Upload
murtala-rizky
View
144
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang masalah
Pada Era Globalisasi saat ini Internet bukan lagi tempat
untuk teks dan gambar saja. Kombinasi kompresi dan
komputer yang kuat dan modern, cepat dapat
memungkinkan kita mendengar suara berkualitas melalui Internet.
Kualitas video melalui Internet akan terus berkembang,
seiring dengan semakin lazimnya jaringan telepon digital
berkecepatan tinggi. Agar komputer dapat bercakap-cakap dalam
"bahasa" yang umum, bit-bit digital disusun menjadi kode
seperti ASCII untuk komputer personal dan EBCDIC untuk
komputer mainframe dan minikomputer IBM. Kode
membuat komputer dapat menerjemahkan bit-bit biner on
dan off menjadi informasi. Sebagai contoh, komputer-
komputer berjarak jauh dapat membaca pesan email
sederhana karena berada pada ASCII. ASCII (Americar~
Standard Code for Information lnterchange) adalah kode tujuh bit
yang digunakan oleh PC. Kode ASCII terbatas pada 128
karakter. Tambahan pada ASCII mendukung
penggunaan kode delapan bit. Kebanyakan PC
sekarang menggunakan ASCII lanjutan (extended ASCII).
Karakter-karakter ini termasuk semua huruf kapital dan kecil
pada alfabet, bilangan dan tanda-tanda baca.
I.2 Rumusan dan Batasan masalah
1
Rumusan pada Pengkodean, sinyal dan data analog dan
digital ini adalah untuk optimalisasi media yang akan digunakan
untuk transmisi. Salah satu bentuk data dapat dikodekan ke dalam
salah satu bentuk sinyal. Untuk pensinyalan digital, sumber data
yang dapat berbentuk digital maupun analog dikodekan menjadi
bentuk sinyal digital. Bentuk sinyal tergantung pada teknik
pengkodean.
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk lebih memahami
Pengkodean, sinyal dan data analog dan digital, serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL
Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary ditransmisikan dengan
meng-encode -kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
Sinyal unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama, yaitu
positif semua atau negatif semua.
Sinyal polar adalah elemen-elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh
level tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif.
Durasi atau lebar suatu bit adalah waktu yang diperlukan oleh transmitter untuk
memancarkan bit tersebut.
Modulation rate adalah kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan
dalam bauds atau elemen sinyal per detik.
Istilah Mark menyatakan digit binary '1'
Space menyatakan digit binary '0'
kecepatan perubahan level sinyal dalam satuan baud (besaran eleman sinyal perdetik)
Tugas-tugas Receiver dalam mengartikan sinyal-sinyal digital :
Receiver harus mengetahui timing dari tiap bit
Receiver harus menentukan apakah level sinyal dalam posisi bit high(1) atau low(0)
3
Tugas-tugas ini dilaksana kan dengan men-sampling tiap posisi bit pada tengah-tengah interval
dan membandingkan nilainya dengan threshold.
Faktor yang menentukan sukses dari receiver (penerima) dalam mengartikan sinyal yang datang
:
Data rate (kecepatan data) : peningkatan data rate akan meningkatkan bit error rate (kecepatan
error dari bit).
Ratio signal to noise S/N : peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
Hubungan ketiga faktor tersebut adalah :
1. Kecepatan data bertambah, maka kecepatan errorpun bertambah, sehingga memungkinkan bit
yang diterima error.
2. Kenaikan S/N mengakibatkan kecepatan error berkurang
3. Lebar bandwidth membesar yang diperbolehkan, kecepatan data akan bertambah
Faktor-faktor yang mempengaruhi coding
Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik komunikasi :
1. Spektrum sinyal : disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan
transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi; untuk mengatasi distorsi dalam
penerimaan sinyal digunakan disain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal
transmisi.
2. Clocking : menentukan awal dan akhir dari tiap posisi bit dengan mekanisme
synchronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.
3. Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.
4. Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise
5. Biaya dan kesulitan : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate
yang ada, semakin besar biayanya.
Teknik Data Digital, Sinyal Digital terbagi atas :
1. Non-Return to Zero / NRZ
2. Multilevel Binary
3. Biphase
4. Modulation Rate
5. Teknik Scrambling
4
Gambar. Format encoding sinyal digital.
Keterangan:
2.1.1 Nonreturn To Zero (Nrz)
Nonreturn-to-Zero-Level (NRZ-L) yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai
untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary lainnya.
Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high
ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary '1' untuk bit time tersebut; tidak ada
transisi berarti binary '0'. Sehingga NRZI merupakan salah satu contoh dari differensial encoding.
Keuntungan differensial encoding : lebih kebal noise, tidak dipengaruhi
oleh level tegangan.
Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI : keterbatasan dalam komponen dc Dan
kemampuan synchronisasi yang buruk.
2.1.2 Multilevel Binary
Kode ini menggunakan lebih dari 2 level sinyal (contohnya : pada gambar tersebut,
bipolar-AMI dan pseudoternary). Bipolar-AMI yaitu suatu kode dimana binary '0' diwakili
dengan tidak adanya line sinyal dan binary '1' diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif.
Pseudoternary yaitu suatu kode dimana binary '1' diwakili oleh ketiadaan line sinyal dan
binary '0' oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif.
5
Keunggulan multilevel binary terhadap NRZ : kemampuan synchronisasi yang baik, tidak
menangkap komponen dc dan pemakaian bandwidth yang lebih kecil, dapat menampung bit
informasi yang lebih.
Kekurangannya dibanding NRZ : diperlukan receiver yang mampu membedakan 3 level
(+A, -A, 0) sehingga membutuhkan lebih dari 3 db kekuatan sinyal dibandingkan NRZ untuk
probabilitas bit error yang sama.
2.1.3 Biphase
Dua tekniknya yaitu : manchester dan differential manchester.
Manchester yaitu suatu kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode. tiap bit :
transisi low ke high mewakili '1' dan high ke low mewakili '0'.
Differential manchester yaitu suatu kode dimana binary '0' diwakili oleh
Adanya transisi di awal periode suatu bit dan binary '1' diwakili oleh ketiadaan transisi di awal
periode suatu bit.
Keuntungan rancangan biphase :
Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, receiver dapat men-synchron-kan
pada transis tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.
Tidak ada komponen dc.
Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan, dapat dipakai untuk mendeteksi
error.
Kekurangannya :
Memakai bandwidth yang lebih lebar dari pada multilevel binary.
2.1.4 Modulation Rate (Kecepatan Modulasi)
Data rate = 1
durasi bit (tB)
Modulation rate adalah kecepatan dimana elemen-elemen sinyal terbentuk.
Contoh : untuk kode manchester, maksimum modulation rate = 2 / tB.
Salah satu cara menyatakan modulation rate yaitu dengan menentukan rata-rata jumlah transisi
yang terjadi per bit time.
6
2.1.5 Teknik Scrambling
Teknik biphase memerlukan kecepatan pensinyalan yang tinggi relatif terhadap data rate
sehingga lebih mahal pada aplikasi jarak jauh sehingga digunakan teknik scrambling dimana
serangkaian level tegangan yang tetap pada line digantikan dengan serangkaian pengisi yang akan
melengkapi transisi yang cukup untuk clock receiver mempertahankan synchronisasi.
Hasil dari disain ini :
Tidak ada komponen dc
Tidak ada serangkaian sinyal level nol yang panjang
Tidak terjadi reduksi pada data rate
Kemampuan deteksi error.
2.1.5.1 Bipolar with 8-Zeros Substitution (B8ZS )
yaitu suatu kode dimana :
Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah
positif, maka 8 nol dari oktaf tersebut diencode sebagai 000+-0- +
Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah
negatif, maka 8 nol dari oktaf tersebut diencode sebagai 000-+0+ -
2.1.5.2 High-density bipolar-3 zeros (HDB3 )
Yaitu suatu kode dimana menggantikan string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang
mengandung satu atau dua pulsa atau disebut kode violation, jika violation terakhir positive maka
violation ini pasti negative dan sebaliknya (lihat tabel 3.3).
Tabel 3.3. Aturan subsitusi HDB3
Kedua kode ini berdasarkan pada penggunaan AMI encoding dan cocok untuk transmisi dengan
data rate tinggi.
7
2.2 DATA DIGITAL, SINYAL ANALOG
Transmisi data digital dengan menggunakan sinyal analog. Contoh umum yaitu public
telephone network. Device yang dipakai yaitu modem(modulator-demodulator) yang mengubah
data digital ke sinyal analog (modulator) dan sebaliknya mengubah sinyal analog menjadi data
digital (demodulator).
2.2.1 Teknik-Teknik Encoding
Tiga teknik dasar encoding atau modulasi untuk mengubah data digital menjadi sinyal
analog :
2.2.1.1 Amplitude -shift keying (ASK)
Dua binary digambarkan oleh 2 perbedaan amplitudo frekuensi carrier (pembawa).
Dapat menerima perubahan perbesaran secara tiba-tiba dan teknik modulasinya kurang efisien
Dalam jalur voice grade adalah digunakan hanya untuk diatas 1200 bps
Data = 1, level high
s(t) = A Cos (2 fc t + 0c ) binary 1 sinyal carrier
Data = 0, level low
s(t) = 0 binary 0
Data rate hanya sampai 1200 bps pada voice-grade line; dipakai untuk transmisi melalui fiber
optik.
8
2.2.1.2 Frequency-shift keying (FSK)
Harga 2 binary digambarkan oleh 2 perbedaan frequency mendekati frequency pembawa
Sangat mudah membuat kesalahan dibanding ASK
Dalam jalur voice grade adalah digunakan hanya sampai dengan 1200 bps
Dipakai untuk frequency tinggi pada jaringan locak dengan kabel coaxial
Data = 1, frequency f1
s(t) = A cos (2f1t) + c
Data = 0, frequency f2
s(t) = A cos (2f2t) + c
Dua binary diwakilkan dengan 2 frekuensi berbeda yang dekat dengan frekuensi
carrier atau dinyatakan sebagai :
S(t) = A Cos (2 f1 t + c) binary 1
A Cos (2 f2 t + c) binary 0
Lihat gambar Dibawah ini, dimana terdapat dua frekuensi center untuk komunikasi
fullduplex; pada salah satu arah (dapat transmisi atau menerima) , frekuensi centernya (f1) =
1170 Hz dengan lebar 100 Hz pada setiap sisinya (bandwidth = 200 Hz) sedangkan arah lainya,
frekuensi centernya (f2) = 2125 Hz dengan lebar 100 Hz pada setiap sisinya (bandwidth 200 Hz);
sulit untuk terkena noise dibandingka n ASK; Data rate dapat mencapai 1200 bps pada voice-
grade line; dipakai untuk transmisi radio frekuensi tinggi dan juga local network dengan
frekuensi tinggi yang memakai kabel koaksial.
Gambar. Transmisi FSK full-duplex pada line voice-grade
9
2.2.1.2 Phase-shift keying (PSK)
Harga 2 binary digambarkan oleh 2 perbedaan phase dari frequency pembawa yang digeser untuk
menggambarkan data
Data = 1, phase = 1800
s(t) = A cos (2fct) + c
Data = 0, phase = 00
s(t) = A cos (2f0t)
Binary 0 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase yang sama terhadap sinyal
yang dikirim sebelumnya dan binary 1 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase
berlawanan terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya, atau dapat dinyatakan sebagai :
2.2.1.4 QPSK = Quardrature Phase Shift Keying
Metode yang lebih komplek dalam sistem pengiriman
Memakai pergeseran phase perkalian 900
Tiap urutan 2 bit dinyatakan dengan phase yang berbeda
Tujuannya agar pengiriman data lebih cepat dan penggunaan bandwidth medianya lebih efisien
Data 11, s(t) = A cos (2fct) + 450
Data 10, s(t) = A cos (2fct) + 1350
Data 00, s(t) = A cos (2fct) + 2250
Data 01, s(t) = A cos (2fct) + 3150
Bila elemen pensinyalan mewakili lebih dari satu bit, maka bandwidth yang dipakai lebih
efisien, sebagai contoh quadrature phase-shift keying(QPSK) memakai beda fase setiap 90
derajat .
10
Sehingga tiap elemen sinyal mewakili 2 bit; jadi terdapat 12 sudut fase yang memakai
modem standard 9600 bps.
Hubungan data rate (dalam bps) dan modulation rate (dalam bauds) :
D = R/l = R/ log2L
dimana :
D = modulation rate, bauds
R = data rate, bps
L = jumlah elemen sinyal yang berbeda
l = jumlah bit per elemen sinyal.
2.2.2 Kinerja
Bandwidth untuk ASK dan PSK : BT = (1 + r) R
Dimana:
R = bit rate
r = berhubungan dengan teknik dimana sinyal difilter untuk mencapai
suatu bandwidth bagi transimisi (0 < r < 1).
Bandwidth untuk FSK : BT = 2 F + (1 + r) R
Dimana :
F = f2 - fc= fc - f1= beda frekuens i modulasi dari frekuensi carrier.
Dengan pensinyalan multilevel, bandwidth yang dapat dicapai :
BT= (1 + r) R/l = (1 + r) R/ log2L
Diketahui bahwa : Eb/No = S / NoR
dimana : No = noise power density (watts/Hz).
11
Bila noise dalam suatu sinyal dengan bandwidth BT adalah N = No BT
maka : Eb/No =(S/N) (B/R)
Bit error dapat dikurangi dengan meningkatkan Eb/No atau dengan kata lain, yaitu dengan
mengurangi efisiensi bandwidth.
ASK DAN FSK mempunyai efisiensi bandwidth yang sama, PSK lebih baik lagi.
Pendekatan yang baik dari bandwidth untuk pensinyalan digital :
BT= 0,5 (1 + r) D
dimana :
D = modulation rate. Untuk NRZ, D = R maka :
R/B = 2 / (1 + r)
Efisiensi Bandwidth
Eb/No = S/NoR
Hubungan antara noise dengan bandwidth signal BT adalah N = No . BT
Maka :
Eb/No = (S. BT) / NR
Jadi kecepatan bit error dapat dikurangi dengan kenaikan Eb/No dengan dilakukan oleh kenaikan
bandwidth / penurunan kecepatan data dengan menurunkan effisiensi bit.
Pendekatan untuk mendapatkan bandwidth yang lebih baik adalah :
BT = 0,5 ( 1 + r ) D
Untuk NRZ, D= R, maka :
R/B = 2 / (1 + r)
2.3 DATA ANALOG, SINYAL DIGITAL
12
Digitalisasi adalah :
Proses transmisi data analog ke dalam sinyal-sinyal data
Konversi data analog ke dalam sinyal digital
Tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi :
Data digital dapat ditransmisi menggunakan NRZ-L.
Data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZ-L. dengan
demikian, diperlukan step tambahan.
Data digital dapat diubah menjadi sinyal analog, menggunakan salah satu teknik modulasi
dalam section 3.2.
Contoh :
Data suara yang berupa data analog akan di-digitalisasi dan dikonversikan ke dalam sinyal
analog ASK, maka peralatan yang dipakai untuk konversi data analog ke dalam bentuk digital
dalam transmisi dan memperoleh kembali barisan data analog digital diketahui sebagai CODEC
(Coder – Decoder).
Codec (coder-decoder) adalah device yang digunakan untuk mengubah data analog
menjadi bentuk digital untuk transmisi, dan kemudian mendapatkan kembali data analog asal dari
data digital tersebut.
Dua teknik yang digunakan dalam codec :
Pulse Code Modulation
Delta Code Modulation.
2.3.1 Modulasi kode pulsa (Pulse Code Modulation)
Dari teori sampling diketahui bahwa frekuensi sampling (fS) harus lebih besar atau
sama dengan dua kali frekuensi tertinggi dari sinyal (fH), atau :
fS >= 2 fH
Sinyal asal dianggap mempunyai bandwidth B maka kecepatan pengambilan sampel yaitu
2B atau 1/2B detik. Sampel-sampel ini diwakilkan sebagai pulsa-pulsa pendek yang amplituda
nya proporsional terhadap nilai dari sinyal asal. Proses ini dikenal sebagai pulse amplitude
modulation(PAM).
13
Kemudian amplitudo tiap pulsa PAM dihampiri dengan n-bit integer. Dalam contoh ini,
n=3. Dengan demikian 8 = 23 level yang mungkin untuk pendekatan pulsa-pulsa PAM. Sehingga
dihasilkan data PCM.
Sedangkan pada receiver, prosesnya merupakan kebalikan dari proses diatas untuk
memperoleh data analog.
Masalah yang timbul yaitu nilai amplitudo terendah relatif lebih terkena noise karena
level quantization tidak sama jaraknya.
Solusinya :
Teknik PCM diperhalus dengan teknik nonlinear encoding, dimana teknik ini menggunakan
jumlah step quatization yang lebih banyak untuk sinyal dengan amplitudo kecil, dan jumlah
step quatization yang lebih sedikit untuk sinyal dengan amplitudo besar.
Companding (compressing (peng-kompres-an)- expanding(pemekaran) adalah suatu proses
yang memampatkan intensitas range suatu sinyal dengan memberi gain yang lebih kepada sinyal
yang lemah daripada kepada sinyal yang kuat pada input. Pada output, dilakukan operasi
sebaliknya.
14
Gambar. Teknik PCM
2.3.2 Delta Modulation (Dm)
Proses dimana suatu input analog didekati dengan suatu fungsi tangga yang bergerak naik
atau turun dengan satu level quantization (δ ) pada tiap interval sampling (TS), dan outputnya
diwakilkan sebagai suatu bit binary tunggal untuk tiap sampel ('1' dihasilkan bila fungsi
tangganya naik selama interval berikutnya; '0' dihasilkan untuk keadaan sebaliknya).
Gambar 3.16 menggambarkan pr oses logic-nya. Pada transmisi : pada tiap waktu
sampling, input analog dibandingkan dengan nilai pendekatan pada fungsi tangga. Jika nilai
gelombang yang disampel melewati fungsi tangga tersebut, dihasilkan binary '1'; jika sebaliknya
maka dihasilkan binary '0'. Untuk penerimaan : membentuk kembali fungsi tangga tersebut secara
halus dengan proses integrasi atau melewatkannya melalui LPF (low pass filter) untuk
menghasilkan suatu pendekatan analog dari sinyal input analog. Untuk akurasi yang baik, dengan
meningkatkan kecepatan sampling. Bagaimanapun, hal ini meningkatkan data rate dari sinyal
output.
Keuntungan DM terhadap PCM yaitu implementasinya yang sederhana.
Kekurangannya : PCM mempunyai karakteristik S/N yang lebih baik pada data rate
yang sama.
Gambar 3.9 Delta Modulation
2.3.3 Kinerja
15
Reproduksi suara yang baik melalui PCM dapat dicapai dengan 128 level quatization atau
peng-kode-an 7 bit (27 = 128). Suatu sinyal suara menempati bandwidth 4 KHz. Berdasarkan
teori sampling maka kecepatan sampling = 8000 sampel per detik. Hal ini menghasilkan data rate
8000 x 7 = 56 Kbps untuk pengkode-an data digital dengan PCM.
Alasan perkembangan teknik digital dalam transmisi data analog :
Karena penggunaan repeater daripada amplifier, maka tidak ada noise tambahan
Dengan TDM (dipakai untuk sinyal digital), tidak ada intermodulation noise
Konversi ke sinyal digital, memberikan efisiensi yang lebih pada teknik switching digital.
Penggunaan teknik PCM lebih disukai daripada teknik DM pada digitalisasi sinyal analog
yang mewakili data digital.
2.4 DATA ANALOG, SINYAL ANALOG
Modulasi adalah :Proses kombinasi sinyal masukan m(t) dan sinyal pembawa (carrier)
pada frequency fc untuk menghasilkan sinyal s(t) yang mempunyai bandwidth yang biasanya
berpusat pada fc.
Dua alasan dasar dari proses ini :
Diperlukan frekuensi yang tinggi untuk transmisi yang efektif; untuk transmisi unguided (tidak
dituntun), hal tersebut tidak mungkin untuk men-transmisi sinyalsinyal baseband
Antena-antena yang diperlukan akan menjadi beberapa kilometer diameternya modulasi
mendukung frequency-division multiplexing.
Teknik modulasi memakai data analog :
Amplitude modulation (AM).
Frequency modulation (FM).
Phase modulation (PM).
16
2.4.1 Amplitudo Modulation
Modulasi ini menggunakan amplitudo sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan
sinyal digital, dimana frequency dan phasenya tetap, amplitudo yang berubah.
Dengan cara ini, maka keadaan ‘1’ (high) diwakili dengan tegangan yang lebih besar dari ‘0’
(low), misalkan ‘1’ = 5 V dan ‘0’ = 0 V.
AM adalah modulasi yang paling mudah, tetapi mudah juga dipengaruhi oleh keadaan media
transmisinya.
Variant AM yang populer untuk diketahui adalah SSB (Single Side Band), keuntungannya
adalah pengirim hanya memerlukan 1 side band dan membersihkan side band lainnya, dan sinya
pembawa. Dan DSBTC (Double Sideband Transmitter Carrier) dimana menyaring frekuensi
carrier dan mengirimkan kedua sideband.
Dikenal sebagai double sideband transmitter carrier (DSBTC). Secara matematik proses ini
dinyatakan sebagai :
s(t) = [1 + nax(t)] cos2π fct
dimana :
cos2π fct = carrier
x(t) = sinyal input (pembawa data)
na = indeks modulasi = ration amplitudo dari sinyal input terhadap carrier.
Gambar 3.10 menunjukkan spektrum sinyal AM yang terdiri dari sinyal carrier ditambah
spektrum dari sinyal input sehingga terdapat lower sideband (f > fc) dan upper sideband (f < fc).
Jenis AM :
3 Yang populer yaitu single sideband (SSB) dimana pengiriman hanya satu sideband dan
menghapus sideband lain dan carriernya.
Keuntungan :
Hanya separuh dari bandwidth yang dibutuhkan
Diperlukan power yang lebih kecil sebab tidak ada power yang dipakai untuk men-
transmisi carrier pada sideband yang lain.
Double sideband suppressed carrier (DSBSC) dimana menyaring
frekuensi carrier dan mengirimkan kedua sideband.
17
Keuntungan : menghemat power tetapi memakai bandwidth yang besarnya sama dengan DSBTC.
Gambar. Spektrum dari sebuah sinyal AM
Kerugian dari kedua -duanya : menahan carrier, padahal carrier dapat dipakai Untuk tujuan
synchronisasi.
Solusi : dengan vestigial sideband (VSB) dimana memakai satu sideband dan mengurangi power
carrier.
2.4.2 Frequency Modulation (FM)
Modulasi ini menggunakan sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan sinyal
digital, dimana amplitudo dan phasenya tetap, frequency yang berubah. Kecepatan transmisi
mencapai 1200 bit persekon. Untuk transmisi data sistem yang umum dipakai FSK
Yang termasuk jenis ini yaitu Frequency Modulation (FM) dan Phase Modulation (PM).
Modulasi sinyalnya dinyatakan sebagai :
s(t) = Ac cos[2π fct + φ (t)]
Untuk PM, phasenya adalah proporsional terhadap sinyal modulasi :
φ (t) = np m(t)
dimana : np = indeks PM.
18
Untuk FM, derifatif phasenya adalah proporsional terhadap sinyal modulasi :
φ (t) = nf m(t)
dimana : nf = indeks FM.
Perbedaannya dengan AM yaitu diperlukan bandwidth yang lebih besar untuk transmisi.
Dengan aturan Carson :
BT = 2 ( β+ 1) β
dimana :
)] ( nF = peak deviasi = [1/ (2πΔf Am ) Hz
Untuk FM, formula ini dapat dinyatakan sebagai : BT F + 2B= 2 Δ
sedangkan untuk AM : BT = 2B.
Jadi terjadi perbedaan harga bandwidth sebesar 2Δ F.
2.4.3 Phase modulation (PM)
Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut phase sinyal analog untuk membedakan kedua
keadaan sinyal digital, dimana frequency dan amplitudo tetap, phase yang berubah. Cara ini
paling baik, tapi paling sukar, biasanya dipergunakan untuk pengiriman data dalam jumlah besar
yang banyak dan kecepatan yang tinggi. Bentuk PM yang paling sederhana adalah pergeseran
sudut phassa 180 derajat setiap penyaluran bit “0” dan tidak ada pergeseran sudut bila bit “1”
disalurkan.
2.5 SPEKTRUM PENYEBARAN
Spread spectrum adalah sebuah metode komunikasi dimana semua sinyal komunikasi
disebar di seluruh spektrum frekuensi yang tersedia. Pada awalnya dikembangkan untuk
kepentingan militer dan intelejen. Ide dasarnya adalah untuk menyebarkan sinyal informasi
melalui bandwidth yang lebih luas untuk mencegah dilakukannya pencegatan informasi dan 19
gangguan-gangguan lainnya. Istilah spread spectrum digunakan karena pada sistem ini sinyal
yang ditransmisikan memiliki bandwidth yang jauh lebih lebar dari bandwidth sinyal informasi
(mencapai ribuan kali). Proses penebaran bandwidth sinyal informasi ini disebut spreading.
Spread spectrum jenis pertama yang dikembangkan dikenal dengan nama frequency hopping atau
lompatan frekuensi. Versi yang terbaru adalah direct squence spread spectrum. Kedua teknik ini
dipergunakan dalam berbagai produk jaringan nirkabel. Selain itu juga untuk berbagai aplikasi
lainnya, seperti telepon nirkabelt (cordless telephone). Sebuah sistem spread-spectrum harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada bandwidth
minimum yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi
2. Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan bantuan
sinyal kode yang bersifat independen terhadap informasi
3. Pada penerima terjadi proses despreading yang melibatkan korelasi antara sinyal yang
diterima dan replika sinyal kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu generator lokal.
Dalam komunikasi spread spectrum semakin lebar bandwidth akan semakin tahan
terhadap jamming dan akan semakin terjamin tingkat kerahasiaannya. Disamping itu akan
semakin banyak kanal yang bisa dipakai. Seperti yang di terangkan oleh Shanon , salah seorang
ahli statistik telekomunikasi, dalam ilmu komunikasi dinyatakan bahwa kapasitas kanal akan
sebanding dengan bandwidth transmisi dan logaritmik dari S/N-nya. Jadi agar sistem komunikasi
dapat bekerja dengan kapasitas kanal yang tetap pada level daya noise yang tinggi (S/N yang
rendah), dapat dilakukan dengan jalan memperbesar bandwidth transmisi W. Disamping itu
Shannon juga mengemukakan bahwa sebuah kanal dapat mentransmisikan informasi dengan
probabilitas salah yang kecil apabila terhadap infromasi tersebut dilakukan pengkodean yang
tepat dan rate infromasi yang tidak melebihi kapasitas kanal meskipun kanal tersebut memuat
interferensi acak.
Konsep dari Sistem Spread Spectrum
Gambar 1, Diagram Sistem Spread Spectrum
20
Gambar diatas menyajikan gambaran tentang karakteristik kunci beberapa sistem spektum
penyebaran. Input dimasukkan ke dalam suatau channel enkoder yang menghasilkan sebuah
sinyal analog dengan bandwidth sempit relatif di seputar beberapa frekuensi pusat. Sinyal ini
kemudian dimodulasikan menggunakan deretan digit-digit tidak beraturan yang disebut
pseudorandom sequence. Efek dari modulasi ini adalah untuk meningkatkan secara signifikan
bandwith (yang menyebarkan spektrum) sinyal yang ditransmisikan. Pada ujung penerima,
deretan digit yang sama di gunakan untuk mendemodulasikan sinyal spektrum penyebaran.
Terakhir sinyal dimasukkan ke dalam sebuah channel dekoder untuk melindungi data.
Keuntungan
Imunitas dari berbagai noise dan multipath distortion
Termasuk gangguan (Jamming)
Dapat mengacak sinyal
Hanya receiver yang mengetahui pengacakan kode dapat mendapat kembali sinyal
Beberapa user dapat mengunakan bandwidth yang lebih besar dengan sedikit interferency
Telepon seluler
Code division multiplexing (CDM)
Code division multiple access (CDMA)
Jumlah Pseudorandom
Komentar mengenai jumlah pseudorandom adalah ordenya. Jumlah ini didapat melalui
suatu algoritma menggunakan beberapa nilai awal yang disebut seed. Algoritma tersebut dapat
ditentukan dan karenanya menghasilkan deretan bilangan yang tidak acak secara statistik.
Bagaimanapun juga, bila algoritmanya baik, deretan yang dihasilkan akan melalui beberapa ujian
yang memeriksa kecakapannya. Jumlah – jumlah semacam itu ditunjukkan sebagai
pseudorandom number. Poin terpenting dari hal ini adalah walaupun mengetahui tentang
algoritma dan seed, sangatlah sulit untuk memprediksikan deretan tersebut. Oleh sebab itu, hanya
receiver, yang membagi informasi ini dengan sebuah transmitterlah yang mampu mengkodekan
sinyal dengan sukses.
Sifat – Sifat Random
Apakah sifat sinyal pseudo random akan mampu mewakili suatu sinyal yang benar –
benar random? Ada 3 sifat dasar untuk mengetahui apakah sekuen biner dapat memenuhi kriteria
random.
Balanced property
21
Kondisi balance (seimbang) untuk sekuen biner yang bagus mensyaratkan jumlah
bit 1 dan jumlah bit 0 yang muncul sama. Beda yang diijinkan maksimum adalah 1 digit.
Run Property
Suatu run didefinasikan sebagai suatu sekuen tipe single pada bit – bit (binary
digit). Kemunculan digit yang berlawanan dalam suatu sekuen akan memenuhi run yang baru.
Panjang run adalah jumlah digit – digit didalam run. Pada suatu periode yang tersusun dari 1 dan
0, diketahui bahwa 0.5 run masing – masing tipe 1, sepanjang sekitar 1/4 panjang 2, dan 1/8 pada
panjang 3,dst.
Correlation Property
Jika suatu periode pada sekuen dibandingkan secara term by term dengan suatu
siklus yang digeser terhadap dirinya sendiri, akan didapat periode dimana sinyal itu akan
memiliki perulangan. Pada dua sinyal dengan periode yang sama, to s/d tn, maka keduanya
benar-benar mirip. Kondisi ini dalam bentuk ternormalisasi memiliki nilai korelasi 1. Untuk suatu
kondisi dimana bentuk sinyal pertama bertolak belakang dengan sinyal kedua, maka dinyatakan
memiliki korelasi –1. Gambaran korelasi dua sinyal secara sederhana seperti Gambar berikut ini.
Gambar a dan b memiliki korelasi 1, sedangkan gambar a dengan c memiliki korelasi –1.
Gambar 2, Sifat-sifat sinyal random
3.3 JENIS SPREAD SPECTRUM
3.3.1 Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS)
Gambar 3, Penggunaan channel pada FHSS
22
Dalam skema Frequency Hopping Spread Spectrum, sinyal disiarkan sepanjang rangkaian
frekuensi radio yang kelihatannya acak, melompat dari frekuensi ke frekuensi pada titik pisah
(split-socond intervals). Sebuah receiver, melompat di antara frekuensi secara sinkron dengan
transmitter, lalu menangkap pesan. Sehingga orang-orang yang berusaha mendengarkan secara
diam diam hanya akana mendengar bunyi titik titik yang tidak jelas. Upaya untuk mengganggu
sinyal hanya akan berhasil dengan cara menghantam sedikit bit-nya.
Gambar 4, Sistem Frequency Hopping Spread Spectrum pada Transmitter
Untuk transmisi data biner dimasukkan ke dalam sebuah modulator dengan menggunakan
beberapa skema pengkodean digital-ke-analog, semacam Frequency-shift keying(FSK) atau
Binary Phase-Shift Keying(BPSK). Sinyal yang dihasilkan dipusatkan disekitar beberapa
frekuensi dasar. Sumber jumlah pseudorandom menyajikan apa yang dilampirkan dalam indeks
didalam tabel frekuensi. Pada masing masing interval yang berurutan, dipilih sebuah frekuensi
baru dari tabel. Frekuensi ini kemudian dimodulasikan melalui sinyal yang dihasilkan dari
modulator awal agar menghasilkan sinyal yang baru dengan bentuk yang sama namun sekarang
dipusatkan di tengah tengah frekuensi yang dipilih dari tabel.
Gambar 5, Sistem Frequency Hopping Spread Spectrum pada Receiver
Sedangkan pada penerima, sinyal spektrum penyebaran didemodulasikan menggunakan
sejumlah frekuensi yang sama yang didapatkan dari tabel kemudian didemoduasikan agar
23
menghasilkan data output. Sebagai contoh, bila FSK digunakan, modulator memilih salah satu
dari dua frekuensi, katakanlah f0 atau f1, berkaitan dengan transmisi biner 1 atau biner 0.Sinyal
FSK biner yang dihasilkan diartikan ke dalam frekuensi melalui suatu jumlah yang ditentukan
melalui urutan output dari generator sumber pseudorandom. Sehingga, bila frekuensi yang dipilih
pada waktu I adalah f1 maka sinyal pada waktu I adalah baik fi + fo maupun fi + f1.
Sinyal ditransfer secara bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam rentang
sebuah pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping adalah
menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam memancarkan sinyal radio. Secara
periodik antara 20 sampai dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari channel frekuensi satu
ke channel frekuensi lainnya. Pita 2.4GHz dibagi-bagi ke dalam beberapa sub bagian yang
disebut channel/kanal. Salah satu standar pembagian channel ini adalah sistem ETSI (European
Telecommunication Standard Institute) dengan membagi channel, dimulai dengan channel 1 pada
frekuensi 2.412MHz, channel 2 pada frekuensi 2.417MHz, channel 3 pada frekuensi 2.422MHz
dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai channel 13.
Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat akan bekerja menggunakan 4 channel
(menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya secara normal pada lokasi
dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS yang bisa dipakai. Parameter lain yang
memungkinkan penggunaan lebih dari 3 channel ini adalah penggunaan antena (directional
antenna) dan polarisasi antena itu sendiri (horisontal/vertikal).
Slow and Fast FHSS
Frekwensi bergeser tiap-tiap Tc Detik
Durasi dari signal element adalah Ts detik
Ts³Slow FHSS memiliki Tc
Fast FHSS memiliki Tc < Ts
Biasanya fast FHSS memberikan improved performance dalam noise (or jamming)
Slow Frequency Hop Spread Spectrum menggunakan MFSK (M=4, k=2)
24
Fast Frequency Hop Spread Spectrum menggunakan MFSK (M=4, k=2)
3.3.2 Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
Direct Sequence Spread Spectrum dipilih karena adanya kemudahan dalam mengacak
data yang akan dispreading. Dalam DSSS spreading hanya menggunakan sebuah generator noise
yang periodik yang di sebut Pseudo Noise Generator. Kode yang digunakan pada sistem spread
spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal acak semu (pseudo random).
Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik sehingga disebut juga noise semu (pseudo
noise). Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Random Generator (PRG) atau pseudo noise
generator (PNG). PRG inilah yang akan melebarkan dan sekaligus mengacak sinyal data yang
akan dikirimkan. Dalam skema ini, masing masing bit pada sinyal yang asli ditampilkan oleh bit-
bit multipel pada sinyal yang ditransmisikan, yang disebut kode tipis(chipping). Kode tipis yang
menyebarkan secara langsung sepanjang band frekuensi yang lebih luas sebanding dengan jumlah
bit yang dipergunakan. Oleh karena itu, kode tipis 10-bit menyebarkan sinyal sepanjang band
frekuensi yang 10 kali lebih besar dibandingkan kode tipis 1-bit.
Satu teknik dengan spektrum penyebaran deretan langsung adalah dengan
mengkombinasikan stream informasi digital dengan bit stream pseudorandom menggunakan OR-
eksklusif contoh pada gambar 6.
25
Gambar 6.Contoh Direct Sequence Spread Spectrum
Patut dicatat bahwa bit informasi dari satu membalikan bit-bit pseudorandom dalam
kombinasi tersebut, sementara bit informasi 0 menyebabkan bit-bit pseudorandom ditransmisikan
tanpa mengalami inversi. Kombinasi bit stream memiliki data rate yang sama dengan deretan
pseudorandom yang asli, sehingga memiliki bandwidth yang lebih lebar dibandingkan dengan
stream informasi. Pada contoh ini, bit stream lebih besar 4 kali lipat rate informasi.
Gambar 7a.Direct Sequence Spread Spectrum pada Transmitter
Gambar 7b.Direct Sequence Spread Spectrum pada Receiver
Gambar 7 menunjukkan implementasi deretan langsung yang khusus. Dalam hal ini,
stream informasi dan stream pseudorandom bahkan dikonversi ke sinyal-sinyal analog lalu
dikombinasikan, bukannya menunjukkan OR-eksklusif dari dua stream dan kemudian
memodulasikannya. Penyebaran spektrum dapat dicapai melalui teknik deretan langsung yang
ditentukan dengan mudah. Sebagai contoh, anggap saja sinyal informasi memiliki lebar bit
sebesar tb yang ekuivalen terhadap rate data = 1/tb. Dalam hal ini, bandwidth sinyal tergantung
pada teknik pengkodean, kira-kira 2/tb. Hampir sama dengan itu, bandwidth sinyal
pseudorandom asalah 2/Tc dimana Tc adalah lebar bit pseudorandom input. Bandwidth sinyal
yang dikombinasikan kira-kira sebesar jumlah dari 2 bandwidth tersebut. Jumlah penyebaran
26
yang dicapai adalah hasil langsung dari rate data pseudorandom. Semakin besar data rate
pseudorandom input, semakin besar jumlah penyebarannya.
Gambar 8, Approximate spectrum sinyal DSSS
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Data digital merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital. dari data
digital ditetapkan satu level voltase untuk biner 1 dan level voltase lainnya untuk biner 0.
sebuah modem mengubah data digital menjadi sinyal analog sehingga dapat
ditransmisikan sepanjang saluran analog. teknik dasarnya adalah amplitude-shift
keying (ask), frequency-shift keying (fsk) dan phase-shift keying (psk). ketiganya mengubah
satu karakter atau lebih suatu frekuensi pembawa agar bisa menampilkan data biner.
Dasar pensinyalan analog adalah sinyal frekuensi-konstan kontinu yang disebut
sebagai pembawa sinyal (carrier). frekuensi dari sinyal pembawa dipilih agar sesuai dengan
media transmisi yang akan digunakan. data ditransmisikan melalui sinyal pembawa
dengan cara modulasi. modulasi adalah proses pengkodean data dengan sinyal
pembawanya.
3.2 Saran
Pada Pengkodean, Sinyal dan Data Analog dan Digital Permasalahan yang
sering terjadi pada transmisi analog adalah mudah sekali terkena gangguan
Noise, atau interferensi. Noise adalah sinyal tambahan yang tidak dinginkan.
Sehingga bisa menghasilkan sejumlah retransmission data, dan
mengakibatkan lambatnya suatu pengiriman (transfer) informasi.
28