40
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Burhan Nurgiyantoro Burhan Nurgiyantoro FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta 7 Januari 2008 7 Januari 2008

PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

  • Upload
    donagh

  • View
    295

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Burhan Nurgiyantoro FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta 7 Januari 2008. PENDAHULUAN. KBK mulai diberlakukan pada 2004 ( Kurikulum 2004 ) KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi Tiga fokus KBK: - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIABAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Burhan NurgiyantoroBurhan NurgiyantoroFBS/PPs Universitas Negeri YogyakartaFBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta

7 Januari 20087 Januari 2008

Page 2: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENDAHULUANPENDAHULUAN KBK mulai diberlakukan pada 2004 (KBK mulai diberlakukan pada 2004 (Kurikulum 2004Kurikulum 2004)) KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan

seperangkat kompetensiseperangkat kompetensi Tiga fokus KBK:Tiga fokus KBK:

– Penentuan kompetensiPenentuan kompetensi– Pengembangan silabusPengembangan silabus– Pengembangan penilaian hasil belajarPengembangan penilaian hasil belajar

Penilaian menduduki peran pentingPenilaian menduduki peran penting Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK)Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK) Kontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasarKontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasar Kini BSNP (Kini BSNP (Badan Standar Nasional PendidikanBadan Standar Nasional Pendidikan) )

mengembangkan KTSP (mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kurikulum 2007Kurikulum 2007): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan ): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)(SKL) dan Standar Isi (SI)

KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi KBK di sekolahKBK di sekolah

Page 3: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Komponen PenilaianKomponen Penilaian Komponen penilaian: Komponen penilaian: (1) informasi, (2) pembuatan (1) informasi, (2) pembuatan

pertimbangan, pertimbangan, dandan (3) pembuatan keputusan (3) pembuatan keputusan InformasiInformasi: kemampuan, keterampilan, tingkah : kemampuan, keterampilan, tingkah

laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain diperoleh lewat pengukurandiperoleh lewat pengukuran

Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan, Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan, objektivitas, dan ketepatan pembuatan objektivitas, dan ketepatan pembuatan pertimbangan dan pengambilan keputusanpertimbangan dan pengambilan keputusan

PertimbanganPertimbangan: estimasi kondisi dan penampilan : estimasi kondisi dan penampilan kini dan prediksi kondisi dan penampilan kini dan prediksi kondisi dan penampilan mendatangmendatang

Pengambilan keputusanPengambilan keputusan: pemilihan di antara : pemilihan di antara sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.

Pengambilan keputusan diikuti oleh tindakanPengambilan keputusan diikuti oleh tindakan

Page 4: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Langkah PenilaianLangkah Penilaian Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di

kurikulum)kurikulum) Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat, Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat,

revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi)pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi)

Tulis soal ujianTulis soal ujian Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar

pengamatan), revisipengamatan), revisi Uji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tesUji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tes PenyekoranPenyekoran Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan

indeks reliabilitasindeks reliabilitas Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi, Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi,

bank soal)-remidial, pengayaan, akselerasibank soal)-remidial, pengayaan, akselerasi

Page 5: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENILAIAN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSIBERBASIS KOMPETENSI

Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar • Kompetensi: pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai

dasar yang terrefleksi dalam berpikir dan bertindak• Kompetensi: seperangkat tindakan cerdas untuk

berpikir dan bertindak• Standar kompetensi: batas dan arah kemampuan yang

harus dikuasai• Kompetensi dasar: kemampuan minimal yang harus

dikuasai dan dijabarkan langsung dari standar kompetensi

• Penilaian standar kompetensi lewat kompetensi dasar• Penilaian kompetensi dasar lewat indikator

Page 6: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Pengembangan IndikatorPengembangan Indikator

Indikator:• dijabarkan langsung dari kompetensi dasar• ciri, perbuatan, tanggapan yang ditunjukkan siswa• berupa kata-kata kerja operasional• petunjuk tingkah laku bukti hasil belajar• cakupan bahan lebih sempit dibanding kompetensi dasar• pengembangannya diserahkan kepada kreativitas guru• untuk menilai pencapaian kompetensi dasar• sebagai dasar membuat soal, tugas, pertanyaan, atau

perintah• satu indikator dapat terdiri dari satu atau beberapa soal• Cakupan ranah: kognitif, afektif, psikomotorik

Page 7: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Sistem Pengujian BerkelanjutanSistem Pengujian Berkelanjutan

• Pengujian berbasis kompetensi menganut sistem pengujian berkelanjutan

• Sistem pengujian berkelanjutan: semua indikator harus ada soalnya, hasil ujian dianalisis, dan ada tindak lanjut (selama ini hal ini masih menjadi kendala para guru baik karena kemauan maupun kemampuan)

• Perlu dikembangkan kisi-kisi untuk rencana pengujian satu semester/tahun

• Kolom kisi-kisi yang harus diisi: (i) kompetensi dasar, (ii) materi pokok dan uraian materi, (iii) pengalaman belajar, (iv) indikator, (v) jenis tagihan, (vi) bentuk tagihan, (vii) waktu, (viii) sumber/bahan/alat

Page 8: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Telaah Soal

• Telaah soal dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas alat tes yang telah disusun sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai sebuah alat ukur

• Telaah soal dilakukan dengan mencermati berbagai aspek (materi, konstruksi, bahasa) untuk menemukan berbagai kekurangan/kekeliruan untuk kemudian merevisinya

• Untuk keperluan telaah soal telah tersedia rambu-rambu yang dapat dijadikan acuan

• Rambu-rambu yang dimaksud berbeda untuk tiap bentuk tes (pilihan ganda, penjodohan, isian singkat, uraian)

• Namun, pada prinsipnya kesemuanya terdiri atas unsur materi, konstruksi, dan bahasa

• Sebuah butir soal dinyatakan baik (layak diujikan) jika kesemua butir instrumen analisis (subranah) memenuhi persyaratan

• Jika ada satu atau sejumlah subranah yang tidak memenuhi persyaratan, butir soal yang bersangkutan harus direvisi atau bahkan diganti

Page 9: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Contoh Telaah Soal Bentuk Pilihan Ganda

Butir Soal

Jenis Persyaratan 1 2 ... n

A. Materi 1. Butir soal sesuai dengan indikator √ √

2. Hanya ada satu kunci jawaban benar √

3. Isi materi sesuai dgn tujuan pengukuran √

4. Isi materi sesuai dgn tk kelas/jenj. pend. √

5. Butir pengecoh berfungsi dengan baik -

B. Konstruksi 6. Pokok soal dirumuskan dengan jelas √

7. Pilihan jawaban dirumuskan dengan jelas √

8. Pokok soal tdk mengarah ke jawbn benar √

9. Tidak ada bentuk negatif ganda √

10. Pilihan jawaban homogen √

11. Panjang pilihan jawbn kurang lebih sama √

12. Antarbutir soal tdk brgntng satu sama lain √

13. Pilihan dlm bentuk angka/waktu diurutkan √

C. Bahasa 14. Rumusan bahasa komunikatif √

15. Kalimat gramatikal √

16. Kalimat tidka bermakna ganda √

17. Kosakata baku/umum/netral √

Page 10: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Telaah Hasil Pengukuran• Untuk keperluan tindak lanjut pembelajaran, hasil

pengukuran harus dianalisis (: sistem pengujian berkelanjutan)

• Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar (artinya juga: indikator) mana saja yang sudah dikuasai siswa dan mana yang belum

• Berdasarkan hasil telaah itu dapat ditentukan tindak lanjut yang perlu diambil: perlu program remidial, penguatan/pengayaan, atau yang lain (akselerasi)

• Sebuah indikator dan KD dinyatakan dikuasai oleh siswa jika tingkat penguasaannya minimal 75%

• Indikator-indikator (KD) tertentu yang masih rendah tingkat ketercapaiannya haruslah kembali “dibelajarkan” lewat program remidial

• Siswa yang tingkat pencapaiannya masih di bawah standar minimal harus diberi program remidial, sedang yang sudah memenuhi diberi program pengayaan

• Intinya, ada umpan-balik pembelajaran berdasarkan hasil pengukuran sebelumnya, dan untuk itu analisis soal ujian menjadi sebuah keniscayaan

Page 11: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lanjutan…

• Telaah hasil pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jmlah jawaban benar per soal, per indikator, dan per kemampuan dasar

• Contoh: KD 1 ada 7 soal, yang terdiri dari 3 indikator yang masing-masing dengan jumlah 2, 3, dan 3 butir soalJumlah jawaban benar 3 indikator masing-masing adalah: 2, 2, 2 sehingga semuanya 6 buahUntuk KD tersebut ada 6 buah jawaban yang benar, atau sebesar 75%Jadi, pencapaian kompetensi terhadap KD tersebut telah memenuhi persyaratan minimal, dan karenanya siswa dapat dianggap telah menguasainyaNamun, terhadap 2 buah jawaban yang salah perlu juga mendapat perhatian, misalnya ditingkatkan dengan memberikan tugas-tugas remedialProsedur yang sama juga dilakukan untuk menghitung capaian siswa dalam satu kelas, dan hasilnya untuk menentukan tingkat capaian kompetensi oleh siswa sekelas itu

Page 12: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Contoh Telaah Hasil Pengukuran Seorang Siswa

No. Kemampuan Dasar

Indikator

(Jml Soal)

Jumlah Butir (KD)

Jumlah Betul

Persentase Capaian

Pengua-saan

Keterangan

1. 1) 2

2) 3

3) 3

8 6 75 √

2.

..

(60) 60 48 80 √

Page 13: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Analisis Butir Soal (Item Analysis) Analisis butir soal adalah estimasi kualitas butir-butir soal sebuah alat

tes; menguji efektivitas butir-butir soal Alat tes yang baik didukung oleh butir-butir yang baik, efektif, dapat

dipertanggungjawabkan Ada kesejajaran antara tinggi rendahnya indeks reliabilitas (teknik

konsistensi internal) dan jumlah butir soal yang baik Indeks reliabilitas yang tinggi, pasti akan tinggi pula jumlah butir yang

baik; juga sebaliknya Kerja analisis butir soal bisa mengikuti teori pengukuran klasik atau

teori pengukuran modern (teori respon butir) Dalam teori pengukuran klasik, analisis butir soal menyangkut tiga

macam hal: tingkat kesulitan, daya beda, dan efektivitas distraktor Dalam teori respon butir juga ada tiga hal: tingkat kesulitan (model

satu parameter), tingkat kesulitan dan daya beda (model dua parameter), dan kedua hal itu ditambah unsur tebakan (model tiga parameter)

Teori pengukuran klasik mempunyai banyak kelemahan, tetapi persyaratan ringan dan praktis

Pembicaraan di bawah dibatasi pada teori pengukuran klasik

Page 14: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

a. Analisis Tingkat Kesulitan Butir

Kerja analisis ini menghasilkan indeks tingkat kesulitan (ITK, Item Difficulty, Item Facility)

ITK menunjukkan seberapa sulit (mudah) sebuah butir soal bagi kelompok siswa yang dikenai uji coba

ITK diperoleh dengan menghitung proporsi jawaban benar; dapat dihitung secara manual, tabel (item analysis table), tetapi secara mudah dapat dihitung dengan komputer: program Iteman

ITK berkisar antara 0,00 ─ 1,00; indeks 0,00 berarti semua siswa menjawab salah (soal amat sulit), 1,00 berarti semua menjawab benar (soal amat mudah)

ITK yang diterima: 0,20 ─ 0,80; di luar indeks itu sebuah butir soal ditolak karena terlalu sulit atau mudah

Kategori ITK: 0,20 ─ 0,40: sulit; 0,41 ─ 0,60: sedang; dan 0,61 ─ 0,80: mudah Jumlah butir soal yang terbanyak dalam sebuah alat tes

sebaiknya yang berkategori sedang

Page 15: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

b. Indeks Daya Beda

Kerja analisis ini menghasilkan indeks daya beda (IDB, Item Discrimination)

IDB merupakan sebuah estimasi yang menunjukkan seberapa besar sebuah butir soal mampu membedakan siswa kelompok tinggi dengan kelompok rendah

IDB dapat dihitung dengan rumus secara manual, tabel, atau dengan komputer program Iteman bersamaan dengan ITK

IDB berkisar antara -1,00 ─ 1,00; indeks -1,00 berarti semua siswa kelompok rendah menjawab benar sebuah butir soal dan siswa kelompok tinggi semua menjawab salah; demikian sebaliknya

IDB yang diterima minimal 0,25; untuk tes buatan sendiri dan dipakai untuk menguji siswa sendiri IDB 0,20 masih ditoleransi

Butir soal yang IDB-nya negatif harus didrop karena menyalahi logika (siswa kelompok tinggi menjawab salah, sedang kelompok rendah malah menjawab benar)

Sebuah butir soal dinyatakan layak (oke) jika ITK dan IDB sama-sama memenuhi persyaratan; jika salah satu saja tidak memenuhi persyaratan, butir soal itu dinyatakan gugur

Page 16: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Penilaian Proses dan ProdukPenilaian Proses dan Produk

KBK (KTSP) menekankan pentingnya penilaian proses dan produk sekaligus

Penilaian proses: penilaian yang dilakukan ketika pembelajaran masih berlangsung

Penilaian proses juga disebut sebagai penilaian kelas Contoh penilaian proses: kuis, pertanyaan lisan di kelas,

pemberian tugas di kelas, latihan-latihan, PR, ulangan harian

Penilaian produk: penilaian yang dilakukan di akhir program: ujian sistem blok, ulangan umum bersama, ujian nasional

Penilaian produk lazimnya dilakukan secara tertulis Penilaian kinerja sebaiknya dilakukan di tengah proses

pembelajaran, kecuali berbagai faktor pendukungnya siap (tempat, waktu, tenaga, biaya)

Page 17: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

RANAH PENILAIAN HASIL BELAJAR

• Tiga ranah penilaian: kognitif, afektif, psikomotorik• Ketiganya ditemukan dalam hasil belajar semua mata

pelajaran: beda intensitas• Mata pelajaran teoretis menekankan hasil ranah

kognitif, mata pelajaran praktik menekankan psikomotorik

• Dalam ranah kognitif dan psikomotorik selalu terkandung afektif

• Penilaian hasil belajar harus melibatkan ketiga ranah dengan intensitas yang sesuai dengan karakteristik tiap mata pelajaran

• KBK (KTSP) juga menekankan capaian ranah psikomotorik (kinerja) dan afektif

Page 18: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lanjutan ranah…Lanjutan ranah… Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan

pada ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lainpada ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lain KTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerjaKTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerja Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program

pembelajaranpembelajaran Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu

berbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesiaberbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesia Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja

itu harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia itu harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia (kompetensi komunikatif)(kompetensi komunikatif)

Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra (kompetensi literer)(kompetensi literer)

Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa dan bersastra benardan bersastra benar

Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian kinerja berupa kemampuan berbahasa (kompetensi kinerja berupa kemampuan berbahasa (kompetensi komunikatif)komunikatif)

Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan berapresisiberapresisi

Page 19: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Pengembangan Alat Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Kognitif BSIEvaluasi Ranah Kognitif BSI

Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir, Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir, kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis tentang sistem bahasa dan sastratentang sistem bahasa dan sastra

Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman, Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)

Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif tingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikirtingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikir

Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswadengan tingkat perkembangan kognitif siswa

Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang pemahaman sampai evaluasi (2-6)pemahaman sampai evaluasi (2-6)

Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian singkat), uraian-objektif, dan uraian (esaisingkat), uraian-objektif, dan uraian (esai))

Page 20: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lanjutan Ranah Kognitif…Lanjutan Ranah Kognitif…

Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah aspek kinerjayang lebih penting lagi adalah aspek kinerja

Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya kompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistikkompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistik

Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh menyamai jumlah soal/tugas kinerjamenyamai jumlah soal/tugas kinerja

Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra sepanjang hal itu dimungkinkansepanjang hal itu dimungkinkan

Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau diprasyarati oleh kemampuan berpikirdiprasyarati oleh kemampuan berpikir

Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja membacamembaca

Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait dengan teks-teks kesastraan secara langsungdengan teks-teks kesastraan secara langsung

Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak, Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak, berbicara, dan menulisberbicara, dan menulis

Page 21: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Langkah Pengembangan Alat Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Ranah KognitifEvaluasi Ranah Kognitif

Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikanTentukan kompetensi dasar yang akan diujikan Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan Kembangkan indikator-indikatorKembangkan indikator-indikator Tentukan lama waktu ujian dan jumlah soalTentukan lama waktu ujian dan jumlah soal Buat kisi-kisi pengujianBuat kisi-kisi pengujian Tulis butir-butir soalTulis butir-butir soal Telaah soal oleh sejawat dan diikuti revisiTelaah soal oleh sejawat dan diikuti revisi Ujikan di kelasUjikan di kelas Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah

dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan minimal 75%minimal 75%

Kembangkan bahan remidial dan pengayaanKembangkan bahan remidial dan pengayaan Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya

beda (IDB)beda (IDB)

Page 22: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Kinerja BSI

Ranah performansi, kinerja (psikomotor) berkaitan dan atau melibatkan aktivitas fisik

Semua mata pelajaran mengandung ranah ini, hanya beda intensitas

Mata pelajaran BSI: kinerja kebahasaan lazimnya dikaitkan dengan empat kemampuan berbahasa: menyimak dan membaca (aktif-reseptif) dan berbicara dan menulis (aktif-produktif)

Tes/tugas-tugas kinerja/performansi BSI: tes/kinerja/performansi keempat kemampuan berbahasa dan bersastra

Di dalam lima macam kinerja tersebut sebenarnya faktor kognitif juga amat berperan, baik dalam hal kebahasaan maupun nonkebahasaan (misal: gagasan)

Kinerja bahasa yang paling intensif adalah berbicara Bagi siswa TK + SD: membaca dan menulis juga intensif

melibatkan aktivitas motorik

Page 23: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lanjutan alat evaluasi… Tugas-tugas kinerja kebahasaan dan kesastraan akan lebih

praktis jika pengukuran capaiannya dilakukan dalam tes proses Pengukuran keempat kemampuan berbahasa dan bersastra

sebaiknya tidak bersifat diskret atau saling terpisah satu dengan yang lain

Tes kinerja bahasa harus secara konkret bertujuan menunjang fungsi komunikatif bahasa

Dalam satu kali tes kemampuan berbahasa, sebaiknya ada satu atau lebih kemampuan lain yang juga terlibat

Misalnya, dalam tes/tugas menyimak juga dilibatkan kinerja kemampuan berbicara (“menceritakan kembali apa yang didengar”) dan menulis (“menuliskan saripati yang didengar”)

Hal yang sama juga berlaku untuk tes kemampuan bersastra yang mesti diikuti oleh unjuk kerja kemampuan berbahasa

Tes kemampuan aktif-produktif potensial untuk menghasilkan bahasa yang otentik, yang merupakan bahasa produk siswa sendiri

Tes bahasa otentik merupakan salah satu hal penting dalam KTSP

Page 24: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Tes Kemampuan Menyimak Kemampuan menyimak adalah kemampuan memahami

gagasan yang disampaikan secara lisan oleh pihak lain, baik langsung maupun lewat media tertentu

Maka, tes menyimak harus memberi tugas siswa untuk benar-benar mendengarkan bahasa dan siswa diminta menampilkan kemampuannya

Kemampuan apa yang diungkap tergantung indikator yang dikembangkan dan itu mesti lewat saluran (kinerja) lisan dan tertulis

Tes menyimak dalam proses menjadi bagian dari strategi pembelajaran, misalnya yang berupa pemberian latihan-latihan tertentu

Tes menyimak untuk ujian khusus (misalnya untuk ujian akhir semester) harus disiapkan sedemikian rupa, mulai dari wacana, bentuk soal/tugas, bagaimana cara menjawab, dll sampai managemen waktu dan cara koreksi

Penentuan jawaban benar siswa haruslah dilihat dari ketepatan gagasan dan bahasa (jadi bersifat pragmatis)

Page 25: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Tes Kemampuan Membaca Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami

gagasan yang disampaikan secara tertulis Tes/tugas membaca mengharuskan siswa untuk benar-

benar membaca teks dan memahami gagasan yang ada Jawaban benar soal tes/tugas hanya dapat diketahui setelah

siswa membaca, maka tidak benar memilih wacana-tes yang isinya telah diketahui umum

Tes/tugas membaca dalam proses menjadi bagian integral dari PBM yang berupa latihan-latihan; hal itu dapat diintegrasikasikan dengan tugas berbicara dan menulis

Tes/tugas membaca dalam ujian akhir perlu disiapkan mulai dari pemilihan wacana, bentuk soal, bentuk jawaban, yang sesuai dengan indikator, sampai dengan cara koreksi, penyekoran, dan managemen waktu, serta tindak lanjut

Dalam sebuah tes membaca, sebaiknya terdapat sejumlah wacana (pendek) yang diteskan dan berbeda karakteristiknya (ragamnya)

Tugas/ujian membaca juga mencakup membaca nyaring, indah, sastra, dll.

Page 26: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Tes Kemampuan Berbicara Kemampuan berbicara adalah kemampuan mempergunakan

bahasa lisan dengan baik dan benar; untuk keperluan pembelajaran tekanan pada produksi bahasa yang benar

Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk berbicara

Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan

Ujian bahasa lazimnya tertulis, maka harus ada waktu khusus untuk mengukur kemampuan berbicara karena membutuhkan waktu lama

Misalnya, ujian berbicara dilakukan sebelum ujian tertulis diselenggarakan

Perlu persiapan khusus mulai dari bentuk tes berbicara, urutan siswa per siswa berbicara, pedoman pengamatan/penyekoran, managemen waktu, dll

Perlu ada pedoman khusus untuk menilai kinerja berbicara siswa; salah satu contoh pedoman itu diberikan di bawah

Page 27: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan BerbicaraBerbicara

No.No.Nama Nama SiswaSiswa

Aspek yang DinilaiAspek yang Dinilai

Jumlah Jumlah SkorSkor

Keakuratan Keakuratan InformasiInformasi

Hubungan Hubungan Antar-Antar-informasiinformasi

Ketepatan Ketepatan Struktur Struktur & & KosakataKosakata

Kelan-Kelan-carancaran

Kewajaran Kewajaran Urutan Urutan WacanaWacana

Gaya Gaya Pengu-Pengu-capancapan

1.1. 2020 2020 3030 1010 1010 1010

2.2.

3.3.

Page 28: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Tes Kemampuan Menulis Kemampuan menulis adalah kemampuan membahasakan

gagasan secara tertulis dengan ejaan yang benar Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka

siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk menulis

Ada banyak model tugas yang harus dikerjakan siswa, a.l:menulis suatu wacana dengan ejaan yang benar (model tugas dapat bervariasi, misalnya dengan menuliskan kembali sebuah wacana dan memperbaiki ejaan yang sengaja dibuat salah)membuat kalimat dengan pola-pola tertentumembuat jenis-jenis paragraf tertentumembuat berbagai jenis suratmembuat rangkuman dan ikhtisar bacaanmenuliskan kembali isi suatu acara tertentu yang ditayangkan televisimengarang bebas dengan topik tertentu; dll

Page 29: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lanjutan Tes Kemamapuan Menulis

Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan

Misalnya untuk tugas-tugas sehari-hari mulai dari menulis pendek sampai membuat laporan dan mengarang bebas

Perimbangan besaran perbandingan antara komponen gagasan/isi dan bahasa untuk membuat laporan dan atau mengarang bebas tergantung level pendidikan (SMP, SMA, S1, S2, S3)

Misalnya, gagasan : bahasa = 30:70; 35:65; 40:60; 50:50; 60:40; 70:30; 75:25

Perlu ada pedoman khusus untuk menilai hasil tugas menulis siswa, dan untuk keperluan itu ada banyak model

Pemilihan suatu model terserah kepada guru, tetapi penggunaan model itu memang disarankan antara lain untuk menjaga objektivitas penyekoran

Page 30: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Contoh Salah Satu Model Penyekoran Karangan(Juga untuk Portofolio)

Karangan ke-:

No.Nama Siswa

Skor dan Aspek yang Dinilai

IsiOrganisasi

IsiStruktur Bahasa

Pilihan Kata

Ejaan Jumlah Skor

1. 20 15 30 20 10

2.

3.

Page 31: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Kinerja BahasaKinerja Bahasa

• Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (dari standar kompetensi)

• Buat deskripsi bahan• Kembangkan indikator-indikator kinerja bahasa

dan bersastra yang dimaksud• Buat tugas, perintah, atau pertanyaan yang harus

dilakukan atau dijawab oleh siswa; sebaiknya dibiasakan dibuat secara tertulis dan kemudian disuruh baca sejawat sebagai reviewer

• Buat pedoman pengamatan atau penilaian yang sesuai dengan tugas untuk memberikan skor (atau pilih mana yang sesuai jika sudah ada)

Page 32: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Penilaian Model PortofolioPenilaian Model Portofolio

• KBK menekankan pentingnya penilaian model portofolio• Portofolio adalah kumpulan karya siswa: karangan, laporan,

karya kreatif, analisis karya, esai, dan tugas-tugas lain• Jadi, portofolio kinerja bahasa juga, tetapi dalam bentuk

tertulis• Kinerja dan portofolio juga mensyaratkan kemampuan

berpikir logis• Portofolio memperlihatkan perkembangan kemampuan

menulis siswa• Untuk memudahkan penilaian portofolio dikelompokkan ke

dalam tugas-tugas tertentu: kelompok karangan, laporan, karya kreatif, esai, dan tugas-tugas lain

• Portofolio untuk siswa juga bisa dibuat oleh guru, misalnya yang menyangkut unsur afektif

• Portofolio untuk anak TK dan SD yang belum bisa menulis juga guru yang membuat

Page 33: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Langkah Penilaian Portofolio

Tentukan kompetensi-kompetensi dasar yang akan diukur tingkat capaian dan kemajuannya

Buat deskripsi bahan pembelajaran Kembangkan indikator-indikator pencapaian kinerja

bahasa dan bersastra Buat tugas atau perintah yang harus dikerjakan

siswa secara tertulis Buat pedoman penilaian yang sesuai dengan tugas Bandingkan skor-skor siswa untuk tiap karya

berikutnya untuk melihat kemajuan yang dicapai Orang tua juga dapat dilibatkan untuk penilaian ini

Page 34: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Tes Kemampuan BersatraTes Kemampuan Bersatra

Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan “berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-“berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks kesastraanteks kesastraan

Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak semata-Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikanlain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikan

Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks kesastraankesastraan

Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan kesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasikesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasi

Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks kesastraankesastraan

Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang dibuatdibuat

Page 35: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lanjutan Tes…Lanjutan Tes…

Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang umumnya singkatyang umumnya singkat

Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya cerpen, certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di luar jam pelajaran sebagai tugas rumahdilakukan di luar jam pelajaran sebagai tugas rumah

Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)

Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentudrama atau baca puisi di tempat tertentu

Hasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapanHasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapan Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan

mematikan motivasi, tetapi lebih mempertanyakan mematikan motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasiargumentasi

Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk ujian objektif (PG)walau dengan bentuk ujian objektif (PG)

Page 36: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Pengembangan Alat Evaluasi Ranah AfektifAfektif

KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka ranah ini juga haruslah mendapat perhatianranah ini juga haruslah mendapat perhatian

Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan nilai-nilai, dllnilai-nilai, dll

Tiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargaiTiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargai Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi

akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimalakan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal Perlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektifPerlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektif Inventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, Inventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara,

angketangket Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud

portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaranportofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan

termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih optimaloptimal

Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, kecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahuikecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahui

Page 37: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Langkah Pengembangan Langkah Pengembangan Instrumen Inventori AfektifInstrumen Inventori Afektif

Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori (misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)

Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, wawancara, atau angketwawancara, atau angket

Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap komponen afektifkomponen afektif

Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)

Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk dibacadibaca

Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor tertinggi 75 dan terendah 15tertinggi 75 dan terendah 15

Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendahatas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah

Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti tindak lanjuttindak lanjut

Page 38: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Contoh Pertanyaan dan Penilaian Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat Angket

No. Pernyataan Skala Penilaian

1. Saya senang pada mata pelajaran BSI 5 4 3 2 1

2. Saya merasa rugi jika tidak ikut mata pelajaran BSI

3. Saya selalu menyediakan waktu belajar untuk mata pelajaran BSI

4. Saya berusaha baik untuk memahami pelajaran BSI

5. Saya berusaha untuk memperoleh buku-buku pelajaran BSI

6. Saya merasakan adanya manfaat yang besar dari mata pelajaran BSI

7. dan seterusnya

Page 39: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Contoh Penilaian Kecenderungan Berperilaku Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat Pengamatan

No. Indikator Perilaku Skala Penilaian

1. Mengikuti pelajaran dengan tekun 5 4 3 2 1

2.Suka mengajak kawan-kawannya untuk berdiskusi dan belajar bersama

3. Ramah dan suka membantu kawannya

4.Menyerahkan tugas-tugas selalu tepat waktu

5.Berdisiplin dan tidak pernah datang terlambat

6. Mengerjakan tugas dan ujian dengan jujur

7. Dan seterusnya

Page 40: PENILAIAN PEMBELAJARAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Akhirul kalam,Selamat Berjuang dan BerkaryaSemoga Allah Meridloi

Terima kasihSalam