Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SUSUKAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Maulana Miftakhul Huda
NIM. 23070150070
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SUSUKAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Maulana Miftakhul Huda
NIM. 23070150070
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik
pelindung”
(Q.S Ali „Imron: 173)
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S Al-Insyirah: 5-6)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q.S Al-Baqarah: 286)
“Tidak ada yang dapat menolak takdir Allah, selain do‟a. Dan tidak ada yang
dapat menambah umur seseorang, selain (perbuatan) kebaikan”
(HR. Tirmidzi)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
1. Ibunda Marwita Nugraheni dan Ayahanda Rohmad yang senantiasa tak henti-
hentinya mendo‟akanku dalam mencapai kesuksesan dan keberhasilan.
2. Kakakku tercinta kakak Tisaga dan adik-adikku serta keluarga, semoga Allah
mempertemukan kembali kita sekeluarga di surga-Nya.
3. Bapak –ibu guru dan keluarga besar SMP Muhammadiyah Susukan Kabupaten
Semarang yang selalu mendukung dan mensupport saya.
4. Landiana Bekti Pangestu yang senantiasa menyemangati dalam setiap langkahku.
Semoga Allah menguatkan Iman Islam dan menerangi setiap langkah kehidupan
kita dengan cahaya kasih Nya.
5. Sahabat-sahabatku kelas C dan teman-teman matematika angkatan 2015. Semoga
Allah memberikan balasan terbaik atas apa yang sudah kalian berikan kepadaku.
6. Almamaterku IAIN SALATIGA.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita umatnya sampai akhir zaman.
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Materi Bilangan Melalui Metode Make a Match pada Siswa
Kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak, peneliti tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan penghargaan dan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika dan selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M.Pd., selaku pembimbing akademik, yang selalu
memberikan arahan hingga studi ini terselesaikan dengan baik.
ix
5. Bapak/Ibu dosen matematika yang telah memberikan banyak ilmu dan
pelajaran dengan segenap kasih sayang.
6. Bapak Supriyanto, S.Ag. dan Ibu Hj. Faridah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah
dan Guru Matematika Kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan yang telah
memberikan ijin penelitian dan membantu selama penelitian berlangsung.
7. Bapak/Ibu guru dan karyawan SMP Muhammadiyah Susukan yang telah
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
8. Siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat hingga skripsi
ini terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya pada dunia pendidikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, Oktober 2019
Penulis
x
ABSTRAK
Huda, Maulana Miftakhul . 2019. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Bilangan Melalui Metode Make a Match SMP Muhammadiyah Susukan
Tahun 2019/2020. Skripsi. Program Studi Tadris Matematika. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing : Dr. Winarno, S.Si, M.Pd
Kata Kunci: Make a Match.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar matematika materi bilangan melalui metode make a
match pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran
2019/2020.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini
siswa yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 20 putra dan 6 putri. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, dan
dokumentasi. Sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
tertulis dan dokumentasi.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran
Make a Match dalam pembelajaran matematika materi bilangan. Proses
pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan langkah-langkah Make a Match,
dengan cara mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siklus I dapat diketahui rata-rata hasil belajar siswa adalah
30,76% sebanyak 8 siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan
18 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Kriteria
Ketuntasan Minimum sendiri adalah 75. Sedangkan pada siklus II rata-rata
mencapai 92,30% dengan 24 siswa yang sudah tuntas mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimun (KKM) dan 2 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM). Melihat kenaikan yang didapat dari siklus II maka dengan
indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian diberhentikan. Demikian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Make a Match dapat meningkatkan
hasil belajar matematika materi bilangan pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah Susukan.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ ii
HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...…….…..xviii
BAB I PENDAHULUAN…………………….………..…………………………1
A. Latar Belakang Masalah………………….…...………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………….…….…………………….8
C. Tujuan Masalah…………………………………..……………………….8
D. Kegunaan Penelitian …………….……….………………………………8
E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan…………….……………………..10
xii
F. Definisi Operasional …………………………………………………11
G. Metodologi Penelitian………………………………………………..12
1. Rancangan Penelitian…………………………………………….12
2. Subjek Penelitian…………………………………………………13
3. Langkah-langkah Penelitian……………………………………...14
4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….16
5. Instrument Penelitian………………………….………………….16
6. Pengumpulan Data………………………………………………..17
7. Analisis Data…………………………………………………...…17
H. Sistematika Penulisan ………………………………………………..18
BAB II LANDASAN TEORI.. ……………...……………………………….20
A. Kajian Teori…………………………………………………………..20
1. Hasil Belajar Matematika………………...…………………………..20
a. Definisi Belajar…………………..……………………….……….20
b. Definisi Pembelajaran……………………………………….…….22
c. Definisi Hasil Belajar………………………..…………………….25
d. Pengertian Pembelajaran Matematika…………………………….29
e. Fungsi Tujuan Pembelajaran Matematika………………………...30
f. Karakteristik Matematika………………………………………….31
2. Kajian Materi Penelitian.………………….…………………...……...33
a. Materi Operasi Bilangan Bulat…………………………….……...33
b. Metode make a match….…….......……………………….………..37
1) Definisi make a match…………………………...…..………..37
xiii
2) Langkah – langkah make a match ……………...….………….38
3) Kelebihan make a match …………………...……….………...39
4) Kekurangan make a match ………………...……….………....39
B. Kajian Pustaka………….…………………………...……….….…….40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ……….…….….……….………..43
A. Subjek Penelitian…………………………..………………………….43
1. Subjek Penelitian………………..……..………………………….43
2. Gambaran Umum…………………………………………………43
3. Visi dan Misi Sekolah…………………….………………………45
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian…………………………………….45
1. Deskripsi Siklus I………………………………….…..………….45
2. Deskripsi Siklus II………………………………………………...51
BAB IV HASIL PENELITIAN ………………...……………………………56
A. Deskripsi Paparan Siklus …………..…………………………………56
1. Deskripsi Siklus I ……………………………………………...….56
2. Deskripsi Siklus II ………………………………….…………….58
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………61
1. Siklus I ……………………………………………………………62
2. Siklus II …………………………………………………………..62
BAB V PENUTUP……………………………………………………………64
A. Kesimpulan……………………………………...………..……….64
xiv
B. Saran…………………………………………………….………..65
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..67
LAMPIRAN ……………………………………….………………..……….70
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Batas Wilayah SMP Muhammadiyah Susukan .................................. 43
Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammadiayh Susukan ............. 44
Tabel 3.3 Fasilitas SMP Muhammadiyah Susukan ............................................ 45
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................................ 57
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................................................. 59
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai dari Siklus I – Siklus II ......................................... 61
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Model Tahapan PTK ..................................................................... 14
Gambar 2.1 Pohon Bilangan ............................................................................. 34
Gambar 3.1 Peta SMP Muhammadiyah Susukan ............................................. 43
Gambar 4.1 Rekap ketuntasan belakjar klasikal ................................................ 61
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Satuan Kredit Keterangan ...................................................................................70
Lembar Observasi Guru Siklus I .........................................................................74
Lembar Observasi Guru Siklus II .......................................................................77
Lembar Observasi Siswa Siklus I…………………...………..…………………80
Lembar Observasi Siswa Siklus II………………………………………………82
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...........................................84
Soal Evaluasi Siklus I .........................................................................................91
Kartu Permainan Siklus I ....................................................................................98
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..........................................100
Soal Evaluasi Siklus II ........................................................................................107
Kartu Permainan Siklus II ...................................................................................116
Dokumentasi .......................................................................................................118
Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................121
Permohonan Ijin Penelitian .................................................................................122
Surat Keterangan Peneliti ....................................................................................123
Hasil Tes Siswa ...................................................................................................124
Lembar Konsultasi .............................................................................................126
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Pendidikan juga sangat berperan penting dalam berbangsa
dan bernegara, yaitu untuk menjamin keberlangsungan, perkembangan
maupun kemajuan bangsa itu sendiri dan mewujudkan suasana belajar
(Ignacio, 2006 : 5). Hal ini karena pendidikan merupakan upaya yang
terorganisasi, terencana, dan berlangsung secara terus menerus sepanjang
hayat untuk membina siswa menjadi manusia mandiri, berbudaya,
berkompeten, memiliki akhlak yang baik dan mengembangkan potensi
dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan (Nata,
2011 : 8).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menjelaskan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
(Nata, 2011 : 10).
2
Kegiatan pembelajaran merupakan bagian terpenting dari
pendidikan. Kegiatan pembelajaran merupakan perpaduan dari dua
kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Belajar menurut Susanto (2013: 4)
adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkanseseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak. Sedangkan mengajar menurut Howard dalam Susanto (2013:
20) adalah suatu aktivitas membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita,
pengetahuan, dan penghargaan.
Upaya mencapai tujuan pendidikan nasional di bidang pendidikan
oleh masyarakat harus ada usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalaui bimbingan pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang, selain itu juga, diharapkan pendidikan itu harus mampu
mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global ini
yang telah mempengeruhi setiap individu, khususnya masyarakat
Indonesia (Direktorat, 2002 : 17).
Tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan tersebut harus
dicapai secara maksimal oleh lembaga pendidikan agar tercapainya
tujuan tersebut, diperlukan penyelanggaraan pendidikan yang berkualitas
dan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3
Perhatian masyarakat terhadap masalah pendidikan tidak pernah
surut. Masalah mutu pendidikan merupakan perhatian umum masyarakat,
maka dari itu peningkatan mutu pendidikan dalam proses belajar
mengajar harus ditingkatkan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran
(Sugiyanto, 2007 : 1).
Matematika adalah ilmu yang mempunyai peranan sangat penting
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Matematika dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berfikir
secara logis, kritis, rasional dan percaya diri, matematika sering dianggap
oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami
penerapannya, baik teori maupun konsep-konsepnya (Suroto, 2012 : 92).
Matematika merupakan salah satu komponen terpenting di bidang
pendidikan yang perlu dikembangkan, matematika sebagai salah satu
bagian dari ilmu pengetahuan, merupakan mata pelajaran yang diajarkan
pada semua tingkat pendidikan rendah sampai kejenjang pendidikan
tinggi.
Pentingnya mempelajari matematika terdapat dalam firman Allah
S.W.T di jelaskan sebagai berikut:
ُهوََ الَِّري َجعَلََ الشَّْمسََ ِضيَاءًَ َوَواْلقََمسََ وُوًزا قَدََّزيَُ َمىَاِشلََ ِلتَْعلَُموا َعدَدََ الِسّىِيهََ َواْلِحَسابََ َما َخلَقََ
لَُ اآليَاتَِ ِلقَْومَ يَْعلَُمونََ َُ ذَِلكََ إاِل بِاْلَحقَِّ يُفَِصّ َللاَّ
4
Artinya:
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya,
dan dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu
mengetahui bilangan, tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan
tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui ( Q.S
Yunus, ayat : 5).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang
diberikan kepada siswa di Sekolah Menegah Pertama (SMP).
Matematika di sekolah menengah pertama meliputi konsep-konsep
seperti bilangan dan operasinya, aritmatika sosial, aljabar dan lain-lain.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang
dipelajari (Daryanto, 2012 : 240).
Matematika sebagai salah satu ilmu eksak mengharuskan para
siswa benar- benar mengerti dan menguasai materi. Hal ini berdampak
sebagian besar peserta didik menyimpulkan bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit dipahami (Andy, dkk, 2014 : 88). Menurut Ignacio
(2006 : 94) menyebutkan bahwa meskipun penting, matematika dianggap
sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang sulit, membosankan,
tidak sangat praktis, abstrak dan dalam pembelajaran membutuhkan
kemampuan khusus yang tidak selalu dalam jangkauan setiap orang. Oleh
5
karena itu perlu adanya sebuah media yang menjadi hal baru dimata siswa
sehingga siswa tertarik untuk belajar yang bisa dijadikan sebagai
permainan sambil belajar.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah
masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para
guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang
mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pelaksanaan proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada
kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkan dengan
situasi dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang berperan penting dalam
hal perkembangan dan rasa ingin tahu siswa. Guru sebagai unsur pokok
dalam proses pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan membuat perencanaan dan mengelola kelas dengan
baik, menerapkan metode pembelajaran yang tepat, menggunakan metode
yang sesuai, serta memberikan evaluasi yang berkualitas untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran matematika SMP Muhammadiyah Susukan, Ibu Hj. Faridah,
S.Pd pada tanggal 16 September 2019 mengatakan bahwa proses
pembelajaran di dalam kelas, siswa belum memahami cara mengunakan
operasi hitung bilangan bulat dengan tepat dan nilai ulangan harian
6
mereka masih di bawah standar (KKM 75), apalagi dalam menyelesaikan
soal perkalian dan pembagian, siswa juga merasa kurang ada timbal balik
dengan sesama temannya karena duduk terpisah mungkin lebih bagusnya
ketika mereka duduk secara berkelompok agar mereka saling tukar
pikiran. Apa yang dialami siswa, terjadi karena kurangnya pembiasaan
dan latihan tentang operasi hitung makanya diperlukan media yang bisa
menjadi perangsang untuk menarik perhatian siswa ( wawancara tanggal
16 september 2019 ).
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi yang
dicapai oleh siswa, sedangkan berhasil tidaknya pencapaian hasil belajar
matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal operasi bilangan bulat dengan benar, walaupun pada umumnya
tidak semua siswa mampu menyelesaikan soal- soal operasi bilangan
bulat, oleh karena itu diharapkan media metode make a match dapat
melatih siswa dalam melakukan operasi perhitungan sehingga tertanam di
dalam alam bawa sadar siswa (Daryanto, 2012 : 1).
Matematika dari kelas tujuh sampai kelas sembilan, penulis tertarik
pada materi bilangan yang terdapat dalam kelas VII pada semester
satu. Pemilihan kelas dianggap sudah tepat untuk menerapkan metode
Make a Match. Penggunaan metode Make a Match dapat menjadikan
pembelajaran lebih menarik. Penggunaan metode ini dapat digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu metode Make a
Match ini diterapkan guna untuk menjadi lebih baik lagi karna hasil
7
sebelumnya 24 siswa yang belum tuntas mencapai KKM. Sedangkan
KKM yang diterapkan di sekolah SMP Muhammadiyah Susukan yaitu 75.
Akan tetapi kenyataannya 24 siswa yang belum dapat mencapai nilai
KKM dilihat dari nilai ulangan harian siswa. Hal ini guru sebagai unsur
pokok dalam proses pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan membuat perencanaan dan mengelola kelas dengan
baik, menerapkan metode pembelajaran yang tepat, menggunakan metode
yang sesuai, serta memberikan evaluasi yang berkualitas untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yang baik (Usman, 2002 : 1)
Metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan
mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar
siswa yang memuaskan (Kastolani, 2014). Metode pembelajaran sangat
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.
SMP Muhammadiyah Susukan merupakan sekolah menengah
pertama yang berada di daerah Gentan, Susukan. Di SMP ini sama seperti
sekolah yang lainnya sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013,
akan tetapi belum semua guru memakai metode sesuai Kurikulum 2013.
Mereka masih banyak menggunakan pengajaran guru yang menjadi
pusatnya, sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan tidak mau
memperhatikan dan memahami pembelajarannya. Sedangkan yang
dimaksudkan dalam Kurikulum 2013 tersebut siswalah yang harus aktif
mencari informasi atau pengetahuan lewat guru atau bisa disebut guru
8
menjadi fasilitatornya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka
timbulah masalah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bilangan
melalui Metode Make a Macth pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah apakah
penerapan metode make a macth dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi bilanganpada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan melalui metode make a macth dapat meningkatkan
hasil belajar matematika materi bilangan pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan atau referensi, khususnya peningkatan hasil belajar
matematika materi bilangan melalui metode make a macth pada siswa
kelas VII SMP.
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat digunakan untuk peningkatan hasil
belajar matematika materi bilangan melalui metode make a
macth pada siswa kelas VII SMP dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran disekolah serta menciptakan peserta didik
yang berkualitas.
b. Bagi Guru
1) Temuan-temuan penelitian peningkatan hasil belajar
Matematika materi bilangan melalui metode make a macth
pada siswa kelas VII SMP dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan oleh guru dalam merancang dan
melaksanakan progam pembelajaran dengan menggunakan
alternatif model pembelajaran
2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk
mengimplementasikan peningkatan hasil belajar matematika
materi bilangan melalui metode make a macth pada siswa
kelas VII SMP.
c. Bagi Siswa
1) Melalui peningkatan hasil belajar matematika materi
bilangan melalui metode make a macth pada siswa kelas
VII SMP dapat menumbuhkan suasana belajar yang
10
menyenangkan sehingga menghilangkan rasa jenuh dan
bosan yang dialami siswa pada saat proses pembelajaran.
2) Membangun interaksi antar siswa dan mendengarkan
penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas
sehingga siswa turut serta dan aktif dalam peningkatan hasil
belajar Matematika materi bilangan melalui metode make a
macth pada siswa kelas VII SMP.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi
bagi peneliti lain dalam menerapkan peningkatan hasil belajar
matematika materi bilangan melalui metode make a macth
pada siswa kelas VII SMP.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang
kemungkinan bisa benar maupun bisa salah. Menurut Arikunto
(2006: 67) menyatakan bahwa “ hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui daya yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah hasil belajar Matematika materi bilangan dapat
meningkat melalui metode make a macth pada siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah Susukan Tahun Pelajaran 2019/2020.
11
2. Indikator Keberhasilan
a. Indikator individual
Siswa dikatakan tuntas atau paham secara individu
terhadap materi pelajaran yang disajikan apabila siswa mampu
memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 di dapat dari
nilai KKM di sekolah.
b. Indikator klasikal
Keberhasilan mencapai 85% dari 26 siswa yang mampu
mencapai nilai KKM yaitu sesuai kriteria ketuntasan
klasikal (Trianto, 2009: 241).
F. Definisi Operasional
Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Bilangan melalui metode make a macth pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah Susukan tahun pelajaran 2019/2020 akan penulis
paparkan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Menurut Hosnan (2014:158), “Hasil Belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar matematika materi bilangan untuk
mengetahui pengalaman belajar siswa menggunakan test tertulis. Test
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-
12
baiknya oleh para peserta didik”. Hal ini mencakup pada aspek ranah
kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
2. Metode Make a Match
Make a match merupakan salah satu type cooperative learning.
Jadi, model cooperative learning type make a match adalah model
pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara
mencari pasangan soal/jawaban yang tepat (Rusman, 2011:202).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Kegiatan ini mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu
hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah
sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk rngkaian siklus
kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan
yang ditulis untuk pengertian kelas tersebut adalah pengertian
lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami.
Secara luas pengertian umum dengan “ruangan tempat guru
13
mengajar”. Kelas bukan ruangan tetapi sekelompok peserta didik
yang sedang belajar .
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
pembelajaran di kelas yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas
pembelajaran. Sehingga, tujuan pembelajaran dapat tercapai
(Arikunto, 2012 : 13).
Penelitian tindakan kelas terjadi kerjasama antara peneliti
dengan guru dan obsever yang membantu pengambilan data selama
penelitian (Wiraatmaja, 2007 : 15). Menurut Sanjaya (2010: 26)
PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
2. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah Susukan kelas VII
tahun pelajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa 26 siswa, yang terdiri
dari 6 siswi perempuan dan 20 siswa laki- laki. Penelitian dilaksanakan
pada tanggal 3 oktober sampai 16 oktober 2019.
14
3. Langkah – langkah Penelitian
Melaksanankan sebuah penelitian, PTK juga memiliki prosedur
atau aturan yang perlu diperhatikan. Prosedur tersebut berguna bagi
para guru yang akan melaksanakan PTK. Arikunto (2012: 16)
menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yaitu:
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap dalam
Gambar 1.1 berikut ini:
Gambar 1.1 Model tahapan PTK
Arikunto, dkk (2012: 18) menjelaskan tahap-tahap penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
a. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)
Tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah intrumen
pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung dan pemilihan straregi
pembelajaran yang akan diterapkan.
15
b. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas.
c. Tahap 3: Pengamatan (observation)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Pengamatan dilakukan bersamaan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam
waktu yang sama. Tahap ini, peneliti dapat mencatat sedikit
demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang
akurat untuk perbaikan siklus berikutnya
d. Tahap 4: Refleksi (reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan
untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Inilah
inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan
siap mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang
dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus,
maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana
yang disarankan kepada peneliti lain apabila peneliti
menghentikan kegiatannya.
16
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda – benda bertulis, seperti buku, majalah,
dokumen penting, dan catatan harian lainnya. Dokumentasi
digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa, foto- foto
selama pembelajaran dan tahap penelitian (Arikunto, 2006).
b. Lembar Observasi
menurut Supardi (2012, hlm. 127) observasi adalah
kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar
observasi ini berguna untuk pengamatan (pengambilan data)
dalam kegiatan aktivitas guru selama proses pembelajaran.
5. Instrumen Penelitian
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas ini, instrumen penelitian
yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Berdasarkan kegiatan yang diobservasi secara langsung meliputi
observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan bagaimana proses
belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari guru Matematika
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar
17
melalui penggunaan metode make a match untuk membuat kesimpulan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan
pada siklus berikutnya.
b. Soal
Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
make a match.
6. Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Lembar observasi, untuk mencatat suasana belajar di kelas
selama proses belajar berlangsung.
2. Menggunakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang komsep laba dan rugi.
3. Dokumentasi, pengambilan foto momen-momen penting yang
menunjukkan partisipasi siswa sebagai akibat tindakan atau
kegiatan permainan.
7. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan peneliti yang digunakan maka analisis
data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang
tercatat dalam setiap siklusnya. Berikut indikator keberhasilan yang
digunakan:
18
a. Ketuntasan Individual
Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa
dapat mencapai skor ≥ 75 pada materi bilangan dapat dilihat dari
nilai hasil tes evaluasi.
b. Ketuntasan Klasikal
Presentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah
total siswa sebanyak 26 siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥
75. Menurut Hasan (2009 : 13) pengukuran persentase kompetensi
siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
P = ∑
Keterangan :
∑ = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar
N = Jumlah siswa
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah
dimulai dari bab muka skripsi yang meliputi : halaman judul,halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman
pernyataan keaslian penelitian, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, daftra isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan
abstrak.
BAB I Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis dan
19
indikator keberhasilan, definisi operasional, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori mencakup (1) kajian teori terdiri dari :
definisi belajar, definisi pembelajaran, definisi hasil belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian Matematika, (2) kajian
materi peneliti terdiri dari materi bilangan, definisi metode make a match,
langkah- langkah metode make a match, kelebihan metode make a match,
kekurangan metode make a match, dan kajian pustaka yang berisi tiga
referensi penelitian yang serupa dengan yang sedang peneliti lakukan,
akan tetapi berbeda materi dan tingkatan sekolahnya.
BAB III Pelaksanaan penelitian mencakup tentang subjek
penelitian, gambaran umum sekolah, visi misi sekolah, deskripsi
pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan seterusnya.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan mencakup tentang
deskripsi paparan siklus yang meliputi deskripsi pra siklus, deskripsi siklus
I, deskripsi siklus II, untuk bagian pembahasan meliputi hasil dari siklus I
dan siklus II.
BAB V Penutup mencakup kesimpulan dan saran.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Matematika
a. Definisi Belajar
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang (Soemanto, 2006: 104). Belajar telah menjadi bagian
dari kehidupan manusia. Belajar terjadi seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Bagi seorang pelajar, belajar merupakan sebuah kewajiban.
Beberapa ahli mengemukakan pengertian dari belajar dalam memberikan gambaran
tentang pengertian belajar. Robert (2006: 25) mendefinisikan belajar dalam 2
pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua,
belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat. Sejalan dengan pengertian tersebut, Sugihartono (2007: 74)
mendefinisikan belajar secara lebih rinci, dimana belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Proses
dalam belajar dapat ditandai dengan adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa,
sebagai contohnya; siswa bertanya, menanggapi, menjawab pertanyaan guru, diskusi,
21
memecahkan masalah, melaporkan hasil kerja, membuat rangkuman, dan sebagainya
(Tim MKDP, 2011: 125).
Berdasarkan pendapat yang ahli sampaikan di atas mengenai pengertian
belajar, menurut peneliti dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
terjadi pada kehidupan manusia, sehingga manusia tersebut akan memperoleh
pengetahuan yang dibutuhkan guna menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi.
1) Tujuan Belajar
Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai, ada
beberapa hal yang menjadi tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut
Benyamin dalam (Sudjana, 2010: 22-23), yaitu:
a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa
ketrampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni
gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretative.
22
b. Defini Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yangsaling
mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran (Hamalik, 2005: 57).
Unsur manusiawi yang termasuk di dalamnya adalah gurudan siswa juga tenaga
lainnya. Material di sini meliputi buku, papan tulis, kapur, LCD, audio dan video
tape. Fasilitas dan perlengkapan audio visual dan komputer. Sedangkan prosedur
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan
sebagainya.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen
tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen
pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan
menentukan model-model pembelajaran apa yang akan diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran (Rusman, 2011: 1). Menurut Sumitro, dkk (2006: 30) pembelajaran
sebagai proses di dalamnya terjadi interaksi dan komponen-komponen
pembelajaran tersebut secara terpadu saling berinteraksi jalani suatu rangkaian
keseluruhan kesatuan dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan peneliti bahwa pembelajaran
adalah sebagai proses yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan siswa
dalam mencapai tujuan bersama yang dibantu dengan adanya model
pembelajaran, metode pembelajaran dan media pembelajaran.
23
1) Pendekatan Pembelajaran
Menurut Rusman (2011: 132), pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Menurut Wallace (Asmani, 2011: 30), pendekatan pembelajaran
dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan konservatif (conservative approaches)
atau pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach), dan
pendekatan liberal (liberal approach) atau pendekatan yang berpusat pada siswa
(student centered approach). Pendekatan konservatif memandang bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi
kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan
siswa lebih banyak sebagai penerima. Sedangkan pendekatan liberal adalah
pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada siswa untuk
mengembangkan strategi dan keterampilan belajarnya sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah cara-cara umum dalam menyikapi sesuatu masalah ke arah
pemecahannya dalam proses pembelajaran.
a) Strategi Pembelajaran
Secara umum, strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan strategi pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
24
Menurut Asmani (2011: 26), ada empat strategi dasar dalam proses pembelajaran,
yaitu:
1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa sebagaimana
diharapkan.
2) Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik
pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga
dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan, atau
kriteria serta standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan
pedoman guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
pembelajaran, yang selanjutnya dijadikan umpan balik untuk
menyempurnakan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Menurut Kemp, Dick and Carey dalam (Rusman, 2011: 132),
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu perangkat materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa. Upaya mengimplementasikan rencana pembelajaran
yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat
tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk
25
merealisasikan stategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu
strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Misalnya, untuk
melaksanakan strategi ekspositori bisa menggunakan metode ceramah sekaligus
metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, dimana
kegiatan tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melalui
kegiatan belajar. Karena belajar sendiri merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru biasanya menetapkan tujuan
belajar, dimana anak dikatakan berhasil dalam belajar apabila telah berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
Menurut Susanto (2013: 5-6) untuk mengetahui apakah hasil belajar yang
dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
evaluasi. Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feed
back (tindak lanjut) atau dapat digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Prestasi belajar tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan ketrampilan. Secara sederhana, yang dimaksud
dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
26
kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk
mengetahui apakah hasil belajar yang dicapaitelah sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi
Berdasarkan pengertian dari pendapat ahli diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti
proses pembelajaran.
1) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Proses belajar melibatkan beberapa factor yang sangan komplek. Oleh
karena itu, masing – masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat
berhasil sesuai dengan tujuan yyang telah ditetapkan. Belajar itu tidak hanya
ditentukan oleh potensi ang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh factor
lain berasal dari luar diri yang belajar.
secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh factor eksternal dan
internal. Masing – masing factor tersebut dapat diuraikan menjadi berikut:
a) Faktor Eksternal
Faktor ekskternal adalah faktor – faktor yang terdapat diluar diri individu.
Dalam proses belajar disekola, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang
berada diluar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial
dan sosial.
27
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor non social
merupakan kondisi fisik yang ada dilingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat, aspek fisik tersebut dapat berupa peralatan sekolah, sarana
belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah
dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang beruapa
manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor
yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang
tua dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil
sekolah dan sebagainya.
3) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
Keadaan jasmani secara umum yang ada dalam diri individu
sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani
28
secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik
individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat
maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan
individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan
menghambat hasil belajar.
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu keadaan fungsi-fungsi
jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama
yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri
individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya
pengetahuan dalam diri individu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,
motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain
sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga
motivasi, bakat dan minat banyak memberikan warna terhadap
aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran
akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan
belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan
gagalbelajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan
kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Demikian
halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya
29
juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang
berkepribadian mudah putus asa, kurang energik gampang menyerah.
Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar. Faktor
eksternm dan intern mempengaruhi keberhasilan belajar, pengaruhnya
bersifat positif mendukung namun bisa juga negatif menghambat
(Sriyati, 2011: 23-25).
d. Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika dapat dilihat sebagai bahasa yang menjelaskan pola, baik pola
di alam maupun pola yang di temukan melalui pikiran. Pola-pola tersebut bisa
berbentuk real (nyata) maupun berbentuk imajinasi, dapat dilihat atau dapat
dalam bentuk mental, statis, ataupun dinamis, kualitatif atupun kuantitatif, asli
berkait engan kehidupan nyata sehari-hari atau tidak lebih dari hanya sekedar
untuk keperluan rekreas. Hal-hal tersebut dapat muncul dari lingkungan sekitar,
dari ke dalam ruangan dan waktu, atau dari hasil pekerjaan pikiran (Shadiq,
2014: 7).
Matematika menurut Ruseffendi (Heruman, 2010:1) adalah bahasa simbol,
ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang
pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,mulai dari unsur yang tidak
didefiniskan keunsur yang didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya
kedalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (Heruman, 2010: 1),
yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola piker
yang diduktif.
30
Dari definisi di atas dapat di simpulkan matematika adalah struktur dan
hubungan yang berdasarkan konsep-konsep yang abstrak sehingga di perlukan
simbol-simbol untuk menyampaikanya.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang di
bangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Awalina,
2017: 49). Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar
yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut
adalah kegiatan belajar dan mengajar. Kedua aspek ini berkolaborasi secara
terpadu menjadi satu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan
guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungan di saat
pembelajaran matematika berlangsung.
Dari uraian tesebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
adalah serangkaian interaksi siswa dan guru dalam upaya meningkatkan
kreatifitas berfikir siswa yang terjadi dalam kegiatan belajar matematika.
e. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang
di perlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,
pengurangan, geometri, dan pengelolaan data.
Tujuan pembelajaran matematika menurut Awalina (2017: 50) adalah:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep logaritma.
31
2) Menggunakan penalaran ada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan maslah meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa fungsi dan tujuan
matematika adalah memberikan kemampuan menghitung pada diri
individu.
f. Karakteristik Matematika
Ada beberapa karakteristik untuk matematika yang telah disepakati
bersama, antara lain:
1) Memiliki objek kajian yang abstrak
Matematika memiliki objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun
tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Ada empat objek kajian
matematika, yaitu:
a) Fakta, adalah pemufakatan atau konfensi dalam matematika yang bisa
diungkapkan melalui simbol tertentu.
32
b) Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkatagorikan sekumpulan objek, apakah
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
c) Operasi atau relasi, adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan
pengerjaan matematika lainya. Sementara relasi adalah hubungan antar
dua atau lebih elemen.
d) Prinsip, adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta,
beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi.
2) Bertumpu pada kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakan atau konfensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang
telah disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan
menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.
3) Berpola pikir deduktif
Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikirnya
berpangkal dari hal yang bersifat umum di terapkan kepada hal yang
bersifat khusus.
4) Konsisten dalam sistemnya
Dalam matematika,terdapat berbagaima macam sistem yang
dibentuk dari beberapa aksioma dan membuat beberapa teorema. Ada
sistem-sistem yang berkaitan, ada pula sistem-sistem yang di pandang
lepas satu dengan lainya. Di dalam masing-masing sistem berlaku
konsistensi. Suatu teorema maupun definisi harus menggunakan istilah
33
atau konsep yang telah di terapkan. Konsistensi itu baik dalam makna
maupun dalam hal mulai kebenaranya.
5) Memiliki simbol yang kosong
Simbol matematika akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkanya
dengan konteks tertentu.
6) Memperhatikan semesta pembicaraan
Semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Bila kita
berbicara tentang geometris, maka simbolnya menunjukan suatu
transformasi, bila kita berbicara tentang bilangan, simbol tersebut
menunjukan bilangan pula. Benar salahnya suatu penyelesaian soal juga
ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan.
Secara umum karakteristik matematika adalah memiliki simbol
yang abstrak yang memiliki pola atau simbol tertentu.
2. Kajian Materi Peneliti
a. Operasi bilangan bulat
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan
matematika yang lain. Operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu
relasi yang khusus karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen
tunggal dari suatu atau lebih elemen yang diketahui ( As’ari, dkk, 2017 : 75).
Hitung diartikan sebagai “pengerjaan hitung”. Dengan demikian, operasi
hitung dasar diartikan sebagai “pengerjaan hitung dasar” yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Pengerjaan hitung di lakukan untuk mengetahui hasil dari apa yang dicari,
atau untuk mengetahui solusi dari masalah perhitungan.
34
Gambar 2.1 Pohon bilangan
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang mencakup bilangan
cacah, bilangan asli, bilangan nol, bilangan satu, bilangan prima, bilangan
komposit dan bilangan negatif.
Kita sering menggunakan bilangan bulat, baik secara langsung (dengan
lambang bilangan bulat) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan
istilah atau kata-kata). Contoh bilangan bulat dengan kata dalam kehidupan
sehari-hari seperti maju 3 langkah dapat ditulis +3, mundur 2 langkah dapat
ditulis -2, menang 5 poin dapat ditulis +5, serta rugi 500 rupiah dapat ditulis
-500 dan sebagainya (Wahyuningsih, 2011 : 1 ).
Bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan
himpunan bilangan bulat negatif. Dengan demikian, sifat dasar bilangan
bulat dapat diturunkan dari sifat bilangan cacah dengan berbagai sifat
tambahan (Tiro, dkk, 2010 : 111).
Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan metode make a match
dalam operasional pada bilangan bulat yang lebih khusus pada bilangan
35
cacah. Bilangan cacah di dalam matematika dapat kita definisikan sebagai
sebuah himpunan blangan dimana di dalamnya terdiri dari bilangan bulat
yang dimulai dari nol dan bukan merupakan bilangan negatif. (Tiro, dkk,
2010 : 111)
Contoh bilangan yang termasuk ke dalam himpunan bilangan cacah
adalah:
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,...}
Dari contoh bilangan cacah tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
bilangan cacah terbentuk dari himpunan bilangan asli dengan menambahkan
nol di depannya.
Operasi hitung terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian, adapun operasi bilangan cacah yaitu:
1. Operasi penjumlahan pada bilangan cacah
Di dalam penjumlahan bilangan cacah, berlaku sifat-sifat:
a) sifat pertukaran, contohnya: a + b = b + a
b) sifat pengelompokkan, contohnya: (a + b) + c = a (b + c)
c) sifat identitas, contohnya: a + 0 = 0 + a
2. Operasi pengurangan bilangan cacah
Operasi pengurangan pada bilangan cacah merupakan kebalikan dari
operasi penjumlahan yang telah dijelaskan di atas.
contoh:
36
a - b = c sama dengan b + c = a (a harus lebih besar
dari b) a - b = b - a (bila keda bilangan nilainya
sama, a = b)
Di dalam pengurangan bilangan cacah tidak berlaku
sifat identitas karena a - 0 ≠ 0 – a
3. Operasi perkalian bilangan cacah
Konsep perkalian bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai hasil
penjumlahan berulang-ulang dari bilangan cacah yang dikalikan,
misalnya: 3 x 4 = 4 + 4 + 4 sedangkan 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 Di dalam
perkalian bilangan cacah juga berlaku sifat :
a x b = b x a
( a x b) x c = a x (b x c) =>sifat pengelompokkan
a x 1 = 1 x a => sifat identitas
a x (b + c) = (a x b) + (a x c) => sifat distributif
4. Operasi pembagian bilangan cacah
Di dalam operasi pembagian bilangan cacah, berlaku konsep
pengurangan berulang, misalnya:
10 : 2 = 10 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2
Hasil dari pembagian tersebut adalah jumlah pengulangan angka
yang dikurangkan, pada contoh di atas hasilnya adalah 5.
Seperti halnya di dalam operasi pengurangan bilangan cacah, di dalam
operasi pembagian ini juga tidak berlaku sifat-sifat pertukaran, identitas,
pengelompokkan, dan distributive ( As’ari, dkk, 2017: 5-86).
37
b. Metode Make a Match
1. Definisi Make a Match
Huda (2013: 251) Metode make a match pertama kali
dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994, metode make a match
saat ini menjadi salah satu metode penting dalam ruang kelas. Tujuan dari
metode ini antara lain: a) pendalaman materi; b) penggalian materi; dan c)
edutainment. Edutainment itu sendiri berasal dari perpaduan atau gabungan
kata education dan entertainment. Education itu sendiri memiliki arti
pendidikan, sedangkan entertainment memiliki arti hiburan. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa edutainment merupakan sebuah metode atau
model pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan yang dipadukan atau
dikombinasikan dengan hiburan sehingga siswa tidak merasa jenuh
maupun bosan dalam mempelajari apa yang diajarkan oleh guru/pengajar.
Dengan adanya edutainment juga dapat membuat proses pembelajaran
menjadi menyenangkan dan bisa meningkatkan minat siswa.
Menurut Rusman (2011: 202) cooperative learning merupakan
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif. Jadi, model Cooperative learning tipe make a
match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan
cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah
38
menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin
(Rusman, 2011: 223). Pasangan-pasangannya yang sudah terbentuk wajib
menunjukan pertanyaan - jawaban dan dibacakan di depan kelas.
2. Langkah – langkah Metode Make a Match
Menurut Huda (2013: 252-253) menjelaskan prosedur teknik make a
match adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi dirumah.
b. Siswa dibagi kedalam dua kelompok misalnya kelompok A dan
kelompok B kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.
c. Guru memberi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu
jawaban kepada kelompok B .
d. Guru menyampaikan kepada semua siswa bahwa mereka harus
mencari pasangan/mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu
kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum
waktu yang ia berikan kepada mereka.
e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari
pasangannya di kelompok B. jika meraka sudah menemukan
pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan
diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah
dipersiapkan.
39
f. Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah
habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk
berkumpul tersendiri.
g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain
dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan mempehatikan dan
memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan
presentasi.
i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai
seluruh pasangan melakukan presentasi.
3. Kelebihan Metode Make a Match
Adapun kelebihan metode make a match menurut Huda (2011) adalah
sebagai berikut:
a. Siawa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan
kepadanya melalui kartu dan meningkatkan kreativitas belajar siswa
b. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan.
4. Kekurangan Metode Make a Match
Adapun kekurangan metode make a match menurut Huda (2011) adalah
sebagai berikut:
a. Jika metode ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan menghabiskan
banyak waktu dalam proses pembelajaran.
40
b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu
berpasangan dengan lawan jenisnya, serta siswa banyak yang
memperhatikan pada saat presentasi.
c. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa
yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.
B. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu dibutuhkan untuk memperjelas, menegaskan melihat kelebihan
dan kelemahan berbagai teori yang digunakan penulis lain dalam peneliti atau pembasahan
masalah. Berikut ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang hampir serupa
dengan skripsi ini :
1. Riska Arianti (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Metode Make A Match Pada Mata Pelajaran Matematika Peserta Didik
Kelas VII SMPN 1 Porong” ( skripsi) dari hasil penelitiannya dapat dapat disimpulkan
bahwa peningkatan aktivitas belajar peserta didik dan sangat menyukai pembelajaran
dengan model ini. Pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
tersebut dilihat dari kenaikan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak minimal 75% dari jumlah total siswa. Dari hasil pre-test, hanya 10 siswa
atau 31.25% yang mencapai KKM. Pada siklus I jumlah siswa yang telah
mencapai KKM meningkat menjadi 20 siswa atau 62.50%. Dan pada siklus II,
meningkat menjadi 26 siswa atau sebanyak 81.25%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riska Arianti memiliki
persamaan dengan peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar dan menggunakan
41
metode make a match dan perbedaannya di dalam materinya yaitu peneliti materi
bilangan dan Riska Arianti materi bangun datar.
2. Retno Saraswati (2010) dalam judul “ Efektivitas Model Pembelajaran Make A
Match Terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Materi Pokok Statistika
(Suatu Penelitian pada Peserta didk kelas IX Semester Gasal SMP Negeri 1
Larangan Brebes Tahun Pelajaran 2009/ 2010)” (Skripsi), menyimpulkan bahwa
peningkatan efektifitas prestasi belajar ditunjukkan dari adanya peningkatan rata-
rata nilai kelas dan ketuntasan sesuai KKM. Rata-rata nilai kelas meningkat
sebesar 5,92% dengan rata-rata nilai post-test siklus I sebesar 64,75 dan siklus II
sebesar 70,67. Presentase ketuntasan siswa meningkat sebesar 36,37% dengan
presentase ketuntasan hasil post-test siklus I sebesar 50% dan siklus II meningkat
menjadi 86,37%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno Saraswati
memiliki persamaan dengan peneliti yaitu menggunakan metode make a match
dan perbedaannya yaitu meningkatkan efektifitas belajar dan materinya, untuk
materi peneliti yaitu bilangan dan materi Retno Saraswati Statistika.
3. Sriyati (2011) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik Melalui Penerapan Model Pembelajaran Make A Match di Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 1 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran
2011/2012” (Skripsi), menyimpulkan bahwa pembelajaran Make a Match mampu
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika kelas IV SD N 1 Gedong. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan
aktivitas siswa dan hasil belajar pada siklus pertama dan siklus II. Pada siklus I
42
keaktifan siswa adalah 62,50%, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar
meningkat menjadi 78,13%. Hasil belajar siswa 76,21 pada siklus I meningkat
menjadi 82,31 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan
Minimum pada siklus I adalah 20 siswa (62,5%), dan pada siklus II siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum meningkat menjadi 27 siswa (84,37%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sriyati memiliki
persamaan dengan peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar dan menggunakan
metode make a match dan perbedaannya yaitu meningkatkan aktivitas belajar dan
materinya yaitu untuk peneliti materinya bilangan dan materi Sriyati yaitu sudut.
43
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian diambil dari siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Susukan
tahun pelajaran 2019/2020 yang berjulah 26 siswa.
2. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah Susukan
SMP Muhammadiyah Susukan terletak di Desa Gentan Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang. Batas wilayah SMP Muhammadiyah Susukan yaitu: a)
sebelah utara yaitu persawahan, b) sebelah timur yaitu Persawahan, c) sebelah
selatan yaitu Jalan Raya Sruwen-Karanggede, d) dan sebelah barat Dusun Gentan.
Tabel 3.1 Batas Wilayah SMP Muhammadiyah Susukan
Lokasi Keterangan
Sebelah Utara Persawahan
Sebelah Timur Persawahan
Sebelah Selatan Jalan Raya Sruwen-Karanggede
Sebelah Barat Dusun Gentan
Berikut ini peta SMP Muhammadiyah Susukan terletak di desa Gentan, Kec.
Susukan, Kab. Semarang
Gambar 3.1 Peta SMP Muhammadiyah Susukan
44
Penelitian pembelajaran ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Susukan
yang beralamat di jalan Sruwen-Karanggede KM.15 Dusun Gentan, Desa Gentan,
Kecamatan Susukan pada siswa kelas VII semester 1 mata pelajaran Matematika
materi Bilangan. SMP Muhammadiyah Susukan yang sudah terakreditasi B. Siswa
berasal dari lingkungan sekolah, yang rata-rata orang tuanya bekerja sebagai petani.
Dengan kondisi semacam itu, orang tua mereka hanya mampu menyekolahnya saja
dan tidak memfasilitasi putra-putinya dengan bimbingan belajar yang ada di luar jam
sekolah. Hal itu membuat anak merasa minim dalam masalah pengetahuan di sekolah.
Dengan masalah seperti itu, peneliti mempunyai metode yang cocok untuk
menunjang proses pembelajaran tersebut.
SMP Muhammadiyah Susukan, memiliki tenaga pendidik 10 orang dan 1
orang Kepala Sekolah dan 2 orang pekerja. Berikut ini tabel daftar guru dan fasilitas
yang ada di SMP Muhammadiyah Susukan.
Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammdiyah Susukan
No Nama guru Mata Pelajaran JK Jabatan
1 Supriyanto,S.Ag PAI L Kepala Sekolah
2 Sri Suwarti, S.Pd IPS P Wali Kelas IX
3 Faridah, S.Pd Matematika P Wakil kepala sekolah
4 Ana Ribowo, S.Pd PKN L
5 M Nafis Kamal S.Ag Ciri Khusus L Waka Kurikulum
6 Paryati,S.Pd IPA Biologi P Wali Keas VIII
7 Retno Megawati, S.Pd Bahasa Inggris P Wali Kelas VII
8 Riski Kusuma D, S.Pd Bhs Indonesia P
9 Bayu Purna N, S.Pd Bahasa Jawa L
10 Kurniawan Eko, ST Penjaskes L
11 Tri Setyo Handayani Prakarya P
12 Sutanti
L Kebersihan Sekolah
13 Slamet Riyadi
P Tukang Kebun
45
Tabel 3.3 Fasilitas SMP Muhammadiyah Susukan
No Nama Barang Kondisi Jumlah
Baik Buruk
1 Ruang kelas 3 - 3
2 Perpustakaan 1 - 1
3 Ruang Guru 1 - 1
4 Laboraturium 1 - 1
5 Toilet 3 - 3
6 Ruang aula 1 - 1
3. Visi Misi SMP Muhammadiyah Susukan
SMP Muhammadiyah Susukan memiliki visi dan misi yang bertujuan
memajukan lembaga pendidikan di SMP Muhammadiyah Susukan. Adapun visi
misinya antara lain:
1) Visi
Beriman , Terdidik, dan Berbudaya
2) Misi
- Menciptakan suasana yang religious di lingkungan dalam meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
- Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
peserta didik dapat berkembang secara optimal dengan potensi yang
dimiliki.
- Menggalakkan budaya tertib, budaya bersih dan budaya kerja melalui
kedisiplinan yang tinggi.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester 1, hari
Senin, 7 Oktober 2019 pukul 08.00 sampai 09.10 WIB, selama kurang lebih
2 jam pelajaran (2 x 40 menit) di ruang Kelas VII SMP Muhammadiyah
46
Susukan. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah bilangan. Pelaksanaan
setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu dengan
tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), obeservasi (observing),dan
refleksi (i). Adapun rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama
proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan dalam tahap perencanaan
adalah sebagai berikut:
a) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran matematika yang memuat serangkaian kegiatan
belajar mengajar yang menggunakan metode make a match.
Adapaun materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Bilangan Bulat.
b) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti
media pembelajaran (kartu pertanyaan dan kartu jawaban)
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan
metode make a match.
c) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaitan dengan materi
bilangan.
d) Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui
keterampilan guru dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan metode make a match.
e) Guru menyiapkan instrumen tes/evaluasi teks/soal yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika terkait
materi bilangan.
47
f) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode make a match.
b. Pelaksanaan
1) Pra Pembelajaran
Guru menyiapkan alat pembelajaran berupa buku matematika
dan media yang dibutuhkan.
2) Kegiatan Awal
a) Guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan memberi
salam.
b) Guru mengecek kehadiran siswa.
c) Guru bertanya pada siswa tentang materi minggu lalu dan
materi yang akan dibahas.
d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari serta tujuan
yang akan dicapai.
e) Guru menggali wawasan dasar atau pengalaman siswa yang
berkaitan dengan bilangan bulat.
f) Guru memberi motivasi siswa dengan memberi semangat untuk
tetap mengikuti dan menikmati setiap pembelajaran yang akan
dibahas terkait topik.
3) Kegiatan Inti
a) Guru meminta siswa mengingat kegiatan apa saja yang sudah
dilakukannya di pagi hari ini.
48
b) Guru menggali rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan
pertanyaan terkait kegiatanya sebelum berangkat kesekolah
(komunikasi).
c) Guru menjelaskan materi pelajaran secara runtut tentang
bilangan yang dapat berguna/bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari dengan penggunaan bahasa dan intonasi suara
secara jelas dan mudah dipahami.
d) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
e) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok
A dan B, kelompok ayam dan bebek, dan lain sebagainya
tergantung kreasi guru, dan meminta untuk berhadap-hadapan
antara 2 kelompok tersebut
f) Guru menjelaskan cara mereka bermain sambil belajar yaitu
dengan menerapkan metode make a match.
g) Guru membuat potongan kertas sejumlah 26 potong untuk 26
siswa yang di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan
jawaban. Potongan kertas yang berisi pertanyaan di bagikan
kepada separuh peserta didik, dan yang berisi jawaban juga di
bagikan ke pada separuh peserta didik.
h) Guru meminta peserta didik mencari pasangan soal dan
jawaban, setelah ketemu seluruh peserta didik suruh duduk
berdekatan. Dan mulailah satu persatu mencocokkan soal
dan jawabannya, yang lain mendengarkan barang kali ada
kekeliruan pasangan.
49
i) Guru mengoreksi dengan cara mendengarkan bacaan dan
memberi masukan pada pasangan yang keliru.
j) Setelah mengoreksi selesai siswa diberikan waktu untuk
menanyakan hal – hal yang belum jelas
k) Guru memberikan latihan soal diakhir pelajaran
4) Kegiatan Akhir
a) Guru menyimpulkan materi pelajaran
b) Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik agar lebih
giat belajar.
c) Guru menyampaikan materi yang akan datang.
d) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan kepada Ibu Hj. Faridah,S.Pd untuk
mengetahui keterampilan guru dan keaktifan siswa, selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode make a match dalam
meningkatkan hasil belajar. Dari hasil pengamatan yang peneliti
lakukan adalah guru sudah baik dalam media maupun RPP
pembelajaran, guru sudah menguasai materi pembelajaran dengan
baik, guru telah mengaktifkan rasa ingin tahu siswa berkaitan
dengan materi melalui tanya jawab. Tapi guru memiliki kendala
yaitu guru belum bersikap tegas dalam mengkondisikan siswa juga
guru masih ragu-ragu dalam memberikan saran bagaimana cara
melakukan menjodohkan kartu. Ada siswa yang kurang
memerhatikan penjelasan dari guru, sebagian siswa masih ragu-ragu
50
dan kurang percaya diri ketika melakukan pencocokan kartu, dan
dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang mencontek
dan bertanya kepada teman.
d. Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil
refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada siklus 1 sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Selama
pengamatan berlangsung masing terdapat masalah – masalah anatara
lain:
a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari
guru.
b) Ada siswa yang masih ragu ketika mencari pasangan
pertanyaan dan jawabannya.
c) Dalam mengerjakan soal masih ada siswa yang bertanya
kepada temannya.
Peneliti bersama guru melakukan berbagai ide perbaikan untuk
mengatasi kendala pada siklus I. Hal ini dilakukan supaya siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide perbaikan
tersebut adalah :
a) Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai
dan memberikan motivasi agar siswa lebih tertib dan
fokus dalam menerima pelajaran.
51
b) Guru menasehati siswa supaya percaya diri saat
melakukan pencocokan kartu atau mencari pasangan
kartunya.
c) Guru menyarankaan supaya siswa mengerjakan latihan
soal dengan usaha sendiri tidak mencontek dan bertanya
kepada teman.
Pada siklus I ini belum menunjukan hasil yang memuaskan,
maka diharapkan pada siklus II melalui model pembelajaran make a
match pada pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat
hasil belajar siswa akan meningkat.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada semester 1, hari
Senin,14 oktober 2019 pukul 08.00 sampai 09.45 WIB, selama kurang lebih 3
jam pelajaran (3 x 40 menit) di ruang Kelas VII A SMP Muhammadiyah
Susukan. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah operasi bilangan bulat.
Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan,
yaitu dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), obeservasi
(observing), dan refleksi (reflekting). Adapun rincian tiap tahapan kegiatan
yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II sebagai berikut.
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan dalam tahap perencanaan
adalah sebagai berikut:
a) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran matematika yang memuat serangkaian kegiatan
52
belajar mengajar yang menggunakan metode Make a Match.
Adapun materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah operasi bilangan bulat.
b) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti
media pembelajaran (kartu pertanyaan dan kartu jawaban)
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan
metode make a match.
c) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaitan de