

yang bersifat pribadi, akan tetapi tidak meluas kepada golongan itu dalam keseluruhannya.

Kontak antara dua golongan tidak akan membawa perubahan bila dipertemukan dua

orang yang sesuaidengan stereotip tiap golongan, misalnya pemilik perkebunan bangsa kulit

putih dengan negro buruh perkebunan itu. Perubahan lebih cenderung terjadi bila diadakan

kontak antara dua orang atau kelompok yang mempunyai status, tujuan, dan masalah yang

sama, misalnya sama-sama sarjana artis, pengarang atau usahawan yang memberi gambaran

yang berbeda sekali dengan tanggapan umum atau stereotip tentang anggota suatu kelompok.

Maka adanya hubungan itu saja belum menjamin timbulnya persahabatan atau toleransi

yang lebih besar. Anak yang belajar disekolah yang bermrid-muridkan anak-anak dari

macam-macam golongantidak dengan sendirinya lebih toleran dari pada anak yang belajar

dari sekolah yang muridnya homogen asal kebangsaannya. Karena itu sukar diadakan

generalisai tentang pengaruh hubungan suatu in-group dengan out-group.

F. Efektivitas Pendidikan

Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap anak-anak yang mempunyai asal kebangsaan

yang sama? Bahwa sekolah merupakan lembaga yang efektip untuk mengurangi prasangka

tidak dapat didukung dengan bukti-bukti yang meyakinkan. Menurut penelitian, orang

dewasa yang lebih tinggi pendidikannya menunjukan sikap yang lebih toleranterhadap

golongan minoritas. Hasil penelitian ini setidaknya membuktikan bahwa pendidikan tidak

menambah prasangka. Bahkan ada bikti-bukti yang memperlihatkan timbulnya sikap yang

memberikan program yang khusus tentang hubungan antar-golongan. Ini pula menunjukan

bahwa seolah tidak selalu mengikuti sepenuhnya sikap yang terdapat dalam masyarakat di

lingkungan sekolah.

Efektivitas program khusus tentang hubungan antar-kelompok tidak mudah dinilai.

Kebanyak program itu bercorak memberikan informasi yang kemujian diuji dengan tes

tertulis. Dalam pertanyaan verbal ini dapat dilihat adanya perubahan. Akankan pertanyaan

verbal akan diterapkan dalam kelakuannya terhadap golongan minoritas dalam segala mcam

situasi sukar diketahui. Perubahan ini sekalipun bersifat verbal, tentu cukup berarti, karena

ada kemungkinan akan dapat mempengaruhi kelakuan anak. Ini menunjukan bahwa

pendidikan skolah tidak merubah sikap anak-anak ke arah yang negatif karena ada rasa

kekhwatiran seakan-akan masalah hubungan antar golongan sebaiknya jangan disinggung

saja karena dianggap sensitif.

Page 33: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

33

Perlu kita sadari bahwa sekolah hanya salah satu dari sejumlah daya-daya sosial yang

mempengaruhi hubungan antargolongan. Pendidikan dan pengaruh yang diperoleh anak

dalam rumah tangga, pergaulan dengan teman-teman sepermainan dan lapangan interaksi

sosial lainnya sering lebih kuat dan membuat sekolah hampir takberdaya. Sekolah tak mampu

mengubah masyarakat. Untuk menghilangkan prasangka terhadap golongan lain, seluruh

masyarakat harus turut serta, termasuk pemerintah yang harus berusaha meniadakan segala

macam bentuk diskriminisasi, kalaupun masih ada. Juga guru-guru harus menjadimodel

pribadi yang lebih toleran dalam dalam ucapan maupun perbuatannya.

G. Dasar-Dasar Bagi Pendidikan Antar-golongan

Program-program tentang hubungan antar-golongan dapat dilakukan menurut pelajaran

lainnya, yakni dengan menyampaikan informasi seperti pelajaran sejarah, geografi, dan lain-

lain. Namun kita dapat bertanya apakah pendidikan itu tidak sebaiknya dikaitkan dengan

berbagai teori tentang prasangka.

Bila kita anggap prasangka disebabkan oleh rasa frustasiagresi, seperti yang terdapat

dalam pribadi otoriter, maka perlu diperhatikan pendidikan anak dalam rumah tangga sejak

kecil. Bila kepribadian yang serupa itu dibiarkan terus berkembang, ada kemungkinan ia

hanya mendapat kesembuhan dengan ahli psikiatri.

Bila kita anggap bahwa prasangka disebabkan oleh persangian dalam mencari

keuntungan, status, kekuasaan, yang terdapat dalam sistem politik ekonomi, maka disekolah

dapat diajarkan bahwa prestasi seseorang ditentukan oleh usaha dan kemampuannya, yang

bagi setiap orang mempunyai batas-batas tertentu. Sejauh kesanggupannya sebaiknya setiap

orang harus berusaha sekeras mungkin dan jangan mempersalahkan orang lain atau merasa

cemburu atas keberhasilan orang lain. Harus diakui bahwa prasangka yang ditimbulkan oleh

persaingan ekonomi didalam masyarakat dapat melumpuhkan usaha sekolah.

Prasangka dapat pula menjadi aspek kebudayaan yang diperoleh melalui proses

sosialisai, melalui situasi-situasi yang dihadapi anak dalam hidupnya. Bila lingkungan itu

menunjukkan rasa prasangka terhadap golongan lain, maka dapat diharapkan anak itupun

akan berbuat sesuai dengan lingkungannya. Sekolah dapat memberikan pelajaran agar anak

tidak berprasangka, namun apakah akan terjadi transfer kedalam situasi-situasi lain diluar

sekolah menjadi pertanyaan, karena kelakuannya bertentangan dengan yang lazim.

Page 34: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

34

Masyarakat

Page 35: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

35

MASYARAKAT

A. Pengertian Masyarakat

Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama,masyarakat menurut Peter L.

Berger,adalah suatu kesluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan

itu terdiri dari bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. Misalnya,hubungan orang tua

dengan anak ,hubungan antara murid,guru,dan kepala sekolah,dan hubungan antara atasan

dan bawahan,yang secara keseluruhan hubungan yang luas itu disebut masyarakat.Hubungan-

hubungan tersebut terjalin dan terjadi bukanlah sembarangan terjadi dan terjalin,melainkan

memiliki aturan. Di dalam adat istiadatnya di Indonesia,anak itu menghormati

orangtua,bawahan itu menghormati atasan.Singkatnya semua berjalan menurut sistem.Oleh

kaena itu,Berger juga mendefinisikan masyarakat yang menunjukkan pada suatu sistem

interaksi atau tindakan yang terjadi minimal dua orang yang saling mempengaruhi

prilakunya. Di sana terdapat sistem interaksi,di sana konsep masyarakat diterapkan. Dalam

sistem interaksi, dapat dilihat bentuk peraturan,kebiasan,dan adat istiadat yang diciptakan

oleh manusia dan juga mengatur manusia.Artinya,antara individu dan masyarakat ada

hubungan timbal balik.36 Terdapat beberapa pengertian masyarakat dalam pandangan ahli.

Masyarakat mempunyai arti yaitu sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan dan

tinggal didalam satu wilayah,kalangan itu bisa terdiri dari kalangan orang mampu hingga

orang yang tidak mampu. Masyarakat yang sesungguh nya adalah sekumpulan orang yang

telahmemiliki hukum adat,norma-norma dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.37

Manusia dari lahir sampai mati hdup sebagai anggota masyarakat. Hidup dalam

masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan dengan demikian

mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain.Interaksi sosial sangat utama dalam

masyarakat.

Masyarakat sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Masyarakat terdiri

atas berbagai kelompok,yang besar maupun kecil bergantung pada jumlah anggotanya. Dua

orang atau lebih dapat merupakan kelompok. Tiap orang menjadi anggota keluarga yang

terdiri atas ayahibu,dan anak,atau keluarga besar yang juga mencakup paman, kakek,

cucu,dan sebagainya.38 Ciri-ciri masyarakat:

36 Muhammad Rifa‟i,sosiologi pendidikan,Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011,hlm.34-35.

37 http:e-jurnal(pengertian masyarakat dalam pandangan ahli)blogger.com

38 Prof.Dr.S.Nasution.MA,sosiologi pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara,2011,hlm 60.

Page 36: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

36

1. Interaksi antar warga

2. Adat istiadat,norma hukum dan aturan khas yang mengatur seluruh penduduk warga kota

atau desa

3. Satuan komunitas dalam wilayah

4. Satuan rasa identiitas kuat yang mengikat semua warga

Istilah community dapat diterjemahkan sebagai ”masyarakat setempat” yang

menunjuk pada warga sebuah desa,kota,suku,dan bangsa. Apabila anggota-anggota suatu

kelompok,baik kelompok itu besar maupun kelompok kecil,hidup bersama sedemikian rupa

sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan

hidup yang utama,kelompok tadi disebut masyarakat setempat. Sebagai suatu

perumpamaan,kebutuhan,seseorang tidak mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila dia

hidup bersama-sama rekan lainnya yang sesuku.Dengan demikian, kriteria yang utama bagi

adanya suatu masyarakat setempat adalah adanya social relationships antara anggota suatu

kelompok .Dengan mengambil pokok-pokok uraian di atas,dapat dikatakan bahwa

masyarakat setempat menunjuk padabagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu

wilayah dengan batasan-batasan tertentu.dapat disimpulkan secara singkat bahwa masyarakat

setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang dilandasi oleh suatu derajat hubungan

sosial yang tertentu.39

Dalam masyarakat yang modern,sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan

masyarakat perkotaan rular community,dan urban community.Warga pedesaan,suatu

masyarakat mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan

mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasa nya

berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan Penduduk masyarakat pedesaan pada umum nya

hidup dari pertanian.Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya

memegang peranan penting. Orang selalu meminta nasehat kepada mereka apabila ada

kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat yang tidak tertentu

jumlah penduduknya. Tekanan pengertian ”kota” terletak pada sifat serta ciri kehidupan

yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Antara warga masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat perbedaan

dalam perhatian, khususnya terhadap keperluan hidup. Di desa yang di utamakan adalah

perhatian khusus terhadap keperluan utama kehidupan,hubungan-hubungan untuk

39 Prof.Dr.soerjono soekanto,sosiologi suatu pengantar,Jakarta:Rajawali Pers,2012,hlm 132-133

Page 37: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

37

memerlukan fungsi pakaian, makanan, rumah,dan sebagainya. Hal ini berbeda lain dengan

orang kota yang mempunyai pandangan berbeda. Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada

masyarakat kota,yaitu sebagai berikut:

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan agama di desa.

2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada

orang lain.

3. Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata.

4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan.

5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.

6. Jalan kehidupan yang cepat dikota mengakibatkan pentingnya faktor waktu.40

Dalam pengelompokkan sering dibedakan kelompok primer dan kolompok

sekunder. Kelompok primer adalah kelompok pertama di mana ia mula-mula berinteraksi

dengan orang lain,yakni keluarga,kelompok sepermainan,dan lingkungan tetangga. Dalam

kelompok primer terdapat hubungan temu-muka langsung dalam suasana akrab. Dalam

kelompok ini ia mempelajari kebiasaan yang fundamental seperti bahasa,soal baik

buruk,kemampuan untuk mengurus diri sendiri,kerja sama dan bersaing,displin,dan

sebagainya. Kelompok primer ini disabut juga gemeinschaft.

Kelompok skunder dibentuk dengan sengaja atas pertimbangan tertentu berdasarkan

kebutuhan tertentu seperti perkumpulan profesi,organisasi agama,partai politik. Anggotanya

mungkin tak pernah saling bertemu. Kelompok skunder ini dapat hidup lama melampaui

suatu genarasi. Kelompok sekunder ini sering disebut gesellschaft.

Pengolongan lain terutama berdasarkan fungsinya ialah kelompok “orang dalam” (in-

group) dan kelompok ”orang luar” (out-group). Kelompok orang dalam yang terdapat dalam

kelompok primer maupun sekunder,adalah kelompok terhadap siapa kita merasa

solider,setia,akrab,bersahabat. Kita merasa bersatu, seperasaan, sepikiran, seperbuatan

dengan mereka. Kita rela mempertahankan,melindungi dan berkorban untuk mereka. Dengan

mereka kita merasa senang,saling memahami,pnuh cinta dan simpati.

Terhadap kelompok orang luar kita dapat merasa tidak senang,bahkan benci,

menganggapnya sebagai saingan, lawan, ancaman. Prasangka biasanya ditunjukkan terhadap

kelompok ini. Kita merasa kelompok kita lebih baik daripada kelompok orang lain. Bangsa

kita, agama kita, sekolah kita dirasa melebihi yang lain.

40 Soerjono soekanto

Page 38: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

38

B. Pengertian Kebudayaan

Untuk mempelajari kebudayaan suatu masyarakat kita perrlu minta bantuan ahli

antropologi seperti kita meminta bantuan ahli sosiologi dalam menganalisis masyarakat.

Berkat kebudayaan kita berbahasa indonesia bukan bahasa inggris, menghormati sang saka

merah putih,kita makan nasi dengan tangan atau sendok-garpu dn bukan dengan sumpit,kita

menyukai durian yang dianggap jijik oleh orrang barat. Demikian pula seorang berbahasa

sunda,batak,minahasa,menghargai gamela,tortor atas pengaruh interaksi individu dengan

kebudayaan masyarakat.

Kebudayaan mempengaruhi individu dengan berbagai cara akan tetapi individu juga

mempengaruhi kebudayaan sehingga tejadi perubahan sosial. Kebudayaan dapat dipandang

sebagai cara-cara mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Ada masalah yang universal

seperti memenuhi kebutuhan biologis. Namun tiap masyarakat memilih cara yang dianggap

paling sesuai sehingga tidak ada dua masyarakat yang sama kebudayaannya.

Kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan fisik seprti iklim, topograpi, kekayaan

alam,dan sebagainya. Kebudayaan daerah tropis berbeda dengan kebudayaan didaerah

dingin,kebudayaan didaerah gurun brbeda dengan kebudayaan yang berhutan. Kebudayaan

juga dipengaruhi oleh kontak dengan kebudayaan lain yang dircept oleh perkembangan

komunikasi dan transport. Yang dipnjam biasa nya hal-hal yang berguna untuk memecahkan

masala-masalah atau sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat. Yang dipinjam

biasanya hal-al yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah atau sebagai alat untuk

mencapai tujuan masyarakat.

Dalam kebudayaan dapat dibedakan, kebudayaan eksplisit yang dapat diamati secara

langsung dalam kelakuan verbal maupun non verbal pada anggota-anggota masyarakat.

Kelakuan eksplisit misalnya dapat kita lihat pada kelakuan dua orang atau lebih dalam

situasi-situasi normal meurut peranan masing-maasing misalnya dalam interaksi antara

suami-isteri,orang tua-anak, guru-murid, atasan-bawahan,dan sebagainya. Kebudayaan

implisit terdiri atas kepercayaan,nilai-nilai dan norma-norma yang dapat ditafsirkan ahli

antropologi untuk menjelaskan berbagai kelakuan anggota masyarakat.

Kepercayaan suatu masyarakat yang meliputi buah pikiran, pengetahuan, takhayul,

mitos dan dongeng-dongeng yang tersebar pada semua anggota masyarakat sangat penting

bagi keutuhan masyarakat itu. Mitos bukan sekedar cerita melainkan suatu kenyataan hidup

bagi orang yang mempercayainya. Dengan nilai-nilai kebudayaan anggota masyarakat

mengetahui apakah yang layak, pantas, baik atau seharusnya. Nilai-nilai dapat bersifat positif

yakni apa yang diinginkan dan negatif yakni apa yang tidak diinginkan,misalnya soal

Page 39: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

39

kebersihan dan kesopanan,atau soal penipuan dan kekerasaan. Dengan norma-norma

dimaksud aturan-aturan kelakuan yang diterima oleh masyarakat. Di antaranya ada

kebiasaan-kebiasaan seperti soal pakaian (menerima tamu jangan pakai piama, ke pesta

hendaknya pakai dasi, waktu kuliah gadis-gadis jangan pakai celana jeans, dan sebagainya)

yang dianggap sopan atau tidak sopan. Melanggar aturan serupa ini tidak selalu mendapat

hukuman akan tetapi dipandang tidak tahu aturan atau tidak sopan, karena tidak

membahayakan masyarakat. Akan tetapi ada pula yang dianggap serius bila melakukan

perkawinan yang tidak sah,dan karena itu dapat ditindak berdasarkan adat atau hukum.

Tiap manusia merupakan individu yang unik,namun banyak kelakuannya dipngaruhi

oleh kebudayaan seperti pikiran, bahasa, cara memberi hormat, cara makan, apa dimakan,

dan seribu satu hal lainnya. Perbedaan individual terdapat dalam bentuk variasi-variasi dalam

kerangka kebudayaan itu. Tidak seluruh kebudayaan dapat dituruti oleh setiap anggota

masyarakat. Ada diantaranya yang boleh dikatakan diikuti oleh semua, yang disebut

univeersalseperti bahasa, moral perkawinan. Dalam tiap masyarakat besar terdapat

kelompok-kelompok yang mempunyai sub-kebudayaan atau subculture yang tersendiri.

Mereka mengggunakan bahasa tersendiri yakni kata-kata yang mempunyai makna yang khas

bagi mereka, mereka mempunyai norma-norma tersendiri dan mempunyai buah pikiran yang

tidak dimiliki oleh masyarakat umumnya. subculture ini terdapat dikalangan

pemuda,pemudi, (golongan menurut usia dan jenis kelamin), juga dikalangan mereka yang

mempunyai pekerjaan tertentu (nelayan, calo, pencopet), atau termasuk golongan etnik, atau

suku bangsa tertentu.

C. Kebudayaan Sekolah

Sistem pendidikan mengembangkan sistem pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh masyarakat dari murid-murid. Kehidupan disekola serta norma-norma

yang berlaku di sebut kebudayaan sekolah. Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian

dari kebudayaan masyarakat luas, namun mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai suatu

“Subculture”. Sekolah bertugas untuk menyampaikan kepada generasi baru dan karena itu

harus selalu memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum. Akan tetapi disekolah itu

sendiri timbul pola-pola kelakuan tertentu. Ini mungkin karena sekolah mempunyai

kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan.

Timbulnya sub-kebudayaan sekolah juga ter jadi oleh sebab sebagian yang cukup

besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa. Dalam situasi serupa ini dapat

berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda yang tampak dari pakaian ,bahasa,

Page 40: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

40

kebiasaan kegiatan-kegiatan serta upacara-upacara. Sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah

ialah tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah

pengetahuan, sikap, keterampilan yang sesuai dengan kurikulum,metode, dan teknik kontrol

tertentu yang berlaku di sekolah itu. Dalam melaksanaan kurikulum dan ekstra-kurikulum

berkembang sejumlah pola kelakuan yang khas bagi sekolah yang berbeda dengan yang

terdapat pada kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. Tiap kebudayaan mengandung

bentuk kelakuan yang diharapkan dari anggotanya. Di sekolah diharapkan bentuk kelakuan

tertentu dari semua murid dan guru. Itulah yang menjadi norma bagi setiap murid dan guru.

Norma ini nyata dalam kelakuan anak dan guru, dalam peraturan-peraturan sekolah, dalam

tindakan dan hukuman terhadap pelanggaran , juga dalam berbagai kegiatan upacara-upacara.

1. Kenaikan kelas

Belajar dengan rajin agar naik kelas merupakan patokan yang mempengaruhi

kehidupan anak selama bersekolah.untuk itu ia harus menguasai bahan pelajaran yang

ditentukan oleh kurikulum yang sering diolah dalam bentuk buku pelajaran. Dengan

ulangan atau tes guru menilai kemampuan anak. Angka dari guru sangat penting bagi

murid. Hak guru memberi angka memberinya kekuasaan yang disegani oleh murid.

Angka rapor menjadi dasar bagi kenaikan kelas, pemberian rapor dan penentuan

kenaikan kelas sering dilakukan dengan upacara tertentu sekalipun sederhan. Mereka

yang naik kelas memasuki fase baru dalam hidupnya dan makin tinggi tingkat

kelas,makin banyak diharapkan daripadanya mmisalnya kelakuan yang lebih menantang.

Tinggal kelas merupakan masalah yang berat bagi murid. Bagi anak yang tinggal

kelas ini berarti ia akan ditinggalkan oleh teman-temanya selama setidak-tidaknya satu

tahun dan ia harus masuk kelompok anak-anak yang lebih muda daripadanya yang selama

ini lebih rendah keduduknnya. Tinggal kelas bagi murid merupakan pukulan berat,

sekalipun sebelumnya ia tahu bahwa angka-angkanya selalu rendah dalam ulangan.

2. Upacara-upacara

Peristiwa yang biasanya dilakukan dengan upacara ialah penerimaan murid baru.

Dalam adat suku bangsa tertentu diadakan upacara bila seseeorang memasuki fase baru

dalam hidupnya. Upacara yang selalu menggembirakan ialah upacara wisuda yang

melepas para siswa yang telah lulus, yang kemudian akan melanjutkan pelajaran pada

lembaga pendidikan yang lebih tinggi atau mengadu nasibnya dalam dunia pekerjaan.

Upacara ini melambangkan beberapa hal,pertama yaitu untuk menyatakan

besarnya nilai pendidikan bagi pembinaan generasi muda dan kepercayaan bahwa

Page 41: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

41

pendidikan membawa kemajuan bagi setiap siswa. Dalam upacara itu sering turut serta

orang tua dan tokoh-tokoh lain dari masyarakat yaang mrndukung sekolah sebagai

lembaga pendidikan yang besar manfaatnya bagi bangsa dan negara. Kedua,bagi mereka

yang lulus, wisuda itu merupakan pengakuan atas taraf pendidikan yang telah mereka

capai. Selain itu wisuda merupakan tabnda penghargaan atas keberhasilan siswa dalam

pelajaran yang diperoleh dengan jrih payah. Hari wisuda juga melambangkan perpisahan

dari teman-teman selama beberapa tahun belajar brsama disekolah sambbil mengalami

suka-dukanya,maka hari wisuda merupakan hari kegembiraaan dan keharuan.

3. Upacara bendera

Ada sekolah yang memulai sekolah dengan lebih dahulu mengumpulkan semua

muriduntuk melakukan upacara tertentu dengan acara yang mungkin berbeda-beda

menurut sekolahnya . sekolah swasta beragama mungkin mula dengan do‟a serta

pengumuman dan petunjuk dari kepala sekolah. Ada pula dengan senam pagi atau dengan

kegiatan lain.

Upacara ini selain mempunyai fungsi kontrol, juga menanamkan rasa identifikasi

anak dengan sekolahnya dan semangat persatuan serta rasa turut bertanggung jawab atas

nama baik sekolah. Suatu upacara yang diwajibkan bgi tiap ssekolah dinegara kita ialah

upacara bendera pada hari senin tiap minggu dan pada tanggal 17 agustus. Upacara ini

bertujuan untuk menanamkan rasa kebangsaan dengan meresapkan dasar pikran, dan cita-

cita serta norma-norma yang terkandungg dalam UUD 1945.

D. Norma-Norma Sosial Dalam Situasi Belajar

Kegiatan belajar yang berpusat dalam ruang kelas hanya dapat berjalan lancar karena

adanya pola-pola kebudayaan sekolah yang menentukan kelakuan yang diharapkan dari

murid-murid dalam proses belajar-mengajar.

Interaksi yang terus menerus antara guru dengan murid mengharuskan masing-masing

memahami norma-norma kelakuan serta isyarat-isyarat yang melambangkan norma-norma

tertentu. Di sekolah-sekolah kita murid-murid tidak diperbolehkan bercakap-cakap dalam

kelas atau berjalan mondar-mandir karena menggangu jalannya pelajaran. Dengan isyarat-

isyarat tertentu guru dapat menuntut ketentraman kelas dan meminta perhatian penuh akan

pelajaran. Di sekolah-sekolah modern menjalankan disiplin yang “permissive” dan

memberikan lebih banyak kebebasan pun terdapat norma-norma yang harus dipahami dan

ditaati oleh semua. Tanpa disiplin kegiatan tak dapat berjalan baik. Pelanggaran akan terjadi

Page 42: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

42

bila isyarat-isyarat itu tidak dipahami atau tidak diterima baik oleh sebab komunikasi antara

kedua belah pihak tidak serasi.

Norma-norma di sekolah juga harus memperhatikan apa yang diharapkan oleh

masyarakat. Guru harus memanfaatkan harapan-harapan orang tua dan menerapkannya dalam

kelasnya dalam bentuk norma-norma. Sedapat mungkin norma-norma yang dijalankan di

sekolah jangan bertentangan dengan norma yang berlaku dalam keluarga anak didik. Bila ini

terjadi maka kesulitan dan salah paham akan timbul antara sekolah dengan orang tua. Dalam

hal ini pribadi guru dan latar belakangnya turut menentukan cara menginterprestasikan

norma-norma masyarakat ke dalam situasi kelas. 41

E. Latar Belakang Guru

1. Latar Belakang Guru

Menurut penelitian di Amerrika Serikat sebagian besar dari guru-guru berasal dari

golongan menegah-rendah seperti petani, pengusaha kecil, buruh harian dan hanya sebagian

kecil saja yang ayahnya dari golongan profesional atau golongan tinggi. Guru-guru

kebanyakan berasal dari daerah pedesaan atau kota kecil. Latar belakang guru yakni berasal

dari golongan petani dan kaum buruh perlu dipertimbangkan dalam pola kebudayaan di

sekolah yang banyak dipengaruhi oleh guru itu.

Guru akan membawa noorma-norma dan kebudayaan yang diperolehnya melalui

pendidikan dari orang tuanya ke dalam kelas yang diajarnya. Walaupun guru itu sendiri

berkat pendidikannya dapat mempertinggi tingkat kulturnya, namun ia akan tetap terikat oleh

latar belakangnya, yakni nilai-nilai pedesaan golongan menegah-rendah yang mugkin sekali

berbeda dengan norma murid-murid, khususnya di kota-kota. Banyak orang tua murid, antara

lain di sekolah menengah yang golongan sosialnya lebih tinggi dari guru sendiri.

Dalam kelas gurulah merupakan daya utama yang menentukan norma-norma di dalam

kelasnya dan otoritas guru sukar dibantah. Dialah menentukan aoa yang harus dilakukan oleh

murid agar ia belajar. Ia menuntut agar anak-anak menghadiri setiap pelajaran agar mereka

berlaku jujur dalam ulangan, datang pada waktunya ke sekolah, melakukan tugasnya dengan

penuh tanggung jawab.

Juga dalam kelakuan anak sehari-hari, tentang berpakaian, cara bergaul, cara

mengatasi konflik dalam hal-hal moral, pergaulan antar sesama, soala kejujuran sikap

terhadap agama, terhadap atasan orang tua, dan pemerintah guru itu akan dipengaruhi norma-

41 Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I sosiologi pendidikan ,hlm 68

Page 43: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

43

norma golongan darimana ia berasal. Tentang peraturan-peraturan sekolah telah ada yang

ditentukan oleh pemerintah ada pula oleh kepala sekolah, larangan merokok, pembayaran

iuran seolah, dan sebagainya yang harus dipatuhi oleh semua anak, lepas dari status sosial

orang tua anak.42

2. Pribadi Guru

Tiap orang yang pernah sekolah dan karena itu berhubungan dengan guru mempunyai

gambaran tertentu tentang kepribadian guru. Ternyata banyak kesamaan mengenai gambaran

orang pada umumnya tentang guru tampak dalam cerita-cerita, film, sandiwara, karikatur

dalam pemainan peranan oleh anak-anak yang belum bersekolah.43

Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murod-muridnya, namun pada

umumnya orang tidak memanadang guru sebagai orang yang pandai yang mempunyai

inteligensi yang tinggi. Orang-orang yang ber-IQ tinggi akan menjadi dokter atau insinyur

dan tidak menjadi guru, walaupun dalam kenyataan tetbukti bahwa guru yang beralih

jabtanyya dapat melakukan tugasnya dengan baik sebagai jenderal, gubernur, menteri, duta

besar, bupati atau camat, juga sebagai usahawan, seniman, pengarang, dan sebagainya.

Walaupun demikian oang tetap berpeng pada stereotip guru.

Guru memang ada lainnya dengan pekerjaan lain. Guru wanita, bila dibandingkan

dengan gadis atau wanita lain yang bekerja di kantor, bersifat lebih serius, berpakaian lebih

konservatif, karena enggan mengikuti mode terbaru, bahkan tak malu menggunakan pakaian

yang sama berulang-ulang. Guru lebih kritis terhadap kelakuan orang lain, mungkin karena

telah terbiasa mengecam kelakuan murid. Guru wanita tidak mudah bergaul dengan

sembarangan orang. Dalam hiburan seperti menonton bioskop ia membatasi diri dan tak suka

berjumpa dengan murid di tempat serupa itu.

Dalam suatu percobaan diperlihatkan 10 foto, di antaranya tiga foto guru yang khas.

Ternyata bahwa murid-murid yang digunakan sebagai sampel kebanyakan tepat menerka foto

guru, sedangkan untuk jabatan lain tebakan mereka meleset. Dari percobaan itu tampak

bahwa orang memiliki gambaran tentang stereotip guru, orang yang serius, sadar akan harga

diri, bersikap menjaga jarak sosial dengan orang lain.44

42 Ibid hal. 69

43 Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I sosiologi pendidikan ,hlm 102

44 Ibid hal. 103

Page 44: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

44

Struktur Sosial

Page 45: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

45

STUKTUR SOSIAL

A. Struktur Sosial

Sekolah dan Struktur Sosial 1. Pengertian Struktur Sosial Di Sekolah Bila seorang

insinyur bicara tentang "struktur" bangunan maka yang dimaksud adalah (1) materialnya, (2)

hubungan antara bagian-bagian bangunan, dan (3) bangunan itu dalam keseluruhannya

sebagai gedung sekolah, kantor, dan sebagainya. Demikian pula dengan struktur sosial di

sekolah adalah materialnya, kedudukan dan peranannya, struktur sosial orang dewasa di

sekolah, kedudukan guru/murid.45

Struktur adalah aturan-aturan dalam masyarakat yang merupakan unsur utama

paradigm fakta sosisal.46

Material bagi sekolah adalah kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh, murid-murid pria

maupun wanita yang masing-masing mempunyai kedudukan dan peranan.

Dalam struktur sosial terdapat sistem kedudukan dan peranan anggotaanggota

kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari kedudukan yang tinggi yang

memegang kekuasaan yang paling banyak sampai kedudukan yang paling rendah. Dalam

struktur sosial sekolah kepala sekolah menduduki posisi yang paling tinggi dan pesuruh

kedudukan yang paling rendah. Dalam kelas guru mempunyai kedudukan yang lebih tinggi

daripada murid. Biasanya muridmurid kelas rendah merasa mempunyai kedudukan yang

lebih rendah daripada murid-murid kelas yang lebih tinggi. Struktur itu memungkinkan

sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan baik. Masing-masing

mempunyai kedudukan tertentu dan menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut

kedudukan itu. Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin

kelancaran segala usaha pendidikan.47

B. Kedudukan dan Peranan

Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni

menentukan hubungannya dengan orang lain, misalnya apa yang dapat diharapkan, oleh

suami dari istrinya, apa yang diharapkan majikan dari pekerjaan pegawainya, bagaimana

orang tua. atau guru memperlakukan anak dan sebaliknya. Status atau kedudukan

menentukan kelakuan orang tertentu. Dalam kedudukannya sebagai guru is mengharapkan

45Nasution, Sosiologi Pendidikan,Jakarta, PT. Bumi Akasar,2010,hlm.73

46 Anselmus, JE Toenlioe, Sosiologi Pendidikan, Bandung, PT. Refika Aditama, 2016,hlm.,25

47 Nasution, Loc.Cit,hlm.73

Page 46: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

46

kelakuan tertentu dari murid, lepas dari pribadinya sebagai individu, apakah is peramah,

keras, pandai, rajin atau pemalas. Setiap guru dalam kedudukannya sebagai guru dapat

mengharapkan kelakuan tertentu dari murid, siapa pun guru itu dan siapa pun murid itu.

Status atau kedudukan individu, apakah is diatas atau dibawah status orang lain

mempengaruhi peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status

seseorang. Seorang mandor diharapkan memberikan perintah kepada pekerja. Guru

diharapkan mematuhi instruksi kepala sekolah akan tetapi menuntut agar murid-murid

belajar. Akan tetapi cara-cara seorang membawakan peranannya dapat berbeda menurut

kepribadian seseorang. Guru dapat bersikap otokratis atau demokratis dalam menjalankan

peranannya. Tiap orang dalam masyarakat mempunyai berbagai kedudukan. Seorang murid

mempunyai kedudukan sebagai pelajar, ketua murid, anggota regu sepak bola atau sebagai

kakak terhadap murid-murid yang lebih rendah kelasnya, sedangkan di rumah is

berkedudukan sebagai anak terhadap orangtuanya, adik terhadap kakaknya dan di luar rumah

ia menjadi teman bagi sejumlah anak-anak lainnya. Demikian pula guru itu berkedudukan

sebagai suami atau istri, bapak atau ibu bagi anaknya, anggota paduan suara atau ada kalanya

menjadi sopir kendaraan umum. Dalam tiap kedudukan ia menjalankan peranan tertentu.

Berdasarkan kedudukan daripadanya diharapkan kelakuan tertentu.48

C. Berbagai Kedudukan dalam Masyarakat Sosial

Masyarakat adalah sekelompok orang, yang menduduki suatu wilayah yang saling

berinteraksi. Ada beberapa tipe-tipe masyarakat untuk dapat mengklasifikasikannya sebagai

berikut:49

1. Jumlah penduduk.

2. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman.

3. Fungsi-fungsi khusu masyarakat setempat terhadap sekuruh masyarakat.

4. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

Sekolah, seperti system sosial lainnya dapat dipelajari berdasarkan kedudukan anggota

dalam kelompok itu.

Setiap orang yang menjadi anggota suatu kelompok mempunyai bayangan tentang

kedudukna masing-masing dalam kelompok itu. Setiap anak mempunyai gambaran tentang

kedudukan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Demikian juga di sekolah kita

mempunyai bayangan tentang kedudukan kepala sekolah, guru-guru, staf administrasi,

48 Nasution,ibid,

49 Soerjono Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT. Raja Grafondo Persada,2006,hlm.,135

Page 47: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

47

pesuruh dan murid-murid sendiri serta hungan antara berbagai kedudukan itu. Biasanya

gambaran seseorang tentang berbagai kedudukan itu bercorak pribadi dan berkaitan dengan

tokoh tertentu. Namun yang akan kita selidiki bukanlah yang bersifat pribadi itu, melainkan

yang bersifat umum. Kita ketahui kedudukan seorangayah pada umumnya dalam keluarga

serta hubungannya dengan kedudukan ibu, anak-anak dan pembantu, walaupun setiap ayah

menjalankan peranannya denagn cara yang khas menurut pribadinya dalam keluarga.

Demikian pula dapat diselidiki kedudukan kepala sekolah pada umumnya walaupun tipa

kepala sekolah mempunyai pribadi tersendiri yang unik dan menjalankan peranannya

menurut pribadi masing-masing.

Dalam mempelajari struktur sekolah akan kita selidiki berbagai jenis anggota menurut

kedudukannya masing-masing dalam sisitem persekolahan. Dengan kedudukan atau posisi

dimaksud kategori atau tempat seseorang dalam system klasifikasi sosial .Misalnya anak

wanita ,pria dewasa,nenek menunjukan posisi atau kedudukan dalam sistem penggolongan

menurut usia jenis kelamin.Tiap individu dapat mempunyai berbagai kedudukan menurut

system klasifikasi,misalnya seperti pria dewasa,sebagai bapak dalam keluarga,sebagai

pegawai di kantor, sebagai teman dalam pergaulan atau permainan atau sebagai anggota

golongan menengah.

Dalam tiap kedudukan individu diharapkan menunjukan pola kelakuan

tertentu.Perbuatannya, ucapannya, perasaannya, nilai-nilainya, dan sebagainya harus sesuai

dengan apa yang diharapkan bertalian dengan kedudukannya.Menurut kedudukan atau

posisinya ia harus menjalankan peranan tertentu.Peranan menentukan kelakuan yang

diharapkan dalam situasi sosial tertentu.

Dalam setiap kelompok orang mengenal kedudukan atau posisi masing –masing. Orang

mempunyai gambaran tentang kelakuan yang diharapkan dari masing-masing menurut

kedudukan yang ditempatinya. Jadi di masyarakat sekolah dari kepala sekolah

,guru,murid,pegawai sekolah diharapkan kelakuan tertentu.

Pada umumnya dapat kita bedakan dua tingkat dalam struktur sosial sekolah yakni yang

berkenaan dengan orang dewasa serta hubungan diantara mereka,jadi mengenai kepala

sekolah,guru-guru,pegawai administrasi.pesuruh,pengurus yayasan pada sekolah

swasta,Kanwil P dan K pada sekolah negri.Tingkat ke dua berkenaan dengan sistem

kedudukan dan hubungan antara murid-murid.Selanjutnya akan diselidiki hubungan diantara

kedua tingkat itu.50

50 Nasution,Op.Cit ,hlm, 76

Page 48: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

48

D. Struktur Sosial Orang Dewasa di Sekolah

Kepala sekolah menduduki posisi yang paling tinggi disekolah berkatkedudukannya,

tetapi juga sering karena pengalaman, masa kerja dan pendidikannya. ialah yang berhak

mengambil keputusan yang harus dipatuhi oleh seluruh sekolah. Di samping hak itu ia

memikul tanggung jawab penuh atas kelancaran pendidikan di sekolah. Kepala sekolah

merupakan perantara, antara atasan yakni Kanwil dengan guru-guru. Keputusan-keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan disampaikan oleh Kanwil melalui kepala sekolah

kepada guru-guru dan murid-murid. ia juga merupakan perantara antara guru dengan atasan,

misalnya mengenai kenaikan gaji atau tingkat. Pada sekolah swasta, kepala sekolah menjadi

perantara antara pengurus yayasan dengan guru-guru dansebaliknya.

Kepala sekolah juga berkedudukan sebagai konsultan yang memberikan petunjuk,

nasihat, saran-saran kepada guru-guru dalam usaha untuk memperbaiki mutu sekolah. Dalam

hal ini is didukung oleh kemampuan profesionalnya serta pengalamannya sebagai guru dan

kematangan pribadinya. ia dapat memaparkan filsafat sekolah, tujuan pendidikan yang hares

dicapai serta, cara-cara yang harus ditempuh untuk mewujudkan kurikulum sekolah. la

dianggap lebih bijaksana untuk mengatasi masalah-masalah antara guru dengan murid, juga

antara sesama guru. Guru yang meminta nasihatnya tentang tindakan terhadap anak

sebenarnya memindahkan tanggung jawab kepada kepala sekolah dan mengharapkan agar

kepala sekolah memberi dukungannya. Jadi guru menggunakan kepala sekolah sebagai

pelindung dan perisai terhadap reaksi dari pihak orang tua.

Kepala sekolah juga memegang kepemimpinan di sekolah dan ia diharapkan sanggup

memberi pimpinan dalam segala hal yang mengenai sekolah, dalam menghadapi masyarakat,

murid-murid maupun guruguru. Pada satu pihak guru-guru mengharapkan keputusan dan

tindakan yang tegas, di lain pihak mereka menginginkan agar keputusan diambil dengan cara

musyawarah. Kepala sekolah hares dapat bergerak di antara harapan-harapan yang

bertentangan itu. Tak semua keputusan perlu dirundingkan lebih dahulu. Banyak pula

putusan yang diterima dari atasan yang harus dilaksanakan. Tidak ada sifat-sifat universal

tertentu yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Kepemimpinan itu tidak umum,

artinya tak ada orang yang dapat menjadi pemimpin dalam segala macam situasi,

kepemimpinan itu spesifik bagi situasi tertentu. Kepala sekolah pemimpin di sekolah

mengenai soal-soal pendidikan, sedangkan dalam situasi informal di luar sekolah mungkin

sekali ia bukan orang yang paling sesuai untuk bertindak sebagai pemimpin, walaupun

seorang dapat menjadi pemimpin dalam berbagai macam situasi di luar sekolah.

Page 49: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

49

Di sekolah yang kecil, khususnya yang tidak mempunyai pegawai administrasi, kepala

sekolah sering hares berfungsi sebagai petugas administrasi, mengurus korespondensi,

mengantar surat kepada berbagai instansi, membuat laporan-laporan, dan sebagainya, karena

biasanya ia mempunyai jam mengajar yang dikurangi, bahkan dapat dibebaskan dari tugas

mengajar. Dalam pekerjaan administrasi itu kepala sekolah dapat dibantu oleh guru. Akan

tetapi di Sekolah Menengah biasanya kepala sekolah dibantu oleh pegawai administrasi.51

Hadari Nawawi memberikan pengertian, "administrasi pendidikan adalah rangkaian

kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk

mencapai tujuan pedidikan secara berencana dan sistematis yang di selenggarakan di

lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.52

E. Kedudukan Guru dalam Struktur Sosial Sekolah

Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, an harus

berkelakuan menurut harapan masyarakatnya.53Kedudukan guru lebih rendah dari pada

kepala sekolah dan karena itu ia harus menghormatinya dan bersedia untuk mematuhinya

dalam hal-hal mengenai sekolah. Dalam kenaikan pangkat ia bergantung pada disposisi atau

rekomendasi yang baik dari kepala sekolah dan karena itu banyak sedikitnya masa depannya

ditentukan oleh hubungannya dengan kepala sekolah itu. Sebagai pegawai atau bawahan ia

dibawah kekuasaan kepala sekolahnya. Guru mempunyai kedudukan sebagai pegawai, dan

dalam kedudukan itu harus mematuhi segala peraturan yang ditetapkan oleh atasan

Pemerintah ataupun yayasan. Pelanggaran dapat diberi tindakan yang setimpal, bahkan

dipecat yang berarti pencabutan sumber pendapatannya. Kedudukan guru tidak sama. Pada

umumnya dianggap bahwa kedudukan guru SMP lebih tinggi daripada guru SD akan tetapi

lebih rendah daripada guru SMA. Petugas inspeksi yang mengawasi sekolah dianggap lebih

tinggi pula kedudukannya daripada guru maupun kepala sekolah. Di dalam Sekolah

Menengah sendiri kedudukan guru juga tidak sama. Guru yang mengajarkan bidang studi

tertentu dianggap lebih tinggi daripada yang lain. Pada umumnya bidang studi akademis

seperti matematika, fisika, kimia menduduki tempat yang lebih terhormat daripada yang

memegang bidang studi agama, PKK atau Pendidikan Jasmani yang tidak termasuk mata

ujian dalam tes masuk Perguruan Tinggi.

51 Nasution,ibid,hlm,77

52 Ahmad Ruhani, Administrasi pendidikan sekolah, (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 5

53 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan,Jakarta, Rineka Cipta,2010,hlm, 46

Page 50: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

50

Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa kerja. Berkat usia dan

pengalamannya mengajar guru lama mengharapkan rasa hormat dari guru-guru barn atau

yang lebih muda. Kegagalan untuk memenuhi harapan ini akan bertentangan dengan

bayangan golongan tua tentang kedudukan golongan muda.54

F. Hubungan Guru Murid

Hubungan antara guru dan murid mempunyai sifat yang relatif stabil.

1. Ciri has dari hubungan ini adalah bahwa terdapat status yang tak sama antara guru dan

murid.

2. Dalam hubungan guru-murid biasanya hanya murid diharapkan mengalami perubahan

kelakuan sebagai hasil belajar.

3. Aspek ke tiga ini mertalian dengan aspek ke dua yakni perubahan kelakuan yang

diharapkan mengenai hal-hal tertentu yang lebih spesifik dan umum.

Guru akan lebih banyak mempengaruhi kelakuan murid apabila dalam memberi

pelajaran dalam kelas hubungan itu tidak sepihak.

G. Klik di Kalangan Guru

Dikalangan guru-guru sering terjadi pengelompokan atau pembentukan “klik” (clique)

yang bersifat informal.Ada kelompok yang dibentuk berdasarkan :

1. Jenis kelamin

2. Minat professional

3. Sosial

4. Kedudukan formal yang sama

Klik memegang peranan dalam mengambil berbagai keputusan. Maka besar faedahnya

bila kepala sekpolah mengetahui tentang adanya berbagau kelompok serta hubungan antar

kelompok itu atau pertentangan di antaranya.

H. Orang Dewasa Tak Pengajar

Yang termasuk golong.an ini antara lain pegawai administrasi dan pesuruh sekolah

secara formal kedudukan mereka lebih rendah dari kepala sekolah dan tenaga

pengajar.Hirarki itu juga diterima oleh yang bersangkutan dan oleh masyarakat. Dalam

praktik ada kemungkinan pegawai administrasi yang telah lama memegang jabatannya dan

telah mengenal seluk beluk sekolah mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

54 S. Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1994). H. 13

Page 51: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

51

I. Struktur Sosial Murid-murid di sekolah

Sekolah bagi murid-murid dapat dipandang sebagai sistem persahabatan dan hubungan-

hubungan sosial. Bedanya dengan orang dewasa ialah, bahwa struktur sosial ini lebih bersifat

tak formal. Struktur sosial pada orang dewasa lebih formal, karena kedudukan mereka yang

berkaitan dengan jabatannya telah ditentukan dan dapat dirumuskan serta merupakan suatu

bagian dari sistem sosial dalam masyarakat.

Pada umumnya orang dalam masyarakat mengetahui kedudukan seorang guru di suatu

sekolah. Tak demikian halnya dengan kedudukan murid sebagai misalnya anggota regu

basket atau ketua kelompok belajar. Kedudukan murid hanya dikenal dalam lingkungan

sekolah saja. Ada juga kedudukan murid yang lebih formal seperti ketua OSIS yang telah

mempunyai bentuk resmi menurut ketentuan Pemerintah. Akan tetapi kebanyakan kedudukan

murid bersifat tak formal dan hanya diketahui dalam kalangan sekolah itu saja.

Ada dua metode utama untuk mempelajari struktur informal para pelajar. Yang pertama

dan yang paling banyak digunakan ialah teknik sosiometri. Dalam garis besamya kepada

murid ditanyakan siapakah di antara murid-murid, satu orang atau lebih, yang paling

disukainya sebagai ternan belajar, menonton bioskop, diundang ke rumah atau untuk kegiatan

lainnya, atau sebaliknya yang paling tidak disukainya, yang tidak dianggapnya sebagai

teman.

Dari hasil pertanyaan itu yang diajukan kepada setiap murid dalam kelas atau kelompok

murid dapat disusun suatu diagram yang disebut sosiogram yang secara visual jelas

menunjukkan kedudukan seseorang dalam hubungan sosial dengan muridmurid lain.

Sosiogram itu dapat segera memperlihatkan pengelompokan atau klik (clique) di kalangan

murid- murid

Metode kedua ialah metode partisipasi-observasi, yakni sambil turut berpartisipasi

dalam kegiatan kelompok selama beberapa waktu mengadakan observasi tentang kelompok.

Melalui partisipasi itu pengmat menganalisis kedudukan setiap murid dalam hubungannya

dengan murid- murid lainnya di dalam kelompok itu. Seorang pengamat yang turut serta

dalam kegiatan murid yang terlatih sebagai pengamat akan dapat menemukan dan

merumuskan berbagai hubungan yang terdapat diantara anggota- anggota kelompok itu. Di

suatu sekolah dapat kita temukan macam-macam kedudukan murid dan hubungan antar-

murid, antara lain:

1. Hubungan dan kedudukan berdasarkan usia dan tingkat kelas.

2. Struktur sosial berhubungan dengan kurikulum.

Page 52: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

52

3. Klik atau kelompok persahabatan di sekolah.

4. Hubungan antara struktur masyarakat dengan pengelompokan di sekolah.

5. Kelompok elite.

6. Kelompok siswa yang mempunyai organisasi formal.55

J. Kedudukan Menurut Usia dan Kelas

Murid-murid suatu kelas, yang pada umumnya mempunyai usia yang sama cenderung

untuk menjadi suatu kelompok yang merasa dirinya kompak dalam menghadapi kelas lain,

bahkan menghadapi guru misalnya dalam pertandingan dan peristiwaperistiwa yang

menyangkut nama dan kehormatan kelas itu. Terhadap kelas Yang lebih tinggi mereka

merasa dirinya orang bawahan sebagai adik terhadap kakak yang pantas menunjukkan rasa

hormat dan patuh. Se-baliknya terhadap kelas yang lebih rendah mereka merasa sebagai

"atasan" atau "kakak" yang patut dipatuhi dan disegani. Demikian pula murid-murid SMA

merasa dirinya lebih tinggi daripada murid SMP akan tetapi memandang mahasiswa sebagai

kakak yang lebih tinggi. Antara murid- murid yang berbeda tingkat kelasnya terdapat

hubungan atasan- bawahan, super-ordinat- sub-ordinat atau kakak-adik. Murid-murid yang

tinggi kelasnya mempunyai kekuasaan dan kontrol terhadap murid-murid yang kelasnya lebih

rendah dan usianya lebih muda. Kedudukan atasan dan kekuasaan murid-murid kelas tinggi

diperkuat oleh berbagai tugas kehormatan yang diberikan kepada mereka, sebagai ketua

OSIS, ketua regu olah raga atau berbagai panitia, pengurus berbagai perkumpulan lainnya

atau pemimpin berbagai kegiatan siswa. Dalam berbagai kegiatan sekolah senantiasa murid

kelas tertinggi ditunjuk sebagai pemimpin. Dalam tiap kelas terdapat pula macam-macam

kumpulan, akan tetapi perkumpulan itu hanya terbatas pada murid-murid di kelas itu Baja.

Namun ada perkumpulan dan kegiatan yang melewati batas- batas kelas, misalnya regu olah

raga, band musik, dan lain-lain. Oleh sebab murid- murid yang menonjol prestasi atau

keterampilannya tersebar di semua kelas.56

K. Struktur Sosial Hubungan dengan Kurikulum

Pada umumnya tidak diadakan diferensiasi kurikulum berdasarkan perbedaan jenis

kelamin. Murid-murid di SD, SMP, SMA, wanita maupun pria mengikuti pelajaran yang

sarna. Di sana-sini terdapat perbedaan keeil, misalnya sepak bola yang hanya diikuti oleh

murid pria dan keterampilan menjahit yang lebih sesuai bagi murid wanita. Bidang studi

55 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, op.cit., h. 81-82.

56 S. Nasution, op.cit., h. 83

Page 53: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

53

akademis sama bagi semua anak pria maupun wanita. Belajar sebagai kegiatan utama di

sekolah ada pertaliannya dengan struktur sosial murid-murid. Berhasil gagalnya seorang

murid dalam pelajarannya turut menentukan kedudukannya dalam kelompoknya. Seorang

dikenal sebagai jago matematika, fisika, bahasa, dan lain-lain. Murid-murid yang pandai

Bering diberikan guru tugas- tugas khusus. Biasanya hanya muridmurid yang rapornya baik

diizinkan menjadi anggota pengurus perkumpulan sekolah. Dalam kelompok belajar murid

yang pandai akan dijadikan pemimpin. Ada sekolah- sekolah yang termasuk besar yang

membentuk kelas yang terdiri atas murid-murid yang berprestasi tinggi.

Di SMA setelah semester pertama diadakan pembagian dalam jurusan-jurusan, menurut

teorinya menyalurkan murid- murid menurut bakat masing-masing. Dalam kenyataannya

murid- murid yang berprestasi yang memadai akan masuk jurusan IPA yang dianggap

mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada misalnya jurusan IPS, karena jurusan itu

membuka pintu ke jabatan yang terhormat seperti insinyur atau dokter. Maka murid-murid

yang masuk IPS dapat dicap sebagai yang "kurang pandai" yang mereka rasakan sebagai

pukulan terhadap harga diri mereka. Pukulan yang lebih besar dialami oleh mereka yang

tinggal kelas yang merasa malu karena ditinggalkan oleh teman-temannya. Mereka mi sering

berusaha untuk pindah ke sekolah lain.57

L. Pengelompokan di Sekolah

Pengelompokan atau pembentukan klik mudah terjadi disekolah. Suatu klik terbentuk

bila dua orang atau lebih saling merasa persahabatan yang akrab dan Karena itu banyak

bermain bersama,saling bercakap-cakap,merencanakan dan melakukan kegitan yang sama

didalam maupun di luar sekolah bila klik ini mempunyai sikap anti sosial maka klik itu dapat

menjadi “geng”

Sttabilitas klik dapat diselidiki dengan menggunakan teknik sosiometri pada jangka

waktu tertentu, misalnya dengan jarak waktu 1,2 atau 3 tahun. Dengan membandingkan

sosiogram nya dapat kita lihat perubahan-perubahan yang terjadi.

Faktor yang paling penting dalam pembentukan klik adalah usia atau tingkat kelas.

Menurut pengamatan sehari-hari tampaknya anggota suatu klik mempunyai minat atau

kegemaran yang sama misalnya musik, olah raga dan sebagainya.

57 S. Nasution,ibid., h. 84

Page 54: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

54

M. Pengaruh-pengaruh Luar Terhadap Sekolah

Berbagai hal diluar sekolah yang dapat mempengaruhi system sekolah antara lain:

1. Pengaruh terhadap peranan murid

Peranan murid antara lain ditentukan oleh guru akan tetapi oleh pandangan masyarakat

tentang peranan murid antara lain oleh keluarga murid, kelompok sepermainan, model-model

bagi kelakuannya termasuk tokoh-tokoh media masa. Orang tua dapat mempengaruhi sikap

anak terhadap otoritas guru,dapat mendukung atau mencela guru dalam tindakannya.

2. Pengaruh luar terhadap guru

Pearanan guru sebagian besar ditentukan oleh harapan-harapan kepala sekolah dan

pihak atasan.Murid-murid sendiri jarang menantang kedudukan guru. Akan tetapi pihak luar

dapat mempengaruhi peranannya, antara lain:

a. Orang tua murid

b. Perkumpulan guru

c. Keluarga dan teman sepergaulan guru

Walaupun orang tua jarang berhadapan muka dengan guru kecuali dalam hal-hal

khusus, namun pengaruh orang tua sangat besar atas kelakuan guru.

3. Pengaruh luar terhadap sekolah

Tiap sekolah berada dalam lingkungan sosial tertentu, yakni masyarakat sekitar, daerah,

maupun Negara. Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sekitar sekolah mau tidak

mau harus di hormati guru.

Page 55: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

55

Kedudukan dan Peranan Guru

Page 56: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

56

KEDUDUKAN DAN PERANAN GURU

A. Kedudukan dan Peran Guru

Kedudukan atau status adalah suatu keadaan, tingkatan seseorang yang dianggap

sebagai penentu posisi dalam suatu struktur social, demikian keududukan sering menjadi

boomerang dalam kehidupan tetapi kedudukan dapat menentukan hubungan seseorang

dengan orang lain. “Makin maju suatu masyarakat makin banyak kesempatan bagi setiap

orang untuk menduduki tempat tertentu, sekalipun sering melalui persaingan yang berat”.58

Dari seluruh aspek kehidupan manusia seseorang mempunyai kedudukan masing –

masing yang mereka miliki, mulai dari yang paling mendasar yaitu keluarga. Sejak lahirpun

seorang individual telah memiliki keduddukannya sendiri sebagai anak dalam suatu

keluarga. Demikian pula dengan Guru yang notabene sebagai transferisme ilmu pengetahuan,

banyak posisi yang dimasuki oleh Guru dalam bidang pendidikan.

Dalam kedudukannya di kelas guru mengharapakan muridnya menjadi anak yang

berguna bagi kehidupannya di masa depan kelak, maka kedudukan Guru pada posisi ini

kedudukannya lebih tinggi daripada muridnya dan gurulah yeng berhak mengatur semua

pembelajaran yang akan membuat hasil yang diharapa-harapkan oleh dunia pendidikan.

setiap guru dalam kedudukannya sebagai guru dapat mengharapkan kelakuan tertentu dari

murid, siapa pun guru itu dan siapapun murid itu.59

Dikatakan pula dalam buku yang berbeda bahwa guru memiliki kedudukan dalam

bidang administrasi serta menejemen pendidikan yang dalam pelaksanaannya guru tercantum

di dalamnya, maka bertambah pula kedududukan guru dalam dunia pendidikan dari aspek

yang berbeda dengan kedudukan guru di dalam kelas dan di sekolah yang seyogyanya

kedududukan Guru lebih rendah daripada kedudukan kepala sekolah dan pengawas sekolah

itu sendiri.

Dalam tahap –tahap perkembangannya banyak yang berpendapaat bahwa administrasi

penidikan itu hanya seputar kegiatan sekolah. Sedangkan sekolah tidak berdiri sendiri, tetapi

ada lembaga lain yang erat kaitannya dengan sekolah seperti pemerintah kabupaten/kota,

pemerintahan provinsi, dan departement pendidikan, atau pemerintah pusat pada tinggkat

Nasional.60

58 Nasution, sosiologi pendidikan, ( Jakarta : Bumi aksara , 2010),hlm. 74.

59Ibid, hilm.73.

60 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependididkan, ( Bandung : Alfabeta,2011), hlm.

43.

Page 57: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

57

Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang yang

memiliki cirri khas masing –masing dari setiap individunya masig-masing, peranan

dibawakan menurut kepribadiannya masing -masing orang, seseorang dapat bersikap

demokratis lagi ototraktis dalam menjalankan peranannya. Peranan mencakup perihal hak

dan kewajiban yang berkaitan dengan kedudukan yang dimilikinya yang bersifat timbal balik

dalam suatu hubungan.

Dilihat dari uraian kedudukan di atas maka dapat dikatakan bahwa kedudukan ada

yang diperoleh dari lahir ada pula yang didapt melalui proses dahulu. Maka dalam setiap fase

perkembangannya seseorang mempunyai kedudukan serta peranan tertentu. Peranan seorang

guru dalam dunia pendidikan sangat diharapkan karena gurulah yang dijadikan sebagi ujung

tombak serta btingkat krmatangan penguasaan kompetensi kepribadian sebagai landasan

dasar dan implementasinya kea rah profesionalisme pengembangan dan perilaku guru yang

seyogyanya diindahkan keterpaduannya secara proposional.

Beberapa peran guru yang banyak di sebutkan dalam beberapa buku yang berbeda –

beda semuanya bertujuan untuk membentuk suatu kepribadian siswa yang untuh dan

berkarakter serta dengan peran guru yang disebutkan sangatlah berpengaruh dalam dunia

pendidikan dalam rangka menciptakan manusia –manusia yang paripurna bagi Negara dan

mampu membangun Negaranya dihari kemudian.

Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga pengajar ( guru) ternyata

bervariasi, tergantung kepada cara mempersepsikannya dan memandang apa yang menjadi

peran dan tugas pokonya, anatara lain: guru sebagai pengajar,guru sebagai pengajar juga

sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, pendidik, dan juga agen pembaharuan dan

pembangunan masyarakat, guru yang berkewenangan ganda sebagai pendidik yang

professional dengan bidang keahlian lain selain kependidikan.61

Gura juga berperan dalam proses pembelajaran peserta didik dan pengaruhnya

sangatlah kental karena, guru pula yang membantu dalam perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidup secara optimal, dalam hal ini guru yang dapat menenttukan hasil

belajar peserta didik di sekolah.dengan demikian erat pula hubungannya dengan kehidupan

kita seperti ungkapan social yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang

tidak dapat hidup sendiri melainkan saling membutuhkan dan saling menolong satu sama

lain. Tak berbeda dengan peran guru terhadap muridnya tersebut yang mana guru lah yang

61 Udin Syaifudin saud, pengembangan Profesi Guru, ( Bandung : Alfabeta, 2012 ), hlm. 36-39.

Page 58: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

58

menjadi pembantu murid untuk perkembangan belajarnya sebaliknya murid yang menjadikan

guru seorang yang professional dengan tanggung jawabnya.

Dengan begitu dikatakan pula dalam salah satu buku yang menyebutkan beberapa

peran guru dalam pembelajaran, setidaknya 19 peran Guru, yakni guru sebagai pendiddik,

pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu( innovator), model dan teladan,

pribadi, peneliti, pendodrong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah

kemah, pembawa ceritera, actor, emancipator, evaluator, pengawet, dan sebagai

kulminator”.62

B. Peran Guru Sehubungan dengan Murid

Peranan guru dalam hubungannya dengan murid bermacam-macam menurut situasi

interaksi social yang dihadapinya, yakni situasi formal dalam proses belajar-mengajar dalam

kelas dan dalam situasi informal.

Dalam situasi formal, yakni dalam usaha guru mendidik dan mengajar anak dalam

kelas guru harus sanggup menunjukan kewibawaan atau otoritasnya, artinya ia harus mempu

mengendalikan, mengatur, dan mengontrol kelakuan anak. Kalau perlu ia dapat

menggunakan kekuasaannya untuk memaksa anak belajar, melakukan tugasnya atau

mematuhi peraturan. Dengan kewibawaan ia menegakan disiplin demi kelancaran dan

ketertiban proses belajar-mengajar. mengajar pada dasarnya adalah menggambarkan

hubungan antara guru dengan siswa dalam satu sistem.63

Dalam pendidikan kewibawaan merupakan syarat mutlak. Mendidik ialah

membimbing anak dalam perkembangannya kea rah tujuan pendidikan. Bimbingan atau

pendidikan hanya mungkin bila ada kepatuhan dari pihak anak dan kepatuhan diperoleh bila

pendidik menpunyai kewibawaaan. Kewibawaan dan kepatuhan merupakan dua hal yang

komplementer untuk menjamin adanya disiplin.

Adanya kewibawaan guru dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Anak-anak sendiri mengharapkan guru yang berwibawa, yang dapat bertindak tegas untuk

menciptakan suasana disiplin dan mereka bersedia mengakui kewibawaan itu. Bila ada

guru baru, mereka sering menguji hingga manakah kewibawaan guru itu. Mereka lebih

senang bila guru menang dalam pengujian kewibawaan guru itu.

62 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 37.

63 Buchari alma, et.al, guru Profesional,( Bandung : Alfabeta,2009), hlm 101.

Page 59: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

59

2. Guru dipandang sebagai pengganti orang tua lebih-lebih pada tingkat SD. Bila di rumah

anak itu mematuhi ibunya, maka lebih mudah ia menerima dan mengakui kewibawaan ibu

guru.

3. Pada umumnya tiap orang tua mendidik anaknya agar patuh kepada guru. Bila guru

digambarkan sebagai orang yang harus dihormati, sebagai orang yang berhak menghukum

pelanggaran anak, bila orang tua senagtiasa memihak guru dalam semua tindakannya,

maka guru lebih mudah menegakan kewibawaaanya.

4. Guru sendiri dapat memelihara kewibawaannya dengan menjaga adanya jarak social

antara dirinya dengan murid dan berenda-gurau dengan mereka. Sekalipun dalam situasi

informal guru harus senangtiasa menjaga kedudukannya sebagai guru dan tidak menjadi

salah seorang anggota yang sama dengan anak-anak.

5. Guru harus disebut “Ibu Guru” atau “Pak Guru” dan dengan julukan itu memperoleh

kedudukan sebagai orang yang dituakan.

Dalam kelas guru duduk atau berdiri di depan murid. Posisi yang menonjol itu

memberikannya kedudukan yang lebih tinggi daripada murid yang harus duduk tertib di

bangku tertentu. Ia senangtiasa mengawasi gerak-gerik murid untuk mengontrol kelakuannya.

Sebagai guru ia berhak menyuruh murid melakukan hal-hal menurut keinginannya.Untuk

guru sering disediakan ruang guru yang khusus yang tak boleh dimasuki murid begitu saja.

Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan

peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya

sebagai guru. 64

Guru-guru muda yang ingin bergaul dengan murid sebagai kakak dan akan dinasihati

oleh guru-guru tua yang berpengalaman agar menjaga jarak dengan murid dan jangan

terlampau rapat dengan mereka.Wibawa guru juga diperolehnya dari kekuasaannya untuk

menilai ulang atau ujian murid dan menentukan angka rapor dan dengan demikian

menentukan nasib murid, apakah ia naik atau tinggal kelas. Murid maupun mahasiswa sangat

menyegani pengajar yang memegang kekuasaan itu. Ada guru yang menyalahgunakan

kekuasaan itu dan diberi julukan “killer”.

Namum kewibawaan yang sejati diperoleh guru berdasarkan kepribadiannya sendiri.

Kepribadian itu harus dibentuk berkat pengalaman. Kepribadian diperolleh dengan

mewujudkan norma-norma yang tinggi pada diri guru seperti rasa tanggungjawab, yang nyata

64 Mulyasa, op.cit, hlm.46.

Page 60: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

60

dalam ketaatan pada waktu, persiapan yang cermat, kerajinan memeriksa pekerjaan murid,

kesediaan membimbing dan membantu murid, kesabaran, ketekunan, kejujuran, dan

sebagainya.

Kewibawaan sejati tidak diperoleh dengan penyalahgunaan kekuasaan dengan

ancaman akan memberikan angka rendah bila guru merasa ia kurang dihormati. Sekalipun

kedudukan sebagai guru telah memberikan kewibawaan formal, namun kewibawaan itu harus

lagi didukung oleh kepribadian guru.

Dalam situasi informal guru dapat mengendorkan hubungan formal dan jarak social,

misalnya sewaktu reaksi berolah raga, berpiknik atau kegiatan lainnya. Murid-murid

menyukai guru yang pada waktu-waktu demikian dapat bergaul dengan lebih akrab dengan

mereka, sebagai manusia kepada menusia lainnya, dapat tertawa dan bermain lepas dari

kedok formal. Jadi guru hendaknya dapat menyesuaikan peranannya menurut situasi social

yang dihadapinya. Akan tetapi bergaul dengan murid secara akrab sebagai sahabat dalam

situasi belajar dalam kelas akan menimbulkan kesulitan disiplin bagi murid itu sendiri. Dalam

masyarakat kita yang sedidkit banyak masih bercorak otoriter-partikhel mungkin sikap

demokratis masih belum dapat dijalankan sepenuhnya.

Walaupun guru bertindak otoriter dengan menggunakan kewibawaannya, namun ia

tidak akan dicap sebagai kejam. Guru dapat bertindak tegas bahkan keras namun dapat

menjaga jangan sampai menyinggung perasaan dan harga diri murid. Ini mungkin selama ia

mengecam kesalahan yang dibuat murid agar diperbaiki tanpa menyentuh pribadi anak itu

sendiri. Kebanyakan murud-murid akan tetap menyukainya dan memandangnya sebagai guru

yang baik asal ia selalu berusaha memahami murid dan bersedia untuk membantunya. Guru

harus ingat bahwa setiap peserta didik membutuhkan rasa aman dan berusaha agar dirinya

menjadi sumber keamanan, atau sumber penyelamatan dan bukan sebaliknya menjadi sumber

terjadinya rasa tidak aman.65

Pada satu pihak guru harus bersikap otoriter, dapat mengontrol kelakuan murid, dapat

menjalankan kekuasaannya untuk menciptakan suasana disiplin demi tercapainya hasil

belajar yang baik dan untuk itu ia menjaga adanya jarak social dengan murid. Di lain pihak ia

harus dapat menunjukan sikap bersahabat dan dapat bergaul dengan murid dalam suasana

yang akrab. Guru yang berpengalaman dapatmenjalankan peranannya menurut situasi social

65 Ibid, hlm.63.

Page 61: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

61

yang dihadapinya. Kegagaln dalam hal ini akan merusak kedudukannya dalam pandangan

murid, kepala sekolah, rekan-rekan guru maupun orang tua murid.

Hubungan guru dan murid mempunyai sifat yang stabil, yaitu sebagai berikut66:

1. Ciri khas hubungan ini ialah bahwa terdapat status yang tak sama antara guru dan murid.

Guru itu secara umum diakui mempunyai status yang lebih tinggi dan karena itu dapat

menuntut murid untuk menunjukkan kelakuan yang sesuai dengan sifat hubungan itu.

Bila anak itu meningkat sekolahnya, ada kemungkinan ia mendapat kedudukan yang lebih

tinggi dan sebagai siswa pasca sarjana ia dapat diperlakukan sebagai manusia yang

matang dan dewasa, jadi banyak sedikit status yang mendekat status dosen.

2. Dalam hubungan guru murid biasanya hanya murid yang diharapkan mengalami

perubahan kelakuan sebagai hasil belajar. Setiap orang yang mengajar akan mengalami

perubahan kelakuan. Sedangkan, murid harus memperlihatkan dan membuktikan bahwa

ia mengalami perubahan kelakuan.

3. Aspek ketiga ini bertalian dengan aspek kedua, yakni bahwa perubahan kelakuan yang

diharapkan mengenai hal-hal tertentu yang lebih spesific, misalnya agar anak menguasai

bahan pelajaran tertentu.

4. Guru akan lebih banyak mempengaruhi kelakuan murid bila dapat memberi pelajaran

dalam kelas hubungan itu tidak sepihak, seperti terdapat dalam metode ceramah. Akan

tetapi, hubungan interaktif dengan partisipasi yang sebanyak-banyaknya dari pihak murid.

Hubungan itu akan lebih efektif dalam kelas yang kecil daripada di kelas yang besar.67

Ada klasifikasi lain tentang peranan guru, yakni dengan membedakan tipe guru yang

dominatif mendominasi atau menguasai murid, menentukan dan mengatur kelakuan murid,

serta menginginkan konformitas dalam kelakuan mereka. Guru tidak banyak mencampuri,

mengatur, atau menegur pekerjaan anak, tetapi membiarkannya bekerja menurut kemampuan

dan cara masing-masing. Dengan demikian, terjadi integritas atau keharmonisan guru dan

anak tanpa menimbulkan pertentangan. Guru yang bersikap integratif ini cocok bagi

pengajaran atau kurikulum yang student-centered. Sikap serupa ini lebih mengembangkan

kepribadian anak menjadi orang yang dapat berdiri sendiri, dapat memilih sendiri dengan

penuh tanggung jawab .68

66 http://omenromansa.co.id./2012/01/-sosiologi pendidikan6.html?m=1

67 Nasution, Iop.cit, hlm.78-79.

68 Ibid, hlm. 116-117.

Page 62: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

62

C. Peran Guru dalam Masyarakat

Peranan guru dalam masyarakat tergantung pada gambaran masyarakat tentang

kedudukan dan status sosialnya di masyarakat. Kedudukan sosial guru berbeda di Negara satu

denagan Negara yag lain dan zaman ke zaman lain pula. Di Negara–negara maju biasanya

guru di tempatkan pada posisi sosial yang tinggi atas peranan-peranan yang penting dalam

proses mencerdaskan bangsa. Namun keadaan ini akan jarang kita temui di negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Sebenarnya peranan itu juga tidak terlepas dari kualitas

pribadi guru yang bersangkutan serta kompetensi mereka dalam bekerja. Secara sosiologi

pendidikan bertujuan untuk memampukan manusia dalam bersosialisasi secara efektif dan

efisien.69

Pekerjaan guru selalu dipandang dalam hubungannya dengan ideal pembangun

bangsa. Dari guru diharapkan agar ia menjadi manusia yang idealistis, namun guru sendiri tak

dapat tiada harus menggunakan pekerjaannya sebagai alat untuk mencari nafkah bagi

keluarganya. Walau demikian, masyarakat tak dapat menerima pekerjaan guru semata-mata

sebagai mata pencaharian belaka, sejajar dengan pekerjaan tukang kayu. Pekerjaan guru

menyangkut pendidikan anak, pembangunan negara dan masa depan bangsa.

Karena, kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang

tinggi tentang peranan guru. Harapan-harapan itu tidak dapat diabaikan oleh guru, bahkan

dapat menjadi norma yang turut menentukan kelakuan guru.”kemajuan pendidikan amat

tergantung pada sejumlah factor social”.70

Guru-guru menerima harapan agar mereka menjadi suri teladan bagi anak-anak

didiknya. Untuk itu, guru harus mempunyai moral yang tinggi. Walaupun demikian, ada

kesan bahwa kedudukan guru makin merosot dibandingkan dengan beberapa puluh tahun

yang lalu. Pada zaman kolonial itu, jumlah guru masih sangat terbatas. Lagipula guru sebagai

pegawai menduduki tempat yang tinggi di kalangan orang Indonesia. Kedudukan yang tinggi

umumnya dipegang oleh orang Belanda.

Guru hendaknya mengenal masyarakat agar dapat berusaha menyesuaikan pelajaran

dengan keadaan mesyarakat sehingga relevan. Ini penting sekali agar dalam proses

pembelajaran dan sosialisasi terhadap anak didik tidak terjadi pertarungan nilai dan

69 Anselmus JE Toenlioe, sosiologi pendidikan,( Bandung : Refika Aditama,2016 ), hlm.28.

70 Ibid, hlm.33.

Page 63: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

63

pengetahuan antara sekolah dan masyarakat. Kalaupun terjadi perbedaan, bisa didialogkan

secara humanis dan memberi pencerahan yang bermanfaat untuk masyarakat agar lebih maju.

D. Guru Bukan Buruh Belaka

Walaupun buruh di negara-negara tertentu berhak mogok, namun pemogokan oleh

guru-guru tidak diterima dan karena itu selalu dikecam oleh masyarakat. Bahkan di kalangan

guru sendiri pemogokan dianggap tidak sesuai dengan tugas dan martabat guru. Pekerjaan

guru tidak boleh dikaitkan dengan penghargaan material belaka.

Dengan pemogokan guru menonjolkan aspek materialistis yang dianggap kurang

sesuai dengan cita-cita pendidikan yang bersifat idealistis. Dengan pemogokan guru akan

merenahkan martabat guru dan karena itu akan mendapat tantangan dari kalangan guru-guru

sendiri. Dirasa kurang layak bila guru bicara tentang pembayaran. Upah gaji terletak pada

keberhasilan anak didiknya dan rasa terimakasih dari anak-anak didik sekalipun tak

diucapkan.

Guru-guru pada umumnya dan guru SD khususnya tidak termasuk orang yang

berada. Mereka yang ingin kaya jangan memasuki jabatan guru.Walaupun dalam

penggolongan kepegawaian guru menduduki tempat yang menguntungkan, namun dalam hal

pendapatan guru ketinggalan dibandingkan dengan jabatan-jabatan lain. Dalam penelitian

oleh pusat penelitian dan studi pendidikan (PPSK) universitas gajah mada di kampong

“Diraprajan” Yogyakarta lebih dari dua pertiga kelompok pegawai negeri, tenaga

professional, administrasi dan guru, berpenghasilan tinggi yakni diatas Rp 15.000,- seminggu

atau Rp 60.000,- per bulan (kompas 29 oktober 1982). Namun diakui bahwa status sosial

guru tidak semata-mata ditentukan oleh pendapatannya.71

E. Peran Guru dalam Hubungan dengan Guru Lain dan Kepala Sekolah

Interaksi atau hubungan dalam klik informal sering memegang peranan dalam

mengambil berbagai keputusan. Maka, besar faedahnya bila kepala sekolah mengetahui

adanya berbagai macam kelompok serta hubungan antar-kelompok itu, atau pertentangan

diantaranya.

Pengetahuan itu dapat membantu kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh staf

guru untuk tujuan tertentu. Ia dapat bekerja dan mencapai tujuannya melalui kelompok

71 N^asution, op.cit,hlm.98.

Page 64: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

64

informal ini. Gur-guru lebih mudah menerima sesuatu melalui guru-guru yang dipandangnya

sebagai sahabat. Mungkin juga terdapat persaingan antar-kelompok yang dapat dimanfaatkan

kepala sekolah untuk berlomba-lomba mencapai prestasi yang lebih baik. Akan tetapi,

persaingan antar kelompok mempunyai pengaruh yang merugikan.72

Sebagai pegawai negeri dan anggota KORPRI tiap guru harus mentaati segala

peraturan kepegawaian dalam melakukan tugasnya. Bagi guru ini berarti bahwa ia harus hadir

pada tiap pelajaran agar jangan merugikan murid. Soerang pegawai administrasi masih dapat

mengejar ketinggalannya dengan mengerjakannya dirumah diluar jam kantor.

Guru-guru cenderung bergaul dengan sesama guru. Guru terikat oleh norma-norma

menurut harapan masyarakat yang dapat menjadi hambatan untuk mencari pergaulan yang

tidak dibebani oleh tuntutan-tuntutan tentang kelakuan tertentu.

Perkumpulan guru juga juga menggambarkan peranan guru. PGRI misalnya bersifat

profesional yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sekalipun juga disebut

perbaiakn nasib guru, namun guru-guru pada umumnya kurang dapat menerima perkumpulan

guru sebagai serikat buruh.

Mengajar dan mendidik sejak dulu dipandang sebagai profesi kehormatan yang tidak

semata-mata ditujukan kepada keuntungan material. Memperjuangkan nasib melalui

perkumpulan guru dengan menonjolkan soal upah bertentangan dengan hati sanubari guru,

sekalipun ia turut merasa kesulitan hidup sehari-hari.

72 Ibid,hlm. 79-80.

Page 65: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

65

Pribadi Guru

Page 66: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

66

PRIBADI GURU

A. PRIBADI GURU

Di dalam pergaulan dan percakapan sehari-hari tidak jarang kita mendengar dan

bahkan kita menggunakan kata pribadi atau kepribadian itu, tanpa memikirkan lebih lanjut

apa arti yang sebenarnya dari kata-kata itu. Ucapan-ucapan seperti: Itu adalah pendapat

“pribadi” saya. Si A memang orang yang “berkepribadian” teguh. Si B orang yang

“pribadinya” lemah dan sebagainya, menunjukkan kepada kita bermacam-macam

penggunaan kata “pribadi” dan “kepribadian” itu, sehingga makna atau arti tersebut di atas, di

samping untuk menunjukkan terhadap individu seseorang yang berdiri sendiri terlepas dari

individu yang lain, biasanya selalu dikaitkan dengan pola-pola tingkah laku manusia yang

berhubungan dengan norma-norma tentang baik dan buruk. Atau dengan kata lain, kata

pribadi atau kepribadian itu dipakai untuk menunjukkan adanya ciri-ciri khas pada

seseorang.73

Arti kepribadian menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari

bahasa Latin personare, yang berarti mengeluarkan suara (to sound through). Istilah ini

digunakan untuk menunjukkan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui

topeng (masker) yang dipakainya. Pada mulanya istilah persona berarti topeng yang dipakai

oleh pemain sandiwara, dimana suara pemain sandiwara diproyeksikan. Kemudian kata

persona itu berarti pemain sandiwara itu sendiri.74 Kepribadian mewujudkan perilaku

manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiaanya karena kepribadian

merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan

kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan,

akan tetapi justru pada kesiapannya di dalam memberi jawab dan tanggapan.75

Ada beberapa pengertian kepribadian menurut ahli sosiologi, di antaranya:

a) Menurut Horton (1982)

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang.

Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di

hadapan pada situasi tertentu.

b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)

73 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 140

74 Ibid., hlm. 154

75 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 162

Page 67: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

67

Kepribadian adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan

prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau

di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten

dalam menghadapai situasi yang di hadapi.

Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik

yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya. Guru sebagai teladan bagi

murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh

panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Karenanya guru harus selalu berusaha

memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat kewibawaannya,

terutama di depan murid-muridnya. Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan

nilai-nilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam

perbuatan dan perkataan.

Kepribadian yang mantap dan stabil indikatornya adalah bangga sebagai guru dan

selalu bertindak sesuai dengan norma hukum serta norma sosial yang berlaku. Kepribadian

yang dewasa ditandai dengan kemandirian dalam bertindak dan memiliki etos kerja sebagai

guru. Kepribadian yang arif terlihat dalam tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan untuk

peserta didik, sekolah, masyarakat, dan selalu menunjukkan keterbukaan dalam berfikir

ataupun bertindak. Sedangkan kepribadian yang berwibawa indikatornya adalah memiliki

perilaku yang sangat disegani dan berpengaruh positif terhadap peserta didik. Berakhlak

mulia dan dapat menjadi teladan terlihat dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan norma

agama (iman, taqwa, ikhlas, dan jujur), dapat melakukan apa yang diajarkan serta memiliki

perilaku yang dapat diteladani peserta didik.76

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada

anak didik di sekolah. Guru adalah orang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan

keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.

Guru sebagai orang yang melaksanakan tugas mendidik atau orang yang memberikan

pendidikan pengajaran, baik formal maupun nonformal. Guru adalah orang yang memberikan

pengetahuan kepda anak didik. Guru adalah tenaga professional yang dapat menjadikan

murid-muridnya merencanakan, menganalisa dan menyimpulkan masalah yang

dihadapinya.77

76 Ahmad Madani, Kompetensi Guru (Menurut Peraturan dan Pandangan Islam), An-nahdhah, Jurnal

Pendidikan dan Hukum, Vol. 8, No. 1, hlm. 33

77 Ibid., hlm. 27

Page 68: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

68

Sehingga, dari uraian diatas bahwa kepribadian guru adalah tingkah laku yang

melekat dalam diri pendidik secara mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi

teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Kepribadian itu bisa membangkitkan semangat, tekun dalam menjalankan tugas,

senang memberi manfaat kepada murid menghormati peraturan sekolah sehingga membuat

murid bersifat lemah lembut memberanikan mereka, mendorong pada cinta pekerjaan,

memajukan berfikir secara bebas tetapi terbatas yang bisa membantu membentuk pribadi

menguatkan kepribadian menguatkan kehendak membiasakan percaya pada diri sendiri.

Suksesnya seorang guru tergantung dari kepribadian, luasnya ilmu tentang materi

pelajaran serta banyaknya pengalaman. Tugas seorang guru itu sangat berat, tidak mampu

dilaksanakan kecuali apabila kuat kepribadiannya, cinta dengan tugas, ikhlas dalam

mengerjakan, memelihara waktu murid, cinta kebenaran, adil dalam pergaulan. Ada yang

mengatakan bahwa masa depan anak-anak di tangan guru dan di tangan gurulah terbentuknya

umat.

Kemuliaan hati seorang guru diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru secara

nyata dapat berbagi dengan anak didiknya. Guru tidak akan merasa lelah dan tidak mungkin

mengembangkan sifat iri hati, munafik, suka menggunjing, menyuap, malas, marah-marah

dan berlaku kasar terhadap orang lain, apalagi terhadap anak didiknya.

Guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik dapat saja dipisahkan

kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri murid

dalam mencapai cita-citanya. Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar-

benar dituntut, seperti hadits Nabi: ”Khoirunnaasi anfa‟uhum linnaas,” artinya sebaik-

baiknya manusia adalah yang paling besar memberikan manfaat bagi orang lain (Al Hadits).

B. PERKEMBANGAN PRIBADI GURU

Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang di harapkan

oleh masyarakat dan sifat pekerjaanya. Guru harus menjalankan peranannya menurut

kedudukannya dalam berbagai situasi sosial. Kelakuan yang tidak sesuai dengan peranan itu

akan mendapat kecaman dan harus dielakkannya. Sebaliknya kelakuan yang sesuai akan

dimantapkan dan norma-norma kelakuan akan diinternalisasikan dan menjadi suatu aspek

dari kepribadiannya.

Dalam situasi kelas guru menghadapi sejumlah murid yang harus dipandangnya

sebagai “anaknya”. Sebaliknya murid-murid akan memperlakukannya sebagai bapak guru

Page 69: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

69

dan ibu guru. Berkat kedudukannya maka guru didewasakan, di- “tua” –kan sekalipun

menurut usia yang sebenarnya belum pantas menjadi “orang tua”.

Orang tua murid akan mamandang guru sebagai “partner” yang setaraf kedudukannya

dan mempercayakan anak mereka untuk diasuh oleh guru. Dalam menjalankan peranannya

sebagai guru ia lambat laun membentuk kepribadiannya. Ia diperlakukan oleh lingkungan

sosialnya sebgai guru dan ia akan bereaksi sebgai guru pula. Ia menjadi guru karena

diperlakukan dan berlaku sebagai guru.

Apa yang terjadi dengan guru terdapat pada orang lain yang mempunyai kedudukan

dan peranan tertentu. Seorang bupati, gubernur atau menteri akan dipelakukan oleh

lingkungan sosialnya dengan kehormatan yang layak diberikan kepada orang berpangkat

tinggi. Berkat perlakuan itu bupati atau pejabat tinggi itu akan membentuk pribadinya yang

serasi dengan jabatannya. Caranya berbicara, senyum, berjalan, duduk, berpakaian, akan

disesuaikannya dengan perananya yang lambat laun menjadi ciri kepribadiannya yang

mungkin akan melekat pada dirinya sepanjang hidupnya walaupun ia telah meninggalkan

jabatannya.

Namun ada pula orang yang hanya berkelakuan menurut jabatannnya selama ia

menjalankan peranan itu, seperti pegawai kantor, saudagar, supir, dan lain-lain. Di luar

pekerjaannya ia bebas berkelakuan menurut kehendaknya tanpa terikat oleh jabatnnya. Akan

tetapi guru diharapkan senantiasa berkelakuan sebagai guru 24 jam sehari. Apa saja

dilakukannnya, kapan saja, apakah ia makan di restoran, menonton bioskop, menerima tamu

di rumah ia harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai guru. Ia harus

mempertimbangkan film apa ditontonnya, di restoran mana ia makan, bagaimana ia harus

berpakaian sewaktu menerima tamu.

Kedudukannya sebagai guru akan membatasi kebebasannya dan dapat pula

membatasi pergaulannya. Ia tidak akan diajak melakukan kegiatan yang rasanya kurang layak

bagi guru. Ia akan mencari pergaulannya terutama dari kalangan guru yang sependirian

dengan dia.78

Ada 3 faktor yang menentukan dalam perkembangan kepribadian :

1) Faktor bawaan

Unsur ini terdiri dari bawaan genetik yang menetukan diri fisik primer (warna mata,

kulit) selain itu juga kecenderungan-kecenderungan dasar misalnya kepekaan, penyesuaian

diri.

78 Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 103 - 104

Page 70: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

70

2) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan seperti sekolah, atau lingkungan sosial/budaya seperti teman, guru,

dan lain-lain. Dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian.

3) Interaksi bawaan dan lingkungan

Interaksi yang terus menerus antara bawaan dan lingkungan menyebabkan timbulnya

perasaan aku/diriku dalam diri seseorang.

Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang diharapkan

oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Guru harus menjalankan peranannya menurut

kedudukannya dalam berbagai situasi sosial.

Tingkah laku atau moral guru pada umumnya, merupakan penampilan lain dari

kepribadian. Bagi anak didik yang masih kecil guru adalah contoh teladan yang sangat

penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang pertama sesudah orang tua, yang

mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik. Jika tingkah laku atau akhlak guru tidak

baik, maka umunya akhak-akhlak anak didik akan rusak, karena anak mudah terpengaruh

oleh orang-orang yang dikaguminya. Atau dapat juga menyebabkan anak didik

gelisah, cemas atau terganggu jiwa karena ia menemukan contoh yang berbeda atau

berlawanan dengan contoh yang selama ini didapatnya di rumah dari orang tuanya.

Menurut Athiyah Al-Abrosy bahwasannya sifat-sifat yang seyogyanya dimiliki

seorang guru:

1. Hubungan guru dengan murid harus baik.

2. Guru harus selalu memperhatikan murid serta pelajaran mereka.

3. Guru harus peka terhadap lingkungan sekitar murid.

4. Guru wajib menjadi contoh/teladan di dalam keadilan dan keindahan serta kemuliaan.

5. Guru wajib ikhlas di dalam pekerjaannya.

6. Guru wajib menghubungkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan.

7. Guru harus selalu membaca dan mengadakan penyelidikan.

8. Guru harus mampu mengajar bagus penyiapannya dan bijaksana dalam menjalankan

tugasnya.

9. Guru harus punya niat yang tetap.

10. Guru harus sehat jasmaninya.

11. Guru harus punya pribadi yang mantap.

Dalam situasi kelas, guru menghadapi sejumlah murid yang harus dipandangnya

sebagai anaknya. Sebaliknya murid-murid akan memperlakukannya sebagai bapak guru dan

Page 71: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

71

ibu guru. Berkat kedudukannya, maka guru di dewasakan atau di tuakan, sekalipun menurut

usia yang sebenarnya belum pantas menjadi orang tua.

Dalam menjalankan peranannya sebagai guru, ia lambat laun membentuk

kepribadiannya. Ia diperlakukan oleh lingkungan sosialnya sebagai guru dan ia bereaksi

sebagai guru pula. Jadi ia menjadi guru karena diperlakukan dan belaku sebagai

guru.Kedudukannya sebagai guru, akan membatasi kebebasannya serta dapat membatasi

pergaulannya. Seorang guru tidak akan diajak melakukan kegiatan yang rasanya kurang layak

bagi guru, tetapi seorang guru akan mencari pergaulannya terutama dari kalangan guru yang

sependirian dengannya.

C. CIRI-CIRI STEREOTIP GURU

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka

miliki. Stereotip guru adalah hal-hal yang sering dilakukan oleh para guru. Stereotip juga bisa

diartikan sebagai sifat kepribadian. Yang berkembang dimasyarakat adalah adanya suatu

anggapan bahwa yang stereotip selalu dianggap benar, sedangkan yang diluar stereotip

dianggap salah.

Menurut suatu penelitian pada umumnya terdapat cirri-ciri yang berikut pada guru

1. Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel. Ia cenderung mempunyai

pendirian yang tegas dan mempertahankannya. Ia kurang terbuka bagi pendidrian lain

yang berbeda. Karena sifat ini ia sulit melihat kebenaran pendapat orang lain atau cara

orang lain memecahkan suatu masalah. Guru tidak suka diberi pertanyaan oleh murid,

apalagi menerima jawaban yang berbeda dengan guru.

2. Guru pandai menahan diri. Ia hati-hati dan tidak segera menceburkan diri dalam

pergaulan dengan orang lain. Karena ia tidak dapat memberikan partisipasi penuh dalam

kegiatan sosial.

3. Guru cenderung untuk menjauhkan diri karena hambatan batin untuk bergaul secara intim

dengan orang lain. Orang lain juga sukar untuk mengadakan hubungan akrab dengan

guru.

4. Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada norma-

norma yang berkenaan dengan kedudukannya. Baginya guru itu orang terhormat dan

karena itu ia harus berkelakuan sesuai dengan kedudukan itu.

5. Guru cenderung untuk bersikap otoriter dan ingin “menggurui” dalam diskusi. Sebagai

orang yang serba tau dalam kelas ia akan memperlihatkan sikap yang sama di luar kelas.

Page 72: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

72

6. Guru cenderung bersifat konservatif baik dalam pendiriannya maupun dalam hal-hal

lahiriah seperti mengenai pakaian. Sebagai guru ia bertugas untuk menyampaikan

kebudayaan nenek moyang kepada generasi muda dan dengan demikian turut

mempertahankan dan mengawetkan kebudayaan.

7. Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi guru.

Seorang memasuki lembaga pendidikan guru, sering karena pilihan lain tertutup.

8. Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai kemajuan.

9. Guru lebih cenderung untuk mengikuti pimpinan dari pada member pimpinan

10. Guru dipandang kurang agresif dalam menghadapi berbagai masalah.

11. Guru cenderung untuk memandang guru-guru sebagai kelompok yang berbeda dari

golongan pekerja lainnya. Kecenderungan ini turut menimbulkan stereotip guru.

12. Guru menunjukan kesediaan untuk berbakti dan berjasa.79

D. MEMILIH JABATAN GURU

Siapakah yang memilih jabatan guru? Pekerjaan guru memiliki cirri-ciri tertentu.

Apakah orang yang menjadi guru mempunyai kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan itu?

Sebelum kita menetapkan apakah mengajar merupakan tugas guru yang termasuk

profesi atau tidak atau bahkan sekedar tergolong pekerjaan biasa, kiranya perlu kita ketahui

persyaratan yang dibutuhkan dalam sebuah aktivitas termasuk profesi. Belakangan telah

sedemikian meluas istilah profesi atau professional dikenal dalam masyarakat. Namun sering

kali pemahamannya kurang tepat.Kini sangat banyak yang menganggap bahwa setiap orang

dapat mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik, rapi, dan dapat memuaskan orang lain

disebut telah melakukan pekerjaan secara professional. Sehingga dengan mudah masyarakat

memberikan gelar professional hampir kepada siapa saja, asal dapat melakukan pekerjaannya

dengan baik. Tak jarang kita dengar sebutan koruptor professional, pembantu professional,

tukang batu professional, sopir professional dan seterusnya. Benarkah sebutan-sebutan

tersebut.

Memilih jabatan sering tidak dilakukan secara rasional. Lulusan SMA tidak bebas

memilih dan memperoleh jurusan atau fakultas menurut keinginan masing-masing. Karena

keterbatasan tempat dan banyaknya calon maka seseorang menerima apa saja yang diperoleh

dan merasa beruntung walaupun tempat itu tidak sesuai dengan keinginan atau bakatnya.

79 Ibid., hlm. 104 - 105

Page 73: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

73

Studi khusus yang mendalam perlu dilakukan untuk meneliti riwayat hidup dan motivasi

individu yang bersangkutan.

Dalam penelitian tentang latar belakang sosial yang memilih profesi guru ternyata

bahwa kebanyakan berasal dari golongan rendah atau menengah-rendah seperti anak petani,

pegawai rendah, saudagar kecil, walaupun ini tidak berarti bahwa semua anak-anak golongan

ini akan memilih jabatan sebagai guru.80

Kalau dulu menjadi guru adalah pilihan terakhir ketika pilihan-pilihan utama tidak

dapat tercapai, maka dengan diperhatikannya kesejahteraan guru oleh pemerintah, menjadi

guru adalah sebuah pilihan yang utama. Jabatan guru merupakan jabatan terhormat

dimasyarakat disatu sisi juga menjanjikan masa depan yang lebih terjamin dibanding profesi-

profesi lainnya.

Tak dapat disangkal kebanyakan guru bekerja dengan penuh dedikasi yang

menunjukkan kesediaan tinggi untuk berbakti kepada pendidikan anak dan masyarakat.

Sekalipun guru tidak menonjolkan upah financial ia juga manusia biasa yang harus

menghidupi keluarganya. Maka sudah selayaknya nasib guru mendapat perhatian pemerintah

dan masyarakat.

Guru merupakan sebuah profesi yang sangat mulia. Tanpa guru mustahil ada

dokter,insinyur,pilot,polisi, tentara, perawat, bidan pegawai, anggota dewan, bahkan

presiden. Peran guru sangat vital bagi kemajuan sebuah bangsa. Tapi terkadang kita tidak

bangga memiliki profesi sebegai guru bahkan minder dan kalau anda punya pandangan

seperti itu rubahlah dari sekarang. Seharusnya kita bangga jadi seorang guru, selain guru

merupakan profesi yang sangat mulia dan memiliki peran yang sangat vital bagi kemajuan

bangsa ada beberapa alasan kenapa memilih guru sebagai profesi. Berikut 7 alasan mengapa

guru jadi profesi

1. Sebagai ladang amal dan dakwah. Dengan mengamalkannya juga kita tidak akan lupa

ilmu yang kita dapat selama sekolah dan kuliah bahkan menjadi guru akan menambah

ilmu dan wawasan kita.

2. Belajar lebih banyak tentang arti keikhlasan dan kesabaran. Ketika kita mengajar dikelas

kita mengahadapi murid yang memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga kita dituntut

untuk selalu ikhlas dan sabar dalam menghadapi siswa.

3. Bisa menjadi inspirator bagi generasi penerus (siswa). Sebaik-baiknya guru adalah yang

bisa menjadi inspirasi bagi siswa.

80 Ibid., hlm. 106

Page 74: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

74

4. Sebuah kontribusi positif demi kemajuan bangsa dibidang pendidikan. Dengan menjadi

guru kita turut ikut mencerdaskan bangsa.

5. Banyak kesan yang menarik ketika mengajar siswa yang memiliki berbagai karakter.

Sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh dan stres ketika berbaur dengan siswa.

6. Dapat mengasah kemampuan kita dalam hal IQ, EQ, dan SQ. Dengan menjadi guru kita

dituntut untuk terus belajar dan belajar. Karena dalam mengajar siswa kita harus menjadi

pribadi yang cerdas serta menjadi teladan bagi siswa.

7. Wadah bagi kita untuk menjadi pribadi yang senantiasa berkarya, berkreasi dan

berinovasi.

E. KETEGANGAN DALAM PROFESI KEGURUAN

Pendidikan diyakini sebagai variabel terpenting, strategis, dan determinatif bagi

perubahan masyarakat. Maju mundurnya kualitas peradaban suatu masyarakat sangat

bergantung pada bagaimana kualitas pendidikan diselenggarakan oleh masyarakat. Sejarah

membuktikan bahwa hanya bangsa- bangsa yang menyadari dan memahami makna

strategisnya pendidikanlah yang mampu meraih kemajuan dan menguasai dunia. Pendidikan

merupakan alat terefektif bagi perubahan masyarakat dan pencapaian kemajuan dalam

berbagai dimensi kehidupan.

Tantangan profesi guru saat ini tentunya sangat berbeda dengan tantangan di era-era

sebelumnya. Persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi sangat kompleks,

sekaligus sulit diprediksi. Menurut laporan UNESCO 1996 sebagaimana dikutip oleh Sutoyo

Imam Utoyo (2009: 479) bahwa ada tujuh ketegangan yang dihadapi abad 21 ini yang secara

langsung atau tidak langsung berpengaruh pada dunia pendidikan khususnya, dan kehidupan

manusia pada umumnya.

Ketujuh ketegangan itu ialah:

1. Ketegangan antara global dan lokal, yaitu di satu pihak kecenderungan manusia akan

menjadi satu warga dunia secara global akan tetapi tidak ingin tercerabut akarnya dari

budaya lokal;

2. Ketegangan antara universal dan individual;

3. Ketegangan antara tradisional dan modernitas;

4. Ketegangan antara pertimbangan jangka panjang dan jangka pendek;

5. Ketegangan antara kebutuhan untuk kompetisi dan kepedulian pada keseimbangan

kesempatan;

Page 75: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

75

6. Ketegangan antara kecepatan perkembangan pengetahuan dan kemampuan manusia untuk

mengikutinya;

7. Ketegangan antara spiritual dan materi.

Menurut Nasution, profesi guru memiliki ketegangan yang disebabkan oleh beberapa

hal berikut.

1. Tiap pekerjaan mengandung aspek-aspek yang dapat menimbulkan ketegangan, apakah

pekerjaan sebagai diplomat, penerbang, sopir, dokter, ataupun guru. Ketegangan itu tidak

hanya ditentukan oleh sifat pekerjaan itu, tetapi juga bergantung pada orang yang

melakukannya. Orang ingin mencari kepuasan dalm pekerjaannya, tetapi tak selalu

kepuasan itu diperolehnya karena ada yang menghalanginya. Ketegangan timbul sebagai

akibat hambatan untuk mencapai kepuasan yang dicari individu dari kedudukannya. Sifat

ketegangan itu bergantung kepada apa yang ingin dicapai seseorang dalam pekerjaannya

atau keterlibatan dalam pekerjaannya itu. Kepuasan yang dicari oleh berbagain individu

berbeda-beda. Pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan kepada seseorang belum tentu

akan memberikan kepuasan kepada seseorang belum tentu akan member kepuasan kepada

orang lain. Apa yang menimbulkan ketegangan bagi seseorang mungkin tidak

mempunyai pengaruh terhadap orang lain.

2. Gaji pekerja atau pegawai pada umumnya tidak tinggi dibandingkan dengan gaji orang di

Negara-negara yang maju, atau dibandingkan dengan guru di Malaysia atau Singapura.

Walaupun gaji guru tidak lebih rendah dari gaji resmi pegawai-pegawai lainnya,

pendapatan guru pada umumnya lebih rendah. Secara financial, jabatan guru tidak akan

membuat seorang jadi kaya. Bukan hanya di negara kita, juga di Negara-negara lain, guru

banyak mengeluh tentang gajinya. Di Amerika Serikat, misalnya, gaji buruh kasar sering

melebihi gaji guru.

3. Guru-guru pada umumnya tidak begitu melibatkan diri dalam usaha mencapai uang,

namun menginginkan adanya jaminan ekonomis agar dapat menutupi biaya kehidupan

sehari-hari menurut keperluannya. Untuk mencari jaminan ini, guru atau anggota

keluarganya sering terpaksa mencari sumber-sumber financial lain. Ini kemudian

menimbulkan ketegangan dikalangan guru.

4. Mengenai status guru di dalam masyarakat, dapat kita selidiki pendapat orang banyak.

Guru bnyak berasal dari golongan rendah atau menengah rendah dan memandang jabatan

sebagai guru sebagai jalan untuk mendapatkan status yang lebih tinggi. Status guru yang

tidak begitu tinggi dalam mata masyarakat dan status yang tidak jelas bagi guru mungkin

akan mengecewakannya dan dapat mengganggu kestabilan kepribadiaanya. Status guru

Page 76: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

76

yang tak jelas ini dapat menjadi sumber ketegangan bagi orang yang mencari kenaikan

statusnya melalui jabatannya.

5. Sumber ketegangan lain bagi guru ialah otoritas guru untuk menghukum atau member

penghargaan kepada murid. Tidak selalu sama pendapat masyarakat apa yang harus

dihargai atau dihukum sehingga dapat menimbulkan ketegangan. Semua orang tua

menginginkan adanya disiplin, tetapi jika anaknya diberi hukuman karena terlambat

sedikit, atau terdapat merokok, ada orang tua yang menganggap hukuman itu terlampau

keras atau tidak pada tempatnya. Sebaliknya, ada orang tua yang mengingatkan agar

anaknya diberi hukuman yang keras, bahkan diberi hukuman jasmani yang tidak dapat

diterima oleh guru. Demikianlah guru berada pada titik silang berbagai harapan dan

tuntutan, yakni dari pihak orang tua dan masyarakat, dari pihak sekolah dan atasan, serta

dari tuntutan profesi keguruan yang dipengaruhi oleh berbagi aliran.

6. Ketegangan juga dapat ditimbulkan oleh persoalan apakah pekerjaan guru dapat diakui

sebagai profesi. Tanpa melalui pendidikan keguruan, seseorang dapat mengajar. Hal yang

tidak mungkin terjadi dalam profesi dokter dan hukum. Diadakannya akta IV/V dapat

dipandang sebagai pengakuan atas perlunya pendidikan khusus keguruan dapat mengajar

dengan tanggung jawab.

7. Sumber ketegangan juga terletak dalam pekerjaan guru di dalam kelas. Di situ diuji

kemampuannya dalam profesinya, kesanggupannya untuk mengatur proses belajar

mengajar agar berhasil baik sehingga memuaskan bagi setiap murid. Gangguan disiplin,

kenakalan, kemalasan, ketidakmampuan, atau kebodohan anak dapat menjadi sumber

ketegangan dan frustasi bagi guru yang benar-benar melibatkan diri dalam prose situ.81

Guru jaman sekarang berada di posisi tersandung, terjebak dan terbebani. Hal ini

dikaitkan dengan jabatan guru dan selalu dikaitkandengan rujukan nilai-nilai yang bersifat

normatif sehingga selaludipandang sebagai jabatan mulia.

Masyarakat tidak mau tahu, yang penting guru harus berprilaku sesuai sengan norma

itu. Di masa lalu, dalam kondisi kehidupan sosial budaya yang masih homogen, mungkin hal

itu dapat diwujudkan oleh guru. Namun, jaman telah berubah karena pesatnya

perkemmbangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Telah terjadi pergeseran nilai yang

menjurus ke hal-hal yang bersifat materialis dan lahiriyah.

81 Muhammad Rifa‟i, Sosiologi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 109 - 111

Page 77: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

77

F. GANGGUAN FISIK DAN MENTAL GURU

Apakah guru mengalami gangguan fisik dan mental akibat pekerjaannya tidak mudah

diselidiki. Dapat diperoleh data tentang absensi guru serta sebab-sebabnya. Jika guru batuk-

batuk apakah itu suatu gejala umum ataukah karena debu kapur yang dihirupnya? Apakah

semua guru yang menggunakan papan tulis dan kapur pada suatu saat akan memeperoleh

penyakit batuk? Menentukan hubungan kausal antara penyakit guru dengan pekerjaanya tidak

mudah. Penyakit yang diderita oeleh guru seperti batuk-batuk, bukan penyakit yang terdapat

pada guru saja, atau lebih banyak terdapat di kalangan guru. Setidaknya harus diadakan

perbandingan antara penyakit yang diderita guru dengan sektor penduduk lainnya.

Berdasarkan penelitian guru sangat rentan terhadap penyakit yang berhubungan

dengan radang tenggorok sampai sariawan. Hal ini dikarenakan intensitas mengajar yang

tinggi tanpa ditopang dengan asupan vitamin yang memadai, akhirnya yang terjadi system

immune ( kekebalan ) menurun dan ia menjadi gampang terserang berbagai macam penyakit,

terutama dua penyakit di atas.

Demikian juga halnya dengan gangguan mental pada guru apakah penyakit mental

lebih banyak terdapat di kalangan guru? Menurut suatu laporan di suatu rumah sakit di U.S.A

persentase tertinggi yang dirawat adalah guru. Mungkin memang guru yang paling banyak

mengalami gangguan mental, atau guru paling banyak pergii ke ahli jiwa bila ada sedikit

gangguan mental yang dialaminya. Menurut penelitian Hicks 17, 5 persen dari sampel guru

yakni 20 persen guru wanita dan 8 persen guru pria cepat “nervous” atau gugup diukur

dengan kuesioner yang menunjukkan kondisi neurotik. Peneliti lain Philips menemukan

bahwa 20 persen dari sampelnya sangat neurotik berdasarkan Bernreuter Inventory seang

menurut penyelidikan Peck 33 persen dari kelompok wanita mempunyai gangguan mental

dan 12 persen memerlukan bantuan psikiatris berdasarkan Thurstone Inventory.

Ada kemungkinan, menurut pendapat sejumlah peneliti, bahwa tidak adanya hidup

kekeluargaan yang normal dan frustasi dalam hubungan seks yang normal turut menambah

gangguan mental guru-guru wanita yang tidak menikah. Guru pria dianggap mempunyai

menta yang lebih stabil bila mereka mempunyai keluarga yang normal.

Berdasarkan penelitian itu dapat dibuktikan adanya guru yang mengalami gangguan

mental, bahwa ada di antarntya yang memerlukan perawatan psikiater. Akan tetapi penelitian

itu tidak menunjukkan apakah gangguan mental itu lebih banyak terdapat di kalangan guru

dibandingkan dengan profesi lain. Juga tidak di ketahui apakah gangguan-gangguan mental

itu ada pada calon guru, nyata atau laten, sebelum ia melakukan profesinya ataukah gangguan

mental itu timbul sebagai akibat pekerjaanya sebagai guru.

Page 78: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

78

Selanjutnya tidak diketahui hingga manakah gangguan mental itu merugikan murid

dan proses beljar-mengjar. Andaikan ternyata bahwa memang lebih banyak terdapat

gangguan mental pada guru dibandingkan dengan profesi lain, maka ada dua kemungkinan:

1. Mereka yang terganggu jiwanya atau cenderung mempunyai gangguan jiwa lebih banyak

memasuki profesi guru daropada memilih pekerjaan lain.

2. Guru yang berasal dari populasi pormal memeproleh gangguan mental dalam persentase

yang lebih tinggi dibdandingkan dengan profesi lain.

Ada pula kemungkinan kedua faktor itu terjadi serentak, Philips melaporkan bahwa

calon-calon guru menunjukkan stabilitas emosional yang lebih tinggi daripada guru, jadi

tampaknya gangguan mental disebabkan oleh pekerjaannya. Akan tetapi di sini pun tak kita

ketahui apakah pekerjaan guru lebih banyak menimbulkan gangguan mental daripada

pekerjaan lain.

Andaikan profesi keguruan lebih banyak mengakibatkan gangguan mental maka para

pemuda-pemudi tidak akan tertarik oleh pekerjaan ini. Akan tetapi dibanding dengan profesi

lain seperi dokter, insinyur, ahli ekonomi, dan lain-lain guru tidak mempunyai daya tarik

yang begitu besar. Lulusan SMA pada umumnya akan menempatkan lembaga pendidikan

guru telah gagal memasuki Perguruan inggi yang mereka idam-idamkan. Kegagalan dan

frustasi itu akan dapat menimbulkan frustasi yang pada suatu saat mengakibatkan gangguan

mental pada orang yang normal. Banyak tuntutan-tuntutan terhadap guru, di antarnya ada

yang saling bertentangan, usahanya mendiddik anak sering menemui kegagalan,

hubungannya dengan anak-anak penuh ketegangan, dan banyak lagi gaktor lain yang dapat

mengguncangkan kestabilan pribadi seseorang. Akan tetapi profesi lain seperti dokter,

insinyur, ahli hukum, dan sebagainya, juga tidak ada yang bebas dari ketegangan.

Ketegangan itu sendiri tidak terlalu mempunyai pengaruh negatif akan tetapi dapat

justru meningkatkan keamuan, kegiatan, dan usaha untuk menghadapi kesulitan-kesulitan

dengan semangat yang lebih tinggi, yang akan memberi kepuasan yang lebih besar bila

berhasil.

Guru yang terganggu mentalnya, apalagi yang sakit jiwa, tentu dapat merusak anak-

didik. Akan tetapi taraf yang demikian merusak, jarang terdapat dan sebelumnya sudah dapat

disinyalir dan dicegah. Pada umumnya, sekalipun ada terdapat gangguan mental pada guru

tidak ada bukti-bukti yang nyata tentang adanya keruasakan yang di timbulkan pada anak.

Bahkan ada kemungkinan adanya gangguan keseimbangan dapat menambah efektivitas guru.

Orang tidak senang megalami keadaan terganggu dan akan berusaha untuk melenyapkannnya

antara lain dengan usaha yang lebih giat untuk mencapai kepuasan.

Page 79: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

79

Dengan kemungkinan mengalami frustasi, gangguan, ketidakseimbangan guru masih

dapat mengembangkan kepribadian yang “normal”, sehat, gembira, penuh kepercayaan akan

diri sendiri, dan mengadapi masa-depan dengan optimisme serta penuh harapan. Pekerjaan

guru banyak mengandung keindahan, tantangan yang sehat dan kebahagiaan bagi mereka

melakukannya dengan penuh cinta dan dedikasi.82

82 Nasution, Op. Cit., hlm. 110 - 113

Page 80: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

80

Hubungan Guru-Peserta Didik

Page 81: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

81

HUBUNGAN GURU-PESERTA DIDIK

A. Peranan Guru atau Pendidik dalam Pembelajaran

Peran adalah suatu yang memiliki kedudukan. Mayor Polak berpendapat peran

memiliki dia arti yaitu sebagai berikut:83

1. Dari sudut individu berarti sejumlah peranan yang timbul dari berbagai pola yang di

dalamnya individu tersebut ikut aktif.

2. Peranan secara umum menunjuk pada keseluruhan peranan itu dan menentukan apa yang

dikerjakan seseorang untuk masyarakatnya, serta apa yang dapat diharapkan dari

masyarakat itu.

Dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon

and Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni guru sebagai

pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan

teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin,

pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai

kulminator.Dan dari 19 peran di atas, dibawah ini hanya akan dijelaskan 6 peran saja, yang

menurut penulis memiliki relevansi langsung dengan proses pembelajaran.

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta

didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi

tertentu, yang mencakup tanggung jawah, wibawa, mandiri, dan disiplin.

Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai,

norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan

norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam

pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai

spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam

pemahaman ilmu.pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.

83Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan,Jakarta, Rineka Cipta,2010,hlm, 41

Page 82: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

82

2. Guru Sebagai Pengajar

Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan

memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama.

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang

belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.

Pertentangan tentang mengajar berdasar pada suatu unsur kebenaran yang berangkat

dari pendapat kuno yang menekankan bahwa mengajar berarti memberitahu atau

menyampaikan materi pembelajaran.Dalam hal ini, konsep lama yang cenderung membuat

kegiatan pembelajaran menjadi monoton wajar jika mendapat tantangan, tetapi tidak dapat

didiskreditkan untuk semua pembelajaran.

Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi,

kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan,

rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi,

maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.Sehubungan dengan itu,

sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu

menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah.

3. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (Guide), yang berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya bcrtanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam

hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,

emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.Sebagai

pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan,

menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai

kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.Semua itu dilakukan

berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh

utama dalam setiap aspek perjalanan.Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan

tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.

4. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik

intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.

Hal ini lebih ditekankan lagin karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan

mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan tida akan mahir dalam berbagai

Page 83: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

83

keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus

berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan

kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.

5. Guru Sebagai Penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun

mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat

berharap untuk menasehati orang. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling

terlalu banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan

oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini.Padahal menjadi guru pada

tingkatmanapun berarti menjadi penasehat dan menjadi orang kepercayaan, kegiatan

pembelajaranpun meletakannya pada posisi tersebut.

6. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang

menganggap dia sebagai guru.

Secara teoretis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga

menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan.Memang setiap profesi

mempunyai tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti menolak profesi

itu.Pertanyaan yang timbul adalah apakah guru harus menjadi teladan baik di dalam

melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh kehidupannya? Dalam beberapa hal memang

benar bahwa guru harus bisa menjadi teladan di kedua posisi itu, tetapi jangan sampai hal

tersebut menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali. Dalam batas-batas tertentu,

sebagai manusia biasa tentu saja guru memiliki berbagai kelemahan, dan kekurangan.84

B. Jenis-Jenis Hubungan Guru-Murid

Hubungan guru murid banyak ragamnya bergantung pada guru, murid serta situasi

yang dihadapi.Tiap guru mempunyai hubungan yang berbeda menurut pribadi dan situasi

yang dihadapi.Untuk mempelajarinya, kita dapat berpegang pada tipe-tipe guru, misalnya

guru yang otoriter yang menjaga jarak dengan murid dan guru yang ramah, yang dekat serta

akrab dengan muridnya.Guru yang otoriter tak mengizinkan anak melewati batas atau jarak

social tertentu. Guru itu tak ingin murid menjadi akrab dengan dia. Juga dalam situasi

84 JURNAL FALASIFA. Vol. 1 No.1 Maret 2010,hlm., 116-119

Page 84: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

84

rekreasi ia mempertahankan jarak itu. Guru tetap merasa berkuasa dan berhak untuk

memberikan perintah. Diharapkannya agar perintah itu juga ditaati. Guru yang otoriter ini

yang mungkin dianggap kurang ramah tidak akan diajak oleh murid-muridnya dalam

kegiatan santai yang gembira. Murid juga tidak akan mudah membicarakan soal-soal pribadi

dengan dia. Jadi antara guru dan murid tidak terdapat hubungan yang akrab. Guru seperti ini

disegani, ditakuti, mungkin juga kurang disukai atau justru dikagumi bila ia juga memiliki

sifat-sifat baik.85

Sebaiknya guru yang ramah akan dekat kepada muridnya. Murid-murid suka meminta

dia turut serta dalam kegiatan rekreasi dan membicarakan soal-soal pribadi, namun mungkin

dianggap kurang berwibawa.

Tipe guru yang murni, yang sepenuhnya otoriter atau sepenuhnya ramah tentu tidak

ada. Tiap guru akan mempunyai kedua sifat itu dalam taraf tertentu. Akan tetapi kedua tipe

itu dapat dijadikan pegangan yang berguna untuk menganalisis hubungan antara guru dan

murid. Peranan yang dijalankan oleh guru dalam hubungannya dengan murid-muridnya akan

mendekati salah satu tipe itu dalam taraf yang berbeda-beda. Respons murid terhadap

peranan guru itu merupakan faktor utama yang menentukan efektivitas guru. Tipe kelakuan

guru tertentu mungkin lebih efektif terhadap murid tertentu, misalnya bagi sejumlah murid

tipe guru yang otoriter yang efektif, sedangkan bagi murid lain tipe guru yang ramah lebih

sesuai.

Adapun hubungan guru–murid dikatakan baik apabila hubungan itu memilki sifat-

sifat sebagai berikut:

1. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun murid saling bersikap jujur dan membuka diri

satu sama lain;

2. Tanggap bilaman seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain;

3. Saling ketergantungan antara satu dengan yang lain;

4. Kebebasan yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan

keunikannya, kreatifitasnya dan kepribadiannya;

5. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak

terpenuhi.

Hubungan guru dan murid menurut Ibnu „Athaillah dalam tinjauan kapitalisme

Pendidikan. Perspektif kapitalisme pendidikan berbeda dengan pandangan Ibn Atahillah

tentang pendidikan. Menurut Ibnu „Athaillah belajarbertujuan untuk memperoleh makrifat

85 Nasution, Sosiologi Pendidikan,Jakarta, PT. Bumi Akasar,2010,hlm.115

Page 85: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

85

dan tidak ada kaitannyasama sekali dengan pemenuhan kebutuhan pasar dan untuk

mencaripekerjaan. Setiap hamba telah dijamin rezekinya oleh Allah.Bahkanseorang murid

harus uzlah, yakni menjauhkan diri dari hiruk-pikuknyakehidupan dan berkonsentrasi pada

diri sendiri untuk mendekatkandiri kepada Allah.Seorang murid yang menjalani keidupan

sepertiuntuk memperoleh makrifat disebut suluk.Kapitalisme pendidikan menggeser arah

pendidikan sedemikianrupa sehingga pendidikan menjadi pabrik tenaga kerja yang

cocokuntuk tujuan ekonomi kapitalis. Kurikulum juga diisi dengan pengetahuan dan keahlian

untuk industrialisasi, baik manufakturmaupun agroindustri.

Dengan demikian, maka murid dalam kapitalisme harus memilikidaya jual dan daya

juang demi mencapai tujuan para kapital. Ketikamurid tidak menyadari bahwa di luar sana

terjadi persaingan yang ketat untuk hidup, hal tersebut menurut pendidikan kapitalis adalah

sangat mengkawatirkan. Kapitalisme pendidikan bertentangan dengan tradisi manusia yang

memiliki visi pendidikan sebagai strategi untuk eksistensi manusia dan juga sarana untuk

menciptakan keadilan sosial, wahana untuk memanusiakan manusia serta wahana untuk

pembebasan manusia.Kapitalisme pendidikan, sebaliknya, memandang pendidikan sebagai

komoditas.Demikian pula halnya, terkait dengan pandangan Ibnu „Athaillah tentang murid,

tentu kapitalisme akan memvonisnya sebagai model pendidikan yang degeneratif dan musuh

dari produktifitas. Bagaimana mungkin mendidik murid yang tidak memiliki lifeskill dan

keinginan survive akan memberikan profit pada stakeholder. Menurut kapitalisme

pendidikan, pengasingan murid dari konteks kehidupan nyata, berupa kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan atau nafsu duniawinya, adalah sebentuk pembodohan dan kemunduran

dari peradaban (ekonomi) yang berkembang dengan massif.86

C. Reaksi Murid Terhadap Peranan Guru

Pendidik dan peserta didik merupakan dua jenis status yang dimiliki oleh manusia-

manusia yang memainkan peran fungsional dalam wilayah aktivitas yang terbingkai sebagai

dunia pendidikan.

Pendidik dan peserta didik merupakan dua jenis status yang dimiliki oleh manusia-

manusia yang memainkan peran fungsional dalam wilayah aktivitas yang terbingkai sebagai

dunia pendidikan.

86Kodifi kasia, Volume, 9 No. 1 Tahun 2015

Page 86: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

86

Reaksi murid yang berlainan terhadap tuntutan guru yang kurang dikehendaki antara

lain : mengganggu jalannya pelajaran dalam kelas dan mengancam adanya perbedaan antara

status guru dan murid.

Proses pendidikan banyak terjadi dalam interaksi sosial antara guru dan murid. Sifat

interaksi ini banyak tergantung pada tindakan guru yang ditentukan antara lain oleh tipe

peranan guru. Bagaimana reaksi murid terhadap peranan guru dapat diketahui dari ucapan

murid tentang guru itu.Tentang hal ini telah dilakukan sejumlah penelitian.87

Frank Hart pada tahun 1934 menanyakan kepada sejumlah 10.000 siswa Sekolah

Menengah Atas guru yang bagaimana yang paling mereka sukai dan apa sebabnya mereka

menyukainya. Alasan yang paling banyak dikemukakan ialah bahwa guru disukai bila ia

“berperi kemanusiaan, bersikap ramah, bersahabat”. Juga sering disebut alasan seperti ”suka

membantu dalam pelajaran, riang, gembira, mempunyai rasa humor, menghargai lelucon”.

Sifat-sifat yang dihargai murid-murid itu sesuai dengan gambaran guru yang demokratis.88

Dalam penelitian lain diperoleh hasil yang sama dengan metode yang agak berbeda.

Murid-murid diminta menilai guru-guru mengenai kesanggupannya mengajar dan kelakuan

guru terhadap murid. Yang paling disenangi oleh para siswa ialah guru yang ramah, yang

paling sering turut serta dalam kegiatan rekreasi mereka, yang dapat dipercayakan soal-

soal pribadi, dan yang suka membantu dalam pelajaran. Yang kurang disukai ialah guru-guru

yang sering mencela, marah, menggunakan sindiran atau kata-kata yang tajam.

Pada umumnya guru yang disenangi ialah guru yang sering dimintai nasihatnya, yang

mau diajak bercakap-cakap dalam suasana yang menggembirakan, tidak

menunjukkan superiotasnyadalam pergaulan sehari-hari dengan murid, selalu ramah, selalu

berusaha memahami anak didiknya.

Sebaliknya guru tidak disukai bila ia sering marah, tak pernah ketawa, suka

menyindir, tak mau membantu anak dalam kesulitan belajar, dan menjauhkan diri dari murid

di luar kelas.

D. Hubungan Antara Hasil Belajar Murid Dengan Kelakuan Guru

Hilgard dan Bower mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

laku seseorang pada situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang

dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang. Menurut

87 Nasution,Op.Cit.hlm., 117

88 Nasution,ibid

Page 87: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

87

Witheritong belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian, dimanifestasikan sebagai

pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan

kecakapan.

Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa: Belajar merupakan

suatu perubahan tingkah laku baik ke arah yang lebih baik maupun perubahan ke arah yang

lebih buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dengan adanya latihan atau

karena adanya pengalaman.Agar dapat disebut belajar maka perubahan itu harus bersifat

mantap dan tidak hanya sesaat.Tingkah laku yang mengalami perubahan dalam belajar

menyangkut berbagai aspek baik fisik maupun psikis.

Setiap orang yang belajar pasti menginginkan prestasi belajar yang tinggi.Hal tersebut

menjadi keinginan guru, orang tua, dan siswa itu sendiri karena prestasi belajar merupakan

tolok ukur keberhasilan pendidikan. Prestasi belajar adalah apa yang telah diciptakan, hasil

pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja

(Dimyati, 2009:76).89

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 2004:747). Dengan demikian, prestasi belajar adalah

pernyataan atau bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa selama proses belajar yang

biasanya pernyataan atau keberhasilan ini berupa nilai baik itu dalam bentuk angka atau

huruf.90

Untuk menilai efektifitas guru dalam mengajar dapat diminta pendapat penilik

sekolah, Kepala sekolah dan juga murid. Dalam suatu penelitian ternyata bahwa pertambahan

pengetahuan murid dalam pelajaran rendah korelasinya dengan taraf disukainya guru itu oleh

murid.Jadi guru yang disukai, yang ramah, yang suka bergaul dengan murid dalam kegiatan

rekreasi, yang sering dimintai pendapatnya mengenai soal-soal pribadi, ternyata bukan guru

yang efektif dalam menyampaikan ilmu.Walaupun penelitian ini belum dapat dipercayai

sepenuhnya, namun dapat memberi petunjuk bahwa guru yang disenangi dan diangap guru

yang baik tidak sebaik guru yang otoriter dalam menambah pengetahuan murid dan

menyelesaikan bahan yang ditentukkan kurikulum.91

89 Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 1, Mei 2016 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794

90 Jurnal Pendidikan Madrasah,ibid

91 Nasution,Op.Cit.hlm., 118

Page 88: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

88

Kurikulum memiliki komponen tujuan atau kompetensi, isi, strategi, dan evaluasi.92

Murid cenderung terlalu santai dan tidak semuanya harus dari diri murid sendiri, terkadang

dalam beberapa segi murid perlu dipaksa dan di sikapi dengan tegas.Karena sifat murid

cenderung malas-malasan dan belum mengetahui pentingnya belajar, mereka cenderung suka

bermain dan bersenang-senang.Guru yang ramah, tidak ingin memaksa. Guru tersebut lebih

ingin murid belajar berdasarkan keinginan sendiri, tapi guru yang otoriter cenderung

memaksa sehingga mau tidak mau murid akan belajar.

E. Perilaku Murid Berhubungan Dengan Perilaku Guru

Jika kita berbicara tentang hubungan guru dan murid, sebenarnya itu lebih

mempunyai sifat yang relatif stabil. Dimana ciri khas dari hubungan ini adalah bahwa

terdapat status yang tak sama antara guru dan murid. Guru itu secara umum diakui

mempunyai status yang lebih tinggi dan karena itu dapat menuntut murid untuk menunjukkan

kelakuan yang sesuai dengan sifat hubungan itu. Bila anak itu meningkat didalam kelas ada

kemungkinan ia mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari yang lainnya.

Dalam hubungan guru dan murid biasanya hanya muridlah yang diharapkan

mengalami sebuah perubahan kelakuan sebagai hasil belajar. Setiap orang yang mengajar

akan mengalami perubahan dan menambah pengalamannya, akan tetapi ia tidak diharuskan

menunjukkan perubahan kelakuan, sedangkan murid harus membuktikan bahwa ia telah

mengalami perubahan kelakuan.

Perubahan kelakukan yang diharapkan mengenai hal-hal tertentu yang lebih spesifik,

misalnya agar anak menguasai bahan pelajaran tertentu. Mengenai hal-hal yang umum, yang

kabur, tidak mudah tercapai kesamaan pendapat, misalnya guru harus menunjukkan cinta

kasih kepada murid, apakah ia harus bertindak sebagai sebagai orang tua, atau sebagi sahabat.

Karena sifat tak sama dalam kedudukan guru dan murid, maka sukar bagi guru untuk

mengadakan hubungan yang akrab, kasih sayang maupun sebagai teman dengan murid. Demi

hasil belajar yang diharapkan diduga guru itu harus dihormati dan dapat memelihara jarak

dengan murid agar dapat berperan sebagai model bagi muridnya

Kita dapat mengamati perilaku anak dalam kelas dan mencoba melihat hubungannya

dengan tindakan guru.Tak semua perbuatan anak diakibatkan perbuatan guru.Juga tidak

92Anselmus, JE Toenlioe, Sosiologi Pendidikan, Bandung, PT. Refika Aditama, 2016,hlm.,55

Page 89: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

89

selalu mudah dipastikan bahwa perilaku anak ada hubungannya dengan perilaku guru.

Perilaku guru yang sama mungkin berbeda pengaruhnya terhadap murid di SD dan di SM.93

Perilaku anak dalam kelas yang kita amati dapat berupa (1) perbuatan yang

menunjukkan ketegangan, rasa cemas yang tampak pada anak SD dengan mengicap jari,

menarik-narik rambut, (2) perbuatan yang tak bertalian dengan pelajaran sepeti melihat-lihat

ke depan, kiri-kanan, (3) bercakap-cakap atau berbisik-birik dengan anak lain, (4) main-main

dengan sesuatu, (5) mematuhi apa yang disuruh lakukan oleh guru, (6) tidak mematuhi

perintah guru, melakukan sesuatu yang mengganggu pelajaran.94

Pada umumnya perbuatan anak sebagai reaksi terhadap perilaku guru dapat bersifat

menurut atau tidak menurut, menyesuaikan diri dengan perintah guru atau menentangnya.

Anak yang menurut akan menunjukkan kerjasama, turut memberi sumbangan pikiran,

mengajukan pertanyaan, memberi bantuan dan dengan demikian memperlancar pelajaran.

Dalam penelitian pada murid-murid SD ternyata bahwa bila guru itu dominatif maka

lebih banyak murid yang bercakap-cakap, berbisik-bisik atau mengadakan kontak satu sama

lain secara tersembunyi, bermain-main dengan sesuatu secara diam-diam. Jadi sebenarnya

tidak mengindahkan guru. Mereka kurang atau jarang mengemukakan saran-saran atau buah

pikirannya secara sukarela, kurang terdorong untuk menjawab pertanyaan guru atau

mengajukan pertanyaan atau menyatakan sesuatu secara spontan / pada guru yang integratif

anak-anak lebih berani dan bersedia untuk mengemukakan pendapatanya, lebih spontan

dalam ucapannya dan suka bekerjasama.

Dominasi guru tak selalu berhasil untuk mencapai kepatuhan sepenuhnya, bahkan

dapat menimbulkan konflik atau tantangan sekalipun dalam bentuk yang tersembunyi. Selain

itu dominasi guru terhadap murid dapat menimbulkan dominasi murid terhadap murid-murid

yang lain yang lebih lemah. Khususnya anak yang paling banyak didominasi oleh guru

cenderung untuk menunjukkan kekuasaannya terhadap anak-anak lain sebagai kompensasi.

Berdasarkan studi ini dapat dikemukakan hipotesis yang berikut: (1) guru yang

dominatif dalam kelas akan menghadapi murid-murid yang tidak menunjukkan sikap

kerjasama, (2) murid-murid di bawah pimpinan guru-guru dominatif juga akan bersikap

dominatif terhadap murid-murid lain, (3) guru-guru yang integratif atau koperatif dalam

hubungannya dengan murid akan menimbulkan sikap kerjasama pada muridnya, baik

terhadap guru mapun terhadap murid lainnya. Tampaknya dalam interaksi sosial, anak-anak

meniru gurunya dan melakukannya dalam hubungan mereka dengan anak-anak lain.

93 Nasution,Op.Cit, hlm., 119

94 Nasution, ibid,

Page 90: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

90

Guru yang dominatif dapat menimbulkan sikap menentang.Mereka ingin diakui

kepribadiannya.Khususnya pemuda pada masa pubertas justru ingin membentuk

kepribadiannya sebelum memasuki masa kedewasaannya. Karena itu mereka peka akan

ucapan atau tindakan yang menyinggung perasaan dan harga dirinya. Terhadap tindakan yang

demikian mereka berontak secara terbuka atau tersembunyi.Akan tetapi dalam hal pelajaran

dan sekolah mereka ingin mendapat guru yang berwibawa, yang tegas, yang dapat

menegakkan dan memelihara disiplin. Mereka tahu, tanpa disiplin, tanpa kewibawaan,

otoritas atau dominasi guru murid-murid tidak akan belajar sungguh-sungguh. Dominasi guru

dapat dijalankan tanpa menyinggung perasaan atau harga diri murid dan secara obyektif dapat

ditujukan untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.Untuk mencapai hasil akademis

tampaknya guru yang dominatif lebih serasi daripada guru yang integratif atau demokratis.

Guru yang demoratis-integratif akan lebih disenangi oleh murid akan tetapi dalam pelajaran

mengenai informasi atau pengetahuan mereka akan ketinggalan. Dalam pergaulan, murid-

murid yang diajar oleh guru dominatif cenderung untuk mendominasi teman-temannya,

sedangkan murid-murid guru yang integratif akan cenderung untuk bersikap ramah dalam

persahabatannya.95

Adapun etika yang harus dimiliki seorang guru menurut al-Ghazali antara lain:

1. Hendaknya para pendidik itu memperlakukan murid-muridnya seperti memperlakukan

anaknya sendiri.

2. Hendaknya guru meneladani Rasulullah Saw. yang membawa peraturan agama, jadi

hendaknya ia tidak meminta upah dan balasan duniawi dalam mengajarkan ilmunya.

3. Janganlah guru itu enggan untuk menasehati dan menegur muridnya dari akhlak yang

buruk dengan sindiran dan tidak dengan terang-terangan.

4. Tidak merendahkan ilmu pengetahuan yang belum diketahuinya di hadapan para

muridnya.

5. Hendaknya guru dapat mengetahui ukuran pemahaman/kemampuan (potensi) anak

didiknya.

6. Hendaknya seorang guru mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya, agar ucapannya

tidak berbeda dengan perbuatannya.

Dari sekian banyak tugas-tugas atau etika yang harus dimiliki oleh seorang guru

menurut Al-Ghazali sebagaimana yang tersebut di atas tampaknya dapat dikaitkan dengan

bentuk pola hubungan (interaksi edukatif) antara guru dan murid yang berlandaskan pada

95 Nasution,ibid,hlm.,121

Page 91: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

91

pola keikhlasan, kekeluargaan, kemanusiaan (humanistis), kesederajatan dan pola uswatul

hasanah. Pola keikhlasan mengandung makna interaksi yang dibangun tanpa mengharap

ganjaran materi dari interaksi tersebut, dan menganggap bahwa interaksi itu berlangsung

sesuai dengan panggilan jiwa untuk mengabdikan diri kepada Allah dari amanah yang telah

Allah berikan.Rasa ikhlas yang ada pun menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar dalam

pribadi setiap guru untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

Dalam karyanya Ihya‟ Ulumuddin, al-Ghazali juga telah mengulas secara detail tugas-

tugas ataupun etika bagi seorang murid dalam berinteraksi dengan gurunya, antara lain:

1. Hendaknya murid mendahulukan kesucian hati dari budi pekerti yang buruk

2. Menyedikitkan memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan duniawi, dan menjauhkan

dirinya dari pada keluarga, anak dan kampung halaman

3. tidak sombong terhadap ilmu dan ahlinya, serta bersikap patuh dan tunduk terhadap

nasehat gurunya sebagaimana orang sakit patuh terhadap nasehat dokternya

4. Bagi pelajar pemula, seyogyanya tidak memperhatikan khilafiyah yang terjadi di antara

ulama, terkecuali ia telah mempunyai dasar yang kuat, karena tanpa dasar yang kuat,

mempelajari khilafiyah dapat membingungkan dan melumpuhkan pendapatnya

5. Sepatutnya ia mempelajari ilmu yang dianggap paling baik

6. Hendaknya murid mengerti tentang kedudukan sebahagian ilmu pengetahuan itu lebih

mulia daripada sebagian yang lain, serta mengetahui macam-macam ilmu secara garis

besar.

7. Membaguskan niatnya dalam menuntut ilmu, yaitu hendaknya diniatkan untuk akhirat

agar dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.

Dari sekian tugas dan etika seorang murid dalam berinteraksi dengan gurunya dalam

pandangan al-Ghazali sebagaimana yang tersebut di atas, dapat digambarkan bahwa pola

hubungan yang terjadi antara murid dan guru dalam interaksi edukatif tersebut berdasarkan

pada pola ketaatan dan pola kasih sayang. Adapun ketaatan seorang murid kepada gurunya

dalam pendidikan akan membawa berkah terhadap ilmu yang dicarinya. Untuk itu, maka

murid dalam berinteraksi dengan guru hendaknya berupaya mencari ridha-Nya (kerelaan

hatinya), menjauhi amarahnya dan menjunjung tinggi perintahnya selama tidak bertentangan

dengan agama.Sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Az-Zarnuji dalam kitabnya

„„Ta‟limMuta‟allim‟‟ bahwa barangsiapa melukai hati gurunya maka keberkahan ilmu akan

tertutup dan hanya sedikit memperoleh kemanfaatannya.96

96Volume 13 No.1, Agustus 2013 ,hlm.,33

Page 92: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

92

F. Peranan Guru Dalam Masyarakat Dan Respons Murid

Guru hendaknya mengenal masyarakat agar dapat menyesuaikan pelajaran dengan

keadan masyrakat sehingarelevan. Guru-guru kita diharapkan mengabdi kepada masyarakat

dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dan dengan demikian turut memberi

sumbangan terhadap pembangunan Negara.

Para siswa tidak begitu menghiraukan ada tidaknya partisipasi guru dalam berbagai

kegiatan masyarakat. Guru yang baik mereka menilai berdasarkan kemampuan mengajar,

sikapnya terhadap murid akan tetapi tidak dikaitkan dengan banyaknya kesibukan guru dalam

masyarakat.97

G. Peranan Guru Lainnya Di Sekolah Dan Respons Murid

Di sekolah, guru dapat memegang berbagai peranan selain mengajar yakni sebagai

kepala sekolah, pembimbing OSIS, Koordinator bidang studi, piket dan lain-lain. Kepala

sekolah pada umumnya lebih dihormati dan disegani oleh murid-murid, mungkin karena

otoritasnya yang lebih besar, juga karena ia mempunyai wewenang, pengalaman dan usia

lebih banyak. Kecuali sebagai kepala sekolah guru-guru tidak mendapat penghargaan khusus

atas peranan dan tugas-tugas tambahan.98

97 Nasution,Op.Cit.,hlm.,122

98 Nasution,ibid

Page 93: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

93

Sosialisasi

Page 94: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

94

SOSIALISASI DAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH

A. Pendahuluan

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, disamping sebagai makhluk individu.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Walaupun manusia

dilengkapi dengan cipta, rasa, dan karsa, namun manusia tidak akan mampu memenuhi apa

yang mereka butuhkan dengan kemampuannya sendiri. Manusia harus berinteraksi dengan

manusia lainnya agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Selain itu, manusia memiliki rasa

ingin tahu (homo coriousity) yang tinggi. Manusia ingin mengetahui apa yang terjadi

disekitarnya, apa yang terjadi dalam dirinya, bahkan mereka ingin tahu apa yang terjadi di

alam semesta ini. Rasa ingin tahu ini berkembang karena alam pikiran manusia selalu

mengalami perkembangan. Rasa ingin tahu ini semakin mendorong manusia untuk

melakukan interaksi dengan manusia lainnya.

Dalam interaksi yang dilakukan manusia, ia tidak dapat memaksakan kehendak yang

dimilikinya. Manusia perlu menghargai pendapat yang dimiliki orang lain dan perlu

menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Di sinilah manusia belajar bersosialisasi.

Sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan individu untuk dapat berinteraksi dengan

baik di dalam masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang baik. Proses sosialisasi dialami

manusia mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan dalam lingkungan masyarakat. Apabila

ia tidak dapat menyesuaikan diri maka akan dikucilkan oleh anggota masyarakatnya. Pada

dasarnya proses sosialisasi dan proses penyesuaian diri merupakan reaksi terhadap tuntutan

yang bersifat ekonomis, sosial dan sebagainya. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih

banyak mengenai proses sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah.

B. Pengertian Sosialisasi

Menurut pandangan Kimball Young, sosialisasi ialah hubungan interaktif yang

dengannya seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural, yang menjadikan

seseorang sebagai anggota masyarakat. Arti sosiologis dan psikologis dari sosilaisasi adalah:

1. Secara sosiologis, sosialisasi berarti belajar untuk menyesuaikan diri dengan mores,

flokways, tradisi, dan kecakapan-kecakapan kelompok.

2. Secara psikologis, sosialasasi berarti/mencakup kebiasaan-kebiasaan, perangai-perangai,

ide-ide, sikap, dan nilai.99

99Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 33

Page 95: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

95

Sosialisasi adalah soal belajar. Dalam proses sosilasasi individu belajar tingkah laku,

kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga ketrampilan-ketrampilan sosial seperti

berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya.100 Sosialisasi identik dengan

makna penyesuaian diri (adjusment).

Horton dan Hunt (1989:100) memberi batasan sosialisasi sebagai “suatu proses dengan

mana seseorang menghayati (mendarah-daging,internalize) norma-norma kelompok dimana

ia hidup sehingga timbullah “diri” yang unik.”

Zanden (1986:90) mendefinisikan sosialisasi sebagai “suatu proses interaksi sosial

dengan mana orang memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan perilaku esensial untuk

keikutsertaan (partisipasi) efektif dalam masyarakat.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal penting dalam suatu

proses sosialisasi, yaitu satu, tentang proses, yaitu suatu transmisi pengetahuan, sikap, nilai,

norma dan perilaku esensial. Kedua, tentang tujuan, yaitu sesuatu yang diperlukan agar

mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat.101

C. Proses dan Kesulitan Sosialisasi

Sosialisasi terjadi melalui “conditioning” oleh lingkungan yang menyebabkan individu

mepelajari pola kebudayaan yang fundamental seperti berbahasa, cara berjalan, duduk,

makan, apa yang dimakan, berkelakuan sopan, mengembangkan sikap yang dianut dalam

masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua, pekerjaan, rekreasi, dan

segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat yang baik. Belajar norma-norma

kebudayaan pada mulanya banyak terjadi di rumah dan sekitar, kemudian disekolah, bioskop,

televisi dan lingkungan lain.

Proses sosialisasi tidak selalu berjalan lancar karena adanya sejumlah kesulitan.

Pertama, ada kesulitan komunikasi, bila anak tidak mengerti apa yang diharapkan

daripadanya, atau tak tahu apa yang diinginkan oleh masyarakat atau tuntutan kebudayaan

tentang kelakuannya.

Kedua, adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan. Masyarakat

modern terpecah-pecah dalam berbagai sektor atau kelompok yang masing-masing menuntut

pola kelakuan yang berbeda. Orang tua mengharapkan anak jujur, jangan merokok akan

tetapi kode siswa mengharuskannya turut dalam soal contek mencontek, merokok dan

sebagainya. Jika tidak maka ia akan dikucilkan dari kelompoknya.

100 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 126

101 Prof. Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 65-66

Page 96: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

96

Kesulitan lain yang dihadapi dalam proses sosialisasi ialah perubahan-perubahan yang

terjadi dalam masyarakat sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, dan urbanisasi.102

Beberapa jenis sosialisasi yang kita fahami dari berbagai sisi, yaitu sebagai berikut :

1. Sosialisasi berdasarkan kebutuhan

Berdasarkan kebutuhan, sosialisasi diklasifikasi atas sosialisasi primer dan Skunder.

2. Sosialisasi berdasarkan cara yang dipakai

Kamanto Sunarto (2004:31) menerangkan sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan

dapat berlangsung dalam dua bentuk: pertama, sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang

menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru. Kedua

sosialisasi partispasif, yaitu sosialisasi yang menekankanpada otonami anak dan memberikan

imbalan terhadap perilaku anak yang baik.

3. Sosialisasi berdasarkan keberadaan perencanaan

Sosialisasi ini dapat mengambil bentuk sosialisasi berdasarkan perencanaan dan tanpa

perencanaan. Sosialisasi berdasarkan perencanaan, yaitu sosialisasi dilakukan atas dasar

rencana yang berkelanjutan dan sistematis. Adapun sosialisasi tanpa perencanaan, yaitu

sosialisasi yang terjadi secara spontan dan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu.103

D. Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah

Sekolah memegang peran yang penting dalam proses sosialisasi anak, walaupun

sekolah merupakan hanya salah satu lembaga yang bertanggungjawab atas pendidikan anak.

Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk ke sekolah. Di rumah ia

hanya bergaul dengan orang yang terbatas jumlahnya. Di sekolah anak mengalami suasana

yang berlainan. Ia bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru,

melainkan hanya salah seorang diantara puluhan murid lainnya di dalam kelas. Guru tidak

mungkin memberikan perhatian banyak kepadanya karena harus mengutamakan kepentingan

kelas sebagai keseluruhan. Untuk itu anak harus mengikuti peraturan yang bersifat formal

yang tidak dialami anak dirumah, yang dengan sendirinya membatasi kebebasannya.

Untuk mengetahui hingga manakah pendidikan sosial di sekolah dilakukan, kita perlu

mempelajari hal-hal berikut:

1. Nilai-nilai yang dianut disekolah.

2. Pengaruh iklim sosial terhadap sosialisasi anak.

102 S. Nasution, Op.cit., hlm.127-128

103 Prof. Damsar, Op.cit., hlm. 66-69

Page 97: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

97

3. Persaingan dan kerjasama.104

Sekolah mensosialisasikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Sehingga ia

dipandang sebagai tempat yang menjadi transisi dari kehidupan keluarga ke dalam kehidupan

masyarakat.105

E. Nilai-nilai yang Dianut di Sekolah

Pada umumnya nilai dan norma yang berlaku di sekolah sejalan dengan nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat. Antara masyarakat dan sekolah harus ada hubungan dan

kesesuaian mengenai norma dan nilai. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa antara satu

sekolah dengan sekolah yang lainnya memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda. Hal ini

disesuaikan dengan keadaan sekolah masing-masing karena tiap sekolah memiliki guru,

siswa, kepala sekolah dan lingkungan yang berbeda dengan sekolah yang lain.

Siswa di sekolah terkadang memiliki norma tersendiri. Siswa di sekolah terkadang

memiliki rasa “kompak” yang berlebihan terhadap siswa sekolah lain atau kelas lain.

Perkelahian antarsekolah sering terjadi karena rasa “kompak” yang berlebihan ini. Apabila

seorang siswa merasa dihina atau diejek oleh siswa sekolah lain, maka seluruh kelas atau

sekolah mendukung siswa tersebut. Dalam kasus ini, siswa-siswa tersebut lebih dikuasi oleh

emosi subjektif daripada pikiran rasional yang objektif. Mereka selalu beranggapan bahwa

siswa dari sekolah mereka benar dan siswa dari sekolah lain sudah pasti salah.

Dalam hal ini, nilai dan norma yang berlaku di sekolah kebanyakan berpedoman pada

nilai dan norma yang berlaku bagi golonan menengah misalnya menghargai nilai kejujuran,

kerajinan, kebersihan, ketertiban, dan lain sebagainya. Perbuatan seperti penipuan, kekerasan,

pencurian pelanggaran seks dipandang sebagai perbuatan yang melanggar norma. Apabila

dalam keluarga siswa menganut nilai-nilai yang sama, maka siswa tersebut tidak akan

mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan sekolah.

F. Pengaruh Iklim Sosial terhadap Sosialisasi Anak

Ada dua macam iklim sosial yang berkembang dilihat dari kepribadian guru, yaitu

iklim sosial yang demokratis dan iklim sosial yang otokrasi atau otoriter. Dalam iklim

demokratis, siswa lebih banyak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai

dengan minatnya, sedangkan dalam iklim otokrasi apa yang dilakukan siswa diatur dengan

ketat oleh guru.

104 S. Nasution, Op.cit., hlm. 129-138

105 Prof. Damsar, Op.cit., hlm. 74

Page 98: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

98

Penelitian mengenai pengaruh iklim sosial terhadap siswa dilakukan oleh Kurt Lewin

dan Ronald Lippitt pada tahu 1939. Menurut Lewin, iklim sosial dalam hidup siswa

diumpamakan sebagai udara yang dihirupnya. Hubungan dengan orang lain dan statusya

dalam kelompok merupakan hal penting yang menentukan apakah dia merasa aman atau

tidak. Sehingga kelompok dan kebudayaan dimana siswa itu berada sangat menentukan

tingkah laku dan sifatnya. Dalam penelitiannya, mereka memilih dua kelompok dan dierikan

perlakuan yang berbeda. Satu kelompok diberikan perlakuan sesuai iklim demokrasi dan

yang satu diberikan perlakuan iklim otokrasi. Kesimpulan dari penelitian mereka adalah

sebagai berikut.

Tabel 01. Tabel Perbandingan Iklim Demokratis dengan Iklim Otokrasi

Iklim Demokratis Iklim Otokrasi

Terdapat suasana kerja sama, pemberian

saran yang bersifat konstruktif, dan

adanya penghargaan terhadap orang lain.

Lebih banyak dikeluarkan kecaman tajam

yang bersifat pribadi.

Terdapat suasana kebersamaan. Lebih menonjolkan diri sendiri.

Status sosial antara pemimpin dan

dipimpin dan yang dipimpin sangat

sedikit, sehingga suatu saat siapa pun bisa

menjadi pemimpin apabila dia memiliki

kelebihan.

Adanya pimpinan yang kuat menghalangi

pihak lain untuk memegang pimpinan.

Individualitas siswa dapat berkembang. Individualitas siswa tidak dapat

berkembang.

Kedua iklim tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Iklim demokratis

lebih sesuai untuk penyesuaian diri yang baik, pemberian kesempatan dalam hal

mengekspresikan diri, persaingan yang sehat, menumbuhkan rasa kebersamaan, an lain

sebagainya. sedangkan iklim otokrasi lebih sesuai untuk penanaman kedisiplinan di kalangan

siswa.

G. Persaingan dan Kerja sama

Ada dua jenis interaksi yang terjadi di dalam masyarakat, yaitu persaingan dan kerja

sama. Persaingan merupakan bentu interaksi yang bersifat negatif. Persaingan ini timbul

karena adanya sifat egois manusia yang ingin menonjolkan dirinya sendiri dan tidak mau

Page 99: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

99

kalah dari orang lain. Dalam banyak hal siswa harus bersaing dengan siswa lainnya.

Persaingan paling jelas terlihat dalam hal perolehan nilai atau prestasi mereka di sekolah.

Siswa bersaing untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Tidak hanya dikalangan siswa saja,

persaingan terjadi di segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari pendidikan, ekonomi,

sosial, dan berbagai aspek lainnya.

Bentuk interaksi yang bersifat positif adalah kerjasama. Kerjasama menunjukkan

bahwa manusia membutuhkan bantuan manusia lainnya dalam memenuhi berbagai

kebutuhan yang dimilikinya. Kerjasama atau gotong-royong merupakan nilai luhur yang telah

dimiliki bangsa Indonesia dari dahulu. Dengan kerjasama, masalah yang berat akan terasa

lebih ringan karena dikerjakan bersama-sama.

H. Model dan Peranannya

Pola kelakuan anak diperolehnya melalui proses sosialisasi yakni dalam situasi-situasi

sosial dan interaksi anak itu dengan manusia lain disekitarnya. Disamping itu juga ia

memerlukan “ model”, contoh atau teladan pola kelakuan itu. Dalam masyarakat tradisional

seperti terdapat di pedesaan yang terpencil, yang disebutGemeinschaft, peranan setiap orang

seperti bapak, ibu, pemudi, pria, wanita jelas dan dipahami oleh semua. Akan tetapi dalm

masyarakat kota, yang disebut Gesellschaft, apalagi pada zaman modern ini, setiap orang

harus menjalankan berbagai peranan menurut berbagai situasi sosial yang dihadapinya.

Guru harus berpakaian bersih rapi, ia harus selalu berpegang tepat pada waktu, ia harus

bertanggung jawab, berjiwa sosial, suka membantu orang, ramah, dapat mengendalikan diri,

dan sebagainya, dengan harapan bahwa sifat- sifat yang baik itu secara sengaja atau tidak

sengaja, juga menjadi sifat- sifat kelakuan anak.

Dalam dunia yang kian kompleks ini anak harus sanggup memainkan aneka ragam

peranan dalam bermacam- macam segmen kehidupan. Untuk itu ia memerlukan berbagai

model kelakuan diluar orang tua dan guru. Untuk situasi sosial yang baru akan

diperlakukannya model baru pula. Dengan demikian ia akan dapat menyesuaikan

kelakuannya dengan apa yang diharapkan daripadanya dalam berbagai macam posisi dan

situasi agar ia jangan mengalami kesulitan dalam hidupnya.

I. Model-model bagi Murid di Sekolah

Masyarakat modern makin lama makin berdiferensiasi sehingga terbagi dalam segmen-

segmen yang bertambah banyak. Mobilitas zaman modern, dari daerah pedesaan ke

Page 100: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

100

perkotaan, dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya, bahkan ke negara- negara lain,

menuntut perlunya murid- murid memahami macam- macam kelakuan manusia.

Guru- guru tak semua sama, bahkan berbeda- beda pribadinya. Guru- guru berasal dari

golongan rendah dan sebagai guru merasa dirinya meeningkat ke golongan menengah sambil

mempelajari norma- norma golongan itu selama pendidikannya dan dalam jabatannya.

Melalui interaksi yang banyak dengan golongan menengah dan atasan, berkat pendidikan dan

pengalaman tiap guru dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan modern dalam masyarak

Gesellschaft untuk memperoleh pandangan yang luas.

Guru yang terikat pada pandangan golongan asalnya akan lebih picik pandangannya.

Kepicikan atau keterbatasan pandangan guru diperkuat oleh tuntutan masyarakat

Gemeinschaft kelakuan guru. Di sekolah di kota terdapat variasi yang lebih besar tentang

kesukuan dan daerah asal guru.

Ada kecenderungan kedudukan guru makin banyak ditempati oleh kaum wanita,

khususnya di Sekolah Dasar dan juga Sekolah Menengah. Dapat dikatakan bahwa guru- guru

menunjukkan heterogenitas, dan mereka semuanya diharapkan menjadi guru yang “baik”

dimanapun mereka mengajar dan dapat menjadi model atau teladan bagi anak didiknya. Bila

kelakuan guru berbeda sekali dengan cita- cita murid maka ia akan mencari model yang lain

di luar sekolah.

Page 101: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

101

Sekolah dan Masyarakat

Page 102: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

102

SEKOLAH DAN MASYARAKAT

A. Pengertian Masyarakat

Istilah “masyarakat” kerap dipadankan dengan istilah “sosial”. Istilah “masyarakat”

sendiri pada mulanya berasal dari kata syarikat dalam bahasa Arab, kemudian mengalami

proses kebahasaan sedemikian rupa sehingga dalam bahasa Indonesia menjadi kata “serikat”

yang kurang-lebih berarti “kumpulan” atau “kelompok yang saling

berhubungan”.106 Sedang, istilah “sosial” berasal dari bahasa Latin, socius yang berarti

“kawan”.107 Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang

berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah,

dan identitas.

Beberapa pengertian yang diberikan oleh beberapa pakar sosiologi mengenai

masyarakat antara lain:

1. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan selalu berubah. (Mac Iver dan Page)

2. Masyarakat adalah kesatuan hidup mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh suatu

sistem adat-istiadat tertentu. (Koentjaraningrat)

3. Masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

(Selo Soemardjan dan Soelaiman)108

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu kesatuan hidup manusia

dalam suatu kelompok yang memiliki suatu sistem adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma

yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan.

B. Pengertian Pendidikan

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses

pengubahan sifat dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.109

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi manusia, baik potensi fisik,

potensi cipta, rasa, dan karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam

perjalanan hidupnya.110

106 Sidi Gazalba, Masyarakat Islam: Pengantar Sosiologi & Sosiografi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 11

107 Gordon Marshall, A Dictionary of Sociology, (New York: Oxford University Press, 1998), hlm. 628.

108 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) hlm. 60

109 Adri Efferi. Materi dan Pembelajaran Qur‟an Hadist MTs – MA (Kudus: STAIN Kudus, 2009). hlm. 21.

110 Hamdani. Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung:Pustaka Setia, 2011), hlm. 41.

Page 103: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

103

Sedangkan menurut taman siswa sebagaimana di sebutkan Ki hajar Dewantara

memandang pendidikan sebagai upaya pemeliharaan manusia guna mengembangkan benih

keturunan dari suatu bangsa agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin. Manusia harus

dikembangkan jiwa raganya dengan mempergunakan segala alat pendidikan dengan

berdasarkan adat istiadat rakyat .111

Jadi menurut penulis pendidikan adalah usaha membimbing dan membina serta

bertanggung jawab untukmengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah kedewasaan

dan dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Konsep Pendidikan dan Masyarakat

Konsep pendidikan masyarakat adalah dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk

masyarakat. Dari konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidikan masyarakat adalah

pendidikan yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di

masyarakat dan menekankan pentingnya partisipasi masyarakat pada setiap kegiatan belajar

serta bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Konsep tersebut adalah untuk

mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri dan memiliki daya saing dengan

melakukan program belajar yang sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam konteks Indonesia,

Pendidikan masyarakat menurut Nielsen merujuk pada pengertian yang beragam yaitu:

1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan.

2. Pengambilan keputusan yang berbasis sekolah.

3. Pendidikan yang diberikan oleh sekolah swasta atau yayasan.

4. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh pusat pelatihan milik swasta.

5. Pendidikan luar sekolah yang disediakan oleh pemerintah.

6. Pusat kegiatan belajar masyarakat.

7. Pendidikan luar sekolah yang diberikan oleh organisasi akar rumput seperti LSM dan

pesantren.112

Pendekatan pendidikan berbasis masyarakat ini adalah salah satu pendekatan yang di

anggap oleh masyarakat sebagai agen sekaligus tujuan, dengan melihat pendidikan sebagai

proses dan menganggap masyarakat sebagai fasilitator yang dapat menyebabkan perubahan

untuk menjadi lebih baik.

111 Sulthon. Ilmu Pendidikan (Kudus: STAIN Kudus, 2011). Hlm . 57.

112 Dean Nielsen. Memetakan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat di Indonesia. (Yogyakarta: Adicita

Karya Nusa, 2001) hlm. 175-176.

Page 104: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

104

Pendidikan berbasis masyarakat ini memiliki kunci penting, yaitu masyarakat

dilibatkan sebagai subjek atau pelaku bukan objek yang hanya menerima sistem pendidikan

saja. Masyarakat pun diajak untuk bertanggung jawab dari awal perencanaan hingga pada

pelaksanaan pendidikan di wilayahnya masing-masing. Hal tersebut menggambarkan bahwa

masyarakat lebih tahu apa yang mereka inginkan dan potensi apa saja yang dapat

dikembangkan dengan diadakannya fasilitas pendidikan yang ada di daerahnya.

Begitu arahnya ada "penyerapan" dari dalam masyarakat bahwa mereka sangat

memerlukan pendidikan untuk bisa keluar dari permasalahan setempat. Proses dari input dan

output di dalam masyarakat dengan pola seperti ini dapat lebih terarah. Pendidikan dari

masyarakat, oleh masyakat, dan untuk masyarakat ini mencerminkan bahwa pendidikan

bukan lagi suatu hal yang sulit di jangkau oleh sistem sederhana yang di miliki oleh

masyarakat.

Masyarakat dalam kiprahnya sangat mempengaruhi pendidikan baik tujuan

pendidikan maupun prakteknya. Apa yang diajarkan dan dibudayakan tentang nilai-nilai

dalam pendidikan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu

masyarakat. Apa yang dianggap luhur dalam suatu masyarakat juga akan diajarkan dan

dibudayakan dalam pendidikan. Sebagai contoh di daerah tertentu yang selalu melakukan

kegiatan keagamaan jamiyyah yasinan, tahlilan, berzanjian, manaqiban, dan seterusnya maka

di sekolah juga akan diajarkan tentang yasinan, tahlilan, berzanjian, dan manaqiban serta

menanamkan budaya tersebut melalui kegiatan ekstra kurikuler atau dalam rangka

memperingati hari-hari besar Islam dan sebagainya.

Masyarakat yang peradabannya maju, pendidikannya tinggi maka akan

mempengaruhi pendidikannya juga maju. Sebaliknya masyarakat yang pendidikannya rendah

maka pendidikan yang berkembang di masyarakat tersebut juga kurang baik.113

D. Hubungan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dan masyarakat masih sangat minim oleh sebab itu

pendidikan sekolah dipandang terutama sebagai persiapan kesiapan untuk kelanjutan

pelajaran. Kurikulum sekolah kita bersifat akademis dan dapat dijalankan berdasarkan buku

pelajaran tanpa menggunakan sumber-sumber masyarakat.

113 Sulthon. Op.Cit. hlm. 120

Page 105: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

105

Padahal seharusnya hubungan sekolah dan masyarakat haruslah erat, sekolah disini

sebagai pelaksana agar masyarakat menjadi baik dan murid-murid dapat aktif dalam bagian

masyarakat baik anak-anak maupun dewasa.

Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan

oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi,

simpati dari masyarakat. Mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dan

masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan

tersebut adalah untuk mensukseskan program-program yang bersangkutan sehingga sekolah

tersebut bisa tetap eksis.

Jika dilihat dari segi maknanya, hubungan sekolah dan masyarakat memiliki

pengertian yang luas. Sehingga, masing-masing ahli memiliki persepsi yang berbeda,

seperti114 diungkapkan. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia mengemukakan bahwa: ” hubungan masyarakat dan sekolah merupakan

komunikasi dua arah antar organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka

mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta

pemenuhan kepentingan bersama.”

Dikatakan E. Mulyasa (2009) mengatakan bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan kesenjangan antara sekolah dan masyarakat adalah minimnya informasi yang

bertalian dengan pendidikan di sekolah dan kurang kuatnya hubungan antara masyarakat

dengan pemerintah. Untuk memperoleh dukungan yang lebih luas dari masyarakat perlu

dilakukan upaya sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan beragam hal tentang

implementasi kurikulum dan kondisi objektifnya. Hal ini bertujuan agar dapat menarik

berbagai perhatian dari berbagai elemen yang berhubungan dengan manajemen sekolah, agar

terdorong untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Maksud hubungan sekolah dengan masyarakat, dikatakan Sutisna dalam Mulyasa

(2009) yakni untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud-maksud dan saran-saran

dari sekolah; untuk menilai program sekolah; untuk mempersatukan orang tua murid dengan

guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak didik; untuk mengembangkan kesadaran

tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era pembangunan; untuk membangun dan

memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sekolah; untuk memberitahukan masyarakat

tentang pekerjaan sekolah; dan untuk mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan

dan peningkatan program sekolah.

114 Abdullah Idi. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. (Raja Grafindo Persada:

Jakarta,2013) hlm. 178.

Page 106: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

106

Sekolah juga banyak menggunakan masyarakat sebagai sumber pelajaran

memberikan kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat. Diharapkan agar anak

didik dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarkat, lebih mengenal lingkunagn

sosial, dapat berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang keluarga berbeda, seperti :

sosial-ekonomi, agama, budaya, etnis. Apa yang dipelajari di sekolah hendaknya berguna

bagi kehidupan anak di masyarakat dan didasarkan atas masalah masyarakat. Anak

diharapkan pula lebih serasi dipersiapkan sebagai warga masyarakat.115

Hubungan timbal balik pendidikan di sekolah dan masyarakat sangat besar manfaat

dan artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, materiil, dan pemanfaatan

masyarakat sebagai sumber belajar. Bagi masyarakat, dapat mengetahuai beragam hal tentang

sekolah dan inovasi-inovasi yang dihasilkan, menyalurkan kebutuhan berpastisipasi dalam

pendidikan, melakukan tekanan, dan tuntutan terhadap sekolah. Beragam teknik dan media

dapat dilakukan dalam konteks ini, seperti melakukan rapat dan pertemuan, surat

menyurat,buku penghubung, bulletin sekolah, dan kegiatan ekstrakulikuler yang melibatkan

anak didik dan orang tua. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan sarana yang

berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi anak didik di sekolah.

Sekolah, dalam konteks ini, sebagai system sosial yang merupakan bagian integral dari

system yang lebih besar, yakni masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang

lebih erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan dengan efektif dan efisien. Sekolah

juga harus menunjang proses pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat,

khususnya kebutuhan pendidikan. Sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan,

harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan singkat, antara sekolah

dan masyarakat perlu dibina dan dikembangkan suatu hubunagn yang harmonis.116

Sebagai upaya dalam mengembangkan hubungan sekolah dan masyarakat, maka

elemen-elemen sekolah, terutama kepala sekolah dan guru-guru, merupakan kunci

keberhasilan yang harus memerhatiakan kebutuhan anak didik, orang tua, dan masyarakat.

Kepala sekolah, dituntut berupaya membina dan mengembangkan hubungan kerja yang baik

antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan

yang konstruktif ini akan membentuk: saling pengertian antara sekolah, orang tua,

masyarakat, dan dunia kerja; saling membantu antara sekolah dan masyarakat.

115 Ibid, hlm. 69.

116 Ibid, hlm. 79.

Page 107: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

107

Masyarakat sebagai Sumber

Page 108: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

108

MASYARAKAT SEBAGAI SUMBER

A. Masyarakat Sebagai Sumber

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman117. Dalam hal ini

masyarakat juga sangat berperan dalam pendidikan. bahkan masyarakat juga merupakan

sumber pendidikan.

Di dalam pasal 54 BAB XV tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan

adalah sebagai berikut :

1. Peran serta masyarkat dalam pendidikan melipjuti peran serta perorangan, kelompok,

keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam

penyelenggaraan dan pengadilan mutu pelayanan pendidikan.

2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil

pendidikan118.

3. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan

ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Lalu dilanjutkan dengan pasal 55 BAB XV tentang pendidikan berbasis

masyarakat yakni :

1. Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan

formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya

untuk kepentingan masyarakat.

2. Penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan

kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan

standar nasional pendidikan.

3. Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari

penyelenggara, masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau sumber lainyang

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.119

117Ary H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 54

118Anselmus, JE Toenlioe, Sosiologi Pendidikan, Rafika Aditama, hlm. 107 119Ibid, hlm 107

Page 109: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

109

Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar

dan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Masyarakat juga

merupakan suatu kesatuan hidup manusia dalam suatu kelompok yang memiliki suatu sistem

adat istiadat, kebiasaan, norma-norma yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan

pendidikan. Dinamika yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber belajar

dalam pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMPS, SMA bahkan

sampai Perguruan Tinggi.

Selain itu, usaha penting yang dapat dilakukan sekolah ialah menghubungkannya

dengan masyarakat dengan menjadikan masyarakat itu sebagai sumber pelajaran. Bila kita

selidiki lingkungan sekolah dengan radius 1 Km akan kita temukan banyak hal yang dapat

dikaitkan dengan pelajaran, bahkan dijadikan maslah pokok seperti : sawah, kolam, sungai,

bukit, hutan, taman, pabrik, museum, jalan raya, pasar, mesjid, gereja, lapangan olah raga,

gedung tua, makam, kantor pos, terminal, kendaraan umum, bioskop, kantor camat. Dalam

masyarakat terdapat orang yang berasal dari berbagai daerah atau negara, orang yang

melakukan berbagai pekerjaan seperti tukang beca, dokter, petani, pemborong, hakim,

seniman, pedagang, dan sebagainya. Kalau diselidiki lebih lanjut masyarakat sungguh-

sungguh sangat kaya sebagai sumber pelajaran yang belum atau masih sangat kurang

digarapa disekolah.120

Untuk memperluas hubungan antara sekolah dan masyarakat, gedung sekolah dapat

digunakan oleh masyarakat misalnya untuk pendidikan orang dewasa, pemberantasan buta

huruf, yanag dikenal sebagai program “kejar” (kerja sambil belajar). Sekolah yang banyak

menggunakan masyarakat sebagai sumber pelajaran memberi kesempatan yang luas untuk

mengenal kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Anak-anak melihat hubungan pelajarn

sekolah dengan kehidupan masyarakat dan dengan demikian lebih memahami masyarakat.

Diharapkan agar anak itu lebih sanggup menyesuaikan dirinya dengan masyarakat, lebih

mengenal lingkungan sosialnya, dapat berhubungan dengan orang dari berbagai golongan

agama atau suku bangsa.

Sekolah janganlah terisolasi dari masyarakat. Apa yang dipelajari hendaknya berguna

bagi kehidupan anak dalam masyarakat dan didasarkan atas masalah masyarakat. Dengan

demikian anak lenih serasi di persiapkan sebagi warga-masyarakat.

Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus didasarkan pada hal-hal berikut ini:

120S, Nasution. Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara), hlm. 154

Page 110: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

110

1. Kebermaknaan dan Kebermanfaatan bagi peserta didik.

2. Pemanfaatn lingkangan dalam pembekajaran.

3. Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

4. Masalah yang diangkat dalam pembelajarn ada kesesuaian dengan kebutuhan peserta

didik.

5. Menekankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta didik.

6. Menumbuhkan kerja sama di antara peserta didik.

7. Menumbuhkan kemandirian.121

B. Lingkungan dan Pendidikan anak

Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan

hanyalah alam sekitar diluar dari diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya

mencakup segala materil dan stimulu didalam dan diluar diri individu, baik yang bersifat

fisiologi, psikologis, maupun sosial-kultural. dengan demikian, lingkungan dapat diartikan

secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sosio-kultural.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan materil jasmaniah didalam

tubuh seprti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernapasan,

pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan

jasmani.

Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh

individu mulai sejak dalam konseksi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya

berupa: sifst-sifat “genes”. interaksi “genes”, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan,

minat, kebutuhan, kamauan, emosi, dan kapasitas intelektual.

Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi

eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup

keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan

pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebgai lingkungan ini.122

Lingkungan sekitar tempat tinggal anak snagat mempengaruhi perkembangan

pribadi anak. Di situlah anak itu memperoleh pengalaman bergaul dnegan temen-teman diluar

rumah dan sekolah. Kelakuan anak harus disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku

dalam lingkungan itu. Penyimpangan akan segera mendapat teguran agar disesuaikan.

121Ihat, Hatimah. dkk. Pembelajarn Berwawasan Masyarakat, (Tangerang Selatan : Universias Terbuka), hlm.

3.19 122Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm. 84

Page 111: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

111

Lingkungan sekitar rumah memberikan pengaruh sosial pertama kepada anak di luar

keluarga. Di sisi ia mendapat pengalaman unutk mengenal lingkungan sosial baru yang

berlainan dengan yang dikenalnya dirumah. Kata-kata yang diucapkan, tindakan yang

diambil, cara-cara memeperlakukan orang lain berbeda dengan apa yang telah dikenalnya.

Jika ia dirumah menangis atau merengek untuk memndapatkan sesuatu, diluar rumah ia

segera tahu bahwa cara-cara itu tidak berhasil bahkan mendapat ejekan.123

Di lingkungan ini ia berkenalan dengan kelompok yang lebih besar dan dengan

kelompok yang lebih besar dan dengan pola kelakuan yang berbeda. Namun ada pula yang

dipelajarinya dirumah yang dapat digunakan dalam lingkungan ini, dan ada yang perlu

mengalami perubahan dan penyesuaian. Dengan mengalami konflik di sana-sini anak itu

lambat laun mengenal kode kelakuan lingkungan itu dan turut memelihara dan

memeprtahankannya. Dengan demikian sosialisasi anak senantiasa diperluas.

Dalam lingkungan itu ia dapat mempelajari hal-hal yang baik. Akan tetapi ia dapat

juga mempelajari kelakuan yang buruk, bergantung pada sifat kelompoknya. Anak-anak

mudah mempelajari kata-kata kotor dan kasar dari temen-temannya yang sering mengejutkan

hati ibu bila diucapkan dirumah. Daerah anak-anak nakal akan menghasilkan anak-anak yang

nakal pula. Kelakuan sosial anak serta norma-norma lingkungan tempat anak itu bermain dan

bergaul tercermin pada kelakuan anak-anak. Anak adalah tanggung jawab orang tua dan para

pendidik untuk mengusahakan lingkungan yang sehat diluar rumah. Untuk itu perlu kerja

sama dan bantuan seluruh masyarakat.

Berbicara mengenai pendidikan tidak terlepas dari sudut pandang serta pendekatan

yang digunakan. Untuk melihat pendidikan secara utuh maka diperlukan suatu pendekatan

system, sehingga pendidikan dilihat secara menyeluruh dan tidak lagi parsial atau pragmatis.

Pendidikan merupakan suatu proses, dimana proses tersebut dapat berlangsung

dimana dan kapan saja, tidak hanya dalam lingkungan yang formal seperti di sekolah atau

kampus karena pendidikan tidak hanya sekolah atau kuliah. Perkembangan seseorang mulai

dari kecil, remaja sampai dewasa, di sekolah, di masyarakat dan di rumah merupakan proses

pendidikan yang menyeluruh.

Sedangkan menurut UU SPN No. 20 Tahun 2003, Pendidikan merupakan usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

123S, Nasution. Op.cit, hlm. 154

Page 112: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

112

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Selain itu, menurut Drijarkara pendidikan secara prinsip adalah berlangsung dalam

keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu yang

merupakan figur sentral dalam pendidikan. ayah dan ibu bertanggung jawab untuk membantu

memanusiakan, membudayakan, dan menanamkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya.

Bimbingan dan bantuan ayh dan ibu tersebut akan berakhir apabila sang anak menjadi

manusia sempurna atau manusia purnawan.124

1. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik.

Kelakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari

dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan

hasil hubungan kita dengan orang lain dirumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan

sebagainya. Bahan pelajaran atau isi pendidikan ditentukan oleh kelompok atau masyarakat.

2. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan

dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda.

Masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. Agar masyarakat

itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-

nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk kelakuan lainnya yang diharapkan akan dimiliki

setiap anggota. Tiap masyarakat meneruskan kebudayaan dengan beberapa perubahan kepada

generasi muda melalui pendidikan, melalui interaksi sosial.

3. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa

yang diharapkan masyarakat.

Melalui pendidikan terbentuklah kepribadian seseorang. Boleh dikatakan hampir

seluruh kelakuan individu bertalian dengan atau dipengaruhi oleh orang lain.125

C. Usaha Bersama

Anak itu sebagai makhluk suatu kebulatan dalam pendidikannya. ia dipengaruhi oleh

lingkungan secara keseluruhan, rumah, sekolah, dan lingkungan. Kondisi dirumah dikuasai

orang tua, sekolah diawasi oleh guru, akan tetapi diluar lingkungan rumah dan sekolah adalah

tanggung jawab seluruh masyarakat. Kerja sama instansi diperlukan untuk menciptakan

lingkungan yang sehat bagi anak-anak. Kurangnya perhatian akan apa disebut lingkungan

124Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung : Alfabeta), hlm. 55 125S. Nasution, Op.cit, hlm. 64

Page 113: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

113

ketiga ini antara lain menyebabkan banyaknya anak-anak menjadi nakan atau menyimpang

kelakuannya dari norma-norma yang diinginkan masyarakat.126

Agar masyarakat dapat bertindak perlu adanya kepemimpinan. yang memegang

pimpinan tidak selalu perlu mencarinya dari golongan resmi, walaupun bantuan resmi selalu

diperlakukan. Dalam masyarakat banyak tersembunyi pemimpin yang dapat dibangkitkan

bila diberi kesempatan. Seorang pemimpin ialah orang yang dalam situasi tertentu

menunjukkan keahlian, keterampilan atau kemampuan yang menonjol sehingga orang lain

mengakui dan mematuhinya. Dalam situasi lain mungkin orang lain yang tampil sebagai

pemimpin bergantung pada masalah yang dihadapi. Jadi tidak akan dapat seseorang menjadi

pemimpin dalam segala macam situasi. Juga tidak selalu perlu seorang pejabat resmi diangkat

sebagai pemimpin segala sesuatu, sekalipun dukungan adan bantuan pejabat selalu sangat

diperlukan.

Setiap pemimpin harus mengenal seluk-beluk hubungan antara manusia, sanggup

mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual dan menggemblengnya menjadi

kekuatan yang terpadu untuk mencapai tujuan bersama.Ada sikap pemimpin yang sebagai

diktator mengatur dan menguasai segala-segalanya menurut kemauannya sendiri dan

memaksa orang lain untuk mematuhinya.

Yang diinginkan dalam usaha bersama ialah pemimpin yang dapat melibatkan setiap

peserta agar turut maemberi sumbangan pikirannya, daya dan bila perlu dana. Pemimpin

serupa itu memberi dorongan kepada setiap orang untuk mengemukakan pikiran masing-

masing secara bebas. ia menrima dan menghargai segala pendapat, juga yang bertentangan

dan kemudian berusaha mencapai suatu kebulatan keputusan yang didasarkan atas segala

sumbangan pikiran yang kontruktif. Jadi seorang pemimpin demokratis tidak menguasai

pikiran orang lain akan tetapi mengundan orang melahirkan buah pikirannya. Dengan

demikian terkumpul hasil pemikiran yang sebaik-baiknya dalam kelompok. Selain itu setiap

orang dilibatkan sehingga usaha atau proyek itu dirasakan sebagai usaha bersama. Dengan

suasana kelompok yang positif ini dapat diharapakan partisipasi yang seluas-luasnya. Bila

semua peserta yakin akan manfaat dan nilai usaha perbaikan lingkungan demi pendidikan

anak maka besar harapan usaha itu akan membuahkan hasil-hasil yang positif.

126Ibid, hlm. 154

Page 114: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

114

D. Masyarakat Yang Makin Kompleks

Sebagai pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi perubahan yang

luas serta mendasar dalam semua aspek masyarakat. Semula orang mempunyai harapan yang

optimistis bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sendirinya akan

membawa kemudahan, kemakmuran dan kebahagiaan bagi seliruh umat manusia, maka

teknologi dengan mudah dapat menghasilkan segala sesuatu yang diperlukan oleh setiap

orang bagi kebutuhan hidupnya. Sekarang telah ternyata bahawa yang menimbulkan masalah

bukan kekurangan melainkan kelebihan produksi dalam berbagai macam bidang.127

Kemajuan teknologi tidak dibarengi oleh kemajuan sosial. Dalam bidang emosi,

moral, sikap kasih terhadap sesama manusia, tidak mengalami kemajuan yang sejaajar

dengan kemajuan teknologi itu. Selain itu tiap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih kompleks dan lebih sukar untuk diatasi.

Perubahan-perubahan yang cepat dan menyeluruh makin mempersulit manusia

untuk meramalkan atau merencanakan masa depan dunia. Kekuasaan dan kekuatan yang

dilahirkan oleh teknologi moidern demikian dahsyatnya sehingga bila tidak dikontrol dapat

memusnahkan manusia yang menciptakannya.

Kemajuan teknologi juga mengubah manusia itu sendiri . Industrialisasi

mengakibatkan urbanisasi, melemahkan atau melenyapkan pengaruh tradisi dan adat-istiadat,

mengubah hubungan sosial, bahkan melenyapkan identitas manusia terutama dikota besar.

Spesialisasi yang diperlukan oleh industri menghilangkan nilai manusia sebagai kepribadian

yang bulat dalam menghadapi pekerjaanya karena ia hanya menjadi suatu bagian kecil dalam

suatu mesin raksasa. ia bukan lagi berkuasa atas dirinya, malinkan dikusai oleh daya-daya

diluar dirinya. ia diukur dengan nilai uang menurut prestasinya.

Kesadaran kelas perlu ditanamkan dalam diri setiap warga negeri ini. setiap warga

perlu disadarkan, kelas sosial merupakan sebuah realitas sosial, dan bila dikelola dengan baik

akan bermanfaat dalam memajukan kehidupan bersama. melalui pengembangan kesadaran

kelas, diharapkan tiap warga negara menyadari posisinya dalam stratifikasi sosial negeri ini,

proses dirinya menempati posisi startifikasi itu, hak dan kewajibannya dalam posisi strata

yang ditempatinya, serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan status sosial

baru.

127Ibid, hlm 157

Page 115: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

115

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan munculnya

perubahan dalam masyarakat. Semakin maju perkembangan dalam masyarakat maka semakin

banyak pula keperluan yang harus dipenuhi.

Masyarakat modern dalam lingkungan kebudayan ditandai dengan perkembangan

kemajuan ilmu dan teknologi untuk menghadapi keadaan sekitarnya. Menurut R. Tilaar (1979

: 17), ada beberapa indicator masyarakat modern dan disimpulkan oleh penulis (kelompok)

sebagai berikut :

1. Saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan dengan tujuan menciptakan

perubahan secara timbal balik

2. Usaha untuk mengeksplorasi lingkungan dalam rangka untuk mengatasi tantangan-

tantangan yang ditimbulkan dari lingkungan itu sendiri.

3. Dorongan rasa ingin tahu dan ingin mengatasi tantangan-tantangan menyebabkan

manusia ingin mengusasi lingkungan

4. Berpikir lebih objektif dan rasional

5. Selalu berusaha untuk memahami semua gejala yang dihadapi dan bagaimana

mengorganisasikannya sehingga kehidupannya lebih baik

Dalam masyarakat modern segala sesuatu diusahakan atau dikerjakan dengan

sungguh-sungguh serta rasional sehingga menyebabkan selalu timbul pertanyaan dalam

masyarakat apakah kegunaan sesuatu bagi usaha menguasai lingkungan sekitarnya. Akibat

dari kehidupan tersebut, maka akan timbul sikap dalam masyarakat modern, diantaranya :

1. Terlalu percaya dengan peralatan dan teknik yang berjalan secara mekanis sebagai satu

hasil pemikiran manusia (Ilmu pengetahuan). Dalam hal ini masyarakat tergolong dalam

paham positivisme

2. Berbuat dan bertindak sesuai dengan rencana yang terperinci sehingga tidak jarang

manusia dikendalikan oleh rencana yang disusunnya.

3. Simbol rasa kehilangan orientasi dan jati diri yang dapat melemahkan kehidupan bathin

dan keagamaan.

Tanpa disadari masyarakat modern semakin tergantung pada alat dan teknologi yang

diciptakan untuk menguasai dunia sekitarnya. Tidak jarang mereka kehilangan identitas

karena sudah dikuasai oleh mekanisme yang mereka ciptakan sehingga mereka hidup tanpa

jiwa dan tanpa kekuasaan.

Yang paling fundamental dalam masyarakat modern adalah kepercayaan akan

kemajuan ilmu pengetahuan. Bagi mereka, masa depan bersifat terbuka. Mereka percaya

Page 116: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

116

bahwa kondisi kemanusiaan, fisik, spiritual dapat diperbaiki dengan penggunaan sain dan

teknologi.

E. Tugas sekolah dimasa modern

Dalam dunia yang kian kompleks tak dapat tiada sekolah menghadapi tugas yang kian

sulit pula. Manusia yang bagaimanakah yang harus dihasilkan oleh sekolah agar dapat

mempertahankan diri dan memperoleh kebahagiaan hidup dalam dunia yang cepat berubah

dan bertambah kompleks?

Apakah sekolah harus mempersiapkan anak agar memiliki keterampilan teknis,

misalnya mengutamakan sekolah kejuruan dan bidang studi matematika dan ilmu

pengetahuan alam? Ataukah kita mengikuti sikap optimisme dengan menaruh kepercayaan

akan kemampuan teknologi dan ilmu pengetahuan membawa manusia kearah kebahagiaan?

Kebanyakan orang melihat banyaknya dan besarnya masalah-masalah yang

diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyadari impliksainya

bagi pendidikan. Spesialisasi yang dituntut pada zaman modern ini dalam segala bidang

menyebabkan maka individu hanya dapat berkomunikasi dengan orang dalam spesialisasi

yang sama dan dengan demikian mengisolasikannya dari anggota masayarakat lain.

Berhubungan dengan itu perlu dipertimbangkan apakah tidak perlu lebih banyak diberi

perhatian kepada pendidikan umum.128

Kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat menyebabkan maka ilmu segera menjadi

usang. Oleh sebab itu perlu diberi lebih banyak tekanan kepada konsep-konsep dan prinsip-

prinsip kemampuan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah. Juga dalam menghadapi

masalah yang kompleksperlu diberi kemampuan untuk melihat esensinya dalam bentuk yang

lebih sederhana.

Masalah yang lebih sulit dihadapi ialah soal nilai-nilai dalam dunia maya yang cepat

berubah ini. Ada bahaya bahwa dengan mengutamakan berbagai aspek matematika dan ilmu

pengetahuan alam, aspek moral dan sosial diabaikan. Demikian pula penekanan pada prestasi

teknologi dan material dapat mengurangi rasa tanggung jawab atas akibatnya terhadap

kehidupan manusia. Para ilmuwan tidak selalu melihat hubungan antara pengetahuan ilmiah

dengan tujuan hidup yang fundamental. Maka karena itu disekolah sejak mulanya harus

diajarkan kaitan antara ilmu dan etika, antara pengetahuan dan moral.

128Ibid, hlm 158

Page 117: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

117

Kepandaian, ilmu, harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan kesejahteraan

manusia. Pendidikan termasuk pengajaran matematika dan eksakta harus diresapi oleh nilai-

nilai moral sosial. Demi keselamatan dunia, manusia harus belajar untuk mengatasi

pertentangan dan perbedaan pendapat secara rasional, dalam suasanagotony-royong, penuh

disiplin pribadi, dengan mengatasi egoisme dan etnosentrisme. dalam proses belajar-

mengajar kiranya perlu lebih banyak diperhatikan metode kelompok dan interaktif.

Kemajuan teknologi memudahkan transportasi dan komunikasi dan dengan demikian

menciutkan dunia ini, sehingga tidak ada lagi temapt yang ajuh. Komunikasi juga

memperdekat bangsa-bangsa, bahkan menimbulkan saling kebergantungan bangsa yang satu

dengan bangsa yang lain, sehingga dunia ini menuju suatu masyarakat dunia yang

beranggotakan bangsa-bangsa atau negara-negara yang ada.129

Tidak mungkin lagi suati negara menjalankan politik isolasi. Setiap masalah suatu

bangsa banyak sedikit menjadi masalah dunia. setiap peristiwa penting di suatu negara

mengundang campur tangan negara-negara lain.

Tugas pendidikan dalam masyarakat adalah membangkitkan rasa ingin tahu

intelektual, yaitu perhatian terhadap pengetahuan yang terpisah dari aplikasi praktisnya. Hal

ini sangatlah tidah mudah, karena diperlukan sikap, disiplin dan intelektual yang tidak

bersifat pragmatis, instant dan serba cepat.

Dengan adanya perbandingan pendidikan dalam masyarakat ini dieperolah

perbandingan yang lebih seimbang kritis mengenai sisstem pendidikan kita. Jelas, bahwa

dalam pendidikan tidak bias memindahkan praktek-praktek yang komplek kedalam

kebudayaan yang lebih komplek dan besar dan mengharapkan akan hasil. Sebaliknya sukses

masyarakat sederhana dalam mengurus aspek-aspek tertentu dalam mendorong

pendidikannya, akan mendorong kita untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita

seperti masalah mengintegrasikan anak-anak kedalam komunitas kedalam lingkungannya dan

membangkitkan minat, motivasi serta perhatian siswa selama masa pendidikan merupakan

permasalahan-permasalahan yang perlu dicarai solusinya dengan prespektif dan optimisme

yang lebih besar.

Sekolah tidak lepas dari masyarakat. Sekolah didirikan untuk mendidikanak menjadi

warga Negara yang berguna dalam masyarakat. Tetapi disamping itu masyarakat atau

lingkungan dapat merupakan laboratorium yang penuh kemungkinan untuk memperkaya

129 Ibid, hlm 159

Page 118: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

118

pengajaran, itu sebabnya setiap guru harus mengenal masyarakat dan lingkungannya dan

menggunakan secara fungsionil dalam pelajarannya.130

Dalam study masyarakat tentunya akan disampaikan minimal beberapa metode yang

selama ini kita jumpai dalam praktek setiap hari. Beberapa metode-metode tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Karyawisata

Karyawisata atau Field Trip dalam pengetahuan pendidikan adalah kunjungan siswa

keluar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kurikulum

disekolah atau dengan kata lain bahwa karya wisata adalah suatu kunjungan ke suatu tempat

diluar kelas yang dilaksanakan sebagai integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Karyawisata pada umumnya didorong oleh motivasimenjadi keterangan tentang hal

tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat anak, mengembangkan apresiasi,

menikmati serta pengalaman-pengalaman baru.

2. Survey Masyarakat (Community Survey)

Van Dalen mengatakanbahwa survey merupakan bagian dari studi deskriptif yang

bertujuan untuk mencari kedudukan atau status fenomena dan menentukan kesamaan status

dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan. Yang termasukstudi

survey adalah survey sekolah, job analysis, analisis dokumen, public opinion, survey dan

komuniti.

Metode yang digunakanadalahmetodekunjunganpendidikanatau source visitor,

yaitudenganmengundangseseorangdalammasyarakatkesekolahuntukdijadikansumberpengajar

an.Sebaliknyakitadapatmenggunakanmetodelainnyaialahdenganmengunjunginyadengantekni

k interview atauteknikobservasi.Keduateknikinibiasatercakupdalammetode survey.

3. Manusia sumber

Manusia sumber atau nara sumber yaitu mengundang tokoh masyarakat kesekolah

untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya didepan para siswa. Dengan kata lain

seorang narasumbe radalah orang yang berpengalaman tertentu yang membagikan

pengalamannya yang khusus itu kepada para siswa yang diaundang ke sekolah dalam rangka

program pendidikan.131

4. Proyek pelayanan terhadap masyarakat

130http://semutuyet.blogspot.co.id/2012/03/fungsi-dan-peranan-pendidikan-dalam.html

131Sadiman,Arief S, dkk. Media Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 45-47.

Page 119: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

119

Service Project berarti memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai

kegiatan sekolah, masyarakat dapat merasakan manfaat, keuntungan tertentu, masyarakat

bukan hanya memperbaiki dan membantu program sekolah, tetapi diperbaiki dan dibantu

oleh sekolah. 132

5. Berkemah

Berkemah adalah termasuk kegiatan sekolah. Program ini dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan siswa dalam mengikuti perkembangan masyarakat yang berubah secara

cepat. Berkemah akan mengembangkan pemahaman atas benda-benda, peristiwa-peristiwa,

lingkungan sosial dan lingkungan alam yang realitis dan kongrit. Berkemah bisa dilakukan

selama 1 hari, 2 hari, 3 hari atau bahkan seminggu dan pelaksanannya biasa dilakukan pada

hari libur( diluar jam sekolah).

Dalam perkemahan ini siswa dilatih kemandirian, kreatif, kedisiplinan, kekuatan fisik,

keberanian dan lain-lain. Seperti memasak, membuat rumah dari tenda, mencari jejak,

menelusuri hutan, bakti sosial, bermain tali temali, permaianan sandi dan sebagainya, yang

kesemuanya itu melatih siswa untuk belajar senang dan semangat.

6. Kerja pengalaman

Kerja pengalaman atau kerja lapangan ini memungkinkan siswa memperoleh

pengalaman praktis sebagai persiapan untuk hidup di dalam masyarakat kelak. Kerja

lapangan bermaksud memberikan kesempatan kepada siswa melakukan aktivitas dalam

kondisi aktual, atau dengan kata lain kerja lapangan atau praktik lapangan dilakuakan oleh

para siswa untuk memperolah pengetahuan dan kecakapan khusus.

Dalam pendapat lain kegunaan teknologi dalam pendidikan disekolah dinyatakan

sebagai berikut :

1. Meningkatkan produktivitas pendidikan

2. Memungkinkan pendidikan individual

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran

4. Lebih memantapkan pengajaran

5. Memungkinkan belajar seketika

6. Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata.133

132Syukur, Fatah. 2008. Teknologi Pendidikan. Semarang : Rasail. 133Kelvin Seifert, Manajemen Pembelaaran & Pendidikan (Manajemen Mutu Psikologi Pendidikan Para

Pendidik ),(Jogjakarta: IRCiSoD, 2007), hlm. 30-32.

Page 120: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

120

Daftar Pustaka

Abdullah Idi. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Raja Grafindo

Persada: Jakarta. 2013.

Adri Efferi. Materi dan Pembelajaran Qur‟an Hadist MTs – MA. STAIN Kudus: Kudus.

2009.

Ahmad Ruhani, Administrasi Pendidikan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan,Jakarta, Rineka Cipta, 2010.

Buchari Alma, et.al, Guru Profesional, Bandung: Alfabeta, 2009.

Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2012.

Dean Nielsen. Memetakan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat di

Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. 2011.

Gordon Marshall. A Dictionary of Sociology, New York: Oxford University Press. 1998.

Gunawan, Ary H. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000.

Hamdani. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2011.

Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 1, 2016

Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 13 No.1, Agustus 2013.

Jurnal Sosiologi (pengertian masyarakat dalam pandangan ahli)

Madani, Ahmad, Kompetensi Guru (Menurut Peraturan dan Pandangan Islam), An-

Nahdhah, Jurnal Pendidikan dan Hukum. STAI Ma‟arif Jambi.

Maunah Binti. Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta : Kalimedia. 2016.

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010.

Nasution, S. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2001.

Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.

Rifa‟i Muhammad. Kebudayaan, Yogyakarta : Ar-ruzz media. 2011.

Rifa‟I, Muhammad, Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Sidi Gazalba. Masyarakat Islam: Pengantar Sosiologi & Sosiografi, Jakarta: Bulan Bintang.

1976.

Soekanto Soerjono. Sosiologi suatu pengantar, Jakarta:Rajawali Pers. 2012.

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2006.

Sulthon. Ilmu Pendidikan. STAIN Kudus: Kudus. 2011.

Page 121: Pengertian Sosiologi Pendidikan - staimaarif-jambi.ac.id · masyarakat perubahan sosial itu banyak dipengaruhi oleh perubahan sosial yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sudut pandang

121

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung:

Alfabeta, 2011.

Udin Syaifudin Saud, Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta, 2012.