154
PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING TAHUN 2006 PADA ENAM PERUSAHAAN DI INDUSTRI PERTAMBANGAN Oleh GITA NUURRISMAILA AKBAR H24104081 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING

TAHUN 2006 PADA ENAM PERUSAHAAN

DI INDUSTRI PERTAMBANGAN

Oleh

GITA NUURRISMAILA AKBAR

H24104081

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

ABSTRAK Gita Nuurrismaila Akbar. H24104081. Pengungkapan Sustainability Reporting Tahun 2006 pada Enam Perusahaan di Industri Pertambangan. Di bawah bimbingan Beatrice Mantoroadi Perusahaan tambang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi alam yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar dan mendapat perhatian lebih besar dari masyarakat serta tuntutan agar dapat bertanggung jawab. Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan yaitu reklamasi alam, reboisasi, revegetasi lahan, pengelolaan limbah, tanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan baik karyawan maupun masyarakat sekitar, dan lain-lain. Dari semua itu, lahirlah konsep CSR (Corporate Social Responsibility). CSR merupakan bagian dari GCG (Good Corporate Governance) yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi dan tanggung jawab. Untuk itu perlu adanya transparansi dalam melaporkan Sustainability Reporting ( Laporan CSR) perusahaan agar dapat memperoleh kepercayaan dan nilai bagi stakeholder (pemerintah, masyarakat dan pemegang saham) yang akan mendukung keberlanjutan perusahaan atas aktivitas-aktivitas yang telah dilakukannya mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Triple Bottom Line). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pengungkapan indikator-indikator kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan dalam Sustainability Reporting periode tahun 2006, (2) Mengetahui tingkat keluasan dan kedalaman Sustainability Reporting tersebut dengan pendekatan skoring dan (3) Mengetahui tingkat level dari Sustainability Reporting masing-masing perusahaan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2008 sampai dengan Mei 2008. Lokasi pengumpulan dan pengolahan data diperoleh dari publikasi instansi yaitu Ikatan Akuntansi Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif dalam periode tahun 2006. Data yang digunakan adalah laporan keberlanjutan (Sustainability Reporting) tahun 2006 dari masing-masing perusahaan di industri Pertambangan dengan mengambil sampel 6 (enam) Perusahaan yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) , PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TIMAH). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung total skoring indikator-indikator kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan serta membuat grafik sebagai ringkasannya. Sedangkan untuk mengetahui pengungkapan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai pengungkapan Sustainability Reporting masing-masing perusahaan. Untuk mengukur pengungkapan Sustainability Reporting perusahaan yaitu dengan mengacu GRI G3 (Third Generation) Guideliness yang baru dikeluarkan pada tahun 2006.

Analisis pengungkapan laporan tersebut dilakukan teknik skoring dalam bentuk : (1) Naratif (Penjabaran) : dengan nilai skor sebesar 1. (2) Grafik/Tabel : dengan nilai skor sebesar 2. (3) Non-moneter (Hal yang tidak berhubungan dengan keuangan, seperti hari, orang, kg, meter, hektar) : dengan nilai skor sebesar 3. (4) Moneter (Hal yang berhubungan dengan keuangan) : dengan nilai skor sebesar 4. Lalu dikelompokkan sesuai dengan kategori menurut Chapman

Page 3: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

and Milne (2003), Sedangkan untuk mengetahui level Sustainability Reporting masing-masing perusahaan yaitu dengan menggunakan Kriteria Level Aplikasi (Application Level Criteria) dari GRI Application Level.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar 38 Komponen Indikator (48,10%), PT Timah Tbk sebesar 24 Komponen Indikator (30,38%), PT Freeport Indonesia sebesar 20 Komponen Indikator (25,32%), PT Tambang Batu Bara Bukit Asam sebesar 19 Komponen Indikator (24,05%) dan pengungkapan komponen terkecil yaitu INCO sebesar 5 Komponen Indikator (6,33%). Tingkat keluasan dan kedalaman (Breadth and Depth) dari Sustainability Reporting 6 sampel perusahaan di Industri Pertambangan pada kategori Trailblazers (skor antara 121-140) yaitu KPC dengan skor 134, kategori Pressing Hard (skor antara 61-80) yaitu PT Aneka Tambang Tbk, kategori Not So Hot (skor antara 41-60) yaitu PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia dan PT Timah Tbk sedangkan kategori terendah Bottom Crawler (skor antara 0-20) yaitu PT Internasional Nickel Indonesia Tbk dengan skor 15. Sedangkan level Sustainability Reporting tertinggi yaitu KPC dengan tingkat Level A, diikuti dengan ANTAM pada Level B+, PTFI dan TIMAH di Level B, PTBA pada Level C+ dan terakhir INCO di Level C.

Page 4: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING

TAHUN 2006 PADA ENAM PERUSAHAAN

DI INDUSTRI PERTAMBANGAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

GITA NUURRISMAILA AKBAR

H24104081

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 5: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING

TAHUN 2006 PADA ENAM PERUSAHAAN

DI INDUSTRI PERTAMBANGAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

GITA NUURRISMAILA AKBAR

H24104081

Menyetujui, Juni 2008

Beatrice Mantoroadi, SE.Ak, MM

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.sc.

Ketua Departemen

Tanggal Ujian : 9 Juni 2008 Tanggal Lulus:

Page 6: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 20 Agustus 1986. Penulis

merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan M. Mudji Akbar dan

Eulis Mintarsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Dian Pratiwi Bogor pada tahun

1992, lalu melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pengadilan I Bogor.

Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama Negeri 2 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Bogor dan masuk dalam program IPA pada tahun 2001. Pada tahun

2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi

Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis tidak aktif terlibat dalam kegiatan

organisasi mahasiswa namun pada tahun 2006, penulis ikut berpartisipasi sebagai

panitia dalam acara “Advertising Combination” yang diselenggarakan oleh

Himpunan Profesi (Himpro) Departemen Manajemen yaitu Centre of

Management.

Page 7: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Pencapaian pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development)

yang diaplikasikan dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam

perusahaan. Salah satunya dengan mengimplementasikan prinsip tanggung jawab

sosial dan transparansi serta akuntabilitas dalam pelaporannya. Sehingga

diperlukan informasi yang jelas bagi seluruh stakeholder perusahaan. Skripsi ini

berjudul “Pengungkapan Sustainability Reporting Tahun 2006 Pada Enam

Perusahaan di Industri Pertambangan”.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moriil maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Beatrice Mantoroadi, SE. Ak, MM sebagai dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

inspirasi, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Abdul Kohar. M.Sc dan Wita Juwita Ermawati. S.TP, MM atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Staf Perpustakaan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Jakarta yang telah

membantu memberikan informasi dalam skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

IPB.

5. Papa dan Mama tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tidak

ternilai serta do`a yang tulus. Aji (My Twins), Fakih dan Haudly buat

semua keributan dan keceriaan di rumah.

6. Pandu Triyuda, Amd atas semua semangat, kasih sayang, pengertian dan

kesabarannya.

Page 8: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

7. Teman satu bimbingan Bilqis dan Ayu buat semangat dan semua

bantuannya.

8. Best Friends : Billie Congoria, Iqyoh San, Nyai Windi, Nishyonk, Doclo

dan Fidobz (+ ii) buat semua kebersamaan kita. I`ll miss u all.......

9. Semua Teman-teman Manajemen`41, sebuah kenangan yang tidak akan

terlupakan.

10. Teman masa kecil ku Ecqa, Phe-end, Miecan, Abank, dan semuanya.

11. Asrama A3/301 Kaka Vina, Ai dan Rina

12. Ayu Raulito, Puri, Ima, Fina.

13. A tse dan om Duth.

14. Fafa kecil yang lucu

15. Mas-mas rental yang telah meminjamkan komputernya selama ini.

16. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semua kekurangan dalam skripsi ini berasal dari diri penulis.

Namun penulis akan berusaha memperbaikinya dengan seluruh kemampuan yang

ada. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi

kemajuan ke arah yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Bogor, Juni 2008

Penulis

Page 9: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 6 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7 1.5. Batasan Penelitian ........................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) ........................................... 9 2.2. Tahap-tahap Penerapan CSR ........................................................... 11 2.3. CSR dan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT) .................. 13 2.4. Konsep Triple Bottom Line .............................................................. 15 2.5. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development) ............. 17

2.5.1. Pengertian Berkelanjutan ........................................................ 17 2.5.2. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan ................................. 17 2.5.3. Konsep Dasar Pembangunan Berkelanjutan ............................ 19 2.5.4. Komponen Pembangunan Berkelanjutan ................................. 19

2.5.4.1. Keberlanjutan di Bidang Manusia (Human Sustainability) ........................................................... 19

2.5.4.2. Keberlanjutan di Bidang Sosial (Social Sustainability) ........................................................... 20

2.5.4.3. Keberlanjutan di Bidang Lingkungan (Environmental Sustainability) ........................................................... 21

2.5.4.4. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi (Economic Sustainability) ........................................................... 21

2.5.5. Prinsip-Prinsip keberlanjutan .................................................. 21 2.5.6. Pentingnya Pembangunan Berkelanjutan ................................ 21 2.5.7. Manfaat Pembangunan Berkelanjutan ..................................... 22

2.6. Pelaporan Program CSR ................................................................ 23 2.7. Global Reporting Initiative (GRI) G3 Sustainability Reporting

Guidelines (Panduan Laporan Keberlanjutan GRI G3) .................. 25 2.8 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .................................................... 27

Page 10: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 30 3.1. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 30 3.2. Metode Penelitian ............................................................................ 32 3.2.1. Pengumpulan Data .................................................................. 32

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 35 4.1.1. PT Aneka Tambang Tbk ...................................................... 35 4.1.2. PT Freeport Indonesia .......................................................... 35 4.1.3. PT Internasional Nickel Indonesia Tbk ................................ 36 4.1.4. PT Kaltim Prima Coal ......................................................... 37 4.1.5. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk ............................. 38 4.1.6. PT Timah Tbk ..................................................................... 38

4.2. Pengungkapan Sustainability Reporting Tahun 2006 Perusahaan di Industri Pertambangan berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) G3 Guideliness .................................................................... 40 4.2.1. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Aneka

Tambang Tbk .................................................................... 40 4.2.2. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Freeport

Indonesia ........................................................................... 52 4.2.3. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Internasional

Nickel Indonesia Tbk 61 4.2.4. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Kaltim Prima

Coal ................................................................................... 63 4.2.5. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Tambang Batu

Bara Bukit Asam Tbk ........................................................ 84 4.2.6. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Timah Tbk ..... 94

4.3. Pengungkapan Sustainability Reporting Perusahaan di Industri Pertambangan berdasarkan Skoring ............................................... 104 4.3.1. PT Aneka Tambang Tbk ...................................................... 105 4.3.2. PT Freeport Indonesia .......................................................... 106 4.3.3. PT Internasional Nickel Indonesia Tbk ................................ 107 4.3.4. PT Kaltim Prima Coal ......................................................... 108 4.3.5. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk ............................. 110 4.3.6. PT Timah Tbk ..................................................................... 111

4.4. Tingkatan level Sustainability Reporting Perusahaan di Industri Pertambangan ................................................................................ 113 4.4.1. PT Aneka Tambang Tbk ...................................................... 113 4.4.2. PT Freeport Indonesia .......................................................... 114 4.4.3. PT Internasional Nickel Indonesia Tbk ................................ 114 4.4.4. PT Kaltim Prima Coal ......................................................... 115 4.4.5. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk ............................. 116 4.4.6. PT Timah Tbk ..................................................................... 117

Page 11: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 118 A. KESIMPULAN ..................................................................................... 118 B. SARAN ................................................................................................. 119 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 120 LAMPIRAN ............................................................................................... 122 DAFTAR ISTILAH DAN DEFINISI .......................................................... 139

Page 12: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Jumlah Penduduk Miskin (dalam Juta Jiwa) ...................................... 3 2. Prinsip-prinsip Keberlanjutan ............................................................ 22 3. Tipe Pelaporan dan Waktu Awal Publikasi ........................................ 24 4. Pengelompokkan Kategori berdasarkan Skor .................................... 33 5. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Aneka

Tambang Tbk .................................................................................... 41 6. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Freeport

Indonesia .......................................................................................... 53 7. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Internasional

Nickel Indonesia Tbk ........................................................................ 61 8. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Kaltim Prima

Coal .................................................................................................. 63 9. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Tambang

Batu Bara Bukit Asam Tbk ............................................................... 85 10. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Timah Tbk ... 94 11. Perhitungan Skoring Komponen Indikator Kinerja PT Aneka

Tambang Tbk .................................................................................... 105 12. Perhitungan Skoring Komponen Indikator Kinerja PT Freeport

Indonesia .......................................................................................... 106 13. Perhitungan Skoring Komponen Indikator Kinerja PT Internasional

Nickel Indonesia Tbk ........................................................................ 107 14. Perhitungan Skoring Komponen Indikator Kinerja PT Kaltim Prima

Coal .................................................................................................. 109 15. Perhitungan Skoring Komponen Indikator Kinerja PT Tambang

Batu Bara Bukit Asam Tbk ............................................................... 110 16. Perhitungan Skoring Komponen Indikator Kinerja PT Timah Tbk .... 111 17. Pengelompokkan Kategori tingkat keluasan dan kedalaman

Sustainability Reporting 6 Perusahaan di Industri Pertambangan periode tahun 2006 ............................................................................ 112

18. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Aneka Tambang Tbk ..................... 113 19. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Freeport Indonesia ........................ 114 20. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Internasional Nickel Indonesia Tbk ............................................. 115 21. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Kaltim Prima Coal ....................... 115 22. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Tambang Batu Bara Bukit Asam

Tbk ................................................................................................... 116 23. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Timah Tbk .................................... 117

Page 13: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Triple Bottom Line ............................................................................ 16 2. Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 31 3. Kriteria Level Aplikasi (Application Level Criteria) .......................... 34 4. Pengungkapan Kinerja Perusahaan di Industri Pertambangan

Berdasarkan GRI G3 Guidelines ....................................................... 104 5. Komponen indikator kinerja PT Aneka Tambang Tbk ....................... 106 6. Komponen indikator kinerja PT Freeport Indonesia .......................... 107 7. Komponen indikator kinerja PT Internasional Nickel Indonesia Tbk .. 108 8. Komponen indikator kinerja PT Kaltim Prima Coal .......................... 108 9. Komponen indikator kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk 110 10. Komponen indikator kinerja PT Timah Tbk ...................................... 111 11. Grafik Tingkat Keluasan dan Kedalaman dari Sustainability

Reporting Tahun 2006 ...................................................................... 112

Page 14: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. GRI G3 Guidelines ........................................................................ 122 2. Pengungkapan GRI Kriteria Level Aplikasi ................................... 130 3. Pengungkapan Komponen Kinerja Perusahaan berdasarkan GRI G3 Guidelines......................................................................... 135 4. Rekapitulasi Profil Sampel Perusahaan Go Public ......................... 138

Page 15: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Umumnya perusahaan dalam bidang pertambangan lebih mendapatkan

perhatian dari masyarakat dibandingkan dengan perusahaan non tambang.

Perusahaan tambang merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha

eksplorasi alam sehingga diwajibkan untuk melakukan fungsi tanggung jawab

sosialnya terhadap dampak dari kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan

khususnya bagi masyarakat sekitar dan lingkungan. Kegiatan yang dapat

dilakukan yaitu reklamasi alam, reboisasi, revegetasi, pengelolaan limbah

(baik limbah padat, cair bahkan limbah B3/Bahan Berbahaya dan Beracun),

tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat dan karyawan, dan lain-lain.

Konflik dalam pelaksanaan otonomi daerah bidang energi dan sumber

daya mineral meliputi: (1) kewenangan pemerintah pusat, provinsi dan

kabupaten/kota, (2) tumpang tindih lahan pertambangan dengan kegiatan

sektor kehutanan, royalti dan revenue sharing antara pusat dan daerah, (3)

permintaan daerah untuk bisa menerima secara langsung royalti dari

perusahaan pertambangan, (4) keterbatasan akses daerah atas data produksi

dan potensi energi dan sumber daya mineral, (5) peraturan perundang-

undangan yang ada belum memadai serta adanya peraturan yang saling

bertentangan dan tumpang tindih, (6) perizinan baru yang tumpang tindih

dengan perizinan sebelumnya, (7) kesulitan teknis untuk mengeluarkan

perizinan, khususnya Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan

Pertambangan Batu Bara (PKP2B), dan (8) persoalan terkait dengan program

community development (Arif dalam Koran Tempo, 2008)

Pada prinsipnya konflik diatas berkembang karena kurangnya komunikasi

antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat setempat serta kurangnya

pemahaman dan konsistensi masing-masing pihak dalam melaksanakan hak

dan kewajibannya. Kondisi tersebut juga terkait dengan lemahnya potensi

sumber daya manusia di daerah di samping kurangnya sarana dan prasarana

(Arif dalam Koran Tempo, 2008).

Page 16: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Masalah-masalah yang terjadi di industri pertambangan seperti

penambangan liar, kurangnya komunikasi dengan pemerintah dan masyarakat,

konflik kepemilikan lahan dan lain-lain menimbulkan dampak bagi

masyarakat dan lingkungan sekitar. Masalah sosial global yang terjadi saat ini

adalah kemiskinan sebagai akibat dari ketidakseimbangan dalam bagi hasil

penerimaan dan pengelolaan sumber daya alam. Masalah lain yang juga perlu

diperhatikan oleh perusahaan yaitu masalah lingkungan hidup seperti bencana

alam dan global warming.

Dari semua masalah yang ditimbulkan perusahaan khususnya di industri

pertambangan ini menuntut perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan

bertanggung jawab dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan

sekitarnya. Dengan adanya tuntutan tersebut, kemudian meningkatnya

kesadaran dan kepekaan dari manajemen perusahaan maka lahirlah konsep

tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) dan

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pertumbuhan dan

kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga CSR

merupakan investasi masa depan perusahaan untuk menciptakan

pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development).

Kontribusi perusahaan dalam pembangunan dan pengembangan Indonesia

tidak hanya ditentukan lewat kegiatan bisnis, tetapi juga pada seberapa besar

kontribusinya terhadap lingkungan sekitar. Perusahaan bisa mempengaruhi

percepatan Millenium Development Goals (MDGs) melalui aktivitas utama

(bisnis), investasi sosial dan filantropi, program CSR serta advokasi

kebijakan. (Erna Witoelar, Duta Besar MDGs dalam Warta Ekonomi, 2007).

Program CSR merupakan proses jangka panjang sehingga jika

dilaksanakan dengan baik, akan membantu mengurangi masalah sosial global

seperti kemiskinan di berbagai negara. Hal tersebut selaras dengan tujuan

MDGs pada KTT Millenium (Millenium Summit) bulan September tahun

2000.

Berdasarkan Tabel 1., perkembangan penduduk miskin di Indonesia

menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tahun 2008 meskipun terjadi

penurunan di tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, menjadi bagian dari

Page 17: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

tugas perusahaan untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah

kemiskinan ini dengan berbagai bentuk implementasi dari CSR.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin (dalam juta jiwa)

Tahun Jumlah

2002 38.4

2003 37.3

2004 36.1

2005 35.1

2006 39.3

2007 37.17

2008 41.5

Sumber : BPS dalam Republika, 2008

Pada 3-14 Juni 1992, PBB menyelenggarakan konferensi khusus tentang

Masalah Lingkungan dan Pembangunan (United Nations Conference on

Environment and Development/UNCED) atau yang lebih dikenal dengan

KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro, Brazil. Hasil dari KTT tersebut

antara lain Agenda 21, yang merupakan rencana komprehensif mengenai

program pembangunan berkelanjutan ketika memasuki abad ke-21.

(Wibisono, 2007)

Jaminan nilai perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable)

tidak hanya dilihat dari faktor kondisi keuangannya saja (single bottom line),

namun perusahaan perlu memperhatikan dimensi terkait lainnya seperti

dimensi sosial dan lingkungan sekitar. Dengan kata lain, perusahaan harus

menerapkan konsep triple bottom line (profit, people dan planet) atau 3BL.

Hal tersebut sebagai akibat dari timbulnya resistensi dari masyarakat sekitar

diberbagai tempat dan waktu terhadap perusahaan yang dianggap tidak

memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Terdapat tiga stakeholder inti yang diharapkan mendukung penuh dalam

pembangunan berkelanjutan, diantaranya adalah perusahaan, pemerintah dan

masyarakat. Dalam implementasi kegiatan CSR, ketiga elemen tersebut harus

saling berinteraksi dan mendukung. Sehingga proses pengambilan keputusan,

menjalankan keputusan dan pertanggungjawaban dari implementasi CSR

dapat dilakukan bersama-sama.

Page 18: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Makin maraknya perusahaan-perusahaan mengimplementasikan CSR

dalam bentuk pengembangan masyarakat (Community Development) hal

tersebut dilakukan untuk mendekatkan perusahaan kepada masyarakat.

Kegiatan yang lazim dilakukan perusahaan adalah kegiatan filantropis (dalam

bentuk kegiatan amal) dan menyelenggarakan program pengembangan dan

pemberdayaan masyarakat (Community Development). Bentuk implementasi

CSR bisa bermacam-macam mulai dari beasiswa, pemberian bantuan kepada

korban bencana alam hingga penghijauan.

CSR merupakan sendi pembangunan Good Corporate Governance (GCG)

dengan prisip transparansi serta akuntabilitas (Ahmad Hadibroto, Ketua

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004). Sesuai dengan prinsip akuntabilitas,

perusahaan perlu mengungkapkan berbagai aktivitas-aktivitas sosial sebagai

wujud kepedulian kepada masyarakat berupa laporan tanggung jawab sosial

yang membahas pencatatan setiap transaksi keuangan perusahaan yang

mempengaruhi lingkungan masyarakat.

Namun masih lemahnya implementasi Good Corporate Governance

(GCG) dari perusahaan menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai

tujuannya berupa profit yang maksimal, tidak mampu mengembangkan

perusahaan dalam persaingan bisnis serta tidak dapat memenuhi berbagai

kepentingan stakeholder. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah

minimnya keterbukaan perusahaan berupa pelaporan kinerja keuangan,

kewajiban kredit dan pengelolaan perusahaan terutama bagi perusahaan yang

belum go public, kurangnya pemberdayaan komisaris sebagai organ

pengawasan terhadap aktivitas manajemen dan ketidakmampuan akuntan dan

auditor memberi kontribusi atas sistem pengawasan keuangan perusahaan.

(Sekretaris Kementerian BUMN, 2002)

Implementasi CSR belum tercapai dengan baik karena CSR merupakan

bagian dari prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu Responsibility

(pertanggungjawaban) dimana perusahaan dituntut untuk mematuhi peraturan

yang berlaku diantaranya masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan

keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan

bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. (Wibisono, 2007)

Page 19: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Menghadapi tren global dan retensi masyarakat, maka sudah saatnya setiap

perusahaan memandang serius pengaruh dimensi sosial, ekonomi dan

lingkungan dari setiap aktivitas bisnisnya, serta berusaha membuat laporan

setiap tahunnya, yaitu pelaporan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan

(Environmental and Social Reporting). Laporan bersifat non finansial yang

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi oleh perusahaan dalam melihat

dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan serta sebagai alat komunikasi

perusahaan dengan stakeholdernya.

Bermacam-macam standar pelaporan dan kerangka kerja telah dibentuk

untuk mengakomodasikan pengungkapan dari triple bottom line. Meliputi

AccountAbility’s AA1000 standard, Global Reporting Intiative’s (GRI)

Sustainability Reporting Guidelines dan Social Accountability International’s

SA8000 standard. Yang terbaru yaitu kerangka kerja G3 GRI pada tahun

2006. G3 GRI yang baru-baru ini disetujui oleh Indonesian National Center

for Sustainability Reporting (NCSR) untuk diadopsikan oleh perusahaan-

perusahaan di Indonesia. (Sihotang dan Margareth, 2008)

Saat ini banyak perusahaan yang telah mengeluarkan Sustainability

Reporting (laporan CSR) sendiri berdasarkan kerangka kerja G3 GRI dan

masih bersifat sukarela (voluntarily), dalam pelaporan CSR pun masing-

masing perusahaan menempuh cara yang beragam. Perusahaan berhak

memilih bentuk pelaporan yang sesuai dengan kebutuhan atau kompleksitas

organisasinya.

GRI merupakan organisasi internasional yang independen, yang mengukur

kemajuan pelaksanaan CSR berdasarkan triple bottom line (profit, people &

planet). Laporan CSR tak hanya sekadar memuat kegiatan sosial perusahaan

semata. Lebih dari itu, laporan CSR memiliki fungsi yang strategis, yaitu

menjadi tolok ukur keberlanjutan suatu perusahaan. Untuk itu, GRI

mengeluarkan standar pelaporan CSR perusahaan yang memuat indikator-

indikator kinerja perusahaan yang mencakup konsep triple bottom line.

Meskipun masih bersifat sukarela namun perusahaan berupaya membuat

Sustainability Reporting agar dapat diketahui oleh stakeholder sebagai

barometer menilai potensi keberlanjutan perusahaan dalam

Page 20: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

mangimplementasikan CSR. Khususnya bagi perusahaan yang bergerak di

industri pertambangan, seperti PT Aneka Tambang Tbk, PT Freeport

Indonesia, PT Internasional Nickel Indonesia Tbk, PT Kaltim Prima Coal, PT

Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk. Karena hal tersebut

dapat meningkatkan kepercayaan baik bagi stakeholder internal perusahaan

maupun masyarakat sekitar yang akan membentuk keberlanjutan perusahaan

di masa yang akan datang.

1.2. Perumusan Masalah

Dewan Perwakilan Rakyat telah menyetujui disahkannya UU Perseroan

Terbatas (UU PT) pasal 74 ayat 1 sampai dengan ayat 4 pada Jumat 20 Juli

2007. Dengan UU tersebut, maka perusahaan wajib melaksanakan tanggung

jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan. Meskipun UU PT tersebut

menimbulkan kontroversi dalam masyarakat namun hal ini mempengaruhi visi

dan misi perusahaan untuk mengeluarkan kebijakan CSR.

Kebijakan CSR yang telah dirumuskan mengandung berbagai bentuk

implementasi CSR dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan yang harus

dijalankan perusahaan.

Sebagai implikasi dari mengimplementasikan CSR, maka perusahaan

perlu melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan untuk

dituangkan dalam Sustainability Reporting.

Sebagai bentuk pengungkapan aspek triple bottom line yang telah

dilakukan oleh perusahaan, biasanya dibuat Sustainability Reporting yang

mencakup indikator-indikator kinerja perusahaan yaitu ekonomi, sosial dan

lingkungan. Sustainability Reporting tersebut bisa dilaporkan terpisah dari

laporan tahunan perusahaan maupun menjadi bagian dari laporan tahunan

perusahaan.

Namun tidak semua perusahaan di Indonesia, hanya 12 perusahaan yang

telah memiliki Sustainability Reporting tahun 2006 dan menginformasikannya

kepada stakeholder perusahaan (Darwin, 2008). Hal tersebut tergantung dari

komitmen manajemen masing-masing perusahaan. Untuk itu, perlu diketahui

hasil dari komitmen perusahaan tersebut khususnya perusahaan pada Industri

Pertambangan yang tertuang dalam Sustainability Reporting perusahaannya

Page 21: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

dengan mengacu pada Global Reporting Intiative’s (GRI) G3 Sustainability

Reporting Guidelines.

Dari hal yang telah dikemukakan diatas maka, perumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengungkapan indikator-indikator kinerja ekonomi, sosial

dan lingkungan perusahaan di Industri Pertambangan dalam

Sustainability Reporting periode tahun 2006 ?

2. Bagaimana tingkat keluasan dan kedalaman Sustainability Reporting

tersebut dengan pendekatan skoring ?

3. Termasuk dalam level apakah Sustainability Reporting masing-masing

perusahaan tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengungkapan indikator-indikator kinerja ekonomi, sosial

dan lingkungan perusahaan dalam Sustainability Reporting periode

tahun 2006.

2. Mengetahui tingkat keluasan dan kedalaman Sustainability Reporting

tersebut dengan pendekatan skoring.

3. Mengetahui tingkat level dari Sustainability Reporting masing-masing

perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Diharapkan dapat mampu memberikan acuan kepada perusahaan

untuk mengeluarkan Sustainability Reporting sebagai bahan

evaluasi dan komunikasi terhadap stakeholder.

2. Dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya di bidang Corporate

Social Responsibility (CSR).

Page 22: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

1.5. Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini yaitu sampel perusahaan yang diambil dalam

penelitian ini merupakan perusahaan di industri pertambangan yang telah

memiliki Sustainability Reporting periode tahun 2006 yang baru dikeluarkan

pada tahun 2007.

Page 23: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility (CSR)

CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para

pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan

memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan. (Wibisono, 2007)

Menurut The World Business Council for Sustainable Development

(WBCSD), dalam publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan

CSR sebagai komitmen dunia untuk terus menerus bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,

bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya

sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara

lebih luas. (Wibisono, 2007)

Bank Dunia memandang CSR sebagai “ the commitment of business to

contribute to sustainable economic development working with employees and

their representatives, the local community and society at large to improve

quality of life, in ways that are both good for business and good for

development.”. Versi Uni Eropa, yaitu “CSR is a concept whereby companies

integrate social and environmental concerns in their business operations and

in their interaction with their stakeholders on voluntary basis.” (Wibisono,

2007)

Menurut Kotler dan Lee dalam Mulyadi. D (2007), tanggung jawab sosial

adalah komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

penerapan praktek bisnis yang baik dan sumbangsih sumberdaya yang dimiliki

perusahaan.

Sedangkan menurut Robbins dan Coulter dalam Asih. M (2007), tanggung

jawab sosial perusahaan adalah kewajiban perusahaan bisnis yang dituntut

oleh hukum dan pertimbangan ekonomi, untuk mengejar berbagai sasaran

jangka panjang yang baik bagi masyarakat.

Page 24: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Menurut Syam (2007), Pandangan lain tentang CSR yang lebih

komprehensif, dikemukakan oleh Prince of Wales International Business

Forum yang di Indonesia dipromosikan oleh Indonesia Business Links. CSR

menyangkut lima pilar yaitu :

1. Building Human, adalah menyangkut kemampuan perusahaan untuk

memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal (internal) dan

masyarakat (ekternal). Perusahaan dituntut untuk melakukan

pemberdayaan, biasanya melalui community development.

2. Strengthening Economies, adalah memberdayakan ekonomi

komunitas.

3. Assesing Social Cohesion, maksudnya perusahaan menjaga

keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan

konflik.

4. Encouraging Good Governance, artinya perusahaan dijalankan dalam

tata kelola yang baik.

5. Protecting The Environment, artinya perusahaan harus menjaga

kelestarian lingkungan.

Kotler dan Lee dalam Mulyadi. D (2007), mengidentifikasi enam pilihan

program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang

berkaitan dengan berbagai masalah sosial sebagai wujud komitmen dari

tanggung jawab sosial perusahaan. Keenam inisiatif sosial yang bisa

diputuskan oleh perusahaan adalah :

1. Cause Promotions, dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau

penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-

masalah sosial tertentu, seperti misalnya bahaya narkotika.

2. Cause-related Marketing, yaitu bentuk kontribusi perusahaan dengan

menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi

masalah sosial tertentu, untuk periode tertentu atau produk tertentu.

3. Corporate Social Marketing, dengan membantu pengembangan

maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk mengubah

perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya,

kebiasaan berlalu lintas yang tidak beradab.

Page 25: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

4. Corporate Philantrophy, berupa inisiatif perusahaan dengan

memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih

sering dalam bentuk donasi atau sumbangan tunai.

5. Community Volunteering, yang memberikan bantuan dan mendorong

karyawan serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan

membantu masyarakat setempat.

6. Social Responsible Business Practices, yang berupa inisiatif dimana

perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta

investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan

melindungi lingkungan.

2.2. Tahap-Tahap Penerapan CSR

Menurut Wibisono (2007) perusahaan yang telah berhasil dalam

menerapkan CSR menggunakan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu Awareness

Building, CSR Assessement dan CSR Manual Building.

Awareness Building merupakan langkah awal untuk membangun

kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen. Upaya

ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi

kelompok dan lain-lain.

CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi

perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan

prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun

struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.

Langkah selanjutnya adalah membangun CSR Manual. Hasil

penilaian merupakan dasar penyusunan manual atau pedoman

implementasi CSR. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui

benchmarking, menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang

menginginkan langkah praktis, penyusunan manual ini dapat dilakukan

dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.

Manual ini merupakan inti dari perencanaan karena memberikan

petunjuk pelaksanaan CSR bagi komponen perusahaan. Penyusunan

Page 26: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

manual CSR dinuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam

pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan

oleh perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan

dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan

guna tercapainya program yang terpadu, efektif dan efesien.

2. Tahap Implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan

berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya

tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan tercapai, masyarakat tidak

merasakan manfaat yang optimal. Padahal, anggaran yang telah

dikeluarkan tidak kecil. Oleh karena itu, perlu disusun strategi untuk

menjalankan rencana yang telah dirancang.

Tahap implementasi terdiri atas tiga langkah utama yakni

sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk

memperkenalkan berbagai aspek yang terkait dengan implementasi CSR

khususnya mengenai pedoman penerapan CSR. Tujuan utama sosialisasi

ini adalah program CSR mendapat dukungan penuh dari seluruh

komponen perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan

lancar.

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan

dengan pedoman CSR yang ada, berdasar pada roadmap yang telah

disusun. Sedangkan internalisasi adalah tahap jangka panjang.

Internalisasi mencakup upaya-upaya memperkenalkan CSR di dalam

seluruh proses bisnis perusahaan misalnya melalui sistem manajemen

kinerja, prosedur pengadaaan, proses produksi, pemasaran dan proses

bisnis lainnya.Sehingga penerapan CSR menjadi strategi perusahaan

bukan lagi sebagai upaya untuk compliance tapi sudah beyond

compliance.

3. Tahap Evaluasi

Setelah program CSR diimplementasikan, langkah berikutnya

adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang diperlukan

secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana

Page 27: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

efektifitas penerapan CSR. Evaluasi dilakukan untuk pengambilan

keputusan. Misalnya keputusan untuk menghentikan, melanjutkan atau

memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program

yang telah diimplementasikan.

Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independen

untuk melakukan audit implementasi atas praktik CSR yang telah

dilakukan. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan

dan prosedur operasi standar tetapi juga mencakup pengendalian risiko

perusahaan. Evaluasi dalam bentuk assessement audit atau scoring juga

dapat dilakukan secara mandatori.

4. Tahap Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi

baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan

keterbukaan informasi material yang relevan mengenai perusahaan. Jadi

selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholder

lainnya yang memerlukan.

2.3. CSR dan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT)

Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT) pasal 74 ayat 1 sampai

dengan ayat 4 yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada

Jumat 20 Juli 2007 menyatakan bahwa :

§ Pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan

kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya

alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan CSR.

§ Pasal 74 ayat 2 berbunyi, tanggung jawab sosial dan lingkungan itu

merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

§ Pasal 74 ayat 3 menggariskan bahwa perseroan yang tidak

melaksanakan kewajiban sebagimana pasal 1 dikenai sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

§ Pasal 74 ayat 4 menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung

jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Page 28: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Bagi perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,

pengungkapan kegiatan sosial seperti CSR telah diatur dalam Peraturan

Bapepam No.KEP-13/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 sebagai pengganti

Peraturan Bapepam No.KEP-38/PM/1996. Peraturan itu diupayakan

memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja manajemen kepada publik.

Serta diharapkan dapat membuat manajemen mengungkapkan informasi lain

di luar yang telah diwajibkan. Kondisi tersebut bisa terjadi selama perusahaan

akan memperoleh manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikorbankan.

Kompas dalam Asih. M (2007), menyatakan bahwa UU PT Pasal 74 Ayat

1 sampai 4 memiliki multitafsir dan berpotensi tumpang tindih dengan aturan

pada tingkat bawahnya. Misalnya, peraturan tentang lingkungan hidup

mengharuskan limbah dari kegiatan produksi dikelola oleh perusahaan sesuai

standar yang dimasukkan pemerintah, belum jelas apakah masuk dalam

bentuk CSR yang dimasukkan dalam UU PT atau ada bentuk lain. Multitafsir

CSR dalam UU PT ini terjadi karena dalam UU PT ini tidak mendefinisikan

CSR secara jelas, belum ada kesamaan persepsi mengenai CSR dikalangan

pelaku usaha, pemerintah dan DPR. Apalagi pengaturan CSR dalam UU PT

disahkan oleh DPR tanpa proses partisipatif pelaku usaha. Untuk itu

pemerintah dan pelaku usaha perlu mengupayakan komunikasi lebih baik

untuk menjembatani kesenjangan persepsi tentang CSR.

Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR ini juga akan diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP), pengusaha di Indonesia mengaharapkan PP yang mengatur

CSR tidak membuat aturan yang menetapkan besarnya biaya yang harus

dikeluarkan perseroan untuk membiayai pelaksanaan CSR, karena hal tersebut

sama saja dengan pajak tambahan. Selain itu, pengusaha di Indonesia juga

mengharapkan dengan ditetapkannya CSR dalam UU PT yang lebih lanjut

akan diatur dalam PP, tidak akan merugikan iklim investasi Indonesia.

Kewajiban untuk melaksanakan CSR dalam UU PT sebaiknya diimbangai

insentif berupa pengurangan pajak karena tanpa insentif suatu perusahaan bisa

menempuh berbagai car agar kewajiban tersebut tidak dilaksanakan.

Sebaliknya jika ada insentif sebgai imbalan, CSR akan dilaksanakan dengan

baik dan benar (Kompas dalam Asih. M, 2007).

Page 29: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

2.4. Konsep Triple Bottom Line

Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun

1997 melalui bukunya “Cannibals with Forks, the Triple Bottom line of

Twentieth Century Business”. Elkington mengembangkan konsep triple

bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality dan

social justice. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin

berkelanjutan harus memperhatikan “3P”. Selain mengejar profit, perusahaan

juga mesti memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan

masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian

lingkungan (planet) dapat terlihat pada gambar 1.

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi berpijak pada single bottom

line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja,

namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya.

1. Profit (Keuntungan)

Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari

setiap kegiatan usaha. Tidak heran apabila fokus utama dari seluruh

kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak

harga saham setinggi-tingginya, baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Inilah bentuk tanggung jawab ekonomi yang paling esensial

terhadap pemegang saham.

Profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan pendapatan

yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Sedangkan aktivitas yang dapat ditempuh antara lain dengan

meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga

perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan

nilai tambah semaksimal mungkin.

Peningkatan produktivitas bisa diperoleh dengan memperbaiki

manajemen kerja melalui penyederhanaan proses, mengurangi aktivitas

yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan. Termasuk

juga menggunakan material sehemat mungkin dan biaya serendah

mungkin.

Page 30: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Hubungan ini kemudian diilustrasikan dalam bentuk segi tiga sebagai berikut :

Gambar 1. Triple Bottom Line (Wibisono, 2007)

2. People ( Masyarakat Pemangku Kepentingan)

Masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan,

karena dukungan mereka sangat diperlukan bagi keberadaan,

kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Sehingga menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dengan perusahaan. Untuk itu jika ingin

tetap bertahan dan diterima, perusahaan perlu berkomitmen untuk

berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat

sekitar. Selain itu juga perlu disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi

memberikan dampak kepada masyarakat.

3. Planet (Lingkungan)

Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah lingkungan.

Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan

manusia. Semua kegiatan yang manusia lakukan berhubungan dengan

lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh manusia

tergantung bagaimana memperlakukannya.

Hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan sebab

akibat, dimana jika manusia merawat lingkungan, maka lingkungan pun

akan memberikan manfaat kepada manusia. Sebaliknya, jka lingkungan

dirusak, maka akan mendapat akibatnya.

Page 31: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Namun sebagian besar dari manusia masih kurang peduli dengan

lingkungan sekitar. Hal ini antara lain disebabkan karena tidak ada

keuntungan langsung di dalamnya. Keuntungan merupakan inti dari dunia

bisnis, namun banyak pelaku industri yang haya mementingkan bagaimana

menghasilkan laba sebesar-besarnya tanpa melakukan upaya pelestarian

lingkungan.

Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan berakibat dengan

timbulnya bermacam penyakit, bencana lingkungan atau kerusakan alam

lainnya. Mendongkrak laba dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

memang penting namun tidak kalah pentingnya juga memperhatikan

kelestarian lingkungan. Untuk itu perlu penerapan konsep Triple Bottom

Line atau 3BL, yakni profit, people dan planet.

2.5. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development)

2.5.1. Pengertian Keberlanjutan

Keberlanjutan perusahaan adalah suatu pendekatan bisnis yang

menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan

menggunakan peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang

diukur dari segi ekonomi, lingkungan dan pembangunan sosial.

Pemimpin perusahaan berkelanjutan meningkatkan nilai jangka

panjang pemegang saham dengan cara menyusun strategi dan

manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar

potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu

yang sama dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan

risiko berkelanjutan. (www.sustainability-indexes.com, 2006).

2.5.2. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan

Hasil Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de

Janeiro, Brazil, 1992 telah menyepakati perubahan sebuah paradigma

pembangunan yang selama ini dilaksanakan. Dari sebuah paradigma

yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi (economic growth)

menjadi pembangunan berkelanjutan (sustainability development).

Menurut Budimanta, dkk (2004), Pembangunan berkelanjutan

adalah suatu gagasan paradigma yang berupaya untuk dapat memenuhi

Page 32: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa

depan untuk memenuhi kebutuhannya.

Salah satu sasaran utama dari pembangunan berkelanjutan adalah

upayanya dalam meningkatkan taraf hidup manusia sehingga

kemiskinan dapat ditekan sedemikian rupa. Kemiskinan memang

merupakan masalah utama yang dihadapi oleh dunia. Kemiskinan tidak

hanya akan mengurangi akses masyarakat untuk mendapatkan sumber-

sumber penghidupannya namun juga akan meningkatkan kerawanan

sosial karena akan selalu memunculkan rasa ketidakpuasan dan

kecurigaan antar pihak. Kemiskinan disini tidak hanya berbicara pada

dimensi kesempatan ekonomi semata tetapi juga kemampuan untuk

mengelola diri sendiri dan pemberdayaannya.

Salah satu usulan utama yang berkembang adalah untuk dapat

mempunyai kemampuan berkembang, dengan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi sebagai usaha untuk melepaskan diri dari

keterbatasan kesempatan ekonomi dan juga tidak melupakan azas-azas

keberlanjutan lainnya seperti sosial dan lingkungan.

Kemudian hasil ini dimatangkan dalam pertemuan Yohanesburg

tahun 2002 dengan mengacu pada keberlanjutan dalam sektor manusia,

sosial, lingkungan dan ekonomi.

Menurut Lonergan dalam Yakin (1997) untuk menjamin

terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan/

berkelanjutan, ada 3 dimensi penting yang harus dipertimbangkan

yaitu:

1. Dimensi ekonomi, yang menghubungkan antara pengaruh-

pengaruh unsur makroekonomi dan mikroekonomi pada

lingkungan dan bagaimana sumberdaya alam diperlakukan dalam

analisa ekonomi.

2. Dimensi politik, yang mencakup proses politik yang menentukan

penampilan dan sosok pembangunan, pertumbuhan pendidikan dan

degradasi lingkungan pada semua negara. Dimensi ini juga

Page 33: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

termasuk peranannya sebagai agen masyarakat dan struktur sosial

dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

3. Dimensi sosial dan budaya, yang mengkaitkan antara tradisi atau

sejarah, dominasi ilmu pengetahuan barat serta pola pemikiran dan

tradisi agama.

Ketiga dimensi ini berinteraksi satu sama lain untuk mendorong

terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainability development).

2.5.3. Konsep Dasar Pembangunan Berkelanjutan

Dalam konsep dasar pembangunan berkelanjutan ada 2 aspek penting

yang menjadi perhatian utama yaitu lingkungan (environment) dan

pembangunan (development). Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan

berarti pembangunan yang baik dari sudut pandang lingkungan.

Berwawasan lingkungan berarti adanya keharmonisan dalam hubungan

manusia dan alamnya. Pada sisi lain, pembangunan merupakan proses

perubahan yang terus menerus yang ditandakan oleh kegiatan pertumbuhan

ekonomi dan industrialisasi sebagai modal untuk memenuhi kesejahteraan

masyarakat. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan, kedua aspek ini

harus berjalan secara harmonis dan terpadu serta memperoleh perhatian

yang sama dalam kebijaksanaan pembangunan.(Yakin, 1997)

Konsep dasar pembangunan berkelanjutan berawal dari gagasan bahwa

sumber daya itu terbatas (langka) dalam memenuhi kebutuhan manusia

(human needs) yang cenderung tidak terbatas, sehingga perlu dilestarikan

dan dipelihara supaya bisa dimanfaatkan baik untuk generasi kini dan yang

akan datang (Yakin, 1997).

2.5.4. Komponen Pembangunan Berkelanjutan

Untuk memahami konsep keberlanjutan (sustainability) harus dijelaskan

empat komponen yang merupakan bagian dari keberlanjutan itu sendiri,

yaitu : manusia (human), sosial (social), lingkungan (environment) dan

ekonomi (economic).

2.5.4.1. Keberlanjutan di Bidang Manusia (Human Sustainability)

Yaitu adanya pemeliharaan terhadap modal manusia (human

capital) secara individual, yang terdiri dari kesehatan, pendidikan,

Page 34: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

keterampilan, pengetahuan, kepemimpinan dan akses terhadap jasa

modal manusia. Maksudnya adalah suatu kualitas kemampuan

individu baik dari segi fisik maupun non fisik untuk mampu

berkreasi dan mampu menanggapi segala perubahan-perubahan

yang terjadi di lingkungan.

Kemampuan ini menjadi dasar dalam keberlanjutan bagi diri

individu itu sendiri dalam menata pola kehidupan yang sesuai

dengan pranata sosial yang mendukungnya. Dapat terlihat bahwa

human sustainability merupakan modal yang pokok dalam

melaksanakan kegiatan selanjutnya bagi manusia. Dan tentunya

tidak akan terlepas dari pola kehidupan budaya yang melingkupi

manusia itu sendiri tanpa harus merubah secara total

kebudayaannya, akan tetapi munculnya upaya elastisitas dalam

memahami kebudayaan dan pola hidup lain.

Pola kehidupan yang kecukupan (subsisten) diusahakan untuk

berubah menjadi pola hidup berkelanjutan dengan menggunakan

modal yang sudah diperoleh. Dasar kehidupan keberlanjutan

adalah diawali dari kehidupan masa sekarang yang tidak

meninggalkan permasalahan bagi kehidupan generasi selanjutnya.

2.5.4.2. Keberlanjutan di Bidang Sosial (Social Sustainability)

Yaitu adanya modal sosial, biaya untuk kebersamaan dan fasilitas

kerjasama. Hal ini dapat dicapai melalui partisipasi secara sistematis

dan kekuatan masyarakat sipil termasuk didalamnya pemerintah,

kerjasama antar komuniti, hubungan antar kelompok dalam

masyarakat, pertukaran, toleransi, etika, pertemanan dan kejujuran.

Yang tercermin pada aturan-aturan, hukum dan disiplin menuju ke

arah kebersamaan. Menghindari marginalisasi komuniti atau

menghindari perusakan kebudayaan.

Keberlanjutan di bidang sosial ini pada dasarnya merupakan

keberlanjutan dari bertahannya pranata sosial dalam mengantisipasi

perubahan-perubahan yang terjadi. Artinya ada suatu kemampuan

pranata sosial dalam menanggapi dan mengolah perubahan-

Page 35: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

perubahan yang terjadi di masyarakat atau komuniti, suatu daya

adaptif yang dimiliki oleh pranata sosial yang ada.

2.5.4.3. Keberlanjutan di Bidang Lingkungan (Environmental

Sustainability)

Diartikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia dan

kepedulian sosial. Manusia harus belajar untuk tinggal dan hidup

dalam keterbatasan lingkungan hidup. Dalam keberlanjutan

lingkungan hidup, modal alam harus dipelihara untuk menjamin

kebutuhan yang dapat dipenuhi bagi generasi masa depan.

Adanya kemampuan dari manusia, baik secara individu maupun

sosial budaya untuk dapat mengantisipasi serta menanggulangi

masalah-masalah yang berkenaan dengan lingkungan hidupnya.

Kemampuan-kemapuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif

manusia sebagai makhluk sosial untuk bertindak dengan bijaksana

terhadap perubahan yang terjadi dan dapat mengatasinya.

2.5.4.4. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi (Economic Sustainability)

Diartikan sebagai penggunaan modal secara efisien dan

menjamin produktivitas investasi dan pertumbuhan seluruh sektor.

2.5.5. Prinsip-Prinsip Keberlanjutan

Dow Jones Sustainability Indexes mengembangkan prinsip-prinsip

sebagaimana yang tercantum pada Tabel 2.

2.5.6. Pentingnya Pembangunan Keberlanjutan

Keberlanjutan merupakan suatu program sebagai dampak dari usaha-

usaha yang telah dilakukan berdasarkan konsep kemitraan dan rekanan

dari masing-masing stakeholder. Terdapat lima elemen sebagai alasan dari

pentingnya keberlanjutan dalam perusahaan energi dan suber daya

mineral, yaitu adanya ketersediaan dana, misi lingkungan, tanggung jawab

sosial, terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, perusahaan dan

pemerintah) dan mempunyai nilai keuntungan.

Page 36: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tabel 2. Prinsip-prinsip Keberlanjutan

No Prinsip-Prinsip Keberlanjutan Komponen 1. Teknologi Kreasi, produksi dan pengiriman barang

dan jasa yang didasarkan pada organisasi dan teknologi inovatif yang memanfaatkan sumber-sumber daya alam, finansial dan sosial secara efektif, efesien dan ekonomis dalam jangka panjang.

2. Tata Pamong Keberlanjutan perusahaan didasarkan pada standar tertinggi tat pamong termasuk tanggung jawab manajemen, kapasitas organisasional, kultur korporat dan hubungan dengan stakeholder.

3. Pemegang saham Tuntutan pemegang saham hendaknya sesuai dengan kebutuhan timbal balik (return) finansial, pertumbuhan ekonomi berjangka panjang, peningkatan produktivitas berjangka panjang, menjamin daya kompetitif global dan memberi sumbangan pada kapital intelektual.

4. Industri Perusahaan - perusahaan yang berkelanjutan hendaknya mengarahkan industrinya untuk beralih pada keberlanjutan dengan menunjukkan komitmennya dan mempublikasikan kinerjanya yang unggul.

5. Masyarakat Perusahaan - perusahaan yang berkelanjutan hendaknya mendorong kesejahteraan sosial yang abadi melalui respons yang cepat dan tepat, peningkatan demografis, arus migrasi, pergeseran pola-pola kultural dan kebutuhan pada pendidikan sepanjang hayat dan pendidikan berkelanjutan.

Sumber : Wibisono, 2007

2.5.7. Manfaat Pembangunan Keberlanjutan

Manfaat yang dapat diambil dari keberlanjutan (sustainability) adalah

mengurangi biaya, menambah pendapatan/keuntungan, mengurangi risiko,

membentuk reputasi, membangun modal sosial (kualitas sumber daya

manusia) dan meningkatkan akses ke pasar.

Kesemuanya dapat dicapai melalui pelaksanaan perbaikan lingkungan,

keterikatan dengan masyarakat, meningkatkan manajemen sumber daya

manusia dan keterikatan dengan kebijakan perusahaan.

Page 37: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Manfaat yang diperoleh dari pembangunan berkelanjutan di bidang

energi dan sumber daya mineral yaitu :

• Dapat membantu pencapaian, termasuk di dalamnya penghematan biaya,

biaya operasional (seperti tenaga kerja, kesehatan, material dan

asuransi), biaya finansial, biaya transaksi dan biaya penutupan

perusahaan.

• Berdasarkan pada penghematan biaya dapat diperoleh solusi yang

inovatif dan proses produksi yang bersih.

• Manfaat terbesar yaitu pada kemampuan keseimbangan, pengaruh

praktek pada regulasi, kemampuan pasar dan akses pada etika pemberi

sumbangan.

• Berdasarkan konsep partisipasi dan keberlanjutan tersebut maka

indikator-indikator keberhasilan program community development dapat

dilihat dari dua sisi yaitu dalam konteks internal (sisi korporat) dan

eksternal (sisi pemerintah dan masyarakat)

Dari sisi internal, indikator keberhasilan tersebut dapat diukur antara lain

melalui :

• Kebijakan perusahaan tentang community development

• Institusionalisasi kebijakan dalam organisasi

• Program community development dan alokasi biaya

• Kinerja atau output yang dihasilkan program

Dari sisi eksternal, indikator keberhasilan tersebut antara lain adalah :

• Tingkat partisipasi program, mulai dari rencana implementasi hingga

monitoring dan evaluasi

• Tingkat kemandirian masyarakat

• Keberlanjutan (sustainability) dari program

2.6. Pelaporan Program CSR

Pembuatan laporan CSR oleh perusahaan sebagai bahan evaluasi, juga

bisa menjadi alat komunikasi dengan shareholder dan stakeholdernya.

Secara historis, pelaporan CSR perusahaan berkembang seperti

dijelaskan pada Tabel 3.

Page 38: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tabel 3. Tipe Pelaporan dan Waktu Awal Publikasi Tipe Pelaporan Waktu

Financial Accounting & Reporting Sejak 1850-an Financial Aspects of corporate

Governance Sejak Awal 1990-an

Environmental Reporting Sejak Awal 1990-an Social Accounting & Reporting Sejak Awal 1990-an

Sustainable Reporting (Reporting on Environmental, Social and Wider

Economic Impact)

Sejak 2000

Sumber : Wibisono, 2007 Secara umum, perusahaan memiliki alasan yang berbeda dalam

pembuatan laporan tersebut. Diantaranya adalah :

• Values driven approach (sifatnya demonstrative)

• Regulation driven (bersifat comply, keinginan untuk memenuhi standar)

• Business case/reputation driven (bersifat proteksi/membangun reputasi)

• Stakeholder/trust driven (membangun kepercayaan)

• Competition peer driven (keinginan untuk tampil beda)

Perusahaan juga bebas menentukan bentuk atau format pelaporan yang

dibuatnya. Karena memang belum ada standar baku yang diberlakukan.

Misalnya, perusahaan dapat membuat laporan sebagai bagian tersendiri

dalam annual report. Tidak perlu berlebihan yang terpenting adalah

kecukupan informasi tentang apa yang telah dilakukan perusahaan atas

tanggung jawab sosialnya. Bentuk laporan dapat bersifat kualitatif,

kuantitatif atau gabungan antara keduanya.

Pada umumnya format laporan mengandung unsur-unsur antara lain :

1. CEO Statement

2. Profil Perusahaan

3. Ruang Lingkup

4. Dampak

5. Tata Kelola

6. Kebijakan-kebijakan

7. Sistem Manajemen dan Prosedur

8. Hubungan dengan stakeholder

9. Kinerja dan pemenuhan terhadap standar

10. Target dan pencapaiannya

Page 39: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

11. Penghargaan-penghargaan / External Assurance

Khusus untuk praktik dan pelaporan CSR sejumlah institusi di Eropa

sudah cukup lama mengeluarkan pedomannya. Misalnya, The Accounting

Standards Steering Committee of the Institute of Chartered Accountant di

Inggris pada tahun 1975 mengeluarkan pedoman bagi perusahaan untuk

membuat pelaporan yang berisi informasi tentang aktivitas sosial dan

lingkungannya.

Tahun 1990-an pelaporan CSR mulai populer setelah stakeholder

menuntut agar perusahaan tidak hanya membuat laporan yang berpijak pada

single bottom line, namun juga mencakup kinerja sosial dan lingkungan.

Sehingga muncul beragam cara dari perusahaan dalam membuat laporannya

dengan tujuan yang berbeda pula, baik untuk kepentingan internal dan

eksternal.

Wibisono, 2007, Saat ini sejumlah institusi telah berinisiatif

menciptakan sistem pelaporan (guideliness) yang bisa berlaku universal

untuk semua perusahaan. Beberapa diantaranya adalah :

1. Global Compact yang dirintis PBB

2. Global Reporting Initiative guideliness on Sustainability Reporting

3. The Equator Principles based on the International Finance

Corporation’s environmental and social screening process

4. IBRD&IDA Safeguard policies

5. The Aarhus Convention, UN Economic Commision for Europe

6. Publish what You Pay, Global Witness, UK

2.7. Global Reporting Initiative (GRI) G3 Sustainability Reporting

Guideliness (Panduan Laporan Keberlanjutan GRI G3)

Guideliness yang paling banyak dijadikan bahan rujukan dalam CSR

Reporting (Pelaporan CSR) saat ini adalah Global Reporting Initiative

(GRI) G3 Framework. GRI yang berdiri tahun 1997 merupakan sebuah

inisiatif bersama antara koalisi LSM di Amerika Serikat, Coalition for

Environmentally Responsible Economies (CERES) dengan United Nation

Environment Programme (UNEP). (Wibisono, 2007)

Page 40: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tahun 2000, untuk pertama kalinya GRI mempublikasikan guideline-

nya diikuti publikasi untuk expanded version pada bulan Agustus 2002. Saat

ini tidak kurang dari 460 perusahaan dari 45 negara mengadopsi total atau

sebagian dari GRI untuk digunakan sebagai sustainability report guideline

pada perusahaannya.

GRI membuat sustainability report guideline yang memberi petunjuk

pembuatan laporan dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan.

Kerangka kerja GRI telah diperbaiki secara kontinu dan pada tahun

2006, The Third Generation (G3) dari kerangka kerja keberlanjutan GRI

telah diperkenalkan di Amsterdam, Belanda.

GRI G3 Guideliness mencakup indikator kinerja ekonomi, sosial dan

lingkungan yang terdiri dari 79 komponen.

1. Indikator Kinerja Ekonomi (EC)

Terdiri atas 9 Komponen, meliputi :

• Kinerja Ekonomi

• Aspek Keberadaan Pasar

• Dampak Ekonomi Tidak Langsung

2. Indikator Kinerja Sosial

Terdiri atas 40 Komponen, meliputi :

• Aspek Tenaga Kerja dan Praktik Kerja yang Layak (LA)

Mencakup Tenaga Kerja, Hubungan Manajemen, Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, Pendidikan dan Pelatihan, Keberagaman dan

Kesempatan yang Sama serta Indikator Tambahan.

• Aspek Hak Asasi Manusia (HR)

Mencakup Praktek Investasi dan Pengadaan (Strategi dan Manajemen),

Anti Diskriminasi, Kebebasan Berserikat dan Perundingan Bersama,

Pekerja Anak, Tenaga Kerja Wajib dan Terpaksa, Praktik Kedisiplinan

serta Hak Masyarakat Adat.

• Aspek Masyarakat (SO)

Mencakup Masyarakat (komunitas), Penyuapan dan Korupsi,

Kebijakan Publik, Perilaku Anti Persaingan, dan Kepatuhan.

Page 41: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

• Aspek Tanggung Jawab Produk (PR)

Mencakup Keselamatan dan Kesehatan Konsumen, Pelabelan Produk

dan Jasa, Komunikasi Pemasaran dan Privasi Konsumen.

3. Indikator Kinerja Lingkungan (EN)

Terdiri atas 30 Komponen, meliputi :

• Bahan/Material

• Energi

• Air

• Keanekaragaman Hayati

• Emisi, Efluen dan Limbah

• Produk dan Jasa

• Kepatuhan

• Transportasi

• Aspek Keseluruhan

2.8. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Mulyadi. D (2007), menganalisis kebijakan perusahaan terhadap konsep

tanggung jawab sosial perusahaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif

yang menunjukkan bahwa konsep kebijakan yang dibuat PT Telkom telah

mengarahakan tindakannya untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan

dalam menetapkan kebijakan tanggung jawab sosial serta mengkaji kebutuhan

sosial yang perlu ditanggapi perusahaan. Pelaksanaan program tanggung

jawab sosial perusahaan Telkom belum memberikan akses yang lebih luas

kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya, sehingga program

tanggung jawab sosial PT Telkom masih dikategorikan sebatas ”karitas” yang

bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan sesaat dan masih bersifat jangka

pendek. Sehingga program tanggung jawab sosial PT Telkom masih berada

pada lingkup Community Service.

Asih. M (2007), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembalian kredit pengusaha kecil pada program kemitraan yang dilakukan

oleh PT Telkom Divre II Jakarta. Peneliti menggunakan analisis deskriptif

Page 42: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

untuk mengetahui karakteristik pengusaha dan usaha yang menjadi mitra

binaan PT Telkom dengan pengembalian kredit yaitu dengan metode Tabulasi

Silang (Cross Tabulation). Sedangkan analisis statistik dilakukan untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit

pengusaha kecil, analisis ini dilakukan dengan menggunakan model Binary

(Probit). Hasil penelitian diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh nyata

dalam pengembalian kredit pad Program Kemitraan CSR PT Telkom Divre II

Jakarta adalah jumlah pinjaman, tingkat suku bunga, penghasilan bersih,

dummy bencana (force major) dan dummy penghasilan lain di luar usaha.

Sihotang. P dan Poppy Margareth (2008), menganalisis pengungkapan

Sustainability Reporting dengan mengambil 30 sampel (6 industri) dari 50

perusahaan dengan modal terbesar di Indonesia yang listing di Bursa Efek

Jakarta. Serta untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan seperti

industri, usia, struktur kepemilikan dan pemodalan saham dari pengungkapan

Sustainability Reporting dan pengungkapan komponen CSR selama periode

2003-2005. Penelitian tersebut menggunakan metode Content Analysis dengan

bentuk naratif, moneter, non-moneter dan grafik/tabel. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa beberapa perusahaan di Indonesia sudah

memiliki Sustainability Reporting independen meskipun dapat ditemukan pula

pada Annual Report. Pengungkapan komponen CSR terbesar untuk tahun

2005 terdapat pada PT Aneka Tambang Tbk sedangkan terkecil terdapat pada

Matahari Putra Prima Tbk. Untuk semua komponen terdapat 21 dari 79

komponen (26.58%) yang tidak diungkapkan oleh masing-masing perusahaan

dengan bentuk naratif. Indikator yang mendominasi yaitu indikator ekonomi

dan masyarakat. Untuk semua sektor kecuali Barang Konsumsi, Perdagangan,

Jasa dan Investasi menunjukkan pola peningkatan. Sedangkan untuk sektor

keuangan tidak memiliki pengungkapan indikator lingkungan. Pengungkapan

utama dari 5 indikator kinerja diperingkatkan dari indikator ekonomi,

masyarakat kemudian indikator tenaga kerja.

Chapman R. and M. J.Milne (2003), menganalisis laporan triple bottom

line Tahun 2002 di New Zealand dengan sampel 30 perusahaan yang menjadi

anggota New Zealand Business Council for Sustainable Development

Page 43: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

(NZBCSD). Alat yang digunakan berdasarkan pada UNEP/Sustainability yaitu

UNEP/Sustainability Report Scoring Criteria yang membandingkan dengan

50 item yang terdiri dari 5 bagian yaitu (1) Kebijakan dan Sistem Manajemen,

(2) Persediaan Input/Output, (3) Keuangan, (4) Hubungan Stakeholder dan

Kerjasama serta (5) Pembangunan Berkelanjutan. Sebanyak 48 dari 50 item

tersebut diberikan skor dengan skala 0-4 sedangkan 2 item lainnya berskala 0

atau 1. Skala tertinggi berarti bahwa informasi laporannya disajikan lebih

lengkap dan komprehensif. Skor 0 : ”Tidak melaporkan”, Skor 1: Sedikit

detail, Skor 2 : Detail dan jujur (meliputi keterbukaan dan komitmen dari

perusahaan), Skor3 : Komitmen dan kemajuan terhadap pembangunan

berkelanjutan dalam inti bisnis, dan Skor 4: Komitmen dan kemajuan terhadap

konsep triple bottom line dari pembangunan berkelanjutan dalam inti bisnis

ditambah usaha untuk mengungguli persaingan dan praktik terbaik di sektor

lain. Sebagian besar pelaporan dari sampel perusahaan dikategorikan sebagai

Bottom Crawler, Ultra Narrow dan Not So Hot yang mengindikasikan bahwa

sifat laporan masih dalam proses embrionik. Dua perusahaan (WaterCare

Services dan Landcare Research) termasuk dalam kategori New Benchmarks

yaitu level tertinggi mengidentifikasikan bahwa laporan tersebut dapat

menjadi contoh yang baik bagi perusahaan lain dan telah mendapatkan

penghargaan. Secara keseluruhan, meskipun jumlah perusahaan yang telah

memiliki triple bottom line reporting di New Zealand meningkat, namun

umumnya standar laporannya masih tertinggal jauh. Penelitian tersebut

menunjukkan hanya dua perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dan

sebagian besar pengungkapan dihubungkan pada Kebijakan dan Sistem

Manajemen. Sedangkan karyawan dan masyarakat lokal adalah stakeholder

yang frekuensinya lebih banyak dilaporkan dalam laporan perusahaan.

Page 44: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Perusahaan memiliki visi dan misi yang berkomitmen untuk mengeluarkan

kebijakan mengimplementasikan CSR sesuai dengan UU PT Pasal 74 Ayat 1

sampai 4 tahun 2007 dimana perusahaan wajib melaksanakan kegiatan CSR

sebagai bentuk memberikan timbal balik positif kepada masyarakat sekitar.

Bentuk implementasi CSR bermacam-macam seperti pemberian sumbangan,

beasiswa kepada siswa berprestasi, pembangunan infrastruktur, penciptaan

lapangan kerja hingga penghijauan.

Setelah implementasi CSR dilakukan, tahap evaluasi diperlukan untuk

mengukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR. Evaluasi juga dilakukan

untuk pengambilan keputusan. Apakah perlu dilanjutkan atau dihentikan

kegiatan CSR yang telah dilakukan tersebut.

Oleh karena itu perlu dibuat Sustainability Reporting (Pelaporan CSR)

yang mencakup indikator kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan dengan

mengacu pada GRI G3 Guidelines untuk mengukur kinerja perusahaan.

Hasil pengukuran Sustainability Reporting perusahaan menggunakan GRI

G3 Guidelines dapat diketahui komponen dari masing-masing indikator yang

akan diberikan skor kemudian dikualifikasikan dalam tingkatan level.

Kinerja perusahaan yang baik akan memberikan nilai bagi para

stakeholder dalam hal ini yaitu pemerintah dan masyarakat sekitar.

Selanjutnya akan mendukung sustainabilitas (keberlanjutan) perusahaan

dalam jangka panjang. Penjelasan ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 45: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Keterangan : : Berhubungan : Mempengaruhi

Kebijakan CSR UU PT

Pasal 74 Ayat 1 sampai 4

GRI G3 Guidelines Evaluasi CSR

Implementasi CSR

Indikator Kinerja Ekonomi

Indikator Kinerja Sosial

Indikator Kinerja

Lingkungan

Kinerja Perusahaan

Nilai bagi Para Stakeholder

Sustainability Reporting

Visi dan Misi Perusahaan

Sustainabilitas Perusahaan

Komponen Indikator Kinerja

Total Skor

Tingkat Level

Page 46: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2008 sampai

dengan Mei 2008. Lokasi pengumpulan dan pengolahan data diperoleh

dari publikasi instansi yaitu Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat kuantitatif dan kualitatif dalam periode tahun 2006. Data yang

digunakan adalah laporan keberlanjutan (Sustainability Reporting)

tahun 2006 dari 6 sampel perusahaan di industri Pertambangan.

Sebagai penunjang digunakan data yang relevan dengan penelitian

yang diperoleh dari literatur/buku, jurnal, laporan penelitian, koran dan

publikasi elektronik.

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel,

untuk menghitung total skoring indikator-indikator kinerja ekonomi,

sosial dan lingkungan. Dan membuat grafik sebagai ringkasannya.

Sedangkan untuk mengetahui pengungkapan kinerja ekonomi, sosial

dan lingkungan, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Agar

dapat diperoleh gambaran secara rinci baik kualitatif maupun

kuantitatif mengenai pengungkapan Sustainability Reporting masing-

masing perusahaan.

Untuk mengukur pengungkapan Sustainability Reporting

perusahaan yaitu dengan mengacu GRI G3 (Third Generation)

Guideliness yang baru dikeluarkan pada tahun 2006 dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Selanjutnya dilakukan analisis pengungkapan laporan tersebut

untuk diketahui skor dari komponen masing-masing indikator dalam

bentuk :

1. Naratif (Penjabaran) : dengan nilai skor sebesar 1.

2. Grafik/Tabel : dengan nilai skor sebesar 2.

3. Non-moneter (Hal yang tidak berhubungan dengan keuangan,

seperti hari, orang, kg, meter, hektar) : dengan nilai skor sebesar 3.

Page 47: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

4. Moneter (Hal yang berhubungan dengan keuangan): dengan nilai

skor sebesar 4.

Teknik skor tersebut digunakan agar terdapat kelengkapan dan

informasi yang komprehensif dalam Sustainability Reporting. Bentuk

Moneter dengan skor tertinggi dimaksudkan karena lebih mudah untuk

membandingkan dengan bentuk yang lain (fleksibel).

Dari skor tersebut dikelompokkan dalam kategori menurut

Chapman and Milne (2003), yaitu dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4. Pengelompokkan Kategori berdasarkan Skor Kategori Skor

Over the Horizon

Trailblazers

New Benchmarks

State-of-the-Art

Pressing Hard

Not So Hot

Ultra Narrow

Bottom Crawler

141-194

121-140

101-120

81-100

61-80

41-60

21-40

0-20

Sumber: Chapman and Milne, 2003

Sedangkan untuk mengetahui level Sustainability Reporting

masing-masing perusahaan yaitu dengan menggunakan Kriteria Level

Aplikasi (Application Level Criteria) dari GRI Application Level yang

dapat dilihat pada Gambar 3 dan pengungkapannya pada Lampiran 2.

Page 48: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Level Aplikasi Laporan C C+ B B+ A A+

Gambar 3. Kriteria Level Aplikasi GRI ( GRI Application Level Criteria, 2006)

Standar Pengungkapan

34

Laporan Keberlanjutan setiap perusahaan dikualifikasikan pada level C

, C+,

B, B

+, A atau A

+ yang harus mengandung m

asing-masing kriteria yang

dipresentasikan pada Gam

bar 3.

Page 49: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. PT Aneka Tambang Tbk

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) adalah perusahaan milik

pemerintah yang bergerak dalam bidang pertambangan logam dan

mineral lainnya yang telah menemukan, menggali, memproses,

menyempurnakan dan memasarkan ke seluruh dunia sejak tahun

1968. Antam menjual nikel ke Jepang dan China serta memproses

nikel menjadi ferronikel untuk dijual ke perusahaan-perusahaan

stainless steel di Eropa dan Asia Timur. Antam juga menjual emas

dan produk-produknya, silver hingga perhiasan di Indonesia dan luar

negeri. Bauksit Antam merupakan bahan mentah untuk aluminium

yang dijual ke Jepang dan China.

Antam merupakan perusahaan terdiversifikasi dalam aset, budaya

dan jangka panjang. Meskipun mempertahankannya dalam integrasi

vertikal, Antam tidak diunggulkan menjadi perusahaan memproses

logam. Kekuatan perusahaan terletak pada rendahnya biaya operasi

meskipun harga ferronikel tinggi karena mahalnya bahan bakar dan

besarnya biaya penyimpanan.

Kepemilikan Antam oleh publik sebesar 5% sedangkan saham

mayoritas dimiliki oleh institusi luar negeri. Ketika listing di Bursa

Efek Jakarta dan Australian Stock Exchange, Antam dikenal dengan

level tertinggi secara relatif dari transparansi dan tata kelolanya.

Antam juga memiliki hubungan baik dengan karyawannya dan

menjaga kepuasan serta kesetiaan konsumen.

4.1.2. PT Freeport Indonesia

Sejarah PT Freeport Indonesia (PTFI) bermula saat seorang

manajer eksplorasi Freeport Minerals Company; Forbes Wilson,

melakukan ekspedisi pada tahun 1960 ke Papua setelah membaca

sebuah laporan tentang ditemukannya Ertsberg atau Gunung Bijih;

Page 50: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

sebuah cadangan mineral, oleh seorang geolog Belanda, Jean Jacques

Dozy, pada tahun 1936.

Setelah ditandatanganinya Kontrak Karya pertama dengan

Pemerintah Indonesia bulan April 1967, PTFI memulai kegiatan

eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967. Konstruksi skala besar

dimulai bulan Mei 1970, dilanjutkan dengan ekspor perdana

konsentrat tembaga pada bulan Desember 1972.

Setelah para geolog menemukan cadangan kelas dunia Grasberg

pada tahun 1988, operasi PTFI menjadi salah satu proyek tambang

tembaga/emas terbesar di dunia. Di akhir tahun 1991, Kontrak Karya

kedua ditandatangani dan PTFI diberikan hak oleh Pemerintah

Indonesia untuk meneruskan operasinya selama 30 tahun.

Dalam tahun 2005, PTFI telah menghasilkan dan menjual

konsentrat yang mengandung 1,7 miliar pon tembaga dan 3,4 juta

ons emas. PTFI merupakan salah satu pembayar pajak terbesar bagi

negara. Sejak tahun 1992 sampai dengan 2005, manfaat langsung

dari operasi perusahaan terhadap Indonesia dalam bentuk dividen,

royalti dan pajak mencapai sekitar 3,9 miliar dolar AS. Selain itu,

PTFI juga telah memberikan manfaat tidak langsung dalam bentuk

upah, gaji dan tunjangan, reinvestasi dalam negeri, pembelian barang

dan jasa, serta pembangunan daerah dan donasi.

PTFI merupakan salah satu pembayar pajak terbesar bagi negara.

Sejak tahun 1992 sampai dengan 2005, manfaat langsung dari

operasi perusahaan terhadap Indonesia dalam bentuk dividen, royalti

dan pajak mencapai sekitar 3,9 miliar dolar AS. Selain itu, PTFI juga

telah memberikan manfaat tidak langsung dalam bentuk upah, gaji

dan tunjangan, reinvestasi dalam negeri, pembelian barang dan jasa,

serta pembangunan daerah dan donasi.

4.1.3. PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

PT Internasional Nickel Indonesia Tbk (Inco) merupakan

produsen nikel terkemuka di dunia. Nikel adalah logam serba guna

yang berperan penting meningkatkan taraf hidup dan mendorong

Page 51: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

pertumbuhan ekonomi. Selama lebih dari tiga dasawarsa sejak

penandatanganan kontrak karya dengan pemerintah Indonesia pada

tahun 1968, perusahaan telah menyediakan lapangan kerja dan

pelatihan, mewujudkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat

sekitar, menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham dan

memberikan sumbangsih positif terhadap ekonomi Indonesia.

PT Inco menghasilkan nikel dalam matte, yaitu produk setengah

jadi yang diolah dari bajih laterit di fasilitas pertambangan dan

pengolahan terpadu dekat Sorowako, Sulawesi. Seluruh produksi PT

Inco dijual dalam mata uang dolar AS berdasarkan kontrak-kontrak

jangka panjang. Daya saing PT Inco mencakup cadangan badan bijih

yang berlimpah, tenaga kerja terampil dan terlatih, pembangkit listrik

tenaga air berbiaya rendah dan pasar yang terjamin untuk produknya.

Visi PT Inco adalah tumbuh berkembang bersama masyarakat

yang mandiri untuk mendukung kegiatan operasi PT Inco melalui

pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Misi PT Inco

adalah memfasilitasi transformasi sosial dalam meningkatkan

hubungan timbal balik yang saling menguntungkan melalui asistensi

teknis, tukar informasi dan diskusi publik, peningkatan kapasitas

serta penerapan hasil-hasil penelitian secara berkelanjutan.

4.1.4. PT Kaltim Prima Coal

Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan perusahaan tambang batu

bara yang terletak di Kabupaten Kutai Timur. Lokasi kantor pusat

KPC yaitu PT Kaltim Prima Coal, Mine Site Building, Sengatta,

kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Sejak awal beroperasi

pada tahun 1992, KPC merupakan perusahaan modal asing (PMA)

yang dimiliki oleh Beyond Petroleum (BP) dan Rio Tinto dengan

pembagian saham masing-masing 50%. Berdasarkan Akta No.9

tanggal 6 Agustus 2003 dan Bukti Pelaporan dari Menteri

Kehakiman No. C-UM 02 01.12927 tertanggal 11 Agustus 2003,

saham KPC yang dimiliki oleh BP dan Rio Tinto telah dialihkan

kepada Kalimantan Coal Ltd dan Sangatta Holding Ltd. Selanjutnya

Page 52: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

tanggal 18 Oktober 2005, sesuai dengan akta notaries No.3 tanggal

18 Oktober 2005, Bumi Resources telah mengakuisisi saham

Kalimantan Coal Ltd dan Sangatta Holding Ltd sebesar 95% dan 5%

oleh Kutai Timur Energi.

Berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Batu Bara (PKP2B),

Pemerintah memberikan izin kepada KPC untuk melaksanakan

eksplorasi, produksi dan memasarkan batu bara dari wilayah

perjanjian sampai dengan tahun 2021. Wilayah perjanjian PKP2B ini

mencakup daerah seluas 90.938 ha di Kabupaten Kutai Timur,

Propinsi Kalimantan Timur.

4.1.5. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk didirikan pada 2 Maret

1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 1980 dengan

akte notaris No.5 tanggal 6 Maret 1984 dan No.51 tanggal 29 Mei

1985 dari notaris yang sama.

Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan energi berbasis

batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal bagi

stakeholders. Misi perusahaan adalah memproduksi dan memasarkan

batubara dan produk derivatifnya dengan cara terbaik, biaya dan

harga yang kompetitif serta berkembang harmonis bersama

lingkungan.

4.1.6. PT Timah, Tbk

PT Timah (Persero) Tbk menentukan struktur korporat; strategi

pemasaran; membuat anggaran dan pengadaan modal; mengelola

keuangan korporat dan perusahaan anak; merumuskan nilai, norma,

dan sikap dasar korporat; menentukan pengembangan usaha, baik

akuisisi maupun aliansi, yang perlu dilakukan oleh perusahaan anak.

Visi PT Timah adalah menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia

dan pemimpin pasar timah global. Misinya sebagai berikut : (1)

Mengoptimalkan nilai perusahaan, kontribusi kepada pemegang

saham dan tanggungjawab sosial. (2) Membangun SDM yang

berkompeten dan memiliki nilai-nilai positif, integritas, kreativitas

Page 53: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

serta bermartabat. (3) Memperluas produk-produk yang bernilai

tambah. (4) Mengembangkan usaha baru berbasis kompetensi. (5)

Mewujudkan harmonisasi dan komunikasi yang lebih baik kepada

semua pihak.

PT Timah (Persero) Tbk mewarisi sejarah panjang usaha

pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari

200 tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan

tersebar di daratan dan perairan sekitar pulau-pulau Bangka,

Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur. Di masa kolonial,

pertambangan timah di Bangka dikelola oleh badan usaha

pemerintah kolonial "Banka Tin Winning Bedrijf" (BTW). Di

Belitung dan Singkep dilakukan oleh perusahaan swasta Belanda,

masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij

Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV

SITEM).

Setelah kemerdekaan R.I., ketiga perusahaan Belanda tersebut

dinasionalisasikan antara tahun 1953-1958 menjadi tiga Perusahaan

Negara yang terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan

Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN

Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan

negara tersebut, pada tahun 1968, ketiga perusahaan negara dan BPU

tersebut digabung menjadi satu perusahaan yaitu Perusahaan Negara

(PN) Tambang Timah. Dengan diberlakukannya Undang-undang No.

9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1969, pada

tahun 1976 status PN Tambang Timah dan Proyek Peleburan Timah

Mentok diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang

seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan

namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero).

Krisis industri timah dunia akibat hancurnya the International Tin

Council (ITC) sejak tahun 1985 memicu perusahaan untuk

melakukan perubahan mendasar untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan

Page 54: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

dalam kurun 1991-1995, yang meliputi program-program

reorganisasi, relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang, rekonstruksi

peralatan pokok dan penunjang produksi, serta penglepasan aset dan

fungsi yang tidak berkaitan dengan usaha pokok perusahaan.

Restrukturisasi perusahaan berhasil memulihkan kesehatan dan

daya saing perusahaan, menjadikan PT Timah (Persero) Tbk layak

untuk diprivatisasikan sebagian. PT Timah (Persero) Tbk melakukan

penawaran umum perdana di pasar modal Indonesia dan

internasional, dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta,

Bursa Efek Surabaya, dan the London Stock Exchange pada tanggal

19 Oktober 1995. Sejak itu, 35% saham perusahaan dimiliki oleh

masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65% sahamnya masih dimiliki

oleh Negara Republik Indonesia.

Untuk memfasilitasi strategi pertumbuhan melalui diversifikasi

usaha, pada tahun 1998 PT Timah (Persero) Tbk melakukan

reorganisasi kelompok usaha dengan memisahkan operasi

perusahaan ke dalam 3 (tiga) anak perusahaan, yang secara praktis

menempatkan PT Timah (Persero) Tbk menjadi induk perusahaan

(holding company) dan memperluas cakupan usahanya ke bidang

pertambangan, industri, keteknikan, dan perdagangan.

Saat ini PT Timah (Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan

penghasil logam timah terbesar di dunia dan sedang dalam proses

mengembangkan usahanya di luar penambangan timah dengan tetap

berpijak pada kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan.

4.2. Pengungkapan Sustainability Reporting Tahun 2006 Perusahaan di

Industri Pertambangan berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI)

G3 Guideliness

4.2.1. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Aneka Tambang Tbk

Tahun 2006 merupakan tahun kedua PT Aneka Tambang Tbk

mengeluarkan laporan keberlanjutan yang mencakup kinerja di bidang

ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. PT Aneka Tambang Tbk

menempatkan konsep keberlanjutan perusahaan sebagai inti dari

Page 55: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

filosofi perusahaan. Antam mulai menerapkan berbagai program sosial

dan pengembangan masyarakat sejak tahun 1992. Laporan ini berisi 60

halaman yang mencakup pemaparan mengenai kinerja ekonomi, sosial

dan lingkungan perusahaan. Berdasarkan komponen-komponen yang

terdapat dalam kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan sesuai dengan

GRI G3 Guidelines, Laporan Keberlanjutan PT Aneka Tambang Tbk

tahun 2006 mencakup 38 komponen yaitu 4 komponen kinerja

Ekonomi (EC), 10 komponen kinerja Lingkungan (EN), 11 komponen

kinerja Tenaga Kerja (LA), 8 komponen kinerja Hak Asasi Manusia

(HR), 3 komponen kinerja Masyarakat (SO) dan 2 komponen kinerja

Tanggungjawab Produk (PR). Berikut deskripsi pengungkapan

Sustainability Reporting Antam seperti dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Aneka

Tambang Tbk

1. Indikator Kinerja Ekonomi Kinerja dan Upaya Antam

Kinerja Ekonomi

EC1 Nilai Ekonomi yang dihasilkan

dan didistribusikan secara

langsung, termasuk pendapatan,

biaya operasi, kompensasi

kepada karyawan, donasi dan

investasi ke masyarakat, laba

ditahan serta pembayaran ke

penyedia modal dan

pemerintah.

Laba bersih Antam naik 84% menjadi Rp

1,553 triliun dengan pendapatan sebesar

Rp 5,629 triliun.

Pada tahun 2006, Antam membayarkan

royalti sebesar Rp 128,2 miliar.

EC3 Cakupan rencana dan

kewajiban benefit

Program pengembangan masyarakat

Antam memiliki anggaran Rp 34 miliar di

tahun 2006 dengan kegiatan yang terbagi

dalam :

1. Aktivitas Community Development

2. Program Bina Lingkungan

3. Program Kemitraan

Sistem remunerasi Antam melebihi dari

apa yang ditentukan oleh pemerintah.

Page 56: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Sebagai tambahan, Antam juga

memberikan hal-hal lain di luar ketentuan

pemerintah seperti tunjangan perumahan,

tunjangan hari raya, santunan kematian,

bonus, tunjangan kinerja tahunan dan

tunjangan lainnya.

EC4 Bantuan keuangan finansial

signifikan yang diperoleh dari

pemerintah

Meski pemerintah memiliki saham

mayoritas Antam, Antam tidak menerima

special previlige maupun bantuan

keuangan finansial yang signifikan.

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC9 Memahami dan

mendeskripsikan dampak

ekonomi tidak langsung yang

signifikan, termasuk seberapa

jauh dampak dihasilkan

Mengembangkan analisis yang mendalam

sebagai langkah awal untuk memahami

tantangan yang terkait dengan

stakeholders. Antam berupaya untuk

menganalisa dampak yang ditimbulkan

pada stakeholders secara bertanggung

jawab.

2. Indikator Kinerja di Bidang

Lingkungan

Kinerja dan Upaya Antam

Material

EN2 Persentase material yang

digunakan yang berasal dari

bahan daur ulang

• Limbah laboratorium : 875 liter,

ditangani dan digunakan kembali

• Limbah oli bekas dan Lumpur minyak

bekas dari bengkel dan pembangkit

listrik : 471.122 liter, digunakan

kembali dan dibakar

• Lumpur minyak bekas dari gudang dan

bengkel : 27.202 liter, digunakan

kembali

Energi

EN6 Inisiatif untuk menyediakan

produk dan jasa yang

menggunakan energi yang

efisien atau sumber daya

Antam melakukan penanaman tanaman

Jarak, guna mengkaji potensi produksi bio

diesel di Indonesia. Pada tahun 2006,

Antam menanam tanaman Jarak di lahan

Lanjutan Tabel 5.

Page 57: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

terbarukan, serta pengurangan

kebutuhan penggunaan energi

sebagai dampak dari inisiatif ini

seluas 6 hektare di Pomalaa dan 4 hektar

di Gebe. Pada tahun 2007, Antam

menargetkan luas penanaman lahan

tanaman Jarak sebesar 15 hektar.

Keanekaragaman Hayati

EN11 Lokasi dan luas lahan yang

dimiliki, disewakan, dikelola,

atau berdekatan dengan area

yang dilindungi dan area

dengan nilai keanekaragaman

hayati yang tinggi di luar area

yang dilindungi

Lokasi : Pongkor, Jawa Barat

Berlokasi di Kawasan Taman Nasional

Gunung Halimun

EN12 Deskripsi dampak signifikan

yang ditimbulkan oleh aktivitas,

produk dan jasa pada

keanekaragaman hayati yang

ada di wilayah yang dilindungi

serta area dengan nilai

keanekaragaman hayati di luar

wilayah yang dilindungi

Keanekaragaman hayati merujuk pada

jumlah dan jenis organisme hidup,

termasuk keberagaman genetis,

keberagaman spesies dan keberagaman

ekologi. Mempertahankan keberagaman

ini merupakan hal yang kompleks yang

harus dipikirkan dampak yang

ditimbulkan selama kegiatan

penambangan. Terlebih, Indonesia

terkenal kaya akan keanekaragaman

hayati.

Antam memahami dan menerima

tanggung jawab yang timbul sehubungan

dengan dampak yang ditimbulkan baik

langsung maupun tidak langsung terhadap

keanekaragaman hayati. Hal inilah yang

menjadikan masalah keanekaragaman

hayati tercantum dalam Kebijakan

Lingkungan.

Antam saat ini tengah merencanakan

sistem manajemen yang memiliki

pendekatan sistemik terhadap

keanekaragaman hayati.

Lanjutan Tabel 5.

Page 58: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

EN13 Habitat yang dilindungi atau

dikembalikan kembali

Taman Nasional Gunung Halimun

EN14 Strategi, aktivitas saat ini dan

rencana masa depan untuk

mengelola dampak terhadap

keanekaragaman hayati

Untuk membantu upaya Antam dalam

rehabilitasi lahan dan preservasi flora dan

fauna, Antam bekerja sama dengan

organisasi eksternal seperti institusi

pendidikan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan, LSM dan

stakeholders lain. Antam percaya bahwa

kerja sama ini akan dapat menguntungkan

upaya reklamasi dan preservasi terkait

dengan konservasi keanekaragaman

hayati.

EN15 Jumlah spesies IUCN Red List

dan spesies yang masuk dalam

daftar konservasi nasional

dengan habitat di wilayah yang

terkena dampak operasi,

berdasarkan risiko kepunahan

Jumlah spesies IUNC Red List -Flora : 6,

Fauna : 9

Jumlah spesies dalam daftar konservasi

nasional - Flora : 306, Fauna 201

Emisi, Efluen dan Limbah

EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi

gas rumah kaca dan pengurangan

yang berhasil dilakukan

Perhatian emisi udara Antam termasuk

NO2, SO2, partikel dan metal.

EN24 Berat dari limbah yang

ditransportasikan, diimpor,

diekspor atau diolah yang

diklasifikasikan berbahaya

berdasarkan Basel Convetion

Annex I, II, III dan VIII, dan

persentase limbah yang

dikapalkan secara internasional

• Limbah medis : 1.031 kg, dibakar

• Limbah laboratorium : 875 liter,

ditangani dan digunakan kembali

• Lumpur minyak bekas dari

bengkel/pabrik : 27.202 liter, digunakan

kembali

• Pelumas/Tac Gear : dari bengkel/pabrik

: 7200 liter, dibakar dan dikirim ke

PPLI

• Bahan kimia kadaluarsa dari pabrik :

Lanjutan Tabel 5.

Page 59: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

400 liter, dikirim ke PPLI

Bahan tercemar minyak dan bahan

kimia dari bengkel dan pabrik : 9.394

kg, dibakar

• Minyak bekas dan lumpur minyak dari

bengkel dan tangki BBM : 471.122

liter, digunakan kembali dan dibakar

• Abu dari pembakaran : 60752 kg,

dikirim ke PPLI

Keseluruhan

EN30 Jumlah biaya untuk lingkungan

dan investasi berdasarkan jenis

kegiatan

Semenjak tahun 2002 sampai 2006, biaya

pengelolaan lingkungan naik dari Rp 13,4

miliar sampai Rp 40,3 miliar.

3. Indikator Praktik Tenaga Kerja dan

Kinerja Pekerja yang Layak

Kinerja dan Upaya Antam

Ketenagakerjaan

LA1 Komposisi jumlah tenaga kerja

berdasarkan tipe pekerjaan dan

lokasi

Jumlah tenaga kerja Antam di tahun 2006

sebesar 2.958 orang yang tersebar di :

• Kantor Pusat Jakarta : 331 orang

• Emas dan Pemurnian : 769 orang

• Bauksit dan Pasir Besi : 228 orang

• Nikel dan Pemurnian : 1.630 orang

LA2 Penciptaan lapangan kerja neto

dan rata-rata turnover

berdasarkan unit

Jumlah tenaga kerja yang baru direkrut di

tahun 2006 adalah 146 orang untuk

keseluruhan Antam. Antam juga

melakukan pensiun dini bagi sekitar 900

karyawannya.

Hubungan Manajemen dengan Tenaga Kerja

LA3 Persentase karyawan yang

diwakili oleh serikat pekerja

independen

Dari total karyawan 2.958 orang, 94%

merupakan anggota dua serikat pekerja

yang ada di Antam yakni Perpantam dan

SPSI, sementara sisa 6% merupakan

manajemen senior dan karyawan yang

Lanjutan Tabel 5.

Page 60: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

tidak bergabung dalam serikat pekerja.

LA4 Kebijakan dan prosedur terkait

informasi, konsultasi dan

negosiasi dengan karyawan

terkait dengan perubahan

pekerjaan

Kebijakan SDM Antam secara jelas

mencantumkan bahwa setiap karyawan

mendapatkan penghargaan penuh

berdasarkan kebijakan perusahaan dan

setiap perubahan yang dilakukan akan

diinformasikan kepada setiap karyawan.

Praktiknya, terhadap lembaga bipartit

yang terdiri dari masing-masing 9 orang

perwakilan manajemen dan karyawan.

Lembaga ini mengadakan pertemuan

triwulan secara rutin untuk membahas

setiap kebijakan serta isu yang muncul.

Dalam lembaga ini, pandangan karyawan

selalu dihormati dan didengar.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

LA5 Praktik, pencatatan dan notifikasi

kecelakaan kerja serta kesehatan

sesuai Kode ILO Code of

Practice

Antam secara rigrid mengikuti regulasi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

Lingkungan Pekerjaan untuk sektor

pertambangan dan dalam pelaporannya

Antam mengikuti prosedur standar

pemerintah SMK3 yang mengadopsi ILO

OSH Guidelines.

LA6 Persentase dari total angkatan

kerja yang direpresentasikan

dalam manajemen formal-serikat

kesehatan pekerja dan

keselamatan yang membantu

memonitor dan memberikan

saran dalam program kesehatan

dan keselamatan

Bab V mengenai Keselamatan dan

Kesehatan Kerja merupakan perjanjian

resmi antara serikat pekerja dan

manajemen yang merupakan regulasi

tentang lingkungan kerja yang sehat dan

aman. Karyawan Antam memiliki hak

untuk menolak instruksi pekerjaan jika

mereka merasa bahwa keselamatan kerja

yang ada tidak memadai.

LA7 Tingkat dan jumlah kecelakaan,

jumlah hari hilang, dan tingkat

absensi, termasuk subkontraktor

Pada tahun 2006, terjadi 18 kecelakaan

ringan, 12 kecelakaan berat, 1 kecelakaan

fatal. Waktu hilang sebesar 10.228 hari,

Lanjutan Tabel 5.

Page 61: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

dan tingkat keparahan 880,79.

Pelatihan dan Pendidikan

LA9 Rata-rata jam pelatihan per tahun

per karyawan

Target pelatihan rata-rata adalah 12 hari

pelatihan per orang per tahun, namun di

tahun 2006 jumlah hari pelatihan sudah

mencapai 13,5 hari per orang per tahun.

Keberagaman dan Kesempatan yang Sama

LA10 Deskripsi kebijakan kesempatan

yang sama dan sistem

pengawasannya

Kebijakan SDM Antam memastikan

bahwa semua aktivitas SDM harus

berdasarkan perlakuan dan kesempatan

yang sama. Standar Etika Antam juga

menyatakan bahwa rekrutmen, seleksi,

penempatan, pelatihan, kompensasi dan

promosi harus dilakukan tanpa ada

diskriminasi. Antam memiliki mekanisme

untuk menangani keluhan yang mucul

sebagaimana tercantum dalam Kebijakan

SDM serta Perjanjian Kerja Bersama (Bab

XII mengenai Keluhan).

LA11 Deskripsi program untuk

mendukung kontinuitas

pekerjaan serta mengelola career

endings

Kompetensi yang tinggi merupakan salah

satu ketentuan dalam kebijakan SDM

Antam. Selain itu, kebijakan SDM juga

menentukan pengembangan kompetensi

pegawai. Menjelang masa pensiun,

seluruh karyawan diberikan kesempatan

untuk mengikuti pelatihan tambahan

menurut pilihan mereka (pada umumnya

berupa pelatihan kewirausahaan). Hal ini

dilakukan untuk menunjang aktivitas

sosial dan ekonomi para karyawan selepas

bekerja di Antam.

Indikator Tambahan

LA13 Komposisi Manajemen Senior

dan organ tata kelola perusahaan

termasuk rasio pria dan

Tata kelola perusahaan di Antam terdiri

lima anggota Direksi. Selain itu, terdapat

pula lima Komite yang membantu tugas

Lanjutan Tabel 5.

Page 62: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

perempuan Komisaris yakni Komite GCG, Komite

Nominasi, Remunerasi dan

Pengembangan SDM, Komite Audit,

Komite Manajemen Risiko dan Komite

Lingkungan dan Pasca Tambang.

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Kinerja dan Upaya Antam

Strategi dan Manajemen

HR1 Persentase dan total jumlah dari

perjanjian investasi yang

signifikan meliputi klausa hak

asasi manusia atau sesuai dengan

hak asasi manusia

Praktik aspek SDM Antam didasrkan pada

Kebijakan SDM, Standar Etika, serta

perjanjian Kerja Bersama. Kesemuanya

ini mengacu pada peraturan perundangan

nasional. Standar Etika Antam juga

memastikan bahwa setiap aktivitas

operasional tidak melanggar prinsip-

prinsip HAM. Beberapa isu yang dibahas

dalam Standar Etika diantaranya

persamaan hak, non diskriminasi,

kebebasan berserikat, tidak adanya

pekerja anak-anak atau pekerja paksa serta

proteksi sosial. Sehingga kesemuanya ini

sudah memenuhi persyaratan 8 ILO Core

Convention.

HR2 Persentase signifikan dari suplier

dan kontraktor

Secara jelas Antam memiliki komitmen

tinggi untuk tidak melanggar prinsip-

prinsip HAM dalam kegiatan

operasionalnya. Terkait dengan

pengadaan atau pemilihan pemasok atau

kontraktor, Antam mematuhi Standar

Etika mengenai Hubungan dengan

Pemasok yang didasarkan pada nilai-nilai

etika yang tinggi.

Anti Diskriminasi

HR4 Total jumlah dari insiden dari

tindak diskriminasi

Kebijakan SDM, Perjanjian Kerja

Bersama dan Standar Etika memastikan

bahwa rekrutmen, seleksi, penempatan,

Lanjutan Tabel 5.

Page 63: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

promosi dan pemberhentian dilakukan

secara transparan dengan tetap

mempertimbangkan hak asasi manusia,

termasuk peraturan perundangan

mengenai tenaga kerja dan ILO

Convention.

Kebebasan Berserikat dan Perundingan Bersama

HR5 Asosiasi kebebasan berserikat

dan daya tawar kelompok

akan berada pada risiko

signifikan dan tindakan untuk

mendukungnya

Kebijakan SDM dan Standar Etika Antam

mengakui kebebasan berserikat dan

perundingan bersama berdasarkan UU No.

13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada

aspek ini, praktik aspek SDM Antam

selaras dengan ILO Convention No.87

dan 98

Penerapan aspek-aspek ini terlihat jelas

dengan keberadaan dua serikat pekerja

yakni Perpantam dan SPSI, serta adanya

penandatanganan Perjanjian Kerja

Bersama antara manajemen dan

Perpantam.

Pekerja Anak

HR6 Risiko signifikan untuk

insiden dari pekerja anak dan

mengukur untuk berkontribusi

mengeliminasikan pekerja

anak

Secara legal Antam mematuhi UU No.

13/2003 tentang Ketenagakerjaan, yang

mencakup Bab X mengenai Pekerja Anak.

Perjanjian Kerja Bersama secara spesifik

menyebutkan batas usia minimum pekerja

di Antam adalah 18 tahun, sementara

Standar Etika Antam juga tidak

membolehkan adanya pekerja anak.

Kedua hal ini jelas telah sesuai dengan

ILO Convention 138.

Tenaga Kerja Wajib dan Terpaksa

HR7 Risiko signifikan untuk

insiden dari pekerja paksa dan

mengukur untuk berkontribusi

Antam mematuhi secara penuh UU No.

13/2003 tentang Ketenagakerjaan yang

melarang setiap jenis paksaan

Lanjutan Tabel 5.

Page 64: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

mengeliminasikan pekerja

paksa

sebagaimana juga dicantumkan dalam

ILO Convention 29. Terkait dengan

keselamatan dan kesehatan kerja, setiap

karyawan dapat menolak untuk

melakukan instruksi kerja jika ia merasa

keselamatan dirinya tidak terjamin.

Pelecehan juga merupakan pelanggaran

terhadap Kebijakan SDM dan Antam

memiliki Tim Musyawarah Kepegawaian

yang mengurus seluruh aspek disiplin

pegawai.

Indikator Tambahan, Praktik Kedisiplinan

HR8 Deskripsi prosedur konsultasi Deskripsi prosedur konsultasi Antam

tercantum dalam Kebijakan SDM dan

Perjanjian Kerja Bersama. Prosedur

konsultasi dapat dilakukan melalui atasan

langsung, kepala departemen, kepala

SDM, badan bipartit atau badan tripartit

(sesuai ketentuan legal).

Hak Masyarakat Adat

HR9 Total jumlah dari insiden

pelanggaran atas hak-hak

warga pribumi dan tindakan

menghadapinya

Berdasarkan Standar Etika, Antam akan

memprioritaskan prinsip-prinsip hak asasi

manusia dalam penanganan konflik

maupun keluhan yang mungkin muncul

dengan bekerja sama dengan aparat

pemerintah maupun LSM.

5. Indikator Kinerja Masyarakat Kinerja dan Upaya Antam

Masyarakat

SO1 Deskripsi kebijakan pengelolaan

dampak bagi masyarakat,

termasuk sistem pengawasan

yang ada

Standar Etika Antam mendukung

pemenuhan hak-hak asasi manusia dan

mempertimbangkan dampak yang

diakibatkan pada masyarakat sekitar.

Berdasarkan Standar Etika, Antam juga

memastikan bahwa masyarakat sekitar

memperoleh keuntungan bersamaan

Lanjutan Tabel 5.

Page 65: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

dengan penghormatan terhadap budaya

lokal mereka

Untuk memonitor program dan aktivitas

yang dilaksanakan, Antam mendirikan

Community Development Group di

Kantor Pusat untuk mengkoordinasikan

aktivitas pengembangan masyarakat

secara lebih baik.

Penyuapan dan Korupsi

SO2 Kebijakan, prosedur dan

mekanisme bagi perusahaan dan

karyawan terkait penyuapan dan

korupsi

Standar Etika Antam mengatur praktek

dan aktivitas manajemen dan karyawan

terkait kemungkinan perolehan

keuntungan finansial secara tidak wajar

dan tidak transparan. Antam memiliki

standar etika untuk mengungkapkan

keuntungan finansial yang diperoleh dari

pihak eksternal seperti penerimaan hadiah,

diskon, perlakuan istimewa, pembayaran

tidak wajar, penerimaan biaya perjalanan

atau akomodasi, dan lain-lain. Dengan

kata lain, seluruh karyawan Antam harus

dapat membuktikan bahwa mereka tidak

memperoleh keuntungan finansial yang

tidak wajar, ilegal atau tidak transparan.

Sesuai dengan Standar Etika, karyawan

Antam harus sesegera mungkin

melaporkan jika ada indikasi kecurangan.

Kebijakan Publik

SO5 Deskripsi kebijakan dan prosedur

untuk mengelola lobi politik dan

kontribusi

Terkait lobi politik dan kontribusi,

Standar Etika Antam secara jelas

melarang penggunaan dana perusahaan

untuk keperluan politik baik dalam

maupun luar negeri. Hal ini juga berlaku

bagi mitra kerja Antam.

Lanjutan Tabel 5.

Page 66: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

6. Indikator Kinerja Tanggung Jawab

dari Dampak Produk

Kinerja dan Upaya Antam

Keselamatan dan Kesehatan Konsumen

PR1 Deskripsi kebijakan untuk

mempertahankan kesehatan dan

keselamatan konsumen dalam

penggunaan produk atau jasa

perusahaan

Terkait dengan aspek keselamatan

penggunaan produk, Standar Etika Antam

memastikan untuk mengeliminir seluruh

risiko yang mungkin muncul dari aktivitas

operasional maupun produk yang

dihasilkan. Standar Etika juga menyatakan

bahwa Antam menghormati seluruh

peraturan terkait perdagangan

internasional.

Pelabelan Produk dan Servis

PR2 Deskripsi kebijakan dan

mekanisme kepatuhan terkait

informasi produk dan pelabelan

Terkait dengan informasi produk dan

pelabelan, seluruh informasi yang

disampaikan ke publik terkait korporasi,

produk atau jasa yang ditawarkan, adalah

akuntabel, informatif dan jelas sesuai

dengan Kebijakan Hubungan Eksternal

Antam dan bahwa pejabat unit bisnis juga

memiliki tanggungjawab untuk

memastikan bahwa informasi material

terkait produk atau jasa selaras dengan

kebijakan Antam.

4.2.2. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Freeport Indonesia

Laporan berkelanjutan PT Freeport Indonesia (PTFI) berjudul

“Nilai Mendasar” yang berisi 54 halaman. PTFI memiliki Kebijakan

Lingkungan serta Kebijakan Sosial, Ketenagakerjaan dan HAM

sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan. PTFI telah menanamkan modal sebesar USD 100 Juta

untuk berbagai program pembangunan berkelanjutan di Papua

selama tahun 2006, termasuk USD 27 Juta untuk pengelolaan

lingkungan hidup dan USD 77 Juta untuk pengembangan sosial.

Lanjutan Tabel 5.

Page 67: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Laporan tersebut mencakup 20 komponen indikator kinerja yaitu 3

komponen indikator kinerja Ekonomi (EC), 7 komponen indikator

kinerja Lingkungan (EN), 6 komponen indikator kinerja Tenaga

Kerja (LA), 3 komponen indikator kinerja HAM (HR) dan 1

komponen indikator kinerja Masyarakat (SO). Berikut deskripsi

Sustainability Reporting PTFI yang dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Freeport Indonesia

1. Indikator Kinerja Ekonomi Kinerja dan Upaya Freeport

Kinerja Ekonomi

EC1 Nilai Ekonomi yang dihasilkan

dan didistribusikan secara

langsung, termasuk pendapatan,

biaya operasi, kompensasi kepada

karyawan, donasi dan investasi ke

masyarakat, laba ditahan serta

pembayaran ke penyedia modal

dan pemerintah.

Manfaat langsung dari PTFI terdiri dari

kontribusi kepada negara yaitu jumlah

pajak, royalti, dividen dan retribusi

untuk tahun 2006 mencapai sekitar USD

1,6 miliar. Sebagai tambahan, sekitar

USD 0,2 miliar telah disetorkan pada

triwulan pertama tahun 2007.

Pekerjaan langsung dari PTFI bagi

hampir 9.000 orang selama tahun 2006.

Dari jumlah ini, sekitar 2.400 orang

(hampir 27%) adalah orang Papua.

Jumlah upah yang dibayarkan PTFI

kepada karyawannya mencapai sekitar

USD 1,3 miliar sejak tahun 1992.

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC8 Pembangunan dan dampak dari

investasi infrastruktur dan jasa

PTFI telah menanamkan modal sebesar

lebih dari USD 5 miliar untuk

pembangunan infrastruktur di Papua

termasuk kota, bandara udara, jalan,

rumah sakit serta sarana lainnya yang

dimanfaatkan secara bersama dengan

masyarakat.

EC9 Memahami dan mendeskripsikan

dampak ekonomi tidak langsung

yang signifikan, termasuk

Kontribusi 2,5%, 49% dan 94% masing-

masing bagi PDB (Pendapatan Domestik

Bruto) Indonesia, Provinsi Papua dan

Page 68: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

seberapa jauh dampak dihasilkan Kabupaten Mimika selama tahun 2006,

sebesar lebih daripada 80 triliun bagi

PDB nasional, setoran pajak sebesar

2,3% dari APBN dan menyediakan 66%

dari seluruh dana pengembangan

masyarakat yang disumbangkan dari

sektor pertambangan Indonesia melalui

program sosial perusahaan.

Memberi kontribusi 1,3% dari jumlah

ttal pendapatan rumah tanga secara

nasional dan 34% dari jumlah total

penapatan rumah tangga di Provinsi

Papua.

2. Indikator Kinerja Lingkungan Kinerja dan Upaya Freeport

Keanekaragaman Hayati

EN11 Lokasi dan luas lahan yang

dimiliki, disewakan, atau

berdekatan dengan area yang

dilindungi dan area dengan nilai

keanekaragaman hayati yang

tinggi di luar area yang dilindungi

Kawasan wilayah proyek PTFI terletak

di Provinsi Papua, Indonesia dan

bersebelahan dengan Taman Nasional

Lorentz, dengan luas 2,5 juta hektar

yang telah dijadikan lokasi warisan

dunia (World Heritage Site) oleh

UNESCO pada tahun 1999.

Pada seluruh wilayah Papua Selatan

terdapat tingkat endemisme yang tinggi

serta tingkat keanekaragaman hayati

yang termasuk tertinggi di Asia

Tertinggi di Asia Tenggara.

Sebagaimana wilayah proyek PTFI,

taman tersebut mencakup transek yang

terus menerus dan utuh mulai dari

pegunungan yang tinggi hingga

lingkungan laut tropis, termasuk daerah

rawa yang cukup luas sepanjang pesisir.

Tidak ada kegiatan PTFI didalam Taman

Nasional Lorentz.

Lanjutan Tabel 6.

Page 69: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

EN13 Habitat yang dilindungi atau

dikembalikan kembali

Pada tanggal 28 Agustus 2006, sebanyak

3.000 ekor labi-labi moncong babi yang

akan diselundupkan ke Hongkong untuk

dikonsumsi, berhasil diselamatkan PTFI

dari Jakarta menuju habitat aslinya di

Papua.

EN14 Strategi, aktivitas saat ini dan

rencana masa depan untuk

mengelola dampak terhadap

keanekaragaman hayati

• PTFI melakukan Pengelolaan Tailing

yang dikenal dengan nama Pasir Sisa

Tambang (SIRSAT)-yaitu sisa pasir

tambang yang dihasilkan dari

pengeolahan bijih mineral.

• PTFI melakukan audit internal

maupun eksternal terhadap

lingkungan secara berkala.

• Reklamasi dan Penghijauan kembali

• Pengelolaan Overburden (Batuan

Penutup) dan Air Asam Tambang

EN15 Jumlah spesies IUCN Red List dan

spesies yang masuk dalam daftar

konservasi nasional dengan habitat

di wilayah yang terkena dampak

operasi, berdasarkan risiko

kepunahan

Pada kolonisasi bakau telah

diidentifikasi 7 spesies tanaman bakau,

40 spesies kepiting dan udang dan

beberapa siput, kerang, ikan dan cacing

laut Polychaentes.

Emisi, Efluen dan Limbah

EN24 Berat dari limbah yang

ditransportasikan, diimpor,

diekspor atau diolah yang

diklasifikasikan berbahaya

berdasarkan Basel Convetion

Annex I, II, III dan VIII, dan

persentase limbah yang dikapalkan

secara internasional

Program minimalisasi limbah meliputi

pengurangan dan pengantian dengan

produk yang ramah lingkungan.

• Wadah seperti kontainer barang

curah, wadah limbah oli, tempat

penyimpanan kertas bekas dan ban

bekas seluruhnya dimanfaatkan

kembali setempat dengan cara yang

ramah lingkungan.

Lanjutan Tabel 6.

Page 70: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

• Bahan yang dapat didaur ulang

seperti aluminium, besi tua dan

baterai bekas dkumpulkan dan

disimpan dalam lokasi penyimpanan

sementara untuk didaur ulang atau

dipindahkan sesuai persyaratan

peraturan pemerintah Indonesia.

• Limbah B3 yang ditimbulkan oleh

pekerjaan pengujian emas (assay)

terhadap sampel bijih, labratorium

analitik serta proses lainnya dikelola

sesuai peraturan yang berlaku.

• Limbah medis dipisahkan dari limbah

lain dan dikemas dalam wadah

khusus untuk dimusnahkan dalam

tungku pembakaran (incenerator)

limbah medis khusus beremperatur

tinggi yang harus memiliki izin, yang

berada di lokasi PTFI.

• Limbah padat lainnya dibuang di 3

lokasi yang telah diperuntukkan

khusus, termasuk TPA untuk limbah

yang tidak terbakar (inert waste) serta

TPA yang mampu diurai (biodegrable

wastes) yang diberi lapisan dan

dilengkapi dengan sistim

pengumpulan dan pengolahan air

lindi.

EN25 Identitas, ukuran, status

perlindungan dan nilai

keanekaragaman dari air dan

hubungan habitat dengan

signifikan

Pada tahun 2006, PTFI memantau mutu

air di lebih 200 lokasi yang tersebar

pada seluruh wilayah proyek,

mengumpulkan hampir 6.000 sampel

air, serta melakukan hampir 45.000

analisa terhadap mutu air. PTFI telah

memantau lebih dari 100 lokasi

Lanjutan Tabel 6.

Page 71: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

pengambilan sampel nekton, benths,

plankton maupun invertebarata bakau

dalam rangka program biota air.

Data dari pengambilan sampel tersebut

tetap menunjukkan bahwa estuaria di

bagian hilir kawasan pengendapan sirsat

merupakan ekosistem yang berfungsi,

berdasarkan jumlah spesies yang ada

maupun jumlah spesimen yang

terkumpul terdiri dari makhluk nektonik

atau perenang bebas seperti ikan, udang

dan fauna perairan hutan bakau.

Produk dan Jasa

EN26 Inisiatif untuk meringankan

dampak lingkungan dari produk

dan jasa, dan seberapa jauh

dampaknya

Program jangka panjang pemantauan

lingkungan hidup PTFI melakukan

evalusi potensi dampak yang

ditimbulkan oleh kegiatannya dengan

secara rutin mengukur mutu air, biologi,

hidrologi, sedimen, mutu udara maupun

meteorologi secara berkala.

Pada tahun 2006, secara keseluruhan

program pemantauan tersebut mencakup

pengumpulan hampir 7.500 sampel

lingkungan hidup serta analisa terhadap

53.000 sampel, termasuk biota air,

jaringan biota air, jaringan tumbuhan, air

tambang, air permukaan, air bawah

tanah, air limbah sanitasi, sedimen

sungai dan sirsat.

PTFI tidak menggunakan merkuri

maupun sianida dalam setiap proses

yang dilakukan, melainkan

menggunakan proses flotasi yang secara

fisik memisahkan mineral yang

mengandung tembaga dan emas dari

Lanjutan Tabel 6.

Page 72: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

bijih.

3. Indikator Praktik Tenaga Kerja dan

Kinerja Pekerja yang Layak

Kinerja dan Upaya Freeport

Tenaga Kerja

LA1 Komposisi jumlah tenaga kerja

berdasarkan tipe pekerjaan dan

lokasi

Pekerja langsung PTFI hampir 9.000

orang pada tahun 2006. Dari jumlah

tersebut, sekitar 2.400 orang adalah asal

Papua. Penyediaan pekerjaan bagi

karyawan perusahaan kontraktor dari

privatisasi dan perusahaan lainnya yang

menyediakan jasa bagi PTFI, berjumlah

10.700 karyawan, artinya jumlah orang

yang bekerja atau menyediakan jasa bagi

kegiatan PTFI seluruhnya sebanyak

kurang lebih 19.700 orang.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

LA5 Praktik, pencatatan dan notifikasi

kecelakaan kerja serta kesehatan

Keselamatan merupakan pioritas utama

di PTFI. Kebijakan ini

diimplementasikan di seluruh Sistim

Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Freeport, yang juga diterapkan

pada perusahaan kontraktor dan

privatisasi yang menjadi rekanan PTFI

di Papua.

LA6 Persentase dari total angkatan

kerja yang direpresentasikan

dalam manajemen formal-serikat

kesehatan pekerja dan keselamatan

yang membantu memonitor dan

memberikan saran dalam program

kesehatan dan keselamatan

Menyangkut lebih dari 19.000 pekerja

pada kegiatan pertambangan dan pabrik

pengolahan, arus bijih dan pemrosesan,

instalasi pembangkit listrik, transportasi

darat, penerbangan, kegiatan pelabuhan

dan kapal laut, perkotaan, asrama dan

hotel.

LA7 Tingkat dan jumlah kecelakaan,

jumlah hari hilang, dan tingkat

absensi, termasuk subkontraktor

Selama tahun 2006, tingkat kerugian

waktu akibat cidera pada setiap 200.000

jam kerja di PTFI adalah 0,10 , yang

merupakan sebuah perbaikan bila

Lanjutan Tabel 6.

Page 73: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

dibandingkan dengan jumlah di tahun

2005 dan merupakan prestasi yang

sangat baik dibandingkan angka rata-

rata industri penambangan logam di AS

dan perusahaan tambang lainnya untuk

tahun 2005, yaitu sebesar 2,15.

Total tingkat cedera menjadi 0,31.

Pendidikan dan Pelatihan

LA9 Rata-rata jam pelatihan per tahun

per karyawan

Pelatihan merupakan bagian sangat

penting dari program pengembangan

PTFI. Pada tahun 2006, Departemen

Pelayanan Manajemen Mutu (Quality

Management Services Departement)

menyediakan lebih dari 7 juta jam

pelatihan bagi sekitar 15.000 peserta-

kenaikan 16% dari jumlah jam pelatihan

pada tahun 2005.

LA11 Program keahlian manajemen dan

jangka panjang yang mendukung

kemampuan pekerja selanjutnya

dan melindungi para pekerja

dalam mengelola akhir dari

karirnya

Dalam rangka pengembangan SDM

warga asal Papua, pada tahun 2003 PTFI

mendirikan Institut Pertambangan

Nemangkawi. Sasaran Institut tersebut

adalah menyediakan peluang program

Pra-Magang, Magang serta

pengembangan lanjut jenjang karir bagi

ratusan warga Papua setiap tahunnya.

Pada tahun 2006, lebih dari 1000 warga

Papua terdaftar pada program Pra-

Magang dan Magang.

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia Kinerja dan Upaya Freeport

Strategi dan Manajemen

HR1 Persentase dan total jumlah dari

perjanjian investasi yang

signifikan meliputi klausa hak

asasi manusia atau sesuai dengan

hak asasi manusia

Freeport-McMoran Copper&Gold Inc.

(FCX) bersama PTFI telah membangun

komitmen yang kokoh dan tegas

terhadap masalah HAM. Komitmen

tersebut dituangkan dalam Kebijakan

Lanjutan Tabel 6.

Page 74: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Sosial, Ketenagakerjaan dan HAM -

yang secara resmi diterapkan oleh

Dewan Direksi Freeport-McMoran

Copper&Gold Inc. maupun Dewan

Komisaris PTFI- yang mewajibkan

untuk melaksanakan operasi perusahaan

sesuai Deklarasi Universal tentang

HAM.

HR3 Total jam dari pelatihan karyawan

dalam kebijakan dan prosedur

mengenai aspek hak asasi manusia

yang relevan untuk beroperasi,

meliputi persentase dari pekerja

yang dilatih

Selama tahun 2006, PTFI telah

menyelenggarakan pelatihan mengenai

Kebijakan Sosial, Ketenagakerjaan dan

HAM bagi lebih dari 5000 karyawan.

Tenaga Kerja Wajib dan Terpaksa

HR8 Persentase dari pelatihan

keamanan personel dalam

kebijakan perusahaan atau

prosedur mengenai aspek hak asasi

manusia relevan untuk beroperasi

Karyawan pengamanan sipil PTFI (yang

berjumlah sekitar 675 orang) tidak

menyandang senjata dan menjalankan

tugas-tugasnya sejalan dengan peran

mereka selaku petugas keamanan

internal. Pada tahun 2006, total biaya

untuk departemen keamanan sipil

internal tersebut adalah sebesar USD

15,3 Juta (USD 14,2 Juta neto bagi

PTFI). Departemen keamanan tersebut

telah diberi pelatihan dalam bidang

HAM dan setiap anggotanya diwajibkan

membuat pernyataan mengenai

kepatuhannya pada kebijakan HAM.

5. Indikator Kinerja Masyarakat Kinerja dan Upaya Freeport

Masyarakat

SO1 Deskripsi kebijakan pengelolaan

dampak bagi masyarakat,

termasuk sistem pengawasan yang

ada

PTFI melakukan rekognisi yaitu

kompensasi yang dibayarkan kepada

masyarakat atas pelepasan hak

masyarakat adat (hak ulayat). Ada 2

Lanjutan Tabel 6.

Page 75: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

program rekognisi jangka panjang yang

tengah berlangsung di daerah dataran

tinggi dan dataran rendah.

4.2.3. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Internasional Nickel

Indonesia Tbk

PT Internasional Nickel Indonesia Tbk telah melakukan program

pemberdayaan masyarakat sejak tahun 1975. Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan komitmen PT Internasional Nickel

Indonesia, Tbk untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan sosial.

Laporan Berkelanjutan PT Internasional Nickel Indonesia Tbk tahun

2006 berjudul Kisah dari Ranah Sulawesi Laporan Pembangunan

Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup berisi 24 halaman. Laporan

tersebut lebih banyak memaparkan mengenai aktivitas pemberdayaan

masyarakat yang telah dilakukan PT Internasional Nickel Indonesia

Tbk di tahun 2006 sehingga hanya sedikit komponen dari G3 GRI

Guidelines yang termasuk didalamnya. Hanya terdapat 5 komponen

indikator kinerja yaitu 2 komponen kinerja Ekonomi (EC) dan 3

komponen kinerja Lingkungan (EN). Berikut deskripsi Sustainability

Reporting PT Internasional Nickel Indonesia Tbk yang dijelaskan

pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

1. Indikator Kinerja Ekonomi Kinerja dan Upaya Inco

Kinerja Ekonomi

EC1 Nilai ekonomi yang dihasilkan dan

didistribusikan secara langsung,

termasuk pendapatan, biaya operasi,

kompensasi kepada karyawan,

donasi dan investasi ke masyarakat,

laba ditahan serta pembayaran ke

penyedia modal dan pemerintah

Perusahaan telah membayar sebesar

US$ 136 juta dalam bentuk pajak,

deviden, royalti dan pungutan resmi

lainnya. Di tahun 2006, terjadi

peningkatan penerimaan negara sebesar

US$ 171 juta. Pemberian dana sekitar

US$ 236 Juta untuk kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat Sorowako

dan sekitarnya

Lanjutan Tabel 6.

Page 76: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC9 Memahami dan mendeskripsikan

dampak ekonomi tidak langsung

yang signifikan, termasuk seberapa

jauh dampak dihasilkan

Inco turut mendorong pertumbuhan

sektor ekonomi yang lebih luas.

Penyerapan tenaga kerja dari kegiatan

pertambangan mencapai sekitar 2.464

orang

2. Indikator Kinerja Lingkungan Kinerja dan Upaya Inco

Air

EN9 Sumber Air yang Terpengaruh Meskipun limbah air hasil tambang

dialirkan ke danau, kualitasnya lebih

baik dari batas aman yang ditetapkan

pemerintah, setelah melalui proses

pengendapan sebelumnya. Terlebih

lagi, Inco memenuhi standar

pemerintah untuk Krom Bervalensi VI

Keanekaragaman Hayati

EN14 Strategi, aktivitas saat ini dan

rencana masa depan untuk

mengelola dampak terhadap

keanekaragaman hayati

Memulihkan kembali ekosistem dan

tegakan tanaman seperti sedia kala

sehingga ragam flora dan fauna

endemik Sulawesi seperti Anoa tetap

terjaga

Emisi, Efluen dan Limbah

EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi

gas rumah kaca dan pengurangan

yang berhasil dilakukan

Seluruh Stack, Dryers, Kilns, Converter

dan Furnace No. 3 telah memenuhi

persyaratan emisi pada akhir tahun

2006. Sejak pemasangan peralatan

pengontrol debu pada Furnace No. 3

pada pertengahan tahun 2005, emisi

telah berkurang jauh dibawah 50

mm/meter kubik. Perusahaan juga telah

memajang alat penangkap debu di

Furnace No. 4, yang membuat emisi

turun ke bawah nilai ambang batas

Lanjutan Tabel 7.

Page 77: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

4.2.4. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Kaltim Prima Coal

Laporan Keberlanjutan PT Kaltim Prima Coal Tbk tahun 2006

adalah laporan keempat yang telah dikeluarkan perusahaan. KPC

menggunakan pihak independen untuk mengaudit dan

memverifikasi laporan keberlanjutannya yaitu oleh SGS Indonesia

System and Service Certification. Laporan tersebut telah

memenangkan Indonesian Sustainability Reporting Award 2006,

kategori The Best Sustainability Reporting. Laporan Pembangunan

Berkelanjutan PT Kaltim Prima Coal Tbk mengacu pada indikator

GRI G3 Guideliness tahun 2006. Laporan ini berisi 52 halaman

yang mencakup 70 komponen indikator kinerja yaitu 3 komponen

Kinerja Ekonomi (EC), 29 komponen Kinerja Lingkungan (EN),

12 komponen Kinerja Tenaga Kerja (LA), 9 komponen Kinerja

Hak Asasi Manusia (HR), 8 komponen Kinerja Masyarakat (SO)

dan 9 komponen Kinerja Tanggung Jawab Produk (PR)

komponen-komponen indikator kinerja ekonomi, sosial dan

lingkungan. Berikut deskripsi Sustainability Reporting PT Kaltim

Prima Coal Tbk yang dijelaskan pada Tabel 8.

Tabel 8. Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT Kaltim Prima Coal

1. Indikator Kinerja Ekonomi Kinerja dan Upaya KPC Kinerja Ekonomi

EC1 Nilai ekonomi yang dihasilkan

dan didistribusikan secara

langsung, termasuk

pendapatan, biaya operasi,

kompensasi kepada karyawan,

donasi dan investasi ke

masyarakat, laba ditahan serta

pembayaran ke penyedia

modal dan pemerintah

Dana investasi KPC sebesar US$

23.055.719,77 digunakan untuk bidang

infrastruktur, pembelian alat-alat berat. KPC

telah membayar royalti batu bara sebesar US$

239,64 juta kepada pemerintah. Pajak tahun

2006 mencapai Rp 1.377 triliun (terhitung sejak

tanggal 13 September 2006, KPC dan

perusahaan lain yang tergolong dalam PKP2B

generasi pertama, telah dibebaskan dari

pembayaran pajak ekspor). EC2 Dampak keuangan dan risiko

lainnya dan kesempatan bagi

aktivitas perusahaan akibat

Pengaruh curah hujan terhadap produksi KPC

tidak berdampak secara langsung terhadap

keuangan perusahaan namun secara langsung

Page 78: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

perubahan iklim berdampak pada jumlah batu bara yang

dihasilkan.

Saat ini, harga batu bara dunia (spot market)

memiliki kecenderungan untuk naik, sehingga

dapat mengimbangi perubahan produksi akibat

perubahan cuaca tersebut. EC3 Cakupan program tunjangan Pada tahun 2006, KPC mempekerjakan 3.645

karyawan yang berasal dari berbagai daerah.

Untuk mempekerjakan karyawan tersebut, KPC

telah mengeluarkan dana sebesar US$ 56,89

juta. Dana tersebut digunakan untuk

pembayaran gaji, bonus, THR, pengobatan,

akomodasi dan benefit lainnya.

EC4 Bantuan keuangan dari

pemerintah

Dalam menjalankan kegiatan pembangunannya

selama ini, KPC tidak menerima bantuan

keuangan dari pemerintah, baik pemerintah

pusat maupun daerah.

Keberadaan Pasar EC5 Rasio-rasio Upah Awal Jika dilihat dari perbandingan upah karyawan,

KPC memberikan gaji pada karyawan

perusahaan sebesar 19,8 % lebih tinggi dari

Upah Minimum Sektor Kabupaten (UMSK)

Kutai Timur untuk sektor batu bara. Jika

dibandingkan dengan standar gaji daerah, KPC

memberikan gaji pada karyawan perusahaan

sebesar 70,1 % diatas Upah Minimum Regional

(UMR).

EC6 Pemakaian Pemasok Lokal Dalam menjalankan operasinya, KPC didukung

oleh 206 supplier barang dan 120 kontraktor

pelayanan jasa. Dari jumlah tersebut, 96

supplier (atau 47%) merupakan supplier lokal

dan 92 kontraktor (atau 77%) merupakan

kontraktor lokal.

EC7 Pemakaian tenaga lokal dan

proporsi dari manajemen

Komposisi tenaga kerja lokal yang

dipekerjakan oleh PT Dharma Henwa sebagai

Lanjutan Tabel 8.

Page 79: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

senior kontraktor utama KPC di Bengalon. Total

tenaga kerja Non Lokal sebesar 1981 orang,

Bengalon sebesar 1529 orang, dan Nasional

sebesar 3510 orang.

Dampak Ekonomi Tidak Langsung EC8 Pembangunan dan dampak

dari investasi infrastruktur dan

jasa

Pengembangan infrastruktur masyarakat oleh

KPC bersama pemerintah setempat melalui

dana kemitraan dengan dinas Pekerjaan Umum,

dengan melakukan perbaikan fasilitas umum,

olahraga, perbaikan jalan, semenisasi gang,

pembuatan drainase dan pengadaan tempat

sampah serta pengadaan sumur bor dan

program air bersih untuk sanitasi lingkungan,

dengan jumlah keseluruhan mencapai 50

proyek. Selain itu, penyediaan bangunan

sekolah dasar sebanyak 12 lokal kelas di

kawasan Munthe yang diperuntukkan bagi anak

karyawan namun juga masyarakat sekitar.

EC9 Memahami dan

mendeskripsikan dampak

ekonomi tidak langsung yang

signifikan, termasuk seberapa

jauh dampak dihasilkan

Pengaruh curah hujan terhadap produksi KPC

tidak berdampak secara langsung terhadap

keuangan perusahaan namun secara langsung

berdampak pada jumlah batu bara yang

dihasilkan.

Berdasarkan hasil sementara studi input-output

BPS tahun 2005, dampak kegiatan KPC

terhadap total output perekonomian di Kutai

Timur mencapai Rp 19,6 triliun. Dari jumlah

tersebut, dampak terhadap Kutai Timur

mencapai Rp 13,6 triliun. Operasional KPC

juga menciptakan pendapatan masyarakat

keseluruhan sebesar Rp 1,6 triliun, dimana Rp

550 miliar diantaranya dinikmati oleh

masyarakat Kutai Timur. Dan dari jumlah

tersebut, Rp 380 miliar diantaranya dinikmati

oleh masyarakat yang bekerja di sektor

Lanjutan Tabel 8.

Page 80: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

ekonomi lainnya. Jumlah tenaga kerja yang

terserap akibat operasional KPC mencapai

142.988 orang.

2. Indikator Kinerja Lingkungan Kinerja dan Upaya KPC Bahan

EN1 Penggunaan material dengan

berat atau volume

Jenis Material :

• Amonium Nitrat : sebagai bahan peledak,

berjumlah 97,03 ton

• Magnetite : untuk pencucian batu bara,

berjumlah 1.055 ton

• Flocculant : untuk pencucian batu bara,

berjumlah 32,10 ton

• Lime : untuk pencucian batu bara, berjumlah

248 ton

• Solar : sebagai bahan bakar, berjumlah

419.178,30 KL

• Oli : sebagai pelumas, berjumlah 2.845 KL

• Bensin : sebagai bahan bakar, berjumlah

770,5 KL

• Limbah kertas yang berasal dari kantor-

kantor dikumpulkan dan diolah sebagai

bahan baku kompos (untuk kegiatan

reklamasi).

EN2 Persentase dari penggunaan

material yang didaur ulang

dari input material

Pelumas bekas (used oil) yang dihasilkan oleh

KPC dimanfaatkan untuk bahan bakar

pembantu dalam peledakan (ANFO-emulsi)

dengan komposisi yang diizinkan 75% pelumas

bekas dan 25% solar baru. KPC telah memiliki

izin dari Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Pelumas bekas yang tidak digunakan untuk

bahan bakar pembantu, dikumpulkan di areal

penyimpanan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan

Beracun) di Tanjung Bara, untuk kemudian

dikirim ke pengelola oli bekas berizin.

Pada tahun 2006, terlihat peningkatan yang

Lanjutan Tabel 8.

Page 81: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

signifikan yaitu sekitar 3.255.000 L (68%) dari

total oli bekas yang diproduksi oleh KPC telah

digunakan sebagai campuran bahan peledak.

Energi EN3 Energi langsung yang

digunakan

Untuk memenuhi keperluan energi listrik yang

dibutuhkan, KPC mengoperasikan PLTU

berkapasitas 2 x 5 MW dan beberapa genset

pendukung. Konsumsi keseluruhan pada tahun

2006 adalah 98.205,69 MWh (sumber listrik

dari PLTU KPC sebesar 66.886, 80 MWh dan

Genset 31.318,89 MWh).

EN5 Energi yang disimpan untuk

konservasi dan efisiensi

perbaikan

Pengelolaan oli bekas yang baik sebagai bagian

dari upaya konservasi energi, abu batu bara (fly

ash dan bottom ash) sisa pembakaran dari

PLTU dikumpulkan di areal penyimpanan

limbah B3 di Tanjung Bara untuk uji coba

pemanfaatan abu batu bara sebagai subtitusi

pasir, concrete dan subtitusi semen sesuai

dengan izin yang tertera Surat Tidak Keberatan

Deputy IV MENLH no. B-4045/2006

tertanggal 29 Juni 2006.

EN6 Inisiatif untuk menyediakan

produk dan jasa yang

menggunakan energi yang

efisien atau sumberdaya

terbarukan, serta pengurangan

kebutuhan penggunaan energi

sebagai dampak dari inisiatif

ini

KPC melakukan pembukaan lahan dan

reklamasi lahan bekas tambang. Area seluas

1.469,17 hektar dibuka untuk kegiatan

penambangan termasuk daerah penimbunan

batuan penutup.Reklamasi areal bekas tambang

di Sengata dan Bengalon pada tahun 2006

mencapai total seluas 248,08 hektar, dibawah

rencana seluas 301,63 hektar (realisasi

reklamasi 84%).

Peningkatan penggunaan oli bekas yang

signifikan menunjukkan adanya pengurangan

penggunaan bahan oli sebagai pelumas.

EN7 Inisiatif untuk mengurangi

konsumsi energi tidak

Melakukan pembukaan lahan dan reklamasi

lahan bekas tambang.

Lanjutan Tabel 8.

Page 82: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

langsung

Air EN8 Total penarikan air Pengambilan air permukaan dan air tanah di

Air Sungai Sengata sebesar 2.265.222 meter

kubik dan Sumur bor Tanjung Bara sebesar

490.982 meter kubik. Sehingga total pemakaian

air baku adalah sebesar 2.756.204 meter kubik.

EN9 Sumber air yang terpengaruh

oleh penarikan air

Seluruh air keluaran dari kegiatan

penambangan dikelola melalui kolam-kolam

pengendap serta upaya pengapuran apabila

diperlukan. Setiap keluaran dipantau secara

rutin untuk mengetahui kualitas airnya. Untuk

memastikan pemenuhan standar kualitas air

yang keluar dari kegiatan penambangan, upaya

perbaikan terus dilakukan seperti pengerukan

sedimen, peningkatan kapasitas kolam

pengendap dan pembangunan kolam

pengendap baru. Upaya tersebut dilakukan

KPC untuk mengurangi dampak dari air

keluaran dari kegiatan tambang.

EN10 Persentase dan total volume

dari pemakaian ulang air dan

penggunaan kembali

Untuk proses pencucian batu bara di CPP dan

kegiatan penyiraman jalan tambang dan areal

CPP menggunakan air dari kolam pengendap

secara daur ulang.

Keanekaragaman Hayati EN11 Lokasi dan luas lahan yang

dimiliki, disewakan, atau

berdekatan dengan area yang

dilindungi dan area dengan

nilai keanekaragaman hayati

yang tinggi di luar area yang

dilindungi

Penggunaan lahan untuk kegiatan

pertambangan KPC yaitu Area Konsesi seluas

90.938 ha, Area Tambang seluas 7.505 ha,

Area Infrastruktur seluas 326,43 ha dan Area

rehabilitasi seluas 2.575,08 ha.

EN12 Deskripsi dari dampak

signifikan yang ditimbulkan

oleh aktivitas, produk dan jasa

pada keanekaragaman hayati

Penambangan terbuka akan mengakibatkan

perubahan rona awal lingkungan termasuk

punahnya keanekaragaman hayati. Dampak

terhadap keberadaan flora dan fauna :

Lanjutan Tabel 8.

Page 83: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

yang ada di wilayah yang

dilindungi serta area dengan

nilai keanekaragaman hayati

di luar wilayah yang

dilindungi

• Terbukanya akses lepada perburuan dan

kehilangan habitat satwa liar terutama

yang dilindungi.

• Terganggunya populasi flora, khususnya

yang bernilai endemik/langka.

EN13 Habitat yang dilindungi atau

dikembalikan kembali

Kelompok tanaman spesies endemik berjumlah

13 spesies, buah-buahan berjumlah 4 spesies

dan tanaman lokal / asli Kalimantan berjumlah

69 spesies, sehingga terdapat total 86 spesies.

KPC telah melakukan suvey dan budidaya ikan

lokal di kolam bekas tambang (Kolam DS2),

jenis spesiesnya yaitu ikan dan udang-udangan.

EN14 Strategi, aktivitas saat ini dan

rencana masa depan untuk

mengelola dampak terhadap

keanekaragaman hayati

• KPC bekerjasama dengan tim UNMUL

untuk melaksanakan survey flora dan

fauna pada daerah rencana penambangan 5

tahun ke depan. Sebanyak 98 spesies flora

dan 98 spesies fauna yang tercatat dalam

survey tersebut dengan luas lahan sebesar

4.225,07 ha.

• Pemantauan flora yang tumbuh di areal

reklamasi dilakukan oleh karyawan

Departemen Lingkungan, yang meliputi

tinggi tanaman, diameter dan kesehatan

tanaman. Sebanyak 95 spesies tanaman

telah tercatat dari hasil pemantauan di

areal reklamasi seluas 215,82 ha.

• Pemantauan fauna telah dilakukan oleh

tim dari Pusat Penelitian hutan Tropis

(PPHT) Samarinda di areal reklamasi

Gajah Hitam, Albaret Hatari, D2 Surya,

dan DS2 Dump dengan total luas 120,55

ha.Dari hasil pemantauan tersebut

ditemukan berbagai spesies satwa dari

jenis mamalia, burung (22 spesies), reptil

Lanjutan Tabel 8.

Page 84: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

dan amphibi, serta kupu-kupu (42 spesies)

dan capung (35 spesies).

EN15 Jumlah spesies IUCN Red List

dan spesies yang masuk dalam

daftar konservasi nasional

dengan habitat di wilayah

yang terkena dampak operasi,

berdasarkan risiko kepunahan

Spesies endemik yaitu Shorea balangeran,

Shorea johorensis, Shorea leprosula, Shorea

macrophila, Shorea paquiteana, Shorea seminis,

Shorea smithiana, Shorea solanica,

Eusideroxylon swageri, Durio acutifolius,

Diospyros borneensis, Oroxylon, dan Durio

kutejensis (13 spesies).

Emisi, Efluen dan Limbah EN16 Total emisi gas rumah kaca

langsung dan tidak langsung

Sumber PLTU

• Nox : dengan baku mutu 850 mg/m3,

cerobong 1 mengandung 371 mg/m3 dan

290 mg/m3 sedangkan cerobong 2

mengandung 207 mg/m3 dan 302 mg/m3.

• Sox : dengan baku mutu 750 mg/m3,

cerobong 1 mengandung 398 mg/m3 dan

326 mg/m3 sedangkan cerobong 2

mengandung 268 mg/m3 dan 348 mg/m3.

EN17 Emisi gas rumah kaca tidak

langsung yang relevan lainnya

Sumber Genset emisi gas lainnya yaitu NH3,

Cl2, HF, HCl, NO2, SO2, H2S, Hg, As, Sb, Cd,

Zn, dan Pb.

EN18 Inisiatif untuk mengurangi

emisi gas rumah kaca dan

pengurangan yang berhasil

dilakukan

Upaya pengelolaan udara yang timbul dari

kegiatan penambangan dilakukan dengan cara

yaitu penyiraman jalan tambang dengan truk

air, penanaman pohon di daerah industri,

memodifikasi dan menambah peralatan

penyemprot debu (dust suppression system) di

lokasi pemroresan batu bara (CPP), serta

perawatan stasiun pembangkit listrik dan

cerobong PLTU.

Hasil pemantauan kualitas udara ambien

(ambient air monitoring) dan pemantauan emisi

udara dari cerobong PLTU dan cerobong

genset menunjukkan hasil yang memenuhi

Lanjutan Tabel 8.

Page 85: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

baku mutu selama tahun 2006.

EN19 Emisi pengurangan ozon Upaya pengelolaan udara yang timbul dari

kegiatan penambangan dilakukan dengan cara

yaitu penyiraman jalan tambang dengan truk

air, penanaman pohon di daerah industri,

memodifikasi dan menambah peralatan

penyemprot debu (dust suppression system) di

lokasi pemroresan batu bara (CPP), serta

perawatan stasiun pembangkit listrik dan

cerobong PLTU.

EN20 Tipe dan berat NOx, SOx dan

emisi udara yang sinifikan

lainnya

Nox dengan baku mutu 850 mg/m3, Sox

dengan baku mutu 750 mg/m3, NH3 dengan

baku mutu 0,5 mg/m3, CL2 dengan baku mutu

10%, HF dengan baku mutu 10 mg/m3, HCl

dengan baku mutu 5 mg/m3, NO2 dengan baku

mutu 1000 mg/m3, SO2 dengan baku mutu 800

mg/m3, H2S dengan baku mutu 35 mg/m3.

EN21 Total pembuangan air dengan

kualitas dan tujuannya

Kolam Endapan Tambang Sengata :

• Tujuan Sungai Sengata yaitu Melawan

South (Titik keluaran air : Melaso), Kedapat

(Titik keluaran air : WQ06), Villa Pond

(Titik keluaran air : WQ27D), Sisi Danau

(Titik keluaran air : WQ33), Kenyamukan-2

(Titik keluaran air : Keny-2),dan Pit J Sump

4 (Titik keluaran air : Pit J Sump 4).

• Tujuan Sungai Pinang Bengalon yaitu

Northlist (Titik keluaran air : WQ47)

• Tujuan Laut Tanjung Bara yaitu Kolam

Pengendap terminal batubara utara dan

selatan (Titik keluaran air : WQ19).

Kolam Endapan Tambang Bengalon :

• Tujuan Sungai Lembak yaitu NWD1 (Titik

keluaran air : NWD1), NMW2 (Titik

keluaran air : NMW2), Keluu (Titik

keluaran air : Keluu), Penebaran (Titik

Lanjutan Tabel 8.

Page 86: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

keluaran air : Penebaran) dan Kelawitan

(Titik keluaran air : Kelawitan).

EN22 Total berat dari limbah dengan

tipe dan metode penjualan

• Pelumas Bekas : Alat berat, 4.755.000 Liter

• Majun Terkontaminasi : Bengkel, 440.072

Kg

• Filter Bekas : Alat Berat, 258.054 Kg

• Lumpur Beroli : Oli Interceptor, 234 m3

• Baterai Bekas : Bengkel, 708 Buah

• Abu Batubara : PLTU, 8.135 m3

• Abu Pembakaran Insinerator : Insinerator ,

14.076 Kg

• H2O2 (Hidrogen Peroksida) : Laboratorium,

18.600 Liter

• Limbah Medis : Klinik, 260 Kg

• Ban Bekas : Alat Berat, 565 Buah

• Limbah Umum : Kantor/Bengkel,

213.791,20 m3

EN23 Total jumlah dan volume dari

tumpahan yang signifikan

Selama tahun 2006 tidak terjadi tumpahan oli

atau minyak yang masuk dalam kategori

signifikan. Hal ini dimungkinkan karena

adanya suatu kontrol dengan standar yang

tertuang dalam ”Hydrocarbon Management

Handbook” dan “Waste Management

Handbook”.

EN24 Berat dari limbah yang

ditransportasikan, diimpor,

diekspor atau diolah yang

diklasifikasikan berbahaya

berdasarkan Basel Convetion

Annex I, II, III dan VIII, dan

persentase limbah yang

dikapalkan secara

internasional

• Pelumas Bekas : Alat berat, Pemanfaatan

internal KPC dan pihak ketiga

• Majun Terkontaminasi : Bengkel, Insinerasi

• Filter Bekas : Alat Berat, Insinerasi

• Lumpur Beroli : Oli Interceptor,

Bioremediasi

• Baterai Bekas : Bengkel, Pihak Ketiga

• Abu Batubara : PLTU, Pemanfaatan

• Abu Pembakaran Insinerator : Insinerator ,

Pihak Ketiga

Lanjutan Tabel 8.

Page 87: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

• H2O2 (Hidrogen Peroksida) : Laboratorium,

Pihak Ketiga

• Limbah Medis : Klinik, Insinerasi

• Ban Bekas : Alat Berat, Struktur pengendali

erosi

• Limbah Umum : Kantor/Bengkel, Dikirim

ke TPA

EN25 Identitas, ukuran, status

perlindungan dan nilai

keanekaragaman dari air dan

hubungan habitat dengan

signifikan

Seluruh air keluaran dari kegiatan

penambangan dikelola melalui kolam-kolam

pengendap serta upaya pengapuran apabila

diperlukan. Setiap keluaran dipantau secara

rutin untuk mengetahui kualitas airnya. Untuk

memastikan pemenuhan standar kualitas air

yang keluar dari kegiatan penambangan, upaya

perbaikan terus dilakukan seperti pengerukan

sedimen, peningkatan kapasitas kolam

pengendap dan pembangunan kolam

pengendap baru. Upaya tersebut dilakukan

KPC untuk mengurangi dampak dari air

keluaran dari kegiatan tambang.

Produk dan Jasa EN26 Inisiatif untuk meringankan

dampak lingkungan dari

produk dan jasa, dan seberapa

jauh dampaknya

Produk batubara KPC yaitu Batubara Prima,

Pinang dan Melawan memiliki kualitas yang

baik dan bermutu tinggi. Sehingga tidak

berdampak buruk bagi lingkungan. KPC

melakukan pemantauan terhadap kualitas

produk. Sebagai bagian dari program ini, KPC

telah membentuk Departemen Teknologi

batubara yang memfokuskan diri pada :

• Pengelolaan Manajemen Kualitas dan

Kuantitas batubara

• Pemasaran Teknis

Hingga saat ini belum pernah terjadi adanya

keluhan dari konsumen mengenai penggunaan

Lanjutan Tabel 8.

Page 88: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

produk KPC.

EN27 Persentase dari reklamasi

produk yang telah terpakai

Terdapat 565 ban bekas yang berasal dari alat

berat telah digunakan pada sistem drainage

(drop structure) di areal reklamasi.

Kepatuhan EN28 Denda dan total sanksi

terhadap pelanggaran undang-

undang lingkungan dan

regulasi

Tidak terdapat pelanggaran undang-undang

lingkungan.

Keseluruhan EN30 Jumlah biaya untuk

lingkungan dan investasi

berdasarkan jenis kegiatan

Total biaya pengelolaan lingkungan yaitu

sebesar USD 28.277.136.

3. Indikator Praktik Tenaga Kerja dan Kinerja Pekerja yang Layak

Kinerja dan Upaya KPC

Tenaga Kerja LA1 Komposisi jumlah tenaga

kerja berdasarkan tipe

pekerjaan dan lokasi

Dalam menjalani operasinya, KPC

memperkerjakan 3.645 karyawan. Berdasarkan

status kepegawaian : permanen sebanyak 3.338

orang dan kontrak sebanyak 297 orang.

Sedangkan berdasarkan asalnya : Indonesia

sebanyak 3.635 orang dan Ekspatriat sebanyak

21 orang.

LA2 Penciptaan lapangan kerja

neto dan rata-rata turnover

berdasarkan unit

Turnover karyawan berdasarkan jenis kelamin

yaitu pria sebanyak 95 orang dan wanita 10

orang sedangkan berdasarkan asalnya yaitu

Indonesia sebanyak 105 orang dan Ekspatriat

sebanyak 5 orang.

LA3 Persentase karyawan yang

diwakili oleh serikat pekerja

independen

Tercatat ada lima Serikat Pekerja dan Serikat

Buruh yang aktif di KPC dengan keanggotaan

sebagai berikut :

• KORPPRA : 1058 orang

• SPKEP : 650 orang

• SBSI : 756 orang

• PPMI : 221 orang

• SPK : 600 orang

Lanjutan Tabel 8.

Page 89: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

• Anggota bebas (tidak terikat) : 353 orang

Tenaga Kerja / Hubungan Manajemen LA4 Kebijakan dan prosedur terkait

informasi, konsultasi dan

negosiasi dengan karyawan

terkait dengan perubahan

pekerjaan

Seluruh karyawan KPC termasuk level

manajemen diatur hak dan kewajibannya dalam

Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Dalam PKB

tahun 2005-2007, ada beberapa item perubahan

sebagai hasil perundingan, tunjangan shift,

uang perumahan, tunjangan hari raya

keagamaan, bantuan penguburan, uang cuti,

penghargaan masa kerja dan program pensiun.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja LA5 Praktik, pencatatan dan

notifikasi kecelakaan kerja

serta kesehatan sesuai Kode

ILO Code of Practice

KPC berkomitmen untuk selalu menjaga

kesehatan dan keselamatan karyawannya.

Berbagai aturan telah diberlakukan untuk

mencapai tujuan tersebut, diantaranya tetap

berkomitmen melaksanakan Aturan Baku yang

telah dikenal dengan istilah ”Golden Rules”.

LA6 Persentase dari total angkatan

kerja yang direpresentasikan

dalam manajemen formal-

serikat kesehatan pekerja dan

keselamatan yang membantu

memonitor dan memberikan

saran dalam program

kesehatan dan keselamatan

Tercatat 423 karyawan tingkat supervisor dan

koordinator HSE telah mengikuti program

sertifikasi, Pengawas Operasional Pratama dan

98 karyawan tingkat Superintendent dan

Manajer telah mengikuti program sertifikasi,

dan Pengawas Operasional Madya dari

Departemen Pertambangan dan Energi.

LA7 Tingkat dan jumlah

kecelakaan, jumlah hari

hilang, dan tingkat absensi,

termasuk subkontraktor

Tercatat tidak ada kejadian fatal yang terjadi

pada tahun 2006. terjadi penurunan angka

kekerapan terjadinya LTI dari 0,16 (tahun

2005) menjadi 0,10 (tahun 2006) per 200.000

jam kerja. Penurunan juga terjadi pada angka

kekerapan terjadinya kecelakaan yang

berpotensi fatal dari 0,2 (tahun 2005) menjadi

0,09 (tahun 2006).

Pendidikan dan Pelatihan LA8 Pendidikan, pelatihan,

konseling, pencegahan dan

Untuk terus menerus meningkatkan kapasitas

serta kemampuan menangani persoalan

Lanjutan Tabel 8.

Page 90: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

program kontrol risiko untuk

melindungi anggota pekerja,

keluarganya atau anggota

masyarakat yang terserang

penyakit serius

kesehatan dan keselamatan kerja karyawan,

tercatat 423 karyawan tingkat supervisor dan

koordinator HSE telah mengikuti program

sertifikasi Pengawas Operasional Pratama dan

98 karyawan tingkat superintendent dan

Manager telah mengikuti program sertifikasi

Pengawas Operasional Madya dari Departemen

Pertambangan dan Energi.

LA9 Rata-rata jam pelatihan per

tahun per karyawan

Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan

KPC sebesar 48,01 jam per tahun per

karyawan.

Keragaman dan Peluang yang Setara LA11 Program keahlian manajemen

dan jangka panjang yang

mendukung kemampuan

pekerja selanjutnya dan

melindungi para pekerja

dalam mengelola akhir dari

karirnya

Untuk mendukung kemampuan kerja karyawan

secara berkesinambungan dan membantu

karyawan dalam meniti karir, KPC

memberikan beberapa program keahlian

manajemen, yaitu :

• Pelatihan Masa Persiapan Pensiun

Pelatihan ini membantu para karyawan dan

keluarganya untuk mempersiapkan diri

mereka dalam menghadapi masa pensiun

dan membekali mereka dengan

keterampilan maupun pengetahuan dalam

mengelola kesehatan, hubungan serta

keuangan mereka. Pelatihan ini juga

memberikan pengetahuan praktis di bidang

kewiraswastaan.

KPC melaksanakan 40 jam pelatihan MPP

unutk semua karyawan. Pada Tahun 2006,

sebanyak 46 peserta mengikuti pelatihan

ini, dengan jumlah waktu sebanyak 1.840

jam.

• Pelatihan Bahasa Inggris

KPC membuka kelas-kelas Pelatihan

Bahasa Inggris Umum untuk seluruh

Lanjutan Tabel 8.

Page 91: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

karyawan KPC. Pelatihan ini membekali

peserta dengan keterampilan berbahasa

yang mereka butuhkan dalam pekerjaan

serta memberikan nilai tambah dalam

meniti karir mereka.

Pada tahun 2006, sebanyak 418 peserta

mengikuti pelatihan ini dengan jumlah

waktu sebanyak 25.080 jam.

LA13 Komposisi Manajemen Senior

dan organ tata kelola

perusahaan per kategori

meliputi jenis kelamin, grup

usia, anggota minoritas dan

indikator keberagaman lainnya

• Karyawan berdasarkan golongan :

golongan A sebanyak 398 orang ,

golongan B sebanyak 2187 orang,

golongan C sebanyak 383 orang,

Supervisor sebanyak 516 orang,

Superintendent sebanyak 115 orang,

Manajer 37 orang, General Manajer

sebanyak 10 orang, dan Managing

Director/Executive Officer sebanyak 1

orang.

• Berdasarkan jenis kelamin : Karyawan pria

sebanyak 3.463 orang dan wanita sebanyak

193 orang.

• Berdasarkan grup usia : usia kurang dari 20

tahun sebanyak 21 tahun, usia antara 20-30

tahun sebanyak 812 orang, usia antara 30-

40 tahun sebanyak 1.693 orang, usia antara

40-50 tahun sebanyak 955 orang, usia

antara 50-55 tahun sebanyak 168 orang dan

usia lebih dari 55 tahun sebanyak 7 orang.

LA14 Rasio dari gaji pria dan wanita Klasifikasi General Manager (pria : wanita / 1 :

0,732632), Manajer (pria : wanita / 1 :

0,949844), Superintendent (pria : wanita / 1 :

0,93832), Supervisor (pria : wanita / 1 :

0,99189), Leading Hand/Officer (pria : wanita /

1 : 0,943725),

Operator/Mechanic/Administration (pria :

Lanjutan Tabel 8.

Page 92: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

wanita / 1 : 0,967348), dan Trainee/Tool

Storeman (pria : wanita / 1 : 0,947775)

4. Indikator Hak Asasi Manusia Kinerja dan Upaya KPC di tahun 2006 Praktek Investasi dan Pengadaan

HR1 Persentase dan total jumlah

dari perjanjian investasi yang

signifikan meliputi klausa hak

asasi manusia atau sesuai

dengan hak asasi manusia

KPC menjalin kerjasama dengan suplier dan

kontraktor, terdapat perjanjian kontrak

kerjasama yang mengharuskan suplier ataupun

kontraktor mengikuti peraturan

ketenagakerjaan yang diberlakukan pemerintah.

Selain itu, mereka harus memenuhi standar

keamanan dan praktek lingkungan yang ada di

KPC.

HR2 Persentase signifikan dari

suplier dan kontraktor

Dalam menjalankan operasinya, KPC didukung

oleh 206 supplier barang dan 120 kontraktor

pelayanan jasa. Dari jumlah tersebut, 96

supplier (atau 47%) merupakan supplier lokal

dan 92 kontraktor (atau 77%) merupakan

kontraktor lokal.

HR3 Total jam dari pelatihan

karyawan dalam kebijakan

dan prosedur mengenai aspek

hak asasi manusia yang

relevan untuk beroperasi,

meliputi persentase dari

pekerja yang dilatih

Hingga akhir 2006, KPC belum memiliki

program pelatihan terkait dengan kebijakan

penanganan hak asasi manusia.

Anti Diskriminasi HR4 Total jumlah dari insiden dari

tindak diskriminasi

Hingga akhir 2006, tidak pernah terjadi insiden

akibat tindakan diskriminasi di KPC. Dalam

melakukan bisnisnya, KPC tidak membedakan

karyawan dari segi agama, suku maupun jenis

kelamin. Bahkan karyawan perempuan

menerima benefit yang sama dengan karyawan

laki-laki. Proses seleksi karyawan didasarkan

pada kualitas, kompetensi dan pengalaman

kandidat.

Kebebasan Berserikat dan Perundingan Bersama

Lanjutan Tabel 8.

Page 93: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

HR5 Asosiasi kebebasan berserikat

dan daya tawar kelompok

akan berada pada risiko

signifikan dan tindakan untuk

mendukungnya

KPC membolehkan karyawannya menjadi

anggota Serikat Pekerja dan Serikat Buruh

(SP/SB) yang ada. Tercatat ada lima SP/SB

yang aktif di KPC (KORPPRA, SPKEP, SBSI,

PPMI, SPK dan Anggota bebas (tidak terikat).

Pekerja Anak HR6 Risiko signifikan untuk

insiden dari pekerja anak dan

mengukur untuk berkontribusi

mengeliminasikan pekerja

anak

KPC tidak memperkerjakan buruh anak-anak.

Usia terendah karyawan KPC hingga akhir

2006 adalah 18 tahun.

Tenaga Kerja Wajib dan Terpaksa HR7 Risiko signifikan untuk

insiden dari pekerja paksa dan

mengukur untuk berkontribusi

mengeliminasikan pekerja

paksa

Dalam tahun 2006 dan tahun-tahun sebelumnya

sepanjang operasi KPC tidak pernah terjadi

pemaksaan pekerjaan yang menyalahi aturan

jam kerja Depnaker. Sehingga tidak ada insiden

yang terjadi.

HR8 Persentase dari pelatihan

keamanan personel dalam

kebijakan perusahaan atau

prosedur mengenai aspek hak

asasi manusia relevan untuk

beroperasi

Terkait pelaksanaan hak asasi manusia bagi

para petugas keamanan, KPC tidak secara

khusus melakukan pelatihan tentang kebijakan

hak asasi manusia. Namun demikian, setiap

dilakukannya pendidikan dasar bagi anggota

keamanan selalu disisipkan materi terkait hal

tersebut.

Hak Masyarakat Adat HR9 Total jumlah dari insiden

pelanggaran atas hak-hak

warga pribumi dan tindakan

menghadapinya

Dalam menjalankan operasinya, KPC

senantiasa berkomunikasi dengan penduduk

lokal di sekitar daerah pertambangan. Hingga

akhir 2006, tidak pernah terjadi insiden ataupun

kekerasan dari pihak KPC terhadap masyarakat

lokal. Hubungan baik selalu dibina melalui

berbagai program kemasyarakatan yang

diorientasikan untuk memberikan kesejahteraan

bagi masyarakat lokal.

5. Indikator Masyarakat Kinerja dan Upaya KPC Sosial

SO1 Deskripsi kebijakan Selain kegiatan pertambangan, KPC

Lanjutan Tabel 8.

Page 94: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

pengelolaan dampak bagi

masyarakat, termasuk sistem

pengawasan yang ada

mempunyai tekad untuk melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan sesuai

dengan visi dan misi Divisi ESD. Berbagai

program pengembangan masyarakat terus

dilakukan untuk meningkatkan ekonomi lokal,

mengentaskan kemiskinan dan mempertinggi

kualitas hidup masyarakat.

KPC mengelompokkan program-program

tersebut ke dalam 7 (tujuh) bidang yaitu

pengembangan agribisnis, kesehatan dan

sanitasi, pendidikan dan pelatihan,

pembangunan infrastruktur, pengembangan

usaha kecil dan menengah (UMKM),

pelestarian alam dan budaya, serta penguatan

kapasitas masyarakat dan pemerintah.

Program pemberdayaan masyarakat tersebut

diarahkan kepada pengembangan sumber daya

alam (SDA) yang dapat diperbaharui dan

diselaraskan dengan program pemerintah

Kabupaten Kutai Timur yang mencanangkan

Gerakan Daerah Pembangunan Agribisnis

(GERDABANGAGRI).

Korupsi SO2 Persentase dan total jumlah

dari unit bisnis yang dianalisis

untuk risiko yang

dihubungkan dengan korupsi

Selama tahun 2006, KPC telah melakukan PHK

terhadap 6 karyawan yang terbukti terlibat

dalam praktek korupsi

SO3 Persentase dari pekerja yang

dilatih dalam kebijakan dan

prosedur organisasi anti

korupsi

Pada awal tahun 2006, induk perusahaan KPC,

PT Bumi Resources, Tbk telah menetapkan

semangat kerja yang sekaligus merupakan kode

etik bagi karyawan perusahaan yang dikenal

dengan Mr.SPIRIT (Semangat, Profesional,

Independen, Rajin, Integritas, dan Tanggung

Jawab). Mr.SPIRIT merupakan bentuk

komitmen segenap karyawan KPC mulai dari

Lanjutan Tabel 8.

Page 95: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

pemegang saham, komisaris, direktur,

manajemen, karyawan sampai ke petugas

lapangan untuk menerapkan Good Corporate

Governance dan Code of Conduct.

Penerapan program ini dilakukan oleh Focal

Point Team dibentuk dan dilatih untuk

mensosialisasikan pedoman tersebut.

SO4 Tindakan dalam merespon

insiden dalam korupsi

Tata kelola perusahaan yang baik diwujudkan

melalui Surat Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

yang mengatur tentang konsekuensi terhadap

karyawan yang terbukti melakukan

penyalahgunaan wewenang seperti korupsi.

Konsekuensi ini meliputi pemberian sanksi

berupa teguran tertulis hingga Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK).

Kebijakan Publik SO5 Posisi kebijakan publik dan

partisipasi dalam

pengembangan kebijakan

publik dan lobi

Komitmen KPC untuk menjadi mitra pembangunan

bagi masyarakat serta pemerintah telah mendapat

sambutan yang baik. Melalui organisasi-organisasi

publik yang ada, masyarakat dan pemerintah

memberikan kepercayaan

kepada perwakilan perusahaan untuk ikut

mengambil bagian dalam menentukan

kebijakan-kebijakan publik.

Organisasi-organisasi tersebut adalah

Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI),

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI),

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI),

Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Gerakan

Daerah Pembangunan Agribisnis

(GERDABANGAGRI), dan Forum Multi

Stakeholder Corporate Social Responsible

(MSH-CSR). Selain itu, KPC juga anggota

aktif dari Corporate Forum on Community

Development (CFCD), Indonesia Business

Lanjutan Tabel 8.

Page 96: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Link (IBL), Asosiasi Pertambangan Indonesia

(API) serta Asosiasi Pertambangan Batu Bara

Indonesia (APBI).

SO6 Total nilai finansial dan

kontribusi dalam partai

politik, orang politik dan

hubungan institusi dalam

negara

Perusahaan melarang setiap karyawan untuk

terlibat dalam pesta politik negara. Kebijakan

ini dilakukan untuk menghindari konflik-

konflik kepentingan politik yang dapat

mengancam kegiatan operasional perusahaan.

Perilaku Anti Persaingan SO7 Total jumlah dari tindakan

resmi untuk perilaku anti

persaingan, anti kepercayaan

dan praktik monopoli serta

pengeluarannya

Guna menghindari praktek monopoli,

perusahaan membentuk Contract Committee

Meeting yang terdiri atas managing

Director/CEO, CFO, GM Supply, GM ESD dan

GM Finance. Setiap proyek pekerjaan di KPC

harus melalui Contract Committee Meeting ini

terlebih dahulu. Untuk proyek yang sifatnya

bantuan dilakukan melalui persetujuan

Sponsorship Committee.

Kepatuhan SO8 Nilai moneter dari

pelanggaran signifikan dan

total jumlah sanksi non-

moneter untuk pelanggaran

hukum dan regulasi

Selama tahun 2006, KPC telah melakukan PHK

terhadap 6 karyawan yang terbukti terlibat

dalam praktek korupsi.

6. Indikator Tanggung Jawab Produk Kinerja dan Upaya KPC Kesehatan dan Keselamatan Konsumen

PR1 Deskripsi kebijakan untuk

mempertahankan kesehatan

dan keselamatan konsumen

dalam penggunaan produk

atau jasa perusahaan

Sebagai bagian dari komitmen perusahaan

untuk menghasilkan produk yang aman,

pemantauan terhadap kualitas produk

merupakan komponen yang sangat penting

dalam proses perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan serta kontrol terhadap proses

penambangan, penyediaan batu bara, serta

proses pengangkutan.

Quality Control Team memonitor proses

tersebut selama 24 jam untuk memastikan tidak

Lanjutan Tabel 8.

Page 97: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

adanya produk yang tidak berkualitas.

PR2 Total jumlah dari

ketidakpatuhan dalam regulasi

dan dampak dari produk dan

jasa mengenai kesehatan dan

keselamatan konsumen

Hingga saat ini, belum pernah terjadi keluhan

dari konsumen mengenai adanya dampak

negatif dari penggunaan produk KPC.

Intensitas pelanggan yang terus

memperpanjang kontrak pembelian menjadi

indikator bahwa produk KPC aman digunakan.

Pencantuman Label Produk dan Jasa PR3 Pencantuman label informasi

dari produk dan jasa

Mutu dan ukuran sumber daya batu bara dan

kemampuannya untuk memuati armada

angkutan besar dari terminal kelas dunia yang

dimilikinya membuat KPC mampu memiliki

portfolio yang berbeda untuk kontrak berkala.

PR4 Total jumlah dari insiden

ketidakpatuhan terhadap

regulasi dan informasi produk

dan pelabelan

Tidak terdapat insiden dari ketidakpatuhan

dalam pencantuman label informasi dari

produk.

PR5 Praktek yang berhubungan

dengan kepuasan konsumen,

meliputi hasil dari survei

pengukuran kepuasan

konsumen

KPC memiliki produk-produk dan mutu yang

cukup cocok dengan semua desain pembangkit

tenaga listrik di seluruh dunia.

Teknologi Batubara KPC memberikan Bantuan

Teknis kepada Konsumen Akhir dalam

Penanganan dan Pembakaran Batubara dan

secara aktif terlibat dengan konsumen untuk

menjamin agar mutu batubara memenuhi

syarat.

Selain itu, Bagian Pemasaran KPC

mengirimkan sampel kepada pembeli sesuai

persyaratan kontrak penjualan dan juga

mengirimkan sampel kepada pihak independen,

jika diminta oleh konsumen. Dengan demikian

kepuasan konsumen dapat terjaga.

Komunikasi Pemasaran PR6 Program yang berhubungan

dengan hukum, stándar dan

komunikasi pemasaran,

Tim Pemasaran KPC tetap berkomunikasi dan

melakukan kunjungan konsumen seperti yang

diminta. Untuk konsumen jangka panjang,

Lanjutan Tabel 8.

Page 98: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

meliputi periklanan, promosi

dan sponsorship

dilakukan pula negosiasi harga setiap tahun.

Komunikasi dijalin melalui email, faksimili,

telepon dan kunjungan ke lokasi.

PR7 Total jumlah dari insiden dari

ketidakpatuhan dengan

regulasi dan mengenai

komunikasi pemasaran,

meliputi periklanan, promosi

dan sponsorship

Kehadiran sebagai peserta di dalam lokakarya

dan konferensi atau menjadi pembicara dapat

mendukung upaya pemasaran KPC dalam

menjual dan mempromosikan produk-

produknya ke seluruh dunia. Sehingga tidak

terjadi insiden mengenai program pemasaran

tersebut.

Privasi Konsumen PR8 Total jumlah dari pelanggaran

privasi konsumen dan

kehilangan data konsumen

Hingga saat ini belum pernah terjadi keluhan

dari konsumen sehubungan dengan

pelanggaran privasi konsumen. Telah dibuat

sistem untuk melindungi privasi konsumen.

PR9 Nilai moneter dari

pelanggaran hukum dan

regulasi mengenai provisi dan

penggunaan produk dan jasa

”Confidentiality Agreement” merupakan

bagian dari perjanjian penjualan dengan pihak

konsumen. Sampai saat ini tidak pernah terjadi

pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.

4.2.5. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Tambang Batu

Bara Bukit Asam Tbk

Laporan Keberlanjutan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam

Tbk tahun 2006 yaitu ”Komitmen pada Kehidupan”. Laporan

tersebut mengacu pada GRI G3 Guidelines. Titik fokus CSR dalam

laporan keberlanjutan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

adalah pada kinerja ekonomi dan tata kelola perusahaan terkait

dengan kinerja lingkungan dan sosial. Laporan tersebut berisi 95

halaman yang mengungkapkan 19 komponen indikator GRI G3

Guideliness yaitu 2 komponen indikator kinerja Ekonomi (EC), 7

komponen indikator kinerja Lingkungan (EN), 9 komponen

indikator kinerja Tenaga Kerja (LA) dan 1 komponen indikator

kinerja Tanggung Jawab Produk (PR). Berikut deskripsi

Lanjutan Tabel 8.

Page 99: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Sustainability Reporting Tahun PT Tambang Batu Bara Bukit

Asam Tbk yang dijelaskan pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT

Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

1. Indikator Kinerja Ekonomi Kinerja dan Upaya PTBA

Kinerja Ekonomi

EC1 Nilai ekonomi yang

dihasilkan dan didistribusikan

secara langsung, termasuk

pendapatan, biaya operasi,

kompensasi kepada

karyawan, donasi dan

investasi ke masyarakat, laba

ditahan serta pembayaran ke

penyedia modal dan

pemerintah

Sepanjang 2006, Perseroan membukukan

laba bersih sebesar Rp.485.670 juta atau naik

4% dibanding tahun 2005 sebesar

Rp.467.060 juta.

Kontribusi kepada negara pada tahun 2006

berupa pajak sebesar Rp 470.549 miliar dan

bukan pajak (bea masuk, royalti, iuran tetap,

retribusi&SP3D, pungutan ekspor dan

dividen) sebesar Rp 402.298 miliar.

Penyisihan Manfaat Pensiun dan

Kesejahteraan Karyawan sebesar Rp 292.950

miliar.

Keberadaan Pasar

EC5 Rasio-rasio Upah Awal Kesejahteraan karyawan merupakan salah

satu prioritas PTBA. Di tahun 2006 gaji

terendah karyawan PTBA masih cukup jauh

di atas ketetapan Upah Minimum Regional

(UMR) untuk daerah Kabupaten Muara Enim

sebesar Rp.724.400,- per bulan. - per bulan.

2. Indikator Kinerja Lingkungan Kinerja dan Upaya PTBA

Keanekaragaman Hayati

EN11 Lokasi dan luas lahan yang

dimiliki, disewakan, atau

berdekatan dengan area yang

dilindungi dan area dengan

nilai keanekaragaman hayati

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2006,

Perseroan memiliki izin ekplorasi dan

eksploitasi yang tercakup dalam Kuasa

Pertambangan (KP) seluas seluas 66.413,7

hektar di Unit Pertambangan Tanjung Enim,

Page 100: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

yang tinggi di luar area yang

dilindungi

3.950 hektar di Unit Pertambangan Ombilin

dan 17.100 hektar di Cerenti.

EN12 Deskripsi dari dampak

signifikan yang ditimbulkan

oleh aktivitas, produk dan

jasa pada keanekaragaman

hayati yang ada di wilayah

yang dilindungi serta area

dengan nilai keanekaragaman

hayati di luar wilayah yang

dilindungi

Air Asam Tambang (Acid Mine Drainage)

merupakan masalah terbesar yang dihadapi

akibat kegiatan penambangan. Hal ini terjadi

karena aktifitas tambang umumnya

menggunakan sistem terbuka yang

mengakibatkan mineral-mineral sulfidik

(pirit, markasit, kalkopirit, dan lain-lain)

teroksidasi.

EN13 Strategi, aktivitas saat ini dan

rencana masa depan untuk

mengelola dampak terhadap

keanekaragaman hayati

Berdasarkan pengamatan jejak dan informasi

dari penduduk sekitar lokasi, satwa liar yang

berada di sekitar tambang seperti babi hutan,

biawak, kera, burung belibis, ayam hutan,

ular, burung elang, burung bangau dan rusa,

saat ini masih berkembang biak dengan baik

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

penambangan tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap perkembangan satwa liar.

Tumbuhan ikutan yang dijumpai pada

seluruh lokasi tambang adalah Euphatorium

sp dan Mimosa indica. Ada jenis vegetasi

ikutan yang hanya dijumpai di lokasi KP

Banko Barat, tetapi tidak ditemukan di lokasi

KP Air Laya (TAL), yaitu Cyperus sp, dan

paku resam (Gleyhenia sp.). Sedangkan di

lokasi KP TAL banyak ditemukan tumbuhan

rambutan hutan (Passiflora latifolia) yang

tumbuh di bawah tegakan naungan pohon

petai cina dan sengon.

EN14 Strategi, aktivitas saat ini dan

rencana masa depan untuk

mengelola dampak terhadap

keanekaragaman hayati

Di tahun 2006, PTBA telah melakukan

berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan

termasuk di dalamnya pemulihan fisik yang

meliputi:

Lanjutan Tabel 9.

Page 101: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

a. Melakukan revegetasi seluas 191,4 hektar

pada lahan-lahan pasca penambangan dengan

keragaman jenis vegetasi yang mengacu pada

fungsi hidrologis, orologis (menciptakan

tatanan iklim mikro dengan keragaman jenis

tanaman) dan konservasi.

b. Menjaga kualitas air buangan dan limpasan

dari area tambang sebelum keluar ke perairan

umum sehingga tetap memenuhi standar

Baku Mutu Lingkungan (BML) dengan

melakukan:

• Pembuatan Kolam Pengendap Lumpur

(KPL) sebanyak 5 (lima) unit;

• Pengapuran untuk menjaga stabilitas pH

sebanyak 1.430,6 ton pada KPL;

• Pembuatan saluran sepanjang 655 m di

Muara Tiga Besar (MTB) dan Banko

Barat;

• Pengurasan lumpur pada KPL sebanyak

328.516 m3.

c. Melakukan pengelolaan tanah humus

sebanyak 473.779 bcm untuk menyiapkan

lahan revegetasi dan pencegahan pencemaran

tanah dari limbah Bahan beracun dan

Berbahaya (B3) dengan cara membuat

fasilitas oil trap pada setiap bengkel tambang

(workshop).

d. Menjaga kualitas udara agar tetap dalam

ambang batas Baku Mutu Lingkungan

dengan melakukan penyiraman secara rutin

pada jalan produksi, memasang sprayer di

belt conveyor, dan penanaman tanaman di

kiri kanan jalan produksi.

EN22 Total berat dari limbah

dengan tipe dan metode

Proses eksploitasi penambangan batubara

yang menggunakan alat-alat berat tak bisa

Lanjutan Tabel 9.

Page 102: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

penjualan dilepaskan dari pemakaian bahan bakar

minyak dan pelumas yang termasuk dalam

kelompok senyawa hidrokarbon. Senyawa ini

dikenal toksik, sukar terdegradasi sehingga

dapat membahayakan lingkungan.

PTBA sangat menyadari dampak

hidrokarbon terhalogenasi yang terkandung

dalam minyak pelumas dari kegiatan

operasional PTBA. Senyawa hidrokarbon

terhalogenasi yang terkandung dalam minyak

pelumas bekas menurut PP No. 18 tahun

1999 dikategorikan sebagai limbah B3

(Bahan Berbahaya dan Beracun) yang jika

mencemari tanah dapat mengganggu

fungsinya. Diperlukan upaya pemulihan yang

intensif agar tanah bisa produktif kembali.

Produk dan Jasa

EN26 Inisiatif untuk meringankan

dampak lingkungan dari

produk dan jasa, dan seberapa

jauh dampaknya

Untuk menjaga kelestarian lingkungan,

PTBA melakukan berbagai tindakan nyata

yang memberikan dampak signifikan seperti:

melakukan penataan dan revegetasi lahan

bekas tambang dengan menggunakan

tanaman rumput-rumputan dan pohon jenis

kayu keras untuk menjaga kestabilan lereng

serta memanfaatkan lahan pasca tambang

secara menguntungkan dan tidak

menimbulkan beban bagi generasi

mendatang, serta dapat tetap berfungsi secara

ekologis maupun ekonomis.

Upaya meminimalkan dampak lingkungan

dilakukan melalui Penanganan dan

Pemantauan Lingkungan Hidup yang

meliputi: Pertama, Penanganan Tanah Pucuk

(Top soil), Penanganan Erosi, Pemantauan

Kualitas Air, Pengendalian Air Asam

Lanjutan Tabel 9.

Page 103: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tambang (AAT), dan Penanganan &

Pemantauan Biodiversity yang terdiri atas

Revegetasi, Pemantauan Tanaman,

Pemantauan Biota Aquatik (Benthos &

Plankton), dan Pemantauan Satwa Liar. Ke-

dua, Penanganan dan Pemantauan

Lingkungan Kerja dengan memantau kualitas

udara, efek kebisingan dan penyakit infeksi

saluran pernapasan atas (ISPA) terhadap

pegawai di daerah penambangan.

Kepatuhan

EN28 Denda dan total sanksi

terhadap pelanggaran

Selama tahun 2006 tidak ada sanksi terhadap

Perseroan terkait penanganan K3 dan

lingkungan.

Sanksi, denda maupun teguran resmi dari

pejabat yang berwenang belum pernah

diterima PTBA atas kinerjanya. Meskipun di

tahun 2006, pernah terjadi unjuk rasa oleh

masyarakat di sekitar Dermaga Kertapati

akibat debu yang berasal dari proses

pembongkaran batubara dari gerbong kereta

api ke stockpile. Masalah ini bisa diatasi

karena PTBA langsung merespon tuntutan

masyarakat tersebut dengan cara memasang

penyemprot air (sprayer) agar tidak

menimbulkan debu yang dipermasalahkan.

3. Indikator Praktik Tenaga Kerja

dan Kinerja Pekerja yang Layak

Kinerja dan Upaya PTBA

Tenaga Kerja

LA1 Komposisi jumlah tenaga

kerja berdasarkan tipe

pekerjaan dan lokasi

Sampai akhir 2006, PTBA memiliki

karyawan tetap sebanyak 3.418 orang terdiri

dari 3.298 orang yang bekerja di Perseroan

dan 120 karyawan diperbantukan pada Anak

Perusahaan serta Dana Pensiun yang

Lanjutan Tabel 9.

Page 104: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

didirikan PTBA.

Di samping pegawai tetap, PTBA juga

mempekerjakan tenaga kerja kontrak dan

tenaga kerja honorer sebagai bentuk

kepedulian PTBA menyediakan lapangan

kerja bagi masyarakat umum. Tenaga kontrak

dan honorer ditempatkan di: kantor Tanjung

Enim Sistem, UP Ombilin,

UP Briket Gresik, Kantor Unit Dermaga

Kertapati, Kantor Unit Dermaga Tarahan,

anak perusahaan dan pengelolaan Dana

Pensiun.

Tenaga Kerja / Hubungan Manajemen

LA4 Kebijakan dan prosedur

terkait informasi, konsultasi

dan negosiasi dengan

karyawan terkait dengan

perubahan pekerjaan

Safety talk (Diskusi) karyawan yang

dilaksanakan setiap awal giliran kerja di

lingkungan satuan kerja PTBA UPT dan

kontraktor pada periode tahun 2006 sebanyak

3.092 frekuensi dengan peserta 112.559

orang.

Safety talk yang dilakukan oleh satuan kerja

PTBA sebanyak 1.733 kali dengan jumlah

peserta 38.866 orang; Safety talk yang

dilakukan oleh kontraktor sebanyak 1.359

kali dengan jumlah peserta 73.693 orang.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

LA5 Praktik, pencatatan dan

notifikasi kecelakaan kerja

serta kesehatan sesuai Kode

ILO Code of Practice

PTBA mengoptimalkan penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang bersifat mandatori sesuai dengan

UU No. 13/2003 dan Sistem Manajemen

Lingkungan standar ISO 14001, untuk

mengantisipasi risiko K3. Untuk memenuhi

standar sistem manajemen keamanan

Pelabuhan, PTBA telah menerapkan sistem

International Code for the Security of Ships

and Port Facilities (ISPS Code).

Lanjutan Tabel 9.

Page 105: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

LA6 Persentase dari total angkatan

kerja yang direpresentasikan

dalam manajemen formal-

serikat kesehatan pekerja dan

keselamatan yang membantu

memonitor dan memberikan

saran dalam program

kesehatan dan keselamatan

PTBA telah melakukan audit internal SMK3

(64 kriteria) sebanyak 1 (satu) kali terhadap 9

(sembilan) satuan kerja di UPTE dan 2 (dua)

perusahaan mitra kerja/ kontraktor. Di

samping itu juga telah dilakukan audit

internal SMK3 dengan pengembangan

implementasi penuh (166 kriteria) sebanyak 2

(dua kali terhadap 9 (sembilan) satuan kerja

di UPTE.

Total Jam Pembinaan K3 pada periode tahun

2006 sebesar 80.389,5 jam, dengan rata-rata

jumlah karyawan per bulan yang mendapat

pembinaan sebanyak 9.685 orang. Sehingga

rasio jam pembinaan K3 per karyawan

sebesar 14,61 jam.

LA7 Tingkat dan jumlah

kecelakaan, jumlah hari

hilang, dan tingkat absensi,

termasuk subkontraktor

Karyawan yang mendapat kecelakaan kerja

di lingkungan unit penambangan Tanjung

Enim selama periode tahun 2006 berjumlah 4

orang, terdiri dari 2 orang kecelakaan fatal

dan 2 orang kecelakaan berat atau meningkat

dibandingkan dengan tahun 2005 sebanyak 3

orang (1 orang kecelakaan berat dan 2 orang

kecelakaan ringan). Dengan demikian jumlah

angka kekerapan kecelakaan (Frequency

Rate) tahun 2006 menjadi 0,3 atau meningkat

dari tahun 2005 sejumlah 0,22.

Jumlah hari kerja hilang akibat dari

kecelakaan (bersifat ringan/berat/fatal) pada

periode tahun 2006 sebesar 18.190 hari atau

meningkat dari tahun 2005 sebesar 127 hari.

Sehingga jumlah angka keparahan

kecelakaan (severity rate) tahun 2006

menjadi 1.378,82 atau meningkat dari tahun

2005 sejumlah 9,22.

Sedangkan indeks kejadian (kecelakaan)

Lanjutan Tabel 9.

Page 106: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

periode tahun 2006 sebesar 0,418 atau

meningkat dari tahun 2005 sebesar 0,002.

Jumlah kerusakan unit/peralatan produksi

maupun penunjang yang diakibatkan oleh

kecelakaan selama periode tahun 2006

sebanyak 55 kasus, atau meningkat dari tahun

2005 sebanyak 27 kasus.

Pendidikan dan Pelatihan

LA8 Pendidikan, pelatihan,

konseling, pencegahan dan

program kontrol risiko untuk

melindungi anggota pekerja,

keluarganya atau anggota

masyarakat yang terserang

penyakit serius

Di tahun 2006 telah dilakukan pemeriksaan

kesehatan khusus terhadap 12 orang

karyawan, penyuluhan kesehatan kepada

1.429 karyawan, dan pemeriksaan kesehatan

berkala (PKB) terhadap 1.785 orang

karyawan atau 71,3% dari 2.504 orang

karyawan yang terdaftar untuk pemeriksaan

kesehatan berkala.

LA10 Deskripsi kebijakan

kesempatan yang sama dan

sistem pengawasannya

Kebijakan komisaris dan direksi memberikan

kesempatan dan keleluasaan bagi karyawan

berserikat untuk bergabung dengan

organisasi buruh yang ada sebagai wujud

kebebasan berdemokrasi termasuk kebebasan

menyalurkan aspirasi politiknya sesuai hati

nurani. Seluruh karyawan juga diberikan

kebebasan untuk berserikat dengan organisasi

buruh yang ada.

LA11 Program keahlian manajemen

dan jangka panjang yang

mendukung kemampuan

pekerja selanjutnya dan

melindungi para pekerja

dalam mengelola akhir dari

karirnya

Untuk meningkatkan keahlian dan

kompetensi sumber daya manusianya,

Perseroan secara rutin menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan yang terkait

masalah Teknis (tambang, mesin, listrik,

administrasi, umum), dan masalah Manajerial

(Executive Development Program, Global

Leadership Development Program,

Lanjutan Tabel 9.

Page 107: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Manajemen Bisnis), Penataan Moral

(Pencegahan Praktik KKN dan Pembekalan

Spritual ESQ training guna membentuk

moral baik). Kepedulian terhadap SDM juga

diwujudkan dengan memberikan akses untuk

menjawab kebutuhan jangka pendek dan

jangka panjang seperti asuransi dan dana

pensiun. Jumlah pegawai yang mengikuti

pelatihan selama tahun 2006 sebanyak 2.777

orang, meningkat 27,74% dari tahun 2005.

LA13 Komposisi Manajemen

Senior dan organ tata kelola

perusahaan per kategori

meliputi jenis kelamin, grup

usia, anggota minoritas dan

indikator keberagaman

lainnya

• Berdasarkan jenjang pendidikan,

komposisi karyawan yang bekerja di

PTBA sebanyak 0,4% bergelar Sarjana

Strata-2, Sarjana Strata-1 7,5%, 4,7%

berijazah D3, 51,6% berijazah SLTA,

22,9% berijazah SLTP dan 13% SD.

• Berdasarkan Usia Pegawai 1,2% diatas 55

tahun, 13,1% antara 50-55%, 32,3% antara

45-50%, 39,7% antara 40-45 tahun, 8,7%

antara 35-40 tahun, 4,9% antara 30-35

tahun.

• Berdasarkan jabatan 0.6% (peringkat level

1), 2,3% (peringkat level 2), 7,5%

(peringkat level 3), 40,0% (peringkat level

4), 44,5% (peringkat level 5) ,dan 4,9%

(peringkat level 6).

6. Indikator Tanggung Jawab

Produk

Kinerja dan Upaya PTBA

Pencantuman Label Produk dan Jasa

PR5 Praktek yang berhubungan

dengan kepuasan konsumen,

meliputi hasil dari survei

pengukuran kepuasan

konsumen

Untuk menjaga kepuasan pelanggan, PTBA

secara rutin melakukan survey terhadap

tingkat kepuasan konsumen akan layanan

PTBA. Melalui survey ini PTBA

mendapatkan masukan tentang harapan,

Lanjutan Tabel 9.

Page 108: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

standar layanan dan keluhan pelanggan

secara periodik sehingga memudahkan PTBA

meningkatkan kinerja dan membangun

hubungan yang lebih baik dengan pelanggan

(Customer Relationship Management (CRM).

Berdasar indeks skala 4, tingkat kepuasan

pelanggan tahun 2006 adalah 3,72.

4.2.7. Pengungkapan Sustainability Reporting PT Timah Tbk

PT Timah Tbk telah mengeluarkan laporan keberlanjutan sejak

tahun 2004. Tahun 2006 dengan tema Mewujudkan Kepedulian

mengacu pada GRI G3 Guideliness. Laporan tersebut berisi 58

halaman yang mencakup kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan.

Terdapat 24 komponen indikator yaitu meliputi 3 komponen

indikator kinerja Ekonomi (EC), 10 komponen indikator kinerja

Lingkungan (EN), 8 komponen indikator kinerja Tenaga Kerja (LA)

dan 3 komponen indikator kinerja Tanggung Jawab Produk (PR).

Berikut deskripsi Sustainability Reporting PT Timah Tbk yang

dijelaskan pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Tahun 2006 PT

Timah Tbk

1. Indikator Kinerja Ekonomi Kinerja dan Upaya Timah

Kinerja Ekonomi

EC1 Nilai ekonomi yang dihasilkan dan

didistribusikan secara langsung,

termasuk pendapatan, biaya

operasi, kompensasi kepada

karyawan, donasi dan investasi ke

masyarakat, laba ditahan serta

pembayaran ke penyedia modal

dan pemerintah

Tahun 2006, laba bersih Timah sebesar

Rp 208,147 Miliar. Pembayaran pajak

langsung Rp 132,393 Juta, pajak tidak

langsung Rp 33,217 Juta, dividen

sebesar Rp 32,993 Juta, royalti sebesar

Rp 90,944 Juta, dan PNBP lainnya Rp

29,519 Juta.

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC8 Pembangunan dan dampak dari

investasi infrastruktur dan jasa

Untuk kelancaran transportasi dan arus

barang antara lokasi penambangan

dengan pusat produksi dibutuhkan

Lanjutan Tabel 9.

Page 109: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

sarana dan prasarana seperti jalan dan

adakalanya harus membuat jalan baru

dan atau memelihara jalan yang ada.

EC9 Memahami dan mendeskripsikan

dampak ekonomi tidak langsung

yang signifikan, termasuk seberapa

jauh dampak dihasilkan

Timah merupakan penggerak utama

ekonomi Kepulauan Bangka Belitung.

Berbagai kegiatan langsung yang

dilakukan oleh perusahaan adalah

memberikan kontribusi terhadap roda

perekonomian wilayah sekitar.

Dampak ekonomi langsung dengan

adanya kegiatan Timah adalah

kesempatan bekerja dan berusaha yang

terkait dengan kegiatan penambangan

seperti penyerapan tenaga lokal,

pemasok dan pemborong serta mitra

binaan tambang.

Kegiatan ini membangkitkan berbagai

kegiatan ekonomi dalam bentuk barang

dan jasa yang diikuti arus uang dalam

bentuk transaksi melalui lembaga

keuangan dan perbankan sebesar Rp 2-3

Triliun per tahun dan dengan demikian

akan berputar di masyarakat dan secara

tidak langsung akan menggerakan

perekonomian daerah dan masyarakat.

2. Indikator Kinerja Lingkungan Kinerja dan Upaya Timah

Energi

EN5 Energi yang disimpan untuk

konservasi dan efisiensi perbaikan

Penggantian HSD (High Speed Diesel)

sebesar 50% dengan briket batu bara

untuk operasional rotary drayer sejak

bulan September 2006 dan HSD hanya

dipakai untuk operasi alat berat.

Mulai bulan Desember 2006, HSD

Lanjutan Tabel 10.

Page 110: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

hanya untuk BBM penyulut dan repair

dan seluruh rotary drayer menggunakan

briket batu bara. Mulai bulan September

2006, penggunaan BBM pada Tanur

SSF dan Flame Oven dialihkan dari

HSD menjadi Fuel Oil. Sehingga terjadi

pengurangan pemakaian HSD sekitar

50% pada proses peleburan timah.

EN6 Inisiatif untuk menyediakan

produk dan jasa yang

menggunakan energi yang efisien

atau sumberdaya terbarukan, serta

pengurangan kebutuhan

penggunaan energi sebagai

dampak dari inisiatif ini

• Penggantian BBM (HSD) dengan

briket batu bara dan Fuel Oil/bensin

• Optimalisasi operasi rotary drayer

dan perawatannya karena dari data

bulan Mei s.d Desember 2005,

efisiensi rotary drayer mencapai

82,14% lebih kecil dari efisiensi

disain sebesar 85,66%. Artinya

terdapat kekurangan sebesar 4,11%

• Pemasangan pengukur suhu kerja

rotary drayer

Air

EN8 Total penarikan air Pemakaian air permukaan baik untuk

Tambang Bangka, Belitung, peleburan

timah serta pemakaian air perumahan

Timah sebesar lebih dari 350.000 meter

kubik di tahun 2006.

Emisi, Efluen dan Limbah

EN16 Total emisi gas rumah kaca

langsung dan tidak langsung

Gas polutan yang merupakan emisi gas

rumah kaca berupa CO, Nox, SO2, ASH3

dan H2S serta senyawa lainnya

dihasilkan dari pembakaran bahan bakar

fosil (HSD, pelumas dan lain-lain).

EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi

gas rumah kaca dan pengurangan

Untuk mengurangi dampak emisi udara

di pusat peleburan dan pemurnian dalam

Lanjutan Tabel 10.

Page 111: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

yang berhasil dilakukan rangka penerapan SML ISO 14001, pada

tahun 1997 digunakan filterback dan

water siklon pada cerobong asap. Selain

itu juga dapat meningkatkan nilai

tambah karena debu yang berada di

cerobong pipa dapat ditangkap dan

dimanfaatkan lalu dilebur kembali.

Pemantauan emisi cerobong PLTD

menunjukkan bahwa kadar SO2 dan NO2

masih dibawah baku mutu emisi sumber

tak bergerak untuk jenis kegiatan lain.

Untuk mencegah potensi pencemaran

emisi NOx, Timah berupaya dengan

cara:

• Pemasangan instalasi injeksi urea cair

• Pemasangan Exhaust permanen

dengan tujuan untuk menjaga

kestabilan temperatur ambeien di

dalam ruangan PLTD

• Rutinitas penggantian filter

HSD/solar dan udara

• Perawatan mesin secara rutin

• Rasio pemakaian BBM yang tepat

EN22 Total berat dari limbah dengan tipe

dan metode penjualan

Limbah padat di Balai Karya berupa

slag, limbah domestik, limbah non daur

ulang dibuang ke TPA Pemda yang

sesuai dengan prosedur yang berlaku.

• Pasir Furan sebanyak 271,53 Kwintal

• Slage sebanyak 15.138,96 Kwintal

• Limbah domestik sebanyak 26,82

Kwintal

• Limbah non daur ulang sebanyak

Lanjutan Tabel 10.

Page 112: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

696,38 Kwintal

• Limbah daur ulang sebanyak 68,86

Kwintal

• Tembaga 3 sebanyak 3 Kwintal

Limbah B3 yang disimpan di Gudang

Limbah B3 Pabrik Peleburan Timah

tahun 2006 yaitu :

• Baterai bekas sebanyak 128 Pc

• Filter Oil sebanyak 360 Pc

• Acfog sebanyak 45 Kaleng

• Botol HCL ex Labor sebanyak 375

Botol

• Strip Tes Refotron sebanyak 2.309 Pc

• Disposible Syringe

EN24 Berat dari limbah yang

ditransportasikan, diimpor,

diekspor atau diolah yang

diklasifikasikan berbahaya

berdasarkan Basel Convetion

Annex I, II, III dan VIII, dan

persentase limbah yang dikapalkan

secara internasional

Pemanfaatan limbah padat pada tahun

2006 di Balai Karya berupa besi yang

rusak untuk didaur ulang kembali, selain

itu juga berasal dari logam berupa besi

dan baja yang diperoleh dari Pabrik

Peleburan Timah dan dari supplier.

• Produk rusak yang didaur ulang

sebanyak 12.902 Kg

• Dari Supplier sebanyak 116.420,5 Kg

• Logam berupa limbah dari Pabrik

Peleburan Timah

• Kapal Keruk Menumbing sebanyak

146.086 Kg

EN26 Inisiatif untuk meringankan

dampak lingkungan dari produk

dan jasa, dan seberapa jauh

dampaknya

Kegiatan penambangan mempunyai

aspek dan dampak terhadap lingkungan

seperti rusaknya bentang alam,

hilangnya vegetasi dan tanah pucuk.

Langkah Timah dimulai dengan

melaksanakan stripping tanah yang tidak

mengandung bijih timah (overburden)

dan menempatkan/menyimpan tanah

Lanjutan Tabel 10.

Page 113: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

atas dan solum tanah tersebut pada

tempat tertentu (dumping area) yang

nantinya dikembalikan ke tempat semula

(backfilling) dan selanjutnya dilakukan

reklamasi.

EN27 Persentase dari reklamasi produk

yang telah terjual

Pada tahun 2006 telah dilaksanakan

reklamasi seluas 15 Ha.

EN30 Jumlah biaya untuk lingkungan

dan investasi berdasarkan jenis

kegiatan

Total Penyisihan Biaya Rehabilitasi

Lingkungan sebesar Rp 47,519 Juta.

Yaitu untuk :

• Biaya Estimasi Penggunaan

Penyisihan yang akan Dilaksanakan

dalam Satu Tahun sebesar Rp 6,69

Juta

• Biaya Estimasi Penggunaan

Penyisihan yang akan Dilaksanakan

dalam Jangka Waktu lebih dari Satu

Tahun sebesar Rp 40,829 Juta

3. Indikator Tenaga Kerja dan Kinerja

Pekerja yang Layak

Kinerja dan Upaya Timah

Tenaga Kerja

LA1 Komposisi jumlah tenaga kerja

berdasarkan tipe pekerjaan dan

lokasi

Timah didukung oleh 5.668 tenaga kerja

di tahun 2006 yang terdiri dari 4.002

orang karyawan tetap, PKWT sebanyak

20 orang dan outsourcing sebanyak

1.626 orang.

LA2 Penciptaan lapangan kerja neto

dan rata-rata turnover berdasarkan

unit

Perubahan karyawan pada tahun 2005-

2006 sebanyak 326 orang.

LA3 Persentase karyawan yang diwakili

oleh serikat pekerja independen

Sebagai wadah untuk berserikat dan

mewakili karyawan dalam

menyampaikan pendapat dalam

hubungan perburuhan, karyawan

membentuk serikat pekerja ikatan

karyawan dengan anggota sebanyak

Lanjutan Tabel 10.

Page 114: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

3.621 orang.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

LA7 Tingkat dan jumlah kecelakaan,

jumlah hari hilang, dan tingkat

absensi, termasuk subkontraktor

Kegitan penambangan mempunyai

potensi yang tinggi untuk terjadinya

kecelakaan. Kecelakaan kerja yang

kerap terjadi sangat beragam. Potensi

risiko paling tinggi berada pada lokasi

penambangan, kapal keruk dan kapal

isap dan peleburan timah.

Risiko mencakup cidera kerja,

tenggelam, ledakan (kegiatan seismik),

penyakit akibat kerja (kebisingan,

getaran mesin/alat pemboran, debu,

panas), kebakaran kapal keruk/kapal

isap (karena pemotongan, pengelasan,

listrik, BBM) dan kecelakaan lalu lintas

(pada lokasi sarana transportasi alat

berat).

Pada tahun 2006 terjadi 8 kecelakaan

tambang di lingkungan kerta PT

Tambang Timah yang berakibat

kematian 3 orang, kecelakaan ringan 1

orang dan 4 orang mengalami

kecelakaan berat.

Dalam periode 2004-2006 terjadi

penurunan angka absentisme karyawan,

angka kehilangan hari kerja tahun 2006

sebanyak 1.037 hari.

Pendidikan dan Pelatihan

LA8 Pendidikan, pelatihan, konseling,

pencegahan dan program kontrol

risiko untuk melindungi anggota

pekerja, keluarganya atau anggota

masyarakat yang terserang

penyakit serius

Kecelakaan yang terjadi berawal dari

kondisi yang tidak aman dan tindakan

tidak aman. Untuk itu dilaksanakan

berbagai upaya untuk mengatasi kondisi

tidak aman dan tindakan tidak aman

seperti : Membentuk Safety Committee,

Lanjutan Tabel 10.

Page 115: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

mempersiapkan alat pelindung diri,

Safety Talk dan Safety Patrol, promosi

dan kampanye Keselamatan Kerja (K2),

pendidikan dan pelatihan di bidang

keselamatan kerja

Kasus penyakit malaria masih

ditemukan dalam angka yang cukup

tinggi, sekitar 453 kasus. Karena itu

secara berkala program kesehatan

lingkungan kerja melakukan

pemberantasan sumber-sumber

penyebab malaria. Pada tahun 2006,

sampai dengan bulan Juni 2006, telah

dilakukan 7 kali penyemprotan di

lokasi-lokasi yang berpotensi.

LA9 Rata-rata jam pelatihan per tahun

per karyawan

Total waktu yang dicurahkan untuk

mengikuti pelatihan mencapai 5.918

jam.

Keragaman dan Peluang yang Setara

LA12 Persentase dari pekerja yang

menerima kinerja regular dan

pembangunan karir kembali

Tahun 2006, 1 orang karyawan

mengikuti program pasca sarjana dan

1.367 orang (33,98%) mengikuti

pelatihan berkaitan dengan bidang

keahlian yang dibutuhkan oleh Timah.

Jenis-jenis pelatihan yang diikuti oleh

karyawan mencakup bidang

administrasi, keuangan, hukum,

manajemen dan teknis pertambangan,

kesehatan dan keselamatan kerja serta

keahlian lain yang dibutuhkan oleh

Timah.

LA13 Komposisi Manajemen Senior dan

organ tata kelola perusahaan per

kategori meliputi jenis kelamin,

grup usia, anggota minoritas dan

• Pada tahun 2006, Manajemen Senior

sebanyak 37 orang (0,92%), Middle

Management sebanyak 120 orang

(2,98%), Site sebanyak 316

Lanjutan Tabel 10.

Page 116: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

indikator keberagaman lainnya orang(7,86%), Kasi sebanyak 617

orang (15,34%), Mandor/Karus

sebanyak 1.386 orang (34,46%) dan

petugas sebanyak 1.546 orang

(38,44%)

• Berdasarkan usia karyawan : usia

lebih dari 25 tahun (0,5%), usia

antara 25-29 tahun (1,12%), usia

antara 30-34 tahun (0,7%), usia

antara 35-39 tahun (1,47%), usia

antara 40-44 tahun (4,6%), usia

antara 45-49 tahun (24,69%), usia

antara 50-53 tahun (47,14) dan usia

antara 54-56 tahun (19,79%)

4. Indikator Tanggung jawab Produk Kinerja dan Upaya Timah

Kesehatan dan Keselamatan Konsumen

PR1 Deskripsi kebijakan untuk

mempertahankan kesehatan dan

keselamatan konsumen dalam

penggunaan produk atau jasa

perusahaan

Dalam perserikatan yang sinergis dan

strategis dengan perusahaan produsen

timah lainnya, Timah adalah sponsor

utama dari ITRI (International Tin

Research Institute). Sejauh ini, ITRI

telah mampu mengantisipasi penurunan

permintaan atas timah dengan hasil

penelitian yang telah mengembangkan

penggunaan dan penerapan baru pada

timah seperti : pencegah kebakaran,

free-lead solder, kaleng minuman,

anticorrosive (bahan anti rusak) dan

lain-lain.

Sebagai bagian dari tanggung jawab

pengelolaan proses penambangan dan

pengembangan produk yang ramah

lingkungan, Timah juga telah sejak lama

menjadi anggota The International

Council on Metals and the Environment

Lanjutan Tabel 10.

Page 117: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

(ICME) yaitu sebuah lembaga

independen yang didirikan pada 1991

untuk mempromosikan penerapan

kebijaksanaan lingkungan dan kesehatan

dalam produksi, penggunaan, daur ulang

dan pembuangan berbagai jenis logam.

PR2 Total jumlah dari ketidakpatuhan

dalam regulasi dan dampak dari

produk dan jasa mengenai

kesehatan dan keselamatan

konsumen

Badan-badan regulasi yang bertanggung

jawab mengamankan air minum bagi

warga negara dan warga dunia tidak

melihat perlunya mengatur penggunaan

timah dalam ketentuan-ketentuan

mereka.

Tidak seperti seng, tembaga, timbal dan

merkuri, yang mudah bereaksi dengan

unsur-unsur dalam tanah dan larut dalam

air sehingga menimbulkan pencemaran,

timah adalah logam yang sangat stabil

(inert).

Timah tidak larut dalam air pada derajat

keasaman yang ekstrim sekalipun,

sehingga timah tidak akan mencemari

lingkungan hidup, termasuk air minum

dan udara. Karena itu Badan Kesehatan

Dunia (WHO) tidak pernah

mencantumkan timah dalam daftar

bahan pencemar anorganik primer.

PR3 Pencantuman label informasi dari

produk dan jasa

Tidak ada keharusan mencantumkan

label “Berbahaya Jika Ditelan” pada

bahan kemasan timah, karena logam

timah dianggap tidak membahayakan.

Timah tidak hanya dipakai sebagai

bahan amalgam penambal gigi, tetapi

juga menjadi bahan campuran dalam

berbagai jenis obat.

Lanjutan Tabel 10.

Page 118: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Berdasarkan pengungkapan Sustainability Reporting dari

masing-masing perusahaan yang telah dideskripsikan dalam tabel-

tabel sebelumnya atau pada Lampiran 3, komponen indikator

kinerja masing-masing perusahaan dapat terlihat pada Gambar 4.

0

10

20

30

40

50

60

70

Jumlah Komponen

ANT AM PT FI INCO KPC PT BA T IMAH

Perusahaan

Komponen Indikator Kinerja Perusahaan

Kinerja Lingkungan

Kinerja Sosial

Kinerja Ekonomi

Gambar 4. Pengungkapan Komponen Kinerja Perusahaan

di Industri Pertambangan Berdasarkan GRI G3 Guidelines 4.3. Pengungkapan Sustainability Reporting Perusahaan di Industri

Pertambangan berdasarkan Skoring

Pengungkapan komponen indikator masing-masing kinerja yaitu

indikator kinerja Ekonomi (a), kinerja lingkungan (b), kinerja tenaga kerja

dan praktik tenaga kerja yang layak (c), kinerja hak asasi manusia (d),

kinerja masyarakat (e) dan kinerja tanggung jawab produk (f) diberikan skor

dengan skala 1-4 dalam bentuk naratif, grafik/tabel, non-moneter dan

moneter.

4.3.1. PT Aneka Tambang Tbk

Berdasarkan Tabel 11, total skor Sustainability Reporting PT

Aneka Tambang Tbk yaitu sebesar 65. Dengan pengungkapan

terbanyak dalam bentuk naratif. Sedangkan indikator komponen

terbesar yaitu indikator kinerja lingkungan.

Page 119: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tabel 11. Perhitungan Skoring Komponen Indikator Kinerja PT Aneka Tambang Tbk

Pengungkapan

Naratif Grafik/Tabel Non-Moneter Moneter Total Indikator

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

a EC3 1

3

3 EC1 2 1 2 - - - - EC1 4 1 4 9 EC4

EC9 b EN11

1 4 4

EN2

2

5

10

EN6 3

2

6

EN30 4 1 4 24 EN12 EN15 EN15 EN13 EN18

EN14 EN24 EN30

c LA4 1

6

6

LA1 2

2

4

LA2 3

3

9

-

-

-

-

19 LA5 LA7 LA3

LA6 LA9 LA10 LA11 LA13

d HR1

1 8 8 - - - - - - - - - - - - 8

HR2 HR4 HR5 HR6 HR7 HR8 HR9

e SO1 1 3 3 - - - - - - - - - - - - 3 SO2

SO3 f PR1 1 2 2 - - - - - - - - - - - -

2 PR2

Total Naratif 26 Total Grafik/Tabel 16 Total

Non-Moneter 15 Total Moneter 8

Total Keseluruhan 65

Pengungkapan komponen indikator Sustainability Reporting PT

Aneka Tambang Tbk dapat terlihat pada Gambar 5.

Komponen Indikator PT Aneka Tambang Tbk

29.23%

4.61%

12.31%

3.08%13.85%

36.92%

1. Indikator KinerjaEkonomi

2. Indikator KinerjaLingkungan

3. Indikator PraktikTenaga Kerja dan KinerjaPekerja yang Layak 4. Indikator KinerjaHak Asasi

5. Indikator KinerjaKemasyarakatan

6. Indikator KinerjaTanggung Jawab dariDampak Produk

Gambar 5. Komponen indikator kinerja PT Aneka Tambang Tbk

Page 120: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

4.3.2. PT Freeport Indonesia

Berdasarkan Tabel 12, total skor Sustainability Reporting PT

Freeport Indonesia yaitu sebesar 54. Dengan pengungkapan terbanyak

dalam bentuk non-moneter. Sedangkan indikator komponen terbesar

yaitu indikator kinerja lingkungan.

Tabel 12. Pengungkapan Komponen Indikator Sustainability Reporting

PT Freeport Indonesia

Pengungkapan

Naratif Grafik/Tabel Non-Moneter Moneter Total Indikator

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

a - - - - - - - - - - - -

EC1 4 3 12 12 EC8 EC9

b EN14 1 2 2 - - - - EN11

3

5

15

-

-

-

-

17

EN24 EN13 EN15 EN25 EN26

c LA5 1 1 1 - - - -

LA1 3

3

9

-

-

-

-

16 LA6

LA7

d HR1 1 1 1 - - - - HR3 3 1 3 HR8 4 1 4 8 e SO1 1 1 1 - - - - - - - - - - - - 1

Total Naratif 5 Total Grafik/Tabel

0 Total Non-Moneter

27 Total Moneter 16

Total Keseluruhan 54

Pengungkapan komponen-komponen indikator pada Sustainability

Reporting PT Freeport Indonesia dapat terlihat pada Gambar 6.

Komponen Indikator PT Freeport Indones ia

29.63%

31.48%

22.22%1.85%14.81%

1. Indikator KinerjaEkonomi

2. Indikator KinerjaLingkungan

3. Indikator Praktik TenagaKerja dan Kinerja Pekerjayang Layak4. Indikator Kinerja HakAsasi Manusia

5. Indikator KinerjaKemasyarakatan

Gambar 6. Komponen indikator kinerja PT Freeport Indonesia

Page 121: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

4.3.3. PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

Berdasarkan Tabel 13, total skor Sustainability Reporting PT

Internasional Nickel Indonesia yaitu sebesar 15. Dengan

pengungkapan terbanyak dalam bentuk non-moneter. Sedangkan

indikator komponen terbesar yaitu indikator kinerja ekonomi.

Tabel 13. Pengungkapan Komponen Indikator Sustainability Reporting

PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

Pengungkapan

Naratif Grafik/Tabel Non-Moneter Moneter Total Indikator

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

a - - - - EC1 2 1 2 EC9 3 1 3 EC1 4 1 4 9 b EN9 1 3 3 - - - - EN18 3 1 3 - - - - 6

EN14 EN18

Total Naratif 3 Total Grafik/Tabel 2 Total

Non-Moneter 6 Total Moneter 4

Total Keseluruhan 15

Pengungkapan komponen-komponen indikator pada Sustainability

Reporting PT Internasional Nickel Indonesia Tbk yang juga dapat

terlihat pada Gambar 7.

Komponen Indikator PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

40.00%

60.00%

1. Indikator KinerjaEkonomi2. Indikator KinerjaLingkungan

Gambar 7. Komponen indikator kinerja PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

4.3.4. PT Kaltim Prima Coal

Berdasarkan Tabel 14, total skor Sustainability Reporting PT

Kaltim Prima Coal yaitu sebesar 134. Dengan pengungkapan

terbanyak dalam bentuk non-moneter. Sedangkan indikator komponen

terbesar yaitu indikator kinerja lingkungan.

Page 122: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tabel 14. Pengungkapan Komponen Indikator Sustainability Reporting PT Kaltim Prima Coal

Pengungkapan

Naratif Grafik/Tabel Non-Moneter Moneter

Total Indikator

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

a EC2 1 2 2 - - - - EC3 3 6 18 EC1 4 3 12 32 EC4 EC5 EC3

EC6 EC9 EC7 EC8 EC9

b EN5

1 11 11

EN1

2 11 22

EN2 3

4

12

-

-

-

-

45 EN7 EN6 EN3

EN9 EN11 EN8 EN10 EN13 EN27 EN12 EN15 EN18 EN16 EN19 EN20 EN23 EN21 EN25 EN22 EN26 EN24 EN28 EN30

c LA4 1 2 2 LA1 2 7 14 LA6 3 3 9 - - - - 25 LA5 LA2 LA8

LA3 LA11 LA7 LA9

LA13 LA14

d HR1

1 6 6 HR5 2 1 2 HR2 3 1 3 - - - - 11

HR3 HR4 HR7 HR8 HR9

e SO1

1 6 6 - - - -

SO2 3 2 6 - - - - 12 SO3 SO8 SO4 SO5 SO6 SO7

f PR1 1 9 9 - - - - - - - - - - - - 9 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9

Total Naratif 36 Total Grafik/Tabel 38 Total Non-Moneter 48 Total Moneter 12

Total Keseluruhan 134

Pengungkapan komponen-komponen indikator pada

Sustainability Reporting PT Kaltim Prima Coal yang juga dapat

terlihat pada Gambar 8.

Page 123: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Komponen Indikator PT Kaltim Prima Coal

33.58%

23.88%6.72%8.96%

8.21%

18.65%

1. Indikator KinerjaEkonomi

2. Indikator KinerjaLingkungan

3. Indikator PraktikTenaga Kerja dan KinerjaPekerja yang Layak4. Indikator Kinerja HakAsasi Manusia

5. Indikator KinerjaKemasyarakatan

6. Indikator KinerjaTanggung Jawab dariDampak Produk

Gambar 8. Komponen indikator kinerja PT Kaltim Prima Coal

4.3.5. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

Berdasarkan Tabel 15, total skor Sustainability Reporting PT

Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk yaitu sebesar 43. Dengan

pengungkapan terbanyak dalam bentuk non-moneter. Sedangkan

indikator komponen terbesar yaitu indikator kinerja tenaga kerja dan

kinerja pekerja yang layak.

Tabel 15. Pengungkapan Komponen Indikator Sustainability Reporting PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

Pengungkapan

Naratif Grafik/Tabel Non-Moneter Moneter Total Indikator

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen (2)

∑ T

otal (1)x(2)

a - - - - - - - - - - - - EC1 4 2 8 8 EC5

b EN12 1 5 5 - - - - EN11 3 2 6 - - - - 11 EN13 EN14 EN22

EN26 EN28

c LA5 1 2 2 LA1 2 2 4 LA4 3 5 15 - - - - 21 LA10 LA13 LA6

LA7

LA8 LA11

f - - - - - - - - PR5 3 1 3 - - - - 3

Total Naratif 7 Total Grafik/Tabel 4 Total Non-Moneter 24 Total Moneter 8

Total Keseluruhan 43

Pengungkapan komponen-komponen indikator pada Sustainability

Reporting PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk yang juga dapat

terlihat pada Gambar 9.

Page 124: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Komponen Indikator PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

18.60%

25.58%48.84%

6.98%

1. Indikator KinerjaEkonomi

2. Indikator KinerjaLingkungan

3. Indikator PraktikTenaga Kerja danKinerja Pekerja yangLayak4. Indikator KinerjaTanggung Jawab dariDampak Produk

Gambar 9. Komponen indikator kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit

Asam Tbk

4.3.6. PT Timah Tbk

Berdasarkan Tabel 16, total skor Sustainability Reporting PT

Timah Tbk yaitu sebesar 55. Dengan pengungkapan terbanyak dalam

bentuk grafik/tabel. Sedangkan indikator komponen terbesar yaitu

indikator kinerja lingkungan.

Tabel 16. Pengungkapan Komponen Indikator Sustainability Reporting PT Timah Tbk

Pengungkapan

Naratif Grafik/Tabel Non-Moneter Moneter Total Indikator

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

Kom

ponen

Skor (1)

∑ K

omponen

(2)

∑ T

otal (1)x(2)

a EC8 1 2 2 EC1 2 1 2 - - - - EC1 4 2 8 8 EC9 EC9

b EN5 1 3 3 EN5 2 6 12 EN6 3

3 9 EN5 4 1 4 28 EN18 EN6 EN8 EN26 EN8 EN27

EN22

EN24 EN30

c LA8 1 1 1 LA1 2 6 12 LA8 3 1 3 - - - - 16

LA2 LA7 LA9

LA12 LA13

f PR1 1 3 3 - - - - - - - - - - - - 3 PR2 PR3

Total Naratif 9 Total Grafik/Tabel 26 Total Non-Moneter 12 Total Moneter 12

55 Total Keseluruhan

Page 125: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Pengungkapan komponen-komponen indikator pada

Sustainability Reporting PT Timah Tbk yang juga dapat terlihat pada

Gambar 10.

Komponen Indikator PT Timah Tbk

14.55%

50.91%

29.10%

5.45%

1. Indikator KinerjaEkonomi

2. Indikator KinerjaLingkungan

3. Indikator Praktik TenagaKerja dan Kinerja Pekerjayang Layak4. Indikator KinerjaTanggung Jawab dariDampak Produk

Gambar 10. Komponen indikator kinerja PT Timah Tbk

Dari total skor tersebut, dikelompokkan kembali berdasarkan

kategori pada Tabel 16. untuk mengetahui tingkat keluasan dan

kedalaman (breadth and depth) Sustainability Reporting masing-

masing perusahaan sebagai berikut serta dapat dilihat pada Gambar

11.

Tingkat Keluasan dan Kedalaman Sustainability Reporting Tahun 2006 di Industri Pertambangan

020406080

100120140160

BottomCraw el

Ultra Narrow Not So Hot Pressing Hard State-of-the-art

NewBenchmarks

Trailblazers Over theHorizon

Kategori

Skor

Antam

Freeport

Inco

KPC

PTBA

Timah

Gambar 11. Tingkat Keluasan dan Kedalaman Sustainability Reporting

Tahun 2006

Berikut pengelompokkan kategori dari tingkat keluasan dan

kedalaman Sustainability Reporting masing-masing perusahaan yang

dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 126: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tabel 17. Pengelompokkan Kategori tingkat keluasan dan kedalaman Sustainability Reporting 6 Perusahaan di Industri Pertambangan periode tahun 2006

Kategori Skor Perusahaan Over the Horizon

Trailblazers

New Benchmarks

State-of-the-Art

Pressing Hard

Not So Hot

Ultra Narrow

Bottom Crawler

141-194

121-140

101-120

81-100

61-80

41-60

21-40

0-20

-

KPC

-

-

ANTAM

PTFI , PTBA, TIMAH

-

INCO

4.4. Tingkatan level Sustainability Reporting Tahun 2006 Perusahaan di

Industri Pertambangan

Tingkatan level Sustainability Reporting dikualifikasikan berdasarkan

kriteria pada Gambar 3. meliputi pengungkapan profil G3, pendekatan

manajemen G3 dan indikator kinerja G3.

4.4.1. PT Aneka Tambang Tbk

a. Pengungkapan Profil G3

Pengungkapan Profil G3 PT Aneka Tambang Tbk dapat terlihat

pada Tabel 18.

Tabel 18. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Aneka Tambang Tbk

Bagian Pengungkapan Profil

GRI G3 Pengungkapan Profil GRI G3

Strategi dan Analisis Profil 1.1, 1.2 Profil Organisasi Profil 2.1, 2.2, 2.3, 2.4 dan 2.10 Parameter Laporan Profil 3.3, 3.9 dan 3.12 Pengelolaan, Komitmen dan Keterikatan

Profil 4.1, 4.3, 4.4, 4.5, 4.9, 4.14 dan 4.19

b. Pengungkapan Pendekatan Manajemen G3 telah diungkapkan

untuk masing-masing kategori Indikator, mencakup :

1. Indikator Kinerja Ekonomi

2. Indikator Kinerja Lingkungan

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja

Page 127: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia

5. Indikator Kinerja Masyarakat

6. Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk

c. Indikator Kinerja G3

PT Aneka Tambang telah melaporkan 38 Komponen Indikator

Kinerja G3.

Berdasarkan kriteria pengungkapan profil GRI G3, pendekatan

manajemen G3 dan indikator kinerja G3 , maka PT Aneka

Tambang termasuk pada Level B+.

4.4.2. PT Freeport Indonesia

a. Pengungkapan Profil G3

Pengungkapan Profil G3 PT Freeport Indonesia dapat terlihat pada

Tabel 19.

Tabel 19. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Aneka Tambang Tbk

Bagian Pengungkapan Profil

GRI G3 Pengungkapan Profil GRI G3

Strategi dan Analisis Profil 1.1 Profil Organisasi Profil 2.1, 2.2, 2.5

dan 2.9 Parameter Laporan - Pengelolaan, Komitmen dan Keterikatan

-

b. Pengungkapan Pendekatan Manajemen G3 telah diungkapkan

untuk masing-masing kategori Indikator, mencakup :

1. Indikator Kinerja Ekonomi

2. Indikator Kinerja Lingkungan

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia

5. Indikator Kinerja Masyarakat

c. Indikator Kinerja G3

PT Freeport Indonesia telah melaporkan 20 Komponen

Indikator Kinerja G3.

Page 128: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Berdasarkan kriteria pengungkapan profil GRI G3, pendekatan

manajemen G3 dan indikator kinerja G3 , maka PT Freeport

Indonesia termasuk pada Level B.

4.4.3. PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

a. Pengungkapan Profil G3

Pengungkapan Profil G3 PT Internasional Nickel Indonesia

Tbk dapat terlihat pada Tabel 20.

b. Pengungkapan Pendekatan Manajemen G3 telah diungkapkan

untuk masing-masing kategori Indikator, mencakup :

1. Indikator Kinerja Ekonomi

2. Indikator Kinerja Lingkungan

Tabel 20. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Internasional Nickel

Indonesia Tbk

Bagian Pengungkapan Profil

GRI G3 Pengungkapan Profil GRI G3

Strategi dan Analisis Profil 1.1 Profil Organisasi Profil 2.10 Parameter Laporan - Pengelolaan, Komitmen dan Keterikatan

Profil 4.8

c. Indikator Kinerja G3

PT Internasional Nickel Indonesia Tbk hanya melaporkan 5

Komponen Indikator Kinerja G3. Laporan lebih banyak

memfokuskan pada Program Pemberdayaan Masyarakat dan

kegiatan sosial.

Berdasarkan kriteria pengungkapan profil GRI G3, pendekatan

manajemen G3 dan indikator kinerja G3 , maka PT Internasional

Nickel Indonesia termasuk pada Level C.

4.4.4. PT Kaltim Prima Coal

a. Pengungkapan Profil G3

Pengungkapan Profil G3 PT Kaltim Prima Coal dapat terlihat

pada Tabel 21.

Page 129: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Tabel 21. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Kaltim Prima Coal

Bagian Pengungkapan Profil

GRI G3 Pengungkapan Profil GRI G3

Strategi dan Analisis Semua Profil Profil Organisasi Semua Profil Parameter Laporan Semua Profil kecuali

Profil 3.4 Pengelolaan, Komitmen dan Keterikatan

Semua Profil

b. Pengungkapan Pendekatan Manajemen G3 telah diungkapkan

untuk masing-masing kategori Indikator, mencakup :

1. Indikator Kinerja Ekonomi

2. Indikator Kinerja Lingkungan

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia

5. Indikator Kinerja Masyarakat

6. Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk

c. Indikator Kinerja G3

PT Kaltim Prima Coal telah melaporkan 70 Komponen

Indikator Kinerja G3.

Berdasarkan kriteria pengungkapan profil GRI G3, pendekatan

manajemen G3 dan indikator kinerja G3 , maka PT Kaltim Prima

Coal termasuk pada Level A.

4.4.5. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

a. Pengungkapan Profil G3

Pengungkapan Profil G3 PT Tambang Batu Bara Bukit Asam

Tbk dapat terlihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

Bagian Pengungkapan Profil

GRI G3 Pengungkapan Profil GRI G3

Strategi dan Analisis Profil 1.1 Profil Organisasi Profil 2.1, 2.2, 2.4, 2.6 dan 2.10 Parameter Laporan Profil 3.3, 3.5 dan 3.9 Pengelolaan, Komitmen dan Keterikatan

Profil 4.4 dan 4.9

Page 130: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

b. Pengungkapan Pendekatan Manajemen G3 telah diungkapkan

untuk masing-masing kategori Indikator, mencakup :

1. Indikator Kinerja Ekonomi

2. Indikator Kinerja Lingkungan

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja

4. Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk

c. Indikator Kinerja G3

PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk telah melaporkan 19

Komponen Indikator Kinerja G3.

Berdasarkan kriteria pengungkapan profil GRI G3, pendekatan

manajemen G3 dan indikator kinerja G3 , maka PT Tambang Batu

Bara Bukit Asam Tbk termasuk pada Level C+.

4.4.6. PT Timah Tbk

a. Pengungkapan Profil G3

Pengungkapan Profil G3 PT Timah Tbk dapat terlihat pada

Tabel 23.

Tabel 23. Pengungkapan Profil GRI G3 PT Timah Tbk

Bagian Pengungkapan Profil

GRI G3 Pengungkapan Profil GRI G3

Strategi dan Analisis Profil 1.1, 1.2 Profil Organisasi Profil 2.1, 2.2 dan 2.4 Parameter Laporan Profil 3.3

dan 3.9 Pengelolaan, Komitmen dan Keterikatan

-

b. Pengungkapan Pendekatan Manajemen G3 telah diungkapkan

untuk masing-masing kategori Indikator, mencakup :

1. Indikator Kinerja Ekonomi

2. Indikator Kinerja Lingkungan

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja

4. Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk

c. Indikator Kinerja G3

PT Timah Tbk telah melaporkan 24 Komponen Indikator

Kinerja G3.

Page 131: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Berdasarkan kriteria pengungkapan profil GRI G3, pendekatan

manajemen G3 dan indikator kinerja G3 , maka PT Timah Tbk

termasuk pada Level B.

Page 132: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengungkapan terbanyak indikator kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan

yang terdapat pada Sustainability Reporting 6 sampel perusahaan di Industri

Pertambangan yaitu oleh PT Kaltim Prima Coal sebesar 70 Komponen

Indikator (88,61%) dari 79 Komponen Indikator GRI G3 Guidelines diikuti

oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar 38 Komponen Indikator (48,10%), PT

Timah Tbk sebesar 24 Komponen Indikator (30,38%), PT Freeport

Indonesia sebesar 20 Komponen Indikator (25,32%), PT Tambang Batu

Bara Bukit Asam sebesar 19 Komponen Indikator (24,05%) Sedangkan

pengungkapan terkecil yaitu oleh PT Internasional Nickel Indonesia Tbk

sebesar 5 Komponen Indikator (6,33%).

2. Tingkat keluasan dan kedalaman (Breadth and Depth) dari Sustainability

Reporting 6 sampel perusahaan di Industri Pertambangan pada kategori

Trailblazers (skor antara 121-140) yaitu PT Kaltim Prima Coal dengan skor

134, kategori Pressing Hard (skor antara 61-80) yaitu PT Aneka Tambang

Tbk, kategori Not So Hot (skor antara 41-60) yaitu PT Tambang Batu Bara

Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia dan PT Timah Tbk sedangkan

kategori terendah Bottom Crawler (skor antara 0-20) yaitu PT Internasional

Nickel Indonesia Tbk dengan skor 15.

3. Level Sustainability Reporting tertinggi yaitu PT Kaltim Prima Coal dengan

tingkat Level A, diikuti dengan PT Aneka Tambang Tbk pada Level B+, PT

Freeport Indonesia dan PT Timah Tbk di Level B, PT Tambang Batu Bara

Bukit Asam Tbk pada Level C+ dan terakhir PT Internasional Nickel

Indonesia Tbk di Level C.

Secara keseluruhan, level Sustainability Reporting masing-masing sampel

perusahaan tersebar secara merata diantara keenam sampel perusahaan.

Page 133: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disarankan bagi perusahaan-

perusahaan di Indonesia dan peneliti selanjutnya yaitu :

1. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya, pengambilan sampel perusahaan

diperhatikan kembali perusahaan mana yang telah memiliki Sustainability

Reporting agar lebih mudah pengelompokkannya ke dalam GRI G3

Guidelines.

2. Dapat membandingkan penelitian ini dengan menggunakan standar

pelaporan yang lain.

3. Perusahaan di Indonesia diharapkan mengeluarkan Sustainability

Reporting yang terpisah dari Annual Report agar terdapat transparansi dari

pertanggungjawaban seluruh kegiatan perusahaan dari segi ekonomi,

sosial dan lingkungan sehingga kepercayaan stakeholder terhadap

perusahaan dapat semakin meningkat.

Page 134: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

DAFTAR PUSTAKA

Aneka Tambang. 2007. Laporan Keberlanjutan (Jalan Keberlanjutan).

Asih, M. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit

Pengusaha Kecil pada Program Kemitraan Corporate Social Responsibility

(CSR) (Studi Kasus PT Telkom Divre II Jakarta). Skripsi pada Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Budimanta, A., Adi Prasetijo., Bambang Rudito. 2004. Jawaban Bagi Model

Pembangunan Indonesia Masa Kini. ICSD (Indonesia Center for Sustainable

Development).

Chapman, R and Markus J. Milne. 2003. The Tripple Bottom Line : How New

Zealand Companies Measure Up. Journal of Accountancy, pp 6-9.

Darwin, A. 2008. Sustainability Reporting : An Effective Media Report Your

CSR Performance. Makalah pada The 1st Parahiyangan International

Accounting and Business Conference. 13 Februari 2008, Bandung.

Freeport Indonesia. 2007. Nilai Mendasar (Laporan Berkarya Menuju

Pembangunan Berkelanjutan 2006).

Global Reporting Initiatives (2007a). Making The Connection (The GRI

Guidelines and The UNGC Communication on Progress).

Global Reporting Initiatives (2007b). GRI Application Levels.

Hadibroto, A. 2004. Ketua Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

Internasional Nickel Indonesia. 2007. Kisah dari Ranah Sulawesi (Laporan

Program Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup).

Kaltim Prima Coal. 2007. Laporan Pembangunan Keberlanjutan 2006.

Mulyadi, D. 2007. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility) dalam Usaha Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk, Jln Raya Gatot Subroto Kav. 52 Jakarta).

Skripsi pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Republika (Jakarta). 9 Mei 2008. BBM Naik, Si Miskin Membludak. Hlm 13

(Kolom 13).

Page 135: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Ruru, B. 2002. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di

Lingkungan BUMN. Palembang.

Sihotang, P and Poppy Margareth. 2008. Sustainability Reporting A Case Study

on Indonesian Leading Companies. Department Accounting, Bina Nusantara

Internasional.

Syam. 2007. Konsep Kedermawanan Korporasi Bisnis.

http://www.ima-unhas.com [22 Maret 2008]

Tambang Batu Bara Bukit Asam. 2007. Laporan Keberlanjutan Komitmen pada

Kehidupan.

Timah. 2007. Mewujudkan Kepedulian.

Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social

Responsibility). Cetakan Kedua. Fascho Publishing, Gresik.

Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan (Teori dan

Kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan). Cetakan Pertama. Akademika

Presindo, Jakarta.

www.bei.co.id [Februari 2008 – Mei 2008]

www.globalreporting.org [Maret 2008 – April 2008]

www.sustainability-indexes.com [Maret 2008-April 2008]

www.wartaekonomi.com [Maret 2008]

Page 136: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Lampiran 1. GRI G3 Guidelines Bagian

Pengungkapan

GRI G3

Pengungkapan GRI G3

Ekonomi Pengungkapan dalam Pendekatan Manajemen – Ekonomi

Meliputi ringkasan pengungkapan dengan mengikuti item

Pendekatan Manajemen: tujuan dan kinerja, kebijakan; tambahan

termasuk informasi

Kinerja Ekonomi EC1 - Nilai ekonomi yang dihasilkan dan

didistribusikan secara langsung, termasuk

pendapatan, biaya operasi, kompensasi

kepada karyawan, donasi dan investasi ke

masyarakat, laba ditahan serta pembayaran ke

penyedia modal dan pemerintah

EC2 - Dampak keuangan dan risiko lainnya

dan kesempatan bagi aktivitas perusahaan

akibat perubahan iklim

EC3 - Cakupan program tunjangan

EC4 - Bantuan keuangan dari pemerintah

Keberadaan Pasar EC5 - Rasio-rasio Upah Awal

EC6 - Pemakaian Pemasok Lokal

EC7 - Pemakaian tenaga lokal dan proporsi

dari manajemen senior

Dampak Ekonomi

Tidak Langsung

EC8 - Pembangunan dan dampak dari

investasi infrastruktur dan jasa

EC9 - Memahami dan mendeskripsikan

dampak ekonomi tidak langsung yang

signifikan, termasuk seberapa jauh dampak

dihasilkan.

Page 137: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Lingkungan

Pengungkapan dalam Pendekatan Manajemen – Lingkungan

Meliputi ringkasan pengungkapan dengan mengikuti item

Pendekatan Manajemen: tujuan dan kinerja, kebijakan; tanggung

jawab organisasi, pelatihan dan penghargaan, pengontrolan,

tambahan termasuk informasi

Bahan EN1 - Penggunaan material dengan berat atau

volume

EN2 - Persentase dari penggunaan material

yang didaur ulang dari input material

Energi EN3 - Energi langsung yang digunakan

EN4 - Energi tidak langsung yang digunakan

EN5 - Energi yang disimpan untuk

konservasi dan efisiensi perbaikan

EN6 - Inisiatif untuk menyediakan produk

dan jasa yang menggunakan energi yang

efisien atau sumberdaya terbarukan, serta

pengurangan kebutuhan penggunaan energi

sebagai dampak dari inisiatif ini

EN7 - Inisiatif untuk mengurangi konsumsi

energi tidak langsung dan pengurangan telah

dicapai

Air EN8 – Total penarikan air

EN9 - Sumber air yang terpengaruh oleh

penarikan air

EN10 - Persentase dan total volume dari

pemakaian ulang air dan penggunaan kembali

Keanekaragaman

Hayati

EN11 – Lokasi dan luas lahan yang dimiliki,

disewakan, atau berdekatan dengan area yang

dilindungi dan area dengan nilai

keanekaragaman hayati yang tinggi di luar

area yang dilindungi

EN12 – Deskripsi dari dampak signifikan

yang ditimbulkan oleh aktivitas, produk dan

Lanjutan Lampiran 1.

Page 138: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

jasa pada keanekaragaman hayati yang ada di

wilayah yang dilindungi serta area dengan

nilai keanekaragaman hayati di luar wilayah

yang dilindungi

EN13 – Habitat yang dilindungi atau

dikembalikan kembali

EN14 – Strategi, aktivitas saat ini dan rencana

masa depan untuk mengelola dampak

terhadap keanekaragaman hayati

EN15 – Jumlah spesies IUCN Red List dan

spesies yang masuk dalam daftar konservasi

nasional dengan habitat di wilayah yang

terkena dampak operasi, berdasarkan risiko

kepunahan

Emisi, Efluen dan

Limbah

EN16 – Total emisi gas rumah kaca langsung

dan tidak langsung

EN17 – Emisi gas rumah kaca tidak langsung

yang relevan lainnya

EN18 - Inisiatif untuk mengurangi emisi gas

rumah kaca dan pengurangan yang berhasil

dilakukan

EN19 – Emisi pengurangan ozon

EN20 – Tipe dan berat NOx, SOx dan emisi

udara yang sinifikan lainnya

EN21 – Total pembuangan air dengan

kualitas dan tujuannya

EN22 – Total berat dari limbah dengan tipe

dan metode penjualan

EN23 – Total jumlah dan volume dari

tumpahan yang signifikan

EN24 - Berat dari limbah yang

ditransportasikan, diimpor, diekspor atau

diolah yang diklasifikasikan berbahaya

berdasarkan Basel Convetion Annex I, II, III

dan VIII, dan persentase limbah yang

Lanjutan Lampiran 1.

Page 139: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

dikapalkan secara internasional

EN25 – Identitas, ukuran, status perlindungan

dan nilai keanekaragaman dari air dan

hubungan habitat dengan signifikan

Produk dan Jasa EN26 – Inisiatif untuk meringankan dampak

lingkungan dari produk dan jasa, dan seberapa

jauh dampaknya

EN27 – Persentase dari reklamasi produk

yang telah terjual

Kepatuhan EN28 – Denda dan total sanksi terhadap

pelanggaran undang-undang lingkungan dan

regulasi

Transportasi EN29 – Dampak lingkungan yang signifikan

dari mentransportasikan produk dan barang

serta material lainnya yang digunakan untuk

operasi organisasi dan mentransportasikan

tenaga kerja

Keseluruhan EN30 - Jumlah biaya untuk lingkungan dan

investasi berdasarkan jenis kegiatan

Praktik

Tenaga Kerja

dan Kinerja

Pekerja

yang Layak

Pengungkapan dalam Pendekatan Manajemen – Praktik

Tenaga Kerja dan Kinerja Pekerja yang Layak

Meliputi ringkasan pengungkapan dengan mengikuti item

Pendekatan Manajemen: tujuan dan kinerja, kebijakan; tanggung

jawab organisasi, pelatihan dan penghargaan, pengontrolan,

tambahan termasuk informasi.

Tenaga Kerja LA1 - Komposisi jumlah tenaga kerja

berdasarkan tipe pekerjaan dan lokasi

LA2 - Penciptaan lapangan kerja neto dan

rata-rata turnover berdasarkan unit

LA3 - Persentase karyawan yang diwakili

oleh serikat pekerja independen

Tenaga Kerja /

Hubungan

Manajemen

LA4 - Kebijakan dan prosedur terkait

informasi, konsultasi dan negosiasi dengan

karyawan terkait dengan perubahan pekerjaan

Lanjutan Lampiran 1.

Page 140: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Kesehatan dan

Keselamatan

Kerja

LA5 - Praktik, pencatatan dan notifikasi

kecelakaan kerja serta kesehatan sesuai Kode

ILO Code of Practice

LA6 – Persentase dari total angkatan kerja

yang direpresentasikan dalam manajemen

formal-serikat kesehatan pekerja dan

keselamatan yang membantu memonitor dan

memberikan saran dalam program kesehatan

dan keselamatan

LA7 - Tingkat dan jumlah kecelakaan, jumlah

hari hilang, dan tingkat absensi, termasuk

subkontraktor

Pendidikan dan

Pelatihan

LA8 – Pendidikan, pelatihan, konseling,

pencegahan dan program kontrol risiko untuk

melindungi anggota pekerja, keluarganya atau

anggota masyarakat yang terserang penyakit

serius

LA9 - Rata-rata jam pelatihan per tahun per

karyawan

Keragaman dan

Peluang yang

Setara

LA10 - Deskripsi kebijakan kesempatan yang

sama dan sistem pengawasannya

LA11 – Program keahlian manajemen dan

jangka panjang yang mendukung kemampuan

pekerja selanjutnya dan melindungi para

pekerja dalam mengelola akhir dari karirnya

LA12 – Persentase dari pekerja yang

menerima kinerja regular dan pembangunan

karir kembali

LA13 - Komposisi Manajemen Senior dan

organ tata kelola perusahaan per kategori

meliputi jenis kelamin, grup usia, anggota

minoritas dan indikator keberagaman lainnya

LA14 – Rasio dari gaji pria dan wanita

Page 141: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Hak Asasi

Manusia

Pengungkapan dalam Pendekatan Manajemen – Hak Asasi

Manusia

Meliputi ringkasan pengungkapan dengan mengikuti item

Pendekatan Manajemen: tujuan dan kinerja, kebijakan; tanggung

jawab organisasi, pelatihan dan penghargaan, pengontrolan,

tambahan termasuk informasi.

Praktek Investasi

dan Pengadaan

HR1 – Persentase dan total jumlah dari

perjanjian investasi yang signifikan meliputi

klausa hak asasi manusia atau sesuai dengan

hak asasi manusia

HR2 – Persentase signifikan dari suplier dan

kontraktor

HR3 – Total jam dari pelatihan karyawan

dalam kebijakan dan prosedur mengenai

aspek hak asasi manusia yang relevan untuk

beroperasi, meliputi persentase dari pekerja

yang dilatih

Anti Diskriminasi HR4 – Total jumlah dari insiden dari tindak

diskriminasi

Kebebasan

Berserikat dan

Perundingan

Bersama

HR5 – Asosiasi kebebasan berserikat dan

daya tawar kelompok akan berada pada risiko

signifikan dan tindakan untuk mendukungnya

Pekerja Anak HR6 – Risiko signifikan untuk insiden dari

pekerja anak dan mengukur untuk

berkontribusi mengeliminasikan pekerja anak

Tenaga Kerja

Wajib dan

Terpaksa

HR7 – Risiko signifikan untuk insiden dari

pekerja paksa dan mengukur untuk

berkontribusi mengeliminasikan pekerja paksa

Indikator

Tambahan,

Praktik

Kedisiplinan

HR8 – Persentase dari pelatihan keamanan

personel dalam kebijakan perusahaan atau

prosedur mengenai aspek hak asasi manusia

relevan untuk beroperasi

Hak Masyarakat

Adat

HR9 – Total jumlah dari insiden pelanggaran

atas hak-hak warga pribumi dan tindakan

Page 142: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

menghadapinya

Masyarakat Pengungkapan dalam Pendekatan Manajemen – Masyarakat

Meliputi ringkasan pengungkapan dengan mengikuti item

Pendekatan Manajemen: tujuan dan kinerja, kebijakan; tanggung

jawab organisasi, pelatihan dan penghargaan, pengontrolan,

tambahan termasuk informasi.

Masyarakat SO1 - Deskripsi kebijakan pengelolaan

dampak bagi masyarakat, termasuk sistem

pengawasan yang ada

Penyuapan dan

Korupsi

SO2 – Persentase dan total jumlah dari unit

bisnis yang dianalisis untuk risiko yang

dihubungkan dengan korupsi

SO3 – Persentase dari pekerja yang dilatih

dalam kebijakan dan prosedur organisasi anti

korupsi

SO4 – Tindakan dalam merespon insiden

dalam korupsi

Kebijakan Publik SO5 – Posisi kebijakan publik dan partisipasi

dalam pengembangan kebijakan publik dan

lobi

SO6 – Total nilai finansial dan kontribusi

dalam partai politik, orang politik dan

hubungan institusi dalam negara

Perilaku Anti

Persaingan

SO7 – Total jumlah dari tindakan resmi untuk

perilaku anti persaingan, anti kepercayaan dan

praktik monopoli serta pengeluarannya

Kepatuhan SO8 – Nilai moneter dari pelanggaran

signifikan dan total jumlah sanksi non-

moneter untuk pelanggaran hukum dan

regulasi

Tanggung

jawab Produk

Pengungkapan dalam Pendekatan Manajemen – Tanggung

jawab Produk

Meliputi ringkasan pengungkapan dengan mengikuti item

Page 143: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Pendekatan Manajemen: tujuan dan kinerja, kebijakan; tanggung

jawab organisasi, pelatihan dan penghargaan, pengontrolan,

tambahan termasuk informasi.

Kesehatan dan

Keselamatan

Konsumen

PR1 - Deskripsi kebijakan untuk

mempertahankan kesehatan dan keselamatan

konsumen dalam penggunaan produk atau

jasa perusahaan

PR2 – Total jumlah dari ketidakpatuhan

dalam regulasi dan dampak dari produk dan

jasa mengenai kesehatan dan keselamatan

konsumen

Pencantuman

Label Produk

dan Jasa

PR3 – Pencantuman label informasi dari

produk dan jasa

PR4 - Total jumlah dari insiden

ketidakpatuhan terhadap regulasi dan

informasi produk dan pelabelan

PR5 – Praktek yang berhubungan dengan

kepuasan konsumen, meliputi hasil dari survei

pengukuran kepuasan konsumen

Komunikasi

Pemasaran

PR6 – Program yang berhubungan dengan

hukum, stándar dan komunikasi pemasaran,

meliputi periklanan, promosi dan sponsorship

PR7 – Total jumlah dari insiden dari

ketidakpatuhan dengan regulasi dan mengenai

komunikasi pemasaran, meliputi periklanan,

promosi dan sponsorship

Privasi Konsumen PR8 – Total jumlah dari pelanggaran privasi

konsumen dan kehilangan data konsumen

PR9 – Nilai moneter dari pelanggaran hukum

dan regulasi mengenai provisi dan

penggunaan produk dan jasa

Page 144: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Lampiran 2. Pengungkapan GRI Kriteria Level Aplikasi Bagian Pengungkapan

GRI G3

Pengungkapan GRI G3

Strategi dan Analisis Pengungkapan Profil 1.1 Pernyataan dari pembuat

keputusan tertinggi dari

organisasi (CEO, pemimpin

atau posisi senior yang sama)

Pengungkapan Profil 1.2 Deskripsi dari dampak, risiko

dan peluang

Profil Organisasi Pengungkapan Profil 2.1 Nama Organisasi

Pengungkapan Profil 2.2 Produk utama, produk dan jasa

Pengungkapan Profil 2.3 Struktur operasional

organisasi, meliputi divisi

utama, pengoperasian

perusahaan, tambahan dan

joint venture

Pengungkapan Profil 2.4 Lokasi pusat organisasi

Pengungkapan Profil 2.5 Jumlah Negara tempat

beroperasi, dan nama Negara

dengan operasi besar atau

yang relevan secara khusus

untuk isu sustainabilitas yang

dicantumkan dalam laporan

Pengungkapan Profil 2.6 Kepemilikan asli dan bentuk

hukum

Pengungkapan Profil 2.7 Pelayanan pasar (meliputi

geografis, pelayanan sektor

dan tipe dari pelanggan)

Pengungkapan Profil 2.8 Skala dalam pelaporan

organisasi

Pengungkapan Profil 2.9 Perubahan signifikan selama

pelaporan mengenai ukuran,

struktur dan kepemilikan

Pengungkapan Profil 2.10 Penghargaan yang diterima

Page 145: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

selama periode pelaporan

Parameter Laporan Pengungkapan Profil 3.1 Periode Laporan (fiskal/tahun

kalender) untuk informasi

yang tersedia

Pengungkapan Profil 3.2 Tanggal yang baru-baru ini

lebih dahulu dilaporkan

Pengungkapan Profil 3.3 Siklus pelaporan (tahunan, dua

tahun, dan lain-lain)

Pengungkapan Profil 3.4 Titik kontak bagi pertanyaan

mengenai laporan atau isinya

Pengungkapan Profil 3.5 Proses untuk mendefinisikan

isi laporan

Pengungkapan Profil 3.6 Batasan laporan (negara,

divisi, tambahan, fasilitas yang

disewakan, joint venture,

pemasok)

Pengungkapan Profil 3.7 Pernyataan batasan khusus

dari laporan

Pengungkapan Profil 3.8 Dasar untuk melaporkan

dalam joint venture, tambahan,

fasilitas yang disewakan dan

lainnya yang bisa berdampak

secara signifikan dibandingkan

dari period ke periode dan atau

antara organisasi

Pengungkapan Profil 3.9 Teknik pengukuran data dan

perhitungan, meliputi asumsi

dan teknik yang menjadi dasar

estimasi untuk digunakan

sebagi kompilasi dari

indikator-indikator dan

informasi lainnya dalam

laporan

Pengungkapan Profil 3.10 Keterangan dari dampak

beberapa pengulangan kembali

Lanjutan Lampiran 2.

Page 146: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

pernyataan dari informasi

yang tersedia dalam laporan

sebelumnya dan alas an untuk

pernyataan tersebut

Pengungkapan Profil 3.11 Perubahan signifikan dari

laporan peride sebelumnya,

batasan atau metode

pengukuran yang digunakan

dalam laporan

Pengungkapan Profil 3.12 Tabel yang mengidentifikasi

lokasi dari Pengungkapan

Standar dalam laporan

Pengungkapan Profil 3.13 Kebijakan dan praktik dengan

tujuan melihat jaminan

eksternal laporan

Pengelolaan,

Komitmen dan

Keterikatan

Pengungkapan Profil 4.1 Struktur tata kelola organisasi,

meliputi komite dibawah

pemimpin tertinggi untuk

tugas-tugas spesifik, seperti

menyiapkan strategi atau

kekeliruan organisasi

Pengungkapan Profil 4.2 Mengindikasikan apakah

pemimpin tertinggi juga

sebagai Executive Officer

Pengungkapan Profil 4.3 Bagi organisasi yang memiliki

struktur komisi unit,

menyatakan jumlah dari

anggota dari tingkatan

tertinggi secara independent

ataupun anggota non-eksekutif

Pengungkapan Profil 4.4 Mekanisme bagi shareholder

dan karyawan untuk

menyediakan rekomendasi

atau perintah untuk pemimpin

tertinggi

Lanjutan Lampiran 2.

Page 147: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Pengungkapan Profil 4.5 Hubungan antara kompensasi

bagi anggota pemimpin

tertinggi, manajer senior dan

eksekutif dan kinerja

organisasi (meliputi kinerja

sosial dan lingkungan)

Pengungkapan Profil 4.6 Proses dari pemimpin tertinggi

untuk menjamin bahwa

konflik dapat terhindarkan

Pengungkapan Profil 4.7 Proses untuk menentukan

kualifikasi dan keahlian dari

anggota pimpinan tertinggi

untuk memimpin strategi

organisasi secara ekonomi,

lingkungan dan sosial

Pengungkapan Profil 4.8 Pernyataan yang dibangun

secara internal dari misi/nilai-

nilai-nilai, kode dari

memimpin dan prinsip-prinsip

yang relevan bagi kinerja

ekonomi, sosial dan

lingkungan serta status dari

implementasi

Pengungkapan Profil 4.9 Prosedur dari pimpinan

tertinggi untuk mengawasi

pengidentifikasian organisasi

dan manajemen dari kinerja

ekonomi, sosial dan

lingkungan, meliputi risiko

dan peluang yang relevan serta

kepatuhan/pelanggaran sesuai

standar internasional

Pengungkapan Profil 4.10 Proses untuk mengevaluasi

Lanjutan Lampiran 2.

Page 148: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

kinerja pemimpin tertinggi,

secara khusus yang

menghormati kinerja ekonomi,

sosial dan lingkungan

Pengungkapan Profil 4.11 Menjelaskan dan bagaimana

tindak pendekatan pencegahan

atau prinsip oleh organisasi

Pengungkapan Profil 4.12 Bagian ekonomi, sosial dan

lingkungan yang dibangun

secara eksternal, prinsip-

prinsip atau inisiatif lainnya

bagi penandatangan organisasi

atau pembenaran

Pengungkapan Profil 4.13 Keanggotaan dari asosiasi

(misalnya asosiasi

industri/nasional/internasional)

Pengungkapan Profil 4.14 Daftar grup dari stakeholder

yang diikat oleh organisasi

Pengungkapan Profil 4.15 Dasar untuk mengidentifikasi

dan menyeleksi stakeholder

Pengungkapan Profil 4.16 Pendekatan kepada

stakeholder, meliputi

frekuensi tipe keterikatan dan

grup stakeholder

Pengungkapan Profil 4.17 Topik utama dan mengenai

keterikatan stakeholder yang

telah diangkat, dan bagaimana

organisasi telah merespon hal

tersebut, meliputi laporannya

Lanjutan Lampiran 2.

Page 149: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Bagian Pengungkapan GRI G3 Pengungkapan GRI G3 ANTAM PTFI INCO KPC PTBA TIMAH

1. Kinerja Ekonomi Kinerja Ekonomi EC1 ü ü ü ü ü ü EC2 ü EC3 ü ü EC4 ü

Keberadaan Pasar EC5 ü EC6 EC7

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC8 ü ü EC9 ü ü ü ü

Total Kinerja Ekonomi 4 3 2 3 2 3 2. Kinerja Lingkungan

Bahan EN1 ü EN2 ü ü

Energi EN3 ü EN4 ü EN5 ü ü EN6 ü ü ü EN7 ü

Air EN8 ü ü EN9 ü ü EN10 ü

Keanekaragaman

Hayati

EN11 ü ü ü ü EN12 ü ü ü EN13 ü ü ü ü EN14 ü ü ü ü ü EN15 ü ü ü

Emisi, Efluen dan Limbah

EN16 ü ü EN17 ü EN18 ü ü ü ü EN19 ü EN20 ü EN21 ü EN22 ü ü ü EN23 ü

Lampiran 3. Pengungkapan K

omponen K

inerja Perusahaan Berdasarkan

GR

I G3 G

uidelines

Page 150: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

EN24 ü ü ü ü EN25 ü ü

Produk dan Jasa EN26 ü ü ü ü EN27 ü ü

Kepatuhan EN28 ü ü Transportasi EN29 Keseluruhan EN30 ü ü ü

Total Kinerja Lingkungan 10 7 3 29 7 10 3. Praktik Tenaga Kerja dan Kinerja

Pekerja yang Layak

Tenaga Kerja LA1 ü ü ü ü ü LA2 ü ü ü LA3 ü ü ü

Tenaga Kerja / Hubungan Manajemen

LA4 ü ü ü

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

LA5 ü ü ü ü LA6 ü ü ü ü LA7 ü ü ü ü ü

Pendidikan dan Pelatihan

LA8 ü ü ü LA9 ü ü ü ü

Keragaman dan Peluang yang Setara

LA10 ü ü LA11 ü ü ü ü LA12 ü LA13 ü

ü ü ü

LA14 ü Total Praktik Tenaga Kerja dan Kinerja Pekerja yang Layak 11 6 0 12 9 8 4. Kinerja Hak Asasi Manusia Praktek Investasi dan

Pengadaan HR1 ü ü ü HR2 ü ü HR3 ü ü

Anti Diskriminasi HR4 ü ü

Kebebasan Berserikat dan Perundingan Bersama

HR5 ü ü

Pekerja Anak HR6 ü ü Tenaga Kerja Wajib dan Terpaksa

HR7 ü ü

Lanjutan Lampiran 3.

Page 151: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Indikator Tambahan, Praktik Kedisiplinan

HR8 ü ü ü

Hak Masyarakat Adat HR9 ü ü Total Kinerja Hak Asasi Manusia 8 3 0 9 0 0 5. Kinerja Masyarakat Masyarakat SO1 ü ü ü

Penyuapan dan Korupsi SO2 ü ü SO3 ü SO4 ü

Kebijakan Publik SO5 ü ü SO6 ü

Perilaku Anti Persaingan SO7 ü Kepatuhan SO8 ü

Total Kinerja Masyarakat 3 1 0 8 0 0 6. Kinerja Tanggung jawab Produk Kesehatan dan

Keselamatan Konsumen PR1 ü ü ü PR2 ü ü ü

Pencantuman Label

Produk

dan Jasa

PR3 ü ü PR4 ü PR5 ü ü

Komunikasi Pemasaran PR6 ü PR7 ü

Privasi Konsumen PR8 ü PR9 ü

Total Kinerja Tanggung jawab Produk 2 0 0 9 1 3 Total Keseluruhan 38

(48.10%) 20

(25.32%) 5

(6.33%) 70

(88.61%) 19

(24.05%) 24

(30.38%)

Lanjutan Lampiran 3.

Page 152: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

Perusahaan Profil

ANTAM INCO PTBA TIMAH

Berdiri 05 Juli 1968 25 Juli 1968 2 Maret 1981 01 Agustus 1976

No. NPWP 01.001.663.2-051.000 01.000.541.1-091.000 01.000.011.5-051.000 01.001.665.7-051.000

Klasifikasi Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya

Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya

Pertambangan Batu Bara

dan Gambut

Pertambangan Logam

dan Mineral Lainnya

Status Company Listing Company Listing Company Listing Company Listing

Harga Perdana Rp. 1.400,00 Rp. 9.800,00 Rp. 575,00 Rp. 2.900,00

Modal Dasar Rp.3.799.999.999.500 Rp.2.972.032.000.000 Rp.4.000.000.000.000 Rp.500.000.000.000

Modal Disetor Rp. 953.845.974.500 Rp.2.972.032.000.000 Rp.1.065.750.000.000 Rp.251.651.000.000

Tanggal Listing 27 November 1997 16 Mei 1990 23 Desember 2002

19 Oktober 1995

Lampiran 4. R

ekapitulasi Profil Sampel Perusahaan G

o Public

Page 153: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

DAFTAR ISTILAH DAN DEFINISI

No Istilah Definisi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Global Reporting Initiave (GRI) Global Reporting Initiave (GRI) Criteria Level Aplication (GRI Kriteria Level Aplikasi) Global Reporting Initiave (GRI) G3 (Third Generation) Guidelines Good Corporate Governance (GCG) Sustainability Development (Pembangunan Keberlanjutan) Sustainability Reporting (Laporan Berkelanjutan) Stakeholder

Sebuah inisiatif bersama antara koalisi LSM di Amerika Serikat, Coalition for Environmentally Responsible Economies (CERES) dengan United Nation Environment Programme (UNEP) yang mengeluarkan standar pelaporan bagi perusahaan di dunia. Kriteria level yang dibuat oleh GRI untuk mengkualifikasikan laporan berkelanjutan perusahaan. Panduan pelaporan kerangka kerja GRI yang baru dikeluarkan pada tahun 2006 di Amsterdam, Belanda. Tata Kelola Perusahaan yang baik dengan meliputi prinsip-prinsip seperti transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,kemandirian, dan keadilan. Pembangunan atau perkembangan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Laporan yang mencakup komponen indikator kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan, dampak dan kinerja dari organisasi dan produk yang dihasilkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Pihak yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Misalnya, pemegang saham, direksi dan manajer profesional, karyawan, keluarga karyawan, konsumen, penyalur dan pemasok, pers,

Page 154: PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan komponen GRI terbesar yaitu KPC dengan 70 komponen indikator dari 79 komponen (88,61%), diikuti

pesaing, pemerintah dan masyarakat.