Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME
MELALUI MEDIA AUDIO-VISUAL
PADA SISWA KELAS IV
MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
MELY HANDAYANI
NIM 11513017
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME
MELALUI MEDIA AUDIO-VISUAL
PADA SISWA KELAS IV
MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
MELY HANDAYANI
NIM 11513017
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Bekerja Keraslah sampai hal yang mahal akan terlihat murah”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Muhammad Arwani dan Ibu Nur Aini serta
kedua mertuaku Bapak Triyono dan Ibu Munarni sebagai wujud baktiku
kepadanya, yang senantiasa mencintai dan menyayangiku, mendoakanku,
dan menyemangatiku.
2. Suamiku tercinta Agung Eka Prasetya yang telah memberi dukungan,
semangat dan selalu mendoakanku.
3. Anakku tercinta Syakira Devania Prasetya yang membuatku semangat
dalam menyusun skripsi ini.
4. Adikku Wafiq Fitriyani
5. Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga.
6. Bapak Suwardi, M.Pd, yang selalu membimbing dan memotivasi penulis.
7. Sahabatku Yesika Anggraini, Tri Endah, Nanik Widayati, dan masih
banyak yang tidak bias saya sebutkan satu persatu yang telah berjuang
bersama.
8. Teman-Teman PGMI & Konsentrasi IPS angkatan 2013
9. keluarga besar MI Muhammadiyah Ngasinan
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME MELALUI MEDIA AUDIO-
VISUAL PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
AJARAN 2017 / 2018”
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul
qiyamah nanti.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr.H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi
ini.
ix
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis.
6. Bapak Ali Musyafak, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Wahid Nur Arifin, S.Pd, selaku wali kelas IV MI Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang ikut
membantu jalannya penelitian.
8. Peserta didik kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang telah mendukung peneliti untuk
melakukan penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya hingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutukan guna menyempurnakan penulisan laporan skripsi ini. Semoga laporan
skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Salatiga, 20 september
2018
Mely Handayani
NIM 115-13-017
x
ABSTRAK
Handayani, Mely. 2018. Peningkatan hasil belajar IPS materi kepahlawanan dan
patriotisme melalui media-audio visual pada siswa kelas IV Mi
Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
tahun2018.Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing :
Suwardi M.Pd.
Kata Kunci : Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Media Audio-Visual.
Penelitian ini merupakan upaya peningkatan hasil belajar peserta didik
yang dilatar belakangi dengan adanya kenyataan hasil belajar peserta didik kelas
IV MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
dalam pembelajaran IPS tergolong rendah. Masalah yang akan dijawab dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Apakah penggunaan media Audio-Visual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Kepahlawanan dan Patriotisme
pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali tahun 2018.
Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas dengan menggunakan media Audio-Visual pada siswa kelas IV MI
Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun
2018. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I,
dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
meliputi tes evaluasi, lembar pengamatan dan dokumentasi.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media Audio-
Visual dalam pembelajaran IPS meningkat. Peningkatan hasil belajar dibuktikan
dengan hasil rata-rata pada tiap siklus, rata-rata hasil belajar kelas IV sebelum
menggunakan media Audio-Visual yaitu 62,30 dengan ketuntasan 40%. Pada
siklus I, 14 siswa mencapai KKM dan 6 siswa belum mencapai KKM dengan
rata-rata meningkat menjadi 72,20 dan ketuntasan 70%. Pada siklus II semua
siswa mencapai KKM dengan rata-rata meningkat menjadi 79,95 dan ketuntasan
90%.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL
LOGO
COVER DALAM................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ...................................Error! Bookmark not defined.
DEKLARASI .......................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I - PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 4
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................... 5
F. Metode Penelitian.......................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan.................................................................. 13
BAB - II LANDASAN TEORI ............................................................................. 15
A. Kajian Teori ................................................................................ 15
1. Kajian Teori .......................................................................... 15
2. Materi IPS ............................................................................. 31
B. Kajian Pustaka ............................................................................. 47
BAB - III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 51
A. Subjek Penelitian ......................................................................... 51
1. Gambaran Umum Sekolah ................................................... 51
2. Subjek Penelitian .................................................................. 54
3. Waktu penelitian ................................................................... 56
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................ 56
xii
1. Deskripsi Data Awal atau Pra Siklus.................................... 57
2. Deskripsi Siklus I ................................................................. 58
3. Deskripsi Siklus II ................................................................ 64
BAB - IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 68
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 68
1. Pra Siklus .............................................................................. 68
2. Siklus I .................................................................................. 70
3. Siklus II ................................................................................ 72
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 74
1. Siklus I .................................................................................. 74
2. Siklus II ................................................................................ 75
BAB- V KESIMPULAN...................................................................................... 81
A. Kesimpulan ................................................................................. 81
B. Saran ............................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar nilai siklus I kelas IV .................................................................. 42
Tabel 3.2 Daftar nilai siklus II kelas IV ................................................................. 43
Tabel 4.1 Daftar Nilai pra sklus Kelas IV .............................................................. 58
Tabel 4.2 Daftar nilai siklus I kelas IV .................................................................. 60
Tabel 4.3 Daftar nilai siklus II kelas IV ................................................................. 61
Tabel 4.4 Perbandingan nilai pra siklus dan Siklus I ............................................. 63
Tabel 4.5 Perbandingan nilai siklus I dan Siklus II ............................................... 65
Tabel 4.6 Perbandingan nilai siswa ........................................................................ 66
Tabel 4.7 Selisih ketuntasan siswa ......................................................................... 68
Tabel 4.8 Perbandingan presentase ketuntasan siklus I dan siklus II .................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
seseorang yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak (Susanto, 2013:5). Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan
derajat kehidupan. Allah Swt menjanjikan akan mengangkat derajat orang
yang mempelajari ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah Swt dalam
Alquran Surat Al-Mujaadilah:11
الس ج م حىا في ال فس م ت ك ا قيل ل ذ ىا إ ى يه آم ذ ها ال ي ا أ ي
فع للا ز زوا ي ش او زوا ف ا قيل اوش ذ إ م و ك لح للا س ف سحىا ي اف ف
ى يه آم ذ ا ال م ب جات وللا ر م د ل ع وتىا ال يه أ ذ ال م و ك ى ىا م
بيز لىن خ م ع )١١(ت
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“Berdirilah kamu,” Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang- orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
2
Hadirnya kita sebagai umat manusia yang diikuti adanya hubungan,
pergaulan, pemenuhan kebutuhan, dan sebagainya yang ada dalam lingkungan
hidup bermasyarakat, telah membentuk ilmu pengetahuan sosial pada diri
setiap individu. Sehingga dapat dikatakan bahwa apa yang kita alami dalam
kehidupan masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar,
akan membentuk ilmu pengetahuan yang secara konseptual disebut dengan
istilah ilmu pengetahuan sosial (Rasimin, 2012:3).
Materi dalam ilmu pengetahuan sosial yang berupa kehidupan sosial
dengan segala aspek dan permasalahannya, tidak selalu dapat kita pelajari
secara langsung dari sumber utamanya di masyarakat dan pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial hanya sebagian saja dikelas. Dengan demikian, hal-hal
yang tidak dapat diamati dan dipelajari secara langsung sesuai dengan keadaan
aslinya di lapangan, memerlukan alat atau perantara dalam proses
pembelajaran yang dinamakan dengan media pembelajaran (Rasimin,
2012:15-16)
Dari hasil survei di MI Muhammadiyah Ngasinan pada hari Kamis tanggal
19 April 2018 pada kelas IV, peneliti menemukan beberapa permasalahan
terkait dengan pembelajaran IPS di kelas tersebut yaitu rata-rata hasil belajar
IPS pada materi Kepahlawanan dan Patriotisme masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Rata-rata nilai
IPS dari 20 siswa di kelas IV pada materi Kepahlawanan dan Patriotisme
adalah 62,30. Dari permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa serta mampu
3
membuat siswa aktif dan kreatif dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang
ada pada peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar IPS khususnya pada
materi kepahlawanan dan patriotisme.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, peneliti merasa perlu untuk
mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan siswa
dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama pada materi
kepahlawanan dan patriotisme. Pembelajaran yang peneliti kembangkan
dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media audio-
visual.
Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media penyaluran pesan
dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan (Rusman,
2012:184 ). Melalui media ini, seseorang tidak hanya dapat melihat atau
mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang
divisualisasikan. Secara umum media audio—visual menurut teori kerucut
pengalaman Edgar Dale mmemiliki efektivitas yang tinggi daripada media
visual atau audio.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR IPS MATERI KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME
MELALUI MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS IV MI
MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini apakah penerapan media pembelajaran
audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kepahlawanan dan
patriotisme pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil IPS materi
kepahlawanan dan patriotisme melalui penerapan media pembelajaran audio-
visual pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan kontribusi untuk perbaikan kualitas pembelajaran;
b. Mengembangkan pendekatan pembelajaran di MI; dan
c. Sebagai motivasi untuk meneliti bidang studi lain dan sebagai acuan
penelitian berikutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang
lebih baik; dan
2) Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.
5
b. Bagi Guru
1) Guru mendapat masukan dalam meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran IPS; dan
2) Guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam
pembelajaran IPS; dan
2) Sekolah dapat mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan
di tingkat kelas.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling
tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui
PTK (Mulyasa, 2011: 105). Adapun hipotesis atau dugaan sementara yang
penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah penerapan media
pembelajaran audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran IPS materi kepahlawanan dan patriotisme pada siswa kelas IV
MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Semarang Tahun
2018.
6
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media pembelajaran audio-visual bisa dikatakan
berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Adapaun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70.
b. Nilai siswa kelas IV memenuhi kriteria KKM sebesar serta tercapainya
ketuntasan klasikal yang besarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2009:
241).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan
yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar,
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan
proses pembelajaran (Susilo, 2010: 16).
Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
karena untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilakukan guru di dalam kelas melalui media pembelajaran audio-visual.
Hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio-visual diharapkan
dapat meningkat terutama pada mata pelajaran IPS materi kepahlawanan
dan patriotisme. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan adalah
kolaboratif, dimana guru kelas melaksanakan proses belajar mengajar dan
peneliti bertindak sebagai pengamat.
7
Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dapat
ditampilkan pada gambar.
Gambar Bagan Rancangan PTK
Sumber: Arikunto, dkk (2014: 16)
2. Subjek Penelitian
a. Siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah
Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali pada mata pelajaran IPS
8
materi kepahlawanan dan patriotisme. Jumlah siswa kelas IV MI
Muhammadiyah Ngasinan ada 20 siswa meliputi 9 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan.
b. Guru
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan
guru IPS kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan (Wahid Nur Arifin,
S.Pd.).
3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan
umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan
untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang
terkait PTK. Perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun
rancangan dari siklus per siklus. Perencanaan dalam hal ini hampir
sama dengan menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar (Kusumah,
2010: 39).
Perencanaan penelitian meliputi hal-hal yang dilakukan sebelum
pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Merancang desain pembelajaran dengan media audio-visual, yaitu
dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
2) Mempersiapkan setting kelas dan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran;
9
3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui
kinerja guru dan kondisi siswa saat proses pembelajaran; dan
4) Menyusun instrument tes hasil belajar untuk siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa dalam pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus
pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2014: 18).
Guru pada tahap ini melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
desain pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tahap ini dilakukan
apersepsi, pembelajaran dan evaluasi. Peneliti menggunakan pedoman
observasi yang telah direncanakan dalam melaksanakan pengamatan
pembelajaran yaitu terhadap guru dan siswa, meliputi masalah-masalah
yang muncul dan hal-hal yang mendukung.
c. Pengamatan
Pengamatan memberikan tanda tentang pencapaian refleksi.
Pengamatan dapat memberikan andil pada perbaikan praktik melalui
pemahaman yang lebih baik dan tindakan yang secara lebih kritis
dipikirkan (Priansa, 2014: 329). Pengamatan seharusnya dilakukan
secara langsung pada waktu tindakan sedang dilakukan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Pengamatan dapat dilakukan
sendiri atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu.
10
Pengamat pada saat mengamati haruslah mencatat semua peristiwa
atau hal yang terjadi di kelas penelitian, misalnya mengenai kinerja
guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, serta penyajian atau
pembahasan materi (Kusumah, 2010:40).
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang
dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.
Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah
yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari analisis data
sebagai bentuk pengaruh tindakan yang telah dirancang (Susilo,
2010:23).
Data yang diperoleh pada tahap pengamatan selama proses
pembelajaran dilakukan analisis dan dilakukan refleksi sebagai bahan
penyusun rencana tindakan selanjutnya. Apabila indikator keberhasilan
belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus berikutnya dengan
materi yang berbeda melalui tahap yang sama dengan siklus
sebelumnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Observasi
Merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
11
Kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah observasi
kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, observasi kegiatan siswa, dan
observasi tentang bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan
dengan upaya peningkatan hasil belajar IPS dengan media
pembelajaran audio-visual.
Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi. Hal
ini dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus
tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
b. Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS materi
kepahlawanan dan patriotisme sebelum dan setelah melakukan
penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah posttest. Posttest adalah
evaluasi setelah penyajian materi menggunakan pembelajaran media
audio-visual.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai
siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang
dianggap penting.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
12
menjadi sistematis dan dipermudah. Adapun instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menjamin keterlaksanaan
pembelajaran dengan media pembelajaran audio-visual. Lembar
observasi adalah lembar penilaian untuk menilai aktifitas belajar siswa
dan performance guru dalam mengajar.
b. Lembar soal ujian atau tes
Tes adalah alat ukur atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian. Tes yang digunakan dalam penilaian ini
adalah tes tertulis yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses yang menghubung-hubungkan,
memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat
ditarik kesimpulan yang benar. Arikunto (2014: 131) mengemukakan
bahwa jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ada dua
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Dalam
penelitian ini, ada dua nilai yang harus dihitung yaitu sebagai berikut:
1) Menghitung nilai rata-rata kelas; dan
2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal.
13
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = x 100% (Djamarah, 2000: 226)
Keterangan:
P: Jumlah nilai dalam persentase;
F: Jumlah siswa yang telah tuntas belajar; dan
N: Jumlah seluruh siswa.
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi
yang memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis
tindakan, indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori meliputi
kajian materi penelitian, hakikat hasil belajar, hakikat IPS, media
pembelajaran meliputi definisi media pembelajaran, ciri media pembelajaran,
tujuan dan manfaat media pembelajaran, klasifikasi media pembelajaran,
media pembelajaran audio-visual dalam pembelajaran, dan kajian pustaka
berupa hasil penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran umum
MI Muhammadiyah Ngasinan dan pelaksanaan penelitian.
14
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang
deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Teori
a. Hasil Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2). Perubahan itu bersifat
relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini, proses belajar dan
perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak
hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan,
kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial,
bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Dengan
demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan
pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui
interaksi dengan lingkungan. Sejalan dengan Ensar (2014:38)
dalam (Suwardi, 2017:220) menyatakan bahwa pengembangan diri
anak dibangun dari pengalaman mereka dengan orang lain dan
dengan berfikir.
Menurut penelitian secara psikologis, belajar merupakan
suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
16
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (Slameto, 1991:2).
2) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian hasil
belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi
dalam K. Brahim dalam ahmad susanto (2013:5) yang menyatakan
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam memepelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar
adalah yang berhasil mencapai tujun-tujuan pembelajaran atau
tujuan intruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang
dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat
diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal
17
dalam Ahmad Susanto (2013:5) bahwa evaluasi merupakan proses
pengunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa
efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu,
dengan dilakukanya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan
Feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur
tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak
saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga
sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilain hasil belajar
siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu
menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Dari definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa hasil
belajar adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu
baik berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik
kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan
dalam angka atau pernyataan serta merubah perilaku secara
keseluruhan dalam interaksi antara individu dengan lingkungan
dari hasil pengalamannya sendiri.
3) Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Hasil belajar kaitan erat dengan proses belajar sehingga
faktor yang mempengaruhi belajar akan berpengaruh terhadap hasil
belajar. Seperti apa yang diutarakan oleh Suryabrata 2004 (dalam
18
Sriyanti, 2013:24), secara umum terdapat dua faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor eksternal dan
faktor internal.
a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-
faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial.
(1) Faktor non sosial
Faktor non sosial adalah faktor-faktor di luar
individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan
belajar. Faktor non sosial merupakan kondisi fisik yang ada
di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat.
Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana
belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis
sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah ke
sekolah, sarana transportasi dan sejenisnya.
(2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu
yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial,
bisa dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga,
lingkungan, sekolah dan lingkungan masyarakat.
19
b) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisioligis dan faktor psikologis.
(1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu
(2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada
dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain
tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.
4) Media Audio-Visual
Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media
penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan
penglihatan (Rusman, 2012:184 ). Melalui media ini, seseorang
tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan
sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan.
5) Hubungan Media Audio-Visual dengan Peningkatan Hasil
Belajar IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu
pengetahuan yang dilakukan secara terpadu, dan merupakan hasil
dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin
20
ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan
keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin ilmu humaniora,
pendidikan dan agama.
Implementasi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial saat
ini masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan siswa sulit
memperoleh pelayanan secara optimal dalam proses pembelajaran.
Dengan pembelajaran seperti itu, perbedaan individual siswa di
kelas tidak dapat terakomodasi sehingga sulit tercapai tujuan-
tujuan secara spesifik dalam pembelajaran yang dilakukan,
terutama bagi siswa yang berkemampuan sangat rendah. Model
pembelajaran lebih menekankan pada aspek kebutuhan formal
dibanding kebutuhan riil siswa, sehingga proses pembelajaran
terkesan sebagai pekerjaan administrasi dan belum
mengembangkan potensi anak secara optimal.
Dalam pelaksanaanya pembelajaran IPS terdapat kendala
yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar
sehingga hasil belajar siswa yang dicapai masih rendah, kurang
dari KKM.
Materi dalam ilmu pengetahuan sosial yang berupa
kehidupan sosial dengan segala aspek dan permasalahannya, tidak
selalu dapat kita pelajari secara langsung dari sumber utamanya di
masyarakat dan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial hanya
21
sebagian saja dikelas. Dengan demikian, hal-hal yang tidak dapat
diamati dan dipelajari secarala langsung sesuai dengan keadaan
aslinya di lapangan, memerlukan alat atau perantara dalam proses
pembelajaran yang dinamakan dengan media pembelajaran. Salah
satunya adalah media pembelajaran audio-visual.
b. Media Audio-Visual
1) Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak
di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media
pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam
rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru
dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah
(Hamalik, 1986:23). Media pembelajaran dapat diartikan sebagai
sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi
pesan kepada penerima pesan (Anitah, 2012:5).
Sadiman dkk (1993:7) menambahkan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi.
Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini
Edgar Dale (Arsyad, 2011:10) menadakan klasifikasi pengalaman
22
menurut tingkat yang paling konkrit ke yang paling abstrak.
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut
pengalaman (Cone of experience) dari Edgar Dale (Arsyad,
2011:10) pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat
bantu apa yang peling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.
Berikut adalah gambar kerucut pengalaman Edgar Dale (Arsyad,
2011:10).
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Menurut Edgar Dale (Arsyad, 2011:10), hasil belajar
seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret),
kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian
melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak).
Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media
penyampai pesan itu. Perlu dicatat bahwa urut-urutan ini tidak
23
berarti proses belajar dan interaksi mengajar harus selalu dimulai
dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman
yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuankelompok
siswa yang dihadapai dengan mempertimbangkan situasi
belajarnya.
2) Ciri-ciri media pendidikan
Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja
yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu
(atau kurang efisien) melakukannya (Arsyad, 2011:12). Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Ciri fiksatif (fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun
kembali dnegan media seperti fotografi, video tape, audio tape,
disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil
gmbarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan
mudah dapat direproduksi kapan saja diperlukan. Dengan ciri
fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau
objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan
tanpa mengenal waktu.
24
b) Ciri manipulatif (manipulative property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan
karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan
gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva
menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat
dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut.
Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat diperlambat
pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
c) Ciri distributif (distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian itu.
3) Fungsi dan manfaat media pendidikan
Levie & Lentz dalam Arsyad (2011:16) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu
(a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d)
fungsi kompensatoris.
a) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
25
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau mmembaca) teks yang
bergambar.
c) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
d) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dati hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2011:24-25)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran.
26
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.
4) Klasifikasi media pembeajaran
Media pembelajaran merupakan komponen pembelajaran
yang meliputi bahan dan peralatan. Dengan masuknya berbagai
pengaruh ke dalam dunia pendidikan (missal teori/konsep baru dan
teknologi), media pembelajaran terus mengalami perkembangan
dan tampil dlam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing
ciri dan kemampuannya sendiri.
Usaha-usaha ke arah taksonomi media telah dilakukan oleh
beberapa ahli. Gagne misalnya, menglompokkan media
berdasarkan tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya.
Menurutnya, ada tujuh macam kelompok media seperti: benda
untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar
diam, gambar gerak, film bersuara, dan media belajar (Sukiman,
2012:45). Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media,
yaitu: visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman,
27
pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian
lisan (Daryanto, 2015:17)
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran
dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media
hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3)
media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media
hasi gabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad, 2011:29).
5) Media Audio-Visual
a) Pengertian media audio-visual
Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media
penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran
dan penglihatan (Sukiman, 2012:184). Melalui media ini,
seseorang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu,
melainkan sekaligus dapat mendenar sesuatu yang
divisualisasikan. Secara umum media audio-visual menurut
teori kerucut pengalaman Edgar Dale memiliki efektivitas yang
tinggi daripada media visual atau audio.
b) Jenis media audio-visual
Jenis media audio-visual menurut Arsyad (2011:149-154)
adalah:
(1) Radio dan tape
Penggunaaan media audio dalam pembelajaran
dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Media audio
28
dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari
pengantar atau pembukaan ketika akan memperkenalkan
topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa.
Penggunaan media audio sangat mendukung sistem
pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang
belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi
bagian-bagian yang belum dikuasainya.
(2) Kombinasi slide dan suara
Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio
adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah
diproduksi. Media pembelajaran gabungan slide dan tape
dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai
tujuan pembelajaran yang melibtkan-gambar-gambar guna
menginformasikan atau mendorong lahirnya respons
emosional. Tayangan satu atau seperangkat gambar bisa
disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan
pembelajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran.
Jenis media audio-visual menurut Sukiman (2012:184)
adalah media film, video dan televisi (TV).
(1) Media film dan video
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut
movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema.
Definisi film menurut UU adalah karya cipta seni dan
29
budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang
dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan
alat atau bahan jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa
suara, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan dengan
sistem proyeksi mekanik, elektronik dan lainnya.
Video adalah seperangkat komponen atau media
yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam
waktu yang berssamaan. Pada dasarnya hakikat video
adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah
tayangan gambar dan suara yang proses perekamannya dan
penayangannya melibatkan teknologi tertentu.
(2) Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar
bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-
putih) maupun berwarna.
Dewasa ini televisi yang dimanfaatkan untuk
keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau
melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan
melalui satelit. Apabila anak-anak belajar melalui televisi
mereka tidak hanya menamati acaranya dengan tenang,
30
melainkan mereka juga memprhatikan perubahan-
perubahan gambar yang terjadi. Demikian pula mereka
memperhatikan susunan kata-kata dan teks yang ada.
(3) Media audio-visual dengan slide presentasi serta kombinasi
video dan suara
J.E Kemp dalam Sukiman (2012:188) mengatakan
bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan
suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan,
menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat
mempengeruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh keterterikan
minat, di mana tayangan yang ditampilkan oleh media
video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang
untuk menyimak lebih dalam.
Media pembelajaran gabungan slide presentasi dan
suara dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk
berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan-gambar-
gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya
respons emosional. Tayangan satu atau seperangkat gambar
bisa disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai pengantar
dan pembelajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran.
Narasi lain dapat disertakan terutama untuk menyajikan
pelajaran secara lebih rinci.
31
Media video dapat dikombinasikan dengan slide
presentasi dan suara dalam rangka untuk menarik perhatian
siswa dan mempermudah siswa dalam memahami
pelajaran. Melalui video siswa dapat melihat tayangan
proses terjadinya sesuatu secara langsung dan melalui slide
presentasi yang dikombinasikan dengan suara siswa dapat
mengamati gambar yang disertai dengan suara.
2. Materi IPS
a. Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran
yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi
dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan
untuk kepentingan pembelajaran (Khulatul Luthfiah, 2016:311).
Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat IPS, adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah (Susanto, 2013:137). Hakikat IPS di sekolah dasar
memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media
pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena
pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata,
32
tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir
kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak
pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan
memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat
(Susanto, 2013:138).
Menurut Maryani dalam bukunya Susanto (2013:140)
pendidikan IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari konsep-
konsep dan keterampilan disiplin sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi, politik, dan ekonomi yang diorganisasikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.
Menurut Banks dalam bukunya Susanto (2013:140)
pendidikan IPS adalah social studies merupakan bagian dari
kurikulum di sekolah yang bertujuan untuk membantu
mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam rangka berpartisipasi di
dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia.
Menurut Jarolimek dalam bukunya Susanto (2013:141)
pendidikan IPS adalah berhubungan erat dengan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa
berperan serta dalam kelompok masyarakat di mana ia tinggal.
Kedua pengertian di atas, yang di berikan oleh Banks dan
Jarolimek menekankan kepada upaya pembentukan moral anak
33
sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang mampu
berperan serta dalam kelompok hidupnya.
Menurut Buchari Alma dalam bukunya Susanto (2013:141)
IPS adalah sebagai suatu program pendidikan yang merupakan
suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia
dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya
dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti :
geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan
psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah semestinya siswa
mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami
dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat yang
berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun
secara kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang
akhirnya dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan
harmonis.
2) Tujuan IPS
Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat
(Susanto,2013:145).
34
Menurut Mutakin dalam bukunya Susanto (2013:145)
merumuskan tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:
a) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunaan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-
masalah sosial.
c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah
yang berkembang di masyarakat.
d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah
sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya
mampu mengambil tindakan yang tepat.
e) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
3) Fungsi IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan
membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di
masyarakat, juga memiiki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud
35
adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan. Fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup
bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong, tolong-
menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam
memecahkan persoalan sosial masyarakat. Sedangkan keterampilan
intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah keterampilan
berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan pikiran, cepat tanggap
dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat (Rasimin,
2012:7-8).
Menurut Sumaatmadja dalam bukunya Rasimin (2012:8)
fungsi ilmu pengatahuan sosial sebagai program pendidikan adalah
mengembangkan perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap
kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai
pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara yang baik
yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial
yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan
negara. Mengingat bahwa kehidupan di masyarakat dan
bermasyarakat berkembang secara terus-menerus, maka landasan
pengembangan ilmu pengetahuan sosial sebagai program
36
pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan dan perubahan
sekaligus kemajuan masyarakat (Rasimin,2012:8).
4) Ruang Lingkup IPS
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek- aspek
sebagai berikut:
a) Sistem sosial dan budaya
b) Manusia, tempat, dan lingkungan.
c) Perilaku ekonomi, dan kesejahteraan.
d) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
e) Sistem berbangsa dan bernegara.
b. Materi Kepahlawanan dan Patriotisme
1) Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme
Bangsa Indonesia telah banyak pengalaman selama dijajah
oleh bangsa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jepang. Para
pahlawan berjuang untuk melepaskan bangsa Indonesia dari
belenggu penjajahan untuk meraih kemerdekaan. Perjuangan yang
berlandaskan kekuatan dan kepercayaan serta kerelaan untuk
berkorban demi bangsa dan negara dilakukan dengan ketulusan
hati.
Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian
dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Sedangkan
kepahlawanan adalah situasi yang menunjukkan sifat keberanian,
kerelaan, dan kekuatan untuk berkorban demi membela kebenaran.
37
a) Kepahlawanan
Sikap kepahlawanan telah ditunjukkan oleh para pejuang
dalam mengusir penjajah serta dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan. Sikap kepahlawanan yang tercermin
menyangkut beberapa ciri khas sebagai berikut:
(1) Keberanian
Sifat keberanian merupakan modal dasar para tokoh
pejuang dalam melawan penjajah. Dengan modal
keberanian, para pejuang mampu menyulut semangat
perjuangan rakyat demi mencapai cita-cita abadi bangsa
yaitu kemerdekaan. Penjajah asing yang bersenjata lengkap
dihadapi oleh para pejuang bangsa Indonesia dengan penuh
keberanian. Ternyata keberanian para pejuang mampu
menggoyahkan pertahanan penjajah.
(2) Kebenaran
Para pejuang berjuang untuk membela kebenaran
demi kepentingan bangsa dan negara. Pada saat itu rakyat
Indonesia sengsara akibat dijajah bangsa asing. Penjajah
memeras tenaga rakyat pribumi dan mengeruk kekayaan
alam Indonesia untuk kepentingan mereka sendiri. Rakyat
Indonesia dibiarkan dalam keadaan terbelakang, melarat,
dan menderita. Melihat kondisi ini, para tokoh pejuang
merasa tergerak hatinya untuk membebaskan penderitaan
38
rakyat Indonesia. Dengan jiwa ksatria, para pejuang
menuntut dan memperjuangkan haknya untuk bebas dari
belenggu penjajah dan mencapai kemerdekaan.
(3) Keperkasaan
Keperkasaan ditunjukkan para pejuang dengan
kemampuannya dalam mengusir penjajah dari Indonesia.
Mereka berjuang dengan gagah berani dan tidak gentar
dalam menghadapi musuh. Semangat berjuang yang
menggelora dihati untuk menegakkan kebenaran
memunculkan keberanian melawan penjajah. Keberanian
dari dalam diri dan dukungan rakyat inilah yang melahirkan
keperkasaan para pejuang dalam melawan penjajah.
Perjuangan yang terus menerus akhirnya mampu
menggoyahkan pertahanan penjajah di Indonesia.
(4) Rela Berkorban
Semangat rela berkorban yang dimiliki para pejuang
kita tidak diragukan lagi. Mereka rela mengorbankan harta
benda, jiwa, dan raganya dalam berjuang demi bangsa dan
negara.
(5) Cinta Tanah Air
Apa yang dilakukan para pejuang merupakan wujud
rasa cinta tanah air yang dimilikinya. Dengan rasa cinta
tanah air yang tinggi para pejuang mampu menghilangkan
39
segala bentuk keraguan dalam melangkah untuk mengusir
penjajah. Mereka tidak rela jika wilayah negaranya dijajah
dan dikuasai oleh bangsa asing. Berbagai upaya pun
ditempuh dengan berdasarkan kebenaran untuk
mempertahankan keberadaan bangsa dan negaranya. Semua
bentuk perjuangan itu untuk kepentingan bangsa dan
negara.
(6) Bertanggung Jawab
Sikap bertanggung jawab telah dibuktikan para
pejuang selama melakukan perjuangan. Mereka
bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Semua
dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Mereka siap
menerima resiko apapun seperti penyiksaan, penganiayaan,
bahkan pembunuhan secara keji yang dilakukan oleh pihak
penjajah.
b) Patriotisme
Selama berjuang, para pahlawan telah menunjukkan sikap
patriotisme yang tinggi. Bukti dari sikap patriotisme ini adalah
mereka rela mengorbankan jiwa, raga, bahkan harta benda, dan
keluarganya dalam berjuang demi kepentingan bangsa dan
negara. Patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia
mengorbankan segalanya untuk kejayaan dan kemakmuran
tanah airnya. Apapun yang dimiliki dipertaruhkan untuk
40
kepentingan bangsa dan negara. Sikap patriotisme ditunjukkan
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Kerja Sama
Semangat kerja sama dimiliki oleh para pejuang
selama melakukan perjuangan. Perjuangan para tokoh
dalam mengusir penjajah selalu didukung rakyat dengan
tulus ikhlas. Dukungan rakyat dikukuhkan dengan adanya
pengerahan pasukan tambahan yang ikut berjuang demi
bangsa dan negara. Mereka bahu membahu merapatkan
barisan menjadi satu kesatuan untuk mencapai
kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia. Para pejuang
dan rakyat bersatu dalam berjuang demi kemerdekaan
bangsa dan negara tercinta.
(2) Rela Berkorban
Kerelaan para pejuang dalam dalam berkorban
mencerminkan sikap patriotisme yang tinggi. Wujud
kerelaan itu berupa berjuang tanpa pamrih dan tidak
mengharapkan imbalan. Apa pun yang bias dilakukan akan
dipertaruhkan demi kepentingan bangsa dan negara. Para
pejuang rela mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau keluarga. Para pejuang rela
meninggalkan keluarga untuk menuju medan perjuangan.
Terkadang mereka harus berada ditengah hutan selama
41
berbulan-bulan. Meskipun demikian, mereka rela
melakukan perjuangan itu dengan penuh kebanggaan.
(3) Ketegasan
Ketegasan sangat penting untuk menerapkan
semangat patriotisme dalam berjuang. Ketegasan yang
dimaksud adalah tindakan yang pasti berlandaskan
kebenaran dan keadilan. Artinya, segala sesuatu yang
dianggap benar dan adil untuk kepentingan bangsa dan
negara harus diperjuangkan dengan cara apa pun dan dalam
situasi bagaimana pun.
(4) Cinta Tanah Air
Para pejuang memiliki rasa cinta terhadap tanah air
yang sangat tinggi. Rasa cinta tanah air ini pula yang
menumbuhkan sikap patriotisme dalam berjuang.
(5) Pantang Menyerah
Para pejuang pantang menyerah dalam melakukan
perjuangan. Semangat perjuangan terus dilakukan tanpa
mengenal putus asa. Berbagai upaya dilakukan dalam
berjuang.
2) Meneladani Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme
Sikap kepahlawanan dan patriotisme telah ditunjukkan oleh
para pejuang kita. Mereka berjuang mulai dari upaya mencapai
kemerdekaan hingga upaya mempertahankan kemerdekaan.
42
Berbagai cara telah ditempuh. Pengorbanan harta, jiwa, dan raga
hingga tetes darah terakhir telah mereka persembahkan. Semua itu
demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia.
Kita sebagai anak bangsa yang hidup dizaman
kemerdekaan sudah semestinya mengisi dengan hal-hal yang dapat
memajukan negeri ini. Saat ini kita berada pada era globalisasi,
dengan persaingan antarnegara semakin ketat. Jika tidak bias
mengimbanginya maka kita akan tersingkir dan menjadi negara
yang terbelakang. Oleh karena itu, kita perlu meneladani sikap
kepahlawanan dan patriotisme dalam upaya memajukan bangsa.
Bagaimanakah upaya kita untuk meneladani sikap kepahlawanan
dan patriotisme yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
mulai dari lingkungan rumah, sekolah, hingga masyarakat pada
masa kini?
a) Rela Berkorban
Kita bisa meneladani sikap rela berkorban dari para
pahlawan dalam kehidupan masa kini. Sikap rela berkorban
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari
lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Sikap rela berkorban dirumah misalnya melaksanakan tugas
yang diberikan orang tua dengan ikhlas meskipun harus
mengorbankan waktu bermain. Saling membantu antaranggota
43
keluarga juga merupakan pencerminan sikap rela berkorban di
keluarga.
Sikap rela berkorban juga dituntut ketika kita berada
dilingkungan masyarakat. Sebagai makhluk sosial, kita tidak
bisa hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan orang lain. Ketika
orang lain sedang berada dalam kesulitan dan membutuhkan
pertolongan, kita harus menolong sesuai dengan kemampuan
kita. Sikap rela berkorban dalam membantu sesama warga
sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap
demikian juga akan menunjukkan keharmonisan dalam
masyarakat.
Saat ini Indonesia tertimpa banyak musibah. Bencana tanah
longsor, gempa bumi, gunung meletus, banjir, kebakaran, dan
pencemaran lingkungan terjadi silih berganti diberbagai daerah.
Bencana yang terjadi telah menelan banyak korban. Ribuan
orang lebih kehilangan keluarga, tempat tinggal, dan harta
benda. Mereka sangat membutuhkan pertolongan dengan
segera. Kita dapat menerapkan sikap rela berkorban dengan
menjadi sukarelawan yang membantu korban bencana.
b) Keperkasaan, Keberanian, dan Ketegasan
Keperkasaan, keberanian, dan ketegasan yang telah
dicontohkan oleh para pejuang harus kita teladani dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan dimasa
mendatang. Sikap demikian harus dipertahankan demi menjaga
44
nama baik bangsa dan negara dimata dunia. Berbagai bentuk
penindasan dan campur tangan pihak asing dapat memecah
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sikap ketegasan harus ditunjukkan ketika menentukan
pilihan pada hal-hal yang sudah diyakini kebenarannya.
Dengan kata lain, kita harus bersikap tegas dalam membela
kebenaran. Ketegasan diperlukan dalam menerapkan aturan di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Misalnya aturan
yang telah dibuat di sekolah harus dipatuhi oleh siswa dan
guru. Jika ada yang melanggar aturan maka harus ditindak
tegas yakni diberi peringatan atau hukuman. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi lagi pelangaran dimasa
mendatang. Kita juga harus bersikap tegas saat menegur teman
yang berbuat salah dan menolak ajakan teman untuk membolos
atau berbuat onar.
Demikian juga sikap berani sangat penting diterapkan di
lingkungan sekolah. Keberanian yang baik harus berdasarkan
kebenaran. Contoh keberanian di sekolah misalnya berani
bertanya kepada guru tentang pelajaran yang belum dipahami
serta berani berperan aktif di sekolah.
c) Kerja Sama
Semangat kerja sama yang dimiliki oleh para pejuang pada
masa perjuangan harus ditanamkan dalam kehidupan kita saat
ini. Kerja sama yang dilakukan pada saat ini adalah dalam
45
upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meskipun telah merdeka, berbagai gangguan yang mengancam
keutuhan negeri ini terkadang masih bermunculan. Oleh karena
itu, kerja sama segenap bangsa Indonesia sangat diperlukan
sehingga berbagai gangguan yang datang dapat segera diatasi
dengan baik.
Contoh kerjasama yang bisa kita lakukan di sekolah antara
lain membersihkan kelas, menata meja kursi, aktif dalam kerja
kelompok, dan lain sebagainya. Sedangkan penerapan kerja
sama yang bisa kita lakukan dimasyarakat bisa dengan ikut
kerja bakti membersihkan lingkungan. Kerja sama dapat
menumbuhkan keharmonisan dan kerukunan.
d) Pantang Menyerah
Sikap pantang menyerah diperlukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sikap pantang menyerah patut dimiliki untuk
meraih cita-cita atau keinginan. Agar cita-cita dapat tercapai
diperlukan usaha keras dan pantang menyerah. Usaha keras dan
sikap pantang menyerah harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh serta dilandasi dengan semangat pengabdian yang
tinggi.
e) Cinta Tanah Air
Sikap cinta tanah air merupakan sikap yang harus dimiliki
oleh segenap bangsa. Rasa cinta tanah air perlu diwujudkan
dalam setiap perilaku sehari-hari. Sebagai contoh dalam hal
46
memperjuangkan keberadaan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia di era globalisasi saat ini. Seiring dengan kemajuan
teknologi informasi, budaya asing masuk dengan leluasa. Kita
harus dapat mempertahankan budaya kita sendiri dari ancaman
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepriibadian bangsa.
Hal ini bisa dilakukan dengan menolak segala bentuk budaya
asing yang bertentangan dengan budaya bangsa. Wujud cinta
tanah air juga bisa ditunjukkan dengan mencintai produk dalam
negeri. Meskipun pada saat ini banyak produk luar negeri yang
beredar, kita harus tetap mengutamakan produk dalam negeri
dan merasa bangga menggunakannya.
f) Bertanggung Jawab Atas Dasar Kebenaran
Sikap bertanggung jawab perlu didasari kebenaran.
Kebenaran itu perlu dipertahankan dengan menunjukkan sikap
tanggung jawab. Penegakan kebenaran menuntut sikap
tanggung jawab dalam kehidupan. Artinya, sesuatu yang benar
akan tampak benar sedangkan hal yang salah akan tampak
salah meskipun menyakitkan. Namun demikian, dengan
meneladani sikap ini akan membawa ketenangan dalam
bertindak.
Sikap bertanggung jawab sangat dituntut dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan,
terutama dilingkungan keluarga atau rumah. Jika kita diberi
tugas oleh orang tua, kita wajib melaksanakan dengan penuh
47
tanggung jawab. Artinya, tugas itu harus diselesaikan dengan
baik. Jika belum bisa menyelesaikannya harus mempunyai
alasan yang benar dan disampaikan secara jujur. Jika berbuat
kesalahan harus segera meminta maaf dan menerima nasihat
dengan baik.
Sikap bertanggung jawab perlu ditumbuhkan bagi setiap
anak sejak awal. Sikap dan perilaku dalam bergaul di sekolah
harus diimbangi dengan sikap tanggung jawab. Penerapan
sikap bertanggung jawab di sekolah misalnya melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat waktu.
Sikap tanggung jawab juga ditunjukkan dengan kesiapan dalam
memperbaiki kesalahan yang diperbuat.
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan dengan Penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan Hariyati, 2013 dengan judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL
BERBENTUK CD INTERAKTIF MATA PELAJARAN IPS DI
SEKOLAH DASAR”. Tujuan penelitian ini adalah mencari solusi yang
dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa SDN Wonorejo IV/315
Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan presentase
keberhasilan masing – masing aspek hasil belajar siswa dari siklus I dan
siklus II telah mencapai indikator keberhasilan, sehingga dapat
48
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media audio visual berbentuk
CD interaktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maria, 2015 dengan judul
“PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENYIMAK DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA”. Rumusan masalah dalam
penelitian yaitu: Apakah penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar menyimak pada siswa kelas III Sekolah Dasar
Mazmur 21 Pontianak Selatan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia pada aspek menyimak melalui media audio-visual di
kelas III Sekolah Dasar Mazmur 21 Pontianak Selatan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: Peningkatan hasil belajar menyimak menggunakan
media audio visual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas III Sekolah Dasar Mazmur 21 Pontianak Selatan sudah dapat
dilakukan oleh guru dengan sangat baik terbukti dengan melihat
peningkatan dari persentase rata-rata yaitu meningkatnya persentase hasil
belajar dari siklus I sebesar 66,00 meningkat naik pada siklus ke II
menjadi 77,70.
3. Penelitian yang dilakukan Wiwin, 2017 dengan judul “ UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS
49
IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN”. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan media audio visual
pada siswa kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan, Sewon, Bantul, DIY. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Penggunaan media pembelajaran audio
visual pada mata pelajaran IPS di kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang disampaikan pada
tindakan siklus I maupun tindakan siklus II. Dilihat hasil tes evaluasi
tindakan yang diberikan pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh siswa
sebesar 83,16 dan siswa yang mendapatkan skor ≥ 75 sebanyak 21 siswa
jika dipresentasikan menjadi 70% siswa yang berhasil mengerjakan tes
evaluasi siklus I. Hasil evaluasi tindakan siklus II menunjukkan adanya
perubahan peningkatan yang signifikan dilihat dari skor rata-rata yang
diperoleh siswa 86,2 dengan uraian siswa yang mendapatkan skor ≥ 75
sebanyak 27 siswa dari 30 jumlah siswa, jika dipersentasikan menjadi 90%
maka perubahan signifikan dari pelaksanaan siklus I sampai pada siklus II
sebesar 20% sehingga pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan media
audio visual ini dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa sesuai
dengan kriteria yang diharapkan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan media audio-
visual di atas, semuanya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
melalui penggunaan media audio-visual. Penelitian yang akan peneliti lakukan
adalah penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME MELALUI
50
MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS IV MI
MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
51
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum Sekolah
a. Identitas Sekolah
Mi Muhammadiyah Ngasinan adalah salah satu sekolah yang
terletak di Desa Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali. Adapun profil MI Muhammadiyah Ngasinan adalah sebagai
berikut:
Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Ngasinan
Nama Kepala Madrasah : Ali Musyafak, S.Pd.I
No Identitas Sekolah : 111233090191
NPSN : 60711612
NPWP : 70.539.279.527.000
Dusun : Ngasinan
Desa : Garangan
Kecamatan : Wonosegoro
Kabupaten : Boyolali
Privinsi : Jawa Tengah
Kode pos : 57382
No.Telp : 085226331088
52
Informasi dokumen dan perijinan
Tahun Berdiri : 1972
No. SK Pendirian : 062 /B.IV/Mdr/ 1.24.72
Tgl. SK pendirian : 01 /04/1972
Status Akreditasi : B
Tahun Akreditasi : 2013
No. SK AkreditaSi : 101/BAP-SM/XI/2013
b. Visi dan Misi Madrasah
Visi:
1) Terwujudnya generasi umat yang mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar(tartil)
2) Terwujudnya genenerasi umat yang tekun melaksanakan ibadah
wajib maupun sunah.
3) Terwujudnya generasi umat yang santun dalam bertutur dan
berperilaku.
4) Terwujudnya generasi umat yang unggul dalam prestasi akademik
dan non akademik sebagai bekal melanjutkan kependidikan yang
lebih dan atau hidup mandiri.
Misi:
1) Mengembangkan Kemampuan Dasar Siswa
2) Mengembangkan Kemampuan Berfikir Dalam Menghadapai
Perkembangan Agama Islam
3) Mengembangkan Budaya Madrasah sebagai ciri khas Agama Islam
53
c. Tujuan Pendidikan Madrasah
Dalam kurun waktu empat tahun diharapkan dapat mencapai:
1) Pencapaian prestasi akademik
2) Menjalin kerjasama ( networking) dengan lembaga / instansi
terkait, masyarakat dalam rangka pengembangan program
pendidikan yang berakar pada budaya bangsa dan mengikuti
perkembangan IPTEK.
3) Pelaksanaan belajar mengajar yang mengarah pada program
pembelajaran berbasis kompetensi.
4) Tertanam budi pakerti yang baik pada warga sekolah sebagai
landasan dalam pergaulan dengan teman, guru, dan masyarakat.
5) Mampu Menelorkan sedikitnya 2 siswa menjadi pendakwah agama
islam (Mubaligh).
d. Sarana dan prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Mi Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali adalah sebagai
berikut:
1) Tanah dan bangunan
Luas tanah :2101m
Luas bangunan : 540m
2) Sarana pendukung kegiatan belajar/mengajar
Ruang kelas : 6
Ruang kepala madrasah : 1
54
Ruang guru : 1
Ruang uks : 1
Ruang toilet Guru : 1
Ruang Toilet Siswa : 1
Sumber penerangan : PLN
e. Tenaga Pendidik
Guru MI Muhammadiyah Ngasinan berjumlah 9 guru. Adapun
nama dari ke sembilan guru tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Daftar Guru dan Karyawan MI Muhammadiyah Ngasinan
No Nama Jenis Kelamin
1 Ali musafak, S.Pd.I L
2 Muslih, S.Pd.I L
3 Kasiran L
4 Dewi Masithoh, S.Pd.I P
5 Sanggrok, S.Pd.I L
6 Handogo, S.Pd.I L
7 Muhammad Kusroni, S.Pd.I L
8 Anas, S.Pd.I L
9 Wahid Nur Arifin, S.Pd. L
2. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang berjumlah 20
siswa, terdiri dari 11 perempuan dan 9 laki-laki yang pada tahun ajaran
55
2017/2018 tercatat sebagai siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Adapun nama-nama siswa
yang menjadi subjek penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Data siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan
No Nama Jenis kelamin
1 ABDUL AZIZ L
2 AISYAH DINARA SAFINA P
3 ALIF NURMA AULIA FITRIYANI P
4 ANINDA FITRIYANA P
5 ANINDRI FITRIYANI P
6 DANIS ADITIA L
7 DEVA PRASETYO L
8 DIKA SELVIANINGSIH P
9 LIA AGUSTINA SEBRIA P
10 MUHAMMAD IFAN JAELANI L
11 MUHAMMAD NUR HUDA L
12 MUHAMMAD RIZAL AZIZI L
13 MUHAMMAD TEGAR NURROHMAN L
14 NOVITA LESTARI P
15 NUR IMADAMAYANTI P
16 RAYA OKTAVIANAS TASYA P
17 RENGGA PRAMONO L
18 REVI AQILA AMANDA P
19 RIFKI ADITYA PRATAMA L
20 VINA AFI ZUMALA DEWI P
56
3. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018
pada bulan Nopember 2017. Adapun rinciannya sebagai berikut :
a. Observasi, dilaksanakan pada tanggal 19 April 2018.
b. Kegiatan Siklus I, dilaksanakan tanggal 28 April 2018.
c. Kegiatan Siklus II, dilaksanakan tanggal 12 Mei 2018.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi kelas
IV tempat penelitian dilaksanakan disertai penjelasan adanya perbedaan antara
metode pembelajaran yang biasa dilakukan dengan metode pembelajaran yang
akan di uji cobakan dalam penelitian ini.
MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali ini merupakan tempat yang dipilih untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas. Dengan subjek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 20 siswa dengan fokus penelitian pada pembelajaran mata
pelajaran IPS pada materi kepahlawanan dan patriotisme.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2
siklus ini merancang metode pembelajaran yang berbeda dengan metode
pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran yang selama ini
berlangsung. Hal ini mengingat salah satu tujuan penelitian tindakan kelas
adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta
kualitas proses pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran
yang selama ini berlangsung kurang memberi dampak yang positif pada siswa
57
serta masih kurang mengenai pada diri siswa yang pada akhirnya hasil belajar
siswa masih banyak yang rendah.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba
menggunakan media pembelajaran audio-visual pada setiap siklus dengan
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
IPS materi kepahlawanan dan patriotisme.
1. Deskripsi Data Awal atau Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di MI
Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
Sistem pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada guru, guru
lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang
masih sering digunakan adalah ceramah. Keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran masih kurang aktif. Selain iu siswa juga kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya
siswa mengajukan pertanyaan, sering bercanda dan asyik bermain dengan
temannya, kurang memperhatikan penjelasan guru ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil tes formatif siswa
pada mata pelajaran IPS materi kepahlawanan dan patriotisme masih
banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Adapun KKM mata pelajaran IPS kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan
adalah 70.
58
Tabel 3.3
Nilai Pra Siklus Siswa Kelas IV
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 87 Tuntas
2 B 80 Tuntas
3 C 60 Belum Tuntas
4 D 67 Belum Tuntas
5 E 67 BelumTuntas
6 F 33 Belum Tuntas
7 G 40 Belum Tuntas
8 H 53 Belum Tuntas
9 I 33 Belum Tuntas
10 J 47 Belum Tuntas
11 K 40 Belum Tuntas
12 L 80 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 73 Tuntas
17 Q 67 Belum Tuntas
18 R 60 Belum Tuntas
19 S 60 Belum Tuntas
20 T 73 Tuntas
JUMLAH 1246 T = 8
NILAI RATA-RATA 62,30 BT = 12
TUNTAS (%) 40%
TIDAK TUNTAS (%) 60%
2. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada
tanggal 28 April 2018 di MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro
Kab. Boyolali pada kelas IV sebanyak 20 siswa. Materi yang diangkat
oleh penulis adalah materi kepahlawanan dan patriotisme.
59
Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam tahapan, yaitu
dengan laur perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing) dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat
di deskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan
media Audio-Visual. Adapun materi yang dibahas adalah
kepahlawanan dan patriotisme.
2) Menyiapkan perangkat audio-visual seperti LCD, laptop, speaker
dan perangkat lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3) Menyiapkan bahan ajar yang berkaitan dengan materi
kepahlawanan dan patriotisme.
4) Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar
mengajar melalui media audio-visual.
5) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal (5 menit)
Guru memberi salam kepada siswa.
60
Guru mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.
Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan
menanyakan kabar mereka.
Guru mempresensi kehadiran siswa.
Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru
sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Anak–anak apakah
kalian membawa uang kertas seribuan ? Coba kalian
perhatikan, ada foto pahlawan siapa disitu? Nah, Pattimura
merupakan salah satu pahlawan Indonesia.
Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai kompetensi
yang ingin dicapai pada kegiatan yang akan dilakukan hari ini.
Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menampilkan gambar pahlawan, kemudian bertanya
gambar pahlawan siapakah ini?
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan guru, kemudian
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Siswa diminta mengamati sumber informasi dari buku
mengenai sikap kepahlawanan dan patriotisme.
Siswa membaca bersama dengan teman sebangku mengenai
sikap kepahlawanan dan patriotisme yang ada dibuku.
61
Siswa memperhatikan video yang diputar oleh guru.
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai sikap
kepahlawanan dan patriotisme.
Siswa diberi kesempatan bertanya yang ingin diketahui lebih
lanjut tentang sikap kepahlawanan dan patriotisme.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru.
Siswa bersama guru membahas soal evaluasi yang telah
dikerjakan siswa tadi.
c. Kegiatan Penutup (5 menit)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas.
Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
Siswa diberikan penguatan dan penyamaan persepsi oleh guru
serta melakukan refleksi sehubungan dengan pembelajaran hari
ini.
Salah satu siswa memimpin do’a penutup
c. Pengamatan/Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan
observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran
menggunakan media audio-visual dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
62
Berdasarkan hasil post-test siklus I diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.4
Nilai Siklus I Siswa Kelas IV
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 93 Tuntas
2 B 87 Tuntas
3 C 73 Tuntas
4 D 73 Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 60 Belum Tuntas
7 G 73 Tuntas
8 H 53 Belum Tuntas
9 I 80 Tuntas
10 J 60 Belum Tuntas
11 K 60 Belum Tuntas
12 L 73 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 80 Tuntas
17 Q 67 Belum Tuntas
18 R 73 Tuntas
19 S 60 Belum Tuntas
20 T 73 Tuntas
JUMLAH 1444 T = 14
NILAI RATA-RATA 72,20 BT = 6
TUNTAS (%) 70%
TIDAK TUNTAS (%) 30%
d. Refleksi
Penggunaan media audio-visual siswa sudah tertarik dengan
pembelajaran. Tetapi hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I
63
belum mencapai indikator keberhasilan, hal tersebut dikarenakan siswa
belum fokus dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pada saat proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Masih terdapat beberapa siswa belum bisa memahami/belum fokus
terhadap materi pembelajaran.
b. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan media
video yang diputar.
c. Pada saat proses pembelajaran terdapat beberapa siswa yang belum
membaca materi.
d. Penggunaan waktu yang kurang optimal dikarenakan di tengah-
tengah ada beberapa gangguan pada LCD.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar
pada siklus I. Aspek yang lebih diperhatikan untuk perbaikan pada
siklus II diantaranya:
a. Guru meringkas materi dan mempertegas perintah membaca.
b. LCD dan peralatannya disiapkan lebih awal sebelum pembelajaran
dan dipastikan dipasang secara baik agar pembelajaran berjalan
dengan lancar.
64
3. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada
tanggal 12 Mei 2018 di MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro
Kab. Boyolali pada kelas IV sebanyak 20 siswa. Materi yang diangkat
oleh penulis adalah meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme.
Pelaksanan tindakan siklus II ini di lakukan dalam tahapan, yaitu
dengan laur perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing) dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat
di deskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan
media Audio-Visual. Adapun materi yang dibahas adalah
meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme.
2) Menyiapkan perangkat audio-visual seperti LCD, laptop, speaker
dan perangkat lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3) Menyiapkan bahan ajar yang berkaitan dengan materi meneladani
sikap kepahlawanan dan patriotisme.
4) Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar
mengajar melalui media audio-visual.
65
5) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal (5 menit)
Guru memberi salam kepada siswa.
Guru mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.
Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan
menanyakan kabar mereka.
Guru mempresensi kehadiran siswa.
Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru
sebelum melaksanakan pembelajaran inti. Anak–anak apakah
kalian pernah menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini? Nah mari
kita nyanyikan bersama.
Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memutar video R.A. Kartini dan Ki Hadjar Dewantara
Siswa memperhatikan video yang telah diputar
Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang sikap yang
dapat diteladani dari beberapa tokoh tadi.
66
Guru menjelaskan sikap meneladani para pahlawan
meneldanani kepahlawanan.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru.
Siswa bersama guru membahas soal evaluasi yang telah
dikerjakan siswa tadi.
c. Kegiatan Penutup (5 menit)
Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
Siswa diberikan penguatan dan penyamaan persepsi oleh guru
serta melakukan refleksi sehubungan dengan pembelajaran hari
ini.
Salah satu siswa memimpin do’a penutup
c. Pengamatan/ Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan
observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran
menggunakan media audio-visual dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
Tabel 3.5
Nilai Siklus II Kelas IV
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 100 Tuntas
2 B 100 Tuntas
3 C 80 Tuntas
4 D 73 Tuntas
5 E 80 Tuntas
67
No Nama Nilai Ketuntasan
6 F 73 Tuntas
7 G 87 Tuntas
8 H 60 Belum Tuntas
9 I 80 Tuntas
10 J 67 Belum Tuntas
11 K 87 Tuntas
12 L 73 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 80 Tuntas
17 Q 93 Tuntas
18 R 73 Tuntas
19 S 87 Tuntas
20 T 80 Tuntas
JUMLAH 1599 T = 18
NILAI RATA-RATA 79,95 BT = 2
TUNTAS (%) 90%
TIDAK TUNTAS (%) 10%
d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan peneliti pada hasil pelaksanaan penelitian
Siklus II menunjukkan bahwa pada Siklus II sudah tidak ditemukan
kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Penelitian
dihentikan sampai Siklus II karena hasil belajar siswa sudah
menunjukkan indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥
85% siswa tuntas belajar.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa penggunaan media Audio Visual
dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Kepahlawanan dan Patriotisme pada
siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Dalam pembelajaran di kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Wonosegoro guru umumnya
menggunakan metode ceramah. Guru hanya sebagai pemberi materi
sedangkan siswa hanya sebagai pendengar yang selesai mendengar
kemudian mengerjakan latihan. Hal itu membuat siswa merasa bosan dan
kurang tertarik, apalagi materi IPS sebagian besar materinya banyak dan
sering hafalan sehingga pembelajaran kurang efektif. Sebagai acuan, selain
menggunakan KKM sebesar 70, peneliti juga menggunakan Kriteria
Ketuntasan Klasikal (KKL) yaitu sebesar 85%.
Dari hasil dokumentasi pra siklus yang diambil dari nilai harian
materi Kepahlawanan dan Patriotisme siswa kelas IV MI Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali sebagai berikut:
69
Tabel 4.1
Nilai Pra Siklus Siswa Kelas IV
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 87 Tuntas
2 B 80 Tuntas
3 C 60 Belum Tuntas
4 D 67 Belum Tuntas
5 E 67 BelumTuntas
6 F 33 Belum Tuntas
7 G 40 Belum Tuntas
8 H 53 Belum Tuntas
9 I 33 Belum Tuntas
10 J 47 Belum Tuntas
11 K 40 Belum Tuntas
12 L 80 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 73 Tuntas
17 Q 67 Belum Tuntas
18 R 60 Belum Tuntas
19 S 60 Belum Tuntas
20 T 73 Tuntas
JUMLAH 1246 T = 8
NILAI RATA-RATA 62,30 BT = 12
TUNTAS (%) 40%
TIDAK TUNTAS (%) 60%
Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang tuntas
belajar sebanyak 8 anak atau 40%, sedangkan siswa yang belum tuntas
belajar 12 anak atau 60% dengan nilai rata-rata kelas 62,30. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa secara belum memenuhi kriteria ketuntasan.
Ketuntasan individu masih rendah hanya 8 siswa tuntas belajar atau 40%
dan lainnya masih mendapatkan nilai di bawah ketuntasan minimum.
70
2. Siklus I
Berdasarkan hasil post-test siklus I diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2
Nilai Siklus I Siswa Kelas IV
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 93 Tuntas
2 B 87 Tuntas
3 C 73 Tuntas
4 D 73 Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 60 Belum Tuntas
7 G 73 Tuntas
8 H 53 Belum Tuntas
9 I 80 Tuntas
10 J 60 Belum Tuntas
11 K 60 Belum Tuntas
12 L 73 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 80 Tuntas
17 Q 67 Belum Tuntas
18 R 73 Tuntas
19 S 60 Belum Tuntas
20 T 73 Tuntas
JUMLAH 1444 T = 14
NILAI RATA-RATA 72,20 BT = 6
TUNTAS (%) 70%
TIDAK TUNTAS (%) 30%
Dari data siklus I dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa dari
hasil tes meningkat dari pra siklus 62,30 dan mengalami peningkatan pada
siklus I menjadi 72,20. Dari hasil tes pada siklus I meningkat terdapat 14
71
siswa dinyatakan tuntas yaitu 70%, yang sebelumnya terdapat 8 siswa
yang tuntas belajar atau 40%, sedangkan yang belum tuntas belajar siklus I
terdapat 6 siswa yaitu 30%. Dari penilaian tersebut dapat diketahui bahwa
pada siklus I siswa belum mencapai indikator ketuntasan yaitu 85%..
Dalam pengamatan data peneliti menemukan bahwa siswa tertarik
dengan materi pelajaran. Akan tetapi mereka belum fokus dalam materi
pelajaran. Meskipun demekian menggunakan media audio-visual
merupakan langkah yang baik, setidaknya mampu menarik perhatian
siswa. Dari perolehan belajar di atas belum mencapai ketuntasan
maksimal. Siswa yang belum memenuhi ketuntasan dikarenakan siswa
belum sepenuhnya terfokus pada materi pelajaran. Maka dari itu peneliti
masih melanjutkan penelitian pada tindakan kelas siklus II karena belum
memenuhi kriteria yang diharapkan.
Refleksi Siklus I
Penggunaan media audio-visual siswa sudah tertarik dengan
pembelajaran. Tetapi hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I
belum mencapai indikator keberhasilan, hal tersebut dikarenakan siswa
belum fokus dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pada saat proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
e. Masih terdapat beberapa siswa belum bisa memahami/belum fokus
terhadap materi pembelajaran.
72
f. Masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan media video
yang diputar.
g. Pada saat proses pembelajaran terdapat beberapa siswa yang belum
membaca materi.
h. Penggunaan waktu yang kurang optimal dikarenakan di tengah-tengah
ada beberapa gangguan pada LCD.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada
siklus I. Aspek yang lebih diperhatikan untuk perbaikan pada siklus II
diantaranya:
c. Guru meringkas materi dan mempertegas perintah membaca.
d. LCD dan peralatannya disiapkan lebih awal sebelum pembelajaran dan
dipastikan dipasang secara baik agar pembelajaran berjalan dengan
lancar.
3. Siklus II
Pada siklus ini selain memaksimalkan penggunaan media audio-
visual kepada peserta didik, pada siklus II mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen penelitian
lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Peneliti juga
membangkitkan motivasi belajar siswa agar siswa menjadi lebih aktif dan
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Seperti tindakan siklus I
peneliti juga memberikan soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
Adapun hasil tes didapat hasil sebagai berikut:
73
Tabel 4.3
Nilai Siklus II Kelas IV
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 100 Tuntas
2 B 100 Tuntas
3 C 80 Tuntas
4 D 73 Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 73 Tuntas
7 G 87 Tuntas
8 H 60 Belum Tuntas
9 I 80 Tuntas
10 J 67 Belum Tuntas
11 K 87 Tuntas
12 L 73 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 80 Tuntas
17 Q 93 Tuntas
18 R 73 Tuntas
19 S 87 Tuntas
20 T 80 Tuntas
JUMLAH 1599 T = 18
NILAI RATA-RATA 79,95 BT = 2
TUNTAS (%) 90%
TIDAK TUNTAS (%) 10%
Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran IPS materi
Kepahlawanan dan Patriotisme menggunakan media audio-visual pada
siklus II hasil belajar siswa memuaskan. Siswa menunjukkan ada
perkembangan yang lebih baik begitu juga dengan hasil belajar siswa
meningkat dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus II ini
74
peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dengan indikator
ketuntasan 85% melalui media audio-visual pada siswa kelas IV MI
Muhammadiyah Ngasinan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil
tes siswa meningkat dari siklus sebelumnya yaitu 72,20 pada siklus II
meningkat menjadi 79,95. Dari hasil tes siswa yang tuntas belajar
mengalami peningkatan menjadi 18 siswa atau 90%. Jumlah siswa yang
tuntas mengalami peningkatan sebanyak 4 siswa atau mengalami
peningkatan sebanyak 20% dari siklus sebelumnya. Maka dari itu peneliti
mencukupkan penelitian tindakan kelas sampai disini dan tidak
melanjutkan ke tindakan berikutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Setelah melakukan penelitian pada siswa kelas MI Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolsali peneliti dapat
mengetahui bahwa sebenarnya kemampuan siswa dalam mempelajari
pembelajaran sangat tinggi antusiasnya. Walaupun pada siklus 1 masih ada
beberapa siswa yang belum memenuhi KKM, hal ini terjadi karena siswa
belum memperhatian media dari guru, siswa belum sepenuhnya membaca
materi pembelajran sehingga siswa belum paham dengan materi pelajaran.
Tetapi siswa sangat antusias dan berharap kalau pembelajaran dilanjutkan
keesokan harinya.
75
Tabel 4.4
Perbandingan Nilai Pra Siklus dan Siklus I
Pra Siklus Siklus I
62,30 72,20
Dari hasil tes pada siklus I menunjukkan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Hasil belajar nilai rata-rata siswa pra siklus 62,30
meningkat menjadi 75,20, dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan
sebanyak 6 siswa. Hasil belajar siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar
14 siswa dan 6 siswa belum tuntas belajar.
Dalam pelaksanaan siklus I ini masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki. Selain itu, meskipun ketuntasan belajar siswa telah
mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yaitu sebanyak
kurang lebih 85% ketuntasan siswa. Oleh karena itu penelitian akan
dilanjutkan pada siklus II.
2. Siklus II
Dalam siklus II ini peneliti masih menggunakan metode
pembelajaran yang sama dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan
yang ada pada siklus I. Berbeda dengan siklus I sebelumnya, pembelajaran
pada siklus II ini dapat berjalan lebih kondusif dan siswa juga lebih aktif
dan lebih bersemangat lagi dari saat pembelajaran pada siklus sebelumnya.
Pengelolaan kondisi dan suasana kelas secara baik mendukung berjalannya
siklus II ini lebih lancar, dengan siswa yang pada siklus sebelumnya masih
ada yang belum fokus serta memperhatikan guru, pada siklus II ini sudah
76
bisa fokus dan memperhatikan guru dan membaca materi selama
pembelajaran berlangsung.
Tabel 4.5
Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
72,20 79,95
Dari hasil tes pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan,
dapat dilihat dari nilai yang diperoleh dari siklus I ke siklus II dan siswa
yang tuntas belajar dengan presentasi 90% atau 18 siswa telah mencapai
KKM. Sedangkan penilaian rubik semua siswa mendapatkan nilai 4
(sangat baik) skor nilai 80. Untuk penilaian rubik semua siswa sudah
memenuhi kriteria nilai ketuntasan. Oleh karena itu, pembelajaran IPS
materi Kepahlawanan dan Patriotisme dengan menggunakan media audio-
visual pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali dianggap telah berhasil dan pelaksanaan
berhenti pada siklus II.
Tabel 4.6
Perbandingan Nilai Siswa
No Nama
Pra
Siklus
Ket. Siklus
I
Ket. Siklus
II
Ket.
1 A 87 T 93 T 100 T
2 B 80 T 87 T 100 T
3 C 60 BT 73 T 80 T
4 D 67 BT 73 T 73 T
5 E 67 BT 80 T 80 T
6 F 33 BT 60 BT 73 T
77
No Nama
Pra
Siklus
Ket. Siklus
I
Ket. Siklus
II
Ket.
7 G 40 BT 73 T 87 T
8 H 53 BT 53 BT 60 BT
9 I 33 BT 80 T 80 T
10 J 47 BT 60 BT 67 BT
11 K 40 BT 60 BT 87 T
12 L 80 T 73 T 73 T
13 M 73 T 73 T 73 T
14 N 80 T 80 T 80 T
15 O 73 T 73 T 73 T
16 P 73 T 80 T 80 T
17 Q 67 BT 67 BT 93 T
18 R 60 BT 73 T 73 T
19 S 60 BT 60 BT 87 T
20 T 73 T 73 T 80 T
JUMLAH 1246 T = 8 1444 T = 14 1599 T = 18
NILAI RATA-
RATA 62,30
BT = 12 72,20
BT = 6 79,95
BT = 2
TUNTAS (%) 40% 70% 90%
TIDAK
TUNTAS (%) 60%
30%
10%
Dari tabel diatas diketahui nilai rata-rata siswa mengalami
peningkatan dari tahap pra siklus yaitu nilai rata-rata 62,30, pada siklus I
nilai rata-rata meningkat menjadi 72,20 dan pada siklus II nilai rata-rata
meningkat menjadi 79,95. Peningkatan nilai rata-rata dapat dilihat pada
diagram dibawah ini:
78
Gambar 4.1
Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Nilai rata-rata siswa pada siklus I sudah mencapai KKM
pembelajaran yaitu 70, namun penelitian tetap dilanjutkan pada siklus ke
II karena meskipun sudah mencapai KKM pada siklus I belum mencapai
target indikator keberhasilan yaitu 85% siswa dinyatakan tuntas. Berikut
ini tabel selisih nilai yang diperoleh siswa:
Tabel 4.7
Selisih Ketuntasan Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
8 14:6 18:2
Keterangan Meningkat 6 Meningkat 4
Pada pra siklus terdapat 8 siswa tuntas belajar, siklus I meningkat
menjadi 14 siswa, dan siklus II meningkat menjadi 18 siswa tuntas belajar.
79
Dari pra siklus ke siklus I selisih 6 siswa yang tuntas belajar, siklus I ke
siklus II selisih 4 siswa tuntas belajar.
Tabel 4.8
Perbandingan Presentase Ketuntasan Siklus I dan Siklus II
Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 40% 70% 90%
Tidak Tuntas 60% 30% 10%
Dari tabel diatas diketahui presentase ketuntasan siswa mengalami
peningkatan yaitu pra siklus siswa yang tuntas belajar 40%, siswa yang
tidak tuntas belajar 60%. Siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 70%,
siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 30%. Siklus II yaitu sebanyak
90% siswa tuntas belajar. Meskipun pada siklus I sudah 70% atau 14 siswa
yang tuntas belajar namun belum mencapai target ketuntasan. Oleh karena
itu dilakukan siklus II dengan presentase keberhasilan mencapai 90%
siswa tuntas belajar.
Pada siklus II penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
media audio-visual dinyatakan berhasil karena telah mencapai target
ketuntasan yaitu 85% siswa telah dinyatakan tuntas/ mencapai KKM.
Peningkatan presentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
80
Gambar 4.2
Presentase Hasil Belajar Siswa
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
81
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang upaya
peningkatan hasil belajar IPS materi kepahlawanan dan patriotisme melalui
media audio-visual pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngasinan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali dapat disimpulkan bahwa: hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kepahlawanan dan patriotisme
dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual mengalami
peningkatan. Dari pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa yang
mencapai ketuntasan hanya 40% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan
pada siklus I setelah menerapkan media pembelajaran audio-visual, siswa
yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 14 siswa atau 70% dari keseluruhan
siswa yang berjumlah 20 siswa dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 72,20.
Pada siklus II pembelajaran menggunakan media audio-visual, sebanyak 18
siswa atau 90% telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 79,95.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
menyarankan beberapa hal berikut kepada:
1. Kepala Sekolah
a. Agar kepala sekolah mendukung kreativitas guru dalam mengajar
dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk mengajar,
82
baik media pembelajaran maupun pelatihan-pelatihan untuk
mengembangkan ketrampilan mengajar guru.
b. Agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan/input
dalam rangka pembinaan guru agar guru lebih meningkatkan
kompetensinya dalam mengajar.
2. Guru/ Walikelas
a. Agar guru/walikelas mempertimbangkan penerapan media audio-
visual sebagai salah satu media pembelajaran.
b. Agar guru dapat menciptakan pembelajaran yang bervariasi, baik itu
strategi, metode, media, maupun bahan ajarnya sehingga pembelajaran
terasa menyenangkan dan siswa paham dengan materi yang
disampaikan.
3. Siswa
a. Agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga memiliki
keterampilan-keterampilan yang dapat dikembangkan.
b. Agar siswa jangan malu untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami terkait pelajaran yang disampaikan.
83
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2012. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Bekasi: Sukses Publishing.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Hariyati. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Media Audio Visual
Berbentuk CD Interaktif Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Online)
Vol. 01, No. 02, (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
penelitian-pgsd/article/viewFile/2988/1738), diakses 25 Maret 2018.
Hendrawan, Wiwin. 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui
Penggunaan Media Audio-Visual pada Siswa Kelas IVB SD Negeri I
Blunyahan, (Online) Edisi 6,
(http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/viewFile/7084/6
778), diakses 25 Maret 2018.
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas, Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks.
Lutfiah, Khulatul. 2016. Pengaruh Model Pembelajarn Inkuiri Terhadap
Keterampilan Berpikir dan Sosial Siswa Madrasah Ibtidaiyah. At-
Tarbiyah, 26:311
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Priansa, Donni Juni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme
Guru. Bandung: Alvabeta.
Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: TrustMedia Publishing.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:
Alfabeta.
84
Sadiman, Arief S., dkk. 1993. Media Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sepriyani, Maria S. 2015. Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan
Hasil belajar Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Online),
(https://media.neliti.com/media/publications/194496-ID-none.pdf), diakses
1 April 2018.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Susilo. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suwardi, Sri Anitah W, Muhammad Akhyar & Asrowi. 2017. Gender bias in
Islamic textbooks for Muslim children in Indonesia, (Online), Vol. 2, No.
2,
(http://attarbiyah.iainsalatiga.ac.id/index.php/attarbiyah/article/viewFile/13
46/846), diakses 20 Maret 2018.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama : MELY HANDAYANI
2. Tempat Tanggal Lahir : KAB. Semarang 08 juni 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Alamat : kauman lor 5/1 kec. pabelan kab. semarang
7. Riwayat Pendidikan :
a. MI MIFTAHUNNAJIHIN KAUMAN LOR
b. SMP N 1 PABELAN
c. SMA N 1 PABELAN
Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 22 juni 2019
Mely Handayani
87
Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS I
Madrasah : MI Muhammadiyah Ngasinan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran @ 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
1.6 Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Menjelaskan pengertian pahlawan, kepahlawanan, dan patriotisme
Menyebutkan ciri-ciri sikap kepahlawanan dan patriotisme.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan
pengertian pahlawan,kepahlawanan, dan patriotisme dengan benar.
Setelah membaca teks bacaan dan menonton video, siswa dapat
menyebutkan 5 ciri-ciri sikap kepahlawanan dan patriotisme dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
1. Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme
Bangsa Indonesia telah banyak pengalaman selama dijajah oleh
bangsa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jepang. Para pahlawan berjuang
untuk melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan untuk
meraih kemerdekaan. Perjuangan yang berlandaskan kekuatan dan
kepercayaan serta kerelaan untuk berkorban demi bangsa dan negara
dilakukan dengan ketulusan hati.
88
Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran. Sedangkan kepahlawanan
adalah situasi yang menunjukkan sifat keberanian, kerelaan, dan kekuatan
untuk berkorban demi membela kebenaran.
a. Kepahlawanan
Sikap kepahlawanan telah ditunjukkan oleh para pejuang dalam
mengusir penjajah serta dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan. Sikap kepahlawanan yang tercermin menyangkut
beberapa ciri khas sebagai berikut:
1) Keberanian
Sifat keberanian merupakan modal dasar para tokoh
pejuang dalam melawan penjajah. Dengan modal keberanian, para
pejuang mampu menyulut semangat perjuangan rakyat demi
mencapai cita-cita abadi bangsa yaitu kemerdekaan. Penjajah asing
yang bersenjata lengkap dihadapi oleh para pejuang bangsa
Indonesia dengan penuh keberanian. Ternyata keberanian para
pejuang mampu menggoyahkan pertahanan penjajah.
2) Kebenaran
Para pejuang berjuang untuk membela kebenaran demi
kepentingan bangsa dan negara. Pada saat itu rakyat Indonesia
sengsara akibat dijajah bangsa asing. Penjajah memeras tenaga
rakyat pribumi dan mengeruk kekayaan alam Indonesia untuk
kepentingan mereka sendiri. Rakyat Indonesia dibiarkan dalam
keadaan terbelakang, melarat, dan menderita. Melihat kondisi ini,
para tokoh pejuang merasa tergerak hatinya untuk membebaskan
penderitaan rakyat Indonesia. Dengan jiwa ksatria, para pejuang
menuntut dan memperjuangkan haknya untuk bebas dari belenggu
penjajah dan mencapai kemerdekaan.
3) Keperkasaan
Keperkasaan ditunjukkan para pejuang dengan
kemampuannya dalam mengusir penjajah dari Indonesia. Mereka
89
berjuang dengan gagah berani dan tidak gentar dalam menghadapi
musuh. Semangat berjuang yang menggelora dihati untuk
menegakkan kebenaran memunculkan keberanian melawan
penjajah. Keberanian dari dalam diri dan dukungan rakyat inilah
yang melahirkan keperkasaan para pejuang dalam melawan
penjajah. Perjuangan yang terus menerus akhirnya mampu
menggoyahkan pertahanan penjajah di Indonesia.
4) Rela Berkorban
Semangat rela berkorban yang dimiliki para pejuang kita
tidak diragukan lagi. Mereka rela mengorbankan harta benda, jiwa,
dan raganya dalam berjuang demi bangsa dan negara.
5) Cinta Tanah Air
Apa yang dilakukan para pejuang merupakan wujud rasa
cinta tanah air yang dimilikinya. Dengan rasa cinta tanah air yang
tinggi para pejuang mampu menghilangkan segala bentuk keraguan
dalam melangkah untuk mengusir penjajah. Mereka tidak rela jika
wilayah negaranya dijajah dan dikuasai oleh bangsa asing.
Berbagai upaya pun ditempuh dengan berdasarkan kebenaran
untuk mempertahankan keberadaan bangsa dan negaranya. Semua
bentuk perjuangan itu untuk kepentingan bangsa dan negara.
6) Bertanggung Jawab
Sikap bertanggung jawab telah dibuktikan para pejuang
selama melakukan perjuangan. Mereka bertanggung jawab
terhadap tugas masing-masing. Semua dilakukan dengan penuh
tanggung jawab. Mereka siap menerima resiko apapun seperti
penyiksaan, penganiayaan, bahkan pembunuhan secara keji yang
dilakukan oleh pihak penjajah.
b. Patriotisme
Selama berjuang, para pahlawan telah menunjukkan sikap
patriotisme yang tinggi. Bukti dari sikap patriotisme ini adalah mereka
rela mengorbankan jiwa, raga, bahkan harta benda, dan keluarganya
90
dalam berjuang demi kepentingan bangsa dan negara. Patriotisme
adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segalanya untuk
kejayaan dan kemakmuran tanah airnya. Apapun yang dimiliki
dipertaruhkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sikap patriotisme
ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kerja Sama
Semangat kerja sama dimiliki oleh para pejuang selama
melakukan perjuangan. Perjuangan para tokoh dalam mengusir
penjajah selalu didukung rakyat dengan tulus ikhlas. Dukungan
rakyat dikukuhkan dengan adanya pengerahan pasukan tambahan
yang ikut berjuang demi bangsa dan negara. Mereka bahu
membahu merapatkan barisan menjadi satu kesatuan untuk
mencapai kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia. Para
pejuang dan rakyat bersatu dalam berjuang demi kemerdekaan
bangsa dan negara tercinta.
2) Rela Berkorban
Kerelaan para pejuang dalam dalam berkorban
mencerminkan sikap patriotisme yang tinggi. Wujud kerelaan itu
berupa berjuang tanpa pamrih dan tidak mengharapkan imbalan.
Apa pun yang bias dilakukan akan dipertaruhkan demi kepentingan
bangsa dan negara. Para pejuang rela mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau keluarga. Para
pejuang rela meninggalkan keluarga untuk menuju medan
perjuangan. Terkadang mereka harus berada ditengah hutan selama
berbulan-bulan. Meskipun demikian, mereka rela melakukan
perjuangan itu dengan penuh kebanggaan.
3) Ketegasan
Ketegasan sangat penting untuk menerapkan semangat
patriotisme dalam berjuang. Ketegasan yang dimaksud adalah
tindakan yang pasti berlandaskan kebenaran dan keadilan. Artinya,
91
segala sesuatu yang dianggap benar dan adil untuk kepentingan
bangsa dan negara harus diperjuangkan dengan cara apa pun dan
dalam situasi bagaimana pun.
4) Cinta Tanah Air
Para pejuang memiliki rasa cinta terhadap tanah air yang
sangat tinggi. Rasa cinta tanah air ini pula yang menumbuhkan
sikap patriotisme dalam berjuang.
5) Pantang Menyerah
Para pejuang pantang menyerah dalam melakukan
perjuangan. Semangat perjuangan terus dilakukan tanpa mengenal
putus asa. Berbagai upaya dilakukan dalam berjuang.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar Pahlawan, Vidoe Kepahlawanan
2. Alat: Spidol, Papan Tulis, LCD, Audio Sound.
3. Sumber Pembelajaran: Buku IPS kelas IV.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Guru memberi salam kepada siswa.
Guru mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.
Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan
kabar mereka.
Guru mempresensi kehadiran siswa.
Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum
melaksanakan pembelajaran inti. Anak–anak apakah kalian membawa
uang kertas seribuan ? Coba kalian perhatikan, ada foto pahlawan
92
siapa disitu? Nah, Pattimura merupakan salah satu pahlawan
Indonesia.
Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai kompetensi yang
ingin dicapai pada kegiatan yang akan dilakukan hari ini.
Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menampilkan gambar pahlawan, kemudian bertanya gambar
pahlawan siapakah ini?
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan guru, kemudian menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Siswa diminta mengamati sumber informasi dari buku mengenai sikap
kepahlawanan dan patriotisme.
Siswa membaca bersama dengan teman sebangku mengenai sikap
kepahlawanan dan patriotisme yang ada dibuku.
Siswa memperhatikan video yang diputar oleh guru.
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai sikap kepahlawanan
dan patriotisme.
Siswa diberi kesempatan bertanya yang ingin diketahui lebih lanjut
tentang sikap kepahlawanan dan patriotisme.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru.
Siswa bersama guru membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan
siswa tadi.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
Siswa diberikan penguatan dan penyamaan persepsi oleh guru serta
melakukan refleksi sehubungan dengan pembelajaran hari ini.
Salah satu siswa memimpin do’a penutup
93
I. Penilaian
Penilaian Hasil Kerja
Skor Penilaian
Jawaban Benar = 3
Jawaban Hampir Benar = 2
Jawaban Salah = 1
Skor Maksimal = 15
Nilai = Skor perolehan x 100
Skor maksimal
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menjelaskan pengertian
pahlawan, kepahlawanan
dan patriotisme
Menyebutkan ciri-ciri
sikap kepahlawanan dan
patriotisme
Tes
Tulis
Uraian 1. Jelaskan pengertian
dari pahlawan!
2. Apa yang dimaksud
dengan
kepahlawanan?
3. Sebutkan ciri-ciri
sikap kepahlawanan?
4. Apa yang Kamu
ketahui tentang
Patriotisme?
5. Sebutkan ciri-ciri
sikap patriotisme?
Jawaban
1. Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran.
2. Kepahlawanan adalah situasi yang menunjukkan sifat keberanian,
kerelaan, dan kekuatan untuk berkorban demi membela kebenaran.
3. Ciri-ciri Kepahlawanan
a. Keberanian
b. Kebenaran
c. Keperkasaan
94
d. Rela Berkorban
e. Cinta Tanah Air
f. Bertanggung Jawab
4. Patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan
segalanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
5. Ciri-ciri Patriotisme
a. Kerja Sama
b. Rela Berkorban
c. Ketegasan
d. Cinta Tanah Air
e. Pantang Menyerah
Lembar Penilaian
No.
Nama
Skor Nilai
1
2
Dst.
Ngasinan, 28 April 2018
Mengetahui
Guru Kelas IV Peneliti
Wahid Nur Arifin, S.Pd. Melly Handayani
NIP. NIM. 115-13-017
Kepala Sekolah
Ali Musafak, S.Pd.I
NIP.
95
Lembar Penilaian Siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 93 Tuntas
2 B 87 Tuntas
3 C 73 Tuntas
4 D 73 Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 60 Belum Tuntas
7 G 73 Tuntas
8 H 53 Belum Tuntas
9 I 80 Tuntas
10 J 60 Belum Tuntas
11 K 60 Belum Tuntas
12 L 73 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 80 Tuntas
17 Q 67 Belum Tuntas
18 R 73 Tuntas
19 S 60 Belum Tuntas
20 T 73 Tuntas
JUMLAH 1444 T = 14
NILAI RATA-RATA 72,20 BT = 6
TUNTAS (%) 70%
TIDAK TUNTAS (%) 30%
Keterangan :
1. Tuntas = 70 – 100
2. Belum Tuntas = 0 - 69
Lembar Pengamatan Siklus I
96
No Aspek Yang Diamati
Pengamatan Guru
Catatan
Saran
perbaikan
Pengamatan siswa
catatan
Saran
perbaikan SB B C K TB SB B C K TB
A. KEGIATAN AWAL
1. Guru mengucapkan salam √
Beberapa siswa
tidak menjawab
salam
Lantangkan
suara ketika
mengucap
salam
√
Ada yang tidak
menjawab
Persiapkan
diri agar
mendengar
salam
2.
Guru meminta siswa berdoa
bersama
√
Siswa tidak
khushu’
Persiapkan
siswa agar
berdoa
dengan
khusu’
√
Siswa tidak
khushu’
Persiapkan
diri agar
berdoa
dengan
khusu’
3.
Guru menyapa dan bertanya
kabar siswa kemudian
mempresensi kehadiran
siswa
√
Kurang jelas
menanyakan
kabar siswa
Tanyakan
kabar siswa
dengan gaya
yang menarik
Beberapa siswa
tidak menjawab
kabar
Jawablah
ketika ditanya
4.
Guru memberi motivasi
siswa supaya lebih
bersemangat dalam
menerima materi
√
Guru tidak
memberi
motivasi
Beri motivasi
agar siswa
bersemangat
untuk belajar
Siswa kurang
termotivasi
Dengarkan
motivasi guru
5. Guru menggali kemampuan √ Cukup, Beri
pertanyaan-
Cukup, Beri
pertanyaan-
Lembar Pengamatan Siklus I
97
awal siswa berkenaan
dengan materi yang akan
dipelajari
pertanyaan
yang
menyangkut
materi
pertanyaan
yang
menyangkut
materi
6.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
√
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dengan baik
Tingkatkan.
Tidak
mendengar
tujuan
Siapkan diri
dan telinga
untuk
mendengar
B. KEGIATAN INTI
1.
Guru menampilkan gambar
pahlawan, dan bertanya
“pahlawan siapakan ini?”
√
Gambar yang
ditampilkan
cukup bagus.
Perbesar
gambar
supaya lebih
jelas.
√
Beberapa siswa
tidak
memperhatikan
gambar.
Perhatikan
yang
ditampilkan
guru.
2.
Siswa mengamati sumber
informasi dari buku
mengenai sikap
kepahlawanan dan
patriotisme
√
Materi terlalu
banyak
Membuat
rangkuman
materi
√
Ada siswa yang
ramai.
Lakukan apa
yang
diperintah
guru.
3.
Siswa membaca bersama
dengan teman sebangku
√
Ada siswa yang
tidak membaca.
Pertegas
perintah untuk
√
Beberapa siswa
tidak membaca.
Lakukan yang
diperintah
Lembar Pengamatan Siklus I
98
mengenai sikap
kepahlawanan dan
patriotisme yang ada dibuku
membaca guru.
4.
Siswa memperhatikan video
yang diputar oleh guru
√
Ada siswa yang
masih ramai.
Buat
kesepakatan
supaya tidak
ramai.
√
Beberapa siswa
tidak
memperhatikan
video.
Perhatikan
video yang
diputar guru.
3.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai
materi kepahlawanan dan
patriotisme
√
Ada siswa yang
tidak
mendengarkan
Persiapkan
siswa untuk
mendengarka
n dengan
bertanya
materi
sebelumya
Beberapa siswa
tidak
mendengarkan
Jawab
pertanyaan
guru dan
Ingatlah
meteri
sebelumnya
6.
Guru Memberi siswa
kesempatan untuk bertanya
√
Tidak semua
siswa bertanya
Guru harus
meminta
untuk
bertanya
Tidak semua
siswa bertanya
Menumbuhka
n rasa
keingintahuan
agar siswa
bertanya
7. Guru melakukan evaluasi √
Baik dalam
menyampaikan
soal evaluasi.
Kasih
penghargaan
untuk siswa
√
Bebrapa siswa
masih ada yang
ramai.
Tenang saat
mengerjakan
soal.
Lembar Pengamatan Siklus I
99
yang tuntas
C. PENUTUP
1.
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan hasil
pelajaran hari ini, serta guru
mendorong siswa agar
selalu bersyukur atas
karunia Tuhan.
√
Guru
menyimpulkan
bersama dengan
baik
Ditingkatkan
dipertemuan
selanjutnya
Kurang jelas
dalam
menyimpulkan
materi
Siswa harus
kreatif dalam
berbicara
2.
Guru memberitahu materi
yang materi pembelajaran di
pertemuan yang akan
datang.
√
Baik dalam
menginformasi
kan
Guru
memberitahu
materi yang
akan datang
agar siswa
belajar
terlebih
dahulu
Baik dalam
menerima
informasi
Ingat dan
tingkatkan
3.
Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin
berdoa untuk pulang
√
Siswa masih
kurang khusu’
Siapkan
terlebih
dahulu agar
khusu’
Siswa masih
kurang khusu’
Siapkan
terlebih
dahulu agar
khusu’
4. Guru mengucapkan salam √
Sangat bagus Ditingkatkan
di pertemuan
selanjutnya
√
Sangat bagus Ditingkatkan
di pertemuan
selanjutnya
Lembar Pengamatan Siklus I
100
KETERANGAN
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
TB = Tidak Baik
Pengamat
Melly Handayani
NIM. 115-13-017
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS II
Madrasah : MI Muhammadiyah Ngasinan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran @ 35 menit
J. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
K. Kompetensi Dasar
1.7 Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya
L. Indikator Pencapaian Kompetensi
Memberi contoh meneladani sikap kepahlawanan, dan patriotisme
M. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat memberi contoh
sikap kepahlawanan dan patriotisme dengan benar.
Setelah menonton video, siswa dapat meneladani sikap kepahlawanan dan
patriotisme dalam kehidupanj sehari-hari.
N. Materi Pembelajaran
Meneladani Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme
Sikap kepahlawanan dan patriotisme telah ditunjukkan oleh para pejuang
kita. Mereka berjuang mulai dari upaya mencapai kemerdekaan hingga upaya
mempertahankan kemerdekaan. Berbagai cara telah ditempuh. Pengorbanan
harta, jiwa, dan raga hingga tetes darah terakhir telah mereka persembahkan.
Semua itu demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia.
Kita sebagai anak bangsa yang hidup dizaman kemerdekaan sudah
semestinya mengisi dengan hal-hal yang dapat memajukan negeri ini. Saat ini
kita berada pada era globalisasi, dengan persaingan antarnegara semakin ketat.
102
Jika tidak bias mengimbanginya maka kita akan tersingkir dan menjadi negara
yang terbelakang. Oleh karena itu, kita perlu meneladani sikap kepahlawanan
dan patriotisme dalam upaya memajukan bangsa. Bagaimanakah upaya kita
untuk meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme yang akan dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari lingkungan rumah, sekolah, hingga
masyarakat pada masa kini?
1. Rela Berkorban
Kita bisa meneladani sikap rela berkorban dari para pahlawan
dalam kehidupan masa kini. Sikap rela berkorban dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat.
Sikap rela berkorban dirumah misalnya melaksanakan tugas yang
diberikan orang tua dengan ikhlas meskipun harus mengorbankan waktu
bermain. Saling membantu antaranggota keluarga juga merupakan
pencerminan sikap rela berkorban di keluarga.
Sikap rela berkorban juga dituntut ketika kita berada dilingkungan
masyarakat. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri. Kita
selalu membutuhkan orang lain. Ketika orang lain sedang berada dalam
kesulitan dan membutuhkan pertolongan, kita harus menolong sesuai
dengan kemampuan kita. Sikap rela berkorban dalam membantu sesama
warga sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap demikian
juga akan menunjukkan keharmonisan dalam masyarakat.
Saat ini Indonesia tertimpa banyak musibah. Bencana tanah
longsor, gempa bumi, gunung meletus, banjir, kebakaran, dan pencemaran
lingkungan terjadi silih berganti diberbagai daerah. Bencana yang terjadi
telah menelan banyak korban. Ribuan orang lebih kehilangan keluarga,
tempat tinggal, dan harta benda. Mereka sangat membutuhkan pertolongan
dengan segera. Kita dapat menerapkan sikap rela berkorban dengan
menjadi sukarelawan yang membantu korban bencana.
103
2. Keperkasaan, Keberanian, dan Ketegasan
Keperkasaan, keberanian, dan ketegasan yang telah dicontohkan
oleh para pejuang harus kita teladani dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini dan dimasa mendatang. Sikap demikian harus
dipertahankan demi menjaga nama baik bangsa dan negara dimata dunia.
Berbagai bentuk penindasan dan campur tangan pihak asing dapat
memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sikap ketegasan harus ditunjukkan ketika menentukan pilihan pada
hal-hal yang sudah diyakini kebenarannya. Dengan kata lain, kita harus
bersikap tegas dalam membela kebenaran. Ketegasan diperlukan dalam
menerapkan aturan di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.
Misalnya aturan yang telah dibuat di sekolah harus dipatuhi oleh siswa dan
guru. Jika ada yang melanggar aturan maka harus ditindak tegas yakni
diberi peringatan atau hukuman. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
lagi pelangaran dimasa mendatang. Kita juga harus bersikap tegas saat
menegur teman yang berbuat salah dan menolak ajakan teman untuk
membolos atau berbuat onar.
Demikian juga sikap berani sangat penting diterapkan di
lingkungan sekolah. Keberanian yang baik harus berdasarkan kebenaran.
Contoh keberanian di sekolah misalnya berani bertanya kepada guru
tentang pelajaran yang belum dipahami serta berani berperan aktif di
sekolah.
3. Kerja Sama
Semangat kerja sama yang dimiliki oleh para pejuang pada masa
perjuangan harus ditanamkan dalam kehidupan kita saat ini. Kerja sama
yang dilakukan pada saat ini adalah dalam upaya menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun telah merdeka, berbagai
gangguan yang mengancam keutuhan negeri ini terkadang masih
bermunculan. Oleh karena itu, kerja sama segenap bangsa Indonesia
sangat diperlukan sehingga berbagai gangguan yang datang dapat segera
diatasi dengan baik.
104
Contoh kerjasama yang bisa kita lakukan di sekolah antara lain
membersihkan kelas, menata meja kursi, aktif dalam kerja kelompok, dan
lain sebagainya. Sedangkan penerapan kerja sama yang bisa kita lakukan
dimasyarakat bisa dengan ikut kerja bakti membersihkan lingkungan.
Kerja sama dapat menumbuhkan keharmonisan dan kerukunan.
4. Pantang Menyerah
Sikap pantang menyerah diperlukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sikap pantang menyerah patut dimiliki untuk meraih cita-
cita atau keinginan. Agar cita-cita dapat tercapai diperlukan usaha keras
dan pantang menyerah. Usaha keras dan sikap pantang menyerah harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh serta dilandasi dengan semangat
pengabdian yang tinggi.
5. Cinta Tanah Air
Sikap cinta tanah air merupakan sikap yang harus dimiliki oleh
segenap bangsa. Rasa cinta tanah air perlu diwujudkan dalam setiap
perilaku sehari-hari. Sebagai contoh dalam hal memperjuangkan
keberadaan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia di era globalisasi saat ini.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, budaya asing masuk dengan
leluasa. Kita harus dapat mempertahankan budaya kita sendiri dari
ancaman budaya asing yang tidak sesuai dengan kepriibadian bangsa. Hal
ini bisa dilakukan dengan menolak segala bentuk budaya asing yang
bertentangan dengan budaya bangsa. Wujud cinta tanah air juga bisa
ditunjukkan dengan mencintai produk dalam negeri. Meskipun pada saat
ini banyak produk luar negeri yang beredar, kita harus tetap
mengutamakan produk dalam negeri dan merasa bangga
menggunakannya.
6. Bertanggung Jawab Atas Dasar Kebenaran
Sikap bertanggung jawab perlu didasari kebenaran. Kebenaran itu
perlu dipertahankan dengan menunjukkan sikap tanggung jawab.
Penegakan kebenaran menuntut sikap tanggung jawab dalam kehidupan.
Artinya, sesuatu yang benar akan tampak benar sedangkan hal yang salah
105
akan tampak salah meskipun menyakitkan. Namun demikian, dengan
meneladani sikap ini akan membawa ketenangan dalam bertindak.
Sikap bertanggung jawab sangat dituntut dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, terutama dilingkungan keluarga atau
rumah. Jika kita diberi tugas oleh orang tua, kita wajib melaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Artinya, tugas itu harus diselesaikan
dengan baik. Jika belum bisa menyelesaikannya harus mempunyai alasan
yang benar dan disampaikan secara jujur. Jika berbuat kesalahan harus
segera meminta maaf dan menerima nasihat dengan baik.
Sikap bertanggung jawab perlu ditumbuhkan bagi setiap anak sejak
awal. Sikap dan perilaku dalam bergaul di sekolah harus diimbangi dengan
sikap tanggung jawab. Penerapan sikap bertanggung jawab di sekolah
misalnya melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan
tepat waktu. Sikap tanggung jawab juga ditunjukkan dengan kesiapan
dalam memperbaiki kesalahan yang diperbuat.
A. Metode Pembelajaran
3. Ceramah
4. Tanya Jawab
B. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
4. Media : Gambar Pahlawan, Vidoe Kepahlawanan
5. Alat: Spidol, Papan Tulis, LCD, Audio Sound.
6. Sumber Pembelajaran: Buku IPS kelas IV.
C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal (5 menit)
Guru memberi salam kepada siswa.
Guru mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.
Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan
kabar mereka.
Guru mempresensi kehadiran siswa.
106
Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum
melaksanakan pembelajaran inti. Anak–anak apakah kalian pernah
menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini? Nah mari kita nyanyikan bersama.
Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru memutar video R.A. Kartini dan Ki Hadjar Dewantara
Siswa memperhatikan video yang telah diputar
Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang sikap yang dapat
diteladani dari beberapa tokoh tadi.
Guru menjelaskan sikap meneladani para pahlawan meneldanani
kepahlawanan.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru.
Siswa bersama guru membahas soal evaluasi yang telah dikerjakan
siswa tadi.
6. Kegiatan Penutup (5 menit)
Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
Siswa diberikan penguatan dan penyamaan persepsi oleh guru serta
melakukan refleksi sehubungan dengan pembelajaran hari ini.
Salah satu siswa memimpin do’a penutup
D. Penilaian
Penilaian Hasil Kerja
Skor Penilaian
Jawaban Benar = 3
Jawaban Hampir Benar = 2
Jawaban Salah = 1
Skor Maksimal = 15
107
Nilai = Skor perolehan x 100
Skor maksimal
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Memberikan contoh
meneladani sikap,
kepahlawanan dan
patriotisme
Meneladani sikap
kepahlawanan dan
patriotisme
Tes
Tulis
Uraian 6. Siapakah pahlawan
yang memelopori
emansipasi wanita!
7. Sebutkan 3 contoh
sikap meneladani
sikap rela berkorban?
8. Siapakah yang
menjadi Bapak
Pendidikan Nasional?
9. Bagaimanakah kita
meneladani sikap
kepahlawanan dan
patriotisme dalam
kehidupan sehari-
hari?
10. Sebutkan contoh
perilaku yang
menunjukkan sikap
pantang menyerah?
Lembar Penilaian
No.
Nama
Skor Nilai
1
2
3
4
Dst.
108
Ngasinan, 12 Mei 2018
Mengetahui
Guru Kelas IV Peneliti
Wahid Nur Arifin, S.Pd. Melly Handayani
NIP. NIM. 115-13-017
Kepala Sekolah
Ali Musafak, S.Pd.I
NIP.
109
Lembar Penilaian Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1 A 100 Tuntas
2 B 100 Tuntas
3 C 80 Tuntas
4 D 73 Tuntas
5 E 80 Tuntas
6 F 73 Tuntas
7 G 87 Tuntas
8 H 60 Belum Tuntas
9 I 80 Tuntas
10 J 67 Belum Tuntas
11 K 87 Tuntas
12 L 73 Tuntas
13 M 73 Tuntas
14 N 80 Tuntas
15 O 73 Tuntas
16 P 80 Tuntas
17 Q 93 Tuntas
18 R 73 Tuntas
19 S 87 Tuntas
20 T 80 Tuntas
JUMLAH 1599 T = 18
NILAI RATA-RATA 79,95 BT = 2
TUNTAS (%) 90%
TIDAK TUNTAS (%) 10%
Keterangan :
1. Tuntas = 70 – 100
2. Belum Tuntas = 0 - 69
Lembar pengamatan siklus II
110
No Aspek Yang Diamati
Pengamatan Guru
Catatan
Saran
perbaikan
Pengamatan siswa
catatan
Saran
perbaikan SB B C K TB SB B C K TB
A. KEGIATAN AWAL
1. Guru mengucapkan salam
√
√
2.
Guru meminta siswa berdoa
bersama
√
√
3.
Guru menyapa dan bertanya
kabar siswa kemudian
mempresensi kehadiran
siswa
√
√
4.
Guru melakukan apersepsi
sebagai awal komunikasi
sebelum pembelajaran
√
√
5.
Guru menjelaskan KD dan
tujan pembelajaran
√
√
Lembar pengamatan siklus II
111
6.
Guru memberi motivasi
siswa supaya lebih
bersemangat dalam
menerima materi
√
√
B. KEGIATAN INTI
1.
Guru menampilkan video
terkait materi.
√ √
2.
Guru bertanya jawab
dengan siswa tentang sikap
yang dapat diteladani dari
beberapa tokoh di video.
√ √
3.
Guru menjelaskan materi
tentang meneladani sikap
kepahlawanan dan
patriotisme
√ √
6.
Guru Memberi siswa
kesempatan untuk bertanya
√
√
7. Guru melakukan evaluasi
√ √
Lembar pengamatan siklus II
112
C. PENUTUP
1.
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan hasil
pelajaran hari ini, serta guru
mendorong siswa agar
selalu bersyukur atas
karunia Tuhan.
√
√
2.
Guru memberitahu materi
yang materi pembelajaran di
pertemuan yang akan
datang.
√
√
3.
Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin
berdoa untuk pulang
√
√
4. Guru mengucapkan salam
√
√
Lembar pengamatan siklus II
113
KETERANGAN
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
TB = Tidak Baik
Pengamat
Melly Handayani
NIM. 115-13-017
114
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Guru menyiapkan Media Pembelajaran
Guru menanyangkan Media Pembalajaran
Siswa memperhatikan Media Pembelajaran
115
Siswa menulis materi
116
117
118
119
120
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KEC. WONOSEGORO KAB. BOYOLALI
Alamat : Ngasinan, Garangan, Wonosegoro, Boyolali, 57382
HP. 085226331088
“Terakreditasi B”
121
SURAT KETERANGAN
No. MI. 191/ 78/ V/ 2018
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ali Musafak, S.PdI
NIP : -
Jabatan : Kepala Madrasah
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama : Mely Handayani
NIM : 115-13-017
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Bahwa nama tersebut diatas telah melakukan penelitian di MI
Muhammadiyah Ngasinan, Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali sejak tanggal 28
April 2018 s/d selesai, dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul:
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEPAHLAWANAN DAN
PATRIOTISME MELALUI MEDIA MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IV
MI MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
Demikian surat keterangan ini di buat dengan sebenarnya, agar
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ngasinan, 15 Mei 2018
122
SURAT KETERANGAN
No. MI. 191/ 77/ V/ 2018
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ali Musafak, S.PdI
NIP : -
Jabatan : Kepala Madrasah
Menerangkan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS di
madrasah kami adalah 70. KKM tersebut disepakati oleh setiap guru yang ada di
MI Muhammadiyah Ngasinan.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sungguh-sungguh agar yang
berkepentingan menjadi maklum.
Ngasinan, 15 Mei 2018