Upload
lamdiep
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG PENTINGNYA TABLETFE DI PUSKESMAS PUUWATU
KOTA KENDARI PROVINSISULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari
Disusun Oleh :
H A Y A T IP00324014014
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIII
2017
2
3
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama : Hayati
Tempat Tanggal Lahir : Napoosi, 11 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Lr. Maleo Anduonohu Kota Kendari
B. Pendidikan
1. SDN 1 Trimulya : Tamat tahun 2008
2. SMPN 2 Lambuya : Tamat tahun 2011
3. SMK Kesehatan Al-Munawarah Ladongi : Tamat tahun 2014
4. Terdaftar sebagai mahasiswi Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan
Kebidanan Tahun 2014 sampai sekarang.
5
ABSTRAK
PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG PENTINGNYA TABLET FEDI PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2017
Hayati 1, Kartini2, Farming 2
Latar belakang : Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satumasalah kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Pengetahuanmemang peranan penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil. Untukmenanggulangi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil maka pemberian tablet zatbesi pada ibu hamil sangatlah penting.Tujuan penelitian : mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tabletFe di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Metode penelitian : Jenis penelitian penelitian deskriptif dengan populasi sebanyak36 orang. Sampel penelitian diambil secara total sampling yaitu 36 orang. Data yangdikumpulkan adalah data primer dan sekunder.Hasil penelitian : Pengetahuan ibu yang kategori baik sebanyak 6 orang (16,7%),cukup sebanyak 14 orang (38,9%) dan kurang sebanyak 16 orang (44,4%). Ibuhamil yang dengan pengetahuan baik terbanyak pada umur 20 – 35 tahun (16,7%),gravida II (8,3%), pendidikan tinggi (13,9%) dan ibu yang bekerja sebagaiPNS/swasta (13,9%), pengetahuan cukup terbanyak pada umur 20 – 35 tahun(30,6%), gravida I maupun II (13,9%), pendidikan menengah (36,1%) danIRT(30,6%). Sedangkan pengetahuan kurang terbanyak pada umur 20 – 35 tahun(38,9%), grvida I (22,2%), pendidikan dasar (33,3%) dan IRT (44,4%).Kesimpulan : pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe masih kurang.
Kata kunci: pengetahuan, ibu hamil, pentingnya tablet fe.
1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat limpahan Rahmat dan Hidayah serta Karunia-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahlimadya Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kendari.
Selama persiapan, pelaksanaan, penyusunan sampai penyelesaian
karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan dan motivasi
dari berbagai pihak secara moril dan materil. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setingginya-
tingginya khususnya kepada Ibu DR. Kartini, S.Si.T, M.Kes selaku
pembimbing I dan Ibu Farming, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan selama
proses penyusunan karya tulis ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Kepala Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
3. Ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan.
4. Ibu Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH, Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.Keb, dan Ibu
Wahida S, S.Si.T, M.Keb selaku penguji karya tulis ilmiah.
5. Para Dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang telah
memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama dibangku kuliah
dan seluruh staf dan tata usaha yang memberikan pelayanan kepada
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7
6. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan
pengorbanan, dorongan dan do’a restu serta kasih sayang demi
keberhasilan studi penulis.
7. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Harapan penulis semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
Rahmat-Nya kepada kita semua Amin. Akhir kata semoga karya tulis ini
dapat berguna bagi yang membutuhkan.
Kendari, Juli 2017
Penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. iii
ABSTRAK…………………................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. v
KATA PENGANTAR......................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................. .. xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7
A. Telaah Pustaka ......................................................................... 7
B. Landasan Teori.......................................................................... 29
C. Kerangka Teori.......................................................................... 31
D. Kerangka Konsep...................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 33
A. Jenis Penelitian......................................................................... 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 33
9
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................ 33
E. Jenis dan Pengumpulan Data................................................... 35
F. Instrumen Penelitian.................................................................. 36
G. Teknik Pengolahan Data........................................................... 36
H. Penyajian Data…………………………………………………….. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 39
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 39
B. Pembahasan............................................................................. 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 55
A. Kesimpulan................................................................................ 55
B. Saran......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 57
LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Puuwatu Tahun
2016.................................................................................... 40
Tabel 2. Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan Tahun 2016............. 42
Tabel 3. Sarana Prasarana Puskesmas Puuwatu Tahun 2016........ 42
Tabel 4. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas
Puuwatu Tahun 2016.......................................................... 43
Tabel 5. Karakteristik Responden...................................................... 44
Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang pentingnya
Tablet Fe di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun
2017.................................................................................... 45
Tabel 7. Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang pentingnyaTablet Fe Berdasarkan Umur di Puskesmas PuuwatuKota Kendari Tahun 2017...................................................
46
Tabel 8. Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang pentingnyaTablet Fe Berdasarkan Garaviditas di PuskesmasPuuwatu Kota Kendari Tahun 2017....................................
47
Tabel 9. Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang pentingnyaTablet Fe Berdasarkan Pendidikan di PuskesmasPuuwatu Kota Kendari Tahun 2017...................................
48
Tabel 10 Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang pentingnyaTablet Fe Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas PuuwatuKota Kendari Tahun 2017...................................................
49
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen penelitian
Lampiran 2 Surat izin penelitian
Lampiran 3 Master tabel penelitian
12
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tablet Fe merupakan suplemen zat gizi esensial bagi tubuh yang
sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin (Hb). Selama
kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat
untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil (Arisman, 2010).
Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah
kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Angka Anemia
pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 42% dari semua bumil
dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10–5%
tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin dalam rahim (Kemenkes, RI, 2013).
Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi (Fe).
Kurangnya mengkonsumsi tablet zat besi berpengaruh juga terhadap
janin dan plasenta. Pengetahuan, sikap dan tindakan memang peranan
penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil. Untuk
menanggulangi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil maka
pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil
(Kemenkes RI, 2010).
Anemia gizi pada ibu hamil dapat mengakibatkan kerawanan saat
melahirkan, perdarahan, BBLR bahkan dapat menyebabkan kematian
13
ibu dan anak. Kondisi ibu hamil kita saat ini menunjukkan 50 – 60 %
anemia (kurang sel darah merah) terutama bumil dari keluarga miskin,
anemia ini bisa disebabkan anemia fisiologis (volume darah meningkat
dan sel darah merah tetap) serta anemia faktor lingkungan, seperti intake
gizi yang kurang atau tidak seimbang dan gangguan kesehatan lainnya.
Kondisi ibu yang anemia akan menyebabkan zat gizi dan oksigen untuk
janin tidak cukup sehingga kebutuhan janin untuk pembentukan otaknya
juga berkurang. Dasar inilah setiap ibu hamil diharuskan minum tablet
besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan.Umumnya anemia gizi
diderita masyarakat miskin, yang tidak punya uang dan minim
pengetahuan akan manfaat mengkonsumsi tablet Fe. Untuk mengatasi
anemia gizi, pemerintah pusat memberikan tablet (zat) besi (Fe) gratis
kepada ibu hamil keluarga miskin (Kemenkes RI, 2010).
Suplemen pemberian tablet tambah darah atau tablet Fe dalam
program penanggulangan anemia gizi telah dikaji dan diuji secara ilmiah
efektivitasnya apabila dilaksanakan sesuai dosis dan ketentuan. Telah
terbukti dari berbagai penelitian di dalam dan di luar negeri bahwa
suplementasi zat besi dapat meningkatkan Haemoglobin/gram dalam
jangka waktu 4 bulan. Ibu hamil disediakan tablet Fe gratis dari
pemerintah yang dapat diperoleh melalui pelayanan kesehatan
masyarakat terdekat (Kristiyanasari W, 2015).
Sampai saat ini cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
ternyata baru mencapai sekitar 80 % dari jumlah sasaran yang
membutuhkan. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan pemerintah
14
untuk menyediakan tablet Fe secara gratis, sehingga dampak program
atas manfaat pemberian tablet Fe tersebut belum dapat dirasakan
secara nyata. Hampir setengah ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS),
keluarga dan masyarakat umum berpersepsi bahwa anemia bukanlah
masalah gizi atau masalah kesehatan yang perlu mendapat prioritas
untuk diatasi, pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi tablet Fe
relatif rendah, hasil nyata minum tablet Fe tidak dapat dirasakan segera
seperti halnya minum obat pusing, sehingga manfaat tablet Fe kurang
dapat dirasakan (Proverawati, A dan Misaroh, 2010).
Ketidak tahuan ibu hamil tentang dampak anemia terhadap
kesehatan diri, kehamilan dan janinnya, menyebabkan kepedulian dan
kemauannya untuk mencegah atau menanggulanginya kurang/tidak ada.
Demikian pula ketidaktahuan (pengetahuan yang kurang) tentang
manfaat tablet Fe sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi
anemia, memyebabkan mereka tidak tertarik dan enggan untuk minum
tablet Fe. Penyebab lain masih rendahnya cakupan tablet Fe pada ibu
hamil serta kepatuhan ibu hamil meminum tablet Fe (baru 20 – 30 %)
adalah karena promosi tentang pencegahan dan penanggulangan
anemia serta pentingnya minum tablet Fe tidak menjangkau sasaran
secara merata. Akibatnya pengetahuan tentang anemia, manfaat dan
efek samping tablet Fe kurang dipahami oleh ibu hamil (Astuti, HP, 2012).
Data yang ada di Puskesmas Puuwatu menggambarkan jumlah
ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 734 ibu hamil, pada tahun 2015
jumlah ibu hamil meningkat menjadi 747 ibu, sedangkan pada tahun
15
2016 jumlah ibu hamil sebanyak 775 ibu dengan cakupan ibu hamil
mendapat 90 tablet Fe adalah sebesar 78% . Hasil wawancara pada 6
ibu hamil diperoleh data bahwa 10 dari ibu hamil yang diwawancarai
masih ada 4 orang ibu hamil yang tidak mengerti mengenai pentingnya
asam folat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis perlu melakukan
penelitian dengan judul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pentingnya
Tablet Fe di Poli KIA/KB Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimana Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pentingnya Tablet Fe di Poli KIA/KB Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet
Fe di Poli KIA/KB Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
tablet Fe berdasarkan umur di Poli KIA/KB Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
16
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
tablet Fe berdasarkan graviditas di Poli KIA/KB Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
tablet Fe berdasarkan pendidikan di Poli KIA/KB Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
tablet Fe berdasarkan pekerjaan di Poli KIA/KB Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
menambah perbendarahaan bahan bacaan bagi mahasiswa Poltekes
Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas
kesehatan di Puskesmas Puuwatu dan khususnya bagi para ibu hamil
tentang pentingnya tablet Fe.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan terutama mata kuliah metodologi penelitian.
17
E. Keaslian Penelitian
1. Kautshar, N, Suriah dan Nurhaedar Jafar (2013) dengan judul
Kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di
Puskesmas Bara-Baraya Tahun 2013. Jenis penelitian adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey analitik menggunakan
desain cross sectional study. Tekhnik pengambilan sampel secara
purposive sampling. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu
judul, jenis penelitian dan tekhnik pengambilan sampel.
2. Triyani, S dan Purbowati N, (2016) dengan judul Kepatuhan Konsumsi
Tablet Fe dalam Mencegah Anemia Gizi Besi. Jenis penelitian adalah
cross sectional study. Tekhnik pengambilan sampel secara purposive
sampling. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu judul, jenis
penelitian dan tekhnik pengambilan sampel.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang menjadi
telaah seseorang setelah melakukan pengindraan terhadap obyek
tertentu. Penginderaan tersebut melalui panca indera manusia yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan
dan pendengaran. Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang
merupakan suatu proses mencari tahu yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu, konsep mencari tahu mencakup berbagai metode dari
konsep, baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman.
Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan yang telah
dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-
hal terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah
menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Notoatmodjo,
2010).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan pengetahuan adalah segala yang telah diketahui
dan mampu diingat oleh setiap orang setelah mengalami,
menyaksikan, mengamati atau diajarkan semenjak ia lahir sampai
19
menginjak dewasa khususnya setelah diberi pendidikan baik melalui
pendidikan formal maupun non formal dan diharapkan dapat
mengevaluasi terhadap suatu materi atau obyek tertentu untuk
melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari – hari
(Notoatmodjo, 2010).
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk
memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak jaman dahulu telah
berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada
dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan
seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung
maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yakni :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
20
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
pemikiran terhadap suatu materi atau obyek. (Notoatmodjo,
2010).
c. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui
penyuluhan baik individu maupun kelompok. Untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan perlu diberikan penyuluhan yang bertujuan
untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga maupun
masyarakat, dalam membina dan memelihara hidup sehat serta
21
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang
dikembangkan melalui proses kegiatan pada umunya sebagai
aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah perilaku menurut Notoatmodjo
(2010), sebelum seseorang mengadopsi perilaku didalam diri orang
tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang terdiri dari:
1). Kesadaran (awareness)
Individu menyadari adanya stimulus.
2). Tertarik (Interest)
Individu mulai tertarik pada stimulus.
3). Menilai (Evaluation)
Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap
yang lebih baik lagi.
4). Mencoba (Trial)
Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.
5). Menerima (Adoption)
Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap
dan kesadarannya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010).
d. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan
22
yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2010).
Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan untuk pengukuran
pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis:
1) Pertanyaan Subjektif; bentuk pertanyaannya berupa essay.
2) Pertanyaan Objektif; jenis pertanyaan berupa pilihan ganda,
betul/salah dan pertanyaan menjodohkan (Arikunto, S, 2008).
Pertanyaan berupa essay disebut pertanyaan subjektif karena
penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari
penilaian, sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai
dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu
lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, betul/salah, menjodohkan,
disebutkan pertanyaan objektif karena pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan
faktor subjektifitas dari penilai (Arikunto, S, 2008).
e. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2010) :
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh
Notoatmojo (2010) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah
setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang
diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan.
23
Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa
pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi
kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.
b) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan
yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan
yang tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang
sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku
sesuai dengan apa yang diharapkan.
c) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang
Tidak adanya suatu pengalaman sama sekali. Suatu objek
psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek
tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan,
pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.
d) Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
24
lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang
maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap
masalah yang dihadapi.
2) Faktor Eksternal
a) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder,
keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah
tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status
ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informai termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
b) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan
sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru
mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru
bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.Pesan-
pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila
arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan
untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap
suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku,
biasanya digunakan melalui media masa.
25
c) Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan
kita.Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi
atau sikap seseorang.
2. Tinjauan Tentang Kehamilan
Kehamilan merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal
didalam tubuh setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa
(Wiknjosastro, H, 2012).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan (trimester) yaitu
a. Kehamilan triwulan I antara 0 – 12 Minggu
b. Kehamilan triwulan II antara 12 – 28 Minggu
c. Kehamilan triwulan III antara 28 – 40 Minggu
(Saifuddin, AB, 2011)
Adapun tanda-tanda yang menyertai kehamilan yaitu :
a. Amenorrhea
b. Perubahan pada payudara
c. Mual dan Muntah
d. Sering kencing
26
(Wiknjosastro, 2012)
Tanda pasti kehamilan :
a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ),
b. Terasa gerak janin,
c. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio,
d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (> 16
minggu).
Tanda tidak pasti kehamilan :
a. Rahim membesar,
b. Tanda hegar,
c. Tanda Chadwick,
d. Tanda Piskacek,
e. Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat,
f. Ballotement positif,
g. Tes urine kehamilan (tes HCG) positif,
(Manuaba, IBG, 2010).
Agar kehamilannya tetap sehat, ada beberapa hal yang harus
diketahui ibu hamil, antaranya :
a. Perubahan Fisik.
Pada umumnya ibu hamil akan mengalami perubahan fisik
seperti: terhentinya menstruasi, adanya rasa mual dan muntah,
payudara membesar dan perut membesar.
b. Pemeriksaan Kesehatan.
27
Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal (Yeyeh, A
dan Rukiyah, 2014) yaitu :
1) Trimester pertama satu kali kunjungan.
2) Trimester kedua satu kali kunjungan.
3) Trimester ketiga dua kali kunjungan.
Pengawasan sebelum melahirkan penting untuk dilakukan
dengan jadwal tertentu. Sebagai gambaran jadwal pemeriksaan
berkelanjutan meliputi :
1) Trimester I dan II
Pada periode ini dilakukan pemeriksaan setiap bulan. Dengan
rancangan pemeriksaan meliputi anamneses untuk mengetahui
keadaan normal dan keluhan hamil muda, pemeriksaan fisik
(umum, khusus, tambahan) sehingga dari pemeriksaan ini
didapatkan kesimpulan tentang kehamilan. Kesimpulan mungkin
normal sehat dan memuaskan, adanya penyakit ibu, atau
adanya komplikasi kehamilan. Pada periode ini pula dapat
dilakukan pengobatan kehamilan berupa obat simtomatis untuk
gejala hamil muda, pengobatan penyakit yang menyertai
kehamilan, dan pemberian obat penyokong (vitamin, obat
khusus), dan vaksinasi tetanus toksoid I. Anjuran yang diberikan
pada masa ini umumnya berkaitan dengan kesehatan dan
secara khusus berkaitan dengan kesimpulan kehamilannya.
28
2) Trimester III
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap dua minggu atau
setiap minggu. Rancangan pemeriksaan meliputi anamnesa
terhadap keadaan normal dan keluhan hamil trimester III,
pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan tambahan). Kesimpulan
dari pemeriksaan ini adalah normal, sehat dan memuaskan, dan
penggolongan kehamilan (resiko tinggi, meragukan atau resiko
rendah). Juga dilakukan pengobatan penyakit ibu atau
komplikasi kehamilan. Obat penyokong kesehatan hamil adalah
vitamin tambahan dan obat khusus, juga pemberian vaksinasi
tetanus toksoid II. Anjuran pada masa ini berkaitan dengan
kesehatan umum dan khusus berkaitan dengan kehamilannya
juga petunjuk kapan datang ke rumah sakit. Pada bulan
kesembilan, dilakukan pemeriksaan setiap minggu dengan
rancangan yang sama. Kelahiran dapat terjadi setiap waktu, oleh
karena itu perlu diberikan petunjuk kapan harus datang ke rumah
sakit (Manuaba, IBG, 2010).
Anjuran untuk datang ke rumah sakit adalah bila (1) sakit perut
datang menghilang dan makin lama makin bertambah keras dan
waktu makin pendek; (2) terjadi pengeluaran darah, keluar air
banyak (sampai basah), keluar lendir campur darah; (3) adanya
keluhan badan panas, penglihatan kabur, sakit kepala berat dan
sakit ulu hati. Pada hamil pertama waktu sampai lahir sekitar 12-
28 jam dan untuk ibu yang pernah melahirkan antara 10-14 jam.
29
Sebaiknya menunggu di rumah sakit dibandingkan di rumah
karena ada pengawasan khusus (Manuaba, IBG, 2010).
3. Tablet Fe
Tablet Fe atau Tablet Tambah Darah adalah suplemen zat gizi
yang mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat
(sesuai rekomendasi WHO). Tablet Fe merupakan micro elemen
yang esensial bagi tubuh yang sangat diperlukan dalam pembentukan
darah, yakni dalam hemoglobin (Hb) (Almatsier, 2011). Zat besi
adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah
merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekurangan
zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat
sebagai penyakit kurang darah (Saifuddin, 2011).
Tablet Fe ini bila diminum secara teratur dan sesuai aturan
dapat bermanfaat mencegah dan menanggulangi anemia gizi.
Manfaat tablet Fe yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah untuk
memperbaiki status zat besi secara cepat, sebagai strategi dan dapat
mengurangi resiko terjadinya kekurangan zat besi. Zat besi sangat
penting bagi kesehatan ibu hamil serta bagi janinnya, karena wanita
hamil yang kekurangan zat besi dapt menimbulkan gangguan atau
hambatan baik sel tubuh maupun sel otak (Marmi, 2013).
30
Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita
hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya,
karena fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil,
melahirkan dan menyusui. Karena itu menyebabkan kebutuhan Fe
atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok lain. Kelompok
lain yang rawan anemia gizi besi adalah anak balita, anak usia
sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah
(Manuaba, 2011).
Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang-
kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk
memenuhi kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di
dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang hanya diserap 1 – 2 %.
Sedangkan tingkat penyerapan Fe makanan asal hewani dapat
mencapai 10 – 20 %. Ini berarti bahwa Fe pangan asal hewani (heme)
lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme)
(Almatsier, 2013). Dengan penjelasan di atas, maka dapat dipahami
apabila angka penderita anemia gizi besi pada wanita hamil mencapai
lebih dari 63% dan pada balita mencapai 55%. Hal ini terjadi karena
tidak mudah memenuhi kebutuhan Fe secara alami. Keanekaragaman
konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan
penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C,
vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat
31
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari
mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya
kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga
merupakan sumber vitamin A (Kemenkes RI, 2012).
Besi berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida
dalam pernapasan dan terlibat aktif dalam enzim-enzim yang bekerja
untuk proses respirasi. Sel besi juga berperan terhadap system
kekebalan dan penampilan kognitif. Juga digunakan untuk mendorong
program pengcegahan anemia akibat kekurangan besi. Sebagian
besar besi berada dalam hemoglobin, yaitu molekul protein yang
mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin dalam ototo.
Hemoglobin dalam darah membawa oksigen dari paru-paru keseluruh
jaringan tubuh dan dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan
sebagai reservoir oksigen, menerima, menyimpan dan melepaskan
oksigen didalam sel-sel otot. Sebanyak ± 80%, besi tubuh berada
dalam hemoglobin, selebihnya terdapat didalam mioglobin dan protein
lainnya yang mengandung besi (Almatsier, 2010).
Secara garis besar ada 2 macam intervensi langsung yang
dapat dilakukan, yaitu suplementasi pil besi dan fortifikasi zat besi
pada bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat setiap hari.
Apabila prevalensi anemia gizi terjadi secara luas dalam masyarakat,
satu-satunya jalan untuk mengatasi masalah tersebut dalam waktu
32
relatif pendek pada wanita hamil, adalah dengan pemberian suplemen
besi. Suplemen pil besi adalah satu-satunya pendekatan yang sampai
sekarang dianggap paling cocok untuk ibu hamil, untuk dapat
meningkatkan kadar Hb sampai pada tingkatan tertentu (Proverawati,
2010).
Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain: pucat, lemah, lesu,
pusing dan penglihatan sering berkunang-kunang. Apabila dilakukan
pemeriksaan kadar Hb dalam darah, maka angka Hb kurang dari
normal. Berdasarkan WHO dalam Temu Nasional Anemia, ambang
batas normal kadar Hb untuk Ibu hamil dan menyusui eksklusif adalah
11 gram % (Kemenkes RI, 2010).
Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan
menambah resiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),
resiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut
menderita anemia berat. Anemia sedang dan ringan dapat
menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing, pucat dan penglihatan sering
berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan
mengurangi kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa
akan menurunkan produktivitas kerja. Disamping itu, penderita anemia
lebih mudah terserang infeksi. Hal ini tentunya sangat menghambat
33
upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia (Manuaba,
2011).
Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program
penanggulangan anemia gizi besi dengan membagikan tablet Fe atau
tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Tablet Fe atau
tablet tambah darah tersebut mengandung 200 mg ferrosulfat, setara
dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
Sedangkan untuk penanggulangan anemia pada balita diberikan
preparat besi dalam bentuk sirup. Pada beberapa orang, pemberian
preparat besi ini dapat menimbulkan gejala-gejala seperti mual, nyeri
di daerah lambung, muntah, dan kadang-kadang terjadi diare atau
sulit buang air besar. Untuk mencegah timbulnya gejala di atas,
dianjurkan minum tablet/sirup besi setelah makan pada malam hari.
Agar penyerapan besi dapat maksimal, dianjurkan minum tablet/sirup
zat besi dengan air minum yang sudah dimasak. Tidak perlu cemas,
jika setelah minum tablet/sirup zat besi, kotoran (tinja) akan berwarna
hitam. Hal ini sama sekali tidak membahayakan.Dengan minum tablet
Fe, maka tanda-tanda kurang darah akan menghilang. Bila tidak
menghilang, berarti yg bersangkutan bukan menderita anemia gizi
besi, tetapi menderita anemia jenis lain (Kemenkes RI, 2010).
34
4. Anemia dalam Kehamilan
a. Batasan Anemia dalam Kehamilan
Anemia merupakan suatu keadaan dengan kadar
hemoglobin (Hb) yang rendah dari nilai normal. Anemia bisa
berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran atau jumlah
eritrosit kandungan hemoglobin. Batasan normal kadar Hb pada
wanita dewasa berkisar 12 gr%, pada ibu hamil kadar Hb senilai
11 gr% masih dianggap normal dan bila kadarnya kurang dari 11
gr% dinyatakan anemia (Kemenkes, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada
ibu hamil diklasifikasikan berdasarkan kadar Hb ibu hamil menjadi
tiga kategori, sebagai berikut :
1) Normal > 11 gr%
2) Anemia ringan 8-10,9 gr%
3) Anemia berat < 8 gr%
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan, karena
selama kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah.
Disamping itu terjadi pula perubahan dalam darah dan sumsum
tulang. Pertambahan volume darah selama kehamilan lazim disebut
dengan hipervolemik, akan tetapi bertambahnya plasma sehingga
terjadi pengenceran darah, pertambahan tersebut berbanding
sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan Hb 19%.
35
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian fisiologis
dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu, karena pengenceran itu
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat selama
masa kehamilan yang disebabkan oleh cardiac output akibat
hipervolumea. Kerja jantung jadi lebih ringan apabila viskositas darah
rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga tekanan darah
naik selain itu pada perdarahan selama persalinan, banyaknya
unsure zat besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan
apabila darah itu tetap kental.
Hemodilusi ini menyebabkan pseudo anemia atau anemia
fisiologis. Hemodilusi dimulai pada trimester 1 kehamilan yaitu pada
minggu 12 – 20 dan mencapai puncaknya pada umur kehamilan 30 –
35 minggu. Akibat faktor hemodilusi saja, kadar hemoglobin ibu
dibawah 10 gr%, umumnya kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor
hemodilusi yang disertai dengan faktor-faktor lainnya, seperti
menurunnya cadangan besi (Wiknjosastro H, 2012).
b. Etiologi Anemia dalam Kehamilan
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya anemia secara
umum, antara lain disebabkan : 1) kurang zat besi dan vitamin B12
dalam diet. Seorang yang berdiet dapat terkena anemia karena
dalam berdiet harus berpantang makanan seperti telur, daging, hati
dan sebagainya. Kenyataannya makanan tersebut merupakan
sumber zat besi yang mudah diserap oleh tubuh. Demikian juga
36
vegetarian cenderung menderita anemia bila disertai kebiasaan tidak
sarapan atau frekuensi makan tidak teratur serta kualitas makanan
yang tidak seimbang, 2) penyakit infeksi (cacingan, malaria,
tuberculosis), 3) penyakit keganasan (kanker), 4) kehilangan darah
(mimisan, menstruasi banyak, wasir berdarah, perdarahan tukak
lambung, kecelakaan), 5) kehamilan, yaitu terjadinya hemodelusi
yang puncaknya terjadi pada umur kehamilan 30-35 minggu, 6)
gangguan produksi hemoglobin karena faktor keturunan, misalnya
talasemia.
Penyebab terbanyak anemia dalam kehamilan adalah defisiensi
zat besi dan perdarahan akut. Ibu hamil cenderung mengalami
anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa
tersebut janin menimbun cadangan besi untuk dirinya sendiri sebagai
persediaan bahan pertama sesudah lahir.
Zat besi yang terdapat dalam tubuh berperan penting dalam
berbagai reaksi biokimia, diantaranya memproduksi sel darah merah.
Sel ini sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh
jaringan tubuh. Oksigen penting dalam pembentukan energi agar
produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah serta daya
tahan tubuh kuat sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Proses kekurangan zat besi sampai terjadinya anemia melalui
beberapa tahap, dimulai dari penurunan cadangan zat besi hingga
37
timbul gejala anemia yang disertai penurunan hemoglobin. Anemia
pada ibu hamil bukan tanpa resiko, tingginya angka kematian ibu erat
kaitannya dengan anemia dimana anemia menyebabkan rendahnya
kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak dapat pasokan
oksigen yang cukup (Kristiyanasari, 2015).
c. Gejala Anemia
Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang
energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala,
mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, pandangan
berkuanng-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu,
wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, kuku tampak pucak. Bila
anemia sangat berat dapat berakibat penderita sesak napas, lemah
jantung (Kemenkes RI, 2010).
d. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil
Pada waktu hamil seorang wanita yang beratnya 54 kg
membutuhkan zat besi untuk hemoglobin sebanyak 500 mg, untuk
janin 290 dan plasenta 25 mg serta untuk darah yang keluar pada
waktu melahirkan. Diperkirakan “basal loss” pada wanita hamil sama
dengan wanita yang tidak hamil yaitu 0,8 mg perhari atau untuk
selama 9 bulan sama dengan 220 mg besi, sehingga total kebutuhan
tambahan besi selama hamil sekitar 1000 mg. Kebutuhan akan zat
besi ini tidak sama banyak untuk tiap trimester. Kebutuhan besi untuk
trimester 2 dan 3 tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan saja,
38
walaupun makanan yang dimakan mengandung besi yang banyak
dan absorbsinya tinggi. Karena itu pemenuhan kecukupan besi untuk
trimester 2 dan 3 dianjurkan dipenuhi melalui suplementasi
(Proverawati, A dan Misaroh, 2010).
Kebutuhan zat besi menurut trimester adalah sebagai berikut :
1) Pada trimester 1, zat besi yang dibutuhkan adalah ± 1 mg perhari,
yaitu untuk kebutuhan basal sama dengan 0,8 mg perhari
ditambah dengan kebutuhan dan red cell mass sama dengan 30
– 40 mg.
2) Pada trimester 2, zat besi yang dibutuhkan adalah ± 5 mg perhari,
yaitu untuk kebutuhan basal sama dengan 0,8 mg perhari
ditambah dengan kebutuhan dan red cell mass sama dengan 300
mg dan conseptus sama dengan 115 mg.
3) Pada trimester 3, zat besi yang dibutuhkan adalah ± 5 mg perhari,
yaitu untuk kebutuhan basal sama dengan 0,8 mg perhari
ditambah dengan kebutuhan dan red cell mass sama dengan 150
mg dan conseptus sama dengan 223 mg.
e. Akibat Anemia
Anemia tergantung dari derajat beratnya dapat mengakibatkan
gangguan ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan
menambah risiko melahirkan bayi berat badan rendah, bayi dapat
mengalami retardasi pertumbuhan, premturitas, perdarahan sebelum
dan waktu melahirkannya dapat menyebabkan kematian ibu dan
39
bayinya bila ibu hamil menderita anemia berat. Anemia dapat
menurunkan keterampilan kerja, menurunkan suhu tubuh, prestasi
belajar menurun, rentan terhadap penyakit infeksi dan keracunan.
(Proverawati, A dan Misaroh, 2010).
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia
Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya anemia adalah : 1)
kurangnya asupan zat besi sebelum hamil maupun setelah
kehamilan, 2) konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi, 3)
cara konsumsi tablet zat besi yang salah, misalnya mengkonsumsi
zat besi bersamaan dengan minum teh atau kopi. Teh atau kopi
dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh, 4) kehamilan
yang berulang dalam waktu singkat yang menyebabkan cadangan
zat besi ibu belum pulih dan terkuras untuk keperluan janin yang
dikandung berikutnya (Kemenkes RI, 2010).
g. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia dalam
Kehamilan
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dasarnya
adalah mengatasi penyebabnya. Pada anemia berat (kadar Hb < 8
gr%) biasanya terdapat penyakit yang melatarbelakangi, antara lain
penyakit TBC, infeksi cacing atau malaria, sehingga selain
penanggulangan pada anemianya, harus dilakukan pengobatan
terhadap penyakit tersebut.
40
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi anemia akibat kekurangan zat besi adalah sebagai
berikut :
1) Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami melalui
penyuluhan, terutama makanan sumber hewani yang mudah
diserap seperti : hati, ikan, daging dan lain-lain. Selain itu perlu
ditingkatkan juga makanan yang banyak mengandung vitamin C
dan vitamin A, untuk membantu penyerapan zat besi dan
membantu proses pembentukan Hb.
2) Fortivikasi makanan, yaitu menambah zat besi, asam folat,
vitamin A dan asam amino esensial pada bahan makanan yang
dimakan
Suplementasi besi folat secara rutin selama jangka waktu tertentu
adalah meningkatkan kadar Hb secara tepat (Proverawati, A dan
Misaroh, 2010).
B. Landasan Teori
Tablet Fe atau Tablet Tambah Darah adalah suplemen zat gizi
yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam
hemoglobin (Hb). Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari
secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang
dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Oleh karena itu
penting sekali bagi wanita hamil untuk mengetahui pentingnya tablet Fe
bagi ibu hamil (Kemenkes RI, 2010).
41
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku (Behaviour Causes) dan faktor di luar
perilaku (Non-Behavior Causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan oleh faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya
(Notoatmojo, 2010).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Melalui proses
melihat, mengalami dan diajar sangat menentukan terjadinya tindakan
untuk seseorang individu. Pengetahuan ibu hamil dipengaruhi beberapa
faktor diantaranya umur, graviditas, pendidikan dan pekerjaan.
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya
pengetahuan yang diperoleh karena umur ibu yang masih produktif (20-
35 tahun), sehingga mereka lebih aktif dalam mencari informasi tentang
kesehatan. Pengetahuan pada ibu multigravida lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu primigravida Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin baik pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
sehingga diperlukan asuhan dalam periode ini. Untuk itu diperlukannya
peran serta masyarakat terutama ibu-ibu hamil untuk memiliki
pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe bagi kehamilan. Zat besi
sangat penting bagi kesehatan ibu hamil serta bagi janinnya, karena
42
wanita hamil yang kekurangan zat besi dapt menimbulkan gangguan
atau hambatan baik sel tubuh maupun sel otak (Kemenkes RI, 2010).
C. Kerangka Teori
Faktor Internala. Umurb. Pendidikanc. Pekerjaand. Jumlah kehamilan
Faktor Eksternal
a. Lingkunganb. Sosial Budayac. Sumber Informasi
Pengetahuan TentangPentingnya Tablet Fe
Gambar 2. Kerangka Teori dimodifikasi dari Notoadmojo (2010);Kemnkes RI (2010)
43
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel bebas (Independen): Umur, Graviditas, Pendidikan, Pekerjaan
Variabel terikat (Dependen) : Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Pentingnya Tablet Fe
Pendidikan
Graviditas
Umur
Pengetahuan Ibu Hamil
tentang pentingnya
Tablet Fe
Pekerjaan
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk mendeskripsikan fakta mengenai suatu keadaan
secara obyektif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Poli KIA/KB Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Juni-Juli 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua ibu hamil di poli KIA Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari bulan Juni-Juli tahun 2017 yang berjumlah 36
ibu hamil.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah semua ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilannya di poli KIA Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari selama penelitian berlangsung. Pengambilan sampel
menggunakan tehnik total sampling, dimana semua ibu hamil di Poli
KIA Puskesmas Puuwatu Kota Kendari yang berjumlah 36 orang.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
45
a. Variabel bebas (independent) yaitu umur, graviditas, pendidikan
dan pekerjaan.
b. Variabel terikat (dependent) yaitu pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya tablet fe.
2. Definisi Operasional
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
responden sehubungan dengan pentingnya tablet fe bagi
kehamilan.
Kriteria objektif :
1) Kategori baik, jika persentase jawaban benar 76% -100%
2) Kategori cukup, jika persentase jawaban benar 56 - 75%
3) Kategori kurang, jika persentase jawaban benar < 55%
(Notoatmodjo, 2012).
b. Umur
Umur adalah usia ibu yang dihitung berdasarkan ulang tahun
terakhir yang ditanyakan pada saat wawancara yang dinyatakan
dalam bentuk tahun.
Kriteria objektif :
1) < 20 Tahun
2) 20-35 Tahun
3) > 35 Tahun (Manuaba, IBG, 2008)
c. Graviditas adalah jumlah kehamilan seluruhnya yang telah dialami
oleh ibu tanpa memandang hasil akhir kehamilan.
46
Kriteria obyektif
1) Graviditas I
2) Graviditas II
3) Graviditas III
4) Graviditas ≥ IV (Wiknjosastro, H, 2012)
d. Pendidikan adalah pendidikan formal yang telah diselesaikan
responden pada saat penelitian ini.
Kriteria Obyektif :
1) Pendidikan dasar : SD – SMP
2) Pendidikan menengah : SMA
3) Pendidikan tinggi : Perguruan Tinggi
e. Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden sehari-
hari, dengan kategori:
1) Pegawai Negeri/Swasta
2) Wiraswasta
3) IRT (Ibu Rumah Tangga)
E. Jenis dan Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Poli KIA/KB
Puskesmas Puuwatu selama penelitian berlangsung.
47
b. Data sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh dari buku
register ibu hamil di Puskesmas Puuwatu selama penelitian
berlangsung.
2. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan tehnik wawancara
kepada responden dengan panduan kuesioner yang menyangkut
umur, graviditas, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya tablet Fe
F. Instrument Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini meliputi :
1. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dalam
penelitian disusun dengan pilihan jawaban benar atau salah.
Pernyataan terdiri dari 2 jenis pernyataan yaitu favorable dan
unfavorable, skor 1 bila jawaban tepat dan skor 0 bila jawaban tidak
tepat.
2. Kuesioner penelitian, berisi daftar pertanyaan yang berisi informasi
tentang identitas responden, pendidikan, umur, graviditas ibu dan
sumber informasi.
G. Tehnik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang digunakan sebagai
panduan wawancara pada responden diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
48
1. Penyutingan data (editing), dilakukan dengan pengecekan isian pada
instrument, apakah data yang sudah terkumpul sudah jelas, lengkap
dan relevan.
2. Pengkodean data (coding), dilakukan dengan merubah data yang
berupa huruf menjadi angka.
3. Pengolahan data (prosessing), dilakukan dengan tujuan agar data
dapat dianalisa.
4. Pembersihan data (cleaning), dilakukan dengan memeriksa kembali
apabila ada kesalahan dalam perekapan
5. Scoring, perhitungan secara manual dengan menggunakan
kalkulator untuk persentase setiap variabel.
6. Tabulating, menyusun data dalam bentuk table distribusi frekuensi
setelah dilakukan penghitungan secara manual meupun
menggunakan kalkulator.
Proses menghitung data-data hasil observasi dan kuesioner yang
sudah diberi kode serta serta dimasukkan ke dalam tabel. Data yang
diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis
univariabel secara deskriptif sederhana berupa persentase. Rumus
yang digunakan adalah :
fX = ---- x k
n
Keterangan :
49
X : Nilai persentase yang diperoleh
f : Jumlah variabel
n : Jumlah sampel penelitian
k : Konstanta (100 %) (Arikunto, 2006)
H. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel
distribusi, dinarasikan secara deskriptif variabel yang di teliti dan di
presentatif.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari telah dilaksanakan di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari pada bulan Juni hingga Juli tahun 2017. Sampel
penelitian adalah ibu hamil di Poli KIA Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
yang berjumlah 36 ibu. Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis. Data
yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel yang disertai penjelasan.
Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik
responden, gambaran pengetahuan ibu hamil berdasarkan umur, graviditas,
pendidikan, dan pekerjaan ibu. Hasil penelitian akan ditampilkan sebagai
berikut:
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Puuwatu berlokasi di Jln. Prof. Muh. Yamin No. 64 Kel.
Puuwatu, Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Kode Pos 93114, luas wilayah kerja Puskesmas Puuwatu yaitu 21,56 km2
dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Wawombalata
Kecamatan Mandonga (Wilayah Kerja Puskesmas
Labibia)
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Lepo-lepo Kecamatan
51
Baruga (Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-lepo)
Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Mandonga
Kecamatan Mandonga (Wilayah Kerja Puskesmas
Labibia)
Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Abeli Sawah Kecamatan
Anggalomoare (Wilayah Kerja Puskesmas
Anggalomoare)Kabupaten Konawe.
Wilayah kerja Puskesmas Puuwatu meliputi 6 kelurahan diantaranya
Kelurahan Puuwatu, Kelurahan Watulondo, Kelurahan Tobuuha, Kelurahan
Punggolaka, Kelurahan Lalodati, Kelurahan Abeli Dalam. Jumlah penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu dapat di lihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 1Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
NamaKelurahan
JmlRt
JmlRw
JmlKK
JmlPddk
Laki-laki
JmlPddk
Perempuan
Jml pddk
Puuwatu 27 9 1422 3053 2974 7485Watulondo 26 8 1560 3168 3063 7825Punggolaka 26 8 1493 4249 3614 9390Lalodati 12 4 776 1585 1596 3973Tobuuha 24 8 1117 2313 2214 5676Abeli dalam 6 2 157 306 285 756
Jumlah 121 39 6525 14674 13746 35105Sumber: Profil Kecamatan Puuwatu tahun 2016
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Puuwatu yang terdiri dari 6
kelurahan mempunyai penduduk 35105 Jiwa dengan bermacam-macam
suku diantaranya suku Tolaki, Muna, Buton, Jawa, Bugis / Makassar, Bali
dan Toraja. Dari jumlah penduduk tersebut menganut agama Islam, Kristen,
52
Hindu dan Budha. Perilaku masyarakat Sangat dipengaruhi oleh adat istiadat
setempat, seperti persatuan yang diwujudkan dalam sikap kegotong
royongan yang kokoh. Ini terlihat pada acara-acara seperti selamatan,
pernikahan dan masih banyak lagi acara-acara lain yang sangat
mencerminkan budaya atau adat istiadat setempat.
Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah pedagang,dan
Penyedia Jasa serta PNS/TNI/Polri. Sarana transportasi yang digunakan
adalah Taksi, angkutan umum (pete-pete), Bis Trans lulo dan ojek.
Puskesmas Puuwatu terbagi atas Ruang Rawat Jalan, Ruang Rawat
Inap dan Ruang Persalinan, dengan luas bangunan 1 Ha.
a. Ruang Rawat Jalan, terdiri dari Ruang Kepala Puskesmas, Ruang Tata
Usaha, Ruang Loket Kartu/Pendaftaran, Ruang Poli Umum, Ruang Poli
Anak, Ruang Poli Gigi, Ruang Farmasi, Ruang Kesling, Promkes,
Imunisasi, P2M, Ruang KIA / KB, Ruang Laboratorium.
b. Ruang Rawat Inap, terdiri dari 6 Kamar, Bangsal dewasa dan Bangsal
Anak, Kapasitas tempat tidur sebanyak 10 buah, Kamar mandi/ WC 4
buah, Ruang Jaga, Kamar tidur Perawat Jaga, Ruang Instalasi Gizi.
c. Ruang Persalinan, terdiri dari Ruang Tamu, Ruang Jaga, Ruang
Tindakan Persalinan, Ruang Bayi, Kamar mandi/ WC 2 buah.
Berikut distribusi jenis sarana kesehatan yang ada di puskesmas
puuwatu pada tahun 2016 dapat terlihat pada tabel berikut ini
Tabel 2
53
Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan Tahun 2016
Jenis Sarana Kesehatan JumlahSarana kesehatan pemerintaha. Puskesmas Indukb. Puskesmas Pembantuc. Rumah Sakit Pemerintah
111
Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakata. Posyandu Balitab. Posyandu Lansiac. Pos Kesehatan Kelurahand. Bidan Praktek Swastae. Klinik Pratama
174223
Sumber: Puskesmas Puuwatu Tahun 2016.
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah dan jenis sarana kesehatan
tahun 2016 untuk sarana kesehatan pemerintah sebanyak 2 sarana,
diantaranya Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit
Pemerintah masing-masing 1 sarana. Sedangkan sarana kesehatan
bersumber daya masyarakat diantaranya Posyandu Balita sebanyak 17
sarana, Posyandu Lansia sebanyak 4 sarana, Pos Kesehatan Kelurahan dan
Bidan Praktek Swasta masing-masing 2 sarana, dan Klinik Pratama 3
sarana. Sarana prasarana yang ada di Puskesmas Puuwatu yaitu sebagai
berikut
Tabel 3Sarana Prasarana Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
Jenis Sarana JumlahMobil Ambulans 1 BuahMobil Operasional 1 BuahMotor 14 Buah
Sumber: Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Puuwatu dapat di lihat pada tabel
sebagai berikut
54
Tabel 4Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
Jenis TenagaStatus Ketenagaan
JumlahPNS PTT Honorer Sukarela
Dokter Umum. 2 - 1 - 3Dokter Gigi. 2 - - - 2Sarjana Farmasi,Apoteker
1 - - 1 2
Asisten Apoteker 2 - - - 2Sarjana Keperawatan 7 - - 9 16Sarjana Gizi 1 - - - 1Sarjana Kesmas 11 - 2 4 17S2. Kespro 2 - - - 2D IV Kebidanan 1 - - 1D III Keperawatan. 9 - 5 26 40D III Kebidanan. 5 - - 24 29D III Kesling 3 - - 1 4D III Gizi 7 - - 1 8D III Komputer - - 1 - 1D III Gigi - - - - 0DIII Analis - - - 1 1D III Farmasi 1 - - - 1SPK 8 - - - 8D I Bidan. 2 - - - 2SPPM 1 - - - 1Pekarya 2 - - - 2SPAG 2 - - - 2SPPH 1 - - - 1SMF 1 - - - 1SPRG 3 - - - 3SMA 2 - 4 3 9
J U M L A H 76 - 13 70 159Sumber: Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
2. Karakteristik Responden
Karakteristik merupakan ciri atau tanda khas yang melekat pada diri
responden yang membedakan antara responden yang satu dengan yang
lainnya. Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur,
55
graviditas, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik responden dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5Karakteristik Responden
KarakteristikJumlah
N %
Umur
< 20 tahun
20 – 35 tahun
> 35 tahun
3
31
2
8,3
86,1
5,6
Graviditas
I
II
III
> IV
15
11
6
4
41,7
30,6
16,7
11,1
Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi
13
18
5
36,1
50
13,9
Pekerjaan
PNS/Swasta
Wiraswasta
IRT
5
4
27
13,9
11,1
75Sumber: Data Primer
Setelah dilakukan analisis data, dapat dilihat bahwa responden
terbanyak pada umur 20-35 tahun sebanyak 31 ibu (86,1%), Graviditas I
sebanyak 15 ibu (41,7%), berpendidikan menengah sebanyak 18 ibu (50%),
pekerjaan sebagai IRT sebanyak 27 ibu (75%). Kesimpulan dari karakteristik
responden adalah sebagian besar ibu hamil berada pada umur reproduksi
56
sehat, hamil yang pertama, berpendidikan menengah dan merupakan ibu
rumah tangga.
3. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pentingnya Tablet Fe diPuskesmas Puuwatu Kota Kendari
Pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe adalah kemampuan
responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan pentingnya tablet Fe. Pengetahuan dalam penelitian ini
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu pengetahuan baik (persentase jawaban
benar 76–100%), pengetahuan cukup (persentase jawaban benar 56–75%)
dan pengetahuan kurang (persentase jawaban benar ≤55 %). Hasil
penelitian tentang pengetahuan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang Pentingnya Tablet Fe
di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
PengetahuanJumlah
N %
Baik
Cukup
Kurang
6
14
16
16,7
38,9
44,4
Total 36 100Sumber: Data Primer
Pengetahuan responden tentang pentingnya tablet Fe sebagian besar
dalam kategori kurang sebanyak 16 orang (44,4%). Hal ini berarti ibu hamil di
Puskesmas Puuwatu memiliki pengetahuan yang kurang tentang pentingnya
tablet Fe.
57
4. Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe Berdasarkan Umur Ibudi Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe berdasarkan umur ibu
adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe
berdasarkan umur ibu. Umur ibu dibagi menjadi tiga, yaitu < 20 tahun, 20-35
tahun dan > 35 tahun. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7Distribusi Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe Berdasarkan Umur Ibu
di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
Umur Ibu
PengetahuanTotal
Baik Cukup Kurang
N % n % n % n %
< 20 tahun
20 – 35
> 35 tahun
0
6
0
0
16,7
0
1
11
2
2,8
30,6
5,6
2
14
0
5,6
38,9
0
3
31
2
8,3
86,1
5,6
Total 6 16,7 14 38,9 16 44,4 36 100
Sumber: Data Primer
Tabel 7 menyatakan bahwa responden yang berpengetahuan baik
semuanya pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 6 orang (16,7%),
yang berpengetahuan cukup terbanyak pada kelompok umur 20-35 tahun
sebanyak 11 orang (30,6%) demikian pula yang berpengetahuan kurang
terbanyak pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 14 orang (38,9%).
5. Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe Berdasarkan GraviditasIbu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe berdasarkan graviditas
adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe
58
berdasarkan jumlah kehamilan yang pernah dialami ibu. Graviditas ibu dibagi
menjadi empat, yaitu graviditas I, II, III, dan > IV. Hasil penelitian dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8Distribusi Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe Berdasarkan
Graviditas Ibu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
Graviditas
Ibu
PengetahuanTotal
Baik Cukup Kurang
N % n % n % n %
I
II
III
>IV
2
3
0
1
5,6
8,3
0
2,8
5
5
1
3
13,9
13,9
2,8
8,3
8
3
5
0
22,2
8,3
13,9
0
15
11
6
4
41,7
30,6
16,7
11,1
Total 6 16,7 14 38,9 16 44,4 36 100
Sumber: Data Primer
Tabel 8 menyatakan bahwa responden yang berpengetahuan baik
terbanyak pada graviditas II sebanyak 3 orang (8,3%), yang berpengetahuan
cukup terbanyak pada graviditas I dan II, masing-masing sebanyak 5 orang
(13,9%) sedangkan yang berpengetahuan kurang terbanyak pada graviditas
I sebanyak 8 orang (22,2%).
6. Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe Berdasarkan PendidikanIbu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe berdasarkan pendidikan
ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang pentingnya tablet
Fe berdasarkan pendidikan ibu. Pendidikan ibu dibagi menjadi tiga kategori,
59
yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9Distribusi Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe BerdasarkanPendidikan Ibu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
Pendidikan
PengetahuanTotal
Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
Dasar
Menengah
Tinggi
0
1
5
0
2,8
13,9
1
13
0
2,8
36,1
0
12
4
0
33,3
11,1
0
13
18
5
36,1
50
13,9
Total 6 16,7 14 38,9 16 44,4 36 100
Sumber: Data Primer
Tabel 9 menyatakan bahwa responden yang berpengetahuan baik
terbanyak pada jenjang pendidikan tinggi sebanyak 5 orang (13,9%), yang
berpengetahuan cukup terbanyak pada jenjang pendidikan menengah
sebanyak 13 orang (36,1%), sedangkan yang berpengetahuan kurang
terbanyak pada jenjang pendidikan dasar sebanyak 12 orang (33,3%).
7. Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe Berdasarkan Pekerjaan
Ibu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe berdasarkan umur ibu
adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe
berdasarkan pekerjaan ibu. Pekerjaan ibu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
PNS/Swasta, wiraswasta dan IRT. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
10.
60
Tabel 10Distribusi Pengetahuan tentang Pentingnya Tablet Fe Berdasarkan
Pekerjaan Ibu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
Pekerjaan Ibu
PengetahuanTotal
Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
PNS/Swasta
Wiraswasta
IRT
5
1
0
13,9
2,8
0
0
3
11
0
8,3
30,6
0
0
16
0
0
44,4
5
4
27
13,9
11,1
75
Total 6 16,7 14 38,9 16 44,4 36 100
Sumber: Data Primer
Tabel 10 menyatakan bahwa responden yang berpengetahuan baik
terbanyak pada ibu yang bekerja sebagai PNS/swasta sebanyak 5 orang
(13,9%), yang berpengetahuan cukup terbanyak pada IRT sebanyak 11
orang (30,6%) demikian pula yang berpengetahuan kurang terbanyak pada
IRT sebanyak 16 orang (44,4%).
B. Pembahasan
Penelitian pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet FE di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari telah dilaksanakan di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari pada bulan Juni hingga Juli tahun 2017. Hasil
penelitian menyatakan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya tablet Fe dalam kategori kurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Utami dan Apriastuti
(2013) yang berjudul gambaran pengetahahuan ibu hamil tentang manfaat
tablet Fe di desa Candi Kecamatan Ampel kabupaten Boyolali bahwa
61
pengetahuan ibu hamil tentang manfaat tablet Fe terbanyak pada kategori
kurang.
Menurut Notoadmodjo (2010) pengetahuan adalah merupakan hasil
dari tahu yang menjadi telaah seseorang setelah melakukan pengindraan
terhadap obyek tertentu. Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang
merupakan suatu proses mencari tahu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu,
konsep mencari tahu mencakup berbagai metode dari konsep, baik melalui
proses pendidikan maupun pengalaman. Pengetahuan adalah sebagian
ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari, mengingat kembali
sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal terperinci untuk teori tetapi apa
yang diberikan telah menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
Hal ini responden hanya bisa menjawab benar dan salah dari
pertanyaan melalui kuesioner tentang pentingnya tablet Fe. Tingkat
pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu tahu dan memahami.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
tablet Fe di Puskesmas Puuwatu dapat di kategorikan pengetahuan kurang
yaitu sebanyak 16 ibu ( 44,4%).
Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden
berpengetahuan kurang, hal ini karena sebagian besar responden belum
mengetahui informasi dengan benar tentang pentingnya tablet Fe dalam
kehamilan. Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Pada
kenyataannya bidan selalu memberikan penyuluhan pada setiap ibu hamil
yang datang memeriksakan kehamilannya. Adanya hal tersebut mungkin
karena keterbatasan kemampuan seseorang dalam menangkap dan
62
mengingat materi yang telah disampaikan oleh bidan, dimana menurut
Notoadmodjo (2010) tahu di artikan sebagai kemampuan untuk mengingat
suatu materi yang telah dipelajari/diterima sebelumnya, termaksud
diantaranya adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
karena itu perlu diberikan informasi dasar mengenai kehamilan dengan
menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.
Dari hasil penelitian juga dapat di gambarkan bahwa belum semua ibu
hamil memahami dengan benar informasi tentang pentingnya tablet Fe
selama kehamilan baik dari bidan ataupun petugas kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan yang diberikan pada waktu posyandu, kunjungan
ANC, maupun media massa. Adanya hal tersebut mungkin disebabkan
karena daya serap dan pemahaman tiap individu dalam menerima informasi
berbeda-beda, dimana menurut Notoatmodjo (2010) memahami diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
Untuk itu, informasi/pendidikan kesehatan yang lebih jelas dari tenaga
kesehatan khususnya bidan sangat diperlukan pada setiap kunjungan ANC.
Pengetahuan ibu hamil dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
umur, graviditas, pendidikan dan pekerjaan. Bertambahnya umur seseorang
dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh karena
umur ibu yang masih produktif (20-35 tahun), sehingga mereka lebih aktif
dalam mencari informasi tentang kesehatan. Pengetahuan pada ibu
multigravida lebih tinggi dibandingkan dengan ibu primigravida. Tingkat
63
pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya
(Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil yang berpengetahuan
baik, cukup maupun kurang terbanyak pada kelompok umur 20-35 tahun
sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu hamil di Puskesmas Puuwatu hamil
dalam usia reproduksi sehat. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2012)
bahwa ibu hamil sebaiknya hamil dalam usia reproduksi sehat agar
kehamilannya bisa berjalan dengan baik.
Hamil pada usia yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu karena
umur yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan, sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan
kurang dari 35 tahun (Almatsier, 2011).
Selain umur, faktor yang mempengaruhi kehamilan adalah graviditas.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil yang berpengetahuan cukup
maupun kurang, terbanyak pada graviditasnya dengan kategori graviditas I
(primigravida). sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu hamil di Puskesmas
Puuwatu yang menjadi responden belum pernah hamil sebelumnya.
Graviditas adalah jumlah kehamilan seorang wanita. gravida I
merupakan perasaan dan pengalaman baru baginya dalam kehamilan
khususnya dalam hal mengkonsumsi tablet Fe selama hamil oleh karena itu
64
mereka masih sangat minim memperoleh informasi, khususnya informasi
tentang pentingnya tablet Fe selama hamil. Keadaan seperti ini sesuai
dengan teori yang diungkapkan oleh Saifuddin (2011) yang menyatakan
bahwa kehamilan, persalinan dan memiliki anak adalah perasaan dan
pengalaman baru bagi ibu primi gravida, sehingga informasi tentang
pentingnya tablet Fe selama hamil yang mereka peroleh masih sangat
minim.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil yang berpengetahuan
kurang terbanyak pada ibu dengan jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP).
Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup,
serta perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak
berarti berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dari pendidikan formal akan tetapi dapat juga diperoleh pada
pendidikan non formal. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin
tinggi pula pengetahuan ibu. Hal ini dapat disebabkan karena semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin mendorong ibu untuk berpikiran maju dan
mencoba hal-hal baru. Sikap yang demikian ini akan mendorong ibu untuk
selalu mencoba mancari tahu ilmu baru. Tingkat pendidikan merupakan
salah satu faktor internal yang mempengaruhi seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan
kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
menafsirkan informasi sehingga menciptakan suatu hal yang baik, sebaliknya
65
pendidikan yang kurang akan menghambat penafsiran informasi seseorang
terhadap obyek-obyek baru yang diperkenalkan (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil yang berpengetahuan
cukup maupun kurang terbanyak pada ibu rumah tangga (IRT). Ibu yang
menjadi responden di Puskesmas Puuwatu lebih banyak IRT dari pada yang
bekerja sebagai PNS/swasta dan wiraswasta . IRT memiliki waktu lebih lama
untuk memperhatikan kehamilannya, tetapi pengetahuan ibu terhadap
pentingnya tablet Fe selama hamil masih berada pada tingkat tahu dan
belum sampai pada tingkat memahami. Karena ibu tersebut tidak paham
tentang pentingnya tablet Fe sehingga cenderung tidak tertarik untuk
mendapatkan informasi tentang pentingnya tablet Fe.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe terbanyak pada
kategori kurang. Artinya ibu hamil belum mengetahui dan memahami
tentang pentingnya tablet Fe selama kehamilan.
2. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik, cukup dan kurang
terbanyak ditemukan pada umur 20 – 35 tahun.
3. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik dan cukup terbanyak
ditemukan pada graviditas II. Sedangkan yang mempunyai
pengetahuan kurang terbanyak ditemukan pada graviditas I.
4. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik terbanyak pada
pendidikan tinggi, yang pengetahuan cukup terbanyak pada
pendidikan menengah, sedangkan yang pengetahuan kurang
terbanyak pada pendidikan rendah.
5. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik terbanyak pada ibu
yang bekerja sebagai PNS/swasta sedangkan yang berpengetahuan
cukup dan kurang terbanyak pada ibu rumah tangga (IRT).
B. Saran
1. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet
Fe selama hamil, diharapkan para petugas kesehatan atau bidan lebih
giat memberikan informasi-informasi dan penyuluhan tentang
67
pentingnya tablet Fe selama hamil serta menjelaskan bahaya-bahaya
kekurangan zat besi (Fe) yang dapat ditimbulkan pada ibu dan janin.
2. Sebaiknya di Puskesmas disediakan brosur atau poster tentang
pentingnya tablet Fe selama hamil dan bahaya-bahaya jika ibu hamil
kekurangan zat besi (Fe) dalam bentuk gambar-gambar yang disertai
dengan keterangan.
3. Diharapkan bagi ibu-ibu hamil agar lebih rajin dan aktif mencari
informasi-informasi tentang pentingnya tablet Fe dan mau
mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil.
68
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2010) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi IV.Jakarta : Rineka Cipta
Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Astuti, HP. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).Yogyakarta: Rohima Press
Dinkes Sultra. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari:Pusat Data dan Informasi.
Hidayat, AAM. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika
Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat Data danInformasi.
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk RemajaPutri dan Wanita Usia Subur. Jakarta: Kemenkes RI.
Kautshar, N, Suriah dan Nurhaedar Jafar. 2013. Kepatuhan Ibu hamil dalamMengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) di Puskesmas Bara-BarayaTahun 2013. Jurnal Penelitian Vol. 2 No.4. Makassar
Kristiyanasari, W. 2015. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KeluargaBerencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: PustakaPelajar
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta
Proverawati, A dan Misaroh. 2010. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta:Nuha Medika
Saifuddin, AB. 2011. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan, Maternal,dan neonatal. Jakarta : YBPSP
69
Triyani, S dan Purbowati N, 2016. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dalamMencegah Anemia Gizi Besi. Jurnal Ilmiah dan Teknologi KesehatanVol 3 No. 2 Maret 2016. Hal. 215-229. Jakarta.
Wiknjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo
Yeyeh, Ai, dan Rukiyah. 2014. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta :CV. Trans Info Media
70
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG PENTINGNYA TABLET FEDI PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
Identitas RespondenNama :
Graviditas :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan
Alamat :
Berilah Tanda Cheklist (√) benar atau salah pada pernyataan di bawah
ini.
No. Pernyataan B S
1 Tablet zat besi (Fe) adalah tablet tambah darah yang
berwarna merah
2 Tablet zat besi (Fe) fungsinya untuk kesehatan janin
di dalam kandungan
3 Tablet Fe fungsinya untuk menghindari ibu hamil dari
anemia
4 Selama kehamilan, ibu hamil membutuhkan 90 tablet
Fe
5 Selain tablet Fe, zat besi juga dapat diperoleh dari
makanan yang mengandung zat besi
6 Meminum tablet Fe sebaiknya pada pagi hari untuk
mengurangi mual
7 Cara minum tablet Fe menggunakan air teh
8 Untuk menghindari anemia maka ibu hamil dianjurkan
minum tablet Fe 3 kali dalam sehari
71
9 Akibat dari tidak mengkonsumsi tablet Fe adalah ibu
hamil dapat mengalami anemia
10 Jenis vitamin yang dapat membantu penyerapan
tablet Fe yang diminum selama hamil adalah vitamin
C
11 Anemia atau kurang darah pada ibu hamil adalah
kondisi kadar Hb ibu hamil dibawah 11 gr%
12 Tidak mengkonsumsi tablet Fe menyebabkan kadar
Hb turun tetapi tidak akan mengganggu pertumbuhan
plasenta maupun janin
13 Kekurangan zat besi (Fe) pada ibu hamil dapat
menyebabkan bayi lahir prematur
14 Ibu hamil yang mengalami anemia tidak akan
mengalami penyulit apapun saat melahirkan
15 Tanda ibu hamil yang mengalami kekurangan zat
besi (Fe) adalah pucat, lemas, denyut jantung lemah
72
MASTER TABEL PENELITIAN“Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pentingnya Tablet Fe di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2017”
No. NamaResponden Umur Graviditas Pendidikan Pekerjaan
Pengetahuan
Skor % Kriteria
1 Ny.E 33 4 D3 PNS 13 86.7 Baik2 Ny.H 36 2 SMA IRT 10 66.7 Cukup3 Ny.N 16 1 SMP IRT 8 53.3 Kurang4 Ny.R 35 5 SMA IRT 10 66.7 Cukup5 Ny.S 22 1 D3 PNS 12 80 Baik6 Ny.N 22 1 SMA IRT 10 66.7 Cukup7 Ny.S 33 2 S1 PNS 15 100 Baik8 Ny.A 26 3 SD IRT 8 53.3 Kurang9 Ny.H 19 1 SMA IRT 10 66.7 Cukup
10 Ny.L 34 1 S1 PNS 13 86.7 Baik11 Ny.S 33 2 SMA IRT 8 53.3 Kurang12 Ny.N 22 1 SMA IRT 8 53.3 Kurang13 Ny.S 32 4 SMA IRT 10 66.7 Cukup14 Ny.E 28 3 SMA IRT 10 66.7 Cukup15 Ny.H 28 1 SMA WIRASWASTA 11 73.3 Cukup16 Ny.A 19 1 SMP IRT 8 53.3 Kurang17 Ny.N 22 1 SMA IRT 11 73.3 Cukup18 Ny.E 21 1 SMA WIRASWASTA 11 73.3 Cukup19 Ny.A 24 2 S1 HONOR 13 86.7 Baik20 Ny.P 25 3 SMP IRT 8 53.3 Kurang21 Ny.N 29 2 SMA IRT 10 66.7 Cukup22 Ny.A 27 2 SMA IRT 8 53.3 Kurang23 Ny.K 23 2 SMP IRT 8 53.3 Kurang24 Ny.T 23 1 SMP IRT 8 53.3 Kurang25 Ny.A 22 1 SD IRT 8 53.3 Kurang26 NY.H 31 3 SMP IRT 8 53.3 Kurang27 Ny.S 27 3 SD IRT 8 53.3 Kurang28 Ny.M 21 1 SMP IRT 8 53.3 Kurang29 NY.T 24 2 SMA WIRASWASTA 12 80 Baik30 Ny.Y 30 4 SMA WIRASWASTA 11 73.3 Cukup31 Ny.H 20 1 SMP IRT 8 53.3 Kurang32 NY.U 26 2 SMA IRT 11 73.3 Cukup33 Ny.A 27 2 SMP IRT 10 66.7 Cukup34 Ny.I 25 2 SMA IRT 10 66.7 Cukup35 Ny.S 27 3 SMP IRT 8 53.3 Kurang36 Ny.P 23 1 SMA IRT 8 53.3 Kurang
Sumber : Data Primer Tahun 2017
74
75