PENGKAJIAN Kel Revisi Terakhir (1)

Embed Size (px)

Citation preview

PENGKAJIAN KELUARGA KELOMPOK 9

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA Hari, tanggal Jam Oleh 1. : : : DATA UMUM a.Nama Kepala Keluarga (KK) : Ahmad Kaharb.

Umur KK Pekerjaan KK : Islam

: 75 tahun : Jumerto : buruh : SD : Madura : Pendidikan SD Agama Islam Islam Pekerjaan Buruh Buruh

c.Alamat dan telepon d. e.Pendidikan KK f. Agama KKg. h.

Suku Bangsa KK Komposisi keluarga Nama J K Ahmad Kahar L Fatimah P

No 1. 2.

Hub dgn Umur KK Suami 75th Istri 60th

i. Status imunisasi anggota keluarga balita : -

j. Genogram

Ibu T

Bapak A

Ibu F

Tn. A

Nn. G

Nn. D

An. L Keterangan Bpk A (75 th) menikah dengan Ibu F (60 th) mereka seblumnya pernah menikah dan memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Bpk A memiliki 1 anak dari pernikahan sebelumnya tetapi tidak ikut Bpk A. Sedangkan Ibu F memiliki 3 anak dari pernikahan sebelumnya. Bpk A dan Ibu F memiliki 1 putra Nn. D (23 th) yang tidak tinggal bersama.k.

Tipe keluarga :

: Nuclear family

l. Suku bangsa

Suku bangsa keluarga Bp. A adalah suku Madura. Bahasa yang digunakan di rumah adalah bahasa Madura. Tempat tinggal keluarga Bp. A merupakan tempat tinggal yang secara etnik bersifat homogen yaitu etnik Madura. Keluarga Bp. A tidak pernah mengunjungi praktik perawatan kesehatan tradisional.m.

Agama

:

Agama yang dianut oleh keluarga Bp. A adalah agama Islam.

n.

Status social ekonomi keluarga

:

keluarga Bp. A tergolong dalam keluarga sejahtera II. Bp. A dan Ibu F bekerja sebagai buruh tani. Pendapatan mereka per harinya sama yaitu Rp. 9.000, 00. Keluarga menganggap penghasilan yang telah mereka terima dicukupkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.o.

Aktivitas rekreasi keluarga

: keluarga Bp. A setiap sore hari menonton

televisi sebagai bentuk refreshing selepas bekerja seharian.

2.

RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a.Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga dengan usia lanjut dengan tugas perkembangan: 1) Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan 2) Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang 3) Mempertahankan hubungan pernikahan 4) Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan 5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi 6) Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberadaan anggota keluarga (peninjauan dan integrasi kehidupan) b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberadaan anggota keluarga (peninjauan dan integrasi kehidupan).c.

Riwayat kesehatan keluarga inti

Bp. A sudah menikah sebelum dengan ibu F, begitu pula ibu F sudah menikah sebelum dengan Bp. A. dari pernikahan sebelumnya Bp. A dikaruniai 1 orang anak laki-laki. Sedangkan pada ibu F dikaruniai 3 orang anak, 1 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Pada pernikahan Bp. A dan Ibu F dikaruniai 1 orang anak laki-laki. Semua anak-anaknya sudah memiliki rumah sendiri. .

d.

Riwayat kesehatan sebelumnya

Orang tua Bp. A sudah meninggal dunia tanpa ada riwayat sakit Bapak dari Ibu F sudah meninggal dunia tanpa ada riwayat sakit, ibu dari Ibu F masih ada mengalami sakit punggung, sehingga sulit untuk melakukan eliminasi baik urin maupun alvi. 3. 1) LINGKUNGAN a.Karakteristik rumah Denah rumah2) 4m 1m 3m 3,5 m 1m Kamar mandi lemari 2m Tempat tidur dapur 1m

Kandang sapi

3m

2m

Tempat tidur 3,5 m

2,5 m 1m 3m

4m

3)

Keadaan lingkungan dalam rumah

Rumah berukuran 5x8 m. Bp.A memiliki teras rumah yang sempit. Terdapat 2 kamar tidur yang masing-masing berukuran 4x2 m. kamar depan terdapat 2 jendela dan kamar satunya tidak terdapat jendela. Di ruang tamu terdapat dua jendela besar yang berukuran 10% dari luas ukuran rumah. Lantai rumah terbuat dari semen. Ketika hujan, lantai rumah menjadi lembap. Bangunan di depan rumah merupakan bangunan dari batu bata dan semen, akan tetapi dari samping ke belakang merupakan bangunan yang terbuat dari bilik bambu. Dinding rumah di cat menggunakan kapur dan mulai memudar. Pengaturan privasi dan adekuasi keluarga dilakukan dengan cara saling menjaga. Terdapat 1 dapur dan 1 kamar mandi yang berada di luar rumah yang berdekatan dengan kandang sapi.di dapur terdapat 2 buah tumang yang sejajar. Lantai dapur terbuat dari tanah.Ibu F memasak menggunakan kayu bakar. Penataan alat-alat dan perabot tertata rapi. Sanitasi dapur bersamaan dengan sanitasi limbah kamar mandi. Batas kamar mandi hanyalah sekat-sekat yang terbuat dari karung, terdapat bak mandi yang kecil. Lantai kamar mandi terbuat dari beberapa bongkah kayu yang disusun sejajar. Di kamar mandi tidak terdapat handuk dan terdapat sabun. Penggunaan handuk secara bersama-sama. Lantai dapur terbuat dari tanah.Ibu F memasak menggunakan kayu bakar. Penataan alat-alat dan perabot tertata rapi. 4) Keadaan lingkungan luar tumah a) Pemanfaatan halaman Keadaan halaman keluarga Bp. A hampir tidak ada karena langsung dengan lahan orang lain. b) c) Sumber air minum Pembuangan air kotor Sumber air minum dari PAM dengan biaya Rp. 3.000,00/ bulan. Air kotor dari limbah cuci dibuang ke tempat peresapan yang sudah dipersiapkan.Tempat peresapan terletak di sebelah rumah yang hanya dibiarkan mengalir begitu saja.

d) e)

Pembuangan sampah Jamban

Pembuangan sampah di sungai. Keluarga Bp.A tidak memiliki jamban. Kegiatan eliminasi mereka lakukan di sungai. f) Sumber pencemaran Sumber pencemaran dari kotoran sapi yang hanya ditumpuk di sebelah rumah dan dibakar bila sudah banyak. Selain dibakar, kotoran sapi juga digunakan sebagai pupuk. Pencemaran lain dari tetangga yang memelihara ayam sehingga terkadang baunya sampai ke rumah. g) Santasi rumah Ruangan yang ditempati keluarga Bp.A kalau hujan cenderung terkesan lembap. Pencahayaan dalam rumah dirasa kurang. b. Karakteristik tetangga dan komunitas a) Tipe lingkungan Tipe lingkungan di rumah Bp. A merupakan tipe desa. Tipe tempat tinggal di sekitar merupakan tipe tempat tinggal hunian. Kondisi hunian rata-rata merupakan rumah yang tertutup. Jalan menuju rumah Bp. A tidak terpelihara. b) Karakteristik lingkungan dan komunitas Karakteristik etnik di lingkungan di rumah Bp. A merupakan etnik Madura. Kepadatan populasi 1 RW terdapat 60 KK. Rata-rata pekerjaan yang ada di lingkungan Bp. A adalah sebagai buruh dan wiraswata. c) Pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar Di lingkungan terdekat Bp. A tidak terdapat pasar. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ada tetangga yang membuka usaha warung kelontong yang menyediakan kebutuhan sehari-hari untuk makan. Institusi kesehatan yang ada terdekat adalah puskesmas. Di dekat rumah Bp.A terdapat mesjid yang digunakan sebagai sarana peribadatan.

d) e)

Fasilitas rekreasi Transportasi umum

Tidak terdapat fasilitas rekreasi di lingkungan keluarga Bp. A. Tidak terdapat fasilitas transportasi umum seperti bus. Keluarga Bp.A dalam mengakses ke pelayanan lebih banyak jalan kaki. f) Keamanan Lingkungan sekitar dalam keadaan aman. Dahulu pernah ada pencurian sekarang sudah tidak ada lagi karena sudah ada system ronda malam. c.Mobilitas keluarga Bp.A bukan penduduk asli Jumerto dan jarang bepergian begitu pula dengan Ibu F. d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Bp. A mengikuti arisan setiap minggunya dan Ibu F hanya di rumah saja karena dirasa tidak ada dana untuk mengikuti perkumpulan arisan dengan ibu-ibu lainnya.

e.

System pendukung Mesji dan Ecomap keluarga d Sawah

Anak cucu Toko (belanja )

Pak RT

Pengajia n Arisan

Pelayana n Kesehata n

Keterangan Keluarga Bp.K keduanya merupakan buruh tani edaname, yang merupakan sumber penghasilan utama bagi keluarga mereka, selain itu kegiatan Keluarga Bp.K aktif dalam kegiatan pengajian di lingkungan rumahnya dan Ibu F mengikuti arisan sebagai tabungan keluarga. Selain itu karena jarak rumah Bp.K dengan masjid sangat dekat untuk beberpa sholat 5 waktu beliau laksanakan di masjid secara berjamaah. Dan hubungan dengan cucu dan anaknya harmonis hampir setiap ada kesempatan anak dan cucu mengunjungi Bp.K dan Ibu.F walaupun waktunya tidak pasti. 4. STRUKTUR KELUARGAa. Pola komunikasi keluarga: Kondisi pernikahan Bp. A dan Ibu F harmonis.

Komunikasi keluarga sangat efektif, keluarga mampu mempertahankan keimtiman menyampaikan keluhan yang dirasakan antar suami isteri. Jika ada masalah dalam

keluarga langsung diselesaikan bersama, dan jika terjadi konflik tidak berkelanjutan, hampir tidak pernah terjadi komunikasi dissfungsional, meskipun Bp.K dan Ibu F sama-sama sibuk tetap beliau masi punya waktu untuk sekedar saling bercerita satu sama lain. Frekuensi komunikasi dalam keluarga sering karena setiap malam anggota keluarga pasti menyempatkan diri untuk berkumpul, biasanya keluarga ini berkumpul sambil nonton TV. Kualitas komunikasinya cukup baik dan jarang terjadi konflik dalam keluarga.b. Struktur kekuatan keluarga: Segala keputusan dalam keluarga, termasuk dalam hal

urusan yang menyangkut keluarga besar, masih di bawah kukuasaan Bp.A, setelah mendapat pertsetujuan dari Bp.A baru dapat menjalankan apa yang telah didiskusikan bersama, termasuk masalah kesehatan. Tetapi dalam hal urusan kesehtan Bp.K yang mengambil keputusan cenderung Ibu.F dengan naluri merawat dan berbakti pada suami. Dengan tipe keluarga nuclear family, keputusan Bp.K masih sangat mendominasi, kadang Bp.K masih dimintai saran untuk permasalahn yang ada pada Ny.D anak yang rumahnya dekat dengan Bp.K.c. Struktur peran: Peran formal dimainkan oleh Bp. A sebagai suami atau pencari

nafkah, dan Ibu S sebagai istri sebagai pengatur rumah tangga yang juga mencari nafkah dengan jenis pekerjaan sama dengan Bp. A yaitu sebagai buruh tani. Konflik peran terjadi pada keluarga Bp. S, lantaran Ibu S melakukan double peran baik peran formal maupun infornal. Tetapi peran ibu S sebagai istri dalam memelihara rumah tetap optimal dilakukan dikarenakan terdapat kerjasama dalam keluarga.d. Nilai dan norma budaya: Fungsi nilai yang di anut dalam keluarga adalah

keyakinan yang sangat kuat akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal hubungan kekeluargaan, anak patuh pada yang lebih tua dan menjalankan perintah yang lebih tua, dalam hal ini anak harus patuh pada orangtua sekalipun hanya orangtua tiri. Keyakinan dalam hal kesehatan tidak begitu mencolok, hanya Bp.K menyatakan bahwa segala sesuatu penyakit datangnya dari allah supaya ingat akan penciptanya.

5.

FUNGSI KELUARGA a.Fungsi afektif: Fungsi afektif dalam keluarga Bp. A berjalan dengan baik. Anak Bp. A, Ibu.B (30th) sering mengunjungi dan memasak bersama dengan Ibu S. Anak Ibu F yang pertama Tn.A (23th) hanya mengunjungi sesempatnya, sesuka hati tanpa ada waktu yang pasti untuk mengunjungi orangtuanya tetapi biasa dipastikan hampir setiap hari mereka bertemu terkadang menginap . Hubungan keluarga dengan Nn.D (30th) lebih dekat dikarenakan jarak rumah yang berdekatan sehingga dapat berinteraksi lebih sering dengan orangtua mereka, dan mengetahui apa saja yang dapat diberikan bagi bapak ibu secara langsung.

Ibu T

Ibu Y

Bp. K

Ibu F

Ny. D

Tn. D

Keterangan Hubungan Bp. K dan Ibu F sangat dekat. Sedangkan dari Bp.K dan Ibu F dengan beberapa anaknya lemah karena jarang berinteraksi. Hubungan dengan Ny.D hasil pernikahan sebelumnya sangat erat, karena faktor jarak rumah yang dekat sehingga hampir setiap hari berinteraksi.

b.

Fungsi sosialisasi: Keluarga cukup bersosialisasi dengan lingkungan sekitar,

keluarga kadang kala terlibat aktifitas masyarakat sekitar seperti pengajian dan arisan.

a)

Praktik keluarga dalam membesarkan anak Dalam hal ini sudah terbentuk suatu perilaku, karena anak-anaknya sudah dewasa dan sudah tau mana jalan yang mereka pilih. Bapak dan Ibu tinggal memberi nasihat saja.

b) Ibu F selaku ibu rumah tangga memiliki peran dalam mengatur rumah tangga

dan mengurus Bp.K. Ibu F juga sebagai nenek dari beberapa cucunya juga kadang mengasuh cucunya ketika anak mereka sedang ada acara, juga mengajarkan pada cucunya tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Ibu F juga aktif dalam pengajian yang ada di lingkungan mereka. Ibu F juga aktif dalam komunikasi dengan keluarga di lingkungan sekitar rumahnya, terutama saat pulang dari sawah dan sudah tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Ibu F mengatakan bahwa berkumpul dengan tetangga dapat menghilangkan stres. Sedangkan Bp.Kc)

Tanggung jawab untuk membiayai hidup. Sebagai contoh, Bp.S bekerja dan semua gajinya di serahkan ke Ibu.F, dan segala keperluan dari Bp.K akan di sediakan Ibu.F.

c.Fungsi perawatan kesehatan 1) Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatana) Keluarga menganggap bahwa selama kesakitan tidak menganggu aktivitas

maka masih dianggap sehat dan tidak perlu dibawa ke pelayanan kesehatan. Bp.A mengatakan kalau sakit dirasakan malah pekerjaannya tidak selesai. Makanya sakit tidak pernah dirasakan. Jika ada teman atau tetangga yang

memiliki gejala sakit yang hampir sama, maka pengobatan mengikuti tetangga yang telah mencoba, asalkan harganya terjangkau.b) Tindakan kesehatan di keluarga Bp. K. Asma yang dirasakan Bp.K tidak pernah

dirasakan, hanya saja jika uang belanja masih sisa, maka akan dibelikan obat toko. Tindakan kesehatan yang dilakukan Ibu F, Ny.D pernah mendengar ada tetangga yang memiliki masalah kesehatan, berupa gatal-gatal semirip dengan Ibu F, ahirnya Ny.D ikut membeli obat yang dipakai tetangga tersebut dan mencoba diberikan ke Ibu F walaupun ahirnya tidak sembuh juga.c) Promosi kesehatan tidak pernah di dapatkan oleh keluarga Bp.K, dahulu pernah

dilakukan pemeriksaan gratis di Kelurahan, tetapi berujung dengan membayar, ahirnya bapak K tidak pernah mengikutinya lagi.d) Menurut pengakuan keluarga, tujuan kesehatan keluarga yaitu keluarga sehat

lahir dan batin dan bisa bekerja untuk mencari uang. 2) Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakita) Keluarga Bp. S mengatakan bahwa sehat adalah dapat melakukan aktifitas dan

tidak sesak saat melakukan aktivitas. Sakit adalah keadaan dimana sesaknya kambuh, sehingga tidak dapat bekerja maksimal karena mudah lelah.b) Keluarga Bp. S dapat mengamati adanya perubahan kondisi kesehatan pada

anggota keluarga. Ibu F menyadari bahwa dirinya mengalami gatal-gatal dan kemerahan di sekujur tubuhnya. Bp. S menyadari bahwa ada perubahan dalam pernafasannya, tapi sukar untuk berhenti meerubah perilakunya untuk tidak merokok dan minum kopi, masih berusaha mengurangi. Sumber informasi tentang kesehatan didapatkan dari tetangganya yang memiliki penyakit yang hampir sama. c) Informasi yang didapatkan oleh salah satu anggota keluarga akan diteruskan pada seluruh anggota keluarga yang ada. 3) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasaa) Bp. A

:

Saat ini, Bp. A mengeluhkan penyakit tepeggeh/sesak nafas yang dideritanya. Keluarga Bp. A mengalami krisis perawatan pada bapak yang mengalami Asma dengan suara nafas Wheezing (mengi) RR 16x/m bernafas menggunakan otot bantu pernafasan dan rongga dada terangkat saat bernafas, Perawatan kesehatan terhadap Bp.A tidak pernah dilakukan dengan optimal, Bp.A cenderung dibiarkan tetap bekerja saat kambuh, karena memang tidak pernah dirasakan sakit sebagai suatu gangguan dalam melaksanakan aktivitas, dan cenderung tidak pernah dirasakan. Jika terlanjur sakit, hanya dibuat istirahat.

Ibu F

:

Ibu F mengalami Dermatitis di sekujur tubuhnya terdapat ruam dan berahir dengan luka garukan karena gatal, luka disepanjang punggungnya berupa bekas luka garuk yang sudah mengering, cenderung luka lagi ketika gatal mulai kambuh, selain itu Ibu F juga mengalami gangguan di sela jari kakinya berupakulit putih dan rapuh. Ny.D mencoba dengan memberikan obat pada Ibu.F

dengan mengikuti pengalaman tetangga untuk memberikan obat dengan jenis yang sama, walaupun ahirnya tidak cocok.

4) Praktek diet keluargaa) Keluarga mengungkapkan tidak mengetahui tentang pemenuhan gizi seimbang

piramida pedoman makanan.b) Keluarga Bp. S makan 3 kali sehari. Kebiasaan menu makanan keluarga Bp. S

yaitu sayur (Tumis, sayur bening atau sop) dan sambel tanpa terasi, jarang sekali menggunakan lauk karena uang belanjanya tidak cukup.c) Ibu F yang merencanakan belanja dan mengolah makanan. Pengolahan

makanan seringkali ditumis. Ibu F memasak setiap pagi dan menyimpan makanannya sampai makan malam. Ibu F menghangatkannya sebelum disajikan jika sempat, karena menyalakan bara api hanya untuk menghangatkan makanan sangat menyita waktu..

d) Keluarga Bp. K tidak memiliki lemari pendingin makanan.

Keluarga Bp. S tidak mengatur jam makan masing-masing anggota keluarga. Apabila merasa lapar, maka anggota keluarga akan mengambil sendiri makanan yang tersedia di dapur. Diet keluarga tidak adekuat, terlihat dari susunan menua anggota keluarga 3 hari terahir dicantumkan secara rinci dalam tabel berikut:

Hari/Tanggal

Menu Pagi

masakan Menu masakan Siang

Menu masakan Malam Sayur bening daun Kelor Tempe Goreng

Sabtu, 26 Sayur bening daun Sayur bening daun Kelor November Kelor Tempe Goreng 2011 Tempe Goreng Sambel

Minggu, 27 Sayur Bening Bayam Sayur Bening Bayam dan Sayur Bening November dan mentimun mentimun Bayam dan 2011 mentimun Sambel Senin, 28 Tumis kacang November Tempe goreng 2011 Tumis kacang Tumis kacang

Keluarga Bp.K cenderung makan apa adanya, tidak pernah mengeluh sedikitpun, keluarga tidak memiliki jam makan tertentu, mereka makan sesuai dengan jam lapar. Tidak terdapat alergi makanan pada keluarga Bp.K.

d.

Kebiasaan tidur dan beristirahat Jam istirahat dimulai malam hari sesudah sholat magrib, Bp.K dan Ibu melihat TV dan jika mulai mengantuk langsung terlelap di depan Tv. Kemudian mulai bangun

jam 4 untuk sholat dan memoersiapkan masak dan sesudah itu pergi ke sawah baik itu untuk menjadi buruh tani, maupun sekedar mencari rumput untuk sapi.

e.

Praktek aktivitas fisik dan rekreasi Dalam keluarga Bp.K tidak terdapat aktivitas rekreasi sama sekali, keluarga Bp.K menganggap nonton TV merupakan media rekreasi yang bisa untuk hiburan.

f.

Prakek penggunaan obat terapeutik dan penenang alkohol serta tembakau di keluarga Bp.K merupakan perokok berat, tapi sejak memiliki Sesak nafas, Bp.K berusaha mengurangi rokoknya, dengan berpindah dengan memakai rokok lintingan (racikan sendiri). Selain itu Bp.K juga terbiasa minum kopi, sebenanya Ibu F sudah sering menasehati Bp.K tetapi tetap saja tidak berhenti. Ketika asma bapak kambuh, bapak biasanya menggunakan obat Neo napasin, tetapi jika uangnya ada, dan cenderung tidak diobati jika tidak ada masalah.

g.

Peran keluarga dalam praktek perawatan diri Saat kelurga memiliki uang, maka Ibu akan membelika obat di warung untuk Bp.K. tetapi jika ibu yang sakit, Ny.D yang merawat ibu. Dalam merawatPembuat keputusan terkait masalah kesehatan tidak ada, dan tidak pernah ada upaca atau cara untuk mencegah penyakit. Dalam keluarga kesehatan bukanlah suatu prioritas utama yang harus dipenuhi saat masih bisa melakukan kegiatan.

h.

Tindakan pencegahan secara medis Kesehatan oral keluarga tidak terjaga, karena keluarga tidak memiliki sikat gigi. Keluarga tidak pernah sikat gigi karena beberapa giginya sudah yang banyak tanggal.

i.

Terapi komplementer dan alternatif Saat kutu air Ibu F terasa sangat gatal, biasanya di rendam memakai air garam. Dan ketika dada Bp.K mulai terasa sesak, biasanya Bp.K minum air hangat untuk

mengurangi sesak nafas. Kelurag mengetahui praktek ini dari tetangga dan hasilnya dapt membantu walupun cepat kambunhya. j. Riwayat Kesehatan Keluarga Dari keluarga Bp.K tidak memiliki riwayat penyakit apa-apa, Bp.K menderita sesak nafas baru 5th terahir, padah keluargnya tidak memiliki riwayat sakit asma. Dari keluarga Ibu F jugademikian, tidak memiliki sakit uang serius.

k.

Layanan Kesehatan yang diterima Keluarga Bp.K tidak pernah menerima layanan kesehatan apapun dari pelayanan kesehatan, dan memang jarang mengunjungi pelayanan kesehatan.

l.

Persepsi dan perasaan mengenai pelayanan kesehatan Keluarga berfikir kalau ke pelayanan kesehatan akan terus ketagihan, jadi mending sekalian tidak di bawa ke pelayanan kesehatan. Harapan terhadap perawatan kesehatan, keluarga menginginkan perawatan kesehatan gratis dan tidak perlu mengeluarkan biaya. Jarak ke pelayanan kesehatan sekita 3 km dari pustu, dan bisa diakses dengan sepeda motor maupun jalan kaki, tetapi Bp.K tidak perna mengunjungi karena tidak ada waktu dan takut dikenai biaya. Fungsi reproduksi: Fungsi reproduksi pada keluarga Bp.A baik, Ibu F memiliki 1 anak dari pernikahan sebelumnya begitu juga Bp A memiliki 1 anak dari pernikahan sebelumnya, dan 1 anak dari pernikahan sekarang dan sejak itu tidak pernah mengkonsumsi atau mengguanakan alat kontrasepsi.m.

Fungsi ekonomi: Menurut Ibu F bahwa kondisi merasa pas-pasan dalam

perekonomian dikarenakan mereka hanya bekerja sebagai kuli buruh dan pendapatan yang diperoleh hanya cukup untuk makan sehari-hari.

6.

STRES DAN KOPING KELUARGA

a.

Stressor jangka pendek: Menurut Bp. A setiap minggu membayar arisan

merupakan stressor yang harus dihadapi mengingat upah buruh yang minimum. Kesibuka kerja dan kewajiban mencari makan untuk sapi merupakan stressor setiap hari yang harus di hadapi keluarga, dan jauhnya tempat mencari rumput menambah lelah dan semakin mempersering kambuhnya sesak bagi Bp.A.b.

Stressor jangka panjang: Penghasilan yang cukup pas pasan, sehingga tidak

dapat memperbaiki rumah, apalagi memikirkan masalah penyakit. Menurut Bp. A bahwa anak-anaknya tidak ada satupun yang bekerja tetap, atau nasibnya lebih baik darinya, sehingga tidak dapat meringan kan beban orangtuanya. Sakit yang dideritanya semakin hari semakin parah dan sering kambuh, jadi tidak dapat bekerja secara maksimal lagi. c.Kekuatan yang mengimbangi stressor: sapi yang dimiliki Bp.A sangat berpotensi mahal apabila dijual, dan itu merupakan aset satu-satunya bagi keluarga.d.

Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor: Bp.A tidak pernah ambil

pusing, selama dia masih bisa makan, Bp.A sangat bersyukur. Jika ada permasalahan dalam keluarga dibicarakan bagaimana enaknya.e.

Strategi koping yang digunakan: Menurut Bp.A sakit merupakan anugrah,

jadi beliau tidak pernah merasakan sakitnya walaupun kadang sakitnya sangat menyita pekerjaanya.f. Strategi adaptasi disfungsional: Karena keterbatasan biaya, sakit yang dirasakan

bail oleh Bp.A maupun Ibu F tidak pernah dirasakan dan di bawa ke pelayanan kesehatan.

7. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan Fisik Ibu UMUM 1. Penampilan Umum Kesadaran Nama Anggota Keluarga Bp.

Compos mentis

Compos mentis

Cara berpakaian Kebersihan personal Postur dan cara berjalan Bentuk dan ukuran tubuh Tanda-tanda vital

Rapi Kotor Normal Kurus Kering BB: 43 TB: 151 T:360C TD: 120/80 mmHg RR: 16X/menit GCS: 15

Rapi Bersih Sedikit kifosis Kurus Kering BB: 45 Kg TB: 162 T: 36,4 TD: 160/100 mmHg RR: 16 X/menit GCS: 15

2. Status mental dan cara berbicara : Status emosi Orientasi Proses berfikir Gaya bicara PEMERIKASAAN KULIT Warna Turgor Lecet

Normal Normal Ada, di daerah lengan atas punggung perut dan paha luka akibat garukan dan cenderung menyebar

Normal Menurun Tidak

Bengkak Bercak Kuku PEMERIKSAAN KEPALA Bentuk & sensori Rambut Mata Hidung Telinga Mulut

Tidak Tidak WPK