Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
ARGUMENTASI MELALUI METODE SELF – EDIT
PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 BANTAENG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
MIRWAN SUARDI
10533 5981 09
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi melalui
Metode Self-Edit pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng.
Nama : MIRWAN SUARDI
Nim : 10533 5981 09
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini telah memenuhi syarat untuk di
pertanggungjawabkan di hadapan penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, April 2014
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Tjodding S.B,M.Pd. Tarman S.Pd., M.Pd.
Diketahui,
Dekan FKIP Unismuh Makassar
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum
NBM. 858 625
Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Munirah, M. Pd
NBM. 769515
iv
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi melalui
Metode Self-Edit pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng.
Nama : MIRWAN SUARDI
Nim : 10533 5981 09
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Setelah diperiksa dan diteliti, skripsi ini telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.
Makassar, April 2014
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Tjodding S.B,M.Pd. Tarman S.Pd., M.Pd.
Diketahui:
Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan
Unismuh Makassar Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Dra. Munirah, M.Pd
NBM. 85862 NBM. 951576
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................v
SURAT PERJANJIAN PENULIS ................................................................... vi
MOTO ............................................................................................................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ...........................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................5
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS ........ 7
A. Kajian Pustaka ....................................................................................... 7
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 26
xiii
C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 29
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29
B. Subjek dan Lokasi Penelitian ............................................................... 29
C. Faktor Yang Diteliti ............................................................................ 30
D. Prosedur Penelitian............................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36
F. Intrumen Penelitian..............................................................................37
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 37
H. Indikator Keberhasilan .........................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………..39
A. Hasil Penelitian…...…………………………………………………..39
B. Pembahasan ………………………………………………………….56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………61
A. Simpulan ……………………………………………………………...61
B. Saran…………………………………………………………………..61
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..62
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
Kabupaten Bantaeng pada siklus I .......................................................... 41
4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
kabupaten Bantaeng .................................................................................................... 43
4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Menulis
karangan argumentasi pada siswa Kelas IX SMp Negeri 2 Bantaeng
kabupaten Bantaeng pada siklus I ........................................................... 44
4.4 Deskripsi Ketuntasan hasil Belajar Siswa Siklus I ................................. 45
4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ................................................. 46
4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
Kabupaten Bantaeng pada siklus II ...................................................................... 50
4.7 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
pada Siklus II .......................................................................................... 52
4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Menulis
karangan argumentasi pada siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
kabupaten Bantaeng pada siklus II .......................................................... 53
4.9 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ............................................ 53
4.10 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ................................. 54
4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................................... 55
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan Kerangka Pikir………………………………………… 27
Bagan Prosedur Penelitian……………………………………. 31
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
4.1 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Menulis karangan argumentasi siswa
kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaeng Siklus I ............ 45
4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Menulis karangan argumentasi siswa
kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaeng siklus II............. 54
4.3 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Karangan
Argumentasi siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten
Bantaeng Siklus I dan II ......................................................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan
berkembang serta meningkatnya kemampuan siswa, situasi, kondisi
lingkungan, pengaruh informasi maupun kebudayaan, serta berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Permasalahan pendidikan terjadi dalam
semua mata pelajaran tidak terkecuali pembelajaran bahasa Indonesia.
Permasalahan pendidikan terkait dengan peningkatan kemampuan
berkomunikasi siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi. Bahasa Indonesia
merupakan alat komunikasi untuk menyebarluaskan informasi tentang
kegiatan ilmiah dalam berbagai bidang ilmu, baik ilmu-ilmu sosial,
kemanuasiaan, sains, maupun teknologi . Kemampuan dikembangkan dalam
pembelajaran bahasa adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir,
menilai, serta mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu
dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, maupun penggunaan.
Salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah
agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir serta berbahasa. Kebiasaan
seseorang berpikir logis akan sangat membantu dalam pengajaran bahasa.
Tarigan (1981 : 1) mengatakan ”dalam pengajaran bahasa dikenal adanya
empat keterampilan berbahasa yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan
1
2
mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, serta
keterampilan menulis”.
Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh
dipisah-pisahkan, harus dikuasai apabila ingin benar-benar menguasai bahasa
itu sendiri, karena setiap keterampilan erat sekali berhubungannya dengan
proses berpikir sebagai dasar bahasa. Keterampilan senantiasa harus diasah
serta dilatih untuk dapat menjadi keahlian.
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untk membina anak atau peserta
didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam
menjalani kehidupan. Oleh karena itu, suatu proses pendidikan dan
pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik memperoleh perubahan
kearah yang lebih baik dalam menambahkan pengetahuan, perubahan
penguasaan keterampilan dan perubahan positif menuju pendewasaan sikap
atau perilaku.
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa, Chaer (1995:1) menjelaskan
sebagai berikut.
Pembelajaran bahasa sebagai salah satu masalah kompleks manusia,
selain berkenaan dengan masalah bahasa juga berkenaan dengan masalah
kegiatan berbahasa. Sedangkan kegiatan berbahasa itu bukan hanya
berlangsung secara mekanistik, tetapi juga berlangsung secara mentalistik.
Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dengan proses atau kegiatan
mental.
3
Keempat keterampilan berbahasa saling berhubungan, tidak dapat
dipisah-pisahkan serta harus dikuasai apabila ingin benar-benar menguasai
bahasa itu sendiri, karena setiap aspek keterampilan berbahasa erat sekali
hubungannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Tarigan
(1981:10) mengatakan “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya”.
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan grafik tersebut. Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan
ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis
sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Intinya menulis
adalah aktivitas komunikasi dengan menggunakan media tulisan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa mengarang pada hakikatnya adalah
mengungkapkan atau menyampaikan gagasan, informasi, atau pengalaman
melalui bahasa tulis. Pengungkapan atau penyampaian gagasan ini dapat
diwujudkan melalui berbagai unsur bahasa. Gagasan dapat diungkapkan
melalui kata atau kalimat. Ada gagasan diungkapkan dengan paragraf.
Bahkan, gagasan yang lengkap diwujudkan melalui karangan utuh.
Seperti dikemukakan di atas, gagasan dapat diungkapkan melalui
bentuk paragraf atau karangan utuh. Penyampaian gagasan melalui karangan
4
dapat dibedakan atas berbagai macam berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai penulisnya. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh penulisnya,
kita mengenal karangan diantaranya argumentasi. Jenis karangan
argumentasi tentu tidak asing bagi kita.
Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 2 Bantaeng tentang
menulis karangan argumentasi, maka perlu diadakan pembinaan dan
pengembangan terhadap bahasa Indonesia. Karena hasil yang ditemukan dari
siswa SMP Negeri 2 Bantaeng tentang menulis karangan argumentasi masih
banyak siswa yang kurang memahami tata cara penulisan sebuah karangan
argumentasi yang baik dan benar. Hal itu disebabkan karena kurangnya
latihan, kerjasama, strategi pengajaran yang belum efektif, kurangnya
motivasi dari guru dan kurikulum yang belum terlalu terpenuhi. Hal itulah
yang menyebabkan rata-rata nilai akhir sebagian besar siswa hanya
memperoleh nilai 6,5.
Jadi dengan diadakannya pembinaan dan pengembangan,siswa akan
mampu mengalami peningkatan, maka bahasa indonesia diSMP Negeri 2
Bantaeng akan berkembang, karena tampa adanya pembinaan dan
pengembangan tersebut bahasa Indonesia dikhawatirkan tidak dapat
berkembangkan sesuai fungsi-fungsinya. Salah satu cara dalam melaksanakan
pembinaaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu adalah melalui mata
pelajaran bahasa Indonesia disekolah. Fungsinya adalah sebagai (1) Sarana
pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) Sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka kelestarian
5
dan pengembangan budaya, (3) Sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bebahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni, (4) Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa
Indonesia yang baik untuk berbagai penalaran (Depdikbud, 1993:1).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis termotivasi untuk
memilih judul penelitian “ Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan
Argumentasi Melalui Metode Self-Edit Pada Siswa Kelas IX SMPN 2
Bantaeng”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas tersebut, diketahui banyak faktor yang
mempengaruhi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi
melalui metode self-edit pada siswa kelas IX SMPN 2 Bantaeng, yaitu :
1. Keterampilan menulis siswa sangat rendah.
2. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ; “ Bagaimanakah peningkatan
kemampuan menulis karangan argumentasi melalui metode self-edit pada
siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng ?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan metode self-edit pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng.
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi akademis, sebagai bahan referensi khususnya program studi
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia tentang kondisi objektif hasil
belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan
metode self – edit di Sekolah Menengah Pertama( SMP).
b. Bagi peneliti, sebagai bahan banding atau bahan referensi yang ingin
megkaji permasalahan yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah
wawasan guru tentang metode self – edit sekaligus dijadikan
informasi sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan
kualitas dan pembelajaran menulis di sekolah.
b. Bagi siswa, diharapkan dengan penelitian ini dapat menimbulkan
motivasi belajar sehingga keterampilan menulis siswa dapat
ditingkatkan.
c. Bagi sekolah, diharapkan melalui penelitian ini dapat menjadi
sumbangan bagi sekolah dalam rangka peningkatan keterampilan
menulis siswanya.
d. Bagi peneliti, diharapkan melalui penelitian ini dapat memiliki
kemampuan dan pengetahuan yang luas tentang metode self – edit
serta memiliki keterampilan khusus untuk menerapkannya dalam
proses pembelajaran.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi yang dilakukan, terhadap penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang
dimaksud antara lain: (1) Andrean Perdana (2009) dengan judul “ Upaya
Peningkatan Keterampilam Menulis Karangan Pada Siswa melalui Metode
self – edit ”. Andrean Perdana menemukan bahwa dengan menggunakan
metode self – edit siswa dapat menemukan sendiri kesalahan dalam
bacaan dan siswa dapat terlibat langung dalam proses pembelajaran
sehingga metode self – edit dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis sebuah karangan. (2) Salimuddin (2010) dengan judul “
Kemampuan Mengembangkan Karangan Argumentasi Berdasarkan Teks
Wawancara Oleh Siswa Kelas 1 SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten
Nagan Raya ”. Salimuddin menemukan bahwa berdasarkan teks
wawancara dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan argumentasi. Dengan melihat penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya maka penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan
dengan penelitian sebelumya, perbedaan itu terletak pada sekolah tempat
terlaksanaya penelitian dan penelitian yang dilakukan oleh Salimuddin
7
8
menggunakan metode teks wawancara. Namun kedua penelitian tersebut
memiliki kesamaan dalam aspek menulis karangan argumentasi.
2. Pengertian dan Jenis Karangan
a. Pengertian Karangan
Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata,
kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema
tertentu (Finoza, 2004:192). Pendapat tersebut sama-sama mengacu pada
menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan
aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada
pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang
bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat
memahami apa yang dikomunikasikan penulis.
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat
dengan aktivitas berpikir. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang
sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis
dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis
dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di
samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut
berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan,
pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan
tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan
9
dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan
penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus
saling menunjang. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat
mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis (Semi,
2003:4)
Ada tiga komponen yang tergabung dalam kegiatan menulis, yaitu
(1) penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi sebagai media tulisan,
meliputi: kosakata, diksi, struktur kalimat, paragraf, ejaan, dan sebagainya;
(2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3)
penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi
tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah
komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah,
dan sebagainya.
Bahasa merupakan sarana komunikasi. Penulis harus menguasai
bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa
Indonesia, dia harus menguasai bahasa Indonesia dan mampu
menggunakannya dengan baik dan benar. Menguasai bahasa Indonesia
berarti mengetahui dan dapat menggunakan kaidah-kaidah tata bahasa
Indonesia, serta mengetahui dan dapat menggunakan kosa kata bahasa
Indonesia. Ia juga harus mampu menggunakan ejaan bahasa Indonesia
yang berlaku, yaitu ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Mengacu pada pendapat di atas, mengarang bukan hanya sekedar
menuliskan apa yang diucapkan (membahasatuliskan dari bahasa lisan),
10
tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa,
sehingga terjadi suatu kegiatan komunikasi tidak langsung antara penulis
dan pembaca. Seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis, jika
tujuan penulisannya sama dengan yang dipahami oleh pembaca.
b. Jenis – jenis Karangan
Jenis – jenis karangan terbagi atas 4 ( Hikmat, dkk, 2013 : 88 )
yaitu :
1. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan atau
menyampaikan urutan peristiwa secara kronologis. Kata narasi diambil
dari bahasa Inggris, naration yang bermakna bercerita. Karangan jenis
ini biasa digunakan dalam karya fiksi berupa cerita pendek maupun
novel, bahkan kini mulai tumbuh puisi prosaik. Untuk karya ilmiah,
narasi digunakan dalam penulisan sejarah. Misalnya dalam
menceritakan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI.
2. Karangan Deskripsi
Kata deskripsi merupakan hasil padanan yang diambil dari bahasa
Inggris dengan description yang jika merujuk pada kata kerjanya to
describe melukiskan atau menguraikan. Dengan demikian, Karangan
deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan
sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan,
mengalaminya sendiri. Dalam membuat karangan deskripsi hal yang
11
perlu diperhatikan adalah detail objek yang disampaikan harus tepat
sehingga mampu diterima oleh pembaca. Dalam karya sastra, deskripsi
sangat membantu dalam menguatkan watak tokoh maupun
menggambarkan latar tempat suatu cerita. Adapun dalam karya ilmiah,
deskripsi berguna untuk memberikan analogi ataupun menyampaikan
keadaan faktual suatu objek seperti misalnya kemiskinan di Jakarta
dapat dideskripsikan dengan rumah kumuh yang ada di pinggir sungai
atau di bawah jalan layang.
3. Karangan Eksposisi
Eksposisi merupakan saduran kata exposition yang berasal dari
bahasa inggris. Kata ini bermakna membuka atau memulai. Jenis
karangan eksposisi merupakan jenis karangan yang menjelskan suatu
konsep, menerangkan cara, mengupas, atau menguraikan sesuatu.
Karangan eksposisi digunakan dalam menyampaikan konsep-konsep
ilmiah sehingga sering sekali karangan jenis ini ada dalam surat kabar
yang cenderung dipenuhi hal baru. Selain itu, karangan eksposisi juga
biasa digunakan dalam buku yang menyampaikan tips atau cara.
Misalnya buku masak-memasak, instalasi komputer, pengoprasian
suatu program. Dengan demikian, karangan eksposisi adalah bentuk
karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,
memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
12
4. Karangan Persuasi
Kata persuasi disadur dari kata kerja to persuade yang berasal dari
bahasa Inggris dengan makna menbujuk atau menyarankan. Karangan
persuasi merupakan karangan yang berisi bujukan, rayuan, atau ajakan
kepada pembaca untuk melakukan sesuatu. Dalam karangan persuasi ini
penting menyampaikan bukti yang faktual sehingga pembaca dapat
percaya terhadap gagasan yang disampaikan oleh penulis.
3. Pengertian Karangan Argumentasi
Yang dimaksud karangan argumentasi ialah karangan yang terdiri
atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu
kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk
memberikan alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan. Corak karangan ini termasuk karangan yang
paling sulit untuk dibandingkan dengan corak karangan yang lain. Dalam
hal ini tidak berarti bahwa karangan argumentasi lebih pnting atau lebih
berharga daripada jenis karangan – karangan yang lainnya, tetapi kesulitan
tersebut muncul karena perlu adanya alasan atau bukti yang dapat
menyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan,
pendapat, sikap, dan keyakinan kita. Jadi, pada setiap karangan
argumentasi selalu kita dapati alasan ataupun bantahan yang memperkuat
ataupun menolak sesuatu secara sedimikian rupa guna mempengaruhi
13
keyakinan pembaca sehingga berpihak kepada atau sependapat dengan
penulis.
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan menyakinkan atau
membujuk pembaca tentang pendapat atau penyataan penulis (Semi,
2003:47). Menurut Widyamartaya (1992:9-10), Argumentasi bertujuan
menyampaikan gagasan berupa data, bukti hasil penalaran, dan sebagainya
dengan maksud untuk menyakinkan pembaca tentang kebenaran pendirian
atau kesimpulan pengarang atau untuk memperoleh kesepakatan pembaca
tentang maksud pengarang. Tujuan utama karangan ini adalah untuk
menyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin,
sikap, dan tingkah laku tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas, argumentasi merupakan karangan
yang berusaha menjelaskan suatu masalah dengan menyajikan alasan-
alasan. Ketika mengembangan karangan ini, Penulis harus menganalisis
dan menjelaskan suatu masalah secara terperinci dan mendalam, alasan-
alasan yang dikemukakan harus didukung dengan bukti-bukti yang
menyakinkan. Dengan kata lain, argumen adalah suatu proses benalar.
Pengarang dapat dapat menggunakan penalarannya dengan metode
deduktif induktif. Deduktif merupakan metode benalar yang bergerak dari
hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal atau pernyataan yang bersifat
khusus. Sebaliknya, induktif adalah metode benalar yang dimulai dengan
mengemukakan penyatan yang bersifat khusus kemudian diiringi dengan
kesimpulan umum. Pengarang dapat mengajukan penalarannya
14
berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat ke sebab, sebab ke akibat, dan
pola-pola deduktif ke induktif.
4. Ciri – ciri Karangan Argumentasi
a. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin
b. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar / grafik, dan lain –
lain.
c. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
d. Penutup berupa kesimpulan.
e. Mengandung data atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Penjelasannya disampaikan secara logis.
5. Langkah – langkah Menulis Karangan Argumentasi
Dalam menulis karangan argumentasi, kita harus bertumpuan pada
langkah – langkah penulisan karangan argumentasi yang telah disediakan
sebagai persyaratan dari karangan argumentasi yang baik, berikut langkah
– langkah penulisan karangan argumentasi :
a. Menentukan topik..
b. Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
c. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih.
d. Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.
Contoh tema / topik yang tepat untuk argumentasi :
a. Disiplin kunci sukses berwirausaha,
b. Teknologi komunikasi harus segera dikuasai,
c. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial.
15
Contoh karangan argumentasi :
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena
dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan
dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai
dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab,
berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini
sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang
lebih-lebih bidang pendidikan.
6. Teknik Pengembangan Argumentasi
Karangan argumentasi sering dikembangkan dengan pemaparan
hal – hal yang khusus untuk mencapai suatu generalisasi, dan kadang –
kadang juga dibangun mulai dari pemaparan gneral ( umum ) ke
pemaparan hal – hal yang khusus. Oleh karena itu, kita mengenal duua
teknik pengembangan argumentasi yang dapat dipilih yaitu : ( 1 ) teknik
induktif, dan ( 2 ) teknik deduktif.Teknik induksi ada tiga macam, yaitu:( a
) generalisasi, ( b ) analogi, dan ( c ) hubungan sebab – akibat.
Pengertian :
a. Teknik Induktif adalah teknik yang didasarkan pada pengamatan
langsung atas bukti nyata dan disempurnakan dengan kesimpulan.
b. Teknik Deduktif adalah teknik yang didasarkan atas data yang sudah
ada.
16
c. Induksi Generalisasi adalah metode induksi yang menghasilkan satu
kesimpulan umum berdasarkan data yang ada.
d. Induksi Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal
yang banyak mengandung persamaan.
e. Induksi sebab – akibat adalah pengembangan dengan cara berfikir
kausalitas.
7. Pembelajaran Mengarang
Belajar dan mengajar merupakan dua istilah dalam dunia
pendidikan yang sangat populer. Kedua istilah itu mengacu kepada suatu
proses yang terjadi dalam suatu rangkaian unsur yang saling terkait.
Belajar berarti berusaha agar memperoleh kepandaian atau ilmu. Kegiatan
ini merupakan suatu proses yang terjadi secara bertahap. Tahap-tahap
tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi
menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan
proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan anak didik
dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Jadi, belajar adalah
suatu proses yang dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada anak
didik.
Bagaimanapun bentuknya, proses belajar mengajar harus
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses
belajar mengajar mengarang, tujuan tersebut adalah agar siswa memiliki
17
pengetahuan mengarang, bersikap positif terhadap ilmu dan aktivitas, serta
terampil mengarang.
Untuk mencapai tujuan di atas, segala sesuatu harus diupayakan
sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar mengarang tersebut
lebih bermafaat. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal perlu
diperhatikan dalam pengelolaan proses belajar mengajar mengarang. Hal
itu meliputi materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
8. Materi Pembelajaran Mengarang
Pemilihan dan penyusunan materi ajar dalam proses belajar
mengajar mengarang harus dirancang sedemikian rupa sehingga materi itu
dapat mengarahkan siswa untuk terampil berbahasa Indonesia secara
tertulis. Variasi dan bobot kesukaran materi perlu disesuaikan dengan
komponen proses belajar mengajar yang lain (siswa, media, dan lain-lain).
Bila perlu, materi pembelajaran berasal dari pemikiran, tugas, atau
pengalaman siswa.
9. Tujuan Pembelajaran Mengarang
Secara umum tujuan pembelajaran mengarang adalah siswa
mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan
perasaan dalam berbagai ragam karangan (Depdiknas, 2003). Oleh karena
itu, tujuan proses belajar mengajar mengarang hendaknya selalu diarahkan
18
kepada kegiatan terampil mengarang. Untuk mencapai tujuan tersebut,
guru dalam perencanaan pengajarannya harus memperhatikan poin-poin
tertentu yang dapat memudahkannya mencapai tujuan tersebut. Jadi,
latihan mengarang dengan segala dinamikanya merupakan kunci utama
keberhasilan.
Siswa harus dibiasakan mengarang. Hasil karangan tersebut
didiskusikan, sehingga mereka mengetahui kelemahan dan
keunggulannya. Berdasarkan hal tersebut diputuskan lah suatu tindak
lanjut yang mengarah kepada keterampilan mengarang siswa. Sekalipun
tujuan pengajaran adalah terampil, bukan berarti aspek yang lain
(pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya, di akhir proses belajar
mengajar hendaknya siswa terampil mengarang dan mengerti dengan
kaidah-kaidah mengarang.
Tujuan pembelajaran mengarang meliputi :
a. Memberikan penguatan (reinforcement),
b. Memberikan pelatihan (training)
c. Membimbing siswa melakukan peniruan atau imitasi (imitation,
d. Melatih siswa berkomunikasi (communication),
e. Membuat siswa lebih lancar dalam berbahasa (fluency), dan
f. Menjadikan siswa lebih giat belajar (learning).
Keenam tujuan pedagogis mengarang itu secara berurutan
dijelaskan berikut ini.:
19
Untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang
diharapkan, khususnya proses belajar mengajar mengarangs. Penetapan
dan pengelolaan perencanaan, proses, evaluasi, dan tindak lanjut
pembelajaran merupakan hal utama yang harus dikelola dengan tepat.
10. Metode Pembelajaran Mengarang
Metode pengajaran merupakan cara mengajar pengajar dalam
proses belajar mengajar yang dibina. Pilihan metode yang tepat sangat
membantu tingkat ketercapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Oleh sebab itu, pengajar mengarang harus dapat menerapkan metode
pengajaran dengan tepat. Persoalan penggunaan media juga perlu
mendapat perhatian. Metode pelatihan dan diskusi merupakan dua metode
yang ampuh dalam rangka menerampilkan pembelajar mengarang.
Dalam proses belajar mengajar, siswa disuruh mengarng tentang
apa saja (sebaiknya materi yang dekat dengan siswa). Hasil karangan
tersebut dikoreksi dan didiskusikan dari berbagai aspek penggunaan
bahasa. Untuk kelas yang besar, pelibatan teman sebaya perlu dilakukan.
Dengan kegiatan tersebut, siswa akan mengetahui kelemahan dan
keunggulannya dalam hal ketatabahasaan, kelogisan pikiran, dan kaidah-
kaidah mengarang lainnya.
Selain itu, pengajar hendaknya juga mengetahui pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran mengarang. Untuk lebih jelas mengenai
model atau pendekatan pembelajaran menulis kita perhatikan perbedaan
20
antara pendekatan tradisional dan pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran mengarang.
11. Metode Self – Edit
a. Definisi metode Self – Edit
Kata metode bukan merupakan kata asing bagi para guru, namun
kadang guru jika ditanya apa itu metode sering keliru dalam memberikan
pengertian atau jawaban yang benar. Menurut Suprayekti (dalam Suriani,
dkk, 2010:8) mengemukakan bahwa “Metode adalah cara guru
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
tertentu.” Pendapat tersebut menggambarkan bahwa metode merupakan
faktor utama keberhasilan guru dalam mengajar karena berhasil tidaknya
guru menyampaikan materi tergantung dari cara guru tersebut menyajikan
materi pelajaran yang disesuaikan dengan keunikan materi dengan metode
yang tepat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Soewarno (dalam Suriani, dkk,
2010:8) bahwa “ Pengetahuan guru tentang kemungkinan–kemungkinan
berbagai metode mengajar adalah pengetahuan yang pokok dalam ilmu
mengajar.” Pendapat tersebut mengharapkan bahwa setiap kali akan
mengajar, guru harus dapat menetapkan metode mengajar yang akan
dipakainya, dengan memperhitungkan berbagai faktor mengenai
kewajaran metode tersebut di dalam situasi khusus yang dihadapinya.
21
Metode Self-Edit ( Suriani,dkk, 2010 : 8 ) adalah psroses
pembelajaran pada dasarnya memiliki dua kata yakni Self dan Edit. Dalam
kamus bahasa inggris, kata “Self “ berarti “diri” dan kata “Edit” yang
berarti ”mengedit”. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode Self-Edit dalam proses pembelajaran menulis dapat diartikan
sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran
menulis dengan melakukan pengeditan sendiri tentang kesalahan-
kesalahan dalam tulisan yang dibuatnya mengenai persoalan pemakaian
kata, pemakaian tanda baca, estetika penulisan dan amanah yang
terkandung didalamnya.
Persoalan metode Self-Edit dalam menulis merupakan suatu
metode/pendekatan yang dapat melahirkan suatu tulisan atau karangan
yang mendekati kesempurnaan, kenapa tidak dengan melalui konteks
pengeditan, siswa dapat melihat dan mengetahui sejauhmana kemampuan
dan keterampilan siswa dalam menulis.
Berbicara mengenai persoalan metode Self-Edit dalam penulisan
karangan, tentunya untuk memudahkan pencapaian hasil penulisan yang
baik harus dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan menulis dengan
penerapan metode Self-Edit.
b. Prinsip-prinsip metode self-edit
Penggunaan self-edit harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu
berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan
22
berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa
dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya
(guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (learning how to
think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).
1. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik
interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan
antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi
berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
2. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan metode
self-edit adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian
dari proses berpikir.
3. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar
adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak
kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
23
4. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
c. Langkah-langkah metode self – edit
1. Langkah pertama :
o Menyajikan masalah
o Menjelaskan prosedur penelitian
o Menyajikan situasi yang bertentangan atau berbeda
2. Langkah kedua :
o Mengumpulkan dan mengkaji data
o Memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi
o Memeriksa hal-hal yang terjadi pada masalah
3. Langkah ketiga :
o Mengkaji data dan eksperimentasi
o Mengisolasi variabel yang sesuai
o Merumuskan hipotesis dan mengujinya
4. Langkah keempat:
o Mengorganisasikan, merumuskan kesimpulan
o Menarik kesimpulan
24
5. Langkah kelima :
o Menganalisis proses self-edit
o Menganalisis prosedur self-edit dan mengembangkan prosedur
yang lebih efektif
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan aktivitas siswa selama melakukan
proses edit ( perbaikan ). Aktivitas siswa ini meliputi ketertarikan,
kesungguhan, antusiasme, berani mengemukakan pendapat baik pada guru
ataupun siswa, menghargai pendapat siswa lain serta keceriaan. Aktivitas
ini diamati pada setiap langkah dari metode self – edit.
e. Tujuan metode self – edit
Tujuan utama dari pada penggunaan metode self –edit (perbaikan
kata ) adalah mengetahui kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menulis sebuah karangan argumentasi. Metode Self-Edit dalam proses
pembelajaran menulis dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
oleh siswa dalam proses pembelajaran menulis dengan melakukan
pengeditan sendiri tentang kesalahan-kesalahan dalam tulisan yang
dibuatnya mengenai persoalan pemakaian kata, pemakaian tanda baca,
estetika penulisan dan amanah yang terkandung didalamnya.
25
f. Keunggulan dan kelemahan metode self – edit
1. Keunggulan Metode Self – edit
Metode self–edit merupakan strategi pembelajaran yang banyak
dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya :
a. Metode self-edit merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
b. Metode self-edit dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Metode self-edit merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan Metode self – edit
Di samping memiliki keunggulan, metode ini juga mempunyai
kelemahan, di antaranya:
26
a. Jika Metode self-edit di gunakan sebagai strategi pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d. Kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan pada uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
pada bagian ini dikemukakan hal-hal yang dijadikan sebagai landasan
berpikir dalam membahas masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
Landasan pemikiran tersebut juga dimaksudkan untuk mengarahkan
penulis dalam mengumpulkan data, mengelolah data dan menarik
kesimpulan.
Pengajaran bahasa Indonesia secara menyeluruh, khususnya
pengajaran menyusun karangan argumentasi menghasilkan kemampuan,
kecakapan siswa dalam memahami, menelaah karangan argumentasi dan
meningkatkan pengetahuan siswa tentang karangan argumentasi, berarti
meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
27
sesuai kaidah-kaidah yang berlaku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
bagan di bawah ini :
Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Metode Self - Edit
Menulis Karangan
Argumentasi
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
Pelaksanaan
Sklus I & Siklus II
Analisis
Evaluasi Perencanaan
Temuan
KTSP 2006
28
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Jika metode self-edit
diterapkan dalam proses pembelajaran, maka kemampuan menulis
karangan argumentasi pada siswa SMP Negeri 2 Bantaeng dapat
meningkat “.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang melibatkan kegiatan berulang yaitu: perencanaan, tindakan,
observasi/pengamatan, refleksi, dan perencanaan ulang. Menurut
Hardjodipuro (dalam Suriani, dkk 2010:4) bahwa PTK adalah “Suatu
pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan dengan
mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri agar
kritis terhadap praktek tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.
Berdasarkan bentuknya penelitian ini tergolong jenis penelitian
tindakan kelas. penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di
kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktek
pembelajaran dan mengatasi permasalahan secara langsung melalui suatu
tindakan dan refleksi diri yang didasarkan pada hasil kajian dalam konteks
pembelajaran di kelas
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek penelitian
Siswa SMP Negeri 2 Bantaeng dengan jumlah siswa 30 orang yang
terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.
2. Lokasi penelitian
29
30
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten
Bantaeng.
C. Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor proses yaitu terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan guru agar kegiatan belajar mengajar berlangsung
efektif dan efisien.
2. Faktor hasil yaitu untuk melihat kemampuan menulis paragraf
argumentasi siswa apakah terjadi peningkatan atau tidak setelah
diadakan tes.
D. Prosedur Penelitian
Adapun alur penelitian tindakan kelas ini dapat dibagankan sebagai berikut:
31
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam bentuk siklus, masing-
masing siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi tindakan, dan refleksi tindakan. Pada akhir setiap siklus
diadakan tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Tahap yang dikakukan sebelum siklus pertama yaitu melaksanakan
Refleksi Pelaksanaan Siklus I
Pengamatan/
evaluasi
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan/
Evaluasi Refleksi
Temuan
Perencanaan
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan
Argumentasi Melalui Metode Self – Edit Pada
Siswa Kelas IX SMPN 2 Bantaeng
32
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru dan
kepala sekolah untuk mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian yang
akan dilakukan. Setelah observasi awal dilakukan tahap selanjutnya adalah
sebagai berikut :
Siklus pertama
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
sebagai berikut:
a) Menelaah kurikulum SMP Negeri 2 Bantaeng semester ganjil mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
b) Membuat rencana pembelajaran yang mencerminkan pembelajaran
dengan metode self - edit.
c) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan.
d) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi
belajar mengajar di kelas.
e) Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dalam
menyususn karangan argumentasi.
2. Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada
tahap ini guru melakukan tindakan dalam proses pembelajaran. Tindakan
yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup.
Tindakan pendahuluan merupakan langkah awal. Dalam tahap ini guru
mengadakan kegiatan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab terkait pokok
33
pembelajaran yang diketahui oleh siswa. Tujuan apersepsi ini adalah untuk
menggali pengalaman siswa tentang pembelajaran bahasa Indonesia. Guru
menyampaikan manfaat pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi
belajar bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkan
minat belajar siswa, agar siswa memiliki motivasi belajar terlebih dahulu.
Pada tahap inti, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk
mempermudah peneliti mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Dalam kegiatan inti ini akan dilaksanakan beberapa variabel
tindakan, yaitu 1) berlangsungnya proses pembelajaran bahasa Indonesia
sesuai pokok bahasan yang dipilih, 2) pemberian tugas kepada siswa untuk
mengetahui pencapaian indikator hasil belajar setelah proses pembelajaran,
3) pemberian PR untuk melatih siswa mengerjakan tugas, 4) peneliti
mencatat semua kejadian yang dianggap penting seperti kehadiran siswa
dan keefektifan siswa mengikuti pelajaran.
Pada tahap penutup, peneliti bersama siswa melaksanakan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti membagikan
lembar jurnal kepada siswa untuk diisi mengenai tanggapan dan kesan
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode self-edit melalui
menyusun karangan argumentasi. Pada akhir pembelajaran peneliti
bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari itu. Guru
memberi PR pada siswa untuk keberhasilan berikutnya.
34
3. Tahap observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan cara mengidentifikasi keadaaan siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung dan mencatat pada lembar observasi. Observasi ini
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung data hasil
observasi meliputi: kehadiran siswa, keaktifan siswa baik dalam hal
bertanya, mengerjakan tugas, memberikan tanggapan dan aktivitas lainnya
yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Selanjutnya evaluasi dilakukan pada akhir siklus I dengan memberikan tes
tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap
materi yang telah diperoleh pada siklus I.
4. Refleksi Hasil Kegiatan Siklus I
Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis
dalam tahap ini dan peneliti dapat merefleksikan diri dengan melihat data
observasi dan kendala-kendala apa yang dihadapi selama siklus I. Hasil
analisis data akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus
berikutnya.
Siklus kedua
a. Perencanaan
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pada siklus II
merupakan penyempurnaan dari perencanaan pada siklus I. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam tahap perencanaan siklus II yaitu, 1) merancang
tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I, 2) menyusun recanan pelaksana
35
pembelajaran, 3) membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi
pembelajaran di kelas ketika pelaksanaan tidak sedang berlangsung, 4)
perbaikan pengajaran sehingga indikator hasil belajar yang akan dicapai
pada setiap pertemuan dapat tuntas pada pertemuan itu sehingga tidak ada
siswa memperbaiki tugasnya setelah diperiksa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah tindakan
yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kesalahan-
kesalahan dan perilaku-perilaku yang menjadi penghambat kegiatan
pembelajaran, dan peneliti berusaha memperbaiki siklus I dalam proses
pembelajaran siklus II.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah
mengamati perubahan hasil tes dan nontes pada proses pembelajaran
berlangsung. Observasi perubahan hasil tes siswa diamati oleh peneliti
untuk mengetahui sejauh mana perubahan nilai selama proses pembelajaran.
Hasil tes yang diamati juga sama seperti pada siklus I. Observasi tentang
hasil tes ini dilakukan untuk mengambil data berupa kemampuan siswa
menyusun karangan argumentasis berdasarkan objek yang diamati.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II ini dimaksudkan untuk membuat simpulan
dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap siswa yang terjadi selama
36
pembelajaran pada siklus II. Pada bagian ini peneliti diharapkan dapat
mengetahui jawaban tentang peningkatan dan perubahan perilaku siswa
terhadap pembelajaran menyusun karangan argumentasi dengan metode self-
edit.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengambil data keterampilan
menyusun karangan argumentasi siswa adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi yaitu, penulis melakukan pengamatan terhadap objek
penelitian dan menjelaskan secara singkat tentang karangan dan hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh seorang siswa dalam menyusun karangan
argumentasi yang baik melalui metode self - edit.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan menyusun karangan
siswa setelah penerapan metode self - edit sebelum diberikan tindakan.
Setelah diberikan tindakan, siswa kembali di tes pada akhir tiap siklus
untuk mengetahui hasil belajarnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan
peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti.
Dokumentasi bertujuan untuk mengumpulkan data awal dan arsip
penelitian.
37
Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Data tentang kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum diberikan
tindakan diperoleh dari dokumentasi guru bidang studi.
2. Data mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dikumpulkan
melalui pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Data mengenai hasil belajar siswa dikumpulkan dengan tes pada setiap
akhir siklus.
4. Data tentang tanggapan/respon siswa mengenai metode self - edit
dikumpulkan dengan menggunakan angket.
F . Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini merupakan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa, dokumentasi berupa foto,tes dan lembar pedoman
penilaian kemampuan menyusun karangan pada siswa.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik deskriptif, yaitu statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap karakteristik dari objek
yang diteliti, data tersebut berupa data hasil belajar yang meliputi skor rata-
rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum serta data hasil
observasi yang meliputi kehadiran siswa, keaktifan dan perubahan sikap
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
38
Untuk data kualitatif dianalisis dengan teknik kategorisasi tingkat
penguasaan hasil belajar .
Distribusi frekwensi skor
Skor Hasil Belajar Kategori
0 – 55 Sangat rendah
56 – 65 Rendah
66 – 75 Sedang
76 – 85 Baik
86 – 100 Sangat baik
Nilai akhir =
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini apabila terjadi
peningkatan hasil belajar siswa terhadap bahan ajar setelah diterapkannya
metode self - edit. Menurut ketentuan Depdikbud, apabila terdapat 85% siswa
yang memperoleh skor minimal 75 maka kelas dianggap tuntas secara
klasikal.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu membuat perencanaan
pembelajaran dengan metode self - editdalam peningkatkan kemampuan menulis
karangan argumentasi melalui metode self – editpada siswa kelas IX SMPN 2
Bantaeng yang dilaksanakan selama enam kali pertemuan. Sebelum melakukan
penelitian terlalu jauh hal yang pertama yang dilakukan oleh guru adalah
bagaimana merencanakan proses pembelajaran dengan menerapkanmetode self -
edit.Dalam hal ini bagaimana peneliti mempelajari kurikulum, khususnya
kurikulum SMP kelas IX. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Setelah itu,membuat lembar kerja siswa, membuat lembar observasi
untuk melihat bagaimana suasana pembelajaran di kelas saat melakukan
penelitian, menyiapkan media pembelajaran dalam rangka membantu siswa
memahami pelajaran dengan baik. Setelah melengkapi perangkat pembelajaran
peneliti konsultasi kepada guru pembimbing untuk meminta saran tentang
perangkat yang telah dilengkapi dan guru pembimbing mengatakan sudah layak
untuk diberikan kepada siswa.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkanmetode self - edit
guru membuat lembar kerja Siswa. Sedangkan untuk mengetahui segala sesuatu
39
40
yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menerapkan
metode self - editpeneliti membuat lembar observasi terhadap siswa dan guru,
sebagai alat pengumpul data.
b. Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilakukan pada tanggal
22Februari 2014dengan lama waktu adalah 2 x 45 menit.Pada awal pertemuan
sebelum memberikan materi guru terlebih dahulu mengecek kehadiran siswa dan
melakukan apersepsi. Pada kegiatan ini guru menyampaikan prasyarat
pengetahuan dari materi yang akan diajarkan sehingga ada gambaran pada siswa
tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, setelah melakukan absensi guru
langsung menyampaikan materi melalui buku dan media.
Guru menyampaikan tujuan pelajaran sehingga siswa mengerti materi
yang akan dipelajari. Setelah menyampaikan tujuan mempelajari materi mulailah
guru menyajikan materi pelajaran/informasi dengan menerapkan metodeself -
editsetelah itu guru kemudian membagi siswa ke dalam kelompok. Setiap
kelompok diminta untuk membuat topik. Setelah itu,siswamendiskusikan dengan
teman kelompoknya yang telah ditentukan. Hasil diskusi tersebut dibacakan di
depan kelas.
Sementara kelompok lainmenyimak/mengoreksi menunjukkan ide-ide
pokok yang kurang lengkap, membantu mengingat/menghafal ide-ide dengan
menghubungkan topik lainnya.
Siswa kemudian mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Selama
penerapan metode self – edit siswa harus memahami betul topik yang
41
dipelajari.Setelah satu siklus berjalan dengan penerapan metodeself - edit dalam
kelas, guru dapat mengatur ulang kelompok baru untuk memberikan kesempatan
kepada siswa bekerja dengan teman sekelas yang lain dan menjaga program
pelajaran tetap berjalan.
c. Observasi dan Evaluasi
1. Hasil observasi/pengamatan aktifitas siswa
Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap keseluruhan
proses pembelajaran dalam kelas, dengan materi pembelajaran dengan
menerapkan metodeself - edit. Data yang diambil adalah tentang aktivitas siswa
selama mengikuti proses pembelajarandikelas. Hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I dinyatakan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IX SMP Negeri 2
Bantaeng Kabupaten Bantaeng pada siklus I
No Komponen yang Diamati Pertemuan ke- Rata-
rata
Persentase
(%) I II III IV
1. Siswa yang hadir pada saat
kegiatan pembelajaran. 28 30 30 29,33 80,00
2. Siswa yang memperhatikan pada
saat proses pembelajaran. 18 21 21 T
ES
SIK
LU
S I
20.00 60,00
3. Siswa yang melakukan kegiatan
lain pada saat pembahasan materi
pelajaran (main-main, mengganggu
temannya, keluar masuk).
9 6 3 6,00 18,00
4. Siswa yang aktif pada saat
pembahasan soal 4 5 7 5,33 16,00
5. Siswa yang aktif (mengajukan diri)
dalam mengerjakan soal di papan
tulis.
2 3 5 3,33 10,00
6. Siswa yang mengerjakan soal di
papan tulis dengan benar. 1 2 3 2,00 6,00
42
7. Siswa yang masih perlu bimbingan
dalam mengerjakan soal/tugas. 4 7 3 4,67 14,00
8. Siswa yang aktif dalam
mengerjakan soal pada saat
pemberian tugas kelompok.
17 19 19 18,33 55,00
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa tidak terlepas
dari faktor perilaku belajar siswa. Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, menunjukkan
perubahan perilaku aktivitas siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten
Bantaengdalam proses pembelajaran melalui metodeself-edit. Perubahan tersebut
diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat peneliti setiap
pertemuan. Perubahan perilaku siswa dapat dilihat dari hal-hal berikut:
1. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 80,00% yaitu
pertemuan pertama sebanyak 28 orang siswa, berbeda dengan pertemuan
kedua, ketiga dan keempat meningkat sebanyak 30 orang siswa.
2. Siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran sebanyak 60,00%
yaitu pertemuan pertama hanya 18 orang kemudian pada pertemuan kedua dan
ketiga meningkat menjadi 21 orang siswa.
3. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi pelajaran
(main-main, mengganggu temannya, keluar masuk) sebanyak 18,00% yaitu
pertemuan pertama sebanyak 9 orang, pada pertemuan kedua mulai berkurang
menjadi 6 orang dan pertemuan ketiga semakin berkurang menjadi 3 orang
siswa.
43
4. Siswa yang aktif pada saat pembahasan soal sebanyak 16,00% yaitu pertemuan
pertama hanya 4 orang, pertemuan kedua meningkat menjadi 5 orang dan pada
pertemuan ketiga semakin meningkat menjadi 7 orang siswa.
5. Siswa yang aktif (mengajukan diri) dalam mengerjakan soal di papan tulis
sebesar 10,00% yaitu pertemuan pertama hanya 2 orang siswa, pertemuan
kedua meningkat menjadi 3 orang siswa dan pada pertemuan ketiga semakin
meningkat menjadi 5 orang siswa.
6. Siswa yang mengerjakan soal di papan tulis dengan benar sebesar 6,00% yaitu
pertemuan pertama hanya 1 orang, pertemuan kedua meningkat menjadi 2
orang dan pada pertemuan ketiga semakin meningkat menjadi 3 orang siswa.
7. Siswa yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal/tugas sebesar
14,00% yaitu pertemuan pertama sebanyak 4 orang, sedangkan pertemuan
kedua semakin banyak yang masih perlu dibimbing yaitu 7 orang siswa, dan
pada pertemuan ketiga sudah mulai berkurang yaitu 3 orang siswa.
8. Siswa yang aktif dalam mengerjakan soal pada saat pemberian tugas kelompok
sebesar 55,00% yaitu pada pertemuan pertama hanya 17 orang siswa tetapi
pada pertemuan kedua dan ketiga meningkat menjadi 19 orang siswa.
Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 2
Bantaeng kabupaten Bantaeng Pada Siklus I
Kriteria Hasil Belajar Siswa Nilai statistik
Jumlah siswa
Skor ideal
Nilai maksimum
Nilai minimum
Skor rata-rata
Standar Nilai
30
100
90
30
70
60
44
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar menulis
paragraf narasi setelah diterapkan metode self-edit pada siklus I adalah 70 dari
skor ideal yang dicapai yaitu 100 dan standar nilai 60. Secara individu, skor yang
dicapai siswa bervariasi dari skor minimum 30 dari terendah yang mungkin
dicapai 0 sampai dengan skor maksimum 90 dari skor ideal yang mungkin dicapai
100.
Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian siswa dengan
melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya berdasarkan skor tes hasil belajar maka diperoleh distribusi
frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
Menulis karangan argumentasi pada siswa Kelas IX SMP
Negeri 2 Bantaeng kabupaten Bantaeng pada siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
86 - 100
76 - 85
66 - 75
56 - 65
0 - 55
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
1
2
11
9
7
3,12
6,25
65,63
15,63
9,37
Jumlah 30 100
Sumber: Analisis data
Gambaran persentase keberhasilan belajar siswakelas IX SMP Negeri 2
Bantaeng kabupaten Bantaeng pada siklus I yang terdiri dari 30 orang
siswa,dimana sebesar 3,12% atau 1orang siswa termasuk dalam kategori sangat
tinggi, 6,25% atau 2 orang siswa termasuk dalam kategori tinggi, 65,63% atau 11
orang siswa termasuk dalam kategori sedang dan 15,63% atau 9 orang siswa
45
termasuk dalam kategori rendah dan 9,37% atau 7 orang siswa termasuk dalam
kategori sangat rendah.
Apabila hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, maka persentase
ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan hasil Belajar Siswa Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase
(%)
< 65
≥ 65
Tidak tuntas
Tuntas
11
19
37,50
62,50
Jumlah 30 100,00
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas sebesar
62,50% yaitu 19 dari 30 siswa termasuk dalam kategori tuntas dan 37,50% atau
11 dari 30 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas.
Gambar 4.1.Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Karangana
Argumentasi siswa Kelas IX SMp Negeri 2 Bantaeng
Kabupaten Bantaeng Siklus I
0
5
10
15
20
25
Tidak tuntas Tuntas
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Karangan Argumentasi Siklus I
Tidak tuntas
Tuntas
46
Dari hasil temuan di atas digambarkan bahwa dari 30 jumlah siswa kelas IX
SMP Negeri 2 Bantaeng kabupaten Bantaeng pada siklus I nilai rata-rata siswa
belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85% siswa yang memperoleh skor
minimal 65sehingga perlu untuk dilanjutkan kesiklus II
2. Hasil Observasi Guru
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan metodeself-edit lembar observasi yang telah dibuat serta
melaksanakan evaluasi berupa tes hasil belajar siklus I. Pada tahap ini peneliti
mengobservasi dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi pada awal
kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran,peneliti memantau kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru. Peneliti memperhatikan kegiatan guru pada
saat pembelajaran berlangsung berdasarkan format penelitian yang telah disiapkan
dan peneliti memperhatikan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung
berdasarkan format penelitian yang telah disiapkan. Adapun hasil observasi pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 yaitu:
Tabel 4.5Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No. Aspek yang diobservasi Kualifikasi
SB B C K 1. Guru mengecek kehadiran siswa
2. Guru memberikan apresiasi
3. Guru menjelaskan materi
4. Membagi siswa dalam beberapa kelompok
yang beranggotakan 5 orang
5. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan
tugas kelompok apabila siswa mengalami
kesulitan
6. Guru memberikan arahan agar siswa lebih aktif
dalam proses belajar
47
7. Guru meminta siswa untuk bertanya 8. Siswa diarahkan untuk saling bertanya satu
sama lain antar kelompok
9. Guru memberikan penghargaan baik terhadap
hasil belajar individu dan kelompok atau hasil
yang mereka peroleh
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
a. Refleksi Siklus I
Setelah melalui tahapan pelaksanaan serta sekaligus tahapan observasi dan
diakhiri dengan evaluasi hasil belajar siswa maka selanjutnya dilakukan tahap
refleksi, berdasarkan hasil observasi dan evaluasi diperoleh informasi bahwa
masih terdapat siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung karena sebelumnya siswa telah terbiasa pasif dalam
menerima materi pengajaran. Maka perlu dilanjutkan pada siklus II dengan
memperhatikan aspek-aspek di atas.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi, evaluasi, dan refleksi pada pelaksanaan
tindakan siklus I, peneliti dan guru merencanakan tindakan siklus II dengan
48
harapan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan pada siklus I dapat
diminimalkan.
Hal-hal yang dilakukan dalam rangka memperbaiki kekurangan-kekurangan
pada siklus I adalah:
1. Guru harus memberikan bimbingan secara merata.
2. Guruharusmemberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
pendapat ketika ada pertanyaan dari siswa yang lain.
3. Guru harus dapat mengelolah waktu secara efesian sehingga tahapan
pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana secara
keseluruhan.
Tindakan selanjutnya yang dilakukan guru dan peneliti untuk memperbaiki
pelaksanaan pembelajaran siklus II adalah membuat skenario pembelajaran
dengan menerapkan metodeself-edit, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,
membuat lembar kerja siswa, membuat lembar observasi untuk melihat
bagaimana suasana belajar mengajar di kelas, menyiapkan media pembelajaran
dalam rangka membantu siswa memahami konsep-konsep Bahasa Indonesia
dengan baik.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkanmetodeself-edit,
guru membuat lembar kerja berupa tabel pengamatan dari percobaan yang telah
dilakukan. Sedangkan untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menerapkan metodeself-editpeneliti
membuat lembar observasi terhadap siswa dan guru, sebagai alat pengumpul data.
b. Tindakan Pelaksanaan Siklus II
49
Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan berdasarkan
refleksi siklus I yang masih perlu perbaikan baik dari aktivitas guru maupun
perbaikan untuk aktivitas siswa guna meningkatkan hasil belajar menulis
karangan argumentasisiswa. Pelaksanaan siklus II dimulai pada hari sabtu22
Februari 2014dengan lama waktu adalah 2 x 45 menit. Pada awal pertemuan
sebelum memberikan materi guru terlebih dahulu mengecek kehadiran siswa dan
melakukan apersepsi. Gurukemudianmenyampaikan tujuan pembelajaran. Guru
selanjutnya memberikan materi pelajaran dengan menerapkanmetodeself-
editsetelah itu, guru kemudian membagi siswa ke dalam kelompok. Guru meminta
setiap kelompok untuk membuat topik yang menarik kemudian menuliskan
karangan argumentasi sesuai dengan topik. Salah satu dari anggota kelompok
membacakan karangan argumentasi yang telah ditulis, kemudian kelompok lain
mengomentari.
Siswa kemudian mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).Pastikan siswa
memahami bahwa LKS itu untuk diisi dan dipelajari. Apabila siswa memiliki
pertanyaan, guru meminta mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman,
sebelum mengajukan kepada siswa yang lain atau guru.
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metodeself-edit lembar observasi
yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa tes hasil belajar siklus II.
c. Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan penerapan metodeself-editlembar observasi yang telah
50
dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa tes hasil belajar siklus II. Pada tahap
ini peneliti mengobservasi dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi
pada awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran,peneliti memantau
kegiatan pembelajaran. Peneliti memperhatikan keaktifan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung berdasarkan format penelitian yang telah disiapkan.
Adapun hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 yaitu:
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IX SMP Negeri 2
Bantaeng Kabupaten Bantaeng pada siklus II
No Komponen yang Diamati
Pertemuan ke- Rata-
rata
persentase
(%) I II III IV
1. Siswa yang hadir pada saat
kegiatan pembelajaran. 30 29 30 29,67 89,00
2. Siswa yang memperhatikan pada
saat proses pembelajaran. 27 28 30
TE
S S
IKL
US
II
28,33 85,00
3. Siswa yang melakukan kegiatan
lain pada saat pembahasan materi
pelajaran (main-main, mengganggu
temannya, keluar masuk).
3 1 2 2,00 6,00
4. Siswa yang aktif pada saat
pembahasan soal. 9 11 13 11,00 33,00
5. Siswa yang aktif (mengajukan diri)
dalam mengerjakan soal di papan
tulis.
5 7 9 7,00 21,00
6. Siswa yang mengerjakan soal di
papan tulis dengan benar. 7 8 8 7,67 23,00
7. Siswa yang masih perlu bimbingan
dalam mengerjakan soal/tugas. 4 3 3 3,33 10,00
8. Siswa yang aktif dalam
mengerjakan soal pada saat
pemberian tugas kelompok.
22 23 24 23,00 69,00
51
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, menunjukkan perubahan perilaku aktivitas
siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaengdalam proses
pembelajaran melalui metodeself - edit. Perubahan tersebut diperoleh dari lembar
observasi pada setiap pertemuan yang dicatat peneliti setiap pertemuan.
Perubahan perilaku siswa dapat dilihat dari hal-hal berikut:
1. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 89,00% yaitu
pertemuan pertama sebanyak 30 orang siswa, berbeda dengan pertemuan kedua
sebanyak 29 orang siswa dan pertemuan ketiga dan keempat meningkat yaitu
30 orang siswa.
2. Siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran sebanyak 85,00%
yaitu pertemuan pertama hanya 27 orang kemudian pada pertemuan kedua
meningkat menjadi 28 orang dan pertemuan ketiga meningkat menjadi 30
orang siswa.
3. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi pelajaran
(main-main, mengganggu temannya, keluar masuk) sebanyak 6,00% yaitu
pertemuan pertama sebanyak 3 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 1 orang
siswa dan pertemuan ketiga sebanyak 2 orang.
4. Siswa yang aktif pada saat pembahasan soal sebanyak 33,00% yaitu pertemuan
pertama hanya 9 orang, pertemuan kedua meningkat menjadi 11 orang dan
pada pertemuan ketiga semakin meningkat menjadi 13 orang siswa.
5. Siswa yang aktif (mengajukan diri) dalam mengerjakan soal di papan tulis
sebesar 21,00% yaitu pertemuan pertama hanya 5 orang siswa, pertemuan
52
kedua meningkat menjadi 7 orang siswa dan pada pertemuan ketiga semakin
meningkat menjadi 9 orang siswa.
6. Siswa yang mengerjakan soal di papan tulis dengan benar sebesar 23,00% yaitu
pertemuan pertama hanya 7 orang, pertemuan kedua dan ketiga meningkat
menjadi 8 orang siswa.
7. Siswa yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal/tugas sebesar
10,00% yaitu pertemuan pertama sebanyak 4 orang, sedangkan pertemuan
kedua dan ketiga sudah mulai berkurang yaitu 3 orang siswa.
8. Siswa yang aktif dalam mengerjakan soal pada saat pemberian tugas kelompok
sebesar 69,00% yaitu pada pertemuan pertama hanya 22 orang siswa tetapi
pada pertemuan kedua meningkat menjadi 23 orang, dan pada pertemuan
ketiga semakin meningkat menjadi 24 orang siswa.
Tabel 4.7Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 2
Bantaeng pada Siklus II
Kriteria Hasil Belajar Siswa Nilai statistik
Jumlah siswa
Skor ideal
Nilai maksimum
Nilai minimum
Skor rata-rata
Standar nilai
30
100
95
50
80
70
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) hasil belajar
Bahasa Indonesia pada siklus II adalah 80,00 dari skor ideal yang dicapai yaitu
100 dengan standar nilainya 70. Secara individu, skor yang dicapai siswa
bervariasi dari skor minimum 50 dari terendah yang mungkin dicapai 0 sampai
dengan skor maksimum 95 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100.
53
Selanjutnya berdasarkan skor tes hasil belajar maka diperoleh distribusi
frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel 4.8.Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
Menulis karangan argumentasi siswa kelas IX SMP Negeri
2 Bantaeng pada siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
86 - 100
76 - 85
66 - 75
56 - 65
0 - 55
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
14
8
4
1
3
46,87
25,00
14,63
7,50
6,00
Jumlah 30 100
Sumber: Analisis data
Gambaran persentase keberhasilan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 2
Bantaengpada siklus I yang terdiri dari 30 orang siswa,dimana sebesar 46,87%
atau 14 orang siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi, 25,00% atau 8 orang
siswa termasuk dalam kategori tinggi, 14,63% atau 4 orang siswa termasuk dalam
kategori sedang dan 7,50% atau 1 orang siswa termasuk dalam kategori rendah
dan ada 3 orang siswa yang mendapat nilai sangat rendah atau 6,00% .
Apabila hasil belajar siswa pada siklus II dianalisis, maka persentase
ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.9.berikut:
Tabel 4.9 Presentse Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
< 65
≥ 65
Tidak tuntas
Tuntas
3
27
12,50
87,50
Jumlah 30 100,00
54
Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas sebesar
87,50% yaitu 27 dari 30 siswa termasuk dalam kategori tuntas dan 12,50% atau 3
dari 30 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas.
Gambar 4.2.Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Karangan
Argumentasi siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
Kabupaten Bantaeng Siklus II
Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II.
Hasil tes
Siswa
Ketuntasan Skor
Rata-rata Tuntas Tidak
tuntas
Tertinggi Terendah
Siklus I 30 19 11 90 30 70,00
Siklus II 30 27 3 95 50 80,00
Data tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajarsiswa
kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng kabupaten Bantaeng yang dilaksanakan dua
siklus pada akhir siklus I siswa yang tuntas 19 orang dan 11 orang yang tidak
tuntas nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai terendah 30 dan nilai rata-rata yang
0
5
10
15
20
25
30
Tidak tuntas Tuntas
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar pada
Siklus II
Tidak tuntas
Tuntas
55
diperoleh siswa adalah 70,00.Sedangkan pada akhir siklus II mengalami
peningkatan dari 30 siswa terdapat 27 orang yang tuntas dan yang tidak tuntas 3
orang nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50 dan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 80,00. Dari hasil ini menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata
hasil belajar siswa IX SMP Negeri 2 Bantaeng kabupaten Bantaeng melalui
metode self-edit.
Gambar 4.3.Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Menulis
Karangan Argumentasi siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
Kabupaten Bantaeng Siklus II
2. Hasil observasi Aktivitas guru
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No. Aspek yang diobservasi Kualifikasi
SB B C K 1. Guru mengecek kehadiran siswa
2. Guru memberikan apresiasi
3. Guru menjelaskan materi 4. Membagi siswa dalam beberapa kelompok
yang beranggotakan 3-5 orang
5. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan
tugas kelompok apabila siswa mengalami
0
5
10
15
20
25
30
Tuntas Tidak tuntas
Grafik perbandingan hasil belajar siklus I dan II
Siklus I
Siklus II
56
kesulitan 6. Guru memberikan arahan agar siswa lebih aktif
dalam proses belajar
7. Guru meminta siswa untuk bertanya
8. Siswa diarahkan untuk saling bertanya satu
sama lain antar kelompok
9. Guru memberikan penghargaan baik terhadap
hasil belajar individu dan kelompok atau hasil
yang mereka peroleh
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
d. Tahap Refleksi
Setelah melalui tahapan pelaksanaan serta sekaligus tahapan observasi dan
diakhiri dengan evaluasi hasil belajar siswa maka selanjutnya dilakukan tahap
refleksi, berdasarkan hasil observasi dan evaluasi diperoleh informasi bahwa
seluruh siswa telah mencapai keberhasilan sehingga dapat disimpulkan penelitian
ini mengalami peningkatan dan tidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya.
B. Pembahasan
Pada analisis kualitatif diperoleh data dari pengamatan guru pada saat
pembelajaran berlangsung dan tugas yang telah diberikan.Dalam hal ini yang
menjadi fokus pengamatan adalah sikap, kesungguhan dan tanggapan-tanggapan
siswa.Pada pertemuan awal siklus I, semangat dan keaktifan siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas yang diberikan hampir tidak
57
mengalami perubahan yang berarti dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan
penelitian ini.
Tugas yang diberikan pada pertemuan pertama, walaupun umumya siswa
mengerjakan tugas tersebut dari pengamatan terhadap jawaban yang diberikan dan
penguasaan mereka terhadap jawaban itu menunjukkan bahwa mereka hanyalah
mencontoh jawaban dari temannya yang dianggap bisa, tanpa mengetahui
bagaimana penyelesaian yang sebenarnya dari tugas tersebut.
Dari tugas yang diberikan umumnya siswa masih sangat kurang dalam
konsep dasar yang seharusnya telah mereka kuasai.Utamanya konsep
menyelesaikan soal karangan argumentasisi demikian sangat kesulitan mengikuti
materi yang diajarkan.Pada siklus ini motivasi siswa untuk memberikan jawaban
yang benar untuk setiap tugas yang diberikan masih sangat kurang.Pertemuan
siklus I tidak jauh beda dengan proses pembelajaran sebelum penelitian dilakukan,
namun pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa sudah mulai tertarik. Ini
terlihat dari berkurangnya siswa yang tidak hadir pada setiap belajar Bahasa
Indonesia hal ini juga disebabkan karena contoh-contoh soal yang diberikan
hampir seluruhnya berkaitan langsung dengan kegiatan sehari-hari siswa.
Dari awal penelitian berlangsung hingga berakhirnya siklus I tercatat
sejumlah perubahan yang terjadi pada siswa yaitu:
a. Perhatian siswa terhadap proses pembelajaran makin baik. Dalam hal ini
ditandai dengan kuantitas siswa yang bertanya meningkat.
58
b. Keberanian siswa untuk menceritakan masalah di depan kelas. Hal ini ditandai
dengan adanya beberapa siswa yang mengacungkan tangannya untuk naik ke
depan kelas.
c. Jumlah siswa yang mengerjakan tugas mengalami peningkatan, sebaliknya
siswa yang tidak mengumpulkan tugas yang diberikan mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan keadaan sebelum berlangsung penelitian ini.
Pada awal siklus I umumnya siswa menganggap bahwa itu sesuatu yang
tidak penting. Namun setelah berlangsungnya pelaksanaan siklus I hingga siklus
II, dimana pada hampir semua contoh-contoh soal selalu dikaitkan dengan
keadaan lingkungan sehingga pada akhirnya mereka mengerti tentang manfaat
belajar penerapan metode self-edit dalam kehidupan.
Mengenai soal-soal latihan yang diberikan dan dikerjakan di kelas
umumnya mereka masih sulit menjawab.Sebagian siswa biasanya mengerti
penjelasan guru di kelas.Namun jika sudah belajar di rumah atau mengerjakan
tugas, maka penjelasan guru sudah terlupa lagi.Apalagi kalau berselang beberapa
hari setelah dijelaskan oleh guru.
Secara umum dapat dikatakan bahwa siklus ini siswa sudah mulai
menampakkan sikap positif terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya
pelajaran tentang narasi. Hal ini di iringi dengan adanya beberapa siswa yang
antusias menaggapi tugas-tugas yang di berikan walaupun yang banyak
memberikan komentar maupun jawaban adalah berkisar pada siswa tertentu.
Proses pembelajaran pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus
sebelumnya saat berlangsungnnya proses pembelajaran. Siswa yang mengajukan
59
pertanyaan hanya tertentu yakni siswa yang memperoleh nilai baik saja.Demikian
halnya dengan jawaban dari pertanyaan balik guru, hampir tidak ada siswa yang
menjawabnya. Dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan
umumnyasiswamasih selalu memerlukan bimbingan dari guru. Walaupun
demikian perhatian siswa terhadap pelajaran telah dianggap positif.Hal ini terlihat
dari jawaban setiap siswa.
Pada akhir pertemuan siklus II terlihat kesungguhan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran mengalami kemajuan. Hal tersebut terlihat oleh
jawaban siswa menyelesaikan tugas-tugas.Tugas ini di ramu sedemikian rupa
sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
Pada pelaksanaan siklus ini walaupun dari segi pemahaman materi hampir
tidak ada perbedaan. Akan tetapi dari segi sikap siswa terhadap pelajaran, minat,
berupa keinginan untuk mengetahui materi yang disajikan oleh guru ataupun
kesungguhan siswa dalam proses pembelajaranmegalami kemajuan. Hal ini
terlihat dari jumlah siswa yang hadir mengikuti pelajaran.
Pada siklus II, perubahan-perubahan dasar ditemukan pada siswa adalah
sebagai berikut:
a. Perhatian siswa pada proses pembelajaran dibandingkan siklus sebelumnya
semakin baik. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya jumlah siswa yang
mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tiap tugas yang diberikan juga
mengalami peningkatan jika dibandingkan siklus I.
60
c. Kemampuan dan keberanian siswa untuk tampil di depan kelas meningkat. Hal
ini ditandai dengan banyaknya siswa yang mengacungkan tangan untuk
menceritakan masalah di depan kelas.
Dengan demikian upaya peningkatan hasil belajra siswa, maka yang diperlu
dilakukan guru adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan
menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa serta meningkatkan kekompakan
siswa untuk bekerja sama dengan baik antar anggota kelompok dalam melakukan
diskusi kelompok siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng.
Selain itu, berdasarkan hasil tes siswa siklus I dan siklus II, hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dengan penerapan metodeself-edit.
Dari temuan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
self-editdapat meningkatkan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa
kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaeng. karena telah melampaui
standar ketuntasan klasikal yaitu rata-rata hasil belajar siswa mengcapai 85
%siswa yang memperoleh skor minimal 65.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahw selama penelitian
ini berlangsung dalam dua siklus perubahan-perubahan yang terjadi, dapat
dikemukakan bahwa melalui metodeself-edit dapat meningkatkan hasil belajar
menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
Kabupaten Bantaeng.
B. Saran
Setelah melihat hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis
menyarankan:
1. Diupayakan sedini mungkin untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dialami, baik oleh siswa maupun guru dalam proses pembelajaran.
2. Agar pihak yang berwenang lebih memperhatikan mutu pendidikan dengan
lebih memberikan dukungan moril dan material dalam setiap
mengembangkan model pembelajaran yang dianggap cocok untuk
diterapkan.
3. Sebaiknya guru bahasa Indonesia perlu menguasai beberapa metode dan
pendekatan pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran lebih
bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan dan lebih mudah untuk
memahami.
61
40
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indoneia. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Depdiknas. 2003. Tenik Penilaian dan Pengembangan Keterampilan Berbicara.
Jakarta: Depdiknas.
Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
FKIP Unimuh Makasar. 2013. Pedoman Penulian Skripsi. Makassar: Panrita
Press.
Hikmat, Ade. & Solihati, Nani. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Grasindo.
http://books.goegle.co.id/books?id=8zBfedLNZQC&pg=PA160&dq=teknik+indu
ksi+sebab+akibat&source=bl&ots=iXtOs9R64L&sig=zHVr7Tzz4sC70z
CxxvpihBE7MA&hI=en&sa=X&ei=6vL_TqK2K4HtrQeB6aDxDw&red
ir_esc=y#v=onepage&q=teknik%20induksi%20sebab%20akibat&f=false
Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Suriani, dkk. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Tema Budi Pekerti
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing
di Kelas I SD No 25 Bantimurung. KKG Gugus III Wilayah I
Kecamatan Tondong Tallasa.
Tarigan. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.
Bandung: Angkasa.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua.
Yogyakarta: Karnisius.
62
DOKUMENTASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : MIRWAN SUARDI
Stambuk : 10533 5981 09
Jurusan : Bahasa Indonesia
Pembimbing I : Drs. Tjodding, S.B., M.Pd.
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Pada
Siswa Kelas IX SMPN 2 Bantaeng Melalui Metode Self - Edit.
No. Hari / Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan
Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Dra. Munirah, M.Pd
NBM: 951576
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : MIRWAN SUARDI
Stambuk : 10533 5981 09
Jurusan : Bahasa Indonesia
Pembimbing I I : Tarman, S.Pd.,M.Pd.
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi
Melalui Metode Self – Edit Pada Siswa Kelas IX SMPN 2
Bantaeng.
No. Hari / Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan
Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia
Dra. Munirah, M.Pd.
NBM. 951576
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Mirwan Suardi
NIM : 10533 5981 09
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan argumentasi Melalui
Metode Self – Edit Pada Siswa Kelas IX SMPN 2 Bantaeng
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan kepada Tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya
bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, April 2014
Yang membuat pernyataan
Mirwan Suardi
Diketahui oleh:
Pembimbing I,
Drs. Tjodding S.B,M.Pd.
Pembimbing II,
Tarman, S.Pd.,M.Pd.
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Mirwan Suardi
NIM : 10533 5981 09
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya menyusunnya
sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan dalam menyusun skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera di atas maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, April 2014
Yang membuat perjanjian
Mirwan Suardi
Mengetahui
Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Munirah, M.Pd.
NBM. 951 576
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Sebuah Prestasi
Bukanlah Tercipta oleh faktor kebetulan
Tetapi diraih dengan jerih payah, pengorbanan, kepatuhan, dan
pengabdian.
Senyum, Syukur & Cinta
Gunakanlah senyum untuk mengobati hati yang terluka,
Syukur atas anugrah yang diberikan ALLah SWT & Cinta
untuk meraih masa depan menuju kebahagiaan.
Kemenangan kita yang paling besar bukanlah
karena kita tidak pernah jatuh,
melainkan karena kita bangkit setiap kali kita jatuh
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai
tanda terimah kasih dan bukti kecintaanku pada Ayahanda
Massengngeng dan Ibunda Hartati yang telah berjuang, berdoa,
mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayaiku dalam proses
pencarian ilmu.
viii
ABSTRAK
Mirwan Suardi. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis karangan Argumentasi
melalui metode Self-Edit pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H.Tdodding
S.B, dan pembimbing II Tarman.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan metode
Self-Edit untuk peningkatan menulis karangan argumentasi siswa kelas IX SMP
Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan
metode Self-Edit pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten
Bantaeng.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak
tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaeng sebanyak 30 orang.
Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu statistika deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas secara
Individual dari 30 siswa hanya 19 siswa atau 62,50% yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata
diperoleh sebesar 70,00. Sedangkan pada siklus II dimana dari 30 siswa terdapat
27 siswa atau 87,50% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi
yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80,00.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan hasil
belajar menulis karangan argumentasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bantaeng
Kabupaten Bantaeng melalui metode Self-Edit mengalami peningkatan.
Kata kunci: Hasil belajar, metode Self-Edit, menulis
ix
KATA PENGANTAR
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, demikian kata untuk mewakili
atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan berhenti bertahmid atas
anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio
pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga dengan tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan,
tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan
membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis
mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan
selalu meneemaniku dengan tawa dan candanya, kepada Drs. Tjodding
S.B,M.Pd., selaku pembimbing I dan Tarman S.Pd, M. Pd., selaku pembimbing II
x
yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan
proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada (1) Dr. H. Irwan
Akib, M. Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Dr. A.
Sukri Syamsuri, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan (3) Dra. Munirah, M. Pd. selaku
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan
para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepala sekolah, guru, staf SMP Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaeng yang
telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman yang selalu menemaniku dalam suka
dan duka, sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2009 atas segala kebersamaan,
motivasi, saran, dan bantuan kepada penulis, yang telah memberi pelangi dalam
hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
hal yang penulis perbuat dapat menjadi sumbangan bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia utamanya pengajaran bidang studi Bahasa Indonesia, semoga
bermanfaat bagi para pembaca, dan semoga bernilai ibadah disisi- Nya. Amin.
xi
Billahi fii Sabilil Haq Fastabiqul Kherat
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, April 2016
RIWAYAT PENULIS
MIRWAN SUARDI, dilahirkan pada tanggal 11
Januari 1985 di Be’lang, Kecamatan Bissappu,
Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dari pasangan
suami istri, SUARDI dan CALLA DG.CAYA anak
ketiga dari empat bersaudara.
Riwayat pendidikan
Tamat di TK Aisyah pada tahun 1990. Tamat di SDN Inpres Tala’-Tala’
pada tahun 1996. Tamat SMP Negeri I Bantaeng Kabupaten Bantaeng pada tahun
1999. Tamat di SMA Negeri I Bantaeng Kecamatan Bissappu Kabupaten
Bantaeng pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2009 penulis melanjutkan
pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Di akhir perkuliahan, penulis berhasil menyusun sebuah karya
ilmiah yang berjudul: “ Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi
Melalui Metode Self-Edit Pada Siswa Kelas IX SMPN 2 Bantaeng.”