Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERISTIWA KEDATANGAN BANGSA BARAT
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
BERBANTUAN MEDIA VISUAL FLIP CHART
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUTOWINANGUN
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
MUNAWAROH
NIM 23040160041
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERISTIWA KEDATANGAN BANGSA BARAT
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
BERBANTUAN MEDIA VISUAL FLIP CHART
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUTOWINANGUN
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
MUNAWAROH
NIM: 23040160041
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
“pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk
merubah dunia”
(Nelson Mandela)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya, Bapak Sudiman dan Ibu Suliyem yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan dalam setiap langkah saya
2. Kakak-kakak terhebat saya, mas Nawir, mas Muslih, Mbak Nurhayati, Mbak
Nurhidayati, Mas Takim yang telah memberikan semangat dan dukungan setiap
langkah saya
3. Adikku Siti Ambar Wati yang selalu mendukung dan memberi motivasi
4. Sahabat saya Mariyana Ulfa, teman seperjuangan yang selalu memberikan
semangat dan keceriaan selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga
5. Teman KKN Posko 136 yang selalu mendukung dalam setiap langkah saya
6. Teman seperjuangan Ni‟mah, Naini dan Marlina dari MAN 1 Semarang hingga
sekarang yang selalu mendukung saya
7. Ratna,Rina,Vika,Rossy,Nita,Riza dan Vivi, teman seperjuangan dari TK sampai
sekarang yang senantiasa memberi dukungan dan do‟a
8. Keluarga besar APK MAN 1 Semarang yang teleh mendukung dan mendo‟akan
9. Para guru dan murid MI Ma‟arif Kutowinangun, terutama Bapak Yusuf Ali
Imron dan segenap siswa kelas VA yang telah membantu saya berproses dan
menyelesaikan skripsi ini
10. Keluarga besar MI Miftakhul Ulum Petak, yang telah mendukung dan senantiasa
mendoakan setiap langkah saya
11. Teruntuk Mas Didik Trimaryo yang selalu menemani, memberi semangat
dukungan dan do‟a dalam setiap langkah saya
ix
12. Almamaterku terkasih PGMI IAIN Salatiga
13. Keluarga besar IAIN Salatiga
x
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Sholawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Penulis skripsi dengan judul “peningkatan hasil belajar IPS materi peristiwa
kedatangan bangsa barat di Indonesia melalui model pembelajaran Make a Match
berbantuan media visual Flip Chart pada siswa kelas VA MI Ma’arif Kutowinangun
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran 2019/2020” ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Bapak Suwardi, M.Pdselaku wakil Dekan FTIK IAIN Salatiga
4. Ibu Dr. Peni Susapti,Si. M.Si selaku Ketua Progam Study PGMI
5. Ibu Dra. Nur Hasanah,M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing saya dari semester awal sampai saat ini,
xi
6. Ibu Dra. Urifatun Anis,M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
arahan dan bimbingan, dan selalu meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai.
7. Bapak, Ibu Dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
banyak ilmu dan bimbingan kepada penulis.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada
saya
9. Seluruh Guru dan karyawan MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga yang telah
memberikan izin kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penelitian ini
10. Bapak Yusuf Ali Imron,M.Pd dan seluruh keluarga besar kelas VA MI Ma‟arif
Kutowinangun Salatiga yang telah membantu penulis dalam melakukan
penelitian
11. Sahabat dan teman-teman yang senantiasa menginspirasi, memberi dukungan,
berjuang bersama-sama dan saling memberi semangat.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Salatiga, 10 Maret 2020
Penulis
xii
ABSTRAK
Munawaroh. 2020. Peningkatan hasil belajar IPS materi Peristiwa kedatangan bangsa
barat di Indonesia melalui model pembelajaran Make a Match
berbantuan media visual Flip Chart pada kelas VA MI Ma’arif
Kutowinangun tahun ajaran 2019/2020. Progam Studi
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing :Dra. Hj. Urifatun Anis,M.Pd.
Kata kunci: Hasil belajar, Make a Match, Media Visual Flip Cahrt, IPS
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi
persitiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia kelas V MI Ma‟arif Kutowianangun
Salatiga. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah
dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match dan media visual Flip Chart
dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat di
Indonesia pada siswa kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun tahun ajaran 2019/2020.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas sebanyak dua siklus.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui 2 siklus yaitu siklus I dan siklus
II. Tahap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Adapun metode pengumpulan data meliputi observasi, tes dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap
siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal dan melebihi KKM
yang telah ditentukan madrasah yaitu 65.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar
siswa mata pelajaran IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat pada siswa kelas VA
MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Melalui model
pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip Chart dapat meningkatkan
hasil belajar IPS pada siswa MI Ma‟arif Kutowinangun, Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil Prasiklus sebelum menerapkan model
pembelajaran Make a Match dan media visual FlipChart hanya 4 siswa (17,39%) yang
memenuhi KKM. selanjutnya pada Siklus I ada 8 siswa (34,78%) yang memenuhi
KKM, dan pada Siklus II ada 20 siswa (86,95%) yang memenuhi KKM. oleh karena itu,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. v
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................ vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................... 7
F. Metode Penelitian ................................................................................... 8
1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 8
xiv
2. Subyek Penelitian ............................................................................. 9
3. Langkah-Langkah Penelitian ........................................................... 9
4. Pengumpulan Data ........................................................................... 12
5. Instrumen Penelitian ........................................................................ 13
6. Analisis Data .................................................................................... 14
G. Definisi Operasional ............................................................................... 16
H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ........................................................................................... 21
1. Hasil Belajar ..................................................................................... 21
a. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 21
b. Tujuan Hasil Belajar .................................................................. 24
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ......................................................... 25
a. Pengertian IPS ............................................................................ 25
b. Tujuan IPS .................................................................................. 26
c. Ruang Lingkup IPS .................................................................... 26
3. Materi Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat ..................................... 27
4. Model Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 28
5. Model Pembelajaran Make a Match ................................................. 31
a. Pengertian Model Pembelajaran Make a Match ......................... 31
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Make a Match .............. 32
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match 33
6. Media Visual Flip Chart ................................................................... 34
xv
a. Pengertian Media ....................................................................... 35
b. Tujuan Media ............................................................................. 35
c. Kriteria Pemilihan Media ........................................................... 35
d. Media Visual Flip Chart ............................................................. 37
e. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual Flip Chart ................ 39
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ................................................................................... 44
1. Profil Madrasah ................................................................................ 44
2. Visi dan Misi Madrasah ................................................................... 44
3. Data Siswa ........................................................................................ 47
B. Deskripsi Prasiklus ................................................................................. 48
C. Deskripsi Siklus I ................................................................................... 49
1. Perencanaan ...................................................................................... 49
2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 50
3. Pengamatan ...................................................................................... 52
4. Refleksi ............................................................................................ 52
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 54
1. Perencanaan ...................................................................................... 54
2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 55
3. Pengamatan ...................................................................................... 57
4. Refleksi ............................................................................................ 57
xvi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 59
1. Hasil Penelitian Prasiklus ................................................................. 59
2. Deskripsi Data Siklus I .................................................................... 61
3. Deskripsi Data Siklus II ................................................................... 66
B. Pembahasan ............................................................................................ 72
1. Siklus I ............................................................................................. 72
2. Siklus II ............................................................................................ 73
3. Rekapitulasi Data Prasiklus, Siklus I dan Siklus II .......................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 79
B. Saran ....................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
LAMPIRAN ...................................................................................................... 84
xvii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 3.1 Data Guru ........................................................................................... 45
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa ............................................................................. 46
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VA ......................................................................... 47
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Prasiklus .......................................................... 59
Tabel 4.2 Nilai Hasil Siklus I ............................................................................. 61
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................... 63
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ................................................... 65
Tabel 4.5 Nilai Hasil Siklus II ............................................................................ 67
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ................................................... 68
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................................. 71
Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan Prasiklus ...................................................... 72
Gambar 4.9 Diagram Ketuntasan Siklus I ........................................................ 73
Gambar 4.10 Diagram Ketuntasan Siklus II ..................................................... 74
Tabel 4.11 Sebaran Nilai .................................................................................... 75
Tabel 4.12 Rekapitulasi Nilai ............................................................................. 76
Gambar 4.13 Diagram Ketuntasan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ................ 77
xviii
LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I .................................................................................... 85
Lampiran 2 RPP Siklus II .................................................................................. 102
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ................................................. 112
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ............................................... 114
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ............................................... 116
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II .............................................. 118
Lampiran 7 Lembar Soal Evaluasi Siklus I ....................................................... 120
Lampiran 8 Lembar Soal Evaluasi Siklus II ...................................................... 122
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 123
Lampiran 10 SK Dosen Pembimbing ................................................................ 124
Lampiran 11 Lembar SKK Kegiatan ................................................................. 125
Lampiran 12 Lembar Konsultasi ........................................................................ 127
Lampiran 13 Hasil Evaluasi Siklus I .................................................................. 130
Lampiran 14 Hasil Evaluasi Siklus II ................................................................ 133
Lampiran 15 Dokumentasi Kegiatan ................................................................. 136
Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai sarana bagi setiap manusia untuk
menjadi lebih baik lagi, dalam hal berfikir maupun bertindak. Pada dasarnya
pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara faktor-faktor yang
terlibat didalamnya guna mencapai tujuan pendidikan. Proses sederhana yang
menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat dapat secara jelas dilihat
dalam proses belajar yang terjadi dilembaga pendidikan formal, tepatnya di
kelas, yaitu manakala guru mengajarkan nilai-nilai ilmu dan ketrampilan
kepada murid, dan murid menerima pengajaran tersebut maka terjadilah apa
yang dinamakan proses belajar.
Pendidikan berlaku bagi siapa saja mulai dari masa kanak-kanak
hingga masa tua. Pendidikan diwajibkan di Indonesia sejak berusia 6 tahun
yaitu pendidikan dasar yang disebut dengan Sekolah Dasar (SD). Selain itu,
siswa juga diwajibkan untuk menempuh pendidikan atau jenjang madrasah
Ibtidaiyyah atau Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah
Tsanawiyah, sampai Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah.
Menurut (Sunaryo,2007) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan
2
tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan sikap dan
ketrampilan. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan
psiko-psikis menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam
arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya.
Hasil belajar merupakan kompetensi-kompetensi yang harus dicapai
oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Kompetensi siswa
merupakan penampilan spesifik yang rasional sebagai harmoni dan pemilihan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dibutuhkan oleh tugas
pekerjaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan dengan penuh
keberhasilan (Sujana, 2008:12). Pada intinya hasil belajar dapat diketahui dari
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan
pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang peneliti bahas disini adalah mata
pelajaran IPS pada tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. IPS
adalah mata pelajaran yang wajib diajarkan pada tingkat dasar. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa yang berkaitan dengan pengetahuan sosial. Tujuan
mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dalam
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan
lingkungannya, dan memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis
(Gunawan, 2013:18). Namun, kenyataan yang ada menunjukkan terdapat
beberapa permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yaitu
3
pembelajaran diajarkan dengan metode hafalan dan pembelajaran berpusat
pada guru. Sebagaimana firman Allah SWT :
افَتََعا لَى لَلَاُ اْلَملَِك اْلَحقُّ َوالتَْغَجْل بِْلقُْرآِن ِمْه قَْبِل أَْن يُْقَض أِلَْيَك َوْحيُهُ َوقُْل َربِّ ِزْدوِيْ ْلما ِِ
Artinya :
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu
tergesa-gesa membaca Al-Qur‟an sebelum disempurnakan memwahyukannya
kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, Tambahkanlah kepadaku ilmu
Pengetahuan”. (Qs. At Thahaa:114)
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas VA MI Ma‟arif
Kutowinangun beliau Bapak Yusuf Ali Imran, M.Pd pada hari Senin 06
Januari 2020, menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih banyak yang
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu ≥ 65 untuk
muatan IPS, ditunjukkan dari nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30 dengan
rata – rata 47,30. Siswa kelas VA terdiri dari 23 siswa, yang mencapai KKM
17,39% atau sebanyak 4 siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM
sebanyak 82,61% atau 19 siswa. Nilai tersebut dianggap belum memenuhi
kriteri ketuntasan minimum KKM Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yakni 65
dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 85% dari jumlah seluruh peserta
didik. Hasil belajar siswa masih banyak yang belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimum, ditunjukkan dari nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 70
dengan rata-rata 47,30.
4
Hasil peneliti melakukan wawancara yang didapatkan dari guru kelas
VA, yang menjadi faktor rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya guru
dalam memberikan kreasi atau inovasi dalam pembelajaran, membuat siswa
terlalu jenuh dan kurang aktif saat pelajaran berlangsung, siswa dalam
pembelajaran kurang menangkap apa yang diajarkan oleh guru. Hasil belajar
siswa kurang mencapai batas KKM dalam mata pelajaran IPS yaitu 65.
Peneliti melihat data yang didapatkan tersebut, maka dianggap perlu untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan didalamnya peneliti menawarkan sebuah solusi
berupa model pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip
Chart yang pada tujuan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPS.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan pencermatan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas
secara bersamaan (Arikunto, 2010;130). PTK berguna untuk pengaplikasian
berbagai usaha mengatasi masalah-masalah dalam proses pembelajaran,
dengan mengadakan berbagai tindakan demi meningkatkannya hasil belajar
siswa.
Model pembelajaran Make a Match merupakan model dimana peserta
didik saling mencari pasangan yang berupa pertanyaan dan jawaban, dan
akhirnya saling membagi informasi dengan singkat dan teratur di depan
kelas.. Model pembelajaran ini akan membuat siswa lebih mandiri secara
langsung, dengan tahapannya siswa akan dapat berperan aktif dalam
5
pembelajaran. Sehingga materi yang didapatkan siswa tidak hanya dari guru
saja, melainkan juga tambahan dari teman. Juga disertai dengan
menggunakan media visual Flip Chart atau papan balikan yang berisi
kumpulan ringkasan dan gambar yang dibuka secara berurutan berdasarkan
topik materi pembelajaran guna untuk membantu guru dalam menjelaskan
materi pembelajaran.
Hal yang perlu disiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan
model Make a Match adalah kartu-kartu, kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu
yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kata-kata lainnya yang berisi jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Model ini dapat memupuk kerja sama
peserta didik dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang
ada ditangan mereka, proses pembelajaran akan lebih menarik dan tampak
sebagian besar peserta didik lebih antusias mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar IPS materi
peristiwa kedatangan bangsa barat melalui model pembelajaran Make a
Match berbantuan media visual Flip Chart pada siswa kelas VAMI
Ma’arif Kutowinangun Tahun Pelajaran 2019 / 2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah peneliti
adalah apakah penerapan model pembelajaran Make a Match berbantuan
media visual Flip chart dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi peristiwa
6
kedatangan bangsa barat pada siswa kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat degan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip Chart pada siswa
kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai IPS khususnya materi
peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia dengan menggunakan
model pembelajaran Make a match dengan berbantuan media visual Flip
Chart pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam
mempelajari mata pelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran Make a match berbantuan media visual Flip chart dalam
pembelajaran IPS materi peristiwa kedatangan bangsa barat.
b. Bagi guru, memberikan pertimbangan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga guru dapat
memilih model pembelajaran apa yang paling tepat digunakan serta
dapat memotivasi peserta didik lebih giat belajar
7
c. Bagi sekolah, dapat meningkatakan kualitas belajar di MI Ma‟arif
Kutowinangun Salatiga dan dapat meningkatkan kepercayaan bagi
masyarakat akan sarana prasarana dan kualitas yang diberikan pihak
sekolah dalam hal pembelajaran.
E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik diatas, dalam penelitian tindakan
kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu penerapan Model
pembelajaran Make a Match dengan berbantuan media visual Flip chart
dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VA MI Ma‟arif
Kutowinangun Salatiga Tahun ajaran 2019/2020. Penggunaan Model
Make a Match dengan Media visual Flip Chart dikatakan berhasil
apabila hasil pembelajarannya mengalami peningkatan yang signifikan.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan model pembelajaran Make a Match dan media visual
Flip Chart dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan bisa
tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan
oleh sekolah yaitu ≥ 65 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi
Peristiwa kedatangan bangsa barat.
8
b. Secara Klasikal
Siswa mendapatkan nilai yang melebihi KKM yaitu ≥ 65 pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi peristiwa kedatangan
bangsa barat dengan presentase ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam
satu kelas (Trianto, 2010:241).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang berasal dari tiga kata
gabungan yaitu penelitian (kegiatan mencermati suatu obyek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi),yang kedua yaitu tindakan (gerak atau kegiatan yang disengaja
dengan tujuan tertentu ) sedangkan kelas ( kelompok peserta didik yang
dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru
(Kusumah, 2010:9).
Jadi PTK adalah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan tertentu yang dapat memperbaiki proses pembelajaran
di kelas (Kusumah, 2010:9). Tujuan dari PTK itu sendiri yaitu
memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pendidikan kelas,
meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran di kelas,
juga memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan
dalam pembelajaran yang direncanakan dikelas.
9
2. Subjek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Kutowinangun, Kota
Salatiga. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa kelas
VA, dengan jumlah 23 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 8
siswa laki-laki dengan kolaboratornya guru kelas VA yaitu bapak Yusuf
Ali Imron, M.Pd. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas VA
sehingga model pembelajaran dan media pembelajaran ini dapat
diterapkan dalam pembelajaran IPS.
3. Langkah-langkah Penelitian
(Arikunto, 2010:16) berpendapat bahwa terdapat empat tahapan yang
lazim dilalui, yaitu (a) perencanaan, (b)pelaksanaan,(c)pengamatan (d)
refleksi. Langkah-langkah dari penelitian ini yaitu :
a. Perencanaan (Plan)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui
masalah dalam pembelajaran kita. Planning merupakan bagian awal
yang harus dilakukan sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan.
Kegiatan ini meliputi:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Make a Match dan media visual
Flip Chart.
2) Mempersiapkan sumber belajar
3) Menyusun pertanyaan untuk tanya jawab
10
4) Mempersiapkan perlengkapan model pembelajaran Make a Match
dan mempersiapkan media visual Flip Chart.
5) Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan yang
digunakan pada setiap pembelajaran.
6) Memberikan soal post test yang akan diberikan pada setiap siklus
yang disusun oleh peneliti
7) Target yang diharapkan dalam penerapan model pembelajaran
Make a Match dan media visual Flip chart ini dapat meningkatkan
keberhasilan pembelajaran dan memenuhi KKM.
b. Melaksanakan tindakan (Action)
Action merupakan pelaksanaan yang telah dibuat berupa penerapan
pembelajaran yang sesuai dengan RPP dan tahap perencanaan kegiatan
pembelajaran ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, kegiatan
inti dan penutup. Jadi pada tahap ini guru menerapkan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti. Dan peneliti bertugas
sebagai observer dengan menggunakan lebar observasi yang telah
disiapkan. Perencanaan harus diwujudkan dengan danya tindakan atau
acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.
c. Melaksanakan pengamatan (Observe)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang teliti
terhadap proses pelaksanaannya. Pada tahap ini segala aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian
dianalisis. Tahapan observasi dilakukan secara bersamaan dengan
11
pelaksanaan tindakan. Sehingga saling mendukung dalam memperoleh
data yang akurat. Pada tahap ini, peneliti mengamati kegiatan dan
tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
fokus yang diamati yaitu perhatian, keaktifan dan kerjasama siswa
dalam menemukan informasi yang terkandung dalam materi pelajaran.
Selanjunta yaitu membangun hubungan antara konsep dengan materi
lain ataupun dengan pengalaman siswa sehingga menemukan arti yang
terkandung di dalam materi yang dipelajari. Sedangkan kegiatan atau
aktifitas guru yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa,
penggunaan model pembelajaran dan media yang digunakan, cara
penyampaian materi, dan pengkondisian siswa.
d. Mengadakan refleksi / analisis (Reflektion)
Setelah diamati barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat
menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya (Kusumah,
2010:25).
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran dan memperbaiki kelemahan siklus I,
siklus II
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan tersebut, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja
guru pada tahap selanjutnya, adapun rincian prosedur pelaksanaan PTK
menurut Kurt Lewin sebagai berikut :
12
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK 2 siklus
(Kusumah, 2010:44).
4. Teknik pengumpulan data
Teknik atau strategi dalam penelitian merupakan langkah-langkah yang
harus ditempuh dan diatur secara baik. Adapun teknik yang dipakai adalah
sebagai berikut :
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi dengan cara pengamatan dan
pencatatan mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan model Make a Match dengan media visual Flip
chart, observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan
13
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang materi
pokok khususnya pada mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini
dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas VA MI Ma‟arif
Kutowinangun Salatiga untuk mengetahui pendapat mereka terhadap
penerapan model pembelajaran Make a Match dengan berbantuan
media visual Flip Chart yang mana hasil wawancara tersebut
dijadikan sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk kegiatan-kegiatan
berikutnya.
c. Tes
Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat hasil
belajar siswa kelas VA terhadap mata pelajaran IPS pada materi
peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia. Dalam penelitian ini
menggunakan tes tertulis.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data yang digunakan untuk memotret hasil belajar siswa
saat pembelajaran berlangsung dan menemukan hasil gambaran
tentang MI Ma‟arif Kutowinangun Salatiga.
5. Instrumen Penilaian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang karakteristik data secara objektif.
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :
14
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan
model pembelajaran Make a Match dan media visual Flip Chart
b) Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPS materi peristiwa kedatangan
bangsa barat di Indonesia
c) Lembar observasi guru pada saat menerapkan model pembelajaran
Make a Match dengan berbantuan media visual Flip Chart.
d) Lembar observasi siswa pada saat penerapan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media visual Flip Chart.
6. Analisis Data
Analisis adalah memberikan makna atau arti terhadap apa yang telah
terjadi didalam kehidupan atau kelas sesungguhnya (Kusumah ,2010:83).
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan skor
nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 65.
Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai
KKM 65 jika nilai yang diperoleh ≥ 65. Sebaliknya, siswa dikatakan
belum tuntas belajarbnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang
diperoleh siswa < 65.
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2010,241) suatu kelas dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat
≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
15
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
M =
Keterangan :
M : Mean
Ʃx : Jumlah nilai semua siswa
N : jumlah seluruh siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)
KB =
x 100%
Keterangan :
KB : Ketuntasan Belajar
T : Jumlah skor yang diperoleh siswa
T1 : Jumlah skor total
c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
P =
x 100%
Keterangan :
P : Nilai dalam persen
F : Frekuensi siswa tuntas KKM
N : Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2000:226)
16
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksudkan peneliti
dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan
definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Hasil belajar pada
dasarnya suatu ketrampilan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru
sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Hartini,
2010:33).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh seseorang bersumber
dari pengalaman ataupun proses belajar.
2. Model pembelajaran Make a Match
Model pembelajaran Make a Match (membuat pasangan)
merupakan satu jenis model pembelajaran kooperatif. Salah satu
keuntungan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
(Daryanto, 2017:146). Adapun tujuan dari model pembelajaran Make a
Match diantaranya adalah pendalaman materi, penggalian materi, dan
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam
17
suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan (Rusman,
2018:223).
Langkah-langkah model pembelajaran Make a Match sebagai berikut :
a) Guru menyampaikan materi di depan kelas
b) Siswa di dalam kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok
c) Tiap kelompok mendapatkan kartu soal dan jawaban
d) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencocokkan
soal dan jawaban yang sudah tersedia. Guru memberikan batas
maksimal waktu yang diberikan kepada masing-masing siswa atau
kelompok dalam mencocokkan soal dan jawaban
e) Jika waktu sudah habis, semua kelompok berhenti dalam
mencocokkan soal dan jawaban
f) Guru bersama siswa membaca soal dan jawaban yang tertera pada
masing-masing kelompok dan memberikan evaluasi
3. Media Visual Flip Chart
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar
(Sukiman, 2012 : 27). Dalam dunia pendidikan media telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta mewujudkan
tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang guru
diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan suasana
pembelajaran efektif,kreatif dan menyenangkan ( Rasimin, 2012 : 135).
18
Flip Chart adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran,
yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru
dalam menghemat waktunya untuk menuliskan di papan tulis. Lembaran
kertas yang sama ukurannya dijilid jadi satu secara baik agar lebih
bersih dan rapi. Penyajian dengan Flip Chart sangat menguntungkan
untuk informasi visual seperti : kerangka berfikir, gambar-gambar, huruf-
huruf, diagram, bagan,angka-angka (Arsyad, 2003:40).
Jadi media visual Flip Chart atau bagan balikan yang
dimaksudkan disini adalah lembaran-lembaran kertas yang disatukan
menggunakan penjepit sehingga menyerupai kalender. Lembaran-
lembaran kertas inilah yang akan diisi dengan informasi-informasi atau
pesan-pesan baik berupa gambar maupun symbol-simbol yang
dicantumkan dalam bentuk visual. Penggunaan media visual Flip Chart
ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis
di papan tulis dan juga sangat efektif untuk mempermudah guru dalam
mengajar, sehingga materi yang disampaikan dapat diserap baik oleh
semua siswa. Penyajian informasi media visual Flip Chart dapat berupa
gambar, huruf dan angka. Jauh sebelum adanya LCD ataupun slide film
memasuki ruang belajar, media visual Flip Chart bisa digunakan untuk
media presentasi guru.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika disini sebagai gambaran umum yang akan dibahas dalam
laporan penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut :
19
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi terdiri dari : sampul, halaman judul, lembar berlogo,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian inti
a. Bab I : pendahuluan terdiri dari, latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan indikator
keberhasilan, metode penelitian,definisi operasional dan sistematika
penulisan.
b. Bab II : Landasan teori terdiri dari, kajian teori dan kajian pustaka
yang terdiri dari dua sub bab yaitu sub bab pertama tentang landasan
teori yang mencakup pengertian model pembelajaran Make a Match
dan media Visual Flip Chart dan sub bab kedua tentang kajian
pustaka
c. Bab III : Metode penelitian yang terdiri dari deskripsi pelaksanaan
siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi) dan
deskripsi pelaksanaan siklus II.
d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari deskripsi per
siklus (data hasil penelitian, refleksi)
e. Bab V : Penutup berisi kesimpulan penelitian dan saran terhadap
hasil penelitian.
3. Bagian akhir
20
Mengenai lampiran-lampiran penelitian yang berisi tentang hasil
wawancara, dokumentasi, surat permohonan ijin penelitian, surat
keterangan penelitian, lembar konsultasi penelitian, surat pembimbing
skripsi, daftar nilai SKK dan daftar riwayat hidup
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Sebelum menguraikan hasil belajar, peneliti menguraikan tentang
belajar menurut beberapa para tokoh :
1) Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu ( Bahrudin dan Wahyuni, 2008:13).
2) Menurut Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely dalam (Arsyad,
2011:3) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan
perilaku,sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang diamati.
Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati
atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan
yang diamati.
3) Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu
konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang tersebut berubah perilakunya, dan
perubahan tersebut relative tetap baik dalam berfikir, merasa,
maupun bertindak
4) Belajar merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan pendidikan
di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil dan tidaknya pencapaian
22
tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pola belajar yang
dialami siswa sebagai anak didik. Berdasarkan penjelasan ini, maka
pola kegiatan belajar yang dilakukan siswa merupakan perubahan
tingkah laku yang relative menetap pada diri seseorang yang
belajar melalui latihan dan pengalaman (Kompri, 2015:226).
Berdasarkan definisi tentang belajar diatas, maka secara singkat
pengertian belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku
individu melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan oleh dirinya
untuk mencapai tujuan yang diinginkan akhirnya. Sebagaimana firman
Allah yang mengharuskan belajar yang masuk dalam kategori beramal
untuk pemenuhan aktifitas kebutuhan hidup dan bentuk pengabdian
kepadaNya:
ُل وَضْ لُِمىنَ َوتِْلَك ٱْْلَْمثََٰ ِربُهَا لِلىَّاِس ۖ َوَما يَْعقِلُهَآ إاِلَّ ٱْلَعَٰ
Artinya :
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untukmanusia,
dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka berilmu” (QS.
Al-„Ankabut 29: Ayat 43).
Tetapi secara garis besar, proses belajar dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
faktor-faktor fisiologis, yaitu jasmani siswa dan faktor psikologis, yaitu
kecerdasan, motivasi ,minat, sikap dan bakat. Faktor-faktor eksternal
lingkungan nonsosial atau instrumental, yaitu kurikulum,program,
23
fasilitas belajar dan guru. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor
yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Salah satu faktor
tersebut adalah metode mengajar guru di dalam kelas atau sekolah.
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Hasil belajar pada
dasarnya suatu ketrampilan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru
sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Hartini,
2010:33). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya baik kemampuan secara kognitif,
afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar dapat diperoleh melalui
proses penilaian, dimana penilaian hasil belajar adalah memberikan nilai
yang ditentukan oleh kriteria-kriteria tertentu terhadap hasil belajar yang
telah dicapai siswa. Dengan adanya penilaian, maka akan terlihat hasil
belajar berupa perubahan tingkah laku pada diri siswa yang telah
mengikuti proses pembelajaran. Artinya, hasil belajar seseorang tidak
akan terlihat secara langsung tanpa orang tersebut memperlihatkan
kemampuannya yang diperoleh melalui belajar. Hasil belajar akan
optimal apabila kegiatan belajar mengajar dilakukan dnegan afektif dan
menyenangkan. Hasil belajar ini merupakan puncak proses belajar.
24
b. Tujuan Hasil Belajar
Ada beberapa tujuan hasil belajar yang harus kita ketahui dan pahami
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan umum
Tujuan umum dari hasil belajar adalah dapat menilai hasil
belajar peserta didik, memperbaiki proses-proses pembelajaran,
dan dapat digunakan sebagai laporan kemajuan belajar para siswa.
Penilaian hasil belajar ini diberikan setelah siswa melakukan
kewajiban atau mengerjakan tugas yang diperole dari guru, baik itu
berupa lembar kerja harian, ulangan tema. Selain itu juga dapat
diguanakan untuk memperbaiki proses-proses pembelajaran yang
ada, disini guru melakukan evaluasi kekurangan dan kelebihan
proses pembelajaran sebelumnya dan melakukan perbaikan pada
proses pembelajaran berikutnya untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar siswa.
2) Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penilaian hasil belajar ini adalah dapat
mengetahui kemajuan dari hasil belajar siswa. Tujuan khusus ini
lingkupnya lebih kecil jika dibandingkan dengan tujuan umum
hasil belajar. Titik fokus pada tujuan khusus ini adalah untuk
mengetahui kemajuan dari proses hasil belajar siswa. Tujuan hasil
belajar siswa tercapai ketika siswa telah mengalami kemajuan hasil
bekajar dari pertemuan sebelumnya dan pertemuan sekarang
25
ataupun berikutnya. Selain itu penilaian hasil belajar juga bertujuan
untuk mendiagnosis bagaimana kesulitan belajar yang dialami oleh
pesrta didik, untuk memberikan umpan balik atau sebagai
perbaikan dari proses belajar mengajar, dan juga sebagai penentu
kenaikan kelas.
2. Pembelajaran IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Sebagaimana yang dikatakan (Somantri, 2001:79) bahwasannya
ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan progam pendidikan yang
memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup
manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia dengan sejak
lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam
keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa
adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan
menjadi manusia dewasa yang sempurna ( Rasimin, 2012:35).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
adalah ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi antar manusia
disuatu lingkungan tertentu. IPS sebagai program pendidikan tidak
hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus
26
diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga
Negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang ada di masyarakat dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi pada dirinya sendiri ataupun
menimpa masyarakat. Menurut Rasimin (2012:41) tujuan IPS adalah
sebagai berikut :
1) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungan sekitarnya.
2) Membina siswa menjadi warga yang baik dan memiliki
pengetahuan, ketrampilan, kepedulian sosial, moral yang berlaku di
masyarakat.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4) Mewariskan nilai moral dalam masyarakat agar dapat menjunjung
tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia.
c. Ruang lingkup pembelajaran IPS
Ruang lingkup IPS untuk SD/MI (Rasimin, 2012:38) sebagai berikut :
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sistem sosial budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
27
3. Materi peristiwa kedatangan bangsa barat
Mulai akhir abad XV, bangsa Eropa berusaha melakukan penjajahan
samudra. Bangsa Eropa yang pernah melakukan penjelajahan dan
penjajahan di Indonesia dimulai oleh bangsa Portugis. Kapal mereka
pertama kali mendarat di Malaka pada tahun 1511. Berikutnya ialah bangsa
Spanyol yang mendarat di Tidore, Maluku pada tahun 1521. Kemudian,
disusul oleh bangsa Inggris dan Belanda. Kapal-kapal belanda pertama kali
mendarat di Pelabuhan Banten pada tahun 1596. Faktor-faktor pendorong
penjelajahan samudra antara lain sebagai berikut:
a. Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)
Kekayaan yang mereka cari terutama adalah rempah-rempah. Sekitar
abad XV di Eropa, harga rempah-rempah sangat mahal. Harga rempah-
rempah semahal emas (gold). Mereka sangat membutuhkan rempah-
rempah untuk industry obat-obatan dan bumbu masak.
b. Adanya keinginan menyebarkan agama (gospel)
Selain mencari kekayaan dan tanah jajahan, bangsa Eropa juga membawa
misi khusus. Misi khusus tersebut adalah menyebarkan agama kepada
penduduk daerah yang dikuasainya. Tugas mereka ini dianggap sebagai
tugas suci yang harus dilaksanakan ke seluruh dunia dan dipelopori oleh
bangsa Portugis.
c. Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)
Di Eropa, ada suatu anggapan bahwa apabila suatu Negara mempunyai
banyak tanah jajahan, Negara tersebut termasuk Negara yang jaya
28
(glory). Dengan adanya anggapan ini, Negara-Negara Eropa berlomba-
lomba untuk mencari tanah jajahan sebanyak-banyaknya.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Contohnya seperti
berikut:
1) Dikembangkannya teknik pembuatan kapal yang dapat digunakan
untuk mengarungi samudra luas.
2) Ditemukannya mesin untuk persenjataan. Senjata dapat digunakan
untuk melindungi pelayaran dari ancaman bajak laut dan sebagainya.
3) Ditemukannya kompas, kompas digunakan sebagai petunjuk arah
sehingga para penjelajah tidak lagi bergantung pada kebiasaan alam.
Untuk menentukan arah, biasanya mereka berpedoman pada bintang
sehingga di angkasa tertutup awan, mereka tidak dapat meneruskan
pelayarannya. Dengan kompas, mereka bebas berlayar kea rah
manapun tanpa gangguan, baik siang maupun malam.
4. Model pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif atau yang disebut dengan Cooperative
Learning adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen atau berbeda-beda. Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif ini
sama dengan kerja kelompok. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah
29
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa
dengan siswa, dan siswa dengan guru ( Rusman, 2014 :203).
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang
saling mengasihi antar sesama peserta didik. Perbedaan antar manusia yang
tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan
kesalahpahaman antar sesama. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan
dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh atau saling
tenggang rasa (Kastolani, 2014 : 172) Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif
( Cooperative learning) yaitu sebagai berikut :
a. Adanya peserta dalam kelompok
Peserta adalah peserta didik yang melakukan proses pembelajaran
dalam setiap kelompok belajar (Kastolani, 2014 : 174)
b. Adanya aturan kelompok
Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan
semua pihak yang terlibat baik peserta didik sebagai peserta didik
maupun peserta didik sebagai kelompok
c. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
Upaya belajar adalah segala aktivitas peserta didik untuk meningkatkan
kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan
30
baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun
ketrampilan.
d. Adanya tujuan yang harus dicapai
Aspek tujuan yang dimaksudkan untuk memberi arah perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Adapun kelebihan menggunakan model pembelajaran kooperatif
diantaranya adalah :
1) Melatih peserta didik dalam kelas multicultural yang saling
menghargai dalam perbedaan
2) Melatih peserta didik dalam bekerja secara team work,
bertanggung jawab secara individu dan kelompok
3) Melatih peserta didik untuk belajar mandiri tidak selalu
tergantung pada guru.
Kelemahan dari menggunakan model pembelajaran kooeperatif yaitu :
1) Memerlukan periode waktu yang lama untuk menghasilkan
kemandirian dan ketrampilan peserta didik dalam melakukan kerja
berbasis team work.
2) Peserta didik yang kurang mampu dalam belajar akan menjadi
penghambat dalam team work, karena mereka kurang mampu
beradaptasi dengan teman lainnya.
31
3) Apabila guru tidak dapat membagi kelompok kooperatif secara
heterogen, maka hasil pembelajaran tidak akan berkembang antara
kelompok satu dengan yang lainnya.
5. Model pembelajaran Make a Match
Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lurna Curran, Make a
Match saat ini menjadi salah satu model pembelajaran yang penting dalam
kelas. Tujuan dari model ini antara lain sebagai pendalaman materi,
penggalian materi, dan edutainment. Tata laksananya cukup mudah, tetapi
guru perlu melakukan beberapa persiapan khusus sebelum menerapkan
model ini (Miftakhul, 2013 : 251). Model Make a Match atau mencari
pasangan adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Jadi model
cooperative learning tipe Make a Match adalah model pembelajaran
cooperative dengan cara ,mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat,
siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan
mendapatkan poin ( Rusman, 2011 : 233).
Model make a match digunakan untuk membuat siswa aktif sehingga
siswa tidak merasakan kejenuhan saat pembelajaran. Dalam hal ini model
make a match bisa digunakan sebagai salah satu alternatif peningkatan hasil
belajar.
Dalam model ini siswa dituntut dengan aktif saat pembelajaran
berlangsung dikarenakan siswa mencari dan mencocokkan jawaban dan
pertanyaan yang sesuai dengan yang dimilikinya. Dengan model Make a
Match telah sesuai dengan kurikulum 2013 yang mana siswa dituntut aktif
32
dan siswa sebgai subjek pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas
dan guru hanya sebagai fasilitator.
a. Langkah-langkah menggunakan model pembelajaran Make a Match
antara lain :
1) Guru menyampaikan materi di depan kelas
2) Siswa di dalam kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok
3) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil
mendapatkan pasangan sebelum batas waktu habis (disini guru
dapat membuat aturan bersama-sama dengan siswa)
4) Tiap kelompok mendapatkan kartu soal dan jawaban
5) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus
mencocokkan soal dan jawaban yang sudah tersedia. Guru
memberikan batas maksimal waktu yang diberikan kepada masing-
masing siswa atau kelompok dalam mencocokkan soal dan jawaban
6) Jika waktu sudah habis, semua kelompok berhenti dalam
mencocokkan soal dan jawaban
7) Guru bersama siswa membaca soal dan jawaban yang tertera pada
masing-masing kelompok dan memberikan evaluasi
8) Setelah satu babak dikocok lagi agar setiap siswa mendapatkan
kartu yang berbeda dari sebelumnya (Rusman, 2011:223)
33
b. Kelebihan dan kelemahan ModelMake a Match
Menurut (Miftakhul Huda, 2014 : 253-254) dalam bukunya kelebihan
dan kelemahan model pembelajaran Make aMatch adalah sebagai
berikut :
1) Kelebihan model pembelajaran Make a Match
a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara
kognitif maupun secara fisik
b) Karena ada unsur permainan, maka model ini sangat
menyenangkan
c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
d) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil
presentasi
e) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk
belajar
2) Kelemahan model pembelajaran Make a Match
a) Jika model ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak
waktu yang terbuang
b) Pada awal-awal penerapan model, banyak siswa yang akan
malu berpasangan dengan lawan jenisnya
c) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, banyak siswa
yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan
34
d) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman
pada siswa yang tidak mendapatkan pasangan, karena mereka
bisa malu.
e) Menggunakan model ini secara terus menerus akan
menimbulkan kebosanan.
6. Media Visual Flip Chart
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar
(Sukiman, 2012 : 27). Dalam dunia pendidikan media telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan serta mewujudkan
tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang guru
diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan suasana
pembelajaran efektif, kreatif dan menyenangkan ( Rasimin, 2012 : 135).
Menurut Arsyad (2017 : 3),media adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa dapat
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, misalnya guru,
buku, teks, lingkungan sekolah. Media pembelajaran merupakan segala
bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi
atau benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi efektifitas belajar.
35
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa media pembelajaran
merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam menyampaikan
pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran dapat dimaknai
sebagai alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan informasi
pembelajaran dari sumber guru maupun yang lain atau pembimbing
siswa (wali orangtua) untuk tetap memberikan motivasi siswa belajar.
Oleh karena itu media hendaknya dipandang sebagai pelengkap
pembelajaran bukan sebagai pengganti peran guru atau pengajar. Media
belajar sebagai alat mempengaruhi proses pembelajaran yang
berdampak langsung terhadap siswa baik secara positif maupun negatif.
Dalam hal ini sekolah harus memperhatikan alat pembelajaran sebagai
sarana untuk menunjang prestasi belajar anak.
b. Tujuan media
Belajar tidak akan efektif tanpa alat-alat belajar yang memadai.
Semakin lengkap alat-alat belajar semakin nyaman pula para siswa
belajar. Alat-alat perlengkapan yang dapat dipakai antara lain : ruang
belajar, meja, kursi, buku-buku, rak buku,alat-alat tulis,dan lain-lain.
Kaitannya dengan hal ini, maka tujuan media belajar adalah :
36
1) Mempermudah proses pembelajaran dikelas dalam memperjelas
makna pesan yang disampaikan
2) Perangsang belajar yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.
3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
4) Membantu konsenterasi pembelajar dalam proses pembelajaran
5) Menarik perhatian siswa lebih besar karena prosesnya tidak
membosankan (Kastolani, 2014 :230 – 231).
c. Kriteria pemilihan media
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem intruksional secara keseluruhan. Untuk
itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media
yaitu sebagai berikut :
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan
tujuan intruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,konsep,
prinsip atau generalisasi.
3) Praktis, luwes dan bertahan.
4) Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus
mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.
37
5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok
besar belum tentu efektif untuk kelompok kecil atau perorangan
(Arsyad, 2017 : 75).
d. Media Bagan balikan atau Flip Chart
Bagan atau chart adalah media visual yang berfungsi pokok
menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Sebagai
media yang baik, bagan haruslah dapat dimengerti anak, sederhana dan
lugas,tidak rumit atau berbelit-belit (Sadiman, 2006 : 35).
Flip Chart adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran,
yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru
dalam mengehmat wajtunya untuk menuliskan dipapan tulis. Lembaran
kertas yang sama ukurannya di jilid jadi satu secara baik agar lebih
bersih dan rapi. Penyajian dengan flipchart sangat menguntungkan
untuk informasi visual seperti : kerangka berfikir, gambar-gambar,
huruf-huruf, diagram, bagan,angka-angka (Arsyad, 2003:40). Flipchart
yang digunakan dalam penelitian tersebut berukuran standart 60 x 90
cm, menggunakan gambar dengan pesan jelas, dan singkat yang sudah
disederhanakan, menggunakan warna mencolok dan tebal sehingga
semua siswa dapat melihatnya. Dalam Flip Chart lebih banyak
menampilkan gambar daripada pesan atau keterangan, karena dengan
gambar guru lebih mudah menerangkannya dan siswa juga lebih mudah
38
memahaminya, sedangkan keterangan pada flip chart hanya tambahan
saja.
Adapun langkah-langkah menggunakan media visual Flip Chart atau
bagan balikan (Jurnal ekonomi dan pendidikan, 2011) yaitu :
1. Mempersiapkan diri. Guru perlu menguasai bahan pembelajaran
dengan baik, dan memiliki ketrampilan untuk menggunakan media
tersebut
2. Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi Flip Chart, sehingga dapat
dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas
tersebut
3. Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu
diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran
4. Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi mulailah
memperlihatkan lembaran-lembaran gambar pada media Flip Chart
atau bagan balikan dan berikan keterangan yang cukup
5. Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa
mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah
disampaikan jelas dipahami atau masih kurang jelas.
6. Menyimpulkan materi. Dorong siswa berperan aktif menyimpulkan
materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu maka siswa atau
guru membuka kembali beberapa lembaran Flip Chart yang
dianggap penting
39
Flip chart memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut beberapa
keunggulan dan kelemahan media visual flipchart,
a. Keunggulan media visual Flip Chart
1) Mampu memberi info ringkas dengan cara praktis.
2) Media yang cocok untuk kebutuhan dalam ruangan maupun luar
ruangan
3) Bahan dan pembuatannya murah
4) Mudah dibawa kemana-mana
5) Mampu meningkatkan pesan dasar bagi fasilitator
b. Kelemahan media visual Flip Chart
1) Seringkali Flip Chart terlalu rumit dan detail
2) Siswa yang kurang baik penglihatannya akan mendapatkan
kusukaran
3) Jika Flip Chart dilaksanakan secara professional, maka akan
memakan biaya yang banyak
Kaitan hasil belajar dengan media pembelajaran yaitu pada jenjang
sekolah dasar, siswa masih berfikir konkrit dan belum mampu berfikir
secara abstrak dengan maksial, maka keberdaan media pembelajaran
menjadi sangat penting untuk menunjang dan memberikan gambaran
nyata tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Media
pembelajaran yang digunakan dengan baik akan dapat menghilangkan
kebiasaan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu
40
verbalisme. Selain itu media pembelajaran juga dapat meningkatkan
hasil belajar.
B. KAJIAN PUSTAKA
Berikut ini beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya
:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih (2016) dengan hasil
penelitian yaitu, bahwa model pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD N 2 Kalinanas Kecamatan
Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun 2016 pada mata pelajaran IPA
materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Hal ini dibuktikan pada
hsil pra siklus yang mencapai KKM hanya 29,42 ( 5 siswa yang tuntas)
sedangkan 70,58 tidak tuntas. Kemudian pada siklus I yang telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal 53% (9siswa yang tuntas) dengan
nilai rata-rata 62,35 sedangkan pada siklus II yang telah mencapai
kriteria ketuntasan minimal sebesar 88% (15 siswa yang tuntas) dengan
rata-rata 72,94.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2017) dengan hasil penelitian
bahwa model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi sumber energi kelas II
MI Al Ma‟arif Ruwoboni dusun Rowoganjar, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang tahun 2017. Pada siklus I ke siklus II sebesar 8,4%
dan siklus II ke III sebesar 25%. Hal ini dapat dijelaskan pada
peningkatan hasil belajar pada siklus I diperoleh data siswa (58,3%)
41
tuntas belajar yang belum tuntas ada 5 siswa (41,7%) tuntas belajar dan 4
siswa (33,3%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 79,67.
Kemudian siklus III hanya 1 siswa (8,3) yang tidak tuntas dari 12 jumlah
siswa dan 11 siswa (91,7%) tuntas KKM dengan nilai rata-rata kelas
88,67. Berdasarkan data tersebut hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Make a Match memperoleh
peningkatan, siklus II ke III (25%)dengan peningkatan rata-rata 9.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mas‟amah (2017) bahwa pengaruh yang
signifikan pada penggunaan model pembelajaran Make a Match terhadap
hasil belajar kognitif PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Sidokerto
Kecamatan Bumiratu Nuban tahun pelajaran 2016/2017. Pengaruhnya
dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen adalah
77,83 sedangkan kelas kontrol adalah 66,61. Begitu pula dapat dilihat
perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 0,48, masuk
kedalam kriteria sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,25 masuk
kedalam kriteria rendah. Selisih nilai rata-rata kedua kelas tersebut 0,23.
4. Affandi (2013) menyimpulkan bahwa (1) profil konsepsi awal siswa
dilihat dari rata-rata presentase yang miskonsepsi tentang getaran
tergolong masih tinggi, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata presentase
miskonsepsi siswa belum mengikuti remediasi yang dilihat dari pretest
yaitu sebesar 89,56%. Profil konsepsi siswa yang benar setelsh dilakukan
remidiasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan media
visualFlip chart meningkat secara bervariasi. Hal ini dapat ditunjukkan
42
dengan rata-rata presentase miskonsepsi siswa pada postest yaitu sebesar
49,13%. (2) Terdapat perubahan konseptual siswa yang signifikan antara
sebelum dan sesudah diberikan remidiasi menggunakan metode
demosntrasi berbantuan media Flip Chart pada materi getaran. (3)
remidiasi menggunakan metode demonstrasi berbantuan media Flip
Chart efektif untuk memperbaiki miskonsepsi siswa pada materi getaran
di kelas VII SMP Swasta Nurul Islam. Hal ini dapat diketahui dari
presentase rata-rata efektivitas remidiasi seluruh konsep dengan kategori
sedang yaitu sebesar 44,8%.
Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa
penggunaan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik, namun tidak hanya pada hasil belajar IPA dan
PKn saja, akan tetapi juga pada hasil belajar PAI dan IPS. Jadi model
pembelajaran Make a Matchdapat digunakan pada semua mapel dan
dapat digunakan pada setiap jenjang pendidikan baik SD maupun SMP.
Penelitian diatas memiliki tujuan yang sama dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti, perbedaannya terletak pada objek
penelitiannya. Jika penelitian diatas objek dengan media Flip Chartnya
adalah siswa SMP, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tingkatan SD
atau MI kelas V. Perbedaannya juga terletak pada variabel yang akan
diteliti yaitu skripsi diatas variabel yang diteliti meliputi motivasi belajar,
aktivitas belajar, hasil belajar, model pembelajaran Make a Match, dan
media Flip Chart, dimana setiap judulnya memuat dua variabel yaitu
43
model Make a Match dengan pencapaian yang diinginkan dan media Flip
Chart. Sedangkan penelitian ini setidaknya telah mencakup tiga variabel
berupa hasil belajar, model pembelajaran Make a Match dan media Flip
Chart.
44
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Profil MI Ma’arif Kutowinangun
Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MI Ma‟arif Kutowinangun
b. NISM / NPSN : 111233730004/60713837
c. Terakreditasi : B
d. Alamat : Jl. Nusantara 1 Canden, Kel Kutowinangun
Lor, Kec Tingkir Kota Salatiga
e. NPWP : 003823309-505-000
f. Kepala Madrasah : Zulfa Anturida, S.Pd
g. Tlp / kode pos : 08562696135/50742
h. Nama yayasan : Ma‟arif
i. Alamat yayasan : Jl. Nusantara 1 Canden, Kutowinangun,
Tingkir, Kota Salatiga
j. No Akte yayasan : LK3C95 pgmMI 1978
k. Luas tanah : 899m2
2. Visi dan Misi Madrasah
1) Visi madrasah
“Terwujudnya madrasah yang melahiran generasi yang berilmu,
berakhlak mulia dan bertanggung jawab sesuai nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa “
45
2) Misi Madrasah
b) Menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dan
menyenangkan dalam rangka mewujudkan misi.
c) Memberdayakan seluruh potensi peserta didik agar berprestasi
secara maksimal baik intelektual, emosional maupun spiritual.
d) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan dengan
semangat kebangsaan.
3. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah
a. Keadaan guru MI Ma‟arif Kutowinangun
Jumlah guru atau staf pengajar di MI Ma‟arif Kutowinangun tahun
ajaran 2019/2020 berjumlah 10 orang. Berikut ditunjukkan dengan
tabel 3.1 adalah data guru :
Tabel 3.1 Data Guru MI Ma’arif Kutowinangun
No Nama Guru NIP Jabatan
1 Zulfa Anturida,
S.Pd
197011122005011002 Kepala
Sekolah
2 Ismawadati, S.Pd.I 197603102007012035 Guru Kelas IV
3 Ernawati, S.Pd.I 198205312007102003 Guru Kelas I
4 Suparti,S.Pd.I GTY Guru Kelas III
5 Roudlotul
Muflikhin,S.Pd.I
GTY Guru Kelas
IIA
6 Umi Nur
Khairiyah,S.Pd.I
GTT Guru Kelas VI
7 Yusuf Ali
Imron,M.Pd
GTT Guru Kelas
VA
8 Ulfa
Yulianingsih,S.Pd
GTT Guru Kelas
VB
46
9 Siti Nur
Kholifah,S.Pd.I
GTT Guru Kelas IIB
10 Imam
Sya‟roni,S.Pd
GTT Guru Bahasa
Jawa
Rata-rata guru yang mengajar di MI Ma‟arif Kutowinangun
sudah memenuhi persyaratan sebagai guru yaitu sudah memiliki ijazah
minimal S1. Guru-guru yang mengajar di MI Ma‟arif Kutowinangun
berdomisili tidak jauh dari madrasah, sehingga memudahkan siswa
maupun wali murid untuk berkomunikasi langsung dengan guru-guru
tersebut.
b. Keadaan siswa MI Ma‟arif Kutowinangun
Secara keseluruhan jumlah siswa di MI Ma‟arif Kutowinangun
berjumlah 165 siswa. Ditunjukkan jumlah siswa MI Ma‟arif
Kutowinangun tahun pelajaran 2019/2020 ditunjukkan pada tabel 3.2
sebagai berikut.
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa MI Ma’arif Kutowinangun
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 20 8 28
2 II A 7 11 18
3 II B 6 12 18
4 III 9 12 21
5 IV 10 13 23
6 V A 15 8 23
7 V B 3 7 10
8 VI 9 16 25
Total 166
47
4. Subjek penelitian
Siswa kelas VA MI Ma‟arif Kutowinangun salatiga berjumlah 23
siswa, yang terdiri dari 15 perempuan dan 8 siswa laki-laki.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VA
No Nama Jenis Kelamin
1 ANA Perempuan
2 AEPH Perempuan
3 ADYS Perempuan
4 AD Perempuan
5 ADS Laki-laki
6 FAP Laki-laki
7 KP Perempuan
8 LM Perempuan
9 MTA Perempuan
10 MF Laki-laki
11 MAM Laki-laki
12 MRA Laki-laki
13 NPI Perempuan
14 NNS Perempuan
15 NL Perempuan
16 PAD Perempuan
17 QM Perempuan
18 REA Perempuan
19 MRS Laki-laki
20 NRN Perempuan
48
21 RS Perempuan
22 RBS Laki-laki
23 TR Laki-laki
5. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VA mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial materi Peristiwa keadatangan bangsa barat
tahun ajaran 2019/2020. Pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan
jam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VA di MI Ma‟arif
Kutowinangun . Berikut daftar waktu pelaksanaan penelitian :
a. Kegiatan Prasiklus untuk observasi awal pada tanggal 01 Februari
2020
b. Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2020
c. Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2020
B. Deskripsi Prasiklus
Penelitian prasiklus ini dilakukan pada tanggal 01 Februari 2020 di kelas
VA MI Ma‟arif Kutowinangun, Kota Salatiga. Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data nilai siswa dari
wali kelas tentang mata pelajaran IPS dan tentang kebiasaan siswa saat
pembelajaran berlangsung. Dari situ didapatkan nilai-nilai siswa yang
beberapa mendapatkan nilai di bawah rata-rata kelas dari 23 siswa diketahui
ada 18 siswa yang belum tuntas atau belum mencapai standar KKM dan 5
siswa dinyatakan sudah tuntas atau mencapai standar KKM.
49
C. Deskripsi Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan pada semester II sesuai dengan materi
yang berada pada semester II, tepatnya pada tanggal 07 Februari 2020 Siklus
I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35
menit diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah 23 siswa. Pelaksanaan setiap
siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu tahap perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi
(reflection). Berikut rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama
kegiatan pembelajaran tindakan siklus I :
1. Perencanaan ( Planning)
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Mempersiapkan bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran
c. Menyiapkan media Flip Chart atau bagan balikan, cengkih,kemiri,yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
d. Membuat lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa.
e. Membuat instrumen berupa soal evaluasi atau lembar tes yang
digunakan untuk mengetahui dan menggali data hasil belajar siswa
50
yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan yaitu peristiwa
kedatangan bangsa barat
f. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas VA selaku
kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan mode
pembelajaran Make a Match berbantuan media visual Flip Chart.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2020. Dengan
materi pembelajaran tentang Peristiwa kedatangan bangsa barat. Model
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modelpembelajaran Make a
Match dan media visual Flip Chart. Tahap-tahap yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Kelas dimulai dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa
2) Kelas dilanjutkan dengan membaca do‟a ( Religius )
3) Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap
saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita
4) Guru memberi motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
(Integritas)
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagi siswa menjadi dua bagian, untuk melaksanakan
model pembelajaran Make a Match yaitu mencari pasangan antara
soal dan jawaban (Integritas)
51
2) Mengamati
a. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang model
pembelajaran yang akan dilakukan berupa tahap-tahap mencari
pasangan.
b. Peserta didik mengamati media visual Flip Chart yang
mewakili gambaran dari materi
c. Peserta didik mengamati penjelasan guru mengenai materi
peristiwa kedatangan bangsa barat
3) Menanya
a. Peserta didik memberikan tanggapan hasil penjelasan guru
tentang materi yang dipelajari
b. Peserta didik bertanya tentang materi peristiwa kedatangan
bangsa barat yang belum difahami
4) Mengasosiasi
a. Peserta didik merumuskan materi peristiwa kedatangan bangsa
barat dengan tingkat pemahamannya
5) Mengkomunikasikan
a. Masing-masing individu secara bergantian memaparkan hasil
materi yang telah dipelajari baik yang didapatkan sendiri dari
penjelasan guru maupun informasi beragam yang didapatkan
dari teman yang lain saat melaksanakan model pembelajaran
Make a Match
52
c. Kegiatan penutup
1) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil
belajar selama sehari (Integritas)
2) Guru memberikan evaluasi untuk mengukur sejauh mana
kemampuan peserta didiknya setelah pembelajaran berlangsung
3) Guru memberikan penguatan materi ajar
4) Guru mengajak siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan
masing-masing untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran
3. Pengamatan (Observation)
Setelah tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya adalah pengamatan
ataua observasi. Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam mengajar dengan menggunakan model Make a
Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan
secara langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun
sebelumnya. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang dicapai guru dalam proses pembelajarannya.
4. Refleksi (Reflektion)
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan
untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Make a Match. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran. Pada akhir kegiatan
pembelajaran hasil dari penilaian diketahui nilai siswa yang tuntas atau
53