Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM NUSANTARA
DENGAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IX I
SEMESTER 1
SMP NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Al mu‟kharomi Zailani
111-14-136
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM NUSANTARA
DENGAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IX I
SEMESTETR 1
SMP NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Al mu‟kharomi Zailani
111-14-136
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iii
iv
v
MOTTO
ا ن مع العس يسا ٥ فإ ن مع العس يس
٦ا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan dan sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al Insyirah : 5-6)
ه قل سريوا ف الأرض فإنظروا كيف كن ع ين من قبل كن أكث إقبة ال
مشكي
Artinya Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu
adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (Q.S Ar Rum : 42)
vi vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini disusun dan ditulis untuk dipersembahkan kepada:
1. Cintaku tersayang ibunda saya ibu Suminem dan ayahhanda tercinta ku
bapak Suwarsono yang telah memberikan cinta, kasih dan sayangnya kepada
saya. Yang telah mendorong dan menyemangati saya untuk melanjutkan
sekolah sampai pada perguruan tinggi.
2. Keluarga besar yang turut ambil bagian dalam memberikan motivasi yang
berguna untuk saya menyelesaikan tugas akhir ini
3. Sahabat sejati, keluarga kembaran saya yang turut membangun,
menyemangati dan selalu memberikan motivasi bagi saya yaitu Al mu‟
Rismillah Zailana
4. Keluarga besar SMP Negeri I Salatiga
5. Para sahabat-sahabat baik yang turut untuk menyemangati saya dan yang ada
ketika saya butuhkan.
viii
KATA PENGANTAR
الرحمن الرحيم بسم الل
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT
tiada dzat yang patut disembah, dipuji dan ditaati, dialah sang khaliq yang telah
menurunkan Islam sebagai aturan yang adil, dan mulia yang merupakan rahmad
dan nikmat bagi seluruh alam sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
skripsi ini dengan judul peningkatan hasil belajar pendidikan agama Islam
nusantara dengan metode make a match pada siswa kelas IX I semester 1 SMP
Negeri I Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah kepada penutup
para nabi dan rosul nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa berjuang untuk menyebarkan ajaran Islam.
Khususnya ilmu keislaman yang akan menjadi pondasi untuk kehidupan di dunia
dan akherat kelak. Bagi penulis tugas skripsi ini merupakan tugas yang ringan.
Penulis juga menyadari bahwa banyak kekuragan dan hambatan dalam skripsi
yang disusun oleh penulis ini karena adanya keterbatasan dan kekurangan yang
dimiliki. walaupun skripsi ini pada akhirnya dapat terselesaikan, meski dengan
adanya bantuan dari beberapa pihak yang ambil bagiann dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulusnya
kepada semua pihak yang telah memberikan batuannya, khususnya kepada
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) dan selaku dosen pembimbing.
4. Bapak dan ibu dosen Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
5. Bapak Wartono., M. Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri I Salatiga
ix
6. Bapak Slamet, S. Pd.I selaku guru pengampu pelajaran agama islam kelas
IX I SMP Negeri I Salatiga
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas bantuan yang telah diberikannya maka penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya. Penulis juga berdo‟a semoga amal perbuatan yang telah
diberikan dapat diterima oleh Allah swt dan mendapatkan balasan yang lebih baik
amin
Penulis juga mengharap kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan skripsi ini dan penulis juga brharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.
Salatiga, 10 Agustus 2018
Al Mu’kharomi zailani
111-14-136
x
ABSTRAK
Zailani, Al Mu‟ Kharomi. 2018. Peningkatan hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam Materi Sejarah Perkembangan Islam Nusantara dengan
metode Make a Match pada siswa Kelas IX I Semester 1 SMP
Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Siti
Rukhayati, M. Ag.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Sejarah Perkembangan Islam Nusantara, metode Make
A Match
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah penerapan model make a
match dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam materi sejarah
perkembangan Islam nusantara dengan metode make a match pada siswa kelas IX
I SMP Negeri I Salatiga Tahun pelajaran 2017/2018. Subjek penelitian yang
dilakukan adalah guru mata pelajaran dan siswa kelas IX I Semester 1 SMP
Negeri I Salatiga yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 2 diantaranya siswa
laki-laki.
Penelitian ini merupkan penelitian tindakan kelas (PTK). Siklus ini terdiri
dari dua bagian siklus I dan siklus II yang masing-masing terdiri dari empat
tahapan diantaranya: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. metode
pengumpulan data menggunakan, tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi.
Analisis data yang dilakukan menggunakan cara perbandingan pencapaian nilai
hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan kriteria ketuntasan klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada pra siklus
diperoleh hasil 35 % (9 siswa) ketuntasan dan 65 % (17 siswa) belum tuntas. Pada
siklus I yang mengalami ketuntasan sebanyak 69% (18 siswa) dan yang belum
tuntas sebanyak 31% (17 siswa). Sedangkan pada siklus II mengalami
peningkatan dimana siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 96% (25 siswa)
dan yang belum tuntas ada 4% (1 siswa). Maka simpulkan bahwa hasil per siklus
kriteria KKM siswa siklus I dan II mengalami peningkatan sebanyak 27 %.
Pengarang :
a. Nama : Al Mu‟kharomi Zailani
b. E-mail : [email protected]
Pembimbing
a. Nama : Siti Rukhayati, M. Ag
b. E-mail : siti [email protected]
Fakultas : FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jurusan : 18 halaman
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................... v
PERNYATAAN KELULUSAN TULISAN ....................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 5
E. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 5
F. Indikator Keberhasilan ............................................................................. 6
G. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1. Manfaat Secara Teoritis ................................................................. 6
2. Manfaat Secara Praktis .................................................................. 6
H. Definisi Operasional ........................................................................... 7
1. Peningkatan Hasil Belajar ............................................................. 7
2. Pendidikan Agama Islam ............................................................... 8
3. Sejarah Perkembangan Islam Nusantara ....................................... 8
4. Metode Make And Match ............................................................. 9
I. Metode Penelitian .................................................................................. 9
xii
1. Rancangan Penelitian .................................................................... 9
2. Lokasi, Waktu Dan Subjek Penelitian ......................................... 10
3. Langkah-Langkah Penelitian ....................................................... 11
4. Instrumen Penelitian .................................................................... 15
5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 16
6. Analisis Data ............................................................................... 16
J. Sistematika Penulisan ........................................................................ 17
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Kajian Teori ......................................................................................... 19
1. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 21
2. Pendidikan Agama Islam ................................................................. 24
3. Sejarah Perkembangan Islam Nusantara ......................................... 28
4. Metode Make And Match ................................................................ 35
5. Hubungan Make And Match Terhadap Peningkatan Hasil Belajar 40
B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri I Salatiga .................................................... 42
1. Profil SMP Negeri I Salatiga ................................................................ 42
2. Data Keadaan Siswa ............................................................................. 43
3. Sarana dan prasarana ............................................................................ 44
4. Visi dan misi ......................................................................................... 44
5. Subjek, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian ............................... 45
B. Deskripsi Pelaksana Penelitian 46
1. Deskripsi pra siklus .............................................................................. 46
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................. 47
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN
A. Deskripsi Per Siklus 61
1. Deskripsi Pra Siklus ........................................................................... 61
xiii
2. Deskripsi Siklus I ............................................................................... 63
3. Deskripsi Siklus II .............................................................................. 65
B. Pembahasan .................................................................................................. 66
1. Pra Siklus .................................................................................................. 66
2. Siklus I ...................................................................................................... 66
3. Siklus II .................................................................................................... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 78
B. Saran ........................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar ......................................... 27
Tabel 1.2 Kompetensi Inti ................................................................................. 27
Tabel 1.3 Data Keadaan Siswa .......................................................................... 43
Tabel 2.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ..................................... 46
Tabel 2.3 Aspek Dalam Guru Siklus I ............................................................... 50
Tabel 2.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...................................................... 51
Tabel 2.5 Nilai Evaluasi Siklus I ....................................................................... 52
Tabel 2.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 57
Tabel 2.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II .................................................... 58
Tabel 2.8 Nilai Evaluasi Siklus II ...................................................................... 59
Tabel 3.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ..................................... 62
Tabel 3.2 Perolehan Nilai Ulangan Harian (Siklus I) ......................................... 64
Tabel 3.3 Perolehan Nilai Ulangan Harian (Siklus 1I) ....................................... 65
Tabel 3.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ....................................................... 67
Tabel 3.5 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...................................................... 70
Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ..................................................... 72
Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II .................................................... 75
Tabel 3.8 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II .................................. 77
xv
Daftar Bagan
Bagan 1.1 Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Arikunto Dalam
Suyadi ................................................................................................................ 10
Bagan 1.2 Pengamatan Observasi ..................................................................... 14
Bagan 1.3 Hubungan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar ........... 39
xvi
Daftar Diagram
Diagram 1.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ................................ 63
Diagram 1.2 Perolehan Nilai Ulangan Harian (Siklus 1) .................................. 67
Diagram 1.3 Perolehan Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus II) ............................ 72
xvii
Daftar kolom
Kolom 1.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ..................................................... .. 77
xviii
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 6 Daftar Nilai Siklus I
Lampiran 7 Daftar Nilai Siklus II
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 12 Lembar Jawaban Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 13 lembar Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 14 Profil SMP N I Salatiga I
Lampiran 15 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Skirpsi
Lampiran 19 Nilai SKK
Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 21 Metode Make A Match Siklus I dan Siklus II
Lampiran 22 Wawancara Siklus I dan Siklus II
xix
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM NUSANTARA
DENGAN METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IX I
SEMESTER 1
SMP NEGERI I SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Al Mu‟kharomi Zailani
111-14-136
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
8102
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterprestasi, menghasilkan kebenaran objektif, sudah
diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang kebenarannya (Zainuddin, 2016: 37).
Ilmu sendiri sering diartikan dengan sebuah kejelasan yang sering digunakan
dalam proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan. Setiap disiplin
ilmu sering dibatasi dengan objek kajian. Namun secara filsafat sendiri ilmu
lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan.
Falsafah Pendidikan Islam ialah pikiran, pandanagan dan renungan
(Zainuddin, 2016: 42). manusia tentang suatu proses transformasi dan usaha
pengembangan bakat serta kemampuan seseorang baik aspek kognitif, afektif
psikomotor maupun akhlak. Pendidikan dalam pandangan Islam sendiri sering
disebut dengan suatu proses informasi yang kemungkinan diserap oleh
masing-masing individu yang dapat menjiwai secara berfikir, bertindak dan
bersikap yang berguna untuk dirinya sendiri, hubungannya dengan manusia
lain, hubungan dengan Allah sang khaliq maupun hubungannya dengan alam.
Pembentukan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, ditandai
dengan karakteristik pendidikan (Zainudddin, 2016: 43). Tidak hanya dengan
mengajarkan atau mentransformasikan ilmu dan ketrampilan serta budaya
melainkan dengan cara memberikan perlengkapan kepada peserta didik untuk
memecahkan persoalan baik yang sudah tampak pada sekarang maupun
permasalahan yang akan datang. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam
selalu berorientasi pada masa yang akan datang karena anak didik masa kini
merupakan pendidik di masa yang akan darang. Seorang guru dalam
mengajarkan materi harus mengikuti perkembangan zaman.
Membiasakan diri pada kecakapan siswa yang memiliki taraf berbeda-
beda (tidak semua anak bakat yang sama pada pembelajaran). Selain itu tidak
1
mungkin siswa punya kemampuan dengan segala daya kemampuannya
mampu sigap dalam keadaan yang nyata pada proses belajar mengajar (Majid,
2014: 106). Ada kalanya siswa mengalami kejenuhan untuk mempelajari
pembelajaran. Dari itulah pengajar hendaknya beradaptasi pada keadaan
muridnya. Penting untuk melaksanakan pembelajaran yang inovasi, menarik
serta menyajikan pelajaran yang efektif dan efisien agar pelajar ketagihan
untuk mengikuti penyampaian materi.
Kurikulum dan pola pikir yang sesuai (Majid, 2014: 108). dapat
mendukung untuk mengikuti perkembangan pembelajaran pada anak didik.
Hal ini pula mampu mengurangi tingkah laku anak yang menyimpang dari
kebiasaan belajar. mudah untuk mengarahkan anak didik mengikuti proses
belajar mengajar dengan kehidupan sehari-hari dimasyarakat sekitar mereka.
apabila peserta didik berhadapan dengan lingkungan hidup mereka akan
menemukan banyak yang berlomba-lomba untuk kesenangan materi sebanyak
mungkinbanyak yang berkeyakinan semakin banyak yang dimilikinya, maka
ia akan semakin senang dan bahagia.
Penerapan pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
pada hakekatnya banyak pendapat yang menyatakan bahwa merupakan
pembelajaran yang kurang menarik. Itulah kenapa dalam keadaan nyata daya
tarik anak masih rendah. faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pengaruh hasil belajar diantaranya dari pihak pengajar maupun pelajar sendiri.
Penyebab yang sering ditemukan adalah dari cara mengajar yang kurang
kreatif, lebih cenderung monoton dan tidak menyesuaikan dengan keadaan
siswa. Sebetulnya gaya belajar siswa satu dengan yang lainnya pasti berbeda-
bada.
Cara mengajar Jika sanggup disamakan antara guru dangan pemahaman
siswa akan menciptakan suasana aktif, hidup dan pencapaian hasil yang
diinginkan secara maksimal. Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
belajar anak yaitu dengan sokongan yang dimulai dari orang tua (Kanisus,
2006: 62), Ini merupakan unsur lebih tinggi permasalahannya. Permulaan
anak memulai pembelajaran pertama dari orang tua. Mereka akan
2
mempersiapkan untuk dibiasakan anaknya dalam proses belajar. dengan
adanya pembiasaan ini anak lama-kelamaan trampil dalam memahami
perkembangan ilmu modern yang diperolehnya.
Ketika sudah bersekolah, pada saat yang tepat anak dapat menunjukkan
tanpa adanya keraguaan, bakat, perhatian, dorongan dalam berpengetahuaan.
Orang tua juga dapat membatasi kegiatan anak dalam memanfaatkan waktu
yang ada secara teratur dan maksimal. Adapun dengan orang tua bisa
memberikan motivasi akan memunculkan semangat dalam mempelajari ilmu
pengetahuan. Semakin canggihnya teknologi yang berkembang saat ini, tak
dapat dipungkiri membuat ilmu pengetahuan untuk dapat disesuaikan pada
perkembangan modern saat ini. Dengan berkembangnya tegnologi
mempermudahkan anak dalam pembelajaran.
Teknologi dengan piawainya menghasilkan pengaruh kuat pada proses
mempelajari pengetahuan. Memang dampak yang banyak tidak bisa terlepas
dari positif dan negatif. Jika mampu mempergunakan secara efisien akan
memberikan manfaat yang besar-besaran. Namun sebaliknya jikalau sama
sekali tidak sanggup memakai maka memberikan keburukan yang nyata. Oleh
sebab itulah pelajar mesti dengan pintar memilih yang terbaik dari
penggunaan teknologi. Peran dari orang tualah juga salah satu faktor
pendukung yang mesti cerdas mengawasi dan mengatur kegiatan anaknya
selama memakai tegnologi.
Hasil pengambilan survey yang dilakukan peneliti pada siswa kelas IX I
SMP Negeri I Salatiga melalui diskusi dengan guru kelas diperoleh adanya
masalah dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang telah dilaksanakan
berupa penyerapan siswa tentang materi yang disampaikan. Tidak
maksimalnya anak dalam proses belajar yang berdampak pada nilai ujian
menurun ataupun kurang memuaskan. Dibuktikan dengan menurunnya hasil
nilai akhir pendidikan agama Islam yang menunjukkan dari 26 siswa kelas IX
I SMP Negeri 1 Salatiga yang memiliki nilai standar KKM. Hanya 35 % dari
26 siswa yang memenuhi standar, sedangkan yang 65 % dari 26 siswa
mendapat nilai dibawah standar KKM yaitu 80 pada ulangan harian.
3
Berdasarkan adanya permasalahan yang mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa. Peneliti berdiskusi dengan guru pengampu materi untuk mencari
pencapaian keselarasan mengenai kecocokan dalam mengambilan strategi
yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Faedah penggunaan
metode dengan cara istimewa dan menarik dapat menggerakkan motivasi.
Penyesuaian diri dalam beradaptasi pada lingkungan pembelajaran baik
tempat maupun suasana. Mengasah kerjasama yang dapat menghindari
pertikaian dan menguntungkan pendidik memahamkan materi pada
permasalahan pendidikan agama Islam khususnya materi menelusuri tradisi
Islam di nusantara pada siswa kelas IX I semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga
Tahun pembelajaran 2017/1018.
Penerapan metode make a match dapat memudahkan siswa dengan materi
baru. Membiasakan diri meningkatkan pemahaman anak terhadap materi
pembelajaran. Metode kartu ini digunakan sebagai penguatan terhadap
pembelajaran yang diterapkan atas ketrampilan pengetahuan yang dimiliki.
strategi pembelajaran kartu merupakan salah sutu metode “student centered
learning” (SLC) (Uno, 2014: 6). dimana pada metode ini peserta belajar
ditumtut untuk berperan aktif dalam bentuk belajar bersama atau
berkelompok. Pembelajaran menggunakan kartu merupakan metode
pembelajaran dimana siswa berkerjasama dalam kelompok kecil yang
mengarah dalah satu tujuan.
Dalam kelompok ini siswa membantu antara satu dengan yang lainnya artinya
memiliki unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai sebuah
kesuksesan. Berdasarkan paparan latar belakang masalah tersebut, perlu
diadakannya penyelesaian masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini
dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi
Sejarah Perkembangan Islam Nusantara Dengan Metode Make A Match
Pada Siswa Kelas IX I Semester 1 SMP Negeri I Salatiga Tahun
Pelajaran 2017/2018.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan penelitian ini
adalah: apakah metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar
pendidikan agama Islam materi sejarah perkembangan Islam Nusantara
pada siswa kelas IX I semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga Tahun
pembelajaran 2017/1018.?
C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui peningkatan hasil belajar pendidikan agama Islam
materi sejarah perkembangan Islam nusantara dengan metode make a match
pada siswa kelas IX I SMP Semester 1 Negeri I Salatiga Tahun pelajaran
2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
telah dikemukakan. Dimana teori yang menyangkut sejumlah asumsi yang
perlu dimaknai, diduga atau digunakan sebagai pegangan dalam penelitian
tindakan kelas tidak terlalu menjadi ukuran untuk menyelesaikan
permasalahan sehari-hari yang berpragmatik dikelas ini merupakan
pendapat dari Hopkins, 1993 (dalam Wiriaatmadja, 2008: 87). Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah metode make a match yang dapat
memberikan peningkatan hasil belajar pendidikan agama Islam materi
sejarah perkembangan Islam Nusantara pada siswa kelas IX I semester 1
SMP Negeri 1 Salatiga Tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan yang diambil peneliti yaitu:
Pencapaian Nilai yang didapat siswa harus mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 80 serta siswa mencapai ketuntasan klasikal yakni 85%
dari jumlah seluruh siswa pada indikator pencapaian yang berdasarkan
5
pada ketetapan di SMP Negeri 1 Salatiga dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam serta.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menyampaikan informasi yang sesuai
kebutuhan dan mampu membuktikan kemahirannya baik secara praktis
maupun teoritis berikut ulasannya:
1. Manfaat secara teoritis
Memperbanyak refrensi dalam memanfaatkan salah satu strategi
pembelajaran dan alat bantu penunjang rangkaian keberhasilan dalam
proses pembelajaran.
2. Manfaat secara praktis
Berguna untuk siswa dan guru sekolah sebagai sistem pendidikan terhadap
hasil yang dicapai dalam menyelesaikan kegiatan belajar mengajar.
a. Bagi siswa
1) Memberikan siswa perhatian yang istimewa terhadap pembelajaran
2) Ketika mendapatkan keterangan yang jelas maka ia akan aktif
pada lingkungan pelajaran.
3) Menimbulkan penyesuaian diri baik pada teman, tempat belajar,
situasi maupun kondisinya.
4) Mengasuh perhatian teliti akhirnya bersuka hati untuk mengikuti
pembelajaran.
5) Pencapaian kesuksesan dalam menentukan hasil yang maksimal
b. Bagi guru
1) Menambah dan mengenal khasanah pengetahuan tentang
penerapan metode make a match dalam pembelajarn pendidikan
agama Islam.
2) Guru termotivasi untuk mengembangkan merencanakan tindak
kelas yang bermanfaat.
3) Termotivator menerapkan metode dan alat yang lebih variasi
supaya lebih menarik dan mudah dipahami siswa.
6
c. Bagi sekolah
Hasil riset ini dapat dijadikan peningkatan kwalitas dan mengenal
kemampuan yang dimiliki oleh siswa kelas IX I SMP Negeri 1
Salatiga.
d. Bagi peneliti lain
Dapat menambah refrensi bagi peneliti lain yang dapat memberikan
tambahan ilmu dan motivasi untuk mengahasilkan kreasi baru lebih
inovator hasilnya lebih kreatif dan mendapatkan paham-paham baru.
e. Bagi pengambilan kebijakan
Sebagai masukan atau informasi bagi kepala sekolah dalam
pengambilan kebijakan yang dapat mengarahkan guru agar
menciptakan metode pembelajaran baru yang membantu meningkatkan
prestasi baru.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara
peneliti dengan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian maka
peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:
a. Peningkatan Hasil Belajar
Belajar diidentifikasikan dengan proses kegiatan sehari-hari siswa
disekolah maupun dilingkungan. Proses belajar itu dapat ditunjukkan pada
perilaku siswa dalam mempelajari bahan ajar dan tampak pada tindakan
hasil belajar. menurut ibnu khaldum dalam Sulaiman, Fathiyyah Hasan,
mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses menstranformasikan
nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan
eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat.
Menurut Gagne (1977) menganalogkan belajar dengan sebuah proses
membangun gedung. Anak secara terus-menerus membangun makna baru.
Sedangkan menurut Goodman (1987) mengatakan siswa belajar dengan
menggunakan tiga cara yaitu pengalaman, pengamatan dan bahasa. Jadi
kesimpulannya belajar merupakan memahami sesuatu yang baru dan
7
kemusian memakanainya (perubahan tingkah laku para peserta didik baik
dalam aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan) (Majid, 2014: 107).
b. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam ialah pikiran, pandangan dan renungan
manusia tentang suatu proses transformasi dan usaha pengembangan bakat
serta kemampuan seseorang baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
maupun akhlak pribadi untuk menetapkan status, kedudukan dan fungsi
didunia dan akherat kelak. Oleh karena itu pendidikan agama Islam
merupakan suatu proses penyampaian informasi (berkomunikasi) yang
kemudian diserap oleh individu yang dapat menjiwai cara berfikir,
bersikap dan bertindak, baik untuk dirinya, hubungan dengan Allah,
dengan manusia lain atau masyarakat (Zainuddin, 2018: 43).
c. Sejarah perkembangan Islam Nusantara
Indonesia dikenal dengan negara kepulauan yang memiliki beragam
suku, agama, ras, bahasa dan budaya. Kekayaan budaya ini tidak terlepas
dari faktor sejarah bangsa Indonesia dari masa ke masa. Indonesia pernah
mengalami berbagai masa zaman, seperti Hindu-Buddha, Zaman
Penjajahan, Kemerdekaan sampai pada reformasi sekarang ini. Setiap
zaman membawa pengaruh tersendiri bagi pertumbuhan dan
perkembangan kebudayaan Nusantara (Ahsan dan Sumiyati, 2015: 98).
Perkembangan Islam Nusantara menambah khasanah dan kekayaan
budaya. Para mubaligh dan penyebar Islam telah berhasil menanamkan
akidah Islamiyah Nusantara. Hal ini sekaligus memunculkan dan
menumbuhkan kebudayaan baru. Tradisi Islam ini muncul akibat ajaran
agama yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam
merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan dimasyarakat sampai pada tradisi
dan tata cara hidup.
8
d. Metode Make A Match
Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh lorna Curran. Saat ini
strategi menjadi salah satu metode yang penting dalam kelas (Huda, 2013:
251). Metode make a match adalah salah satu model “student centered
learning” (SLC). Pada model ini peserta pelajar dituntut untuk berperan
aktif dalam bentuk belajar bersama atau berkelompok. Strategi ini juga
merupakan pembelajaran kolaborasi (Ayandaru, 2013: 56).
G. Motode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Bertujuan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pendidikan agama
Islam materi sejarah perkembangan Islam nusantara dengan metode make
a match pada siswa kelas IX I semester 1 SMP Negeri I Salatiga Tahun
pelajaran 2017/2018. Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam
PTK yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 16 dalam Suyadi, 2010: 49-
53).
9
Bagan 1.1 model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK menurut Arikunto
dalam Suyadi
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini diilaksanakan di SMP 1 Salatiga, yang beralamat Jl.
Kartini No. 24, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah. Proses penjelasan
secara global kondisi dan keadaan kelas IX I SMP Negeri 1 Salatiga
merupakan kelas yang cukup asri dimana terletak cukup strategis
dengan ruang guru. Kelas IX I pun tidak terlalu panas karena ada
pepohonan di depan kelas.
Selain itu juga terdapat ruang tempat perpustakaan kecil untuk
menambah wawasan pengetahuan yang terletak di pojokan kelas,
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamata
n
Refleksi
Perencanaa
n
Pelaksanaa
n
Pengamata
n
Refleksi
?
SIKLUS II
10
tempat untuk guru menjelaskan materi dibuat menanjak hal ini
dimaksudkan untuk proses belajar mengajar mudah untuk diterapkan
yang mana kesemuanya sangat diperlukan untuk menunjang proses
belajar mengajar siswa maupun guru. SMP Negeri 1 Salatiga sekolah
ini dipilih sebagai tempat penelitian karena strategi make a match
diperlukan untuk lebih mengembangkan kemampuan guru dalam
menyampaikan proses pembelajaran yang telah terjalin.
b. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan jadwal
pembelajaran maka waktunya mengikuti jadwal pembelajaran yang
telah ditetapkan oleh sekolah. Hal ini dimaksudkan agar tidak tumpang
tindih materi yang diterima oleh peserta didik. Penelitian tindakan
kelas ini akan dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai bulan
November Tahun 2017. Jadwal sementara adalah sebagai berikut:
1. Tanggal 11 November 2017 yaitu kegiatan permintaan izi
penelitian dan observasi di.
2. Tanggal 14 November 2017 yaitu pelaksanaan siklus I
3. Tanggal 21 November 2017 yaitu pelaksanaan siklus II
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dilakukan pada guru pendidikan agama Islam
dan siswa kelas IX I SMP Negeri 1 semester 1 Salatiga Tahun
pelajaran 2017/2018 pada umumnya mereka termasuk siswa-siswa
yang cerdas dan tekun dalam belajar. penelitian ini khususnya pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam materi sejarah perkembangan
Islam Nusantara dengan metode make a match.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini Secara umum terdapat empat langkah-langkah dalam
melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
11
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan pendahuluan terhadap pemeriksaan kesiapan.
Sebelumnya juga telah dilakukan pengenalan fisik sekolah. Bertemu
dengan kepala sekolah, memperkenalkan diri, permintaan izin untuk
melakukan penelitian pada siswa.
Kegiatan orientasi ini juga dimaksudkan untuk memudahkan peneliti
dengan tindakan penelitian agar diterima oleh lingkungan yang akan
diteliti selanjutnya mampu mendapatkan kepercayaan (Wiriaatmadja,
2008: 101).
Perencanaan mencangkup tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi
masalah, merumuskan masalah dan memecahkan masalah (Suyadi,
2010: 51). Pada masing-masing kegiatan terdapat sub-sub kegiatan
yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang kesempurnaan:
1. Identifikasi masalah
Sebagian besar nilai pendidikan agama Islam kelas IX I SMP
semester 1 Negeri 1 Salatiga berada dibawah standar kelulusan
Masalah ini didukung oleh data empiris berupa dokumen-dokumen
ulangan harian maupun ulangan umum yang telah dilakukan oleh
guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Faktor lain adanya
pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara monoton, hanya
menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan metode
yang lain.
2. Merumuskan masalah
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa dan observasi
langsung. Data dari segala sumber tersebut dikumpulkan dan
dianalisis secara kolaboratif sehingga penyebab utama munculnya
masalah dapat ditemukan (Suyadi, 2010: 26). Contoh guru lebih
cenderung mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan
belum mampu mengembangkan dengan metode baru yang lebih
efektif untuk menunjang proses belajar mengajar siswa.
12
3. Memecahkan masalah
Untuk mengatasi masalah Maka dari itu peneliti menggunakan
metode make a match dimana siswa belajar berkerjasama dengan
lainnya. Siswa diberi 13 soal pertanyaan dan jawaban. Diberi
waktu 5 menit untuk mencari pasangannya selanjutnya berdiskusi
dan mempertanggung jawabkan untuk melakukan presentasi dan
menjawab pertanyaan jika ada.
b. Acting (pelaksanaan)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada
tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Harus diingat pula dalam bertindak
ini harus sesuai dengan rencana, tetapi juga harus terkesan alamiyah
dan tidak direkayasa (Suyadi, 2010: 62). Guru mengajarkan siswa
menggunakan metode make a match.
Pengajar juga harus menciptakan lingkungn pembelajaran
menyenangkan supaya siswa tidak merasa bosan dan peneliti
melakukan simulasi pelaksanaan. Yaitu dengan cara menyiapkan alat
pendukung maupun sarana lain penunjang kelancaran dalam siasat
pembelajaran yang diinginkan supaya tidak terjadi ketidakleluasaan
yang menghambat kelancaran penerapan belajar mengajar.
c. Observasi (pengamatan)
Prof Suyadi menyatakan PTK adalah pengamatan (observing) yang
dimaksud dalam tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain,
observasi adalah alat untuk memontret seberapa jauh afek tindakan
telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan
jenis data yang dikumpulkan, atau alat instrumen umpulan data
(Suyadi, 2010: 63). Perlu disajikan pula bagaimana menyajikan
langkah pembelajaran yang harus dilakukan dan bagaimana pengamat
memulai dengan mengumpulankan data melalui observasi.
Pengumpulan data sudah disepakati bersama, selanjutnya dianalisasi
dalam diskusi berturut-turut setelah tampilan pembelajaran selesai.
13
pengajar dan pengamat akan mempelajari bersama hasil observasi,
menyepakati hasil pengamatan berbentuk kekurangan atau
keberhasilan yang dijadikan catatan lapangan dan mendiskusikan
langkah selanjutnya. Perhatikanlah bagan berikut:
Bagan 1.2 Pengamatan Observasi
Hubungan antara guru yang melaksanakan pembelajaran dan pengamat
atau observer harus saling percaya, saling bantu dan fokus untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas serta mendukung strategi atau
teknik-teknik belajar mengajar (Wiriaatmadja, 2008: 107).
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Dalam tahap ini peneliti memperlihatkan pengalamannya
sehingga tampak jelas kekurangan maupun kelebihanya (Suyadi, 2010:
64) Jika peneliti melakukan secara individu, maka kegiatan refleksi
lebih tepat disebut dengan evaluasi diri. artinya berguna untuk
intropeksi diri sendiri dimana ia mengakui kelemahan dan
kelebihannya.
Adler melihat ada tiga persepktif mengenai refleksi, yakni:
1. Inkuiri reflektif
Fokus kepada penelitian guru dalam strategi mengajar, konten
atau materi pembelajaran dan tujuan. Dengan tujuan melatih guru
dan calon guru untuk berrefleksi. Pembelajaran reflektif
merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan teori dan prinsip
14
mengajar dan belajar yang dikembangkan melalui inkuiri ilmiah
dalam situasi proses belajar mengajar yang nyata pada siswa.
2. Schon (1987, dalam Adler, 1994) memilih refleksi tindakan.
Berguna untuk memberikan respon cepat dalam situasi kurang
menyakinkan, unik, bahkan situasi konflik. Maka menurut Schon
refleksi adalah “knowledge” atau ilmu yang tidak diungkapkan atau
refleksi dalam tindakan.
3. Zeicher dan Liston (1987, dalam Adler, 1994 sebagai berikut:
a) Tahap teknis dimana guru dapat mengaplikasikan ilmunya
untuk mencapai tujuan pembelajaran
b) Pilihan-pilihan yang dilakukan waktu mengajar
Berkaitan dengan isu-isu etika dan moral (Wiriaatmadja, 2008: 28).
e. Siklus-siklus
Siklus merupakan putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Dalam hal
ini yang dimaksud siklus yaitu putaran penuh tahapan-tahappan dalam
PTK, sebagaimana disebutkan diatas.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh periset dalam kegiatan pengumpulan data menjadi sistematis dan
mudah. Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dari
hasil proses belajar siswa sebagai berikut:
a. Lembar pengamatan atau blanko pengamatan, digunakan terhadap
pengamatan langsung proses belajar mengajar guru kepada siswa.
Berhasil atau tidaknya pembelajaran selama pengunaan metode make a
match. Dalam hal ini akan dibahas istrumen penelitian yang meliputi
b. Wawancara
Menurut Denzin dalam Goetz dan Le Compte (1984) wawancara
merupakan pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang yang
dianggap dapat memberikan informasi mengenai penafsiran perkara-
15
perkara yang dipandang perlu (Wiriaatmadja, 2008: 117). Suatu
bentuk komunikasi verbal suatu percakapan yang bertujuan untuk
memperoleh informasi.
c. Tes evaluasi atau tes soal
digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pendidikan
agama Islam dengan materi sejarah perkembangan Islam di Nusantara
(Trianto, 2011: 61).
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Tes dilakukan dua kali, yaitu sebelum proses pembelajaran dimulai
(pretest) dan sesudah proses pembelajaran (posttest) ada dua macam
tes yaitu tes produk mengukur aspek kognitif yang dimiliki siswa dan
tes proses yang bertujuan mengetahui ketrampilan proses pada siswa.
b. Observasi atau pengamatan
Observasi merupakan pengawasan yang mengharuskan peneliti terjun
secara langsung dan dekat untuk menggali bahan yang akan ditelitinya
(Sudaryono dkk, 2013: 38) Observasi juga digunakan untuk
mendapatkan data tentang perubahan yang terjadi selama proses
pembelajaran yang dimana periset melakukan pengamatan dalam
perhatian siswa, tanggapan dan keaktifan siswa baik yang didalam
kelas maupun diluar kelas.
6. Analisis Data
Menganalisis data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang
telah dilaksanaan. Analisis data ini dilakukan dengan membandingkan
antar skor nilai pra siklus sebanyak 35% tuntas dan 65% belum tuntas
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan yaitu
80 (sesuai dengan KKM yang diberlakukan di SMP N 1 Salatiga. Oleh
karena itu siswa dkatakan tuntas belajarnya jika nilai yang didapatnya ≥
16
80. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya jika perolehan
nilai siswa ˂ 80.
Penentuan akhir perbaikan diamati melalui siklus-siklus menggunakan
metode make a match. Siklus I Tahap ini peneliti menggunakan metode
make a match untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa, namun
jika dalam penelitian tersebut belum ditemukan keberhasilan maka peneliti
akan melanjutkan siklus II untuk memperoleh hasil yang maksimal dan
mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif. Tujuan adalah mendeskripsikan kegiatan siswa selama
proses belajar mengajar. berikut ulasannya:
1) Analisis pengamatan aktivitas siswa
Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan
teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi
dengan seluruh aktivitas dikalikan 100
Presentase respon siswa =
Dimana :
A = proporsi siswa yang memilih
B = jumlah siswa (responden)
2) Analisis tes hasil belajar
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa digunakan instrumen tes
hasil belajar siswa yang meliputi produk, proses, dan psikomotor
(Trianto, 2011: 63).
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian
penyajian data penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika
penulisan:
17
Bab 1 pendahuluan
Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaaat hasil
penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisikan uraian tentang kajian materi penelitian, kajian teori (yang
digunakan sebagai landasan dalam PTK) dan kajian pustaka.
Bab III Pelaksanaan Penelitian
Dalam hal ini berisikan deskripsi pelaksanaan siklus I (orientasi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, diskusi dan refleksi), deskripsi
pelaksanaan siklus II dan seterusnya sampai mengalami titik jenuh.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Berisi tentang uraian hasil deskripsi per siklus yang membahas mengenai
data hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan ataupun
kegagalan dan pembahasannya.
Bab V Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Peningkatan Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pendapatan atau perolehan sesuatu yang telah
dikerjakan. Belajar merupakan . Menurut Ibnu Khaldum dalam Sulaiman,
Fathiyyah Hasan mengatakan bahwa belajar merupakan proses menstranf
ormasikan nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat
mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat.
Menurut Gagne (1977) menganalogkan belajar dengan sebuah proses
membangun gedung, artinya anak secara terus-menerus membangun
makna baru. Sedangkan menurut Goodman (1987) mengatakan siswa
belajar dengan menggunakan tiga cara yaitu pengalaman, pengamatan dan
bahasa. Jadi kesimpulannya belajar merupakan memahami sesuatu yang
baru dan kemusian memakanainya (perubahan tingkah laku para peserta
didik baik dalam aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan) (Majid, 2014:
107).
Dalam hal ini yang di maksud dari hasil belajar pendidikan agama
Islam meteri sejarah perkembangan Islam Nusantara adalah kemampuan
yang dimiliki siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi
yang ditunjukkan dengan perolehan peningkatan hasil belajar yang dapat
ditunjukkan pada perilaku siswa dalam mempelajari bahan ajar dan
tampak pada tindakan hasil belajar. Dalam ilmu pendidikan, pelajaran
diidentifikasikan dengan proses kegiatan sehari-hari siswa di lingkungan
sekolah atau madrasah.
Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat
dipandang dari dua subjek yaitu siswa dan guru. Bagi siwa belajar dialami
sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi
bahan belajar. bahan belajar sangat beragam baik bahan yang dirancang
19
dan disiapkan khusus oleh guru atau bahan belajar yang ada di alam
sekitar yang tidak dirancang secara khusus. Belajar diidentifikasikan
dengan proses kegiatan sehari-hari siswa disekolah maupun dilingkungan.
a. Teori Belajar
Anak dilahirkan sudah memperhatikan keunikan-keunikan, seperti
peryataan dirinya dalam bentuk tangisan atau gerakan-gerakan
tertentu. Hal ini menggambarkan bahwa sesungguhnya anak sejak lahir
memiliki potensi untuk berkembang. J.J. Rousseau berpendapat anak
belum sepenuhnya memiliki potensi yang diperlukan bagi penyesuaian
diri terhadap lingkungannya, dan masih memerlukan bantuan untuk
berkembang kearah kedewasaan yang sempurna. Pandangan lain
muncul dari John Locke yang berpendapat anak dianggap sebagai
kertas putih, dimana orang-orang bebas menulis kertas tersebut dan
aspek diluar lingkunganlah yang mempengaruhi tingkat kedewasaan
anak.
Sedangkan pandangan lain muncul dari aliran konvergensi dengan
tokohnya Wilian Stern mengatakan bahwa kodrat mnusia mempunyai
kemampuan sejak lahir, tetapi komponen ini akan berkembang baik
dan sempurna berkat pengaruh lingkunagan (Majid, 2014: 111).
Pandangan diatas menurut penulisi anak sebagai makhluk yang unik
sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan.
Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan
disamping persamaannya. Implementasi terhadap pengembangan
kurikulum yaitu:
a) Anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai bakat, minat dan
kebutuhan
b) Disamping disediakan pembelajaan yang sifatnya umum juga
wajib dipelajari anak pilihan yang sesuai dengan minat
c) Kurikulum yang sifatnya kejuruan dan akademik.
d) Kurikulum yang memuat tujuan yang mengandung pengetahauan,
nilai, sikap atau ketrampilan (Majid, 2014: 112).
20
b. Ciri-Ciri Belajar
1) Membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2) Suatu prosedur yang dijalankan dengan adanya perencanaan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan
3) Ditandai dengan adanya aktivitas dari anak
4) Ada batas waktu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Kastolani, 2014: 114)
Hasil belajar mengajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah
kondisi yang berpeda (Wena, 2011: 6). Variabel hasi belajar mengajar ada
tiga macan yaitu:
1) Keefektifan (effectiveness)
Diukur dari tingkat pencapaian siswa dan terdapat empat indikator
untuk mempreskripsikannya yaitu kecermatan, penguasaan perilaku
yang dipelajari, kecepatan kerja, tingkat alih belajar dan tingkat
retensi.
2) Efisiensi (efficiency)
Perbandingan antara keefektifan dan jumlah waktu atau biaya yang
digunakan dalam pembelajaran.
3) Daya tarik (appeal)
Diukur dengan mengamati kecendrungan siswa untuk tetap atau terus
belajar.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiyah Darajat (1987) mengatakan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik
agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh,
menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Tayar Yusuf (1986)
21
mengatakan pendidikan agama islam sebagai usaha sadar generasi tua
untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan
ketrampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia
muslim, bertaqwa kepada Allah berbudi pekerti luhur dan
berkepribadian yang memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
Islam.
Azizy (2002) berpendapat bahwa adanya trasfer nilai, pengetahuan
dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar generasi
muda mampu hidup. Mata pelajaran Pendidikan agama islam itu secara
keseluruhannya terdapat dalam al-Qur‟an dan Hadis, kimanan, akhlak,
fiqh, ibadah dan sejarah (Majid, 2014: 13). Jadi pendidikan agama
Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam
mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
atau pelatihan yang telah dirancanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Apabila kita perhatikan program pendidikan agama Islam dalam
sejarah kehidupan mausia, dapat dikatakan berkembang terus yang
ditandai oleh perkembangan lembaganya. Yaitu dari lembaga
pesantren muncul madrasah kemudian muncul sekolah Islam bahkan
perguruan tinggi Islam sedangkan tidak hanya itu saja sekarang
sekolah-sekolah umum juga sudah banyak bahkan diwajibkan untuk
ada pembelajaran yang bersifat keagamaan. Munculnya anggapan-
anggapan yang kurang menyenangkan tentang pendidikan agama,
seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan (padahal Islam penuh
dengan nilai-nilai) (Majid, 2012: 12). Pendidikan Islam adalah usaha
mengenali dan mengakui tempat tuhan dallam kehidupan (Tafsir,2001:
29).
Banyak yang harus dipraktikkan, lebih banyak ditekankan pada
hubungan formalitas antara hamba dengan tuhan-Nya, penghayatan
dan penekanan nilai-nilai agama kurang penekanan dan masih terdapat
22
sederet respon kritis tentang Islam. Hal ini sering kita jumpai yang
bahkan secara tidak langsung disebabkan oleh penilaian kelulusan
siswa dalam pelajaran agama. Diukur dengan berapa banyak jumlah
hafalam mereka dan ujian tulis yang didapat siswa yang mampu untuk
didemostrasikan dikelas.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Fungsi pendidikan agama Islam untuk sekolah dan madrasah
sebagai berikut:
1. Pengembangan: meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah
2. Penanaman Nilai: sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan didunia dan diakherat
3. Penyesuaian mental: menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik,
sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai ajaran Islam
4. Perbaikan: memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
5. Pencegahan: menangkal hal-hal yang negatif dari lingkungan
maupun budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembanagn menuju manusia Indonesia
6. Pengajaran: ilmu pengetahuan yang dipelajari secara umum, alam
nyata dan nirnyata, sistem dan fungsionalnya.
7. Penyaluran: untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan (Majid, 2014: 17).
Sedangkan menurut Feisal (1999) dalam majid berpendapat bahwa
terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam memainkan
fungsi agama Islam di sekolah antara lain:
1. Pendekatan nilai Universal yaitu suatu program yang dijabarkan
dalam kurikulum.
23
2. Pendekatan Meso, artinya pendekatan program pendidikan yang
memiliki kurikulum, sehingga dapat memberi informasi dan
kompetisi pada anak.
3. Pendekatan Ekso, artinya pendekatan program pendidikan yang
memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk
membudidayakan nilai agama Islam
4. Pendekatan Makro, artinya pendekatan program pendidikan yang
memberikan kemampuan kecukupan ketrampilan seseorang
sebagai profesional yang mampu mengemukakan ilmu teori
maupun informasi (Majid, 2014: 18).
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Menurut PUSKUR Depdiknas (Kurikulum, 2002 dalam Majid,
2014: 18). Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pembiasaan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan
pada jejang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan pendidikan diatas merupakan turunan dari tujuan
pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No. 20 Tahun
2003), berbunyi : “pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang lebih
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cukup, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.” (Majid, 2014:
16).
Apabila pendidikan nasional sudah terumuskan dengan baik, maka
fokus berikutnya adalah cara menyampaikan atau penanaman nilai,
pengetahuan dan keteampilan. Cara ini meliputi penyampaian dari
24
guru, penerima oleh peserta didik, berbagai sarana dan prasarana,
kelembagaan dan faktor lainnya yang mendukung.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencangkup perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan
Allah swt, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun
lingkungannya (Majid, 2014: 13).
e. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Visi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum adalah
terbentuknya sosok anak didik yang memiliki karakter, watak dan
kepribadian dengan landasan iman dan ketakwaan serta nilai-nilai
akhlak atau budi pekerti yang kukuh, tercermin dalam keseluruhan
sikap dan perilaku sehari-hari untuk selanjutnya memberi corak bagi
pembentukan watak bangsa. Sedangkan misi Pendidikan Agama Islam
menurut Djamas, (2000 dalam Majid, 2014: 19) menyebutkan sebagai
berikut:
1. Melaksanakan pendidikan agama sebagai bagian integral dari
keseluruhan proses pendidikan di sekolah.
2. Menyelenggarakan pendidikan agama di sekolah dengan
mengintegrasikan aspek pengajaran, pengalaman kegiatan belajar
mengajar di depan kelas diikuti pembiasaan pengalaman ibadah
bersama di sekolah, kunjungan dan memperhatikan lingkungan
sekitar serta penerapan nilaidan norma akhlak dalam perilaku
sehari-hari.
3. Melakukan upaya bersama guru agama dan kepala sekolah untuk
mewujudkan upaya sekolah (school culture) yang dijiwai oleh
suasana dan disiplin yang tinngi yang tercermin dari aktualisasi
nilai dan norma keagamaan.
4. Melakukan penguatan posisi dan peran guru agama di sekolah
secara terus menerus baik sebagai pendidik maupun sebagai
25
pembimbing dan nasehat, komunikator serta penggerak agar
tercipta suasana dan kedisiplinan agama di sekolah.
f. Pentingnya Pendidikan Bagi Anak
Manusia lahir dalam keadaan tidak mengetahui apapun tetapi ia
memiliki pancaindra, pikiran dan rasa sebagai modal untuk menerima
pengetahuan dan mempunyai pengetahuan dalam ketrampilan serta
memiliki pengetahuan yang luas untuk menerima wawasan yang ada.
Pendidikan agama Islam merupakan usaha bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan menjadikan
Islam sebagai pokok panutan dalam menjalani kehidupannya.
g. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Agama Islam
Berdasrkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 maka bentuk peranan
masyarakat dalam peningkatan agama adalah sebagai berikut:
1. Reorientasi pendidikan agama di dalam keluarga
2. Pembiayaan, pemberian bahan dan sarana pendidikan agama dan
keagamaan
3. Berpartisipasi aktif dalam komite madrasah atau sekolah
4. Mendorong dan mendukung semua program pendidikan agama di
Madrasah atau sekolah
5. Mendirikan dan mengembangkan lembaga pendidikan agama yang
berbasis mutu (Majid, 2014: 24).
h. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang Berorientasi Standar Proses
PP. No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 6 Standar proses pendidikan
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan (Majid, 2014: 116). Standar proses berisi kriteria
minimal proses pembelajaran pada satuan dasar dan menengah
diseluruh wilayah hukum negara Kesatuan pendidikan dasar dan
menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada
sistem kredit semester.
26
Standar proses sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007, meliputi perencanaan hasil pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien (Majid, 2014: 117).
27
i. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas IX Semester I
Kompete
nsi dasar
Materi
pembelaj
aran
Kegiatan
pembelajaran
Penilaian Alokasi
waktu
Sumbe
r
belajar
Memaha
mi
sejarah
perkemba
ngan
Islam di
Nusantar
a
Perkemb
angan
Islam di
Nusantar
a
1. Stimulasi:
2) Identifikasi
masalah:
3) Mengumpulka
n data:
4) Pengolahan data:
5) Menarik
kesimpulan:
a. Mengamati
pelaksanaan
diskusi
b. Sikap yang
ditunjukkan siswa
c. Membuat paparan
kronologi sejarah
perkembangan
Islam Nusantara
d. Membuat soal-soal
tentang sejarah
perkembangan
Islam di Nusantara
6 JP Multim
edia
Interakt
if
Internet
Peta
Nusant
ara
Tabel 1.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No. Kompetensi Inti
1
2
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Tabel 1.2 Kompetensi Inti
28
3. Sejarah Perkembangan Islam Nusantara
Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia. Padahal jika kita melihat sejarah lahirnya agama Islam yang dibawa
para nabi, Indonesia tidak begitu dikenal. Namun berkat kegigihan para
da‟i dan ulama, perkembangan Islam di nusantara begitu pesat sampai saat
ini. Sejak zaman pra sejarah, penduduk Nusantara dikenal sebagai pelayar-
pelayar tangguh yang sanggup mengarungi samudra lepas. Menurut
catatan sejarah, pada awal masehi sudah ada jalur pelayaran dan
perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di Asia
Tenggara. Wilayah yang menjadi lintasan penting perdaganagn adalah
wilayah Nusantara bagian barat, yakni Malaka dan sekitarnya. Alasannya
kaya akan hasil bumi.
Daerah tersebut kemudian menjadi perlintasan para pedagang Cina dan
India. Sementara itu pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa
antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi pedagang dari Lamuri
(Aceh), Badrus, Palembang, Sunda Kelapa dan Gresik. Sementara itu
pedagang yang berasal dari timur tengah pada abad ke-7 M (abad ke-1 H).
Malaka menjadi pusat utama lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
Mereka tidak hanya berdagang, tetapi sekaligus berdakwah menyebarkan
Agama Islam. Demikian agama Islam telah ada di Indonesia ini sejak abad
ke-1 H. Para ahli mencatat sebelum Islam datang Indonesia dalam
pengaruh agama Hindu-Budha. Tampak pada pola hidup masyarakat di
Indonesia. Namun dalam perkembangannya pengaruh Islam jauh lebih
kuat daripada agama Hindu-Budha.
Masuknya agama Islam Nusantara melalui jalur perdagangan
berlangsung dengan cara-cara damai. Ajaran Islam mudah diterima dan
mendapat perhatian dari penduduk Nusantara. Berbagai sumber sejarah
menyatakan bahwa agama islam menjadi jelas pada abad ke-7 M. namun
keberadaan para pemeluk ajaran Islam menjadi jelas pada abad ke-13 H
29
yang ditandai dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai di Aceh sebagai
kerajaan Islam yang pertama (Ahsan, 2015: 98).
Proses masuknya Islam di Nusantara berjalan secara bertahap dan
melalui banyak jalan. Menurut para ahli sejarah teori-teori tentang
kedatangan Islam ke Nusantara adalah sebagai berikut:
a. Teori mekkah menurut teori Mekkah proses masuknya Islam langsung
dari Mekkah atau Arab. Terjadi pada abad 1 hijriyah atau abad ke-7
Masehi. Para pedagang dari timur tengah memiliki misi pertama untuk
berdagang dan berdakwah. Karena adanya kesopanan dan
penyambutan yang baik menjadi faktor utama para pedagang untuk
menyebarkan ajaran Islam.
b. Teori Gujarat megatakan awal masuknya Islam pada abad ke-7 H atau
ke- 13 M. Gujarat adalah sebuah wilayah di India bagian barat, yang
berdekatan dengan laut Arab. Menurut teori ini orang-orang
bermadzab asyafi‟i telah bermukim di Gujarat. Hal ini didasari adanya
hubungan baik antara orang-orang Gujarat dengan Indonesia
dibandingkan dengan orang-orang Arab
c. Teori Persia mengatakan proses kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari daerah persia atau parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya
adanya kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara
masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut adalah perayaan 10
Muharam atau Assyuro.
d. Teori China menurut teori ini proses kedatangan Islam berasal dari
pedagang china. Mereka telah berhubungan dagang jauh sebelum
Islam dikenal di Indonesia yakni sejak masa Hindu-Budha.
Semua teori diatas ada kelemahannya tidak ada kemutlakan dan kepastian.
Agama Islam berkembang di Indonesia disebarkan oleh beberapa golongan,
yakni para pedagang, mubaligh, sufi dan para wali. Para wali menyebarkan
ajaran Islam khususnya di tanah Jawa. Diantara sekian banyak wali, yang
terkenal adalah wali sangga (wali sembilan) berikut ini adalah nama-nama
wali sanga.
30
1) Sunan Mulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi, yang diduga
berasal dari Persia dan berkedudukan di Gresik.
2) Sunan Ampel atau Raden Rahmat berkedudukan di Ampel, Surabaya.
3) Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim, putra dari
Raden Rahmat (Sunan Ampel). Ia tinggal di bonang dekat Tuban.
4) Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih yang semula
bernama Raden Paku, berkedudukan di bukit Giri, dekat Gresik.
5) Sunan Drajat atau Syarifuddin, juga putra dari Sunan Ampel dan
berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu, Surabaya.
6) Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah atau Syeikh Nurullah
berasal dari Pasai, sebelah Utara Aceh yang berkedudukan di Jati
Cirebon.
7) Sunan Kudus atau Ja‟far Sodiq, putra dari Raden Utsman Haji yang
bergelar Sunan Ngandung di Jipang Panolan, berkedudukan di Kudus
8) Sunan Kalijaga, aslinya Raden Mas Syahid. Beliau adalah putra
Tumenggung Wilatikta, bupati Tuban yang berkedudukan di Gunung
Muria, Kudus.
9) Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra dari Sunan Kalijaga
berkedudukan di Gunung Muria, Kudus.
Para da‟i dan mubaligh menyebarkan Islam di Nusantara dengan cara-cara
sebagai berikut:
a. Perdagangan
Proses penyebaran Islam melalui jalur perdagangan dilakukan oleh
pedagang muslim pada abad ke-7 – 16 M. Para pedagang berasal dari
arab, persia dan india. Jalur perdagangan menghubungkan asia barat,
asia timur dan asia tenggara. Para pedagang muslim menggunakan
untuk menyebarkan ajaran Islam. Mereka memiliki akhlak yang
santun, mulia dapat dipercaya dan jujur. Hal inilah yang menjadi daya
tarik sehingga banyak para penduduk Nusantara untuk masuk Islam.
31
b. Perkawinan
Sebagian pedagang Islam menikah dengan wanita pribumi, terutama
putri bangsawan atau putri raja. Dari pernikahan itu mereka
mendapatkan keturunan. Pernikahan inilah banyak keluarga
bangsawan atau raja masuk Islam sehingga para pedagang menetap
dan membentuk perkampungan.
c. Pendidikan
Para mubaligh mendirikan lembaga pendidikan Islam di berbagai
wilayah Nusantara. Pendidikan ini berdiri pada awal Islam masuk ke
Nusantara nama pada tiap daerah pun berbeda-beda contohnya di Aceh
dikenal dengan nama meunash, dayah dan rangkang. Sumatra Barat
dikenal dengan nama langgar. Sementara di Jawa dikenal dengan nama
pondok pesantren. Disanalah berlangsung pembinaan, pendidikan dan
latiha-latihan bagi calon kyai.
d. Hubungan sosial
Para pedangan yang menetap di Nusantara aktif membaur dengan
masyarakat melalui kegiatan sosial. Sikap mereka santun, baik,
kepandaian yang tinggi serta dermawan. Silaturahmi, gotong royong
dilakukan bersama dengan tujuan menarik simpati agar masuk Islam.
Pada saat itu mereka menyebarkan Islam dengan jalan bijaksana, tidak
memaksa, tidak merendahkan dan tidak ada imbalan apapun.
e. Kesenian
Kesenian yang ada di Nusantara tidak dihilangkan tetapi sebagai
sarana dakwah. Cabang-cabang seni yang dikembangkan para
penyebar Islam diantaranya adalah seni bangunan, seni pahat dan ukir,
seni tari, seni musik dan seni sastra. Bagunan misalnya masjid, mimbar
dan ukiran-ukirannya masih menunjukkan motif-motif seperti yang
terdapat di candi-candi hindu-budha.
32
Berikut akan dijelaskan kerajaaan-kerajaan di Nusantara
1) Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra
Pasai yang terletak di pesisir Timur Laut Aceh, kabupaten Lhok
Seumawe atau Aceh Utara sekarang. Lahirnya kerajaan Islam yang
pertama di Indonesia itu diperkirakan mulai awal atau pertengan
abad ke- 13 M. kawasan Aceh yang strategis berada di pintu selat
Malaka menjadikan Aceh pertemuan para pedagang dari berbagai
wilayah di Nusantara dan para pedagang dari luar Negeri.
Khususnya bagi para pedagang Islam.
Salah satu berdirinya kerajaan samudra pasai adalah adanya
nisan kubur terbuat dari granit asal samudra pasai. Dari nisan
tersebut diketahui bahwa raja pertama Samudra Pasai, Sultan
Malik Al-Saleh meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H
yang bertepatan pada Tahun 1297 M. Tahun 1521 M kerajaaan ini
ditaklukkan Portugis. Selanjutnya kerajan Samudra Pasai mulai
mundur dan dibawah kerajaan Aceh.
2) Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh terletak di kawasan Aceh besar. Nama Aceh
menanjak dengan cukup pesat pada abad ke-17. Sejak itu seluruh
Aceh berada dibawah naungan Aceh besar yang berpusat di
Kutaraja sultan pertama yang memerintah dan pendiri kerajaan
Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1514-1528 M.
pada masa ini Aceh memperluas daerah kekuasaannya psampai
pada Pidie yang bekerjasama dengan Portugis, kemudian kepasai
pada tahun 1524 M. dengan adanya kedua kemenangan tersebut
Aceh mudah menyebarkan kekuasaannya sampai ke Sumatra
Timur.
Peletak dasar kebesaran Aceh adalah Sultan Alaudin Riayat
Syah yang bergelar Al-Qadar. Berbeda dengan sultan mughayat
syah yang bekerjasama dengan Portugis, Sultan Alaudin Riayat
33
Syah justru melawan Portugis. Dalam melawan Portugis ia
bekerjasama dengan kerajaan Turki Utsmani dan kerajaan-kerajaan
Islam lain di Indonesia. Aceh mencapai punjak kejayaan pada masa
pemerintahan iskandar muda. Bandar Aceh dibuka menjadi
pelabuhan internasional dengan jaminan pengamanan ganggunan
laut dari kapal perang Portugis.
Penaklukkan juga dilakukan disekitar Aceh yaitu didaerah Deli
sampai pada Semenanjung Malaka. Selanjutnya Aceh dipimpin
oleh sultan iskandar tsani padatahun 1636-1641 M. Masa
pemerintahannya tidak lama karena tidak memiliki kepribadian dan
kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Sejak Sultan
Iskandar Muda wafat Aceh justru mengalami kemunduran-
kemunduran dan selanjutnya digantikan oleh kerajaan Demak.
3) Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Kerajaan ini merupakan kerajaan pertama dan terbesar dipesisir
Utara Jawa. Wilayah Demak sebelumnya merupakan kadipaten
dari kerajaan Majapahit. Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor
penyebaran ajaran Islam di pulau Jawa dan Nusantara. Kerajaan
Demak didirikan pada tahun 1478 M beliau merupakan putra dari
prabu Kertabumi, seorang raja Majapahit.
Setelah tahta ayahnya jatuh ke tangan girindra wardhana dari
Keling (Daha) dan Demak terancam, terjadilah perang antara
demak dan majapahit. Pada saat itu majapahit mengalami
kekalahan dan pusat kekuasaan bergeser ke Demak pada Tahun
1518 M. Demak mengalami perkembangan yang besar dan
menguasai jalur perdagangandi Nusantara. Wilayah Demak
sangatlah luas mencangkup ke Palembang, Jambi, Banjar dan
Maluku. Pada tahun 1518 M raden patah digantikan putranya yang
bernama Pati Unus. Sebelum menduduki tahta, pati unus pernah
34
memimpin armada laut Demak dalam menyerang portugis di
malaka pada tahun 1513 M. namun penyerangan itu gagal.
Sekembalinya ke malaka ia mendapatkan gelar pangeran
sebrang lor. Setelah Pati Unus naik tahta, ia tidak lagi menyerang
malaka. Para pedagang lain juga tidank berdagang di Malaka.
Kekuasaan Demak berakhir pada tahun 1568. Joko Tingkir
memindahkan pemerintahan dari Demak ke Pajang dan disana ia
mendirikan kerajaan Pajang.
4) Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang adalah penerus dari kerajaan demak,
pemerintahan pada tahun 1568-1586 dan kesultanan terletak di
daerah Kartasura yang merupakan kerajaan pertama yang terletak
di daerah pendalaman pulau Jawa. Sultan pertama adalah jaka
tingkir yang berasal dari pangging, di lereng gunung merapi. Jaka
tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Kedudukannya disahkan oleh
sunan giri, segera mendapatkan pengakuan dari adipati di seluruh
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Demak kemudian hanya menjadi kadipaten yang dipimpin oleh
arya pangiri, putra Sunan Prawoto. Selanjutnya kerajaan Pajang
dipimpin oleh Pangeran Benowo (putra Hadiwijaya) menyerahkan
tahta kepada sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat
pemerintahannya ke Mataram pada Tahun 1586 M. sejak itu
berdirilah kerajaan Mataram letak kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Sutawijaya
kemudian bergelar Penembahan Senopati Ing Alaga Sayidin
Panatagama, sedangkan Pangeran Benowo diagkat menjadi bupati
Pajang.
5) Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berdiri pada Tahun 1586 dan raja
pertamanya adalah Sutawijaya yang bergelar “Senapati Ingalaga
Sayidin Panatagama” artinya panglima perang dan ulama pengatur
35
kehidupan beragama. Pusat kerajaan terletak di tenggara kota
Yogyakarta, yakni Kotagede.
Mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Agung Hanyakrakusuma (1613-1645 M). cerminan dari kebesaran
jiwa, keberanian, keuletan, dan kecakapan serta kepribadian yang
kuat. Ia merupakan seorang militer yang ulung, organisator, ahli
politik, sastra, filsafat dan mementingkan urusan agama. Pada
masa Sultan Agung banyak prestasi besar yang dicapai, antara lain
sebagai berikut:
a. Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Jawa- Madura,
Palembang, Jambi, dan Banjarmasin
b. Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung
dari pusat pemerintahannya
c. Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan
maritim
d. Mataram sebagai pengekspor beras terbesar
e. Memnundukkan daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa
dan mampu menyerang Belanda di Batavia sebanyak dua kali.
f. Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun
Islam (Hijriyah).
Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu sastra Gending
dan kitab Suluk. Misalnya Suluk Wujil (1607 M) yang berisi
wejangan sunan Bonang kepada abdi raja yang bernama Wujil.
4. Metode make a match
Pendidikan diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
tingkah laku sesuai kebutuhan. Pendidikan dimaksudkan sebagai usaha
sadar yang dilakukan untuk membentuk kepribadian manusia seutuhnya
denganjalan membina seluruh potensi yang ada pada diri anak didik baik
jasmani maupun rohan (Kastolani, 2014: 92). Adapun langkah-langkah
36
yang dapat diambil oleh seorang guru agar mencapai tujuan kegiatan
pembelajaran salah satunya adalah penggunaan metode.
Kedudukan metode dalam pendidikan sangat efektif untuk mencapai
tujuan. Metode juga berfungsi sebagai seni untuk mentransfer ilmu
pengetahuan atau materi pembelajaran kepada siswa dianggap lebih
signifikan dibanding dengan materi diri sendiri. Realitas proses belajar
mengajar menunjukan bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih
disenangi siswa meskipun sebenarnya materi yang cukup baik karena
disampaikan dengan cara kurang menarik maka materi itu sendiri kurang
dapat diserap siswa.
Pemilihan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran,
seseorang guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang
mendukung pemilihan metode tersebut, seperti karakteristik tujuan
kegiatan dan karakteristik yang diajar, metode sendiri pada hakekatnya
adalah penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip pendidikan bagi
perkembangan peserta didik (Kastolani, 2014: 93). Tujuan proses belajar
mengajar merupakan komponen utama yang harus ditetapkan dalam
pengajaran yang berfungsi sebagai keberhasilan pengajaran.
Metode yang digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan dan
bahan yang telah ditetapkan. Metode berfungsi sebagai jembatan atau
media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Make a match Dikembangkan pertama kali pada Tahun 1994 oleh
Lorna Curran, metode make a match saat ini menjadi salah satu model
penting dalam kelas. Tujuan dari metode make a match (Huda, 2014: 251),
antara lain:
a. Pendalaman materi
b. Penggalian materi
c. Edutainmenti
Tata laksanaannya cukup mudah, tetapi guru perlu melakukan
beberapa persiapan khusus sebelum menerapkan model ini. Beberapa
persiapannya antara lain:
37
a. Membuat beberapa pertanyan yang sesuai dengan materi yang
dipelajari kemudian menuliskannya dalam kartu-kartu pertanyaan
b. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat dan
menulisnya dalam kartu-kartu jawaban.
c. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan
saksi bagi siswa yang gagal.
d. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang
berhasil sekaligus untuk penskoran presentasi.
Sedangkan metode make a match dapat dilihat pada langkah-langkah
kegiatan pembelajaran berikut ini:
a) Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa utuk
mempelajari materi dirumah
b) Siswa dibagi menjadi dua kelompok
c) Guru membagi pertanyaan pada kelompok A dan membagi jawaban
di kelompok B
d) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mencari dan mencocokkan
kartu yang di pegang dengan kelompok lain
e) Guru menyuruh kelompok A mencari pasangannya di kelompok B
f) Jika waktu habis mereka diberi tahu waktu habis
g) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi, pasangan lain
memperhatikan dan menanggapi pasangan cocok atau tidak
h) Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan
pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang presentasi
i) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai
semua pasangan presentasi.
Kelebihan dari metode make a match (Huda, 2013: 253), antara lain:
a. Dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, baik secara kognitif
maupun fisik
b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
38
d. Efektif sebagai sarana untuk tampil presentasi
Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu belajar.
5. Hubungan metode make a match terhadap peningkatan hasil belajar
Upaya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif
yang dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan disukai pesrta didik.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa
(Kastolani, 2014: 101). Metode make a match merupakan salah satu upaya
dari berbagai macam model maupun metode yang ada yang dapat
digunakan agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi
satu sama lain sehingga pada gilirannya daapat diperoleh prestasi belajar
yang optimal.
Metode make a match merupakan Pendekatan kelompok yang
diperlukan untuk membina dan mengembangkan sikap sosialanak didik.
Karena anak didik merupakan homo cocius yakni makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama. Perbedaan anak didik pada aspek
biologi, intelektual dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam
melakukan pendekatan kelompok. Keakraban kelompok ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Perasaan diterima atau disukai teman-teman
b. Tarikan kelompok
c. Teknik pengelompokan oleh guru
d. Partisipasi atau keterlibatan dalam kelompok
e. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam mencapainya.
Penggunaan model dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu untuk
mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang
terbaik (Wena, 2011: 2). Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran
tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sulit tercapai dengan baik, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat
berlangsung dengan efektif dan efisien (Wena, 2011: 3). Pembelajaran
39
memanfaatkan metode make a match sangat berguna, baik bagi guru
maupun siswa. Bagi guru dapat menjadi pedoman dan acuan bertindak
yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa dapat
mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat
memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi dirancang untuk
mempermudah proses belajar siswa.
Bagan 1.3 Hubungan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
Metode
Pembelajaran Peningkatan hasil
belajar siswa
Bagi Siswa
Bagi Guru
40
B. Kajian Pustaka
Bagian ini berisi tentang tinjauan dari berbagai penelitian yang relevan dan
telah ada (Suyadi, 2010: 81). Sejauh peneliti yang dapat dijangkau, peneliti
menemukan bahwa telah banyak penelitian sejenis yang telah dilakukanoleh
para peneliti lain. beberapa peneliti diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Nur Azizah dengan judul peningkatan prestasi belajar akhlak
materi akhlak tercela melalui metode make a match pada siswa kelas X agama
di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) tengaran pada tahun pelajaran 2017. Yang
diperoleh hasil pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 41% (14 siswa) dan
yang tidak tuntas ada 59% (20 siswa). Pada siklus II mengalami peningkatan
diantaranya siswa yang tuntas sebanyak 23% (25 siswa) dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 27% (9 siswa) dan tahap akhir siklus III siswa yang
mengalami ketuntasan sebanyak 100% (34 siswa) sedangkan siswa yang tidak
tuntas ada 0% (0 siswa).
Peneliti lain juga dilakukan oleh siti Masruroh dengan judul peningkatan
hasil belajar fiqih materi pengeluaran harta diluar zakat dengan metode make a
match pada siswa kelas VIII di MTS Al-Falaah Jetis Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Semarang pada tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini diperoleh hasil
pada saat pra siklus sampai pada siklus II mengalami peningkatan yaitu
terhitung dari rata-rata siswa pra siklus diperoleh sebanyak 52,37, pada siklus
I sebanyak 62,85 dan pada siklus II menjadi 82,85.
Penelitian ini juga dilakukan oleh Nur Wahid Setiawan dengan judul
peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar melalui metode
make a match berbantu media gambar pada siswa kelas IV MI Gubug Cepogo
tahun ajaran 2016/2017. Dan diperoleh hasil pra siklus sebanyak 36% (5
siswa) mengalami ketuntasan sedangkan 64% (9 siswa) tidak tuntas. Siklus I
terdapat 57% (8 siswa) tuntas dan 43% (6 siswa) tidak tuntas. Pada siklus II
terdapat 100% (14 siswa) yang mengalami ketuntasan. Kesimpulannya
penelitian ini mengalami peningkatan.
41
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka penelitian ini memiliki keaslian
dengan alasan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IX I SMP Negeri 1
Salatiga materi sejarah perkembangan Islam Nusantara dengan metode make a
match ini diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dimana pada pra siklus
siswa mengalami ketuntasan sebanyak 35% (9 siswa) dan 65% (17 siswa)
belum mengalami ketuntasan. Siklus I diperoleh hasil sebanyak 69% (18
siswa) mengalami ketuntasan dan 31% (8 siswa) belum tuntas. Siklus II
diperoleh hasil 96% (25 siswa) mengalami ketuntasan sedangkan 4% (1 siswa)
belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan metode make a match ini mengalami peningkatan. Tinjauan
pustaka ini fungsinya hanya sebagai pembanding hasil penelitian tindakan
kelas, sumber rujukan, dan peneliti tidak bermaksud yang lainnya.
42
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum SMP Negeri I Salatiga
1. Profil SMP Negeri I Salatiga
Nama Sekolah : SMP Negeri I Salatiga
Nomor Statistik Sekolah : 201036204001
No. Telp : 0298325160
E-Mail : [email protected]
Website : http://smpn1salatiga.sch.id
Kode Pos : 50711
2. Alamat lembaga
Jalan : Jl. Kartini No. 24, Sidorejo, Salatiga
Profinsi : Jawa Tengah
Kabupaten : Semarang
Kecamatan : Sidorejo
Desa / Kelurahan : Salatiga
Daerah : Perkotaan
3. Informasi KKM
Status Akreditasi : A
Penerbit SK : Mendikbud RI
Pelaksanaan KBM : Pagi
Bagunan Sekolah : Milik Pemerintah
Terletak Pada Lintas : Kecamatan
Standar Sekolah : Rintisan Sekolah Kategori Mandiri
4. Data kepala Sekolah
Nama : Wartono, M. Pd.
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S1
5. Jumlah Guru Dan Karyawan : 60 Orang
43
Terdiri Dari :
Guru : 48 Orang (L = 18 Orang, P = 30 Orang)
Karyawan : 12 Orang (L =6 Orang, P = 6 Orang)
6. Struktur Kepemimpinan SMP I Negeri Salatiga
a. Kepala Sekolah : Wartono, M.Pd
b. Waka Kurikulum : Sri Muryani, S.Pd
c. Waka Kesiswaan : Nunuk Suliyatun, M.Pd.
d. Waka Sarana Prasarana : Sunarno, S.Pd
e. Waka Humas : Siti Munawarah M.Pd.
7. Data Keadaan Siswa
Siswa kelas IX I SMP Negeri 1 Salatiga yang terletak di jalan kartini
yang terletak di Tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 26 siswa yaitu
terdiri 24 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.
Data keadaan siswa kelas IX I SMP Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran
2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3 data keadaan siswa
Nomor Nama Jenis
Kelamin
No Induk NISN L P
1 118962 0037619850 Annisa Nur Maghfiroh √
2 118964 0033656882 Ariq Naufal Fakri Wiratno √
3 118859 0032982690 Aulia Safitri √
4 118860 0033771352 Ayu Guningtyas √
5 118779 0037251348 Diamonda Dhiffa Mariya √
6 118757 0027600555 Dita Octavia Widyastuti √
7 118863 0032938456 Faza An‟nimah √
8 118841 0033771387 Hasna Najla √
9 118764 0030185872 Khalisha Atha Nabila √
10 118765 0032856951 Lucky Ardelia Pusppa √
11 118846 0040297361 Nabila Jasmine Fakhriana √
12 118847 0021488921 Nadya Khansa Azalia √
13 118971 0027296117 Naila Nurul Azmi √
14 118871 0035892051 Nisrina Azza Salma √
15 118972 0033292623 Pramnesti Gitarina Sekar K √
16 118852 0056728017 Rizky Winda Salsabilla √
17 118873 0037152465 Rokhwal „Iisy √
18 118922 0032912469 Sabryna Fatikhatul R √
44
19 118794 0026972180 Salsabila Fidya Safitri √
20 118928 0037159326 Sifa Irfani √
21 118928 0037296104 Ummi Nurun Nissa √
22 118853 0027296105 Vallentia Nisrina Qurratuain √
23 118773 0028352040 Zahidah Latifa √
24 118955 0037730231 Zahra Aisya Rosa F √
25 118878 0021241179 Zaky Wildan Mukhollad √
26 118879 0025446709 Zatun Nithoghani Hafni √
Ada 26 jumlah siswa Terdiri dari
24 siswa = Perempuan
2 siswa = laki-laki
8. Sarana dan prasarana
Darana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri I Salatiga adalah
sebagai berikut:
a. Tanah : 18.897 m2
b. Sarana pendukung kegiatan belajar mengajar
Rang kelas : 27
Ruang kepala sekolah : 1
Ruang guru : 2
Ruang uks : 1
Ruang toilet guru : 3
Ruang toilet siswa : 12
Mushola : 1
Ruang olahraga : 1
Aula : 2
Sumber penerangan : listrik
c. Visi dan misi
Visi
“mewujudkan pelayanan terbaik membentuk insan berkhualitas atau
berkarakter serta terdepan dalam imtaq dan iptek yang berwawasan
lingkungan”.
45
Misi
1. Memperkokoh keimanan, kepribadian peserta didik melalui
kegiatan keagamaan sehingga menjadikan teladan dalam
lingkungan sekolah serta masyarakat berbangsa dan bernegara.
2. Memotivikasi peserta didik untuk meraih prestasi di bidang
akademik maupun non akademik di tingkat nasional dan
internasional
3. Melaksanakan pembelajaran berbasis ICT, CTL, Scientific learning
secara afektif dan efisien.
4. Menciptakan pengelolaan sekolah SMP berstandar nasional
5. Membudidayakan kegiatan LIMUT (Lima Menit Memungut) di
lingkungan sekolah bagi warga sekolah
6. Mewujudkan slogan GRISSA : Giat, Rajin, Iman & Intelek, Siap,
Sigap, Aktif.
B. Subjek, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
1. Subjek penelitian
Tabel daftar absen
Peserta didik SMP Negeri I Salatiga
2. Tempat penelitian
3. Waktu pelaksanaan penelitiian
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam meteri
Waktu penelitian adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 11 November 2017.
b. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 November 2017.
c. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 November 2017.
46
C. Deskrippsi pelaksanaan penelitian
1. Deskripsi pra siklus
Bedasarkan pra siklus yang dilaksanakan pada 11 november 2017. peneliti
menggunakan nilai harian Pendidikan Agama Islam peserta didik untuk
salah satu bukti adanya permasalahan yang ditemukan pada siswa kelas IX
I semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga Tahun pelajaran 2017/2018. Berikut
ini hasil nilai peserta didik sebelum menggunakan metode make a match.
Tabel 2.1 perolehan nilai ulangan harian (Pra Siklus)
No. NAMA Nilai
Ketuntasan
Tuntas Belum
Tuntas
1 Annisa Nur Maghfiroh 78 √
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 75 √
3 Aulia Safitri 79 √
4 Ayu Guningtyas 60 √
5 Diamonda Dhiffa Mariya 75 √
6 Dita Octavia Widyastuti 100 √
7 Faza An‟nimah 69 √
8 Hasna Najla 78 √
9 Khalisha Atha Nabila 76 √
10 Lucky Ardelia Pusppa 68 √
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100 √
12 Nadya Khansa Azalia 80 √
13 Naila Nurul Azmi 78 √
14 Nisrina Azza Salma 80 √
15 Pramnesti Gitarina Sekar Kesturi 79 √
16 Rizky Winda Salsabilla 70 √
17 Rokhwal „Iisy 75 √
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 95 √
19 Salsabila Fidya Safitri 74 √
20 Sifa Irfani 78 √
21 Ummi Nurun Nissa 79 √
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 80 √
23 Zahidah Latifa 87 √
24 Zahra Aisya Rosa Febrianingtyas 82 √
25 Zaky Wildan Mukhollad 79 √
26 Zatun Nithoghani Hafni 84 √
47
Sudah mencapai KKM sejumlah 9 siswa sedangkan 17 siswa belum
memenuhi standar ketuntasan.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I ini peneliti melaksanakan penelitian pada tanggal 14
November 2017 dengan kompetensi dasar. Memahami sejarah
perkembangan Islam di Nusantara yang terfokus pada cara-cara dakwah
Islam di Nusantara. Langkah dan tahapan yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
1) Orientasi Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan yang diambil oleh peneliti sebagai
berikut:
a. Menyusun RPP mata pelajaran sejarah peradaban Islam Nusantara
yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar yang sesuai
dengan metode make a match.
b. Menyiapkan fasilitas dan sarana prasarana pendukung seperti
kartu, kertas pertofolio, perekat, pena dan spidol
c. Menyiapkan materi sejarah peradaban Islam Nusantara
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan
guru maupun siswa dalam proses penerapan metode make a match
e. Menyiapkan instrumen berupa soal evaluasi atau lembar tes yang
digunakan untuk menggali data hasil belajar siswa terkait materi
yang diajarkan yaitu berupa tes formatif
f. Melakukan koordinasi dengan guru selaku kolabolator untuk
melakukan proses pembelajaran dengan metode make a match.
2) Perencanaan Tindakaan
a. Pendahuluan (15 menit)
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam
2. Berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
dilanjutkan membaca Asmaul Husna dengan penuh khidmat.
3. Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah
pilihan terutama terkait dengan materi pembelajaran.
48
4. Guru melakukan appersepsi kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya yaitu dengan cara melakukan tanya jawab singkat
tentang kompetensi tersebut.
5. Guru menginformasikan kompetensi yang akan dicapai yaitu
tentang sejarah perkembangan Islam Nusantara.
6. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
7. Guru Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
b. Kegiatan inti (90 menit)
1. Stimulasi:
a) Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan
yang terkait dengan “sejarah perkembagan Islam
Nusantara”.
b) Siswa membaca buku teks tentang sejarah perkembagan
Islam Nusantara.
c) Siswa mengajukan pertanyaan dari isi materi yang sudah
dibaca.
2. Identifikasi masalah:
a) Siswa mencari nilai-nilai dari dakwah Nusantara apa yang
sesuai dengan ajaran Islam.
b) Siswa mencari bagaimana sikap yang benar terhadap nilai-
nilai luhur yang dimiliki sari tradisi Nusantara.
3. Mengumpulkan data:
a. Mengumpulkan data dari fakta nilai murni ajaran Islam
b. Mengumpulkan data dan fakta (nama keadaan dan tradisi
dan adat daerah) dari nilai-nilai dari tradisi Nusantara yang
sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
c. Mengumpulkan data dan fakta pendapat para tokoh dan
ulama tentang dakwah Islam di Nusantara.
49
4. Pengolahan data:
a) Mendiskusikan data dan fakta (waktu, tempat, peristiwa
dan tokoh) nilai ajaran murni Islam
b) Mendiskusikan data dan fakta dari nilai tradisi Nusantara
yang sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
c) Mendiskusikan data dan fakta pendapat para tokoh dan
ulama tentang dakwah Islam Nusantara.
5. Menarik kesimpulan:
a. Guru menyaring hasil presentasi dari tiap kelompok.
b. Guru menyimpulkan hasil diskusi dan presentasi dari
masing-masing kelompok.
c. Penutup (20 menit)
1) Guru memberikan penguatan materi tentang sejarah
perkembangan Islam Nusantara.
2) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas.
3) Guru melakukan post test terhadap pemahaman peserta didik
selama proses pembelajaran.
4) Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
5) Guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik.
6) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
7) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik
berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
8) Guru bersama-sama para peserta didik bersama-sama
menyanyikan lagu daerah.
9) Guru bersama peserta didik menutup pelajaran dengan
berdoa.
3) Pengamatan (observasition) dan Diskusi
50
Berguna untuk mengetahui ketrampilan guru dalam proses penerapan
pembelajaran dengan metode make a match dalam proses penerapan
pembelajaran sejarah Islam masuk Nusantara. Sekaligus dibantu oleh
guru untuk melakukan pengamatan terhadap siswa selama proses
pembelajaransejarah Islam masuk Nusantara sedang berlangsung.
a. Lembar observasi guru siklus I
Tabel 2.3 aspek dalam guru siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Komponen perencanaan guru dalam
pembelajaran
1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam
indikator
√
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
3 keseragaman sumber atau metode dengan
karakteristik peserta didik
√
4 Kejelasan prosedur penilaian √
5 Kesempurnaan instrumen penilaian √
Kompetensi guru yang mencangkup
kepribadian dan sosial
6 Kesopanan dan kelancaran berbicara √
7 Kedewasaan dan kepercayaan diri √
8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab
dan kerapian
√
9 Hubungan simpati dan empati pada peserta
didik dan teman sejawat
√
10 Perasaan menghormati dan menghargai
orang lain
√
11 Kesetiaan pada keputusan bersama √
Penguasaan bahan belajar
12 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan
materi lain yang relevan
√
Metode pembelajaran
14 Menguasai kelas √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi
waktu
√
Interaksi dalam pembelajaran
51
16 Menciptakan suasana menumbuhkan
partisipasi aktif siswa melalui guru, media
dan sumber ajar
√
17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
√
Pegunaan bahasa
18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan
lancar
√
19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi
suara yang tepat
√
Penilaian belajar
20 Melakukan penilaian selama pembelajaran
dan sesuai dengan rencana dalam RPP
√
JUMLAH SKOR TOTAL Baik
Nilai :
Skor nilai
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat baik
Kategoti total
75-100 = sangat baik
50-75 = baik
25-50 = cukup
0-25 = kurang
b. Lembar observasi siswa siklus I
Tabel 2.4 lembar observasi siswa siklus I
No. Kriteria penilaian terhadap siswa Skor
1 2 3 4
1 Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2 Aktif berpartisipasi dalam belajar √
3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan
media dan sumber belajar
√
4 Berani bertannya, memberi pendapat
dan menjawab pertannyaan
√
5 Menggunakan bahasa lisan, secara
baik, jelas dan lancar dalam
berinteraksi dengan guru
√
52
6 Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan
kreative
√
8 Menunjukkan sikap teladan dalam
tindakan dan ucapan
√
9 Memiliki sifat simpati dan empati pada
peserta didik dan teman
√
10 Bertanggungjawab pada tugas yang
diberikan
√
11 Mampu menjaga kosentrasi dan
perhatiaan pada pembelajaran
√
12 Kerjasama siswa dalam kerja
kolompok
√
13 Mampu mengikuti strategi
pembelajaran yang diterapkan
√
14 Mampu menciptakan hubungan pribadi
positif
√
15 Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama
√
JUMLAH SKOR TOTAL Cukup
Nilai :
Skor nilai
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat baik
Kategori Total
75-100 = sangat baik 25-50 = cukup
50-75 = baik 0-25 = kurang
c. Nilai Evaluasi Siklus I
Tabel 2.5 Nilai Evaluasi Siklus I
No. NAMA Nilai
1 Annisa Nur Maghfiroh 76
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 80
3 Aulia Safitri 89
4 Ayu Guningtyas 79
5 Diamonda Dhiffa Mariya 95
53
6 Dita Octavia Widyastuti 95
7 Faza An‟nimah 95
8 Hasna Najla 79
9 Khalisha Atha Nabila 98
10 Lucky Ardelia Pusppa 84
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100
12 Nadya Khansa Azalia 99
13 Naila Nurul Azmi 90
14 Nisrina Azza Salma 84
15 Pramnesti Gitarina Sekar Kesturi 80
16 Rizky Winda Salsabilla 70
17 Rokhwal „Iisy 83
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 85
19 Salsabila Fidya Safitri 87
20 Sifa Irfani 70
21 Ummi Nurun Nissa 95
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 100
23 Zahidah Latifa 78
24 Zahra Aisya Rosa Febrianingtyas 79
25 Zaky Wildan Mukhollad 86
26 Zatun Nithoghani Hafni 86
4) Refleksi
Kegiatan ini bertujuan menilai seluruh kegiatan pembelajaran
dengan metode make a match. Siswa terlihat lebih antusias dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
keantusiasan siswa yang ikut berpartisipasi dalam metode make a
match dimana siswa berfokus untuk mencari pasangan antara satu
dengan yang lainnya. Baik yang dilakukan individu maupun
merangkai bersama kelompoknya. Nilai yang didapat siswa pun sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) serta siswa mencapai
ketuntasan klasikal yakni 85 % dari jumlah seluruh siswa pada
indikator pencapaian yang ditetapkan sebelumnya.
Selama proses pengamatan tersebut berlangsung masih ditemukan
permasalahan, siswa masih kurang bertanggungjawab terhadap tugas
yang diberikan sesuai intruksi dari guru, kondisi dan situasi peserta
didik dalam menerapkan metode make a match yang belum sesuai
54
dengan keinginan peneliti, hasil evaluasi yang dilakukan guru bersama
peneliti yang masih kurang memuaskan. Dengan adanya permasalahan
tersebut maka peneliti akan mengadakan atau melakukan tindakan
pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan memenuhi
hasil belajar peserta didik.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus II ini peneliti melaksanakan penelitian pada tanggal 21
November 2017 dengan kompetensi dasar memahami sejarah
perkembangan Islam di Nusantara yang terjadi pada kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara. Langkah dan tahapan yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
1) Orientasi Perencanaan
Dalam tahap orientasi perencanaan tindakan yang diambil oleh peneliti
sebagai berikut:
a. Menyusun RPP mata pelajaran sejaran perkembangan Islam
Nusantara yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar
yang sesuai dengan metode make a match.
b. Menyiapkan fasilita dan sarana prasarana pendukung seperti kartu,
kertas, portofolio, perekat, pena dan spidol
c. Menyiapkan materi bahan ajar
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan
guru maupun siswa dalam proses penerapan metode make a match.
e. Menyiapkan instrumen soal evaluasi atau lembar tes untuk
menggali data hasil belajar siswa terkait mater yang diajarkan.
f. Melaukan koordinasi dengan guru pengajar untuk melakukan
proses pembelajaran dengan metode make and match.
2) Pelaksanaan tindakan
a. Pendahuluan (15 menit)
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam
55
2) Berdo‟a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
dilanjutakn membaca asmaul husna dengan penuh kidmat
3) Guru memulai pembelajaran dengan pacaan al-Qur‟an surah
pilihan terutama terkait dengan materi pembelajaran.
4) Guru melakukan appersepsi kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya yaitu dengan cara melakukan tanya jawab singkat
tentang kompetensi tersebut
5) Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran
6) Peserta didik dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari lima orang peserta didik
b. Kegiatan Inti (90 menit)
1. Stimulasi:
a) Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan
yang terkait dengan “sejarah perkembagan Islam
Nusantara”.
b) Siswa membaca buku teks tentang sejarah perkembagan
Islam Nusantara.
c) Siswa mengajukan pertanyaan dari isi materi yang sudah
dibaca.
2. Identifikasi masalah:
a. Siswa mencari nilai-nilai dari dakwah Nusantara apa yang
sesuai dengan ajaran Islam.
b. Siswa mencari bagaimana sikap yang benar terhadap nilai-
nilai luhur yang dimiliki sari tradisi Nusantara.
3. Mengumpulkan data:
a) Mengumpulkan data dari fakta nilai murni ajaran Islam
b) Mengumpulkan data dan fakta (nama keadaan dan tradisi
dan adal daerah) dari nilai-nilai dari tradisi Nusantara yang
sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
56
c) Mengumpulkan data dan fakta pendapat para tokoh dan
ulama tentang dakwah Islam di Nusantara.
4. Pengolahan data:
a. Mendiskusikan data dan fakta (waktu, tempat, peristiwa
dan tokoh) nilai ajaran murni Isla
b. Mendiskusikan data dan fakta dari nilai tradisi Nusantara
yang sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
c. Mendiskusikan data dan fakta pendapat para tokoh dan
ulama tentang dakwah Islam di Nusantara.
5. Menarik kesimpulan:
a. Guru menyaring hasil presentasi dari tiap kelompok.
b. Guru menyimpulkan hasil diskusi dan presentasi dari
masing-masing kelompok.
c. Penutup ( menit)
1) Guru memberikan penguatan materi tentang sejarah
perkembangan Islam Nusantara
2) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas
3) Guru melakukan post test terhadap pemahaman peserta didik
selama proses pembelajaran
4) Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan
5) Guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik
6) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
7) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
8) Guru bersama-sama dengan peserta didik menyayikan lagu
daerah
9) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
57
3) Pengamatan (observasition) dan Diskusi
a. Lembar observasi guru siklus II
Tabel 2.6 lembar observasi guru siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Komponen perencanaan guru dalam
pembelajaran
1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam
indikator
√
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
3 keseragaman sumber atau metode dengan
karakteristik peserta didik
√
4 Kejelasan prosedur penilaian √
5 Kesempurnaan instrumen penilaian √
Kompetensi guru yang mencangkup
kepribadian dan sosial
6 Kesopanan dan kelancaran berbicara √
7 Kedewasaan dan kepercayaan diri √
8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab
dan kerapian
√
9 Hubungan simpati dan empati pada peserta
didik dan teman sejawat
√
10 Perasaan menghormati dan menghargai
orang lain
√
11 Kesetiaan pada keputusan bersama √
Penguasaan bahan belajar
12 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan
materi lain yang relevan
√
Metode pembelajaran
14 Menguasai kelas √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi
waktu
√
Interaksi dalam pembelajaran
16 Menciptakan suasana menumbuhkan
partisipasi aktif siswa melalui guru, media
dan sumber ajar
√
17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
√
Pegunaan bahasa
18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan
lancar
√
58
19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi
suara yang tepat
√
Penilaian belajar
20 Melakukan penilaian selama pembelajaran
dan sesuai dengan rencana dalam RPP
√
JUMLAH SKOR TOTAL Sangat baik
Nilai :
Skor nilai
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat baik
Kategoti total
75-100 = sangat baik
50-75 = baik
25-50 = cukup
0-25 = kurang
b. Lembar observasi siswa siklus II
Tabel 2.7 lembar observasi siswa siklus II
No
. Kriteria penilaian terhadap siswa
Skor
1 2 3 4
1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh
guru
√
2 Aktif berpartisipasi dalam belajar √
3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan media
dan sumber belajar
√
4 Berani bertannya, memberi pendapat dan
menjawab pertannyaan
√
5 Menggunakan bahasa lisan, secara baik,
jelas dan lancar dalam berinteraksi dengan
guru
√
6 Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan
kreative
√
8 Menunjukkan sikap teladan dalam tindakan
dan ucapan
√
9 Memiliki sifat simpati dan empati pada
peserta didik dan teman
√
10 Bertanggungjawab pada tugas yang √
59
diberikan
11 Mampu menjaga kosentrasi dan perhatiaan
pada pembelajaran
√
12 Kerjasama siswa dalam kerja kolompok √
13 Mampu mengikuti metode pembelajaran
yang diterapkan
√
14 Mampu menciptakan hubungan pribadi
positif
√
15 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama
√
JUMLAH SKOR TOTAL Sangat Baik
Nilai :
Skor nilai
75-100 = sangat baik 25-50 = cukup
50-75 = baik 0-25 = kurang
c. Nilai Evaluasi Siklus II
Tabel 2.8 Nilai Evaluasi Siklus II
No. NAMA Nilai
1 Annisa Nur Maghfiroh 99
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 84
3 Aulia Safitri 96
4 Ayu Guningtyas 88
5 Diamonda Dhiffa Mariya 90
6 Dita Octavia Widyastuti 98
7 Faza An‟nimah 96
8 Hasna Najla 80
9 Khalisha Atha Nabila 88
10 Lucky Ardelia Pusppa 96
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100
12 Nadya Khansa Azalia 100
13 Naila Nurul Azmi 96
14 Nisrina Azza Salma 96
15 Pramnesti Gitarina Sekar Kesturi 100
16 Rizky Winda Salsabilla 100
17 Rokhwal „Iisy 96
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 99
19 Salsabila Fidya Safitri 100
20 Sifa Irfani 79
21 Ummi Nurun Nissa 90
60
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 100
23 Zahidah Latifa 99
24 Zahra Aisya Rosa Febrianingtyas 99
25 Zaky Wildan Mukhollad 96
26 Zatun Nithoghani Hafni 96
5) Refleksi
Pada siklus II ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang lebih baik daripada siklus I. Nilai
ulangan harian penelitian menggunakan evaluasi formatif yang
merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar,
dilaksanakan ketika siswa selesai mengikuti satuan bahan pelajaran
pada kelas tertentu. Hal ini untuk mengukur kemampuan murid
dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti.
Penelitian tindakan kelas ini yang diperoleh dari hasil ulangan ,
nilai tes evaluasi pada siklus I maupun siklus II.
Permasalahan yang dihadapi peneliti pada siklus I ternyata pada
siklus II peneliti tidak menemukan adanya permasalahan. Disini
siswa lebih bertanggungjawab terhadap tugas sesuai dengan
intruksi dari guru, lebih bertanggungjawab akan tugas yang
diberikan serta hasil evaluasi yang dilakukan guru bekerjasama
dengan peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini
menunjukkan bahwa tindakan penelitan kelas (PTK) pada siswa
kelas IX I semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga dianggap telah
berhasil. Demikian penelitian ini dirasa telah cukup.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per siklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan penelitian dengan
menerapkan metode make a metch digunakan sebagai penguatan terhadap
pembelajaran yang diterapkan atas ketrampilan pengetahuan yang dimiliki.
Metode pembelajaran kartu merupakan salah sutu metode “student
centered learning” (SLC). Dalam kelompok ini siswa membantu antara
satu dengan yang lainnya artinya memiliki unsur ketergantungan yang
positif untuk mencapai sebuah kesuksesan. Penerapan metode make a
match ini termasuk salah satu strategi baru yang diterapkan oleh guru
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Penelitian ini beracuan pada
ketuntasan individual yang harus dicapai siswa yaitu 80 serta kriteria
ketuntasan klasikal yaitu 85% dengan jumlah siswa dengan patokan pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh kelas IX I
semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga yaitu 80.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapat hasil
perolehan siswa kelas IX I semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga pada
pembelajaran pendidikan agama Islam menunjukan bahwa Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Peneliti menggunakaan evaluasi
formatif yang merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar, dilaksanakan ketika siswa selesai mengikuti satuan bahan
pelajaran pada kelas tertentu. Hal ini untuk mengukur kemampuan murid
dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti. Dibawah ini
akan disajikan data hasil ulangan harian yang didapat siswa sebelum
menerapkan metode make a match.
62
No. NAMA Nilai
Ketuntasan
Tuntas Belum
Tuntas
1 Annisa Nur Maghfiroh 78 √
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 75 √
3 Aulia Safitri 79 √
4 Ayu Guningtyas 60 √
5 Diamonda Dhiffa Mariya 75 √
6 Dita Octavia Widyastuti 100 √
7 Faza An‟nimah 69 √
8 Hasna Najla 78 √
9 Khalisha Atha Nabila 76 √
10 Lucky Ardelia Pusppa 68 √
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100 √
12 Nadya Khansa Azalia 80 √
13 Naila Nurul Azmi 78 √
14 Nisrina Azza Salma 80 √
15 Pramnesti Gitarina Sekar Kesturi 79 √
16 Rizky Winda Salsabilla 70 √
17 Rokhwal „Iisy 75 √
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 95 √
19 Salsabila Fidya Safitri 74 √
20 Sifa Irfani 78 √
21 Ummi Nurun Nissa 79 √
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 80 √
23 Zahidah Latifa 87 √
24 Zahra Aisya Rosa Febrianingtyas 82 √
25 Zaky Wildan Mukhollad 79 √
26 Zatun Nithoghani Hafni 84 √
Jumlah 9 17
Prosentase Ketuntasan 35% 65%
Tabel 3.1 perolehan nilai ulangan harian (Pra Siklus)
Keterangan
Tuntas : 9 Siswa (35 %)
Belum tuntas : 17 Siswa (65 %)
Tabel diatas dapat diketahui bahwa sekolah telah Menetapkan nilai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pendidikan agama
Islam yaitu 80 siswa kelas IX I semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga hanya
ada 9 siswa yang mencapai ketuntasan dan sisanya 17 anak belum tuntas.
63
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa nilai ulangan harian yang
didapat siswa pada prasiklus menunjukkan dari 26 siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Salatiga Tahun pelajaran 2017/2018 yang telah menerapkan nilai
standar Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) hanya ada 35% (9 siswa) yang
tuntas, sedangkan masih ada 65% (17 siswa) yang belum tuntas. Maka
dengan hal ini peneliti bekerjasama dengan guru untuk menerapkan
metode make a match agar nilai akhir yang didapat siswa menjadi lebih
baik lagi.
2. Deskripsi Data Siklus I
Pada siklus I diperoleh hasil yang lebih memuaskan dari pada pra
siklus dimana siswa kelas IX I SMP Negeri 1 Salatiga mengalami
peningkatan yang ditandai dengan lebih baiknya hasil perolehan siswa
yaitu dengan ditunjukannya dari 26 siswa yang mencapai standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ada 69% (18 siswa) yang sudah tuntas
sedangkan 31% (8 siswa) belum tuntas. Hal ini menunjukkan siklus I
belum dapat dikatakan berhasil karena masih tedapat banyak siswa belum
mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Salatiga
dengan kriteriannya yaitu 80. Oleh karena itu peneliti akan melanjutkan
siklus II.
64
Berikut hasil perolehan nilai harian pada siklus I yang didapat oleh
siswa:
No. NAMA Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Annisa Nur Maghfiroh 76 √
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 80 √
3 Aulia Safitri 89 √
4 Ayu Guningtyas 79 √
5 Diamonda Dhiffa Mariya 95 √
6 Dita Octavia Widyastuti 95 √
7 Faza An‟nimah 95 √
8 Hasna Najla 79 √
9 Khalisha Atha Nabila 98 √
10 Lucky Ardelia Pusppa 84 √
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100 √
12 Nadya Khansa Azalia 99 √
13 Naila Nurul Azmi 90 √
14 Nisrina Azza Salma 84 √
15 Pramnesti Gitarina Sekar Ke 80 √
16 Rizky Winda Salsabilla 70 √
17 Rokhwal „Iisy 83 √
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 85 √
19 Salsabila Fidya Safitri 87 √
20 Sifa Irfani 70 √
21 Ummi Nurun Nissa 95 √
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 100 √
23 Zahidah Latifa 78 √
24 Zahra Aisya Rosa F 79 √
25 Zaky Wildan Mukhollad 86 √
26 Zatun Nithoghani Hafni 86 √
Jumlah 18 8
Prosentase Ketuntasan 69% 31%
Tabel 3.2 perolehan nilai ulangan harian (Siklus I)
Keterangan
Tutas : 69% (18 siswa)
Belum tuntas : 31% (8 siswa)
65
3. Deskripsi Data Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti mempertimbangkan
beberapa kekurangan maupun kendala yang terdapat selama proses
pembelajaran pada siklus I yang berlangsung. Dengan menerapkan metode
make a match dari siklus II dipereoleh peningkatan data yang mencapai
maksimum dan memenuhi target yang ditetapkan peneliti dalam indikator
keberhasilan yaitu 100 tuntas dan mencapai kriteria ketuntasan yang telah
ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Salatiga.
No. NAMA Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Annisa Nur Maghfiroh 99 √
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 84 √
3 Aulia Safitri 96 √
4 Ayu Guningtyas 88 √
5 Diamonda Dhiffa Mariya 90 √
6 Dita Octavia Widyastuti 98 √
7 Faza An‟nimah 96 √
8 Hasna Najla 80 √
9 Khalisha Atha Nabila 88 √
10 Lucky Ardelia Pusppa 96 √
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100 √
12 Nadya Khansa Azalia 100 √
13 Naila Nurul Azmi 96 √
14 Nisrina Azza Salma 96 √
15 Pramnesti Gitarina Sekar K 100 √
16 Rizky Winda Salsabilla 100 √
17 Rokhwal „Iisy 96 √
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 99 √
19 Salsabila Fidya Safitri 100 √
20 Sifa Irfani 79 √
21 Ummi Nurun Nissa 90 √
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 100 √
23 Zahidah Latifa 99 √
24 Zahra Aisya Rosa F 99 √
25 Zaky Wildan Mukhollad 96 √
26 Zatun Nithoghani Hafni 96 √
Jumlah 25 1
Prosentase Ketuntasan 96% 4%
66
Tabel 3.3 perolehan nilai ulangan harian (Siklus 1I)
Keterangan
Tuntas : 96 % (25 siswa)
Belum tuntas : 4 % (1 siswa)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
mencapai 96% dari 26 jumlah siswa di SMP Negeri I Salatiga dan satu
siswa 4% belum mengalami ketuntasan.
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan tersebut diketahui bahwa
perolehan rata-rata pada pra siklus diketahui bahwa perolehan rata-rata nilai
pada pra siklus adalah 69,84. Siklus I menjadi 86,30. Sedangkan pada siklus II
diperoleh hasil rata-rata menjadi 96,15 dari hasil perolehan data diatas maka
diketahui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan metode make a match
materi sejarah peradaban Islam Nusantara meningkatkan hasil prestasi belajar
siswa di SMP Negeri 1 Salatiga.
Penelitian yang dilakukan peneliti menghasilkan data dari siklus ke siklus
yang diperoleh sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, menerapkan metode
make a match materi sejarah peradaban Islam Nusantara. Pada tahap ini
diperoleh data tes evaluasi pendidikan agama Islam tahun pelajaran
2017/2018 adalah 35% (9 siswa) tuntas dan 65% (17 siswa) belum tuntas.
Perolehan hasil tes evaluasi siklus I dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
2. Siklus I
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, menerapkan
metode make a match materi sejarah peradaban Islam Nusantara.
Penelitian ini mencangkup empat tahapan yaitu tahap orientasi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, diskusi dan refleksi. Sebelum peneliti
memulai kegiatan sebelumnya peneliti melakukan observasi ataupun
pengamatan ke SMP Negeri 1 Salatiga. Pada tahap ini diperoleh data tes
67
evaluasi pendidikan agama Islam tahun pelajaran 2017/2018 adalah 69%
(18 siswa) tuntas dan 31% (8 siswa) belum tuntas. Perolehan hasil tes
evaluasi siklus I dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Tabel 3.4 lembar observasi guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Komponen perencanaan guru dalam
pembelajaran
1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam indikator √
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
3 keseragaman sumber atau metode dengan
karakteristik peserta didik
√
4 Kejelasan prosedur penilaian √
5 Kesempurnaan instrumen penilaian √
Kompetensi guru yang mencangkup
kepribadian dan sosial
6 Kesopanan dan kelancaran berbicara √
7 Kedewasaan dan kepercayaan diri √
8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab dan
kerapian
√
9 Hubungan simpati dan empati pada peserta didik
dan teman sejawat
√
10 Perasaan menghormati dan menghargai orang
lain
√
11 Kesetiaan pada keputusan bersama √
Penguasaan bahan belajar
12 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
68
13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan materi
lain yang relevan
√
Metode pembelajaran
14 Menguasai kelas √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi
waktu
√
Interaksi dalam pembelajaran
16 Menciptakan suasana menumbuhkan partisipasi
aktif siswa melalui guru, media dan sumber ajar
√
17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
√
Pegunaan bahasa
18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan lancar √
19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara
yang tepat
√
Penilaian belajar
20 Melakukan penilaian selama pembelajaran dan
sesuai dengan rencana dalam RPP
√
JUMLAH SKOR TOTAL Baik
Nilai :
Skor nilai
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat baik
Kategori total
75-100 = sangat baik
50-75 = baik
25-50 = cukup
0-25 = kurang
Hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan yang
dilakukan guru dalam proses belajar mengajar siklus I memperoleh skor
70 dari skor maksimal yang telah ditetapkan yaitu 100. Aktivitas yang
dilakukan oleh guru ini termasuk predikat yang baik.
Hasil observasi yang dilakukan penelit isaat guru menerapkan metode
make a match adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
69
Guru dalam membuka pelajaran cukup baik artinya guru melakukan
salam terlebih dahulu baru pembacaan asmaul husna. Namun dalam
hal ini guru masih tidak tepat waktu dalam masuk kelas. Terkadang
guru masuk ke dalam kelas dari 20 menit atau 25 menit dari jam yang
telah ditentukan.
b. Penguasaan materi
Guru dalam memahamkan peserta didiknya masih belum menarik dan
tergolong pada baik, artinya guru fokus dalam pengetahuannya sendiri
dan tidak menggunakan buku panduan siswa sehingga menyulitkan
siswa untuk mengikuti pembelajaran yang di terapkan oleh guru.
c. Menyajikan materi pembelajaran
Guru dalam menyajikan materi sudah baik dan tidak hanya tergantung
pada buku pembelajaran saja. Jadi hal ini berdampak ketika guru
menyampaikan pelajaran kepada siswa. Peserta didik mau tidak mau
harus memperhatikan guru untuk mengikuti pembelajarannya karena
buku pelajaran yang dipegang siswa tidak memuat materi yang
disampaikan oleh guru.
d. Pegelolaan kelas
Guru dalam pengelolaan kelas tergolong pada kategori baik dimana
guru mampu menerapkan tidak hanya monoton dalam pembelajaran
namun juga diimbangi dengan kelucuan untuk menarik minat siswa
namun dalam tahap ini guru belum menyajikan motivasi pada siswa
kenapa harus mempelajari materi tersebut.
e. Ketepatan dalam menerapkan metode
Guru saat menerapkan metode masih ada rasa tegang. Karena metode
ini termasuk yang baru untuk peserta didik. Pada tahap ini guru harus
memberi materi terlebih dahulu disusul dengan penerapan metode
make a match dilanjutkan dengan pemberian tugas untuk masing-
masing individu.
f. Evaluasi
70
Dalam tahap ini guru memberikan tes pada siswa untuk mengetahui
pengetahuan tentang materi yang dibawakannya sering disebut engan
pretest siswa lalu disusul tes hasil belajar yang menerapkan metode
make a match yang sering disebut dengan post test.
g. Kemampuan menutup pelajaran
Dalam hal ini guru menutup pelajaran tanpa ada kesimpulan dengan
siswa terkait materi pembelajaran yang telah diajarkan dan juga guru
tidak menginformasikan pembelajaran yang akan datang.
Selain melakukan pengamatan pada guru. Peneliti juga mengamati
atau melakukan observasi pada siswa yang dibantu dengan guru yang
telah lebih mengetahui karakter siswa yang diteliti oleh peneliti.
Peneliti ketika menerapkan metode make a match pada saat proses
pelajaran, yaitu:
Tabel 3.5 lembar observasi siswa Siklus I
No. Kriteria penilaian terhadap siswa Skor
1 2 3 4
1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru √
2 Aktif berpartisipasi dalam belajar √
3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan media
dan sumber belajar √
4 Berani bertannya, memberi pendapat dan
menjawab pertannyaan √
5 Menggunakan bahasa lisan, secara baik, jelas
dan lancar dalam berinteraksi dengan guru √
6 Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran √
7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan
kreative √
8 Menunjukkan sikap teladan dalam tindakan
dan ucapan √
9 Memiliki sifat simpati dan empati pada
peserta didik dan teman √
10 Bertanggungjawab pada tugas yang diberikan √
11 Mampu menjaga kosentrasi dan perhatiaan
pada pembelajaran √
12 Kerjasama siswa dalam kerja kolompok √
13 Mampu mengikuti strategi pembelajaran yang
diterapkan √
71
14 Mampu menciptakan hubungan pribadi positif √
15 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama √
JUMLAH SKOR TOTAL Cukup
Nilai :
Skor nilai
75-100 = sangat baik 25-50 = cukup
50-75 = baik 0-25 = kurang
Hal ini tergolong pada kategori cukup dimana siswa dapat
mengkondisikan pada pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil
observasi yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan yang dilakukan siswa
dalam proses belajar mengajar siklus I memperoleh skor 70 dari skor
maksimal yang telah ditetapkan yaitu 100.
3. Siklus II
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, menerapkan
metode make and match materi sejarah peradaban Islam Nusantara.
Penelitian ini mencangkup empat tahapan yaitu tahap orientasi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, diskusi dan refleksi. Sebelum peneliti
memulai kegiatan sebelumnya peneliti melakukan observasi ataupun
pengamatan ke SMP N 1 Salatiga. Pada tahap ini diperoleh data tes
evaluasi pendidikan agama Islam tahun pelajaran 2017/2018 adalah 69%
(18 siswa) tuntas dan 31% (8 siswa) belum tuntas. Perolehan hasil tes
evaluasi siklus I dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
72
Tabel 3.6 lembar observasi guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Komponen perencanaan guru dalam
pembelajaran
1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam indikator √
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
3 keseragaman sumber atau metode dengan
karakteristik peserta didik
√
4 Kejelasan prosedur penilaian √
5 Kesempurnaan instrumen penilaian √
Kompetensi guru yang mencangkup
kepribadian dan sosial
6 Kesopanan dan kelancaran berbicara √
7 Kedewasaan dan kepercayaan diri √
8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab dan
kerapian
√
9 Hubungan simpati dan empati pada peserta didik
dan teman sejawat
√
10 Perasaan menghormati dan menghargai orang lain √
11 Kesetiaan pada keputusan bersama √
Penguasaan bahan belajar
12 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan materi
lain yang relevan
√
Metode pembelajaran
73
14 Menguasai kelas √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu √
Interaksi dalam pembelajaran
16 Menciptakan suasana menumbuhkan partisipasi
aktif siswa melalui guru, media dan sumber ajar
√
17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
√
Pegunaan bahasa
18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan lancar √
19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara
yang tepat
√
Penilaian belajar
20 Melakukan penilaian selama pembelajaran dan
sesuai dengan rencana dalam RPP
√
JUMLAH SKOR TOTAL Sangat Baik
Nilai :
Skor nilai
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat baik
Kategoti total
75-100 = sangat baik
50-75 = baik
25-50 = cukup
0-25 = kurang
Hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan yang
dilakukan guru dalam proses belajar mengajar siklus I memperoleh skor
70 dari skor maksimal yang telah ditetapkan yaitu 100. Aktivitas yang
dilakukan oleh guru ini termasuk predikat yang baik. Berikut akan
dijabarkan secara lebih terperinci oleh peneliti.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti saat guru menerapkan metode
make a match adalah sebagai berikut:
74
a. Membuka pelajaran
Pada tahap ini guru ketika membuka salam sangat menguasai dimana
guru menerapkan strategi ketenangan. Ia menunggu peserta didik
untuk tenang terlebih dahulu sebelum membuka pembelajaran.
b. Penguasaan materi
Kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran pada siklus
II ini tergolong sangat bagus dimana guru menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan buku panduan siswa untuk mengajarkan pada
siswanya tidak hanya itu guru juga tidak tergantung pada buku
pelajaran dikarenakan guru sudah menghafal dan mengetahui
pembelajaran materi sejarah perkembangan Islam nusantara.
c. Menyajikan materi pembelajaran
Dalam penyajian materi pembelajaran guru menerapkan pertanyaan
kepada peserta didik dimana setiap anak ditanya tentang materi.
Peserta didik yang ditanya oleh guru harus mengutarakan jawaban
maupun pendapat yang telah diketahuinya.
d. Pegelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sudah sangat baik dimana
ketika guru mengajarkan pembelajaran situasi dan kondisinya tenang.
Namun jika ada satu atau dua anak yang berbicara sendiri guru
tanggap dengan melakukan pertanyaan kepada peserta didik yang
berbicara sendiri.
e. Ketepatan dalam menerapkan metode
Siklus II guru telah mengetahui metode make a match sehingga dalam
penyampaiannya guru tidak merasa minder dan bertanya lagi dengan
peneliti. Hal ini disebabkan dengan guru sudah paham dan mengerti
akan pola kerja dari metode make a match.
f. Evaluasi
Guru menerapkan pola evaluasi dengan menggunakan posttest untuk
mengukur kemampuan siswa setelah penerapan metode make a match
75
pada peserta didik. Manfaat dari itu juga memudahkan guru untuk
menilai peserta didik.
g. Kemampuan menutup pelajaran
Selain melakukan pengamatan pada guru peneliti juga mengamati atau
melakukan observasi pada siswa yang dibantu dengan guru yang telah
mengetahui karakter siswa yang peneliti gunakan pada saat proses
pelaajaran. Peneliti juga berkerjasama dengan guru karena peneliti
berfikir bahwa guru lebih mengetahui masing-masing individu peserta
didiknya. Berikut uraian observasi yang dilakukan oleh peserta didik
yaitu:
Tabel 3.7 lembar observasi siswa Siklus II
No. Kriteria penilaian terhadap siswa Skor
1 2 3 4
1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh
guru
√
2 Aktif berpartisipasi dalam belajar √
3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan media
dan sumber belajar
√
4 Berani bertannya, memberi pendapat dan
menjawab pertannyaan
√
5 Menggunakan bahasa lisan, secara baik, jelas
dan lancar dalam berinteraksi dengan guru
√
6 Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan
kreative
√
8 Menunjukkan sikap teladan dalam tindakan
dan ucapan
√
9 Memiliki sifat simpati dan empati pada
peserta didik dan teman
√
10 Bertanggungjawab pada tugas yang
diberikan
√
11 Mampu menjaga kosentrasi dan perhatiaan
pada pembelajaran
√
12 Kerjasama siswa dalam kerja kolompok √
13 Mampu mengikuti metode pembelajaran
yang diterapkan
√
14 Mampu menciptakan hubungan pribadi
positif
√
76
15 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama
√
JUMLAH SKOR TOTAL Sangat Baik
Nilai :
Skor nilai
75-100 = sangat baik 25-50 = cukup
50-75 = baik 0-25 = kurang
Hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan yang
dilakukan guru dalam proses belajar mengajar siklus I memperoleh
skor 70 dari skor maksimal yang telah ditetapkan yaitu 100.
77
1. Rekapitulasi pra siklus, siklus I dan siklus II
Tabel 3.8 Rekapitulasi pra siklus, siklus I dan siklus II
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 9 35% 18 69% 25 96%
Belum Tuntas 17 65% 8 31% 1 4%
Jumlah 26 100% 26 100% 26 100%
Pra Siklus, Siklus I dan siklus II:
Kolom 1.1 ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan
Siklus II
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam BAB IV dapat ditarik
kesimpulan bahwa penerapan metode make a match dapat meningkatkan
hasil belajar siswa materi sejarah peradaban Islam Nusantara pada siswa
kelas IX I semester 1 SMP Negeri 1 Salatiga Tahun pelajaran 2017/2018. Hal
ini dapat dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum menerapkan metode make a
match hanya 35% (9 siswa yang tuntas) yang memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM), sedangkan 65% (17 siswa) belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dengan rata-rata 69,84. Hasil yang didapat pada
prasiklus ini membuat peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran
pendidikan agama Islam untuk menerapkan metode make a match. Penerapan
metode make a match pada siklus I menunjukkan bahwa siswa mencapai
Kriteria ketuntasan klasikal 69% (18 siswa yang tuntas) sedangkan yang
belum tuntas sebanyak 31% (8 siswa) dengan nilai rata 86,30. Hal ini
menunjukkan bahwa siklus I belum dapat dikatakan berhasil karena masih
terdapat banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan. Oleh karena itulah
peneliti menentukan untuk melajutkan pada siklus II. Kriteria ketuntasan
klasikal sebesar 96% (25 siswa yang tuntas) sedangkan yang belum tuntas
ada 4% (1 siswa) dengan nilai rata-rata adalah 96,15 dengan demikian, hasil
belajar yang diperoleh siswa dari siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan sebesar 27%. oleh karena itu penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan materi peningkataan hasil belajar siswa pendidikan agama Islam
dengan metode make a match pada siswa kelas IX I SMP Negeri 1 Salatiga
Tahun pelajaran 2018/2019 dinyatakan telah berhasil.
79
B. Saran
Telah terbuktinya penenerapan metode make a match dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam pada siswa
kelas IX I SMP Negeri 1 Salatiga Tahun pelajaran 2017/2018 maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Seswa sebaiknya aktif memperhatikan guru dan tetap fokus pada saat
pembelajaran berlangsung sehingga nilai memuaskan.
b. Siswa selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Bagi siswa yang menganggap pendidikan agama Islam sebagai
pembelajaran yang membosankan dan tidak menarik hendaknya
merubah pola pikir tersebut, karena sebenarnya
d. Siswa sebaiknya mampu untuk menyesuaikan diri baik kepada teman
sejawat, tempat belajar, situasi maupun kondisinya.
2. Bagi guru
a. Sebaiknya lebih memperhatikan bagaimana peserta didik dapat
menerima pembelajaran yang telah diberikan
b. Lebih menerapkan metode yang beragam tidak hanya dengan model
ceramah semata
c. Mencari sumber informasi dari berbagai pihak jangan hanya terpaut
pada buku pembelajaran saja.
d. Mampu mengaitkan pembelajaran yang disampaikan dengan
kehidupan kenyataan yang telah terbukti adanya.
3. Bagi sekolah
Sebaiknya sekolah berupaya untuk menambah sarana prasarana seperti
media maupun alat peraga yang berguna untuk menunjang kegiatan belajar
peserta didik dan memudahkan guru untuk menerapkan strategi dan
metode yang beragam untuk proses belajar mengajar bagi guru dan
siswanya.
80
4. Kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya lebih membimbing dan mengarahkan guru
untuk lebuh aktif menggunakan alat, metode maupun strategi yang
menunjang dalam pembelajaran dimana jika guru dapat menarik antusias
siswa maka apapun pembelajarannya pasti akan mudah diterima oleh
siswa.
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/ Semester : IX/ 1
Materi Pokok : Sejarah Perkembangan Islam Nusantara
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (6 JP)
A. Kompetensi Inti
1
2
:
:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR C. INDIKATOR
1.12 Meyakini bahwa
berkembangnya Islam
di Nusantara sebagai
bukti Islam rahmatan
lil-al-„alamin
1.12.1. Meyakini ajaran Islam adalah agama
rahmatan lil-al-‟alamin
1.12.2. Meyakini bahwa berkembangnya Islam
di Nusantara sebagai bukti Islam
rahmatan lil-al-‟alamin
2.12 Menghayati perilaku
cinta tanah air sebagai
implementasi
mempelajari sejarah
perkembangan Islam
di Nusantara
2.12.1. Menghayati perilaku cinta tanah air
sebagai implementasi mempelajari
sejarah perkembangan Islam di
Nusantara.
2.12.2. Memiliki kepedulian dengan mengikuti
dan berpartisipasi aktif dalam sebuah
kegiatan keagamaan di lingkungan
sekitar.
2.12.3. Meneladani perilaku perjuangan tokoh-
tokoh Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
3.12 Memahami sejarah
perkembangan Islam
di Nusantara
3.12.1. Menjelaskan alur perjalanan dakwah di
Nusantara
3.12.2. Menunjukkan cara-cara dakwah di
Nusantara.
3.12.3. Menyebutkan cara-cara dakwah di
Nusantara.
3.12.4. Mengambil hikmah kehadiran Islam di
Nusantara.
4.12 Menyajikan rangkaian
sejarah perkembangan
Isalam di Nusantara
4.12.1. Menyajikan paparan kronologi sejarah
perkembangan Islam di Nusantara yang
diwujudkan dalam bentuk membuat
diagram alur.
4.12.2 Menyajikan paparan analisis
perkembangan kerajaan Islam di
Nusantara yang diwujudkan dalam
bentuk membuat diagram alur.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat :
Pertemuan I
PERTEMUAN PERTAMA :
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
KD 1.12:
1.12.1 Meningkatkan keyakinan bahwa ajaran Islam adalah agama yang
rahmatan lil-al-„alamin
1.12.2 Meningkatkan keyakinan bahwa berkembangnya Islam di Nusantara
sebagai bukti Islam rahmatan lil-al-„alamin
KD 2.12:
2.12.1 Menghayati perilaku cinta tanah air sebagai implementasi mempelajari
sejarah perkembangan Islam di Nusantara
2.12.2 Memiliki kepedulian dengan mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam
sebuah kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar
2.12.3 Meneladani perilaku perjuangan tokoh-tokoh Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
KD 3.12:
3.12.1 Menjelaskan alur perjalanan dakwah di Nusantara dengan benar.
3.12.2 Menunjukkan cara-cara dakwah di Nusantara dengan benar.
3.12 3 Menyebutkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dengan benar.
3.12.4 Mengambil hikmah kehadiran Islam di Nusantara dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
a. Alur perjalanan dakwah di Nusantara.
b. Cara-cara dakwah di nusantara.
c. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara
d. Hikmah kehadiran Islam di Nusantara.
E. Metode Pembelajaran
Metode Saintifik
Pendekatan : Saintifik atau kontekstual
Model pembelajaran : Pembelajaran dengan strategi make and match Cara-
cara dakwah di Nusantara.
Teknik : diskusi kelompok.
F. Media/Alat,Bahan dan Sumber Pembelajaran
1. Media/alat
a. Video pembelajaran
b. Gambar
c. Speaker active
d. LCD/TV/Laptop
2. Bahan
a. Kertas
b. Alat tulis
3. Sumber Belajar
a. Departemen Agama RI. Tth. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
Sygma Examedia Arkanleema.
b. Muhammad Ahsan dan Sumiyati, 2015. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti SMP/MTs Kelas IX/Buku Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
a. Pendahuluan (15 menit)
8. Guru membuka pembelajaran dengan salam
9. Berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dilanjutkan
membaca Asmaul Husna dengan penuh khidmat.
10. Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah
pilihan terutama terkait dengan materi pembelajaran.
11. Guru melakukan appersepsi kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya yaitu dengan cara melakukan tanya jawab singkat
tentang kompetensi tersebut.
12. Guru menginformasikan kompetensi yang akan dicapai yaitu
tentang sejarah perkembangan Islam di Nusantara.
13. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
14. Guru Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
15. Peserta didik dibagi menjadi lima kelompok, masing- masing
kelompok terdiri dari 5 orang peserta didik.
b. Kegiatan inti (90 menit)
5. Stimulasi:
a) Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang
terkait dengan “sejarah perkembagan Islam di Nusantara”.
b) Siswa membaca buku teks tentang sejarah perkembagan Islam
di Nusantara.
c) Siswa mengajukan pertanyaan dari isi materi yang sudah
dibaca.
6) Identifikasi masalah:
a) Siswa mencari nilai-nilai dari dakwah Nusantara apa yang
sesuai dengan ajaran Islam.
b) Siswa mencari bagaimana sikap yang benar terhadap nilai-nilai
luhur yang dimiliki sari tradisi Nusantara.
7) Mengumpulkan data
a. Mengumpulkan data dari fakta nilai murni ajaran Islam
b. Mengumpulkan data dan fakta (nama keadaan dan tradisi
dan adal daerah) dari nilai-nilai dari tradisi Nusantara yang
sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
c. Mengumpulkan data dan fakta pendapat para tokoh dan ulama
tentang dakwah Islam di Nusantara.
8) Pengolahan data:
a) Mendiskusikan data dan fakta (waktu, tempat, peristiwa dan
tokoh) nilai ajaran murni Isla
b) Mendiskusikan data dan fakta dari nilai tradisi Nusantara yang
sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
c) Mendiskusikan data dan fakta pendapat para tokoh dan ulama
tentang dakwah Islam di Nusantara.
9) Menarik kesimpulan:
a) Guru menyaring hasil presentasi dari tiap kelompok.
b) Guru menyimpulkan hasil diskusi dan presentasi dari masing-
masing kelompok.
c. Penutup (20 menit)
10) Guru memberikan penguatan materi tentang sejarah perkembagan
Islam di Nusantara.
11) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas.
12) Guru melakukan post test terhadap pemahaman peserta didik
selama proses pembelajaran.
13) Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
14) Guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik.
15) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
16) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
17) Guru bersama-sama para peserta didik bersama-sama menyanyikan
lagu daerah.
18) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan
berdoa.
F. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
1) Aspek sikap :Observasi, penilaian diri dan antar teman serta Jurnal
2) Aspek Ketrampilan: proyek dan portopolio
3) Aspek Pengetahuan: Tes tertulis, lisan dan penugasan
a. Instrumen penilaian dan pedoman perskoran :
1. Sikap Spiritual
Lampiran 1
No. Teknik Bentuk
instrumen
Butir
instrument
Waktu
pelaksanaan Keterangan
1. Observasi Jurnal Terlampir Saat
pembelajaran
Penilaian dan
pencapaian
2. Observasi Skala
penilaian/
Rubric
Terlampir Saat
pembelajaran
Penilaian dan
pencapaian
2. Ketrampilan
Lampiran 2
No. Teknik Bentuk
instrument
Butir
instrument
Waktu
pelaksanaan Keterangan
1. Praktik Tes Praktik Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian untuk
pembelajaran.
3. Pengetahuan
Lampiran 3
No. Teknik Bentuk
instrument
Butir
instrument
Waktu
pelaksanaan Keterangan
1. Lisan Pertanyaan
Lisan
Terlampir Saat
pembelajaran
Penilaian
untuk
pembelajaran
2. Penugasan Tugas tertulis Terlampir Setelah
pembelajaran
selesai
Penilaian
untuk
pembelajaran
3. Portofolio Sampel
pembelajaran
terbaik dari
penugasan
- Saat
pembelajaran
selesai
Data untuk
penulisan
deskripsi
percapaian
pengetahuan
Salatiga, 3 Agustus 2017
Mengetahui
Penelitian IAIN Salatiga
Al Mu‟Kharomi Zailani
NIM : 111-14-146
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Slamet., S. Pd.i
NIP : 19650418199503 1 001
Menyetujui
Kepala SMP N 1 Salatiga
Wartono., M. Pd.
NIP : 1960518198403 1 013
Lampiran 1 : Jurnal Sikap Spiritual
Petunjuk :
A. Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada setiap
pertemuan
B. Isi Jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik
yang positif maupun yang negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan
kurang baik dalam jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku (menuju) yang
diharapkan, perilaku tersebut dituliskan dalam jurnal (meskipun belum
menonjol).
No. NAMA Waktu Catatan
Perilaku
Tindak
Lanjut
1 Annisa Nur Maghfiroh 10.30 Baik -
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 10.30 Baik -
3 Aulia Safitri 10.30 Baik -
4 Ayu Guningtyas 10.30 Baik -
5 Diamonda Dhiffa Mariya 10.30 Baik -
6 Dita Octavia Widyastuti 11.00 Baik -
7 Faza An‟nimah 11.00
Telat
masuk Teguran
8 Hasna Najla 11.15
Telat
masuk Teguran
9 Khalisha Atha Nabila 11.00 Baik -
10 Lucky Ardelia Pusppa 11.00 Baik -
11 Nabila Jasmine Fakhriana 11.00 Baik -
12 Nadya Khansa Azalia 11.00 Baik -
13 Naila Nurul Azmi 11.00 Baik -
14 Nisrina Azza Salma 11.00 Baik -
15 Pramnesti Gitarina Sekar K 11.00 Baik -
16 Rizky Winda Salsabilla 11.40
Telat
masuk Teguran
17 Rokhwal „Iisy 11.15 Baik -
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 11.15 Baik -
19 Salsabila Fidya Safitri 12.15 Tidur
Cuci
muka
20 Sifa Irfani 11.15 Baik -
21 Ummi Nurun Nissa 11.40
Telat
masuk Teguran
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 11.00 Baik -
23 Zahidah Latifa 12.00 Baik -
24 Zahra Aisya Rosa F 12.00 Baik -
25 Zaky Wildan Mukhollad 12.00
Kurang
baik Teguran
26 Zatun Nithoghani Hafni 12.15 Baik -
Skala Penilaian Sikap Spiritual
Petunjuk :
A. Amati Perkembangan Sikap siswa menggunakan instrumen Skala
penilaian pada setiap pertemuan.
B. Isi skala penilaian sesuai dengan sikap siswa dalam melaksanakan poin-
poin skala penilaian
No. NAMA Berdo‟a Asmaul
Husna Al-Alaq
1 Annisa Nur Maghfiroh Baik Baik Baik
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno Baik Baik Baik
3 Aulia Safitri Baik Bicara Baik
4 Ayu Guningtyas Baik Baik Baik
5 Diamonda Dhiffa Mariya Baik Baik Baik
6 Dita Octavia Widyastuti Baik Baik Baik
7 Faza An‟nimah Baik Baik Baik
8 Hasna Najla Baik Baik Baik
9 Khalisha Atha Nabila Baik Baik Baik
10 Lucky Ardelia Pusppa Baik Baik Baik
11 Nabila Jasmine Fakhriana Baik Baik Baik
12 Nadya Khansa Azalia Baik Baik Baik
13 Naila Nurul Azmi Baik Bicara Baik
14 Nisrina Azza Salma Baik Baik Baik
15 Pramnesti Gitarina Sekar K Baik Baik Baik
16 Rizky Winda Salsabilla Baik Baik Baik
17 Rokhwal „Iisy Baik Baik Baik
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty Baik Baik Baik
19 Salsabila Fidya Safitri Baik Baik Baik
20 Sifa Irfani Baik Bicara Baik
21 Ummi Nurun Nissa Baik Baik Baik
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A Baik Baik Baik
23 Zahidah Latifa Baik Baik Baik
24 Zahra Aisya Rosa F Baik Baik Baik
25 Zaky Wildan Mukhollad Baik Bicara Baik
26 Zatun Nithoghani Hafni Baik Baik Baik
Jurnal
Peserta Didik :
Aspek yang diamati : Sikap mawas diri
No. Nama Hari/Tanggal Kejadian Nilai
1
2
Jumlah nilai
Keterangan Nilai
A (Sangat Baik) = Jika peserta didik mendapatkan skor
86 – 100
B (Baik) = Jika peserta didik mendapatkan skor 76-85
C (Cukup) = Jika peserta didik mendapatkan skor 66-75
D (Kurang) = Jika peserta didik mendapatkan skor < 65
Catatan: ................................................................................................
Guru Mata Pelajaran PAI
(...........................................)
Lampiran 2 : Penilaian ketrampilan
Nama : .........................................................
Kelas : ........................................................
Indikator : Menunjukkan dalil naqli tentang iman kepada hari
akhir dengan benar.
Teknik Penilaian : Proyek
Penilai : Guru
Rubrik penilaian :
Penilaian Proyek
Mencari ayat-ayat al Qur‟an yang berkaitan dengan hari kiamat beserta
terjemahnya.
a. Soal: Carilah ayat-ayat al Qur‟an yang berkaitan dengan hari akhir
b. Penilaian:
Nama Kelompok: ........................................
Anggota: .......................................
Kelas: ................
No. Aspek Skor (1-5)
Kelompok
1 2 3 4 5
5 4 3 2 1
1
Perencanaan
a. Persiapan
b. Rumusan judul
2
Proses pembuatan
a. Sistematika penulisan
b. Keakuratan sumber data
c. Analisis data
d. Penarikan kesimpulan
3 Tahap akhir
a. Performan
b. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
Keterangan Nilai
Keterangan penilaian:
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = cukup baik
4 = Baik
5 = Sangat baik
Catatan:...........................................................................
..................
Guru Mata Pelajaran PAI
(...........................................)
Lampiran 3
Penilaian pengetahuan
Soal-Soal tes Lisan
Petunjuk :
Guru secara acak memilih siswa untuk menjawab pertanyaan berikut dengan baik
dan benar.
Tes lisan digunakan sebagai salah satu metode penilaian dalam keberhasilan
penyampaian materi pada proses pembelajaran. Pertanyaan yang belum
mendapatkan hasil yang baik nantinya perlu untuk diuraikan kembali oleh guru
secara singkat.
No. Daftar Pertanyaan Keterangan
1. Jelaskan sejarah singkat Islam masuk ke Nusantara ?
2. Sebut dan jelaskan macam-macam teori kedatangan Islam
ke Indonesia ?
3. Bagaimanakah teori gujarat ?
4. Menurut teori mekah bagaimana kedatangan Islam di
Nusantara ?
5. Kedatangan Islam menurut teori cina ditandai dengan ?
6. Kenapa Islam dapat diterima baik di Nusantara
7. Dengan cara apa para da‟i menyebarkan Islam di Nusantara
8. Ceritakan kerajaan Islam pertama di Indonesia
9. Bagaimanakah Islam dapat berkembang di Jawa
Lampiran II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Salatiga
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/ Semester : IX/ 1
Materi Pokok : Sejarah Perkembangan Islam Nusantara
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (6 JP)
H. Kompetensi Inti
1
2
:
:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
I. KOMPETENSI DASAR J. INDIKATOR
1.12 Meyakini bahwa
berkembangnya Islam
di Nusantara sebagai
bukti Islam rahmatan
lil-al-„alamin
1.12.1. Meyakini ajaran Islam adalah agama
rahmatan lil-al-‟alamin
1.12.2. Meyakini bahwa berkembangnya Islam
di Nusantara sebagai bukti Islam
rahmatan lil-al-‟alamin
2.12 Menghayati perilaku
cinta tanah air sebagai
implementasi
mempelajari sejarah
perkembangan Islam
di Nusantara
2.12.1. Menghayati perilaku cinta tanah air
sebagai implementasi mempelajari
sejarah perkembangan Islam di
Nusantara.
2.12.2. Memiliki kepedulian dengan mengikuti
dan berpartisipasi aktif dalam sebuah
kegiatan keagamaan di lingkungan
sekitar.
2.12.3. Meneladani perilaku perjuangan tokoh-
tokoh Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
3.12 Memahami sejarah
perkembangan Islam
di Nusantara
3.12.1. Menjelaskan alur perjalanan dakwah di
Nusantara
3.12.2. Menunjukkan cara-cara dakwah di
Nusantara.
3.12.3. Menyebutkan cara-cara dakwah di
Nusantara.
3.12.4. Mengambil hikmah kehadiran Islam di
Nusantara.
4.12 Menyajikan rangkaian
sejarah perkembangan
Isalam di Nusantara
4.12.1. Menyajikan paparan kronologi sejarah
perkembangan Islam di Nusantara yang
diwujudkan dalam bentuk membuat
diagram alur.
4.12.2 Menyajikan paparan analisis
perkembangan kerajaan Islam di
Nusantara yang diwujudkan dalam
bentuk membuat diagram alur.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan kedua
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
KD 1.12:
1.12.1 Meningkatkan keyakinan bahwa ajaran Islam adalah agama yang
rahmatan lil-al-„alamin
1.12.2 Meningkatkan keyakinan bahwa berkembangnya Islam di Nusantara
sebagai bukti Islam rahmatan lil-al-„alamin
KD 2.12:
2.12.1 Menghayati perilaku cinta tanah air sebagai implementasi mempelajari
sejarah perkembangan Islam di Nusantara
2.12.2 Memiliki kepedulian dengan mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam
sebuah kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar
2.12.3 Meneladani perilaku perjuangan tokoh-tokoh Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
KD 4.12:
4.12.1 Menyajikan paparan kronologi sejarah perkembangan Islam di
Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur
4.12.2 Menyajikan paparan analisis perkembangan kerajaan Islam di
Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur
K. Materi Pembelajaran
e. Alur perjalanan dakwah di Nusantara.
f. Cara-cara dakwah Nusantara.
g. Kerajaan-kerajaan Islam Nusantara
h. Hikmah kehadiran Islam Nusantara.
L. Metode Pembelajaran
Metode Saintifik
Pendekatan : Saintifik atau kontekstual
Model pembelajaran : Pembelajaran dengan strategi make and match Cara-
cara dakwah di Nusantara.
Teknik : diskusi kelompok.
M. Media/Alat,Bahan dan Sumber Pembelajaran
4. Media/alat
e. Video pembelajaran
f. Gambar
g. Speaker active
h. LCD/TV/Laptop
5. Bahan
c. Kertas
d. Alat tulis
6. Sumber Belajar
a. Departemen Agama RI. Tth. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
Sygma Examedia Arkanleema.
b. Muhammad Ahsan dan Sumiyati, 2015. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti SMP/MTs Kelas IX/Buku Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
N. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan kedua
d. Pendahuluan (15 menit)
16. Guru membuka pembelajaran dengan salam
17. Berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dilanjutkan
membaca Asmaul Husna dengan penuh khidmat.
18. Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah
pilihan terutama terkait dengan materi pembelajaran.
19. Guru melakukan appersepsi kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya yaitu dengan cara melakukan tanya jawab singkat
tentang kompetensi tersebut.
20. Guru Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
21. Peserta didik dibagi menjadi lima kelompok, masing- masing
kelompok terdiri dari 5 orang peserta didik.
e. Kegiatan inti (90 menit)
2. Stimulasi:
a) Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang
terkait dengan “sejarah perkembagan Islam di Nusantara”.
b) Siswa membaca buku teks tentang sejarah perkembagan Islam
di Nusantara.
c) Siswa mengajukan pertanyaan dari isi materi yang sudah
dibaca.
10) Identifikasi masalah:
a) Siswa mencari nilai-nilai dari dakwah Nusantara apa yang
sesuai dengan ajaran Islam.
b) Siswa mencari bagaimana sikap yang benar terhadap nilai-nilai
luhur yang dimiliki sari tradisi Nusantara.
11) Mengumpulkan data
a. Mengumpulkan data dari fakta nilai murni ajaran Islam
b. Mengumpulkan data dan fakta (nama keadaan dan tradisi
dan adal daerah) dari nilai-nilai dari tradisi Nusantara yang
sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
c. Mengumpulkan data dan fakta pendapat para tokoh dan ulama
tentang dakwah Islam di Nusantara.
12) Pengolahan data:
a) Mendiskusikan data dan fakta (waktu, tempat, peristiwa dan
tokoh) nilai ajaran murni Isla
b) Mendiskusikan data dan fakta dari nilai tradisi Nusantara yang
sesuai dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
c) Mendiskusikan data dan fakta pendapat para tokoh dan ulama
tentang dakwah Islam di Nusantara.
13) Menarik kesimpulan:
a) Guru menyaring hasil presentasi dari tiap kelompok.
b) Guru menyimpulkan hasil diskusi dan presentasi dari masing-
masing kelompok.
f. Penutup (20 menit)
19) Guru memberikan penguatan materi tentang sejarah perkembagan
Islam di Nusantara.
20) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas.
21) Guru melakukan post test terhadap pemahaman peserta didik
selama proses pembelajaran.
22) Guru bersama-sama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
23) Guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik.
24) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
25) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
26) Guru bersama-sama para peserta didik bersama-sama menyanyikan
lagu daerah.
27) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan
berdoa.
F. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
4) Aspek sikap :Observasi, penilaian diri dan antar teman serta Jurnal
5) Aspek Ketrampilan: proyek dan portopolio
6) Aspek Pengetahuan: Tes tertulis, lisan dan penugasan
b. Instrumen penilaian dan pedoman perskoran :
1. Sikap Spiritual
Lampiran 1
No. Teknik Bentuk
instrumen
Butir
instrument
Waktu
pelaksanaan Keterangan
1. Observasi Jurnal Terlampir Saat
pembelajaran
Penilaian dan
pencapaian
2. Observasi Skala
penilaian/
Rubric
Terlampir Saat
pembelajaran
Penilaian dan
pencapaian
2. Ketrampilan
Lampiran 2
No. Teknik Bentuk
instrument
Butir
instrument
Waktu
pelaksanaan Keterangan
1. Praktik Tes Praktik Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian untuk
pembelajaran.
3. Pengetahuan
Lampiran 3
No. Teknik Bentuk
instrument
Butir
instrument
Waktu
pelaksanaan Keterangan
1. Lisan Pertanyaan
Lisan
Terlampir Saat
pembelajaran
Penilaian
untuk
pembelajaran
2. Penugasan Tugas tertulis Terlampir Setelah
pembelajaran
selesai
Penilaian
untuk
pembelajaran
3. Portofolio Sampel
pembelajaran
terbaik dari
penugasan
- Saat
pembelajaran
selesai
Data untuk
penulisan
deskripsi
percapaian
pengetahuan
Lampiran 1 : Jurnal Sikap Spiritual
Petunjuk :
C. Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada setiap
pertemuan
D. Isi Jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik
yang positif maupun yang negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan
kurang baik dalam jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku (menuju) yang
diharapkan, perilaku tersebut dituliskan dalam jurnal (meskipun belum
menonjol).
No. NAMA Waktu Catatan
Perilaku
Tindak
Lanjut
1 Annisa Nur Maghfiroh 10.30 Baik -
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 10.30 Baik -
3 Aulia Safitri 10.30 Baik -
4 Ayu Guningtyas 10.30 Baik -
5 Diamonda Dhiffa Mariya 10.30 Baik -
6 Dita Octavia Widyastuti 11.00 Baik -
7 Faza An‟nimah 11.00
Telat
masuk Teguran
8 Hasna Najla 11.15
Telat
masuk Teguran
9 Khalisha Atha Nabila 11.00 Baik -
10 Lucky Ardelia Pusppa 11.00 Baik -
11 Nabila Jasmine Fakhriana 11.00 Baik -
12 Nadya Khansa Azalia 11.00 Baik -
13 Naila Nurul Azmi 11.00 Baik -
14 Nisrina Azza Salma 11.00 Baik -
15 Pramnesti Gitarina Sekar K 11.00 Baik -
16 Rizky Winda Salsabilla 11.40
Telat
masuk Teguran
17 Rokhwal „Iisy 11.15 Baik -
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 11.15 Baik -
19 Salsabila Fidya Safitri 12.15 Tidur
Cuci
muka
20 Sifa Irfani 11.15 Baik -
21 Ummi Nurun Nissa 11.40
Telat
masuk Teguran
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 11.00 Baik -
23 Zahidah Latifa 12.00 Baik -
24 Zahra Aisya Rosa F 12.00 Baik -
25 Zaky Wildan Mukhollad 12.00
Kurang
baik Teguran
26 Zatun Nithoghani Hafni 12.15 Baik -
Skala Penilaian Sikap Spiritual
Petunjuk :
C. Amati Perkembangan Sikap siswa menggunakan instrumen Skala
penilaian pada setiap pertemuan.
D. Isi skala penilaian sesuai dengan sikap siswa dalam melaksanakan poin-
poin skala penilaian
No. NAMA Berdo‟a Asmaul
Husna Al-Alaq
1 Annisa Nur Maghfiroh Baik Baik Baik
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno Baik Baik Baik
3 Aulia Safitri Baik Bicara Baik
4 Ayu Guningtyas Baik Baik Baik
5 Diamonda Dhiffa Mariya Baik Baik Baik
6 Dita Octavia Widyastuti Baik Baik Baik
7 Faza An‟nimah Baik Baik Baik
8 Hasna Najla Baik Baik Baik
9 Khalisha Atha Nabila Baik Baik Baik
10 Lucky Ardelia Pusppa Baik Baik Baik
11 Nabila Jasmine Fakhriana Baik Baik Baik
12 Nadya Khansa Azalia Baik Baik Baik
13 Naila Nurul Azmi Baik Bicara Baik
14 Nisrina Azza Salma Baik Baik Baik
15 Pramnesti Gitarina Sekar K Baik Baik Baik
16 Rizky Winda Salsabilla Baik Baik Baik
17 Rokhwal „Iisy Baik Baik Baik
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty Baik Baik Baik
19 Salsabila Fidya Safitri Baik Baik Baik
20 Sifa Irfani Baik Bicara Baik
21 Ummi Nurun Nissa Baik Baik Baik
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A Baik Baik Baik
23 Zahidah Latifa Baik Baik Baik
24 Zahra Aisya Rosa F Baik Baik Baik
25 Zaky Wildan Mukhollad Baik Bicara Baik
26 Zatun Nithoghani Hafni Baik Baik Baik
Jurnal
Peserta Didik :
Aspek yang diamati : Sikap mawas diri
No. Nama Hari/Tanggal Kejadian Nilai
1
2
Jumlah nilai
Keterangan Nilai
A (Sangat Baik) = Jika peserta didik mendapatkan
skor 86 – 100
B (Baik) = Jika peserta didik mendapatkan skor 76-
85
C (Cukup) = Jika peserta didik mendapatkan skor
66-75
D (Kurang) = Jika peserta didik mendapatkan skor
< 65
Catatan: ................................................................................................
Guru Mata Pelajaran PAI
(...........................................)
Lampiran 2 : Penilaian ketrampilan
Nama : .........................................................
Kelas : ........................................................
Indikator : Menunjukkan dalil naqli tentang iman kepada hari
akhir dengan benar.
Teknik Penilaian : Proyek
Penilai : Guru
Rubrik penilaian :
Penilaian Proyek
Mencari ayat-ayat al Qur‟an yang berkaitan dengan hari kiamat beserta
terjemahnya.
a. Soal: Carilah ayat-ayat al Qur‟an yang berkaitan dengan hari akhir
b. Penilaian:
Nama Kelompok: ........................................
Anggota: .......................................
Kelas: ................
No. Aspek Skor (1-5)
Kelompok
1 2 3 4 5
5 4 3 2 1
1
Perencanaan
c. Persiapan
d. Rumusan judul
2
Proses pembuatan
e. Sistematika penulisan
f. Keakuratan sumber data
g. Analisis data
h. Penarikan kesimpulan
3 Tahap akhir
c. Performan
d. Presentasi/Penguasaan
Total Skor
Keterangan Nilai
Keterangan penilaian:
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = cukup baik
4 = Baik
5 = Sangat baik
Catatan:...........................................................................
..................
Guru Mata Pelajaran PAI
(...........................................)
Lampiran 3
Penilaian pengetahuan
Soal-Soal tes Lisan
Petunjuk :
Guru secara acak memilih siswa untuk menjawab pertanyaan berikut dengan baik
dan benar.
Tes lisan digunakan sebagai salah satu metode penilaian dalam keberhasilan
penyampaian materi pada proses pembelajaran. Pertanyaan yang belum
mendapatkan hasil yang baik nantinya perlu untuk diuraikan kembali oleh guru
secara singkat.
No. Daftar Pertanyaan Keterangan
1. Jelaskan sejarah singkat Islam masuk ke Nusantara ?
2. Sebut dan jelaskan macam-macam teori kedatangan Islam
ke Indonesia ?
3. Bagaimanakah teori gujarat ?
4. Menurut teori mekah bagaimana kedatangan Islam di
Nusantara ?
5. Kedatangan Islam menurut teori cina ditandai dengan ?
6. Kenapa Islam dapat diterima baik di Nusantara
7. Dengan cara apa para da‟i menyebarkan Islam di Nusantara
8. Ceritakan kerajaan Islam pertama di Indonesia
9. Bagaimanakah Islam dapat berkembang di Jawa
10.
Rekap Nilai Lembar Tugas Kelas : IX I
No. Nama Nilai Keteragan
Lampiran III
Pak Slamet yang menerangkan metode make a match
Siswa yang mempraktekkan metode make a match
Siswa yang sedang menggerjakan soal
Anak-anak yang mengikuti upacara rutin hari senin
Anak-anak yang fokus mendengarkan pelajaran dari bapak Slamet
Kedekatan peneliti dengan siswa SMP Negeri I Salatiga
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c, atau d pada jawaban yang paling
tepat!
1. Sebelum Islam datang, Nusantara berada dalam pengaruh agama....
a. Kristen c. Kong Hu Cu
b. Hindu-Budha d. Katolik
2. Islam masuk di Nusantara melalui cara....
a. Penjajahan c. Peperangan
b. Damai d. Penipuan
3. Berikut iini yang bukan termasuk teori masuknya Islam ke Nusantara
adalah....
a. Teori Mekah c. Teori cina
b. Teori Gujarat d. Teori Malaka
4. Teori Makkah mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad....
a. Ke 7 M
b. Ke 9 M
c. Ke 11 M
d. Ke 13 M
5. Dengan adanya kesamaan antara budanya dan tradisi di Nusantara yang
ditandai oleh tradisi perayaan 10 Muharam atau ashuro hal ini merupakan
teori dari….
a. Teori cina
b. Teori mekah
c. Teori Gujarat
d. Teori persia
6. Berikut yang menjadi alasan dari kedatangan teori cina yang benar adalah....
a. Adanya masjid-masjid tua yang beraksitektur cina diberbagai tempat
dijawa
b. Banyak budaya yang hampir sama dengan budaya cina sendiri
c. Banyak para pendangang yang singgah ke cina untuk berdagang
d. Adanya rumah-rumah yang sama dengan kebiasaan orang cina
7. Para pedagang masuk keNusantara untuk menyebarkan ajaran Islam hal ini
yang menjadi alasan yang tepat yaitu....
a. Para pedagang disampbut dengan meriah oleh masyarakat pribumi
b. Masyarakat menyambut dengan baik dan hal ini dimanfaatkan untuk
menyebarkan Islam
c. Pedangang melakukan perjalanan dagang selanjutnya diirinngi dengan
penyaluran ajaran Islam
d. Para pelayar melakukan perdagangan untuk mencari hasil yang maksimal.
8. Berikut yang tidak termasuk cara penyebaran ajaran islam adalah....
a. Budaya
b. Kesenian
c. Perkawinan
d. Hubungan sosial
9. Nama lain dari raden paku adalah....
a. Sunan Syarifudin
b. Syarif Hidayatullah
c. Prabu Satmaka
d. Ja‟far Sodiq
10. Sunan yang merupakan putra dari raden utsman haji adalah....
a. Sunan Kudus
b. Sunan Bonang
c. Sunan Ampel
d. Sunan Giri
11. Kesenian merupakan pilar penting untuk menyebarkan Islam berikut ulasan
yang tepat adalah....
a. Para pendakwah mengikuti kebudayaan yang ada
b. Banyak cara kesenian yang dimanfaatkan untuk mengambil hati rakyat
c. Wayang kulit merupakan kegemaran rakyat nusantara
d. Budaya pribumi dimanfaatkan dengan baik dan dipadukan dengan ajaran
islam
12. Jalan yang diambil para pedangan untuk menyebarkan Islam yaitu...
a. Adanya paksaan
b. Adanya kedamaian dan imbalan
c. Syarat nya mudah
d. Damai dan tanpa imbalan
13. Yang menjadi lintasan paling penting perdagangan adalah wilayah....
a. Nusantara bagian barat
b. Nusantara bagian timur
c. Nusantara bagian timur dan barat
d. Nusantara bagian selatan
14. Islam berkembang dinusantara karena disebarkan oleh para tokoh berikut yang
bukan tokoh penyebaran Islam di jawa adalah...
a. Mubaligh c. Sufi
b. Raja d. Wali
15. Para penyebar islam aktif untuk membaur dengan masyarakat dan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada hal ini melalui jalan....
a. Pernikahan
b. Kesenian
c. Hubungan sosial
d. Perdagangan
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
1. Jelaskan sejarah awal masuknya Islam di Nusantara!
2. Bagaimana cara masuknya Islam melalui jalur pendidikan atau pengajaran
3. Sebutkan prestasi besar sultan agung selama memerintah kerajaan Mataram
Nama = Kelas =
No. Absen = Tanggal =
Bacalah basmallah sebelum mengerjakan dan tahmid setelah mengerjakan.
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c dan d pada jawaban yang paling
tepat dan benar!
1. Penyebaran Agama Islam dilakukan oleh pedagang-pedagang dari Gujarat
dengan cara….
a. Melalui raja-raja
b. Melalui pernikahan
c. Mengajak secara langsung
d. Kerjasama dengan raja-raja
2. Wilayah yang mula-mula disinggahi para saudagar penyiar Islam di Indonesia
adalah….
a. Ujung Pulau Sumatera
b. Ujung Pulau Jawa
c. Ujung Pulau Sulawesi
d. Ujung Pulau Kalimantan
3. Kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah kerajaan….
a. Mataram
b. Majapahit
c. Pajajaran
d. Samudera Pasai
4. Banyak para raja yang memiliki nama julukan kepahlawanan, diantaranya
nama julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Nama julukan kepahlawanan ini
dimiliki oleh….
a. Sultan Alaudin
b. Sultan Awaludin
c. Sultan Hasanudin
d. Sultan Iskandar
5. Sultan Alaudin merupakan raja di Sulawesi yang pertama memeluk agama
Islam. Ia adalah raja dari….
a. Kerajaan Makasar
b. Kerajaan Ternate
c. Kerajaan Tidore
d. Kerajaan Gowa
6. Ternate dan Tidore merupakan dua kerajaan Islam hancur karena diadu domba
oleh para penjajah yaitu….
a. Belanda dan Portugis
b. Portugis dan Inggris
c. Belanda dan Inggris
d. Spanyol dan Portugis
7. Salah seorang raja yang memimpin kerajaan Samudera Pasai adalah….
a. Sultan Agung
b. Sultan Hasanudin
c. Sultan Trenggono
d. Sultan Malik Al-Salih
8. Merah Silu merupakan salah satu raja yang ikut memeluk agama Islam, ia
adalah seorang raja dari kerajaan….
a. Aceh
b. Perlak
c. Samudera Pasai
d. Gowa
9. Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan Islam yang cukup kuat.
Keadaan ini didukung oleh melimpahnya hasil bumi yang berupa….
a. Beras
b. Rempah-Rempah
c. Cengkih
d. Lada
10. Pendiri kerajaan Islam Demak yang masih memiliki hubungan darah dengan
Majapahid adalah….
a. Sultan Trenggono
b. Sultan Agung
c. Raden Patah
d. Panembahan Senopati
11. Kerajaan Aceh mencapai puncak keemasan pada masa pemerintahan….
a. Sultan Iskandar Muda
b. Sultan Alaudin Riyath Syah
c. Sultan Ali Mughayat Syah
d. Sultan Malik Al-Saleh
12. Sultan Demak Bintoro yang pertama bernma….
a. Sultan Trenggono
b. Raden Patah
c. Adipati Unus
d. Sunan Prawoto
13. Sunan Gunung Jati berjasa besar dalam mendirikan kerajaan Banten. Nama
asli sunan Gunung Jati adalah….
a. Faletehan
b. Umar Said
c. Radaen Rahmat
d. Ja‟far Shodiq
14. Kerajaan aceh mencapai puncak keemasan pada masa pemerintahan....
a. Sultan iskandar Muda
b. Sultan Alaudin Riayat Syah
c. Sultan Ali Mughayat Syah
d. Sultan Malik al-Saleh
15. Sultan Demak Bintoro yang pertama adalah....
a. Sultan Treggono c. Adipati Unus
b. Raden Patah d. Sunan Prawoto
16. Kerajaan mataram Islam mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan....
a. Sultan Agung Hanyakrakusuma c. Prabu Hanyokrowati
b. Penembahan senopati d. pangeran Benowo
17. Kerajaan pajang mencapai puncak kejayaan pada tahun....
a. 1568-1587
b. 1568-1586
c. 1566-1588
d. 1564-1587
18. Kerajaan mataram Islam mencapai punjak kejayaan pada pemerintahan
sultan....
a. Pangeran penggiri
b. Agung intaraman
c. Agung hayakkusuma
d. Hadiwijaya
19. Gowa tallo terdapat sebilan komunitas yang dikenal dengan nama....
a. Bate salempang
b. Saumata
c. Bissei
d. Kalili
20. Alasan yang tepat terpecahnya kerajaaan ternate dan tidore adalah....
a. Dihasut oleh para penjajah
b. Bersaing memperebutkan maluku
c. Ingin memperluas wilayah kekuasaan
d. Memperebutkan kekuasaan politik
21. Kerajaan tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan....
a. Sultan Nuku
b. Sultan Zainal Abidin
c. Zultan Marhum
d. Sultan Hasanudin
22. Raja terakhir kerajaan Banjar adalah....
a. Sultan Muhammad Seman c. Ja‟far Shadiq
b. Raden Samudra d. Raden Rahmat
23. Kerajaan makasar merupakan gabungan dari dua kerajaan, yaitu....
a. Kerajaan Gowa-Ternate
b. Kerajaan Bone-Wajo
c. Kerajaan Gowa Tallo
d. Kerajaan Ternate-Tidore
24. Sunan gunung jati berjasa dalam mendirikan kerajaan Banten. Nama asli
sunan gunung Jati adalah....
a. Umar Said c. Ja‟far Shadiq
b. Faletehan d. Raden Rahmat
25. Kerajaan yang berdiri bada Tahun 1568-1586 dan terletak di pedalaman pulau
Jawa adalah....
a. Kerajaan Demak c. Kerajaan Banjar
b. Kerajaan Pajang d. Kerajaan Makasar
Soal essay
1. Sebut dan jelaskan teori-teori kedatangan Islam di Nusantara?
2. Bagaimanakah cara-cara para da‟I dan mubaligh menyebarkan Islam?
3. Sebutkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara?
4. Kenapa kerajaan demak dapat menjadi kerajaan Islam pertama dan terbesar di
Jawa?
5. Sebut dan jelaskan cara-cara untuk belajar Islam?
Lampiran 6
Daftar nilai evaluasi Sikllus I
No. NAMA Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Annisa Nur Maghfiroh 76 √
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 80 √
3 Aulia Safitri 89 √
4 Ayu Guningtyas 79 √
5 Diamonda Dhiffa Mariya 95 √
6 Dita Octavia Widyastuti 95 √
7 Faza An‟nimah 95 √
8 Hasna Najla 79 √
9 Khalisha Atha Nabila 98 √
10 Lucky Ardelia Pusppa 84 √
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100 √
12 Nadya Khansa Azalia 99 √
13 Naila Nurul Azmi 90 √
14 Nisrina Azza Salma 84 √
15 Pramnesti Gitarina Sekar Ke 80 √
16 Rizky Winda Salsabilla 70 √
17 Rokhwal „Iisy 83 √
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 85 √
19 Salsabila Fidya Safitri 87 √
20 Sifa Irfani 70 √
21 Ummi Nurun Nissa 95 √
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 100 √
23 Zahidah Latifa 78 √
24 Zahra Aisya Rosa F 79 √
25 Zaky Wildan Mukhollad 86 √
26 Zatun Nithoghani Hafni 86 √
Jumlah 18 8
Prosentase Ketuntasan 69% 31%
Lampiran 7
Daftar nilai Siklus II
No. NAMA Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Annisa Nur Maghfiroh 99 √
2 Ariq Naufal Fakri Wiratno 84 √
3 Aulia Safitri 96 √
4 Ayu Guningtyas 88 √
5 Diamonda Dhiffa Mariya 90 √
6 Dita Octavia Widyastuti 98 √
7 Faza An‟nimah 96 √
8 Hasna Najla 80 √
9 Khalisha Atha Nabila 88 √
10 Lucky Ardelia Pusppa 96 √
11 Nabila Jasmine Fakhriana 100 √
12 Nadya Khansa Azalia 100 √
13 Naila Nurul Azmi 96 √
14 Nisrina Azza Salma 96 √
15 Pramnesti Gitarina Sekar K 100 √
16 Rizky Winda Salsabilla 100 √
17 Rokhwal „Iisy 96 √
18 Sabryna Fatikhatul Ramadhanty 99 √
19 Salsabila Fidya Safitri 100 √
20 Sifa Irfani 79 √
21 Ummi Nurun Nissa 90 √
22 Vallentia Nisrina Qurratuain A 100 √
23 Zahidah Latifa 99 √
24 Zahra Aisya Rosa F 99 √
25 Zaky Wildan Mukhollad 96 √
26 Zatun Nithoghani Hafni 96 √
Jumlah 25 1
Prosentase Ketuntasan 96% 4%
Lampiran 8
lembar observasi guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Komponen perencanaan guru dalam
pembelajaran
1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam indikator √
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
3 keseragaman sumber atau metode dengan
karakteristik peserta didik
√
4 Kejelasan prosedur penilaian √
5 Kesempurnaan instrumen penilaian √
Kompetensi guru yang mencangkup
kepribadian dan sosial
6 Kesopanan dan kelancaran berbicara √
7 Kedewasaan dan kepercayaan diri √
8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab dan
kerapian
√
9 Hubungan simpati dan empati pada peserta didik
dan teman sejawat
√
10 Perasaan menghormati dan menghargai orang lain √
11 Kesetiaan pada keputusan bersama √
Penguasaan bahan belajar
12 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan materi
lain yang relevan
√
Metode pembelajaran
14 Menguasai kelas √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu √
Interaksi dalam pembelajaran
16 Menciptakan suasana menumbuhkan partisipasi
aktif siswa melalui guru, media dan sumber ajar
√
17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
√
Pegunaan bahasa
18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan lancar √
19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara
yang tepat
√
Penilaian belajar
20 Melakukan penilaian selama pembelajaran dan
sesuai dengan rencana dalam RPP
√
JUMLAH SKOR TOTAL Baik
Lampiran 9
lembar observasi guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
Komponen perencanaan guru dalam
pembelajaran
1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam indikator √
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
3 keseragaman sumber atau metode dengan
karakteristik peserta didik
√
4 Kejelasan prosedur penilaian √
5 Kesempurnaan instrumen penilaian √
Kompetensi guru yang mencangkup
kepribadian dan sosial
6 Kesopanan dan kelancaran berbicara √
7 Kedewasaan dan kepercayaan diri √
8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab dan
kerapian
√
9 Hubungan simpati dan empati pada peserta didik
dan teman sejawat
√
10 Perasaan menghormati dan menghargai orang lain √
11 Kesetiaan pada keputusan bersama √
Penguasaan bahan belajar
12 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan materi
lain yang relevan
√
Metode pembelajaran
14 Menguasai kelas √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu √
Interaksi dalam pembelajaran
16 Menciptakan suasana menumbuhkan partisipasi
aktif siswa melalui guru, media dan sumber ajar
√
17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive
terhadap peserta didik
√
Pegunaan bahasa
18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan lancar √
19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara
yang tepat
√
Penilaian belajar
20 Melakukan penilaian selama pembelajaran dan
sesuai dengan rencana dalam RPP
√
JUMLAH SKOR TOTAL Sangat Baik
Lampiran 10
lembar observasi siswa Siklus I
No. Kriteria penilaian terhadap siswa Skor
1 2 3 4
1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru √
2 Aktif berpartisipasi dalam belajar √
3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan media dan
sumber belajar √
4 Berani bertannya, memberi pendapat dan
menjawab pertannyaan √
5 Menggunakan bahasa lisan, secara baik, jelas
dan lancar dalam berinteraksi dengan guru √
6 Aktif dan semangat selama proses pembelajaran √
7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan kreative √
8 Menunjukkan sikap teladan dalam tindakan dan
ucapan √
9 Memiliki sifat simpati dan empati pada peserta
didik dan teman √
10 Bertanggungjawab pada tugas yang diberikan √
11 Mampu menjaga kosentrasi dan perhatiaan pada
pembelajaran √
12 Kerjasama siswa dalam kerja kolompok √
13 Mampu mengikuti strategi pembelajaran yang
diterapkan √
14 Mampu menciptakan hubungan pribadi positif √
15 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama √
JUMLAH SKOR TOTAL Cukup
Lampiran 11
lembar observasi siswa Siklus II
No. Kriteria penilaian terhadap siswa Skor
1 2 3 4
1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru √
2 Aktif berpartisipasi dalam belajar √
3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan media dan
sumber belajar
√
4 Berani bertannya, memberi pendapat dan
menjawab pertannyaan
√
5 Menggunakan bahasa lisan, secara baik, jelas
dan lancar dalam berinteraksi dengan guru
√
6 Aktif dan semangat selama proses pembelajaran √
7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan kreative √
8 Menunjukkan sikap teladan dalam tindakan dan
ucapan
√
9 Memiliki sifat simpati dan empati pada peserta
didik dan teman
√
10 Bertanggungjawab pada tugas yang diberikan √
11 Mampu menjaga kosentrasi dan perhatiaan pada
pembelajaran
√
12 Kerjasama siswa dalam kerja kolompok √
13 Mampu mengikuti metode pembelajaran yang
diterapkan
√
14 Mampu menciptakan hubungan pribadi positif √
15 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama
√
JUMLAH SKOR TOTAL Sangat Baik
Lampiran 12
Lembar Jawaban Siklus I
A. Pilihan ganda
1. B 6. A 11. D
2. B 7. B 12. D
3. D 8. A 13. A
4. A 9. C 14. B
5. B 10. A 15. C
PENILAINAN = 15 * 7 = 105 - 5 = 100
Lampiran 13
Lembar Jawaban Siklus I
A. Pilihan ganda
1. C 2. A 3. D
4. C 5. D 6. D
7. D 8. A 9. B
10. C 11. A 12. B
13. - 14. A 15. B
16. A 17. B 18. C
19. A 20. A 21. A
22. A 23. C 24. -
25. A
PENILAINAN = 25 * 4 = 100
Lampiran 14
Gambaran umum SMP Negeri I Salatiga
9. Profil SMP Negeri I Salatiga
Nama Sekolah : SMP Negeri I Salatiga
Nomor Statistik Sekolah : 201036204001
No. Telp : 0298325160
E-Mail : [email protected]
Website : http://smpn1salatiga.sch.id
Kode Pos : 50711
10. Alamat lembaga
Jalan : Jl. Kartini No. 24, Sidorejo, Salatiga
Profinsi : Jawa Tengah
Kabupaten : Semarang
Kecamatan : Sidorejo
Desa / Kelurahan : Salatiga
Daerah : Perkotaan
11. Informasi KKM
Status Akreditasi : A
Penerbit SK : Mendikbud RI
Pelaksanaan KBM : Pagi
Bagunan Sekolah : Milik Pemerintah
Terletak Pada Lintas : Kecamatan
Standar Sekolah : Rintisan Sekolah Kategori Mandiri
12. Data kepala Sekolah
Nama : Wartono, M. Pd.
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S1
Lampiran 14
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Al Mu‟Kharomi Zailani
NIM : 111-14-136
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Akademik : Siti Rukhayati, M. Ag
NO. NAMA
KEGIATAN
TANGGAL
PELAKSANAAN
KEIKUTSERTAAN SKOR
1 Seminar Tertib
Berlalu Lintas Dan
Pelatihan Safety
Riding Kepada
Anggota Pramuka
Tingkat Perguruan
Tinggi Se-Jawa
Dan Madura Guna
Mengggurangi
Pelanggaran Dan
Kecelakaan Lalu
Lintas Di Jalan
Raya
16 September
2016
Peserta
4
2 Bedah Buku
Membidik Bintang
1 Oktober 2014 Peserta 2
3 Membentuk
Pribadi,
Kembangkan Diri,
Lahirkan Potensi
26 September
2014
Peserta
2
4 Berkarya Sesuai
Potensi
27 Oktober 2014 Peserta 2
5 Pemahaman Islam 21 Agustus 2014 Peserta 2
Rahmatan Lil
„Alamin Sebagai
Langkah Awal
Menjadi
Mahasiswa
Berkarakter
6 Motivation
Training (AMT),
“Dengan Amt
Semangat
Menyongsong
Prestasi”
23 Agustus 2014 Peserta
2
7 Aktualisasi
Pendidikan
Karakter Sebagai
Pembentuk
Generasi Yang
Religius
Educative,
Humanis
20-21 Agustus
2014
Peserta
3
8 Aktualisasi
Gerakan
Mahasiswa Yang
Beretika, Disiplin,
Dan Berfikir
Terbuka
18-19
Agustus2014
Peserta
3
9 Library User
Education
(Pendidikan
Pemustaka)
28 Agustus 2014 Peserta
2
10 Pendidikan Dan
Latihan Calon
Pramuka Pandega
(PLCPP) XXVI
30-2 Oktober 2016 Reka Kerja
4
11 Latihan Gabungan
Perguruan Tiggi
(LATGAB PERTI
XII Bersama
Brigsus Nogo
Sosro Racana
Stain Kudus Dan
Brigsus Naga
Sandhi Racana
IAIN Salatiga
Serta Racana Se
Jawa Dan NTB
13-15 Mei 2017 Peserta
8
12 Latihan Gabungan
Perguruan Tinggi
Ke XI (LATGAB
PERTI XI) Se
Jawa Dan Madura
Oleh Brigsus Naga
Sandhi Racana
IAIN Salatiga Dan
Sabuk Inten
Racana Kudus-
Robi‟ah Al
Adawiyyah
STAIN Kudus
18 September
2016
Peserta
8
13 PLCPP Sebagai 26-29 September Peserta 3
Langkah
Rekonstruktif
Karakter Pandega
Dalam Mebangun
Racana Yang
Loyal Dan
Bermartabat
2014
14 Amalan Ramadhan
Racana Sebagai
Wujud Pramuka
Yang Relijius Dan
Sosial
05 Juli 2015 Peserta
2
15 Gladian
Pemimpinan
Pandega Atau GPP
Tahun 2017
8-9 April 2017 Panitia
4
16 Seminar nasional
Entrepreneurship
16 November 2014 Peserta 8
17 Gladian
Pemimpinan
Pandega Atau GPP
30-31 Mei2015 Peserta
3
18 Bersama
Masyarakat Kita
Baktikan Diri
Menuju Pramuka
Pandega Yang
Relijius
23-26 Juni 2016 Peserta
3
19 Pembrivetan Dan
Pelantikan Brigade
Khusus Racana
29-30 November
2014
Peserta
3
Kusuma Dilaga-
Woro Srikadhi
Stain Salatiga
20 Pijakan Awal
Pembentukan
Mental, Intelektual
Dan Calon
Anggota Brigsus
Sebaga Ujung
Tombak Racana
7-8 Oktober 2017 Panitia
4
21 Pembrivetan Dan
Pelantikan
(VETTIK) Ke-23
Tahun 2016 Oleh
Brigade Khusus
Racana Kusuma
Dilaga- Woro
Srikadhi Stain
Salatiga
12-13 November
2016
Panitia
4
22 Gladi Wira
Brigsus Ke-23
(GWB XXIII)
Institut Agama
Islam Negeri
Salatiga
28-31 Oktober
2016
Panitia
4
23 Pembrivetan Dan
Pelantikan Ke-22
(VETTIK XXII)
Brigade Khusus
Racana Kusuma
28-29 November
2015
Panitia
4
Dilaga- Woro
Srikadhi Stain
Salatiga
24 Gladi Wira
Brigsus Ke-22
(GWB XXII)
Brigade Khusus
Racana Kusuma
Dilaga- Woro
Srikadhi Stain
Salatiga
24-27 Oktober
2017
Panitia
4
25 Gladi Tangguh
Brigsus Ke-10
(GTB X) Brigade
Khusus Racana
Kusuma Dilaga-
Woro Srikadhi
Stain Salatiga
11-12 April 2015 Peserta
4
26 Gladi Wira
Brigsus Ke 21
(GWB XXI)
Brigade Khusus
Racana Kusuma
Dilaga- Woro
Srikadhi Stain
Salatiga
07-10 November
2014
Peserta
4
27 Surat Keputusan
“Penetapan Nomor
Registrasi
Brigsus”
29-30 Desember
2014
PANTER Brigade
Khusus Racana
Kusuma Dilaga-
Woro Srikandhi
4
Dengan Masa Bakti
Seumur Hidup
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Al Mu‟kharomi Zailani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Sragen, 29 Juli 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Suwarsono
Nama Ibu : Suminem
Alamat : Jiwan, ngrombo, plupuh sragen RT 02 RW 01
No. Telp : 085860057366
E-Mail : [email protected]
Pendidikan: 1. SD Negeri 1 Ngrombo
2. MTsNegeri Plupuh
3. MAN 2 Sragen
Pengalaman Organisasi
1. Anggota Racana IAIN Salatiga
2. Anggota brigsus naga sandhi IAIN Salatiga
Metode Make a Match
Wawancara
WAWANCARA
SIKLUS I
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu kepada subjek penelitian;
1. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam
Peneliti : Bagaimanakah pelajaran pendidikan agama islam yang
bapak ajarkan kepada para siswa?
Bapak Slamet : Mengajar dengan cara memadukan materi yang dibuku
agar siswa ada pegangan berupa buku untuk proses
pembelajarannya
Peneliti : Bagaimana jika proses pembelajaran menggunakan
metode make a match?
Bapak Slamet : Cukup baik dimana siswa nantinya tidak hanya dengan
cara-cara monoton ketika belajar.
Peneliti : Menurut bapak metode make amatch itu bagaimana?
Bapak Slamet : Untuk proses belajar mengajar di kelas metode tersebut
bisa menjadikan kreasi dalam pembelajaran kepada peserta
didik, dimana nantinya akan meningkatkan semangat juang
peserta didik dalam proses belajar mengajar agar lebih giat
lagi.
2. Siswa kelas IX I SMP Negeri I Salatiga
Peneliti : Bagaimana menurut anda ttentang metode make a match?
Vellentia : Alhamdulillah, bagus mbak ini bisa menjadikan semangat
untuk belajar dimana kami tidak hanya menerima
pembelajaran yang monoton dan membosankan karena
adanya kreasi dalam proses belajar mengajar. kami juga
dapat mempelajari bagaimana mempresentasikan hasil di
depan teman-teman yang lainnya.
SIKLUS II
1. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam
Peneliti : Apakah metode make a match ini dapat membantu untuk
meningkatkan prestasi hasil belajar siswa bapak?
Bapak slamet : Bisa, metode pembelajaran memang dapat membantu
untuk mengkrasikan proses belajar mengajar agar lebih
baik lagi, dan tidak monoton. Selama ini memang saya
hanya menggunakan metode menerangkan apa yang
terdapat di buku panduan siswa dan mengaitkan proses
kejaadian dengan keadaan sosial di masyarakat. Metode
make a match ini sangat menguntungkan bagi saya karena
dapat mengkombinasikan dengan siswa melakukan
presentasi di depan kelas untuk menguatkan pendapatnya.
2. Siswa kelas IX I SMP Negeri I Salatiga
Peneliti : Bagaimanakah metode make and match jika diterapkan
dalam pembelajaran
Sifa Irfani : Baik mbak dimana ada kreasi dan macam-macam model
dapat membantu anak untuk menerima materi yang lebih
baik lagi
3. Komite sekolah
Peneliti : Bagaimanakah menurut ibu dengan metode pembelajaran
make a match.
Ibu mur : Bagus mbak itu bisa menunjang proses belajar mengajar
siswa dimana adanya kreasi dalam pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi
dan tidak merasakan kebosanan dalam pembelajaran.