41
Makalah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan “PENGGABUNGAN USAHA” Oleh Kelompok 6: Musliha Saleh Nur Hidayah Armawati Sophia Ririn Kali PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK)

penggabungan usaha

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: penggabungan usaha

Makalah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan

“PENGGABUNGAN USAHA”

Oleh Kelompok 6:

Musliha SalehNur Hidayah

ArmawatiSophia Ririn Kali

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK)

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: penggabungan usaha

A.     PENGGABUNGAN USAHA 

Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas

usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau

pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat

bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.

Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk,

mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul

persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling

merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan

suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang

dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan

dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.

Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08

tahun 1999 : ”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu

dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan

operasi perusahaan lain”.

Sifat Penggabungan Usaha

Horizontal integration

Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama,

misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer

product juga.

Vertical integration

Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara

berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co

salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc,

distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini

diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar

Conglomeration

Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang

tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan

diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk

mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan

manufaktur.

1

Page 3: penggabungan usaha

Alasan-Alasan Penggabungan Usaha 

Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas

melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru?

Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan

adalah:

Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk

memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama

pada periode inflasi.

Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah

didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan

produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika

tujuannya adalah diversifikasi.

Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas-fasilitas pabrik

yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera

beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan

peraturan pemerintah yang lainnya.

Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan

bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-

perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih,

beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan

terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan

dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon

pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang

independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar

(market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan

penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.

Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan

usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.

Bentuk Penggabungan Usaha 

Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat

dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :

1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha

sebagai berikut :

2

Page 4: penggabungan usaha

Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang

sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar

dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya

persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara

perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.

Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya,

keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu

perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain

yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan

kontinuitas produksi.

Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan

horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari

perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan

angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan

(catering).

2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :

Merger statutori (merger). Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari

perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan.

Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan

pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah

merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah

satu entitas.

Konsolidasi statutori (konsolidasi). Penggabungan usaha di mana kedua

perusahaan yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari

perusahaan perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk.

Operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu

entitas dan tidak satu pun perusahaan yang bergabung masih tetep berdiri sejak

dilakukan konsolidasi.

Akuisisi saham. Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara

dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas

yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi). Karena

tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi memperlakukan

kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi. Dalam akuisisi

saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik

3

Page 5: penggabungan usaha

perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul

dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk

perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang mengendalikan perusahaan

lain yang disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui

pemilikian mayoritas di saham biasa.

Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha 

1. Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method)

Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22

untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode

penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan

perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak

berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari

perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-

perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian,

sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.

Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang

bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu

setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan

sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari

perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan,

dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal

penggabungan usaha dilakukan.

Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing

dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan

kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat

oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda

dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut

diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan

masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk

periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest

a) Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai

buku saat diadakan penggabungan

4

Page 6: penggabungan usaha

b) Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal

perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung

c) Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang

diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun

aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan

penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung

d) Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik

perusahaan yang bergabung.

2. Metode Pembelian ((by purchase method))

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha

merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari

perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang

memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung

sebesar nilai wajarnya.

Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara

yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban

yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan.

Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva

bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum

20 tahun.

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase

Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung

sebesar nilai wajarnya

Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan).

Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar

harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat

digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan

pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).

Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung.

Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima

perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill

pada kelompok aktiva.

Efektif Berlakunya Penggabungan Usaha

5

Page 7: penggabungan usaha

Kapankah suatu penggabungan usaha berlaku efektif ? ada beberapa ketentuan yang

dapat digunakan untuk mengetahui kapan suatu penggabungan usaha berlaku efektif.

Ketentuan tersebut di bagi menjadi dua kelompok, yaitu menurut hukum dan menurut

akuntansi. Ketentuan yang diharuskan oleh standar akuntasi keuangan bisa berbeda dengan

ketentuan yang diatur oleh perundang-undangan, karena ilmu akuntasi selalu mengutamakan

subtansi dari pada syarat formal atau dikenal dengan asa”substance over form”.

Menurut PSAK No.22 paragraf, suatu akuisisi berlaku efektif pada saat kendali atas

aktiva dan operasi suatu perusahaan yang di akuisisi secara efektif dialihkan kepada

perusahaan pengakuisisi dan saat penerapan metode pembelian dimulai. PSAK No 22 ini

memberikan penjelasan atas ketentuan saat kapan suatu akuisisi berlaku efektif namun, tidak

memberikan penjelasan atas ketentuan saat kapan suatu penyatuan kepentingan (uniti of

interest) berlaku efektif. Ada pandangan yang menyatakan bahwa suatu penyatuan

kepentingan berlaku efektif pada saat pembagian resiko dan manfaat diberlakukan .

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 27. tahun 1998 tentang penggabungan,

peleburan, dan penggabil alihan perseroan terbatas” menetapkan ketentuan mengenai berlaku

efektifnya suatu penggabungan, peleburan dan penggabil alihan dengan mengacu undang-

undang No.1 tahun 1995. Suatu trandaksi penggabungan, peleburan, pengendalian berlaku

efektif dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika transaksi penggabungan dilakukan dengan merubah anggaran dasar, maka

transaksi tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan anggaran dasar

oleh menteri kehakiman dan perundang undangan. Jika transaksi tersebut disertai

degan perbuahan anggaran dasar yang tidak memerlukan persetujuan menteri

kehakiman dan perundang-undangan, maka transaksi berlaku sejak tanggal

pendaftaran akte penggabungan dan akte perubahan anggaran dasar dalam daftar

perusahaan. Apabila penggabungan perseroan dilakukan tanpa disertai perubahaan

anggaran dasar, maka penggabungan mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan

akte penggabungan.

Peraturan Pemerinta No 27 tahun 1998 pasal 22. Suatu transaksi peleburan berlaku

efektif pada saat menteri kehakiman dan perundang-undangan mengesahkan akte

pendirian perusahaan hasil peleburan.

Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1998 pasal 26. Transaksi penggambil alihan pada

dasarnya sama dengan penggabungan. Jika transaksi pengambilalihan dilakukan

dengan merubah anggaran dasar, maka transaksi tersebut efektif berlaku sejak tanggal

persetujuan perbubahan anggaran dasar oleh menteri kehakiman dan perundang-

6

Page 8: penggabungan usaha

undangan. Jika transaksi tersebut disertai dengan dengan perubahaan anggaran dasar

yang tidak memerlukan persetujuan menteri kehakiman dan perudang-undangan maka

transaksi tersebut berlaku sejak tanggal pendaftaran akte pengambil alihan dan akte

perubahan anggaran dasar dalam daftar perusahaan.Apabila pengambil alihan

perseroan dilakukan tanpa disertai perubahan anggaran dasar, maka pengambilan

mulai berlaku sejak penandatanganan akte pengambilalihan.

Standar Akuntansi Keuangan Yang Terkait

a. IAS No.22, PSAK No.22 DAN IFRS No.3

IFRS No.3 dikeluarkan oleh IASB untuk menggantikan IAS No.22 Dengan Beberapa

perubahan ketentuan akuntasi penggabungan usaha:

No IAS No.22 DAN PSAK NO.22 IFRS NO.3 Dasar Perubahan1 IAS No 22 dan PSAk No.22

memberikan ijin atas pengguanaan metode pembelian dan penyatuan kepemilikan serta menetapkan syarat-syarat penggunaan metode tersebut. Metode penyatuan kepemilikan digunakan apabila sulit sekali mengidentifikasi perusahaan pengakuisisi dan terjadi pembagian resiko serta manfaat secara seimbang antara perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri.

IFRS No.3 tidak lagi mengijinkan penggunaan metode penyatuan kepemilikan dan menyebutkan bahwa semua penggabungan usaha harus dicatatdengan menggunakan metode pembelian

Ketentuan tersebut ditetapkan karena, walaupun terdapat kreteria yang ditetapkan oleh IAS No.22 dalam mengguanak metode pembelian dan penyatuan kepemilikan ,managemen sering mencari celah agar dapat menggunakan sala satu dari dua metode tersebut yang menguntungkan bagi mereka. Sehingga IFRS No.3 mengharuskan pengidentifikasian perusahaan pengakuisisi dalam setiap transaksi penggabungan usaha

2 IAS No. 22 dan PSAK No.22 mengharuskan amortisasi goodwill selama satu periodeyang tidak kurang dari 20 tahun

IFRS No.3 Tidak lagi memperkenankan amortisasi atas goodwil yang berasal dari transaksi penggabungan usaha. Goodwil dianggap habis dengan sendirinya seiring dengan terjadinya penurunan nilai aktifa yang dilakukan berdasarkan IAS No.36 tenang”impairment of

Pengalokasian goodwil melalui penurunan nilai sianggap sebagai perlakuan yang paling tepat sebab goodwil adalah cerminan arus kas yang diharapkan diperoleh pada masa yang akan datang , sehingga akan menurun jika arus kas tersebut menurun

7

Page 9: penggabungan usaha

asset”

3 Berdasarkan PSAK No.22 paragraf 82,sisa goodwil negatif setelah dilakukan penurunan nilai aktifa nonmoneter, harus diakui sebagai pendapatan sitangguhkan dan diakui sebagai pendapatan secara sistimatis tidak boleh lebih dari 20 tahun.

IFRS No.3. paragraf 56 mengharuskan pengakuan laba atau rugi yang berasal dari sisa goodwil negatif

Goodwil negatif sebenarnya adalah pendapatan yang diperoleh sari transaksi penggabungan usaha yang semestinya langsung diakui seluruhnya pada saat transaksi tersebut terjadi

B. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan antara Pemilikan

perusahaan pusat atas perusahaan cabangnya, dalam satu satuan ekonomi. Laporan Keuangan

Konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk pusat perusahaan (entitas

pengendali) dan satu atau lebih cabang perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan – akan

entitas – entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan

atau diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap

perusahaan lain, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah

badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan

keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang

sejenisnya.

Dari difinisi umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan

Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki

kontrol terhadap perusahaan lain. Otherwise, laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan.

Artinya; jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan

usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang

sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.

Laporan keuangan konsolidasi harus disusun jika salah satu perusahaan yang

bergabung memiliki control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya

perusahaan investor (acquirer).Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah

satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan

lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian

walaupun pemilikan lebih dari 50% (IAI 1994). Laporan tersebut tidak boleh menyesatkan

8

Page 10: penggabungan usaha

pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa

ekonomi.

Tujuan laporan keuangan konsolidasi

Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat

memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari

satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan

istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-

pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.

Konsolidasi diharuskan jika satu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari

perusahaan lain.

Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil

gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor

dan peyedia dana lainnya.

Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik

mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan

individual yang membentuk entitas konsolidasi Perlu disadari; Disamping memberi

manfaat, laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik,

antara lain:

Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan

kinerja perusahaan lain yang bagus. 

Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk

perusahaan, begitu pula dengan aktiva.

Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak

mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk

perusahaan

Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang

Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian

yang wajar.

Gambaran Umum Proses Konsolidasi

Sebagai informasi awal, secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan

keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:

9

Page 11: penggabungan usaha

Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau ditambahkan

bersama sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan

laporan keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan

transaksi dan kepemilkan antar perusahaan.

Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila

kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4

1) Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasi

Suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak langsung

melalui anak perusahaan lebih dari 50% saham berhak suara pada perusahaan lain, harus

menyajikan laporan keuangan konsolidasi. Suatu perusahaan yang memiliki 50% atau

kurang saham berhak suara pada perusahaan lain, wajib menyusun laporan keuangan

konsolidasi apabila dapat dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada. Laporan keuangan

konsolidasi harus mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan baik yang berada di

dalam negeri maupun di luar negeri. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila:

a) Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak perusahaan

khusus  diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali atau dialihkan dalam jangka

pendek.

b) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga tidak

mampu  mengalihkan dananya kepada induk perusahaan.

Penyertaan induk perusahaan pada anak perusahaan yang memenuhi salah satu

kriteria di atas harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

2) Prosedur Konsolidasi

Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan

harus  dieliminasi. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari

transaksi antara induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi. Untuk tujuan

konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus sama

dengan tanggal pelaporan keuangan perusahaan induk. Apabila tanggal pelaporan tersebut

berbeda maka laporan keuangan anak perusahaan dengan tanggal pelaporan yang berbeda

tersebut dapat digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang:

a) Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan.

b) Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan tersebut

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

10

Page 12: penggabungan usaha

Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda (yang lebih

dari tiga bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan

harus dilakukan untuk pengaruh dari setiap peristiwa atau transaksi antar perusahaan yang

signifikan, yang terjadi antara tanggal pelaporan yang berbeda tersebut.

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi

yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila tidak

mungkin digunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam menyusun laporan keuangan

konsolidasi, maka harus diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda

tersebut dan proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap

unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi.

Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca

konsolidasi antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba disajikan tersendiri

dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Investasi pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi,

terhitung sejak investasi tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai anak perusahaan

dan juga bukan perusahaan asosiasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi pada Perusahaan Asosiasi.

Laporan Konsolidasi Pada Saat Pembelian

Laporan Konsolidasi Pada saat Pembelian hanya terdiri atas neraca konsolidasi saja .

Penyusunsan neraca konsolidasi pada saat pembelian tergantung pada:

Besarnya pemilikan modal saham anak perusahaan anak oleh perusahaan induk

Dalam hal ini ada dua kemungkinan, yaitu :

a. Perusahaan Induk memiliki modal perusahaan anak

b. Perusahaan induk hanya memiliki sebagian dari modal saham perusahaan anak

Besarnya harga perolehan dibandingkan dengan nilai bukunya

Dalam hal ini terdapat 3 kemungkinan, yaitu :

a. Harga perolehan sama dengan nilai buku

Apabila perusahaan induk memiliki seluruh modal saham perusahaan anak maka

seluruh modal perusahaan anak adalah haknya perusahaan induk. Oleh karena itu

seluruh modal perusahaan anak dieliminasi. Apabila seham perusahaan anak

tersebut diperoleh dengan harga perolehan sebesar nilai buku, maka semua modal

perusahaan anak dan investasi akan habis di eleminasi.

11

Page 13: penggabungan usaha

Kadang-kadang perusahaan induk hanya memiliki sebagian dari modal saham

perusahaan anak. Dalam hal ini modal perusahaan anak yang harus dieliminasi

terbatas pada modal perusahaan anak yang menjadi hak perusahaan induk saja,

yang sebenarnya sesuai dengan persentase pemilikannya. Bagian dari modal

perusahaan anak yang menjadi hak pemegang saham minoritas akan di sajikan di

dalam neraca konsolidasi sebagai elemen modal.

b. Harga perolehan diatas nilai buku

Kadang kadang perusahaan induk membeli modal saham perusahaan anak dengan

harag diatas nilai buku. Kelebihan haraga diatas nilai buku tersebut harus

diperlakukan secara tepat sesuai dengan penyebab terjadinya. Secara garis besar

penyebab terjadinya kelebihan aharga perolehan di atas nilai buku dapat

dikelompokkan:

1) Perusahaan anak menilai aktifa terlalu rendah. Apabila kelebihan harag

Perolehan diatas nialai buku tersebut terjadi karena perusahaan anak menilai

aktiva terlalu rendah maka kelebihan harga perolehan di atas nilai buku harus

diberlakukan sebagai penambahaan nialai aktiva yang dinilai terlalurendah.

Apabila aktiva tersebut disusut maka selisi tersebut harus diperhitungkan di

dalam penyusutan.Demikian pula apabila kativa tersebut dibeli.

2) Perusahaan anak tidak mengakui goodwil yang ada. Apabila keelebihan harga

perolehan dia atas nilai buku tersebut terjadi karena perusahaan anak tidak

mengakui goodwil yang ada atau menilai goodwil terlalu rendah ataupun

dengan memiliki modal saham perusahaan anak tersebut tingkat laba akan

meningkat menjadi diatas tingkat laba normal maka kelebihan harga perolehan

diatas nilai buku harus diberlakukan sebagai goodwill.

3) Perusahaan Induk mau membeli dengan harga diatas nilai buku sebagai harga

untuk dapat menguasai perusahaan anak. Apabila kelebihan harga perolehan di

atas nilai buku tersebut terjadi karena perusahaan induk menganggap sebagai

harga yang harus dibayar untuk dapat menguasai perusahaan anak maka

kelebihan harga pokok diatas nilai buku harus disajikan di dalam rekening

tersendiri yaitu rekening”kelebihan harga perolehan diatas nilai buku.

Rekening tersebut harus di sajikan di dalam neraca konsolidasi dalam

kelompok aktiva yaitu aktiva lain-lain.

c. Harga perolehan di bawa nilai buku

12

Page 14: penggabungan usaha

Terkadang perusahaan induk membeli modal saham perusahaa anak dengan harag

dibawa nilai buku. Kelebihan niali buku di atas harga perolehan tersebut harus

diperlakukan secara tepat sesuai dengan penyebab tersajinya. Pada dasarnya

penyebab terjadinya harga perolehan dibawa nilai buku adalah merupakan

kebalikan dari penyebab terjadinya harga perolehan diatas nilai buku

1) Sebagai pengurang aktiva tertentu

2) Sebagai pengurang goodwill

3) Di sajikan dalam rekening tersendiri

Dalam hal ini cara perlakuannya kebalikan dari harga perolehan di atas nilai buku

C. INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI

Pengertian

Perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh

yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut

kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap

kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari

investornya. Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang

dikendalikan oleh perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan).

Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak

perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka dipandang

mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun

tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak suara, maka dianggap tidak

memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain

tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai

pengaruh yang signifikan, maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode

ekuitas. Sebaliknya, apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka

investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.” Jadi, jika penyertaan saham

perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20 %, maka penyertaan saham perusahaan

dibukukan dengan metode biaya.

Pengaruh Signifikan

Istilah “perusahaan asosiasi” digunakan untuk menggambarkan suatu perusahaan

dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Jika investor memiliki, baik langsung

maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada

perusahaan investee, maka investor  dipandang  mempunyai  pengaruh signifikan.Sebaliknya,

13

Page 15: penggabungan usaha

jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan,

kurang dari 20% hak suara, dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan.

Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor

memiliki signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan maka

investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya apabila

investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi dicatat dengan

menggunakan metode biaya.

Metode Akuntansi

Metode Ekuitas

Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan

dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba

atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang

diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian

terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan

proporsional investor pada investee yang timbul  dari  perubahan dalam ekuitas investee

yang belum diperhitungkan ke dalam  laporan  laba rugi.  Perubahan semacam itu

meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aktiva tetap,  perbedaan

dalam penjabaran valuta   asing, dan dari  penyesuaian  selisih yang  timbul  dari

penggabungan usaha.

Metode Biaya

Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee

sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba

(kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan

oleh  investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut

dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya

investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk

investasi.

Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan

sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari

investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi yang diterima tersebut hampir

tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang

14

Page 16: penggabungan usaha

signifikan terhadap perusahaan asosiasi,  investor memiliki   tolok ukur atas kinerja

perusahaan asosiasi,  yaitu  imbalan investasi   (return on investment).

Investor  melaksanakan tanggungjawab  ini  dengan memperluas lingkup  laporan

keuangan konsolidasi  sehingga mencakup bagiannya atas hasil  usaha perusahaan asosiasi

dan dengan demikian menyediakan analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga

raiso yang lebih relevan dapat dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas

memungkinkan pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih

informatif.

Investasi di perusahaan asosiaso dipertanggungjawabkan dengan menggunakan

metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam

jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk

mengalihkan dana kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga

dipertanggungjawabkan dengan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara

khusus dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek. Investor menghentikan penggunaan

metode ekuitas sejak tanggal dimana :

a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan asosiasi tetapi

menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; atau

b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan

Penerapan Metode Ekuitas

Terdapat beberapa prosedur dalam penerapan metode ekuitas yang tidak berbeda

dengan prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam pernyataa standar akuntansi

keuangan No.4 tentang Lapoan Keuangan Konsolidasi. Selanjutnya, konsep yang mendasari

prosedur konsoidasi yang digunakan dalam perolehan anak perusahaan digunakan dalam

perolehan investasi dalam perusahaan asosiasi. Investasi dalam perusahaan asosiasi

dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas sejak tanggal pada saat investasi tersebut

memenuhi defenisi perusahaan asosiasi. Selisih (baik positif maupun negatif) antara biaya

perolehan (acquistion cost) dengan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat

diidentifikasi (net identificable asset) pada tanggal akuisisi harus dipertanggungjawabkan

sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang Akuntansi

Penggabungan Usaha. Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian investor atas laba rugi

setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut :

a) Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.

15

Page 17: penggabungan usaha

b) Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai wajar

aktiva neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the fair value of net

identifiable assets).

Laporan keuangan perusahaan asosiasi yang paling akhir digunakan oleh investor

dalam penerapan metode ekuitas; laporan tersebut biasanya disajikan pada tanggal yang sama

dengan  laporan keuangan  investor. Jika  tanggal  pelaporan  tersebut  berbeda,  perusahaan

asosiasi sering menyajikan, untuk digunakan oleh investor, laporan pada tanggal yang sama

dengan laporan keuangan  investor. Jika penyamaan tanggal tidak mungkin dilakukan, dapat

digunakan laporan keuangan yang disusun pada tanggal pelaporan yang berbeda, akan tetapi

prinsip konsistensi mempersyaratkan bahwa jangka waktu penggunaan tanggal tersebut

konsisten dari periode ke periode.

Jika  digunakan laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda,

penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau signifikan yang terjadi

antara investor dan perusahaan asosiasi antara tanggal laporan keuangan perusahaan asosiasi

dan tanggal laporan keuangan investor.

Laporan keuangan investor lazimnya disusun dengan menggunakan kebijakan

akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang serupa. Apabila

perusahaan asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang lain daripada yang digunakan

investor untuk transaksi dan peristiwa yang sama, maka penyesuaian tertentu dilakukan

terhadap laporan keuangan perusahaan asosiasi apabila  laporan  tersebut  digunakan

oleh  investor  dalam penerapan metode ekuitas. Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat

dilakukan, fakta adanya perbedaan tersebut harus diungkapkan.

Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak

luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen

saham prioritas dengan mengabaikan apakah dividen tersebut telah atau belum

dideklarasikan. Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian perusahaan

asosiaso sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil.

Kerugian selanjutnya diakru oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor

melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiaso yang dijaminnya. Jika perusahaan

asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas

laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. Jika terjadi penurunan

permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk

mengakui pentrunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan asosiasi secara individual

16

Page 18: penggabungan usaha

penting bagi investor, maka nilai tercatat ditentukan untuk setiap perusahaan asosiasi secara

individual.

D. SPECIAL PUPURPOSE ENTITY (SPE)

Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan

sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary),

misalnya untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPV ini merupakan salah satu

bentuk off-balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan

oleh suatu pihak (transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain (SPV) untuk

melaksanakan aktivitas bisnis maupun transaksi bisnis tertentu.

Tujuan SPE :

Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang perusahaan

induk (sponsor) off-balance-sheet

Mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau hipotek ke

dalam bentuk liquid

Mengurangi besarnya pajak

Karakteristik SPE :

Memiliki modal yang terbatas

Biasanya tidak memiliki manajemen yang independen

Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu trustee yang menerima dan

mendistribusikan kas sesuai dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak sebagai

perantara SPV dengan pihak yang membentuk SPV.

Jika SPV memegang aset, maka salah satu pihak akan memberikan jasa tertentu

sesuai perjanjian.

Alasan pembentukan SPE :

Sekuritisasi

Risk sharing

Keuntungan kompetitif

Financial enginering

Regulatory reasons

Standar akuntansi :

Accounting Research Bulletin (ARB) 51, Consolidated Financial Statement

17

Page 19: penggabungan usaha

SFAS 125 Accounting for Transfer and Servicing of Financial Assets and

Extinguishment of Liabilities

FASB Interpretation 46 (R) SIC-12 PSAK No 4 Tahun 2002

E. KASUS ENRON

Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,

Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas

Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star

Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini

secara bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui penawaran saham kepada

publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai perusahaan induk,

Internorth, yang menggantikan Northern Natural Gas di New York Stock Exchange. Enron

sebelum tahun 2001 mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu

perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta

komunikasi (wikipedia.co.id).

Kenneth Lay, ekonom dan mantan Departemen Interior US mendirikan Enron tahun

1985 dari hasil merger dua perusahaan gas alam yang dikombinasikan dengan sistem

perpipaan. Tahun 1987 Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar sahamm.

Tahun 1989, Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan muda MBA Harvard

untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron. Pemerintah US menghapuskan beberapa

peraturan yang mengarahkan pada harga tetap energi. Dampaknya harga minyak menjadi

berfluktuasi dan membuat pasar gas berisiko tinggi baik dari sisi pembeli maupun penjual.

Produsen minyak yang kecil mengalami kesulitan dalam meningkatkan dana eksploitasi dan

pengeboran karena adanya risiko pasar. Enron memiliki ide inovatif dengan memediasi antara

pembeli dan penjual yang diharapkan dapat mengurangi risikonya. Enron menawarkan

kontrak pada penjual untuk membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam beberapa

tahun dan kontrak pada pembeli dengan harga minyak yang sama ditambah nilai keuntungan

untuk Enron.

Skilling kemudian memutuskan untuk mengaplikasikan ide perdagangan Enron ke

komoditi lainnya. Ia membuat kontrak jangka panjang di bidang perlistrikan, batu bara, pulp

kertas, alumunium, baja, obat-obatan, kayu, air, broadband, dan plastik. Diperhitungkan

terdapat 1.800 produk yang ditangani.

Tahun 1990 Skilling mempekerjakan Andrew Fastow, ahli keuangan, untuk

membantu dalam menjalankan bisnis. Mereka meminta ijin pada komisi sekuritas dan

18

Page 20: penggabungan usaha

perdagangan U.S. untuk menggunakan metode “nilai pasar” atas kontrak. Sehingga, yang

dilaporkan adalah aset berdasarkan nilai pasar. Pada awalnya, Enron mengalami

permasalahan. Untuk memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang

untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman komiditas. Namun, jika

Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan membuat pembeli atau

penjual menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang juga dapat mengakibatkan

penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk mengatasi permasalahan,

Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan keuangan.

Andrew Fastow membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai

“pendapatan”. Fastow dan kantor akuntan Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan

serial “limited partnership” yang disebut “Special Purpose Entities”. Aturan akuntansi

memungkinkan bahwa perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada

laporan keuangan asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol penyelenggaraannya

serta memiliki setidaknya 3 persen nilai special purpose entity.

Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar hutang dengan

saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini diakui sebagai pembelian nilai

lebih kontrak dan dicatat sebagai uang “pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah

hutang. Entitas ini juga mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Fastow juga nama fiktif

seperti “Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor” dan yang lainnya dengan membayarkan

milyar-an dolar sebagai gaji dan pendapatan atas 3 persen kepemilikan entitas. Karena tidak

dilaporkan, maka pemegang saham percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang.

Mereka juga percaya bahwa Enron menghasilkan lagi yang baik serta mengalami

peningkatan tiap tahunnya. Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan kantor akuntan publik

Arthur Anderson bahwa laporan Enron adalah akurat.

Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan

dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang

bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan

akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana

tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru. Kedua; memperoleh pendapatan

untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall Street.

SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2) ekuitas

dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak berhubungan,

(3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPEs, akan

tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron. Hal ini menyebabkan

19

Page 21: penggabungan usaha

harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham SPEs naik, maka saham

Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs turun, maka harga saham Enron ter-

depresiasi (Eiteman, dkk, 2007).

Sheron Wattkins, bekerja di Enron mulai 1993. Pada kasus Enron ini ia sebagai wakil

presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham cukup tinggi sehingga nilai lebih

dapat digunakan untuk menutupi hutang entitas khusus, namun ia tahu bahwa ketika harga

saham turun akan memicu taksolvabelnya entitas dan mengembalikan hutang pada laporan

keuangan Enron. Setelah pertengahan tahun kedua 2001, harga saham Enron menurun dari

nilai tertingginya $80 per saham. Akuntan Enron berusaha menarik kembali hutang dan aset

pada entitas khusus. Sheron Watkins khawatir akan peningkatan risiko. Pada Juli 2001 harga

saham jatuh ke nilai $47 per saham. Skilling secara tiba-tiba mengundurkan diri sebagai

president dan CEO dengan alasan pribadi. Sherron Watikins pada 22 Agustus secara pribadi

menemui Ken Lay dan bagian hukum dan mengirimkan enam halaman surat yang

menjelaskan ketidakberesan terkait entitas khusus dan memperingatkan mereka yang

kemudian ia sebut kecurangan akuntansi “the worst accounting fraud I had ever seen”.

Namun demikian Lay dan pengacaranya hanya diam saja. Ia malah mengumumkan pada

pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron di masa mendatang baik, dan menganjurkan

pada investor untuk terus menanamkan saham di Enron. Ironisnya, Lay dan eksekutif lainnya

menjual secara diam-diam saham mereka. Watkins juga mengontak temannya di Arthur

Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya pada kepala auditor, namun tidak dilakukan

temannya itu. Ketika Watkins berusaha agar perusahaan mengambil tindakan, saham Enron

terus merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumumkan mengambil alih hutang dan aset

entitas khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas laba dan mengurangi nilai ekuitas

pemegang saham dengan $1.2 milyar. Seminggu berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas

mengumumkan akan menginvestigasi entitas tujuan khusus Enron. Hari berikutnya, Fastow

diberhentikan. 8 November 2001 mengumumkan akan melaporkan ulang semua laporan

keuangan sejak tahun 1997. Laporan ulang tersebut diperkirakan menurunkan ekuitas

pemegang saham sebesar $2.1 milyar dan meningkatkan hutang $2.6 juta. November 2001,

harga saham anjlog sampai $1 per lembar, dan perusahaan kolaps atas kebangkrutan. Februari

2002, Sherron Watkins hadir sebelum kongress komite dan membuka pada publik apa yang ia

ketahui seputar praktik akuntansi perusahaan. Ia dilabeli “whistlebower pemberani” oleh

pers. Di sisi lain, personel Arthur Anderson kemudian menghancurkan dokumen yang terkait

dengan entitas khusus Enron. Pada bulan Juni, kantor akuntan ini mendapat masalah dengan

pengadilan terkait dengan penghancuran bukti.

20

Page 22: penggabungan usaha

Karena praktek kotor yang berlangsung selama bertahun-tahun inilah Sherron

Watskin, yang saat itu merupakan eksekutif enron yang tak tahan lagi terlibat dalam

manipulasi itu mulai “berteriak” melaporkan praktek yang tidak terpuji itu. Keberanian

Watskin yang juga pernah bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi jelas

dan terbuka.

Dalam praktek manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah kolusi tingkat

tinggi antara majemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.

Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi

gedung putih dan politisi di Senat Amerika serikat yang pernah menerima kucuran dana

politik perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari pihak Republik maupun partai Demokrat,

pernah menerima data politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggota

juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35

pejabat penting pemerintah George W.Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah

lama merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik,

Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam

penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang curiga

pemerintahan Bush dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis

maupun dalam penyelamatan perusahaan namun pada akhirnya perusahaan ini tetap bangkrut

dan tinggal sejarah. Kontroversi lainnya dalam kasus Enron adalah terbongkarnya juga kisah

pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit

Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen.

Pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab atas kasus Enron:

a. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)

membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan

dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa

di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi

dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.

b. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan outsourcing

secara total atas fungsi internal audit perusahaan.

- Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula

adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.

- Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.

- Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen

21

Page 23: penggabungan usaha

c. Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah

kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan

memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally

accepted accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen

juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari

akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat

pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta

untuk biaya konsultasi.

d. Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa

oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum

atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron.

Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan

aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak

memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.

e. Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi

diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC

tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron

melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar

negara.

f. Pasar ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari

SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara

mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya

mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor

perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi

peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya

melakukan verifikasi firsthand.

g. Pasar hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan

sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s

untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang

perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah,

perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan

kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi

perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau

tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.

22

Page 24: penggabungan usaha

Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen

Kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun

regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain:

1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para

investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang

dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company

Accounting Oversight Board) yang bertugas:

Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik

Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian

mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit

perusahaan publik.

Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan

mengenakan sanksi jika perlu.

Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar

professional di KAP.

Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar

professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan

publik.

2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act

Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non

audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit

yang dilarang :

a) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.

b) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.

c) Jasa appraisal dan valuation.

d) Opini fairness

e) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen

f) Broker, dealer, dan penasihat investasi

Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum melakukan

audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena definisinya

diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi audit

committee.

Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan

jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.

23

Page 25: penggabungan usaha

KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee

yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif

perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan

manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.

KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief

accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP

tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.

3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi

investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu, kini

CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang

mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang

dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi

semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.

4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode

etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut “

para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah

aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat

masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai

dengan hukum yang berlaku”.

5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang

melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya

kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.

6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe

SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-

Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan

ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.

7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),

menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam

pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan

setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).

24