9
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI RANGKAIAN PENGUAT JEMBATAN Dosen Pengampu: Bekti Wulandari M.Pd Disusun oleh: Muhammad Arief Bakhtiar Hidayat (13507134007) PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Penguat Jembatan _13507134007_Muhammad Arief Bakhtiar Hidayat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penguat jembatan

Citation preview

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    INSTRUMENTASI

    RANGKAIAN PENGUAT JEMBATAN

    Dosen Pengampu: Bekti Wulandari M.Pd

    Disusun oleh:

    Muhammad Arief Bakhtiar Hidayat (13507134007)

    PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2015

  • A. Kompetensi

    Menjelaskan spesifikasi rangkaian penguat jembatan.

    B. Sub Kompetensi

    1) Menjelaskan cara kerja rangkaian penguat jembatan

    2) Menggambarkan kurva karakteristik hubungan antara perubahan tahanan input

    terhadap tegangan output.

    C. Dasar teori

    Rangkaian penguat jembatan pada dasarnya adalah penguat beda, atau penguat

    selisih, difference amplifier, differential amplifier, atau subtractor. Teganga output penguat

    ini proposional dengan perbedaan atau selisih tegangan antara V1 dan V2.

    Gambar 1. Penguat Beda

    Untuk menentukan hubungan antara tegangan output Vout dengan V1 dan V2

    digunakan prinsip super posisi, dengan aturan sebagai berikut :

    Bila V1 dipakai, maka V2 disambung ke 0 V (ground) dan tegangan output = Vout1.

    Bila V2 dipakai, maka V1 disambung ke 0 V (ground) dan tegangan output = Vout2.

    Tegangan output Vout1 + Vout2

    Bila V1 dipakai, maka V2 disambung ke 0 V (Ground) dan tegangan output =

    Vout1, maka diperoleh

    Vo = Vo1 = V1.. (1)

    R2

    R1

  • Bila V2 dipakai, maka V1 disambung ke 0 V (Ground) dan tegangan utput = Vout2,

    maka dipeloleh :

    V- = Vo2.(2)

    V+ = Vo2.(2)

    Karena berlaku :

    V-=V+ maka berlaku Vo2 = V2

    Sehingga akan diperoleh :

    Vo2 =

    Sehingga Vout = Vo1 +Vo2 = V2. V1 atau

    Vout = (V2-V1)(4)

    D. Alat/Instrumentasi/Aparatus/Bahan

    1) Papan Percobaan IC

    2) IC-741

    3) Power Supply DC

    4) Multimeter

    5) Dekade Resistor

    6) Resistor : 1K. 5 buah

    10K... 2 buah

    100 K 2 buah

    1000K... 1 buah

    R2

    R1+R2

    R2

    R1-R2

    R2

    R1+R2

    R2

    R1+R2

    R2

    R1

    R2

    R1

    R2

    R1

    R2

    R1

  • E. Keselamatan Kerja

    1) MULTIMETER dalam pengukuran, posisi saklar fungsi harus sesuai dengan besaran

    yang diukur, tegangan DC atau AC, arus DC, tahanan dan fungsi lainnya.

    2) Pemilihan fungsi batas ukur tegangan dan arus jangan melebihi nilai yang diukur.

    3) Perhatikan polaritas colok alat ukur, jangan terbalik.

    4) Pahami betul titik-titik sambung pada Breadboard.

    5) Pahami betul nomor-nomor kaki pada integrated Circuit (IC) yang digunakan.

    F. Langkah Kerja

    1. Buatlah rangkaian penguat jembatan seperti pada gambar berikut .

    Rakitlah rangkaian jembatan Wheatstone dengan 3 buah lengan resistor masing

    masing 1 K, lengan Rx = 1 K (pot). R1 dan R3 = 1 K. R2 & R4 = 10 K. Dan

    100 K. (Bergantian; lihat table amatan )

    2. Berikan tegangan Vref = 5 Volt. Sambungkategangan supply + 15 V; -15 V ke IC-741.

    3. Aturlah Rdekade dari 1K . Apakah V Out Jembatan = 0 volt ? Bila tidak, atur R decade

    sampai V Out Jembatan = 0 Volt.

    4. Ukur tegangan V0 (kaki 6 IC), apakah = 0 volt ? Bila tidak, lakukan pengatura dengan

    potensiometer 100 K sebagai pengatur ZERO OFFSET.

    5. Lakukan pengaturan R dekade menurut harga pada table.1. Pengaturan setinbang

    ditetapkan pada posisi R decade = 1000 . Ukur tegangan VAC dan V0 pada variasi RF

    = 10K dan RF = 100K

    6. Setelah percobaan selesai, kembalikan semua alat dan bahan dengan tertib.

  • G. Bahan Diskusi

    1) Gambarkan kurva hubungan antara variasi R decade terhadap tegangan output (V0).

    2) Bandingkan antara hasil perhitungan teoritik dengan hasil pengamatan.

    H. Data

    Rdekade () VAC (Volt) Vo

    Rf = 10 K Rf = 100 K

    900 -0.054 -0.50 -6.55

    910 -0.045 -0.47 -5.60

    920 -0.040 -0.35 -4.75

    930 -0.032 -0.35 -3.00

    940 -0.025 -0.31 -3.00

    950 -0.025 -0.215 -2.2

    960 -0.02 -0.105 -1.36

    970 -0.005 -0.08 -0.5

    974 0 0 0

    980 0.003 0.016 0.43

    990 0.01 0.105 1.26

    1000 0.015 0.160 1.80

    1010 0.022 0.245 3.00

    1020 0.025 0.350 3.70

    1030 0.035 0.40 4.45

    1040 0.042 0.50 5.20

    1050 0.050 0.56 6.05

    1060 0.055 0.65 6.80

    1070 0.062 0.72 7.40

    1080 0.068 0.79 8.20

    R decade saat setimbang = 974

  • I. Analisis Data

    Pada percobaan diatas kita mencari penguatan tegangan menggunakan resistor 10

    K dan 100 K . R dekade memiliki keadaan setimbang pada tahanan 974 .untuk

    keluaran harus menggunakan potensiometer untuk mengatur keadaan ZERO OFFSET.

    Pada saar resistor 10K di ganti 100K terjadi penguatan pada outputnya sebesar

    100x disbanding 10 K. Jika nilai titik setimbang di hitung maka

    =1000.1000

    1000= 1000

    Terjadi kesalahan pada hasil praktek pada titik setimbangya sebesar 2,6% hal ini terjadi

    mungkin karena kurang presisinya alat ukur / alat yang digunakan untuk praktek.

    J. Hasil Diskusi

    1)

    2) Vo=(R2/R1).Vac

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).-0.054 = -0.54

    -8

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    Chart Title

    Vo(10K) Vo(100K)

  • R2=100K

    Vo=(100K/1K).-0.05 = -5.4

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).-0.045 = -0.45

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).-0.045 = -4,5

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).-0.04 = -0.40

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).-0.04 = -4

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).-0.005 = -0.05

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).-0.005 = -0.50

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).0.003 = 0.03

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).0.003 =0.30

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).0.01 = 0.1

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).0.01=1

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).0.015 = 0.15

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).0.015 =1.5

    - R2=10K

    Vo=(10K/1K).0.062 = 0.62

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).0.062 =6.2

    - R2=10K

  • Vo=(10K/1K).0.068 = 0.68

    R2=100K

    Vo=(100K/1K).0.068 =6.8

    Pada hasil perhitugan teoritik dengan hasil pengamatan terjadi kesalahan dan tak

    memiliki hasil yang sama untuk yang 10 Ksedangkan untuk yang 100 K terdapat

    persamaan antara hasil hitung dengan hasil pengamatan pada waktu tegangan ac =

    -0.005 selain itu tidak ada yang sama hal ini terjadi mungkin karena pengatuan

    potensio yang digunakan untuk mengatur tegangan awal supaya berada pada ZERO

    OFFSET senghingga mempengaruhi tegangan keluaran.

    K. Kesimpulan

    - Titik setimbang pada hasil praktek R decade diatur pada 974 .

    - Untuk mengatur keluaran dapat menggunakan potensiometer.

    - Penggunaan potensiometer untuk zero offset berpengaruh pada tegangan Vo

    (outputnya) untuk mengatur nilai keluaran tagangan menjadi 0.

    - Penggunaan resistor 10 K pada rangkaian (R2) menguatkan tegangan outputnya

    menjadi 10 kalinya sedangkan resistor 100K(R2) dapat menguatkan tegangan sekitar

    100 kalinya. Sehimgga penggunaan resistor yang nilai tahanannya semakin besar maka

    penguatan Vo nya akan semakin besar.

  • L. Lampiran