37
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Dimana statistik adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada sampel (x = rata-rata, s = simpangan baku, s 2 = varians, r = koefisien korelasi) dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi (μ rata-rata, σ = simpangan baku, σ 2 = varians, ρ = koefisien korelasi). Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data-data sampel. Penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling total, atau sensus dengan tidak melakukan pengujian hipotesis statistik dari sudut pandang statistik disebut penelitian deskriptif. Terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan 1

Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik

tentang parameter populasi. Dimana statistik adalah ukuran-ukuran yang

dikenakan pada sampel (x = rata-rata, s = simpangan baku, s2 = varians, r =

koefisien korelasi) dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada

populasi (μ rata-rata, σ = simpangan baku, σ2 = varians, ρ = koefisien

korelasi). Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter

populasi, melalui data-data sampel. Penelitian yang didasarkan pada data

populasi, atau sampling total, atau sensus dengan tidak melakukan pengujian

hipotesis statistik dari sudut pandang statistik disebut penelitian deskriptif.

Terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik

dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut

bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih,

perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Disini terdapat

perbedaan lagi pengertian deskriptif dalam penelitian dan dalam statistik.

Seperti telah dikemukakan, deskriptif dalam statistik adalah penelitian yang

didasarkan pada populasi (tidak ada sampel), sedangkan deskriptif dalam

penelitian menunjukkan tingkat eksplanasi yaitu menanyakan tentang variabel

mandiri (tidak dihubungkan dan dibandingkan).

Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu

hipotesis nol dan alternatif. Pada statistik, hipotesis nol diartikan sebagai tidak

adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya

perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan

1

Page 2: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan demikian hipotesis yang

diuji adalah hipotesis nol, karena memang peneliti tidak mengharapkan

adanya perbedaan data populasi dengan data sampel. Selanjutnya hipotesis

alternatif adalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan

antara data populasi dengan data sampel.

Maka dalam makalah ini, kami akan menjabarkan secara mendalam

mengenai “Pengujian Hipotesis Deskriptif”.

I.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembahasan “Pengujian Hipotesis

Deskriptif” adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis deskriptif (satu sample)?

2. Apa yang dimaksud dengan statistik parametris dan apa saja macam-

macamnya?

3. Apa yang dimaksud dengan statistik non-parametris dan apa saja

macam-macamnya?

I.3. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan mengenai “Pengujian Hipotesis

Deskriptif” adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami mengenai hipotesis deskriptif (satu sample)?

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan statistik parametris dan

macam-macamnya?

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan statistik non-parametris

dan macam-macamnya?

2

Page 3: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (SATU SAMPEL)

Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel

mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan sedangkan pengujian

hipotesis deskriptif diartikan sebagai proses generasilasi penelitian

berdasarkan pada satu sampel.

Sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini,

maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis

deskriptif.

a. Seberapa tinggi daya tahan lampu merek X?

b. Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten Klaten?

c. Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B?

Dari ketiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis

seperti berikut:

a. Daya tahan lampu merk X = 800 jam

b. Produktivitas padi di Kabupaten Klaten 8 ton/ha

c. Daya tahan lampu merk A = 450 jam dan merk B = 600 jam

Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (Ho) dan

hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang

lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho

ditolak pasti Ha diterima. Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-

simbol statistik. Berikut ini diberikan contoh berbagai pernyataan yang dapat

dirumuskan hipotesis deskriptif statistiknya:

1. Suatu perusahaan minuman harus mengikuti ketentuan, bahwa salah satu

unsur kimia hanya boleh dicampurkan paling banyak 1% (paling banyak

3

Page 4: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

berarti lebih kecil atau sama dengan) Dengan demikian rumusan hipotesis

statistik adalah:

Ho : μ ≤ 0.01

Ha : μ > 0.01

Dapat dibaca: Hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi

(1%: proporsi) lebih kecil atau sama dengan 1%, dan hipotesis

alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi lebih besar 1%.

2. Suatu bimbingan tes menyatakan murid yang dibimbing di lembaga itu,

paling sedikit 90% dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Rumusan

hipotesis statistik adalah:

Ho : μ ≥ 0.90

Ha : μ < 0.90

A. Statistik Parametris

Statistik parametris adalah ilmu statistika yang mempertimbangkan

jenis sebaran/distribusi data, yaitu apakah data menyebar normal atau tidak.

Pada umumnya, Jika data tidak menyebar normal, maka data harus

dikerjakan dengan metode Statistika non-parametrik, atau setidaknya

dilakukan transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa

dikerjakan dengan statistika parametris.

Statistik parametris dapat digunakan untuk menguji hipotesis

deskriptif bila adanya interval atau rasio adalah t-test 1 sampel. Sebenarnya

terdapat dua rumus yang dapat digunakan untuk pengujian, yaitu rumus t dan

z. Rumus z digunakan bila simpangan baku populasi diketahui, dan tumus t

bila simpangan baku populasi tidak diketahui.

4

Page 5: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Karena pada dasarnya simpangan baku setiap populasi ini jarang

diketahui, maka rumus z jarang digunakan. Maka, dalam makalah ini hanya

dikemukakan t-test saja.

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu

sampel) yang datanya interval atau ratio adalah :

 t = (x – μo) / (s/√n)

Dimana :

t = nilai t yang dihitung selanjutnya disebut t hitung

x = rata-rata x

μo = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

Langkah-langkah pada pengujian hipotesis deskriptif :

1. Menghitung rata-rata data.

2. Menghitung simpangan baku.

3. Menghitung harga t.

4. Melihat harga t tabel.

5. Menggambar kurva.

6. Meletakkan kedudukan t hitung dan t tabel dalam kurva yang telah dibuat.

7. Membuat keputusan pengujian hipotesis.

Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji

dua fihak (two tail test) dan uji satu fihak (one tail test). Uji satu fihak ada dua

macam yaitu uji fihak kanan dan uji fihak kiri. Jenis uji mana yang digunakan

tergantung pada bunyi hipotesis.

5

Page 6: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

1. Uji dua fihak (two tail test)

Uji dua fihak digunakan jika Ho berbunyi: “… sama dengan …” dan Ha

berbunyi: “…tidak sama dengan …”

Contoh :

Ho: “Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari sama dengan 8 jam”

Ha: “Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari tidak sama dengan 8 jam”

Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel

Rumus :

1. σ diketahui

Untuk Hipotesis : H : μ = μ0

A : μ ≠ μ0

RUMUS :

Ho diterima jika –z1/2(1-α) < z < z1/2(1-α)

Ho ditolak dalam hal lainnya

Kurva

6

Page 7: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Contoh :

Pengusaha pakan menyatakan bahwa pakannya tahan simpan sekitar 800

jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa simpan pakan tersebut

telah berubah. Untuk menentukan itu dilakukan penelitian dengan jalan

menguji 50 karung pakan. Ternyata rata-ratanya 792. dari pengalaman,

diketahui bahwa simpangan baku masa simpan pakan 60 jam. Selidiki

dengan taraf nyata 0,05 apakah kualitas pakan sudah berubah atau belum

Penyelesaian :

H : μ = 800 jam

A : μ ≠ 800 jam

σ = 60 jam

X = 792 jam

n = 50

maka,

Dari daftar normal baku untuk uji dua pihak dengan α = 0.05 yang

memberikan z0.475 = - 1.96

Terima H jika z hitung terletak antara -1.96 dan 1.96. Dalam hal lainnya

Ho ditolak.

7

Page 8: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Dari penelitian sadah didapat z = -0.94 dan terletak di daerah penerimaan

H. Jadi H diterima, kesimpulan masa simpan pakan belum berubah masih

sekitar 800 jam

2. σ tidak diketahui

Untuk Hipotesis : H : μ = μ0

A : μ ≠ μ0

RUMUS :

Contoh :

Dimisalkan simpangan baku populasi tidak diketahui, tetapi dari sampel

diketahui simpangan baku s = 55 jam

Jawab:

s = 50 jam

X = 792 jam

µ = 800 jam

n = 50

Dari daftar distribusi student dengan α = 0.025 dan dk = 49 untuk uji dua

pihak diperoleh t = 2.01.

Kriteria pengujian : Terima H jika t hitung terletak antara -2.01 dan 2.01.

Diluar itu H ditolak

Dari penelitian didapat t = -1.029 dan terletak di daerah penerimaan H

8

Page 9: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Jadi Ho diterima, kesimpulan masa simpan pakan belum berubah masih

sekitar 800 jam

Kurva :

2. Uji satu fihak (one tail test)

Ho = “… lebih kecil atau sama dengan (≤)…”

Ha = “… lebih besar (>)…”

Contoh: 

Ho = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih kecil dan sama dengan 20

orang”

Ha = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih besar 20 orang”

Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≥ t tabel

Rumus :

1. σ diketahui

RUMUS UMUM : H : μ ≤ μ0

A : μ >μ0

KRITERIA : Tolak H jika Z ≥ Z 0,5- ά

Terima H jika sebaliknya

9

Page 10: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Contoh :

Pada suatu pabrik pakan dihasilkan rata-rata 15.7 ton sekali produksi.

Hasil produksi mempunyai simpangan baku = 1.51 ton. Metode

produksi baru, diusulkan untuk mengganti yang lama, jika rata-rata per

sekali produksi menghasilkan paling sedikit 16 ton. Untuk

menentukan apakah metode yang lama diganti atau tidak, metode

pemberian pakan yang baru dicoba 20 kali dan ternyata rata-rata per

sekali produksi menghasilkan 16.9 ton. Pemilik bermaksud

mengambil resiko 5% untuk menggunakan metode baru apabila

metode ini rata-rata menghasilkan lebih dari 16 ton. Bagaimana

keputusannya

Penyelesaian :

H : µ ≤ 16, berarti rata-rata hasil metode baru paling tinggi 16 ton,

maka metode lama dipertahankan

A : µ ≥ 16, berarti rata-rata hasil metode baru lebih dari 16 ton, maka

metode lama dapat diganti

X = 16.9 ton

N = 20

σ = 1.51

µo = 16

Dari daftar normal standart dengan α = 0.05 diperoleh z = 1.64

Kriteria pengujian : Tolak H jika z hitung lebih besar atau sama

dengan 1.64. Jika sebaliknya H diterima

Dari penelitian didapat z = 2.65, maka H ditolak

Kesimpulan metode baru dapat digunakan

10

Page 11: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Kurva :

2. σ tidak diketahui

RUMUS UMUM : H : μ ≤ μ0

A : μ >μ0

KRITERIA : Tolak H jika t ≥ t 1- ά

Terima H jika sebaliknya

Contoh :

Dengan suntikan hormon tertentu pada ayam/ikan akan menambah

berat badannya rata-rata 4.5 ton per kelompok. Sampel acak yang

terdiri atas 31 kelompok ayam/ikan yang telah diberi suntikan hormon

memberikan rata-rata 4.9 ton dan simpangan baku = 0.8 ton. Apakah

pernyataan tersebut diterima? Bahwa pertambahan rata-rata paling

sedikit 4.5 ton

Penyelesaian :

H : µ ≤ 4.5, berarti penyuntikan hormon pada ayam/ikan tidak

menyebabkan bertambahnya rata-rata berat badan dengan 4.5 ton

A : µ > 16, berarti penyuntikan hormon pada ayam/ikan menyebabkan

bertambahnya rata-rata berat badan paling sedikit dengan 4.5.

11

Page 12: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

X = 4.9 ton

N = 31

S = 0.8 ton

µo = 4.5 ton

Dengan mengambil a = 0.01, dk = 30 didapat t = 2.46

Kriteria tolak hipotesis H jika t hitung lebih besar atau sama dengan

2.46 dan teriam H jika sebaliknya

Penelitian memberi hasil t = 2.78

Hipotesis H ditolak

Kesimpulan : Penyuntikan hormon terhadap ayam/ikan dapat

menambah berat badan rata-rata paling sedikit dengan 4.5 ton

Kurva :

12

Page 13: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

a. Uji fihak kiri: 

Ho = “… lebih besar atau sama dengan (≥)…”

Ha = “… lebih kecil (<)…”

Contoh: 

Ho = “Daya tahan bidan berdiri lebih besar dan sama dengan 2 jam”

Ha = “Daya tahan bidan berdiri  lebih kecil dari 2 jam”

Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel

Rumus :

1. σ diketahui

RUMUS UMUM : H : μ ≥ μ0

A : μ <μ0

KRITERIA : Tolak H jika Z ≤ - Z 0,05- ά

Terima H jika Z > - Z 0,05- ά

2. σ tidak diketahui

RUMUS UMUM : H : μ ≤ μ0

A : μ >μ0

KRITERIA : Tolak H jika t ≥ t 1- ά

Terima H jika sebaliknya

b. Uji fihak kanan : 

Ho = “… lebih kecil atau sama dengan (≤)…”

Ha = “… lebih besar (>)…”

Contoh: 

Ho = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih kecil dan sama dengan 20 orang”

13

Page 14: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Ha = “Pasien Poli KIA dalam sehari lebih besar 20 orang”

Kesimpulan: Ho diterima jika t hitung ≥ t tabel

B. Statistik Non-Parametris

Statistik non-parametris adalah statistika bebas sebaran (tdk

mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).

Statistika non-parametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada

data berjenis Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak

menyebar normal.

1. Test Binomial

Test Binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam popolasi

terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan jumlah

sampelnya kecil (kurang dari 25). Dua kelompok kelas itu misalnya kelas

pria dan wanita,senior dan yunior,dll. Jadi, Test Binomial digunakan untuk

menguji hipotesis deskriptif (satu sample) bila datanya nominal berbentuk

dua kategori atau dua klas. Test ini sangat cocok digunkan sebagai alat

pengujian hipotesis bila ukuran sampelnya kecil, sehingga Chi-Kuadrat

tidak dapat digunakan.

Tes ini dikatakan sebagai test Binomial, karena distribusi data dalam

populasi itu berbentuk binomial. Distribusi binomial adalah distribusi yang

terdiri dari 2 klas. Jadi, bila dalam satu populasi dengan jumlah N, terdapat

1 kelas yang berkategori x, maka kategori yang lain adalah  N-x.

14

Page 15: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Syarat: 

Populasi terdiri 2 klas (misal: pria dan wanita)

Data Nominal

Jumlah sampel kecil (<25)

Distribusi data Binomial (terdiri 2 kelas): kelas dengan kategori (x) dan

kelas dengan ketegori (N-x)

Ketentuan:

Bila harga P > α , Ho diterima

P = proporsi kasus (lihat tabel)

Α = taraf kesalahan ( 1% = 0,01)

Contoh :

Penelitian tentang kecenderungan Bumil memilih tempat bersalin di

Polindes atau di Puskesmas. Jumlah sampel 24 Bumil, 14 Bumil memilih di

Polindes, 10 Bumil memilih di Puskesmas.

Penyelesaian :

Ho = peluang Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau Puskesmas

adalah sama, yaitu 50%

Ho = p1 = p2 = 0,5

Sampel (n) = 24

Frekuensi kelas terkecil (x) = 10

Tabel (n=24, x=10) koefisien binomial (p) = 0,271

15

Page 16: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Bila taraf kesalahan (α) ditetapkan 1% = 0,01

p = 0,271 > 0,01  Ho diterima

Kesimpulan: kemungkinan Bumil memilih tempat bersalin di Polindes atau

di Puskesmas adalah sama yaitu 50 %.

2. Chi Kuadrat ( χ 2)

Chi kuadrat satu sample adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas

dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar.

Syarat:

Populasi terdiri dari 2 atau lebih kelas

Data Nominal

Sampelnya besar

Ho = “Peluang memilih x atau y adalah sama besar yaitu 50%”

Ketentuan: Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel (dengan dk dan taraf

kesalahan tertentu)

dk = kebebasan untuk menentukan frekuensi yang diharapkan, jika

peluangnya 2 (x atau y) maka dk =1

Contoh 1 :

Penelitian peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan

D3. Jumlah sampel 300 Bumil, memilih Bidan P2B 200 orang, memilih

Bidan D3 100 orang

Ho = “Peluang Bumil memilih periksa ANC di Bidan P2B dan Bidan D3

adalah sama (50%)”

16

Page 17: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Jika dk = 1, α = 5%  χ2  tabel = 3,841, dan χ2  hitung = 33,33

Kesimpulan: Ho ditolak

Contoh 2 :

Penelitian tentang warna sepatu dipilih Bidan. Jumlah sampel 3000 Bidan,

1000 warna hitam, 900 warna putih, 600 coklat, 500 warna lain

Ho =“Peluang Bidan memilih empat warna sepatu adalah sama”

Jika dk = 3, α = 5%  χ2  tabel = 7,815, dan χ2  hitung = 226,67

Kesimpulan: Ho ditolak

3. Run Test

Run test merupakan uji deret untuk melihat keacakan. Tujuan dari

uji deret adalah untuk menetukan apakah dalam suatu data terdapat pola

tertentu atau apakah data tersebut merupakan sample yang acak.

Run Test (Uji Run = Uji Randomness) merupakan metode analisis

yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, datanya

mempunyai skala pengukuran ordinal. Metode analisis Run Test ini untuk

mengukur kerandoman populasi yang didasarkan atas data sample.

Contoh :

+ + +  - -  +  - -  + +  - - -     + + +  - - - -  + + + + +  -  

    1      2   3   4    5      6        7         8           9        10

Ada 10 runtun = r ,  tanda + = ,  tanda - =

17

Page 18: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Langkah-langkah pengujian:

H0 : data tersusun random

H1 : data tidak random/sistematis  (dua arah)

α    : taraf nyata

a. Jika Ukuran Sampel Kecil yaitu  dan  ≤ 20

Statistik Uji : hitung banyaknya runtun = r

Gunakan tabel F1 dan F2 (Tabel 8)

Tabel F1 : nilai-nilai batas terkecil r untuk menolak H0

Tabel F2 : nilai-nilai batas terbesar r untuk menolak H0

Kesimpulan :

jika r berada antara  F1 dan F2 maka terima H0 dan jika r < F1 atau r > F2 maka tolak H0

Contoh soal :

Dalam suatu kantin diperusahaan elektronika, terdapat sekelompok karyawan

wanita yang sedang makan siang. Dari sekelompok karyawan itu ada 18 orang

diambil secara random, selanjut diwawancarai, kapan akan mengambil cuti

hamil. Dalam pertanyaan itu disediakan dua alternative jawaban yaitu akan

mengambil cuti besar sebelum melahirkan atau sesudah melahirkan.

Wawancara dilakukan secara berurutan, yaitu mulai dari No.1 dan berakhir

No.18. 

18

Page 19: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Diperolehkan data “Waktu pengambilan cuti besar Karyawati”, yaitu 

No Jawaban

1 1

2 1

3 0

4 1

5 0

6 1

7 0

8 0

9 1

10 1

11 0

12 0

13 0

14 1

15 1

16 0

17 1

18 0

19

Page 20: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Keterangan :

1 : mengambil cuti besar sebelum  melahirkan

0 : mengambil cuti besar sesudah melahirkan

Apakah data diatas tersusun random?

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan pengujian:

Jawab :

H0 : data tersusun random

H1 : data tidak random

α    :    5%

Dari data diperoleh:

+       +     -       +    -     +    -       -     +       +    -     -   -    +     +    

1         2      3  4   5      6          7          8         9      

-       +       -

10    11     12

Maka :

r  =  banyak runtun =  12

gunakan tabel  F1 dan F2

dengan α = 5%

untuk batas terkecil r untuk menolak  H0

 F1 = 5 

Untuk batas terbesar r untuk menolak H0

 F2 = 15

20

Page 21: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Kriteria uji:

jika r berada antara  F1 dan F2 maka terima H0 dan jika r < F1 atau r > F2 maka tolak H0

karena  F1  = 5 dan  F2  = 15 maka r berada diantara F1 dan F2, sehingga H0 diterima

artinya data tersebut disusun secara random.     

b.Jika Ukuran Sampel besar yaitu  dan  ≥  20

   z = r -   µ r

             σr              

µr = 2n1n2    + 1

         n1 + n2         

  

                  √ 2n1n2( 2n1n2 – n1 – n2)

  σr   =    ___________________

                        √ (n1 + n2)2(n1+ n2 -1)

  Kriteria Uji :

Tolak H0  jika -zα/2 > zhitung > zα/2 , terima dalam hal lainya.

(Gunakan Tabel 1), atau jika p ≤ α/2 maka H0 ditolak, terima dalam hal

lainnya.

Contoh soal :

Suatu penelitian tentang sanitasi rumah telah dilakukan.Diambil sebanyak 42

rumah.Masing-masing rumah diukur kelembaban udaranya didapatkan data

urutan sampel berdasarkan kelembaban pada tabel dibawah.Selidikilah

dengan α = 10 %, apakah sampel rumah tersebut random (acak) berdasarkan

kelembabannya.

Nomor Kelembaban Rumah Nomor Kelembaban Rumah

21

Page 22: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

1 68 22 59

2 56 23 48

3 78 24 53

4 60 25 63

5 70 26 60

6 72 27 62

7 65 28 51

8 55 29 58

9 60 30 68

10 64 31 65

11 48 32 54

12 52 33 79

13 66 34 58

14 59 35 70

15 75 36 59

16 64 37 60

17 53 38 55

18 54 39 54

19 62 40 60

20 68 41 54

21 70 42 50

Jawab :

H0 : tidak beda dengan random

H1 : ada beda dengan random

α   : 10 %

22

Page 23: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Statistik Uji :

  z = r -   µ r

             σr  

n ≤ 60   = ( - ),  n > 60 = ( + ) = 60,93  

  n1 = 24

  n2 = 18

  r    = 24

  µr = 2n1n2    + 1   = 2(24)(18)     + 1 = 21,57

          n1 + n2                24 + 18

                  √ 2n1n2( 2n1n2 – n1 – n2)  σr   =     ___________________ 

                        √ (n1 + n2)2(n1+ n2 -1)

      =     √2.24.18(2.24.18 – 24 – 18)

                    √(24 + 18)2 (24 + 18 – 1)

         =  3,13

  z = r -   µ r

          σr  

   =      24 – 21,57     = 0,7763

                  3,13

Kriteria Uji :

Tolak H0  jika -zα/2 > zhitung > zα/2 , terima dalam hal lainya.

(Gunakan Tabel 1), atau jika p ≤ α/2 maka H0 ditolak, terima dalam hal

lainnya.

Dengan α = 0,1 ,uji dua sisi α/2 = 0,05 maka diperoleh zα/2 = 1,65

23

Page 24: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

Karena | 0,7763 | < 1,65 sehingga H0 diterima, Berarti sampel rumah tersebut

random (acak) berdasarkan kelembabannya.

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

1. Pengujian hipotesis deskriptif diartikan sebagai proses generasilasi

penelitian berdasarkan pada satu sampel.

24

Page 25: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

2. Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik.

3. Statistik parametris adalah ilmu statistika yang mempertimbangkan jenis

sebaran/distribusi data, yaitu data yang menyebar normal saja.

4. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel)

yang datanya interval atau ratio adalah : t = (x – μo) / (s/√n)

5. Uji dua fihak digunakan jika Ho berbunyi: “… sama dengan …” dan Ha

berbunyi: “…tidak sama dengan …”

6. Uji satu fihak jika Ho = “… lebih kecil atau sama dengan (≤)…” dan Ha =

“… lebih besar (>)…”

7. Uji fihak kiri Ho = “… lebih besar atau sama dengan (≥)… dan Ha = “…

lebih kecil (<)…”

8. Uji fihak kanan Ho = “… lebih kecil atau sama dengan (≤)…”dan Ha =

“… lebih besar (>)…”

9. Statistik non-parametris adalah statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan

bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).

10. Test Binomial digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam popolasi

terdiri atas dua kelompok kelas, datanya berbentuk nominal dan jumlah

sampelnya kecil (kurang dari 25).

11. Chi kuadrat satu sample adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas

dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar.

12. Run test merupakan uji deret untuk melihat keacakan. Tujuan dari uji

deret adalah untuk menetukan apakah dalam suatu data terdapat pola

tertentu atau apakah data tersebut merupakan sample yang acak.

III.2. Saran

Dengan adanya makalah ini, kami menyarankan agar para pembaca dapat

memahami mengenai isi dari makalah ini yaitu membahas mengenai

25

Page 26: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

“Pengujian Hipotesis Deskriptif” dan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan pembaca.

Demikian isi dari makalah ini, jika ada kesalahan kami mohon maaf dan

kami bersedia menerima kritk dan saran demi penyempurnaan makalah ini.

Terima kasih.

26

Page 27: Pengujian Hipotesis Deskriptif (satu sampel)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

http://arini2992.blogspot.com/2011/06/uji-deret-uji-runtun-run-test-kasus.html

http://ineddeni.wordpress.com/2007/08/02/statistika-parametrik-dan-statistika-

nonparametrik/

http://khansamhamnida.wordpress.com/2011/04/12/pengujian-hipotesis-deskriptif-1-

sampel-test-binomial/

Riduwan, Drs., M.B.A. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan

dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

27