23
Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 1 PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2016 http://www.lppapdiklat.com/ A. LATAR BELAKANG Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. 1 Salah satu ruang lingkup dari keuangan negara adalah kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah. 2 Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan fungsi pemerintahan yang digunakan untuk mencapai tujuan bernegara. 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa Presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara menyerahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. 4 Penyelenggaraan fungsi pemerintahan berupa pengelolaan keuangan daerah yang telah diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota dilakukan untuk mencapai tujuan bernegara sebagaimana tercantum pada alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Barron’s Law Dictionary Sixth Edition, assets (aset) adalah anything owned that has monetary value; any interest in real property or personal property that can be used for 1 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2 Pasal 2 huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 4 Pasal 6 ayat (1) dan (2) huruf c Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 1

PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

NOMOR 19 TAHUN 2016

http://www.lppapdiklat.com/

A. LATAR BELAKANG

Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,

serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara

berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.1 Salah satu ruang lingkup dari

keuangan negara adalah kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh

pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai

dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah.2

Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan fungsi

pemerintahan yang digunakan untuk mencapai tujuan bernegara.3 Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa Presiden selaku pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan negara menyerahkan kepada gubernur/bupati/walikota

selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili

pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagai bagian dari

kekuasaan pemerintahan.4 Penyelenggaraan fungsi pemerintahan berupa pengelolaan keuangan

daerah yang telah diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota dilakukan untuk mencapai

tujuan bernegara sebagaimana tercantum pada alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut Barron’s Law Dictionary Sixth Edition, assets (aset) adalah anything owned that

has monetary value; any interest in real property or personal property that can be used for

1 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2 Pasal 2 huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 4 Pasal 6 ayat (1) dan (2) huruf c Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Page 2: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 2

payment of debts.5 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan menyatakan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah

maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya

nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.6

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset

diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau

dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan,

meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan, sedangkan aset

yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.7

Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang

digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang

digunakan masyarakat umum, meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan,

dan aset lainnya.8 Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan dinyatakan bahwa aset tetap meliputi tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam

pengerjaan.9

Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.10 Jika

dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, barang milik daerah merupakan aset, yaitu barang milik daerah berupa

persediaan yang termasuk dalam aset lancar, dan barang milik daerah berupa aset tetap terdiri

atas tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, aset tetap

lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan yang termasuk dalam aset nonlancar.

Ketentuan mengenai pengelolaan barang milik daerah telah diatur secara singkat dalam

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, khususnya pada Bab

VII Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yaitu Pasal 43, 44, 45, 47, 48, dan 49.

5 Steven H Gifis, Barron’s Law Dictionary Sixth Edition, (New York: Barron’s Educational Series, 2010), hlm. 37. 6 Paragraf 65 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 7 Paragraf 67 dan 68 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 8 Paragraf 69 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 9 Paragraf 71 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 10 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Page 3: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 3

Selanjutnya, sebagaimana diamanatkan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang diantaranya

mengatur pedoman teknis dan adminstrasi pengelolaan barang milik daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah mengatur bahwa salah satu lingkup dalam pengelolaan barang milik daerah

adalah penggunaan barang milik daerah. Apa yang menjadi ruang lingkup dan prinsip umum

penggunaan barang milik daerah, serta bagaimana pelaksanaan penggunaan barang milik

daerah akan menjadi pembahasan utama dalam tulisan hukum ini.

Berdasarkan ketentuan Pasal 59 ayat (3), Pasal 90 ayat (3) dan Pasal 98 ayat (5) Peraturan

Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Menteri

Dalam Negeri berwenang menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah.

Berdasarkan wewenang tersebut Menteri Dalam Negeri telah menetapkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Penyusunan tulisan mengenai “Penggunaan Barang Milik Daerah” ini dilakukan

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian di atas, beberapa pemasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini

adalah:

1. Apa yang menjadi ruang lingkup dan prinsip umum penggunaan barang milik daerah?

2. Bagaimana mekanisme pelaksanaan penggunaan barang milik daerah?

C. PEMBAHASAN

1. Ruang Lingkup dan Prinsip Umum Penggunaan Barang Milik Daerah

a. Ruang Lingkup Penggunaan Barang Milik Daerah

Secara umum, manajemen aset baik di perusahaan maupun negara meliputi

aktivitas: perencanaan (planning), perolehan (acquisition), pemanfaatan (utilization),

dan penghapusan (disposal), atau yang biasa disebut dengan siklus hidup.11

11 Titik Triwulan T, Ismu Gunadi Widodo, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 389.

Page 4: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 4

Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman

Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan bahwa ruang lingkup pengaturan

pengelolaan barang milik daerah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut

meliputi:12

1) Pejabat pengelola barang milik daerah;

2) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;

3) Pengadaan;

4) Penggunaan;

5) Pemanfaatan;

6) Pengamanan dan pemeliharaan;

7) Penilaian;

8) Pemindahtanganan;

9) Pemusnahan;

10) Penghapusan;

11) Penatausahaan;

12) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

13) pengelolaan barang milik daerah pada SKPD yang menggunakan pola

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

14) barang milik daerah berupa rumah negara; dan

15) ganti rugi dan sanksi.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa salah satu aktivitas dalam pengelolaan

barang milik daerah adalah penggunaan, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna

Barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah yang sesuai

dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan.13

Selanjutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah mengatur bahwa ruang lingkup

penggunaan barang milik daerah meliputi:14

1) Penetapan status penggunaan barang milik daerah;

2) Pengalihan status penggunaan barang milik daerah;

3) Penggunaan sementara barang milik daerah; dan

12 Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 13 Pasal 1 angka 31 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 14 Pasal 44 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 5: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 5

4) Penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh

pihak lain.

Pelaksanaan masing-masing ruang lingkup penggunaan barang milik daerah

tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam Tulisan Hukum ini, yaitu pada bagian

mengenai Mekanisme Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Daerah.

b. Prinsip Umum Penggunaan Barang Milik Daerah

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman

Pengelolaan Barang Milik Daerah diatur beberapa prinsip umum penggunaan barang

milik daerah, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Status penggunaan barang milik daerah ditetapkan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota secara tahunan.15 Wewenang

Gubernur/Bupati/Walikota untuk menetapkan status penggunaan atas barang

milik daerah dapat didelegasikan kepada Pengelola Barang, yaitu atas barang

milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi tertentu.16

2) Yang dimaksud dengan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud di atas, antara

lain adalah:17

a) barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang tidak mempunyai

bukti kepemilikan; atau

b) barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai tertentu,

dimana nilai tertentu tersebut ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.

3) Penetapan status penggunaan barang milik daerah dilakukan untuk:18

a) penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD; dan

b) dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum

sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan.

4) Penetapan status penggunaan tidak dilakukan terhadap:19

a) barang persediaan;

b) Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP);

c) barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan; dan

d) Aset Tetap Renovasi (ATR).

15 Pasal 43 ayat (1) dan (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah. 16 Pasal 43 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 17 Pasal 43 ayat (3) dan (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah. 18 Pasal 44 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 19 Pasal 45 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 6: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 6

5) Penetapan status penggunaan barang milik daerah berupa tanah dan/atau

bangunan dilakukan apabila diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan

tugas dan fungsi Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang yang

bersangkutan.20

6) Jika barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan

tidak digunakan Pengguna Barang yang bersangkutan dalam penyelenggaraan

tugas dan fungsinya maka Pengguna Barang mempunyai kewajiban untuk

menyerahkan tanah dan/atau bangunan berkenaan kepada

Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang. Pengecualian atas

kewajiban tersebut adalah jika tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan

dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang telah direncanakan

untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan

penetapan Gubernur/Bupati/ Walikota.21

7) Setelah diserahkan oleh Pengguna Barang, Gubernur/Bupati/Walikota mencabut

status penggunaan atas barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang

tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang.22

8) Dalam hal Pengguna Barang tidak menyerahkan barang milik daerah berupa

tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan

fungsinya kepada Gubernur/Bupati/Walikota, maka Pengguna Barang dikenakan

sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan atas barang milik daerah

berkenaan.23

9) Dalam menetapkan barang milik daerah yang harus diserahkan oleh Pengguna

Barang karena tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan

fungsi Pengguna Barang dan/atau kuasa Pengguna Barang dan tidak

dimanfaatkan oleh pihak lain, Gubernur/Bupati/Walikota memperhatikan:24

a) standar kebutuhan barang milik daerah untuk menyelenggarakan dan

menunjang tugas dan fungsi Pengguna Barang;

b) hasil audit atas penggunaan tanah dan/atau bangunan; dan/atau

c) laporan, data, dan informasi yang diperoleh dari sumber lain, antara lain

20 Pasal 46 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 21 Pasal 46 ayat (2) dan (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah. 22 Pasal 46 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 23 Pasal 46 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 24 Pasal 47 ayat (1) s.d. (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah.

Page 7: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 7

termasuk hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan

oleh Pengelola Barang atau Gubernur/Bupati/Walikota dan laporan dari

masyarakat.

10) Tindak lanjut pengelolaan atas penyerahan barang milik daerah sebagaimana

dimaksud di atas meliputi:25

a) penetapan status penggunaan;

b) pemanfaatan; atau

c) pemindahtanganan.

2. Mekanisme Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Daerah

Sebagaimana telah disebutkan di atas, ruang lingkup penggunaan barang milik daerah

meliputi:

a. Penetapan status penggunaan barang milik daerah;

b. Pengalihan status penggunaan barang milik daerah;

c. Penggunaan sementara barang milik daerah; dan

d. Penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain.

Mekanisme pelaksanaan masing-masing ruang lingkup tersebut dapat kami uraikan

sebagai berikut:

a. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah

Pelaksanaan penetapan status penggunaan barang milik daerah dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Oleh

Gubernur/Bupati/Walikota

Mekanisme penetapan status penggunaan barang milik daerah oleh

Gubernur/Bupati/Walikota dapat diuraikan sebagai berikut:26

a) Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan

barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya

yang sah kepada Gubernur/Bupati/Walikota, setelah diterimanya barang

milik daerah berdasarkan dokumen penerimaan barang pada tahun anggaran

yang berkenaan.

b) Permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah diajukan

secara tertulis oleh Pengguna Barang kepada Gubernur/Bupati/Walikota

25 Pasal 47 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 26 Pasal 48 s.d 52 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 8: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 8

paling lambat pada akhir tahun berkenaan.

c) Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan keputusan penetapan status

penggunaan barang milik daerah setiap tahun.

d) Pengajuan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah

disertai dengan dokumen:

(1) untuk barang milik daerah berupa tanah yaitu fotokopi sertifikat.

Apabila belum memiliki fotokopi sertifikat, maka dapat diganti dengan:

(a) akta jual beli;

(b) girik;

(c) letter C;

(d) surat pernyataan pelepasan hak atas tanah;

(e) surat keterangan lurah atau kepala desa, jika ada;

(f) berita acara penerimaan terkait perolehan barang; atau

(g) dokumen lain yang setara dengan bukti kepemilikan.

(2) untuk barang milik daerah berupa bangunan yang diperoleh dari APBD

yaitu:

(a) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan

(b) fotokopi dokumen perolehan.

Apabila belum memiliki IMB dan dokumen perolehan, maka dapat

diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang

menyatakan bahwa bangunan tersebut digunakan untuk

penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

(3) untuk barang milik daerah berupa bangunan yang diperoleh dari

perolehan lainnya yang sah sekurang-kurangnya berupa dokumen

Berita Acara Serah Terima (BAST).

(4) untuk barang milik daerah berupa tanah dan bangunan yang diperoleh

dari APBD yaitu:

(a) fotokopi sertifikat;

apabila belum memiliki fotokopi sertifikat, maka dapat diganti

dengan:

1. akta jual beli;

2. girik;

3. letter C;

4. surat pernyataan pelepasan hak atas tanah;

Page 9: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 9

5. surat keterangan lurah atau kepala desa, jika ada;

6. berita acara penerimaan terkait perolehan barang; atau

7. dokumen lain yang setara dengan bukti kepemilikan.

(b) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan

(c) fotokopi dokumen perolehan.

Apabila belum memiliki sertifikat, IMB, dan dokumen perolehan, maka

dapat diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang

menyatakan bahwa tanah dan bangunan tersebut digunakan untuk

penyelenggaran tugas dan fungsi SKPD.

(5) untuk barang milik daerah berupa tanah dan bangunan dari perolehan

lainnya yang sah sekurang-kurangnya berupa dokumen Berita Acara

Serah Terima (BAST).

(6) untuk barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang

memiliki dokumen yaitu:

(a) fotokopi dokumen kepemilikan; dan/atau

(b) fotokopi dokumen perolehan.

Apabila barang milik daerah berupa selain tanah dan bangunan yang

diperoleh dari APBD belum memiliki dokumen kepemilikan, maka

dapat diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang

menyatakan bahwa barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan

tersebut digunakan untuk penyelenggaran tugas dan fungsi SKPD.

(7) untuk barang milik daerah yang dari awal pengadaan direncanakan

untuk dilakukan pemindahtanganan dengan cara penyertaan modal

pemerintah daerah yaitu:

(a) fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran;

(b) fotokopi dokumen kepemilikan, untuk barang milik daerah berupa

tanah;

(c) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), untuk barang milik

daerah berupa bangunan; dan/atau

(d) fotokopi dokumen perolehan.

Jika dokumen (b), (c), dan (d) belum ada, maka pengajuan usul

permohonan penerbitan status penggunaan disertai dengan surat

pernyataan dari Pengguna Barang bersangkutan yang menyatakan

bahwa barang tersebut adalah barang milik daerah yang dari awal

Page 10: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 10

pengadaannya direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan

dengan cara penyertaan modal pemerintah daerah.

e) Barang milik daerah yang belum memiliki dokumen kepemilikan tetap harus

diselesaikan pengurusan dokumen kepemilikannya meskipun status

penggunaan barang milik daerah telah ditetapkan.

f) Atas permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang

diajukan oleh Pengguna Barang, Pengelola Barang melakukan penelitian

terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan.

g) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang

dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat:

(1) meminta keterangan atau data tambahan kepada Pengguna Barang yang

mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang milik

daerah; dan/atau

(2) melakukan pengecekan lapangan.

h) Berdasarkan hasil penelitian oleh Pengelola Barang,

Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan status penggunaan barang milik

daerah dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.

i) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan

Pengguna Barang, Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang

menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna Barang disertai dengan

alasannya.

2) Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Oleh Pengelola Barang

Pengelola Barang menetapkan status penggunaan barang berdasarkan

kewenangan yang didelegasikan oleh Gubernur/Bupati/Walikota, yaitu atas

barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi tertentu.27

Mekanisme penetapan status penggunaan barang milik daerah oleh Pengelola

Barang dapat diuraikan sebagai berikut:28

a) Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan

barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya

yang sah kepada Pengelola Barang, setelah diterimanya barang milik daerah

27 Pasal 53 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 28 Pasal 53 ayat (2) s.d (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah.

Page 11: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 11

berdasarkan dokumen penerimaan barang pada tahun anggaran yang

berkenaan.

b) Permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah diajukan

secara tertulis oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling

lambat pada akhir tahun berkenaan.

c) Pengajuan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah

disertai dengan dokumen:

(1) untuk barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang

memiliki dokumen yaitu:

(a) fotokopi dokumen kepemilikan; dan/atau

(b) fotokopi dokumen perolehan.

apabila barang milik daerah berupa selain tanah dan bangunan yang

diperoleh dari APBD belum memiliki dokumen kepemilikan, maka

dapat diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang

menyatakan bahwa barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan

tersebut digunakan untuk penyelenggaran tugas dan fungsi SKPD.

(2) untuk barang milik daerah yang dari awal pengadaan direncanakan

untuk dilakukan pemindahtanganan dengan cara penyertaan modal

pemerintah daerah yaitu:

(a) fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran; dan/atau

(b) fotokopi dokumen perolehan.

Jika dokumen (b) belum ada, maka pengajuan usul permohonan

penerbitan status penggunaan disertai dengan surat pernyataan dari

Pengguna Barang bersangkutan yang menyatakan bahwa barang

tersebut adalah barang milik daerah yang dari awal pengadaannya

direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan dengan cara

penyertaan modal pemerintah daerah.

d) Barang milik daerah yang belum memiliki dokumen kepemilikan tetap harus

diselesaikan pengurusan dokumen kepemilikannya meskipun status

penggunaan barang milik daerah telah ditetapkan.

e) Atas permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang

diajukan oleh Pengguna Barang, Pengelola Barang melakukan penelitian

terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan.

Page 12: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 12

f) Jika hasil penelitian terhadap terhadap kelengkapan dan kesesuaian

dokumen yang dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat:

(1) meminta keterangan atau data tambahan kepada Pengguna Barang yang

mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang milik

daerah; dan/atau

(2) melakukan pengecekan lapangan.

g) Berdasarkan hasil penelitiannya, Pengelola Barang menetapkan status

penggunaan barang milik daerah.

h) Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pengguna

Barang, Pengelola Barang menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna

Barang disertai dengan alasannya.

b. Pengalihan Status Penggunaan Barang Milik Daerah

Mekanisme pengalihan status penggunaan barang milik daerah dapat diuraikan

sebagai berikut:

1) Barang milik daerah dapat dilakukan pengalihan status penggunaan berdasarkan:29

a) Inisiatif dari Gubernur/Bupati/Walikota

Pengalihan status penggunaan barang milik daerah berdasarkan inisiatif dari

Gubernur/Bupati/Walikota dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu

kepada Pengguna Barang.

b) Permohonan dari Pengguna Barang lama

Pengalihan status penggunaan barang milik daerah dari Pengguna Barang

kepada Pengguna Barang lainnya untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi

dilakukan berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota.

Pengalihan status penggunaan barang milik daerah tersebut dilakukan terhadap

barang milik daerah yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan tidak

digunakan oleh Pengguna Barang yang bersangkutan. Selain itu, pengalihan

status penggunaan barang milik daerah tersebut dilakukan tanpa kompensasi

dan tidak diikuti dengan pengadaan barang milik daerah pengganti.

2) Mekanisme pengalihan status penggunaan barang milik daerah berdasarkan

permohonan dari Pengguna Barang lama dapat dijelaskan sebagai berikut:30

29 Pasal 54 s.d. 55 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 30 Pasal 56 s.d. 60 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 13: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 13

a) Pengalihan status penggunaan barang milik daerah berdasarkan permohonan

dari Pengguna Barang lama dilakukan dengan pengajuan permohonan secara

tertulis oleh Pengguna Barang kepada Gubernur/Bupati/Walikota.

b) Pengajuan permohonan paling sedikit memuat:

(1) data barang milik daerah yang akan dialihkan status penggunaannya, antara

lain:

(a) kode barang;

(b) kode register;

(c) nama barang;

(d) jumlah;

(e) jenis;

(f) nilai perolehan;

(g) nilai penyusutan;

(h) nilai buku;

(i) lokasi;

(j) luas; dan

(k) tahun perolehan.

(2) calon Pengguna Barang baru; dan

(3) penjelasan serta pertimbangan pengalihan status penggunaan barang milik

daerah.

c) Pengajuan permohonan dilampiri dengan:

(1) fotokopi daftar barang milik daerah;

(2) surat pernyataan yang memuat kesediaan calon Pengguna Barang baru

untuk menerima pengalihan barang milik daerah dari Pengguna Barang

lama.

d) Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan pengalihan status

penggunaan barang milik daerah dari Pengguna Barang. Penelitian tersebut

dilakukan terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan.

e) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang

dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat:

(1) meminta keterangan atau data tambahan kepada Pengguna Barang yang

mengajukan permohonan pengalihan status penggunaan barang milik

daerah; dan

(2) meminta konfirmasi kepada calon Pengguna Barang baru.

Page 14: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 14

f) Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Gubernur/Bupati/Walikota memberikan

persetujuan pengalihan status penggunaan barang milik daerah berupa Surat

Persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota.

g) Surat persetujuan tersebut paling sedikit memuat:

(1) data barang milik daerah yang akan dialihkan status penggunaannya;

(2) Pengguna Barang lama dan Pengguna Barang baru; dan

(3) kewajiban Pengguna Barang lama, yaitu:

(a) melakukan serah terima barang milik daerah kepada Pengguna Barang

baru yang selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima

(BAST); dan

(b) melakukan penghapusan terhadap barang milik daerah yang telah

dialihkan dari daftar barang pada Pengguna Barang berdasarkan surat

keputusan penghapusan barang.

h) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan Pengguna

Barang, Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan surat penolakan kepada

Pengguna Barang dengan disertai alasannya.

i) Berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, Pengguna Barang lama

melakukan serah terima barang milik daerah kepada Pengguna Barang baru

paling lama 1 (satu) bulan sejak persetujuan alih status penggunaan barang

milik daerah yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).

j) Berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST), Pengguna Barang lama

melakukan usulan penghapusan atas barang milik daerah yang dialihkan status

penggunaannya tersebut dari daftar barang pada Pengguna Barang lama. Usulan

tersebut diajukan kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) minggu sejak

tanggal Berita Acara Serah Terima (BAST), untuk kemudian penghapusan

barang milik daerah tersebut ditetapkan dengan Keputusan Pengelola Barang.

k) Berita Acara Serah Terima (BAST) dan Keputusan Pengelola Barang tentang

penghapusan barang milik daerah dilaporkan kepada

Gubernur/Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Pengguna Barang baru

paling lama 1 (satu) minggu sejak keputusan penghapusan ditetapkan.

l) Pengguna Barang dalam penatausahaan barang milik daerah melakukan

pencatatan berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, Berita Acara

Serah Terima (BAST), dan keputusan penghapusan barang milik daerah.

Page 15: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 15

c. Penggunaan Sementara Barang Milik Daerah

Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna

Barang dapat digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya dalam jangka

waktu tertentu tanpa harus mengubah status penggunaan barang milik daerah tersebut

setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota.31

Penggunaan sementara barang milik daerah tersebut dapat dilakukan untuk jangka

waktu:32

1) paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk barang milik daerah

berupa tanah dan/atau bangunan;

2) paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk barang milik daerah selain

tanah dan/atau bangunan.

Penggunaan sementara barang milik daerah dalam jangka waktu kurang dari 6

(enam) bulan dilakukan tanpa persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota.33

Penggunaan sementara barang milik daerah dituangkan dalam perjanjian antara

Pengguna Barang dengan Pengguna Barang sementara.34

Biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul selama jangka waktu

penggunaan sementara dibebankan kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

yang menggunakan sementara barang milik daerah bersangkutan.35

Mekanisme penggunaan sementara barang milik daerah dapat diuraikan sebagai

berikut:36

1) Permohonan penggunaan sementara barang milik daerah diajukan secara tertulis

kepada Gubernur/Bupati/ Walikota.

2) Permohonan tersebut paling sedikit memuat:

a) data barang milik daerah yang akan digunakan sementara;

b) Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara barang milik daerah; dan

c) penjelasan serta pertimbangan penggunaan sementara barang milik daerah.

3) Permohonan penggunaan sementara barang milik daerah harus dilengkapi

dokumen:

a) fotokopi keputusan penetapan status penggunaan barang milik daerah; dan

31 Pasal 61 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 32 Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 33 Pasal 61 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 34 Pasal 62 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 35 Pasal 62 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 36 Pasal 63 s.d. 67 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 16: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 16

b) fotokopi surat permintaan penggunaan sementara barang milik daerah dari

Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara barang milik daerah

kepada Pengguna Barang.

4) Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan penggunaan sementara.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang

dipersyaratkan.

5) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang

dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat:

a) meminta keterangan kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan

penggunaan sementara barang milik daerah; dan

b) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada Pengguna Barang yang akan

menggunakan sementara barang milik daerah.

6) Berdasarkan hasil penelitian Pengelola Barang, Gubernur/Bupati/Walikota

memberikan persetujuan atas penggunaan sementara barang milik daerah dengan

menerbitkan surat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, yang paling sedikit

memuat:

a) data barang milik daerah yang akan digunakan sementara;

b) Pengguna Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah;

c) kewajiban Pengguna Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah

untuk memelihara dan mengamankan barang milik daerah yang digunakan

sementara;

d) jangka waktu penggunaan sementara;

e) pembebanan biaya pemeliharaan; dan

f) kewajiban Pengguna Barang untuk menindaklanjuti dalam perjanjian.

7) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan penggunaan

sementara barang milik daerah, Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan surat

penolakan kepada Pengguna Barang disertai alasannya.

8) Apabila jangka waktu penggunaan sementara atas barang milik daerah telah

berakhir, maka:

a) Pengguna Barang sementara mengembalikan barang milik daerah kepada

Pengguna Barang; atau

b) dilakukan pengalihan status penggunaan kepada Pengguna Barang yang

menggunakan sementara barang milik daerah.

Page 17: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 17

Mekanisme pengalihan status penggunaan barang milik daerah sebagaimana

diuraikan pada Sub Bagian b mengenai Pengalihan Status Penggunaan Barang

Milik Daerah, dengan perubahan-perubahan yang diperlukan, berlaku juga

terhadap mekanisme pengalihan status penggunaan kepada Pengguna Barang

yang menggunakan sementara barang milik daerah.

9) Pengguna Barang Sementara dapat mengajukan permohonan perpanjangan waktu

penggunaan sementara atas barang milik daerah kepada Gubernur/Bupati/Walikota

paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu penggunaan sementara barang

milik daerah berakhir.

10) Mekanisme pengajuan permohonan, penelitian, persetujuan, dan penetapan oleh

Gubernur/Bupati/ Walikota sebagaimana dimaksud pada angka 1) sampai dengan

8), dengan perubahan-perubahan yang diperlukan, juga berlaku pada mekanisme

pengajuan permohonan, penelitian, persetujuan dan penetapan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota terhadap perpanjangan penggunaan sementara barang

milik daerah.

d. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Untuk Dioperasikan Oleh

Pihak Lain

Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna

Barang, dapat digunakan untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka

menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan.37

Penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain tersebut

dituangkan dalam perjanjian antara Pengguna Barang dengan pimpinan pihak lain.38

Biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul selama jangka waktu

penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dibebankan pada

pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah.39

Pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah dilarang melakukan

pengalihan atas pengoperasian barang milik daerah tersebut kepada pihak lainnya

dan/atau memindahtangankan barang milik daerah bersangkutan.40

Gubernur/Bupati/Walikota dapat menarik penetapan status barang milik daerah

untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam hal pemerintah daerah akan menggunakan

37 Pasal 68 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik

Daerah. 38 Pasal 68 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 39 Pasal 68 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 40 Pasal 68 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 18: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 18

kembali untuk penyelenggaraan pemerintah daerah atau pihak lainnya.41

Mekanisme penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan

oleh pihak lain dapat diuraikan sebagai berikut:42

1) Permohonan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain

diajukan secara tertulis oleh Pengguna Barang bersangkutan kepada Gubernur/

Bupati/Walikota.

2) Pengajuan permohonan tersebut paling sedikit memuat:

a) data barang milik daerah;

b) pihak lain yang akan menggunakan barang milik daerah untuk dioperasikan;

c) jangka waktu penggunaan barang milik daerah yang dioperasikan oleh pihak

lain;

d) penjelasan serta pertimbangan penggunaan barang milik daerah yang

dioperasikan oleh pihak lain; dan

e) materi yang diatur dalam perjanjian.

3) Pengajuan permohonan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh

pihak lain dilampiri dokumen:

a) fotokopi keputusan penetapan status penggunaan barang milik daerah;

b) fotokopi surat permintaan pengoperasian dari pihak lain yang akan

mengoperasikan barang milik daerah kepada Pengguna Barang; dan

c) fotokopi surat pernyataan dari pihak lain yang akan mengoperasikan barang

milik daerah kepada Pengguna Barang, yang memuat:

(1) barang milik daerah yang akan dioperasionalkan dalam rangka pelayanan

umum sesuai tugas dan fungsi SKPD/Unit Kerja;

(2) menanggung seluruh biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul

selama jangka waktu pengoperasian barang milik daerah;

(3) tidak mengalihkan pengoperasian dan/atau pemindahtanganan barang

milik daerah selama jangka waktu pengoperasian barang milik daerah; dan

(4) mengembalikan barang milik daerah kepada Pengguna Barang, apabila

jangka waktu pengoperasian barang milik daerah telah selesai.

4) Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan penggunaan barang

milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain. Penelitian tersebut dilakukan

terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan.

41 Pasal 68 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 42 Pasal 69 s.d. 77 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Page 19: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 19

5) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang

dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat:

a) meminta keterangan kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan

penggunaan barang milik daerah yang dioperasikan oleh pihak lain;

b) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada pihak lain yang akan

mengoperasikan barang milik daerah;

c) mencari informasi dari sumber lainnya;

d) melakukan pengecekan lapangan dengan mempertimbangkan analisis biaya

dan manfaat.

6) Berdasarkan hasil penelitian Pengelola Barang, Gubernur/Bupati/Walikota

menetapkan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain

dengan Keputusan Gubernur/Bupati/ Walikota yang paling sedikit memuat:

a) data barang milik daerah;

b) jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasionalkan pihak

lain;

c) pihak lain yang akan mengoperasionalkan barang milik daerah;

d) kewajiban pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah, antara lain

memelihara dan mengamankan barang milik daerah yang dioperasikan; dan

e) kewajiban Pengguna Barang, meliputi:

(1) menindaklanjuti penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan

oleh pihak lain dengan perjanjian; dan

(2) melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap barang milik daerah

yang dioperasikan oleh pihak lain.

7) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan Pengguna

Barang, Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna

Barang disertai alasannya.

8) Penggunaan barang milik daerah oleh Pengguna Barang untuk dioperasikan oleh

pihak lain dituangkan dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Pengguna Barang

dengan pihak lain setelah adanya Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota. Perjanjian

penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain tersebut paling

lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

9) Perjanjian penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain,

sekurang-kurangnya memuat:

a) data barang milik daerah yang menjadi objek;

Page 20: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 20

b) Pengguna Barang;

c) pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah;

d) peruntukan pengoperasian barang milik daerah;

e) jangka waktu pengoperasian barang milik daerah;

f) hak dan kewajiban Pengguna Barang dan pihak lain yang mengoperasikan

barang milik daerah, termasuk kewajiban pihak lain tersebut untuk melakukan

pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah;

g) pengakhiran pengoperasian barang milik daerah; dan

h) penyelesaian perselisihan.

10) Pengguna Barang dapat melakukan perpanjangan penggunaan barang milik daerah

untuk dioperasikan oleh pihak lain.

11) Perpanjangan tersebut diajukan Pengguna Barang kepada Gubernur/Bupati/

Walikota paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu penggunaan barang

milik daerah berakhir.

12) Mekanisme permohonan, penelitian, dan penetapan sebagaimana diuraikan pada

angka 1) sampai dengan 7), dengan perubahan-perubahan yang diperlukan, juga

berlaku pada mekanisme permohonan, penelitian, dan penetapan perpanjangan

jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain.

13) Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan penggunaan barang milik

daerah dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

14) Penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain berakhir

apabila:

a) berakhirnya jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk

dioperasikan oleh pihak lain, sebagaimana tertuang dalam perjanjian;

b) perjanjian diakhiri secara sepihak oleh Pengguna Barang, yang dapat

dilakukan jika:

(1) pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah tidak memenuhi

kewajibannya yang tertuang dalam perjanjian; atau

(2) terdapat kondisi yang mengakibatkan pengakhiran penggunaan barang

milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain sebagaimana dituangkan

dalam perjanjian.

Dalam melakukan pengakhiran secara sepihak atas pengoperasian barang

milik daerah oleh pihak lain, Pengguna Barang wajib meminta persetujuan

Gubernur/Bupati/Walikota.

Page 21: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 21

c) ketentuan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

15) Pada saat jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh

pihak lain telah berakhir, pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah

mengembalikan barang milik daerah tersebut kepada Pengguna Barang dengan

Berita Acara Serah Terima (BAST).

16) Pengguna Barang melaporkan berakhirnya penggunaan barang milik daerah untuk

dioperasikan pihak lain tersebut kepada Gubernur/Bupati/Walikota paling lama 1

(satu) bulan sejak ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima (BAST)), dengan

melampirkan fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST).

D. PENUTUP

Penggunaan barang milik daerah adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang

dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah yang sesuai dengan tugas dan

fungsi SKPD yang bersangkutan.

Penggunaan barang milik daerah meliputi penetapan status penggunaan barang milik

daerah, pengalihan status penggunaan barang milik daerah, penggunaan sementara barang

milik daerah, dan penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh

pihak lain.

Penetapan status penggunaan barang milik daerah merupakan kewenangan dari

Gubernur/Bupati/Walikota. Atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan

kondisi tertentu, wewenang penetapan status penggunaan barang milik daerah dapat

didelegasikan kepada Pengelola Barang.

Barang milik daerah dapat dilakukan pengalihan status penggunaan berdasarkan:

1. Inisiatif dari Gubernur/Bupati/Walikota, yang dilakukan dengan pemberitahuan terlebih

dahulu kepada Pengguna Barang.

2. Permohonan dari Pengguna Barang lama, yang dilakukan berdasarkan persetujuan

Gubernur/Bupati/Walikota dan dilakukan terhadap barang milik daerah yang berada dalam

penguasaan Pengguna Barang namun tidak digunakan oleh Pengguna Barang yang

bersangkutan.

Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang

dapat digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa

harus mengubah status penggunaan barang milik daerah tersebut setelah terlebih dahulu

mendapatkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota.

Page 22: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 22

Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang,

dapat digunakan untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan

umum sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan.

Biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul selama jangka waktu penggunaan

barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dibebankan pada pihak lain yang

mengoperasikan barang milik daerah. Selain itu, pihak lain yang mengoperasikan barang milik

daerah dilarang melakukan pengalihan atas pengoperasian barang milik daerah tersebut kepada

pihak lainnya dan/atau memindahtangankan barang milik daerah bersangkutan.

Page 23: PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN …

Subbagian Hukum – BPK Perwakilan Provinsi Papua 23

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Gifis, Steven H, 2010, Barron’s Law Dictionary Sixth Edition, New York: Barron’s Educational

Series.

Triwulan T, Titik, Ismu Gunadi Widodo, 2011, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara

Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, Jakarta: Kencana.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang

Milik Daerah.

Penulis:

Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Papua.

Disclaimer:

Seluruh informasi yang disediakan dalam Tulisan Hukum adalah bersifat umum dan disediakan

untuk tujuan pemberian informasi hukum semata dan bukan merupakan pendapat instansi.