69
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS II MI MISBAHUL HUDA PROBOLINGGO Proposal Oleh : FITRIYATUL INDANIS NIM : D07211005 Dosen Pembimbing : Sihabudin, M. Pd. I, M. Pd. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PRODI PENDDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS II

MI MISBAHUL HUDA PROBOLINGGO

Proposal

Oleh :

FITRIYATUL INDANIS

NIM : D07211005

Dosen Pembimbing :

Sihabudin, M. Pd. I, M. Pd.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2014

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis dan

memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan

gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan

ritual-ritual. Fiqih juga bukan seni yang lebih bermain dengan rasa dan keindahan.

Pembekalan materi yang baik dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi

yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga

memudahkan peserta didik dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah muncul yang

membutuhkan kajian fiqih dan syari’at. Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan

dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di masyarakat sekitar.

Tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar dapatmengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci danmenyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli melaksanakan dan mengamalkanketentuan hukum Islam dengan benar.1

1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tentang Standar kompetensi dan kompetensi dasarmata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa arab Madrasah Ibtidaiyah tahun 2008

Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

3

Dalam mempelajari fiqh, bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu yang jelas

pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori dan praktek.

Belajar fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus dapat

dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi.

Pembelajaran fiqih harus dimulai dari masa kanak-kanak yang berada disekolah

dasar . keberhasilan fiqih dapat di lihat dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam

rumah maupun diluar rumah. Contohnya, dalam rumah kecenderungan anak untuk

melakukan shalat sendiri secara rutin. Sedangkan diluar rumah misalnya intensitas

anak dalam menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa dalam kehidupan sehari-hari

terutama dalam kehidupan disekolah. Untuk itu evaluasi pembelajaran fiqh tidak hanya

berbentuk ujian tertulis tetapi juga praktek. Banyak peserta didik yang mendapatkan

nilai bagus dalam teori ilmu fiqih, Tetapi, dalam kenyataannya banyak peserta didik

yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar.

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik tentang fiqih masih kurang.

Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga

pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian

materinya. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam

melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari

segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah. Mengacu dari

pendapat tersebut maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan

terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental

Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

4

maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih

mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru

dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam

pembelajaran yakni dengan menggunakan metode yang benar.

Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode

diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara

menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang

guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode.2

Pembelajaran fiqih yang ada di MI Misbahul Huda Probolinggo memerlukan suatu

model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menarik dan

meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

engan memilih model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa salah satunya dengan

memeberikan model pembelajaran TGT.

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang mendapatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6

orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku kata atau ras yang

2 Modul strategi pembelajaran pgmi ( Surabaya: LAPIS PGMI 2008)

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

5

berbeda. Menurut Robert E Slavin terdapat empat komponen utama dalam

pembelajaran ini yaitu : prestasi kelas, kerja tim turnamen permainan, dan penghargaan

tim.3

Teams Games-Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh DavidDeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajaryang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalusiswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telahmenguasai pelajaran (Slavi, 2008). Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGTmemiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajarankooperatif. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah setelahsiswa bekerja dalam tim (sama dengan TPS).

Pembelajaran kooperatif tipe TGT iharapkan dapat memberikan peluang

kepada siswa untuk saling berkerjasama, berkomunikasi, bertukar pikiran, dan

menjawab atau memberikan pertanyaan.

Berdasarkan kondidsi tersebut, peneliti ingin mencoba meningkatkan prestasi belajar

fiqih siswa kelas III di MI Misbahul Huda Probolinggo melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), sehingga perlu diadakan penelitian

tindakan.

Permasalahan yang dihadapi siswa adalah hasil belajar fiqih yang belum tuntas

yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Salah satu

faktor dalam pembelajaran fiqih guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa

menjadi cepat bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

Terlihat dari 25 siswa dalam kelas, hampir semua siswa tidak memperhatikan

3 Muhammad Ali Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004,) hal67.

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

6

penyampaian guru, salah satucontoh ada sebagian siswa yang melamun, bermain

sendiri, tidur, dan mengerjakan PR waktu jam pelajaran. Pada akhirnya guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya seputar materi pelajaran yang telah

dibahas namun siswa lebih memilih diam.4

Berdasarkan pernyataan guru, kenyetaan tersebut dapat di duga bahwa

penyebab mengapa sebagian nilai siswa masih rendah pada pembelajaran fiqih antara

lain :

1. Siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah

2. Minat baca siswa terhadap buku teks fiqih kurang.

3. Siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar.5

Diantara permasalahan tersebut, sebenarnya ada satu masalah utama yang perlu

mendapat perhatian berkaitan dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran fiqih.

Sebagian siswa memiliki prestasi rendah dalam pembelajaran fiqih, disebabkan guru

yang masih menggunakan metode ceramah sebagai materi yang di ajarkan menjadi

verbal atau hafalan. Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan metode ceramah jika

diterapkan secara murni adalah tidak melibatkan anak didik secara aktif dalam proses

pembelajaran, akibatnya materi tersebut menjadi kurang menarik.

4 Hasil observasi kelas II Mi Misbahul Huda Probolinggo pada saat pembelajaran fiqih tanggal 20november 2013.5 Hasil wawancara dengan ibu Eli, guru fiqih kelas II MI Misbahul Huda,Probolinngo, 20 november2013

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

7

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam

memahami materi pembelajara fiqih. Kriteria keberhasilan pembelajaran fiqih di ukur

dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang dissampaikan oleh guru.

Belajar secara optimal dapat dicapai bila siswa aktif dibawah bimbingan guru yang

aktif pula.6

Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran fiqih dianggap

sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga berdampak pada rendahnya hasil

belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi pada Ujian

Akhir Semester (UAS). Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa

terhadap konsep pembelajaran fiqih.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di MI Misbahul Huda,

siswa kelas II kurang antusias dalam menjalani pembelajaran fiqih karena metode

pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran fiqih kurang maksimal. Guru hanya

menggunakan metode ceramah, padahal dalam pelajaran fiqih, guru memerlukan

model TGT untuk menerapkan pada siswa kelas II bagaimana caranya bekerjasama

dengan berkelompok, dari 25 siswa hanya 8 siswa (32%) yang mendapat nilai di atas

75, sedangkan 17 siswa (68%) mendapat nilai dibawah 75.7 Dengan adanya fakta

tersebut, guru bisa dikatakan kurang berhasil dalam melakukan pembelajaran.

6 Muhammad Ali, guru dalam proses belajar mengajar , (Bandung Sinar Baru Algesindo, 2004),677 Eli, guru fiqih kelas II MI Misbahul Huda, wawancara pribadi, ,Probolinngo, 20 november 2013.

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

8

Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret,

maka semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang

berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal

yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak

sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.

Jika dalam proses pembelajaran fiqih kurang adanya penggunaan pendekatan,

media dan metode yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif.

Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga terjadi

interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Interaksi tersebut

sudah tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan.

Proses belajar dan mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari

perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yakni pengajaran.8

Proses belajar dan mengajar yang aktif ditandai adanya keterlibatan siswa

secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosionalnya. Pelajaran fiqih

misalnya diperlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar dan mengajar

sehingga keterlibatan siswa dapat optimal, yang pada akhirnya berdampak pada

perolehan hasil belajar. Hal tersebut, sangat penting karena dalam kehidupan sehari-

hari, siswa tidak pernah lepas dengan dunia fiqih, yang dekat dengan aktivitas

8 Suryosubroto,Proses Belajar Mengajar di sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 19

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

9

kehidupan mereka. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan metode yang sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa. Dengan demikian pemilihan metode yang tepat

dan efektif sangat diperlukan.

hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa

dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.9 Tingkat

perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya

bahan pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk

meneliti penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

(TGT),sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran fiqih yang membawa siswa

belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan menetapkan

judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Kelas II MI Misbahul Huda

Probolinggo”

B. Rumusan Masalah

9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 250-251

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

10

1.Bagaimana hasil belajar siswa kelas II MI Misbahul Huda Probolinggo dalam

pembelajara fiqih sebelum menggunakan model kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) ?

2.bagaimana penerapan model kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan hasil

belajar fiqih materi sholat siswa kelas II MI Misbahul Huda.?

3.Apakah dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan hasil belajar fiqih materi shalat siswa kelas II MI Misbahul

Huda?

C. Tindakan yang dipilih

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk

meneliti penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

(TGT),sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran fiqih yang membawa siswa

belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan menetapkan

judul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams Games Tournament (TGT) Kelas II MI Misbahul Huda Probolinggo”

D. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan hasil belajar fiqih siswa kelas II MI Misbahul Huda Probolinggo

dalam pembelajaran fiqih sebelum menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT).

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

11

2. Mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas II MI Misbahul Huda

Probolinggo dalam pembelajaran fiqih setelah menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT).

E. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membahas tentang

Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) Kelas II MI Misbahul Huda Probolinggo.

F. Signifikasi Penelitian

1. Ssecara Akademis

a. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengelola pendidikan atau

guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

b. Diharapkan dapat memecahkan masalah dalam pendidikan yang berkaitan

dengan peningkatan prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran fiqih.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru

1) Dapat memberikan pengalaman bagi guru tentang penggunaan metode yang

tepat bagi siswa dalam pelajaran Fiqih.

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

12

2) Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas profesional

guru dalam melakukan pembelajaran.

b. Bagi siswa

1) Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

2) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

3) Mendapat pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan

c. Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan dalam melakukan penelitian tindakan kelas serta dapat

menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik fiqih

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelahproses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah lakubaik pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa sehinggamenjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakanhamalik(1995: 48) hasil belajar adalah "Perubahan tingkah laku subjekmeliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentuberkat pengalamannya berulang-ulang". Pendapat tersebut didukung olehSudjana (2005: 3) "hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakupbidang kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerimapengalaman belajarnya".

Hasil Belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan dan pengajaran

dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa

merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses

yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan

dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya.10

10 Ahmad Susanto, teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar (Jakarta: kencana prenada mediagroup,2013), 5

Page 14: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

14

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.11

2. Jenis-jenis Hasil Belajar

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan

psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif

11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), hal. 30.

Page 15: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

15

juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di

sekolah.12

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria

dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal ini dapat tercapai apabila siswa

sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang

lebih baik lagi.

Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan

dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa

karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.13

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil

belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama

atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta

dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang

12 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), hal. 30.13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya,2005),hal. 22

Page 16: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

16

lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan

perilaku kerja yang lebih baik.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksiantara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktorinternal) maupun dari luar diri (faktor external) individu. Pengenalan terhadapfaktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalamrangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.14

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain,

yakni:15

1. Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor,

yakni: 1). Faktor fisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2). Faktor psikologis

(yang bersifat rohaniah), dan 3).Faktor kelelahan.

a. Faktor Fisiologis

1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-

bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.

kesehatan seseorang berpengaruh pada belajarnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

14Abu Ahmadi,Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991),130.15Muhibbin Syah,Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001),130.

Page 17: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

17

pusing, ngantuk jika badanya lemah, kurang darah atau pun ada gangguan-

gangguan / kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan

kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan

ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan,

olahraga, rekreasi dan ibadah.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh/badan.

Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki,

dan patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat

belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada

lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat

manghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

b. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor

psikologis yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor itu adalah:

1) Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang

baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-

Page 18: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

18

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam

situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang

tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi

yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai inteligensi yang

tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena

belajar adalah sesuatu yang kompleks dengan banyak faktor yang

mempengaruhinya, sedangkan inteligensi ialah salah satu faktor

diantara faktor yang lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/

berpengaruh negative terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam

belajarnya. Siswa yang mempunyai inteligensi yang normal dapat

berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya

belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-

faktor yang mempengaruhi belajarnya (faktor jasmaniah, psikologis,

keluarga, sekolah, masyarakat) memberi pengaruh yang positif, jika

siswa memiliki inteligensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan

dilembaga pendidikan khusus.

2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun

semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan

Page 19: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

19

objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika

bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah

kebosanan, ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan

baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan

cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi

berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak

dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan

senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan

dari situ diperoleh kepuasan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

belajar yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada gaya tarik

baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan

dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih

mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan

belajar.

Page 20: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

20

Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar, dapatlah

diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara

menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta

hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan

bahan pelajaran yang dipelajari itu.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat

mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang

kurang/tidak berbakat dibidang itu.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar.

Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,

maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah

selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting

untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar

disekolah yang sesuai dengan bakatnya.16

5) Motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik

manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

16Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010),54-58.

Page 21: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

21

Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk

bertingkah laku secara terarah.

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

1) Motivasi intrinsik,

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari

dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah

perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi

tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang

bersangkutan.

2) Motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang akan datang

dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan

kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib

sekolah, suri teladan orang tua, guru dan seterusnya merupakan

contoh-contoh kongkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong

siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang

bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan

menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan

proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik disekolah

maupun dirumah.

Page 22: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

22

Dalam prespektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan

bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan

langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh

orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki

pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya,

memberi pengaruh lebih kuat dan relative lebih langgeng

dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan

dari orang tua dan guru.17

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru misalnya anak dengan kakinya

sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap

untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berfikir abstrak,

dan lain-lain.kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan

kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan

dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang)

belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar.

Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi

17Muhibbin Syah,Psikologi Belajar, Ibid, 137-138.

Page 23: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

23

kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari

kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau

bereaksi. Kesediaan itu timbul dari diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti

kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani

terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam

tubuh, sehingga darah tidak /kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu

hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-

pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan

daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus

Page 24: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

24

memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi

hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan

sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan

perhatiannya.

Dari uraian diatas dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu

mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah

menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan

dengan cara-cara sebagai berikut:

Tidur

Istirahat

Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja

Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran

darah, misalnya obat gosok.

Rekreasi dan ibadah yang teratur

Olahraga secara teratur, dan

Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-

syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat lima

sempurna.

Page 25: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

25

Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang yang

ahli misalnya dokter, konselor dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar, dapatlah

dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,

dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas faktor berikut:18

1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama.

Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yaitu

termasuk faktor ini antara lain adalah:19

1) Faktor orang tua

a. Cara mendidik anak

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh

Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan

bahwa:

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

utama. Keluarga yang sehat / besar artinya untuk pendidikan

dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,

18 Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ibid,58-60.19Abu Ahmadi,Psikologi Belajar, Ibid, 81.

Page 26: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

26

Negara, dan dunia. Melihat pernyataan diatas, dapatlah

dipahami betapa pentingnya peranan keluarga didalam

pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya

akan berpengaruh terhadap belajar.20

Orang tua yang tidak / kurang memperhatikan

pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak

memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi

penyebab kesulitan belajarnya.

Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan

menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan

berakibat anak tidak dapat tentram, tidak senang dirumah, ia

pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar.

Sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya pandai, baik,

cepat berhasil, tetapi malah menjadi takut, hingga rasa harga diri

kurang. Orang tua yang lemah, suka memanjakan anak, ia tidak

rela anaknya bersusah payah belajar, menderita, berusaha keras,

akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan,

bahkan sangat tergantung kepada orang tua, hingga malas

berusaha, malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga

prestasinya menurun.

20Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ibid, 60-61

Page 27: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

27

Kedua sikap itu pada umumnya orang tua tidak

memberikan dorongan kepada anaknya, hingga anak menyukai

belajar, bahkan karena sikap orang tuanya yang salah, anak bisa

benci belajar.

b. Hubungan orang tua dan anak

Sifat hubungan otang tua dan anak sering dilupakan.

Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar

anak.

Yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh

pengertian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh,

memanjakan, dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua,

perhatian atau penghargaan kepada anak-anak menimbulkan

mental yang sehat bagi anak. Kurangnya kasih sayang

menimbulkan emosional insecurity. Demikian juga sikap keras,

kejam, acuh tak acuh akan menyebabkan hal yang serupa. Kasih

sayang dari orang tua dapat berupa:

➟ Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk

omong-omong bergurau dengan anak-anaknya.

➟ Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga

dengan anak-anaknya.

Page 28: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

28

Seorang anak akan mengalami kesulitan/kesukaran belajar

karena faktor-faktor diatas.

2) Suasana rumah / keluarga

Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh, tidak mungkin

anak dapat belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu

konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar.

Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang, selalu

banyak cekcok diantara anggota keluarga selalu ditimpa kesedihan,

antara ayah dan ibu selalu cekcok atau selalu membisu akan

mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat

mentalnya.

Anak tidak akan tahan dirumah, akhirnya mengeluyur diluar

bersama anak yang menghabiskan waktunya untuk hilir mudik

kesana kemari, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar

menurun.

Untuk itu hendaknya suasana dirumah selalu dibuat

menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal

dirumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar

anak.

3) Keadaan Ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi digolongkan kedalam:

Page 29: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

29

a. Ekonomi yang kurang/miskin

Keadaan ini akan menimbulkan:

Kurangnya alat-alat belajar

Kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua

Tidak mempunyai tempat belajar yang baik

b. Ekonomi yang berlebihan (kaya)

Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama, dimana

ekonomi keluarga berlimpah ruah. Mereka akan segan belajar

karena ia terlalu banyak bersenang-senang. Mungkin juga ia

dimanjakan oleh orang tuanya orang tua tidak tahan melihat

anaknya belajar dengan bersusah payah. Keadaan ini akan dapat

menghambat kemajuan belajar.21

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar ini mencakup:

a. Metode mengajar

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi

hasil belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang

baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan

kurang menguasai bahan pelajaran, sehingga guru tersebut

menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau

21Abu Ahmadi,Psikologi Belajar, Ibid,81-84.

Page 30: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

30

terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik. Sehingga siswa kurang

senang terhadap pelajaran atau gurunya. Agar siswa dapat belajar

dengan baik, maka metode harus diusahakan yang setepat, seefisien,

dan seefektif mungkin.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan

bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi siswa.

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

c. Relasi guru dengan siswa

Didalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan

menyukai gurunya, juga menyukai mata pelajaran yang diberikannya

sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut

juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan

mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya

pelajarannya tidak maju.

d. Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar

dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

e. Disiplin sekolah

Page 31: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

31

Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam

belajar baik disekolah, dirumah, dan diperpustakaan. Agar siswa

disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.

f. Alat pelajaran

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah

perlu agar guru dapat menajar dengan baik sehingga siswa dapat

menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

g. Waktu sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar

disekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore, malam hari. Misalnya

biasanya sekolah masuk pagi hari, dan pada waktu itu pikiran masih

segar, jasmani dalam kondisi baik. Jadi memilih waktu sekolah yang

tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

h. Tugas rumah

Waktu belajar terutama adalah disekolah, disamping untuk

belajar waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan

yang lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas

yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai

waktu lagi untuk kegiatan yang lain.22

3. Faktor masyarakat

22Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ibid,64-69

Page 32: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

32

Faktor masyarakat, tetangga, serta teman-teman sepermainan

disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat

dilingkungan kumuh (slum area) yang serba kekurangan dan anak-anak

penganggur, misalnya akan sangat mempengaruhi aktifitas belajar

siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika

memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat

belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.23

3. Indikator Hasil Belajar

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran.

Pada dasarnya, pengungkapan hasil belajar meliputi segenap aspek

psikologis, dimana aspek tersebut berangsur berubah seiring dengan

pengalaman dan proses belajar yang dijalani siswa. Akan tetapi tidak dapat

semudah itu, karena terkadang untuk ranah afektif sangat sulit dilihat hasil

belajarnya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar itu ada yang bersifat tidak

bisa diraba. Maka dari itu, yang dapat dilakukan oleh guru adalah mengambil

cuplikan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar yang dianggap

penting dan diharapkan dapat mencerminkan hasil dari belajar tersebut, baik

dari aspek cipta (kognitif), aspek rasa (afektif), aspek karsa (psikomotorik).

23Muhibbin Syah.,Psikologi Belajar, Ibid, 138.

Page 33: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

33

Salah satu langkah penting yang harus dipahami oleh seorang guru

adalah merumuskan indikator, karena kunci pokok untuk memperoleh ukuran

dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah dengan

mengetahui garis-garis indikator. Adapun indikator sangat berhubungan

dengan kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan

yang harus dikuasai peserta didik dalam pelajaran tertentu sebagai rujukan

penyusunan. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa indikator sendiri

adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata

pelajaran. Kata-kata yang harus digunakan dalam merumuskan indikator

haruslah kata-kata yang bersifat operasional.

Pada komponen indikator, hal – hal yang perlu diperhatikan sebagai

berikut :

a. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda,

perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.

b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik pendidikan, potensi

daerah dan peserta didik

c. Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional yang terukur atau

dapat diobservasi.

d. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian.

Page 34: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

34

Kemudian setelah indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang

akan diajarkan telah diidentifikasi, selanjutnya dikembangkan dalam kalimat

indikator yang merupakan karakteristik kompetensi dasar.24

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia

menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta

didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai

peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi

kepada guru tentang kemajuan peserta didi dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya

setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-

kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar.25

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi (Rusman,

2012:124) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

Faktor Internal

Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan

yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan

24 Lihat http://blogsayasaja.wordpress.com/2011/03/13/komponen-indikator-hasil-belajar ( 27 oktober2013)25 Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan ProfesionalismeGuru Abad 21. Bandung: ALFABETA s

Page 35: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

35

cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta

didik dalam menerima materi pelajaran.

Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada

dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal

ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis

meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi,

kognitif dan daya nalar peserta didik.

Faktor Eksternal

Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil

belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan

sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain.

Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara

akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran

pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang

cukup untuk bernafas lega.

Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang

keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar

yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai

Page 36: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

36

sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.

Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru .

Menurut Utami Munandar dkk ( 1985 : 18 ) faktor-faktor itu adalah keadaan

lingkungan, seperti kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, dorongan dan

dukungan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal didaerah perkotaan

atau pedesaan. Sebagian besar faktor ini ditentukan oleh keadaan dalam diri anak itu

sendiri seperti minatnya terhadap sesuatu bidang, keinginan untuk berprestasi. Oleh

karena itu minat juga perlu dikembangkan sejak dini.26

Menurut Sumadi Suryabrata ( 1984 : 253 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar yaitu 27

1 Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang dapat digolongkan menjadi 2

golongan yaitu :

a) Faktor-faktor non sosial, seperti keadaan udara, suhu,udara, cuaca, waktu (

pagi, atau siang, ataupun malam ), tempat (letakn, pergedungannya ), alat-alat

yang dipakai untuk belajar.

b) Faktor-faktor sosial dalam belajar, seperti kehadiran orang atau orang-orang

lain pada waktu sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar . Selain

26 S.C. Utami Munandar. 1985. Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah, petunjuk bagipara guru dan orang tua. Jakarta, Gramedia27 Sumadi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali

Page 37: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

37

kehadiran yang langsung , mungkin juga yang hadir secara tidak langsung

misalnya , potret, nyanyian lewat radio, dll , kehadirannya bersifat mengganggu

proses belajar dan prestasi-prestsi belajar. Dengan berbagai cara faktor-faktor

tersebut harus diatur , supaya belajar dapat berlngsung dengan sebaik-baiknya.

3. Faktor-faktor yang berasal dari diri si pelajar , yang digolongkan menjadi 2

golongan yaitu :

a. Faktor-faktor fisiologis atau jasmaniah individu baik yang bersifat bawaan

maupun yang diperoleh pada umumnya sangat berpengaruh terhadap belajar

seseorang., seperti penyakit kronis sepert pilek, influensa, sakit gigi, batuk , dan

hal lain yang tidak kalah pentingnya adalak kondisi pancaindra terutama

penglihatan dan pendengaran.

b. Faktor-faktor Psikologis dalam belajar, seperti kebiasaan-kebiasaan yang buruk

yang mengganggu, seperti frustrasi, konflik psychis, motivasi yang lemah.

Selain itu ada beberapa faktor lain yang mendorong seseorang untuk

belajar.diantaranya :

- Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas.

- Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu

maju.

- Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-

teman.

Page 38: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

38

- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran

- Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu.

B. Tinjauan Model kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

1.Pengertian Model Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran denganmenggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yangmempunyai latar belakang kemampuan akdemik, jenis kelamin ras, atau suku yangberbeda.28 Adapun sistem penilaian dilakukan dengan kelompok, setiap kelompok akanmemperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yangdisyaratkan. Oleh karena itu setiap kelompok akan mempunyai ketergantungan itu akanmemunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok.

Terdapat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah :

a. Prinsip ketergantungan positif (positive independence)

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan penyelesaian suatu tugas

sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya.

b. Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prisip pertama. Oleh karena itu

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

c. Interaksi Tatap Muka (face to face promotion interaction)

28 Wina Sanjaya,strategi pembelajaran, hal.424.

Page 39: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

39

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan.

d. Partisipasi dan Komunikasi (Parisipation Communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu

berpartisipasi aktif dan berkomunikasi.29

4. Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament pada mulanya dikembangkan oleh DavidDevries dan Keit Edward, ini merupakan pembelajaran metode pertama dariJohns Hopkins.30 Pada dasarnya pembelajaran kooperatif tipe TGT adalahsalah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status,melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsurpermainan Reinforcement (penguatan).

Aktifitas belajar dengan permaian yang dirancang dalam

pembelajajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa belajar lebih

Rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, persaingan sehat, dan

keterlibatan belajar. Ad 5 komponen utama dalam TGT yaitu :

a. Penyajian Kelas

Pada awal guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya

dilakukan denagan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi

dipimpin guru.pada saat penyajian ini siswa harus benar-benar

29 Ibid, hal. 246-24730 Robert E Slavin, cooperative learning teori riset, practice dan diterjemahkan oleh Nurulita,cooperative learning teori, risetdan praktik.(Bandung : Nusa Media, 2008), hal.13.

Page 40: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

40

memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru,

karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja

kelompok. Dan pada saat game, karena skor game akan menentukan

skor kelompok.

b. Kelompok (Team)

Kelompok biasanya terdiri dari 2-6 siswa yang anggotanya heterogen

dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, maupun ras atau etnik.

Fungsi kelompok adalah untuk mendalami materi bersama teman

kelompoknya lebih khusus untuk mempersiapkan anggotanya agar

bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

c. Permainan Game

Game terdiri dari pertanyaan – pertanyaan yang dirancang untuk

menguji pengetahuan yang didapat siswa dari pengajian kelas dan

belajar kelompok. Kebanyakan game teriri dari pertanyaan-pertanyaan

sederhana bernomer. Siswa memilih kartu nomer dan mencoba

menjawab dengan sesuai nomer itu. Siswa yang benar menjawab

pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang natinya dikumpulkan

siswa untuk tournament mingguan.

d. Kompetensi (Tournament)

Pada tahap ini biasanya tournament dilakukan pada akhir minggu atau

pada setiap nit setelah guru melakukan presentasi kelas atau kelompok

sesudah mengerjakan lembar kerja. Tournament pertama guru membagi

Page 41: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

41

siswa dalam beberapa meja turnamen. Kelompok siswa tertinggi

prestasinya dikelompokkan pada meja 1, kelompok siswa selanjutnya

pada meja II dan seterusnya.

e. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

Pada tahap ini guru mengumumkan kelompok yang menag, masing-

masing team akan mendapat hadian apabila rata-rata skor memenuhi

kriteria yang ditentukan team mendapat julukan “ Super team” jika rata-

rata skor 45 atau lebih,” great team” apabila rata-rata mencapai 40-45

dan “ good team “ apabila rata-rata 30-40”

Menurut Slavin, dalam penerapan di kelas metode Teams Games

Tournamen (TGT) meliputi 3 tahap yaitu :

a. Tahap Mengajar (Teaching)

Tahap ini guru mengajarkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam

kompetisi. Materi yang akan di ajarkan hanya secara garis besarnya saja suatu

pokok pelajaran fiqih.

Tahap ini meliputi pembukaan yang dapat memotivasi siswa dalam belajar

fiqih, membangun suatu pengetahuan awal mengenai materi terrsebut dan

memberikan petunjuk pelkaksanaan metode TGT termasuk pembentukan

kelompok. Tahap ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.

b. Tahap Belajar Dengan Kelompok (Team study)

Tahap ini anggota kelompok mempunyai tugas untuk mempelajari materi

tersebut. Setiap kelompok harus membuat pertanyaan dan jawaban dari

Page 42: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

42

pertanyaan tersebut, masing-masing pertanyaan dan jawaban ditulis dalam

lembar yang berbeda. Selama tahap ini guru membuat aturan-aturan antara lain:

1. Setiap anggota kelompok harus sudah mempelajari materi yang telah

diberikan sebelumnya.

2. Tidak boleh selesai belajar sampai semua anggota kelompok mempelajari

materi sampai tuntas.

3. Semua anggota kelompok harus saling membantu dalam mempelajari materi.

Jika ada kesulitan harus di diskusikan terlebih dahulu sebelum bertanya pada

guru.

4. Setiap anggota kelompok dalam diskusi hendaknya dilakukan dengan suara

perlahan, sehingga kelompok lain tidak mengetahui hasil diskusi tersebut.

f. Tahap Kompetisi (Tournament)

Tahap ini setiap kelompok mewakili anggotanya untuk maju kemeja

kompetisi, di atas meja tersebut telah tersedia kartu, kemudian siswa

mengambil sebuah kartu dan membacanya keras-keras. Kelompok yang

mengambil pertanyaan tersebut harus menjawab, jika jawaban salah

atau ada jawaban yang alain maka kelompok lawan dapat mengajukan

jawaban kemudian setelah masing-masing kelompok berusaha

menjawab, maka dibuka kartu jawabannya kelompok yang benar diberi

Page 43: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

43

poin atau skor, dan skor-skor tersebut dijumlah sebagai skor

kelompok.31

2. Tujuan Penggunaan Model Kooperatif Tipe TGT

TGT merupakan salah satu jalan keluar yang dapat mengatasi

permasalahan potensi penghalang keberhasilan pembelajaran kooperatif, yang

mana dominasi salah satu anggota kelompok yang berpotensi tinggi akan

menjadikan anggota lainnya hanya akan menjadi pendamping dan

membonceng keberhasilan rekan sekelompoknya. Akan tetapi dengan TGT hal

ini tidak akan terjadi, sebab setiap anggota kelompok harus bertanggungjawab

penuh atas keberhasilan individunya di meja turnamen, dan setiap anggota

kelompok akan merasa mendapat kesempatan untuk berkontribusi dalam

keberhasilan kelompoknya.32

Menurut Slavin (2008), perspektif motivasional pada pembelajarankooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja. Deutsch (1949) dalam Slavin (2008)mengidentifikasikan tiga struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. kooperatif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi

konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain.

31 Deleware sosial studies education project (DSSEP),lihat http://udel.edu/dssep/teaching_coop.htm,diakses pada tanggal 15 februari 2009.

32 Slavin, Robert E., Cooperative Learning, Review of Educational Research, vol. 50, no. 2, JohnsHopkins University : Sage Publications, 1980.

Page 44: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

44

2. kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi

pencapaian tujuan anggota lainnya.

3. individualistik, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak

memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya.33

3. Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe TGT

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model

pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh

siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan

keterlibatan belajar.

Ada 5 langkah dalam TGT yaitu:

1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi

yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar

memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan

33 Slavin, Robert E., Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik, terj. Narulita Yusron, cet.VI,Bandung : Penerbit Nusa Media, 2010

Page 45: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

45

membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat

game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya

heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik.

Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman

kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar

bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji

pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.

Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang

sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan

mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen

mingguan.

4. Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah

guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar

kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja

turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga

siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

Page 46: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

46

5. Team recognize (penghargaan kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team

akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria

yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45

atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team”

apabila rata-ratanya 30-40

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Kooperatif Tipe TGT

Tidak ada metode pembelajaran terbaik. Setiap metode pembelajaran

pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Bisa jadi, suatu metode

pembelajaran cocok untuk materi dan tujuan tertentu, tetapi kurang cocok untuk

materi atau tujuan lainnya. Model kooperatif tipe teams games tournament

demikian juga, mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan Model kooperatif Tipe TGT

a. Siswa tidak terlalu bergantung kepada guru, dan akan menambahkan

rasa kepercayaan dengan kemampuan diri untuk berfikir mandiri,

menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar bersama siswa

lainnya.

b. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan secara

verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

c. Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, dengan menyadari

keterbatasannya dan bersedia menerima segala perbedaan.

Page 47: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

47

d. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung

jawab dalam belajar.

e. Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial, termasuk

mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal, ketrampilan

mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

f. Mengambangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman

siswa, serta menerima umpan balik.

g. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan

mengubah belajar abstrak menjadi riil.

h. Meningkatkan motivasi belajar dan melahirkan rangsangan untuk

berfikir, yang akan sangat berguna bagi proses pembelajaran jangka

panjang.34

Slavin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh

pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit

mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai

berikut:

34 Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan, Yogyakarta : FakultasTarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 2009.

Page 48: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

48

a. Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman

yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari

pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.

b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka

peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa

harga diri akademik mereka.

d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama

verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi

menggunakan waktu yang lebih banyak.

f. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja

dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau

perlakuan lain.35

Kelemahan Model Kooperatif Tipe TGT

a. Dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk memahami filosofi pembelajaran

tim, sehingga siswa yang memiliki kemampuan lebih akan merasa terhambat

oleh siswa lainnya yang memiliki kemampuan dibawahnya.

35 Slavin, Robert E., Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik, terj. Narulita Yusron, cet.VI,Bandung : Penerbit Nusa Media, 2010.

Page 49: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

49

b. Dengan diciptakannya kondisi saling membelajarkan antara siswa, bisa jadi

dapat menimbulkan pemahaman yang tidak seharusnya atau tidak sesuai

dengan harapan.

c. Penilaian yang didasarkan pada kinerja kelompok, seharusnya dapat disadari

oleh guru bahwa sebenarnya hasil dan prestasi yang diharapkan adalah prestasi

dari setiap individu siswa.

d. Dan bukan merupakan pekerjaan yang mudah, untuk mengkolaborasikan

kemampuan indivudial siswa bersamaan dengan kemampuan kerjasamanya.36

C. Tinjauan Tentang Fiqih

1. Pengertian dan hukum mempelajari Fiqih

Bidang studi atau mata pelajaran adalah “pengetahuan dan pengalaman masalalu yang disusun secara sistematis, logis melalui proses dan metode keilmuan”.

Kata fiqih (فقھ) secara bahasa punya dua makna. Makna pertama adalah alfahmu al mujarrad yang ,(الفھم المجرد) artinya adalah mengerti secara langsung atausekedar mengerti saja.37

Makna yang kedua adalah al fahmu ad daqiq yang artinya adalah ,(الفھم الدقیق)

mengerti atau memahami secara mendalam dan lebih luas.

36 Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan, Yogyakarta : FakultasTarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 2009.

37 Muhammad bin Mandhur, Lisanul Arab, madah: fiqih Al Mishbah Al Munir

Page 50: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

50

Kata fiqih yang berarti sekedar mengerti atau memahami, disebutkan di dalam

ayat Al Quran Al Karim, ketika Allah menceritakan kisah kaum Nabi Syu’aib

‘Alaihis Salam yang tidak mengerti ucapannya.

“Mereka berkata, ‘Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang

kamu katakan itu.’” (QS Hud: 91)

Di ayat lain juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menceritakan tentang

orang-orang munafik yang tidak memahami pembicaraan.

“Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang

itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?”

(QS An Nisa: 78)

Sedangkan makna fiqih dalam arti mengerti atau memahami yang mendalam,

bisa temukan di dalam Al Quran Al Karim pada ayat berikut ini:

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya. Mengapa tidak pergi dari

tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam

pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat

menjaga dirinya.” (QS At Taubah: 122)

Page 51: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

51

Dalam prakteknya, istilah fiqih ini lebih banyak digunakan untuk ilmu agama

secara umum, dimana seorang yang ahli di bidang ilmu-ilmu agama sering disebut

sebagai faqih, sedangkan seorang yang ahli di bidang ilmu yang lain, kedokteran

atau arsitektur misalnya, tidak disebut sebagai faqih atau ahli fiqih .38

Sedangkan secara istilah, kata fiqih didefinisikan oleh para ulama denganberbagai definisi yang berbeda-beda. Sebagiannya lebih merupakan ungkapansepotong-sepotong, tapi ada juga yang memang sudah mencakup semua batasanilmu fiqih itu sendiri.

Al Imam Abu Hanifah punya definisi tentang fiqih yang unik, yaitu: Mengenal

jiwa manusia terkait apa yang menjadi hak dan kewajibannya.39

Sebenarnya definisi ini masih terlalu umum, bahkan masih juga mencakup

wilayah akidah dan keimanan bahkan juga termasuk wilayah akhlaq. Sehingga

fiqih yang dimaksud oleh beliau ini disebut juga dengan istilah Al Fiqhul Akbar.

Ada pun definisi yang lebih mencakup ruang lingkup istilah fiqih yang dikenal

para ulama adalah:40

اْلِعلم با ألحكم الشرعیة العملیة المكتسب من أدلتھا التفصیلیة

”Ilmu yang membahas hukum-hukum syariat bidang amaliyah (perbuatan nyata)

yang diambil dari dalil-dalil secara rinci,”

38 Muhammad bin Abu Bakar bin Abdul Qadir Ar Razi, Mukhtar Ash Shihah, jilid 1 hal. 21339 Ubaidillah bin Mas’ud Al Mahbubi Al Bukhari Al Hanafi, At Taudhih ‘ala At Tanqih, jilid 1 hal. 1040 Adz Dzarkasyi, Al Bahrul Muhith, jilid 1 halaman 21

Page 52: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

52

Penjelasan definisi:

a. Ilmu:

Fiqih adalah sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis dan

memiliki obyek dan kaidah tertentu.

Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan.

Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan rituAl ritual. Fiqih juga

bukan seni yang lebih bermain dengan rasa dan keindahan.

Fiqih adalah sebuah cabang ilmu yang bisa dipelajari, didirikan di atas kaidah-

kaidah yang bisa dipresentasikan dan diuji secara ilmiyah.

Selama ini fiqih sudah menjadi fakultas yang diajarkan di berbagai universitas

sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang bersifat akademis dan diakui

secara ilmiyah di dunia international.

b. Hukum-hukum

Ilmu fiqih adalah salah satu cabang ilmu, yang secara khusus termasuk ke

dalam cabang ilmu hukum. Jadi pada hakikatnya ilmu fiqih adalah ilmu hukum.

Page 53: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

53

Kita mengenal ada banyak cabang dan jenis ilmu hukum, misalnya hukum adat

yang secara tradisi berkembang pada suatu masyarakat tertentu. Selain hukum adat,

kita juga mengenal hukum barat yang umumnya hasil dari penjajahan Belanda.

c. Syariat

Hukum yang menjadi wilayah kajian ilmu fiqih adalah hukum syariat, yaitu

hukum yang bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala serta telah menjadi

ketetapan Nya, dimana kita sebagai manusia, telah diberi beban mempelajarinya,

lalu menjalankan hukum-hukum itu, serta berkewajiban juga untuk mengajarkan

hukum-hukum itu kepada umat manusia.

Dengan kata lain, ilmu fiqih bukan ilmu hukum yang dibuat oleh manusia. Fiqih

adalah hukum syariat, dimana hukum itu 100% dipastikan berasal dari Allah

Subhanahu wa Ta’ala.

Keterlibatan manusia dalam ilmu fiqih hanyalah dalam menganalisa, merinci,

memilah serta menyimpulkan apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala

firmankan lewat Al Quran Al Karim dan juga lewat apa yang telah Rasulullah

Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sampaikan berupa sunnah nabawiyah atau hadits

nabawi.

d. Amaliyah

Page 54: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

54

Yang dimaksud dengan amaliah adalah bahwa hukum fiqih itu terbatas pada

hal-hal yang bersifat amaliyah badaniyah, bukan yang bersifat ruh, perasaan, atau

wilayah kejiwaan lainnya.

Sebagaimana kita tahu hukum syariah itu cukup banyak wilayahnya, ada

wilayah akidah yang lebih menekankan pada wilayah keyakinan dan pondasi

keimanan. Ada hukum yang terkait dengan akhlak dan etika.

Dalam hal ini ilmu hukum fiqih hanya membahas hukum-hukum yang bersifat

fisik berupa perbuatan-perbuatan manusia secara fisik lahiriyah. Tegasnya, fiqih itu

hanya menilai dari segi yang kelihatan saja, sedangkan yang ada di dalam hati, atau

di dalam benak, tidak termasuk wilayah amaliyah.

e. Yang di ambil dari dalil-dalilnya yang rinci

Banyak orang beranggapan bahwa ilmu fiqih itu sekedar karangan atau logika

para ulama, yang menurut bahwa ulama itu manusia juga. Sedangkan yang berasal

dari Allah hanyalah Al Quran, dan yang berasal dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi

wa Sallam adalah Al Hadits.

2. Tujuan Fiqih

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali

peserta didik agar dapat :

Page 55: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

55

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci

dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli melaksanakan dan

mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar.

b. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

c. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan baik

dan benar, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran

agama islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT dengan

diri manusia itu sendiri. 41

41 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tentang Standar kompetensi dan kompetensi dasarmata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa arab Madrasah Ibtidaiyah tahun 2008

Page 56: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

56

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas yang bermakna penelitian yang di desain untuk membantu guru

mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelasnya. Informasi ini

bermanfaat untuk mengambil keputusan yang bijak tentang metode yang tepat

digunakan dalam proses pembelajaran demi peningkatan profesionalisme guru,

prestasi siswa, kelas dan sekolah secara keseluruhan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau

classroom Action Research (CAR), yang dilakukan secara kolaboratif artinya

peneliti bekerjasama dengan guru guru fiqih kelas II MI Misbahul Huda.

Partisipatif artinya teman peneliti dibantu teman sejawat.penelitian ini brtujuan

untuk mengatasi suatu permasalahan di dalam kelas, yaitu kurangnya potensi

siswa mengikuti pelajaran fiqih.

Page 57: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

57

Penekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktifisme.

Salah satu konsep dasar pendekatan kontruktifisme dalam belajar adalah

adanya interaksi sosial individu dan lingkungannya.42

Kontruktifisme dalam belajar menekankan pada empat komponen dasar:

a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa.

b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif.

c. Pengajar perlu usaha untuk mengembangkan kompetensi dan

kemampuan siswa.

d. Pendidikan adalah interaksi pribadi antara para siswa dan interaksi

anatara guru dan siswa.43

B. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian

1. Setting penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu

penelitian dan siklus PTK sebagai berikut :

a. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Misbahul Huda

Probolinggo tepatnya di kelas II.

42 Baharuddin dan Nur Wahyuni, teori belajar dan pembelajarannya, (yogyakarta: Ar-RuzzMedia,2007), hal.124.43 Anita Lie, cooperatif learning: memperaktikkan cooperatif learning di ruang-ruang kelas, (jakarta :PT. Gramedia Widia Sarana, 2007),hal.5.

Page 58: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

58

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 november sampai 15 februari

tahun ajaran 2013/2014

c. Siklus PTK

PTK model Kemmis dan Mc Taggart ini dilaksanakan melalui dua siklus,

setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning),

tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

Melalui dua siklus tersebut dapat di amati prestasi belajar siswa kelas II

MI Misbahul Huda.

2. Subjek penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI Misbahul

Huda tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa terdiri

dari 12 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

C. Variabel yang diselidiki

Variabel penelitian yang dijadikan titik pusat untuk menjawab

permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel input : siswa kelas II MI Misbahul Huda

2. Variabel proses : strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT

3. Variabel output : peningkatan prestasi belajar fiqih.

D. Rencana tindakan

Page 59: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

59

Adapun rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa

siklus. Dengan catatan: Apabila siklus I berhasil sesuai kriteria yang diinginkan,

maka tetap dilakukan siklus II untuk pemantapan, tetapi kalau siklus I tidak

berhasil, maka dilakukan siklus II dengan cara menyederhanakan materi.

Secara rinci prosedur pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas

untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal

pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan

pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar tugas siswa, lembar penilaian

hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain

yang diperlukan dalam rangka analisis data.

Adapun rincinya sebagai berikut :

a) Peneliti membuat kesepakatan bersama guru untuk menetapkan materi

pokok.

b) Menentukan hari dan tanggal penelitian

c) Peneliti menentukan scenario pembelajaran berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Tentang materi yang akan di ajarkan dengan

Model Kooperatif Tipe TGT.

Page 60: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

60

d) Persiapan sarana dan media yang akan digunakan

e) Persiapan lembar observasi pembelajaran untuk setiap berlangsungnya

pembelajaran fiqih

f) Menyusun pedoman wawancara dan angket siswa untuk mengetahui

pembelajaran fiqih

g) Persiaan soal tes yang akan diberikan pada awal penelitian dan setiap

siklus

h) Pembentukan kelompok berdasarkan heterogenitas, hal ini dapat dilihat

dari hasil tes siswa pada awal penelitian. Hasil skor siswa akan di

urutkan dari yang tertinggi ke rendah, apabila terdapat nilai yang sama

maka daapt dilihat dari rangking mata pelajaran fiqih siswa dikelas.

Adapun embagian kelompok ini dilaksanakan pada siklus 1 kemudian

digunakan selama kegiatan penelitian. Jumlah tiap kelompok terdiri dari

5-6 orang.

i) Persiapan soal untuk games dan tournament

j) Persiapan permainan games dan tournament yang dilaksanakan pada

akhir minggu.

b. PelaksanaanTindakan

Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan setting tindakan yang telah

ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Pengamatan

Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan

Page 61: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

61

pengamatan terhadap perilaku dan kerja sama anatar siswa. Pengamatan

dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa terhadap pembelajaran

fiqih dengan Model Kooperatif Tipe TGT. Pelaksanaan pengamatan mulai awal

pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran

dengan menggunakan lembar pengamatan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang

dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat

diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan

tujuan yang diharapkan.

Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan-kegiatan untuk

memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan

pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah - langkah pada siklus I, tetapi ada

beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II.

a. Perencanaan

Sebagai tindak lanjut siklus I, dalam siklus II dilakukan perbaikan.

Peneliti mencari kekurangan dan kelebihan pada pembelajaran membuat

ringkasan wacana pada siklus I. Kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan

pada siklus II, sedangkan kekurangannya diperbaiki. Peneliti memperbaiki

rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan siklus I. peneliti juga

Page 62: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

62

menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

prestasi belajar dengan Model Kooperatif Tipe TGT.

b. PelaksanaanTindakan

Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajaran

berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I. Dalam tahap ini peneliti

melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan Tindakan pada siklus I,

perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan

materi pembelajaran.

c. Pengamatan

Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I, meliputi: hasil tes

dan nontes. Pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan instrumen serta

kriteria seperti yang terdapat pada siklus I.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang

dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat

diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II

dengan tujuan yang diharapkan.

E. Data Dan Cara Pengumpulannya

1. Data

a. Data Kuantitatif : data hasil pengamatan / observasi terhadap kegiatan guru

dan siswa. Mencatat hasil tersebut dalam lembar observasi berupa catatan

check list.

Page 63: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

63

b. Data Kualitatif : data hasil belajar siswa yakni dari hasil tes atau evaluasi

digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebagai patokan untuk

mengukur kemampuan dan ketuntasan belajar siswa dalam menguasai

pelajaran fiqih.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Lemba Observasi

Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi

pembelajaran yang berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan

selama proses pembelajaran fiqih. Data yang dikumpulkan adalah data

mengenai pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran fiqih. Lembar observasi digunakan peneliti sebagai pedoman

ketika melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang akurat dalam

pengamatan.penelitian ini menggunakan 2 pedoman observasi yaitu,

pedoman observasi belajar siswa dan pedoman observasi pembelajaran

fiqih dengan Model Kooperatif Tipe TGT.

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis yang terjadi selama proses

pembelajaran fiqih ketika melakukan observasi.

c. Wawancara

Wawancara ini berbentuk pertanyaan – pertanyaan yang digunakan

untuk mengetahui hal-hal yang kurang jelas pada saat observasi.

d. Dokumentasi

Page 64: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

64

Dokumentasi ini digunakan untuk untuk mengetahui suasana kelas saat

pembelajaran fiqih menggunakan Model Kooperatif Tipe TGT,

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi. Adapun dokumentasi yang

dipakai adalah (1) kamera, yang digunakan untuk mendokumentasikan

kegiatan siswa selama proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan

Model Kooperatif Tipe TGT. (2) alat tulis yang digunakan saat

berlangsungnya wawancara.

F. Tehnik Analisis Data

Teknik analisi data yang ditetapkan terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif

yang digunakan dalam penelitian ini dari teknik analisis data kualitatif dari Miles

Huberman yang meliputi 4 langkah yaitu :

o Pengumpulan data

Proses ini dimulai sejak peneliti memulai penelitian. Data yang diperoleh

masih dalam bentuk kasar sehingga masih diperlukan pemilihan data.

o Reduksi Data

Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan informasi

data kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis dilapangan , peneliti

memilah hal pokok atau data yang sesuai dengan focus penelitian.

o Display data

data yang telah disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik

sehingga mudah dibaca dan dipahami baik secara keseluruhan.

o Pengambilan Kesimpulan

Page 65: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

65

data yang diperoleh, kemudian diambil kesimpulan aakah tujuan dari

penelitian sudah tercapai atau belum. Jika belum maka dilaksanakan

tindakan selanjutnya. Jika tercapai, maka penelitian diberhentikan.

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah

menghitung rata-rata skor kelompok Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata

poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas

HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori

rata-rata poin sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Penghargaan Kelompok

Rerata Kelompok Predikat

30 sampai 39 Tim Kurang baik

40 sampai44 Tim Baik ( Good Team)

45 sampai 49 Tim Baik Sekali ( Great Team)

50 ke atas Tim Istimewa ( Super Team)

Adapun perhitungan tiap aspek yaitu :

Presentase tiap aspek = Jumlah skor diperoleh X 100

Banyaknya kelompok x Skor maks

Page 66: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

66

Adapun hasil observasi yaitu:

No Resentase Kualifikasi

1 75% - 100% Sangat Baik

2 50% - 74,99% Baik

3 25% - 49,99% Kurang

4 0 – 24,99% Sangat Kurang

Tabel II. Kriteria Belajar Siswa

Adapun criteria analisis angket yaitu :

No Resentase Kualifikasi

1 P>80% Sangat Tinggi

2 60%<p≤80% Tinggi

3 40%<p≤ 60% Sedang

4 20%<p≤40% Rendah

5 P<20% Sangat Rendah

Tabel III. Kriteria Analisis Angket

G. Indikator Kinerja

Page 67: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

67

Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah

guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja

siswa.

Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam

penelitian ini:

1. Peningkatan prestasi belajar fiqih II MI Misbahul Huda pada akhir penelitian

ini meningkat hingga mencapai 90%. Siswa telah mencapai nilai diatas batas

ketuntasan minimal.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai model

pembelajaran merupakan model yang efektif untuk peningkatan prestasi belajar

fiqih, dalam hal ini ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa.

H. Tim Peneliti Dan Tugasnya

Dalam penelitian ini, peneliti adalah perencana, pelaksana, pengumpul data,

analisis data, di samping itu kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti

oleh kepala sekolah dan guru-guru yang terdapat di MI Misbahul Huda.

Page 68: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

68

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tentang Standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa arab

Madrasah Ibtidaiyah tahun 2008

Muhammad Ali.2004.Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Modul strategi pembelajaran pgmi ( Surabaya: LAPIS PGMI 2008).

Suryosubroto,2002. Proses Belajar Mengajar di sekolah, .Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono,1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad Susanto,2013. teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar .Jakarta:

kencana prenada media group.

Oemar Hamalik,2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Nana Sudjana,2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja

Rosdikarya.

Abu Ahmadi,1991.Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Muhibbin Syah,2001.Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Slameto,2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT.Rineka

Cipta.

S.C. Utami Munandar. 1985. Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah,

petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta, Gramedia

Sumadi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali

Page 69: PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI MODEL ......yang belum mampu melaksanakan teori itu secara praktek, seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta

69

Deleware sosial studies education project (DSSEP),

http://udel.edu/dssep/teaching_coop.htm diakses pada tanggal 15 februari 2009.

Slavin, Robert E.,1980. Cooperative Learning, Review of Educational Research, vol.

50, no. 2, Johns Hopkins University : Sage Publications.