Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LPPHPL – 013 – IDN
LVLK – 006 – IDN LSUP – 025 – IDN LSSML – 018 - IDN
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Nomor : 246/EQ.SHPK/V/2019
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Penilikan Pertama Penilaian
Kinerja PHPL terhadap:
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan
secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
No Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 29 Mei 2019
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Nama Auditee : PT Inhutani II UMHT Pulau Laut
Lokasi : Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan
IUPHHK-HT : SK. 30/Menhut-II/2006 tanggal 13 Februari 2006
Luas : ± 48.720 Hektar
Tanggal Pelaksanaan : 14 s.d. 20 Mei 2019
Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,
sehingga PT Inhutani II UMHT Pulau Laut berhak
mempertahankan kelanjutan sertifikat PHPL.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 16
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : Diah Mitarini, S.Hut (Lead Auditor/Auditor Produksi)
Ir. Tita Murlina (Auditor Prasyarat)
Ir. Irin Wedalia (Auditor Ekologi)
Amir Fadhilah S.Sos. M.Si (Auditor Sosial)
Juni Adi Wiguna, S.Hut (Auditor Verifikasi Legalitas Kayu)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
Ir. Agustri Warsono (Pengambil Keputusan)
Amin Muchakim, S. Hut (Peninjau Bidang Prasyarat,Produksi,&VLK)
Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)
Wiyono T Puto, S.Hut., M.Si (Peninjau Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT INHUTANI II UMHT PULAU LAUT
b. Nomor & Tanggal SK : SK.30/Menhut-II/2006 Tanggal 13 Februari 2006
c. Luas dan Lokasi : ± 48.720 Hektar di Provinsi Kalimantan Selatan
d. Alamat kantor :
- Kantor Pusat : Jl. Tebet Timur Raya No: 7 Jakarta Selatan.
- Alamat Koresponden : Desa Stagen PO.BPX No.2 Kotabaru, Provinsi
Kalimantan Selatan.
Telp: (021) 8290572, Fax : (021) 8352468
e. Pengurus Perseroan : Natalis Anis Harjanto
Direktur Utama : Pramusti Indracaryo
Direktur : Sangudi Muhamad
f. Nomor S-PHPL/S-LK : 010.4/EQC-PHPL/VI/2018
g. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 13 Juni 2018 s.d. 12 Juni 2023
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 16
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - -
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 14 Mei 2019
▪ Koordinasi dengan Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan dan BPHP Wilayah IX
Banjarbaru.
▪ Koordinasi bertujuan untuk
menyampaikan rencana
Penilaian Kinerja PHPL Penilikan
Pertama di PT Inhutani II Unit
Pulau Laut (Auditee) dan
meminta masukan terkait
dengan kinerja Auditee selama
satu tahun terakhir.
Konsultasi Publik - -
Pertemuan Pembukaan 15 Mei 2019 ▪ Pertemuan pembukaan
dilaksanakan di Kantor Camp
Semaras PT Inhutani II Unit Pulau
Laut, Kabupaten Kotabaru,
Provinsi Kalimantan Selatan.
▪ Perkenalan anggota Tim Audit,
menyampaikan tujuan dan ruang
lingkup penilaian, menyampai-
kan jadwal/ rencana kerja
penilaian, menyampaikan
metodologi dan prosedur
penilaian, serta meng-
konfirmasikan kepada Auditee
tentang tanggal, waktu, tempat,
dan peserta pertemuan
penutupan.
▪ Pertemuan pembukaan diakhiri
dengan pembuatan BAP yang
dilampiri dengan notulensi
kegiatan dan daftar hadir.
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 15 – 18 Mei 2019 ▪ Tim Audit menghimpun,
mempelajari data dan dokumen
Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1 Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15
/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.
▪ Untuk menguji kebenaran data,
Tim Audit melakukan
pengamatan, pencatatan, uji
petik, dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1.
Pertemuan Penutupan 19 Mei 2019 ▪ Pertemuan penutupan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 16
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
dilaksanakan di Kantor Camp
Semaras PT Inhutani II Unit Pulau
Laut, Kabupaten Kotabaru,
Provinsi Kalimantan Selatan.
▪ Menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Auditee atas
bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
▪ Menyampaikan Daftar Periksa
PHPL.
▪ Memberitahukan temuan
observasi dan ketidaksesuaian.
▪ Membacakan atau
memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
▪ Pertemuan Penutupan diakhiri
dengan pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 29 Mei 2019 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)
menelaah hasil-hasil dan
kesimpulan penilaian yang telah
disampaikan Tim Auditor untuk
menjamin bahwa penilaian telah
dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan Prosedur PT
EQUALITY Indonesia serta
mengambil keputusan mengenai
predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Penilaian:
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan
Pemegang IUPHHK-HT
SEDANG
▪ Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan
administrasi tatabatas lengkap sesuai dengan tingkat
realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
▪ PT. Inhutani II Pulau Laut belum melaksanakan tata batas
areal kerja sepanjang 115.393,54 m namun terdapat
upaya untuk merealisasikan tata batas temu gelang
dengan adanya Pedoman Tata Batas/Pernyataan No.
167/PB/IUPHHK-HT/2009 dan Instruksi Kerja Penataan
Batas No. INST.92/III/BPKH V-3/2016 tanggal 28 Maret
2016.
▪ Salah satu bentuk pengakuan para pihak atas eksistensi
areal Auditee adalah Pedoman Tata Batas Pernyataan No.
167/PB/IUPHHK-HT/2009 tanggal 12 Maret 2009,
namun masih terdapat konflik areal seluas 5.146,88 Ha
yang terdapat dokumen rencana dan upaya penyelesaian
dari Auditee secara terus menerus dan terdapat
penurunan tingkat konflik dari waktu ke waktu.
▪ Terdapat perubahan fungsi kawasan di areal Auditee
berdasarkan overlay Peta lampiran SK Menteri
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Kehutanan Nomor SK.30/Menhut-II/2006 Tanggal 13
Februari 2006 dengan Peta Penunjukan Kawasan Hutan
dan Perairan Provinsi Kalimantan Selatan sesuai
Lampiran Kepmenhut No. 435/Kpts-II/2009 tanggal 23
Juli 2009 dan Auditee telah menyusun RKUPHHK-HT
periode 2013 s/d 2022 yang telah disahkan Menteri
Kehutanan No. SK 2/VI-BUHT/2013 tanggal 31 Januari
2013.
▪ Tedapat bukti upaya Auditee untuk mendata &
melaporkan sebagian penggunaan kawasan di luar sektor
kehutanan pada tahun 2018 kepada instansi yang
berwenang (Kepolisian dan Dinas Kehutanan) namun
belum ditemukan dokumen penggunaan jalan negara di
areal Auditee.
1.2. Komitmen
Pemegang Izin IUPHHK-
HT
BAIK
▪ Dokumen visi dan misi Auditee pada tahun 2018 adalah
yang disahkan Direksi PT. Inhutani II Nomor :
1359/SK/SEK -PRUSH/2015 tanggal 11 Desember 2015
yang tersedia di Kantor Unit HTI, dan sesuai dengan
kerangka PHPL.
▪ Sosialisasi visi misi Auditee pada tahun 2019 telah
dilakukan mulai dari level pemegang izin dan masyarakat
setempat, serta ada bukti pelaksanaan (Berita Acara,
daftar hadir dan foto kegiatan).
▪ Implementasi PHL PT. Inhutani II UMHT Pulau Laut pada
tahun 2018 sebagian sesuai dengan visi dan misi dan
terdapat kelola prasyarat, produksi, lingkungan dan sosial
yang belum optimal.
1.3. Jumlah dan
kecukupan tenaga
profesional terlatih dan
tenaga teknis pada
seluruh tingkatan untuk
mendukung pemanfaatan
implementasi penelitian,
pendidikan dan Latihan
BAIK
▪ Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan GANIS
PHPL Auditee di lapangan tersedia pada setiap bidang
kegiatan pengelolaan hutan tetapi jumlahnya kurang dari
ketentuan yang berlaku yaitu kekurangan Ganis Jipoktah.
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM >70% dari
rencana.
▪ Dokumen ketenagakerjaan Auditee pada tahun 2018 dan
2019 baik yang bersifat internal maupun eksternal
tersedia lengkap di Camp Semaras PT. Inhutani II UMHT
Pulau Laut.
1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan periodik,
evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK-HTI
BAIK
▪ Auditee sejak tahun 2017 telah memiliki struktur
organisasi dan job description yang seluruhnya sesuai
dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh Direksi
namun terdapat kekosongan pada beberapa jabatan
setingkat kepala urusan (Kaur) yang belum mendapat
penunjukkan dari Direksi.
▪ Auditee telah memiliki perangkat SIM dan tenaga
pelaksana tersedia di lapangan.
▪ Pada tahun 2018 Auditee telah memiliki organisasi SPI,
dan telah berjalan dengan efektif untuk mengontrol
seluruh tahapan kegiatan pembangunan HTI sesuai ruang
lingkup dan struktur organisasi pada semua unit
manajemen.
▪ Temuan hasil pemeriksaan SPI telah ditanggapi dan
ditindaklanjuti oleh unit manajemen. Hasil tanggapan
tersebut telah ditindaklanjuti kembali oleh SPI sehingga
menghasilkan rekomendasi yang harus dilaksanakan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
sebagai upaya perbaikan dalam melaksanakan kegiatan di
lapangan, namun tidak terdapat pemantauan hasil tindak
lanjut pemeriksaan SPI sehingga tidak dapat dilihat apakah
tindakan perbaikan telah berjalan dengan baik atau
efisien.
1.5. Persetujuan Atas
Dasar Informasi Awal
Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK
▪ Kegiatan penebangan untuk RKT Tahun 2019 yang akan
mempengaruhi kepentingan hak-hak masyarakat
setempat telah mendapatkan persetujuan dari 100 % para
pihak dan telah dikonsultasikan atas dasar informasi awal
yang memadai.
▪ Terdapat persetujuan dalam proses tata batas areal kerja
Auditee dari para pihak yaitu 9 desa dari 15 desa yang
terkena dampak dalam proses tata batas areal kerja
Auditee sebesar 60 %.
▪ Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan
CSR/CD Auditee Tahun 2018 dari para pihak yaitu 13
desa yang terkena dampak dari pembangunan HTI Auditee
sebesar 100 %.
▪ Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan
lindung Auditee dari para pihak yaitu 8 desa dari 13 desa
yang terkena dampak dalam proses penetapan kawasan
lindung Auditee sebesar 61,53 %.
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja
jangka panjang dalam
pengelolaan hutan lestari
SEDANG
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah memiliki dokumen
RKUPHHK-HT yang disahkan sesuai Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: SK.02/VI-BUHT/2013
tanggal 31 Januari 2013 tentang Persetujuan Rencana
Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan
Tanaman Industri Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh)
Tahun Periode Tahun 2013-2022. Dokumen RKU telah
disusun sesuai hasil deliniasi mikro dan tidak dikenai
peringatan terkait kewajiban pemenuhan RKU. Namun
demikian, Draft RKU terkait perubahan tata ruang dan
jenis tanaman sampai dengan Penilikan I Tahun 2019
belum ada progress, sehingga RKU sebagian besar tidak
sesuai dengan kondisi lapangan.
▪ Penataan areal kerja PT Inhutani II Unit Pulau Laut di
lapangan (blok RTT dan compartment/petak)
berdasarkan kesesuaian luasan antara RKT 2018
dan RKT 2019 dengan RKUPHHK-HTI Periode
Tahun 2013 – 2022 sebesar 36,81% dan 76,16%
atau rata-rata sebesar 56,17%.
▪ Tanda batas blok dan petak tebangan seluruhnya
telah dilakukan pemeliharaan sehingga tanda
batas dapat terlihat di lapangan. Pal batas berupa
patok dari kayu dan ban bekas.
2.2. Tingkat pemanenan
lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama
dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem
BAIK
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah memiliki data potensi
tegakan per tipe ekosistem (hutan tanaman dataran
rendah) dari hasil inventarisasi tegakan selama 3 tahun
terakhir (RKT Tahun 2017 – 2019) beserta kelengkapan
peta pendukungnya (peta survey potensi skala 1:40.000
dan tally sheet pengukuran dan peta sebaran plot.
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah melakukan kegiatan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pengukuran riap tegakan yang dituangkankan dalam buku
laporan hasil pengukuran PUP Tahun 2019 untuk Blok
FGS dan Karet Tahun 2018 untuk tipe ekosistem hutan
dataran rendah. Hasil pengukuran telah disertai dengan
hasil analisis riap tegakan tahunannya.
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah memiliki laporan hasil
pengukuran pada plot PUP Blok FGS (Akasia dan
Eucalyptus) sejak tahun 2014 s/d 2019 dan Blok Karet
Lambus tahun 2015 s/d 2018 serta telah dilakukan
analisis data riap tegakan tahunannya. Hasil pengukuran
PUP juga telah disampaikan kepada Puslitbang dan
Inovasi Kementerian LHK melalui Surat Direktur PT
Inhutani II Nomor: 443/Can SDH&Prod/2019 tanggal 14
Mei 2019 disertai dengan tanda terima laporan. Hasil
pengukuran pada plot PUP belum bisa dijadikan sebagai
patokan ukuran tebangan karena untuk jenis Akasia akan
diganti dengan jenis Eucalyptus, sementara hasil
pengukuran Eucalyptus baru berumur 4 tahun dari daur
umur 8 tahun. Dengan demikian hasil analisis pup belum
digunalan dalam menyusun perhitungan JTT sendiri.
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi
hutan
SEDANG
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah memiliki dokumen SOP
untuk seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur secara
lengkap, dan isinya sesuai dengan pedoman pelaksanaan
atau ketentuan teknis.
▪ Tahapan kegiatan system silvikultur THPB baru sebagian
yang dilaksanakan oleh PT Inhutani II Unit Pulau Laut.
▪ Berdasarkan hasil uji petik pengukuran PUP Tahun 2019
pada tahun tanam 2014 diperoleh rata-rata potensi
tegakan yang masih mampu menjamin terjadinya
kelestarian pemanenan hasil sebesar 107,13 m3/ha (80-
120 m3/Ha).
▪ Rata-rata potensi permudaan PT Inhutani II Unit Pulau Laut
pada tanaman Akasia, Eucalyptus dan Karet yang mampu
menjamin kelestarian hasil hutan.sebesar 82,90% dari
jumlah tanaman perhektar sesuai jarak tanam yang
dipergunakan).
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi
tepat guna untuk
pemanfaatan hutan
BAIK
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut tersedia SOP
pemanfaatan/pengelolaan hutan ramah lingkungan untuk
seluruh kegiatan pengelolaan hutan yang mencakup pra
tebangan, tebangan, pemeliharaan K3 dan pasca
tebangan serta isinya sesuai untuk karakteristik kondisi
setempat yang dituangkan dalam SOP Tebangan Ramah
Lingkungan Nomor: INH.II-FGS/PHPL/PNR5.09.4 tanggal
08 Januari 2018.
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah melengkapi
karyawannya dengan sarana APD sesuai dengan kondisi
lapangan. Hasil uji petik pada penilikan I Tahun 2019,
terkait dengan adanya pelaksanaan RIL di lapangan,
diantaranya telah dilakukan kegiatan pembuatan parit dan
perbaikan jembatan agar tidak menimbulkan banjir atau
genangan akibat penebangan berikutnya. Namun
demikian, mengingat, PT Inhutani II UMHT Pulau Laut tidak
ada kegiatan penebangan, sehingga belum terlihat adanya
monitoring pasca penebangan.
▪ Hasil Fe yang diperoleh melalui perbandingan potensi LHP
dan LHC di PT Inhutani II UMHT Pulau Laut pada RKT
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2018 sebesar 133,34 % atau nilai Fe sebesar 1,33 (>
0,7).
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
SEDANG
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah memiliki dokumen RKT
secara lengkap yang disusun berdasarkan RKUPHHK-HT
PT Inhutani II Unit Pulau Laut Periode Tahun 2013 – 2022
dan disahkan oleh pejabat yang berwenang yaitu RKT
Tahun 2018 yang disahkan secara mandiri (self approval)
melalui SK Direksi PT Inhutani II Nomor : 1227/SK/SEK-
PRUSH/2017 Tanggal 29 Desember 2017 dan RKT 2019
disahkan secara mandiri (self approvel) melalui SK Direksi
PT Inhutani II UMHT Pulau Laut Nomor : 1211/SK/SEK-
PRUSH/2018 Tanggal 28 Desember 2018. Namun,
berdasarkan hasil perbandingan dokumen RKT dan RKU
bahwa kesesuaian luasan penataan areal kerja RKT 2018
dan 2019 dibandingkan dengan RKUPHHK-HTI PT Inhutani
II UMHT Pulau Laut Periode Tahun 2013-2022 sebesar
36,81% dan 76,16% atau rata-rata sebesar 56,17%.
▪ PT Inhutani II Unit Pulau Laut telah memiliki peta kerja
dalam rencana kerja RKT yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang yang menggambarkan areal ditebang,
dilindungi dan dipelihara namun baru sebagian yang
sesuai dengan peta RKU.
▪ Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada
seluruh batas blok tebangan/ dipanen/ dimanfaatkan/
ditanam/ dipelihara namun untuk penandaan batas
kawasan lindung baru sebagian yang telah di tata
dilapangan yaitu sepanjang 73,88 km atau 94,09 % dari
total panjang kawasan lindung 78,52 km dengan tanda
batas berupa patok berwarna putih dengan tulisan hitam.
▪ Realisasi produksi kayu PT Inhutani II Unit Pulau Laut pada
RKT Tahun 2018 sebesar 47,60% (berada pada selang <
70 %) dan realisasi produksi RKT Tahun 2019 (s/d Bulan
April 2019) sebesar 0% (< 70%) dari rencana tebangan
tahunan. Berdasarkan observasi lapangan, lokasi dan
posisi tebangan telah sesuai dengan lokasi yang ijinkan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang
memadai dan memenuhi
kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian
dan pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan sumber
daya manusia
BURUK
▪ Dalam rentang 1 tahun kesehatan finansial Auditee :
Likuiditas <100%, Solvabilitas mencapai >150% dan
Rentabilitas negatif.
▪ Realisasi alokasi dana <59% dari kebutuhan kelola hutan
yang seharusnya.
▪ Alokasi dana rekapitulasi gabungan UMHT PT Inhutani II
Unit Pulau Laut untuk seluruh bidang kegiatan memiliki
selisih (perbedaan) di Tahun 2017 sebesar 43,66% dan
Tahun 2018 sebesar 38,17% atau rata-rata selama
periode tahun 2017 – 2018 sebesar 40,91%.
▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan
berjalan kurang lancar namun sebagian kegiatan ada
yang sesuai dengan tata waktu.
▪ Modal yang dikembalikan ke hutan oleh PT Inhutani II
UMHT Pulau Laut selama kurun waktu tahun 2013 s.d.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2018 berdasarkan realisasi tanaman pokok pada blok
FGS (akasia dan Eucalyptus) dan karet dengan realisasi
sebesar 95,14 % dari luasan tebangan/land clearing.
Namun demikian, untuk 1 tahun terakhir tidak ada
realisasi penanaman.
▪ Selama periode tahun 2013 s/d 2018 PT Inhutani II Unit
Pulau Laut telah melakukan realisasi tanaman Acacia
mangium dan Eucalyptus sebesar 65,84% dari rencana
target. Sedangkan untuk realisasi tanaman pada blok
karet telah mencapai 90,06% dari rencana target.
Sehingga rata-rata realisasi tanam pada blok Acacia
mangium, Eucalyptus dan Karet adalah sebesar
77,95%.(>70%) dari yang seharusnya. Namun demikian,
untuk 1 tahun terakhir tidak ada realisasi penanaman.
3. Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
BAIK
▪ Auditee telah mengalokasikan kawasan dilindungi dengan
luasan sesuai dengan dokumen perencanaan RKUPHHK-
HT periode Tahun 2013-2022 yaitu seluas 4.906 Ha atau
seluas 10.07 % dari total luas ± 48.720 Ha dan telah
sesuai dengan kondisi biofisiknya.
▪ Realisasi penataan batas kawasan lindung sepanjang
73,88 km (94,09%) lapangan ≥ 90 % dari total panjang
78,52 km dengan penandaan batas berupa pemasangan
plang nama dan patok batas berwarna putih.
▪ Kondisi tutupan lahan berhutan di areal kerja PT Inhutani
II UMHT Pulau Laut yang berhutan seluas 4.871,88 Ha
(99,30%) dari seluruh areal seluas 4.906 Ha ≥ 80%.
▪ Sebagian besar (≥ 50%) para pihak mengakui keberadaan
kawasan lindung di areal kerja PT Inhutani II UMHT Pulau
Laut.
▪ Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan laporan
RKL terhadap seluruh kawasan lindung di areal kerja PT
Inhutani II UMHT Pulau Laut.
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK
▪ Auditee telah memiliki prosedur terkait perlindungan dan
pengamanan hutan dan sudah mencakup seluruh jenis-
jenis gangguan yang ada di areal kerja PT Inhutani II
UMHT Pulau Laut.
▪ Auditee telah memiliki sarana dan prasarana perlindungan
hutan yang sesuai dengan jenis-jenis gangguan yang ada
tetapi jumlah dan jenisnya belum seluruhnya mengacu
kepada Permen LHK No. P.32 tahun 2016.
▪ Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan
kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan
ketentuan.
▪ Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/ preventif/ represif) dengan
mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang ada.
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan
hutan
BAIK
▪ Auditee sudah memiliki prosedur terkait pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air dan sudah
mencakup dampak yang mungkin terjadi terhadap tanah
dan air akibat pemanfaatan hutan.
▪ Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan
pemantauan baru sebagian yang sesuai dengan AMDAL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dan berfungsi dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki personil pelaksana pengelolaan
dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, dengan
jumlah dan/atau kualifikasinya memadai sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
▪ Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan dampak
terhadap tanah dan air (RKL) dan diimplementasikan
sesuai dengan ketentuan.
▪ Terdapat dokumen perencanaan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air (RPL) tetapi hanya sebagian yang
diimplementasikan.
▪ Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air, serta ada upaya
pengelolaan dampak sesuai ketentuan.
3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau
langka (endangered),
jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan
endemik
BAIK
▪ Auditee sudah memiliki prosedur identifikasi untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin
yang mengacu pada PP.07 tahun 1999, IUCN dan CITES.
▪ Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal PT Inhutani II UMHT
Pulau Laut.
3.5. Pengelolaan flora
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemic
BAIK
▪ Auditee telah mengimplementasikan seluruh bentuk
pengelolaan flora sesuai dengan rencana pengelolaan dan
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal kerjanya.
▪ Auditee telah mengimplementasikan seluruh bentuk
pengelolaan flora sesuai dengan rencana pengelolaan dan
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal kerjanya.
▪ Terdapat gangguan pada kondisi sebagian flora dilindungi
karena adanya aktifitas masyarakat di kawasan lindung
PT Inhutani II UMHT Pulau Laut.
3.6. Pengelolaan fauna
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
BAIK
▪ Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal kerja PT Inhutani II
UMHT Pulau Laut.
▪ Auditee telah mengimplementasikan seluruh bentuk
pengelolaan fauna sesuai dengan rencana pengelolaan
dan mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya.
▪ Terdapat gangguan terhadap kondisi species fauna
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal PT Inhutani II UMHT
Pulau Laut dengan adanya aktifitas masyarakat dan
Auditee telah melakukan upaya penanggulangan terhadap
gangguan tersebut.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
SEDANG ▪ Auditee memiliki dokumen/l aporan yang lengkap
mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
perusahaan/ pemegang
izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat
setempat
setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum
adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif &
penyelesaian konflik yang diketahui para pihak.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat setempat
dalam perencanaan SDH yang legal, lengkap dan jelas.
▪ Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan sebagian (kawasan yang
dimiliki) masyarakat hukum adat/setempat.
▪ Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para
pihak dan masih ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
BAIK
▪ Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai
dengan peraturan perundangan yang relevan.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap & legal
tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin
terhadap masyarakat.
▪ Auditee telah memiliki bukti pelaksanaan kegiatan
sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pemegang izin
terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun
hanya sebagian.
▪ Auditee memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab social terhadap masyarakat.
▪ Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggungjawab social pemegang izin
termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi
manfaat yang adil antar
para pihak
BAIK
• Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap
tentang keberadaan masyarakat yang terlibat, tergantung
dan terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH.
• Auditee telah memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan
jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat.
• Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.
• Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian
(<50%) kegiatan peningkatan peranserta dan aktivitas
ekonomi masyarakat hokum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang izin.
• Auditee telah memiliki dokumen/laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang
lengkap dan terdokumentasi dengan baik.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik
BAIK
• Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik namun
belum lengkap dan jelas.
• Terdapat konflik dan tersedia peta konflik yang lengkap
dan jelas.
• Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia,
dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.
• Auditee telah memiliki dokumen/laporan penanganan
konflik, namun tidak lengkap dan kurang jelas.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 16
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan
Peningkatan Kesejah-
teraan Tenaga Kerja
BAIK
• Auditeee telah telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
• Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi.
• Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan
baru sebagian diimplementasikan.
• Auditee telah memiliki dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan yang termuat dalam dokumen
PKB dan telah diimplementasikan seluruhnya.
(5) Resume Hasil Verifikasi LK :
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.
1.1.1.a.
Dokumen legal terkait
perizinan usaha (SK
IUPHHK).
MEMENUHI Auditee memperoleh IUPHHK-HT melalui Surat Keputusan
Nomor : 30/MENHUT-II/2006 Tanggal 13 Februari 2006
atas areal ± 48.720 Hektar yang terletak di Kabupaten
Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi Kalimantan Selatan sesuai Lampiran Kepmenhut
No. 435/Kpts-II/2009 tanggal 23 Juli 2009, dilokasi Auditee
terdapat perubahan fungsi kawasan hutan yaitu dari Hutan
Produksi (HP) menjadi Areal Penggunaan Lain (APL) seluas ±
5.800 Ha.
1.1.1.b.
Bukti pemenuhan
kewajiban Iuran Izin
Usaha Hasil Hutan Kayu.
(IIUPHHK).
MEMENUHI Auditee memperoleh SPP IIUPHHK dengan Nomor :
S.247/VI-BIKPHH/2006 Tanggal 29 Maret 2006 dan Nomor:
S.698/VI-BIKPHH/2006 Tanggal 24 Agustus 2006. Hasil
pemeriksaan dokumen auditee telah melakukan
pembayaran IIUPHHK atas dasar areal + 40.950 hektar
untuk hutan alam dan ± 48.720 Hektar untuk hutan
tanaman sejumlah uang Rp 2.890.797.000,00 yang
dilakukan pembayaran secara 3 tahap. Pembayaran yang
dilakukan oleh auditee dibuktikan dengan adanya bukti
setor dari Bank.
1.1.1.c. Penggunaan
kawasan yang sah di luar
kegiatan IUPHHK (jika
ada).
MEMENUHI Auditee telah melakukan pencatatan, pendataan,
pendokumentasian, monitoring dan melaporkan kegiatan-
kegiatan penggunaan lahan di luar sektor kehutanan
kepada instansi terkait.
Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang
berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang
2.1.1.a.
Dokumen
MEMENUHI 1. Dokumen RKUPHHK-HTI periode 2013-2022 disahkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 16
RKUPHHK/RPKH,
RKT/Bagan Kerja/RTT
beserta lampirannya yang
telah disahkan oleh
pejabat yang berwenang,
meliputi :
1) Dokumen RKU
PHHK/RPKH &
lampirannya yang disusun
berdasarkan
IHMB/risalah hutan dan
dilaksanakan oleh Ganis
PHPL Timber Cruising
dan/atau Canhut.
2) Dokumen RKT/ RTT
yang disusun
berdasarkan RKU/RPKH
dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang
atau yang disahkan
secara self approval.
3) Peta rencana penataan
areal kerja yang dibuat
oleh Ganis PHPL Canhut.
SK.2/VI-BUHT/2013 tanggal 31 Januari 2013.
2. RKTUPHHK-HTI Tahun 2018 PT INHUTANI II UMHT Pulau
Laut diterbitkan secara self Approval Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT INHUTANI II (Persero) Nomor :
1227/SK/SEK-PRUSH/2017 Tanggal 29 Desember
2017 berlaku sejak Tanggal 1 Januari 2017 s/d 31
Desember 2018.
3. RKTUPHHK-HTI Tahun 2019 PT INHUTANI II UMHT Pulau
Laut diterbitkan secara self Approval Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT INHUTANI II Nomor :
1211/SK/SEK-PRUSH/2018 Tanggal 28 Desember
2018
4. Peta areal kerja sebagai lampiran dokumen RKUPHHK-
HTI dan RKTUPHHK-HTI dibuat oleh petugas yang
berwenang dan tersedia lengkap dan absah.
2.1.1.b.
Peta areal yang tidak
boleh ditebang pada
RKT/Bagan Kerja dan
bukti implementasinya di
lapangan.
MEMENUHI 1. Auditee memiliki peta lokasi areal yang tidak boleh
ditebang (kawasan lindung) berupa peta lampiran
RKTUPHHK dan peta lampiran SK Kawasan Lindung, Peta
dibuat oleh GANIS PHPL Perencanaan Hutan dan telah
ditandatangani oleh Direktur Utama PT INHUTANI II UMHT
Pulau Laut.
2. Hasil uji petik menunjukan keberadaan kawasan lindung
terbukti di lapangan.
2.1.1.c
Penandaan lokasi blok
tebangan/blok RKT/petak
RTT yang jelas di peta dan
terbukti di lapangan
MEMENUHI Tanda batas blok dan petak terlihat jelas dipeta. Batas blok
RKT yang disetujui dan Blok RKT yang diusulkan kembali
pada RKT UPHHK-HTI berikutnya diberi tanda warna biru
dan di cap. Hasil pemeriksaan lapngan lokasi blok tebangan
sesuai dengan peta
K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan
peraturan yang berlaku
2.2.1.a.
Dokumen Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK)
(bisa dalam proses)
dengan lampiran-
lampirannya.
MEMENUHI Dokumen RKUPHHK-HTI periode 2013-2022 disahkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.2/VI-BUHT/2013 Tanggal 31 Januari 2013. Dan peta
lampiran RKU dibuat oleh petugas yang berwenang.
Dokumen RKUPHHK-HTI dilengkapi dengan peta skala 1 :
50.000 yang dibuat dan ditandatangani oleh Direktur Utama
PT INHUTANI II Unit Pulau Laut (Tjipta Purwita)
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan
volume pemanfaatan
kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
NOT APPLICABLE Seluruh areal hutan produksi Auditee tidak ada lagi kegiatan
penyiapan lahan dari hutan alam untuk pembangunan hutan
tanaman industri, sehingga verifier ini tidak diterapkan (Not
Applicable).
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 16
pembangunan hutan
tanaman industri.
K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-
kan
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
MEMENUHI 1. Dokumen LHP Periode Bulan Mei 2018 s/d April 2019
dibuat oleh Petugas Pembuat LHP.
2. Uji Petik antara LHP dengan Buku Ukur menunjukkan
adanya kesesuaian.
3. Uji petik antara volume yang tercantum di LHP
dengan fisik kayu di TPn/TPK Hutan menunjukkan
adanya kesesuaian.
4. Adapun uji petik nomor batang di LHP dengan
tunggak kayu di lapangan tidak dilakukan karena
Auditee merupakan Izin Usaha Pengelolaan Hasil
Hutan Kayu pada HTI (IUPHHK-HTI) dengan sIstem
silvikultur tebang habis (THPB).
Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil
hutan.
Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan
lampirannya dari:
- TPK hutan ke TPK
Antara,
- TPK hutan ke industri
primer dan/atau
penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri
primer hasil hutan
dan/atau penampung
kayu terdaftar.
MEMENUHI Kayu yang diangkut baik dari TPn ke TPK Antara Selaru atau
dari TPn ke industri atau dari TPK Antara Selaru ke Industri
selama periode bulan Mei 2018 s/d April 2019
menggunakan dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan
Kayu (SKSHHK). Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian
antara dokumen SKSHHK dengan persediaan kayu di LMK.
Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA
Verifier 3.1.3.a. Tanda-
tanda PUHH/ barcode
pada kayu dari pemegang
IUPHHK-HA bisa
NOT APPLICABLE Auditee merupakan pemegang IUPHHK-HTI yang melakukan
system tebang habis permudaan buatan (THPB) sehingga
tidak ada penandaan pada tunggak, dengan demikian
verifier ini masuk dalam kategori Not Applicabel (NA)
Verifier 3.1.3.b.
Identitas kayu diterapkan
secara konsisten oleh
pemegang izin.
NOT APPLICABLE Seperti uraian verifier 3.1.3.a diatas, Auditee merupakan
pemegang IUPHHK-HTI yang melakukan system tebang
habis permudaan buatan (THPB) sehingga tidak ada
penandaan pada tunggak, dengan demikian verifier ini
masuk dalam kategori Not Applicabel (NA).
Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.
Arsip SKSKB dan
dilampiri Daftar Hasil
Hutan (DHH) untuk hutan
alam, dan arsip FAKB dan
lampirannya untuk hutan
tanaman.
MEMENUHI Seluruh dokumen SKSHHK yang diterbitkan Auditee
periode Bulan Mei 2018 s/d April 2019 tersedia lengkap,
diterbitkan dan ditandatangani oleh petugas dari
perusahaan secara Self Assesment.
Auditee tidak menggunakan dokumen SKSKB sehingga
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 16
tidak terdapat dokumen berita acara pemeriksaan kayu
(BAP P2SKSKB).
K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber
Daya Hutan (PSDH).
Verifier 3.2.1.a.
Dokumen SPP (Surat
Perintah Pembayaran) DR
dan/atau PSDH telah
diterbitkan.
MEMENUHI Dokumen SPP PSDH periode Bulan Mei 2018 s/d April 2019
telah diterbitkan melalui Sistem Informasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak Online (SIPNBP-SIMPONI) sesuai
dengan LHP.
Verifier 3.2.1.b.
Bukti Setor DR dan/atau
PSDH
MEMENUHI AAuditee telah membayar PSDH sesuai dengan SPP
PSDH. Pembayaran PSDH periode Bulan Februari Mei
2018 s/d April 2019 melalui Sistem Informasi PNBP
Online (SIPNBP-SIMPONI) dengan bukti penerimaan
Negara oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian
Keuangan RI melalui Biro Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan pembayaran melalui Internet Banking
Bank Mandiri dan Bank BRI.
Verifier 3.2.1.c.
Kesesuaian tarif DR dan
PSDH atas kayu hutan
alam (termasuk hasil
kegiatan penyiapan lahan
untuk pembangunan hutan
tanaman) dan kesesuaian
tarif PSDH untuk kayu
hutan tanaman.
MEMENUHI Pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan telah dilakukan
sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayarkan sesuai
dengan tarif yang ditentukan yaitu mengacu kepada :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014 tanggal 14
Februari 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Kehutanan.
2. Peraturan Menteri Kehutanan no. P.68/Menhut-II/2014
tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan untuk
perhitungan provisi sumber daya hutan, ganti rugi
tegakan dan penggantian nilai tegakan.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Nomor: P.64/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/12/2017 tanggal
19 Desember 2017.
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.
Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
Dokumen PKAPT NOT APPLICABLE Auditee memiliki dokumen pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT) dengan Nomor : 09.
03.1.00170, yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral
Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Dalam Negeri
Nomor : 414/UPP/PKAPT/ Perpanjangan-2/4/213 tanggal
16 April 2013 berlaku s/d 12 April 2018.
Pada tanggal 30 Juli 2018, telah terbit Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2018
Tentang Pencabutan Keputusan Menteri Perindustrian Dan
Perdagangan Nomor 68/MPP/KEP/2/ 2003 Tentang
Perdagangan Kayu Antar Pulau, dengan demikian
berdasarkan peraturan menteri tersebut dokumen PKAPT
sudah tidak berlaku dan verifier ini tidak dapat diterapkan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 16
Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia
dan memiliki izin yang sah.
Dokumen yang
menunjukkan identitas
kapal
MEMENUHI Dokumen kapal pengangkut kayu Auditee memiliki ijin yang
sah dan kapal tersebut berbendera Indonesia, berdasarkan
Surat Ijin yang diberikan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas
Pelabuhan Kota Baru.
K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal
Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal
Verifier 3.4.1. Tanda V-
Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan.
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal sesuai
dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal dibubuhkan
pada dokumen SKSHHK dan lampirannya pada Daftar Kayu
Hasil Pemanenan.
K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah
memiliki dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-UPL
meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan
sesuai peraturan yang
berlaku meliputi seluruh
areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan, RKL dan RPL yang telah mendapat
pengesahan/persetujuan dari Komisi Pusat Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Kehutanan
Nomor : 267/DJ-VI/AMDAL/ 96 tanggal 29 November 1996.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan
penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial
4.1.2.a. Dokumen RKL dan
RPL.
MEMENUHI Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL RPL) merupakan satu
kesatuan dengan dokumen AMDAL yang telah mendapat
pengesahan/persetujuan dari Komisi Pusat Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Kehutanan
Nomor : 267/DJ-VI/AMDAL/ 96 tanggal 29 November 1996.
4.1.2.b.
Bukti pelaksanaan
pengelolaan dan
pemantauan dampak
penting aspek fisik-kimia,
biologi dan sosial.
MEMENUHI Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
AMDALHasil kegiatan juga dilaporkan kepada Instansi terkait
di Wilayah Kerja PT INHUTANI II Unit Pulau Laut.
K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3
Verifier 5.1.1.a.
Pedoman/prosedur K3.
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen Prosedur tentang K3 dan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
Penanggungjawab K3 yaitu, Ahli K3 Umum a/n. Supriyanto,
Nomor Registrasi: 62298/PK3/AJ/35/ 2018/PO,
Penunjukan Ahli K3 Umum berdasarkan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan R.I Nomor: KEP.33324/NAKER-
BINWASK3/XII/2018 tanggal 07 Desember 2018.
Verifier 5.1.1.b.
Ketersediaan Peralatan
MEMENUHI Auditee memiliki peralatan K3 dan juga telah menyediakan
balai pengobatan yang dijaga oleh seorang Mantri dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 16
K3. berdasarkan observasi lapangan peralatan K3 dalam
kondisi baik
Verifier 5.1.1.c.
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI Auditee telah memiliki Laporan kecelakaan kerja yang
tercantum dalam dokumen Formulir No.01/UMHT-KS/K3
tentang Laporan Kecelakaan Kerja, dan Formulir
No.02/UMHT-KS/K3 tentang Laporan Kecelakaan Oleh
Petugas K3 Laporan tersebut dibuat oleh Petugas K3 dan
diketahui oleh Kepala Unit Kerja
K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi pekerja
Verifier :
Serikat pekerja atau
kebijakan perusahaan
(auditee) yang
membolehkan untuk
membentuk atau terlibat
dalam kegiatan serikat
pekerja
MEMENUHI Auditee telah tergabung dalam Serikat Pekerja Kehutanan
SEHATI, yang telah dikukuhkan berdasarkan Surat
Keputusan Serikat Pekerja Kehutanan SEHATI PT INHUTANI
II Nomor: 07/SK/SP-SEHATI/2018 tanggal 07 September
2018 tentang Pengukuhan Pengurus Serikat Pekerja
Kehutanan SEHATI PT INHUTANI II Periode 2018 – 2020.
Indikator 5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur
hak-hak pekerja.
Verifier:
Ketersediaan Dokumen
KKB atau PP.
MEMENUHI Auditee telah mempunyai dokumen Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) antara Direksi PT Inhutani II (Persero)
dengan Serikat Pekerja Kehutanan “Sehati” PT Inhutani II
(Persero) Pusat periode tahun 2018 - 2020 Nomor :
1045/P/SEK-PRUSH/2018 dan Nomor : 10/SP-
SEHATI/2018 yang ditandatangani oleh Plt. Direktur PT
Inhutani II (Persero) Ir. Natalas Anis Harjanto dan Ketua
Umum Serikat Pekerja Kehutanan “Sehati” PT Inhutani II
(Persero) Pusat Ir. Eppy Yuniarty Ratih pada tanggal 31
Oktober 2018
Indikator 5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)
Verifier :
Pekerja yang masih di
bawah umur
MEMENUHI Berdasarkan dokumen Laporan Tenaga Kerja dan hasil
wawancara, Auidtee tidak mempekerjakan karyawan di
bawah umur, dan dalam sistem rekruitmennya, Auditee
telah mempersyaratkan bahwa batas umur minimal calon
karyawan adalah yang telah berumur lebih dari 18 tahun.