Upload
fitrawansah-sulkarnain
View
81
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dont forget write our name
Citation preview
KunjunganIndustriLaboratoriumPengolahanLimbahSemester III 2014/2015
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR /
WASTE WATER TREATMENT PLANT
(WWTP)
PT.KIMA
Nama :
1. Reski aziza azurah (331 13 002)
2. Wiwi wahyunu rasyid (331 13 003)
3. Muhammad Ilham Basri (331 13 011)
4. Syahrianti (331 13 012)
5. Fitrawansah (331 13 013)
6. Desty Tika Natalia (331 13 016)
Kelas :2B - D3
Tgl. Kunjungan : 11Desember 2014
JURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus, dan
ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis.Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa
anorganik.Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah,
kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.Untuk mengatasi
limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya
pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu
kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan
sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang
disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri
oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah,
seperti jambanmisalnya.
2
1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air
kakus.
2. Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan
tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi
tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama
atau MCK.[1]
3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan
pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak
atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat
pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas
pengolahan sampah lainnya. Di beberapa wilayah pemukiman, layanan untuk
mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa
ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya
pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan
menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air
tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase
harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah
yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup
dan terbebas dari sampah.
5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara
berkelanjutan dalam jumlah yang cukup, karena air bersih memang sangat
berguna di masyarakat
3
Karakteristik limbah
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Limbah industri
Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:
1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air.
Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat,
bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau
masuk ke atmosfer yang “bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada
konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap
penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran
(pollutant).Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara
cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan
cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara
langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang
terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.
Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap
kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang
4
mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber
antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit
energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga, jasa, dan lain-lain
dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk, bus, pesawat terbang, dan
kereta api.
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan
debu, cair atau padat.Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun
atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3).
Gambar 1. Limbah B3
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun
5
tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah
bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak,
sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila
memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-
lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah,
menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas
lingkungan tercemar, dan meningkatkan kemampuan dan fungsi kualitas
lingkungan
B. Tujuan kunjungan industri
Dalam kunjungan industri memiliki manfaat pada mahasiswa agar lebih
mengetahui aplikasi sebenarnya dari teori-teori yang sering di pelajari di
lingkungan kampus. Adapun tujuan kunjungan industri pada pengolahan air
limbah yakni mahasiswa mampu mengetahui proses dan tahapan pengolahan air
limbah
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Waste Water Treatment Plant PT.KIMA
PT KIMA didirikan tahun 1988, kawasan Industri Makassar terbentang diatas
areal seluas 703 Ha, terletak 15 KM dari pusat kota Makassar yang juga ibukota
provinsi Sulawesi Selatan. Untuk komposisi saham di PT KIMA saat ini terdiri
atas beberapa unsur antara lain Pemerintah RI (60%), Pemerintah Propinsi Sul-Sel
(30%), dan Pemerintah Kota Makassar (10%).
Lokasinya amat strategis, terletak di poros jalan utama antara Makassar dan
Bandara internasional Hasanuddin dan terhubung melalui jalan tol Ir. Sutami ke
Pelabuhan laut internasional Soekarno-Hatta.Bisnis utama PT Kima adalah
penjualan lahan industri dan penyewaan bangunan pabrik siap pakai. Sebagai
kawasan yang dipersiapkan menjadi pusat pembangunan dan pengembangan
berbagai industri di Kawasan Timur Indonesia (KTI),
Setelah sebelumnya berhasil mendapat pengakuan internasional berupa
sertifikat ISO 9001, saat ini KIMA tengah berbenah mengejar ISO 14000, sebuah
lisensi standarisasi kelayakan perusahaan dalam manajemen lingkungan.Selain
itu, KIMA juga telah menggalang kemitraan dengan dunia internasional. Tahun
1992 telah dilakukan penandatanganan perjanjian kawasan perdagangan antara
Trade Development Zone Darwin (TDZA) dengan KIMA, dan bermitra dengan
China National Heavy Machinery Indutry tahun 2002 dalam bidang Informasi
Bisnis, Ekonomi, Perdagangan, Industri dan peningkatan SDM.
7
PT KIMA telah dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung seperti reservoir
dengan kapasitas 2.300 meter kubik untuk mengantisipasi kekurangan suplai air
dari PDAM Makassar. Mereka juga mengganti gardu induk dengan kapasitas 30
mega watt untuk mem-backup suplai listrik dari PLN, jaringan jalan yang dapat
dilalui selama 24 jam, serta jaringan telekomunikasi dari PT Telkom dengan
kapasitas 2.000 SST melalui sentral telepon otomat yang dibangun khusus untuk
mengantisipasi percepatan informasi di kawasan yang letaknya 15 km dari pusat
kota Makassar itu.
Selain itu, PT Kima juga telah dilengkapi unit pengolahan limbah industri
dengan kapasitas 3.000 meter kubik per hari untuk menjadikan Kima sebagai
kawasan industri yang ramah lingkungan.Perusahaan ini juga menyediakan
sejumlah mobil patroli dan ambulans untuk mengantisipasi keamanan dan
keselamatan kerja untuk semua perusahaan yang ada di dalamnya.
Limbah merupakan konsekuensi logis dari yang pendirian suatu
industriwalaupun tidak semua industri menghasilkan limbah. Bila limbah yang
dihasilkan mengandung senyawa kimia yang berbahaya maka akan menimbulkan
pencemaran air, tanah maupun udara yang akan mempenagruhi kesehatan
manusia.
Aktivitas industri yang beragam meningkatkan jumlah kuantitas limbah yang
dihasilakn dan karakteristik limbah yang dihasilkan makin kompleks. Akibatnya
biaya infestasi yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana pengolahan limbah
meningkat dan lahan yang dibutuhkan semakin luas. Saat ini biaya penanganan
limbah merupakan salah satu hal yang mendesak bagi pihak industri disamping
masalah ketersediaan lahan makin sulit di daerah perkotaan.
8
Sampai tahun 2011, di dalam Kawasan Industri Makassar terdapat sekitar 230
industri didalamnya. Pengolahan limbah dikawasan tersebut dilakukan secara
komunal dengan menyalurak limbah melalui pipa dan dialirkan ke lokasi
pengolahan limbah cair yang juga terdapat di dalam kawasan tersebut. Di antara
230 industri yang menggunakan fasilitas tersebut terdapat 18 industri yang
menghasilkan limbah cair yang berpotensi berbahaya karena mengandung bahan
anorganik yang sulit dinetralisasi oleh lingkungan dan selebihnya hanya
menghasilkan jenis limbah cair organik yang masih dapat diolah secara sederhana
dan dampak yang ditimbulkan cenderung sedikit.
Industrialisasi dapat mendorong perkembangan pembanguanan, memacu laju
pertumbuhan ekonomi akan tetapi indutri juga mengandung risiko lingkungan.
Oleh karena itu adanya aktifitas industri dalam suatu kawasan dapat mengundang
kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak negatif
limbahnya yang menimbulkan gangguan kesehatan.
Waste Water Treatment Plant (WWTP) merupakan instalasi pengolahan
limbah pusat seluruh limbah yang ada di kawasan industri Makassar. Seluruh
limbah yang berasal dari pabrik-pabrik akan mengalir ke WWTP melalui pipa.
Limbah-limbah tersebut merupakan inlet dari proses pengolahan limbah
selanjutnya.
Gambar1. WWTP PT.KIMA
9
B. Tahap pengolahan limbah cair di WWTP PT.KIMA
Ada 5 tahap pengolahan limbah industry di WWTP PT.KIMA, yaitu ;
1. Screening &Pretreatment
Adalah proses pengolahan awal limbah cair industry dengan menyaring
sampah atau polutan berbentuk padat dan berukuran besar. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan limbah cair dengan padatan atau sampah berukuran besar
atau dengan istilah lain pemisahan parameter pencemar fisika dengan limbah
cair.
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring.Metode ini disebut penyaringan. Metode
penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan
bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah..
Gambar 2. Screening
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki
atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi
lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit
chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah
sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah
terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
10
2. Equalizing Basin
Equalizing basin adalah suatu proses dimana air limbah dialirkan pada
suatu tangki yang dilengkapi dengan beberapa blower pemasok oksigen. Pada
tahap ini akan terjadi Aerasi dengan pasokan oksigen dari blower.
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak
atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang
dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 –
120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel
minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat
disingkirkan.
Gambar3. Equalizing Basin
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan
melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami
proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan
(perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain
yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab
penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut
perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
11
3. Oxidation Ditch
Oxidation ditch adalah salah satu proses lumpur aktif, akan tetapi bentuk
tangki aerasinya oval seperti gambar 7 dan limbah cair dan lumpur aktif
memutar dalam tangki tersebut dengan surface aerator atau mixer/aerator yang
lain.
Gambar 4. Proses aerasi besar
Gambar5.proses oxidation dicth
Dalamnya oxidation ditch 1 – 3 m dan lebar (satu jalur) nya 2 – 6 m.
Seperti extended aeration proses, oxidation ditch juga dioperasikan dengan
BOD loading yang rendah, maka menghasilkan excess sludge lebih sedikit
dari proses lumpur aktif. Proses ini bisa dioperasikan dalam kondisi stabil dan
bertahan fluktuasi loading dan juga fluktuasi temperatur.
12
Karena tergantung pada posisi dalam ditch konsentrasi DO (Dissolved
Oxygen, Oksigen terlarut) berbeda, sehingga bisa mengadakan tidak hanya
reaksi aerobik, akan tetapi reaksi anaerobik,maka bisa menghilangkan
nitrogen sampai derajat tertentu.
4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam
limbah cair oleh gaya gravitasi, pada umumnya proses Sedimentasi
dilakukan setelah proses Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah
untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat
tenggelam dalam waktu lebih singkat.
Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistim
pengolahan. Jika kekeruhan dari influent tinggi,sebaiknya dilakukan proses
sedimentasi awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan
flokulasi, dengan demikian akan mengurangi beban pada treatment
berikutnya. Sedangkan secondary sedimentation yang terletak pada akhir
treatment gunanya untuk memisahkan dan mengumpulkan lumpur dari proses
sebelumnya (activated sludge, OD, dlsb) dimana lumpur yang terkumpul
tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur tersendiri.
Gambar 6. Mekanisme Sedimentasi
13
Gambar 7. Proses sedimentasi pada sedimen tank
Sedimen dari limbah cair mengandung bahan bahan organik yang akan
mengalami proses dekomposisi, pada proses tersebut akan timbul formasi gas
seperti carbon dioxida, methane, dlsb. Gas tersebut terperangkap dalam partikel
lumpur dimana sevvaktu gas naik keatas akan mengangkat pule partikel lumpur
tersebut, proses ini selain menimbulkan efek turbulensi juga akan merusak
sedimen yang telah terbentuk. Pada Septic-tank, Imhoff-tank dan Baffle-reactor,
konstruksinya didesain sedemikian rupa guna menghindari efek dari timbulnya
gas supaya tidak mengaduk/merusak partikel padatan yang sudah mapan (settle)
didasar tangki, sedangkan pada UASB (Uplift Anaerobic Sludge Blanket)justru
menggunakan efek dari proses tersebut untuk mengaduk aduk partikel lumpur
supaya terjadi kondisi seimbang antara gaya berat dan gaya angkat pada partikel
lumpur, sehingga partikel lumpur tersebut melayang-layang/mubal mubal.
Setelah proses dekomposisi dan pelepasan gas, kondisi lumpur tersebut
disebut sudah stabil dan akan menetap secara permanen pada dasar tangki,
sehingga sering juga proses sedimentasi dalam waktu yang cukup lama disebut
dengan proses Stabilisasi. Akumulasi lumpur (Volume) dalam periode waktu
14
tertentu(desludging-interval) merupakan parameter penting dalam perencanaan
pengolahan limbah dengan proses sedimentasi dan stabilisasi lumpur.
Pada tahap ini terjadi pemisahan antara cairan dan padatan akibat
pengendapan lumpur. Proses pengolahan air telah selesai sampai di sini, tapi
sebelum dialirkan atau di sebar ke lingkungan, air hasil olahan tersebut harus
memiliki pH antara 6-8, Setelah itu barulah boleh dialirkan ke lingkungan.
Gambar.8 Air hasil pengolahan
Sedangkan lumpur yang mengendap, akan di simpan dalam Sludge Storage
Tank. Dari sini akan dimulai proses terakhir / perlakuan untuk lumpur hasil
sedimentasi.
5. Pengeringan lumpur
Setelah disimpan di dalam Sludge Storage Tank, lumpur kemudian
dialirkan dan disimpan di Drying Bed.Drying Bed adal suatu wadah berbentuk
persegi panjang yang berfungsi untuk mengeringkan lumpur tadi.Alat ini juga
dilengkapi dengan sand filter untuk menyerap air pada lumpur.
15
Gambar 9. Drying bed
Lumpur-lumpur ini akan mendapat perlakuan lanjutan dimana WWTP
PT.KIMA menjalin kerjasama dengan PT.Semen Tonasa untuk mengolah lumpur
tersebut.
Lumpur ini tergolong limbah B3 namun juga berfungsi sebagai pupuk, karena
99% nya adalah senyawa organic.Terlihat tumbuhan yang diberi lumpur ini
tumbuh subur dan hijau.
Gambar 10. Tanaman yang diberi lumpur kering
16
Walau dapat digunakan sebagai pupuk, tetap saja lumpur ini adalah limbah
B3, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah, limbah ini ntidak boleh dibuang
kemana-mana lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Berdasarkan hasil pengamatan kami di lapangan dan informasi yang kami
peroleh, maka diperoleh kesimpulan bahwa WWTP PT.KIMA memiliki 5 tahap
pengolahan limbah cair dari industry, yaitu;
1. Screening & Pretreatment
2. Equalizing Basin
3. Oxidation Dicth
4. Sedimentation
5. Pengeringan Lumpur pada Drying Bed
Sealin itu, air yang telah melalui proses pengolahan harus diukur dulu pH nya
sebelum dilepaskan ke lingkungan, agar tidak membahayakan ekosistem yang
ada.
Namun perlu diperhatikan ketika mengunjungi tempat proses pengolahan
limbah cair dimanapun disarankan untuk menggunakan Masker atau respirator,
mengingat dalam proses akan melepaskan gas-gas berbahaya seperti NH3 dan
bahan berbhaya lainnya yang akan berakibat fatal jika terhirup dalam jangka
waktu yang lama.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmubergunabuatkamu.blogspot.com/2013/06/laporan-kunjungan-lapangan-
ptkima.html
http://dspace.jorum.ac.uk/xmlui/bitstream/handle/10949/1015/Items/
T210_1_024i.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
http://www.gec.jp/jsim_data/water/water_2/img/Fig_231-1.jpg
18