46
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG a. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Makanan merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena makanan merupakan sumber energi tubuh. Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali, dan pergerakan sel. Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan cukup nutrisi. Nutrisi sendiri adalah substansi kimia di dalam makanan yang diperlukan tubuh. Fungsi nutrisi adalah sebagai bahan penghasil energi, membangun jaringan tubuh, membentuk jaringan tubuh, serta pengaturan fungsi tubuh. Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukkan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukkan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan. 1

pengukuran antropometri gizi

  • Upload
    ngeyeum

  • View
    16.608

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pengukuran antropometri gizi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

a. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

Makanan merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena

makanan merupakan sumber energi tubuh. Tubuh memerlukan bahan bakar

untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk

mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah untuk

fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali, dan pergerakan sel.

Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan cukup nutrisi. Nutrisi

sendiri adalah substansi kimia di dalam makanan yang diperlukan tubuh.

Fungsi nutrisi adalah sebagai bahan penghasil energi, membangun jaringan

tubuh, membentuk jaringan tubuh, serta pengaturan fungsi tubuh.

Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh

asupan kalori makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukkan

kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah.

Ketika pemasukkan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka

seseorang akan kehilangan berat badan.

Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.

Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

dan mineral. Kegunaan nutrien yang spesifik untuk mengatur respons imun

respons trauma dan penyakit. ( Potter & Perry, 2006).

Pengertian pertumbuhan dan perkembangan mencakup peristiwa yang

statusnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan

lebih menekankan pada fisik, sedangkan perkembangan lebih menekankan

padamental dan kejiwaan seseorang. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel , organ maupun

individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran

panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi

1

Page 2: pengukuran antropometri gizi

kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan pertumbuhan berbeda pada setiap

tahapan kehidupan, dipengaruhi oleh:

a. Kompleksitas dan ukuran dari organ

b. Rasio otot dengan lemak tubuh

Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal

tinggi badan, ditandai dengan perubahan otot, lemak dan perkembangan

organ yang diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan (growth)

yang optimal sangat sangat dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat

pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan hasil interaksi berbagai

faktor yang saling berkaitan: genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan

perilaku. Proses tersebut sangat unik, hasil akhirnya berbeda-beda dan

memberikan ciri pada setiap anak.

Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi

dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang

berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsi di dalamnya termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Perkembangan adalah Bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau Penampilan

kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat,

khususnya di otak.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

1) Faktor Internal (Genetik)

Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui

genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang

ditandai dengan:

a) Intensitas dan kecepatan pembelahan

b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan

c) Umur pubertas

d) Berhentinya pertumbuhan tulang.

2

Page 3: pengukuran antropometri gizi

Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan

patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika potensi

genetik dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal

akan mewujudkan pertumbuhan optimal

Gangguan pertumbuhan: Di negara maju sering diakibatkan

oleh faktor genetic, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh

lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara

optimal, kematian balita di negara berkembang Menurut Jellife D.B.

(1989), yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan

seks .

2) Faktor Eksternal (Lingkungan)

Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi

genetik yang optimal. Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi

genetik optimal tidak dapat tercapai Yang termasuk faktor lingkungan

adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap individu

sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.

Faktor lingkungan dibagi dua:

(a) Lingkungan Pranatal

Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.

Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin,

radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.

(b) Lingkungan Pascanatal

Dipengaruhi oleh lingkungan. Meliputi lingkungan biologis,

lingkungan fisik, faktor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.

1.2 TUJUAN

1. Mahasiswa mengetahui pengertian antropometri gizi

2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengukuran antropometri gizi

3. Mahasiswa mengetahui kegunaan pengukuran antropometri gizi

4. Mahasiswa mengetahui Kelemahan pengukuran antropometri gizi

3

Page 4: pengukuran antropometri gizi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan antropometri sebagai salah satu metode untuk mengukur

status gizi masyarakat sangat luas. Antropometri berasal dari kata antrophos dan

metros. Antrophos memiliki arti tubuh, sedangkan metros adalah ukuran.

Antropometri yaitu ukuran dari tubuh. Antropometri adalah cara pengukuran

status gizi yang paling sering digunakan di masayarakat. Antropometri dalam

pengertian adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian

khusus tubuh (Potter & Perry, 2006). Contoh penggunaan: Program gizi

masyarakat dalam pengukuran status gizi balita, Kegiatan penapisan status gizi

masyarakat.

Pengertian pertumbuhan (growth) dan perkembanganmencakup peristiwa

yang statusnya berbeda tetapisaling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan

merupakan Peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa

konsepsi sampai remaja. Pertumbuhan lebih menekankan pada fisik, sedangkan

perkembangan lebih menekankan padamental dan kejiwaan seseorang.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi

tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat

(gram,pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan

keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan

pertumbuhan berbeda pada setiaptahapan kehidupan, hal ini dipengaruhi oleh:

1. Kompleksitas dan ukuran dari organ

2. Rasio otot dengan lemak tubuh

Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal tinggi

badan, ditandai denganperubahan otot, lemak dan perkembangan organ yang

diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan yang optimal sangat

dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis

seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan:

genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku.

4

Page 5: pengukuran antropometri gizi

Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi dari

sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya

termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau.

Penampilan kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf

pusat, khususnya diotak. Perkembangan anak yang sehat searah (paralel) dengan

pertumbuhannya.

Pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik sedangkan

Perkembangan lebih menekankan pada aspek pematangan fungsi organ, terutama

kematangan sistem saraf pusat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:

a. Faktor Internal (Genetik)

1) Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan

2) Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan,

yang ditandai dengan:

(a) Intensitas dan kecepatan pembelahan

(b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan

(c) Umur pubertas

(d) Berhentinya pertumbuhan tulang.

Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan patologis,

jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku/bangsa)

Gangguan pertumbuhan:

a. Di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetic.

b. Di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga

oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara

optimal.

Menurut Jellife D.B. (1989), yang termasuk factor internal adalah genetik,

obstetrik, dan seks.

5

Page 6: pengukuran antropometri gizi

b. Faktor Eksternal (Lingkungan)

1) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang

optimal. Yang termasuk faktor lingkungan adalah bio-fisikpsikososial.

Faktor lingkungan dibagi dua:

o Faktor pranatal

o Faktor pascanatal

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain adalah:

(a) Lingkungan Pranatal

o Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.

o Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zatkimia,

endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.

(b) Lingkungan Pascanatal

o Dipengaruhi oleh lingkungan

o Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor

psikososial, keluarga dan adat-istiadat. Contoh;

Internal

a. Genetik Individu (keluarga)

Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan plasenta)

b. Obstetrik BBLR

Lahir kembar

c. Seks

Laki-laki lebih panjang dan berat

Eksternal

a. Gizi

- Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan

iodium)

- Gizi Bayi (ASI dan susu botol)

- Gizi Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D

dan asam folat

b. Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan obat-

obat lainnya

6

Page 7: pengukuran antropometri gizi

c. Lingkungan Iklim yakni Daerah kumuh

d. Penyakit

o Endokrin Hormon pertumbuhan

o Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing

o Kongenital Anemia sel sabit, kelainan

metabolisme sejak lahir

o Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus halus,

jantung, ginjal dan hati

o Psikologis Kemunduran mental/emosi

2.1 JENIS-JENIS PERTUMBUHAN

1. Pertumbuhan linear

a. Menggambarkan status gizi pada masa lampau.

b. Bentuk dan ukuran pertumbuhan linear berhubungan dengan panjang.

c. Contoh ukuran panjang: panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala.

Yang paling sering digunakan tinggi atau panjang badan.

2. Pertumbuhan massa jaringan

a. Menggambarkan status gizi pada saat sekarang atau pada saat

pengukuran.

b. Bentuk dan ukuran massa jaringan: massa tubuh

c. Contoh ukuran massa jaringan : berat badan, lingkarlengan atas, tebal

lemak bawah kulit. Ukuran yang paling sering digunakan adalah berat

badan.

7

Page 8: pengukuran antropometri gizi

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Antropometri

Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul

dalam “Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek

pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai:

“Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia

padatingkat usia dan derajad nutrisi yang berbeda.Pengukuran antropometri

ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi

menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak”.

Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam

surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan

dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek

yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian

pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar

terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur,

stadiometer dan pita pengukur. Antropometri berasal dari kata: antropos

(tubuh) dan metros (ukuran). Antopometri berarti ukuran tubuh.

Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagaitingkat umur dan tingkat

gizi (Jellife, 1966)

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi

dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan

ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh,

seperti lemak, otot danjumlah air dalam tubuh

3.2 Syarat yang Mendasari Penggunaan Antropometri

a. Alat mudah didapat dan digunakan.

b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.

8

Page 9: pengukuran antropometri gizi

c. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khususprofesional, dapat oleh

tenaga lain setelah mendapatpelatihan.

d. Biaya relatif murah.

e. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan buku rujukan

yang sudah pasti.

f. Secara ilmiah diakui kebenarannya.

3.3 Keunggulan dan Kelemahan Antropometri

1) Keungggulan Antropometri

a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel

cukup besar.

b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.

c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dandibuat di

daerah setempat.

d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.

e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.

f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang danbaik, karena

sudah ada ambang batas yang jelas.

g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau

dari satu generasi ke generasi berikutnya.

h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi

2) Kelemahan Antropometri

a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu singkat,

tidak dapat membedakan kekurangan zat gizitertentu, misal Fe dan Zn

b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan

energi) dapat menurunkan spesifikasi dansensitivitas pengukuran

antropometri

c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi

presisi, akurasi, dan validitas pengukuran

d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasilpengukuran

(fisik dan komposisi jaringan), analisis danasumsi yang keliru

9

Page 10: pengukuran antropometri gizi

e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihanpetugas yang

tidak cukup, kesalahan alat, kesulitanpengukuran.

Pengukuran Antropometri meliputi:

1. Mid-upper-arm fat areRasio berat/tinggi

2. Lebar siku

3. Rasio lingkar pinggang panggul(waist-hip circumference ratio)

4. Tinggi lutut

5. Perubahan berat badan Suprailiac skinfold

6. Berat badan

7. Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold

3.4 Jenis Parameter Antropometri

1) Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan

penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah.

Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980):

a. Tahun umur penuh (completed year)

Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun

5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun

b. Bulan usia penuh (completed month)

untuk anak umur 0-2 tahun

Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan

2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

2) Berat Badan (BB)

Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling

seringdigunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat

digunakan sebagai indikasi:

a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.

10

Page 11: pengukuran antropometri gizi

b. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan

untukmelihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali

terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya

tumor).

c. Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan

makanan.

d. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada

tulang.

e. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein ototmenurun.

f. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam

tubuh.

g. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot,

khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:

a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu

singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik

memberikan gambaran pertumbuhan.

c. Umum dan luas dipakai di Indonesia.

d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan

pengukur.

e. Digunakan dalam KMS.

f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur

g. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi:

dacin.

3) Tinggi Badan(TB)

Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring

dengan pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif

11

Page 12: pengukuran antropometri gizi

kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat.

Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang

relatif lama.

Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan

yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan

tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena

dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat

dikesampingkan.

Alat ukur Tinggi Badan meliputi:

a. Alat pengukur panjang badan bayi: untuk bayi ata uanak yang belum

dapat berdiri.

b. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri.

4) Lingkar Lengan Atas

Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena

mudah, murah dan cepat. tidak memerlukan data umur yang terkadang

susah diperoleh, dapat memberikan gambaran tentang keadaan

jaringanotot dan lapisan lemak bawah kulit.

Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga

dapat mencerminkan:

a. Status KEP pada balita

b. KEK pada ibu hamil: risiko bayi BBLR

Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber

glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.

Ambang batas (Cut of Points):

a. LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm

b. Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm

c. Balita dengan KEP <12.5 cm

Kelemahan menggunakan LLA:

a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian

yang memadai untuk digunakan di Indonesia.

12

Page 13: pengukuran antropometri gizi

b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.

c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak

prasekolah tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.

5) Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran

anak. Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari

besarnya kepalaatau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan

mikrosefalus.

Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang

tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama,

tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan

gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisantulang kepala dan tengkorak

dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio

Lingkar kepala dan Lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada

anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagaiinformasi tambahan dalam

pengukuran umur.

6) Lingkar Dada

Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan

lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan

kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6

bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala

tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi

pertumbuhan lingkar dada yang lambat sehingga perbandingan rasio

lingkar dada dan kepala adalah kurang dari 1.

13

Page 14: pengukuran antropometri gizi

7) Tinggi Lutut

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data

tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau

lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi

penurunan masa tulang, bungkuk, sukar untuk mendapatkan data tinggi

badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau

nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.

Formula (Gibson, RS; 1993)

Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19

Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

8) Jaringan Lunak

Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi.

Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status

gizi di masyarakat. Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian

komposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah

dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode, dari yang

paling sulit hingga yang paling mudah. Metode yang digunakan untuk

menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):

a. Ultrasonik

b. Densitometri (melalui penempatan air padadensitometer atau

underwater weighting)

c. Teknik Isotop Dilution

d. Metoda Radiological

e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)

f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan kaliper:

skin-fold calipers)

Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:

Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian

0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan

Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol

14

Page 15: pengukuran antropometri gizi

apabila terlihat penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan

menggunakan kaliper:

a. Pengukuran triceps

b. Pengukuran bisep

c. Pengukuran suprailiak

d. Pengukuran subscapular

3.5 Indeks Antropometri

Pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan

rasio dari suatu pengukuran terhadap satu ataulebih pengukuran atau yang

dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri:

1) BB/U (Berat Badan terhadap Umur)

Kelebihan

a. Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat

b. Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis

c. Indikator status gizi kurang saat sekarang

d. Sensitif terhadap perubahan kecil

e. Growth monitoring

f. Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth

g. Failure karena infeksi atau KEP

h. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)

Kekurangan

a. Kadang umur secara akurat sulit didapat

b. Dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema

maupun asites

c. Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia balita

d. Sering terjadi kesalahan dalam pengukruan, seperti pengaruh

pakaian atau gerakan anak saat ditimbang

e. Secara operasional: hambatan sosial budaya misalnya tidak mau

menimbang anak karena dianggap seperti barang dagangan

15

Page 16: pengukuran antropometri gizi

2) TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)

Menurut Beaton dan Bengoa (1973) indeks TB/U dapat

memberikan status gizi masa lampau dan status sosial ekonomi.

Kelebihan

a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau

b. Alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa

c. Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa

Kekurangan

a. TB tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun

b. Diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena

biasanya anak relatif sulit berdiri tegak

c. Ketepatan umur sulit didapat

3) BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)

BB memiliki hubungan linear dengan TB. Dalam keadaan normal

perkembangan BB searah dengan pertumbuhan TB dengan kecepatan

tertentu.

Kelebihan

a. Tidak memerlukan data umur

b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)

c. Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current nutrition

status)

Kekurangan

a. Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak dapat

memberikan gambaran apakah anak pendek atau cukup TB atau

kelebihan TB menurut umur

b. Operasional: sulit melakukan pengukuran TB pada balita

c. Pengukuran relatif lebih lama

16

Page 17: pengukuran antropometri gizi

d. Memerlukan 2 orang untuk melakukannya

e. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran,

terutama bila dilakukan oleh kelompok nonprofessional.

4) LILA/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)

LLA berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB,

LLA merupakan parameter yang labil karena dapat berubah-ubah cepat,

karenanya baik untuk menilai status gizi masa kini. Penggunaan LLA

sebagai indikator status gizi, disamping digunakan secara tunggal, juga

dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan

LLA/TB(Quack Stick).

Perkembangan LLA (Jellife`1996)

- Pada tahun pertama kehidupan : 5.4 cm

- Pada umur 2-5 tahun : <1.5 cm

- Kurang sensitif untuk tahun berikutnya

Kelebihan

a. Indikator yang baik untuk menilai KEP berat

b. Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri,

kader posyandu dapat melakukannya

c. Dapat digunakan oleh orang yang tidak membaca tulis, dengan

memberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi

Kekurangan

a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat

b. Sulit menemukan ambang batas

c. Sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-5 tahun

5) Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun

1985: batasan BB normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body

Mass Index (BMI/IMT).

17

Page 18: pengukuran antropometri gizi

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi

orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan BB.

IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan

olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khsusus (penyakit)

seperti edema, asites dan hepatomegali.

6) Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur

Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak

bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal :

lengan atas (tricep dan bicep), lengan bawah (forearm), tulang belikat

(subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral),

perut (abdominal), suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatellar),

pertengahan tungkai bawah (medial calv).

Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif

(%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi

ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pria 3.1 kg,

wanita 5.1 kg.

7) Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa

perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya

produksi asam lemak bebas, disbanding dengan banyaknya lemak bawah

kulit pada kaki dan tangan.

Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang

pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi

lemak tubuh. Ukuran yang umur digunakan adalah rasio lingkar pinggang-

pinggul.

Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh

tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi

pengukuran memberikan hasil yang berbeda.

18

Page 19: pengukuran antropometri gizi

3.6 Beberapa Indeks Antropometri Serta Cara Perhitungan

Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter.

Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu

atau lebih pengukuran.

Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara

spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (berat

Badan), TB (tinggi badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa

tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),

Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.

1. Umur

Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

a. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat

oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatan pamong

desa.

b. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal

(Sunda, Jawa dll), cocokan dengan kalender nasional.

c. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atau berdasar

kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kades, pemilu,

banjir, gunung meletus dll).

d. Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak

kerabat/ tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya.

e. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak

diketahui, maka ditentukan tanggal 15 bulan.

2. BB (Berat Badan)

Pengukuran BB dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu

timbangan Berat Badan, namun ada kekhususan dalam mengukur BB bayi,

yaitu dapat dilakukan seperti pada gambar dibawah ini;

19

Page 20: pengukuran antropometri gizi

3. TB (Tinggi Badan)

Dalam mengukur tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan Alat

ukur, seperti;

a. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri

20

Page 21: pengukuran antropometri gizi

b. Alat Pengukur Panjang Badan Bayi : untuk bayi atau anak yang

belum dapat berdiri.

4. Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala dapat dilakukan seperti pada gambar dibawah

ini;

5. BMI (Body Mass Index)

Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index

Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan

yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam

kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan

berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung

BMI yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat

dari tinggi badan dalam meter (kg/m²). (Andaka, Deddy. 2008.)

Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis

kelamin. Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi:

a. Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan

b. Wanita hamil

c. Orang yang sangat berotot, contohnya atlet

21

Page 22: pengukuran antropometri gizi

BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang

dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat

badannya.

Klasifikasi BMI menurut WHO 1995, WHO 2000, dan WHO 2004

22

Page 23: pengukuran antropometri gizi

Para ahli sedang memikirkan untuk membuat klasifikasi BMI

tersendiri untuk penduduk Asia. Hasil studi di Singapura memperlihatkan

bahwa orang Singapura dengan BMI 27 – 28 mempunyai lemak tubuh

yang sama dengan orang-orang kulit putih dengan BMI 30. Pada orang

India, peningkatan BMI dari 22  menjadi 24 dapat meningkatkan

prevalensi DM menjadi 2 kali lipat,  dan prevalensi ini naik  menjadi 3 kali

lipat pada orang dengan BMI 28 (Division Xenical. 2007).

Grafik di bawah ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai ambang batas

ini berbeda dengan Usia dan Jenis Kelamin (Halls, B.Steven. 2008 )

6. BBR (Berat Badan Relatif)

Berat badan relative merupakan alternative lain untuk menentukan

satus gizi seseorang. Berat badan relative adalah persentase berat badan

dalam kilogram terhadap berat badan normal (tinggi badan dikurangi

dengan 100). Namun, pengukuran BBR kini jarang dilakukan di rumah

saakit karena peranannya untuk menentukan status gizi seseorang sudah

banyak diganti oleh IMT.

Rumus BBR adalah sebagai berikut:

Penilaian

berdasarkan berat badan relatif :

kurus (underweight) bila < 90%

23

BBR = BB (kg) x 100 % =……. % (TB (cm) – 100)

Page 24: pengukuran antropometri gizi

normal (ideal) bila 90 - 110%

gemuk (overweight) bila > 110%

obesitas bila > 120%

- obesitas ringan bila 120 - 130%

- obesitas sedang bila 130 - 140%

- obesitas berat bila 140 - 200%

- obesitas Morbid bila > 200%

7. Rasio Pinggang Panggul

Rasio pi-pa diukur mula-mula mengukur lingkaran pinggang

(perut) pada lingkaran terkecil diatas umbilikus. Kemudian, lingkaran

panggul diukur lewat tonjolan gluteus yang paling maksimal. Hasil kedua

pengukuran kemudian digambar pada nomogram dan dengan meletakkan

hasil pengukuran lingkaran pinggang pada sklala di sebelah kiri, sementara

hasil pengukuran lingkaran panggul pada skala di sebelah kanan.

Hubungkan kedua hasil pada skala tersebut dengan garis lurus yg akan

memotong garis AGR/WHR (abdominal-gluteal ratio atau waist hip-ratio)

yg terletak antara kedua skala. Rasio pi-pa (WHR) sebesar 1,0 atau kurang

bagi laki-laki dan 0,8 atau kurang bagi wanita merupakan nilai yang

normal. (Hartono, Andry. 2006)

Perlu ditekankan bahwa resiko

penyakit yang berhubungan dengan

lingkar pinggang adalah bervariasi pada

populasi dan kelompok etnik yang

berbeda. Sebagai contoh, lemak di sekitar

perut pada wanita kulit hitam kurang

menunjukan hubungan yang kuat dengan

resiko penyakit jantung dan diabetes dibandingkan dengan wanita kulit putih.

Oleh karena itu, diperlukan nilai maksimum (cut-off points) yang lebih spesifik

berdasarkan seks dan populasi.

Pengukuran PRIA WANITA

24

Page 25: pengukuran antropometri gizi

Resiko

Meningkat

Resiko

sangat

meningkat

Resiko

Meningkat

Resiko

sangat

meningkat

Lingkar pinggang > 94cm > 102cm > 80cm > 88cm

Perbandingan lingkar

pinggang/lingkar pinggul0.9 1.0 0.8 0.9

Normogram AGR/WHR

8. Lingkaran Perut

Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi

metode paling populer kedua (sesudah IMT) untuk menentukan status gizi.

Cara pengukuran lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi

jenis perifer (obesitas tipe gynoid), abdominal (obesitas tipe android), dan

obesitas tipe ovid (Division Xenical, 2007).

Berikut adalah penjelasannya:

a. Gynoid (Bentuk Peer) 

Lemak disimpan di sekitar pinggul dan

bokong Tipe ini cenderung dimiliki wanita.

Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid

25

Page 26: pengukuran antropometri gizi

umumnya kecil, kecuali resiko terhadap penyakit arthritis dan varises

vena (varicose veins).

b. Apple Shape (Android)

Biasanya terdapat pada pria. dimana

lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko

kesehatan pada tipe ini lebih tinggi

dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena sel-

sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan

lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel

lemak di tempat lain. Lemak yang masuk ke dalam pembuluh darah

dapat menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakit

gallbladder, stroke, dan jenis kanker tertentu (payudara dan

endometrium).

Melihat hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang

pria kurus dengan perut gendut lebih beresiko dibandingkan dengan

pria yang lebih gemuk dengan perut lebih kecil.

Untuk diagnosis obesitas abdominal (tipe Android), lingkaran

perut bagi wanita Asia adalah ≥ 80 cm dan bagi pria Asia adalah ≥ 90

cm (bagi wanita Kaukasian ≥ 35 inci dan pria Kaukasian ≥ 40 inci).

c. Ovid (Bentuk Kotak Buah)

Ciri dari tipe ini adalah "besar di

seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya

terdapat pada orang-orang yang gemuk

secara genetic.

9. Lipatan Triseps, LLA, dan LOLA

1) Lipatan Triseps

Pengukuran lipatan triseps dimaksudkan untuk menentukan

status lemak tubuh, sementara LLA dan LOLA untuk mengetahui

status protein otot. Kurang lebih separuh jaringan adipose tubuh

terdapat dalam jaringan bawah kulit (subkutan) sehingga pengukuran

26

Page 27: pengukuran antropometri gizi

status lemak tubuh dapat dilakukan pada lipatan kulit triseps,

subskapuler, abdominal, panggul, serta paha. Namun, untuk

kemudahannya, pengukuran ini biasanya dilakukan pada bagian

triseps. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penilaian lemak

subkutan lewat pengukuran lipatan kulit merupakan cara yang cukup

akurat. Pengukuran lipatan triseps dilakukan dengna menggunakan

caliper.

Cara pengukurannya adalah lengan yang lipatan triseps akan

diukur dibiarkan digantung bebas disisi tubuh. Peganglah lipatan kulit

tersebut seperti menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan

sedikit di atas titik tengah lengan atas yang sudah ditandai. Gunakan

kaliper untuk mengukur tebalnya, tunggu 2 hingga 3 detik, kemudian

bacalah hasil pengukuran tersebut pada 1,0 mm yang terdekat. Ulangi

prosedur pengukuran hingga 3 kali hitung rata-rata dari hasil

pengukuran.

Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat

ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar

= 11,3 mm untuk laki-laki, 14,9 mm untuk wanita.

Cara mengukur tebal lipatan kulit trisep dengan kapiler

2) Lingkaran Lengan Atas (LLA)

Ukuran lingkaran lengan atas (LLA) menentukan massa otot

dan jaringan subkutan. Biasanya cara ini digunakan pada anak-anak

kendati dapat pula dipakai untuk mengukur Lingkaran Oktot Lengan

Atas (LOLA) pada orang dewasa.

27

Page 28: pengukuran antropometri gizi

Cara pengukuran adalah dengan menggunakan pita pengukur

yang tidak mulur (sebaiknya pita pengukur produksi Ross

Laboratories, Columbus, OH untuk memudahkan pembacaannya) dan

lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas yang non-

dominan (lengan kiri) di antara puncak prosesus akromialis scapula

dan prosesus olekranon os ulna, sementara lengan bawah difleksikan

90o. dengan lengan dalam posisi bergantung bebas, kencangkan pita

pengukur yang telah dipasang melingkari titik tengah lengan atas

tanpa menimbulkan penekanan pada jaringan lunak. Lakukan

pembacaan pada sentimeter terdekat. (Hartono, Andry. 2006)

Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat

ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar

= 26,3 cm untuk laki-laki, 25,7 cm untuk wanita.

Cara mengukur Lingkaran Lengan Atas (LLA) dengan

menggunakan pita pengukur

3) Lingkaran Otot Lengan Atas (LOLA)

Ukuran lingkaran otot lengan atas (LOLA) yang dihitung

berdasarkan tebal triseps dan ukuran LLA akan menghasilkan indeks

28

Page 29: pengukuran antropometri gizi

massa otot (simpanan protein tubuh). Pengukurannya dilakukan dalam

sentimeter dengan rumus:

Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat

ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar

= 22,8 cm untuk laki-laki, 20,9 cm untuk wanita. (Hartono, Andry.

2006)

BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kata Antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti

manusia, dan metric yang berarti mengukur. Secara literal Antropometri

berarti pengukuran manusia. Sedangkan secara umum Antropometri artinya

ukuran tubuh manusia.

Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara

spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat

Badan), TB (Tinggi Badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa

tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),

Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi seseorang diantaranya

adalah pengetahuan, persepsi atau prasangka, kebiasaan,kesukaan, ekonomi,

status kesehatan, faktor psikologis, alkohol dan obat.

4.2 SARAN

Dalam penulisan makalah ini diharapkan menggunakan literatur yang

lebih banyak sehingga pembahasan bisa lebih baik dan mudah dimengerti

bagi pembaca.

29

LOLA (cm) = LLA (cm) – [0,314 x tebal kulit triseps (mm)]

Page 30: pengukuran antropometri gizi

Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai

pedoman bagi pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi

mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara

professional.

DAFTAR PUSTAKA

Anindya. 2009. Mengukur Status Nutrisi Dewasa. http://www.rajawana.com

/artikel/kesehatan/390-mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [15 Mei 2010]

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 90-104

Division Xenical. 2007. Body Mass Index (BMI) = Index Massa Tubuh.

http://www.obesitas.web.id/bmi%28i%29.html [15 Mei 2010]

Halls, B.Steven. 2008. Body Mass Index.

http://www.halls.md/body-mass-index/age.htm. [15 Mei 2010]

http:www//jadd.Jelliffe DB, 1989, Community Nutrtional Assessment, Oxford

University Press, hlm. 57.blogroll-php765=iaqsr [15 Mei 2010]

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

30

Page 31: pengukuran antropometri gizi

Supariasa, dkk, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit EGC.

Susilowati. 2008. Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi.

http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf.

[15 Mei 2010]

31