126
PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis Putusan Pengadilan Negeri 201/Pid.B/2014/PN.MJL) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : Keken Rizka Fitri Assholihati NIM: 1113045000018 PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN

(Analisis Putusan Pengadilan Negeri 201/Pid.B/2014/PN.MJL)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

Keken Rizka Fitri Assholihati

NIM: 1113045000018

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

i

Page 3: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

ii

Page 4: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

iii

Page 5: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

iv

ABSTRAK

Keken Rizka Fitri Assholihati. NIM 1113045000018. PENGULANGAN

TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis Putusan Perkara Pengadilan Negeri

Majalengka Nomor 201/Pid.B/2014/PN.MJL). Program Studi Hukum Pidana

Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 1438 H/2017 M.

Kejahatan yang semakin merajalela di lingkungan berbangsa dan

bernegara dengan berbagai macam bentuk yang variatif. Salah satu faktor

determinan terjadinya kejahatan ialah kebutuhan yang mendesak harus dipenuhi

namun berbanding terbalik dengan upaya dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Secara tidak langsung, hal itu membuat masyarakat membuat jalan pintas dan

mendorong mereka melakukan suatu kejahatan. Namun, saat penegakan hukum

berlangsung dengan menerapkan hukuman, adanya oknum yang kembali

mengulangi kejahatan tersebut juga meresahkan masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penulis melakukan

pengumpulan data dengan metode kepustakaan. Penulis melakukan

pengidentifikasian secara sistematis dari sumber yang berkaitan dengan objek

kajian. Setelah data diperoleh penulis menganalisis secara yuridis normatif data

yang diperoleh terhadap objek kajian (Putusan Nomor 201/Pid.B/2014/PN.MJL).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengulangan (residive) menurut

KUHP dan Hukum Pidana Islam mempunyai konsep yang berbeda dalam

memberikan sanksi hukuman. Kedua bidang ilmu ini sepakat memberikan sanksi

pemberat kepada pelaku yang mengulangi tindak pidana. Akan tetapi, bentuk

sanksi pemberat atau penambahan hukuman yang diberikan sangatlah berbeda.

Kata Kunci : Tindak Pidana, Pengulangan (residive), Pencurian.

Pembimbing : Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag

Daftar Pustaka : 1960 - 2016

Page 6: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

v

لر حمن الر حيمااهلل بسم

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Yang selalu

menganugrahi nikmat dan karunia yang tiada terkira. Shalawat serta salam selalu

tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita menjadi

pengikut Baginda yang diakui serta diberikan syafa’atnya di akhirat kelak. Amin.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ungkapan kebahagiaan

dengan penuh rasa syukur dengan terlaksananya penyusunan skripsi sebagai tanda

selesainya masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Dalam penyusunan

ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang secara langsung

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. M. Nurul Irfan, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Hukum

Pidana Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing

yang telah memberikan waktu, arahan dan motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Yunasril Ali, MA. Selaku Dosen Penasihat Akademik

atas arahan dan motivasinya.

Page 7: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

vi

5. Seluruh Dosen dan Staff Hukum Pidana Islam, semoga ilmu yang telah

Bapak dan Ibu berikan selalu bermanfaat bagi penulis dan menjadi

keberkahan dimasa yang akan datang.

6. Teristimewa untuk Bapak Syariful Miftah,almarhumah Yanti Ida serta

adik-adik tersayang, M. Hasby Assydiqi dan M. Akbar Abu Jabar,

yang telah mencurahkan kasih sayang tidak terhingga, serta dukungan

moril dan materiil serta doa kepada penulis.

7. Terkhusus Arya, Lubna, Syamazka, Derifka, Zahrah, Kurnia Hayati,

Fathiyah, Dara, Arsy, Rian, Jauhar, Aldi dan teman-teman

seperjuangan Hukum Pidana Islam angkatan 2013 yang telah

memberikan semangat dan motivasi selama menjalankan perkuliahan

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepada Keluarga Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII) yang selalu memberikan support.

9. Kepada Keluarga Besar KKN 109 (SERSAN) yang telah memberikan

bantuan dan dukungan kepada penulis.

10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan

semangat dan motivasi kepada penulis dalam menjalani kegiatan

akademik dan organisasi selama ini.

Jakarta, 18 April 2017

Keken Rizka Fitri Assholihati

Page 8: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat yang Diharapkan ................................... 8

D. Review Pustaka ...................................................................... 9

E. Metode Penelitian .................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................ 12

BAB II TINJAUAN UMUM PENGULANGAN (RESIDIVE) TINDAK

PIDANA PENCURIAN

A. Tindak Pidana Dan Jenis Sanksi Pidana................................ 14

B. Tindak Pidana Pencurian ....................................................... 27

C. Pengulangan Tindak Pidana (Residive) ................................ 30

Page 9: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

viii

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PENGULANGAN

(RESIDIVE) TINDAK PIDANA PENCURIAN DALAM

PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

A. Jarimah dan Jenisnya ............................................................. 41

B. Jarimah Pencurian ................................................................. 45

C. Pengulangan Jarimah Menurut Hukum Pidana Islam ........... 52

BAB IV ANALISA PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI

MAJALENGKA NO. 201/PID.B/2014/PN.MJL TENTANG

RESIDIVIS MENURUT KUHP DAN HUKUM PIDANA

ISLAM

A. Deskripsi Kasus ..................................................................... 60

B. Dakwaan ................................................................................ 62

C. Putusan No. 201/Pid.B/2014/PN.Mjl. ................................... 68

D. Analisa Hukum Positif .......................................................... 79

E. Analisa Hukum Islam ............................................................ 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 86

B. Saran ...................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 90

LAMPIRAN

Page 10: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini segala bentuk kejahatan semakin merajalela di berbagai

pelosok negeri. Tidak hanya di ibukota tetapi di daerah-daerah pun bentuk

kejahatan yang terjadi semakin beragam. Media sebagai acuan informasi bagi

setiap generasi tidak hentinya memberikan informasi terkait tindak pidana atau

kejahatan yang terjadi. Banyak hal yang menjadi faktor pemicunya, seperti salah

satu faktornya kesulitan ekonomi yang kemudian mengarah kepada aksi pencurian

untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Pemenuhankebutuhan hidup tergantung

dari hasil yang diperoleh melalui daya upayayang dilakukan untuk memperoleh

kemakmuran dan kesejahtreaan lahir dan batin.1Tidak lagi mengenal umur,

pelakunya tidak hanya orang dewasa akan tetapi anak dibawah umur sudah begitu

mahir mempraktekannya. Tentu ini membutuhkan perhatian khusus dari berbagai

pihak demi terciptanya generasi yang bermoral baik dan masyarakat yang aman

dari maraknya kejahatan.

Kejahatan dalamkehidupan masyarakat merupakan gejala sosial yang akan

selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara.2Tidak hanya

di kota-kota besar di indonesia, persentase tingkat pencurian semakin meningkat

beriringan dengan kebutuhan hidup yang semakin meningkat di setiap daerah di

indonesia baik tingkat provinsi, kabupaten ataupun kecamatan.

1 R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi ( Jakarta: Rajawali Pers,

2010), h. 1.

2 Bambang Waloyu, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008) , h. 1.

Page 11: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

2

Menurut KUHP, definisi Pencurian yang tertera di Pasal 362, yaitu:

“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan

hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama

lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”3.

Di dalam KUHP dijelaskan bagaimana bentuk-bentuk pencurian dari

berbagai objek yang dicuri, situasi atau tempat kejadian, dan subjek yang

melakukan pencurian. Seperti yang dikutip dalam Pasal 363 KUHP ayat (1),

yaitu:

(1) diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:1. Pencurian

Ternak; 2. Pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir, gempa

bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar,

kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang; 3.

Pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan

tertututp yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada disitu

tidak diketahui atau tidak dikehendaki

oleh yang berhak; 4.Pencurian yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih; 5. Pencurian yang untuk masuk ke

tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang

diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau

dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan

palsu.4

Berkaitan dengan hal itu kajian islam juga membahas berbagai kejahatan

atau disebut juga dengan Jarimah. Jarimah-jarimah dalam kajian Fiqih Jinayah

menurut para fukaha banyak sekali membahas Hudud, Jarimah Qisas Diyat, dan

Jarimah Ta‟zir.

Jarimah Hudud yaitu perbuatan melanggar hukum yang jenis dan ancaman

hukumannya ditentukan oleh nas, yaitu hukuman had (Hak Allah). Hukuman had

yang dimaksud tidak mempunyai batas terendah, tertinggi dan tidak bisa

3 Pustaka Mahardika, KUHP dan KUHAP, h. 116

4 Pustaka Mahardika, h. 116

Page 12: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

3

dihapuskan oleh perorangan (si korban atau walinya) atau masyarakat yang

mewakili (ulil amri). Para ulama sepakat kalau kategori pada jarimah hudud ada

tujuh, yaitu : Zina, qazf (menuduh zina), sariqah (pencurian), Perampokan atau

penyamunan (hirabah), pemberontakan (al-baghy), minum-minuman keras (Syurb

al-khamr), dan riddah (murtad).5

JarimahQisas Diyat yakni perbuatan yang diancamdengan hukuman Qisas

atau Diyat baik Qisas maupun Diyat merupakan hukuman yang telah ditentukan

batasnya, tidak ada batas terendah dan tertinggi, tetapi menjadi hak perorangan,

ini berbeda dengan hukuman had yang menjadi hak Allah semata. Hukum qisas

diyat penerapannya ada beberapa kemungkinan, seperti hukum qisas bisa berubah

menjadi hukum diyat, hukuman diyat bisa dimaafkan, apabila sudah dimaafkan

maka hukumannya menjadi hapus atau tidak ada hukuman.

Yang termasuk dalam kategori jarimah qisas diyat, yaitu : pembunuhan

sengaja (al-qatlal-amd), pembunuhan semi sengaja (al-qatl sibh al-amd),

pembunuhan keliru (al-qatl al-khata), penganiayaan sengaja (al-jarh al-amd),

penganiayaan salah (al-jarh al-khata).6

Jarimah Ta‟zir yaitu memberi pelajaran, artinya suatu jarimah yang

diancam dengan hukuman Ta‟zir yaitu hukuman had selain qisas diyat.

Pelaksanaan hukuman Ta‟zir, baik yang jenis larangannya ditentukan oleh nas

5 Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri Al-Jina‟i Al-Islami, (Kairo: Maktabah Darul Urubah,

1960) , h. 67.

6 Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri Al-Jina‟i Al-Islami, h. 79.

Page 13: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

4

atau tidak, baik perbuatan itu menyangkut hak Allah atau hak perorangan,

hukumannya tetap semua diserahkan kepada penguasa atau pemimpin.7

Hukum Islam menindak tegas mengenai kejahatan pencurian seperti yang

tertera dalam surat Al-Maidah ayat 38 :

ا كسبا كها وٱنسارق وٱنسارقة فاقطعىا أ يديها جزآ ء ب

اهلل ٨٣ وٱنهه عزيز حكيى يArtinya : ―Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri,

potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas perbuatan yang mereka

lakukan dan sebagai siksaan dari Allah‖.

Permasalahannya terjadi jika pelaku pencurian yang sudah melakukan

kejahatan pencurian kembali melancarkan aksinya melakukan kejahatan pencurian

di masyarakat atau disebut juga dengan Residive (Pengulangan). Ini dapat

diartikan bahwa hukuman yang sudah ditetapkan pada pelaku tidak menimbulkan

efek jera pada pelaku itu sendiri dan terus mengulangi perbuatan tindak pidana

yang sama taupun berbeda. Dalam istilah hukum konvensional mutakhir,

pengertian pengulangan tindak pidana (Al-„aud) adalah dikerjakannya suatu

tindak pidana oleh seseorang sesudah ia melakukan tindak pidana lain yang telah

mendapat keputusan akhir. Artinya, pengulangan tindak pidana harus timbul

dalam berulang-ulangnya tindak pidana dari orang tertentu setelah ia mendapat

keputusan terakhir atas dirinya pada salah satu atau pada sebagiannya.

7Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam,(Jakarta, Bulan Bintang, 1990, cet.4),

hal. 47.

Page 14: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

5

KUHP Indonesia tidak mengenal aturan umum tentang pengulangan

kejahatan. Buku tersebut hanya menyebutkan sekumpulan perbuatan tindak

pidana yang bisa menimbulkan pengulangan kejahatan. Karena itu, aturan tentang

pengulangan kejahatan tidak dibicarakan di Buku Pertama yang berisi aturan

umum, tetapi diletakkan di bagian penutup Buku Kedua, yaitu pada Pasal 486,

487, dan 488 yang berisi penyebutan beberapa macam tindak pidana yang

menimbulkan pengulangan kejahatan.

Residive atau pengulangan mempunyai dua arti, yang satu menurut

masyarakat (sosial) dan yang lainnya dalam arti hukum pidana. Menurut arti yang

pertama, masyarakat menganggap bahwa setiap orang yang setelah dipidana,

menjalaninya yang kemudian melakukan tindak pidana lagi, disini ada

pengulangan, tanpa memperhatikan syarat-syarat yang lainnya. Tetapi

pengulangan dalam arti hukum pidana, yang merupakan dasar pemberat pidana

ini, tidaklah cukup hanya melihat berulangnya melakukan tindak pidana, tetapi

dikaitkan pada syarat-syarat tertentu yang ditetapkan Undang-undang.8

Dalam hukum islam bahwa seorang pelaku tindak pidana harus dijatuhi

hukuman yang telah ditetapkan untuk tindak pidana tersebut, tetapi bila pelaku

kembali mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukannya, hukuman yang

dijatuhkan kepadanya dapat diperberat. Apabila ia terus mengulangi tindak pidana

tersebut, ia dapat dijatuhi hukuman mati atau hukuman penjara seumur

hidup.Oleh sebab itu, diadakannya penelitian mengenai faktor-faktor determinan

8 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002),

h. 80.

Page 15: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

6

kepada seorang residivis sebagai latar belakang para residivis mengulangi

kejahatan.

Dalam penegakan hukum, penilaian residivisme ini dapat dipergunakan

sebagai pertimbangan putusan pengadilan. Kategori resiko yang ditemukan pada

diri seorang pelanggar hukum dapat dijadikan pertimbangan apakah ia diputus

penjara atau dikembalikan untuk dibina di masyarakat (community based

correction). Melalui proses ini, lembaga pemasyarakatan benar-benar digunakan

hanya untuk individu yang membahayakan bagi masyarakat karena memiliki

resiko yang besar untuk kembali melakukan kejahatan. Melalui proses ini pula,

sistem koreksi diselenggarakan dengan lebih efisien dan efektif.9

Maka disini akan di analisis bagaimana KUHP dan Hukum Pidana Islam

memandang Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor

201/Pid.B/2014/PN.Mjl yang memuat perkara pencurian motor dengan terdakwa

yang ternyata sudah berulang pernah melakukan tindak pidana dan dihukum.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu untuk

mengetahui lebih dalam mengenai Pengulangan (residive) dari sudut pandang

KUHP dan Hukum Pidana Islam serta bagaimana pengaturannya. Untuk itu

penulis tuliskan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengulangan Tindak

Pidana Pencurian (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Majalengka Nomor

201/Pid.B/2014/PN.Mjl”

9Iqrak Sulhin dan Yogo Tri Hendiarto, ―Identifikasi Faktor Determinan Residivisme‖,

Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 7 No.III (Desember 2011) : h. 355 – 366.

Page 16: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Fokus masalah dalam studi ini berkisar pada tindak pidana yang dilakukan

seorang warga Majalengka yang sebelumnya sudah pernah menjalani

hukuman karena melakukan tindak pidana yang serupa. Seperti yang tertulis

di dalam putusan MA Nomor 201/Pid.B/2014/PN.Mjl. Dengan demikian,

dalam penelitian ini yang dijadikan masalah pokok ialah bagaimana

pandangan, aturan dan sanksi bagi pelaku yang melakukan tindak pidana

pencurian yang sebelumnya pernah menjalani hukuman dengan tindak pidana

yang serupa.

Dari masalah pokok diatas dapat diuraikan menjadi 2 (dua) sub-masalah

yang dirumuskan dengan pertanyaan (research question) , yaitu:

a. Bagaimana perbedaan pandangan mengenai pengulangan pelaku tindak

pidana pencurian menurut KUHP dan Hukum Pidana Islam ?

b. Bagaimana sanksi pengulangan pelaku tindak pidana pencurian sepeda

motor di Majalengka menurut KUHP dan Hukum Pidana Islam ?

Putusan hakim yang dijadikan fokus kajian dalam studi ini dibatasi pada

putusan MA Nomor 201/Pid.B/2014/PN.Mjl. Kajian putusan Nomor

201/Pid.B/2014/PN.Mjl dalam penelitian ini dibatasi pada 2 (tiga) aspek, yaitu

(1) aspek dalam KUHP dan (2) aspek dalam Hukum Pidana Islam.

Pembatasan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa secara doktriner kedua

aspek tersebut merupakan komponen utama dalam menganalisis putusan

tersebut.

Page 17: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

8

C. Tujuan dan Manfaat yang Diharapkan

1. Tujuan Penelitian

Secara umum, studi ini bertujuan untuk menggambarkan secara umum

mengenai pengulangan (residive) tindak pidana dalam Hukum Positif dan

Hukum Islam dan menjelaskan aturan hukum terhadap kategori pengulangan

(residive) yang dilakukan seorang warga Majalengka yang bernama Yahyo

Sahyo , sehingga dapat menjelaskan dan menguji kebenaran terhadap putusan

MA Nomor 201/Pid.B/2014/PN.Mjl. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui pandangan mengenai Pengulangan (Residive)

menurut KUHP dan Hukum Pidana Islam.

b. Untuk menjelaskan sanksi pengulangan tindak pidana pencurian

menurut KUHP dan Hukum Pidana Islam.

2. Manfaat Penelitian

Adapun spesifikasi manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan

sebagai berikut :

a. Bagi akademisi, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

mengenai pengulangan tindak pidana (Residive) menurut KUHP dan

Hukum Pidana Islam.

b. Bagi Hakim, penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam

pengambilan keputusan terhadap kriteria pengulangan tindak pidana

pencurian.

Page 18: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

9

D. Review Pustaka

Sejumlah penelitian tentang skripsi ini telah dilakukan, baik yang

mengkaji secara spesifik isu tersebut maupun yang menyinggung secara

umum. Berikut paparan tinjauan umum atas sebagian karya penelitian

tersebut.

1. Skripsi karya ARIZAL FIRDAUS, yang berjudul TINJAUAN HUKUM

PIDANA ISLAM TERHADAP RESIDIVIS SEBAGAI ALASAN

PEMBERAT PEMIDANAAN DALAM KUHP.10

Dalam skripsi ini lebih

menekankan konsep KUHP dalam menentukan pengulangan tindak

pidana sebagai alasan pemberat pidana. Hasil penelitian ini

menjabarkan tinjauan hukum islam tentang tindak pidana pengulangan

sebagai alasan pemberat pemidanaan dalam KUHP.

2. Skripsi karya IZZUL KHOIR, yang berjudul PENGULANGAN

KEJAHATAN OLEH RESIDIVIS DI WILAYAH POLSEK KENJERAN

SURABAYA DALAM KAJIAN FIQIH JINAYAH.11

Studi ini dibatasi oleh masalah Tipologi Pengulangan Kejahatan oleh

Residivis Di Wilayah Polsek Kenjeran Surabaya, Faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi Residivis melakukan tindak pidana ulang di

wilayah Polsek Kenjeran Surabaya, dan Tinjauan Fiqih Jinayah

10

Arizal Firdaus, Undergraduate thesis, Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap

Residivis Sebagai Alasan Pemberat Pemidanaan Dalam KUHP, (Ciputat: Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2014).

11Izzul Khoir, Pengulangan Kejahatan Oleh Residivis Di Wilayah Polsek Kenjeran

SurabayaDalam Kajian Fiqih Jinayah, ,(Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2006).

Page 19: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

10

Tentang Pengulangan Kejahatan oleh Residivis Di Wilayah Polsek

Kenjeran Surabaya.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan

ilmu pengetahuan maupun teknologi.12

Hal ini disebabkan karena

penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,

metodologi dan konsisten. Oleh karena penelitian merupakan suatu sarana

ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

metodologi penelitian yang diterapkan harus senantiasa disesuaikan

dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, artinya

penulis tidak membutuhkan populasi dan sampel.Objek pembahasan ini

tertuju pada penelitian suatu putusan pengadilan, maka kajian ini termasuk

pada penelitian hukum normatif. Penelitian yuridis normatif yang bersifat

kualitatif, adalah penelitian yang mengacu pada norma hukum yang

terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan

serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.13

Peter Marzuki mengemukakan bahwa di dalam penelitian hukum

terdapat sejumlah pendekatan, yaitu : pendekatan undang-undang (statue

12

Soejono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat, (Jakarta: CV.Rajawali, 1990), h. 1.

13Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 105.

Page 20: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

11

approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis

(historical approach), pendekatan komparatif (comparative approach),

pendekatan konseptual (conceptual approach).14

Oleh karena itu,

penelitian ini menerapkan pendekatan kasus (case approach).

2. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kepustakaan dalam pengumpulan data.Kajian kepustakaan adalah upaya

pengidentifikasian secara sistemis dan melakukan analisis terhadap

dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan tema,

objek, dan masalah penelitian.15

Bahan hukum yang digunakan berupa bahan hukum primer, yaitu

bahan-bahan hukum yang mengikat, terdiri dari peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan objek penelitian. Pada penelitian ini bahan

hukum primer yang digunakan berupa: Putusan MA Nomor

201/Pid.B/2014/PN.Mjl. Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi

tentang hukum yang merupakan dokumen tidak resmi. Terdiri atas buku-

buku, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar

atas putusan hakim.16

14

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2008), h.

93.

15Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, (Ciputat:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 17.

16Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, h. 54.

Page 21: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

12

3. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis yuridis-normatif yang

berarti membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu

hukum.Penelitian yang menggunakan teknik analisis yuridis-normatif

merupakan penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang

terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan

serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.17

4. Metode Penulisan

Penulis menggunakan metode penulisan skripsi yang mengacu

pada “Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2012 Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta”.

F. Sistematika Penulisan

Materi laporan penelitian skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab.

Bab I : Berupa Pendahuluan yang akan diuraikan mengenai

Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penelitian, Review Pustaka, Metode Penelitian, dan

Sistematika Pembahasan.

Bab II : Bertajuk ―Tinjauan Umum Pengulangan (residive)

tindak pidana pencurian‖. Terdiri dari 3 (tiga) sub pembahasan, yaitu

17

Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, h. 24.

Page 22: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

13

:Tindak Pidana Dan Jenis Sanksi Pidana, Tindak Pidana Pencurian,

Pengulangan Tindak Pidana (Residive).

Bab III : Bertajuk ―Tinjauan Umum tentang Pengulangan

(Residive) Tindak Pidana Pencurian Dalam Perspektif Hukum Pidana

Islam‖. Bab ini menyajikan 3 (tiga) sub bagian, yaitu: Jarimah dan

Jenisnya, Jarimah Pencurian, dan Pengertian Pengulangan Jarimah

Menurut Hukum Pidana Islam.

Bab IV : Analisa Putusan Hakim Pengadilan Negeri

Majalengka No. 201/Pid.B/2014/PN.Mjl Tentang Residivis Menurut

KUHP dan Hukum Pidana Islam. Bab ini menyajikan Deskripsi Kasus,

Dakwaan Putusan No. 201/Pid.B/2014/PN.Mjl, Analisa Hukum Positif

dan Analisa Hukum Islam.

Bab V : Merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan

saran. Dalam bab ini disajikan pokok-pokok hasil penelitian dalam suatu

kesimpulan dan saran terkait kegunaan penelitian untuk kedepannya.

Page 23: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PENGULANGAN (RESIDIVE)

TINDAK PIDANA PENCURIAN

A. Tindak Pidana Dan Jenis Sanksi Pidana

1. Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana adalah perbuatan yang pelakunya seharusnya

dipidana. Tindak pidana dirumuskan dalam undang-undang, antara lain

KUHP. Sebagai contoh, Pasal 338 KUHP menentukan bahwa

―barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun‖.18

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia (KUHP)

bersumber pada W.V.S Belanda maka istilah aslinya pun sama, yaitu

strafbaar feit (perbuatan yang dilarang oleh undang-undang yang diancam

dengan hukuman).19

Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat

dikenakan hukum pidana. Dan pelaku ini dapat dikatakan sebagai ―subjek‖

tindak pidana.20

18

Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2012), h. 57.

19 M. Nurul Irfan, Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.

23.

20 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, (Bandung: Refika

Aditama, 2008), cet. Ke-III, h. 58.

Page 24: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

15

Pada dasarnya, istilah strafbaar feit dijabarkan secara harfiah

terdiri dari tiga kata. Straf yang diterjemahkan dengan pidana dan hukum.

Kata baar diterjemahkan dengan dapat dan boleh. Kata feit diterjemahkan

dengan tindak, peristiwa, pelanggaran, dan perbuatan. Jadi, istilah

strafbaar feit secara singkat bisa diartikan perbuatan yang boleh dihukum.

Menurut Van Hamel merumuskan strafbaar feit (tindak pidana)

sebagai suatu serangan atau ancaman terhadap hak-hak orang lain.21

Namun, dalam kajian selanjutnya tidak sesederhana ini karena yang bisa

dihukum itu bukan perbuatannya melainkan orang yang melakukan suatu

perbuatan yang melanggar aturan hukum.

Dengan demikian tindak pidana merupakan suatu perbuatan

kejahatan yang dilakukan seseorang atau berkelompok. Perbuatan yang

merugikan orang lain dengan cara melawan hukum. Di bawah ini penulis

juga mengutip beberapa pendapat ahli hukum mengenai pengertian tindak

pidana.

Simons mengatakan bahwa dalam arti sesungguhnya berbuat

(handelen) mengandung sifat aktif, yaitu tiap gerak otot yang dikehendaki

dan dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan akibat.

Akan tetapi, Pompe tidak menyetujui rumusan tersebut, karena

gerakan otot tidak selalu ada pada setiap tindak pidana, juga mengenai

kehendak tidak selalu ada. Ia mengatakan, perbuatan (gedraging) itu dapat

ditetapkan sebagai suatu kejadian yang berasal dari manusia, yang dapat

21

P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Citra Aditya

Bakti, 1997), h. 185.

Page 25: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

16

dilihat dari luar dan diarahkan kepada tujuan yang menjadi sasaran norma.

22

Sementara itu, Moeljatno mengatakan bahwa hukum pidana

adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara

yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk:

a. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh

dilakukan yang dilarang dengan disertai ancaman atau sanksi

yang berupa pidana tertentu bagi barangsiapa melanggar

larangan tersebut.

b. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang

telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau

dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.

c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu

dapat dilaksanakan apabila ada orang yang telah melanggar

larangan tersebut.23

2. Unsur-Unsur Perbuatan Pidana

Unsur-unsur atau elemen-elemen perbuatan pidana adalah:

a. Kelakuan dan akibat;

22

Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 55.

23 Suharto Rm, Hukum Pidana Materiil, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), cet. Ke-II, h. 4.

Page 26: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

17

b. Hal ikhwal atau keadaan tertentu yang menyertai perbuatan, hal

ikhwal oleh Van Hamel dibagi dalam dua golongan, yaitu mengenai

diri orang yang melakukan perbuatan dan yang mengenai di luar diri si

pembuat.24

Dalam rumusan perbuatan pidana yang tertentu, adanya hal

ikhwal tambahan yang tertentu juga, misalnya kewajiban untuk

melapor kepada yang berwajib jika mengetahui suatu kejahatan. Jika

ditemui indikasi bahwa orang yang tidak melapor baru melakukan

perbuatan pidana, kalau kejahatan tersebut kemudian benar-benar

terjadi maka hal terjadinya kejahatan tersebut merupakan unsur

tambahan.

c. Karena keadaan tambahan tersebut dinamakan unsur-unsur yang

memberatkan pidana.25

d. Biasanya dengan adanya perbuatan yang tertentu seperti

dirumuskan dengan unsur-unsur di atas maka sifat pantang

dilakukannya perbuatan itu sudah tampak dengan wajar. Sifat yang

demikian ini, ialah sifat melawan hukumnya perbuatan, tidak perlu

dirumuskan lagi sebagai elemen atau unsur tersendiri.

e. Unsur melawan hukum dalam rumusan delik yang subyektif.26

24

Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002), cet. Ke-VII,

h. 58.

25 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, h. 60.

26 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, h. 62.

Page 27: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

18

Di dalam konsep KUHP pun perbuatan pidana dibedakan menjadi

dua, yaitu kejahatan dan pelanggaran. Selain itu juga terdapat jenis-jenis

yang secara teoritis sangat banyak pembagiannya, diantaranya adalah:

a. Perbuatan pidana yang dibedakan atas pidana formil, yaitu

perbuatan pidana yang perumusannya dititikberatkan pada

perbuatan yang dilarang dan pidana materiil yaitu perbuatan

pidana yang perumusannya dititikberatkan pada akibat yang

dilarang.

b. Perbuatan pidana yang dibedakan atas delik komisi (commision

act) dan delik omisi (ommision act). Delik komisi adalah delik

yang berupa pelanggaran terhadap larangan, yaitu berbuat

sesuatu yang dilarang, misalnya melakukan pencurian,

penipuan, dan pembunuhan. Sedangkan delik omisi adalah

delik yang berupa pelanggaran terhadap perintah, yaitu tidak

berbuat sesuatu yang diperintah misalnya tidak menghadap

sebagai saksi di muka pengadilan seperti yang tercantum dalam

Pasal 522 KUHP. Perbuatan pidana juga dibedakan atas

perbuatan pidana kesengajaan (delik dolus) dan kealpaan (delik

culpa). Delik dolus adalah delik yang memuat unsur

kesengajaan. Misalnya perbuatan pidana pembunuhan dalam

Pasal 338 KUHP. Sedangkan delik culpa adalah delik-delik

yang memuat unsur kealpaan. Misalnya Pasal 359 KUHP

Page 28: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

19

tentang kealpaan seseorang yang mengakibatkan matinya

seseorang.

c. Perbuatan pidana juga dibedakan atas perbuatan pidana tunggal

dan perbuatan pidana berganda. Yang pertama adalah delik

yang cukup dilakukan dengan satu kali perbuatan. Delik ini

dianggap telah terjadi dengan hanya dilakukan sekali

perbuatan, seperti pencurian, penipuan dan pembunuhan. Yang

kedua adalah delik yang untuk kualifikasinya baru terjadi

apabila dilakukan beberapa kali perbuatan, seperti Pasal 480

KUHP yang menentukan bahwa untuk dapat dikualifikasikan

sebagai delik penadahan, maka penadahan itu harus dilakukan

dalam beberapa kali.

d. Perbuatan pidana juga didasarkan atas perbuatan pidana yang

berlangsung terus menerus dan perbuatan pidana yang tidak

berlangsung terus menerus. Yang dimaksud dengan perbuatan

pidana yang berlangsung terus menerus adalah perbuatan

pidana yang memiliki ciri, bahwa perbuatan yang terlarang itu

berlangsung terus. Misalnya delik merampas kemerdekaan

orang dalam Pasal 333 KUHP. Dalam delik ini, selama orang

yang dirampas kemerdekaannya itu belum dilepas, maka

selama itu pula delik itu masih berlangsung terus. Sedangkan

yang dimaksud perbuatan pidana yang tidak berlangsung terus

menerus adalah perbuatan pidana yang memiliki ciri, bahwa

Page 29: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

20

keadaan yang terlarang itu tidak berlangsung terus menerus

seperti pencurian dan pembunuhan.

e. Perbuatan pidana juga dibedakan atas delik aduan dan delik

biasa. Delik aduan adalah perbuatan pidana yang

penuntutannya hanya dilakukan jika ada pengaduan dari pihak

yang terkena atau yang dirugikan. Delik aduan dibedakan

dalam dua jenis, yaitu delik aduan absolut dan delik aduan

relatif. Delik biasa adalah delik yang tidak mempersyaratkan

adanya pengaduan untuk penuntutannya, seperti pembunuhan,

pencurian daan penggelapan.

f. Perbuatan pidana juga dibedakan atas delik biasa dan delik

yang dikualifikasi. Delik biasa adalah bentuk tindak pidana

yang paling sederhana, tanpa adanya unsur yang bersifat

memberatkan seperti dalam Pasal 362 KUHP tentang

pencurian. Sedangkan delik yang dikualifikasi adalah

perbuatan pidana dalam bentuk pokok yang ditambah dengan

adanya unsur pemberat, sehingga ancaman pidananya menjadi

diperberat, seperti dalam pasal 363 dan pasal 365 KUHP yang

merupakan bentuk kualifikasi dari delik pencurian dalam Pasal

362 KUHP.27

27

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), cet. Ke-II, h.

102

Page 30: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

21

3. Macam-macam Sanksi Pidana

Jenis sanksi yang digunakan dalam konsep KUHP terdiri dari

jenis pidana dan tindakan. Masing-masing jenis sanksi ini terdiri dari:

a. Pidana:

Pidana Pokok:

1. Pidana penjara;

2. Pidana tutupan;

3. Pidana pengawasan;

4. Pidana denda;

5. Pidana kerja sosial;

Pidana Tambahan:

1. Pencabutan hak-hak tertentu;

2. Perampasan barang-barang tertentu dan tagihan;

3. Pengumuman putusan hakim;

4. Pembayaran ganti kerugian

5. Pemenuhan kewajiban ada.

Pidana Khusus yaitu Pidana mati

b. Tindakan:

Untuk orang yang tidak atau kurang mampu bertanggung jawab

(―tindakan‖ dijatuhkan tanpa pidana):

1. Perawatan di rumah sakit jiwa;

2. Penyerahan kepada pemerintah;

Page 31: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

22

3. Penyerahan kepada seseorang.

Untuk orang pada umumnya yang mampu bertanggung jawab

(dijatuhkan bersama-sama dengan pidana):

1. Pencabutan surat izin mengemudi;

2. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;

3. Perbaikan akibat-akibat tindak pidana;

4. Latihan kerja;

5. Rehabilitasi;

6. Perawatan di dalam suatu lembaga.28

Pidana Mati

Pidana yang terberat yang pelaksanaannya berupa

penyerangan terhadap hak hidup bagi manusia, yang sesungguhnya

hak tersebut berada di tangan Tuhan.29

Oleh karena itu hukuman

berupa pidana mati banyak sekali menuai protes dari berbagai

pihak yang merasa hal tersebut adalah pelanggaran terhadap hak

asasi manusia. Meskipun begitu juga banyak sekali yang

mendukung hukuman berupa pidana mati. Perbedaan inilah yang

menyebabkan tidak semua negara menerapkan pidana mati sebagai

jenis sanksi yang legal di negara mereka.

28

Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana, (Jakarta: Kencana, 2011), cet. Ke-III,

h. 152.

29 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, h. 29.

Page 32: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

23

Kalau di negara lain satu persatu menghapus pidana mati,

sebaliknya terjadi di indonesia. Semakin banyak delik yang

diancam pidana mati.30

Tindak pidana yang diancam dengan pidana mati di dalam

KUHP ada 9 buah, yaitu sebagai berikut:

1. Pasal 104 KUHP (makar terhadap Presiden dan Wakil Presiden).

2. Pasal 111 ayat 2 KUHP (membujuk negara asing untuk

bermusuhan atau berperang, jika permusuhan itu dilakukan atau

berperang).

3. Pasal 124 ayat 1 KUHP (membantu musuh waktu perang).

4. Pasal 124 bis KUHP (menyebabkan atau memudahkan atau

menganjurkan huru hara).

5. Pasal 140 ayat 3 KUHP (makar terhadap raja atau presiden atau

kepala negara sahabat yang direncanakan atau berakibat maut).

6. Pasal 340 KUHP (pembunuhan berencana).

7. Pasal 365 ayat 4 KUHP (pencurian dengan kekerasan yang

mengakibatkan luka berat atau mati).

8. Pasal 444 KUHP (pembajakan di laut, di pesisir dan di sungai

yang mengakibatkan kematian).

9. Pasal 479 k ayat 2 dan pasal 479 o ayat 2 KUHP (kejahatan

30

A.Z. Abidin Farid dan A. Hamzah, Bentuk-Bentuk Khusus Perwujudan Delik dan

Hukum Penitensier, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 279.

Page 33: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

24

penerbangan dan kejahatan terhadap sarana/prasarana

penerbangan).31

Pidana Penjara

Pidana berupa pembatasan kemerdekaan bagi pelaku tindak

pidana ke dalam suatu rumah penjara. Diharapkan dengan adanya

perampasan kemerdekaan si terpidana akan menjadi tidak bebas

untuk mengulangi tindak pidana dan selama waktu dirampasnya

kemerdekaan itu, si terpidana juga diharapkan melakukan

perenungan untuk menyadari kesalahan yang telah dibuatnya32

Pidana Kurungan dan Kurungan Pengganti

Pidana perampasan kemerdekaan, akan tetapi lebih ringan

daripada pidana penjara. Keringanan tersebut antara lain:

1. Para terpidana kurungan mempunyai hak pistole, artinya

mereka mempunyai hak atau kesempatan mengurusi

makanan dan alat tidur sendiri atas biaya sendiri.

2. Para terpidana mengerjakan pekerjaan-pekerjaan wajib

yang lebih ringan dibandingkan dengan para terpidana

penjara.

3. Maksimum ancaman pidana kurungan adalah satu tahun.

31

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, h. 196.

32 Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, Bandung: Refika

Aditama, 2010, h. 146.

Page 34: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

25

Maksimum tersebut boleh satu tahun empat bulan dalam

hal terjadi pemberatan pidana, karena perbarengan,

pengulangan, atau karena ketentuan pasal 52 atau 52a (

pasal 18).

4. Apabila para terpidana penjara dan terpidana kurungan

menjalani pidana masing-masing dalam satu tempat

pemasyarakatan, maka terpidana kurungan harus terpisah

tempatnya ( Pasal 28).

5. Pidana kurungan dilaksanakan dalam daerah terpidana

sendiri.33

Pidana Denda

Hukuman berupa kewajiban sesorang untuk

mengembalikan keseimbangan hukum atau menebus dosanya

dengan pembayaran sejumlah uang tertentu. Jika terpidana tidak

mampu membayar denda yang dijatuhkan kepadanya maka diganti

dengan pidana kurungan. Pidana tersebut disebut dengan pidana

kurungan pengganti. Maksimum pidana kurungan pengganti adalah

6 bulan dan boleh 8 bulan dalam hal terjadi perbarengan,

pengulangan, atau penerapan pasal 52 dan 52a KUHP.34

33

Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, h. 149.

34 Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, h. 150.

Page 35: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

26

Pencabutan Hak-hak Tertentu

Pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu tidak

berarti hak-hak terpidana dapat dicabut. Pencabutan tersebut tidak

meliputi pencabutan hak-hak kehidupan dan juga hak-hak sipil dan

hak-hak ketatanegaraan. Pencabutan hak-hak tertentu tersebut

adalah suatu pidana di bidang kehormatan dengan melalui dua cara

yaitu tidak bersifat otomatis tetapi harus ditetapkan dengan putusan

hakim dan tidak berlaku selama hidup tetapi menurut jangka waktu

menurut undang-undang dengan suatu putusan hakim.

Pasal 35 KUHP menyatakan hak-hak tertentu yang dapat

dicabut yaitu:

1. hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan

tertentu;

2. hak untuk memasuki angkatan bersenjata;

3. hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan

berdasarkan aturan umum;

4. hak menjadi penasihat atau pengurus menurut hukum, hak

menjadi wali pengawas, pengampu atau pengampu

pengawas, atas orang-orang yang bukan anak sendiri;

5. hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan

perwakilan atau pengampuan atas anak sendiri;

6. hak menjalankan pencaharian tertentu.35

Perampasan Barang-Barang Tertentu

Pidana tambahan tersebut merupakan pidana kekayaan.

Ada dua macam barang yang dapat dirampas, yaitu barang-barang

yang didapat karena kejahatan, dan barang-barang yang dengan

sengaja digunakan dalam melakukan kejahatan.36

35

Pustaka Mahardika, KUHP dan KUHAP, h. 23.

36 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, h. 201.

Page 36: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

27

Pengumuman Putusan Hakim

Di dalam Pasal 43 KUHP ditentukan bahwa apabila hakim

memerintahkan supaya diumumkan berdasarkan kitab undang-

undang atau aturan umum yang lain, maka harus ditetapkan pula

bagaimana cara melaksanakan perintah atas biaya terpidana.37

B. Tindak Pidana Pencurian

1. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

Pencurian atau disebut juga dengan diefstal; theft adalah perbuatan

dengan sengaja mengambil benda yang seluruhnya atau sebagian milik

orang lain dengan maksud memilikinya secara melawan hukum.38

Pengertian delik pencurian menurut Koster Henke, dengan

mengambil saja belum merupakan pencurian, karena harus seluruhnya

atau sebagian kepunyaan orang lain. Lagipula pengambilan itu harus

dengan maksud untuk memilikinya bertentangan dengan hak pemilik.

Menurut Cleiren, delik pencurian ialah delik komisi, delik dengan

berbuat. Bagaimana caranya mengambil barang itu tidaklah merupakan

syarat beban (mutlak) dalam dakwaan.39

Delik pencurian diatur di dalam Pasal 362 sampai dengan Pasal 367

KUHP dengan berbagai macam jenis pencurian. Delik pencurian bisa

37

Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, h. 202.

38 Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 37.

39 Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu (Special Delicten) Di Dalam KUHP, (Jakarta:

Sinar Grafika, 2011), h. 102.

Page 37: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

28

dikategorikan sebagai delik yang paling umum, karena hampir di setiap

negara mengatur tentang delik pencurian.

Pencurian di dalam bentuknya yang pokok itu di atur dalam pasal 362

KUHP yang berbunyi :

―Hij die eenig goed dat geheel of ten deele aan een ander toebehoort

wegneemt, met het oogmerk om het zich wederrechtelijk toe te eigenen,

wordt, als schuldig aan diefstal, gestraft met gevangenisstraf van ten

hoogste viff jaren of geldboete van ten hoogste negen honderd gulden‖40

Artinya: Barangsiapa mengambil suatu benda yang sebagian atau

seluruhnya merupakan kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk

menguasai benda tersebut secara melawan hukum, karena bersalah

melakukan pencurian, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya

lima tahun atau dengan pidana denda setinggi-tingginya sembilan ratus

rupiah.

2. Unsur-unsur Tindak Pidana Pencurian

Dalam Pasal 362 KUHP merupakan pasal di mana dirumuskan

bentuk pokok dari pencurian. Pasal-Pasal lainnya mengandung unsur

tambahan terhadap pencurian dalam bentuk pokok (pasal 362 KUHP).

Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur

Pasal 362 KUHP terdiri atas unsur subjektif dan unsur-unsur objektif

sebagai berikut:

a. Unsur subjektif : met het oogmerk om het zich wederrechtelijk

toe te eigenen atau dengan maksud untuk

menguasai benda tersebut secara melawan hukum.

b. Unsur objektif : Hij atau barangsiapa; wegnemen atau

mengambil; eenig goed atau sesuatu benda; dat

40

P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta

Kekayaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 1.

Page 38: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

29

geheel of gedeeltelijk aan een ander toebehort

atau sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang

lain.41

Mengenai seseorang yang melakukan tindak pidana pencurian,

haruslah memenuhi semua unsur dari tindak pidana pencurian yang

terdapat dalam rumusan Pasal 362 KUHP. Dengan segala unsur yang

dimaksudkan di dalam KUHP bahwa mengambil suatu barang,

sebagian atau seluruhnya kepunyaan atau milik orang lain, dengan

maksud untuk memiliki, dan melawan hukum.

3. Macam-Macam Tindak Pidana Pencurian

Dengan mempelajari rumusan Pasal-pasal 362, 363, 364, 365, dan

367 KUHP, maka terhadap perbuatan- perbuatan pencurian tersebut dibuat

klasifikasi sebagai berikut:

1. Pencurian dalam bentuk pokok ( Pasal 362);

2. Pencurian yang dikualifikasi/diperberat ( Pasal 363);

3. Pencurian ringan (Pasal 363);

4. Pencurian dengan kekerasan (Pasal 365);

5. Pencurian dalam keluarga ( 367).42

C. Pengulangan Tindak Pidana (Residive)

41

P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta

Kekayaan, h. 2.

42 Pingkan V. Tambalean, ―Lex et Societatis‖, t.p., Vol. I, No.2 (April – Juni 2013).

Page 39: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

30

1. Pengertian Pengulangan Tindak Pidana (Residive)

Residive menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah

orang yang pernah dihukum mengulangi tindak kejahatan yang serupa.43

Residive atau pengulangan tindak pidana terjadi dalam hal seseorang yang

melakukan suatu tindak pidana dan telah dijatuhi pidana dengan suatu

putusan hakim yang tetap (inkracht van gewijsde) kemudian melakukan

suatu tindak pidana lagi.

Residive dalam Kamus Hukum diartikan sebagai ulangan

kejahatan.Kejadian bahwa seseorang yang pernah dihukum karena

melakukan suatu kejahatan, melakukan lagi suatu kejahatan.44

Menurut Satochid Kartanegara, residive adalah apabila seseorang

melakukan beberapa perbuatan, yang merupakan beberapa delik yang

berdiri sendiri, akan tetapi memiliki letak perbedaan dengan samenloop

(gabungan tindak pidana) yang atas salah satu atau lebih telah dijatuhi

hukuman oleh hakim.45

Menurut Kanter dan Sianturi, pengulangan atau recidive secara

umum ialah apabila seorang melakukan suatu tindak pidana dan untuk itu

dijatuhkan pidana padanya, akan tetapi dalam jangka waktu tertentu:

a. Sejak setelah pidana tersebut dilaksanakan seluruhnya atau

sebahagian, atau

43

Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel diakses padda 15 Maret 2017 pukul 14.00 Wib

dari http://kbbi.web.id/residivis,

44 Subekti dan Tjitrosoedibjo, Kamus Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2002), h. 94.

45 Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian 2, Balai Lektur

Mahasiswa, h. 233.

Page 40: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

31

b. Sejak pidana tersebut seluruhnya dihapuskan, atau apabila

kewajiban menjalankan/melaksanakan pidana itu belum daluwarsa,

ia kemudian melakukan tindak pidana lagi.46

Adeng H. Suadarsa memaparkan makna yang sebenarnya dari

residivis yaitu orang yang pernah melakukan suatu perbuatan kriminal

atau tindak pidana, lalu dijatuhkan hukuman yang kemudian setelah

selesai menjalankan hukuman tersebut, ia kembali melakukan

pelanggaran.47

Demikian juga pendapat A. Zainal Abidin Farid yang

menyatakan bahwa pengulangan kejahatan tertentu terjadi apabila orang

yang sama melakukan kembali suatu tindak pidana atau delik, yang

diantara oleh Putusan Pengadilan Negeri telah memidana pembuat delik.

Ada dua (2) arti pengulangan, yang satu menurut masyarakat

(sosial), dan yang lainnya dalam arti hukum pidana. Menurut arti yang

pertama, masyarakat menganggap bahwa setiap orang yang setelah

dipidana, menjalaninya yang kemudian melakukan tindak pidana lagi,

disini ada pengulangan, tanpa memperhatikan syarat-syarat yang lainnya.

Tetapi pengulangan menurut hukum pidana, yang merupakan dasar

pemberat pidana ini, tidaklah cukup hanya melihat berulangnya

melakukan tindak pidana, tetapi dikaitkan pada syarat-syarat tertentu yang

ditetapkan Undang-undang.48

46

E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan

Penerapannya, Jakarta: Alumni AHM-PTHM, 1982, h. 409.

47 Ninik Wiianti dan Pujianuraga, Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya Ditinjau

dari Segi Kriminologi dan Sosial, (Jakarta: PT. Pradnya Pramita, 1989), cet.Ke-I, h.82.

48Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, h. 80.

Page 41: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

32

Residive tidak diatur secara umum dalam Buku I "Aturan Umum",

namun diatur secara khusus untuk sekelompok tindak pidana tertentu baik

yang berupa kejahatan dalam Buku II maupun pelanggaran dalam Buku

III.

Dasar hukuman menurut teori relatif atau teori tujuan (relative of

doel theorie) merupakan tujuan hukum dan tujuan hukuman antara lain

mencegah kejahatan dan prevensi.49

Ada dua sistem pemberatan pidana

berdasar dengan adanya residive, yaitu Residive Umum, yaitu setiap

pengulangan berlaku untuk semua jenis tindak pidana dan dilakukan

dalam waktu kapan saja. Berbeda dengan sistem Residive Khusus, yang

menerapkan tidak semua jenis pengulangan merupakan alasan pemberatan

pidana. Pemberatan pidana hanya dikenakan terhadap pengulangan yang

dilakukan terhadap jenis tindak pidana tertentu dan yang dilakukan dalam

tenggang waktu tertentu pula. Dengan demikian, KUHP Indonesia saat ini

menganut sistem residive khusus, artinya pemberatan pidana hanya

dikenakan terhadap pengulangan jenis tindak pidana tertentu saja dan

dilakukan dalam tenggang waktu tertentu.

R. Soesilo menjelaskan bahwa untuk dapat dikatakan recidive,

harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut50

:

49

Mustafa Abdullah dan Ruben Achmad, Intisari Hukum Pidana, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983), h. 62.

50 Hukum Online, ―Penerapan Hukuman Bagi Residivis Narkotika‖, artikel diakses pada

16 Maret 2017 pukul 18.00 Wib dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt55233e63a4c63/penerapan-hukuman-bagi-residivis-

narkotika.

Page 42: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

33

1. Mengulangi kejahatan yang sama atau oleh undang-undang

dianggap sama macamnya;

2. Antara melakukan kejahatan yang satu dengan yang lain sudah ada

putusan hakim (jika belum ada putusan hakim, adalah merupakan

suatu gabungan kejahatan ―samenloop‖, bukan ―recidive‖);

3. Harus hukuman penjara (bukan hukuman kurungan atau denda);

4. Antara tidak lebih dari 5 tahun, terhitung sejak tersalah menjalani

sama sekali atau sebagian dari hukuman yang telah dijatuhkan.

Oleh karena itu dirumuskan bahwa seseorang dikatakan melakukan

residive atau residivis jika memenuhi syarat yaitu:

a. Pelakunya sama;

b. Terulangnya tindak pidana, yang untuk tindak pidana terdahulu

telah dijatuhi pidana (yang sudah mempunyai kekuatan yang tetap).

c. Pengulangan terjadi dalam jangka waktu tertentu.

Apabila ditinjau dari sudut jenis tindak pidana yang diulangi maka

dapat dibedakan antara:

a. Pengulangan umum, yaitu tidak dipersoalkan jenis/macam tindak

pidana yang terdahulu yang sudah dijatuhi pidana, dalam

perbandingannya dengan tindak pidana yang diulangi, misalnya

pada tahun 1973 A melakukan pembunuhan. la dipidana 3 tahun

dan telah dijalaninya. Setelah itu pada tahun 1977 ia melakukan

pencurian. Ini adalah merupakan pengulangan, dalam hal ini

pengulangan tindak pidana.

Page 43: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

34

b. Pengulangan khusus, yaitu apabila tindak pidana yang diulangi

itu sama atau sejenis. Kesejenisan itu misalnya:

1) Kejahatan terhadap keamanan negara: makar untuk membunuh

presiden, penggulingan pemerintahan, pemberontakan dan lain

sebagainya;

2) Kejahatan terhadap tubuh/nyawa orang: penganiayaan, perampasan

kemerdekaan, perampasan jiwa dan lain sebagainya;

3) Kejahatan terhadap kehormatan: penghinaan, penistaan dan lain

sebagainya;

4) Kejahatan terhadap kesusilaan: perkosaan (rape), perzinahan dan

lain sebagainya;

5) Kejahatan terhadap harta benda: pemerasan, pencurian,

penggelapan, penipuan dan lain sebagainya.51

KUHP Indonesia kini menganut sistem pengulangan (residive)

khusus, yaitu pemberatan pidana yang diberikan hanya dikenakan

terhadap pengulangan jenis tindak pidana tertentu saja dan dilakukan

dalam tenggang waktu tertentu.

2. Macam-macam Residive

Secara umum, pengulangan (residive) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

51

E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan

Penerapannya, h. 410.

Page 44: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

35

1. Residive Kejahatan

KUHP mengelompokkan residive kejahatan ini menjadi dua

kelompok, yaitu :

a. Residive kejahatan kelompok sejenis.

Residive kejahatan jenis ini tersebar dalam 11 pasal kejahatan

KUHP, yaitu Pasal 137 (2), 144 (2), 155 (2), 157 (2), 161 (2),

163 (2), 208 (2), 216 (2), 321 (2), 393 (2), dan 303 bis (2).

Syarat adanya residivis disebutkan dalam masing-masing pasal,

yang pada umumnya :

1. Kejahatan yang diulangi harus sama/sejenis.

2. Antara kejahatan yang lampau dengan kejahatan yang

diulangi harus telah ada putusan hakim yang telah

berkekuatan hukum tetap.

3. Pelaku melakukan kejahatan pada waktu menjalankan

pencaharian, kecuali Pasal 216, 303 bis dan 393.

4. Pengulangan tindak pidana dalam tenggang waktu tertentu,

yaitu:

a. 2 tahun sejak adanya putusan hakim yang tetap (Pasal

137, 144, 208, 216, 303 bis dan 321)

b. 5 tahun sejak adanya putusan hakim yang tetap (Pasal

155, 157, 161, 163, dan 393)

Adapun pemberatan pidana yang diatur dalam residivis

kejahatan sejenis ini, juga berbeda-beda, yaitu :

Page 45: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

36

a. Pidana tambahan berupa pencabutan hak menjalankan

pencahariannya.

b. Pidana pokok ditambah 1/3.

c. Pidana penjara dikalikan 2x (berlaku khusus Pasal 393).

b. Residive kejahatan kelompok jenis.

Residive kejahatan kelompok jenis diatur dalam pasal 486, 487,

dan 489 KUHP. Di dalam pasal-pasal tersebut dicantumkan

beberapa kejahatan yang masuk kelompok jenis, yaitu :

1. Pasal 486 tentang kejahatan terhadap harta benda dan

pemalsuan, terdiri atas :

Pasal 244 – 248 (pemalsuan mata uang)

Pasal 263 – 264 (pemalsuan surat)

Pasal 362, 363, 365 (pencurian)

Pasal 368 (pemerasan)

Pasal 369 (pengancaman)

Pasal 372, 374, 375 (penggelapan)

Pasal 378 (penipuan)

Pasal 415, 417, 425, 432 (kejahatan jabatan)

Pasal 480 dan 481 (penadahan)

2. Pasal 487 tentang kejahatan terhadap orang terdiri atas :

Pasal 131, 140, 141 (penyerangan dan makar kepada kepala

negara).

Page 46: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

37

Pasal 338, 339, 340 (pembunuhan)

Pasal 341, 342 (pembunuhan anak)

Pasal 344 (euthanasia)

Pasal 347 – 348 (abortus)

Pasal 351, 353, 354, 355 (penganiayaan)

Pasal 438 – 443 (kejahatan pembajakan pelayaran)

Pasal 459 – 460 (insubordinasi)

3. Pasal 488 tentang kejahatan penghinaan dan yang berhubungan

dengan penerbit/percetakan.

Pasal 134 – 137 (penghinaan kepada Presiden/Wakil Presiden)

Pasal 142 – 144 (penghinaan kepada Kepala Negara sahabat)

Pasal 207 – 208 (penghinaan kepada penguasa badan umum)

Pasal 310 – 321 (penghinaan kepada orang pada umumnya)

Pasal 483, 484 (kejahatan penerbit/percetakan)

Untuk syarat-syarat yang harus dipenuhi di residivis

kelompok jenis ini adalah:

1. Kejahatan yang diulangi harus masuk ke dalam satu kelompok

jenis dengan kejahatan sebelumnya. Oleh sebab itu, tidak dapat

dikatakan residivis jika orang yang melakukan pembunuhan

Page 47: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

38

(Pasal 338), kemudian melakukan pencurian (Pasal 362), dan

kemudian melakukan penghinaan (Pasal 310).

2. Antara kejahatan yang lampau dengan kejahatan yang diulangi

harus telah ada putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap.

3. Pidana yang pernah dijatuhkan hakim terdahulu berupa pidana

penjara.

4. Tenggang waktu melakukan pengulangan tindak pidana adalah:

a. Belum lewat 5 tahun

b. Belum lewat tenggang waktu daluwarsa kewenangan

menjalankan pidana.

Pemberatan pidana residivis kelompok jenis ini ialah

ancaman pidana pokok maksimum ditambah 1/3. Di dalam pasal

486 dan Pasal 487, yang dapat diperberat adalah pidana penjara.

Sedangkan dalam Pasal 488, pemberatan berlaku bagi semua jenis

pidana pokok.

2. Residive Pelanggaran

Tidak hanya residivis kejahatan yang menganut sistem

residivis khusus, residivis pelanggaran pun demikian halnya

menganut pelanggaran-pelanggaran tertentu saja yang dapat

dijadikan residivis.

Page 48: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

39

Terdapat 14 jenis pelanggaran di dalam KUHP yang jika

dilakukan dipidana sebagai residivis, yaitu Pasal 489, 492, 495,

501, 512, 516, 517, 530, 536, 540, 541, 544, 545, dan 549. Syarat-

syarat residivis pelanggaran yang diatur dalam masing-masing

pasal yaitu :

a. Pelanggaran yang diulangi harus sama atau sejenis.

Khusus pasal 492, merupakan alasan residivis untuk

pelanggaran Pasal 536 dan sebaliknya. Pasal 302 dapat

merupakan alasan residivis untuk pelanggaran Pasal 540 dan

541.

b. Antara pelanggaran yang lampau dengan pelanggaran yang

diulangi harus telah ada putusan hakim yang berkekuatan

hukum tetap.

c. Belum tenggang waktu pengulangannya, yaitu:

1. Belum lewat waktu 1 tahun, untuk pelanggaran Pasal 489,

492, 495, 536, 540, 541, 544, 545, dan 549.

2. Belum lewat waktu 2 tahun, untuk pelanggaran Pasal 501,

512, 516, 517, dan 530.

Pemberatan pidana yang diterapkan bagi residivis

pelanggaran menggunakan metode :

a. Pidana denda diganti atau ditingkatkan menjadi pidana

kurungan;

b. Pidana denda/kurungan dilipatgandakan menjadi dua kali.

Page 49: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

40

Sanksi pidana bagi residivis pada intinya merupakan salah

satu pemberatan maksimum ancaman pidana. Sedangkan kadar

pemberatan hukuman terhadap pelaku pengulangan tindak pidana

yaitu 1/3 (sepertiga). Beberapa pasal KUHP contohnya pasal 486

dan 487 KUHP menentukan hanya hukuman penjara yang terkena

ancaman terhadap delik yang dapat diperberat sepertiga.

Sedangkan pasal 488 KUHP menentukan bahwa hukuman yang

diancamkan terhadap delik-delik yang tercantum dalam pasal ini,

termasuk pula hukuman kurungan dan hukuman denda, dapat pula

diperberat.52

Pompe mengemukakan persamaan penggabungan dan

pengulangan seperti: bahwa pelaku perbuatan tersebut telah

berturut-turut melakukan perbuatan pidana. Dan untuk

perbedaannya ialah di dalam penggabungan antara dua tindak

pidana yang dilakukan belum ada vonis hakim sedangkan untuk

pengulangan sudah ada vonis yang berkekuatan hukum tetap

diantara dua perbuatan tindak pidana yang dilakukan.53

52

Utrech, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I, (Surabaya: Tinta Mas, 1986), h. 200.

53 Nico Ngani, Sinerama Hukum Pidana, (Yogyakarta: Liberty, 1984), cet. Ke-I, h. 18.

Page 50: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

41

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG PENGULANGAN (RESIDIVE)

TINDAK PIDANA PENCURIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM

PIDANA ISLAM

A. Jarimah dan Jenisnya

1. Pengertian Jarimah

Hukum Pidana Islam mengenal istilah tindak pidana dengan

jarimah dan jinayah. Kata jarimah berasal dari kata jarama, yajrimu,

jarman, yang bentuk jamaknya adalah jarimah atau jaraim, artinya al-

dzanbu wa al-khoto (perbuatan dosa, perbuatan salah atau kejahatan).54

Dalam Hukum Pidana Islam, suatu perbuatan dianggap sebagai

jarimah jika dilarang oleh syara‘.55

Ahmad Hanafi juga menambahkan

dalam bukunya bahwa suatu perbuatan dapat dianggap jarimah apabila

dapat merugikan tata aturan masyarakat, kepercayaan-kepercayaan, atau

merugikan kehidupan anggota-anggota masyarakat, baik harta bendanya,

nama baiknya atau perasaan-perasaannya atau pertimbangan-pertimbangan

lain yang harus dihormati dan dipelihara.56

Adapun istilah jinayah juga berasal dari bahasa Arab, berasal dari

kata janậ-yajni-janyan-jinayatan yang berarti adznaba (berbuat dosa) atau

54

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), h. 186-187.

55 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, h. 9.

56 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, h.11.

Page 51: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

42

tanawala (menggapai atau memetik dan mengumpulkan) seperti dalam

kalimat janaal-dzahaba (seseorang mengumpulkan emas dari

penambangan).57

Menurut Abdul Qadir Audah, fiqh jinayah secara istilah adalah

nama bagi suatu tindakan yang diharamkan secara syara‘, baik tindakan itu

terjadi pada jiwa, harta, maupun hal-hal lain.58

Kemudian ia

mengemukakan bahwa pada umumnya para ahli Hukum Islam membatasi

cakupan makna jinayah hanya pada tindakan-tindakan yang mengancam

keselamatan jiwa dan fisik manusia, yaitu tindakan pembunuhan,

pelukaan, pemukulan, dan aborsi; walaupun sebagian ahli yang lain

berpendapat bahwa istilah jinayah mencakup semua tindakan pidana

hudud dan qisas.59

M. Nurul Irfan mengemukakan bahwa jinayah adalah sebuah

tindakan atau perbuatan seseorang yang mengancam keselamatan fisik dan

tubuh manusia serta berpotensi menimbulkan kerugian pada harga diri dan

harta kekayaan manusia sehingga tindakan atau perbuatan itu dianggap

haram untuk dilakukan bahkan pelakunya harus dikenai sanksi hukum,

baik diberikan di dunia maupun hukuman Tuhan kelak di akhirat.60

2. Unsur-unsur Tindak Pidana (Jarimah)

Suatu jarimah dianggap terjadi jika suatu perbuatan melanggar

syara‘ yang telah ditetapkan sehingga sanksi yang diberikan sesuai.

Sebelum adanya sanksi ada beberapa unsur yang harus diperhatikan

apakah suatu perbuatan tersebut mengindikasikan suatu jarimah. Oleh

karena itu, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi :

57

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam,(Jakarta: Amzah, 2016), h. 4.

58 Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri Al-Jina‟i Al-Islami, h. 67.

59 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 5.

60 M. Nurul Irfan, Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.

68.

Page 52: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

43

a. Unsur Formil (al-rukn al-syar‟i)

Unsur formil (al-rukn al-syar‟i) merupakan unsur yang menyatakan

bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai pelaku jarimah jika ada

nash yang secara tegas melarang dan menjatuhkan sanksi kepada

pelaku tindak pidana.61

b. Unsur Materil (al-rukn al-madi)

Unsur Materil (al-rukn al-madi) merupakan unsur yang menyatakan

bahwa seseorang dapat dijatuhkan pidana jika ia benar-benar terbukti

melakukan sebuah jarimah, baik yang bersifat positif (aktif dalam

melakukan sesuatu) maupun yang bersifat negatif (pasif dalam

melakukan sesuatu).62

c. Unsur Moril (al-rukn al-adabi)

Unsur Moril (al-rukn al-adabi) merupakan unsur yang menyatakan

seseorang yang dapat dipersalahkan jika dia sudah dapat

mempertanggung jawabkan atas tindak pidananya.63

3. Macam-Macam Jarimah

Jarimah itu sebenarnya sangat banyak macam dan ragamnya,

akan tetapi, secara garis besar dapat dibagi dengan meninjaunya dari

beberapa segi. Ditinjau dari segi berat ringannya hukuman, jarimah

61

Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri Al-Jina‟i Al-Islami, h. 97.

62 M. Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, cet. Ke-1, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 2.

63 Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri Al-Jina‟i Al-Islami, h. 97.

Page 53: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

44

dapat dibagi kepada tiga bagian antara lain: jarimah qisâs/diyat,

jarimah hudud, dan jarimah takzir.

a. Jarimah qisâs dan diyat adalah jarimah yang diancam dengan

hukuman qisâs atau diyat. Baik qisâs maupun diyat keduanya

adalah hukuman yang sudah ditentukan oleh syara'. Perbedaannya

dengan hukuman had adalah bahwa had merupakan hak Allah (hak

masyarakat), sedangkan qisâs dan diyat adalah hak manusia

(individu).

b. Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan hukuman

had. Pengertian hukuman had adalah hukuman yang telah

ditetapkan jenis, bentuk, dan sanksinya oleh Allah SWT dalam

Alquran dan oleh Nabi SAW dalam hadist.64

Had secara harfiah ada beberapa kemungkinan arti antara lain

batasan atau definisi, siksaan,

c. Jarimah takzir adalah jarimah yang diancam dengan hukuman

takzir. Pengertian takzir menurut bahasa ialah ta'dib atau memberi

pelajaran. Takzir juga diartikan ar rad wa al man'u, artinya

menolak dan mencegah. Seperti yang diungkapakan oleh Imam Al-

Mawardi mengenai jarimah yaitu segala perbuatan yang melanggar

syara‘ yang dapat dijatuhi hukuman had atau takzir. Setiap

perbuatan yang sanksinya diatur oleh alquran dan hadis disebut

64

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 47.

Page 54: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

45

dengan jarimah had, sedangkan setiap perbuatan yang sanksinya

tidak diatur oleh Alquran dan hadis disebut dengan jarimah takzir.

B. Jarimah Pencurian

1. Definisi Jarimah Pencurian

Pada tahun 632 M Nabi Muhammad SAW menyampaikan

khutbah perpisahannya ketika ―Haji Al-Wada‖ yaitu Haji terakhir., di

Padang Arafah. Beliau bersabda: ―Hidupmu dan hartamu diharamkan

atas satu sama lainnya sampai kalian menemui Tuhanmu pada hari

kebangkitan‖. Dengan demikian Islam telah memberikan hak yang

menjamin kepemilikan harta. Alquran menjelaskan:

كى ب ونا ٱنحكاووتدنىا بها إنى ٲنبطمتأكهىا أيىنكى بي

ٲنإثىب ٱناسا ي أيىل نتأكهىا فريق ى ٨١١وأتى تعه

“Dan janganlah kamu memakan harta orang lain diantaramu

dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa (urusan)

hartamu itu kepada hakim supaya kamu dapat memakai sebagian dari

harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal

kalian mengetahui”. (Q.S. 2:188)65

Pencurian dalam bahasa Arab disebut dengan sariqah ( سشقةال )

yaitu berbentuk masdar dari kata66

سشقة –سشق – قسش yakni mengikuti

wazan fiiltsulasi mujarad. Yang berarti perbuatan mencuri (pencurian

kemudian isim failnya, yang berarti orang yang mencuri (pencuri)).

65

Abdur Rahman I, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

1992), h. 62.

66Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir Arab Indonesia Terlengkap, h. 628.

Page 55: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

46

Secara terminologis, pencurian ialah mengambil harta

denganjalan sembunyi-sembunyi dari pemiliknya atau orang yang

menggantikan (posisi) pemiliknya.

Menurut Muhammad Syaltut, pencurian adalah mengambil

harta orang lain dengan sembunyi – sembunyi yang dilakukan oleh

orang yang tidak dipercayai menjaga barang tersebut.

Definisi lain tentang pencurian adalah perbuatan mengambil

harta orang lain secara diam-diam dengan tujuan tidak baik. Yang

dimaksud dengan mengambil harta secara diam-diam adalah

mengambil barang tanpa sepengetahuan pemiliknya dan tanpa

kerelaanya, seperti mengambil barang dari rumah orang lain ketika

penghuninya sedang tidur.67

Kesimpulannya, sariqah adalah mengambil barang atau harta

orang lain dengan cara sembunyi-sembunyi dari tempat

penyimpanannya yang biasa digunakan untuk menyimpan barang atau

harta kekayaan tersebut.68

67

Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syari‟at dalam Wacana

dan Agenda, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, h. 20.

68 M. Nurul Irfan, Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.

117.

Page 56: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

47

2. Macam-Macam Pencurian

Dalam syariat islam pencurian terbagi atas dua macam, yaitu :

1. Pencurian yang hukumannya had

Pencurian ini terbagi lagi kepada dua bagian, yaitu :

a. Pencurian Ringan

b. Pencurian Berat

Perbedaannya yaitu apabila pencurian ringan pengambilan

harta dilakukan tanpa sepengetahuan pemilik dan tanpa

persetujuannya, sedangkan dalam pencurian berat pengambilan

harta dilakukan dengan sepengetahuan pemilik harta tetapi tanpa

kerelaannya, disamping itu terdapat unsur kekerasan. Pencurian

berat disebut juga dengan jarimah hirabah atau perampokan.69

2. Pencurian yang hukumannya takzir.

Terbagi atas dua bagian pertama :

a. Semua jenis pencurian yang dikenai hukuman had, tetapi

syarat-syaratnya tidak terpenuhi, atau adanya syubhat. Contoh

seperti pengambilan harta milik anak oleh ayahnya.

b. Pengambilan harta milik orang lain dengan sepengetahuan

pemilik tanpa kerelaannya dan tanpa kekerasan. Contohnya

seperti menjambret kalung dari leher seorang wanita, lalu

69

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hal. 81.

Page 57: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

48

penjambret melarikan diri dan pemilik barang tersebut

melihatnya sambil teriak minta bantuan.70

3. Syarat dan Rukun Jarimah Sariqah

Rukun-rukun pencurian yang harus dipenuhi ada tiga, yaitu :

1. Sariq (pelaku pencurian)

2. Masruq (barang yang dicuri)

3. Saraqah (pencurian )

Menurut Sayid Sabiq, bahwa syarat – syarat pencuri yang

dihukum potong tangan adalah sebagai beikut:

1) Taklif yaitu sudah cakap hukum dan sudah dewasa.

2) Perbuatan tersebut atas kehendak sendiri bukan atas

paksaan orang lain.

3) Nilai harta yang dicuri jumlahnya mencapai satu nisab,

yaitu kadar harta tertentu yang ditetapkan sesuai dengan

undang - undang.

4) Sesuatu yang dicuri bukan barang Syubhat.

70

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hal. 81.

Page 58: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

49

4. Unsur-Unsur Sariqah

Unsur – Unsur Pencurian dalam Fiqih Jinayah dalam Hukum

Islam71

:

1. Pengambilan secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi.

Pengambilan secara diam-diam terjadi apabila pemilik

(korban) tidak mengetahui terjadinya pengambilan barang

tersebut dan ia tidak merelakannya. Contohnya, mengambil

barang-barang milik orang lain dari dalam rumahnya pada

malam hari ketika ia (pemilik) sedang tidur. Pengambilan

harta harus dilakukan dengan sempurna jadi, sebuah

perbuatan tidak di anggap sebagai tindak pidana jika tangan

pelaku hanya menyentuh barang tersebut.

2. Barang yang diambil berupa harta.

Salah satu unsur yang penting untuk dikenakannya hukuman

potong tangan adalah bahwa barang yang dicuri itu harus

barang yang bernilai mal (harta).

Ada beberapa syarat untuk dapat dikenakan hukuman potong

tangan, syarat-syarat tersebut adalah:

a) Barang yang dicuri harus mal mutaqawwin yaitu barang

yang dianggap bernilai menurut syara‘. Menurut, Syafi‘i,

Maliki dan Hanbali, bahwa yang dimaksud dengan benda

71

Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah),

Jakarta: Sinar Grafika, Cet-I, 2004, h. 83.

Page 59: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

50

berharga adalah benda yang dimuliakan syara‟, yaitu bukan

benda yang diharamkan oleh syara‘ seperti khamar, babi,

anjing, bangkai, dan seterusnya, karena benda-benda

tersebut menurut Islam dan kaum muslimin tidak ada

harganya. Karena mencuri benda yang diharamkan oleh

syara‟, tidak dikenakan sanksi potong tangan. Hal ini

disampaikan oleh Abdul Qadir Audah, ―Bahwa tidak divonis

potong tangan kepada pencuri anjing terdidik (helder)

maupun anjing tidak terdidik, meskipun harganya mahal,

karena haram menjual belinya.

b) Barang tersebut harus barang yang bergerak.

Untuk dikenakannya hukuman had bagi pencuri

maka disyaratkan barang yang dicuri harus barang atau

benda yang bergerak. Suatu benda dapat dianggap sebagai

benda bergerak apabila benda tersebut bisa dipindahkan

dari satu tempat ke tempat lainya.

c) Barang tersebut harus barang yang tersimpan.

Jumhur fuqaha berpendapat bahwa salah satu syarat

untuk dikenakannya hukuman had bagi pencuri adalah

bahwa barang yang di curi harus tersimpan di tempat

simpanannya. Sedangkan Zhahiriyah dan sekelompok ahli

hadits tetap memberlakukan hukuman had walaupun

Page 60: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

51

pencurian bukan dari tempat simpanannya apabila barang

yang dicuri mencapai nisab yang dicuri.

d) Barang tersebut mencapai nisab pencurian

Tindak pidana pencurian baru dikenakan hukuman

bagi pelakunnya apabila barang yang dicuri mencapai nisab

pencurian. Nisab harta curian yang dapat mengakibatkan

hukuman had potong ialah seperempat dinar (kurang lebih

seharga emas 1,62gram), dengan demikian harta yang tidak

mencapai nisab itu dapat dipikirkan kembali, disesuaikan

dengan keadaan ekonomi pada suatu dan tempat.72

3. Harta Tersebut Milik Orang Lain

Untuk terwujudnya tindak pidana pencurian yang

pelakunya dapat dikenai hukuman had, disyaratkan barang

yang dicuri itu merupakan barang orang lain. Dalam kaitannya

dengan unsur ini yang terpenting adalah barang tersebut ada

pemiliknya, dan pemiliknya itu bukan si pencuri melainkan

orang lain.

72

Ahmad Azhar Basyir, Ikhtisar Fikih Jinayat (Hukum Pidana Islam), Yogyakarta: UII

Press, Cet Ke-2, 2006, h. 37.

Page 61: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

52

Ibn Rusyd berpendapat, bahwa jika pengambilan harta tersebut dalam

bentuk pencopetan (al-ikhtilas) dan penipuan atau pengkhianatan (al-

khiyanah), maka bagi pelakunya tidak dikenakan sanksi hukum potong

tangan. Kecuali, --kata Ibn Rusyd—pendapat ‗lyas bin Mu‘awiyah yang tetap

memberlakukan hukuman potong tangan bagi pencopet dan penipu.73

C. Pengulangan Jarimah Menurut Hukum Pidana Islam

a. Definisi Pengulangan Jarimah

Pengulangan tindak pidana (al-„aud) yaitu suatu tindak pidana yang

dilakukan seseorang setelah ia melakukan tindak pidana lainnya yang

telah mendapat keputusan akhir. Dalam Hukum Islam, bahasa

pengulangan dikenal dengan „Aud yang berasal dari kata:

عودا -عود –عاد

Untuk itu dalam Hukum Islam jika seorang pelaku tindak pidana

melakukan suatu jarimah harus dijatuhi hukuman yang telah

ditetapkan untuk tindak pidana itu dan apabila pelaku kembali

mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukan, hukuman yang

dijatuhkan haruslah diperberat. Apabila ia terus mengulangi tindak

pidana tersebut, ia dapat dijatuhi hukuman mati atau hukuman penjara

seumur hidup.

73

Ahmad Mukri Aji, Rasionalitas Ijtihad Ibn Rusyd:Kajian atas Fiqh Jinayat dalam

Kitab “Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid”, (Bogor: Pustaka Pena Ilahi, 2010), cet.

Ke-II, h. 194.

Page 62: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

53

b. Macam-Macam Pengulangan Jarimah

Macam-macam residivis menurut hukum pidana islam dibagi

menjadi 2 (dua) bagian :

a. Pengulangan Khusus, yaitu suatu jarimah yang sama atau sejenis

dengan jarimah yang sebelumnya pernah dilakukan maka dianggap

sebagai suatu pengulangan jarimah.

b. Pengulangan Umum, yaitu pengulangan jarimah yang apabila jenis

kejahatan yang dilakukan pada jarimah yang kedua kalinya sama

atau berbeda dengan jarimah yang pertama.

Mengenai waktu dalam pengulangan jarimah juga terdapat

perbedaan pendapat, yaitu :

a. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak terdapat batas waktu

antara pengulangan jarimah yang pertama dengan jarimah yang

lain.

b. Sebagian yang lain menyatakan bahwa terdapat batas waktu yang

membatasi antara jarimah yang pertama dengan jarimah yang

kedua.Apabila waktu yang membatasi antara jarimah yang pertama

dengan yang kedua telah habis, maka tidak dapat dikatakan sebagai

pengulangan tindak pidana kepada pelaku jarimah tersebut.74

Para ahli hukum islam sepakat untuk memberikan sanksi bagi

residivis dengan diperberat. Tetapi, mengenai penambahan hukuman

74

Abdul Qadir Audah, at-Tasyri al-Jinai al-Islami, h. 767.

Page 63: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

54

atau kadar pemberatnya tidak dapat keseragaman untuk semua

jarimah.75

Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Republik

Pemerintahan Arab (KUHP RPA), tercantum dalam pasal 49

menyatakan bahwa sebuah perbuatan dapat dianggap sebagai

pengulangan jarimah, jika :

Orang yang telah dijatuhi hukuman jarimah,

kemudian ia melakukan jarimah yang kedua

kalinya.

Orang yang dijatuhi hukuman penjara satu tahun

atau lebih, kemudian orang tersebut ternyata

melakukan suatu jarimah lagi sebelum lewat lima

tahun dari masa berakhirnya hukuman tersebut atau

dari masa hapusnya hukuman karena daluwarsa.

Orang yang dijatuhi hukuman karena melakukan

jarimah, dengan hukuman penjara kurang dari satu

tahun atau dengan hukuman denda. Kemudian ia

melakukan lagi jarimah yang sama dengan jarimah

yang kedua, dengan masa sebelum lewat lima tahun

dari masa dijatuhinya hukuman tersebut. Seperti

masalah pencurian, penipuan dan penggelapan

75

Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islami, h. 324-325.

Page 64: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

55

barang itu merupakan suatu jarimah yang memiliki

jenis yang sama.76

c. Sanksi Pidana Bagi Pelaku Pengulangan Jarimah

Dalam Hukum Pidana Islam, pengulangan jarimah sudah

dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Dalam jarimah pencurian

Rasulullah SAW telah menjelaskan hukuman untuk pengulangan

secara rinci.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ad-

Daruquthni dari Abu Hurairah dijelaskan bahwa Rasulullah SAW

menjelaskan bahwa Jika ia mencuri potonglah tangannya (yang

kanan), jika ia mencuri lagi potonglah kakinya (yang kiri). Jika ia

mencuri lagi potonglah tangannya (yang kiri), jika ia mencuri lagi

potonglah kakinya (yang kanan).

Jelas bahwa dalam kutipan di atas adalah sanksi untuk

pelaku tindak pidana pencurian. Tidak ada unsur atau

disebutkannya sanksi pemberat atau penambahan hukuman dalam

hadits di atas untuk pelaku kejahatan pencurian. Untuk pemberat

atau penambah hukuman bagi seseorang yang melakukan

pengulangan tindak pidana pencurian dijelaskan dalam hadits di

bawah ini :

و عي جابش سض اهلل ع قال : جىء بساسق الى البى

صلى اهلل عل و سام فقال : اقتلو فقالوا : اوا سشق

فقطع" تن جى ءب التا ة فقال : اسسول اهلل " اقطعو

تن جى ءب التا لتة فز كش هتل " تن و" فز كش هتل اقاتل

76

Abdul Qadir Audah, at-Tasyri al-Jinai al-Islami, h. 664.

Page 65: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

56

بعت كز لك : تن جى ءب الخا هتة فقال : ب الشا جىء

(ءي )اخشج ابو داود والسااقتلو

Artinya : Dari Jabir ra ia berkata: seorang pencuri telah dibawa

ke hadapan Rasulullah SAW. Maka Nabi bersabda: bunuhlah ia.

Para sahabat berkata: Ya Rasulullah ia hanya mencuri. Nabi

mengatakan: potonglah tangannya. Kemudian ia dipotong.

Kemudian ia dibawa lagi untuk kedua kalinya. Lalu Nabi

mengatakan bunuhlah ia. Kemudian disebutkan seperti tadi.

Kemudian ia dibawa untuk ketiga kalinya maka Nabi menyebutkan

seperti tadi. Kemudian ia dibawa lagi untuk keempat kalinya. Dan

Nabi mengatakan seperti tadi. Akhirnya ia dibawa lagi untuk

kelima kalinya. Lalu Nabi mengatakan bunuhlah ia. (Hadits

dikeluarkan oleh Abu Daud dan An-Nasa‟i)77

Dalam Hukum Islam, sesuai dengan aturan yang telah

tercantum bahwa pemberian sanksi bagi para pelaku pengulangan

jarimah haruslah diperberat. Akan tetapi berbeda dengan aturan di

dalam KUHP yang memperberat 1/3 dari pidana pokok, maka

dalam Hukum Islam tidak terdapat keseragaman akan hal

penambahan hukuman atau kadar pemberatannya.78

Al-Imam Taqiyyudin Abi Bakar Muhammad al-Husaini menjelaskan dalam kitabnya mengenai seorang pencuri yang

mengulangi perbuatan pencuriannya, bahwasanya ketika seseorang

mencuri maka sanksinya adalah dipotong tangan kanannya,

kemudian apabila ia mencuri yang kedua kalinya setelah dipotong

tangan kanannya maka sanksinya dipotong tangan kirinya, ketika

ia mencuri untuk keempat kalinya maka sanksinya dipotong kaki

kanannya dan apabila ia mencuri lagi maka sanksinya adalah

Takzir79

dan sebagian ulama mengatakan dipenjara.

Dalam hadits riwayat Ahmad dijelaskan bahwa :

77Ibnu Hajar Asqolani, Kitab Bulughul Maram, h. 278.

78Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, h. 353.

79Al-Imam Taqiyyudin Abi Bakar bin Muhammad al-Husaini, Kifayah al-Akhyar fi

Ghayah al-Ikhtisar, (t.tp: al-Haromain, 2005), h. 192.

Page 66: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

57

عي عبذ اهلل بي عوشو بي العاص قال: قال سسول اهلل ص: هي ششب

، فاى عاد فاقتلو ، فاى عاد فاجلذو ، فاى عاد فاجلذو .الخوش فاجلذو

Artinya: ―Dari Abdillah bin Amru bin al- „Ash berkata: bahwa Rasulullah

SAW bersabda: barang siapa yang meminum khamar (arak) maka jilidlah

ia, jika ia mengulanginya lagi maka jilidlah ia, jika ia mengulanginya lagi

maka jilidlah ia, jika ia mengulanginya lagi yang keempat kalinya, maka

bunuhlah ia‖. (HR. Ahmad).

Hadits di atas menunjukkan bahwa dalam memberikan pemberatan

hukuman terhadap pelaku pengulangan tindak pidana atau residivis (a‟ud)

bahkan dapat juga dalam bentuk hukuman mati.80

Riwayat lain juga menjelaskan:

وسلن قل إى عي الب عي عبذ اهلل صلى عل هي ششب الخوش فاجلذ

فإى

وسلن بعذ رلك قال ثن أتى الب صلى اهلل عل عاد ف الشابعة فاقتلو

بش

ولن جل قذ ششب الخوش ف الشابعة فاضشب )سوا التش هزي( قتل

Artinya: ―Dari Abdullah bahwasanya Nabi saw bersabda: barang siapa

yang meminum khamar (arak) maka jilidlah ia, jika ia kembali

mengulangi yang keempat kalinya maka bunuhlah ia. Kemudian ia

berkata: „datang seorang pemuda kepada Nabi saw yang telah meminum

khamar keempat kalinya maka Nabi memukulnya dan tidak

membunuhnya...‖ (HR. Al-Turmudzi).

Kedua hadits yang penulis kutip mempunyai perbedaan

pemberatan pengulangan tindak pidana meminum khamar. Hadits pertama

Rasulullah memerintahkan memukul pelaku pengulangan pidana yang

80

M. Hasbi Asshiddiqie, Koleksi Hadits-Hadits Hukum, (Semarang: PT. Pustaka Rizki

Putra, 2001), cet. Ke-III, Jilid IX, h. 193.

Page 67: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

58

kedua, ketiga dan menghukum mati jika telah diulangi hingga keempat

kalinya. Akan tetapi, hadits berikutnya Rasulullah masih memberikan

hukuman pukulan kepada peminum khamar yang telah mengulangi hingga

empat kali, belum memberikan hukuman mati.

Dalam hal pemberatan hukuman ini ada 2 (dua) pendapat:

a. Pemberatan pada alat pemukulnya dan bagi hakim dapat memilihnya

dalam menjatuhkan hukuman, apakah diperberat ataukah diperingan.

Dalam hal ini jumlah tetap sama hanya penukaran pada alatnya;

b. Penambahan hukuman takzir, maka hakim dapat menambahi hukuman

karena pengulangannya itu.81

Dalam kasus perzinahan, pelaku mendapatkan hukuman berupa dera

atau jilid. Apabila pelakunya kembali mengulangi perbuatannya,

hukumannya akan diperberat dengan alat pemukul. Menurut ahli fiqih,

pelaku zina dapat diperingan dan diperberat. Hukuman bagi pelaku yang

mengulang zina dapat diperingan jika terjadi ketidaksengajaan dalam

perbuatan yang dilakukan dan hukuman dengan alat penghukumnya juga

diperingan.

Cara pemberatan hukuman pada pelaku yang mengulangi jarimah

atau melakukan kembali suatu kejahatan yaitu :

a. Pemberatan pada alat pemukulnya;

81

Imam Muhammad Abu Zahroh, al-Jarimah al-Uqubah fi Fiqh al-Islam, (Kairo: Dar al-

Fikr al-Arobi, 1998), h. 287.

Page 68: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

59

b. Tambahan takzir (penambahan penjara);

c. Penggabungan pada alat dan takzir.82

Abdul Qadir Audah menjelaskan dalam bukunya, bahwa antara

pengulangan jarimah dengan penggabungan jarimah itu memiliki

perbedaan. Letak perbedaannya ada dipenjatuhan hukuman. Jika di dalam

penggabungan jarimah pada kejahatan pertama belum dijatuhi hukuman,

sedangkan dalam pengulangan jarimah pada kejahatan pertama sudah

adanya vonis hakim atau telah dijatuhkan hukuman.83

Melihat hadits-hadits di atas bahwa Hukum Islam memberikan

sanksi khusus untuk setiap jarimah yang telah dilakukan. Dan apabila

jarimah tersebut kembali diulangi maka hukumannya pun akan diperberat.

Jika kembali mengulanginya hukumannya bisa berupa hukuman mati atau

penjara. Ini tergantung kewenangan penguasa dengan memandang tindak

pidana dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Demikianlah Hukum Islam

menetapkan pengulangan tindak pidana dan dasar-dasar pengulangan.

Cukup jelas bahwa hukum islam lebih bersifat mengancam dan agar tidak

ada lagi yang terbiasa melakukan pengulangan kejahatan.

82

Imam Muhammad Abu Zahroh, al-Jarimah al-Uqubah fi Fiqh al-Islam, h. 220

83 Abdul Qadir Audah, at-Tasyri al-Jinai al-Islami, h. 663.

Page 69: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

60

BAB IV

ANALISA PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MAJALENGKA

NO. 201/PID.B/2014/PN.MJL TENTANG RESIDIVIS MENURUT KUHP

DAN HUKUM PIDANA ISLAM

A. Deskripsi Kasus

Kasus ini terjadi pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira

jam 02.00 Wib di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt.02 Rw.09

Kelurahan Kulon Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, terdakwa

Yoyo Sahyo Alias Yo Bin Aswa telah mengambil sesuatu barang berupa 1

(satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV

warna abu-abu hitam tahun 2009 No Ka.MH8G41CA9J291753 No.Sin :

G42 0ID351904.

Terdakwa memanjat tembok pembatas bagian belakang rumah

kostan Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu terdakwa membuka

gembok dari garasi rumah kostan tersebut dengan menggunakan kunci ―T‖

yang ujungnya persegi dengan diputarkan kearah kanan. Setelah gembok

garasi tersebut terbuka, lalu gembok tersebut oleh terdakwa dimasukkan

ke dalam tasnya, kemudian terdakwa mengambil sepeda motor merk

Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun

2009 No,Ka.MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 yang

dikunci stang dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci

kontaknya menggunakan kunci ―T‖ yang ujungnya pipih dan tajam,

setelah berhasil merusak kunci kontak dan tidak terkunci lagi stangnya,

Page 70: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

61

selanjutnya terdakwa mendorong sepeda motor itu sampai ke pagar depan

pintu keluar rumah kost Pondok Biru 2 sejauh kurang lebih 10 meter.

Sesampai di pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu disebabkan pagar

bagian bawahnya terkunci dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut oleh

terdakwa dibuka sehingga pintu pagarnya terbuka, setelah itu terdakwa

menyalahkan mesin sepeda motor itu dan membawa kabur sepeda motor

itu ke arah Kadipaten. Dan di daerah Kadipaten terdakwa melepas plat

nomor polisi sepeda motor itu dan membuang gembok pagar garasi, lalu

sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa ke rumah saksi

Mamingdi Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan

Kertajati Kabupaten Majalengka karena sebelumnya terdakwa kenal

terdakwa suka membeli sepeda motor dengan tanpa surat-surat yang sah.

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira 07.00 Wib,

terdakwa sampai di rumah terdakwa dan menawarkan sepeda motor itu.

Dan saksi Maming tahu kalau sepeda motor itu hasil kejahatan dan tidak

dilengkapi dengan surat-surat kepemilik yang sah (tanpa STNK dan

BPKB). Lalu terdakwa membayar sepeda motor itu dengan harga sebesar

Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan terdakwa tahu kalau harga sepeda

motor itu murah dan tidak wajar, karena harga sepeda motor itu di pasaran

yang resmi kurang lebih seharga Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah).

Setelah sepeda motor itu dibeli oleh saksi Maming, kemudian saksi

Mamingmerubah No.Sin. Sepeda motor itu yang awalnya No.Sin. :

G420ID351904 menjadi G420ID354904 dan menempelkan sklait warna

Page 71: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

62

hitam transparan pada seluruh body sepeda motor itu dengan maksud agar

tidak diketahui pemiliknya. Dan sepeda motor itu oleh saksi MAMING

digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Bahwa kemudian saksi Dudun Abdul Aziz sekira jam 06.00 Wib

bangun dan akan menggunakan sepeda motornya, ternyata sepeda

motornya tidak ada, lalu saksi Dudun Abdul Aziz berusaha mencari dan

tidak ketemu, selanjutnya saksi Dudun Abdul Aziz melaporkan kejadian

tersebut kepada pihak Kepolisian Polres Majalengka guna dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut.

B. Dakwaan

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib di

Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt.02 Rw.09 Kelurahan Kulon

Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, terdakwa Yoyo Sahyo Alias

Yo Bin Aswa telah mengambil sesuatu barang berupa 1 (satu) unit sepeda

motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu

hitam tahun 2009 No Ka.MH8G41CA9J291753 No.Sin : G42 0ID351904

milik saksi Dudun Abdul Aziz. Fakta-fakta yang terungkap di depan

persidangan secara berturut-turut berupa keterangan saksi-saksi,

keterangan terdakwa dan barang bukti sebagai berikut:

a. Dudun Abdul Aziz, SH.

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 jam 02.00 Wib bertempat

di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan

Page 72: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

63

Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah terjadi

pencurian. Barang yang hilang adalah adalah 1 (satu) unit sepeda motor

merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam

tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904

dan STNK atas nama saksi. Saksi tidak mengetahui bahwa sepeda

motornya telah dicuri karena sedang tidur di kamar kost. Saksi baru

mengetahui bahwa sepeda motornya hilang pada pukul 06.00 WIB setelah

diberi tahu saksi Jamaludin. Saksi juga meyakini jika sepeda motor saksi

disimpan di garasi rumah kostan dalam keadaan terkunci dan garasinya

dalam keadaan tertutup pintu garasinya dikunci dengan gembok. Setelah

kejadian tersebut, kemudian saksi bersama saksi Jamaludin berusaha

mencari terlebih dahulu, namun tidak ketemu. Akhirnya saksi melaporkan

kejadian tersebut ke Polres Majalengka guna dilakukan tindakan lebih

lanjut. Kemudian pada bulan Oktober 2014, saksi diberitahu oleh pihak

kepolisian kalau pelakunya sudah ditangkap dan agar saksi melihat sepeda

motornya. Setelah saksi melihat sepeda motornya, ia membenarkan bahwa

sepeda motor itu adalah miliknya. Saksi melihat pelakunya dan terdakwa

mengaku menjual sepeda motor yang dicurinya kepada saksi Maming di

kertajadi dengan harga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). Saksi bertanya

kepada saksi Maming akan kebenarannya dan saksi Maming

membenarkan kalau ia membeli sepeda motor saksi dari terdakwa dengan

tanpa surat-surat yang sah.

Page 73: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

64

b. Jamaludin Bin Kanceng;

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 jam 02.00 Wib bertempat

di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan

Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah terjadi

pencurian. Barang yang hilang adalah adalah 1 (satu) unit sepeda motor

merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam

tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904

dan STNK atas nama saksi Dudun Abdul Aziz. Saksi setiap hari tinggal

dan tidur kostan tersebut. Saksi mengetahui pencurian tersebut pada hari

itu juga sekira jam 06.00 Wib. Ketika saksi akan membuka pintu garasi,

ternyata pintu garasi sudah tidak terkunci dan melihat sepeda motor saksi

Dudun Abdul Aziz tidak ada serta pada saat itu kunci gembok pintu garasi

tidak ada.. Untuk memastikan saksi melihat ke kamar saksi Dudun Abdul

Aziz ternyata yang bersangkutan masih tidur. Kemudian saksi

membangunan saksi Dudun Abdul Aziz dan menanyakan sepeda

motornya, lalu saksi Dudun Abdul Azizberkata ada di garasi. Saksi

memberitahu kalau sepeda motornya tidak ada. Saksi mengakui jika garasi

itu dalam keadaan tertutup dan terkunci pintunya. Karena kehilangan,

saksi dan saksi Dudun Abdul Azizberusaha mencari namun tidak ketemu.

Akhirnya saksi melaporkan kejadian tersebut ke Polres Majalengka guna

dilakukan tindakan lebih lanjut. Pada bulan Oktober 2014 saksi diberitahu

oleh pihak kepolisian kalau pelakunya sudah ditangkap dan agar saksi

Page 74: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

65

melihat sepeda motornya. Bersama saksi Dudun Abdul Aziz, saksi melihat

sepeda motornya ternyata sepeda motor itu milik saksi Dudun Abdul Aziz.

c. Maming Bin Emo;

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 jam 02.00 Wib bertempat

di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan

Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah terjadi

pencurian. Barang yang hilang adalah adalah 1 (satu) unit sepeda motor

merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam

tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904

dan STNK atas nama saksi Dudun Abdul Aziz. Saksi mengetahui

pencurian tersebut karena saksi membeli motor hasil curian tersebut dari

terdakwa. Bermula pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira 07.00

Wib, saksi kedatangan terdakwa dan terdakwa menawarkan sepeda motor

itu. Saksi tahu kalau sepeda motor itu hasil kejahatan dan tidak dilengkapi

dengan surat-surat kepemilikan yang sah seperti tanpa STNK dan BPKB.

Kemudian saksi membayar sepeda motor itu dengan harga sebesar Rp.

2.000.000,- (dua juta rupiah) dan saksi tahu kalau harga sepeda motor itu

murah dan tidak wajar, karena harga sepeda motor itu di pasaran yang

resmi kurang lebih seharga Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah). Oleh

saksi sepeda motor itu dirubah No.Sin. sepeda motor itu yang awalnya

No.Sin. : G420ID351904 menjadi G420ID354904 dan menempelkan

sklait warna hitam transparan pada seluruh body sepeda motor itu dengan

maksud agar tidak diketahui saksi Dudun Abdul Aziz sebagai pemiliknya.

Page 75: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

66

Sepeda motor itu oleh saksi digunakan untuk keperluan sehari-hari.Pada

tanggal 10 Oktober 2014, saksi ditangkap oleh pihak kepolisian Polres

Majalengka karena sebelumnya terdakwa telah ditangkap. Saksi merasa

menyesali perbuatannya tersebut. Dan para saksi membenarkan barang

bukti yang diajukan dalam persidangan. Dalam persidangan telah pula

diperdengarkan keterangan terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut

Pada hari Jum‘at tanggal 29 Agustus 2014 sekira jam 19.00 WIB,

terdakwa mempunyai ide untuk melakukan perbuatan jahat mengambil

sepeda motor dan terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning Desa

Siliwangi Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan

menumpang mobil truk batu sampai ke alun-alun Talaga. Kemudian

terdakwa dengan menggunakan mobil angkutan umum menuju ke Kota

Majalengka hingga sampai di alun-alun Majalengka, lalu terdakwa

mencari sasaran untuk mengambil sepeda motor. Pada hari Sabtu tanggal

30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 WIB, terdakwa menemukan sasarannya

rumah kostan Ponduk Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan

Majalengka. Selanjutnya terdakwa memanjat tembok pembatas bagian

belakang rumah kostan Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu

terdakwa membuka gembok dari garasi rumah kostan tersebut dengan

menggunakan kunci ―T‖ yang ujungnya persegi dengan diputarkan kearah

kanan. Setelah gembok garasi terbuka, lalu gembok tersebut oleh terdakwa

dimasukan ke dalam tasnya. Tanpa seizin saksi Dudun Abdul Aziz,

terdakwa mengambil sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-

Page 76: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

67

4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka. :

MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 yang dikunci stang dan

menghadap ke barat dengan cara merusak kunci kontaknya menggunakan

kunci ―T‖ yang ujungnya pipih dan tajam, setelah berhasil merusak kunci

kontak dan tidak terkunci lagi stangnya. Kemudian terdakwa mendorong

sepeda motor itu sampai ke pagar depan pintu keluar rumah kost Pondok

Biru 2 sejauh kurang lebih 10 meter. Sampai di pagar depan terdakwa

turun terlebih dahulu dikarenakan pagarnya bagian bahwanya terkunci

dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut oleh terdakwa dibuka sehingga

pintu pagarnya terbuka. Setelah itu terdakwa menyalahkan mensin sepeda

motor itu dan membawa kabur sepeda motor itu ke arah Kadipaten. Di

daerah Kadipaten terdakwa melepas plat nomor polisi sepeda motor itu

dan membuang gembok pagar garasi. Kemudian sepeda motor itu oleh

terdakwa langsung di bawa ke rumah saksi Maming di Blok Buah Dua Rt.

01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

Terdakwa kenal saksi Maming yang suka membeli sepeda motor dengan

tanpa surat-surat yang sah. Sepeda motor itu oleh terdakwa dijual dengan

harga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan harganya tidak wajar karena

harga pasarannya kurang lebih Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah).

Uang hasil penjualan motor itu telah habis digunakan terdakwa untuk

keperluan sehari-hari. Terdakwa merasa menyesali perbuatannya tersebut.

Terdakwa membenarkan barang bukti yang diajukan dan keterangan para

saksi di persidangan.

Page 77: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

68

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka Jaksa Penuntut Umum

berkesimpulan bahwa unsur pidana yang didakwakan kepada terdakwa

telah terbukti secara sah dan meyakinkan, yaitu melakukan tindak pidana

―Pencurian dalam keadaan memberatkan‖ yang melanggar pasal 363 ayat

(1) ke-3,5 KUHP.‖

C. Putusan No. 201/Pid.B/2014/PN.Mjl.

Dalam surat dakwaan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dengan

Registrasi Perkara No.PDM-195/MJLKA/12/2014, menerangkan bahwa

pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib di Rumah

kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt.02 Rw.09 Kelurahan Kulon

Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, terdakwa Yoyo Sahyo Alias

Yo Bin Aswa telah mengambil sesuatu barang berupa 1 (satu) unit sepeda

motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu

hitam tahun 2009 No Ka.MH8G41CA9J291753 No.Sin : G42 0ID351904.

Terdakwa memanjat tembok pembatas bagian belakang rumah kostan

Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu terdakwa membuka

gembok dari garasi rumah kostan tersebut dengan menggunakan kunci ―T‖

yang ujungnya persegi dengan diputarkan kearah kanan. Setelah gembok

garasi tersebut terbuka, lalu gembok tersebut oleh terdakwa dimasukan ke

dalam tasnya, kemudian terdakwa mengambil sepeda motor merk Suzuki /

FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009

No,Ka.MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 yang dikunci

stang dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci kontaknya

Page 78: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

69

menggunakan kunci ―T‖ yang ujungnya pipih dan tajam, setelah berhasil

merusak kunci kontak dan tidak terkunci lagi stangnya, selanjutnya

terdakwa mendorong sepeda motor itu sampai ke pagar depan pintu keluar

rumah kost Pondok Biru 2 sejauh kurang lebih 10 meter. Sesampai di

pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu dikarenakan pagar bagian

bawahnya terkunci dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut oleh

terdakwa dibuka sehingga pintu pagarnya terbuka, setelah itu terdakwa

menyalahkan mesin sepeda motor itu dan membawa kabur sepeda motor

itu ke arah Kadipaten. Dan di daerah Kadipaten terdakwa melepas plat

nomor polisi sepeda motor itu dan membuang gembok pagar garasi, lalu

sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa ke rumah saksi

Mamingdi Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan

Kertajati Kabupaten Majalengka karena sebelumnya terdakwa kenal

terdakwa suka membeli sepeda motor dengan tanpa surat-surat yang sah.

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira 07.00 Wib,

terdakwa sampai di rumah terdakwa dan menawarkan sepeda motor itu.

Dan saksi Maming tahu kalau sepeda motor itu hasil kejahatan dan tidak

dilengkapi dengan surat-surat kepemilik yang sah (tanpa STNK dan

BPKB). Lalu terdakwa membayar sepeda motor itu dengan harga sebesar

Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan terdakwa tahu kalau harga sepeda

motor itu murah dan tidak wajar, karena harga sepeda motor itu dipasaran

yang resmi kurang lebih seharga Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah).

Page 79: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

70

Setelah sepeda motor itu dibeli oleh saksi Maming, kemudian saksi

Mamingmerubah No.Sin. sepeda motor itu yang awalnya No.Sin. :

G420ID351904 menjadi G420ID354904 dan menempelkan sklait warna

hitam transparan pada seluruh body sepeda motor itu dengan maksud agar

tidak diketahui pemiliknya. Dan sepeda motor itu oleh saksi Maming

digunakan untuk keperluan sehari-hari. Akibat perbuatan terdakwa Yoyo

Sahyo Alias Yo Bin Aswa, Dudun Abdul Aziz mengalami kerugian yakni

kurang lebih sebesar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu

rupiah). Perbuatan terdakwa melanggar sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 363 ayat (1) ke-5 KUHP tentang pencurian yang

memberatkan.

1. Keterangan Saksi

Dalam persidangan ini dihadirkan tiga orang saksi yang

memberikan keterangan, antara lain :

a. Dudun Abdul Aziz, SH.

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 jam 02.00 Wib

bertempat di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02

Rw. 09 Kelurahan Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten

Majalengka telah terjadi pencurian. Barang yang hilang adalah

adalah 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD

No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka.

: MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 dan STNK

atas nama saksi. Saksi tidak mengetahui bahwa sepeda

Page 80: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

71

motornya telah dicuri karena sedang tidur di kamar kost. Saksi

baru mengetahui bahwa sepeda motornya hilang pada pukul

06.00 WIB setelah diberi tahu saksi Jamaludin. Saksi juga

meyakini jika sepeda motor saksi disimpan di garasi rumah

kostan dalam keadaan terkunci dan garasinya dalam keadaan

tertutup pintu garasinya dikunci dengan gembok. Setelah

kejadian tersebut, kemudian saksi bersama saksi Jamaludin

berusaha mencari terlebih dahulu, namun tidak ketemu.

Akhirnya saksi melaporkan kejadian tersebut ke Polres

Majalengka guna dilakukan tindakan lebih lanjut. Kemudian

pada bulan Oktober 2014, saksi diberitahu oleh pihak

kepolisian kalau pelakunya sudah ditangkap dan agar saksi

melihat sepeda motornya. Setelah saksi melihat sepeda

motornya, ia membenarkan bahwa sepeda motor itu adalah

miliknya. Saksi melihat pelakunya dan terdakwa mengaku

menjual sepeda motor yang dicurinya kepada saksi Maming di

kertajadi dengan harga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). Saksi

bertanya kepada saksi Maming akan kebenarannya dan saksi

Maming membenarkan kalau ia membeli sepeda motor saksi

dari terdakwa dengan tanpa surat-surat yang sah. Saksi juga

membenarkan barang bukti yang diajukan dalam persidangan.

Page 81: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

72

b. Jamaludin Bin Kanceng;

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 jam 02.00 Wib

bertempat di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02

Rw. 09 Kelurahan Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten

Majalengka telah terjadi pencurian. Barang yang hilang adalah

adalah 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD

No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka.

: MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 dan STNK

atas nama saksi Dudun Abdul Aziz. Saksi setiap hari tinggal

dan tidur kostan tersebut. Saksi mengetahui pencurian tersebut

pada hari itu juga sekira jam 06.00 Wib. Ketika saksi akan

membuka pintu garasi, ternyata pintu garasi sudah tidak

terkunci dan melihat sepeda motor saksi Dudun Abdul Aziz

tidak ada serta pada saat itu kunci gembok pintu garasi juga

tidak ada.. Untuk memastikan saksi melihat ke kamar saksi

Dudun Abdul Aziz ternyata yang bersangkutan masih tidur.

Kemudian saksi membangunan saksi Dudun Abdul Aziz dan

menanyakan sepeda motornya, lalu saksi Dudun Abdul

Azizberkata ada di garasi. Saksi memberitahu kalau sepeda

motornya tidak ada. Saksi mengakui jika garasi itu dalam

keadaan tertutup dan terkunci pintunya. Karena kehilangan,

saksi dan saksi Dudun Abdul Azizberusaha mencari namun

tidak ketemu. Akhirnya saksi melaporkan kejadian tersebut ke

Page 82: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

73

Polres Majalengka guna dilakukan tindakan lebih lanjut. Saksi

mengatakan bahwa terdakwa Yoyo Sahyo Alias Yo Bin Aswa

mengambil sepeda motor tanpa izin dan sepengetahuan

pemiliknya yaitu Dudun Abdul Aziz, SH. Saksi membenarkan

barang bukti yang diajukan di pengadilan.

c. Maming Bin Emo;

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 jam 02.00 Wib

bertempat di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02

Rw. 09 Kelurahan Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten

Majalengka telah terjadi pencurian. Barang yang hilang adalah

adalah 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD

No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka.

: MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 dan STNK

atas nama saksi Dudun Abdul Aziz. Saksi mengetahui

pencurian tersebut karena saksi membeli motor hasil curian

tersebut dari terdakwa. Bermula pada hari Sabtu tanggal 30

Agustus 2014 sekira 07.00 Wib, saksi kedatangan terdakwa dan

terdakwa menawarkan sepeda motor itu. Saksi tahu kalau

sepeda motor itu hasil kejahatan dan tidak dilengkapi dengan

surat-surat kepemilikan yang sah seperti tanpa STNK dan

BPKB. Kemudian saksi membayar sepeda motor itu dengan

harga sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan saksi tahu

kalau harga sepeda motor itu murah dan tidak wajar, karena

Page 83: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

74

harga sepeda motor itu di pasaran yang resmi kurang lebih

seharga Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah). Oleh saksi

sepeda motor itu dirubah No.Sin. sepeda motor itu yang

awalnya No.Sin. : G420ID351904 menjadi G420ID354904 dan

menempelkan sklait warna hitam transparan pada seluruh body

sepeda motor itu dengan maksud agar tidak diketahui saksi

Dudun Abdul Aziz sebagai pemiliknya. Sepeda motor itu oleh

saksi digunakan untuk keperluan sehari-hari. Saksi merasa

menyesali perbuatannya tersebut. Dan saksi membenarkan

barang bukti yang diajukan dalam persidangan.

2. Keterangan Terdakwa

Dalam persidangan telah pula diperdengarkan keterangan

terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut pada hari Jum‘at

tanggal 29 Agustus 2014 sekira jam 19.00 WIB, terdakwa mempunyai

ide untuk melakukan perbuatan jahat mengambil sepeda motor dan

terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning Desa Siliwangi Kecamatan

Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan menumpang mobil truk

batu sampai ke alun-alun Talaga. Kemudian terdakwa dengan

menggunakan mobil angkutan umum menuju ke Kota Majalengka

hingga sampai di alun-alun Majalengka, lalu terdakwa mencari sasaran

untuk mengambil sepeda motor. Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus

2014 sekira jam 02.00 WIB, terdakwa menemukan sasarannya rumah

kostan Ponduk Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan

Page 84: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

75

Majalengka. Selanjutnya terdakwa memanjat tembok pembatas bagian

belakang rumah kostan Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu

terdakwa membuka gembok dari garasi rumah kostan tersebut dengan

menggunakan kunci ―T‖ yang ujungnya persegi dengan diputarkan

kearah kanan. Setelah gembok garasi terbuka, lalu gembok tersebut

oleh terdakwa dimasukan ke dalam tasnya. Tanpa seizin saksi Dudun

Abdul Aziz, terdakwa mengambil sepeda motor merk Suzuki / FU 150

SCD No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka. :

MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 yang dikunci stang

dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci kontaknya

menggunakan kunci ―T‖ yang ujungnya pipih dan tajam, setelah

berhasil merusak kunci kontak dan tidak terkunci lagi stangnya.

Kemudian terdakwa mendorong sepeda motor itu sampai ke pagar

depan pintu keluar rumah kost Pondok Biru 2 sejauh kurang lebih 10

meter. Sampai di pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu

dikarenakan pagarnya bagian bahwanya terkunci dengan slot pagar,

lalu kunci slot tersebut oleh terdakwa dibuka sehingga pintu pagarnya

terbuka. Setelah itu terdakwa menyalahkan mensin sepeda motor itu

dan membawa kabur sepeda motor itu ke arah Kadipaten. Di daerah

Kadipaten terdakwa melepas plat nomor polisi sepeda motor itu dan

membuang gembok pagar garasi. Kemudian sepeda motor itu oleh

terdakwa langsung di bawa ke rumah saksi Maming di Blok Buah Dua

Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan Kertajati Kabupaten

Page 85: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

76

Majalengka. Terdakwa kenal saksi Maming yang suka membeli sepeda

motor dengan tanpa surat-surat yang sah. Sepeda motor itu oleh

terdakwa dijual dengan harga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan

harganya tidak wajar karena harga pasarannya kurang lebih Rp.

9.000.000,- (sembilan juta rupiah). Uang hasil penjualan motor itu

telah habis digunakan terdakwa untuk keperluan sehari-hari. Terdakwa

merasa menyesali perbuatannya tersebut. Terdakwa membenarkan

barang bukti yang diajukan dan keterangan para saksi di persidangan.

3. Barang Bukti

Barang bukti yang diajukan ke depan persidangan berupa :

a. 1 (satu) lembar STNK Asli No. 0645802/JB/2009 An. Dudun

Abdul Azis d/a. RA Kartini No. 25 Rt 04/05 Regol Wetan Kec.

Sumedang Selatan Kab. Sumedang yang diperuntkan bagi 1 (satu)

unit sepeda motor merk Suzuki Fu 150 CSD warna abu-abu hitam

Nopol : Z-4954-AV Th 2009 Noka : MH8BG41CA9J291753 No

sin : G4201D351904;

b. 1 (satu) buku BPKB An. Dudun Abdul Azis d/a. RA Kartini No.

25 Rt 04/05 Regol Wetan Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang

yang diperuntkan bagi 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki Fu

150 CSD warna abu-abu hitam Nopol : Z-4954-AV Th 2009 Noka

: MH8BG41CA9J291753 Nosin : G4201D351904;

c. 1 (satu) buah kunci kontak

Page 86: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

77

1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD warna abu-

abu hitam tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. :

G420ID351904 (dirubah menjadi G420ID354904). (dipergunakan

dalam perkara an. Maming Bin Emo).

4. Analisa Yuridis

Pembuktian yuridis merupakan materi pokok dari seluruh

tuntutan pidana untuk membuktikan tindak pidana apakah yang telah

dilakukan oleh Terdakwa dan apakah Terdakwa bersalah atas tindak

pidana tersebut. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di depan

persidangan, berupa keterangan saksi-saksi keterangan terdakwa dan

bila dihubungkan dengan barang bukti saling bersesuaian, maka

sampailah kepada pembuktian mengenai unsur tindak pidana yang

didakwakan kepada diri terdakwa, yaitu melanggar Pasal 363 ayat (1)

ke-3, 5 KUHP; dengan unsur-unsur sebagai berikut:

a. Barang Siapa

Unsur barang siapa mengandung arti bahwa pelaku tindak

pidana adalah berupa orang yang dapat dituntut sebagai subyek

hukum atas tindak pidana yang didakwakan. Dalam perkara ini

orang yang didakwa dan diajukan ke persidangan telah melakukan

tindak pidana adalah terdakwa Yoyo Sahyo Alias Yo bin Aswa dan

saksi-saksi yang bersangkutan membenarkan bahwa terdakwa

Page 87: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

78

sebagai pelaku suatu tindak pidana yang didakwakan. Dengan

demikian unsur ini telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

b. Dengan sengaja mengambil sesuatu yang seluruhnya atau sebagian

termasuk kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki

secara melawan hukum.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan

di persidangan berupa saksi-saksi, keterangan terdakwa dan

dihubungkan dengan barang bukti dalam perkara ini, maka telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa Yoyo Sahyo

Alias Yo bin Aswa telah menagmbil sesuatu kepunyaan orang lain

untuk dimiliki secara hukum.

c. Dilakukan dengan merusak memotong atau memanjat atau dengan

memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau memakai jabatan

palsu. Berdasarkan keterangan para saksi dan Terdakwa di

persidangan dihubungkan dengan barang bukti, maka terungkap

bahwa unsur dilakukan dengan merusak, memotong dan memanjat

atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau

memakai jabatan palsu telah terbukti.

Dengan terbuktinya semua unsur-unsur dalam dakwaan

tersebut maka Majelis Hakim berkeyakinan Terdakwa terbukti

melakukan tindak pidana ―Pencurian dalam keadaan

memberatkan‖ dengan pertimbangan bahwa sebelum menjatuhkan

Page 88: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

79

pidana, perlu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang

meringankan pidana tersebut, yaitu :

Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat;

Terdakwa sudah pernah dihukum beberapa kali;

Terdakwa mengakui dan menyesalinya perbuatannya, sehingga

tidak mempersulit jalannya persidangan.

Oleh karena itu Majelis Hakim menjatuhkan pidana kepada

Terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 8

(delapan) bulan. Vonis ini terlalu ringan karena kembali ke poin 1

(pertama) bahwa perbuatan Terdakwa sangat meresahkan

masyarakat. Meskipun Majelis Hakim juga memperhatikan hal-hal

yang meringankan seperti Terdakwa mengakui dan menyesali

perbuatannya. Akan tetapi hukuman yang dijatuhkan Majelis

Hakim sangat tidak maslahat untuk masyarakat.

D. Analisa Hukum Positif

Di dalam bab sebelumnya, penulis telah memuat faktor-faktor

bahwa seseorang termasuk ke dalam kategori residivis atau tidak, diantaranya

ialah: pelaku tindak pidana kejahatan yang terdahulu dan kejahatan yang baru

dilakukan adalah sama. Ini menyebabkan terulangnya tindak pidana yang

sudah pernah dilakukan. Kemudian pengulangan tindak pidana tersebut terjadi

dalam jangka waktu tertentu.

Page 89: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

80

Perkara yang sudah diputus oleh Pengadilan Negeri Majalengka ini

memuat putusan yang menyebutkan jika Yoyo Sahyo Alias Yo bin Aswa

adalah pelaku residivis. Ini disebabkan terdapat hal-hal yang menjadi

bahan pertimbangan yang memberatkan yaitu ―Terdakwa pernah

dihukum‖.

Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa terdakwa Yoyo Sahyo

Alias Yo bin Aswa pernah menjadi terpidana yang pernah menjalani

hukuman akibat tindak pidana kejahatan yang terdahulu, hingga kemudian

melakukan kejahatan kembali. Akan tetapi, di dalam surat putusan tidak

terlampir surat tuntutan yang memuat tuntutan jaksa penuntut umum dan

bentuk kejahatan yang dilakukan terdakwa terdahulu. Dalam hal ini adalah

kejahatan yang sejenis atau tidak sejenis.

Menurut hemat penulis, tidak adanya surat tuntutan terkait perkara

ini dan keterangan putusan pengadilan yang terdahulu membuat tidak jelas

bahwa terdakwa pernah melakukan tindak pidana kejahatan dalam bentuk

yang sama atau tidak agar penjatuhan hukuman dapat ditentukan dengan

jelas.

Mengenai sanksi pidananya, majelis hakim memvonis terdakwa

dengan hukuman 1 (satu) tahun 8 (delapan) bulan penjara. Jika melihat

aturan KUHP Pasal 363 ayat (1) ke-3, 5 maksimal 7 (tujuh) tahun penjara.

Dan Pasal 363 ayat (2) menyebutkan jika pencurian yang disebutkan

dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal dalam butir 4 dan 5, maka

Page 90: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

81

hukumannya maksimal 9 (sembilan) tahun penjara. Dalam hal ini

terdakwa melakukan pencurian sesuai Pasal 363 ayat (1) ke-3 yaitu

mencuri pada waktu malam hari di sebuah rumah atau pekarangan tertutup

dan Pasal 363 ayat (1) ke-5 yaitu pencurian dilakukan dengan merusak,

memotong atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu,

perintah palsu dan jabatan palsu.

Menurut penulis, melihat terdakwa terjerat Pasal 363 ayat (1) dan

(2) ditambah hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan

selama persidangan, vonis yang diberikan Majelis Hakim masih terlalu

ringan sebab maksimum hukuman yang disebutkan adalah 9 (tahun) dan

perbuatan Terdakwa bersifat meresahkan masyarakat. Hal inilah yang

berakibat Terdakwa menjadi residivis karena tidak adanya efek jera.

Secara yuridis, majelis hakim telah menentukan putusan sesuai

dengan unsur-unsur Pasal 363 ayat (1) ke-3,5. Fakta-fakta dan saksi-saksi

yang terungkap di persidangan meyakinkan jika terdakwa bersalah secara

sah serta tidak terdapat alasan pembenar dan pemaaf sehingga terdakwa

harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap putusan hakim

memperhatikan hal-hal yang meringankan dan memberatkan selama

persidangan di antaranya adalah terdakwa berlaku sopan dan mengakui

segala perbuatannya. Dalam hal ini tidak dijelaskan adanya tambahan

pemberatan atas pengulangan kejahatan yang pernah dilakukan terdakwa.

Page 91: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

82

E. Analisa Hukum Islam

Dasar penjatuhan hukuman bagi pelaku tindak pidana pencurian

terdapat dalam surat Al-Ma‘idah ayat 38 :

ا كسبا كها وٱنسارق وٱنسارقة فاقطعىا أ يديها جز آ ء ب

اهلل ٨٣ وٱنهه عزيز حكيى يArtinya: ―Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,

potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka

kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah, dan Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana”. (QS. Al-Maidah/5: 38)

Jika melihat perkara yang telah diputus Pengadilan Negeri

Majalengka di atas, bahwa perkara tersebut adalah kasus pencurian yang

mengharuskan terdakwa dikenakan hukuman had berupa hukuman potong

tangan. Namun, hukuman potong tangan bisa dilaksanakan jika syarat-

syaratnya telah terpenuhi, yaitu :

a. Harta yang dicuri diambil diam-diam dan tidak diketahui

pemilik. Makna diambil artinya harta yang dicuri sudah

berpindah dari penguasaan pemilik ke penguasaan pencuri.

Apabila barang belum berpindah maka hukumannya bukan had

tetapi takzir;

b. Barang yang dicuri harus memiliki nilai. Hukuman potong

tangan tidak akan dijatuhkan bagi pencuri rumput atau pasir

atau juga pencuri barang-barang yang tidak legal seperti

minuman anggur atau daging babi;

Page 92: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

83

c. Barang yang dicuri harus disimpan dalam tempat yang aman,

baik dalam penglihatan maupun di suatu tempat yang aman

(hirz);

d. Barang yang dicuri adalah kepemilikan orang lain. Hukuman

potong tangan tidak dijatuhkan jika harta yang dicuri telah

menjadi milik si pencuri atau jika ia memiliki sebagian dari

barang itu atau ia memiliki hak atas barang tersebut;

e. Pencurian itu harus mencapai nilai minimum tertentu (nisab).

Para ulama berbeda pendapat tentang Nisab yang dapat dikenakan

hukuman potong tangan atas si pencuri sampai kepergelangan tangannya.

Menurut Imam Malik, tangan seorang pencuri dapat dipotong bila ia

mencuri sesuatu yang nilainya mencapai ¼ dinar. Dia mendasarkan

pendapatnya ini pada hadits Nabi SAW. Sebaliknya, Imam Abu Hanifah

mensyaratkan Nisab bagi hukuman potong tangan itu senilai 10 dirham,

dan melandaskan pendapatnya dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu

Abbas.

Berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh ahli fiqih di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa hukuman potong tangan dapat

dijatuhkan kepada terdakwa, ini disebabkan terpenuhinya semua syarat.

Terdakwa mengambil harta milik korban secara diam-diam dan disimpan

dalam tempat yang aman sebelum menjual barang curiannya. Barang yang

dicuri juga memiliki nilai dan mencapai nilai minimum (nisab) 10 dirham

atau 1 dinar. Dalam putusan hakim Pengadilan Negeri Majalengka,

Page 93: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

84

dinyatakan kerugian korban sekitar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima

ratus ribu rupiah). Jika diasumsikan 1 dinar dengan kurs rupiah sama

dengan Rp. 7.000.000,- (tujuh juta rupiah), maka ini sangat memenuhi

kualifikasi hukuman potongan tangan, sehingga hukuman yang dapat

dijatuhkan adalah hukuman had.

Sesuai dengan materi yang penulis tulis di Bab III, bahwa menurut

Hukum Islam seorang pencuri dijatuhkan hukuman potong tangan

kanannya, apabila kembali mengulanginya maka dipotonglah kaki kirinya.

Jika kembali mengulanginya dipotonglah tangan kirinya, apabila kembali

mengulanginya dipotonglah kaki kanannya, untuk kelima kalinya kembali

mengulangi kejahatan pencurian, maka diberikan sanksi yang diperberat

dengan hukuman mati atau penjara. Ini sesuai dengan kewenangan

penguasa melihat dampak kejahatan tersebut dan pengaruh hukuman yang

dijatuhkan kepada pelaku terhadap masyarakat.84

Karena adanya pengulangan, maka disepakati adanya pemberatan

hukuman atau penambahan hukuman pada pelaku. Dalam bab sebelumnya

disebutkan pemberlakuan pemberatan hukuman pelaku kejahatan bisa

dengan cara: pemberatan alat pemukulnya (apabila hukumannya dipukul),

menambah hukuman takzir (yakni ditambah hukuman penjara), atau bisa

84

Al-Imam Taqiyyudin Abi Bakar bin Muhammad al-Husaini, Kifayah al-Akhyar fi

Ghayah al-Ikhtisar, (t.tp: al-Haromain, 2005), h. 192.

Page 94: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

85

juga penggabungan antara keduanya (yakni diperberat alat pemukulnya

dan ditambah pula hukuman penjaranya).85

Sudah dijelaskan bahwa pemberian hukuman pengulangan untuk

pelaku dalam Hukum Islam tidak memiliki keseragaman artinya bentuk

hukuman pemberatan pengulangan berbeda untuk tiap kejahatan yang

dilakukan. Oleh karena itu, pemberian hukuman pemberatan pengulangan

kejahatan ini adalah bentuk dari hasil ijtihad hakim karena ini adalah

bentuk takzir.

Terkait dengan perkara yang diputus Pengadilan Negeri

Majalengka, bisa diambil kesimpulan bahwa majelis hakim memutuskan

perkara dengan metode takzir sebab berijtihad mengenai hukuman yang

pantas sesuai dengan hal-hal pertimbangan yang meringankan juga

memberatkan. Tetapi menurut penulis penjara 1 (satu) tahun 8 (delapan)

bulan masih terlalu ringan bila dikaitkan dengan tujuan pemidanaan yaitu

untuk menimbulkan efek jera bagi Terdakwa dan masyarakat. Oleh sebab

itu Hukum Pidana Islam tampaknya perlu dijadikan bahan renungan dalam

proses penemuan hukum oleh hakim agar sesuai dengan tujuan

pemidanaan dan selaras dengan kemaslahatan masyarakat.

85

Imam Muhammad Abu Zahroh, al-Jarimah al-Uqubah fi Fiqh al-Islam, h. 220

Page 95: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hasil penelitian pada bab - bab

sebelumnya, di bawah ini adalah kesimpulan dan jawaban dari rumusan

masalah:

1. Pengulangan Tindak Pidana Pencurian menurut pandangan KUHP

mengenai suatu pengulangan (residive) dapat terjadi jika diantara

kejahatan yang dilakukan sudah ada putusan hakim yang berkekuatan

hukum tetap. Adapun syarat-syarat suatu pengulangan yaitu

pelakumya adalah orang yang sama, antara kejahatan yang dilakukan

sudah ada keputusan hakim yang tetap atau dengan maksud pelaku

sudah menjalani hukuman, adanya tenggang waktu yang ditetapkan.

Pengulangan (residive) terbagi atas Pengulangan Kejahatan dan

Pengulangan Pelanggaran. Pengulangan kejahatan terbagi dua yaitu

pengulangan kejahatan kelompok jenis dan pengulangan kejahatan

sejenis. Sanksi bagi pelaku pengulangan tindak pidana diatur dalam

KUHP dengan diberikannya tambahan hukuman 1/3 dari pidana

pokok. Sementara untuk Hukum Pidana Islam, seseorang yang

melakukan suatu kejahatan yang berulang kali dan diantara kedua

kejahatan tersebut juga sudah ada keputusan hakim disebut sebagai al-

„aud (pengulangan). Untuk macam-macam pengulangan (al-„aud)

terbagi dua yaitu pengulangan umum dan pengulangan khusus. Untuk

masa tenggang waktunya terdapat perbedaan menurut sebagian ulama.

Page 96: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

87

Ada yang mengatakan bahwa terdapatnya masa tenggang waktu dan

adapula yang mengatakan tidak adanya masa tenggang waktu. Dalam

hukum Islam terdapat asas-asas yaitu asas keadilan, asas kepastian

hukum dan asas manfaat. Khusus sanksi pengulangan (al-„aud)

jarimah, harus memperhatikan manfaat dari sanksi yang diberikan

kepada pelaku terhadap masyarakat luas. Oleh karena itu dalam hukum

pidana Islam tidak mengenal istilah pemberatan. Karena sanksi yang

diberikan adalah bentuk pengulangan karena suatu jarimah yang

kembali diulangi oleh pelaku. Dan bentuk sanksi akibat pengulangan

juga dapat berubah sesuai dengan kondisi atau situasi yang terjadi di

masyarakat.

2. Sanksi pengulangan tindak pidana pencurian sepeda motor di

Majalengka sesuai dengan aturan pemberatan pidana residivis

kelompok jenis ini ialah ancaman pid-ana pokok maksimum ditambah

1/3. Di dalam pasal 486 dan Pasal 487, yang dapat diperberat adalah

pidana penjara. Termasuk di dalamnya Pasal 363 yaitu pencurian yang

memberatkan bagi terdakwa. Walaupun di dalam putusan Pengadilan

Negeri Majalengka tidak dijelaskan konsep pemberatan pengulangan

tindak pidana pencurian yang dilakukan terdakwa secara jelas hingga

akhirnya Majelis Hakim memberikan vonis 1 (satu) tahun 8 (delapan)

bulan. Ditambah lagi vonis yang diberikan majelis hakim sangat ringan

melihat terdakwa melakukan tindak pidana yang terkait Pasal 363 ayat

(1) ke 3 dan 5 dalam satu waktu dan ayat (2) disebutkan jika

Page 97: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

88

melakukan poin ke 3 dan disertai poin 5 maka ancaman pidana penjara

maksimum 9 (sembilan) tahun penjara.

Di Hukum Pidana Islam, sanksi tindak pidana pencurian sepeda motor

ialah hukuman had, yaitu hukuman potong tangan. Tentu saja

hukuman potong tangan ini dapat dilaksanakan apabila memenuhi

syarat-syarat yang berlaku. Terkait kasus pencurian sepeda motor yang

telah penulis jelaskan di bab – bab sebelumnya, bahwa terdakwa

memenuhi semua syarat untuk hukuman potong tangan. Apabila ia

melakukan pencurian pertama, maka dipotonglah tangan kanannya.

Apabila ia mengulangi pencuriannya kali kedua, maka dipotonglah

kaki kirinya. Jika ia masih mengulanginya untuk ketiga kali,

dipotonglah tangan kirinya. Apabila ia mengulangi pencuriannya untuk

keempat kali, dipotonglah kaki kanannya. Jika kembali mengulangi

kelima kalinya maka penambahan hukumannya bisa berupa hukuman

mati atau penjara tergantung kebijakan penguasa yang menimbang

dampak dan pengaruhnya untuk masyarakat.

B. Saran-Saran

Berikut saran-saran yang penulis uraikan, antara lain:

1. Di dalam putusan ini tidak terdapat surat tuntutan atau surat

tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum tidak dapat diakses sehingga

penulis tidak tahu tuntutan Jaksa Penuntut Umum untuk terdakwa

berapa lama. Kemudian tidak adanya keterangan yang jelas

mengenai bentuk kejahatan dan masa hukuman yang pernah

Page 98: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

89

dijalani oleh terdakwa sehingga dapat diketahui secara jelas bahwa

terdakwa adalah pelaku residivis serta dalam penentuan hukuman

dapat sesuai dengan bentuk kejahatan yang dilakukan.

2. Tidak adanya dalil yuridis yang menjadi dasar pemberatan

hukuman secara kalkulatif. Hanya terdapat keterangan ―Terdakwa

pernah dihukum‖. Serta tidak ada keterangan kalkulatif seperti

penambahan 1/3 (sepertiga) yang dipaparkan.

Page 99: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

90

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdullah, Mustafa dan Ruben Achmad. Intisari Hukum Pidana. Jakarta: Ghalia

Indonesia. 1983.

Aji, Ahmad Mukri. Rasionalitas Ijtihad Ibn Rusyd: Kajian atas Fiqh Jinayat

dalam Kitab “Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid”. cet.II.

Bogor: Pustaka Pena Ilahi. 2010.

Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Jenal Aripin.Metode Penelitian Hukum, Ciputat:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Ali, Mahrus. Dasar-Dasar Hukum Pidana. cet.II. Jakarta: Sinar Grafika. 2012.

Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.

Ali, Zainudin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Arief, Barda Nawawi. Kebijakan Hukum Pidana. cet.III. Jakarta: Kencana. 2011.

Asshiddiqie, M. Hasbi. Koleksi Hadits-Hadits Hukum. cet.III. Semarang: PT.

Pustaka Rizki Putra. 2001.

Audah, Abdul Qadir. Al-Tasyri Al-Jina‟i Al-Islami.Kairo: Maktabah Darul

Urubah, 1960.

Bakar, Al-Imam Taqiyyudin Abi bin Muhammad al-Husaini. Kifayah al-Akhyar fi

Ghayah al-Ikhtisar. t.tp: al-Haromain. 2005.

Basyir, Ahmad Azhar. Ikhtisar Fikih Jinayat (Hukum Pidana Islam). cet.II.

Yogyakarta: UII Press. 2006.

Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

2002.

Djamali, R. Abdoel. Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali

Pers. 2010.

Effendi, Erdianto. Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Refika

Aditama. 2010.

Farid, A.Z. Abidin dan A. Hamzah. Bentuk-Bentuk Khusus Perwujudan Delik dan

Hukum Penitensier. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2006.

Page 100: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

91

Firdaus, Arizal. ―Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Residivis Sebagai

Alasan Pemberat Pemidanaan Dalam KUHP.‖ Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Hamzah, Andi.Delik-Delik Tertentu (Special Delicten) Di Dalam KUHP,

Jakarta: Sinar Grafika. 2011.

__________. Terminologi Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Hanafi, Ahmad. Asas-asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

1990.

I, Abdur Rahman. Tindak Pidana Dalam Syariat Islam. Jakarta: PT Rineka

Cipta. 1992.

Irfan, M. Nurul.Hukum Pidana Islam. Jakarta: Amzah. 2016.

__________. Fiqh Jinayah. Cet.I. Jakarta: Amzah. 2013.

__________.Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

2011.

Kartanegara, Satochid. Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian 2. Balai

Lektur Mahasiswa.

Kanter, E.Y. dan S.R. Sianturi. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan

Penerapannya. Jakarta: Alumni AHM-PTHM. 1982.

Khoir, Izzul. Pengulangan Kejahatan Oleh Residivis Di Wilayah Polsek

Kenjeran Surabaya Dalam Kajian Fiqih Jinayah. Surabaya: UIN

Sunan Ampel. 2006.

Lamintang, P.A.F dan Theo Lamintang.Dasar-Dasar Hukum Pidana

Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1997.

__________.Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan.

Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Maramis, Frans. Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia. Jakarta:

Rajawali Pers. 2012.

Marzuki, Peter Mahmud.Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Group.

2008.

Moeljatno. Asas-asas Hukum Pidana. cet.VII. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

2002.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya:

Pustaka Progressif. 1997.

Page 101: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

92

Muslich, Ahmad Wardi. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2005.

__________. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah). cet.I.

Jakarta: Sinar Grafika. 2004.

Ngani, Nico. Sinerama Hukum Pidana. cet.I. Yogyakarta: Liberty. 1984.

Prasetyo, Teguh. Hukum Pidana.Jakarta: Rajawali Pers. 2012.

Prodjodikoro, Wirjono. Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia. cet.III.

Bandung: Refika Aditama. 2008.

Rm, Suharto. Hukum Pidana Materiil. cet.II. Jakarta: Sinar Grafika. 2002.

Santoso, Topo. Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syari‟at

dalam Wacana dan Agenda. Jakarta: Gema Insani Press. 2003.

Soekanto, Soejono dan Sri Mamuji. Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat. Jakarta: CV.Rajawali. 1990.

Subekti dan Tjitrosoedibjo. Kamus Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita. 2002.

Utrech. Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I. Surabaya: Tinta Mas. 1986.

Waloyu, Bambang. Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.

Wiianti, Ninik dan Pujianuraga. Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya

Ditinjau dari Segi Kriminologi dan Sosial. cet.I. Jakarta: PT. Pradnya

Pramita. 1989.

Zahroh, Imam Muhammad Abu. Al-Jarimah al-Uqubah fi Fiqh al-Islam.

Kairo: Dar al-Fikr al-Arobi. 1998.

Tim Redaksi. KUHP dan KUHAP. Jakarta: Pustaka Mahardika.

Page 102: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

93

JURNAL

Sulhin, Iqrak dan Yogo Tri Hendiarto, ―Identifikasi Faktor Determinan

Residivisme‖, Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 7 No.III (Desember

2011) : h. 355 – 366.

Tambalean, Pingkan V. ―Lex et Societatis‖, t.p., Vol. I, No.2 (April – Juni

2013)

WEBSITE

Kamus Besar Bahasa Indonesia. ―Kata Dasar Residivis‖. Artikel diakses pada

tanggal 15 Maret 2017 pukul 14.00 Wib dari

http://kbbi.web.id/residivis

Pramesti, Tri Jata Ayu. ―Penerapan Hukuman Bagi Residivis Narkotika‖.

Artikel diakses pada 16 Maret 2017 pukul 18.00 Wib dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt55233e63a4c63/penerapa

n-hukuman-bagi-residivis-narkotika.

Page 103: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor :201/Pid.B/2014/PN.Mjl

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri di Majalengka yang mengadili perkara-perkara pidana dalam

tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

dalam perkara terdakwa :

Nama lengkap : YOYO SAHYO Als YO Bin ASWA;

Tempat lahir : Majalengka;

Umur / tanggal lahir : 32 tahun / 20 Agustus 1982;

Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : -Blok Senin/ Dukuhkopi Desa Ranji Wetan, Kecamatan

Kasokandel, Kabupaten Majalengka;

-Blok Sarikuning Desa Siliwangi, Kecamatan Bantarujeg,

Kabupaten Majalengka;

Agama : Islam ;

Pekerjaan :Buruh Tani;

Terdakwa tidak dilakukan penahanan, akan tetapi ditahan dalam perkara lain;

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca berkas perkara yang bersangkutan ;

Setelah mendengar pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum;

Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan terdakwa dipersidangan;

Setelah Terdakwa menyatakan menghadap sendiri dalam perkara ini, walaupun

terdakwa sudah diberitahukan hak-haknya untuk didampingi oleh Penasehat hukum dalam

perkara ini;

Setelah memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan ;

1

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 104: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Setelah mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang pada pokoknya mohon

kepada Majelis Hakim agar menjatuhkan putusan sebagai berikut :

1 Menyatakan terdakwa YOYO SAHYO Alias Yo Bin ASWA terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “pencurian dengan pemberatan”

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 363 ayat (1) ke 3,5 KUHPidana

sebagaimana dalam surat dakwaan tunggal Penuntut Umum;

2 Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa YOYO SAHYO Alias YO Bin ASWA dengan

pidana penjara selama 2 (dua) tahun, dengan perintah terdakwa tetap ditahan;

3 Menyatakan barang bukti berupa :

• 1 (satu) lembar STNK Asli No. 0645802/JB/2009 An. Dudun Abdul

Azis d/a. RA Kartini No. 25 Rt 04/05 Regol Wetan Kec. Sumedang

Selatan Kab. Sumedang yang diperuntkan bagi 1 (satu) unit sepeda

motor merk Suzuki Fu 150 CSD warna abu-abu hitam Nopol :

Z-4954-AV Th 2009 Noka : MH8BG41CA9J291753 Nosin :

G4201D351904;

• 1 (satu) buku BPKB An. Dudun Abdul Azis d/a. RA Kartini No. 25

Rt 04/05 Regol Wetan Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang yang

diperuntkan bagi 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki Fu 150

CSD warna abu-abu hitam Nopol : Z-4954-AV Th 2009 Noka :

MH8BG41CA9J291753 Nosin : G4201D351904;

• 1 (satu) buah kunci kontak.

Seluruhnya diserahkan kepada yang berhak yaitu saksi DUDUN ABDUL AZIS,

SH; sedangkan

• 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD warna abu-

abu hitam tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. :

2

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 105: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

G420ID351904 (dirubah menjadi G420ID354904); dipergunakan

dalam perkara an. Terdakwa Maming Bin Emo.

4 Menetapkan supaya terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu

rupiah);

Menimbang, bahwa atas tuntutan pidana tersebut, terdakwa hanya memohon

keringanan hukuman yang seringan-ringannya dikarenakan terdakwa merasa bersalah dan

menyesal serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut;

Menimbang, bahwa terhadap permohonannya, penuntut umum tetap pada

tuntutannya, sedangkan terdakwa tetap pada permohonannya;

Menimbang, bahwa sesuai dengan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tanggal 15

Desember 2014 No Reg. Perk. :PDM-195/MJLKA/12/2014, terdakwa telah didakwa

dengan dakwaan tunggal adalah sebagai berikut :

DAKWAAN :

Bahwa terdakwa YOYO SAHYO Alias Yo Bin ASWA (selanjutnya disebut

terdakwa) pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib atau setidak-

tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Agustus 2014 atau setidak-tidaknya pada suatu

waktu dalam tahun 2014 bertempat di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt.02

Rw.09 Kelurahan Kulon Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka atau setidak-tidaknya

pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah Kabupaten Majalengka telah

mengambil sesuatu barang berupa 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD

No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 NoKa : MH8G41CA9J291753

No.Sin : G42 0ID351904, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain

yaitu saksi DUDUN ABDUL AZIZ, SH, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan

melawan hak, pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada

rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada atau dengan setahunya atau

bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak (yang punya), dengan masuk

ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang yang diambilnya, dengan jalan

3

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 106: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idmembongkar, memcah atau memanjat. Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa lakukan

dengan cara-cara sebagai berikut :

Bahwa berawal pada hari Jum’at tanggal 29 Agustus 2014 sekira jam 19.00 Wib

terdakwa mempunyai ide untuk melakukan perbuatan jahat mengambil sepeda motor, lalu

terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning Desa Siliwangi Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka dengan menumpang mobil truck batu sampai ke alun-alun Talaga,

kemudian terdakwa dengan menggunakan mobil angkutan umum elf menuju ke Kota

Majalengka hingga sampai di alun-alun Majalengka, lalu terdakwa mencari sasaran untuk

mengambil sepeda motor. Sampai akhirnya pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira

jam 02.00 Wib terdakwa menemukan sasarannya rumah kostan Ponduk Biru 2 Jalan

Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan Majalengka.

Selanjutnya terdakwa memanjat tembok pembatas bagian belakang rumah kostan

Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu terdakwa membuka gembok dari garasi

rumah kostan tersebut dengan menggunakan kunci “T” yang ujungnya persegi dengan

diputarkan kearah kanan. Setelah gembok garasi tersebut terbuka, lalu gembok tersebut

oleh terdakwa dimasukan ke dalam tasnya, kemudian terdakwa tanpa seijin saksi DUDUN

ABDUL AZIZ mengambil sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV

warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. :

G420ID351904 yang dikunci stang dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci

kontaknya menggunakan kunci “T” yang ujungnya pipih dan tajam, setelah berhasil

merusak kunci kontak dan tidak terkunci lagi stangnya, selanjutnya terdakwa mendorong

sepeda motor itu sampai ke pagar depan pintu keluar rumah kost Pondok Biru 2 sejauh

kurang lebih 10 meter. Sesampai di pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu

dikarenakan pagarnya bagian bahwanya terkunci dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut

oleh terdakwa dibuka sehingga pintu pagarnya terbuka, setelah itu terdakwa menyalahkan

mensin sepeda motor itu dan membawa kabur sepeda motor itu ke arah Kadipaten. Dan di

daerah Kadipaten terdakwa melepas plat nomor polisi sepeda motor itu dan membuang

4

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 107: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idgembok pagar garasi, lalu sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa / menuju ke

rumah saksi MAMING (diajukan dalam berkas terpisah) Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01

Desa Pasir Ipis Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka karena sebelumnya terdakwa

kenal terdakwa suka membeli sepeda motor dengan tanpa surat-surat yang sah.

Pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira 07.00 Wib, terdakwa sampai di

rumah terdakwa dan menawarkan sepeda motor itu. Dan saksi MAMING tahu kalau sepeda

motor itu hasil kejahatan dan tidak dilengkapi dengan surat-surat kepemilik yang sah (tanpa

STNK dan BPKB). Lalu terdakwa membayar sepeda motor itu dengan harga sebesar Rp.

2.000.000,- (dua juta rupiah) dan terdakwa tahu kalau harga sepeda motor itu murah dan

tidak wajar, karena harga sepeda motor itu dpasaran yang resmi kurang lebih seharga Rp.

9.000.000,- (sembilan juta rupiah).

Setelah sepeda motor itu dibeli oleh saksi MAMING, kemudian saksi MAMING

merubah No.Sin. sepeda motor itu yang awalnya No.Sin. : G420ID351904 menjadi

G420ID354904 dan menempelkan sklait warna hitam transfaran pada seluruh body sepeda

motor itu dengan maksud agar tidak diketahui pemiliknya. Dan sepeda motor itu oleh saksi

MAMING digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Bahwa kemudian saksi DUDUN ABDUL AZIZ, SH sekira jam 06.00 Wib bangun

dan akan menggunakan sepeda motornya, ternyata sepeda motornya tidak ada, lalu saksi

DUDUN ABDUL AZIZ, SH berusaha mencari dan tidak ketemu, selanjutnya saksi

DUDUN ABDUL AZIZ, SH melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Kepolisian Polres

Majalengka guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;

Bahwa akibat perbuatan terdawka tersebut, saksi DUDUN ABDUL AZIZ, SH

mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp.12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu

rupiah);

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 363 ayat (1) ke-3,

5 KUHPidana;

5

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 108: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa atas dakwaan tersebut, para terdakwa mengatakan telah

mengerti serta tidak mengajukan eksepsi/ keberatan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya tersebut, Jaksa Penuntut

Umum telah mendatangkan 3 (empat) orang saksi dipersidangan yang memberikan

kesaksian di bawah sumpah sebagai berikut :

1 DUDUN ABDUL AZIZ, SH;

• Bahwa saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan keterangan yang diberikan adalah

benar;

• Bahwa saksi mengerti dihadapkan didepan persidangan karena perkara pencurian.

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib bertempat di

Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan Kulon

Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah terjadi pencurian.

• Bahwa pelaku pencurian adalah terdakwa.

• Bahwa yang menjadi korban adalah saksi.

• Bahwa barang yang diambil terdakwa adalah 1 (satu) unit sepeda motor merk

Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009

No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 dan STNK atas nama

saksi sendiri.

• Bahwa pencurian tersebut saksi ketahui pada hari itu juga sekira jam 06.00 Wib

setelah saksi diberitahu oleh saksi JAMALUDIN.

• Bahwa pada saat kejadian saksi sedang tidur di kamar kostan.

• Bahwa terdakwa mengambil sepeda motor saksi dengan tanpa ijin.

• Bahwa sepeda motor saksi disimpan di garasi rumah kostan dalam keadaan terkunci

dan grasinya dalam keadaan tertutup pintu garasinya dikunci dengan gembok.

• Bahwa setelah kejadian tersebut, kemudian saksi bersama saksi JAMALUDIN

berusaha mencari terlebih dahulu, namun tidak ketemu.

6

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 109: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa selanjutnya saksi melaporkan kejadian tersebut ke Polres Majalengka guna

dilakukan tindakan lebih lanjut.

• Bahwa pada hari dan tanggal lupa pada bulan Oktober 2014 saksi diberitahu oleh

pihak kepolisian kalau pelakunya sudah ditangkap dan agar saksi melihat sepeda

motornya.

• Bahwa setelah saksi melihat sepeda motornya ternyata sepeda motor itu milik saksi.

• Bahwa setelah itu saksi melihat pelakunya dan menurut terdakwa sepeda motor

saksi yang diambil terdakwa dengan tanpa ijin itu dijual kepada saksi MAMING di

Kertajadi dengan harga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).

• Bahwa saksi selanjutnya melihat dan bertanya kepada saksi MAMING dan saksi

MAMING membenarkan kalau ia telah membeli sepeda motor saksi dari terdakwa

dengan tanpa surat-surat yang sah.

• Bahwa rumah kost tersebut ada pagarnya.

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas, terdakwa membenarkan

dan tidak keberatan;

2 JAMALUDIN Bin KANCENG;

• Bahwa saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan keterangan yang diberikan adalah

benar;

• Bahwa Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib

bertempat di Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan

Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah terjadi pencurian.

• Bahwa pelaku pencurian adalah terdakwa.

• Bahwa yang menjadi korban adalah saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH.

• Bahwa barang yang diambil terdakwa adalah 1 (satu) unit sepeda motor merk

Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009

No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904.

7

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 110: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa pencurian tersebut saksi ketahui pada hari itu juga sekira jam 06.00 Wib

ketika saksi akan membuka pintu garasi, ternyata pintu garasi sudah tidak terkunci

dan melihat sepeda motor saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH tidak ada.

• Bahwa saksi setiap hari tinggal dan tidur kostan tersebut.

• Bahwa saksi melihat ke kamar saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH ternyata yang

bersangkutan ada.

• Bahwa saksi membangunan saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH dan menanyakan

sepeda motornya, dan saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH berkata ada di garasi, lalu

saksi memberitahu kalau sepeda motornya tidak ada.

• Bahwa kemudian saksi dan saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH berusaha mencari

namun tidak ketemu.

• Bahwa garasi itu dalam keadaan tertutup dan terkunci pintunya.

• Bahwa pada saat itu kunci gembok pintu garasi tidak ada.

• Bahwa pada hari dan tanggal lupa pada bulan Oktober 2014 saksi diberitahu oleh

pihak kepolisian kalau pelakunya sudah ditangkap dan agar saksi melihat sepeda

motornya.

• Bahwa setelah saksi melihat sepeda motornya ternyata sepeda motor itu milik saksi

DUDUN ABDUL AZIS, SH.

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas, terdakwa membenarkan

dan tidak keberatan;

3 MAMING Bin EMO;

• Bahwa saksi saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan keterangan yang diberikan

adalah benar;

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib bertempat di

Rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan Kulon

Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah terjadi pencurian.

8

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 111: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa pelaku pencurian adalah terdakwa.

• Bahwa yang menjadi korban adalah saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH.

• Bahwa barang yang diambil terdakwa adalah 1 (satu) unit sepeda motor merk

Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009

No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904.

• Bahwa pencurian tersebut saksi ketahui karena saksi membeli motor hasil curian

tersebut.

• Bahwa saksi membeli sepeda motor tersebut dari terdakwa.

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira 07.00 Wib, saksi

kedatangan terdakwa dan terdakwa menawarkan sepeda motor itu.

• Bahwa saksi tahu kalau sepeda motor itu hasil kejahatan dan tidak dilengkapi

dengan surat-surat kepemilik yang sah seperti tanpa STNK dan BPKB.

• Bahwa saksi lalu membayar sepeda motor itu dengan harga sebesar Rp. 2.000.000,-

(dua juta rupiah) dan saksi tahu kalau harga sepeda motor itu murah dan tidak

wajar, karena harga sepeda motor itu dpasaran yang resmi kurang lebih seharga Rp.

9.000.000,- (sembilan juta rupiah).

• Bahwa saksi kemudian pada tanggal 10 Oktober 2014 ditangkap oleh pihak

kepolisian Polres Majalengka karena sebelumnya terdakwa telah ditangkap.

• Bahwa saksi merasa menyesal.

• Bahwa oleh saksi sepeda motor itu dirubah No.Sin. sepeda motor itu yang awalnya

No.Sin. : G420ID351904 menjadi G420ID354904 dan menempelkan sklait warna

hitam transfaran pada seluruh body sepeda motor itu dengan maksud agar tidak

diketahui pemiliknya.

• Bahwa sepeda motor itu oleh saksi digunakan untuk keperluan sehari-hari.

• Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diajukan dan diperlihatkan didepan

persidangan;

9

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 112: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa terdakwa menyatakan tidak mengajukan saksi yang

meringankan terdakwa;

Menimbang bahwa di depan persidangan telah juga didengar keterangan terdakwa

yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:

• Bahwa terdakwa pernah diperiksa di Kepolisian dan keterangan yang diberikan

adalah benar;

• Bahwa Bahwa pada hari Jum’at tanggal 29 Agustus 2014 sekira jam 19.00 Wib

terdakwa mempunyai ide untuk melakukan perbuatan jahat mengambil sepeda

motor dan terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning Desa Siliwangi Kecamatan

Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan menumpang mobil truck batu sampai ke

alun-alun Talaga.

• Bahwa kemudian terdakwa dengan menggunakan mobil angkutan umum elf menuju

ke Kota Majalengka hingga sampai di alun-alun Majalengka, lalu terdakwa mencari

sasaran untuk mengambil sepeda motor.

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib terdakwa

menemukan sasarannya rumah kostan Ponduk Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09

Kelurahan Majalengka.

• Bahwa selanjutnya terdakwa memanjat tembok pembatas bagian belakang rumah

kostan Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu terdakwa membuka gembok

dari garasi rumah kostan tersebut dengan menggunakan kunci “T” yang ujungnya

persegi dengan diputarkan kearah kanan.

• Bahwa setelah gembok garasi terbuka, lalu gembok tersebut oleh terdakwa

dimasukan ke dalam tasnya.

• Bahwa terdakwa tanpa seijin saksi DUDUN ABDUL AZIZ mengambil sepeda

motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun

2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 yang dikunci

10

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 113: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

stang dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci kontaknya menggunakan

kunci “T” yang ujungnya pipih dan tajam, setelah berhasil merusak kunci kontak

dan tidak terkunci lagi stangnya.

• Bahwa selanjutnya terdakwa mendorong sepeda motor itu sampai ke pagar depan

pintu keluar rumah kost Pondok Biru 2 sejauh kurang lebih 10 meter.

• Bahwa sampai di pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu dikarenakan pagarnya

bagian bahwanya terkunci dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut oleh terdakwa

dibuka sehingga pintu pagarnya terbuka.

• Bahwa setelah itu terdakwa menyalahkan mensin sepeda motor itu dan membawa

kabur sepeda motor itu ke arah Kadipaten.

• Bahwa di daerah Kadipaten terdakwa melepas plat nomor polisi sepeda motor itu

dan membuang gembok pagar garasi.

• Bahwa kemudian sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa / menuju ke

rumah saksi MAMING di Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan

Kertajati Kabupaten Majalengka.

• Bahwa terdakwa kenal saksi MAMING suka membeli sepeda motor dengan tanpa

surat-surat yang sah.

• Bahwa sepeda motor itu oleh terdakwa dijual dengan harga Rp. 2.000.000,- (dua

juta rupiah) dan harganya tidak wajar karena harga pasarannya kurang lebih Rp.

9.000.000,- (sembilan juta rupiah)

• Bahwa uang hasil penjualan motor itu telah habis digunakan terdakwa untuk

keperluan sehari-hari.

• Bahwa terdakwa merasa menyesali perbuatannya tersebut.

Menimbang, bahwa di persidangan telah diajukan barang bukti yaitu berupa:

• 1 (satu) lembar STNK Asli No. 0645802/JB/2009 An. Dudun Abdul Azis d/a. RA

Kartini No. 25 Rt 04/05 Regol Wetan Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang yang

11

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 114: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

diperuntkan bagi 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki Fu 150 CSD warna abu-

abu hitam Nopol : Z-4954-AV Th 2009 Noka : MH8BG41CA9J291753 Nosin :

G4201D351904;

• 1 (satu) buku BPKB An. Dudun Abdul Azis d/a. RA Kartini No. 25 Rt 04/05 Regol

Wetan Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang yang diperuntkan bagi 1 (satu) unit

sepeda motor merk Suzuki Fu 150 CSD warna abu-abu hitam Nopol : Z-4954-AV

Th 2009 Noka : MH8BG41CA9J291753 Nosin : G4201D351904;

• 1 (satu) buah kunci kontak.

• 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD warna abu-abu hitam tahun

2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 (dirubah menjadi

G420ID354904). (dipergunakan dalam perkara an. Maming Bin Emo).

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti tersebut, baik saksi maupun terdakwa

kenal dan barang bukti tersebut telah disita oleh Pengadilan untuk proses penyidikan;

Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan barang

bukti yang telah disampaikan di persidangan, maka telah diperoleh Fakta-fakta Hukum

adalah sebagai berikut :

• Bahwa benar terdakwa Bahwa pada hari Jum’at tanggal 29 Agustus 2014 sekira jam

19.00 Wib terdakwa mempunyai ide untuk melakukan perbuatan jahat mengambil

sepeda motor dan terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning Desa Siliwangi

Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan menumpang mobil truck batu

sampai ke alun-alun Talaga.

• Bahwa benar kemudian terdakwa dengan menggunakan mobil angkutan umum elf

menuju ke Kota Majalengka hingga sampai di alun-alun Majalengka, lalu terdakwa

mencari sasaran untuk mengambil sepeda motor.

• Bahwa benar pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib

terdakwa menemukan sasarannya rumah kostan Ponduk Biru 2 Jalan Pesantren Rt.

02 Rw. 09 Kelurahan Majalengka.

12

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 115: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa benar selanjutnya terdakwa memanjat tembok pembatas bagian belakang

rumah kostan Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu terdakwa membuka

gembok dari garasi rumah kostan tersebut dengan menggunakan kunci “T” yang

ujungnya persegi dengan diputarkan kearah kanan.

• Bahwa benar setelah gembok garasi terbuka, lalu gembok tersebut oleh terdakwa

dimasukan ke dalam tasnya.

• Bahwa benar terdakwa tanpa seijin saksi DUDUN ABDUL AZIZ mengambil sepeda

motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun

2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 yang dikunci stang

dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci kontaknya menggunakan kunci

“T” yang ujungnya pipih dan tajam, setelah berhasil merusak kunci kontak dan tidak

terkunci lagi stangnya.

• Bahwa benar selanjutnya terdakwa mendorong sepeda motor itu sampai ke pagar

depan pintu keluar rumah kost Pondok Biru 2 sejauh kurang lebih 10 meter.

• Bahwa benar sampai di pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu dikarenakan

pagarnya bagian bahwanya terkunci dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut oleh

terdakwa dibuka sehingga pintu pagarnya terbuka.

• Bahwa benar setelah itu terdakwa menyalahkan mensin sepeda motor itu dan

membawa kabur sepeda motor itu ke arah Kadipaten.

• Bahwa benar di daerah Kadipaten terdakwa melepas plat nomor polisi sepeda motor

itu dan membuang gembok pagar garasi.

• Bahwa benar kemudian sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa / menuju

ke rumah saksi MAMING di Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis

Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

• Bahwa benar terdakwa kenal saksi MAMING suka membeli sepeda motor dengan

tanpa surat-surat yang sah.

13

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 116: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa benar sepeda motor itu oleh terdakwa dijual dengan harga Rp. 2.000.000,-

(dua juta rupiah) dan harganya tidak wajar karena harga pasarannya kurang lebih Rp.

9.000.000,- (sembilan juta rupiah)

• Bahwa benar uang hasil penjualan motor itu telah habis digunakan terdakwa untuk

keperluan sehari-hari.

• Bahwa benar terdakwa merasa menyesali perbuatannya tersebut.

Menimbang, bahwa dari keterangan saksi yang memberikan keterangan dibawah

sumpah dikaitkan keterangan terdakwa apakah terdakwa dapat dipersalahkan melakukan

tindak pidana sebagaimana surat dakwaan ;

Menimbang, bahwa terdakwa didakwa Jaksa Penuntut Umum dengan Dakwaan

tunggal sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke-4,5 KUHPidana perlu

dipertimbangkan dengan unsur-unsurnya sebagai berikut:

1 Unsur Barang Siapa ;

2 Unsur Mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan

orang lain;

3 Unsur Dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak;

4 Unsur waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada

rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya

atau tiada dengan kemauannya yang berhak;

5 Unsur dengan masuk ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk

diambilnya, dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan

jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;

Menimbang, bahwa seorang terdakwa baru dapat dipersalahkan melakukan tindak

pidana sebagaimana yang didakwakan kepadanya apabila semua unsur-unsur dari tindak

pidana yang didakwakan dapat dibuktikan dalam perbuatan terdakwa dan untuk itu Majelis

Hakim akan mempertimbangkan unsur-unsur tersebut sebagai berikut :

Ad. 1. Unsur Barang Siapa ;

14

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 117: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, unsur barang siapa mengandung arti bahwa pelaku tindak pidana

adalah berupa orang yang dapat dituntut sebagai subyek hukum atas tindak pidana yang

didakwakan. Dalam perkara ini orang yang didakwa dan diajukan ke persidangan telah

mampu melakukan tindak pidana adalah terdakwa YOYO SAHYO Als Yo Bin ASWA

yang identitasnya telah sesuai serta dibenarkan oleh terdakwa sebagaimana yang tertuang

dalam surat dakwaan kami, sehingga dalam perkara ini tidak terjadi error in persona,

selanjutnya dalam pemeriksaan di persidangan tidak ada alasan-alasan yang mendukung

pembuktian bahwa terdakwa dalam melakukan perbuatannya dalam keadaan sakit ingatan /

kurang sehat akalnya, setidak-tidaknya terdakwa dalam hal melakukan perbuatan yang

didakwakan, mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya, tidak ditemukan adanya

alasan pemaaf dan pembenar;

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim

berpendapat unsur barang siapa telah terpenuhi;

Ad. 2. Unsur mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan

orang lain;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan mengambil adalah mengambil untuk

dikuasainya, maksudnya waktu pencuri mengambil barang itu, barang tersebut belum ada

dalam kekuasaannya, dan barang tersebut sudah berpindah tempat. Yang dimaksud dengan

barang adalah sesuatu yang berwujud, dan tidak harus / tidak perlu mempunyai harga

ekonomis. Yang dimaksud dengan kepunyaan orang lain yaitu milik orang lain selain

terdakwa ataupun teman-teman terdakwa;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari

keterangan saksi-saksi dihubungkan dengan keterangan terdakwa dan barang bukti yang

diajukan kepersidangan diperoleh fakta bahwa terdakwa pada hari Sabtu tanggal 30

Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib bertempat di rumah kost Pondok Biru 2 Jalan

Pesantren Rt.02 Rw.09 Kelurahan Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka

telah mengambil sesuatu barang berupa 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki/ FU 150

15

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 118: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idSCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 NoKa. :

MH8BG41CA91291753 No.Sin.: G420ID351904 dan STNK kepunyaan saksi Dudun

Abdul Aziz, SH tanpa seijin atau sepengetahuan dari pemiliknya tersebut;

Menimbang, bahwa oleh karena barang yang telah diambil oleh terdakwa

mempunyai nilai ekomis yang tinggi sehingga mengakibatkan kerugian bagi saksi korban

yakni kurang lebih sebesar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut, maka Majelis Hakim

berpendapat unsur mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan

orang lain telah terpenuhi;

Ad. 3. Unsur Dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak;

Menimbang, berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan

saksi-saksi dihubungkan dengan keterangan terdakwa dan barang bukti yang dihadirkan

kepersidangan dapat diperoleh fakta bahwa terdakwa pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus

2014 sekira jam 02.00 Wib bertempat di rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt.02

Rw.09 Kelurahan Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah mengambil

sesuatu barang berupa 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki/ FU 150 SCD No.Pol. :

Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 NoKa. : MH8BG41CA91291753 No.Sin.:

G420ID351904 dan STNK kepunyaan saksi Dudun Abdul Aziz, SH tanpa seijin atau

sepengetahuan dari pemiliknya tersebut dengan maksud dan tujuan akan memiliki barang

yang diambilnya secara melawan hukum;

Menimbang, bahwa berawal dari terdakwa mempunyai ide untuk melakukan

perbuatan jahat mengambil sepeda motor dan terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning

Desa Siliwangi Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan menumpang mobil

truck batu sampai ke alun-alun Talaga, kemudian terdakwa dengan menggunakan mobil

angkutan umum elf menuju ke Kota Majalengka hingga sampai di alun-alun Majalengka,

lalu terdakwa mencari sasaran untuk mengambil sepeda motor, dan pada hari Sabtu tanggal

30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib terdakwa menemukan sasarannya rumah kostan

16

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 119: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idPonduk Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan Majalengka terdakwa berhasil

mengambil 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV

warna abu-abu hitam, kemudian sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa / menuju

ke rumah saksi MAMING di Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan

Kertajati Kabupaten Majalengka dengan maksud untuk menjualnya dengan tanpa surat-

surat yang sah dengan harga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan harganya tidak wajar

karena harga pasarannya kurang lebih Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah), sehingga

saksi Maming sepakat untuk membelinya dan uang hasil penjualan motor itu telah habis

digunakan terdakwa untuk keperluan sehari-hari;

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut, maka Majelis Hakim

berpendapat unsur dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak telah

terpenuhi;

Ad. 4. Unsur waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada

rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan

setahunya atau tiada dengan kemauannya yang berhak ;

Menimbang, berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan

saksi-saksi dihubungkan dengan keterangan terdakwa dan barang bukti yang dihadirkan

kepersidangan diperoleh fakta bahwa terdakwa pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2014

sekira jam 02.00 Wib bertempat di rumah kost Pondok Biru 2 Jalan Pesantren Rt.02 Rw.09

Kelurahan Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka telah mengambil sesuatu

barang berupa 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki/ FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV

warna abu-abu hitam tahun 2009 NoKa. : MH8BG41CA91291753 No.Sin.:

G420ID351904 dan STNK kepunyaan saksi Dudun Abdul Aziz, SH tanpa seijin atau

sepengetahuan dari pemiliknya tersebut dengan maksud dan tujuan akan memiliki barang

yang diambilnya secara melawan hukum;

Menimbang, bahwa berawal dari terdakwa mempunyai ide untuk melakukan

perbuatan jahat mengambil sepeda motor dan terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning

17

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 120: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idDesa Siliwangi Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan menumpang mobil

truck batu sampai ke alun-alun Talaga, kemudian terdakwa dengan menggunakan mobil

angkutan umum elf menuju ke Kota Majalengka hingga sampai di alun-alun Majalengka,

lalu terdakwa mencari sasaran untuk mengambil sepeda motor, dan pada hari Sabtu tanggal

30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib terdakwa menemukan sasarannya rumah kostan

Ponduk Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan Majalengka terdakwa berhasil

mengambil 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV

warna abu-abu hitam dengan cara terdakwa memanjat tembok pembatas bagian belakang

rumah kostan Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu terdakwa membuka gembok

dari garasi rumah kostan tersebut dengan menggunakan kunci “T” yang ujungnya persegi

dengan diputarkan kearah kanan, setelah gembok garasi terbuka, lalu gembok tersebut oleh

terdakwa dimasukan ke dalam tasnya. Kemudian terdakwa tanpa seijin saksi DUDUN

ABDUL AZIZ mengambil sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV

warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. :

G420ID351904 yang dikunci stang dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci

kontaknya menggunakan kunci “T” yang ujungnya pipih dan tajam, setelah berhasil

merusak kunci kontak dan tidak terkunci lagi stangnya, selanjutnya terdakwa mendorong

sepeda motor itu sampai ke pagar depan pintu keluar rumah kost Pondok Biru 2 sejauh

kurang lebih 10 meter sampai di pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu dikarenakan

pagarnya bagian bahwanya terkunci dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut oleh

terdakwa dibuka sehingga pintu pagarnya terbuka, setelah itu terdakwa menyalahkan

mensin sepeda motor itu dan membawa kabur sepeda motor itu ke arah Kadipaten dan di

daerah Kadipaten terdakwa melepas plat nomor polisi sepeda motor itu dan membuang

gembok pagar garasi, kemudian sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa / menuju

ke rumah saksi MAMING di Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan

Kertajati Kabupaten Majalengka dengan maksud akan menjual sepeda motor yang telah

diambilnya dengan tanpa surat-surat yang sah dan sepeda motor itu oleh dengan harga Rp.

18

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 121: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id2.000.000,- (dua juta rupiah) dan oleh karena harganya tidak wajar karena harga

pasarannya kurang lebih Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah) namun saksi Maming

bersedia untuk membeli sepeda motor tersebut dan uang hasil penjualan motor itu telah

habis digunakan terdakwa untuk keperluan sehari-hari;

Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat

unsur yang dilakukan di waktu malam hari dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup

yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada disitu tidak diketahui atau

dikehendaki oleh yang berhak telah terpenuhi;

Ad.5. Unsur dengan masuk ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang

untuk diambilnya, dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau

dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari

keterangan saksi-saksi dihubungkan dengan keterangan terdakwa dan barang bukti yang

dihadirkan kepersidangan diperoleh fakta bahwa terdakwa terdakwa pada hari Sabtu

tanggal 30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib bertempat di rumah kost Pondok Biru 2

Jalan Pesantren Rt.02 Rw.09 Kelurahan Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten

Majalengka telah mengambil sesuatu barang berupa 1 (satu) unit sepeda motor merk

Suzuki/ FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV warna abu-abu hitam tahun 2009 NoKa. :

MH8BG41CA91291753 No.Sin.: G420ID351904 dan STNK kepunyaan saksi Dudun

Abdul Aziz, SH tanpa seijin atau sepengetahuan dari pemiliknya tersebut dengan maksud

dan tujuan akan memiliki barang yang diambilnya secara melawan hukum;

Menimbang, bahwa berawal dari terdakwa mempunyai ide untuk melakukan

perbuatan jahat mengambil sepeda motor dan terdakwa berangkat dari Blok Sarikuning

Desa Siliwangi Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan menumpang mobil

truck batu sampai ke alun-alun Talaga, kemudian terdakwa dengan menggunakan mobil

angkutan umum elf menuju ke Kota Majalengka hingga sampai di alun-alun Majalengka,

lalu terdakwa mencari sasaran untuk mengambil sepeda motor, dan pada hari Sabtu tanggal

19

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 122: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id30 Agustus 2014 sekira jam 02.00 Wib terdakwa menemukan sasarannya rumah kostan

Ponduk Biru 2 Jalan Pesantren Rt. 02 Rw. 09 Kelurahan Majalengka terdakwa berhasil

mengambil 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. : Z-4954-AV

warna abu-abu hitam dengan cara terdakwa memanjat tembok pembatas bagian belakang

rumah kostan Pondok Biru 2 tanpa bantuan alat apapun, lalu terdakwa membuka gembok

dari garasi rumah kostan tersebut dengan menggunakan kunci “T” yang ujungnya persegi

dengan diputarkan kearah kanan, setelah gembok garasi terbuka, lalu gembok tersebut oleh

terdakwa dimasukan ke dalam tasnya. Kemudian terdakwa tanpa seijin saksi DUDUN

ABDUL AZIZ mengambil sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD No.Pol. Z-4954-AV

warna abu-abu hitam tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. :

G420ID351904 yang dikunci stang dan menghadap ke barat dengan cara merusak kunci

kontaknya menggunakan kunci “T” yang ujungnya pipih dan tajam, setelah berhasil

merusak kunci kontak dan tidak terkunci lagi stangnya, selanjutnya terdakwa mendorong

sepeda motor itu sampai ke pagar depan pintu keluar rumah kost Pondok Biru 2 sejauh

kurang lebih 10 meter sampai di pagar depan terdakwa turun terlebih dahulu dikarenakan

pagarnya bagian bahwanya terkunci dengan slot pagar, lalu kunci slot tersebut oleh

terdakwa dibuka sehingga pintu pagarnya terbuka, setelah itu terdakwa menyalahkan

mensin sepeda motor itu dan membawa kabur sepeda motor itu ke arah Kadipaten dan di

daerah Kadipaten terdakwa melepas plat nomor polisi sepeda motor itu dan membuang

gembok pagar garasi, kemudian sepeda motor itu oleh terdakwa langsung di bawa / menuju

ke rumah saksi MAMING di Blok Buah Dua Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Ipis Kecamatan

Kertajati Kabupaten Majalengka dengan maksud akan menjual sepeda motor yang telah

diambilnya dengan tanpa surat-surat yang sah dan sepeda motor itu oleh dengan harga Rp.

2.000.000,- (dua juta rupiah) dan oleh karena harganya tidak wajar karena harga

pasarannya kurang lebih Rp. 9.000.000,- (sembilan juta rupiah) namun saksi Maming

bersedia untuk membeli sepeda motor tersebut dan uang hasil penjualan motor itu telah

habis digunakan terdakwa untuk keperluan sehari-hari;

20

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 123: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat

unsur dengan masuk ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya,

dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci

palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa karena telah terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal 363

ayat (1) ke-3, ke-5 KUHPidana, maka terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah dan

menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “pencurian dalam keadaan memberatkan”;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah dinyatakan bersalah, maka sudah

sepatutnya terdakwa dijatuhi pidana setimpal dengan kesalahannya;

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang diperoleh dipersidangan tidak ditemukan

hal-hal yang merupakan alasan penghapus pidana baik alasan pemaaf maupun alasan

pembenar, oleh karenanya terdakwa dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya dan

dapat dijatuhi pidana setimpal dengan kesalahannya;

Menimbang, bahwa barang bukti berupa :

• 1 (satu) lembar STNK Asli No. 0645802/JB/2009 An. Dudun Abdul Azis d/a. RA

Kartini No. 25 Rt 04/05 Regol Wetan Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang yang

diperuntkan bagi 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki Fu 150 CSD warna abu-

abu hitam Nopol : Z-4954-AV Th 2009 Noka : MH8BG41CA9J291753 Nosin :

G4201D351904;

• 1 (satu) buku BPKB An. Dudun Abdul Azis d/a. RA Kartini No. 25 Rt 04/05 Regol

Wetan Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang yang diperuntkan bagi 1 (satu) unit

sepeda motor merk Suzuki Fu 150 CSD warna abu-abu hitam Nopol : Z-4954-AV

Th 2009 Noka : MH8BG41CA9J291753 Nosin : G4201D351904;

• 1 (satu) buah kunci kontak.

21

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 124: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD warna abu-abu hitam tahun

2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. : G420ID351904 (dirubah menjadi

G420ID354904). (dipergunakan dalam perkara an. Maming Bin Emo).

Terhadap barang bukti tersebut statusnya masing-masing akan dipertimbangan dalam amar

putusan;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa akan dijatuhi pidana, maka sesuai dengan

ketentuan Pasal 222 KUHAP biaya perkara ini dibebankan kepada terdakwa;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusan pidana, perlu

dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa;

Hal-hal yang memberatkan :

• Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat;

• Terdakwa sudah pernah dihukum beberapa kali;

Hal-hal yang meringankan :

• Terdakwa mengakui dan menyesalinya perbuatannya, sehingga tidak

mempersulit jalannya persidangan;

Mengingat ketentuan pasal 363 ayat (1) ke-3, ke-5 KUHPidana, Undang-Undang

Nomor: 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 8 tahun

1981 tentang KUHAP, dan pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan yang

behubungan dengan perkara ini :

M E N G A D I L I :

1. Menyatakan terdakwa YOYO SAHYO Alias YO Bin ASWA telah terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”Pencurian dalam keadaan

memberatkan “;

22

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 125: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa YOYO SAHYO Alias YO Bin ASWA oleh

karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 8 (delapan) bulan;

3. Menetapkan barang bukti berupa :

• 1 (satu) lembar STNK Asli No. 0645802/JB/2009 An. Dudun Abdul

Azis d/a. RA Kartini No. 25 Rt 04/05 Regol Wetan Kec. Sumedang

Selatan Kab. Sumedang yang diperuntkan bagi 1 (satu) unit sepeda

motor merk Suzuki Fu 150 CSD warna abu-abu hitam Nopol :

Z-4954-AV Th 2009 Noka : MH8BG41CA9J291753 Nosin :

G4201D351904;

• 1 (satu) buku BPKB An. Dudun Abdul Azis d/a. RA Kartini No. 25

Rt 04/05 Regol Wetan Kec. Sumedang Selatan Kab. Sumedang yang

diperuntkan bagi 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki Fu 150

CSD warna abu-abu hitam Nopol : Z-4954-AV Th 2009 Noka :

MH8BG41CA9J291753 Nosin : G4201D351904;

• 1 (satu) buah kunci kontak.

Seluruhnya diserahkan kepada yang berhak yaitu saksi DUDUN ABDUL AZIS, SH;

sedangkan

• 1 (satu) unit sepeda motor merk Suzuki / FU 150 SCD warna abu-

abu hitam tahun 2009 No,Ka. : MH8BG41CA91291753 No.Sin. :

G420ID351904 (dirubah menjadi G420ID354904); dipergunakan

dalam perkara an. Terdakwa Maming Bin Emo.

4 Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Majalengka pada hari SELASA, tanggal 13 JANUARI 2015 oleh kami ACHMAD

MUNANDAR, SH selaku Hakim Ketua Majelis NOVIE ELA NURLAELA, SH dan

23

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 126: PENGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (Analisis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41779/1/KEKEN... · dalam kajian Fiqih Jinayah menurut para fukaha banyak sekali

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idDIAN WICAYANTI, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut

diucapkan pada hari itu juga dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua

tersebut dengan didampingi hakim-hakim anggota dibantu YULLYUS RHAMDHANY,

SH sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh ERMAWAN, SH Jaksa Penuntut

Umum pada Kejaksaan Negeri Majalengka serta terdakwa tersebut;

Hakim Anggota

ttd

ELA NURLAELA, SH

ttd

DIAN WICAYANTI, SH

Hakim Ketua ttd

ACHMAD MUNANDAR, SH

Panitera Pengganti

ttd

YULLYUS RHAMDHANY, SH

24

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24