16
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Air merupakan bahagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat aquatik. Dalam prakteknya suatu habitat aquatik apabila mediumnya baik eksternal maupun internal adalah air (Mahida, 1984). Menurut Swingle (1986) Permukaan bumi secara umum terdiri atas bagian daratan dan bagian perairan. Kemudian bagian perairan ini dibedakan lagi menjadi perairan umum dan perairan laut. Secara keseluruhan kedua habitat perairan ini sangat menentukan kehidupan manusia karen menyentuh ke segala aspek. Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing- 1

Pengukuran Debit Air

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengukuran Debit Air

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Air merupakan bahagian yang esensial dari protoplasma dan dapat

dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat aquatik. Dalam prakteknya suatu

habitat aquatik apabila mediumnya baik eksternal maupun internal adalah air

(Mahida, 1984).

Menurut Swingle (1986) Permukaan bumi secara umum terdiri atas bagian

daratan dan bagian perairan. Kemudian bagian perairan ini dibedakan lagi menjadi

perairan umum dan perairan laut. Secara keseluruhan kedua habitat perairan ini

sangat menentukan kehidupan manusia karen menyentuh ke segala aspek.

Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat

dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam sutau tempat tiap satu

satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak

dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada

gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik

dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi (Clark,

1994)

1.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun Tujuan dari praktikum mengenai Pengukuran Debit Air adalah

agar mahasiswa dapat mengukur debit air dengan menggunakan beberapa metode

untuk mengukur debit air seperti Emboys Float Method dan Cara Kecepatan –

Luas.

1

Page 2: Pengukuran Debit Air

Sedangkan Manfaat praktikum ini bagi mahasiswa adalah dapat

mempraktekkan dan menerapkan cara pengukuran debit air dengan metode –

metode yang ada.

2

Page 3: Pengukuran Debit Air

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Nurdin (1984) air adalah zat yang mengelilingi semua organisme

dan merupakan bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air.

Air juga meruapakan tempat terjadinya berbagai reaksi kimia oleh berbagai

organisme hidup.

Menurut Adriman (2002) menyatakan bahwa perairan umum adalah

bagian permukaan bumi yang secar permanent maupun berkala digenangi oleh air,

baik air tawar, payau maupun air laut, mulai dari garis pasng surut terendah kea

rah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan.

Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumberdaya yang

mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia.

Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa

semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic.

Menurut Sihotang (1988) bahwa debit air adalah jumlah air yang mengalir

dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk,

m3/dtk, dm3/dtk).

Menurut Fauzi (1996) bahwa arus merupakan pergerakan dan perpindahan

massa air secara horizontal dari suatu tempat ke tempat lain.

Menurut Goldman dalam Rambe (1999) bahwa kecepatan arus air

dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu arus yang sangat cepat ( > 100

cm/detik), cepat (50 – 100 cm/detik), sedang (25 – 50 cm/detik), lambat (10 – 25

cm/detik) dan sangat lambat (< 10 cm/detik).

3

Page 4: Pengukuran Debit Air

Menurut Mahida (1984) bahwa pergerakan air yang cukup lambat di

daerah berlumpur menyebabkan patikel-partikel halus mengendap dan detritus

berlimpah.

Menurut Hehanusa (2001) debit adalah jumlah atau volume air yang

mengalir di sungai atau badan air yang lain (asal kata dari Belanda , debiet),

dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu.

Menurut Asdak (2002) bahwa pada musim kemarau besar debit air aliran

air menyusut drastis.

Menurut Danar (2004) bahwa pada musim hujan debit air meningkat

drastis. Dengan tingginya debit air, seluruh air dengan kandungan organik yang

tinggi di dalamnya akan tersapu habis dan masuk ke perairan pesisir.

Menurut Odum (1971) bahwa pengendapan partikel lumpur di dasar

perairan tergantung pada arus.

4

Page 5: Pengukuran Debit Air

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

Pratikum Limnologi dengan judul Pengukuran Debit Air ini dilaksanakan

pada tanggal 26 Oktober 2011 setiap hari Rabu pada pukul 10.00 – 12.00 WIB.

Yang bertempat di Laboratorium Limnologi Fakultas perikanan dan ilmu kelautan

Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah Tali

rapia, Weir, Stopwatch, Botol Aqua dan Penggaris.

3.3. Metode Praktikum

Adapun metode praktikum Limnologi yang berjudul Debit Air ini

dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan,

pengamatan dan pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui

pengamatan langsung dilapangan.

3.4. Prosedur Pratikum

Adapun prosedur praktikum kali ini adalah dengan cara:

1. Metode Emboys Float

1. Menentukan panjang selokan yang akan diukur kecepatan arusnya.

2. Mengukur waktu yang digunakan untuk menempuh jarak yang telah

ditentukan dengan menggunakan pelampung.

3. Menentukan konstanta perairan dengan melihat keadaan dasar perairan

(0,8 untuk dasar perairan berbau dan berkerikil 0,9 untuk dasar perairan

berlumpur)

4. Menghitung debit air dengan rumus :

5

Page 6: Pengukuran Debit Air

R = WDAL / T

Keterangan : R : Debit Air

W : Rata – rata lebar (m)

D : Rata – rata kedalaman (m)

A : Konstanta perairan

L : Jarak yang ditempuh pelampung (m)

T : Waktu (detik)

2. Metode Weir (Rectangular Weir)

1. Menentukan lebar Weir yang digunakan

2. Membendung selokan dengan menggunakan Weir

3. Mengukur tinggi perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air

4. Mengukur ktinggian air setelah dipasang Weir

5. Menghitung debit denagan menggunakan rumus :

a. Rectangular Weir Q = 0,33 (L – 0,2 H)

b. 90 North Weir Q = 2,5 H5/2

c. Trapezoid Weir Q = 3,367 LH 3/2

6

Page 7: Pengukuran Debit Air

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Metode Emboys Float

Dik : W1 = 96 cm W =

W 1+W 2+W 3

3

W2 = 127 cm =

96cm+127cm+90cm3

W3 = 90 cm = 104,3 cm 1,043 m

D1 = 60 cm D =

D1+D2+D3

3

D2 = 65 cm =

60cm+65cm+38cm3

D3 = 38 cm = 54,3 cm 0,543 m

A = 0,8

L = 3,375 m

T = 107 s

Dit : R ( m3/s) =……..?

Jawab : R (m3/s) =

WDALT

=

1,043m x 0,543m x 0,8 x 3,375 m107 s

=

1,5291423m 3107 s = 0,014 m3/s

Metode Weir(90 North Weir )

Dik : H = 67,3 cm = 0,673 m

Dit : Q (m3/s) = ………?

Jawab : Q (m3/s) = 2,5 H5/2

= 2,5 . 0,637 5/2

= 2,5 . 0,323

7

Page 8: Pengukuran Debit Air

= 0,80 m3/s

4.2. Pembahasan

Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumberdaya yang

mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia.

Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa

semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic.

Menurut Asdak (2002) bahwa pada musim kemarau besar debit air aliran

air menyusut drastis. Sedangkan menurut Danar (2004) bahwa pada musim hujan

debit air meningkat drastis. Dengan tingginya debit air, seluruh air dengan

kandungan organik yang tinggi di dalamnya akan tersapu habis dan masuk ke

perairan pesisir.

Menurut Swingle (1968) waduk adalah suatu perairan tergenang dan

mempunyai tingkat kesuburan perairan yang dipengaruhi oleh partikel-partikel

baik dari luar maupun dari dalam. Waduk Faperika merupakan daerah genangan

air yang terbentuk karena pembendungan air sungai tadah hujan bukan alami.

Waduk sebagai salah satu perairan umum yang juga merupakan wilayah

perikanan yang perlu dikelola dengan baik agar keberadaaannya dapat

dimanfaatkan sebagaimana fungsinya.

Pada waktu melakukan praktikum Pengukuran Debit Air ini dilakukan

pemilihan lokasi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Dibagian sungai yang relatif lurus

2. Jauh dari pertemuan cabang sungai

3. Tidak ada tumbuhan air

4. Aliran air tidak turbulen

5. Aliran air tidak melimpah melewati tebing sungai

8

Page 9: Pengukuran Debit Air

Dalam pengukuran debit air ini dilakukan dengan menggunakan metode

antara lain (Sihotang,2006) :

Emboys Float Method

Yang menghitung debit air dengan rumus:

Keterangan :

R : Debit air

W : Rata-rata lebar (m)

D : Rata-rata kedalaman (m)

A : Konstanta perairan

L : Jarak yang ditempuh pelampung (m)

T : Waktu (detik)

Pada pengukuran debit air yang di lakukan dialiran waduk Faperika di

ketahui bahwa dengan menggunakan metode Emboys Float Method didapatkan

hasil 0,014 m3/s.

R=WDAL/T

9

Page 10: Pengukuran Debit Air

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pengukuran debit air menggunakan metode Emboys Float berbeda dengan

menggunakan Metode Weir. Perbedaan ini disebabkan oleh luas penampang pada

celah papan weir, sedangkan pada Emboys Float Method menggunakan lebar rata-

rata dan kedalaman rata-rata.

Dalam pengukuran debit air, pemilihan lokasi sangat penting dilakukan.

Lokasi tersebut harus memiliki ketentuan sebagai berikut: di bagian sungai yang

relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran

tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.

5.2. Saran

Pelaksanaan praktikum hendaknya benar-benar memperhatikan prosedur

kerjanya, sehingga paraktikum dapat berjalan dengan lancer tanpa ada kendala

yang mengganggu. Dan juga perlu diperhatikan Alat-alat dan bahan yang

diperintahkan oleh asisten masing-masing kelompok sehingga praktikum dapat

dilaksanakan dengan cepat.

Para praktikan juga harus memahami teori yang akan dipraktikumkan atau

prosedur-prosedur dalam melakukan praktikum, supaya saat melakukan

praktikum tidak terjadi kekeliruan.

10

Page 11: Pengukuran Debit Air

DAFTAR PUSTAKA

Adriman. 2002. Kualitas Dan Distribusi Spasi Karakteristik Fisika Kimia Perairan Sungai Sulir Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis. Berkala Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265 Vol. 29, No. 2.

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjamada University : Jogjakarta. 618 hal.

Clark,J.,R,. 1994. Phytoplankton. Edwar Amild Ltd. London. 115 pp.

Danar,A. 2004. Musim Hujan Dan Eutrofikasi Perairan Pesisir. http: //cac. Eng. Ui.ac.id / article / articleprint / 2660 / 1 / 25 /

Fauzi. 1996. Kumpulan Istilah Perikanan. Lembaga Yayasan Informasi dan Kajian. Pekanbaru. 203 hal. (tidak diterbitkan)

Hehanusa, P.E., dan Haryani, G.,s. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat). Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.230 hal.

Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali : Jakarta. 543 hal.

Nurdin, S,. 1984. Peran Radiasi Matahari Sebagai Input Dalam Kemantapan Ekosistem. IPB : Bogor. 45 hal.

Odum. 1971. Fundamentalis Of Ecologi. 3rd Ed. W. B. Sounders Comp. Philadelphia. 574 pp

Rambe, S.B.M.S. 1999. Kualitas Sungai Kampar Di Kecamatan Bangkinang Barat Ditinjau Dari Karakteristik Fisika, Kimia dan Struktur Komunitas Phytoplankton. Skripsi, Fperika UNRI. Pekanbaru. 46 hal.

Sachlan,M. 1980. Planktonologi. Diktat Perkuliahan Planktonologi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 63 hal.

Sihotang, C,.1988. Limnologi II. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 64 hal.

Swingle, A.,S. 1968. Standarization Of Chemical And Analysis For Water And Pond Fish Culture. Fisher Report 44 (4) 397-421 pp.

11

Page 12: Pengukuran Debit Air

LAMPIRAN

1.Alat-alat Yang Digunakan Selama Praktikum

L L

Trapezoid Weir Rectangular Weir

90 North Weir

Tali Rapia

Penggaris

12