21

Click here to load reader

PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Nama : Rahmadani

NIM : 408231039

Program Studi : Non-Kependidikan

Jurusan : Kimia

Mata Kuliah : Analisis Mineral

Dosen : Prof. Dr. Suharta, M.Si.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2011

Page 2: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

KAOLIN1. KAJIAN TEORITIS

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan

besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.Kaolin tersusun dari bahan

lempung kualitas tinggi mempunyai komposisi kimia hidrous alumunium (Al2O3 2SiO2 2H2O).

Gambar Kaolin

Ada 2 proses geologi dalam pembentukan kaolin (kaolinisasi), yaitu proses geologi dan

proses alterasi hidrotermal. Proses pelapukan terjadi pada batuan beku yang banyak mengandung

feldspar dengan media pemicu air, sehingga mengubah feldsfar menjadi kaolin. Gambaran

proses pembentukan kaolin dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

2KAlSi3O8 + 2H2O Al2(OH)4(Si2O5) + K2O + 4SiO2

Proses pelapukan terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan. Proses

Alterasi hidrotermal merupakan proses perubahan secara mineralogi, kimia, dan tekstur yang

dihasilkan dari interaksi larutan hidrotermal dengan batuan dilaluinya tergantunf pada kondisi

fisika-kimia tertentu. Alterasi dapat menghasilkan mineral bijih dan mineral penyerta. Tipe

alterasi dicirikan oleh himpunan mineral tertentu akibat ubahan larutan hidrotermal yang

dilewatinya. Kaolin yang terjadi akibat proses alterasi hidrotermal disebabkan oleh adanya

larutan hidrotermal yang naik kepermukaan atau ke atas melalui celah-celah retakan-retakan

dalam batuan asal (induk) yang kemudian mengubah mineral feldsfar menjadi kaolin.

Dari tingkat kejadianya kaolin dibedakan menjadi :

a. Kaolin residual

Page 3: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum

mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni

b. Kaolin sedimenter

Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal

tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis.

1.1. Rumus Kimia

Rumus kimia dari kaolin adalah Al2O3 2SiO2 2H2O (Alumunium Silikat Hidrat)

1.2. Karakteristik Kimia

Mengeras bila kering dan membatu bila dipanaskan

Kadar kimia senyawa pembentuknya; SiO2 = 40,34 - 57,64 %, Al2O3 = 15,52 - 23,75 %,

Fe2O3 = 1,00 - 1,55 %, CaO = 2,55 - 5,09 %, TiO2 = LOI = 49,31 - 53,13 %

Titik lebur 18500C

1.3. Karakteristik Fisika

Kaolin mempunyai sifat yang khas, yaitu :

Warna putih hingga abu-abu

Kekerasan (skala Mohs) 2 – 2,5

Berat jenis 2,60 – 2,63

Daya hantar listrik dan panas rendahB

Belahan sempurna pada satu arah

Sangat tahan api

1.4. Kegunaan Kaolin

a) Industri Kertas

Kaolin pada industri kertas digunakan sebagai filter dalam ‘bulk’ kertas dan untuk

melapisi permukaan kertas. Sifat yang dimiliki kaolin yang berwarna putih, memiliki permukaan

yang luas dan memiliki abrasivitas yang rendah menjadikannya sebagai bahan baku yang ideal

Page 4: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

untuk memproduksi kertas. Kaolin berguna dalam mengurangi jumlah pulp kayu yang mahal,

meningkatkan sifat optik dari kertas dan memperbaiki sifat cetak kertas. Ketika kaolin digunakan

sebagai pelapis permukaan kertas, kaolin meningkatkan kualitas warna kertas menjadi lebih

putih. Contoh: kertas untuk majalah, brosur, kertas ‘art’, karton dan kertas untuk box.

b) Industri Keramik

Kaolin akan mengalami konversi menjadi mulit dan gelas ketika mengalami pemanasan

pada temperatur melebihi 1000 C. Hal inilah yang dijadikan formulasi sebagai pemutih, yang⁰

terdiri atas peralatan rumah tangga, peralatan kamar mandi, dinding, dan lantai. Kaolin

meningkatkan kekuatan dan sifat plastisitas dalam membentuk produk-produk tersebut dan

mengurangi jumlah deformasi piroplastik dalam proses pemanasan. Dalam pembuatan peralatan

rumah tangga, penambahan kaolin sangat berperan penting untuk meningkatkan kualitas warna

produk menjadi lebih cerah dan lebih kuat. Hal ini dikarenakan kaolin mengandung sejumlah

kecil ion besi dan titanium.

c) Industri Cat

Kaolin dalam bentuk terhidrasi atau terkalsinasi dapat meningkatkan sifat optik dan sifat

mekanik dari cat. Kaolin terkalsinasi secara luas digunakan dalam cat ‘Satin’ dan ‘Matt’, di mana

kaolin dapat meningkatkan opasitas, kecerahan warna, dan kekuatan dari cat. Kaolin juga

berguna dalam industri pigmen untuk menggantikan pigmen TiO2 dalam pewarnaan. Biasanya

kaolin bermanfaat untuk memutihkan dan meningkatkan kecerahan warna cat.

d) Industri Karet

Pada industri karet, penambahan kaolin berguna untuk meningkatkan kekuatan,

ketahanan terhadap abrasi dan rigiditas karet. Kaolin terkalsinasi, dengan atau tanpa pengolahan

permukaan menggunakan zat kimia xilen banyak digunakan dalam industri termoplastik

elastomer yang bernilai tinggi dan memiliki berbagai macam aplikasi.

e) Industri Plastik

Kaolin digunakan dalam industri plastik untuk meningkatkan kelembutan permukaan,

stabilitas dimensional dan ketahanan terhadap serangan zat kimia dari plastik, untuk ‘cracking’

selama proses polimerisasi dan selama proses pencetakan. Aplikasi yang paling utama biasanya

Page 5: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

digunakan dalam kabel PVC, di mana fungsi utamanya adalah untuk meningkatkan sifat elektrik

dari PVC. Aplikasi lain yang tidak kalah penting adalah untuk pembuatan plastik film yang

berfungsi dalam meningkatkan kualitas penyerapan terhadap cahaya Infra merah. Melalui

pengolahan secara kimia, kaolin terkalsinasi digunakan sebagai zat aditif pada industri automotif

yang menggunakan teknik termoplastik.

f) Industri Fibergelas

Fiberglas digunakan sebagai penguat dalam berbagai aplikasi dan untuk memproduksinya

diperlukan kaolin. Kaolin memungkinkan fiber terintegrasi ke dalam material yang diinginkan.

Hal ini juga memperbaiki proses integrasi fiber terhadap produk yang penguatannya

menggunakan plastik, seperti pada mobil, perahu motor, peralatan olah raga, peralatan rekreasi,

peralatan aerospace, dan berbagai peralatan konstruksi.

g) Industri kosmetik dan Farmasi

British Pharmacopoeia Light Kaolin (BPLK) dan ‘Heavy Kaolin’ merupakan dua jenis

kaolin yang diproduksi berdasarkan kebutuhan industri farmasi di pasar Inggris dan Eropa.

BPLK digunakan pada produk obat-obatan untuk manusia, contohnya untuk mengatasi masalah

pencernaan. Selain itu juga digunakan pada produk perawatan personal seperti untuk terapi

therasso (perawatan tubuh dan kulit) dan digunakan juga pada industri kosmetik. BPLK sebagai

zat aditif ditemukan pada berbagai produk diet, plaster, bedak kaki, dan untuk treatment khusus

bagi kelainan pada paru-paru.

h) Industri Pigmen

Ketika kaolin digunakan sebagai pigmen, maka penggunaannya dapat dibagi ke dalam

dua jenis yaitu sebagai filler dan sebagai pelapis kertas, bergantung pada kualitas dari kaolin

yang ditentukan berdasarkan viskositas dan kecerahan warna kaolin. Sifat kaolin yang berwarna

putih sangatlah cocok digunakan sebagai filler atau pigmen. Kaolin cendrung inert tidak

bergantung pada pH, non abrasive, memiliki konduktivitas listrik yang rendah, serta memiliki

warna putih yang cerah

Page 6: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

i) Kaolin Sebagai Pembasmi Hama

Kaolin digunakan sebagai zat pengontrol hama pada tanaman anggur. Partikel kaolin

dengan ukuran tertentu dicampurkan dengan cairan ‘sticker speader’, kemudian dalam

penggunaannya cairan ini disemprotkan pada tanaman atau buah-buahan yang ingin terlindung

dari hama. Kaolin yang disemprotkan akan menjadi semacam lapisan film yang melindungi

tanaman atau buah-buahan tersebut dari hama sejenis serangga, bahkan dapat mematikan

serangga yang memakannya.

2. SUMBER / POTENSI MINERAL

2.1. Di Sumatera Utara

Lokasi : Desa Sibanggortonga Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailingnatal

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Cadangan : 366.163 ton

Hasil Analisa : SiO2 = 40,34 - 57,64 %, Al2O3 = 15,52 - 23,75 %, Fe2O3 = 1,00 - 1,55 %,

CaO = 2,55 - 5,09 %, TiO2 = LOI = 49,31 - 53,13 %

Lokasi : Purbatua Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Hasil Analisa : SiO2 = 40,34 - 61,58 %, Al2O3 = 21,55 - 31,64 %, Fe2O3 = 1,00 - 1,55 %,

TiO2 = 0,53%

Lokasi : Desa Bulupayung Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Hasil Analisa : SiO2 = 40,34 - 60,58 %, Al2O3 = 29,93 - 31,64 %, Fe2O3 = 1,00 - 1,58 %,

TiO2 = 0,53 % Keterangan : Tebal 2,5 meter dan Panjang 6 meter

Lokasi : Aeklatong Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Lokasi : Desa Sigarap Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Lokasi : Kecamatan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Hasil Analisa : SiO2 = 73,32 %, Al2O3 = 13,24 %, Fe2O3 = 2 %, LOI = 6,39 %

Keterangan : Tebal 4 meter

Page 7: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Lokasi : Desa Pantis Kecamatan Pahaejulu Kabupaten Tapanuli Utara

Koordinat : 02o05'30,5" LU - 98o48'27" BT

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Lokasi : Desa Ranggitgit Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara

Koordinat : 03o30'02,4" Lu - 98o10'41,1" BT

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Lokasi : Desa Sibaganding Kecamatan Pahaejulu Kabupaten Tapanuli Utara

Koordinat : 01o53'47,1" LU - 98o55'14,2" BT

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Hasil Analisa : Al2O3 = 0,71 %, Na2O = 3,72 %, TiO = 78,80 %, MgO = 0,07 %, LOI =

4,6 %

Lokasi : Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara

Lokasi : Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

Koordinat : 10056'47,8" LU - 99o02'43,8" BT

Status : Penyelidikan Pendahuluan

Lokasi : Bandar Pulau Kabupaten Asahan

Status : Penyelidikan Penddahuluan

Lokasi : Timbang Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat

Koordinat : 03030'02,4" Lu - 98o10'41,1" BT

Status : Penyelidikan Pendahuluan Cadangan : 13.000 ton

2.2. Di Indonesia

Aceh : Meulaboh, Aceh Barat

Sumbar : Solok, Bonjol, Pasaman, Sawahlunto

Sumsel : Ajer Batu (Palembang), Belinyu, Pangkal Pinang (Bangka), Air Batu

Riau : Karimun

Jabar : Manonjaya, Tasik

Jateng : Kab Semarang

Jatim : Trenggalek, Poh gadjih, Pojok, Pule

DIY : Gunugn Kidul

Kalsel : Martapura Simpang Surian, Banjarmasin

Page 8: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Kalbar : Sambas, Singkawang

3. EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI KAOLIN

Sama halnya dengan bahan galian yang lain, eksplorasi kaolin dilakukan dengan

beberapa metode, yaitu:

1. Metode geologi.

Metode geologi dilakukan dengan beberapa survei, yaitu : Survei pengindraan jarak jauh,

Survei geologi permukaan, Survei geologi bawah tanah atau dalam terowongan.

2. Metode geofisika

Metode pengambilan data geofisika dilakukan dengan : Survei geofisika dari udara

(airbone surveys), Survei geofisika dilaut atau danau atau sungai, Survei geofisika darat.

3. Metode geokimia.

Penambangan kaolin dilakukan dengan dua cara tergantung pada kondisi endapannya

Tambang terbuka (open pit mining).

Tambang semprot (hidraulicking).

4. PENELITIAN YANG TERKAIT DENGAN MINERAL TERSEBUT

a) Penelitian 1

Judul Penelitian : Kaolin Sebagai Sumber SiO2 Untuk Pembuatan Katalis Ni/SiO2:

Karakterisasi Dan Uji Katalis Pada Hidrogenasi Benzena Menjadi

Sikloheksana

Nama Peneliti : Ridla Bakri, Tresye Utari, dan Indra Puspita Sari

Tahun Penelitian : 2008

Inti dari isi penelitian: Mineral clay jenis kaolin telah digunakan sebagai sumber SiO2

dan menghasilkan campuran SiO2 jenis quartz dan quartz alpha sekitar 60 % dari jumlah

kaolin yang digunakan. Produk SiO2 berhasil diubah menjadi silika gel dan digunakan

sebagai penunjang katalis Ni/SiO2 melalui impregnasi larutan Ni(NO3)2, menghasilkan

katalis Ka dan Kb dengan luas permukaan lebih kecil dibanding silika gel. Ukuran pori

dan volume pori Ka lebih besar dibanding Kb. Uji katalitik pada hidrogenasi benzena

Page 9: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

menggunakan katalis Ka menghasilkan sikloheksana lebih banyak dibandingkan dengan

menggunakan katalis Kb.

b) Penelitian 2 Judul Penelitian : Pengolahan Kaolin Untuk Bahan Baku Cordierite

Nama Peneliti : Gurharyanto, Andil Bukit, Holia Onggo

Tahun Penelitian : 1995

Inti dari isi penelitian : Untuk kebutuhan komposisi keramik cordierite, diperlukan bahan

baku kaolin dengan kadar CaO, K2O, Na2O serendah-rendahnya. Pengolahan kaolin

dengan cara kimiawi menggunakan HCl paa kondisi pH=1, menunjukkan adanya

penurunan kadar CaO, K2O, Na2O. Kadar dicapai pada waktu reaksi 10 menit dengan

penurunan CaO = 96%, K2O = 95%, Na2O =93 %

c) Penelitian 3 Judul Penelitian : Penelitian Lempung Kaolinit dalam Retensi P Pada Tanah-Tanah

Mineral Asam

Nama Peneliti : Syamsul A Siradz

Tahun Penelitian : 2000

Inti dari isi penelitian : Kaolin dipisahkan dari fraksi lempung (clay) dengan melarutkan

oksida-oksida besi dengan larutan ditionit-citrat-bikarbonat. Oksida besi dipisahkan dari

fraksi lempung dengan melarutkan lempung silikat dengan cara mendidihkan lempung di

dalam larutan alkali kuat. Analisis retensi P dilakukan dengan mereaksikan larutan yang

mengandung P dalam jumlah tertentu dengan cuplikan kaolin atau oksida besi.

Kandungan P di dalam larutan equilibrium ditentukan dengan metode molibdat biru.

Selisih antara kandungan P semula dengan kandungan P di dalam larutan equlibrium

dianggap sebagai P yang dijerap oleh cuplikan kaolin atau oksida besi. Dari penelitian ini

diketahui bahwa kaolin yang berasal dari tempat yang berbeda kapasitas retensi P juga

berbeda. Kapasitas retensi P kaolin diduga terkait dengan sifat-sifat tertentu, luas

permukaan dan besi (Fe2O3) structural.

d) Penelitian 4

Page 10: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Judul Penelitian : Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan Aluminium

Sulfat Dengan Metode Adsorps

Nama Peneliti : Jalaluddin, oni Jamaluddin

Tahun Penelitian : 2005

Inti dari isi penelitian : Reaksi antara kaolin dengan larutan asam sulfat akan

mengkasilkan aluminium sulfat. pada penelitian yang di variasikan adalah waktu dan

temperatur, karena waktu dan temperatur sangat mempengaruhi daya adsorbsinya. Hasil

yang didapat bahwa kontak melebihi 5 jam daya serap akan berkurang. Ini disebabkan

akan terbentuknya jelli pemanasan atau waktu kontak melebihi 5 jam.

e) Penelitian 5

Judul Penelitian : Genesis Kaolin dan Rekayasa Pemanfaatannya sebagai bahan baku

keramik

Nama Peneliti : Mamad bakar, Sukandarrumidi, Srijono

Tahun Penelitian : 2004

Inti dari isi penelitian : Dengan memakai analisis XRD, didapat hasil analisis bahwa

kaolin yang terbentuk akibat proses pelapukan dari batuan granit. ketika diuji keramik

maka kaolin dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku keramik dengan perbandingan

campuran 1 bagian kaoli dan 3 bagian tanah liat. Proses pencampuran , pembuatan

bentuk, dan pemanasan harus mengikuti aturan baku dalam pembuatan keramik agar

hasilnya baik.

RENCANA PENELITIAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN

Page 11: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

1. Judul Penelitian : PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA KAOLIN DI

MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS KERTAS

2. Latar Belakang Penelitian

Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan

178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu.

Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan

bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin.

Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen), bahkan di dalam produk

kertas yang dihasilkan. Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk

membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp. Oleh karenanya air yang telah

digunakan mengandung berbagai jenis zat kimia berbahaya termasuk dioksin.

Meskipun konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik terus

beroperasi dan terus menghasilkan dioksin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus

bertambah. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan

berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi. Hal ini

menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih

besar dibandingkan di dalam air tempat hidupnya. Sebuah penelitian EPA berjudul “the National

Study of Chemical Residues in Fish” menemukan bahwa ikan yang ditangkap dari perairan di

sekitar industri kertas mengandung dioksin dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari di daerah

lain. EPA memperkirakan sekitar sepertiga dari dioksin yang terbentuk terserap oleh produk

kertas yang dihasilkan termasuk kertas penyaring kopi, kertas tisu, popok bayi, dan piring kertas

serta produk lain seperti tisu makan, kertas toilet, karton pembungkus susu, kertas kantor dan

pembalut wanita. Dioksin dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama (persisten)

sehingga akan terakumulasi dalam tanah dan hewan termasuk manusia (bioakumulasi).

Organoklorin dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti kanker, cacat

lahir, endometriosis, penurunan jumlah spermatozoa dan gangguan perkembangan janin.

Organoklorin juga menyebabkan kerusakan genetis dan penurunan daya tahan ikan salmon dan

ikan lainnya. Mengurangi pencemaran organoklorin merupakan upaya penting untuk melindungi

kesehatan masyarakat dan lingkungan. Satu-satunya upaya yang dipastikan akan mengurangi

Page 12: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

bahkan menghilangkan dioksin di lingkungan adalah melindungi diri dan lingkungan dengan

menghindari penggunaan pemutih yang mengandung klor. Maka dari itu pemanfaatan kaolin

sebagai pemutih kertas sangat berguna dikarenakan sifat yang dimiliki kaolin yang berwarna

putih, memiliki permukaan yang luas dan memiliki abrasivitas yang rendah menjadikannya

sebagai bahan baku yang ideal untuk memproduksi kertas. Kaolin berguna dalam mengurangi

jumlah pulp kayu yang mahal, meningkatkan sifat optik dari kertas dan memperbaiki sifat cetak

kertas. Ketika kaolin digunakan sebagai pelapis permukaan kertas, kaolin meningkatkan kualitas

warna kertas menjadi lebih putih.

Walaupun kadar Fe2O3 dalam kaolin rendah (1,00 - 1,55 %), tetapi sangat bagus jika

kadar tersebut bisa dikurangi lagi. Dengan rendahnya kadar Fe2O3 maka derajat putih kertas akan

semakin tinggi dan kelarutan Fe2O3 dalam air sangat kecil, sehingga perlu mereduksi Fe2O3

menjadi FeO yang mempunyai kelarutan yang lebih besar, sehingga limbah yang dihasilkan

ramah lingkungan.

3. Rumusan Masalah

1. Apakah Na2S2O4 merupakan zat pereduksi yang baik untuk Fe2O3?

2. Apakah ada pengaruh pH pada pada proses reduksi Fe2O3 menjadi FeO?

3. Berapakah suhu yang baik untuk proses reduksi Fe2O3 menjadi FeO?

4. Apakah ada peningkatan derajat keputihan kertas dengan penambahan kaolin dengan

pengurangan kadar Fe2O3 ?

4. Batasan Masalah

1. Zat pereduksi yang digunakan adalah Na2S2O4

2. Variasi pH pada proses reduksi Fe2O3 menjadi FeO adalah 1, 2, 3, 4, 5

3. Variasi suhu pada proses reduksi Fe2O3 menjadi FeO adalah 300C, 500C, 700C, dan 900C.

5. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui penurunan kadar Fe2O3 setelah dilakukan reduksi dengan Na2S2O4

2. Mengetahui pH optimum untuk reduksi Fe2O3

3. Mengetahui suhu optimum pada reduksi Fe2O3

6. Manfaat Penelitian

Page 13: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi kaolin di daerah

Mandailingnatal

2. Mengurangi dampak pencemaran lingkungan oleh limbah kertas

3. Memberikan informasi bagi perusahaan kertas, sehingga bisa menghasilkan kualitas

kertas yang baik dan limbah yang ramah lingkungan

4. Sebagai tinjauan bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian mengenai mineral

kaolin yang terdapat di daerah Mandailingnatal.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Bakri, R., Utari, T., Puspita, S., (2008), Kaolin Sebagai Sumber SiO2 Untuk Pembuatan

Katalis Ni/SiO2: Karakterisasi Dan Uji Katalis Pada Hidrogenasi Benzena Menjadi

Sikloheksana, UI: Jakarta.

Caryos, (2011), Eksplorasi dan Penambangan Kaolin,

http://caryos.blogspot.com/2008/01/eksplorasi-dan-penambangan-kaolin.html, Diakses

pada 29 Oktober 2011.

Daru Setyo Rini, S.Si, 2002, Minimasi Limbah Dalam Industri Pulp And Paper,

http://www.terranet.or.id/tulisandetil.php?id=1306. Diakses 24 Oktober 2011.

Direktorat Pengembangan Potensi Daerah BKPM, (2011), Potensi Kaolin di Sumatera

Utara, http://regionalinvestment.com/newsipid/commodityarea.php?

ic=326&ia=12, Diakses pada 24 aktober 2011.

Gurharyanto, Bukit, A., Onggo, H., (1995), Pengolahan Kaolin Untuk Bahan Baku

Cordierite. LIPI : Bandung.

Jalaluddin, Jamaluddin, (2005), Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan

Aluminium Sulfat Dengan Metode Adsorps, USU: Medan.

Mamad, Sukandarrumidi, Srijono, (2004), Genesis Kaolin dan Rekayasa Pemanfaatannya

Sebagai Bahan Baku Keramik, UGM: Yogyakarta.

Rahayuningsih, Lastrini, S., (2005), Bahan Tambang Sederhana Bernilai Ekonomis Bagian

2, LIPI, Teknisi Litkayasa Bidang Laut Puslit Oseanografi.

Rahmawati, R., (2009), Kaolin Dalam Industri, http://www.oke.or.id/2009/01/aplikasi-

kaolin-dalam-industri/, Diakses pada 25 oktober 2011.

Page 15: PENGURANGAN KADAR Fe2O3 PADA  KAOLIN DI MANDAILINGNATAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERTAS

Siradz, S., (2000), Penelitian Lempung Kaolinit dalam Retensi P Pada Tanah-Tanah

Mineral Asam. UGM: Yogyakarta.

Yuniarti, A., (2008), Identifikasi Bahaya-bahaya Zat Kimia pada Industri Pulp/Kertas.

http://www.blogster.com/ayyunie/identifikasi-bahaya-bahaya-zat-kimia-pada-industri-

pulp-kertas-240908095545 . Diakses 24 Oktober 2011.