Upload
phamnguyet
View
223
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN
SISWA KELAS V SDN PENEKET
SKRIPSI
Oleh:
RESTU HERI SURYANA
NIM X7210112
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Restu Heri Suryana
NIM : X7210112
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENGGUNAAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM
PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG
OPERASI HITUNG PECAHAN SISWA KELAS V SDN PENEKET ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Desember 2012
Yang membuat pernyataan
Restu Heri Suryana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN
SISWA KELAS V SDN PENEKET
Oleh:
RESTU HERI SURYANA
NIM X7210112
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Operasi Hitung
Pecahan Siswa Kelas V SDN Peneket
Disusun oleh:
Nama : Restu Heri Suryana
NIM : X7210112
Program Studi : S1 PGSD
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Desember
2012
Pembimbing I
Drs. Suhartono, M. Pd
NIP. 19620520 198803 1 003
Pembimbing II
Drs. Ngatman, M. Pd
NIP. 19590625 198703 1 006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang
Operasi Hitung Pecahan Siswa Kelas V SDN Peneket yang disusun oleh:
Nama : Restu Heri Suryana
NIM : X7210112
Telah dipertahankan di hadapan Tim Pengiji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 18 Desember 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd
Sekretaris : Kartika Chrysti S., M. Si
Anggota I : Drs. Suhartono, M. Pd
Anggota II : Drs. Ngatman, M. Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Restu Heri Suryana. PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN SISWA KELAS V SDN PENEKET. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan langkah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam peningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD; (2) meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament; dan (3) menemukan kelebihan dan kekurangan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Peneket yang berjumlah 29 siswa. Sumber data berasal dari guru, siswa, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, observasi, angket, dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif komparatif dan analisis data diskriptif kualitatif. Prosedur penelitian adalah model Kemmis dan Mc. Taggart.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD yang dibuktikan dengan adanya peningkatan pada setiap siklus baik dalam langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament maupun pembelajaran Matematika siswa. Hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada siklus I nilai rata-rata kelas 70,1 meningkat menjadi 75,6 pada siklus II, dan kembali meningkat menjadi 81,7 pada siklus III.
Simpulan penelitian ini adalah: (1) Langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament meliputi penyajian materi, belajar kelompok, games tournament, penghargaan kelompok, dan evaluasi. (2) Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD. (3) Kelebihan pelaksanaan pembelajaran ini yaitu dapat meningkatkan motivasi, keaktifan, hasil belajar, interaksi belajar siswa menjadi lebih baik dan kondusif, meningkatkan proses pembelajaran dan kinerja guru, melatih siswa bekerjasama, dan membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Kekurangannya yaitu sulit mengelompokkan siswa, mengkondisikan siswa dalam kegiatan kelompok belajar dan games tournaments, mengajak siswa aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, dan waktu terlalu lama.
Kata kunci: Teams Games Tournament, pembelajaran Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT Restu Heri Suryana. THE USING OF COOPERATIVE LEARNING TYPE OF TEAMS GAMES TOURNAMENT IN INCREASING MATHEMATICS LEARNING OF OPERATIONS FRACTION CALCULATE IN THE FIFTH GRADE STUDENTS STATE ELEMENTARY SCHOOL PENEKET. Skripsi, Faculty of Education and Teacher Training Sebelas Maret University. December 2012.
The purpose of this study were: (1) describe steps the using of cooperative learning type of Teams Games Tournament in increasing mathematics learning of operations fraction calculate in the fifth grade students state elementary school, (2) enhance mathematics learning of operations fraction calculate in the fifth grade students state elementary school using of cooperative learning type of Teams Games Tournament, and (3) find the more and lack of the using of cooperative learning type of Teams Games Tournament in increasing mathematics learning of operations fraction calculate in the fifth grade students state elementary school.
This research is a classroom action research (CAR). The research was conducted in three cycles. Each cycle consists of three meetings which includes planning, action, observation, and reflection. Subjects were the fifth grade students state elementary school peneket totaling 29 students. Data sources are from teachers, students, and colleagues. The technique is to test data collection, observation, questionnaires, and interviews. The validity of the source data using triangulation techniques and triangulation of data collection techniques. Analysis of data using descriptive statistical techniques and data analysis of comparative qualitative descriptive. The procedure is a model study Kemmis and Mc. Taggart.
The results showed that through the using of cooperative learning type of Teams Games Tournament can improve mathematics learning of operations fraction calculate in the fifth grade students state elementary school as evidenced by an increase in each cycle in both steps of cooperative learning type of Teams Games Tournament and students Mathematics learning. The results showed an increase in student learning is first cycle in the class average value 70,1 increased to 75,6 in second cycle, and increased again to 81,7 in third cycle.
The conclusions of this study are: (1) Steps of cooperative learning type of Teams Games Tournament includes presentation of materials, study groups, games tournament, award groups, and evaluation. (2) The using of cooperative learning type of Teams Games Tournament can improve mathematics learning of operations fraction calculate in the fifth grade students state elementary school. (3) The more implementation of learning are can increase motivation, active, learning outcomes, student interaction, improve the learning process and
performance, trains students to cooperate, and help students overcome learning difficulties. The lack are difficult to classify students, conditioned the students in group learning activities and games tournaments, getting students active and motivated in learning activities, and takes too long. Keywords: Teams Games Tournament, Mathematics learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam kehidupan ini.
Terkadang kita membutuhkan kegagalan dan kekecewaan, supaya kita
belajar untuk berjuang mengejar kesuksesan dan kebahagiaan.
Harapan adalah jalan penghubung antara seburuk-buruknya keadaan
menuju seindah-indahnya impian. Selama masih ada harapan, tak ada hal
yang tidak mungkin di dunia ini.
Berusaha, berjuang, dan berdoa. Maka kita akan menjadi seorang
pemenang.
Tuhan selalu ada untuk hamba-hambanya.
Jangan pernah takut untuk bermimpi, karena hidup berawal dari mimpi.
ALL IS WELL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Sebuah karya hasil kerja keras, semangat, dan harapan
kupersembahkan untuk orang-orang tersayang
dan orang-orang penting bagiku:
Ibu dan Ayah yang selalu memberikan kasih sayang,
nasihat, dukungan, dan doa.
Adik-adikku tersayang yang selalu menjadi motivasi
untuk terus maju.
Sahabat-sahabatku, yang tak pernah lelah selalu
memberikan motivasi dan semangat.
Teman-teman seperjuangan di PGSD yang
telah banyak membantuku dalam penyusunan
skripsi ini.
FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, almamater tercinta
kampus tempatku menimba aneka ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul PENGGUNAAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM
PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI
HITUNG PECAHAN SISWA KELAS V SDN PENEKET
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.
Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Koordinator Pelaksana Program Studi PGSD Kampus VI Kebumen
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Kampus VI Kebumen.
5. Kartika Chrysti S., M. Si. Selaku Sekretaris Pelaksana Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Kampus VI Kebumen.
6. Drs. Suhartono, M. Pd., selaku pembimbing I dan Drs. Ngatman, M.Pd.,
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
dorongan kapada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan dengan
lancar.
7. Drs. Imam Suyanto, M. Pd., selaku pembimbing akademik peneliti, yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Kampus VI Kebumen.
8. Kedua Orang Tua tercinta yang senantiasa memberikan dorongan, perhatian,
serta doa dari Allah SWT untuk keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan
belajar pada Program Studi PGSD UNS.
9. Jemadi, S. Pd., selaku Kepala SD Negeri Peneket, yang telah membantu
pelaksanaan penelitian.
10. Kosim, S. Pd. selaku Guru kelas V SD Negeri Peneket, yang telah membantu
pelaksanaan penelitian.
11. Bapak dan Ibu dosen Program Studi PGSD Kampus VI Kebumen Universitas
Sebelas Maret yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan
kepada peneliti.
12. Rekan-rekan S1 yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang membantu
dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah tulus
ikhlas membantu dan memberi semangat sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan peneliti. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Desember 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
B.
C.
BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xviii
1
1
4
4
5
6
6
40
41
42
42
42
44
44
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
F.
G.
H. Pros
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A.
B.
1.
2.
3. De
C.
D.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
B.
C.
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN .....
54
56
56
64
64
68
69
101
129
151
158
168
168
169
170
172
175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .. 43
3.2 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas 57
4.1 Diagram Hasil Observasi Guru pada Siklus I, II, dan III 153
4.2 Diagram Hasil Observasi Siswa pada Siklus I, II, dan III ... 154
4.3 Diagram Hasil Observasi Siswa pada Siklus I, II, dan III 155
4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus 157
4.5 Diagram Persentase Ketuntasan Siswa pada Tiap Siklus 158
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang materi ..
Kategori Hasil Observasi Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Matematika Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pembelajaran Matematika Kisi-kisi Angket Pembelajaran Matematika Kisi-kisi Evaluasi Hasil Belajar Matematika Siklus I Kisi-kisi Evaluasi Hasil Belajar Matematika Siklus II ....................... Kisi-kisi Evaluasi Hasil Belajar Matematika Siklus III ...................... Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Studi Pendahuluan Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus I Pertemuan 1 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus I Pertemuan 1 Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus I Pertemuan 2 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus I Pertemuan 2 Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus I Pertemuan 3
10 48 49 49 50 51 51 52 53 53 67 80 83 84 86 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus I Pertemuan 3 Hasil Observasi Guru pada Siklus I Hasil Observasi Siswa pada Siklus I Hasil Angket Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus I Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus II Pertemuan 1 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus II Pertemuan 1 Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus II Pertemuan 2 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus II Pertemuan 2 Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus II Pertemuan 3 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus II Pertemuan 3 Hasil Observasi Guru pada Siklus II Hasil Observasi Siswa pada Siklus II Hasil Angket Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus II Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif
90 91 92 93 94 95 112 114 115 117 118 120 121 122 123 124 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.25
4.26
4.27
4.28
4.29
4.30
4.31
4.32
4.33
4.34
4.35
4.36
4.37
4.38
4.39
Tipe Teams Games Tournament Siklus III Pertemuan 1 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus III Pertemuan 1 Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus III Pertemuan 2 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus III Pertemuan 2 Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus III Pertemuan 3 Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus III Pertemuan 3 Hasil Observasi Guru pada Siklus III Hasil Observasi Siswa pada Siklus III Hasil Angket Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus III Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siklus III Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus III Hasil Observasi Guru pada Siklus I, II, dan III Hasil Observasi Siswa pada Siklus I, II, dan III Hasil Angket Siswa pada Siklus I, II, dan III Nilai Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I, II, dan III Ketuntasan Hasil Evaluasi pada Siklus I, II, dan III
138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 152 154 155 156 157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Silabus Matematika Kelas V SD tentang Operasi Hitung Pecahan ...
...
Rencana
Lembar Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Deskriptor Penilaian Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Lembar Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Deskriptor Penilaian Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pedoman Wawancara Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Lembar Angket Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Lembar Soal Studi Pendahuluan (Pre Test Daftar Presensi Siswa Kelas V SD Negeri Peneket pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I-
176
181
183
185
187
206
225
244
246
252
253
255
258
259
261
262
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29 30
31
32
Daftar Nilai Hasil Studi Pendahuluan (Pre Test) Siswa Kelas V SD
Rekap Nilai Hasil Evaluasi Tes Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri
Rekap Nilai Hasil Evaluasi Tes Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Peneket Rekap Nilai Hasil Evaluasi Tes Siklus III Siswa Kelas V SD Negeri
Hasil Observasi Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Hasil Observasi Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Hasil Observasi Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Hasil Angket Siswa tentang Pembelajaran Matematika Sik Hasil Angket Siswa tentang Pembelajaran Matematika Siklus II .... Hasil Angket Siswa tentang Pembelajaran Matematika Siklus III .... Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada Siswa Kelas V SDN Peneket Tahun
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ..........................................
263
264
266
268
270
274
278
282
284
286
288
290
292
294
298
299
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
33
34
35
36
37
..
300
303
305
307
309
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam usaha untuk menciptakan
manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana
untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,
produktif dan berbudi pekerti luhur.
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Pengembangan
aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan
kecakapan hidup melalui seperangkat kompetensi agar siswa dapat bertahan
hidup, menyesuaikan diri dan berhasil di masa yang akan datang.
Dalam program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah,
sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan formal dasar dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Sekolah dasar berfungsi menanamkan kemampuan dan
keterampilan dasar untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat selanjutnya
maupun memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan diri
sesuai dengan minat, bakat dan kondisi lingkungan. Keberhasilan pendidikan di
sekolah dasar sangat menentukan keberhasilan pendidikan di tingkat selanjutnya.
Untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan tersebut, kegiatan pembelajaran di
sekolah dasar harus dilaksanakan dan diterapkan secara optimal. Hal ini berlaku
untuk semua mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar, termasuk pada mata
pelajaran Matematika.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, mata pelajaran Matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif serta kemampuan bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Matematika adalah salah satu dasar ilmu pengetahuan dari ilmu
pengetahuan yang dewasa ini telah berkembang dengan pesat. Matematika juga
merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peranan yang sangat penting
dalam dunia pendidikan. Salah satu karakteristik Matematika adalah mempunyai
objek kajian yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa
mengalami kesulitan dalam menghayati dan memahami konsep-konsep
Matematika.
Matematika diajarkan di SD dengan semua jenis dan program serta
dengan jumlah jam yang relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya. Meskipun Matematika mempunyai jam yang relatif paling
banyak, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa Matematika di SD masih dianggap
sebagai mata pelajaran yang sulit.
Salah satu materi pada mata pelajaran Matematika yaitu pecahan.
Penyelesaian soal operasi hitung bilangan pecahan membutuhkan pemahaman
konsep yang lebih sulit dibandingkan dengan operasi hitung bilangan bulat, hal ini
menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menyelesaikan soal tentang operasi
hitung pecahan. Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh dari
guru dan siswa kelas V serta hasil studi pendahuluan (pre test) yang telah
dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan tindakan pada siswa kelas V SDN
Peneket, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang masih kesulitan
dalam mata pelajaran Matematika khususnya pada pokok bahasan operasi hitung
pecahan. Berdasarkan hasil pre test menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan
dalam mengerjakan soal operasi hitung pecahan khususnya pada materi perkalian
dan pembagian pecahan, hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata yang
diperoleh yaitu 49,7 atau masih jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 70. Jumlah
siswa yang tuntas atau mencapai KKM hanya 10 siswa, sedangkan jumlah siswa
yang belum tuntas atau belum mencapai KKM yaitu sebanyak 19 siswa.
Kebanyakan siswa masih cenderung kesulitan dalam menghitung operasi pecahan,
khususnya pada operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan yang
mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Keberhasilan belajar Matematika siswa juga sangat dipengaruhi oleh
peran guru dalam proses pembelajaran. Upaya-upaya untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran adalah dengan digunakannya model atau metode
pembelajaran maupun media pembelajaran yang efektif sesuai dengan
karakteristik siswa dan Matematika itu sendiri. Penggunaan metode pembelajaran
konvensional yang masih dominan di SD Negeri Peneket yaitu metode ceramah,
membuat siswa kurang termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa akan merasa bosan dan kurang berminat dalam proses pembelajaran karena
dalam metode pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terpusat pada guru,
siswa kurang leluasa untuk aktif dan berkreasi dalam pembelajaran yang akhirnya
bisa membuat konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran. Hal tersebut
membuat minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah.
Oleh sebab itu, perlu diterapkannya model pembelajaran yang efektif dan
inovatif yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa serta membangkitkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh keberhasilan
pembelajaran yang diinginkan. Berkaitan dengan hal tersebut model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) merupakan suatu model
pembelajaran yang dirasa tepat dan efektif dalam upaya peningkatkan kemampuan
dan pembelajaran matematika siswa kelas V SD, khususnya dalam menyelesaikan
masalah pada operasi hitung pecahan.
Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa memainkan permainan-
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim
mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Penerapan pernbelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat
meningkatkan pembelajaran Matematika siswa tentang operasi hitung pecahan.
Dengan metode ini siswa akan akan lebih berminat dan termotivasi, karena selain
adanya kerjasama dalam kelompok, terdapat pula permainan-permainan yang
menarik dan menyenangkan bagi siswa. Siswa akan lebih leluasa untuk aktif dan
berkreasi dalam pembelajaran karena pada proses pembelajaran tidak hanya
berpusat pada guru saja. Dalam bekerjasama dan permainan tersebut siswa benar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
benar memperlihatkan keseriusan, ketertarikan dan kesungguhan mereka untuk
melaksanakan tugas dalam kelompok maupun individu, mereka dapat berdiskusi
dan bertukar ilmu untuk menyelesaikan masalah dalam kelompok maupun
individu. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran Matematika diharapkan
dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Game Tournament dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang operasi
hitung pecahan siswa kelas V SDN Peneket tahun ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah uraikan sebelumnya, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament dalam peningkatkan pembelajaran Matematika tentang
operasi hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran
2011/2012?
2. Bagaimana peningkatan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012 dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament dalam peningkatan pembelajaran Matematika
tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran
2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament dalam peningkatkan pembelajaran Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran
2011/2012.
2. Untuk meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan
siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012 dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
3. Untuk menemukan kelebihan dan kekurangan penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam peningkatan pembelajaran
Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket
tahun ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Secara teoretis hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas tentang penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
dalam peningkakan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan.
Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, dapat menemukan langkah-langkah pembelajaran kooperatif
yang efektif diterapkan di SD, khususnya pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament.
2. Bagi siswa SD, membantu siswa dalam peningkatan keberhasilan pembelajaran
Matematika siswa kelas V SD khususnya pada materi operasi hitung pecahan.
3. Bagi guru, hasil penelitan ini dapat dijadikan sarana pengembangan dan
perbaikan teknik pembelajaran di kelas.
4. Bagi sekolah, penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berharga dalam
rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Operasi Hitung Pecahan
Siswa Kelas V SD
a. Karakteristik Siswa Kelas V SD
Kegiatan belajar siswa tidak terlepas dari karakteristik
perkembangannya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak
berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai umurnya melalui empat
tahap perkembangan, yaitu tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun; tahap
praoperasional pada usia 2-7 tahun; tahap operasional konkrit pada usia 7-11
tahun; dan tahap operasional formal pada usia 11-15 tahun (Sumantri &
Syaodih, 2008). Kemudian Piaget, mengungkapkan bahwa meski urutan
tahap-tahap tersebut tetap, tetapi kecepatan perkembangan anak menempuh
tahap-tahap ini ternyata berlainan untuk setiap individu (Wahyudin, 2008b).
Anak kelas V SD berkisar antara 10 sampai 12 tahun, menurut teori
perkembangan Piaget, maka anak kelas V SD termasuk pada tahap atau
stadium operasional konkret. Piaget, menyatakan bahwa karakteristik-
karakteristik dasar dari tahap perkembangan konkret operasional yaitu anak
mengembangkan pikiran logis yang berdasarkan sebagian pada manipulasi
fisik objek-objek. Proses-proses berpikirnya pada tahap ini telah reversible
(Wahyudin, 2008b).
mengisyaratkan bahwa pikiran si anak dapat beroperasi hanya dalam
kehadiran kehadiran tindakan-tindakan terhadap representasi-representasi
konkret dari gagasan-
menegaskan tentang karakteristik anak pada tahap operasional konkret
membalikkan operasi-operasi, dan mengenali cara pandang-cara pandang
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
orang lain. Dia masih perlu berpikir sehubungan dengan objek-objek
konkret, meskipun ha
umurnya berkisar antara 6 a
Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan
yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk
mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek
yang bersifat konkret (Heruman, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
siswa kelas V Sekolah Dasar adalah anak berada pada usia 10-12 tahun,
berada pada fase operasional konkret, anak mengembangkan pikiran logis
yang berdasarkan sebagian pada manipulasi fisik objek-objek, proses-proses
berpikirnya pada tahap ini telah reversibel, pikiran si anak dapat beroperasi
hanya dalam kehadiran kehadiran tindakan-tindakan terhadap representasi-
representasi konkret dari gagasan-gagasan terkait, mampu mengkonservasi
kuantitas, membalikkan operasi-operasi, dan mengenali cara pandang-cara
pandang orang lain, serta masih perlu berpikir sehubungan dengan objek-
objek konkret meskipun hanya dalam imaginasi.
Berdasarkan hal tersebut, anak pada usia ini mampu untuk
melakukan aktivitas logis tertentu, tetapi hanya dalam situasi yang konkret.
Dengan demikian, karakteristik siswa kelas V Sekolah dasar sesuai dengan
model pembelajaran yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu
Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Torurnament. Pada
Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Torurnament siswa akan
dihadapkan pada situasi-situasi konkret, dimana siswa akan bekerja secara
berkelompok maupun secara individu dalam situasi yang menyenangkan
dengan adanya permainan-permainan tournamen.
b. Matematika
1) Hakikat Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi
oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,
teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat
sejak dini (Tim Penyusun KTSP, 2008).
Ruseffendi (1992) berpendapat tentang pengertian Matematika
yaitu sebagai berikut:
Matematika adalah terjemahan dari kata mathematics. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematik tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat. Definisi dari Matematika makin lama makin sukar untuk dibuat, karena cabang-cabang Matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya (hlm. 27).
Reys (1984) mengatakan bahwa Matematika adalah telaahan
tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni,
suatu bahasa, dan suatu alat (Ruseffendi, 1992: 28). Kemudian Kline
(1973) menyatakan bahwa Matematika itu bukanlah pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
Matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam (Ruseffendi, 1992:
28).
salah satu pencapaian kultural dan intelektual umat manusia yang
terbesar, dan manusia seharusnyalah mengembangkan apresiasi dan
pemahaman atas pencapaian itu, termasuk aspek-aspek estetik dan
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Matematika adalah bahan kajian yang objeknya
abstrak dan terstruktur, tersusun atas konsep-konsep yang saling
berhubungan, memiliki keterkaitan yang kuat dan jelas, dibuat secara
deduktif untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
permasalahan sosial, ekonomi dan alam, yang terbagi dalam tiga bidang
yaitu aljabar, analisis dan geometri.
2) Tujuan Matematika
Menurut Tim Penyusun KTSP mata pelajaran Matematika
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, dan
tepat, dalam penyelesaian masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah (2008).
3) Ruang Lingkup Matematika
Penjabaran ruang lingkup bahan kajian Matematika untuk
sekolah dasar menurut Wardhani, meliputi aspek-aspek berikut:
a) Konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung, dan sifat-sifatnya,
serta aplikasinya dalam kehidupan.
b) Bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur, dan sifat-
sifatnya, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
c) Konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut,
waktu, kecepatan, dan debit, serta aplikasinya dalam kehidupan.
d) Konsep koordinat untuk menentukan letak benda, dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
e) Konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar,dan
grafik, mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus serta
menggunakannya atau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
(2009).
Berdasarkan ruang lingkup tentang bahan kajian Matematika di
atas, pada proses belajar mengajar Matematika kelas V SD semester 2
terdapat dua pokok bahasan atau materi, yaitu operasi hitung pecahan dan
bangun datar. Pada penelitian ini, peneliti mengambil aspek atau pokok
pembahasan tentang operasi hitung pecahan yang termasuk dalam ruang
lingkup matematika yaitu konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi
hitung, dan sifat-sifatnya, serta aplikasinya dalam kehidupan.
4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika tentang
Operasi Hitung Pecahan
Berdasarkan aspek-aspek penjabaran ruang lingkup pelajaran
Matematika di sekolah dasar, pada penelitian ini mengambil aspek
penjabaran pada kelas V semester 2, yaitu operasi hitung pecahan.
Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang materi
operasi hitung pecahan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.1. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang materi operasi hitung pecahan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. Menggunakan
pecahan dalam pemecahan masalah
5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya
5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
Penelitian ini tidak mengambil semua materi pecahan di atas,
namun peneliti hanya mengambil materi tentang perkalian dan
pembagian pecahan. Pemilihan materi ini peneliti sesuaikan berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
hasil identifikasi masalah yang menunjukkan bahwa siswa kelas V SD
Negeri peneket sebagian besar masih mengalami kesulitan dalam operasi
hitung perkalian dan pembagian pecahan.
c. Operasi Hitung Pecahan
1) Hakikat Pecahan
Heruman (2008) berpendap
sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian
yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai
dengan arsiran. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap
sebagai satua
Wahyudi (2008) berpendapat mengenai pengertian pecahan
yaitu sebagai berikut:
Pecahan adalah bagian dari bilangan Rasional. Pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan terurut dari
bilangan cacah b
a, dimana b
pecahan adalah : (ba
I a dan b adalah bilangan cacah, b
Pada pecahan ba
, a disebut pembilang b disebut penyebut
pecahan tersebut (hlm. 2)
Dekdikbud menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu
topik yang sulit untuk diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang
bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan
sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya guru biasanya
langsung mengajarkan pengenalan angka seperti pada pecahan 21
, 1
disebut pembilang dan 2 disebut penyebut (Heruman, 2008: 43).
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah
bagian dari bagian dari bilangan rasional yang bukan bilangan bulat dan
dapat dinyatakan dengan bentuk b
a dimana a dan b merupakan pasangan
terurut dari bilangan cacah dengan b , a disebut pembilang dan b
disebut penyebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Macam-macam Pecahan
Ada berbagai macam jenis pecahan dalam Matematika yaitu
sebagai berikut.
a) Pecahan sederhana, yaitu pecahan yang pembilang dan penyebut
merupakan bilangan-bilangan bulat yang koprim. (FPB dari
pembilang dan penyebut adalah 1)
Contoh: 3
2;
9
4;
5
11
b) Pecahan murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari
nilai mutlak penyebut.
Contoh: 21
; 31
;42
c) Pecahan tidak murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih besar
dari penyebutnya,
Contoh: 57
; 1012
; 34
d) Pecahan mesir, yaitu pecahan dengan pembilang 1.
Contoh: 2
1;
3
1;
4
1
e) Pecahan campuran, yaitu suatu pecahan yang terbentuk atas bilangan
cacah dan pecahan biasa.
Contoh:431
; 242
; 521
(Wahyudi, 2008).
3) Nama-nama Pecahan
Ada berbagai macam nama-nama pecahan dalam Matematika
yaitu sebagai berikut.
a) Pecahan biasa, yaitu pecahan dengan nama biasa.
Contoh: 21
nama biasa dari seperdua atau setengah.
b) Pecahan campuran, yaitu pecahan yang terdiri dari bilangan cacah dan
pecahan biasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Contoh: 2
3 dapat ditulis dengan pecahan campuran 1
2
1.
c) Pecahan desimal, yaitu pecahan yang nama decimal (ditulis dengan
lambing-lambang decimal).
Contoh: 2
1= 0,5
d) Nama persen, yaitu nama pecahan dengan penyebut 100. Nama persen
juga berarti perseratus dan dilambangkan dengan %.
Contoh: 10015
= 5 %
e) Pecahan yang juga bilangan cacah.
Contoh: 2
4= 2 ;
3
6= 2 ;
4
12= 3 (Wahyudi, 2008).
Berdasarkan uraian tentang macam-macam dan nama-nama
pecahan, dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang pecahan
biasa, pecahan campuran, dan pecahan desimal.
4) Deskripsi Materi Operasi Hitung Pecahan
a) Operasi Hitung Perkalian Pecahan
(1) Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa
Langkah mengalikan dua pecahan biasa atau lebih, yaitu
jika semua bilangan yang akan dikalikan merupakan bilangan
pecahan biasa. Maka kalikan pembilang dengan pembilang dan
penyebut dengan penyebut.
Contoh: Mengalikan pecahan 31
dengan 75
dapat dilakukan
dengan cara menghitung sebagai berikut.
31
x
75
= 7351
xx
= 215
(2) Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran
Langkah-langkah mengalikan pecahan biasa dengan
pecahan campuran yaitu sebagai berikut:
pembilang x pembilang penyebut x penyebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(a) Ubahlah pecahan campuran yang akan dikalikan ke bentuk
pecahan biasa.
(b) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Mengalikan pecahan 43
dengan 132
dapat dilakukan
dengan cara menghitung sebagai berikut.
43
x 1
32
= 43
x
35
= 34
53
x
x
= 1215
= 1123
= 1
41
(3) Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Desimal
Langkah-langkah mengalikan pecahan biasa dengan
pecahan desimal yaitu sebagai berikut:
(a) Ubahlah pecahan desimal yang akan dikalikan ke bentuk
pecahan biasa.
(b) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Mengalikan pecahan 65
dengan 1,2 dapat dilakukan
dengan cara menghitung sebagai berikut.
65
x 1,2 =
65
x
1012
= 106125
xx
= 6060
= 1
(4) Perkalian Berbagai Bentuk Pecahan
Langkah-langkah mengalikan berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa, campuran, dan desimal) yaitu sebagai berikut:
pembilang x pembilang penyebut x penyebut
pembilang x pembilang Penyebut x penyebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(a) Ubahlah pecahan campuran dan desimal yang akan dikalikan
ke bentuk pecahan yang sejenis (pecahan biasa).
(b) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Mengalikan pecahan 42
dengan 242
dan 0,3 dapat
dilakukan dengan cara menghitung sebagai berikut.
42
x 2
42
x 0,3 =
42
x
410
x
103
= 1044
3102xxxx
= 8060
= 86
=
43
b) Operasi Hitung Pembagian Pecahan
(1) Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa
Langkah-langkah membagikan dua pecahan biasa atau
lebih adalah sebagai berikut.
(a) Ubahlah bentuk operasi pembagian menjadi bentuk operasi
perkalian pecahan, yaitu dengan cara membalikkan pembilang
dan penyebut pada bilangan yang akan dibagikan.
(b) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Membagikan pecahan 52
dengan 43
dapat dilakukan
dengan cara menghitung sebagai berikut.
52
:
43
= 52
x
34
(diubah menjadi bentuk perkalian)
= 3542
xx
= 158
(2) Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran
Langkah-langkah membagikan pecahan biasa dengan
pecahan campuran adalah sebagai berikut.
pembilang x pembilang Penyebut x penyebut
pembilang x pembilang Penyebut x penyebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(a) Ubahlah pecahan campuran yang akan dibagikan ke bentuk
pecahan biasa.
(b) Ubahlah bentuk operasi pembagian menjadi bentuk operasi
perkalian pecahan, yaitu dengan cara membalikkan pembilang
dan penyebut pada bilangan yang akan dibagikan.
(c) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Membagikan pecahan 63
dengan 132
dapat dilakukan
dengan cara menghitung sebagai berikut.
63
: 1
32
= 63
:
35
= 63
x
53
(diubah menjadi bentuk perkalian)
= 5633
xx
= 309
=
103
(3) Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Desimal
Langkah-langkah membagikan pecahan biasa dengan
pecahan desimal adalah sebagai berikut.
(a) Ubahlah pecahan desimal yang akan dibagikan ke bentuk
pecahan biasa.
(b) Ubahlah bentuk operasi pembagian menjadi bentuk operasi
perkalian pecahan, yaitu dengan cara membalikkan pembilang
dan penyebut pada bilangan yang akan dibagikan.
(c) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Membagikan pecahan 54
dengan 0,6
dapat dilakukan
dengan cara menghitung sebagai berikut.
pembilang x pembilang Penyebut x penyebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
54
: 0,6 =
54
:
106
= 54
x
610
(diubah menjadi bentuk perkalian)
= 65
104xx
= 3040
= 1
3010
= 1
31
(4) Pembagian Berbagai Bentuk Pecahan
Langkah-langkah membagikan berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa, campuran, dan desimal) adalah sebagai berikut.
(a) Ubahlah pecahan campuran dan desimal yang akan dibagikan
ke bentuk pecahan yang sejenis (pecahan biasa).
(b) Ubahlah bentuk operasi pembagian menjadi bentuk operasi
perkalian pecahan, yaitu dengan cara membalikkan pembilang
dan penyebut pada bilangan yang akan dibagikan.
(c) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Membagikan pecahan 73
dengan 231
dan 0,4
dapat
dilakukan dengan cara menghitung sebagai berikut.
73
: 2
31
: 0,4 =
73
:
37
:
104
= 73
x
73
x
410
(diubah menjadi bentuk perkalian)
= 1037473
xxxx
= 21084
=
10542
c) Perkalian dan Pembagian Berbagai Bentuk Pecahan
Langkah-langkah mengalikan dan membagikan berbagai
bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, dan desimal) adalah
sebagai berikut.
pembilang x pembilang Penyebut x penyebut
pembilang x pembilang Penyebut x penyebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(a) Ubahlah pecahan campuran dan desimal yang akan dikalikan dan
dibagikan ke bentuk pecahan yang sejenis (pecahan biasa).
(b) Ubahlah bentuk operasi pembagian menjadi bentuk operasi
perkalian pecahan, yaitu dengan cara membalikkan pembilang
dan penyebut pada bilangan yang akan dibagikan.
(c) Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut.
Contoh: Mengalikan dan membagikan pecahan 54
dengan 332
dan 0,5
dapat dilakukan dengan cara menghitung sebagai berikut.
54
x 3
32
: 0,5 =
54
x
311
:
105
= 54
x
311
x
510
(diubah menjadi bentuk perkalian)
= 53510114
xxxx
= 75
440
=
1588
= 5
1513
d. Pembelajaran
1) Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
yang diperoleh malalui pengalaman individu yang bersangkutan. Dalam
proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta atau
konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaan-
perasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat
dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita
rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar
kesadaran penuh kita (Asrori, 2009).
Wahyudin (2008c) menyatakan bahwa:
Pembelajaran terdiri atas semua aktifitas bertujuan dari guru yang diarahkan untuk menghasilkan, merangsang, atau mempermudah belajar oleh siswa. Pembelajaran berkenaan dengan bagaimana dan apakah saja metode-metode, materi-
pembilang x pembilang Penyebut x penyebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
materi, strategi-strategi, tugas-tugas, dan insentif-insentif yang dapat diterapkan untuk mendorong belajar (hlm. 50).
kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, materiel,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
1).
Dari beberapa uraian tentang pembelajaran di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses perubahan tingkah
laku yang diperoleh malalui pengalaman individu yang diarahkan oleh
guru untuk menghasilkan, merangsang, atau mempermudah belajar siswa
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
2) Prosedur Umum Pembelajaran
Prosedur umum dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.
a) Kegiatan pendahuluan pembelajaran
Keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat
dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran. Beberapa
kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran
diantaranya sebagai berikut:
(1) Menciptakan kondisi awal pembelajaran
Untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik
perlu adanya upaya yang harus dilakukan oleh guru, diantaranya:
(a) Menciptakan semangat dan kesiapan belajar;
(b) Menciptakan suasana demokrasi dalam belajar.
(2) Melaksanakan apersepsi dan/atau penilaian kemampuan awal
siswa
Kegiatan ini lebih menekankan pada untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan awal yang telah dimiliki siswa. Seorang
guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki
siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak
mengenyampingkan pemberian motivasi belajar terhadap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang perlu
dikembangkan pada awal pembelajaran.
b) Kegiatan inti dalam pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan
penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran
merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar
yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar
siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru
berdasarkan pada kurikulum yang berlaku, yaitu meliputi kegiatan
Ekplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK). Dengan
memprioritaskan pada aktifitas siswa yang dibimbing secara efektif
oleh guru.
Langkah-langkah kegiatan inti dalam pembelajaran meliputi:
(1) Eksplorasi (penjelajahan), merupakan kegiatan guru mendorong
dan bersama-sama mencari, mengumpulkan berbagai bahan
materi pelajaran sehingga siswa puas mampu menemukan apa
yang akan dipelajari;
(2) Elaborasi (merincikan), merupakan kegiatan pembahasan,
pengolahan, sehingga siswa dirinyalah yang menemukan,
menyusun, dan sebagainya;
(3) Konfirmasi (penyepakatan/kesimpulan), guru mendorong siswa
untuk mampu membuat kesepakatan atau membuat kesimpulan
tentang materi pelajaran.
c) Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus
merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam
kegiatan akhir dan tindak lanjut pembalajaran adalah: (1)
Melaksanakan penilaian akhir; (2) mengkaji hasil penilaian akhir; (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Melaksanakan kegiatan tindak lanjut; (4) Mengemukakan topik
bahasan yang akan datang; (5) Menutup pelajaran (Aqib, 2010).
3) Efektivitas Pembelajaran
Sadiman mengatakan bahwa keefektifan pembelajaran adalah
hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajajar mengajar
(Trianto, 2009: 20).
Pembelajaran efektif menurut Srie (2011) adalah pembelajaran
dimana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik,
pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi
siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi
perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Menurut Soemosasmito, suatu pembelajaran dikatakan efektif
apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu:
a) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM;
b) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa;
c) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan
d) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif (Trianto,
2009).
Ciri-ciri pembelajaran yang efektif menurut Krisna1 (2009)
terdapat enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
a) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan
dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
b) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi
dalam pelajaran,
c) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
d) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis informasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
e) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir, serta
f) guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya mengajar guru.
Ciri-ciri pembelajaran efektif menurut Juhernaidi (2011) yaitu
pembelajaran dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian.
Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
a) Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental
ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya,
kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun
intisari pelajaran, membuat peta dan lain-lain;
b) Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan
kelas menjadi hidup;
c) Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi
motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam
belajar;
d) Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan
yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang
rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri,
menghargai pendapat orang lain;
e) Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata;
f) Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk
mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang
besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak
menggantungkan pada diri orang lain;
g) Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul,
mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial
sebagai perbaikan, jika diperlukan.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa pembelajaran yang efektif adalah apabila presentasi waktu belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
siswa dicurahkan terhadap KBM, siswa dan guru terlibat aktif dan
mempunyai motivasi tinggi dalam kegiatan pembelajaran, siswa
bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas, orientasi keberhasilan
belajar diutamakan, adanya teknik atau gaya mengajar guru yang
bervariasi, serta suasana belajar akrab, positif, demokratis dan kondusif,
serta terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat
tercapai. Dari kesimpulan tersebut, dalam penelitian ini pembelajaran
dikatakan efektif atau berhasil apabila motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran tinggi, siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, interaksi
belajar siswa berjalan dengan baik dan kondusif, serta hasil belajar siswa
baik yaitu mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
e. Pembelajaran Matematika
1) Pembelajaran Matematika
Berdasarkan uraian tentang pengertian pembelajaran dan
Matematika di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
Pembelajaran Matematika adalah suatu proses perubahan tingkah laku
melalui perubahan tingkah laku yang diarahkan oleh guru untuk
menghasilkan, merangsang, atau mempermudah belajar siswa dalam
mata pelajaran matematika yang objeknya abstrak dan terstruktur, dan
terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Berdasarkan tinjauan tentang pengertian pembelajaran
Matematika dan ciri-ciri pembelajaran yang efektif, dalam penelitian ini
peneliti menyimpulkan bahwa indikator keberhasilan pada penelitian ini
meliputi indikator pembelajaran Matematika dan hasil belajar
matematika, pada indikator pembelajaran Matematika mencakup aspek-
aspek yaitu motivasi belajar siswa, keaktifan belajar siswa, dan interaksi
belajar siswa.
a) Motivasi Belajar Siswa
Purwanto (1990) berpendap
dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
organism yang mengarahkan tingkah laku terhadap tujuan (goal) atau
perangsang (incentive
i keadaan internal yang
2000: 289). Selain itu, Aunurrahman (2009) berpendapat bahwa
energy atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat.
Motivasi sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam
diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil sebuah
kesimpulah bahwa motivasi belajar siswa merupakan suatu tenaga
pendorong atau kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri
seorang siswa (menaikkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku)
untuk mencapai tujuan tertentu atau perangsang yang ditandai dengan
timbulnya afektif pada kegiatan belajar siswa.
b) Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar siswa menurut Mayasa (2012) yaitu
partisipasi siswa baik secara jasmani maupun rohani dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kelas. Keaktifan belajar sangat
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa, sebab siswa yang
aktif akan mampu menangkap materi yang diajarkan dengan lebih
optimal. Pada saat guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-
muridnya aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun
rohani meliputi :
(1) Keaktifan indera, murid harus dirangsang agar dapat
menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.
(2) Keaktifan akal, akal anak-anak aktif atau diaktifkan untuk
memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(3) Kektifan ingatan, pada waktu mengajar anak harus aktif menerima
bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya
dalam otak.
(4) Keaktifan emosi, anak hendaklah senantiasa mencintai
pelajarannya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, keaktifan belajar siswa
merupakan partisipasi siswa yang meliputi keaktifan indera, akal,
ingatan, dan emosi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c) Interaksi Belajar Siswa
Interaksi belajar mengajar menurut Faqod (2012) merupakan
suatu hubungan timbal balik antara orang satu dengan orang lainnya.
Di dalam interaksi belajar mengajar, hubungan timbal balik antara
guru yang bersifat edukatif ( mendidik ) hal mana interaksi itu harus
diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik yaitu
adanya perubahan tingkah laku anak didik ke arah kedewasaan.
Interaksi belajar siswa menurut Susanto (2011) yaitu istilah yang
menggambarkan hubungan aktif dua arah antara pendidik dengan anak
didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan interaksi belajar siswa adalah suatu
hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa
yang bersifat edukatif yang berlangsung dalam ikatan tujuan
pendidikan.
2) Hasil belajar Matematika
a) Hasil Belajar
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
belajar mengajar. Penilaian hasil belajar dapat memberikan informasi
kepada guru dan orang tua tentang kemajuan siswa dan perkembangan
siswa dalam upaya mencapai tujuan belajar melalui berbagai kegiatan
belajar mengajar yang telah dilakukan. Oleh karena itu, dalam upaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
peningkatan pembelajaran perlu dilaksanakan penilaian hasil belajar.
Dalam hal ini, alat pengumpulan data atau instrument hasil belajar
dapat berupa soal-soal tes hasil belajar.
Sudjana menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya (Padmono, 2002: 37). Sedangkan Ali (2008)
dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat
(hlm. 14).
Hasil belajar merupakan kulminasi (tahap tertinggi) dari
suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar dan perubahan
perilaku secara menyeluruh bukan hanya satu aspek saja tetapi terpadu
secara utuh baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kulminasi ini
akan selalu diikuti dengan kegiatan tindak lanjut (Anitah, 2010).
Jadi, dari beberapa pendapat tentang hasil belajar dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya, yaitu
berupa perubahan pengetahuan, perilaku dan kepribadian yang bersifat
permanen berdasarkan latihan dan usaha, dan merupakan perubahan
perilaku secara menyeluruh meliputi aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
b) Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan pengertian hasil belajar dan Matematika yang
sudah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud hasil belajar Matematika adalah sesuatu yang diperoleh dan
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya, yaitu
berupa perubahan pengetahuan, perilaku dan kepribadian secara
menyeluruh meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor
dalam mata pelajaran matematika yang objeknya abstrak dan
terstruktur, dan terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan
geometri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
f. Peningkatan
Definisi peningkatan menurut Sugono, dkk (2010), peningkatan
uatan
Dari uraian-uraian tentang definisi peningkatan di atas, dapat
disimpulkan bahwa peningkatan adalah suatu proses, cara, usaha, kegiatan
untuk meningkatkan sesuatu. Peningkatan yang diharapkan dengan adanya
penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan pembelajaran Matematika
tentang operasi hitung pecahan siswa Kelas V SD.
g. Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Operasi Hitung
Pecahan Siswa Kelas V SD
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa peningkatan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
pecahan siswa kelas V SD merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
proses kegiatan pembelajaran yang efektif dalam mata pelajaran matematika
tentang operasi hitung pecahan yang melibatkan penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian pecahan pada siswa kelas V SD yang mempunyai
karakteristik belajar secara holistik (menyeluruh), alamiah, tidak ada
paksaan, langsung (konkret), dan sesuai dengan tahap perkembangan anak.
2. Penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament
a. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament
1) Pembelajaran Kooperatif
a) Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Mengenai pengertian pembelajaran kooperatif, Isjoni (2011)
menyatakan bahwa:
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktifis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (hlm. 14).
merujuk pada berbagai macam metode pangajaran di mana para siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu
kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,
kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
memb
Berdasarkan uraian tentang pembelajaran kooperatif di atas,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang siswa yang tingkat kemampuannya berbeda,
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnnya dalam mempelajari materi pelajaran.
b) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Johnson & Johnson dalam Trianto (2009: 57) mengatakan
tif adalah memaksimalkan
belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman
Zamroni mengatakan bahwa manfaat penerapan belajar
kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan
khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu,
belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di
kalangan siswa. Dengan balajar kooperatif, diharapkan kelak akan
muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang
cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat (Trianto, 2009:
57).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik, unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan
membantu siswa menumbuhkan kemamp
59).
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk
peningkatan prestasi akademik dan pemahaman siswa, mengurangi
kesenjangan pendidikan, meningkatkan kinerja siswa dalam
pembelajaran.
c) Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lungdren, unsur-unsur dalam pembelajaran
kooperatif yaitu sebagai berikut.
(1)
atau berenang
(2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau
peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab
terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi;
(3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
tujuan yang sama;
(4) Para siswa membagi tugas dan membagi tanggung jawab diantara
para anggota kelompok;
(5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan
ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;
(6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar;
(7) Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
(Isjoni, 2011: 16).
Sedangkan menurut Johnson, Johnson, dan Sutton terdapat
lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
(1) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa;
(2) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat;
(3) Tanggung jawab individual;
(4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil;
(5) Proses kelompok (Trianto, 2009: 60).
Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model
pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung
prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran
lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menrut Slavin adalah
sebagai berikut.
(1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok
mencapai kriteria yang ditentukan;
(2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya
kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota
kelompok;
(3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa
telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar
merka sendiri (Trianto, 2009: 61).
d) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Ibrahim, dkk. menjelaskan bahwa terdapat enam langkah
utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan
pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.
(1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
(2) Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
(3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien.
(4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas mereka.
(5) Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
(6) Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok (Trianto, 2009: 66).
2) Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament
a) Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games
Tournament
Slavin (2005) mengatakan bahwa:
Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan system skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka (hlm. 163).
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan
secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada
model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim
untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Trianto,
2009: 83).
Isjoni (2011) berpendapat bahwa:
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing (hlm. 83).
emastikan bahwa
seluruh anggota telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan
Dari beberapa uraian di atas, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6
orang siswa secara heterogen, yang menggunakan turnamen
akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan
individu dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-
anggota tim untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
b) Langkah-langkah Pembelajaran Teams Games Tournament
implementasi TGT terdiri dari 4 komponen utama, antara lain: (1)
Presentasi guru (sama dengan STAD); (2) Kelompok Belajar (sama
84).
Komponen utama dalam pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament adalah sebagai berikut.
(1) Guru menyiapkan:
(a) Kartu soal;
(b) Lembar kerja siswa;
(c) Alat/Bahan.
(2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya
5 orang).
(3) Guru mengarahkan aturan permainannya.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Pada TGT
siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
suku. Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja ke
dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu
kuis ini mereka tidak dapat saling membantu (Trianto, 2009).
Sedangkan deskripsi dari komponen-komponen TGT adalah
sebagai berikut.
(1) Presentasi di Kelas
Materi dalam TGT pertama-tama dikenalkan dalam
presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengejaran langsung
seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang
dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi
audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa
hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus
pada TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa
mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama
presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu
mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan
skor tim mereka.
(2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili
seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis
kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah
memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan
lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya
untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru
menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari
lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi,
pembelajaran itu melibatkan pembehasan permasalahan bersama,
membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan
pemahaman apabla anggota tim ada yang membuat kesalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tim adalah fitur yang paling penting dalam TGT. Pada
tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim
melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan
yang terbaiknuntuk membantu tiap anggotanya. Tim ini
memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting
dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian
yang respek yang mutual yang penting untuk akibat yang
dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri,
penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream.
(3) Game
Gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan
siswa yang diperolehnya melalui presentasidi kelas dan
pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan diatas meja
dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang
berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor
pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa
mengambil sebuah katu bernomor dan harus menjawab
pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah
aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain salaing
menantang jawaban masing-masing.
(4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game
berlangsung. Biasanya berakhir pada akhir minggu atau akhir
unit. Setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah
melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada
turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja
turnamen, tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1,
tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisin yang
seimbang ini, memungkinkan para siswa dari semua tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor
tim mereka jika meereka melakukan yang terbaik.
Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja
tergantung pada kinerja mereka pada tournament terakhir.
lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja 5), skor tertinggi
kedua tetap tinggal pada meja yang sama, dan yang skornya
siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan
terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat
kinerja mereka yang sesungguhnya.
(5) Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan
yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
(6) Materi
Untuk mempersiapkan materi dalam TGT, perlu
menyiapkan kartu-kartu bernomor untuk anak.
(7) Menempatkan Para Siswa ke dalam Tim
Untuk menempatkan para siswa ke dalam tim, dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
(a) Memfotokopi lembar rangkuman tim
Buatlah satu buah kopian dari lembar rangkuman tim
untuk setiap empat siswa dalam kelas.
(b) Susun peringkat siswa
Pada selembar kertas, buatlah urutan peringkat siswa di
dalam kelas dari peringkat yang tertinggi sampai yang
terendah.
(c) Tentukan berdasar jumlah tim
Tiap tim terdiri dari empat anggota jika
memungkinkan. Untuk menentukan berapa tim yang akan
dibentuk, jumlah siswa yang ada di dalam kelas dibagi, hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tersebut tentunya merupakan jumlah tim yang beranggotakan
empat orang. Selanjutnya mungkin ada beberapa tim yang
mempunyai jumlah anggota lima orang.
(d) Bagikan siswa ke dalam tim
Dalam membagi siswa ke dalam tim, seimbangkan
timnya supaya tiap tim terdiri atas level yang kinerjanya
berkisar dari yang terendah, sedang, dan tinggi. Level kinerja
yang sedang dari semua tim yang ada di kelas hendaknya
setara.
(e) Isilah lembar rangkuman tim
Isilah nama-nama siswa dari tiap tim dalam lembar
rangkuman tim.
(8) Menempatkan para siswa ke dalam meja turnamen pertama
Buatlah lembar penempatan meja turnamen. Pada lembar
tersebut, tuliskan daftar nama siswa dari atas ke bawah sesuai
urutan kinerja mereka sebelumnya, gunakan peringkat yang sama
seperti yang digunakan untuk membentuk tim. Hitunglah jumlah
siswa di dalam kelas. Jika jumlahnya habis dibagi tiga, semua
meja turnamen akan mempunyai tiga peserta, tunjukkan tiga
siswa pertama dari daftar tadi untuk menempati meja 1,
berikutnya ke meja 2, dan seterusnya. Jika ada siswa yang tersisa
setelah dibagi tiga, satu atau dua dari meja turnamen pertama
akan beranggotakan empat peserta.
(9) Menentukan skor tim
Segera setelah turnamen selesai, tentukan skor tim dan
persiapkan sertifikat tim untuk memberi rekognisi kepada tim
peraih skor tertinggi. Untuk melakukan hal ini, periksalah poin-
poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan. Lalu,
pindahkan poin-poin turnamen dari tiap siswa tersebut ke lembar
rangkuman dari timnya masing-masing, tambahkan ke seluruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
anggota tim, dan bagilah dengan jumlah anggota tim yang
bersangkutan.
(10) Bergeser tempat
Bergeser tempat atau menempatkan siswa pada meja
turnamen baru, harus dilakukan persiapan pada turnamen
berikutnya. Akan lebih mudah melakukan penggeseran jika telah
menentukan skor tim. Untuk menggeser tempat para siswa,
gunakan langkah-langkah berikut.
(a) Gunakan lembar skor permainan untuk mengidentifikasikan
skor-skor tertinggi dan terendah pada tiap meja turnamen;
(b) Garis bawahi nomor-nomor meja para siswa yang
mendapatkan skor terendah;
(c) Biarkan pembagiabn meja lainnya tetap seperti semula,
termasuk nomor-nomor untuk siswa yang absen.
(11) Mengubah tim
Setelah lima sampai enam minggu melakukan TGT, atau
pada akhir perriode atau unit yang telah ditentukan, tempatkanlah
para siswa ke dalam tim-tim yang baru (Slavin, 2005).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament di atas, dapat
disimpulkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament pada penelitian ini meliputi: a) Penyajian materi,
yaitu guru menyajikan dan menyampaikan materi pembelajaran; b)
Belajar kelompok, dalam hal ini guru memberikan lembar kerja siswa
pada setiap siswa dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing
dan memotivasi siswa untuk aktif bekerja sama dalam kelompok, dan
selanjutnya guru bersama siswa membahas soal lembar kerja siswa; c)
Pelaksanaan games tournament, peran guru dalam kegiatan ini adalah
memberikan penjelasan tentang aturan serta membimbing siswa dalam
kegiatan games tournament, selain itu guru juga memotivasi siswa
untuk aktif dalam kegiatan games tournament; d) Penghargaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kelompok, dalam hal ini guru membimbing siswa dalam menghitung
skor kelompok kemudian guru memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan skor nilai rata-rata tertinggi; dan e) Evaluasi,
kegiatan ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar
kemampuan setiap siswa dalam menerima materi pembelajaran.
c) Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT) menurut Anatahime (2009),
yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
(1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas;
(2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu;
(3) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa;
(4) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain;
(5) Motivasi belajar lebih tinggi;
(6) Hasil belajar lebih baik;
(7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
(1) Bagi guru
(a) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat
diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali
teliti dalam menentukan pembagian kelompok;
(b) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup
banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas
secara menyeluruh.
(2) Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa
dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk
mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan
baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang
lain.
b. Penggunaan
penggunaan adalah suatu kegiatan, proses, cara yang dilakukan oleh subjek
pada suatu objek dengan maksud dan tujuan tertentu.
Yang menjadi objek penggunaan pada penelitian tindakan kelas ini
adalah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Pada
penelitian tindakan kelas ini, peneliti berusaha untuk menggunakan atau
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament yang telah diuraikan sebelumnya.
Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament ini, diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran Matematika
khususnya pada materi operasi hitung pecahan.
c. Penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament, dengan maksud untuk
meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan
siswa kelas V SD. Pada model pembelajaran ini, dalam kegiatan
pembelajaran siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok kecil secara
heterogen, dengan menggunakan turnamen akademik serta permainan-
permainan yang bisa membangkitkan minat siswa untuk aktif dalam
pembelajaran sehingga keberhasilan belajar dapat tercapai secara optimal.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan
menggunakan model pembelajaran yang dalam kegiatan belajarnya siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen, dimana
siswa akan saling membantu dan bekerja sama dengan anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kelompoknya. Model pembelajaran ini menggunakan turnamen-turnamen
akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu
dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
B. Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan pembelajaran keahlian guru memberikan petunjuk atau
cara belajar adalah salah satu hal yang sangat penting. Seorang guru hendaknya
selalu mengupayakan agar pelajaran yang disampaikan dapat menarik dan mudah
untuk dipahami oleh siswa yang pada akhirnya pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan optimal.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan pembelajaran
matematika siswa yaitu dalam menyampaikan materi pelajaran sebaiknya guru
menggunakan suatu model pembelajaran yang tepat dan efektif, serta efisien agar
siswa tidak merasa tergantung pada ulasan guru dan dapat menyalurkan ilmu atau
kemampuan pribadi secara fakta dan optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat dalam upaya peningkatan
pembelajaran matematika siswa. Penggunaan Model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament ini siswa diharapkan akan semakin mahir dan mengerti
dalam mengerjakan soal, karena siswa diberi tugas-tugas di mana dalam
pengerjaannya dibutuhkan suatu kerja sama antara anggota untuk mendapatkan
hasil yang optimal, selain itu dengan adanya permainan-permainan turnamen
dalam kelompok diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran Matematika sangat tergantung pada
bagaimana guru melaksanakan proses kegiatan pembalajaran. Keberhasilan
pembelajaran Matematika tidak hanya berkaitan dengan hasil belajar siswa pada
pelajaran Matematika saja, akan tetapi juga berkaitan dengan keaktivan siswa,
motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran serta interaksi belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, model pembelajaran yang dapat
membangkitkan motivasi dan keaktifan siswa, serta membuat interaksi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
siswa berjalan dengan baik dan kondusif sangat diperlukan dalam upaya untuk
mewujudkan keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran Matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament dirasa sangat efektif, hal ini dikarenakan dengan
adanya kerja sama dan saling bertukar ilmu antar anggota kelompok sehingga
siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru serta hasil yang
didapatkan menjadi lebih baik dan optimal. Dengan demikian, pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament ini diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SD
Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012.
C. Hipotesis Tindakan
Jika penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
sesuai dengan yang direncanakan, maka pembelajaran Matematika tentang operasi
hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012 akan
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Game Tournament dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika
tentang Operasi Hitung Pecahan Siswa Kelas V SDN Peneket Tahun Ajaran
dilaksanakan di SD Negeri Peneket yang beralamat di dukuh
Bekelan, RT 03 RW 01, Desa Peneket, Kecamatan Ambal, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah.
Secara geografis sekolah ini mempunyai letak yang strategis dan
mudah dijangkau karena berada di dekat jalan desa di tengah Desa Peneket.
Keadaan disekitar sekolah sangat mendukung terciptanya suasana
pembelajaran yang kondusif karena letaknya yang agak jauh dari jalan raya
sehingga jauh dari kebisingan kendaraan-kendaraan bermotor yang akan
membuat proses kegiatan belajar mengajar menjadi nyaman dan tidak
terganggu. Kondisi lingkungan masyarakat di sekitar SD Negeri Peneket juga
sangat mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2011 sampai
bulan Desember tahun 2012. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini
dilaksanakan pada bulan April sampai bulan juni 2012, selama siswa kelas V
SD Negeri Peneket menempuh pembelajaran semester II tahun ajaran
2011/2012. Adapun jadwal kegiatan penelitiannya dapat dilihat pada gambar
3.1 berikut.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
No Kegiatan Penelitian
Waktu Pelaksanaan
2011 2012
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag Sep Okt Nov Des
1 Identifikasi masalah
2 Pengajuan judul
3 Penyusunan dan konsultasi proposal
4 Penyusunan Instrumen
5 Seminar Proposal
6 Revisi dan pengiriman
7 Perijinan
8 Pretest
9 Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
10 Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
11 Siklus III
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
12 Analisis data dan pembahasan
13 Penyusunan laporan hasil penelitian
14 Ujian Skripsi
15 Revisi
16 Penggandaan
17 Pengiriman
Gambar 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun
ajaran 2011/2012, yang berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki
dan 10 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
peneliti mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan, yang memang benar-
benar dibutuhkan untuk penelitian ini.
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar Matematika siswa
tentang operasi hitung pecahan, sedangkan data kualitatif berupa informasi
tentang langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament dan proses pembelajaran Matematika siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Siswa Data dari siswa diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri Peneket
Tahun Ajaran 2011/2012. Data yang berasal dari siswa berupa data siswa
kelas V SD Negeri Peneket yang mencakup proses belajar siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa tentang operasi
hitung pecahan.
b. Teman Sejawat Penelitian ini juga melibatkan teman sejawat sebagai sumber data.
Data yang berasal dari teman sejawat adalah data tentang observasi kegiatan
selama kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini yang menjadi teman
sejawat yaitu rekan guru yang diberi tugas oleh peneliti untuk menjadi
observer untuk mengamati proses pembelajaran yaitu tentang langkah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dan proses
pembelajaran Matematika siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Guru Guru yang dijadikan sumber data pada penelitian ini yaitu guru
kelas V SD Negeri Peneket. Data yang berasal dari guru kelas V yaitu
tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan siswa kelas V SD
Negeri Peneket, yang mencakup tentang latar belakang siswa,
perkembangan belajar siswa, serta data-data lain yang diperlukan peneliti
dalam penelitian tindakan kelas ini.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Tes Hasil belajar
Peters dan Shertzer mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang
sistematis untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laku individu, dan
menggambarkan (mendeskripsikan) tingkah laku itu melalui skala angka
atau sistem kategori (Kartadinata, 2002: 24). Hasan dan Zainul (1991)
u alat untuk mengukur kemampuan
(hlm. 21). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes
hasil belajar merupakan suatu prosedur sistematis untuk mengobservasi
serta mengukur atau mengetahui kemampuan atau keberhasilan seseorang
dalam kegiatan pembelajaran.
Pada penelitian ini, tes hasil belajar digunakan oleh peneliti untuk
mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika setelah
dilakukan tindakan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament.
b. Kuesioner atau Angket
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal dengan angket. Pada
dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(hlm. 199).
Angket ditujukan pada siswa untuk memperoleh data pengalaman
siswa setelah mengikuti pembelajaran. Pada penelitian ini, angket
digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran matematika
siswa. Alat pengumpulan datanya menggunakan lembar angket.
c. Observasi
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti juga
menggunakan teknik observasi. Observasi dilakukan dengan pemusatan
perhatian terhadap objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indera
dengan tujuan untuk mengkonfirmasikan antara data yang ada dengan
kenyataan sebenarnya. Observasi dilakukan oleh observer atau teman
sejawat guna memperoleh data tentang hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan pembelajaran. Teknik ini menggunakan alat pengumpulan data
berupa lembar observasi. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk
mengamati guru dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament di kelas.
d. Wawancara
Nazir (2005) menjelaskan bahwa,
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, sambil
tatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
(hlm. 193).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dalam kegiatan
wawancara ada pewawancara dan responden. Dalam penelitian ini peneliti
sebagai pewawancara sedangkan responden pada penelitian ini adalah teman
sejawat. Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pembelajaran, yaitu tentang langkah pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament dan proses pembelajaran
Matematika siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Alat Pengumpulan Data atau Instrumen
Pada penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan untuk
mengukur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament, pembelajaran matematika, dan hasil belajar siswa.
a. Instrumen pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament
1) Definisi Konsep
Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament adalah
suatu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa
secara heterogen, yang menggunakan turnamen akademik, dan
menggunakan kuis-kuis dan system skor kemajuan individu di mana
siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
2) Definisi Operasional
Pelaksanaan yang akan diteliti adalah mengenai bagaimana
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
yang dilaksanakan oleh peneliti, apakah sudah sesuai dengan langkah-
langkah yang telah direncanakan atau belum. Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) guru membagi siswa
dalam kelompok secara heterogen; b) presentasi di kelas; c) belajar
kelompok; d) pelaksanaan games tournament; e) perhitungan skor
kelompok; f) penghargaan kelompok; dan g) evaluasi individu. Langkah-
langkah tersebut dijadikan indikator dalam membuat instrument
pengamatan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament. Data tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament diperoleh dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu melalui observasi atau rating scale, dan
wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament tercermin dalam jumlah skor yang dicapai dalam merespon
instrumen, untuk mengetahui skor rata-rata nilai observer tentang
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
yang diamati menggunakan lembar observasi. Skor rata-rata nilai tersebut
kemudian dijadikan indikator pelaksanaan. Selain itu, data juga didapat
dari wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament yang telah dilaksanakan.
Observasi dan wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament yang dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran yang sudah direncanakan atau belum. Data dari
observasi dan wawancara berupa data deskriptif, sehingga dapat saling
mendukung kevalidan data yang didapat.
Rincian pencapaian kategori menurut perolehan hasil observasi
guru tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Kategori Hasil Observasi
Rentang Skor Kategori Arti 3,51-4,0 A Sangat Baik 3,01-3,5 B Baik 2,51-3,0 C Cukup 2,01-2,5 D Kurang
E Gagal
Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat dibuat kisi-
kisi instrument pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament yang disajikan pada tabel 3.2 dan 3.3 sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 3.2. Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Variabel Indikator No soal Jumlah Soal Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
Penyajian materi 1, 2, 3, 4, 5 5 Belajar kelompok 6, 7, 8, 9, 10 5 Game tournament 11, 12, 13, 14, 15 5 Penghargaan kelompok
16,17, 18, 19, 20 5
Evaluasi 21, 22, 23, 24, 25 5
Jumlah 25
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Variabel Indikator No soal Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
Penyajian materi 1 Belajar kelompok 2 Game tournament 3 Penghargaan kelompok 4 Evaluasi 5 Jumlah Soal 5
b. Instrumen Pembelajaran Matematika
1) Definisi Konsep
Pembelajaran Matematika adalah suatu proses perubahan
tingkah laku melalui perubahan tingkah laku yang diarahkan oleh guru
untuk menghasilkan, merangsang, atau mempermudah belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika yang objeknya abstrak dan terstruktur,
dan terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
2) Definisi Operasional
Kegiatan yang akan diteliti atau diamati pada instrument
pembelajaran Matematika ini yaitu proses pembelajaran Matematika
siswa. Dalam hal ini mencakup aspek motivasi belajar siswa, keaktifan
siswa, dan interaksi belajar siswa. Aspek-aspek tersebut dijadikan
indikator dalam membuat instrument pengamatan pembelajaran
Matematika siswa. Alat yang digunakan dalam mengamati proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pembelajaran Matematika siswa yaitu menggunakan rating scale,
wawancara dan angket siswa.
Pembelajaran Matematika siswa tercermin dalam jumlah skor
yang dicapai dalam merespon instrumen, untuk mengetahui skor rata-rata
nilai observer maupun hasil angket tentang proses pembelajaran
Matematika siswa yang tertuang dalam alat pengumpulan data berupa
rating scale dan angket siswa. Skor rata-rata nilai tersebut kemudian
dijadikan indikator pelaksanaan. Selain itu, data juga didapat dari
wawancara mengenai proses pembelajaran Matematika siswa.
Observasi, wawancara, dan angket ini dilaksanakan untuk
mengetahui bagaimana proses pembelajaran Matematika apakah sudah
berjalan dengan baik atau belum. Data dari observasi, wawancara, dan
angket berupa data deskriptif, sehingga dapat saling mendukung
kevalidan data yang didapat.
Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat dibuat kisi-
kisi instrument pembelajaran Matematika yang disajikan dalam tabel 3.4,
tabel 3.5, dan tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.4. Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Matematika
Variabel Indikator No soal Jumlah Soal Pembelajaran Matematika
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
7
Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
7
Interaksi belajar siswa dalam pembelajaran
15, 16, 17, 18, 19, 20
6
Jumlah 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 3.5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pembelajaran Matematika
Variabel Indikator No soal Jumlah Soal Pembelajaran matematika
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
1, 2 2
Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
3 1
Interaksi belajar siswa dalam pembelajaran
4, 5 2
Jumlah 5
Tabel 3.6. Kisi-kisi Angket Pembelajaran Matematika
Variabel Indikator No soal Jumlah
Soal Positif Negatif + -
Pembelajaran matematika
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
1, 2, 3, 4
5, 6, 7 4 3 7
Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
8, 9, 10
11, 12, 13, 14
3 4 7
Interaksi belajar siswa dalam pembelajaran
15, 16, 17
18, 19, 20
3 3 6
Jumlah 10 10 20
c. Instrumen Hasil Belajar Matematika
1) Definisi Konsep
Hasil belajar Matematika adalah sesuatu yang diperoleh dan
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya, yaitu
berupa perubahan pengetahuan, perilaku dan kepribadian secara
menyeluruh meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam
mata pelajaran matematika yang objeknya abstrak dan terstruktur, dan
terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
2) Definisi Operasional
Peningkatan hasil belajar Matematika dapat terlihat dari hasil
nilai atau skor siswa tentang pemahaman dan penguasaan siswa terhadap
materi operasi hitung pecahan yang diperoleh dari tes hasil belajar. Alat
pengumpulan data dari tes berupa lembar soal tes. Sebelum menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
instrumen tes hasil belajar, disusun terlebih dahulu kisi-kisi. Kisi-kisi
memuat jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan
setiap pokok bahasan serta untuk semua aspek kemampuan yang hendak
diukur.
Berikut kisi-kisi instrument hasil belajar pada siklus I, siklus II,
dan siklus III dapat dilihat pada tabel 3.7, tabel 3.8, dan tabel 3.9.
Tabel 3.7. Kisi-kisi Evaluasi Hasil Belajar Matematika Siklus I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Soal
Bentuk Soal
Mengguna-kan pecahan dalam pemecahan masalah
Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
Menghitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa
1-10 Isian
Menghitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya
1-10 Isian
Menghitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya
1-10 Isian
Jumlah Soal 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 3.8. Kisi-kisi Evaluasi Hasil Belajar Matematika Siklus II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Soal
Bentuk Soal
Mengguna-kan pecahan dalam pemecahan masalah
Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
Menghitung perkalian berbagai bentuk pecahan
1-10 Isian
Menghitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa
1-10 Isian
Menghitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya
1-10 Isian
Jumlah Soal 30
Tabel 3.9. Kisi-kisi Evaluasi Hasil Belajar Matematika Siklus III
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Soal
Bentuk Soal
Mengguna-kan pecahan dalam pemecahan masalah
Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
Menghitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya
1-10 Isian
Menghitung pembagian berbagai bentuk pecahan
1-10 Isian
Menghitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan
1-10 Isian
Jumlah Soal 30
E. Uji Validitas Data
Validasi data sangat dibutuhkan agar diperoleh data yang valid.
Memperoleh validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Moleong (2007) menj
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar itu untuk keperluan
(hlm. 330). Sejalan
dengan pendapat tersebut, Wiriaatmadja (2008) men
yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisa yang ditimbulkan
dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain,
yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama (hlm. 168).
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan data yang diperoleh
dengan mitra lain dalam penelitian tersebut. Triangulasi data yang digunakan
peneliti adalah triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi sumber.
Penggunaan triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengukur
validitas data yang bersifat kualitatif yang harus diolah ke dalam bentuk angka-
angka atau persentase, sehingga tampak adanya peningkatan ataupun penurunan
hasil dalam penelitian.
Teknik triangulasi pengumpulan data pada penelitian ini yaitu peneliti
membandingkan data dari alat pengumpul data yang digunakan meliputi data dari
lembar observasi, lembar angket, lembar evaluasi, serta wawancara. Sedangkan
triangulasi sumber data pada penelitian ini yaitu peneliti membandingkan data
yang berasal dari guru, observer, dan siswa.
F. Analisis Data
Analisis data dilakukan agar data yang diperoleh berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. is data
adalah proses menyeleksi, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan
data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang
ata mentah
yang dikumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan
ketegorisasi, manipulasi, serta diperas sedemikian rupa sehingga data yang
diperoleh mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk
menguji hipotesis (Nazir, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Penelitan tindakan kelas ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif yaitu data yang diambil dari hasil tes belajar siswa dianalisis dengan
teknik statistik deskriptif komparatif. Analisis ini dilakukan dengan
membandingkan hasil hitung dari statistik deskriptif pada nilai tes kondisi awal,
nilai tes siklus I, nilai tes siklus II, dan nilai tes setelah siklus III.
Sedangkan analisis data non tes atau data kualitatif mencakup data hasil
pengamatan (observasi), wawancara, dan angket menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif meliputi tiga alur kegiatan yang
secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data, yaitu
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan
kesimpulan/verifikasi (Miles & Huberman, 2007).
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data. Melalui penyajian data yang dilakukan dalam bentuk tabel, grafik,
pictogram, dan sejenisnya, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Selain itu juga memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasakan
apa yang telah dipahami tersebut.
3. Verification (Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan)
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam
penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak
awal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja atau kriteria keberhasilan adalah merupakan petunjuk
atau sebagai wujud keberhasilan tindakan sehingga dapat dipahami secara pasti,
apakah tindakan yang dilakukan sudah berhasil atau belum setelah menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament di SD Negeri Peneket.
Adapun indikator-indikator yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
1. Indikator dari guru/peneliti, pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat berjalan dengan baik sesuai
skenario yang telah direncanakan. Dalam hal ini guru minimal mendapat skor
rata-rata 3 pada lembar observasi dalam memenuhi indikator langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament yang mencakup
aspek-aspek yaitu: a) penyajian materi; b) belajar kelompok; c) permainan
(games tournament); d) penghargaan kelompok; dan e) evaluasi.
2. Indikator dari siswa
a. Pembelajaran matematika siswa khususnya pada materi operasi hitung
pecahan dapat meningkat. Dalam hal ini siswa minimal mendapat skor rata-
rata 3 pada lembar observasi dan angket dalam memenuhi indikator
pembelajaran Matematika siswa yang mencakup aspek motivasi belajar
siswa, keaktifan siswa, dan interaksi belajar siswa.
b. Hasil belajar siswa tentang operasi hitung pecahan Matematika mengalami
peningkatan dan dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang ditentukan yaitu:
1) Nilai rata-rata kelas dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70.
2) Jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas atau mencapai KKM yang telah
ditetapkan mencapai 85% dari jumlah keseluruhan siswa.
H. Prosedur Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu menggunakan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi,
dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang
pemecahan permasalahan (Kasbolah, 2001). Pelaksanaan tindakan ini dilakukan
dalam tiga siklus, yang masing-masing siklus melalui tiga kali pertemuan. Namun
apabila dalam tiga siklus masih belum memenuhi indikator kinerja maka
dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang
dimaksud adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas Model Spiral
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tindakan yang tersusun untuk
memperbaiki situasi, mengubah, atau meningkatkan yang dilaksanakan secara
khas yang mempunyai perspektif dan memandang ke depan. Rencana harus
mengakui semua tindakan dalam batas waktu tertentu diramalkan, sehingga
mengandung resiko. Rencana harus cukup fleksibel untuk dapat disesuaikan
dengan pengaruh muncul tak terduga dan berbagai hambatan yang tak
diperhitungkan dan tak terlihat (Padmono, 1999).
dst.
refleksi
observasi
tindakan
perencanaan
perencanaan
observasi
refleksi
tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana yang didasarkan
pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Tahap perencanaan ini
menentukan apa yang digunakan, siapa yang melakukan, kapan waktu
pelaksanaannya, dan bagaimana melaksanakannya.
2. Tindakan
Tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali yang merupakan variasi praktik secara cermat dan bijaksana
(Padmono, 1999). Pada pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai
pemberdaya siswa. Tindakan yang akan dilaksanakan mengacu pada program
yang telah disiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Untuk
mengetahui perubahan yang muncul dan kekurangan atau kelemahan
pelaksanaan tindakan, pengamat menggunakan alat pengumpul data atau
instrumen yang telah dibuat.
3. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan memiliki fungsi untuk
mendokumentasikan berbagai pengaruh tindakan yang terkait. Pengamatan
berorientasi ke masa yang akan datang, artinya observasi dimaksudkan untuk
memperoleh berbagai keterangan yang digunakan untuk langkah-langkah yang
akan datang. Hasil pengamatan yang cermat akan memberikan masukan yang
digunakan pada langkah refleksi untuk memperbaiki tindakan atau
mempertahankan tindakan (Padmono, 1999).
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali
suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat. Refleksi berusaha memahami
proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.
Refleksi mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi
sosial, dan memahami persoalan dan keadaan timbulnya persoalan itu. Refleksi
biasanya dibantu dan atau dilakukan oleh seluruh anggota peneliti melalui
diskusi. Rekonstruksi tindakan akan diungkap kembali, sehingga seluruh
peneliti memiliki pandangan dan persepsi yang sama tentang kendala dan
faktor pendukung. Berdasarkan analisis kasus dan berbagai pertimbangan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
diputuskan berbagai rencana (revisi rencana tindakan). Refleksi ini mempunyai
sifat evaluatif, sebab melalui refleksi seluruh anggota penelitian menentukan
apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai harapan atau belum, apakah
tindakan perlu diadakan perbaikan atau tidak (Padmono, 1999).
Berdasarkan analisis hasil studi pendahuluan, pelaksanaan tindakan
penelitian ini direncanakan tiga siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III yang
masing-masing terdiri dari tiga pertemuan. Tahapan dalam setiap siklus terdiri
dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum
diadakan siklus I, peneliti melakukan pre-test untuk mengetahui kondisi awal
siswa. Tahapan ini dilakukan secara terus menerus sehingga ditemukan hasil yang
optimal. Adapun pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut.
1. Studi Pendahuluan atau Pre-test
Sebelum diadakan siklus I, peneliti melakukanstudi pendahuluan atau
pre-test untuk mengetahui kondisi awal siswa. Pada studi pendahuluan ini guru
melaksanakan pembelajaran seperti pada kegiatan pembelajaran yang seperti
biasanya dilakukan oleh guru kelas. Guru masih cenderung menggunakan
metode pembelajaran konvensional. Di akhir pembelajaran, guru memberikan
soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa
terhadap materi operasi hitung pecahan Matematika pada kondisi awal.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana tindakan yang didasarkan
pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun perencanaan tindakan
pada siklus ini meliputi: (1) mempelajari kompetensi dasar dan materi yang
terdapat dalam kurikulum atau silabus kelas V semester 2; (2) menentukan
waktu penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi
waktu 3 x 2 x 35 menit; (3) menyusun skenario tindakan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament sesuai langkah-langkah yang
telah ditentukan; (4) menyusun RPP; (5) menyusun instrumen penelitian
berupa lembar tes, lembar observasi, pedoman wawancara, lembar angket;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(6) menghubungi observer dan (7) menyiapkan media atau alat dan bahan
yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan penelitian ini merupakan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru atau peneliti berdasarkan skenario pembelajaran yang
telah direncanakan sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Materi pembelajaran pada siklus I pada pertemuan pertama
tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa, pertemuan kedua
tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran, dan pertemuan
ketiga tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal.
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus I meliputi langkah-
langkah kegiatan berikut:
1) Perencanaan, perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan meliputi:
a) menentukan fokus pembelajaran melalui pertanyaan fokus tentang apa
yang akan dipelajari;
b) menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
c) menentukan materi, media, dan sumber belajar;
d) memilih dan mengurutkan kegiatan pembelajaran;
e) merencanakan evaluasi;
f) menyusun skenario kegiatan pembelajaran atau RPP.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
3) Melaksanakan kegiatan evaluasi.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan
oleh peneliti, siswa, dan teman sejawat. Observasi dilakukan terhadap isi
tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan
tersebut. Observer maupun pelaksana tindakan melaksanakan observasi
terhadap pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk mengadakan refleksi
serta menyusun langkah atau rencana selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Kemudian peneliti menganalisis hasil yang dicapai siswa setelah
pelaksanakan tahap 1 dan 2, yaitu perencanaan dan tindakan. Hal ini
dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan
sebelumnya. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan tentang
kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament pada setiap siklus.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi guru atau peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
sehingga menemukan kelebihan maupun kekurangannya selama proses
pembelajaran. Kemudian peneliti mengkaji dan mempertimbangkan hasil
atau dampak dari pembelajaran tersebut. Dari hasil refleksi, peneliti akan
melakukan perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya.
Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang
telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan.
Pada tahap ini peneliti dapat membandingkan kondisi awal sebelum
diadakan tindakan dan kondisi sesudah diberikan tindakan siklusi I. Peneliti
memaknai data yang diperoleh sehingga didapatkan gambaran yang jelas
tentang tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I merupakan
tahap awal yang selanjutnya ditindaklanjuti pada siklus II.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Hanya pada siklus II
lebih ditekankan pada perbaikan dan pemecahan masalah-masalah yang
muncul pada siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Materi pembelajaran pada siklus II pada pertemuan pertama
tentang perkalian berbagai bentuk pecahan, pertemuan kedua tentang
pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa, dan pertemuan ketiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tentang pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran. Pelaksanaan
tindakan pada siklus II merupakan perbaikan tindakan yang dilaksanakan
berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada siklus I. Melalui perbaikan
yang dilakukan diharapkan kesulitan yang muncul pada siklus I dapat
diatasi sehingga penelitian ini dapat berhasil (memenuhi indikator kinerja
yang telah ditentukan) dan hasil yang diperoleh akan meningkat.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi, pada dasarnya sama seperti observasi di
siklus I yaitu mengamati proses pelaksanaan pembelajaran dari awal sampai
akhir yang dilakukan oleh guru atau peneliti, siswa maupun teman sejawat
untuk memperoleh data tentang pembelajaran tersebut. Observasi pada
siklus II juga sebagai bahan untuk mengadakan refleksi.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti untuk mengkaji dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti dapat membandingkan kondisi awal
sebelum tindakan dengan kondisi setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus
II. Berdasar hasil refleksi, peneliti dapat melakukan perbaikan pembelajaran
untuk siklus berikutnya jika perlu atau berhenti sampai siklus II jika
penelitian ini telah dinyatakan berhasil sesuai indikator keberhasilan yang
telah ditentukan.
4. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus III sama dengan
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II. Hanya pada siklus III
lebih ditekankan pada perbaikan dan pemecahan masalah-masalah yang
muncul pada siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus III ini dilaksanakan dalam tiga
kali pertemuan. Materi pembelajaran pada siklus III pada pertemuan
pertama tentang pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
pertemuan kedua tentang pembagian berbagai bentuk pecahan, dan
pertemuan ketiga tentang perkalian dan pembagian berbagai bentuk
pecahan. Pelaksanaan tindakan pada siklus III merupakan perbaikan
tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah-masalah yang muncul
pada siklus II. Melalui perbaikan yang dilakukan diharapkan kesulitan yang
muncul pada siklus II dapat diatasi sehingga penelitian ini dapat berhasil
(memenuhi indikator kinerja yang telah ditentukan) dan hasil yang diperoleh
akan meningkat.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi, pada dasarnya sama seperti observasi di
siklus I dan II yaitu mengamati proses pelaksanaan pembelajaran dari awal
sampai akhir yang dilakukan oleh guru atau peneliti, siswa maupun teman
sejawat untuk memperoleh data tentang pembelajaran tersebut. Observasi
pada siklus III juga sebagai bahan untuk mengadakan refleksi.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti untuk mengkaji dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti dapat membandingkan kondisi awal
sebelum tindakan dengan kondisi setelah tindakan yaitu siklus I, II dan
siklus III. Berdasar hasil refleksi, peneliti dapat melakukan perbaikan
pembelajaran untuk siklus berikutnya jika perlu atau berhenti sampai siklus
III jika penelitian ini telah dinyatakan berhasil sesuai indikator keberhasilan
yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Peneket yang beralamat di
dukuh Bekelan, RT 03 RW 01, Desa Peneket, Kecamatan Ambal, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah. SD Negeri Peneket merupakan satu-satunya sekolah
dasar yang berada di Desa Peneket. Secara geografis sekolah ini mempunyai letak
yang strategis dan mudah dijangkau karena berada di dekat jalan desa di tengah
Desa Peneket. Keadaan di sekitar sekolah sangat mendukung terciptanya suasana
pembelajaran yang kondusif karena letaknya yang agak jauh dari jalan raya
sehingga jauh dari kebisingan kendaraan-kendaraan bermotor yang akan membuat
proses kegiatan belajar mengajar menjadi nyaman dan tidak terganggu. Kondisi
lingkungan masyarakat di sekitar SD Negeri Peneket juga sangat mendukung
terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif.
SD Negeri Peneket pada tahun ajaran 2011/2012 mempunyai siswa
sebanyak 171 siswa yang terdiri dari 101 siswa laki-laki dan 70 siswa perempuan.
Mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Secara umum mereka berasal
dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Jumlah siswa pada masing-masing
kelas berkisar antara 20-30 siswa. Sedangkan guru di sekolah ini sebanyak 13,
terdiri dari kepala sekolah, 6 guru kelas negeri, 2 guru mata pelajaran negeri, 4
guru wiyata bhakti, seorang petugas perpustakaan, dan seorang penjaga
sekolah. Pada saat ini sekolah memiliki 6 ruang kelas, ruang kepala sekolah,
ruang kantor guru, ruang perpustakaan, laboratorium, mushola, dapur dan UKS.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun
ajaran 2011/2012, yang berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki
dan 10 siswa perempuan. Dengan melihat banyaknya siswa laki-laki,
menyebabkan suasana kelas V selalu ramai dan terlihat aktif pada waktu tidak ada
guru ataupun diwaktu istirahat. Akan tetapi jika ada guru didalam kelas, suasana
kelas berubah menjadi pasif dan tampak sunyi. Ruang kelas V terletak diantara
ruang kantor guru dan ruang kelas IV, hal itu membuat guru-guru resah dan
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
terganggu apabila terdengar suara keramaian siswa kelas V khususnya jika kelas
tidak ada guru yang berada di dalam kelas karena letak kantor guru yang
berdekatan dengan ruang kelas V.
Setiap siswa kelas V memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang
cepat ada pula yang lambat dalam memahami pelajaran. Ada yang mudah dalam
belajar ada pula yang mengalami kesulitan dalam belajar. Sedangkan motivasi,
keaktifan, serta interaksi belajar siswa dalam pembelajaran juga berbeda-beada
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Untuk mengetahui kemampuan
siswa khususnya pada materi perkalian dan pembagian pecahan sebelum tindakan,
maka dilaksanakan studi pendahuluan (pre test). Selain itu, studi pendahuluan ini
juga digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran tentang materi perkalian
dan pembagian pecahan Matematika sudah berjalan dengan efektif atau belum
pada siswa kelas V SD Negeri Peneket.
Kegiatan studi pendahuluan (pre test) ini dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 4 April 2012 pada jam pertama pukul 07.20-08.30 WIB. Kegiatan
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti pada studi pendahuluan, menggunakan
pendekatan konvensional seperti halnya pada umumnya digunakan setiap hari
oleh guru kelas saat mengajar yaitu masih menekankan pada ceramah, tanya
jawab, membaca LKS yang dimiliki siswa serta mengerjakan LKS yang dimiliki
oleh siswa. Pada kegiatan pembelajaran ini guru atau dalam hal ini peneliti
sendiri, kegiatan ceramah selalu mendominasi dalam pembelajaran Matematika.
Sedangkan kegiatan siswa hanya mendengarkan duduk dengan tenang dan
diusahakan tetap diam saat guru berceramah. Setelah guru melaksanakan ceramah
dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab. Guru berpartisipasi penuh dalam
membuat pertanyaan pada siswa. Siswa yang menjawab pertanyaan selalu
ditunjuk oleh guru. Guru jarang memberi stimulus pada siswa untuk bertanya.
Ditinjau dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir tampaknya
memberikan suatu kejenuhan bagi siswa. Hal tersebut disebabkan karena guru
belum mengembangkan strategi dan model pembelajaran yang dapat
menggairahkan siswa. Pada kegiatan awal, guru jarang memberikan tes
penjajagan, acuan dan apersepsi kepada siswa. Guru sangat jarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
mengkonstruktsi siswa dalam pembelajaran. Hal itu dapat juga dibuktikan dengan
adanya pengalaman-pengalaman siswa dan ide-ide yang dimiliki siswa kurang
mendapat suatu perhatian dari guru. Pada saat berlangsungnya kegiatan awal, guru
h
inti pembelajaran, guru hanya berceramah, bertanya pada siswa, meminta siswa
untuk membaca dan mengerjakan LKS. Pembelajaran dapat dikatakan masih
belum berorientasi pada anak. Pada kegiatan akhir, guru hanya meminta siswa
untuk menuliskan kesimpulan pembelajaran pada masing-masing di buku catatan
siswa dengan didiktekan oleh guru, mengerjakan evaluasi dan menulis PR pada
buku siswa.
Ditinjau dari motivasi belajar siswa, peneliti berpendapat bahwa motivasi
belajar Matematika siswa masih dapat dikatakan rendah. Rendahnya motivasi
siswa dapat dibuktikan dengan adanya banyak siswa yang kurang menyukai
pelajaran Matematika, malas menambah pengetahuan, tugas-tugas yang diberikan
guru jarang diselesaikan dengan baik, dan siswa tampak malas mencari perhatian
dari guru maupun siswa yang lain. Jika ditinjau dari keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, masih banyak siswa yang kurang aktif dan hanya terdapat
beberapa siswa yang aktif. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya kesempatan
bagi siswa untuk menggali ide-ide serta kreatifitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Sedangkan proses interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran
pada studi pendahuluan ini juga masih belum berlangsung dengan baik dan
efektif, hal itu dapat terlihat dari interaksi guru dengan siswa yang cenderung
hanya satu arah. Selain itu, interaksi belajar antara siswa dengan siswa lain juga
kurang berjalan dengan baik. Hal ini dapat membuat jalanya kegiatan
pembelajaran berlangsung kurang efektif.
Sedangkan ditinjau dari hasil belajar siswa tentang materi perkalian dan
pembagian pecahan siswa kelas V SD Negari peneket, dapat diketahui bahwa
siswa yang belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih
banyak daripada siswa yang sudah mencapai KKM. Adapun KKM dalam
penelitian ini adalah 70. Siswa yang mendapat nilai tuntas atau mencapai KKM
yaitu sebanyak 10 siswa atau 34% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
siswa yang mendapat nilai belum mencapai KKM yaitu 19 siswa atau 66% dari
jumlah keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Peneket. Sedangkan pada penelitian
ini, pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa dapat mencapai
85% dari keseluruhan siswa mendapat nilai mencapai KKM yang sudah
ditentukan.
Berikut ini merupakan data hasil studi pendahuluan yang dikelompokkan
dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Studi Pendahuluan
Interval Frekuensi Persen (%) 0-10 4 14
11-20 3 10 21-30 2 7 31-40 4 14 41-50 1 3 51-60 5 17 61-70 5 17 71-80 3 10 81-90 2 7
91-100 0 0 Jumlah 20 100
Berdasarkan analisis data hasil kondisi awal siswa kelas V SDN Peneket
tahun ajaran 2011/2012 sebelum dilaksanakan tindakan diperoleh data sebagai
berikut: (1) nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 10; (2)
nilai rata-rata kelas (mean) 49,66; (3) modus 60 dan 70; dan (4) median 60.
Berdasarkan paparan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai hasil
studi pendahuluan siswa kelas V SD Negeri Peneket masih belum menunjukkan
adanya hasil yang maksimal, dengan kata lain pembelajaran Matematika pada
tentang materi perkalian dan pembagian pecahan siswa kelas V SD negeri peneket
belum berhasil dikarenakan belum mencapai kriteria-kriteria yang sudah
ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Keberhasilan pembelajaran Matematika
tidak hanya mencakup tentang hasil belajar siswa saja, akan tetapi juga dapat
dilihat dari motivasi belajar guru dan siswa, keaktifan siswa, serta interaksi belajar
siswa dalam kegiatan pembalajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa motivasi guru serta siswa
belum menunjukkan motivasi yang tinggi. Keaktifan siswa juga dinilai masih
kurang selama proses kegiatan pembelajaran pada studi pendahuluan ini
berlangsung. Interaksi siswa masih kurang berjalan dengan baik dan efektif.
Sedangkan hasil belajar siswa juga belum mencapai kriteria yang sudah
ditentukan yaitu nilai rata-rata Matematika kelas dapat mencapai 70,00 atau lebih
dari 70,00, serta jumlah siswa yang mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70,00 atau lebih dari 70,00
mencapai 85% atau di atas 85% dari jumlah keseluruhan siswa. Nilai rata-rata
hasil belajar siswa pada studi pendahuluan belum mencapai kriteria keberhasilan
yaitu hanya 49,66 atau masih belum mencapai 70,00. Sedangkan persentase siswa
yang mendapat nilai mencapai KKM yaitu 34% dari jumlah keseluruhan siswa,
hal ini belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu 85% dari jumlah keseluruhan
siswa.
Dengan demikian, pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
perkalian dan pembagian pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket masih belum
maksimal. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk memperbaiki kondisi tersebut
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, yaitu menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament pada pembelajaran
matematika tentang materi perkalian dan pembagian pecahan siswa kelas V SD
Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012. Dengan menerapkan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament, yang sesuai dengan
langkah-langkahnya diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran Matematika
tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SDN Peneket tahun ajaran
2011/2012.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Bagian ini menyajikan hasil tindakan tiap siklus mulai dari siklus I, II,
dan III. Tindakan yang dilaksanakan tiap siklus secara rinci dapat diuraikan
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
1. Deskripsi Siklus I
Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan pada studi pendahuluan,
menunjukkan bahwa banyak nilai siswa yang belum mencapai KKM yang
telah ditentukan. Selain itu, pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
pecahan Matematika juga dirasa belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti
berupaya memperbaiki kondisi dengan melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang
operasi hitung pecahan siswa kelas V SDN Peneket tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini akan dilaksanakan secara urut sesuai dengan siklus yang telah
direncanakan. Pelaksanaan siklus ini dilaksanakan sesuai prosedur penelitian,
yaitu meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Secara rinci kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada studi pendahuluan dengan
menggunakan pendekatan konvensional mempunyai banyak sekali
kelemahan yang dapat ditinjau dari pelaksanaannya itu sendiri, motivasi
belajar siswa dan hasil belajar siswa. Siswa tampak bosan dengan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
belum dikemas dalam bentuk yang menarik. Ketidakmenarikan
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan, membuat siswa merasa
kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu,
siswa cenderung pasif serta interaksi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal itu merupakan pemicu utama
rendahnya tingkat keberhasilan pembelajaran Matematika siswa.
Setelah melihat kenyataan tersebut, peneliti berencana untuk
mengganti pendekatan pembelajaran konvensional dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
Pelaksanaan pembelajaran direncanakan dengan menerapkan langkah-
langkah berikut yaitu penyajian materi, belajar kelompok,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
permainan (games tournament), penghargaan kelompok, dan evaluasi.
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran tersebut akan dilaksanakan
seoptimal mungkin guna mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I ini difokuskan pada
pelaksanaan kegiatan dalam peningkatan pembelajaran Matematika siswa
tentang materi operasi hitung pecahan, khususnya pada operasi hitung
perkalian dan pembagian pecahan. Pada tahap perencanaan siklus I,
peneliti melaksanakan beberapa tahapan yang meliputi: (1) mempelajari
kompetensi dasar dan materi yang terdapat dalam kurikulum atau silabus
kelas V semester 2; (2) menentukan waktu penelitian dilaksanakan dalam
tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 2 x 35 menit; (3) menyusun
skenario tindakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan; (4) menyusun RPP; (5)
menyusun instrumen penelitian berupa lembar tes, lembar observasi,
pedoman wawancara, lembar angket; (6) menghubungi observer yaitu Nur
Azizah, Cahyani Dona Aji, dan Muhammad Rifki; dan (7) menyiapkan
media atau alat dan bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan
tindakan siklus I.
Siklus I akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dan
pelaksanaan setiap pertemuan siklus I ini merupakan implementasi dari
RPP yang telah disusun. Materi pada siklus I pada pertemuan pertama
yaitu perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa, pada pertemuan
kedua yaitu perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan
sebaliknya, dan pada pertemuan ketiga yaitu perkalian pecahan biasa
dengan pecahan desimal dan sebaliknya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
materi operasi hitung pecahan yang telah direncanakan sebelumnya,
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
menit (mulai pukul 07.20 sampai pukul 08.30 WIB). Setiap pertemuan
meliputi langkah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut
uraian tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah pada siklus I.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama
berada di ruang kelas V SDN Peneket pada hari Rabu, tanggal 18 April
2012 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada jam pertama
yaitu pukul 07.20-07.30 WIB. Materi pada pembelajaran ini adalah
menghitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Adapun
kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal berisi tentang kegiatan rutin seperti
pembukaan (salam), berdoa, mengecek kehadiran siswa, tes
penjajagan, acuan, dan apersepsi. Pada kegiatan tes penjajagan,
guru memberikan pertanyaan kepada siswa siapa di antara kalian
yang bisa menyebutkan contoh pecahan biasa, dan ternyata banyak
siswa yang antusias menjawab pertanyaan guru. Kemudian guru
menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan menuliskan di
papan tulis tentang contoh pecahan biasa. Pada acuan, guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada kegiatan
pembelajaran, serta guru menyampaikan tujuan yang diharapkan
bisa tercapai setelah kegiatan pembelajaran selesai. Selanjutnya
pada kegiatan apersepsi, guru mengingatkan kepada siswa tentang
materi sebelumnya yaitu tentang pecahan dan lambangnya, istilah
pembilang dan penyebut, serta penjumlahan dan pengurangan
pecahan. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk menyanyikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa
terlihat antusias bersemangat menyanyikan lagu tersebut.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan selama ±40 menit. Pada
kegiatan ini, guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament sebagai implementasi
skenario pembelajaran. Langkah pertama yaitu penyajian materi.
Sebelumnya guru membagi siswa dalam kelompok secara
heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Pada siswa
kelas V, karena jumlahnya ada 29 siswa maka guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 6
siswa, akan tetapi ada 1 kelompok yang beranggotakan 5 siswa.
Setelah siswa siap menerima materi pembelajaran, guru kemudian
menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan serta
bertanya jawab dengan siswa tentang bilangan pecahan biasa.
Siswa kemudian menunjukkan contoh bilangan pecahan biasa.
Guru kemudian menjelaskan materi perkalian pecahan biasa
dengan pecahan biasa menggunakan media powerpoint agar siswa
lebih mudah menerima materi yang disampaikan guru, selain itu
dengan digunakannya media powerpoint ini diharapkan siswa akan
lebih antusias dalam memperhatikan materi yang diajarkan.
Sedangkan kegiatan siswa adalah memperhatikan penjelasan guru,
serta bertanya jawab dengan guru tentang bilangan pecahan biasa.
Siswa menjelaskan konsep perkalian pecahan biasa dengan
pecahan biasa dengan benar
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Pada kegiatan ini,
siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok secara heterogen
yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan soal-soal
latihan kepada setiap kelompok untuk dijawab oleh setiap anggota
kelompok, selanjutnya guru menunjuk beberapa siswa maju ke
depan mewakili kelompoknya untuk mengerjakan soal-soal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
diberikan oleh guru. Setelah itu, guru memberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dalam
kegiatan diskusi. Selama siswa mengerjakan LKS, guru selalu
membimbing siswa serta memotivasi siswa untuk bersungguh-
sungguh dalam mengerjakan soal serta mengarahkan siswa untuk
bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan
soal-soal diskusi. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal
diskusi, guru bersama siswa kemudian mencocokan atau
mengoreksi soal-soal diskusi tersebut bersama-sama.
Langkah ketiga dalam kegiatan pembelajaran ini adalah
kegiatan games tournament. Pada kegiatan ini, guru mengarahkan
dan memotivasi siswa untuk berkompetisi dalam hal akademik
antar kelompok games tornament dalam kelas. Guru
menyampaikan aturan permainan kepada siswa secara jelas, serta
dalam pelaksanaanya guru selalu membimbing siswa agar kegiatan
games tournament berjalan dengan lancar. Sedangkan kegiatan
siswa yaitu melaksanakan games tournament yang pelaksanaanya
secara individu atau tidak boleh bertanya dengan anggota
kelompoknya ataupun kelompok lain. Setiap kelompok masing-
masing mewakilkan satu anggotanya untuk memainkan games
tournament. Kemudian guru memberikan kuis yang harus dijawab
oleh setiap pemain dalam kegiatan games tournament ini. Setelah
siswa selesai menjawab kuis, kemudian guru bersama siswa
mengoreksi apakah jawaban yang dijawab oleh masing-masing
perwakilan kelompok benar atau salah yang nantinya hasil tersebut
akan dimasukan dalam perhitungan skor kelompok. Setelah
semuanya selesai, kemudian pemain-pemain dalam kegiatan games
tournament diganti oleh anggota kelompok yang lain dari masing-
masing kelompok sampai setiap anggota kelompok ikut maju atau
mengikuti games tournament tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Setelah
kegiatan games tournament selesai, guru mengarahkan setiap ketua
kelompok untuk menghitung skor kelompoknya masing-masing.
Dalam perhitungan skor kelompok ini, setiap ketua kelompok
menghitung skor rata-rata kelompok yang kemudian hasilnya
dilaporkan kepada guru. Perhitungan skor kelompok berdasarkan
pada skor benar atau salah setiap anggota kelompok dalam
mengikuti kegiatan games tournament sebelumnya. Setelah
perhitungan skor kelompok selesai, guru kemudian mengumumkan
kelompok terbaik dalam kegiatan games tournament. Kelompok
dengan rata-rata tertinggi mendapatkan penghargaan dari guru,
penghargaan dari guru ini berbentuk simbolis yaitu guru
memberikan bintang kepada setiap anggota kelompok terbaik. Hal
itu sebagai bentuk rasa bangga guru kepada kelompok terbaik
tersebut, tak lupa guru memberikan semangat dan penguatan agar
kelompok tersebut bisa mempertahankan prestasinya. Selain itu,
guru juga memotivasi untuk kelompok lain untuk terus berusaha
supaya pada pertemuan-pertemuan berikutnya bisa menjadi
kelompok terbaik. Dengan demikian, terciptalah suatu kempetisi
akademik yang sehat antar setiap kelompok yang pada akhirnya
membuat setiap anggota kelompok terpacu untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama ±20 menit. Adapun
kegiatan yang dilakukan adalah guru menanyakan hal-hal yang
belum jelas, menyimpulkan materi pembelajaran dan
melaksanakan evaluasi. Pada saat kegiatan evaluasi, siswa diberi
10 soal tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
Evaluasi individu ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
tournament yang nantinya dianalisis oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan pembelajaran Matematika siswa kelas V
SDN Peneket. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan,
guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucap
salam. Berdasarkan uraian kegiatan di atas, maka kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama sudah selesai.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 21 April 2012. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan
pada jam pertama yaitu pukul 07.20-07.30 WIB. Materi pada
pembelajaran ini masih tentang perkalian pecahan yaitu menghitung
perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti
pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa, tes
penjajagan, acuan dan apersepsi. Kegiatan awal yang dilaksanakan
hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan pertama. Tes
penjajagan yang dilakukan guru yaitu dengan menanyakan kepada
siswa siapa di antara kalian yang bisa menyebutkan contoh
pecahan campuran. Selanjutnya guru menyampaikan acuan, acuan
pada pertemuan kedua ini adalah setelah pelajaran ini selesai bapak
harapkan kalian dapat mengalikan pecahan biasa dengan pecahan
campuran dan sebaliknya. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
b) Kegiatan Inti
Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan kedua sama seperti langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
yang dilakukan pada pertemuan pertama. Yang membedakan
adalah materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada pertemuan
kedua ini yaitu menghitung perkalian pecahan biasa dengan
pecahan campuran dan sebaliknya.
Kegiatan inti dilaksanakan selama ±40 menit. Langkah
pertama yaitu penyajian materi. Guru membagi siswa dalam
kelompok secara heterogen. Kelompok-kelompok ini sama dengan
kelompok-kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya pada
pertemuan pertama. Guru menyajikan materi pembelajaran dengan
menggunakan media powerpoint, siswa memperhatikan penjelasan
guru serta bertanya jawab dengan guru tentang materi
pembelajaran.
Langkah kedua yaitu belajar kelompok. Pada kegiatan ini,
siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok secara heterogen
yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan soal-soal
latihan kepada setiap kelompok untuk dijawab oleh setiap anggota
kelompok. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang diberikan
oleh guru untuk didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
Sebagian besar siswa terlihat sungguh-sungguh dalam bekerja
sama mendiskusikan pekerjaannya.
Langkah ketiga yaitu kegiatan games tournament. Sama
seperti pada pertemuan pertama, pada kegiatan ini guru
mengarahkan dan memotivasi siswa untuk berkompetisi dalam hal
akademik antar kelompok games tornament dalam kelas. Guru
menyampaikan aturan permainan kepada siswa secara jelas, serta
dalam pelaksanaanya guru selalu membimbing siswa agar kegiatan
games tournament berjalan dengan lancar. Siswa terlihat antusias
dalam kegiatan games tournament ini.
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Guru
mengarahkan setiap ketua kelompok untuk menghitung skor
kelompoknya masing-masing. Setiap masing-masing ketua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
kelompok bertanggung jawab menghitung skor rata-rata kelompok
yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru. Guru
mengumumkan kelompok terbaik dalam kegiatan games
tournament. Kelompok dengan rata-rata tertinggi mendapatkan
penghargaan dari guru, penghargaan dari guru ini berbentuk
simbolis yaitu guru memberikan bintang kepada setiap anggota
kelompok terbaik. Guru juga memotivasi untuk kelompok lain
untuk terus berusaha supaya pada pertemuan-pertemuan berikutnya
bisa menjadi kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pertemuan kedua ini sama juga dengan
kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Pada kegiatan akhir ini,
siswa juga diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk dikerjakan.
Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun
menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucap salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan terakhir dari
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran pertemuan ketiga pada hari Rabu, tanggal 25 April 2012.
Materi pada pertemuan ketiga yaitu menghitung perkalian pecahan
biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya. Pembelajaran yang
dilaksanakan pada pertemuan terakhir di siklus I ini, tidak jauh berbeda
dengan kegiatan di pertemuan 1 dan 2, yakni terdiri dari kegiatan awal,
inti, dan akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal ini hamper sama dengan kegiatan awal pada
pertemuan sebelumnya. Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan
rutin seperti pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran
siswa, tes penjajagan, acuan dan apersepsi. Tes penjajagan yang
dilakukan guru yaitu dengan menanyakan kepada siswa siapa di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
antara kalian yang bisa menyebutkan contoh pecahan desimal.
Sebagian besar siswa aktif menjawab pertanyaan guru. Selanjutnya
guru menyampaikan acuan, acuan pada pertemuan ketiga ini adalah
setelah pelajaran ini selesai bapak harapkan kalian dapat
mengalikan pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi yaitu dengan
b) Kegiatan Inti
Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan ketiga sama seperti langkah-langkah
yang dilakukan pada pertemuan pertama. Kegiatan inti
dilaksanakan selama ±40 menit. Langkah pertama yaitu penyajian
materi. Guru membagi siswa dalam kelompok secara heterogen.
Kelompok-kelompok ini sama dengan kelompok-kelompok yang
sudah terbentuk sebelumnya pada pertemuan pertama dan kedua.
Guru menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan
media powerpoint, siswa memperhatikan penjelasan guru serta
bertanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran.
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen
yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan soal-soal
latihan kepada setiap kelompok untuk dijawab oleh setiap anggota
kelompok. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang diberikan
oleh guru untuk didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
Langkah ketiga yaitu kegiatan games tournament. Sama
seperti pada pertemuan sebelumnya, pada kegiatan ini guru
mengarahkan, memotivasi siswa, serta dalam pelaksanaanya guru
membimbing siswa agar kegiatan games tournament berjalan
dengan lancar. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam
kegiatan games tournament ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Masing-
masing ketua kelompok bertanggung jawab menghitung skor rata-
rata kelompok yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru.
Selanjutnya guru mengumumkan kelompok terbaik dalam kegiatan
games tournament. Guru memberikan penghargaan serta penguatan
pada kelompok terbaik. Guru juga memotivasi untuk kelompok
lain untuk terus berusaha supaya pada pertemuan-pertemuan
berikutnya bisa menjadi kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pertemuan ketiga ini sama juga dengan
kegiatan akhir pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan akhir
ini, siswa juga diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk
dikerjakan. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru
pun menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucap salam.
Setelah pembelajaran pada pertemuan ketiga berakhir, siswa diberi
angket tentang pembelajaran Matematika. Diluar jam pelajaran,
guru melakukan wawancara kepada observer. Wawancara observer
digunakan untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament yang telah dilaksanakan,
apakah sudah sesuai dengan skenario atau belum. Selain itu, juga
untuk mengetahui kekurangan atau kendala serta kelebihan proses
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam
meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
pecahan. Hasil dari angket siswa serta wawancara observer ini
nantinya akan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran
Matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament telah mencapai kriteria keberhasilan
atau belum.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan oleh
observer. Observer pada penelitian ini sebanyak tiga observer yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
mengamati pelaksanaan kooperatif tipe Teams Games Tournament
maupun pembelajaran Matematika. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
hasil pengamatan digunakan peneliti untuk memantau proses dan hasil
pembelajaran atau dampak perbaikan pembelajaran yang direncanakan,
serta untuk menata kembali langkah-langkah perbaikan selanjutnya.
Observer dalam melaksanakan pengamatan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun hal-hal yang diamati
mencakup langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament mulai dari presentasi di kelas atau penyajian materi, belajar
kelompok, games tournament, penghargaan kelompok, hingga tahap
evaluasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran pada skenario tindakan yang telah disusun.
Observasi juga dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran
Matematika, yaitu mencakup tentang motivasi siswa, keaktifan siswa, serta
interaksi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya hasil
pengamatan tersebut digunakan peneliti sebagai masukan dan sekaligus
sebagai bahan refleksi untuk evaluasi dan perbaikan pada siklus
berikutnya.
1) Pertemuan Pertama
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus I pertemuan 1 ini terdapat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus I Pertemuan 1
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,3 Baik 2 Belajar kelompok 2,9 Cukup Baik 3 Game tournament 3,0 Baik 4 Penghargaan kelompok 3,3 Baik 5 Evaluasi 3,2 Baik
Hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan
pertama siklus I, menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
diterapkan sudah sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Berdasarkan
tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada langkah presentasi di kelas atau
penyajian materi, guru mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer
yaitu 3,3 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan langkah ini dengan
baik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi,
menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan media, serta memotivasi
siswa dengan baik.
Langkah berikutnya yaitu kegiatan belajar kelompok, pada langkah
ini guru mengorganisasikan siswa untuk belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen,
membimbing siswa dalam belajar kelompok, memotivasi siswa untuk aktif
bekerja sama dengan kelompok, dan memberikan tugas-tugas kepada
kelompok untuk didiskusikan dengan kelompok. Pada langkah ini, guru
mendapatkan skor rata-rata yaitu 2,9. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
guru pada tahap ini sudah cukup baik, guru melakukan setiap kegiatan
dengan baik. Akan tetapi, guru masih menemui kesulitan yaitu dalam
kegiatan membimbing siswa dalam kelompok belajar.
Kegiatan selanjutnya yaitu pada langkah Games Tournament. Pada
langkah ini, kegiatan guru yaitu menempatkan siswa ke dalam meja-meja
turnamen, menyampaikan aturan permaianan, membimbing dan
memotivasi siswa, serta menyediakan kuis atau soal-soal kepada siswa
dalam kegiatan Games Tournament. Agar kegiatan pada Games
Tournament ini berjalan dengan baik, guru harus mengkondisikan kelas
dengan baik. Akan tetapi, dalam mengkondisikan kelas guru masih
menemui kesulitan. Siswa masih sulit dikendalikan dalam kegiatan Games
Tournament ini. Namun secara umum kegiatan pada langkah kegiatan
Games Tournament ini sudah bisa dikatakan berjalan dengan baik
meskipun ada beberapa hal yang harus diperbaiki, hal itu dapat dilihat dari
hasil skor rata-rata observer yaitu 3,0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Langkah berikutnya yaitu penghargaan kelompok. Pada langkah
ini, sebelumnya guru membimbing siswa untuk menghitung skor rata-rata
kelompok, selanjutnya guru menentukan kelompok terbaik sesuai hasil
skor rata-rata tertinggi kelompok. Guru menyiapkan dan memberikan
penghargaan berupa bintang kepada kelompok terbaik, dengan ini
diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa. Guru juga memberikan
motivasi kepada semua kelompok untuk lebih bersemangat dan
bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran supaya mendapatkan
hasil yang lebih baik lagi. Secara umum langkah pembelajaran pada tahap
ini sudah berjalan dengan baik, hal itu dapat dilihat dari hasil skor rata-rata
observer yaitu 3,3.
Langkah terakhir yaitu evaluasi, langkah ini merupakan kegiatan
untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menerima materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Pada langkah ini, sebelumnya guru menanyakan
kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas sebelum menyimpulkan
materi pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan soal evaluasi kepada
siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru memberikan arahan kepada
siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman ataupun
mencontek. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, kemudian guru
membahas soal evaluasi tersebut bersama siswa. Pada langkah ini, secara
umum guru sudah melaksanakannya dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari
hasil skor rata-rata observer yaitu 3,2.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Pada observasi pembelajaran Matematika ini,
mencakup motivasi siswa, keaktifan siswa, serta interaksi belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun skor rata-rata hasil
observasi siklus I pertemuan 1 pada siswa terdapat pada tabel 4.3 berikut
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 4.3. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus I Pertemuan 1
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 2,9 Cukup Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,0 Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,1 Baik
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang cukup baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 2,9. Dari pengamatan yang dilakukan
oleh observer selama proses pembelajaran, diperoleh bahwa dalam proses
pembelajaran sebagian besar siswa menyenangi mata pelajaran
Matematika, berusaha menambah pengetahuannya, menyelesaikan tugas
dengan baik, berkompetisi dalam kegiatan pembelajaran, serta berusaha
mendapat perhatian dari guru. Akan tetapi masih ada kelemahan siswa
dalam aspek motivasi belajar ini, yaitu hanya sebagian kecil siswa yang
menyukai situasi pembelajaran, serta sebagian kecil siswa yang berusaha
mendapat perhatian dari siswa lain.
Selanjutnya pada indikator atau aspek keaktifan belajar siswa,
secara umum sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,0. Sebagian besar siswa
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, aktif menjawab
pertanyaan guru, mengerjakan soal latihan, bekerja sama dalam kelompok,
serta hampir seluruh siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal latihan
dalam kelompok. Akan tetapi masih ada kelemahan yaitu hanya sebagian
kecil siswa yang aktif bertanya tentang materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, serta sebagian kecil siswa yang aktif memberikan
pendapat tentang materi pelajaran.
Selanjutnya pada indikator atau aspek yang terakhir dari obervasi
tentang pembelajaran Matematika yaitu interaksi belajar siswa. Secara
umum pada aspek ini, sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,1. Sebagian besar siswa telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
melaksanakan pembelajaran dengan tertib, siswa menunjukkan keseriusan
dalam kegiatan pembelajaran, terjadi interaksi yang baik antara siswa
dengan guru dan siswa lain, serta menunjukkan suasana yang demokratis
di kelas. Akan tetapi pada aspek ini masih menemui kelemahan yaitu
hanya sebagian kecil siswa yang menciptakan situasi belajar yang
kondusif. Masih ada sebagian siswa yang ramai atau berbicara sendiri
dengan temannya sehingga membuat situasi belajar menjadi kurang
kondusif khususnya pada saat belajar kelompok.
2) Pertemuan Kedua
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus I pertemuan 2 ini terdapat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus I Pertemuan 2
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,2 Baik 2 Belajar kelompok 3,1 Baik 3 Game tournament 3,1 Baik 4 Penghargaan kelompok 3,0 Baik 5 Evaluasi 3,1 Baik
Hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan
kedua siklus I, menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang
diterapkan sudah sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament seperti pada
pertemuan pertama. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada
langkah presentasi di kelas atau penyajian materi, guru telah melaksanakan
dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari skor rata-rata observer yaitu 3,2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi,
menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan media, serta memotivasi
siswa dengan baik.
Langkah berikutnya yaitu kegiatan belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
membimbing siswa dalam belajar kelompok, memotivasi siswa untuk aktif
bekerja sama dengan kelompok, dan memberikan tugas-tugas kepada
kelompok untuk didiskusikan dengan kelompok. Guru melakukan setiap
kegiatan dengan baik. Akan tetapi, sama seperti pada pertemuan pertama
guru masih menemui kesulitan yaitu dalam kegiatan membimbing siswa
dalam kelompok belajar. Namun secara umum bisa dikatakan pada
langkah pembelajaran ini guru sudah melaksanakannya dengan baik, yaitu
dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,1.
Kegiatan selanjutnya yaitu langkah Games Tournament. Pada
langkah ini, guru menempatkan siswa ke dalam meja-meja turnamen,
menyampaikan aturan permaianan, membimbing dan memotivasi siswa,
serta menyediakan kuis atau soal-soal kepada siswa dalam kegiatan Games
Tournament. Akan tetapi, sama seperti pada pertemuan pertama guru
dalam mengkondisikan kelas masih menemui kesulitan. Namun secara
umum kegiatan pada langkah kegiatan Games Tournament ini sudah bisa
dikatakan berjalan dengan baik, yaitu dari hasil observasi diperoleh skor
rata-rata 3,1.
Langkah berikutnya yaitu penghargaan kelompok. Pada langkah
ini, guru membimbing siswa untuk menghitung skor rata-rata kelompok,
selanjutnya guru menentukan kelompok terbaik sesuai hasil skor rata-rata
tertinggi kelompok. Guru menyiapkan dan memberikan penghargaan
berupa bintang kepada kelompok terbaik. Akan tetapi guru kurang
maksimal dalam menyiapkan hadiah tersebut, guru hanya menyiapkan
beberapa bintang yang jumlahnya kurang dari anggota kelompok sehingga
ada beberapa siswa yang tidak menerima bintang tersebut. Guru juga
masih kurang maksimal dalam memberikan motivasi kepada semua
kelompok untuk lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam
kegiatan pembelajaran supaya mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Namun secara umum langkah pembelajaran pada tahap ini sudah berjalan
dengan baik, yaitu dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Langkah terakhir yaitu evaluasi. Pada langkah ini, sebelumnya
guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas sebelum
menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan soal
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru memberikan
arahan kepada siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman
ataupun mencontek. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal,
kemudian guru membahas soal evaluasi tersebut bersama siswa. Pada
langkah ini, secara umum guru sudah melaksanakannya dengan baik, yaitu
dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,1.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Pada observasi pembelajaran Matematika ini,
mencakup motivasi siswa, keaktifan siswa, serta interaksi belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun skor rata-rata hasil
observasi siklus I pertemuan 2 pada siswa terdapat pada tabel 4.5 berikut
ini.
Tabel 4.5. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus I Pertemuan 2
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 2,6 Cukup Baik 2 Keaktifan belajar siswa 2,8 Cukup Baik 3 Interaksi belajar siswa 2,9 Cukup Baik
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang cukup baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 2,6. Dari pengamatan yang dilakukan
oleh observer selama proses pembelajaran, diperoleh bahwa dalam proses
pembelajaran sebagian besar siswa berusaha menambah pengetahuannya
dan berkompetisi dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada
pertemuan kedua, terdapat banyak kelemahan dalam aspek motivasi
belajar ini, yaitu hanya sebagian kecil siswa yang senang terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pembelajaran Matematika, menyelesaikan tugas dengan baik, menyukai
situasi pembelajaran, serta sebagian kecil siswa yang berusaha mendapat
perhatian dari siswa lain.
Selanjutnya pada indikator atau aspek keaktifan belajar siswa,
secara umum menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 2,8. Sebagian besar siswa
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, aktif mengerjakan
soal latihan, bekerja sama dalam kelompok, serta aktif dalam mengerjakan
soal-soal latihan dalam kelompok. Akan tetapi masih beberapa kelemahan
yaitu hanya sebagian kecil siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru
tentang materi pembelajaran, bertanya tentang materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, serta sebagian kecil siswa yang aktif memberikan
pendapat tentang materi pelajaran.
Selanjutnya yaitu indikator interaksi belajar siswa. Secara umum
pada aspek ini menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 2,9. Sebagian besar siswa telah
melaksanakan pembelajaran dengan tertib, terjadi interaksi yang baik
antara siswa dengan siswa lain, serta menunjukkan suasana yang
demokratis di kelas. Akan tetapi pada aspek ini masih menemui beberapa
kelemahan yaitu hanya sebagian kecil siswa menunjukkan keseriusan
dalam kegiatan pembelajaran, terjadi interaksi yang baik antara siswa
dengan guru, serta menciptakan situasi belajar yang kondusif.
3) Pertemuan Ketiga
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus I pertemuan 3 ini terdapat pada tabel 4.6 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.6. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus I Pertemuan 3
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,4 Baik 2 Belajar kelompok 3,3 Baik 3 Game tournament 3,3 Baik 4 Penghargaan kelompok 3,3 Baik 5 Evaluasi 3,1 Baik
Hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan
ketiga siklus I, menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang
diterapkan sudah sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament seperti pada
pertemuan pertama dan kedua. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui
bahwa pada langkah presentasi di kelas atau penyajian materi, guru telah
melaksanakan dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari skor rata-rata
observer yaitu 3,4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-
pokok materi, menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan media,
serta memotivasi siswa dengan baik tanpa adanya kesulitan.
Langkah berikutnya yaitu kegiatan belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen,
membimbing siswa dalam belajar kelompok, memotivasi siswa untuk aktif
bekerja sama dengan kelompok, dan memberikan tugas-tugas kepada
kelompok untuk didiskusikan dengan kelompok. Guru melakukan setiap
kegiatan dengan baik. Pada pertemuan ketiga, guru sudah melaksanakan
kegiatan ini dengan lebih baik. Guru sudah lebih baik dalam membimbing
siswa dalam kelompok belajar. Secara umum bisa dikatakan pada langkah
pembelajaran ini guru sudah melaksanakannya dengan baik, yaitu dari
hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,3.
Kegiatan selanjutnya yaitu langkah Games Tournament. Pada
langkah ini, guru menempatkan siswa ke dalam meja-meja turnamen,
menyampaikan aturan permaianan, membimbing dan memotivasi siswa,
serta menyediakan kuis atau soal-soal kepada siswa dalam kegiatan Games
Tournament. Pada pertemuan ketiga ini, guru sudah lebih baik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
mengkondisikan kelas dibanding pada pertemuan sebelumnya. Secara
umum kegiatan pada langkah kegiatan Games Tournament ini bisa
dikatakan berjalan dengan baik, yaitu dari hasil observasi diperoleh skor
rata-rata 3,3.
Langkah berikutnya yaitu penghargaan kelompok. Pada langkah
ini, guru membimbing siswa untuk menghitung skor rata-rata kelompok,
selanjutnya guru menentukan kelompok terbaik sesuai hasil skor rata-rata
tertinggi kelompok. Guru menyiapkan dan memberikan penghargaan
berupa bintang kepada kelompok terbaik. Guru juga memberikan motivasi
kepada semua kelompok dengan baik. Secara umum langkah pembelajaran
pada tahap ini sudah berjalan dengan baik, yaitu dari hasil observasi
diperoleh skor rata-rata 3,3.
Langkah terakhir yaitu evaluasi. Pada langkah ini, sebelumnya
guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas sebelum
menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan soal
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru memberikan
arahan kepada siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman
ataupun mencontek. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal,
kemudian guru membahas soal evaluasi tersebut bersama siswa. Pada
langkah ini, terdapat kelemahan guru yaitu dalam menanggapi pertanyaan-
pertanyaan siswa tentang hal-hal yang belum jelas. Guru masih kurang
maksimal dalam menanggapi pertanyaan siswa. Namun secara umum guru
sudah melaksanakan langkah ini dengan baik, yaitu dari hasil observasi
diperoleh skor rata-rata 3,1.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Pada observasi pembelajaran Matematika ini,
mencakup motivasi siswa, keaktifan siswa, serta interaksi belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun skor rata-rata hasil
observasi siklus I pertemuan 3 pada siswa terdapat pada tabel 4.7 berikut
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 4.7. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus I Pertemuan 3
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,1 Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,1 Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,1 Baik
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, sudah menunjukan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,1. Dari pengamatan yang dilakukan
oleh observer selama proses pembelajaran, diperoleh bahwa dalam proses
pembelajaran sebagian besar siswa senang terhadap pembelajaran
Matematika, berusaha menambah pengetahuannya, menyelesaikan tugas
dengan baik, berkompetisi dalam kegiatan pembelajaran, menyukai situasi
pembelajaran, serta berusaha mendapat perhatian dari guru. Akan tetapi
p\ada pertemuan ketiga ini masih ada kelemahan, yaitu hanya sebagian
kecil siswa yang berusaha mendapat perhatian dari siswa lain.
Selanjutnya pada indikator atau aspek keaktifan belajar siswa,
secara umum juga sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,1. Semua siswa aktif dalam bekerja
sama dalam kelompok. Hampir semua siswa memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru. Sebagian besar siswa aktif menjawab pertanyaan
guru tentang materi pembelajaran, mengerjakan soal latihan individu
maupun kelompok. Akan tetapi masih beberapa kelemahan yaitu hanya
sebagian kecil siswa yang aktif bertanya tentang materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru dan memberikan pendapat tentang materi pelajaran.
Selanjutnya yaitu indikator interaksi belajar siswa. Secara umum
pada aspek ini juga sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,1. Sebagian besar siswa telah
melaksanakan pembelajaran dengan tertib, menunjukkan keseriusan dalam
kegiatan pembelajaran, terjadi interaksi yang baik antara siswa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
guru maupun siswa lain, menciptakan situasi belajar yang kondusif, serta
menunjukkan suasana yang demokratis di kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer pada
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Games Tournament di kelas V SD Negeri
Peneket telah berjalan baik dan lancar. Hal tersebut dibuktikan dengan
hasil lembar observasi yang telah diisi oleh tiga observer dan setelah
dianalisis guru mendapatkan skor rata-rata lebih dari 3. Walaupun belum
sempurna mendapat skor rata-rata 4, namun dapat dikatakan pelaksanaan
pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai skenario. Berikut ini
merupakan hasil pengamatan observer terhadap guru dalam lembar
observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Observasi Guru pada Siklus I
Pertemuan Penilaian Observer Rata-
Rata Kategori I II III
I 3,2 3,2 3,1 3,17 B II 3,1 3,1 3,1 3,10 B III 3,3 3,3 3,2 3,27 B
Rata-rata 3,2 3,2 3,13 3,18 B
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui pada pertemuan pertama
siklus I, guru mendapatkan nilai rata-rata dari tiga observer adalah 3,2
yang termasuk dalam kategori baik. Ketiga observer memberikan penilaian
baik pada pelaksanaan pertemuan pertama siklus I. Pada pertemuan kedua,
guru memperoleh penilaian baik dari ketiga observer. Rata-rata penilaian
dari ketiga observer adalah 3,1. Pada pertemuan kedua ini penilaian
observer terhadap guru mengalami penurunan dibandingkan pada
pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga guru juga memperoleh nilai
baik yaitu 3,3 atau lebih baik dari penilaian observer pada pertemuan
pertama dan kedua. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada siklus I ini guru telah melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan baik dan
sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Rata-rata penilaian dari ketiga
observer pada siklus I yang dilaksankan selama tiga pertemuan adalah 3,2
yang termasuk dalam kategori baik.
Selain itu, dari hasil pengamatan pada pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika tentang operasi
hitung pecahan siswa kelas V telah berjalan dengan cukup baik. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh
tiga observer. Berikut ini merupakan hasil pengamatan observer terhadap
siswa dalam lembar observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Observasi Siswa pada Siklus I
Pertemuan Penilaian Observer Rata-
Rata Kategori I II III
I 3 3 3 3 B II 2,8 2,8 2,8 2.8 C III 3,1 3,2 3,1 3.13 B
Rata-rata 2,97 3 2,97 2.98 C
Berdasarkan tabel 4.9 tentang pembelajaran Matematika siswa
dapat diketahui pada pertemuan pertama siklus I, siswa mendapatkan nilai
rata-rata dari tiga observer adalah 3 yang termasuk dalam kategori baik.
Ketiga observer memberikan penilaian baik pada pelaksanaan pertemuan
pertama. Pada pertemuan kedua, siswa mendapatkan nilai rata-rata dari
tiga observer adalah 2,8 yang termasuk dalam kategori cukup baik.
Sedangkan pada pertemuan ketiga siswa mendapatkan nilai rata-rata dari
tiga observer adalah 3,1 yang termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan
hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika pada siklus I ini telah berjalan dengan cukup baik. Rata-rata
penilaian dari ketiga observer pada siklus I yang dilaksanakan selama tiga
pertemuan adalah 2,9 yang termasuk dalam kategori cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Berdasarkan hasil wawancara dengan observer juga diperoleh hasil
bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sudah sesuai skenario dan guru telah melaksanakan sesuai
langkah-langkahnya. Namun persiapan guru masih kurang matang,
sehingga kadang guru gugup dalam menganggapi respon dari siswa. Selain
itu, guru juga kurang mampu mengkondisikan siswa dengan baik
khususnya pada kegiatan belajar kelompok dan Games Tournament.
Kondisi kelas kurang tertib, masih banyak anak yang sulit diatur dan
bermain sendiri. Ketika kerja kelompok tidak semua anggota kelompok
bekerja. Hal tersebut perlu menjadi pertimbangan untuk siklus berikutnya.
Perolehan data pada siklus I tersebut juga di dukung dengan hasil
angket siswa yaitu angket pembelajaran Matematika. Angket tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran Matematika pada siklus
I sudah berjalan dengan baik atau belum. Berdasarkan hasil analisis angket
siswa tentang pembelajaran matematika yang mencakup aspek motivasi
belajar, keaktifan, serta interaksi belajar siswa dalam proses pembelajaran
diperoleh hasil angket berikut yang dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil Angket Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus I
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3 Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,2 Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,2 Baik Rata-rata 3,13 Baik
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa hasil angket siswa
tentang pembelajaran Matematika pada aspek motivasi belajar siswa sudah
menunjukkan hasil yang baik. Siswa mendapatkan skor rata-rata 3,0 yang
termasuk dalam kategori baik. Dari hasil angket ini, dapat dikatakan
bahwa motivasi belajar siswa tinggi dalam proses pembelajaran
Matematika. Pada aspek keaktifan belajar siswa juga sudah menunjukkan
hasil yang baik, yaitu siswa mendapat skor rata-rata 3,2 yang termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses
pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan bahwa siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran Matematika. Sedangkan pada aspek interaksi
belajar siswa juga sudah menunjukkan hasil yang baik, yaitu siswa
mendapat skor rata-rata 3,2 yang termasuk dalam kategori baik. Dapat
dikatakan bahwa interaksi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada
siklus I berjalan dengan baik. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
dari hasil angket pembelajaran Matematika siswa menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran Matematika pada siklus I telah berjalan dengan
baik meskipun belum maksimal. Siswa mendapatkan skor rata-rata yaitu
3,1 yang termasuk dalam kategori baik.
Pada setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi atau tes hasil
belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
menerima materi yang diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
dari evaluasi ini juga merupakan salah satu dari indicator keberhasilan
yang sudah ditentukan sebelumnya. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11. Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I
Siklus I Nilai Rata-Rata Kelas Keterangan Pertemuan I 71,7 Tuntas Pertemuan II 66,6 Belum Tuntas Pertemuan III 72,1 Tuntas
Rata-rata 70,1 Tuntas
Berdasarkan tabel 4.11, nilai rata-rata kelas sudah bisa dikatakan
tuntas apabila nilai rata-rata kelas dapat mencapai KKM yang telah
ditentukan yaitu 70. Pada pertemuan pertama nilai rata-rata kelas yaitu
71,7 atau sudah mencapai KKM dan bisa dikatakan tuntas. Pada
pertemuan kedua, nilai rata-rata kelas hanya 66,6 atau belum mencapai
KKM. Itu berarti bahwa tes hasil belajar pada pertemuan kedua belum bisa
dikatakan tuntas. Pada pertemuan ketiga, nilai rata-rata kelas yaitu 72,1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
atau sudah mencapai KKM dan bisa dikatakan tuntas. Sedangkan apabila
melihat nilai rata-rata siklus I, secara umum nilai tes hasil belajar siswa
kelas V mendapatkan nilai rata-rata kelas yaitu 70,1 atau bisa dikatakan
sudah tuntas.
Selain melihat nilai rata-rata kelas, tes hasil belajar siswa bisa
dikatakan berhasil apabila persentase ketuntasan dapat mencapai 85% atau
di atas 85% dari jumlah keseluruhan siswa. Ketuntasan nilai tes hasil
belajar siklus I dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12. Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I
No. Kategori Pert I Pert II Pert III Rata2
Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Tuntas 18 62 13 45 21 72 17 59 2 Tidak Tuntas 11 38 16 55 8 28 12 41
Jumlah 29 100 29 100 29 100 29 100
Melihat tabel 4.12 dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan
pada pertemuan pertama yaitu 62% atau masih belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan. Persentase ketuntasan pada pertemuan
kedua menurun menjadi 45% atau masih belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan. Pada pertemuan ketiga, persentase
ketuntasan meningkat menjadi 72%, tetapi juga belum bisa dikatakan
tuntas karena belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
Sedangkan jika melihat rata-rata persentase ketuntasan pada siklus I yaitu
59% atau masih belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditentukan. Dengan demikian tes hasil belajar siswa meskipun nilai rata-
rata kelas sudah mencapai KKM yaitu 70,1 tetapi masih belum bisa
dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan masih belum memenuhi
kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yaitu hanya memperoleh
persentase sebesar 59% atau belum mencapai 85%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kelanjutan dari tahap observasi. Tahap
observasi menghasilkan berbagai macam data berupa data hasil
pengamatan oleh observer yang meliputi data tentang guru dan siswa
dalam pelaksanaan tindakan, data hasil wawancara terhadap observer,
serta angket siswa. Data-data yang telah diperoleh tersebut kemudian
dianalisis dan dipahami dalam tahap refleksi ini guna memperoleh
kesimpulan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Tahap refleksi adalah
tahap yang dilakukan agar peneliti dapat mengoreksi tindakan yang telah
dilakukan untuk kemudian memperbaiki kekurangan-kekurangannya.
Pelaksanaan penelitian pada siklus I secara umum sudah dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Jika dilihat dari hasil belajar yang
diperoleh setelah siklus I juga mengalami peningkatan dibandingkan hasil
studi pendahuluan. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament juga sudah berjalan baik, sedangkan proses
pembelajaran Matematika siswa juga sudah berjalan dengan cukup baik.
Meskipun demikian, penelitian ini belum dinyatakan berhasil. Hal tersebut
dikarenakan masih ada beberapa kelemahan dan kekurangan khususnya
pada proses pembelajaran Matematika siswa yang masih belum optimal.
Pada tahap refleksi peneliti melakukan koreksi diri mengenai tindakan
yang telah dilakukan untuk kemudian memperbaiki kekurangan-
kekurangan tersebut. Berikut adalah hasil refleksi siklus I pada tiap
pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama secara
umum pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Sedangkan
pembelajaran Matematika siswa juga menunjukkan hasil yang baik.
Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan
yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan pertama ini. Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Teams Games Tournament guru masih menemui kesulitan yaitu pada
kegiatan membimbing siswa dalam kelompok belajar. Dalam
mengkondisikan kelas guru juga masih menemui kesulitan. Siswa
masih sulit dikendalikan dalam kegiatan Games Tournament.
Selain itu dalam proses pembelajaran Matematika pada aspek
motivasi belajar siswa juga masih terdapat beberapa kekurangan yaitu
hanya sebagian kecil siswa yang menyukai situasi pembelajaran, serta
sebagian kecil siswa yang berusaha mendapat perhatian dari siswa lain.
Dalam aspek keaktifan siswa juga terdapat beberapa kekurangan yaitu
hanya sebagian kecil siswa yang aktif bertanya tentang materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, serta sebagian kecil siswa
yang aktif memberikan pendapat tentang materi pelajaran. Sedangkan
pada aspek interaksi belajar siswa juga masih terdapat beberapa
kelemahan yaitu hanya sebagian kecil siswa yang menciptakan situasi
belajar yang kondusif. Masih ada sebagian siswa yang ramai atau
berbicara sendiri dengan temannya sehingga membuat situasi belajar
menjadi kurang kondusif khususnya pada saat belajar kelompok.
Jika dilihat dari hasil belajar siswa, pertemuan pertama siklus I,
masih ada 11 siswa yang belum tuntas. Persentase ketuntasan pada
pertemuan ketiga ini hanya mencapai 62% dari jumlah keseluruhan
siswa Hal tersebut bisa dikatan belum menunjukkan hasil yang
maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan.
2) Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua secara
umum pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Sedangkan
pembelajaran Matematika siswa juga menunjukkan hasil yang cukup
baik. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa
kekurangan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
pada pertemuan pertama ini. Pada pelaksanaan pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament sama seperti pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
pertama guru masih menemui kesulitan yaitu dalam kegiatan
membimbing siswa dalam kelompok belajar. Dalam mengkondisikan
kelas guru juga masih menemui kesulitan. Siswa masih sulit
dikendalikan dalam kegiatan Games Tournament. Dalam penghargaan
kelompok, guru kurang maksimal dalam menyiapkan hadiah. Guru
juga masih kurang maksimal dalam memberikan motivasi kepada
semua kelompok untuk lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh
dalam kegiatan pembelajaran supaya mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi.
Selain itu dalam proses pembelajaran Matematika pada aspek
motivasi belajar siswa terdapat beberapa kekurangan yaitu hanya
sebagian kecil siswa yang senang terhadap pembelajaran Matematika,
menyelesaikan tugas dengan baik, menyukai situasi pembelajaran,
serta sebagian kecil siswa yang berusaha mendapat perhatian dari
siswa lain. Dalam aspek keaktifan siswa juga terdapat beberapa
kekurangan yaitu hanya sebagian kecil siswa yang aktif menjawab
pertanyaan guru tentang materi pembelajaran, bertanya tentang materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, serta sebagian kecil siswa
yang aktif memberikan pendapat tentang materi pelajaran. Sedangkan
pada aspek interaksi belajar siswa juga masih terdapat beberapa
kelemahan yaitu hanya sebagian kecil siswa menunjukkan keseriusan
dalam kegiatan pembelajaran, terjadi interaksi yang baik antara siswa
dengan guru, serta menciptakan situasi belajar yang kondusif.
Jika dilihat dari hasil belajar siswa, pertemuan kedua siklus I,
masih ada 16 siswa yang belum tuntas. Persentase ketuntasan pada
pertemuan ketiga ini hanya mencapai 45% dari jumlah keseluruhan
siswa Sedangkan jika dilihat secara keseluruhan, kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama lebih baik dari pertemuan
kedua ini. Hal tersebut menunjukkan belum maksimalnya guru dalam
melaksanakan pembelajaran sehingga hasilnya belum memenuhi
kriteria keberhasilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
3) Pertemuan Ketiga
Kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga secara
umum pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Sedangkan
pembelajaran Matematika siswa juga menunjukkan hasil yang baik.
Pelaksanaan kegiatan presentasi di kelas, belajar kelompok, Games
Tournament, dan penghargaan kelompok sudah berjalan dengan baik.
Akan tetapi terdapat kelemahan guru yaitu dalam menanggapi
pertanyaan-pertanyaan siswa tentang hal-hal yang belum jelas. Guru
masih kurang maksimal dalam menanggapi pertanyaan siswa.
Selain itu dalam proses pembelajaran Matematika pada aspek
motivasi belajar siswa juga masih terdapat beberapa kekurangan yaitu
hanya sebagian kecil siswa yang berusaha mendapat perhatian dari
siswa lain. Dalam aspek keaktifan siswa juga terdapat beberapa
kekurangan yaitu hanya sebagian kecil siswa yang aktif bertanya
tentang materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan
memberikan pendapat tentang materi pelajaran.
Jika dilihat dari hasil belajar siswa, pertemuan ketiga siklus I,
masih ada 8 siswa yang belum tuntas. Persentase ketuntasan pada
pertemuan ketiga ini hanya mencapai 72% dari jumlah keseluruhan
siswa. Hal tersebut bisa dikatan belum menunjukkan hasil yang
maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan. Secara
keseluruhan, proses pembelajaran pada pertemuan ketiga lebih baik
dari pertemuan pertama dan kedua.
Berdasarkan kekurangan yang ada pada tiap pertemuan tersebut
dan penilaian observer mengenai pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament maupun pembelajaran Matematika siswa pada
siklus I belum dapat dikatakan berhasil. Kesimpulannya bahwa penelitian
yang dilakukan oleh guru belum mencapai hasil yang optimal seperti yang
diharapkan untuk itu perlu diperbaiki kembali dengan melihat kekurangan-
kekurangan yang terlihat pada siklus I dan berusaha untuk meminimalisir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
kekurangan tersebut untuk kemudian direalisasikan dalam pembelajaran
pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama, kedua dan
ketiga siklus I, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kekurangan-
kekurangan yang muncul pada siklus I adalah sebagai berikut.
1) Siswa masih sulit untuk dikendalikan. Guru belum mampu membuat
siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Masih banyak siswa yang ramai dan bermain sendiri sehingga
membuat kondisi belajar menjadi kurang kondusif.
3) Guru masih kesulitan dalam mengkondisikan kelas dalam kegiatan
belajar kelompok dan Games Tournament.
4) Guru kurang maksimal dalam memberikan motivasi kepada siswa baik
individu maupun kelompok. Hal itu menyebabkan motivasi belajar
siswa kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5) Waktu pembelajaran terlalu lama sehingga melebihi alokasi waktu
pada RPP.
6) Hanya sebagian siswa saja yang aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran.
7) Siswa kurang terfasilitasi dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan
persiapan guru yang kurang maksimal.
8) Masih terdapat siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal latihan
dan evaluasi.
Peneliti ingin meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut dan
memperbaikinya agar mampu mencapai hasil penelitian seperti yang telah
ditentukan. Berikut adalah rencana perbaikan yang akan dilaksanakan di
siklus selanjutnya yaitu siklus II.
1) Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
semenarik mungkin sehingga siswa antusias untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa lebih mudah untuk
dikendalikan dalam kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
2) Guru memberikan kartu (kartu kuning dan karti merah) untuk siswa
yang ramai atau atau bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
3) Guru lebih berusaha lagi dalam mengkondisikan kelas baik dalam
kegiatan belajar kelompok maupun Games Tournament.
4) Guru lebih bersemangat untuk memotivasi siswa baik dalam individu
maupun kelompok untuk aktif dan berkompetisi dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian diharapkan motivasi belajar siswa
akan meningkat.
5) Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus lebih
memperhitungkan alokasi waktu pembelajaran. Sehingga dalam
pelaksanaannya tidak akan melebihi alokasi waktu yang telah
ditentukan.
6) Guru lebih memberikan bimbingan-bimbingan dan bantuan kepada
kelompok atau siswa yang mengalami kesulitan. Sehingga tidak ada
siswa yang terabaikan, dengan demikian siswa akan menjadi lebih
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
7) Guru lebih mempersiapkan secara matang sebelum pelaksanaan
pembelajaran sehingga ketika proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan semua siswa terfasilitasi dalam kegiatannya
8) Guru memberikan peringatan kepada siswa supaya siswa lebih teliti
ketika mengerjakan soal baik soal latihan maupun soal evaluasi. Guru
meminta siswa agar meneliti jawaban evaluasi lebih dari satu kali.
2. Deskripsi Siklus II
Bagian ini menyajikan hasil pelaksanaan tindakan siklus II secara urut
sesuai dengan siklus yang telah direncanakan. Pelaksanaan siklus ini sama
dengan pelaksanaan siklus I yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari
pelaksanaan siklus I berdasarkan hasil refleksi. Secara rinci kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II,
guru sebagai peneliti dan pelaksana pembelajaran mengadakan diskusi
dengan observer untuk menentukan langkah-langkah perbaikan
pembelajaran berikutnya. Semua kekurangan yang terjadi pada siklus I
akan diadakan perbaikan oleh guru sebagai peneliti dan pelaksana
pembelajaran pada siklus II.
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini difokuskan pada
pelaksanaan kegiatan dalam peningkatan pembelajaran Matematika siswa
tentang materi operasi hitung pecahan, khususnya pada operasi hitung
perkalian dan pembagian pecahan. Pada tahap perencanaan siklus II,
peneliti melaksanakan beberapa tahapan yang meliputi: (1) mempelajari
kompetensi dasar dan materi yang terdapat dalam Kurikulum atau silabus
kelas V semester 2; (2) menentukan waktu penelitian dilaksanakan dalam
tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 2 x 35 menit; (3) menyusun
skenario tindakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan; (4) menyusun RPP; (5)
menyusun instrumen penelitian berupa lembar tes, lembar observasi,
pedoman wawancara, lembar angket; (6) menghubungi observer yaitu Nur
Azizah, Cahyani Dona Aji, dan Muhammad Rifki; dan (7) menyiapkan
media atau alat dan bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan
tindakan siklus II.
Siklus II akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dan
pelaksanaan setiap pertemuan siklus II ini merupakan implementasi dari
RPP yang telah disusun. Materi pada siklus II pada pertemuan pertama
yaitu perkalian berbagai bentuk pecahan, pada pertemuan kedua yaitu
pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa, dan pada pertemuan
ketiga yaitu pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan
sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
b. Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil pembelajaran pada
siklus II diharapkan dapat meningkat. Pelaksanaan tindakan siklus II sama
seperti pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Hanya saja pada
siklus II ini peneliti lebih meningkatkan persiapan pelaksanaan
pembalajaran yang lebih matang supaya dalam pelaksanaannya dapat
berjalan lebih efektif. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran
Matematika siswa kelas V SDN Peneket akan mengalami peningkatan
sehingga dapat mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
materi operasi hitung pecahan yang telah direncanakan sebelumnya,
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35
menit (mulai pukul 07.20 sampai pukul 08.30 WIB). Setiap pertemuan
meliputi langkah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut
uraian tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah pada siklus II.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama
berada di ruang kelas V SDN Peneket pada hari Rabu, tanggal 2 Mei
2012 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada jam pertama
yaitu pukul 07.20-08.30 WIB. Materi pada pembelajaran ini adalah
menghitung perkalian berbagai bentuk pecahan. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal berisi tentang kegiatan rutin seperti
pembukaan (salam), berdoa, mengecek kehadiran siswa, tes
penjajagan, acuan, dan apersepsi. Pada kegiatan tes penjajagan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
guru memberikan pertanyaan kepada siswa siapa di antara kalian
yang bisa menyebutkan contoh operasi hitung berbagai bentuk
pecahan, dan ternyata banyak siswa yang antusias menjawab
pertanyaan guru. Kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk
maju ke depan menuliskan di papan tulis tentang contoh pecahan
biasa. Pada acuan, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada kegiatan pembelajaran, serta guru menyampaikan tujuan yang
diharapkan bisa tercapai setelah kegiatan pembelajaran selesai.
Selanjutnya pada kegiatan apersepsi, guru mengingatkan kepada
siswa tentang materi sebelumnya yaitu tentang perkalian pecahan
biasa, campuran, dan desimal. Setelah itu, guru mengajak siswa
terpacu dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Siswa terlihat antusias bersemangat menyanyikan lagu tersebut.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan selama ±40 menit. Langkah
pertama yaitu penyajian materi. Guru membagi siswa dalam
kelompok secara heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 5-6
siswa. Setelah siswa siap menerima materi pembelajaran, guru
kemudian menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru
menjelaskan serta bertanya jawab dengan siswa tentang bilangan
berbagai bentuk pecahan. Guru kemudian menjelaskan materi
menggunakan media powerpoint agar siswa lebih mudah menerima
materi yang disampaikan guru, selain itu dengan digunakannya
media powerpoint ini diharapkan siswa akan lebih antusias dalam
memperhatikan materi yang diajarkan. Siswa memperhatikan
penjelasan guru, serta bertanya jawab dengan guru tentang
perkalian berbagai bentuk pecahan. Siswa menjelaskan konsep
perkalian berbagai bentuk pecahan.
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Siswa
ditempatkan pada kelompok-kelompok secara heterogen yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
ditentukan sebelumnya. Guru memberikan soal-soal latihan kepada
setiap kelompok untuk dijawab oleh setiap anggota kelompok.
Setelah itu, guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada
setiap kelompok untuk dikerjakan dalam kegiatan diskusi. Guru
membimbing siswa serta memotivasi siswa untuk bersungguh-
sungguh dalam mengerjakan soal serta mengarahkan siswa untuk
bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan
soal-soal diskusi. Langkah ketiga yaitu kegiatan games
tournament. Guru mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
berkompetisi dalam hal akademik antar kelompok games
tornament dalam kelas. Guru menyampaikan aturan permainan
serta membimbing siswa agar kegiatan games tournament berjalan
dengan lancar. Siswa melaksanakan games tournament dengan
antusias sesuai dengan aturan dan arahan guru.
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Setelah
kegiatan games tournament selesai, guru mengarahkan setiap ketua
kelompok untuk menghitung skor kelompoknya masing-masing.
Dalam perhitungan skor kelompok ini, setiap ketua kelompok
menghitung skor rata-rata kelompok yang kemudian hasilnya
dilaporkan kepada guru. Perhitungan skor kelompok berdasarkan
pada skor benar atau salah setiap anggota kelompok dalam
mengikuti kegiatan games tournament sebelumnya. Setelah
perhitungan skor kelompok selesai, guru kemudian mengumumkan
kelompok terbaik dalam kegiatan games tournament. Kelompok
dengan rata-rata tertinggi mendapatkan penghargaan dari guru,
penghargaan dari guru ini berbentuk simbolis yaitu guru
memberikan bintang kepada setiap anggota kelompok terbaik. Hal
itu sebagai bentuk rasa bangga guru kepada kelompok terbaik
tersebut, tak lupa guru memberikan semangat dan penguatan agar
kelompok tersebut bisa mempertahankan prestasinya. Selain itu,
guru juga memotivasi untuk kelompok lain untuk terus berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
supaya pada pertemuan-pertemuan berikutnya bisa menjadi
kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilaksanakan selama ±20 menit. Adapun
kegiatan yang dilakukan adalah guru menanyakan hal-hal yang
belum jelas, menyimpulkan materi pembelajaran dan
melaksanakan evaluasi. Pada saat kegiatan evaluasi, siswa diberi
10 soal tentang perkalian berbagai bentuk pecahan. Setelah seluruh
rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan
pada hari itu dengan mengucap salam. Berdasarkan uraian kegiatan
di atas, maka kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama
sudah selesai.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 5 Mei 2012. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan
pada jam pertama yaitu pukul 07.20-08.30 WIB. Materi pada
pembelajaran ini yaitu tentang pembagian pecahan biasa dengan
pecahan biasa. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti
pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa, tes
penjajagan, acuan dan apersepsi. Kegiatan awal yang dilaksanakan
hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan pertama. Tes
penjajagan yang dilakukan guru yaitu dengan menanyakan kepada
siswa siapa di antara kalian yang bisa menyebutkan contoh
pecahan biasa serta siapa yang sudah pernah melakukan operasi
hitung pembagian pecahan biasa. Selanjutnya guru menyampaikan
acuan, acuan pada pertemuan kedua ini adalah setelah pelajaran ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
selesai bapak harapkan kalian dapat melakuka operasi hitung
pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi yaitu guru memberikan soal
cerita secara sederhana kepada siswa tentang pembagian pecahan
biasa, setelah itu guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
b) Kegiatan Inti
Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan kedua sama seperti langkah-langkah
yang dilakukan pada pertemuan pertama. Yang membedakan
adalah materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada pertemuan
kedua ini yaitu pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
Kegiatan inti dilaksanakan selama ±40 menit. Langkah
pertama yaitu penyajian materi. Guru membagi siswa dalam
kelompok secara heterogen. Kelompok-kelompok ini sama dengan
kelompok-kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya pada
pertemuan pertama. Guru menyajikan materi pembelajaran dengan
menggunakan media powerpoint, siswa memperhatikan penjelasan
guru serta bertanya jawab dengan guru tentang materi
pembelajaran.
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Pada kegiatan ini,
siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok secara heterogen
yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan soal-soal
latihan kepada setiap kelompok untuk dijawab oleh setiap anggota
kelompok. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang diberikan
oleh guru untuk didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
Sebagian besar siswa terlihat sungguh-sungguh dalam bekerja
sama mendiskusikan pekerjaannya. Langkah ketiga yaitu kegiatan
games tournament. Sama seperti pada pertemuan pertama, pada
kegiatan ini guru mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
berkompetisi dalam hal akademik antar kelompok games
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
tornament dalam kelas. Guru menyampaikan aturan permainan
kepada siswa, serta membimbing siswa agar kegiatan games
tournament berjalan dengan lancar. Siswa terlihat antusias dalam
kegiatan games tournament ini.
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Guru
mengarahkan setiap ketua kelompok untuk menghitung skor
kelompoknya masing-masing. Setiap masing-masing ketua
kelompok bertanggung jawab menghitung skor rata-rata kelompok
yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru. Guru
mengumumkan kelompok terbaik dalam kegiatan games
tournament. Kelompok dengan rata-rata tertinggi mendapatkan
penghargaan dari guru, penghargaan dari guru ini berbentuk
simbolis yaitu guru memberikan bintang kepada setiap anggota
kelompok terbaik. Guru juga memotivasi untuk kelompok lain
untuk terus berusaha supaya pada pertemuan-pertemuan berikutnya
bisa menjadi kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pertemuan kedua ini sama juga dengan
kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Pada kegiatan akhir ini,
siswa diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk dikerjakan.
Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun
menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucap salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan terakhir dari
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II. Pelaksanaan
pembelajaran pertemuan ketiga pada hari Rabu, tanggal 9 Mei 2012.
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada jam pertama yaitu pukul
07.20-08.30 WIB. Materi pada pertemuan ketiga yaitu menghitung
pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan terakhir di siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
ini, tidak jauh berbeda dengan kegiatan di pertemuan 1 dan 2, yakni
terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal ini hamper sama dengan kegiatan awal pada
pertemuan sebelumnya. Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan
rutin seperti pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran
siswa, tes penjajagan, acuan dan apersepsi. Tes penjajagan yang
dilakukan guru yaitu dengan menanyakan kepada siswa siapa di
antara kalian yang bisa menyebutkan contoh operasi hitung
pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan
sebaliknya. Sebagian besar siswa aktif menjawab pertanyaan guru.
Selanjutnya guru menyampaikan acuan yaitu setelah pelajaran ini
selesai bapak harapkan kalian dapat melakukan operasi hitung
pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan
sebaliknya. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi yaitu
guru memberikan soal cerita secara sederhana kepada siswa
tentang pembagian pecahan campuran. Kemudian guru mengajak
b) Kegiatan Inti
Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan ketiga sama seperti langkah-langkah
yang dilakukan pada pertemuan pertamadan kedua. Kegiatan inti
dilaksanakan selama ±40 menit. Langkah pertama yaitu penyajian
materi. Guru membagi siswa dalam kelompok secara heterogen.
Kelompok-kelompok ini sama dengan kelompok-kelompok yang
sudah terbentuk sebelumnya pada pertemuan pertama dan kedua.
Guru menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan
media powerpoint, siswa memperhatikan penjelasan guru serta
bertanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen
yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan soal-soal
latihan kepada setiap kelompok untuk dijawab oleh setiap anggota
kelompok. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang diberikan
oleh guru untuk didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
Langkah ketiga yaitu kegiatan games tournament. Sama seperti
pada pertemuan sebelumnya, pada kegiatan ini guru mengarahkan,
memotivasi siswa, serta dalam pelaksanaanya guru membimbing
siswa agar kegiatan games tournament berjalan dengan lancar.
Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam kegiatan games
tournament ini.
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Setiap
masing-masing ketua kelompok bertanggung jawab menghitung
skor rata-rata kelompok yang kemudian hasilnya dilaporkan
kepada guru. Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam
kegiatan games tournament. Guru memberikan penghargaan serta
penguatan pada kelompok terbaik. Guru juga memotivasi untuk
kelompok lain untuk terus berusaha supaya pada pertemuan-
pertemuan berikutnya bisa menjadi kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pertemuan ketiga ini sama juga dengan
kegiatan akhir pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan akhir
ini, siswa juga diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk
dikerjakan. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru
menutup pertemuan dengan mengucap salam. Setelah
pembelajaran pada pertemuan ketiga berakhir, siswa diberi angket
tentang pembelajaran Matematika. Diluar jam pelajaran, guru
melakukan wawancara kepada observer. Wawancara observer
digunakan untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament yang telah dilaksanakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
apakah sudah sesuai dengan skenario atau belum. Selain itu, juga
untuk mengetahui kekurangan atau kendala serta kelebihan proses
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam
meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
pecahan. Hasil dari angket siswa serta wawancara observer ini
nantinya akan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran
Matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament telah mencapai kriteria keberhasilan
atau belum.
c. Observasi
Observasi yang dilaksanakan pada siklus II tidak jauh berbeda
dengan pelaksanaan observasi pada siklus I. Observasi dilaksanakan
selama pelaksanaan tindakan oleh observer. Observer pada penelitian ini
sebanyak tiga observer yang mengamati pelaksanaan kooperatif tipe
Teams Games Tournament maupun pembelajaran Matematika. Dalam
penelitian tindakan kelas ini, hasil pengamatan digunakan peneliti untuk
memantau proses dan hasil pembelajaran atau dampak perbaikan
pembelajaran yang direncanakan, serta untuk menata kembali langkah-
langkah perbaikan selanjutnya. Observer dalam melaksanakan pengamatan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun
hal-hal yang diamati mencakup langkah-langkah pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament mulai dari presentasi di kelas atau
penyajian materi, belajar kelompok, games tournament, penghargaan
kelompok, hingga tahap evaluasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut
disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran pada skenario tindakan
yang telah disusun. Observasi juga dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran Matematika, yaitu mencakup tentang motivasi siswa,
keaktifan siswa, serta interaksi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya hasil pengamatan tersebut digunakan peneliti sebagai masukan
dan sekaligus sebagai bahan refleksi untuk evaluasi dan perbaikan pada
siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
1) Pertemuan Pertama
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus II pertemuan 1 ini terdapat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus II Pertemuan 1
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,5 Sangat Baik 2 Belajar kelompok 3,4 Baik 3 Games tournament 3,5 Sangat Baik 4 Penghargaan kelompok 3,6 Sangat Baik 5 Evaluasi 3,3 Baik
Hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan
pertama siklus II, menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang
diterapkan sudah sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Berdasarkan
tabel 4.13 dapat diketahui bahwa pada langkah presentasi di kelas atau
penyajian materi, guru mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer
yaitu 3,5 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada langkah ini dengan sangat baik. Guru melaksanakan menyampaikan
tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi, menjelaskan materi
pembelajaran, menggunakan media, serta memotivasi siswa dengan baik
tanpa a\da kesulitan.
Langkah berikutnya yaitu kegiatan belajar kelompok, pada langkah
ini guru mengorganisasikan siswa untuk belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen,
membimbing siswa dalam belajar kelompok, memotivasi siswa untuk aktif
bekerja sama dengan kelompok, dan memberikan tugas-tugas kepada
kelompok untuk didiskusikan dengan kelompok. Pada langkah ini, guru
mendapatkan skor rata-rata yaitu 3,4. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
guru pada tahap ini sudah baik, guru melakukan setiap kegiatan dengan
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Kegiatan selanjutnya yaitu pada langkah Games Tournament. Pada
langkah ini, kegiatan guru yaitu menempatkan siswa ke dalam meja-meja
turnamen, menyampaikan aturan permaianan, membimbing dan
memotivasi siswa, menyediakan kuis atau soal-soal kepada siswa, serta
mengkondisikan kelas dalam kegiatan Games Tournament. Guru
mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer yaitu 3,5 atau bisa
dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini
dengan sangat baik.
Langkah berikutnya yaitu penghargaan kelompok. Pada langkah
ini, sebelumnya guru membimbing siswa untuk menghitung skor rata-rata
kelompok, selanjutnya guru menentukan kelompok terbaik sesuai hasil
skor rata-rata tertinggi kelompok. Guru menyiapkan dan memberikan
penghargaan berupa bintang kepada kelompok terbaik. Guru juga
memberikan motivasi kepada semua kelompok. Pada langkah ini guru
mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer yaitu 3,6 atau bisa
dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini
dengan sangat baik.
Langkah terakhir yaitu evaluasi. Pada langkah ini, guru
menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas sebelum
menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan soal
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru memberikan
arahan kepada siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman
ataupun mencontek. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal,
kemudian guru membahas soal evaluasi tersebut bersama siswa. Pada
langkah ini, secara umum guru sudah melaksanakannya dengan baik. Hal
itu dapat dilihat dari hasil skor rata-rata observer yaitu 3,3.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Pada observasi pembelajaran Matematika ini,
mencakup motivasi siswa, keaktifan siswa, serta interaksi belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun skor rata-rata hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
observasi siswa siklus II pertemuan 1 pada siswa terdapat pada tabel 4.14
berikut ini.
Tabel 4.14. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus II Pertemuan 1
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,4 Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,3 Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,3 Baik
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,4. Dari pengamatan yang dilakukan
oleh observer selama proses pembelajaran, diperoleh bahwa dalam proses
pembelajaran hampir seluruh siswa berusaha menambah pengetahuannya,
menyelesaikan tugas dengan baik, dan berkompetisi dalam kegiatan
pembejaran. Sebagian besar siswa senang terhadap pembelajaran
Matematika, menyukai situasi pembelajaran, berusaha mendapat perhatian
dari guru dan siswa lain.
Selanjutnya pada indikator keaktifan belajar siswa, secara umum
sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil observasi diperoleh
skor rata-rata 3,3. Hampir semua siswa memperhatikan materi
pembelajaran, dan bekerja sama dalam kelompok. Sebagian besar siswa
aktif menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal latihan, aktif bertanya
tentang materi pembelajaran, serta aktif memberikan pendapat tentang
materi pelajaran.
Selanjutnya pada indikator interaksi belajar siswa. Secara umum
pada aspek ini, sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,3. Sebagian besar siswa telah
melaksanakan pembelajaran dengan tertib, menunjukkan keseriusan,
terjadi interaksi yang baik antara siswa dengan guru dan siswa lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
menciptakan situasi belajar yang kondusif, serta menunjukkan suasana
yang demokratis di kelas.
2) Pertemuan Kedua
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus II pertemuan 2 ini terdapat pada tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus II Pertemuan 2
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,6 Sangat Baik 2 Belajar kelompok 3,6 Sangat Baik 3 Games tournament 3,6 Sangat Baik 4 Penghargaan kelompok 3,7 Sangat Baik 5 Evaluasi 3,5 Sangat Baik
Hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan
kedua siklus II, menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang
diterapkan sudah sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament seperti pada
pertemuan pertama. Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa pada
langkah presentasi di kelas atau penyajian materi, guru telah melaksanakan
dengan sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari skor rata-rata observer yaitu
3,6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi,
menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan media, serta memotivasi
siswa dengan baik.
Langkah berikutnya yaitu kegiatan belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen,
membimbing siswa dalam belajar kelompok, memotivasi siswa untuk aktif
bekerja sama dengan kelompok, dan memberikan tugas-tugas kepada
kelompok untuk didiskusikan dengan kelompok. Guru melakukan setiap
kegiatan dengan baik. Pada langkah ini, guru mendapatkan skor rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
yaitu 3,6. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada tahap ini sudah
baik, guru melakukan setiap kegiatan dengan sangat baik.
Kegiatan selanjutnya yaitu pada langkah Games Tournament. Pada
langkah ini, kegiatan guru yaitu menempatkan siswa ke dalam meja-meja
turnamen, menyampaikan aturan permaianan, membimbing dan
memotivasi siswa, menyediakan kuis atau soal-soal kepada siswa, serta
mengkondisikan kelas dalam kegiatan Games Tournament. Guru
mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer yaitu 3,5 atau bisa
dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini
dengan sangat baik.
Langkah berikutnya yaitu penghargaan kelompok. Pada langkah
ini, sebelumnya guru membimbing siswa untuk menghitung skor rata-rata
kelompok, selanjutnya guru menentukan kelompok terbaik sesuai hasil
skor rata-rata tertinggi kelompok. Guru menyiapkan dan memberikan
penghargaan berupa bintang kepada kelompok terbaik. Guru juga
memberikan motivasi kepada semua kelompok. Pada langkah ini guru
mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer yaitu 3,7 atau bisa
dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini
dengan sangat baik.
Langkah terakhir yaitu evaluasi. Pada langkah ini, guru
menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas sebelum
menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan soal
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru memberikan
arahan kepada siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman
ataupun mencontek. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal,
kemudian guru membahas soal evaluasi tersebut bersama siswa. Pada
langkah ini, secara umum guru sudah melaksanakannya dengan sangat
baik. Hal itu dapat dilihat dari hasil skor rata-rata observer yaitu 3,5.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
pembelajaran Matematika. Adapun skor rata-rata hasil observasi siklus II
pertemuan 2 pada siswa terdapat pada tabel 4.16 berikut ini.
Tabel 4.16. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika
dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus II Pertemuan 2
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,5 Sangat Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,5 Sangat Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,4 Baik
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang sangat baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,5. Dari pengamatan yang dilakukan
oleh observer selama proses pembelajaran, diperoleh bahwa dalam proses
pembelajaran hampir seluruh siswa senang terhadap pembelajaran
Matematika, berusaha menambah pengetahuannya, menyelesaikan tugas
dengan baik, berkompetisi, dan menyukai situasi pembelajaran. Sebagian
besar siswa berusaha mendapat perhatian dari guru dan siswa lain.
Selanjutnya pada indikator keaktifan belajar siswa, secara umum
sudah menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu dari hasil observasi
diperoleh skor rata-rata 3,5. Semua siswa memperhatikan materi
pembelajaran dan aktif bekerja sama dengan kelompok. Hampir semua
siswa mengerjakan soal latihan dalam kelompok. Sebagian besar siswa
aktif menjawab pertanyaan guru, aktif bertanya tentang materi
pembelajaran, serta aktif memberikan pendapat tentang materi pelajaran.
Selanjutnya pada indikator interaksi belajar siswa. Secara umum
pada aspek ini, sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,4. Hampir seluruh siswa melaksanakan
pembelajaran dengan tertib, dan menunjukkan keseriusan dalam kegiatan
pembelajaran. Sebagian besar siswa berinteraksi dengan baik antara siswa
dengan guru dan siswa lain, menciptakan situasi belajar yang kondusif,
serta menunjukkan suasana yang demokratis di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
3) Pertemuan Ketiga
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus II pertemuan 3 ini terdapat pada tabel 4.17 berikut ini.
Tabel 4.17. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus II Pertemuan 3
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,6 Sangat Baik 2 Belajar kelompok 3,6 Sangat Baik 3 Games tournament 3,5 Sangat Baik 4 Penghargaan kelompok 3,6 Sangat Baik 5 Evaluasi 3,5 Sangat Baik
Hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan
ketiga siklus II, menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang
diterapkan sudah sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament seperti pada
pertemuan pertama dan kedua. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui
bahwa pada langkah presentasi di kelas atau penyajian materi, guru telah
melaksanakan dengan sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari skor rata-rata
observer yaitu 3,6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-
pokok materi, menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan media,
serta memotivasi siswa dengan baik.
Langkah berikutnya yaitu kegiatan belajar kelompok. Guru
menempatkan siswa pada kelompok-kelompok secara heterogen,
membimbing siswa dalam belajar kelompok, memotivasi siswa untuk aktif
bekerja sama dengan kelompok, dan memberikan tugas-tugas kepada
kelompok untuk didiskusikan dengan kelompok. Guru melakukan setiap
kegiatan dengan baik. Pada langkah ini, guru mendapatkan skor rata-rata
yaitu 3,6. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada tahap ini sudah
baik, guru melakukan setiap kegiatan dengan sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Kegiatan selanjutnya yaitu pada langkah Games Tournament. Pada
langkah ini, kegiatan guru yaitu menempatkan siswa ke dalam meja-meja
turnamen, menyampaikan aturan permaianan, membimbing dan
memotivasi siswa, menyediakan kuis atau soal-soal kepada siswa, serta
mengkondisikan kelas dalam kegiatan Games Tournament. Guru
mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer yaitu 3,5 atau bisa
dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini
dengan sangat baik.
Langkah berikutnya yaitu penghargaan kelompok. Pada langkah
ini, sebelumnya guru membimbing siswa untuk menghitung skor rata-rata
kelompok, selanjutnya guru menentukan kelompok terbaik sesuai hasil
skor rata-rata tertinggi kelompok. Guru menyiapkan dan memberikan
penghargaan berupa bintang kepada kelompok terbaik. Guru juga
memberikan motivasi kepada semua kelompok. Pada langkah ini guru
mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer yaitu 3,6 atau bisa
dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini
dengan sangat baik.
Langkah terakhir yaitu evaluasi. Pada langkah ini, guru
menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas sebelum
menyimpulkan materi pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan soal
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru memberikan
arahan kepada siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman
ataupun mencontek. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal,
kemudian guru membahas soal evaluasi tersebut bersama siswa. Pada
langkah ini, secara umum guru sudah melaksanakannya dengan sangat
baik. Hal itu dapat dilihat dari hasil skor rata-rata observer yaitu 3,5.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Adapun skor rata-rata hasil observasi siklus II
pertemuan 2 pada siswa terdapat pada tabel 4.18 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Tabel 4.18. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus II Pertemuan 3
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,4 Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,4 Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,4 Baik
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,4. Dari pengamatan yang dilakukan
oleh observer selama proses pembelajaran, diperoleh bahwa dalam proses
pembelajaran hampir seluruh siswa berusaha menambah pengetahuannya,
menyelesaikan tugas dengan baik, dan berkompetisi dalam kegiatan
pembejaran. Sebagian besar siswa senang terhadap pembelajaran
Matematika, menyukai situasi pembelajaran, berusaha mendapat perhatian
dari guru dan siswa lain.
Selanjutnya pada indikator keaktifan belajar siswa, secara umum
sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil observasi diperoleh
skor rata-rata 3,4. Hampir semua siswa memperhatikan materi
pembelajaran , mengerjakan soal latihan dalam kelompok, dan bekerja
sama dengan kelompok. Sebagian besar siswa aktif menjawab pertanyaan
guru, aktif bertanya tentang materi pembelajaran, serta aktif memberikan
pendapat tentang materi pelajaran.
Selanjutnya pada indikator interaksi belajar siswa. Secara umum
pada aspek ini, sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,4. Hampir seluruh siswa melaksanakan
pembelajaran dengan tertib, serta menunjukkan suasana yang demokratis
di kelas. Sebagian besar siswa menunjukkan keseriusan, berinteraksi
dengan baik antara siswa dengan guru dan siswa lain, serta menciptakan
situasi belajar yang kondusif.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer pada
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa guru sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament di
kelas V SD Negeri Peneket dengan sangat baik dan sesuai dengan skenario
pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil lembar observasi yang
telah diisi oleh tiga observer. Hasil pengamatan observer terhadap guru
dalam lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19. Hasil Observasi Guru pada Siklus II
Pertemuan Penilaian Observer Rata-
Rata Kategori I II III
I 3,5 3,4 3,4 3,43 B II 3,6 3,6 3,6 3,6 A III 3,6 3,6 3,5 3,57 A
Rata-rata 3,57 3,53 3,5 3,53 A
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui pada pertemuan pertama
siklus II, guru mendapatkan nilai rata-rata dari tiga observer adalah 3,47
yang termasuk dalam kategori baik. Ketiga observer memberikan penilaian
baik pada pelaksanaan pertemuan pertama siklus II. Pada pertemuan
kedua, guru memperoleh penilaian sangat baik dari ketiga observer. Rata-
rata penilaian dari ketiga observer adalah 3,59. Pada pertemuan kedua ini
penilaian observer terhadap guru mengalami peningkatan dibandingkan
pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga guru juga memperoleh
nilai sangat baik yaitu 3,57. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada siklus II ini guru telah melaksanakan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan sangat
baik dan sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Rata-rata penilaian dari
ketiga observer pada siklus II yang dilaksankan selama tiga pertemuan
adalah 3,54 yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Selain itu, dari hasil pengamatan pada pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika tentang operasi
hitung pecahan siswa kelas V telah berjalan dengan baik. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
observer. Hasil pengamatan observer terhadap siswa dalam lembar
observasi dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut.
Tabel 4.20. Hasil Observasi Siswa pada Siklus II
Pertemuan Penilaian Observer Rata-
Rata Kategori I II III I 3,4 3,4 3,3 3,37 B II 3,6 3,5 3,5 3,53 A III 3,4 3,5 3,5 3,47 B
Rata-rata 3,47 3,47 3,43 3,46 B
Berdasarkan tabel 4.20 tentang pembelajaran Matematika siswa
dapat diketahui pada pertemuan pertama siklus II, siswa mendapatkan nilai
rata-rata dari tiga observer adalah 3,33 yang termasuk dalam kategori baik.
Ketiga observer memberikan penilaian baik pada pelaksanaan pertemuan
pertama. Pada pertemuan kedua, siswa mendapatkan nilai rata-rata dari
tiga observer adalah 3,5 yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Sedangkan pada pertemuan ketiga siswa mendapatkan nilai rata-rata dari
tiga observer adalah 3,43 yang termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan
hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika pada siklus II ini telah berjalan dengan baik. Rata-rata
penilaian dari ketiga observer pada siklus II yang dilaksanakan selama tiga
pertemuan adalah 3,42 yang termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan observer juga diperoleh hasil
bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sudah sesuai skenario dan guru telah melaksanakan sesuai
langkah-langkahnya. Pada siklus II ini guru sudah melaksanakan
pembelajaran dengan lebih baik dibandingkan pada siklus I, guru lebih
matang dalam persiapan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaanya
guru mampu melaksanakan dengan baik dan lancar. Guru juga sudah lebih
bisa mengkondisikan siswa dengan lebih baik meskipun terkadang masih
ada beberapa siswa yang masih sulit untuk dikendalikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Perolehan data pada siklus II tersebut juga di dukung dengan hasil
angket siswa yaitu angket pembelajaran Matematika. Angket tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran Matematika pada siklus
II sudah berjalan dengan baik atau belum. Hasil analisis angket siswa
tentang pembelajaran matematika yang mencakup aspek motivasi belajar,
keaktifan, serta interaksi belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat
dilihat pada tabel 4.21 berikut.
Tabel 4.21. Hasil Angket Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus II
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,2 Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,4 Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,3 Baik Rata-rata 3,3 Baik
Berdasarkan tabel 4.21 menunjukan bahwa hasil angket siswa
tentang pembelajaran Matematika pada aspek motivasi belajar siswa sudah
menunjukkan hasil yang baik. Siswa mendapatkan skor rata-rata 3,2 yang
termasuk dalam kategori baik. Dari hasil angket ini, dapat dikatakan
bahwa motivasi belajar siswa tinggi dalam proses pembelajaran
Matematika. Pada aspek keaktifan belajar siswa juga sudah menunjukkan
hasil yang baik, yaitu siswa mendapat skor rata-rata 3,4 yang termasuk
dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses
pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan bahwa siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran Matematika. Sedangkan pada aspek interaksi
belajar siswa juga sudah menunjukkan hasil yang baik, yaitu siswa
mendapat skor rata-rata 3,3 yang termasuk dalam kategori baik. Dapat
dikatakan bahwa interaksi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada
siklus II berjalan dengan baik. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa dari hasil angket pembelajaran Matematika siswa menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran Matematika pada siklus II telah berjalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
dengan baik meskipun belum maksimal. Siswa mendapatkan skor rata-rata
yaitu 3,3 yang termasuk dalam kategori baik.
Pada setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi atau tes hasil
belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
menerima materi yang diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
dari evaluasi ini juga merupakan salah satu dari indikator keberhasilan
yang sudah ditentukan sebelumnya. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut.
Tabel 4.22. Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II
Siklus I Nilai Rata-Rata Kelas Keterangan Pertemuan I 72,4 Tuntas Pertemuan II 80,3 Tuntas Pertemuan III 74,1 Tuntas
Rata-rata 75,6 Tuntas
Berdasarkan tabel 4.22, nilai rata-rata kelas sudah bisa dikatakan
tuntas apabila nilai rata-rata kelas dapat mencapai KKM yang telah
ditentukan yaitu 70. Pada pertemuan pertama nilai rata-rata kelas yaitu
72,4 atau sudah mencapai KKM dan bisa dikatakan tuntas. Pada
pertemuan kedua, nilai rata-rata kelas mencapai 80,3 atau sudah mencapai
KKM dan bisa dikatakan tuntas. Pada pertemuan ketiga, nilai rata-rata
kelas yaitu 74,1 atau sudah mencapai KKM dan bisa dikatakan tuntas.
Sedangkan apabila melihat nilai rata-rata siklus II, dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga nilai tes hasil belajar siswa kelas V
mendapatkan nilai rata-rata kelas yaitu 75,6 atau bisa dikatakan sudah
tuntas.
Selain melihat nilai rata-rata kelas, tes hasil belajar siswa bisa
dikatakan berhasil apabila persentase ketuntasan dapat mencapai 85% atau
di atas 85% dari jumlah keseluruhan siswa. Ketuntasan nilai tes hasil
belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Tabel 4.23. Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II
No. Kategori Pert I Pert II Pert III Rata2
Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Tuntas 18 62 25 86 23 72 17 79 2 Tidak Tuntas 11 38 4 14 6 28 12 21
Jumlah 29 100 29 100 29 100 29 100
Melihat tabel 4.23 dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan
pada pertemuan pertama yaitu 66% atau masih belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan. Persentase ketuntasan pada pertemuan
kedua meningkat menjadi 86% atau sudah memenuhi kriteria keberhasilan
yang telah ditentukan. Pada pertemuan ketiga, persentase ketuntasan
menurun menjadi 72%, dan belum bisa dikatakan tuntas karena belum
memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Sedangkan jika
melihat rata-rata persentase ketuntasan pada siklus II yaitu 79% atau masih
belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Dengan
demikian tes hasil belajar siswa meskipun nilai rata-rata kelas sudah
mencapai KKM yaitu 75,6 tetapi masih belum bisa dikatakan berhasil
karena persentase ketuntasan masih belum memenuhi kriteria keberhasilan
yang telah ditentukan yaitu hanya memperoleh persentase sebesar 79%
atau belum mencapai 85%.
d. Refleksi
Pelaksanaan penelitian pada siklus II secara umum sudah dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Jika dilihat dari hasil pembelajaran yang
diperoleh setelah siklus II juga mengalami peningkatan dibandingkan pada
siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I telah
diperbaiki pada pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament sudah berjalan sangat baik,
sedangkan proses pembelajaran Matematika siswa juga sudah berjalan
dengan baik. Walaupun demikian, pada pelaksanaan siklus II masih
terdapat kekurangan yang muncul pada tiap pertemuan. Berdasarkan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
observasi yang dilakukan oleh observer dan guru, kekurangan-kekurangan
yang muncul pada tiap pertemuan adalah sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
Kekurangan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada
pertemuan pertama yaitu guru masih kurang optimal membimbing
siswa dalam kelompok belajar dan mengkondisikan kelas. Akan tetapi
jika dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I, pada siklus II ini sudah
mengalami peningkatan. Hanya saja guru dalam melaksanakannya
masih belum maksimal, meskipun sudah dikatakan baik. Masih ada
sebagian siswa yang sulit dikendalikan dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu dalam proses pembelajaran Matematika juga masih
terdapat kekurangan yaitu masih ada beberapa siswa yang kurang
menyukai situasi pembelajaran, motivasi siswa masih kurang
maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. selain itu, masih
terdapat sebagian siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Jika dilihat dari hasil belajar siswa, pertemuan pertama siklus
II, masih ada 10 siswa yang belum tuntas. Persentase ketuntasan pada
pertemuan ketiga ini hanya mencapai 66% dari jumlah keseluruhan
siswa. Hal tersebut bisa dikatakan belum menunjukkan hasil yang
maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan.
2) Pertemuan Kedua
Kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament pada pertemuan kedua yaitu
waktu pelaksanaan pembelajaran yang terlalu lama melebihi alokasi
waktu 2 x 35 menit. Kegiatan yang terlalu lama adalah pada saat
pembahasan soal latihan siswa serta dalam kegiatan Games
Tournament.
Selain itu dalam proses pembelajaran Matematika juga masih
terdapat kekurangan yaitu masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa masih kurang aktif
bertanya dan memberi pendapat tentang materi pembelajaran.
Jika dilihat dari hasil belajar siswa, pertemuan kedua siklus II
sudah menunjukkan peningkatan dari pertemuan sebelumnya, yaitu
hanya 4 siswa yang belum tuntas. Persentase ketuntasan pada
pertemuan ketiga ini mencapai 86% dari jumlah keseluruhan siswa.
Hal tersebut bisa dikatakan sudah memenuhi kriteria keberhasilan.
3) Pertemuan Ketiga
Kekurangan yang muncul pada pertemuan kedua muncul juga
pada pertemuan ketiga dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament yaitu masalah waktu. Waktu
pelaksanaan pembelajaran yang terlalu lama melebihi alokasi waktu 2
x 35 menit. Kegiatan yang terlalu lama juga masih seperti pada
pertemuan kedua yaitu pada saat pembahasan soal latihan siswa serta
dalam kegiatan Games Tournament.
Selain itu dalam proses pembelajaran Matematika juga masih
terdapat kekurangan yaitu ada sebagian siswa yang merasa bosan
dengan kegiatan yang dilaksanakan. Tampaknya ada beberapa siswa
yang jenuh dengan penataan kelas yang dari awal tidak ada perubahan.
Hal tersebut bisa mempengaruhi motivasi siswa dalam pembelajaran.
Masih ada juga beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Siswa masih kurang aktif bertanya dan
memberi pendapat tentang materi pembelajaran.
Jika dilihat dari hasil belajar siswa, pertemuan ketiga siklus II,
masih ada 6 siswa yang belum tuntas. Persentase ketuntasan pada
pertemuan ketiga ini yaitu 72% dari jumlah keseluruhan siswa. Hal
tersebut bisa dikatakan belum menunjukkan hasil yang maksimal dan
belum memenuhi kriteria keberhasilan. Hasil ini menurun jika
dibandingkan pada pertemuan kedua.
Berdasarkan kekurangan yang ada pada tiap pertemuan tersebut
dan penilaian observer mengenai pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Teams Games Tournament maupun pembelajaran Matematika siswa pada
siklus II belum dapat dikatakan berhasil meskipun sudah mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Kesimpulannya bahwa
penelitian yang dilakukan oleh guru belum mencapai hasil yang optimal
seperti yang diharapkan untuk itu perlu diperbaiki kembali dengan melihat
kekurangan-kekurangan yang terlihat pada siklus II dan berusaha untuk
meminimalisir kekurangan tersebut untuk kemudian direalisasikan dalam
pembelajaran pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama, kedua dan
ketiga siklus II, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kekurangan-
kekurangan yang muncul pada siklus II adalah sebagai berikut.
1) Guru masih kurang maksimal dalam membimbing siswa dalam
kelompok belajar.
2) Guru masih kurang maksimal dalam mengkondisikan kelas dalam
kegiatan belajar kelompok dan Games Tournament.
3) Waktu pembelajaran yang melebihi alokasi waktu yang ditentukan
yaitu 2 x 35 menit untuk tiap pertemuan.
4) Terdapat beberapa siswa yang tampak bosan terhadap situasi
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
5) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran.
6) Masih terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal
latihan dan evaluasi.
Peneliti ingin meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut dan
memperbaikinya agar mampu mencapai hasil penelitian seperti yang telah
ditentukan. Berikut adalah rencana perbaikan yang akan dilaksanakan di
siklus selanjutnya yaitu siklus II.
1) Guru lebih berusaha lagi dalam membimbing serta mengkondisikan
kelas baik dalam kegiatan belajar kelompok maupun Games
Tournament.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
2) Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus lebih
memperhitungkan alokasi waktu pembelajaran. Sehingga dalam
pelaksanaannya tidak akan melebihi alokasi waktu yang telah
ditentukan. Guru juga harus lebih memperhatikan alokasi waktu pada
saat pembelajaran berlangsung khususnya dalam kegiatan pembahasan
soal latihan maupun evaluasi, serta pada kegiatan Games Tournament.
3) Guru merubah penataan kelas atau meja-meja kelompok diatur supaya
situasi pembelajaran menjadi lebih menarik, dengan hal itu diharapkan
siswa tidak merasa bosan lagi terhadap situasi pembelajaran dan lebih
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
4) Guru lebih memberikan bimbingan-bimbingan dan bantuan kepada
kelompok atau siswa yang mengalami kesulitan. Sehingga tidak ada
siswa yang terabaikan, dengan demikian siswa akan menjadi lebih
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5) Guru lebih memberikan peringatan kepada siswa supaya siswa lebih
teliti ketika mengerjakan soal baik soal latihan maupun soal evaluasi.
Guru meminta siswa agar meneliti jawaban evaluasi lebih dari satu
kali.
3. Deskripsi Siklus III
Bagian ini menyajikan hasil pelaksanaan tindakan siklus III secara urut
sesuai dengan siklus yang telah direncanakan. Pelaksanaan siklus ini sama
dengan pelaksanaan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan siklus III ini merupakan
perbaikan dari pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi. Secara rinci
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus III,
guru sebagai peneliti dan pelaksana pembelajaran mengadakan diskusi
dengan observer untuk menentukan langkah-langkah perbaikan
pembelajaran berikutnya. Semua kekurangan yang terjadi pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
akan diadakan perbaikan oleh guru sebagai peneliti dan pelaksana
pembelajaran pada siklus III.
Pada tahap perencanaan siklus III, peneliti melaksanakan beberapa
tahapan yang meliputi: (1) mempelajari kompetensi dasar dan materi yang
terdapat dalam Kurikulum atau silabus kelas V semester 2; (2)
menentukan waktu penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
dengan alokasi waktu 3 x 2 x 35 menit; (3) menyusun skenario tindakan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament sesuai langkah-
langkah yang telah ditentukan; (4) menyusun RPP; (5) menyusun
instrumen penelitian berupa lembar tes, lembar observasi, pedoman
wawancara, lembar angket; (6) menghubungi observer yaitu Nur Azizah,
Cahyani Dona Aji, dan Muhammad Rifki; dan (7) menyiapkan media atau
alat dan bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan siklus
III.
Sama seperti siklus I dan siklus II, siklus III akan dilaksanakan
dalam tiga kali pertemuan dan pelaksanaan setiap pertemuan siklus III ini
merupakan implementasi dari RPP yang telah disusun. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dalam RPP masih sama seperti siklus II akan tetapi
dalam pelaksanaanya guru lebih memperhatikan alokasi waktu, oleh
karena itu guru harus melakukan persiapan lebih matang lagi sehingga
kekurangan yang ada pada siklus II dapat diperbaiki.
Materi pada siklus III pada pertemuan pertama yaitu pembagian
pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya, pada pertemuan
kedua yaitu pembagian berbagai bentuk pecahan, dan pada pertemuan
ketiga yaitu perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus III dilaksanakan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus II. Hasil pembelajaran pada
siklus III diharapkan dapat meningkat dan dapat mencapai kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan. Pelaksanaan tindakan siklus II sama
seperti pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Hanya saja pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
siklus III ini peneliti lebih meningkatkan persiapan pelaksanaan
pembalajaran yang lebih matang supaya dalam pelaksanaannya dapat
berjalan lebih efektif. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran
Matematika siswa kelas V SDN Peneket akan mengalami peningkatan
sehingga dapat mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
materi operasi hitung pecahan yang telah direncanakan sebelumnya,
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35
menit (mulai pukul 07.20 sampai pukul 08.30 WIB). Setiap pertemuan
meliputi langkah kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut
uraian tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah pada siklus III.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama
berada di ruang kelas V SDN Peneket pada hari Rabu, tanggal 16 Mei
2012 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada jam pertama
yaitu pukul 07.20-08.30 WIB. Materi pada pembelajaran ini adalah
menghitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan
sebaliknya. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti
pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa, tes
penjajagan, acuan dan apersepsi. Tes penjajagan yang dilakukan
guru yaitu dengan menanyakan kepada siswa siapa di antara kalian
yang bisa menyebutkan contoh operasi hitung pembagian pecahan
biasa dengan pecahan desimal. Selanjutnya guru menyampaikan
acuan, acuan pada pertemuan pertama ini adalah setelah pelajaran
ini selesai bapak harapkan kalian dapat melakukan operasi hitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi yaitu guru
memberikan soal cerita secara sederhana kepada siswa tentang
pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal, setelah itu guru
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan selama ±40 menit. Langkah
pertama yaitu penyajian materi. Guru membagi siswa dalam
kelompok secara heterogen. Kelompok-kelompok ini sama dengan
kelompok-kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya. Guru
menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan media
powerpoint, siswa memperhatikan penjelasan guru serta bertanya
jawab dengan guru tentang materi pembelajaran.
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Pada kegiatan ini,
siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok secara heterogen
yang telah ditentukan sebelumnya. Guru memberikan soal-soal
latihan kepada setiap kelompok untuk dijawab oleh setiap anggota
kelompok. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang diberikan
oleh guru untuk didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
Langkah ketiga yaitu kegiatan games tournament. Pada kegiatan
ini guru mengarahkan dan memotivasi siswa untuk berkompetisi
antar kelompok games tornament dalam kelas. Guru
menyampaikan aturan permainan kepada siswa, serta membimbing
siswa agar kegiatan games tournament berjalan dengan lancar.
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Guru
mengarahkan setiap ketua kelompok untuk menghitung skor
kelompoknya masing-masing. Setiap masing-masing ketua
kelompok bertanggung jawab menghitung skor rata-rata kelompok
yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru. Guru
mengumumkan kelompok terbaik dalam kegiatan games
tournament. Kelompok dengan rata-rata tertinggi mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
penghargaan dari guru, penghargaan dari guru ini berbentuk
simbolis yaitu guru memberikan bintang kepada setiap anggota
kelompok terbaik. Guru juga memotivasi untuk kelompok lain
untuk terus berusaha supaya pada pertemuan-pertemuan berikutnya
bisa menjadi kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini, siswa diberi soal evaluasi sebanyak
10 soal untuk dikerjakan. Setelah seluruh rangkaian kegiatan
dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan
mengucap salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua
berada di ruang kelas V SDN Peneket pada hari Sabtu, tanggal 19 Mei
2012 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada jam pertama
yaitu pukul 07.20-08.30 WIB. Materi pada pembelajaran ini adalah
menghitung pembagian berbagai bentuk pecahan. Adapun kegiatan
yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti
pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa, tes
penjajagan, acuan dan apersepsi. Kegiatan awal yang dilaksanakan
hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan pertama. Tes
penjajagan yang dilakukan guru yaitu dengan menanyakan kepada
siswa siapa di antara kalian yang bisa menyebutkan contoh operasi
hitung pembagian berbagai bentuk pecahan. Selanjutnya guru
menyampaikan acuan, acuan pada pertemuan kedua ini adalah
setelah pelajaran ini selesai bapak harapkan kalian dapat
melakukan operasi hitung pembagian berbagai bentuk pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi yaitu guru
memberikan soal cerita secara sederhana kepada siswa tentang
pembagian berbagai bentuk pecahan, setelah itu guru mengajak
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan selama ±40 menit. Langkah
pertama yaitu penyajian materi. Guru membagi siswa dalam
kelompok secara heterogen sesuai kelompok yang telah ditentukan
sebelumnya. Guru menyajikan materi pembelajaran dengan
menggunakan media powerpoint, siswa memperhatikan penjelasan
guru serta bertanya jawab dengan guru tentang materi
pembelajaran.
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Siswa
ditempatkan pada kelompok-kelompok. Guru memberikan soal-
soal latihan dan LKS untuk dikerjakan dan didiskusikan bersama
anggota kelompoknya. Langkah ketiga yaitu kegiatan games
tournament. Guru mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
berkompetisi antar kelompok games tornament dalam kelas. Guru
menyampaikan aturan permainan kepada siswa, serta membimbing
siswa agar kegiatan games tournament berjalan dengan lancar.
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Guru
mengarahkan setiap ketua kelompok untuk menghitung skor
kelompoknya masing-masing. Setiap masing-masing ketua
kelompok bertanggung jawab menghitung skor rata-rata kelompok
yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru. Guru
mengumumkan kelompok terbaik dalam kegiatan games
tournament. Kelompok dengan rata-rata tertinggi mendapatkan
penghargaan dari guru, penghargaan dari guru ini berbentuk
simbolis yaitu guru memberikan bintang kepada setiap anggota
kelompok terbaik. Guru juga memotivasi untuk kelompok lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
untuk terus berusaha supaya pada pertemuan-pertemuan berikutnya
bisa menjadi kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pertemuan kedua ini sama juga dengan
kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Pada kegiatan akhir ini,
siswa diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk dikerjakan.
Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun
menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucap salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan terakhir dari
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus III. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga berada di ruang kelas V
SDN Peneket pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2012 menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Pelaksanaan
kegiatan ini dilaksanakan pada jam pertama yaitu pukul 07.20-08.30
WIB. Materi pada pembelajaran ini adalah menghitung perkalian dan
pembagian berbagai bentuk pecahan. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama ±10
menit. Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti
pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa, tes
penjajagan, acuan dan apersepsi. Kegiatan awal yang dilaksanakan
hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan pertama dan
kedua. Tes penjajagan yang dilakukan guru yaitu dengan
menanyakan kepada siswa siapa di antara kalian yang bisa
menyebutkan contoh operasi hitung perkalian dan pembagian
berbagai bentuk pecahan. Selanjutnya guru menyampaikan acuan,
acuan pada pertemuan ketiga ini adalah setelah pelajaran ini selesai
bapak harapkan kalian dapat melakukan operasi hitung perkalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
dan pembagian berbagai bentuk pecahan. Kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan apersepsi guru mengingatkan siswa tentang materi
pembelajaran sebelumnya tentang perkalian dan pembagian
pecahan, setelah itu guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
b) Kegiatan Inti
Langkah pembelajaran pada pertemuan ketiga ini sama
dengan pertemuan pertama dan kedua, hanya saja materi
pembelajarannya yang berbeda. Kegiatan inti dilaksanakan selama
±40 menit. Langkah pertama yaitu penyajian materi. Guru
membagi siswa dalam kelompok secara heterogen sesuai kelompok
yang telah ditentukan sebelumnya. Guru menyajikan materi
pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint, siswa
memperhatikan penjelasan guru serta bertanya jawab dengan guru
tentang materi pembelajaran.
Langkah kedua adalah belajar kelompok. Siswa
ditempatkan pada kelompok-kelompok. Guru memberikan soal-
soal latihan dan LKS untuk dikerjakan dan didiskusikan bersama
anggota kelompoknya. Langkah ketiga yaitu kegiatan games
tournament. Guru mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
berkompetisi antar kelompok games tornament dalam kelas. Guru
menyampaikan aturan permainan kepada siswa, serta membimbing
siswa agar kegiatan games tournament berjalan dengan lancar.
Langkah keempat yaitu penghargaan kelompok. Guru
mengarahkan setiap ketua kelompok untuk menghitung skor
kelompoknya masing-masing. Setiap masing-masing ketua
kelompok bertanggung jawab menghitung skor rata-rata kelompok
yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru. Guru
mengumumkan kelompok terbaik dalam kegiatan games
tournament. Kelompok dengan rata-rata tertinggi mendapatkan
penghargaan dari guru, penghargaan dari guru ini berbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
simbolis yaitu guru memberikan bintang kepada setiap anggota
kelompok terbaik. Guru juga memotivasi untuk kelompok lain
untuk terus berusaha supaya pada pertemuan-pertemuan berikutnya
bisa menjadi kelompok terbaik.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pertemuan ketiga ini sama juga dengan
kegiatan akhir pada pertemuan pertama dan kedua. Pada kegiatan
akhir ini, siswa diberi soal evaluasi sebanyak 10 soal untuk
dikerjakan. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru
pun menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucap salam.
Seperti pada siklus sebelumnya, setelah pembelajaran pada
pertemuan ketiga berakhir, siswa diberi angket tentang
pembelajaran Matematika. Diluar jam pelajaran, guru melakukan
wawancara kepada observer. Wawancara observer digunakan
untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament yang telah dilaksanakan, apakah
sudah sesuai dengan skenario atau belum. Selain itu, juga untuk
mengetahui kekurangan atau kendala serta kelebihan proses
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam
meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
pecahan. Hasil dari angket siswa serta wawancara observer ini
nantinya akan dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran
Matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament telah mencapai kriteria keberhasilan
atau belum.
c. Observasi
Observasi yang dilaksanakan pada siklus III tidak jauh berbeda
dengan pelaksanaan observasi pada siklus I dan II. Observasi dilaksanakan
selama pelaksanaan tindakan oleh observer. Observer pada penelitian ini
sebanyak tiga observer yang mengamati pelaksanaan kooperatif tipe
Teams Games Tournament maupun pembelajaran Matematika. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
pengamatan ini digunakan peneliti untuk memantau proses dan hasil
pembelajaran atau dampak dari perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Observer dalam melaksanakan pengamatan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun hal-hal yang
diamati mencakup langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament mulai dari presentasi di kelas atau penyajian materi,
belajar kelompok, games tournament, penghargaan kelompok, hingga
tahap evaluasi. Observasi juga dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran Matematika, yaitu mencakup tentang motivasi siswa,
keaktifan siswa, serta interaksi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya hasil pengamatan tersebut digunakan peneliti sebagai masukan
dan sekaligus sebagai bahan refleksi dan evaluasi.
1) Pertemuan Pertama
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus III pertemuan 1 ini terdapat pada tabel 4.24 berikut ini.
Tabel 4.24. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus III Pertemuan 1
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,8 Sangat Baik 2 Belajar kelompok 3,8 Sangat Baik 3 Games tournament 3,7 Sangat Baik 4 Penghargaan kelompok 3,7 Sangat Baik 5 Evaluasi 3,7 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa pada langkah
presentasi di kelas atau penyajian materi, guru mendapatkan skor rata-rata
dari ketiga observer yaitu 3,8 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan
kegiatan-kegiatan pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah
berikutnya yaitu kegiatan belajar kelompok, pada langkah ini guru
mendapatkan skor rata-rata yaitu 3,8 atau bisa dikatakan guru telah
melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini dengan sangat baik.
Kegiatan selanjutnya yaitu pada langkah Games Tournament. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer yaitu 3,7 atau bisa
dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada langkah ini
dengan sangat baik. Langkah berikutnya yaitu penghargaan kelompok.
Pada langkah ini guru mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer
yaitu 3,7 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah terakhir yaitu evaluasi.
Pada langkah ini guru sudah melaksanakannya dengan sangat baik. Hal itu
dapat dilihat dari hasil skor rata-rata observer yaitu 3,7.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama siklus III, menunjukkan
bahwa secara umum pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah
sangat baik dan sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Adapun skor rata-rata hasil observasi siswa
siklus III pertemuan 1 pada siswa terdapat pada tabel 4.25 berikut ini.
Tabel 4.25. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika
dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus III Pertemuan 1
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,7 Sangat Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,6 Sangat Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,7 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang sangat baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,7. Motivasi belajar siswa sangat tinggi
pada pertemuan pertama siklus III ini. Selanjutnya pada indikator
keaktifan belajar siswa, secara umum sudah menunjukkan hasil yang
sangat baik yaitu dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,6. Siswa
sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya pada indikator
interaksi belajar siswa. Secara umum pada aspek ini, sudah menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
hasil yang sangat baik juga yaitu dari hasil observasi diperoleh skor rata-
rata 3,7.
Berdasarkan hasil observasi siswa tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Matematika pertemuan pertama siklus III sudah
menunjukkan hasil yang sangat baik serta mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan pertemuan pada siklus sebelumnya.
2) Pertemuan Kedua
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus III pertemuan 2 ini terdapat pada tabel 4.26 berikut ini.
Tabel 4.26. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus III Pertemuan 2
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,8 Sangat Baik 2 Belajar kelompok 3,7 Sangat Baik 3 Games tournament 3,7 Sangat Baik 4 Penghargaan kelompok 3,7 Sangat Baik 5 Evaluasi 3,7 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui bahwa pada langkah
presentasi di kelas, guru mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer
yaitu 3,8 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah berikutnya yaitu kegiatan
belajar kelompok, pada langkah ini guru mendapatkan skor rata-rata yaitu
3,7 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada
langkah ini dengan sangat baik. Kegiatan selanjutnya yaitu pada langkah
Games Tournament. Guru mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer
yaitu 3,7 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah berikutnya yaitu
penghargaan kelompok. Pada langkah ini guru mendapatkan skor rata-rata
dari ketiga observer yaitu 3,7 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan
kegiatan-kegiatan pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah terakhir
yaitu evaluasi. Pada langkah ini guru sudah melaksanakannya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari hasil skor rata-rata observer yaitu
3,7.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua siklus III, menunjukkan
bahwa secara umum pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah
sangat baik dan sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Adapun skor rata-rata hasil observasi siswa
siklus III pertemuan 2 pada siswa terdapat pada tabel 4.27 berikut ini.
Tabel 4.27. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika
dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus III Pertemuan 2
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,6 Sangat Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,6 Sangat Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,6 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang sangat baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,6. Motivasi belajar siswa sangat tinggi
pada pertemuan kedua siklus III ini. Selanjutnya pada indikator keaktifan
belajar siswa, secara umum sudah menunjukkan hasil yang sangat baik
yaitu dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,6. Siswa sangat aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya pada indikator interaksi
belajar siswa. Secara umum pada aspek ini, sudah menunjukkan hasil yang
sangat baik juga yaitu dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,7.
Berdasarkan hasil observasi siswa tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Matematika pertemuan kedua siklus III sudah
menunjukkan hasil yang sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
3) Pertemuan Ketiga
Hasil dari observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru
pada siklus III pertemuan 3 ini terdapat pada tabel 4.28 berikut ini.
Tabel 4.28. Tabel Hasil Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siklus III Pertemuan 3
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Penyajian materi 3,8 Sangat Baik 2 Belajar kelompok 3,9 Sangat Baik 3 Games tournament 3,9 Sangat Baik 4 Penghargaan kelompok 3,9 Sangat Baik 5 Evaluasi 3,8 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui bahwa pada langkah
presentasi di kelas, guru mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer
yaitu 3,8 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah berikutnya yaitu kegiatan
belajar kelompok, pada langkah ini guru mendapatkan skor rata-rata yaitu
3,9 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pada
langkah ini dengan sangat baik. Kegiatan selanjutnya yaitu pada langkah
Games Tournament. Guru mendapatkan skor rata-rata dari ketiga observer
yaitu 3,9 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah berikutnya yaitu
penghargaan kelompok. Pada langkah ini guru mendapatkan skor rata-rata
dari ketiga observer yaitu 3,9 atau bisa dikatakan guru telah melaksanakan
kegiatan-kegiatan pada langkah ini dengan sangat baik. Langkah terakhir
yaitu evaluasi. Pada langkah ini guru sudah melaksanakannya dengan
sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari hasil skor rata-rata observer yaitu
3,8.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga siklus III, menunjukkan
bahwa secara umum pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
sangat baik dan sesuai dengan langkah-langkah pada skenario
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan pada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses
pembelajaran Matematika. Adapun skor rata-rata hasil observasi siswa
siklus III pertemuan 3 pada siswa terdapat pada tabel 4.29 berikut ini.
Tabel 4.29. Hasil Observasi Siswa tentang Pembelajaran Matematika
dengan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Siklus III Pertemuan 3
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,8 Sangat Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,7 Sangat Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,8 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui bahwa pada indikator
motivasi belajar siswa, menunjukan hasil yang sangat baik yaitu dari hasil
observasi diperoleh skor rata-rata 3,8. Motivasi belajar siswa sangat tinggi
pada pertemuan kedua siklus III ini. Selanjutnya pada indikator keaktifan
belajar siswa, secara umum sudah menunjukkan hasil yang sangat baik
yaitu dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,7. Siswa sangat aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya pada indikator interaksi
belajar siswa. Secara umum pada aspek ini, sudah menunjukkan hasil yang
sangat baik juga yaitu dari hasil observasi diperoleh skor rata-rata 3,8.
Berdasarkan hasil observasi siswa tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Matematika pertemuan ketiga siklus III sudah
menunjukkan hasil yang sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer pada
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa guru sudah
melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament di
kelas V SD Negeri Peneket dengan sangat baik dan sesuai dengan skenario
pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil lembar observasi yang
telah diisi oleh tiga observer. Hasil pengamatan observer terhadap guru
dalam lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.30 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Tabel 4.30. Hasil Observasi Guru pada Siklus III
Pertemuan Penilaian Observer Rata-
Rata Kategori I II III
I 3,8 3,8 3,6 3,73 A II 3,8 3,8 3,6 3,73 A III 3,9 3,9 3,8 3,87 A
Rata-rata 3,83 3,83 3,67 3,78 A
Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui pada pertemuan pertama
siklus III, guru mendapatkan nilai rata-rata dari tiga observer adalah 3,73
yang termasuk dalam kategori sangat baik. Ketiga observer memberikan
penilaian sangat baik pada pelaksanaan pertemuan pertama siklus I. Pada
pertemuan kedua, guru juga memperoleh penilaian sangat baik dari ketiga
observer. Rata-rata penilaian dari ketiga observer adalah 3,73. Pada
pertemuan ketiga guru juga memperoleh nilai sangat baik dari ketiga
observer yaitu dengan rata-rata 3,87. Berdasarkan hasil penilaian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa pada siklus III ini guru telah melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
dengan sangat baik dan sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Rata-
rata penilaian dari ketiga observer pada siklus III yang dilaksanakan
selama tiga pertemuan adalah 3,78 yang termasuk dalam kategori sangat
baik.
Selain itu, dari hasil pengamatan pada pertemuan pertama, kedua,
dan ketiga menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika tentang operasi
hitung pecahan siswa kelas V juga telah berjalan dengan sangat baik. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh
tiga observer. Hasil pengamatan observer terhadap siswa dalam lembar
observasi dapat dilihat pada tabel 4.31 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Tabel 4.31. Hasil Observasi Siswa pada Siklus III
Pertemuan Penilaian Observer Rata-
Rata Kategori I II III
I 3,7 3,7 3,7 3,70 A II 3,6 3,6 3,7 3,63 A III 3,8 3,9 3,8 3,83 A
Rata-rata 3,70 3,73 3,73 3,72 A
Berdasarkan tabel 4.31 tentang pembelajaran Matematika siswa
dapat diketahui pada pertemuan pertama siklus III, siswa mendapatkan
nilai rata-rata dari tiga observer adalah 3,70 yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Ketiga observer memberikan penilaian sangat baik pada
pelaksanaan pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua, siswa
mendapatkan nilai sangat baik dari ketiga observer dengan rata-rata nilai
yaitu 3,63 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada
pertemuan ketiga siswa juga mendapatkan nilai sangat baik dari ketiga
observer dengan rata-rata nilai yaitu 3,83 yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Matematika pada siklus III ini telah berjalan dengan
sangat baik. Rata-rata penilaian dari ketiga observer pada siklus III yang
dilaksanakan selama tiga pertemuan adalah 3,72 yang termasuk dalam
kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan observer juga diperoleh hasil
bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament sudah dilaksanakan dengan sangat baik dan sesuai scenario
pembelajaran. Pada siklus III ini guru sudah melaksanakan pembelajaran
dengan lebih baik dibandingkan pada siklus I dan siklus II. Guru sudah
lebih mahir dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pembelajaran.
selain itu, siswa juga lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan interaksi belajar siswa juga berjalan dengan baik
dan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Perolehan data pada siklus III tersebut juga di dukung dengan hasil
angket siswa yaitu angket pembelajaran Matematika. Angket yang diisi
oleh siswa tersebut digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran
Matematika pada siklus III sudah berjalan dengan baik atau belum. Hasil
analisis angket siswa tentang pembelajaran matematika yang mencakup
aspek motivasi belajar, keaktifan, serta interaksi belajar siswa dalam
proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.32 berikut.
Tabel 4.32. Hasil Angket Pembelajaran Matematika Siswa pada Siklus III
No. Indikator Rata-rata Keterangan 1 Motivasi belajar siswa 3,5 Sangat Baik 2 Keaktifan belajar siswa 3,6 Sangat Baik 3 Interaksi belajar siswa 3,5 Sangat Baik Rata-rata 3,53 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.32 menunjukan bahwa hasil angket siswa
tentang pembelajaran Matematika pada aspek motivasi belajar siswa
mendapatkan skor rata-rata 3,5 yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Dari hasil angket ini, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa sangat
tinggi dalam proses pembelajaran Matematika. Pada aspek keaktifan
belajar siswa mendapat skor rata-rata 3,6 yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran pada
siklus III dapat dikatakan bahwa siswa sangat aktif dalam kegiatan
pembelajaran Matematika. Sedangkan pada aspek interaksi belajar siswa
mendapat skor rata-rata 3,5 yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Dapat dikatakan bahwa interaksi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran pada siklus III berjalan dengan sangat baik. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari hasil angket pembelajaran
Matematika siswa menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
Matematika pada siklus III telah berjalan dengan sangat baik dan lancar.
Siswa mendapatkan skor rata-rata yaitu 3,53 yang termasuk dalam
kategori sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Pada setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi atau tes hasil
belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
menerima materi yang diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
dari evaluasi ini juga merupakan salah satu dari indikator keberhasilan
yang sudah ditentukan sebelumnya. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa
pada siklus III dapat dilihat pada tabel 4.33 berikut.
Tabel 4.33. Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siklus III
Siklus I Nilai Rata-Rata Kelas Keterangan Pertemuan I 82,1 Tuntas Pertemuan II 79,7 Tuntas Pertemuan III 83,4 Tuntas
Rata-rata 81,7 Tuntas
Berdasarkan tabel 4.33, nilai rata-rata kelas sudah bisa dikatakan
tuntas apabila nilai rata-rata kelas dapat mencapai KKM yang telah
ditentukan yaitu 70. Pada pertemuan pertama nilai rata-rata kelas yaitu
82,1 atau sudah mencapai KKM dan bisa dikatakan tuntas. Pada
pertemuan kedua, nilai rata-rata kelas 79,7 atau sudah mencapai KKM
dan bisa dikatakan tuntas. Pada pertemuan ketiga, nilai rata-rata kelas
mencapai 83,4 atau sudah mencapai KKM dan bisa dikatakan tuntas.
Sedangkan apabila melihat nilai rata-rata siklus III, dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga nilai tes hasil belajar siswa kelas V
mendapatkan nilai rata-rata kelas yaitu 81,7 atau bisa dikatakan sudah
tuntas.
Selain melihat nilai rata-rata kelas, tes hasil belajar siswa bisa
dikatakan berhasil apabila persentase ketuntasan dapat mencapai 85% atau
di atas 85% dari jumlah keseluruhan siswa. Ketuntasan nilai tes hasil
belajar siswa pada siklus III dapat dilihat pada tabel 4.34 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Tabel 4.34. Ketuntasan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus III
No. Kategori Pert I Pert II Pert III Rata2
Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Tuntas 26 90 26 90 27 93 26 90 2 Tidak Tuntas 3 10 3 10 2 7 3 10
Jumlah 29 100 29 100 29 100 29 100
Melihat tabel 4.34 dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan
pada pertemuan pertama yaitu mencapai 90% atau sudah memenuhi
kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Persentase ketuntasan pada
pertemuan kedua juga mencapai 90% atau sudah memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan. Pada pertemuan ketiga, persentase
ketuntasan meningkat menjadi 93%, dan bisa dikatakan tuntas karena
sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Sedangkan
jika melihat rata-rata persentase ketuntasan pada siklus III yaitu 90% atau
bisa dikatakan sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditentukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
siswa kelas V pada siklus III sudah dikatakan berhasil karena persentase
kelulusan sudah mencapai kriteria yang telah ditentukan.
d. Refleksi
Pelaksanaan siklus III telah berjalan dengan baik dan lancar.
Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus II telah diperbaiki pada
pelaksanaan siklus III. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament sudah berjalan sangat baik, sedangkan proses
pembelajaran Matematika siswa juga sudah berjalan dengan sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan guru,
kekurangan-kekurangan yang muncul pada tiap pertemuan adalah sebagai
berikut.
1) Pertemuan Pertama
Secara keseluruhan siklus III pertemuan pertama sudah baik.
Guru sudah melaksanakan setiap langkah pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament sudah berjalan sangat baik. Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
Matematika siswa juga sudah menunjukkan peningkatan. Sebagian
besar siswa mempunyai motivasi yang tinggi dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa juga terlihat antusias dan senang mengikuti
kegiatan pembelajaran. Tiap kelompok saling berkompetisi untuk
menjadi kelompok terbaik. Interaksi belajar siswa juga sudah berjalan
dengan baik. Hampir semua siswa telah mampu menguasai materi
operasi hitung pecahan. Hal itu dapat dilihat dari persentase ketuntasan
yaitu mencapai 90% dari jumlah keseluruhan siswa. Hal tersebut bisa
dikatakan sudah memenuhi kriteria keberhasilan.
2) Pertemuan Kedua
Sama seperti pada pertemuan pertama, secara keseluruhan
siklus III pertemuan kedua sudah baik. Guru sudah melaksanakan
setiap langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
sudah berjalan sangat baik. Pembelajaran Matematika siswa juga sudah
menunjukkan peningkatan. Sebagian besar siswa mempunyai motivasi
yang tinggi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi belajar
siswa juga sudah berjalan dengan baik. Hampir semua siswa juga telah
mampu menguasai materi operasi hitung pecahan. Hal itu dapat dilihat
dari persentase ketuntasan yaitu mencapai 90% dari jumlah
keseluruhan siswa. Hal tersebut bisa dikatakan sudah memenuhi
kriteria keberhasilan.
3) Pertemuan Ketiga
Sama seperti pada pertemuan pertama dan kedua, secara
keseluruhan siklus III pertemuan ketiga sudah baik. Guru sudah
melaksanakan setiap langkah pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament sudah berjalan sangat baik. Pembelajaran
Matematika siswa juga sudah menunjukkan peningkatan. Sebagian
besar siswa mempunyai motivasi yang tinggi dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Interaksi belajar siswa juga sudah berjalan dengan baik.
Hampir semua siswa juga telah mampu menguasai materi operasi
hitung pecahan. Hal itu dapat dilihat dari persentase ketuntasan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
mencapai 93% dari jumlah keseluruhan siswa. Hal tersebut bisa
dikatakan sudah memenuhi kriteria keberhasilan.
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siklus III, dapat diambil
beberapa kesimpulan. Pertama, pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament pada siklus III sudah sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah dibuat. Kedua, pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament dapat meningkatkan pembelajaran Matematika
siswa tentang operasi hitung pecahan siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan hasil pengamatan observer yang menunjukkan hasil yang sangat
baik. Selain itu hasil belajar siswa juga telah mencapai kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil tersebut dari siklus
I, II, dan III selalu mengalami peningkatan.
Pelaksanaan siklus III telah berjalan dengan baik dan lancar.
Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus II telah diperbaiki pada
pelaksanaan siklus III. Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi
pelaksanaan tindakan siklus III ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat
meningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan
siswa kelas V SD Negeri tahun ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, dapat
dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini sudah
berhasil. Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III ini telah memenuhi
kriteria atau indikator kinerja keberhasilan yang direncanakan peneliti
sebelumnya dan semua langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament telah dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Melihat fakta-fakta yang terjadi dilapangan, maka peneliti
bersama observer sepakat untuk mencukupkan dan mengakhiri
pelaksanaan pembelajaran pada siklus III. Secara keseluruhan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas
V SD Negeri Peneket telah mencapai titik keberhasilan. Hal ini
ditunjukkan dengan tercapainya indikator keberhasilan dalam pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam
peningkatan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan
siswa kelas V SD Negeri tahun ajaran 2011/2012.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Hasil tindakan ini mencakup analisis mengenai proses dan hasil
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament yang
diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus yaitu siklus I, dilanjutkan dengan siklus II
sebagai perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, dan siklus III
sebagai perbaikan dari siklus II. Sebelum melaksanakan tindakan siklus I,
sebelumnya peneliti mengadakan tes awal (pre test) yang dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 4 April 2012 pukul 07.20-08.30 WIB.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament
yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012
didasarkan pada rendahnya tingkat keberhasilan pembelajaran Matematika yang
diperoleh siswa. Hal tersebut terlihat dari motivasi dan keaktifan belajar siswa
yang masih rendah, serta interaksi belajar siswa yang kurang berjalan dengan
baik. Selain itu hasil belajar siswa yang masih rendah sebelum diadakannya
pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini. Dengan diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament dalam pembelajaran
Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD, diharapkan
keberhasilan pembelajaran Matematika siswa dapat tercapai. Oleh karena itu,
peneliti berupaya untuk meningkatkan pembelajaran Matematika khususnya pada
materi operasi hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket dengan
melaksanakan tindakan guna memperbaiki proses pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dari satu pertemuan ke pertemuan selanjutnya
mulai dari pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II hingga siklus III telah semakin
mengalami peningkatan atau semakin baik. Pada pelaksanaan tindakan siklus I
nampak semua siswa masih beradaptasi dengan situasi pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
dilakukan oleh peneliti, hal tersebut dikarenakan siswa masih asing terhadap
pembelajaran yang berbeda dari biasanya siswa laksanakan sehari-hari. Melalui
adanya perbaikan pada proses pembelajaran dalam setiap siklus tentu akan
berimbas positif pada beberapa aspek kualitas belajar siswa. Dengan adanya
perbaikan setiap siklus tersebut, pembelajaran Matematika siswa semakin
meningkat sehingga dapat mencapai keberhasilan pembelajaran. Siswa semakin
termotivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Interaksis belajar siswa
berjalan dengan baik, serta siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru setiap siklusnya selalu
diamati oleh observer guna mengetahui data tentang pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Games Teams Tournament. Adapun yang diamati adalah langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament
yang meliputi beberapa aspek yaitu presentasi di kelas, belajar kelompok, games
tournament, penghargaan kelompok, dan evaluasi. Pelaksanaan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament yang dilaksanakan oleh
guru ini juga termasuk dalam salah satu kriteria keberhasilan dalam indikator
kinerja yang telah ditentukan. Berikut adalah tabel perbandingan hasil
pengamatan observer terhadap guru dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif
tipe Games Teams Tournament pada siklus I, II, dan III.
Tabel 4.35. Hasil Observasi Guru pada Siklus I, II, dan III
Pelaksanaan Rata-rata hasil observasi
Siklus I 3,18
Siklus II 3,53
Siklus III 3,78
Tabel 4.35 dapat disajikan pula dalam bentuk diagram seperti pada
gambar di berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Gambar 4.1. Diagram Hasil Observasi Guru pada Siklus I, II, dan III
Tabel 4.35 dan gambar 4.1 di atas menunjukkan adanya peningkatan
dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament. Pada
siklus I, guru mendapatkan penilaian dari observer yaitu 3,18 atau termasuk dalam
kategori baik. Guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan
baik. Penilaian tersebut meningkat pada siklus yang kedua. Hasil siklus II, guru
mendapat nilai 3,53 dari observer atau termasuk dalam kategori sangat baik. Itu
artinya pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament yang
dilakukan guru pada siklus II lebih baik daripada pada siklus I. Pada siklus II guru
telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan sangat baik. Pada
siklus III, pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Games Teams Tournament
juga lebih baik dari pelaksanaan siklus II. Hal itu terlihat dari penilaian observer
pada siklus III, guru mendapat nilai 3,78 yang termasuk dalam kategori sangat
baik. Hal itu menunjukkan guru dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif
tipe Games Teams Tournament sudah melaksanakannya dengan sangat baik.
Tabel hasil observasi guru di atas dapat juga disajikan dalam bentuk gambar yaitu
diagram sehingga dapat terlihat peningkatan untuk setiap siklusnya mulai dari
siklus I, II, dan III.
Selain observasi terhadap guru, observasi juga dilakukan terhadap siswa
yang bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran
Matematika. Observasi pembelajaran Matematika ini mencakup motivasi siswa,
keaktifan siswa, dan interaksi belajar siswa selama proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
berlangsung. Hasil pembelajaran Matematika siswa ini juga termasuk dalam salah
satu kriteria keberhasilan dalam indikator kinerja yang telah ditentukan. Berikut
adalah tabel perbandingan hasil pengamatan observer terhadap siswa dalam
kegiatan pembelajaran pada siklus I, II, dan III.
Tabel 4.36. Hasil Observasi Siswa pada Siklus I, II, dan III
Pelaksanaan Rata-rata hasil observasi
Siklus I 2,97
Siklus II 3,46
Siklus III 3,73
Tabel 4.36 dapat disajikan pula dalam bentuk diagram seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 4.2. Diagram Hasil Observasi Siswa pada Siklus I, II, dan III
Tabel 4.36 dan gambar 4.2 di atas menunjukkan adanya peningkatan
dalam pembelajaran Matematika siswa. Pada siklus I, siswa mendapatkan
penilaian yang masih kurang maksimal dari observer yaitu 2,97 atau termasuk
dalam kategori cukup baik. Pembelajaran Matematika siswa menunjukkan hasil
yang cukup baik, akan tetapi masih belum optimal. Penilaian tersebut meningkat
pada siklus II yaitu siswa mendapatkan nilai 3,46 dari observer atau termasuk
dalam kategori baik. Pada siklus II ini pembelajaran Matematika siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
yaitu dapat dikatakan sudah baik. Itu artinya pembelajaran Matematika siswa pada
siklus II lebih baik daripada pada siklus I. Pada siklus III, pembelajaran
Matematika siswa juga lebih baik dari pembelajaran Matematika siswa siklus II.
Hal itu terlihat dari penilaian observer pada siklus III, siswa mendapat nilai 3,73
yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal itu menunjukkan pembelajaran
Matematika siswa pada siklus III sudah sangat baik. Tabel hasil observasi siswa di
atas dapat juga disajikan dalam bentuk gambar yaitu diagram sehingga dapat
terlihat peningkatan untuk setiap siklusnya mulai dari siklus I, II, dan III.
Perolehan data pada setiap siklus tersebut juga di dukung dengan hasil
angket siswa yaitu angket pembelajaran Matematika. Angket tersebut diisi oleh
siswa yang digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran Matematika pada
setiap siklus sudah berjalan dengan baik atau belum. Hasil analisis angket siswa
tentang pembelajaran matematika yang mencakup aspek motivasi belajar,
keaktifan, serta interaksi belajar siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I,
II, dan III diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.37. Hasil Angket Siswa pada Siklus I, II, dan III
Pelaksanaan Rata-rata hasil observasi
Siklus I 3,13
Siklus II 3,3
Siklus III 3,53
Tabel 4.37 dapat disajikan pula dalam bentuk diagram seperti pada
gambar di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Gambar 4.3. Diagram Hasil Observasi Siswa pada Siklus I, II, dan III
Tabel 4.37 dan gambar 4.3 di atas menunjukkan adanya peningkatan
dalam pembelajaran Matematika siswa. Berdasarkan hasil angket siswa pada
siklus I, siswa mendapatkan nilai rata-rata yaitu 3,13 yang termasuk dalam
kategori baik. Pembelajaran Matematika siswa menunjukkan hasil yang baik.
Hasil angket tersebut meningkat pada siklus II yaitu siswa mendapatkan nilai 3,3
atau termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II ini pembelajaran Matematika
siswa meningkat yaitu dapat dikatakan sudah baik. Pada siklus III, pembelajaran
Matematika siswa juga lebih baik dari pembelajaran Matematika siswa siklus II.
Hasil angket siswa pada siklus III mencapai 3,53 yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Hal itu menunjukkan pembelajaran Matematika siswa pada siklus III
sudah sangat baik. Tabel hasil angket siswa di atas dapat juga disajikan dalam
bentuk gambar yaitu diagram sehingga dapat terlihat peningkatan untuk setiap
siklusnya mulai dari siklus I, II, dan III.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima
materi yang diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran, pada setiap akhir
pembelajaran diadakan evaluasi atau tes hasil belajar siswa. Evaluasi ini
dilaksanakan pada setiap pertemuan. Hasil dari evaluasi ini juga merupakan salah
satu dari kriteria keberhasilan pada indikator kinerja yang telah ditentukan. Rata-
rata nilai tes hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 4.38. Nilai Rata-Rata Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I, II, dan III
No. Siklus Nilai Rata-Rata Kelas Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
1 I 70,1 Tuntas 2 II 75,6 Tuntas 3 III 81,7 Tuntas
Nilai rata-rata kelas di atas dapat disajikan pula dalam bentuk diagram di
berikut ini.
Gambar 4.4. Diagram Nilai Rata-Rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I,
II, dan III
Berdasarkan tabel 4.38 dan gambar 4.4 dapat diketahui nilai rata-rata
kelas dari hasil evaluasi siswa kelas V SD Negeri Peneket selalu meningkat dari
setiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 70,1, siklus II meningkat menjadi
75,6 dan pada siklus III mampu mencapai 81,7.
Berikut ini juga disajikan ketuntasan siswa dari hasil evaluasi tes dari
siklus I, siklus II, dan siklus III.
Tabel 4.39. Ketuntasan Hasil Evaluasi pada Siklus I, II, dan III
No. Kategori Siklus I Siklus II Siklus III
Jml % Jml % Jml % 1 Tuntas (nilai 17 59 22 76 26 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
2 Tidak Tuntas (nilai <70) 12 41 7 24 3 10 Jumlah 29 100 29 100 29 100
Persentase ketuntasan siswa di atas dapat pula dilihat pada gambar di
berikut ini.
Gambar 4.5. Diagram Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I, II, dan III
Berdasarkan deskripsi data pada tabel 4.39 dan gambar 4.5, maka dapat
diketahui tes hasil belajar siswa di setiap siklus mengalami peningkatan karena
selalu ada perbaikan di setiap siklusnya. Pada siklus pertama, ketuntasan siswa
hanya 59%, pada siklus kedua meningkat menjadi 76% dan pada siklus ketiga
meningkat mencapai 90%. Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang terdapat pada
indikator kinerja, persentase kelulusan dikatakan berhasil apabila mampu
mencapai 85%. Itu berarti pada penelitian ini, jika dilihat dari persentase
kelulusan sudah bisa dikatakan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
D. Pembahasan
Pelaksanaan pembelajaran sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) masih menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu hanya
mengggunakan ceramah, tanya jawab, tanpa adanya variasi gaya mengajar guru,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
sehingga siswa cenderung tidak aktif dan bosan serta kurang memahami pelajaran.
Hal itu menyebabkan keberhasilan pembelajaran belum tercapai secara maksimal.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil studi pendahuluan (pre test). Pada studi
pendahuluan ini, guru menerapkan pembelajaran seperti pada pembelajaran
sehari-hari yang dilaksanakan oleh guru kelas yaitu guru cenderung menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan hasil pre test menunjukkan
sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Peneket masih kesulitan dalam operasi
hitung pecahan khususnya pada materi perkalian dan pembagian pecahan.
Motivasi belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih rendah,
selain itu interaksi belajar siswa juga belum berjalan dengan baik. Jika melihat
hasil belajar pada pre test ini, juga belum menunjukkan hasil yang memuaskan
yaitu hanya mendapatkan nilai rata-rata kelas 49,7. Hal itu masih jauh dari KKM
yang telah ditentukan yaitu 70. Sedangkan jika dilihat dari persentase kelulusan
juga masih belum menunjukkan tercapainya keberhasilan pembelajaran. Pada pre
test ini, persentase kelulusan hanya 31% dan masih jauh dari kriteria keberhasilan
yang telah ditentukan yaitu 85%.
Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian ini
untuk membantu siswa dalam peningkatan pembelajaran Matematika khususnya
pada materi operasi hitung pecahan siswa kelas V, yaitu dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament yang sesuai dengan
karakteristik siswa kelas V yang berada pada tahap operasional konkret. Menurut
Wahyudin (2008b) karakteristik anak pada tahap operasional konkret bahwa anak
pada tahap ini mampu mengkonservasi kuantitas, membalikkan operasi-operasi,
dan mengenali cara pandang orang lain. Dia masih perlu berpikir sehubungan
dengan objek-objek konkret, meskipun hanya dalam imaginasi. Berdasarkan
pernyataan tersebut, guru hendaknya menempatkan siswa dalam situasi belajar
yang menyenangkan sehingga bakat-bakat siswa dapat tergali serta siswa merasa
lebih termotivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Torurnament siswa akan dihadapkan pada situasi-
situasi konkret, dimana siswa akan bekerja secara berkelompok maupun secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
individu dalam situasi yang menyenangkan dengan adanya permainan-permainan
turnamen.
Peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Torurnament dengan langkah-langkah yang telah
direncanakan berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang telah dikaji oleh
peneliti, antara lain pendapat Trianto (2009), Slavin (2005), dan pendapat Isjoni
(2011). Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut menghasilkan langkah
penggunaan pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Torurnament yang
direncanakan oleh peneliti yang terdiri dari 5 langkah yang meliputi: 1) penyajian
materi, yaitu guru menyajikan dan menyampaikan materi pembelajaran; 2) belajar
kelompok, dalam hal ini guru memberikan lembar kerja siswa pada setiap siswa
dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing dan memotivasi siswa untuk
aktif bekerja sama dalam kelompok, dan selanjutnya guru bersama siswa
membahas soal lembar kerja siswa; 3) games tournament, peran guru dalam
kegiatan ini adalah memberikan penjelasan tentang aturan serta membimbing
siswa dalam kegiatan games tournament, selain itu guru juga memotivasi siswa
untuk aktif dalam kegiatan games tournament; 4) penghargaan kelompok, dalam
hal ini guru membimbing siswa dalam menghitung skor kelompok kemudian guru
memberikan penghargaan kepada kelompok dengan skor nilai rata-rata tertinggi;
dan 5) evaluasi, kegiatan ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar
kemampuan setiap siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dan
masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
indikator kinerja yang telah ditentukan. Pada siklus I, guru sudah melaksanakan
langkah pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Torurnament dengan baik.
Hal itu dapat dibuktikan dengan penilaian observer pada siklus I yang
mendapatkan nilai rata-rata 3,18 yang termasuk dalam kategori baik. Akan tetapi
guru dalam melaksanakan langkah pembelajaran ini masih terdapat beberapa
kekurangan yaitu guru masih belum mampu membimbing siswa dalam kelompok
belajar dan mengkondisikan siswa dalam kegiatan games tournament dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
baik, hal itu menyebabkan siswa sulit dikendalikan dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, hal tersebut juga menyebabkan waktu pembelajaran melebihi alokasi
waktu yang terdapat dalam RPP. Persiapan guru bisa dikatakan belum maksimal
pada siklus I ini. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang siswa yaitu tentang
pembelajaran Matematika siswa, dapat diperoleh hasil penilaian dari observer
serta dari hasil angket siswa. Jika dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan
oleh observer, siswa mendapatkan nilai rata-rata yaitu 2,98 yang termasuk dalam
kategori cukup baik. Sedangkan dari hasil angket siswa diperoleh nilai rata-rata
siswa pada siklus I yaitu 3,13 yang termasuk dalam kategori baik. Selain data dari
observer dan hasil angket, keberhasilan pembelajaran Matematika siswa juga
ditentukan oleh hasil evaluasi atau tes hasil belajar siswa, pada siklus I ini siswa
mendapatkan nilai rata-rata kelas yaitu 70,1 atau bisa dikatakan tuntas karena
sudah mampu mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Keberhasilan
pembelajaran Matematika siswa juga dilihat dari persentase ketuntasan belajar
siswa, pada siklus I ini ketuntasan belajar siswa yaitu hanya 59% atau belum bisa
dikatakan berhasil karena belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan
yaitu ketuntasan belajar siswa harus bisa mencapai 85% dari keseluruhan siswa.
Berdasarkan data-data tersebut, peneliti dan observer menyimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I masih belum berhasil. Untuk itu peneliti
dan observer melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya dengan melakukan
refleksi, kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I akan diperbaiki pada
siklus berikutnya yaitu siklus II.
Pada siklus II, guru sudah melaksanakan langkah pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Torurnament dengan sangat baik. Hal itu dapat
dibuktikan dengan penilaian observer pada siklus II yang mengalami peningkatan
yaitu mencapai 3,53 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Kekurangan-
kekurangan yang ada pada siklus I sudah diperbaiki oleh guru meskipun masih
ada beberapa kekurangan yang muncul pada siklus II ini. Persiapan guru sudah
lebih matang pada siklus II ini, guru membimbing siswa dalam kelompok serta
mengkonsdisikan siswa dalam kegiatan games tournament dengan lebih baik dari
siklus I meskipun masih belum maksimal. Guru juga lebih baik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
memperhatikan alokasi waktu pembelajaran, akan tetapi dalam kegiatan
pembelajaran terkadang guru masih melebihi alokasi waktu. Sedangkan dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap pembelajaran Matematika
siswa pada siklus II, siswa mendapatkan nilai rata-rata yaitu 3,46 yang termasuk
dalam kategori baik. Hasil ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada
siklus I. Sedangkan dari hasil angket siswa diperoleh nilai rata-rata siswa pada
siklus II yaitu 3,3 yang termasuk dalam kategori baik. Hasil ini juga mengalami
peningkatan jika dibandingkan pada siklus sebelumnya. Selain data dari observer
dan hasil angket, keberhasilan pembelajaran Matematika siswa juga ditentukan
oleh hasil evaluasi atau tes hasil belajar siswa, pada siklus II ini nilai rata-rata
kelas mengalami peningkatan yaitu menjadi 75,6 atau bisa dikatakan tuntas karena
sudah mampu mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Keberhasilan
pembelajaran Matematika siswa juga dilihat dari persentase ketuntasan belajar
siswa, pada siklus II ini ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yaitu
menjadi 79%. Akan tetapi hasil ini masih belum bisa dikatakan berhasil meskipun
sudah mengalami peningkatan karena belum mencapai kriteria keberhasilan yang
ditentukan yaitu ketuntasan belajar siswa harus bisa mencapai 85% dari
keseluruhan siswa. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti dan observer
menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II masih belum
dikatakan berhasil meskipun sudah mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya. Hal itu disebabkan karena masih terdapat indikator kinerja yang
belum mampu tercapai yaitu pada indikator persentase ketuntasan belajar. Untuk
itu peneliti dan observer melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya dengan
melakukan refleksi, kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus II akan
diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu siklus III.
Pada siklus III, guru sudah melaksanakan langkah pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Torurnament dengan sangat baik. Penilaian
observer pada siklus III mengalami peningkatan yaitu mencapai 3,78 dan
termasuk dalam kategori sangat baik. Kekurangan-kekurangan yang ada pada
siklus II sudah diperbaiki oleh guru. Pembelajaran berlangsung dengan baik,
tertip, dan lancar. Hal itu dikarenakan persiapan guru yang matang dan guru sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik. Sedangkan dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap pembelajaran Matematika
siswa pada siklus III, siswa mendapatkan nilai rata-rata yaitu 3,72 dan termasuk
dalam kategori sangat baik. Hasil ini juga mengalami peningkatan jika
dibandingkan pada siklus II dan I. Sedangkan dari hasil angket siswa diperoleh
nilai rata-rata siswa pada siklus III yaitu 3,53 dan termasuk dalam kategori sangat
baik. Hasil ini juga mengalami peningkatan jika dibandingkan pada siklus
sebelumnya. Selain data dari observer dan hasil angket, keberhasilan
pembelajaran Matematika siswa juga ditentukan oleh hasil evaluasi atau tes hasil
belajar siswa, pada siklus III ini nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu
mencapai 81,7 atau bisa dikatakan tuntas karena sudah mampu mencapai KKM
yang ditentukan yaitu 70. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus III ini
juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 90%. Dengan hasil ini, ketuntasan
belajar siswa bisa dikatakan berhasil karena sudah mencapai kriteria keberhasilan
yang ditentukan yaitu ketuntasan belajar siswa harus bisa mencapai 85% dari
keseluruhan siswa. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti dan observer
menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sudah dikatakan
berhasil. Semua indikator kinerja sudah tercapai baik tentang pelaksanaan
pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Torurnament maupun pembelajaran
Matematika siswa. Oleh karena itu peneliti dan observer sepakat untuk menyudahi
pelaksanaan tindakan hanya sampai pada siklus III. Secara keseluruhan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam peningkatan
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD
Negeri Peneket telah mencapai titik keberhasilan.
Keberhasilan pembelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri
peneket ditandai dengan adanya peningkatan dan perubahan pada setiap siklus,
menurut Asrori (2009), pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan. Dengan
adanya pelaksanaan pembelajaran yang diberikan oleh guru, artinya guru telah
memberikan pengalaman belajar langsung kepada setiap siswa. Dalam proses
pembelajaran, siswa mengalami perubahan dalam hal kognitif, afektif, maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
psikomotornya. Siswa menjadi lebih termotivasi, aktif, dan terampil dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Srie (2011) bahwa pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana siswa
memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap
serta merupakan pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran
dikatakan efektif apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Berdasarkan teori tentang langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament serta berdasarkan hasil tindakan yang telah
dilaksanakan pada setiap siklus, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament yang tepat
digunakan dalam peningkatkan pembelajaran Matematika tentang operasi hitung
pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012 meliputi: (1)
penyajian materi, pada kegiatan ini guru berupaya untuk menyampaikan materi
melalui penjelasan, tanya jawab, dan menggunakan media pembelajaran yang
menarik; (2) belajar kelompok, pada kegiatan ini guru menempatkan serta
membimbing siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, guru memberikan soal-
soal latihan dan LKS untuk dikerjakan oleh setiap kelompok; (3) games
tournament, pada kegiatan ini guru menjelaskan aturan permainan dengan jelas
kepada siswa, dalam pelaksanaan kegiatan guru mengawasi dan membimbing
siswa serta memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan games tournament; (4)
penghargaan kelompok, pada kegiatan ini guru membimbing siswa untuk
menghitung skor rata-rata kelompok, setelah itu guru memberikan penghargaan
pada kelompok yang mempunyai skor rata-rata tertinggi; dan (5) evaluasi, pada
kegiatan ini guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengukur sejauh
mana siswa mampu menguasai materi pembelajaran, selama pelaksanaan evaluasi
guru mengawasi siswa serta memotivasi untuk percaya diri mengerjakan soal
evaluasi tanpa meminta bantuan kepada siswa lain.
Berdasarkan analisis hasil observasi dan refleksi pada setiap siklus
penelitian ini serta perbaikan yang dilakukan pada siklus III diperoleh bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa
kelas V SD Negeri Peneket dinyatakan berhasil dalam meningkatkan
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan. Hal itu ditunjukkan
dengan adanya peningkatan pembelajaran dari setiap siklusnya, serta tercapainya
semua indikator kinerja yang telah ditentukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan
tindakan. Pada indikator pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games
Torurnament sudah dilaksanakan dengan baik dan mengalami peningkatan yaitu
guru mendapatkan penilaian dari observer yaitu 3,18 pada siklus I, meningkat
menjadi 3,53 pada siklus II, dan kembali meningkat menjadi 3,78 pada siklus III.
Pada indikator pembelajaran Matematika siswa juga sudah mendapatkan hasil
yang baik dan mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Dari hasil observasi
siswa mendapatkan penilaian dari observer yaitu 2,97 pada siklus I, meningkat
menjadi 3,46 pada siklus II, dan kembali meningkat menjadi 3,73 pada siklus III.
Dari hasil angket pembelajaran Matematika siswa mendapatkan nilai rata-rata
3,13 pada siklus I, meningkat menjadi 3,3 pada siklus II, dan kembali meningkat
menjadi 3,53 pada siklus III. Selain itu, dari hasil evaluasi atau tes hasil belajar
siswa diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 70,1 pada siklus I, meningkat menjadi
75,6 pada siklus II, dan kembali meningkat menjadi 81,7 pada siklus III.
Sedangkan persentase kelulusan siswa pada setiap siklus yaitu 59% pada siklus I,
meningkat menjadi 76% pada siklus II, dan kembali meningkat menjadi 90% pada
siklus III. Hasil evaluasi tersebut terus meningkat setiap siklusnya dan bisa
dikatakan berhasil karena mampu mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 dan
persentase kelulusan mampu mencapai lebih dari 85%. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yaitu
penyampaian materi, belajar kelompok, games tournament, penghargaan
kelompok, dan evaluasi, dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang
operasi hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012.
Keberhasilan pembelajaran tersebut sesuai dengan pendapat Trianto
(2009), bahwa pembelajarn kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Dengan
dilaksanakannya pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ini,
terlihat adanya peningkatan dari kinerja siswa baik dalam individu maupun
kelompok. Dengan diterapkannya pembelajaran ini, kesulitan-kesulitan belajar
siswa khususnya dalam materi operasi hitung pecahan dapat diatasi. Hal itu dapat
dibuktikan dari nilai rata-rata kelas yang selalu meningkat setiap siklus serta
persentase ketuntasan belajar siswa yang selalu meningkat di setiap siklus.
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi di setiap siklus, secara garis
besar kelebihan dari implementasi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament di kelas V SD Negeri Peneket memunculkan kelebihan (1) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa, (3) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (4) interaksi belajar siswa
menjadi lebih baik dan kondusif, (5) dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
kinerja guru, (6) melatih siswa untuk bekerjasama dalam kelompok atau tim, dan
(7) dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Adapun kekurangan
dari implementasi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada
siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012 adalah (1) sulit dalam
pengelompokan siswa secara heterogen, (2) sulit mengkondisikan siswa dalam
kegiatan kelompok belajar dan games tournaments, (3) waktu yang dihabiskan
dalam kegiatan kelompok belajar dan games tournament cukup banyak sehingga
melewati waktu yang sudah ditetapkan jika guru kurang mampu menguasai kelas
secara menyeluruh, (4) sulit untuk mengajak semua siswa aktif dan termotifasi
dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kelebihan penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam peningkatan
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD
Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012 sesuai dengan pendapat Anatahime
(2009), yang menyatakan bahwa kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament yaitu: (1) lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk
tugas; (2) mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu; (3) proses
belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa; (4) mendidik siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain; (5) motivasi belajar lebih tinggi;
dan (6) hasil belajar lebih baik; dan (7) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan
dan toleransi.
Akan tetapi, pada penelitian ini peneliti menemukan kelebihan lain yaitu
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat
menciptakan interaksi belajar siswa menjadi lebih baik dan kondusif. Interaksi
belajar siswa ini merupakan salah satu aspek yang diamati dalam instrument
pembelajaran Matematika. Berdasakan hasil pengamatan menunjukkan bahwa
dari setiap siklus pembelajaran, menunjukkan bahwa pada aspek interaksi belajar
siswa selalu menunjukkan peningkatan. Dengan diterapkannya model
pembelajaran ini, interaksi guru dan siswa serta interaksi siswa dengan siswa lain
berjalan dengan baik dan kondusif dengan adanya kegiatan-kegiatan yang
melibatkan kerja sama siswa dalam kelompok serta adanya permainan-permainan
turnamen yang membuat siswa aktif dan termotivasi untuk berinteraksi dengan
guru maupun siswa lain, dengan demikian terciptalah suatu kondisi kelas yang
kondusif dan efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam peningkatan
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD
Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012 yang telah dilaksanakan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Langkah-langkah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament yang tepat digunakan dalam peningkatkan pembelajaran
Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket
tahun ajaran 2011/2012 meliputi: (1) penyajian materi; (2) belajar kelompok;
(3) games tournament; (4) penghargaan kelompok; dan (5) evaluasi.
2. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament yang
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah di atas dapat meningkatkan
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung pecahan siswa kelas V SD
Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peningkatan pembelajaran di setiap siklus, serta tercapainya semua
indikator kinerja pada penelitian ini. Pada indikator dari guru, guru
mendapatkan nilai rata-rata dari observer yaitu 3,18 pada siklus I, 3,53 pada
siklus II, dan 3,78 pada siklus III. Pada indikator dari siswa tentang
pembelajaran Matematika siswa, dari hasil observasi siswa mendapatkan nilai
rata-rata dari observer yaitu 2,97 pada siklus I, 3,46 pada siklus II, dan 3,73
pada siklus III. Dari hasil angket pembelajaran Matematika siswa
mendapatkan nilai rata-rata 3,13 pada siklus I, 3,3 pada siklus II, dan 3,53
pada siklus III. Dari hasil evaluasi atau tes hasil belajar siswa diperoleh nilai
rata-rata kelas yaitu 70,1 pada siklus I, 75,6 pada siklus II, dan 81,7 pada
siklus III. Persentase kelulusan siswa pada setiap siklus yaitu 59% pada siklus
I, 76% pada siklus II, dan 90% pada siklus III.
168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
3. Pelaksanaan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang operasi
hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri Peneket tahun ajaran 2011/2012
terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari
pelaksanaan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament di kelas V SD Negeri Peneket yaitu (1) meningkatkan motivasi
belajar siswa; (2) meningkatkan keaktifan belajar siswa; (3) meningkatkan
hasil belajar siswa; (4) interaksi belajar siswa menjadi lebih baik dan
kondusif; (5) meningkatkan proses pembelajaran dan kinerja guru; (6) melatih
siswa untuk bekerjasama dalam kelompok atau tim; dan (7) membantu siswa
dalam mengatasi kesulitan belajar. Adapun kekurangan dari pelaksanaan
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament di kelas
V SD Negeri Peneket yaitu (1) sulit dalam pengelompokan siswa secara
heterogen; (2) sulit mengkondisikan siswa dalam kegiatan kelompok belajar
dan games tournaments; (3) waktu yang dihabiskan dalam kegiatan kelompok
belajar dan games tournament cukup banyak sehingga melewati waktu yang
sudah ditetapkan jika guru kurang mampu menguasai kelas secara
menyeluruh; (4) sulit untuk mengajak semua siswa aktif dan termotivasi
dalam kegiatan pembelajaran.
B. Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta mengacu pada hasil analisis pada
penelitian ini maka implikasi baik yang bersifat teoretis maupun praktis dalam
upaya peningkatan pembelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Siswa kelas V SD berada pada tahap perkembangan, di mana mereka
belajar dari hal-hal yang konkret untuk membangun pengetahuan yang akan
mereka dapatkan. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
merupakan model pembelajaran yang tepat digunakan karena sesuai dengan
karakteristik siswa tersebut. Oleh karena itu, penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament ini hendaknya tidak hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
dijadikan sebagai wawasan pengetahuan saja. Akan tetapi juga dapat dijadikan
sebagai penentu kebijakan bagi para guru dalam rangka upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran Matematika siswa khususnya pada materi operasi
hitung pecahan.
2. Implikasi praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi guru untuk
dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran Matematika siswa.
b. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran Matematika siswa khusunya pada materi operasi hitung
pecahan.
c. Pembelajarn kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat
ditindaklanjuti dan disosialisasikan dalam pertemuan Kelompok Kerja
Guru (KKG), sebagai salah satu upaya mengatasi kesulitan belajar siswa
serta dalam upaya peningkatan keberhasilan pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah diuraikan, perlu
disampaikan saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Seorang guru SD hendaknya menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik belajar dan kondisi siswa, salah satunya adalah
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
sehingga kegiatan belajar menjadi lebih bermakna dan keberhasilan
pembelajaran dapat tercapai
b. Guru hendaknya mempunyai kompetensi untuk melaksanakan variasi
mengajar dengan menggunakan pembelajaran-pembelajaran yang inovatif
seperti pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament sehingga
keberhasilan pembelajaran dapat tercapai pada target yang telah
ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
c. Sebelum pelaksanaan pembelajaan kooperatif tipe Teams Games
Tournament hendaknya guru mempersiapkan segala kebutuhan baik alat
atau bahan yang digunakan selama proses pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2. Bagi Siswa
Keberhasilan pembelajaran akan tercapai jika ada kerja sama yang baik
antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Siswa hendaknya mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan baik supaya keberhasilan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Selain itu, siswa juga hendaknya mempunyai motivasi
yang tinggi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal, khususnya dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
3. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Pihak-pihak yang berkompeten atau penentu kebijakan hendaknya
melaksanakan monitoring atau pembinaan pelaksanaan pembelajaran-
pembelajaran yang inovatif seperti pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament pada guru-guru SD.
b. Hendaknya memberikan atau menyediakan fasilitas yang memadai kepada
guru-guru SD untuk melaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti lain hendaknya lebih kritis dalam menghadapi masalah yang
muncul dalam dunia pendidikan, khususnya dalam masalah pembelajaran
sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam
memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi
peneliti lain untuk menggunakan metode atau model pembelajaran yang
tepat dalam pembelajaran Matematika.