94

Click here to load reader

Pengungkapan laporan keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengungkapan laporan keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

SKRIPSI

Oleh :

Nama : Bambang Irawan

No. Mahasiswa : 00312367

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2006

Page 2: Pengungkapan laporan keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat

Sarjana Strata-1 jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi UII

Oleh :

Nama : Bambang Irawan

No. Mahasiswa : 00312367

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2006

ii

Page 3: Pengungkapan laporan keuangan

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

” Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini

tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman / sangsi apapun sesuai peraturan

yang berlaku. ”

Yogyakarta, 23 Januari 2006

Penyusun,

( Bambang Irawan)

iii

Page 4: Pengungkapan laporan keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA

Hasil Penelitian

diajukan oleh

Nama : Bambang Irawan

Nomor Mahasiswa : 00312367

Jurusan : Akuntansi

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Pada tanggal

Dosen Pembimbing,

(Drs. Arief Bachtiar, MSA, Ak)

iv

Page 5: Pengungkapan laporan keuangan

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI BERJUDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

Disusun Oleh : BAMBANG IRAWAN Nomor Mahasiswa : 00312367

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS

Pada tanggal : 23 Januari 2006

Pembimbing Skripsi/Penguji : Drs. Arief Bacthiar, MSA, Ak ............................

Penguji : Drs. Yunan Najamudin, MBA ............................

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia

Drs. Suwarsono, MA

v

Page 6: Pengungkapan laporan keuangan

HALAMAN MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “berlapang-

lapanglah dalam majelis” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan “berdirilah kamu”,

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Mujaadilah : 11)

vi

Page 7: Pengungkapan laporan keuangan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan kepada bapak ,ibu dan adikku tercinta.

Terima kasih atas dorongan, doa serta bantuannya baik moril maupun spiritual.

vii

Page 8: Pengungkapan laporan keuangan

KATA PENGANTAR

Assalamu.alikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena

atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan

Perusahaan Manufkatur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong bagi kelancaran penulisan

skripsi. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Drs. Muhammad Suwarsono, MA selaku dekan FE UII.

2. Bapak Drs. Arief Bachtiar, MSA, Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang

banyak membantu memberikan koreksi dan masukan dengan penuh kesabaran

kepada penulis selama penyusunan skripsi.

3. Keluargaku (bapak, ibu dan adik) terima kasih atas segala dukungan dan

dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

4. Mas Adi, Ucoq, Andi, Rossi, Hendro dan teman-teman sekalian terima kasih atas

segala bantuannya.

viii

Page 9: Pengungkapan laporan keuangan

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan

yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis berharap bahwa hasil-hasil penelitian yang telah disusun dapat

memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan semoga berguna bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa slripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakrta, ...................................2006

Penyusun

(Bambang Irawan)

ix

Page 10: Pengungkapan laporan keuangan

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul ............................................................................................... ii

Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ....................................................... iii

Halaman Pengesahan ..................................................................................... iv

Halaman Berita Ujian ..................................................................................... v

Halaman Motto .............................................................................................. vi

Halaman Persembahan ................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... viii

Daftar Isi ........................................................................................................ x

Daftar Tabel ................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................. xiv

Abstraksi ........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 5

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 5

1.4. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8

2.1. Pengertian ............................................................................................... 8

2.2. Luas Pengungkapan ................................................................................ 11

x

Page 11: Pengungkapan laporan keuangan

2.3. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan .............................................. 16

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kelengkapan Pengungkapan laporan keuangan ..................................... 20

2.5. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 24

2.6. Formulasi Hipotesis ............................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 29

3.1. Perusahaan Sampel ................................................................................ 29

3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 31

3.3. Definisi dan Variabel Penelitian ............................................................ 32

3.4. Teknik Analisis Data ............................................................................. 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 38

4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38

4.2. Uji Asumsi Dasar Klasik Regresi .......................................................... 40

4.2.1. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 40

4.2.2. Uji Multikolinearitas ................................................................. 42

4.2.3. Uji Autokorelasi ........................................................................ 43

4.3. Signifikansi Model ................................................................................ 44

4.4. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 45

4.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) ........................................... 47

4.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) .............................................. 47

4.4.3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) .............................................. 47

4.4.4. Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4) .......................................... 47

xi

Page 12: Pengungkapan laporan keuangan

4.4.5. Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5) ............................................. 48

4.4.6. Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6) ........................................... 48

4.4.7. Pengujian Hipotesis Ketujuh (Ha7) ............................................ 48

4.4.8. Pengujian Hipotesis Kedelapan (Ha8) ........................................ 49

4.4.9. Pengujian Hipotesis Kesembilan (Ha9) ...................................... 49

4.4.10. Pengujian Hipotesis Kesepuluh (Ha10) .................................... 49

4.5. Pembahasan ........................................................................................... 50

4.5.1. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 50

4.5.2. Implikasi Penelitian ................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 59

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 59

5.2. Keterbatasan dan Saran Penelitian ......................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62

xii

Page 13: Pengungkapan laporan keuangan

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Daftar Perusahaan Sampel .................................................................... 30

4.1 Daftar Indeks Pengungkapan ................................................................ 39

4.2 Tabel Uji Auto Korelasi ........................................................................ 43

4.3 Inkhtisar Analisis Data .......................................................................... 50

xiii

Page 14: Pengungkapan laporan keuangan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Daftar item-item yang digunakan sebagai alat ukur

Pengungkapan laporan keuangan tahunan ......................................... 64

2. Data observasi 179 Perusahaan .......................................................... 71

3. Hasil Analisis SPSS ............................................................................ 77

xiv

Page 15: Pengungkapan laporan keuangan

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini

menggunakan 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode

2001-2004. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear-

berganda dan t-test.

Variabel independen dalam penelitian ini meliputi leverage, likuiditas

profitabilitas (ROA), porsi kepemilikan saham publik, umur perusahaan, ukuran

perusahaan, status perusahaan, operating profit margin, net profit margin, dan return on

equity diprediksikan memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel ukuran perusahaan, porsi

kepemilikan saham publik, status perusahaan mempengaruhi kelengkapan

pengungkapan, sedangkan umur perusahaan secara negatif berpengaruh terhadap

pengungkapan laporan keuangan. Variabel lainnya seperti leverage, likuiditas,

profitabilitas, operating profit margin, net profit margin, dan return on equity tidak

berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

xv

Page 16: Pengungkapan laporan keuangan
Page 17: Pengungkapan laporan keuangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia

usaha. Untuk dapat lebih bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat

lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya, sehingga akan

lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang

semakin berubah.

Untuk mengikuti perkembangan bisnis yang semakin komplek, diperlukan

keseimbangan informasi yang sesuai dan memadai. Menurut FASB di dalam SFAC

No. 5 (1984, paragraf 13) dikatakan sesuai bila seperangkat laporan keuangan selama

suatu periode harus menunjukkan financial position at the end of the period, earning

for the period, comprehensive income for the period, cash flow during the period,

investment by end distributions to owners during the period. Sedangkan memadai

menunjukkan bahwa secara individual laporan keuangan akan mencakup balace

sheet atau statements of financial position, income statement, statement of retain

earnings, statement of change in financial position (statement of sources and

application of funds) (SFAC No. 1. 1978, paragraf 6). Karena itu pihak perusahaan

harus bisa menentukan sistem dan prosedur akuntansi bisnisnya yang semakin

berkembang dengan mempertimbangkan kepentingan “stakeholder”.

Page 18: Pengungkapan laporan keuangan

2

Profesi akuntansi sebagai penyedia informasi bisnis tidak dapat melepaskan

diri dari perkembangan perekonomian ini. Semakin besar suatu usaha bisnis,

semakin dirasakan perlunya informasi akuntansi, baik untuk pertanggung jawaban

maupun untuk dasar pengambilan keputusan ekonomi. Dalam hubungannya dengan

pengujian informasi keuangan untuk pihak luar, profesi akuntansi perlu mengatur

cara-cara pengujian informasi keuangan suatu badan usahan dan memberi jasa audit

untuk menentukan kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, tujuan

pelaporan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor, calon

investor, kreditur, calon kreditur dan para pemakai lainnya dalam membuat

keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya secara rasional. Menurut Susanto

(1992) dalam Subroto (2003), informasi yang terkandung dalam laporan keuangan

sangat penting sebagai dasar untuk mengalokasikan dana-dana investasi secara

efisien dan produktif. Daarough (1993) dalam Subroto (2003) menunjukkan arti

pentingnya informasi laporan keuangan dengan menyatakan bahwa, perusahaan-

perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan

tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna

dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja dan

pembuatan kontrak-kontrak. Susanto (1992) dalam Subroto (2003) menyatakan

bahwa kualitas keputusan investasi dipengaruhi oleh kualitas pengungkapan

perusahaan yang diberikan melalui laporan tahunan. Agar informasi yang disajikan

Page 19: Pengungkapan laporan keuangan

3

dalam laporan keuangan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interprestasi,

maka penyajian laporan keuangan harus disertai dengan pengungkapan yang cukup

(adequate disclosure). Selanjutnya, informasi-informasi apa sajakah yang harus

diungkapkan dalam laporan keuangan masih menjadi perdebatan di kalangan ahli

akuntansi, karena pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

sangat bervariasi dan masing-masing mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda.

Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dalam dipahami, relevan,

andal, dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan

keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, laporan keuangan

menggambarkan pengaruh dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk

menyediakan informasi non keuangan.

Agar laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh akuntan publik dapat

menjadi dasar yang berguna bagi pengambilan keputusan, salah satu cara yang dapat

ditempuh adalah dengan membuat kriteria perlunya disclosure (pengungkapan)

tertentu yang dapat mencakup semua perusahaan publik (Baridwan, 1992: 1-6)

dalam Subiyantoro (1996).

Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi investor

sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pasar

modal dan juga sebagai sarana pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya

Page 20: Pengungkapan laporan keuangan

4

yang dipercayakan kepadanya. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi guna pengambilan keputusan, informasi diungkapkan pada

dasarnya diarahkan kepada para pemegang saham, para investor lainnya dan

kreditur. Tetapi para karyawan, instansi pemerintah dan masyarakat luas juga

merupakan penerima laporan tahunan dan bentuk pengungkapan lainnya.

Keputusan yang dibuat oleh para investor pada dasarnya merupakan

keputusan beli-jual-simpan dan keputusan para kreditur pada dasarnya berkaitan

dengan pemberian kredit untuk perusahaan. Tujuan penyajian informasi kepada

karyawan, pelanggan dan masyarakat luas belum diformulasikan dengan baik, tetapi

pada dasarnya diasumsikan bahwa informasi yang bermanfaat bagi para investor dan

kreditur juga bermanfaat bagi pihak lainnya.

Dalam mekanisme pasar modal, pengungkapan badan usaha merupakan suatu

cara untuk menyalurkan pertanggung jawaban perusahaan kepada para investor

untuk memudahkan alokasi sumber daya. Hal ini menunjukkan bahwa laporan

tahunan merupakan media yang penting untuk menyapaikan corporate disclosure

(pengungkapan pada laporan tahunan) oleh manajemen suatu badan usaha dan

merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan investasi

oleh para investor.

Penelitian ini merupakan replikasi dari jurnal penelitian Binsar H. Simanjutak

dan Lusy Widiastuti (2004) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Page 21: Pengungkapan laporan keuangan

5

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat

pengaruh antara leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran

perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin, net profit margin, status

perusahaan dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji ulang pengaruh leverage,

likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan,

operating profit margin, net profit margin, status perusahaan dan return on equity

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian adalah :

1. Untuk menguji ulang penelitian sebelumnya berkenaan dengan ada tidaknya

pengaruh antara leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik,

ukuran perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin, net profit

margin, status perusahaan dan return on equity terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Page 22: Pengungkapan laporan keuangan

6

2. Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan.

3. Memberi kesempatan kepada para peneliti berikutnya untuk

menyempurnakan dan memperluas penelitian.

1.4 Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam bab ini terdiri dari 5 bab, dengan sistematika sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, pokok

permasalahan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang digunakan untuk membahas

masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Mencakup teori-teori dan konsep

yang relevan dan mendukung analisis pemecahan masalah dalam penelitian

ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang variabel yang dipakai dalam penelitian,

pemilihan sampel, data yang diperlukan, sumber pengumpulan data, metode

analisis, pengolahan data dan pengujian hipotesis. Bab ini akan merupakan

landasan dalam menganalisis data.

Page 23: Pengungkapan laporan keuangan

7

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini akan membahas deskripsi penelitian berdasarkan data-data

yang telah dikumpulkan dan pembahasan hasil penelitian, serta pengujian dan

analisis hipotesis.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah

dilakukan dan saran-saran yang mungkin dapat diajukan dan dilaksanakan

untuk penelitian selanjutnya.

Page 24: Pengungkapan laporan keuangan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Hendriksen (2002) mengemukakan bahwa pengungkapan dalam pengertian

terluas hanya berarti penyampaian (release) informasi. Para akuntan cenderung

menggunakan kata ini dalam pengertian yang agak lebih terbatas, yaitu penyampaian

informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya

laporan tahunan. Pengungkapan dalam pengertian tersempitnya mencakup hal-hal

seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan laporan pelengkap.

Dalam artian luas, pengungkapan berkenaan dengan informasi yang disajikan

baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi pendukung lainnya

seperti : catatan kaki, peristiwa sesudah tanggal laporan, analisis manajemen

mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi dan

laporan keuangan tambahan mengenai segmental disclosure dan informasi lain di

luar historical cost.

Wolk (1991) dalam Bambang Subroto (2003) mengemukakan bahwa

pengungkapan merupakan informasi yang ada di dalam laporan keuangan maupun

komunikasi pelengkap yang mencakup catatan kaki, peristiwa setelah pelaporan,

analisis manajemen tentang operasi yang akan datang, peramalan keuangan dan

operasi, dan laporan keuangan tambahan. Laporan keuangan dan komunikasi

Page 25: Pengungkapan laporan keuangan

9

pelengkap tersebut disebut sebagai pelaporan keuangan (financial reporting).

Pengungkapan dalam laporan keuangan diperlukan oleh para investor dan pemakai

informasi lainnya sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Hal ini sesuai

dengan apa yang dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concept # 5

(SFAC) bahwa kebutuhan untuk pengambilan keputusan bagi investor, kreditur dan

pemakai informasi lain, meliputi seluruh informasi yang terdapat di dalam laporan

keuangan, catatan atas laporan keuangan, informasi pelengkap, media pelaporan

keuangan lain dan informasi lain.

Pengungkapan informasi oleh perusahaan bermanfaat untuk beberapa

kepentingan. Elliot dan Jacobson (1994) dalam Bambang Subroto (2003),

menunjukkan manfaat pengungkapan informasi oleh perusahaan-perusahaan pencari

laba (profit making enterprises) berdasarkan pada tiga kategori kepentingan yaitu,

kepentingan perusahaan, kepentingan investor bukan pemilik, dan kepentingan

nasional.

Manfaat utama pengungkapan informasi bagi perusahaan adalah dapat

diperolehnya biaya modal yang lebih rendah. Biaya modal yang lebih rendah

tersebut diperoleh oleh perusahaan berkaitan dengan berkurangnya risiko informasi

bagi investor dan kreditur. Pengungkapan memberikan jaminan bahwa laporan

keuangan menjadi lebih lengkap dan akurat sehingga risiko kesalahan pengambilan

keputusan yang didasarkan pada laporan keuangan tersebut menjadi berkurang.

Dengan demikian, investor dan kreditur bersedia membeli sekuritas dengan harga

Page 26: Pengungkapan laporan keuangan

10

tinggi, akibat dari harga sekuritas yang tinggi tersebut biaya modal perusahaan

menjadi rendah.

Manfaat pengungkapan bagi kepentingan investor adalah berkurangnya risiko

informasi. Berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor akan mengurangi

kesalahan pembuatan keputusan investasi. Dengan demikian, investor menjadi lebih

percaya kepada perusahaan yang memberikan pengungkapan secara lengkap,

akibatnya sekuritas perusahaan menjadi lebih menarik bagi banyak investor dan

harganya akan naik. Kenaikkan harga saham ini pada akhirnya akan meningkatkan

kemakmuran investor.

Pengungkapan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan nasional.

Manfaat dapat diperoleh sebagai akibat dari adanya biaya modal perusahaan yang

rendah dan berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor. Dengan

diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan, pertumbuhan ekonomi

dapat meningkat, kesempatan kerja menjadi lebih luas, dan pada akhirnya standar

kehidupan akan meningkat pula. Sebagai akibat berkurangnya resiko informasi yang

dihadapi investor, pasar modal menjadi lebih likuid. Likuiditas pasar modal ini

diperlukan oleh perekonomian nasional, karena dapat membantu alokasi modal

secara efektif (Bambang Subroto, 2003).

Page 27: Pengungkapan laporan keuangan

11

2.2 Luas Pengungkapan

Imhoff (1992) dalam Binsar dan Lusy (2004) menyatakan kualitas tampak

sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun kualitas

akuntansi masih memiliki makna ganda (abigous) banyak penelitian yang

menggunakan indeks of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas

pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari sisi

laporan tahunan. Dengan kata lain imhof mengatakan bahwa tingginya kualitas

informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan.

Berapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya bergantung

pada keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang dibutuhkan (Hendriksen,

2002). Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu :

1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)

Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yaitu

pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku,

dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterprestasikan dengan benar

oleh investor.

2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)

Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar

memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan

menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.

Page 28: Pengungkapan laporan keuangan

12

3. Full disclosure (pengungkapan penuh)

Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian infornasi yang

diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian

informasi secara melimpah sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak

baik (Ainun dan Fuad, 2000) dalam Binsar dan Lusy (2004). Bagi beberapa

pihak pengungkapan secara penuh diartikan sebagai penyajian informasi

yang berlebihan dan karena itu tidak bisa disebut layak. Terlalu banyak

informasi akan membahayakan, karena penyajian rinci dan yang tidak

penting justru mengaburkan informasi yang signifikan membuat laporan sulit

ditafsirkan. (Hendriksen, 2002). Dampak negatif lainnya adalah kompetisi

yang dinamis dalam pasar produk. Healy dan Palepu (1993) dalam Subroto

(2003) mengemukakan tersebarnya informasi penting yang berkaitan dengan

strategi bisnis dan rencana perusahaan merugikan posisi kompetitif

perusahaan sendiri.

Scott (1997:92) dalam Subroto (2003) menunjukkan dua manfaat

pengungkapan penuh (full disclosure) yang dapat dicapai secara simultan. Pertama,

pengungkapan memungkinkan investor membuat keputusan investasi lebih baik, dan

kedua, pengungkapan meningkatkan kemampuan pasar modal untuk investasi

langsung yang paling produktif. Pengungkapan tidak saja penting pada masa

sekarang, tetapi akan menjadi semakin penting pada masa mendatang.

Page 29: Pengungkapan laporan keuangan

13

Informasi yang diungkap dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan

menjadi pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure), pengungkapan wajib merupakan informasi yang diharuskan

oleh peraturan yang berlaku. Peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam

laporan tahunan di Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu melalui keputusan

ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995 yang selanjutnya diubah melalui keputusan

ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 kemudian diubah dengan keputusan ketua

Bapepam No. Kep-06/PM/2000. Peraturan yang lama hanya berlaku bagi perusahaan

kecil, sedangkan peraturan yang baru berlaku bagi semua perusahaan yang telah

melakukan penawaran umum dan perusahaan publik.

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan melebihi yang diwajibkan.

Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untk

memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan

untuk pengmabilan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya (Meek, Roberts

dan Gray, 1995) dalam Suripto (1998). Menurut peraturan mengenai laporan tahunan

yang berlaku di Indonesia, pengungkapan sukarela semacam itu dimungkinkan.

Perusahaan mempunyai kepentingan untuk memberikan informasi yang

memadai. Perusahaan bersaing antara satu dengan yang lain di pasar modal dalam

jenis sekuritas, termin dan imbal hasil (return) yang ditawarkan. Sementara itu

terdapat ketidakpastian kualitas perusahaan dan sekuritasnya. Investor membutuhkan

informasi untuk menilai waktu dan ketidakpastian aliran kas sekarang dan di masa

Page 30: Pengungkapan laporan keuangan

14

datang sehingga dapat menilai perusahaan dan mengambil keputusan. Perusahaan

memenuhi kebutuhan tersebut sebagian melalui pemberian informasi secara sukarela.

Pertimbangan manajemen untuk mengungkap informasi secara dipengaruhi

oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkap informasi secara

sukarela bila membuat yang diperoleh dari pelaporan informasi tersebut lebih besar

dari biayanya. Manfaat terutama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan

secara sukarela informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan adalah biaya

modal yang rendah (Elliot dan Jacobson, 1994) dalam Subroto (2003). Manfaat

tersebut diperoleh karena pengungkapan informasi oleh perusahaan akan membantu

investor dan kreditor memahami risiko investasi. Informasi yang tidak cukup dan

tidak lengkap akan tercermin dalam biaya modal sebagai premium di atas risk-free

rate of return ditambah economic risk premium.

Biaya pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat digolongkan kedalam

biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya pengungkapan langsung adalah

biaya-biaya yang dikelurkan oleh perusahaan untuk mengembangkan dan

menyajikan informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan, biaya

pemrosesan, biaya pengauditan (bila diperlukan) dan biaya penyebaran informasi.

Biaya pengungkapan tidak langsung adalah biaya-biaya yang timbul akibat

diungkapkannya dan/atau tidak diungkapkannya informasi. Biaya-biaya tersebut

meliputi biaya litigasi dan propretiary cost (biaya competitive disadvantage dan

biaya politik). Biaya litigasi timbul karena pengungkapan informasi yang tidak

Page 31: Pengungkapan laporan keuangan

15

mencukupi atau pengungkapan informasi yuang menyesatkan. Kerugian perusahaan

karena informasi tersebut digunakan oleh pesaing untuk memperkuat daya saing

mereka. Biaya politik terjadi bila praktik pengungkapan perusahaan memicu regulasi

oleh politik.

Besarnya biaya dan manfaat pengungkapan pengungkapan informasi tertentu

berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Biaya langsung

pengungkapan informasi bagi perusahaan yang besar akan lebih rendah karena

terdapatnya unsur biaya tetap. Kerugian persaingan yang diakibatkan oleh

pengungkapan informasi riset dan pengembangan lebih besar untuk perusahaan yang

bergerak dalam industri bahan kimia dibanding perusahaan dalam industri yang lain.

Oleh karena itu, trade-off biaya dan manfaat pengungkapan informasi secara

sukarela kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik tertentu perusahaan dan hal

tersebut akan mengakibatkan perbedaan luas pengungkapan dalam laporan tahunan

antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain .

Investor sering kali mencari sumber informasi selain laporan tahunan untuk

memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak informasi yang diungkapkan maka

laporan keuangan semakin informatif dan penyajian informasi yang semakin tinggi.

Oleh karena itu manajemen perlu memperimbangkan cost and benefit dalam

menyajikan pengungkapan di dalam laporan keuangan atau laporan tahunan.

Page 32: Pengungkapan laporan keuangan

16

2.3 Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu proses

pengkomunikasian laporan. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting

bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu investor publik

diluar lingkup menejemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan.

Dasar perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen

kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory. Konsep teori keagenan

adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen (Anthony dan

Govindarajan,1995:569). Prinsipal (seseorang atau lebih) mempekerjakan orang

yakni untuk melakukan pekerjaan. Dengan kontraktersebut, prinsipal

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Menurut Herianto

dan Sudomo (1998:240) teori keagenan membahas hubungan antara manajemen

dengan pemegang saham, di mana yang dimaksud dengan prinsipal adalah

pemegang saham dan agent adalah manajemen pengelola perusahaan. Prinsipal

menyediakan fasilitas dan dan untuk menjalankan perusahaan, di lain pihak

manajemen mempunyai kewajiban untuk mengelola apa yang diamanahkan

pemegang saham kepadanya. Agen diwajibkan memberikan laporan periodik pada

prinsipal tentang usaha yang dijalankannya. Prinsipal akan menilai kinerja agennya

melalui laporan keuangan yang disampaikan kepadanya. Oleh karena itu, laporan

keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemiliknya.

Page 33: Pengungkapan laporan keuangan

17

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan secara garis

besar dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu pemakai langsung (direct user)

dan pemakai tidak langsung (indirect user). Kelompok pertama (pemakai langsung)

meliputi antara lain : pemilik, manajer, kreditur, pemasok, pelanggan dan karyawan.

sedangkan kelompok yang kedua mencakup analis sekuritas, penasihat investasi,

pengacara dan asosiasi perdagangan.

Meskipun kepentingan masing-masing kelompok pemakai laporan keuangan

ini tidak sama, tetapi laporan keuangan tidak boleh menyimpang dari aturan yang

menghendaki bahwa ia merupakan sumber informasi keuangan yang bersifat umum.

Di Indonesia hal ini telah didukung oleh suatu ketentuan yang disebut dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan pedoman penyusunan laporan

keuangan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat umum, sehingga tidak

sepenuhnya dapat memenuhi informasi setiap pemakai laporan keuangan.

Menurut pandangan tradisional, pengungkapan yang disajikan harus

memenuhi kriteria relevan sesuai dengan tujuan kualitatif pelaporan keuangan

(Subiyantoro, 1996). Hal ini akan menimbulkan kesulitan karena suatu informasi

relevan untuk suatu tujuan mungkin tidak relevan untuk tujuan yang lain, sedangkan

elemen-elemen pengungkapan mencakup :

a. Laporan laba-rugi.

b. Laporan perubahan posisi keuangan.

c. Laporan sumber dan penggunaan dana.

d. Catatan atas laporan keuangan.

Page 34: Pengungkapan laporan keuangan

18

e. Laporan audit.

Jadi secara garis besar penempatan pengungkapan mengikuti pedoman

berikut:

1. Laporan keuangan

Terdiri dari tiga laporan utama yaitu : neraca, laporan laba-rugi dan laporan

perubahan posisi keuangan. Pengungkapan dalam laporan keuangan bisa

dalam bentuk laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan termasuk

rincian dan tabel-tabel untuk menjelaskan angka yang terdapat dalam laporan

keuangan yang disajikan secara komparatif dalam periode yang lalu.

2. Catatan kaki.

Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan,

sehingga dalam catatan kaki sering disajikan catatan-catatan yang

berhubungan dengan item-item neraca dan laporan laba-rugi.

3. Data statistik.

Data-data ini disusun dan diolah dari angka-angka yang terdapat dalam

laporan keuangan dan sering kali disajikan secara terpisah di dalam laporan

tambahan.

4. Laporan auditor.

Laporan ini merupakan media yang paling sesuai untuk mengungkap

penyimpangan dan akibat penyimpangan penerapan prinsip akuntansi dan

Page 35: Pengungkapan laporan keuangan

19

akibatnya, perbedaan pendapat antara auditor dan manajemen perusahaan

yang diaudit.

Pengungkapan informatif yang memadai yang disajikan oleh suatu

perusahaan tidak sama dengan perusahaan lain. Memadai berarti tidak berlebihan

namun juga tidak kurang sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya.

Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 disebutkan bahwa

manajemen wajib mengungkapkan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

manajemen laporan keuangannya. Para pemakai laporan keuangan membutuhkan

keterangan kebijakan akuntansi pilihan sebagai bagian informasi yang dibutuhkan

untuk membuat penilaian, keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak

dapat membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan

dengan jelas kebijakan akuntansi pilihan yang penting dalam penyusunan laporan

keuangan.

Dalam pengungkapan terdapat data yang kuatitatif dan kriteria data yang

material dan relevan bagi investor dan kreditor, maka harus ditekankan pada

informasi keuangan atau data lain yang dapat dipergunakan dalam pengambilan

keputusan. Tetapi dalam pembuatan perbandingan dari waktu ke waktu dan diantara

perusahaan yang berbeda-beda, para investor tidak dapat berasumsi bahwa semua

data kuantitatif yang dilaporkan memiliki profitabilitas kecermatan yang sama.

Selain data kuantitatif yang disajikan dalam laporan keuangan, ada gunanya

menyajikan rincian yang lebih luas mengenai data kualitatif seperti segmen badan

Page 36: Pengungkapan laporan keuangan

20

usaha yang menyajikan diversifikasi produk atau geografis dari pertumbuhan normal

atau merger dalam perkembangan perusahaan.

Bagi data nonkuantitatif yang relevan dan bermanfaat untuk diungkapkan

hanya jika informasi tersebut berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dan

menambah nilai informasi secara keseluruhan dan bukan menguranginya dengan

adanya keterangan yang terlalu terinci dan sulit dianalisis.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan

Keuangan

Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu hal yang harus dilakukan

oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, pengungkapan ini melibatkan

keseluruhan proses pelaporan. Tetapi terdapat beberapa metode yang berbeda-beda

untuk pengungkapan ini, pemilihan metode yang terbaik dari pengungkapan ini pada

setiap kasus tergantung pada sifat informasi yang bersangkutan dan kepentingan

relatifnya.

Metode yang biasa dari pengungkapan ini dapat diklasifikasikan sebagai

berikut : bentuk dan susunan laporan yang formal, terminologi dan penyajian yang

terinci, informasi selipan, catatan kaki, ikhtisar tambahan dan skedul, komentar

sertifikat auditor, dan pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris. Selain

itu terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan perusahaan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah

Page 37: Pengungkapan laporan keuangan

21

leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, status

perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin dan return on equity.

Leverage merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva. Perusahaan

dengan leverage yang tinggi menanggung biaya pengawasan yang tinggi. Jika

menyediakan informasi secara lebih komprehensif akan emebutuhkan biaya lebih

tinggi, maka perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan menyediakan

informasi secara lebih komprehensif.

Likuiditas tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Kesehatan suatu

perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan

current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Hal

ini didasarkan dari adanya pengharapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat

akan lebih mengungkapkan informasi dari pada perusahaan yang lemah. Tetapi

sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang

mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci

untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio

likuiditas yang tinggi.

Tingkat Profitabilitas, rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi

akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab

mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong

kompensasi terhadap manejemen.

Page 38: Pengungkapan laporan keuangan

22

Saham Publik, adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh

investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal

ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan,

semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan

demikian pengungkapan perusahaan semakin luas.

Ukuran Perusahaan yang dinyatakan dengan market capitalized diharapkan

berhubungan positif dengan luasnya tingkat pengungkapan. Perusahaan yang

berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih

tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lainnya

adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih

rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive

disadvantage yang lebih rendah pula.

Umur Perusahaan, umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif

dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah bahwa

perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam

mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih

banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang

perusahaan.

Status Perusahaan, Susanto (1992) dalam Suripto (1998) menyatakan bahwa

terdapat beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk kemungkinan perusahaan

yang berstatus asing memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding

Page 39: Pengungkapan laporan keuangan

23

perusahaan domestik. Pertama, perusahaan dengan penanam modal asing

mendapatkan pelatihan yang lebih baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari

perusahaan induknya di luar negeri. Kedua, perusahaan berstatus asing mungkin

emepunyai sistem informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi

kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya.

Terakhir, kemungkinan juga terdapat permintaan informasi yang lebih besar kepada

perusahaan berstatus asing dari pelanggan, pemasok, analisis dan masyarakat pada

umumnya (Suripto, 1998).

Operating Profit Margin (OPM), adalah informasi laba di dalam laporan

laba-rugi yang dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada publik tentang

kegiatan utama perusahaan. Informasi ini dianggap penting untuk diungkapkan

kepada pengguna laporan keuangan adalah sebagai dasar untuk membandingkan

kegiatan utama perusahaan dengan perusahaan lain dalam industry yang sama.

Perusahaan dengan laba positif cenderung untuk mengungkapkan informasi secara

luas dan sebaliknya.

Net Profit Margin (NPM), salah satu fungsi laba bersih adalah untuk

meramalkan penghasilan jangka panjang, mengevaluasi resiko investasi. Informasi

ini dianggap penting untuk diungkapkan kepada publik sebagai dasar untuk

meramalkan kinerja masa yang akan datang, menraik investor, serta untuk mengukur

harga saham di pasar modal. Harga saham tersebut adalah informasi yang penting

yang dibutuhkan oleh investor sebagai dasar penilaian atas perusahaan. Dimana

Page 40: Pengungkapan laporan keuangan

24

perusahaan yang ingin mensejahterakan investor cenderung akan mengungkapan

informasi net profit margin secara luas dalam laporan keuangan.

Return on Equity (ROE), rasio ini menunjukkan “earning power” dari

investasi nilai buku para pemegang saham dan frekuensi penggunaan dalam

membandingkan dengan beberapa perusahaan dalam industri yang sejenis. ROE

yang tinggi menunjukkan penerimaan perusahaan akan kesempatan investasi yang

sangat baik dan manajemen biaya yang sangat efektif. Apabila perusahaan telah

memilih untuk melaksanakan tingkat utang yang tinggi dari standar industri, maka

ROE yang tinggi merupakan hasil dari asumsi yang berlebihan dari risiko finansial

(Sabardi, 1993).

2.5 Penelitian Sebelumnya

Wallace et al. (1994) dalam Marwata (2001) meneliti perbedaan tingkat

kelengkapan ungkapan perusahaan dalam laporan tahunan mencerminkan

karakteristik perusahaan di Spanyol. Dengan analisis regresi linier berganda,

diperoleh hasil bahwa indeks kelengkapan ungkapan secara signifikan positif dengan

besar perusahaan (yang diukur dengan aktiva atau penjualan) dan status pendaftaran.

Likuiditas secara signifikan berhubungan negatif dengan indeks kelengkapan

ungkapan.

Subiyantoro (1996) melakukan penelitian yang sama dengan yang dilakukan

oleh Wallace, Naser and Mora (1994) untuk kasus di Indonesia. Peneliti menguji

karakteristik perusahaan yang mungkin menjelaskan kelengkapan pengungkapan

Page 41: Pengungkapan laporan keuangan

25

keuangan dalam laporan tahunan terhadap sampel yang terdiri dari 64 perusahaan

Indonesia yang terdaftar di BEJ. Kelengkapan diukur dengan indek yang

menujukkan tingkat kerincian pengungkapan terhadap 18 item informasi wajib

dalam laporan tahunan perusahaan. Analisis regresi digunakan untuk menentukan

karakteristik perusahaan yang menjelaskan variasi indek pengungkapan wajib dalam

laporan tahunan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa firm size, leverage

dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap indek kelengkapan pengungkapan.

Suripto (1998) dalam Fitriani (2001) menguji pengaruh karakteristik

perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, dengan

menggunakan 68 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995

sebagai sampel penelitian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa luas ungkapan

sekarela dalam laporan tahunan masih rendah namun variasinya bersifat sistematik.

Variabel besar perusahaan dan rencana penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya

atau tidak secara statistik signifikan mempengaruhi luas ungkapan sukarela

perusahaan dalam laporan tahunan.

Ainun dan Fuad (2000) melakukan penelitian tentang analisis hubungan

antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe

kepemilikan perusahaan. Dengan mengambil sampel sebanyak 32 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ, di mana periode penelitiannya adalah laporan

keuangan tahun 1996. dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa leverage keuangan

memiliki hubungan yang signifikan positf terhadap indeks kelengkapan

Page 42: Pengungkapan laporan keuangan

26

pengungkapan. Di sisi lain tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara

prosentase kepemilikan saham oleh publik dengan kelengkapan pengungkapan.

Fitriani (2001) melakukan penelitian tentang signifikansi perbedaan tingkat

kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan. Penelitian ini

mengambil sampel sebanyak 102 perusahaan dengan periode penelitian pada laporan

keuangan tahun 1999. dari penelitian disimpulkan bahwa terdapat faktor yang

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib adalah ukuran perusahaan, status

perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin dan Kantor Akuntan Publik. Faktor

yang mempengaruhi indeks pengungkapan sukarela adalah variabel seperti

pengungkapan wajib, kecuali jenis perusahaan, sedang tingkat leverage dan likuiditas

tidak mempengaruhi pengungkapan wajib dan sukarela.

Marwata (2001) melakukan penelitian terhadap karakteristik perusahaan

dengan tingkat kelengkapan ungkapan sukarela pada laporan keuangan. Dengan

besarnya sampel sebanyak 132 perusahaan dengan periode penelitian laporan

keuangan tahun 1995. Hasil uji signifikansi masing-masing variabel individual

menunjukkan bahwa besar perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun

berikutnya berkaitan positif secara statistik signifikan dengan kualitas ungkapan

sukarela dalam laporan tahunan. Penelitian ini tidak menemukan kaitan secara

statistik signifikan antara kualitas ungkapan laporan keuangan dan variabel-variabel

ungkitan, likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan di bursa dan struktur

kepemilikan perusahaan.

Page 43: Pengungkapan laporan keuangan

27

Nugraheni,dkk. (2000) menganilisis faktor-faktor fundamental perusahaan

terhadap kelengkapan laporan keuangan. Dengan sampel sebanyak 76 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ. Dengan menggunakan variabel independen seperti

tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat profitabilitas dan common stock ratio.

Berdasarkan penelitian ini ditemukan bukti empiris bahwa secara parsial dan secara

bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar faktor-faktor

fundamental perusahaan terhadap tingkat pengungkapan perusahaan.

Subroto (2003) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan kepada ketentuan pengungkapan wajib oleh perusahaan-

perusahaan publik dan implikasinya terhadap kepercayaan para investor di pasar

modal. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian variabel-variabel seperti ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP),

kepercayaan investor, indeks pengungkapan wajib. Berdasarkan penelitan ini

menghasilkan kesimpulan bahwa variabel kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP),

ukruan perusahaan berpengaruh positif, sedangkan leverage, profitabilitas,

kepercayaan investor dan indeks pengungkapan wajib berpengaruh negatif.

2.6 Formulasi Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka hipotesis alternatif dari penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ha1 : Terdapat pengaruh positif antara leverage dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Page 44: Pengungkapan laporan keuangan

28

Ha2 : Terdapat pengaruh positif antara likuiditas dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Ha3 : Terdapat pengaruh positif antara profitabilitas dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Ha4 : Terdapat pengaruh positif antara porsi kepemilikan saham oleh publik

dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha5 : Terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Ha6 : Terdapat pengaruh positif antara umur perusahaan dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Ha7 : Terdapat pengaruh positif antara operating profit margin dengan

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha8 : Terdapat pengaruh positif antar net profit margin dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Ha9 : Terdapat pengaruh positif antara return on equity dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Ha10 : Terdapat pengaruh positif antara status perusahaan dengan kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Page 45: Pengungkapan laporan keuangan

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan seluruh rangkaian yang akan

dilakukan dalam rangka untuk menjawab pokok masalah, maupun untuk

membuktikan atau menyanggah hipotesis yang dirumuskan. Oleh karena itu pada

bagian ini akan dijelaskan tentang populasi dan sampel penelitian, sumber data dan

teknik pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel penelitianserta metode

analisis data.

3.1 Perusahaan Sampel

Pupolasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta (BEJ). Adapun pemilihan samplingnya didasarkan pada purposive

sampling dengan tujuan mendapat sampel yang representatif sesuai kriteria yang

ditetapkan pada penelitian ini, dimana kriterianya adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEJ untuk periode laporan keuangan tahun 2001-2004. Adapun

prosedur pemilihan sampelnya adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

masuk kategori industri manufaktur.

2. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan mempublikasikan

laporan keuangan tahunannya secara rutin tahun 2001-2004.

Page 46: Pengungkapan laporan keuangan

30

3. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam 50 rangking terbesar dari total

frekuensi perdagangan tahun 2001-2004.

Dari perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2001 sampai dengan 2004

yakni sebanyak 170 perusahaan dan berdasarkan uraian kriteria penentuan

sampel diatas, maka diperoleh sampel yang berjumlah 45 perusahaan

manufaktur. Berikut daftar perusahaan sampel :

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Sampel

No. Perusahaan 1 Ades Alfindo 2 Asahimas Flat Glass 3 Asiaplast Industries Tbk 4 Astra International Tbk 5 Astra Otoparts Tbk 6 Bentoel International Investama Tbk 7 Budi Acid Jaya 8 Cahaya Kalbar Tbk 9 Dankos Laboratories

10 Daya Sakti Unggul Corp. Tbk 11 Darya-Varia Laboratories Tbk 12 Dynaplast Tbk 13 Eterindo Wahanatama Tbk 14 Fajar Surya Wisesa Tbk 15 Kasogi International Tbk 16 Gudang Garam Tbk 17 Gadjah Tunggal Tbk 18 HM Sampoerna Tbk 19 Kageo Igar Jaya 20 Intikeramik Alamasri Industri 21 Indofarma Tbk 22 Indorama Syntetics 23 Indah Kiat Pulp & Paper 24 Indocement Tunggal Perkasa Tbk 25 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

Page 47: Pengungkapan laporan keuangan

31

26 Kedawung Setia Industrial Tbk 27 Kalbe Farma 28 GT Kabel Indonesia Tbk 29 Komatsu Indonesia 30 Mulia Industrindo 31 Mayora Indah 32 Hanson Industri Utama Tbk 33 Apac Centertex Corporation Tbk 34 Sierad Produce Tbk 35 SMART Tbk 36 Semen Gresik (Persero) Tbk 37 Selamat Sampurna Tbk 38 Suparma Tbk 39 Sunson Textile Manufacture Tbk 40 Siantar Top Tbk 41 Suba Indah 42 Tirta Mahakam Plywood Industry 43 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 44 Tempo Scan Pacific 45 Unilever Indonesia Tbk

3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sumber data yang berupa data sekunder yakni

laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan (diaudit), harga saham

penutupan perusahaan, total saham yang tercatat di BEJ dan tahun perusahaan

tercatat di BEJ. Seluruh data yang dikumpulkan berasal dari Pusat Referensi Pasar

Modal Bursa Efek Jakarta dan Indonesian Capital Market Directory.

Page 48: Pengungkapan laporan keuangan

32

3.3. Definisi dan Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian diukur sebagai berikut :

a. Debt to Equity Ratio

Ratio ini merupakan perbandingan antara rasio total utang dengan total

aktiva, yang merupakan proxy dari leverage.

b. Current Ratio

Ratio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar,

yang merupakan proxy dari likuiditas.

c. ROA

Diukur dengan membagi earning after tax (EAT) dengan total aktiva, dan

merupakan proxy dari profitabilitas.

d. PUB

Diukur dengan rasio dengan membagi antara jumlah saham yang dimiliki

masyarakat dengan total saham perusahaan.

e. Size

Diukur dengan kapitalisasi pasar, yaitu log size, yang didapat dengan

mengalikan harga saham per 31 Desember tahun 2001-2004 dengan jumlah

saham yang beredar (outstanding shares) tahun 2001-2004.

Page 49: Pengungkapan laporan keuangan

33

f. MUR

Diukur berdasarkan selisih antara tahun 2001-2004 dengan first issue di BEJ.

g. OPM

Diukur dengan membandingkan antara operating profit dengan net sales.

h. NPM

Diukur dengan membagi antara profit (loss) after tax dengan penjualan

bersih, dan merupakan proxy dari profitabilitas

i. ROE

ROE membandingkan antara earning profit (loss) after tax dengan

shareholders equity.

j. Status Perusahaan

Diukur berdasarkan penanam modalnya, yaitu bila perusahaan tersebut

merupakan penanam modal asing (PMA) maka skor = 1 dan bila penanam

modal dalam negeri (PMDN) maka skor = 0.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan. Variabel ini mengukur berapa banyak butir laporan keuangan

yang material diungkap oleh perusahaan diukur dengan indeks disclosure. Indeks

disclosure merupakan hasil pembagian antara skor disclosure yang telah diraih

Page 50: Pengungkapan laporan keuangan

34

dengan total nilai maksimum yang mungkin diraih (Subiyantoro, 1996). Butir

pengungkapan laporan keuangan yang diukur meliputi yang bersifat wajib

(mandatory) maupun sukarela (voluntary).

Dalam melakukan perhitungan indeks, peneliti menggunakan cara yang

digunakan oleh Subiyantoro (1996) di mana item–item informasi yang digunakan

mencakup manadatory dan voluntary. Misal jika jumlah item yang dijadikan

pedoman kelengkapan pengungkapan berjumlah 100 sedangkan yang dipenuhi

perusahaan dalam laporan tahunannya sebanyak 60, maka indeksnya sebesar

60/100=0,6. jadi rumusnya adalah :

Indeks = n

k

Keterangan : n = jumlah item pengungkapan yang dipenuhi

k = jumlah semua item yang mungkin dipenuhi

3.4. Teknik Analisis Data

kegiatan pengolahan data meliputi pemberian skor atas pengungkapan item-

item yang ada di laporan tahunan dan menyusun data sheet. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui jumlah skor dan menentukan tingkat luasnya pengungkapan.

Page 51: Pengungkapan laporan keuangan

35

Analisis data menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk

menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan

regresi yang digunakan adalah :

D = a + b1 DER + b2 CURRAT + b3 ROA + b4 PUB + b5 Size + b6 MUR +

b7 OPM + b8 NPM + b9 ROE + b10 Status + e

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan SPSS. Urutan

caranya adalah sebagai berikut :

A. Uji Asumsi Klasik Regresi

1. Uji Autokorelasi

Uji ini untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang sempurna antara

residual error pada periode t dengan residual error pada periode t-1

(sebelumnya). Pendeteksiannya menggunakan Durbin Watson Test

(Ghozali, 2001:61). Jika nilai Durbin Watson diantara du (Durbin Watson

maksimal) dan 4-dl (Durbin Watson minimal) maka tidak terjadi

autokorelasi.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan

yang sempurna antara beberapa atau semua variable bebas dalam model

regresi. Pendeteksiannya menggunakan tolerance value dan VIF

Page 52: Pengungkapan laporan keuangan

36

(Variance Inflation Factor), dimana jika terjadi VIF < 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2001:57).

3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti varian residual yang tidak sama pada suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksiannya dengan

menggunakan uji Park, yaitu jika salah satu beta (koefisien regresi)

tersebut signifikan secara statistik maka disimpulkan terjadi

heterokedastisitas (Ghozali, 2001:71).

B. Uji t Statistik

Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel secara individu

berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Jika t- hitung > t tabel (+)

atau t- hitung < t tabel (-), dan koefisien regresi bernilai positif maka

variabel secara individu berpengaruh positif terhadap variabel terikat.

Adapun rumus t-tabel adalah tα/z (n-z), yaitu dimana α adalah tingkat

kesalahan acak dan n adalah jumlah observasi (Wijaya, 2000:70).

C. Signifikan Model

Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan ά = 5%. Pengujian

ini dimaksudkan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel bebas

secara sempurna (serentak) terhadap variabel terikat yang dinyatakan

Page 53: Pengungkapan laporan keuangan

37

dengan koefisien determinasi majemuk (R2). R2 = 1 berarti variabel bebas

berpengaruh tethadap variabel terikat dan jika R2 = 0 berarti variabel

bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terkat.

Page 54: Pengungkapan laporan keuangan

38

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian terhadap objek penelitian

yaitu 179 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama

periode penelitian 2001-2004.

4.1. Hasil Penelitian

Seperti disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa populasi/satuan

pengamatan yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur periode 2001-2004 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan

secara rutin mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun, sehingga diperoleh

laporan keuangan (sampel) dengan jumlah 45 buah laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur.

Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa serta menelaah setiap

laporan keuangan yang dijadikan sampel, dengan menggunakan scoring instrument.

Scoring instrument terdiri dari alat untuk menetapkan indeks kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan dan nilai karakteristik perusahaan. Yang pertama

terdiri dari 18 item yang terperinci dalam 98 sub-item. Sedangkan karakteristik

perusahaan diukur dengan nilai-nilai dari Debt to Equity Ratio, Current Ratio,

Profitabilitas, Porsi Saham Publik, Ukuran Perusahaan (Size), Operating Profit

Page 55: Pengungkapan laporan keuangan

39

Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Status Perusahaan, dan Umur

Perusahaan (MUR). Item-item informasi yang terdapat pada alat tersebut telah

digunakan oleh peneliti sebelumnya, yang secara keseluruhan dapat dilihat pada

lampiran 1.

Indeks kelengkapan pengungkapan merupakan hasil pembagian antara

jumlah skor pengungkapan yang diraih (pada sebuah laporan keuangan yang

ditelaah) dengan total nilai maksimum yang mungkin diraih (sebanyak jumlah sub-

item yang digunakan). Misal pada perusahaan Astra International Tbk (tahun 2001)

jumlah skor pengungkapan yang diraih adalah 83, maka nilai indeks kelengkapan

pengungkapan yang diraih adalah 83/98=0,847. Secara keseluruhan, indeks

kelengkapan pengungkapan yang diperoleh terangkum pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Daftar Indeks Pengungkapan

Indeks Pengungkapan No. Perusahaan Code 2001 2002 2003 2004

1 Ades Alfindo ADES 0.735 0.765 0.561 0.4692 Asahimas Flat Glass AMFG 0.653 0.714 0.643 0.5513 Asiaplast Industries Tbk APLI 0.643 0.714 0.51 0.2654 Astra International Tbk ASII 0.847 0.816 0.765 0.6025 Astra Otoparts Tbk AUTO 0.745 0.755 0.724 0.5616 Bentoel International Investama Tbk RMBA 0.694 0.714 0.561 0.4807 Budi Acid Jaya BUDI 0.673 0.633 0.561 0.5208 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 0.469 0.52 0.469 0.4909 Dankos Laboratories DNKS 0.714 0.745 0.561 0.531

10 Daya Sakti Unggul Corp. Tbk DSUC 0.755 0.796 0.592 0.52011 Darya-Varia Laboratories Tbk DVLA 0.704 0.643 0.602 0.49012 Dynaplast Tbk DYNA 0.765 0.684 0.622 0.48013 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 0.704 0.694 0.551 0.48014 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 0.551 0.561 0.541 0.43915 Kasogi International Tbk GDWU 0.694 0.561 0.551

Page 56: Pengungkapan laporan keuangan

40

16 Gudang Garam Tbk GGRM 0.857 0.898 0.643 0.53117 Gadjah Tunggal Tbk GJTL 0.714 0.612 0.592 0.55118 HM Sampoerna Tbk HMSP 0.684 0.714 0.633 0.55119 Kageo Igar Jaya IGAR 0.684 0.663 0.602 0.54120 Intikeramik Alamasri Industri IKAI 0.684 0.622 0.48 0.42921 Indofarma Tbk INAF 0.663 0.704 0.612 0.49022 Indorama Syntetics INDR 0.612 0.622 0.582 0.55123 Indah Kiat Pulp & Paper INKP 0.653 0.694 0.469 0.51024 Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP 0.622 0.622 0.52 0.52025 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 0.51 0.52 0.541 0.38826 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 0.612 0.561 0.52 0.42927 Kalbe Farma KLBF 0.643 0.612 0.582 0.51028 GT Kabel Indonesia Tbk KLBI 0.541 0.531 0.51 0.44929 Komatsu Indonesia KOMI 0.52 0.602 0.551 0.49030 Mulia Industrindo MLIA 0.49 0.469 0.449 0.41831 Mayora Indah MYOR 0.582 0.602 0.541 0.46932 Hanson Industri Utama Tbk MYRX 0.51 0.633 0.52 0.41833 Apac Centertex Corporation Tbk MYTX 0.663 0.643 0.602 0.44934 Sierad Produce Tbk SIPD 0.704 0.633 0.582 0.49035 SMART Tbk SMAR 0.735 0.612 0.571 0.41836 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 0.755 0.755 0.602 0.56137 Selamat Sampurna Tbk SMSM 0.612 0.663 0.561 0.46938 Suparma Tbk SPMA 0.551 0.51 0.49 0.37839 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM 0.592 0.622 0.469 0.41840 Siantar Top Tbk STTP 0.531 0.592 0.469 0.38841 Suba Indah SUBA 0.622 0.612 0.612 0.45942 Tirta Mahakam Plywood Industry TIRT 0.602 0.602 0.561 0.46943 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 0.602 0.571 0.48 0.44944 Tempo Scan Pacific TSPC 0.52 0.571 0.541 0.44945 Unilever Indonesia Tbk UNVR 0.541 0.653 0.592 0.418

4.2. Uji Asumsi Dasar Klasik Regresi

4.2.1. Uji Heterokedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah bahwa variansi residual

dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah tidak sama. Bila variansi tersebut

Page 57: Pengungkapan laporan keuangan

41

sama, maka berarti telah terjadi masalah heterokedastisitas. Adapun cara untuk

mendeteksi heterokedastisitas adalah menggunakan metode Park Test.

Dalam uji tersebut semua variabel bebas diregresikan terhadap logaritma

natural kuadrat residual (Ln Res2). Bila ternyata ada satu atau lebih variabel bebas

yang berpengaruh signifikan terhadap Ln Res2, maka dinyatakan telah terjadi

masalah heterokedastisitas menurut metode Park Test.

Di bawah ini hasil Park Test yang diolah dengan SPSS sebagai

berikut:

Coefficients a

-10,899 3,022 -3,606 ,000-,199 ,286 -,070 -,695 ,488-,057 ,117 -,040 -,491 ,624,174 1,805 ,014 ,096 ,923

1,107 1,027 ,091 1,078 ,282,188 ,117 ,158 1,608 ,110

-,017 ,045 -,035 -,386 ,700-,460 ,509 -,077 -,905 ,367-,686 1,342 -,047 -,511 ,610-,887 1,217 -,104 -,728 ,467,094 ,144 ,059 ,655 ,514

(Constant)DERCURRATROAPUBLNSIZEMURSTATUSOPMNPMROE

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: LN_RES_2a.

Sumber : Lampiran. 3

Dari hasil di atas terlihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang

memiliki p-value lebih kecil dari α (5%), sehingga dinyatakan bahwa semua variabel

tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Ln Res2. Dengan demikian

disimpulkan bahwa dalam regresi tidak ditemui masalah heterokedastisitas.

Page 58: Pengungkapan laporan keuangan

42

4.2.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas di

antara satu dengan lainnya, dimana variabel bebas ini tidak bersifat orthogonal.

(Sritua Arief, 1993: 23). Variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel

bebas yang nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol.

Dalam penelitan ini uji multikolinearitas dilihat berdasarkan VIF (Variance

Inflation Factor) dimana apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka dinyatakan

terjadi masalah multikolinearitas. Selanjutnya dipaparkan hasil SPSS tentang nilai

VIF sebagai berikut:

Coefficientsa

,178 ,129 1,385 ,168,005 ,012 ,036 ,377 ,707 ,557 1,794

-,009 ,005 -,136 -1,738 ,084 ,844 1,186,060 ,077 ,109 ,785 ,433 ,269 3,719,100 ,044 ,183 2,292 ,023 ,805 1,242,016 ,005 ,299 3,212 ,002 ,594 1,684

-,006 ,002 -,278 -3,237 ,001 ,699 1,431,054 ,022 ,201 2,485 ,014 ,784 1,275,021 ,057 ,032 ,372 ,710 ,677 1,476,001 ,052 ,004 ,028 ,977 ,279 3,581,004 ,006 ,061 ,714 ,476 ,706 1,417

(Constant)DERCURRATROAPUBLNSIZEMURSTATUSOPMNPMROE

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Da.

Sumber : Lampiran. 3

Page 59: Pengungkapan laporan keuangan

43

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang

mempunyai nilai VIF lebih besar dari 10. Hal ini berarti dalam model regresi tidak

mengandung masalah multikolinearitas.

4.2.3. Uji Autokorelasi

Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan

metode Durbin-Watson. Angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut adalah

DW-hitung (d), nilai bawah DW-tabel (dL), dan niali atas DW-tabel (dU). Dalam

penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 179 perusahaan dan variabel

bebas sebanyak 10, sehingga dapat dirumuskan perhitungan tabel Durbin-Watson

sebagai berikut:

Tabel 4.2 - Tabel Uji Autokorelasi

DW Kesimpulan Kurang dari 1,57 Ada autokorelasi 1,57 sampai 1,78 Tanpa kesimpulan 1,78 sampai 2,22 Tidak ada autokorelasi 2,22 sampai 2,43 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,43 Ada autokorelasi

Adapun hasil pengolahan SPSS yang menghasilkan DW-hitung adalah

sebagai berikut:

Page 60: Pengungkapan laporan keuangan

44

Model Summaryb

,369a ,136 ,084 ,099401 1,883Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM,MUR, NPM, ROA

a.

Dependent Variable: Db.

Sumber : Lampiran. 3

Dari tabel di atas tertera nilai DW-hitung sebesar 1,883 dan nilai tersebut bila

dilihat pada tabel pengujian DW-tabel, ternyata terletak pada antara dU (1,78) sampai

4-dU (2,22). Dengan demikian disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi

dalam model regresi yang terbentuk. Maka selanjutnya hasil regresi layak dianalisis

mengingat sudah memenuhi asumsi klasik dan tidak terdapat masalah klasik.

4.3. Signifikasi Model

Hasil output SPSS yang berkaitan dengan signifikansi model regresi adalah

berupa nilai R2 dan nilai F dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

Model Summaryb

,369a ,136 ,084 ,099401 1,883Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM,MUR, NPM, ROA

a.

Dependent Variable: Db.

Sumber : Lampiran. 3

Page 61: Pengungkapan laporan keuangan

45

ANOVAb

,261 10 ,026 2,641 ,005a

1,660 168 ,0101,921 178

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM, MUR,NPM, ROA

a.

Dependent Variable: Db.

Sumber : Lampiran. 3 Output statistik di atas menyatakan bahwa nilai R2 adalah sebesar 0,136 yang

berarti bahwa sebesar 13,6% variansi dependent variabel dijelaskan oleh kesepuluh

independent variabel (CURRAT, DER, ROA, MUR, LNSIZE, PUB, Status, OPM,

NPM dan ROE), dan sebanyak 86,4% variabel independen dipengaruhi oleh faktor-

faktor eksternal selain kesepuluh variabel independen dalam regresi ini.

Pada tabel ANOVA dipaparkan nilai F sebesar 2,641 dengan nilai p-value

sebesar 0,005. Mengingat nilai tersebut bernilai lebih kecil dari besar α (5%) maka

disimpulkan bahwa kesepuluh variabel independen ternyata berpengaruh secara

simultan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian ini diuji dengan melakukan analisis regresi berganda

pada enam variabel independen terhadap sebuah variabel dependen. Nilai

signifikansi (sig) dalam output SPSS merupakan p-value (nilai probabilitas) suatu

Page 62: Pengungkapan laporan keuangan

46

koefisien regresi (B) yang digunakan sebagai dasar untuk menerima atau menolak

hipotesis penelitian.

Adapun arah pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel

dependen, ditentukan berdasarkan tanda positif atau negatif pada koefisien regresi

(B) variabel yang bersangkutan. Nilai t-hitung dalam SPSS selanjutnya

dikonversikan menjadi p-value pada kolom “sig”, dimana nilai p-value akan

dibandingkan dengan nilai α sebesar 5%. Bila p-value bernilai lebih kecil dari α (5%)

maka dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan.

Hasil pengolahan SPSS pada regresi berganda adalah sebagai berikut:

Coefficientsa

,178 ,129 1,385 ,168,005 ,012 ,036 ,377 ,707 ,557 1,794

-,009 ,005 -,136 -1,738 ,084 ,844 1,186,060 ,077 ,109 ,785 ,433 ,269 3,719,100 ,044 ,183 2,292 ,023 ,805 1,242,016 ,005 ,299 3,212 ,002 ,594 1,684

-,006 ,002 -,278 -3,237 ,001 ,699 1,431,054 ,022 ,201 2,485 ,014 ,784 1,275,021 ,057 ,032 ,372 ,710 ,677 1,476,001 ,052 ,004 ,028 ,977 ,279 3,581,004 ,006 ,061 ,714 ,476 ,706 1,417

(Constant)DERCURRATROAPUBLNSIZEMURSTATUSOPMNPMROE

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Da.

Sumber : Lampiran. 3

Page 63: Pengungkapan laporan keuangan

47

4.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1)

Variabel independen Leverage (DER) memiliki nilai koefisien regresi (B)

sebesar 0,005 dimana memiliki p-value sebesar 0,707. Mengingat p-value tersebut

bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho1 diterima dan

dinyatakan bahwa Leverage (DER) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

4.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)

Variabel independen Likuiditas (CURRAT) memiliki nilai koefisien regresi

(B) sebesar -0,009 dimana memiliki p-value sebesar 0,084. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho2 diterima dan

dinyatakan bahwa Likuiditas (CURRAT) tidak berpengaruh positif terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3)

Variabel independen Profitabilitas (ROA) memiliki nilai koefisien regresi (B)

sebesar 0,060 dimana memiliki p-value sebesar 0,433. Mengingat p-value tersebut

bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho3 diterima dan

dinyatakan bahwa Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh positif terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.4. Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4)

Variabel independen porsi saham publik (PUB) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,100 dimana memiliki p-value sebesar 0,023. Mengingat p-value

Page 64: Pengungkapan laporan keuangan

48

tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) dan koefisien regresi bernilai positif maka

disimpulkan bahwa Ho4 ditolak dan dinyatakan bahwa porsi saham publik (PUB)

berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.5. Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5)

Variabel independen ukuran perusahaan (LNSIZE) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,016 dimana memiliki p-value sebesar 0,002. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) dan keofisien regresi bernilai positif, maka

disimpulkan bahwa Ho5 ditolak dan dinyatakan bahwa ukuran perusahaan

(LNSIZE) berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan.

4.4.6. Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6)

Variabel independen umur perusahaan (MUR) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar -0,006 dimana memiliki p-value sebesar 0,001. Mengingat p-

value tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%), namun koefisien regresi bernilai

negatif maka disimpulkan bahwa Ho6 diterima dan dinyatakan bahwa umur

perusahaan (MUR) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan.

4.4.7. Pengunjian Hipotesis Ketujuh (Ha7)

Variabel independen status perusahaan (Status) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,054 dimana memiliki p-value sebesar 0,014. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho7 ditolak dan

Page 65: Pengungkapan laporan keuangan

49

dinyatakan bahwa status perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

4.4.8. Pengujian Hipotesis Kedelapan (Ha8)

Variabel independen Operating Profit Margin (OPM) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,021 dimana memiliki p-value sebesar 0,710. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho8 diterima dan

dinyatakan bahwa operating profit margin tidak berpengaruh positif terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.9. Pengujian Hipotesis Kesembilan (Ha9)

Variabel independen Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,001 dimana memiliki p-value sebesar 0,977. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho9 diterima dan

dinyatakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

4.4.10. Pengujian Hipotesis Kesepuluh (Ha10)

Variabel independen Return on Equity (ROE) memiliki nilai koefisien regresi

(B) sebesar 0,004 dimana memiliki p-value sebesar 0,476. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpilkan bahwa Ho10 diterima dan

dinyatakan bahwa return on equity tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Page 66: Pengungkapan laporan keuangan

50

Tabel 4.3

Ikhtisar Hasil Analisis Data

Variabel Koefisien Regresi

(B) p-value Keterangan Leverage (DER) 0,005 0,707 Tidak Signifikan Likuiditas (CURRAT) -0,009 0,084 Tidak Signifikan Profitabilitas (ROA) 0,060 0,433 Tidak Signifikan Porsi Saham Publik (PUB) 0,100 0,023 Signifikan Ukuran Perusahaan (LNSIZE) 0,016 0,002 Signifikan Umur Perusahaan (MUR) -0,006 0,001 Signifikan Status Perusahaan (Status) 0,054 0,014 Signifikan Operating Profit Margin (OPM) 0,021 0,710 Tidak Signifikan Net Profit Margin (NPM) 0,001 0,977 Tidak Signifikan Return On Equity (ROE) 0,004 0,476 Tidak Signifikan

4.5. Pembahasan

4.5.1. Pembahasan Hasil Penelitian

Hipotesa pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara

leverage dengan kelengkapan penungkapan laporan keuangan, hal ini dibuktikan

dengan koefisien regresi sebesar 0,005 hal ini berarti bahwa berdasarkan penelitian

yang dilakukan menunjukkan bahwa leverage mempunyai hubungan positif dengan

kelengkapan laporan keuangan namun tidak berpengaruh signifikan terhadap

kelengkapan laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan nilai p 0,707 dengan

tingkat signifikansi α=5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai

leverage perusahaan yang termuat dalam laporan tahunan tidak memberikan makna

bagi investor. Hal ini berkaitan dengan dugaan bahwa para investor tidak banyak

menaruh perhatian pada informasi dalam laporan tahunan. Dugaan yang lebih kuat

Page 67: Pengungkapan laporan keuangan

51

terhadap tidak berpengaruhnya leverage terhadap kelengkapan pengungkapan adalah

karena adanya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis moneter.

Krisis moneter yang dialami pada tahun 1997 berakibat merosotnya nilai

tukar rupiah terhadap mata uang luar negeri, akibatnya perusahaan-perusahaan

publik yang mempunyai pinjaman dari luar negeri mengalami peningkatan jumlah

utang dan berakibat meningkatnya leverage mereka. Meningkatnya leverage tersebut

tidak mencerminkan adanya peningkatan kepercayaan dari para kreditur terhadap

kesehatan perusahaan tetapi karena adanya krisis tersebut. Hal ini tidak memberikan

makna tertentu kepada investor sehingga mereka tidak terpengaruh kepercayaan

kepada perusahaan publik yang bersangkutan. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suripto (1998), Gunawan (2002),

Subroto (2003), namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Subiyantoro (1996).

Hipotesis kedua menyatakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif

terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan koefisien

regresi sebesar -0,009 dan nilai p 0,084. Hal ini berarti bahwa leverage tidak

berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan tidak

berpengaruh pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, yaitu semakin

tinggi likuiditas suatu perusahaan tidak semakin tinggi tingkat kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

Page 68: Pengungkapan laporan keuangan

52

yang sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriani (2001), Wallace et al (1994) dalam

Marwata (2001), Binsar dan Lusy (2004).

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

terhadap kelengkapan pengungkapan, hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi

0,060 dan nilai p 0,433. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berhubungan

positif dengan kelengkapan pengunkapan namun tidak signifikan terhadap

kelengkapan penungkapan, yang berarti bahwa profitabilitas tidak mempunyai

pengaruh terhadap tingkat kelengkapan penungkapan laporan keuangan. Hasil

penelitian ini kosisten dengan yang dilakukan oleh Susanto (1992) dalam

Subroto(2003) yang tidak menemukan hubungan yang signifikan antara profitabilitas

dengan luas pengungkapan.

Pengaruh tidak signifikan dari profitabilitas terhadap kelengkapan

penungkapan laporan keuangan, diduga karena manajemen merasa tidak perlu

memberikan pengungkapan tentang keberhasilannya kepada publik, karena hal

tersebut tidak mempunyai pengaruh kepada posisinya dan kompensasi yang

diperolehnya. Hal ini dapat terjadi karena penetuan posisi dan kompensasi

manajemen pada perusahaan publik di Indonesia lebih banyak ditentukan oleh

pemegang saham mayoritas yang pada umumhya adalah pendiri perusahaan. Hal lain

yang menyebabkan profitabilitas tidak signifikan dikarenakan profitabilitas dalam

penelitian ini adalah profitabilitas yang informasinya berasal dari laporan keuangan

perusahaan, sama dengan informasi lain yang berasal dari laporan tahunan, informasi

Page 69: Pengungkapan laporan keuangan

53

tersebut diduga kurang mendapat perhatian dari investor sehingga informasi tersebut

tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan.

Hipotesis keempat menyatakan bahwa porsi kepemilikan saham oleh publik

berpengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan laporan keuangan.

Penelitian ini menunjukkan koefisien regresi 0,100 dan nilai p 0,023. Hal ini berarti

bahwa porsi sham publik mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang sahamnya dimiliki

oleh publik dalam jumlah yang tinggi cenderung untuk memberikan pengungkapan

yang lebih luas. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan porsi saham

publik tinggi memiliki control (pengendalian manajemen) yang lebih baik dibanding

perusahaan dengan porsi kepemilikan saham oleh publik kecil, artinya perusahaan

tersebut dalam kinerjanya pengambilan keputusan manajemen dipengaruhi oleh

publik, yaitu dengan memberikan pengungkapan informasi yang lebih luas maka

perusahaan secara tidak langsung memberikan gambaran kondisi ekonomi

perusahaan tersebut kepada publik dan para pemegang saham. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Binsar dan Lusy

(2004).

Hipotesis kelima menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian

menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,016 dan nilai p 0,002 yang artinya bahwa

ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan

Page 70: Pengungkapan laporan keuangan

54

laporan keuangan. Hasil ini mendukung banyak penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah variabel yang paling konsisten

mempengaruhi pengungkapan. Beberapa studi yang memberikan bukti empiris

adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan penungkapan antara lain adalah

Subroto (2003), Suripto (1998), Subiyantoro (1996), Gunawan (2002) dan Marwata

(2001).

Hasil ini mendukung premis biaya politis dan keagenan seperti yang

dinyatakan oleh Ahmed dan Courtis (1999) dalam Subroto (2003). Menurut premis

biaya politis, perusahaan besar cenderung menarik perhatian publik dan rawan

menjadi sasaran bermacam-macam regulasi, oleh karena itu mereka cenderung untuk

lebih patuh pada ketentuan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk

menghindari sangsi yang dapat merugikan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami

bahwa perusahaan besar lebih mematuhi ketentuan pengungkapan dibandingkan

perusahaan yang lebih kecil.

Hipotesis keenam menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, penelitian ini menghasilkan

koefisien regresi sebesar -0,006 dan nilai p 0,001. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa variabel umur perusahaan secara negatif berpengaruh kepada kelengkapan

penungkapan laporan keuangan, artinya perusahaan berumur muda (first Issue di

BEJ) cenderung mengungkapkan informasi lebih luas dibandingkan perusahaan yang

lebih dahulu terdaftar di BEJ. Hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya peraturan

Page 71: Pengungkapan laporan keuangan

55

yang ditetapkan oleh Bapepam mengenai ketentuan pengungkapan laporan

keuangan, serta kemungkinan lain adalah untuk menarik perhatian calon investor.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marwata

(2001), Binsar dan Lusy (2004) yang tidak menemukan pengaruh umur perusahaan

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa status perusahaan berpengaruh positif

terhadap kelengkapan penungkapan laporna keuangan, hasil penelitian ini

menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,054 dan nilai p 0,014. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (1999) yang menemukan

bahwa perusahaan berstatus asing mempunyai kualitas pengungkapan lebih tinggi

daripada perusahaan berstatus domestik. Ada beberapa alasan yang dapat

dikemukakan bahwa perusahaan berstatus asing memberikan pengungkapan lebih

luas dibanding perusahaan berstatus domestik. Pertama, perusahaan berstatus

penanam modal asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dari perusahaan

induknya. Kedua, perusahaan berstatus asing mungkin mempunyai sistem informasi

manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan

kebutuhan informasi perusahaan induknya. Ketiga, kemungkinan juga terdapat

permintaan informasi yang lebih besar kepada perusahaan berstatus penanam modal

asing dari investor, analisis dan masyarakat pada umumnya.

Hipotesis kedelapan menyatakan bahwa operating profit margin

berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil

Page 72: Pengungkapan laporan keuangan

56

penelitian menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,021 dan nilai p 0,710. Hasil

tersebut berarti bahwa operating profit margin tidak berpengaruh terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, yang artinya semakin besar operating

profit margin tidak semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan operating profit margin tidak

berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan, antara lain kebijakan manajemen

perusahaan, kondisi ekonomi yang kurang stabil sebagai akibat dari krisis moneter

tahun 1997. Kemungkinan lainnya adalah adanya sangsi hukum, serta adanya

peraturan yang ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Subiyantoro (1996).

Hipotesis kesembilan menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh

positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini

menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,001 dan nilai p 0,977. Hal tersebut

menyatakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan. Artinya semakin tinggi net profit margin suatu

perusahaan tidak semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.

Ada beberapa alasan mengapa net profit margin tidak berpengaruh terhadap

kelengkapan pengungkapan, antara lain diduga karena kondisi ekonomi yang

berubah-ubah sebagai akibat dari krisis moneter tahun 1997, kemungkinan lainnya

adalah adanya peraturan mengenai ketentuan pengungkapan informasi. Hasil

penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2001).

Page 73: Pengungkapan laporan keuangan

57

Hipotesis kesepuluh menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini

menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,004 dan nilai p 0,476. Hasil tersebut

mnunjukkan bahwa return on equity tidak bepengaruh terd\hadap kelengkapan

pengungkapan. Hal ini diduga depengaruhi oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil

sebagai dampak dari krisis moneter, sehingga nilai return on equity yang cenderung

naik turun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Subiyantoro (1996).

4.5.2. Implikasi Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Binsar

H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004), terdapat persamaan serta perbedaan

antara penelitan yang dilakukan penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh

Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti. Penelitian yang dilakukan oleh Binsar

H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti menjunjukkan bahwa variabel Debt to Equity

Ratio (DER), Return on Total Assets (ROA), dan Porsi Saham Publik (PUB)

berpengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan tahunan dengan tingkat signifkansi α = 5%.

Penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa variabel porsi saham

publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan status perusahaan berpengaruh

secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan

Page 74: Pengungkapan laporan keuangan

58

perusahaan, sedangkan variabel seperti likuiditas, leverage, profitabilitas (ROA),

operating profit margin, net profit margin dan return on equity (ROE) tidak

berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan

tahunan.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi luas pengungkapan laporan keuangan tahunan antar perusahaan yang

terdafrat di BEJ. Dengan demikian, pengungkapan item informasi dalam laporan

keuangan tahunan adalah keputusan pihak manajemen perusahaan setelah

mempertimbangkan antara manfaat dan biaya pengungkapan. Pihak manajemen akan

mengungkapkan informasi jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya

yang dikeluarkan berkaitan dengan pengungkapan tersebut.

Page 75: Pengungkapan laporan keuangan

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada 179 sampel perusahaan yang

dipilih dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode

tahun 2001-2004 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa variabel bebas

yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CURRAT), Return on

Total Asset (ROA), Porsi Saham Publik (PUB), Ukuran Perusahaan (Size),

Umur Perusahaan (MUR), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit

Margin (NPM), Return on Equity (ROE) dan Status Perusahaan secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan yaitu sebesar 13,6%

sedangkan 86,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model.

2. Berdasarkan analisis regresi berganda di atas dapat diketahui bahwa empat

variabel independen yaitu ukuran perusahaan (Size), umur perusahaan

(MUR), porsi saham publik (PUB) dan status perusahaan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan tahunan perusahaan manufaktur.

Page 76: Pengungkapan laporan keuangan

60

3. Dari analisis regresi tersebut juga dapat diketahui bahwa enam variabel

lainnya yakni debt to equity ratio (DER), current ratio (CURRAT), return on

total asset (ROA), return on equity (ROE), operating profit margin (OPM)

dan net profit margin (NPM) tidak berpengaruh secara signfikan terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

5.2. Keterbatasan dan Saran Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasn seperti penelitian ini dilakukan

terhadap data cross-sectional, oleh karena itu terdapat kemungkinan perluasan

penelitian dengan menguji apakah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap luas

pengungkapan dalam penelitian ini tetap konsisten dengan data dalam waktu yang

berbeda.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan merupakan laporan keuangan

tahunan perusahaan manufaktur saja, sehingga kesimpulan yang dihasilkan dari studi

ini terbatas pada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu supaya hasil penelitian ini

dapat mengukung kesimpulan yang lebih akurat maka sampel yang digunakan

hendaknya bersifat spesifik, misalnya industri jasa keuangan, industri pertambangan

dan lain sebagainya.

Page 77: Pengungkapan laporan keuangan

61

Item yang dipilih dalam indeks pengungkapan pada penelitian ini sebanyak

18 item. Jika jumlah item pengungkapan yang digunakan lebih banyak, hasil

penelitian yang didapat mungkin berbeda, terlebih apabila jika yang menetapkan

item-item tersebut adalah para ahli dibidang ini.

Model yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada asumsi terdapat

hubungan linear antara variabel dependen dengan independen. Penelitian berikutnya

dapat menguji kemungkinan hubungan non-linear antara variabel dependen dengan

variabel indpenden.

Model regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan R2

yang cukup kecil (13,6%), oleh karena itu terdapat kemungkinan penelitian lebih

lanjut dengan memasukkan variabel baru.

Page 78: Pengungkapan laporan keuangan

62

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, and Vijay Govindarajan, Management Control System,

Irwin:Homewood, Illinois, 1995.

Bapepam, Himpunan Peraturan Pasar Modal indonesia, 2000.

Chariri, Anis dan Imam Ghozali, Teori Akuntansi, edisi 1, Badan Penerbit UNDIP,

Semarang, 2001.

Fitriani. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Wajib Dan Sukarela Pada

Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi

IV. 2001.

FASB, Statement of Financial Accounting Concept no. 1, 1985.

Gulo, Yamotuho, Analisis Efek Luas Pengungkapan sukarela Dalam Laporan

Tahunan Terhadap Cost Of Equity Capital Perusahaan, Jurnal Bisnis dan

Akuntansi Vol. 2, no. 1, April 2000: 45-62.

Gunawan, Inge. Pengaruh Kelompok Industri, Basis perusahaan, Dan Tingkat

Return Terhadap Kualitas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan

Tahunan : Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta. Tesis Master.

Universitas Gajah Mada. 2002.

Gunawan, Yuniati. Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Makalah

Dipresentasikan dalam Simposium Nasional IV. 2001.

Page 79: Pengungkapan laporan keuangan

63

Gujarati, Damodar, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta, 1991.

Herianto dan Sudomo. Perangkat dan Teknis Analisis Investasi di Pasar Modal

Indonesia. Edisi 1. Jakarta: PT Bursa Efek Jakarta. 1998.

Hendriksen Eldon S, dan Vanbreda Michael F. Teori Akunting. Edisi Kelima. Buku

2. Terjemahan dari Herman Wibowo dari Accounting Thoery. Jakarta :

Penerbit Interaksara, 2002.

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta,

2001.

Sabardi, Agus, Manajemen Keuangan. Jilid 1. UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1995.

Subiyantoro, Edi. Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Dengan

Karakteristik Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis Master. Universitas

Gajah Mada. 1996.

Subroto, Bambang. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Kepada

Ketentuan Pengungkapan Wajib Oleh Perusahaan-peursahaan Publik

Dan Implikasinya Terhadap Kepercayaan Para Investor Di Pasar Modal.

Disertasi. Universitas Gajah Mada. 2003.

Suripto, Bambang. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas

Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Tesis Master.

Universitas Gajah Mada. 1998.

Wijaya, Analisis Statistik Dengan Program SPSS 10.0. Cetakan 1. Penerbit Alfabeta,

Bandung, 2000.

Page 80: Pengungkapan laporan keuangan

77

Lampiran. 3

Regression

Descriptive Statistics

179 .265 .898 .582 .104179 .087 8.774 .738 .819179 .072 9.817 1.804 1.636179 -1.440 .963 .019 .187179 .044 .972 .345 .190179 21.534 31.745 26.570 1.943179 .000 25.000 9.084 4.661179 .000 1.000 .184 .389179 -.396 1.394 .082 .159179 -1.686 1.213 -.013 .272179 -8.488 9.957 .145 1.450

DDERCURRATROAPUBLNSIZEMURSTATUSOPMNPMROE

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Model Summaryb

,369a ,136 ,084 ,099401 1,883Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM,MUR, NPM, ROA

a.

Dependent Variable: Db.

Page 81: Pengungkapan laporan keuangan

78

ANOVAb

,261 10 ,026 2,641 ,005a

1,660 168 ,0101,921 178

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM, MUR,NPM, ROA

a.

Dependent Variable: Db.

Coefficientsa

,178 ,129 1,385 ,168,005 ,012 ,036 ,377 ,707 ,557 1,794

-,009 ,005 -,136 -1,738 ,084 ,844 1,186,060 ,077 ,109 ,785 ,433 ,269 3,719,100 ,044 ,183 2,292 ,023 ,805 1,242,016 ,005 ,299 3,212 ,002 ,594 1,684

-,006 ,002 -,278 -3,237 ,001 ,699 1,431,054 ,022 ,201 2,485 ,014 ,784 1,275,021 ,057 ,032 ,372 ,710 ,677 1,476,001 ,052 ,004 ,028 ,977 ,279 3,581,004 ,006 ,061 ,714 ,476 ,706 1,417

(Constant)DERCURRATROAPUBLNSIZEMURSTATUSOPMNPMROE

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Da.

Page 82: Pengungkapan laporan keuangan

79

Coefficientsa

-10,899 3,022 -3,606 ,000-,199 ,286 -,070 -,695 ,488-,057 ,117 -,040 -,491 ,624,174 1,805 ,014 ,096 ,923

1,107 1,027 ,091 1,078 ,282,188 ,117 ,158 1,608 ,110

-,017 ,045 -,035 -,386 ,700-,460 ,509 -,077 -,905 ,367-,686 1,342 -,047 -,511 ,610-,887 1,217 -,104 -,728 ,467,094 ,144 ,059 ,655 ,514

(Constant)DERCURRATROAPUBLNSIZEMURSTATUSOPMNPMROE

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: LN_RES_2a.

Page 83: Pengungkapan laporan keuangan

64

Lampiran. 1

Daftar Item-item yang Digunakan Sebagai Alat Ukur Pengungkapan laporan

Keuangan Tahunan.

Item Informasi : Total

A. Umum

1. Sejarah singkat, perubahan akte dan anggaran dasar perusahaan. .....

2. Ruang lingkup usaha .....

3. Penyertaan (investasi) .....

4. Informasi lain (pemasaran, saham, dsb) .....

5. Bagan atau uraian yang menjelaskan pembagian wewenang

dan tanggung jawab dalam organisasi (1) .....

6. Uraian mengenai jaringan pemasaran barang dan

jasa perusahaan (1) .....

7. Informasi mengenai produk atau jasa utama yang dihasilkan

perusahaan (1) .....

8. Uraian mengenai pembagian tanggung jawab fungsional

diantara dewan komisaris dan direksi (1) .....

...8...

B. Aktiva Tetap

1. Pengungkapan minimal (cukup) tanpa penjelasan lebih lanjut .....

- Informasi lain untuk poin tambahan:

2. Daftar pengelompokkan aktiva tetap .....

3. Penambahan dan pengurangan dalam setahun .....

4. Informasi mengenai penaksiran aktiva .....

5. Perhitungan depresiasi dan amortisasi .....

6. Informasi tambahan lainnya .....

...6...

Page 84: Pengungkapan laporan keuangan

65

C. Informasi Tambahan pada Depresiasi dan Amortisasi

1. Metode depresiasi yang digunakan ......

2. Tingkat penggunaan pada masing-masing aktiva ......

3. Perbedaan antara aktiva yang bisa didepresiasi dengan

aktiva lainnya .......

4. Daftar depresiasi (penyusutan) yang sesuai dengan

kelompok aktiva seperti disebut pada item diatas .......

5. Informasi lain yang diungkapkan yang berhubungan

dengan penambahan dan pengurangan aktiva dalam

tahun berjalan .......

...5....

D. Investasi

1. Keterangan atau pengungkapan singkat (cukup) ........

2. Perbedaan antara investasi jangka pendek dan jangka panjang ........

3. Keterangan lebih rinci terhadap investasi jangka panjang ........

4. Kebijakan akuntansinya ........

5. Uraian mengenai kegiatan investasi atau pengeluaran modal

yang telah dan/atau akan dikeluarkan (1) ........

6. Informasi mengenai nilai pasar

- Jika berbeda dengan harga perolehan (cost)

- Jika nilai pasar dijadikan dasar perhitungan ........

7. Informasi lainnya (mis: tentang penambahan dan

pengurangan dalam tahun berjalan) ........

....7....

E. Valuta Asing

1. Pengungkapan singkat terhadap saldonya .........

2. Perlakuan pencatatan akuntansi .........

3. Metode penyajian dalam mata uang Indonesia .........

4. Perlakuan terhadap kerugian dan keuntungan

dari perbedaan kurs .........

5. kurs terhadap operasi di luar negeri dan anak cabang .........

Page 85: Pengungkapan laporan keuangan

66

6. Timbulnya perlakuan yang berbeda dari adanya konsolidasi .........

7. Informasi lain yang mengungkap masalah-masalah

yang berhubungan dengan valuta asing dalam perusahaan .........

....7....

F. Aktiva Lancar

1. Pengungkapan ringkas (cukup) ..........

2. Pengelompokan atau pembagian informasi berdasar tipe ..........

3. Catatan terhadap beberapa aktiva lancar ..........

4. Penilaian penggunaan metode ..........

5. Informasi lainnya ..........

....5....

G. Hutang Lancar

1. Pengungkapan cukup ..........

2. Pengelompokan informasi berdasar tipe ..........

3. Catatan pada beberapa item ..........

4. Informasi lainnya ..........

....4.....

H. Hutang jangka Panjang

1. Pengungkapan cukup ..........

2. Pengungkapan informasi berdasar tipe ..........

3. Catatan pada beberapa item ..........

4. Informasi lainnya ..........

....4.....

I. Perpajakan (Taksiran dan Hutang)

1. Pengungkapan cukup ..........

2. Metode akuntansi perpajakan ..........

3. Tarip pajak yang dapat diterapkan ..........

4. pembagian pajak dari perusahaan asosiasi ..........

5. Informasi lain ..........

6. Informasi/penjelasan dalam tahun berjalan dan

tahun sebelumnya ..........

Page 86: Pengungkapan laporan keuangan

67

7. Keterangan tentang sumber pajak ..........

8. Perincian tentang pajak secara kelompok (konsolidasi)

dan per perusahaan (anak perusahaan) ..........

...8...

J. Informasi Segment

1. Pengungkapan cukup ..........

2. Berdasar bidang usaha ..........

3. Berdasar letak geografis ..........

....3....

K. Laba Operasi

1. Pengungkapan cukup .........

2. Informasi bersifat kelompok yang didasarkan bidang usaha .........

3. Informasi tentang hal kasus yang mengurangi peningkatan

laba operasi karena adanya ketentuan yang mengikat perusahaan :

- * Biaya jasa audit/non audit

- * Suku bunga pinjaman dan overdraft

- Dividen/bunga dari penanaman dana

- Profisi dalam aktivitas perdagangan dan investasi jangka panjang

- Pembayaran sewa untuk properti sewa beli

- * Upah atau gaji, pinjaman, fasilitas khusus direktur .........

Keterangan :

Jika tanda * terpenuhi semua maka skor 2, jika tidak terpenuhi semua maka skor 1

4. Penerimaan laba tahun berjalan (setahun) .........

5. Laporan yang memuat elemen-elemen rugi-laba yang

diperbandingkan untuk 3 tahun atau lebih (1) .........

6. Tampilan laba yang bersifat operasi (trading) dan

non operasi (non-trading) .........

...7....

L. Deviden

1. Pengungkapan singkat/cukup .........

2. Frekuensi pembayaran dalam setahun .........

Page 87: Pengungkapan laporan keuangan

68

3. Jumlah lembar saham .........

4. Pengungkapan deviden tunai dan non-tunai .........

5. Informasi lainnya .........

...5....

M. pendapatan Per Lembar Saham

1. Pengungkapan cukup .........

2. Dasar perhitungan .........

3. Perbandingan dua tahun atau lebih .........

...3...

N. Modal Saham

1. pengungkapan cukup/singkat .........

2. Jumlah dan nilai saham tercatat ........

3. Jumlah dan nilai saham dikeluarkan ........

4. Perubahan modal dalam tahun berjalan ........

...4...

O. Cadangan

(misalnya cadangan piutang ragu-ragu, kontinjensi, cadangan laba ditahan untuk

perluasan pabrik, dsb)

1. Pengungkapan ringkas/cukup ........

2. Penggolongan berdasar tipe ........

3. penjelasan terhadap keterbatasan penggunaan ........

4. Perbedaan antar kelompok cadangan ........

...4...

P. kewajiban Bersyarat dan ikatan

1. Pengungkapan singkat/cukup ........

2. Perbedaan antara kewajiban secara kelompok dan

individu perusahaan ........

3. Pemisahan kedalam dua atau lebih informasi berikut :

- Jaminan terhadap bank atau lembaga keuangan

- Jaminan yang diberikan kepada pihak ketiga

- Jaminan yang diberikan kepada broker

Page 88: Pengungkapan laporan keuangan

69

- Letter of credit

- Kewajiban yang akan timbul (potensial) terhadap pembayar pajak

- Proses pengadilan .......

4. Informasi terhadap ikatan modal .......

5. Informasi lain .......

...5...

Q. Perjanjian bantuan Teknis, Royalty dan Lisensi

1. Pengungkapan singkat ........

2. Pembagian informasi berdasar bidang usaha .......

3. Informasi lain .......

...3...

R. Lain-lain

1. Dana pensiun .......

2. Pos luar biasa/peristiwa penting lainnya .......

3. Informasi tentang catatan laporan keuangan konsolidasi :

- Daftar anak perusahaan, mencakup :nama, domisili,

bidang usaha, persentasi kepemilikan dan persentasi

hak suara .......

- Alasan tidak mengkonsolidasi anak perusahaan .......

- Sifat hubungan antara induk dan anak perusahaan .......

- Pengaruh dari akuisisi dan penjualan atau pengalihan

penyertaan pada anak perusahaan terhadap posisi

keuangan dan hasil usaha konsolidasi tahun

berjalan dan tahun sebelumnya .......

4. Informasi lain .......

5. Informasi mengenai tingkat imbal hasil (return) yang

diharapakan terhadap sebuah proyek yang akan dilaksanakan

oleh perusahaan (1) .......

6. Uraian mengenai dampak inflasi terhadap aktiva perusahaan

pada masa sekarang dan/atau masa yang akan datang (1) ......

Page 89: Pengungkapan laporan keuangan

70

7. Informasi mengenai pihak-pihak yang mencoba memperoleh

pemilikan substansial terhadap saham perusahaan (1) .......

8. Uraian mengenai dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan

hidup dan kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk memelihara

lingkungan (1) ........

..10..

Skor yang didapat .......

Skor maksimal yang bisa diraih ..98...

Catatan :

(1) = Suripto (1998)

Sumber : Subiyantoro, Edi, Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan

Keuangan dengan Karakteristik perusahaan Publik di Indonesia. Tesis

Master. Universitas Gajah Mada. 1996.

Suripto, Bambang, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas

Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Tesis S2. Universitas

Gajah Mada. 1998.

Page 90: Pengungkapan laporan keuangan

Lampiran 2Data Observasi 179 Perusahaan

No Thn Code D DER CURRAT ROA PUB LNSIZE MUR Status OPM NPM ROE1 2001 ADES 0.735 0.617 0.466 -0.049 0.308 25.17 7 0 -0.049 -0.083 -0.1292 2001 AMFG 0.653 0.611 2.240 0.070 0.160 27.02 6 1 0.238 0.103 0.2343 2001 APLI 0.643 0.323 1.074 0.021 0.269 24.79 1 0 0.032 0.032 0.0314 2001 ASII 0.847 0.903 0.982 0.032 0.496 29.26 11 1 0.087 0.028 0.3295 2001 AUTO 0.745 0.531 2.050 0.145 0.127 27.55 3 0 0.097 0.122 0.3086 2001 BUDI 0.673 0.867 1.252 -0.017 0.256 25.47 6 0 0.113 -0.021 -0.1277 2001 CEKA 0.469 0.286 1.790 -0.016 0.118 24.59 5 0 0.040 -0.032 -0.0228 2001 DNKS 0.714 0.646 2.658 0.104 0.285 26.74 12 0 0.154 0.077 0.2939 2001 DSUC 0.755 0.789 0.906 -0.093 0.404 24.86 4 0 0.024 -0.060 -0.44110 2001 DVLA 0.704 0.722 0.963 -0.006 0.105 26.22 7 1 0.118 -0.004 -0.01111 2001 DYNA 0.765 0.477 0.801 0.069 0.548 25.72 0 0 0.183 0.086 0.13212 2001 ETWA 0.704 1.098 0.196 -0.090 0.306 24.94 4 0 -0.034 -0.243 0.92413 2001 FASW 0.551 0.703 0.456 0.065 0.223 27.83 7 0 0.043 0.154 0.21814 2001 GDWU 0.694 4.216 0.153 -0.574 0.378 22.90 8 1 0.059 -1.213 0.17615 2001 GGRM 0.857 0.390 2.199 0.155 0.261 30.44 11 0 0.189 0.116 0.25516 2001 GJTL 0.714 1.224 0.316 -0.082 0.361 26.78 11 0 0.115 -0.215 0.36417 2001 HMSP 0.684 0.561 2.530 0.101 0.612 30.30 11 0 0.189 0.068 0.23018 2001 IGAR 0.684 0.581 1.280 0.032 0.489 24.95 11 0 0.082 0.024 0.07619 2001 IKAI 0.684 1.166 1.823 -0.037 0.294 24.75 4 0 -0.051 -0.186 0.22420 2001 INAF 0.663 0.371 2.378 0.151 0.193 27.07 0 0 0.280 0.199 0.24021 2001 INDR 0.612 0.593 1.217 -0.064 0.417 26.35 11 1 0.099 -0.110 -0.15822 2001 INKP 0.653 0.608 0.216 -0.033 0.349 28.18 11 0 0.066 -0.166 -0.08323 2001 INTP 0.622 0.768 2.099 -0.005 0.061 28.58 12 0 0.195 -0.018 -0.02324 2001 JKSW 0.510 1.830 0.193 -0.110 0.333 22.05 4 0 -0.233 -1.686 0.13325 2001 KDSI 0.612 0.690 0.731 -0.043 0.339 25.04 5 0 0.024 -0.041 -0.13926 2001 KLBF 0.643 0.882 2.113 0.017 0.477 27.54 0.5 0 0.164 0.016 0.14827 2001 KLBI 0.541 1.824 0.272 -0.265 0.290 24.24 9 0 -0.064 -0.752 0.32228 2001 KOMI 0.520 0.087 7.155 0.091 0.195 26.49 6 1 0.065 0.092 0.10229 2001 MLIA 0.490 1.300 3.253 -0.098 0.328 25.91 7 0 0.225 -0.207 0.32630 2001 MYOR 0.582 0.526 4.568 0.023 0.669 26.23 11 0 0.121 0.037 0.05031 2001 MYRX 0.510 1.104 0.218 -0.152 0.859 24.06 11 0 -0.215 -0.327 1.462

Page 91: Pengungkapan laporan keuangan

32 2001 MYTX 0.663 1.009 0.300 -0.090 0.423 25.40 12 0 0.030 -0.111 9.95733 2001 RMBA 0.694 0.502 2.277 0.088 0.856 27.35 22 1 0.067 0.046 0.23934 2001 SIPD 0.704 0.971 2.119 -0.229 0.972 26.71 5 0 0.012 -0.230 -7.76035 2001 SMAR 0.735 1.154 0.315 -0.154 0.490 26.20 9 0 0.094 -0.262 1.00236 2001 SMGR 0.755 0.639 1.263 0.025 0.235 28.81 10 0 0.211 0.047 0.06937 2001 SMSM 0.612 0.416 4.329 0.096 0.301 26.88 5 0 0.214 0.108 0.16538 2001 SPMA 0.551 0.740 0.254 -0.059 0.329 25.03 7 0 0.111 -0.134 -0.22739 2001 SSTM 0.592 0.681 1.397 0.014 0.346 26.28 4 0 0.112 0.019 0.04340 2001 STTP 0.531 0.408 1.163 0.055 0.282 26.59 5 0 0.078 0.043 0.09341 2001 SUBA 0.622 0.291 1.300 0.005 0.543 24.89 10 0 -0.070 0.029 0.00842 2001 TIRT 0.602 0.646 0.955 0.031 0.352 25.26 2 0 0.065 0.027 0.08843 2001 TKIM 0.602 0.772 0.248 -0.023 0.366 26.23 11 0 0.037 -0.071 -0.10244 2001 TSPC 0.520 0.236 3.743 0.190 0.256 28.01 7 0 0.190 0.178 0.24945 2001 UNVR 0.541 0.356 2.183 0.331 0.150 30.15 19 1 0.196 0.148 0.51346 2002 ADES 0.765 0.580 0.554 0.036 0.340 24.73 8 0 -0.058 0.050 0.08547 2002 AMFG 0.714 0.564 1.760 0.150 0.158 27.08 7 1 0.188 0.160 0.28548 2002 APLI 0.714 0.480 0.709 -0.042 0.385 24.20 2 0 -0.038 -0.066 -0.08049 2002 ASII 0.816 0.659 1.311 0.139 0.481 30.17 12 1 0.092 0.119 0.56050 2002 AUTO 0.755 0.428 1.973 0.141 0.127 25.38 4 0 0.084 0.125 0.24651 2002 BUDI 0.633 0.851 2.931 0.006 0.256 25.43 7 0 0.031 0.008 0.04352 2002 CEKA 0.520 0.244 1.924 0.032 0.394 24.97 6 0 0.044 0.056 0.04353 2002 DNKS 0.745 0.580 2.490 0.141 0.232 26.35 13 0 0.184 0.087 0.33554 2002 DSUC 0.796 0.719 0.940 0.072 0.404 24.82 5 0 0.031 0.052 0.25555 2002 DVLA 0.643 0.297 2.201 0.197 0.105 26.27 8 1 0.129 0.116 0.28056 2002 DYNA 0.684 0.395 1.196 0.089 0.369 26.29 1 0 0.197 0.105 0.14757 2002 ETWA 0.694 1.116 1.081 -0.009 0.393 25.01 5 0 0.020 -0.020 0.07858 2002 FASW 0.561 0.627 1.532 0.065 0.223 27.67 8 0 0.076 0.151 0.17559 2002 GDWU 0.561 5.143 0.131 -0.078 0.585 22.05 9 1 -0.034 -0.142 0.01960 2002 GGRM 0.898 0.372 2.079 0.135 0.261 30.40 12 0 0.165 0.100 0.21561 2002 GJTL 0.612 0.963 0.607 0.306 0.361 27.31 12 0 0.063 0.685 8.30962 2002 HMSP 0.714 0.470 3.352 0.170 0.548 30.44 12 0 0.180 0.110 0.32163 2002 IGAR 0.663 0.487 1.677 0.078 0.489 25.21 12 0 0.132 0.047 0.15264 2002 IKAI 0.622 0.838 1.328 0.036 0.222 24.53 5 0 -0.133 0.155 0.22165 2002 INAF 0.704 0.518 1.734 -0.074 0.193 26.99 1 0 -0.089 -0.102 -0.15366 2002 INDR 0.622 0.583 1.392 0.007 0.087 26.41 12 1 0.052 0.012 0.01767 2002 INKP 0.694 0.652 0.220 -0.048 0.349 30.43 12 0 0.050 -0.222 -0.13868 2002 INTP 0.622 0.667 2.904 0.091 0.080 28.54 13 0 0.236 0.264 0.273

Page 92: Pengungkapan laporan keuangan

69 2002 JKSW 0.520 1.674 0.287 0.044 0.333 21.53 5 0 0.000 0.124 -0.06570 2002 KDSI 0.561 0.698 0.791 -0.008 0.339 24.57 6 0 -0.031 -0.006 -0.02671 2002 KLBF 0.612 0.757 1.177 0.132 0.416 27.74 1.5 0 0.201 0.104 0.54572 2002 KLBI 0.531 0.750 4.437 0.963 0.057 24.24 10 0 -0.056 1.213 3.84773 2002 KOMI 0.602 0.107 7.382 0.058 0.161 26.45 7 1 0.098 0.066 0.06574 2002 MLIA 0.469 1.247 2.104 0.073 0.328 25.83 8 0 0.086 0.143 -0.29475 2002 MYOR 0.602 0.442 5.992 0.090 0.615 26.40 12 0 0.152 0.120 0.16176 2002 MYRX 0.633 0.469 0.559 -0.119 0.869 26.29 12 0 -0.205 -0.315 -0.22477 2002 MYTX 0.643 1.048 0.308 -0.039 0.423 24.80 13 0 0.006 -0.054 0.81178 2002 RMBA 0.714 0.471 1.996 0.049 0.584 27.24 23 1 0.014 0.021 0.09279 2002 SIPD 0.633 0.935 3.394 -0.065 0.972 25.70 6 0 0.020 -0.057 -0.99480 2002 SMAR 0.612 1.094 0.611 0.079 0.490 26.06 10 0 0.077 0.091 0.84181 2002 SMGR 0.755 0.537 1.368 0.029 0.235 29.21 11 0 0.147 0.038 0.06282 2002 SMSM 0.663 0.404 5.366 0.069 0.301 26.65 6 0 0.139 0.067 0.11883 2002 SPMA 0.510 0.798 0.271 -0.055 0.329 25.10 8 0 0.092 -0.140 -0.27384 2002 SSTM 0.622 0.654 1.207 0.028 0.322 25.04 5 0 0.041 0.045 0.08185 2002 STTP 0.592 0.428 1.279 0.064 0.282 26.55 6 0 0.063 0.048 0.11286 2002 SUBA 0.612 0.433 0.561 -0.025 0.544 24.89 11 0 -0.038 -0.198 -0.04487 2002 TIRT 0.602 0.699 1.047 0.025 0.352 25.30 3 0 0.035 0.030 0.08588 2002 TKIM 0.571 0.788 0.256 -0.022 0.366 26.06 12 0 0.086 -0.061 -0.10689 2002 TSPC 0.571 0.216 4.010 0.174 0.190 28.25 8 0 0.196 0.161 0.22290 2002 UNVR 0.653 0.347 2.267 0.316 0.150 30.26 20 1 0.188 0.139 0.48491 2003 ADES 0.561 0.530 0.366 0.018 0.539 25.08 9 0 -0.118 0.021 0.03992 2003 AMFG 0.643 0.523 1.680 0.136 0.154 27.48 8 1 0.176 0.120 0.19093 2003 APLI 0.510 0.502 0.827 0.001 0.385 24.54 3 0 0.097 0.002 0.00294 2003 ASII 0.765 0.507 1.197 0.161 0.581 30.63 13 1 0.108 0.140 0.37895 2003 AUTO 0.724 0.390 1.646 0.105 0.133 27.78 5 0 0.069 0.096 0.17396 2003 BUDI 0.561 0.845 2.888 0.004 0.256 25.38 8 0 0.064 0.006 0.02897 2003 CEKA 0.469 0.226 2.473 0.011 0.394 24.93 7 0 0.005 0.018 0.01498 2003 DNKS 0.561 0.523 3.107 0.152 0.199 28.41 14 0 0.184 0.105 0.31899 2003 DSUC 0.592 0.795 0.729 -0.061 0.406 24.35 6 0 -0.036 -0.050 -0.300

100 2003 DVLA 0.602 0.268 3.016 0.124 0.105 26.80 9 1 1.394 0.166 0.170101 2003 DYNA 0.622 0.526 0.771 0.071 0.285 26.79 2 0 0.154 0.093 0.150102 2003 ETWA 0.551 0.108 6.106 -0.071 0.258 25.83 6 0 0.018 -0.057 -0.079103 2003 FASW 0.541 0.594 1.545 0.020 0.223 28.11 9 0 0.060 0.044 0.050104 2003 GDWU 0.551 8.774 0.072 -0.955 0.636 22.56 10 1 -0.396 -1.398 0.123105 2003 GGRM 0.643 0.367 1.968 0.106 0.261 31.75 13 0 0.127 0.079 0.168

Page 93: Pengungkapan laporan keuangan

106 2003 GJTL 0.592 0.891 1.562 0.069 0.388 28.19 13 0 0.039 0.147 0.636107 2003 HMSP 0.633 0.434 4.068 0.138 0.533 29.78 13 0 0.163 0.096 0.244108 2003 IGAR 0.602 0.396 2.657 0.068 0.399 25.68 13 0 0.140 0.044 0.117109 2003 IKAI 0.480 0.875 1.123 -0.053 0.222 24.53 6 0 -0.145 -0.210 -0.427110 2003 INAF 0.612 0.590 1.293 -0.204 0.193 26.99 2 1 -0.094 -0.260 -0.497111 2003 INDR 0.582 0.570 1.119 0.009 0.145 26.56 13 1 0.034 0.014 0.021112 2003 INKP 0.469 0.699 0.220 -0.053 0.391 28.78 13 0 0.011 -0.213 -0.175113 2003 INTP 0.520 0.356 1.869 0.066 0.218 29.69 14 0 0.196 0.161 0.148114 2003 JKSW 0.541 1.862 0.171 0.101 0.333 22.52 6 0 -0.090 0.361 -0.118115 2003 KDSI 0.520 0.718 0.872 -0.051 0.339 24.69 7 0 -0.062 -0.038 -0.183116 2003 KLBF 0.582 0.661 1.568 0.132 0.421 29.73 2.5 0 0.196 0.112 0.390117 2003 KLBI 0.510 0.794 3.315 -0.069 0.062 24.80 11 0 -0.125 -0.085 -0.334118 2003 KOMI 0.551 0.120 6.991 0.060 0.097 27.00 8 1 0.111 0.076 0.068119 2003 MLIA 0.449 1.295 0.375 -0.040 0.328 26.46 9 0 -0.054 -0.078 0.137120 2003 MYOR 0.541 0.366 9.817 0.065 0.595 27.23 13 0 0.136 0.076 0.103121 2003 MYRX 0.520 0.513 0.539 -0.026 0.869 26.62 13 0 0.016 -0.060 -0.054122 2003 MYTX 0.602 0.873 0.814 -0.043 0.155 25.26 14 0 0.033 -0.058 -0.337123 2003 RMBA 0.561 0.355 2.304 0.076 0.130 27.00 24 1 0.128 0.083 0.118124 2003 SIPD 0.582 0.830 3.406 -0.084 0.972 26.39 7 0 -0.037 -0.095 -0.520125 2003 SMAR 0.571 1.070 0.561 0.019 0.490 27.54 11 0 0.035 0.021 -0.275126 2003 SMGR 0.602 0.472 1.328 0.060 0.235 29.17 12 0 0.174 0.073 0.114127 2003 SMSM 0.561 0.435 4.104 0.076 0.301 24.95 7 0 0.140 0.075 0.134128 2003 SPMA 0.490 0.785 3.387 0.011 0.329 26.01 9 0 0.089 0.024 0.051129 2003 SSTM 0.469 0.629 1.058 0.009 0.322 25.49 6 0 0.020 0.016 0.026130 2003 STTP 0.469 0.406 1.414 0.062 0.263 26.19 7 0 0.071 0.044 0.094131 2003 SUBA 0.612 0.675 0.524 -0.122 0.544 26.32 12 0 -0.038 -0.309 -0.374132 2003 TIRT 0.561 0.715 0.925 0.012 0.044 25.49 4 0 0.040 0.015 0.042133 2003 TKIM 0.480 0.802 0.288 -0.014 0.367 27.37 13 0 0.094 -0.035 -0.072134 2003 TSPC 0.541 0.198 4.653 0.166 0.190 28.61 9 0 0.179 0.152 0.207135 2003 UNVR 0.592 0.387 1.763 0.380 0.150 28.65 21 1 0.215 0.160 0.619136 2004 ADES 0.469 0.830 0.422 -1.440 0.340 26.55 10 0 0.556 -1.181 -8.488137 2004 AMFG 0.551 0.341 1.892 0.132 0.154 27.56 9 1 0.207 0.142 0.201138 2004 APLI 0.265 0.550 0.919 -0.024 0.385 24.54 4 0 0.050 -0.031 -0.053139 2004 ASII 0.602 0.496 1.027 0.138 0.527 24.38 14 1 0.110 0.122 0.328140 2004 AUTO 0.561 0.356 1.350 0.024 0.135 28.01 6 0 0.092 0.078 0.043141 2004 BUDI 0.520 0.755 1.121 0.003 0.323 25.63 9 0 0.096 0.003 0.013142 2004 CEKA 0.490 0.286 1.471 -0.080 0.394 24.70 8 0 -0.064 -0.138 -0.113

Page 94: Pengungkapan laporan keuangan

143 2004 DNKS 0.531 0.445 1.817 0.184 0.191 27.96 15 0 0.210 0.142 0.335144 2004 DSUC 0.520 0.808 0.731 -0.014 0.402 25.84 7 0 0.047 -0.011 -0.074145 2004 DVLA 0.490 0.260 3.861 0.116 0.105 26.69 10 1 0.188 0.117 0.156146 2004 DYNA 0.480 0.532 0.894 0.048 0.258 27.06 3 0 0.134 0.064 0.121147 2004 ETWA 0.480 0.277 1.041 -0.078 0.259 25.83 7 0 0.025 -0.382 -0.108148 2004 FASW 0.439 0.594 1.563 0.002 0.223 28.49 10 0 0.096 0.003 0.004149 2004 GGRM 0.531 0.408 1.685 0.087 0.261 30.89 14 0 0.120 0.074 0.147150 2004 GJTL 0.551 0.724 1.425 0.076 0.296 28.35 14 0 0.100 0.072 0.289151 2004 HMSP 0.551 0.552 0.645 0.172 0.594 31.00 14 0 0.180 0.113 0.410152 2004 IGAR 0.541 0.339 2.347 0.091 0.369 25.43 14 0 0.095 0.069 0.162153 2004 IKAI 0.429 0.873 0.952 0.002 0.222 24.75 7 0 0.021 0.008 0.018154 2004 INAF 0.490 0.512 1.535 0.014 0.193 26.99 3 1 0.073 0.010 0.028155 2004 INDR 0.551 0.556 1.309 0.009 0.417 26.74 14 1 0.028 0.012 0.021156 2004 INKP 0.510 0.622 0.274 0.007 0.388 29.36 14 0 0.035 0.028 0.019157 2004 INTP 0.520 0.524 1.415 0.012 0.218 30.06 15 0 0.181 0.025 0.025158 2004 JKSW 0.388 2.660 0.178 -0.134 0.394 23.00 7 0 0.015 -0.474 0.113159 2004 KDSI 0.429 0.783 1.087 -0.060 0.339 24.42 8 0 0.094 -0.042 -0.276160 2004 KLBF 0.510 0.510 3.010 0.123 0.423 24.93 3.5 0 0.215 0.109 0.305161 2004 KLBI 0.449 1.045 0.685 -0.279 0.058 26.10 12 0 -0.094 -0.249 6.212162 2004 KOMI 0.490 0.176 4.379 0.126 0.151 27.82 9 1 0.124 0.101 0.153163 2004 MLIA 0.418 1.428 0.349 -0.146 0.328 26.58 10 0 0.030 -0.251 0.342164 2004 MYOR 0.469 0.310 5.107 0.066 0.595 27.55 14 0 0.095 0.062 0.098165 2004 MYRX 0.418 0.533 0.713 0.004 0.708 25.28 14 0 0.055 0.008 0.008166 2004 MYTX 0.449 0.795 0.723 -0.036 0.155 25.97 15 0 -0.006 -0.042 -0.389167 2004 RMBA 0.480 0.462 2.013 0.041 0.508 27.33 25 1 0.009 0.019 0.077168 2004 SIPD 0.490 0.958 2.603 -0.123 0.957 25.05 8 0 -0.051 -0.114 -2.967169 2004 SMAR 0.418 1.088 1.364 -0.027 0.488 27.55 1 0 0.066 -0.025 0.310170 2004 SMGR 0.561 0.439 1.641 0.078 0.235 30.03 13 0 0.867 0.471 0.142171 2004 SMSM 0.469 0.374 1.832 0.088 0.320 26.65 8 0 0.143 0.078 0.167172 2004 SPMA 0.378 0.225 1.113 -0.059 0.329 25.91 10 0 0.102 -0.116 -0.374173 2004 SSTM 0.418 0.685 0.861 -0.053 0.322 25.56 7 0 -0.023 -0.089 -0.167174 2004 STTP 0.388 0.324 1.979 0.061 0.273 26.19 8 0 0.067 0.040 0.090175 2004 SUBA 0.459 0.765 0.197 -0.130 0.723 24.08 13 0 -0.227 -0.305 -0.553176 2004 TIRT 0.469 1.132 8.886 0.012 0.050 25.96 5 0 0.076 0.013 0.054177 2004 TKIM 0.449 0.715 2.713 0.009 0.365 28.74 14 0 0.100 0.021 0.031178 2004 TSPC 0.449 0.160 4.638 0.152 0.337 28.86 10 0 0.162 0.137 0.189179 2004 UNVR 0.418 0.368 1.618 0.401 0.150 30.86 22 1 0.227 0.163 0.639