Upload
trankiet
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA
MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)
DENGAN MENGGUNAKAN FOTO PERISTIWA
PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMPN RINBESIHAT BELU
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
KORNELIS MAUK
131224084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“ Do It Yourself ”
Anda Tidak perlu menjadi jenius dalam berkarya, Tapi
Lakukanlah apapun sesuai dengan kemampuan yang ada pada
dirimu. (Etika Punk)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Bapa, Sang Penebus, Roh Kudus, Bunda Maria, Santo
Yoseph, dan Santo Kornelius yang telah memberikan
kekuatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir
Sarjana Pendidikan ini. Syukur saya untuk kemurahan-MU.
Keluarga Penulis, Bapa Anselmus Mauk dan Mama Brigita
Bete, Kakek Paulinus Halek dan Nenek Maria Abuk, Adik
Frengkianus Mauk, Regina Serafina Mauk, dan Febiola
Petra Mauk serta semua keluarga besar Uma Lokes
Mauhalek, Syukur saya atas ketulusan cinta yang tidak
pernah terbatas untuk menyayangi saya.
Semua sahabat tersayang, Syukur saya demi ketulusan
dalam mendukung saya baik secara verbal maupun non
verbal.
Semua dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang
telah peduli dengan saya.
Donatur Porticus Asia, Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama,
SJ., Bapak Emanuel Bele Bau, SE.,mahasiswa Beasiswa
Baku Peduli, Syukur saya demi kolaborasi untuk
memperjuangkan martabat umat Allah. Kalian tahu, saya
menyanyangi kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Mauk, Kornelis. 2017. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita melalui
Strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa
pada Peserta Didik Kelas VIII A SMPN Rinbesihat, Belu Tahun Ajaran
2016/2017. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan menulis teks berita
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa pada
peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat, Belu. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan peningkatan kemampuan peserta didik kelas VIII A SMPN
Rinbesi Hat, Belu dalam menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan foto peristiwa. Subjek penelitian ini 30 peserta didik.
Objek penelitiannya adalah proses pembelajaran menulis teks berita melalui
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus, siklus I terdiri atas
dua kali pertemuan (3 jam pelajaran), sedangkan siklus II terdiri atas satu kali
pertemuan (2 jam pelajaran). Tiap siklus terdapat empat langkah utama yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah
instrumen tes dan nontes. Analisis data dilakukan dengan teknik kualitatif dan
kuantitatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks
berita pada peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat, Belu dapat ditingkatkan
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa,
penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa
dapat meningkatkan pengembangan unsur 5W+1H menjadi teks berita yang
menarik. Berdasarkan hasil tulisan peserta didik, kemampuan menulis teks berita
meningkat dari siklus I sampai siklus II. Pada pra-siklus, 20% peserta didik tuntas
dengan nilai rata-rata kelas 59,17. Pada siklus I, nilai rata-rata meningkat menjadi
6,43 dan ketuntasan peserta didik 63%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 81,9 dan ketuntasan peserta didik 93%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Mauk, Kornelis. 2017. Upgrading News Text Writing with Think Talk Write
(TTW) Strategy using photos of events to the Eighth Grade Students at
SMPN Rinbesihat, Belu, Academic Year 2016/2017. Undergraduate
Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Letters Education Study
Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.
This study examines the increase in the ability to write a news text through
a Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events in class VIII learners A
SMPN Rinbesihat, Belu. The purpose of this study is to describe the increasing in
the ability of learners VIII-A SMP Rinbesihat, Belu in writing news text through
Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events. Subjects of this study are
30 students. The object of research is the process of learning to write news text
through Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events.
The procedure of this study is in the form of classroom action research
cycle, the first cycle consists of two sessions (3 sessions), while the second cycle
consists of one session (2 sessions). The research procedure using the four main
steps: planning, action, observation, and reflection. The instrument used is a test
instrument and non-test instrument. Data was analyzed using qualitative and
quantitative techniques.
From the results of this study concluded that the ability to write a news
text in class VIII learners A SMPN Rinbesihat, Belu can be enhanced through
Think Talk write (TTW) strategy using photo events, the implementation of the
Think Talk Write (TTW) strategy using photos of events can enhances the
students’ development of 5W + 1H elements to make interesting news headlines
and texts. Based on the writings of the students, the ability to write a news
message increased from the first cycle to the second cycle. In the pre-cycle, 20%
of students completed the class average value of 59.17. In the first cycle, the
average value increased to 66.43 and completeness of learners 63%. In the second
cycle, the value of the class average increased to 81.9 and completeness of
learners 93%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis panjatkan kepada Sang Penebus
atas terang sejati yang membimbing pikiran, perasaan, dan tenaga penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis sungguh
bergembira karena mempersembahkan hal terbaik yang mampu penulis lakukan
sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri penulis.
Semua tantangan yang menghampiri penulis adalah seberkas cahaya
penuntun bagi penulis. Terkadang penulis terjatuh dalam dilematis keputusan,
berperang dengan keegoisan pribadi, bahkan berjuang memusnahkan pikiran
negatif yang terbentuk dari sikap banyak orang, namun atas pertolongan Sang
Penebus serta dukungan dari orang-orang yang menyayangi penulis, akhirnya
penulis dapat berpijak di depan gerbang kemuliaan sebuah tugas akhir.
Skripsi ini telah mengantarkan penulis pada level terkahir untuk meraih
takta sarjana pendidikan. Penulis bisa sampai pada titik ini berkat bimbingan,
nasehat, dukungan, ejekan, sindiran, tuntutan, keraguan, kecemasan, dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mau mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan kepada penulis sehingga penulisan
skripsi dapat selesai dengan baik.
2. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan kepada penulis sehingga penulisan
skripsi dapat selesai dengan baik.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku penguji yang kritis dengan banyak
koreksi dan masukan yang sangat berguna penulis untuk menjadi penulis yang
analitis dan kritis.
4. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
5. Rishe Budiman Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Para dosen PBSI yang penuh kesabaran dan ketulusan mendidik dan
mendampingi penulis selama membina ilmu di PBSI. 7. Bapak Robertus Marsidiq, karyawan sekertariat PBSI yang selalu sabar dan
memberikan kemudahan serta kelancaran penulis selama berproses dalam
menyelesaikan skripsi di PBSI. 8. Bapak Drs. Wilhelmus Nahak, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN Rinbesihat
Belu yang telah memberikan izin kepada peneliti sehingga penelitian ini dapat
terlaksana dengan baik. 9. Ibu Elisabet Buik, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
VIII A SMPN Rinbesihat Belu yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 10. Peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat Belu yang mendukung
terlaksananya penelitian ini. 11. Bapa dan mama tersayang, Anselmus Mauk dan Brigita Bete serta adik
Frengkianus Mauk, Regina Serafina Mauk, dan Febiola Petra Mauk yang
selalu menyanyangi penulis dengan tulus. 12. Kakek Paulinus Halek, Nenek Maria Abuk, dan keluarga besar Uma Lokes
Mauhalek yang selalu mendukung penulis. 13. Donatur Porticus Asia yang telah rela membayar semua biaya administasi
kuliah penulis selama masa perkuliahan. 14. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., Bapak Emanuel Bele Bau, SE., sebagai
koordinator beasiswa yang telah mendampingi penulis dalam
memperjuangkan karya perutusan demi pencapaian martabat umat Allah di
bawah naungan Baku Peduli. 15. Mahasiswa Program Beasiswa Baku Peduli yang telah berkolaborasi bersama
penulis untuk memperjuangkan martabat umat Allah melalui berbagai
kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau Timor. 16. Sahabat seperjuangan Bli Bagus, Stiv Balubun, Mus Riantoby, Sarta Saogo,
dan semua teman PBSI angkatan 2013, terima kasih untuk suka cita bersama
kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.6 Batasan Istilah ................................................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
2.1 Penelitian Relevan ......................................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.2 Kajian Teori ................................................................................................. 10
2.2.1 Strategi Think Talk Write (TTW) .......................................................... 10
2.2.2 Menulis ................................................................................................. 16
2.2.3 Teknik Penulisan yang Baik dan Benar ................................................ 20
2.2.4 Teks Berita ............................................................................................ 21
2.2.5 Foto Peristiwa ....................................................................................... 24
2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 29
2.4 Indikator Pencapaian ................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 31
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 31
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 32
3.4 Desain Penelitian ......................................................................................... 32
3.4.1 Prasiklus ............................................................................................... 33
3.4.2 Proses Tindakan Pada Siklus I ............................................................. 35
3.4.3 Proses Tindakan pada Siklus II ............................................................ 40
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 46
3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 46
3.6.1 Teknik tes ............................................................................................. 46
3.6.2 Teknik Non tes ..................................................................................... 47
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 48
1.7.1 Teknik Kuantitatif ................................................................................ 48
3.7.2 Teknik Kualitatif .................................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 51
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.1.1 Siklus I .................................................................................................. 52
4.1.2 Siklus II ................................................................................................ 63
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................ 73
4.2.1 Prasiklus ............................................................................................... 74
4.2.2 Siklus I .................................................................................................. 75
4.2.3 Siklus II ................................................................................................ 85
4.2.4 Hasil Nontes Siklus .............................................................................. 94
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 96
4.3.1 Peningkatan Hasil Kemampuan Menulis Teks Berita .......................... 97
4.3.2 Uji Perbedaan ..................................................................................... 102
4.3.3 Refleksi Keseluruhan .......................................................................... 104
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 110
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 110
5.2 Saran .......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 112
LAMPIRAN ....................................................................................................... 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indikator Pencapaian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Beita ..... 30
Tabel 2 Data Observasi Guru pada Siklus I .......................................................... 56
Tabel 3 Pengamatan Proses Belajar Peserta Didik Siklus I .................................. 58
Tabel 4 Data Observasi Guru pada Siklus II ......................................................... 67
Tabel 5 Pengamatan Proses Belajar Siswa Siklus II ............................................. 69
Tabel 6 Hasil Tes Kemampuan Menulis Teks Berita Pra Siklus .......................... 74
Tabel 7 Hasil Tes kemampuan Menulis Teks Berita Siklus I ............................... 76
Tabel 8 Hasil Penilaian Aspek Rumusan Pertanyaan ........................................... 77
Tabel 9 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Unsur Berita .................................. 78
Tabel 10 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Berita ...................................... 79
Tabel 11 Hasil Penilaian Aspek Keruntutan Pemaparan ...................................... 80
Tabel 12 Hasil Penilaian Aspek Penggunaan Kalimat .......................................... 81
Tabel 13 Hasil Penilaian Aspek Pemilihan Kata .................................................. 82
Tabel 14 Hasil Penilaian Aspek Kemenarikan Judul ............................................ 83
Tabel 15 Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Penggunaaan Ejaan .......................... 84
Tabel 16 Hasil Tes Menulis Teks Berita Siklus I ................................................. 85
Tabel 17 Hasil Penilaian Aspek Rumusan Pertanyaan ......................................... 86
Tabel 18 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Unsur Berita ................................ 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 19 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Berita ...................................... 88
Tabel 20 Hasil Penilaian Aspek Keruntutan Pemaparan ...................................... 89
Tabel 21 Hasil Penilaian Aspek Penggunaan Kalimat .......................................... 90
Tabel 22 Hasil Penilaian Aspek Pemilihan Kata .................................................. 91
Tabel 23 Hasil Penilaian Aspek Kemenarikan Judul ............................................ 92
Tabel 24 Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Penggunaaan Ejaan .......................... 93
Tabel 25 Hasil Respon Kuisoner Peserta Didik ................................................... 94
Tabel 26 Perbandingan Hasil Tes Menulis Teks Berita ........................................ 97
Tabel 27 Peningkatan seluruh Aspek .................................................................... 98
Tabel 28 Persetase Ketuntasan Belajar Menulis Teks Berita.............................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1 Model Kemmis dan Mc. Taggart ............................................................ 33
Diagram 2 Hasil Menulis Teks Berita Siklus I ..................................................... 61
Diagram 3 Hasil Menulis Teks Beita Siklus II ..................................................... 72
Diagram 4 Nilai Rata-rata Tiap Siklus ................................................................ 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kondisi Awal Hasil Menulis Teks Beita ......................................... 115
Lampiran 2 Hasil Belajar Menulis Teks Beita Siklus I....................................... 117
Lampiran 3 Hasil Belajar Menulis Teks Beita Siklus II ..................................... 119
Lampiran 4 Silabus Menulis Teks Beita ............................................................. 121
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menulis Teks Berita ... 123
Lampiran 6 Contoh Hasil Menulis Teks Berita .................................................. 137
Lampiran 7 Observasi Kegiatan Pembelajaran Menulis Teks Beita ................... 153
Lampiran 8 Respon Peserta Didik....................................................................... 157
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................. 159
Lampiran 10 Surat Pemberian Ijin Penelitian ..................................................... 163
Lampiran 11 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian...................................... 164
Lampiran 12 Dokumentasi Foto-foto Pelaksanaan Penelitian ............................ 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup dua kompenen,
yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan mengapresiasi sastra. Kemampuan
kebahasaan berorientasi pada aspek keterampilan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis sehingga kegiatan pembelajaran menekankan pada cara
menggunakan Bahasa Indonesia secara tepat sesuai dengan konteks dan situasi.
Selain itu, keempat aspek tersebut harus terintegrasi secara seimbang dalam
proses pembelajaran agar peserta didik memiliki daya kompetensi berbahasa yang
utuh, maksimal, dan terampil. Kemampuan kesastraan menekankan pada kegiatan
apresiatif.
Keterampilan menulis membutuhkan kemampuan yang spesifik. Guru
Bahasa Indonesia yang mengajarkan keterampilan menulis kepada peserta didik
memang dibutuhkan ketekunan dan semangat. Penguatan mental kepada peserta
didik untuk tidak takut memulai menulis harus sering dilakukan guru serta
mendorong mereka untuk terus berlatih menulis sehingga daya cipta peserta didik
dapat berkembang.
Kompetensi dasar menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas
mempunyai tujuan pembelajaran agar peserta didik dapat menulis teks berita
secara singkat, padat, dan jelas dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dengan keterampilan tersebut, peserta didik akan dapat mengembangkan daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
cipta serta dapat menggunakannya sebagai amunisi dalam mengamati suatu
informasi baru yang mereka dapatkan dengan baik dan mengintegrasikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (Burns, dan Ross, 1996).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia SMPN Rinbesi Hat, Belu, peneliti menemukan bahwa menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang masih sulit dilakukan oleh
peserta didik. Hal ini dikarenakan kebiasaan peserta didik menggunakan bahasa
daerah (Bahasa Tetun) baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam. Selain itu,
tidak ada wahana (seperti: majalah sekolah atau majalah kelas) bagi peserta didik
untuk mengembangkan ide-ide kreatif mereka.
Hasil ulangan menulis teks berita yang telah dilaksanakan oleh Guru
Bahasa Indonesia terhadap peserta didik juga menunjukkan bahwa ada 6 orang (20
%) yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 24 orang (80 %) dari
30 peserta didik. Rendanhnya kemampuan menulis teks berita ini membuktikan
bahwa kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita memang perlu
dikembangkan.
Permasalahan-permasalahan ini pun kurang ditangani oleh Guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Guru cendrung menggunakan strategi pembelajaran
tradisional seperti ceramah, tanya-jawab, dan memberikan cacatan atau menyuruh
peserta didik menyalin teori-teori yang ada di buku pelajaran. Guru juga belum
memberikan pendampingan dan pelatihan kepada peserta didik tentang manfaat
menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Oleh sebab itu, peneliti memilih strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan foto peristiwa untuk diterapakan dalam pembelajaran
menulis teks berita. Strategi ini dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin
(Hamdayama, 2014: 217) yang mengacu pada kegiatan berpikir, berbicara, dan
menulis. Foto peristiwa diambil berdasarkan peristiwa atau fakta yang terdapat di
lingkungan hidup peserta didik. Melalui foto peristiwa peserta didik mengamati
unsur berita apa saja yang terdapat dalam foto dan mengkomunikasikan kepada
teman diskusi kelompok kemudian dituliskan dalam bentuk sebuah teks berita.
Berangkat dari kenyataan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu Peningkatan Kemampuan Menulis Teks
Berita melalui Strategi Think Talk Write (TTW) dengan Menggunakan Foto
Peristiwa pada Peserta Didik Kelas VIII A SMPN Rinbesihat, Belu Tahun Ajaran
2016/2017.
1.2 Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada 5 masalah yang dapat
diidentifikasi. Lima permasalahan yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Peserta didik terbiasa menggunakan bahasa daerah (Bahasa Tetun).
b. Tidak ada wahana (seperti: majalah sekolah, majalah dinding) bagi peserta
didik untuk menuangkan ide-ide kreatif dan imajinasi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
c. Guru cenderung menggunakan strategi pembelajaran tradisional (seperti:
ceramah, tanya jawab, dan memberi cacatan atau menyuruh peserta didik
menyalin teori-teori yang ada di buku pelajaran).
d. Hasil belajar peserta didik dalam menulis teks berita masih rendah (nilai rata-
rata 59,17%).
e. Peserta didik tidak mendapatkan pendampingan atau pelatihan tentang manfaat
menulis.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. “Apakah strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesi Hat,
Belu?”
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan
kemampuan menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto peristiwa pada peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesi Hat,
Belu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan
sekolah. Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
a. Bagi Peserta Didik
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memberikan pengalaman berpikir,
berbicara, dan menulis teks berita kepada peserta didik kelas VIII A SMPN
Rinbesihat, Belu melalaui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
foto peristiwa. Penelitian ini juga memberikan kesempatkan kepada peserta didik
untuk mengembangkan daya cipta dalam bidang menulis serta mendorong peserta
didik untuk menjadi jusnalis atau reporter berita.
b. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memberikan referensi penggunaan
strategi baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta mendorong minat guru
untuk berinovasi dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan wawasan baru dalam hal penerapan strategi
pembelajaran sebagai bekal untuk mendidik peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan menulis serta dapat dijadikan pijakan untuk dikembangkan pada
penelitian selanjutnya.
d. Bagi Sekolah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memberikan data acuan dalam
peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini
juga memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk membuat sebuah wahana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pengembangan keterampilan menulis bagi peserta didik kelas di SMPN
Rinbesihat, Belu.
1.6 Batasan Istilah
Terdapat lima istilah yang pengertiannya dibatasi untuk menyamakan
kerangka berpikir pembaca dengan peneliti, agar tidak terjadi miskonsepsi.
Adapun batasan istilah yang dimaksud, yaitu sebagai berikut.
a. Berita
Berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual
yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang melibatkan fakta dan data
yang ada di alam semesta ini, yang terjadi pun aktual dan hangat dibicarakan
orang (Suhandang, 2010:103).
b. Menulis
Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara
tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai
penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca
sebagai penerima pesan (Yunus dkk, 2008:129).
c. Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Model pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin
(Hamdayama 2014:217) ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara,
dan menulis. Alur kemajuan strategi Think Talk Write (TTW) dimulai dari
keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah
proses membaca. Selanjutnya, berbicara dan membagi (sharing) dengan temannya
sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
heterogen dengan siswa 3-5 siswa. Dalam kelompok ini, siswa diminta membaca,
membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide bersama
teman kemudian mengungkapkan melalui tulisan (Jumanta Hamdayama,
2014:217).
d. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar,
dan tidak terjadinya verbalisme (Cucu Susana 2014:61).
e. Foto Peristiwa
Media foto merupakan salah satu media yang sangat dikenal dalam proses
pembelajaran. Hal itu disebabkan karena kesederhanaannya, tanpa memerlukan
perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya (Daryanto,
2011 : 100).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Widiyastuti
(2011). Judul penelitian ini adalah Peningkatan Kemampuan Pembelajaran
Menulis Teks Berita Menggunakan Media Audiovisual Video pada Siswa Kelas
VIII B Semester 2 SMP Negeri 3 Tempel. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian peserta didik kelas VIII B
Semester 2 SMP Negeri 3 Tempel sebanyak 35 orang peserta didik dan
dilaksanakan dalam tiga siklus. Prosedur penelitian dan pembahasan
menunjukkan bahwa kemampuan meulis teks berita menigkat dari siklus I sampai
siklus III. Pada pra-siklus, 37,14% peserta didik tuntas dengan nilai rata-rata kelas
61,83. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat 6,4 dan ketuntasan peserta
didkm 48,57%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat 5,68 dan ketuntasan
peserta didik 57,14%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat 6,12
ketuntasan peserta didik 80%.
Penelitian relevan kedua dilakukan oleh Wiranti (2012). Judul penelitian
ini adalah Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Menggunakan Teknik
Simulasi pada Siswa Kelas VIII-E, SMP Pangudi Luhur 1, Yogyakarta, Tahun
Ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
dengan subjek penelitian peserta didik kelas VIII-E, SMP Pangudi Luhur 1,
Yogyakarta sebanyak 30 orang peserta didik dan dilaksanakan dalam dua siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik simulasi dapat
meningkatkan kemampuan menulis peserta didik dalam menulis teks berita. hal
ini terlihat dari nilai peserta didik yang selalu mengalami peningkatan pada tiap
siklus. Pada siklus I, sebanyak 81,8% paserta yang mencapai KKM, sedangkan
pada pelaksaan siklus II seluruh peserta didik mampu mencapai KKM yang telah
ditetapkan.
Penelitian relevan ketiga dilakukan oleh Amalia (2012). Judul penelitian
ini adalah Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Media Foto
Peristiwa Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Negeri 5 Pekalongan. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian
peserta didik kelas VIIIA SMPN 5 Pekalongan sebanyak 34 orang peserta didik
dan dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil analisis data pada prasiklus,
siklus I dan siklus II diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. Pada pra-siklus diperoleh nilai
rata-rata sebesar 60,20 termasuk dalam kategori cukup. Nilai rata-rata pada siklus
I sebesar 66,94 termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus II, nilai rata-rata
siswa sebesar 78,79 dan termasuk dalam kategori baik. Terjadi peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 11,85. Peningkatan keterampilan menulis teks berita
diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah yang positif, yaitu siswa semakin
aktif dan antusias saat mengikuti pembelajaran menulis teks berita melalui media
foto peristiwa.
Sejauh pengamatan peneliti, hal yang membedakan penelitian terdahulu
dengan penelitian ini adalah terletak pada strategi dan media pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
digunakan. Peneliti akan menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa untuk meningkatkan
kemampuan menulis teks berita pada peserta didik kelas VIII A, SMPN
Rinvesihat, Belu, tahun ajaran 2016/2017.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Strategi Think Talk Write (TTW)
Dalam kajian ini, peneliti memaparkan konsep hingga langkah-langkah
pembelajaran Think Talk Write (TTW). Selain itu, peneliti juga memaparkan
tentang manfaat, kelebihan dan kekurangan Think Talk Write (TTW).
2.2.1.1 Konsep Think Talk Write (TTW)
Secara etimologi, think diartikan dengan “berpikir”, dan talk diartikan
“berbicara”, sedangkan write diartikan sebgai “menulis”. Jadi think talk write bisa
diartikan sebgai berpikir, berbicara, dan menulis. Jika strategi think talk write
dipahami sebagai sebuah strategi pembelajaran, maka think talk write adalah
sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bantuan bahan bacaan
(menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan
dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.
Model pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin
(Hamdayama 2014:217) ini pada dasarnya dibagun melalui berpikir, berbicara,
dan menulis. Alur kemajuan strategi Think Talk Write (TTW) dimulai dari
keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah
prose membaca. Selanjutnya, berbicara dan membagi ide (sharing) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif dilakukan apabila
dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini,
siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan, dan
membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan
(Hamdayama, 2014:217).
2.2.1.2 Fase-Fase dalam Think Talk Write (TTW)
Strategi Think Talk Write (TTW) ini memiliki sintak yang sesuai dengan
urutan di dalamnya, yakni think (berpikir), talk (berbicara/berdiskusi), dan write
(menulis). Fase-fase dalam strategi Think Talk Write (TTW) diuraikan secara rinci
sebagai berikut.
a. Think (Berpikir)
Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca sebuah teks
bacaan, suatu materi pelajaran kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.
Dalam tahap ini, siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban
(strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa
apa yang telah diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam
bahasanya sendiri.
b. Talk (Berbicara)
Berbicara (talk) yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi (talk) pada strategi ini
memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Proses komunikasi dipelajari
siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah, proses komunikasi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebgai alat sebelum menulis. Diskusi
diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan.
Diskusi pada fase talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan
merefleksikan pikiran siswa, pada tahap talk, tugas guru adalah sebagai fasilitator
dan motivator. Sebagai fasilitator, guru senantiasa harus memberi arahan dan
bimbingan kepada keompok yang mengalami kesulitan terutama dalam hal
materi, baik itu diminta maupun tidak diminta. Sebagai motivator guru senantiasa
memberi dorongan kepada siswa yang kurang percaya diri terhadap hasil
pekerjaannya dan atau kelompok siswa yang mendapatkan jalan buntu untuk
menemukan suatu jawaban. Guru juga harus bisa memotivasi siswa yang dalam
kegiatan diskusi kurang aktif atau malah sangat pasif. Guru harus memberikan
semangat kepada siswa yang bersangkutan bahwa kegiatan diskusi yang sedang
berlangsung adalah penting untuk dijalani, supaya mereka dapat memahami
sendiri.
c. Write (Menulis)
Fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi atau pada lembar kerja yang
telah disediakan (Lembar Kerja Siswa). Aktivitas menulis berarti mengkontruksi
ide, karena setelah berdiskusi antarteman dan kemudian mengungkapkannya
melalui tulisan. Aktivias menulis akan membantu siswa dalam membuat
hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa.
Aktivitas menulis siswa bagi guru dapat memantau kesalahan siswa,
miskonsepsi, dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama. Aktivitas siswa selama
tahap (write) ini adalah (1) menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
diberikan termasuk perhitungan, (2) mengorganisasikan semua pekerjaan langkah
demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik,
ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, (3) mengoreksi semua
pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang
tertinggal, (4) meyakini bahwa pekerjaan yang terbaik, yaitu lengkap, mudah
dibaca dan terjamin keasliannya (Yamin dalam Huda, 2008:87-88).
Tahap terakhir dari strategi ini adalah presentasi. Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat berbagi pendapat dalam ruang lingkup yang lebih besar, yaitu
dengan teman satu kelas.presentasi ini disampaikan oleh salah seseorang
perwakilan kelompok yang dilakukan di depan kelas, setelah sebelumnya siswa
yang bersangkutan menuliskan jawaban kelompoknya di papan tulis. Setelah
selesai presentasi, kemudian dibuka forum tanya jawab dimana semua siswa
berhak mengajukan pertanyaan dan atau pendapat yang sifatnya mendukung
jawaban ataupun menyangga jawaban temannya yang presentasi. Setelah tanya
jawab selesai, dilakukan sebuah penyimpulan bersama tentang materi yang
dipelajari (Hamdayama, 2014:218-219).
2.2.1.3 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write
(TTW)
Huda (2014:220) mengatakan bahwa ada beberapa langkah pembelajaran
dengan strategi Think Talk Write (TTW). Langkah-langkah pembelajaran dengan
strategi Think Talk Write (TTW) diuraikan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Guru membagikan teks bacaan berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) yang
memuat situasi masalah yang bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur
pelaksanaannya.
b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual
(think), untuk dibawa ke forum diskusi.
c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi
catatan (talk). Dalam kegiatan ini, mereka menggunakan bahasa dan kata-kata
mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Pemahaman
dibangun melalui interaksi dalam diskusi, karena itu diskusi diharapkan dapat
menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.
d. Siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman
sebagai hasil kolaborasi dalam bentuk tulisan (write).
2.2.1.4 Komponen Pendukung Strategi Think Talk Write (TTW)
Dalam strategi terdapat beberapa komponen penting yang cukup berperan
dalam memperlancar jalannya strategi Think Talk Write (TTW) pada
pembelajaran. Kompenen pendukung strategi Think Talk Write (TTW) yaitu
sebagai berikut.
a. Guru yang berkompeten dan profesional,
b. Anak didik yang aktif dalam proses pembelajaran,
c. Buku bacaan yang sesuai dengan topik materi yang diajarkan dengan jumlah
yang banyak dan bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Beberapa teknik pembelajaran yang mempunyai peranan cukup penting dalam
terlaksananya strategi think talk write dalam pembelajran agar dapat tercapai
tujuan yang telah ditentukan (Hamdayama, 2014:220).
2.2.1.5 Manfaat Strategi Think Talk Write (TTW)
Ada 3 manfaat penerapan strategi Think Talk Write (TTW). Manfaat
penerapan strategi Think Talk Write (TTW), yaitu sebagai berikut.
a. Terselenggaranya pembelajaran yang berbasis komunikasi, baik komunikasi
antarsiswa maupun komunikasi antara siswa dengan guru;
b. Pemahaman konsep dalam pembelajaran berbasis komunikasi tersebut dapat
memfasilitasi partisipasi aktif siswa melalui kegiatan talk (diskusi kelompok)
untuk mengomunikasikan think atau pikirannya;
c. Komunikasi dari berpikirnya tersebut, lalu diwujudkan dalam bentuk write,
berupa kegiatan menulis teks berita (Hamdayama, 2014:221).
2.2.1.6 Kelebihan Strategi Think Talk Write (TTW)
Strategi Think Talk Write (TTW) ini memiliki beberapa kelebihan yang
dapat diandalkan. Kelebihan-kelebihan strategi Think Talk Write (TTW), antara
lain sebagai berikut.
a. Mempertajam seluruh keterampilan berpikir,
b. Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi
ajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Denagan memberikan soal open ended, dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif siswa,
d. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa
secara aktif dalam belajar,
e. Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan
bahkan dengan diri mereka sendiri (Hamdayama, 2014:222).
2.2.1.7 Kelemahan Strategi Think Talk Write (TTW)
Adapun kelemahan strategi Think Talk Write (TTW) dalam penerapan
pembeleajaran. Kelemahan-kelemahan strategi Think Talk Write (TTW), antara
lain sebagai berikut.
a. Ketika siswa bekerja dalam kelompok, mereka mudah kehilangan kemampuan
dan kepercayaan, karena didominasi oleh siswa yang mampu,
b. Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam
menerapkan strategi Think Talk Write (TTW) tidak mengalami kesulitan
(Hamdayama, 2014:223).
2.2.2 Menulis
Dalam kajian tentang menulis ini, peneliti memaparkan tentang pengertian
menulis secara umum hingga pengertian secara khusus. Selain pengertian
menulis, peneliti juga memaparkan tentang manfaaf, tujuan, ciri-ciri tulisan yang
baik, dan teknik-teknik penulisan yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.2.2.1 Hakikat Menulis
Menurut Tarigan (1994:3-4), menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tanpa
bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Selain itu, keterampilan
menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan yang
cukup dan teratur.
Yunus dkk. (2008:129) mengatakan bahwa menulis adalah kegiatan
komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas
menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan,
saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Dari dua
pengertian menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan
mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa tulis sebagai alat komunikasi tidak
langsung dengan memperhatikan kaidah penggunaan bahasa tulis.
2.2.2.2 Tujuan Menulis
Menurut Tarigan (1994:23-24), ada 4 tujuan menulis, yaitu (1) tulisan
yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif
(informative discourse), (2) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau
mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse), (3) tulisan yang
bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan
estetik disebut tulisan literer (literary discourse), dan (4) tulisan yang
mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ekspresif (expressive discourse). Dengan demikian, dapat disimpulkan beberapa
tujuan menulis, yaitu untuk menyampaikan informasi kepada pembaca, membujuk
pembaca untuk melakukan suatu hal, dan menghibur pembaca dengan tulisan
yang menarik.
2.2.2.3 Manfaat Menulis
Tarigan (1994:21-22) menyebutkan 4 fungsi utama menulis, yaitu: 1)
memudahkan para peserta didik untuk berpikir kritis, 2) memudahkan peserta
didik untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, 3) memperdalam
daya tanggap atau persepsi mereka, 4) memecahkan masalah-masalah yang
mereka hadapi, serta sebagai sarana dalam menyusun urutan bagi pengalaman.
Jadi manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis adalah sebagai sarana
untuk menggali kemampuan dan potensi diri, sarana untuk memecahkan masalah
yang dihadapi, dan sarana berpikir secara kritis dan tertib.
2.2.2.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Menurut Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 1994:6-7), ciri-ciri tulisan
yang baik, antara lain: (1) mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan
nada yang serasi, (2) mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan
yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh, (3) mencerminkan
kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas, (4) mencerminkan kemampuan
penulis untuk menulis secara meyakinkan, (5) mencerminkan kemampuan penulis
untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya, (6) baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah. Secara singkat, ciri-ciri tulisan
yang baik antara lain: jujur, yaitu tidak memalsukan ide atau gagasan penulis,
jelas, yaitu tidak membingungkan para pembaca, singkat, yaitu tulisan jangan
sampai memboroskan atau membuang waktu pembaca, dan adanya
keanekaragaman, termasuk panjang kalimat yang beraneka ragam (Mc. Mahan &
Day dalam Tarigan 1994:7).
Sementara itu menurut Widyamartaya (1990:37-38), ada 6 asas yang perlu
diperhatikan dalam menuangkan gagasan. Kejelasan, berarti tidak samar-samar
sehingga tiap butir fakta seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. Kejelasan tidak
semata-mata mudah dipahami, melainkan juga karangan itu tidak disalahtafsirkan.
Keringkasan, tidak berarti karangan harus singkat, melainkan bahwa karangan
tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan dan tidak berputar-putar dalam
menyampaikan gagasan. Ketepatan, berarti karangan dapat menyampaikan
pengetahuan kepada pembaca. Ketepatan meliputi ketepatan menaati aturan tata
bahasa, ejaan, tanda baca, peristilahan, kelaziman bahasa, dan sebagainya.
Kesatupaduan, berarti segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus
berkisar pada satu gagasan pokok karangan. Segala sesuatu yang disajikan harus
relevan dengan gagasan pokok yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Pertautan (koherensi), menghendaki antara kalimat yang satu dan kalimat yang
lain dalam tiap paragraf saling berkaitan. Harkat, menghendaki agar karangan
benar-benar berbobot dan berisi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa beberapa ciri tulisan yang
baik, yaitu jelas, ringkas, tepat, satu padu, mempunyai koherensi, serta adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penegasan terhadap bagian tertentu dalam tulisan. Dengan semua ciri tersebut,
akan membuat pembaca merasa nyaman dan akan memperoleh manfaat dari hasil
membaca.
2.2.3 Teknik Penulisan yang Baik dan Benar
Menurut Suhandang (2010:132-136) disimak dari segi fakta, terlihat suatu
gambaran susunan fakta dalam bentuk konstruksi pyramid yang diawali dari hal-
hal yang kurang penting, berkembang terus menjadi hal-hal yang penting, dan
berakhir hal yang sangat penting atau klimaks dari peristiwanya. Lebih lanjut,
Djuraid (2009:81-83) mengungkapkan cara penulisan berita saat ini sudah
mengalami perkembangan yang pesat. Penulisan lead (kepala berita) bisa dibuat
dengan berbagai macam variasi disesuaikan dengan materi dan kondisi yang
berkembang. Dengan membaca kepala berita, orang akan tahu materi berita yang
sesungguhnya. Setelah membuat kepala berita, langkah selanjutnya adalah
membuat isi berita.
Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa
teknik penulisan teks berita yang baik harus memperhatikan lead berita (kepala
berita). Dalam menulis berita, penulis berusaha menyampaikan bagian yang
terbaik di awal tulisan. Hal ini membuat berita akan terlihat isi keseluruhannya
pada bagian awal berita dan bagian berikutnya merupakan uraian lebih mendetail.
Singkatnya struktur penulisan berita senantiasa berbentuk piramida terbalik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.2.4 Teks Berita
2.2.4.1 Hakikat Berita
Djuraid (2009:9) mengungkapkan bahwa berita adalah sebuah laporan atau
pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat
umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa.
Menurut Suhandang (2010:103) berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang
segala peristiwa aktual yang menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang
melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadi pun aktual
dan hangat dibicarakan orang. Berdasarkan pendapat para ahli tentang berita
tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa berita adalah laporan mengenai
kejadian atau peristiwa yang aktual, terjadi di luar dugaan, dan menarik perhatian
banyak orang.
2.2.4.2 Jenis-jenis Berita
Luwi Ishara dalam Catatan-catatan Jurnalisme Dasar (2005:51-52)
mengelompokkan jenis-jenis berita menjadi dua, yaitu pertama, berita yang
terpusat pada peristiwa (event-centered news) yang khas menyajikan peristiwa
hangat yang baru saja terjadi, dan umumnya tidak diinterpretasikan dengan
konteks yang minimal, tidak dihubungkan dengan situasi dan peristiwa yang lain.
Sebuah topik belum layak untuk menjadi sebuah berita sampai “terjadi” sesuatu.
Kedua, berita yang berdasarkan pada proses (process-centered news) yang
disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang
dihubungkan dalam konteks yang luas dan melampaui waktu. Dalam liputan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
berdasarkan proses ini, diharapkan wartawan tidak terjatuh ke dalam jebakan
peristiwa (event trap). Ia tidak menunggu sampai peristiwa itu “pecah,” misalnya
apakah rasialisme ada hanya setelah terjadi kerusuhan, atau apakah ada masalah di
bidang pendidikan hanya setelah para orang tua protes.
Selain itu, Suhandang (2010: 104-105) mengemukakan bahwa ada dua
jenis berita berdasarkan penyajian pemberitaan, yaitu berita langsung (straight
news) dan berita tidak langsung (feature news). Berita langsung yaitu berita yang
disajikan dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa
itu apa adanya secara langsung, baik hal-hal yang menjadi pokok peristiwa
maupun apa yang dikatakan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu. Berita
langsung dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) matter of news, yaitu berita yang
hanya mengemukakan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa itu saja; (2)
action news, yaitu berita yang hanya mengemukakan perbuatan, tindakan
(kejadian) yang terlibat dalam peristiwa; (3) quote news, yaitu berita yang hanya
mengemukakan kutipan dari apa yang diucapkan oleh para tokoh yang terlibat
dalam peritiwa. Jenis berita berdasarkan penyajian yang kedua yaitu berita tidak
langsung atau feature news, yaitu berita yang tidak mementingkan unsur waktu,
melainkan memberikan tambahan bacaan yang dianggap tetap hangat walaupun
tidak disajikan secepatnnya (pada saat) peristiwa terjadi. Berita tidak langsung
atau feature news dibagi menjadi dua, yaitu berita tersirat (interpretative news)
dan berita laporan (reportase). Berita tersirat yaitu berita yang menonjolkan
maksud pemberitaannnya secara tersirat, dalam arti memberikan kesempatan
kepada para pembaca atau pendengar, atau penonton, untuk menafsirkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sendiri pesan yang terkandung dalam berita. Berita laporan (reportase) yaitu berita
menyuguhkan tulisan atau pemberitaan yang membuat pembaca, pendengar, dan
penonton seolah-olah yang mengalami peristiwa itu.
Menurut Romli (2000:8), jenis berita antara lain, yaitu : (1) straight news
atau berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas, (2) depth news
atau berita mendalam dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di
bawah suatu permukaan, (3) investigation news dikembangkan berdasarkan
penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber, (4) interpretative news
dikembangkan dengan pendapat atau penilaian penulisnya atau reporter, (5)
opinion news berisi pendapat seseorang seperti tokoh, ahli, dan cendekiawan
berbicara sesuatu.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis berita straight news. Berita ditulis
secara langsung dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat dalam foto
peristiwa, baik hal-hal yang menjadi pokok masalah peristiwa itu, ataupun apa
yang dikatakan oleh tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu.
2.2.4.3 Unsur-Unsur Berita
Menurut Suhandang (2010:122-124), ada 6 unsur berita, yaitu: (1) apa
yang terjadi (what); (2) siapa yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan
(who); (3) kapan peristiwa itu terjadi (when); (4) di mana peristiwa itu terjadi
(where); (5) mengapa peristiwa itu terjadi (why); (6) bagaimana peristiwa yang
diberitakan terjadi (how). Dalam bahasa Inggris unsur berita biasa disebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5W + 1H. Secara singkat, unsur-unsur berita sekurang-kurangnya memuat unsur
apa, siapa, kapan, di mana, dan bagimana.
Menurut Djuraid (2009:13), unsur berita menjadi sangat penting untuk
diketahui sebelum menulis karena akan menjadi panduan bgai seorang wartawan
untuk memutuskan suatu informasi itu layak diberitakan atau tidak. Unsur berita
itu sebagai berikut: (1) aktual, (2) kedekatan, (3) penting, (4) luar biasa, (5) tokoh,
(6) eksklusif, (7) ketegangan, (8) konflik, (9) human interest, (10) seks, (11)
progresif, (12) trend, (13) humor.
Berdasarkan pembagian unsur-unsur berita di atas, dapat disimpulkan
bahwa berita mengandung unsur, yaitu ADIKSIMBA (apa yang terjadi, di mana
peristiwa itu terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, siapa pelaku dalam berita,
mengapa peristiwa itu terjadi, dan bagaimana peristiwa itu terjadi) dan dapat
ditambahi unsur-unsur pendukung seperti cepat, menarik, dan penting. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah berita yang layak harus memiliki unsur
5W+1H.
2.2.5 Foto Peristiwa
Dalam kajian ini, peneliti akan menguraikan tentang pengertian media foto
peristiwa, kelebihan dan kelemahan media foto peristiwa, dan prinsip penggunaan
foto peristiwa. Selain itu, penulis akan menguraikan tentang langkah-langkah
penggunaan media foto peristiwa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.2.5.1 Pengertian Foto Peristiwa
Menurut Kustandi (2011 : 45), media foto adalah media pembelajaran
yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat
dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang di mana-mana. Foto berfungsi untuk
menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan
yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Pendapat
yang sama juga disampaikan oleh Daryanto (2011:100) bahwa foto merupakan
salah satu media yang sangat dikenal dalam proses pembelajaran. Hal itu
disebabkan karena kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak
perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.
Menurut Sudjana (2009:70), media foto merupakan media yang mudah
diperoleh dari berbagai sumber, misalnya surat kabar, majalah, brosur, dan buku.
Gambar, lukisan, ilustrasi, dan foto yang diperoleh digunakan guru secara efektif
dalam kegiatan pembelajaran. Fotografi membantu membangkitkan minat siswa
pada proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
foto merupakan media yang paling efektif dan mudah bila digunakan dalam
proses pembelajaran. Foto juga merupakan salah satu media pembelajaran yang
paling sederhana, murah, dan mudah didapat.
2.2.5.2 Prinsip Penggunaan Foto Peristiwa
Sudjana (2009:76-77) mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan foto sebagai media visual pada setiap kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pembelajaran, antara lain: (1) menggunakan gambar untuk tujuan-tujuan
pembelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan
mendukung penjelasan inti pelajaran, (2) memadukan gambar-gambar kepada
mata pelajaran, karena keefektifan pemakaian foto di dalam proses pembelajaran
memerlukan keterpaduan, (3) menggunakan gambar dengan jumlah yang tidak
berlebihan, jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif lebih baik dari pada jumlah
gambar yang banyak tetapi tanpa memilih yang tepat, (4) mengurangi
penambahan kata-kata pada gambar, (5) melalui gambar siswa akan didorong
untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, (6)
mengevaluasi kemajuan kelas dengan memanfaatkan foto baik secara umum
maupun secara khusus. Menurut Kustandi (2011 : 94-95) ada beberapa prinsip
umum dalam penggunaan media foto adalah sebagai berikut : (1) menyajikan foto
dengan sederhana, karena gambar yang sangat rinci sulit diproses dan dipelajari,
(2) visualisasi digunakan untuk menekankan informasi sasaran, (3) menghindari
sajian visual yang tak berimbang, (4) unsur-unsur pesan harus ditonjolkan dan
mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah
pengolahan informasi, (5) menggunakan warna yang realistis.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
prinsip dalam penggunaan media foto adalah memilih media fotografi yang sesuai
dengan materi pelajaran. Selain kesesuaian media foto peristiwa dengan materi
pembelajaran media fotografi juga harus disajikan dengan sederhana agar mudah
dipahami oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2.2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Foto Peristiwa
Daryanto (2011:100-101) menyebutkan ada empat kelebihan media foto,
yaitu pertama mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar karena
praktis tanpa memerlukan perlengkapan apa-apa, kedua harganya relatif lebih
murah daripada jenis-jenis media lainnya, ketiga foto dapat dipergunakan dalam
banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu, kempat
foto dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih
realistik. Kelemahan media foto, yaitu pertama beberapa gambarnya sudah cukup
memadai, tetapi tidak cukup besar ukurannya jika digunakan untuk tujuan
pembelajaran kelompok besar, kecuali jika diproyeksikan melalui proyektor,
kedua foto adalah berdimensi dua sehingga sukar untuk melukiskan bentuk
sebenarnya yang berdimensi tiga, kecuali jika dilengkapi dengan beberapa gambar
untuk objek yang sama atau adegan yang diambil dilakukan dari berbagai sudut
pemotretan yang berlainan, ketiga foto bagaimana pun indahnya tetap tidak
memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup.
Selain itu, Kustandi (2011:45-46) mengemukakan bahwa kelebihan
media foto adalah sebagai berikut: (1) sifatnya konkret, lebih realistis
dibandingkan dengan media verbal, (2) dapat memperjelas suatu masalah dalam
bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun usia tua, (3) murah harganya dan
tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. Kelemahan media
foto yaitu foto hanya menekankan persepsi indera mata dan ukurannya sangat
terbatas untuk kelompok besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelebihan media foto yaitu sifatnya konkret dapat memperjelas makna yang
abstrak menjadi makna yang lebih realistis dan media foto tidak membutuhkan
biaya yang banyak. Kelemahannya yaitu media foto tidak dapat melukiskan
bentuk aslinya dan tidak cukup memadai jika digunakan untuk pembelajaran
kelompok besar.
Penelitian ini menggunakan media foto peristiwa. Media foto peristiwa
menampilan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan. Foto
peristiwa akan menerjemahkan konsep yang abstrak menjadi lebih konkret.
2.2.5.4 Langkah-Langkah Penggunaan Foto Peristiwa dalam Pembelajaran
Foto peristiwa adalah penyajian foto yang diambil berdasarkan topik atau
peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Penggunaan foto peristiwa pada
proses pembelajaran dilaksanakan sebelum guru menjelaskan lebih jauh mengenai
materi yang akan diajarkan.
Menurut Daryanto (2011:108), langkah-langkah pembelajaran
menggunakan media foto peristiwa dalam proses pembelajaran menulis teks
adalah sebagai berikut. Pertama, guru mengadakan apersepsi terlebih dahulu.
Kedua, guru menjelaskan materi pelajaran. Ketiga, guru membagikan foto
peristiwa yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran menulis teks berita.
Keempat, siswa mengamati foto peristiwa yang telah dibagikan oleh guru. Kelima,
siswa menuliskan hasil pengamatan dalam bentuk teks berita. Keenam, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Ketujuh, guru mengadakan
evaluasi mengenai materi yang telah disampaikan.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah keterampilan
menulis teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat akan meningkat
dan terjadi perubahan tingkah laku jika menggunakan strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) dengan memanfaatkan foto peristiwa. Peserta didik akan
mengamati foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa di sekitar lingkungan hidup
peserta didik. Kemudian peserta didik akan mengkomunikasikan hasil
pengamatan foto peristiwa berdasarkan fakta-fakta dan selanjutnya dikembangkan
menjadi sebuah teks berita.
Strategi ini seharusnya lebih unik dan menarik, peserta didik dapat
menikmati keindahan foto dan perhatian peserta didik juga pada aspek visual
melalui gambar, pendengar juga akan terusik imajinasinya dan ikut berjalan
mengikuti keindahan gambar. Selain itu, secara tidak langsung peserta didik
mengkonstruksi pemahamannya tentang kegiatan jurnalistik.
2.4 Indikator Pencapaian
Penelitian ini selalu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis
teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat melalui strategi Think
Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Adapun indikator
pencapaian yang rencanakan peneliti, yakni (1) Peserta didik mampu membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
rumusan pertanyaan berdasarkan foto peristiwa melalui strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. (2) Peserta
didik mampu menemukan unsur-unsur berita berdasarkan foto peristiwa melalui
strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa. (3) Peserta didik mampu menulis teks berita yang singkat, padat, dan
jelas melalui strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
media foto peristiwa.
Tabel 1Indikator Pencapaian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Beita
No Indikator Pencapaian Prasi
klus
Siklus
I
Siklus
II
1. Mampu membuat rumusan pertanyaan
berdasarkan foto peristiwa.
20% 10% 10%
2. Peserta didik mampu menemukan unsur-unsur
berita berdasarkan foto peristiwa dengan tepat.
20% 20% 10%
3. Peserta didik mampu menulis teks berita yang
singkat, padat, dan jelas melalui strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan media foto peristiwa.
60 % 70% 80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam
kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut. (Wina Sanjaya, 2013:149).
Penelitian tindakan kelas ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu (1) PTK diarahkan
untuk memperbaiki kinerja guru; (2) menumbuhkan sikap profesional guru; dan
(3) peningkatan situasi tempat praktik berlangsung. (Wina Sanjaya, 2013 : 150).
Penelitian Tindakan Kelas ini mengangkat kompetensi dasar menulis teks
berita melalui stretegi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto
peristiwa. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperkenalkan strategi
pembelajaran baru dalam pembelajaran dengan memanfaatkan foto peristiwa
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik kelas VIII A, SMPN Rinbesihat
Belu dalam menulis teks berita.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A, SMPN
Rinbesihat Belu Tahun Ajaran 2016/2017. Keseluruhan peserta didik berjumlah
30 orang, 7 peserta didik laki-laki dan 23 peserta didik perempuan. Objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN Rinbesihat Belu. SMPN tersebut
beralamat di Jln. Jurusan Gereja Alva Omega, Rinbesi Hat, Tasifeto Barat, Belu,
Nusa Tenggara Timur (NTT). Waktu pelaksanaan penelitian, yaitu 29 Mei-28 Juni
2017.
3.4 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian mengikuti model Kemmis dan Mc.
Taggart. Penelitian menggunakan dua siklus. Rancangan penelitian pada setiap
siklusnya terdiri dari empat tahap, yakni (1) perencanaan. (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahap ini adalah unsur-unsur
yang membentuk suatu siklus atau daur yakni suatu putaran kegiatan beruntun,
yang kembali ke langkah semula.
Peneliti melaksanakan dua siklus dalam penelitian ini. Permasalahan
yang peneliti angkat dalam pelaksanaan siklus I dan II, terkait kompetensi menulis
teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Alokasi waktu dalam pelaksanaan dua
siklus ini adalah 8 x 40 menit, dua kali pertemuan pada siklus I dan satu kali
pertemuan pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Grafik Model Kemmis dan Mc. Taggart
Grafik 1 Model Kemmis dan Mc. Taggart
Prosedur penelitian dalam pembelajaran menulis teks berita melalui
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa terdiri atas
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Adapun penjelasan pelaksanaan setiap
siklus adalah sebagai berikut.
3.4.1 Prasiklus
Sebelum masuk ke siklus I terlebih dahulu dilakukan penelitian tahap awal
yaitu prasiklus. Prasiklus dilakukan untuk mendapatkan data dan untuk
mengetahui kondisi awal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
keterampilan menulis teks berita siswa. Pengumpulan data pada prasiklus
dilakukan dengan wawancara dan hasil ulangan Bahasa Indonesia tentang menulis
teks berita. Wawancara dilakukan dengan peserta didik dan guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pembelajaran serta kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik kelas VIII A
SMPN Rinbesihat Belu saat pembelajaran menulis teks berita.
Pretes dilakukan peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat Belu.
Materi yang diberikan adalah menulis teks berita. Pretes atau pengambilan data
menulis teks berita pada tahap awal dilakukan secara konvensional tanpa memberi
perlakuan berupa penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto peristiwa saat pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dengan
ceramah, kemudian peserta didik disuruh menulis teks berita. Hasil pretes siklus I
menunjukkan bahwa nilai rata-rata peserta didik diposisikan pada kualifikasi
kurang sampai dengan cukup.
Hasil wawancara dan hasil belajar peserta didik ketika ulangan materi
mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis teks berita menunjukkan bahwa
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang masih sulit dilakukan
oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan peserta didik menggunakan
bahasa daerah (Bahasa Tetun) baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain
itu, tidak ada wahana (seperti: majalah sekolah atau majalah dinding) bagi peserta
didik untuk mengembangkan ide-ide kreatif atau imajinasi mereka.
Permasalahan-permasalahan ini pun kurang ditangani oleh guru yang
bersangkutan. Guru cendrung menggunakan strategi pembelajaran tradisional
seperti ceramah, tanya-jawab, dan memberi cacatan atau menyuruh peserta didik
menyalin teori-teori yang ada di buku pelajaran. Guru juga belum memberikan
pendampingan atau pelatihan kepada peserta didik tentang manfaat menulis. Hal
ini mengakibatkan rendahnya motivasi peserta didik untuk menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Hasil pretes dan wawancara itu akan peneliti gunakan untuk merancang
pembelajaran menulis teks berita dengan bercermin pada fakta yang ada di dalam
kelas. Kekurangan dari hasil observasi dan pretes pada tahap prasiklus akan
peneliti perbaiki pada siklus berikutnya. Peneliti menggunakan strategi Think Talk
Write (TTW) dengan media foto peristiwa untuk memudahkan peserta didik dalam
pembelajaran menulis teks berita. Oleh karena itu, pada pembelajaran siklus I dan
siklus II dengan menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto peristiwa, penulis menargetkan nilai masing-masing peserta
didik sebesar 70.
3.4.2 Proses Tindakan pada Siklus I
Proses tindakan yang dilakukan pada siklus I ini meliputi tahapan
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap pertama yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah perencanaan. Dalam penyusunan perencanaan ini
dilakukan sebagai upaya memecahkan masalah yang ditemukan pada refleksi awal
dan segala sesuatu yang perlu dilakukan pada tahap tindakan. Tindakan
merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan
yang akan dilakukan adalah pembelajaran menulis teks berita melalui strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa. Observasi adalah
mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan peserta didik
dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui media foto peristiwa.
Tahap refleksi dilaksanakan pada akhir pembelajaran, kegiatan ini dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sebagai upaya mengkaji segala hal yang terjadi pada tahap tindakan. Hasil refleksi
ini digunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkah selanjutnya.
3.4.2.1 Perencanaan
Pada tahap pembelajaran ini langkah-langkah persiapan proses
pembelajaran keterampilan menulis teks berita yaitu : (1) menyusun rencana
pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan menulis teks berita; (2)
membuat dan menyiapkan teks berita dan materi yang akan digunakan sebagai
bahan pembelajaran; (3) menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes
berupa soal beserta penilaiannya sedangkan instrumen nontes berupa lembar
observasi, lembar jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto. Sebelum
melakukan langkah-langkah tersebut peneliti terlebih dahulu membicarakan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan dengan guru yang mengampu mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas tersebut.
3.4.2.2 Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses belajar mengajar yaitu tahap
awal, tahap inti, dan tahap akhir. Tindakan pada masing-masing pertemuan
dijabarkan sebagai berikut.
Pertemuan Pertama
Pada tahap awal dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mengaitkan pengetahuan peserta didik
tentang berita; (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pembelajaran yang akan dicapai; dan (3) guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto peristiwa.
Tahap inti, pembelajaran terdiri atas eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pada tahap eksplorasi langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
(1) guru menjelaskan mengenai materi berita meliputi unsur-unsur berita dan cara
penulisan berita; (2) guru memberikan contoh berita yang diambil dari koran; dan
(3) secara bersama-sama peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur berita. Pada
tahap elaborasi langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1)
Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil
petualangan peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur berita;
(2) Peserta didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil
simakan secara individual (Think); (3) Peserta didik berinteraksi dan
berkolaborasi dengan teman satu group untuk membahas isi catatan (Talk); (4)
Peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman
tentang unsur-unsur berita dan mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan (write).
Pada tahap konfirmasi, langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
(1) perwakilan setiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil mengidentifikasi
teks berita; (2) kelompok diskusi yang lain memberikan tanggapan atas hasil
pekerjaan temannya; dan (3) guru memberikan penguatan kepada kelompok
diskusi yang berhasil. Tahap akhir, langkah-langkah pembelajarannya adalah
sebagai berikut : (1) guru memberikan simpulan; (2) Guru bersama-sama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar; (3) guru
memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh berita di koran.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman atau simpulan pelajaran. Kemudian guru memberikan soal
tertulis berupa uraian kepada peserta didik untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan Kedua
Tahap awal dilaksanakan sebagai berikut: (1) guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan mengaitkan tugas peserta didik tentang teks berita;
dan (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis teks berita melalui media
foto peristiwa.
Tahap inti dilakukan dengan tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pada tahap eksplorasi langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
(1) guru dan peserta didik bertanya jawab tentang tugas rumah; (2) guru
memberikan teks berita dengan gambar; (3) guru menjelaskan cara membuat
kerangka teks berita berdasarkan unsur-unsur berita yang terdapat gambar. Tahap
elaborasi dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru
membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil petualangan
peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur berita; (2) Peserta
didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil simakan secara
individual (think); (3) Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman
satu kelompok untuk membahas isi catatan (talk); (4) Peserta didik
mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman tentang unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
unsur berita dan mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan (write); (5) peserta
didik menilai hasil kerja temannya; (6) peserta didik memperbaiki tulisan
berdasarkan hasil suntingan teman; (7) peserta didik mempresentasikan teks berita
terbaik di depan kelas. Pada tahap konfirmasi langkah-langkah pembelajarannya
yaitu peserta didik memberikan tanggapan atas hasil presentasi temannya dan
guru menanyakan apakah peserta didik sudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Langkah-langkah pembelajaran pada tahap terakhir adalah sebagai berikut:
(1) guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran pada pertemuaan hari itu;
(2) guru dan peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar; dan (3) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menulis teks
berita berdasarkan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
3.4.2.3 Observasi
Dalam melaksanakan observasi ini, data diperoleh melalui beberapa cara,
yaitu : (1) observasi untuk mengetahui perilaku dan aktivitas peserta didk selama
proses pembelajaran berlangsung; (2) angket berisi pesan dan kesan peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk
Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa; (3) wawancara digunakan
untuk memperoleh data melalui pendapat peserta didik yang mempunyai nilai
tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan untuk mengungkap data secara
lengkap; (4) dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas
peserta didik selama penelitian. Hasil observasi ini digunakan sebagai bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus II sehingga kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada siklus I dapat diatasi pada siklus II dan kelebihan-
kelebihannya dapat terus diperbaiki serta ditingkatkan lagi.
3.4.2.4 Refleksi
Dalam penelitian tindakan kelas ini, refleksi pada siklus I dijadikan
masukan dalam menentukan langkah pada siklus II. Dengan demikian, dilakukan
perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II sehingga hasil pembelajaran
yang didapatkan maksimal. Masalah-masalah pada siklus I dicari pemecahannya
sedangkan kelebihan-kelebihannya perlu ditingkatkan sehingga akan diperoleh
hasil pembelajaran yang lebih baik pada siklus II.
3.4.3 Proses Tindakan pada Siklus II
Proses tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan hal-hal yang kurang
sesuai pada siklus I. Siklus II merupakan perbaikan-perbaikan dari siklus I.
Pelaksanaan siklus II ini melalui tahap yang sama dengan siklus II, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti
mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan
berpedoman pada refleksi pada siklus I. Tindakan yang akan dilakukan adalah
pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto peristiwa. Pada tahap observasi peneliti mengamati hasil atau
dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan peserta didik dalam proses
pembelajaran menulis teks berita. Refleksi dilaksanakan pada akhir pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mengkaji segala hal yang terjadi pada tahap
tindakan.
3.4.3.1 Perencanaan
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah: (1) membuat perbaikan
rencana pembelajaran menulis teks berita melalui staretegi Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan foto peristiwa; (2) menyiapkan teks berita dan
beberapa foto suatu peristiwa alam yang akan digunakan sebagai pembelajaran;
(3) menyusun perbaikan instrumen yang berupa data nontes dan tes. Data nontes
yaitu pedoman observasi, jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto
sedangkan data berupa instrumen tes yaitu soal esai terbuka beserta penilaiannya,
(4) menyiapkan media berupa foto peristiwa; dan (5) bekerja sama dengan guru
dan peserta didik. Secara singkat, dalam tahap perencanaan, peneliti membuat
rancangan pembelejaran berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I. Perbaikan
rancangan pembelajaran akan digunakan dalam proses pembelajaran pada siklus
II.
3.4.3.2 Tindakan
Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan tindakan pada siklus I.
Pada tahap ini guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
penulisan teks berita melalui media foto peristiwa. Kemudian peserta didik diberi
bimbingan dan arahan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis berita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menggunakan media foto peristiwa akan menjadi lebih baik. Kegiatan pada siklus
II adalah tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.
Pertemuan pertama
Tahap awal dilaksanakan sebagai berikut : (1) guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan mengaitkan pengetahuan peserta didik tentang teks
berita; (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
pembelajaran yang akan dicapai; (3) guru memberikan pertanyaan mengenai
kesulitan yang dialami peserta didik pada siklus I; dan (4) guru mengumumkan
hasil menulis teks berita pada siklus I dan memberikan apresiasi kepada peserta
didik dengan tulisan teks berita terbaik.
Tahap inti, pembelajaran terdiri atas eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pada tahap eksplorasi langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
(1) guru menjelaskan mengenai materi berita meliputi unsur-unsur berita dan cara
penulisan berita; (2) guru memberikan contoh berita yang diambil dari koran; dan
(3) secara bersama-sama peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur berita. Pada
tahap elaborasi langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1)
Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil
petualangan peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur berita;
(2) Peserta didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil
simakan secara individual (Think); (3) Peserta didik berinteraksi dan
berkolaborasi dengan teman satu group untuk membahas isi catatan (Talk); (4)
Peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman
tentang unsur-unsur berita dan mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan (write).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada tahap konfirmasi, langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
(1) perwakilan setiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil mengidentifikasi
teks berita; (2) kelompok diskusi yang lain memberikan tanggapan atas hasil
pekerjaan temannya; dan (3) guru memberikan penguatan kepada kelompok
diskusi yang berhasil. Tahap akhir, langkah-langkah pembelajarannya adalah
sebagai berikut: (1) guru memberikan simpulan; (2) Guru bersama-sama dengan
peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar; (3) guru
memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh berita di koran.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman atau simpulan pelajaran. Kemudian guru memberikan soal
tertulis berupa uraian kepada peserta didik untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan Kedua
Tahap awal dilaksanakan sebagai berikut: (1) guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan mengaitkan tugas peserta didik tentang teks berita;
dan (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis teks berita melalui media
foto peristiwa.
Tahap inti dilakukan dengan tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pada tahap eksplorasi langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
(1) guru dan peserta didik bertanya jawab tentang tugas rumah; (2) guru
memberikan teks berita dengan gambar; (3) guru menjelaskan cara membuat
kerangka teks berita berdasarkan unsur-unsur berita yang terdapat gambar. Tahap
elaborasi dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil petualangan
peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur berita. (2) Peserta
didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil simakan secara
individual (think). (3) Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman
satu kelompok untuk membahas isi catatan (talk). (4) Peserta didik
mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman tentang unsur-
unsur berita dan mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan (write). (5) peserta
didik menilai hasil kerja temannya; (6) peserta didik memperbaiki tulisan
berdasarkan hasil suntingan teman; (7) peserta didik mempresentasikan teks berita
terbaik di depan kelas. Pada tahap konfirmasi langkah-langkah pembelajarannya
yaitu peserta didik memberikan tanggapan atas hasil presentasi temannya dan
guru menanyakan apakah peserta didik sudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Langkah-langkah pembelajaran pada tahap terakhir adalah sebagai berikut:
(1) guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran pada pertemuaan hari itu;
(2) guru dan peserta didik mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar.
3.4.3.3 Observasi
Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik
tetap diamati. Secara garis besar observasi yang dilakukan pada siklus II masih
sama dengan observasi pada siklus I. Adapun observasi yang dilakukan berupa
observasi data nontes. Observasi pada data nontes dilakukan pada observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
perilaku peserta didik selama pembelajaran, jurnal, wawancara, dan dokumentasi
foto. Observasi data nontes digunakan sebagai penguat hasil observasi tes.
Dalam tahap observasi data nontes ini, peneliti mempersiapkan lembar
pedoman observasi yang berisi pertanyaan mengenai perilaku peserta didik saat
pembelajaran menulis teks berita melalui media foto peristiwa. Pada tahap
observasi, peneliti mempersiapkan lembar jurnal peserta didik dan guru. Melalui
kegiatan ini dapat diketahui sikap peserta didik terhadap pembelajaran menulis
teks berita melalui strategi Thunk Talk Write (TTW) melalui media foto peristiwa.
Observasi pada kegiatan wawancara dilakukan pada akhir pembelajaran. Peserta
didik diminta untuk berpendapat mengenai pembelajaran yang baru dilaksanakan.
Observasi dokumentasi dilakukan untuk mengambil gambar peserta didik selama
pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai penguat data tes dan nontes.
3.4.3.4 Refleksi
Refleksi pada siklus II ini merupakan koreksi dan perenungan akhir dalam
penelitian ini serta dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan strategi
Think Talk Write (TTW) melalui media foto peristiwa dalam pembelajaran
menulis teks berita, untuk melihat peningkatan kemampuan menulis teks berita,
dan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran. Semua kendala atau kelemahan tentang pembelajaran menulis yang
ditemukan mulai dari awal perencanaan sampai dengan hasil akhir pada siklus I
telah diatasi pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian (Arikunto, 2013:262). Peneliti menggunakan instrumen penelitian
berupa tes dan non tes untuk mendapatkan data penelitian. Bentuk instrumen tes
berupa unjuk kerja (performans) dan portofolio. Pelaksanaan unjuk kerja adalah
saat peserta didik melaksanakan petualangan (hunting) untuk mendapatkan data
yang digunakan sebagai bahan menulis teks berita. Adapun portofolio (kumpulan
karya peserta didik) digunakan sebagai penilaian proses untuk menunjukkan
perkembangan kompetensi peserta didik dari tiap siklus. Instrumen non tes berupa
pedoman wawancara, lembar observasi, dan pedoman dokumentasi.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
menggunakan dua teknik yaitu teknik tes dan teknik nontes. Adapun teknik-teknik
pengumpulan data akan diuraikan sebagai berikut.
3.6.1 Teknik tes
Dalam penelitian ini, pengukuran pemahaman dan kemampuan peserta
didik dalam menulis teks berita menggunakan instrumen tes. Adapun tes yan akan
dilakukan adalah tes tes awal, tes menulis teks berita dan tes akhir. Tes awal dan
akhir digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap teori menulis
teks berita. Teks menulis berita digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
didik dalam menulis teks berita. tes ini termasuk tes menulis esai (Nurgiantoro,
2001:298).
3.6.2 Teknik Nontes
Data yang dikumpulkan melalui teknik nontes adalah observasi, kuesioner,
dan dokumentasi. Teknik-teknik nontes dalam pengumpulan data akan dijelaskan
sebagai berikut.
3.6.2.1 Observasi
Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui fakta dalam kondisi
pembelajaran yang sebenarnya di dalam kelas, misalnya pengamatan kondisi dan
interaksi selama berlangsungnya proses belajar-mengajar, pengamatan terhadap
perilaku-perilaku peserta didik saat melaksanakan tugas untuk menulis teks berita
melalui teknik simulasi. Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini diabntu oleh
guru bidang studi, menggunakan lemabar instrumen observasi.
3.6.2.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis juga
oleh responden (Racham, 1993:79). Kuesioner dibuat dalam bentuk tertutup atau
berstruktur. Kuesioner ini berbentuk tertutup karena berisi pernyataan-pernyataan
yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang sudah disediakan. Penilaian
kuesioner dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban yang dipilih pada tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
butir pernyataan. Kuesioner diisi peserta didik setelah mengikuti pembelajaran
pada siklus I dan siklus II.
3.6.2.3 Dokumentasi Foto
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara. Fungsi dokumentasi foto yaitu sebagai bukti otektik telah
berlangsungnya proses pembelajaran. Foto yang diambil berupa sikap peserta
didik aat mendengarkan penjelasan guru, aktivitas peserta didik ketika mengamati
foto peristiwa, berdiskusi terkait unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto
peristiwa, dan menulis teks berita berdasarkan foto peristiwa. Dokumentasi
berupa foto ini dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran menulis teks
berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto
peristiwa.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data, digunakan teknik analisis data secara
kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Adapun uraian rincian dari kedua
teknik analisis data tersebut adalah sebagi berikut.
1.7.1 Teknik Kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis teks berita
menggunakan media foto peristiwa. Hasil tes dari masing-masing siklus tersebut
kemudian dianalisis. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
interval keterampilan menulis teks berita menggunakan media foto peristiwa pada
peserta didik kelas VIII A Rinbesihat adalah sebagai berikut.
(Sudjana 2002:67)
Keterangan:
NP : Nilai persentase tiap interval
Σxi : Jumlah frekuensi tiap interval
n : Jumlah responden dalam satu kelas
Untuk menghitung nilai rata-rata tiap aspek dapat menggunakan rumus
sebagai berikut.
(Sudjana 2002:67)
Keterangan:
X : nilai rata-rata hasil tes
Σxi : jumlah bobot skor tiap aspek
n : jumlah responden dalam satu kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Hasil perhitungan menulis teks berita dari masing-masing siklus kemudian
dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase
peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan melalui foto
peristiwa.
3.7.2 Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh
dari hasil nontes yang berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil
analisis digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai perubahan perilaku
peserta didik selama pembelajaran menulis teks berita menggunakan media foto
peristiwa. Hasil ini sebagai dasar untuk menentukan peserta didik yang akan
diwawancarai selain hasil nilai tes. Hasil wawancara dipakai untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan menulis teks berita menggunakan media foto peristiwa.
Hasil analisis tersebut sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan keterampilan
menulis teks berita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMPN Rinbesihat. Sekolah ini
terletak di pinggir desa dan kali yang senantiasa kering pada musim panas
sehingga suasana pembelajaran yang kondusif bisa tercipta karena nyaris tidak
terdengar deru air kali yang mengalir dan berpotensi mengusik proses
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus (masing-
masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan). Siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa dan Rabu, 6 dan 7 Juni 2017, siklus II dilaksanakan pada hari Senin dan
Selasa 12 dan 13 Juni 2017. Kelas yang menjadi subjek peleitian ini adalah kelas
VIII A dengan jumlah peserta didik 34 yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki
dan 21 peserta didik perempuan.
Penelitian ini melibatkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII
A yaitu Elisabet Buik S.Pd. untuk membantu pelaksanaan penalitian tindakan
kelas ini. Peneliti dan guru mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin memecahkan
masalah dalam pembelajaran menulis teks berita khususnya pada peserta didik
kelas VIII A. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru adalah peneliti.
Peneliti akan mengevaluasi hasil pembelajaran menulis teks berita peserta didik
sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan media foto peristiwa sebagai
bahan pembelajarannya. Evaluasi dari penelitian ini adalah penilaian atas
pembelajaran menulis teks berita. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini
apabila hasil belajar menulis teks berita peserta didik meningkat. Penjelasan
pelaksanaan setiap siklus diuraikan sebagai berikut.
4.1.1 Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, (4) ferleksi. Berikut ini rincian dari tiap tahapan siklus I.
Secara rinci setiap tahap pada siklus I akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Sikkus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pada tahap ini,
peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri atas Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kuisoner peserta didik, lembar observasi,
panduan wawancara, dan media pembelajaran yang berupa foto peristiwa, dan
peralatan lain yang mendukung.
Pada penelitian kali ini, pembelajaran menulis teks berita dilakukan
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa. Melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media
foto peristiwa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menulis teks berita. Kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah
menulis teks berita dengan bahasanya sendiri berdasarkan foto peristiwa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
disimak. Tujuan pembelajarannya adalah peserta didik dapat menulis teks berita
secara singkat, padat, dan jelas menggunakan bahasanya sendiri.
Foto peristiwa yang digunakan dalam pembelajaran adalah hasil pencarian
peserta didik di luar kelas. Peserta didik berusaha mencari beberapa foto peristiwa
yang ditemukan di lingkungan sekitarnya. Foto peristiwa yang tealah ditemukan
oleh peserta didik akan diserahkan kepada peneliti untuk dicetak kemudian
dibawa ke dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think
Talk Write (TTW). Dalam penerapan strategi Think Talk Write ini peserta didik
berusaha menemukan unsur-unsur berita melalui tahap berpikir (Think), kemudian
mendiskusikan unsur-unsur berita yang telah ditemukan melalui tahap berbicara
(Talk) sebelum akhirnya menuangkan semua unsur berita itu ke dalam bentuk
tulisan teks berita (Write).
Pada siklus ini, peneliti menyampaikan materi sesui dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah-langkah pembelajaran pada siklus
pertama sebagai berikut.
Pertemuan Pertama
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW).
2) Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang).
3) Guru membagikan contoh teks berita berjudul “Pemuda We Utu- Belu
Gotong-Royong Bangun Jembatan Darurat Seberangi Kali” yang diambil
dari media online (Pos Kupang: 18/12/2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4) Peserta didik menyusun daftar pertanyaan berkaitan dengan isi teks berita.
5) Peserta didik bekerja sama untuk menemukan unsur-unsur berita dalam foto
peristiwa berdasarkan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW).
6) Guru menunjuk beberapa kelompok untuk membacakan hasil diskusinya.
Peserta didik yang lain memberi komentar atau saran.
Pertemuan Kedua
1) Guru bertanya tentang materi menulis teks berita sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
2) Guru terlebih dahulu menyampaikan cara belajar menggunakan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW).
3) Guru membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 7 peserta didik).
4) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan foto peristiwa yang telah
dicetak kepada peserta didik sebagai media pembelajaran menulis teks
berita.
5) Peserta didik bekerja sama dalam kelompok masing-masing untuk
menemukan unsur-unsur berita dalam foto peristiwa berdasarkan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW).
6) Peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompok terkait unsur-unsur
berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi Think Talk
Write (TTW).
7) Peserta didik berusaha menuliskan sebuah teks berita secara individu.
8) Peserta didik mendiskusikan hasil tulisannya dengan bimbingan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
9) Peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, 7 dan 8 Juni 2017 selama
tiga jam pelajaran (3x40 menit). Pelaksanaan proses pembelajaran menulis teks
berita mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Kegiatan
observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran oleh guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII.
Pada siklus ini, peserta didik menulis teks berita berdasarkan peristiwa
yang diamati pada foto peristiwa. Hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran
sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan peta konsep mengenai teks berita (pengertian, jenis-
jenis, dan unsur-unsur berita)
2) Peserta didik membentuk empat kelompok (masing-masing terdiri dari 7
peserta didik).
3) Peserta didik mengamati foto peristiwa (Think).
4) Peserta didik berdiskusi tentang unsur-unsur berita yang terdapat di dalam
foto peristiwa (Talk).
5) Peserta didik berusaha menuliskan sebuah teks berita secara mandiri
berdasarkan unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa (Write).
6) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis. Peserta didik yang lain memberikan komentar.
7) Peserta didik mengumpulkan tulisannya kepada guru untuk diperiksa dan
dianalisis hasil belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c. Observasi
Peneliti mengamati data yang berupa catatan-catatan selama proses
pembelajaran oleh observer. Catatan-catatan berupa pengamatan terhadap peneliti
yang berperan sebagai guru dan proses belajar peserta didik. Data yang diperoleh
sebagai berikut:
1. Pengamatan terhadap peneliti
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer diperoleh data
sebagai berikut.
Tabel 2 Data Observasi Guru pada Siklus I
No. Aspek yang Dinilai Skor
1 2 3 4
1 Kesiapan guru untuk mengajar √
2 Penyederhanaan materi dengan realitas kehidupan
peserta didik
√
3 Penguasaan materi menulis teks berita √
4 Pengaitan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
√
5 Pelaksanaan pembelajaran sesuai kegiatan
pembelajaran dalam RPP
√
6 Penyajian materi sesuai dengan hierarki belajar √
7 Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa
√
8 Kesempatan peserta didikbertanya/berpendapat √
9 Suasana kelas √
10 Pemberian motivasi kepada peserta didik √
11 Pengalokasian waktu √
12 Penilaian belajar sisiwa √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan hasil observasi, sebelum proses pembelajaran dimulai guru
memeriksa kesiapan ruangan, meteri, dan media pembelajaran berupa foto
peristiwa yang telah dicetak. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan menyederhanakan materi menulis teks berita
dengan realitas kehidupan peserta didik. Guru juga menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
media foto peristiwa. Akan tetapi, guru kurang mengaitkan materi menulis teks
berita dengan pengetahuan lain yang relevan.
Sistematika penyajian materi sesuai dengan hierarki belajar atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Proses pembelajaran menulis teks berita
berdasarkan langkah-langkah strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan media foto peristiwa. Guru membagi peserta didik ke dalam empat
kelompok besar yang masing-masing kelompok terdiri dari tujuh peserta didik.
Guru menjadi fasilitator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran menuli teks
berita yang dimulai dengan penyajian peta konsep tentang pengerti, jenis-jenis,
unsur-unsur berita, dan teknik penulisan teks berita. Kemudian guru membimbing
peserta didik mulai dari tahap mengamati foto peristiwa (Think), mendiskusikan
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto pesristiwa
unsur-unsir berita (Talk), dan menulis teks berita (Write).
Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau berpendapat sembari guru memberikan motivasi bagi peserta didik
untuk menulis teks berita yang baik dan benar. Kemudian guru memberikan
pujian kepada peserta didik yang memperoleh nilai tinggi. Hal tersebut membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
peserta merasa senang dan semakin terpacu untuk menulis teks berita yang lebih
baik dan benar lagi. Namun, guru kurang berkomitmen untuk mengalokasikan
waktu dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk
Write (TTW) dengan menggunakan foto pesristiwa sehingga peserta didik tidak
menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2. Pengamatan Proses Belajar Peserta Didik
Tabel 3 Pengamatan Proses Belajar Peserta Didik Siklus I
No. Aspek yang Diamati Skor
A Aspek Afektif 1 2 3 4
1 Peserta didik menyiapkan buku catatan Bahasa
Indonesia dan foto peristiwa.
√
2 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. √
3 Peserta didik antusias ketika bergabung dalam
kelompok masing-masing.
√
4 Peserta didik antusian menerima LKS (Lembar Kerja
Siswa).
√
5 Peserta didik percaya diri untuk mengungkapkan
pendapat dalam kelompok.
√
6 Peserta didik sopan dalam menyangga pendapat teman
saat diskusi.
√
7 Peserta didik mampu melakukan diskusi dengan serius
dan teliti dalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja
Siswa).
√
8 Peserta didik mampu bekerja sama dengan baik saat
melakukan diskusi dalam kerja kelompok.
√
9 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan percaya diri.
√
10 Peserta didik memiliki toleransi yang tinggi terhadap √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pendapat temannya.
11 Peserta didik disiplin dalam mengumpulkan LKS. √
12 Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
√
13 Peserta didik serius dalam mengikuti pembelajaran √
14 Diskusi dalam kelompok berjalan secara efektif dan
kondusif
√
15 Peserta didik mendengarkan penjelasan teman sebaya
dalam diskusi kelompok
√
B Aspek Keterampilan 1 2 3 4
1 Peserta didik menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik, benar dan komunikatif saat mempresentasikan
hasil diskusi.
√
2 Peserta didik memiliki gerakkan yang ekspresif saat
mempresentasikan hasil diskusi.
√
3 Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur berita
sesuai dengan gambar gambar foto peristiwa.
√
4 Peserta didik mencatat hal – hal yang dianggap penting √
5 Peserta didik terampil berkomunikasi ketika diskusi
kelompok
√
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses belajar peserta didik, sebelum
proses pembelajaran dimulai, peserta didik menyiapkan buku catatan Bahasa
Indonesian dan masing-masing foto peristiwa yang telah dicetak peneliti. Setelah
menyiapkan buku catatan Bahasa Indonesia dan media pembelajaran, peserta
didik mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW). Kemudian peserta
didik antusias untuk bergabung ke dalam kelompok masing-masing dan menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan berdasarkan tahap pembelajaran
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa.
Peserta didik melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Peserta didik percaya diri dalam mengungkapkan
pendapat tentang unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa. Namun
peserta didik juga sopan dalam menyangga pendapat teman dalam proses diskusi.
Pada dasarnya peserta didik serius dalam melakukan tahap pembelejaran Think
Talk Write (TTW). Hal ini terbukti dari kerja sama kelompok dalam menyimak
foto peristiwa (Think), berdiskusi tentang unsur-unsur berita (Talk), dan menulis
teks berita (Write). Selain itu peserta didik juga memiliki toleransi yang tinggi
terhadap pendapat temannya.
Akan tetapi, peserta didik juga kurang antusias dalam pertanyaan dari guru.
Hal ini dikarenakan frekuensi keakraban antara peneliti (sebagai guru) dan peserta
didik yang cukup rendah. Selain itu, peserta didik juga kurang disiplin dalam
mengumpulkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sementara itu, dalam proses
pemaparan hasil diskusi, peserta didik kurang percaya diri. Hal ini terbukti dari
suasana presentasi yang cendrung sunyi.
3. Pengamatan Skor Siswa
Berdasarkan nilai siklus I, terdapat 11 peserta didik yang tuntas (nilai KKM
70), sedangkan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 19 peserta didik. Nilai
rata-rata peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat pada siklus II sebesar 66,43
atau dalam kategori cukup. Ketuntasan peserta didik secara keseluruhan dapat
dilihat dalam diagram berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Diagram 2 Hasil Menulis Teks Berita Siklus I
d. Refleksi
Beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung pada
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik kesulitan dalam menemukan foto peristiwa yang akan
digunakan sebagai media pembelajaran menulis teks berita melalui strategi
Think Talk Write (TTW).
2) Frekuensi keakraban antara peneliti dengan peserta didik masih cukup
rendah.
3) Peserta didik belum mampu menyusun pertanyaan terkait unsur berita yang
terdapat dalam foto peristiwa melalui melalui strategi Think Talk Write
(TTW).
37%
63%
Hasil Menulis Teks Berita Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4) Peserta didik kesulitan dalam menemukan unsur-unsur berita yang terdapat
dalam foto peristiwa melalui strategi Think Talk Write (TTW).
5) Sebagian besar peserta didik belum bisa menulis teks berita melalui strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa.
6) Peserta didik belum terbiasa dalam kegiatan pemaparan materi diskusi
(presentasi).
7) Guru kurang berkomitmen dalam pengalokasian waktu.
Kekurangan-kekurangan yang telah ditemukan pada proses pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dilihat dari faktor sarana, peserta didik, dan guru (peneliti).
Kekurangan tersebut akan diperbaiki dalam proses pembelajaran selanjutnya
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam proses
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti berusaha memperbaiki
perangkat pembelajaran dan rancangan yang lebih baik. Adapun langkah-langkah
yang perlu dilakukan peneliti untuk memperbaiki hal tersebut adalah:
1) Peneliti berusaha membangun interaksi yang humoris dan harmonis peserta
didik.
2) Peneliti akan memberi penjelasan terkait pemilihan kata dan penulisan
kalimat efektif dalam penulisan teks berita singkat.
3) Peneliti akan memberi penjelasan tentang teknik presentasi.
4) Peneliti akan berusaha mengolah waktu dengan tetap.
5) Peneliti akan mengatur dan mengawasi penerapan tahap-tahap strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.1.2 Siklus II
Siklus II terdiri atas empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Berikut ini rincian dari tiap tahapan siklus II.
Secara rinci setiap tahap pada siklus II akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Pada tahap ini, peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kuisoner siswa, lembar observasi, media pembelajaran yang
berupa foto peristiwa (hasil petualangan peserta didik), dan peralatan lain yang
mendukung.
Kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah menulis teks
berita dengan bahasanya sendiri berdasarkan foto peristiwa yang diamati. Tujuan
pembelajarannya yaitu peserta didik dapat menulis teks berita secara singkat,
padat, dan jelas menggunakan bahasanya sendiri.
Foto peristiwa yang digunakan dalam pembelajaran adalah hasil pencarian
peserta didik di luar kelas. Peserta didik berusaha mencari beberapa foto peristiwa
yang ditemukan di lingkungan sekitarnya. Foto peristiwa yang tealah ditemukan
oleh peserta didik akan diserahkan kepada peneliti untuk dicetak kemudian
dibawa ke dalam proses pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think
Talk Write (TTW). Dalam penerapan strategi Think Talk Write ini peserta didik
berusaha menemukan unsur-unsur berita melalui tahap berpikir (Think), kemudian
mendiskusikan unsur-unsur berita yang telah ditemukan melalui tahap berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(Talk) sebelum akhirnya menuangkan semua unsur berita itu ke dalam bentuk
tulisan teks berita (Write).
Pada siklus ini, peneliti menyampaikan materi sesui dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mengacu pada tindakan siklus I. Langkah-
langkah pembelajaran pada siklus pertama sebagai berikut.
Pertemuan Pertama
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW).
2) Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang).
3) Guru membagikan contoh teks berita berjudul “Pemuda We Utu- Belu
Gotong-Royong Bangun Jembatan Darurat Seberangi Kali” yang diambil
dari media online (Pos Kupang: 18/12/2016).
4) Peserta didik menyusun daftar pertanyaan berkaitan dengan isi teks berita.
5) Peserta didik akan bekerja sama untuk menemukan unsur-unsur berita
dalam foto peristiwa berdasarkan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW).
6) Guru menunjuk beberapa kelompok untuk membacakan hasil diskusinya.
Peserta didik yang lain memberi komentar atau saran.
7) Guru menyimpulkan materi yang kurang dipahami peserta didik secara
singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pertemuan Kedua
1) Guru bertanya tentang materi menulis teks berita sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
2) Guru membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 7 peserta didik).
3) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan foto peristiwa yang telah
dicetak kepada peserta didik sebagai media pembelajaran menulis teks
berita.
4) Peserta didik bekerja sama dalam kelompok masing-masing untuk
menemukan unsur-unsur berita dalam foto peristiwa berdasarkan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW).
5) Peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompok terkait unsur-unsur
berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi Think Talk
Write (TTW).
6) Peserta didik berusaha menuliskan sebuah teks berita secara individu.
7) Peserta didik mendiskusikan hasil tulisannya dengan bimbingan guru.
8) Peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya.
b. Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, 12 dan 13 Juni 2017
selama tiga jam pelajaran (3x40 menit). Pelaksanaan proses pembelajaran menulis
teks berita mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran oleh guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII.
Pada siklus ini, peserta didik menulis teks berita berdasarkan peristiwa
yang diamati pada foto peristiwa. Hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran
sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan peta konsep mengenai teks berita (pengertian, jenis-jenis,
dan unsur-unsur berita).
2) Guru memberi motivasi peserta didik dengan cara membacakan hasil tulisan
yang paling baik pada siklus I.
3) Guru memberikan penjelasan singkat mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam kegiatan mengamati foto peristiwa dan menulis teks berita.
4) Peserta didik membentuk empat kelompok (masing-masing terdiri dari 7
peserta didik).
5) Peserta didik mengamati foto peristiwa (Think).
6) Peserta didik berdiskusi tentang unsur-unsur berita yang terdapat di dalam foto
peristiwa (Talk).
7) Peserta didik berusaha menuliskan sebuah teks berita secara mandiri
berdasarkan unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa (Write).
8) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan hasil pekerjaannya
di depan kelas. Peserta didik yang lain memberikan komentar.
9) Peserta didik mengumpulkan tulisannya kepada guru untuk diperiksa dan
dianalisis hasil belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Observasi
Peneliti mengamati data yang berupa catatan-catatan selama proses
pembelajaran oleh observer. Catatan-catatan berupa pengamatan terhadap peneliti
yang berperan sebagai guru dan proses belajar peserta didik. Data yang diperoleh
sebagai berikut.
1. Pengamatan terhadap peneliti
Tabel 4 Data Observasi Guru pada Siklus II
No. Aspek yang Dinilai Skor
1 2 3 4
1 Kesiapan guru untuk mengajar √
2 Penyederhanaan materi dengan realitas
kehidupan peserta didik
√
3 Penguasaan materi menulis teks berita √
4 Pengaitan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
√
5 Pelaksanaan pembelajaran sesuai kegiatan
pembelajaran dalam RPP
√
6 Penyajian materi sesuai dengan hierarki belajar √
7 Penerapan strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa
√
8 Kesempatan peserta didik
bertanya/berpendapat
√
9 Suasana kelas √
10 Pemberian motivasi kepada peserta didik √
11 Pengalokasian waktu √
12 Penilaian belajar sisiwa √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan hasil observasi, sebelum proses pembelajaran dimulai guru
memeriksa kesiapan ruangan, meteri, dan media pembelajaran berupa foto
peristiwa yang telah dicetak. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan menyederhanakan materi menuli teks berita
dengan realitas kehidupan peserta didik. Guru juga menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
media foto peristiwa. Sistematika penyajian materi sesuai dengan hierarki belajar
atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Proses pembelajaran menulis teks berita berdasarkan langkah-langkah
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Guru
membagi peserta didik ke dalam empat kelompok besar yang masing-masing
kelompok terdiri dari tujuh peserta didik. Guru menjadi fasilitator bagi peserta
didik dalam proses pembelajaran menuli teks berita yang dimulai dengan
penyajian peta konsep tentang pengerti, jenis-jenis, unsur-unsur berita, dan teknik
penulisan teks berita. Kemudian guru membimbing peserta didik mulai dari tahap
mengamati foto peristiwa (Think), mendiskusikan melalui strategi Think Talk
Write (TTW) dengan menggunakan foto pesristiwa unsur-unsir berita (Talk), dan
menulis teks berita (Write).
Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau berpendapat sembari guru memberikan motivasi bagi peserta didik
untuk menulis teks berita yang baik dan benar. Kemudian guru memberikan
pujian kepada peserta didik yang memperoleh nilai tinggi. Hal tersebut membuat
peserta merasa senang dan semakin terpacu untuk menulis teks berita yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
baik dan benar lagi. Guru juga berkomitmen dalam mengalokasikan dalam proses
pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan foto pesristiwa sehingga peserta didik terlatih untuk menyelesaikan
tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2. Pengamatan Proses Belajar Siswa
Tabel 5 Pengamatan Proses Belajar Siswa Siklus II
No. Aspek yang Diamati Skor
A Aspek Afektif 1 2 3 4
1 Peserta didik menyiapkan buku catatan Bahasa
Indonesia dan foto peristiwa.
√
2 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. √
3 Peserta didik antusias ketika bergabung dalam
kelompok masing-masing.
√
4 Peserta didik antusian menerima LKS (Lembar Kerja
Siswa).
√
5 Peserta didik percaya diri untuk mengungkapkan
pendapat dalam kelompok.
√
6 Peserta didik sopan dalam menyangga pendapat teman
saat diskusi.
√
7 Peserta didik mampu melakukan diskusi dengan serius
dan teliti dalam mengerjakan LKS (Lembar Kerja
Siswa).
√
8 Peserta didik mampu bekerja sama dengan baik saat
melakukan diskusi dalam kerja kelompok.
√
9 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan percaya diri.
√
10 Peserta didik memiliki toleransi yang tinggi terhadap
pendapat temannya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
11 Peserta didik disiplin dalam mengumpulkan LKS. √
12 Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
√
13 Peserta didik serius dalam mengikuti pembelajaran √
14 Diskusi dalam kelompok berjalan secara efektif dan
kondusif
√
15 Peserta didik mendengarkan penjelasan teman sebaya
dalam diskusi kelompok
√
B Aspek Keterampilan 1 2 3 4
1 Peserta didik menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik, benar dan komunikatif saat mempresentasikan
hasil diskusi.
√
2 Peserta didik memiliki gerakkan yang ekspresif saat
mempresentasikan hasil diskusi.
√
3 Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur berita
sesuai dengan foto peristiwa.
√
4 Peserta didik mencatat hal – hal yang dianggap penting √
5 Peserta didik terampil berkomunikasi ketika diskusi
kelompok
√
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses belajar peserta didik, sebelum
proses pembelajaran dimulai, peserta didik menyiapkan buku catatan Bahasa
Indonesian dan masing-masing foto peristiwa yang telah dicetak peneliti. Setelah
menyiapkan buku catatan Bahasa Indonesia dan media pembelajaran, peserta
didik mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW). Kemudian peserta
didik antusias untuk bergabung ke dalam kelompok masing-masing dan menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan berdasarkan tahap pembelajaran
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa.
Peserta didik melakukan diskusi dengan serius dan teliti dalam
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Peserta didik percaya diri dalam
mengungkapkan pendapat tentang unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto
peristiwa. Namun peserta didik juga sopan dalam menyangga pendapat teman
dalam proses diskusi. Pada dasarnya peserta didik serius dalam melakukan tahap
pembelejaran Think Talk Write (TTW). Hal ini terbukti dari kerja sama kelompok
dalam menyimak foto peristiwa (Think), berdiskusi tentang unsur-unsur berita
(Talk), dan menulis teks berita (Write). Selain itu peserta didik juga memiliki
toleransi yang tinggi terhadap pendapat temannya.
Berangkat dari evaluasi pada siklus I, peneliti berusaha untuk
meningkatkan frekuensi keakraban dengan peserta didik dengan cara mengenal
kerakter setiap peserta didik. Pendekatan ini dilakukan peneliti di luar kelas. Hal
positif yang terjadi adalah peserta didik semakin antusias dalam pertanyaan dari
guru. Selain itu, peserta didik juga semakin disiplin dalam mengumpulkan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Sementara itu, dalam proses pemaparan hasil diskusi,
peserta didik sudah terlihat percaya diri. Hal ini terbukti dari keberanian peserta
didik dalam memaparkan hasil diskusi, menjawab pertanyaan, dan menanggapi
pendapat teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3. Pengamatan Skor Siswa
Berdasarkan nilai siklus I, terdapat 28 peserta didik yang tuntas (nilai
KKM 70), sedangkang peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 2 peserta didik.
Nilai rata-rata peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat pada siklus II sebesar
80,1 atau dalam kategori baik. Ketuntasan peserta didik secara keseluruhan dapat
dilihat dalam diagram berikut.
Diagram 3 Hasil Menulis Teks Beita Siklus II
d. Refleksi
Beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung
pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik bisa menemukan beberapa foto peristiwa yang digunakan
sebagai media pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think
Talk Write (TTW).
2) Peserta didik semakin berani bertanya kepada guru (peneliti).
93%
7%
Hasil Menulis Teks BeritaSiklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3) Peserta didik dapat menyusun pertanyaan terkait unsur berita yang
terdapat dalam foto peristiwa melalui melalui strategi Think Talk Write
(TTW).
4) Peserta didik dapat menemukan unsur-unsur berita yang terdapat dalam
foto peristiwa melalui strategi Think Talk Write (TTW).
5) Peserta didik bisa menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan foto peristiwa.
6) Peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan
baik
7) Penjelasan guru dapat ditangkap peserta didik dengan baik sehingga
peserta didik mengetahui apa yang akan dikerjakan.
8) Guru mengalokasikan waktu dengan baik sehingga peserta didik
mengumpulkan tugas tepat waktu.
Kekurangan-kekurangan yang telah ditemukan pada proses pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada siklus I baik faktor peserta didik maupun peneliti
dapat diperbaiki pada siklus II. Dengan adanya perbaikan dari kekurangan itu,
tujuan untuk mengupayakan proses pembelajaran yang lebih baik sudah tercapai.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini meliputi hasil kemampuan
peserta didik kelas VIII A semester 2 SMPN Rinbesihat dan hasil respon kuisoner
peserta didik dalam pembelajaran menulis teks berita. Aspek yang dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dalam kemampuan menulis teks berita adalah kelengkapan isi berita, keruntutan
pemaparan, penggunaan kalimat, pilihan kata, kemenarikan judul, dan ejaan.
Hasil kemampuan menulis teks berita peserta didik meliputi hasil belajar
menulis prasiklus, siklus I, siklus II, serta respon kuisoner peserta didik. Hasil
belajar menulis teks berita dan hasil respon tersebut dipaparkan sebagai berikut.
4.2.1 Prasiklus
Hasil tes prasiklus diperoleh berdasarkan wawancara dengan guru mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VIII A SMPN Rinbesihat yaitu
sebelum dilaksanakan pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think
Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Hasil tes prasiklus
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keterampilan awal peserta didik dalam
menulis teks berita. Hasil tersebut diuraikan pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6 Hasil Tes kemampuan Menulis Teks Berita Prasiklus
No. Kategori Rentang
Nilai
Jumlah
Peserta
Didik
Perse
ntase
(%)
Jumlah
Nilai
Nilai Rata-rata
Peserta didik
1 Baik 70-100 6 20 465
= 59,17
(Kategori Cukup)
2 Cukup 50-69 19 66,33 1115
3 Kurang 0-49 5 16,67 195
Jumlah 30 100% 1775
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan menulis teks berita
peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat sebelum perlakuan strategi Think
Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa. Hasil tes
kemampuan menulis teks berita tersebut mencapai total nilai 1775 dengan nilai
rata-rata 59,17 dalam kategori cukup. Dari Tabel tersebut, terdapat 6 peserta didik
yang mencapai nilai dengan kategori baik (rentang nilai 70-100). Kategori cukup
(rentang nilai 50-69) terdapat 19 peserta didik dengan persentase 66,67%.
Kategori kurang (rentang nilai 0-49) terdapat 5 peserta didik dengan persentase
16,67%.
Berdasarkan data tersebut, keterampilan peserta didik kelas VIII A SMPN
Rinbesihat dalam menulis teks berita masih dalam kategori cukup dan masih jauh
dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70. Data ini menjadi dasar untuk
dilakukan perbaikan dengan melaksanakan pembelajaran menulis teks berita
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa.
4.2.2 Siklus I
Data yang diperoleh pada siklus I adalah data hasil tulisan teks berita
individual yang diikuti oleh peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat
sebanyak 30 peserta didik (dari 34 peserta didik). Penilaian hasil tulisan peserta
didik berdasarkan kriteria penilaian yang meliputi aspek rumusan pertanyaan
berdasarkan foto peristiwa, kelengkapan unsur berita berdasarkan foto peristiwa,
kelengkapan isi, keruntutan pemaparan, penggunaan kalimat, pemilihan kata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kemenarikan judul, dan ketepatan penggunaan ejaan. Berdasarkan hasil tulisan
peserta didik pada siklus I, peneliti dapat menganalisis pada Tabel 7 sebagai
berikut.
Tabel 7 Hasil Tes kemampuan Menulis Teks Berita Siklus I
No. Kategori Rentang
Nilai
Jumlah
Peserta
Didik
Perse
ntase
(%)
Jumlah
Nilai
Nilai Rata-rata
Peserta didik
1 Baik 70-100 11 36,7 836
= 66,43
(Kategori
Cukup)
2 Cukup 50-69 17 56,7 1066,5
3 Kurang 0-49 2 6,67 90,5
Jumlah 30 100% 1993
Tabel 7 menunjukkan peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa pada
siklus I. Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan menulis teks
berita peserta didik mencapai total nilai 1993 dengan nilai rata-rata 66,43 dalam
kategori cukup.
Berdasarkan Tabel 7 di atas, ada 11 peserta didik yang mencapai nilai
dengan kategori baik (rentang nilai 70-100) dengan persentase 36,7%. Kategori
cukup (rentang nilai 50-69) dicapai oleh 17 peserta didik atau dengan persentase
56,7%. Kategori kurang (rentang nilai 0-49) terdapat 2 peserta didik yang
mencapai nilai tersebut atau dengan persentase 6,67%. Untuk mengetahui hasil
nilai masing-masing aspek, akan dibahas sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.2.2.1 Aspek Rumusan Pertanyaan Berdasarkan Foto Peristiwa
Aspek yang pertama adalah rumusan pertanyaan berdasarkan foto
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8 Hasil Penilaian Aspek Rumusan Pertanyaan
Berdasarkan Foto Peristiwa
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 29 96,7
2 Cukup 1 3,33
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100%
Aspek rumusan pertanyaan berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas tiga
kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 rumusan
pertanyaan, skor 10-15 dikategorikan cukup atau terdapat 2-3 rumusan
pertanyaan, dan skor 0-5 dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak
ada rumusan pertanyaan.
Berdasarkan Tabel 8 di atas, ada 29 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 1 peserta didik. Kategori kurang tidak ada peserta didik yang mendapat
skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang mendapat skor
berkategori baik yaitu 29. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu merumuskan
pertanyaan yang benar sesuai dengan informasi dalam foto peristiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.2.2.2 Aspek Kelengkapan Unsur Berita Berdasarkan Foto Peristiwa
Aspek yang kedua adalah unsur-unsur berita berdasarkan foto peristiwa.
Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 9 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Unsur Berita
Berdasarkan Foto Peristiwa
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 27 90
2 Cukup 3 10
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100%
Aspek kelengkapan unsur berita berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas
tiga kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 unsur
berita, skor 10-15 dikategorikan cukup atau terdapat 2-3 unsur berita, dan skor 0-5
dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak ada unsur berita.
Berdasarkan Tabel 9 di atas, ada 27 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 3 peserta didik. Kategori kurang tidak ada peserta didik yang mendapat
skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang medapat skor
berkategori baik yaitu 27. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu menemukan
unsur-unsur berita sesuai dengan informasi dalam foto peristiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4.2.2.3 Aspek Kelengkapan Isi Berita
Aspek yang ketiga adalah kelengkapan isi berita berdasarkan foto
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Berita
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 14 46,7
2 Cukup 15 50
3 Kurang 1 3,33
Jumlah 30 100%
Aspek kelengkapan isi berita ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
30-40 dikategorikan baik, skor 20-25 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
Berdasarkan Tabel 10 di atas, pada aspek kelengkapan isi teks berita
sebanyak 14 peserta didik yang mendapat skor dalam kategori baik. Peserta didik
yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 15 peserta didik sedangkan
yang mendapat skor dalam kategori kurang ada 1 peserta didik. Dapat
disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang mendapat skor berkategori cukup
yaitu 15. Hal ini berarti beberapa peserta didik telah mampu menulis teks berita
dengan cukup baik atau terdapat 2 sampai 3 unsur berita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.2.2.4 Aspek Keruntutan Pemaparan
Penilaian pada aspek keruntutan pemaparan dalam pembelajaran menulis
teks berita ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam membuat
rangkaian peristiwa secara runtut berdasarkan foto peristiwa yang diamati. Hasil
perolehan nilai pada aspek keruntutan pemaparan dapat dilihat dari Tabel 11
berikut ini.
Tabel 11 Hasil Penilaian A spek Keruntutan Pemaparan
No. Kategori Jumlah
Peserta didik
Persentase
(%)
1 Baik 5 16,7
2 Cukup 23 76,7
3 Kurang 2 6,67
Jumlah 30 100%
Aspek keruntutan pemaparan ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
21-30 dikategorikan baik, skor 11-20 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
Berdasarkan Tabel 11 di atas, ada 5 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 23 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 2 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 23. Hal ini berarti terdapat beberapa
tulisan teks berita peserta didik yang dapat dipahami tetapi kurang runtut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4.2.2.5 Aspek Pengggunaan Kalimat
Penilaian ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam menulis
teks berita dengan kalimat yang efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada
aspek penggunaan kalimat dapat dilihat dari Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12 Hasil Penilaian Aspek Penggunaan Kalimat
No. Kategori Jumlah Peserta
didik
Persentase
(%)
1 Baik 9 30
2 Cukup 15 50
3 Kurang 6 20
Jumlah 30 100%
Aspek penggunaan kalimat ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
18-25 dikategorikan baik, skor 10-17 dikategorikan cukup, dan skor 0-9
dikategorikan kurang.
Berdasarkan Tabel 12 di atas, ada 9 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 15 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 6 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 15. Hal ini berarti peserta didik sudah
dapat menulis teks berita dengan menggunakan kalimat efektif walaupun masih
ada yang kurang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4.2.2.6 Aspek Pemilihan Kata
Penilaian pada aspek pemilihan kata dalam pembelajaran menulis teks
berita difokuskan pada keterampilan peserta didik dalam menulis teks berita
dengan kosakata yang tepat. Hasil perolehan nilai pada aspek penggunaan
kosakata dapat dilihat dari Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13 Hasil Penilaian Aspek Pemilihan Kata
No. Kategori Jumlah
Peserta didik
Persentase
(%)
1 Baik 7 23,3
2 Cukup 18 60
3 Kurang 5 16,7
Jumlah 30 100%
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 15-20
dikategorikan baik, skor 8-14 dikategorikan cukup, dan skor 0-7 dikategorikan
kurang.
Berdasarkan Tabel 13 di atas, ada 7 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 18 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 5 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 18. Hal ini berarti peserta didik sudah
tepat dalam pemilihan kata tetapi masih sering menggunakan kata-kata yang tidak
lazim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
4.2.2.7 Aspek Kemenarikan Judul
Penilaian ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam
menentukan judul yang menarik pada teks berita dengan kalimat yang efektif dan
benar. Hasil perolehan nilai pada aspek kemenarikan judul dapat dilihat dari Tabel
14 berikut ini.
Tabel 14 Hasil Penilaian Aspek Kemenarikan Judul
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 13 43,3
2 Cukup 8 26,7
3 Kurang 9 30
Jumlah 30 100%
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 8-10
dikategorikan baik, skor 5-7 dikategorikan cukup, dan skor 0-4 dikategorikan
kurang.
Berdasarkan Tabel 14 di atas, ada 13 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 8 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 9 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 13. Hal ini berarti judul teks berita yang
dipilih peserta didik sesuai dengan informasi dalam foto peristiwa dan sangat
menarik untuk dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4.2.2.8 Aspek Ketepatan Penggunaan Ejaan
Penilaian ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam
menggunakan ejaan yang efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada aspek
penggunaan ketepatan ejaan dapat dilihat dari Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15 Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Penggunaaan Ejaan
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 1 3,33
2 Cukup 7 23,3
3 Kurang 22 73,3
Jumlah 30 100%
Aspek ketepatan penggunaan ejaan ini terdiri atas tiga kategori penilaian.
Skor 15 (Jumlah kesalahan ≤ 5) dikategorikan baik, skor 10 (Jumlah kesalahan 6-
10) dikategorikan cukup, dan skor 5 (Jumlah kesalahan 10 ≥) dikategorikan
kurang.
Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa ada 1 peserta didik yang mendapat
skor dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 7 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 22 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori kurang yaitu 22. Hal ini berarti peserta didik sudah
menulis teks berita dengan baik dan benar walaupun masih banyak kesalahan
pemakaian ejaan sekitar 1-5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.2.3 Siklus II
Data yang diperoleh pada siklus II adalah data hasil tulisan teks berita
individu yang diikuti oleh peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat sebanyak
30 peserta didik (dari 34 peserta didik). Penilaian hasil tulisan peserta didik
berdasarkan kriteria penilaian yang meliputi aspek rumusan pertanyaan
berdasarkan foto peristiwa, kelengkapan unsur berita berdasarkan foto peristiwa,
kelengkapan isi, keruntutan pemaparan, penggunaan kalimat, pemilihan kata,
kemenarikan judul, dan ketepatan penggunaan ejaan. Berdasarkan hasil tulisan
peserta didik pada siklus I, peneliti dapat menganalisis pada Tabel 16 sebagai
berikut.
Tabel 16 Hasil Tes Menulis Teks Berita Siklus II
No. Kategori Rentang
Nilai
Jumlah
Peserta
Didik
Perse
ntase
(%)
Jumlah
Nilai
Nilai Rata-
rata Peserta
didik
1 Baik 70-100 28 93,3 2267,5
= 80,1
(Kategori
Baik)
2 Cukup 50-69 2 6,7 135,5
3 Kurang 0-49 0 0 0
Jumlah 30 100% 2403
Tabel 16 di atas menunjukkan peningkatan kemampuan menulis teks berita
melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa pada siklus I. Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menulis teks berita peserta didik mencapai total nilai 2403 dengan nilai rata-rata
80,1 dalam kategori baik.
Berdasarkan Tabel 16 di atas, ada 28 peserta didik yang mencapai nilai
dengan kategori baik (rentang nilai 70-100) dengan persentase 93,3%. Kategori
cukup (rentang nilai 50-69) dicapai oleh 2 peserta didik atau dengan persentase
6,7%. Kategori kurang (rentang nilai 0-49) tidak ada peserta didik yang mencapai
nilai. Untuk mengetahui hasil nilai masing-masing aspek, akan dibahas sebagai
berikut.
4.2.3.1 Rumusan Pertanyaan Berdasarkan Foto Peristiwa
Aspek yang pertama adalah rumusan pertanyaan berdasarkan foto
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17 Hasil Penilaian Aspek Rumusan Pertanyaan
Berdasarkan Foto Peristiwa
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 30 100
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100%
Aspek rumusan pertanyaan berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas tiga
kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 rumusan
pertanyaan, skor 10-15 dikategorikan cukup atau terdapat 2-3 rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pertanyaan, dan skor 0-5 dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak
ada rumusan pertanyaan.
Berdasarkan Tabel 17 di atas, ada 30 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik sedangkan pada kategori cukup dan kurang tidak ada peserta
didik yang mendapat skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa semua peserta didik
mendapat skor berkategori baik. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu
merumuskan pertanyaan yang benar sesuai dengan informasi dalam foto
peristiwa.
4.2.3.2 Aspek Kelengkapan Unsur Berita Berdasarkan Foto Peristiwa
Aspek yang kedua adalah unsur-unsur berita berdasarkan foto peristiwa.
Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini.
Tabel 18 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Unsur Berita
Berdasarkan Foto Peristiwa
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 30 100
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100%
Aspek kelengkapan unsur berita berdasarkan foto peristiwa ini terdiri atas tiga
kategori penilaian. Skor 20-30 dikategorikan baik atau terdapat 4-6 unsur berita,
skor 10-15 dikategorikan cukup atau terdapat 2-3 unsur berita, dan skor 0-5
dikategorikan kurang atau hanya terdapat satu atau tidak ada unsur berita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Berdasarkan Tabel 18 di atas, ada 30 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik sedangkan pada kategori cukup dan kurang tidak ada peserta
didik yang mendapat skor 0-5. Dapat disimpulkan bahwa semua peserta didik
mendapat skor berkategori baik. Hal ini berarti peserta didik sudah mampu
menemukan unsur-unsur berita sesuai dengan informasi dalam foto peristiwa.
4.2.3.3 Aspek Kelengkapan Isi Berita
Aspek yang ketiga adalah kelengkapan isi berita berdasarkan foto
peristiwa. Hasil tes pada aspek ini dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini.
Tabel 19 Hasil Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Berita
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 27 90
2 Cukup 3 10
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100%
Aspek kelengkapan isi berita ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
30-40 dikategorikan baik, skor 20-25 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
Berdasarkan Tabel 19 di atas, pada aspek kelengkapan isi teks berita
sebanyak 27 peserta didik yang mendapat skor dalam kategori baik. Peserta didik
yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 3 peserta didik sedangkan
pada kategori kurang tidak ada peserta didik yang mendapat skor 0-10. Dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang mendapat skor berkategori baik
yaitu 27. Hal ini berarti banyak peserta didik telah mampu menulis teks berita
dengan baik atau terdapat 4 sampai 6 unsur berita.
4.2.3.4 Aspek Keruntutan Pemaparan
Penilaian pada aspek keruntutan pemaparan dalam pembelajaran menulis
teks berita ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam membuat
rangkaian peristiwa secara runtut berdasarkan foto peristiwa yang diamati. Hasil
perolehan nilai pada aspek keruntutan pemaparan dapat dilihat dari Tabel 20
berikut ini.
Tabel 20 Hasil Penilaian Aspek Keruntutan Pemaparan
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 21 70
2 Cukup 9 30
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100%
Aspek keruntutan pemaparan ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
21-30 dikategorikan baik, skor 11-20 dikategorikan cukup, dan skor 0-10
dikategorikan kurang.
Berdasarkan Tabel 20 di atas, ada 21 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 9 peserta didik sedangkan pada kategori kurang tidak ada peserta didik
yang mendapat skor 0-10. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mendapat skor berkategori baik yaitu 21. Hal ini berarti banyak peserta didik
sudah mampu menulis teks berita dengan runtut dan jelas sehingga mudah
dipahami.
4.2.3.5 Aspek Pengggunaan Kalimat
Penilaian ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam menulis
teks berita dengan kalimat yang efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada
aspek penggunaan kalimat dapat dilihat dari Tabel 21 berikut ini.
Tabel 21 Hasil Penilaian Aspek Penggunaan Kalimat
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 15 50
2 Cukup 12 40
3 Kurang 3 10
Jumlah 30 100%
Aspek penggunaan kalimat ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor
18-25 dikategorikan baik, skor 10-17 dikategorikan cukup, dan skor 0-9
dikategorikan kurang.
Berdasarkan Tabel 21 di atas, ada 15 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 12 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 3 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 15. Hal ini berarti bahwa banyak peserta
didik yang dapat menulis kalimat efektif dengan baik dan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4.2.3.6 Aspek Pemilihan Kata
Penilaian pada aspek pemilihan kata dalam pembelajaran menulis teks
berita difokuskan pada keterampilan peserta didik dalam menulis teks berita
dengan kosakata yang tepat. Hasil perolehan nilai pada aspek penggunaan
kosakata dapat dilihat dari Tabel 22 berikut ini.
Tabel 22 Hasil Penilaian Aspek Pemilihan Kata
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 22 73,3
2 Cukup 7 23,3
3 Kurang 1 3,33
Jumlah 30 100%
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 15-20
dikategorikan baik, skor 8-14 dikategorikan cukup, dan skor 0-7 dikategorikan
kurang.
Berdasarkan Tabel 22 di atas, ada 22 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 7 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 1 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 22. Hal ini berarti dalam menulis teks berita
peserta didik sudah tepat dalam pemilihan kata sehingga isi berita menjadi mudah
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4.2.3.7 Aspek Kemenarikan Judul
Penilaian ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam
menentukan judul yang menarik pada teks berita dengan kalimat yang efektif dan
benar. Hasil perolehan nilai pada aspek kemenarikan judul dapat dilihat dari Tabel
23 berikut ini.
Tabel 23 Hasil Penilaian Aspek Kemenarikan Judul
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 18 60
2 Cukup 9 30
3 Kurang 3 10
Jumlah 30 100%
Aspek pemilihan kata ini terdiri atas tiga kategori penilaian. Skor 8-10
dikategorikan baik, skor 5-7 dikategorikan cukup, dan skor 0-4 dikategorikan
kurang.
Berdasarkan Tabel 23 di atas, ada 18 peserta didik yang mendapat skor
dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 9 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 3 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori baik yaitu 18. Hal ini berarti judul teks berita yang
dipilih peserta didik sesuai dengan informasi dalam foto peristiwa dan sangat
menarik untuk dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4.2.3.8 Aspek Ketepatan Penggunaan Ejaan
Penilaian ini difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam
menggunakan ejaan yang teapt dalam menulis teks berita dengan kalimat yang
efektif dan benar. Hasil perolehan nilai pada aspek penggunaan ketepatan ejaan
dapat dilihat dari Tabel 24 berikut ini.
Tabel 24 Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Penggunaaan Ejaan
No. Kategori Jumlah
Peserta Didik
Persentase
(%)
1 Baik 10 33,33
2 Cukup 12 30
3 Kurang 8 36,67
Jumlah 30 100%
Aspek ketepatan penggunaan ejaan ini terdiri atas tiga kategori penilaian.
Skor 15 (Jumlah kesalahan ≤ 5) dikategorikan baik, skor 10 (Jumlah kesalahan 6-
10) dikategorikan cukup, dan skor 5 (Jumlah kesalahan 10 ≥) dikategorikan
kurang.
Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa ada 10 peserta didik yang mendapat
skor dalam kategori baik. Peserta didik yang mendapat skor dalam kategori cukup
sebanyak 12 peserta didik sedangkan yang mendapat skor dalam kategori kurang
ada 8 peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa banyak peserta didik yang
mendapat skor berkategori cukup yaitu 12. Hal ini berarti peserta didik sudah
menulis teks berita dengan baik dan benar walaupun masih banyak kesalahan
pemakaian ejaan sekitar 6-10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4.2.4 Hasil Nontes Siklus
4.2.4.1 Data Hasil Respon Peserta Didik
Hasil respon peserta didik terhadap pembelajaran menulis teks berita
menggunakan media foto peristiwa dapat dilihat dari kuisoner tiap siklus. Pengisi
kuisoner adalah peserta didik kelas VIII A yang berjumlah 30 peserta didik karena
siklus ada empat peserta didik yang tidak berangkat. Hasil respon tersebut sebagai
berikut.
Tabel 25 Hasil Respon Peserta Didik
No. PERNYATAAN Siklus I Siklus II
STS TS S SS STS TS S SS
1 Saya suka menulis teks
berita
5 9 8 8 4 3 11 12
2 Bagi saya menulis teks
berita itu mudah
1 9 9 11 1 7 9 13
3 Teks berita memiliki unsur
5W+1H
1 5 12 12 1 4 8 17
4 Guru sungguh membantu
saya dalam memahami
materi menulis teks berita.
2 3 3 22 2 6 10 13
5 Penggunaan foto peristiwa
sangat membantu saya
mudah menemukan unsur-
unsur berita.
1 8 10 11 3 5 7 15
6 Penerapan strategi Think
Talk Write (TTW) bisa
membantu saya menulis
5 3 8 14 2 3 8 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
teks berita dengan baik
karena bisa menyimak,
berbicara, dan menulis
berdasarkan foto peristiwa
hasil petuangan sendiri.
Jumlah 15 37 50 78 13 28 53 87
Berdasarkan hasil respon peserta didik, tanggapan terhadap pembelajaran
menulis teks berita tidak mudah. Namun dalam perkembangan tiap siklus,
anggapan peserta didik tentang pembelajaran menulis teks berita yang tidak
mudah berkurang. Peserta didik menganggap bahwa menulis teks berita itu mudah
jika proses pembeljarannya melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunkan media foto peristiwa.
Perserta didik mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran menulis
teks berita, guru telah membantu peserta didik untuk memahami strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa.
Selain itu, guru juga membimbing peserta didik dalam menerapkan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) mulai dari pembagian kelompok, pencarian
foto peristiwa, pengamatan foto, diskusi terkait unsur berita yang terdapat dalam
foto peristiwa bahkan penulisan ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Guru membantu peserta didik dalam menulis teks berita melalui tahap mengamati
(Think), diskusi (Talk), dan menulis (Write).
Pada siklus I dan Siklus II, peserta didik menganggap bahwa penerapan
strategi Think Talk Write (TTW) dan media foto peristiwa sangat membantu dalam
menulis teks berita. Peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan pencarian foto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
peristiwa, mengamati foto peristiwa, berdiskusi terkait unsur-unsur berita yang
terdapat dalam foto peristiwa, dan kegiatan menulis teks berita secara mandiri.
Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dan pengguaan media foto peristiwa
untuk pembelajaran menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas sangat
efektif. Kemampuan menulis teks berita peserta didik juga meningkat.
4.2.4.2 Dokumentasi Foto
Kegiatan yang didokumentasikan pada penelitian siklus I dan siklus II
meliputi: (1) kegiatan peserta didik ketika memperhatikan penjelasan tentang
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
foto peristiwa; (2) kegiatan peserta didik ketika mengamati foto peristiwa; (3)
kegiatan peserta didik ketika mendiskusikan unsur-unsur berita yang terdapat
dalam foto peristiwa, (4) kegiatan peserta didik ketika menulis teks berita
berdasarkan foto peristiwa. Dokumentasi foto digunakan sebagai bukti visual
kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
4.3 Pembahasan
Subbab ini membahas peningkatan menulis teks berita selama proses
pembelajaran. Hasil kemampuan peserta didik dapat dilihat dari perolehan skor
rata-rata yang dicapai peserta didik. Peningkatan hasil kemampuan menulis teks
berita akan dibahas per aspek dan secara keseluruhan. Pembahasan tentang hasil
menulis teks berita akan diuraikan secara terperinci sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.3.1 Peningkatan Hasil Kemampuan Menulis Teks Berita
Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita. Perolehan hasil tes
peningkatan keterampilan menulis teks berita pada siklus I dan siklus II peserta
didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat dapat dilihat pada Tabel 26 berikut.
Tabel 26 Perbandingan Hasil Tes Menulis Teks Berita Pra siklus, Siklus I,
dan Siklus II
No. Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
Jumlah
nilai
Nilai
rata-
rata
Jumlah
nilai
Nilai
rata-
rata
Jumlah
nilai
Nilai
rata-
rata
1 Baik 465
= 59,17
836
= 66,43
2267,5
= 80,1
2 Cukup 1115 1066,5 135,5
3 Kurang 195 90,5 0
Jumlah 1775 1993 2403
Kategori Cukup Cukup Baik
Berdasarkan Tabel 26, dapat dijelaskan bahwa ketuntasan dan hasil rata-rata
nilai peserta didik untuk kompetensi menulis teks berita peserta didik dari siklus I
sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Uraian tabel di atas, dapat
dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
Pada tes prasiklus nilai rata-rata peserta didik sebesar 59,19 termasuk dalam
kategori cukup (rentang nilai 50-69). Pada siklus I nilai rata-rata peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sebesar 66,43 atau dalam kategori cukup (rentang nilai 50-69) sedangkan pada
siklus II hasil tes menjadi 80,1 dalam kategori baik (rentang nilai 70-100).
Peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 7,26. Pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 13,67 dari hasil siklus I.
Setelah pelaksanaan tes menulis teks berita pada pra siklus dan siklus I
dengan nilai rata-rata 59,17 dan 66,43 atau dalam kategori cukup. Prasiklus dan
siklus I masih belum mencapai nilai rata-rata batas minimal, yaitu 70, sehingga
hasil tersebut perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.
Peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui strategi Think Talk
Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dari pra siklus sampai
hasil pelaksanaan tindakan siklus II pada keseluruhan aspek tergambar dalam
Tabel 27 berikut ini.
Tabel 27 Peningkatan seluruh Aspek Hasil Belajar
Menulis Teks Berita Peserta Didik
No. Aspek Skor
Rata-rata
Prasiklus
Skor
Rata-rata
Siklus I
Skor
Rata-rata
Siklus II
1 Rumusan pertanyaan berdasarkan
foto peristiwa
23 25,33 29
2 Unsur-unsur berita berdasarkan
foto peristiwa
21,33 23,67 26,17
3 Kelengkapan isi 22,33 27 34,33
4 Keruntutan Pemaparan 16,57 17,87 24,27
5 Penggunaan Kalimat 12,6 14,33 17,17
6 Pemilihan kata 11 11,77 14,9
7 Kemenarikan judul 6,03 6,4 7,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
8 Ketepatan penggunaan ejaan 5,5 6,5 10,3
Berdasarkan Tabel 27 di atas, peningkatan kemampuan menulis teks berita
adalah sebagai berikut.
(1) Pada aspek rumusan pertanyaan berdasarkan foto peristiwa meningkat 2,33
atau 7,77% dari pra siklus dan 3,67 atau 12,2% dari siklus I.
(2) Pada aspek unsur-unsur berita berdasarkan foto peristiwa meningkat 2,34 atau
7,8% dari pra siklus dan 2,5 atau 8,33% dari siklus I.
(3) Pada aspek kelengkapan isi berita meningkat 4,67 atau 11,7% dari pra siklus
dan 7,33 atau 18,3% dari siklus I.
(4) Pada aspek keruntutan pemaparan meningkat 1,3 atau 4,33% dari pra siklus
dan 6,4 atau 21,3% dari siklus I.
(5) Pada aspek penggunaan kalimat meningkat 1,73 atau 6,92% dari pra siklus
dan 2,84 atau 11,4% dari siklus I.
(6) Pada aspek pemilihan kata meningkat 0,77 atau 3,85% dari pra siklus dan
3,13 atau 15,7% dari siklus I.
(7) Pada aspek kemenarikan judul meningkat 0,37 atau 3,7% dari pra siklus dan
1,27 atau 12,7% dari siklus I.
(8) Pada aspek ketepatan penggunaan ejaan meningkat 1 atau 6,67% dari pra
siklus dan 3,8 atau 25,3% dari siklus I.
Dari data di atas menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita. Peserta didik
dapat terlibat langsung dalam proses pencarian data berita berupa foto peristiwa di
sekitar lingkungan peserta didik dan mewawancarai pelaku-pelaku yang terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dalam sesuatu peristiwa. Strategi Think Talk Write (TTW) ini bertujuan untuk
membantu peserta didik untuk menemukan unsur-unsur berita sehingga peserta
didik mampu menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Hal tersebut
dapat dilihat dari kelengkapan unsur berita, keruntutan pemaparan, penggunaan
kalimat efektif yang mudah dipahami, pilihan kata yang sederhana dan jelas, serta
judul berita yang menarik dan ejaan yang digunakan termasuk baik karena hanya
beberapa kesalahan penggunaan tanda baca dan huruf kapital.
Peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita seluruh aspek
diperoleh dari peningkatan jumlah rata-rata pada pra siklus, siklus I, dan Siklus II.
Peningkatan kemampuan seluruh aspek dapat dilihat dalam Diagram berikut.
Diagram 4 Nilai Rata-rata Tiap Siklus
Diagram di atas menunjukkan bahwa jumlah rata-rata pada prasiklus
59,17, pada siklus I 66,43, dan meningkat lagi pada siklus II 81,9. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks berita peserta
didik melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa dapat dikatakan berhasil.
Prasiklus Siklus I Siklus II
1 2 3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nilai Rata-Rata Tiap Siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Berdasarkan hasil penelitian ini, penerapan strategi Think Talk Write
(TTW) menggunaan media foto peristiwa memiliki dampak positif terhadap proses
pembelajaran menulis teks berita. Peserta didk lebih mudah memahami materi
yang disampaikan oleh guru. Selain itu, kegiatan mencari data berita berupa foto
peristiwa menjadi menarik karena menuntut peserta didk untuk mengetahui semua
informasi yang terdapat dalam foto peristiwa. Kegiatan pencarian foto peristiwa
tersebut menjadi tahap awal pembelajaran menulis teks berita. Kemudian peserta
didik mengamati foto peristiwa (Think), mendiskusikan unsur-unsur berita yang
terdapat dalam foto peristiwa (Talk) dan tahap terakhir adalah menulis teks berita
(Write). Ketuntasan peserta didik untuk memenuhi indikator yang ditentukan
dapat tercapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 28 berikut.
Tabel 28 Persetase Ketuntasan Belajar Menulis Teks Berita Peserta Didik
No. Siklus Tuntas Persentase
(%)
Tidak
Tuntas
Persentase
(%)
1 Prasiklus 6 20 24 80
2 Siklus I 11 63 19 37
3 Siklus II 28 93 2 7
Berdasarkan Tabel 28 di atas, peningkatan kemampuan peserta didik
dalam menulis teks berita mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
Pada prasiklus sebanyak 6 (20%) peserta didik yang mencapai KKM sedangkan
24 (80%) peserta didik tidak mencapai KKM. Pada siklus I sebanyak 11 (63%)
peserta didik yang mencapai KKM sedangkan 19 (37%) peserta didik tidak
mencapai KKM. Pada siklus II sebanyak 28 (93%) peserta didik yang mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
KKM sedangkan 2 (7%) peserta didik tidak mencapai KKM. Dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan belajar peserta didim telah tercapai.
4.3.2 Uji Perbedaan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji T Untuk mengetahui seberapa
besar besar peningkatan rata-rata nilai kemampuan peserta didik dalam menulis
teks berita menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
foto peristiwa. Peneliti menggunakan SPPS 16.0 untuk melakukan perhitungan
tersebut. Peneliti mengitung selisih peningkatan kemampuan peserta didik dengan
membandingkan rata-rata nilai kondisi awal dengan siklus I dan rata-rata nilai
siklus I dengan siklus II.
4.3.2.1 Uji T Berpasangan untuk Prasiklus dan Siklus I
Uji T merupaka salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean
data. Untuk menguji perbedaan rata-rata nilai dari data pra siklus d engan siklus I
terdapat tiga tahap sebagai berikut.
a. Perumusan Hipotesis Nol (H ) dan hipotesis Alternatif (H₁)
H : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih besar
atau sama dengan nilai tes pada siklus I.
H₁ : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih kecil
dari nilai hasil tes menulis peserta didik siklus I.
b. Aturan Keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Jika t lebih besar daripada t tabel dengan df= 30 dan alfa (α)=0,05,
H ditolak dan H₁ diterima.
c. Pengujian Data Penelitian
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
prasiklus -
siklus1 -7.00000 15.14755 2.76555 -12.65619 -1.34381 -2.531 29 .017
Berdasarkan data di atas, nilai signifikan antara pra siklus dan siklus I
(0,017). t= -2.531. p=0.017 < α=0,05; maka signifikan. Nilai p antara pra siklus
uji T Paired Simple Test adalah 0,017. Karena nilainya lebih kecil dari α=0,05.
Maka hasilnya signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
kemampuan menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan media foto peristiwa.
4.3.2.2 Uji T Berpasangan untuk Siklus I dan Siklus II
Peneliti menggunakan Uji T untuk menguji perbedaan rata-rata nilai dari
data siklus I dengan siklus II. Ada tiga tahap dalam pengujian tersebut,
yaitu sebagai berikut.
a. Perumusan Hipotesis Nol (H ) dan hipotesis Alternatif (H₁)
H : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih besar
atau sama dengan nilai tes pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
H₁ : Nilai hasil tes menulis teks berita peserta didik pada pra siklus lebih kecil
dari nilai hasil tes menulis peserta didik siklus I.
b. Aturan Keputusan
Jika t lebih besar daripada t tabel dengan df= 30 dan alfa (α)=0,05,
H ditolak dan H₁ diterima.
c. Pengujian Data Penelitian
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Siklus–
siklus2 -1.54333E1 11.33406 2.06931 -19.66554 -11.20113 -7.458 29 .000
Berdasarkan data di atas, nilai signifikan antara siklus I dan siklus II
(0,000). t= -7.458. p=0.000 < α=0,05; maka signifikan. Nilai p antara siklus I uji
T Paired Simple Test adalah 0,000. Karena nilainya lebih kecil dari α=0,05. Maka
hasilnya signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
kemampuan menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan media foto peristiwa.
4.3.3 Refleksi Keseluruhan
Penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan yang ditemukan baik
dalam penerapan strategi pembelejaran dengan menggunakan foto peristiwa
maupun kendala yang dihadapi oelh peserta didik dan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Analisis-analisis tersebut akan diuraiakan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4.3.3.1 Analisis Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) dengan
Menggunakan Foto Peristiwa
Berdasarkan hasil refleksi setelah tindakan, strategi Think Talk Write
(TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa terbukti dapat membantu
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita. Banyak
manfaat yang diperoleh dari ketepatan pemilihan strategi Think Talk Write (TTW)
dengan menggunakan media foto peristiwa. Pemanfaatan media foto peristiwa
akan lebih maksimal jika diintegrasikan dengan strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW). Peserta didik sangat antusias mengamati foto peristiwa, berdiskusi
tentang unsur berita, dan menulis teks berita karena isi informasi dalam foto
peristiwa sudah diketahui oelh peserta didik. Hal tersebut membuat peserta didik
semakin berminat dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita.
Seperti yang diungkapkan Kustandi (2011: 45) media foto adalah media
pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum,
dapat dimengerti, dan dinikmati, oleh semua orang di mana-mana. Foto berfungsi
untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan.
Pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Melalui media foto peristiwa peserta didik akan terbiasa menerapkan salah satu
kemampuan berbahasa yaitu mengamati isi informasi berupa unsur-unsur berita
berdasarkan foto perisrtiwa, memahami bahasanya, dan cara penyampaian dalam
bentuk teks berita. Setelah peserta didik terbiasa, mereka akan mengingat kembali
cara penyampaian suatu teks berita. Hal tersebut memudahkan peserta didik dalam
menulis teks berita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Media pembelajaran dikemas dalam bentuk foto peristiwa yang diambil
dari proses pencarian peserta didik di luar kelas. Sebelum pelaksanaan tindakan,
peserta didik melakukan pencaria data berupa foto peristiwa yang terdapat di
sekitar lingkungan peserta didik masing-masing. Setelah menemukan foto
peristiwa, peserta didik akan menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) untuk menulis sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
Aktivitas peserta didik pada siklus I, peserta didik membentuk kelompok
yang terdiri dari 7-8 peserta didik. Namun, pada tahap diskusi (talk) peserta didik
kurang maksimal karena hanya beberapa yang berpikir dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan beberapa anggota lebih sering bercanda dengan teman kelompok
diskusi lainya. Pada siklus II, peserta didik masih tetap dibagi ke dalam beberapa
kelompok diskusi yang terdiri dari 7-8 peserta didik untuk mendiskusikan (talk)
unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa. Namun pada tahap menulis
(write) peserta didik harus menuliskan secara mandiri. Ada saatnya untuk
berdiskusi dan ada saatnya untuk mengerjakan secara individu. Hal ini dirancang
melalui pengaturan tempat duduk yang secara terpisah antara peserta didik. Setiap
peserta didik menuliskan teks berita secara mandiri.
Selain adanya perbedaan-perbedaan pada siklus I dan II, berdasarkan
kuisoner sebagian besar peserta didik mengatakan bahwa menulis teks berita
melalui strategi Think Talk Write (TTW) menjadi menarik dan mudah. Peserta
didik tertarik untuk melakukan kegiatan pencaria foto peristiwa yang akan
dijadikan media pembelajaran menulis teks berita. Dalam penerapan strategi
Think Talk Write (TTW), peserta didik mudah menemukan unsur-unsur berita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
yang terdapat dalam foto peristiwa sehingga tidak sulit merangkai unsur-unsur
berita tersebut menjadi sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
Berdasarkan wawancara dengan peserta didik sebelum tindakan, peserta didik
menganggap menulis teks berita itu cukup sulit dan kurang menarik jika
dibandingkan dengan menulis puisi atau cerita pendek (cerpen). Hal ini
disebabkan oleh strategi pembelajaran dan media yang digunakan kurang tepat.
Setelah adanya tindakan, peserta didik sangat tertarik dengan pembelajaran
menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan
media foto peristiwa. Peserta didik antusias dalam mengamati foto, berdiskusi
tentang unsur-unsur berita, dan menuliskan teks berita yang singkat, padat, dan
jelas. Oleh karena itu, penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
dengan menggunakan media foto peristiwa dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik maupun proses pemebelajaran menulis teks berita.
4.3.3.2 Analisis Kendala yang dihadapi Guru dan Peserta Didik
Analisis kendala yang ditemukan dalam penelitian ini terbagi atas
kendala yang dihadapi oleh guru dan peserta didik. Kendala-kendala tersebut akan
diuraikan secara rinci sebagai berikut.
a. Kendala yang dihadapi Guru
Ada berbagai kendala yang dihadapi oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Kendala itu meliputi hal-hal teknis penggunaan media kamera
(dokumentasi) di kelas dan hal-hal non-teknis dari peserta didik dan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kendala teknis yang dihadapi guru adalah belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
terampil mengatur kamera dalam proses dokumentasi. Ada beberapa foto
dokumentasi proses pembelajaran yang kabur dan terlalu terang, dan terlalu gelap.
Kendala non-teknis yang dihadapi guru adalah guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia tidak dapat mengikuti proses pembelajaran menulis teks melalui strategi
Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa karena sedang
berduka. Hal ini mengakibatkan peneliti yang harus berperan sebagai guru.
Peneliti berusaha menghubungi salah satu guru Bahasa Indonesia untuk menjadi
observer dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita melalui strategi
Thin Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa.
Kendala non-teknis lain yang dihadapi guru adalah proses diskusi yang
belum maksimal karena ada beberapa peserta didik yang tidak serius dalam
berdiskusi tentang unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa. Beberpa
peserta didik sering menggangu peserta didik lain di kelompok diskusi yang
berbeda. Ada juga kelompok yang tidak berdiskusi dan mengerjakan secara
individu. Peserta didik baru akan melakukan diskusi ketika ditegur oleh guru.
Selain itu, ada beberapa peserta didik yang tidak aktif dalam proses diskusi
walaupun belum dapat menemukan unsur-unsur berita dalam foto peristiwa.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut guru memberikan nasehat untuk
tidak takut berpendapat atau bertanya. Guru memancing peserta didik untuk
berani berbicara dengan pertanyaan-pertanyaan atau memberikan jawaban. Guru
memotivasi peserta didik untuk terbiasa membuat informasi yang lengkap
terhadap suatu peristiwa yang ditemukan di lingkungan sekitar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Untuk peserta didik yang tertinggal teorinya, guru menjelaskan kembali dengan
cepat dan sederhana.
b. Kendala yang dihadapi Peserta Didik
Kendala yang dihadapi peserta didik adalah kesalahpahaman peserta didik
mengenai isi foto peristiwa yang akan dijadikan media pembelajaran menulis teks
berita melalui strategi Think Talk Write (TTW). Peserta menganggap bahwa isi
informasi dalam foto peristiwa itu harus tentang kebarkaran, kecelakaan lalulintas,
dan perkelahian. Akibatnya peserta didik kesulitan dalam menemukan foto
peristiwa. Padahal berdasarkan rencana penelitian, peserta didik bisa mengambil
foto peristiwa apa saja yang ditemukan di lingkungan sekitar peserta didik. Baik
peristiwa di sekolah maupun peristiwa di tempat tinggal peserta didik. Oleh
karena itu, penelitian siklus I (Senin, 5 Juni 2017) harus ditunda ke haris Selasa, 6
Juni 2017. Rencana kedua ini bertujuan agar peserta didik bisa menemukan
banyak foto peristiwa yang dapat dijadikan media pembelajaran menulis teks
berita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menunjukkan bahwa penerapan
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik kelas VIII A SMPN Rinbesihat dalam
pembelajaran menulis teks berita. Peningkatan itu dapat dilihat dari
perkembangan skor rata-rata sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan
tindakan. Pada pra-siklus, 6 peserta didik (20%) tuntas dengan nilai rata-rata kelas
59,17. Pada siklus I, nilai rata-rata meningkat menjadi 66,43 dan ada 11 peserta
didik (63%) yang tuntas. Dan pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 81,9 dan ketuntasan peserta didik 93% atau 28 peserta didik telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dengan demikian hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
berhasil karena kemampuan menulis teks berita peserta didik kelas VIII A SMPN
Rinbesihat meningkat dan terjadi perubahan tingkah laku ketika diterapkan
strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan memanfaatkan foto
peristiwa.
5.2 Saran
Peneliti menemukan banyak pengalaman melalui penelitin ini. Hal ini
terkait pembelajaran menulis teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW)
dengan menggunakan foto peristiwa. Untuk itu, peneliti memberikan saran bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
para pengguna hasil penelitian ini. Saran-saran ditujukan kepada guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, pihak sekolah, dan peneliti lain.
1. Bagi Sekolah
Strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa dapat dipertimbangkan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam berbagai materi pembelajaran di SMPN Rinbesihat, Belu.
2. Bagi Guru Bahasa Indonesia
Guru Bahasa Indonesia dapat menerapkan strategi Think Talk Write (TTW)
dengan menggunakan media foto peristiwa ini pada kelas lain untuk
meningkatkan kemampuan menulis peserta didik. Selain itu, guru juga dapat
menerapkan strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto
peristiwa pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang lain.
3. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dengan menerapkan
strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan media foto peristiwa dapat
mengaitkan dengan keterampilan berbahasa lain. Misalnya peningkatan
kemampuan peserta didik dalam pembelajaran menyimak, berbicara, maupun
membaca dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW) dengan
menggunakan media foto peristiwa. Media yang digunakan tidak hanya foto
peristiwa saja, media lain yang dapat digunakan misalnya rekaman, cerita, video,
dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
112
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Zuhruf.2012. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui
Media Foto Peristiwa Pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri 5
Pekalongan. Semarang : PBSI, FBS, Universitas Negeri Semarang.
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung : Satu Nusa.
Djuraid, Husnun. 2009. Panduan Menulis Beita. Malang: UMM Press
Huda Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran isi-isu metodis
dan paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamdayama Jumanta. 2014. Model dan metode pembelajaran kreatif dan
berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ishara Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas
Kustandi. 2011. Media Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
M. Romli, Asep Syamsul. 2000. Jurnalistik Praktis. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Mohamad Yunus, Supamo. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo:
Yogyakarta.
Nurgiyantoro Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE
Rachman, Maman.1993. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian Pendidikan.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Semi, M. Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung:
Angkasa.
Sudjana Nana & Rivai Ahmad. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Mas
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.
Suhandang. 2010. Pengantar Jurnalistik. Bandung : Nuansa.
Susana Cucu. 2014. Konsep strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditamaa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa.
Widiyastuti, Yosephin. 2011. Peningkatan Kemampuan Pembelajaran Menulis
Teks Berita Menggunakan Media Audiovisual Video pada Siswa Kelas
VIII B Semester 2 SMP Negeri 3 Tempel. Yogyakarta: PBSID, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Wiranti, Elisabet. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita
Menggunakan Teknik Simulasi Pada Siswa Kelas VIII-E, SMP Pangudi
Luhur 1, Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: PBSI, FKIP,
Universitas Sanata Dharma
Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.
Yaumi Muhammad: Prinsip-prinsip desain pembelajaran disesuaikan dengan
Kurikulum 2013, Kencana, 2013, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 1
Kondisi Awal Hasil Belajar Peserata Didik SMPN Rinbesihat Tahun Ajaran 2016/2017
Jln. Jurusan Gereja Alva Omega Rinbesihat
KKM : 70
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman, teks berita, slogan/poster
12.2 Menulis teks berita secara singkat,
padat, dan jelas
No Nama Peserta Didik Pertanyaan Unsur
Berita
Kelengkapan
Isi Berita
Keruntutan
Pemamparan
Penggunaan
Kalimat
Pemilihan
Kata
Kemenarikan
Judul
Ejaan Jumlah
Nilai
Nilai
Akhir
1 Alfrida Berek 25 30 20 13 16 16 5 5 130 65
2 Alexander Manek 20 20 15 7 8 3 2 5 80 40
3 Alexandra Fitri Laranjela 20 20 15 24 13 10 3 5 110 55
4 Anna Maria Anisia Lau 25 25 20 22 20 14 9 5 140 70
5 Atriana De Fatima 25 25 30 21 16 9 9 5 140 70
6 Aurelius Maximus Bubu 20 15 15 12 11 8 4 5 90 45
7 Avelina Miteldis Luan 30 25 30 26 18 16 10 5 160 80
8 Dominikus Nahak 25 15 25 13 8 5 4 5 100 50
9 Elisabeth Lelo Bei Mau 25 25 30 18 22 18 12 10 160 80
10 Elfrida Mauk 25 20 20 15 12 16 7 5 120 60
11 Febiola Petra Mauk 15 15 20 17 12 11 5 5 100 50
12 Filomena F.X. Klau 15 20 15 10 7 5 3 5 80 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
13 Fransisco Dewa S. Ulu 20 20 25 20 8 7 5 5 110 55
14 Geronia Elfira D.M. Klon 25 20 25 7 7 7 4 5 100 50
15 Glomar Dacosta Tavarez 20 25 25 20 10 9 6 5 120 60
16 Maria Prima Rafu 30 20 20 23 12 10 10 5 130 65
17 Marten Luther R. Atok 30 25 25 25 18 18 9 10 160 80
18 Novitalia Anok 20 20 20 16 9 7 3 5 100 50
19 Paulino M.X. Tavarez 25 20 25 20 15 16 4 5 130 65
20 Putriana Siki 25 25 25 18 12 12 8 5 130 65
21 Rani Julita Abuk 20 15 20 12 12 13 3 5 100 50
22 Rosina Deya Mones 25 25 25 15 9 12 4 5 120 60
23 Sandy Grasela H. Kolo 15 10 15 11 12 9 3 5 80 40
24 Selviana Kini Fahik 20 20 30 14 15 11 5 5 120 60
25 Selvia Wilfrida 15 15 10 5 5 3 2 5 60 30
26 Tania Fransisca Amkolo 25 20 25 20 7 10 8 5 120 60
27 Valentina Bete 25 25 30 13 14 10 8 5 130 65
28 Viyano K. Mega Mauk 30 30 35 20 20 15 10 10 170 85
29 Victoria Eni Bunga 25 25 15 24 16 12 8 5 130 65
30 Yohanes Taek 25 25 20 16 13 18 8 5 130 65
Jumlah 23 21,33 22,33 16,57 12,57 11 6,033 5,5 59,17
REKAP NILAI
Ketercapaian Nilai
Tuntas 6
Tidak Tuntas 24
Jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 2
Hasil Belajar Peserata Didik SMPN Rinbesihat Tahun Ajaran 2016/2017 Siklus I
Jln. Jurusan Gereja Alva Omega Rinbesihat
KKM : 70
No Nama Peserta Didik Pertanyaan Unsur
Berita
Kelengkapan
Isi Berita
Keruntutan
Pemamparan
Penggunaan
Kalimat
Pemilihan
Kata
Kemenarikan
Judul
Ejaan Jumlah
Nilai
Nilai
Akhir
1 Alfrida Berek 30 25 25 16 16 14 5 10 141 70,5
2 Alexander Manek 20 25 25 14 15 4 3 5 111 55,5
3 Alexandra Fitri Laranjela 30 30 40 27 20 12 4 10 173 86,5
4 Anna Maria Anisia Lau 25 20 25 17 15 12 10 5 129 64,5
5 Atriana De Fatima 25 15 30 18 14 7 9 5 123 61,5
6 Aurelius Maximus Bubu 25 25 30 16 17 13 6 5 137 68,5
7 Avelina Miteldis Luan 20 25 30 20 12 3 3 5 118 59
8 Dominikus Nahak 25 20 25 13 10 5 6 5 109 54,5
9 Elisabeth Lelo Bei Mau 25 25 20 7 22 14 8 10 131 65,5
10 Elfrida Mauk 25 25 30 17 14 17 8 5 141 70,5
11 Febiola Petra Mauk 25 25 25 18 17 13 5 10 138 69
12 Filomena F.X. Klau 25 25 25 15 11 11 6 5 123 61,5
13 Fransisco Dewa S. Ulu 20 20 30 26 15 10 3 5 129 64,5
14 Geronia Elfira D.M.
Klon
25 20 10 5 7 6 4 5 82 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
15 Glomar Dacosta Tavarez 15 25 20 14 9 5 6 5 99 49,5
16 Maria Prima Rafu 30 20 20 19 8 11 9 15 132 66
17 Marten Luther R. Atok 30 25 35 27 8 16 10 5 156 78
18 Novitalia Anok 25 20 25 20 13 11 3 5 122 61
19 Paulino M.X. Tavarez 25 20 25 17 17 16 4 5 129 64,5
20 Putriana Siki 25 25 20 18 12 15 8 10 133 66,5
21 Rani Julita Abuk 20 15 35 20 14 17 9 5 135 67,5
22 Rosina Deya Mones 25 25 20 15 8 14 4 5 116 58
23 Sandy Grasela H. Kolo 30 30 30 16 16 12 9 5 148 74
24 Selviana Kini Fahik 30 30 30 18 14 14 5 5 146 73
25 Selvia Wilfrida 20 20 30 26 24 11 4 5 140 70
26 Tania Fransisca Amkolo 25 15 25 20 9 10 9 5 118 59
27 Valentina Bete 30 30 30 13 16 10 8 5 142 71
28 Viyano K. Mega Mauk 30 30 30 16 17 13 6 10 152 76
29 Victoria Eni Bunga 30 30 40 29 22 19 10 10 190 95
30 Yohanes Taek 25 25 25 19 18 18 8 5 143 71,5
Jumlah 25,33 23,67 27 17,87 14,33 11,77 6,4 6,5 66,43
REKAP NILAI
Ketercapaian Nilai
Tuntas 11
Tidak Tuntas 19
Jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3
Hasil Belajar Peserata Didik SMPN Rinbesihat Tahun Ajaran 2016/2017 Siklus II
Jln. Jurusan Gereja Alva Omega Rinbesihat
KKM : 70
No Nama Peserta Didik Pertanyaan Unsur
Berita
Kelengkapan
Isi Berita
Keruntutan
Pemamparan
Penggunaan
Kalimat
Pemilihan
Kata
Kemenarikan
Judul
Ejaan Jumlah
Nilai
Nilai
Akhir
1 Alfrida Berek 30 30 35 25 23 16 9 15 183 91,5
2 Alexander Manek 30 25 25 18 14 12 5 5 134 67
3 Alexandra Fitri Laranjela 30 30 40 27 18 15 8 10 178 89
4 Anna Maria Anisia Lau 30 25 30 17 14 9 9 15 149 74,5
5 Atriana De Fatima 30 25 35 17 19 8 8 5 147 73,5
6 Aurelius Maximus Bubu 30 30 40 29 20 16 10 15 190 95
7 Avelina Miteldis Luan 25 25 35 28 20 14 10 10 167 83,5
8 Dominikus Nahak 30 25 40 30 17 17 6 10 175 87,5
9 Elisabeth Lelo Bei Mau 25 30 35 27 15 15 7 5 159 79,5
10 Elfrida Mauk 30 25 35 23 24 15 9 10 171 85,5
11 Febiola Petra Mauk 25 25 35 22 16 11 10 15 159 79,5
12 Filomena F.X. Klau 30 25 35 25 20 16 6 10 167 83,5
13 Fransisco Dewa S. Ulu 30 25 40 28 17 19 5 15 179 89,5
14 Geronia Elfira D.M.
Klon
30 20 35 30 9 6 9 10 149 74,5
15 Glomar Dacosta Tavarez 25 20 40 30 19 17 4 5 160 80
16 Maria Prima Rafu 30 25 40 27 18 17 10 10 177 88,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
17 Marten Luther R. Atok 25 25 30 26 10 12 4 5 137 68,5
18 Novitalia Anok 30 25 35 25 22 18 5 10 170 85
19 Paulino M.X. Tavarez 30 30 35 28 21 16 9 5 174 87
20 Putriana Siki 30 25 35 24 17 14 8 15 168 84
21 Rani Julita Abuk 30 25 30 29 16 15 7 5 157 78,5
22 Rosina Deya Mones 30 25 35 29 23 18 9 15 184 92
23 Sandy Grasela H. Kolo 30 25 30 16 15 15 9 10 150 75
24 Selviana Kini Fahik 30 25 35 17 16 16 9 15 163 81,5
25 Selvia Wilfrida 30 25 35 19 22 15 8 10 164 82
26 Tania Fransisca Amkolo 30 30 35 20 10 17 4 15 161 80,5
27 Valentina Bete 30 30 30 18 8 17 7 5 145 72,5
28 Viyano K. Mega Mauk 30 30 25 26 9 17 7 15 159 79,5
29 Victoria Eni Bunga 30 30 40 28 24 18 10 10 190 95
30 Yohanes Taek 25 25 25 20 19 16 9 10 149 74,5
Jumlah 29 26,17 34,33 24,27 17,17 14,9 7,7 10,3 81,92
REKAP NILAI
Ketercapaian Nilai
Tuntas 28
Tidak Tuntas 2
Jumlah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 4
Silabus Menulis Teks Berita
Satuan Pendidikan : SMPN Rinbesihat, Belu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII A/2
Standar Kompetensi : Menulis
12. Mengungkapkan informasi dalambentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
Alokasi Waktu : 4x40 (2 kali pertemuan)
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Inti Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
12. 2 Menulis teks
berita secara
singkat,
padat, dan
jelas
o Pengertian
berita
o Unsur berita
o Struktur berita
o Jenis-jenis
berita
o Peserta didik menyimak
foto peristiwa dan
membuat catatan dari
hasil simakan secara
individual (think).
o Peserta didik
o Peserta didik
mampu menemukan
unsur-unsur teks
berita dengan tepat.
o Peserta didik
mampu menuliskan
Tes
Portofolio o Temuka
nlah
unsur-
unsur
berita
yang
4x40
menit
Cakap
Berbahasa
Indonesia:
untuk Kelas
VIII SMP/MTs
(R.R.Novi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Yogyakarta, Mei 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Bidang Studi Peneliti
Wilhelmus Nahak Bauk, S.Pd Elisabet Buik S,pd. Kornelis Mauk
NIP.19720905 200604 1 018 NIM 131224084
o Teknik
penulisan berita
o Contoh teks
berita
berkolaborasi dengan
teman sekelompok
untuk membahas unsur-
unsur berita yang
terdapat dalam foto
peristiwa (talk).
o Peserta didik
mengkonstruksi sendiri
pengetahuan yang
memuat pemahaman
tentang unsur-unsur
berita dan
mengkomunikasikan
dalam bentuk tulisan
teks berita (write).
teks berita secara
singkat, padat, dan
jelas.
terdapat
dalam
foto
peristiw
a
berikut!
o Buatah
sebuah
teks
berita
singkat,
padat,
dan
jelas!
Kussuji
Indrastuti
Diah Erna
Triningsih,
2010)
Cerdas
Berbahasa
dan Sastra
Indonesia:
untuk SMP dan
MTs Kelas VIII
(Yulianeta dan
Tedi Permadi,
2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BAHASA INDONESIA
Nama Sekolah : SMPN Rinbesihat
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
12. Mengungkapkan informasi
dalam bentuk rangkuman,
teks berita, slogan/poster
12.2 Menulis teks berita secara
singkat, padat, dan jelas
B. Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kerakter Peserta Didik yang
Diharapkan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
1. Mampu menemukan unsur-unsur teks berita
dengan tepat.
2. Mampu menuliskan teks berita secara singkat,
padat, dan jelas.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menemukan unsur-unsur berita dengan tepat melalui
foto peristiwa.
2. Peserta didik mampu menuliskan teks berita dengan menggunakan foto
peristiwa secara singkat, padat, dan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
D. Materi Ajar
Pengertian teks Berita
Berita adalah informasi baru mengenai sesuatu yang sedang terjadi,
disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada
atau orang banyak. Berita yang disajikan adalah peristiwa yang benar-benar
terjadi dan mementingkan syarat aktual. Selain itu, berita juga harus
mempunyai aspek menarik dan melibatkan beberapa orang.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Menurut Kamus
Komunikasi Berita merupakan laporan mengenai hal atau peristiwa yang baru
terjadi, menyangkut kepentingan umum dan disiarkan secara cepat oleh media
massa, surat kabar, majalah, radio siaran, televisi siaran.
Unsur-unsur berita
Sebuah berita yang baik menginformasikan peristiwa aktual, menarik,
penting, unik, atau aneh. Melalui berita, kita dapat memperoleh informasi
tentang peristiwa. Peristiwa-peristiwa itu disajikan untuk menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana (dikenal dengan unsur
5W + 1H). Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan unsur-
unsur berita.
a. apa (what) nama peristiwa itu,
b. siapa (who) yang terlibat dalam peristiwa itu,
c. kapan (when) dan di mana peristiwa itu terjadi,
d. mengapa (why) peristiwa itu terjadi,
e. bagaimana (how) proses kejadiannya.
Jenis-jenis berita
Jenis berita berdasarkan penyajian pemberitaan, yaitu berita langsung
(straight news) dan berita tidak langsung (feature news). Berita langsung yaitu
berita yang disajikan dengan cara menyampaikan fakta utama yang terlibat
dalam peristiwa itu apa adanya secara langsung, baik hal-hal yang menjadi
pokok peristiwa maupun apa yang dikatakan tokoh-tokoh yang terlibat dalam
peristiwa itu.
Jenis berita berdasarkan penyajian yang kedua yaitu berita tidak langsung
atau feature news, yaitu berita yang tidak mementingkan unsur waktu,
melainkan memberikan tambahan bacaan yang dianggap tetap hangat
walaupun tidak disajikan secepatnnya (pada saat) peristiwa terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Teknik penulisan Berita
Pertanyaan-pertanyaan yang merupakan unsur-unsur berita biasanya
diletakkan pada bagian atas sebagai kepala berita (lead). Pada bagian
bawahnya, dapat kita tambahkan informasi-informasi lainnya sebagai
pelengkap. Bagian inilah yang dinamakan dengan tubuh berita. Selanjutnya
adalah ekor berita yang biasanya ditempati oleh informasi-informasi yang
sifatnya manasuka. Artinya, ditiadakan pun bagian itu tidak menggangu
kejelasan dan kelengkapan beritanya secara keseluruhan.
Semakin ke bawah
Semakin tidak penting
1. Lead / Prioritas Utama Penting
Lead atau kepala berita merupakan puncaknya. Pada urutan paling
puncak yang menempati derajat prioritas utama pentingnya informasi ini,
wartawan harus menuliskan informasi utama. Setidaknya, pada bagian ini
wartawan harus menjawab sebagian besar unsur 5 W + 1 H. Kenapa begitu?
Jika pemotongan berita yang dilakukan editor karena keterbatasan halaman,
berita ini masih memiliki arti dan layak sebagai sebuah berita.
2. Neck / Sangat Penting
Neck atau leher berita menempati urutan sangat penting. Bagian ini
disebut neck atau leher karena umumnya merupakan peralihan alur atau
penyambung alur ide berita yang ada pada bagian lead atau kepala berita
untuk dilanjutkan pada gagasan-gagasan yang tertuang pada bagian
berikutnya yang menempati derajat prioritas lebih rendah.
Kepala Berita (Lead)
Tubuh Berita
Ekor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3. Body / Penting
Pada bagian body, umumnya merupakan penjabaran dari gagasan
berita yang termaktub dalam lead dan neck. Penjabaran itu bisa merupakan
jawaban why (mengapa) dan how).
4. Body Lanjutan / Kurang Penting
Di bagian ini, berbagai data yang tidak terlalu penting ditempatkan.
Misalnya daftar nama orang-orang yang mengalami kecelakaan atau hal-hal
lain yang jika dihilangkan oleh editor tidak terlalu berpengaruh terhadap
substansi atau pokok bahasan berita tersebut.
Contoh Teks Berita
Pemuda We Utu- Belu Gotong-Royong Bangun Jembatan Darurat Seberangi
Kali Menuju Atambua
Post on: 18/12/2016 Liput .ID0
Laporan Wartawan Pos Kupang, Edy Bau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Liput.ID,ATAMBUA - Jarak dari Dusun We Utu, Desa Umaklaran, Kecamatan
Tasifeto Timur (Tastim) menuju Haliwen, Atambua hanya sekitar satu kilometer
jika ditempu dengan menyeberangi Kali We Utu.
Jarak ini akan bertambah jauh manakala warga harus melalui Fatubenao.
Karena itu, warga lebih memilih menyeberangi Kali We Utu untuk menempuh
jarak kebih dekat. Hal ini menjadi sulit ketika musim hujan tiba dan terjadi banjir.
Anak sekolah, guru-guru atau warga yang membawa hasil pertanian akan
kesulitan menyeberangi kali yang sedang banjir.
Untuk mengatasi hal ini, para pemuda dan warga dusun We Utu dan
sekitarnya harus bergotong-royong membangun jembatan penyeberangan darurat
agar bisa dilalui orang maupun sepeda motor.
Marthen Asa Buti, salah satu warga Dusun We Utu, Desa Umaklaran
kepada Pos Kupang, Sabtu (17/12/2016) mengatakan, kelompok pemuda di dusun
itu tergerak untuk membantu warga dan anak sekolah yang mau melintas tanpa
harus menempuh jarak jauh melalui Fatubenao.
“Jembatan ini sudah dua hari kami buat. INi untuk membantu anak
sekolah dan warga yang mau menyeberang ke We Utu maupun yang mau
ke Atambua,” katanya.
Menurutnya, sudah sejak lama warga menantikan
adanya jembatan penyeberangan namun ketika diusulkan tidak pernah ada
jawaban. Dia berharap dalam waktu dekat ada perhatian pemerintah
membangun jembatanagar warga wilayah itu bisa menyeberang dengan aman.
Pemuda lainnya, Aloisius Mali Talo mengatakan, jalur itu adalah satu-
satunya jalur yang bisa dilalui. Karena itu, meski harus
membangun jembatan darurat, mereka secara gotong-royong membuatnya.
Dikatakannya, jembatan itu hanya dipasang pada saat tidak banjir. ketika
akan ada banjir maka mereka akan membongkarnya lagi. Setiap hari mereka
memasang jembatan darurat ini pada pukul 05.00 wita sebelum anak -anak
berangkat ke sekolah dan akan membongkarnya di sore hari.
“Setiap pagi kami pasang pukul 05.00. kalau sore kadang sampai pukul
18.00 atau tergantung hujan. Kalau hujan maka kami akan bongkar lebih awal
agar jembatannya tidak terbawa banjir,” kata Aloisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Sumber: http://www.liput.id/news/pemuda-we-utu-belu-gotong-royong-
bangun-jembatan-darurat-seberangi-kali-menuju-atambua/
E. Strategi dan Teknik Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Think Talk Write (TTW)
2. Teknik Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Penugasan
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
1. Membuka pelajaran
a. Doa dan salam pembuka
b. Absensi peserta didik
c. Guru mengecek kesiapan dan memotivasi peserta didik
2. Apresepsi
a) Guru bertanya tentang berita apa yang pernah dibaca atau didengar atau
saksikan secara langsung.
b) Guru bertanya kepada peserta didik tentang unsur-unsur berita yang
terdapat dalam sebuah teks berita.
c) Guru bertanya kepada peserta didik tentang pengalaman menulis sebuah
teks berita.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
a) Guru terlebih dahulu menyampaikan cara belajar menggunakan model
pembelajaran TTW.
b) Peserta didik akan bekerja sama untuk menemukan unsur-unsur berita
dalam foto peristiwa berdasarkan strategi pembelajaran TTW.
c) Peserta didik akan berusaha menulis sebuah teks berita berdasarkan
unsur-unsur berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi
TTW.
d) Kelompok presentasi terbaik akan diberikan bintang sebagai
penghargaan.
e) Hasil catatan peserta didik yang terbaik akan diberikan bintang sebagai
penghargaan.
f) Pemberian penghargaan untuk individu akan diumumkan pada pertemuan
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Kegiatan Inti (55 menit)
1. Eksplorasi
a) Guru menyajikan peta konsep mengenai teks berita (pengertian, jenis-
jenis, dan unsur-unsur berita).
b) Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang).
c) Guru menjelaskan materi mengenai teks berita (pengertian, jenis-jenis,
dan unsur-unsur berita) melalui media presentasi power point, pemutaran
video dan penampilan gambar.
2. Elaborasi
a) Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil
petualangan peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur
berita.
b) Peserta didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil
simakan secara individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi.
c) Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu group
untuk membahas isi catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka
menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan
ide-ide tentang unsur-unsur berita dalam diskusi.
d) Peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat
pemahaman tentang unsur-unsur berita dan mengkomunikasikan dalam
bentuk tulisan (write).
e) Setiap kelompok dipilih satu atau beberapa orang sebagai perwakilan
kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok lain diminta
memberikan tanggapan.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dengan peserta didik melakukan tanya
jawab, meluruskan kesalahan pemahaman konsep yang sudah disampaikan,
memberikan penugasan dan penyimpulan terhadap materi yang telah
dipelajari bersama.
Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman atau simpulan pelajaran.
1. Evaluasi
a) Peserta didik ditugaskan membuat catatan hasil bacaan secara
individual yang berisi hasil simakan dari foto peristiwa disertai
pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik, hasil diskusi kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
dan hasil diskusi umum yakni hasil dari setiap kelompok. Catatan
yang dibuat dituntut berisikan penjelasan yang menjelaskan tentang
teks berita (definisi, jenis-jenis, dan unsur-unsur berita) disertai
kesimpulan menurut pendapat masing-masing peserta didik.
b) Guru memberikan soal tertulis berupa uraian kepada peserta didik
untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Ke-2
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
1. Membuka pelajaran
a) Doa dan salam pembuka
b) Absensi peserta didik
c) Guru mengecek kesiapan dan memotivasi peserta didik
2. Apresepsi
a) Guru bertanya tentang materi tentang berita sudah dipelajari minggu lalu.
b) Guru bertanya kepada peserta didik tentang unsur berita apa saja yang
terdapat dalam sebuah teks berita.
c) Guru bertanya kepada peserta didik tentang bagaimana teknik menulis
sebuah teks berita.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
a) Guru terlebih dahulu menyampaikan cara belajar menggunakan model
pembelajaran TTW.
b) Peserta didik akan bekerja sama untuk menemukan unsur-unsur berita
dalam foto peristiwa berdasarkan strategi pembelajaran TTW.
c) Peserta didik akan berusaha menulis sebuah teks berita berdasarkan
unsur-unsur berita yang ditemukan dalam foto peristiwa melalui strategi
TTW.
d) Peserta didik berusaha menuliskan sebuah teks berita secara individu.
e) Hasil tulisan teks berita setiap peserta didik yang terbaik akan diberikan
bintang sebagai penghargaan.
f) Pemberian penghargaan untuk individu akan diumumkan pada pertemuan
selanjutnya.
Kegiatan Inti (55 menit)
1. Eksplorasi
a) Guru menyajikan peta konsep mengenai teks berita (pengertian, jenis -
jenis, dan unsur-unsur berita).
b) Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
c) Guru menjelaskan materi mengenai teks berita (pengertian, jenis-jenis,
dan unsur-unsur berita) melalui media presentasi power point, pemutaran
video dan penampilan gambar.
2. Elaborasi
a) Guru membagi lembar aktivitas peserta didik berupa foto peristiwa (hasil
petualangan peserta didik) dan pertanyaan-pertanyaan terkait unsur-unsur
berita.
b) Peserta didik menyimak foto peristiwa dan membuat catatan dari hasil
simakan secara individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi.
c) Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu group
untuk membahas isi catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka
menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan
ide-ide tentang unsur-unsur berita dalam diskusi.
d) Peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat
pemahaman tentang unsur-unsur berita dan mengkomunikasikan dalam
bentuk tulisan (write).
e) Peserta didik berusaha membuat teks berita singkat berdasarkan unsur-
unsur berita.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dengan peserta didik melakukan
tanya jawab, meluruskan kesalahan pemahaman konsep yang sudah
disampaikan, memberikan penugasan dan penyimpulan terhadap materi
yang telah dipelajari bersama.
Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman atau simpulan pelajaran.
1) Evaluasi
a) Peserta didik ditugaskan membuat catatan hasil bacaan secara individual
yang berisi hasil simakan dari foto peristiwa disertai pengetahuan awal
yang dimiliki peserta didik, hasil diskusi kelompok, dan hasil diskusi
umum yakni hasil dari setiap kelompok. Catatan yang dibuat dituntut
berisikan penjelasan yang menjelaskan tentang teks berita (definisi, jenis-
jenis, dan unsur-unsur berita) disertai kesimpulan menurut pendapat
masing-masing peserta didik.
b) Guru memberikan soal tertulis berupa uraian kepada peserta didik untuk
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
G. Penilaian
1. Indikator :
Menemukan unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto
peristiwa dan menuliskan dalam bentuk teks berita secara
singkat, padat, dan jelas dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, pilihan kata yang tepat,
dan memperhatikan kaidah penulisan sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2. Jenis tagihan : Tugas Individu dan Kelompok
3. Bentuk Instrumen : Produk (menulis teks berita)
4. Soal
Petunjuk!
1) Simaklah foto peristiwa pada LKS (Lembar Kerja Siswa) di bawah ini
dengan saksama!
2) Isilah tabel-tabel di bawah ini dengan tepat!
Soal Esai
1) Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan isi berita yang terdapat
dalam foto peristiwa!
2) Tulislah unsur-unsur berita berdasarkan foto peristiwa yang Anda simak!
3) Buatlah sebuah berita yang berita singkat, padat, dan jelas berdasarkan
unsur-unsur berita yang Anda temukan dalam foto peristiwa!
A. Pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan isi berita
No. Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
B. Unsur-unsur berita yang terdapat dalam foto peristiwa
No. Unsur Berita Isi Berita
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. Berdasarkan unsur-unsur berita di atas tulislah sebuah teks berita singkat,
padat, dan jelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Rubrik Penilaian
Soal Nomor (1)
Soal Nomor (2)
Soal Nomor (3)
A. Kelengkapan Unsur Berita
No Kategori Jumlah Unsur Berita Skor
1 Baik 6 Unsur Berita 40
5 Unsur Berita 35
4 Unsur Berita 30
2 Cukup 3 Unsur Berita 25
2 Unsur Berita 20
3 Kurang 1 Unsur Berita 10
Tidak Ada Unsur Berita 0
No Kategori Jumlah Pertanyaan Skor
1 Baik 6 Pertanyaan 30
5 Pertanyaan 25
4 Pertanyaan 20
2 Cukup 3 Pertanyan 15
2 Pertanyaan 10
3 Kurang 1 Pertanyaan 5
Tidak Ada Pertanyan 0
No Kategori Jumlah Unsur Berita Skor
1 Baik 6 Unsur Berita 30
5 Unsur Berita 25
4 Unsur Berita 20
2 Cukup 3 Unsur Berita 15
2 Unsur Berita 10
3 Kurang 1 Unsur Berita 5
Tidak Ada Unsur Berita 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
B. Keruntutan Pemaparan
No Kategori Kriteria Skor
2 Baik Runtut dan jelas sehingga mudah
dipahami
21-30
3 Cukup Kurang runtut, tetapi dapat dipahami 11-20
4 Kurang Tidak runtut dan tidak dapat dipahami. 0-10
C. Penilaian Aspek Penggunaan Kalimat
No Kategori Kriteria Skor
1 Baik Kalimat efektif dan jelas 18-25
2 Cukup Kalimat panjang dan tidak komunikat if 10-17
3 Kurang Kalimat singkat dan tidak komunikat if 0-9
D. Penilaian Aspek Pemilihan Kata
No Kategori Kriteria Skor
1 Baik Tepat dan mudah dipahami 15-20
2 Cukup Terdapat kata yang tidak lazim dipakai 8-14
3 Kurang Terdapat kata tidak baku dan kurang
dapat dipahami
0-7
E. Penilaian Aspek Kemenarikan Judul
No Kategori Kriteria Skor
1 Baik Sesuai dengan informasi dan sangat
menarik untuk dibaca
8-10
2 Cukup Sesuai dengan informasi tetapi kurang
menarik
5-7
3 Kurang Tidak sesuai dengan informasi sehingga
tidak menarik
0-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
F. Penilaian Aspek Ketepatan Penggunaaan Ejaan
No Kategori Kriteria Skor
1 Baik Jumlah kesalahan ≤ 5 15
2 Cukup Jumlah kesalahan 6-10 10
3 Kurang Jumlah kesalahan 10 ≥ 5
Nilai Akhir:
H. Alat/Bahan, Sumber Belajar, dan Media Pembelajaran
Alat dan bahan : Alat tulis, papan tulis, spidol, dan penghapus
Media pembelajaran : Foto peristiwa, lembar materi, lembar soal,dan
lembar penilaian
Sumber belajar : Cakap Berbahasa Indonesia: untuk Kelas VIII
SMP/MTs (R.R.Novi Kussuji Indrastuti Diah Erna
Triningsih, 2010)
Cerdas Berbahasa dan Sastra Indonesia: untuk SMP
dan MTs Kelas VIII (Yulianeta dan Tedi Permadi,
2009)
Yogyakarta, Mei 2017
Peneliti
Kornelis Mauk
NIM 131224084
Mengetahui,
Kepala SMPN Rinbesihat Guru Bahasa Indonesia
Wilhelmus Nahak Bauk, S.Pd Elisabet Buik S,pd.
NIP.19720905 200604 1 018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 12
Gambar 1: Kegiatan peserta didik ketika memperhatikan penjelasan tentang menulis
teks berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa.
(Siklus I, 6-7 Juni 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Gambar 2: Kegiatan peserta didik ketika mengamati foto peristiwa. (Siklus I, 6-7 Juni
2017)
Gambar 3: Kegiatan peserta didik ketika mendiskusikan unsur-unsur berita yang
terdapat dalam foto peristiwa. (Siklus I, 6-7 Juni 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Gambar 4:Kegiatan peserta didik ketika menulis teks berita berdasarkan foto peristiwa.
(Siklus I, 6-7 Juni 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Gambar 5: Kegiatan peserta didik ketika memperhatikan penjelasan tentang menulis teks
berita melalui strategi Think Talk Write (TTW) dengan menggunakan foto peristiwa.
(Siklus I,12-13 Juni 2017)
Gambar 6: Kegiatan peserta didik ketika mengamati foto peristiwa. (Siklus II, 12-13 Juni
2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Gambar 7: Kegiatan peserta didik ketika mendiskusikan unsur-unsur berita yang terdapat
dalam foto peristiwa. (Siklus II, 12-13 Juni 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Gambar 8: Kegiatan peserta didik ketika menulis teks berita berdasarkan foto peristiwa.
(Siklus II, 12-13 Juni 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI