1
POSTER TEMPLATE BY: www.PosterPresentations. com Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2017), Kuta, Bali, INDONESIA, 14 – 15 Desember 2017 Penggalian dan Pengembangan Potensi Pariwisata Alam, Budaya dan Religi di Rote-Ndao NTT A.A.A. Murniasih, Purwadi Soeriadiredja, Aliffiati Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana [email protected] Metode Penelitian Hal-hal yang hendak diketahui dan dipahami dalam penelitian; Potensi alam dan budaya apa saja yang sudah dikembangkan dan akan dikembangkan di Rote- Ndao Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata ? Bagaimana problematika pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata ? Bagaimana strategi pengembangan pariwisata yang tepat bagi daerah tujuan wisata dilakukan ? Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan didukung data kuantitatif. Teknk pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis interpretatif. Kesimpulan Potensi obyek dan daya tarik pariwisata di kabupaten Rote-Ndao sangat beragam dan umumnya memiliki karakteristik destinasi wisata alam. Namun sayang aksesibilitas kurang maksimal dikarenakan masih minimnya sarana dan infrastruktur transportasi laut, darat dan udara yang mendukung hal tersebut. Karenanya diperlukan suatu upaya pemerintah dalam bentuk strategi dan kebijakan di bidang transportasi bagi optimalisasi pengembangan kawasan wisata. Strategi pengembangan pariwisata di Rote-Ndao menekankan pada pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, melalui pembentukan desa-desa wisata. Hal itu didasarkan pada potensi alam yang dimiliki dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saran : 1. Pemerintah daerah agar membentuk suatu kebijakan sebagai payung hukum dalam pengembangan pariwisata, 2. Meningkatan kerjasama dengan institusi terkait serta stakeholder pariwisata untuk menunjang kelancaran pariwisata, 3. Mengadakan pelatihan pengembangan sumber daya manusia agar dapat mengelola potensi pariwisata secara optimal. Daftar Pustaka Anonim, 2017 Kabupaten Rote Ndao Dalam Angka, Rote Ndao : BPS Kabupaten Rote Ndao Arida, Nyoman Sukma 2009 Meretas Jalan Ekowisata Bali, Denpasar :Udayana University Press. Coccossis, H. 1996 Tourism and Sustainability: Perspectives and Implications, in Priestley, G. et al., Sustainable Tourism? European Experiences, UK : Cab. International. Cole, Stroma 2006 Tradition and Tourism: Dilemmas in Sustainable Tourism Development, A Case Study from The Ngada Region of Flores, Indonesia, dalam Pariwisata Budaya : Masalah dan Solusinya, Yoeti, dkk., Jakarta: PT Pradnya Paramita. Fox, James J. 1996 Panen Lontar, Perubahan Ekologi Dalam Kehidupan Masyarkat Pulau Rote dan Sawu, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Gyanto 1958 Pulau Roti Pagar Selatan Indonesia: Djakarta NV. Ganaco. Kuncoro, Mudrajad 2004 Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah,Jakarta: Erlangga. Spillane, James J. 1987 Pariwisata Indonesia, Yogyakarta: Kanisius. Sukaatmadja, I Putu Gde 2016 Membangun Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal dalam Menghadapi Tantangan Global, Bali Update 2016, Prosiding Seminar Nasional, Denpasar : Pusat Kajian Bali UNUD. Suwantoro, Gamal 2004 Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta: ANDI Yoeti, H.Oka A. dkk. 2006 Pariwisata Budaya : Masalah dan Solusinya, Jakarta: PT Pradnya Paramita. Ucapan Terima Kasih Kepada Rektor UNUD, Dekan FIB UNUD, DIPA PNBP UNUD TA-2017 (Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian No: 673/UN14.4.A/LT/2017, tg. 12 Juli 2017), Bapak Bupati Kabupaten Rote-Ndao, NTT, Pemda Kabupaten Rote-Ndao, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rote-Ndao, para Manek dan warga masyarakat Rote-Ndao. Pendahuluan Kepariwisataan merupakan salah satu andalan dalam perolehan devisa bagi pembangunan negara. Karenanya, pembangunan pariwisata harus mampu menciptakan inovasi baru untuk meningkatkan daya saing secara berkelanjutan dengan memberdayakan seluruh potensi yang ada. Walaupun demiikian, pengembangan kepariwisataan harus menghargai nilai-nilai budaya lokal yang berkembang dalam masyarakat dan secara aktif mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi pariwisata dan sedang mengembangkan kepariwisataannya adalah Kabupaten Rote-Ndao. Hasil dan Pembahasan Temuan penelitian mengungkapkan bahwa Kabupaten Rote-Ndao, Nusa Tenggara Timur yang dijuluki “Mutiara Selatan” mempunyai kondisi alam yang sangat indah. Sebagian besar wilayah kabupaten Rote-Ndao terdiri dari bukit- bukit kapur atau bukit karang dan dataran rendah yang merupakan padang sabana. Tumbuhan yang banyak menghiasi wilayah kabupaten ini adalah pohon lontar sehingga dijuluki ”pulau seribu lontar”. James Fox (1979) melukiskan masyarakat Rote sebagai masyarakat ”budaya lontar”, karena pohon lontar mewarnai hampir semua aktivitas kehidupan masyarakat Rote. Potensi obyek dan daya tarik pariwisata di kabupaten Rote-Ndao sangat beragam dan tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Rote-Ndao. Destinasi pariwisata di Rote-Ndao pada umumnya memiliki karakteristik destinasi wisata alam berupa hamparan pantai dan laut, danau, perbukitan. Wisata pantai menjadi andalan bagi kabupaten Rote-Ndao. Dari semua pantai yang ada di Rote, Pantai Nemberala dan Pantai Mulut Seribu adalah pantai yang paling diminati wisatawan asing, sehingga menjadi prioritas dalam pengembangan pariwisata di Rote-Ndao. Pantai Mulut Seribu terdapat di Kecamatan Rote Timur memiliki keunggulan taman laut dan budi daya mutiara. Pantai Nemberala secara geografis sangat mirip dengan Pantai Kuta di Bali. Pantai dengan hamparan pasir putih, air laut yang jernih serta dapat melihat bayang-bayang hitam. Pantai Nemberala juga memiliki gulungan ombak yang sangat cocok untuk peselancar (surfing). Setiap bulan September selalu digelar festival selancar tingkat nasional dan internasional dalam rangka peningkatan promosi pariwisata. Pantai Nemberala bagi para peselancar merupakan surga dan menjadi no. 2 di dunia setelah pantai di Hawai. Walaupun demikian wisata budaya pun tak kalah pentingnya. Masyarakat setempat turut berpartisipasi khususnya dalam pelaksanaan upacara adat, mengembangkan seni budaya, misalnya seni tari, seni musik, kerajinan tenun, anyaman, dsb. Potensi wisata yang ada di Rote ini ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata, yaitu hotel atau penginapan dan transportasi umum yang masih perlu ditingkatkan.

Penggalian dan Pengembangan Potensi Pariwisata Alam

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggalian dan Pengembangan Potensi Pariwisata Alam

POSTER TEMPLATE BY:

www.PosterPresentations.com

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2017), Kuta, Bali, INDONESIA, 14 – 15 Desember 2017

Penggalian dan Pengembangan Potensi Pariwisata Alam, Budaya dan Religi di Rote-Ndao NTT

A.A.A. Murniasih, Purwadi Soeriadiredja, AliffiatiProgram Studi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

[email protected]

Metode PenelitianHal-hal yang hendak diketahui dan dipahami dalam penelitian; Potensi alam dan budaya apa saja yang sudah dikembangkan dan akan dikembangkan di Rote-Ndao Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata ? Bagaimana problematika pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata ? Bagaimana strategi pengembangan pariwisata yang tepat bagi daerah tujuan wisata dilakukan ?Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan didukung data kuantitatif. Teknkpengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Analisis datadilakukan dengan analisis interpretatif.

KesimpulanPotensi obyek dan daya tarik pariwisata di kabupaten Rote-Ndao sangat beragam danumumnya memiliki karakteristik destinasi wisata alam. Namun sayang aksesibilitas kurangmaksimal dikarenakan masih minimnya sarana dan infrastruktur transportasi laut, daratdan udara yang mendukung hal tersebut. Karenanya diperlukan suatu upaya pemerintahdalam bentuk strategi dan kebijakan di bidang transportasi bagi optimalisasipengembangan kawasan wisata. Strategi pengembangan pariwisata di Rote-Ndaomenekankan pada pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, melalui pembentukandesa-desa wisata. Hal itu didasarkan pada potensi alam yang dimiliki dan upaya untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat.Saran : 1. Pemerintah daerah agar membentuk suatu kebijakan sebagai payung hukumdalam pengembangan pariwisata, 2. Meningkatan kerjasama dengan institusi terkait sertastakeholder pariwisata untuk menunjang kelancaran pariwisata, 3. Mengadakan pelatihanpengembangan sumber daya manusia agar dapat mengelola potensi pariwisata secaraoptimal.

Daftar PustakaAnonim,2017 Kabupaten Rote Ndao Dalam Angka, Rote Ndao : BPS Kabupaten Rote NdaoArida, Nyoman Sukma2009 Meretas Jalan Ekowisata Bali, Denpasar :Udayana University Press.Coccossis, H.1996 Tourism and Sustainability: Perspectives and Implications, in Priestley, G. et al.,

Sustainable Tourism? European Experiences, UK : Cab. International.Cole, Stroma2006 Tradition and Tourism: Dilemmas in Sustainable Tourism Development, A Case Study

from The Ngada Region of Flores, Indonesia, dalam Pariwisata Budaya : Masalah danSolusinya, Yoeti, dkk., Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Fox, James J.1996 Panen Lontar, Perubahan Ekologi Dalam Kehidupan Masyarkat Pulau Rote dan

Sawu, Jakarta : Pustaka Sinar HarapanGyanto1958 Pulau Roti Pagar Selatan Indonesia: Djakarta NV. Ganaco.Kuncoro, Mudrajad2004 Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah,Jakarta: Erlangga.Spillane, James J.1987 Pariwisata Indonesia, Yogyakarta: Kanisius.Sukaatmadja, I Putu Gde2016 Membangun Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal dalam Menghadapi

Tantangan Global, Bali Update 2016, Prosiding Seminar Nasional, Denpasar : Pusat Kajian Bali UNUD.

Suwantoro, Gamal2004 Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta: ANDIYoeti, H.Oka A. dkk.2006 Pariwisata Budaya : Masalah dan Solusinya, Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Ucapan Terima KasihKepada Rektor UNUD, Dekan FIB UNUD, DIPA PNBP UNUD TA-2017 (Surat PerjanjianPenugasan Pelaksanaan Penelitian No: 673/UN14.4.A/LT/2017, tg. 12 Juli 2017), BapakBupati Kabupaten Rote-Ndao, NTT, Pemda Kabupaten Rote-Ndao, Dinas Kebudayaan danPariwisata Kabupaten Rote-Ndao, para Manek dan warga masyarakat Rote-Ndao.

PendahuluanKepariwisataan merupakan salah satu andalan dalam perolehan devisa bagi pembangunannegara. Karenanya, pembangunan pariwisata harus mampu menciptakan inovasi baru untukmeningkatkan daya saing secara berkelanjutan dengan memberdayakan seluruh potensi yangada. Walaupun demiikian, pengembangan kepariwisataan harus menghargai nilai-nilai budayalokal yang berkembang dalam masyarakat dan secara aktif mampu memberikan kesejahteraanbagi masyarakat setempat.Salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi pariwisata dan sedangmengembangkan kepariwisataannya adalah Kabupaten Rote-Ndao.

Hasil dan PembahasanTemuan penelitian mengungkapkanbahwa Kabupaten Rote-Ndao, NusaTenggara Timur yang dijuluki “MutiaraSelatan” mempunyai kondisi alam yangsangat indah. Sebagian besar wilayahkabupaten Rote-Ndao terdiri dari bukit-bukit kapur atau bukit karang dandataran rendah yang merupakan padangsabana.Tumbuhan yang banyak menghiasi wilayah kabupaten ini adalah pohon lontar sehingga dijuluki”pulau seribu lontar”. James Fox (1979) melukiskan masyarakat Rote sebagai masyarakat”budaya lontar”, karena pohon lontar mewarnai hampir semua aktivitas kehidupan masyarakatRote. Potensi obyek dan daya tarik pariwisata di kabupaten Rote-Ndao sangat beragam dantersebar di seluruh wilayah kecamatan di Rote-Ndao. Destinasi pariwisata di Rote-Ndao padaumumnya memiliki karakteristik destinasi wisata alam berupa hamparan pantai dan laut, danau,perbukitan.Wisata pantai menjadi andalan bagi kabupaten Rote-Ndao. Dari semua pantai yang ada di Rote, PantaiNemberala dan Pantai Mulut Seribu adalah pantai yang paling diminati wisatawan asing, sehinggamenjadi prioritas dalam pengembangan pariwisata di Rote-Ndao. Pantai Mulut Seribu terdapat diKecamatan Rote Timur memiliki keunggulan taman laut dan budi daya mutiara. Pantai Nemberala secarageografis sangat mirip dengan Pantai Kuta di Bali. Pantai dengan hamparan pasir putih, air laut yangjernih serta dapat melihat bayang-bayang hitam. Pantai Nemberala juga memiliki gulungan ombak yangsangat cocok untuk peselancar (surfing). Setiap bulan September selalu digelar festival selancar tingkatnasional dan internasional dalam rangka peningkatan promosi pariwisata. Pantai Nemberala bagi parapeselancar merupakan surga dan menjadi no. 2 di dunia setelah pantai di Hawai.

Walaupun demikian wisata budayapun tak kalah pentingnya.Masyarakat setempat turutberpartisipasi khususnya dalampelaksanaan upacara adat,mengembangkan seni budaya,misalnya seni tari, seni musik,kerajinan tenun, anyaman, dsb.Potensi wisata yang ada di Rote iniditunjang dengan ketersediaansarana dan prasarana pariwisata,yaitu hotel atau penginapan dantransportasi umum yang masihperlu ditingkatkan.