Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
145
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2
RA’AS
Syaiful Rijal Alinata
Guru SMP Negeri 2 Ra’as, e-mail: [email protected]
Abstrak : Berdasarkan observasi terhadap siswa kelas VIII SMPN 2 Ra’as diperoleh gambaran bahwa kelas ini merupakan kelas yang pasif. Indikatornya adalah kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran. Siswa cenderung diam , keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyan juga kurang. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar terkesan kurang menunjukkan aktivitas yang berarti. Kondisi seperti ini jelas berakibat pada prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian, hanya 13 dari 24 siswa atau 54,17 % yang dinyatakan mencapai KKM. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan hasil belajar IPS melalui penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016. Pengambilan data untuk aktivitas siswa dilakukan dengan cara pengamatan,dan untuk hasil belajar dilakukan dengan mengambil data dari hasil nilai ulangan harian. Analisis data dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan: Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI dengan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terjadi peningkatan 12,5%, yaitu dari 79,17 % ( tuntas secara klasikal) pada siklus I menjadi 91,67 % (tuntas secara klasikal) pada siklus II. Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Teknik Jigsaw.
Abstract: Based on the observations of the students of class VIII SMPN 2 Ra'as a picture that this class is a class that is passive. The indicator is the lack of participation of students in participating subjects. Students tend to be quiet, the courage to ask and answer the question too less. So that the process of learning seem less showed significant activity. Such conditions clearly resulted in student achievement in social studies. Evident from the average value of daily tests, only 13 out of 24 students or 54.17% stated achieve KKM. The purpose of this study was to find out the increase learning outcomes through the use of IPS jigsaw cooperative learning techniques in class VIII SMP Negeri 2 Ra'as the academic year 2015 / 2016. Data collection for student activities conducted by observation, and to the results of study conducted by retrieving data of the results of daily tests. Data was analyzed using qualitative descriptive analysis techniques. Based on the results of data analysis can be concluded: The results of students in the learning process material IPS Events Around Proclamation and process of formation of the Homeland with cooperative learning methods Jigsaw model increased 12.5%, from 79.17% (complete classical) in cycle I became 91.67% (complete classical) in the second cycle. Keywords:Improved Results Learning, Cooperative Learning, Jigsaw Technique.
PENDAHULUAN
SMPN 2 Ra’as adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di
wilayah kepulauan. Karakteristik dan kemampuan akademik siswanya sangat beragam,
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)
146
karena dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Salah
satunya adalah siswa kelas VIII tahun pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan pengamatan pada awal semester, terlihat dalam proses belajar
mengajar untuk siswa kelas VIII dengan menggunakan metode mengajar konvensional
(ceramah, tanya jawab, latihan dan tugas) siswa menjadi bosan. Siswa kurang
berpartisipasi dalam mengikuti mata pelajaran ini. Siswa cenderung pasif, keberanian
untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan juga kurang. Sehingga proses kegiatan
belajar mengajar terkesan kurang menunjukkan aktivitas yang berarti. Artinya guru
terlihat aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan siswanya pasif. Kondisi seperti
ini jelas berakibat pada prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS sangat rendah.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupa rata-rata nilai ulangan harian,
yang hanya 13 dari 24 siswa atau 54,17 % yang dinyatakan mencapai KKM untuk mata
pelajaran IPS yaitu nilai 70 dengan rata-rata perolehan nilai 65.
Untuk itu diperlukan sebuah strategi baru yang lebih memberdayakan siswa.
Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi
sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak
mereka sendiri. Dalam hal ini peneliti akan melakukan suatu penelitian tindakan kelas
dengan melakukan perubahan strategi belajar mengajar mata pelajaran IPS pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as dengan menggunakan teknik Jigsaw khususnya pada
materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI. Metode
ini paling sesuai untuk mata pelajaran ilmu sosial, kepustakaan, sebagian dari ilmu
pengetahuan alam, dan bidang keilmuan lain yang tujuan pembelajarannya lebih pada
penguasaan konsep dari pada penguasaan keterampilan (Slavin, 2009).
Penggunaan pembelajaran kooperatif tehnik jigsaw diyakini dapat mengatasi
masalah di atas, karena (1) Dapat membangkitkan motivasi siswa, (2) Dapat
menimbulkan respon untuk bertanya dan memberi pendapat, dan (3) Siswa dapat
berlatih menghargai pendapat orang lain. Beberapa manfaat pembelajaran kooperatif
termasuk teknik jigsaw yaitu : (1) meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, (2) rasa
harga diri menjadi lebih tinggi, (3) memperbaiki sikap terhadap Sejarah, (4)
memperbaiki kehadiran, (5) penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih
besar, (6) perilaku mengganggu lebih kecil, (7) konflik antar pribadi berkurang, dan (8)
meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (Ibrahim, 2000).
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut : (1) Bagaimana aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP Negeri 2
Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016, (2) Bagaimana penggunaan metode pembelajaran
kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan hasil
belajar IPS melalui penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Ra’as tahun pelajaran 2015 / 2016.
Pada penelitian serupa sebelumnya yang dilakukan oleh Ning Endah Sri Rejeki,
guru Matematika SMP Negeri 2 Toroh Grobogan, disimpulkan bahwa model Jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar Matematika sehingga sangat efektif untuk dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar (Rejeki, 2009). Oleh karena itu jika proses belajar
mengajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Ra’as menggunakan
Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….
147
Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw dalam menyampaikan materi pembelajaran,
maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.
METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Pebruari pada semester II
(Genap) tahun Pelajaran 2015 / 2016 di SMP Negeri 2 Ra’as yang beralamat di Jl. Raya
Jungkat Kecamatan Ra’as. Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as
dengan jumlah 24 siswa. Laki-laki 17 siswa dan perempuan 7 siswa.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK merupakan salah satu metode penelitian yang berorientasi menyelesaikan
permasalahan dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan melalui tindakan yang telah dilakukan. Namun tak dapat dipungkiri
bahwa dalam pelaksanaannya PTK memiliki keterbatasan, yaitu validitasnya (kesahihan
PTK), dimana metodologi yang digunakan agak longgar (sifat informal), kaidah-kaidah
penelitian kurang dapat dijaga (terutama dalam pengumpulan data), yang
memungkinkan dimanipulasi oleh guru. Selain itu hasil dari PTK tidak dapat
digeneralisasi karena terkait dengan siswa dalam kelas tertentu. Artinya solusi terhadap
permasalahan yang diberikan hanya berlaku dalam kelas tersebut (Madeamin, 2012).
Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari Kemmis
dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan),
dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang
sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Sukidin, 2008).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Lembar observasi
aktivitas guru, Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar Kegiatan, dan Lembar Tes.
Analisis data dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif kualitatif yang meliputi: (a)
Reduksi data meliputi pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan semua data
yang diperoleh mulai dari awal pengumpulan hingga penyusunan laporan penelitian, (b)
Penyajian data meliputi pengumpulan informasi yang diperoleh dari data hasil reduksi
dan penyusunan secara sistematis untuk memberikan gambaran yang mendukung dalam
menarik kesimpulan, (c) Penarikan kesimpulan meliputi pemberian makna, dan
penyajian kebenaran dan gambaran data yang telah tersusun secara sistematis (Junaidi,
2006).
Adapun Indikator Keberhasilan dari penelitian ini adalah: (a) Keaktifan guru;
Guru bisa dikatakan sudah melakukan perbaikan cara mengajar jika dari hasil
pengamatan aktivitas guru diperoleh skor dengan kategori sangat baik yaitu minimal >
75 %; (b) Keaktifan belajar siswa; Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah jika
minimal 75% dari seluruh siswa aktif atau ada pada kategori baik. Siswa dikatakan aktif
jika persentase keaktifan siswa > 75 % (kategori Sangat Baik); (c) Hasil belajar; Hasil
belajar dapat dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar siswa lebih tinggi dari rata-
rata hasil belajar siswa pada tes sebelumnya dan minimal 81% siswanya mencapai nilai
KKM (minimal 70).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)
148
Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) 1, LK 1, soal tes 1 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar pengolahan nilai tes metode
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
Untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 11,15,16 Januari 2016 di kelas VIII
dengan jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Yaitu sesuai
dengan langkah – langkah yang sesuai dengan pembelajaran Kooperatif ( Cooperative
Learning ) model Jigsaw.
Langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut :
( 1 ) Kelompok Awal ( home group ).
Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang.
Guru membagikan LK kepada masing-masing kelompok yang didalamnya
terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dicari jawabannya. Jumlah
permasalahan sesuai dengan jumlah anggota kelompok yaitu 4 permasalahan.
Ketua kelompok membagi permasalahan tersebut kepada masing – masing
siswa dalam satu kelompok, sehingga setiap siswa memperoleh soal yang
berbeda.
Siswa kemudian mencari jawaban terhadap soal yang diberikan guru.
( 2 ) Kelompok Ahli (Expert Group)
Setelah seluruh siswa memperoleh jawaban terhadap soal yang diterimanya,
guru mengelompokkan mereka yang mempunyai soal sama menjadi satu
kelompok. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
Dalam kelompok ahli mereka harus membahas jawaban dari masing – masing
anggota sehingga diperoleh jawaban final yang nanti disampaikan pada anggota
yang lain pada kelompok awal.
Setelah diperoleh jawaban final, mereka kembali pada kelompok awal, dan
masing – masing siswa secara bergilir menyampaikan hasilnya pada rekannya
yang lain.
Akhirnya secara keseluruhan masing – masing kelompok melaporkan hasilnya
pada guru.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan klarifikasi terhadap jawaban siswa
terutama terhadap jawaban yang kurang sempurna. Untuk memperdalam materi
juga dilakukan proses tanya jawab antara siswa dengan guru.
Di akhir pembelajaran guru memberikan lembar tes kepada semua siswa untuk
mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang
telah dibahas. Nilai dari hasil tes ini merupakan nilai individu. Tetapi nilai dari
masing-masing individu tersebut nantinya akan di rekapitulasi menjadi nilai
kelompok guna menentukan kelompok mana yang terbaik. Hal ini dimaksudkan
agar seluruh anggota kelompok merasa bertanggung jawab dan berkepentingan
akan tingkat penguasaan materi dari teman sesama kelompoknya.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar
mengajar. Hal yang menjadi fokus pengamatan pertama adalah aktivitas guru. Untuk ini
digunakan lembar pengamatan aktivitas guru. Pengamatan dilakukan oleh guru lain
sebagai kolaborator. Pada siklus I ini hasil pengamatan untuk aktivitas guru adalah
sebagai berikut:
Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….
149
Tabel 4.1 Aktifitas Guru Pada Siklus I
KEGIATAN SKOR % KATEGORI
Persiapan 20 100 Sangat Baik
Pendahuluan 11 73,33 Baik
Kegiatan Inti 48 87,27 Sangat Baik
Penutup 10 100 Sangat Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa aktivitas guru tersebut sudah sangat baik
kecuali untuk kegiatan pendahuluan yang masih pada kategori baik.
Aktifitas siswa selama proses pembelajaran menjadi pengamatan selanjutnya
baik oleh guru sebagai peneliti maupun oleh kolaborator. Dari lembar pengamatan
aktivitas siswa diperoleh hasil sebagai beikut:
Tabel 4.2 Aktifitas Siswa Pada Siklus I
Siswa No. Skor % Kategori
1 8 53,33 Baik
2 9 60 Baik
3 12 80 Sangat Baik
4 9 60 Baik
5 7 46,67 Cukup
6 12 80 Sangat Baik
7 12 80 Sangat Baik
8 9 60 Baik
9 9 60 Baik
10 12 80 Sangat Baik
11 12 80 Sangat Baik
12 15 100 Sangat Baik
13 7 46,67 Cukup
14 9 60 Baik
15 14 93,33 Sangat Baik
16 12 80 Sangat Baik
17 15 100 Sangat Baik
18 14 93,33 Sangat Baik
19 15 100 Sangat Baik
20 13 86,67 Sangat Baik
21 10 66,67 Baik
22 8 53,33 Baik
23 11 73,33 Baik
24 15 100 Sangat Baik
Rata-Rata 74,72
Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk aktivitas siswa pada siklus I ini
memperoleh nilai rata-rata persentase 74,72 % artinya ada pada kategori Baik. Tentunya
perlu diupayakan peningkatan sehingga mencapai kategori sangat baik nantinya.
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)
150
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes tulis I dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Nilai Tes Pada Siklus I
Siswa
No.
Skor Nilai Keterangan
T TT
1 40 50 √
2 60 75 √
3 60 75 √
4 60 75 √
5 40 50 √
6 60 75 √
7 60 75 √
8 60 75 √
9 50 62,5 √
10 60 75 √
11 60 75 √
12 70 87,5 √
13 50 62,5 √
14 60 75 √
15 70 87,5 √
16 60 75 √
17 70 87,5 √
18 60 75 √
19 70 87,5 √
20 70 87,5 √
21 70 87,5 √
22 50 62,5 √
23 60 75 √
24 70 87,5 √
Jumlah 1.800 19 5
Rata-rata 75
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I
Uraian Hasil Siklus I
Nilai rata-rata tes
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang tidak tuntas
Persentase ketuntasan belajar
Klasikal
75
19
5
79,17
Belum Tuntas
Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….
151
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa
belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 79,17 %
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 81%.
Untuk mengetahui kelompok yang memperoleh nilai terbaik, maka dilakukan
rekapitulasi nilai perkelompok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Grafik 4.1. Rekapitulasi Nilai Per Kelompok Siklus I
Berdasarkan grafik 4.1 diketahui bahwa hanya satu kelompok, yaitu kelompok V, yang
memiliki kategori Sangat Baik.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Siklus I, refleksi dari hasil
pengamatan sebagai berikut: (1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. (2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.
(3) Adanya siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. (4)
Kerjasama kelompok yang masih belum maksimal.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya yaitu:
(1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung
dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. (2) Guru perlu mendistribusikan waktu
secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan. (3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias. (4) Guru harus menekankan pentingnya kerjasama
pada setiap kelompok.
Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal
18, 22, 23 Januari 2016 di kelas VIII dengan jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Untuk aktivitas guru pengamatan tetap dilakukan oleh guru lain sebagai
kolaborator. Pada siklus II ini hasil pengamatan untuk aktivitas guru adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.5. Aktifitas Guru Pada Siklus II
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)
152
KEGIATAN SKOR % KATEGORI
Persiapan 20 100 Sangat Baik
Pendahuluan 13 86,67 Sangat Baik
Kegiatan Inti 48 87,27 Sangat Baik
Penutup 10 100 Sangat Baik
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa aktivitas guru tersebut pada setiap indikator
sudah pada kategori sangat baik.
Aktifitas siswa selama proses pembelajaran menjadi pengamatan selanjutnya
baik oleh guru sebagai peneliti maupun oleh kolaborator. Dari lembar pengamatan
aktivitas siswa diperoleh hasil sebagai beikut:
Tabel 4.6 Aktifitas Siswa Pada Siklus II
Siswa
No.
Skor % Kategori
1 11 73 Baik
2 11 73 Baik
3 14 93 Sangat Baik
4 13 87 Sangat Baik
5 10 67 Baik
6 14 93 Sangat Baik
7 14 93 Sangat Baik
8 11 73 Baik
9 11 73 Baik
10 14 93 Sangat Baik
11 14 93 Sangat Baik
12 15 100 Sangat Baik
13 10 67 Baik
14 11 73 Baik
15 15 100 Sangat Baik
16 14 93 Sangat Baik
17 15 100 Sangat Baik
18 15 100 Sangat Baik
19 15 100 Sangat Baik
20 14 93 Sangat Baik
21 12 80 Sangat Baik
22 11 73 Baik
23 13 87 Sangat Baik
24 15 100 Sangat Baik
Rata-Rata 86,67
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa untuk aktivitas siswa pada siklus II ini
memperoleh nilai rata-rata persentase 86,67 % artinya ada pada kategori Sangat Baik.
Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….
153
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi lembar tes II dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Instrument yang digunakan adalah lembar tes II. Adapun data hasil tes pada
siklus II adalah sebagai berikut:
Table 4.7. Nilai Tes Pada Siklus II
Siswa
No.
Skor Nilai Keterangan
T TT
1 60 75 √
2 60 75 √
3 70 87,5 √
4 70 87,5 √
5 50 62,5 √
6 70 87,5 √
7 70 87,5 √
8 70 87,5 √
9 50 62,5 √
10 70 87,5 √
11 70 87,5 √
12 80 100 √
13 60 75 √
14 60 75 √
15 70 87,5 √
16 70 87,5 √
17 80 100 √
18 80 100 √
19 80 100 √
20 70 87,5 √
21 70 87,5 √
22 60 75 √
23 70 87,5 √
24 80 100 √
Jumlah 2.020 22 2
Rata-rata 84,17
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus II
Uraian Hasil Siklus II
Nilai rata-rata tes
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Klasikal
84,17
22
91,67
Tuntas
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 84,17 dan dari 24
siswa yang telah tuntas sebanyak 22 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 95,83%
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik
dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)
154
adanya peningkatan kemampuan guru dalam membangkitkan motivasi belajar dan juga
kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw
membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa
lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
Dan untuk mengetahui kelompok yang memperoleh nilai terbaik, maka dilakukan
rekapitulasi nilai perkelompok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Grafik 4.2. Rekapitulasi Nilai Per Kelompok Siklus II
Berdasarkan grafik 4.2 diketahui bahwa ada lima kelompok, yaitu kelompok
I,III,IV,V,VI, yang memiliki kategori Sangat Baik. Sedangkan hanya satu kelompok
yang berkategori Baik. Hal ini berarti kerjasama antar anggota kelompok sudah
berlangsung sangat baik.
Dari data-data yang telah diperoleh sebagi refleksi dapat diuraikan sebagai
berikut: (1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi
persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. (2) Berdasarkan
data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik. (4) Hasil belajar siswa pada siklus II
mencapai ketuntasan.
Pembahasan
Aktifitas Guru
Untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah
metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari
aktivitas guru yang muncul di antaranya mulai persiapan atau perencanaan, aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LK/menemukan
konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
dimana persentase untuk semua aktivitas di atas berada pada kategori sangat baik.
Aktifitas Siswa
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
IPS materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI
dengan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terjadi peningkatan dari 74,72 %
(kategori Baik) pada Siklus I menjadi 86,67 % (Kategori Sangat Baik) pada Siklus II.
Berarti terjadi peningkatan 11,95 %, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Alinata, Peningkatan Hasil Belajar IPS ….
155
Grafik 4.3. Aktivitas Siswa Per Siklus
Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model
Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru. Terbukti siswa yang tuntas belajar di kelas meningkat dari 79,17 %
(tuntas secara klasikal) pada siklus I menjadi 91,67 % (tuntas secara klasikal) pada
siklus II. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 12,5 %. Seperti tampak pada
gambar di bawah ini.
Grafik 4.4. Ketuntasan Belajar Siswa
Dengan tercapainya seluruh indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan
kelas ini pada siklus II maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus III. Dan dengan demikian
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw berhasil meningkatkan aktivitas siswa dan
prestasi hasil belajar siswa.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis rumuskan beberapa kesimpulan, yaitu :
(1) Pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini
menunjukkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh strategi belajar yang diberikan
guru. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam aktivitas belajar siswa. (2)
Pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi hasil belajar
materi Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya NKRI pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ra’as Tahun Pelajaran 2015/2016.
Sebagai saran untuk guru mata pelajaran IPS agar mempertimbangkan pemberian
materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai
macam strategi. Salah satunya adalah strategi pembelajaran yang digunakan adalah
teknik jigsaw. Dan kepada pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan
prasarana yang menunjang proses pembelajaran seperti media pembelajaran, buku-
buku penunjang dan peralatan teknologi informasi yang memadai.
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (145-156)
156
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, d. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Bandung: UNISA.
Junaidi, A. M. (2006). Strategi Meningkatkan Minat, Motivasi, dan Prestasi Belajar
Siswa Melalui Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Timur.
Madeamin, I. (2012, Nopember 4). http://www.ishaqmadeamin.com/2012/11/manfaat-
keterbatasan-dan-persyaratan-ptk.html. Dipetik September 4, 2016, dari Ishaq
Madeamin Blog: http://www.ishaqmadeamin.com
Rejeki, N. E. (2009). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII G Semester 2 SMP
Negeri 2 Toroh Grobogan. Media Penelitian Pendidikan .
Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Sukidin, B. S. (2008). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia.
133
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
Rina Ningsih
Guru SMP Negeri 2 Ngoro Mojokerto; e-mail:
Abstrak; Pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu
pemahaman keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya
inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya
manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal
ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.
Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran
sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Agar dapat
mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas)
dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Hal ini berarti
kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru menunjukkan keseriusan
saat mengajar. Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi
kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan dalam meningkatkan
kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran
dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar.
Kata kunci : Model Pembelajaran, tipe Jigsaw Learning dan hasil belajar.
Abstract; Instructor or teacher constitute one of determine factor in understanding to
receave succesfull education. Aspecially in the curriculum and increasing SDM that
success from trial education. It alwaysrecource to factor the teacher it shows that is
famous as actor the teacher in education would. It is also efort studying the
student.The teacher was demanded to many effort until be able to create the condition
effective studying teaching.In under to teach effective the teacher have to increase
aclasion study to the student, and to increase quality teach. The aclasion study student
is able to increased the way wraparound the student as active in studying. It means the
aclasion to study is very higher and optimal the teacher should seriously while teach
the student. Heigher imposible achievement study to created while in creass quality to
teach so the teacher able to plan teaching program and able to do in the interaction
study teaching.
Key words: Learning model, type Jigsaw Learning, and achievement.
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran IPS tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui
pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan
pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui
latihan-latihan atau tugas IPS dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide
kepada orang lain.
Berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar IPS siswa, dari hasil
pengamatan penulis selama melaksanakan proses pembelajaran di kelas VIII-A SMP
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)
134
Negeri 2 Ngoro kabupaten Mojokerto tahun pelajaran 2016/2017, ditemui beberapa
fakta antara lain siswa kurang adanya motivasi belajar terutama berkaitan dengan materi
pengembangan konsep IPS.
Kondisi ini terjadi bisa juga disebabkan karena proses pembelajaran yang selama
ini berlangsung kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran. Sehingga prestasi belajar IPS kurang memuaskan dan
jauh dari harapan guru.
Realitas ini memerlukan pemecahan yang serius dan harus secepat mungkin
ditangani, agar potensi siswa dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Hal ini
merupakan tugas dan kewajiban dari guru/pendidik untuk selalu berupaya
meningkatkan kemampuan siswa-siswa yang menjadi tanggung jawabnya.
Guru dituntut mempunyai kemampuan mengatur secara umum komponen-
komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar
komponen untuk mencapai tujuan secara efektif. Dalam rangka melaksakan tugas
secara professional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-
kemungkinan metode belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah
dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional (tujuan belajar yang dirumuskan secara
eksplisit dalam proses belajar mengajar), maupun dalam arti efek pengiring (hasil ikutan
yang didapat dalam proses belajar misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap
terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya).
(Suharyono dkk, 1991: 6).
Efektifitas Metode mengajar dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor
situasi, dan faktor guru itu sendiri. Dengan memiliki pengetahuan secara umum
mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.
Berpijak pada uraian latar belakang diatas, maka perlu kiranya diadakan suatu
penelitan pendidikan. Dalam hal ini penulis ingin mengangkat judul “Pengaruh
Penerapan Metode Jigsaw Learning Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Pada Mata
Pelajaran IPS Kompetensi Dasar Pelaku Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat,
Perusahaan,Koperasi Dan Negara Bagi Kelas Viii-A Smp Negeri 2 Ngoro Tahun
Pelajaran 2016/2017”
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan penulis
sebagaimana di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan
“Apakah penerapan metode Jigsaw Learning berpengaruh terhadap peningkatan
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah
tangga masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara bagi kelas VIII-A SMP Negeri 2
Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017”
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode Jigsaw Learning terhadap peningkatan prestasi
belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah tangga
masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara bagi kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro
Tahun Pelajaran 2016/2017. Dengan adanya penelitian yang penulis lakukan
mempunyai beberapa manfaat antara lain : dijadikan bahan pertimbangan informasi bagi
lembaga untuk menentukan langkah-langkah penggunaan metode pengajaran IPS,bahan
pertimbangan guru untuk memilih metode yang tepat bagi anak didik sesuai dengan
tujuan pengajaran dan bagi siswa untuk mempermudah proses belajar mengajar.
Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….
135
Penerapan metode Jigsaw Learning dapat meningkatkan prestasi belajar pada
mata pelajaran IPS kompetensi dasar Pelaku Ekonomi Rumah Tangga Masyarakat,
Perusahaan,Koperasi Dan Negara.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sesuai dengan yang direncanakan,
kita membutuhkan metode pengukuran dan alat pengukuran yang betul. Dengan kata
lain metode dan alat pengukuran merupakan unsur untuk mengetahui kemajuan murid
dalam rnencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengukuran hasil belajar biasanya dilakukan pada akhir bulan, semester, akhir
tahun, atau pada akhir tingkat pendidikan berupa ujian penghabisan atau evaluasi belajar
tahap akhir.
Seorang guru dalam proses belajar mengajar selalu berharap agar tercapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Untuk mencapai suatu pendidikan penguasaan
materi saja tidak cukup, tetapi guru harus menguasai metode penyampaian materi yang
diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima, sehingga dengan metode tersebut
anak bisa lebih giat dan lebih semangat dalam belajar.
Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang
akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak
mengharuskan urutan penyampaian.
Dalam penerapan metode ini, ada dua kelompok, yaitu kelompok utama
(inti)yang dan kelompok diskusi. Dalam kelompok utama adalah kelompok dari
perwakilan tiap kelompok diskusi, siswa diminta untuk mempelajari satu topik tertentu,
dengan demikian ia diharapkan menguasai materi tersebut. kemudian ia akan kembali
ke kelompok diskusi, dikelompok diskusi ia diharapkan mampu menyalurkan informasi
atau ilmu yang ia peroleh di kelompok utama. setelah itu akan diadakan penjelasan
didepan kelas dari tiap perwakilan kelompok. Dengan demikian siswa diharapkan lebih
proaktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan dalam metode ini diharapkan siswa
dapat saling memberi informasi.
Pada aplikasi metode ini dikenal adanya tutor sebaya, dengan cara ini, siswa
yang tidak mampu atau malu untuk bertanya langsung pada gurunya dapat bertanya
pada temannya itu. Metode ini juga sangat baik dikembangkan untuk membuat siswa
menjadi lebih percaya diri, karena dalam metode ini siswa atau perwakilan dari tiap
kelompok akan maju kedepan kelas untuk menjelaskan materi yang akan
disampaikannya. Metode ini cocok untuk setiap materi, namun ada kelemahan yang
harus diantisipasi guru dalam melaksanakannya, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
menjalankannya, nah dalam pelaksanaan metode ini seorang guru harus tegas terhadap
penggunaan waktu.
Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkah-langkah
pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan
diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini
diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin, 1995): (1) Membaca: siswa
memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan
informasi, (2) Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu
untuk mendiskusikan topik tersebut, (3) Diskusi kelompok: kelompok ahli kembali ke
kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya, (4) Kuis: siswa
memperoleh kuis individu yang mencakup sernua topik, (5) Penghargaan kelompok:
penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.
Proses pembelajaran dan hasil belajar siswa merupakan indikator dari
keberhasilan pendidikan. Kenyataan yang terjadi di dalam kelas merupakan suatu
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)
136
fenomena yang menunjukan bahwa pendidikan telah berhasil atau belum. Proses
pembelajaran di dalam kelas pada umumnya masih di dominasi oleh guru dibandingkan
dengan keaktifan siswa baik dalam bertanya, menjawab, berkomentar, menyanggah
bekerjasama dan bertanggung jawab terhdadap diri sendiri ataupun kelompok. Keadaan
ini seolah menjadi ketidak berhasilan seorang guru dalam menanamkan ilmu dan dalam
menerapkan metode pembelajaran atau menunjukan ketidak seriusan siswa terhadap
mata pelajaran yang diajarkan karena kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Menurut UNESCO, pendidikan pada abad ini harus diorientasikan terhadap
pencapaian empat pilar pembelajaran yaitu : Pertama Learning to know (belajar untuk
tahu), Kedua Learning to do (belajar untuk melakukan), Ketiga Lerning to be (belajar
untuk menjadi diri sendiri), Keempat Learning to live together (belajar bersama dengan
orang lain). Merujuk pada pernyataan tersebut maka akan timbul sebuah pertanyaan
besar yaitu “Apakah pendidikan di Indonesia sekarang ini sudah mencakup empat pilar
tersebut?”. Berangkat dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
keberhasilan pendidikan.
Sudah seharusnya seorang guru mempunyai metode atau model-model
pembelajaran yang lebih inovatif untuk mengantisipasi kelemahan model konvensional
yang selama ini dipakai guru. Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melakukan kegiatan
belajarnya secara bekerjasama dengan kelompok-kelompok yang dibuat oleh guru.
Sehingga dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa dapat lebih bisa
menemukan masalah, mengorganisasikan, memecahkan masalah dan bekerjasama
dalam menanggapi masalah. Sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa
maka dengan menerapakan metode ini, siswa dalam proses belajar di kelas akan lebih
aktif, lebih bisa mempertimbangkan pendapat dan lebih memotivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran yang terjadi di kelas.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen
semu (quasi experimental). Siswa yang mendapat proses pembelajaran menggunakan
metode jiqsaw digunakan sebagai kelas eksperimen, sedangkan siswa yang mendapat
pembelajaran dengan metode konvensional digunakan sebagai kelas kontrol. Jenis
eksperimen ini yang telah memenuhi persyaratan dalam eksperimen yaitu kegiatan
percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi
tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin,
sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut, namun
dalam hal ini ada kelompok lain yang di kenai eksperimen (Suryabrata, 2005:105-107).
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana
suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat
dicapai. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
metode pembelajaran Jigsaw di kelas eksperimen, dimana peneliti secara penuh terlibat
dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan analisis.
Adapun pola atau desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matched
Subject Design atau pola M-S, dengan pengertian: “Matched Subject Design, yaitu
eksperimen yang menggunakan dua kelompok yang sudah disamakan subjek demi
Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….
137
subjek sebelum diberikan perlakuan dan satu kelompok kontrol sebagai pembanding.
Adapun yang disamakan adalah satu variabel atau lebih yang telah diketahui
mempunyai pengaruh terhadap hasil eksperimen yaitu variabel di luar variabel atau
faktor yang dieksperimenkan (Sutrisno Hadi, 1994: 227).
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro
Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai kelompok (kelas) eksperimen dan kelas VIII-B
sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan SMP Negeri 2 Ngoro yang
beralamatkan di Desa Tambakrejo Kec. Ngoro Kab. Mojokerto Telp (0321) 6259920.
Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1. tahap persiapan penelitian, 2. tahap
pelaksanaan penelitian, 3. tahap penyelesaian penelitian. Pada tahap persiapan
penelitian ada beberapa hal penting yang dilakukan yaitu: berkonsultasi dengan kepala
SMP Negeri 2 Ngoro Mojokerto, berdiskusi dengan guru IPS lainnya, menyiapkan
media, sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan, menyiapkan skenario
pembelajaran metode Jigsaw. Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan
proses pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam skenario
pembelajaran metode Jigsaw. Setelah selesai proses pembelajaran dilakukan tes formatif
guna mengetahui prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah
tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara. Di samping itu teman sejawat/guru
IPS yang lain diminta bantuannya untuk mencatat kegiatan dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menerapkan metode Jigsaw pada kelas/kelompok
eksperimen dan pembelajaran biasa pada kelas/kelompok kontrol. Pada tahap
penyelesaian penelitian, peneliti melakukan diskusi dengan guru IPS tentang dampak
yang teramati pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian menyusun
laporan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran metode
Jigsaw pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok
kontrol dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x
45 menit. Dari 4 kali pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes
awal, 2 pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir
pertemuan diadakan post test.
Adapun kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Tes Awal (Pre Test)
Tes awal (pre test) dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran metode Jigsaw pada
kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Tujuan
dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing siswa
sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 09
Agustus 2016.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS kompetensi dasar pelaku ekonomi
rumah tangga masyarakat, perusahaa, koperasi dan negara mengggunakan metode
Jigsaw pada Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai
kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol (kelas
VIII-B). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 09-16 Agustus 2016.
Tes akhir (Post Test)
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)
138
Tes akhir (post test) dilakukan setelah kegiatan pembelajaran metode Jigsaw pada
kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.
Tujuannya untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing siswa setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2016
Penerapan Metode Jigsaw
Dalam mengajar atau menyampaikan materi kepada siswa seorang guru harus
dapat menggunakan metode yang bervariasi dan tidak monoton pada satu metode saja
dengan menggunakan metode yang bervariasi maka akan membantu untuk
menumbuhkan keaktifan baru dalam menerima pelajaran tersebut dengan baik dan
memperkuat daya ingat mereka.
Selain itu siswa juga lebih termotivasi apabila guru memperhatikan, mendekati
dengan penuh keakraban, ramah dan antusias. Dan apabila kalau di beri hadiah atau
pujian terhadap siswa yang berprestasi dengan hasil yang mereka kerjakan.
Dengan demikian dalam proses belajar mengajar ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh seorang guru seperti, suasana belajar yang kondusif dan nyaman
untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menerima pelajaran atau semangat dalam
belajar, dan penguasaan materi bagi guru sehingga guru akan siap dalam menyampaikan
materi pada siswa, karena dengan begitu akan mempengaruhi keaktifan belajar mereka
dan dengan metode yang sesuai akan menimbulkan peningkatan prestasi belajar siswa.
Secara garis besarnya penerapan metode Jigsaw guru pada pemebelajaran
Kompetensi Dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan
negara Bagi Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017, adalah
sebagai berikut : (a) Menginformasikan tentang tujuan Pembelajaran kepada siswa, (b)
Menjelaskan pokok pikiran pada Kompetensi Dasar Pelaku ekonomi rumah tangga
masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara, (c) Siswa melakukan diskusi Utama yang
wakilnya terdiri dari beberapa wakil dari kelompok yang ada, (d) Menyilahkan Tutor
secara bergiliran untuk memberi informasi kepada siswa yang lain didepan kelas
berdasarkan pembagian sub bab yang telah ditentukan oleh guru, (e) Tutor melakukan
kegiatan pembelajaran dengan seluruh siswa, (f) Guru melakukan pencatatan terhadap
masalah yang timbul selama proses Tutorial, (g) Membagikan soal sebagai alat ukur
keberhasilan belajar, (h) Melakukan refleksi bersama kemudian guru evaluasi dan
kesimpulan menyangkut kegiatan yang telah berlangsung.
Dari observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode
Jigsaw dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut; (1) Memberi peluang seluas-luasnya
kepada siswa yang penguasan materi IPS dengan baik, untuk dapat mengembangkan
wawasan keilmuan dengan membagi mereka dalam kelompok kelompok kecil yang
kemudian dapat mewakili kelompok tersebu ke tim diskusi utama. (2) Memberi
kesempatan kepada seluruh siswa untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara
maksimal dalam masing-masing kelompok. Dan bila masalah yang dihadapi tidak
terselesaikan dengan baik ditingkat kelompok tersebut, akan ditindak lanjuti pada
diskusi tingkat kelas (utama) dengan harapan siswa yang lain diluar kelompoknya dapat
membantu menyelesaikan permasalahan tang tengah dihadapi.(3) Memberi ruang yang
cukup kepada beberapa siswa yang mewakili masing-masing kelompok untuk
mengelaborasi kemampuan secara maksimal; (4) Melakukan Evaluasi selama program
berlangsung untuk dijadikan feed back pada pengembangan metode pembelajaran pada
waktu yang akan datang; (5) Menempatkan diri sebagai warga belajar yang bertugas
Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….
139
ebagai pengarah dan pembagi kesempatan atas kejadian yang ada selama proses
berlangsung.
Penerapan metode Jigsaw selama penelitian berlangsung berdampak pada hal-hal
sebagai berikut: (1) Tumbuhnya minat belajar IPS pada diri siswa bahwa materi yang
dipelajari akan bermanfaat bagi diri masing-masing siswa dan bukan sekedar bertujuan
untuk dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru; (2) Rasa percaya diri
terhadap penguasaan dan menginformasikanya kembali terhadap teman sebayanya
semakin kuat. Kepercayaan diri tersebut tumbuh karena adanya kebebasan yang
diberikan guru agar masing-masing siswa yang tergabung dalam kelompok diskusi
utama dapat menggali informasi menyangkut materi tanpa harus takut salah; (3)
Tumbuh dan berkembangnya rasa tanggung jawab yang dibebankan kepada beberapa
siswa. Metode Jigsaw yang dikembangkan dalam proses pembelajaran pada giliranya
akan menambah wawasan dan energi baru bagi siswa untuk melakukan tugas dengan
penuh tanggung jawab dan kalaupun tugas yang diemban tersebut kuranng dapat
dipertanggung jawabkan dengan baik, dengan sendirinya guru akan memberi solusi
berupa keterangan yang lebih memadai; (4) Keadaan kelas selama pembelajaran
semakin kondusif. Pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw akan membentuk
suasana kelas semakin kondusif karena beban psikologis yang selama ini dirasakan
sebagian besar siswa lambat laun berkurang, karena tutor pelajaran adalah temanya
sendiri; (5) Peningkatan hasil belajar siswa menuju kearah yang positif. Keadaan
kondusif selama pembelajaran pada giliranya berdampak pada peningkatan hasil belajar
siswa.
Adapun deskripsi data hasil pre test, post test dan pengujian hipotesis penelitian
menggunakan rumus t tes yang dianalisis dengan bantuan program SPSS 17 for
Windows dapat disajikan sebagai berikut :
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pre test baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
dapat dilihat pada lampiran 1.
Kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif menggunakan program SPSS
17 for Windows dan dapat diringkas sebagaimana tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1. Ringkasan Skor Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Kelompok n Rata-rata Standar
Deviasi Tertinggi Terendah
Eksperimen
Kontrol
34
34
64.71
63.68
9.04
8.99
77
77
40
50
Sumber : Hasil analisis deskriptif SPSS 17 for Windows
Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata hasil pre-test IPS pada kelompok
eksperimen yang akan diberikan pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran
JIGSAW sebesar 64.71 dengan standar deviasinya 9.04, hasil tertinggi 77 dan hasil
terendah 50.
Sedang rata-rata hasil pre-test matematika pada kelompok kontrol sebagai
pembanding sebesar 63.68 dengan standar deviasinya 8.99, hasil tertinggi 77 dan hasil
terendah 50.
Setelah kelompok eksperimen diberikan perlakukan berupa pembelajaran IPS
pada kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi
dan negara menggunakan metode pembelajaran JIGSAW dan kelompok kontrol sebagai
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)
140
kelompok pembanding yang diberikan pembelajaran IPS menggunakan metode
konvensional selanjutnya dilakukan tes akhir (post-test) untuk mengetahui pengaruh
metode pembelajaran model JIGSAW terhadap hasil belajar IPS.
Adapun hasil tes akhir kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat
dilihat pada lampiran. Kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan program
SPSS 17 for Windows dan dapat diringkas sebagaimana tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2. Ringkasan Skor Hasil Post-Test IPS Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Kelompok n Rata-rata Standar
Deviasi Tertinggi Terendah
Eksperimen
Kontrol
34
34
68.97
65.15
10.36
9.81
85
80
50
50
Sumber : Hasil analisis deskriptif SPSS 17 for Windows
Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa rata-rata hasil post-test IPS pada kelompok
eksperimen yang diberikan pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran
JIGSAW sebesar 68.97 dengan standar deviasinya 10.36 hasil tertinggi 85 dan hasil
terendah 50.
Sedangkan rata-rata hasil post-test IPS pada kelompok kontrol sebesar 65.15
dengan standard deviasi 9.81 hasil tertinggi 80 dan hasil terendah 50.
Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa kelompok eksperimen yang diberikan
pembelajaran servis menggunakan metode pembelajaran JIGSAW memiliki hasil
belajar IPS lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang diberikan
pembelajaran IPS menggunakan metode konvensional.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran JIGSAW
memberikan dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa kelas
VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017, dibanding penggunaan
metode konvensional (kelas VIII-B).
Penghitungan dengan Uji t
Uji Beda Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol
Uji perbedaan data hasil pre-test kelompok eksperimen dan kontrol dimaksudkan
untuk mengetahui apakah sebelum dilakukan tindakan (treatment) pada kelompok
eksperimen yang berupa pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran
JIGSAW, antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki prestasi belajar
mata pelajaran IPS yang berbeda secara signifikan atau tidak.
Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan
program SPSS 17 for Windows.
Hasilnya uji t test terhadap hasil pre test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada
lampiran dan dapat diringkas pada tabel 4.3 berikut ini.
Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….
141
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Pre Test Kelompok
Ekperimen dan Kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pre tes kel
ekperimen - pre
tes kel kontrol
1.0294
1 7.76349 1.33143
-
1.67940 3.73822 .773 33 .445
Dari tabel 4.3 di atas, diketahui harga t adalah 0.773. Selanjutnya harga
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan
5% uji dua pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel
adalah 2.04. Karena t hitung (0.773) lebih kecil dari harga t tabel (2.04) atau
0.773 < 2.04, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam IPS
pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum dilaksanakan model
pembelajaran JIGSAW pada kelompok eksperimen adalah sama atau tidak ada
perbedaan secara signifikan.
Uji Beda Hasil Pre Test dan Post-test Kelompok Eksperimen
Uji beda data hasil pre test dan post-test pada kelompok eksperimen dimaksudkan
untuk mengetahui apakah metode JIGSAW dalam pembelajaran IPS dapat
mempengaruhi hasil belajar pada kelompok ekperimen atau tidak.
Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan
program SPSS 17 for Windows.
Hasilnya uji t test terhadap hasil pre test dan post test kelompok eksperimen
dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada lampiran dan
dapat diringkas pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Pre Test dan Post Test
Kelompok Ekperimen
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pos tes kel
ekperimen -
pre tes kel
ekperimen
4.2647
1 3.71980 .63794 2.96681
5.5626
0 6.685 33 .000
Dari tabel 4.4 di atas, diketahui harga t adalah 6.685 Selanjutnya harga tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan 5% uji dua
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)
142
pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel adalah 2.04.
Karena t hitung (6.685) lebih besar dari harga t tabel (2.04) atau 6.685 > 2.04,
maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam IPS pada kelompok
eksperimen sebelum dan sesudah dilaksanakan model pembelajaran JIGSAW
terdapat perbedaan secara signifikan. Dengan kata lain, pembelajaran JIGSAW
memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Ips
kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah tangga
masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara bagi kelompok ekperimen pada
kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017.
Uji Beda Hasil Pre Test dan Post-test Kelompok Kontrol
Uji beda data hasil pre test dan post-test pada kelompok kontrol dimaksudkan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar IPS tanpa
menggunakan metode pembelajaran JIGSAW.
Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan
program SPSS 17 for Windows.
Hasilnya uji t test terhadap hasil pre test dan post test kelompok kontrol dengan
menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada lampiran dan dapat
diringkas pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Pre Test dan Post Test
Kelompok Kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pos tes kel
kontrol - pre
tes kel
kontrol
1.47059 4.69194 .80466
-
.1665
1
3.10768 1.82
8 33 .077
Dari tabel 4.5 di atas, diketahui harga t adalah 1.828. Selanjutnya harga
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan
5% uji dua pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel
adalah 2.04. Karena t hitung (1.828) lebih kecil dari harga t tabel (2.04) atau
1.828 < 2.04, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam IPS
pada kelompok kontrol yang tidak diterapkan atau tidak dikenai model
pembelajaran JIGSAW tidak terdapat perbedaan secara signifikan.
Uji Beda Hasil Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol
Uji beda data hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dimaksudkan untuk mengetahui apakah metode JIGSAW dalam pembelajaran IPS dapat
mempengaruhi hasil belajar IPS pada kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah tangga
Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran tipe ….
143
masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara bagi kelompok ekperimen pada kelas VIII-
A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017.
Untuk kepentingan tersebut, dilakukan pengujian t test dengan menggunakan
program SPSS 17 for Windows.
Hasilnya uji t test terhadap hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dapat diliihat pada
lampiran dan dapat diringkas pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji T Test Terhadap Post Test Kelompok
Ekperimen dan Kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pos tes kel
ekperimen -
pos tes kel
kontrol
3.82353 7.28831 1.24993 1.28052 6.36654 3.059 33 .004
Dari tabel 4.6 di atas, diketahui harga t adalah 3.059. Harga t tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikan 5% uji dua
pihak dengan dk n - 1 (34-1) = 33 sehingga diketahui harga t tabel adalah 2.04.
Karena t hitung (3.059) lebih besar dari harga t tabel (2.04) atau 3.059 > 2.04,
maka prestasi belajar siswa dalam IPS kompetensi dasar Pelaku ekonomi
rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara setelah dilaksanakan
model pembelajaran JIGSAW pada kelompok eksperimen adalah tidak sama
dengan kelompok kontrol secara signifikan.
Pembahasan. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari kegiatan penelitian yang telah
dilakukan diketahui bahwa kedua metode pembelajaran IPS yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran model
JIGSAW pada kelompok eksperimen (kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro) dan
pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol pada siswa (kelas VIII-B SMP
Negeri 2 Ngoro) menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
beda data post-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan.
Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model JIGSAW dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS kompetensi dasar Pelaku ekonomi rumah tangga
masyarakat,perusahaan,koperasi dan negara ke dalam Faktor-faktornya pada kelas VIII-
A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017. Karena t hitung (6.685) lebih
besar dari harga t tabel (2.04) atau 6.685 > 2.04, sehingga bisa dikatakan bahwa
“penerapan metode Jigsaw Learning berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar
pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar menguraikan pelaku ekonomi rumah tangga
METAFORA, VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2016 (133-144)
144
masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara bagi kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro
Tahun Pelajaran 2016/2017
PENUTUP
Simpulan
Dari paparan data berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran metode
jigsaw learning, dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode Jigsaw Learning
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kompetensi
dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan, koperasi dan negara bagi
kelas VIII-A SMP Negeri 2 Ngoro Tahun Pelajaran 2016/2017. Kesimpulan ini
didukung dengan hasil pengujian T Test. Karena t hitung (6.685) lebih besar dari harga t
tabel (2.04) atau 6.685 > 2.04, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dalam
IPS pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah dilaksanakan model pembelajaran
JIGSAW terdapat perbedaan secara signifikan. Hasil uji beda post test kelompok
eksperimen dan kontrol juga menunjukkan 3.059. Karena t hitung (3.059) lebih besar
dari harga t tabel (2.04) atau 3.059 > 2.04, maka prestasi belajar siswa dalam IPS
kompetensi dasar pelaku ekonomi rumah tangga masyarakat,perusahaan,koperasi dan
negara setelah dilaksanakan model pembelajaran JIGSAW pada kelompok eksperimen
adalah tidak sama dengan kelompok kontrol secara signifikan.
Saran
Selaku penulis dan pengamat maka dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya
kontruktif yang bisa kami berikan demi kemajuan dan perkembangan pembelajaran IPS
di lembaga ini.
Supaya guru mempersiapkan pembelajaran materi IPS yang kreatif, agar siswa tidak
merasa monoton dalam belajar IPS.
Penggalian dan penetapan metode serta strategi yang konstruktif harus dilakukan oleh
semua pihak didalamnya baik lembaga, pengajar, maupun peserta didik. Sangat penting
dilakukan agar dalam proses pembelajaran IPS terjadi kesinambungan dalam interaksi
dan menghindarkan adanya mis understanding yang menyebabkan tidak tercapainya
tujuan pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA Poerwodarminto, W.J.S.2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Slameto,1995. Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya :
Usaha Nasional