12
*Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang **Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMANEGERI1TURENPADA POKOK BAHASAN TURUNANDENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETEAMS GAMES TURNAMENT (TGT) Denis Puranama Sari*, Rustanto Rahardi** Universitas Negeri Malang Email: [email protected] , [email protected] Abstract: This research describes the process of improving students’ level of activity and learning outcomes in XI IPS 2 class SMA Negeri 1 Turen in the topic of integral, algebra function, by applying cooperative learning method, Team Game Tournament (TGT). Data is taken by test, observation. TGT method is applied through 5 phases; 1) class presentation, when the teacher explains the outline of the materials and allows the students to do the guided exercises, 2) team, which means creating groups that each consists of 4-5 students with heterogeneous ability, 3) game, is when the students discuss the group worksheet and presents the results of the discussion, 4) tournament, is when students in similar ability level are doing quiz, and 5) group appreciation. Keywords : Activity, learning outcomes, improving activity, improving learning outcomes, Team Game Tournament (TGT) Matematika sebagai bagian dari pengetahuan, memiliki ciri dan karakteristik tertentu yang salah satu ciri dari matematika adalah objeknya bersifat abstrak (Hudojo, 2003: 145). Turunan merupakan salah satu objek matematika yang bersifat abstrak. Keabstrakan dari objek matematika sulit dihafalkan. Untuk memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak dibutuhkan keaktifan siswa dalam pembelajarannya. Hermawan (2007: 83) keaktifan siswa dalam belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip belajar matematika yang tertuang pada NCTM dalam utami (2009: 2) adalah “ Student must learn mathematics with understanding actively building new knowledge from experience and prior knowledge”. Namun pada kenyataannya di SMA Negeri 1 Turen pembelajaran matematika masih menempatkan siswa sebagai peserta didik yang sifatnya pasif. Cara belajar seperti inilah yang menyebabkan siswa sulit memahami konsep matematika, sehingga siswa yang tidak dapat memahami konsep matematika akan menarik diri ketika diskusi dan kelas didominasi hanya oleh beberapa siswa saja. Sehingga banyak siswa yang tidak menyukai matematika dan menganggap matematika membosankan dan menakutkan. Hal ini disebabkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa yang rendah. Untuk merubah kedua anggapan itu dibutuhkan pembelajaran matematika yang dapat melibatkan semua siswa secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Chotimah (2010: 269) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.Berdasarkan pendapat tersebut , TGT memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk belajar secara aktif . Adanya tahap turnament pada

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

*Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang

**Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

XI IPS 2 SMANEGERI1TURENPADA POKOK BAHASAN

TURUNANDENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETEAMS

GAMES TURNAMENT (TGT)

Denis Puranama Sari*, Rustanto Rahardi**

Universitas Negeri Malang

Email: [email protected], [email protected]

Abstract: This research describes the process of improving students’ level of

activity and learning outcomes in XI IPS 2 class SMA Negeri 1 Turen in the

topic of integral, algebra function, by applying cooperative learning method,

Team Game Tournament (TGT). Data is taken by test, observation. TGT method

is applied through 5 phases; 1) class presentation, when the teacher explains the

outline of the materials and allows the students to do the guided exercises, 2)

team, which means creating groups that each consists of 4-5 students with

heterogeneous ability, 3) game, is when the students discuss the group worksheet

and presents the results of the discussion, 4) tournament, is when students in

similar ability level are doing quiz, and 5) group appreciation.

Keywords : Activity, learning outcomes, improving activity, improving learning

outcomes, Team Game Tournament (TGT)

Matematika sebagai bagian dari pengetahuan, memiliki ciri dan

karakteristik tertentu yang salah satu ciri dari matematika adalah objeknya bersifat

abstrak (Hudojo, 2003: 145). Turunan merupakan salah satu objek matematika

yang bersifat abstrak. Keabstrakan dari objek matematika sulit dihafalkan. Untuk

memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak dibutuhkan

keaktifan siswa dalam pembelajarannya. Hermawan (2007: 83) keaktifan siswa

dalam belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka

sendiri, mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu

yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Prinsip belajar matematika yang tertuang pada NCTM dalam utami (2009:

2) adalah “ Student must learn mathematics with understanding actively building

new knowledge from experience and prior knowledge”. Namun pada

kenyataannya di SMA Negeri 1 Turen pembelajaran matematika masih

menempatkan siswa sebagai peserta didik yang sifatnya pasif. Cara belajar seperti

inilah yang menyebabkan siswa sulit memahami konsep matematika, sehingga

siswa yang tidak dapat memahami konsep matematika akan menarik diri ketika

diskusi dan kelas didominasi hanya oleh beberapa siswa saja. Sehingga banyak

siswa yang tidak menyukai matematika dan menganggap matematika

membosankan dan menakutkan. Hal ini disebabkan pemahaman konsep dan hasil

belajar siswa yang rendah.

Untuk merubah kedua anggapan itu dibutuhkan pembelajaran matematika

yang dapat melibatkan semua siswa secara aktif dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Chotimah (2010: 269) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan

status.Berdasarkan pendapat tersebut, TGT memberikan kesempatan yang sama

kepada semua siswa untuk belajar secara aktif . Adanya tahap turnament pada

Page 2: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

pembelajaran kooperatif tipe ini, memberikan suatu metode berlatih soal yang

baru terhadap siswa. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam

pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan dan keterlibatan

belajar (Chotimah, 2010: 269) .

Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 2dari hasil wawancara dengan

guru matapelajaran matematika, di kelas tersebut siswanya memiliki kemampuan

yang heterogen. Selain itu berdasarkan hasil observasi awal, ketika pembelajaran

kelas ini didominasi oleh beberapa siswa saja. Pembentukan kelompok pada

pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas 4-5 siswa yang anggotanya

heterogen dilihat dari prestrasi akdemik, jenis kelamin dan ras (Chotimah, 2010:

271). Hal inilah yang menjadi salah satu alasan peneliti memilih model

pembelajaran koopertif tipe TGT daripada model pembelajaran kooperatif yang

lain. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe teams games turnamen

(TGT) diharapkan semua siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Pada tahap

belajar tim siswa yang berkemampuan lebih tinggi diharapkan dapat membantu

siswa yang berkemampuan lebih rendah dalam pemahaman konsep, sehingga

siswa yang berkemampuan rendah tidak menarik diri ketika pembelajaran dan

hasil belajarnya meningkat.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Turen pada pokok

bahasan Turunan dengan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament

(TGT) dan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas

XI IPS 2 SMA Negeri 1 Turen pada pokok bahasan Turunan.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berusaha

mendeskripsikan pembelajaran turunan dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada

penelitian ini kehadiran peneliti sebagai instrument utama. Peneliti sebagai

perancang, pelaksanaan, pengumpul data, penganalisis data, penafsir data sampai

pelapor hasil.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPS 2 SMA

Negeri 1 Turen sebagai sumber data primer karena siswa tersebut yang akan

melaksanakan proses dan juga memperlihatkan perubahan yang terjadi akibat

tindakan. Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Turen, yang berjumlah 34 siswa

yang terdiri atas 14 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Peneliti sebagai guru

juga berperan sebagai sumber data primer. Selain itu sumber data juga diperolah

dari hasil pengamatan yang ditulis pada lembar observasi. Data yang didapatkan

dari penelitian ini yaitu data tentang proses pembelajaran, data ini menjelaskan

tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi,

wawancara dan catatan lapangan.

Page 3: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

Data yang dianalisis adalah keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa.

Adapun analisisnya sebagai berikut:

1. Keaktifan belajar siswa

Keaktifan belajar siswa diobservasi dengan lembar observasi keaktifan

belajar siswa yang berisi indikator keaktifan yang harus dicapai siswa. Penilaian

pada lembar observasi ini adalah dengan menentukan persentase keatifan setiap

siswa. Persentase keaktifan Siswa (PKS) diperoleh dengan rumus

𝑃𝐾𝑆 = jumlah indikator yang terpenuhi

jumlah indikator keselur uhan𝑥 100% (Diadobsi dari Utami, 2011)

Tabel 1 Kriteria keaktifan Siswa

Indikator keaktifan yang harus dicapai siswa antara lain 1)

memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, 2) menjawab pertanyaan

guru, 3) mengajukan pertanyaan kepada guru dan siswa lain, 4) mencatat

penjelasan guru dan hasil diskusi, 5) membaca materi, 6) memberikan pendapat

ketika diskusi, 7) mendengarkan pendapat teman, 8) memberikan tanggapan, 9)

berlatih menyelesaikan latihan soal, 11) berani mempresentasikan hasil diskusi,

12) mampu memecahkan masalah ketika turnamen, dan 13) berminat mengikuti

turnamen.

2. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan tingkat pemahaman kognitifnya

yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan evaluasi. Hasil

kognitif siswa ditentukan dari skor perolehan dari hasil pengerjaan soal test pada

masing-masing siklus. Perhitungan skor kognitif (SK) setiap siswa menggunakan

rumus sebagai berikut:

𝑆𝐾 =𝑠𝑘𝑜𝑟𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑥 100

Tabel 3 Kriteria tingkat pencapaian hasil belajar matematika

Persentase Kategori

75% < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 100% Sangat baik.

50 % < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 75% Baik

25% < 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 50 % Cukup

0 ≤ 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≤ 25% Kurang

Skor kognitif Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 baik

41-60 Cukup baik

21-40 Kurang baik

00-20 Tidak baik

Page 4: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah jika minimal 75% siswanya

aktif, siswa dikatakan aktif jika persentase keaktifan siswa 𝑃𝐾𝑆 > 50%. Selain

itu jika rata-rata hasil belajar siswa lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa

pada tes sebelumnya dan minimal 75% siswanya mencapai nilai SKBM (minimal

75).

HASIL

SIKLUS I

Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti berdiskusi dengan guru matapelajaran

matematika mengenai materi yang akan diajarkan, menyusun RPP dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan materi turunan fungsi aljabar,

menyusun LKK, menyusun perlengkapan turnamen, menyusun soal tes dan rubrik

penilaiannya, menyusun kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa secara heterogen,

menyusun lembar observasi keaktifan siswa dan keterlaksanaan pembelajaran,

serta menyusun pedoman penskoran. Selain itu dilakukan validasi untuk

instrument pembelajaran dan instrument penelitian. validasi ini dilakukan oleh

dosen jurusan matematika UM.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan,

yaitu pada tanggal 26 maret, 2 april dan 3 april 2013. Pelaksanaan pembelajaran

dalam setiap pertemuan disesuaikan dengan RPP yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada pelaksanaannya, peneliti bertindak

sebagai guru dengan dibantu oleh 3 observer, yaitu 1 guru mata pelajaran

matematika dan 2 teman sejawat.

Observasi

Observasi keterlaksanaan pembelajaran

Tabel 4Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran

Pertemuan Ke- Observer Persentase Kategori

1 I 83% Sangat baik

II 79% Sangat baik

2 I 90% Sangat baik

II 83% Sangat baik

3 I 89% Sangat baik

II 78% Sangat baik

Rata-rata 83,67% Sangat baik

Dari tabel 4terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Teams Games Turnament)yang diadakan peneliti menghasilkan persentase

rata-rata(RP)83,67%. Hal ini berarti keterlaksanaan pembelajaran TGT tersebut

masuk dalam kategori “Sangat baik”. Sehingga peneliti berhasil menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan tepat.

Page 5: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

Observasi keaktifan siswa

Hasil observasi terhadap keaktifan siswa selama pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Teams Games Turnament ) adalah dari 34 siswa terdapat 6 siswa

yang kriteria keaktifannya cukup, 27 siswa yang kriteria keaktifannya

baik, dan 1 siswa yang kriteria keaktifannya sangat baik. Hal ini berarti

terdapat 79, 41% siswanya aktif sehingga kelas XI IPS 2 dapat dikatakan

aktif. Rata-rata keaktifan siswa kelas XI IPS 2 adalah 59,41% dan

termasuk dalam kategori baik.

Observasi Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa siklus I diperoleh dari nilai tes I. Tes I diadakan pada

pertemuan ketiga, hari Rabu, 3 April 2013 dengan alokasi waktu 45 menit. Hasil

belajar siswa pada tes I menunjukkan terdapat 10 siswa yang nilainya ≥ 75 dan 24

siswa yang nilainya dibawah 75. Persentase banyaknya siswa yang mencapai nilai

SKBM (≥ 75) adalah 29,42%. Persentase ini menunjukkan bahwa jumlah siswa

yang mencapai nilai SKBM kurang dari 75%, sehingga pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I dikatakan kurang berhasil.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes I diketahui bahwa masih banyak

kendala yang dihadapi dalam siklus I antaranya: (1) siswa kurang dapat

memahami materi sebelumnya yang berhubungan dengan turunan, (2) kurangnya

jumlah LKK yang dibagikan guru pada tiap kelompok, (3) penempatan siswa pada

meja turnamen yang kurang merata, (4) siswa tidak terbiasa dengan diskusi

kelompok, (5) sebagian besar siswa tidak memperhatikan presentasi jawaban

temannya di depan kelas, (6) turnamen kurang berjalan lancar karena masih

banyak siswa yang tidak memahami aturan mainnya. Kendala-kendala pada siklus

I ini perlu dilakukan perbaikan yang diperlukan diantaranya: (1) memberikan

penjelasan dan latihan soal yang berkaitan dengan materi sebelumnya, (2)

membagikan LKK sejumlah anggota kelompoknya, (3) menempatkan perwakilan

setiap kelompok disetiap tingkatan soal, (4) memberikan bimbingan ketika diskusi

kelompok, (5) memberikan masukkan kepada siswa mengenai tujuan dan

pentingnya diadakan presentasi jawaban oleh teman sebaya, (6) membagikan

lembar aturan turnamen di setiap meja turnamen.

SIKLUS II

Perencanaan

Tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Materi yang

dibahas samadengan materi turunan pada siklus I yaitu mengenai turunan fungsi

aljabar. Tindakan yang direncanakan, yaitu menyusun RPP model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dalam 2 x pertemuan, menyusun LKK, perlengkapan

turnamen, dan soal tes II, membagi siswa dalam kelompok yang terdiri atas 4-5

siswa secara heterogen sesuai nilai tes I dan mengkonsultasikan RPP, LKK, dan

soal tes II kepada dosen pembimbing.

Page 6: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan,

yaitu pada hari Selasa, tanggal 9 dan 23 April 2013. Pelaksanaan pembelajaran

dalam setiap pertemuan disesuaikan dengan RPP yang menggunakan model

pembelajaran kooperatiftipe TGT. Pada pelaksanaannya, peneliti bertindak

sebagai guru dengan dibantu oleh 3 observer, yaitu 1 guru mata pelajaran

matematika dan 2 teman sejawat.

Observasi

Observasi keterlaksanaan pembelajaran Tabel5Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II

Pertemuan Ke- Observer Persentase Kategori

1 I 92,3% Sangat Baik

II 88,9% Sangat Baik

2 I 87,2% Sangat Baik

II 88,9% Sangat Baik

Rata-rata 89, 32 % Sangat Baik

Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Turnament)yang diadakan peneliti

menghasilkan persentase rata-rata(RP)89,32 %. Hal ini berarti keterlaksanaan

pembelajaran TGT tersebut masuk dalam kategori “Sangat baik”. Sehingga

peneliti berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan tepat.

Observasi Keaktifan siswa

Siswa kelas XI IPS 2 berjumlah 34 siswa, tetapi ketika pembelajaran yang

dilaksanakan pada tanggal 9 April 2013 ada 3 siswa yang keaktifannya nol hal ini

dikarenakan siswa tersebut tidak mengikuti pembelajaran. Dari 31 siswa yang

hadir terdapat 26 siswa yang kriteria keaktifannya baik, dan 5 siswa yang kriteria

keaktifannya sangat baik. Hal ini berarti 100% siswanya aktif, sehingga kelas XI

IPS 2 dapat dikatakan aktif.

Observasi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa siklus II meliputi hasil belajar koginitif berupa hasil tes

II. Tes II diadakan pada pertemuan kedua hari Selasa, 23 April 2013 dengan

alokasi waktu 45 menit. Hasil belajar siswa pada tes II menunjukkan terdapat 28

siswa yang nilainya ≥ 75 dan 6 siswa yang nilainya dibawah 75. Sehingga

persentase banyaknya siswa yang tuntas (nilai minimal 75) dalam mengerjakan

soal tes II adalah 82,35%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 80,41.

Hal ini berartipelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II

dikatakan berhasil dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi siklus II diketahui bahwa kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa tergolong baik dan sesuai

dengan RPP. Kegiatansiswa yang baik ini terlihat dari semua siswa telah lebih

Page 7: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

aktif berdiskusi bersama kelompoknya tanpa banyak bimbingan dari guru dan

siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lain jika belum

memahami materi.

Pada pembelajaran siklus II seluruh siswa telah dapat dikatakan aktif dan

terdapat 82,35% dari 34 siswa yang nilai tes II ≥ 75 (tuntas). Hal ini menunjukkan

bahwa indikator keberhasilan penelitian yang telah ditentukan sudah dapat

tercapai. Oleh karenanya itu pemberian tindakan dikatakan telah berhasil dan

dihentikan.

PEMBAHASAN

Keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan turnamen

akademik, menggunakan kuis-kuis, sistem skor kemajuan individudimana para

siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja

akademik sebelumnya setara seperti mereka (Slavin: 2005, 163). Langkah-

langkah dari model TGT adalah presentasi kelas, tim, game, turnamen dan

rekognisi tim. Pada siklus I, sebelum melakukan pembelajaran model TGT di

kelas XI IPS 2 peneliti membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil secara

heterogen sesuai hasil nilai ulangan harian materi limit. Masing-masing kelompok

terdiri atas 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan

hasil pembagian kelompok ini, maka pada saat pembelajaran terdapat 8 kelompok.

Pembagian kelompok dimaksudkan agar siswa dapat berbagi informasi

atau pengetahuan dengan cara berdiskusi dan saling bekerja sama dalam satu

kelompok. Hal itu berakibat siswa dapat dengan mudah mengikuti pembelajaran

sehingga tujuan belajar akan tercapai secara maksimal. Hal ini sejalan dengan

pendapat Widyantini (2006:3) bahwa pembelajaran kooperatif mengutamakan

kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan

dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dibentuk

tim adalah untuk mempersiapkan setiap anggota tim dalam mengikuti turnamen.

Langkah selanjutnya adalah siswa mendiskusikan LKK yang dibagikan

oleh guru dengan teman sekelompoknya. Siswa mendiskusikan no soal yang

disebutkan oleh guru di depan kelas, bagi kelompok yang selesai lebih dulu

mempresentasikan jawaban di depan kelas dan mendapatkan skor game. Kegiatan

ini dilakukan hingga soal dalam LKK telah selesai dikerjakan semua. Setelah

game usai, guru mengumumkan pembagian penempatan meja turnamen dan

mempersilahkan siswa untuk menuju meja turnamen serta menjelaskan aturan

turnamen.

Adanya permainan akademik pada tahap game dan turnamen, membuat

siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran dan menciptakan situasi persaingan

atau kompetisi. Suasana pembelajaran seperti ini meningkatkan motivasi siswa.

Hal ini sesuai pernyataan sutikno (2007) yang menyebutkan salah satu cara

meningkatkan motivasi siswa adalah dengan cara pembuatan situasi persaingan

Page 8: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

atau kompetisi. Setelah siswa termotivasi maka secara tidak langsung siswa akan

aktif mengikuti pembelajaran guna mencapai peningkatan hasil belajar.

Keaktifan Siswa

Menurut pandangan ilmu jiwa modern dalam Sardiman (2011, 99),

menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan

energi sendiri. Oleh karena itu secara alami siswa juga bisa menjadi aktif, karena

adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Motivasi

merupakan kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk aktif melakukan suatu

aktivitas demi tercapai apa yang ia harapkan.Oleh karena itusebelum

meningkatkan keaktifan siswa, guru harus dapat meningkatkan motivasi siswa.

Salah satu cara meningkatkan motivasi siswa menurut Sutikno (2007) yaitu

menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan metode

pembelajaran yang bervariasi tidak membuat siswa bosan dalam belajar. Model

pembelajaran tersebut salah satunya Team Game Turnamen (TGT). Aktivitas

belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe

TGT memungkinkan siswa belajar dalam kondisi yang lebih rileks sehingga siswa

tidak merasa bosan (Chotimah, 2010: 269). Selain itu pembelajaran kooperatif

tipe TGT juga melibatkan seluruh siswa tanpa ada perbedaan status dalam belajar

dan menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, serta persaingan yang sehat.

Dengan adanya persaingan dan kondisi belajar yang rileks diharap siswa

termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran matematika.Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajar Dhilmaya bahwa

pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Ketika motivasi belajar siswa meningkat berarti keaktifan belajar siswa juga

mengalami peningkatan. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran kooperatif

tipe TGT juga dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya

pembelajaran kooperatif tipe TGT, keaktifan belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA

Negeri 1 Turen mengalami peningkatan. Perubahan tersebut antara lain: a) siswa

mau memperhatikan penjelasan guru, b) siswa mau bertanya pada teman atau guru

jika mengalami kesulitan, c) siswa aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, d)

siswa mau mengeluarkan pendapatnya, e) siswa memperhatikan temannya yang

mepresentasikan jawabannya di depan kelas, f) siswa aktif memberikan tanggapan

atas jawaban temannya, g) siswa fokus pada tugas yang diberikan guru sehingga

tidak melakukan pekerjaan lain, seperti bermain atau bersenda gurau dengan

temannya.

Pada siklus I Dari 34 siswa terdapat 6 siswa yang kriteria keaktifannya cukup,

27 siswa yang kriteria keaktifannya baik, dan 1 siswa yang kriteria keaktifannya

sangat baik. Hal ini berarti terdapat 79, 41% siswa yang kriteria keaktifannya baik

dan sangat baik, sehingga kelas XI IPS 2 dapat dikatakan aktif. Rata-rata

keaktifan siswa kelas XI IPS 2 adalah 59,41% dan termasuk dalam kategori baik.

Pada siklus II semua siswa keaktifannya termasuk dalam kriteria baik dan sangat

baik, sehingga kelas XI IPS 2 dapat dikatakan aktif. Rata-rata keaktifan siswa

kelas XI IPS 2 adalah 68% dan termasuk dalam kategori baik. Sehingga rata-rata

keaktifan belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 8, 95%

dibandingkan rata-rata keaktifan belajar siswa pada siklus I.

Page 9: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

Hasil Belajar Siswa

Menurut Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimilki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar akan

mencerminkan kemampuan siswa dalam mencapai suatu kompetensi dasar. Hasil

belajar berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai

oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang telah dilakukan, sesuai

dengan kompetensi dasar dan materi yang dikaji. Hasil belajar siswa dapat

diketahui karena adanya penilaian yang dilakukan guru.

Teknik menentukan nilai yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan aspek

yang ingin dinilai baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penilaian ini

dapat dilakukan melalui tes atau bukan tes. Aspek kuantitatif yang dinilai dalam

pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat berupa hasil tes. Tes pada umumnya

digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar kognitif yang berkaitan

dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pengajaran. Aspek kualitatif

dapat dinilai dari keaktifan siswa. Penilain aspek kualitatif dapat dilakukan

dengan memasukkan subjek penilaian kedalam kategori-kategori yang telah

ditetapkan.

Menurut Slavin (2010: 4) salah satu alasan yang membuat pembelajaran

kooperatif memasuki jalur utama pendidikan adalah penilitian dasar yang

mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapai

hasil belajar siswa. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Team Game

Turnamen (TGT). Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang melibatkan seluruh siswa tanpa adanya perbedaan

status, melibatkan peserta didik sebagai tutor sebaya, mengandung unsur

permainan dan reinforcement.

Dengan adanya tutor teman sebaya pada tahap tim siswa yang berkemampuan

lebih tinggi diharapkan dapat membantu siswa yang berkemampuan lebih rendah

dalam pemahaman konsep sehingga hasil belajar siswa tersebut mengalami

peningkatan. Sedangkan manfaat adanya tutor teman sebaya bagi siswa yang

berkemampuan lebih tinggi adalah lebih mudah dalam mengembangkan

pengetahuan yang telah didapat. Sehingga dengan pembelajaran kooperatif tipe

TGT diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar matematika siswa dalam penelitian ini

ditunjukkan oleh nilai tes siswa setelah proses pembelajaran pada akhir siklus.

Hasil belajar matematika siswa dikatakan meningkat jika nilai tes I lebih tinggi

dari nilai tes materi sebelumnya, nilai tes II lebih tinggi dari nilai tes I serta

minimal 75% dari banyaknya siswa mencapai SKBM ( ≥ 75). Hasil tes I

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 53,29. Nilai tertinggi pada tes

I ini adalah 82 dan nilai terendah adalah 27. Pada siklus I ini presentase

ketuntasan belajar matematika secara klasikal adalah 29,42% (10 siswa dari 34

siswa).

Hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 yang masih rendah bertolak belakang

dengan keaktifan siswa. Padahal sebagian besar siswa selama pembelajaran telah

dapat dikatakan aktif tetapi memperoleh hasil belajar yang rendah. Hasil belajar

siswa yang rendah diakibatkan keaktifan belajar siswa yang kurang efektif.

Ketidak efektifan ini disebabkan selama proses pembelajaran siswa hanya aktif

Page 10: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

secara fisik saja. Sehingga tidak ada keserasian antara aktivitas fisik dan aktivitas

mental. Sebagai contoh secara fisik siswa sedang memperhatikan penjelasan guru,

mencatat materi atau membaca buku tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya

tidak tertuju pada materi yang pelajari. Hal ini bertentangan dengan maksud dari

keaktifan belajar itu sendiri. Keaktifan belajar adalah keaktifan fisik maupun

mental. Dalam kegiatan belajar kedua keaktifan itu harus selalu berkaitan

(Sardiman, 2011: 100).

Hasil tes II pembelajaran matematika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT menunjukkan rata-rata nilai siswa meningkat

dari tes I menjadi 80,41. Nilai tertinggi pada tes II ini adalah 100 dan nilai

terendah adalah 46. Pada siklus II ini persentase ketuntasan belajar matematika

secara klasikal adalah 82,35% (28 siswa dari 34 siswa). Hal ini berarti

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II dikatakan berhasil

KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

koopertif tipe TGT yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa

dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu 1) presentasi kelas, guru menjelaskan materi

secara garis besar dan memberikan praktik terbimbing kepada siswa 2) tim,

membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang

heterogen, 3) game, siswa mendiskusikan lembar kerja kelompok dan

mempresentasikan hasil diskusi, 4) turnamen, siswa dengan kemampuan sama

disetiap meja turnamen mengerjakan soal kuis, dan 5) penghargaan kelompok.

Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuanan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pada siklus 1 terdapat 79,

41% siswa yang keaktifanya termasuk dalam kriteria baik dan sangat baik.

Berdasarkan kriteria keberhasilan penelitian, maka kelas XI IPS 2 dapat dikatakan

aktif. Walaupun demikian hasil belajar siswa masih rendah. Dari 34 siswa hanya

29,42% siswa yang dapat mencapai nilai SKBM. Hasil belajar yang masih rendah

ini disebabkan karena keaktifan siswa yang kurang efektif, siswa hanya aktif

secara fisik tanpa melibatkan keaktifan mentalnya.

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Hasil penelitian pada

siklus II menunjukkan terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal

ini dapat dilihat selama proses pembelajaran keaktifan semua siswa termasuk

dalam kriteria baik dan sangat baik, sehingga kelas XI IPS 2 dapat dikatakan aktif.

Dari 34 siswa terdapat 82,35% siswa yang medapat mencapai nilai SKBM.

Berdasarkan kriteria keberhasilan penelitian, maka proses pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus II dapat dikatakan berhasil dan mencapai ketuntasan

belajar secara klasikal.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian tindakan kelas

ini maka disarankan sebagai berikut: (1) guru dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT(Team Game Turnament ) sebagai salah satu

alternatif strategi pembelajaran di kelas, (2) guru dapat mencoba menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGTpada pokok bahasan lain untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika, (3) penerapan model

Page 11: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

pembelajarankooperatif tipe TGT memerlukan waktu yang cukup banyak,

sehingga guru harus mampu mengorganisasikan waktu dengan baik, (4) dalam

pembelajaran guru harus dapat memberikan motivasi kepada siswa agar siswa

lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan siswa lebih efektif.

DAFTAR RUJUKAN

Chotimah. 2010. Metode Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung: Rineka Cipta.

Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika. Malang: IMSTEP JICA-FMIPA UM.

Kahfi, M. S. 2003. Mengembangkan Scenario Pembelajaran Matematika Berbasis

Kompetensi (Contoh-contoh Model). Malang: UniversitasNegeri Malang.

Khilmi, Faiqul. 2005. Penerapan Pembelajaran Konstektual untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X4 Semester I SMAN I Sedayu

Gresik. Skripsitidakditerbitkan. Malang: UM..

Sanjaya, Wina. 2009. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: KencanaPrenada Media

Grup.

Sardiman, M. A. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

GrafindoPersada.

Slavin, Robert E. 2005.CooperativeLearning, Teori, Riset, dan Praktik.

TerjemahanolehNarulitaYusron. 2010. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, N. 2010.PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT

RemajaRosdakarya.

Sutikno,S.2007.PeranPenelitidalamMembangkitkanMotivasiBelajarSiswa.(Online

), http://bruderfic.or.id/,diakses 15 Juni 2010.

UniversitasNegeri Malang.2010. PedomanPenulisanKaryaIlmiah Edisi ke-5.

Malang: UniversitasNegeri Malang.

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kooperatif. Makalah disajikan dalam Penulisan Modul Paket Pembinaan

penataran. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat

Pengembangan dan penataran Guru Matematika.

Wijaya, Djaja&Rusyan.1988. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan

Pengajaran. Bandung: RemajaRosdakarya.

Page 12: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel3AE82C0B256A1626C... · memahami objek atau konsep matematika yang bersifat abstrak ... siswa

Artikel Ilmiah oleh Denis Purnama Sari ini

telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Malang, Juli 2013

Pembimbing

Drs. Rustanto Rahardi, M.Si

NIP 19630502 199100 1001

Penulis

Denis Purnama Sari

NIM 109311422591