159
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERISTIWA KEDATANGAN BANGSA BARAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA VISUAL FLIP CHART PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: MUNAWAROH NIM 23040160041 PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERISTIWA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8505/1/Munawaroh... · 2020. 6. 23. · peningkatan hasil belajar ips materi peristiwa kedatangan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

    MATERI PERISTIWA KEDATANGAN BANGSA BARAT

    MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

    BERBANTUAN MEDIA VISUAL FLIP CHART

    PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUTOWINANGUN

    TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    MUNAWAROH

    NIM 23040160041

    PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

    MATERI PERISTIWA KEDATANGAN BANGSA BARAT

    MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

    BERBANTUAN MEDIA VISUAL FLIP CHART

    PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUTOWINANGUN

    TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    MUNAWAROH

    NIM: 23040160041

    PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk

    merubah dunia”

    (Nelson Mandela)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

    1. Kedua orang tua saya, Bapak Sudiman dan Ibu Suliyem yang selalu memberikan

    motivasi dan dukungan dalam setiap langkah saya

    2. Kakak-kakak terhebat saya, mas Nawir, mas Muslih, Mbak Nurhayati, Mbak

    Nurhidayati, Mas Takim yang telah memberikan semangat dan dukungan setiap

    langkah saya

    3. Adikku Siti Ambar Wati yang selalu mendukung dan memberi motivasi

    4. Sahabat saya Mariyana Ulfa, teman seperjuangan yang selalu memberikan

    semangat dan keceriaan selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga

    5. Teman KKN Posko 136 yang selalu mendukung dalam setiap langkah saya

    6. Teman seperjuangan Ni‟mah, Naini dan Marlina dari MAN 1 Semarang hingga

    sekarang yang selalu mendukung saya

    7. Ratna,Rina,Vika,Rossy,Nita,Riza dan Vivi, teman seperjuangan dari TK sampai

    sekarang yang senantiasa memberi dukungan dan do‟a

    8. Keluarga besar APK MAN 1 Semarang yang teleh mendukung dan mendo‟akan

    9. Para guru dan murid MI Ma‟arif Kutowinangun, terutama Bapak Yusuf Ali

    Imron dan segenap siswa kelas VA yang telah membantu saya berproses dan

    menyelesaikan skripsi ini

    10. Keluarga besar MI Miftakhul Ulum Petak, yang telah mendukung dan senantiasa

    mendoakan setiap langkah saya

    11. Teruntuk Mas Didik Trimaryo yang selalu menemani, memberi semangat

    dukungan dan do‟a dalam setiap langkah saya

  • ix

    12. Almamaterku terkasih PGMI IAIN Salatiga

    13. Keluarga besar IAIN Salatiga

  • x

    Kata Pengantar

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

    hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    baik. Sholawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang kita

    nanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.

    Penulis skripsi dengan judul “peningkatan hasil belajar IPS materi peristiwa

    kedatangan bangsa barat di Indonesia melalui model pembelajaran Make a Match

    berbantuan media visual Flip Chart pada siswa kelas VA MI Ma’arif Kutowinangun

    Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran 2019/2020” ini adalah untuk memenuhi

    salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama

    Islam Negeri Salatiga.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa

    bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

    3. Bapak Suwardi, M.Pdselaku wakil Dekan FTIK IAIN Salatiga

    4. Ibu Dr. Peni Susapti,Si. M.Si selaku Ketua Progam Study PGMI

    5. Ibu Dra. Nur Hasanah,M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah

    membimbing saya dari semester awal sampai saat ini,

  • xi

    6. Ibu Dra. Urifatun Anis,M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

    arahan dan bimbingan, dan selalu meluangkan waktu untuk memberikan

    bimbingan dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai.

    7. Bapak, Ibu Dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

    banyak ilmu dan bimbingan kepada penulis.

    8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada

    saya

    9. Seluruh Guru dan karyawan MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga yang telah

    memberikan izin kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penelitian ini

    10. Bapak Yusuf Ali Imron,M.Pd dan seluruh keluarga besar kelas VA MI Ma‟arif

    Kutowinangun Salatiga yang telah membantu penulis dalam melakukan

    penelitian

    11. Sahabat dan teman-teman yang senantiasa menginspirasi, memberi dukungan,

    berjuang bersama-sama dan saling memberi semangat.

    Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh

    karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

    membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini.

    Penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

    pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

    Salatiga, 10 Maret 2020

    Penulis

  • xii

    ABSTRAK

    Munawaroh. 2020. Peningkatan hasil belajar IPS materi Peristiwa kedatangan bangsa

    barat di Indonesia melalui model pembelajaran Make a Match

    berbantuan media visual Flip Chart pada kelas VA MI Ma’arif

    Kutowinangun tahun ajaran 2019/2020. Progam Studi

    Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga. Pembimbing :Dra. Hj. Urifatun Anis,M.Pd.

    Kata kunci: Hasil belajar, Make a Match, Media Visual Flip Cahrt, IPS

    Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi

    persitiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia kelas V MI Ma‟arif Kutowianangun

    Salatiga. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah

    dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match dan media visual Flip Chart

    dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat di

    Indonesia pada siswa kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun tahun ajaran 2019/2020.

    Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan

    Kelas sebanyak dua siklus.

    Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui 2 siklus yaitu siklus I dan siklus

    II. Tahap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

    refleksi. Adapun metode pengumpulan data meliputi observasi, tes dan dokumentasi.

    Analisis data dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap

    siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal dan melebihi KKM

    yang telah ditentukan madrasah yaitu 65.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar

    siswa mata pelajaran IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat pada siswa kelas VA

    MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Melalui model

    pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip Chart dapat meningkatkan

    hasil belajar IPS pada siswa MI Ma‟arif Kutowinangun, Kota Salatiga tahun pelajaran

    2019/2020. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil Prasiklus sebelum menerapkan model

    pembelajaran Make a Match dan media visual FlipChart hanya 4 siswa (17,39%) yang

    memenuhi KKM. selanjutnya pada Siklus I ada 8 siswa (34,78%) yang memenuhi

    KKM, dan pada Siklus II ada 20 siswa (86,95%) yang memenuhi KKM. oleh karena itu,

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ........................................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. v

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................ vi

    HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................viii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

    ABSTRAK ........................................................................................................ xii

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

    D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 6

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................... 7

    F. Metode Penelitian ................................................................................... 8

    1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 8

  • xiv

    2. Subyek Penelitian ............................................................................. 9

    3. Langkah-Langkah Penelitian ........................................................... 9

    4. Pengumpulan Data ........................................................................... 12

    5. Instrumen Penelitian ........................................................................ 13

    6. Analisis Data .................................................................................... 14

    G. Definisi Operasional ............................................................................... 16

    H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 18

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori ........................................................................................... 21

    1. Hasil Belajar ..................................................................................... 21

    a. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 21

    b. Tujuan Hasil Belajar .................................................................. 24

    2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ......................................................... 25

    a. Pengertian IPS ............................................................................ 25

    b. Tujuan IPS .................................................................................. 26

    c. Ruang Lingkup IPS .................................................................... 26

    3. Materi Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat ..................................... 27

    4. Model Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 28

    5. Model Pembelajaran Make a Match ................................................. 31

    a. Pengertian Model Pembelajaran Make a Match ......................... 31

    b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Make a Match .............. 32

    c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match 33

    6. Media Visual Flip Chart ................................................................... 34

  • xv

    a. Pengertian Media ....................................................................... 35

    b. Tujuan Media ............................................................................. 35

    c. Kriteria Pemilihan Media ........................................................... 35

    d. Media Visual Flip Chart ............................................................. 37

    e. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual Flip Chart ................ 39

    B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 40

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Subyek Penelitian ................................................................................... 44

    1. Profil Madrasah ................................................................................ 44

    2. Visi dan Misi Madrasah ................................................................... 44

    3. Data Siswa ........................................................................................ 47

    B. Deskripsi Prasiklus ................................................................................. 48

    C. Deskripsi Siklus I ................................................................................... 49

    1. Perencanaan ...................................................................................... 49

    2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 50

    3. Pengamatan ...................................................................................... 52

    4. Refleksi ............................................................................................ 52

    D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 54

    1. Perencanaan ...................................................................................... 54

    2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 55

    3. Pengamatan ...................................................................................... 57

    4. Refleksi ............................................................................................ 57

  • xvi

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 59

    1. Hasil Penelitian Prasiklus ................................................................. 59

    2. Deskripsi Data Siklus I .................................................................... 61

    3. Deskripsi Data Siklus II ................................................................... 66

    B. Pembahasan ............................................................................................ 72

    1. Siklus I ............................................................................................. 72

    2. Siklus II ............................................................................................ 73

    3. Rekapitulasi Data Prasiklus, Siklus I dan Siklus II .......................... 73

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 79

    B. Saran ....................................................................................................... 79

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 84

  • xvii

    DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

    Tabel 3.1 Data Guru ........................................................................................... 45

    Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa ............................................................................. 46

    Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VA ......................................................................... 47

    Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Prasiklus .......................................................... 59

    Tabel 4.2 Nilai Hasil Siklus I ............................................................................. 61

    Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................... 63

    Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ................................................... 65

    Tabel 4.5 Nilai Hasil Siklus II ............................................................................ 67

    Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ................................................... 68

    Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................................. 71

    Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan Prasiklus ...................................................... 72

    Gambar 4.9 Diagram Ketuntasan Siklus I ........................................................ 73

    Gambar 4.10 Diagram Ketuntasan Siklus II ..................................................... 74

    Tabel 4.11 Sebaran Nilai .................................................................................... 75

    Tabel 4.12 Rekapitulasi Nilai ............................................................................. 76

    Gambar 4.13 Diagram Ketuntasan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ................ 77

  • xviii

    LAMPIRAN

    Lampiran 1 RPP Siklus I .................................................................................... 85

    Lampiran 2 RPP Siklus II .................................................................................. 102

    Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ................................................. 112

    Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ............................................... 114

    Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ............................................... 116

    Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II .............................................. 118

    Lampiran 7 Lembar Soal Evaluasi Siklus I ....................................................... 120

    Lampiran 8 Lembar Soal Evaluasi Siklus II ...................................................... 122

    Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 123

    Lampiran 10 SK Dosen Pembimbing ................................................................ 124

    Lampiran 11 Lembar SKK Kegiatan ................................................................. 125

    Lampiran 12 Lembar Konsultasi ........................................................................ 127

    Lampiran 13 Hasil Evaluasi Siklus I .................................................................. 130

    Lampiran 14 Hasil Evaluasi Siklus II ................................................................ 133

    Lampiran 15 Dokumentasi Kegiatan ................................................................. 136

    Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................140

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Pendidikan dapat diartikan sebagai sarana bagi setiap manusia untuk

    menjadi lebih baik lagi, dalam hal berfikir maupun bertindak. Pada dasarnya

    pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk

    mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

    Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara faktor-faktor yang

    terlibat didalamnya guna mencapai tujuan pendidikan. Proses sederhana yang

    menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat dapat secara jelas dilihat

    dalam proses belajar yang terjadi dilembaga pendidikan formal, tepatnya di

    kelas, yaitu manakala guru mengajarkan nilai-nilai ilmu dan ketrampilan

    kepada murid, dan murid menerima pengajaran tersebut maka terjadilah apa

    yang dinamakan proses belajar.

    Pendidikan berlaku bagi siapa saja mulai dari masa kanak-kanak

    hingga masa tua. Pendidikan diwajibkan di Indonesia sejak berusia 6 tahun

    yaitu pendidikan dasar yang disebut dengan Sekolah Dasar (SD). Selain itu,

    siswa juga diwajibkan untuk menempuh pendidikan atau jenjang madrasah

    Ibtidaiyyah atau Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah

    Tsanawiyah, sampai Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah.

    Menurut (Sunaryo,2007) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu

    kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan

  • 2

    tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan sikap dan

    ketrampilan. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan

    psiko-psikis menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam

    arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan ilmu pengetahuan

    yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian

    seutuhnya.

    Hasil belajar merupakan kompetensi-kompetensi yang harus dicapai

    oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Kompetensi siswa

    merupakan penampilan spesifik yang rasional sebagai harmoni dan pemilihan

    pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dibutuhkan oleh tugas

    pekerjaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan dengan penuh

    keberhasilan (Sujana, 2008:12). Pada intinya hasil belajar dapat diketahui dari

    kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan

    pembelajaran.

    Salah satu mata pelajaran yang peneliti bahas disini adalah mata

    pelajaran IPS pada tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. IPS

    adalah mata pelajaran yang wajib diajarkan pada tingkat dasar. IPS mengkaji

    seperangkat peristiwa yang berkaitan dengan pengetahuan sosial. Tujuan

    mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dalam

    mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan

    lingkungannya, dan memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis

    (Gunawan, 2013:18). Namun, kenyataan yang ada menunjukkan terdapat

    beberapa permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yaitu

  • 3

    pembelajaran diajarkan dengan metode hafalan dan pembelajaran berpusat

    pada guru. Sebagaimana firman Allah SWT :

    افَتََعا لَى لَلَاُ اْلَملَِك اْلَحقُّ َوالتَْغَجْل بِْلقُْرآِن ِمْه قَْبِل أَْن يُْقَض أِلَْيَك َوْحيُهُ َوقُْل َربِّ ِزْدوِيْ ْلما ِِ

    Artinya :

    Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu

    tergesa-gesa membaca Al-Qur‟an sebelum disempurnakan memwahyukannya

    kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, Tambahkanlah kepadaku ilmu

    Pengetahuan”. (Qs. At Thahaa:114)

    Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas VA MI Ma‟arif

    Kutowinangun beliau Bapak Yusuf Ali Imran, M.Pd pada hari Senin 06

    Januari 2020, menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih banyak yang

    belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu ≥ 65 untuk

    muatan IPS, ditunjukkan dari nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30 dengan

    rata – rata 47,30. Siswa kelas VA terdiri dari 23 siswa, yang mencapai KKM

    17,39% atau sebanyak 4 siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM

    sebanyak 82,61% atau 19 siswa. Nilai tersebut dianggap belum memenuhi

    kriteri ketuntasan minimum KKM Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yakni 65

    dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 85% dari jumlah seluruh peserta

    didik. Hasil belajar siswa masih banyak yang belum memenuhi kriteria

    ketuntasan minimum, ditunjukkan dari nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 70

    dengan rata-rata 47,30.

  • 4

    Hasil peneliti melakukan wawancara yang didapatkan dari guru kelas

    VA, yang menjadi faktor rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya guru

    dalam memberikan kreasi atau inovasi dalam pembelajaran, membuat siswa

    terlalu jenuh dan kurang aktif saat pelajaran berlangsung, siswa dalam

    pembelajaran kurang menangkap apa yang diajarkan oleh guru. Hasil belajar

    siswa kurang mencapai batas KKM dalam mata pelajaran IPS yaitu 65.

    Peneliti melihat data yang didapatkan tersebut, maka dianggap perlu untuk

    meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan melakukan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) dan didalamnya peneliti menawarkan sebuah solusi

    berupa model pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip

    Chart yang pada tujuan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata

    pelajaran IPS.

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan pencermatan terhadap

    kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas

    secara bersamaan (Arikunto, 2010;130). PTK berguna untuk pengaplikasian

    berbagai usaha mengatasi masalah-masalah dalam proses pembelajaran,

    dengan mengadakan berbagai tindakan demi meningkatkannya hasil belajar

    siswa.

    Model pembelajaran Make a Match merupakan model dimana peserta

    didik saling mencari pasangan yang berupa pertanyaan dan jawaban, dan

    akhirnya saling membagi informasi dengan singkat dan teratur di depan

    kelas.. Model pembelajaran ini akan membuat siswa lebih mandiri secara

    langsung, dengan tahapannya siswa akan dapat berperan aktif dalam

  • 5

    pembelajaran. Sehingga materi yang didapatkan siswa tidak hanya dari guru

    saja, melainkan juga tambahan dari teman. Juga disertai dengan

    menggunakan media visual Flip Chart atau papan balikan yang berisi

    kumpulan ringkasan dan gambar yang dibuka secara berurutan berdasarkan

    topik materi pembelajaran guna untuk membantu guru dalam menjelaskan

    materi pembelajaran.

    Hal yang perlu disiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan

    model Make a Match adalah kartu-kartu, kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu

    yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kata-kata lainnya yang berisi jawaban

    dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Model ini dapat memupuk kerja sama

    peserta didik dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang

    ada ditangan mereka, proses pembelajaran akan lebih menarik dan tampak

    sebagian besar peserta didik lebih antusias mengikuti proses pembelajaran.

    Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK) yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar IPS materi

    peristiwa kedatangan bangsa barat melalui model pembelajaran Make a

    Match berbantuan media visual Flip Chart pada siswa kelas VAMI

    Ma’arif Kutowinangun Tahun Pelajaran 2019 / 2020”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah peneliti

    adalah apakah penerapan model pembelajaran Make a Match berbantuan

    media visual Flip chart dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi peristiwa

  • 6

    kedatangan bangsa barat pada siswa kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun

    Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil

    belajar IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat degan model

    pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip Chart pada siswa

    kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Secara Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai IPS khususnya materi

    peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia dengan menggunakan

    model pembelajaran Make a match dengan berbantuan media visual Flip

    Chart pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    2. Secara Praktis

    a. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam

    mempelajari mata pelajaran IPS dengan menggunakan model

    pembelajaran Make a match berbantuan media visual Flip chart dalam

    pembelajaran IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat.

    b. Bagi guru, memberikan pertimbangan model pembelajaran yang akan

    digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga guru dapat

    memilih model pembelajaran apa yang paling tepat digunakan serta

    dapat memotivasi peserta didik lebih giat belajar

  • 7

    c. Bagi sekolah, dapat meningkatakan kualitas belajar di MI Ma‟arif

    Kutowinangun Salatiga dan dapat meningkatkan kepercayaan bagi

    masyarakat akan sarana prasarana dan kualitas yang diberikan pihak

    sekolah dalam hal pembelajaran.

    E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kerangka teoritik diatas, dalam penelitian tindakan

    kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu penerapan Model

    pembelajaran Make a Match dengan berbantuan media visual Flip chart

    dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VA MI Ma‟arif

    Kutowinangun Salatiga Tahun ajaran 2019/2020. Penggunaan Model

    Make a Match dengan Media visual Flip Chart dikatakan berhasil

    apabila hasil pembelajarannya mengalami peningkatan yang signifikan.

    2. Indikator Keberhasilan

    Penggunaan model pembelajaran Make a Match dan media visual

    Flip Chart dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan bisa

    tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut :

    a. Secara Individu

    Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan

    oleh sekolah yaitu ≥ 65 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi

    Peristiwa kedatangan bangsa barat.

  • 8

    b. Secara Klasikal

    Siswa mendapatkan nilai yang melebihi KKM yaitu ≥ 65 pada

    mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi peristiwa kedatangan

    bangsa barat dengan presentase ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam

    satu kelas (Trianto, 2010:241).

    F. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian ini

    adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang berasal dari tiga kata

    gabungan yaitu penelitian (kegiatan mencermati suatu obyek,

    menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau

    informasi),yang kedua yaitu tindakan (gerak atau kegiatan yang disengaja

    dengan tujuan tertentu ) sedangkan kelas ( kelompok peserta didik yang

    dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru

    (Kusumah, 2010:9).

    Jadi PTK adalah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

    melakukan tindakan tertentu yang dapat memperbaiki proses pembelajaran

    di kelas (Kusumah, 2010:9). Tujuan dari PTK itu sendiri yaitu

    memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pendidikan kelas,

    meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran di kelas,

    juga memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan

    dalam pembelajaran yang direncanakan dikelas.

  • 9

    2. Subjek penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Kutowinangun, Kota

    Salatiga. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa kelas

    VA, dengan jumlah 23 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 8

    siswa laki-laki dengan kolaboratornya guru kelas VA yaitu bapak Yusuf

    Ali Imron, M.Pd. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas VA

    sehingga model pembelajaran dan media pembelajaran ini dapat

    diterapkan dalam pembelajaran IPS.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    (Arikunto, 2010:16) berpendapat bahwa terdapat empat tahapan yang

    lazim dilalui, yaitu (a) perencanaan, (b)pelaksanaan,(c)pengamatan (d)

    refleksi. Langkah-langkah dari penelitian ini yaitu :

    a. Perencanaan (Plan)

    Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui

    masalah dalam pembelajaran kita. Planning merupakan bagian awal

    yang harus dilakukan sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan.

    Kegiatan ini meliputi:

    1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

    menggunakan model pembelajaran Make a Match dan media visual

    Flip Chart.

    2) Mempersiapkan sumber belajar

    3) Menyusun pertanyaan untuk tanya jawab

  • 10

    4) Mempersiapkan perlengkapan model pembelajaran Make a Match

    dan mempersiapkan media visual Flip Chart.

    5) Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan yang

    digunakan pada setiap pembelajaran.

    6) Memberikan soal post test yang akan diberikan pada setiap siklus

    yang disusun oleh peneliti

    7) Target yang diharapkan dalam penerapan model pembelajaran

    Make a Match dan media visual Flip chart ini dapat meningkatkan

    keberhasilan pembelajaran dan memenuhi KKM.

    b. Melaksanakan tindakan (Action)

    Action merupakan pelaksanaan yang telah dibuat berupa penerapan

    pembelajaran yang sesuai dengan RPP dan tahap perencanaan kegiatan

    pembelajaran ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, kegiatan

    inti dan penutup. Jadi pada tahap ini guru menerapkan pembelajaran

    sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti. Dan peneliti bertugas

    sebagai observer dengan menggunakan lebar observasi yang telah

    disiapkan. Perencanaan harus diwujudkan dengan danya tindakan atau

    acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

    c. Melaksanakan pengamatan (Observe)

    Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang teliti

    terhadap proses pelaksanaannya. Pada tahap ini segala aktivitas siswa

    dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian

    dianalisis. Tahapan observasi dilakukan secara bersamaan dengan

  • 11

    pelaksanaan tindakan. Sehingga saling mendukung dalam memperoleh

    data yang akurat. Pada tahap ini, peneliti mengamati kegiatan dan

    tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan

    fokus yang diamati yaitu perhatian, keaktifan dan kerjasama siswa

    dalam menemukan informasi yang terkandung dalam materi pelajaran.

    Selanjunta yaitu membangun hubungan antara konsep dengan materi

    lain ataupun dengan pengalaman siswa sehingga menemukan arti yang

    terkandung di dalam materi yang dipelajari. Sedangkan kegiatan atau

    aktifitas guru yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa,

    penggunaan model pembelajaran dan media yang digunakan, cara

    penyampaian materi, dan pengkondisian siswa.

    d. Mengadakan refleksi / analisis (Reflektion)

    Setelah diamati barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat

    menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya (Kusumah,

    2010:25).

    1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

    2) Evaluasi hasil observasi.

    3) Analisis hasil pembelajaran dan memperbaiki kelemahan siklus I,

    siklus II

    Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah

    dilaksanakan tersebut, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja

    guru pada tahap selanjutnya, adapun rincian prosedur pelaksanaan PTK

    menurut Kurt Lewin sebagai berikut :

  • 12

    Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK 2 siklus

    (Kusumah, 2010:44).

    4. Teknik pengumpulan data

    Teknik atau strategi dalam penelitian merupakan langkah-langkah yang

    harus ditempuh dan diatur secara baik. Adapun teknik yang dipakai adalah

    sebagai berikut :

    a. Observasi

    Peneliti melakukan observasi dengan cara pengamatan dan

    pencatatan mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran

    dengan menggunakan model Make a Match dengan media visual Flip

    chart, observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

    yang telah dipersiapkan

  • 13

    b. Wawancara

    Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang materi

    pokok khususnya pada mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini

    dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas VA MI Ma‟arif

    Kutowinangun Salatiga untuk mengetahui pendapat mereka terhadap

    penerapan model pembelajaran Make a Match dengan berbantuan

    media visual Flip Chart yang mana hasil wawancara tersebut

    dijadikan sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk kegiatan-kegiatan

    berikutnya.

    c. Tes

    Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat hasil

    belajar siswa kelas VA terhadap mata pelajaran IPS pada materi

    peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia. Dalam penelitian ini

    menggunakan tes tertulis.

    d. Dokumentasi

    Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    pengumpulan data yang digunakan untuk memotret hasil belajar siswa

    saat pembelajaran berlangsung dan menemukan hasil gambaran

    tentang MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga.

    5. Instrumen Penilaian

    Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk

    mendapatkan informasi tentang karakteristik data secara objektif.

    Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :

  • 14

    a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan

    model pembelajaran Make a Match dan media visual Flip Chart

    b) Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPS materi peristiwa kedatangan

    bangsa barat di Indonesia

    c) Lembar observasi guru pada saat menerapkan model pembelajaran

    Make a Match dengan berbantuan media visual Flip Chart.

    d) Lembar observasi siswa pada saat penerapan model pembelajaran

    Make a Match berbantuan media visual Flip Chart.

    6. Analisis Data

    Analisis adalah memberikan makna atau arti terhadap apa yang telah

    terjadi didalam kehidupan atau kelas sesungguhnya (Kusumah ,2010:83).

    Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan skor

    nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 65.

    Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai

    KKM 65 jika nilai yang diperoleh ≥ 65. Sebaliknya, siswa dikatakan

    belum tuntas belajarbnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang

    diperoleh siswa < 65.

    Menurut Depdikbud dalam Trianto (2010,241) suatu kelas dikatakan

    tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat

    ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

    Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung

    dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

  • 15

    a. Menghitung nilai rata-rata kelas

    M =

    Keterangan :

    M : Mean

    Ʃx : Jumlah nilai semua siswa

    N : jumlah seluruh siswa

    b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)

    KB =

    x 100%

    Keterangan :

    KB : Ketuntasan Belajar

    T : Jumlah skor yang diperoleh siswa

    T1 : Jumlah skor total

    c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

    P =

    x 100%

    Keterangan :

    P : Nilai dalam persen

    F : Frekuensi siswa tuntas KKM

    N : Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2000:226)

  • 16

    G. Definisi Operasional

    Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksudkan peneliti

    dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan

    definisi operasional sebagai berikut :

    1. Hasil belajar

    Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

    siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

    sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Hasil belajar pada

    dasarnya suatu ketrampilan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru

    sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Hartini,

    2010:33).

    Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh seseorang bersumber

    dari pengalaman ataupun proses belajar.

    2. Model pembelajaran Make a Match

    Model pembelajaran Make a Match (membuat pasangan)

    merupakan satu jenis model pembelajaran kooperatif. Salah satu

    keuntungan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

    mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan

    (Daryanto, 2017:146). Adapun tujuan dari model pembelajaran Make a

    Match diantaranya adalah pendalaman materi, penggalian materi, dan

    siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam

  • 17

    suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan (Rusman,

    2018:223).

    Langkah-langkah model pembelajaran Make a Match sebagai berikut :

    a) Guru menyampaikan materi di depan kelas

    b) Siswa di dalam kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok

    c) Tiap kelompok mendapatkan kartu soal dan jawaban

    d) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencocokkan

    soal dan jawaban yang sudah tersedia. Guru memberikan batas

    maksimal waktu yang diberikan kepada masing-masing siswa atau

    kelompok dalam mencocokkan soal dan jawaban

    e) Jika waktu sudah habis, semua kelompok berhenti dalam

    mencocokkan soal dan jawaban

    f) Guru bersama siswa membaca soal dan jawaban yang tertera pada

    masing-masing kelompok dan memberikan evaluasi

    3. Media Visual Flip Chart

    Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak

    dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar

    (Sukiman, 2012 : 27). Dalam dunia pendidikan media telah menjadi

    bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta mewujudkan

    tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang guru

    diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan suasana

    pembelajaran efektif,kreatif dan menyenangkan ( Rasimin, 2012 : 135).

  • 18

    Flip Chart adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran,

    yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru

    dalam menghemat waktunya untuk menuliskan di papan tulis. Lembaran

    kertas yang sama ukurannya dijilid jadi satu secara baik agar lebih

    bersih dan rapi. Penyajian dengan Flip Chart sangat menguntungkan

    untuk informasi visual seperti : kerangka berfikir, gambar-gambar, huruf-

    huruf, diagram, bagan,angka-angka (Arsyad, 2003:40).

    Jadi media visual Flip Chart atau bagan balikan yang

    dimaksudkan disini adalah lembaran-lembaran kertas yang disatukan

    menggunakan penjepit sehingga menyerupai kalender. Lembaran-

    lembaran kertas inilah yang akan diisi dengan informasi-informasi atau

    pesan-pesan baik berupa gambar maupun symbol-simbol yang

    dicantumkan dalam bentuk visual. Penggunaan media visual Flip Chart

    ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis

    di papan tulis dan juga sangat efektif untuk mempermudah guru dalam

    mengajar, sehingga materi yang disampaikan dapat diserap baik oleh

    semua siswa. Penyajian informasi media visual Flip Chart dapat berupa

    gambar, huruf dan angka. Jauh sebelum adanya LCD ataupun slide film

    memasuki ruang belajar, media visual Flip Chart bisa digunakan untuk

    media presentasi guru.

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika disini sebagai gambaran umum yang akan dibahas dalam

    laporan penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut :

  • 19

    1. Bagian awal

    Bagian awal skripsi terdiri dari : sampul, halaman judul, lembar berlogo,

    persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

    tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

    tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

    2. Bagian inti

    a. Bab I : pendahuluan terdiri dari, latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator

    keberhasilan, metode penelitian,definisi operasional dan sistematika

    penulisan.

    b. Bab II : Landasan teori terdiri dari, kajian teori dan kajian pustaka

    yang terdiri dari dua sub bab yaitu sub bab pertama tentang landasan

    teori yang mencakup pengertian model pembelajaran Make a Match

    dan media Visual Flip Chart dan sub bab kedua tentang kajian

    pustaka

    c. Bab III : Metode penelitian yang terdiri dari deskripsi pelaksanaan

    siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi) dan

    deskripsi pelaksanaan siklus II.

    d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari deskripsi per

    siklus (data hasil penelitian, refleksi)

    e. Bab V : Penutup berisi kesimpulan penelitian dan saran terhadap

    hasil penelitian.

    3. Bagian akhir

  • 20

    Mengenai lampiran-lampiran penelitian yang berisi tentang hasil

    wawancara, dokumentasi, surat permohonan ijin penelitian, surat

    keterangan penelitian, lembar konsultasi penelitian, surat pembimbing

    skripsi, daftar nilai SKK dan daftar riwayat hidup

  • 21

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian hasil belajar

    Sebelum menguraikan hasil belajar, peneliti menguraikan tentang

    belajar menurut beberapa para tokoh :

    1) Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau

    ilmu ( Bahrudin dan Wahyuni, 2008:13).

    2) Menurut Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely dalam (Arsyad,

    2011:3) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan

    perilaku,sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang diamati.

    Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati

    atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan

    yang diamati.

    3) Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang

    dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu

    konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

    memungkinkan seseorang tersebut berubah perilakunya, dan

    perubahan tersebut relative tetap baik dalam berfikir, merasa,

    maupun bertindak

    4) Belajar merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan pendidikan

    di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil dan tidaknya pencapaian

  • 22

    tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pola belajar yang

    dialami siswa sebagai anak didik. Berdasarkan penjelasan ini, maka

    pola kegiatan belajar yang dilakukan siswa merupakan perubahan

    tingkah laku yang relative menetap pada diri seseorang yang

    belajar melalui latihan dan pengalaman (Kompri, 2015:226).

    Berdasarkan definisi tentang belajar diatas, maka secara singkat

    pengertian belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku

    individu melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan oleh dirinya

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan akhirnya. Sebagaimana firman

    Allah yang mengharuskan belajar yang masuk dalam kategori beramal

    untuk pemenuhan aktifitas kebutuhan hidup dan bentuk pengabdian

    kepadaNya:

    ُل وَضْ لُِمىنَ َوتِْلَك ٱْْلَْمثََٰ ِربُهَا لِلىَّاِس ۖ َوَما يَْعقِلُهَآ إاِلَّ ٱْلَعَٰ

    Artinya :

    “Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untukmanusia,

    dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka berilmu” (QS.

    Al-„Ankabut 29: Ayat 43).

    Tetapi secara garis besar, proses belajar dipengaruhi oleh dua

    faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

    faktor-faktor fisiologis, yaitu jasmani siswa dan faktor psikologis, yaitu

    kecerdasan, motivasi ,minat, sikap dan bakat. Faktor-faktor eksternal

    lingkungan nonsosial atau instrumental, yaitu kurikulum,program,

  • 23

    fasilitas belajar dan guru. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi

    oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor

    yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Salah satu faktor

    tersebut adalah metode mengajar guru di dalam kelas atau sekolah.

    Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

    siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

    sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Hasil belajar pada

    dasarnya suatu ketrampilan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru

    sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Hartini,

    2010:33). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

    belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

    menerima pengalaman belajarnya baik kemampuan secara kognitif,

    afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar dapat diperoleh melalui

    proses penilaian, dimana penilaian hasil belajar adalah memberikan nilai

    yang ditentukan oleh kriteria-kriteria tertentu terhadap hasil belajar yang

    telah dicapai siswa. Dengan adanya penilaian, maka akan terlihat hasil

    belajar berupa perubahan tingkah laku pada diri siswa yang telah

    mengikuti proses pembelajaran. Artinya, hasil belajar seseorang tidak

    akan terlihat secara langsung tanpa orang tersebut memperlihatkan

    kemampuannya yang diperoleh melalui belajar. Hasil belajar akan

    optimal apabila kegiatan belajar mengajar dilakukan dnegan afektif dan

    menyenangkan. Hasil belajar ini merupakan puncak proses belajar.

  • 24

    b. Tujuan Hasil Belajar

    Ada beberapa tujuan hasil belajar yang harus kita ketahui dan pahami

    yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

    1) Tujuan umum

    Tujuan umum dari hasil belajar adalah dapat menilai hasil

    belajar peserta didik, memperbaiki proses-proses pembelajaran,

    dan dapat digunakan sebagai laporan kemajuan belajar para siswa.

    Penilaian hasil belajar ini diberikan setelah siswa melakukan

    kewajiban atau mengerjakan tugas yang diperole dari guru, baik itu

    berupa lembar kerja harian, ulangan tema. Selain itu juga dapat

    diguanakan untuk memperbaiki proses-proses pembelajaran yang

    ada, disini guru melakukan evaluasi kekurangan dan kelebihan

    proses pembelajaran sebelumnya dan melakukan perbaikan pada

    proses pembelajaran berikutnya untuk mengetahui kemajuan hasil

    belajar siswa.

    2) Tujuan khusus

    Tujuan khusus dari penilaian hasil belajar ini adalah dapat

    mengetahui kemajuan dari hasil belajar siswa. Tujuan khusus ini

    lingkupnya lebih kecil jika dibandingkan dengan tujuan umum

    hasil belajar. Titik fokus pada tujuan khusus ini adalah untuk

    mengetahui kemajuan dari proses hasil belajar siswa. Tujuan hasil

    belajar siswa tercapai ketika siswa telah mengalami kemajuan hasil

    bekajar dari pertemuan sebelumnya dan pertemuan sekarang

  • 25

    ataupun berikutnya. Selain itu penilaian hasil belajar juga bertujuan

    untuk mendiagnosis bagaimana kesulitan belajar yang dialami oleh

    pesrta didik, untuk memberikan umpan balik atau sebagai

    perbaikan dari proses belajar mengajar, dan juga sebagai penentu

    kenaikan kelas.

    2. Pembelajaran IPS

    a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    Sebagaimana yang dikatakan (Somantri, 2001:79) bahwasannya

    ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan progam pendidikan yang

    memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan

    humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

    psikologis untuk tujuan pendidikan.

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup

    manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia dengan sejak

    lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam

    keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa

    adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan

    menjadi manusia dewasa yang sempurna ( Rasimin, 2012:35).

    Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    adalah ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi antar manusia

    disuatu lingkungan tertentu. IPS sebagai program pendidikan tidak

    hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus

  • 26

    diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga

    Negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama.

    b. Tujuan Pembelajaran IPS

    Tujuan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

    peka terhadap masalah sosial yang ada di masyarakat dan terampil

    mengatasi setiap masalah yang terjadi pada dirinya sendiri ataupun

    menimpa masyarakat. Menurut Rasimin (2012:41) tujuan IPS adalah

    sebagai berikut :

    1) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

    dan lingkungan sekitarnya.

    2) Membina siswa menjadi warga yang baik dan memiliki

    pengetahuan, ketrampilan, kepedulian sosial, moral yang berlaku di

    masyarakat.

    3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

    kemanusiaan

    4) Mewariskan nilai moral dalam masyarakat agar dapat menjunjung

    tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia.

    c. Ruang lingkup pembelajaran IPS

    Ruang lingkup IPS untuk SD/MI (Rasimin, 2012:38) sebagai berikut :

    1. Manusia, tempat dan lingkungan

    2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan

    3. Sistem sosial budaya

    4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

  • 27

    3. Materi peristiwa kedatangan bangsa barat

    Mulai akhir abad XV, bangsa Eropa berusaha melakukan penjajahan

    samudra. Bangsa Eropa yang pernah melakukan penjelajahan dan

    penjajahan di Indonesia dimulai oleh bangsa Portugis. Kapal mereka

    pertama kali mendarat di Malaka pada tahun 1511. Berikutnya ialah bangsa

    Spanyol yang mendarat di Tidore, Maluku pada tahun 1521. Kemudian,

    disusul oleh bangsa Inggris dan Belanda. Kapal-kapal belanda pertama kali

    mendarat di Pelabuhan Banten pada tahun 1596. Faktor-faktor pendorong

    penjelajahan samudra antara lain sebagai berikut:

    a. Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)

    Kekayaan yang mereka cari terutama adalah rempah-rempah. Sekitar

    abad XV di Eropa, harga rempah-rempah sangat mahal. Harga rempah-

    rempah semahal emas (gold). Mereka sangat membutuhkan rempah-

    rempah untuk industry obat-obatan dan bumbu masak.

    b. Adanya keinginan menyebarkan agama (gospel)

    Selain mencari kekayaan dan tanah jajahan, bangsa Eropa juga membawa

    misi khusus. Misi khusus tersebut adalah menyebarkan agama kepada

    penduduk daerah yang dikuasainya. Tugas mereka ini dianggap sebagai

    tugas suci yang harus dilaksanakan ke seluruh dunia dan dipelopori oleh

    bangsa Portugis.

    c. Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)

    Di Eropa, ada suatu anggapan bahwa apabila suatu Negara mempunyai

    banyak tanah jajahan, Negara tersebut termasuk Negara yang jaya

  • 28

    (glory). Dengan adanya anggapan ini, Negara-Negara Eropa berlomba-

    lomba untuk mencari tanah jajahan sebanyak-banyaknya.

    d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Contohnya seperti

    berikut:

    1) Dikembangkannya teknik pembuatan kapal yang dapat digunakan

    untuk mengarungi samudra luas.

    2) Ditemukannya mesin untuk persenjataan. Senjata dapat digunakan

    untuk melindungi pelayaran dari ancaman bajak laut dan sebagainya.

    3) Ditemukannya kompas, kompas digunakan sebagai petunjuk arah

    sehingga para penjelajah tidak lagi bergantung pada kebiasaan alam.

    Untuk menentukan arah, biasanya mereka berpedoman pada bintang

    sehingga di angkasa tertutup awan, mereka tidak dapat meneruskan

    pelayarannya. Dengan kompas, mereka bebas berlayar kea rah

    manapun tanpa gangguan, baik siang maupun malam.

    4. Model pembelajaran Kooperatif

    Model pembelajaran kooperatif atau yang disebut dengan Cooperative

    Learning adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja

    dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri

    dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

    heterogen atau berbeda-beda. Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif ini

    sama dengan kerja kelompok. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah

  • 29

    interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa

    dengan siswa, dan siswa dengan guru ( Rusman, 2014 :203).

    Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan

    pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang

    saling mengasihi antar sesama peserta didik. Perbedaan antar manusia yang

    tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan

    kesalahpahaman antar sesama. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan

    dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh atau saling

    tenggang rasa (Kastolani, 2014 : 172) Model pembelajaran kelompok adalah

    rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam

    kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

    telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif

    ( Cooperative learning) yaitu sebagai berikut :

    a. Adanya peserta dalam kelompok

    Peserta adalah peserta didik yang melakukan proses pembelajaran

    dalam setiap kelompok belajar (Kastolani, 2014 : 174)

    b. Adanya aturan kelompok

    Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan

    semua pihak yang terlibat baik peserta didik sebagai peserta didik

    maupun peserta didik sebagai kelompok

    c. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok

    Upaya belajar adalah segala aktivitas peserta didik untuk meningkatkan

    kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan

  • 30

    baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun

    ketrampilan.

    d. Adanya tujuan yang harus dicapai

    Aspek tujuan yang dimaksudkan untuk memberi arah perencanaan,

    pelaksanaan dan evaluasi.

    Adapun kelebihan menggunakan model pembelajaran kooperatif

    diantaranya adalah :

    1) Melatih peserta didik dalam kelas multicultural yang saling

    menghargai dalam perbedaan

    2) Melatih peserta didik dalam bekerja secara team work,

    bertanggung jawab secara individu dan kelompok

    3) Melatih peserta didik untuk belajar mandiri tidak selalu

    tergantung pada guru.

    Kelemahan dari menggunakan model pembelajaran kooeperatif yaitu :

    1) Memerlukan periode waktu yang lama untuk menghasilkan

    kemandirian dan ketrampilan peserta didik dalam melakukan kerja

    berbasis team work.

    2) Peserta didik yang kurang mampu dalam belajar akan menjadi

    penghambat dalam team work, karena mereka kurang mampu

    beradaptasi dengan teman lainnya.

  • 31

    3) Apabila guru tidak dapat membagi kelompok kooperatif secara

    heterogen, maka hasil pembelajaran tidak akan berkembang antara

    kelompok satu dengan yang lainnya.

    5. Model pembelajaran Make a Match

    Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lurna Curran, Make a

    Match saat ini menjadi salah satu model pembelajaran yang penting dalam

    kelas. Tujuan dari model ini antara lain sebagai pendalaman materi,

    penggalian materi, dan edutainment. Tata laksananya cukup mudah, tetapi

    guru perlu melakukan beberapa persiapan khusus sebelum menerapkan

    model ini (Miftakhul, 2013 : 251). Model Make a Match atau mencari

    pasangan adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Jadi model

    cooperative learning tipe Make a Match adalah model pembelajaran

    cooperative dengan cara ,mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat,

    siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan

    mendapatkan poin ( Rusman, 2011 : 233).

    Model make a match digunakan untuk membuat siswa aktif sehingga

    siswa tidak merasakan kejenuhan saat pembelajaran. Dalam hal ini model

    make a match bisa digunakan sebagai salah satu alternatif peningkatan hasil

    belajar.

    Dalam model ini siswa dituntut dengan aktif saat pembelajaran

    berlangsung dikarenakan siswa mencari dan mencocokkan jawaban dan

    pertanyaan yang sesuai dengan yang dimilikinya. Dengan model Make a

    Match telah sesuai dengan kurikulum 2013 yang mana siswa dituntut aktif

  • 32

    dan siswa sebgai subjek pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas

    dan guru hanya sebagai fasilitator.

    a. Langkah-langkah menggunakan model pembelajaran Make a Match

    antara lain :

    1) Guru menyampaikan materi di depan kelas

    2) Siswa di dalam kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok

    3) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil

    mendapatkan pasangan sebelum batas waktu habis (disini guru

    dapat membuat aturan bersama-sama dengan siswa)

    4) Tiap kelompok mendapatkan kartu soal dan jawaban

    5) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus

    mencocokkan soal dan jawaban yang sudah tersedia. Guru

    memberikan batas maksimal waktu yang diberikan kepada masing-

    masing siswa atau kelompok dalam mencocokkan soal dan jawaban

    6) Jika waktu sudah habis, semua kelompok berhenti dalam

    mencocokkan soal dan jawaban

    7) Guru bersama siswa membaca soal dan jawaban yang tertera pada

    masing-masing kelompok dan memberikan evaluasi

    8) Setelah satu babak dikocok lagi agar setiap siswa mendapatkan

    kartu yang berbeda dari sebelumnya (Rusman, 2011:223)

  • 33

    b. Kelebihan dan kelemahan ModelMake a Match

    Menurut (Miftakhul Huda, 2014 : 253-254) dalam bukunya kelebihan

    dan kelemahan model pembelajaran Make aMatch adalah sebagai

    berikut :

    1) Kelebihan model pembelajaran Make a Match

    a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara

    kognitif maupun secara fisik

    b) Karena ada unsur permainan, maka model ini sangat

    menyenangkan

    c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

    dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

    d) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

    presentasi

    e) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk

    belajar

    2) Kelemahan model pembelajaran Make a Match

    a) Jika model ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak

    waktu yang terbuang

    b) Pada awal-awal penerapan model, banyak siswa yang akan

    malu berpasangan dengan lawan jenisnya

    c) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, banyak siswa

    yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan

  • 34

    d) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman

    pada siswa yang tidak mendapatkan pasangan, karena mereka

    bisa malu.

    e) Menggunakan model ini secara terus menerus akan

    menimbulkan kebosanan.

    6. Media Visual Flip Chart

    a. Pengertian Media

    Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak

    dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar

    (Sukiman, 2012 : 27). Dalam dunia pendidikan media telah menjadi

    bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta mewujudkan

    tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang guru

    diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan suasana

    pembelajaran efektif, kreatif dan menyenangkan ( Rasimin, 2012 : 135).

    Menurut Arsyad (2017 : 3),media adalah manusia, materi atau

    kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa dapat

    memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, misalnya guru,

    buku, teks, lingkungan sekolah. Media pembelajaran merupakan segala

    bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi

    atau benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau

    dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam

    kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi efektifitas belajar.

  • 35

    Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa media pembelajaran

    merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam menyampaikan

    pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan peserta

    didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri

    peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran dapat dimaknai

    sebagai alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar

    mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan informasi

    pembelajaran dari sumber guru maupun yang lain atau pembimbing

    siswa (wali orangtua) untuk tetap memberikan motivasi siswa belajar.

    Oleh karena itu media hendaknya dipandang sebagai pelengkap

    pembelajaran bukan sebagai pengganti peran guru atau pengajar. Media

    belajar sebagai alat mempengaruhi proses pembelajaran yang

    berdampak langsung terhadap siswa baik secara positif maupun negatif.

    Dalam hal ini sekolah harus memperhatikan alat pembelajaran sebagai

    sarana untuk menunjang prestasi belajar anak.

    b. Tujuan media

    Belajar tidak akan efektif tanpa alat-alat belajar yang memadai.

    Semakin lengkap alat-alat belajar semakin nyaman pula para siswa

    belajar. Alat-alat perlengkapan yang dapat dipakai antara lain : ruang

    belajar, meja, kursi, buku-buku, rak buku,alat-alat tulis,dan lain-lain.

    Kaitannya dengan hal ini, maka tujuan media belajar adalah :

  • 36

    1) Mempermudah proses pembelajaran dikelas dalam memperjelas

    makna pesan yang disampaikan

    2) Perangsang belajar yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.

    3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar

    4) Membantu konsenterasi pembelajar dalam proses pembelajaran

    5) Menarik perhatian siswa lebih besar karena prosesnya tidak

    membosankan (Kastolani, 2014 :230 – 231).

    c. Kriteria pemilihan media

    Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media

    merupakan bagian dari sistem intruksional secara keseluruhan. Untuk

    itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media

    yaitu sebagai berikut :

    1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan

    tujuan intruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu

    kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,

    afektif dan psikomotorik.

    2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,konsep,

    prinsip atau generalisasi.

    3) Praktis, luwes dan bertahan.

    4) Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus

    mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.

  • 37

    5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok

    besar belum tentu efektif untuk kelompok kecil atau perorangan

    (Arsyad, 2017 : 75).

    d. Media Bagan balikan atau Flip Chart

    Bagan atau chart adalah media visual yang berfungsi pokok

    menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya

    disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu

    memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Sebagai

    media yang baik, bagan haruslah dapat dimengerti anak, sederhana dan

    lugas,tidak rumit atau berbelit-belit (Sadiman, 2006 : 35).

    Flip Chart adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran,

    yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru

    dalam mengehmat wajtunya untuk menuliskan dipapan tulis. Lembaran

    kertas yang sama ukurannya di jilid jadi satu secara baik agar lebih

    bersih dan rapi. Penyajian dengan flipchart sangat menguntungkan

    untuk informasi visual seperti : kerangka berfikir, gambar-gambar,

    huruf-huruf, diagram, bagan,angka-angka (Arsyad, 2003:40). Flipchart

    yang digunakan dalam penelitian tersebut berukuran standart 60 x 90

    cm, menggunakan gambar dengan pesan jelas, dan singkat yang sudah

    disederhanakan, menggunakan warna mencolok dan tebal sehingga

    semua siswa dapat melihatnya. Dalam Flip Chart lebih banyak

    menampilkan gambar daripada pesan atau keterangan, karena dengan

    gambar guru lebih mudah menerangkannya dan siswa juga lebih mudah

  • 38

    memahaminya, sedangkan keterangan pada flip chart hanya tambahan

    saja.

    Adapun langkah-langkah menggunakan media visual Flip Chart atau

    bagan balikan (Jurnal ekonomi dan pendidikan, 2011) yaitu :

    1. Mempersiapkan diri. Guru perlu menguasai bahan pembelajaran

    dengan baik, dan memiliki ketrampilan untuk menggunakan media

    tersebut

    2. Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi Flip Chart, sehingga dapat

    dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas

    tersebut

    3. Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu

    diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran

    4. Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi mulailah

    memperlihatkan lembaran-lembaran gambar pada media Flip Chart

    atau bagan balikan dan berikan keterangan yang cukup

    5. Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa

    mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah

    disampaikan jelas dipahami atau masih kurang jelas.

    6. Menyimpulkan materi. Dorong siswa berperan aktif menyimpulkan

    materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu maka siswa atau

    guru membuka kembali beberapa lembaran Flip Chart yang

    dianggap penting

  • 39

    Flip chart memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut beberapa

    keunggulan dan kelemahan media visual flipchart,

    a. Keunggulan media visual Flip Chart

    1) Mampu memberi info ringkas dengan cara praktis.

    2) Media yang cocok untuk kebutuhan dalam ruangan maupun luar

    ruangan

    3) Bahan dan pembuatannya murah

    4) Mudah dibawa kemana-mana

    5) Mampu meningkatkan pesan dasar bagi fasilitator

    b. Kelemahan media visual Flip Chart

    1) Seringkali Flip Chart terlalu rumit dan detail

    2) Siswa yang kurang baik penglihatannya akan mendapatkan

    kusukaran

    3) Jika Flip Chart dilaksanakan secara professional, maka akan

    memakan biaya yang banyak

    Kaitan hasil belajar dengan media pembelajaran yaitu pada jenjang

    sekolah dasar, siswa masih berfikir konkrit dan belum mampu berfikir

    secara abstrak dengan maksial, maka keberdaan media pembelajaran

    menjadi sangat penting untuk menunjang dan memberikan gambaran

    nyata tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Media

    pembelajaran yang digunakan dengan baik akan dapat menghilangkan

    kebiasaan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu

  • 40

    verbalisme. Selain itu media pembelajaran juga dapat meningkatkan

    hasil belajar.

    B. KAJIAN PUSTAKA

    Berikut ini beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya

    :

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih (2016) dengan hasil

    penelitian yaitu, bahwa model pembelajaran Make a Match dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD N 2 Kalinanas Kecamatan

    Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun 2016 pada mata pelajaran IPA

    materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Hal ini dibuktikan pada

    hsil pra siklus yang mencapai KKM hanya 29,42 ( 5 siswa yang tuntas)

    sedangkan 70,58 tidak tuntas. Kemudian pada siklus I yang telah

    mencapai kriteria ketuntasan minimal 53% (9siswa yang tuntas) dengan

    nilai rata-rata 62,35 sedangkan pada siklus II yang telah mencapai

    kriteria ketuntasan minimal sebesar 88% (15 siswa yang tuntas) dengan

    rata-rata 72,94.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2017) dengan hasil penelitian

    bahwa model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi sumber energi kelas II

    MI Al Ma‟arif Ruwoboni dusun Rowoganjar, Kecamatan Banyubiru,

    Kabupaten Semarang tahun 2017. Pada siklus I ke siklus II sebesar 8,4%

    dan siklus II ke III sebesar 25%. Hal ini dapat dijelaskan pada

    peningkatan hasil belajar pada siklus I diperoleh data siswa (58,3%)

  • 41

    tuntas belajar yang belum tuntas ada 5 siswa (41,7%) tuntas belajar dan 4

    siswa (33,3%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 79,67.

    Kemudian siklus III hanya 1 siswa (8,3) yang tidak tuntas dari 12 jumlah

    siswa dan 11 siswa (91,7%) tuntas KKM dengan nilai rata-rata kelas

    88,67. Berdasarkan data tersebut hasil belajar siswa dengan

    menggunakan model pembelajaran Make a Match memperoleh

    peningkatan, siklus II ke III (25%)dengan peningkatan rata-rata 9.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Mas‟amah (2017) bahwa pengaruh yang

    signifikan pada penggunaan model pembelajaran Make a Match terhadap

    hasil belajar kognitif PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Sidokerto

    Kecamatan Bumiratu Nuban tahun pelajaran 2016/2017. Pengaruhnya

    dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen adalah

    77,83 sedangkan kelas kontrol adalah 66,61. Begitu pula dapat dilihat

    perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 0,48, masuk

    kedalam kriteria sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,25 masuk

    kedalam kriteria rendah. Selisih nilai rata-rata kedua kelas tersebut 0,23.

    4. Affandi (2013) menyimpulkan bahwa (1) profil konsepsi awal siswa

    dilihat dari rata-rata presentase yang miskonsepsi tentang getaran

    tergolong masih tinggi, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata presentase

    miskonsepsi siswa belum mengikuti remediasi yang dilihat dari pretest

    yaitu sebesar 89,56%. Profil konsepsi siswa yang benar setelsh dilakukan

    remidiasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan media

    visualFlip chart meningkat secara bervariasi. Hal ini dapat ditunjukkan

  • 42

    dengan rata-rata presentase miskonsepsi siswa pada postest yaitu sebesar

    49,13%. (2) Terdapat perubahan konseptual siswa yang signifikan antara

    sebelum dan sesudah diberikan remidiasi menggunakan metode

    demosntrasi berbantuan media Flip Chart pada materi getaran. (3)

    remidiasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan media Flip

    Chart efektif untuk memperbaiki miskonsepsi siswa pada materi getaran

    di kelas VII SMP Swasta Nurul Islam. Hal ini dapat diketahui dari

    presentase rata-rata efektivitas remidiasi seluruh konsep dengan kategori

    sedang yaitu sebesar 44,8%.

    Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa

    penggunaan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan

    hasil belajar peserta didik, namun tidak hanya pada hasil belajar IPA dan

    PKn saja, akan tetapi juga pada hasil belajar PAI dan IPS. Jadi model

    pembelajaran Make a Matchdapat digunakan pada semua mapel dan

    dapat digunakan pada setiap jenjang pendidikan baik SD maupun SMP.

    Penelitian diatas memiliki tujuan yang sama dengan penelitian

    yang akan dilakukan oleh peneliti, perbedaannya terletak pada objek

    penelitiannya. Jika penelitian diatas objek dengan media Flip Chartnya

    adalah siswa SMP, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tingkatan SD

    atau MI kelas V. Perbedaannya juga terletak pada variabel yang akan

    diteliti yaitu skripsi diatas variabel yang diteliti meliputi motivasi belajar,

    aktivitas belajar, hasil belajar, model pembelajaran Make a Match, dan

    media Flip Chart, dimana setiap judulnya memuat dua variabel yaitu

  • 43

    model Make a Match dengan pencapaian yang diinginkan dan media Flip

    Chart. Sedangkan penelitian ini setidaknya telah mencakup tiga variabel

    berupa hasil belajar, model pembelajaran Make a Match dan media Flip

    Chart.

  • 44

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Subjek Penelitian

    1. Profil MI Ma’arif Kutowinangun

    Identitas Sekolah

    a. Nama Madrasah : MI Ma‟arif Kutowinangun

    b. NISM / NPSN : 111233730004/60713837

    c. Terakreditasi : B

    d. Alamat : Jl. Nusantara 1 Canden, Kel Kutowinangun

    Lor, Kec Tingkir Kota Salatiga

    e. NPWP : 003823309-505-000

    f. Kepala Madrasah : Zulfa Anturida, S.Pd

    g. Tlp / kode pos : 08562696135/50742

    h. Nama yayasan : Ma‟arif

    i. Alamat yayasan : Jl. Nusantara 1 Canden, Kutowinangun,

    Tingkir, Kota Salatiga

    j. No Akte yayasan : LK3C95 pgmMI 1978

    k. Luas tanah : 899m2

    2. Visi dan Misi Madrasah

    1) Visi madrasah

    “Terwujudnya madrasah yang melahiran generasi yang berilmu,

    berakhlak mulia dan bertanggung jawab sesuai nilai-nilai budaya

    dan karakter bangsa “

  • 45

    2) Misi Madrasah

    b) Menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dan

    menyenangkan dalam rangka mewujudkan misi.

    c) Memberdayakan seluruh potensi peserta didik agar berprestasi

    secara maksimal baik intelektual, emosional maupun spiritual.

    d) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan dengan

    semangat kebangsaan.

    3. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah

    a. Keadaan guru MI Ma‟arif Kutowinangun

    Jumlah guru atau staf pengajar di MI Ma‟arif Kutowinangun tahun

    ajaran 2019/2020 berjumlah 10 orang. Berikut ditunjukkan dengan

    tabel 3.1 adalah data guru :

    Tabel 3.1 Data Guru MI Ma’arif Kutowinangun

    No Nama Guru NIP Jabatan

    1 Zulfa Anturida,

    S.Pd

    197011122005011002 Kepala

    Sekolah

    2 Ismawadati, S.Pd.I 197603102007012035 Guru Kelas IV

    3 Ernawati, S.Pd.I 198205312007102003 Guru Kelas I

    4 Suparti,S.Pd.I GTY Guru Kelas III

    5 Roudlotul

    Muflikhin,S.Pd.I

    GTY Guru Kelas

    IIA

    6 Umi Nur

    Khairiyah,S.Pd.I

    GTT Guru Kelas VI

    7 Yusuf Ali

    Imron,M.Pd

    GTT Guru Kelas

    VA

    8 Ulfa

    Yulianingsih,S.Pd

    GTT Guru Kelas

    VB

  • 46

    9 Siti Nur

    Kholifah,S.Pd.I

    GTT Guru Kelas IIB

    10 Imam

    Sya‟roni,S.Pd

    GTT Guru Bahasa

    Jawa

    Rata-rata guru yang mengajar di MI Ma‟arif Kutowinangun

    sudah memenuhi persyaratan sebagai guru yaitu sudah memiliki ijazah

    minimal S1. Guru-guru yang mengajar di MI Ma‟arif Kutowinangun

    berdomisili tidak jauh dari madrasah, sehingga memudahkan siswa

    maupun wali murid untuk berkomunikasi langsung dengan guru-guru

    tersebut.

    b. Keadaan siswa MI Ma‟arif Kutowinangun

    Secara keseluruhan jumlah siswa di MI Ma‟arif Kutowinangun

    berjumlah 165 siswa. Ditunjukkan jumlah siswa MI Ma‟arif

    Kutowinangun tahun pelajaran 2019/2020 ditunjukkan pada tabel 3.2

    sebagai berikut.

    Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Ma’arif Kutowinangun

    No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

    1 I 20 8 28

    2 II A 7 11 18

    3 II B 6 12 18

    4 III 9 12 21

    5 IV 10 13 23

    6 V A 15 8 23

    7 V B 3 7 10

    8 VI 9 16 25

    Total 166

  • 47

    4. Subjek penelitian

    Siswa kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun salatiga berjumlah 23

    siswa, yang terdiri dari 15 perempuan dan 8 siswa laki-laki.

    Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 3.3 sebagai berikut.

    Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VA

    No Nama Jenis Kelamin

    1 ANA Perempuan

    2 AEPH Perempuan

    3 ADYS Perempuan

    4 AD Perempuan

    5 ADS Laki-laki

    6 FAP Laki-laki

    7 KP Perempuan

    8 LM Perempuan

    9 MTA Perempuan

    10 MF Laki-laki

    11 MAM Laki-laki

    12 MRA Laki-laki

    13 NPI Perempuan

    14 NNS Perempuan

    15 NL Perempuan

    16 PAD Perempuan

    17 QM Perempuan

    18 REA Perempuan

    19 MRS Laki-laki

    20 NRN Perempuan

  • 48

    21 RS Perempuan

    22 RBS Laki-laki

    23 TR Laki-laki

    5. Pelaksanaan penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VA mata pelajaran

    Ilmu Pengetahuan Sosial materi Peristiwa keadatangan bangsa barat

    tahun ajaran 2019/2020. Pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan

    jam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VA di MI Ma‟arif

    Kutowinangun . Berikut daftar waktu pelaksanaan penelitian :

    a. Kegiatan Prasiklus untuk observasi awal pada tanggal 01 Februari

    2020

    b. Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2020

    c. Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2020

    B. Deskripsi Prasiklus

    Penelitian prasiklus ini dilakukan pada tanggal 01 Februari 2020 di kelas

    VA MI Ma‟arif Kutowinangun, Kota Salatiga. Berdasarkan hasil observasi

    yang telah dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data nilai siswa dari

    wali kelas tentang mata pelajaran IPS dan tentang kebiasaan siswa saat

    pembelajaran berlangsung. Dari situ didapatkan nilai-nilai siswa yang

    beberapa mendapatkan nilai di bawah rata-rata kelas dari 23 siswa diketahui

    ada 18 siswa yang belum tuntas atau belum mencapai standar KKM dan 5

    siswa dinyatakan sudah tuntas atau mencapai standar KKM.

  • 49

    C. Deskripsi Siklus I

    Tindakan siklus I dilaksanakan pada semester II sesuai dengan materi

    yang berada pada semester II, tepatnya pada tanggal 07 Februari 2020 Siklus

    I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35

    menit diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah 23 siswa. Pelaksanaan setiap

    siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu tahap perencanaan

    (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi

    (reflection). Berikut rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama

    kegiatan pembelajaran tindakan siklus I :

    1. Perencanaan ( Planning)

    Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

    a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

    memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

    b. Mempersiapkan bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan

    pembelajaran

    c. Menyiapkan media Flip Chart atau bagan balikan, cengkih,kemiri,yang

    akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

    d. Membuat lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan

    lembar observasi siswa.

    e. Membuat instrumen berupa soal evaluasi atau lembar tes yang

    digunakan untuk mengetahui dan menggali data hasil belajar siswa

  • 50

    yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan yaitu peristiwa

    kedatangan bangsa barat

    f. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas VA selaku

    kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan mode

    pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip Chart.

    2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

    Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2020. Dengan

    materi pembelajaran tentang Peristiwa kedatangan bangsa barat. Model

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modelpembelajaran Make a

    Match dan media visual Flip Chart. Tahap-tahap yang dilakukan adalah

    sebagai berikut :

    a. Kegiatan Pendahuluan

    1) Kelas dimulai dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek

    kehadiran siswa

    2) Kelas dilanjutkan dengan membaca do‟a ( Religius )

    3) Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap

    saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita

    4) Guru memberi motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

    (Integritas)

    b. Kegiatan Inti

    1) Guru membagi siswa menjadi dua bagian, untuk melaksanakan

    model pembelajaran Make a Match yaitu mencari pasangan antara

    soal dan jawaban (Integritas)

  • 51

    2) Mengamati

    a. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang model

    pembelajaran yang akan dilakukan berupa tahap-tahap mencari

    pasangan.

    b. Peserta didik mengamati media visual Flip Chart yang

    mewakili gambaran dari materi

    c. Peserta didik mengamati penjelasan guru mengenai materi

    peristiwa kedatangan bangsa barat

    3) Menanya

    a. Peserta didik memberikan tanggapan hasil penjelasan guru

    tentang materi yang dipelajari

    b. Peserta didik bertanya tentang materi peristiwa kedatangan

    bangsa barat yang belum difahami

    4) Mengasosiasi

    a. Peserta didik merumuskan materi peristiwa kedatangan bangsa

    barat dengan tingkat pemahamannya

    5) Mengkomunikasikan

    a. Masing-masing individu secara bergantian memaparkan hasil

    materi yang telah dipelajari baik yang didapatkan sendiri dari

    penjelasan guru maupun informasi beragam yang didapatkan

    dari teman yang lain saat melaksanakan model pembelajaran

    Make a Match

  • 52

    c. Kegiatan penutup

    1) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil

    belajar selama sehari (Integritas)

    2) Guru memberikan evaluasi untuk mengukur sejauh mana

    kemampuan peserta didiknya setelah pembelajaran berlangsung

    3) Guru memberikan penguatan materi ajar

    4) Guru mengajak siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan

    masing-masing untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

    3. Pengamatan (Observation)

    Setelah tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya adalah pengamatan

    ataua observasi. Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui

    keberhasilan guru dalam mengajar dengan menggunakan model Make a

    Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan

    secara langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun

    sebelumnya. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

    keberhasilan yang dicapai guru dalam proses pembelajarannya.

    4. Refleksi (Reflektion)

    Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan

    untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

    Make a Match. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa

    terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran. Pada akhir kegiatan

    pembelajaran hasil dari penilaian diketahui nilai siswa yang tuntas atau

  • 53