36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesulitan siswa dalam belajar matematika merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh guru Matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain berkenaan dengan memahami konsep matematika, pemecahan masalah, penalaran matematika, mengkaitkan pelajaran terdahulu dengan yang dihadapi, komunikasi matematika , menterjemahkan soal cerita dan lain-lain. Sebagai seorang guru tentu saja tidak berdiam diri apabila permasalahan itu muncul pada situasi kita mengajar, harus ada upaya-upaya yang dilakukan demi memperbaiki dan menolong siswa agar dalam menerima pelajaran matematika tidak mengalami kesulitan yang berarti. Dan pemahaman serta penguasaan terhadap materi pelajaran matematika dapat tercapai dengan baik. Pada kenyataannya masih banyak sekali guru matematika yang menggunakan waktu pelajaran selama 45 menit dengan kegiatan sebagai berikut : 30 menit, membahas soal-soal yang lalu. 10 menit , memberi pelajaran baru. 5 menit , memberi tugas kepada murid-murid. Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi (Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 1

Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesulitan siswa dalam belajar matematika merupakan permasalahan yang sering

dihadapi oleh guru Matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain berkenaan dengan

memahami konsep matematika, pemecahan masalah, penalaran matematika, mengkaitkan

pelajaran terdahulu dengan yang dihadapi, komunikasi matematika , menterjemahkan soal

cerita dan lain-lain.

Sebagai seorang guru tentu saja tidak berdiam diri apabila permasalahan itu muncul

pada situasi kita mengajar, harus ada upaya-upaya yang dilakukan demi memperbaiki dan

menolong siswa agar dalam menerima pelajaran matematika tidak mengalami kesulitan

yang berarti. Dan pemahaman serta penguasaan terhadap materi pelajaran matematika

dapat tercapai dengan baik.

Pada kenyataannya masih banyak sekali guru matematika yang menggunakan waktu

pelajaran selama 45 menit dengan kegiatan sebagai berikut :

30 menit, membahas soal-soal yang lalu.

10 menit , memberi pelajaran baru.

5 menit , memberi tugas kepada murid-murid.

Pendekatan ini yang rutin dilakukan hampir setiap hari, hal ini hanya dapat

dikategorikan sebagai tiga M :

Membosankan

Membahayakan

Merusak seluruh minat siswa

Meskipun penting untuk membahas tugas-tugas yang telah diberikan , tetapi

seorang guru tidak perlu memulai pelajaran seperti cara diatas, dan seharusnya tidak

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 1

Page 2: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

menggunakan sebagian besar waktunya dikelas untuk membahas tugas-tugas yang lalu.

Lima menit pertama sering berarti sebagai sukses atau gagalnya suatu pelajaran . Dengan

demikian penting sekali untuk membahas cara-cara memulai pelajaran agar dapat menarik

perhatian siswa. (Max.A.Sobel, dan Evan M.Maletsky ,2003 : 2)

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal yang utama yang didambakan

dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan

dalam pembelajaran matematika pada masa sekarang , telah banyak dikembangkan

metode-metode yang bersifat behavioristik ( memanusiakan manusia), seperti :student

active learning , quantum learning, quantum teaching dan accelerated learning. Seluruh

metode tersebut digunakan dalam rangka revolusi belajar yang melibatkan guru dan siswa

sebagai satu kesatuan yang mempunyai hubungan timbal balik. Peran guru sebagai

pengajar/fasilitator sedangkan siswa merupakan individu yang belajar.

Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu disusun model pembelajaran yang

dapat memperbaiki pembelajaran matematika sesuai dengan tujuan. Untuk itu dalam

pembelajaran matematika guru harus mampu mengaktifkan siswa selama proses

pembelajaran dan mengurangi kecendrungan untuk mendominasi proses pembelajaran

tersebut, sehingga ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu dari

pembelajaran yang terpusat pada guru di ubah menjadi pembelajaran terpusat pada siswa.

Salah satu alternatif untuk mengubah pembelajaran tersebut yakni model pembelajaran

matematika dengan cara eksplorasi.

Eksplorasi adalah bentuk pembelajaran yang menuntut siswa untuk menghubung-

hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan dan data lainnya,

menyimpulkan dan melakukan analisis yang logis membuat

model,matematikanya ,menyusun dugaan dan berabtraksi.Dan intinya siswa dapat

meningkatkan kemampuan berimajinasi, berintuisi, berpikir divergen, melahirkan karya

yang orisinal, memprediksi dan menduga, mencoba-coba serta untuk memfasilitasi rasa

ingin tahu siswa. ([email protected] )

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 2

Page 3: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

B. Identifikasi Masalah

Sebelum dipilih model/pendekatan dalam proses pembelajaran, terlebih dahulu

dilakukan identifikasi masalah yang menyangkut kekurangan dalam pembelajaran

matematika.

1. Kondisi Siswa

a. Kurangnya Motivasi dalam belajar.

b. Kurangnya persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.

c. Kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.

d. Potensi siswa belum dimanfaatkan secara optimal.

2. Kondisi Guru

a. Kurangnya kepercayaan guru terhadap kemampuan siswa.

b. Kurang mampu dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai.

c. Minimnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran.

3. Kondisi Pelaksanaan Pembelajaran

a. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ceramah.

b. Komunikasi Praktis searah, interaksi kurang.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

a. Apakah siswa sudah mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar

matematika dan bagaimana cara untuk meningkatkan motivasi tersebut.

b. Apakah siswa selalu siap dalam mengikuti pelajaran matematika, dan

bagaiman usaha guru agar siswa mau dan berusaha untuk siap dalam

belajar matematika..

c. Bagaimana meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar

mengajar untuk memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 3

Page 4: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

memahami masalah, merancang model matematika ,menyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh?

d. Apakah guru sudah memanfaatkan potensi siswa secara maksimal dalam

setiap kegiatan belajar mengajar, dan menggali kemampuan-

kemampuan matematika dasar siswa dalam kaitannya untuk

mempelajari kompetensi yang diajarkan.

e. Apakah guru sudah timbul rasa kepercayaannya terhadap kemampuan

siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran matematika.

f. Bagaimana meningkatkan pengetahuan guru matematika tentang

model-model pembelajaran yang membantu dalam kegiatan belajar

mengajar, salah satunya model pembelajaran cara Eksplorasi yang ingin

diuraikan penulis.

g. Apakah guru matematika sudah mulai mengurangi cara pengajaran yang

konvensional dan mengalihkannya kepada cara pengajaran yang

berpusat pada siswa.

D. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan masukan tentang bagaimana meningkatkan motivasi belajar

siswa terhadap mata pelajaran matematika.

2. Agar pembaca dapat meningkatkan kompetensi dalam mengelola

pembelajaran matematika di sekolah dengan munggunakan cara

eksplorasi.

3. Dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi guru matematika dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 4

Page 5: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

E. Batasan Masalah

Masalah yang penulis kemukakan pada Karya Tulis ini hanya berkenaan dengan

Model Pembelajaran Matematika dengan Cara Eksplorasi Materi Trigonometri mengenai

Luas Daerah Segitiga.

F. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan Karya Tulis ini adalah

1. Metode Kepustakaan, yaitu cara mengumpulkan data dengan membaca buku

atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan diatas.

2. Metode Observasi,

yaitu metode dengan cara melihat kondisi langsung di lapangan terkait dengan

permasalahan (terutama dilingkungan kelas pada saat guru mengajar).

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 5

Page 6: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

BAB II

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. TEORI BELAJAR MENURUT BEBERAPA AHLI

Belajar adalah berusaha memahami sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu

pengetahuan, berusaha agar dapat terampil mengerjakan sesuatu. (Prof.Dr.Js Badudu,

Kamus Umum Bahasa Indonesia , 1996 : 19).

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,

maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Jadi siswa merupakan penentu terjadinya

atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh

sesuatu yang ada dilingkungannya. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan

alam, benda-benda hewan tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijakan bahan

belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar

yang tampak dari luar. (Dimyati,2006:7).

Beberapa ahli mengemukaan pandangan yang berbeda tentang belajar. Beberapa

teori belajar yang dikemukakan para ahli dapat kita paparkan sebagai berikut :

a. Teori Belajar Menurut Jerome S. Brunner ( dalam Hudoyo, 1990 : 48), yang

dikutip oleh Suciptoardi pada blognya

(http://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-belajar-gagne/)

Belajar matematika adalah belajar mengenai konsep dan struktur-struktur

matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari

hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.

Bruner membagi perkembangan intelektual anak dalam tiga kategori, yaitu

enaktif, ikonik dan simbolik (Ruseffendi, 1988). Penjelasan ini mengemukakan

bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan,

yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguju

relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Bruner mengemukakan 4 dalil yang penting dalam pembelajaran matematika ;

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 6

Page 7: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

Dalil Penyusunan.

Konsep dalam matematika akan lebih bermakna jika siswa mempelajarinya

melalui penyusunan representasi obyek yang dimaksud dan dialkukan secara

langsung.Misalnya jika seorang guru menjelaskan arti bilangan 9 (sembilan),

maka seyogyanya guru meminta siswa untuk menyajikan sebuah himpunan

yang jumlah anggotanya sembilan. Dari beberapa pandangan tentang dalil

penyusunan Bruner, maka dapat disimpulkan bahwa siswa hendaknya belajar

melalui partisipasi aktif dalam memahami konsep, prinsip, aturan dan teori. Hal

ini dapat diperoleh melalui pengalaman dalam melakukan eksprimen atau

percobaan yang memungkinkan siswa untuk memahami konsep, prinsip, aturan

dan teori itu sendiri.

Dalil Notasi

Notasi memiliki peranan yang penting dalam penyajian konsep. Penggunaan

notasi dalam menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan dengan

tahap perkembangan mental anak.Penyajiannya dilakukan dengan pendekatan

spiral, dimana setiap ide-ide matematika disajikan secara sistematis

dengan ,menggunakan notasi-notasi yang bertingkat.

Dalil Kekontrasan dan Keanekaragaman.

Pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan

pengubahan konsep, dipahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh

yang banyak sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut.

Dalil Pengaitan

Materi dalam pelajaran matematika dikenal dengan hirarki yang sangat ketat.

Suatu topik akan menjadi sulit dipahami oleh siswa manakala belum menguasai

materi prasarat yang dibutuhkan.Dengan kata lain bahwa kaitan antara satu

konsep dengan konsep yang lain dan satu teori dengan teori yang lain sangat

erat. Pewngertian tersebut menunjukkan bahwa siswa harus diberi kesempatan

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 7

Page 8: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

sebanyak-banyaknya dalam melihat atau mengkaji kaitan antara suatu topik

dengan topik yang lain atau satu konsep dengan konsep yang lain, yang

dipelajarinya.

b. Teori Belajar Robert M.Gagne

Pandangan Gagne tentang belajar dikelompokkan menjadi 8 tipe : Kedelapan

tipe tersebut adalah be;lajar dengan (1) isyarat (signal) ,(2) stimulus respon, (3)

rangkaian gerak ( motor chaining), (4) rangkaian verbal (verbal chaining), (5)

memperbedakan ( diskrimination learning), (6) Pembentukan konsep (concepst

formation), (7) Pembentukan aturan (principle formation),(8) Pemecahan

masalah (problem solving).

Diantara 8 tipe belajar yang dikemukakan Gagne yang erat kaitannya dengan

permasalahan Matematika ada 2 macam yaitu :

(1). Rangkaian Verbal

Rangkaian verbal dalam pembelajaran matematika dapat berarti

mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan konsep, simbol,

definisi,aksioma, lemma atau teorema dalil atau rumus.Sedangkan pengertian

rangkaian verbal itu sendiri menurut Ruseffendi (1988), yang dikuatip oleh

Sucipto (dalam blog-nya) adalah perbuatan lisan lisan terurut dai dua rangkaian

kegiatan atau lebih stimulus respon. Dengan memperhatikan pengertian di atas

maka dapat dikatakan bahwa tipe belajar rangkaian verbal dapat mengantarkan

siswa dalam mengaitkan antara skemata yang telah dimiliki siswa dengan

unsur-unsur dalam matematika yang akan dipelajarinya.

(2). Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pengajuan masalah matematika merupakan pengembangan dari

pembelajaran dengan pemecahan masalah matematika. Tuntutan kemampuan

siswa untuk memahami masalah, merencanakan dan menjalankan strategi

penyelesaian masalah. Untuk meningkatkan kemampuan siswa memecahkan

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 8

Page 9: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

masalah matematika , maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

dengan jalan membiasakan siswa mengajukan masalah,soal atau pertanyaan

matematika sesuai dengan situasi yang diberikan oleh guru. Dikutip oleh

Sucipto dalam Sutawijaya ( 1998)

Menurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan

objek tak langsung, objek tak langsung antara lain ; kemampuan

menyelidiki,kemampuan memecahkan masalah, ketekunan, ketelitian, disiplin

diri, bersikap positif terhadap matematika.

Sedangkan objek tak langsung berupa ; fakta, keterampilan, konsep dan prinsip.

Menurut Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993:5), yang dikutip oleh Edi

Prajitno (2007:7) Pembelajaran adalah merupakan suatu proses belajar dan

mengajar dengan segala interaksi didalamnya.

Menurut kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004: 6) dalam Edi Prajitno (2007 :8 )

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan aktivitas

kreatif, yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan

mengembangkan pemikiran , divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat

prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran

matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berpikir kritis dan kreatif.

Untuk mewujudkan tujuan itu dalam pembelajaran matematika guru

hendaknya memilih dan menggunakan metode/pendekatan yang banyak

melibatkan siswa secara aktif dalam belajar baik secara mental, fisik maupun

sosial. Siswa dibawa kearah memahami, menebak, berbuat, mencoba, mampu

menjawab pertanyaan mengapa dan kalau mungkin mendebat. Prinsif belajar

aktif inilah yang diharapkan mampu menumbuhkan sasaran pembelajaran

matematika yang kreatif dan kritis. (Edi Prajitno, 2007 :8).

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 9

Page 10: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

A. Memotivasi Pembelajaran Matematika

Max.A sobel,(2003 :31) Mengatakan bahwa hampir setiap guru matematika

setuju akan pentingnya motivasi yang benar untuk mengajarkan matematika. Murid-

murid kecuali yang memang secara alami sudah senang terhadap matematika , perlu

diberi rangsangan melalui teknik dan cara pengajaran yang tepat agar senang terhadap

matematika. Hanya dengan cara yang demikian kita dapat menghilangkan masalah-

masalah seperti kegelisahan terhadap matematika, yang merupakan masalah umum

bertahun-tahun.

Murid-murid akan belajar secara efektif jika mereka benar-benar tertarik

terhadap pelajarannya. Akan tetapi sulit bagi kebanyakan guru untuk menemukan

persediaan gagasan tentang penyampaian matematika secara menarik. Banyak guru

yang terlibat dalam rutinitas menyampaikan materi pelajaran sehingga mereka

kehilangan waktu dan energi untuk mencari hal-hal yang dapat memotivasi murid-

muridnya.

Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan dalam memotivasi siswa belajar yaitu

:

1. Menyediakan kesempatan untuk menduga dan memperkirakan.

Memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk menduga jawaban dari

sebuah persoalan , tidak hanya akan memberi motivasi yang kuat dalam

pengajaran, tetapi dapat juga membantu menemukan jawabannya.

Seorang matematikawan George Polia, yang terkenal karena pekerjaannya

tentang pemecahan masalah telah mengatakan bahwa ;

“Matematika merupakan bagian dari membuat dugaan secara konsisten “

Untuk membuat sebuah penemuan, pertama kali perlu membuat suatu

dugaan.... dan dugaannyapun bisa jadi gegabah.Walaupun memang

seharusnya demiian keadaannya , tetapi dugaan-dugaan ini perlu diikuti

dengan pengujian agar menjadi bukti pendukung atas dugaan.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 10

Page 11: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

2. Menggunakan sesuatu yang bersifat “Matemagis” (Permainan Matematika).

Permainan matematika dapat juga digunakan sebagai hal yang bisa

memotivasi siswa dalam belajar matematika

3. Memperkenalkan Eksplorasi Matematika yang tidak umum.

Hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika adalah melibatkan

siswa secara aktif di dalam kelas daripada hanya sekedar sebagai pendengar

yang pasif. Beberapa hal yang bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran,

misalnya : Menghitung dengan jari tangan, bilangan-bilangan ajaib,

perhitungan dengan cara cepat dan lain-lain.

4. Gunakan tantangan geometri

Setiap guru seharusnya memiliki koleksi tentang geometri yang menarik

seperti teka-teki sederhana, persoalan dan hal-hal aneh yang menimbulkan

rasa ingin tahu dalam geometri untuk mengawali pelajaran, memperoleh

perhatian, melibatkan dan memberi tantangan, sehingga memelihara minat

siswa atau sekedar untuk memberi perubahan langkah. Misalnya tentang

Poliomino yaitu sekumpulan persegi yang dihubungkan sepanjang sisi-sisinya.

Bentuk yang paling sederhana adalah sebuah persegi yang disebut monomino.

Dua persegi yang terhubung dinamakan domino, tiga persegi yang terhubung

dinamakan triomino dan empat persegi yang terhubung dinamakan

tetramino.Di dalam topik ini kita dihadapkan dengan banyak penyusunan

yang mungkin dari gambar-gambar sedemikian hingga tidak ada yang

kongruen satu sama lain.

Motivasi yang sesuai tergantung pada antusias dan imajinasi dari para guru

dan motivasi tidak akan berguna bila guru tidak menunjukkan ketertarikannya pada

pelajaran yang sedang diajarkan.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 11

Page 12: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

B. Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi

Menurut Tran Vui (2001:1), yang dikutip oleh Markaban (2007:8) menyatakan “

Inquiry learning, which is the tecnical term ascribed to investigative and exploratory

educational activities,.... “artinya pembelajaran inkuiri (inquiri Learning) merupakan istilah

teknis yang berkaitan dengan kegiatan investigasi dan eksplorasi. Berkaitan dengan kegiatan

investigasi dan eksplorasi tentunya ada hal-hal kegiatan yang sama dan juga kegiatan yang

berbeda pada kegiatan tersebut. Ini sesungguhnya yang dipentingkan adalah pada aktivitas

(activity) yang dapat ditampilkan siswa .

Menurut Tran Vui (2001:3) menyatakan juga tentang tiga bentuk

Eksplorasi, yaitu guided exploration (eksplorasi terbimbing), midified exploration (eksplorasi

yang di modifikasi) dan free exploration (eksplorasi bebas). Pembagian ini seperti halnya

pada metode penemuan (discovery) ataupun pembelajaran inkuiri yaitu penemuan bebas

dan penemuan terbimbing.

Jerome Brunner dalam Cooney, Davis (197,...138) yang dikutip oleh Markaban

(2007:9), penemuan adalah suatu proses , suatu jalan /cara dalam mendekati permasalahan

bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Proses penemuan dapat menjadi

kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek membentuk dan

menguji hipotesis. Didalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar

untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi

yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.

Tran vui (2001:1) dalam Markaban (2007:9), menyatakan bahwa ada tiga proses

dalam kegiatan eksplorasi, yaitu :

(1). Siswa memformulasikan masalah yang akan dipecahkannya.

(2). Siswa berusaha untuk memechkan masalah tersebut.

(3). Selama proses eksplorasi ini , siswa mempelajari, pengetahuan, yeknik-teknik

pemecahan masalah, konsep-konsep dasar dan percaya diri.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 12

Page 13: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

Exploratory activity by students

Class discussion and Conclusion

Consolidation and Practice

Dalam kegiatan pembelajaran siswa diarahkan untuk menemukan sesuatu,

merumuskan suatu hipotesa atau menarik suatu kesimpulan sendiri, karena eksplorasi ini

merupakan suatu kegiatan dimana terjadi proses berpikir pada diri siswa sendiri , sehingga

mereka dapat menemukan pengetahuan (konsep atau prinsip). Kadang-kadang model

eksplorasi ini memerlukan waktu lebih lama untuk seluruh kelas atau kelompok kecil siswa

dalam menemukan pengetahuan tersebut.

BAB III

PEMBELAJARAN DENGAN CARA EKSPLORASI

UNTUK MENENTUKAN LUAS DAERAH SEGITIGA YANG TERINTEGRASI DALAM

MATERI TRIGONOMETRI

Sebelum memaparkan bagaimana cara eksplorasi ini digunakan dalam menentukan

Luas Daerah Segitiga yang terintegrasi dalam materi Trigonometri, perlu terlebih dahulu kita

bahas mengenai Strategi Pembelajaran Matematika dengan Cara Eksplorasi dan Langkah-

langkah yang perlu dilakukan guru matematika dalam penggunaan cara eksplorasi tersebut,

serta kelebihan dan kekurangannya.

A. STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN CARA EKSPLORASI

L.Logan (1988:1) dalam Markaban (2007:13) menyatakan suatu alternatif dalam

strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru yang digambarkan sebagai berikut :

Pada kegiatan exploratory activity by student, siswa bekerja secara berpasangan

atau kelompok, siswa diberi kegiatan yang didasari ide yang akan dipelajari. Dari berpikir

dan berdiskusi secara aktif para siswa akan mendapat pemahaman dari kegiatan ini. Sebagai

tambahan untuk mengembangkan kemampuan matematika, kegiatan ini membantu

pengembangan dari proses seperti penyelidikan, hipotesis, generalisasi dan berdiskusi.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 13

Page 14: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

Melakukan (do)

Merekam (record)

Mengungkapkan (talk)

Pada kegiatan Class discussion and Conclusion, ini para siswa akan memulai

berdiskusi dengan apa yang telah mereka temukan. Guru seharusnya memberi masukan

untuk mengembangkan ide dan membuat kesimpulan dan selanjutnya kegiatan

Consolidation and practice melibatkan para siswa untuk berlatih contoh-contoh pada level

yang tepat sehingga keterampilan mereka menjadi lebih baik dan konsepnya menjadi jelas.

Berdasar penjelasan di atas maka siswa dalam pembelajaran matematika haruslah

melibatkan diri untuk melakukan, mengungkapkan dan merekam apa yang telah

dipelajarinya secara terus menerus, sehingga proses tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

Pembelajaran dengan cara eksplorasi ini dapat diselenggarakan secara individu atau

kelompok dan sangat bermanfaat untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan tujuan

mata pelajaran matematika tersebut. Dengan cara ini siswa diberi kesempatan untuk

terlibat dalam proses mengerjakan atau melakukan kegiatan matematika dan dihadapkan

pada situasi dimana siswa bebas menyelidiki yang terkait dengan pengetahuan

matematika,mendapatkan pola atau keteraturan menyusun dugaan, mencari data yang

dapat mendukung dugaan, menyusun kesimpulan dengan dukungan data . Terkaan intuisi

dan mencoba-coba hendaknya dianjurkan dan guru sebagi penunjuk jalan dan membantu

siswa agar menggunakan ide , konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk

menemukan pengetahuan yang baru.

Dalam pembelajaran dengan cara eksplorasi,peran siswa cukup besar karena

pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. Guru memulai kegiatan

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 14

Page 15: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

belajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas

untuk kegiatan seperti pemecahan masalah, investigasi atau aktivitas lainnya. Pemecahan

masalah merupakan suatu tahap yang penting dan menentukan. Karena dengan

membiasakan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dapat diharapkan akan

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika , karena siswa

dilibatkan dalam berpikir matemtika pada saat manipulasi, eksprimen dan menyelesaikan

masalah.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi

Agar pelaksanaan pembelajaran matematika dengan cara eksplorasi ini berjalan

dengan efektif, beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika sebagi berikut

:

1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data

secukupnya, perumusannya harus jelas , hindari pernyataan yang menimbulkan

salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

2. Dari data yang diberikan guru, usahakan siswa melakukan kegiatan : misalnya

untukencoba-coba , membuat diagram,mengumpulkan data membuat table,

menentukan pola menyusun dugaan, mencari data lain yang dapat mendukung

penyelesaian dan menyusun kesimpulan dengan dukungan data yang ada.

Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.

Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang

hendak dituju, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan.

3. Siswa menyusun prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya.

4. Bila dipandang perlu prakiraan yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperika

guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa,

sehingga menuju arah yang hendak dicapai.

5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran prakiraan tersebut , maka

verbalisasi prakiraan sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 15

Page 16: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

menyusunnya. Disamping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin

100% kebenaran prakiraan.

6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal

latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi

1. Kelebihan dari Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi

a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.

b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-

menemukan).

c. Mendukung kemampuan problem solving siswa.

d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru,

dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan tinggi dan lebih

lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

2. Kekurangan dari Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi antara lain adalah:

a. Untuk materi tertentu , waktu yang tersita lebih lama.

b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan,

beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model

ceramah.

c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-

topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan cara

eksplorasi.

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi dalam menentukan Luas

Daerah Segitiga , yang dihubungkan dengan Fungsi Trigonometri.

Berdasarkan uraian diatas bahwa Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi dapat

diterapkan dalam Pelajaran Matematika, dan penulis mencoba mengambil salah satu

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 16

Page 17: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

Panjang (P)= alas(a)

Lebar (l) = tinggi (t)

BA

CD

Kompetensi yang ada pada Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) kelas X Jurusan

Teknologi , Kesehatan dan Pertanian Yaitu Materi Trigonometri mengnai Luas Daerah

Segitiga.

Luas daerah Segitiga pada Sekolah Menengah Pertama (SMP, sudah diajarkan

dengan menggunakan rumus L=12

(alas × tinggi) atau L = alas×tinggI

2 atau

disimbolkan dengan L = 12

at , dengan a adala alas dan t adalah tinggi.

Rumus diturunkan dari rumus Luas sebuah persegi panjang, dimana luas sebuah

persegi panjang yang dibagi dua maka akan mengasilkan luas sebuah segitiga yang

dibentuk dari persegi panjang tersebut. Secara geometri dapat kita perhatikan gambar

berikut :

Dari gambar diatas dapat kita nyatakan bahwa luas Persegi Panjang ABCD adalah

L = p × l, dan apabila Persegi panjang itu dibagi menjadi dua bagian sama besar menurut

diagonal AC, maka akan terdapat dua daerah segitiga yang mempunyai luas yang sama

yaitu ∆ ABC dan ∆ACD, sehingga luas segitiga tersebut bisa ditentukan dengan membagi

luas persegi panjang tersebut menjadi dua. Atau jika dinyatakan dalam bentuk rumusan

maka :

L( ∆ ABC) = p× l2

atau data dinyatakan sebagai L( ∆ ABC) = a×t2

, karena panjang

Persegi panjang merupakan alas dari ∆ ABC, dan lebar persegi panjang ∆ ABC. Sehingga

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 17

Page 18: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

secara umum rumus Luas Segitiga adalah ; L = 12(alas× tinggi) atau dengan lambang ,

alas = a, dan tinggi = b, maka L = 12

at.

Pada materi Trigonometri SMK kelas x Jurusan Teknologi , Kesehatan dan

Pertanian ,mengenai luas daerah segitiga turut disampaikan, namun rumusnya dikaitkan

dengan fungsi trigonometri.

Pembelajaran Materi Trigonometri mengenai luas daerah segitiga dengan cara

Eksplorasi , akan penulis coba sampaikan yaitu dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajarannya.

Dalam pembelajaran ini yang harus dipersiapkan oleh guru adalah Lembar

Tugas dan Lembar Kerja Siswa untuk menemukan Luas Daerah Segitiga dalam kaitannya

dengan fungsi trigonometri atau bentuk lain yang berbeda dengan bentuk yang sudah

diajarkan sewaktu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) seperti yang sudah dibicarakan

di atas.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru masih melakukan bimbingan namun

siswa tetap diberikan kesempatan untuk menemukan luas segitiga dalam bentuk lain

tersebut.

Model Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi ini yang penulis bahas hanya satu

indikator, masih perlu dikembangkan indikator yang lain. Rencana Pelaksanaan

Pembelajarannya dapat disajikan sebagai berikut :

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 18

Page 19: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X/2

Standar Kompeteni :7.MenerapkanPerbandingan fungsi, persamaan

dan identitas trigonometri dalam pemecahan maalah.

Kompetensi Dasar : 7.4. Menentukan Luas Segitiga

Indikator : Luas daerah segitiga dapat ditemukan rumusnya.

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 19

Page 20: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

A.Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menentukan rumus luas

daerah segitigayang terkait dengan fungsi trigonometri .

B. Model Pembelajaran,metode pembelajaran dan Sarana

Model Pembelajaran : Pembelajaran dengan Cara Eksplorasi

Metode :

1. Pemberian Tugas.

2. Tanya jawab

3. Diskusi kelompok.

Sarana : Materi ajar/buku paket/modul/LKS/LT

C. MATERI

LUAS SEGITIGA

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Pendahuluan (kegiatan awal)

a.Guru menginformasika tujuan belajar dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari dalam kegiatan belajar.

b. Guru melakukakan apersepsi berupa eksplorasi yaitu dengan Tanya jawab

guru mengingatkan tentang luas daerah segitiga dan rumusnya yang sudah

dipelajari pada jejang pendidikan sebelumnya.

c.Guru memberikan penjelasan tentang cara belajar siswa.

2. Kegiatan inti

a.Guru mengemukakan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan

luas daerah segitiga, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk membuat segitiga sembarang dari kertas kemudian diminta mencari

luasnya. Dari kegiatan tersebut bagaimana untuk mendapatkan luas daerah

segitiga tersebut , berikan penjelasan dengan tanya jawab apabila siswa

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 20

Page 21: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

A

C

B

C

A

B

A

C

BC/DD

Tinggi segitiga ABC

Amengalami kesulitan, dengn cara mengadakan eksplorasi dimulai dengan

kertas yasng dilipat seperti berikut :

(1). Dengan menggunakan segitiga ABC, lipat titik sudut C ke sisi BC, sedemikian

sehingga lipatan ,melalui titik A.

(2). Lipatan AD merupakan tinggi segitiga melalui titik A.

(3). Keterangan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Kemudian guru mengajak siswa untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan

siswa secara berkelompok (kelompok kecil) dari kegiatan eksplorasi di atas.

b. Dengan bimbingan guru, siswa akan menyelidiki dan menemukan suatu

kesimpulan jawaban dari tugas yang diberikan yaitu setelah siswa melakukan

aktivitas dengan diskusi didalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 21

Page 22: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

diberikan guru, kemudian guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

memfasilitasi kerja siswa serta gutu membimbing dengan dialog yang

memperlihatkan interaksi antara guru dengan beberapa siswa sehingga sisqwa

dapat menarik kesimpulan.

c. Guru memberi Lembar Kerja Siswa yang berisi tentang menentukan Luas

Daearah Segitiga dengan bentuk lain kepada siswa untuk diselesaikan.

d. Siswa menyelesaikan lember kerja.

e. Siswa wakil kelompok atau yang ditunjuk guru menjawab pertanyaan yang

diajukan guru dari hasil yang diperoleh kelompoknya.

f. Dengan tanya jawab, guru dan siswanya menyimpulkan tentang jawaban yang

benar.

g. Kegiatan refleksi, yaitu dengan tanya jawab guru menggali tentang apa-apa yang

belum dikuasai oleh siswa dengan beberapa pertanyaan dari guru mengenai luas

daerah segitiga.

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

a. Siswa diminta untuk merangkum (membuat catatan-catatan penting ) dari

kegiatan berikut ini .

b. Guru memberi tugas pekerjaan rumah (PR).

E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

1. Modul Trigonometri.

2. Lembar Tugas.

3. Lembar Kerja Siswa.

F. PENILAIAN

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 22

Page 23: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

Penilaian diberikan secara on going Assesment pada waktu kegiatan pembelajaran

berlangsung yakni dilaksanakan pada saat siswa mengerjakan tugas dan tanya jawab

pada waktu menemukan rumus luas daerah segitiga.

Banjarbaru, Jan. 2012

Guru Mata Pelajaran

Mengetahui Kepala Sekolah Akhmad Hanafiah,S.Pd

NIP 19670822 199501 1001Drs.Firdaus,MMNIP 1970306 199503 1 001

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pemaparan menganai Pembelajaran Matematika dengan Cara Eksplorasi

dapat penulis simpulkan bahwa :

a. Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran matematika

pada masa sekarang , telah banyak dikembangkan metode-metode yang bersifat

behavioristik ( memanusiakan manusia), seperti :student active learning , quantum

learning, quantum teaching dan accelerated learning.

b. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungannya

c. Istilah Eksplorasi sudah muncul pada Kurikulum 2004.

d. Dalam pembelajaran dengan cara eksplorasi,peran siswa cukup besar karena

pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa.

e. Pembelajaran dengan cara Eksplorasi mempunyai kelebihan dan kekurangan.

f. Cara eksplorasi bisa digunakan untuk meningktakan kemampuan berpikir siswa dan

juga sebagai motivasi dalam mempelajari matematika, jika guru kreatif dalam

memanfaatkannya.

2. Saran-Saran

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 23

Page 24: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

a. Model pembelajaran dengan cara Eksplorasi ini hanyalah salah satu alternatif model

pembelajaran dalam pengajaran matematika, guru dapat menggunakan model yang

lain yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Jadi tidak ada model

pembelajaran yang lebih baik tanpa usaha guru untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan materi tersebut.

b. Guru diharapkan dapat lebih mengembangkan lagi model pembelajaran ini dan

lebih baik memperaktekkannya terlebih dahulu kedalam kelas, kemudian

mengembangkan model tersebut kedalam materi yang lain supaya proses

pembelajaran lebih bermakna.

c. Untuk lebih mengarah kepada pembelajaran yang terpusat pada siswa hendaknya

guru matematika lebih banyak menguasai macam-macam model pembelajaran.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 24

Page 25: Penggunaan Model Eksplorasi Cara Eksplo

DAFTAR PUSTAKA

Badudu-Zain.1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia : Jakarta Pustaka Sinar Harapan

Max A.Sobel. 2004. Mengajar Matematika. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Markaban. 2007. Pembelajaran Matematika Dengan Cara Eksplorasi.Yogyakarta :P4TK

Suciptoardi .2010.Teori Belajar. (http://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-

belajar-gagne/

Fadjar Sadiq.2006. Bagaimana Mengintegrasikan Kegiatan Eksplorasi Di Kelas ? .

([email protected] &www.fadjarp3g.wordprees.com)

Edi Prasyitno.2006.MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Yogyakarta.UNY.

Dimyati Dr dan Mudjiono.Drs.2006. Belajar dan Pembelajaran :Penerbit RINEKA CIPTA

Colin Rose dan Malcolm J.Nicholl 2006 : Cara Belajar Cepat Abad XXI : Penerbit Nuansa.

Muh.Uzer Usman.1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Pembelajaran Mtk Dgn Eksplorasi

(Akhmad Hanafiah,S.Pd, SMKN 1 Bjb) Page 25