124
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS X MA AL ISLAM SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Oleh: DARIYANTO NIM 111-12-171 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5913/1/SKRIP fixz-dikonversi.pdf · Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah Dengan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

    MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH

    DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

    PADA SISWA KELAS X MA AL ISLAM SUSUKAN

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

    Oleh:

    DARIYANTO

    NIM 111-12-171

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

    MATERI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH

    DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

    PADA SISWA KELAS X MA AL ISLAM SUSUKAN

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

    Oleh:

    DARIYANTO

    NIM 111-12-171

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    “ Saatkitamemperbaikihubungan dengan Allah, niscaya

    Allahakanmemperbaikisegalasesuatuuntukkita”.

    “ Jalanihidupmumenurutversiterbaikmu, asaltidakmelanggarnormadanaturan

    yang berlaku”.

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya serta

    hidayahnya sehingga skripsi ini dapat selesai.Skripsi ini saya persembahkan

    untuk:

    1. Kedua orangtuaku bapak Salaman dan Ibu Ngaminem yang telah

    memberikan dukungan dan motivasi baik moral dan material serta doa

    yang tak pernah putus.

    2. Kakak serta adikku tercinta yang telah mewarnai hari-hari indah dalam

    kebersamaannya dan yang selalu ada serta menemani hari-hariku dan

    menghiburku setiap saat.

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh yang telah meluangkan waktunya untuk

    membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

  • viii

    4. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu ada di saat suka maupun duka

    Khairudin Aji Laksono, Nasirudin, Wildhan Akhsani TCP canda tawa kita

    tak akan terlupakan.

    5. Keluarga besar MA Al Islam Susukan yang telah memberikan kesempatan

    penelitian dan memberi semangat.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Alhamdulilah, Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang

    senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan judul “Peningkatan Hasil

    BelajarSejarah Kebudayaan Islam Materi Dakwah Nabi Muhammad Saw

    Periode Madinah Dengan Model PembelajaranTalkingStick Pada Siswa

    Kelas X MA Al Islam Susukan Tahun Pelajaran 2018/2019”.

    Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

    Muhammad Saw, keluarga dan para sahabat yang selalu dijadikan suri tauladan

    bagi umatnya dan membawa umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang

    terang benderang.

    Penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa motivasi dan

    bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan.

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku ketuajurusan PAI sekaligus dosen

    pembimbing.

  • x

    4. Bapak dan ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing dan

    memberikan pengetahuannya.

  • xi

  • xii

    ABSTRAK

    Dariyanto,2019.Peningkatan Hasil

    BelajarSejarahKebudayaanIslamMateriDakwahNabi Muhammad Saw

    PeriodeMadinahdenganModel Pembelajaran Talking stick PadaSiswa MA

    Al Islam SusukanTahunPelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah

    dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

    Islam Negeri Salatiga. PembimbingDra. SitiAsdiqoh, M.Si.

    Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Talking Stick,dan SKI.

    Penelitian ini membahas upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas x

    tentang materi DakwahNabi Muhammad Saw.periodeMadinah melalui model

    pembelajaranTalking Stick.Studi ini dimaksudkan untuk

    menjawabpermasalahan:Bagaimanapenerapanmodel pembelajaran Talking

    Stickdalampembelajaran SKI materipembelajaranDakwahNabi Muhammad Saw

    di Madinahdapatmeningkatkan hasil belajar siswa padakelas X MA Al Islam

    Susukan?Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikanpenerapan model

    pembelajaranTalking Stick untuk Meningkatkan hasil belajarsiswakelasX MA Al

    Islam SusukanmateridakwahNabi Muhammad Saw periodeMadinah.

    Penelitian ini menggunakan metode Penelitian tindakan kelas yang

    dilaksanakan di MA Al Islam SusukanTahun Pelajaran 2018/2019 dengan subjek

    penelitian sebanyak 15 siswa kelas X. Penelitian PTK ini berlangsung selama 3

    siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,

    pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

    menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.

    Hasil penelitianini mempengaruhi terhadap peningkatan hasil belajar siswa

    dalam pembelajaranSKI didukung dengan peningkatan pengelolaan pembelajaran

    oleh guru dan keaktifan belajar siswa. Model pembelajaran Talking Stick dapat

    meningkatkannilai ketuntasan padaPraSiklus sebesar 20%, siklus I 60% dan

    menjadi 93,33% pada siklus II, dan rata-rata nilai hasil belajar pada prasiklus

    sebesar 52 menjadi 67,67 pada siklus I dan menjadi 79,67padasiklus II.Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini pada penerapanmodel

    pembelajaranTalking Stick bahwasannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    kelas X pada mata pelajaran SKI materi dakwahNabi Muhammad Saw di

    Madinahpadasiswakelas X di MA Al Islam SusukanTahunPelajaran 2018/2019

    telahmeningkatkan hasil belajarnya.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

    HALAMAN BERLOGO ........................................................................ ii

    HALAMAN JUDUL ............................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii

    KATA PENGANTAR ............................................................................ ix

    ABSTRAK .............................................................................................. xi

    DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LatarBelakangMasalah..................................................................... 1

    B. RumusanMasalah ............................................................................. 5

    C. TujuanPenelitian .............................................................................. 5

    D. HipotesisTindakan ........................................................................... 6

    E. ManfaatPenelitian ............................................................................ 7

    F. DefinisiOperasionalPenelitian ......................................................... 8

    G. MetodePenelitian ............................................................................. 10

    H. SistematikaPenelitian ....................................................................... 17

    BAB IILANDASAN TEORI

    A. Hasil Belajar ..................................................................................... 18

  • xiv

    B. SejarahKebudayaan Islam (SKI) ..................................................... 22

    C. DakwahNabi Muhammad Saw di Madinah ..................................... 25

    D. MetodeTalking Stick ........................................................................ 36

    E. KajianPustaka .................................................................................. 40

    BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN

    A. GambaranUmum MA Al Islam Susukan ......................................... 42

    B. Deskripsi per siklus .......................................................................... 44

    BAB IVHASIL PENELITIAN

    A. DeskripsiHasilPenelitian .................................................................. 55

    B. Pembahasan ...................................................................................... 59

    BAB VPENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 75

    B. Saran ................................................................................................ 76

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Daftar data Siswa MA Al Islam Susukankelas X ................... 9

    Tabel 3.1 Daftar Guru MA Al Islam Susukan ........................................ 41

    Tabel 3.2 Jumlah data siswa MA Al Islam Susukan ............................... 42

    Tabel 4.1 Data hasilpenilaianformatifprasiklus ...................................... 56

    Tabel 4.2 Data NilaiEvaluasisiklus I ....................................................... 58

    Tabel 4.3 Data NilaiEvaluasisiklus II ..................................................... 59

    Tabel 4.4 Lembarobservasisiswasiklus I................................................. 62

    Tabel 4.5 Lembarobservasi Guru siklus I ............................................... 63

    Tabel 4.6 Lembarobservasisiswasiklus II ............................................... 65

    Tabel 4.7 Lembarobservasi Guru siklus II .............................................. 66

    Tabel 4.8 Hasilrekapitulasinilaisiswa per siklus ..................................... 68

    Tabel 4.9Presentaseprestasibelajarsiswa ................................................. 69

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Gambaranmetodepenelitian ................................................. 10

    Gambar 4.1 Diagram nilaihasilbelajarprasiklus ...................................... 60

    Gambar 4.2 Diagram hasilevaluasisiklus I.............................................. 61

    Gambar 4.3Diagram hasilevaluasisiklus II ............................................. 65

    Gambar 4.1 Grafik hasilrekapitulasinilaisiswa per siklus ....................... 69

    Gambar 4.2 Grafik presentaseprestasibelajarsiswa ................................. 70

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Nota DosenPembibing Skripsi

    2. LembarKonsultasi

    3. SuratIjinPenelitian

    4. SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian

    5. RPP Siklus I

    6. RPP Siklus II

    7. SoalTessiklus I

    8. SoalTesSiklus II

    9. DokumentasiBerupaFoto

    10. Satuan Kredit Kegiatan

    11. Daftar Riwayat Hidup

    12. Kesediaan di publiksikan

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

    segala lingkungan dan sepanjang hidup.(Binti Maunah, 2009:1). Dalam Undang-

    Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    menegaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

    aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UU RI

    No.20, 2003:2).

    Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas

    sumber daya manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman, mandiri,

    maju, cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,serta produktif. Berbagai upaya

    pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya tersebut.

    Salah satunya adalah dengan melakukan kajian-kajian dan pengembangan strategi

    peningkatan kualitas proses belajar.

    Firman Allah dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11:

    حِ سَ فْ وا يَ ُح سَ افْ ِس فَ الِ َج َموا فِي الْ ُح َفَسَّ ْم ت كُ َ يَل ل ا قِ َ ذ نُوا إِ يَن آَم ِذ ا الَّ هَ َيُّ ا أ يَ

    يَن ِذ الَّ ْم َو كُ نْ نُ وا ِم يَن آَم ُ الَّ ِذ فَعِ َّللاَّ ْر وا يَ ُز شُ انْ وا فَ ُز شُ يَل انْ ا قِ ذَ ِ إ ْم ۖ َو كُ َ ُ ل َّللاَّ

    يٌر )11( بِ ُوَن َخ ل َم َعْ ا ت َم ِ ُ ب اٍت ۚ َوَّللاَّ َج مَ دََر لْ ِع ُوا الْ وتُ أ

  • 2

    Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

    lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

    kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka

    berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

    Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S.: Al-Mujadilah:11)

    Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat dan

    martabat orng-orang yang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu

    pengetahuan. Hal ini berhubungan dengan begitu pentingnya pendidikan sehingga

    harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa, oleh karena itu

    diperlukan mutu pendidikan yang baik agar tercipta proses pendidikan yang

    kompetitif.

    Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

    serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

    berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau

    timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi

    berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar

    mempunyai arti yang lebih bagus, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa,

    tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan

    berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai pada siswa yang

    sedang belajar, atau guru dapat dikatakan sentral pembelajaran.

    Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implisit ia telah

    merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan

    yang terpikul dipundak para orang tua.(Zakiah Dradjat, 2011:39). Guru

    merupakan pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar yang

  • 3

    mengarahkan bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Karena itu guru harus

    dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga

    bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan

    merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

    Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam merealisasikan

    tujuan pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia tujuan pendidikan yang ingin

    dicapai melalui proses dan sistem pendidikan nasional yang telah dituangkan

    dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003

    menyatakan bahwa: Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

    bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang

    bertaqwa kapada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki hati

    yang mantab dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

    (UU RI No.20, 2003:7)

    Seorang guru seharusnya memiliki pemahaman-pemahaman yang

    mendalam tentang pengajaran ataupun pembelajaran. Guru professional akan

    dapat mengarahkan sasaran pendidikan membangun generasi muda menjadi suatu

    generasi bangsa penuh harapan. Sermua guru berharap supaya semua bahan

    pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai dan dipahami secara tuntas oleh anak

    didik, namun hal itu merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh

    guru. Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan

    segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar

    belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak

  • 4

    didik yang satu dengan lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, biologis.

    (Saiful Bahri, 2010:1)

    Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, guru harus

    meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa baik kualitas maupun kuantitas.

    Kesempatan belajar siswa dapat di tingkatkan dengan cara melibatkan siswa

    secara aktif dalam belajar. Guru harus menunjukkan keseriusan saat mengajar

    sehingga dapat membangkitkan minat serta motivasi siswa untuk belajar. Selain

    itu guru harus mengetahui tentang objek yang akan diajarinya sehingga dapat

    mengajarkan materi pembelajaran dengan penuh dinamika dan inovasi.

    Mata pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di MA.

    Mata pelajaran ini dirasakan sebagai mata pelajaran yang kurang menarik bagi

    siswa dan membosankan, karena cakupan materinya yang sangat luas. Apalagi

    ketika sampai materi sejarah Nabi yaitu studi tentang riwayat hidup Rasulullah

    SAW, sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan

    kepada murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia

    yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. (Chabib

    Thoha,dkk, :2004:215)

    Metode pembelajaran aktif kiranya merupakan salah satu cara yang

    digunakan untuk mengatasi pembelajaran SKI khususnya materi dakwah Nabi

    Muhammad SAW di Madinah. Dengan menggunakan model Talking Stick

    diharapkan mampu memberikan motivasi siswa terhadap minat belajar SKI dan

    juga diharapkan siswa tertarik sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan

    efektif.

  • 5

    Model Talking Stick merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.

    Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan bantuan tongkat.

    Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab

    pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran.

    Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul, “Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam

    Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah Dengan Model

    Pembelajaran TalkingStick Pada Siswa Kelas X MA Al-Islam Susukan Kabupaten

    Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka yang

    menjadi permasalahan ini adalah:

    Apakah model pembelajaran Talking stick dapat meningkatkan hasil belajar SKI

    Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah Pada Siswa Kelas X

    MA Al-Islam Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan

    penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

    SKI Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah pada Siswa Kelas

    X MA Al-Islam Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019

    melalui model Talking Stick.

  • 6

    D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji.

    James E. Greinghton mendifinisikanhipotesis merupakan sebuah dugaan

    sementara yang memprediksi situasi yang akan dihadapi (Martono, 2011).

    Hipotesis dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah:

    Jika Penerapan Model Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar mata

    pelajaran SKI materi dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah pada

    siswa kelas X MA Al-Islam Susukan semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.

    2. Indikator Keberhasilan

    Penggunaan Model Talking Stick dapat dikatakan efektif jika hasil belajar

    yang diharapkan bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai

    berikut:

    a. Secara Individu

    Siswa mendapatkan nilai lebih dari KKM yang telah ditetapkan oleh

    sekolah yaitu >70 pada mata pelajaran SKI materi dakwah Nabi

    Muhammad SAW Periode Madinah.

    b. Secara Klasikal

    Siswa mencapai nilai yang melebihi dari KKM >70 pada mata

    pelajaran SKI materi dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah

    dengan presentase >85% dari jumlah siswa dalam satu kelas (Trianto,

    2009:214).

  • 7

    E. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan

    untuk memperkaya khasanah ilmiah terutama tentang penggunaan model

    pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran SKI.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi peneliti adalah untuk belajar dan memahami tugas guru sekaligus

    mengetahui lebih jauh permasalahan di sekolah sehingga dapat mempersiapkan

    diri menjadi calon guru yang professional serta menambah pengalaman dan

    wawasan baik dalam bidang penulisan maupun penelitian tindakan kelas.

    b. Bagi guru adalah dapat mengetahui serta melaksanakan model pembelajaran

    yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran

    di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat diminimalkan.

    c. Bagi siswa adalah penggunaan model ini dapat meningkatkan dan memotivasi

    siswa untuk belajar aktif sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan

    akan tercapai.

    d. Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah.

  • 8

    F. Definisi Oprasional

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

    menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan

    belajar. Pengertian tentang hasil belajar yang dipertegas oleh Nawawi dalam K.

    Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai

    tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

    dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran

    tertentu.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki

    arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki

    pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau

    ilmu (Baharudin dan Wahyuni, 2007: 13).

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    merupakanhasil yang telah dicapai anak didik dalam menerima dan memahami

    serta mengamalkan materi yang telah diberikan. Tolak ukurnya adalah

    kemampuan siswa dalam mengerjakan atau menjawab soal-soal yang berkaitan

    dengan materi yang telah diberikan dengan menggunakan penilaian kuantitatif

    dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

    2. Model Pembelajaran Talking Stick

    Menurut Imas dan Belin (2016: 82-83) Model pembelajaran Talking Stick

    merupakan satu dari sekian banyak metode pembelajaran kooperatif. Metode

    pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai

  • 9

    jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah

    siswa mempelajari materi pembelajaran.

    Model ini cukup sederhana dan mudah untuk dipraktikkan. Selain sebagai

    metode agar siswa mau berpendapat, tapi juga untuk melatih siswa supaya berani

    berbicara. Dengan model pembelajaran ini suasana dalam kelas menjadi lebih

    hidup dan tidak monoton.

    Istilah Talking Stick (tongkat berbicara) sebenarnya istilah yang sudah

    berumur panjang. Karena model ini berawal dari kebiasaan penduduk asli

    Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat

    dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Dengan perkembangan informasi dan

    teknologi, model ini diadopsi untuk dipergunakan dalam sistem pembelajaran

    disekolah-sekolah.

    3. Sejarah Kebudayaan Islam

    Menurut Munawar Cholil, sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi

    kehidupan umat manusia.(Zuhairini, 2000:5).

    Sejarah menyimpan kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan

    melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan

    manusia.

    Secara etimologi kata sejarah berasal dari bahasa arab “Asyajarah”, artinya

    adalah pohon, asal usul juga dipadankan dengan silsilah, riwayat, babad dan

    tarikh. (Mannan,2003:12).

    Menurut Zianudi Sadar, sejarah terpisah dalam 2 konsep:

  • 10

    a. Sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau keseluruhan

    pengalaman manusia.

    b. Sejarah sebagai suatu cara yang dengan diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan

    dianalisis.

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

    belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

    sebuah kelas secara bersama (Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006).

    Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK), pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu

    diperhatikan khusus untuk diamati.

    Tahap-tahap dalam rancangan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

    2. Lokasi Waktu dan Subjek Penelitian

    a. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Islam susukan kelas X. Alamat

    sekolah ini adalah Desa Susukan Kabupaten Semarang. Penelitian ini

    dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan

    selama satu bulan yaitu bulan September – Oktober 2018 dan dimulai dari tanggal

    27 September s.d. 27 Oktober 2018.

  • 11

    b. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah siswa kelas X MA Al-Islam Susukan tahun

    pelajaran 2018/2019 dengan jumlah semua siswa 15 anak, yang terdiri dari 6

    siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.

    Tabel 1.1 Data Siswa

    NO NAMA JENIS KELAMIN

    L P

    1. AHMAD SYAIF THOHA ✓

    2. DEWI SUSTIANI ✓

    3. ELVA LISVIANA ✓

    4. IBNU DWI CAHYO ✓

    5. LATIFUL MAKSUM ✓

    6 MUHAMMAD FAKHRUR ROZI ✓

    7. MUHAMMAD SIDQON ✓

    8. MUHAMMAD SOLEH ✓

    9. RIZKI KHOIRUN NISA ✓

    10. ROSID WARDANI ✓

    11. RUSFAN HANAFI ✓

    12. SUBHAN ASRO’I ✓

    13. UMIYA AS’ADAH ✓

    14. YUNI WULANDARI ✓

    15. YUNI WAHYU SAPUTRI ✓

    3. Langkah-langkah Penelitian

    Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dibutuhkan tindakan –tindakan

    sebagai berikut:

  • 12

    Gambar 1.1 gambaran metode penelitian

    Gambar 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK

    (Arikunto, 2014: 138).

    Berikut tahapan penelitiannya:

    a. Tahap Perencanaan (Planning)

    Tahap ini merupakan tahap rencana atau tindakan apa yang harus

    dilakukan peneliti untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran

    didalam kelas. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,

    mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan ini

    dilakukan.

    b. Tahap Tindakan (Action)

    Tahap tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan

    didalam kelas. Dalam tahap ini pelaksana atau guru harus ingat dan taat

  • 13

    pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, namun juga harus

    bersifat wajar agar siswa dapat memahami apa yang telah dijelaskan.

    c. Tahap Pengamatan (Observation)

    Pada tahap pengamatan ini dimaksudkan untuk melihat atau

    mengamati serta mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang muncul

    sebab akibat dari tndakan yang sudah dilakukan. Dalam hal ini peneliti

    melakukan pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

    berlangsung, mengukur ketercapaian indikator serta menganalisis dampak

    yang timbul dari penggunaan metode talking stick dan metode ceramah.

    d. Tahap Refleksi (Reflection)

    Pada tahap refleksi ini kegiatan yang dilakukan untuk

    mengemukakan kembali apa yang telah terjadi. Data yang diperoleh dari

    tahap observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil analisis

    tersebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran

    yang telah dilakukan.

    Siklus ke-I bertujuan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar

    siswa mata pelajaran SKI, yang kemudian dijadikan bahan refleksi untuk

    melakukan tindakan siklus selanjutnya yaitu siklus yang ke-II. Sedangkan

    siklus yang ke-II dilakukan sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan

    pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus ke-I.

  • 14

    4. Teknik Pengumpulan Data

    a. Tes

    Tes merupakan alat pengukur data yang penting dalam penelitian. Tes

    merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

    sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

    ditentukan.(Arikunto, 2010:53).

    b. Observasi

    Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

    melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat

    kegiatan yang dilakukan.(Riduwan, 2004:104). Teknik ini digunakan untuk

    mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali data melalui

    pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek penelitian.

    c. Dokumentasi

    Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

    berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. (Sugiyono,

    2013:240). Dalam penelitian ini lebih banyak dokumentasi berupa foto yang dapat

    digunakan sebagai lampiran.

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang dimaksudkan dalam Penelitian perbaikan pembelajaran ini

    adalah alat yang digunakan oleh guru atau peneliti untuk mengukur dan

    mengambil data yang akan di manfaatkan untuk menen-tapkan Keberhasilan dari

    rencana tindakan yang dilakukan (Somadayo, 2013)

    Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini meliputi:

    http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-metode-observasi-definisi.html

  • 15

    a. Lembar Pengmatan Guru

    Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini ,mencakup

    beberapa aspek diantaranya: kemampuan guru membuka pelajaran, sikap

    guru dalam proses pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan

    belajar mengajar, pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran,

    evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup pembelajaran dan tindak

    lanjut.

    b. Lembar Pengamatan Siswa

    Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati secara

    langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran SKI materi Dakwah

    Nabi Muhammad SAW Periode Madinah.

    c. Soal Tes

    Digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa materi SKI Dakwah

    Nabi Muhammad SAW Periode Madinah.

    d. Dokumentasi

    Digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses

    pembelajaran penerapan Model Talking Stick.

    6. Analisis Data

    Setelah data terkumpul semua, maka langkah-langkah selanjutnya adalah

    melakukan analisis data. Teknis analisis data dapat didefinisikan sebagai proses

    analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

    sumber yaitu wawancara, prestasi observasi, prestasi angket, prestasi catatan

  • 16

    lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

    sebagainya.(Moleong,2006:8)

    Menurut Patton dalam Ahmad Tanzeh analisis data adalah proses

    mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan

    satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Suprayogo dalam Ahmad Tanzeh analisis

    data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi,

    penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial,

    akademis, dan ilmiah.(Tanzeh,2011:95-96)

    Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sampel melalui

    instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam

    penelitian atau untuk menguji hipotesis yang diajukan melalui penyajian data.

    Data yang terkumpul tidak pasti seluruhnya disajikan dalam pelaporan penelitian,

    penyajian data ini adalah dalam rangka untuk memperlihatkan data kepada para

    pembaca tentang realitas yang sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema

    penelitian, oleh karena itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah

    data yang terkait tengan tema bahasan saja yang perlu disajikan.

    Berdasarkan pemaparan diatas, analisis data pada penelitian ini

    dilaksanakan selama maupun sesudah pengumpulan data. Analisis data dapat

    dilakukan pada saat tahap refleksi dari siklus penelitian. Data yang digunakan

    berasal dari hasil pekerjaan tes siswa, prestasi, observasi, dan dokumentasi.

  • 17

    H. Sistematika Penulisan

    Adapun sistematika penulisan dalam penulisan skripsi yang akan disusun

    dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

    Bagian awal terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul,

    persetujuan pembimbing, pengesahan, halaman motto, persembahan, kata

    pengantar, daftar isi, dan abstrak. Bagian inti terdiri dari :

    Bab I Pendahuluan: pada bab ini membahas tentang latar belakang

    masalah, rumusan dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian

    dan indicator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi oprasional, metode

    penelitian, sistematika penulisan.

    Bab II Kajian Pustaka: pada bab ini membahas kajian teori yang meliputi

    tinjauan tentang belajar dan prestasi belajar, tinjauan tentang pembelajaran SKI,

    tinjauan tantang dakwah Nabi Muhammad di Madinah, tinjauan tentang metode

    pembelajaran Talking Stick.

    Bab III Pelaksanaan Penelitian: pelaksanaan penelitian memuat tentang

    deskripsi Penelitian Tindakan Kelas meliputi: Deskripsi pelaksanaan pra siklus,

    siklus I dan siklus II.

    Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: Penelitian dan pembahasan

    memuat tentang hasil penelitian meliputi: Pra siklus atau kondisi awal, Siklus I

    dan Siklus II, Pembahasan.

    Bab V Penutup: pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

    Bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

  • 18

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Hasil Belajar

    1. Pengertian Belajar

    Menurut sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah

    semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji

    dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan

    demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah

    mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar

    informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh

    guru.(Muhibbin Syah, 1995:88)

    Sedangkan menurut beberapa tokoh pengertian belajar adalah:

    a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

    perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,

    tetapi ada juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih

    buruk.(M. Ngalim Purwanto, 2004:85)

    b. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya.(Slamet, 2003:2)

    c. Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan

    hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih

    luas daripada itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu

  • 19

    penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.(Oemar

    Hamalik, 2003:3)

    Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

    adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri individu yang diperoleh melalui

    pengalaman dari sejumlah aktivitas yang dilakukan melalui latihan.Perubahan

    disini tidak hanya mengenai tingkah laku saja, akan tetapi juga mengenai

    kecakapan, sikap, pengertian minat dan penyesuaian diri.

    2. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah pola-polaperbuatan,nilai-nilai, pengertian-

    pengertian,sikap-sikap,apresiasidanketerampilan.(Suprijono,2013:5).

    Menurut Nana Sujana sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar hasil

    belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan

    alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik

    tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan S. Nasution

    sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar hasil belajar adalah suatu

    perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai

    pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan

    dalam diri individu yang belajar.(Kunandar,2011:276)

    Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya

    proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan

    oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok

  • 20

    bahasan. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat

    berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan,

    keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan

    sebagaimana yang menuju pada perubahan positif. Hasil belajar

    menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah

    mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang

    dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi

    dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh

    siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran

    tertentu. Atas dasar itu maka seorang pendidik dapat

    menentukanstrategi belajar mengajar yang lebih

    baik.(Purwanto,2010:42).

    b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Belajar sebagai suatu aktivitas yang berlangsung melalui proses,

    banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, M. Ngalim Purwanto

    menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar ada

    dua, yaitu faktor yang ada pada diri individu sendiri yang disebut

    faktor individual dan faktor yang ada di luar individu yang disebut

    faktor social.(M. Ngalim Purwanto, 1985:102). Lebih rinci lagi

    Sumadi Suryabrata (1999) menjelaskan faktor-faktor yang

    mempengaruhi belajar sebagai berikut:

    1.) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dapat

    digolongkan menjadi dua, yaitu:

  • 21

    Faktor-faktor non-sosial yaitu faktor-faktor dari luar anak

    itu sendiri serta bentuk kehidupan lainnya, meliputi keadaan

    alam, seperti udara, waktu tempat dan sebagainya. Juga alat-

    alat perlengkapan misalnya keadaan gedung, sarana, fasilitas

    pendidikan, media masa dan alat-alat yang sejenis. Semua itu

    berpengaruh terhadap belajar seseorang.

    Faktor-faktor sosial yaitu faktor manusia itu sendiri dan

    selain dirinya, baik kedatangannya itu langsung atau tidak

    langsung. Faktor- faktor ini terdiri dari :

    2.) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, dapat

    digolongkan lagi menjadi dua, yaitu:

    Faktor fisiologis meliputi kondisi jasmani, termasuk kondisi

    indera terutama penglihatan dan pendengaran. Kondisi jasmani

    yang sehat dan bugar akan lain pengaruhnya dengan kondisi

    yang kurang sehat maupun kelelahan.

    Faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan,

    imajinasi, ingatan, fikiran, perasaan dan motif-motif. Faktor

    psikologi memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya

    mencapai tujuan belajar secara optimal.(Sardiman A.M,

    2000:37). Faktor psikologi ada yang positif yaitu sebagai

    pendorong, antara lain: adanya sifat ingin tahu, kreatif, ingin

    mendapat simpati, ingin memperbaiki kegagalan dan lain-lain.

    Sedang faktor psikologis yang menghambat antara lain karena

  • 22

    tujuan belajar yang tidak jelas dan kurang minat dalam

    belajar.(Sumadi Suryabrata, 1999:288).

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    ditentukan adanya struktur tubuh, panca indera (indera penglihatan, penciuman,

    pendengaran, peraba dan indera perasa) yang semuanya bisa terlaksana, siswa

    memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah

    dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya.

    Selain itu faktor psikologis juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    B. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

    1. Pengertian SKI

    Salah satu cabang dari pendidikan Islam adalah sejarah kebudayaan islam.

    Menurut Munawar cholil, sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi

    kehidupan umat manusia.(Zuhairini, 2000:5).

    Sejarah menyimpan kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan

    melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan

    manusia.

    Secara etimologi kata sejarah berasal dari bahasa arab “Asyajarah”, artinya

    adalah pohon, asl usul juga dipadankan dengan silsilah, riwayat, babad dan tarikh.

    (Mannan, 2003:12).

    Histori adalah suatu lukisan tanpa menghubungkan khusus dengan

    manusia, atau kejadian kronologis. (Mannan, 2003:13). Kebudayaan berasal dari

  • 23

    bahasa sanskerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi”

    (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan dan norma. Sedangkan

    “daya” berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah

    semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah “ kebudayaan”

    sering dikaitkan dengan istilah “peradaban”. Perbedaannya: kebudayaan lebih

    banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan

    peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi dan teknologi. Apabila

    dikaitkan dengan islam, maka kebudayaan islam adalah hasil karya, karsa dan

    cipta umat islam yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran islam yang bersumber

    hukum dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Islam berasal dari bahasa arab yaitu

    “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, islam adalah

    agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw

    sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh

    alam. Sehingga dapat disimpulkan pengertian Sejarah Kebudayaan Islam adalah

    kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta

    umat islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai islam.

    2.Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

    Adapun tujuan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah sebagai

    berikut:

    a). Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama islam dan kebudayaan islam

    kepada para peserta didik agar memiliki data yang objektif dan sistematis.

  • 24

    b). Mengapresiasikan dan mengambil ibrah nilai dan makna yang terdapat dalam

    sejarah.

    c). Menanamkan penghayatan dan kemampuan yang kuat untuk mengamalkan

    nilai-nilai islam berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada.

    d). Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya melalui imitasi

    terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.

    (Soehendro, 2006:3).

    3. Fungsi Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

    Pembelajaran SKI setidaknya memiliki 3 fungsi, yaitu:

    a. Fungsi Edukatif

    Melalui sejarah peserta didik ditanamkan menegaskan nilai, prinsip, sikap

    hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

    b. Fungsi Keilmuan

    Peserta diik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu

    islam dan kebudayaan.

    c. Fungsi Transformasi

    Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam

    merancang transformasi. (Soehendro, 2006:3).

    4.Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

    Beberapa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Sejarah

    Kebudayaan Islam sebagai berikut:

  • 25

    a. Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan islam yang merupakan buah

    karya kaum muslimin masa lalu.

    b. Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk

    diteladani dalam kehidupan sehari-hari.

    c. Membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab terhadap

    kemajuan dunia islam.

    d. Memberikan pelajaran kepada generasi muslim dari setiap kejadian untuk

    mencontoh / meneladani dari perjuangan para tokoh di masa lalu guna perbaikan

    dari dalam diri sendiri, masyarakat, lingkungan negeri serta demi kemajuan

    peradaban Islam di masa depan.

    5. Materi Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah

    A. Faktor-faktor penyebab Hijrah Rasulullah Saw. ke Madinah

    Nabi Muhammad Saw tiba di kota Yatsrib tahun 622 M. sebelum

    memasuki kota yatsrib, beliau singgah di desa Quba selama empat hari dan

    mendirikan masjid diatas tanah milik Khultsum bin Hamdan, keturunan keluarga

    Bani Amr bin Auf dari golongan Aus, yang sekarang masjid itu dikenal dengan

    masjid Quba, yang dalam Al-Qur’an dikenal dengan masjid Taqwa dan

    merupakan masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad Saw. Setelah Nabi

    Muhammad memasuki kota Yatsrib maka kota Yatsrib diubah namanya dengan

    “al-Madinah al-Munawarah”, artinya kota yang bercahaya atau lebih dikenal

    dengan sebutan Madinah.

    Madinah pada saat itu menjadi tempat perlindungan yang sangat aman

    bagi umat Islam, karena itu kaum muslimin mulai berhijrah ke sana. Namun,

  • 26

    kaum Quraisy tetap bertekad menghalangi mereka berhijrah. Sehingga beberapa

    orang yang hendak berhijrah pasti akan mendapat berbagai macam penganiayaan

    dan siksaan. Ketika itu kaum Muslimin berhijrah dengan cara sembunyi-sembunyi

    menghindari kejaran kaum Quraisy. Berbeda dengan hijrahnya Umar bin Khatab

    ra, yang menunjukkan keberanian dan tantangan. Karena ketika itu ia membawa

    pedang dan juga panahnya tatkala keluar menuju ka’bah dan berthawaf di sana.

    Kemudian, ia tampil dihadapan kaum musyrikin dan berkata kepada mereka:

    ‘Barangsiapa yang isterinya ingin menjadi janda atau anaknya menjadi yatim,

    hendaklah ia menemuiku, karena aku akan berhijrah”. Kemudian, ia pergi dan tak

    seorangpun yang berani merintanginya. Berbeda dengan Abu Bakar as-Shiddiq, ia

    meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut berhijrah, namun beliau menjawab:

    “Jangan tergesa-gesa! Mudah-mudahan Allah memberimu teman (untuk

    berhijrah)”.

    Kondisi seperti ini berlangsung terus sampai sebagian besar kaum

    Muslimin telah berhijrah. Kaum Quraisy semakin memberikan tekanan tatkala

    mengetahui hal itu, dan mereka khawatir akan berkembangnya dakwah Nabi

    Muhammad Saw dan pengikutnya. Kemudian mereka berkumpul guna

    memusyawarahkan hal ini dan mereka bersepakat untuk membunuh Rasulullah

    Saw. Abu Jahal berkata:

    “Menurut pendapatku, kita beri sebilah pedang kepada pemuda yang kuat sari

    masing-masing kabilah kita, lalu mereka mengepung Muhammad dan

    memukulnya secara serentak, sehingga darahnya terpisah-pisah pada beberapa

    kabilah dan Bani Hasyim tidak kuasa untuk memusuhi semua orang”. Namun

  • 27

    Allah Swt memberitahu Nabi-Nya yang mulia akan adanya persekongkolan jahat

    tersebut. Kemudian, Rasulullah Saw. Mendatangi Abu Bakar as Shiddiq memberi

    kabar aksi jahat kaum kafir Quraisy dan bersepakat untuk melakukan hijrah.

    Menjelang keberangkatan Rasulullah dan Abu Bakar as Shiddiq ke

    Madinah, pada malam harinya, Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib agar tidur

    di tempat beliau, sehingga orang-orang mengira bahwa beliau masih berada di

    rumah. Para komplotan ini pun tiba dan langsung mengepung rumah Rasulullah.

    Mereka melihat Ali berada di tempat tidur dan menganggap ia adalah

    Muhammad, lalu mereka menunggunya keluar untuk selanjutnya menghabisi dan

    membunuhnya. Rasulullah keluar ketika mereka mengepung rumah, lalu beliau

    menaburkan debu ke kepala mereka dan Allah mengalihkan penglihatan mereka.

    Sehingga mereka tidak melihat kepergian Rasulullah Saw. Rasulullah menuju ke

    rumah Abu Bakar as Shiddiq kemudian keduanya berjalan kurang lebih lima mil

    dan bersembunyi di gua Tsur di sebelah selatan kota Makkah.

    Para pemuda Quraisy yang mengepung rumah Nabi Muhammad Saw tetap

    menunggu hingga subuh. Ketika memasuki subuh, Ali bangkit dari tempat tidur

    Rasulullah dan langsung jatuh ke tangan mereka, lalu mereka bertanya tentang

    Rasulullah, namun Ali tidak memberitahu apapun kepada mereka. Mereka

    memukulnya dan melumurinya dengan lumpur, namun tetap tidak ada gunanya.

    Kemudian kaum Quraisy mengirim pencarian di segala penjuru, dan akan

    memberikan seratus ekor unta bagi siapa saja yang mendapatkan Muhammad

    hidup atau mati.

  • 28

    Dalam pencarian itu mereka sampai ke gua Tsur, hampir saja salah

    seorang dari mereka melihat kearah kedua telapak kaki, niscaya ia akan melihat

    Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Di saat atulah Abu Bakar sangat

    mengkhawatirkan keselamatan Rasulullah Saw., kemudian beliau bersabda

    kepadanya: “Hai Abu Bakar, bagaimana menurutmu tentang dua orang sedangkan

    Allah yang ketiganya. Jangan kamu khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita”.

    Namun anehnya mereka tidak melihat Nabi dan Abu Bakar. Keduanya tetap

    berada di dalam gua selama tiga hari kemudian keluarlah Rasulullah dan Abu

    Bakar tepat pula waktunya Abdullah Ibnu Uraiqath membawakan dua ekor unta,

    maka Rasulullah Saw dan Abu Bakar menaiki unta tersebut di iringi Abdullah

    Ibnu Uraiqath menyusuri pantai laut merah menuju ke Madinah.

    Pada waktu sore di hari kedua, keduanya melintasi sebuah kemah yang di

    dalamnya ada seorang wanita bernama Ummu Ma’bad. Keduanya meminta

    makanan dan minuman darinya, namun keduanya hanya mendapati seekor

    kambing yang sangat kurus, yang karena lemahnya, tidak bisa pergi ke tempat

    pengembalaanyya dan tidak memiliki air susu setetes pun. Lalu Rasulullah

    bergegas menghampirinya dan mengusap susunya, lalu memerahnya hingga

    memenuhi satu wadah besar. Ummu Ma’bad terdiam heran atas apa yang dilihat,

    dan mereka semua meminumnya hingga mereka merasa kenyang. Lalu Rasulullah

    memerahnya kembali sampai memenuhi wadah tersebut dan meninggalkannya

    untuk Ummu Ma’bad. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya.

    Pada hari ke lima, tepatnya pada hari Jum’at 16 Rabi’ul Awwal bertepatan

    dengan tanggal 2 Juli 622 M Nabi Muhammad Saw beserta rombongan Muhajirin

  • 29

    disambut meriah oleh penduduk Madinah. Pada hari Jum’at ini pulalah untuk

    pertama kalinya Rasulullah Saw mengadakan Shalat Jum’at bersama kaum

    Muhajirin dan Anshar. Beliau berjalan dan kebanyakan kaum Anshar berusaha

    meraih Rasulullah dan memperoleh kemuliaan dengan menjamu beliau di sisi

    mereka. Maka mereka memegang tali kendali unta beliau dan beliaupun berterima

    kasih kepada mereka dan bersabda: “Biarkanlah karena ia diperintah”. Tatkala

    unta tersebut sampai di tempat yang Allah perintahkan, maka ia akan duduk.

    Beliau tidak turun darinya sebelum unta tersebut bangkit dan berjalan sedikit, lalu

    menoleh dan kembali lagi. Akhirnya, unta tersebut duduk di tempat semula, dan

    beliau turun darinya. Tempat itulah yang kemudian menjadi masjid Nabawi,

    Rasulullah Saw singgah di rumah Abu Ayub al-Anshari. Sedangkan Ali bin Abi

    Thalib, ia tetap berada di Mekkah selama tiga hari sepeninggal Nabi, kemudian

    keluar menuju Madinah berjumpa dengan Nabi di Quba.

    B. Kebijakan Pemerintahan Rasulullah Saw. Pada Periode Islam di Madinah

    1. Diperdamaikannya antara suku Khazraj dan Aus

    Sebelum Islam datang, suku Aus dan Khazraj selalu terjadi

    perselisihan dan bersitegang bahkan tidak jarang terjadi pertumpahan

    darah hal ini dipicu oleh adanya pihak ketiga, yakni yahudi. Kedatangan

    Rasulullah memberikan dampak yang positif pada kedua suku tersebut.

    Kedua suku tersebut banyak yang memeluk Islam, sehingga semuanya

    telah terikat di dalam hati tali keimanan. Walaupun tidak bisa

    menghilangkan sama sekali sisi fanatisme kesukuan namun telah tertanam

  • 30

    dalam jiwa mereka bahwa semua manusia dalam pandangan Islam adalah

    sama.

    2. Mempersatukan sahabat Muhajirin dengan Anshar

    Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan persaudaraan antara

    kedua sahabat, dan melarang semangat kesukuan, sehingga bersatu

    menjadi kokoh dan kuat. Dengan mempersatukan kedua sahabat atas dasar

    suatu agama, berarti merupakan satu kekuatan yang kokoh.

    3. Membentuk kekuatan dan politik Islam

    Nabi Muhammad juga mempersatukan antara golongan yahudi dari

    Bani Nadhir dan Bani Quraidlah. Terhadap golongan Yahudi, Nabi

    membentuk suatu perjanjian yang melindungi hak-hak asasi manusia, yang

    dikenal dengan piagam Madinah.

    4. Membangun Masjid

    Setelah berada di Madinah, Nabi Muhammad membangun masjid

    yang sekarang terkenal dengan nama masjid Nabawi.

    5. Menciptakan kesejahteraan umum

    Nabi selalu menganjurkan kepada pengikutnya bekerja dengan

    tekun untuk meningkatkan meningkatkan taraf hidupnya yang lebih

    sejahtera. Di bidang sosial Nabi Saw. mewajibkan orang kaya agar

    mengeluarkan zakat untuk diberikan kepada fakir miskin, agar kaum

    muslimin saling menolong.

  • 31

    Dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun Rasulullah telah berhasil

    menguasai Jazirah Arab, hal ini menunjukkan kesuksesan Nabi dalam dakwahnya.

    Adapun rahasia kesuksesan dakwah Nabi terdapat dua faktor, yaitu:

    1. Faktor Internal

    a. Dalam mengembangkan tugas kerasulannya senantiasa mendapat

    bimbingan Allah Swt.

    b. Kecerdasan Nabi Muhammad

    c. Kepemimpinan Nabi Muhammad

    d. Ketinggian akhlak dan kepribadian Nabi Muhammad

    2. Faktor Eksternal

    a. Karena adanya wahyu Allah SWT

    b. Kesungguhan para sahabat dalam memperjuangkan wahyu tersebut,

    dan mereka membela mati-matian bila menghadapi bahaya.

    C. Peperangan Penting Sebelum Fatkhul Makkah

    1) Perang Badar

    Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H, di dekat

    perigi bernama Badar, 125 km selatan Madinah antara Mekkah dan

    Madinah karena itu peperangan ini terkenal dengan nama Perang

    Badar. Sebab utama terjadinya perang Badar karena kaum kafir

    Quraisy telah mengusir kaum Muslimin dari Mekkah.

    Ketika kafilah perdagangan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu

    Sufyan bin Harb melintasi negeri Madinah, Rasulullah menyuruh

    mencegatnya di pertengahan jalan, karena harta yang dibawa oleh

  • 32

    mereka sebagian besar adalah harta rampasan dari kaum Muslimin

    ketika mereka akan berhijrah ke Madinah.

    Pasukan Islam sebanyak 313 orang yang terdiri dari 210 orang

    Muslim Anshar dan lebihnya dari Muslimin Muhajirin. Bendera

    pasukan Islam dipegang oleh Mus’ab Bin Umar.

    Mendengar Rasulullah Saw telah menyiagakan pasukan, maka Abu

    Sufyan kembali ke Mekkah untuk mengabarkan kepada tokoh Quraisy.

    Maka Abu Jahal membentuk pasukan berkekuatan 1000 orang yang

    melindungi kafilah perdagangan mereka dari serangan pasukan

    Muslim.

    Ditengah berkecamuknya perang, Ruqayah, putri dari Rasulullah

    yang merupaka istri dari Utsman bin Affan meninggal dunia. Ketika

    itu ia ditemani suaminya di Madinah. Utsman tidak keluar ke medan

    pertempuran karena permintaan Rasulullah untuk tetap mendampingi

    istirnya yang sedang sakit. Setelah perang Badar Rasulullah

    menikahkan Utsman dengan putrinya yang kedua, Ummu Kultsum.

    Atas dasar ini maka Utsman mendapat gelar Dzunnurrain (yang

    memiliki dua cahaya), karena ia telah menikahi dua orang putri

    Rasulullah.

    2) Perang Uhud

    Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahun ke 3

    hijriyah bertepatan dengan bulan Januari 625 M. perang ini terjadi di

    kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madinah. Sebab

  • 33

    utama terjadinya perang Uhud adalah kekalahan yang diderita kaum

    Kafir Quraisy di peperanga Badar yang merupakan pukulan hebat

    dirasakan oleh Quraisy. Peperangan kedua yang terjadi setelah perang

    Badar adalah Perang Uhud.

    Abu Sufyan mengumpulkan kekuatan yang berjumlah 3000 orang,

    kemudian dari pihak Muslim di persiapkan 1000 orang. Namun, baru

    saja berangkat untuk menghadapi pasukan Quraisy, seorang munafik

    bernama Abdullah bin Ubai beserta 300 pengikutnya keluar dari

    pasukan Islam. Dalam perang ini Rasulullah mengatur strategi pasukan

    pemanah dibawah pimpinan Abdullah Ibnu Jabir ditempatkan di atas

    bukit Uhud guna menghalau pasukan musuh.

    Pada peperangan ini kaum Muslimin mengalami kekalahan.

    Karena mereka telah menyalahi perintah Rasulullah dan tidak

    mematuhi strategi yang telah beliau buat. Kaum Muslimin telah gugur

    sebagai Syuhada ada tujuh puluh orang salah seorang diantaranya

    adalah Hamzah paman Rasulullah.

    3) Perang Ahzab (Khandaq)

    Perang Khandaq/Ahzab terjadi pada bulan Syawwal tahun 5

    hijriyah di sekitar kota Madinah bagia utara. Peperangan Ahzab

    sebagaiman namanya adalah gaungan dari golongan-golongan yang

    berkumpul dengan maksud menumpas Islam dan kaum Muslimin.

    Rasa dendam Bani Nadhir terhadap Rasulullah yang telah

  • 34

    mengeluarkan mereka dari Madinah dilakukan dengan menghasut

    tokoh Quraisy agar bersekutu dengannya.

    Abu Sufyan menyiapkan pasukan Kafir 10.000 orang, melihat

    kaum Quraisy telah siaga, kemudian Rasulullah bermusyawarah,

    Salman al Farisi mengusulkan dengan membuat parit (khandaq) untuk

    menghambat laju musuh. Rasulullah dan para sahabat menyetujui

    usulan tersebut. Maka dibuatlah parit dari arah barat ke timur di

    kawasan utara Madinah, lalu pasukan Islam yang berjuml;ah kurang

    lebih 3000 orang juga telah disiap siagakan Zaid bin Harits sebagai

    pembawa bendera Muhajirin dan Saad bin Ubadah sebagai pembawa

    bendera Anshar.

    Nabi Muhammad memerintahkan Nuaim bin Mas’ud untuk

    melaksanakan taktik guna memecah belah kekuatan musuh yaitu

    “menyerang untuk membela diri”(ad difa’ul hujumy). Taktik ini

    berhasil hingga kaum Quraisy dan yahudi bermusuhan dalam barisan.

    Dalam perang ini Allah juga memberikan pertolongan dengan angin

    dan badai yang teramat besar yang memporak-porandakan pasukan

    kafir. Akhirnya perang Khandaq dimenangkan oleh pasukan Islam.

    D .Perjanjian Hudaibiyah

    Setelah enam tahun lamanya kaum Muslimin tidak mengunjungi Mekkah

    untuk melakukan umrah apalagi pada bulan yang dihormati rasa rindu untuk

    mendatangi ka’bah menghinggapi kaum Muslimin, mengetahui hal tersebut

    Rasulullah mengijinkan perjalanan ke Mekkah. Berangkatlah 1000 orang bersama

  • 35

    Rasulullah dengan pakaian ihram untuk menghilangkan kecurigaan kaum kafir

    Quraisy.

    Kaum kafir Quraisy mengirim utusan perdamaian dipimpin Suhail bin

    Umar. Perundingan menghasilkan apa yang dinamakan perjanjian Hudaibiyah,

    yang berisi:

    1. Diadakan genjatan senjata pada kedua belah pihak selama 10 tahun.

    2. Apabila seorang kafir Quraisy masuk agama Islam tanpa seizing

    walinya, maka segera ditolak oleh kaum Muslimin.

    3. Quraisy tidak menolak orang Muslim yang kembali kepada mereka.

    4. Barang siapa yang hendak membuat perjanjian dengan Rasulullah

    diperbolehkan, begitu juga siapa saja yang hendak membuat perjanjian

    dengan Quraisy diperbolehkan.

    5. Kaum Muslimin tidak jadi melaksanakan ibadah umrah di tahun ini,

    akan tetapi ditangguhkan sampai tahun depan.

    E. Faktor-faktor keberhasilan Fathul Mekkah tahun 9 hijriyah

    Pada tahun tahun delapan hijriyah, Rasulullah memutuskan untuk

    menakhlukkan kota Mekkah. Sebab penakhlukan kota Mekkah karena kaum

    Quraisy telah mengkhianati perjanjian Hudaibiyah. Maka, pada tanggal 10

    Ramadhan, beliau berangkat bersama sepulun ribu (10.000) pasukan menuju

    Mekkah. Kaum Muslimin memasuki Mekkah tanpa terjadi peperangan, dimana

    kaum Quraisy menyerah dan tidak melakukan perlawanan karena berbagai sebab.

  • 36

    Abbas mengajak Abu Sufyan untuk menyerah kepada Nabi Muhammad dan

    menyatakan keislamannya.

    C. Model Talking Stick

    1) Pengertian Model Pembelajaran

    Dalam Triyanto (2015: 52) Model Pembelajaran adalah suatu

    perencanaan atau pola sutu pola yang digunakan sebagai pedoman

    dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam

    tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran

    yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-

    tahap dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan

    kelas (Arends, 1997: 7). Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (1992: 4)

    setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk

    membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

    Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang

    akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran,

    tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran, kegiatan

    pembelajaran dan pengelolaan kelas.(Kardi, dan Nur,2006: 8). Dalam

    penelitian ini yang dimaksud model pembelajaran adalah kerangka

    konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

    Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi

    perancang pengajaran dan para guru melaksanakan pembelajaran.

    Pemilihan model pembelajaransangat dipengaruhi oleh sifat dari materi

  • 37

    yang disampaikan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaan

    tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

    Sebagaimana pendapat Joice, dkk. (1992: 1), model pembelajaran

    adalah suatu sutu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk

    merancang pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas, dan untuk

    mengatur perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

    film-film, program-program media computer, dan kurikulum

    pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan

    pembelajaran.

    Arends (1997) juga berpendapat tentang model pembelajaran

    adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar tertentu dan berfungsi sebagai

    pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang

    dan melaksanakan pembelajaran. Fungsi model pembelajaran menurut

    Arends (2001) sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru

    dalam melaksanakan pembelajaran.

    2) Pengertian Model Talking Stick

    Menurut kamus Inggris Indonesia (1992) talking stick berasal dari

    dua kata yaitu talking yang artinya yang selalu berbicara dan stick yaitu

    tongkat. Jadi dapat disimpulkan bahwa model talking stick yaitu

    pembelajaran dimana guru menggunakan tongkat sebagai media agar

    mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta

    menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

  • 38

    Menurut (Imas Kurniasih dan Berlin) model pembelajaran Talking

    Stick merupakan satu dari sekian banyak dari metode pembelajaran

    kooperatif. Pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat

    dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk mendapat atau menjawab

    pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pembelajaran.

    Selain sebagai metode agar siswa mau berpendapat, tetapi juga melatih

    siswa untuk berani berbicara. Dengan model pembelajaran ini suasana

    kelas terlihat lebih hidup dan tidak monoton.

    Istilah Talking Stick (tongkat berbicara) sebenarnya istilah ini sudah

    berumur panjang. Karena model ini berawal dari kebiasaan penduduk asli

    Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan

    pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Dan dengan

    perkembangan informasi dan teknologi, model ini diadopsi untuk

    dipergunakan dalam sistem pembelajaran di sekolah-sekolah.

    3) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick

    1. Kelebihan Model Pembelajaran Talking Stick

    a) Menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi

    pelajaran.

    b) Melatih membaca dan memahami dengan cepat materi

    yang telah diajarkan.

    c) Agar lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tau

    tongkat akan sampai pada gilirannya.

  • 39

    2. Kekurangan Model Talking Stick

    Jika ada siswa yang tidak memahami pelajaran, siswa akan

    merasa gelisah dan khawatir ketika nanti giliran tongkat berada

    pada tangannya.

    4) Teknis Pelaksanaan Model Talking Stick

    Langkah-langkah model pembelajaran talking stick menurut Uno

    dan Muhammad (2015: 124), yaitu:

    a) Guru mempersiapkan tongkat panjangnya sekitar 20 cm.

    b) Guru menyampaikan materi yang hendak dipelajari, dan

    memberikan kepada setiap kelompok untuk mempelajari

    dan membaca materi.

    c) Siswa melakukan diskusi untuk membahas permasalahan

    dari sebuah wacana yang diberikan.

    d) Setelah siswa melakukan diskusi dan mempelajari materi,

    guru meeminta siswa untuk menutup bukunya.

    e) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada

    salah seorang teman, setelah itu guru memberikan suatu

    pertanyaan dan bagi peserta didik yang memegang tongkat

    tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru. Demikian

    seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

    pertanyaan.

    f) Guru membuat kesimpulan.

    g) Kegiatan evaluasi atau penilaian.

  • 40

    B. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka dalam penelitian ini berisi tentang penelitian yang relevan

    dari peneliti-peneliti sebelumnya. Berikut ini diantaranya penelitian yang pernah

    dilakukan oleh beberapa peneliti dengan metode yang sama, yaitu:

    Penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah Ulfa (2016) untuk meningkatkan

    hasil belajar PAI materi berwudhu dengan menggunakan model pembelajaran

    talking stick pada siswa kelas II semester I. Hasil penelitian itu menunjukkan

    bahwa penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil

    belajar PAI kelas II di SDN Gogodalen 01 Kecamatan Bringin Kabupaten

    Semarang. Hal ini terlihat dari setiap siklusnya yang mengalami peningkatan

    dalam hasil belajar yaitu pada tahap pra siklus siswa berjumlah 16 siswa hanya 5

    siswa (31%)yang mencapai KKM dan 11 siswa (69%) masih dibawah KKM.

    Siklus I berhasil menaikkan jumlah siswa dari 5 siswa menjadi 12 siswa (75%)

    yang mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM 4 siswa (25%). Pada siklus

    II tercatat 14 siswa (87%) dapat mencapai KKM dan 2 siswa (13%) masih belum

    mencapai KKM. Persamaan skripsi ini adalah penggunaan Model Pembelajaran

    Talking Stick. Sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek dan materi yang di

    teliti. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode talking

    stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Ramlan (2012) Untuk Meningktkan Hasil

    Belajar PAI Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa

    Kelas VI Semester I. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa penggunaan model

  • 41

    pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI kelas VI SDS

    007 Pasir Panjang Meral Karimun Tahun ajaran 2012. Terlihat dari setiap

    siklusnya yang mengalami peningkatan pra siklus presentase ketuntasannya

    46,7%, pada siklus I meningkat menjadi 76,7% dan pada siklus II menjadi 87,8%.

    Persamaan skripsi ini terdapat pada model pembelajarannya yaitu model

    pembelajaran Talking Stick. Perbedaannya terdapat pada materi yang diajarkan

    yaitu PAI, sedangkan penulis meneliti tentang sejarah. Dalam penelitian ini dapat

    disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran talking stick dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Diah Laila Khasanah, jurusan Matematika,

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNNES Semarang tahun 2013

    dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

    Berbantuan Lembar Kegiatan Siswa Terhadap Hasil Belajar Materi Pokok

    Aljabar. Persamaan penelitian ini terletak pada model pembelajarannya yaitu

    Model pembelajaran Talking Stick. Sedangkan perbedaanya terdapat pada materi

    pelajarannya, yaitu al jabar, sedankan penulis meneliti tentang sejarah kebudayaan

    islam. Pembelajaran dengan model talking stick dapat meningkatkan hasil belajar

    siswa.

    Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti yaitu pada metode

    penelitiannya yaitu dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian eksperimen

    sedangkan skripsi yang penulis teliti menggunakan metode penelitian tindakan

    kelas. Serta pada subjek, materi pelajaran dan tempat penelitian.

  • 42

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran MA Al Islam Susukan

    1. Profil Madrasah

    Nama Madrasah : MA Al Islam

    Kecamatan : Susukan

    Kabupaten : Semarang

    NSM : 131233220004

    NPSN : 20363208

    2. Visi dan Misi Madrasah

    Visi Madrasah : “Membentuk peserta didik yang bertaqwa, cerdas dan

    terempil”.

    Misi Madrasah :

    a. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan umum, agama

    dan keterampilan.

    b. Membentuk karakter islami yamg berakhlak mulia dan mampu

    mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.

    c. Memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu.

  • 43

    3. Data Guru MA Al Islam

    MA Al Islam Susukan memiliki 13 tenaga pendidik. Adapun data

    pendidik MA Al Islam Susukan adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Data Guru MA Al Islam Susukan

    NO NAMA KETERANGAN

    1. Dra. SRI HARTUTIK Kepala Madrasah

    2. FAKHRUR ROZI, S.Pd Wakil Kepala Madrasah

    3. UMI KHAMIDAH, S.Ag. Guru

    4. SITI HASANAH Guru

    5. MUHADHIB Guru

    6. FANNI`MAH, S.Pd.I. Guru

    7. AHMAD MUTAMASSIKIN, S.Pd.I. Guru

    8. SYAMSIYAH, S.Kom Guru

    9. HENI RISTANTI, S.Pd. Guru

    10. NURUL MUHTADIN Guru

    11. MACHRUS ALWI Guru

    12. DARIYANTO Guru

    13. DUWI NOVITASARI, S.Pd. Guru

    4. Data Siswa MA Al Islam Susukan

    Data siswa MA Al Islam Susukan adalah sebagai berikut:

  • 44

    Tabel 3.2 Data Siswa MA Al Islam Susukan

    No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

    1. X 9 6 15

    2. XI 5 6 11

    3. XII 5 11 16

    Jumlah 19 23 42

    B. Deskripsi Per Siklus

    1. Data Nilai Pra Siklus

    Tabel 3.1 Data Nilai Pra Siklus

    No Nama KKM Nilai Keterangan

    1 AST 70 60 Belum Tuntas

    2 DS 70 50 Belum Tuntas

    3 EL 70 40 Belum Tuntas

    4 IDC 70 50 Belum Tuntas

    5 LM 70 30 Belum Tuntas

    6 MFR 70 75 Tuntas

    7 MS 70 45 Belum Tuntas

    8 MSH 70 55 Belum Tuntas

    9 RKN 70 75 Tuntas

    10 RW 70 40 Belum Tuntas

    11 RH 70 50 Belum Tuntas

    12 SA 70 40 Belum Tuntas

    13 UA 70 80 Tuntas

    14 YW 70 40 Belum Tuntas

    15 YWS 70 50 Belum Tuntas

    Jumlah 780

    Rata-rata 52

  • 45

    Dari data nilai siswa diatas, menunjukan nilai tertinggi yang di-peroleh siswa

    adalah 80 dan nilai terendah yang peroleh siswa adalah 30. Dari 15 siswa yang

    memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal hanya 3 siswa atau sebesar 20% dan

    yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 12 siswa atau sebesar 80%.

    2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    a. Perencanaan Tindakan

    Beberapa hal yang dilakukan dan dipersiapkan pada tahap

    perencanaan ini adalah sebagai berikut:

    1) Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan guru

    Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

    2) Menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan pada Pra Siklus.

    3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang akan di

    perlukan di kelas.

    5) Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan kegiatan untuk siklus I ini dilaksanakan pada tanggal

    11Oktober 2018. Penerapan tindakan mengacu pada pembelajaran yang

    tertera pada rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di

    buat. Dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti bertindak

    sebagai pengamat dan yang menjalankan penerapan Talking stickadalah

    gurumata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Target yang ingin

  • 46

    dicapai adalah siswa mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM). Adapun materi yang dipilih dalam siklus satu ini

    adalahPerkembangan Dakwah Nabi Muhammad Di Madinah. Dengan

    langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Kegiatan awal

    a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama

    dengan membaca basmalah.

    b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan memeriksa kerapian

    pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

    pembelajaran.

    c. Guru memberikan motivasi dan memberikan pertanyaan secara

    komunikatif yang berkaitan dengan materi sebelumnya.

    d. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan

    tujuan yang akan dicapai.

    2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )

    a. Mengamati

    1) Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang faktor-faktor

    penyebab hijrah Nabi Saw. ke Madinah.

    2) Peserta didik mengamati kebijakan pemerintahan Nabi

    Muhammad Saw pada periode Islam di Madinah.

    3) Peserta didik mengamati keterangan tentang rahasia kesuksesan

    dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah.

  • 47

    b. Menanya

    1) Peserta didik memberikan tanggapan / respon terhadap penjelasan

    guru tentang faktor-faktor penyebeb hijrah Nabi Muhammad Saw

    ke Madinah.

    2) Peserta didik bertanya jawab tentang kebijakan pemerintahan Nabi

    Saw. periode Islam di Madinah.

    3) Peserta didik bertanya jawab tentang rahasia kesuksesan dakwah

    Nabi Muhammad di Madinah.

    c. Mengeksplorasi

    1) Secara berkelompok siswa berdikusi dengan tema-tema yang

    berkaitan dengan faktor-faktor penyebab hijrah Nabi ke madidah,

    kebijakan pemerintahan Nabi Saw. peiode Islam di madinah, dan

    rahasia kesuksesan dakwah Nabi di Madinah.

    2) Guru mrnyiapkan sebuah tongkat.

    3) Guru menjelaskan aturan metode pembelajaran talking stick.

    4) Kelompok yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan

    dari guru.

    5) kelompok yang tidak menjawab pertanyaan tetap memperhatikan

    sambil memikirkan pertanyaan yang diberikan guru.

    6) Guru memberikan lembar soal tes untuk di kerjakan.

  • 48

    d. Mengasosiasi

    1) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan identifikasi

    pengertian hijrah.

    2) Peserta didik menuliskan simpulan tentang faktor-faktor

    penyebab Nabi Hijrah ke Madinah.

    3) Peserta didik menuliskan simpulan tentang kebijakan

    pemerintahan Nabi Saw. periode Islam di Madinah.

    4) Peserta didik menuliskan simpulan rahasia kesuksesan dakwah

    Nabi di Madinah.

    e. Mengkomunikasikan

    1) Perwakilan kelompok untuk memprensentasikan hasil diskusi.

    2) Guru bersama siswa membahas soal tes.

    3) Guru mempersilahkan kelompok lain memberikan tanggapan dan

    mengajukan petanyaan.

    4) Guru bersama siswa meluruskan kesalah pemahaman dan

    memberikan penguatan.

    3. Penutup ( 10 menit )

    a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

    b. Bersama-sama melakukan reflesi terhadap pembelajaran yang telah

    dilaksanakan.

    c. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

    selanjutnya.

  • 49

    d. Bersama- sama menutup pelajaran dengan berdoa dan guru

    menutup dengan salam.

    c. Observasi

    Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada siswa dan guru.

    Dalam pengamatan ini peneliti menggunakan pedoman pengamatan guru

    dan siswa yang terjadi saat pembelajaran berlangsung.

    d. Refleksi

    Tahap refleksi merupakan tahap evaluasi dan perbaikan terhadap

    perencanaan dan pelaksaan pembelajaran yang telah dilakukan.refleksi di

    lakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dalam perencanaan

    dan pelaksasnaan tindakan kelas yang telah dibuat kemudian digunakan

    untuk memperbaikai dan mengembangkan perencanaan untuk pelaksanaan

    siklus selanjutnya. Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi

    melalui lembar observasi guru dan Siswa serta mengolah nilai atas Latihan

    Soal yang telah dikerjakan siswa.

    Ditemukan Beberapa kelemahan yang perlu di perbaiki di siklus II

    sebagai berikut:

    a. untuk pengelolaan kelas masih perlu di tingkatkan lagi karena pada

    saat guru menerangkan ada siswa yang berbicara dengan teman

    sebagkunya.

    b. Sebagaian siswa terlihat kurang siap menerima pembelajaran dan

    kurang aktif karena banyak yang kurang memperhatikan.

  • 50

    c. Hanya ada beberapa saja anak yang aktif bertanya dan beberapa

    merespon ketika guru mengajak berinteraksi.

    d. Motivasi belajar yang masih belum terbangun dengan baik.

    3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    a. Perencanaan Tindakan

    Pada siklus II ini sama dengan siklus I yaag terdiri dari 4 tahapan

    yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan

    tahap refleksi. Pada tahap perncanaan ini diadakan identifikasi masalah

    pada siklus I. selanjutnya dilakukan perbaikan pada tahap tindakan pada

    penyusunan konsep pembelajaran.

    Pada sikus II ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran, Lembar Soal dan Lembar Observasi.

    b.Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan kegiatan untuk Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal

    18 Oktober 2018 di MA Al Islam Susukan. Penerapan tindakan mengacu

    pada pembelajaran yang tertera pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP) yang telah di buat.Dalam Penelitian ini peneliti bertindak sebagai

    pengamat dan yang menjalankan Penerapan Talking Stickadalah guru

    mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Target yang ingin dicapai

    adalah siswa mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM).Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri dari beberapa

    langkah:

  • 51

    1. Kegiatan Awal (10 menit)

    a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama

    dengan membaca basmalah.

    b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan memeriksa kerapian pakaian,

    posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan

    pembelajaran.

    c. Guru memberikan motivasi dan memberikan pertanyaan secara

    komunikatif yang berkaitan dengan materi sebelumnya.

    d. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan tujuan

    yang akan dicapai.

    2. Kegiatan Inti ( 60 Menit )

    a. Mengamati

    1) Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang peperangan

    sebelum penakhlukan Mekkah.

    2) Peserta didik mengamati keterangan tentang Fathul Mekkah.

    b. Menanya

    1) Peserta didik memberikan tanggapan / respon terhadap

    penjelasan guru tentang peperangan sbelum Fathul Mekkah.

    2) Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang Fathul Mekkah.

    3) Peserta didik bertanya jawab tentang peperangan sebelum

    fathul Mekkah dan fathul Mekkah Nabi Saw di Madinah.

  • 52

    c. Mengeksplorasi

    1) Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri

    dari 3 anggota.

    2) Secara berkelompok siswa berdikusi dengan tema-tema yang

    berkaitan dengan peperangan sebelum Fatkhul Mekkah, perjanjian

    hudaibiyah dan Fathul Mekkah.

    3) Guru menyiapkan sebuah tongkat.

    4) Guru menjelaskan aturan metode pembelajaran talking stick.

    5) Kelompok yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan

    dari guru.

    6) kelompok yang tidak menjawab pertanyaan tetap memperhatikan

    sambil memikirkan pertanyaan yang diberikan guru.

    7) Guru memberikan lembar soal tes untuk di kerjakan.

    d. Mengasosiasi

    1) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan identifikasi tentang

    peperangan sebelum fathul Mekkah.

    2) Peserta didik menuliskan simpulan tentang perjanjian hudaibiyah

    dan fathul Mekkah.

    e. Mengkomunikasikan

    1) Guru mempersilakan perwakilan kelompok berpresentasi, dimulai

    dari kelompok satu.

  • 53

    2) Guru mempersilakan kelompok lain memberikan tanggapan dan

    mengajukan petanyaan bagi kelompok yang berpresentasi.

    3) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpemahaman dan

    memberikan penguatan.

    4) Guru memberikan lembar soal tes sebagai acuan hasil belajar

    siswa.

    3. Penutup ( 10 menit )

    1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

    2) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

    telah dilaksanakan

    3) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

    selanjutnya.

    4) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa dan guru

    menutup dengan salam.

    d. Observasi

    Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran

    atau tindakan. Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh

    informasi yang lebih mendalam tentang data aktivitas peneliti dan siswa

    mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Atau bisa dikatakan sebagai

    kegiatan merekam informasi dampak dari pelaksanaan tindakan. Dalam

    melakukan observasi, peneliti mengamati dan mencatat gejala-gejala yang

    terjadi pada siswa dalam proses pembelajaran. Hasil observasi dicatat dalam

    lembar observasi.

  • 54

    e. Refleksi

    Berdasarkan hasil pengamatan di atas, kemudian peneliti

    melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai pada

    proses tindakan tersebut. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika

    peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian peneliti mengevaluasi

    hasil implementasi rancangan tindakan. Refleksi yang dimaksud adalah

    melakukan pemikiran ulang terhadap yang sudah dilakukan, apa yang belum

    dilakukan, apa yang sudah dicapai, masalah apa saja yang belum

    terpecahkan, dan menentukan tindakan apa lagi yang perlu dilakukan untuk

    meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran selanjutnya.

  • 55

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitian

    1. Data Nilai Pra Siklus

    Tabel 4.1 Data Hasil Penilaian Formatif Pra Siklus

    No Nama KKM Nilai Keterangan

    1 AST 70 60 Belum Tuntas

    2 DS 70 50 Belum Tuntas

    3 EL 70 40 Belum Tuntas

    4 IDC 70 50 Belum Tuntas

    5 LM 70 30 Belum Tuntas

    6 MFR 70 75 Tuntas

    7 MS 70 45 Belum Tuntas

    8 MSH 70 55 Belum Tuntas

    9 RKN 70 75 Tuntas

    10 RW 70 40 Belum Tuntas

    11 RH 70 50 Belum Tuntas

    12 SA 70 40 Belum Tuntas

    13 UA 70 80 Tuntas

    14 YW 70 40 Belum Tuntas

    15 YWS 70 50 Belum Tuntas

    Jumlah 780

    Rata-rata 52

    Dari data nilai siswa diatas, menunjukan nilai tertinggi yang di-peroleh

    siswa adalah 80 dan nilai terendah yang peroleh siswa adalah 30. Dari 15 siswa

  • 56

    yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal hanya 3 siswa atau sebesar 20% dan

    yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 12 siswa atau sebesar 80%.

    2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, kegiatan

    pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran

    Talking Stick.Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana

    pembelajaran yang telah disiapkan yaitu, menggunakan lembar pengamatan

    siswa serta lembar observasi siswa.

    Hasil tes evaluasisiklus I mengalami peningkatan dibandingkan hasil

    nilai pra siklus yang telah dilakukan sebelumnya.Pra siklus sebelumnya siswa

    yang tuntas hanya 3 siswa dan 12 siswa yang belum tuntas, sedangkan pada

    siklus I sebanyak 9 siswa yang tuntas 60% dan 6 siswa yang belum tuntas

    40%. Dengan demikian baru 60% yang sudah mencapai KKM. Hal ini

    menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada siklus I belum mencapai

    kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa yang mencapai KKM.

  • 57

    Tabel 4.2 Data Nilai Evaluasi Siklus I

    No Nama KKM Nilai Keterangan

    1 AST 70 75 Tuntas

    2 DS 70 75 Tuntas

    3 EL 70 55 Belum Tuntas

    4 IDC 70 75 Tuntas

    5 LM 70 50 Belum Tuntas

    6 MFR 70 80 Tuntas

    7 MS 70 55 Belum Tuntas

    8 MSH 70 60 Belum Tuntas

    9 RKN 70 80 Tuntas

    10 RW 70 50 Belum Tuntas

    11 RH