Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN
MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SUGIARTI
NIM : 11511027
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN
MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SUGIARTI
NIM : 11511027
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Keyakinan dalam berusaha dan ketekunan dalam berdoa menghasilkan
kebahagiaan yang hakiki
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua yang tak pernah henti memberikan doa tulusnya.
Adikku Nurul Anwar yang selalu memberikan semangat.
Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu memberikan motivasi.
Seseorang yang selalu mendukungku dan menantikan kelulusanku.
Teman-teman PGMI kelas A angkatan 2011.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa
terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati
Allah.
Penelitian yang diberi judul “Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Hubungan Makanan Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle
Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun 2015”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk
menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan metode pembelajaran yang
dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan dengan sasaran akhir untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang
dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus kedua, penerapan metode Inside Outside
Circle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan
Kesehatan siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali
Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak
ix
mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan
kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti.
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi
serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian
ini.
5. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan motivasi untuk peneliti.
6. Bapak Suharna, S.Pd.M.H selaku kepala Sekolah SD Negeri Ringin Sari
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk meneliti.
7. Ibu Rusmiyati, S.Pd. selaku wali kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali yang telah berkenan memberikan waktu dan
kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di kelasnya, serta semua
siswa yang telah berkenan menjadi subyek penelitian.
x
Dan hanyalah Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil
penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan.
Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga
bagi peneliti.
Tengaran, 1 September 2015
Peneliti
Sugiarti
xi
ABSTRAK
Sugiarti.2015. Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Makanan
Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle Pada Siswa
Kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Metode Inside Outside Circle
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode Inside Outside Cirle
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan
Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali. Subjek penelitian terdiri dari 22 siswa, yakni 11 siswa laki-
laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan
Juni-Agustus 2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang
terdiri dari 2 siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Metode
pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi,
dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan
nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria
Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, diperoleh data seperti
berikut: KKM pada mata pelajaran IPA adalah 60, sebelum menggunakan
metode Inside Outside Circle hanya ada 8 (36,37%) siswa yang tuntas,
sedangkan 14 (63,63%) siswa belum mencapai KKM. Setelah diterapkan
metode Inside Outside Circle dalam mata pelajaran IPA pada siklus I diperoleh
data 15 (68,20%) siswa tuntas, dan 7 (31,80%) siswa tidak tuntas. Setelah
dilakukan refleksi pada siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar yaitu
sebanyak 20 (90,90%) siswa tuntas sedangkan 2 (0.10%) siswa tidak tuntas atau
belum memenuhi KKM yang ditentukan.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode Inside Outside Circle, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali meningkat.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. I
LEMBAR LOGO ......................................................................................
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
ii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ Iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN............................................... V
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. Vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... Vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan …………….. 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1. Manfaat Teoritik .................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 6
xiii
F. Definisi Operasional .................................................................... 7
1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan
Kesehatan ..............................................................................
7
2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle…..................... 8
G. Metode Penelitian ................................................................. 10
1. Rancangan Penelitian ............................................................ 10
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian..................................... 13
3. Langkah-langkah Penelitian .................................................. 14
4. Instrumen Penelitian .............................................................. 17
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 20
6. Analisis Data ......................................................................... 21
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ………………....................................................... 24
1. Belajar ................................................................................... 24
2. Hasil Belajar .......................................................................... 33
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................................................... 44
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................... 44
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA …............................... 44
3. Karakteristik IPA ................................................................... 46
4. Ruang Lingkup IPA ………………………………............... 47
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
IPA kelas V SD/MI ...............................................................
47
xiv
8. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan.............. 51
C. Metode Inside Outside Circle .................................................... 59
1. Pengertian Metode Inside Outside Circle ............................. 59
2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inside Outside Circle . 60
3. Langkah langkah Metode Inside Outside Circle................... 60
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ........................................................ 63
1. Perolehan Nilai Ulangan Mata Pelajaran IPA ....................... 63
2. Data Keadaan Siswa .............................................................. 64
3. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 65
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................... 65
1. Perencanaan Tindakan ............................................................ 65
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 66
3. Pengamatan/ Observasi ........................................................... 68
4. Refleksi ................................................................................... 72
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................. 73
1. Perencanaan Tindakan ........................................................... 73
2. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 74
3. Pengamatan/ Observasi .......................................................... 76
4. Refleksi …………………………………………………….. 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 82
1. Deskripsi Data Pra Siklus ....................................................... 82
xv
2. Deskripsi Data Siklus I .......................................................... 83
3. Deskripsi Data Siklus II ......................................................... 85
B. Pembahasan ................................................................................. 86
1. Siklus I .................................................................................... 87
2. Siklus II .................................................................................. 94
3. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ........................................ 102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 104
B. Saran ............................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 106
LAMPIRAN ............................................................................................. 108
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru ............................................................ 18
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................ 48
Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan
Kegunaannya .............................................................................................
53
Tabel 2.3 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya .... 54
Tabel 2.4 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau
Kekurangan Salah Satu Zat Gizi ..............................................................
58
Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ……………………….. 63
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Ringin Sari 64
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................ 68
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I ............................................................ 71
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................... 77
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II ........................................................... 80
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ……………………….. 83
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ........................................... 84
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II .......................................... 85
Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus .................................... 86
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru siklus I .............................................. 88
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru siklus II ............................................ 96
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ........................ 102
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Penelitian Kelas.......................... 13
Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I ......................................... 88
Gambar 4.2 Presentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II ................................. 95
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ............................................ 103
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...................... 109
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………
Lampiran 3 Dokumentasi Siklus I .,………………………………….
Lampiran 4 Dokumentasi Siklus II …………………………………..
Lampiran 5 Soal Evalusi Siklus I ……………………………………..
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………
Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus) …………
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru ………………………………….
Lampiran 9 Lembar Data Guru ………………………………………..
Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga ……………………………….
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian …………………………….
Lampiran 13 Lembar Konsultasi ……………………………………...
Lampiran 14 SKK ……………………………………………………..
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup ……………………………………
123
134
137
140
142
144
145
153
154
155
156
157
160
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran
alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan
manusia. IPA adalah suatu mata pelajaran yang diberikan mulai sekolah
dasar hingga perguruan tinggi. Adapun ruang lingkup IPA yaitu makhluk
hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses
materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi, dan
Kimia.
IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi
dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara
yang lain (Ahmadi, 2000: 1-2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang
diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah atau yang sering
disebut dengan metode ilmiah.
Proses pembelajaran IPA tidak sekedar teori saja, tapi lebih
menekankan pada pengalaman secara langsung untuk memahami alam
sekitar dan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis
terhadap suatu masalah. Seperti dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006
2
tentang Standar Isi disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Dengan demikian pembelajaran IPA
diharapkan menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri,
lingkungan, dan alam sekitarnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Sebagaimana bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami
alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Setelah dilakukan survei di SD Negeri Ringin Sari Kecamatan
Ampel, Kabupaten Boyolali melalui wawancara dengan guru kelas V
ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya
kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru
sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yaitu
sebesar 60. Hal tersebut ditandai dengan nilai siswa dari 22 siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam hanya 8 (36,37%) siswa yang
memenuhi standar KKM, sedangkan yang 14 (63,63 %) siswa mendapat
nilai dibawah KKM.
Berdasarkan wawancara dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti
dengan guru kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi siswa
3
mendapat nilai dibawah standar KKM seperti siswa kurang
memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, bermain sendiri,
mengobrol dengan teman, tidak adanya konsentrasi saat mengikuti
pelajaran. Berdasarkan pengakuan guru kelas V SD Ringin Sari, guru
menyadari bahwa selama ini ketika ia mengajar belum menggunakan
metode yang melibatkan siswa aktif. Sehingga menyebabkan proses
pembelajaran kurang menarik minat siswa dan siswa cenderung pasif, hal
inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
di atas peneliti memberikan tawaran solusi yakni dengan metode Inside
Outside Circle. Penerapan metode Inside Outside Circle ini diharapkan
mampu memancing keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Metode Inside-Outside Circle adalah metode pembelajaran dengan sistem
lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana siswa saling membagi
informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur.
Keunggulan dari teknik pembelajaran Inside Outside Circle adalah
adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi
dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu,
siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Huda, 2013: 247). Teknik
4
Inside Outside Circle ini bisa digunakan untuk semua tingkat usia anak
didik.
Untuk memahami persoalan di atas, peneliti bermaksud
mengadakan penelitian tindakan kelas menggunakan pola kolaboratif,
dimana peneliti bertindak sebagai pengamat dengan judul:
“PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI
METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2015 ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
Apakah penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa
kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
Untuk mengetahui metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil
IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD
Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada
siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali tahun 2015.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Inside Outside Circle ini dikatakan efektif
apabila mencapai indikator keberhasilan sebagai berikut:
a. Kriteria Ketuntasan Klasikal dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%.
b. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari
siklus I ke siklus II.
c. Kriteria Ketuntasan Minimal siswa kelas IV dalam pembelajaran
IPA adalah ≥ 60
6
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis yaitu :
1. Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu
pendidikan.
b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari
penelitian lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi yang diajarkan.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan pembelajaran IPA melalui penerapan metode
Inside Outside Circle guna meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi
sekolah dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu
pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA.
7
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian
dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di
atas, maka penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah
yang ada. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih
oleh siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima
pengalaman belajar (Hartiny, 2010: 37). Dalam penelitian ini yang
dimaksud hasil belajar siswa materi Hubungan Makanan dengan
Kesehatan adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai
pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai
dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan serta
tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)
jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥ 85 % siswa
yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996: 48 dalam Trianto,
2009: 241). Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan
keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah yang
dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan
8
berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta
didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya
dukung setiap sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah
dan setiap mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan
sekolah lain (Trianto, 2009: 241-242). Adapun KKM individu di SD
Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali untuk mata
pelajaran IPA adalah sebesar 60. Dan siswa dikatakan tuntas
belajarnya apabila nilai mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan
dengan Kesehatan telah mencapai 60.
2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle
Metode Inside Outside Circle merupakan metode pembelajaran
yang melibatkan siswa aktif. Metode Inside Outside Circle adalah
metode pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran
besar dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
Metode Inside Outside Circle ini mempunyai keunggulan serta
kelemahan. Adapun keunggulan dari metode ini adalah adanya struktur
yang jelas yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi
dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa juga memiliki banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
Sedangkan kelemahan dari penerapan metode Inside Outside
Circle ini adalah membutuhkan ruang kelas yang besar, proses yang
9
terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk
bergurau, serta rumit untuk dilakukan (Huda, 2013: 247).
Implementasi dari metode Inside Outside Circle ini yaitu
diawali dengan pembentukan kelompok yang dilakukan oleh guru.
Jika kelas termasuk kelas gemuk, maka bagilah menjadi 2 kelompok
besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran
dalam dan kelompok lingkaran luar yang jumlah anggotanya sama.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah langkah-langkah penerapan
metode Inside Outside Circle dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas:
a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri
melingkar dan menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk
lingkaran besar, mereka berdiri menghadap ke dalam. Pola
bentukan dari kedua lingkaran ini adalah siswa-siswa dalam
lingkaran kecil akan berada di dalam lingkaran siswa-siswa yang
membentuk lingkaran besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran
kecil nantinya akan berhadapan dengan siswa yang berada di
lingkaran besar masing-masing akan menjadi pasangan.
b. Misalnya, anggap saja dalam satu ruang kelas terdapat 30 siswa.
Siswa 1-15 membentuk lingkaran dalam, sedangkan siswa 16-30
membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa
16, siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 17, siswa 3 akan
10
berhadapan dengan siswa 18 dan begitu seterusnya dalam bentuk
lingkaran.
c. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi
informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (lingkaran dalam)
dipersilakan memulai terlebih dahulu. Pertukaran informasi bisa
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras).
Setelah itu, siswa berada di lingkaran besar (lingkaran luar)
dipersilakan untuk berbagi informasi.
d. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diaam di tempat,
sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau
dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini, masing-
masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi
infomasi lagi dan lagi.
e. Kemudian, giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk
membagikan informasi. Demikian seterusnya (Huda, 2013: 247-
248)
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari
bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action
11
research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Untuk
lebih jelasnya seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006)
menjelaskan pengertian penelitian tindakan kelas secara lebih
sistematis.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan
mutu objek yang diamati.
b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas,
gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta
didik.
c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik
yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang
sama.
Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan
kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan
kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan
belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18).
Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan
problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar
12
terhadap mata pelajaran IPA rendah dan adanya keinginan guru untuk
memperbaiki hasil belajar siswa.
Hal ini sejalan dengan tujuan utama penelitian tindakan kelas
yaitu untuk mengubah perilaku penelitiannya, dan atau untuk
mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada
gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain
(Sumadayo, 2013: 23).
Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya
perbaikan suatu praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari
pemberian tindakan. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah
jenis penelitian kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai
pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru
pengampu kelas dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar
mengajar berjalan secara alami, sehingga nilai dan data yang diperoleh
valid.
13
Adapun siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
adalah sebagai berikut (Suyadi, 2010: 50):
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ringin Sari
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015. Sekolah Dasar
ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan
pengembangan model pembelajaran yang akan meningkatkan
prestasi kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan
pembelajaran akan tercapai optimal.
Perencanaan
Siklus II
Siklus I
Refleksi
Refleksi
Perecanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
?
14
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan Juni-
Agustus 2015 pada semester ganjil tahun 2015.
c. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
guru Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa kelas V SD Negeri Ringin
Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015 dengan
jumlah siswa sebanyak 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-
laki, dan 11 siswa perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus
disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan
dengan masalah penelitian yang ditetapkan (Samsu Sumadayo,
2013:44). Hal –hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan
Makanan dengan Kesehatan.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan
Makanan dengan Kesehatan.
15
3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui
kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Inside Outside Circle.
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode
Inside Outside Circle..
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan
metode Inside Outside Circle.
6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
dengan menggunakan tes evaluasi.
b. Pelaksanaan
Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan
tindakan yang telah disusun (Sumadayo, 2013: 44). Jadi, guru
mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode Inside
Outside Circle. Adapun hal-hal yang dilakukan guru adalah:
1) Guru membagi fotocopy materi dan meminta siswa membaca
materi tentang Hubungan Makanan dengan Kesehatan.
2) Guru meminta siswa menulis informasi tentang materi
Hubungan Makanan dengan Kesehatan.
3) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar
dan menghadap keluar. Kelompok kedua membentuk lingkaran
besar, mereka berdiri melingkar dan menghadap ke dalam.
Sehingga setiap siswa berpasangan dan saling berhadapan.
16
4) Kemudian setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil atau
lingkaran besar saling berbagi informasi yang didapat dari
membaca materi tadi secara bergantian. Pertukaran informasi
dimulai dari siswa yang berada di lingkaran kecil terlebih
dahulu. Sehingga yang bergeser terlebih dahulu adalah siswa
yang berada di lingkaran kecil. Sementara siswa yang berada di
lingkaran besar diam di tempat. Dan setelah selesai barulah
giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang memberi
informasi.
5) Setalah itu, siswa diminta menuliskan semua informasi yang
diperoleh dan diminta membacakan di depan kelas.
c. Observasi atau Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang
dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi guru. Selain itu dilakukan
tes evaluasi untuk menggali data siswa.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan
eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi
atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk
memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan
17
menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan
masalah penelitian (Sumadayo, 2013: 44).
Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi
dan pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3)
analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I,
siklus II dan sebagainya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah :
a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa
nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam
mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan dengan
Kesehatan. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes objektif dan tes subjektif.
b. Lembar observasi, adalah alat yang digunakan dalam
mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi
berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian.
Observasi dilakukan untuk mengamati guru dalam menerapkan
metode Inside Outside Circle. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati adalah (1)
Kemampuan guru membuka pelajaran, (2) Sikap guru dalam
proses pembelajaran, (3) Penguasaan bahan pembelajaran atau
materi pelajaran, (4) Kegiatan belajar mengajar atau proses
18
pembelajaran, (5) Pemanfaatan media pembelajaran dan sumber
belajar, (6) Evaluasi pembelajaran, (7) Kemampuan menutup
kegiatan pembelajaran, dan (8) Tindak lanjut atau follow up
(Rusman, 2011: 99-100). Berikut adalah aspek-aspek yang
digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle:
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberi motivasi awal
3. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diberikan
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi
6. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
7. Mobilitasi posisi mengajar
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
8. Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah
yang direncanakan di RPP yakni dengan
19
menerapkan metode Inside Outside Circle.
9. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar
(materi)
10. Kejelasan dalam memberikan contoh
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
12. Memiliki keterampilan mengatur siswa saat
penerapan metode Inside Outside Circle
13. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode Inside
Outside Circle.
14. Melaksanakan proses pembelajaran dengan
penerapan metode Inside Outside Circle dengan
runtut.
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber
Belajar
16. Menggunakan media secara efektif dan efisien
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
20
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21. Memberi kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak Lanjut (Follow Up)
23. Memberikan tugas kepada siswa baik secara
individu maupun kelompok
24. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang
akan dipelajari berikutnya
c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang
berupa foto kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Inside Outside Circle.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah:
a. Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk
21
mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi
Hubungan Makanan dengan Kesehatan. Peneliti membuat
lembar tes tertulis yang berupa tes objektif dan tes subjektif.
b. Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan
kekurangan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode Inside Outside Circle.
c. Dokumentasi
Intrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah foto kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode Inside Outside Circle.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 60. Oleh karena itu setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan
siswa ≥ 60. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau
belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 60.
Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-
siklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKL
yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
22
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan
rumus (Aqib. dkk, 2010: 41):
Sedangkan untuk mencari nilai rentang kategori yang
digunakan dalam lembar observasi guru adalah dengan menentukan
interval kelas dengan rumus (Supramono, Sugiarto, 1993: 29):
i =
Keterangan:
i : interval kelas
H: nilai observasi yang tertinggi +
unit pengamat terkecil
L : nilai observasi yang terkecil −
unit pengamat terkecil
K: banyaknya kelas
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengatar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian
P= ∑
∑ X 100 %
23
mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah
penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
Bab II kajian pustaka mencakup: peningkatan hasil belajar, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), dan metode Inside Outside Circle.
Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan
pra siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Deskripsi
pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan sebagainya.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi
per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau
wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.
Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-
pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar
dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (Baharuddin, 2007: 12).
Pendapat tersebut senada dengan James O. Whittaker (dalam
Djamarah, 2011: 12) yang merumuskan belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
Belajar dikatakan sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2011:
13). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan sseorang melalui
pelatihan dan pengalaman sehingga dapat mengubah pengetahuan,
tingkah laku dan sikap.
25
Belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu (1) belajar
mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, (2)
perubahan kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif
menetap, (3) perubahan tersebut disebabkan karena hasil adanya
latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari
pertumbuhan atau kematangan (Hartiny, 2010: 32).
b. Ciri-ciri Belajar
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar (Djamarah, 2011: 15).
1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan daam dirinya.
2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam Belajar Brsifat Positif dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu
selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang
26
lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak
usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik
perubahan yang diperoleh. Perubahan bersikap aktif artinya
bahwa perubahan itu tidak terjadi sendirinya, melainkan karna
usaha individu sendiri.
4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi
karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah
pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui
suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah
laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
c. Prinsip-prisip Belajar
Soekamto dan Winataputra (dalam Baharuddin, 2007: 16)
mengemukakan dalam tugas melaksanakan proses belajar
27
mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip
belajar yakni:
1) Apapun yang dipelajari siswa , dialah yang harus belajar bukan
orang lain.Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses
belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari seetiap langkah yang
dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan
menjadi tiga yakni faktor internal, faktor eksternal dan faktor
pendekatan belajar.
1) Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat
jasmaniah); 2) aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah).
a) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
28
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang
lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya,
dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga
materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat
kesehatan indra pendengar dan indra penglihatan, juga
sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di
kelas.
b) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa. Diantara faktor-faktor tersebut adalah:
(1) Inteligensi Siswa/Tingkat Kecerdasan
Inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas
otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh
lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran
otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia
lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh
lainnya. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa
tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.
29
(2) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal ang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relative tetap terhadap
objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif.
Sikap yang positif, terutama kepada anda dan
mata pelajaran yang anda sajikan merupakn pertanda
awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.
Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata
pelajaran anda, apalagi diiringi kebencian kepada anda
atau mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan
belajar siswa tersebut.
(3) Bakat Siswa
Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi,
secara global bakat itu mirip dengan inteligensi.
(4) Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang
30
selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Umpamanya, seorang siswa yang menaruh
minat besar terhadap matematika akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswwa lainnya.
Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi
untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi
yang diinginkan.
(5) Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan
internal organism baik manusia atau hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang
berasal dari siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi
intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk
kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
31
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan
keadaan yang dating dari luar individu siswa yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah,
suri tauladan orangtua, guru, dan seterusnya merupakan
contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang
menolong siswa untuk belajar.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang
bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam
melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran
baik di sekolah maupun di rumah.
2) Faktor Eksternal Siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga
terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan social dan
faktor lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para
staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru
yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin
khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
32
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang poitif bagi
kegiatan belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa
adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu
sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, dan demografi keluarga atau letak
rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang
dicapai siswa.
b) Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini
dipandang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa.
c) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala
cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang
keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi
33
tertentu. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal
siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap
taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut (Syah,
2010: 145-156).
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Setelah melalui proses pembelajaran, maka seseorang akan
menerima hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan
dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan merupakan tingkat
penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Hartiny, 2010:
37).
Sedangkan menurut Snelbelker (dalam Rusmono, 2012: 8)
hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang
diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena
belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang
berubah sebagai akibat dari pengalaman.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan itu
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
siswa juga bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki setiap
34
siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut
yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara
berkelanjutan serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
individu) jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud,
1996: 48 dalam Trianto, 2009: 241). Siswa dikatakan tuntas
belajarnya apabila nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya
mencapai 60.
b. Jenis Hasil Belajar
Jenis hasil belajar memiliki sasaran yang berupa ranah-
ranah yang terkandung dalam dalam tujuan pendidikan. Ranah-
ranah tersebut diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Dimyati, 2002: 202-208).
1) Ranah kognitif (cognitive domain)
Yang termasuk ranah kognitif yaitu:
a) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah
kognitif berupa pengenalan, dan pengingatan kembali
terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-
prinsip dalam bentuk seperti mempelajari.
35
b) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan
ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau
mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu
menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.
c) Penerapan, merupakan kemampuan menggunakan
generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi
konkret atau situasi baru. Dalam peneran siswa dituntut
memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih
generalisasi atau abstraksi tertentu secara tepat untuk
dieterapkan dalam situasi yang baru dan menerapkan secara
benar.
d) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran
ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok.
e) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-
unsur pokok ke dalam struktur yang baru.
f) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran
untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi,
siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.
2) Ranah afektif (Effective Domain)
Ranah afektif ini berhubungan dengan perhatian, sikap,
tindakan, nilai, perasaan, emosi, dan penghargaan. Menurut
36
Kratwohl, Bloom, dan Masia (dalam Dimyati, 2002: 205) yang
termasuk ke dalam ranah afektif yaitu:
a) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif
berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang
meningkat secara lebih aktif. Dalam menerima siswa
diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesediaan untuk
menerima, dan perhatian terkontrol.
b) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi
stimulan dan merasa terikat serta secara aktif
memperhatikan. Untuk merespon siswa diminta untuk
menunjukkan persetujuaan, kesediaan, dan kepuasan dalam
merespon.
c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau
kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut
untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian
atas apa yang terjadi. Dalam menilai, siswa dituntut untuk
menunjukkan penerimaan terhadap nilai, kesukaran
terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai.
d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk
suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang
dipercaya. Untuk menunjukkan kemampuan
mengorganisasi ini, siswa diminta untuk
37
mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang
lebih besar.
e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk
mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu
merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai
atau membuat pertimbangan-pertimbangan. Dalam
karakterisasi ini, siswa diminta untuk menunjukkan
kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan batasan
dan mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon.
3) Ranah psikomotorik (psikomotor domain)
Menurut Davies (dalam Dimyati, 2002:205) ranah
psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik,
manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi
saraf dan koordinasi badan.
a) Persepsi (perception) mencakup kemampuan untuk
mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-
ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan yang
dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan
kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara
rangsangan-rangsangan yang ada.
b) Kesiapan (set) mencakup kemampuan untuk menempatkan
diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau
38
rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk
kesiapan jasmani dan mental.
c) Gerakan terbimbing (Guided Response) mencakup
kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak
yang dinyatakan dengan menggerakkan angota tubuh
menurut contoh yang telah diberikan.
d) Gerakan yang terbiasa (mechanical response) mencakup
kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerakan
dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan karena siswa sudah mendapat latihan yang
cukup, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota
tubuh.
e) Gerakan yang komplek (complex response) mencakup
kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang
terdiri atas berbagai komponen dengan lancar tepat dan
efisien yang dinyatakan dalam satu rangkaian perbuatan
yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub
keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang
teratur.
c. Perwujudan Hasil Belajar
Menurut Syah (dalam Sriyanti, 2008: 20) menyatakan
bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud
perubahan, yaitu:
39
1) Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan
kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan
mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan
berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
2) Ketrampilan
Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini
membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan
kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat
dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam individu.
3) Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses menerima,
menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui
panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar
akan menghasilkan pengamatan objektif dan benar.
4) Berpikir asosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya
mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat.
Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menggabungkan
sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan
40
mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang
belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.
5) Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat
berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu
menggunakan logika untuk menentukan sebab akibat,
menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
6) Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang ralatif menetap
untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan
ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri sseorang dalam
menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
7) Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan
kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan
tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan
tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya
kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.
8) Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri
individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan
untuk menilai dan menghargai terhadap suatu objek tertentu.
41
9) Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif.
Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud hasil
belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika
orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu
tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti, 2008: 20-21).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Noehi Nasution dan kawan-kawan (dalam Djamarah, 2011:
176) mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar, yakni:
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak
didik. dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi
dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama
hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan
alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua
lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi
kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup
signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.
(a) Lingkungan Alami
Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal
anak didik hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran
lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik
42
yang hidup di dalamnya. Keadaan suhu dan kelembaban
udara berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah.
Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik
hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas
dan pengap.
(b) Lingkungan Sosial Budaya
Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa
melepaskan diri dari ikatan social. Sistem sosial yang
terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada
norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam
masyarakat. Demikian juga halnya di sekolah. Ketika anak
didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem
social di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus
anak didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan
untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang
menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Lingkungan
social budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang
mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak
didik di sekolah. Misalnya, pembangunan gedung sekolah
yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas, pabrik, pasar dan
lain-lain dapat menimbulkan kegaduhan suasana kelas yang
membuat anak didik tidak bisa berkonsentrasi dalam
menerima materi pelajaran dari guru.
43
2) Faktor Instrumental
Yang termasuk faktor-faktor instrumental yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: kurikulum,
program, sarana dan fasilitas, dan guru.
3) Faktor Fisiologis
Menurut Noehi Nasution (dalam, Djamarah, 2011: 189)
kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan
segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang
dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekuragan gizi
ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak
kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah megantuk, dan
sukar menerima pelajaran.
4) Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja
merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas
belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi
faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan
kurang signifikan. Oleh karena faktor psikologis juga
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Adapun ang
termasuk faktor psikologis adalah .minat, kecerdasan, bakat,
motivasi, dan kemampuan kognitif (Djamarah, 2011: 176-202).
44
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Sedangkan pengertian IPA menurut Ahmadi (2000: 1-2) IPA
merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan
cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian IPA adalah suatu pengetahuan yang diperoleh atau disusun
melalui pengamatan serta menggunakan prosedur atau metode ilmiah
dan dijelaskan menggunakan penalaran untuk memahami alam semesta
sehingga akan mendapatkan kesimpulan.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA di sekolah dasar berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses ilmiah. Konsep pembelajaran IPA di
sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum
45
memisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi,
fisika.
Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2006: 111)
dimaksudkan untuk:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
46
3. Karakteristik IPA
IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya
menurut Jacobson & Bergman (dalam Susanto, 2013: 170), meliputi:
a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.
b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam.
d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian
atau berupa saja.
e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang
bersifat objektif.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hakikat IPA
merupakan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip, proses yang
mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep
IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan
dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan
konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA
akan mendapat pengalaman langsung melaluui pengamatan, diskusi
dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian, dapat
menmbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan
merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berfikir
kritis melalui pembelajaran IPA.
47
4. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
berikut (Mulyasa, 2006: 112)
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,
dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas
V SD/MI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V
SD/ MI semester satu dalam struktur Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan (Mulyasa, 2006: 120) adalah:
48
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mahluk Hidup dan
Proses Kehidupan
1. Mengidentifikasi
fungsi organ
tubuh manusia
dan hewan.
1.1 Mengidentifikasi fungsi
organ pernafasan
manusia
1.2 Mengidentifikasi fungsi
organ pernafasan hewan
misalnya ikan dan cacing
tanah
1.3 Mengindentifikasi fungsi
organ pencernaan
manusia dan
hubungannya dengan
makanan dan kesehatan
1.4 Mengidentifikasi organ
peredaran darah manusia
1.5 Mengidentifikasi
gangguan pada organ
peredaran darah manusia
2. Memahami cara
tumbuhan hijau
membuat
makanan
2.1 Mengidentifikasi cara
tumbuhan hijau membuat
makanan
2.2 Mendeskripsikan
ketergantungan manusia
dan hewan pada
tumbuhan hijau sebagai
sumber makanan.
3. Mengidentifikasi 3.1 Mengidentifikasi
49
cara makhluk
hidup
menyesuaikan
diri dengan
lingkungan
penyesuaian diri hewan
dengan lingkungan
tertentu untuk
mempertahankan hidup
3.2 Mengidentifikasi
penyesuaian diri
tumbuhan dengan
lingkungan tettentu untuk
mempertahankan hidup
2. Benda dan Sifatnya
4. Memahami
hubungan antara
sifat bahan
dengan
penyusunnya dan
perubahan sifat
benda sebagai
hasil suatu
proses
4.1 Mendeskripsikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya misalnya
benang, kain, dan kertas
4.2 Menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang
perubahan sifat benda,
baik sementara maupun
tetap
3. Energi dan
Perubahannya
5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi serta
fungsinya
5.1 Mendeskripsikan
hubungan antara gaya,
gerak dan energi melalui
percobaan (gaya
gravitasi, gaya gesek,
gaya magnet)
5.2 Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih
50
mudah dan lebih cepat
6. Menerapkan
sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.1 Mendeskripsikan sifat-
sifat cahaya
6.2 Membuat suatu
karya/model, misalnya
periskop atau lensadari
bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat
cahaya
4. Bumi dan Alam
Semesta
7. Memahami
perubahan yang
terjadi di alam
dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam
7.1 Mendeskripsikan proses
pembentukan tanah
karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-
jenis tanah
7.3 Mendeskripsikan struktur
bumi
7.4 Mendeskripsikan proses
daur air dan kegiatan
manusia yang dapat
mempengaruhinya
7.5 Mendeskripsikan
perlunya penghematan air
7.6 Mengidentifikasi
peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk
hidup dan lingkungan
7.7 Mengidentifikasi
beberapa kegiatan
51
manusia yang dapat
mengubah permukaan
bumi (pertanian,
perkotaan, dsb)
6. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan
Hubungan Makanan dengan Kesehatan
(Sumber: Buku BSE IPA Salingtemas untuk Kelas V)
Setiap hari kita selalu membutuhkan energi atau tenaga untuk
melakukan kegiatan. Oleh karena itu, kita harus cukup makan untuk
mendapatkan energi. Makanan yang kita makan harus bergizi dan
seimbang.
1. Makanan Bergizi
Makanan bergizi sebagai sumber energi, bahan pembangun,
pelindung tubuh, dan pengatur tubuh. Oleh karena itu, untuk
memenuhi beberapa fungsi tersebut, kita harus makan makanan
yang bergizi. Makanan yang bergizi yaitu makanan yang
mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Adapun zat gizi
yang diperlukan tubuh yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air.
a. Karbohidrat
Fungsi karbohidrat bagi tubuh sebagai adalah: 1)
Sebagai sumber tenaga, 2) Sebagai makanan cadangan. 3)
Untuk mempertahankan suhu tubuh.
52
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara lain:
gandum, beras, jagung, sagu, dan ketela pohon.
b. Lemak
Lemak juga sebagai sumber tenaga. Lemak ini
berfungsi sebagai makanan cadangan. Bahan makanan yang
mengandung lemak antara lain: kelapa, kacang tanah, kuning
telur, keju, dan daging.
c. Protein
Protein berguna sebagai zat pembangun tubuh.
Makanan yang berprotein berguna untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Bahan
makanan yang mengandung protein antara lain susu, daging,
putih telur, dan kacang-kacangan terutama kedelai.
d. Mineral
Mineral merupakan zat pengatur tubuh. Mineral
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Walaupun tubuh
hanya membutuhkan sedikit, kita harus tetap memenuhinya.
Jika tubuh kekurangan mineral, kesehatan akan terganggu.
53
Beberapa mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti tertera
dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan
Kegunaannya
No Mineral Sumber Bahan
Makanan
Kegunaan
1. Fosfor Ikan, kacang-
kacangan, susu,
dan keju.
- Pertumbuhan
sel-sel dalam
tubuh
2. Flour Susu, kuning
telur, ikan laut,
dan otak
- Pembentukan
tulang dan gigi
- Mencegah
kerusakan gigi
3. Kalsium Sayuran kol,
wortel, kacang-
kacangan,
bawang, susu,
dan keju.
- Pembentukan
tulang dan gigi
4 Zat Besi Sayuran hijau
(bayam,
kangkung).
- Membentuk
kerja otot dan
saraf
- Membentuk sel
darah merah
- Mencegah
penyakit kurang
darah (anemia)
5. Yodium Ikan laut, garam
beryodium, dan
sayuran hijau
- Mencegah
penyakit
gondok
54
e. Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung
tubuh. Vitamin dapat mencegah timbulnya penyakit.
Sebaliknya, kekurangan vitamin (avitaminosis) dapat
mengganggu kesehatan. Misalnya sariawan akibat tubuh
kekurangan vitamin C. Kegunaan beberapa jenis vitamin
seperti tabel berikut.
Tabel 2.3 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya
No Vitamin Sumber Bahan
Makanan
Kegunaan
1. A
Hati, susu,
mentega, minyak
ikan, kuning telur,
sayuran, wortel,
buah-buahan yang
berwarna merah
seperti pepaya dan
tomat.
- Meningkatkan
daya tahan
tubuh.
- Menjaga
kesehatan mata.
- Menjaga
kesehatan kulit.
2. B1 Daging, hati, telur,
susu, beras merah,
bekatul, dan
kacang hijau.
- Membantu
pencernaan
makanan.
- Mencegah
penyakit beri-
beri.
- Meningkatkan
nafsu makan
3. C Buah-buahan dan
sayuran segar
- Mencegah
sariawan.
55
seperti jeruk,
nanas, cabai,
tomat,
dan pepaya.
- Membantu daya
tahan tubuh
terhadap
infeksi.
- Menjaga agar
dinding
pembuluh darah
kuat.
- Menyembuhkan
luka.
- Menjaga tulang,
gigi, dan gusi
agar tetap sehat.
Minyak ikan,
kuning telur, susu,
mentega, dan ikan.
- Membantu
proses
pertumbuhan
tulang.
- Mencegah
penyakit
rakhitis dan
osteoporosis.
- Membentuk dan
memelihara
tulang serta
gigi.
5. E Biji-bijian
(terutama yang
sedang
berkecambah),
- Mencegah
kemandulan
- Pelindung sel-
sel darah merah
56
telur, mentega,
dan susu
- Menghaluskan
kulit
- Menyuburkan
rambut
6. K Sayuran hijau,
kacang kedelai,
susu, kuning telur,
bayam, kangkung,
dan kubis.
- Membantu
proses
pembentukan
darah
f. Air
Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, melancarkan
pencernaan makanan, dan mengatur suhu tubuh. Air dapat
diperoleh dari air yang kita minum. Selain itu, air juga
diperoleh dari bahan makanan seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran. Pada kondisi normal kita membutuhkan minimal 2,5
liter air setiap hari. Tubuh akan terasa lemas jika kita
kekurangan air. Oleh karena itu, perbanyaklah minum,
terutama air putih!
2. Makanan Bergizi Seimbang
Makanan yang kita makan harus bergizi seimbang.
Makanan dikatakan bergizi seimbang jika mengandung karbohidrat
protein, lemak, mineral, dan vitamin dalam jumlah tertentu.
Kebutuhan untuk tiap kelompok bahan makanan dapat
digambarkan dalam piramida. Menu makanan bergizi seimbang
57
disajikan dalam menu empat sehat lima sempurna. Menu makanan
bergizi seimbang terdapat dalam empat macam makanan berikut.
a. Makanan pokok (nasi, jagung, singkong, roti, dan sagu).
b. Lauk pauk (daging, telur, ikan, tahu, dan tempe).
c. Sayuran (bayam, kangkung, dan buncis).
d. Buah-buahan (apel, mangga, pisang, dan pepaya).
Apabila kita sudah mengonsumsi empat macam makanan di
atas, berarti makanan kita sudah memenuhi syarat kesehatan.
Namun, bila ditambah susu, maka akan lebih sempurna. Makanan
bergizi seimbang yang dilengkapi susu dinamakan makanan empat
sehat lima sempurna. Selain memenuhi persyaratan empat sehat
lima sempurna, dalam menyusun menu makanan bergizi seimbang
perlu memperhatikan hal-hal berikut.
a. Bersih dan bebas kuman penyakit.
b. Makanan mudah dicerna dalam tubuh.
c. Bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
Tubuh akan menjadi sehat jika mengonsumsi makanan
bergizi dalam jumlah yang seimbang. Apabila kebutuhan gizi
seseorang tidak mencukupi atau berlebihan, akan mengganggu
kondisi kesehatannya. Kelebihan atau kekurangan salah satu zat
gizi dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit.
58
Tabel 2.4 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau
Kekurangan Salah Satu Zat Gizi
No Penyakit/Gangguan Penyebab
1. Busung lapar Kekurangan karbohidrat
2. Kegemukan Kelebihan karbohidrat dan
lemak
3. Sariawan Kekurangan vitamin C
4. Keropos tulang Kekurangan kalsium (mineral)
5. Anemia Kekurangan zat besi (mineral)
6. Rabun senja Kekurangan vitamin A
7. Penyakit gondok Kekurangan yodium (mineral)
3. Cara Mengolah Makanan
Makanan harus diolah dengan cara yang benar. Hal ini
bertujuan agar kandungan zat gizinya tidak hilang. Setiap jenis
makanan harus diolah sesuai dengan sifat-sifatnya. Sebagai contoh
beras. Beras mengandung banyak vitamin B1. Vitamin ini sifatnya
mudah larut dalam air. Sebaiknya, beras tidak dicuci terlalu lama
dan tidak diremas-remas. Mencuci beras terlalu lama, apalagi
dengan meremasnya akan melarutkan vitamin tersebut. Vitamin itu
akan terbuang. Memasak sayuran pun ada aturannya. Kandungan
gizi dalam sayuran dapat dipertahankan jika diolah secara benar.
Cara memasak sayuran yang benar sebagai berikut.
a. Sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong.
b. Memasak sayuran tidak terlalu lama atau jangan terlalu matang.
59
c. Saat memasak sayuran sebaiknya panci dalam keadaan
tertutup.
Sayuran yang telah matang sebaiknya diletakkan di piring
bersih. Sayuran tersebut juga harus disimpan dalam lemari yang
bersih. Ada beberapa jenis sayuran yang dapat dimakan mentah.
Sayuran jenis ini biasa digunakan se