117
PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA DI DALAM TAFSIR TEMATIK KEMENTRIAN AGAMA. Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Disusun oleh: Nur Fikriyah NIM. 11140340000078 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

  • Upload
    others

  • View
    40

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN

DALAM KELUARGA DI DALAM TAFSIR TEMATIK KEMENTRIAN

AGAMA.

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk

Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Disusun oleh:

Nur Fikriyah

NIM. 11140340000078

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di
Page 3: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di
Page 4: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di
Page 5: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

i

ABSTRAK

Nur fikriyah

Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

dalam Tafsir Tematik Kementrian Agama.

Skripsi ini membahas penggunaan hadis tentang kepemimpinan perempuan

dalam keluarga di dalam tafsir tematik kementrian agama. Tema tersebut dianggap

penting karena hadis sering digunakan sebagai dalil untuk membatasi atau

melapangkan keterlibatan perempuan diruang publik. Padahal penggunaan hadis

baiknya dilihat dari sebatas hadis tersebut.

Untuk mengurangi rasa keraguan pada masyarakat luas maka hadis yang

dijadikan sebagai sandaran hukum dapat dipertanggungjawabkan ke sahîhannya.

Hal ini penting karena kedudukan kualitas hadis sangat erat sekali hubungannya,

sedangkan dapat atau tidaknya suatu hadis dijadikan hujjah agama.

Al-Qur‟an dan Hadis menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan derajat

antara perempuan dan laki-laki, yang terdapat dalam surah QS. An-Nisa:124 dan

diperkuat pada hadis riwayat Muslim dalam kitab terjemah Syarah Shahih

Muslim. Dalam konteks ini siapapun bisa meraih kesuksesan dan cita-cita yang

diharapkan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis pendekatan kualitatif.

Sumber dalam data penelitian kepustakaan skripsi ini terbagi menjadi dua, yaitu:

Sumber primer, diantaranya: 1) Ŝahîh al-Bukhâri 2) Ŝahîh Muslim 3) Sunan al-

Nasâ‟i 4) Sunan Ibn Mâjah 5) Sunan al-Tirmidzî 6) Sunan Abû Dâwud. Sumber

sekundernya adalah buku-buku hadis dan tafsir, buku-buku yang membahas

khusus materi penelitian yaitu Kitab Tafsir al-Qur‟an Tematik Kementrian Agama

RI. Dalam pengumpulan datanya menggunakan teknik riset kepustakaan (Library

Research) yaitu mengumpulkan data-data yang akan dibahas dan menelaah

referensi dari yang berhubungan dengan permasalahan dan penulisan skripsi

ditulis sesuai dengan pedoman akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2017

Kata kunci: Kepemimpinan, Kedudukan dan Kualitas Hadis.

Page 6: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Allah Swt., atas segala rahmat dan karunia-Nya yang tidak

mampu dihitung oleh hambaNya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada sosok Rahmatan li al-„Ālamîn, cahaya di atas cahaya, manusia paling

sempurna, Nabi Muhammad saw. serta doa untuk keluarga, sahabat, dan para

pengikutnya hingga zaman menutup mata.

Alhamdulillah, berkat rahmat dan inayah Allah swt. Penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini melalui upaya dan usaha yang melelahkan. Meskipun

demikian semaksimal usaha manusia tentunya tidak akan lepas dari kekurangan

dan kelemahan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.

Disamping itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberadaan skripsi

ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan

Tafsir dan kepada bapak Fahrizal Mahdi, MIRKH, selaku Sekretaris

Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Butamin, S.E.,M.A., selaku dosen pembimbing yangsetalh

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing skripsi ini hingga

selesai.

5. Bapak Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, M.A., selaku dosen pembimbing

akademik. Serta seluruh dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Kepala Perpustakaan Umum dan staff karyawan Perpustakaan Umum dan

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan motivasi, bimbingan,

pendidikan, keteladanan, dan telah memberikan seluruh hidupnya dengan

kasih sayang, do‟a yang tak pernah putus, semoga Allah memberikan

balasan terbaik untuk ke duanya.

8. Teruntuk adik-adik saya tempat berkeluh kesah dan membantu penulis.

9. Kepada suamiku terimakasih atas jasa-jasanya.

10. Keluarga besar H. Marjuki dan alm H. Abdul Hamid yang telah memberi

kehangatan dan arti kekeluargaan selama penulis menyelesaikan studi.

11. Sahabat-sahabat saya Husnil Mardiyah, Siti Nur Azizah Wijayani,

Muawwanah, Laila Firdaus, Tria Meldiana, Imas Maulida, Sholihatina

Page 7: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

iii

Sadita, Himmaturif‟ah, Mia Milatus Sa‟adah yang telah menjadi

penyemangat selama penyusunan skripsi.

12. Keluarga Tafsir Hadits 2014 yang telah berjuang bersama penulis selama

ini.

13. Terakhir untuk orang-orang yang sudah bertemu saya dan bertukar pikiran

dengan saya, semoga Allah senantiasa memudahkan urussan kalian.

Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik balasan. Harapan penulis,

mudah-mudahan karya ini bermanfaat dan mempunyai kontribusi yang signifikan

bagi penelitian selanjutnya.

Aamiin

Tangerang, 18 April 2019

Penulis

Nur Fikriyah

Page 8: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iv

PEDOMAN TRANSLITERASI .....................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ..............................................8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................9

D. Tinjauan Pustaka ...........................................................................10

E. Metode Penelitian .........................................................................13

F. Sistematika penulisan ...................................................................15

BAB II SEPUTAR TAFSIR AL-QUR’AN TEMATIK KEMENAG RI

A. Penulisan Tafsir Tematik Kemenag RI .......................................16

B. Tim Penyusun Tafsir Tematik Kemenag RI .................................19

C. Corak Penafsiran dan Karakteristik Tafsir Tematik Kemenag RI 22

BAB III LANDASAN TEORI

A. Hadis .............................................................................................26

1. Penggunaan dan Fungsi Hadis dalam Tafsir .............................26

2. Mengungkapkan Proses Takhrij ................................................32

B. Kepemimpinan dan Peran Perempuan dalam Keluarga ................44

1. Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga .............................44

2. Peran Perempuan sebagai Istri ..................................................46

BAB IV TAKHRIJ HADIS KEPEMIMPINAN DAN PERAN PEREMPUAN

DALAM KELUARGA

A. Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga ................................49

1. Teks Hadis Tentang Kepemimpinan .........................................49

2. Takhrij Hadis ............................................................................50

3. Penelitian Sanad Hadis .............................................................59

4. Penelitian Matan Hadis ............................................................79

5. Lampiran Skema Hadis ............................................................87

B. Peran Perempuan sebagai Istri ......................................................88

1. Teks Hadis Tentang Peran Perempuan .....................................88

2. Takhrij Hadis ............................................................................88

3. Penelitian Sanad Hadis .............................................................90

4. Penelitian Matan Hadis ............................................................93

Page 9: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

v

5. Lampiran Skema Hadis ............................................................96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................97

B. Saran ..............................................................................................97

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................99

LAMPIRAN BIODATA ..................................................................................104

Page 10: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

vi

Pedoman Transliterasi

Dalam skripsi, tesis, dan disertasi bidang keagamaan (baca: Islam), alih

aksara atau transliterasi, adalah keniscayaan. Oleh karena itu, untuk menjaga

konsistensi, aturan yang berkaitan dengan alih aksara ini penting diberikan.

Pengetahuan tentang ketentuan ini harus diketahui dan dipahami, tidak

saja oleh mahasiswa yang akan menulis tugas akhir, melainkan juga oleh dosen,

khususnya dosen pembimbing dan dosen penguji, agar terjadi saling kontrol

dalam penerapan dan konsistensinya.

Dalam dunia akademis, terdapat beberapa versi pedoman alih aksara,

antara lain versi Turabian, Library of Congress, Pedoman dari Kementrian

Agama dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta versi Paramadina.

Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara tersebut meniscayakan

digunakannya jenis huruf (font) tertentu, seperti font Transliterasi, Time New

Roman, atau Time New Arabic.

Untuk memudahkan penerapan alih aksara dalam penulisan tugas akhir,

pedoman alih aksara ini disusun dengan tidak mengikuti ketentuan salah satu versi

di atas, melainkan dengan menngkombinasikan dan memodifikasi beberapa ciri

hurufnya. Kendati demikian, alih aksara versi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini

disusun dengan logika yang sama.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara lain:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts Te dan es ث

J Je ج

H H dengan garis bawah ح

Kh Ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

Page 11: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

vii

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis bawah ظ

Koma terbalik di atas hadap kanan „ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ؼ

Q Ki ؽ

K Ka ؾ

L El ؿ

M Em ـ

N En ف

W We ك

H Ha ق

Apostrof , ء

Y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau memotong dan vokal rangkap atau dipotong. Untuk vokal

tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U Ḏammah

Page 12: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

viii

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ي

و Au a dan u

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd) yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

 a dengan topi di atas ــا

Î i dengan topi di atas ــي

Û u dengan topi di atas ـــى

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyah

maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-

dîwân.

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ( (dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan menggunakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi,

hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata

.tidak ditulis ad-darûrah, demikian seterusnya ( الضرورة)

6. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf

/h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika tamarbûtah

tersebut diikuti oleh kata sifat (na„t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta

marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Ṯarîqah طريقة 1

al-jâmî‟ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2

wahdat al-wujûd كحدة الوجود 3

Page 13: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

ix

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk

menuliskan 35 permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama

diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf

awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid

Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi. Beberapa ketentuan lain dalam EBI

sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan

mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI,

judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih

aksaranya, demikian seterusnya. Berkaitan dengan penulisan nama, untuk

nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak

dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya

ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin

al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‟l), kata benda (ism), maupun huruf

(harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara

atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada

ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهب األستاذ

Tsabata al-ajru ثػبت األجر

al-harakah al-„asriyyah الحركة العصرية

الا اهللأشهد أن ل الو Asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh

Maulânâ Malik al-Sâlih مولنا ملك الصالح

Yu‟ atstsirukum Allâh يػ ؤثر ك م اهلل

Al-maẕârhir al-„aqliyyah المظاهر العقلية

Page 14: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada

umat manusia melalui Nabi Muhammad Saw. Islam pada hakikatnya

membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi

mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran

yang mengambil berbagai aspek itu ialah al-Qur‟an dan Hadis.1

Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi

Muhammad Saw, melalui malaikat Jibril as. Didalamnya termaktub

seperangkat hukum-hukum seperti syari‟ah, muamalah dan sebagainya, yang

tetap utuh dan orisinil, tidak pernah ditambah dan dikurangi. Ia adalah sebuah

kitab suci yang paling banyak dibaca dan dipahami isi kandungannya. Al-

Qur‟an bagi umat Islam berfungsi sebagai petunjuk untuk mencapai

kebahagiaan didunia dan diakhirat.

Hadis merupakan salah satu sumber ajaran Islam setelah al-Qur‟an. Ini

dikarenankan hadis Nabi Saw memiliki fungsi yang terkait dengan al-Qur‟an

itu sendiri, yakni sebagai penjelas bagi al-Qur‟an menjelaskan secara global,

menerangkan yang sulit, membatasi yang mutlak, mengkhususkan yang

umum, dan kadang kala menetapkan suatu hukum yang tidak didapatkan di

dalam al-Qur‟an. Dengan demikian, hadis merupakan tuntunan praktis

terhadap apa yang telah dibawa oleh al-Qur‟an.2

Maka fungsi hadis begitu penting, baik sebagai dalil maupun sumber

ajaran Islam didalam mengarungi kehidupan masyarakat. Namun di samping

mengarungi kehidupan masyarakat, hadis juga telah menjadi bahasa kajian

yang menarik, dan tiada henti-hentinya. Penelitian hadis baik dari segi

keotentikannya, kandungan makna dan ajaran yang terdapat didalamnya,

1 Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: UI Press, 1987),

cet. Ke-2, jilid I, h. 24. 2

M. „Ajaj al-Khatib, Ushhul al-Hadits, terj. M.Qodirrun Nur, Ahmad Musyafiq

(Jakarta: Gaya Media Permata, 2001), h. 35.

Page 15: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

2

macam-macam tingkatannya, maupun fungsinya dalam menjelaskan

kandungan al-Qur‟an dan lain sebagainya telah banyak dilakukan para ahli

dibidangnya.3

Hadis juga sering disinonimkan dengan sunnah, adalah segala sesuatu

yang sering dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik berupa

perkataan, perbuatan, taqrir (penetapan) maupun sifat.4 Statusnya sebagai

dalil dan sumber ajaran Islam, menempati posisi setelah al-Qur‟an. Hal

tersebut ditinjau dari segi wurud atau tsubûtnya al-Qur‟an adalah bersifat

qat‟i al-wurud, sedangkan hadis kadangkala bersifat zanni al-wurud.

Melihat posisi yang signifikan dan cukup sentral dalam ajaran Islam,

maka penelitian dan pengkajian terhadap pernyataan-pernyataan yang

didasarkan kepada Nabi jelas sangat diperlukan. Hal ini dilakukan agar hadis

yang dijadikan sebagai sandaran hukum dapat dipertanggungjawabkan ke

sahîhannya. Hal ini penting karena kedudukan kualitas hadis sangat erat

sekali hubungannya, dengan dapat atau tidaknya suatu hadis dijadikan hujjah

agama. Dari segi periwayatannya hadis berbeda dengan al-Qur‟an. Jika al-

Qur‟an ayat-ayatnya diriwayatkan secara mutawâtir 5

sedangkan hadis

periwayatannya berlangsung secara mutawâtir dan juga ahad. Karena itu,

orisinilitas al-Qur‟an tidak perlu disangsikan lagi sehingga tidak perlu

dilakukan penelitian. Dengan penelitian akan diketahui apakah hadis yang

bersangkutan dapat dipertanggung jawabkan periwayatannya berasal dari

Nabi atau bukan.

Muhammad Fuad Syakir mengutip perkataan Juynboll dalam Ensiklopedi

pengetahuan Islamnya, “ Dalam pandangan umat Islam, hadis hanya dianggap

sahîh jika para sanadnya bersambung tanpa ada yang terputus, yang terdiri

dari orang yang periwayatannya terpercaya.” Ia melanjutkan, “Mereka tidak

hanya nama-nama para Rijâl al-Hadîs (periwayat hadis) dan kondisi mereka,

guna mengetahui zaman hidup, kondisi kehidupan, tempat tinggal, serta

3 Abudin Nata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2001), cet

ke-6, h. 185. 4 Subhi al-Salih, Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1993), h. 15.

5 M. Syuhudi Isma‟il, Pengantar Ilmu Hadis (Bandung: Angkasa, 1991), h. 135.

Page 16: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

3

kepribadian mereka lainnya, tapi juga meneliti nilai dan tingkat kejujuran dan

kebohongan para muhaddis (periwayat dan pakar hadis).6

Disinilah sebenarnya letak urgensinya sanad hadis, sebab tanpa sanad,

setiap orang dapat mengaku dirinya pernah bertemu Nabi. Karenanya, tepat

sekali ucapan „Abdullah ibn al-Mubarak (w 181 H), “Sistem sanad itu

merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari agama Islam. Sebab

tanpa adanya sistem sanad setiap orang dapat mengatakan apa yang

dikehendakinya”. Bahkan sistem sanad itu merupakan salah satu

keistimewaan umat Islam, dimana sistem itu tidak dimiliki umat-umat lain.

Maka sejak saat itu, para ulama ahli hadis membuat persyaratan-persyaratan

yang sangat ketat untuk periwayat yang dapat diterima hadisnya, disamping

kriteria-kriteria teks hadis yang dapat dijadikan sumber ajaran Islam.7

Adapun tolak ukur penelitian matan yang dikemukakan ulama tidak

seragam. Suatu matan hadis barulah dinyatakan sebagai maqbûl (yakni

diterima karena berkualitas sahih), apabila:

1. Tidak bertentangan dengan akal sehat.

2. Tidak bertentangan dengan al-Qur‟an yang muhkam.

3. Tidak bertentangan dengan hadis yang mutawâtir.

4. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti.

5. Tidak bertentangan dengan hadis ahad yang kualitas ke sahîhannya lebih

kuat.8

6. Sanadnya sahîh (penentuan ke sahîh-an sanad hadis didahului dengan

kegiatan takhrîj dan dilanjutkan dengan kegiatan penelitian sanad hadis).

7. Tidak bertentangan dengan sejarah, dan

8. Susunan pernyatannya menunjukkan ciri-ciri kenabian.9

6 Muhammad Fuad Syakir, Ungkapan Popular yang dianggap Hadis Nabi, terj. M.

Zacky Mubarak (Jakarta: Pustaka al-Kautsar 2006), h. 4. 7 Ali Mustafa Ya‟qub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), cet ke-5, h. 4.

8 Syuhudi Ismail, Metodelogi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulsn Bintang, 2007), cet

ke-2, h. 118. 9 Bustamin dkk, Metodelogi Kritik Hadis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

cet ke-1, h. 64.

Page 17: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

4

Upaya pengkajian dan penelitian hadis ini bertujuan untuk menjaga ke

sahîhan hadis Nabi Saw. untuk itu para ulama telah menciptakan berbagai

kaidah penetapan ke sahîhan hadis dengan segala persyaratan dan kriteri yang

harus dipenuhi oleh suatu hadis yang berkualitas sahîh. Misalnya ibn Salah

(w.643 H) sebagaimana dikutip oleh M. Syuhudi Isma‟il bahwa “hadis sahîh”

adalah hadis yang bersambung sanadnya (sampai kepada Nabi Muhammad

Saw) diriwayatkan oleh periwayat yang âdil dan dabit sampai akhir sanad (di

dalam hadis itu) tidak terdapat kejanggalan (syuzuz ) dan cacat („illat).

Sebuah hadis yang sahîh dari segi sanadnya belum tentu sahîh dari segi

matannya dan sebaliknya, yaitu setelah para ulama menemukan cacat yang

tersembunyi padanya.10

Al-Ghazali sangat menolak hadis-hadis yang nilainya

bertentangan dengan ayat al-Qur‟an dan menurutnya apa yang dilakukan ini

merupakan suatu bentuk pembelaan terhadap hadis (sunnah) Nabi Saw.11

Yûsuf Qardâwî dalam bukunya mengatakan bahwa untuk memahami

hadis (sunnah) dengan benar dan jauh dari penyimpangan harus sesuai

dengan petunjuk al-Qur‟an. Selanjutnya is juga mengatakan bila pemahaman

para ahli fiqih dan para pemberi penjelasan dalam mengambil kesimpulan

dari hadis berlainan, maka yang paling utama dan lebih mendekati kebenaran

adalah yang mendapat dukungan al-Qur‟an.12

Dalam proses penelitian sanad maupun matan, pengkajian suatu hadis

minimal diperlukan tiga disiplin ilmu. Pertama, ilmu Mustalah al-Hadis,

yaitu yang digunakan untuk mengetahui berbagai istilah yang terdapat dalam

sanad maupun matan. Kedua, ilmu Rijâl al-Hadis, yaitu ilmu yang digunakan

untuk mengetahui riwayat hidup para periwayat, dapat diterima atau tidak

sebagai periwayat dalam sanad hadis. Ketiga, ilmu Takhrij al-Hadis, ilmu

yang digunakan antara lain untuk menjelaskan keberadaan hadis yang

10

Muhammad al-Ghazali, Studi kritis atas Hadis Nabi Saw. Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual, terj. Muhammad al-Bagir (Bandung: Mizan 1996), h. 27. 11

Muhammad Al-Ghazali, Studi Kritis atas Hadis Nabi Saw: Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual, h. 11. 12

Yusuf Qardawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw (Bandung: Kharisma, 1994),

cet ke-3, h. 92-94.

Page 18: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

5

diriwayatkan, menelusuri asal-usulnya, dan jika dimungkinkan dapat

menjelaskan kualitas hadis.13

Untuk meneliti suatu hadis penulis akan mengangkat salah satu tema

pada kitab tafsir tematik tentang persoalan kepemimpinan. Dalam pandangan

Islam, kepemimpinan bukan merupakan persoalan kecil yang dapat

dipermainkan. Melainkan persoalan yang serius yang kelak akan dimintai

pertanggungjawabannya di yaumil akhir. Ajaran Islam telah mengingatkan

atas sejarah-sejarah terdahulu kepada umatnya untuk selalu berhati-hati dalam

memilih pemimpin, karena janggung jawab seorang pemimpin sangat besar,

baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia.14

Berkaitan dengan kepemimpinan, tidak ada batasan antara laki-dan

perempuan. Islam membolehkan perempuan terjun keranah politik seperti

laki-laki. Karena tujuan berpolitik sangat mulia, yaitu dengan membangun

kesejahteraan masyarakat dan kemaslahatan umat manusia.15

Sebagaimana

dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda:

ث نا ليث، ح و ث نا ق ت يبة بن سعيد، حدا ث نا اللايث، عن نافع، عن حدا د بن رمح، حدا ث نا مما حدا، ، عن الناب صلاى اهلل عليو وسلام أناو قال: أل كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتو عمر ابن

راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع على أىل ب يتو، وىو مسئول فالمري الاذي على النااس هم، والعبد راع على ما هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة عن ل سيده عن

16نو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتو )رواه مسلم عن ابن عمر(وىو مسئول ع “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa‟id telah menceritakan

kepada kami Laits, (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada

kami Muhammad bin Rumh telah menceritakan kepada kami Laits dari Nâfi‟

dari Ibn „Umar dari Nabi shallallahu „alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:

“Ingatlah bahwa setiap diri kalian adalah pemimpin dan kalian akan dimintai

13

Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis: Kritis dan Tinjauan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), cet. Ke-11, h.9. 14

Quraish Shihab dkk, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran Perempuan

(Jakarta: Kemenag, 2012) jilid ke-2. h. 50. 15

Siti Musdah Mulia, Kemuliaan Perempuan Dalam Islam (Jakarta: Kompas, 2014) h.

73. 16

Tim penyusun Kemenag, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan (Jakarta: Kemenag, 2012), jilid ke-2. h. 54.

Page 19: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

6

pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian. Seorang Amir (kepala

negara) adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya, ia

akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang istri

adalah seorang pemimpin bagi rumah tangga dan anak-anaknya, dan ia akan

dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Maka ingatlah, bahwa

setiap dari diri kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai

pertanggungjawaban atas apa yang kalian pimpin.” (Riwayat Muslim dari

Ibnu „Umar)”

Hadis di atas menyatakan bahwa kaum perempuan adalah pemimpin

dalam keluarganya bersama-sama dengan suaminya, kepemimpinan yang

dimaksud bersifat kolektif, yang saling melengkapi satu sama lainnya.17

Persoalan kepemimpinan adalah persoalan yang sangat penting dan

strategis, karena ia sangat menentukan nasib sebuah keluarga, kelompok

masyarakat, dan bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa diantara ciri

masyarakat yang unggul dan menguasai peradaban adalah masyarakat yang

memiliki pemimpin yang berwibawa, tegas, adil, berpihak pada kepentingan

rakyat, memiliki versi yang kuat, dan mampu menghadirkan perubahan

kearah yang lebih baik.18

Islam juga mengajarkan kepada wanita bagaimana mereka harus

bertindak terhadap suaminya dalam pergaulan rumah tangga untuk

menciptakan kehidupan bersama yang harmonis.19

Begitu juga dengan adab

istri terhadap suami yaitu istri yang menjalankan peranannya dengan baik

sehingga menjadi istri salehah bagi suaminya diumpamakan seperti mahkota

emas di atas kepala raja, sementara istri yang tidak menjalankan perannya

laksana beban berat diatas punggung kakek tua. Salah satu kebahagian bagi

suami apabila ia mempunyai pasangan yang salehah. Ia menjadi milik

17

Tim penyusun Kemenag, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan (Jakarta: Kemenag, 2012), jilid ke-2. h. 54. 18

Tim penyusun Kemenag, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan, h. 47 19

N. munawwaroh, Wanita Karir Dalam Perspektif Hadits: Sebuah Kajian Tematik, h.

28.

Page 20: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

7

berharga bagi suami. Sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Abû

Dâwûd sebagai berikut:

ث نا غيل ث نا أب، حدا ث نا يي بن ي على المحارب، حدا ث نا عثمان بن أب شيبة، حدا ن، عن حداا ن زلت ىذه الية: }والاذين يكنزون جعفر بن إياس، عن ماىد، عن ابن عبااس، قال: لما

ىب والفضاة{ ]التوبة: [، قال: كب ر ذلك على المسلمني، ف قال عمر رضي اللاو عنو: 43الذاف قال: يا نبا اللاو، إناو كب ر على أصحابك ىذه الية، ف قال رسول أنا أف رج عنكم، فانطلق،

ا »اللاو صلاى اهلل عليو وسلام: إنا اللاو ل ي فرض الزاكاة، إلا ليطيب ما بقي من أموالكم، وإنار عمر، ثا قال لو:«يث لتكون لمن ب عدكم ف رض الموار أل أخبك بري ما يكنز المرء؟ "، فكب ا

ها حفظتو". ) ها سراتو، وإذاأمرىاأطاعتو، وإذا غاب عن رواه أبو المرأة الصاالة، إذا نظر إلي داود(

„‟Inginkah kamu aku beritahu suatu kebaikan yang didambakan untuk

dimiliki oleh manusia (suami)? Jawabannya adalah perempuan yang salehah,

apabila suaminya memandang ia menggairahkan, jika suami menyuruhnya ia

menaatinya, dan jika suaminya tidak disampingnya ia memelihara dirinya.

(Riwayat Abû Dâwûd)20

Maksud dari pernyataan hadis diatas adalah seorang istri hendaknya

pandai bersikap, pandai memelihara kebersihan dan kecantikannya agar tetap

menarik pandangan suami. Pepatah mengatakan bahwa seorang istri paling

tidak harus bisa masak, pandai mengatur ekonomi rumah tangga, termasuk;

terampil masak-memasak, dan seorang istri selain berketurunan juga harus

pandai merawat dan mendidik anak.21

Al-Qur‟an dan hadis Nabi Saw banyak menerangkan peranan wanita

sebagai ibu rumah tangga, peranan ini lebih ditekankan pada usaha

pembinaan keluarga untuk mewujudkan keluarga bahagia atau keluarga yang

sakinah. Ibu yang melahirkan, merawat dan memelihara anak. Peranannya

sangat penting dalam mencetak generasi penerus. Sebagai ibu, ia harus

20

Tim penyusun Kemenag, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan, h. 141. 21

Muhammad Koderi, Bolehkah Wanita Menjadi Imam Negara (Jakarta: Gema Insani

Press, 1999), h. 58.

Page 21: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

8

bertanggungjawab dalam mendidik anak agar menjadi orang beriman dan

terhindar dari siksa api neraka.22

Bahwasannya kementrian agama telah mempublikasikan kitab tafsir

mauḍui dengan beberapa tema tertentu. Diantara salah satunya dari buku atau

judul tafsir ini adalah kedudukan dan peran perempuan, buku tafsir ini salah

satu upaya meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengalaman

ajaran agama (al-Qur‟an) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Pentingnya meneliti kualitasnya karena buku yang ditulis oleh para

pakar, dan diterbitkan oleh kementrian agama RI yang seharusnya bisa

dijadikan rujukan masyarakat luas, dan dengan ilmu takhrij dapat diketahui

apakah suatu hadis benar-benar berasal dari Nabi ?. Lalu, siapa saja yang

meriwayatkan hadis tersebut?. Dan bagaimana kedudukan hadis? Maka dari

itulah yang akan diangkat dari skripsi ini yaitu; “Kualitas Hadis-Hadis dalam

kitab Tafsir Maudhui: Kedudukan dan Peran Perempuan dalam Keluarga dan

bagaimana para ulama umumnya medudukan hadis sebagai sumber ke-2 ?.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari topik yang dibahas diatas, ada beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi, diantaranya:

a. Hadis kepemimpinan dan peran perempuan dalam keluarga

merupakan hadis yang perlu untuk dipahami secara mendalam.

b. Hadis kepemimpinan dan peran perempuan dalam keluarga

merupakan hadis yang perlu untuk diteliti baik secara saanad maupun

matan, agar dapat diketahui kesahihan hadis tersebut

c. Hadis kepemimpinan tugas dan peran perempuan dalam keluarga

merupakan hadis bagaimana tugas-tugasnya dalam rumah tangganya.

22

Muhammad Koderi, Bolehkah Wanita Menjadi Imam Negara, h. 55.

Page 22: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

9

d. Hadis-hadis kepemimpinan dan peran perempuan dalam keluarga

merupakan hadis bagaimana menjadi seorang ibu dan istri yang baik

dan sholehah.

e. Dan bagaimana sebuah hadis itu digunakan, didudukan serta fungsi

dalam al-Qur‟an.

2. Batasan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi diatas, maka

pembahasan hadis hadis kepemimpinan perempuan dan peran istri dalam

keluarga pada penelitian ini akan dibatasi pada penelitian sanad maupun

matan, agar dapat diketahui kesahihan hadis tersebut, kedudukan hadis

sebagai sumber ke-2 dan peran perempuan dalam keluarga merupakan

hadis bagaimana tugas-tugasnya dalam rumah tangganya.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan diatas, maka penulis akan memfokuskan

pada: Bagaimana kualitas kepemimpinan perempuan dan peran istri

dalam keluarga dan Bagaimana kedudukan hadis sebagai sumber ke-2 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan, guna memperoleh gelar

kesarjanaan Strata 1 (S1) di Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Untuk mengetahui kualitas sanad hadis-hadis yang terdapat dalam buku

Tafsir Mauḍui: Kedudukan dan Peran Perempuan, khususnya pada pasal

kepemimpinan perempuan.

3. Sebagai upaya mensemarakkan literatur keislaman, utamanya berkaitan

dengan kajian hadis.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat diantaranya:

1. Memberikan sumbangsih dalam wacana pemikiran untuk mewujudkan

semangat akademik, khususnya pada ilmu pengetahuan.

Page 23: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

10

2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu membuka cakrawala

penulis tentang aktualisasi hadis dalam masyarakat, sehingga berguna

dalam interaksi sosial.

D. Tinjauan Pustaka

Pembahasan tentang kualitas sanad hadis sudah banyak yang membahas,

namun dalam judul dan objek kajian hadis yang berbeda-beda. Adapun dalam

judul ini penulis membahas kualitas hadis yang terdapat dalam buku Tafsir

Maudhui: Kedudukan dan Peran Perempuan. Diantaranya yang penulis

temukan dalam Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah:

1. Skripsi yang berjudul “Kepemimpinan Perempuan dalam Pandangan

masyarakat Bababkan Tasikmalaya (Analisis Terhadap Hadis Lan

Qawmun Walaw Amrahum Imra‟atan)” yang di tulis oleh Wahyu

Ismatullah dari Mahasiswa UIN Jakarta, yang membahas larangan

perempuan jadi pemimpin karna perasaan perempuan terlalu lemah dan

kurang tegas dalam memutuskan suatu kebijakan. Dengan menggunakan

metode Field Research dan Library Research.23

2. Skripsi yang berjudul “Konsep Kepemimpinan Perempuan Dalam

Keluarga: Kajian Atas Q.S. an-Nisa (4): 34” yang di tulis oleh Masfufah

dari Mahasiswa UIN Jakarta, membahas tentang Konsep Kepemimpinan

Perempuan Dalam Keluarga: Kajian Atas Q.S. an-Nisa (4): 34. Dengan

menggunakan metode Library Research maka hasil yang didapat adalah

Kepemimpinan Perempuan Dalam Keluarga: Kajian Atas Q.S. an-Nisa

(4): 34, menekankan adanya pembagian fungsi dalam keluarga danbisa

bertanggungjawab, adil, dan memegang kendali/kontrol.24

3. Skripsi yang berjudul “Peran Perempuan dalam Periwayatan Hadis: Studi

atas Hadis-hadis Hafzah Binti Umar bin Khattab” yang di tulis oleh Siti

23

Wahyu Ismatullah, Kepemimpinan Perempuan dalam Pandangan Masyarakat

Bababkan Tasikmalaya (Analisis Terhadap Hadis Lan Qawmun Walaw Amrahum Imra‟atan)

(Skripsi S1 Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan

Tafsir Hadis, 2014). 24

Masfufah, Konsep Kepemimpinan Perempuan Dalam Keluarga: Kajian Atas Q.S. An-

Nisa (4):34, (Skripsi S1Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014).

Page 24: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

11

Ulfah Mahfudoh dari Mahasiswa UIN Jakarta, menurut pandangan hafzah

binti umar bin khattab peran perempuan secara umum persmaannyadalam

penelitian ini terdapat tugas-tugas yang dilakukan perempuan.25

4. Skripsi yang berjudul “Peran Perempuan dalam Periwayatan Hadis: Studi

atas Hadis-hadis Ummu Habibah (Ramlah bin Abi Sufyan)” yang di tulis

oleh Lenny Masdam Lubis dari Mahasiswa UIN Jakarta, membahas hak-

hak dan pesan moral kepada wanita perbedaannya terletak pada pandangan

Ummu Habibah (Ramlah bin Abi Sufyan).26

5. Skripsi yang berjudul “Persepsi Laki-Laki terhadap Kepemimpinan

Perempuan dalam Militer (Studi Kasus di Komando Daerah Militer

Jaya/Jayakarta)” yang di tulis oleh Kumtum Chairul Ummah dari

Mahasiswa UIN Jakarta, dengan menggunakan metode kualitatif atau

penelitian lapangan di daerah tertentu.27

6. Skripsi yang berjudul “Peran Perempuan Dalam Ruang Publik Dan

Domestik (Studi Pemikiran Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS)” yang di

tulis oleh Muhammad Abi Aulia dari Mahasiswa UIN Jakarta, bagaimana

hak-hak dan kewajiban perempuan dalam pandangan Hj. Tutty

Alawiyah.28

7. Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Wanita

dengan Kepuasan Pernikahan” yang ditulis oleh Siti Muflichah dari

Mahasiswa UIN Jakarta,dengan menggunakan metode studi lapangan yang

25

Siti Ulfah Mahfudoh, Peran Perempuan dalam Periwayatan Hadis: Studi atas Hadis-

hadis Hafzah Binti Umar bin Khattab, (Skripsi S1Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008). 26

Lenny Masdam Lubis, Peran Perempuan dalam Periwayatan Hadis: Studi atas

Hadis-hadis Ummu Habibah (Ramlah bin Abi Sufyan), (Skripsi S1Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010). 27

Kuntum Chairum Ummah, Persepsi Laki-Laki terhadap Kepemimpinan Perempuan

dalam Militer (Studi Kasus di Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta), (Skripsi S1Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014). 28

Muhammad Abi Aulia, Peran Perempuan Dalam Ruang Publik Dan Domestik (Studi

Pemikiran Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS),(Skripsi S1Fakultas Syari‟ah dan Hukum, Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017).

Page 25: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

12

mana penelitian ini menghubungkan tidak adanya hubungan negatif antara

konflik peran ganda wanita dengan kepuasan pernikahan.29

8. Skripsi yang berjudul “Peran Ibu dalam Pembentukkan Kepribadian Anak

Sholeh menurut Konsep Islam” yang ditulis oleh Anisa Choirunnisa dari

Mahasiswa UIN Jakarta, dengan membahas hak-hak dan tatacara agar

anak menjadi anak yang sholeh.30

9. Artikel yang berjudul “Peran Ibu dalam Pengasuhan dan Pendidikan

Anak” yang ditulis oleh Diana Mutiah dari Dosen UIN Jakarta Fakultas

Psikologi, menggunakan pandangan para ahli terhadap peran ibu

kesamaannya terdapat pada teori-teori.31

10. Skripsi yang berjudul “ Kedudukan Seorang Istri Sebagai Pencari Nafkah

Utama Dalam Keluarga Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa

Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali)” yang ditulis oleh

Saifu Rabby El-Baqy dari Mahasiswa IAIN Surakarta, penelitian lapangan

yang mana suatu desa itu mengharuskan seorang perempuan wajib

mencari nafkah. Persamaan dari penelitian yang lain ialah sama-sama

menggunakan teori dasar kepemimpinan.32

Penulis akan kemukakan kajian kualitas hadis lalu dikaitkan dengan kasus

dan objek yang dipilih oleh penulisnya. Karna penulis tidak menemukan

adanya kajian kualitas hadis dengan objek buku Tafsir Maudhui: Kedudukan

dan Peran Perempuan (Pasal yang Menerangkan Kepemimpinan Perempuan

dalam Keluarga).

29

Siti Muflichah, Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Wanita dengan Kepuasan

Pernikahan, (Skripsi S1Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

2006). 30

Anisa Choirunnisa, Peran Ibu dalam Pembentukkan Kepribadian Anak Sholeh

menurut Konsep Islam, (Skripsi S1Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta 2013). 31

Diana Mutiah, Peran Ibu dalam Pengasuhan dan Pendidikan Anak, (Artikel Fakultas

Psikologi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014). 32

Saifu Rabby El-Baqy, Kedudukan Seorang Istri Sebagai Pencari Nafkah Utama

Dalam Keluarga Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak,

Kabupaten Boyolali), (Skripsi S1Fakultas Syari‟ah, Universitas IAIN Surakarta, 2016).

Page 26: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

13

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ilmiah adalah langkah-langkah dalam mendapatkan

pengetahuan ilmiah atau ilmu. Dalam penelitian banyak metode dan

pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan. terdapat dua macam

pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berlaku bagi pengetahuan

humanistik atau interpretative yang secara teknis penekanannya lebih pada

teks.

2. Sumber Data

Sumber dalam data penelitian kepustakaan ini terbagi menjadi dua, yaitu

sumber primer dan sumber pendukung yang seluruhnya adalah teks.

a. Sumber Primer

Sumber primer yang akan dijadikan rujukan dalam penelitian ini

adalah referensi-referensi yang mampu menunjukkan data secara

komprehensif tentang tercantumnya perintah membunuh dalam hadis-

hadis jinayah, diantaranya: al-Kutub al-Sittah : 1) Ŝahîh al-Bukhâri 2)

Ŝahîh Muslim 3) Sunan al-Nasâ‟i 4) Sunan Ibn Mâjah 5) Sunan al-

Tirmidzî 6) Sunan Abû Dâwud.

b. Sumber Sekunder (pendukung)

Adapun sumber sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku

hadis dan tafsir, buku-buku yang membahas khusus materi penelitian

yaitu Kitab Tafsir al-Qur‟an Tematik Kementrian Agama RI. Dan lebih

khususnya dalam Islam: buku-buku yang membahas kepemimpinan

perempuan dan peran istri dalam keluarga, dan seputar tentang

kedudukan hadis begitu juga dengan fungsinya.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam hal pengumpulan data, penulis menggunakan teknik riset

kepustakaan (Library Research) yaitu mengumpulkan data-data yang akan

Page 27: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

14

dibahasdan menelaah referensi dari yang berhubungan dengan

permasalahan.33

Pengumpulan data juga akan dilakukan dengan mentakhrij hadis. Adapun

kitab yang dijadikan rujukan adalah al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfâdz al-

Hadîs al-Nabawi, Mausû‟ah al- Athrâf al-Hadits al-Nawawi al-Syarif, Miftâh

Kunûz al-Sunnah karyanya ialah AJ. Wensinck dan „Abd al-Bâqi. Penulis

mengambil hadis-hadis dari beberapa kitab-kitab induk hadis. Penulis juga

menggunakan Maktabah Syâmilah untuk mempermudah dalam pencarian

data.

4. Metode Pengolahan dan Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan Penelitian ini menggunakan

metode pembahasan deskriptif analisis, yaitu sebuah metode yang

menguraikan terlebih dahulu permasalahan yang akan dikaji sebagai

gambaran awal, setelah itu baru dianalisa atau diteliti, sehingga dapat diambil

suatu kesimpulan secara khusus.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode kajian Hadis Maudhui. Menurut Mustafâ Muslim Maudhui adalah

mengumpulkan ayat-ayat atau hadis-hadis yang bertebaran dalam al-Qur‟an

atau hadis-hadis yang terkait dengan topik dan tujuna tertentu kemudian

disusun sesuai dengan pemahaman dan penjelasan, pengkajian dan penafsiran

dalam masalah tersebut.34

Berdasarkan penjelasan diatas langkah-langkah pengkajian hadis dengan

metode maudhu‟i (tematik) antara lain adalah:

a. Menentukan tema atau masalah yang akan dibahas.

b. Mengumpulkan data hadis-hadis yang terkait dalam satu tema, baik

secara lafadz maupun secara makna melalui takhrîj al-Hadis

c. Melakukan pengembangan dan pengemberan makna dengan

pendekatan kontekstual.

33

J. R Raco, Metodelogi penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan keunggulan,

(Jakarta: Grafindo, 2010), h.60. 34

Ulfatun Najah, Silaturahim Dalam Perspektif Hadis (Kajian Tematik Hadis), (Skripsi

S1Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017).

Page 28: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

15

d. Mengambil kesimpulan.

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini berasarkan pedoman akademik

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017

Program Strata 1, yang diterbitkan oleh biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membagi

pembahasan menjadi beberapa bab yang diuraikan dalam sistematika berikut.

BAB I Pendahuluan yang menjadi pengantar umum kepada isi skripsi, bab

ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Membahas tentang kitab tafsir al-Qur‟an tematik kedudukan dan

peran perempuan, yang berisi penulisan tafsir tematik kemenag RI,

tim penyusun Tafsir tematik kemenag RI, corak penafsiran dan

karakteristik tafsir tematik kemenag RI.

BAB III Berisi landasan teori, yaitu: 1. hadis, yang berisi penggunaan dan

fungsi hadis dalam al-Qu‟an dan proses mengungkapkan proses

takhrij. 2. Kepemimpinan dan peran perempuan dalam keluarga.

BAB IV Merupakan bab untuk melakukan takhrij hadis, yaitu: A. hadis

kepemimpinan perempuan dalam keluarga, yang berisi 5 point: teks

hadis dan terjemahan, kegiatan takhrij hadis, penelitian sanad

hadis, penelitian matan hadis, dan lampiran skema Hadis. Begitu

pula dengan B. hadis kepemimpinan perempuan dalam keluarga,

yang berisi 5 point: teks hadis dan terjemahan, kegiatan takhrij

hadis, penelitian sanad hadis, penelitian matan hadis, dan lampiran

skema hadis.

BAB V Bab terakhir, berupa penutup yang berisi tentang kesimpulan dan

dilanjutkan dengan saran dan lampiran biodata.

Page 29: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

16

BAB II

SEPUTAR TAFSIR AL-QUR’AN TEMATIK KEMENAG RI

A. Penulisan Tafsir Tematik Kemenag RI

Al-Qur‟an telah menyatakan dirinya sebagai kitab petunjuk (hudan) yang

dapat menuntun umat manusia menuju ke jalan yang benar. Untuk

mengungkapkan petunjuk dari al-Qur‟an, telah dilakukan berbagai kajian oleh

sejumlah ulama yang berkompeten sejak masa awal Islam hingga masa kini.

Namun, keindahan bahasa dan keluasan makna al-Qu‟an membuat kajian-kajian

al-Qur‟an bagai tak lekang oleh zaman. Setiap generasi yang mengkaji al-Qur‟an

selalu menemukan pesan-pesan baru yang belum ditemukan oleh generasi

sebelumnya. Dari sinilah muncul sejumlah karya tafsir dalam berbagai corak dan

metodenya.

Kajian tafsir di Indonesia telah dilakukan oleh para ulama sejak awal

masuknya Islam ke Indonesia. Secara kronologis, dari dekade ke dekade, literatur

tafsir al-Qur‟an di Indonesia mengalami dinamika yang menarik, baik dari segi

penyampaian, tema-tema kajian, serta sifat penafsir.1 Dalam konteks sifat mufasir

ini, karya tafsir di Indonesia secara garis besar terbagi menjadi dua macam, yaitu

mufasir individual dan mufasir kolektif atau tim. Istilah mufasir individual

digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu karya tafsir lahir dan ditulis oleh satu

orang. Sedangkan mufasir kolektif menunjukkan bahwa karya tafsir disusun oleh

lebih dari satu orang.2

Salah satu karya tafsir yang disusun secara kolektif adalah karya tafsir yang

disusun oleh lembaga resmi di bawah naungan Kementrian Agama Republik

Indonesia. Hal ini tercermin dengan hadirnya Tafsir Tematik Kementrian Agama

Republik Indonesia di tengah masyarakat Indonesia, yang disusun oleh Lajnah

Pentashihan Mushaf al-Qur‟an.

Karya tafsir kolektif ini diakomodir oleh pemerintah adalah al-Qur‟an dan

Tafsirnya yang disusun oleh Departemen Agama sejak tahun 1972, dan

1 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia (Yogyakarta: Lkis, 2013), h. 67.

2 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia, h. 187-188.

Page 30: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

17

menggunakan pendekatan tahlili.3 Selanjutnya, Departemen Agama (dalam proses

berganti nama menjadi Kementrian Agama) menyusun tafsir kolektif yang

berdasar pada tafsir tematik. Adapun untuk melihat lebih jelas bagaimana karya

tafsir ini, maka dibawah akan dibahas tentang sejarah penulisan tafsir dan tim

penyusunnya.

Latar belakang penulisan Tafsir al-Qur‟an Tematik karya Kementrian Agama

ini tidak terlepas dari hiruk pikuk kehidupan beragama diIndonesia. Pemerintah

sebagai otoritas tertinggi berkewajiban memberikan perhatian besaratas

terciptanya kondisi kehidupan beragama yang rukun dan tentram di Indonesia,

sebagaimana amanat pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945. Pada era

pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, UUD ini dilaksanakan

dengan mengeluarkan peraturan Presiden Repulik Indonesia Nomor 7 tahun 2005

tentang rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 hingga

2009.

Salah satu upaya untuk mewujudkannya, maka Lajnah Pentashih al-Qur‟an

menyusun kitab Tafsir ini berdasarkan masukan dan rekomendasi Muker para

ulama al-Qur‟an diciloto, pada tanggal 14 hingga 16 Desember 2006, setelah

sebelumnya pemerintah juga menerbitkan al-Qur‟an dan Terjemahannya serta al-

Qur‟an dan Tafsirnya. Kehadiran dari tafsir al-Qur‟an dalam berbagai model

pendekatannya merupakan realisasi program pemerintah untuk memenuhi

kebutuhan akan ketersediaan kitab suci bagi umat beragama.4 Kemenag berharap

bahwa masyarakat muslim dapat meningkatkan kualitas pemahaman,

penghayatan, dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Tafsir ini juga sebagai bentuk pengawalan atau tafsir

standar terhadap berbagai tafsir yang muncul di Indonesia, terutama mereka yang

3 Tahlili adalah menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an dengan memaparkan segala aspek yang

terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan serta menerangkan makna-makna yang tercakup

didalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat

tersebut. Nasharuddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur‟an, h. 31. 4 Tim penyusun Kemenag, Tafsir al-Qur‟an Tematik, (Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf al-Qur‟an, 2012), cet ke-2, jilid 2 h. xxvii

Page 31: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

18

sering melakukan tafsiran terhadap teks-teks agama.5

Dengan itu, maka

Kementrian Agama merasa terdorong untuk menyusun tafsir tematik.

Pada edisi pertama tahun 2007, tema-tema yang diangkat adalah hubungan

antar Umat Beragama, al-Qur‟an dan pemberdayaan kaum dhuafa, dan

membangun keluarga harmonis.6 Adapun tahun 2008 terbit sebanyak lima tema

yaitu pembangunan ekonomi umat, Kedudukan dan Peran Perempuan, Etika

berkeluarga, bermasyarakat dan berpolitik, pelestarian lingkungan hidup, dan

kesehatan dalam perpektif al-Qur‟an. Pada tahun 2010, tema-tema yang terbit

sebanyak lima tema, yaitu spritual dan akhlak, kerja dan ketenagakerjaan,

keniscayaan hari akhir, pendidikan, pembangunan karakter dan pengembangan

SDM, serta hukum keadilan dan HAM.7

Kemudian, Tafsir tematik Kemenag edisi revisi 2014 ini memiliki beberapa

tema dengan 9 jilid, yaitu: 1) Hubungan antar Umat beragama, al-Qur‟an dan

Pembebasan, 2) Membangun keluarga harmonis, pembangunan ekonomi umat, 3)

Kedudukan dan peran perempuan, etika berkeluarga, bermasyarakat, dan

berpolitik, 4) Pelestarian lingkungan hidup, kesehatan dalam perspektif al-Qur‟an,

5) Spiritualitas dan akhlak, 6) Kerjadan ketenagakerjaan, 7) Keniscayaan hari

akhir, 8) Pendidikan, pembangunan karakter dan pengembangan sumber daya

manusia, 9) Hukum, keadilan, dan hak asasi manusia. Apabila dilihat dari tem-

tema yang disajikan, maka edisi revisi 2014 ini mencakup semua tema dalam edisi

sebelumnya, yaitu 2007-2010. Ada beberapa tema yang digabungkan menjadi satu

jilid. Seperti jilid 1, jilid 2, jilid 3, dan jilid 4.

Tafsir tematik ini disusun berdasarkan dinamika masyarakat dan

perkembangan ilmu pengembangan dan teknologi pada saat itu, karena

masyarakat memerlukan tafsir yang praktis dan mudah dipahami. Hal ini bisa

dilihat dari pemilihan tema-tema yang dibahas dalam Tafsir al-Qur‟an Tematik

ini.

5Surya Dharma Ali, “Sambutan Mentri Agama RI” dalam Kementrian Agama, Tafsir

al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran Perempan (Jakarta: Kementrian Agama, 2012), h. xi-

xii. 6 Tim Penyusun Kemenag, Tafsir al-Qur‟anTematik, h. vxi.

7 Lihat di WWW.KEMENAG.GO.ID tentang synopsis tafsir tafsir al-Qur‟an tematik.

Diakses pada 12 Maret 2015.

Page 32: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

19

B. Tim Penyusun Tafsir Tematik Kemenag RI

Penyusunan tafsir ini terdiri dari tim-tim yang ahli tafsir, ulama al-Qur‟an dan

para cendikiawan, diantaranya pada edisi tahun 2007, nama-nama penyusunnya

ialah Dr. H. Muslich M. Hanafi, M.A sebagai ketua, sedangkan wakilnya adalah

Dr. H. Bunyamin Yusuf, MA. Adapun anggotanya adalah Dr. H. Asep Usman

Ismail, M.Si, Drs. H. Muslim Gunawan, Dr. H. Nur Kholish Setiawan, Dr. H. Ali

Nurdin, M.A, Dr. H. Ahmad Husnul Hakim, MA, dan Dr. Hj. Nur Rofi‟ah, MA.

Sedangkan para ulama seperti Prof. Dr. H. Quraish Shihab, MA, Prof. Dr. H.

Nasaruddin Umar, MA, Prof. Dr. H. Didin Hafiduddin, M.Sc,dan Dr. H. Ahsin

Sakho Muhammad, MA menjabat sebagai narasumber atau pembina.

Penulisan tafsir pada edisi 2008 ada beberapa perbedaan nama-nama

penyusunannya, akan tetapi posisi ketua dan wakil ketua tidak ada perubahan.

Adapun nama-nama baru yang muncul pada edisi ini adalah Prof. H. Maman

Abdurrahman, MA., Prof. Dr. Hj. Huzaimah T. Yanggo, MA., Dr. H. Ahmad

Lutfi Fathullah, MA., Dr. H. Setiawan Budi Utomo, MA., Dr. Hj. Sri Mulyati,

MA., serta H. Irfan Mas‟ud, MA. Beberapa nama-nama yang bergabung dalam

edisi penyusunan tahun 2007 tidak terlihat pada tahun 2008. Seperti Dr. Phil. H.

Nur Kholis Setiawan, MA. Dan Dr. Hj. Nur Rofi‟ah, M,A.8

Edisi tahun 2010, tim penyusun mengalami penambahan dan juga

pengurangan, akan tetapi untuk posisi inti seperti ketua, wakil, dan sekretaris tidak

mengalami perubahan. Nama-nama baru yang muncul pada tahun ini adalah prof.

Dr. Muhammad Chirzin, MA., Prof. Dr. H. Afif Muhammad, MA., Prof. Dr. H.

Salim Umar, MA., Prof. Dr. Rosihin Anwar, MA., dan Dr. KH. Malik Madani,

MA., dan Hj. Yuli Yasin, MA. Dan ada satu nama pada tahun 2007 bergabung

dan pada tahun 2010 bergabung lagi, yakni Dr. H. Nur Kholis Setiawan, MA.

Sedangkan ada tiga nama yang selalu bergabung dari 2007 sampai 2010 adalah

Dr. H. Asep Usman Ismail, MA., Dr. H. Ahmad Husnul Hakim, MA., serta Dr. H.

Ali Nurdin, MA.

8 Lihat di WWW.KEMENAG.GO.ID tentang synopsis tafsir tafsir al-

Qur‟an tematik. Diakses pada 12 Maret 2015.

Page 33: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

20

Edisi tahun 2012, tim penyusun mengalami penambahan dan juga

pengurangan, akan tetapi untuk posisi inti seperti ketua tetap sama, wakilnya ialah

Prof. Dr. H. Darwis Hude, M.Si. adapun sekretarisnya ialah Dr. H. M. Bunyamin

Yusuf Surur, MA. Nama-nama anggota yang baru muncul pada tahun ini ialah

sebagai berikut: Prof. H. Maman Abdurrahman, MA., Prof. Dr. Hj. Huzaimah T.

Yanggo, MA., Dr. H. Asep Usman Ismail, MA., Dr. H. Ahmad Lutfi Fathullah,

MA., Dr. H. Setiawan Budi Utomo, MA., Dr. Hj. Sri Mulyati, MA., Drs. H.

Muslim Gunawan, Dr. H. Ahmad Husnul Hakim, MA., Dr. H. Ali Nurdin, M.A.,

H. Irfan Mas‟ud, MA,9

Dillihat dari tim penyusun pada edisi revisi tahun 2014, dalam tafsir tematik

edisi revisi tersebut sama seperti tim penyusun edisi tahun 2008. Namun, apabila

melihat tema-tema yang diangkat, semua temanya mencakup tema pada edisi

2007 sampai dengan 2012, sebagaimana dicantumkan pula dalam bagian awal

pada siap tema.

Beberapa pergantian personil pada tim penyusun dalam edisi penerbitan dari

pertama sampai edisi revisi 2014 terjadi proses pergantian, penambahan, maupun

pengurangan. Jika dilihat dari aspek kualifikasinya dan kompetisinya, maka dapat

dipetakan menjadi dua kriteria. Pertama, pejabat Kementrian Agama ang

memiliki kedudukan di Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an dan Puslitbang

Kehidupan Keagamaan dan memiliki dan kompetensi dibidang tafsir, pejabat-

pejabat tersebut memiliki posisi tinggi, seperti ketua dan sekretaris. Kedudukan

ini tidak ada perubahan dari awal edisi sampai edisi terakhir. Adapun tujuannya

menurut penulis adalah untuk mempermudah koordinasi dalam penyusunan tafsir.

Kedua, beberapa pakar tafsir dari beberapa perguruan tinggi Agama Islam, seperti

PTIQ, IIQ, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Kalijaga, UIN Sunan Gunung

Djati, dan lainnya.

Melihat dari nama-nama penyusun tafsir tersebut menurut bacaan penulis

bahwa tim penyusun masih berlingkup di kalangan Ibuu kota yang mendominasi,

9 Kata Pengantar Muhammad Shohib, “Kata Pengantar Kepala Lajnah Pentashihan”,

dalam Tim Penyusun, Tafsir al-Qur‟an Tematik, h. xvii.

Page 34: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

21

seperti Prof. Dr. Quraish Shihab, dan lainnya. Akan tetapi, perbedaan tim

penyusun disini tidak memiliki pengaruh implikatif dalam penafsirannya.

Tema-tema yang ditetapkan dalam penyusunan tafsir tematik mengacu

pada berbagai dinamika dan perkembangan yang terjadi dimasyarakat dan yang

termaktub dalam rencana pembangunan jangka menengah Nasional. Tema-tema

yang yang diterbitkan pada tahun 2012 ada 5 tema yaitu:10

1. Jilid Pertama, warna dasar cover Merah tua (Maroon) dihiasi pada motif

lis yang berwarna putih dan biru serta tema pada tulisan cover buku

berwana kuning, ukuran bukunya 16 x 23,5 cm dengan berjumlah 300

halaman. Judul dari jilid pertama ialah Pembangunan Ekonomi Umat,

dengan pembahasan: 1) Harta dalam Al-Qur‟an. 2) Sumber-sumber Harta

yang Haram. 3) Korupsi, Kolusi, Nepotisme, dan Suap (KKNS). 4)

Keberkahan (Barakah). 5) Kemaslahatan (Maslahah) dalam Ekonomi. 6)

Pola Konsumsi. 7) Pola Produksi. 8) Dimensi Ekonomi dalam Kehidupan

para Nabi dan Rasul.

2. Jilid kedua, warna dasar cover Merah tua (Maroon) dihiasi pada motif lis

yang berwarna putih dan merah muda (pink) serta tema pada tulisan cover

buku berwana kuning, ukuran bukunya 16 x 23,5 cm dengan berjumlah

346 halaman. Judul dari jilid kedua ialah Kedudukan dan Peran

Perempuan, dengan pembahasan: 1) Pendahuluan. 2) Asal-Usul

Penciptaan Laki-laki dan Perempuan. 3) Kepemimpinan Perempuan. 4)

Peran Perempuan dalam Bidang Sosial. 5) Aurat dan Busana Muslimah. 6)

Peran Perempuan dalam Keluarga. 7) Perempuan dan Hak Waris. 8)

Perempuan dan Kepemilikan. 9) Kesaksian Perempuan. 10) Perzinaan dan

Penyimpangan Seksual. 11) Pembunuhan Anak dan Aborsi.

3. Jilid ketiga, warna dasar cover Merah tua (Maroon) dihiasi pada motif lis

yang berwarna putih dan Oren serta tema pada tulisan cover buku berwana

kuning, ukuran bukunya 16 x 23,5 cm dengan berjumlah 419 halaman.

Judul dari jilid ketiga ialah Etika Berkeluarga, bermasyarakat, dan

10

Kata Pengantar Muhammad Shohib, “Kata Pengantar Kepala Lajnah Pentashihan”,

dalam Tim Penyusun, Tafsir al-Qur‟an Tematik, h. Xvi-xvii. Jilid. 2.

Page 35: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

22

Berpolitik, dengan pembahasan: 1) Pendahuluan. 2) Etika Politik. 3) Etika

Berbangsa dan Bernegara. 4) Etika Hubungan Internasional dan

Diplomasi. 5) Etika Pemimpin. 6) Etika Dialog. 7) Etika Komunikasi dan

Informasi. 8) Etika Bermasyarakat. 9) Etika Berekspresi. 10) Etika

berkeluarga. 11) Akhlak Berdakwah.

4. Jilid keempat, warna dasar cover Merah tua (Maroon) dihiasi pada motif

lis yang berwarna putih dan Hijau serta tema pada tulisan cover buku

berwana kuning, ukuran bukunya 16 x 23,5 cm dengan berjumlah 302

halaman. Judul dari jilid keempat ialah Pelestarian Lingkungan Hidup,

dengan pembahasan: 1) Pendahuluan. 2) Eksistensi tetumbuhan dan

pepohonan. 3) Eksistensi Air. 4) Eksistensi Awan dan Angin. 5) Eksistensi

Tetumbuhan dan Pepohonan. 6) Eksistensi Binatang. 7) Kebersihan

Lingkungan. 8) Kerusakan Lingkungan. 9) Term al-Qur‟an yang Terkait

dengan Kerusakan Lingkungan

5. Jilid kelima, warna dasar cover Merah tua (Maroon) dihiasi pada motif lis

yang berwarna putih dan Coklat serta tema pada tulisan cover buku

berwana kuning, ukuran bukunya 16 x 23,5 cm dengan berjumlah 355

halaman. Judul dari jilid ketiga ialah Kesehatan dalam Perspektif al-

Qur‟an, dengan pembahasan: 1) Kebersihan. 2) Kehamilan dan Proses

Kelahiran. 3) Menyusui dan Kesehatan. 4) Pertumbuhan Bayi. 5)

Grontologi Kesehatan Lanjut Usia. 6) Fenomena Tidur. 7) Makanan dan

Minuman. 8) Pola Hidup Sehat. 9) Kesehatan Mental. 10) Kesehatan

Masyarakat.

C. Corak Penafsiran dan Karakteristik Tafsir Tematik Kemenag RI

Tipologi karya tafsir dalam tulisan ini berangkat darii pemetaan karya tafsir

dengan menggunakan pandangan Sahiron Syamsuddin terbagi menjadi tiga, quasi

obyektivis tradisionalis, quasi subjektivis, dan quasi obyektivis modernis.11

Pertama, Ciri dari pandangan tipe obyektifis tradisionalis adalah biasanya

11

M. Nurdin Zuhdi, Pasaraya Tafsir al-Qur‟an di Indonesia (Yogyakarta: Kaukaba

2014), h. 34.

Page 36: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

23

menggunakan diskursus pada pendekatan linguistik semata, kaidah kebahasaan

menjadi sangat pentingdan menjadi tolak ukur penafsiran, dalam beberapa kitab

tafsir klasik seringkali pendekatan dengan kajian ini. Pemahaman linguistik kata

yang dominan punya kelemahan yang sangat menonjol yaitu makna universal

dalam kajian ayat atau kata ini menjadi hilang atau terabaikan. Produk penafsiran

seperti ini tidak dapat diharapkan akan mampu menjawab problematika kekinian

yang tengah berkembang karena produk tersebut tidak dapat menampilkan makna

universal dibalik ayat yang ditafsirkan. Pada hasilnya kontektualisasi ayat

diabaikan dan mendalami kontektualisasi kebahasaan semata.

Kedua, Dalam pandangan quasi subyektivis adalah pendekatan tafsir dengan

benar-benar meninggalkan karya klasik sebagai sebuah pintu masuk penafsiran.

Penafsiran ini adalah penafsiran yang menggunakan pendekatan ilmu-ilmu

kontemporer, semacam eksakta maupun non eksakta. Model penafsiran seperti ini

di Indonesia masih belum ada, karena sebaik-baiknya penafsiran dalam abad

sekarang ini masih perlu untuk merujuk karya klasik sebagai pijakan awal,

walaupun terkadang pada poin terakhirnya penafsir bersebrangan dengan

pandangan penafsir klasik sebagai upaya untuk memberikan pembeda dan

mempermudah memperlihatkan metode yang digunakan dalam penafsiran

tersebut.

Dalam tipe yang ketiga adalah quasi obyektifis modern, ciri dari corak karya

ini adalah penafsiran yang nuasanya adalah masyarakat dan sosial. Hal ini

sebagaimana Nashirudin Baidan menyatakan adanya tafsir maudhu‟i dengan

menggunakan tema-tema tertentu misalnya “etik berpolitik”. 12

Disamping itu,

juga dipaparkan munâsabah ayat, asbâb al-nuzûl, baik mikro maupun makro serta

mengaitkan dengan kasus-kasus kekinian adalah upaya menafsirkan dengan corak

gaya penafsiran seperti ini, walaupun pada awalnya selalu dibuka dengan kajian

klasik sebagai pintu masuk, kontektualisasi diera sekarang harus kental dalam

metodelogi tafsir gaya ini. Dengan metodologi penafsiran tersebut, diharapkan

12

Nashirudin Baidan, Tafsir Maudhu‟i: Solusi Qur‟ani atas Masalah Sosial

Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 195-210.

Page 37: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

24

mampu menjawab problem-problem kekinian yang sedang ada dan membutuhkan

penyelesaian.

Sehingga apabila dari segi tipologi tafsirnya, sebagaimana yang dijelaskan

diatas maka tafsir al-Qur‟an tematik ini masuk dalam tipologi yang ketiga, yaitu

quasi objektivis modernis, namun dalam sisi linguistiknya masih sangat kentara.

Hal ini disebutkan bahwa pengaruh M. Quraish Shihab yang linguistiknya sangat

kuat masih dapat terlihat. Oleh karena itu, tafsir kemenag ini meskipun arahnya

pada tafsir sosio kemasyarakatan, akan tetapi sisi pemaparan linguistiknya tidak

ditinggalkan begitu saja. Hal ini karena produk penafsirannya yang yang

berorientasi kepada kontekstualisasi ayat dengan tanpa mengabaikan makna asal

ayat dan makna historitas ayat. Selain itu, sub tema yang dipaparkan didalamnya

juga ada yang menyangkut tentang problem-problem kekinian yang butuh

penyelesaian.

Kemudian, seperti judul tafsirnya, maka dapat dilihat bahwa tafsir ini

merupakan tafsir dengan metode tematik. Semua ayat yang berkaitan dihimpun

dan kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas yang berbagai aspek yang

berkaitan, seperti asbab nuzul, kosakata, dan lainnya. Kemudian didukung oleh

dalil-dalil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehingga, beberapa

ulama mendefinisikan tematik adalah sebagai ilmu yang membahas persoalan

dalam al-Qur‟an melalui penjelasan dalam ayat al-Qur‟an.13

Tafsir al-Qur‟an Tematik Kementrian Agama ini, apabila diperhatikan model

tematik yang digunakan adalah model tematik Abu Hayy al-Farmawi. Hal ini

dapat dilihat kecenderungan model tematik Abu Hayy Farmawi, sebagaimana

dijelaskan diatas dan dapat dilihat dari langkah yang digunakan dalam

menafsirkan, yaitu:14

1. Menentukan topik atau tema yang akan dibahas.

2. Menghimpun ayat-ayat yang menyangkut.

3. Menyusun urutan ayat sesuai masa turunnya.

13

Mustafa Muslim, Mabahis fi at-tafsir al-Maudhu‟I (Damaskus: Dar al-Qalam, 2003),

h. 16 lihat dalam Nurdin Zuhri Pasaraya Tafsir di Indonesia. 14

Tim Penyusun Kemenag, Tafsir al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan, h. xxvii.

Page 38: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

25

4. Memahami korelasi antar ayat.

5. Memperhatikan asbab nuzul untuk memahami konteks ayat.

6. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis dan pendapat ulama.

7. Mempelajari ayat-ayat secara mendalam.

8. Menganalisis ayat-ayat secara utuh dan komprehensif dengan jalan

mengkompromikan antara yang „am dan khas, mutlaq, muqayyad.

9. Membuat kesimpulan dari masalah yang dibahas.

Model tematik yang digunakan oleh Tafsir Al-Qur‟an Tematik ini adalah

model tematik model plural, yaitu tafsir yang memuat berbagai tema aktual

kekinian.

Adapun karakteristik dari tema-tema tafsir kemenag ini adalah setiap tema

diawali dengan judul persoalan yang mendasar, baru kemudian diikuti dengan

pembahasan sub judul yang terkait, dan beberapa tema dipertengahan atau diakhir

dikaitkan dengan peran negara atau konteks ke Indonesiaan.15

Namun, disisi lain,

mungkin ini adalah aplikasi pendekatan yang dipakai oleh tafsir ini, yaitu

pendekatan deduktif-induktif, sebagaimana dijelaskan daalam kata pengantar.16

Apabila melihat dari nuasa tafsir, Tafsir al-Qur‟an Tematik ini dapat dilihat

bahwa nuansa tafsir yang dibangun adalah sosial kemasyarakat.17

Dan apabila

lebih didalami lagi mengenai tema-tema yang diangkat bahwa tafsir tematik ini

sangat erat kaitannya dengan program-program kerja pemerintahan yang sedang

digalakkan dan respon pemerintah terhadap terhadap problem-problem aktual

yang berkembang di masyarakat.18

15

Lihat dalam Tim Penyusun, Tafsir al-Qur‟an Tematik. 16

Kata Pengantar Muchlish M. Hanafi, “Kata Pengantar Ketua Tim Penyusun Tafsir”,

dalam Tim Penyusun, Tafsir al-Qur‟an Tematik, h. Xxvii-xviii. 17

Islah Gusmian yang memetakan beberapa nuansa tafsir, yaitu kebahasaan, sosial

kemasyarakat, teologis, sufitik, psikologis, fikih. Lihat dalam Islah Gusmian, Khazanah Tafsir

Indonesia, h. 235. 18

Pemerintahan Indonesia membuat suatu target kerja yang menjadi program kerja yang

menjadi program kerja tahun pemerintahan saat ini, yaitu membereskan masalah kemiskinan,

ketanaga kerjaan, dan dalam bidang pendidikan adalah kurikulum pendidikan karakter.

Sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Keteganakerjaan, Peraturan

Pemerintahan Nomor 87 2014 tentang Membangun Keluarga Harmonis.

Page 39: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

26

BAB III

LANDASAN TEORI

A. Hadis

1. Penggunaan dan fungsi Hadis dalam al-Qur’an

Pada masa Rasulullah Saw. tidak ada sumber hukum selain al-Qur‟an dan

Hadis. Di dalam al-Qur‟an terdapat pokok-pokok yang bersifat umum bagi

hukum-hukum syari‟at, tanpa pemaparan rincian keseluruhannya dan

pencabangannya, kecuali yang sejalan dengan pokok-pokok yang bersifat

umum itu yang tidak pernah berubah oleh bergulirnya waktu dan tidak

berkembang lantaran keberagaman manusia dilingkungan dan tradisi masing-

masing. Secara global, sunnah sajalan dengan al-Qur‟an, menjelaskan yang

mubham, merinci yang mujmal, membatasi yang mutlak, mengkhususkan

yang umum dan menguraikan hukum-hukum dan tujuan-tujuannya. Di

samping membawa hukum-hukum yang belum dijelaskan secara eksplisit oleh

al-Qur‟an yang isinya sejalan dengan kaidah-kaidahnya dan merupakan

realisasi dari tujuan dan sasarannya.1

Hubungan hadis dengan al-Qur‟an dalam hukum Islam, hadis menjadi

sumber hukum kedua setelah al-Qur‟an. Kewajiban mengikuti hadis bagi umat

Islam sama wajibnya dengan dengan mengikuti al-Qur‟an. Karena hadis

merupakan mubayyin terhadap al-Qur‟an. Tanpa memahami dan menguasai

hadis, siapapun tidak akan bisa memahami al-Qur‟an. Begitupun sebaliknya,

karena al-Qur‟an merupakan dasar hukum pertama, yang di dalamnya terdapat

garis besar syariat, yang di dalamnya berisi penjabaran dan penjelasan al-

Qur‟an. Oleh karena itu hubungan hadis dengan al-Qur‟an tidak dapat dipisah-

pisahkan atau berjalan sendiri-sendiri.Penetapan hadis sebagai sumber kedua

ditunjukkan oleh tiga hal, yaitu dalil al-Qur‟an, kesepakatan (ijma‟) ulama,

dan dalil-dalil hadis Rasulullah Saw.2

Nabi Saw mempunyai tugas untuk menjelaskan dan merinci kepada

manusia apa yang diturunkan Allah, karena itu apa yang disampaikan Nabi

1 Muhammad „Ajaj Al-Khathib, Ushul al-Hadits “Pokok-pokok Ilmu Hadits” (Ciputat:

Gaya Media Pratama, 2007) cet. 4, h. 34-35. 2 Agus Solahudin dkk, Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia, 2009) h.73-74.

Page 40: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

27

wajib diikuti, bahkan prilaku Nabi sebagai rasul harus diteladani kaum

muslimin sejak masa sahabat sampai hari ini telah bersepakat untuk

menetapkan hukum berdasarkan sunnah Nabi. Kewajiban tersebut merupakan

amanat al-Qur‟an. Ialah sebagai berikut:

… …

…Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah dia dan apa yang

dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…(Q.S. Al-Hasyr: 7)

Menurut ibnu Katsir maksud ayat diatas adalah segala apapun yang

diperintahkan Nabi Saw wajib dikerjakan dan segala apa yang dilarangnya

wajib ditinggalkan. Nabi sesungguhnya hanya memerintahkan yang baik dan

melarang yang buruk saja. Kemudian diperkuat pada firman Allah pada surah

Ali Imran: 32, sebagai berikut:

Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

Ayat di atas mengajarkan kepada kita bahwa orang yang tidak mengikuti

perintah Allah (melalui al-Qur‟an) dan Rasul-Nya (melalui Sunnah

Rasulullah) termasuk orang ingkar. Selain itu ayat diatas juga menunjukkan

bahwa sumber ajaran Islam ada dua yaitu al-Qur‟an dan hadis.3

Hubungan hadis dengan al-Qur‟an sebagai pedoman hidup, sumber

hukum dan ajaran dalam Islam, antara satu dengan yang lainnya tidak dapat

dipisahkan. Keduanya merupakan satu kesatuan. al-Qur‟an sebagai sumber

pertama dan utama banyak memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan

global. Oleh karena itulah kehadiran hadis, sebagai sumber ajaran kedua untuk

menjelaskan (bayan) keumuman isi al-Qur‟an tersebut.

Fungsi hadis menurut para ulama disebutkan secara beragam. Menurut

Malik ibn Anas fungsi hadis ada lima macam, yaitu bayân al-taqrîr, bayân al-

3 Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis (Jakarta Ushul Press, 2009) h. 194-195.

Page 41: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

28

tafsîr, bayân al-tafshîl, bayân al-basth, dan bayân tasyrî. Imam al-Syafi‟i

menyebutkan lima fungsi, yaitu bayân al-tafshîl, bayân al-takhshîsh, bayân al-

ta‟yin, bayân al-tasyrî, dan bayân al-nasakh. Dalam kitabnya al-Risâlah, al-

Syafi‟i menambahkan bayân al-isyârah. Ahmad ibn Hanbal menyebut empat

macam fungsi, yaitu bayân al-taqyid, bayân al-Tafsir, bayân al-tasyri, dan

bayân al-takhshîsh.4

1. Bayân al-Taqrîr

Bayân al-Taqrîr disebut juga dengan bayan at-ta‟kid dan bayan al-

itsbat yaitu hadis yang berfungsi untuk memperkokoh isi kandungan dan

memperkuat pernyataan al-Qur‟an. Contohnya sebagai berikut:

Q.S.Al-Maidah: 6 tentang keharusan berwudhu sebelum shalat

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan

shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan

sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki…

Ayat al-Qur‟an di atas ditaqrir oleh hadis Nabi Saw

أ )رواه البخارى عن أىب ىريرة(صلة من أحدث حت ي ت وضا ل ت قبل

Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak diterima shalat seseorang yang

berhadas sebelum ia berwudhu.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah)

Surat al-Maidah ayat 6 tersebut menjelaskan tentang keharusan

berwudhu‟ bagi orang yang akan mendirikan solat, orang yang

mendirikan solat tanpa wudhu dinilai tiak sah karena wudhu‟ merupakan

salah satu dari syarat sah shalat. Hadis yang disabdakan oleh Nabi diatas

memperkuat penyataan yang terkandung dalam ayat tersebut bahwa sholat

dapat diterima oleh Allah jika dilakukan terlebih dahulu dengan wudhu.

4 Idri, Studi Hadis (Jakarta: Kencana, 2010), h. 24-30.

Page 42: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

29

2. Bayân al-Tafshîl

Bayân al-Tafshîl menjelaskan dengan merinci kandungan ayat-ayat

yang mujmal, yakni ayat-ayat yang bersifat ringkas atau singkat, sehingga

maknanya kurang atau bahkan tidak jelas kecuali ada penjelasan ataupun

perincian. Dengan kata lain, ungkapan ayat itu masih bersifat global yang

memerlukan mubayyin, contohnya:

صوموا لرؤيتو وافطروا لرؤيتو

“Berpuasalah karena melihat hilal dan berbuka (berhari raya)-lah

karena mellihat hilal”.

Hadis tersebut menjelaskan tentang tatacara berpuasa Ramadhan yang

dimulai dan diakhiri dengan melihat hilal, sebagai penjelasan dari

keumuman ayat tentang puasa yaitu:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa”

(Q.S.Al-Baqarah: 183)

Maksud dari ayat diatas ialah bahwa orang-orang yang beriman

diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan pula kepada orang-orang

terdahulu sebelum mereka agar mereka bertakwa. Kata al-shiyâm yang

berarti puasa tidak dijelaskan kapan waktunya, meskipun pada ayat

berikutnya dinyatakan pada bulan Ramadhan tetapi sejak kapan memulai

dan mengakhiri puasa itu tidak diterangkan secara rinci. Maka, hadis Nabi

menjelaskan bahwa awal dan akhir Ramadhan dapat diketahui melalui

melihatjilal.

3. Bayân al-Taqyid

Bayân al-Taqyid ialah penjelasan hadis dengan cara membatasi ayat-

ayat yang bersifat mutlak dengan sifat, keadaan, atau syarat tertentu.

Contohnya:

ار قو الا ف ربع دي نار فصاعدا ل ت قطع يد السا

Page 43: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

30

“Tangan pencuri dipotong jika mencuri seperempat dinar atau lebih”.

Hadis ini membatasi kadar curian yang menyebabkan pelakunya

terkena hukuman potong tangan yang tidak dijelaskan dalam ayat tentang

ini yang bersifat mutlak, yaitu:

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah

tangan keduanya” (Q.S. Al-Maidah: 38).

Ayat diatas tidak menjelaskan berapa kadar curian sehingga

pelakunya dikenai hukuman potong tangan. Secara normatif ayat tersebut

hanya mengharuskan hukuman potong tangan bagi pencuri baik laki-laki

maupun perempuan tanpa adanya dispensasi. Kemudian hadis datang

dengan menjelaskan bahwa yang wajib dikenai hukuman potong tangan

adalah pencuri yang mencuri barang senilai seperempat dinar atau lebih.

4. Bayân al-Takhshîsh

Bayân al-Takhshîsh ialah penjelasan Nabi dengan cara membatasi

atau mengkhususkan ayat-ayat al-Qur‟an yang bersifat umum, sehingga

tidak berlaku pada bagian-bagian tertentu yang mendapat pengecualian

contohnya, hadis Nabi tentang masalah waris dikalangan para Nabi:

نن معاشر النبياء ل ن ورث ما ت ركناه صدقة.

“Kami para Nabi tidak diwarisi, sesuatu yang kami tinggalkan menjadi

sedekah”.

Hadis tersebut merupakan pengecualian dari keumumn ayat al-Qur‟an

yang menjelaskan tentang disyari‟atkannya waris bagi umat Islam. Ayat

al-Qur‟annya ialah:

Page 44: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

31

“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)

anak-anakmu, yaitu, bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagian

dua orang anak perempuan” (Q.S. An-Nisa: 11).

Allah mensyariatkan kepada umat Islam agar membagi warisan

kepada ahli waris, dimana anak laki-laki mendapatkan satu bagian dan

anak perempuan separuhnya. Syariat waris itu tidak berlaku khusus pada

para nabi, sehingga keumuman ayat tersebut dikhususkan oleh hadis

diatas. Dengan kata lain, secara umum, mewariskan harta peninggalan

wajib kecuali para nabi yang tidak mempunyai untuk itu.

5. Bayân al-Tasyri

Ialah penjelasan hadis yang berupa penetapan suatu hukum atau

aturan syar‟i yang tidak didapati nashnya dalam al-Qur‟an. Dalam hal ini,

Rasulullah menetapkan suatu hukum terhadap beberapa persoalan yang

muncul saat itu dengan sabanya sendiri, tanpa berdasar pada ketentuan

ayat-ayat al-Qur‟an. Ketetapan Rasulullah tersebut ada kalanya

berdasarkan qiyas ada pula yang tidak. Contohnya:

ليمع ب ني المرأة وعماتا ولب ني المرأة وخالتها.

“Seorang perempuan tidak boleh dipoligami bersama bibinya dari

pihak ibu atau ayahnya”.

Al-qur‟an tidak menjelaskan tentang keharaman mengawini seorang

wanita bersamaan dengan bibinya baik dari pihaak ayah maupun ibunya.

Al-Qur‟an menjelaskan beberapa kerabat dilarang dikawini seperti ibu

kandung, saudara, dan sebagainya, tetapi tidak ada larangan mempoligami

seorang perempuan bersama dengan bibinya. Dalam hal ini hadis

menetapkan hukum tersendiri sebagiamana dijelaskan diatas.

6. Bayân Nasakh

Bayân Nasakh ialah penjelasan hadis yang menghapus ketentuan

hukum yang terdapat dalam al-Qur‟an. Hadis yang datang setelah al-

Qur‟an menghapus ketentuan-ketentuan al-Qur‟an. Dikalangan ulama

terjadi perbeaan pendapat tentang boleh tidaknya hadis menasakh al-

Page 45: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

32

Qur‟an. Ulama yang membolehkan juga berbeda pendapat tentang hadis

kategori apa yang boleh menasakh al-Qur‟an itu. Contohnya:

لوارث ل وصية “Ahli waris tidak dapat menerima wasiat”.

Hadis tersebut menasakh ketentuan dalam ayat:

را الوصياة للو الدين والآلق ر بني كتب عليكم اذ وت ان ت رك خي

ا حضر احدكم املعروف حقا على المتاقني

.بامل

“Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan

(tanda-tanda) kematian, jika ia meninggalkan harta yang banyak,

berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini

adalah) kewajiban atas orang yang bertakwa”.

Menurut ulama yang menerima adanya nasakh hadis terhadap al-

Qur‟an, hadis diatas menasakh kewajiban berwasiat kepada ahli waris,

yang dalam ayat diatas dinyatakan wajib. Dengan demikian, seorang yang

akan meninggal didunia tidak wajib berwasiat untuk memberikan harta

kepada ahli waris, karena ahli waris itu akan mendapatkan bagian harta

warisan dari yang meninggal tersebut.

2. Mengungkapkan Proses Takhrij

Takhrij menurut bahasa, kata تخريج (takhrij) berasal dari kata خرج

(kharraja), يخرج (yukharriju) artinya mengeluarkan, menampakkan, dan

menyelesaikan.

Sementara menurut istilah, takhrij hadis ialah: a). Mencari atau

mengeluarkan hadis dari persembunyiannya yang terdapat pada ulama yang

memenuhi syarat periwayat hadis, b). Mencari atau mengeluarkan hadis dari

persembunyiannya yang terdapat dalam kitab hadis induk, kitab asli, c).

Mengungkapkan suatu hadis kepada orang lain dengan mengemukakan para

periwayat hadis dari kitab induk dan meriwayatkannya kembali, d).

Mengeluarkan hadis dari kitab induk dan meriwayatkannya kembali, e).

Page 46: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

33

Mengemukakan berbagai riwayat yang dikemukakan berdasarkan riwayatnya

sendiri.5

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa takhrij hadis

adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengemukakan hadis pada orang

banyak dengan menyebutkan para perawinya, mengemukakan asal usul hadis

dan dijelaskan sumber pengambilannya dari berbagai kitab hadis sebagai

sumber asli dari hadis, yang didalam sumber itu dikemukakan secara lengkap

matan dan sanad hadis yang bersangkutan.

Pada mulanya pencarian hadis tidak didukung oleh metode tertentu karena

memang tidak dibutuhkan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa para ahli

hadis mempunyai kemampuan menghapal (ضا بظ) dan itu yang menjadi alat

dan sekaligus metode pencarian hadis bagi mereka. Ketika mereka

membutuhkan hadis sebagai penguat dalam waktu singkat mereka dapat

menemukan tempatnya dalam kitab-kitab hadis, bahkan jilidnya atau

setidaknya mereka dapat mengetahuinya dalam kitab-kitab hadis, bahkan

kitab-kitab hadis dengan dugaan yang kuat.

Kegiatan takhrij hadis pada awalnya adalah berupa pencarian dengan

mengeluarkan hadis dari ulama yang mengetahui suatu hadis atau beberapa

hadis dari ulama yang mengetahui suatu hadis atau beberapa hadis dari ulama

yang memenuhi syarat sebagai periwayat hadis. Metode takhrij hadis seperti

itu adalah yang ditempuh oleh Imam al-Bukhari, Imam Muslim, dan Imam al-

Sittah yang lainnya. Takhrij hadis pada tahap pertama tersebut adalah dalam

bentuk sensus, yaitu menelusuri satu-pertuan ulama yang memiliki hadis dari

berbagai tempat.

Takhrij hadis yang sedang dikembang dimasa sekarang ini adalah identik

dengan penelitian kepustakaan, yaitu mencari hadis dari berbagai kitab yang

memuat hadis yang lengkap matan dan sanadnya. Kemudian dilanjutkan

dengan penelitian kualitas sanad dan matan hadis.6

5 Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, (Jakarta Ushul Press, 2009) h. 180.

6 Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, h. 180-181.

Page 47: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

34

Bagi seorang peneliti hadis, kegiatan takhrijul hadis sangat penting. Tanpa

melakukan kegiatan takhrijul hadis terlebih dahulu maka akan sulit diketahui

asal usul riwayat hadis itu, dan ada atau tidak adanya syahid atau muttabi‟

dalam sanad bagi hadis yang ditelitinya.7 Diantara tujuannya sebagai berikut:

8

a. Untuk mengetahui asal usul riwayat hadis yang akan diteliti.

b. Untuk mengetahui seluruh riwayat bagi hadis yang akan diteliti.

c. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya syahid atau muttabi‟ pada sanad

yang diteliti.

d. Untuk mengetahui bagaimana pandangan para ulama tentang kesahihan

suatu hadis.

e. Agar dapat menetapkan muttasil kepada hadis yang diriwayatkan dengan

menggunakan „adawat al tahammul wal ada‟.

f. Agara dapat memastikan identitas para perawi, baik yang berkaitan dengan

kuniyah, laqob atau nasab dengan nama yang jelas.

Adapun faedah takhrij hadis ini antara lain ialah:9

1) Dapat diketahui banyak sedikitnya jalur periwayat suatu hadis yang

sedang menjadi topik kajian.

2) Dapat diketahui kuat dan tidaknya periwayatan akan menambah

kekuatan riwayat. Sebaliknya, tanpa dukungan periwayatan lain,

kekuatan periwayatan tidak bertambah.

3) Dapat diteukan status hadis shahih li dzatih atau shih li ghairih, hasan

li dzatih, atau hasan li ghairih. Demikian juga, kan dapat diketahi

istilah hadis mutawatir, masyhur, aziz, dan gharibnya.

4) Memberikan kemudahan bagi orang yang hendak mengamalkan

setelah mengetahui bahwa hadis tersebut adlah makbul (dapat

diterima). Sebaliknya, orang tidak akan mengamalkannya apabila

mengetahi bahwa hadis tersebut mardud (ditolak).

7 Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, h. 182.

8 Nawir Yuslem, metodelogi penelitian hadis (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis,

2008), h.17 9 Agus Solahudin dkk, Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h.191

Page 48: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

35

5) Menguatkan keyakinan bahwa suatu hadis adalah benar-benar berasal

dari Rasulullah Saw. Yang harus diikuti karena adaya bukti-bukti yang

kuat tentang kebenaran hadis tersebut, baik dari segi sanad maupun

matan.

Seorang peneliti dalam melakukan takhrij hadis haruslah mempunyai

kitab-kitab pedoman diantara kitab-kitab tersebut adalah:10

1) Usul al Takhrij wa dirasat al asanid oleh Mahmud At Tahhan.

2) Hushul al-Tafrij bi ushul al takhrij oleh Ahmad Ibn Muhammad Al

Gharami.

3) Turuq Takhrij hadis Rasul Saw. Oleh Abd Muhdi.

4) Methodologi Penelitian Hadis Nabi oleh Syuhudi Isma‟il.

Selain kitab-kitab diatas diperlukan juga bantuan kitab-kitab kamus

mu‟jam hadis dan mu‟jam para perawi hadis diantara kitab-kitabnya:

1) al-Mu‟jam al-Mufharos li Alfazi Ahadis al-Nabawi oleh A.J.

Wensinck.

2) Miftah Kunuz al-Sunnah oleh pengarang yang sama diterjemahkan

oleh Muhammad Fuad Abd Baqi.

3) Mausu‟ah Athraf Hadis an-Nabawi oleh Zaglul.

Disamping itu diperlukan juga kitab yang memuat biografi para sahabat

diantaranya sebagaimana yang disebutkan oleh at-Tahhan berikut ini.

1. Kitab-kitab yang memuat biografi sahabat:

a. Ashihain Isti‟ab fi ma‟rifati al ashhab oleh Ibnu Abd Barr

b. Usul al-Ghabahfi ma‟rifat al shahabah oleh Abd Atsir

c. Al-Ishabah fi tamyiz as shahabah oleh Ibn Hajar al-Asqolani

2. Kitab-kitab Tabaqat yaitu kitab-kitab yang membahas biografi para perawi

hadis berdassarkan tingkat para perawi.

a. At Thabaqat al kubra oleh Abdullah Muhammad ibn Sa‟ad katib al

waqidi.

b. Tazkirat al huffazh oleh Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Usman

al Dzahabi.

10

https://www.academia.edu/12286055/Takhrij_Hadis_dan_metode-metodenya.

Page 49: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

36

3. Kitab-kitab yang memuat para perawi hadis secara umum:

a. Al Tarikh al kabir oleh Imam al Bukhari.

b. Al jarh wa al ta‟dil karya Ibn Abi Hatim.

4. Kitab-kitab yang memuat para perawi hadis dari kitab-kitab hadis tertentu.

a. Al hidayah wa al irsyad fi ma‟rifat al Tsiqah wa al sadad oleh Abu

Nashr Ahmad Ibn Muhammad al Kalabadzi.

b. Rijal shahih muslim, oleh Abu Bakar Ahmad Ibn al Ashfahani.

c. Al jam‟ bayan rijal al shahihain, karangan Abu Fadl Muhammad bin

Thahir al Maqdisi yang dikenal dengan Ibn al Qaisarani.

d. Al ta‟rif bi rijal al muwaa‟, tulisan Muhammad Ibn Yahya al Hidzdza‟

al tamimi.

e. Kitab-kitab yang memuat biografi para perawi al kutub al sittah, yaitu:

1. Al kamal fi asma‟ al rijal oleh „Abd al Ghani Ibn Abd Wahid al

Maqdisi al Hambali.

2. Tahzib al kamal oleh Abu al Hajjaj al Mizzi.

3. Ikmal tahzib al kamal oleh „Ala al Din Mughlathaya.

4. Athzib al tahzib, karya Abu Abdullah Ibn Ahmad al Dzahabi.

5. Al kasyif, tulisan al Dzahabi.

6. Tahzib al tahzib, karangan Ibn Hajar al Asqalani.

7. Taqrib al tahzib, karangan Ibn Hajar al Asqalani.

8. Khulashah tahzib al tahzib al kamal, oleh Shafi al Din Ahmad Ibn

Abdullah al khazraji al Anshari al Sa‟idi.

f. Dan kitab-kitab lain yang memuat biografi para perawi hadis.

Kegiatan takhrij hadis dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu:

1. Sistem Manual

Menelusuri hadis sampai kepadda sumber asalnya tidak semudah

menelusuri ayat al-Qur‟an. Untuk menelusuri ayat al-Qur‟an, cukup

diperlukan sebuah kitab kamus al-Qur‟an, misalnya kitab al-Mu‟jam al-

Mufahras li Alfazil Qur‟anil Karim susunan Muhammad Fu‟ad „Abdul

Baqi.

Page 50: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

37

Dengan dimuatnya hadis Nabi diberbagai kitab hadis yang jumlahnya

banyak, maka sampai saat ini belum ada sebuah kamus yang mampu

memberi petunjuk untuk mencari hadis yang dimuat oleh seluruh kitab

hadis yang ada. Kamus hadis yang telah ada terbatas pada sejumlah hadis

saja, bukan berarti hadis Nabi yang termuat dalam berbagai kitab tidak

dapat ditelusuri.11

Dengan demikian inilah cara penggunaan metode tersebut:

a. Takhrij Hadis melalui Kata/Lafal pada Matan Hadis.

Metode takhrij hadis menurut lafal adalah suatu metode yang

berdasarkan pada kata-kata yang terdapat dalam matan hadis, baik

berupa kata benda ataupun kata kerja. Dalam metode ini tidak

digunakan huruf-huruf, tetapi yang dicantumkan adalah bagian

hadisnya sehingga pencarian hadis-hadis yang dimaksud dapat

diperoleh lebih cepat.

Kitab yang berdasarkan metode ini diantaranya adalah kitab Al-

Mu‟jam Al-Mufahras li Al-Fazh Al-Hadis An-Nabawi, yang disusun

oleh A.J.Wensink dan kawan-kawan, yang kemudian diterjemahkan

oleh Muhammad Fuad Abd Al-Baqi. Kitab yang menjadi rujukan kitab

kamus tersebut adalah Shahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Ibn

Majah, Sunan Abu Dawud, Sunan An-Nasa‟i, Sunan At-Tirmidzi,

Sunan Ad-Darimi, Muwatha Imam Malik, dan Musnad Ahmad Ibn

Hanbal.

Contoh hadisnya sebagai berikut.

عن علي أنا رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قال: رفع القلم عن ثلثة : عن الناائم ب حتا يشبا وعن حتا يستيقظ وعن الصا عت و حتا ي عقل

امل

Dalam mencari hadis tersebut, kita bisa menggunakan kitab Al-

Mu‟jam Al-Mufahras li Al-Fâzh Al-Hadis An-Nabawi, berdasarkan

kata kunci ,رفعالقلن dan ثال ثة.

11

Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, h. 183-184.

Page 51: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

38

Kata رفع dicari pada juz yang terdapat huruf awal (dalam hal ini

juz II), kata القلن dicari pada juz yang terdapat huruf qaf (dalam hal iini

juz V), dan kata ثال ثة dicari pada juz yang terdapat huruf tsa (dalam hal

ini juz I).

Setelah masing-masing juz diperiksa, inilah data-data yang

ditemukan, sebagai berikut:

Juz Hlm Lambang yang dikemukakan

I 298 د 71حدود

II 280 خ 71,د حدود 77,طلق 22حدود

V 465 خ 7, ت حدود 71, د 77,طلق 22حدود

د 71حدود

ن 7, دي حدود 71, جو طلق 27طلق

ح 7112, 771, 771, 731, 711, 711, 7

م

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa informasi yang diperoleh

melalui penelusuran kata القلن , yang dimuat dalam juz V, ternyata lebih

banyak lagi daripada yang berasal dari Juz I dan Juz II.

Berikut ini keterangan kode-kode tersebut dan penjelasan

mengenai tempat hadis dialam masing-masing kitab:

Shahih al-Bukhari, mencantumkan tema dan nomor dan bab خ

terdapatnya Hadis.

Shahih Muslim, mencantumkan tema dan nomor dan bab م

terdapatnya Hadis.

Sunan Tirmidzi, mencantumkan tema dan nomor dan bab ت

terdapatnya Hadis.

Page 52: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

39

Sunan Abu Daud, mencantumkan tema dan nomor dan bab د

terdapatnya Hadis.

Musnad Imam Ahmad, mencantumkan tema dan nomor dan حن

bab terdapatnya Hadis.

Sunan Nasa‟i, mencantumkan tema dan nomor dan bab ى

terdapatnya Hadis.

Muwathta‟ Malik, mencantumkan tema dan nomor dan bab ط

terdapatnya Hadis.

Sunan Ibn Majah, mencantumkan tema dan nomor dan bab جه

terdapatnya Hadis.

دي

Sunan Ad Darimi, mencantumkan tema dan nomor dan bab

terdapatnya Hadis.

b. Takhrij Hadis melalui Tema.

Pencarian hadis terkadang tidak didasarkan pada lafaz matan

hadis, tetapi didasarkan pada topik masalah. Pencarian matan hadis

berdasarkan topik masalah tentu dapat ditempuh dengan cara membaca

berbagai kitab, kitab ini biasanya tidak menunjukkan teks hadis

menurut para periwayatnya masing-masing. Untuk memahami topik

tertentu perlu pengkajian terhadap teks-teks hadis menurut

periwayatnya masing-masing. Dengan bantuan kamus Miftahu Al-

Qunuz As-Sunnah.

Dalam kamus hadis ini dikemukakan berbagai topik, baik yang

berkenaan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan petunjuk

Nabi maupun yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berkaitan

dengan nama. Setiap topik biasanya disertakan beberapa subtopik dan

untuk setiap subtopik dikemukakan data hadis dan kitab yang

menjelaskannya.

Page 53: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

40

Dalam pencarian hadis, yang pertama kali harus diketahui adalah

temanya. Adapun kitab-kitab yang diperlukan dalam melakukan takhrij

hadis sebagai berikut:12

....كلكم راع وكلكم مسئول

Dalam hasil pencarian hadis tersebut, dapat dirumuskan:

و ب ك بخ و ح ك مس

ب ك بد تر قا ب ك

ح ز قا و و و و ثان ص

: سادس صو حم

Kitab yang menjadi rujukan kamus tidak hanya kitab-kitab hadis

saja, tetapi jumlah kitab rujukan itu ada empat belas, yaitu: 1. Shahih

al-Bukhari, 2. Shahih Muslim, 3. Sunan Tirmidzi, 4. Sunan Abu Daud,

5. Musnad Imam Ahmad, 6. Sunan Nasa‟i, 7. Muwathta‟ Malik, 8.

Sunan Ibn Majah, 9. Sunan Ad Darimi, 10. Musnad Abi Daud Ath-

Thayalisi, 11. Musnad Zaid bin Ali, 12. Sirah Ibn Hisyam, 13. Maghazi

al-Waqidi, 14. Tabaqat Ibn Saad.

Dalam kamus, nama dan beberapa hal yang berhubungan dengan

kitab-kitab tersebut dikemukakan dalam bentuk lambang. Contoh

berbagai lambang yang dipakai dalam kamus hadis Miftahul Khunuz

yaitu:13

Juz pertama (awal) أول

Bab ب

Shahih Bukhari بخ

12

Agus Solahudin dkk, Ulumul Hadis, h.198-200. 13

Agus Solahudin dkk, Ulumul Hadis, h. 201.

Page 54: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

41

Sunan Abu Daud د

Sunan At-Tirmidzi تر

Juz ketiga ثالث

Juz kedua ثان

Juz ج

Hadis ح

Musnad Ahmad حم

Juz kelima خامس

Juz ke empat رابع

Musnad Zaid bin Ali ز

Juz keenam سادس

Halaman (Sathah) ص

Musnad Abi Daud Ath-Thayalisi ط

Tabaqat Ibn Saad عد

Bagian kitab (Qismul-kitab) ق

Konfirmasikan data sebelumnya قا

dengan data yang sesudahnya

Magazi Al-Waqidi قد

Kitab (dalam arti bagian) ك

Muwatta‟ Malik ما

Sunan Ibnu Majah مج

Page 55: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

42

Shahih Muslim مس

Hadis terulang beberapa kali م م م

Sunan Ad-Darimi مي

Sunan An-Nasa‟i نس

Sirah Ibn Hisyam ىش

c. Takhrij Hadis melalui Awal Matan Hadis.

Metode ini sangat mudah dipergunakan bagi pencari hadis,

penggunaan metode ini bermula dari lafal pertama matan hadis. Untuk

itu kitab yang dapat dijadikan menelusuri dan mencari hadis adalah

kitab yang menyusun hadis-hadis yang lafal pertamanya sesuai dengan

urutan huruf-huruf hijaiyah.

Salah atu contoh mentakhrij melalui kitab al-Jami‟ al-Shagir

sebagai berikut:

ث نا عبداللاو بن ث نا ىشام عن أبيو عن عبد اللو بن جعفر عن علي قل حدا نري حدارضي اللو عنو قال مسعت رسول اللو صلى اهلل عليو وسلم يقول خري نسائها مري

رنسائها خدية بنت عمران وخي

Cara menemukan hadis tersebut adalah dengan menelusuri awal

matan hadis yang diawali huruf: خير( خ ي ر) hadis diatas terdapat pada

juz II, halaman 11. Kitab itu memberikan informasi:

)عي علي ) صح ))ق ت

Hadis tesebut terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari, Shahih

Muslim, dan Sunan al-Tirmidzi. Hadis tersebut diriwayatkan oleh

Page 56: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

43

seorang sahabat Nabi yang bernama „Ali ibn Abi Thalib dan hadis ini

berkualitas shahih.14

d. Takhrij Hadis melalui sahabat Nabi/Periwayat pertama.

Metode ini dipergunakan jika pencari hadis mengetahui nama

sahabat yang meriwayatkan hadis yang dicari dan kitab hadis yang

dapat dipergunakan pada metode ini adalah kitab yang mencantumkan

nama sahabat secara alpabetis atau dengan metode tertentu. Metode ini

dapat ditempuh melalui tiga sumber, yaitu:

1) Melalui kitab-kitab Musnad. Musnad ialah kitab hadis yang

disusun berdasarkan pada alphabetis nama-nama shahabat

dengan demikian upaya untuk memastikan bahwa hadis yang

terdapat dalam kitab benar-benar dari Nabi Saw.

2) Kitab-kitab Mu‟jam. Kitab Mu‟jam dalam buku dasar-dasar

ilmu hadis ini hanya tertuju pada susunan berdasarkan musnad-

musnad sahabat.

3) Kitab-kitab Athraf. Kitab athraf ialah salah satu jenis kitab

hadis yang hanya memuat awal matan hadis yang dilengkapi

dengan sanad.15

2. Sistem Digital

Pada saat kitab-kitab yang membahas tentang berbagai metode takhrij

hadis disusun, seperti kitab Ushul al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid karya Dr.

Mahmud al-Thahhan yang rampung pada tahun 1978 M, segala sesuatu piranti

kerja masih bersifat manual. Sebagai konsekuensinya, dalam kitab-kitab

tersebut semua metode takhrij yang ditawarkan senantiasa berkutat dengan

cara-cara manual.

Namun saat ini, ketika segala sesuatu tidak luput dari efek perubahan

zaman yang serba digital, maka teknik takhrij hadis ikut terkena dampak

14

Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, h. 188-190. 15

Bustamin, Dasar-Dasar Ilmu Hadis, h. 190-191.

Page 57: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

44

positif. Sistem manual yang cendrung tidak efektif dan efisien, akhirnya

tergusur dengan sistem digital yang jauh lebih menjanjikan dari berbagai

aspek. Oleh karena itu pula pemakalah sengaja menambahkan sistem digital

sebgai salah satu perpektif baru dalam proses takhrij hadis. Penggunaan takhirj

sistem digital ini dilakukan dengan menggunakan bantuan maktabah syamilah

dan maktabah mausu‟ah.16

B. Kepemimpinan dan Peran Perempuan dalam Keluarga

1. Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga

Wanita secara harfiah disebut kaum perempuan. Kaum yang amat

dihormati dalam konsepsi Islam. Sebab, pada telapak kaki perempuan terletak

surga. Kaum perempuan disebut pula dengan kaum Hawa. Secara fisik,

perempuan lebih lemah dari pria. Mereka memiliki perasaan yang lebih

lembut dan halus. Perempuan juga lebih banyak menggunakan pertimbangan

emosi dan perasaan dari pada akal pikirannya. Wanita adalah lambang

kesejukan, kelembutan, dan cinta kasih. Itulah ciri-ciri umum dari karakteristik

kaum perempuan.17

Hak-hak yang melekat dalam diri perempuan merupakan hak asasi

manusia karena perempuan adalah manusia juga, yang dilahirkan merdeka dan

mempunyai martabat sama halnya dengan laki-laki.18

Menurut Yûsuf

Qardhawy, perempuan telah disiapkan oleh Allah memiliki perasaan yang

sensitif untuk mendukung tugas-tugas keibuannya. Ada jabatan-jabatan

penting yang tidak diberikan kepada perempuan oleh Allah seperti jabatan

kenabian dan kerasulan. Namun, kekurangan yang ada pada diri perempuan

bukan berarti tidak bisa meraih posisi dan jabatan penting seperti kaum pria.

Rumah tangga sebagai kerajaan kecil dari suatu keluarga, memang sudah

selayaknya dipimpin oleh seorang pria. Namun demikian, derajat

kepemimpinan pria atas perempuan bukanlah derajat kemuliaan, melainkan

16

https://www.academia.edu/12286055/Takhrij_Hadis_dan_metode-metodenya. 17

Hasbi Indra dkk, Potret Wanita Shalehah (Jakarta:Penamadani, 2004), h. 1. 18

Tapi Omas Ihroni dkk, Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita (Bandung: Pt

Alumni, 2006), h. Xx.

Page 58: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

45

lebih kepada derajat tanggungjawab dan tugas secara fungsional sebagai

kepala keluarga.19

Keluarga adalah sebuah lingkungan rumah tangga yang terdapat beberapa

orang yang masih memiliki hubungan darah atau perkawinan atau

menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan

fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggota yang berada dalam suatu

jaringan.

Istilah keluarga dalam sosiologi menjadi salah satu bagian ikon yang

mendapat perhatian khusus, secara umum keluarga juga di anggap penting

sebagai bagian dari masyarakat.20

Al-Qur‟an menempatkan perempuan pada posisi yang terhormat,

melindungi hak-haknya, menjelaskan peran dan kewajibannya sekaligus

memuliakan kedudukannya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam telah

memberikan posisi yang mulia bagi perempuan. Kedudukan yang diberikan

Islam kepada perempuan itu merupakan kedudukan yang tidak pernah

diperoleh pada syari‟at agama samawi terdahulu dan tidak pula ditemukan

dalam masyarakat manusia manapun.

Fungsi dan tugas dalam urusan rumah tangga ini bisa saja diserahkan

kepada orang lain (pembantu), namun tetap berada dalam kordinasi dari sang

istri. Seorang perempuan dapat menduduki beberapa kedudukan dalam

keluarga, yaitu sebagai anak, istri, ibu dan nenek. Apapun kedudukannya

dalam keluarga, dia mempunyai berbagai hak dan kewajiban.21

Dalam al-Qur‟an dan hadis tidak ada satupun ayat dan hadis yang

melarang perempuan menjadi pemimpin, baik pemimpin dalam wilayah

domestik (rumah tangga) maupun dalam wilayah politik (publik).22

19

Hasbi Indra dkk, Potret Wanita Shalehah, h. 4-5. 20

Abdul Latif, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan (Bandung, PT Refika

Aditama, 2007), h. 19. 21

Abdul Aziz Dahlan dkk, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,

1996), jilid 6, h. 1920. 22

Zaitunah Subhan, Al-Qur‟an Perempuan: Menuju Kesetaraan gender dalam

Penafsiran (Jakarta:Kencana, 2004), cet. 1, h.94.

Page 59: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

46

Menurut ulama dalam hal ini berbeda pendapat. Sa‟di Abû Habib (1987)

mengatakan bahwa pelayanan dalam bentuk memasak, mencuci,

membersihkan rumah serta pekerjaan rumah tangga lainnya adalah pekerjaan

yang dihukumi mubah. Menurut an-Nawawi, kewajiban istri dalam rumah

adalah sesuatu yang berkaitan dengan seksualitas. Sedangkan pekerjaan

rumah, termasuk menjaga anak-anak, diklasifikasikan sebagai sedekah. an-

Nawawi mendasarkan pendapatnya pada kisah Umar ibn Khattab tatkala ia

dimarahi istrinya dan dia harus menahan diri. “Saya harus membirakannya,”

ungkapannya. “Mengapa?” tanya kaum Muslimin. Umar Menjawab, “Istriku

itulah yang memasakkan makananku, menyediakan rotiku membasuh bajuku,

menyusui anak-anakku, dan memberikan kepuasan yang membuat aku tidak

jatuh pada perbuatan haram. Padahal itu bukan kewajibannya.

Sebagaian besar ulama berpendapat bahwa pelayanan istri dalam rumah

tangga sunnah hukumnya dan sebagian lagi mengatakan wajib. Kewajiban ini

adalah kewajiban agama antara dia dengan Tuhan, hakim tidak boleh

memaksakan dia harus berkhidmat (melakukan pelayanan).

Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa al-Qur‟an maupun hadis

tidak ada yang secara rinci dan jelas menggambarkan bembagian kerja rumah

tangga. Hal ini pulalah yang memicu para ulama berbeda pendapat dalam

menetukan batas rincian pekerjaan rumah tangga bagi perempuan dan

mentukan batas rincian pekerjaan yang harus dikerjakannya. Dengan tidak

adanya batasan yang tegas, berarti umat islam mempunyai ruang yang longgar

untuk mengatur kerja dalam rumah tangga dan yang terpenting adalah

bagaimana kedua manusia yang sepakat membentuk rumah tangga tersebut

berupaya mencapai keluaraga sakinah yang penuh mawaddah wa rahmah.23

2. Peran Perempuan sebagai Istri

Seorang perempuan ditakdirkan hidup di dunia sebagai pendamping hidup

seorang pria, semua makhluk diciptakan saling berpasang-pasangan. Ada pria

ada perempuan, ada siang ada malam, ada panas ada dingin dan begitu

23

Istiadah, Pembagian Kerja Rumah Tangga Dalam Islam (Jakarta: Lembaga Kajian

Agama dan Jender,1999), cet. 1, h. 47-50.

Page 60: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

47

seterusnya. Kehidupan berpasangan adalah kehidupan yang menjadi fitrah

setiap insan. Berpasangan yang menimbulkan ketenangan jiwa, berpasangan

yang diridhai Allah Swt, berpasangan yang menumbuhkan rasa kasih dan

cinta.24

Islam mengajarkan bagaimana antara suami dan istri untuk saling

membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya. Artinya, pakaian

diciptakan karna dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat menutup aurat,

melindungi dari panas dan dingin bahkan pakaian dapat dijadikan sebagai

hiasan atau mode. Begitu juga dengan seorang istri yang bersikap seperti,

halnya pakaian yang selalu melekat dan setia dengan suami, yang selalu siap

melayani dan menemani suami, bahkan dapat menjadi dambaan bagi suami.25

Istilah pakaian yang digunakan dalam ayat ini mempunyai makna yang

dalam, bukan hanya sekedar aksesoris yang melekat dibadan melainkan ada

beberapa fungsi dalam ungkapan pasangan suami istri, sebagai berikut:

a. Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari segala cuaca ekstrem, dipahami

bahwa suami istri harus saling melindungi dari segala malapetaka

kehidupan.

b. Pakaian berfungsi menutup aurat dimaknai sebagai upaya suami istri untuk

saling menutupi aib dan kekurangan masing-masing.

c. Pakaian berfungsi sebagai aksesoris yang membanggakan pemakaiannya,

bermakna bahwa setiap pasangan harus berupaya keras agar masing-

masing melakukan hal-hal yang menjadi kebanggaan paasangan.26

Istri yang baik yang berada pada bimbingan islam adalah dia yang akan

membantu suaminya untuk berakhlak mulia, dengan memperlihatkan

kecerdasan dan kecemerlangnya dalam bermuamalah yang baik yang mampu

membuka pintu-pintu hati, dan menggugah jiwanya, yang bertolak dari

24

Abdul Rahman Hussein, Kado Terindah Untuk Istriku Tercinta (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2009), h. 80. 25

Abdul Rahman Hussein, Kado Terindah Untuk Istriku Tercinta, hal. 82. 26

Tim Penyusun Kemenag, Tafsir al-Qur‟an Tematik (Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 143 jil.2

Page 61: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

48

pandangan bahwa kebaikan sikapnya memperlakukan suaminya bukan sebagai

moral sosial semata, tetapi karna ketaatan pada Allah Swt.27

Peran istri dalam mengatur rumah tangga meliputi segala upaya yang

member akses, kenyamanan, keamanan, privasi, dan kebebasan, bagi semua

anggota keluarga dalam memanfaatkan fasilitas yang ada dalam rumah tangga.

Pengaturan fasilitas secara fungsional, bahkan dekorasi ruang-ruang dalam

batasan-batas kewajaran sesuai dengan kemampuan, untuk memberi

kesejahteraan lahir batin bagi semua anggota keluarga menjadi wewenang istri

sebagai manejer rumah tangga. Suami dan anggota keluarga lainnya dapat

mengusulkan tentang berbagai hal menyangkut pengaturan dan fungsionalisasi

rumah tangga, namun istri yang bertanggung jawab selaku menejer

sebagaimana dipahami dari hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan

Muslim di atas, peran perempuan dalam wilayah domestic ini menjadi sangat

dominan. Ungkapan “Perempuan sebagai penjaga rumah suaminya dan

bertanggungjawab terhadapnya” memberijaminan akan peran strategis ini.28

Peran perempuan sebagai istri bukanlah peran yang mudah. Seorang

muslimah bukan saja harus dapat memainkan peran sebagai kekasih suami,

tetapi hendaknya pada situasi-situasi tertentu ia mampu berlaku sekaligus

sebagai seorang ibu, sahabat, bahkan sebagai pelindung bagi suami.29

27

Muhammad Ali Al-Hasyimy, Jati Diri Wanita Muslimah (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 1997), cet. 1, h. 155 28

Tim Penyusun Kemenag, Tafsir al-Qur‟an Tematik, 146. 29

Siti Muri‟ah, Wanita Karir Dalam Bingkai Islam (Bandung: Angkasa, 2014), cet. I, h.

88.

Page 62: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

49

BAB IV

TAKHRIJ HADIS

A. Kepemimpinan Perempuan Dalam Keluarga

1. Teks Hadis Tentang Kepemimpinan

Hadis mengenai “Kepemimpinan Perempuan Dalam Keluarga” yang

akan penulis teliti ialah hadis yang diriwayatkan oleh „Ibn‟Umar‟, yang

berbunyi:

ث نا ق ت يبة بن سعيد، ث نا اللايث، عن نافع، عن حدا د بن رمح، حدا ث نا مما ث نا ليث، ح وحدا حدا رعياتو، ابن عمر، عن الناب صلاى اهلل عليو وسلام أناو قال: أل كلكم راع، وكلكم مسئول عن

ي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع على أىل ب يتو، وىو مسئول فالمري الاذ هم، والعبد راع على ما هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة عن ل سيده عن

ىو مسئول عنو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتو )رواه مسلم عن ابن عمر(و Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa‟id telah menceritakan

kepada kami Laits, (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada

kami Muhammad bin Rumh telah menceritakan kepaa kami Laits dari Nâfi‟

dari Ibn „Umar dari Nabi shallallahu „alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:

“Ingatlah bahwa setiap dirikalian adalah pemimpin dan kalian akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian. Seorang Amir (kepala

negara) adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya, ia

akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang istri

adalah seorang pemimpin bagi rumah tangga dan anak-anaknya, dan ia akan

dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Maka ingatlah, bahwa

setiap dari diri kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai

pertanggungjawaban atas apa yang kalian pimpin.” (Riwayat Muslim dari

Ibnu „Umar)1

1Tim Penyusun Kemenag, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran Perempuan

(Jakarta: Kemenag, 2012) jilid ke-2. h. 54.

Page 63: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

50

2. Takhrij Hadis

Takhrij menurut bahasa berasal dari kata kharaja ( خرج ) yang artinya

mengeluarkan.2Menurut istilah takhrij ialah menunjukkan asal beberapa hadis

pada kitab-kitab yang ada (kitab-kitab induk hadis) dengan menerangkan

hukum atau kualitasnya. Menurut muhadisin takhrij ialah menunjukkan atau

mengemukakan letak asal hadis pada sumber yang asli, yakni kitab yang di

dalamnya dikemukakan secara lengkap dengan sanadnya masing-masing.

Dibawah ini penulis akan mengkaji hadis mengenai Kepemimpinan

Perempuan Dalam Keluarga, Peran Perempuan Sebagai Istri, Peran

Perempuan Sebagai Ibu dengan mentakhrij hadis menggunakan kitab-kitab

takhrij diantaranya adalah Mausû‟ah al- Athrâf al-Hadits al-Nawawi al-Syarif

karya Abu Ḥajar Muḥammad al-Sa‟id ibn Basuni Zaghûl, mentakhrij hadis

melalui awal matan. Al-Mu‟jam al-Mufharas li Alfâdz al-Hadits al-Nabawî

karangan A.J. Wensinck, mentakhrij hadis melalui pada kata-kata matan.

Miftâh Kunûz al-Sunnah karangan Muĥammad FarradAbd al-Bâqi,

mentakhrij hadis melalui tema.3

Adapun hasil dari penelusuran takhrij hadis melalui kamus Mausû’ah al-

Athrâf al-Hadits al-Nawawi al-Syarif (Pencarian pada awal matan)

أل كلكم راع وكلكم مسؤول عن 4رعيتو

: خ اإل مسارة م ت

: احتاف : فتح

2 A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia (Surabaya Agung: Pustaka

Progresif, 1997), h. 330. 3 Aldila Maudina, Walimah Urs Dalam Perspektif Hadis (Skripsi, Ciputat , Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 31. 4 Abu Ḥajar Muḥammad al-Sa‟id Ibn Basuni Zaghūl, Mausū‟ah al- Athrāf al-Hadits al-

Nawawi al-Syarif (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), jilid 4, h.111.

Page 64: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

51

: عر مشكاة

: حلية :. ممع

Berdasarkan keterangan diatas, maka jelas bahwa matan tersebut terdapat

pada:

1. Shahih Bukhârî, juz 2, kitab jum‟at, bab ke- 10 shalat jum‟at di desa

dan kota, hadis ke-893, halaman 5

حدثنا بشر بن ممد املروزي، قال: أخبنا عبد اهلل، قال: أخبنا يونس، عن -893ابن عمر رضي اهلل عنهما: أن رسول اهلل الزىري، قال: أخبنا سال بن عبد اهلل، عن

وزاد الليث، قال يونس: كتب رزيق بن حكيم « كلكم راع»صلى اهلل عليو وسلم يقول: إىل ابن شهاب، وأنا معو يومئذ بوادي القرى: ىل ترى أن أمجع ورزيق عامل على أرض

ابن فكتب -ورزيق يومئذ على أيلة -يعملها، وفيها مجاعة من السودان وغريىم؟ شهاب، وأنا أمسع: يأمره أن يمع، خيبه أن ساملا حدثو: أن عبد اهلل بن عمر، يقول:

كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيتو، »مسعت رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول: اإلمام راع ومسئول عن رعيتو، والرجل راع يف أىلو وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة راعية يف

-قال: « لة عن رعيتها، واخلادم راع يف مال سيده ومسئول عن رعيتوبيت زوجها ومسئو والرجل راع يف مال أبيو ومسئول عن رعيتو، وكلكم راع ومسئول » -وحسبت أن قد قال

«عن رعيتو2. Shahih Muslim, juz 3, kitab pemimpin, bab ke- 5, hadis ke- 1829,

halaman 1459

ث نا ق ت يب 7121) -21 ث نا ( حدا د بن رمح، حدا ث نا مما ث نا ليث، ح وحدا ة بن سعيد، حداأل كلكم راع، »اللايث، عن نافع، عن ابن عمر، عن الناب صلاى اهلل عليو وسلام أناو قال:

المري الاذي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل وكلكم مسئول عن رعياتو، ف هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي راع على أىل ب يتو، وىو مسئول عن

هم، والعبد راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئولة عن «مسئول عن رعياتو

Page 65: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

52

3. Sunan Turmuzi, juz 3, kitab jihad, bab ke- 52, hadis ke- 1705,

halaman 322

م حدثنا قتيبة حدثنا الليث عن نافع عن ابن عمرعن النب صلى اهلل عليو وسل -1705قال أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو فالمري الذي على الناس راع ومسئول عن رعيتو والرجل راع على أىل بيتو وىو مسئول عنهم واملرأة راعية على بيت بعلها وىي مسئولة عنو والعبد راع على مال سيده وىو مسئول عنو أل فكلكم راع وكلكم مسئول

عن رعيتوAdapun hasil dari penelusuran takhrij hadis melalui kamus Al-Mu’jam

al-Mufharas li Alfâdz al-Hadits al-Nabawî (Pencarian melalui kata-kata

matan) 5رعى

كلكم راع و كلكم مسؤل عن رعيتو, وصايا , اسهتفراض , جنائز مجعة

, أحكا,, نكاح , , عتق خ

إمارة م , إمارة د

جهاد ت , , , , حم

Berdasarkan keterangan diatas, maka jelas bahwa matan tersebut terdapat

pada:

1. Shahih Bukhârî, juz 2, kitab jum‟at, bab ke- 10 shalat jum‟at di desa

dan kota, hadis ke-893, halaman 5

حدثنا بشر بن ممد املروزي، قال: أخبنا عبد اهلل، قال: أخبنا يونس، عن -114الزىري، قال: أخبنا سال بن عبد اهلل، عن ابن عمر رضي اهلل عنهما: أن رسول اهلل

وزاد الليث، قال يونس: كتب رزيق بن حكيم « كلكم راع»صلى اهلل عليو وسلم يقول: بوادي القرى: ىل ترى أن أمجع ورزيق عامل على أرض إىل ابن شهاب، وأنا معو يومئذ

فكتب ابن -ورزيق يومئذ على أيلة -يعملها، وفيها مجاعة من السودان وغريىم؟

5 Muhammad Fuad Ibn Abd Al-Baqi, Al-Mu‟jâm al-Mufahras li Alfâdz al-Hadîst al-

Nabawi (London: Beriel, 1955), jilid. 3, h. 273.

Page 66: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

53

شهاب، وأنا أمسع: يأمره أن يمع، خيبه أن ساملا حدثو: أن عبد اهلل بن عمر، يقول: مسئول عن رعيتو، كلكم راع، وكلكم»مسعت رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول:

اإلمام راع ومسئول عن رعيتو، والرجل راع يف أىلو وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة راعية يف -قال: « بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها، واخلادم راع يف مال سيده ومسئول عن رعيتو

والرجل راع يف مال أبيو ومسئول عن رعيتو، وكلكم راع ومسئول » -وحسبت أن قد قال «رعيتو عن

Shahih Bukhârî, juz 2, kita jenazah, bab ke- 33, halaman 79

[ وقال النب صلى اهلل عليو 1قول اهلل تعاىل: }قوا أنفسكم وأىليكم نارا{ ]التحري: فإذا ل يكن من سنتو، فهو كما قالت عائشة « كلكم راع ومسئول عن رعيتو»وسلم:

[ " وىو كقولو: }وإن تدع 713خرى{ ]النعام: رضي اهلل عنها: }ل تزر وازرة وزر أ [71[ ذنوبا }إىل محلها ل يمل منو شيء{ ]فاطر: 71مثقلة{ ]فاطر:

Shahih Bukhârî, juz 3, kitab mencari pinjaman dan melunasi hutang, bab

ke- 20 budak bertanggungjawab dengan harta tuannya, ia tidak boleh

menggunakannya kecuali seizin tuannya, hadis ke-2409, halaman 120 حدثنا أبو اليمان، أخبنا شعيب، عن الزىري، قال: أخبين سال بن عبد اهلل، -2311

عن عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عنهما، أنو: مسع رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول: ول عن رعيتو، والرجل يف أىلو راع كلكم راع ومسئول عن رعيتو، فاإلمام راع وىو مسئ»

وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة يف بيت زوجها راعية وىي مسئولة عن رعيتها، واخلادم يف ، قال: فسمعت ىؤلء من رسول اهلل صلى اهلل «مال سيده راع وىو مسئول عن رعيتو

وىو والرجل يف مال أبيو راع »عليو وسلم، وأحسب النب صلى اهلل عليو وسلم قال: «مسئول عن رعيتو، فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو

Shahih Bukhârî, juz 5, kitab washiyat, bab ke- 9 takwil firman Allah

“sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat”, hadis ke-2751, halaman 5

[ عبد اهلل، أخبنا يونس، عن 1حدثنا بشر بن ممد السختياين، أخبنا ]ص: -2751الزىري، قال: أخبين سال، عن ابن عمر رضي اهلل عنهما، قال: مسعت رسول اهلل صلى

كلكم راع ومسئول عن رعيتو، واإلمام راع ومسئول عن رعيتو، »اهلل عليو وسلم يقول: تو، واملرأة يف بيت زوجها راعية ومسئولة عن رعيتها، والرجل راع يف أىلو ومسئول عن رعي

Page 67: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

54

والرجل راع »، قال: وحسبت أن قد قال: «واخلادم يف مال سيده راع ومسئول عن رعيتو «يف مال أبيو

Shahih Bukhârî, juz 3, kitab membebaskan budak, bab ke- 19 budak itu

pemimpin atas harta tuannya, hadis ke-2554-2558, halaman 150

حدثنا مسدد، حدثنا يي، عن عبيد اهلل، قال: حدثين نافع، عن عبد اهلل -2554كلكم راع فمسئول عن رعيتو، »رضي اهلل عنو: أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قال:

فالمري الذي على الناس راع وىو مسئول عنهم، والرجل راع على أىل بيتو وىو مسئول اعية على بيت بعلها وولده وىي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده عنهم، واملرأة ر

«وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتوحدثنا أبو اليمان، أخبنا شعيب، عن الزىري، قال: أخبين سال بن عبد اهلل -2558

صلى اهلل عليو [، عن عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عنهما، أنو: مسع رسول اهلل717]ص:كلكم راع ومسئول عن رعيتو، فاإلمام راع ومسئول عن رعيتو، والرجل يف »وسلم يقول:

أىلو راع وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة يف بيت زوجها راعية وىي مسئولة عن رعيتها، ، قال: فسمعت ىؤلء من النب صلى «واخلادم يف مال سيده راع وىو مسئول عن رعيتو

والرجل يف مال أبيو راع »سلم، وأحسب النب صلى اهلل عليو وسلم قال: اهلل عليو و «ومسئول عن رعيتو، فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو

Shahih Bukhârî, juz 7, kitab nikah, bab ke- 81 Firman Alllah “Jagalah

dirimu dan keluargamu dari api neraka”, hadis ke- 5188, halaman 26

[ أبو النعمان، حدثنا محاد بن زيد، عن أيوب، عن نافع، عن 21حدثنا ]ص: -5188كلكم راع وكلكم مسئول، فاإلمام راع وىو »عبد اهلل، قال النب صلى اهلل عليو وسلم:

مسئول، والرجل راع على أىلو وىو مسئول، واملرأة راعية على بيت زوجها وىي مسئولة، «ل، أل فكلكم راع وكلكم مسئولوالعبد راع على مال سيده وىو مسئو

Shahih Bukhârî, juz 9, kitab hukum-hukum, bab ke- 1, hadis ke- 7138,

halaman 62

حدثنا إمساعيل، حدثين مالك، عن عبد اهلل بن دينار، عن عبد اهلل بن عمر، -1741لكم أل كلكم راع وك»رضي اهلل عنهما: أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم، قال:

Page 68: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

55

مسئول عن رعيتو، فاإلمام الذي على الناس راع وىو مسئول عن رعيتو، والرجل راع على أىل بيتو، وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة راعية على أىل بيت زوجها، وولده وىي مسئولة عنهم، وعبد الرجل راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع وكلكم مسئول

«عن رعيتو2. Shahih Muslim, juz 3, kitab al-imârah, bab ke lima, hadis ke- 1829,

halaman 1459

ث نا اللايث، 7121) د بن رمح، حدا ث نا مما ث نا ليث، ح وحدا ث نا ق ت يبة بن سعيد، حدا ( حداأل كلكم راع، وكلكم »ليو وسلام أناو قال: عن نافع، عن ابن عمر، عن الناب صلاى اهلل ع

مسئول عن رعياتو، فالمري الاذي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة على أىل ب يتو، وىو مسئول عن

هم، والعبد راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئول عن عن «رعياتو

3. Sunan Abû Dâwûd, juz II, kitab pemimpin, bab ke- 1, hadis ke-2989,

halaman 145

حدثنا عبد اهلل بن مسلمة عن مالك عن عبد اهلل بن دينار عن عبد اهلل - 2121بن عمر أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال " أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو فالمري الذي على الناس راع عليهم وىو مسئول عنهم والرجل راع على أىل

مسئول عنهم واملرأة راعية على بيت بعلها وولده وىي مسئولة عنهم والعبد بيتو وىو راع على مال سيده وىو مسئول عنو فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو " .

4. Sunan Turmuzi, juz 6, kitab jihad, bab ke- 27, hadis ke-1806, halaman

494

ث نا اللايث عن نافع عن ابن عمر عن الناب 1806- ث نا ق ت يبة حدا صلى اهلل عليو -حداأل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو فالمري الاذى على النااس راع » قال -وسلم

هم والمرأة راعية على ب يت ومسئول عن رعياتو والرا جل راع على أىل ب يتو وىو مسئول عن ب علها وىى مسئولة عنو والعبد راع على مال سيده وىو مسئول عنو أل فكلكم راع

قال أبو عيسى وف الباب عن أىب ىري رة وأنس وأىب موسى. «. و وكلكم مسئول عن رعيات

Page 69: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

56

ر مفوظ وحديث ابن عمر حديث ر مفوظ وحديث أنس غي وحديث أىب موسى غي حسن صحيح.

5. Musnad Ahmad bin Hanbal, juz12, kitab musnad sahabat yang banyak

meriwayatkan hadis, bab Musnad Abdullah bin Umar bin Al-Khattab

Radliyallahu ta‟ala „anhuma, hadis ke-5753, halaman 209

ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزىري أخب رين سال بن عبد اللاو عن -1114 عبد حداع النابا صلاى اللاو عليو وسلام ي قول كلكم راع ومسئول عن رع ياتو اللاو بن عمر أناو مس

مام راع وىو مسئول عن رعياتو والراجل يف أىلو راع وىو مسئول عن رعياتو والمرأة راعية اإلتو يف ب يت زوجها وىي مسئولة عن رعياتها واخلادم يف مال سيده راع وىو مسئول عن رعيا

عت ىؤلء من الناب صلاى اللاو عليو وسلام وأحسب النابا صلا ى اللاو عليو وسلام قال قال مس والراجل يف مال أبيو راع وىو مسئول عن رعياتو فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو

Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 10, kitab musnad sahabat yang banyak

meriwayatkan hadis, bab Musnad Abdullah bin Umar bin Al-Khattab

Radliyallahuta‟ala „anhuma, hadis ke-4920, halaman 456

ث نا يي عن عب يد اللاو أخب رين نافع عن ابن عمر قال رسول اللاو صلاى اللاو -3121 حداكم مسئول عن رعياتو فالمري الاذي على النااس راع عليهم وىو عليو وسلام كلكم راع وكل

هم والمرأة راعية على ب يت ب ع هم والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول عن لها مسئول عن هم وعبد الراجل راع على ب يت سيده وىو مسئول عنو أل فكلكم وولده وىي مسئولة ع ن

راع وكلكم مسئول عن رعياتو Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 9, kitab musnad sahabat yang banyak

meriwayatkan hadis, bab Musnad Abdullah bin Umar bin Al-Khattab

Radliyallahu ta‟ala „anhuma, hadis ke-4266, halaman 302

ث نا إمساعيل أخب رنا أيوب عن نافع عن ابن عمرأنا النابا صلاى اللاو عليو - 3211 حداكم مسئول فالمري الاذي على النااس راع وىو مسئول عن رعياتو وسلام قال كلكم راع وكل

والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول والمرأة راعية على ب يت زوجها وىي مسئولة وىو مسئول أل فكلكم راع وكلكم مسئول والعبد راع على مال سيده

Page 70: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

57

Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 12, kitab musnad sahabat yang banyak

meriwayatkan hadis, bab musnad Abdullah bin Umar bin al Khattab

Radliyallahu ta‟ala „anhuma, hadis ke- 5635, halaman 172

عت ابن - 1141 ث نا سفيان عن عبد اللاو بن دينار مس ل بن إمساعيل حدا ث نا مؤما حدا عمر ي قول قال رسول اللاو صلاى اللاو عليو وسلام كلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو

هم فالمري راع ع هم والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول عن لى رعياتو وىو مسئول عن عنو والعبد راع على مال سيده وىو مسئول عنو والمرأة راعية على ب يت زوجها ومسئولة

Adapun hasil dari penelusuran takhrij hadis melalui kamus Miftâh

Kunûz al-Sunnah (Pencarian melalui tema)

6كلكم راع وكلكم مسئول و ب ك بخ

و ح ك مس ب ك بد

تر قا ب ك ح ز

و و و ثان ص سادس : و قا و

ص

حم

Berdasarkan keterangan diatas, maka jelas bahwa matan tersebut terdapat

pada:

1. Shahih Bukhârî, juz 9, kitab hukum, bab ke- 1, hadis ke-7138,

halaman 62

حدثنا إمساعيل، حدثين مالك، عن عبد اهلل بن دينار، عن عبد اهلل بن عمر، - 1741أل كلكم راع وكلكم »رضي اهلل عنهما: أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم، قال:

مسئول عن رعيتو، فاإلمام الذي على الناس راع وىو مسئول عن رعيتو، والرجل راع على

6 Muĥammad Fuad Abd al-Bâqi, Miftâh Kunûz al-Sunnah, cet1. h. 5.

Page 71: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

58

، واملرأة راعية على أىل بيت زوجها، وولده وىي مسئولة أىل بيتو، وىو مسئول عن رعيتوعنهم، وعبد الرجل راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع وكلكم مسئول

«عن رعيتو2. Shahih Muslim, juz 3, kitab pemimpin, bab ke- 5, hadis ke-1829,

halaman 1459

ث نا ق ت يبة بن سعيد 7121) ث نا اللايث، ( حدا د بن رمح، حدا ث نا مما ث نا ليث، ح وحدا ، حداأل كلكم راع، وكلكم »عن نافع، عن ابن عمر، عن الناب صلاى اهلل عليو وسلام أناو قال:

ذي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع مسئول عن رعياتو، فالمري الا هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئول ة على أىل ب يتو، وىو مسئول عن

هم، والعبد راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئول عن عن «رعياتو

3. Sunan Abû Dâwûd, juz II, kitab pemimpin, bab ke- 1, hadis ke-2989,

halaman 145

ث نا عبد اللاو بن مسلمة، عن مالك، عن عبد اللاو ب - 2121 ن دينار، عن عبد اللاو حداأل كلكم راع، وكلكم مسئول عن »بن عمر، أنا رسول اللاو صلاى اهلل عليو وسلام قال:

هم، وا لراجل راع على أىل رعياتو، فالمري الاذي على النااس راع عليهم، وىو مسئول عن هم، هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة عن ب يتو، وىو مسئول عن

«ول عن رعياتو والعبد راع على مال سيده، وىو مسئول عنو، فكلكم راع، وكلكم مسئ 4. Sunan Turmuzi, juz 6, kitab jihad, bab ke- 27, hadis ke-1806, halaman

494

ث نا اللايث عن نافع عن ابن عمر عن الناب 1806- ث نا ق ت يبة حدا صلى اهلل عليو -حداسئول عن رعياتو فالمري الاذى على النااس راع أل كلكم راع وكلكم م » قال -وسلم

هم والمرأة راعية على ب يت ومسئول عن رعياتو والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول عن ى مال سيده وىو مسئول عنو أل فكلكم راع ب علها وىى مسئولة عنو والعبد راع عل

قال أبو عيسى وف الباب عن أىب ىري رة وأنس وأىب موسى. «. وكلكم مسئول عن رعياتو ر م ر مفوظ وحديث أنس غي فوظ وحديث ابن عمر حديث وحديث أىب موسى غي

حسن صحيح.

Page 72: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

59

3. Penelitian Sanad Hadis

Penelitian sanad menurut bahasa adalah sandaran dan pegangan. Menurut

istilah sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada matan hadis (teks).

Maksudnya rangkaian perawi yang menukilkan teks hadis dari sumber

pertama.7

Sanad yang bersambung artinya mulai dari mukharijnya seperti Bukhari,

Muslim dan lainnya harus bersambung dengan rawi diatasnya dan seterusnya,

hingga sampai kepada Rasulullah SAW sebagai sandaran terakhir. 8

Al-Bukhârî

Mukharij hadits diatas adalah al-Bukhârî. Nama lengkapnya adalah Abû

„Abdullah Muhammad bin Isma‟il bin Ibrâhim bin al-Mughîrah ibn

Bardizbah al-Ja‟fî al-Bukhârî. Imam al-Bukhârî dilahirkan pada malam

Jum‟at, tanggal 13 Syawal 194 H/810 M di kota Bukhara dan wafat di

Samarkhand pada malam Idul Fitri tahun 256 H tanggal 31 Agustus 870 M.

Guru dan murid Imam al-Bukhârî dalam bidang hadis mencapai ratusan

orang. Dari hasil penelitian penulis, guru Imam al-Bukhârî dalam bidang

hadis sebanyak 289 orang. Informasi itu diperoleh dari jumlah guru yang

riwatnya terdapat dalam sahih al-Bukhârî. Diantara para guru itu adalah Alî

Ibn Al-Madinî, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma‟in, dan Ibnu Rawaih.

Murid beliau dalam bidang hadis banyak sekali sehingga ada yang

mengatakan murid imam al-Bukhârî sebanyak 90.000 orang. Diantara

muridnya yang dapat disebutkan disini adalah Muslim al-Hajjaj, al-

Turmudzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Abû Dawud, dan Muhammad ibn Yusuf al-

Farabi. 9

Bisyir bin Muhammadnama lengkapnya adalah Bisyir bin Muhammad,

Kuniahnya Abû Muhammad. Lahir pada tahun 150 H dan Wafatpada tahun

224 H. Beliau tinggal di Hims.Guru-gurunya adalah Abdullah bin Mubarak,

7 Hendri Nadhiran, “Kritik Sanad Hadis: Tela‟ah Metodologis”, Volume 5, Nomor 1,

2014, h. 2. 8

Ermawati Aziz, “Fitrah Perspektif Hadis Studi Kritik Sanad, Matan dan

Pemahamannya”, Vol. 14 , No. 1, 2017, h. 147. 9

Bustamin dkk, Membahas Kitab Hadis (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010), cet. 1. h.11-13

Page 73: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

60

Fadhol bin Mûsa, Abî Tumailah yahya bin Wadhih, Yunus, Zuhri, Salim bin

Abdullah, Ibnu Umar. Murid-murid beliau adalah al-Bukhârî, Ahmad bin

Siyar, Ja‟far bin Muhammad bin Hasan, dll. Komentar ulama tentang

dirinya: Abû Hatim mengatakan „Ats Tsiqat‟.10

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Imam al-Bukhârî

(w.256 H) bersambung sanadnya dengan Bisyir bin Muhammad (w. 224 H)

yang disebabkan atas pertalian guru dan murid,dan daripenilaian ulama hadis

juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kamal.

Abdullah nama lengkapnya adalah „Abdullah bin al-Mubarak bin

Wadlih al-Hanzali al-Tamimi, Kuniahnya Abû „Abdur Rahman al-Marwazi.

Lahir pada tahun 118 H dan wafatpada tahun 181 H.

Guru-gurunya adalah Ibrahîm bin Sa‟d, Ibrahîm bin Thahman, Ibrahîm

bin „Uqbah, Isma‟îl bin Abî Kholid, Ishaq Ibrahîm bin Muhammad, Isma‟îl

bin Muslim, Aswad bin Syaiban, Basyir bin Muslim, Isma‟îl bin „Ayyasy,

Hammad bin Salamah, Sufyan al-Tsauri, Yunus, Zuhri, Salim bin „Abdullah,

Ibnu „Umar.

Murid-murid beliau adalah Abû Ishaq bin Ibrahîm bin Ishaq bin „Iyyas,

Ishaq bin Jamil, Ahmad bin „Utsman, Ahmad bin Muhammad bin Musa, Abû

Ma‟mar Isma‟il bin Ibrahîm, Baqiyyah bin Walid, „abdul bin Razzaq bin al-

Hammam, Bisyir bin Muhammad.11

Komentar ulama tentang dirinya,

Yahya bin Mai‟in berkata Tsiqah.12

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwaBisyir bin

Muhammad (w. 224 H) bersambung sanadnya dengan Abdullah bin Al-

Mubarak bin Wadlih al-Hanzali al-Tamimi (w. 181H) yang disebabkan atas

pertalian guru dan murid, dari penilaian ulama hadis juga tidak ada yang

mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

10

Al-Hafidz Jamaluddin Abu al-Hajjâj Yusûf Ibn Al-Zaki „Abdur Rahmanbin Yusuf

bin Ali Abdul al-Mulk bin Ali bin Abi al-Zuhr al-Kalbi al-Kudha‟I al-Mizzî, Tahdzib al-Kamâl fi

Asmâ‟ al-Rijâl (Beirut: Muassasah al-Risâlah, 1983), jilid. 4. h. 144-145. 11

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 16. h. 5-11. 12

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 16. h. 19

Page 74: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

61

Yunus nama lengkapnya adalah Yunus bin Yazid bin Abî an-Najjad,

Kuniahnya Abû Yazid dan wafat pada tahun 159 H. Beliau tinggal di Syam.

Guru-gurunya adalah Umarah bin Ghaziyyah, Hisyam ibn „Urwah,

Muhammad bin Muslim bin Syihab, Zuhri, Salim bin „Abdullah, Ibnu „Umar,

dll. Murid-murid beliau adalah Hasan bin Ibrahîm bin al-Kirmani, Hafŝah

bin „Umar, „Abdullah bin Raja al-Makiy, Laits bin Sa‟ad, „Abdullah bin Al-

Mubarak bin Wadlih, Bisyir bin Muhammad, Bukhârî, Muslim, Ibnu Majah,

an-Nasa‟i, dll.

Komentar ulama tentang dirinya:al-„Ajli, Ibnu Hajar al-„Asqalani, an-

Nasa‟I, Adz Dzahabi, berkata: Tsiqah, Ya‟kub bin Syaibah berkata: Salih al-

hadits, Abû Zur‟ah berkata: la ba‟sa bih, Ibnu Kharasy berkata: Shadûq, Ibnu

Hibban berkata: disebutkan dalam „ats-tsiqât.13

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa„Abdullah bin Al-

Mubarak bin Wadlih al-Hanzali al-Tamimi (w. 181H) dan bersambung

sanadnya dengan Yûnus bin Yazid bin Abî an-Najjad (w. 159 H) yang

disebabkan atas pertalian guru dan murid, Yunus Tsiqah yang menilai tsiqah

adalah kritikan Mutasyaddid sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kamal.

Zuhri nama lengkapnya adalah Muhammad bin Muslim bin „Ubaidillah

bin „Abdullah bin Syihab, Kuniahnya Abû Bakar dan wafat pada tahun 124

H. Beliau tinggal di Madinah.

Guru-gurunya adalah Aban bin „Utsman bin Affan, Anas Ibn Malik,

„Uwais bin Abî„Uwais, „Abdullah bin „Abd al-Rahmanbin Azhar al-Zuhri,

„Urwah bin Zubair, Salim bin „Abdullah, Ibnu Umar, dll. Murid-murid

beliau adalah Abab bin Salih, Tsa‟labah bin Suhail, Sufyan bin „Uyainah,

Qatadah bin Di‟amah, Malik bin Anas, Ma‟mar bin Rasyd, Yûnus bin Yazid

al-Ajli,Yunus bin Yazi bin Abi An Najjad,Abdullah bin Al-Mubarak bin

Wadlih, Bisyir bin Muhammad, Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, An Nasa‟i,

13

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 32. h. 551-556.

Page 75: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

62

dll. Komentar ulama tentang dirinya; Abu Dawud dan Juhairi mengatakan

Tsiqah.14

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwaYûnus bin Yazid bin

Abû an-Najjad (w. 159 H) dan bersambung sanadnya dengan Muhammad bin

Muslim bin „Ubaidillah bin „Abdullah bin Syihab (Zuhri) (w. 124 H) yang

disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari penilaian-penilaian ulama

hadis juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kamal.

‘Abdullah nama lengkapnya adalah Salim bin „Abdullah bin „Umar bin

Al Khattab, Kuniahnya Abû „Umar dan wafat pada tahun 106 H. Beliau

tinggal di Madinah.

Gurunya adalah Rafi‟ bin Khadij, „Abdullah bin Muhammad bin Abû

Bakar Siddiq, Ibnu „Umar. Murid-murid beliau adalah Ibrahim bin Abî

Hanifah, Muhammad bin Muslim bin „Ubaidillah bin „Abdullah bin Syihab,

Ibrahim bin „Uqbah, Khalid bi Abû „Imran, Sholeh bin Kaisan, Yûnus bin

Yazid bin Abû an-Najjad,‟Abdullah bin Al-Mubarak bin Wadlih, Bisyir bin

Muhammad, Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, An Nasa‟i, dll. Komentar ulama

tentang dirinya Sholeh bin Ahmad bin „Abdullah berkata tsiqah.15

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Muhammad bin

Muslim bin „Ubaidillah bin „Abdullah bin Syihab (Zuhri) (w. 124 H) dan

bersambung sanadnya dengan Salim bin „Abdullah bin „Umar bin Al Khattab

(w. 106 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari penilaian

ulama hadis juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan

dalam Tahdzib al-Kamal.

Ibn ‘Umar nama lengkapnya Abdullah bin„Umar bin Hafash bin „Asim

bin „Umar bin al-Khaththab al-Qursyiu al-„Adawiyu, nama kuniyahnya

adalah Abû „Abdurrahman. Beliau tinggal di Madinah, beliau wafat pada

tahun 73 H.

14

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 26. h. 419-432. 15

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 10. h. 145-151.

Page 76: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

63

Guru-guru beliau adalah Nabi SAW, Ibrahîm bin Muhammad bin

„Abdullah, Humaid Thowil, Hubaib bin „Abdurrahman, Zaid bin Aslam,Sa‟id

Al-Maqburi, „Asim ‟Ubaidillah, „Abdurrahman bin Qasim bin Muhammad,

dll. Kemudian murid-murid beliau adalah Nafi‟ „Abdullah bin „Umar bin al-

Khattab al-Qursyi, Ishaq bin Muhammad, „Isma‟il bin Yahya, Hammad bin

Kholid, Muhammad bin al-Muntasyir, Marwan bin Salim al-Maqaffa‟,

Muslim bin Abi Maryam, Salim bin „Abdullah bin „Umar bin al- Khattab

„Abdullah, Muhammad bin Muslim bin „Ubaidillah bin „Abdullah bin

Syihab,Yûnus bin Yazi bin Abû an-Najjad, „Abdullah bin al-Mubarak bin

Wadlih, Bisyir bin Muhammad, Bukhari dll.

Jarh wa Ta’dil: Ya‟qub berkata bahwa‟Abdullah Tsiqah dan Sadûq,

Ahmad bin Hambal berkata bahwa „Abdullah La ba sa bih, Abdullah bin „Ali

dan Nasa‟I berkata bahwa „Abdullah daif.16

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwaSalim bin „Abdullah

bin „Umar bin al-Khattab (w. 106 H)dan bersambung sanadnya dengan

„Abdullah bin„Umar bin Hafash bin „Asim bin „Umar bin al-Khaththab al-

Qursyiu al-„Adawiyu (w. 73 H)yang disebabkan atas pertalian guru dan

murid, „Abdullah tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan Mutasyaddid

sebagaiman yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Muslim

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, nama lengkapnya adalah

Abû Husain Muslim ibn al-Hajjaj bin al-Qusyairî al-Naisâbûrî. Imam Muslim

lahir di Naisâbûr kota Khurazan pada pada tahun 204 H dan wafat dikota

yang sama pada tanggal 25 Rajab tahun 261 H. Kunyahnya adalah Abû

Husain, sedangkan laqabnya ada tiga, yaitu Qusyairi al-Naisaburi, dan al-

Hafiz.

Di antara para guru yang ditemui Muslim adalah Yahya ibn Yahya,

Ish‟aq ibn Rawaih, Muhammad Ibn Mahram, Ab-Ghazab, Ahmad ibn

Hanbal, „Abdullah bin Maslamah, Sa‟id bin Mansur, Abû Mas‟ab, dll.

16

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 15. h. 327-331.

Page 77: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

64

Sedangkan para muridnya adalah Abû Hatim al-Razi, Mûsa ibn Harun,

Ahmad ibn Salamah, Abû Bakr ibn Khuzaimah, Yahya ibn Sa‟id, Abû

Awanah al-Isfahani, Abû Isa al-Turmudzi, Abu „Amr Ahmad ibn Mubarak al-

Mustamli, dll.17

Qutaibah, nama lengkapnya yaitu Qutaibah bin Sa‟îd bin Jamîl bin Tarîf

bin „Abdullah al-Tsaqafi. Kuniyah-nya Abû Raja‟ dan laqobnya Qutaibah.

Dia menetap di Himsh lahir pada tahun 150 H dan ia wafat tahun 240 H pada

bulan Sya‟ban.

Guru-gurunya adalah Ibrâhîm ibn Sa‟îd al-Madinî, Isma‟îl ibn Abî

„Uwais, Isma‟îl ibn Ja‟far, Ayyub Ibn al-Hanafî, Jâbir ibn Marzuq, Laits bin

Sa‟ad bin „Abdur Rahman, Muhammad bin Rumh bin Al-Muhajir, Laits bin

Sa‟ad bin „Abdur Rahman, Nafi‟, Abdullah bin „Umar bin al-Khattab bin

Nufail. Muridnya adalah imam eman kecuali Ibn Majah (al- Bukhârî,

Muslim, Abû Dawud, Al-Tirmidzi, al-Nasa‟i), Ahmad ibn Hanbal, Ahmad

ibn Sa‟id al-Dârimî, al-Harits ibn Muhammad ibn Abî Usâmah, Abdullah ibn

Qutaibah ibn Said, Yahya ibn Main, Yûsuf ibn Mûsâ al-Qattan, Ibrahim bin

Ishaq, Ja‟far bin Mahmud bin Suwwar, Ja‟far ibn Mahmud bin Hasan, Harits

bin Muhammad, dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Yahya bin Ma‟in berkata

Tsiqah, al-Nasa‟i mengatakan Sadûq, ibn Khurasi berkata: Sadûq, al-Hakim

berkata: Qutaibah Tsiqah Ma‟mun.18

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Imam Muslim (w.

261 H) dan bersambung sanadnya dengan Qutaibah bin Sa‟îd bin Jamîl bin

Tarîf bin „Abdullah al-Tsaqafi (w. 240 H) yang disebabkan atas pertalian

guru dan murid,Yahya tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan

Mutasyaddid sebagaimana telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Muhammad bin Rumh nama lengkapnya yaitu Muhammad bin Rumh

bin al-Muhajir bin Muharrar bin Salim. Kuniyah-nya Abû „Abdullah. Dia

menetap di Maru, dan ia wafat tahun 242 H. Kalangannya dari kalangan

17

Bustamin dkk, Membahas Kitab Hadis, cet. 1. h.21-22. 18

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 23. h. 523-529.

Page 78: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

65

Tabi‟in kalangan pertengahan.Guru-gurunya adalah Laits bin Sa‟d,

Maslamah bin Ulya, Nu‟im bin Hammad, Nafi‟, Abdullah bin „Umar bin al-

Khattab bin Nufail. Muridnya adalah Laits bin Sa‟ad bin „Abdur Rahman,

Qutaibah bin Sa‟id bin Jamil bin Tharif bin „Abdullah, Muslim bin Majah,

Isma‟ilbin Yahya, Hasan bin Sufyan, „Abdur Rahman bin „Abdullah bin

„Abdul Hakim.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Abû Daud menilainya

Tsiqah, Ibnu Hibban menilainya „Ats Tsiqât, Abû Sa‟id bin Yûnus menilainya

Tsiqah.19

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Qutaibah bin Sa‟îd

bin Jamîl bin Tarîf bin „Abdullah al-Tsaqafi (w. 240 H) dan bersambung

sanadnya dengan Muhammad bin Rumhi bin Al-Muhajir bin Muharrar bin

Salim (w. 242 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari

penilaian ulama hadis juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah

disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Laits nama lengkapnya yaitu Laits bin Sa‟ad bin „Abdur Rahmân al-

Fahmî. Kuniyah-nya Abû al-Hârits al-Misri. Dia menetap di Maru, dan ia

wafat tahun 177/176 H.

Guru-gurunya adalah Ibrahim bin Abî Ablah, Ayub bin Mûsa, Sa‟id bin

Abî Sa‟ib al-Maqburi, Muhammad bin „Ajlan, Muhammad bin Muslin bin

Syihab al-Zuhri, Muhammad bin Rumhi bin al-Muhajir, Nafi‟, „Abdullah bin

„Umar bin al-Khattab bin Nufail. Muridnya adalah Ahmad bin „Abdullah bin

Yûnus, Adam bin Abî Iyas, „Abdullah bin Yusuf al-Tannisi, Qutaibah bin

Sa‟id, Muslim.

Komentar ulama mengenai dirinya adalahMuhammad bin Sa‟d: Tsiqah,

banyak hadis Sahihnya. Ahmad bin Hambal: Tsiqah Tsabt, Yahya bin Ma‟in

dan Abû „Abdul al-Rahman al-Nasa‟i:Tsiqah. Ibnu Khirasy: Sadûq, sahih

hadisnya. Ya‟qub bin Syaibah: Tsiqah.20

19

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 25. h. 203-205. 20

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 25. h. 255.

Page 79: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

66

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Muhammad bin

Rumhi bin Al-Muhajir bin Muharrar bin Salim (w. 242 H) dan bersambung

sanadnya dengan Laits bin Sa‟ad bin „Abdur Rahmân al-Fahmî. (w. 176-177

H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid. Yahya bin Ma‟in tsiqah

yang menilai tsiqah adalah kritikan dari Mutasyaddid, sebagaimana yang

telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Nafi’ nama lengkapnya yaitu Nafi‟, Maula „Abdullah bin „Umar bin al-

Khatab al-Qurasi al-Adawi, Abû„Abdullah al-Madani. Dia wafat pada tahun

117 H. Nama Kuniyah Abû„Abdullah. Beliau tinggal di Madinah.

Guru-gurunya adalah „Abdullah bin „Umar bin al-Khattab bin Nufail,

Ibrahim bin Abdullah bin Hunain, Zaid bin „Abdullahbin „Umar, „Abdullah

bin Muhammad bin Abî Bakral-Siddiq, Aisyah. Muridnya adalah Aslamah

bin Zaid bin Aslam, Ismaîl bin Umayyah al-Qursyi, Ayub bin Mûsa, Tsabit

bin Juhair, Muhammad bin Rumh, Laits bin Sa‟ad bin „Abdur Rahman,

Qutaibah bin Sa‟id bin Jamil bin Tharif bin „Abdullah, Muslim.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Yahya bin Ma‟in adalah

Tsiqah, Al‟Ajli adalah Tsiqah, an-Nasa‟i dan Ibnu Kharasy berkata Tsiqah.21

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Laits bin Sa‟ad bin

„Abdur Rahmân al-Fahmî. Kuniyah-nya Abû al-Hârits al-Misri (w. 176-177

H) dan bersambung sanadnya dengan Nafi‟, Maula „Abdullah bin „Umar bin

al-Khatab al-Qurasi al-Adawi, (w. 117 H) yang disebabkan atas pertalian

guru dan murid, dari penilaian-penilaian ulama hadis juga tidak ada yang

mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Ibnu ‘Umar.22

At-Turmuzi

Mukharij hadits di atas adalah at-Turmuzi namanya adalah Abû„Isa

Muhammad ibn Mûsa ibn al-Ḏahhak al-Sulâmî al-Bûghî at-Turmuzî al-Darîr,

dikatakan juga namanya Abû„Isa al-Sulami at-Tirmidzi, al-Dharir, dia lebih

21

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 19. h. 32-34. 22

Lihat halaman 62.

Page 80: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

67

dikenal dengan at-Turmuzi atau al-Tirmizi. Dia lahir pada tahun 209 H dan

meninggal dikota yang sama pada tahun 279 H/892 M.

Guru-gurunya diantaranya al- Bukhârî, Muslim, Abû Dawud,„Ali ibn

al-Madini, Muhammad ibn „Abdullah ibn Numair al-Kufi, Muhammad ibn

„Amar al-Sawaq al-Balkhi, Muhammad ibn Ghailan, Muhammad ibn

Basysyar, Ziyad ibn Yahya al-Hasana, dll. Muridnya adalah Haisyam bin

Qulaib As-Syasi, Muhammad bin Isma‟îl.23

Qutaibah24

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati Imam at-Turmuzi (w. 279

H) dan bersambung sanadnya denganQutaibah bin Sa‟îd bin Jamîl bin Tarîf

bin „Abdullah al-Tsaqafi (w. 240 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan

murid. Yahya tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan Mutasyaddid

sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Laits25

Nafi’26

Ibnu Umar27

Al- Bukhârî

Al-Bukhârî28

Al-Yaman nama lengkapnya adalah Al-Hakam bin Nafi‟ al-Bahrani,

Kuniahnya abû al-Yaman al-Himsi.Beliau lahir pada tahun137dan wafat pada

tahun 212 H.

Guru-gurunya adalah Arthoh bin Mundzir, Isma‟îl bin „Iyyas, Syu‟aib

bin Abî Hamzah, Sofwan bin „Amr, Az-Zuhriy, Salim bin „Abdullah,

‟Abdullah bin „Umar, dll. Murid-murid beliau adalah al- Bukhârî, Ibrahim

bin Husain bin Ali bin Mihran, Ibrahim bin Abû Dawud, Ibrahim bin Sa‟id

al-Jauhari, Ahmad bin Hambal, „Abdullah bin „Aburrahman ad-Darimi, dll.29

23

Bustamin dkk, Membahas Kitab Hadis, cet. 1. h. 66-67. 24

Lihat halaman 64. 25

Lihat halaman 65. 26

Lihat halaman 66. 27

Lihat halaman 62. 28

Lihat halaman 59.

Page 81: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

68

Komentar ulama tentang dirinya: Yahya bin Ma‟in berkata Tsiqah, Abû

Hatim Ar-Rozy berkata Tsiqah Shadûq, Al „Ajli berkata la ba‟sa bih, Ibnu

Hibban berkata dalam „Ats Tsiqaat.30

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Imam al-Bukhârî

(w.256 H) bersambung sanadnya dengan al-Hakam bin Nafi‟ al-Bahrani (w.

212 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid. Yahya tsiqah yang

menilai tsiqah adalah kritikan Mutasyaddid sebagaimana yang telah

disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Syua’ib nama lengkapnya adalah Syu‟aib bin Abi Hamzah.Dia wafat

pada tahun 162/163 H. Nama kuniyah Abû Bisyir al-Himsyi.

Guru-gurunya adalah Ishaq bin „Abdullah, „Abdullah bin

„Abdurrahman bin Husain, Ikrimah bin Kholid, Mahmud bin Muslim bin

Shihab, Zaid bin Aslam, Juhri, Salim bin „Abdillah, „Abdillah bin „Umar.

Muridnya adalah Baqiyah bin Walid, Qatadah „Abdullah bin Waqad,

Mahmud bin Sulaiman, Ishaq Ibrahim bin Mahmud, Baqiyah bin Al-Walid,

Abû Yaman, Imam Ahmad bin Hambal.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Ahmad bin Hambal

mengatakan Tsabat Shalih, Yahya bin Ma‟in, Ya‟kub bin Syaibah, Al „Ajli,

Abu Hatim, An Nasa‟i, mengatakan Tsiqah, Ibnu Hibban mengatakan

disebutkan dalam „Ats Tsiqât, Ibnu Hajar Al Atsqalani mengatakan Tsiqah

ahli ibadah, Adz Dzahabi mengatakan Hafizh.31

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Al-Hakam bin Nafi‟

al-Bahrani (w. 212 H) bersambung sanadnya dengan Syu‟aib bin Abî

Hamzah(w. 162/163 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid. Al-

Ajli tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan Mutasyaddid sebagaimana

yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Az Zuhriy32

‘Abdullah33

29

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 7,h. 146-147. 30

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 7, h. 153-154. 31

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-SKamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 12, h. 516-520. 32

Lihat halaman 61.

Page 82: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

69

Ibn ‘Umar34

Al-Bukhârî

Al-Bukhârî.35

Musadad nama lengkapnya adalah Musadad bin Musarbal al-Asadî Abû

al-Hasan al-Basrî. Kuniahnya Abû Al-Hasan. Wafat pada tahun 228 H. Beliau

tinggal di Bashrah.

Guru-gurunya adalah Isma‟îl bin „Ulayyah, „Umayyah bin Khâlid,

Bisyr bin al-Mufadldlal, Abî Wakî al-Jarrâh bin Malîh al-Ruâsî, Yahya bin

Sa‟îdal-Qattân, „Ubaidillah, Nafi‟, „Abdullah. Murid-murid beliau adalah

Amad bin „Abdullâh al-Wâsitî, Bukhârî, Abû Dâwud, Ahmad bin „Abdullâh

bin Sâlih, Ismâ‟îl bin Ishâq al-Qâdlî dan yang lainnya.36

Komentar ulama Muhammad bin Hârûn al-Fallâs berkata: aku berkata

kepada Yahyâ bin Ma‟în tentang Musaddad, dia berkata:Sadûq, Ja‟far bin Abî

„Utsmân al-Tayâlisî berkata: aku berkata kepada Yahyâ bin Ma‟în tentang

siapakah yang aku tulis di Basrah? Dia menjawab: saya menulis tentang

Musaddad yang mana dia adalah seorang yang Tsiqah, Al-Nasa‟I, Ja‟far, Abû

Hatim juga berpendapat bahwa muasaddad adalah seorsng yang Tsiqah.37

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Imam al-Bukhârî

(w.256 H) bersambung sanadnya dengan Musadad bin Musarbal al-Asadî

Abû al-Hasan al-Basrî (w. 228 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan

murid. dari penilaian-penilaian ulama hadis juga tidak ada yang mencela

sebagaimana. Yahya bin Ma‟in tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan

Mutasyaddid sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Yahya nama lengkapnya adalah Yahyâ bin Sa‟îd bin al-Farrûkh al-

Qattân al-Tamîmî, Abû Sa‟îd al-Basrî al-Ahwâl al-Hâfiz. Dia meninggal pada

tahun 198 H. Nama Kuniyah Abu Sa‟id. Beliau tinggal di Madinah.

33

Lihat halaman 60. 34

Lihat halaman 62. 35

Lihat halaman 59. 36

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 27, h. 444-445. 37

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 27, h. 446.

Page 83: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

70

Guru-gurunya adalah „Abdul al-Rahmân bin Abî Dzi‟b, Muhammad ibn

„Ijlân , Muhammad bin Yahyâ al-Aslamî, Mis‟ar bin Kidâm, Mûsâ ibn Abî

„Îsâ al-Tahân, Mûsâ al-Juhanî, „Ubadillah, Nafi‟, Abdullah38

. Murid-murid

beliau adalah Ibrâhîm bin Muhammad bin „Ar‟arah, Ibrâhîm bin Muhammad

bin al-Taimî al-Qâdî, Ahmad bin Tsâbit al-Jahdarî, Ahmad bin Hambal,

Ahmad bin Sanan al-Qattân, Sufyân al-Tsaurî, Sufyân bin „Uyaynah,

Musadad, Musadad bin Musarbal, Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, An Nasa‟i,

dll.

Komentar ulama tentang dirinya: Mahmud bin Sa‟d berkata Tsiqah

Ma‟mun, Abû zur‟ah berkata Tsiqah Hafiz,An-Nasa‟I berkata Tsiqah

Marddiyy, al-Ajli berkata Tsiqah.39

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Musadad bin

Musarbal al-Asadî Abû al-Hasan al-Basrî (w. 228 H) bersambung sanadnya

denganYahyâ bin Sa‟îd bin al-Farrûkh al-Qattân al-Tamîmî (w. 198 H) yang

disebabkan atas pertalian guru dan murid. Al-Ajli tsiqah yang menilai tsiqah

adalah kritikan Mutasyaddid sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kamal.

‘Ubaidillah nama lengkapnya adalah „Ubaidillah bin „Umar bin Khattab

al-Qurasyi al-Adawi. Beliau wafat pada tahun 147 H.

Gurunya adalah Nafi‟ Maula Ibnu „Umar, Muhammad bin Yahya bin

Hibban, Humaid al-Tawil, Hisyam bin Urwah, Abdullah, dan lain-lain.

Muridnya adalah „Abdul Malik bin Juraij, „Abd bin Aziz bin Abî Salamah,

Isma‟il bin Zkariya al-Khulqaniy, Yahya, Musadad, dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah al-Nasa‟I dan Abu Hatim:

Tsiqah, Abu Zur‟ah: Tsiqah, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal: Tsiqah, Yahya

bin Ma‟in: tsiqah.40

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Yahyâ bin Sa‟îd bin

al-Farrûkh al-Qattân al-Tamîmî (w. 198 H) bersambung sanadnya dengan

„Ubaidillah bin „Umar bin Khattab al-Qurasyi al-Adawi (w.147 H) yang

38

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 31, h.329- 330. 39

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 31, h. 340. 40

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, j 19. h. 124.

Page 84: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

71

disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari penilaian-penilaian ulama

hadis juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kamal.

Nafi’.41

Abdullah (ibn umar).42

Bukhari

Bukhârî.43

Abu Nu’man nama lengkapnya adalah Muhammad bin Al Fadhol bin

Athiyyah bin „Umar bin Khalid bin Al-„Absiyy, kuniyahnya adalah Abu An

Nu‟man. Wafat pada tahun 224 H. Beliau tinggal di Bashrah.

Guru-gurunya adalah Hasan bin „Ubaidillah, Abdullah bin Khuraij,

„Umar bin Dinar, Mansur bin al-Mu‟tamir, Hamid bin zayid, ayyub, Nafi‟,

„Abdullah. Murid-murid beliau adalah Assad bin Musa, Zafir bin Sulaiman,

Hisyam bin „Ubaiillah, Isma‟il bin „Isa, Khalil bin Murrah, „Abdullah bin

„Aun bin dll.

Komentar ulama tentang dirinya: Adz Dzahabi berkata: Tsiqahdan

berubah diakhir usianya, Al-„Ajli berkata: Tsiqah, al-Bukhârî berkata:

berubah diakhir usianya, ad daruquthni brkata: Tsiqah dan berubah diakhir

usianya, Ibnu Hajar Al „Asqalani berkata: Tsiqah dan berubah diakhir

usianya.44

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Imam al-Bukhârî

(w.256 H) bersambung sanadnya dengan Muhammad bin Al Fadhol bin

Athiyyah bin „Umar bin Khalid bin Al-„Absiyy (Abu Nu‟man) (w. 224 H)

yang disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari penilaian-penilaian

ulama hadis juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan

dalam Tahdzib al-Kamal.

41

Lihat halaman 66. 42

Lihat halaman 62. 43

Lihat halaman 59. 44

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 26. h. 280-284.

Page 85: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

72

Hammâd bin Zaid nama lengkapnya adalah Hammâd bin Zaid bin

Dirhâm al-Azadî al-Jahdamî. Kuniyahnya adalah Abû Isma‟îl. Beliau lahir

pada tahun 98 H dan wafat pada tahun 179 H. Beliau tinggal di Bashrah.

Guru-gurunya adalah Jamilah bin Murrah, Rasyid bin Abî Muhammad,

Sa‟id bin Iyyas, Ibrâhîm ibn „Uqbah, al-Azraq ibn Qais, Ayyûb al-Sakhtiyânî,

Khâlid ibn Salamah, Zaid ibn Dirhâm, Salamah ibn „Alqamah, Suhail ibn Abî

Sâlih, Nafi‟, Abdullah. Murid-murid beliau adalah Ahmad bin Ibrahim,

Ahmad bin Abdul Malik, Qutaibah ibn Sa‟id, Yahya ibn Sa‟id al-Qattan,

Ahmad ibn Ibrahim al-Musali, Ishaq ibn Abî Israil, al-Husain ibn al-Wahid

al-Naisaburi, Sa‟id ibn Mansur, Abû Nu‟man, Bukhari, Muslim, Ibnu Majah,

An Nasa‟i, dll.

Komentar ulama tentang dirinya: Mahmud bin Sa‟d menyebutkannya

dalam Tsiqat.45

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Muhammad bin Al-

Fadhol bin Athiyyah bin „Umar bin Khalid bin Al-„Absiyy (Abû Nu‟man)(w.

224 H) bersambung sanadnya denganHammâd bin Zaid bin Dirhâm al-Azadî

al-Jahdamî (w.179 H)yang disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari

penilaian-penilaian ulama hadis juga tidak ada yang mencela sebagaimana

yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Ayyub nama lengkapnya adalah Ayyûb bin Abî Tamîmah Kaysan,

kuniyahnya adalah Abû Bakar. Beliau lahir tahun 66 H wafat pada tahun 131

H. Beliau tinggal di Bashrah.

Guru-gurunya adalah Ibrahim ibn Maisarah, al-Hasan al-Basari, Zaid

ibn Aslam, Sa‟id ibn Jubair, „Abdullahibn Sa‟id ibn Jubair, „Abdurrahman

ibn al-Qasim, „Amr ibn Dinar, „Amr ibn Syua‟ib, Nafi‟, „Abdullah. Murid-

murid beliau adalah Jarir ibn Hazim, al-Hasan ibn Abi Ja‟far, Hammad ibn

Zaid, Hammad ibn Salamah, Zaid ibn Hibban, Sufyan al-Tsauri, „Abdullah

ibn „Aun, „Abdul Warits ibn Sa‟id, Malik ibn Anas, Ma‟mar ibn Rasyid, Abu

nu‟man, Hamid bin Zaid, al-Bukhârî, Muslim, Ibnu Majah, An Nasa‟i, dll.

45

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid 7. h. 239-250.

Page 86: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

73

Komentar ulama tentang dirinya: Muhammad ibn Sa‟d berkata: Tsiqah

tsabat, Yahya ibn Ma‟in: Tsiqah, Abû Hatim berkata: Tsiqah, al-Nasa‟I

berkata: Tsiqah tsabat.46

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Hammâd bin Zaid

bin Dirhâm al-Azadî al-Jahdamî (w.179 H) bersambung sanadnya

denganAyyûb bin Abî Tamîmah Kaysan (w.131 H) yang disebabkan atas

pertalian guru dan murid. Yahya bin Ma‟in tsiqah yang menilai tsiqah adalah

kritikan Mutasyaddid sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-

Kamal.

Nafi’47

‘Abdullah (ibn umar)48

Al-Bukhari

Al-Bukhârî.49

Ismail nama lengkapnya adalah Isma‟il bin „Abdullah bin „Abdullah bin

„Uwais bin Malik bin Abi „Umar al-Ashbahy, kuniyahnya adalah Abu

Abdullah. Beliau tinggal di Madinah.

Guru-gurunya adalah Ibrahim bin Saad Az-Zhuri, Isma‟il bin Ibrahim

bin „Uqbah, Sulaiman bin Bilal, Malik bin Anas, Abdullah bin Dinar,

„Abdullah bin „Umar. Murid-murid beliau adalah Al-Bukhârî, Muslim,

Ibrahim bin Sa‟id bin al-Jauhary, Ahmad bin Sahla bin Ayyub, „Abdullah bin

„Abdurrahman Ad-Darimi, Qutaibah bin Sa‟id, Yusuf bin musa al-Qaththan.

Komentar ulama tentang dirinya: Ahmad bin Hambal la ba‟sa bih,

Yahya bin Ma‟in Sadûq dan dhaif, An Nasa‟i dhaif, Ad Daruquthni tidak

menyebutkan dalam shahinya Abu Hatim menyebutkan Sadûq, Mahmud bin

Sa‟d menyebutkan Tsiqah, Abu Zur‟ah menyebutkan tsiqah.50

Sebagai

46

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid, 3. h. 457-462. 47

Lihat halaman 66. 48

Lihat halaman 62. 49

Lihat halaman 59. 50

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 3. h. 124-128.

Page 87: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

74

kesimpulannya, Abu Zur‟ah tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan

Mutasyaddid sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Malik nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin al-Nadar bin

Damdam bin Zaid bin Harm bin Jandab bin „Amir bin Ganam bin „Adi bin

Najar al-Anshari al-Najari. kuniyahnya adalah Abû Hamzah al-Madani.

Wafat pada tahun 179 H. Beliau tinggal di Madinah.

Guru-gurunya adalah Nabi Muhammad SAW, Ubai bin Ka‟ab, Zaid bin

Arqam, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, „Abdullah bin Dinar, „Abdullah

bin „Umar. Murid-murid beliau adalah Said bin Jubair, Said bin al-

Musayyab, „Ashim bin „Umar bin Qatadah, Isma‟il, Muhammad bin Yahya

bin Hibban, Malik bin Dinar.51

Komentar ulama tentang dirinya: Ali bin

Zayid mengatakan Daif, Imam Adz Dzahabi mengatakan ats Tsiqah.

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Imama Adz Dzahabi

tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan Mutasyaddid sebagaimana yang

telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

‘Abdullah bin Dinar al-‘Adadi ‘Abdurrahman al-madani, wafat pada

tahun 129 H. Tinggal di Madinah. Gurunya ialah Anas bin Malik, Sulaiman

bin Yasar ibn „Umar. Muridnya ialah Sulaiman bin Bilal, Yahya bin Sa‟ad

al-Anshari, Abdan. Komentar ulama: Abu Hatim Tsiqah, An-Nasa‟I Tsiqah,

Yahya bin Ma‟in Tsiqah.

„Abdullah bin ‘Umar (ibn umar)52

Sunan Abû Dâwûd

Nama lengkap Abû Dâwûd adalah Sulaimân ibn al-Asy‟as ibn Ishâk ibn

Basyîr ibn Syidâd ibn „Imrân al-Azdî al-Sijistânî. Dia adalah imam dan tokoh

ahli hadis. Dia dilahirkan pada tahun 202 H di Sijistani dan wafat pada tahun

275 H.

Abû Dâwûd terkenal sebagai seorang yang mutasyaddid dalam

menentukan kualitas suatu hadis.Guru Abû Dâwûd dalam bidang hadis

banyak diantara gurunya yang sangat menonjol ialah: Ahmad bin Hambal,

51

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 3. h. 353-363. 52

Lihat halaman 62.

Page 88: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

75

Al-Qan‟abi, Abu Amar al-Darîr, Muslim ibn Ibrahim, Abdullah ibn Raja‟,

Abd al-Walîd al-Tayâlîsî. Muridnya juga banyak diantara muridnya yang

terkenal dalam bidang hadis adalah Abu „Îsâ al-Turmuzî, Abû Abd al-

Rahman al-Nasâ‟î.53

„Abdullah bin Maslamah nama lengkapnya yaitu „Abdullah bin

Maslamah bin Qa‟nab, ia wafat pada tahun 221 H. Nama kuniyah Abû

„Abdur Rahman. Beliau tinggal di Madinah. Kalangannya dari Tabi‟ut

Tabi‟in kalangan biasa.

Guru-gurunya adalah Ibrahim bin Sa‟d Az-Zuhri, Hammad bin

Salamah, Hatim bin Isma‟il, Sulaiman bin Bilal, Malik, „Abdullah bin Dinar,

„Abdullah bin „Umar Mu‟tamar bin Sulaiman, dll. Muridnya Abû Dâwûd,

Bukhari, Muslim, Ismail bin Ishaq, Ali bin Abdul „Aziz, Muhammad bin

Mu‟adz dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Al-Ajli, Abu Hatim, Ibn

Ma‟in menyebutkan dalam Tsiqât.54

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa AbuDawud

(w.275H) bersambung sanadnya Abdullah bin Maslamah bin Qa‟nab (w. 221

H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari penilaian ulama hadis

juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kamal. yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Malik55

‘Abdullah bin Dinar56

Abdullah bin ‘Umar57

Ahmad bin Hanbal

Nama lengkap Ahmad bin Hanbal adalah Ahmad bin Muhammad ibn

Hanbal ibn Hilal ibn Asad ibn Idris ibn „Abdillah bin Hayyan Ibn „Abdillah

53

Bustamin dkk, Membahas Kitab Hadis, cet. 1. h.70. 54

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 16. h. 136-139. 55

Lihat halaman 74. 56

Lihat halaman 74. 57

Lihat halaman 62.

Page 89: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

76

bin Anas ibn „Awf ibn Qasit Ibn Mazin Iibn Syaibah ibn Zula ibn Isma‟il ibn

Ibrahim ia dilahirkan di Baghdad tepatnya dikota Maru, pada bulan 20

Rabi‟ul awal tahun 164 H, beliau keturunan Arab dari suku Banu Syaibah

sehingga di beri laqob al-Syaibany. Diberi julukan Abû „Abdullah.58

Ahmad

bin Hanbal wafat 12 Rabiul Awal 241 H.

Imam Ahmad bin Hambal berguru kepada banyak ulama, jumlahnya

lebih dari dua ratus delapan puluh yang tersebar di berbagai negeri, seperti di

Makkah, Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di antara

mereka adalah: Isma‟il bin Ja‟far, Abbad bin Abbad al-Ataky, „Umar bin

Abdillah bin Khalid, Husain bin Basyir bin Qasim bin Dinar as-Sulami, Waki

bin Jarrah, Isma‟il bin Ulayyah, Sufyan bin „Uyainah, „Abdur Razaq, Ibrahim

bin Ma‟qil. Murid-muridnya adalah PutranyaShalih bin Imam Ahmad bin

Hambal, Putranya Abdullah bin Imam Ahmad bin Hambal, Keponakannya

Hambal bin Ishaq.59

Abû Yaman60

Syu’aib61

Zuhri62

Salim bin‘Abdullah63

„Abdullah bin ‘Umar (ibn umar)64

Ahmad bin Hanbal

Ahmad bin Hanbal65

Yahya66

Ubaidullah67

Nafi’68

58

Bustamin dkk, Membahas Kitab Hadis, cet. 1. h.140. 59

https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_bin_Hanbal 60

Lihat halaman 67. 61

Lihat halaman 68. 62

Lihat halaman 61. 63

Lihat halaman 62. 64

Lihat halaman 62. 65

Lihat halaman 75. 66

Lihat halaman 69. 67

Lihat halaman 70.

Page 90: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

77

Ibnu Umar69

Ahmad bin Hanbal

Ahmad bin Hanbal70

Isma’il nama lengkapnya yaitu Isma‟il bin Ibrahim bin Miqsam. Dia

wafat pada tahun 193 H. Nama kuniyah Abû Bisyir. Beliau tinggal di

Bashrah. Kalangannya dari Tabi‟ut Tabi‟in kalangan pertengahan.

Guru-gurunya adalah Ayub bin Abi Tamimah, Habib bin Syahid,

Khalid Hazza, Sufyan Tsauri, Abdullah bin A‟un, Nafi‟, Ibn „Umar, dll.

Muridnya Ibrahim bin Dinar, Ahmad bin Muhammad Bin Hanbal, Ishaq bin

Ruhwiyah, Hasan bin Sukri, Hasan bin „Arafah, Sufyan bin Waqi‟ bin Jarrah,

dll. Komentar ulama mengenai dirinya adalah Yahya bin Ma‟in mengatakan

Tsiqah, AnNasa‟i mengatakanTsiqah tsabat.71

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Ahmad bin Hambal

(w.241H) bersambung sanadnya Isma‟il bin Ibrahim bin Miqsam(w. 193 H)

yang disebabkan atas pertalian guru dan murid, Yahya bin Ma‟in tsiqah yang

menilai tsiqah adalah kritikan Mutasyaddid sebagaimana yang telah

disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Ayyub72

Nafi’73

Ibnu Umar74

Ahmad bin Hanbal

Ahmad bin Hanbal.75

Mu’ammal bin Isma’il nama lengkapnya yaitu Mu‟ammal bin Isma‟il

al-Qurasiyyu al-„Adawiy. Dia wafat pada tahun 206 H. Nama kuniyah Abû

„Abdurrahman. Beliau tinggal di Bashrah.

68

Lihat halaman 66. 69

Lihat halaman 62. 70

Lihat halaman 75. 71

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 3. h. 23-30. 72

Lihat halaman 72. 73

Lihat halaman 66. 74

Lihat halaman 62. 75

Lihat halaman 75.

Page 91: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

78

Guru-gurunya adalah Ibrahim bin Yazid, Hammad bin Salamah, Nafi‟

bin „Umar, Sufyan Tsauri, Abdillah bin Dinar, Ibn „Umar. Muridnya Ahmad

bin Ibrahim, Imam Ahmad bin Hambal, Ja‟far bin Musafir, „Utsman bin

Yahya, Abû Musa Muhammadbin Mutsanna, dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Yahya bin Ma‟in

mengatakan Tsiqah, Abû Hatim mengatakan Sadûq, Ibnu Hibban mengatakan

‟Ats Tsiqat.76

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Ahmad bin Hambal

(w.241H) bersambung sanadnya Mu‟ammal bin Isma‟il al-Qurasiyyu al-

„Adawiy (w. 206 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid. Yahya

bin Ma‟in tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan Mutasyaddid

sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Sufyan nama lengkapnya yaitu Sufyan bin Sa‟id bin Masruq al-Tsauri,

Abû„Abdullah al-Kuffi. Dia wafat pada tahun 161 H dikota Bashrah.Guru-

gurunya adalah Ibrahim bin „Abdul A‟la, Usamahbin Zaid, „Amr bin Dinar,

„Abdillah bin Dinar, Ibn „Umar. Muridnya Mu‟ammal bin Isma‟il, Ahmad

bin „Abdullah, Abû Usamah, Sufyan bin Uyaynah, Sulaiman bin Bilal, dll.

Komentar ulama mengenai dirinya Syu‟bah berkata Amirul Mu‟minin

dibidang hadis. Waqi‟ berkata perawi yang hafiz. Sufyan bin Uyaynah

berkata Ashab al-Hadis.77

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Mu‟ammal bin

Isma‟il al-Qurasiyyu al-„Adawiy (w. 206 H) bersambung sanadnya dengan

Sufyan bin Sa‟id bin Masruq al-Tsauri (w. 161 H) yang disebabkan atas

pertalian guru dan murid yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

‘Abdullah bin Dinar78

„Abdullah bin ‘Umar79

Menurut penelitian penulis, bahwa ulama hadis telah mengkritisi para

sanad yang terdapat dalam hadis-hadis tersebut. Maka, penulis mendapati

76

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 29. h. 176-178. 77

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 11. h. 154-169. 78

Lihat halaman 74. 79

Lihat halaman 62.

Page 92: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

79

kesemua perawi dalam hadis-hadis diatas bisa dikatakan tsiqah, walaupun

terdapat perawi yang shaduq dan daif, namun masalah ini tidak dapat

memengaruhi kualitas hadis. Kemudian berdasarkan data historis diantara

mereka adanya hubungan murid dan guru secara estafet, tahun (lahir dan

wafat) dan tempat yang mereka singgahi, mata rantai sanad hadis-hadis diatas

dinyatakan bersambung. Adapun hasil mencermati beberapa penilaian para

kritikus hadis terhhadap para periwayat hadis telah menunjukkan bahwa

mereka dinyatakan bereputasi baik atau tsiqah hingga terhindar dari syadz

dan „illat. Jadi hadis yang diteliti ini telah memenuhi syarat kesahihan sanad

hadis, dengan demikian hadis ini berkualitas Sahih.

4. Penelitian Matan Hadis

1. Meneliti Matan Hadis dengan Melihat Kualitas Sanad

Berdasarkan hasil penelitian sanad dalam kegiatan kritik sanad

diatas, bahwa sanad hadis berkualitas shahih dan seluruh periwayatannya

dalam keadaan bersambung antara guru dan murid danmereka bersifat

tsiqah. Kesahihan sanad ini dapat mewakili sanad-sanad dari para

mukharrij lainnya. Kualitas sanad sahihMuslim telah memenuhi

langkahpertama kritik matan hadis ini.

2. Meneliti susunan lafazd yang semakna

Perbedaan dalam redaksi (matan) dengan hadis yang sejalur

dengannya karena periwayatan secara makna menurut ulama hadis dapat

ditoleransi selama tidak menyalahi kandungan makna hadis dari

Rasulullah saw. apakah karena pergantian lafazd, perbedaan struktur, baik

itu pengungkapannya sempurna atau tidak, semuanya masih dapat

diterima sebagai sabda yang berasal dari Rasulullah.

Untuk memperjelas adanya perbedaan matan-matan lafazd hadis

yang dimaksud, sebagai berikut:

Bukhari

Page 93: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

80

ع رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول: كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيتو، اإلمام راومسئول عن رعيتو، والرجل راع يف أىلو وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة راعية يف بيت

زوجها ومسئولة عن رعيتها، واخلادم راع يف مال سيده ومسئول عن رعيتو رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول: كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيتو، اإلمام راع

أىلو وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة راعية يف بيت ومسئول عن رعيتو، والرجل راع يف زوجها ومسئولة عن رعيتها، واخلادم راع يف مال سيده ومسئول عن رعيتو

النب صلى اهلل عليو وسلم: كلكم راع ومسئول عن رعيتو مسع رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول: كلكم راع ومسئول عن رعيتو، فاإلمام راع

و، والرجل يف أىلو راع وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة يف بيت وىو مسئول عن رعيت زوجها راعية وىي مسئولة عن رعيتها، واخلادم يف مال سيده راع وىو مسئول عن رعيتو

رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول: كلكم راع ومسئول عن رعيتو، واإلمام راعتو، واملرأة يف بيت زوجها راعية ومسئول عن رعيتو، والرجل راع يف أىلو ومسئول عن رعي

ومسئولة عن رعيتها، واخلادم يف مال سيده راع ومسئول عن رعيتو أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قال: كلكم راع فمسئول عن رعيتو، فالمري الذي

على الناس راع وىو مسئول عنهم، والرجل راع على أىل بيتو وىو مسئول عنهم، واملرأة ت بعلها وولده وىي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده وىو راعية على بي

مسئول عنو، أل فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول:كلكم راع ومسئول عن رعيتو، فاإلمام راع

ومسئول عن رعيتو، والرجل يف أىلو راع وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة يف بيت زوجها عية وىي مسئولة عن رعيتها، واخلادم يف مال سيده راع وىو مسئول عن رعيتورا النب صلى اهلل عليو وسلم:كلكم راع وكلكم مسئول، فاإلمام راع وىو مسئول، والرجل

راع على أىلو وىو مسئول، واملرأة راعية على بيت زوجها وىي مسئولة، والعبد راع على اع وكلكم مسئولمال سيده وىو مسئول، أل فكلكم ر

،عن النب صلى اهلل عليو وسلم قال:كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو، والمري راعوالرجل راع على أىل بيتو، واملرأة راعية على بيت زوجها وولده، فكلكم راع وكلكم

مسئول عن رعيتو

Page 94: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

81

،أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم، قال: أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتواإلمام الذي على الناس راع وىو مسئول عن رعيتو، والرجل راع على أىل بيتو، وىو ف

مسئول عن رعيتو، واملرأة راعية على أىل بيت زوجها، وولده وىي مسئولة عنهم، وعبد الرجل راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو

قال: أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو، أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ،فاإلمام الذي على الناس راع وىو مسئول عن رعيتو، والرجل راع على أىل بيتو، وىو مسئول عن رعيتو، واملرأة راعية على أىل بيت زوجها، وولده وىي مسئولة عنهم، وعبد

ول عن رعيتوالرجل راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع وكلكم مسئMuslim

،عن الناب صلاى اهلل عليو وسلام أناو قال: أل كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتو يتو، وىو فالمري الاذي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع على أىل ب

هم، والعبد راع هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة عن مسئول عن على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتو

الناب صلاى اهلل عليو وسلام أناو قال: أل كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتو، عن فالمري الاذي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع على أىل ب يتو، وىو

هم، والعبد راع مسئول هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة عن عن ته على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيا

يو وسلام أناو قال: أل كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتو، فالمري الناب صلاى اهلل علالاذي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع على أىل ب يتو، وىو مسئول

هم، والمرأة ر هم، والعبد راع على مال عن اعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة عن وكلكم مسئول عن رعياتو ، سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع

Turrmuzi

كلكم مسئول عن رعيتو فالمري عن النب صلى اهلل عليو وسلم قال أل كلكم راع والذي على الناس راع ومسئول عن رعيتو والرجل راع على أىل بيتو وىو مسئول عنهم واملرأة راعية على بيت بعلها وىي مسئولة عنو والعبد راع على مال سيده وىو مسئول

عنو أل فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو

Page 95: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

82

قال أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو فالمري -صلى اهلل عليو وسلم-عن النابهم الاذى على النااس راع ومسئول عن رعياتو والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول عن

مسئولة عنو والعبد راع على مال سيده وىو مسئول والمرأة راعية على ب يت ب علها وىى عنو أل فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو

مري قال أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو فال -صلى اهلل عليو وسلم-عن النابهم الاذى على النااس راع ومسئول عن رعياتو والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول عن

ول والمرأة راعية على ب يت ب علها وىى مسئولة عنو والعبد راع على مال سيده وىو مسئ عنو أل فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو

Abu dawud

أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال " أل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتوفالمري الذي على الناس راع عليهم وىو مسئول عنهم والرجل راع على أىل بيتو وىو

راعية على بيت بعلها وولده وىي مسئولة عنهم والعبد راع على مسئول عنهم واملرأة مال سيده وىو مسئول عنو فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيتو

،أنا رسول اللاو صلاى اهلل عليو وسلام قال: أل كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعياتوهم، والراجل راع على أىل ب يتو، فالمري الاذي على النااس راع عليهم، وىو مسئول عن

هم، والعبد هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة عن وىو مسئول عن كك لك م مسئ وؿ عن رعيته وىو مسئول عنو، فكلكم راع، راع على مال سيده،

Ahmad bin Hanbal

مام راع وىو مس ئول النابا صلاى اللاو عليو وسلام ي قول كلكم راع ومسئول عن رعياتو اإلجل يف أىلو راع وىو مسئول عن رعياتو والمرأة راعية يف ب يت زوجها وىي عن رعياتو والرا

مسئولة عن رعياتها واخلادم يف مال سيده راع وىو مسئول عن رعياتو سلام كلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو فالمري الاذي على رسول اللاو صلاى اللاو عليو و

هم هم والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول عن النااس راع عليهم وىو مسئول عن هم وعبد الراجل راع على ب يت والمرأة راعية على ب يت ب علها و ولده وىي مسئولة عن

سيده وىو مسئول عنو أل فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو مسئول فالمري الاذي على النااس أنا النابا صلاى اللاو عليو وسلام قال كلكم راع وكلكم

ى راع وىو مسئول عن رعياتو والراجل راع على أىل ب يتو وىو مسئول والمرأة راعية عل

Page 96: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

83

مسئول أل فكلكم راع ب يت زوجها وىي مسئولة والعبد راع على مال سيده وىو وكلكم مسئول

لى رسول اللاو صلاى اللاو عليو وسلام كلكم راع وكلكم مسئول عن رعياتو فالمري راع عهم والراجل راع على أىل هم والعبد راع على رعياتو وىو مسئول عن ب يتو وىو مسئول عن

مال سيده وىو مسئول عنو والمرأة راعية على ب يت زوجها ومسئولة عنو Pada beberapa matan diatas tampak adanya perbedaan lafal, tetapi

perbedaan itu tidak terlalu menonjol. Seperti, jumlah lafal yang terbanyak

menyebutkan كلكن yang terulang sebanyak dua belas kali, serta yang

diawali dengan lafal أال كلكن yang terulang sebanyak sepuluh kali. Dengan

demikian, apabila ditempuh metode muqarranah (perbandingan) terhadap

perbedaan lafal pada berbagai matan yang semakna, maka dapat

dinyatakan bahwa perbedaan lafal tersebut masih dapat ditoleransi.

Pernyataan “dapat ditoleransi” didasarkan atas alasan bahwa diantara

sanad-sanad dari hadis di atas sama-sama shahih. Dari semua lafaz-lafaz

diatas akan adanya persamaan makna yang memberikan arti “setiap dari

kalian”.

3. Meneliti kandungan matan hadis.

Sebagai acuan dalam meneliti kandungan matan hadis penulis

menggunakan metode komparatif teks hadis dan al-Qur‟an yang berkaitan

dengan topik hadis yang tengah diteliti. Metode itu dilakukan dengan

langkah membandingkan kandungan matan hadis dengan hadis-hadis

shahih, kandungan hadis dengan pesan al-Qur‟an. Sehinggadengan

metode ini dapat diketahui, apakah hadis tersebut bertentangan atau tidak

dengan hadis-hadis shahih lainnya, bertentangan atautidak dengan al-

Qur‟an sebagai sumber hukum Islam pertama, atau dengan akal sehat.

Setelah diteliti, penulis berkesimpulan bahwa hadis Nabi tentang

kepemimpinan perempuan dalam keluarga dapat dipertanggung jawabkan.

Sebagai tolak ukur dalam penelitian matan dengan melihat kandungan

hadis-hadis dan al-Qur‟an yang sejalan dapat dinyatakan hadis ini maqbul

Page 97: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

84

(dapat diterima) karena berkualitas shahih dengan pertimbangan sebagai

berikut:

1. Tidak bertentangan dengan hadis shahih.

Hadis yang diteliti tidak bertentangan dengan hadis Nabi saw yang

shahih lainnya, contoh matan hadis yang dimaksud sebagi berikut:

ث نا اللايث، عن نافع، د بن رمح، حدا ث نا مما ث نا ليث، وحدا ث نا ق ت يبة بن سعيد، حدا حداسئول عن ابن عمر، عن الناب صلاى اهلل عليو وسلام أناو قال: أل كلكم راع، وكلكم م

عن رعياتو، فالمري الاذي على النااس راع، وىو مسئول عن رعياتو، والراجل راع على هم، والمرأة راعية على ب يت ب علها وولده، وىي مسئولة أىل ب يتو، وىو مسئول عن

ه م، والعبد راع على مال سيده وىو مسئول عنو، أل فكلكم راع، وكلكم مسئول عن عن رعياتو )رواه مسلم عن ابن عمر(

Artinya: “Diriwayatkan oleh Ibn „Umar” Bahwa Nabi shallallahu „alaihi

wasallam bersabda “Ingatlah bahwa setiap dirikalian adalah pemimpin dan

kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian. Seorang

Amir (kepala negara) adalah pemimpin, dan ia akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah

pemimpin bagi keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban atas

kepemimpinannya. Seorang istri adalah seorang pemimpin bagi rumah tangga

dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas

kepemimpinannya. Maka ingatlah, bahwa setiap dari diri kalian adalah

pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang

kalian pimpin.”

Kandungan hadis tersebut secara tegas menyatakan bahwa kaum

perempuan adalah pemimpin dalam keluarganya bersama-sama dengan

suaminya, kepemimpinan yang bersifat kolektif, yang saling melengkapi satu

dengan yang lainnya.

2. Tidak bertentangan dengan al-Qur‟an.

Meskipun didalam al-Qur‟an tidak membahas secara khusus tentang

isi pokok kandungan hadis di atas, tetapi di dalam al-Qur‟an

menyinggung permasalahan yang sama dengan hadis tersebut, yaitu

Page 98: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

85

motivasi untukmengendalikan amarah. Oleh karena itu, dinyatakan

tidak bertentangan dengan pesan-pesan al-Qur‟an,seperti pada ayat:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas

sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah

menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu Maka wanita yang

saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika

suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara (mereka).”

(QS. An-Nisa: 34).

Menurut „Alî as-Sâbûnî dalamkitabnya Safwatut Tafâsîr, ketika

menafsirkan surah An-Nisa ayat 34 tersebut menyatakan bahwa suami

memiliki kewajiban terhadap istrinya untuk menjaga, mendidik, dan

memberikan nafkah. Sementara istri yang salehah adalah yang tunduk

dan patuh kepada Allah dan kepada suaminya, melaksanakan semua

kewajibannya, menjaga dirinya dari perbuatan buruk, dan menjaga

harta suaminya darikemubaziran. Kedua-duanya juga memiliki

kewajiban untuk saling menutupi, saling melengkapi kekurangan, dan

menjaga rahasia pribadi masing-masing.80

3. Tidak bertentangan dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, setelah dilakukan penelitian matan hadis dengan

metode muqarranah baik dengan hadis-hadis Nabi lainnya maupun

dengan al-Qur‟an, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan hadis

80

Tim Penyusun Kemenag, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan, h. 56.

Page 99: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

86

yang diteliti tidak bertentangan dengan sumber-sumber

tersebut,sehingga dapat dikatakan kualitas keshahihan matan dapat

dipertanggungjawabakan.

Page 100: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

77

Nabi Saw

Hammad

bin Zaid

bin Dirham

W. 179 di

Bashrah

„Ubaidillah bin

Dinar bin Al-

Khattahab W. 247 H

Laits bin Sa‟ad

W. 177 H di

Maru

Yahya bin

Sa‟id bin Al-

Farrukh W.

198 H di

Madinah

Syu‟aib bin

Hanmzah

W. 162 H

M. bin Muslim bin „Ubaidillah bin

Abdullah W. 124 H di Madinah

Basyir bin

Muhammad W.

224 di Himsh

Abdullah bin

Maslamah

Qa‟nab

W.221 H di

Madinah

Mu‟ammal

bin bin Isma‟il

Al-Qurasiyyu

W. 206 H di

Bashrah

Musaddad bin

Musarbal al-Asadi W.

228 H di Bashrah

Isma‟il

bin

Abdullah

bin Uwais

W. 226 H

M. bin

Rumh al-

Muhajir

W.242 H

di Maru Al-Hakam

bin Nafi‟

al-Bahrani

W. 212 H M. bin al-Fadhol

bin Athiyyah bin

Umar W. 224 H

di Basrah

Qutaibah

bin Sa‟id

bin bin

Jamil W.

240 H di

Himsh

Sufyan bin Sa‟id

bin Masruq W.165

H di Basrah

Nafi‟ W. 117 H di Madinah

Abdullah bin Al-

Mubarak bin

Wadlih W. 181 H

Salim bin Abdullahbin Umar bin

Al-Khatthab W. 106 H di Madinah

Yunus bin Yazid

bin Abi An-Najjad

W.159 H di Syam

Anas bin Malik bin

Al-Nador W. 179 H

di Madinah

Abdullah bin Dinar al-„Adadi W. 129 H

di Madinah

Abdullah bin umar bin Hafash bin „Asim

W.73 H di Madinah

Sunan Turmudzi W. 279

di Tirmiz

Ayyub bin Abi

Tamimah W.

131 H di Basrah

Ahmad bin Hambal W. 241

di Bagdad

Sunan Abu Dawud W. 275

di Basrah Muslim W. 261

di Naisabur

Bukhari W. 256

di Samarkhand

5. Lampiran Skema Hadis

87

Page 101: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

88

B. Peran Perempuan Sebagai Istri

1. Teks Hadis Tentang Peran Perempuan

Hadis mengenai “Peran Perempuan Sebagai Istri” yang akan penulis teliti

ialah hadis yang diriwayatkan oleh „Ibn Abbâs‟, yang berbunyi:

ث نا غيل ث نا أب، حدا ث نا يي بن ي على المحارب، حدا ث نا عثمان بن أب شيبة، حدا ن، عن حداا ن زلت ىذه الية: }والاذين يكنزون جعفر بن إياس، عن ماىد ، عن ابن عبااس، قال: لما

ىب والفضاة{ ]التوبة: [، قال: كب ر ذلك على المسلمني، ف قال عمر رضي اللاو عنو: 43الذاا نبا اللاو، إناو كب ر على أصحابك ىذه الية، ف قال رسول أنا أف رج عنكم، فانطلق، ف قال: ي

ا »اللاو صلاى اهلل عليو وسلام: إنا اللاو ل ي فرض الزاكاة، إلا ليطيب ما بقي من أموالكم، وإنار عمر، ثا قال لو:«ون لمن ب عدكم ف رض المواريث لتك أل أخبك بري ما يكنز المرء؟ ”، فكب ا

ها حفظتو ها سراتو، وإذا أمرىا أطاعتو، وإذا غاب عن )رواه أبو “المرأة الصاالة، إذا نظر إلي عباس( داود عن ابن

“Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abû Syaibah, telah

menceritakan kepada kami Yahya bin Ya‟la al-Muharibi, telah menceritakan

kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ghailan dari Ja‟far bin

Iyas dari Mujahid dari Ibnu Abbâs, ia berkata: tatkala turuna ayat: “Dan

orang-orang yang menyimpan emas dan perak…”

Maka hal tersebut terasa berat atas orang-orang muslim, kemudian Umar

radliaallahu„anhu berkata: aku akan melapangkan hal itu dari kalian.

Kemudian ia pergi dan berkata: wahai Rasulullah shalla Allahu „alaihi wa

salllam berkata: “Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan zakat kecuali untuk

mensucikan apa yang tersisah dari harta kalian, dan mewajibkan warisan

untuk orang-orang yang kalian tinggalkan,” Maka „Umar pun bertakbir,

kemudian wahai Rasulullah shalla Allahu „alaihi wa sallam berkata Kepada

Umar: “Maukah aku beritahukan simpanan paling baik yang disimpan oleh

seseorang? Yaitu istri yang salihah yang apabila suaminya melihatnya maka

ia akan menyenangkannya, maka diapun mentaatinya, dan kalau suaminya

pergi maka dia akan menjaga amanahnya.”81

2. Takhrij Hadis

Adapun hasil dari penelusuran takhrij hadis melalui kamus Mausû’ah al-

Athrâf al-Hadits al-Nawawi al-Syarif (Pencarian pada awal matan).

81

Tim Penyusun Kemenag, Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan, jilid ke-2. h. 141.

Page 102: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

89

أل أخبكم بري ما تكنز املرأة 82الصالة كشاف

أل أخبكم مبا يكنزاملرء املرأة الصالة : ممع

Adapun hasil dari penelusuran takhrij hadis melalui kamus Al-Mu’jam

al-Mufharas li Alfâdz al-Hadits al-Nabawî (Pencarian melalui kata-kata

matan)

هرأ83

باب فقة الورأة إرا غاب

عها زوجها

خ ٥فقات

Pada Tidak dapat ditemukan Al-Mu‟jam al-Mufharas li Alfâdz al-Hadits

al-Nabawî.

Adapun hasil dari penelusuran takhrij hadis melalui kamus Miftâh

Kunûz al-Sunnah (Pencarian melalui tema

خير هتاع الذياالورأة الصالحة84

٨٦١ثاى ص حن

Berdasarkan keterangan diatas, maka jelas bahwa matan tersebut terdapat

pada:

Musnad Ahmad bin Hanbal, hadis ke-21358

ا -21358 ث نا عبد الرامحن عن إسرائيل عن منصور عنسال بنأب العد عن ث وبان قال لما حداة ول يفقون هايف سبيل اللاو( قال كناا مع رسول لاو الأنزلت )الاذين يكنزون الذا ىب و الفضا

ىب و الفضاة ما صلى اللو عليو وسلم ف ب عض أسفاره ف قال ب عض أصحا بو قد ن زل ف الذا

82 Abu Ḥajar Muḥammad al-Sa‟id Ibn Basuni Zaghūl, Mausū‟ah al- Athrāf al-Hadits al-

Nawawi al-Syarif, j 4, h. 68-69. 83

A.J.Wensinck, Al Mu‟jam Al-Mufharas Li Al Faz Al Hadits Al-Nabawi (Terj), M.

Fuâd „Abd Al- Bâqi , J. 6. h. 190. 84

Muĥammad Fuad Abd al-Bâqi, Miftâh Kunûz al-Sunnah, cet.1. h. 50.

Page 103: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

90

ر اتاذناه ف قال أفضلو لسانا ذاكرا وق لبا شاكرا و منة زوجة مؤ ن زل ف لو أناا علمنا أى المال خي تعينو على إيانو

3. Penelitian Sanad Hadis

Ahmad bin Hanbal

Ahmad bin Hanbal.85

‘Abdur Rahman nama lengkapnya yaitu„Abdur Rahman bin Mahdiy bin

Hasan bin „Abdur Rahman.Dia wafat pada tahun 198 H. Nama kuniyah Abû

Sa‟id. Beliau tinggal di Bashrah.

Guru-gurunya adalah Ibrahim bin Sa‟d, Isra‟il, Isra‟il bin Yunus, Sufyan

„Uyaynah, Kholid bin Abî „Ustman, Salim bin Abi Muthi‟, Mansur, Salim bin

Abî Al-Ja‟di, Tsauban. Muridnya Imam Ahmad bin Hambal, Ishaq bin

Ruhiyah, Isma‟il bin Bisyr bin Mansur, Ishaq bin Mansur, Hasan bin Arafah,

Sufyan bin Waqi‟ dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Ibnu Hibban mengatakan

disebutkan dalam „ats tsiqah, Ahmad bin Hambal mengatakan hafizh, Ibnu

Madini mengatakan a‟lamun nâs, IbnuSa‟d mengatakan tsiqah, Abu Hatim

mengatakan tsiqah imam, Ibnu Hajar al „Asqalani mengatakan tsiqah tsabat

hafizh, Adz Dzahabi mengatakan hafizh.86

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa Ahmad bin Hambal

(w.241H) bersambung sanadnya dengan „Abdur Rahman bin Mahdiy bin

Hasan bin „Abdur Rahman(w. 198 H) yang disebabkan atas pertalian guru

dan murid. Yahya bin Ma‟in tsiqah yang menilai tsiqah adalah kritikan

Mutasyaddid sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Isra’il nama lengkapnya yaitu Isra‟il bin Yunus bin Abî Ishaq Al-

Hamdani. Dia wafat pada tahun 160 H. Nama kuniyah Abû Yusuf. Beliau

tinggal di Kufah. Guru-gurunya adalah Ibrahim bin „Abdul A‟la, Adam bin

Sulaiman, Hajjaj bin Dinar, Zayid bin Zaid, „Abdul Malik „Umair, Musa Bin

Abî „Aisyah, Mansur, Salim bin Abî Al-Ja‟di, Tsauban, dll. Muridnya adalah

85

Lihat halaman 75. 86

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 17. h. 430-445.

Page 104: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

91

Ahmad bin „Abdullah bin Yunus, Adam bin Abî „Iyas, Kholid bin

„Abdurrahim, Hammad bin Waqid, Ali bin Ja‟d, „Abdur Rahman, dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Ibnu Hibban mengatakan

disebutkan dalam „ats tsiqah, Ibnu Hajar al „Asqalani mengatakan tsiqah.87

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwa „Abdur Rahman bin

Mahdiy bin Hasan bin „Abdur Rahman(w. 198 H)bersambung sanadnya

dengan Isra‟il bin Yunus bin Abî Ishaq Al-Hamdani (w. 160 H) yang

disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari penilaian ulama hadis juga

tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib

al-Kamal.

Mansur nama lengkapnya yaitu Mansur bin Al-Mu‟tamir bin „Attab bin

„Abdullah bin Rubayya‟ah. Dia wafat pada tahun 132 H. Nama kuniyah Abû

„Ittab. Beliau tinggal di Kufah.

Guru-gurunya adalah Tamim bin Salamah, Sulaiman bin Hazam, Ziyad

bin „Umar, Hasan „Ubaid bin Husin, Muhammad bin Muslim, Salim bin Abî

Al-Ja‟di, Tsauban. Muridnya adalah Jarir bin „Abdul Hamid, Suyan Tsauri,

Sufyan „Uyaynah, „Abddul „Aziz bin „Abdul Shomad, Syaiban bin

„Abdurrahman, Isra‟il, „Abdur Rahman, Imam Ahmad bin Hambal, dll.88

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Abû Dawud tsiqah, Al‟Ajli

mengatakan Tsiqah tsabat, Ibnu Hajar al „Asqalani mengatakan Tsiqah

tsabat, Abu Hatim mengatakan tsiqah, Ibnu Sa‟d mengatakan tsiqah ma‟mun.

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwaIsra‟il bin Yunus bin

Abi Ishaq Al-Hamdani (w. 160 H) bersambung sanadnya dengan Mansur bin

Al-Mu‟tamir bin „Attab bin „Abdullah bin Rubayya‟ah (w. 132 H) yang

disebabkan atas pertalian guru dan murid. Al-Ajli tsiqah yang menilai tsiqah

adalah kritikan Mutasyaddid sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kamal.

Salim bin Abi Al-Ja’di nama lengkapnya yaitu Salim bin Abî Al-Ja‟di

Rafi‟. Dia wafat pada tahun 97 H. Beliau tinggal di Kufah.

87

Al-Hafidz, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 2. h. 514-519. 88

Al-Hafidz Jamaluddin, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 28. h. 546-553

Page 105: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

92

Guru-gurunya adalah Tsauban, Anas bin Malik, „Abdullah bin Amr bin

Ash, Abi Sa‟d al-Khudri, Nu‟man bin Bashir, dll. Muridnya adalah Hasan

bin Salim bin Ja‟d, Hakimbin „Utaybah, Sulaiman al-„A‟mash, Musa bin

Musayyab, Mansur, Isra‟il,„Abdur Rahman,Imam Ahmad bin Hambal,Abû

Dâwûd, Al-Bukhârî, Muslim, Ibnu Majah, An Nasa‟i, dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Yahya bin Ma‟in, Abû

Zur‟ah, Adz Dzahabi, An Nasa‟i mengatakan tsiqah, Ibnu Hibban

mengatakan disebutkan dalam „ats tsiqât.89

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwaMansur bin Al-

Mu‟tamir bin „Attab bin „Abdullah bin Rubayya‟ah (w. 132 H) bersambung

sanadnya dengan Salim bin Abî Al-Ja‟di Rafi‟ (w. 97 H) yang disebabkan

atas pertalian guru dan murid, dari penilaian ulama hadis juga tidak ada yang

mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tahdzib al-Kamal.

Tsauban nama lengkapnya yaitu Tsauban bin Bajdad. Dia wafat pada

tahun 54 H. Beliau tinggal di Syam. Kuniyahnya adalah Abû „Abdullah

Guru-gurunya adalah Rasulullah Saw. Muridnya adalah Hasan Bashri,

Salim bin Abi Al-Ja‟di, Mansur, Isra‟il, „Abdur Rahman, Sulaiman bin Yasar,

Abû „Abdus Salam, „Abdurrahman bin Yazid, Abu Idris, Abu Amir, Abû

„Abdurrahman, Imam Ahmad bin Hambal, dll.

Komentar ulama mengenai dirinya adalah Abû Hatim berkataTsiqah.90

Sebagai kesimpulannya, penulis mendapati bahwaSalim bin Abi Al-

Ja‟di Rafi‟ (w. 97 H) bersambung sanadnya denganTsauban bin Bajdad (w.

54 H) yang disebabkan atas pertalian guru dan murid, dari penilaian ulama

hadis juga tidak ada yang mencela sebagaimana yang telah disebutkan dalam

Tahdzib al-Kama.

Menurut penelitian penulis, bahwa ulama hadis telah mengkritisi para

sanad yang terdapat dalam hadis-hadis tersebut. Maka, penulis mendapati

kesemua perawi dalam hadis Ahman bin Hambal dikatakan tsiqah hingga

terhindar dari syadz dan „illat.Berdasarkan data historis diantara mereka

89

Al-Hafidz, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 10. h. 130-132. 90

Al-Hafidz, Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl, jilid. 4. h. 413 -414.

Page 106: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

93

adanya hubungan murid dan guru, tahun (lahir dan wafat) dan tempat yang

mereka singgahi, mata rantai sanad hadis-hadis diatas dinyatakan

bersambung. Jadi hadis yang diteliti ini telah memenuhi syarat kesahihan

sanad hadis, dengan demikian hadis ini berkualitas Sahih.

4. Penelitian Matan Hadis

Untuk mengetahui status kehujjahan hadis, penelitian sanad dan matan

memiliki kedudukan yang sama penting. Karena menurut ulama hadis, suatu

hadis barulah dinyatakan shahih apabila sanad dan matan hadis itu sama-sama

berkualitas shahih.91

Unsur-unsur utama yang harus dipenuhi olehsuatu matan yang

berkualitas Sahih adalah terhindar dari Syudzudz (kejanggalan) dan „Illat

(kecacatan).92

Dalam kegiatan penelitian matan ini, penulis menggunakan tiga

langkah sebagai berikut:

1. Meneliti matan dengan melihat kualitas sanad.

2. Meneliti susunan lafazd yang semakna.

3. Meneliti kandungan matan hadis.

1. Meneliti Matan Hadis dengan Melihat Kualitas Sanad

Berdasarkan hasil penelitian sanad dalam kegiatan kritik sanad diatas,

bahwa sanad hadis berkualitas sahih dan seluruh periwayatannya dalam

keadaan bersambung antara guru dan murid dan mereka bersifat tsiqah.

Kesahihan sanad ini dapat mewakili sanad-sanad dari para mukharrij lainnya.

Kualitas sanad Ahmad bin Hambal telah memenuhi langkah pertama kritik

matan hadis ini.

2. Meneliti susunan lafazd yang semakna

Perbedaan dalam redaksi (matan) dengan hadis yang sejalur dengannya

karena periwayatan secara makna menurut ulama hadis dapat ditoleransi

selama tidak menyalahi kandungan makna hadis dari Rasulullah saw. apakah

karena pergantian lafazd, perbedaan struktur, baik itu pengungkapannya

91

M. Syuhudi Isma‟il, Metodelogi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang,

1992), cet. 1. h. 122-123. 92

M. Syuhudi Isma‟il, Metodelogi Penelitian Hadis Nabi, cet. 1. h. 124.

Page 107: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

94

sempurna atau tidak, semuanya masih dapat diterima sebagai sabda yang

berasal dari Rasulullah.

Untuk memperjelas adanya perbedaan matan-matan lafazd hadis yang

dimaksud, sebagai berikut:

Ahmad bin Hanbal

الاذين يكنزون الذا ىب و الفضاة ول يفقون هايف سبيل اللاو( قال كناا مع رسول اللاو(ىب و صلى اللو عليو وسلم ف ب عض أسفاره ف قال ب عض أصحا بو قد ن زل ف الذا

ة ما ن زل ف لو أنا ر اتاذناه ف قال أفضلو لسانا ذاكرا وق لبا الفضا ا علمنا أى المال خي كزكجة م ؤمنة ت عين ه على إيمانه شاكرا

Abu Dawud

:لا ليطيب ما بقي من إنا اللاو ل ي فرض الزاكاة، إ »رسول اللاو صلاى اهلل عليو وسلاما ف رض المواريث لتكون لمن ب عدكم ر عمر، ثا قال لو:«أموالكم، وإنا أل ”، فكب ا

ها سراتو،المرأة الصالحة أخبك بري ما يكنز المرء؟ وإذا أمرىا أطاعتو، ، إذا نظر إلي ها حفظتو وإذا غاب عن

Pada kedua matan diatas tampak adanya perbedaan lafal, tetapi perbedaan

apabila ditempuh metode muqarranah (perbandingan) terhadap perbedaan

lafal pada berbagai matan yang semakna, maka dapat dinyatakan bahwa

perbedaan lafal tersebut masih dapat ditoleransi. Pernyataan “dapat

ditoleransi” didasarkan atas alasan bahwa diantara sanad-sanad dari hadis di

atas sama-sama shahih. Dari semua lafaz-lafaz diatas akan adanya persamaan

makna yang memberikan arti istri yang beriman yang dimaksud sama dengan

istri yang salihah.

3. Meneliti Kandungan Matan Hadis

a. Tidak bertentangan dengan hadis shahih.

Hadis yang diteliti tidak bertentangan dengan hadis Nabi saw yang

shahih lainnya, contoh matan hadis yang dimaksud sebagi berikut:

ها سراتو، وإذا أمرى ”ثا قال لو: الة، إذا نظر إلي ا أل أخبك بري ما يكنز المرء؟ المرأة الصاها حفظتو )رواه أبو داود عن ابن عباس(“أطاعتو، وإذا غاب عن

Page 108: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

95

“Kemudian wahai Rasulullah shalla Allahu „alaihi wa sallam berkata

Kepada Umar: Maukah aku beritahukan simpanan paling baik yang

disimpan oleh seseorang? Yaitu istri yang salihah yang apabila suaminya

melihatnya maka ia akan menyenangkannya, maka diapun mentaatinya,

dan kalau suaminya pergi maka dia akan menjaga amanahnya”.

Al-Qadhi Iyadh Rahimahullah berkata, “Tatkala Nabi Shallallahu

„alaihi wa Sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak

berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan

zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada

mereka dengan menganjurkan kepada mereka bila engkau pandang

menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhannmu bila engkau

membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam

perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu, hingga

dapat meminta bantuan dalam keperluanmu dan menjaga hartamu dan

memelihara anak-anakmu.93

b. Tidak bertentangan dengan al-Qur‟an.

Meskipun didalam al-Qur‟an tidak membahas secara khusus tentang

isi pokok kandungan hadis di atas, tetapi di dalam al-Qur‟an menyinggung

permasalahan yang sama dengan hadis tersebut, yaitu motivasi

untukmengendalikan amarah. Oleh karena itu, dinyatakan tidak

bertentangan dengan pesan-pesan al-Qur‟an,seperti pada ayat:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas

sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah

93

http://asysyariah.com/istri-shalihah-keutamaan-dan-sifat-sifatnya/

Page 109: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

96

menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang

saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya

tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) wanita-wanita

yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan

pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.

kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari

jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi

Maha besar. (Q.s An-Nisa: 34)

c. Tidak bertentangan dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, setelah dilakukan penelitian matan hadis dengan

metode muqarranah baik dengan hadis-hadis Nabi lainnya maupun dengan

al-Qur‟an, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan hadis yang diteliti

tidak bertentangan dengan sumber-sumber tersebut, sehingga dapat

dikatakan kualitas keshahihan matan dapat dipertanggungjawabakan.

5. Lampiran Skema Hadis

Rasulullah Saw

Tsauban bin Bajdad w. 54 Syam

Salim bin Abi Al-Ja‟di Rafi‟ w. 97 Kufah

Mansur bin Al-Mu‟tamir bin „Attabbin „Abdullah bin Rubayya‟ah w. 132 Kufah

Isra‟il bin Yunus bin Abi Ishaq al-Hamdani w. 160 Kufah

Abdurrahman bin Mahdi bin hasan w. 198 Basrah

Ahmad bin Hambal w, 241 Baghdad/Maru

Page 110: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikianlah kesimpulan yang mengenai kualitas hadis kepemimpinan dan

peran perempuan, dan kedudukan hadis terhadap al-Qur‟an yaitu:

1. Kualitas sanad dan matan bahwasanya ke dua hadis yang tercantum

dalam buku Tafsir al-Qur‟an Tematik, Kedudukan dan Peran

Perempuan Kementrian Agama RI memiliki kualitas sahih, karena

hadis tersebut telah memenuhi syarat-syarat hadis sahih. Memiliki

ketersambungan sanad hingga perawi terakhir dan tempat tinggal.

2. Sedangkan semua matan hadis, baik hadis pertama dan kedua dinilai

sahih, karna semua matan tersebut tidak bertentangan dengan al-

Qur‟an, hadis lain yang sahih, akal sehat dan makna.

3. Antara hadis dan al-Qur‟an memiliki pertalian dan hubungan yang

sangat erat, sehingga satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Karena

kedudukan hadis merupakan sumber kedua setelah al-Qur‟an. Al-

Qur‟an dan hadis dijadikan sebagai rujukan para ulama untuk

mengeluarkan fatwa dan aturan lainnya.

B. Saran

Sebagai uamat Islam yang taat dan patuh terhadap perintah Allah Swt kita

menaati apa yang dikerjakan oleh Rasulullah dan menjauhi apa yang dijauhi

oleh Rasul. Kita tidak cukup hanya berpedoman pada al-Qur‟an karena dalam

al-Qur‟an sendiri sebagian besar berupa dasar-dasar syariat. Maka dari itu,

perlu penjelas seperti hadis agar kita lebih memahami kandungan yang terdapat

dalam al-Qur‟an.

Selanjutnya skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penilaian

seseorang tidak bisa dijadikan sandaran untuk menjastifikasi bahwa seseorang

itu baik. Karena belum tentu benar dan juga karena keterbatasan ilmu penulis,

97

Page 111: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

98

maka penulis meminta kepada orang-orang agar memberikan kritik dan saran

yang bersifat membangun khususnya untuk penulis sendiri, umumnya bagi

semua umat manusia.

Page 112: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

97

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bâqi, Muĥammad Fuad Abd. Miftâh Kunûz al-Sunnah. Beirut: Dar al-Fikr,

1994.

_____________________. Al-Mu‟jâm al-Mufahras li Alfâdz al-Hadîst al-Nabawi.

London: Beriel, 1955.

Al-Ghazali, Muhammad. Studi kritis atas Hadis Nabi Saw. Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual, terj. Muhammad al-Bagir. Bandung: Mizan 1996.

Al-Hasyimy, Muhammad Ali. Jati Diri Wanita Muslimah. Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 1997.

Ali, Surya Dharma. Sambutan Mentri Agama RI; dalam Kementrian Agama,

Tafsir al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran Perempan. Jakarta:

Kementrian Agama, 2012.

Al-Khatib, M. „Ajaj. Ushhul al-Hadits, terj. M.Qodirrun Nur, Ahmad Musyafiq.

Jakarta: Gaya Media Permata, 2001.

_____________. Ushul al-Hadits; Pokok-pokok Ilmu Hadits. Ciputat: Gaya

Media Pratama, 2007.

Al-Mizzî, Al-Hafidz Jamaluddin Abu al-Hajjâj Yusûf Ibn Al-Zaki „Abdur

Rahmanbin Yusuf bin Ali Abdul al-Mulk bin Ali bin Abi al-Zuhr al-Kalbi

al-Kudha‟I. Tahdzib al-Kamâl fi Asmâ‟ al-Rijâl. Beirut: Muassasah al-

Risâlah, 1983.

Al-Sijistāni, Abi Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‟ts ibn Ishaq. Sunan Abū Dāwud.

Beirut: Dūr al-Fikr, 1994.

Al-Salih, Subhi. Membahas Ilmu-ilmu Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993.

Athibi, Ukasyah. Wanta Mengapa Merosot Akhlaknya. Jakarta: Insani Press,

1998.

Aulia, Muhammad Abi. Peran Perempuan Dalam Ruang Publik Dan Domestik

(Studi Pemikiran Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS). Skripsi S1Fakultas

Syari‟ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Aziz, Ermawati. Fitrah Perspektif Hadis Studi Kritik Sanad, Matan dan

Pemahamannya, Jurnal Hadis, 2017.

99

Page 113: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

100

_________________. Tafsir Maudhu‟i: Solusi Qur‟ani atas Masalah Sosial

Kontemporer.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Bustamin dkk. Membahas Kitab Hadis. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

__________. Metodelogi Kritik Hadis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

_________. Dasar-Dasar Ilmu Hadis. Jakarta Ushul Press, 2009.

Choirunnisa, Anisa. Peran Ibu dalam Pembentukkan Kepribadian Anak Sholeh

menurut Konsep Islam. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Dahlan, Abdul Aziz dkk. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1996.

El-Baqy, Saifu Rabby. Kedudukan Seorang Istri Sebagai Pencari Nafkah Utama

Dalam Keluarga Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Dibal,

Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali). Skripsi S1Fakultas Syari‟ah,

Universitas IAIN Surakarta, 2016.

Fayumi, Badriyah. Halaqah Islam: Mengaji Perempuan HAM, dan Demokrasi.

Jakarta: Ushul Press, 2004.

Gusmian,Islah. Khazanah Tafsir Indonesia.Yogyakarta: Lkis, 2013.

____________. Keadilan, dan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Kementrian Agama,

2010.

Hussein, Abdul Rahman. Kado Terindah Untuk Istriku Tercinta. Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2009.

Idri. Studi Hadis. Jakarta: Kencana, 2010.

Ihroni dkk,Tapi Omas. Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Bandung: Pt

Alumni, 2006.

Imam Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim,Jakarta: Pustaka Amani, 2003.

Indra dkk, Hasbi. Potret Wanita Shalehah. Jakarta: Penamadani, 2004.

Isma‟il, M. Syuhudi. Metodelogi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang,

1992.

Page 114: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

101

Baidan, Nasharuddin. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis: Kritis dan Tinjauan

dengan Pendekatan Ilmu Sejarah. Jakarta: Bulan Bintang, 1995.

_____________. Pengantar Ilmu Hadis. Bandung: Angkasa, 1991.

Ismatullah, Wahyu. Kepemimpinan Perempuan dalam Pandangan Masyarakat

Bababkan Tasikmalaya.Analisis Terhadap Hadis Lan Qawmun Walaw

Amrahum Imra‟atan. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

Istiadah. Pembagian Kerja Rumah Tangga Dalam Islam. Jakarta: Lembaga

Kajian Agama dan Jender,1999.

Koderi, Muhammad. Bolehkah Wanita Menjadi Imam Negara. Jakarta: Gema

Insani Press, 1999.

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an. Al-Qur‟anulkarim. Jakarta: Lutfi Agency,

2012.

Latif, Abdul. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan.Bandung: PT Refika

Aditama, 2007.

Lubis, Lenny Masdam. Peran Perempuan dalam Periwayatan Hadis: Studi atas

Hadis-hadis Ummu Habibah (Ramlah bin Abi Sufyan). Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Mahfudoh, Siti Ulfah. Peran Perempuan dalam Periwayatan Hadis: Studi atas

Hadis-hadis Hafzah Binti Umar bin Khattab. Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Masfufah. Konsep Kepemimpinan Perempuan Dalam Keluarga: Kajian Atas Q.S.

An-Nisa (4):34. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014.

Maudina, Aldila. Walimah Urs Dalam Perspektif Hadis. Skripsi S1 Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018.

Muflichah, Siti. Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Wanita dengan

Kepuasan Pernikahan. Skripsi S1Fakultas Psikologi UINSyarif

Hidayatullah Jakarta, 2006.

Mulia, Siti Musdah. Kemuliaan Perempuan Dalam Islam. Jakarta: Kompas,

2014.

Page 115: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

102

Munawwaroh, N. Wanita Karir Dalam Perspektif Hadits: Sebuah Kajian Tematik.

Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Munawwir,A.W. Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia. Surabaya Agung:

Pustaka Progresif, 1997.

Muri‟ah, Siti. Wanita Karir Dalam Bingkai Islam.Bandung: Angkasa Tahun.2014.

Muslikhati, Siti. Feminisme Dan Pemberdayaan Perempuan Dalam Timbangan

Islam. Jakarta: Gema insani press, 2004.

Muslim, Mustafa. Mabahis fi at-tafsir al-Maudhu‟I. Damaskus: Dar al-Qalam,

2003.

Mutiah, Diana. Peran Ibu dalam Pengasuhan dan Pendidikan Anak. Artikel

Fakultas Psikologi UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Nadhiran, Hendri. Kritik Sanad Hadis: Tela‟ah Metodologis. 2014.

Najah, Ulfatun. Silaturahim Dalam Perspektif Hadis (Kajian Tematik Hadis),

Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017.

Nata, Abudin. Metodelogi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Nasution, Harun. Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press,

1987.

Nawawi, Imam. Syarah Shahih Muslim, Jakarta: Darus Sunnah, 2013.

Qardawi, Yusuf. Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw. Bandung: Kharisma,

1994.

Raco, J. R. Metodelogi penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan keunggulan,

Jakarta: Grafindo, 2010.

Shihab, Quraish dkk. Tafsir Al-Qur‟an Tematik: Kedudukan dan Peran

Perempuan. Jakarta: Kemenag, 2012.

Shohib, Muhammad. Kata Pengantar Kepala Lajnah Pentashihan; dalam Tim

Penyusun, Tafsir al-Qur‟an Tematik, 2012.

Solahudin dkk, Agus. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Page 116: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

103

Subhan, Zaitunah. Al-qur‟an Perempuan: Menuju Kesetaraan gender dalam

Penafsiran. Jakarta:Kencana, 2004.

Sulaiman dkk. Perlindungan Hak Anak terhadap Pemberian Air Susu Ibu (ASI).

Yogyakarta: Budi Utama, 2018.

Syakir, Muhammad Fuad. Ungkapan Popular yang dianggap Hadis Nabi, terj. M.

Zacky Mubarak. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006.

Ummah, Kuntum Chairum. Persepsi Laki-Laki terhadap Kepemimpinan

Perempuan dalam Militer (Studi Kasus di Komando Daerah Militer

Jaya/Jayakarta). Skripsi S1Fakultas Ushuluddin dan FilsafatUIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

Yanggo, Huzaemah Tahido. Fikih Perempuan Kontemporer. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2010.

Ya‟qub, Ali Mustafa. Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008. Ismail,

Syuhudi. Metodelogi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 2007.

Yuslem, Nawir. Metodelogi penelitian hadis. Bandung: Cita Pustaka Media

Perintis, 2008.

Zaghūl,Abu. Ḥajar Muḥammad al-Sa‟id Ibn Basuni. Mausū‟ah al- Athrāf al-

Hadits al-Nawawi al-Syarif. Beirut: Dar al-Fikr, 1989.

Zuhdi, M. Nurdin. Pasaraya Tafsir al-Qur‟an di Indonesia. Yogyakarta: Kaukaba,

2014.

https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_bin_Hanbal.

http://asysyariah.com/istri-shalihah-keutamaan-dan-sifat-sifatnya/.

lpmq.inuxpro.com/profil/sejarah.

Lihat di WWW.KEMENAG.GO.ID tentang synopsis tafsir tafsir al-Qur‟an

tematik. Diakses pada 12 Maret 2015.

https://www.academia.edu/12286055/Takhrij_Hadis_dan_metode-metodenya.

Page 117: PENGGUNAAN HADIS TENTANG KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Keluarga di

104

LAMPIRAN BIODATA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Fikriyah

Prodi : Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

Judul Skripsi : Penggunaan Hadis Tentang Kepemimpinan Perempuan

dalam Keluarga didalam Tafsir Tematik Kementrian

Agama.

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang 26 Novermber 1996

Alamat : Jl. Maulana Hasanuddin Gg. Swadaya Rt/Rw: 005/003

No. 52 Kel. Poris Gaga, Kec. Batu Ceper, Kab. Kota

Tangerang.

No. Tlp : 087884843175

Pendidikan

1. Madrasah Ibtidaiyah Al-Karim Tahun 2005.

2. Madrasah Tsanawiyah Al-Mu‟in Tahun 2011.

3. Madrasah „Aliyah Al-Itqon Tahun 2014.

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019.