Pengolahan Sampah Secara Anaerobic

Embed Size (px)

Citation preview

Pengolahan sampah secara anaerobic

Proses pengolahan secara anaerobik terjadi disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme pada saat tidak ada oksigen bebas. Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat yang umumnya berasal dari industri sukar atau lambat sekali untuk diolah secara aerobik, maka pengolahan dilakukan secara anaerobik. Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah CO2 dan CH4. Tahapan yang terjadi dalam proses anaerobik adalah : 1. fermentasi dalam stadia asam 2. regressi dalam stadia asam 3. fermentasi dalam stadia basa

Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adalah menghilangkan atau mendegradasi bahan karbon organik dalam limbah cair atau sludge. Keuntungan proses secara anaerobik adalah tidak membutuhkan energi untuk aerasi, lumpur atau sludge yang dihasilkan sedikit, polutan yang berupa bahan organik (misalnya : polisakarida, protein dan lemak) hampir semuanya dikonversi ke bentuk gas metan (biogas) yang memiliki nilai kalor cukup tinggi. Sedangkan kelemahan proses pengolahan cara anaerobik adalah pada kemampuan pertumbuhan bakteri metan yang sangat rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang antara dua sampai lima hari untuk penggandaannya, sehingga diperlukan reaktor yang bervolume cukup besar.

Proses degradasi dalam pengolahan secara anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa tahap : Hidrolisi molekul organik polimer . Fermentasi gula dan asam amino. B oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol. Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat). Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan. Oksidasi hidrogen menjadi metan. Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri yang ada dalam reaktor,

efisiensi dalam mengubah substrat dengan kondisi-kondisi waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika substrat yang mudah larut dominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH yang terjadi di dalam bioreaktor maka reaksi kecepatan terbatas, akan cenderung membentuk metan dari asam asetat dan dari asam lemak dengan kondisi stabil atau steady state. Faktor lain yang mempengaruhi proses antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested sludge (efluen). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu generasi metan sendiri, supaya mikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor atau wash out. Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu : - Cara Konvensional - Proses Dua Tahap - Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan - Proses Menggunakan Saringan Anaerobik (Loehr, 1977) Contoh pengolahan secara aerobik antara lain : lagun anaerobik, digester dan filter anaerobik.