170
PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA PONDOK JAYA KECAMATAN SEPATAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Oleh: Ni’matu Aulia NIM : 106101003345 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2010 M

PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI

DI DESA PONDOK JAYA KECAMATAN SEPATAN

KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Oleh:

Ni’matu Aulia

NIM : 106101003345

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H / 2010 M

Page 2: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi saya ini bukan hasil karya saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sangsi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta , Desember 2010

Ni’matu Aulia

Page 3: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI MASYARAKAT Skripsi, Desember 2010 Ni’matu Aulia, NIM : 106101003345 Penilaian Kebermanfaatan Program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2010 xvii +118 halaman, 18 tabel, 1 gambar, 12 lampiran.

ABSTRAK Desa Pondok Jaya merupakan wilayah daerah Kecamatan Sepatan Kabupaten

Tangerang yang memilki persentasi rawan gizi 8,1%. untuk menanggulangi rawan gizi tersebut Puskesmas Sepatan menerapkan program Pos Gizi. Puskesmas Sepatan harus berupaya menerapkan program yang terbaik bagi masyarakat sasaran. Perlunya program dengan pendekatan holistic dalam mengatasi malnutrisi menjadi daya tarik besar bagi peneliti untuk melihat lebih jauh tentang bagaimana Sepatan menjalankan program kesehatan dan sejauh mana keberhasilannya. Berangkat dari titik inilah, peneliti memfokuskan diri untuk menilai penerapan Program Pos Gizi oleh Puskesmas Sepatan di Desa Pondok Jaya Kabupaten Tangerang. Program gizi intensif ini perlu dievaluasi secara praktis dengan menilai terhadap efektifitas (effectiveness), efisiensi (efficiency), kecukupan (adequacy) dan kesesuaian (appropriateness) sebagai pertimbangan dalam rangka menentukan titik perbaikan program untuk diteruskan dan dikembangkan sebagai program tahunan di masa datang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggambarkan secara mendalam tentang penilaian kebermanfaatan program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010.

Hasil penelitian menunjukkan keefektifan program kurang terpenuhi secara umum. Program Pos Gizi dinilai cukup efektif untuk peningkatan status gizi balita, asupan makan, pemberian makan, dan pengasuhan balita, tetapi masih belum cukup efektif untuk kehadiran, kebersihan balita, pencarian dan pemberian perawatan kesehatan. Sedangkan untuk efisiensi, kecukupan dan kesesuaian program sebagian besar sudah memenuhi syarat program.

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan bagi pengambil kebijakan (Puskesmas Kecamatan Sepatan dan Dinas Kesehatan) untuk terus melakukan evaluasi program yang meliputi efektifitas, efisiensi, kecukupan, dan kesesuaian dari program Pos Gizi yang telah dilaksanakan agar dapat menentukan titik perbaikan program untuk diteruskan dan dikembangkan sebagai program tahunan di masa datang. Sedangkan, untuk kader kesehatan sebaiknya meningkatkan kegiatan kunjungan rumah secara aktif, sehingga dapat mengontrol kebiasaan ibu dan pengasuh keduanya dan melakukan diskusi bersama pada hari berikutnya dengan ibu peserta Pos Gizi Daftar Pustaka : 34 (1973 - 2007)

Page 4: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM SPECIALISATION NUTRITION SOCIETY Skripsi, December 2010 Ni’matu Aulia, NIM : 106101003345 Assessment Of Usefulness Of The Hearth Program Pondok Jaya Village Sepatan Tangerang District In 2010 xvii +118 pages, 18 tables, 1 charts, 12 appendices

ABSTRAK Pondok Jaya Village District area is the region on Sepatan District Tangerang

Regency which have malnutrition percentage of 8.1% to combat malnutrition, Sepatan health center arranging Nutrient Post. Sepatan health center should strive to implement a program that's best for the target communities. Necessary program with a holistic program in overcoming the malnutrition become a big attraction for researchers to look further on how Sepatan run health programs and the extent of its success. Departing from this point, researchers are focusing on assessing the implementation of the Hearth Program by the health center in the village of Pondok Jaya Sepatan Tangerang regency. This intensive nutrition programs need to be evaluated in a practical way to assess the effectiveness, efficiency, adequacy and suitability (appropriateness) as consideration in order to determine the point improvement program to be continued and developed as an annual program in the future.

This research is a qualitative study that describes in depth about the usefulness of the assessment program in the Village Hearth Sepatan Pondok Jaya subdistrict of Tangerang District in 2010.

The results show the effectiveness of the program is less satisfied in general. Hearth program was considered quite effective for improving nutrition status, food intake, feeding, and parenting a toddler, but still not effective enough to attendance, cleanliness of toddlers, the search and delivery of health care. As for efficiency, adequacy and suitability of the program largely meets the requirements of the program.

Based on the research, it is advisable for policy makers (Sepatan District Health Center and Department of Health) to evaluate programs that include effectiveness, efficiency, adequacy, and appropriateness of the hearth program that has been carried out to determine the point improvement program to be continued and developed as annual program in the future. Meanwhile, for health cadres should improve home visit activities actively, so as to control the habits of both mother and nanny and hold discussions with the next day with the participant's mother hearth. References : 34 (1973 - 2007)

Page 5: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI

DI DESA PONDOK JAYA KECAMATAN SEPATAN, KABUPATEN

TANGERANG TAHUN 2010

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Desember 2010

Mengetahui,

Drs. M. Farid Hamzens. M. Si Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes

Pembimbing 1 Pembimbing II

Page 6: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

v

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 22 Desember 2010

Penguji I,

Drs. M. Farid Hamzens, M. Si

Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M. Kes

Penguji III,

Farihah Sulasiah, MKM

Page 7: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

With deep love,

this paper dedicated to my

“ALLAH + Muhammad SAW”

Beloved father “lili” and mother “mun”

who never bored to give me pray and material. Moreover, two sisters “enca+neng far”.

May Allah bless them all. Amin

dee

Page 8: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

vii

DATA RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Ni’matu Aulia

Jenis Kelamin : 106101003345

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Agustus 1988

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. KH. A. Rifa’i Arief No. 65 Rt 007/02 Kp. Gintung

Jayanti Tangerang, Banten 15610

Nomor Telepon/Hp : (021) 92376562

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1993-1999 : SDN Rancaleutik

1990-2002 : MTS Daar El-Qolam

2002-2005 : SMA Daar El-Qolam

2006-2010

: Peminatan Gizi, Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan

hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Shalawat dan salam

kita berikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Dalam menyelesaikan laporan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan

bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak yang berupa motivasi, saran, dan

dukungan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta, Bapak Drs. H. M. Kholilullah dan mamah Hj. Munasaroh yang

telah membesarkanku dan memberikan kasih sayang yang begitu bernilai, serta

dukungan semangat moril maupun materil untuk menyelesaikan laporan magang

ini. Tetehku dan adekku tersayang Muflihatunnisa S. Pd. dan Farhatul Aisy’i yang

selalu mendo’akanku secara tulus.

2. Bapak Prof. Dr. dr. Hc. M. K. Tadjudin S. Pd. Md. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

3. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

4. Bapak Drs. M. Farid Hamzens, M.Si selaku pembimbing I skripsi.

5. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku pembimbing II skripsi .

6. Seluruh staff pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 10: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

ix

7. Seseorang yang telah dipersiapkan untuk menjadi separuh ruh dalam hidupku

kelak

8. Seluruh teman-teman program studi kesehatan masyarakat angkatan 2006 dan

non program studi khususnya Abdul Rahman Shaleh yang selalu menemaniku

selama penyusunan skripsi ini. Abdullah Syafe’i dan Zulkifli yang selalu

membantuku. Teman terbaikku bebs Yeni, Afni, Indah, Ine, Nura, Rena, Nawang

dan Neneng yang selalu memberikan bantuan, support & hiburan dalam suka

maupun duka.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penyusunan laporan

skripsi ini masih ada bagian yang belum sempurna. Meskipun demikian, penulis

berharap semoga laporan skripsi ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca.

Wassalamu’alikum Wr.Wb.

Tangerang, Desember 2010

Penulis

Page 11: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………………. i

ABSTRAK…...………………………………………………………………………. ii

PENYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…...……………………………. iv

LEMBAR PERSEMBAHAN………..……………………………………………… v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…..….………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR……………..………………………………………………… vii

DAFTAR ISI………………………..……………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL……………………..…………………………………………….. xv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………... xvii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………… xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah ….………………………………………………………..

1.3 Pertanyaan Penelitian………………………………………….……………..

1.4 Tujuan Penelitian……..…………………………………………………......

1.4.1 Tujuan Umum………… .……………………………………………..

1.4.2 Tujuan Khusus………….………………………………..…………….

1.5 Manfaat Penelitian……….…………………………………………………...

1.5.1 Bagi Masyarakat……………………………………………………….

1

4

6

6

6

6

7

7

1.5.2 Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang………….…………… 7

1.5.3 Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…………….…………… 7

Page 12: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xi

1.5.4 Bagi Peneliti…………………………………………………………… 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi………………….…………………………………………………

2.1.1 Pengertian Status Gizi………………………………….……………..

2.1.2 Penilaian Status Gizi………………………………….………………

2.2 Metode Food Recall 24 jam…………………………………………………..

2.2.1 Kelebihan Metode Food Recall 24 Jam…..………….……..…………

2.2.2 Kekurangan Metode Food Recall 24 Jam…………..……..…………..

2.3 Penilaian Program………………..……………………………………... ……

2.4 Evaluasi Proses Intervensi…………………………………………………….

2.5 Program Perbaikan Gizi………………..……………………………………..

2.6 Pos Gizi…………..……………………………………………………………

2.6.1 Definisi Pos Gizi…..……………………………………...……... …...

2.6.2 Tujuan Pos Gizi……………………………………………………….

2.6.3 Pendekatan Pos Gizi…………………………………………………..

2.6.4 Indikator Pos Gizi……………………………………………………..

2.6.5 Langkah-Langkah Utama Dalam Pendekatan Pos Gizi.………………

2.6.6 Kegiatan Program Pos Gizi……………………………………………

2.6.7 Keuntungan Pendekatan Pos Gizi……………………………………..

2.7 Kerangka Teori……………………………………………………...………...

9

9

9

11

12

12

13

17

23

24

24

26

26

28 30 30 33

35

Page 13: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xii

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Pikir…………………………………………………..…………….

3.2 Definisi Istilah…….……..……………………………………....……..……..

3.2.1 Efektifitas……………………………………………………………..

3.2.2 Efisiensi……………………………………………………………….

3.2.3 Kecukupan…..……………………………………………..….. ……..

3.2.4 Kesesuaian,,,,…………………………………………….……………

38

39

39

40

41

42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian…………………………………….………………….........

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………………

4.3 Informan Penelitian……………………………………………………………

4.3.1 Informan Utama………………………………………………………

4.3.2 Informan Pendukung………………………………………………….

4.4 Instrument Penelitian …………………………………………………………

4.5 Sumber Data…………………………………………………………………..

4.6 Pengumpulan Data…………………………………………………………….

4.7 Pengolahan Data………………………………………………………………

4.8 Analisa Data…………………………………………………………………...

4.9 Validasi Data…………………………………………………………………..

4.10 Penyajian Data………………………………………………………………..

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ………………………………………..

43

43

43

44

44

44

45

45

48

48

49

50

51

Page 14: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xiii

5.2 Karakteristik Informan………………………………………………………...

5.3 Penilaian Program……………………………………………………………..

5.3.1 Gambaran Efektifitas …………………………………………………

5.3.1.1 Gambaran Status Gizi Balita……………………………….

5.3.1.2 Gambaran Asupan Zat Gizi ………………………………..

5.3.1.3 Gambaran Pemberian Makan………………………………

5.3.1.4 Pengasuhan Balita……………………………………….....

5.3.1.5 Kebersihan Balita…………………………………………..

5.3.1.6 Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan…………...

5.3.1.7 Kehadiran…………………………………………………..

5.3.2 Gambaran Efisiensi …………………………………………………...

5.3.2.1 Gambaran Dana ……………………………………………

5.3.2.2 Tenaga ……………………………………………………..

5.3.2.3 Waktu………………………………………………………

5.3.3 Gambaran Kecukupan…………………………………………………

5.3.3.1 Gambaran Kebutuhan sasaran……………………………...

5.3.3.2 Sarana………………………………………………………

5.3.3.3 Pelaksanaan………………………………………………...

5.3.4 Kesesuaian…………………………………………………………….

5.3.4.1 Misi…………………………………………………………

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian………………………………………………………..

51

52

52

53

56

60

63

65

68

71

72

73

74

75

76

76

77

78

80

80

82

Page 15: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xiv

6.2 Penilaian Program……………………………………………………………..

6.2.1 Gambaran Efektifitas ………………………………………………

6.2.1.1 Status Gizi Balita………………………………………….

6.2.1.2 Asupan Zat Gizi…………………………………………...

6.2.1.3 Pemberian Makan…………………………………………

6.2.1.4 Pengasuhan Balita………………………………………....

6.2.1.5 Kebersihan Balita………………………………………….

6.2.1.6 Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan…….........

6.2.1.7 Kehadiran Balita…………………………………………..

6.2.1.8 Gambaran Keterkaitan Antara Variabel Efektivitas………

6.2.2 Gambaran Efisiensi………………………………………………...

6.2.2.1 Dana……………………………………………………….

6.2.2.2 Sumber Daya Manusia…………………………………….

6.2.2.3 Waktu ……………………………………………………..

6.2.2.4 Gambaran Keterkaitan Antara Variabel Efisien…………..

6.2.3 Gambaran Kecukupan……………………………………………...

6.2.3.1 Kebutuhan Sasaran……………………………………......

6.2.3.2 Sarana ……………………………………………………..

6.2.3.3 Pelaksanaan………………………………………………..

6.2.3.4 Gambaran Keterkaitan Antara Variabel Kecukupan ……..

6.2.4 Gambaran Kesesuaian Misi………………………………………...

6.3 Gambaran Kebermanfaatan Program Pos gizi………………………………...

82

83

83

84

87

90

91

93

95

96

100

100

101

102

103

104

104

105

106

107

107

109

Page 16: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xv

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan……………………………………………………………………

7.2 Saran ………………………………………………………………………….

7.2.1 Bagi Pengambil Kebijakan (Puskesmas Kecamatan Sepatan dan

Dinas Kesehatan)…………………………………………………...

7.2.2 Bagi Kader Pos Gizi………………………………………………..

111

112

112

112

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. ..

LAMPIRAN

114

Page 17: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 Indikator dan Target untuk Program Pos Gizi 28

4.1

4.2

4.3

Tabel Pengumpulan Data Primer

Trianglasi Metode

Triangulasi Sumber

47

49

50

5.1 Distribusi Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U sebelum Pos

Gizi Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010

54

5.2 Distribusi Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U setelah Pos Gizi

Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010

55

5.3 Distribusi Asupan Energi Balita sebelum Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

57

5.4 Distribusi Asupan Energi Balita setelah Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

58

5.5 Distribusi Asupan Protein Balita sebelum Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

59

5.6 Distribusi Asupan Protein Balita setelah Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

59

5.7 Distribusi Pemberian Makan Balita sebelum Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

61

Page 18: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xvii

5.8 Distribusi Pemberian Makan Balita setelah Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

62

5.9 Distribusi Pengasuhan Balita sebelum Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

64

5.10 Distribusi Pengasuhan Balita setelah Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

66

5.11 Distribusi Kebersihan Balita sebelum Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

67

5.12 Distribusi Kebersihan Balita sesudah Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

67

5.13 Distribusi Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Balita sebelum Pos Gizi Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010

69

5.14 Distribusi Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Balita Setelah Pos Gizi Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010

70

5.15

5.16

Distribusi Kehadiran Balita Peserta Pos Gizi Pergizi Desa

Pondok Jaya Tahun 2010

Jadwal Pelaksanaan Program Pos Gizi Pergizi Tahun 2010

dalam 3 Bulan

72

75

Page 19: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

3.1

Kerangka Pikir

38

Page 20: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1 Surat Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Lembar observasi

Lampiran 4 Hasil Data Sekunder

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Mendalam Bagi Tenaga Pelaksana

Puskesmas dan Kader Puskesmas

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Mendalam Ibu balita

Lampiran 7 Formulir Metode recall 24 jam

Lampiran 8 Matriks

Lampiran 9 Analisis Univariat

Page 21: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang

bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang dilakukan secara

berkelanjutan (Depkes, 2005). Pembangunan kesehatan tersebut merupakan

upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun

pemerintah. Arah kebijakan pembangunan di bidang kesehatan adalah untuk

mempertinggi derajat kesehatan, termasuk di dalamnya keadaan gizi masyarakat

dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan

pada umumnya (Suhardjo, 2003).

Keadaan gizi masyarakat pada umumnya masih berada pada masalah gizi

kurang dan gizi buruk. Masalah tersebut merupakan masalah yang sangat serius,

karena apabila tidak ditangani secara cepat dan cermat dapat berakhir pada

kematian. Kasus gizi kurang dan buruk lebih kepada kerentanan pada penyakit,

pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal, sampai pada kematian yang

akan menurunkan kualitas generasi muda mendatang. Dengan demikian jelaslah

masalah gizi merupakan masalah bersama dan semua keluarga harus bertindak

atau berbuat untuk melakukan perbaikan gizi (Sajogyo, dkk. 1994).

Adapun perbaikan gizi yang dapat dilakukan yaitu dengan senantiasa

mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Ditinjau dari sudut islam, Allah

Page 22: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

2

berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 168 agar mengkonsumsi makanan yang

halal dan baik.

Artinya ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan,

karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Makanan yang diberikan kepada balita sebaiknya makanan sehat dan

bergizi agar kebutuhan gizinya tercukupi. Karena balita termasuk dalam golongan

masyarakat kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah

menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena kekurangan penyediaan

bahan makanan. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan proses

pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan zat gizi dalam jumlah relatif

besar (Djaeni, 2006).

Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya

masih didominasi oleh masalah KEP (kekurangan energi protein), masalah

anemia besi, masalah KVA (kurang Vit A), GAKY (Gangguan akibat kekurangan

yodium), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Akibat dari kurang

gizi ini kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi dapat menyebabkan

meningkatnya angka kematian balita (Supariasa dkk, 2001).

Page 23: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

3

Masalah gizi buruk di Indonesia memang harus mendapat perhatian

khusus. Pasalnya, Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2007

menunjukan bahwa prevalensi nasional gizi buruk balita adalah 5,4% dan gizi

kurang pada balita adalah 13%. Secara bersama-sama prevalensi balita pendek

dan balita sangat pendek (stunting) adalah 36,8%. Sementara itu prevalensi balita

kurus adalah 7,4% (wasting-serius) dan balita sangat kurus 6,2% (wasting-kritis).

Kasus gizi buruk masih ditemukan di daerah Kabupaten Tangerang. Data

yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, tercatat data gizi

buruk pada tahun 2007 sebesar 0,87 %, gizi kurang sebesar 6,33 %. Pada tahun

2008 mengalami penurunan dimana gizi buruk sebesar 0,84% dan gizi kurang

6,08% dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 0,99% untuk gizi

buruk dan 6,95 % untuk gizi kurang (Hasil BPB Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang) dan untuk wilayah Sepatan memilki angka malnutrisi sebesar 18.7%

(BPB Puskesmas) dimana angka prevalensi tersebut melebihi standar WHO.

Standar WHO untuk prevalensi gizi kurang yaitu 10%, (Depkes RI, 2009).

Puskesmas Sepatan menerapkan program Pos Gizi di beberapa desa untuk

menanggulangi rawan gizi. Dengan pendekatan Pos Gizi dapat mendorong

terjadinya perubahan perilaku, selain itu di harapkan melalui program ini anak-

anak yang kurang gizi dapat berubah ke status gizi baik. Salah satu desa yang

memiliki angka malnutrisi di kecamatan Sepatan yang menerapkan Pos Gizi yaitu

Desa Pondok Jaya (8,1%).

Page 24: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

4

Di berbagai daerah yang telah mengadakan Pos Gizi menunjukan hasil

yang baik, yaitu dapat meningkatkan status gizi balita yang ditandai dengan

bertambahnya berat badan. Seperti di Kelurahan Palmeriem Jakarta Timur

(Anisah, 2005), balita KEP mencapai 34.2% pada mei 2004, tetapi setelah putaran

pertama Pos Gizi menunjukan hasil yang mengagumkan. Dari 25 balita Pos Gizi,

15 anak (60%) mengalami kenaikan berat badan di atas 400 gram, 5 balita

mengalami kenaikan berta badan kurang dari 400 gram, hanya 5 anak dengan

berat badan tetap.

Pemilihan Desa Pondok Jaya ini sebagai lokasi penelitian dikarenakan

Desa Pondok Jaya salah satu desa di kecamatan sepatan yang rawan gizi dan

sudah menjalankan progam Pos Gizi selama 6 bulan sehingga dapat dilakukan

penilaian. Dalam penilitian ini perlunya program dengan pendekatan holistic

dalam mengatasi malnutrisi menjadi daya tarik besar bagi peneliti untuk melihat

lebih jauh tentang bagaimana Sepatan menjalankan program kesehatan dan sejauh

mana keberhasilannya. Berangkat dari titik inilah, peneliti memfokuskan diri

untuk menilai kebermanfaatan penerapan Program Pos Gizi oleh Puskesmas

Sepatan di Desa Pondok Jaya Kabupaten Tangerang.

1.2 Rumusan Masalah

Kecamatan Sepatan merupakan wilayah daerah Kabupaten Tangerang

yang memiliki persentasi rawan gizi sebesar 18,7% dimana angka tersebut berada

di atas standar WHO (Depkes RI, 2009). Salah satu inisiatif yang muncul untuk

perbaikan gizi tersebut Puskesmas Sepatan menerapkan program Pos Gizi di

Page 25: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

5

beberapa desa yang memiliki angka malnutrisi dengan menggunakan prinsip

pendekatan partisipasi masyarakat adalah Positive Deviance – Pos Gizi.

Salah satu desa di Sepatan yang memiliki angka malnutrisi dan telah

menjalankan program Pos Gizi selama 6 bulan yaitu Desa Pondok Jaya (8,1%)

dengan pendekatan Pos Gizi diharapkan dapat mendorong terjadinya perubahan

perilaku dan memperdayakan ibu balita untuk bertanggungjawab terhadap

rehabilitasi gizi anak-anak mereka dengan menggunakan pengetahuan dan sumber

daya lokal. Selain itu diharapkan melalui program ini diharapkan anak-anak yang

kurang gizi dapat berubah ke status gizi baik (Core, 2003).

Perlunya program dengan pendekatan holistic dalam mengatasi malnutrisi

menjadi daya tarik besar bagi peneliti untuk melihat lebih jauh tentang bagaimana

Sepatan menjalankan program kesehatan dan sejauh mana keberhasilannya.

Program gizi intensif ini perlu dievaluasi secara praktis dengan menilai terhadap

efektivitas (effectiveness), efisiensi (efficiency), kecukupan (adequacy) dan

kesesuaian (appropriateness) sebagai pertimbangan dalam rangka menentukan

titik perbaikan program untuk diteruskan dan dikembangkan sebagai program

tahunan di masa datang.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berikut pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran efektivitas program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010?

Page 26: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

6

2. Bagaimana gambaran efisiensi program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010?

3. Bagaimana gambaran kecukupan program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010?

4. Bagaimana gambaran kesesuaian program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penilaian kebermanfaatan program Pos Gizi di

Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran efektivitas program Pos Gizi di Desa Pondok

Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010.

2. Diketahuinya gambaran efisiensi program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010.

3. Diketahuinya gambaran kecukupan program Pos Gizi di Desa Pondok

Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010.

4. Diketahuinya gambaran kesesuaian program Pos Gizi di Desa Pondok

Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010.

Page 27: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

7

1.5 Manfaat Penelitan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain

kepada:

1.5.1 Masyarakat

Memberikan informasi mengenai efektivitas, efisiensi, kecukupan

dan kesesuaian program Pos Gizi sehingga masyarakat dapat menilai

program yang terbaik dalam menanggulangi masalah gizi.

1.5.2 Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk menyempurnakan

pelaksanaan program Pos Gizi dalam menanggulangi masalah gizi buruk di

Daerah Kabupaten Tangerang.

1.5.3 Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Memberikan tambahan pustaka mengenai efektivitas, efisiensi,

kecukupan dan kesesuaian program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2010.

1.5.4 Peneliti

Menambah khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai

program penanggulangan masalah gizi buruk yang tepat dengan melihat

keadaan sesungguhnya yang ada di lapangan.

Page 28: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul penilaian program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang, dilakukan oleh Mahasiswi peminatan

gizi program studi kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

tujuan untuk mengetahui ketepatannya sebagai program.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggambarkan secara

mendalam tentang penilaian kebermanfaatan program Pos Gizi di Desa Pondok

Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun 2010.

Teknik pengumpulan data kualitatif adalah dengan wawancara mendalam,

observasi dan telaah dokumen. Dalam rangka mendapatkan data yang valid maka

dilakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Pada penelitian ini dilakukan

pendekatan kuantitatif dengan wawancara menggunakan kuesioner didukung oleh

data sekunder dari arsip, laporan dan minutes program Pos Gizi selama masa

perencanaan dan pelaksanaan, kemudian dibuat penilaian atas program tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten

Tangerang pada bulan Oktober 2010.

Page 29: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

2.1.1 Pengertian Status Gizi

Menurut Supariasa (2002), Status gizi adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam

bentuk variabel tertentu. Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari

keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input)

dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan hasil zat gizi tersebut.

Kebutuhan akan zat gizi ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: tingkat

metabolisme basal, tingkat pertumbuhan, aktivitas fisik, dan faktor yang

bersifat relatif yaitu : gangguan pencernaan (ingestion), perbedaan daya

serap (absorption), tingkat penggunaan (utilization), dan perbedaan

pengeluaran dan penghancuran (excretion dan destruction) dari zat gizi

tersebut dalam tubuh.

Status gizi berarti keadaan kesehatan fisik seseorang atau

sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau dua kombinasi

dari ukuran–ukuran gizi tertentu (Soekirman, 2000).

2.1.2 Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa, dkk (2001), penilaian status gizi dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu penilaian secara langsung dan tidak langsung.

Page 30: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

10

Penilaian secara langsung meliputi antropometri, klinis, biokimia, dan

biofisik sedangkan penilaian secara tidak langsung survey konsumsi

makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.

Dalam mengukur status gizi balita, penilaian status gizi yang umum

digunakan adalah antropometri. Antropometri sebagai indikator status gizi

dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah

ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi

badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan

tebal lemak bawah kulit (Supariasa, dkk, 2001).

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.

Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Indeks

antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah Berat

Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan

Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) (Supariasa, dkk, 2001).

Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk air,

lemak, tulang, dan otot. Indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi

seseorang saat ini (current nutritional status). Indeks TB/U adalah

pengukuran pertumbuhan linier. Indeks TB/U memberikan gambaran status

gizi masa lampau dan erat kaitannya dengan status social-ekonomi. Indeks

BB/TB adalah indeks untuk membedakan apakah kekurangan gizi terjadi

secara kronis atau akut. Indeks BB/TB merupakan indkator yang baik untuk

Page 31: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

11

menilai status gizi saat ini (sekarang) dan merupakan indeks yang

independen terhadap umur (Supariasa, dkk, 2001).

2.2 Metode Food Recall 24 jam

Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan

jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dengan

recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena

itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu

ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (Ukuran Rumah Tangga)

seperti sendok, gelas, piring, dan lain-lain atau ukuran lainnya yang bias

dipergunakan sehari-hari. Dalam recall 24 jam, untuk memudahkan penentuan

jumlah konsumsi makanannya, biasanya digunakan food model (Supariasa, 2002).

Recall 24 jam ini jangan dilakukan hanya 1 (satu) kali (1x24 jam) karena

akan menghasilkan data yang kurang representatif untuk menggambarkan

kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan

berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut (Supariasa, 2002).

Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak

berturut-turut. Beberapa penelitian menunjukan bahwa minimal dua kali recall 24

jam tanpa berturut-turut sehingga dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi

lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian

individu (Sanjur dalam Supariasa, 2002).

Page 32: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

12

2.2.1 Kelebihan Metode Recall 24 jam

1. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden

2. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan

tempat yang luas untuk wawancara

3. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden

4. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf

5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi

individu sehingga bisa dihitung intake zat gizi sehari.

2.2.2 Kekurangan Metode Recall 24 jam

1. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya

dilakukan recall satu hari

2. Ketepatanya sangat tergantung pada daya ingat responden

3. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam

menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai

menurut kebiasaan masyarakat

4. Adanya kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan

konsumsiya lebih banyak dan bagi responden yang gemuk cenderung

melaporkan lebih sedikit

5. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari

penelitian

6. Untuk mendapatkan gambaran konsumsi makanan sehari-hari, recall

jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, akhir hari pekan, pada saat

Page 33: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

13

melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain

(Supariasa, 2001).

2.3 Penilaian Program

Program kesehatan adalah respon terorganisir untuk mengurangi atau

menghilangkan satu atau lebih masalah dengan meraih satu atau lebih tujuan,

yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kesehatan masyarakat (Shortell dan

Richardson, 1978 dalam Greenbowski, 2001). Program kesehatan selalu

dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak pasti (uncertainty), sehingga

diperlukan penilaian (evaluation) sebagai alat bantu dalam pengambilan

keputusan (decision making)(Azwar, 1996).

Secara harfiah, penilaian berarti proses untuk menentukan suatu jasa,

manfaat, atau nilai sesuatu, atau hasil dari suatu proses (Scriven, 1991 dalam

Bullen, 2004).

Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang

dimiliki untuk pencapai, pelaksanaan dan perencanaan suatu program melalui

pemilihan secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan

selanjutnya (The World Health Organization dalam Azwar, 1996).

Penilaian menurut Marry Arnold, merupakan cermin dari pelaksanaan

suatu program yang peranannya sangat besar dalam perencanaan program

tersebut selanjutnya (Azwar, 1996). Intinya, program penilaian merupakan suatu

proses bertanya dan menjawab pertanyaan tentang kebermanfaatan (Bullen,

2004).

Page 34: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

14

Pada dasarnya, tujuan evaluasi (penilaian) adalah untuk menghilangkan

informasi tentang penampilan suatu program dalam meraih tujuannya. Umumnya,

penilaian dilakukan dengan menjawab dua pertanyaan mendasar: apakah program

bekerja sesuai harapan? Mengapa terdapat masalah (seperti ini)? Penilain

membantu manajer program dalam mengerti penampilan suatu program, yang

akan berlanjut pada peningkatan atau perbaikan program. Intinya, penilaian

program merupakan alat manejemen atau alat pembuat keputusan bagi para

administrator program, perencanaan, pembuat kebijakan, serta pejabat kesehatan

lainnya (Grembowski, 2001).

Penilaian bertujuan memperbaiki program-program kesehatan dan

infrastruktur pelaksanaannya serta untuk mengarahkan alokasi sumber-sumbernya

untuk program-program yang sedang berjalan dan yang akan datang. Dengan

fungsi ini, penilaian menjadi proses yang berlanjut dengan tujuan agar kegiatan-

kegiatan kesehatan menjadi lebih relevan, efisien dan efektif (WHO, 1990).

Penilaian suatu program sosial merupakan akumulasi dari fakta-fakta

untuk menyediakan informasi tentang keberhasilan keperluan dan tujuan program

pada usaha, efektivitas dan efisiensi dalam tingkatan maupun pada pengembangan

program. Hal ini membantu pembuatan keputusan tentang program-program

sosial (Tripodi, et al, 1073). Sedangkan penilaian program kesehatan, pada

khususnya, merupakan bagian dari proses majerial pembangunan kesehatan

nasional yang lebih luas. Dengan demikian, evaluasi membutuhkan pikiran yang

terbuka yang mampu memberi kritik yang membangun. Tanggung jawab

Page 35: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

15

penilaian dibebankan kepada kelompok-kelompok yang bertanggungjawab atas

pengembangan dan penerapan proses majerial untuk pembangunan kesehatan

nasional di negara yang bersangkutan (WHO, 1990).

Menurut jenisnya, penilaian secara umum dibedakan atas penilaian pada

tahap awal program (formative evaluation), penilaian pada tahap pelaksanaan

program (promotive evaluation) dan penilaian pada tahap akhir program

(summative evaluation). Sedangkan untuk kepentingan praktis, ruang lingkup

penilaian melaui pendekatan sistem terbagi atas penilaian terhadap masukan,

penilaian terhadap proses, penilaian terhadap dampak (Azwar, 1996). Dalam

semua penilaian, kebermanfaatan suatu program tergantung baik pada

penampilannya maupun pada keinginan akan tujuan-tujuannya, yang selalu

merupakan pertanyaa akan nilai (Kane et al, 1974; Palumbo, 1987; Weiss, 1983

dalam Gremboski, 2001).

Penialaian seringkali ditentukan melalui keefektifan (effectiveness),

efisiensi (efficiency), kecukupan (adequacy) dan kesesuaian (appropriateness).

Dalam menjawab pertanyaan penilaian, diperlukan alat yang paling tepat untuk

dapat mengubah proses yang sedang dinilai. Dengan demikian, menilai

perkembangan masyarakat (Hullen, 2004).

Pendapat lain mengatakan bahwa tujuan penilaian adalah mengetahui

usaha (effort) program, efektivitas program dan efisiensi program. Usaha program

dinyatakan dengan pengukuran jumlah dan jenis kegiatan program yang dianggap

perlu untuk meraih tujuan program. Efektivitas program menekankan tujuan

Page 36: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

16

apakah dari program yang telah dicapai, dan pada tingkat manakah tercapainya

tujuan tersebut. Sedangkan efisiensi program diukur dengan hubungan usaha

program dan efektivitas program dengan menentukan biaya relatif dari keluaran

yang telah diraih (Triopodi, et al, 1973).

Efektifitas dan efisiensi merupakan dua komponen yang umum dibahas

dalam penilaian. Efektivitas adalah suatu ungkapan tentang efek yang

dikehendaki dari suatu program, dinas, lembaga atau kegiatan penunjang dalam

mengurangi masalah kesehatan atau memprediksi keadaan kesehatan yang tidak

memuaskan. Dengan demikian, efektivitas mengukur tingkat pencapaian tujuan

dan sasran program, dinas atau lembaga yang telah ditentukan sebelumnya

(WHO, 1990).

Efisiensi adalah suatu ungkapan mengenai hubungan antara hasil-hasil

yang diperoleh dari program atau kegiatan di bidang kesehatan dengan upaya

yang lebih dilakukan dalam bentuk sumberdaya manusia, keuangan serta sumber-

sumber lainnya, proses-proses teknologi kesehatan dan waktu. Penilaian efisiensi

ditujukan untuk memperbaiki pelaksanaan dan membantu menelaah kemajuan

dengan memperhatikan hasil-hasil pemantauan (WHO, 1990).

Penilaian pada dasarnya merupakan sesuatu yang sulit di setiap bidang. Di

bidang kesehatan, penilaian menimbulkan masalah-masalah khusus yang

disebabkan oleh cirri-ciri kegiatan-kegiatannya yang sering tidak mempermudah

dilakukannya pengukuran terhadap hal-hal yang telah dicapai untuk dibandingkan

dengan sasaran kuantitatif yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian,

Page 37: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

17

penggunaan informasi kualitatif yang dapat dipercaya tidak dapat dihindarkan. Di

samping itu, terdapat hubungan yang rumit antara faktor kesehatan dan sektor

social ekonomi. Perubahan-perubahan dalam tingkat kesehatan evaluasi, terutama

yang berhubungan dengan efektivitas dan dampak menjadi lebih sulit (WHO,

1990).

Ukuran besaranya suatu penilaian harus berada pada proporsi yang sesuai

dengan tujuan penilaian. Hal ini seringkali berarti bahwa proyek kecil akan

memperoleh skup penilaian yang lebih kecil jika dibandingkan dengan proyek

besar (Bullen, 2001).

Langkah-langkah penilaian yang perlu ditempuh adalah:

1. Memahami program yang akan dinilai

2. Menentukan macam dan runag lingkup penilaian

3. Menyusun rencana penilaian

4. Melaksanakan penialaian

5. Menarik kesimpulan

6. Menyususn saran-saran (Azwar, 1996).

2.4 Evaluasi Proses Intervensi.

Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi ialah suatu proses bersistem

dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan didalam suatu organisasi atau

pekerjaan. Levey (1973) mengatakan, "To evaluate is to make a value judment, it

involves comparing something with another and then making either choice or

action decision". Sedangkan Menurut Perhimpunan Kesehatan Masyarakat

Page 38: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

18

Amerika, evaluasi ialah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah

keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses

tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi

kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan

menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas

program (Notoatmodjo, 2003).

Evaluasi merupakan upaya penting dalam program komunikasi kesehatan

yang bertujuan menilai hasil keseluruhan program dengan menggunakan teknik

riset secara sistematis. Evaluasi dilakukan tidak hanya pada tahap akhir, tetapi

juga pada tahap-tahap proses secara menyeluruh (green, at. al, hal. 247).

Sedangkan evaluasi diakhir program harus dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut ini:

1. Sejauh mana tujuan program telah tercapai

2. Seberapa besar pengaruh program terhadap perubahan perilaku

3. Akibat-akibat apa saja yang tidak diharapkan dari program.

4. Bagian program mana yang paling berhasil dan mana yang kurang berhasil.

Pertanyaan-pertanyaan evaluasi ini seharusnya sudah dirancang pada

tahap perencanaan ketika riset pengembangan dilakukan dan pada tahap

pengukuran dilakukan selama program berlangsung.

Sedangkan untuk melihat hasil akhir berupa dampak terhadap derajat

kesehatan, upaya evaluasi harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini :

1. Sejauh mana jalur komunikasi yang digunakan dapat menjangkau sasaran.

Page 39: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

19

2. Pesan-pesan apa saja yang disampaikan melalui jalur tersebut.

3. Apakah pesan yang disampaikan dapat diingat oleh kelompok sasaran dengan

jelas.

4. Apakah telah terjadi perubahan perilaku pada kelompok sasaran akibat adanya

program.

5. Apakah telah terjadi peningkatan derajat kesehatn akibat perubahan perilaku.

Tidak semua pertanyaan dapat terjawab dalam proses evaluasi, tetapi

beberapa faktor penting sudah dapat diketahui. Proses evaluasi hanyalah salah

satu dari berbagai pilihan kegiatan dan penentuan yang cermat atas prioritas

sasaran, dana yang tersedia dan waktu yang terbatas. Proses atau kegiatan dalam

evaluasi itu mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang

akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.

2. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan

program yang akan dievaluasi.

3. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.

4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil

pelaksanaan evaluasi tersebut.

5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.

6. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap

program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

Page 40: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

20

Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal,

yakni evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil

program dan evaluasi terhadap dampak program.

1. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program yang menyangkut

penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas lain.

2. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut

berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai.

Misalnya meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.

3. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program itu

mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak

program-program kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau

meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya

menurunnya angka kematian bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak

balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Feurstein (1990 : H. 2-4) dalam Isbandi Rukminto Adi (2003) menyatakan

10 alasan mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan :

1. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai.

2. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif program.

3. Meningkatkan pemantauan agar tercapai manajemen yang lebih baik.

4. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat memperkuat program

itu tersendiri

Page 41: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

21

5. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat perbedaan

apa yang telah terjadi setelah diterapkan suatu program.

6. Biaya dan manfaat (cost benefit). Melihat apakah biaya yang dikeluarkan

cukup masuk akal (reasonable).

7. Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengelola kegiatan

program secara lebih baik.

8. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam kesalahan

yang sama, atau untuk mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan metode

yang serupa bila metode yang dijalankan telah berhasil dengan baik.

9. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang lebih luas.

10. Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan

kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, komunitas

fungsional dan komunitas lokal.

Ada 3 evaluasi guna mengawasi suatu program lebih seksama, yaitu

evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi proses.

1. Evaluasi input

Memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam suatu

pelaksanaan suatu program. 3 unsur variabel utama yang terkait dengan

evaluasi input adalah klien, staf dan program. Variabel klien ini meliputi

aspek demografi dari staf, seperti : latar belakang pendidikan staf, dan

pengalaman staf. Sedangkan variabel program meliputi aspek tertentu seperti

lama waktu layanan diberikan, dan sumber-sumber rujukan yang tersedia.

Page 42: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

22

Dalam kaitan dengan evaluasi input program, ada 4 kriteria yang dapat dikaji,

baik sendiri-sendiri maupun keseluruhan. Kriteria tersebut adalah :

a. Tujuan dan objektif

b. Penilaian terhadap kebutuhan komunitas

c. Strandar dari suatu praktek yang terbaik

d. Biaya perunit layanan.

2. Evaluasi Proses

Menurut Pietrzak, et. al (1990 : h. 111-116) dalam Isbandi Rukminto

Adi (2003) memfokuskan diri pada aktivitas program yang melibatkan

interaksi langsung antara klien dengan staf terdepan (line staf) yang

merupakan pusat dari pencapaian tujuan (objektif) program. Tipe evaluasi ini

diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program.

Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil analisis

harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan seperti : standar prakter terbaik

(best practice standart), kebijakan lembaga, tujuan proses (proses goals) dan

kepuasan klien.

3. Evaluasi Hasil

Menurut Pietrzak, et.al (1990:h.14) dalam Isbandi Rukminto Adi

(2003) diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak (overal impact) dari

suatu program terhadap penerima layanan (resipients). Pertanyaan utama yang

muncul dalam evaluasi ini adalah bila suatu program telah berhasil mencapai

tujuannya, bagaimana penerima layanan akan menjadi berbeda setelah ia

Page 43: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

23

menerima layanan tersebut?. Berdasarkan pertanyaan ini seorang evaluator

akan mengkonstruksikan kriteria keberhasilan dari suatu program. Kriteria

keberhasilan ini akan dapat dikembangkan sesuai dengan kemanjuan suatu

program (berorientasi pada program = programe oriented ) ataupun pada

terjadinya perubahan perilaku dari klien (berorientasi) pada klien (klien

oriented).

Dalam suatu perencanaan yang berorientasi pada program, kriteria

keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil

dari suatu program, misalnya presentasi cakupan program terhadap populasi

sasaran. Akan tetapi, perencanaan ini tidak berkonsentrasi pada perubahan prilaku

klien. Sebaliknya, evaluasi yang berorientasi pada klien akan melakukan

pengukuran ataupun pengkajian berdasarkan perubahan perilaku klien. Misalnya

saja, pada kasus penanganan anak jalanan, kriteria dikembangkan berdasarkan

indeks perkembangan anak.

2.5 Program Perbaikan Gizi

Program perbaikan gizi mikro diarahkan untuk menurunkan maslah gizi

makro yang utamanya mengatasi masalah kurang energi protein terutama di

daerah miskin baik pedesaan maupun perkotaan dengan meningkatkan keadaan

gizi keluarga, meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas

pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di pos yandu dan meningkatkan

konsumsi energi dan protein pada balita gizi buruk.

Page 44: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

24

Strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi makro adalah

melalui pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi, pemberdayaan

masyarakat di bidang gizi, pemberdayaan petugas dan subsidi langsung berupa

dana untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan pada balita gizi buruk

dan ibu hamil KEK.

2.6 Pos Gizi

2.6.1 Definisi Pos Gizi

Strenin mengatakan bahwa pendekatan Pos Gizi adalah evolution

times two atau evolusi dikalikan 2. Pendekatan ini memungkinkan

perubahan perilaku gizi yang baik, tidak hanya statis tetapi praktek.

Pos Gizi merupakan pendekatan yang sukses dalam menanggulangi

angka kekurangan gizi. Pendekatan Pos Gizi memungkinkan ratusan

kelompok masyarakat untuk dapat mengurangi jumlah anak kurang gizi

pada saat ini dan mencegah terjadinya tahun-tahun kekurangan gizi setelah

program tersebut selesai dilaksanakan.

Proses Pos Gizi memanfaatkan kearifan lokal yang berhasil

mengobati dan mencegah kekurangan gizi dan menyebarluaskan kearifan

tersebut keseluruh masyarakat.

Pos Gizi adalah alat menggerakan masyarakat untuk bekerja dengan

melibatkan berbagai lapisan sosial di masyarakat tersebut, agar bekerjasama

mengatasi masalah dan menemukan solusi sari dalam masyarakat mereka

sendiri. Pendekatan ini menitikberatkan pada upaya memaksimalkan sumber

Page 45: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

25

daya, keterampilan dan startegi yang ada untuk mengatasi suatu

permasalahan dan memanfaatkan metodologi partisipasi secara luas dan

proses atau partisipatory learning and action (PD dan Heart USAID, 2004).

Prinsip dari Pos Gizi adalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab

utama kekurangan gizi, karena ditemukan beberapa keluarga miskin yang

anaknya sehat (gizi baik) karena menerapkan pola asuh yang baik.

Kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh praktek pemberian makan

atau pola asuh yang tidak benar, dengan adanya program Pos Gizi maka

diharapkan kurang gizi bisa teratasi dengan perubahan perilaku. Pada saat

kegiatan Pos Gizi orang tua belajar perilaku positif bersama-sama dan

mempraktekannya dirumah (Core, 2003).

Sasaran utama pada program ini adalah semua anak usia 6-59 bulan

yang mengalami KEP ringan, sedang dan berat, alur kegiatan dari program

Pos Gizi ini terdiri dari 10 hari sesi di Pos Gizi, dan 2 minggu berikutnya

sesi praktek asuh, asih dan asah di rumah (Anonim, 2003).

Pos Gizi dilaksanakan di rumah penduduk dalam waktu 12 hari.

Pada setiap sesi ibu balita mempersiapkan makanan yang padat energi dan

diberikan kepada anak-anak mereka di bawah bimbingan kader. Mereka

juga belajar mengenal makanan-makanan bergizi, perilaku ibu balita dan

perawatan kesehatan anak yang positif, kegiatan Pos Gizi biasanya hanya 2

jam.

Page 46: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

26

Setiap kegiatan terdiri dari komponen-komponen berikut:

1. Menentukan tempat memasak, pemberian makan dan cuci tangan

2. Mencuci tangan

3. Memempersiapkan makan

4. Pemberian makan

5. Integrasi pesan-pesan dan perilaku-perilaku pendidikan kesehatan dan

gizi (Core, 2003).

2.6.2 Tujuan Pos Gizi

Adapun tujuan dari Pos Gizi antara lain:

1. Dengan cepat memulihkan anak-anak kurang gizi yang diidentifikasi di

dalam masyarakat.

2. Memungkinkan keluarga-keluarga tersebut mempertahankan status gizi

dari anak tersebut di rumah masing-masing secara mandiri.

3. Mencegah kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir kemudian

dalam masyarakat mengenai perilaku-perilaku ibu balita, pengasuhan

anak, pemberian makan, kebersihan balita dan mencari pelayanan

kesehatan (Core, 2003).

2.6.3 Pendekatan Pos Gizi

Pada pendekatan Pos Gizi, para kader dan ibu balita yang memilki

anak-anak kurang gizi mepraktekan berbagai perilaku baru dalam hal

memasak, pemberian makan, kebersihan dan pengasuhan anak yang telah

terbukti berhasil dalam merehabilitasi anak-anak yang kurang gizi. Berbagai

Page 47: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

27

kebiasaan terpilih tersebut berasal dari hasil penemuan penyelidikan PD dan

berbagai perilaku kunci yang dikemukakan oleh para ahli kesehatan

masyarakat. Para kader secara aktif melibatkan ibu dan anak dalam proses

rehabilitasi dan pembelajaran dalam situasi rumah yang nyaman dan bekerja

agar keluarga-keluarga tersebut dapat mempertahankan satatus gizi anak

yang sudah baik di rumah. Kegiatan Pos Gizi terdiri dari rehabilitasi dan

pendidikan gizi selama periode 12 hari yang diikuti dengan kunjungan para

kader ke rumah setiap ibu balita.

Pendekatan Pos Gizi mendorong terjadinya perubahan perilaku dan

memberdayakan para ibu balita untuk bertanggungjawab terhadap

rehabilitasi gizi anak-anak mereka dengan menggunakan pengetahuan dan

sumber daya lokal. Setelah pemberian makanan tambahan berkalori tinggi

selama dua minggu, anak-anak menjadi lebih bertenaga dan nafsu makan

merekapun bertambah.

Perubahan nyata yang terlihat pada anak, dengan disertai metode

belajar sambil bekerja, akan meningkatkan kepercayaan diri dan

keterampilan ibu balita dalam berbagai perilaku pemberian makan, ibu

balita dan pengasuhan balita, kebersihan dan mencari pelayanan kesehatan.

Adanya perilaku-perilaku yang lebih baik, tanpa memperdulikan latar

belakang pendidikan sang ibu, akan meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan anak, pendekatan ini telah berhasil mengurangi angka

kurang masyarakat untuk menemukan kearifan dari ibu-ibu dan

Page 48: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

28

memperaktekan kearifan tersebut dalam kegiatan harian Pos Gizi (Core,

2003).

2.6.4 Indikator Pos Gizi

Indikator dan target program Pos Gizi dapat di lihat pada table 2.1 di

bawah ini.

Tabel 2.1 Indikator dan Target untuk Program Pos Gizi

Output Indikator

Pos Gizi 70% dari peserta Pos Gizi dapat terehabilitasi

Perilaku pemberian makan

Para ibu balita Pos Gizi yang melaporkan bahwa mereka telah memberi makanan anak dengan makanan baru (khas positif) yang spesifik di setiap waktu, termasuk sayuran dan lemak. Target 70%

Perilaku kebersihan balita

Para peserta yang telah mengembangkan perilaku kebersihan tubuh yang baik; menggunting kuku dan mencuci tangan (dengan sabun) sebelum makan & setelah memakai toilet. Para peserta melaporkan bahwa mereka telah mengembangkan perilaku kebersihan yang baru; membersihkan makanan sebelum dimasak/menutup makanan. Target 70%

Perilaku ibu balita an

Para ayah yang ikut berpartisipasi dalam Pos Gizi melaporkan bahwa mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak mereka dan membagi tugas perawatan dengan sang ibu

Anggota keluarga peserta Pos Gizi melaporkan bahwa mereka sering bernyanyi dan bermain bersama anak; memperbaikikemampuan anak dalam bidang vocalisasi, bahasa, kemampuan berkomunikasi. Target 70%

Perilaku mencari pelayanan kesehatan

Para ibu balita yang membawa anak mereka memperoleh imunisasi lengkap

% anak yang datang ke Posyandu. Target 70%

(Sumber: Core, 2003 dan Puskesmas Sepatan).

Page 49: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

29

Suatu kelompok pelaksana Pos Gizi bekerjasama dengan konsultan

FANTA (Food and Nutrition Technical Assistance) untuk kemajuan Pos

Gizi. di bawah ini adalah indikator Pos Gizi untuk memonitor dan menilai

keamajuan program (Jurnal Positive Deviance, 2006). Persentase anak yang

layak mengikuti PD-Pos Gizi adalah anak usia 6-59,99 bulan yang berada

pada garis kuning atau merah berdasarkan KMS.

1. Persentase peserta Pos Gizi yang mengalami kenaikan berat badan

sebanyak 400 gram atau lebih dalam kurun waktu 1 bulan, persentase

peserta Pos Gizi yang mengalami kenaikan berat badan 200-399 gram

dalam kurun waktu 1 bulan, persentase peserta Pos Gizi yang

mengalami kenaikan berat badan kurang dari 200 gram dalam kurun

waktu 1 bulan.

2. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus dari Pos Gizi berada pada

garis hijau berdasarkan KMS pada 3 bulan setelah lulus, persentase

peserta Pos Gizi yang sudah lulus yang berada pada garis hijau

berdasarkan KMS pada 6 bulan setelah lulus.

3. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus dan masuk kembali ke Pos

Gizi.

4. Persentase peserta Pos Gizi yang sudah lulus.

Page 50: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

30

2.6.5 Langkah –langkah utama dalam pendekatan Pos Gizi

Langkah-langkah utama dalam pendekatan Pos Gizi layak dilakukan

adalah sebagai berikut (Strenin, 1988) :

1. Menentukan apakah pendekatan Pos Gizi layak dilakukan pada target

masyarakat.

2. Menggerakan masyarakat dan memilih serta melatih nara sumber

masyarakat.

3. Mempersiapkan penyelidikan Positive Deviance.

4. Melakukan penyelidikan Positive Deviance.

5. Merencanakan kegiatan Pos Gizi.

6. Melaksanakan kegiatan Pos Gizi bagi anak-anak yang mengalami

kekurangan gizi serta ibu balita mereka.

7. Mendukung perilaku baru melalui kunjungan rumah

8. Mengulangi kegiatan Pos Gizi sesuai kebutuhan

9. Memperluas program Pos Gizi pada masyarakat lain

2.6.6 Kegiatan Program Pos Gizi

Pos Gizi dengan kegiatan NERS (Nutrision Education and

Rehabilitation Session) biasanya dilaksanakan berdasarkan hitungan bulan.

Desain dari Pos Gizi merupakan tindak lanjut dari penyelidikan kebiasaan

keluarga positive deviance. Praktek-praktek positif yang telah diinvestigasi

dan observasi diterapakan dalam kegiatan Pos Gizi. Kegiatan tersebut terdiri

dari dua yaitu pelaksanaan pembelajaran di Pos Gizi langsung selama 2

Page 51: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

31

minggu (biasanya 12 hari) dan praktek di rumah yang diikuti dengan

kunjungan rumah oleh kader selama 2 minggu (biasanya 12 hari ) (Strenin,

1998).

Untuk mengoptimalisasi manfaat dari program Pos Gizi, maka syarat

minimum yang harus dipengaruhi agar suatu wilayah dapat menjadi target

program adalah :

1. Prevalensi KEP balita sebesar sama dengan 30% atau lebih

2. Ketersediaan pangan local yang harganya terjangkau

3. Adanya sejumlah sukarelawan ibu yang potensial dalam masyarakat

4. Adanya kepemimpinan yang memiliki komitmen dalam masyarakat

Dalam buku positive deviance & hearth suatu pendekatan

perubahan perilaku & Pos Gizi yang diterbitkan oleh PCI- Indonesia dan

diperbanyak oleh “Jejaring PD Indonesia” atas dukungan USAID

disebutkan bahwa Kegiatan pelaksanaan Pos Gizi di suatu daerah meliputi:

1. Praktek Umum Khusus meliputi praktek pemberian makan, perilaku ibu,

pengasuhan balita, perilaku kebersihan, perilaku pencarian & pemberian

perawatan kesehatan

2. Praktek memasak

3. Penyampaian pesan kesehatan

Page 52: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

32

Ada beberapa hari khusus dengan kegiatan-kegiatan khusus yang perlu

dimasukan dalam agenda harian:

1. Hari ke 1 dan ke 12 = Penimbangan Anak

Setiap anak ditimbang pada hari pertama dan terakhir sesi Pos

Gizi. Bahan-bahan yang diperlukan: timbangan, buku catatan Pos Gizi

dan Kartu Menuju Sehat

Kader menimbang masing-masing anak, mencatat berat mereka

dalam buku catatan Pos Gizi dan tunjukan berat tersebut dalam Kartu

Meuju Sehat milik anak. Para ibu balita harus diberitahukan mengenai

berta, pertumbuhan dan status kekurangan gizi anak mereka.

2. Hari ke 7 = hari dirumah sendiri

Setelah selama enam hari memasak dan memberi makan dengan

cara berkelompok, pada hari ke tujuh para peserta tinggal di rumah dan

mempraktekan perilaku-perilaku baru. Diskusi pada hari ke-8 harus

berkisar tentang pengalaman ibu balita atau ibu balita ketika mereka

mencobanya di rumah.

3. Hari ke 11= 1 hari sebelum terakhir sesi Pos Gizi

Pada sesi Pos Gizi yang kesebelas, para kader meminta tiap

keluarga untuk membawa semua bahan-bahan yang diperlukan pada hari

terakhir sesi untuk dipersiapkan sebagai makanan yang sehat bagi anak

mereka di rumah, untuk dibawa pada sesi terakhir. Mereka juga

mengingatkan para ibu balita untuk membawa KMS pada sesi terakhir.

Page 53: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

33

4. Hari ke 12 = hari terakhir sesi Pos Gizi

Pada hari terakhir sesi Pos Gizi, para ibu balita mempersiapkan

makanan yang mereka harus lakukan di rumah. Sebagai tambahan

kegiatan harian rutin, pada sesi Pos Gizi ke 12, anak-anak ditimbnag.

Kader Pos Gizi mencatat status anak (apakah ia lulus atau harus

mengulang Pos Gizi pada bulan depan) dalam buku catatan Pos Gizi dan

mendiskusikan hasilnya secara pribadi dengan tiap ibu balita.

2.5.7 Keuntungan Pendekatan Pos Gizi

Ada beberapa keuntungan pendekatan Pos Gizi, yaitu:

1. Cepat

Pedekatan ini memberikan solusi yang dapat menyelesaikan

masalah dengan segera. Anak-anak harus direhabilitasi sekarang

juga, itu sebabnya mengapa pemberian makan selama di Pos Gizi

perlu diawasi. Para ibu balita kemudian menerapkan praktek yang

sama di rumah dan melaporkan pengalaman mereka pada saat

kegiatan Pos Gizi berikutnya. Dukungan lebih lanjut juga diberikan

kepada para ibu balita dan kader.

2. Terjangkau

Pos Gizi dapat dijangkau dan keluarga tidak bergantung pada

sumber daya dari luar untuk mempraktekkan perilaku baru.

Pelaksanaan Pos Gizi lebih murah tetapi efektif dibandingkan

Page 54: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

34

mendirikan pusat reabilitasi gizi atau melakukan investasi di rumah

sakit.

3. Partisipatif

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu komponen

penting dalam rangka mencapai keberhasilan pendekatan Pos Gizi.

Masyarakat memainkan peran sangat penting dalam keseluruhan

proses Pos Gizi, mulai dari menemukan perilaku dan strategi sukses

diantara masyarakat sampai mendukung ibu balita setelah kegiatan

Pos Gizi berakhir.

4. Berkesinambungan

Program Pos Gizi merupakan pendekatan berkesinambungan

karena berbagai perilaku baru sudah dihayati dan berlanjut setelah

kegiatan Pos Gizi berakhir. Para ibu balita tidak hanya dilatih untuk

merehabiitasi anak mereka yang mengalami kekurangan gizi tetapi

juga untuk mempertahankan status gizi baik tersebut di rumah.

5. Asli

Asli karena solusi sudah ada di tempat itu, kemajuan dapat di

capai secara cepat, tanpa banyak menggunakan analisis atau sunber

daya dari luar.

Page 55: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

35

6. Secara budaya dapat diterima

Pendekatan ini didasarkan pada perilaku setempat yang

diidentifikasi dalam konteks sosial, etnik, bahasa dan agama di

setiap masyarakat, maka perdefinisi hal ini sesuai dengan budaya

setempat.

7. Berdasarkan perubahan perilaku

Pendekatan ini tidak mengutamakan perolehan pengetahuan,

namun ada tiga langkah proses perubahan perilaku yang termasuk

dalamnya, yaitu, penemuan (penyelidikan positive deviance),

demonstrasi (kegiatan Pos Gizi) dan penerapan (kegiatan Pos Gizi

dan di rumah).

2.7 Kerangka Teori

Pos Gizi merupakan pendekatan yang sukses dalam menanggulangi angka

kekurangan gizi. Pendekatan Pos Gizi memungkinkan ratusan kelompok

masyarakat untuk dapat mengurangi jumlah anak kurang gizi pada saat ini dan

mencegah terjadinya tahun-tahun kekuranagan gizi setelah program tersebut

selesai dilaksanakan (Core, 2003).

Menurut Core (2003) Tujuan Pos Gizi yaitu dengan program ini akan

cepat memulihkan anak-anak kurang gizi yang diidentifikasi di dalam

masyarakat, memungkinkan keluarga-keluarga tersebut mempertahankan status

gizi dari anak tersebut di rumah masing-masing secara mandiri dan mencegah

kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir kemudian dalam masyarkat

Page 56: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

36

mengenai perilaku-perilaku ibu balita, pengasuhan anak, pemberian makan, dan

mencari pelayanan kesehatan. Pendekatan Pos Gizi mendorong terjadinya

perubahan perilaku dan memberdayakan para ibu balita untuk bertanggungjawab

terhadap rehabilitasi gizi anak-anak mereka dengan pengetahuan dan sumber daya

lokal (Core, 2003).

Menurut A.A. Gde Muninjaya (2004) masukan (input) yaitu, sumber daya

atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem. Sumber daya suatu sistem

adalah man, money, material, method, minute, dan market. Sedangkan menurut

Azrul Azwar, masukan (input) dalam administrasi adalah segala sesuatu yang

dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi.

Proses yaitu semua kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah input

menjadi keluaran. Sedangkan menurut Azrul Azwar, proses adalah langkah-

langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut esensinya, penilaian merupakan suatu proses bertanya dan

menjawab pertanyaan tentang kebermanfaatan suatu program, yang seringkali

ditetapkan melaui efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan kesesuaian (Bullen,

2004).

Efektivitas merupakan tingkat peraihan, sejauh mana keluaran suatu

program meraih tujuan program tersebut. Efektivitas suatu program berbeda dari

kecukupan administrasi program, yang berhubungan dengan efisiensi (Australian

Departement of Finance, 1994 dalam Bullen, 2004).

Page 57: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

37

Efisiensi merupakan tingkatan, dimana masukan suatu program

diminimalkan untuk tingkat keluaran program yang telah ditetapkan, atau

sebaliknya, tingkatan dimana keluaran dimaksimalkan untuk tingkat masukan

yang telah ditetapkan. Efisiensi berhubungan dengan proses bagaimana program

dilaksanakan, dan proses ini kemudian menghasilkan keluaran program

(Australian Departement of Finance, 1994 dalam Bullen, 2004).

Pada sudut kecukupan, program akan dinyatakan cukup jika masyarakat

sasaran merasa puas dengan program yang diberikan, karena perasaan adanya

kebutuhan mereka yang terpenuhi. Bagi implementator, program dinyatakan

cukup apabila pelaksaanaan program berjalan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan sebelumnya (Australian Departement of Finance, 1994 dalam

Bullen, 2004).

Pada sudut kesesuaian, program dinyatakan sesuai jika program sesuai

dengan misi dan anggaran yang telah ditentukan. Sehingga dapat dikaji ulang

dalam menentukan apakah program tersebut merupakan keputusan yang tepat

untuk dilaksanakan (Australian Departement of Finance, 1994 dalam Bullen,

2004).

Page 58: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

38

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Pikir

Kerangka berfikir ini berdasarkan pada teori dari Muninjaya (2004),

Australian Department of Finance (1994) dalam Bullen (2004) dan Core (2003)

sehingga dapat dijelaskan dengan gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

(Sumber: Muninjaya (2004), Australian Depeartement of Finance (1994) dalam Bullen (2004) dan Core (2003)).

1. Penilaian Status Gizi

2. Asupan Zat Gizi

3. Perubahan perilaku

- Pemberian Makan

- Pengasuhan Balita

- Kebersihan Balita

- Pelayanan kesehatan

4. Kehadiran

Misi 1. Kebutuhan Sasaran

2. Material 3. Pelaksanaan

1. Dana

2. SDM/Tenaga

3. Waktu

Kesesuaian Efisiensi Kecukupan Efektivitas

Penilaian Kebermanfaatan

Program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten

Page 59: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

39

3.2 Definisi Istilah

3.2.1 Efektivitas

Efektivitas merupakan tingkat peraihan, sejauh mana keluaran suatu

program meraih tujuan program tersebut.

1. Penilaian Status Gizi Balita

Definisi : Keadaan gizi balita yang diukur secara antropometri

berdasarkan indeks BB/U dan dibandingkan dengan

tabel kategori berat badan bayi dan anak balita menurut

umur dan jenis kelamin.

2. Asupan Zat Gizi

Definisi : Banyaknya zat gizi, khususnya energi dan protein yang

masuk ke dalam tubuh diperoleh dari makanan yang

dikonsumsi dalam waktu 24 jam.

3. Perubahan Perilaku

a. Pemberian Makan

Definisi : Kebiasaan memberikan makan anak diatas 6 bulan

dalam hal variasi makanan, pemberian makan secara

aktif, pemberian saat anak sakit dan penyembuhan,

menangani selera makan anak yang rendah, suasana

makan (Core, 2003)

Page 60: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

40

b. Pengasuhan Balita

Definisi : Interaksi positif antara anak dan ibu balita utama dan

pengganti membantu perkembangan emosi dan

psikologi anak (Core, 2003).

c. Kebersihan Balita

Definisi : Suatu kebiasaan yang bersih termasuk kebiasaan tubuh,

makanan, dan lingkungan (Core, 2003).

d. Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Definisi : Berbagai perilaku sehat yang preventif, memberikan

imunisasi lengkap sebelum 1 tahun, tatalaksana rumah

tangga ketika ada yang sakit serta penggunaan

pelayanan kesehatan (Core, 2002).

4. Kehadiran

Definisi : Frekuensi kehadiran peserta (ibu dan anak) dalam

kegiatan-kegiatan program Pos Gizi selama 6 bulan (24

minggu).

3.2.2 Efisiensi

Efisiensi merupakan tingkatan, dimana masukan suatu program

diminimalkan untuk tingkat keluaran program yang telah ditetapkan, atau

sebaliknya, tingkatan dimana keluaran dimaksimalkan untuk tingkat

masukan yang telah ditetapkan.

Page 61: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

41

1. Dana

Definisi : Dana yang tersedia untuk program intervensi.

2. Tenaga

Definisi : Sumber daya manusia yang digunakan dalam

pelaksanaan program kesehatan.

3. Waktu

Definisi : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program.

3.2.3 Kecukupan

Pada sudut kecukupan, program akan dinyatakan cukup, jika

masyarakat sasaran merasa puas dengan program yang diberikan, karena

perasaan adanya kebutuhan mereka yang terpenuhi. Bagi implementator,

program dinyatakan cukup apabila pelaksaanaan program berjalan sesuai

dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

1. Market (Kebutuhan Sasaran)

Definisi : Sasaran pemberlakuan program kesehatan.

2. Sarana

Definisi : Alat-alat dan media yang digunakan untuk program

intervensi.

3. Pelaksanaan

Definisi : Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan

sehingga mengalatkan sesuatu (keluaran) yang

direncanakan.

Page 62: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

42

3.2.4 Kesesuaian

Pada sudut kesesuaian program dinyatakan sesuai, jika program

sesuai dengan misi dan anggaran yang telah ditentukan. Sehingga dapat

dikaji ulang dalam menentukan apakah program tersebut merupakan

keputusan yang tepat untuk dilaksanakan.

1. Misi

Definisi : Pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

lembaga dalam usahanya mewujudkan visi atau tujuan

Page 63: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

43

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengenai

kebermanfaatan program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan

Kabupaten Tangerang tahun 2010.

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam moleong

(1991) sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 di Desa Pondok

Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang.

4.3 Informan Penelitian

Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling, yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat informan yang sudah diketahui

sebelumnya (Baum, 1998). Infoman dalam penelitian ini dikelompokan menjadi

dua, yaitu:

4.3.1 Informan Utama

Informan utama adalah objek utama dalam penelitian, yaitu tenaga

yang berperan mengawasi program Pos Gizi secara aktif di Desa Pondok

Page 64: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

44

Jaya selama 6 bulan. Informan utama dalam penelitian ini adalah tenaga

pelaksana gizi Puksesmas. Jumlah tenaga pelaksana gizi puskesmas yang

dapat diwawancarai dan menjawab pertanyaan dengan baik berjumlah 1

orang.

4.3.2 Informan Pendukung

Informan pendukung adalah informan yang terlibat dalam

pelaksanaan kegiatan teknis dalam program Pos Gizi di Desa Pondok

Jaya. Informan pendukung terdiri dari:

1. Ibu balita peserta Pos Gizi yang mengikuti program Pos Gizi selama 6

bulan yang dapat diwawancarai dan menjawab pertanyaan dengan baik

berjumlah 2 orang.

2. Kader Kesehatan yang aktif bekerja di program Pos Gizi, dapat

diwawancarai dan menjawab pertanyaan dengan baik berjumlah 2

orang.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

1. Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan,

2. Pedoman observasi

3. Pedoman telaah dokumen

4. Perekam suara

5. Kamera

Page 65: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

45

6. Alat pencatat untuk kejelasan dan keakuratan instrumentasi.

4.5 Sumber Data

Sumber data terdiri dari dua data, yaitu:

4.5.1 Data Primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

informan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil

wawancara langsung dengan informan, pengamatan terhadap pelaksanaan

program dan hasil kuesioner.

4.5.2 Data Sekunder, yaitu data yang tidak langsung diperoleh peneliti dari

informan. Akan tetapi diperoleh dengan cara menelaah dokumen seperti

laporan, buku, artikel, jurnal kesehatan, media massa, internet dan lain-

lain.

4.6 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

teknik yaitu:

4.6.1 Wawancara mendalam

Wawancara mendalam dilakukan dengan cara tatap muka terhadap

informan. Proses wawancara mendalam menggunakan pedoman

wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan

topik penelitian. Wawancara mendalam dilakukan kepada semua

informan, yaitu informan utama dan pendukung.

4.6.2 Observasi

Page 66: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

46

Observasi langsung dilakukan dengan cara mengamati dan

mencatat situasi yang terkait dengan penelitian.

4.6.3 Telaah Dokumen

Metode ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian melalui laporan, buku, artikel, internet,

dan dokumen lain yang berhubungan dengan program Pos Gizi di Desa

Pondok Jaya (Baum, 1998).

4.6.4 Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini untuk menilai perubahan perilaku

(pemberian makan, pengasuhan balita, perilaku kebersihan, pencarian dan

pemberian perawatan kesehatan) dan form recall 24 jam untuk menilai

asupan makan balita. Pada saat penelitian, kuesioner dibagikan langsung

oleh peneliti kepada para ibu balita yang mengikuti Pos Gizi untuk di

lengkapi.

Pada kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji coba. Dari hasil uji

coba kuesioner tersebut diadakan perbaikan. Pertanyaan-pertanyaan setiap

variabel dalam kuesioner yang telah diisi dilakukan uji validitas dan uji

reabilitas. Pada saat penelitian, kuesioner dibagikan langsung oleh peneliti

dan tim kepada para ibu balita yang mengikuti Pos Gizi, sedangkan untuk

form recall 24 jam peneliti langsung mewancarai para ibu balita yang

mengikuti Pos Gizi.

Page 67: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

47

Secara rinci dapat di lihat pada table 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1

Tabel Pengumpulan Data

No. Variabel Penelitian Metode Informan dan sumber data Efektivitas 1. Penilaian Status Gizi Wawancara mendalam

telaah dokumen

a. TPG Puskesmas b. Ibu balita c. Kader d. Laporan kegiatan Pos Gizi

Wawancara mendalam

a. TPG Puskesmas b. Kader

2. Asupan Zat Gizi

Form recall 24 jam c. Ibu balita

Wawancara mendalam dan observasi

a. TPG Puskesmas b. Kader

3. Pemberian Makan

Kuesioner c. Ibu balita Wawancara mendalam dan observasi

a. TPG Puskesmas b. Kader

4. Pengasuhan Balita

Kuesioner c. Ibu balita Wawancara mendalam dan observasi

a. TPG Puskesmas b. Kader

5. Kebersihan Balita

Kuesioner c. Ibu balita Wawancara mendalam dan observasi

a. Petugas gizi/kader b. TPG Puskesmas

6. Pelayanan Kesehatan

Kuesioner c. Ibu balita 7. Kehadiran Wawancara mendalam,

telaah dokumen dan observasi

a. TPG Puskesmas b. Kader c. Absensi balita

Efisiensi 8. Dana Telaah dokumen dan

observasi a. Data sekunder

9. SDM Telaah dokumen dan observasi

a. Data sekunder

Page 68: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

48

10. Waktu Telaah dokumen dan observasi

a. Data sekunder

12. Sarana Wawancara mendalam dan observasi

a. TPG Puskesmas b. Ibu balita c. Kader

Kecukupan 13 Pelaksanaan Wawancara mendalam

dan observasi a. TPG Puskesmas b. Ibu balita c. Kader

Kesesuaian 14. Misi Wawancara mendalam

dan telaah dokumen a. TPG Puskesmas b. Kader

4.7 Pengolahan Data

Data yang diperolah dalam penelitian kualitatif merupakan kumpulan

kata, bukan angka-angka. Data-data yang terkumpul kemudian diolah dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Membuat data mentah, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam,

telaah dokumen, maupun hasil pengamatan.

2. Membuat transkip data hasil wawancara berdasarkan data mentah.

3. Transkip tersebut selanjutnya dilanjutkan dalam bentuk matriks yang dapat

dilihat pada lampiran VIII.

4. Data dikategorikan berdasarkan karakter dan pola jawaban yang sama.

5. Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisa.

4.8 Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan analisis domain. Analisis domain biasanya dilakukan untuk

memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif

Page 69: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

49

menyeluruh tentang apa yang tercakup di suatu focus atau pokok permasalahan

yang tengah diteliti (Sanapiah, 1990).

Dukungan data kuantitatif sederhana melalui penelusuran data sekunder

dan kuesioner akan dibandingkan dengan perolehan data kualitatif sebagai data

primer. Setelah itu, hasil transkip data primer dan penelusuran data sekunder

akan diinterpretasikan dalam penulusuran hasil dan pembahasan.

4.9 Validasi Data

Dalam penelitian ini dalam rangka mendapatkan data yang valid maka

dilakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

1. Triangulasi sumber dilakukan dengan mencari sumber data dari dua jenis

informan yaitu informan utama dan informan pendukung.

2. Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan

data, yaitu dengan metode wawancara, telaah dokumen dan observasi.

Berikut dijelaskan validasi data berdasarkan variabel pada penelitian ini.

Tabel 4.2 Triangulasi Metode

No. Variabel Wawancara Mendalam

Telaah Dokumen Observasi

1. Penilaiaan Status Gizi X X - 2. Asupan Zat Gizi X - X 3. Pemberian Makan X - X 4. Pengasuhan Balita X - X Kebersihan Balita X - X 5. Pencarian dan Pemberian

Perawatan Kesehatan X - X

6. Kehadiran X X X 7. Dana - X X

Page 70: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

50

8. SDM - X X 9. Waktu - X X 10. Kebutuhan Sasaan X - X 11. Sarana X - X

No. Variabel Wawancara Mendalam

Telaah Dokumen

Observasi

12. Pelaksanaan X - X 13. Misi X X -

Tabel 4.3

Triangulasi Sumber

No. Variabel TPG Ibu Kader

1. Penilaiaan Status Gizi X - X 2. Asupan Zat Gizi X - X 3. Pemberian Makan X - X 4. Pengasuhan Balita X - X 5. Kebersihan Balita X - X 6. Pencarian dan Pemberian

Perawatan Kesehatan X - X

7. Kehadiran X - X 11. Kebutuhan Sasaan X X - 12. Sarana X X X 13. Pelaksanaan X X X 14. Misi X - X

4.10 Penyajian Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi dan matriks berdasarkan

unsur-unsur yang diteliti.

Page 71: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

51

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten

Tangerang. Pos Gizi Pergizi Pondok Jaya berada di naungan Puskesmas Sepatan.

Puskesmas Sepatan merupakan pusat pengembangan, pembina dan pelayanan

kesehatan masyarakat yang memegang peranan sangat penting dalam pelayanan

tahap pertama. UPT Puskesmas Sepatan yang terletak di wilayah kecamatan

Sepatan Kabupaten Tangerang Banten mengemban tugas tersebut dengan wilayah

yang terdiri 7 desa dan 1 kelurahan kecamatan Sepatan.

Pemilihan lokasi didasarkan pada banyaknya proporsi balita gizi kurang

(Hasil BPB, 2009) serta kesediaan dan kemampuan masing-masing wilayah

(RW).

5.2 Karakeristik Informan

Dalam penelitian ini, informan yang digunakan peneliti terbagi menjadi

dua yaitu informan utama dan informan pendukung, yaitu :

5.2.1 Informan Utama

Page 72: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

52

Dalam penelitian ini, informan utama adalah tenaga pelaksana gizi

Puskesmas Sepatan yang aktif mengawasi selama 6 bulan kegiatan Pos

Gizi berlangsung, dapat diwawancarai dan menjawab pertanyaan dengan

baik.

5.2.2 Informan Pendukung

Informan pendukung merupakan informan yang terlibat dalam

pelaksanaan kegiatan teknis pada program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya.

Informan pendukung terdiri dari:

1. Ibu balita peserta Pos Gizi yang mengikuti program Pos Gizi selama 6

bulan.

2. Kader Kesehatan yang aktif bekerja di program Pos Gizi, dapat

diwawancarai dan menjawab pertanyaan dengan baik.

5.3 Penilaian Program

Penilaian terhadap efektivitas, efisiensi, kecukupan dan kesesuaian

program dapat di lihat di bawah ini:

5.3.1 Gambaran Efektivitas

Gambaran efektivitas program Pos Gizi Pergizi Pondok Jaya ini

bertujuan untuk melihat tingkat peraihan, sejauh mana keluaran suatu

program meraih tujuan program tersebut.

Adapun gambaran efektivitas program Pos Gizi Pergizi Pondok

Jaya ini meliputi gambaran status gizi balita, asupan zat gizi, gambaran

pemberian makan, gambaran pengasuhan balita, gambaran kebersihan

Page 73: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

53

balita, gambaran pencarian dan pemberian perawatan kesehatan dan

gambaran kehadiran.

5.3.1.1 Gambaran Status Gizi Balita

Dalam melihat status gizi balita digunakan indeks

antropometri yaitu berat badan menurut umur (BB/U). Berat

badan menurut umur ini efektif dalam melihat keadaan gizi balita

sekarang.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, sebagian besar

informan mengungkapkan penilaian terhadap program dalam

merehabilitasi gizi anak tergolong efektif. Dari hasil pemantauan

informan terlihat perkembangan anak dari berat badan yang

semakin hari meningkat. Berikut kutipan informan utama di bawah

ini tentang perpindahan status gizi yang membaik:

“Efektif dalam merubah status gizi balita malnutrisi, terlihat hasil akhir program selama 6 bulan, sebagian besar balita terehabilitasi dan berpindah status gizinya”(Informan Utama A)

Pernyataan tersebut diperkuat oleh kader kesehatan sebagai

tenaga Pos Gizi bahwa program Pos Gizi cukup efektif dalam

merehabilitasi gizi balita. berikut kutipannya:

“Sebagian besar anak bertambah berat badannya, hal ini bagus untuk perkembangan status gizi anak, Program ini efektif.”(Informan Pendukung Kader C2).

Page 74: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

54

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil observasi. Melalui

observasi, peneliti melihat keadaan gizi balita peserta Pos Gizi

sebagian besar membaik dan terjadi pengurangan balita

malnutrisi.

Untuk melihat persentase perubahan yang terjadi berikut

distribusi status gizi berdasarkan BB/U sebelum dan sesudah Pos

Gizi Pergizi Pondok Jaya. Distribusi status gizi berdasarkan BB/U

sebelum Pos Gizi Pergizi Pondok Jaya dapat di lihat pada table 5.1

di bawah ini.

Tabel 5.1

Distribusi Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U sebelum Pos

Gizi Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Status Gizi Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 19 79%

Kurang 5 21%

Normal 0 0%

Ideal 0 0%

Total 24 100 %

(Sumber: Puskesmas Sepatan)

Dari table 5.1 diatas terlihat bahwa sebanyak 19 balita

(79%) dari 24 balita yang ada dengan status gizi buruk, 5 orang

(21%) berstatus gizi kurang dan tidak ada balita yang berstatus

Page 75: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

55

gizi normal dan ideal (0%) sebelum pelaksanaan program Pos Gizi

Pergizi.

Sedangkan distribusi status gizi berdasarkan indeks BB/U

setelah Pos Gizi Pergizi di Desa Pondok Jaya tahun 2010

dilaksanakan dapat di lihat pada gambar 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2

Distribusi Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U setelah Pos

Gizi Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Status Gizi Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 5 21%

Kurang 10 42%

Normal 8 33%

Ideal 1 4%

Total 24 100 %

(Sumber: Puskesmas Sepatan)

Berdasarkan table 5.2 diatas diketahui bahwa dari 19 balita

yang memiliki status gizi buruk mengalami perpindahan menjadi 9

balita dengan status gizi kurang, 5 balita dengan status gizi normal,

dan sisanya sebanyak 5 balita tetap berstatus gizi buruk.

Sedangkan dari gizi kurang mengalami perpindahan menjadi 3

balita dengan status gizi normal, 1 balita dengan status gizi ideal

dan sisanya sebanyak 1 balita tetap berstatus gizi kurang.

Page 76: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

56

Jadi, berdasarkan data diatas jumlah balita yang mengalami

rehabilitasi gizi sebanyak 18 balita (75%). Berdasarkan target

program Pos Gizi yang menetapkan bahwa balita yang

terehabilitasi sebesar 70%, maka efektivitas program Pos Gizi di

lihat dari jumlah balita yang terehabilitasi sudah mencapai target.

5.3.1.2 Gambaran Asupan Zat Gizi

Efektivitas program dalam merubah asupan zat gizi

tergolong efektif. Sebagaian besar informan mengungkapkan

efektivitas dapat di lihat pada program Pos Gizi dimana di

dalamnya terdapat kegiatan pemberian micronutirient dan

pemberian PMT yang mementingkan zat gizi balita sehingga balita

peserta Pos Gizi dapat terehabilitasi dengan baik. Berikut kutipan

informan utama dan kader mengenai hal tersebut:

“Kegiatan PMT bersama tergolong efektif dalam Dalam memperbaiki asupan zat gizi balita, peningkatan zat gizi anak salah satunya”(Informan Utama A). “Program ini efektif dalam meningkatkan asupan zat gizi karena di program ini diberi pengetahuan makanan apa saja yang bergizi”(Informan Pendukung Kader C1). Efektivitas program di atas di perkuat dengan hasil

observasi dan wawancara dengan ibu balita sehingga di dapatkan

gambaran asupan zat gizi balita. Hasil observasi menunjukan

asupan zat gizi balita sudah membaik terlihat dari jenis makanan

Page 77: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

57

yang disajikan ibu ketika menyuapi balitanya. Asupan zat gizi

(energi dan protein) di lihat gambarannya sebelum dan sesudah

program Pos Gizi. Gambaran asupan energi dan protein

sebelumnya dikategorikan menjadi buruk dan baik. Dikatakan

buruk jika asupan energi dan protein < 80% dari Angka

Kecukupan Gizi dan kategori baik jika asupan energi dan protein >

80% dari Angka Kecukupan Gizi.

1. Energi

Gambaran asupan energi balita peserta Pos Gizi yang

dikategorikan menjadi buruk dan baik dapat di lihat pada tabel

5.3 seperti di bawah ini.

Tabel 5.3 Distribusi Asupan Energi Balita sebelum Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010 Asupan Energi Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 22 91.7%

Baik 2 8.3%

Total 24 100 %

(Sumber: Data Puskesmas Sepatan)

Berdasarkan tabel 5.3 diatas yang menunjukkan balita

yang memiliki asupan energi yang buruk sebelum pelaksanaan

prgram Pos Gizi Pergizi cukup banyak, yaitu sebesar 22 orang

(91.7%). dibandingkan asupan energi yang baik, yaitu sebesar

2 orang (8.3%).

Page 78: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

58

Sedangkan distribusi asupan energi balita setelah Pos

Gizi Pergizi dilaksanakan dapat di lihat pada gambar 5.4. di

bawah ini.

Tabel 5.4.

Distribusi Asupan Energi Balita setelah Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Asupan Energi Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 5 20.8%

Baik 19 79.2%

Total 24 100 %

(Sumber: Data primer)

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa dari 22

balita yang memiliki asupan energi buruk menjadi baik

sebanyak 17 balita dan sisanya sebanyak 5 balita tetap

memiliki asupan energi buruk. Sedangkan dari 2 balita dengan

asupan energi yang baik tetap memiliki asupan energi yang

baik.

Jadi, persentase balita yang memiliki asupan energi

yang sebelumnya buruk menjadi baik setelah mengikuti Pos

Gizi sebanyak 17 balita (70.81%). Berdasarkan target program

Pos Gizi yang menetapkan bahwa asupan energi sebesar 70%,

Page 79: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

59

maka efektivitas program Pos Gizi di lihat dari asupan energi

sudah mencapai target.

2. Protein

Gambaran asupan protein balita peserta Pos Gizi yang

dikategorikan menjadi buruk dan baik dapat di lihat pada tabel

5.5. seperti di bawah ini.

Tabel 5.5 Distribusi Asupan Protein Balita sebelum Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010 Asupan Protein Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 19 79.2%

Baik 5 25%

Total 24 100 %

(Sumber: Data Puskesmas Sepatan)

Dari tabel 5.5 diketahui bahwa 19 balita (79.2%)

sebelum pelaksanaan program Pos Gizi Pergizi mempunyai

asupan protein yang buruk. Sedangkan sebanyak 5 balita

(25%) sudah memiliki asupan protein yang baik.

Page 80: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

60

Sedangkan distribusi asupan protein balita setelah Pos

Gizi Pergizi dilaksanakan dapat di lihat pada gambar 5.6 di

bawah ini.

Tabel 5.6. Distribusi Asupan Protein Balita setelah Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010 Asupan Protein Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 1 4.2 %

Baik 23 95.8%

Total 24 100 %

(Sumber: Data primer)

Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 19

balita yang memiliki asupan protein buruk sebelum

pelaksanaan Pos Gizi Pergizi mengalami perubahan menjadi

asupan protein baik yaitu sebanyak 18 balita. dan sisanya

sebanyak 1 balita tetap memiliki asupan protein yang buruk

sedangkan 5 balita lainnya tetap dengan asupan protein yang

baik.

Page 81: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

61

Jadi, Persentase balita yang memiliki asupan protein

yang berubah dari buruk ke baik setelah mengikuti Pos Gizi

sebanyak 18 balita (75%). Berdasarkan target program Pos

Gizi yang menetapkan bahwa asupan protein sebesar 70%,

maka efektivitas program Pos Gizi di lihat dari asupan protein

sudah mencapai target.

5.3.1.3 Gambaran Pemberian Makan

Gambaran pemberian makan sebagian besar informan

mengungkapkan sudah tergolong efektif. Menurut informan utama

yaitu tenaga pelaksana gizi diketahui efektivitas program dengan

melihat perubahan kebiasaan makan mereka pada saat

menumbuhkan selera makan anaknya. Berikut kutipannya:

“Pemberian makan ibu terlihat lebih bervariasi dan cara mereka sudah tergolong baik setelah kegiatan Pos Gizi ini berlangsung yaitu dengan bernyanyi untuk menumbuhkan selera makan anak mereka salah satunya”(Informan Utama A). Kader mengungkapkan sebagian besar anak berselera

makan setelah adanya program Pos Gizi ini. Hal ini terlihat saat

kunjungan rumah dimana ibu balita menerapkan kegiatan

menyanyi sebagai rangsangan untuk menumbuhkan selera makan

anak.

“Saat kunjungan rumah, dimana ibu memperaktekan yang diajarkan di Pos Gizi, saya liat saat ibu sedang menyuapi anaknya terjadi kontak mata keduanya juga saling

Page 82: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

62

bernyanyi saat pemberian makan”(Informan Pendukung Kader C2). Berdasarkan hasil observasi ketika anak dan ibu sedang

makan siang bersama, terlihat anak lebih senang diajak makan

sambil bermain dan bernyanyi.

Berikut gambaran pemberian makan balita sebelum dan

sesudah Pos Gizi yang menunjukan efektivitas program.

Pemberian makan dikategorikan menjadi pemberian makan buruk

dan baik. Pemberian makan buruk jika < median dan pemberian

makan baik jika > median dapat di lihat pada tabel 5.7 di bawah

ini.

Tabel 5.7 Distribusi Pemberian Makan Balita sebelum Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Pemberian Makan Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 23 95.8%

Baik 1 4.2 %

Total 24 100 %

(Sumber: Data Puskesmas Sepatan)

Berdasarkan tabel 5.7. diatas memperlihakan bahwa balita

dengan pemberian makan buruk sebelum pelaksanaan program Pos

Gizi Pergizi sebanyak 23 orang (95.8%) dan pemberian makan

yang baik sebanyak 1 orang (4.2%).

Page 83: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

63

Sedangkan gambaran pemberian makan balita setelah Pos

Gizi Pergizi dilaksanakan dapat di lihat pada gambar 5.8. di

bawah ini.

Tabel 5.8

Distribusi Pemberian Makan Balita setelah Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Pemberian Makan Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 6 25.00%

Baik 18 75.0%

Total 24 100 %

(Sumber: Data primer)

Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui bahwa sebelum

mengikuti Pos Gizi dari 23 balita yang memiliki pemberian makan

yang buruk berubah menjadi baik yaitu sebanyak 17 balita setelah

mengikuti Pos Gizi dan sisanya sebanyak 6 balita tetap memiliki

pemberian makan kurang. Sedangkan 1 balita lainnya tetap

memiliki pemberian makan yang baik.

Jadi, Persentase balita yang memiliki pemberian makan

yang buruk menjadi baik setelah mengikuti Pos Gizi sebanyak 17

balita (70.8%). Berdasarkan target program Pos Gizi yang

menetapkan bahwa pemberian makan sebesar 70%, maka

efektivitas program Pos Gizi di lihat dari pemberian makan sudah

mencapai target.

5.3.1.4 Pengasuhan Balita

Page 84: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

64

Penilaian program untuk pengasuhan balita tergolong

sudah efektif. Efektivitas terlihat pada pengasuhan ibu yang

berubah menjadi baik. Dengan adanya program Pos Gizi, ibu

membagi tugas perawatan dengan ayah dengan mengajak anaknya

bermain sambil bernyanyi. Hal ini efektif dalam memperbaiki

kemampuan anak dalam bidang vokalisasi. Berikut kutipan

informan utama tentang pengasuhan balita:

”Pengaruhnya ibu membagi tugas dengan ayah dalam pengasuhan sehingga ayah memiliki peran. Bermain sambil bernyanyipun dilakukan. Semua. guna dalam vokalisasi anak, efektif”(Informan Utama A). Keefektifan program dalam pengasuhan balita juga terlihat

pada hari di rumah sendiri saat kader melakukan kunjungan rumah,

dimana ayah ikut berpartisipasi dalam pengasuhan. Berikut

komentar kader dalam hal tersebut:

”Saat di rumah sendiri, Ayah berpartisipasi menghabiskan waktu bersama anak, selain itu keluarga juga mengajak main sambil bernyanyi”(Informan Pendukung Kader C1). Hasil observasi menunjukan hal yang sama dimana Ayah

berpartisipasi mengasuh balita saat libur kerja. Keluarga juga

mengajak balita bermain bernyanyi pada saat di rumah.

Adapun gambaran pengasuhan balita sebelum dan setelah

program Pos Gizi dilaksanakan sebagai berikut. Pengasuhan balita

dikategorikan menjadi buruk dan baik. Ibu pengasuhan balita

Page 85: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

65

dikatakan buruk jika < median dan pengasuhan balita dikatakan

baik jika > median dapat di lihat pada tabel 5.9 di bawah ini.

Tabel 5.9 Distribusi Pengasuhan Balita sebelum Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010 Ibu balita an Balita Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 21 87.5%

Baik 3 12.5%

Total 24 100 %

(Sumber: Data Puskesmas Sepatan)

Dari table 5.9 diatas dapat di lihat bahwa sebagian besar

pengasuhan balita sebelum pelaksanaan Pos Gizi Pergizi terbilang

buruk yaitu sebanyak 21 balita (87.5%) dari 24 balita dan sisanya

yaitu sebanyak 3 balita (12.5%) memiliki pengasuhan balita yang

baik.

Sedangkan gambaran pengasuhan balita setelah Pos Gizi

Pergizi dilaksanakan dapat di lihat pada gambar 5.10 di bawah ini.

Tabel 5.10 Distribusi Pengasuhan Balita setelah Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

(Sumber: Data primer)

Ibu balita an Balita Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 4 16.67%

Baik 20 83.33%

Total 24 100 %

Page 86: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

66

Berdasarkan table 5.10 diatas terlihat bahwa dari 21 balita

sebelum mengikuti Pos Gizi yang memiliki pengasuhan balita

yang buruk berubah menjadi baik yaitu sebanyak 17 balita setelah

mengikuti Pos Gizi dan sisanya sebanyak 4 balita tetap memiliki

pengasuhan balita yang buruk sedangkan ada 3 balita tetap dengan

pengasuhan balita yang baik.

Jadi, Persentase balita yang memiliki pengasuhan balita

yang berubah dari buruk ke baik setelah mengikuti Pos Gizi

sebanyak 17 balita (70.83%). Berdasarkan target program Pos Gizi

yang menetapkan bahwa pengasuhan balita yaitu sebesar 70%,

maka efektivitas program Pos Gizi di lihat dari pengasuhan balita

sudah mencapai target .

5.3.1.5 Kebersihan Balita

Penilaian program di lihat dari kebersihan balita

berdasarkan hasil wawancara sebagian besar informan menyatakan

ibu masih kurang menjaga kebersihan balitanya. Hal ini membuat

program kurang efektif dalam merubah kebiasaan kebersihan

balita.

Dalam kegiatan Pos Gizi, berbagai pesan-pesan kesehatan

termasuk kedalamnya kebersihan balita di pelajari. Menurut kader

mereka telah mengajarkan dan menyampaikan pesan-pesan

kesehatan. Pada saat sesi Pos Gizi berlangsung ibu dan anak

Page 87: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

67

memperaktekan secara langsung bagaimana menjaga kebersihan

balitanya. Salah satunya dengan kebiasaan mecuci tangan sebelum

dan sesudah makan.

Informan utama juga mengungkapkan masih ditemukan

kuku balita yang panjang sehingga mencerminkan kurangnya ibu

dalam menjaga kebersihan. Hal ini yang dapat mempengaruhi

efektivitas program, karena belum dapat merubah kebiasaan ibu

dalam menjaga kebersihan balita. Berikut kutipannya:

“Iya masih ada beberapa kuku balitanya yang panjang tapi biasanya ada kegiatan gunting kuku”(Informan Utama A). “Ada aja si yang ga pakai alas kaki saat bermain, padahal pesan-pesan kesehatan sering disampaikan pada saat kegiatan Pos Gizi berlangsung”(Informan Pendukung Kader C2). Hasil wawancara diatas juga didukung dengan observasi

peneliti dimana masih ada balita yang bermain tanpa menggunakan

alas kaki. Data sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara ibu

yang menggambaran kebersihan balita sebelum dan setelah

program Pos Gizi dilaksanakan juga masih belum dikatakan efektif

karena pencapaian program masih di bawahtarget.

Kebersihan balita dikategorikan menjadi buruk dan baik.

Ibu balita dikatakan buruk jika < median dan ibu balita baik jika >

median dapat di lihat pada table 5.11 di bawah ini.

Tabel 5.11

Distribusi Kebersihan Balita sebelum Pos Gizi Pergizi

Page 88: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

68

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Kebersihan Balita Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 20 83%

Baik 4 17%

Total 24 100 %

(Sumber: Data Puskesmas Sepatan)

Dari tabel diatas berdasarkan jawaban ibu balita diketahui

bahwa balita sebelum Pos Gizi yang mempunyai kebersihan balita

yang buruk yaitu sebanyak 20 balita (83%) dan balita yang

mempunyai kebersihan yang baik sebanyak 4 balita (17%).

Sedangkan gambaran kebersihan balita setelah Pos Gizi

Pergizi dilaksanakan dapat di lihat pada gambar 5.12 di bawah ini.

Tabel 5.12 Distribusi Kebersihan Balita sesudah Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

(Sumber: Data primer)

Berdasarkan dari table 5.16 diatas terlihat bahwa dari 20

balita sebelum mengikuti Pos Gizi yang memiliki kebersihan balita

yang buruk berubah menjadi baik yaitu sebanyak 10 balita setelah

mengikuti Pos Gizi dan sisanya sebanyak 10 balita tetap memiliki

Kebersihan Balita Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 10 41.70%

Baik 14 58.30%

Total 24 100 %

Page 89: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

69

kebersihan yang buruk. sedangkan sebelum mengikuti Pos Gizi

dari 4 balita tetap dengan kebersihan yang baik.

Jadi, Persentase balita yang memiliki kebersihan yang

berubah dari buruk ke baik setelah mengikuti Pos Gizi sebanyak

10 balita (41.7%). Berdasarkan target program Pos Gizi yang

menetapkan bahwa kebersihan balita sebesar 70%, maka

efektivitas program Pos Gizi di lihat dari kebersihan balita masih

di bawah target.

5.3.1.6 Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Efektivitas program kurang efektif dalam pencarian dan

pemberian perawatan kesehatan balita. Hasil wawancara dengan

tenaga pelaksana puskesmas menyebutkan bahwa ibu masih

memiliki pemahaman yang kurang tentang pencarian dan

pemberian perawatan kesehatan, yaitu salah satunya masih adanya

pencarian pengobatan ke non medis jika anak sakit. Berikut

kutipannya:

“Ibu masih kurang memahami pencarian pengobatan yang baik, masih ada yang brobat ke selain medis”(Informan Utama A). Imunisasi yang kurang lengkap dilatarbelakangi oleh

kesadaran ibu yang kurang menyebabkan program ini kurang

efektif dalam merubah kebiasaan pencarian dan pemberian

Page 90: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

70

perawatan kesehatan ibu terhadap anaknya. Berikut kutipan

Informan pendukung kader:

“Masih ada yang imunisasi yang kurang lengkap”(Inforaman Pendukung Kader C1). Hasil observasi menunjukan bahwa masih ada anak yang

belum imunisasi lengkap. Hal tersebut terjadi, kurangnya

kesadaran ibu akan pemberian pencarian dan pemberian perawatan

kesehatan terhadap anak.

Gambaran pencarian dan pemberian perawatan kesehatan

sebelum dan setelah program Pos Gizi dilaksanakan juga

menunjukan hasil yang kurang efektif. Pencarian dan pemberian

perawatan kesehatan dikategorikan menjadi buruk dan baik.

Pencarian dan pemberian perawatan kesehatan dikatakan buruk

jika < median dan pencarian dan pemberian perawatan kesehatan

dikatakan baik jika > median dapat di lihat pada table 5.13 di

bawah ini.

Tabel 5.13 Distribusi Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Balita sebelum Pos Gizi Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010 Jajan Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 12 50%

Baik 12 50%

Total 24 100 %

(Sumber: Data Puskesmas Sepatan)

Page 91: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

71

Dari table 5.13 diketahui bahwa sebanyak 12 balita (50%)

melakukan pencarian & pemberian perawatan kesehatan yang

buruk. Sedangkan sebanyak 12 balita (50%) sudah melakukan

pencarian & pemberian perawatan kesehatan yang baik.

Sedangkan gambaran pencarian & pemberian perawatan

kesehatan setelah Pos Gizi Pergizi dilaksanakan dapat di lihat

pada gambar 5.14. di bawah ini.

Tabel 5.14

Distribusi Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Balita Setelah Pos Gizi Pergizi Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Jajan Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 6 25

Baik 18 75

Total 24 100 %

(Sumber: Data primer)

Dari table 5.14 diatas diketahui bahwa dari 12 balita

sebelum mengikuti Pos Gizi yang memiliki pencarian &

pemberian perawatan kesehatan yang buruk berubah menjadi baik

yaitu sebanyak 6 balita setelah mengikuti Pos Gizi dan sisanya

sebanyak 6 balita tetap memiliki pencarian & pemberian

perawatan kesehatan yang buruk sedangkan sebelum mengikuti

Page 92: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

72

Pos Gizi dari 12 balita tetap dengan pencarian & pemberian

perawatan kesehatan yang baik.

Jadi, Persentase balita yang memiliki pencarian &

pemberian perawatan kesehatan yang berubah dari buruk kurang

ke baik setelah mengikuti Pos Gizi sebanyak 6 balita (25%).

Berdasarkan target program Pos Gizi yang menetapkan balita yang

memiliki pencarian & pemberian perawatan kesehatan sebesar

70%, maka efektivitas program Pos Gizi di lihat dari kebersihan

balita masih di bawah target.

5.3.1.7 Kehadiran

Penilaian program dalam hal kehadiran kurang efektif.

Karena masih ada peserta ibu dan balita yang tidak menghadiri

program ini secara penuh selama 6 bulan. Kehadiran sangat

mempengaruhi efektivitas program dalam hal pencapaian tujuan.

Berikut kutipan informan tentang kehadiran:

“Masih ada beberapa ibu yang tidak hadir dalam program ini dikarenakan sakit”(Informan Utama A). “Ada aja ibu yang bolos, biasanya ada acara seperti kondangan, kadang anak sakit dan lain-lain”(Informan Pendukung Kader C2). Setelah dilakukan observasi, ternyata selain adanya acara

atau musibah anak sakit, jarak tempuh tempat program menjadi

pertimbangan ibu dalam menghadiri Pos Gizi.

Page 93: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

73

Berikut catatan persentase kehadiran dalam kegiatan Pos

Gizi Pergizi di Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan Kabupaten

Tangerang. Tingkat kehadiran balita dalam Pos Gizi Pergizi

dikategorikan menjadi buruk dan baik. Balita dikatakan tingkat

kehadirannya buruk jika < 80% dan baik jika tingkat

kehadirannya > 80%. Berikut table 5.15 dapat di lihat di bawah ini.

Tabel 5.15

Distribusi Kehadiran Balita Peserta Pos Gizi Pergizi

Desa Pondok Jaya Tahun 2010

Tingkat kehadiran Jumlah (n) Persen (%)

Buruk 16 66.7%

Baik 8 33.3%

Total 24 100

(Sumber: Data Puskesmas Sepatan)

Tabel 5.15 diatas memperlihatkan bahwa tingkat kehadiran

balita di Pos Gizi Pergizi, sebagian besar buruk baik yaitu

sebanyak 16 balita (66.7%) dan balita dengan tingkat kehadiran

baik sebanyak 8 balita (33.3%).

Persentase tingkat kehadiran jika di lihat dari table 5.19

masih di bawah target, efektivitas program dalam tingkat kehadian

Page 94: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

74

masih belum efektif karena masih di bawah pencapaian yang telah

ditentukan program Pos Gizi yaitu 100%.

5.3.2 Gambaran Efisiensi

Gambaran efisien merupakan tingkatan, dimana masukan suatu

program diminimalkan untuk tingkat keluaran program yang telah

ditetapkan, atau sebaliknya, tingkatan dimana keluaran dimaksimalkan

untuk tingkat masukan yang telah ditetapkan.

Gambaran efisien program Pos Gizi Pergizi ini dengan melihat

gambaran dana, SDM/tenaga dan waktu.

5.3.2.1 Gambaran Dana

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa jumlah balita yang

terehabilitasi melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sebesar

70%. Penilaian terhadap perilaku ibu dan balita pun menunjukkan

hal yang positif dimana terjadi perubahan perilaku pemberian

makan dan pengasuhan balita ke arah yang lebih baik. Jika

dibandingkan antara masukan dana yang masih kurang dengan

target program yang sebagian besar sudah tercapai, maka dapat

dikatakan bahwa masukan dana yang ada terbilang efisien.

Masukan dana yang diperoleh untuk melaksanakan

program ini sebesar Rp 4.360.000,-. Dana ini hanya kurang lebih

setengah dari dana yang direncanakan untuk pelaksanaan progran

Page 95: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

75

yaitu sebesar Rp 8.132.000. Hal ini berarti bahwa masukan dana

yang diperoleh masih kurang dari yang seharusnya dibutuhkan.

Jika dibandingkan dengan target pencapaian keluaran program

yaitu sebagian besar sudah tercapai, maka dapat dikatakan untuk

program Pos Gizi Pergizi ini di lihat dari dana sudah efisien.

5.3.2.2 Tenaga

Tenaga atau sember daya manusia yang ada dalam program

Pos Gizi ini sudah tergolong cukup efisien yang berjumlah 7

orang. Dengan rincian 5 kader kesehatan sebagai petugas Pos Gizi

dan 2 kader tenaga pelaksana gizi puskesmas sebagai supervisior.

Tidak ada tenaga dengan beban kerja yang lebih besar

dibandingkan lainnya. Secara rinci, 1 kader memegang

penyuluhan, 2 kader memantau atau memonitoring cara memasak

sedangkan 2 kader lainnya mengajarkan cara-cara perilaku

kesehatan. 1 kader memegang 4-5 balita sedangkan jumah balita

yang megikuti program ini yaitu sebanyak 24 balita.

Hasil observasi juga menunukan rata-rata setiap kader

memegang 4-5 balita. Hal ini berbeda dengan yang seharusnya

jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk 1 orang kader kesehatan

yaitu sebanyak 3 balita. Hal ini berarti bahwa kader yang ada di

program Pos Gizi tergolong kurang.

Page 96: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

76

Jika dibandingkan dengan target pencapaian keluaran

program yaitu sebagian besar sudah tercapai, maka dapat

dikatakan untuk program Pos Gizi Pergizi ini di lihat dari tenaga

atau SDM sudah efisien.

5.3.2.3 Waktu

Berdasarkan waktu pelaksaan program telah sesuai dengan

yang telah ditetapkan yaitu selama enam bulan, maka dapat

dikatakan bahwa dari segi waktu pelaksanaan program telah

efisien mengacu pada jadwal pelaksanaan program Pergizi yaitu 6

bulan.

Dalam melakukan observasi, pelaksanaan sudah mengacu

pada jadwal yang direncanakan. Berikut kesesuaian program Pos

Gizi dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan pada jadwal

pelaksanaan program Pos Gizi tahun 2010.

Tabel 5.1 Jadwal Pelaksanaan Program Pos Gizi Pergizi Tahun 2010

(Sumber: Puskesmas Sepatan)

Minggu ke: NO. KEGIATAN

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 PMT Bersama 7x 7x 4x 3x 2x 1x 1x 1x 1x

2 Pemeriksaan/pengobatan 1x 1x 1x 1x 3 Micronutrirent 7x 7x 7x 7x 7x 7x 7x 7x 4 Penimbangan BB 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 5 Pengukuran TB 1x 1x 1x 1x 6 Penyuluhan 7x 7x 4x 3x 2x 1x 1x 1x 1x 7 PMT Biskuit/ Susu 1x 1x 1x 1x

Page 97: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

77

Dari table 5.1 diatas dapat di lihat jadwal pelaksanaan

program Pos Gizi Pergizi memiliki 7 kegiatan dalam 12 minggu.

Untuk di lapangannya jadwal ini diulang setelah 12 minggu sekali

jadi pelasanaannya sebanyak 24 minggu. Adapun 7 kegiatannya

antara lain seperti PMT bersama, pemeriksaan atau pengobatan,

mikronutriens, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi

badan, penyuluhan PMT biscuit atau susu semuanya dengan

frekuensi yang berbeda dalam setiap harinya.

5.3.3 Gambaran Kecukupan

Pada sudut kecukupan, program akan dinyatakan cukup jika

masyarakat sasaran merasa puas dengan program yang diberikan, karena

perasaan adanya kebutuhan mereka yang terpenuhi. Bagi implementator,

program dinyatakan cukup apabila pelaksaanaan program berjalan sesuai

dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Gambaran kecukupan program Pos Gizi ini meliputi gambaran

kebutuhan sasaran, sarana dan pelaksanaan.

5.3.3.1 Gambaran Kebutuhan sasaran

Hasil wawancara dengan tenaga pelaksana gizi mengenai

kebutuhan sasaran program Pos Gizi ini sudah sesuai dengan apa

Page 98: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

78

yang telah direncanakan sebelumnya. Sasaran sudah merasa puas

dengan adanya program ini. Berikut kutipannya:

“Kalo menurut saya program ini sudah cukup menjawab dari kebutuhan ibu, karena sasaran dalam proram ini semuanya membutuhkan rehabilitasi anaknya ke status gizi yang baik, begitu juga dengan tujuan program Pos Gizi sama halnya” (Inforaman Utama A). Kebutuhan sasaran dinilai dari seberapa besar kepuasan

masyarakat dan pemenuhan akan kebutuhan masyarakat terhadap

program Pos Gizi yang dilaksanakan. Dari hasil wawancara

mendalam diketahui bahwa sebagian besar sasaran program Pos

Gizi menilai bahwa program Pos Gizi sudah sesuai dengan

kebutuhan mereka yang ingin meningkatkan status gizi anak

mereka dan dapat merubah kebiasaan-kebiasaan mereka ke arah

yang lebih baik. Hal ini dapat di lihat dari pernyataan Informan

Pendukung Ibu B2 sebagai berikut:

“Program ini sudah sesuai dengan kebutuhan dan harapan saya, iya puas sekali, contohnya dari kebiasaan makan bersama di program buat anak saya yang awalnya ga mau makan, sekarang malah rajin. Saya kan jadi seneng”(Informan Pendukung Ibu B2). Berikut salah satu kutipan dari Pendukung Utama Ibu B1

mengenai kebutuhan sasaran:

“Alhamdulillah anak saya status gizinya naik, kegiatan-kegiatannya udah sesuai sama yang dibutuhkan anak. saya kira cukup. ada pemberian makan bersama”(Informan Pendukung Ibu B2).

Page 99: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

79

Dari hasil wawancara diketahui sebagian besar sasaran

menyatakan bahwa program Pos Gizi ini memang sudah tepat

pelaksanaannya dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hasil

observasi juga terlihat ibu aktif mengikuti program. Maka dapat

dikatakan untuk kebutuhan program ini dikatakan cukup.

5.3.3.2 Sarana

Sarana yang ada dan digunakan Pos Gizi Pergizi di Desa

Pondok Jaya berupa timbangan, flipchart, oragandi, KMS (kartu

menuju sehat), alat masak, alat makan, dan alat kebersihan.

Berdasarkan penilaian tentang kecukupan sarana diketahui bahwa

sebagian besar informan menyatakan bahwa sarana yang ada sudah

mencukupi dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Pos Gizi. Hal

ini dapat di lihat dari kutipan informan berikut ini:

“Alat-alat yang ada sudah mendukung kegiatan dengan tersedianya flipchart, organdi, alat kebersihan”(Informan Utama Tenaga A). “Cukup, tapi kita dibiasakan bawa alat makan dari rumah masing-masing, kalo alat masak biasanya udah disediain di tempat Pos Gizi” (Informan Pendukung Ibu B1). “Iya, sudah cukup mendukung pelaksanaan program seperti timbangan, alat masak” (Informan kader)

Hasil observasi adalah sarana tersebut memang ada dan

digunakan dalam mendukung kegiatan tersebut.

5.3.3.3 Pelaksanaan

Page 100: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

80

Pelaksanaan kegiatan Pos Gizi berlangsung selama kurang

lebih dua jam. Sebagian besar informan mengungkapkan bahwa

pelaksanaan program Pos Gizi sudah berjalan cukup baik sesuai

dengan perencanaan awal. Berikut kutipannya:

“Pelaksanaan program Pos Gizi sudah berjalan cukup baik sudah sesuai dengan pedoman pelaksaanaan Pos Gizi seharusnya. Pemberian makan, penyuluhan, pemberian micronutirent”(Informan Utama A). Kegiatan utama yang dilaksanakan berupa pemberian

makan, mencuci tangan, mempersiapkan makan, dan penyuluhan.

Hal ini seperti dinyatakan oleh Informan Pendukung Ibu B1berikut

ini.

“Gambaran pelaksanaanya dimulai dengan menentukan tempat masak di rumah warga. sekitar Jam 09/10an sampe selesai pertama ya ibu-ibu datang tuh ya anak-anaknya nyanyi dulu, maen setelah itu dikasih makan snack sebelumnya dikasih penyuluhan atau pesan-pesan kesehatan biasanya ama ibu rukhiyati, iya dia kader sebelum makan cuci tangan dulu setelah itu diawasi pas ngasih makan. iya cukup” (Informan Pendukung Ibu B1). Berdasarkan perencaan kegiatan yang telah ditetapkan oleh

tenaga pelaksana gizi dapat dikatakan bahwa pelaksanaan kegiatan

Pos Gizi di desa pondok jaya sudah cukup. Pelaksanaannya

dimulai dengan membentuk jadwal piket dua orang perhari. Hari

pertama, kader mencontohkan cara memasak yang baik. Kemudian

untuk selanjutnya tanggung jawab berada pada jadwal piket

Page 101: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

81

sedangkan kader memantau prosesnya. Hal ini juga didukung oleh

pernyataan Informan kader C1:

“Cara pelaksanaan awalnya kita bentuk jadwal piket, 1 hari 2 orang yang masak, kader memantau, kader yang belanja, ibu yang mengelola, dipraktekin untuk 1 hari pertama oleh kader setelah itu kita mantau aja. Ga setiap hari, mulai minggu 1-2 terakhir 6 bulan ada penyuluhan juga…”(Informan Kader C1). Pada umumnya sudah dikatakan cukup karena sesuai

dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Seperti waktu

pelaksanaan yang berjalanan kurang lebih dari dua jam memang

sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sedangkan untuk

kegiatan yang dilaksanakan dilapangan sudah sesuai dengan

jadwal perencanaan seharusnya.

5.3.4 Kesesuaian

Pada sudut kesesuaian, program dinyatakan sesuai jika program

sesuai dengan misi dan anggaran yang telah ditentukan. Sehingga dapat

dikaji ulang dalam menentukan apakah program tersebut merupakan

keputusan yang tepat untuk dilaksanakan

Gambaran kesesuaian program Pos Gizi Pergizi ini dapat di lihat

pada gambaran misi.

5.3.4.1 Misi

Dalam kenyataan, program Pos Gizi Pergizi Desa Pondok

Jaya ini tidak memiliki misi yang khusus. Hasil telaah dokumen

Page 102: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

82

juga tidak ditemukan misi terkait program tersebut. Misi yang ada

adalah misi dari program Pos Gizi Pergizi disesuaikan dengan misi

puskesmas yaitu meningkatkan kualitas dan kinerja sumber daya

manusia, meningkatkan sarana dan prasarana dan menigkatkan

peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Kesesuaian misi dengan program di lihat dari

pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Berikut komentar

informan utama mengenai hal tersebut:

“Saya kira program yang kita jalankan sudah sesuai dengan misi tersebut. Karena program ini berusaha agar dapat mengurangi penyebab malnutrisi pada balita dengan pendekatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dan dapat merubah perilaku ibu menjadi lebih baik” (Informan Utama A). Sedangkan kegiatan utama yang dilaksanakan di program

Pos Gizi ini antara lain: PMT bersama, pemeriksaan,

mikronutirent, penimbangan BB, pengukuran TB, penyuluhan,

PMT biscuit atau susu. Kegiatan program tersebut bertujuan untuk

mengurangi penyebab malnutrisi dengan cara pendekatan

pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Pendekatan ini

menitikberatkan pada upaya memaksimalkan sumber daya,

keterampilan dan startegi yang ada.

Jika dibandingkan kesesuaian antara misi yang ada dengan

program yang ditentukan tergolong sudah sesuai. Hal ini juga

Page 103: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

83

didukung oleh pernyataan Informan Pendukung Kader C2, sebagai

berikut:

“Sebenernya ga ada misi khusus Cuma kita nyatu dengan misi puskesmas, kalo menurut saya si di lihat dari peran masyarakat yang mau kontribusi rasanya sesuai -sesuai aja dengan apa yang kita jalani di program” (Informan Pendukung Kader C2). Berdasarkan perbandingan antara program dan misi diatas,

maka dapat dikatakan misi program Pos Gizi Pergizi ini sudah

sesuai.

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab pembahasan ini akan dimulai dengan keterbatasan penelitian.

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai penilaian program Pos Gizi yang menjadi

tujuan khusus dalam penelitian ini. Penilaian tersebut meliputi efekifias, efisiensi,

kecukupan dan kesesuaian. Pada penyajian ini akan dibahas berdasarkan dua pokok

bahasan, yaitu hasil analisis univariat sebagai penilaian atas efektivitas dan hasil

Page 104: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

84

wawancara mendalam dari inforaman sebagai penilaian atas efisiensi, kecukupan dan

kesesuaian program.

6.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini yaitu tidak dapat melihat anggaran yang

dianggarkan untuk program Pos Gizi Pergizi, jadi tidak bisa dinilai sisi

kesesuaian antara anggaran yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan program.

Seharusnya dibuat misi dan anggaran program sebelum berlangsungnya

program, agar dapat dikaji ulang dalam menentukan apakah program tersebut

merupakan keputusan yang tepat untuk dilaksanakan.

6.2 Penilaian Program

Penilaian program Pos Gizi ini akan menilai dari segi efektivitas, efisiensi,

kecukupan dan kesesuaian program dapat di lihat di bawah ini:

6.2.1 Gambaran Efektivitas

Gambaran efektivitas program Pos Gizi Pergizi ini meliputi status

gizi balita, asupan zat gizi, pemberian makan, pengasuhan balita,

kebersihan balita, pencarian dan pemberian perawatan kesehatan dan

kehadiran.

6.2.1.1 Status Gizi Balita

Dari hasil penelitian diketahui bahwa balita yang

terehabilitasi setelah mengikuti program Pos Gizi sebesar 75%.

Page 105: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

85

Berdasarkan hasil ini, maka efektivitas program Pos Gizi di lihat dari

jumlah balita yang terehabilitasi sudah mencapai target.

Kegiatan yang dilakukan dalam program Pos Gizi di Desa

Pondok Jaya ditujukan untuk meningkatkan status gizi balita melalui

kegiatan PMT bersama, pemeriksaan atau pengobatan, micronutrien,

penimbangan BB, pengukuran TB, dan PMT biscuit atau susu.

Selain itu ada kegiatan penyuluhan yang menitikberatkan pada

peningkatan pengetahuan dan pemberian keterampilan kepada ibu

balita tentang cara meningkatkan status gizi balita dan

mempertahankannya. Ditambah lagi adanya kegiatan kunjungan

rumah untuk mengetahui apakah ibu dan balita melakukan sesuai

dengan pengarahan dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan di Pos

Gizi.

Semua kegiatan yang dilakukan terbukti efektif dalam

meningkatkan dan merehabilitasi status gizi balita menjadi lebih

baik. Salah satu penyebabnya adalah kegiatan gizi yang dilakukan

dalam Pos Gizi juga memaksimalkan potensi dari masyarakat untuk

mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, program ini juga dapat

mendorong terjadinya perubahan perilaku dan memberdayakan para

ibu balita atau ibu pengasuh untuk bertanggung jawab terhadap

rehabilitasi gizi anak-anak mereka dengan menggunakan

pengetahuan dan sumber daya lokal (Core, 2003).

Page 106: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

86

Program ini juga merupakan upaya bersama antara petugas

kesehatan, kader, ibu balita, dan masyarakat sehingga pelaksanaan

program ini merupakan tanggung jawab bersama. Berdasarkan hasil

penilaian tersebut diharapkan pada puskesmas untuk terus

meningkatkan program Pos Gizi secara berkesinambungan hingga

anak yang malnutrisi terehabilitasi menjadi gizi baik. Sehingga

dengan adanya program ini maka angka malnutrisi yang ada di

Indonesia khususnya di Kabupaten Tangerang dapat diminimalisir.

6.2.1.2 Asupan Zat Gizi

Asupan makan yaitu banyaknya zat gizi, khususnya energi

dan protein yang masuk ke dalam tubuh diperoleh dari makanan

yang dikonsumsi dalam waktu 24 jam.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 70,81% balita yang

memiliki asupan energi yang baik setelah mengikuti Pos Gizi.

Berdasarkan target program Pos Gizi maka efektivitas program Pos

Gizi di lihat dari asupan makan sudah mencapai target.

Dalam pelaksanaan Pos Gizi asupan makan yang akan

dikonsumsi anak dihitung nilai gizi makanan yaitu dengan tabel

komposisi makanan, biasanya tersedia dari Departement Kesehatan,

menyediakan rinciana nilai gizi per 100 gram bagian yang dapat

dimakan dalam bentuk energi, lemak, protein, dan mikronutrien. Hal

ini bertujuan untuk menentukan nilai gizi dari makanan Pos Gizi dan

Page 107: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

87

makanan kecil per anak sehingga jumlah total kandungan kalori dan

protein cukup untuk mencapai catch- up-growth (mengejar

ketertinggalan pertumbuhan) dan memastikan adanya asupan

vitamin dan mineral yang cukup. Sehingga dengan cara ini asupan

makanan yang diterima balita dapat diatur sesuai dengan

kebutuhannya.

Untuk meningkatkan kepadatan kandungan kalori, makanan

besar dan makanan kecil di dalam Pos Gizi makanan tersebut

diperkaya dengan cara menambahkan kacang-kacangan atau minyak.

Menambahkan minyak dalam semangkuk bubur untuk

meningkatkan kandungan kalori dapat mengurangi hingga setengah

volume bubur yang harus dikonsumsi setiap anak.

Sebelum berlangsungnya program Pos Gizi, Para pengelola

Pos Gizi menentukan menu makanan bergizi. Cara memasak

makanan juga di contohkan di dalam kegiatan Pos Gizi ini, salah

satunya bagaimana zat gizi tidak hilang pada saat dimasak. Hal ini

diharapkan agar para ibu terlatih untuk mempersiapkan makanan

yang bergizi untuk anaknya sendiri. Selain itu, dalam kegiatan Pos

Gizi terdapat PMT biskuit dan susu, pemberian mikronutriens dan

PMT bersama. Ketiga kegiatan tersebut dapat mendukung asupan

makan anak menjadi lebih baik. Sehingga kebutuhan akan gizi

anaknya tercukupi dengan baik.

Page 108: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

88

Kegiatan Pos Gizi yang dilakukan di atas merupakan

kegiatan yang menjadikan program Pos Gizi ini efektif dalam

meningkatkan asupan makan anak. Makanan yang dikonsumsi anak-

anak harus berupa sumber yang baik dan sekurang-kurangnya

mengandung lima macam zat gizi utama dalam jumlah yang cukup.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.

Status gizi balita tercapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi

yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan terjadinya

pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kemampuan untuk

bekerja dan kesehatan secara umum (Almatsier, 2002).

Dalam asupan makan ini, ibu merupakan bagian yang sangat

penting. Ibu menentukan makanan yang baik dikonsumsi anak. Oleh

sebab itu, disarankan kepada ibu untuk memilih makanan yang

mengandung zat gizi yang banyak. Banyak orang tidak tahu bahwa

makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh tidak selalu makanan

yang mahal. Hal ini sejalan dengan anjuran agama untuk

mengkonsumsi makanan yang halal dan baik sebagaimana

disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 168:

Page 109: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

89

Artinya ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari

apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-

langkah syaitan, karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagimu”.

Masyarakat harus mengetahui bagaimana mereka bisa

memenuhi kebutuhan gizi dengan konsumsi pangan yang sesuai

dengan tingkat pendapatan mereka. Yang perlu dipertimbangkan

disini adalah tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah

tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang

mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk pihak

pengelola program Pos Gizi ini khususnya puskesmas dengan cara

menentukan metode penyuluhan gizi yang tepat.

6.2.1.3 Pemberian Makan

Pemberian makan adalah kebiasaan memberikan makan anak

diatas 6 bulan dalam hal variasi makanan, pemberian makan secara

aktif, pemberian saat anak sakit dan penyembuhan, menangani selera

makan anak yang rendah, suasana makan (Core, 2003).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 70,8% ibu

balita dalam hal perilaku pemberian makan berubah menjadi baik

setelah mengikuti program Pos Gizi. Program Pos Gizi di lihat dari

pemberian makan sudah efektif mencapai target.

Page 110: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

90

Efektivitas program dapat di lihat dari kegiatan progam.

Salah satu program Pos Gizi terdapat PMT bersama, PMT bersama

disini adalah kegiatan makan bersama anak dan ibu balitanya. Setiap

anak yang ikut serta akan mendapatkan sejumlah terentu makanan

sesuai dengan kandungan kalori dan protein yang diperlukan.

Makanan yang ada tidak boleh dibawa pulang karena tidak dapat

dipastikan bahwa si anak yang akan menghabiskannya dan mikroba

dapat berkembang dengan cepat dalam makanan matang. Selera

makan anak mungkin akan meningkat selagi sesi Pos Gizi berjalan.

Secara bertahap jumlah makanan ditingkatkan.

Ketika anak tidak berselera makan mungkin dalam

penyesuaian diri dengan makan padat kalori dan bergizi. Dalam

menghadapi masalah tersebut di dalam Pos Gizi ibu balita atau ibu

balita diajarkan membujuk untuk makan pada setiap sesi dan

sepanjang hari, tidak lama anak-anak pasti akan berselera makan.

Dalam program Pos Gizi juga diajarkan agar para ibu dan ibu

balita balita tidak memaksa seorang anak untuk makan. Para kader

mengajarkan lagu-lagu, permainan, kontak mata dan permainan

interaktif agar secara perlahan dan sedkit demi sedikit anak berselera

makan. Hal ini berguna untuk stimulasi usia dini dan interaktif

dengan ibu atau ibu balita atau ibu balita . Cara tersebut sangat

efektif untuk membuat si anak menyukai makanannya.

Page 111: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

91

Berbagai cara yang diajarkan dalam pemberian makan diatas,

menyebabkan program Pos Gizi ini efektif dalam hal pemberian

makan. Pos Gizi merupakan pendekatan berkesinambungan karena

berbagai perilaku baru sudah dihayati dan berlanjut setelah kegiatan

Pos Gizi berakhir. Pos Gizi menanamkan norma-norma positif

kepada keluarga lain mengenai perilaku perwatan dan pemberian

makan anak yang sehat. Pos Gizi tidak hanya mengubah perilaku

anggota keluarga secara individual tetapi juga mengubah cara

pandang masyarakat terhadap kekurangan gizi serta kemampuan

mereka mengubah situasi (Core, 2003).

Dalam pendekatan Pos Gizi sebaiknya kader terus menerus

mengulangi kegiatan Pos Gizi sesuai kebutuhan dan mendukung

perilaku-perilaku baru ibu pada saat kunjungan rumah. Dan untuk

para ibu hendaknya selalu ingat pelajaran yang pernah di dapat dan

mempraktekannya agar tebiasa dengan kebiasaan-kebiasaan baru

yang baik. Oleh karena itu diharapkan bagi kader Pos Gizi untuk

secara rutin melakukan penyuluhan kepada para ibu balita tentang

bagaimana cara pemberiaan makanan yang baik dan benar sesuai

dengan kebutuhan anak.

6.2.1.4 Pengasuhan Balita

Pengasuhan balita yang dimaksud disini adalah adanya

partisipasi para ayah yang ikut dalam Pos Gizi melaporkan bahwa

Page 112: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

92

mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak mereka dan

membagi tugas perawatan dengan sang ibu. Anggota keluarga

peserta Pos Gizi juga melaporkan bahwa mereka sering bernyanyi

dan bermain bersama anak memperbaiki kemampuan anak dalam

bidang vocalisasi, bahasa dan kemampuan berkomunikasi (Core,

2003).

Penilaian program untuk pengasuhan balita tergolong sudah

efektif mencapai target program. Keefektifan program dalam

pengasuhan balita terlihat pada hari dirumah sendiri, ayah

berpartisipasi menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak

mereka dan membagi tugas perawatan dengan sang ibu. Anggota

keluarga peserta Pos Gizi seperti nenek, kakak, dan saudara juga

mengajak anak-anak mereka bernyanyi dan bermain bersama anak

untuk memperbaiki kemampuan anak dalam bidang vocalisasi,

bahasa dan kemampuan berkomunikasi. Faktor inilah yang

memungkinkan pengasuhan balita sebagian besar baik sehingga

program efektif.

Kegiatan Pos Gizi merupakan kegiatan yang bersifat

partisipatif. Partisipatif masyarakat merupakan salah satu komponen

penting dalam rangka mencapai keberhasilan pendekatan Pos Gizi.

Masyarakat memainkan peran sangat penting dalam keseluruhan

proses Pos Gizi, mulai dari menentukan perilaku dan strategi sukses

Page 113: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

93

diantara masyarakat sampai mendukung ibu balita atau ibu balita

setelah kegiatan Pos Gizi berakhir (Core, 2003).

Sebaiknya kader kesehatan terus meningkatkan kegiatan

kunjungan rumah secara aktif, sehingga dapat mengontrol kebiasaan

ibu balit. Kemudian melakukan diskusi bersama pada hari

berikutnya dengan ibu peserta Pos Gizi berkisar tentang pengalaman

ibu balita ketika mereka mencobanya di rumah.

6.2.1.5 Kebersihan Balita

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

kebersihan balita terbilang buruk dan di bawahtarget, sehingga

penilaian program tidak efektif untuk kebersihan balita.

Kebersihan balita meliputi kebersihan tubuh yang baik yaitu

menggunting kuku dan mencuci tangan (dengan sabun) sebelum

makan dan setelah memakai toilet (Core, 2003).

Pada pelaksanaan Pos Gizi berbagai perilaku kebersihan di

contohkankan seperti cara mencuci tangan, memotong kuku.

Pembagian sabun dan sikat gigi saat pelaksanaan juga sering

dilakukan. Akan tetapi hal tersebut berhubungan dengan kenyataan

bahwa sebagian besar ibu belum menerapkan dan mengembangkan

pola hidup bersih dan sehat ketika berada di rumah.

Kurang pedulinya ibu terhadap kebersihan balita

dilatarbelakangi oleh kecenderungan ibu yang kurang memerhatikan

Page 114: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

94

kebersihan anaknya. Ibu lebih memerhatikan dirinya untuk terlihat

lebih menarik di depan masyarakat sekitarnya tanpa memperhatikan

anaknya sendiri. Hal ini terlihat saat para peserta Pos Gizi kembali

kerumah masing-masing. Padahal, Dalam Al Qur’an disebutkan

bahwa allah menyukai orang-orang yang bersih terutama pakaian.

Hal ini bisa dilihat pada QS. At- Taubah ayat 108 dan QS. Al-

Muddatstsir ayat 4:

Artinya: "Dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bersih"

Artinya: ”Dan pakaianmu bersihkanlah”

Dari ayat At- Taubah ayat 108 diatas dapat kita ketahui

bahwasannya Allah sangat menyukai orang-orang yang bersih, baik

bersih jasmani maupun rohani. Dan kemudian dalam surat QS. Al-

Muddatstsir ayat 4 juga dijelaskan kebersihan bukan hanya di lihat

dari fisik tapi pakaian merupakan cerminan dan tolak ukur

kebersihan seseorang. Kewajiban menjaga pakaian agar tetap bersih

itu baik untuk kesehatan.

Dalam menyelesaikan hal ini sebaiknya petugas kesehatan

lebih aktif mencontohkan kebiasaan-kebiasaan hidup bersih dengan

Page 115: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

95

berbagai metode seperti pesan-pesan kesehatan, pembagian poster,

atau pelatihan bahkan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat

agar mencapai tujuan yang diinginkan. Dan mengontrol kebiasaan-

kebiasaan ibu pada saat dirumah.

6.2.1.6 Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Perilaku pencarian dan pemberian perawatan kesehatan erat

kaitannya dengan perilaku kebersihan karena sama-sama

berhubungan dengan penyakit infeksi. Dari hasil penelitian sebagian

besar balita yang memiliki pencarian dan pemberian perawatan

kesehatan tergolong buruk. Jika dibandingkan dengan target

pencapaian 70% pencarian dan pemberian perawatan kesehatan yang

ditetapkan program Pos Gizi Pergizi, maka pencarian dan pemberian

perawatan kesehatan masih di bawahtarget.

Kenyataan diatas terkait dengan hasil penelitian ini yang juga

menunjukkan masih adanya anak yang belum memperoleh imunisasi

lengkap. Selain itu, masih adanya anak yang pernah mengalami sakit

satu bulan terakhir ini. Penyakit yang disertai yaitu flu, batuk, pilek,

demam dan diare.

Masih buruknya perilaku ibu balita ini dalam hal pencarian

dan pemberian perawatan balita ke non medis berhubungan dengan

masih kurangnya kesadaran ibu balita dalam melaksanakan perilaku

tersebut. Selain itu, kurangnya pengawasan oleh kader dan anggota

Page 116: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

96

keluarga lain terutama suami terhadap perilaku ibu balita ini juga

berperan dalam merubah perilaku ibu balita.

Dalam Al-qur’an dijjelaskan bahwasannya kesembuhan

hanya dari Allah, yang tertera dalam QS. Asy-syu’araa’:80

" Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku"

Dijelaskan pula pada surat Asy-syu’araa’:223 bahwasannya

ada larangan berobat kepada dukun atau tenaga non medis karena

terdapat kebohongan padanya. Berikut ayat yang menyatakan

tentang berobat kepada dukun:

Artinya: “Mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu,

dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta”.

Untuk mengatasi pemasalahan ini, sebaiknya para kader

mensosialisasikan pencarian dan pemberian perawatan kesehatan

yang baik. Seperti melaksanakan imunisasi lengkap dan

menggunakan pelayanan kesehatan.

6.2.1.7 Kehadiran Balita

Kehadiran ibu maupun anak dalam kegiatan program Pos

Gizi dianggap berkaitan erat dengan keberhasilan program yang di

Page 117: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

97

capai. Lebih tinggi kehadiran peserta, diharapkan lebih berhasil

program yang dijalankan.

Hasil penelitian menunjukan target program kehadiran balita

masih di bawahtarget. Hal ini dapat dikatakan bahwa program Pos

Gizi Pergizi desa pondok jaya di lihat dari kehadiran balita kurang

efektif.

Kurang efektifnya program ini dalam hal tingkat kehadiran

balita dikarenakan tebentur dengan keadaan musim yang terjadi

saat pelaksanaan program berlangsung. Dari hasil penelitian masih

adanya ibu yang tidak hadir dikarenakan faktor musim panen,

musim pernikahan dan musim bala penyakit.

Kedekatan geografis antara rumah juga menjadi

pertimbangan ibu dalam menghadiri setiap kegiatan Pos Gizi.

Karena pendekatan Pos Gizi akan berjalan dengan sangat baik jika

jarak antara rumah saling berdekatan karena ibu dapat mengahdiri

kegiatan setiap harinya tanpa harus menghabiskan waktu di jalan.

Faktor kedekatan juga mempermudah para kader untuk lebih sering

mengunjungi rumah-rumah keluarga peserta program (Core, 2003).

Berdasarkan hal diatas maka menjadi penting bagi pihak

petugas puskesmas dan kader kesehatan untuk menumbuhkan

motivasi para ibu untuk berpartisipasi dalam program Pos Gizi ini.

Hal ini didukung oleh pernyataan Notoatmodjo (2007) yang

Page 118: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

98

mengatakan bahwa motivasi merupakan syarat utama yang

menentukan partisipasi masyarakat dalam suatu program kesehatan

dan dalam hal ini adalah partisipasi ibu dalam mengikuti program.

Kehadiran dari ibu dan balita sangatlah penting untuk

kesehatan gizi balitanya. Karena program ini merupakan pendekatan

yang sukses dalam menanggulangi angka kekurangan gizi. Hal lain

yang mesti dipertimbangkan adalah penentuan lokasi kegiatan Pos

Gizi yang strategis dan memungkinkan semua ibu balita dapat

menjangkaunya.

6.2.1.8 Gambaran Keterkaitan Antara Variabel Efektivitas

Efektivitas dari program Pos Gizi dinilai dari seberapa efektif

program ini dalam memperbaiki status gizi balita, asupan makan

perubahan perilaku ibu dalam pemberian makan, pengasuhan balita,

kebersihan balita, pelayanan kesehatan, dan berapa besar tingkat

kehadiran balita dalam mengikuti program. Masing-masing variabel

ini memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Sebagai contohnya adalah keterkaitan antara status gizi

dengan asupan makan khususnya energi dan protein dapat di lihat

dari asupan makan yang baik akan mempengaruhi status gizi yang

baik, begitu juga sebaliknya.

Page 119: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

99

Tujuan utama pogram Pos Gizi yaitu memperbaiki keadaan

status gizi balita yang salah satunya melalui kegiatan PMT dan

micronutrien yang menekankan pada pemenuhan kecukupan asupan

gizi balita dan usaha pemulihan status gizi karena pada umumnya

status gizi yang tidak baik dipengaruhi dengan konsumsi makan

yang buruk. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekirman (2000)

bahwa status gizi tidak baik disebabkan asupan energi maupun

protein tidak baik pula. Oleh karena itu, jika kegiatan ini terus

dilakukan baik akan berperan besar bagi kesuksesan program Pos

Gizi dalam meningkatkan status gizi balita.

Perilaku ibu balita dalam pemberian makan, pengasuhan

balita, kebersihan balita, pelayanan kesehatan juga sangat

berhubungan dengan status gizi balita. Misalnya ibu balita an balita

dapat mempengaruhi status gizi balita. semakin baik ibu balita an

balita maka akan semakin baik juga gizi balitanya. hal ini

dikarenakan di dalam pengasuhan yang baik terdapat interaksi

positif antara anak dengan ibu balita utama yang dapat membantu

perkembangan emosi dan psikologi anak.

Dengan pola asuh yang baik dan benar termasuk dalam

memberikan perhatian dapat menciptakan perkembangan anak yang

normal. Sebaliknya pola pengasuhan yang tidak baik akan

berdampak pada status gizi yang kurang. karena pengasuhan

Page 120: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

100

melibatkan ibu, ibu merupakan orang yang paling banyak terlihat,

sehingga pengaruhnya sangat besar pada perkembangan anak. Jadi

dengan melakukan pola ibu balita an pada anak secara baik termasuk

memberi perhatian dalam kebutuhan makan dan menjaga kesehatan

anak akan berpengaruh terhadap status gizinya.

Pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap masalah

kesehatan terutama masalah gizi. pelayanan yang selalu siap dan

dekat dengan masyarakat akan sangat membantu dalam

meningkatkan derajat kesehatan. Dengan pelayanan kesehatan

masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan masyarakat akan

terpenuhi. Karena upaya pelayanan kesehatan dasar diarahkan

kepada peningkatan kesehatan dan status gizi anak sehingga

terhindar dari kematian dini dan mutu fisik yang rendah (Aritonang,

2003). Peran pelayanan telah lama diadakan untuk memperbaiki

status gizi.

Dalam program Pos Gizi di Desa Pondok Jaya, salah satu

kegiatan yang berperan dalam perubahan perilaku ibu ini adalah

kegiatan penyuluhan terkait pesan-pesan kesehatan yang

berhubungan dengan bagaimana merawat balita. Selain itu, kader

Pos Gizi juga memberikan contoh bagaimana cara memasak menu

makanan bagi balita.

Page 121: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

101

Dengan adanya kegiatan ini dalam Pos Gizi ternyata turut

berperan besar dalam merubah perilaku ibu balita walaupun

berdasarkan penelitian ini perilaku ibu masih kurang dalam menjaga

kebersihan dan perilaku mencari pelayanan kesehatan untuk balita.

Oleh sebab itu, peningkatan dalam kegiatan penyuluhan dan praktek

perawatan balita kepada ibu balita perlu diperhatikan karena sangat

terkait dengan perubahan perilaku ibu. Dan dari perubahan perilaku

ibu balita ini akan berdampak besar bagi perubahan status gizi balita.

Kehadiran ibu dan balita di Pos Gizi ini juga erat kaitannya

dengan status gizi yang akan di capai. Jika balita selalu hadir dalam

program Pos Gizi ini, maka secara langsung ibu yang ikut hadir dan

mengikuti beberapa kegiatan seperti penyuluhan kesehatan, PMT

bersama akan berpengaruh besar terhadap pengetahuan ibu.

Sehingga dengan tingginya pengetahuan ibu akan dapat

meningkatkan status gizi balitanya.

6.2.2 Gambaran Efisiensi

Gambaran efisien program Pos Gizi Pergizi ini meliputi dana,

SDM/tenaga dan waktu.

6.2.2.1 Dana

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa masukan

dana yang ada masih kurang dari dana perencanaan. Akan tetapi,

jika dibandingkan antara dana yang ada dengan target program

Page 122: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

102

atau keluaran program maka penilaian program ini terbilang

efisien. Karena keluaran dari program ini sebagian besar telah

mencapai target yang diharapkan.

Walaupun dana yang dibutuhkan masih relatif kurang,

tetapi dalam pelaksanaan kegiatan ini banyak melibatkan

partisipasi aktif dari masyarakat karena program ini menekankan

pada pemberdayaaan masyarakat. Dengan peran serta masyarakat

dalam membantu kegiatan Pos Gizi maka program tersebut akan

berjalan dengan baik dan bisa memberikan data yang bagus bagi

perubahan perilaku dan status gizi. Kontribusi masyarakat dalam

mendukung program Pos Gizi terutama dalam menanggulangi gizi

buruk cukup tinggi. Kontribusi yang diberikan masyarakat

diantaranya berupa uang, bahan makanan yang bergizi, dan

micronutriens seperti biskuit dan susu beserta zink.

Program Pos Gizi ini bersifat partisipatory yang berarti

menyertakan masyarakat dalam pelaksanaan program. Partisipasi

masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam rangka

mencapai keberhasilan pendekatan Pos Gizi. Masyarakat

memainkan peran sangat penting dalam keseluruhan proses Pos

Gizi, mulai dari menemukan perilaku dan strategi sukses diantara

masyarakat sampai mendukung ibu balita/ ibu balita setelah

kegiatan Pos Gizi berakhir (PD dan Heart USAID, 2004).

Page 123: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

103

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

dana yang ada masih kurang, maka sebaiknya ada alokasi dana

yang khusus dari pihak puskesmas untuk mendukung kegiatan Pos

Gizi sehingga dapat berjalan lebih maksimal.

6.2.2.2 Sumber Daya Manusia

Benge (1983) menyatakan sumber daya manusia dalam

suatu organisasi adalah kemampuan yang sangat utama. Sumber

daya manusia atau ketenagaan baik dari segi kuantitas dan kualitas

akan mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan sumber daya

manusia atau tenaga.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun jumlah

tenaga pelaksana program masih kurang, tetapi jumlah tersebut

cukup efisien dalam menjalankan program dan mencapai target

yang diharapkan.

Kader yang ada di Desa Podok Jaya sebagian besar

memiliki semangat belajar, terbuka terhadap ide-ide baru, bersedia

bekerja sebagai kader dan memiliki waktu luang yang cukup.

Oleh sebab itu, para kader dapat bekerja secara optimal dan

terampil sehingga walaupun dengan jumlah tenaga yang sedikit

dapat menghasilkan keluaran yang sebagian besar mencapai target

seperti perubahan status gizi dan perubahan perilaku. Program ini

Page 124: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

104

juga melibatkan masyarakat secara aktif pada keseluruhan proses

sehingga tugas kader menjadi terbantu.

Berdasarkan hal diatas, maka menjadi penting bagi pihak

pengelola puskesmas untuk mempertimbangkan penambahan

jumlah kader Pos Gizi sehingga pelaksanaannya dapat berjalan

lebih maksimal. Selain itu juga perlu adanya pemberian insentif

yang mencukupi bagi kader untuk meningkatkan kinerja kader.

6.2.2.3 Waktu

Penilaian program yang di lihat dari segi waktu sudah

terbilang efisien. Pada pelaksanaan program yang menyebabkan

program ini efisensi terlihat dari petugas Pos Gizi yang mana kader

kesehatan yang menjalankan program sesuai jadwal pelaksanaan

yang ditentukan Pergizi sebelumnya yaitu waktu sebanyak 24

minggu selama 6 bulan. Dalam 24 minggu terdiri dari 14 kegiatan

dengan frekuensi yang berbeda.

Pelaksanaan program ini juga mendapat pengawasan dari

tenaga pelaksana gizi dalam hal waktu pelaksanaan kegiatan

sehingga program yang dijalankan dapat berjalan lancar dan sesuai

dengan jadwal yang telah direncanakan.

Efisiensi waktu ini juga didukung oleh partisipasi ibu yang

ingin meningkatkan status gizi anaknya dan merubah kebiasaan

mereka ke arah yang lebih baik sehingga dengan waktu yang

Page 125: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

105

sesuai jadwal dapat meraih tujuan atau target pencapaian yang

efektif.

6.2.2.4 Gambaran Keterkaitan Antara Variabel Efisien

Keterkaitan antara efisiensi ini dapat di lihat dari dana,

tenaga dan waktu. Dana program yang tersedia akan efisien jika

tenaga yang ada dapat memanfaatkannya secara maksimal. Selain

itu, dana juga bepengaruh terhadap waktu pelaksanaan program.

Dimana dengan dana yang cukup program akan berjalan tepat

waktu. Sama halnya waktu tidak terlepas dengan tenaga, karena

dengan tenaga yang cukup program Pos Gizi akan berlangsung

sesuai jadwal yang telah direncanakan karena tidak terkendala

tenaga yang kurang serta akan tepat waktu dalam mencapai tujuan

akhir program.

6.2.3 Gambaran Kecukupan

Gambaran kecukupan program Pos Gizi ini meliputi gambaran

kebutuhan sasaran, sarana dan pelaksanaan.

6.2.3.1 Kebutuhan Sasaran

Sasaran utama pada program ini yaitu semua anak usia 6-

59 bulan yang mengalami KEP ringan, sedang dan berat (Anonim,

2003). Peserta program Pos Gizi didasarkan selain pada hasil

penilaian dan pendataan oleh kader dan tenaga pelaksana gizi

puskesmas juga dari pastisipasi aktif masyarakat.

Page 126: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

106

Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa sebagian

besar ibu balita menilai bahwa program Pos Gizi sudah cukup

sesuai dengan kebutuhan mereka yang ingin meningkatkan status

gizi anak mereka.

Kesesuaian program dengan kebutuhan sasaran terlihat dari

kebutuhan ibu yaitu tentang kebiasaan makan anak. Sebelum

adanya program ini, banyak ibu yang anaknya tidak mau makan,

akan tetapi setelah terlaksana adanya program Pos Gizi mereka

merasa senang karena anaknya sudah mau makan sehingga berat

badan mereka bertambah dan status gizi nya membaik.

Penilaian kesesuaian program dengan kebutuhan sasaran

dinyatakan cukup, dikuatkan dengan banyaknya sasaran yang

mengikuti program. Hal ini mencerminkan ibu yang memiliki anak

usia 6-59 bulan yang mengalami KEP ringan, sedang dan berat

menginginkan anaknya berubah ke status gizi baik. Dengan adanya

program ini mereka berharap anaknya terehabilitasi gizinya. Dan

terbukti sebagian besar informan mengakui puas dengan status gizi

anaknya yang sekarang.

Dalam hal ini diharapkan pengelola puskesmas lebih

mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat khususnya dalam

bidang kesehatan sehingga dapat menyelenggarakan program yang

Page 127: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

107

sesuai dengan kebutuhan. Contohnya program Pos Gizi ini yang

telah sesuai kebutuhan.

6.2.3.2 Sarana

Menurut Soedjadi (1996), sarana atau peralatan adalah

sumber yang diperlukan dalam rangka proses manjemen atau

prosedur kerja dengan setepat tepatnya. Peralatan penting jika

dihubungkan dengan pentingnya manusia dan pengertian efisien

dalam proses menajeman. Tujuan dari adanya sarana adalah untuk

mendukung efektivitas dan efisiensi dalam setiap upaya

pencapaian tujuan organisasi (Dwiantara, 2005).

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar

sarana dan fasilitas dikatakan cukup. Sarana yang lengkap sangat

penting bagi sebuah program karena dapat memperlancar kegiatan

program. Kecukupan di lihat dari fungsi dan kegunaannya. Sarana

dan fasilitas program Pos Gizi Pergizi antara lain timbangan,

flipchart, organdi, KMS, alat masak, alat makan dan alat

kebersihan.

Dari kelengkapan peralatan pendukung tersebut. Oleh

karenanya dalam program ini sebagian besar memerlukan alat

yang lengkap sangatlah mutlak, hal ini diperlukan untuk

menghemat tenaga dan energi manusia dan juga demi mengakui

arti penting manusia dalam organisasi (Iswanto, 2003).

Page 128: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

108

6.2.3.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan hal lain dalam komponen yang di

lihat dari sudut pandang perencanaan program Pos Gizi. Penilaian

program di lihat dari pelaksanaan telah cukup sesuai dengan

jadwal yang direncakan. walaupun peneliti melihat terjadi sedikit

perubahan, misalnya menu makanan yang berganti menjadi menu

makanan yang lebih bergizi, pertemuan kader yang sering dari

yang direncakan, karena diperlukan sebagai sarana perbaikan dan

briefing sebelum kegiatan di minggu berikutnya.

Perubahan yang dilakukan pada pelaksanaan program Pos

Gizi lebih merujuk kepada formative evaluation, dimana informasi

di tahap-tahap awal program dikumpulkan, dengan memusatkan

diri untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan berjalan

sesuai rencana, apakah ada hambatan atau kesulitan yang luput

dari ekspektasi sebelumnya. Dengan demikian, perbaikan dan

penyesuaian dapat segera dilakukan agar program berhasil

(Evaluation Program Service, 2001).

6.2.3.4 Gambaran Keterkaitan Antara Variabel Kecukupan

Kecukupan program Pos Gizi erat kaitannya antara

pelaksanaan, sarana dan kebutuhan sasaran. Hal ini dapat di lihat

dari pelaksanaan program Pos Gizi akan berjalan dengan lancar

jika sarana yang ada lengkap. Dengan adanaya sarana yang

Page 129: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

109

lengkap, kebutuhan sasaran terhadap program ini dapat terpenuhi

secara utuh.

6.2.4 Gambaran Kesesuaian Misi

Sejak pertama kali didirikan, program Pos Gizi tidak memiliki misi.

Dalam pelaksanaanya misi program disesuaikan dengan misi puskesmas

sehingga penilaian program di lihat dengan adanya kesesuaian antara misi

dan program. Untuk program Pos Gizi dengan misi puskesamas ini terbilang

sudah sesuai. Kesesuaian di lihat dengan membandingkan program yang

dijalankan disesuaikan dengan misi yang ditentukan.

Sudah tercapainya misi dengan program di lihat dari program Pos

Gizi yang menggerakan masyarakat untuk bekerja dengan melibatkan

berbagai lapisan sosial di masyarakat tersebut. Dalam pelaksanaan program

para ibu dituntut untuk belajar sambil bekerja. Hal ini betujuan untuk

meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan ibu balita/ibu balita

dalam berbagai perilaku pemberian makan, ibu balita an anak, kebersihan

dan mencari pelayanan kesehatan.

Misi berbicara dalam meningkatkan kualitas kinerja dan

meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Sedangkan

pendekatan Pos Gizi sendiri pendekatannya menitikberatkan pada upaya

memaksimalkan sumber daya, keterampilan dan startegi yang ada untuk

mengatasi suatu permasalahan dan memanfaatkan metodologi partisipasi

Page 130: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

110

masyarakat secara luas dan prosess atau Partisipatory learning and action

(PD dan Heart USAID, 2004).

Dari hasil penelitian di atas, sebaiknya program memiliki misi

tersendiri sehingga tidak bercampur dengan misi umum puskesmas agar

kesesuaian program dapat terukur dengan jelas. Karena misi yang

digunakan di program masih bersifat umum.

Penilaian efektivitas program Pos Gizi ini dapat di lihat dari kekhususan

masalah yang dihadapi (spesific), indikator yang dipakai untuk mengukur

program harus dapat diukur (measurable), hasil dari surveilans harus berguna

bagi pengambilan keputusan dan kebijakan (action-oriented), sesuai dengan

sumber daya yang dimiliki (realistic), dan mempunyai batas waktu dalam

pencapaian tujuan (timely).

Program Pos Gizi dinilai dari kkhususan masalah yang dihadapi sudah

dapat dikatakan sudah memenuhi criteria spesifik. Hal ini terlihat dari sasaran

program Pos Gizi ini yang dikhususkan pada balita malnutrisi. Sedangkan

indikator program Pos Gizi yang digunakan di lihat dari pencapaian tujuan

program terhadap target yaitu 70% untuk perkembangan status gizi dan

perubahan perilaku, serta 100% untuk kehadiran balita.

Hasil dari program ini pun jika di lihat dari orientasi program sangat

berguna dalam pengambilan kebijakan untuk perbaikan program selanjutnya.

Selain itu, semua kegiatan yang dilaksanakan di Pos Gizi juga sudah

mempertimbangkan segala sumber daya yang dimiliki sehingga kegiatan yang

Page 131: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

111

dilaksanakan dapat berlangsung dengan lancar. Dalam hal waktu pelaksanaan

program, program Pos Gizi ini sudah memiliki batas waktu untuk pencapaian

tujuan yaitu selama 6 bulan.

6.3 Gambaran Kebermanfaatan Program Pos Gizi

Dari hasil penilaian terhadap efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan

kesesuaian program Pos Gizi diketahui bahwa masih terdapat masalah atau

kekurangan pada efektivitas program dalam merubah perilaku ibu balita yang

berkaitan dengan kebersihan balita, pencarian pelayanan kesehatan yang

merupakan salah satu dampak dari program Pos Gizi dan tingkat kehadiran balita

mengikuti Pos Gizi yang termasuk dalam komponen proses pelaksanaan program.

Masih belum tercapainya efektivitas program ini dalam memberikan

dampak yang maksimal dipengaruhi beberapa komponen penilaian diantaranya

dalam hal dana, tenaga, sarana, dan misi. Semua komponen tersebut dalam

pendekatan sistem termasuk dalam komponen input yang akan menentukan

pelaksanaan dan output yang dihasilkan serta dampak dari pelaksaan program Pos

Gizi. Oleh karena itu diperlukan perbaikan pada semua komponen dalam input

tersebut agar program yang berjalan selanjutnya akan lebih besar pengaruhnya

dalam mencapai target dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi

masyarakat.

Page 132: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

112

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini, yaitu:

1. Program Pos Gizi dinilai cukup efektif meraih target (70%) untuk peningkatan

status gizi balita (79.00%), asupan makan (protein: 75.00% dan energy:

70.81%), pemberian makan (70.8%), dan pengasuhan balita (70.83%), tetapi

masih belum cukup efektif untuk kehadiran (66.7%), kebersihan balita

(41.7%), pencarian dan pemberian perawatan kesehatan (25%).

2. Dalam hal efisiensi, dana, tenaga dan waktu sudah cukup efisien untuk meraih

tujuan-tujuan program Pos Gizi.

Page 133: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

113

3. Syarat kecukupan program Pos Gizi telah dipenuhi dengan kesesuaian antara

program dengan kebutuhan masyarakat sasaran, serta pelaksanaan dengan

perencanaan, dengan fokus tujuan yang tetap sama.

4. Syarat kesesuaian misi telah terpenuhi dalam program Pos Gizi, walau

menggunakan misi Puskesmas dalam pelaksanaannya.

7.2 Saran

Saran-saran perbaikan yang terbentuk dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

7.2.1 Bagi Pengambil Kebijakan (Puskesmas Kecamatan Sepatan dan Dinas

Kesehatan)

1. Melakukan evaluasi program yang meliputi efektivitas, efisiensi,

kecukupan, dan kesesuaian dari program Pos Gizi yang telah

dilaksanakan.

2. Menambah jumlah kader Pos Gizi sesuai kebutuhan sehingga

pelaksanaannya dapat berjalan lebih maksimal.

3. Pemberian insentif yang mencukupi bagi kader untuk meningkatkan

kinerja kader.

Page 134: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

114

4. Sebaiknya pihak Puskesmas menentukan misi tersendiri dari program

Pos Gizi agar kesesuaian program dapat terukur dengan jelas.

7.2.2 Bagi Kader Pos Gizi

1. Diharapkan bagi kader Pos Gizi untuk secara rutin melakukan

penyuluhan kepada para ibu dan ibu balita balita tentang bagaimana

cara pemberiaan makanan yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan

anak.

2. Sebaiknya kader kesehatan meningkatkan kegiatan kunjungan rumah

secara aktif, sehingga dapat mengontrol kebiasaan ibu dan ibu balita

keduanya dan melakukan diskusi bersama pada hari berikutnya dengan

ibu peserta Pos Gizi.

3. Sebaiknya kader lebih aktif mencontohkan kebiasaan-kebiasaan hidup

bersih dengan berbagai metode seperti pesan-pesan kesehatan,

pembagian poster, atau pelatihan bahkan penyuluhan perilaku hidup

bersih dan sehat agar mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 135: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

115

DAFTAR PUSTAKA

Astri, 2004. Penilaian Program Positive Deviance di Yayasan Balita Sehat Jakarta.

Azwar, Azrul., 2004. Makalah Pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi

Menuju Keluarga Sadar Gizi, diakses tgl 020710 www.gizi.net/makalah

Azwar, Azrul, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga. Binarupa Aksara, Jakarta

Baum, Frans. 1998. The New Public Health an Australian Perspective. Melbourne :

Oxford University Press.

Budiani, Ni Wayan. 2007. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran.

Bullen, Paul. Management alternatives for Human Services. www.mapl.com.au

Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Pedoman Pengelolaan Program Perbaikan

Depkes RI. 2005. Gizi Mikro. Http: // www. gizi. net/ kebijakangizi/ download/

Page 136: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

116

GIZI% 20 Makro. doc retrieved at 050507 Gizi Kabupaten / Kota, Dirjen Kesmas,

Direktorat Gizi Masyarakat. Depkes RI Jakarta.

Departemen Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Laporan. Depkes RI Jakarta.

Djaeni, Achmad. 1985. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian

Rakyat.

Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan

Denpasar Timur Kota Denpasar. Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Y A

3 Malang.

Gie, The Liang, 1997. Ensildopedia Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Grembowski, David, 2001. The Practice of Helath Program Evaluation, Sage Publications. Thousand Oaks

Halim, Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia vol. II No. 5 Juni 2006. Positive

Deviance pendekatan Permasalahan masyarakat berbasis masyarakat.

Jakarta

Meaty Sudiarsih. 2007. Partisipasi masyarakat dalam positive deviance-Pos Gizi

balita di kelurahab Mulya Harja Bogor Selatan Kota Bogor Tahun 2006.

(Tesisi). Pasca sarjana FKM – UI. Depok.

Milles dan Hubberman. 1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta : Gramedia.

Page 137: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

117

Muhlil, Desember, 2000. Kebutuhan Gizi yang Baik untuk Pertumbuhan Anak dalam: sularto, st, seandaniya aku bukan anakmu: potre kehidupan anak indonesia. Kompas. Jakarta.

Muninjaya, A.A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Moleong, lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi

Revisi.

Oz, Effy. 2002. Management Information System Third Edition. Boston : Course

Technologi Thomson Learning.

Sajogyo et al. 1994. Menuju Gizi Baik Yang Merata Di Pedesaan Dan Di Kota.

Yogyakarta : UGM Press.

Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti. 1999. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Soekirman, et.al, 1992, Ekonomi Growth. Equity and nutritional improvement in indonesia.

United Nations. Administrarive Commite on coordination. Subcommitte on nutrition.

Geneva.

Subagyo, Ahmad Wito. 2000. Efektivitas Program Penanganggulangan Kemiskinan

dalam Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan. Yogyakarta : UGM.

Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. 2009. Profil Suku Dinas Kesehatan

Kabupaten Tangerang.

Page 138: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

118

Sternin, Monique., JerryStrenin dan Marsh David. 1988. Designing community-based

nutrion program using Heart Model and The Positive Deviance Approach.

1988. Save The Children Federation, inc.

The CORE, Nutrition Working Group. 2003. Positive deviance/ hearth Consultant’s

Guide, Guidance For The Effetive Use Of Consultants To Start Up PD/ Heart

Initiatives.

Tripodi, Tony et.al, 1973. Differential Social Program Evaluation, The University of

Michigan F.E. Peacock Publisher, Inc. III, nois

PD dan Heart USAID. 2004. Suatu pendektan perubahan perilaku dan Pos Gizi.

buku panduan pemulihan yang berkesinmabungan bagi anak malnutrisi.

Chile survival collaborations and resources group nutrisin working. February

2003. Diterjemahkan oleh PCI – Indonesia dan diperbanyak oleh jejaring PD

Indonesia atas dukungan USAID, Juni.

Rukminto, Isbandi. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Who, 1990. Evaluasi Program Kesehatan, dasar-dasar Bimbingan, Who. Geneva.

Page 139: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran II

Kode Responden:

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM PENANGGULANGAN GIZI’POS GIZI’

DI DESA PONDOK JAYA KECAMATAN SEPATAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2010

Assalamualaikum wr. wb

Yang terhormat Bapak/ Ibu, perkenalkan nama saya____________________________________

Pada kesempatan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan menjadi sampel penelitian dengan judul tersebut diatas yang sedang dilaksanakan oleh rekan saya Ni’matu Aulia, yang pada saat ini sedang menyusun Skripsi guna menyelesaikan studinya di S1 Gizi Kesehatan Masyarakat FKIK-UIN.

Jawaban yabg Bapak/Ibu berikan tidak akan mempengaruhi apapun dan akan terjamin kerahasiaannya, tetapi bila keberatan Bapak/Ibu boleh menolak.

Bapak /Ibu apakah bersedia menjadi sampel pada penelitian ini? YA / TIDAK

Atas bantuan dan kesedian waktu yang telah Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan banyak terima kasih.

Ni’matu Aulia

Jl. KH A. Rifai Arif no 65 rt. 007/002 kp. Gintung kec. Jayanti kab. Tangerang 15610

021-92376562

Page 140: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Pewawancara:………………………………..

Nama ayah : …………………………….

Umur : ……………………………

Pekerjaan : ……………………………

Nama ibu : ……………………………

Umur : ……………………………

Nama Balita : ……………………………

Tgl lahir : ……………………………

Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan

Umur : ….bulan

Anak ke : ....dari …bersaudara

Alamat : RT:…….. RW:……

Kelurahan :………...............

Nama Pos Gizi yang diikuti :………………...

Kegiatan Pos Gizi yang diikuti : ...........siklus

Page 141: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Kode Responden:

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang ibu pilih

A. PEMBERIAN MAKAN

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) diberikan kepada bayi?

1. Tidak

2. Ya

2. Sampai usia berapa ASI diberikan kepada balita?

3. Sejak usia berapa bayi diberi makanan/minuman selain ASI?

4. Pemberian ASI saat sakit

Pada saat usia < 2 tahun. Apakah ASI tetap diberikan ketika sakit

1. Tidak

2. ya

Apakah frekuensi pemberiannya = ketika tidak sakit

1. tidak

2. ya

5. Makanan/ minuman apa uang pertama kali diberikan kepada bayi?

1. Air putih

2. Air tajin

3. Madu

4. Biscuit

5. Bubur nasi

6. Bubur susu

7. Buah (pisang, papaya, jeruk manis)

Page 142: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

8. Lain-lain, sebutkan…………

6. Cara makan balita

a Apakah balita makan dengan cara disuapi? 1. Tidak

2. Ya

b Bila makan sendiri, apakah ada yang mengawasi

1. Tidak

2. Ya

7. Pola makan balita

a Apakah makanan yang disediakan selalu dihabiskan

1. Tidak

2. Ya

b Apakah makanan yang disediakan selalu bervariasi

1. Tidak

2. Ya

c Frekuensi makan balita:

1. <3 x

2. >3 x

d Bagaimana susunan menu makanan yang sering diberikan kepada balita ibu?

1. Nasi saja

2. Nasi, lauk dan sayur

3. Nasi, lauk, sayur dan buah

4. Lain-lain…

8. Siapa yang biasa memberi makan balita? 1. Pengasuh

2. Ibu

3. Lain-lain, sebutkan

10. Apakah balita suka jajan? Bila tidak langsung ke pertanyaan 14

1. Ya

2. Tidak

11. Jajanan apa saja yang biasanya dibeli?

Page 143: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

12. Siapa yang memilih jenis jajanan yang dibeli?

1. Balita

2. Ibu/pengasuhan

3. Lain-lain, sebutkan

13. Dalam 1 hari berapa rupiah yang dihabiskan untuk jajan balita anda?

14. Dalam seminggu seberapa sering makanan untuk balita di masak di rumah

1. < 3 kali

2. > 3 kali

3. Lain-lain, sebutkan

15. Apakah balita ibu selalu sarapan pagi? 1. Ya

2. Tidak

B. PENGASUHAN BALITA

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ayah balita ikut berperan dalam mengasuh balita?

1. Tidak- lanjut pertanyaan 3

2. Ya

2. Berapa jam waktu yang dihabiskan ayah balita dalam satu hari bersama balita?

1. < 1 jam

2. > 2 jam

3. Apakah ibu mengawasi balita ketika bermain? 1. Tidak

2. Ya

4. Siapa yang mengasuh balita ibu ketika ibu sedang berpergian? (pengasuh ke dua)

1. Tetangga

2. Ayah, kakak/saudara kandung, nenek

Page 144: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

5. Apa yang ibu lakukan jika balita berbuat salah? 1. Dibiarkan, dimarahi

2. Dinasehati

6. Apa yang ibu lakuakn jika balita ibu berbuat sesuatu yang baik?

1. Dibiarkan

2. Dipuji, diberikan hadiah

7. Apakah ibu sering mengajak anak ibu bermain? 1. Tidak

2. Ya

C. PERILAKU KEBERSIHAN

No. Pertanyaan Jawaban

1. Berapa kali ibu memotong kuku balits ibu dalam semingu?

1. Tidak pernah

2. 1 x seminggu

2. Berapa kali balita ibu mandi dalam sehari? 1. < 2 x seminggu

2. > 2 x sehari

3. Apakah setiap mandi balita ibu selalu menggunakan sabun?

1. Tidak

2. Ya

4. Berapa kali balita ibu menggosok gigi dalam sehari? 1. < 2 x seminggu

2. > 2 x sehari

5. Apakah balita ibu selalu mengganti pakaian setiap hari?

1. Tidak

2. Ya

6. Apakah setiap keluar rumah balita ibu selalu menggunakan alas kaki?

1. Kebun, kali

2. Kakus/Wc

7. Dimana biasanya balita ibu buang air besar? 1. Tidak

2. Ya

Page 145: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

8. Apakah setelah buang air besar, ibu/balita cuci tangan?

1. Tidak

2. Ya

9. Apakah setiap sebelum makan ibu/ balita cuci tangan?

1. Tidak

2. Ya

10. Apakah setiap sesudah makan ibu/ balita cuci tangan?

1. Tidak

2. Ya

11. Apakah saluran air limbah tertutup 1. Tidak

2. Ya

12. Apakah jarak sumber air bersih memenuhi syarat > 10 meter

1. Tidak

2. Ya

D. PENCARIAN& PEMBERIAN PERAWATAN KESEHATAN

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah balita ibu pernah mengalami sakit dalam 1 bulan terakhir?

1. Ya

2. tidak

2. Apakah balita ibu pernah mengalami flu, batuk dan pilek dalam 1 bulan terakhir?

1. Ya

2. tidak

3. Apakah balita ibu pernah mengalami demam dalam 1 bulan terakhir?

1. Ya

2. tidak

4. Apakah balita ibu pernah mengalami diare dalam 1 bulan terakhir?

1. Ya

2. tidak

5. Apa yang pertama kali ibu lakukan pada saat balita menderita panas?

1. Diberi obat tradisional

2. Diberi obat penurun panas

Page 146: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

6. Bila dalam 3 hari suhu tubuh balita tidak turun apa yang ibu lakukan?

1. Di bawa ke orang pintar

2. Di bawa ke dokter

7. Dalam 3 nulan terakhir apakah balita dibwa ke posyandu?

1. Tidak

2. Ya

8. Apakah imunisasi dasar balita lengkap 1. Tidak

2. Ya

Page 147: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran III

LEMBAR OBSERVASI

No. Sasaran Observasi Ada Tidak Keterangan

1. Asupan Zat Gizi

2. Pemberian Makan

3. Pengasuhan Balita

4. Kebersihan Balita

5. Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

6. Kehadiran

7. SDM

8. Waktu

9. Kebutuhan Sasaan

10. Sarana

11. Pelaksanaan

Page 148: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran IV

HASIL DATA SEKUNDER

“ PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA

PONDOK JAYA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2010”

Keterangan* No Data Skunder Sumber data

Ada Tidak

1.

Laporan perkembangan status gizi a. Persentase Penderita gizi buruk di

Desa Pondok Jaya b. Persentase Penderita gizi buruk

yang terehabilitasi

Puskesmas Sepatan

2.

Laporan gambaran perilaku awal dan perubahan perilaku

a. Persentase Pemberian makan

b. Persentase Perilaku Pengasuhan

c. Persentase Perilaku Kebersihan

d. Persentase Perilaku Mencari Pelayanan Kesehatan

Puskesmas Sepatan

3. Asupan zat gizi balita sebelum program Puskesmas Sepatan

4 Data Kehadiran Balita Kader Puskesmas

5. Dana Program Pos Gizi Puskesmas Sepatan

Page 149: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

6. Waktu yang dibutuhkan Puskesmas Sepatan

7. Misi Program Pos Gizi Puskesmas Sepatan

Page 150: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran V

Pedoman Wawancara Mendalam

Bagi Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas dan Kader Kesehatan

“PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA

PONDOK JAYA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2010”

Tanggal :

Nama Pewawancara :

Karakteristik Informan

1. Nama Informan :

2. Pendidikan Terakhir :

3. Tempat / tanggal lahir :

4. Alamat Informan :

5. Telepon :

Pertanyaan

A. EFEKTIVITAS 1. Bagaimana menurut ibu efektivitas program Pos Gizi dalam merubah

status gizi balita, pengasuhan balita, kebersihan balita, pencarian dan pemberian perawatan balita dan asupan zat gizi balita?

B. EFISIENSI 1. Bagaimana gambaran dana yang tersedia untuk program Pos Gizi? apakah

efisien? 2. Bagaimana gambaran tenaga yang digunakan dalam pelaksanaan program

Pos Gizi?apakah efisien? 3. Berapa lamakah jangka waktu pelaksanaan kegiatan program?apakah

sesuai dengan yang direncanakan?

C. KECUKUPAN 1. Bagaimana gambaran sarana program Pos Gizi? apakah sudah mencukupi

dalam kelancaran program? 2. Bagaiman gambaran pelaksanaan program Pos Gizi?

Page 151: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

D. KESESUAIAN 1. Sebutkan misi program Pos Gizi? adakah anggaran program Pos Gizi? 2. Apakah program yang dilaksanakan sudah sesuai dengan misi?jelaskan!

Page 152: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran VI

Pedoman Wawancara Mendalam Bagi Ibu Balita

“ PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA

PONDOK JAYA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2010”

Tanggal :

Nama Pewawancara :

Karakteristik Informan

1. Nama Informan :

2. Pendidikan Terakhir :

3. Tempat / tanggal lahir :

4. Alamat Informan :

5. Telepon :

Pertanyaan

A. EFISIENSI 1. Bagaimana gambaran dana yang tersedia pada program Pos Gizi? apakah

efisien? 2. Bagaimana gambaran tenaga yang digunakan dalam pelaksanaan program

Pos Gizi?apakah efisien? 4. Berapa lamakah jangka waktu pelaksanaan kegiatan program?apakah

sesuai dengan yang direncanakan?

B. KECUKUPAN

1. Apakah anda merasa puas dengan program Pos Gizi ini? Bagaimana dengan kebutuhan ibu apakah program ini cukup dalam memenuhi kebuutuhan ibu?

2. Bagaimana gambaran sarana program Pos Gizi? apakah sudah mencukupi dalam kelancaran program?

3. Bagaiman gambaran pelaksanaan program Pos Gizi?

Page 153: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran VII

Formulir Metode recall 24 jam

Hari ke:…..

Bahan Makanan

Banyaknya

Waktu Makan Nama Masakan Jenis

URT g Pagi/jam

Siang/jam

Malam /jam

Page 154: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran VIII

MATRIKS PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA

PONDOK JAYA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2010

No. Variabel Informan Utama A Informan Pendukung Ibu B1 Informan Pendukung Ibu B2 Informan Kader C1 Informan Pendukung C2 1. Penilaiaan Status Gizi - Efektif dalam merubah

status gizi - Sebagian besar status gizi

peserta terehabilitasi

- - - Efektif - Berat badan sebagian

besar peserta bertambah

- Efektif - Sebagian besar peserta

bertambah berat badan

2. Asupan Zat Gizi - Efektif - Adanya kegiatan PMT

untuk memperbaiki asupan zat gizi salah satunya

- - - Efektif - Diberi pengetahuan

tentang makanan yang bergizi

- Efektif - Dikenalkan berbagai

macam makanan yang kaya akan zat gizi

3. Pemberian Makan - Pemberian makan bervariasi

- Cara makan dengan bernyanyi dalam menumbuhkan selera

- - - Efektif - Selera makan anak

meningkat

- Adanya kontak mata pada saat menyuapi

- Bernyanyi cara efektif menumbuhkan selera makan

4. Pengasuhan Balita - Efektif - Penigkatan dalam

membagi tugas pengasuhan dengan ayah dan melatih vokalisasi

- - - Efekitif - Bermain sambil

menyanyi

- Efektif - Saat di rumah, ayah ikut

mengasuh balitanya

5. Kebersihan Balita - ada kuku balita panjang - - - Kuku balita yang panjang - Masih ada balita yang tidak menggunakan alas kaki

6. Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

- Masih ada yang berobat ke selain medis

- - - Imunisasi kurang lengkap

- Imunisasi ada yang belum lengkap

7. Kehadiran - Masih ada peserta ibu yang tidak hadir

- Acara

- - - Masih ada peserta ibu tidak hadir

- Anak sakit atau ada resepsi pernikahan

- Ada ibu yang tidak hadir dikarenakan anak sakit

8. Kebutuhan Sasaran - Berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya

- Sesuai kebutuhan - Rajin makan - Puas dan senang

- Status gizi anak naik - Sesuai dengan yang

diburuhkan - Cukup

- -

9. Sarana - Cukup - Cukup - Cukup - Cukup - Cukup

Page 155: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

- Alat masak sudah tersedia - Alat makan bawa dari

rumah 10. Pelaksanaan - Di rumah warga/ kader

yang strategis - Berkumpul bersama - Menyanyi - Makan bersama - Penyuluhan - Cukup sesuai yang

direncanakan

- Menentukan tempat memasak

- Penyuluhan dan pesan-pesan kesehatan disampaikan

- Kader mengawasi - Cukup

- Masak bersama - Makan bersama - Snack - Pesan-pesan kesehatan - Penyuluhan - Penimbangan - Cukup

- Bentuk jadwal piket - 1 hari 2 orang yang

masak - Kader memantau - Ada penyuluhan - Cukup

- Pemeriksaan antropometri - Masak bersama - Pemeriksaan kesehatan - Pengobatan - Suplemen zink - Penyuluhan - Cukup

11. Misi - Tidak ada misi khusus - Misi yang dipakai misi

Puskesmas - Sesuai

- - - Sesuai - Program ini memakai

misi Puskesmas

- Tidak punya misi - Misi Puskesmas - Sesuai antara misi dengan

program

Page 156: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

Lampiran IX

ANALISIS UNIVARIAT

1. Variabel Asupan Zat Gizi

Asupan Energi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent buruk 5 20.8 20.8 20.8 baik 19 79.2 79.2 100.0

Valid

Total 24 100.0 100.0

Asupan Protein

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent buruk 1 4.2 4.2 4.2 baik 23 95.8 95.8 100.0

Valid

Total 24 100.0 100.0

2. Variabel Pemberian Makan

Pemberian Makan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent buruk 6 25.0 25.0 25.0 baik 18 75.0 75.0 100.0

Valid

Total 24 100.0 100.0

3. Variabel Pengasuhan Balita

Pengasuhan Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent buruk 4 16.7 16.7 16.7 baik 20 83.3 83.3 100.0

Valid

Total 24 100.0 100.0

4. Variabel Kebersihan Balita

Kebersihan Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent buruk 10 41.7 41.7 41.7 baik 14 58.3 58.3 100.0

Valid

Total 24 100.0 100.0

Page 157: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

5. Variabel Pencarian Dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Pencarian dan Pemberian Perawatan Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent buruk 6 25.0 25.0 25.0 baik 18 75.0 75.0 100.0

Valid

Total 24 100.0 100.0

6. Variabel Kehadiran

Kehadiran Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent buruk 16 66.7 66.7 66.7 baik 8 33.3 33.3 100.0

Valid

Total 24 100.0 100.0

Page 158: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 159: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 160: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 161: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 162: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 163: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 164: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 165: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …
Page 166: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

 

 

  

Page 167: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

 

 

 

 

 

  

Page 168: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

 

 

 

 

 

  

Page 169: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …

 

 

 

 

  

Page 170: PENILAIAN KEBERMANFAATAN PROGRAM POS GIZI DI DESA …