102
PENGGUNAAN ALAT PERAGA ‘BARU BAKU’ PADA PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS IV SD DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh: Laurensia Lintang Setyamurti 161414067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

PENGGUNAAN ALAT PERAGA ‘BARU BAKU’ PADA

PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG BAGI SISWA

TUNARUNGU KELAS IV SD DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Laurensia Lintang Setyamurti

161414067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

vi

ABSTRAK

Laurensia Lintang Setyamurti. 2020. Penggunaan Alat Peraga ‘Baru Baku’

pada Pembelajaran Materi Bangun Ruang bagi Siswa Tunarungu Kelas IV SD

Di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Skripsi. Program Studi: Pendidikan

Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui proses pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga ‘baru baku’ pada pembelajaran materi bangun

ruang bagi siswa tunarungu kelas IV SD di SLB Wiyata Dharma (2) mengetahui

hasil belajar siswa tunarungu dalam pembelajaran matematika yang menggunakan

alat peraga ‘baru baku’ pada pembelajaran materi bangun ruang.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif, peneliti

mendeskripsikan kejadian dengan cara mengumpulkan data kualitatif. Sedangkan

data hasil belajar siswa yang berupa angka dideskripsikan secara kuantitatif.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) peneliti

melakukan wawancara dengan orang tua untuk mengetahui proses pembelajaran

jarak jauh berlangsung (2) peneliti memberikan soal tes hasil belajar siswa. Subyek

penelitian adalah 2 orang siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman tahun

ajaran 2019/2020. Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan alat peraga

‘baru baku’.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses pembelajaran dilakukan

secara daring. Selama proses pembelajaran siswa terlibat aktif dan pembelajaran

dilakukan sepenuhnya dengan bimbingan orang tua. Dalam proses pembelajaran,

siswa menonton video pengajaran, kemudian siswa membuat alat peraga dan

mengamatinya, lalu mengerjakan soal hasil belajar. (2) hasil belajar siswa

menunjukkan hasil yang memuaskan di mana kedua siswa mendapatkan skor 100.

Siswa cepat memahami mengenai materi bangun ruang balok dan kubus dan

terbantu dengan adanya alat peraga dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.

Kata kunci : Alat Peraga, ‘baru baku’, Bangun Ruang Balok dan Kubus,

Siswa Tunarungu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

vii

ABSTRACT

Laurensia Lintang Setyamurti. 2020. The Use of Baru Baku as the Teaching Aid

in Learning Solid Materials for Deaf, 6th Grade Students Elementary School in

SLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Thesis. Study Program. Mathematics Education,

Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and

Education, Sanata Dharma University.

The aims of this research were (1) to find out the learning process by using

“Baru Baku” teaching aid in learning solid materials for deaf, 6th Grade students

elementary school in SLB Wiyata Dharma (2) to find out the learning results of deaf

students in learning mathematics by using “Baru Baku” teaching aid in learning

solid materials.

The research was a descriptive qualitative and quantitative, the researcher

described the phenomena by collecting the quantitative data. Meanwhile, the data

of learning results of the students which were in forms of numbers were described

quantitatively. The data collecting was done by (1) the researcher interviewed the

parents to find out how the distance learning process was done, (2) the researcher

gave learning outcomes questions. The subjects of this research were 2 6th Grade

Students Elementary School in SLB Wiyata Dharma 1 Sleman academic year

2019/2020. The researcher conducted a research by using “Baru Baku” Teaching

Aid.

The research results showed that (1) the learning process was done online.

During the learning process, the students were actively involved and the learning

was fully done with parental guidance. In the learning process, the students

watched tutorial video, and then the students made teaching aids and observed

them, then worked on the learning outcomes questions. (2) the students’ learning

results were satisfying since both students got scores of 100. The students

understood materials about cuboid and cube quickly, and they were helped by the

teaching aid in working on the questions given.

Keywords: Teaching Aid, “Baru Baku”, Cuboid and Cube Geometry, Deaf

Students.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan

penyertaan-Nya dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penggunaan Alat Peraga ‘Baru Baku’ Pada Pembelajaran Materi Bangun

Ruang Bagi Siswa Tunarungu Kelas IV SD Di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman” ini

dengan baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat dukungan,

bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S. Pd. selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Beni Utomo, M. Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

4. Bapak Dewa Putu Wiadnyana Putra, S. Pd., M. Sc. selaku dosen

pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran juga

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staff sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam.

6. Ibu Ispurwani, M. Pd. selaku Kepala Sekolah SLB B Wiyata Dharma 1

Sleman yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian.

7. Ibu Defitasari, S. Pd. selaku guru kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman

yang dengan sabar dan tulus membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

ix

8. Siswa SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman kelas IV beserta orang tua siswa,

terima kasih atas kerja samanya dalam membantu pelaksanaan penelitian.

9. Bapak, Ibu, Gabriel, dan Simbah, atas kasih sayang, doa, serta dukungannya

selama proses belajar dan penyusunan skripsi ini.

10. Feli, Ika, Ose, Ebet, Golda, Uye, Gandhang, Sisca, Wulan, Delita, Nila, atas

dukungan dan semangat yang kalian berikan selama proses belajar dan

selama penyusunan skripsi ini dan juga Mas Agung untuk segala

perhatiannya.

11. Teman-teman seperbimbingan, Monic, Nanda, Angel, dan Yanuar, atas

semangat yang kalian berikan.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan bantuan, bimbingan, kritik, dan saran dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga berguna

dalam perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat

bagi banyak pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, 30 Juli 2020

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...... Kesalahan! Bookmark tidak

ditentukan.

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

F. Batasan Istilah .......................................................................................... 7

G. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

BAB II .................................................................................................................... 9

A. Pembelajaran Matematika ...................................................................... 9

B. Hasil Belajar ........................................................................................... 10

C. Alat Peraga ‘Baru Baku’ ....................................................................... 14

D. Materi Bangun Ruang Balok dan Kubus ............................................ 18

E. Tunarungu .............................................................................................. 22

F. Klasifikasi Anak Tunarungu ................................................................ 23

G. Karakteristik Anak Tunarungu ........................................................... 25

H. Metode Komunikasi Anak Tunarungu ................................................ 31

I. Strategi dan Pembelajaran Anak Tunarungu ..................................... 33

J. Penilaian yang Cocok bagi Anak Tunarungu ..................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

xi

K. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 36

L. Kerangka Berpikir ................................................................................. 37

BAB III ................................................................................................................. 39

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 39

B. Subjek Penelitian ................................................................................... 39

C. Objek Penelitian ..................................................................................... 40

D. Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................. 40

E. Jenis Data ................................................................................................ 40

F. Instrumen Pembelajaran Dan Instrumen Penelitian ......................... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 41

H. Teknik Analisis Data.............................................................................. 42

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 43

BAB IV ................................................................................................................. 46

A. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian............................................. 46

B. Penyajian Data Hasil Belajar dan Wawancara................................... 53

C. Proses Pembelajaran Jarak Jauh dengan Alat Peraga ‘‘baru baku’’

58

D. Hasil Belajar Siswa ................................................................................ 63

E. Hambatan-Hambatan yang Terjadi ..................................................... 66

BAB V ................................................................................................................... 67

A. Kesimpulan ............................................................................................. 67

B. Saran ....................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil Belajar Siswa A1 ..................................................................... 53

Tabel 4. 2 Data Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa A1 ................... 56

Tabel 4. 3 Data Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa A2 ................... 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alat Peraga Jaring-Jaring Balok ................................................ 17

Gambar 2. 2 Alat Peraga Jaring-Jaring Kubus ............................................... 17

Gambar 2. 3 Kerangka Balok ............................................................................ 21

Gambar 2. 4 Kerangka Kubus ........................................................................... 21

Gambar 2. 5 Kerangka Berpikir ....................................................................... 38

Gambar 4. 1 Siswa membuat alat peraga ......................................................... 52

Gambar 4. 2 Hasil Alat Peraga .......................................................................... 53

Gambar 4. 3 Soal Nomor 5.e .............................................................................. 64

Gambar 4. 4 Jawaban Siswa Nomor 5.e ........................................................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran matematika adalah tentang konsep dan struktur

matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari

hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya. Pelajaran

matematika membuat siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir

dirinya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan sederhana maupun

komplek dalam kehidupannya. Matematika merupakan ilmu tentang logika

mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan

satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam

tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Dari definisi tersebut maka

dapat dikatakan bahwa matematika memuat ilmu dasar dalam kehidupan

manusia sehari-harinya dengan kata lain, matematika penting untuk

dipelajari baik melalui pelajaran ataupun dari permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

Perlu diketahui bahwa tidak semua masyarakat dapat mempelajari

matematika dengan mudah. Ada beberapa orang yang merasa kesulitan

dalam mempelajari matematika, bukan karena keterbatasan dalam hal

memahami materi tetapi juga keterbatasan fisik atau keterbatasan yang

lainnya dalam arti luas yang menyebabkan seseorang kesulitan dalam mem-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

2

pelajari matematika. Seseorang dengan keadaan tersebut biasanya

membutuhkan pelayanan yang spesifik terutama dalam dunia pendidikan.

Salah satu keterbatasan fisik adalah keterbatasan mendengar. Anak yang

memiliki keterbatasan tersebut biasa disebut dengan anak tunarungu. Anak

tunarungu memiliki kemampuan verbal lebih rendah dibandingkan dengan

anak mendengar sehingga anak tunarungu kesulitan dalam memahami kata-

kata abstrak. Dalam matematika, banyak sekali rumus dan simbol yang

penjelasannya atau artinya menggunakan kata-kata abstrak yang pasti sulit

dipahami oleh anak tunarungu.

Penulis telah melakukan observasi di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman

pada kelas IV pada bulan Oktober 2019. Di dalam satu kelas terdapat 5

siswa di mana kelimanya memiliki keterbatasan dalam hal mendengar.

Tidak hanya mendengar, ada pula siswa yang memiliki keterbatasan pada

hal berbicara dan mental akan tetapi penulis hanya akan fokus pada

keterbatasan mendengar. Berdasarkan observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa pembelajaran matematika pada

jenjang SDLB kelas IV menggunakan tematik sehingga pemilihan tema

yang akan dipelajari pada setiap harinya dipilih oleh guru berdasarkan

kebutuhan siswa. Dengan begitu, ketika observasi dilakukan, penulis

meminta kepada guru untuk memberikan materi mengenai bangun ruang

yang akan dijadikan objek penelitian oleh penulis. Penulis memilih materi

bangun ruang karena penulis melihat ada masalah pada observasi

sebelumnya bahwa siswa kesulitan untuk menggambar. Guru memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

3

materi mengenai bangun ruang yaitu kubus dan balok. Ketika observasi

dilakukan, guru baru memperkenalkan nama dan gambar dari bangun ruang

kubus dan balok.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru, setelah materi bangun

ruang diberikan, penulis melihat ada beberapa kesulitan yang dialami siswa

dalam mempelajari bangun ruang. Kesulitan yang pertama, keterbatasan

mendengar juga menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa dalam mengenal

nama dari suatu bangun ruang dikarenakan pengenalan huruf alphabet yang

masih belum lancar. Selama ini siswa mempelajari kata-kata dengan

menggunakan bahasa isyarat sehingga kebanyakan hanya kata-kata yang

sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang diketahui oleh siswa.

Siswa pun juga belum bisa untuk berbicara dengan cukup jelas karena

mereka hanya mengikuti bentuk mulut guru atau orang lain dalam berbicara

atau biasa disebut dengan bahasa oral. Kesulitan kedua adalah siswa sering

lupa terhadap materi-materi yang sebelumnya sudah diajarkan, sehingga

butuh beberapa pertemuan bagi siswa untuk memahami satu materi dalam

pelajaran matematika. Kesulitan ketiga adalah dalam menggambar.

Beberapa siswa masih kesulitan dalam membuat garis lurus meskipun sudah

menggunakan penggaris. Hal ini disebabkan karena keterbatasan guru

dalam menjelaskan bagaimana bentuk bangun ruang ketika menggunakan

bahasa isyarat maupun bahasa oral.

Selama pembelajaran dilakukan, guru tidak menggunakan media

pembelajaran atau alat peraga yang dapat mempermudah siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

4

mempelajari materi yang diberikan guru. Tanpa menggunakan media

pembelajaran, anak beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang

sulit untuk dipelajari dan dipahami. Di SLDB Wiyata Dharma 1 Sleman,

karena keterbatasan alat peraga yang dimiliki, guru hampir tidak pernah

menggunakan alat peraga dalam mempelajari matematika padahal jika

menggunakan alat peraga, siswa akan lebih bisa tertarik untuk belajar dan

mendengarkan penjelasan dari guru, tidak hanya sekedar mencontoh apa

yang dilakukan atau dituliskan oleh guru.

Dengan melihat beberapa kondisi yang terjadi, berdasarkan hasil

observasi dan wawancara dengan guru di sekolah, peneliti memiliki ide

untuk melakukan pembelajaran matematika di SDLB Wiyata Dharma 1

Sleman dengan menggunakan alat peraga berupa bangun ruang balok dan

kubus atau disebut ‘baru baku’. ‘Baru baku’ merupakan alat peraga untuk

menunjukkan bentuk abstrak dari bangun ruang balok dan kubus yang

berupa jarring-jaring balok dan kubus. Anak tunarungu memiliki

keterbatasan mendengar sehingga dalam kegiatan sehari-harinya mereka

bergantung pada apa yang mereka lihat atau belajar secara visual. Dengan

adanya alat peraga ini, anak tunarungu dapat melihat secara nyata

bagaimana bentuk bangun ruang kubus dan balok. Anak tunarungu akan

lebih memahami bagaimana balok dan kubus terbentuk dan mereka akan

lebih memahami bentuk nyata dari balok dan kubus di dalam kehidupan

sehari-harinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

5

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melihat bagaimana

penggunaan alat peraga ‘baru baku’ dalam pembelajaran karena penulis

ingin mengetahui bagaimana pembelajaran bagi siswa tunarungu dengan

menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis

mengambil judul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA ‘BARU BAKU’

PADA PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG BAGI SISWA

TUNARUNGU KELAS IV SD DI SLB WIYATA DHARMA 1

SLEMAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang teridentifikasi

dalam penelitian sebagai berikut:

1. Siswa kesulitan menangkap penjelasan dari guru karena keterbatasan

kosakata yang menyebabkan siswa kurang bisa memahami penjelasan

dari guru mengenai istilah abstrak dalam matematika terutama bangun

ruang.

2. Pemanfaatan alat peraga tidak maksimal sehingga menyebabkan siswa

terlambat dalam berpikir karena siswa hanya sekedar mengikuti contoh

yang diajarkan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

6

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, pembatasan

masalah yang akan diteliti antara lain :

1. Pokok bahasan yang akan diteliti adalah materi bangun ruang kubus dan

balok.

2. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah 2 siswa kelas IV SDLB

Wiyata Dharma 1 Sleman semester genap tahun ajaran 2019/2020.

3. Penelitian ini hanya membahas tentang penggunaan alat peraga oleh

siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman semester genap tahun

ajaran 2019/2020 khususnya pada materi bangun ruang kubus dan

balok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah-masalah yang akan

dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ‘baru

baku’ pada pembelajaran materi bangun ruang bagi siswa tunarungu

kelas IV SD di SLB Wiyata Dharma?

2. Bagaimana hasil belajar siswa tunarungu dalam pembelajaran

matematika yang menggunakan alat peraga ‘baru baku’ pada

pembelajaran materi bangun ruang?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

‘baru baku’ pada pembelajaran materi bangun ruang bagi siswa

tunarungu kelas IV SD di SLB Wiyata Dharma.

2. Mengetahui hasil belajar siswa tunarungu dalam pembelajaran

matematika yang menggunakan alat peraga ‘baru baku’ pada

pembelajaran materi bangun ruang.

F. Batasan Istilah

1. Alat Peraga Matematika

Menurut Wijaya & Rusyan (1994) yang dimaksud alat peraga

pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang

belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak

menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.

2. Alat Peraga ‘‘baru baku’’

‘Baru baku’ merupakan alat peraga untuk menunjukkan bentuk abstrak

dari bangun ruang balok dan kubus yang berupa jarring-jaring balok dan

kubus.

3. Hasil belajar

Menurut W. Winkel dalam buku Psikologi Pengajaran (1989: 82),

definisi hasil belajar adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni

prestasi belajar siswa di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk angka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

8

4. Tunarungu

Tunarungu berasal dari kata “tuna” yang berarti rusak, cacat dan

“rungu” yang berarti pendengaran. Secara sederhana, tunarungu adalah

keadaan di mana sesorang mengalami kerusakan atau cacat pada

pendengaran yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar

karena sulitnya memahami kosakata yang asing dalam kehidupan

sehari-harinya.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

Untuk menambah kepustakaan dan sebagai pandangan baru dalam

penelitian sejenis.

2. Bagi Guru

Menambah wawasan bagi guru dalam menggunakan alat peraga dalam

pembelajaran matematika terutama bagi guru dalam menyampaikan

materi kepada anak tunarungu.

3. Bagi Peneliti

Sebagai calon pendidik, peneliti dapat memiliki wawasan yang lebih

luas mengenai dunia pendidikan yang dapat diterapkan ketika menjadi

guru di sekolah luar biasa kelak.

4. Bagi Siswa

Menambah wawasan bagi siswa khususnya siswa tunarungu mengenai

alat peraga bangun ruang balok dan kubus sehingga terbantu dalam

belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

Menurut Bruner dalam Herman Hudoyo (1988), pembelajaran

matematika adalah tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat

dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan

struktur matematika di dalamnya. Pembelajaran matematika dalam NCTM

Standar (1989) harus memiliki arah sebagai berikut :

1. Menggunakan koneksi matematika antar ide matematik.

2. Memahami keterkaitan materi yang satu dengan yang lain sehingga

terbangun pemahaman yang menyeluruh.

3. Memperhatikan serta menggunakan matematika dalam konteks di luar

matematika yaitu dalam kehidupan sehari-hari.

Berkaitan dengan terarahnya pembelajaran matematika, guru memiliki

peran dalam mewujudkannya, yaitu dengan menyampaikan ide-ide atau

konsep dan struktur matematika kepada siswa dan membantu siswa untuk

memahami konsep matematika yang ada.

Pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus semestinya berdasarkan

kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang berdasarkan kebutuhan

guru agar dapat mencapai sasaran berupa pencapaian pengetahuan,

keterampilan, sikap dan psikomotor tertentu dari setiap peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

10

B. Hasil Belajar

Menurut W. Winkel dalam buku Psikologi Pengajaran (2014), definisi

hasil belajar adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi

belajar siswa di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk angka.

Menurut Bloom dalam Supriono (2013), definisi hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah

knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), analysis (menguraikan, menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru), evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving

(sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),

organitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain

psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor

juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan

intelektual

Benjamin S. Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) menyebutkan

6 jenis perilaku ranah kognitif sebagai berikut:

• Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan

dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau

metode.

• Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna

tentang hal yang dipelajari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

11

• Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru misalnya

menggunakan prinsip.

• Analisis mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik, misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah

kecil.

• Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru,

misalnya kemampuan menyusun suatu program.

• Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan

menilai hasil ulangan.

Menurut IDEA atau Individuelswith Disabilities Education Act

Amandements yang dibuat pada tahun 1997 dan ditinjau kembali pada tahun

2004, secara umum anak dengan kesulitan belajar khusus adalah anak-anak

yang mengalami hambatan/penyimpangan pada satu atau lebih proses-

proses psikologis dasar yang mencakup pengertian atau penggunaan Bahasa

baik lisan maupun tulisan. Hambatannya dapat berupa ketidakmampuan

mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau

berhitung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

12

Anak dengan kesulitan belajar khusus memiliki beberapa hambatan, di

antaranya:

1. Keterampilan dasar. Anak dengan kesulitan belajar biasanya

memiliki gangguan dalam proses mempelajari warna atau huruf,

tidak memiliki pemahaman yang kuat hubungan antara huruf dengan

suara, buruk pada tugas yang berhubungan dengan bunyi, memiliki

masalah dalam mengingat fakta dasar matematika.

2. Membaca. Anak-anak ini memiliki kekurangan dalam jumlah

perbendaharaan kata dibandingkan anak seusianya, membaca

dengan suara keras kurang lancar atau terbata-bata, memiliki

masalah yang berkelanjutan atau terus-menerus untuk

mendeskripsikan sesuatu.

3. Menulis. Dalam hal menulis, anak-anak ini membuat pembalikan

huruf dan diulang-ulang (setelah 9 tahun), sering melakukan

kesalahan dalam ejaan termasuk penghilangan konsonan, kesalahan

urutan suku kata, menulis lambat atau dengan susah payah, membuat

pembalikan nomor.

4. Bahasa lisan. Anak-anak ini memiliki kesulitan menemukan kata

yang tepat, mengingat urutan verbal, memiliki kosakata yang

terbatas.

5. Perilaku. Anak-anak ini tidak suka membaca atau menghindarinya,

memiliki masalah perilaku waktu selama atau sebelum kegiatan

membaca dengan membaca signifikan, menolak untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

13

pekerjaan rumah yang membutuhkan bacaan, tampaknya hanya

melihat gambar-gambar di buku cerita dan mengabaikan teks.

Anak berkesulitan belajar yang tergolong pra-akademik meliputi:

1. Gangguan motorik dan persepsi, yang mencakup gangguan motorik

kasar, penghayatan tubuh, dan motorik halus.

2. Gangguan persepsi meliputi persepsi penglihatan atau persepsi

visual, persepsi pendengaran atau persepsi auditoris, persepsi heptik

(raba dan gerak atau taktil dan kinestik), dan intelegensi sistem

persepsi. Jenis gangguan ini perlu penanganan secara sistematis

karena pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif yang besar

yang bermuara pada terhambatnya prestasi akademik yang dicapai

anak.

3. Dispraksia atau sering disebut istilah clumsy merupakan keadaan

akibat adanya gangguan dalam intelegensi auditori-motor. Anak

tidak mampu melaksanakan gerakan bagian dari tubuh dengan benar

walaupun tidak ada kelumpuhan anggota tubuh. Manifestasi

dispraksia dapat berbentuk disfasia verbal dan non verbal. Ada

beberapa jenis dispraksia, yaitu:

a. Dispraksia ideomotoris, yang ditandai oleh kurangnya

kemampuan dalam melakukan gerakan praktis sederhana,

seperti menggunting, menggosok gigi, atau menggunakan

sendok makan. Gerakannya terkesan canggung dan kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

14

luwes. Dispraksia ini merupakan kendala bagi perkembangan

bicara.

b. Dispraksia ideosional, yang ditandai oleh adanya kemampuan

anak melakukan gerakan kompleks tetapi tidak mampu

menyelesaikan secara keseluruhan, terutama untuk kondisi

lingkungan yang tidak tenang. Kesulitannya terletak pada urutan

gerak, anak sering bingung mengalami suatu aktivitas, seperti

mengikuti irama musik.

c. Dispraksia konstruksional, yang ditandai oleh kondisi anak yang

mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan-gerakan

kompleks yang berkaitan dengan bentuk, seperti menyusun

balok dan menggambar. Kondisi seperti ini akan mempengaruhi

kemampuan anak dalam menulis.

d. Dispraksia oral, yang diidentikkan dengan kesulitan anak yang

mengalami gangguan perkembangan bahasa yang disebabkan

oleh adanya gangguan dalam konsep gerakan motorik di dalam

mulut. Anak tampak kurang mampu menirukan gerakan seperti

menjulurkan dan menggerakkan lidah, menggembungkan pipi.

C. Alat Peraga ‘Baru Baku’

Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan dan

dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari

materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta minat siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

15

yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar mengajar. Menurut Wijaya

& Rusyan (1994) yang dimaksud alat peraga pendidikan adalah media

pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan

motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-

tujuan belajar.

Tujuan dari adanya alat peraga adalah sebagai berikut:

1. Supaya proses pendidikan lebih efektif dan dapat meningkatkan

semangat belajar para siswa.

2. Alat peraga pendidikan dapat memungkinkan lebih sesuai dengan

perorangan, di mana siswa belajar dengan banyak sekali

kemungkinan, sehingga belajar dapat berlangsung sangat

menyenangkan bagi masing-masing individu.

3. Supaya belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan

diluar kelas, alat peraga dapat memungkinkan mengajar lebih

sistematis dan juga teratur.

Alat peraga dalam penelitian ini adalah alat peraga ‘baru baku’ yaitu

alat peraga bangun ruang balok dan kubus. Alat peraga ini membantu

siswa untuk memahami bentuk abstrak menjadi konkrit. Siswa dapat

melihat secara nyata bentuk balok dan kubus, terutama bagi anak

tunarungu yang memiliki keterbatasan dalam mendengar. Anak

tunarungu memiliki keterbatasan dalam mendengar sehingga jika guru

menjelaskan konsep balok dan kubus secara lisan, siswa akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

16

mengalami kesulitan dalam memahami karena keterbatasan bahasa dan

kosakata.

1. Spesifikasi Alat Peraga

Alat peraga ini berupa jaring-jaring balok dan kubus yang nantinya

disusun sendiri oleh siswa untuk mengetahui bagaimana proses

bangun ruang balok dan kubus terbentuk.

Unsur-unsur yang terdapat dalam alat peraga bangun ruang adalah :

a. Sisi

Sisi adalah bidang yang membentuk suatu bangun ruang. Bidang

tersebut bisa berupa bidang datar ataupun bidang lengkung

(selimut).

b. Rusuk

Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan antara dua buah

sisi. Garis tersebut bisa berupa garis lurus ataupun garis

lengkung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

17

2. Gambar Alat Peraga

Gambar 2. 1 Alat Peraga Jaring-Jaring Balok

Gambar 2. 2 Alat Peraga Jaring-Jaring Kubus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

18

3. Keistimewaan Alat Peraga Baru Baku

Ada beberapa keistimewaan dan karakteristik dari alat peraga baru

baku ini yaitu:

a. Metode pembelajaran dengan alat peraga baru baku ini adalah

daring, sehingga pembelajaran dengan alat peraga baru baku

dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja sesuai dengan

kebutuhan siswa.

b. Metode pembelajaran dengan alat peraga baru baku disertai

dengan video pengajaran cara membuat alat peraga.

c. Dengan menggunakan metode pembelajaran baru baku ini,

orang tua ikut terlibat dalam prosesnya sehingga memberikan

kesempatan bagi siswa dan orang tua untuk memiliki waktu

belajar bersama.

d. Siswa diajak oleh orang tua untuk belajar dan melakukan

pembelajaran bersama-sama.

D. Materi Bangun Ruang Balok dan Kubus

Kurikulum pada anak berkebutuhan khusus dan anak normal sama, akan

tetapi pada perencanaannya yang meliputi Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menyesuaikan dengan ketidakmampuan

yang diderita oleh anak. Pada penelitian ini materi yang diajarkan adalah

bangun ruang balok dan kubus. Ada beberapa perbedaan kompetensi pada

anak berkebutuhan khusus dengan anak normal. Perbedaan itu terletak pada

kompetensi inti dan kompetensi dasar, dimana untuk anak berkebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

19

khusus materi bangun ruang diberikan pada kelas IV, sedangkan untuk anak

normal diberikan pada kelas II. Kompetensi pada anak berkebutuhan khusus

yang bersangkutan dengan materi ini adalah sebagai berikut.

Kompetensi Inti:

4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [melihat,

membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah

5. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia

Kompetensi Dasar:

3.5 Mengenal bangun datar dan bangun ruang, serta mengelompokkan

berdasarkan sifat geometrisnya

4.5 Menuliskan nama bangun datar dan bangun ruang, serta

mengelompokkan berdasarkan sifat geometrisnya

Balok dan kubus merupakan bangun ruang. Pada materi ini, siswa diajak

untuk mengenal bangun ruang balok dan kubus. Kubus adalah bangun ruang

tiga dimensi yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang kongruen berbentuk

bujur sangkar. Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh

tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang

diantaranya berukuran berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

20

Berikut ini adalah unsur-unsur pada kubus dan balok.

1. Sisi

Sisi adalah daerah yang membatasi bagian luar dengan bagian dalam

dari suatu bangun ruang.

2. Rusuk

Rusuk adalah perpotongan dua buah bidang yang berupa garis.

3. Titik Sudut

Titik sudut merupakan perpotongan tiga buah rusuk.

4. Diagonal Bidang

Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua buah titik

sudut yang saling berhadapan dalam satu bidang.

5. Diagonal Ruang

Diagonal Ruang adalah garis yang menghubungkan dua buah titik

sudut yang saling berhadapan tak sebidang.

6. Bidang Diagonal

Bidang diagonal adalah daerah yang dibatasi oleh dua buah diagonal

bidang dan dua buah rusuk yang saling berhadapan, dan membagi

ruang menjadi dua bagian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

21

Gambar 2. 3 Kerangka Balok

Gambar 2. 4 Kerangka Kubus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

22

E. Tunarungu

Tunarungu berasal dari kata “tuna” yang berarti rusak, cacat dan

“rungu” yang berarti pendengaran. Secara sederhana, tunarungu adalah

keadaan di mana sesorang mengalami kerusakan atau cacat pada

pendengaran.

Menurut Amin dalam Esthy Wikasanti (2014) mengemukakan bahwa

anak tunarungu adalah mereka yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau

tidak berfungsinya sebagian atau seluruh organ pendengaran yang

mengakibatkan hambatan dalam perkembangannya sehingga memerlukan

bimbingan pendidikan khusus.

Heward & Orlansky dalam Esthy Wikasanti (2014) memberikan batasan

ketunarunguan sebagai berikut.

a. Tuli (deaf), yaitu kerusakan yang menghambat seseorang untuk

menerima rangsangan semua jenis bunyi dan sebagai suatu kondisi

di mana suara-suara yang dapat dipahami, termasuk suara

pembicaraan tidak mempunyai arti dan maksud-maksud kehidupan

sehari-hari. Orang tuli tidak dapat menggunakan pendengarannya

untuk dapat mengartikan pembicaraan, walaupun sebagian

pembicaraan dapat diterima, baik tanpa maupun dengan alat bantu

mendengar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

23

b. Kurang dengar (hard of hearing), yaitu seseorang kehilangan

pendengarannya secara nyata yang memerlukan penyesuaian-

penyesuaian khusus.

F. Klasifikasi Anak Tunarungu

Ketunarunguan dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kerusakan

atau kehilangan kemampuan mendengar dan tempat terjadinya kerusakan.

Berdasarkan tingkat kerusakan, dengan menggunakan satuan keras untuk

bunyi yaitu decibel (dB), ketunarunguan dibedakan menjadi 5 kelompok

sebagai berikut:

a. Sangat ringan: 27-40 dB

b. Ringan: 41-55 dB

c. Sedang: 56-70 dB

d. Berat: 71-90 dB

e. Ekstrem: 91 dB

Selain berdasarkan tingkat kerusakannya, Streng dalam Somad dan

Hernawati (1997), klasifikasi yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Mild Loses, yaitu kehilangan kemampuan mendengar 20-30 dB,

yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Sukar mendengar percakapan yang lemah.

b. Menuntut sedikit perhatian khusus dari sistem sekolah tentang

kesulitannya.

c. Perlu latihan membaca ujaran dan perlu diperhatikan

perkembangan penguasaan perbendaharaan kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

24

2. Marginal Loses, yaitu kehilangan kemampuan mendengar 30-40

dB, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mengerti percakapan biasa pada jarak satu meter.

b. Sulit menangkap percakapan dengan pendengaran pada jarak

normal dan kadang-kadang mereka mendapat kesulitan

menangkap percakapan kelompok.

c. Akan sedikit mengalami kelainan bicara dan perbendaharaan

kata yang terbatas.

d. Kebutuhan dalam program pendidikan, antara lain belajar

membaca, penggunaan alat bantu dengar, latihan bicara, latihan

artikulasi, dan perhatian dalam perkembangan perbendaharaan

kata.

3. Moderat Loses, yaitu kehilangan kemampuan mendengar 40-60 dB,

yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mereka mengerti percakapan keras pada jarak satu meter.

b. Perbendaharaan kata terbatas.

4. Severa Loses, yaitu kehilangan kemampuan mendengar 60-70 dB,

yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Masih bisa mendengar suara keras dari jarak yang dekat,

misalnya klakson mobil dan lolongan anjing.

b. Kebutuhan dalam program pendidikan, antara lain diajar dalam

suatu kelas khusus untuk anak-anak tunarungu dan diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

25

latihan membaca ujaran serta pelajaran yang dapat

mengembangkan bahasa dan bicara dari guru kelas khusus.

5. Profound Loses, yaitu kehilangan kemampuan mendengar 75 dB ke

atas, yang memiliki ciri mendengar suara yang keras pada jarak 1

inci (2,24 cm) atau sama sekali tidak mendengar walaupun

menggunakan alat bantu dengar.

G. Karakteristik Anak Tunarungu

Setiap anak memiliki karakteristiknya masing-masing, begitu pula

dengan anak tunarungu. Ada beberapa perbedaan yang terlihat antara anak

normal dengan anak tunarungu dikarenakan kondisi yang membuat anak

tunarungu mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam beradaptasi dengan

lingkungannya, sehingga mereka memerlukan perhatian khusus dalam

masyarakat. Karakteristik yang khas dari anak tunarungu adalah sebagai

berikut:

1. Fisik

Jika dilihat secara sekilas, anak tunarungu tidak memiliki kelainan yang

jelas dalam hal fisik, tetapi jika diperhatikan lebih detail, terdapat

beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Cara berjalan kaku dan agak membungkuk bagi anak tunarungu

yang mempunyai kelainan atau kerusakan pada alat

keseimbangannya.

b. Gerakan mata cepat yang menunjukkan bahwa anak ingin

menguasai lingkungan sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

26

c. Gerakan kaki dan tangan yang cepat.

d. Pernapasan yang pendek dan agak terganggu. Kelainan

pernapasan ini terjadi karena anak tidak terlatih, terutama pada

masa meraban yang merupakan masa perkembangan bahasa.

2. Bahasa dan Bicara

Perkembangan bahasa berkaitan erat dengan pendengaran karena anak

mempelajari bahasa dengan mendengarkan hal-hal di sekitar anak.

Gangguan pendengaran yang dialami anak tunarungu tentu

menghambat perkembangan bahasa dan bicaranya. Kondisi tersebut

tidak memungkinkan anak tunarungu untuk mengembangkan bahasa

melalui pendengaran. Dengan kondisinya tersebut, anak tunarungu

memiliki ciri-ciri perkembangan bahasa sebagai berikut:

a. Fase motorik yang tidak teratur

Pada fase ini, anak melakukan gerakan-gerakan yang tidak teratur,

misalnya gerakan tangan dan menangis. Menangis permulaan

merupakan gerak refleks bayi yang baru lahir, yang sangat penting

bagi perkembangan selanjutnya. Sebab dengan menangis, secara

tidak sengaja juga melatih otot-otot bicara, pita suara, dan paru-paru.

b. Fase meraban

Pada awal fase meraban, tidak terjadi hambatan karena fase ini

merupakan kegiatan ilmiah dari pernapasan dan pita suara. Awalnya

bayi babbling, lalu ibu menirukannya. Tiruan tersebut terdengar

oleh bayi dan ditirukan kembali. Peristiwa inilah yang menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

27

proses terpenting dalam pembinaan bicara anak. Namun, bagi anak

tunarungu proses ini tidak terjadi karena anak tidak bisa mendengar

tiruan ibunya, sehingga proses selanjutnya menjadi terhambat.

c. Fase penyesuaian diri

Suara-suara yang diucapkan orang tua, lalu ditiru oleh bayi,

kemudian ditirukan kembali oleh orang tuanya secara terus-

menerus. Pada anak tunarungu, proses ini terbatas pada peniruan

penglihatan (visual), yaitu gerakan-gerakan atau isyarat-isyarat.

Sementara itu, peniruan pendengaran (auditif) tidak terjadi karena

anak tidak dapat mendengar suara.

Antara bicara dan bahasa serta mendengar ada hal yang berkaitan.

Menurut Daniel F. Hallahan dan James M. Kauffman dalam

Dwijosumarto (1990), tiga faktor yang saling berkaitan antara

ketidakmampuan bahasa dan bicara dengan ketajaman mendengar

adalah sebagai berikut:

a. Penerima auditori tidak cukup sebagai umpan balik ketika ia

membuat suara.

b. Penerimaan verbal dari orang dewasa tidak cukup menunjang

pendengarannya.

c. Tidak mampu mendengar contoh bahasa dari orang mendengar.

Ciri khusus anak tunarungu berkenaan dengan kemampuan

bahasanya adalah miskin dalam kosakata, sulit memahami kata-kata

abstrak, dan sulit mengartikan kata-kata yang mengandung arti kiasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

28

Sementara, ciri khusus anak tunarungu berkenaan dengan kemampuan

bicaranya adalah nada bicaranya tidak beraturan, bicaranya terputus-

putus karena penguasaan kosakata yang terbatas, dan dalam berbicara

cenderung diikuti oleh gerakan-gerakan tubuh dan sulit menguasai

warna serta gaya bahasa.

3. Intelegensi

Secara garis besar, intelegensi anak tunarungu diklasifikasikan menjadi

tiga sebagai berikut:

a. Anak tunarungu dianggap sama dengan anak normal.

b. Intelegensi anak tunarungu dianggap lebih rendah daripada anak

normal.

c. Anak tunarungu mengalami kekurangan potensi intelektual pada

segi nonverbal.

4. Kepribadian dan Emosi

Perhatian dan penerimaan oleh lingkungan sangat penting bagi

perkembangan anak secara positif. Tidak hanya anak normal, anak

tunarungu pun juga memiliki hak atas perhatian dan penerimaan oleh

lingkungan tempatnya berada. Keterbatasan anak tunarungu membuat

mereka hanya dapat menerima ungkapan perhatian, kasih sayang, dan

penerimaan melalui kontak visual. Berbeda dengan anak normal yang

dapat menerima melalui nada suara juga.

Kondisi ini dapat membuat anak tunarungu terganggu dalam

perkembangan emosi anak tunarungu yang membuat anak merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

29

terasing dan terisolasi. Ketidakmampuan anak dalam berkomunikasi

mengakibatkan kekurangan dalam keseluruhan pengalaman yang

sebenarnya merupakan dasar bagi perkembangan, sikap, dan

kepribadiannya.

Sifat-sifat anak tunarungu yang terbentuk akibat dari kekurangannya

adalah sebagai berikut:

a. Sifat egosentris yang lebih besar daripada anak normal. Dunia

penghayatan anak tunarungu lebih sempit sehingga terarah kepada

dirinya sendiri. Bentuk-bentuk sifat egosentris tersebut antara lain:

- Anak sulit menempatkan diri pada cara berpikir dan perasaan

orang lain.

- Dalam berperilaku, anak sulit menyesuaikan diri.

b. Mempunyai perasaan takut akan hidup.

c. Sikap ketergantungan kepada orang lain.

d. Perhatian yang sulit untuk dialihkan.

e. Miskin fantasi

f. Sifat yang polos, sederhana, dan tanpa banyak problem.

g. Dalam keadaan ekstrem, tanpa banyak nuansa.

h. Mudah marah dan cepat tersinggung.

i. Kurang mempunyai konsep tentang relasi atau hubungan.

5. Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan mendasar

untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk berinteraksi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

30

lingkungannya, dibutuhkan kematangan sosial. Menurut Yuke R Siregar

dalam Esthy Wikasanti (2014: 18), kematangan sosial dapat dicapai

dengan hal-hal berikut:

a. Pengetahuan yang cukup mengenai nilai-nilai sosial dan kekhasan

dalam masyarakat.

b. Mempunyai kesempatan yang banyak untuk menerapkan

kemampuannya.

c. Mendapatkan kesempatan dalam hubungan sosial.

d. Mempunyai dorongan untuk mencari pengalaman.

e. Struktur kejiwaan yang sehat yang mendorong motivasi yang baik.

Kondisi yang dialami anak tunarungu terkadang membuat mereka

diperlakukan berbeda dalam lingkungannya. Hal ini menyebabkan anak

tunarungu cenderung merasakan curiga pada lingkungan, tidak aman,

dan memiliki kepribadian yang tertutup, kurang percaya diri,

menafsirkan sesuatu secara negatif, rendah diri dan merasa disingkirkan,

kurang mampu mengontrol diri, dan cenderung mementingkan diri

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

31

H. Metode Komunikasi Anak Tunarungu

Anak tunarungu memiliki cara berkomunikasi yang berbeda dengan

anak yang tidak memiliki keterbatasan dalam mendengar. Cara untuk

berkomunikasi dengan anak tunarungu adalah sebagai berikut:

1. Metode oral

Metode oral adalah cara melatih anak tunarungu untuk berkomunikasi

secara lisan (verbal) dengan lingkungan orang mendengar. Partisipasi

lingkungan sangat dibutuhkan anak tunarungu untuk berbahasa secara

verbal.

2. Metode membaca ujaran

Membaca ujaran sering disebut juga dengan membaca bibir (lip

reading). Membaca ujaran menggunakan pengamatan visual untuk

melihat bentuk dan gerak bibir lawan bicara dalam proses bicara.

3. Metode manual

Metode manual adalah cara mengajar atau melatih anak berkomunikasi

dengan isyarat atau ejaan jari (finger spinding). Komponen bahasa

isyarat adalah sebagai berikut:

a. Abjad/ejaan jari (finger spelling), yaitu jenis isyarat yang dibentuk

dengan jari-jari tangan untuk menggambarkan abjad atau mengeja

huruf dan angka. Secara garis besar, ejaan jari dikelompokkan

menjadi tiga jenis, yaitu ejaan jari dengan satu tangan, ejaan jari

dengan dua tangan, dan ejaan jari campuran dengan satu tangan atau

dua tangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

32

b. Bahasa tubuh, meliputi keseluruhan ekspresi tubuh, seperti sikap

tubuh, ekspresi muka (mimik), pantomimik, dan gesti (gerakan yang

dilakukan seseorang secara wajar dan alami.

c. Bahasa isyarat asli, yaitu suatu ungkapan manual dalam bentuk

isyarat konvensional yang berfungsi sebagai pengganti kata, yang

disepakati oleh kelompok atau daerah tertentu.

d. Komunikasi total, yaitu upaya mengajarkan komunikasi kepada

anak tunarungu dengan menggunakan salah satu modus atau semua

cara komunikasi, yaitu penggunaan sistem isyarat, ejaan jari, bicara,

baca ujaran, amplifikasi, gesti, pantomimik.

Prinsip umum yang harus dipraktikkan ketika berkomunikasi dengan

anak tunarungu adalah sebagai berikut:

a. Berbicara harus berhadapan dan diusahakan sejajar.

b. Harus melihat muka pembicara.

c. Jarak harus sesuai dengan daya jangkau penglihatan.

d. Bicara wajar dan jangan dibuat-buat.

e. Mulut tidak tertutup oleh benda lain.

f. Berekspresi dan melodius.

g. Cahaya harus cukup terang.

h. Mulut tidak tertutup oleh benda lain.

i. Artikulasi jelas.

j. Kalimat sederhana.

k. Pemakaian isyarat harus simultan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

33

I. Strategi dan Pembelajaran Anak Tunarungu

Menurut Esthy Wikasanti (2014), strategi dan pembelajaran yang dilakukan

anak tunarungu adalah sebagai berikut.

1. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran anak

tunarungu adalah sebagai berikut:

a. Strategi individualisasi

Merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan program

yang sudah disesuaikan dengan kondisi individu, baik karakteristik,

kebutuhan, maupun kemampuannya secara individual.

b. Strategi kooperatif

Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan unsur gotong

royong atau saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

c. Strategi modifikasi perilaku

Merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah

perilaku anak ke arah yang lebih positif melalui pengondisian dan

membantunya lebih produktif sehingga menjadi individu yang

mandiri.

2. Media pembelajaran

Dalam pembelajaran, media yang tepat bagi anak tunarungu adalah

media yang mengandalkan pengamatan visual anak. Penggunaan media

audio dan audiovisual juga dapat digunakan bagi anak tunarungu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

34

tergolong kurang dengar atau yang bisa menggunakan alat bantu dengar,

walaupun pendengaran masih tetap terbatas.

Keterbatasan mendengar yang dimiliki oleh anak tunarungu

menyebabkan anak kesulitan dalam memahami kata-kata sehingga

perbendaharaan kata yang dimiliki anak tunarungu menjadi sangat

terbatas. Oleh karena itu, dalam pembelajaran beberapa alat bantu yang

dapat digunakan adalah sebagai berikut.

1. Miniatur benda (bentuk benda sebenarnya dalam ukuran kecil)

2. Finger alphabet (bentuk simbol huruf dengan isyarat jari tangan)

3. Silinder (bentuk-bentuk benda silindris)

4. Kartu kata (kartu yang bertuliskan kata)

5. Kartu kalimat (kartu yang bertuliskan kalimat singkat)

6. Menara segitiga (susunan bentuk segi tiga dengan ukuran berurut

dari kecil sampai besar)

7. Menara lingkaran (susunan gelang dari diameter kecil sampai besar)

8. Menara segi empat (susunan bentuk segi empat dengan ukuran

berurut dari kecil sampai besar)

9. Peta dinding (peta batas wilayah, batas pulau dan batas Negara yang

dapat ditempel di dinding)

10. Model geometri (model-model bentuk benda beraturan)

11. Anatomi telinga (alat bantu menerangkan susunan bagian telinga)

12. Model telinga (model bagian-bagian telinga tiga dimensi)

13. Torso setengah badan (model anatomi tubuh setengah badan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

35

14. Puzzle buah-buahan (potongan-potongan bagian dari buah-buahan)

15. Puzzle binatang (puzzle bentuk potongan binatang)

16. Puzzle konstruksi (puzzle bentuk konstruksi/rancang bangun

sederhana)

17. Atlas (peta batas wilayah, batas pulau dan batas Negara)

18. Globe (bola dunia yang menggambarkan benua dan batas-batas

negara di dunia)

19. Miniatur rumah adat (contoh rumah-rumah adat dalam ukuran kecil

tapi proporsional)

20. Miniatur rumah ibadah (contoh rumah-rumah ibadah dalam ukuran

kecil tapi proporsional)

J. Penilaian yang Cocok bagi Anak Tunarungu

Tujuan dan fungsi assesmen menurut Usa Sutisna (1984) antara lain

untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap materi yang diberikan

serta untuk memberikan umpan balik terhadap guru sebagai dasar untuk

memperbaiki proses belajar serta program perbaikan bagi siswa.

Menurut Esthy Wikasanti (2014), kegiatan penilaian bagi anak

tunarungu harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berkesinambungan

Penilaian berkesinambungan adalah memantau proses, kemajuan, dan

perbaikan hasil secara terus-menerus dalam bentuk Ulangan Harian,

Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan

Kenaikan Kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

36

2. Menyeluruh

Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek

kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang

sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

3. Objektif

Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh

subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial ekonomi,

budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.

4. Pedagogis

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan

pembelajaran.

K. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Elisabet Viviana berjudul Efektivitas

Penggunaan Alat Peraga Bola Bermuatan pada Materi Operasi Hitung

Bilangan Bulat untuk Anak Tunarungu (SLB B) di SLB Yapenas Kelas

V SD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan alat

peraga dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah

terletak pada subjek yang sama-sama memiliki keterbatasan mendengar.

Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk

melihat keefektifan alat peraga sedangkan peneliti sendiri ingin melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

37

proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan juga hasil

belajar siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Mega berjudul Penggunaan Puxxle

Light pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Luas Persegi dan

Persegi Panjang di Sekolah Luar Biasa-B Karnnamanohara,

Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan

alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah

terletak pada subjek yang sama-sama memiliki keterbatasan mendengar.

Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk

membangun alat peraga yang dapat membantu anak-anak memahami

konsep matematika dan sejauh mana konsep matematika dapat dipahami

oleh anak dengan bantuan alat peraga sedangkan peneliti sendiri ingin

melihat proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan juga

hasil belajar siswa.

L. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran tidak jarang ditemukan berbagai kesulitan

pemahaman yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran matematika,

dalam penelitian ini yang dialami adalah kesulitan dalam materi bangun

ruang. Dengan penelitian ini, peneliti akan mengetahui bagaimana proses

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang serta

diharapkan hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan alat peraga

bangun ruang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

38

Gambar 2. 5 Kerangka Berpikir

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Terakhir

Guru belum

menggunakan alat

peraga dalam

pembelajaran

Siswa mengalami

kesulitan belajar,

hasil belajar rendah

Guru menggunakan

alat peraga dalam

pembelajaran

Siswa memahami

konsep dan hasil

belajar meningkat

Diharapkan dengan menggunakan alat peraga,

anak tunarungu dapat memahami bentuk nyata

kubus dan balok sehingga hasil belajar

meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan proses berpikir induktif dan setiap prosesnya dianalisis

berdasarkan dengan fakta atau kejadian yang diamati dengan menggunakan

logika ilmiah. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

bertujuan untuk menjelaskan makna dari suatu proses kejadian.

Penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis kegiatan

pembelajaran berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua. Sedangkan

penelitian kuantitatif digunakan untuk menunjukkan hasil belajar siswa

yang berupa angka.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 2 siswa tunarungu di kelas IV SDLB B

Wiyata Dharma 1 Sleman yang terletak di Jalan Magelang Km 17,

Margorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

40

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan alat

peraga balok kubus pada materi bangun ruang untuk anak tunarungu (SLB

B) di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman kelas IV.

D. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020

bulan Maret-Juni 2020.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman.

E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Wawancara

Data wawancara diperoleh berdasarkan wawancara dengan orang

tua siswa.

2. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil belajar siswa.

F. Instrumen Pembelajaran Dan Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam hal ini berupa rancangan kegiatan

pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

41

2. Instrumen Penelitian

a. Lembar Pengamatan atau Observasi

Digunakan untuk mengamati proses selama pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan alat peraga ‘baru baku’.

b. Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan sebagai pedoman dalam wawancara

dengan guru untuk mengetahui bagaimana anak tunarungu dalam

belajar menggunakan alat peraga ‘baru baku’ dan bagaimana

pendapat guru mengenai alat peraga ‘baru baku’.

c. Lembar Hasil Belajar Siswa

Lembar hasil belajar siswa untuk melihat pengaruh dari penggunaan

alat peraga dalam materi bangun ruang.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah strategis dalam penelitian.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses siswa

dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga ‘baru

baku’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

42

2. Tes

Tes adalah soal berkaitan dengan materi yang diberikan kepada subjek

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam materi bangun ruang.

3. Wawancara

Wawancara adalah pertanyaan yang diberikan kepada guru dengan

interaksi secara langsung. Wawancara dilakukan untuk memberikan

kepastian mengenai bagaimana sikap siswa selama pembelajaran

berlangsung dan bagaimana pendapat guru dalam penggunaan alat

peraga ‘baru baku’.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009: 244), analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi,

kuesioner, dan wawancara dengan mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menggunakan sintesa, menyusun

ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang

lain.

1. Analisis Data Wawancara

Hasil wawancara dianalisis secara kualitatif. Semua isi wawancara

ditranskripsi, kemudian diamati kesulitan yang dihadapi siswa, kendala

atau kesulitan yang dihadapi oleh guru, penggunaan alat peraga. Semua

diamati terus-menerus dan dibandingkan dengan hasil observasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

43

2. Analisis Data Observasi

Hasil observasi dari lembar observasi dipindahkan ke dalam bentuk

yang lebih rapi, kemudian diamati dan dianalisis setiap nomor. Hasil

tersebut dikaitkan dengan hasil wawancara. Semua data disajikan dalam

bentuk kualitatif.

3. Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa

Tes belajar siswa dilakukan sebanyak satu kali yang terdiri post-test dan

dilakukan secara individual. Tes hasil belajar siswa dianalisis dengan

menggunakan tabel dan diagram.

Cara penilaian post-test adalah sebagai berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙× 100

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahapan awal ini, peneliti membuat rancangan mengenai penelitian

yang akan dilakukan. Peneliti juga menyiapkan perlengkapan yang akan

digunakan dalam penelitian. Berikut ini adalah hal yang disiapkan oleh

peneliti:

a. Menentukan fokus penelitian.

b. Bertemu dengan kepala sekolah dan guru kelas tentang pelaksanaan

observasi dan penelitian.

c. Melakukan observasi awal untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran anak tunarungu dan belajar berkomunikasi dengan

anak tunarungu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

44

d. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan untuk penelitian.

e. Berkonsultasi dan memperkenalkan alat peraga yang akan

digunakan kepada guru kelas.

f. Menyiapkan soal tes dengan materi bangun ruang.

g. Menyiapkan pedoman wawancara yang akan disampaikan kepada

siswa dan guru.

2. Kegiatan

Dalam tahap yang kedua ini peneliti mempersiapkan diri untuk mulai

menggali dan mengumpulkan data untuk dianalisis dan ditarik

kesimpulan mengenai penggunaan alat peraga dalam materi bangun

ruang. Kegiatan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Pembelajaran:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2) Mempraktekkan penggunaan alat peraga

3) Melakukan evaluasi setelah pembelajaran berlangsung

b. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran

siswa dengan alat peraga ‘baru baku’:

1) Mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa saat pembelajaran

berlangsung.

2) Mengamati respon-respon siswa yang muncul saat pembelajaran

berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

45

3. Alat Peraga yang Digunakan

Peneliti menggunakan alat peraga ‘baru baku’ (bangun ruang balok

kubus) pada materi bangun ruang. Alat peraga di sini terdiri dari:

1) Bangun ruang kubus yang jaring-jaringnya terbentang dan

transparan.

2) Bangun ruang balok yang jaring-jaringnya terbentang dan

transparan.

4. Pelaksanaan penelitian

a. Pelaksanaan penelitian dengan pembelajaran jarak jauh

dilaksanakan 1 kali, dengan rincian:

- Langkah awal adalah pembuatan video pengajaran

- Langkah kedua adalah pemberian materi bangun ruang berupa

video pengajaran membuat alat peraga

- Langkah terakhir adalah pemberian soal tes hasil belajar

b. Pelaksanaan penelitian dibantu oleh orang tua, mengingat susahnya

berkomunikasi dengan anak tunarungu.

5. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dilakukan setelah pembuatan alat peraga saat

penelitian dilakukan untuk melihat pemahaman siswa akan materi dan

menganalisis keefektifan alat peraga sebagai alat bantu belajar. Evaluasi

pembelajaran dilakukan dengan memberikan soal hasil belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

46

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman.

Subyek penelitian adalah 2 orang siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma

1 Sleman yang memiliki keterbatasan dalam pendengaran. Dalam

penelitian ini peneliti adalah fasilitator yang menyediakan video tutorial

cara membuat alat peraga yaitu ‘baru baku’. ‘Baru baku’ adalah alat

peraga yang berbentuk bangun ruang balok dan kubus. Peneliti telah

melakukan observasi sebelum melakukan penelitian dengan tujuan

untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung

dan melihat model pembelajaran yang digunakan di SDLB Wiyata

Dharma 1 Sleman. Dengan adanya observasi diharapkan dapat

membantu peneliti dalam merancang pembelajaran dalam penelitian

dan juga membantu peneliti untuk mengenal para siswa yang akan

menjadi subyek penelitian.

Observasi dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2019. Dari observasi

yang telah dilakukan, diketahui bahwa pemberian materi oleh guru

disesuaikan dengan kemampuan siswa. Jadwal pembelajaran juga

menyesuaikan dengan kebutuhan siswa hari itu. Pembelajaran

matematika bisa saja dilakukan seminggu dua kali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

47

Ketika peneliti melakukan observasi, suasana pembelajaran di kelas

kondusif jika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal. Jika soal

sudah selesai dikerjakan, para siswa tidak tenang di tempat duduk dan

bermain-main dengan teman sekelasnya, terutama jika menjelang waktu

istirahat. Pembelajaran yang terjadi selama observasi cukup baik, karena

ketika observasi dilakukan, guru tidak banyak menjelaskan materi akan

tetapi guru memberikan latihan soal di papan tulis. Guru menjelaskan

secara pribadi menggunakan bahasa oral dan isyarat kepada siswa jika

ada siswa yang belum mengerti cara mengerjakan. Guru menjelaskan

dengan baik sehingga ketika siswa mengerjakan di papan tulis, siswa

dapat menuliskan proses pengerjaan soal dan jawabannya dengan tepat.

Selain itu, guru juga memahami persis bagaimana karakter-karakter

siswa yang berada di kelas sehingga dapat memperlakukan siswa sesuai

karakternya dengan sangat baik. Guru juga terus memberikan motivasi

dan dorongan kepada siswa supaya siswa dapat mengerjakan soal yang

diberikan hingga selesai.

Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat karakter-

karakter yang dimiliki siswa yang akan menjadi subyek penelitian,

yaitu: Siswa pertama adalah anak dengan autisme, sehingga kalau

belajar sedikit berbeda konsep akan tetapi dalam intelektualnya baik.

Dengan keterbatasannya, siswa terhambat dalam komunikasi dan

interaksi dengan teman-temannya. Motivasi belajar cukup baik. Siswa

kedua adalah anak dengan gangguan penglihatan yaitu low vision,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

48

sehingga kesulitan ketika melihat tulisan di papan tulis. Ketika menulis

soal, siswa menulis sambil berdiri di depan papan tulis. Walau begitu,

siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mulai bulan Maret 2020, pembelajaran di sekolah-sekolah

dilaksanakan secara online atau biasa disebut Pembelajaran Jarak Jauh

(PJJ). PJJ dilaksanakan karena adanya penyebaran virus corona atau

Corona Virus Disease (COVID-19) yang membahayakan. Pada 17

Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat

Edaran (SE) Mendikbud nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang hal

Pembelajaran secara Daring (dalam jaringan) dan Bekerja dari Rumah

dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease

(COVID-19). Pada poin 3 dan 4 SE Mendikbud tersebut, berisikan

imbauan Kementerian bagi seluruh civitas akademik untuk mengganti

pelaksanaan kegiatan yang dihadiri banyak orang dengan menggunakan

komunikasi daring termasuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Sesuai

keputusan sekolah dan juga berdasarkan imbauan pemerintah, SDLB

Wiyata Dharma 1 Sleman juga menerapkan pembelajaran jarak jauh.

PJJ yang dilaksanakan di SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman

membutuhkan bimbingan dari orang tua atau wali siswa dikarenakan

keterbatasan fisik yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, tugas dan

materi pembelajaran yang diberikan oleh guru disampaikan melalui

orang tua atau wali. Untuk siswa kelas IV, guru menyampaikan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

49

dan tugas melalui grup di aplikasi pesan pada smarthphone yaitu Whats

App Messenger (WA). Grup WA ini berisikan orang tua dari siswa kelas

IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Dengan adanya kebijakan ini,

maka penelitian juga dilakukan menggunakan metode pembelajaran

jarak jauh, di mana guru menyampaikan materi pembelajaran dan

peneliti menyampaikan soal, video tutorial membuat alat peraga, dan

wawancara menggunakan aplikasi WA. Observasi penelitian yang telah

direncanakan tidak dapat dilaksanakan, sehingga hasil penelitian hanya

berdasarkan data wawancara dan hasil latihan soal yang telah

dikumpulkan oleh peneliti.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan proses sebagai berikut:

a. Langkah Awal

Pada langkah awal ini, peneliti melakukan perubahan pada

rencana penelitian karena pelaksanaan penelitian menggunakan

pembelajaran jarak jauh. Maka dari itu, peneliti tidak

memfasilitasi siswa dengan alat peraga, akan tetapi peneliti

mempersiapkan video pengajaran cara membuat alat peraga

‘baru baku’. Video ini diperuntukkan bagi siswa dalam

mengetahui langkah-langkah dalam membuat alat peraga ‘baru

baku’.

Pada tanggal 13 Mei 2020, guru menjadikan peneliti sebagai

anggota dari grup WA orang tua siswa kelas IV SDLB Wiyata

Dharma 1 Sleman. Hal itu dilakukan untuk mempermudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

50

peneliti dalam berhubungan dengan orang tua siswa terkait

penelitian yang akan dilakukan. Pada langkah awal ini, peneliti

memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan alasan peneliti

mengikuti grup WA orang tua siswa kelas IV SDLB Wiyata

Dharma 1 Sleman, yaitu bahwa peneliti akan melakukan

penelitian dengan materi balok dan kubus.

b. Pemberian Materi

Ada hal yang menyebabkan penelitian ini cocok

menggunakan metode alat peraga ‘baru baku’ yaitu karena

penelitian ini menggunakan pembelajaran jarak jauh. Dengan

menggunakan metode ini, maka siswa dapat melakukan

pembelajaran kapan saja dan di mana saja sesuai dengan

kebutuhan siswa. Siswa juga dapat mempererat hubungn

kekeluargaan dengan orang tua karena metode ini membutuhkan

bimbingan dari orang tua dalam belajar, sehingga orang tua juga

dapat merasakan pengalaman dalam mengajar anak. Dengan

menggunakan alat peraga, siswa belajar dengan menggunakan

pengamatan secara visual dan juga dapat meningkatkan fantasi

siswa. Akan tetapi, alat peraga ‘baru baku’ ini tidak disesuaikan

dengan kebutuhan anak secara individual melainkan dirancang

bagi siswa tunarungu secara umum.

Pada tanggal 21 Mei 2020, peneliti membagikan video

tutorial membuat alat peraga kepada siswa dan soal untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

51

dikerjakan oleh siswa dengan bimbingan orang tua atau wali,

dimana video yang dibuat telah diunggah juga di youtube dengan

link https://www.youtube.com/watch?v=VTbAK2Od_z4.

Sebelum membagikan video, peneliti memberikan langkah-

langkah yang harus dilakukan oleh siswa dengan bimbingan

orang tua atau wali. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut.

1) Bapak dan Ibu bersama siswa diminta melihat video yang

telah dibuat oleh peneliti terlebih dahulu kemudian

mengikuti cara membuat alat peraga yang ada di video.

2) Setelah alat peraga jadi, Bapak dan Ibu bisa membantu siswa

dalam mengerjakan soal dengan mengamati alat peraga yang

sudah dibuat.

3) Hasil pekerjaan soal bisa dikerjakan di kertas kosong dan

hasilnya dikirim melalui grup WA atau personal chat dalam

bentuk foto bersama hasil alat peraga yang sudah dibuat.

c. Pembuatan Alat Peraga dan Pengerjaan Soal

Peneliti memberikan waktu cukup lama bagi siswa yaitu

mulai tanggal 21 Mei 2020 hingga akhir bulan Juni untuk

membuat alat peraga dan mengerjakan soal yang telah diberikan

oleh peneliti. Sampai pada akhir bulan Juni 2020, peneliti

mendapatkan hasil pekerjaan 2 siswa kelas IV. Selama proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

52

pengumpulan data ini, orang tua juga membagikan foto kegiatan

anak ketika membuat alat peraga.

Gambar 4. 1 Siswa membuat alat peraga

Setelah siswa selesai membuat alat peraga, kemudian siswa

mengerjakan soal dengan bantuan orang tua atau wali dan juga

dengan memperhatikan alat peraga yang telah dibuat siswa

sebelumnya. Peneliti tidak dapat mengetahui secara lengkap

proses pembelajaran yang terjadi di rumah yang dilakukan oleh

siswa dengan orang tua atau wali. Untuk teknik pengumpulan

jawaban dan juga hasil alat peraga, orang tua

mendokumentasikan hasil jawaban siswa dan juga hasil

pekerjaan siswa membuat alat peraga terlebih dahulu lalu

mengirimkannya melalui grup WA orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

53

Gambar 4. 2 Hasil Alat Peraga

B. Penyajian Data Hasil Belajar dan Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan hasil belajar siswa dan hasil

wawancara dengan guru yang akan disajikan berikut ini.

1. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui hasil pengerjaan

siswa disajikan dalam bentuk tabel dan diagram sebagai berikut.

Tabel 4. 1 Hasil Belajar Siswa A1

1 2 3 4

5 Jumlah

Skor

Total

Skor a b c d e f g

Siswa

1

5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 27 100

Siswa

2

5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 27 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

54

Diagram 4.1 Hasil Belajar Siswa

2. Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan setelah seluruh proses pembelajaran jarak

jauh selesai dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran di rumah

berlangsung. Wawancara diperlukan untuk mengetahui proses

pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan alat peraga ‘baru baku’.

Wawancara dilakukan kepada orang tua dari kedua siswa dan dilakukan

secara daring dengan menggunakan aplikasi WA. Peneliti memberikan

pertanyaan kepada orang tua dengan saling berkirim pesan teks.

Wawancara dilakukan di hari yang terpisah dan diusahakan tidak

mengganggu waktu orang tua selama di rumah sehingga sebelum

melakukan wawancara peneliti menanyakan kepada orang tua terlebih

dahulu kapan waktu senggang yang dimiliki orang tua untuk dapat

menjawab pertanyaan wawancara yang diberikan oleh peneliti.

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5.a 5.b 5.c 5.d 5.e 5.f 5.g

Diagram Hasil Belajar Siswa

Siswa 1 Siswa 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

55

Peneliti menyajikan wawancara dalam bentuk kode yang mewakili

beberapa aspek yang diperoleh selama wawancara. Aspek-aspek dalam

wawancara adalah sebagai berikut.

a. Ketertarikan (TRK)

Dalam aspek ketertarikan ini, menjelaskan mengenai ketertarikan

siswa terhadap tugas dan pembelajaran jarak jauh dengan

menggunakan alat peraga.

b. Pembelajaran (BJR)

Dalam aspek pembelajaran ini, peneliti mengetahui proses

pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh siswa dengan

menggunakan alat peraga.

c. Komunikasi (KMK)

Aspek komunikasi menjelaskan mengenai kesulitan berkomunikasi

oleh siswa dan orang tua dan bagaimana cara siswa dan orang tua

berkomunikasi selama proses pembelajaran jarak jauh dengan

menggunakan alat peraga.

d. Bimbingan (BMB)

Aspek bimbingan menjelaskan mengenai bimbingan dan bantuan

yang diberikan oleh orang tua selama proses pembelajaran jarak jauh

dengan menggunakan alat peraga.

e. Motivasi (MTV)

Aspek motivasi menjelaskan mengenai motivasi yang ada dalam diri

siswa selama proses pembelajaran jarak jauh dengan alat peraga

berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

56

f. Suasana Hati (MOD)

Aspek ini menjelaskan mengenai suasana hati siswa selama

mengerjakan tugas yang diberikan, baik dalam membuat alat peraga

maupun mengerjakan soal.

g. Latar Belakang (LBK)

Latar belakang menjelaskan mengenai alasan siswa dalam memilih

jawaban pada soal yang telah diberikan.

Tabel 4. 2 Data Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa A1

Kode Baris Hasil Wawancara

TRK

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Suka, tertarik Memperhatikan, ditambah

penjelasan dari orang tua dan kakak. Kadang

perhatian kurang fokus, harus diulang. Video

diputar 3 kali. Iya Atho dibantu dengan kakaknya.

Biasanya diawasi lalu yang salah dibetulkan. Saya

kerja, jadi Atho dibantu kakaknya yang sedang

libur kuliah, biasanya kalo ada pr langsung saya

teruskan ke rumah. Iya. Semangat, tipikal Atho

jika ada pr ingin cepat-cepat diselesaikan juga

kurang rapi, tapi terkadang juga tergantung

moodnya. Awalnya bagus, waktu menempelnya

sudah bosan, makanya saya terlambat kirim

hasilnya. Hasilnya kurang bagus sehingga diminta

kakaknya untuk mengulang. Kadang sama saya

malah susah, kalau sama kakaknya nurut. Tertarik

tetapi cepat bosan, harus pintar-pintar

mengarahkan. Ya, hanya kami masih kesulitan

berkomunikasi. Tidak. Iya. Kendala kami di

komunikasi, saya tidak menguasai Bahasa isyarat.

Jika kurang jelas kami menggunakan tulisan yang

simple Atho paham. Isyarat, tulisan, bahasa ibu.

Karena Atho loss telinga kanan kiri dan kurang

fokus, dulu tidak bisa diam, muter saja, sekarang

bisa tenang. Iya, kalau ada pr langsung dikerjakan

semangat. Hasil dikirim ke saya, kalau sempat

BJR/

BMB

MOD/

BMB

KMK

MTV/

LBK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

57

LBK

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

saya koreksi dulu baru dikirim ke guru. Keinginan

ada tapi perlu lebih di motivasi. Diawasi dan

dibantu kakaknya Iya mbak. Bentuknya, mungkin

panjang sisinya sama ya. Kakaknya menerangkan

menggunakan bahasa isyarat gerakan tangan dan

menggunakan alat peraga itu. Iya. Banyak yang

dikerjakan sendiri, kakaknya membantu sedikit.

Kurang memperhatikan video. Ya mungkin

kurang suka ya mbak. Kurang suka yang pekerjaan

tangan. Kurang telaten. Iya mbak, kakaknya

karena kebetulan libur panjang membimbing saya

hanya mengoreksi. Kalau kakaknya tidak di rumah

ya semuanya saya. Nah itu yang saya kesulitan

mbak. Kalau ada pr dari gurunya Atho semangat,

apapun kalau guru yang meminta itu nurut. Target

saya tidak terlalu muluk mbak, yang penting Atho

bisa solat/ beribadah, dan paham maksudnya bisa

menulis untuk membantu komunikasi. Sebenarnya

tidak sulit mbak, hanya memotivasi Atho supaya

fokus. Mungkin saya yang kurang sabar dan belum

punya cara yang pas.

BMB/

TRK

LBK/

MTV

Tabel 4. 3 Data Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa A2

Kode Baris Hasil Wawancara

BJR/

BMB

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Agak bingung untuk memulainya. Tidak bisa untuk

memulainya sendiri, harus diarahkan dan dibantu.

Dia itu paham cuma pas ngukurnya tetep dibantu

saat meletakkan penggaris harus dijelaskan dari

angka 0 sampai angka yang sesuai. Iya. Kalau

bahannya aku yang menyiapkan, kalau pas

prakteknya aku cuma bimbing cara ngukurnya

selanjutnya dibikin sendiri sampai selesai. Iya.

Nggak tau ya, tapi setiap ada tugas dia selalu

semangat mengerjakannya. Nggak bisa caranya

nanyain. Bingung. Cara ngukurnya biar pas antara

kanan dan kiri. Tidak. Iya paham. Nggak mesti

kadang sendiri kadang minta didampingi.

Didampingi. Kalau matematika yg berhitung

biasanya dia mandiri. Tak kasih tau kalau kubus itu

kotak kalau balok bentuknya panjang. Iya dengan

MOD/

TRK

BMB

LBK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

58

MTV/

BMB

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

balok dan kubus. Mendampingi dan membantu kalau

ada kebutuhan lain yang diperlukan. Orang tua

mengajak dan menyuruh anak. Dari awal hingga

akhir minta di dampingi sampai dia sendiri

menemukan jawaban yang tepat, kalau dia nggak

mampu kita bantu dengan isyarat agar dia tau yg

diinginkan dari soal itu. Iya. Bisa memahami dia,

diusahakan selalu ada saat dia butuhkan. Biasanya

latif cuma tak suruh ulang-ulang memahami soalnya

akhirnya dia bisa paham. Harus mencari jawaban

yang meng-angan-angan tidak ada dalam pilihan

jawaban atau dalam bacaan. Lupa, tapi kendalanya

biasanya yang begitu. Dia bisa dan paham.

BJR

C. Proses Pembelajaran Jarak Jauh dengan Alat Peraga ‘‘baru baku’’

Menurut Wijaya & Rusyan (1994) yang dimaksud alat peraga

pendidikan adalah media pendidikan yang memiliki peran dalam

meningkatkan dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, selain itu

dengan alat peraga diharapkan siswa lebih tertarik untuk fokus dalam

belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Adapun tujuan dari alat

peraga adalah membuat proses pembelajaran lebih efektif. Alat peraga juga

mungkin dapat lebih sesuai dengan kebutuhan siswa secara individu

sehingga proses pembelajaran berlangsung menyenangkan bagi setiap

individu.

Alat peraga dalam penelitian ini adalah alat peraga ‘baru baku’ yaitu

alat peraga bangun ruang balok dan kubus. Alat peraga ini membantu siswa

untuk memahami bentuk abstrak menjadi konkrit. Siswa dapat melihat

secara nyata bentuk balok dan kubus, terutama bagi anak tunarungu yang

memiliki keterbatasan dalam mendengar. Anak tunarungu memiliki

keterbatasan dalam mendengar sehingga jika guru menjelaskan konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

59

balok dan kubus secara lisan, siswa akan mengalami kesulitan dalam

memahami karena keterbatasan bahasa dan kosakata.

Dalam penelitian ini peneliti tidak menyediakan alat peraga yang akan

digunakan selama proses pembelajaran, namun peneliti mengajak siswa

untuk secara langsung mengikuti proses cara membuat alat peraga ini.

Dengan membuat alat peraga ini secara langsung, siswa tidak hanya diajak

untuk melihat dan memahami akan tetapi siswa juga diajak untuk praktek

langsung. Siswa juga dapat lebih cepat memahami mengenai balok dan

kubus dengan adanya kegiatan membuat alat peraga ini.

Pada penelitian ini, proses pembelajaran dibagi menjadi beberapa

langkah yaitu.

1. siswa menonton video

2. siswa menyiapkan alat dan bahan

3. siswa mulai membuat alat peraga

4. siswa mengerjakan soal menggunakan alat peraga.

Ketika pertama kali siswa diberikan tugas untuk membuat alat peraga

dan mengerjakan soal, pada dasarnya siswa memiliki semangat dan

ketertarikan untuk mengerjakan tugas dari guru. Hal ini dapat dilihat dari

hasil wawancara dengan orang tua siswa menjelaskan:

“Suka, tertarik. … Iya. Semangat, tipikal Atho jika ada

pr ingin cepat-cepat diselesaikan …” (Tabel 4.2 baris

1,7-8)

“Nggak tau ya, tapi setiap ada tugas dia selalu semangat

mengerjakannya.” (Tabel 4.3 baris 8-9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

60

Pada awal tugas diberikan dan siswa menonton video, siswa 1

memperhatikan video yang diberikan tetapi membutuhkan bantuan orang

lain untuk menjelaskan maksud dari video, sedangkan siswa 2 merasa

kebingungan untuk memulai. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara:

“Memperhatikan, ditambah penjelasan dari orang tua dan

kakak. Kadang perhatian kurang fokus, harus diulang.

Video diputar 3 kali.” (Tabel 4.2 baris 1-3)

“Agak bingung untuk memulainya. Tidak bisa untuk

memulainya sendiri, harus diarahkan dan dibantu.”

(Tabel 4.3 baris 1-2)

Orang tua atau wali membantu siswa untuk memahami tugas melalui

video yang diberikan oleh peneliti dengan menggunakan bahasa isyarat,

gerakan tangan, maupun dengan tulisan yang dapat dimengerti oleh siswa.

Siswa tidak langsung paham dengan apa yang dijelaskan oleh peneliti dalam

video, sehingga video diputar lebih dari satu kali.

Kemudian dalam menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

untuk membuat alat peraga, siswa 1 memiliki keinginan sendiri untuk

menyiapkan dan orang tua atau wali membantu siswa, sedangkan untuk

siswa 2, alat dan bahan disiapkan oleh orang tua dan selanjutnya siswa yang

melakukan sendiri.

“Kalau bahannya aku yang menyiapkan, kalau pas

prakteknya aku cuma bimbing cara ngukurnya

selanjutnya dibikin sendiri sampai selesai.” (Tabel 4.3

baris 5-8)

Setelah siswa bersama orang tua atau wali selesai menyiapkan alat

peraga, kemudian siswa mulai membuat alat peraga. Ditengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

61

pengerjaannya membuat alat peraga, siswa 1 merasa bosan sehingga kurang

maksimal dalam membuat alat peraga dan oleh wali yang membimbing

diminta untuk mengulang pembuatan alat peraga. Siswa 1 membutuhkan

bimbingan dari orang tua untuk mengarahkan karena ketika membuat alat

peraga, siswa cenderung kesulitan untuk fokus.

“Tertarik tetapi cepat bosan, harus pintar-pintar

mengarahkan. … Ya mungkin kurang suka ya mbak.

Kurang suka yang pekerjaan tangan. Kurang telaten. …

Sebenarnya tidak sulit mbak, hanya memotivasi Atho

supaya fokus.” (Tabel 4.2 baris 14-15, 31-33, 41-42)

Dilihat dari hasil wawancara tersebut juga dapat diketahui bahwa siswa

1 mengalami kesulitan dalam membuat alat peraga karena tidak telaten

dalam membuat alat peraga. Alat peraga dibuat secara mandiri oleh siswa

dengan harapan siswa juga belajar dan lebih memahami mengenai konsep

bangun ruang balok dan kubus.

Sedangkan untuk siswa 2 dalam pembuatan alat peraga, siswa bertanya

mengenai pengukuran alat peraga balok dan kubus supaya tepat. Meskipun

siswa memiliki keinginan sendiri dalam mengerjakan, siswa juga

membutuhkan dorongan motivasi dari luar dirinya sendiri.

Kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran adalah keterbatasan

komunikasi orang tua dengan siswa. Ketika siswa bertanya kepada orang

tua, orang tua kadang kesulitan untuk memahami maksud dari siswa. Orang

tua mengatasi kesulitan dalam komunikasi ini dengan memberikan catatan

tulisan yang lebih mudah dipahami oleh siswa. Untuk materi balok dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

62

kubus, tidak ada pertanyaan yang diungkapkan oleh kedua siswa. Kedua

siswa memahami materi balok dan kubus. Dengan menggunakan alat

peraga, siswa lebih memahami perbedaan antara balok dan kubus dilihat

dari ukuran rusuk pada kubus dan balok, sehingga siswa dapat mengerjakan

soal dengan baik.

Alat peraga merupakan sebuah media pembelajaran yang tidak

membutuhkan banyak penjelasan dalam penggunaannya sehingga siswa

dapat langsung mempelajari alat peraga dengan melihat. Bagi siswa

tunarungu, alat peraga ini merupakan media yang tepat untuk digunakan

proses pembelajaran. Hal itu dikarenakan alat peraga ini bisa hanya dengan

mengandalkan pengamatan visual.

Selama proses pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan alat

peraga balok dan kubus, siswa dibimbing oleh orang tua atau wali mulai

dari menonton video, menyiapkan alat dan bahan hingga mengerjakan soal.

Bantuan dari orang tua dibutuhkan supaya siswa dapat melaksanakan

pembelajaran dengan baik karena dapat memahami materi, video, dan soal

yang telah diberikan. Dengan pembelajaran jarak jauh ini, bisa dikatakan

bahwa orang tua atau wali menggantikan peran guru di sekolah. Ketika di

sekolah, pembelajaran dilakukan dengan bimbingan guru, akan tetapi

selama pembelajaran jarak jauh ini, orang tua atau wali yang membimbing

anak dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

peneliti maupun pelajaran lain yang diberikan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

63

D. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar kedua siswa menunjukkan hasil yang memuaskan. Proses

pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan alat peraga berjalan dengan

baik dan penggunaan alat peraga juga dilakukan oleh orang tua atau siswa

dengan baik sehingga siswa dapat menjawab soal yang diberikan oleh

peneliti dengan tepat dan memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Siswa didampingi oleh orang tua atau wali dalam memahami maksud

dari soal yang diberikan dengan menggunakan isyarat hingga siswa

menemukan jawaban yang tepat. Alasan siswa dalam memilih jawaban pun

didasari oleh pengetahuan yang sudah dijelaskan oleh orang tua atau wali

dan juga melalui pengamatan siswa terhadap alat peraga yang sudah dibuat.

Hal ini ditunjukkan dalam hasil wawancara yang menjelaskan:

“Bentuknya, mungkin panjang sisinya sama ya.

Kakaknya menerangkan menggunakan bahasa isyarat

gerakan tangan dan menggunakan alat peraga itu.”

(Tabel 4.2 baris 26-27)

“Tak kasih tau kalau kubus itu kotak kalau balok

bentuknya panjang. Iya dengan balok dan kubus.” (Tabel

4.3 baris 14-15)

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa menjawab soal

dengan memperhatikan panjang rusuk dari alat peraga maupun dari

penjelasan sebelumnya oleh orang tua mengenai bentuk dari balok dan

kubus. Berikut ini adalah contoh soal dan juga jawaban yang diberikan oleh

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

64

Gambar 4. 3 Soal Nomor 5.e

Pada soal nomor 5.e, siswa diminta untuk menuliskan nama gambar

yang ada pada tabel dan juga menuliskan bentuk bangun ruang dari

gambar pada tabel tersebut.

Gambar 4. 4 Jawaban Siswa Nomor 5.e

Dalam gambar terlihat bahwa siswa menuliskan nama dari gambar tersebut

adalah susu dan bentuk bangun ruang dari susu adalah balok.

Selain karena latar belakang siswa memilih jawaban benar, peneliti juga

menyimpulkan dari hasil wawancara bahwa siswa memiliki motivasi sendiri

dalam mengerjakan soal sehingga soal dapat diselesaikan. Selain keinginan

siswa sendiri, siswa juga meminta orang tua untuk mendampingi selama

mengerjakan soal. Berikut adalah hasil wawancara yang dapat mendukung.

“Iya, kalau ada pr langsung dikerjakan semangat. …

Kalau ada pr dari gurunya Atho semangat, apapun kalau

guru yang meminta itu nurut.” (Tabel 4.2 baris 22-23, 36-

37)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

65

“Dari awal hingga akhir minta di dampingi sampai dia

sendiri menemukan jawaban yang tepat, kalau dia nggak

mampu kita bantu dengan isyarat agar dia tau yg

diinginkan dari soal itu.” (Tabel 4.3 baris 18-21)

Dari hasil belajar dan hasil wawancara, peneliti melihat bahwa hasil

belajar siswa yang memuaskan, dimana keduanya memperoleh skor 100,

dikarenakan oleh motivasi belajar yang ada dalam diri siswa, penggunaan

alat peraga yang baik, dan juga bimbingan orang tua atau wali selama proses

pembelajaran jarak jauh berlangsung. Dengan adanya motivasi, siswa

terdorong untuk mempelajari materi dengan bantuan alat peraga dan

penjelasan serta bimbingan orang tua sehingga siswa dapat mengerjakan

soal dengan tepat.

Walaupun kedua siswa mendapatkan hasil yang memuaskan, ada

beberapa perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh kedua siswa ditinjau

dari aspek-aspek pada hasil wawancara.

Siswa pertama: cenderung memiliki semangat mengerjakan pada awal

proses pembelajaran. Di tengah proses pembelajaran, siswa merasa bosan

dan kurang fokus dalam mengerjakan. Dalam menjawab soal, siswa

membutuhkan bantuan dan bimbingan berupa dorongan semangat yang

lebih dari orang lain karena karakter siswa yang sering kurang fokus.

Siswa kedua: cenderung memiliki semangat di tengah proses pembelajaran.

Pada awal pembelajaran, siswa kurang memiliki semangat yang

dikarenakan masih kebingungan dalam memahami tugas yang diberikan

sehingga orang tua harus mengajak siswa untuk mengerjakan. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

66

menjawab soal, siswa tidak ada kesulitan karena siswa dapat memahami

mengenai balok dan kubus dengan melihat alat peraga dan juga dengan

penjelasan orang tua.

E. Hambatan-Hambatan yang Terjadi

Selama penelitian ini, terdapat beberapa hambatan yang dialami oleh

peneliti sehingga berpengaruh pada penelitian yang dilakukan. Hambatan-

hambatan itu antara lain:

1. Pelaksanaan penelitian tidak dapat dilakukan di dalam kelas akan

tetapi dilakukan secara jarak jauh melalui grup Whats App Messenger

sehingga penelitian tidak dapat dilakukan secara maksimal.

2. Dari 5 siswa kelas IV SDLB Wiyata Dharma 1 Sleman, peneliti hanya

mendapatkan data hasil tes dari 2 siswa sehingga data hasil wawancara

juga hanya diperoleh dari orang tua kedua siswa tersebut. Hal itu

dikarenakan beberapa orang tua tidak dapat dihubungi oleh peneliti

melalui pesan teks.

3. Proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga tidak dapat

dilihat secara maksimal karena peneliti tidak dapat melakukan

observasi secara langsung ketika pembelajaran berlangsung dan hanya

mengandalkan data hasil wawancara dengan orang tua dan hasil

belajar siswa.

4. Alat peraga yang telah dibuat tidak dapat bertahan dalam jangka waktu

panjang karena alat dan bahan yang digunakan menyesuaikan dengan

apa yang dimiliki oleh siswa dan orang tua atau wali di rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan

pembelajaran jarak jauh dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh menggunakan

alat peraga berlangsung dengan lancar. Selama proses pembelajaran,

terdapat beberapa hal yang diperhatikan peneliti, yaitu:

a. Siswa dibimbing oleh orang tua atau wali selama proses

pembelajaran.

b. Siswa mau bertanya jika mengalami kesulitan baik menggunakan

tulisan maupun isyarat.

c. Siswa menonton dan memperhatikan video, serta mempraktekkan

membuat alat peraga dengan baik.

d. Siswa melanjutkan mengerjakan soal setelah mengamati alat peraga.

Hasil belajar siswa tunarungu dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan alat peraga ‘baru baku’ untuk materi balok dan kubus

memuaskan. Kedua siswa mendapatkan skor 100. Dalam hal ini, siswa

terbantu dengan alat peraga dalam mengerjakan soal. Siswa memiliki

keinginan dan motivasi untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh

peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

68

Dari beberapa kesimpulan diatas, dapat ditarik kesimpulan secara umum

bahwa penggunaan alat peraga ‘baru baku’ untuk materi bangun ruang

balok dan kubus yang diterapkan pada anak SDLB B (tunarungu) di SDLB

Wiyata Dharma 1 Sleman berjalan dengan baik. Meskipun terdapat

beberapa kendala, namun tidak mempengaruhi aktivitas siswa selama

pembelajaran di rumah.

B. Saran

1. Bagi Pembaca

Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini, disarankan untuk

memilih waktu yang tepat agar dapat melaksanaan penelitian secara

langsung di sekolah, sehingga penelitian dapat dilakukan sesuai rencana

dan siswa sebagai subyek penelitian juga lebih mudah menerima materi.

2. Bagi Guru

Bagi guru disarankan supaya lebih banyak melakukan variasi dalam

pembelajaran, khususnya dalam penggunaan media alat peraga dalam

pembelajaran, supaya siswa lebih bersemangat dalam belajar dan dapat

lebih mudah memahami materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

69

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Supriyono. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anantaputro, Slamet & Sutisna, Usa. (1984). Pendidikan Anak-Anak Terbelakang:

Untuk SGPLB. Jakarta: Depdikbud RI.

Desiningrum, Dinie Ratri. (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus.

Yogyakarta: Psikosain.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke.

Dwijosumarto, Andreas. (1990). Ortopaedagogik ATR. Bandung: Depdikbud.

Gunawan, Imam. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Marani, Aslan. (2017). Kurikulum Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Jurnal

Studi Insania, 5, 105-119.

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.

Reston, VA: NCTM.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

Bagian 2. Bandung: IMTIMA.

Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling: Pendekatan Praktis untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan

Contoh Transkrip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Wikasanti, Esthy. (2014). Pengembangan Life Skills untuk Anak Berkebutuhan

Khusus. Jogjakarta: Maxima.

Winkel, W. S. (2014). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-pembelajaran-

secara-daring-dan-bekerja-dari-rumah-untuk-mencegah-penyebaran-covid19

diakses pada tanggal 10 Juli 2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

70

https://kolom.tempo.co/read/1342106/pembelajaran-jarak-jauh-di-masa-pandemi

diakses pada tanggal 10 Juli 2020

https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/25/154226271/bila-belajar-di-rumah-

diperpanjang-nadiem-tak-harus-online-dan-akademis?page=all diakses pada

tanggal 10 Juli 2020

http://www.pengertianku.net/2014/12/inilah-pengertian-alat-peraga-dan-menurut-

para-ahli.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

71

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

72

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SLB B Wiyata Dharma 1 Sleman

Kelas/Semester : IV / 2

Materi Pembelajaran : Matematika

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (3 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [melihat,

membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Indikator

5.5 Mengenal bangun datar dan

bangun ruang, serta

mengelompokkan berdasarkan

sifat geometrisnya

3.5.1 Mengidentifikasi berbagai

bangun datar dan bangun

ruang di lingkungan sekitar

6.5 Menuliskan nama bangun datar

dan bangun ruang, serta

mengelompokkan berdasarkan

sifat geometrisnya

4.5.1 Menuliskan bangun datar

dan bangun ruang di

lingkungan sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

73

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dari pembelajaran adalah :

1. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai bangun datar dan bangun ruang

di lingkungan sekitar dengan cermat.

2. Siswa dapat menulis berbagai nama bangun datar dan bangun ruang di

lingkungan sekitar dengan cermat.

D. Materi Pembelajaran

Bangun Ruang Balok dan Kubus

E. Metode Pembelajaran

Metode : Penggunaan Alat Peraga Baru Baku

F. Kegiatan Pembelajaran

• Kegiatan Awal

Siswa diajak mengingat kembali bentuk bangun ruang balok dan

kubus.

• Kegiatan Inti

➢ Eksplorasi

Peneliti memperkenalkan alat peraga ‘baru baku’ dan

memberikan video pengajaran cara membuat alat peraga.

➢ Elaborasi

- Siswa dengan bimbingan orang tua membuat alat

peraga ‘baru baku’ dan mengamati bentuk secara

visual dari alat peraga’baru baku’.

- Siswa dengan bimbingan orang tua mengerjakan

soal.

➢ Konfirmasi

- Orang tua bertanya tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa

- Orang tua bersama dengan siswa memberikan

penguatan dan menyimpulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

74

• Kegiatan Penutup

Orang tua memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah

dipelajari bersama.

G. Media, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Buku Siswa

2. Alat Peraga ‘Baru Baku’

H. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/Soal

Mengidentifikasi

berbagai bangun datar

dan bangun ruang di

lingkungan sekitar

Tugas

Individu

Pilihan 1. Lingkari benda

yang berbentuk

kubus!

2. Lingkari benda

yang berbentuk

balok!

3. Sebutkan benda-

benda yang

berbentuk kubus!

4. Sebutkan benda-

benda yang

berbentuk balok!

Menuliskan bangun

datar dan bangun ruang

di lingkungan sekitar

Isian 5. Isilah titik-titik

berikut dengan

nama benda,

gambar, atau

bentuk benda!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

75

Lampiran 2: Soal Hasil Belajar

SOAL MATERI BALOK DAN KUBUS

Kerjakan soal di bawah ini berdasarkan perintah!

1. Lingkari benda di bawah ini yang berbentuk kubus!

a. aquarium

b. kotak tisu

c. permainan

rubik

d. penghapus

e. kayu yang

dibentuk

f. dadu

2. Lingkari benda di bawah ini yang berbentuk balok!

a. Kotak kado

b. lemari

c. permainan

rubik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

76

d. kasur

e. kayu yang

dibentuk

f. dadu

3. Sebutkan benda-benda di sekitarmu yang berbentuk kubus!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………

4. Sebutkan benda-benda di sekitarmu yang berbentuk balok!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………

5. Isilah titik-titik pada table di bawah ini!

No Nama Benda Gambar benda Bentuk benda

(kubus/balok)

A

………………

…….

…………………

b

………………

……

…………………

….

c

………………

……

…………………

….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

77

d Bak

……………………

…………………

….

e

………………

……

…………………

f

………………

…..

…………………

..

g

………………

…..

…………………

..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

78

Lampiran 3: Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana reaksi anak ketika mendapatkan tugas untuk membuat alat

peraga?

2. Apakah anak mendengarkan penjelasan dari video maupun dari orang

tua/wali?

3. Apakah anak ikut aktif dalam mempersiapkan alat dan bahan untuk

membuat alat peraga?

4. Apakah anak ikut terlibat aktif dalam membuat alat peraga?

5. Apakah anak terlihat bersemangat dalam membuat alat peraga? Jika tidak,

apa yang menyebabkan anak tidak bersemangat?

6. Apakah anak merasa lebih tertarik untuk belajar menggunakan alat peraga?

7. Apakah selama belajar dengan menggunakan alat peraga anak mau bertanya

mengenai hal-hal yang belum dimengerti?

8. Apakah anak lebih mudah memahami materi dengan menggunakan alat

peraga?

9. Apakah anak menjawab ketika orang tua/wali bertanya?

10. Apakah anak mau mengerjakan soal yang diberikan?

11. Apa yang dilakukan orang tua/wali dalam mempersiapkan tugas untuk

anak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

79

12. Apakah orang tua/wali mengajak anak untuk terlibat dalam pembuatan alat

peraga?

13. Bagaimana proses pembelajaran berlangsung? Mulai dari membuat alat

peraga hingga mengerjakan soal.

14. Apakah orang tua/wali membimbing anak sepenuhnya dalam proses

pembelajaran? Terutama dalam proses membuat alat peraga dan

mengerjakan latihan soal.

15. Upaya apa yang dilakukan orang tua/wali untuk membuat anak antusias

dalam belajar?

16. Bagaimana cara orang tua/wali mengkomunikasikan apa yang harus

dilakukan anak dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga?

17. Apa kesulitan atau hambatan yang dialami orang tua/wali selama

melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

80

Lampiran 4: Hasil Wawancara

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

1. Transkrip Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa A1

Wawancara dengan Orang Tua Siswa A1 dilakukan pada tanggal 15

Juni 2020 secara daring menggunakan aplikasi pesan WA.

P : Bagaimana reaksi anak ketika mendapatkan tugas untuk membuat

alat peraga?

O : Suka, tertarik

P : Apakah anak memperhatikan penjelasan dari video maupun dari

orang tua/wali?

O : Memperhatikan, ditambah penjelasan dari orang tua dan kakak.

Kadang perhatian kurang fokus, harus diulang.

P : Jadi beberapa penjelasan diulang ya Bu?

O : Video diputar 3 kali.

P : Apakah anak ikut aktif dalam mempersiapkan alat dan bahan untuk

membuat alat peraga?

O : Iya Atho dibantu dengan kakaknya. Biasanya diawasi lalu yang salah

dibetulkan. Saya kerja, jadi Atho dibantu kakaknya yang sedang libur

kuliah, biasanya kalo ada pr langsung saya teruskan ke rumah.

P : Baik Bu. Jadi anak aktif ya Bu dalam membuat alat peraganya.

O : Iya

P : Apakah anak merasa lebih tertarik untuk belajar menggunakan alat

peraga?

O : Semangat, tipikal Atho jika ada pr ingin cepat-cepat diselesaikan juga

kurang rapi, tapi terkadang juga tergantung moodnya.

P : Kalau kemarin waktu mengerjakan itu moodnya bagaimana Bu?

O : Awalnya bagus, waktu menempelnya sudah bosan, makanya saya

terlambat kirim hasilnya. Hasilnya kurang bagus sehingga diminta

kakaknya untuk mengulang. Kadang sama saya malah susah, kalau

sama kakaknya nurut.

P : Apakah anak merasa lebih tertarik untuk belajar menggunakan alat

peraga?

O : Tertarik tetapi cepat bosan, harus pintar-pintar mengarahkan.

P : Lalu apakah selama belajar dengan menggunakan alat peraga anak

mau bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti?

O : Ya, hanya kami masih kesulitan berkomunikasi.

P : Kalau untuk pelajaran materi balok dan kubus tidak ada pertanyaan

Bu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

81

O : Tidak.

P : Apakah anak lebih mudah memahami materi dengan menggunakan

alat peraga?

O : Iya.

P : Apakah anak menjawab ketika orang tua/wali bertanya?

O : Kendala kami di komunikasi, saya tidak menguasai Bahasa isyarat.

Jika kurang jelas kami menggunakan tulisan yang simple Atho

paham.

P : Oh begitu Bu. Lalu selama ini berkomunikasi menggunakan tulisan

itu ya Bu?

O : Isyarat, tulisan, bahasa ibu. Karena Atho loss telinga kanan kiri dan

kurang fokus, dulu tidak bisa diam, muter saja, sekarang bisa tenang.

P : Lalu Atho apakah mau mengerjakan latihan soal yang diberikan?

O : Iya, kalau ada pr langsung dikerjakan semangat. Hasil dikirim ke

saya, kalau sempat saya koreksi dulu baru dikirim ke guru.

P : Apakah orang tua/wali mengajak anak untuk terlibat dalam

pembuatan alat peraga?

Atau anak memiliki inisiatif sendiri?

O : Keinginan ada tapi perlu lebih di motivasi.

P : Lalu ketika mengerjakan dibantu kakaknya atau sendiri Bu?

O : Diawasi dan dibantu kakaknya

P : Berarti untuk jawaban itu Atho ya yang menjawab?

O : Iya mbak.

P : Atho memilih jawaban balok dan kubus berdasarkan apa ya Bu?

O : Bentuknya, mungkin panjang sisinya sama ya. Kakaknya

menerangkan menggunakan bahasa isyarat gerakan tangan dan

menggunakan alat peraga itu.

P : Menerangkannya dilihat dari panjang sisinya itu ya Bu?

O : Iya.

P : Bagaimana proses pembelajaran berlangsung? Mulai dari membuat

alat peraga hingga mengerjakan soal.

O : Banyak yang dikerjakan sendiri, kakaknya membantu sedikit.

Kurang memperhatikan video.

Ya mungkin kurang suka ya mbak.

P : Kurang suka tugasnya atau bagaimana Bu?

O : Kurang suka yang pekerjaan tangan. Kurang telaten.

P : Lalu apakah orang tua/wali membimbing anak sepenuhnya dalam

proses pembelajaran? Terutama dalam proses membuat alat peraga

dan mengerjakan latihan soal.

O : Iya mbak, kakaknya karena kebetulan libur panjang membimbing

saya hanya mengoreksi.

Kalau kakaknya tidak di rumah ya semuanya saya.

P : Upaya apa yang dilakukan orang tua/wali untuk membuat anak

antusias dalam belajar?

O : Nah itu yang saya kesulitan mbak. Kalau ada pr dari gurunya Atho

semangat, apapun kalau guru yang meminta itu nurut. Target saya

tidak terlalu muluk mbak, yang penting Atho bisa solat/ beribadah,

dan paham maksudnya,bisa menulis untuk membantu komunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

82

P : Lalu pertanyaan terakhir, apa kesulitan atau hambatan yang dialami

orang tua/wali selama melakukan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga?

O : Sebenarnya tidak sulit mbak, hanya memotivasi Atho supaya fokus.

Mungkin saya yang kurang sabar dan belum punya cara yang pas.

2. Transkrip Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa A2

Wawancara dengan Orang Tua Siswa A2 dilakukan pada tanggal 16 dan

19 Juni 2020 secara daring menggunakan aplikasi pesan WA.

P : Bagaimana reaksi anak ketika mendapatkan tugas untuk membuat

alat peraga?

O : Agak bingung untuk memulainya.

P : Bisa dijelaskan sedikit apa yang membuat bingung?

O : Tidak bias untuk memulainya sendiri, harus diarahkan dan dibantu.

P : Apakah anak memperhatikan penjelasan dari video maupun dari

orang tua/wali?

O : Dia itu paham cuma pas ngukurnya tetep dibantu saat meletakkan

penggaris harus dijelaskan dari angka 0 sampai angka yang sesuai.

P : Berarti paham dengan apa yang tergambar dalam video ya Bu? Hanya

saja dalam praktek membutuhkan bimbingan orang tua?

O : Iya.

P : Apakah anak ikut aktif dalam mempersiapkan alat dan bahan untuk

membuat alat peraga?

O : Kalau bahannya aku yang menyiapkan, kalau pas prakteknya aku

cuma bimbing cara ngukurnya selanjutnya dibikin sendiri sampai

selesai.

P : Baik Bu. Jadi anak aktif ya Bu dalam membuat alat peraganya.

O : Iya

P : Apakah anak merasa lebih tertarik untuk belajar menggunakan alat

peraga?

O : Nggak tau ya, tapi setiap ada tugas dia selalu semangat

mengerjakannya

P : Oh iya bu, untuk pertanyaan barusan mungkin nanti apakah bisa

ditanyakan ke latif ya Bu?

O : Nggak bisa caranya nanyain. Bingung.

P : Lalu apakah selama belajar dengan menggunakan alat peraga anak

mau bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti?

O : Cara ngukurnya biar pas antara kanan dan kiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

83

P : Kalau untuk pelajaran materi balok dan kubus tidak ada pertanyaan

Bu?

O : Tidak.

P : Apakah anak sudah memahami balok dan kubus?

O : Iya paham.

P : Lalu apakah siswa mengerjakan soal dengan mandiri atau bersama

orang tua?

O : Nggak mesti kadang sendiri kadang minta didampingi.

P : Kemarin ketika mengerjakan latihan soal kubus dan balok bagaimana

Bu?

O : Didampingi. Kalau matematika yg berhitung biasanya dia mandiri.

P : Ketika menjawab pertanyaan kemarin, apa yang membuat anak

memilih kubus Bu? Mengapa memilih jawaban dari soal adalah

kubus maupun balok?

O : Tak kasih tau kalau kubus itu kotak kalau balok bentuknya panjang.

P : Apakah memberi tahu dengan menunjukkan balok dan kubus yang

dibuat?

O : Iya dengan balok dan kubus.

P : Apa yang dilakukan orang tua/wali dalam mempersiapkan tugas

untuk anak?

O : Mendampingi dan membantu kalau ada kebutuhan lain yang

diperlukan.

P : Apakah orang tua mengajak anak untuk terlibat dalam pembuatan

alat peraga?

Atau anak memiliki inisiatif sendiri?

O : Orang tua mengajak dan menyuruh anak.

P : Bagaimana proses pembelajaran berlangsung? Mulai dari membuat

alat peraga hingga mengerjakan soal.

Bisa dijelaskan Bu?

O : Dari awal hingga akhir minta di dampingi sampai dia sendiri

menemukan jawaban yang tepat, kalau dia nggak mampu kita bantu

dengan isyarat agar dia tau yg diinginkan dari soal itu.

P : Baik Bu. Orang tua mendampingi anak sepenuhnya dalam proses

membuat alat peraga dan mengerjakan latihan soal Bu?

O : Iya

P : Kira kira ada upaya apa yang dilakukan orang tua/wali untuk

membuat anak antusias dalam belajar?

O : Bisa memahami dia, diusahakan selalu ada saat dia butuhkan

P : Bagaimana cara orang tua mengkomunikasikan apa yang harus

dilakukan anak dalam proses pembelajaran menggunakan alat

peraga?

O : Biasanya latif cuma tak suruh ulang2 memahami soalnya akhirnya

dia bisa paham.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

84

P : Lalu untuk pertanyaan terakhir, apa kesulitan atau hambatan yang

dialami orang tua/wali selama melakukan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga?

O : Harus mencari jawaban yang meng angan angan tidak ada dalam

pilihan jawaban atau dalam bacaan.

P : Apakah kemarin ada soal yang begitu?

O : Lupa, tapi kendalanya biasanya yang begitu.

P : Kalau yang kemarin bagaimana?

O : Dia bisa dan paham.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

85

Lampiran 5: Hasil Pekerjaan Siswa Pertama

HASIL PEKERJAAN SISWA PERTAMA

Pada pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan alat peraga ‘baru baku’,

siswa diminta untuk membuat peraga balok dan kubus dari jaring-jaring balok dan

kubus yang juga dibuat sendiri oleh siswa dan hasil yang diberikan sesuai dengan

harapan peneliti. Setelah alat peraga selesai dibuat, siswa kemudian mengerjakan

soal hasil belajar yang telah diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

90

Lampiran 6: Hasil Pekerjaan Siswa Kedua

HASIL PEKERJAAN SISWA KEDUA

Pada pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan alat peraga ‘baru baku’,

siswa diminta untuk membuat peraga balok dan kubus dari jaring-jaring balok dan

kubus yang juga dibuat sendiri oleh siswa dan hasil yang diberikan sesuai dengan

harapan peneliti. Setelah alat peraga selesai dibuat, siswa kemudian mengerjakan

soal hasil belajar yang telah diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI …

93

Lampiran 7: Surat Bukti Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI