Upload
ary-satriyo
View
30
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
proses pengolahan limbah rumah sakit
Citation preview
PROSES PENGOLAHAN
AIR LIMBAH INDUSTRI
Prof. Dr. Tri Widjaja
Dr. Eng. R.Darmawan
1
TUJUAN
• Mengurangi BOD, padatan tersuspensi, organisme
patogen, menghilangkan nutrien, komponen beracun,
senyawa nonbiodegradable, dan padatan terlarut.
2
Baku Mutu Air Limbah Industri Karet*
* Permen LH RI no 5 tahun 2014 (Baku Mutu Air Limbah)
3
Baku Mutu Air Limbah Industri Tapioka*
* Permen LH RI no 5 tahun 2014 (Baku Mutu Air Limbah)
4
Baku Mutu Air Limbah Industri Pabrik
Gula kapasitas 2500 – 10.000 TCD*
* Permen LH RI no 5 tahun 2014 (Baku Mutu Air Limbah)
5
PLI konvensional
1. Pra pengolahan (pretreatment)
2. Pengolahan primer (primary treatment)
3. Pengolahan sekunder (secondary treatment)
4. Pengolahan tersier (tertiary treatment)
5. Desinfektan (Desinfection)
6. Pembuangan sludge (sludge disposal)
6
Pengolahan Limbah Industri
secara umum
7
Prapengolahan (pretreatment)
1. Screening menyaring padatan terapung dan melayang yang
ikut bersama air.
8
Bar screen
Micro Strainer
Drum screen
Prapengolahan (pretreatment)
2. Equalisasi flow, pH, level/derajat kandungan polutant,
temperatur, padatan
- Meredam shock loading
- Mengendalikan pH
- Mengurangi fluktuasi debit aliran
- Mencegah hadirnya bahan beracun
9
Bak Equalisasi
Prapengolahan (pretreatment)
3. Oil separation memisahkan minyak dari air limbah
Pemilihan separator berdasarkan distribusi ukuran, kecepatan,
konsentrasi, dan keberadaan droplet minyak (terelmusi atau tidak).
10
Oil water separator API separator
Cross flow interceptor
Pengolahan Primer Limbah Industri
11
Pengolahan primer
Pengolahan air limbah pendahuluan yang meliputi proses
kimia dan fisika
bertujuan untuk pemisahan padatan tersuspensi,
pengaturan pH dan pemisahan TDS (Total Dissolved Solid)
12
Pengolahan primer
1.1 Sedimentasi dan netralisasi (dengan menggunakan basa)
Banyak diaplikasikan untuk penurunan kadar logam berat
Penambahan basa untk mencapai tingkat pH dimana terjadi pengendapan hidroksida logam
1.2 Sedimentasi (dengan menggunakan sulfida; FeS)
Untuk menurunkan kadar Cu, Ni dan Zn.
pH limbah diatur hingga 7 – 8
Untuk limbah cair yang mengandung Cr 6+, pengendapan dengan FeS tidak memerlukan reduksi Cr 6+ menjadi Cr 3+ karena FeS mereduksi secara langsung Cr 6+ dan mengendapkan sebagai Cr2S3
13
Pengolahan primer
2. Filtrasi
Proses pemisahan partikel (padatan) pada effluen (pengeluaran)
pengolahan air limbah secara kimia maupun biologi dengan
menggunakan media filter.
Media Filter merupakan bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil
dsb yang tersusun sedemikian rupa, padatan yang dipisahkan tertahan
pada permukaan dan sela-sela (porositas) media filter.
14
Pengolahan primer
3. Flotasi
Proses pemisahan padatan tersuspensi, cairan (minyak dan lemak)
dalam fase cair (air atau air limbah).
Kegunaan
- untuk penyisihan padatan tersuspensi, minyak, lemak, flok pada
proses pengolahan air limbah secara kimia, dan lumpur (mikroba) pada
proses biologi.
15
- dibanding dengan sedimentasi
dalam hal pemisahan padatan
tersuspensi yaitu flotasi dapat
memisahkan padatan tersupensi
yang sangat kecil, ringan, dan sulit
mengendap dalam waktu relatif
cepat.
Pengolahan primer
4. Netralisasi
• mencampur limbah asam dan limbah basa dalam bak ekualisasi. Waktu detensi : 8 – 24 jam
• penambahan batu kapur (limestone), atau bubur kapur (lime slurry), bubur dolomit, NaOH (soda kaustik), atau Na2CO3 (soda ash)
Basa-basa penetral komersial yang umum digunakan untuk
menetralkan limbah B3 adalah: Quicklime atau CaO, bentuk bongkahan atau hancuran Dolomitic lime, CaO.MgO, berbentuk bongkah, hancuran Hydrated lime, Ca(OH)2, berbentuk serbuk Dolomitic hydrated lime, Ca(OH)2 + Mg(OH)2, berbentuk serbuk Limestone, CaCO3, berbentuk granul, serbuk, hancuran Dolomite, CaCO3.MgCO3, berbentuk hancuran, granul, serbuk
16
Pengolahan primer
5. Koagulasi-Flokulasi
Penambahan bahan kimia sebagai koagulan ke dalam dispersi koloid
sehingga terjadi destabilisasi partikel dan gaya tarik antar partikel
dengan demikian akan terbentuk flok (gumpalan)
mudah mengendap (flokulasi).
Untuk menghilangkan partikel solid yang sukar mengendap (koloid)
berukuran 10-7 – 10-4 cm dilakukan dengan pengadukan cepat 100 –
120 rpm selama 1 – 3 menit (proses koagulasi) dan pengadukan
lambat 50 rpm (proses flokulasi).
17
Pengolahan Sekunder Limbah Industri
18
Pengolahan sekunder
1. Lumpur Aktif (Activated Sludge)
proses pengolahan secara biologis aerobik dengan
mempertahankan jumlah massa mikroba dalam suatu reaktor.
19
Pengolahan sekunder
1. Lumpur Aktif (Activated Sludge)
proses pengolahan secara biologis aerobik dengan
mempertahankan jumlah massa mikroba dalam suatu reaktor.
20
bebas dari bahan
organik pencemar
Secondary clarifier Aeration tank
Recycle sludge
untuk menjaga F/M Ratio
Faktor-faktor yang mempengaruhi
•Suhu
• pH
•Tingkat zat berbahaya dalam air limbah
• Laju limbah
•Waktu aerasi
• Jumlah organik yang ada
• Jumlah O2 yang tersedia
• Laju recycle sludge
• MLSS (Mixed-Liquor Suspended Solids)
• MLVSS (Mixed-Liquor Volatile Suspended Solids)
• F/M (Food to Microorganisms) ratio
Parameter
Jumlah total dari padatan tersuspensi yang berupa material organik dan mineral,
termasuk mikroorganisme.
Jumlah materi biologis yang terdapat di dlm activated sludge
biasanya (80 % dari total suspended solid)
Merupakan indikasi beban organik yang masuk kedalam sistem lumpur aktif
• HRT (Hidraulic Retention Time)
• Sludge Age
Parameter
waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh larutan influent masuk dalam tangki aerasi untuk
proses lumpur aktif
waktu tinggal rata-rata mikroorganisme dalam sistem
Pengolahan sekunder
2. Lagoon
Proses pengolahan air limbah organik secara biologis yang
membutuhkan lahan yang luas dan murah secara biaya operasi.
- Aktifitas biologis yang terjadi
aerobik maupun anaerobik.
- Efisiensi penurunan zat organik
sangat terbatas dan efisiensi tidak stabil.
24
Pengolahan sekunder
3. Selokasi Oksidasi (Oxydation ditch)
Pengolahan air limbah secara biologis dimana limbah
ditempatkan di bak berbentuk parit/ selokan yang digunakan
dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob).
25
Pengolahan sekunder 4. Trickling Filter
Proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah dari atas ke
dalam suatu bed atau unggun media yang terdiri dari bahan batu pecah
(kerikil), bahan keramik, sisa tanur (slag), medium dari bahan plastik
dll. Permukaan media akan tumbuh lapisan biofilm yang akan
berkontak dengan air limbah dan oksigen terlarut akan menguraikan
senyawa pollutan di dalam air limbah.
26
Pengolahan sekunder 4. Trickling Filter
27
Pengolahan sekunder 5. RBC (Rotating Biological Contactor)
Teknologi pengolahan air limbah yang mengandung pollutan
organik secara biologis dengan sistem biakan melekat ( attached
culture).
Dengan mengkontakkan air limbah dengan lapisan m.o
(microbial film) yang melekat pada permukaan media di dalam
reaktor (berupa piringan/disk) kemudian diputar secara pelan
dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang
mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor.
28
Pengolahan sekunder 5. RBC (Rotating Biological Contactor)
29
Pengolahan sekunder
6. An-aerobik
Proses pengolahan air limbah dimana m.o anaerobik dan
fakultatif memecah senyawa organik.
Biochemical pathway yang terjadi :
- Mengkonversi senyawa organik kompleks menjadi asam
organik yang mudah menguap (volatile)
- Asam organik yang volatile dikonversi menjadi gas metana dan
karbondioksida.
30
Pengolahan Tersier Limbah Industri
31
Pengolahan tersier
1. Penyerapan Karbon Aktif
Proses pengolahan air limbah secara biologis dimana carbon
sebagai `buffer` untuk melawan efek toxic organik di limbah.
Fungsi :
- mengurangi intensitas warna dengan metode seperti koagulasi,
filtrasi, elektrodekolorasi, dan adsorpsi.
- sebagai filter air limbah supaya airnya jernih dan layak di
konsumsi.
32
Pengolahan tersier
2. Reverse Osmosis
Pengolahan air dari air yang mempunyai konsentrasi tinggi melalui
membran semipermiabel menjadi air yang mempunyai konsentrasi
rendah (encer) dikarenakan adanya tekanan osmosis
Kegunaan :
- untuk pemurnian (filter) air kotor menjadi air bersih (air minum)
33
Pengolahan tersier
3. Penukar Ion
Bahan dari Ion Exchange terdiri dari organik atau anorganik dengan
gugus fungsi. Sebagian besar dibuat dalam bentuk resin.
Type ion exchange:
• Natural: Proteins, Soils, Lignin, Coal, Metal oxides, Aluminosilicates
(zeolites) (NaOAl2O3.4SiO2).
• Synthetic zeolite gels and most common -polymeric resins
(macroreticular, large pores).
34
Kegunaan ion exchange:
Ca, Mg (hardness removal) exchange with Na or H.
Fe, Mn removal from groundwater.
Recovery of valuable waste products Ag, Au, U
Demineralization (exchange all cations for H all anions for
OH)
Removal of NO3, NH4, PO4 (nutrient removal).
Recovery of metals from industrial wastes
Removal of Nitrogen and phosphorus compounds from
wastewater
35
Pengolahan tersier
4. Denitrifikasi
Proses pengolahan air limbah secara biologis untuk merubah
nitrat nitrogen menjadi N2 (utama), meskipun N2O dan NO juga
dihasilkan.
Terjadi di kondisi anoxic dengan peran bakteri heterotrofik
fakultatif yang menggunakan nitrat sebagai elektron aseptor dan
bukan oksigen.
NO3- NO2
- NO
N2O N2
36
Pengolahan tersier
5. Sand Filter
Proses filtrasi dalam pengolahan air bersih terjadi pada media
filter yang sangat halus, seperti media filter
pada unit slow sand filter.
37
Pengolahan Limbah Industri
Disinfektan
38
Pasca pengolahan (Desinfection)
Desinfektan merupakan proses kimia menyingkirkan atau
menghancurkan organisme pathogenik pada persediaan
air dengan chemical disinfectant.
1. Khlorinasi
39
Bertujuan untuk membasmi organisme filamentous
(yang dipergunakan untuk air minum dan industri)
Desinfektan yang paling umum digunakan adalah klorin
(Ca(OCl)2, NaOCl, liquid/gas-Cl2).
Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan jenis jamur
multiseluler yang bersifat aktif
Pasca pengolahan (Desinfection)
2. Ozonisasi
40
•Ozon (O3) pertama kali digunakan sebagai senyawa disinfeksi
dalam distribusi air minum di negara Prancis pada awal 1900-an.
•Bertujuan untuk pengendalian rasa air, bau dan zat-zat yang dapat
menimbulkan warna, disinfeksi, pengendali ganggang, oksidasi
anorganik polutan (besi, mangan), oksidasi organik mikro dan
makro polutan seperti untuk peningkatan koagulasi..
• Ozon sangat selektif terhadap senyawa yang mengandung
heteroatom seperti S, N, O, dan Cl.
Pengolahan Limbah Industri
Ultimate disposal
41
Pembuangan sludge
Pembuangan akhir lumpur dari proses pengolahan air limbah dapat dilakukan di darat, air atau udara dengan memperhatikan baku mutu sehingga tidak mencemari lingkungan.
Di air (laut)/ Ocean disposal lumpur diletakkan di dasar laut dan digunakan diffuser untuk mencampur lumpur dengan air laut.
Di udara setelah lumpur kering dibakar
Di darat lumpur kering dan abu insinerator dibuang di sanitary landfill dimana limbah ditutupi dengan lapisan tanah secara periodik.
42