Upload
egi-ramdhani
View
113
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Praktikum GeolistrikJurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung
Citation preview
PENGUKURAN SOUNDING DAN KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER
(Laporan Praktikum Eksplorasi Geolistrik)
Oleh
Egi Ramdhani1315051018
LABORATORIUM GEOFISIKAJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
2015
Judul Percobaan Pengukuran Sounding dan Konfigurasi Wenner-
Schlumberger
Tanggal Percobaan 18 April 2015
Tempat Percobaan Area Universitas Lampung
Nama Egi Ramdhani
NPM 1315051018
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Geofisika
Kelompok III (Tiga)
Bandar Lampung 18 April 2015
Mengetahui Asisten
Ferry Anggriawan NPM 1215051023
i
PENGUKURAN SOUNDING KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER
Oleh
Egi Ramdhani
ABSTRAK
Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini menggunakan prinsip penginjeksian arus listrik DC dibawah permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Adapun tata letak penempatan batang elektroda dalam survei geolistrik terbagi menjadi tujuh konfigurasi elektroda Latar belakang dari praktikum iniadalah sesuai tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah agar dapat memahami menggunakan serta mengaplikasikan konfigurasi elektroda schlumberger dan agar dapat menganalisis data yang diperoleh Pada praktikum mengambilan data 1D ini kami menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger dengan pengaturan spasi elektroda arus dan potensial yang telah ditentukan sebelumnya Bentangan line yang kami buat adalah 200 meter dengan lokasi base berada ditengah bentangan Alat yang dipakai pada pengambilan data ini adalan Naniura Resistivitymeter yang menampilkan nilai I dan V pada hasil yang didapat Cara menggunakannya cukup mudah yakni cukup menancapkan elektroda arus dan potensial di lokasi yang telah ditentukan spasinya dan tangan lupa untuk dihubungkan ke alat dengan kabel Lalu alat diaktifkan dan mengatur I agar menunjukan angka 00 menggunakan tombol khusus Setelah itu tekan tombol start sampai nilai I stabil dan ditekan tombol hold untuk menahan nilai P Dilakukan dua kali perhitungan pada titik yang sama agar dijadikan patokan nilai pengukuran pertama jika terjadi kesalahan pengamatan atau kesalahan alat Setelah didapatkan nilai arus I dan potensialnya (V) maka dilakukan perhitungan Rho menggunakan nilai faktor geometri (K) yang juga telah diketahui sebelumnya Dengan menggunakan konfigurasi schlumberger ini maka digunakan metode sounding dan didapatkan data bawah permukaan untuk dioleh dengan software khusus dan diinterpretasi
ii
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARv
DAFTAR TABELvi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2
II TINJAUAN PUSTAKA
II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4
III TEORI DASAR
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1Waktu dan Tempat Praktikum9
IV2Alat Praktikum9
IV3Pengambilan Data Praktikum11
IV4Pengolahan Data Praktikum11
IV5Di
agram Alir Praktikum12
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
iii
V1Data Praktikum13V2Pembahasan17
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4
Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8
Gambar 421 Laptop 9
Gambar 422 Alat Tulis 9
Gambar 423 Kertas 10
Gambar 424 Milimeter Block 10
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10
Gambar 426 Baterai DC 10
Gambar 427 Kabel 11
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11
Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
Judul Percobaan Pengukuran Sounding dan Konfigurasi Wenner-
Schlumberger
Tanggal Percobaan 18 April 2015
Tempat Percobaan Area Universitas Lampung
Nama Egi Ramdhani
NPM 1315051018
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Geofisika
Kelompok III (Tiga)
Bandar Lampung 18 April 2015
Mengetahui Asisten
Ferry Anggriawan NPM 1215051023
i
PENGUKURAN SOUNDING KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER
Oleh
Egi Ramdhani
ABSTRAK
Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini menggunakan prinsip penginjeksian arus listrik DC dibawah permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Adapun tata letak penempatan batang elektroda dalam survei geolistrik terbagi menjadi tujuh konfigurasi elektroda Latar belakang dari praktikum iniadalah sesuai tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah agar dapat memahami menggunakan serta mengaplikasikan konfigurasi elektroda schlumberger dan agar dapat menganalisis data yang diperoleh Pada praktikum mengambilan data 1D ini kami menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger dengan pengaturan spasi elektroda arus dan potensial yang telah ditentukan sebelumnya Bentangan line yang kami buat adalah 200 meter dengan lokasi base berada ditengah bentangan Alat yang dipakai pada pengambilan data ini adalan Naniura Resistivitymeter yang menampilkan nilai I dan V pada hasil yang didapat Cara menggunakannya cukup mudah yakni cukup menancapkan elektroda arus dan potensial di lokasi yang telah ditentukan spasinya dan tangan lupa untuk dihubungkan ke alat dengan kabel Lalu alat diaktifkan dan mengatur I agar menunjukan angka 00 menggunakan tombol khusus Setelah itu tekan tombol start sampai nilai I stabil dan ditekan tombol hold untuk menahan nilai P Dilakukan dua kali perhitungan pada titik yang sama agar dijadikan patokan nilai pengukuran pertama jika terjadi kesalahan pengamatan atau kesalahan alat Setelah didapatkan nilai arus I dan potensialnya (V) maka dilakukan perhitungan Rho menggunakan nilai faktor geometri (K) yang juga telah diketahui sebelumnya Dengan menggunakan konfigurasi schlumberger ini maka digunakan metode sounding dan didapatkan data bawah permukaan untuk dioleh dengan software khusus dan diinterpretasi
ii
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARv
DAFTAR TABELvi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2
II TINJAUAN PUSTAKA
II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4
III TEORI DASAR
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1Waktu dan Tempat Praktikum9
IV2Alat Praktikum9
IV3Pengambilan Data Praktikum11
IV4Pengolahan Data Praktikum11
IV5Di
agram Alir Praktikum12
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
iii
V1Data Praktikum13V2Pembahasan17
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4
Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8
Gambar 421 Laptop 9
Gambar 422 Alat Tulis 9
Gambar 423 Kertas 10
Gambar 424 Milimeter Block 10
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10
Gambar 426 Baterai DC 10
Gambar 427 Kabel 11
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11
Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
PENGUKURAN SOUNDING KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER
Oleh
Egi Ramdhani
ABSTRAK
Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini menggunakan prinsip penginjeksian arus listrik DC dibawah permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Adapun tata letak penempatan batang elektroda dalam survei geolistrik terbagi menjadi tujuh konfigurasi elektroda Latar belakang dari praktikum iniadalah sesuai tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah agar dapat memahami menggunakan serta mengaplikasikan konfigurasi elektroda schlumberger dan agar dapat menganalisis data yang diperoleh Pada praktikum mengambilan data 1D ini kami menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger dengan pengaturan spasi elektroda arus dan potensial yang telah ditentukan sebelumnya Bentangan line yang kami buat adalah 200 meter dengan lokasi base berada ditengah bentangan Alat yang dipakai pada pengambilan data ini adalan Naniura Resistivitymeter yang menampilkan nilai I dan V pada hasil yang didapat Cara menggunakannya cukup mudah yakni cukup menancapkan elektroda arus dan potensial di lokasi yang telah ditentukan spasinya dan tangan lupa untuk dihubungkan ke alat dengan kabel Lalu alat diaktifkan dan mengatur I agar menunjukan angka 00 menggunakan tombol khusus Setelah itu tekan tombol start sampai nilai I stabil dan ditekan tombol hold untuk menahan nilai P Dilakukan dua kali perhitungan pada titik yang sama agar dijadikan patokan nilai pengukuran pertama jika terjadi kesalahan pengamatan atau kesalahan alat Setelah didapatkan nilai arus I dan potensialnya (V) maka dilakukan perhitungan Rho menggunakan nilai faktor geometri (K) yang juga telah diketahui sebelumnya Dengan menggunakan konfigurasi schlumberger ini maka digunakan metode sounding dan didapatkan data bawah permukaan untuk dioleh dengan software khusus dan diinterpretasi
ii
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARv
DAFTAR TABELvi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2
II TINJAUAN PUSTAKA
II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4
III TEORI DASAR
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1Waktu dan Tempat Praktikum9
IV2Alat Praktikum9
IV3Pengambilan Data Praktikum11
IV4Pengolahan Data Praktikum11
IV5Di
agram Alir Praktikum12
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
iii
V1Data Praktikum13V2Pembahasan17
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4
Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8
Gambar 421 Laptop 9
Gambar 422 Alat Tulis 9
Gambar 423 Kertas 10
Gambar 424 Milimeter Block 10
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10
Gambar 426 Baterai DC 10
Gambar 427 Kabel 11
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11
Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARv
DAFTAR TABELvi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2
II TINJAUAN PUSTAKA
II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4
III TEORI DASAR
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1Waktu dan Tempat Praktikum9
IV2Alat Praktikum9
IV3Pengambilan Data Praktikum11
IV4Pengolahan Data Praktikum11
IV5Di
agram Alir Praktikum12
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
iii
V1Data Praktikum13V2Pembahasan17
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4
Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8
Gambar 421 Laptop 9
Gambar 422 Alat Tulis 9
Gambar 423 Kertas 10
Gambar 424 Milimeter Block 10
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10
Gambar 426 Baterai DC 10
Gambar 427 Kabel 11
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11
Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
V1Data Praktikum13V2Pembahasan17
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4
Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8
Gambar 421 Laptop 9
Gambar 422 Alat Tulis 9
Gambar 423 Kertas 10
Gambar 424 Milimeter Block 10
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10
Gambar 426 Baterai DC 10
Gambar 427 Kabel 11
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11
Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4
Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8
Gambar 421 Laptop 9
Gambar 422 Alat Tulis 9
Gambar 423 Kertas 10
Gambar 424 Milimeter Block 10
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10
Gambar 426 Baterai DC 10
Gambar 427 Kabel 11
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11
Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4
Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8
Gambar 421 Laptop 9
Gambar 422 Alat Tulis 9
Gambar 423 Kertas 10
Gambar 424 Milimeter Block 10
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10
Gambar 426 Baterai DC 10
Gambar 427 Kabel 11
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11
Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20
v
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15
Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16
vi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan
keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi
lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan
chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah
permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan
menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan
metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity
ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah
kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding
yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)
berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin
dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai
fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi
Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya
survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang
lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai
arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus
geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger
2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi
Schlumberger
3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan
konfigurasi elektroda Schlumberger
4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva
matching sederhana pada kertas millimeter block
5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau
belum dengan yang diharapkan)
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Daerah Pengamatan
Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat
digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi
perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan
dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan
bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan
sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi
wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu
kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan
kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit
dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu
lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga
terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan
tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-
basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik
klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona
Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari
batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan
batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat
mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter
terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik
muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang
berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di
wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa
depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
4
ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional
yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang
mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar
yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang
Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik
(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)
II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan
Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil
Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan
Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang
berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian
utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat
sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)
II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi
Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar
dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera
merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif
(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi
Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan
Area Pengukuran
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
5
struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung
yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan
tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)
Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang
terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga
kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan
kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal
sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh
Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah
sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung
batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang
(Hidayat dan Naryanto 1997)
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
III TEORI DASAR
Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat
jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya
ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini
digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau
jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-
permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk
memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak
aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole
logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat
ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada
teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena
beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam
beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk
menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak
dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik
tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada
pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik
denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan
tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)
mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah
lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan
bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik
secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan
memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air
tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan
Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan
rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)
penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al
(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah
untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
8
fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode
geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas
pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu
metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah
terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan
di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini
dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan
diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak
elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap
kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva
lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis
batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger
(Halik dan Widodo 2008)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan
pada
Waktu Sabtu 18 April 2015
Tempat Praktikum Area Universitas Lampung
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
10
Gambar 423 Kertas
Gambar 424 Milimeter Block
Gambar 425 Naniura Resistivitymeter
Gambar 426 Baterai DC
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
11
Gambar 427 Kabel
Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas
lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan
laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping
lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik
44 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda
potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang
didasarkan data pengukuran
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
12
45 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi
schlumberger kali ini adalah sebagai berikut
Mulai
Desain Pengukuran Alat Ukur
Menentukan daerah survei
Mendesain pengukuran sesuai
target yang diinvertigasi
Menggunakan konfigurasi elektroda
yang tepat dengan hasil yang diharapkan
Mengindentifikasi masing-masing
komponen alat ukur Naniura
Resistivitymeter
Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG
AB2FAKTOR GEOMETRI I
(mA)V(mV) Rho
MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833
75 10 867
9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694
Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom
AB2FAKTOR GEOMETRI
I (mA)
V(mV) Rho MN2
05 m
5 m10 m
15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
14
8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862
20 5 117
8 27 335 333 145723
25 5 188
5 34 217 215 1197529
30 5 274
9 28 106 105 1035784
40 5 494
8 31 54 53 853929
50 5 777
5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158
Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP
AB2MN
2
faktor geometri I (mA)
V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363
4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108
10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724
100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939
Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
14
AB2 MN2faktor geometri I
(mA)V(mV) Rho
05 m 5m 10m
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
14
15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625
4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321
10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169
100 10 1555 51 265 80799
Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila
AB2 MN2faktor geometri
I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m
15 05 625 53 667 78656
25 05 188 40 125358891
0
4 05 495 51 43241929
4
6 05 1123 47 14233928
9
8 05 2003 48 833383
3
10 05 3133 42 4533567
9
12 05 4518 51 4136321
2
15 05 7061 54 2532689
8
15 5 628 54 24828841
5
20 5 1178 42 12133937
6
25 5 1885 44 10544983
0
15
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
14
30 5 2749 33 4638319
4
40 5 4948 32 2437110
0
50 5 7775 40 2344706
3
60 5 1123 44 1538284
1
75 5 1759 31 0739719
4
75 10 8679 31 1850394
2
100 10 1555 37 0729418
9
125 10 2438 36 0427088
9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa
AB2
MN2Faktor Geometri
I (Ma)V
(mV)Rho
05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555
Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB
2 MN2
Faktor GeometriI (Ma)
V (mV)
Rho05 M 5 M 10 M
15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438
16
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
14
6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169
V2 Pembahasan
Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini
dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi
200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus
Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan
3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang
gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat
dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran
dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang
berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis
bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat
dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan
dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-
schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan
yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri
yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada
lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus
17
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
14
R h o=K timesVI
Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m
sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran
dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga
pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari
pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang
berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu
menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat
menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise
ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat
Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
18
kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18
April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3
Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik
Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3
mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer
universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari
minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding
oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di
jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4
mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian
atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan
kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping
lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila
Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7
dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5
melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau
Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses
menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)
Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan
berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi
bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB
yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran
tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi
kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan
dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami
tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar
panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
19
dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan
arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol
Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian
resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar
diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran
resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan
ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis
semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus
adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai
apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda
arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian
disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada
saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-
data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data
menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun
adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang
terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan
kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu
harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk
kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat
di bagian lampiran
Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini
merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan
juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi
antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1
dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
20
Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan
dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami
gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30
40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap
pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai
faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap
pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan
koreksi antar data
Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok
Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan
anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah
dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat
diinterpretasikan
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi
dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus
2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan
spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-
Schlumberger dengan teknik sounding
3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara
kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi
Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter
di pertengahan lintasan
4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan
untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah
permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika
dilakukan perubahan jarak elektroda
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9
Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55
Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421
Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
Lampiran 1 Tugas
1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi
elektroda schlumberger)
2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran
3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block
4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada
praktikum ini
Jawaban
1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data
pengamatan
2 Terdapat pada data pengamatan
3 Terlampir dalam laporan ini
4 Terlampir setelah halaman ini
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik