Upload
donagh
View
295
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Burhan Nurgiyantoro FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta 7 Januari 2008. PENDAHULUAN. KBK mulai diberlakukan pada 2004 ( Kurikulum 2004 ) KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi Tiga fokus KBK: - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIABAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Burhan NurgiyantoroBurhan NurgiyantoroFBS/PPs Universitas Negeri YogyakartaFBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta
7 Januari 20087 Januari 2008
PENDAHULUANPENDAHULUAN KBK mulai diberlakukan pada 2004 (KBK mulai diberlakukan pada 2004 (Kurikulum 2004Kurikulum 2004)) KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan
seperangkat kompetensiseperangkat kompetensi Tiga fokus KBK:Tiga fokus KBK:
– Penentuan kompetensiPenentuan kompetensi– Pengembangan silabusPengembangan silabus– Pengembangan penilaian hasil belajarPengembangan penilaian hasil belajar
Penilaian menduduki peran pentingPenilaian menduduki peran penting Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK)Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK) Kontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasarKontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasar Kini BSNP (Kini BSNP (Badan Standar Nasional PendidikanBadan Standar Nasional Pendidikan) )
mengembangkan KTSP (mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kurikulum 2007Kurikulum 2007): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan ): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)(SKL) dan Standar Isi (SI)
KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi KBK di sekolahKBK di sekolah
Komponen PenilaianKomponen Penilaian Komponen penilaian: Komponen penilaian: (1) informasi, (2) pembuatan (1) informasi, (2) pembuatan
pertimbangan, pertimbangan, dandan (3) pembuatan keputusan (3) pembuatan keputusan InformasiInformasi: kemampuan, keterampilan, tingkah : kemampuan, keterampilan, tingkah
laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain diperoleh lewat pengukurandiperoleh lewat pengukuran
Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan, Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan, objektivitas, dan ketepatan pembuatan objektivitas, dan ketepatan pembuatan pertimbangan dan pengambilan keputusanpertimbangan dan pengambilan keputusan
PertimbanganPertimbangan: estimasi kondisi dan penampilan : estimasi kondisi dan penampilan kini dan prediksi kondisi dan penampilan kini dan prediksi kondisi dan penampilan mendatangmendatang
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan: pemilihan di antara : pemilihan di antara sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.
Pengambilan keputusan diikuti oleh tindakanPengambilan keputusan diikuti oleh tindakan
Langkah PenilaianLangkah Penilaian Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di
kurikulum)kurikulum) Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat, Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat,
revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi)pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi)
Tulis soal ujianTulis soal ujian Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar
pengamatan), revisipengamatan), revisi Uji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tesUji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tes PenyekoranPenyekoran Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan
indeks reliabilitasindeks reliabilitas Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi, Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi,
bank soal)-remidial, pengayaan, akselerasibank soal)-remidial, pengayaan, akselerasi
PENILAIAN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSIBERBASIS KOMPETENSI
Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar • Kompetensi: pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai
dasar yang terrefleksi dalam berpikir dan bertindak• Kompetensi: seperangkat tindakan cerdas untuk
berpikir dan bertindak• Standar kompetensi: batas dan arah kemampuan yang
harus dikuasai• Kompetensi dasar: kemampuan minimal yang harus
dikuasai dan dijabarkan langsung dari standar kompetensi
• Penilaian standar kompetensi lewat kompetensi dasar• Penilaian kompetensi dasar lewat indikator
Pengembangan IndikatorPengembangan Indikator
Indikator:• dijabarkan langsung dari kompetensi dasar• ciri, perbuatan, tanggapan yang ditunjukkan siswa• berupa kata-kata kerja operasional• petunjuk tingkah laku bukti hasil belajar• cakupan bahan lebih sempit dibanding kompetensi dasar• pengembangannya diserahkan kepada kreativitas guru• untuk menilai pencapaian kompetensi dasar• sebagai dasar membuat soal, tugas, pertanyaan, atau
perintah• satu indikator dapat terdiri dari satu atau beberapa soal• Cakupan ranah: kognitif, afektif, psikomotorik
Sistem Pengujian BerkelanjutanSistem Pengujian Berkelanjutan
• Pengujian berbasis kompetensi menganut sistem pengujian berkelanjutan
• Sistem pengujian berkelanjutan: semua indikator harus ada soalnya, hasil ujian dianalisis, dan ada tindak lanjut (selama ini hal ini masih menjadi kendala para guru baik karena kemauan maupun kemampuan)
• Perlu dikembangkan kisi-kisi untuk rencana pengujian satu semester/tahun
• Kolom kisi-kisi yang harus diisi: (i) kompetensi dasar, (ii) materi pokok dan uraian materi, (iii) pengalaman belajar, (iv) indikator, (v) jenis tagihan, (vi) bentuk tagihan, (vii) waktu, (viii) sumber/bahan/alat
Telaah Soal
• Telaah soal dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas alat tes yang telah disusun sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai sebuah alat ukur
• Telaah soal dilakukan dengan mencermati berbagai aspek (materi, konstruksi, bahasa) untuk menemukan berbagai kekurangan/kekeliruan untuk kemudian merevisinya
• Untuk keperluan telaah soal telah tersedia rambu-rambu yang dapat dijadikan acuan
• Rambu-rambu yang dimaksud berbeda untuk tiap bentuk tes (pilihan ganda, penjodohan, isian singkat, uraian)
• Namun, pada prinsipnya kesemuanya terdiri atas unsur materi, konstruksi, dan bahasa
• Sebuah butir soal dinyatakan baik (layak diujikan) jika kesemua butir instrumen analisis (subranah) memenuhi persyaratan
• Jika ada satu atau sejumlah subranah yang tidak memenuhi persyaratan, butir soal yang bersangkutan harus direvisi atau bahkan diganti
Contoh Telaah Soal Bentuk Pilihan Ganda
Butir Soal
Jenis Persyaratan 1 2 ... n
A. Materi 1. Butir soal sesuai dengan indikator √ √
2. Hanya ada satu kunci jawaban benar √
3. Isi materi sesuai dgn tujuan pengukuran √
4. Isi materi sesuai dgn tk kelas/jenj. pend. √
5. Butir pengecoh berfungsi dengan baik -
B. Konstruksi 6. Pokok soal dirumuskan dengan jelas √
7. Pilihan jawaban dirumuskan dengan jelas √
8. Pokok soal tdk mengarah ke jawbn benar √
9. Tidak ada bentuk negatif ganda √
10. Pilihan jawaban homogen √
11. Panjang pilihan jawbn kurang lebih sama √
12. Antarbutir soal tdk brgntng satu sama lain √
13. Pilihan dlm bentuk angka/waktu diurutkan √
C. Bahasa 14. Rumusan bahasa komunikatif √
15. Kalimat gramatikal √
16. Kalimat tidka bermakna ganda √
17. Kosakata baku/umum/netral √
Telaah Hasil Pengukuran• Untuk keperluan tindak lanjut pembelajaran, hasil
pengukuran harus dianalisis (: sistem pengujian berkelanjutan)
• Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar (artinya juga: indikator) mana saja yang sudah dikuasai siswa dan mana yang belum
• Berdasarkan hasil telaah itu dapat ditentukan tindak lanjut yang perlu diambil: perlu program remidial, penguatan/pengayaan, atau yang lain (akselerasi)
• Sebuah indikator dan KD dinyatakan dikuasai oleh siswa jika tingkat penguasaannya minimal 75%
• Indikator-indikator (KD) tertentu yang masih rendah tingkat ketercapaiannya haruslah kembali “dibelajarkan” lewat program remidial
• Siswa yang tingkat pencapaiannya masih di bawah standar minimal harus diberi program remidial, sedang yang sudah memenuhi diberi program pengayaan
• Intinya, ada umpan-balik pembelajaran berdasarkan hasil pengukuran sebelumnya, dan untuk itu analisis soal ujian menjadi sebuah keniscayaan
Lanjutan…
• Telaah hasil pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jmlah jawaban benar per soal, per indikator, dan per kemampuan dasar
• Contoh: KD 1 ada 7 soal, yang terdiri dari 3 indikator yang masing-masing dengan jumlah 2, 3, dan 3 butir soalJumlah jawaban benar 3 indikator masing-masing adalah: 2, 2, 2 sehingga semuanya 6 buahUntuk KD tersebut ada 6 buah jawaban yang benar, atau sebesar 75%Jadi, pencapaian kompetensi terhadap KD tersebut telah memenuhi persyaratan minimal, dan karenanya siswa dapat dianggap telah menguasainyaNamun, terhadap 2 buah jawaban yang salah perlu juga mendapat perhatian, misalnya ditingkatkan dengan memberikan tugas-tugas remedialProsedur yang sama juga dilakukan untuk menghitung capaian siswa dalam satu kelas, dan hasilnya untuk menentukan tingkat capaian kompetensi oleh siswa sekelas itu
Contoh Telaah Hasil Pengukuran Seorang Siswa
No. Kemampuan Dasar
Indikator
(Jml Soal)
Jumlah Butir (KD)
Jumlah Betul
Persentase Capaian
Pengua-saan
Keterangan
1. 1) 2
2) 3
3) 3
8 6 75 √
2.
..
(60) 60 48 80 √
Analisis Butir Soal (Item Analysis) Analisis butir soal adalah estimasi kualitas butir-butir soal sebuah alat
tes; menguji efektivitas butir-butir soal Alat tes yang baik didukung oleh butir-butir yang baik, efektif, dapat
dipertanggungjawabkan Ada kesejajaran antara tinggi rendahnya indeks reliabilitas (teknik
konsistensi internal) dan jumlah butir soal yang baik Indeks reliabilitas yang tinggi, pasti akan tinggi pula jumlah butir yang
baik; juga sebaliknya Kerja analisis butir soal bisa mengikuti teori pengukuran klasik atau
teori pengukuran modern (teori respon butir) Dalam teori pengukuran klasik, analisis butir soal menyangkut tiga
macam hal: tingkat kesulitan, daya beda, dan efektivitas distraktor Dalam teori respon butir juga ada tiga hal: tingkat kesulitan (model
satu parameter), tingkat kesulitan dan daya beda (model dua parameter), dan kedua hal itu ditambah unsur tebakan (model tiga parameter)
Teori pengukuran klasik mempunyai banyak kelemahan, tetapi persyaratan ringan dan praktis
Pembicaraan di bawah dibatasi pada teori pengukuran klasik
a. Analisis Tingkat Kesulitan Butir
Kerja analisis ini menghasilkan indeks tingkat kesulitan (ITK, Item Difficulty, Item Facility)
ITK menunjukkan seberapa sulit (mudah) sebuah butir soal bagi kelompok siswa yang dikenai uji coba
ITK diperoleh dengan menghitung proporsi jawaban benar; dapat dihitung secara manual, tabel (item analysis table), tetapi secara mudah dapat dihitung dengan komputer: program Iteman
ITK berkisar antara 0,00 ─ 1,00; indeks 0,00 berarti semua siswa menjawab salah (soal amat sulit), 1,00 berarti semua menjawab benar (soal amat mudah)
ITK yang diterima: 0,20 ─ 0,80; di luar indeks itu sebuah butir soal ditolak karena terlalu sulit atau mudah
Kategori ITK: 0,20 ─ 0,40: sulit; 0,41 ─ 0,60: sedang; dan 0,61 ─ 0,80: mudah Jumlah butir soal yang terbanyak dalam sebuah alat tes
sebaiknya yang berkategori sedang
b. Indeks Daya Beda
Kerja analisis ini menghasilkan indeks daya beda (IDB, Item Discrimination)
IDB merupakan sebuah estimasi yang menunjukkan seberapa besar sebuah butir soal mampu membedakan siswa kelompok tinggi dengan kelompok rendah
IDB dapat dihitung dengan rumus secara manual, tabel, atau dengan komputer program Iteman bersamaan dengan ITK
IDB berkisar antara -1,00 ─ 1,00; indeks -1,00 berarti semua siswa kelompok rendah menjawab benar sebuah butir soal dan siswa kelompok tinggi semua menjawab salah; demikian sebaliknya
IDB yang diterima minimal 0,25; untuk tes buatan sendiri dan dipakai untuk menguji siswa sendiri IDB 0,20 masih ditoleransi
Butir soal yang IDB-nya negatif harus didrop karena menyalahi logika (siswa kelompok tinggi menjawab salah, sedang kelompok rendah malah menjawab benar)
Sebuah butir soal dinyatakan layak (oke) jika ITK dan IDB sama-sama memenuhi persyaratan; jika salah satu saja tidak memenuhi persyaratan, butir soal itu dinyatakan gugur
Penilaian Proses dan ProdukPenilaian Proses dan Produk
KBK (KTSP) menekankan pentingnya penilaian proses dan produk sekaligus
Penilaian proses: penilaian yang dilakukan ketika pembelajaran masih berlangsung
Penilaian proses juga disebut sebagai penilaian kelas Contoh penilaian proses: kuis, pertanyaan lisan di kelas,
pemberian tugas di kelas, latihan-latihan, PR, ulangan harian
Penilaian produk: penilaian yang dilakukan di akhir program: ujian sistem blok, ulangan umum bersama, ujian nasional
Penilaian produk lazimnya dilakukan secara tertulis Penilaian kinerja sebaiknya dilakukan di tengah proses
pembelajaran, kecuali berbagai faktor pendukungnya siap (tempat, waktu, tenaga, biaya)
RANAH PENILAIAN HASIL BELAJAR
• Tiga ranah penilaian: kognitif, afektif, psikomotorik• Ketiganya ditemukan dalam hasil belajar semua mata
pelajaran: beda intensitas• Mata pelajaran teoretis menekankan hasil ranah
kognitif, mata pelajaran praktik menekankan psikomotorik
• Dalam ranah kognitif dan psikomotorik selalu terkandung afektif
• Penilaian hasil belajar harus melibatkan ketiga ranah dengan intensitas yang sesuai dengan karakteristik tiap mata pelajaran
• KBK (KTSP) juga menekankan capaian ranah psikomotorik (kinerja) dan afektif
Lanjutan ranah…Lanjutan ranah… Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan
pada ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lainpada ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lain KTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerjaKTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerja Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program
pembelajaranpembelajaran Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu
berbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesiaberbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesia Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja
itu harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia itu harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia (kompetensi komunikatif)(kompetensi komunikatif)
Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra (kompetensi literer)(kompetensi literer)
Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa dan bersastra benardan bersastra benar
Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian kinerja berupa kemampuan berbahasa (kompetensi kinerja berupa kemampuan berbahasa (kompetensi komunikatif)komunikatif)
Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan berapresisiberapresisi
Pengembangan Alat Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Kognitif BSIEvaluasi Ranah Kognitif BSI
Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir, Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir, kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis tentang sistem bahasa dan sastratentang sistem bahasa dan sastra
Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman, Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)
Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif tingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikirtingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikir
Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswadengan tingkat perkembangan kognitif siswa
Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang pemahaman sampai evaluasi (2-6)pemahaman sampai evaluasi (2-6)
Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian singkat), uraian-objektif, dan uraian (esaisingkat), uraian-objektif, dan uraian (esai))
Lanjutan Ranah Kognitif…Lanjutan Ranah Kognitif…
Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah aspek kinerjayang lebih penting lagi adalah aspek kinerja
Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya kompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistikkompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistik
Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh menyamai jumlah soal/tugas kinerjamenyamai jumlah soal/tugas kinerja
Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra sepanjang hal itu dimungkinkansepanjang hal itu dimungkinkan
Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau diprasyarati oleh kemampuan berpikirdiprasyarati oleh kemampuan berpikir
Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja membacamembaca
Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait dengan teks-teks kesastraan secara langsungdengan teks-teks kesastraan secara langsung
Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak, Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak, berbicara, dan menulisberbicara, dan menulis
Langkah Pengembangan Alat Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Ranah KognitifEvaluasi Ranah Kognitif
Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikanTentukan kompetensi dasar yang akan diujikan Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan Kembangkan indikator-indikatorKembangkan indikator-indikator Tentukan lama waktu ujian dan jumlah soalTentukan lama waktu ujian dan jumlah soal Buat kisi-kisi pengujianBuat kisi-kisi pengujian Tulis butir-butir soalTulis butir-butir soal Telaah soal oleh sejawat dan diikuti revisiTelaah soal oleh sejawat dan diikuti revisi Ujikan di kelasUjikan di kelas Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah
dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan minimal 75%minimal 75%
Kembangkan bahan remidial dan pengayaanKembangkan bahan remidial dan pengayaan Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya
beda (IDB)beda (IDB)
Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Kinerja BSI
Ranah performansi, kinerja (psikomotor) berkaitan dan atau melibatkan aktivitas fisik
Semua mata pelajaran mengandung ranah ini, hanya beda intensitas
Mata pelajaran BSI: kinerja kebahasaan lazimnya dikaitkan dengan empat kemampuan berbahasa: menyimak dan membaca (aktif-reseptif) dan berbicara dan menulis (aktif-produktif)
Tes/tugas-tugas kinerja/performansi BSI: tes/kinerja/performansi keempat kemampuan berbahasa dan bersastra
Di dalam lima macam kinerja tersebut sebenarnya faktor kognitif juga amat berperan, baik dalam hal kebahasaan maupun nonkebahasaan (misal: gagasan)
Kinerja bahasa yang paling intensif adalah berbicara Bagi siswa TK + SD: membaca dan menulis juga intensif
melibatkan aktivitas motorik
Lanjutan alat evaluasi… Tugas-tugas kinerja kebahasaan dan kesastraan akan lebih
praktis jika pengukuran capaiannya dilakukan dalam tes proses Pengukuran keempat kemampuan berbahasa dan bersastra
sebaiknya tidak bersifat diskret atau saling terpisah satu dengan yang lain
Tes kinerja bahasa harus secara konkret bertujuan menunjang fungsi komunikatif bahasa
Dalam satu kali tes kemampuan berbahasa, sebaiknya ada satu atau lebih kemampuan lain yang juga terlibat
Misalnya, dalam tes/tugas menyimak juga dilibatkan kinerja kemampuan berbicara (“menceritakan kembali apa yang didengar”) dan menulis (“menuliskan saripati yang didengar”)
Hal yang sama juga berlaku untuk tes kemampuan bersastra yang mesti diikuti oleh unjuk kerja kemampuan berbahasa
Tes kemampuan aktif-produktif potensial untuk menghasilkan bahasa yang otentik, yang merupakan bahasa produk siswa sendiri
Tes bahasa otentik merupakan salah satu hal penting dalam KTSP
Tes Kemampuan Menyimak Kemampuan menyimak adalah kemampuan memahami
gagasan yang disampaikan secara lisan oleh pihak lain, baik langsung maupun lewat media tertentu
Maka, tes menyimak harus memberi tugas siswa untuk benar-benar mendengarkan bahasa dan siswa diminta menampilkan kemampuannya
Kemampuan apa yang diungkap tergantung indikator yang dikembangkan dan itu mesti lewat saluran (kinerja) lisan dan tertulis
Tes menyimak dalam proses menjadi bagian dari strategi pembelajaran, misalnya yang berupa pemberian latihan-latihan tertentu
Tes menyimak untuk ujian khusus (misalnya untuk ujian akhir semester) harus disiapkan sedemikian rupa, mulai dari wacana, bentuk soal/tugas, bagaimana cara menjawab, dll sampai managemen waktu dan cara koreksi
Penentuan jawaban benar siswa haruslah dilihat dari ketepatan gagasan dan bahasa (jadi bersifat pragmatis)
Tes Kemampuan Membaca Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami
gagasan yang disampaikan secara tertulis Tes/tugas membaca mengharuskan siswa untuk benar-
benar membaca teks dan memahami gagasan yang ada Jawaban benar soal tes/tugas hanya dapat diketahui setelah
siswa membaca, maka tidak benar memilih wacana-tes yang isinya telah diketahui umum
Tes/tugas membaca dalam proses menjadi bagian integral dari PBM yang berupa latihan-latihan; hal itu dapat diintegrasikasikan dengan tugas berbicara dan menulis
Tes/tugas membaca dalam ujian akhir perlu disiapkan mulai dari pemilihan wacana, bentuk soal, bentuk jawaban, yang sesuai dengan indikator, sampai dengan cara koreksi, penyekoran, dan managemen waktu, serta tindak lanjut
Dalam sebuah tes membaca, sebaiknya terdapat sejumlah wacana (pendek) yang diteskan dan berbeda karakteristiknya (ragamnya)
Tugas/ujian membaca juga mencakup membaca nyaring, indah, sastra, dll.
Tes Kemampuan Berbicara Kemampuan berbicara adalah kemampuan mempergunakan
bahasa lisan dengan baik dan benar; untuk keperluan pembelajaran tekanan pada produksi bahasa yang benar
Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk berbicara
Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan
Ujian bahasa lazimnya tertulis, maka harus ada waktu khusus untuk mengukur kemampuan berbicara karena membutuhkan waktu lama
Misalnya, ujian berbicara dilakukan sebelum ujian tertulis diselenggarakan
Perlu persiapan khusus mulai dari bentuk tes berbicara, urutan siswa per siswa berbicara, pedoman pengamatan/penyekoran, managemen waktu, dll
Perlu ada pedoman khusus untuk menilai kinerja berbicara siswa; salah satu contoh pedoman itu diberikan di bawah
Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan BerbicaraBerbicara
No.No.Nama Nama SiswaSiswa
Aspek yang DinilaiAspek yang Dinilai
Jumlah Jumlah SkorSkor
Keakuratan Keakuratan InformasiInformasi
Hubungan Hubungan Antar-Antar-informasiinformasi
Ketepatan Ketepatan Struktur Struktur & & KosakataKosakata
Kelan-Kelan-carancaran
Kewajaran Kewajaran Urutan Urutan WacanaWacana
Gaya Gaya Pengu-Pengu-capancapan
1.1. 2020 2020 3030 1010 1010 1010
2.2.
3.3.
Tes Kemampuan Menulis Kemampuan menulis adalah kemampuan membahasakan
gagasan secara tertulis dengan ejaan yang benar Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka
siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk menulis
Ada banyak model tugas yang harus dikerjakan siswa, a.l:menulis suatu wacana dengan ejaan yang benar (model tugas dapat bervariasi, misalnya dengan menuliskan kembali sebuah wacana dan memperbaiki ejaan yang sengaja dibuat salah)membuat kalimat dengan pola-pola tertentumembuat jenis-jenis paragraf tertentumembuat berbagai jenis suratmembuat rangkuman dan ikhtisar bacaanmenuliskan kembali isi suatu acara tertentu yang ditayangkan televisimengarang bebas dengan topik tertentu; dll
Lanjutan Tes Kemamapuan Menulis
Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan
Misalnya untuk tugas-tugas sehari-hari mulai dari menulis pendek sampai membuat laporan dan mengarang bebas
Perimbangan besaran perbandingan antara komponen gagasan/isi dan bahasa untuk membuat laporan dan atau mengarang bebas tergantung level pendidikan (SMP, SMA, S1, S2, S3)
Misalnya, gagasan : bahasa = 30:70; 35:65; 40:60; 50:50; 60:40; 70:30; 75:25
Perlu ada pedoman khusus untuk menilai hasil tugas menulis siswa, dan untuk keperluan itu ada banyak model
Pemilihan suatu model terserah kepada guru, tetapi penggunaan model itu memang disarankan antara lain untuk menjaga objektivitas penyekoran
Contoh Salah Satu Model Penyekoran Karangan(Juga untuk Portofolio)
Karangan ke-:
No.Nama Siswa
Skor dan Aspek yang Dinilai
IsiOrganisasi
IsiStruktur Bahasa
Pilihan Kata
Ejaan Jumlah Skor
1. 20 15 30 20 10
2.
3.
Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Langkah Pengembangan Alat Evaluasi Kinerja BahasaKinerja Bahasa
• Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (dari standar kompetensi)
• Buat deskripsi bahan• Kembangkan indikator-indikator kinerja bahasa
dan bersastra yang dimaksud• Buat tugas, perintah, atau pertanyaan yang harus
dilakukan atau dijawab oleh siswa; sebaiknya dibiasakan dibuat secara tertulis dan kemudian disuruh baca sejawat sebagai reviewer
• Buat pedoman pengamatan atau penilaian yang sesuai dengan tugas untuk memberikan skor (atau pilih mana yang sesuai jika sudah ada)
Penilaian Model PortofolioPenilaian Model Portofolio
• KBK menekankan pentingnya penilaian model portofolio• Portofolio adalah kumpulan karya siswa: karangan, laporan,
karya kreatif, analisis karya, esai, dan tugas-tugas lain• Jadi, portofolio kinerja bahasa juga, tetapi dalam bentuk
tertulis• Kinerja dan portofolio juga mensyaratkan kemampuan
berpikir logis• Portofolio memperlihatkan perkembangan kemampuan
menulis siswa• Untuk memudahkan penilaian portofolio dikelompokkan ke
dalam tugas-tugas tertentu: kelompok karangan, laporan, karya kreatif, esai, dan tugas-tugas lain
• Portofolio untuk siswa juga bisa dibuat oleh guru, misalnya yang menyangkut unsur afektif
• Portofolio untuk anak TK dan SD yang belum bisa menulis juga guru yang membuat
Langkah Penilaian Portofolio
Tentukan kompetensi-kompetensi dasar yang akan diukur tingkat capaian dan kemajuannya
Buat deskripsi bahan pembelajaran Kembangkan indikator-indikator pencapaian kinerja
bahasa dan bersastra Buat tugas atau perintah yang harus dikerjakan
siswa secara tertulis Buat pedoman penilaian yang sesuai dengan tugas Bandingkan skor-skor siswa untuk tiap karya
berikutnya untuk melihat kemajuan yang dicapai Orang tua juga dapat dilibatkan untuk penilaian ini
Tes Kemampuan BersatraTes Kemampuan Bersatra
Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan “berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-“berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks kesastraanteks kesastraan
Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak semata-Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikanlain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikan
Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks kesastraankesastraan
Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan kesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasikesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasi
Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks kesastraankesastraan
Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang dibuatdibuat
Lanjutan Tes…Lanjutan Tes…
Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang umumnya singkatyang umumnya singkat
Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya cerpen, certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di luar jam pelajaran sebagai tugas rumahdilakukan di luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentudrama atau baca puisi di tempat tertentu
Hasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapanHasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapan Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan
mematikan motivasi, tetapi lebih mempertanyakan mematikan motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasiargumentasi
Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk ujian objektif (PG)walau dengan bentuk ujian objektif (PG)
Pengembangan Alat Evaluasi Ranah Pengembangan Alat Evaluasi Ranah AfektifAfektif
KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka ranah ini juga haruslah mendapat perhatianranah ini juga haruslah mendapat perhatian
Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan nilai-nilai, dllnilai-nilai, dll
Tiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargaiTiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargai Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi
akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimalakan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal Perlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektifPerlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektif Inventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, Inventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara,
angketangket Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud
portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaranportofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan
termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih optimaloptimal
Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, kecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahuikecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahui
Langkah Pengembangan Langkah Pengembangan Instrumen Inventori AfektifInstrumen Inventori Afektif
Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori (misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)
Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, wawancara, atau angketwawancara, atau angket
Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap komponen afektifkomponen afektif
Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)
Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk dibacadibaca
Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor tertinggi 75 dan terendah 15tertinggi 75 dan terendah 15
Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendahatas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah
Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti tindak lanjuttindak lanjut
Contoh Pertanyaan dan Penilaian Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat Angket
No. Pernyataan Skala Penilaian
1. Saya senang pada mata pelajaran BSI 5 4 3 2 1
2. Saya merasa rugi jika tidak ikut mata pelajaran BSI
3. Saya selalu menyediakan waktu belajar untuk mata pelajaran BSI
4. Saya berusaha baik untuk memahami pelajaran BSI
5. Saya berusaha untuk memperoleh buku-buku pelajaran BSI
6. Saya merasakan adanya manfaat yang besar dari mata pelajaran BSI
7. dan seterusnya
Contoh Penilaian Kecenderungan Berperilaku Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat Pengamatan
No. Indikator Perilaku Skala Penilaian
1. Mengikuti pelajaran dengan tekun 5 4 3 2 1
2.Suka mengajak kawan-kawannya untuk berdiskusi dan belajar bersama
3. Ramah dan suka membantu kawannya
4.Menyerahkan tugas-tugas selalu tepat waktu
5.Berdisiplin dan tidak pernah datang terlambat
6. Mengerjakan tugas dan ujian dengan jujur
7. Dan seterusnya
Akhirul kalam,Selamat Berjuang dan BerkaryaSemoga Allah Meridloi
Terima kasihSalam