21
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 121 PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI DALAM TEKS PIDATO TAHUN 2015 Usrin Malikha Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Tujuan penelitian ini yakni: (1) mendeskripsikan kosakata yang digunakan presiden Jokowi dalam teks pidato pada Tahun 2015 yang mencerminkan kekuasaan. (2) mendeskripsikan metafora yang di ungkapkan presiden Jokowi dalam teks pidato pada Tahun 2015 yang mencerminkan kekuasaan. (3) mendeskripsikan kalimat yang disampaikan presiden Jokowi dalam teks pidato pada Tahun 2015 yang mencerminkan kekuasaan. Teks pidato tahun 2015 ini dijadikan objek penelitian karena termasuk pidato yang potensial mengandung unsur kekuasaan. Kekuasaan disini adalah pada intinya pengaruh dalam penggunaan bahasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Teknik yang digunakan adalah teknik kajian kepustakaan. Sumber data dalam penelitian ini data primer yaitu sumber utama penelitian yang diproses langsung dari sumbernya tanpa lewat perantara. Sumber data primer dalam penelitian ini berupa data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat perantara, tetapi masih berdasar pada kategori konsep. Dalam penelitian ini sumber data skundernya berupa buku, dan dari internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa presiden Jokowi dalam teks pidato tahun 2015 banyak mendayagunakan kalimat yang mencerminkan kekuasaan. Sedangkan kosakata dan metafora jarang didayagunakan dalam teks pidato tahun 2015. Simpulan yang diperoleh yakni penggunaan bahasa Presiden Jokowiyang mencerminkan kekuasaan dalam teks pidato tahun 2015 sebagian besar mendayagunakan kalimat deklaratif , kalimat imperatif dan kalimat interogatif dalam teks pidato tahun 2015. Sedangkan kosakata dan metafora jarang didayagunakan daloam teks pidato tahun 2015. Kata kunci: penggunaan bahasa, kekuasaan, teks pidato tahun 2015. PENDAHULUAN Penggunaan bahasa dapat menunjukkan si pemakai bahasa. Itu artinya bahasa bisa menjadi cerminan pribadi si pemakai bahasa (pembicara) tersebut. Bahasa sangat menarik dan berbeda setiap pembicaranya. Bahasa yang digunakan oleh orang yang terkenal cenderung lebih sering diperhatikan. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Fungsi utama bahasa dalam kehidupan sosial adalah sebagai alat komunikasi. Di dalam komunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat dituturkan dengan berbagai bentuk tuturan. Dengan kata lain, setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Berbagai tujuan yang ingin dicapai dalam situasi-situasi, seperti proses perkuliahan, belajar mengajar, percakapan, debat, dan lain sebagainya, dapat diperoleh dengan menggunakan bahasa. Dalam proses komunikasi itu tentu bahasa digunakan untuk

PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

  • Upload
    vukiet

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 121

PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWIDALAM TEKS PIDATO TAHUN 2015

Usrin MalikhaMahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak: Tujuan penelitian ini yakni: (1) mendeskripsikan kosakata yangdigunakan presiden Jokowi dalam teks pidato pada Tahun 2015 yangmencerminkan kekuasaan. (2) mendeskripsikan metafora yang diungkapkan presiden Jokowi dalam teks pidato pada Tahun 2015 yangmencerminkan kekuasaan. (3) mendeskripsikan kalimat yang disampaikanpresiden Jokowi dalam teks pidato pada Tahun 2015 yang mencerminkankekuasaan. Teks pidato tahun 2015 ini dijadikan objek penelitian karenatermasuk pidato yang potensial mengandung unsur kekuasaan. Kekuasaandisini adalah pada intinya pengaruh dalam penggunaan bahasa. Penelitianini menggunakan pendekatan kualitatif . Teknik yang digunakan adalahteknik kajian kepustakaan. Sumber data dalam penelitian ini data primeryaitu sumber utama penelitian yang diproses langsung dari sumbernyatanpa lewat perantara. Sumber data primer dalam penelitian ini berupadata verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber dataskunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidaklangsung atau lewat perantara, tetapi masih berdasar pada kategorikonsep. Dalam penelitian ini sumber data skundernya berupa buku, dandari internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasapresiden Jokowi dalam teks pidato tahun 2015 banyak mendayagunakankalimat yang mencerminkan kekuasaan. Sedangkan kosakata danmetafora jarang didayagunakan dalam teks pidato tahun 2015. Simpulanyang diperoleh yakni penggunaan bahasa Presiden Jokowiyangmencerminkan kekuasaan dalam teks pidato tahun 2015 sebagian besarmendayagunakan kalimat deklaratif , kalimat imperatif dan kalimatinterogatif dalam teks pidato tahun 2015. Sedangkan kosakata danmetafora jarang didayagunakan daloam teks pidato tahun 2015.Kata kunci: penggunaan bahasa, kekuasaan, teks pidato tahun 2015.

PENDAHULUAN

Penggunaan bahasa dapatmenunjukkan si pemakai bahasa. Ituartinya bahasa bisa menjadi cerminanpribadi si pemakai bahasa (pembicara)tersebut. Bahasa sangat menarik danberbeda setiap pembicaranya. Bahasayang digunakan oleh orang yangterkenal cenderung lebih seringdiperhatikan. Bahasa memegangperanan penting dalam kehidupanmanusia. Fungsi utama bahasa dalamkehidupan sosial adalah sebagai alatkomunikasi. Di dalam komunikasi, satu

maksud atau satu fungsi dapatdituturkan dengan berbagai bentuktuturan.

Dengan kata lain, setiapkomunikasi manusia salingmenyampaikan informasi yang dapatberupa pikiran, gagasan, maksud,perasaan, maupun emosi secaralangsung. Berbagai tujuan yang ingindicapai dalam situasi-situasi, sepertiproses perkuliahan, belajar mengajar,percakapan, debat, dan lain sebagainya,dapat diperoleh dengan menggunakanbahasa. Dalam proses komunikasi itutentu bahasa digunakan untuk

Page 2: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 122

menyampaikan argumen, membujuk,meminta, berjanji, dan lain sebagainya.

Bahasa merupakan praktikkekuasaan. Wacana dapat digunakanuntuk memperbesar pengaruhkekuasaan. Wacana dapat menjadisarana untuk memarjinalkan danmerendahkan kelompok yang tidakdominan dalam wacana. Melalui bahasaseseorang dapat ditampilkan secara baikataupun buruk kepada khalayak. Bahasatidak dimaknai sebagai sesuatu yangnetral yang dapat mentransmisikan danmenghadirkan realitas seperti keadaanaslinya, melainkan ia sudah bermuatankekuasaan.

Peneliti akan menelitipenggunaan bahasa Jokowi dalam pidatoPresiden Tahun 2015 secara objektif danmenggunakan pendekatan kualitatif.Sehingga peneliti akan menyajikanpembahasan mengenai penggunaanbahasa Jokowi dalam pidato PresidenTahun 2015 yang meliputi kosakata,metafora, dan kalimat yang digunakanJokowi dalam pidato Presiden tahun2015 yang mencerminkan kekuasaan.Peneliti juga akan mengaitkanPengunaan Bahasa Jokowi dalam PidatoPresiden Tahun 2015 denganpembelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka fokus penelitianini adalah penggunaan bahasa Jokowidalam pidato Presiden tahun 2015. Darifokus penelitian tersebut, maka penelitidapat membatasi rumusan masalahpenelitian ini sebagai berikut.1. Bagaimana kosakata yang

digunakan Presiden Jokowi dalamteks pidato tahun 2015 itumencerminkan kekuasaan?

2. Bagaimana metafora yangdiungkapkan Presiden Jokowidalam teks pidato tahun 2015 itumencerminkan kekuasaan?

3. Bagaimana kalimat yangdisampaikan Presiden Jokowidalam teks pidato tahun 2015 itumencerminkan kekuasaan?

Tujuan umum dari penelitian iniadalah untuk memperoleh deskripsitentang penggunaan bahasa pada tekspidato pada Tahun 2015 yangmencerminkan kekuasan. Secara khusustujuan penelitian ini adalah sebagaiberikut.

1) Mendeskripsikan kosakata yangdigunakan Jokowi dalam teks pidatotahun 2015 yang mencerminkankekuasaan.

2) Mendeskripsikan metafora yang diungkapkan Jokowi dalam pidatoPresiden pada Tahun 2015 yangmencerminkan kekuasaan.

3) Mendeskripsikan kalimat yangdisampaikan Jokowi dalam tekspidato tahun 2015 yangmencerminkan kekuasaan.

METODE

Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalahmetode deskriptif kualitatif. Penelitiankualitatif dianggap peneliti sebagaipendekatan yang tepat digunakan padaobjek penelitian ini, karena padadasarnya metode deskriptif kualitatifbertujuan untuk menggambarkan sertamendeskripsikan Rancangan bersifatdeskriptif, artinya data dalam penelitianini dipaparkan seperti adanya.

Metode penelitian padadasarnya merupakan cara ilmiah untukmendapatkan data dengan tujuan dankegunaan tertentu. Berdasarkan haltersebut terdapat empat kata kunci yangperlu diperhatikan yaitu cara iliah, data,tujuan, dan kegunaan, (Roga, 2011; 43).Cara ilmiah berarti kegiatan penelitianitu didasarkan pada ciri-ciri keilmuanyaitu rasional, empiris, dan sistematis.Rasional berarti kegiatan penelitiandilakukan dengan cara-cara yang masukakal, sehingga terjangkau oleh penalaranmanusia. Empiris berarti cara-cara yangdilakukan itu dapat diamati oleh indramanusia, sehingga orang lain dapatmengamati dan mengetahui cara-cara

Page 3: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 123

yang digunakan. Sistematis artinyaproses yang digunakan dalam penelitianitu menggunakan langkah-langkahtertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalampenelitian ini berorientasi pada tujuanpenelitian yang dirumuskan. Maka,metode yang digunakan adalah metodeanalisis kualitatif. Metode kualitatifadalah digambarkan dengan kata-kataatau kalimat dipisahkan menurutkategori untuk memperoleh kesimpulan(Tarigan, 1993; 234).Data dan Sumber Data

Data adalah kata-kata, kalimat,wacana (Ratna, 2004: 47). Hal inidisebabkan oleh adanya penerapanmetode kualitatif (Moleong, 2002: 16).Data merupakan bagian yang sangatpenting dalam setiap bentuk penelitian,oleh karena itu, berbagai hal yangmerupakan bagian dari keseluruhanproses pengumpulan data harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti(Sutopo, 2004; 47).

Wujud data dalam penelitian iniberupa kata-kata dan kalimat. Adapundata dalam penelitian ini berupa kata,metafora, kalimat, dan paragraph yangterdapat pada teks-teks pidato PresidenJoko Widodo Tahun 2015.

Sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh (SuharsimiArikunto, 1998: 107). Sumber data yangdigunakan dalam penelitian inidikelompokkan menjadi dua, sepertiberikut ini.

Sumber data primer yaitusumber utama penelitian yang diproseslangsung dari sumbernya tanpa lewatperantara. Sumber data primer dalampenelitian ini berupa data verbal yaituteks-teks pidato Presiden Joko Widododi tahun 2015.

Sedangkan sumber data skunderyaitu sumber utama penelitian yangdiperoleh secara tidak langsung ataulewat perantara, tetapi masih berdasarpada kategori konsep (Siswantoro, 2005;54). Dalam penelitian ini sumber data

skundernya berupa kamus, buku, dandari internet.Instrumen Penelitian

Arikunto, (2002; 136)“Instrumen penelitian adalah alat ataufasilitas yang digunakan oleh penelitidalam pengumpulan data supayapekerjaannya lebih mudah dan hasilnyalebih banyak, lebih baik, lebih cermat,lengkap, sistematis sehingga hasilnyalebih muda untuk diolah dan dianalisis.

Dalam penelitian kualitatif,yang menjadi instrument atau alatpenelitian adalah peneliti itu sendiri.Sebagai human insrtrument, berfungsimenetapkan fokus penelitian, memilihinforman sebagai sumber data, menilaikualitas data, melakukan pengumpulandata, menafsirkan data, dan membuatkesimpulan. Oleh karena itu, dalampenelitian kualitatif yang menjadiinstrument kunci atau instrument utamaadalah peneliti itu sendiri.Teknik Penelitian

Subroto dalam Roga (2011; 49)mengatakan data adalah semuainformasi atau bahan yang disediakanoleh alam (dalam arti luas) yang harusdicari, dikumpulkan, atau dipilihpenulis. Penelitian ini menggunakanteknik pengumpulan data berupa teknikonline yaitu mendapatkan sumber datadari internet. Teknik pustaka adalahteknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data.Teknik menyimak yaitu suatu metodepemerolehan data yang dilakukandengan cara menyimak suatupenggunaan bahasa (Mahsun dalamRoga, 2011; 49). Teknik menyimak danteknik catat berarti peneliti sebagaiinstrument utama atau instrument kunciuntuk melakukan penyimakan secaracermat, terarah, dan teliti terhadapsumber data yakni sasaran penelitiberupa teks dalam memperoleh datayang dinginkan. Hasil penyimakankemudian dicatat sebagai sumber data.

Teknik pengumpulan datadalam penelitian ini menggunakan

Page 4: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 124

teknik kajian kepustakaan, yakniterhadap teks-teks pidato Presiden JokoWidodo Tahun 2015. Pengumpulan datadilakukan dengan membaca sumberdata, peneliti mengklasifikasikan datasesuai dengan masalah.

Proses pengumpulan data dalampenelitian ini adalah :Mencari teks-teks pidato Presiden JokoWidodo Tahun 2015.1) Membaca secara keseluruhan teks-

teks pidato Presiden Joko WidodoTahun 2015.

2) Memahami isi teks-teks pidatoPresiden Joko Widodo Tahun 2015.

3) Mengidentifikasi isi dari teks-tekspidato Presiden Joko WidodoTahun 2015.

4) Menganalisis kosakata, metafora,dan kalimat Presiden Joko WidodoTahun 2015.

Teknik validitas DataPengecekan keabsahan data

dapat dilakukan dengan tujuan agar datayang diperoleh dapat terjaminkevalidannya. Berikut langkah-langkahyang dilakukan peneliti untukmemperoleh data yang valid yaitu:

(1) membaca dan memahamiteks-teks pidato Presiden Joko WidodoTahun 2015 secara berulang-ulang untukmemperoleh data yang akurat, (2)menunjukkan kesungguhan dalammelakukan identifikasi data, (3)triangulasi data yaitu teknikpemeriksaan keabsahan data, dan (4)periksakan dengan teman-teman melaluikegiatan berdiskusi. Kegiatan inidilakukan guna dapatmempertanggungjawabkan data-datayang diperoleh.

Teknik Analisis DataTeknik analisis data dalam

penelitian ini adalah model interaktif.Miles dan Huberman (dalam Pawito2007:104)dalam bukunya penelitiankomunikasi kualitatif menjelaskanbahwa teknik analisis yang seringdisebut dengan interactivemodel pada

dasarnya terdiri dari tiga komponen:reduksi data (datareduction) penyajiandata (data display), dan penarikan sertapengujian kesimpulan (drawing andverifying conclusions).

Analisis data sebagai prosesmengorganisasikan dan mengurutkandata ke dalam pola, kategori, dan satuanuraian dasar sehingga dapat ditemukantemanya (Moloeng dalam Azamih,2007:57).

Menurut Satoto (1991; 15),analisis kualitatif dapat digolongkan kedalam metode deskriptif yangpenerapannya bersifat menuturkan,memaparkan, memberikan,menganalisis, dan menafsirkan. Analisisyang digunakan dalam penelitian inimenggunakan teknik analisis modelinteraktif.

Dalam penelitian kualitatifmemungkinkan dilakukan analisis datapada waktu peneliti berada di lapanganmaupun setelah kembali dari lapanganbaru dilakukan analisis. Pada penelitianini analisis data telah dilaksanakanbersamaan dengan proses pengumpulandata.

Proses analisis dalam penelitianini dilakukan dengan empat tahap, yaitu:Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasilwawancara, observasi dan dokumentasidicatat dalam catatan lapangan yangterdiri dari dua bagian yaitu deskriptifdan reflektif.

Catatan deskriptif adalah catatanalami, (catatan tentang apa yang dilihat,didengar, disaksikan dan dialami sendirioleh peneliti tanpa adanya pendapat danpenafsiran dari peneliti terhadapfenomena yang dialami). Catatanreflektif adalah catatan yang berisikesan, komentar, pendapat, dan tafsiranpeneliti tentang temuan yang dijumpai,dan merupakan bahan rencanapengumpulan data untuk tahapberikutnya.

1) Reduksi Data

Page 5: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 125

Setelah data terkumpul,selanjutnya dibuat reduksi data, gunamemilih data yang relevan danbermakna, memfokuskan data yangmengarah untuk memecahkan masalah,penemuan, pemaknaan atau untukmenjawab pertanyaan penelitian.Kemudian menyederhanakan danmenyusun secara sistematis danmenjabarkan hal-hal penting tentanghasil temuan dan maknanya. Pada prosesreduksi data, hanya temuan data atautemuan yang berkenaan denganpermasalahan penelitian saja yangdireduksi. Sedangkan data yang tidakberkaitan dengan masalah penelitiandibuang. Dengan kata lain reduksi datadigunakan untuk analisis yangmenajamkan, menggolongkan,mengarahkan, dan membuang yangtidak penting, serta mengorganisasikandata, sehingga memudahkan penelitiuntuk menarik kesimpulan.

2) Penyajian Data

Penyajian data dapat berupabentuk tulisan atau kata-kata, gambar,grafik dan tabel. Tujuan sajian dataadalah untuk menggabungkan informasisehingga dapat menggambarkankeadaan yang terjadi. Dalam hal ini,agar peneliti tidak kesulitan dalampenguasaan informasi baik secarakeseluruhan atau bagian-bagian tertentudari hasil penelitian, maka peneliti harusmembuat naratif, matrik atau grafikuntuk memudahkan penguasaaninformasi atau data tersebut.

Dengan demikian peneliti dapattetap menguasai data dan tidaktenggelam dalam kesimpulan informasiyang dapat membosankan. Hal inidilakukan karena data yang terpencar-pencar dan kurang tersusun dengan baikdapat mempengaruhi peneliti dalambertindak secara ceroboh danmengambil kesimpulan yang memihak,tersekat-sekat daan tidak mendasar.Untuk display data harus disadarisebagai bagian dalam analisis data.

3) Penarikan KesimpulanPenarikan kesimpulan dilakukan

selama proses penelitian berlangsungseperti halnya proses reduksi data,setelah data terkumpul cukup memadaimaka selanjutnya diambil kesimpulansementara, dan setelah data benar-benarlengkap maka diambil kesimpulan akhir.

Sejak awal penelitian, penelitiselalu berusaha mencari makna datayang terkumpul. Untuk itu perlu mencaripola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dansebagainya. Kesimpulan yang diperolehmula-mula bersifat tentatif, kabur dandiragukan akan tetapi denganbertambahnya data baik dari hasilwawancara maupun dari hasil observasidan dengan diperolehnya keseluruhandata hasil penelitian. Kesimpulan–kesimpulan itu harus diklarifikasikandan diverifikasikan selama penelitianberlangsung.

Data yang ada kemudiandisatukan ke dalam unit-unit informasiyang menjadi rumusan kategori-kategoridengan berpegang pada prinsip holistikdan dapat ditafsirkan tanpa informasitambahan. Data mengenai informasiyang dirasakan sama disatukan ke dalamsatu kategori, sehingga memungkinkanuntuk timbulnya ketegori baru darikategori yang sudah ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di bagian ini dipaparkanpenggunaan bahasa Jokowi dalamPidato Presiden Tahun 2015 yangmeliputi kosakata, metafora, dankalimat. Ketiga hasil penelitian tersebutdipaparkan sebagai berikut.Kosa Kata

Dalam pidato Presiden tahun2015, Presiden Joko Widodomenggunakan “kosakata” tertentusebagai alat mengklasifikasikan realitasdapat disimak dari keberadaan kata-katakuncinya sebagai berikut.

Page 6: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 126

Klasifikasi dengan kata “ketidakadilandan ketidakseimbangan”

Klasifikasi ini melingkupiklasifikasi yang didalamnyamencantumkan kata ketidakadilan danketidakseimbangan, sepertiketidakadilan global dan ketidakadilanakibat penjajahan. Kosa kataketidakadilan yang digunakan Jokowidalam pidatonya mencerminkankekuasaan, hal itu dapat dibuktikanbahwa Presiden Jokowi sebagai penutursecara langsung berkuasa memberikaninformasi kepada petutur tentangperlunya membangkitkan kesadaranbangsa-bangsa Asia-Afrika untukmendapatkan hidup sebagai bangsayang merdeka. Kata ketidakadilan itujuga sebagai bentuk protes danpernyataan presiden terhadap bangsa-bangsa yang kurang peduli terhadapabangsa Asia-Afrika. Kata ketidakadilanyang dipilih presiden Joko Widodoselain memberikan informasi, katatersebut juga mencerminkan kekuasaanpetutur sebagai bentuk protes terhadapbangsa-bangsa yang kurangnyakesadaran untuk saling bekerja samademi keadilan yang diharapkan.Sehingga petutur diharapkan memahamidan secara tidak langsung mendapatperintah dari Presiden untuk melakukansesuatu. Data di atas adalah pernyataanpresiden Jokowi dalam pidatonya, yangmenyatakan dan memberikan informasikepada para Para delegasi dan pesertakonferensi (kalangan elite) tentangketidakadilan dan ketidakseimbanganglobal yang semakin kasat mata. Karenaitu Joko Widodo memberikan informasitersebut guna untuk memberikansindiran secara halus untuk negara-negara kaya yang menghabiskan sumberdaya bumi. Kata ketidakadilan dankeseimbangan dipilih Presiden JokoWidodo di atas mencerminkan kekuasanPresiden dalam memberikan informasisekaligus memberikan pemahamantentang masalah yang sedang dihadapibangsa-bangsa Asia-Afrika. Secara

gamlang Presiden Jokowidodo memintareformasi di PBB, meminta ekonomidunia, agar mengembalikan keadilanyang nyata. Di bagian pidato yang lain,isi dari teks pidato Presiden JokoWidodo yang memberikan informasimengenai penderitaan rakyat Palestinayang masih hidup dalam ketidakadilandan ketakutan, yang diakibatkan karenapenjajahan yang berlangsung lama.Pada pernyataan tersebut, kataketidakadilan mencerminkan kekuasaanPresiden Joko Widodo secara tidaklangsung memberikan perintahsekaligus memberikan pemahamankepada Para delegasi dan pesertakonferensi yang menghadiri acarapembukaan konfrensi Asia-Afrika agarterlibat ke dalam permasalahan tersebut,sehingga petutur mendapat perintahyang harus dilaksanan. Bagian teks inimemberikan informasi sekaliguspemahaman kepada para delegasi danpeserta konferensi yang telah hadirdalam acara pembukaan konferensiAsia-Afrika. Pada informasi tersebut,Presiden mengungkapkan bahwaketidakadilan global yang terasa ketikasekelompok dunia enggan mengakuirealita dunia yang telah berubah.

Di bagian ini pula PresidenJokowidodo mengajak bangsa-bangsaAsia-Afrika untuk menjawab tantanganyang meliputi ketidakadilan danketidakseimbangan. Presiden JokoWidodo juga mengajak bangsa Asia-Afrika untuk menghadapi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.Karena itu adalah pertanyaan darirakyat untuk para kalangan elite danpara pemimpin bangsa. Kataketidakadilan dan ketidakseimbanganyang dipilih Presiden Joko Widodo padabagian pidato tersebut mencerminkankekuasan yang memberikan pemahamankepada Para delegasi dan pesertakonferensi untuk melakukan sesuatusesuai dengan apa yang diharapkan ataudiinginkan oleh Presiden.Klasifikasi dengan Kata “Keimanan”

Page 7: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 127

Klasifikasi pada Pidato Presidentahun 2015 yang perlu dikemukanaknpada bagian ini adalah klasifikasidengan kata keimanan. Kata-kata yangdigunakan dalam klasifikasi ini antaralain kehadirat Allah SWT, karunia-Nya,Pada satu bagian teks pidato PresidenJoko Widodo pada peringatan IsraMi’raj Nabi Muhammad SAW diIstana Negara. Topik yangdikemukakan adalah mengajakparaulama, tokoh masyarakat, paraintelektual, beserta seluruh jajaranpemerintahan, beserta segenapkomponen bangsa untuk ikut bersama-sama membangun bangsa dan Negaradengan penuh keikhlasan, kejujuran, danrasa tanggung jawab terhadap masadepan bangsa dan generasi yangakandatang. Dalam kutipan paragraftersebut, terdapat kata-kata kunci yangmencerminkan posisi penuturnya, yaknikata kata kehadirat Allah dan karunia-Nya. Dengan demikian, kata-kata yangberkaitan dengan dengan keimanan ituselain menjalankan peran sebagai“wadah informasi”, kata tersebut jugaberperan sebagai “penonjol identitas”dari penuturnya. Kutipan tersebut,terdapat kata kunci Allah SWT danmeridaimencerminkan kekuasaanpenuturnya dan menjalankan sebagai“wadah informasi” bagi petuturnyamengenai informasi yang telahdisampaian penutur tentangpembangunan dan perbaikanmasyarakat, umat, bangsa, dan negara kearah yang lebih sejahtera, sehinggasecara tidak langsung petuturmendapatkan informsi sekaligusmendapat perintah yang harusdilaksanakan. Pada data ini tedapat katakunci berkah dari Allah mencerminkankekuasaan penuturnya yang berkuasamemberikan informasi kepada petutuurdan menjalankan sebagai “wadahiinfomasi” bagi penuturnya mengenaiharga minyak turun dan memberikaninformasi bahwa Presiden Jokowi inginmengejar jalannya perubahan untuk

negeri Indonesia yang berdaulat,mandiri dan berkepribadian.Klassifikasi dengan Kata “Kerakyatan”

Klasifikasi ini melingkupiklasifikasi yang di dalamnyamencantumkan kata rakyat ataukerakyatan, seperti kesejahteraan rakyatdan kepentingan rakyat. Pada salah satukutipan menunjukkan, pilihan katarakyat, dapat memberikan pemahamansekaligus mencerminkan kekuasaanPresiden kepada seluruh KorpsAdhyaksa bahwa seluruh KorpsAdhyaksamenghadapitantangandantugasyang semakin berat, semakin berat.Seluruh Korps Adhyaksa dituntut untukselalu memenuhi harapan rakyat untukmenjadikan institusi kejaksaan sebagaiinstitusi penegak hukum yang bersih,yang terpercaya. Pada bagian lain, JokoWododo juga memilih kata rakyat yangmemberikan pemahaman kepada kitabetapa pentingnya rakyat untukdilindungi, sehingga penggunaan katarakyat mencerminkan kekuasaanpresiden yang secara tidak langsungmemberikan perintah kepada kalanganelite dalam pembangunan nasional.Menurut Joko Widodo, rakyatmembutuhkan kesuksesan pembangunandan program-program pembangunanyang memadai sehingga kalangan eliteberhak menjalankan apa yang telahdiperintah Presiden Jokowi.

MetaforaDalam pidato Presiden tahun

2015 mendayagunakan pilihan Metaforanominatif, baik nominatif subjektifmaupun nominatif objektif yangmemiliki maksud dan tujuan tertentu.Pada bagian pidato Presiden JokoWidodo memberikan informasimengenai isi dari Pidato Bung Karno 1Juni 1945, bahwa dirinya sangatterinspirasi dari pernyataan yang pernahdinyatakan oleh Bung Karno yaitu,“"Pancasila, itulah yang berkobar-kobardalam dada sayasejak berpuluh-puluhtahun”. Metafora nominatif objektif

Page 8: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 128

berkobar-kobar dalam dada sayayangmaknanya identik dengan api yangmenyala-nyala dan sebagian tentangsemangat, yakni pancasila yangmembuat para pemuda berjuang dengansemangat sejak berpuluh-puluh tahunlalu. Kata berkobar-kobarmencerminkan kekuasaan Presiden yangjuga dimaknai dengan pernyataanPresiden yang akan terus berjuang untukIndonesia sehingga masyarakat seluruhIndonesia harus berjuang untukIndonesia juga.

Pada kutipan yang lain, PresidenJoko Widodo pada acara sambutan HariPancasila memberikan catatan bahwaRepublik Indonesia memerlukanpersatuan, kebersamaan, gotong-royongseluruh elemen bangsa. Dan inginmenjebol kesakitan-kesakitanmasyarakat, sampai ke sulur-sulurnya,sampai ke akar-akarnya. Joko Widodomemilih metafora akar-akarnya yangmencerminkan kekuasaan presiden.Metafora akar-akarnya yang maknanyapokok pangkal yang menjadi sebab-sebanya yang perlu basmi adalah pokokpangkal kejahatannya. Kata akar jugadapat dimaknai dengan pangkalkejahatan.

Dalam pidato Presiden JokoWidodo tahun 2015 dengan paradelegasi dan peserta konferensi KAAmemberikan informasi tentang aksikekerasan tanpa mandat PBB. Danmengajak para pemimpin bangsa-bangsaAsia-Afrika untuk mendesak reformasiPBB, sehingga dapat berfungsi optimalsebagai badan dunia yangmengutamakan keadilan dankeseimbangan bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika (bagi semua bangsa). JokoWidodo memilih metafora badan duniayang mencerminkan kekuasaan padaparagraf di atas. Kata badanmenjalankan peran “menghidupkan”kata yang mengikutinya. Penggunaankata “dunia” yang didahului kata badanmenjaadikan susunan kata tersebutmenjadi lebih animate. Penggunaan

metafora nominatif subjektif sepertiparagraf 10 di atas dapat di perhatikanpada paragraf (12) berikut.

Dalam pidato Presiden JokoWidodo juga mengungkapkan sejarahBapak Bangsa yang mencetuskanbangsa-bangsa Asia dan Afrika untukmendapatkan hak hidup sebagai bangsamerdeka yang menolak ketidakadilan,dan menentang segala bentukimperalisme. Begitu tegasnya, PresidenJoko Widodo memilih metafora Bapakyang maknanya identik dengan “Orangyang menjadipelindung”, yakni orangyangdipandang sebagai orang tuaatauorang yang dihormati dan melindungi”.kata Bapak Bangsa yang dipilihmembuat publik yakin mengenai adanyaseseorang orang yang menjadi pelindungBangsa di Negara ini.

Isi pidato Presiden Joko Widodoyang memberikan informasi bahwaNegara Indonesia siap memainkanperan global sebagai kekuatan positifbagi perdamaian dan kesejahteraandunia. Presiden memilih metafora peranyang maknanya identik dengan“pemain”, yakni pemain utama yangbersifat relatif permanen yang berfungsisebagai perangkattingkah yangdiharapkandimilikioleh orang yangberkedudukan dalammasyarakat. Kataperan global yang dipilih Presidendalam pidatonya mencerminkankekuasaan yang memberikan informasisekaligus perintah kepada petutur untukmelalkukan sesuatu yang diharapkanPresiden dan membuat publik menjadilebih yakin untuk ikut mewujudkan cita-cita mulia itu. Selain mendayagunakanmetafora nominatif-subjektif, pidatoPresiden tahun 2015 jugamendayagunakan metafora nominatif-objektif.

Penggunaan bahasa pada pidatoPresiden Joko Widodo tahun 2015 jugamendayagunakan metaforapredikatif.Pilihan metafora predikatifyang muncul cukupsignifikan dalammemberikan gambaran tentang dimensi

Page 9: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 129

ideologi dalam pidato Presiden tahun2015.

Pada bagian pidatonya, topikyang diajukan kepada tamu undangandan kalangan elite adalah Pancasilasebagai dasar negara yang menjadirealitas bangsa.JikainginmerealisasikanPancasila,perluperjuangan. Joko Widodomenggunakan metafora menjelma yangsebenarnya bukan istilah politik. Secaraleksikal verba menjelma memilikimakna “mewujudkan diri ataumengambil bentuk (rupa)” atau lahirkembali menjadi manusia. Dengandemikian verba menjelma memilikiasosiasi makna “mengambil rupa”.Dalam metafora yang digunakanPresiden mencerminkan kekuasaan yaitumetafora menjelma yang yang inginmerealisasikan Pancasila, perluperjuangan sehingga petutur secara tidaklangsung ikut merealisasikan Pancasila.

Pidato dalam Peringatan IsraMi’raj Nabi Muhammad SAW tahun1436 Hijriah, Joko Widodo memberikaninformasi mengenai peringatan IsraMi’raj bagi pembangunan masyarakatyang berkeadaban. Joko Widodomenggunakan metafora memetik padakalimat kitadapat memetik hikmah dariperistiwa yang bersejarah itu untukselalu dapat mengubah jalan kehidupankearah yang lebih baik. Metaforamemetik yang digunakan Joko Widodomemiliki makna mengambil, yangsebenarnya dapat digunakan pada(bunga, daun, buah, dsb). Akan tetapiJoko Widodo menggunakan metaforamemetik yang mencerminkan kekuasaanyang mengandung makna mengambilsesuatu yang baik dan bermanfaat.

Dalam Pidato Presiden tahun2015 terdapat fenomena pendayagunaanmetafora kalimat oleh Presiden JokoWidodo. Jokowi mendayagunakanpilihan metafora kalimat dalammenyampaikan Pidato tentangPeringatan Hari Kelahiran Pancasila.Kalimat Tugas sejarah kita adalah

mewarisi api dari pemikiran danperjuangan Bung Karno, bukanmewarisi abunya.Memberikan informasisekaligus pengetahuan tentangperjuangan untuk bangsa Indonesia.Kalimat mewarisi api daripemikiranmemberikan makna tentangsemangat yang membara. Dan padakalimat bukan mewarisiabunyamencerminkan kekuasaanyangmemberikan makna bahwa tidakhanya menikmati hasilnya saja. Presidenmendayagunakan metafora kalimatmenjadi jembatan maritim,kalimat inimemiliki makna bahwa yang dimaksuddengan jembatan maritimadalah PatihGadjah mada di dunia modern di masadepan, dengan kekuatannya yang dapatmenjadikan wilayah Indonesia tanpabatas pemisah dan sebagai pemersatubangsa. Indonesia akan menjadi raksasaatau raja ekonomi dunia setelah tertiduruntuk menemukan jati dirinya sebagainegara maritim terkuat di dunia. Makadari itu , lahirnya patih gadjah madabernama Jembatan Maritim akanmenjadi simbol kekuatan Indonesiasebagai negara maritim.

KalimatKalimat Deklaratif

Secara umum, kalimat deklaratifmendominasi teks-teks pidato Presiden.Hal ini mengandung makna bahwapidato Presiden berperan sebagaipemberi informasi, sementara itumasyarakat Indonesia sebagai penerimainformasi. Kalimat tindak ekspresifberbentuk menghormati yang dibuktikandengan tuturan Presiden Joko Widodosaat memberikan salam berupa rasahormat kepada para tamu undangan“Yang terhormat pemimpin negara danpemerintahan, pemimpin delegasi.Yangterhormat, Jusuf Kalla, Megawati, BJHabibie, Tri Sutrisno, Hamzah Haz.”Maksud dari tuturan seorang presidenkepada para undangan supaya paraundangan mengerti dan tahu bahwapresiden sangat menghormati mereka.

Page 10: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 130

Tuturan tersebut mengandung maknayang tersirat atau pesan yang tersiratkepada para undangan bahwa kita harussaling menghormati. Hal tersebut bisadilihat pada kalimat yang dicetak miringpada paragraph (1) lebih khusus padakata ”terhormat” yang merupakan salahsatu bentuk atau jenis dari tindak tuturekspresif yaitu menghormati. Kalimatdeklaratif kedua, yakni Yang terhormatpemimpin negara dan pemerintahan,pemimpin delegasi.Yang terhormat,Jusuf Kalla, Megawati, BJ Habibie, TriSutrisno, Hamzah Haz. Kalimat inimenempatkan penutur (Presiden)sebagai pemberi informasi dan petutur(para undangan) sebagai penerimainformasi. Dalam konteks tindak ujaran,kalimat pertama menjalankan fungsitindak ujaran representatif atau asertif,yakni mengikat penuturnya padakebenaran atas apa yang dikatakan.

Kalimat deklaratif Atas namarakyat dan pemerintah Indonesia sayaucapkan selamat datang di Indonesia,Negara penggagas dan tuan rumah KAA1955 menempatkan penutur dan petuturdalam posisi yang beragam secarasimultan. Dalam kalimat itumencerminkan kekuasaan penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebagai “pemerintah”.Kalimat deklaratif Enam puluh tahunlalu, solidaritas Asia-Afrika, kitakumandangkan untuk memperjuangkankemerdekaan menempatkan penutursebagai pemberi informasi dan petutursebagai menerima informasi.

Kalimat deklaratif ini jugamenempatkan penutur dan petutur dalamposisi yang beragam yakni untukmenciptakan kesejahteraan dan untukmemberi keadilan bagi rakyat kita,itulah gelora KAA 1955. Itulah esensisemangat Bandung. Dalam kalimat itumencerminkan kekuasaan Presidendalam berpidato , penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebagai “pengkritik”.Sementara itu, petutur dapat berposisi

sebagai penerima informasi dan dapatjuga sebagai “pengharap”, dalamkonteks tindak ujaran, kalimat inimenjalankan fungsi tindak ekspresif,yakni tindak ujaran yang dilakukandengan maksud agar ujarannya diartikansebagai evaluasi tentang hal yangdisebutkan dalam ujaran itu.

Kalimat deklaratif yangdigunakan presiden juga mencerminkankekuasaan Presiden dalam berpidatoyang menempatkan penutur (Presiden)sebagai pemberi informasi dan petutur(para undangan) sebagai penerimainformasi. Dalam konteks tindak ujaran,ada kalimat yang menjelaskan fungsitindak representif atau asertif. Dalamkalimat itu penutur “menyatakan”sesuatu kepada orang lain, dan dapatjuga sebagai “pengkritik”. Sementaraitu, petutur dapat berposisi sebagaipenerima informasi dan dapat jugaberposisi sebagai “pengharap”. Dalamkonteks tindak ujaran yang dilakukandengan maksud agar ujarannya diartikansebagai evaluasi tentang hal yangdisebutkan dalam ujaran itu. Dan“kritikan” penutur terhadap individu-individu (elite politik) yang akanmenduduki kursi kekuasaan yangbersifat sangat menggoda. Siapa puntidak ada jaminan jika perjuamganIndonesia untuk mempertahankankemerdekaannya belum selesai.

Ttindak ekspresif berbentukmemuliakan atau menghormatiyangdibuktikan dengan tuturan Presiden JokoWidodo saat memberikan salam beruparasa hormat kepada para tamu undangan” Yang mulia para hadirin sekalian“.Maksud dari tuturan seorang Presidenkepada para undangan supaya paraundangan mengerti dan tahu bahwapresiden sangat menghormati mereka.Tuturan tersebut mengandung maknayang tersirat atau pesan yang tersiratkepada para undangan bahwa kita harussaling menghormati. Hal tersebut bisadilihat pada kalimat yang dicetak miringpada paragraph (1) lebih khusus pada

Page 11: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 131

kata”Yang mulia” yang merupakansalah satu bentuk atau jenis dari tindaktutur ekspresif yaitu menghormati.

Kalimat deklaratif Dunia yangkita warisi sekarang masih sarat denganketidakdilan, kesenjangan dan kekerasanglobal, cita-cita bersama mengenailahirnya sebuah peradaban baru, sebuahtatanan dunia baru berdasarkan keadilan,kesetaraan, dan kemakmuran, masihjauh dari harapan. Menempatkanpenutur dan petutur dalam posisi yangberagam. Dalam kalimat itu, penuturdapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pengkritik”. Sementara itu, petuturdapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebaga “pengharap”. Dalam konteks tindakujaran, kalimat dua ini menjalankanfungsi tindak representatif, penutur“menyatakan” sesuatu kepada orang lain(negara-negara lain), bahwa dunia baruatau dunia warisan masih jauh dariharapan.

Kalimat deklaratif“Ketidakadilan dan ketidakseimbanganglobal masih terpampang di hadapankita”. Dalam kalimat itu, penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebagai “pemerintah”.Sementara itu, penutur dapat berposisisebagai penerima informasi dan dapatjuga sebgai “orang yang diperintahuntuk berbuat sesuatu”, yakni tindakujaran yang dimaksudkan agarpendengar melakukan tindakan yangdisebutkan dalam ujaran itu.

Kalimatdeklaratif”Ketikanegara-negara kayayang hanyasekitar 20persenpendudukdunia, menghabiskan 70persensumberdayabumimakaketidakadilanmenjadinyata”. Menempatkan penutur(Presiden) sebagai pemberi informasidan petutur sebagai penerima informasi.Dalam konteks tindak ujaran, kalimatpertama menjelaskan fungsi tindakujaran representatif atau asertif, yaknimengikat penuturnya pada kebenaran

atas apa yang dikatakannya. Dalamkalimat pertama, penutur “menyatakan”sesuatu kepada orang lain. kalimat lainyang memiliki karakteristik yang samadengan kalimat pertama dalah kalimatkedua atau terakhir.

Kalimat deklaratif“Ketikaratusan orang di belahan bumisebelah utara menikmati hidup superkaya, sementara 1,2 miliar pendudukdunia di sebelah selatan tidak berdayadan berpenghasilan kurang dari 2 dolarper hari, maka ketidakadilan semakinkasat mata”. Menempatkan penutur danpetutur dalam posisi yang beragamsecara simultan. Dalam kalimat itu,penutur dapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pengkritik”. Dalam konteks tindakujaran, kalimat kedua ini menjalankanfungsi tindak ekspresif, yakni tindkujaran yang dilakukan dengan maksudagar ujarannya diartikan sebagaiavaluasi tentang hal yang disebutkandalam ujaran. Kalimat kedua berupa“kritikan” penutur terhadap negara-negara yang sudah maju.

Kalimat deklaratif“Olehkarenaitukitabangsa-bangsa diAsia-Afrikamendesakreformasi PBB.Menempatkan penutur dan petuturdalam posisi yang beragam secarasimultan. Dalam kalimat itu, penuturdapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pemerintah” sementara itu, petuturdapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu”yakni berbuat untuk mendesak reformasiPBB.

Kalimat deklaratif Agarberfungsisecara optimal sebagai badandunia yang mengutamakan keadilan bagikita semua, bagi semua bangsa. Dalamkonteks tindak ujaran, kalimat ketigamenjalankan fungsi tindak ujaranrepresentatif atau asertif, yakni mengikatpetuturnya pada kebenaran atas apayang dikatakannya. Dalam kalimat

Page 12: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 132

ketiga, penutur “menyatakan” sesuatukepada orang lain.

Kalimat deklaratif “Bagisaya,ketidakadilan global terasa semakinmenyesak dada”. Dalam kalimat itu,penutur dapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pengkritik”. Sementara itu, petuturdapat berposisi sebagai penerimainformasi dan adapat juga berposisisebagai “pelaksana”. Dalam kontekstindak ujaran, yang dilakukan denganmaksud agar ujaranya diartikan sebagaievaluasi tentang hal yang disebutkandalam ujaran itu.

Kalimat deklaratif“Ketikasemangat Bandung yangmenuntut kemerdekaan bagi semuabangsa-bangsa Asia-Afrika masihmenyisakan utang selama enamdasawarsa. Menempatkan penutursebagai pemberi informasi dan petutursebagai penerima informasi. Dalamkonteks tindak ujaran, kalimat keduamenjalankan fungsi tindak representatif.Penutur “menyatakan” sesuatu kepadaorang lain sehingga orang lainmengetahui informasi tersebut, yakniperlunya mengatur tatanan bagi semuabangsa-bangsa Asia-Afrika.

Kalimat deklaratif “Kita dandunia masih berutang kepada rakyatPalestina” menempatkan penutursebagai pemberi informasi dan petutursebagai penerima informasi. Dalamkonteks tindak ujaran, kalimat pertamamenjalankan fungsi tindak representatif.Penutur “menyatakan” sesuatu kepadaorang lain sehingga orang lainmengetahui informasi tersebut, yaknimasih adanya tanggungan kepada negaralain terutama kepada rakyat Palestina.

Kalimat deklaratif “Dunia tidakberdaya menyaksikan penderitaan rakyatPalestina yang hidup dalam ketakutandan ketidakadilan akibat penjajahanyang berlangsung begitu lama.Menempatkan penutur dan petuturdalam posisi yang beragam. Dalamkalimat itu, penutur dapat berposisi

sebagai pemberi informasi dan dapatjuga sebagai “pengkritik”. Sementaraitu, petutur dapat berposisi sebagaipenerima informasi dan dapat jugaberposisi sebagai “pengharap” . dalamkonteks tindak ujaran, kalimat kedua inimenjalankan fungsi tindak ekspresif,yakni tindak ajaran yang dilakukandengan maksud agar ujarannya diartikansebagai evaluasi tentang hal yangdisebutkan dalam ujaran itu.

Kalimat deklaratif Kita tidakboleh berpaling dari penderitaan rakyatPalestina, kita harus terus berjuangbersama mereka. Menempatkan penuturdan petutur dalam posisi yang beragam.Dalam kalimat itu penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebaga “pemerintah”.Sementara itu, petutur dapat berposisisebagai penerima informasi dan dapatjuga sebagai “pengharap”. Dalamkonteks tindak ujaran, kalimat pertamaini menjalankan fungsi tindakrepresentatif. Penutur “menyatakan”sesuatu kepada orang lain.

Kalimat deklaratif Kita harusmendukung lahirnya sebuah NegaraPalestina yang merdeka. Menempatkanpenutur dan petutur dalam posisi yangberagam secara simultan. Dalam kalimatitu, penutur dapat berposisi sebagaipemberi informasi dan dapat jugasebagai “pemerintah”. Sementara itu,petutur dapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu”,yakni berbuat untuk selalu mendukunglahirnya sebuah negara Palestina.

Kalimat deklaratif Yang muliapada hadirin sekalian, termasuk tindakekspresif berbentuk memuliakan ataumenghormati yang dibuktikan dengantuturan Presiden Joko Widodo saatmemberikan salam berupa rasa hormatkepada para tamu undangan ” Yangmulia para hadirin sekalian“. Maksuddari tuturan seorang presiden kepadapara undangan supaya para undanganmengerti dan tahu bahwa presiden

Page 13: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 133

sangat menghormati mereka. Tuturantersebut mengandung makna yangtersirat atau pesan yang tersirat kepadapara undangan bahwa kita harus salingmenghormati. Hal tersebut bisa dilihatpada kalimat yang dicetak miring padaparagraph (1) lebih khusus padakata”Yang mulia” yang merupakansalah satu bentuk atau jenis dari tindaktutur ekspresif yaitu menghormati.

Kalimat deklaratifKetidakadilan global juga terasa ketikasekelompok dunia enggan mengakuirealita dunia yang telahberubah.Menempatkan penutur danpetutur dalam posisi yang beragam.Dalam kalimat itu, penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebagai “pengkritik”.Sementara itu, petutur dapat berposisisebagai penerima informasi dan dapatjuga berposisi sebagai “pengharap”.Dalam konteks tindak ujaran, kalimatkedua ini menjalankan fungsi tindakekspresif, yakni tindak uaran yangdilakukan dengan maksud agarujarannya diartikan sebai evaluasitentang hal yang disebutkan dalamujaran itu.

Kalimat deklaratif Pandanganyang mengatakan bahwa persoalanekonomi dunia hanya bias diselesaikanoleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalahpandangan yang usang yang perludibuang. Menempatkan penutur sebagaipemberi informasi dan petutur sebagaipenerima informasi. Dalam kontekstindak ujaran, kalimat ketigamenjalankan fungsi tindak representatif.Penutur “menyatakan” sesuatu kepaadaorang lain sehingga orang lainmengetahui informasi tersebut, yaknitentang persoalan ekonomi dunia yanghanya bisa diselesaikan oleh BankDunia, IMF dan ADB adalah pandanganusang yang perlu dibuang.

Kalimat deklaratif Sayaberpendirian pengelolaan ekonomi duniatidak bias hanya diserahkan kepadaketiga lembaga keuangan internasional itu.

Menempatkan penutur dan petuturdalam posisi yang beragam secarasimultan. Dalam kalimat itumencerminkan kekuasaan Presiden,penutur dapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pemerintah”. Sementara itu, petuturdapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu”,yakni berbuat untuk agar pengelolahanekonomi dunia tidak hanya diserahkankepada ketiga lembaga keuanganinternasional itu saja.

Kalimat deklaratif Kitawajibmembangunsebuahtatananekonomibaru yang terbukabagikekuatan-kekuatanekonomibaru. Didalam kalimattersebut hampir sama dengan kalimatpertama yakni menempatkan penuturdan petutur dalam posisi yang beragamsecara simultan. Dan di dalam kalimatitu, penutur dapat berposisi sebagaipemberi informasi dan dapat jugasebagai “pemerintah”, sementara itu,petutur dapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah”.

Kalimat deklaratif Kitamendesak dilakukannya reformasiarsitektur keuangan global untukhilangkan dominasi kelompok Negaraatas negara-negara lain. Menempatkanpenutur pada posisi penutur dan petuturdalam posisi yang juga beragam. Dalamkalimat itu, penutur dapat berposisisebagai pemberi informasi dan dapatjuga sebagai “pemerintah”, sementaraitu, petutur dapat berposisi sebagaipenerima informasi dan dapat jugasebagai “orang yang diperintah”.

Pada kalimat deklaratifIndonesia siap bekerjasama dengansemua pihak untuk wujudkan cita-citamulia itu. Kalimat ini memilikikarakteristik yang sama dengan kalimatpertama. Bahwa penutur sebagaipemberi informsi dan petutur sebagaipenerima informasi, serta menjalankanfungsi tindak representatif atau asertif.

Page 14: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 134

Dalam kalimat itu, penutur“menyatakan” sebuah informasi kepadaorang lain.

Kalimat deklaratif Hari ini danesok kita berkumpul di Jakarta untukmenjawab tantangan ketidakadilan danketidakseimbangan itu menempatkanpenutur dan petutur dalam posisi yangberagam secara simultan. Dalam kalimatitu, penutur dapat berposisi sebagaipemberi informasi dan dapat jugasebagai “pemerintah”. Sementara itu,petutur dapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu”.

Kalimat deklaratif Hari ini danhari esok dunia menanti langkah-langkah kita dalam membawa bangsa-bangsa Asia-Afrika berdiri sejajar samatinggi dengan bangsa-bangsa lain didunia menempatkan penutur sebagaipemberi informasi dan petutur sebagaipenerima informasi. Dalam kontekstindak ujaran, kalimat pertamamenjalankan fungsi tindak ujaranrepresentatif atau asertif, yakni mengikatpenuturnya pada kebenaran atas apayang dikatakannya. Dalam kalimatpertama, penutur “menyatakan” sesuatukepada orang lain. kalimat lain yangmemiliki karakteristik yang samadengan kalimat pertama adalah kalimatkedua atau terakhir. Yakni Kita biasmelakukan itu semua denganmembumikan Semangat Bandungdengan mengacu pada tiga cita-cita yangdiperjuangkan para pendahulukita 60tahunlalu.Menempatkan penutur danpetutur dalam posisi yang beragam.Dalam kalimat itu, penutur dapatberrposisi sebagai pemberi informasidan petutur berposisi sebagai penerimainformasi.

Kalimat deklaratif Pertama,kesejahteraan, menempatkan penuturdan petutur dalam posisi yang beragam.Dalam kalimat itu, penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebagai “pejanji”. Sementaraitu, petutur dapat berposisi sebagai

penerima informasi dan dapat jugasebagai “pengharap”. Dalam kontekstindak ujaran, kalimat pertama inimenjalankan fungsi tindak representatif.Penutur”menyatakan” sesuatu kepadaorang lain.

Kalimat deklaratif kita haruspererat kerjasama untuk hapuskankemiskinan, meningkatkan pendidikandan layanan kesehatan, mengembangkanilmu pengetahuan dan teknologi, danmemperluas lapangan kerjamenempatkan penutur dan petutur dalamposisi yang beragam secara simultan.Dalam kalimat itu, penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebaga “pemerintah”.Sementara itu, petutur dapat berposisisebagai penerima informasi dan dapatjuga sebagai “orang yang diperintahuntuk berbuat sesuatu”, yakni berbuatuntuk meningkatkan kesejahteran Asia-Afrika.

Kalimat deklaratif Kita harustumbuh bersama dan meningkatkanperdagangan investasi di antara kitadengan membangun kerjasama ekonomiantara kawasan Asia-Afrika dengansaling membantu dalam konektivitasyang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kita, bandara-bandarakita danjalan-jalan kita. Menempatkan penuturdan petutur dalam posisi yang beragamsecara simultan. Dalam kalimat itu,penutur dapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pemerintah”. Sementara itu, petuturdapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu” .dalam konteks tindak ujaran kalimatpertama menjalankan fungsi tindakujaran direktif, yakni tindak ujaran yangdimaksud agar pendengar melakukantindakan yang disebutkan dalam ujaranitu.

Kalimat deklaratif Indonesiaakanbekerjamenjadijembatanmaritimyang menghubungkan kedua benua.Menempatkan penutur sebagai pemberi

Page 15: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 135

informasi dan petutur sebagai penerimainformasi. Dalam konteks tindak ujaran,kalimat kedua menjalankan fungsitindak ujaran representatif atau asertif,yakni mengikat penuturnya padakebenaran atas apa yang dikatakannya.Dalam kalimat kedua penutur“menyatakan” sesuatu kepada oranglain, sehingga petutur mendapatkaninformasi dari nilai kebernaran tersebut.

Kalimat deklaratif Ketiga,stabilitas internal dan eksternal danpenghargaan pada HAM. Menempatkanpenutur sebagai pemberi informasi danpetutur sebagai penerima informasi.Dalam kalimat pertama penutur“menyatakan” sesuatu kepada oranglain. Dan menjalankan fungsi tindakujaran representatif atau aserif, yaknimengikat penuturnya pada kebenaranatas apa yang dikatakannya.

Kalimat deklaratif Kitaharusbertanyaapa yang salah dengan kitasehingga banyak negara Asia-Afrikadilanda berbagai konflik internaldaneksternal yangmenghambatpembangunan.Menempatkan penutur dan petutur dalam posisi yangberagam secara simultan. Dalam kalimatitu, penutur dapat berposisi sebagaipemberi informasi dan dapat jugasebagai “pemerintah”. Sementara itu,petutur dapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuatusesuatu”, yakni menanyakan tentangmasalah penghambatan pembangunannegara Asia-Afrika.

Kalimat deklaratif kita harusbekerjasama menghadapi ancamankekerasan, pertikaian dan radikalismeseperti ISIS menempatkan penutur danpetutur dalam posisi yang beragamsecara simultan. Dalam kalimat itu,penutur dapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pemerintah”. Sementara itu, penuturdapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu”,

yakni berbuat untuk bekerjasamamenghadapi ancaman, ertikaian danradikalisme terhadap ISIS.

Kalimat deklaratif kita harusmelindungi hak-hak rakyat kitamenempatkan penutur sebagai“pemerintah”. Sementara itu, petutursebagai “orang yang diperintah untukberbuat sesuatu” yakni berbuat untuksaling melindungi rakyatnya masing-masing”.

Kalimat deklaratif Kita harusmenyatakan perang pada narkoba yangmenghancurkan masa depan anak-anakkita menempatkan penutur sebagaipemberi informasi dan petutur sebagaipenerima informasi. Dalam kontekstindak ujaran, kalimat ketigamenjalankan fungsi tindak representatif.Penutur “menyatakan” sesuatu kepadaorang lain sehingga orang lainmengetahui informasi tersebut, yakniperlunya memerangi narkoba yang akanmenghancurkan masa depan penerusbangsa.

Kalimat deklaratif Kita harusmenyelesaikan berbagai pertikaian baikdalam negeri atau antar Negara secaradamai menepatkan penutur sebagaipemberi informasi dan dapat jugasebagai “pemerintah”. Sementara itu,petutur dapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu”,yakni berusaha menyelesaikan berbagaipertikaian baik dalam negeri atau antarnegara secara damai.

Kalimat deklaratif Olehkarenanya Indonesia memprakarsaipertemuan informal negara-negaraOrganisasi Kerjasama Islam untukmencari penyelesaian berbagai konflikyang kini melanda dunia Islammenempatkan penutur sebagai pemberiinformasi dan petutur sebagai penerimainformasi. Dalam konteks tindak ujaran,kalimat pertama menjalankan fungsitindak ujaran representatif atau asertif,yakni mengikat penuturnya padakebenaran atas apa yang dikatakannya.

Page 16: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 136

Dalam kalimat pertama, penutur“menyatakan” sesuatu kepada oranglain.

Kalimat deklaratif Kita jugaharus bekerja keras menciptakanstabilitas dan keamanan yang jadiprasyarat pembangunan bangsamenempatkan penutur dan petutur dalamposisi yang beragam secara simultan.Dalam kalimat itu, penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebagai “pemerintah”.Sementara itu, petutur dapat berposisisebagai penerima informasi dan dapatjuga sebagai “orang yang diperintahuntuk berbuat sesuatu”, yakni harusbekerja keras menciptakan stabilitas dankeamanan yang jadi prasyaratpembangunan bangsa.

Kalimat deklaratif Kita jugaharus pastikan samudera kita, laut kita,aman bagi lalu lintas perdagangan duniamenempatkan penutur dan petutur dalamposisi yang beragam. Dalam kalimat itu,penutur dapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“penyaran”, sementara itu petuturberposisi sebagai penerima informasi.Dalam konteks tindak ujaran, kalimatpertama menjalankan fungsi tindakdirektif. Penutur “menyatakan” kepadaorang lain untuk memastikan samuderadan laut lalu lintas perdagangan duniaaman.

Kalimat deklaratif Kitamenuntut agar sengketa antar Negaratidak diselesaikan dengan penggunaankekerasan menempatkan penutur danpetutur dalam posisi yang beragamsecara simultan. Dalam kalimat itu,penutur dapat berposisi sebagai pemberiinformasi dan dapat juga sebagai“pemerintah”. Sementara itu, petuturdapat berposisi sebagai penerimainformasi dan dapat juga sebagai “orangyang diperintah untuk berbuat sesuatu”,yakni agar sengketa antar negara tidakdiselesaikan dengan kekerasan.

Kalimat deklaratif Ini tugas dantantangan di hadapan kita yang harus

kita rumuskan dalam sidang KAA inimenempatkan penutur dan petutur dalamposisi yang beragam secara simultan.Dalam kalimat ketiga itu penutur dapatberposisi sebagai pemberi informasi dandapat juga sebagai “pemerintah”.Sementara itu, petutur dapat berposisisebagai penerima informasi dan dapatjuga sebagai “orang yang diperintahuntuk berbuat sesuatu”.

Kalimat deklaratif melaluiforum ini saya ingin menyampaikankeyakinan saya bahwa masa depandunia ada di sekitar ekuatormenempatkan penutur sebagai pemberiinformasi dan petutur sebagai penerimainformasi. Dalam konteks tindak ujaran,kalimat pertama menjalankan fungsitindak ujaran representatif atau asertif,yakni mengikat penuturnya padakebenaran atas apa yang dikatakannya.Dalam kalimat pertama, penutur“menyatakan” kepada orang lain.kalimat lain yang memiliki karakteristikyang sama dengan kalimat pertamaadalah kalimat kedua atau terakhir.Yakni Di tangankita. Bangsa-bangsaAsia-Afrika yang ada di duabenua.Kalimat Imperatif

Selain kalimat deklaratif,kalimat imperatif juga didayagunakandalam teks-teks pidato Presiden tahun2015.

Dalam salah satu bagianpidatonya, Presiden Joko Widodomemberikan informasi kepada petuturbahwa rakyat Palestina kini sedangmengalami penderitaan, sehingga padakalimat imperatif tersut mencerminkankekuasaan Presiden. Presiden mengajakpara petutur (kalangan elite) untuksaling mendukung lahirnya sebuahnegara Palestina yang merdeka. Presidenmendayagunakan kalimat imperatifuntuk tujuan “melarang” berpaling daripenderitaan rakyat Palestina. Kalimatimperatif itu dimarkahi oleh penggunaankata kita tidak boleh dan kita harus.Dalam kasus ini, Presiden sebagaipenutur adalah subjek yang

Page 17: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 137

“melarang”dan memerintah” sesuatukepada pihak lain untuk melakukan atautidak melakukan perbuatan tertentu.

Pada bagian lain, Presiden JokoWidodo memberikan informasi kepadakalangan elite tentang reformasiarsitektur keuangan global untukmenghilangkan dominasi kelompoknegara atas negar-negara lain sehinggamewajibkan untuk membangun sebuahtatanan ekonomi baru yang terbuka bagikekuatan ekonomi baru. Presidenmendayagunakan kalimat imperatif yangmencerminkan kekuasaan bertujuanuntuk ”memerintah” membangunsebuah tatanan ekonomi danmelakukanreformasi arsitektur keuanganglobal untuk hilangkan dominasikelompok negara atas negara-negaralain.

Pada data yang lain, PresidenJoko Widodo memerintah kalangan elitedan negara-negara kaya untukmempererat kerjasama demimenghapuskan kemiskinan,meninkatkan pendidikan dan kesehatan,dan mengembangkan ilmu pengetahuanserta memajukan teknologi danmemperluas lapangan pekerjaan.Kalimat imperatif itu dimarkahi olehpenggunaan Kita harus. Pada kalimatkita harus yang didayagunakan olehPresiden Jokowi mencerminkankekuasaan. Yang bertujuan untuk“memerintah” secara langsung kepadapetutur, agar petutur melakukan sesuatusesuai dengan keinginan penutur.

Presiden Joko Widodo yangmemberikan informasi tentangsolidaritas terhadap Asia-Afrika yangmeliputi ekonomi dengan salingmembantu dalam konetivitas yangmenghubungkan pelabuhan-pelabuhandan bandara-bandara serta jalan antaraAsia-Afrika, dan Indonesia siap bekerjamenjadi jembatan maritim yangmenghubungkan kedua benua (Asia-Afrika). Kalimat imperatif itu dimarkahioleh penggunaan kita harus. Penuturberkuasa “memerintahkan” sesuatu

kepada orang atau pihak lain untukmelakukan atau melakukan perbuatantertentu.

Pada salah satu isi dari tekspidato Presiden Joko Widodo jugamemberikan informasi kepada kalanganelite tentang stabilitas internal daneksternal dan penghargaan pada HAM.Dalam paragraf di atas Presiden JokoWidodo mendayagunakan kalimatimperatif, kalimat itu ditandai olehpenggunaan kontruksi kita harus.Kalimat imperatif kita harus merupakanbentuk kalimat “ajakan” kepadakalangan elite. Kalimat tersebut secarasematis merupakan “perintah” secaratidak langsung kepada petutur agarmelakukan sesuatu yang dikehendakipenutur (Presiden).

Presiden Joko Widodomengajak petutur (kalangan elite) untukbekerja sama melindungi generasi masadepan bangsa. Dalam paragraf tersebutPresiden Joko Widodo “mengajak”sekaligung memerintah secara tidaklangsung kepada petutur untukmelakukan suatu tindakan seperti yangdikehendaki oleh penuturnya (Presiden).Bagi petutur kalimat ini mengandungnuansa yang halus karena penggunaankata kita harus. Petutur akan merasabahwa penutur tidak memerintah secaralangsung.

Pada salah satu data disebutkan,bahwa penggunaan kalimat kita harussecara sematis merupakan “perintah”dari seorang Presiden kepada petutur(kalangan elite) agar menyelesaikanberbagai pertikaian baik dalam negeriatau antar negara secara damai. Dalampidato tersebut, Presiden Joko Widodomendayagunakan kalimat imperatif yangditandai oleh penggunaan kalimat kitaharus, yang mencerminkan kekuasaanbentuk “perintah” secara tidak langsungkepada petutur untuk melakukan suatutindakan yang dikehendaki olehpenuturnya.

Presiden Joko Widodo melaluipidatonya juga mengajak para kalangan

Page 18: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 138

elite untuk bekerja kelas menciptakanstabilitas dan keamanan yang jadiprasyarat pembangunan bangsa. Dalamparagraf tersebut Presiden Joko Widodomendayagunakan kalimat imperatif yangditandai oleh penggunaan kalimat kitajuga harus. Kalimat tersebut merupakankalimat imperatif yang mencerminkankekuasaan yang berfungsi “perintah”secara tidak langsung kepada petuturuntuk melakukan sesuatu yangdikehendaki oleh penutur (Presiden).

Petutur (Presiden) sedangmemberikan informasi tentangkeyakinannya tentang masa depan duniayang ada di sekitar ekuator itu ada ditangan bangsa Asia-Afrika sendiri.Penutur “meminta” sesuatu kepadaorang lain atau pihak lain untukmelakukan sesuatu. Kalimat tersebutmemiliki makna “perintah” sehinggasubjek yang menjadi tujuan perintahsecara normatif harus melaksanakanperintah.

Kalimat InterogatifKalimat interogatif juga

didayagunakan dalam pidato Presidentahun 2015. Salah satu isi teks pidatoPrisiden Joko Widodo mengenaipembangunan jalan tol yang banyakmenghambat. Dalam kutipan tersebutterdapat kalimat interogatif yangdidayagunakan Presiden yangmencerminkan kekuasaan, yakni Benerndak? menempatkan posisi tertentusecara normatif pada penutur atau punpetutur. Jika dalam kalimat interogatifyang biasa menempatkan penutursebagai subjek yang meminta informaasidan petutur adalah subjek yangmenyediakan informasi, analisisterhadap kalimat tersebut akan menemuikendala. Dalam kasus ini, penutur lebihsebagai penyedia infomasi dan penutursebagai penerima informasi. Dengandemikian, kalimat tersebut yang secarasintaksis adalah kalimat interogatifsecara pragmatik bukanlah bertanya,tetapi lebih berupa pernyataan tetapi

lebih berupa pernyataan yang sehargadengan kalimat deklratif. Kalimattesebut menjalankan fungsi sebagaitindak representative. Penutur“menyatakan” sesuatu kepada oranglain, yakni “para kepala negara”.

Capek semua kalau seperti itu.Investornya capek, ya kalau capek ajamasih mau invest di jalantol gak pa-pa;kalau nggak ada yang mau? Pada dataini juga tidak menempatkan posisitertentu secara normatif pada penuturatau pun petutur. Dalam kalimatinterogarif kedua, penutur bukan sebagaisubjek yang meminta informasi danpetutur sebagai subjek yangmenyediakan informasi, tetapi penuturadalah orang yang menyediakaninformasi dan petutur adalah subjekyang menerima informasi. Senadadengan rumusan sebelumnya, kalirnatinterogatif tersebut secara sintaksisadalah kalimat interogatif. Darikacamata semantik, kalimat tersebutbukanlah pertanyaan, tetapi lebih berupaproposisi. Dari kacamata pragmatik,kalimat tersebut bukanlah aktivitasbertanya, terapi lebih berupa pernyataan.Dalam konteks tindak ujaran, kalimatinterogatif kedua tersebut menjalankanfungsi sebagai tindak direktif. Penutur"memperingatkan” kepada petutur.

....saya minta agar yang kecil-kecil juga diikutkan dalam prosespembangunan ini. Siapa mereka?Warung makan yang ada di Pantura,PKL penjual buah yang ada di Pantura,restoran-restoran yang ada diPantura.Saya minta diikutkan, dibuatkantempat di rest area di sini. Tadi saya ceklagi. Kalau saya perintah, "Lihat coba,sudah dikerjakan atau belum?". "SudahPak". Berarti udah.Tetapi, nanti saya ceklagi juga, masih saya ceklagi, bener ndak, dibuatin, betul ndak ?.Dari kacamata sintaksis, kalimatinterogatif dalam paragraf tersebutadalah kalimat interogatif. Secaranormarif kalimat tersebut seharusnyamenempatkan penutur pada posisi

Page 19: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 139

sebagai subjek yang meminta ataumengharapkan informasi danmenempatkan petutur sebagai penyediainformasi. Akan tetapi, dalam kasustersebut posisi penutur lebih banyaksebagai "pemberi informasi" dan posisipetuturnya sebagai "penerimainformasi". Kalimat tersebut secarasemantic bukanlah sebuah pertanyanyang digunakan utuk "bertanya", tetapilebih berupa proposes untukmenyampaikan sebuah “pertanyataan"tertentu.

“Karena kita ingin benar-benarmelayani, baik di bidang perizinan, baikdi bidang investasi, dan kita juga inginmendorong sebanyak-banyaknya agarBUMN kita, yang sebagian juga padatahun ini, kita suntik lagi, terutama yangberkaitan dengan infrastruktur, misalnyaPelindo yang untuk pelabuhan, AngkasaPura yang masuk ke bandara, KAI yangmasuk ke kereta api, kemudian yangkarya-karya, Wijaya Karya, HutamaKarya, dan lain-lainnya juga disuntikagar apa? Mereka bisa mempercepatproses-proses pembangunaninfrastruktur. Dan, kita harapkan apabilananti semuanya sudah terkoneksi, kotadengan kota terkoneksi, provinsi denganprovinsi, pulau dengan pulau, saya yakinekonomi kita akan jauh, jauh lebih baikdari yang ada sekarang”. Kutipan tekspidato Presiden topik yang diangkatadalah Peresmian pembukaanperdagangan bursa efek Indonesia tahun2015 oleh Presiden Jokowi. Dalamkutipan kalimat interogatif di atasmenempatkan penutur sebagai pemberiinformasi dan petutur sebagai penerimainformasi. Dengan demikian kalimatpada kutipan ditinjau dari kacamatasintaksis adalah kalimat interogatifdidayagunakan oleh Presiden tersebutdikemukakan dengan berdasar padasebuah pertanyaan yang benar-benarbertanya. Dengan demikian kalimat itumemerlukan jawaban.

Ada lagi teks pidato PresidenJokowi mengenai peringatan maulid

Nabi Muhammad SAW tahun 1436H/2015. Fenomena yang menarik darikutipan (4) tersebut adalahpendayagunaan kalimat interogatif danmencantumkan jawaban terhadappertanyaan itu secara eksplisit olehpenghasil teksnya. Dalam kutipan (4)terdapat kalimat interogatif, yakni Jadikalau sudah komplit dari NU danMuhammadiyah, sebetulnya sudah, sayamau menyampaikan apa lagi?Diikutioleh kalimat jawab, yakni “tapibaiklah”. Terjadi sebuah prosesmonolog untuk membawa petuturmemahami suatu masalah yang cukuppenting, minimal dalam pandanganpenuturnya.

SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan tentang penggunaan bahasapada pidato Presiden Joko Widodotahun 2015, mengenai kosakata, kalimatdan metafora pada pidato Presiden JokoWidodo tahun 2015, maka dapatdisimpulkan sebagai berikut.

Bahasa merupakan praktikkekuasaan. Wacana dapat digunakanuntuk memperbesar pengaruhkekuasaan. Wacana dapat menjadisarana untuk memarjinalkan danmerendahkan kelompok yang tidakdominan dalam wacana. Melalui bahasaseseorang dapat ditampilkan secara baikataupun buruk kepada khalayak. Bahasatidak dimaknai sebagai sesuatu yangnetral yang dapat mentransmisikan danmenghadirkan realitas seperti keadaanaslinya, melainkan ia sudah bermuatankekuasaan.

Kekuasaan (power) itu pada intinyaadalah pengaruh. Yakni prosesmempengaruhi pihak lain agar sesuaidengan tujuan dari si pelaku (actor). Bilaperlu upaya mempengaruhi itudilakukan dengan paksaan, selaindengan usaha-usaha persuasive.Semakin kuat posisi seseorang dalamstruktur kekuasaan, lebih-lebihkekuasaan formal dalam strkutur

Page 20: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 140

kenegaraan, maka kian kuatlah pengaruhitu untuk dimainkan sehingga setiappihak akan berada dalam dominasikekuasaannya.

Penggunaan bahasa dapatmenunjukkan si pemakai bahasa. Ituartinya bahasa bisa menjadi cerminanpribadi si pemakai bahasa (pembicara)tersebut. Bahasa sangat menarik danberbeda setiap pembicaranya. Bahasayang digunakan oleh orang yangterkenal cenderung lebih seringdiperhatikan. Bahasa memegangperanan penting dalam kehidupanmanusia. Fungsi utama bahasa dalamkehidupan sosial adalah sebagai alatkomunikasi. Di dalam komunikasi, satumaksud atau satu fungsi dapatdituturkan dengan berbagai bentuktuturan. Dengan kata lain, setiapkomunikasi manusia salingmenyampaikan informasi yang dapatberupa pikiran, gagasan, maksud,perasaan, maupun emosi secaralangsung.

Berbagai tujuan yang ingin dicapaidalam situasi-situasi, seperti prosesperkuliahan, belajar mengajar,percakapan, debat, dan lain sebagainya,dapat diperoleh dengan menggunakanbahasa. Dalam proses komunikasi itutentu bahasa digunakan untukmenyampaikan argumen, membujuk,meminta, berjanji, dan lain sebagainya.

Fungsi kosa kata adalah untukmengklafisikasikan kondisi realitas,sebagai mediator pandangan dunia(wordview) bahasa menjalankan fungsikliasifikasi.

Metafora adalah ungkapankebahasaan yang maknanya tidak dapatdijangkau secara langsung dari lambangyang dipakai karena makna yangdimaksud terdapat pada predikatungkapan kebahasaan itu

Modus kalimat berkaitan dengancara bagaimana kalimat diekspresikankepada mitra bicara atau orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian di atasdapat diketahui penggunaan bahasa Joko

Widodo dalam pidato Presiden tahun2015. Penggunaan bahasa pada pidatoPresiden mendukung terciptanya pidatoyang baik. Akan tetapi, ada beberapa halyang patut untuk menadi pertimbangan,terutama dalam penggunan bahasa yangtepat. Berikut beberapa saran kepadapihak-pihak yang berkaitan denganpenelitian ini.1) Manfaat bagi peneliti

selanjutnyaPenelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi peneliti dalammemahami penggunaan bahasa sertadapat memberikan pendapat, ide ataugagasan kepada teman-teman,dan jugamemperdalam ilmu tentang penggunaanbahasa. Selanjutnya penelitian ini jugasebagai bahan rujukan dalam melakukanpenelitian khususnya PenelitianPenggunaan Bahasa seperti pada pidatoPresiden tahun 2015.2) Manfaat bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapatmenjadi acuan bagi seorang guru dalampenggunan bahasa untuk menyampaikanmateri kepada peserta didik agar pesertadidik dapat dengan mudahmenerimanya. Serta untuk memberikantambahan wawasan pengetahuanpenggunaan bahasa dalam pelajaran dandapat diketahui berbagai jenis contohdan model penggunaan bahasa yangmungkin belum pernah digunakan olehguru-guru lain.3) Manfaat bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapatbermanfaat untuk siswa, agar siswamemiliki pengaya’an tentangpenggunaan bahasa yang meliputikosakata, metafora dan kalimatpenggunaan Bahasa dari Guru, bukanhanya dari pelajaran yang merekapelajari selama ini.

DAFTAR RUJUKANBudiharso, Sandy Aditya. 2014. Jokowi

Orang Desa Yang Luar Biasa:Pemimpin Super Unik dan

Page 21: PENGGUNAAN BAHASA PRESIDEN JOKOWI - … · data verbal yaitu teks pidato Joko Widodo di Tahun 2015. Sumber data skunder yaitu sumber utama penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 141

Inspirasional, Yogyakarta: NiagaSwadaya.

Oka, I.G.N. dan Basuki. 1990.RetorikKiat Bertutur. Malang:Penerbit YA3 Malang.

Alwi, Hasan. 2005, Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Ketiga,Jakarta: Balai Pustaka.

Rusel, 1998. Definisi Power Kekuasaan,Jurnal Ilmu Pedidikan, (Online),(http://firminusminus.blogspot.com/2013/04/definisi-power-kekuasan-menurut-para.html?m=1, diakses 23April 2013).

Boulding, 1989. Definisi PowerKekuasaan, Jurnal Ilmu Pedidikan,(Online),(http://firminusminus.blogspot.com/2013/04/definisi-power-kekuasan-menurut-para.html?m=1, diakses 23April 2013).

W. J.S. Poerwadarminta. 1976. KamusBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka, 1980.

Fairclough, Norman. 1989. Languageand Power. Longman: London.

Soedjito. 1992. Kosakata BahasaIndonesia. Jakarta: GramediaPustika Utama.

Hurlock, E. B. 1978. PengembanganAnak. Jakarta: Erlangga.

Santoso, Anang. 2003. Bahasa PolitikPasca-Orde Baru. Jakarta:Wedatama Widya Sastra.

Eriyanto. 2003. Analisis Wacana:Pengantar Analisis Teks Media .LKIS: Yogyakarta.

Santoso, Anang. 2003. Bahasa PolitikPasca Orde Baru. Jakarta:Wedyamata Widya Sastra.

Wahab, Abdul. 1990. Metafora sebagaialat pelacak sistem Ekologi.Jakarta.

Beard, A. 2000. The Language ofPolitics. Florence: Routledge.

Leech, Geofrey. 1993. Prinsip-prinsipPragmatik. Jakarta: UniversitasIndonesia.

Purwo, Bambang K. 1990. Pragmatikdan Pengajaran Bahasa.Yogyakarta: Kanisius.

Levions, Stehen C. 1983. Pragmatic.Cambrige: Cambrige UniversityPreSS.

Nababan, P.W.J. 1987. Ilmu PragmatikTeori dan Penerapan. Jakarta:Depdibud.

Rahardi, Kunjana. 2005. PragmatikKesantunan Imperatif BahasaIndonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan, dkk. (1998). Tata BahasaBaku Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsipPragmatik (Diterjemahkanoleh oka). Jakarta: Balai Pustaka.

Tarigan, H. Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar sastra.Bandung:Angkasa.

Moleong, L.J. 2007.Metodologipenelitian kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Siswantoro. 2005. Metode PenelitianSatra: Analis Psikologi. Surakarta:Muhamadiyah Universitu Press.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.