165
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL PADA SISWA KELAS IV SDN 03 TUGUREJO SEMARANG SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh Aditya Hendi Hendarto 1401409219 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

  

  

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL

MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

PADA SISWA KELAS IV SDN 03 TUGUREJO SEMARANG

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Aditya Hendi Hendarto

1401409219

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

 

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

ii  

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aditya Hendi Hendarto

NIM : 1401409219

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa

Krama Inggil Melalui Role Playing Dengan Media

Papan Tempel Pada Siswa Kelas IV SDN 03

Tugurejo Semarang

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan.

Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2013

Peneliti,

Aditya Hendi Hendarto

NIM 1401409219

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

iii  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Aditya Hendi Hendarto NIM 1401409219, dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil Melalui Role

Playing Dengan Media Papan Tempel Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Tugurejo

Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Rabu

tanggal : 12 Juni 2013

Semarang, 12 Juni 2013

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Drs. Mujiyono, M.Pd

NIP 195306061981031003

Drs. Sutaryono, M.Pd

NIP 195708251983031015

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dra. Hartati, M.Pd

NIP 195510051980122001

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

iv  

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi atas nama Aditya Hendi Hendarto NIM 1401409219, dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil Melalui Role

Playing Dengan Media Papan Tempel Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Tugurejo

Semarang” telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang pada:

hari : Kamis

tanggal : 27 Juni 2013

Panitia Ujian Skripsi,

Ketua, Sekretaris,

Drs. Hardjono, M. Pd. Drs. Moch Ichsan, M. Pd.

NIP 19510801 197903 1 007 NIP 19500612 198403 1 001

Penguji Utama,

Sri Sukasih, S. S, M. Pd

NIP 19700407 200501 2 001

Penguji I, Penguji II,

Drs. Mujiyono, M. Pd

Drs. Sutaryono, M. Pd

NIP 19530606 198103 1 003  NIP 19570825 198303 1 015 

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

v  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Adigang, Adigung, Adiguna”

Artinya jaga kelakuan, jangan sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun latar

belakangmu. (Kamut_Cinta Indah)

“Ajining Diri Saka Ing Lathi”

Artinya seseorang akan dihargai karena tutur katanya.

”Mripat bisa weruh kanthi jelas, ananging ati bisa weruh kanthi jujur” (Aditya

Hendi Hendarto)

Persembahan:

Untuk kedua orang tua terkasih (Hadi Sucipto dan Jayidah Al Islam) yang tak pernah

lelah memberikan dukungan semangat dan do’a terindahnya,

Ketiga adikku tersayang (Khoirunnisa Dwi Wardhani, Tsalis Baiti Nur Handayai dan

Muhammad Farhan Robbaniy),

Almamaterku

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

vi  

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia,

dan berkah-Nya sehingga peneliti mendapat bimbingan dan kemudahan dalam

menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan

Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil Melalui Role Playing Dengan Media Papan

Tempel Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang”. Skripsi ini merupakan

syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,

khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi;

2. Drs. Hardjono, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan

izin melaksanakan penelitian;

3. Dra. Hartati, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Mujiyono, M. Pd, Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan

bimbingan dan arahan yang berharga.

5. Drs. Sutaryono, M. Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan

dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Sri Sukasih, S. S, M. Pd, Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, saran

dan kritik selama ujian sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Sarbini, S. Pd, Kepala SDN Tugurejo 03 Semarang yang telah memberikan ijin

kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

vii  

8. Hindun, S. Pd, guru kelas IV SDN Tugurejo 03 Semarang yang telah membantu

peneliti dalam pelaksanaan penelitian.

9. Teman- teman PPL Tugurejo 03 (Edwin, Budianto, Habib, Titis, Rohmat, Galih,

Aji, Sigit, Ferry, Sarwo) yang telah banyak membantu.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita tawakal dan memohon hidayah dan

inayah-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, Juni 2013

Peneliti

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

viii  

ABSTRAK

Hendarto, Aditya Hendi. 2013. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil Dengan Role Playing Media Papan Tempel Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Mujiyono, M. Pd dan Pembimbing II: Drs. Sutaryono M. Pd. 308 halaman.

Mata pelajaran Bahasa Jawa bertujuan untuk menanamkan nilai- nilai budi pekerti

para peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar. Data awal yang diperoleh peneliti menunjukkan adanya permasalahan saat pembelajaran bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan kurangnya minat siswa, sehingga mengakibatkan aktivitas siswa rendah, dan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil karena kurangnya pembiasaan berbicara bahasa Jawa Krama Inggil. Hasil belajar yang rendah tampak dari siswa yang tuntas KKM sebanyak 36% dan siswa tidak tuntas sebanyak 64%. Untuk meningkatkan keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil, peneliti menerapkan model Role Playing dengan media papan tempel. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model Role Playing dengan media papan tempel dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil di kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang?. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil di kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang.

Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus dengan satu pertemuan untuk setiap siklusnya. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa dan guru kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes sedangkan analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif.  

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata- rata skor 14,5 dengan kategori cukup, siklus II memperoleh rata- rata skor 17,25 dengan kategori baik dan pada siklus III memperoleh rata- rata skor 19,64 dengan kategori baik. Keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 24 kategori cukup, pada siklus II memperoleh skor 31 kategori baik dan pada siklus III memperoleh skor 35 kategori sangat baik. Keterampilan siswa berbicara pada siklus I memperoleh rata- rata skor 13,5 dengan kualifikasi cukup, pada siklus II memperoleh rata- rata skor 15,92 dengan kualifikasi baik dan pada siklus III memperoleh rata- rata skor 17,41 dengan kualifikasi baik.

Simpulan dari penelitian ini adalah melalui model Role Playing dengan media papan tempel dapat meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru dan keterampilan berbicara siswa. Saran bagi guru hendaknya dalam mengajar menggunakan model pembelajaran dan media antara lain dengan menerapkan model Role Playing dengan media papan tempel pada mata pelajaran yang lain.

Kata kunci : Bahasa Jawa, Keterampilan Berbicara, Role Playing

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

ix  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

PRAKATA ................................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR DIAGRAM ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................... 1

1.2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ........................... 7

1.2.1. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

1.2.2. Pemecahan Masalah ..................................................................... 7

1.3. TUJUAN PENELITIAN............................................................. 9

1.3.1. Tujuan Umum ………………………………………………... 9

1.3.2. Tujuan Khusus ………………………………………………... 9

1.4. MANFAAT PENELITIAN ........................................................ 9

1.4.1. Manfaat Teoretis .......................................................................... 9

1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................................ 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI ......................................................................... 11

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

x  

2.1.1. Pendidikan Untuk Semua .......................................................... 11

2.1.2. Perencanaan Pendidikan Karakter di Sekolah ........................... 11

2.1.3. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 14

2.1.4. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ............................................. 18

2.1.5. Kualitas Pembelajaran ............................................................... 23

2.1.6. Pembelajaran Bahasa Jawa ........................................................ 36

2.1.7. Keterampilan Berbicara ............................................................. 40

2.1.8. Model dan Media Pembelajaran ................................................ 43

2.2. KAJIAN EMPIRIS ..................................................................... 48

2.3. KERANGKA BERPIKIR .......................................................... 51

2.4. HIPOTESIS TINDAKAN .......................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN ................................................. 54

3.1.1. Subjek Penelitian ...................................................................... 54

3.1.2. Variabel Penelitian .................................................................... 54

3.1.3. Prosedur PTK ............................................................................ 54

3.1.4. Siklus Penelitian ....................................................................... 58

3.2. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA ....................... 69

3.2.1. Sumber Data .............................................................................. 69

3.2.2. Jenis Data .................................................................................. 70

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 70

3.2.4. Teknik Analisis Data …………………………………………. 73

3.3. INDIKATOR KEBERHASILAN ............................................. 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN ............................................................... 80

4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................... 80

4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................... 103

4.1.3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III …………….. 128

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

xi  

4.2. PEMBAHASAN ......................................................................... 154

4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian ………………………………. 154

4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian ......................................................... 178

BAB V PENUTUP

5.1. SIMPULAN ................................................................................ 180

5.2. SARAN ........................................................................................ 181

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 183

LAMPIRAN ................................................................................................. 187

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sintaks Model Role Playing ........................................................ 8

Tabel 2.1 Perbedaan Klasifikasi Bloom ...................................................... 34

Tabel 2.2 Silabus Kelas IV SD Semester II ................................................ 37

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar ......................................................... 75

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif ............................................ 77

Tabel 3.3 Tingkatan Kategori Keterampilan Guru ...................................... 77

Tabel 3.4 Tingkatan Kategori Aktivitas Siswa ............................................ 78

Tabel 3.5 Tingkatan Kategori Keterampilan Siswa Berbicara Bahasa Jawa

Krama Inggil ............................................................................… 78

Tabel 4.1 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ............................................. 82

Tabel 4.2 Data Hasil Keterampilan Guru Siklus I ....................................... 87

Tabel 4.3 Data Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ..................... 94

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................ 100

Tabel 4.5 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ........................................... 105

Tabel 4.6 Data Hasil Keterampilan Guru Siklus II ..................................... 111

Tabel 4.7 Data Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ................... 119

Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................................. 125

Tabel 4.9 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III .......................................... 130

Tabel 4.10 Data Hasil Keterampilan Guru Siklus III .................................... 137

Tabel 4.11 Data Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Siklus III .................. 144

Tabel 4.12 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III…………………………….. 149

Tabel 4.13 Data Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I,II dan III ...... 155

Tabel 4.14 Data Perbandingan Hasil Keterampilan Guru Siklus I,II dan III 162

Tabel 4.15 Data Perbandingan Hasil Keterampilan Berbicara Siswa Siklus

I,II dan III ……………………………………………………… 171

Tabel 4.16 Data Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I,II dan III…….. 176

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

xiii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Posisi Media dalam pembelajaran …………………............ 46

Gambar 2.2 Fungsi Media dalam pembelajaran ………………………… 46

Gambar 2.3 Kerangka berpikir ………………………………………….. 51

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ……………………….. 55

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

xiv  

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ...................................... 86

Diagram 4.2  Data Hasil Keterampilan Guru Siklus I ................................ 93

Diagram 4.3  Data Hasil Keterampilan Berbicara Siklus I ........................ 99

Diagram 4.4  Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................... 100

Diagram 4.5  Perbandingan Ketuntasan Klasikal ....................................... 101

Diagram 4.6  Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus II .................................... 109

Diagram 4.7  Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus I dan Siklus II .. 110

Diagram 4.8  Data Hasil Keterampilan Guru Siklus II .............................. 117

Diagram 4.9  Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I dan Siklus II ....... 117

Diagram 4.10  Data Hasil Keterampilan Berbicara Siklus I ........................ 123

Diagram 4.11  Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus I dan Siklus II .. 124

Diagram 4.12  Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ....................................... 125

Diagram 4.13  Perbandingan Ketuntasan Klasikal Siklus I dan Siklus II … 126

Diagram 4.14  Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ................................... 135

Diagram 4.15  Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus I, II dan III .. 135

Diagram 4.16  Data Hasil Keterampilan Guru Siklus III ………………… 142

Diagram 4.17  Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I, II dan III……… 142

Diagram 4.18  Data Hasil Keterampilan Berbicara Siklus III ……………. 148

Diagram 4.19  Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I, II dan III …………………………………………………………. 148

Diagram 4.20  Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ………………………. 150

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

xv  

Diagram 4.21  Perbandingan Ketuntasan Klasikal Siklus I, II dan III …… 151

Diagram 4.22  Data Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III…………………………………………………………... 155

Diagram 4.23  Data Perbandingan Hasil Keterampilan Guru Siklus I, II dan III …………………………………………………….. 163

Diagram 4.24  Data Perbandingan Hasil Keterampilan Berbicara Siklus I, II dan III ………………………………………………….. 171

Diagram 4.25  Data Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I, II dan III 177

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

xvi  

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Kisi-Kisi Aktivitas Siswa ..................................... 188

Lampiran 2 Pedoman Kisi- Kisi Keterampilan Dasar Mengajar Guru .... 190

Lampiran 3 Kisi- Kisi Instrumen Penilaian ............................................ 192

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ................................... 194

Lampiran 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................. 198

Lampiran 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............................ 200

Lampiran 7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III .......................... 202

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru ............................. 204

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I ................ 209

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Silus II ................ 214

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III ............ 219

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Keterampilan Berbicara …………….. 224

Lampiran 13 RPP Siklus I .......................................................................... 235

Lampiran 14 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus I .......................................... 243

Lampiran 15 Implementasi Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus I .......... 247

Lampiran 16 RPP Siklus II ......................................................................... 249

Lampiran 17 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus II .......................................... 257

Lampiran 18 Implementasi Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus II ........ 260

Lampiran 19 RPP Siklus III ....................................................................... 263

Lampiran 20 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus III ........................................ 270

Lampiran 21 Implementasi Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus III ....... 273

Lampiran 22 Format Catatan Lapangan ……………...………………….. 275

Lampiran 23 Catatan Lapangan Siklus I …………………………………. 276

Lampiran 24 Catatan Lapangan Siklus I …………………………………. 278

Lampiran 25 Catatan Lapangan Siklus I …………………………………. 280

Lampiran 26 Lembar Wawancara ………………………………………... 282

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia dalam pembukaan Undang –

Undang Dasar (UUD) tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pemerintah sebagai penanggung jawab sistem pendidikan Nasional berupaya

mewujudkan tujuan tersebut dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5

Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

tahun 2010 – 2014 dan Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005 – 2025. RPJMN

menekankan pada upaya peningkatan kualitas SDM sedangkan arah kebijakan

RPJPN tahun 2005 – 2025 adalah pada peningkatan dan pemerataan akses pendidikan

serta daya saing pendidikan (http://Renstra-depdiknas2009.pdf).

Sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, bahwa pendidikan Nasional Indonesia berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk melaksanakan fungsi

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

2  

  

tersebut, pemerintah membuat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan

peningkatan mutu pengelolaan pendidikan untuk menghadapi tantangan era

globalisasi. Undang- undang tersebut didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini

memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar

nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan (BSNP, 2007).

Di dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan dasar berperan penting

untuk memelihara dan melindungi norma serta nilai kehidupan yang telah ada di

masyarakat. Pendidikan dasar sebagai modal utama yang sangat diperlukan individu

untuk membentuk karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika,

bermoral, sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat. Dalam Naskah

Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SD (Balitbang, 2007: 5) program wajib

belajar 9 tahun merupakan program pendidikan dasar bagi setiap warga negara untuk

usia 6 – 15 tahun. Program wajib belajar ini membuka kesempatan belajar bagi anak

yang telah cukup umur untuk mengikuti pendidikan. Selain dengan program wajib

belajar 9 tahun, pemerintah juga berupaya untuk terus meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Beberapa usaha pemerintah itu diantaranya:

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

3  

  

1) Peningkatan tenaga pendidikan.

Peningkatan ini tercermin dari perubahan tingkat pendidikan bagi seorang

guru. Mulai dari lulus Sekolah Pendidikan Guru (SPG) menjadi minimal sarjana

S1 untuk dapat menjadi seorang guru.

2) Peningkatan sarana dan prasarana.

Pemerintah memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk

meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah sehingga diharapkan bisa

memaksimalkan potensi yang dimiliki peserta didik.

3) Perubahan kurikulum.

Kurikulum dari mulai tahun 1994 terus mengalami perubahan dalam kurun

waktu tertentu. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas

sistem pendidikan nasional Indonesia.

(http://neraca.co.id.html)

Bahasa mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik yang merupakan faktor utama penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi sebagaimana telah dijelaskan dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan

pendidikan sekolah dasar. Dalam Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa

(Depdikbud, 2005), mata pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa mulai tahun ajaran

2005/ 2006 wajib dilaksanakan untuk setiap jenjang sekolah di propinsi Jawa Tengah,

baik sekolah negeri maupun swasta. Sekolah Dasar sebagai tingkatan terbawah

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

4  

  

mempunyai kurikulum muatan lokal bahasa Jawa sebagai acuan kegiatan belajar

mengajar.

Menurut keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5/01/2005,

pembelajaran Bahasa Jawa diarahkan untuk menanamkan nilai- nilai budi pekerti

para peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulisan, agar bahasa dan kebudayaan Jawa sebagai

bahasa daerah tetap terjaga kelestariannya. Pembelajaran bahasa Jawa di SD

memberikan bekal keterampilan berbicara bahasa Jawa, agar siswa mampu

menguasai kesantunan berbahasa sesuai dengan konteks budaya Jawa.

Hal ini sesusai dengan teori belajar Socio- Cognitif Learning (Belajar Sosio-

Kognitif) yang menjelaskan belajar mengamati perilaku orang lain. Belajar sosial

mencakup belajar perilaku yang diterima dan diharapkan publik agar dikuasai

individu. Dengan model Role Playing, siswa akan belajar sosial bagaimana

berperilaku sesuai budaya dan golongan masyarakatnya. Menurut Bandura (dalam

Lapono, 2008: 8) belajar observasi dan sosialisasi merupakan sarana dasar untuk

memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai.

Berdasarkan penelitian Depdiknas (2007), hasil survei menunjukkan bahwa

sekolah- sekolah khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta telah terjadi penurunan

nilai dan norma kesantunan. Penyebabnya adalah karena siswa lebih cenderung

menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Jawa. Padahal dengan belajar

berbicara bahasa Jawa, berarti juga belajar norma kesopanan dan kesantunan dalam

bermasyarakat

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

5  

  

Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa di SD

disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang menarik minat siswa dan

manfaatnya yang tidak bisa dirasakan langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-

hari. Faktor lain yang menghambat pembelajaran bahasa Jawa adalah kurangnya

pembiasaan siswa untuk berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dalam kehidupan

sehari- hari. Hal ini mengakibatkan siswa kurang memahami penerapannya dalam

berbicara dengan tutur kata yang baik dan sopan.

Permasalahan dalam pembelajaran bahasa Jawa di SDN 03 Tugurejo

Semarang antara lain kurangnya partisipasi aktif peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran dan minat peserta didik cenderung rendah dalam menerima

materi dan praktik, tidak adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Hasil

pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru, ternyata faktor guru

juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran bahasa Jawa di SDN 03 Tugurejo

Semarang. Guru dalam pembelajaran bahasa Jawa materi berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil lebih banyak menjelaskan sedangkan peserta didik mendengarkan dan

mencatat. Sehingga menyebabkan siswa jenuh dan proses pembelajaran menjadi

kurang kondusif karena siswa sibuk sendiri atau bercanda dengan teman tanpa

memperhatikan pelajaran. Metode inovatif yang diterapkan oleh guru yang

bersangkutan belum maksimal dan juga kurang adanya latihan berdialog

menggunakan bahasa Jawa yang benar. Berbagai macam faktor ini berdampak negatif

terhadap hasil belajar siswa. Ini terbukti dari tes formatif yang menunjukkan sebagian

besar siswa kelas IV mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jawa khususnya

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

6  

  

bahasa Krama Inggil. Dari jumlah 39 siswa hanya 14 siswa saja (36%) yang sesuai

KKM (66) sementara selebihnya yaitu 25 siswa (64%) belum sesuai KKM.

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti berdiskusi dengan guru kelas IV SDN

03 Tugurejo Semarang untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil. Peneliti menetapkan alternatif tindakan yang

dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

Maka kegiatan dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan

model pembelajaran Role Playing dan media papan tempel untuk aspek keterampilan

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil. Keunggulan model ini diantaranya dapat terjadi

interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa. Selain itu

siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan keterampilannya.

Pelaksanaan model Role Playing di kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang

untuk materi bahasa Jawa Krama Inggil, penerapannya dengan teknik dialog dimana

siswa memerankan tokoh dan melakukan percakapan sesuai dengan perannya.

Diharapkan dari kegiatan ini, kemampuan siswa dalam berbicara dapat meningkat.

Dari ulasan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan perbaikan

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil Melalui Role Playing

Dengan Media Papan Tempel Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Tugurejo

Semarang”.

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

7  

  

1.2. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang muncul dalam pembelajaran bahasa

Jawa aspek berbicara Krama Inggil, maka rumusan masalah secara umum,yaitu:

Bagaimana meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

pada siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang?

Kemudian dari rumusan masalah tersebut dapat diperinci lagi sebagai berikut :

1) Apakah model Role Playing dengan media papan tempel dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil di kelas IV

SDN 03 Tugurejo Semarang?

2) Apakah model Role Playing dengan media papan tempel dapat meningkatkan

keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil di kelas IV

SDN 03 Tugurejo Semarang?

3) Apakah model Role Playing dengan media papan tempel dapat meningkatkan

keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil di kelas IV SDN 03

Tugurejo Semarang?

1.2.2. Pemecahan Masalah

Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk menetapkan alternatif solusi

pemecahan masalahnya yaitu melalui model Role Playing dengan media papan

tempel.

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

8  

  

Model Role Playing atau bermain peran sebagai suatu model pembelajaran

bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial

dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok (Uno, 2009: 26). Strategi ini

bermanfaat untuk mempelajari masalah-masalah sosial dan memupuk komunikasi

antar individu di kalangan siswa di kelas. Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan

Role Playing terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan

penutupan dengan uraian tahapannya pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Langkah Pembelajaran Role Playing

No. Langkah Pembelajaran Role Playing (Uno, 2009: 26)

Penerapan Role Playing dalam pembelajaran Bahasa Jawa Krama Inggil

1. Persiapan a. Menetapkan topik dan tujuan yang

hendak dicapai b. Guru memberikan gambaran masalah

dalam situasi yang akan disimulasikan

c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan, dan waktu pemeranan

d. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

1. Pengkondisian siswa dalam kelas 2. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai 3. Menjelaskan materi sebagai pengantar belajar

siswa 4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok 5. Membagikan media papan tempel untuk masing-

masing kelompok 6. Masing- masing kelompok dibagikan gambar

seorang kepala sekolah, guru, orang tua, penjaga sekolah, dan siswa.

7. Guru membagikan skema dialog yang berbeda untuk masing- masing kelompok.

2. Pelaksanaan a. Simulasi mulai dimainkan oleh

kelompok pemeran b. Siswa lain mengamati c. Guru hendaknya memberikan bantuan

kepada pemeran yang mendapat kesulitan

d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan

8. Guru menjelaskan aturan main pembelajaran Role Playing

9. Siswa diminta untuk menganalisis skema dialog yang telah dibagikan

10. Siswa berkelompok menentukan tokoh yan g terdapat dalam skema dialog

11. Tokoh yang dipilih kemudian ditempelkan pada papan tempel beserta dialognya

12. Guru menginstruksikan masing- masing kelompok untuk memainkan skema dialog didepan kelas

3. Penutup a. Melakukan diskusi baik tentang

jalannya simulasi maupun materi yang disimulasikan

b. Merumuskan kesimpulan

13. Guru memberikan konfirmasi penilaian tiap kelompok

14. Tanya jawab tentang materi yang diajarkan 15. Siswa mengerjakan latihan soal 16. Bersama- sama membuat kesimpulan

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

9  

  

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan umum penelitian adalah :

Untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama

Inggil pada siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang.

1.3.2. Adapun tujuan khusus penelitian adalah :

1) Meningkatkan aktivitas siswa melalui model Role Playing dengan media

papan tempel dalam pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil di kelas IV

SDN 03 Tugurejo Semarang.

2) Meningkatkan keterampilan guru melalui model Role Playing dengan

media papan tempel dalam pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil di

kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang.

3) Meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama Inggil melalui

model Role Playing dengan media papan tempel pada siswa kelas IV SDN

03 Tugurejo Semarang.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Manfaat teoretis

1) Melalui model Role Playing dengan media papan tempel dapat

memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil.

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

10  

  

2) Menambah khasanah ilmu pendidikan, khususnya tentang peningkatan

keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model

pembelajaran yang inovatif yaitu Role Playing dengan media papan

tempel.

1.4.2. Manfaat praktis

1.4.2.1. Bagi siswa

Siswa mengalami pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil yang

bermakna, sesuai kehidupan sehari-hari, dan berpusat pada siswa sehingga

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar yang kemudian

berdampak pula pada peningkatan hasil belajar siswa.

1.4.2.2. Bagi guru

Dapat meningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan

pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil di Sekolah Dasar sehingga dapat

memberikan layanan terbaik bagi siswa yang mengarah pada peningkatan

kualitas pembelajaran.

1.4.2.3. Bagi sekolah

Menjadikan sekolah yang lebih inovatif dalam meningkatkaan

kualitas pembelajaran dan menjadi tambahan masukan tentang pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas.

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

11  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Pendidikan untuk Semua

Pendidikan untuk semua berarti memberikan kesempatan pada setiap individu

untuk dapat mengikuti dan mendapatkan ilmu dari kegiatan pembelajaran. Dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan untuk semua, pemerintah Indonesia

melaksanakan program antara lain: (a) Sistem Informasi Pendidikan Berbasis

Masyarakat untuk meningkatkan akses pendidikan dasar bagi setiap anak di

masyarakat yang tidak bersekolah; (b) Program Wajib Belajar 9 Tahun bagi seluruh

anak Indonesia usia 6 sampai 15 tahun; (c) Program Menciptakan Masyarakat Peduli

Pendidikan Anak, pemerintah pusat bersama dengan daerah membangun dan

menciptakan lingkungan belajar yang lebih menantang bagi siswa

(http://siraj.pendidikanuntuksemua.blogspot.com).

2.1.2. Perencanaan Pendidikan Karakter di Sekolah

2.1.2.1. Pendidikan Karakter

Menurut Poerwadarminta dalam (Sagala: 2011) karakter diartikan sebagai

tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang daripada yang lain. Membangun karakter merupakan proses membentuk

diri, sehingga unik dan menarik, mampu tampil beda sehingga orang-orang yang

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

12  

  

berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Dari pengertian tersebut,

pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga

sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Penyelenggaraan pendidikan

karakter memerlukan pengelolaan bagaimana pembentukan karakter dalam

pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara sistematis. Hal ini

mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau

menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya

(http:// pengelolaankelasberbasis pendidikankarakter _Tuan Guru.htm)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik sebagai warga

masyarakat maupun warga negara.

2.1.2.2. Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah

Menurut Mulyasa (2012: 9) tujuan pendidikan karakter adalah untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan

karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai

dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Tujuan pendidikan

karakter tersebut merupakan misi sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dituntut

untuk membentuk siswa mempunyai kepribadian yang baik. Pemerintah memberikan

wewenang dengan program desentralisasi manajemen berbasis sekolah agar bisa

mengelola pembelajaran sehingga pendidikan karakter dapat tercapai maksimal.

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

13  

  

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

berbasis kultur sekolah merupakan strategi sekolah untuk membentuk kepribadian

peserta didik sehingga mempunyai kepribadian yang baik untuk menjadi generasi

penerus bangsa yang bermutu.

2.1.2.3. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Pengelolaan kelas merupakan perilaku yang kompleks sebagai wujud peran

dan tanggung jawab guru dalam mengelola kondisi kelas yang akan membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.

Guru dan siswa dalam pembelajaran dikelas lebih sering berinteraksi maka

dari itu guru harus mampu menciptakan kondisi yang mendukung dalam penerapan

pendidikan karakter bagi peserta didik. Salah satu cara guru adalah dengan

menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berkarakter dalam

pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran juga berorientasi pada pengembangan ranah

afektif, kognitif, psikomotorik, kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual,

kecerdasan emosi yang memenuhi moralitas pendidikan dan karakter-karakter yang

diharapkan.

2.1.2.4. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses pendidikan sebagai sarana bagi guru untuk

membentuk kepribadian siswa sehingga mempunyai karakter yang kuat. Menurut

Badiran dalam Sagala (2011:157), karakter pendidikan adalah suatu konsep kualitas

pendidikan yang bersifat unik yang membedakan pendidikan yang satu berbeda

dengan yang lain, terutama dalam hal membentuk sikap atau perilaku peserta didik

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

14  

  

yang memiliki kebebasan sehingga mampu lebih gesit dan lincah dalam membentuk

dirinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter dalam pembelajaran adalah bagaimana guru dalam menerapkan model dan

metode pembelajaran yang menanamkan nilai – nilai budi pekerti sehingga

membentuk karakter peserta didik yang berkualitas.

2.1.2.5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang Berkarakter

Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran berdasarkan

silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

memuat hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran untuk mencapai

Kompetensi Dasar .

Menurut Mulyasa (2012:78), dalam perencanaan pendidikan karakter di

sekolah, guru dituntut dapat membuat RPP berkarakter, dengan cara yang lebih

sederhana, tetapi mampu menghasilkan proses yang optimal dan hasil yang

maksimal. Tugas guru terkait dengan RPP berkarakter adalah mengimplementasikan

pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru diberikan kewenangan untuk

membuat RPP sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan

guru itu sendiri.

2.1.3. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas

Dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat masalah- masalah yang muncul

selama proses pembelajarannya. Hal ini harus dicarikan solusi dari permasalahan

yang muncul tersebut. Seorang guru dapat mencari solusinya dengan melaksanakan

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

15  

  

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Carr dan Kemmis dalam Suyadi (2011:

21) PTK adalah “Action research is a form of self- reflective enquiry undertaken by

participants (teachers, students or principals, for example) in social (including

educational) situation in order to improve the rationality and justice of their own

social or educational practices, and the situation (and institution) in which the

practices are carried out.” Artinya penelitian tindakan adalah suatu bentuk

penyelidikan refleksi diri yang dilakukan oleh peserta (guru, siswa atau kepala

sekolah) dalam situasi sosial dalam rangka meningkatkan rasionalitas dan keadilan

dari praktik sosial atau pendidikan mereka sendiri dan situasi di mana praktek-

praktek tersebut dilakukan. PTK merupakan penelitian yang dilakukan pada sebuah

kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian

di kelas tersebut (Hamdani, 2008: 42). Penjelasan lain mengenai PTK adalah suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar, berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama (Arikunto, 2009: 3). Menurut

Wardhani (2007: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

2.1.3.1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas.

Untuk lebih memahami PTK, maka seorang guru terlebih dahulu harus

memahami apa saja karakteristik PTK. Menurut Kasbolah (2001:15) ada beberapa

karakteristik dari PTK, diantaranya sebagai berikut :

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

16  

  

2.1.3.1.1. Penelitian tindakan kelas bersifat “on the job”.

Guru sebagai tokoh sentral dalam pembelajaran yang mengetahui dan

memahami kondisi kelasnya sehingga otomatis juga mengetahui

permasalahan- permasalahan apa saja yang terdapat di kelasnya.

2.1.3.1.2. Masalah yang nyata dan faktual.

Masalah yang akan dijadikan penelitian, harus benar- benar faktual

dan benar- benar dihadapi oleh guru dalam kelasnya. Artinya, masalah yang

akan dikaji dan dicari solusinya tidak dibuat- buat atau rekayasa.

2.1.3.1.3. Masalah yang mendesak untuk dicarikan solusinya.

Adanya masalah dalam pembelajaran yang harus benar- benar segera

untuk dicarikan solusinya. Maka dari itu, perlu untuk dilakukan penelitian

dalam rangka melakukan perbaikan demi pembelajaran yang lebih baik.

2.1.3.1.4. Berorientasi pada pemecahan masalah.

PTK yang akan dilakukan harus berorientasi pada pemecahan masalah.

Jadi setelah melakukan PTK dapat langsung dilihat hasilnya.

2.1.3.2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas.

Menurut Suyanto (dalam Kasbolah, 2001: 18) dalam melakukan penelitian

tindakan, seorang guru harus memahami prinsip dari PTK, yaitu :

2.1.3.2.1. Tugas utama guru adalah mengajar.

Oleh karena itu, dalam melakukan PTK tidak boleh mengganggu tugas

guru dalam mengajar.

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

17  

  

2.1.3.2.2. Efisiensi waktu.

Dalam melakukan pengumpulan data, tidak boleh terlalu banyak

menyita waktu, karena dapat mengganggu kegiatan pembelajaran.

2.1.3.2.3. Pemilihan model yang tepat.

Model atau metode yang digunakan harus tepat sasaran dan

memberikan hasil.

2.1.3.2.4. Masalah yang nyata dialami dalam pembelajaran.

Masalah yang akan dikaji atau diteliti harus benar- benar terjadi dan

dialami oleh guru tersebut dalam kelasnya.

2.1.3.2.5. PTK merupakan suatu proses yang sistematik.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan tidak boleh menyimpang dari

prosedur etika di lingkungan kerjanya.

2.1.3.3. Manfaat Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan kelas memberikan banyak manfaat, baik bagi guru, siswa,

maupun bagi sekolah (Wardhani, 2007:1.19). Beberapa manfaat itu adalah sebagai

berikut :

2.1.3.3.1. Manfaat PTK bagi guru.

PTK dapat dimanfaatkan bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran

yang dikelolanya. Dengan melakukan PTK, guru juga dapat mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya agar mempunyai kompetensi sebagai guru

professional.

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

18  

  

2.1.3.3.2. Manfaat PTK bagi siswa.

Dapat meningkatkan aktivitas siswa yang pada akhirnya dapat pula

meningkatkan hasil belajar. Dari meningkatnya hasil belajar, diharapkan

standar kompetensi dan indikator dapat tercapai.

2.1.3.3.3. Manfaat PTK bagi sekolah.

Sekolah yang memiliki banyak guru yang profesional akan dapat

berkembang dengan pesat. Dengan guru melakukan penelitian tindakan, maka

permasalahan yang ada dapat teratasi sehingga mulai dari guru yang

berkualitas akan berdampak pada siswa yang berkualitas pula.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri setelah melakukan refleksi diri

terhadap proses pembelajarannya, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai

guru dan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pembelajaran yang berkualitas

dapat tercapai.

2.1.4. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

2.1.4.1. Definisi Belajar

Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia dalam hidupnya. Dengan

belajar, manusia akan mendapatkan ilmu sebagai bekal dalam menjalani hidup.

Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar juga berarti proses perubahan tingkah laku pada individu yang terjadi melalui

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

19  

  

pengalaman dan bukan karena pertumbuhan tubuhnya atau karakteristik seseorang

sejak lahir (Trianto, 2009: 15). Sedangkan menurut Hamalik (2003: 36) belajar adalah

suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, melainkan lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan

suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Dari uraian pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses yang ditandai perubahan tingkah laku secara sadar menuju kearah yang lebih

baik sebagai akibat dari adanya interaksi antara individu dengan lingkungan yang

memberikan pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku ini dapat diwujudkan

dalam berbagai hal, misalnya mulai dari perubahan sikap, pola pikir akibat perubahan

pengetahuan, kebiasaan dan lain- lain.

2.1.4.2. Teori Belajar

Terdapat beberapa teori menurut Robert (dalam Lapono, 2008: 1) yang

mendukung konsep belajar. Teori belajar itu adalah teori belajar Behaviorisme,

Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanisme.

2.1.4.2.1. Teori Belajar Behaviorisme.

Dalam teori belajar Behaviorisme ada tiga konsep yang mendasari, yang

pertama adalah Respondent Conditioning (pengkondisian respon). Bahwa perubahan

tingkah laku dalam belajar merupakan respon yang dapat diamati dan dapat

diramalkan. Konsep kedua adalah Operant Conditioning (pengkondisian setelah

belajar) bahwa belajar dapat terjadi bila ada rangsangan, menghasilkan respon, dan

konsekuensi baik positif maupun negatif. Konsep ketiga dalam teori belajar

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

20  

  

Behaviorisme adalah Socio- Cognitive Learning (belajar sosio- kognitif) atau

Observational Learning (belajar pengamatan). Perubahan perilaku sebagai bentuk

dari proses belajar, didapat dari interaksi dengan lingkungan baik secara langsung

maupun dari pengamatan. Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa teori belajar

Behaviorisme mendefinisikan belajar didapat dari adanya rangsangan yang membuat

individu berinteraksi dengan lingkungan dan menyebabkan adanya perubahan tingkah

laku yang dapat diukur.

2.1.4.2.2. Teori Belajar Kognitivisme.

Teori belajar Kognitivisme menganalisa proses mental dan struktur ingatan

dalam aktivitas belajar. Teori ini mengutamakan ranah kognitif yaitu pada proses

individu dalam mencari, menyeleksi, mengorganisasikan dan menyimpan informasi.

2.1.4.2.3. Teori Belajar Konstruktivisme.

Artinya proses pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa tiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan kembali pengalaman atau

pengetahuan yang telah dimiliknya. Peranan guru hanya sebagai fasilitator untuk

menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik mencari sendiri

informasi, dan mengkonstruksikannya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan

pengetahuan awal yang dimiliki masing- masing peserta didik.

2.1.4.2.4. Teori Belajar Humanisme.

Teori ini menekankan peran keaktifan peserta didik yang melakukan kegiatan

belajar. Setiap individu yang belajar memproses atau menyerap informasi atau

pengetahuan baru atas inisiatif, keaktifan dan kreativitas peserta didik sendiri.

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

21  

  

2.1.4.3. Prinsip Belajar.

Menurut UNESCO (Muchith, 2008: 5) untuk mencapai efektivitas belajar,

ditetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh

oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu:

2.1.4.3.1. Learning to know.

Proses pembelajaran yang didesain dengan cara mengintensifkan interaksi

dengan lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial dan budaya sehingga peserta didik

mampu membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap dunia di sekitarnya.

Artinya belajar tidak hanya berorientasi pada produk atau hasil belajar tetapi juga

harus berorientasi pada proses belajar.

2.1.4.3.2. Learning to do.

Pembelajaran diupayakan untuk memberdayakan peserta didik agar mau/

bersedia dan mampu memperkaya pengalaman belajarnya. Artinya belajar bukan

hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi

belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat

diperlukan dalam era persaingan global.

2.1.4.3.3. Learning to live together.

Artinya belajar untuk bekerja sama. Hal ini sangat diperlukan sebagai tuntutan

keutuhan dalam masyarakat global dimana manusia, baik secara individual maupun

secara berkelompok tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mengasingkan diri

bersama kelompoknya.

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

22  

  

2.1.4.3.4. Learning to be.

Proses pembelajaran yang diharapkan siswa mampu membangun pengetahuan

dan kepercayaan dirinya. Artinya belajar yang membentuk manusia “menjadi dirinya

sendiri”, dengan kata lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai

individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia.

2.1.4.4. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar.

Perubahan tingkah laku akibat proses belajar berbeda antara individu yang

satu dengan lainnya. Menurut Slameto (2010: 56- 74) perbedaan yang terjadi

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:

2.1.4.4.1. Faktor yang berasal dari luar individu siswa.

a) Faktor non sosial, meliputi keadaan lingkungan dan sarana prasarana dalam

pembelajaran.

b) Faktor sosial, merupakan faktor manusia dalam proses belajar- mengajar.

Terkait juga dengan kondisi lingkungan apakah mendukung terciptanya

kondisi yang ideal untuk belajar atau tidak.

2.1.4.4.2. Faktor- faktor dari dalam individu.

a) Faktor Fisiologis.

Meliputi keadaan fisik siswa, dalam keadaan sehat siswa dapat belajar dengan

baik. Sebaliknya bila dalam keadaan sakit atau cacat siswa tidak dapat

memahami pelajaran dengan sempurna sehingga proses belajar menjadi

terganggu.

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

23  

  

b) Faktor Psikologis.

Kondisi secara psikologis dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Faktor ini meliputi kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi, emosi dan

kemampuan kognitif.

2.1.4.5. Definisi Pembelajaran

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 bab

1 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Berdasarkan konsep tersebut, belajar dan mengajar adalah dua kegiatan utama dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2003:57). Sedangkan

menurut Lapono (2008:14) pembelajaran menekankan pada proses bagaimana belajar

(learning to know) serta mengutamakan bagaimana mendorong dan melancarkan

proses belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui suatu kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan murid dan semua komponen

yang terkait demi tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2.1.5. Kualitas Pembelajaran

Membahas kualitas pembelajaran berarti mempersoalkan bagaimana kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula

(Uno, 2009: 153). Menurut Muchith (2008: 6) pembelajaran dikatakan efektif jika

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

24  

  

pembelajaran tersebut memberikan informasi atau pengetahuan baru bagi peserta

didik. Sedangkan efektifitas belajar merupakan tingkat pencapaian tujuan

pembelajaran. Kualitas pembelajaran dalam penelitian ini mencakup aktivitas siswa,

guru, dan keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

2.1.5.2. Aktivitas siswa.

Menurut Diedrich (Hamalik, 2003:90) aktivitas adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara fisik maupun non fisik seperti intelektual, emosional

maupun mental yang terjadi selama proses belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam

belajar merupakan indikator ketertarikan siswa untuk belajar. Beberapa aktivitas

siswa (Sardiman, 2011:101) diantaranya :

a) Kegiatan-kegiatan visual.

Membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran,

dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b) Kegiatan-kegiatan Lisan.

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,

mengajukan, pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat,

wawancara, diskusi, interupsi.

c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan.

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

25  

  

d) Kegiatan-kegiatan menulis.

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman,

mengerjakan tes, dan mengisi angket.

e) Kegiatan-kegiatan menggambar.

Menggambar, membuat grafik, diagaram peta dan pola.

f) Kegiatan-kegiatan metrik.

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat

model, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun.

g) Kegiatan-kegiatan mental.

Menanggapi, merenungkan, mengingat, memecahkan soal, menganalisa,

melihat hubungan, mengambil keputusan.

h) Kegiatan-kegiatan emosional.

Minat, membedakan, berani, tenang, merasa bosan, gembira, bersemangat,

bergairah, dan gugup.

Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa merupakan segala

kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses belajar baik bersifat kegiatan fisik

maupun psikis dalam interaksi dengan lingkungan belajar maupun guru sebagai

fasilitator. Guru dalam hal ini hanya menyajikan, membimbing, merangsang

sedangkan yang mengolah, mencerna dan mengembangkan adalah siswa itu sendiri

sesuai dengan kemampuannya masing- masing.

Peneliti mengkaji beberapa hal terkait dengan keaktifan siswa dalam

penelitian ini dengan menetapkan beberapa indikator, diantaranya adalah : 

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

26  

  

mempersiapkan diri dalam pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan dari guru,

siswa memberi tanggapan selama guru menjelaskan, siswa bekerja sama dalam

kelompok, bereksplorasi untuk menentukan skema dialog sesuai instruksi guru,

bereksplorasi untuk memainkan dialog sesuai dengan peran masing- masing, dan

membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran.

2.1.5.3. Guru

2.1.5.3.1. Guru dan Anak didik sebagai Dwitunggal

Menurut Etzioni (Satori, 2007:14) guru adalah jabatan semiprofessional

sehingga guru harus mempunyai keahlian dalam menyelenggarakan pembelajaran.

Sedangkan menurut Djamarah (2010: 1) guru adalah figur manusia sumber yang

menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah guru

sebagai pendidik dan pengajar bagi anak didik yang membutuhkan ilmu sebagai

modal bagi penghidupannya. Antara guru dan anak didik tidak dapat dipisahkan,

karena pada hakikatnya guru dan anak didik itu bersatu. Guru merupakan figur

panutan anak didik, yang memberikan ilmu, membimbing anak didik, menasehati

anak didik serta membantu kesulitan yang dialami anak didik. Oleh karena itu guru

dan anak didik merupakan Dwitunggal yang tidak dapat terpisahkan,.

2.1.5.3.2. Peranan guru.

Sebagai pendidik dan pengajar, guru berperan untuk mencerdaskan generasi

penerus bangsa. Beberapa peran guru menurut Djamarah (2010: 43-48) antara lain:

a) Sebagai Korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan

kurang baik dari siswanya. Nilai yang baik pada diri siswa harus guru

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

27  

  

pertahankan sedangkan nilai yang kurang baik harus guru hilangkan dari jiwa

dan watak siswa.

b) Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan

belajar anak didik. Guru dituntun untuk dapat memberikan petunjuk

bagaimana cara belajar yang baik.

c) Motivator, guru hendaknya dapat menolong anak didik agar bergairah dan

aktif belajar.

d) Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan

kemudahan kegiatan belajar anak didik dengan lingkungan belajar yang

menyenangkan.

e) Pembimbing. Peranan guru sebagai pembimbing tidaklah kalah penting

dibandingkan peran guru yang lain. Guru sebagai pembimbing harus

membentuk anak didik menjadi menusia dewasa susila yang cakap, memiliki

kepribadian dan karakter yang kuat.

f) Pengelola kelas. Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena

kelas adalah tempat berkumpul semua anak didik dan guru dalam kegiatan

pembelajaran.

g) Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya.

h) Evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur

dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek instrinsik dan

ekstrinsik.

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

28  

  

2.1.5.3.3. Kompetensi kepribadian guru

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan dinyatakan bahwa guru minimal memiliki empat kompetensi yaitu

kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan paedagogik. Penjelasan mengenai

kompetensi dasar guru ini menurut Lardirabal (Satori, 2007:22) adalah :

a) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan guru yang berkaitan

dengan perilaku guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai- nilai luhur

sehingga terpancar dalam perilaku sehari- hari. Dalam cakupan kompetensi

kepribadian, guru harus menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motivasi

belajar siswa serta mendorong/ memberikan motivasi dari belakang.

b) Kompetensi Sosial

Merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas

sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi sosial mencakup

kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan

sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

c) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan atau

keterampilan yang dimiliki guru dalam menguasai atau memahami materi

pelajaran yang diampu secara luas, utuh dan komprehensif (Muchith, 2008:

29). Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional adalah

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

29  

  

kemampuan guru dalam mengetahui, memahami, mengaplikasikan,

menganalisis, mensintesiskan, dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan

keahlian yang diajarkannya.

d) Kompetensi Paedagogik

Merupakan kemampuan guru dalam mengelola kelas dan juga

memahami karakteristik peserta didik. Kompetensi Paedagogik menuntut guru

agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik (Anitah, 2009: 5).

Mengenai kemampuan mengelola kelas menggambarkan keterampilan guru

dalam merancang, menata dan mengatur sumber- sumber belajar agar tercapai

suasana pengajaran yang efektif dan efisien.

2.1.5.3.4. Keterampilan dasar mengajar guru

Guru harus terampil sebagai pendidik dan pengajar sebagaimana pendapat

dari Rusman (2011:70-80) keterampilan guru adalah perilaku dan kemampuan yang

memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Menurut Djamarah (2010:

99-147) keterampilan dasar bagi guru dalam mengajar/membelajarkan yang sangat

berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya :

a) Keterampilan bertanya

Dalam proses belajar mengajar, bertanya merupakan faktor penting karena

pertanyaan yang baik dan tepat akan memberikan dampak positif terhadap

siswa diantaranya: 1) meningkatkan partisipasi siswa dalam KBM; 2)

membangkitkan minat siswa; 3) memusatkan perhatian siswa.

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

30  

  

b) Keterampilan memberikan penguatan

Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Penguatan dapat bersifat verbal maupun non verbal tergantung situasi dan

kondisi dalam kelas.

c) Keterampilan memberi variasi

Variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengatasi

kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa

menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Siswa akan

bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama.

d) Keterampilan menjelaskan

Merupakan penyajian informasi secara sistematis sehingga yang menerima

penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang informasi yang

diterimanya.

e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha-usaha yang dilakukan guru

dalam memulai pelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah

usaha guru untuk mengakhiri pelajaran.

f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai

pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

31  

  

masalah. Hal ini perlu dikuasai guru dalam pencapaian tujuan pendidikan

yang bersifat pembentukan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan.

g) Mengelola kelas

Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang

memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal.

Kondisi belajar yang optimal sangat menentukan berhasilnya kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menguasai keterampilan untuk

menciptakan kondisi yang optimal tersebut.

h) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas

dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Berdasarkan uraian di atas, keberhasilan pembelajaran sangat bergantung dari

keprofesionalan seorang guru. Baik dalam mengelola atau mengolah kelas menjadi

situasi yang menantang serta menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, peneliti

akan mengamati keterampilan guru dalam menerapkan model Role Playing yang

difokuskan pada beberapa indikator keterampilan, yaitu: keterampilan membuka dan

menutup pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,

keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok,

keterampilan mengajar perseorangan dan kelompok kecil, keterampilan memberi

penguatan, dan keterampilan mengadakan variasi.

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

32  

  

2.1.5.4. Hasil Belajar Siswa

Anak- anak sering kali berpandangan bahwa keberhasilan di sekolah

merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan penerimaan orang dewasa

(Slameto, 2010: 174). Dalam hal ini siswa berusaha mencapai hasil yang sebaik-

baiknya di sekolah untuk mengesankan orang lain, mendapat perhatian yang

menyenangkan, untuk dikenal dengan baik oleh orang lain. Menurut Gagne (dalam

Suprijono, 2011:5-6) bahwa hasil belajar itu adalah : (1) Informasi verbal yaitu

kapabilitas mengemukakan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. (2)

Keterampilan intelektual yaitu keterampilan mempresentasikan konsep dan lambang.

(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitif. (4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani. (5) Sikap yaitu kemampuan menerima dan menolak suatu objek berdasarkan

hasil penilaian terhadap objek tersebut. Jadi hasil belajar menunjukkan pada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah

laku siswa (Hamalik, 2003: 159).

Perlu diperhatikan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa meliputi tiga

ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah inilah yang berdampak

pada perubahan perilaku pada individu. Menurut Bloom (dalam Anni, 2009: 86)

menjabarkan ketiga ranah ini secara lebih jelas dengan uraian sebagai berikut :

2.1.5.4.1. Ranah Kognitif.

Terkait dengan pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Adapun

secara lebih jelasnya, ranah kognitif mencakup beberapa hal:

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

33  

  

a) Pengetahuan (knowledge)

Perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang

telah didapatkan melalui pembelajaran sebelumnya.

b) Pemahaman (comprehension)

Didefinisikan sebagai kemampuan untuk memperoleh makna dari materi

pembelajaran.

c) Penerapan (application)

Mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran yang telah

didapatkan kedalam situasi yang baru.

d) Analisis (analysis)

Kemampuan memecahkan material ke dalam bagian- bagian sehingga dapat

dipahami.

e) Sintesis (synthesis)

Kemampuan menggabungkan bagian- bagian dalam rangka membentuk

struktur yang baru.   

f) Penilaian (evaluation)

Kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran untuk

tujuan tertentu berdasarkan criteria tertentu.

Taksonomi Bloom dalam aspek kognitif telah mengalami revisi dari

Taksonomi Bloom lama ke Taksonomi Bloom versi baru. Berikut ini adalah tabel

perbedaan klasifikasi Bloom versi lama dan baru untuk mengetahui perubahan dalam

teori Bloom.

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

34  

  

Tabel 2.1. Perbedaan Klasifikasi Bloom Versi Lama dengan Klasifikasi Bloom Versi

Baru

Level Klasifikasi Bloom Versi Lama

Klasifikasi Bloom Versi Baru

C1 Pengetahuan Mengingat

C2 Kepahaman Memahami

C3 Penerapan Menerapkan

C4 Penguraian Menganalisis

C5 Pemaduan Mengevaluasi (Menilai)

C6 Penilaian Mencipta

Sumber: http://uzlifatulmathematics.blogspot.com/2012/05/taksononi-bloom-lama-dan-

revisi.html 

2.1.5.4.2. Ranah Afektif.

Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, minat, bakat, sikap dan nilai.

Kategori dari ranah ini adalah :

a) Penerimaan (receiving)

Keinginan siswa untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu

(aktivitas kelas, buku teks, musik dsb). Dalam pembelajaran, ranah ini

berkaitan dengan memperoleh, menangani, dan mengarahkan perhatian

siswa.

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

35  

  

b) Penanggapan (responding)

Penanggapan termasuk pada partisipasi aktif siswa dala merespon materi

yang disampaikan oleh guru.

c) Penilaian (valuating)

Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek,

fenomena atau perilaku tertentu pada siswa.

d) Pengorganisasian (organization)

Terkait dengan perangkaian nilai- nilai yang berbeda, memecahkan kembali

konflik- konflik antar nilai dan mulai menciptakan sistem nilai yang konsisten

secara internal.

e) Pembentukan Pola Hidup

Pada tingkat ranah afektif ini, individu siswa memiliki sistem nilai yang

mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga mampu

mengembangkan menjadi karakteristik gaya hidupnya.

2.1.5.4.3. Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain). 

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Simpson (dalam

Anni, 2009: 10-12) adalah sebagai berikut: Persepsi (perception), Kesiapan (set),

Gerakan terbimbing (guided response), Gerakan terbiasa (mechanism), Gerakan

kompleks (complex overt response), Penyesuaian (adaption), Kreativitas

(originality).

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

36  

  

Berdasarkan paparan teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan serangkaian perubahan perilaku meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik setelah mengikuti aktifitas belajar yang dapat diamati dan dapat diukur

berdasarkan penguasaan konsep dan pengetahuan yang dimilikinya.

2.1.6. Pembelajaran Bahasa Jawa

2.1.6.1. Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar

Bahasa Jawa sebagai budaya daerah terus berkembang sehingga perlu adanya

penyesuaian terhadap ejaan huruf jawa, dan harus tetap dilestarikan agar budaya

luhur ini tidak hilang. Hal ini disebutkan secara jelas dalam Pasal 36 UUD 1945

bahwa bahasa daerah yang dipelihara dengan baik oleh rakyatnya akan dipelihara

juga oleh negara.

Sebagai bagian dari budaya Nasional, Bahasa Jawa memiliki beberapa tujuan

diantaranya (Mulyana, 2008: 139):

a. Menilai tingkat kompetensi Bahasa Jawa peserta didik.

b. Bahan penyusunan pelaporan hasil belajar Bahasa Jawa.

c. Memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Jawa.

Imbas dari tujuan di atas dapat membantu dan memotivasi peserta didik untuk

belajar Bahasa Jawa, memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Jawa, meningkatkan

kualitas guru dalam mengajar Bahasa Jawa, serta meningkatkan kualitas

pembelajaran Bahasa Jawa.

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

37  

  

Tabel 2.2. Silabus kelas IV SD Semester II

Berdasarkan uraian di atas, maka keterampilan dasar dalam berbahasa yaitu

mendengarkan, menyimak, berbicara dan menulis semuanya diajarkan dalam

pembelajaran bahasa Jawa. Namun dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan

pengkajian pada standar kompetensi berbicara siswa khususnya dalam Bahasa Jawa

Krama Inggil pada siswa kelas IV di SDN 03 Tugurejo Semarang. Dengan memilih

kompetensi dasar yaitu melakukan percakapan dalam dialog, dengan model

pembelajaran Role Playing dikembangkan dengan media papan tempel diharapkan

keaktifan dan keterampilan siswa dapat meningkat.

2.1.6.2. Ragam Berbicara Bahasa Jawa.

Mata pelajaran bahasa Jawa sebagai pembentuk karakter dan penanaman nilai

budi pekerti, tidak lepas dari unggah- ungguh bahasa. Unggah- ungguh dalam bahasa

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

38  

  

Indonesia berarti budi pekerti, unggah-ungguh Bahasa Jawa dibedakan menjadi dua

yaitu bentuk ngoko (ragam ngoko) dan krama (ragam krama) (Setiyanto, 2010: 26).

2.1.6.2.1. Ragam Ngoko

Secara singkat, ragam ngoko adalah bahasa yang biasa dipakai dalam

kehidupan sehari- hari unutk berbicara kepada teman dan sebagainya. Lebih lanjut

yang dimaksud dengan ragam ngoko adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa

yang berintikan leksikon ngoko, atau yang menjadi unsur inti di dalam ragam ngoko

adalah leksikon ngoko, bukan leksikon lain. Afiks yang muncul dalam ragam

semuanya menggunakan ragam ngoko yaitu afiks di-, -e, dan –ake. ragam ngoko

dapat dibedakan menjadi dua yaitu ngoko lugu dan ngoko alus.

a) Ngoko Lugu

Yang dimaksud dengan ngoko lugu adalah bentuk unggah-ungguh bahasa

Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko atau netral (leksikon ngoko lan

netral) tanpa terselip krama, krama inggil, atau krama andhap. Afiks yang digunakan

dalam ragam ini adalah afiks di-, -e, dan –ake bukan afiks dipun-, -ipun, dan –aken.

Berikut ini disajikan contoh sebagai berikut.

1. Akeh wit aren kang ditegor seperlu dijupuk pathine.

‘banyak pohon enau yang ditebang untuk diambil sarinya’

2. Bengi iku uga Ayunda mlebu rumah sakit diterake bapak lan ibune.

‘malam itu juga Ayunda dibawa ke rumah sakit diantar bapak dan ibunya.

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

39  

  

b) Ngoko Alus

Yang dimaksud dengan ngoko alus adalah bentuk unggah-ungguh yang

didalamnya bukan hanya terdiri atas leksikon ngoko dan netral saja melainkan juga

terdiri atas leksikon krama inggil, krama andhap, dan krama. Afiks yang dipakai

dalam ngoko alus ini yaitu di-, -e, dan –ne. Berikut ini disajikan contoh ngoko alus

dalam kalimat.

1. Dhuwite mau wis diasta apa durung, Mas?

‘Uangnya tadi sudah dibawa atau belum, Kak?’

2.1.6.2.2. Ragam Krama

Yang dimaksud dengan ragam krama adalah bentuk unggah-ungguh Bahasa

Jawa yang berintikan leksikon krama, atau yang menjadi unsur inti di dalam ragam

krama, bukan leksikon lain. Afiks yang digunakan dalam ragam krama yaitu afiks

dipun-, -ipun, dan –aken. Ragam krama mempunyai dua bentuk varian yaitu krama

lugu dan krama alus.

a) Krama lugu

Ragam krama lugu dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk ragam krama

yang kadar kehalusannya rendah. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan ngoko

alus, ragam krama lugu tetap menunjukkan kadar kehalusannya. Masyarakat awam

menyebut ragam ini dengan sebutan krama madya. Ragam krama lugu sering muncul

afiks ngoko di-, -e, dan –ake daripada afiks dipun-, -ipun, dan –aken. Selain afiks

ngoko, klitik madya mang- juga sering muncul dalam ragam ini. Berikut ini disajikan

beberapa contoh krama lugu.

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

40  

  

1. Mbak, njenengan wau dipadosi bapak.

‘Mbak, Anda tadi dicari bapak.’

2. Griya tipe 21 niku sitine wiyare pinten meter?

‘Rumah tipe 21 itu luas tanahnya berapa meter?’

b) Krama Inggil

Yang dimaksud dengan krama alus adalah bentuk unggah-ungguh bahasa

Jawa yang semua kosakatanya terdiri atas leksikon krama dan dapat ditambah dengan

leksikon krama inggil atau krama andhap. Leksikon krama inggil dan andhap selalu

digunakan untuk penghormatan terhadap mitra wicara. Dalam tingkat tutur ini afiks

dipun-, - ipun, dan –aken cenderung lebih sering muncul daripada afiks di-, -e, dan – ake.

Berikut ini akan disajikan beberapa contoh krama alus.

1. Sapunika ngaten kemawon Mbak, Dhik Handoko punika dipunsuwuni bantuan

pinten?

‘Sekarang begini saja Mbak, Dik Handoko dimintai bantuan berapa?

2. Ing wekdal semanten kathah tiyang sami risak watak lan budi pakartinipun.

‘Saat itu banyak orang yang rusak perangai dan budi pekertinya’

2.1.7. Keterampilan Berbicara

Seseorang perlu belajar untuk mampu berbicara dengan baik dan benar,

sehingga pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh lawan bicara dengan tepat

pula. Menurut Tarigan (2008:3), berbicara adalah suatu keterampilan dasar berbahasa

yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan

menyimak. Berbicara juga merupakan kemampuan untuk mengucapkan bunyi- bunyi

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

41  

  

artikulasi atau kata- kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan

pikiran, gagasan dan perasaan (Wahyuni, 2012: 31). Dalam belajar berbicara, tidak

terlepas dari keterampilan dasar berbahasa yang lain, seperti menyimak, menulis dan

membaca. Keterampilan berbicara seseorang berpengaruh pada status sosial maupun

keuntungan profesional. Secara sosial, orang yang cakap berbicara memiliki nilai

lebih ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Pentingnya penguasaan keterampilan

berbicara di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan

kemampuan berpikir, membaca, menulis dan menyimak.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara

adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan pikiran, pendapat, gagasan

kepada lawan bicaranya dengan tepat. Sehingga tercipta suatu komunikasi yang

terjalin antara pembicara dengan pendengar. Sedangkan keterampilan berbicara

Bahasa Jawa yaitu berbicara menggunakan bahasa Jawa sesuai kaidah atau unggah

ungguh yang berlaku misalnya krama inggil, krama lugu, ngoko alus.

2.1.7.1.Tujuan Berbicara.

Pada dasarnya berbicara mempunyai satu tujuan umum yaitu untuk

berkomunikasi. Berkomunikasi ini dapat dijabarkan menjadi beberapa poin, yang

pertama adalah memberitahukan dan melaporkan (to inform), yang kedua adalah

menjamu dan menghibur (to entertain) dan yang ketiga adalah membujuk, mengajak,

mendesak, dan meyakinkan (to persuade) (Tarigan, 2008: 17). Sedangkan menurut

Iskandarwassid (2008: 242) keterampilan berbicara mencakup : (a) kemudahan

berbicara sehingga guru sebagai fasilitator harus memberikan ruang dan kesemapatan

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

42  

  

yang seluas- luasnya untuk peserta didik mengembangkan kemampuan berbicaranya

sehingga mampu untuk berkomunikasi dengan baik, (b) kejelasan, terkait dengan

pilihan kata, diksi dalam kalimat sehingga maksud dan tujuan yang akan disampaikan

dapat diterima oleh pendengar dengan jelas, (c) bertanggung jawab. Artinya didalam

menyampaikan maksud dan tujuan, dapat dipertanggung jawabkan apa yang telah

disampaikannya, (d) membentuk pendengaran kritis. Dengan menjadi pembicara

yang baik, otomatis akan mempunyai tingkat pemahaman sebagai pendengar yang

baik pula yang kritis dalam menangkap apa saja yang disampaikan oleh pembicara,

dan (e) membentuk kebiasaan. Ketika seseorang mampu berbicara dengan baik, maka

ini akan melekat dengan kebiasaan orang tersebut dalam berbagai hal.

Peneliti mengkaji dari uraian di atas untuk mengambil kesimpulan bahwa

tujuan berbicara tidak hanya sekedar untuk berkomunikasi, melainkan dengan

mengungkapkan pendapat, pikiran, dan gagasan- gagasan dapat mempengaruhi orang

lain sebagai pendengar atau lawan bicaranya. Perlu diperhatikan bahwa penilaian

keterampilan berbicara ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor kebahasaan

meliputi ucapan, tata bahasa, kosa kata, dan juga faktor lain adalah non kebahasaan

meliputi ketenangan, volume suara, kelancaran dan pemahaman. Inilah indikator

yang peneliti amati dalam penelitian pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil dengan

model Role Playing dan dikembangkan dengan media papan tempel.

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

43  

  

2.1.8. Model dan Media Pembelajaran

2.1.8.1. Definisi Model Role Playing

Menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 22) bahwa model pengajaran

mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,

sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran dapat

diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur

materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas (Suprijono, 2011: 46).

Model Role Playing menurut Uno (2009: 26) adalah model pembelajaran

yang bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna (jati diri) di dunia sosial

dan memecahkan dilema atau masalah dengan kelompok. Dalam model Role Playing,

murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-

praktik berbahasa bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Pembelajaran Role

Playing memiliki manfaat diantaranya : (1) dapat memberikan semacam hidden

practise, dimana murid tanpa sadar menggunakan ungkapan- ungkapan terhadap

materi yang telah dan sedang siswa pelajari. (2) melibatkan jumlah murid yang

banyak, cocok untuk kelas besar. (3) dapat memberikan kesenangan kepada murid,

karena pada dasarnya Role Playing adalah permainan

(http://4empicthealth.blogspot.com).

Model pembelajaran bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan

kepada siswa menemukan nilai- nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan

(Hamalik, 2003: 128). Model ini sangat efektif untuk diterapkan di Sekolah Dasar

khususnya dalam pembelajaran berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil untuk

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

44  

  

merangsang peserta didik meningkatkan kemampuan berbicaranya dan sebagai sarana

guru dalam membentuk karakter peserta didik yang memahami tatakrama dalam

bermasyarakat.

2.1.8.2. Langkah Pembelajaran Role Playing.

Peneliti kemudian menerapkan model pembelajaran Role Playing dengan

media papan tempel pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil kelas IV

dengan langkah- langkah sebagai berikut :

a) Pengkondisian siswa dalam kelas (sikap dan berdoa bersama)

b) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

c) Guru menjelaskan materi bahasa Jawa Krama sebagai pengantar siswa dalam

belajar.

d) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing- masing 4-5 orang.

e) Guru membagikan media papan tempel untuk masing- masing kelompok.

f) Masing- masing kelompok dibagikan gambar seorang kepala sekolah, guru,

penjaga sekolah, orang tua murid dan siswa.

g) Guru membagikan skema dialog yang berbeda cerita untuk masing- masing

kelompok.

h) Guru menjelaskan aturan main pembelajaran dengan model Role Playing.

i) Siswa diminta untuk menganalisa skema dialog yang telah dibagikan.

j) Dari skema, siswa berkelompok menentukan tokoh yang terdapat dalam

skema dialog.

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

45  

  

k) Tokoh yang telah dipilih kemudian ditempelkan pada papan tempel beserta

skema dialognya.

l) Guru menginstruksikan masing- masing kelompok untuk memainkan skema

dialognya di depan kelas.

m) Semua siswa memperhatikan setiap kelompok yang tampil di depan kelas.

n) Guru memberikan konfirmasi penampilan tiap kelompok.

o) Tanya jawab dengan siswa tentang materi yang masih belum bisa dipahami.

p) Guru membagikan latihan soal.

q) Bersama- sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

r) Guru menutup kegiatan belajar.

Dari penjelasan di atas, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa model

pembelajaran Role Playing merupakan model pembelajaran yang diarahkan untuk

menjadi sebuah simulasi untuk mengkreasikan kejadian atau peristiwa yang

dimainkan oleh para siswa itu sendiri dengan bimbingan guru. Esensi bermain peran

adalah keterlibatan siswa untuk berpartisi aktif dan pengamat dalam situasi atau

masalah nyata dan keinginan untuk mengatasinya.

2.1.8.3. Media Pembelajaran

2.1.8.3.1. Definisi dan Fungsi Media Pembelajaran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,

pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar

(Santyasa, 2007: 3). Oleh karena itu, media pembelajaran merupakan sarana

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

46  

  

mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar diartikan

sebagai alat- alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2007: 3).

Gambar 2.1. Posisi Media dalam Pembelajaran

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa media memiliki posisi yang

penting dalam proses pembelajaran karena media berfungsi sebagai sarana

komunikasi untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya media,

pembelajaran tidak akan berjalan optimal. Media juga berfungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam

pembelajaran ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.2. Fungsi Media dalam Pembelajaran

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

47  

  

2.1.8.3.2. Prinsip- Prinsip Penggunaan Media.

Dalam memilih media untuk pembelajaran, guru tidak cukup hanya

memahami tentang kegunaan, nilai, serta landasannya tetapi juga harus mengetahui

bagaimana cara menggunakan media tersebut. Adapun prinsip- prinsip umum

penggunaan media adalah sebagai berikut (Anitah, 2009: 4) :

a) Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian

integral dalam sistem pembelajaran.

b) Media pembelajaran sebaiknya dipandang sebagai sumber dana.

c) Guru hendaknya memahami tingkat hierarki dari jenis alat dan kegunaannya.

d) Pengujian media pembelajaran berlangsung terus menerus selama dan sesudah

pemakaiannya.

e) Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan memperlancar

proses pembelajaran.

2.1.8.3.3. Klasifikasi Media Pembelajaran.

a) Media Grafis. Merupakan media visual yang menggunakan titik- titik, garis-

garis, gambar- gambar, tulisan- tulisan dll.

b) Media Papan. Merupakan media bentuk papan diantaranya papan tulis, papan

tempel, papan flannel dan papan magnet.

c) Media Cetak. Berupa media hasil dari proses pencetakan, meliputi buku

pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, pengajaran

berprogram, komik.

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

48  

  

2.1.8.4. Media Papan Tempel.

Media papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya sebagai tempat

untuk menempelkan pesan atau gambar untuk membantu guru dalam menyampaikan

materi sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut

(http://winditiya.blogspot.com). Maksud dan tujuan penggunaan papan tempel adalah

untuk menempelkan peraturan- peraturan sekolah dan lain- lain. Namun pada masa

sekarang, papan tempel bisa digunakan sebagai media pendidikan yang penting,

sebagai sarana untuk mendukung guru dalam menyampaikan materi kepada

siswanya.

2.1.8.4.1. Kelebihan Media Papan Tempel.

Keuntungan menggunakan media papan tempel adalah :

(a) Menarik perhatian siswa

(b) Memperluas pengertian anak

(c) Mendorong kreativitas

(d) Menghemat waktu

(e) Membangkitkan raasa keindahan

(f) Memupuk rasa tanggung jawab.

2.2. KAJIAN EMPIRIS

Kajian empiris adalah hasil- hasil penelitian tindakan terdahulu yang relevan

untuk dijadikan acuan bagi peneliti dalam memilih dan menerapkan model

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

49  

  

pembelajaran. Peneliti memilih model pembelajaran Role Playing dalam

pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil berdasarkan penelitian yang telah

ada sebelumnya. Beberapa penelitian yang digunakan peneliti sebagai acuan

diantaranya adalah:

Penelitian oleh Lirwati tahun 2011 dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Ragam Krama Lugu Melalui Metode

Role Playing Pada Siswa Kelas IIA SDN Karangayu 02 Semarang”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Role Playing pada mata pelajaran

bahasa Jawa berhasil meningkatkan aktivitas dan keterampilan berbicara siswa kelas

IV di SDN Karangayu 02 Semarang. Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa

mengalami peningkatan dari 70 % (siklus I) menjadi 90% (siklus II). Sedangkan

untuk keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama Lugu persentase meningkat dari

57,8% dengan kriteria baik pada siklus I menjadi 85% dengan kriteria sangat baik

baik pada siklus II.

Penelitian oleh Saputra (2011) dengan judul “Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Role Playing Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Kuin Selatan 5 Banjarmasin Tahun

Ajaran 2011/2012”. Hasilnya penelitian dengan model Role Playing ini berhasil

mencapai indikator yang diharapkan. Terbukti dari adanya peningkatan keterampilan

keterampilan berbicara dan hasil proses pembelajaran. Peningkatan hasil tampak dari

nilai rata- rata naik dari 62% pada siklus I meningkat menjadi 78% pada siklus II dan

meningkat lagi menjadi 88% pada siklus III.

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

50  

  

2.3. KERANGKA BERPIKIR 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

Guru :Guru dominan menggunakan ceramah, penggunaan model  kurang bervariasi, pembelajaran teacher centered. 

Siswa: • Antusias belajar siswa 

rendah 

• Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran 

• Rendahnya keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil 

KONDISI AWAL 

Hasil belajar siswa rendah dalam mata pelajaran bahasa Jawa Krama Inggil 

Menerapkan  model  Role  Playing  dengan media  papan  tempel  dalam  pembelajaran berbicara  bahasa  Jawa  Krama,  dengan langkah : 

• Guru membagi dalam beberapa kelompok 

• Kelompok menganalisis skema dialog yang dibagikan guru 

• Tiap  kelompok  menentukan  tokoh  yang berperan dalam dialog 

• Menempelkan gambar tokoh dalam papan tempel 

• Tiap  kelompok  memainkan  skema  dialog di depan kelas 

• Guru memberi tanggapan dari penampilan masing‐ masing kelompok 

• Tanya  jawab  tentang  materi  yang  telah diajarkan 

Desain dan model pembelajaran  yang menarik 

PELAKSANAAN 

• Keterampilan guru meningkat 

• Aktivitas siswa meningkat 

• Keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil meningkat 

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Jawa meningkat 

KONDISI AKHIR 

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

51  

  

Pembelajaran bahasa Jawa pada aspek berbicara Krama Inggil di kelas IV

SDN 03 Tugurejo Semarang, tampak siswa kurang antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran, siswa cenderung sibuk sendiri atau bercanda dengan teman tanpa

memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Ketika diberi penjelasan dan umpan

balik, siswa kurang aktif berinteraksi dengan guru. Jarang siswa bertanya kepada guru

tentang materi yang belum jelas. Apabila diberi pertanyaan, siswa cenderung untuk

bereaksi menolak. Kondisi ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, dari tiga kali

tes formatif apabila dirata- rata nilai untuk mata pelajaran bahasa Jawa lebih rendah

dibandingkan nilai rata- rata untuk mata pelajaran yang lain. Hasil ini tidak lepas dari

pengaruh guru sebagai figur penting dalam proses belajar- mengajar. Sebagaimana

telah digambarkan pada skema di atas, nampak guru masih menggunakan metode

konvensional dalam mengajarkan materi. Guru lebih banyak menggunakan model

ceramah untuk menyampaikan materi, dan kurang maksimal dalam menerapkan

variasi model pembelajaran yang inovatif. Secara umum, pembelajaran untuk mata

pelajaran bahasa Jawa di kelas IV ini bisa dikatakan pembelajaran masih berpusat

pada guru. Oleh karena itu, peneliti kemudian berkolaborasi dengan guru kelas IV

bagaimana cara mengatasi masalah ini. Berdasarkan permasalahan yang muncul

dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil, peneliti menetapkan untuk

menerapkan model pembelajaran Role Playing dengan media papan tempel.

Dengan penggunaan model pembelajaran Role Playing media papan tempel

ini siswa akan lebih banyak terlibat aktif dalam pembelajaran karena siswa

memerankan langsung tokoh dari skema dialog, mulai dari sikap, tingkah laku sampai

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

52  

  

pada cara berbicaranya. Sehingga keterampilan siswa berbicara akan benar- benar

dieksplor dengan model pembelajaran ini. Adapun media papan tempel untuk

menarik siswa dan lebih fokus dalam pelajaran. Selain itu, media papan tempel juga

dapat merangsang siswa untuk lebih memahami seperti apa tokoh yang harus

diperankannya. Berbagai macam analisa baik teori maupun dari penelitian terdahulu

yang relevan, diharapkan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa Krama

Inggil pada siswa kelas IV di SDN 03 Tugurejo Semarang dengan model Role

Playing media papan tempel dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2.4. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori, kajian empiris dan kerangka berpikir yang telah

dijabarkan, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah melalui model Role Playing

media papan tempel dapat meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Jawa Krama

Inggil pada siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang.

 

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

53  

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN

3.1.1. Subjek Penelitian.

Bentuk penelitian ini merupakan tindakan kelas dengan subjek penelitian

adalah guru (peneliti), siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang dengan jumlah 39

siswa yang terdiri dari 16 siswa laki- laki dan 23 siswa perempuan dan juga guru

kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang yang bertindak sebagai kolaborator.

3.1.2. Variabel Penelitian.

Variabel yang peneliti amati dalam pembelajaran keterampilan berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil meliputi:

a) Aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Jawa

Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel.

b) Keterampilan guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Jawa

Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel.

c) Keterampilan siswa dalam berbicara Bahasa Jawa Krama inggil dengan model

Role Playing media papan tempel.

3.1.3. Prosedur PTK.

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

54  

  

sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardhani, 2007: 1.4). PTK yang dilakukan

oleh guru juga sebagai wujud dari kinerjanya sebagai guru yang profesional dan

kompeten. Menurut Arikunto (2009: 16) pelaksanaan PTK terdapat empat tahap

penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Seperti yang

digambarkan dalam skema berikut ini :

(Arikunto, 2009: 16)

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Peneliti merancang PTK dengan tahapan seperti berikut ini :

Siklus Berikutnya

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

55  

  

3.1.3.1. Perencanaan.

Peneliti secara lebih cermat menyusun rencana penelitian dengan tahapan

perencanaan sebagai berikut :

a) Menelaah materi berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dalam pembelajaran

bahasa Jawa serta mengkaji indikator bersama guru kolaborator.

b) Mengidentifikasi SK, KD dan menetapkan indikator dari mata pelajaran

bahasa Jawa.

c) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan standar isi.

d) Menyiapkan papan tempel sebagai media pembelajaran untuk mendukung

dalam penerapan model Role Playing.

e) Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar penilaian unjuk kerja siswa selama

pembelajaran berlangsung.

f) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.

3.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan.

Menurut Sumarno (dalam Kasbolah, 2001: 49) pelaksanaan tindakan dalam

PTK dipahami sebagai aktivitas yang dirancang dengan sistematik untuk

menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran dan

praktik pendidikan dalam kondisi tertentu.

Peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan dalam III siklus, masing- masing

siklus untuk satu kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada saat

pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model Role Playing dikembangkan

dengan media papan tempel. Pada pembelajaran Role Playing siklus I siswa masih

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

56  

  

dibimbing guru dalam bermain peran sedangkan pada siklus II siswa mulai diajarkan

untuk memainkan perannya sesuai kemampuan masing- masing. Pada siklus III siswa

lebih banyak diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil dengan bermain peran.

3.1.3.3. Observasi.

Menurut Syamsuddin dan Damaianti (2009: 238) dalam kegiatan pengamatan,

ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

a) Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah

yang umum atau yang khusus. Apabila umum, yang harus diamati adalah

segala sesuatu yang terjadi dalam kelas harus diamati, dikomentari dan dicatat

dalam catatan lapangan. Sedangkan yang khusus adalah observasi difokuskan

pada kegiatan tertentu.

b) Menentukan kriteria observasi yang akan dilakukan dengan berdiskusi antara

peneliti dengan kolaborator

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi untuk mengamati aktivitas

dan keterampilan guru serta keterampilan siswa dalam proses pembelajaran berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil. Observasi dilakukan oleh peneliti bersama dengan

kolaborator.

3.1.3.4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis- sintesis, interpretasi dan eksplanasi

(penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.

Oleh karena itu refleksi dalam PTK tidak hanya dilakukan pada akhir pelaksanaan

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

57  

  

tindakan. Refleksi dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan

kemudian ketika tindakan sedang dilakukan, dan setelah tindakan dilakukan

(Kasbolah, 2001: 56). Setelah melaksanakan dan mengkaji proses pembelajaran pada

siklus pertama berupa aktivitas guru dan siswa, serta keterampilan berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil, akan tampak keefektifan pembelajaran dan ketercapaian indikator

keberhasilan. Berdasarkan refleksi tersebut dapat dianalisis kekurangan dan daftar

permasalahan yang ada untuk membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus

berikutnya.

3.1.4. Siklus Penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan dalam tiga siklus dengan satu

pertemuan untuk setiap siklusnya. Berikut ini penjabaran langkah- langkah penelitian

yang dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan model Role Playing dengan media

papan tempel.

3.1.4.1. Siklus Pertama

3.1.4.1.1. Perencanaan

Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi

dengan uraian sebagai berikut :

a) Menelaah materi berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dalam pembelajaran

bahasa Jawa serta mengkaji indikator bersama guru kolaborator.

b) Mengidentifikasi SK, KD dan menetapkan indikator dari mata pelajaran

bahasa Jawa.

c) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan standar isi.

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

58  

  

d) Menyiapkan papan tempel sebagai media pembelajaran untuk mendukung

dalam penerapan model Role Playing.

e) Menyiapkan lembar penilaian unjuk kerja siswa selama pembelajaran

berlangsung dan tes tertulis.

f) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.

3.1.4.1.2. Pelaksanaan Tindakan

a) Kegiatan Awal

(1) Pra pembelajaran yang meliputi salam, berdoa bersama, presensi serta

pengondisian kelas.

(2) Guru menarik perhatian siswa dengan menyanyikan lagu “Bebek Adus

Kali” bersama- sama.

(3) Apersepsi berupa pemberian pertanyaan untuk menggali pengetahuan

awal siswa mengenai kosa kata bahasa Jawa Krama Inggil.

(4) Penyampaian tujuan pembelajaran serta motivasi untuk belajar.

b) Kegiatan Inti

Eksplorasi

(5) Guru menjelaskan materi berbicara bahasa Jawa Krama Inggil sebagai

pengantar siswa dalam belajar.

(6) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing- masing 4-5 orang.

(7) Guru membagikan media papan tempel untuk masing- masing kelompok.

(8) Masing- masing kelompok dibagikan gambar seorang kepala sekolah,

guru, penjaga sekolah, ayah, ibu, pedagang makanan dan siswa.

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

59  

  

(9) Guru membagikan skema dialog yang berbeda cerita untuk masing-

masing kelompok.

(10) Tanya jawab dengan siswa tentang materi yang dibagikan.

(11) Guru menjelaskan aturan main pembelajaran dengan model Role

Playing.

Elaborasi

(12) Siswa diminta untuk menganalisa skema dialog yang telah dibagikan.

(13) Dari skema, siswa berkelompok menentukan tokoh yang terdapat dalam

skema dialog.

(14) Tokoh yang telah dipilih kemudian ditempelkan pada papan tempel

beserta skema dialognya.

(15) Guru menginstruksikan masing- masing kelompok untuk memainkan

skema dialognya di depan kelas.

(16) Masing- masing kelompok memerankan skema dialognya secara

bergantian di depan kelas.

(17) Semua siswa memperhatikan setiap kelompok yang tampil di depan

kelas.

Konfirmasi

(18) Guru memberikan konfirmasi penampilan tiap kelompok.

(19) Tanya jawab dengan siswa tentang materi yang masih belum bisa

dipahami.

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

60  

  

c) Kegiatan Akhir

(20) Guru membagikan latihan soal.

(21) Bersama- sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

(22) Guru menutup kegiatan belajar.

3.1.4.1.3. Observasi

Kegiatan ini merupakan pengamatan proses pembelajaran terhadap variabel

yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun kegiatan obervasi dijabarkan

terhadap variabel berikut ini :

a) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel.

b) Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing dengan media papan

tempel.

c) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil.

3.1.4.1.4. Refleksi

a) Mengkaji pelaksanaan siklus I tentang proses dan hasil pembelajarannya.

b) Menganalisis data observasi serta catatan lapangan selama pelaksanaan siklus

I sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap jalannya pembelajaran pada

siklus I

c) Membuat daftar permasalahan yang timbul pada pelaksanaan siklus I.

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

61  

  

d) Merencanakan tindak lanjut perbaikan untuk siklus II dengan mengacu pada

hasil siklus II.

3.1.4.2. Siklus Kedua

3.1.4.2.1. Perencanaan

Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi

dengan uraian sebagai berikut :

a) Menelaah materi berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dalam pembelajaran

bahasa Jawa serta mengkaji indikator bersama guru kolaborator.

b) Mengidentifikasi SK, KD dan menetapkan indikator dari mata pelajaran

bahasa Jawa.

c) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan standar isi.

d) Menyiapkan papan tempel sebagai media pembelajaran untuk mendukung

dalam penerapan model Role Playing.

e) Menyiapkan lembar penilaian unjuk kerja siswa selama pembelajaran

berlangsung dan tes tertulis.

f) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.

3.1.4.2.2. Pelaksanaan Tindakan

a) Kegiatan Awal

(1) Pra pembelajaran yang meliputi salam, berdoa bersama, presensi serta

pengondisian kelas.

(2) Guru menarik perhatian siswa dengan menyanyikan lagu “Gundul-

Gundul Pacul” bersama- sama.

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

62  

  

(3) Apersepsi berupa pemberian pertanyaan untuk menggali pengetahuan

awal siswa mengenai kosa kata bahasa Jawa Krama Inggil.

(4) Penyampaian tujuan pembelajaran serta motivasi untuk belajar.

b) Kegiatan Inti

Eksplorasi

(5) Guru menjelaskan materi bahasa Jawa Krama Inggil sebagai pengantar

siswa dalam belajar.

(6) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 2 orang.

(7) Masing- masing kelompok dibagikan gambar seorang kepala sekolah,

guru, penjaga sekolah, orang tua murid dan siswa.

(8) Guru membagikan skema dialog dengan bahasa ngoko.

(9) Tanya jawab dengan siswa tentang ulasan materi yang telah diajarkan

pada pertemuan sebelumnya.

(10) Guru menjelaskan aturan main pembelajaran dengan model Role

Playing.

Elaborasi

(11) Siswa diminta untuk mengubah percakapan dari bahasa Ngoko menjadi

Krama Inggil untuk masing- masing kelompok.

(12) Dari skema, siswa berkelompok menentukan tokoh yang terdapat dalam

skema dialog yang telah dibuatnya.

(13) Tokoh yang telah dipilih kemudian ditempelkan pada papan tempel

beserta skema dialognya.

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

63  

  

(14) Guru menginstruksikan masing- masing kelompok untuk memainkan

skema dialognya di depan kelas.

(15) Masing- masing kelompok memerankan skema dialognya secara

bergantian di depan kelas.

(16) Semua siswa memperhatikan setiap kelompok yang tampil di depan

kelas.

Konfirmasi

(17) Guru memberikan konfirmasi penampilan tiap kelompok.

(18) Tanya jawab dengan siswa tentang materi yang masih belum bisa

dipahami.

c) Kegiatan Akhir

(19) Guru membagikan latihan soal.

(20) Bersama- sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

(21) Guru menutup kegiatan belajar.

3.1.4.2.3. Obervasi

Kegiatan ini merupakan pengamatan proses pembelajaran terhadap variabel

yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun kegiatan obervasi dijabarkan

terhadap variabel berikut ini :

a) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajan bahasa Jawa Krama

Inggil dengan model Role Playing media papan tempel.

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

64  

  

b) Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing dengan media papan

tempel.

c) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil.

3.1.4.2.4. Refleksi

a) Mengkaji pelaksanaan siklus II tentang proses dan hasil pembelajarannya.

b) Menganalisis data observasi serta catatan lapangan selama pelaksanaan siklus

II sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap jalannya pembelajaran pada

siklus II.

c) Membuat daftar permasalahan yang timbul pada pelaksanaan siklus II.

d) Merencanakan tindak lanjut perbaikan untuk siklus III dengan mengacu pada

hasil siklus III.

3.1.4.3. Siklus Ketiga

3.1.4.3.1. Perencanaan

Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi

dengan uraian sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi SK, KD dan menetapkan indikator dari mata pelajaran

bahasa Jawa Krama Inggil.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan standar isi.

c) Menyiapkan papan tempel sebagai media pembelajaran untuk mendukung

dalam penerapan model Role Playing.

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

65  

  

d) Menyiapkan lembar penilaian unjuk kerja siswa selama pembelajaran

berlangsung dan tes tertulis.

e) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.

3.1.4.3.2. Pelaksanaan Tindakan

a) Kegiatan Awal

(1) Pra pembelajaran yang meliputi salam, berdoa bersama, presensi serta

pengondisian kelas.

(2) Guru menarik perhatian siswa dengan menyanyikan lagu “Suwe Ora

Jamu” bersama- sama.

(3) Apersepsi berupa pemberian pertanyaan untuk menggali pengetahuan

awal siswa mengenai kosa kata bahasa Jawa Krama Inggil.

(4) Penyampaian tujuan pembelajaran serta motivasi untuk belajar.

b) Kegiatan Inti

Eksplorasi

(5) Guru menjelaskan materi bahasa Jawa Krama Krama Inggil sebagai

pengantar siswa dalam belajar.

(6) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing- masing beranggotakan

2 orang.

(7) Guru membagikan media papan tempel untuk masing- masing kelompok.

(8) Masing- masing kelompok dibagikan gambar seorang kepala sekolah,

guru, penjaga sekolah, kakek, ayah, ibu, paman dan siswa.

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

66  

  

(9) Tanya jawab dengan siswa tentang ulasan materi yang telah diajarkan

pada pertemuan sebelumnya.

(10) Guru menjelaskan aturan main pembelajaran dengan model Role

Playing.

Elaborasi

(11) Siswa diminta untuk membuat sendiri skema diaolog dengan bahasa

Krama Inggil untuk masing- masing kelompok.

(12) Dari skema, siswa berkelompok menentukan tokoh yang terdapat dalam

skema dialog yang telah dibuatnya.

(13) Tokoh yang telah dipilih kemudian ditempelkan pada papan tempel

beserta skema dialognya.

(14) Guru menginstruksikan masing- masing kelompok untuk memainkan

skema dialognya di depan kelas.

(15) Masing- masing kelompok memerankan skema dialognya secara

bergantian di depan kelas.

(16) Semua siswa memperhatikan setiap kelompok yang tampil di depan

kelas.

Konfirmasi

(17) Guru memberikan konfirmasi penampilan tiap kelompok.

(18) Tanya jawab dengan siswa tentang materi yang masih belum bisa

dipahami.

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

67  

  

c) Kegiatan Akhir

(19) Guru membagikan latihan soal.

(20) Bersama- sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

(21) Memberikan penghargaan untuk kelompok yang terbaik.

(22) Guru menutup kegiatan belajar.

3.1.4.3.3. Observasi

Kegiatan ini merupakan pengamatan proses pembelajaran terhadap variabel

yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun kegiatan obervasi dijabarkan

terhadap variabel berikut ini :

a) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajan bahasa Jawa Krama

Inggil dengan model Role Playing media papan tempel.

b) Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing dengan media papan

tempel.

c) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil.

3.1.4.3.4. Refleksi

a) Mencatat hasil observasi.

b) Menganalisis data observasi serta catatan lapangan selama pelaksanaan siklus

III sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap jalannya pembelajaran pada

siklus III.

c) Mengkaji pelaksanaan siklus III tentang proses dan hasil pembelajarannya.

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

68  

  

d) Menganalisis keberhasilan aktivitas siswa, keterampilan guru, dan

keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model

Role Playing media papan tempel pada pembelajaran siklus I, II dan III.

e) Menyusun pelaporan.

3.2. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA

3.2.1. Sumber Data

3.2.1.1. Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi aspek aktivitas dan

keterampilan siswa. Proses pemerolehan data ini dilakukan secara sistematis selama

pelaksanaan siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga. Dalam penelitian ini,

sumber data siswa berasal dari 39 siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang.

3.2.1.2. Guru

Sumber data yang berasal dari guru diperoleh melalui hasil observasi aktivitas

guru dan keterampilannya selama pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil dengan

model Role Playing.

3.2.1.3. Data Dokumen

Data dokumen yang berupa data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan

tindakan, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran, dan

wawancara.

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

69  

  

3.2.1.4. Catatan Lapangan

Sumber data catatan lapangan berasal dari kegiatan selama proses

pembelajaran meliputi data aktivitas siswa, aktivitas guru dan keterampilan siswa

dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

3.2.2. Jenis Data

3.2.2.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa nilai hasil belajar siswa. Data ini

diperoleh dari evaluasi hasil belajar siswa setiap akhir siklus pada aspek keterampilan

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing.

3.2.2.2. Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data informasi yang diuraiakan dalam kalimat untuk

memberikan gambaran ekspresi siswa tentang pemahaman terhadap suatu mata

pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru

(afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar,

kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya. Data ini diperoleh dari hasil

observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas

siswa, keterampilan berbicara siswa dan catatan lapangan dalam pembelajaran bahasa

Jawa materi berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Merupakan cara untuk memperoleh keterangan nyata yang benar dan dapat

dipertanggungjawabkan untuk pengolahan data dan mengetahui hasil penelitian.

Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh data yang relevan, akurat

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

70  

  

dan reliabel yang berkaitan dengan penelitian. Jadi pengumpulan data pada suatu

penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan- bahan, keterangan dan informasi

yang benar untuk dijadikan data. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan

beberapa teknik diantaranya :

3.2.3.1. Teknik Tes

Menurut Poerwanti (2008: 1.5) tes adalah seperangkat tugas yang harus

dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur

tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan

dan sesuai dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa dengan pemberian angka sebagai nilai sebagai cerminan

tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Peneliti menggunakan

teknik tes untuk mendapatkan data kuantitatif pada setiap siklusnya.

3.2.3.2. Teknik Non Tes

Merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data kualitatif

selama proses pembelajaran. Teknik non tes meliputi lembar observasi, catatan

lapangan dan dokumentasi.

3.2.3.2.1. Lembar Observasi

Secara sederhana observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu

(Wardhani, 2007: 2.23). Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tindakan sedang

berjalan. Kegiatan observasi merupakan cara yang dilakukan dengan pengamatan

untuk mendapatkan data kualitatif yang akurat dan objektif. Menurut Sudjana (2009 :

85) dalam kegiatan observasi, pengamat terlebih dahulu harus menetapkan aspek-

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

71  

  

aspek tingkah laku apa yang hendak diobservasi lalu membuat pedoman dalam

pengisian observasi. Peneliti dalam kegiatan observasi, mengamati aktivitas siswa

aktivitas guru dan keterampilan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

3.2.3.2.2. Teknik Wawancara

Merupakan kegiatan berupa dialog yang dilakukan oleh pewawancara

terhadap orang yang diwawancarai untuk mendapatkan suatu informasi tertentu.

Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan narasumber sehingga dapat

mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Dari adanya interaksi

langsung ini menimbulkan hubungan yang dapat dibina lebih baik sehingga siswa

lebih bebas mengemukakan pendapatnya. Menurut Sudjana (2009: 68) ada tiga aspek

yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yakni:

a) Tahap awal pelaksanaan wawancara. Tahap awal ini bertujuan untuk

mengkondisikan siswa untuk diwawancarai

b) Penggunaan pertanyaan. Pertanyaan sebaiknya diajukan bertahap dan sistematis

berdasarkan rambu- rambu atau kisi- kisi yang telah dibuat sebelumnya.

c) Pencatatan hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga

untuk supaya tidak lupa.

Teknik wawancara yang dilakukakan dalam penelitian ini adalah dengan

bertanya langsung kepada guru untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai

proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama dengan model Role Playing media

papan tempel.

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

72  

  

3.2.3.2.3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan guru selama pembelajaran berlangsung

apabila ada hal- hal yang muncul dalam proses pembelajaran. Apapun yang terjadi

dalam proses pembelajaran, baik yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan bisa

ditulis dalam catatan sebagai penunjang data kualitatif guru dan bahan refleksi.

Dalam penelitian ini, catatan lapangan dibuat oleh pengamat untuk mencatat aktivitas

siswa, aktivitas guru dan keterampilan siswa.

3.2.3.2.4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu cara mengumpulkan data kualitatif

dengan mengabadikan momen- momen tertentu selama proses pembelajaran. Teknik

dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi.

Peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan mengambil foto siswa dan guru

pada saat pembelajaran berlangsung serta rekaman aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran tersebut.

3.2.4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu cara untuk mengolah data yang diperoleh peneliti

selama penelitian. Bagi seorang peneliti, sangat penting untuk memahami teknik

analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah :

3.2.4.1. Kuantitatif

Data kuantitatif adalah nilai hasil belajar yang dapat dianalisis secara

deskriptif. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif menggunakan analisis

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

73  

  

deskriptif. Peneliti menggunakan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) untuk

mengolah data kuantitatif. Pendekatan PAP adalah membandingkan skor- skor hasil

tes siswa dengan kriteria yang secara mutlak ditetapkan oleh guru. Jadi skor siswa

tidak dibandingkan dengan kelompoknya, tetapi skor- skor tersebut dikonversi

menjadi nilai- nilai berdasarkan skor teoretisnya dengan sistem penilaian skala -100.

Poerwanti (2008: 6-15) menguraikan skala 100 dari persentase yang mengaitkan skor

prestasi sebagai proporsi penguasaan siswa pada suatu perangkat tes dengan batas

minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Adapun langkah- langkah PAP sebagai

berikut :

3.2.4.1.1. Menentukan nilai berdasarkan skor teoretis :

n = x 100%

(Poerwanti, 2008)

Keterangan : N= Nilai

B = jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/ item soal

S = skor teoretis

Menentukan nilai rerata individu berdasarkan nilai teoritis dan nilai unjuk kerja,

dengan rumus:

N =

N : nilai rerata individu

n2 : nilai teoretis

n2 : nilai unjuk kerja

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

74  

  

3.2.4.1.2. Menghitung persentasi ketuntasan belajar klasikal:

% ketuntasan belajar=

x 100

3.2.4.1.3. Menghitung mean atau rerata kelas :

Menggunakan rumus sebagai berikut :

 = ∑∑

Keterangan :

: rata- rata hasil belajar

∑ X : jumlah semua nilai siswa

∑ N : jumlah siswa

(Sudjana, 2009: 109)

3.2.4.1.4. Menentukan batas minimal nilai ketuntasan

Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi

penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran.

Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan

pedoman yang ada. Depdiknas RI atau beberapa sekolah biasanya telah menentukan

batas minimal siswa dikatakan tuntas menguasai kompetensi yang dikontrakkan

(Poerwanti 2008: 6-16). Pada penelitian ini, telah ditetapkan Kriteria Ketuntasan

Minimal kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang sebesar 66.

Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Belajar Bahasa Jawa Kriteria Ketuntasan Kualifikasi ≥ 66 Tuntas < 66 Tidak Tuntas

Sumber : KKM SDN 03 Tugurejo Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

75  

  

3.2.4.2. Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil pengamatan aktivitas dan keterampilan siswa

serta keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa menggunakan Role Playing

dianalisis dengan analisa deskriptif kualitatif. Data kualitatif ini diperoleh dari

pengolahan data pengamatan aktivitas siswa atau pengamatan keterampilan guru.

Dalam Poerwanti (2008: 6-9) terdapat penjelasan cara mengolah data skor yaitu

menentukan skor terendah dan skor tertinggi lalu mencari median (nilai tengah)

kemudian membagi rentang nilai menjadi 4 kategori yang dituliskan dalam bentuk

huruf yaitu Baik Sekali (A), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (D). Adapun langkah

mengolah data skor diuraikan sebagai berikut :

1) Menentukan skor terendah

2) Menentukan skor tertinggi

3) Mencari median

4) Membagi rentan nilai menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan

kurang

Setelah itu kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai berikut:

R = skor terendah

T = skor tertinggi

n = banyaknya skor = (R-T) + 1

Q2 = median

Letak Q2 = (n+1) untuk data ganjil atau genap

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

76  

  

Q1 = kuartil pertama

Letak Q1 = (n+2) untuk data genap atau Q1 = (n+1) untuk data ganjil

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 = (3n+2) untuk data genap atau Q3 = (3n+1)

Q4 = kuartil keempat = T

Tabel 3.2. Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif

Skor yang diperoleh Kategori Kualifikasi Q3 < skor < T Sangat baik Tuntas

Q2 < skor < Q3 Baik Tuntas Q1 < skor < Q2 Cukup Tidak tuntas R < skor < Q1 Kurang Tidak tuntas

Dari perhitungan di atas, maka dapat dibuat tabel klasifikasi tingkatan nilai

untuk menentukan tingkatan nilai pada keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai

berikut.

Tabel 3.3. Tingkatan Kategori Keterampilan Guru

Skor yang diperoleh Kategori 32,5 ≤ skor ≤ 40 Baik Sekali (A) 25 ≤ skor < 32,5 Baik (B) 17 ≤ skor < 25 Cukup(C) 10 ≤ skor <17 Kurang(D)

Tabel di atas diperoleh dari skor tiap indikator keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Role Playing yang terdiri

dari melaksanakan pra pembelajaran, keterampilan membuka pelajaran dengan

appersepsi, keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

77  

  

keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi,

mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok, keterampilan

memberikan penguatan, keterampilan menutup pelajaran.

Tabel 3.4. Tingkatan Kategori Aktivitas Siswa

Skor yang diperoleh Kategori 20,75 ≤ skor ≤ 24 Baik Sekali (A) 16 ≤ skor < 20,75 Baik (B) 11,25 ≤ skor < 16 Cukup(C) 6 ≤ skor < 11,25 Kurang(D)

Tabel di atas diperoleh dari skor tiap indikator aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan model Role Playing yang terdiri dari siswa

mempersiapkan diri dalam menerima pembelajaran, siswa mendengarkan informasi,

siswa aktif berdiskusi dalam kelompok belajar, siswa antusias berinteraksi, siswa

aktif mengidentifikasi skema dialog, bereksplorasi untuk bermain peran, keterampilan

bermain peran, membuat kesimpulan. Klasifikasi kategori tingkatan nilai untuk

lembar pengamatan keterampilan berbicara siswa pada setiap indikator menggunakan

tabel di bawah ini:

Tabel 3.5. Tingkatan Kategori Keterampilan Siswa Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil

Skor yang diperoleh Kategori

18,5 ≤ skor ≤ 21 Baik sekali 15 ≤ skor < 18,5 Baik 11 ≤ skor < 15 Cukup 7 ≤ skor < 11 Kurang

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

78  

  

3.3. INDIKATOR KEBERHASILAN

Pembelajaran Bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media

papan tempel dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa di kelas IV SDN 03

Tugurejo Semarang dengan indikator sebagai berikut :

a) Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Jawa Krama Inggil dengan model

Role Playing media papan tempel akan meningkat dengan kriteria sekurang-

kurangnya baik.

b) Keterampilan guru dalam pembelajaran Bahasa Jawa Krama Inggil dengan model

Role Playing media papan tempel akan meningkat dengan kriteria sekurang-

kurangnya baik.

c) 75 % siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang mencapai ketuntasan belajar

individual sebesar ≥ 66 dalam aspek keterampilan berbicara pembelajaran

Bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel.

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

  

79  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Penelitian dengan model Role Playing media papan tempel bertujuan untuk

meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru dan keterampilan siswa dalam

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil pada siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo

Semarang. Hasil pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru disajikan dalam

bentuk kualitatif dan deskriptif. Sedangkan untuk data keterampilan berbicara siswa

disajikan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif dari hasil penilaian proses pada

setiap siklusnya. Berikut ini paparan hasil penelitian dengan model Role Playing

media papan tempel mengenai aktivitas siswa, keterampilan guru dan keterampilan

siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil di kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang.

4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran siklus I dengan model Role

Playing media papan tempel pada hari Kamis tanggal 7 Maret 2013. Kegiatan

pembelajaran dimulai pada pukul 09.00 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Penerapan model pembelajaran Role Playing mengacu pada Standar Kompetensi

Berbicara (2.) Siswa mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, serta perasaan

dengan menggunakan struktur kalimat yang benar sesuai dengan tata krama

berbahasa secara tertulis maupun lisan dan Kompetensi Dasar (2.1.) Unggah- ungguh

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

80  

  

basa. Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan kelas kemudian memberikan

appersepsi untuk menarik perhatian siswa. Setelah siswa siap menerima pelajaran,

guru menjelaskan materi aspek berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dilanjutkan

dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan beranggotakan 4-5

orang. Masing- masing kelompok diberikan gambar tokoh dan skema dialog

percakapan. Tugas setiap kelompok menganalisis skema percakapan kemudian

memerankan di depan kelas bergantian. Pada saat kelompok memerankan skema di

depan kelas, kelompok lain mengamati. Setelah masing- masing kelompok selesai

memerankan skema, guru memberikan tanggapan dan penguatan terhadap

penampilan setiap kelompok. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membuat

kesimpulan bersama- sama.

4.1.1.1. Pengamatan Siklus I

4.1.1.1.1. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Pengamatan mengenai aktivitas siswa pada pembelajaran bahasa Jawa Krama

Inggil dengan model Role Playing media papan tempel ini menggunakan lembar

pengamatan aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan pada 38 siswa kelas IV dari

jumlah total 39 siswa karena satu siswa sakit. Adapun indikator yang diamati adalah

kesiapan siswa menerima pelajaran, interaksi siswa dengan guru, mengidentifikasi

skema dialog bahasa Jawa, bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog

percakapan bahasa Jawa, keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan dan

membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran. Berikut ini tabel mengenai hasil

pengamatan aktivitas siswa pada siklus I:

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

81  

  

Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus I

No. Indikator Skala Penilaian

Jumlah skor

Rata-rata

skor 1 2 3 4

1. Kesiapan siswa menerima pelajaran

1 10 21 6 108

2,84

2. Interaksi siswa dengan guru 4 16 12 6 96 2,52 3. Mengidentifikasi skema

dialog bahasa Jawa - 15 21 2 101 2,65

4. Bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog percakapan bahasa Jawa

- 16 22 - 98 2,57

5. Keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan

7 22 8 1 79 2,07

6. Membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran

14 21 3 - 65 1,71

JUMLAH SKOR 439 JUMLAH RATA-RATA SKOR 11,55

KUALIFIKASI CUKUP

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar aktivitas siswa adalah sebagai berikut: Skor Nilai Ketuntasan

20,75 ≤ skor ≤ 24 Sangat Baik Tuntas 16 ≤ skor < 20,75 Baik Tuntas 11,25 ≤ skor < 16 Cukup Tidak tuntas 6 ≤ skor < 11,25 Kurang Tidak tuntas

Berikut ini klasifikasi kategori nilai untuk setiap indikator aktivitas siswa:

Skor Nilai Ketuntasan 3,26 ≤ skor ≤ 4 Sangat Baik Tuntas

2,6 ≤ skor < 3,26 Baik Tuntas 1,76 ≤ skor < 2,6 Cukup Tidak tuntas 1 ≤ skor < 1,76 Kurang Tidak tuntas

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

82  

  

Berdasarkan tabel 4.1, hasil pengamatan aktivitas siswa kelas IV SDN 03

Tugurejo Semarang menunjukkan jumlah skor 439 dengan skor rata- ratanya 11,55.

Hasil ini termasuk dalam kategori cukup sehingga pembelajaran berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil melalui model Role Playing dengan media papan tempel pada

siklus I cukup untuk meningkatkan aktivitas siswa. Akan tetapi hasil ini belum

maksimal sehingga menjadi bahan refleksi bagi guru untuk memperbaiki pola

pembelajaran agar aktivitas siswa lebih meningkat. Penjelasan lebih lanjut untuk

setiap indikatornya adalah sebagai berikut:

a) Kesiapan siswa menerima pelajaran.

Dari data tabel 4.1. untuk indikator mengenai kesiapan siswa menerima

pelajaran diperoleh skor 108 dan skor rata- rata 2,84 dengan kategori nilai baik.

Dengan deskriptor (1) siswa menempati bangku masing- masing; (2) siswa

mengeluarkan buku dan peralatan menulis; (3) sikap siswa siap menerima pelajaran

dan (4) siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Penilaian untuk indikator ini

dengan memberikan tanda checklist pada lembar pengamatan aktivitas siswa untuk

setiap indikator yang muncul. Berdasarkan tabel, menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa mendapat skor 3 yaitu 21 siswa, 6 siswa mendapat skor 4, 10 siswa mendapat

skor 2 dan hanya 1 siswa yang mendapat skor 1.

b) Interaksi siswa dengan guru.

Jumlah skor untuk indikator interaksi antara siswa dengan guru adalah 96

dengan rata- rata skor sebesar 2,52. Dari data tabel, sebanyak 6 siswa mendapat skor

4, 12 siswa mendapat skor 3, 16 siswa mendapat skor 2 dan 4 siswa yang masih

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

83  

  

mendapat skor 1. Hasil ini termasuk dalam kategori nilai cukup. Interaksi pada siklus

I terlihat pada aktivitas siswa yang antusias saat diberi pertanyaan oleh guru, dengan

mengangkat tangan ketika siswa akan bertanya atau berpendapat. Interaksi juga dapat

diamati dari sikap siswa ketika diberi pertanyaan oleh guru, siswa dapat menjawab

pertanyaan tersebut.

c) Mengidentifikasi skema dialog bahasa Jawa.

Deskriptor yang diamati untuk indikator ini adalah (1) bekerja sama dengan

teman satu kelompok; (2) mencermati skema dialog bahasa Jawa; (3) dapat

mengidentifikaasi unsur- unsur (judul, tokoh dan isi dialog percakapan) yang ada

pada dialog percakapan bahasa Jawa; (4) mengangkat tangan untuk bertanya pada

waktu berdiskusi. Berdasarkan data tabel, untuk indikator ini jumlah skornya 101

dengan rata- rata skor 2,65. Hasil skor ini merupakan akumulasi skor yang didapat

siswa, dari 38 siswa terdapat 2 orang yang mendapat nilai 2, 21 siswa mendapat nilai

3 dan 15 siswa yang mendapat nilai 2. Pada saat pembelajaran berlangsung, interaksi

yang terjadi antara baik antar sesama siswa maupun siswa dengan guru sudah baik.

d) Bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog.

Indikator ini untuk mengamati siswa mengembangkan kemampuan dan

kreatifitas dari siswa itu sendiri. Deskriptor pada lembar pengamatan aktivitas siswa

yaitu (1) siswa rajin berkomunikasi dengan teman satu kelompok dan guru; (2)

kerjasama dengan anggota kelompok; (3) berusaha belajar memerankan perannya; (4)

mengeluarkan pendapat dalam kelompok sebagai dasar untuk mengamati keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

84  

  

model Role Playing. Dari hasil pengamatan menunjukkan 22 siswa mendapat nilai 3

dan 16 siswa yang mendapat nilai 2 dengan jumlah skor 98 dan rata- ratanya 2,57

sehingga untuk indikator ini termasuk dalam kategori nilai cukup.

e) Keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan

Pada indikator keterampilan menyelaraskan peran, data tabel menunjukkan

jumlah skor 79 dan rata- rata skornya 2,07. Skor ini termasuk dalam kategori cukup,

terlihat dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 4 adalah satu siswa, 8 siswa

mendapat nilai 3, 22 siswa mendapat nilai 2 dan 7 siswa mendapat nilai 1. Dengan

bimbingan guru, siswa berusaha untuk memainkan perannya dengan baik. Siswa

berusaha untuk berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil dengan baik sesuai tokoh

yang diperankan dengan serius. Terjadi kerja sama dengan baik ketika bermain peran

di depan kelas.

f) Membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran

Kegiatan ini merupakan aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing yang meliputi aktivitas siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran dan mencatat kesimpulan di akhir kegiatan. Siswa

berusaha memahami nilai moral dari kegiatan bermain peran dan mengutarakan

kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran. Pada siklus I ini aktivitas siswa

belum maksimal dalam indikator membuat kesimpulan, terlihat dari data tabel bahwa

banyak siswa yang masih mendapatkan nilai 1 yaitu 14 siswa, 21 siswa mendapat

nilai 2 dan 3 siswa mendapatkan nilai 3. Dengan perolehan jumlah skor sebesar 65

dan skor rata- ratanya 1,71. Hasil ini termasuk dalam kategori kurang, sehingga

Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

p

m

4

p

l

k

S

paling bany

meningkat u

Diag

4.1.1.1.2. D

Pemb

pengamatan

lembar pen

keterampilan

SDN 03 Tug

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

yak mendap

untuk siklus

gram 4.1. Da

Deskripsi Ha

belajaran b

keterampila

ngamatan k

n guru pada

gurejo Sema

Aktivitas 1 A

2.84

pat perhatian

selanjutnya.

ata Hasil Pen

asil Pengama

berbicara ba

an guru berp

keterampilan

pembelajara

arang dengan

Aktivitas 2 Ak

2.52

 

n bagi guru

ngamatan Ak

atan Keteram

ahasa Jawa

pedoman pad

n guru. Be

an berbicara

n model Role

ktivitas 3 Akt

2.65

u sebagai b

ktivitas Sisw

mpilan Guru

Krama In

da 10 indika

erikut ini

bahasa Jawa

e Playing me

ivitas 4 Aktiv

2.572

bahan reflek

wa Kelas IV S

u Siklus I

nggil pada

ator yang dij

tabel hasil

a Krama Ing

edia papan te

itas 5 Aktivita

.071.7

ksi agar dap

Siklus I

siklus I i

abarkan dala

l pengamat

ggil kelas IV

empel:

as 6

1

85 

pat

ini,

am

tan

V di

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

86  

  

Tabel 4.2. Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I

No. Indikator Keterampilan Guru Skor

1. Melaksanakan pra pembelajaran 4 2. Keterampilan membuka pelajaran 1 3. Keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran 2 4. Keterampilan mengajukan pertanyaan 2 5. Keterampilan menjelaskan 2

6. Keterampilan mengadakan variasi dengan model Role Playing media papan tempel

3

7. Keterampilan mengelola kelas dengan model Role Playing media papan tempel

3

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok 3 9. Keterampilan memberi penguatan 2

10. Keterampilan menutup pelajaran 2 JUMLAH 24

RATA – RATA SKOR 2,40 KUALIFIKASI CUKUP

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar keterampilan guru adalah sebagai

berikut:

Skor Nilai Ketuntasan 32,5 ≤ skor ≤ 40 Sangat Baik Tuntas

25 ≤ skor < 32,5 Baik Tuntas 17 ≤ skor < 25 Cukup Tidak tuntas 10 ≤ skor < 17 Kurang Tidak tuntas

Penjelasan hasil pengamatan keterampilan guru pada pembelajaran berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil kelas IV di SDN 03 Tugurejo Semarang dengan model

Role Playing media papan tempel adalah sebagai berikut:

Page 103: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

87  

  

a) Melaksanakan pra pembelajaran.

Kegiatan ini meliputi: (1) guru menyiapkan siswa di depan kelas dan masuk

secara teratur kedalam kelas (2) guru mempersiapkan sumber belajar, baik buku

pedoman materi, skema dialog untuk masing- masing kelompok, gambar- gambar

figur yang dapat dipilih sesuai dengan tokoh pada skema dialog, media papan tempel

sebagai tempat menempelkan gambar- gambar tokoh dan juga lembar latihan soal (3)

sebelum memulai pembelajaran, diawali dengan berdoa (4) guru mengecek kehadiran

siswa. Keterampilan guru melaksanakan pra pembelajaran mendapat skor 4. Ini

menunjukkan bahwa pada siklus I guru telah melaksanakan semua deskriptor sesuai

yang terdapat pada lembar pengamatan keterampilan guru.

b) Keterampilan membuka pelajaran.

Aspek keterampilan guru membuka pelajaran mendapat skor 1. Deskriptor

untuk keterampilan guru membuka pelajaran adalah (1) menarik perhatian siswa

dengan bernyanyi dan bermain; (2) memberikan appersepsi yang berkaitan dengan

materi yang akan diberikan; (3) tanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya

yang berkaitan; (4) memberikan motivasi kepada siswa. Pada pembelajaran siklus I,

keterampilan guru membuka pelajaran belum bisa dikatakan baik karena guru belum

maksimal dalam pemberian appersepsi, belum ada tanya jawab dengan siswa tentang

materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan dan juga

guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik. Deskriptor muncul hanya pada guru sudah menarik perhatian siswa

Page 104: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

88  

  

dengan mengajak siswa untuk bersama- sama menyanyikan lagu “Bebek Adus Kali”

dan juga mengadakan permainan konsentrasi.

c) Keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Indikator ini penting bagi guru untuk menunjang kinerja guru dalam

memberikan materi sehingga dapat mempermudah siswa untuk menerima materi yang

diberikan. Indikator guru menyampaikan tujuan pembelajaran mendapat skor 2. Hasil

ini belum maksimal sehingga perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan

keterampilan guru dalam hal menyampaikan tujuan pembelajaran. Adapun deskriptor

sebagai acuan observer melakukan pengamatan adalah: (1) guru menjelaskan

kompetensi yang akan dikuasai siswa dengan bahasa yang mudah dipahami siswa; (2)

tujuan pembelajaran yang disampaikan guru ditulis pada papan tulis; (3) guru

menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan secara umum; (4) guru

menyampaikan harapan setelah siswa mengikuti pembelajaran.

d) Keterampilan mengajukan pertanyaan.

Penilaian keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan didasaarkan pada

deskriptor: (1) guru memberikan pertanyaan secara klasikal untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi; (2) memberikan pertanyaan untuk memancing

rasa ingin tahu siswa; (3) guru memberikan pertanyaan dengan memindahkan giliran

menjawab; (4) guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari

pertanyaan yang diberikan. Dari data tabel, untuk keterampilan mengajukan

pertanyaan mendapat skor 2. Hasil ini terlihat dari deskriptor yang muncul sebanyak 2

yaitu pada pembelajaran siklus I ini, guru sudah memberikan pertanyaan secara

Page 105: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

89  

  

klasikal dan memberikan waktu berpikir kepada siswa untuk memikirkan jawaban

dari pertanyaan yang diberikan guru tetapi guru masih belum maksimal dalam

memberikan pertanyaan yang memancing keingintahuan siswa serta belum baik

dalam memberikan pertanyaan bergilir pada siswa lain untuk menjawab.

e) Keterampilan menjelaskan.

Keterampilan ini penting untuk dikuasai setiap guru, karena berpengaruh pada

tingkat pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan. Pada siklus I

ini, guru mendapat skor 2 karena terdapat dua deskriptor yang mucul. Adapun

deskriptor dalam indikator keterampilan guru menjelaskan yaitu: (1) menjelaskan

materi dengan menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil sebagai bahasa pengantarnya;

(2) mengemukakan keterkaitan materi dengan pengetahuan lain yang relevan; (3)

menyampaikan materi dengan jelas sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar;

(4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kesulitan dalam

memahami materi yang diberikan guru.

f) Keterampilan mengadakan variasi dengan model Role Playing.

Pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil, guru melaksanakan

variasi pola pembelajaran dengan menggunakan model yang lebih inovatif yaitu

dengan model Role Playing dengan media papan tempel. Tindakan ini dilakukan

bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan menghindari kejenuhan selain juga

mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar. Berdasarkan tabel, indikator

keterampilan guru dalam mengadakan variasi mendapat skor 3 karena terdapat tiga

deskriptor yang muncul yaitu dalam pembelajaran guru sudah menerapkan model

Page 106: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

90  

  

inovatif dalam hal ini model Role Playing, variasi penggunaan media dengan media

papan tempel dan variasi interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan

siswa. Namun guru belum maksimal dalam menerapkan variasi kegiatan

pembelajaran secara klasikal, kelompok maupun individual.

g) Keterampilan mengelola kondisi kelas.

Pada pembelajaran siklus I, keterampilan guru mengelola kelas mendapat skor

3. Pemberian skor didasarkan pada deskriptor yaitu: (1) guru mengajar dengan suara

yang keras dan jelas; (2) kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan

menyenangkan; (3) guru berkeliling membagi perhatian; (4) pengelolaan waktu yang

sesuai dengan rencana pembelajaran. Dalam pembelajaran guru sudah mengajar

dengan suara yang keras dan jelas, dengan menerapkan model Role Playing media

papan tempel sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih banyak berpusat

pada siswa, hanya saja belum maksimal karena pengelolaan waktu masih belum

sesuai dengan rencana pembelajaran.

h) Keterampilan membimbing siswa diskusi kelompok.

Observer melakukan pengamatan berpedoman pada deskriptor dalam lembar

pengamatan keterampilan guru. Deskriptor tersebut yaitu: (1) membagi kelompok

secara heterogen, artinya guru membagi kelompok secara acak tidak

mengelompokkan siswa- siswa yang cenderung pintar menjadi satu kelompok; (2)

mengatur tempat duduk sesuai kelompoknya masing- masing; (3) guru berkeliling

untuk membimbing jalannya diskusi; (4) tanya jawab dengan siswa, menanyakan

kesulitan yang mungkin dihadapi siswa. Berdasarkan tabel, deskriptor yang muncul

Page 107: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

91  

  

yaitu sebanyak tiga sehingga pada indikator keterampilan guru membimbing diskusi

siswa pada siklus I mendapat skor 3. Pencapaian skor ini terlihat dari guru sudah

mengatur tempat duduk sesuai kelompok, sudah berkeliling dari satu kelompok ke

kelompok yang lain, dan sudah melakukan tanya jawab atau berinteraksi dengan

siswa menanyakan hal- hal yang dirasa menyulitkan atau susah untuk dipahami.

Namun guru masih belum maksimal dalam membagi kelompok secara heterogen,

masih terdapat beberapa kelompok yang anggotanya cenderung siswa- siswa yang

pandai saja.

i) Memberikan penguatan terhadap penampilan siswa.

Pada pembelajaran siklus I, untuk keterampilan guru memberikan penguatan

terhadap penampilan siswa mendapatkan skor 2. Hasil ini belum bisa dikatakan baik,

meskipun guru sudah memberikan penguatan verbal (lisan) dan gestural berupa

simbol kelompok terbaik (☺, ) maupun dengan tepuk tangan terhadap penampilan

siswa dalam memainkan skema dialog percakapan bahasa Jawa Krama Inggil sesuai

dengan perannya masing- masing. Namun guru belum memberikan penguatan kepada

semua siswa sebagai motivasi agar siswa belajar lebih baik lagi dan juga guru belum

memberikan penguatan dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas.

j) Keterampilan menutup pelajaran

Dalam keterampilan menutup pelajaran, guru mendapat skor 2. Terlihat dari

guru bersama- sama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing, guru juga sudah memberikan

evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan

Page 108: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

n

p

d

I

H

s

m

4

p

k

i

a

namun guru

pesan pada

disampaikan

D

Berd

I mendapat

Hasil ini m

sehingga per

meningkat.

4.1.1.1.3. D

Salah

pada pembe

keterampilan

ini adalah m

atau unggah

00.51

1.52

2.53

3.54

u masih belu

a siswa unt

n.

iagram 4.2.

dasarkan data

skor total 2

encerminkan

rlu adanya p

Deskripsi Ha

h satu tujuan

elajaran berb

n siswa berb

membentuk k

h- ungguh ke

K 1 K 2

4

1

um melakuk

tuk mengul

Data Hasil P

a pada tabel

24 dengan k

n bahwa ke

perbaikan ag

asil Pengama

n pemilihan

bicara bahasa

bicara bahas

karakter sisw

etika bersosi

K 3 K 4

2 2

 

an refleksi p

lang kemba

Pengamatan

l 4.2, keteram

klasifikasi n

eterampilan

gar pada sikl

atan Keteram

model Role

a Jawa Kram

a Jawa Kram

wa menjadi

ialisasi deng

4 K 5 K

2

Keterampilan 

proses pemb

ali di ruma

Keterampila

mpilan guru

nilai termasu

guru pada s

lus selanjutn

mpilan Berb

e Playing de

ma Inggil ad

ma Inggil. H

pribadi yan

gan orang la

K 6 K 7

3 3

Guru

belajaran da

ah pelajara

an Guru Sikl

u pada pemb

uk dalam ka

siklus I belu

nya keteramp

bicara Siswa

engan media

dalah untuk

Harapan dari

ng paham ak

ain. Pengama

K 8 K 9

32

an memberik

an yang tel

lus I

elajaran sikl

ategori cuku

um maksim

pilan guru bi

Siklus I

a papan temp

meningkatk

i pembelajar

kan tata kram

atan dilakuk

K 10

2

92 

kan

lah

lus

up.

mal,

isa

pel

kan

ran

ma

kan

Page 109: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

93  

  

ketika siswa secara berkelompok maju untuk memainkan perannya dalam skema

dialog percakapan bahasa Jawa Krama Inggil secara bergiliran. Adapun indikator dan

data hasil penilaian terhadap keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

dengan model Role Playing dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3. Data Hasil Pengamatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV Siklus I

No. Indikator Skala Penilaian

Jumlah skor

Rata-rata

skor 1 2 3

1. Pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

4 30 4 76

2

2. Pilihan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

5 27 6 77 2,02

3. Struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

6 25 7 77 2,02

4. Kelancaran dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

9 18 11 78 2,05

5. Penguasaan topik gagasan yang dibicarakan

10 25 3 69 1,81

6. Sikap dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil saat memainkan peran

10 25 3 69 1,81

7. Kesesuaian gaya bicara dalam memainkan peran

12 25 1 65 1,71

JUMLAH SKOR 511

JUMLAH RATA-RATA SKOR 13,44

KUALIFIKASI CUKUP

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar keterampilan siswa berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil adalah sebagai berikut:

Page 110: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

94  

  

Skor Nilai Ketuntasan 18,5 ≤ skor ≤ 21 Sangat Baik Tuntas 15 ≤ skor < 18,5 Baik Tuntas 11 ≤ skor < 15 Cukup Tidak tuntas 7 ≤ skor < 11 Kurang Tidak tuntas

Pengamatan keterampilan berbicara siswa dilakukan pada saat kegiatan

memainkan peran skema dialog percakapan bahasa Jawa Krama Inggil. Uraian

penjelasan untuk tiap indikator penilaian adalah sebagai berikut:

a) Pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

Pada pembelajaran siklus I, untuk indikator pelafalan kata saat siswa berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil mendapat jumlah skor 76 dengan skor rata- rata 2.

Terdapat 4 siswa yang mendapat skor 3 artinya siswa tersebut sudah mampu untuk

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan mengucapkan kata- kata secara benar

dan jelas. Tidak terdapat keragu- raguan ketika berbicara menggunakan bahasa Jawa

Krama Inggil. 30 siswa mendapat skor 2, artinya sebagian besar siswa sudah cukup

mampu untuk melafalkan kata dengan jelas. Hanya saja dalam pelafalan masih

terdapat beberapa kata yang salah dalam pelafalan, tidak sepenuhnya benar. Namun

banyak siswa yang sudah berusaha belajar, terlihat pada meningkatnya aktivitas siswa

bertanya pada guru bagaimana melafalkan kata dalam bahasa Jawa Krama Inggil

dengan baik dan benar. Sisanya masih terdapat 4 siswa mendapat skor 1, karena siswa

mengalami kesulitan dalam berbicara menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil.

Page 111: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

95  

  

b) Pemilihan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Jumlah skor untuk indikator pemilihan kata yaitu 77 dengan skor rata- ratanya

2,02. Hasil tersebut diperoleh dari 6 siswa yang mendapat skor 3, 27 siswa mendapat

skor 2 dan ada 5 siswa yang masih mendapat skor 1. Berdasarkan pengamatan selama

kegiatan memainkan peran dalam skema dialog, 6 siswa sudah tepat memilih kata-

kata dalam bahasa Jawa Krama Inggil sesuai dengan tokoh yang diperankannya.

Untuk indikator pemilihan kata dalam berbicara, sebanyak 27 siswa yang mendapat

skor 2. Artinya sebagian besar siswa mampu untuk memilih kata- kata ketika

berbicara bahasa Jawa dengan dengan benar tetapi belum tepat semuanya. Masih

terdapat 5 siswa yang mendapat skor 1, karena penguasaan tentang kebahasaan siswa

untuk berbicara bahasa Jawa Krama Inggil masih kurang selain juga pengaruh tidak

adanya pembiasaan ketika bersosialisasi di rumah maupun lingkungannya.

c) Struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Berdasarkan tabel 4.3. sebanyak 7 siswa mendapat skor 3 yang

mengindikasikan bahwa siswa tersebut sudah mampu menyusun struktur kalimat

dengan tepat ketika memainkan tokoh yang diperankannya. 25 siswa mendapat skor 2

karena penyusunan struktur kalimatnya belum tepat sempurna dan 6 siswa yang

masih kesulitan dalam menyusun struktur kalimat pada saat bermain peran sehingga

hanya mendapat skor 1. Untuk jumlah skornya adalah 77 dengan skor rata- ratanya

sebesar 2,02.

Page 112: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

96  

  

d) Kelancaran dalam berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil

Dalam kegiatan bermain peran pada siklus I perolehan jumlah skornya 78

dengan rata- rata skor 2,05, tampak dari 11 siswa yang sudah lancar berbicara dengan

bahasa Jawa Krama Inggil. Cara berbicaranya wajar seperti ketika berkomunikasi

menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa Ngoko sehingga mendapat skor 4

untuk kelancaran dalam berbicara. Sedangkan 18 siswa mendapat skor 2, tampak dari

cara berbicara sudah cukup baik meskipun masih terdapat beberapa kesalahan dan

belum begitu lancar dalam mengucapkan bahasa Jawa Krama Inggil. Sebanyak 9

siswa mendapat skor 1 karena belum lancar berbicara dan belum percaya diri.

e) Penguasaan topik dan gagasan yang dibicarakan

Penguasaan topik dan gagasan merupakan indikasi apakah siswa tersebut

menguasai materi atau belum. Terdapat 3 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

sudah menguasai topik dan gagasan sehingga mampu memainkan perannya dengan

baik. 25 siswa mendapat skor 2 terlihat dari pendalaman materi mengenai topik masih

belum maksimal. 10 siswa hanya mendapat skor 1 karena dalam mengikuti

pembelajaran lebih banyak bercanda dan usaha dalam belajar bereksplorasi

memainkan peran belum maksimal sehingga penguasaan topik masih kurang. Dari

hasil pengamatan menunjukkan pencapaian jumlah skornya 69 dengan rata- rata

sebesar 1,81.

f) Sikap dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Sikap dalam berbicara meliputi apakah siswa serius ketika belajar berbicara

dengan bahasa Jawa Krama Inggil, melaksanakan arahan dari guru dan juga tingkah

Page 113: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

97  

  

laku ketika memainkan skema dialog bersama kelompoknya di depan kelas. Pada

pembelajaran siklus I dengan model Role Playing, 3 siswa mendapat skor 3 terlihat

dari sikapnya yang sudah baik ketika berbicara dan bermain peran, 25 siswa

mendapat skor 2 dan masih cukup banyak yang mendapat skor 1 yaitu sejumlah 10

siswa karena sikap yang kurang baik dan kurang serius ketika memainkan perannya.

Berdasarkan data tabel, jumlah skor untuk indikator sikap dalam berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil adalah 69 dengan skor rata- rata sebesar 1,81.

g) Kesesuaian gaya bicara dalam memainkan peran

Kesesuaian ini terkait dengan bagaimana siswa bisa bereksplorasi dan

mengembangkan kreativitasnya untuk belajar berakting memerankan tokoh dalam

skema dialog. Pengamatan dalam gaya bicara antara lain siswa tidak kaku dalam

berbicara, percaya diri ketika berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil, dan juga

sikap berbicara serta ekspresi wajah sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Dari

hasil pengamatan, 12 siswa mendapat skor 1, 25 mendapat 1, dan hanya satu siswa

yang mendapat skor 1. Skor rata- ratanya sebesar 1,71, ini merupakan pencapaian

rata- rata skor yang paling rendah dibandingkan dengan indikator yang lain. Terlihat

ketika pembelajaran, sebagian besar siswa masih belum maksimal ketika memainkan

perannya.

Page 114: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

J

R

r

r

t

4

I

y

3

I

u

K

Diagram

Untu

Jawa Krama

Role Playing

ratanya 13,4

refleksi dan

terjadi sehin

4.1.1.1.4. De

Hasi

Inggil denga

yang dikerja

38 siswa de

Inggil. Hasi

untuk menen

Krama Ingg

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

2

2.1

m 4.3. Data H

uk pembelaja

a Inggil pada

g media pap

44. Hasil ini

tindak lanj

ngga untuk si

eskripsi Has

l belajar sisw

an model Ro

akan secara

engan meng

il belajar in

ntukan ketu

gil dengan m

K 1

2

Hasil Penga

aran siklus

a siswa kelas

pan tempel m

termasuk da

ut dari guru

iklus selanju

sil Belajar Si

wa siklus I p

ole Playing

individual.

gerjakan 5 b

ni merupaka

untasan siswa

model Role

K 2 K 3

2.02 2.0

 

matan Keter

I mengenai

s IV di SDN

menunjukka

alam kategor

u untuk men

utnya bisa m

iswa Siklus I

pada pembe

media papa

Jumlah sisw

butir soal m

an data kuan

a dalam hal

Playing me

3 K 4

02 2.05

rampilan Sis

keterampila

03 Tugurejo

an jumlah sk

ri cukup, seh

ngatasi keku

mencapai hasi

I

elajaran berb

an tempel dip

wa yang men

materi berbic

ntitatif sebag

l keterampila

edia papan

K 5

1.81

K

swa Berbicar

an siswa ber

o Semarang

kor 511 den

hingga sanga

urangan- kek

il yang lebih

bicara bahas

peroleh dari

ngikuti tes s

cara bahasa

gai data pen

an berbicara

tempel. Gu

K 6 K

1.811

Keterampilan S

ra Siklus I

rbicara baha

dengan mod

ngan skor rat

at perlu adan

kurangan ya

h baik.

a Jawa Kram

i hasil soal t

siklus I adal

a Jawa Kram

ndukung gu

a Bahasa Jaw

uru juga dap

K 7

.71

iswa

98 

asa

del

ta-

nya

ang

ma

tes

lah

ma

uru

wa

pat

Page 115: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

m

s

b

s

t

s

mengetahui

siswa. Berik

N123456

Berd

belajar sisw

siswa 71,79

terendahnya

siswa telah

00

2

4

6

8

10

12

14

16

18

10

tingkat kete

kut ini tabel d

Tabel 4.

No. 1. Rata-R2. Nilai T3. Nilai T4. Siswa 5. Siswa 6. Ketunt

Diagram

dasarkan tab

wa secara kla

9%. Untuk

a mendapat n

mencapai K

0

20

T

rcapaian ma

dan diagram

.4. Data Has

KeteRata Kelas Tertinggi Terendah Memenuhi KBelum Memetasan Belajar

4.4. Data Ha

el dan diagr

asikal pada

nilai tertin

nilai 30. Pen

KKM dan ha

34

30 40

Tingkatan Nilai

 

ateri yang tel

m hasil belaja

sil Belajar Si

erangan

KKM enuhi KKM Klasikal

asil Belajar S

ram di atas,

siklus I seb

nggi siswa

ncapaian has

anya 10 sisw

0

50 6

lah diajarkan

ar siswa pada

iswa Kelas I

Siswa Kelas

, menunjukk

esar 67,10 d

mendapatk

sil tes siklus

wa yang belu

3

16

60 70

n berdasarka

a pembelajar

V Siklus I

Skor 67,10 100 30 28 10

71,79%

IV Siklus I

kan bahwa r

dengan ketu

kan nilai 1

I menunjuk

um mencap

9

2

80 9

an hasil belaj

ran siklus I:

rata- rata ha

untasan belaj

100 dan ni

kkan bahwa

ai KKM. D

2 1

0 100

99 

jar

asil

jar

ilai

28

ari

Page 116: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

n

K

p

r

g

m

m

s

p

k

nilai rata- r

Ketuntasan M

pembelajara

ratanya mas

guru untuk

meningkat

menunjukka

sebesar 35,8

pada materi

ketuntasan h

atanya, hasi

Minimal (K

an siklus I, p

ih sedikit di

meningkat

jika diband

an tingkat ke

89% dengan

berbicara b

hasil belajar

Diagram 4

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

il yang dipe

KM) untuk

perolehan nil

atas KKM

tkan hasil

dingkan de

etuntasan si

14 siswa tel

bahasa Jawa

siswa:

4.5. Diagram

Data Awal

35.89%

 

eroleh pada

pembelajara

lai hasil bela

sehingga pe

belajar sisw

engan data

iswa dalam

lah mencapa

Krama Ingg

m Perbanding

Siklu

71.7

siklus I ini

an bahasa Ja

ajar belum m

rlu adanya r

wa. Namun

awal hasi

berbicara b

ai KKM dan

gil. Berikut

gan Ketunta

s I

79%

sudah men

awa yaitu seb

maksimal kar

refleksi dan

n, pencapai

il observasi

ahasa Jawa

n 25 siswa m

ini diagram

san Klasikal

Siklus 2

Siklus 1

1

ncapai Kriter

besar 66. Pa

rena nilai rat

perbaikan d

an ini sud

i. Data aw

Krama Ingg

masih kesulit

m perbanding

l

2

1

100 

ria

ada

ta-

ari

dah

wal

gil

tan

gan

Page 117: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

101  

  

4.1.1.2. Refleksi Siklus I

Kegiatan refleksi merupakan bentuk tindak lanjut guru untuk memperbaiki

kekurangan pada pembelajaran siklus I. Data kualitatif pada pembelajaran siklus I

yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan siswa berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil sedangkan data kuantitatifnya yaitu perolehan nilai hasil belajar

siswa. Dari pembahasan pembelajaran siklus I dengan model Role Playing media

papan tempel, masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu untuk dilakukan tindak

lanjut. Kekurangan- kekurangan yang muncul pada siklus I dianalisis bersama

kolaborator untuk mencari tindakan perbaikannya. Adapun kegiatan refleksi yang

guru lakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Memperbaiki keterampilan dalam hal membuka pelajaran dengan appersepsi.

Pada pembelajaran siklus I, guru belum memberikan appersepsi yang berkaitan

dengan materi yang akan disampaikan. Guru juga belum bertanya tentang materi

yang berkaitan yang sebelumnya pernah diajarkan pada siswa dan belum ada

pemberian motivasi pada siswa untuk dapat mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik.

b) Memperbaiki keterampilan guru dalam menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan juga menyampaikan

harapan atau dari kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

dengan model Role Playing media papan tempel.

Page 118: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

102  

  

c) Manajemen waktu yang belum maksimal ketika guru melaksanakan proses

pembelajaran siklus I sehingga pengaturan waktu belum sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

d) Lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang materi Bahasa Jawa Krama Inggil

untuk meningkatkan keterampilan guru menyampaikan materi sehingga siswa

dapat maksimal dalam belajar berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

e) Masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jawa Krama

Inggil sehingga pada indikator lembar pengamatan keterampilan berbicara siswa

belum terpenuhi semuanya.

f) Berdasarkan pembahasan pada aspek aktivitas siswa, menunjukkan bahwa hasil

yang dicapai masih cukup. Perbaikan dilakukan terhadap pola pembelajaran

dengan kelompok dibagi menjadi 2 orang untuk setiap kelompoknya. Hal ini

dilakukan untuk memaksimalkan usaha siswa dalam belajar berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil dan juga meningkatkan aktivitas siswa.

Kesimpulan berdasarkan hasil refleksi di atas adalah bahwa pembelajaran

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel

pada siswa kelas IV di SDN 03 Tugurejo Semarang perlu adanya perbaikan dengan

melaksanakan tindak lanjut ke siklus II dikarenakan indikator keberhasilan belum

tercapai semuanya.

4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran siklus II sebagai tindak lanjut

untuk memperbaiki proses dan hasil pada siklus I. Pembelajaran berbicara bahasa

Page 119: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

103  

  

Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel pada siswa kelas

IV untuk siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Maret 2013. Kegiatan

pembelajaran aspek berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan dimulai pukul 11.00- 12.15 dengan materi melakukan dialog.

Kegiatan pembelajaran siklus II diikuti oleh semua siswa kelas IV SDN 03

Tugurejo Semarang yang berjumlah 39 siswa. Seperti pembelajaran siklus I, untuk

siklus II kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir.

4.1.2.1. Pengamatan Siklus II.

4.1.2.1.1. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

Pada pembelajaran siklus II dengan materi melakukan dialog, penilaian

aktivitas siswa berpedoman pada lembar pengamatan aktivitas siswa. Pengamatan

dilakukan terhadap 39 siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang. Indikator yang

diamati sama seperti pada lembar pengamatan aktivitas siswa siklus I yaitu kesiapan

siswa menerima pelajaran, interaksi siswa dengan guru, mengidentifikasi skema

dialog bahasa Jawa, bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog

percakapan bahasa Jawa, keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan dan

membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran. Berikut ini tabel hasil

pengamatan aktivitas siswa pada siklus II:

Page 120: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

104  

  

Tabel 4.5. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus II

No. Indikator Skala Penilaian

Jumlah skor

Rata-rata

skor 1 2 3 4

1. Kesiapan siswa menerima pelajaran

- 3 23 13 127

3,25

2. Interaksi siswa dengan guru 1 8 26 4 111 2,84 3. Mengidentifikasi skema

dialog bahasa Jawa - 9 26 4 112 2,87

4. Bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog percakapan bahasa Jawa

- 5 33 1 113 2,89

5. Keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan

1 8 29 1 108 2,76

6. Membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran

- 17 20 2 102 2,61

JUMLAH SKOR 673 JUMLAH RATA-RATA SKOR 17,25

KUALIFIKASI BAIK

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar aktivitas siswa adalah sebagai berikut: Skor Nilai Ketuntasan

20,75 ≤ skor ≤ 24 Sangat Baik Tuntas 16 ≤ skor < 20,75 Baik Tuntas 11,25 ≤ skor < 16 Cukup Tidak tuntas 6 ≤ skor < 12,25 Kurang Tidak tuntas

Berikut ini klasifikasi kategori nilai untuk setiap indikator aktivitas siswa:

Skor Nilai Ketuntasan 3,26 ≤ skor ≤ 4 Sangat Baik Tuntas

2,6 ≤ skor < 3,26 Baik Tuntas 1,76 ≤ skor < 2,6 Cukup Tidak tuntas 1 ≤ skor < 1,76 Kurang Tidak tuntas

Page 121: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

105  

  

Berdasarkan data pada tabel, secara umum terjadi peningkatan aktivitas siswa

pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil siklus II. Penjelasan lebih

lanjut untuk setiap indikatornya adalah sebagai berikut:

a) Kesiapan siswa menerima pelajaran.

Pada pembelajaran siklus II dengan model Role Playing media papan tempel,

sebanyak 4 siswa sudah menunjukkan kesiapan untuk mengikuti proses

pembelajaran. Tampak dari sikap siswa duduk dengan rapi dan tenang, membawa

buku dan alat tulis serta memperhatikan ketika guru menjelaskan sehingga 4 siswa ini

mendapat skor 4. Sebagian besar siswa mendapat skor 3 dengan jumlah 23 siswa.

karena sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. Pada indikator ini hanya 3 siswa

yang belum siap untuk mengikuti pembelajaran. Dari hasil pengamatan, jumlah skor

yang diperoleh sebesar 127 dengan rata- rata skor 3,25. Hasil ini merupakan

pencapaian rata- rata skor yang paling tinggi jika dibandingkan dengan indikator

aktivitas siswa yang lain dan termasuk dalam kategori baik. Dengan kategori baik,

maka untuk indikator aktivitas siswa dalam hal kesiapan siswa menerima materi

pelajaran sudah bisa dikatakan tuntas.

b) Interaksi antara siswa dengan guru.

Interaksi antara siswa dengan guru diamati pada respon siswa saat diberi

pertanyaan oleh guru, mengangkat tangan ketika akan bertanya atau berpendapat.

Pengamatan juga dilakukan dari sikap siswa ketika diberi pertanyaan oleh guru,

apakah siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Jumlah skor untuk

indikator interaksi antara siswa dengan guru adalah 111 dengan rata- rata skornya

Page 122: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

106  

  

sebesar 2,84. Dari data tabel, sebanyak 4 siswa mendapat skor 4, 26 siswa mendapat

skor 3, 8 siswa mendapat skor 2 dan hanya 1 siswa yang masih mendapat skor 1.

Hasil pencapaian rata- rata skor ini termasuk dalam kategori baik sehingga untuk

indikator interaksi siswa dengan guru sudah memenuhi ketuntasan. Akan tetapi hasil

ini masih perlu untuk ditingkatkan lagi karena masih ada 1 siswa yang belum

mencapai ketuntasan secara individual.

c) Mengidentifikasi Skema Dialog Bahasa Jawa

Deskriptor yang diamati untuk indikator ini adalah (1) bekerja sama dengan

teman satu kelompok; (2) mencermati skema dialog bahasa Jawa; (3) dapat

mengidentifikaasi unsur- unsur (judul, tokoh dan isi dialog percakapan) yang ada

pada dialog percakapan bahasa Jawa; dan (4) mengangkat tangan untuk bertanya pada

waktu berdiskusi. Berdasarkan data tabel, jumlah skornya yang diperoleh sebesar 112

dengan rata- rata skor 2,87. Hasil ini didapat dari 4 siswa yang mendapat nilai 4

karena telah memenuhi semua deskriptor, 26 siswa mendapat nilai 3 dengan

memenuhi tiga deskriptor. Sedangkan 15 siswa masih mendapat nilai 2 karena belum

maksimal dalam mencermati skema dialog dan mengidentifikasi unsur- unsurnya.

Dengan pencapaian rata- rata skor 2,87 maka untuk indikator mengidentifikasi skema

dialog sudah termasuk dalam kategori baik dan tuntas.

d) Bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog

Dari hasil pengamatan menunjukkan 5 siswa yang masih mendapat skor 2

karena belum maksimal dalam berusaha bereksplorasi belajar memainkan perannya.

33 siswa mendapat skor 3 yang tampak dari siswa rajin berkomunikasi, mengeluarkan

Page 123: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

107  

  

pendapat dan bekerja sama dengan kelompoknya, namun belum maksimal dalam hal

belajar memainkan perannya. Hanya ada 1 siswa yang mendapat skor 4, tampak dari

aktivitas siswa yang mencakup empat deskriptor pada lembar pengamatan. Artinya

siswa tersebut sudah bagus dalam pencapaian indikator bereksplorasi memainkan

perannya. Hasil akumulasi dari perolehan skor untuk indikator ini sebesar 113 dengan

rata- rata skornya 2,89. Oleh karena itu, untuk indikator siswa bereksplorasi

memainkan peran dalam skema dialog percakapan bahasa Jawa Krama Inggil

termasuk dalam kategori baik dan sudah dapat dinyatakan tuntas.

e) Keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan

Berdasarkan tabel 4.5, data menunjukkan jumlah skor untuk indikator

keterampilan menyelaraskan peran adalah sebesar 108 dengan pencapaian skor rata-

ratanya 2,76. Hasil pencapaian skor ini termasuk dalam kategori baik dan sudah

memenuhi ketuntasan. Dari hasil pengamatan, ada 1 siswa yang mendapatkan nilai 4

tampak dari kemampuan siswa yang sudah bagus dalam memainkan perannya dan

telah memenuhi semua deskriptor pada lembar pengamatan. 29 siswa mendapat nilai

3, 8 siswa mendapat nilai 2 dan hanya 1 siswa masih mendapat nilai 1 karena siswa

tersebut belum terampil dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil sehingga

mengalami kesulitan dalam memainkan perannya. Adapun deskriptor untuk

mengamati keterampilan siswa dalam menyelaraskan peran yang dimainkan meliputi

berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil dengan baik dan benar, serius ketika

memainkan peran dan bekerja sama dengan sesama anggota kelompok ketika

memainkan skema dialog percakapan di depan kelas.

Page 124: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

f

m

p

p

m

p

b

d

s

m

m

m

f) Membua

Pada

membuat k

penilaian m

pada kegiata

moral dari k

proses pemb

banyaknya s

dan 17 sisw

skornya 2,6

mengalami

masih dalam

memenuhi k

Diagr

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

at kesimpula

a pembelaja

esimpulan p

meliputi aktiv

an akhir, me

kegiatan ber

belajaran. P

siswa yang m

wa mendapatk

61 maka un

peningkatan

m kategori

kategori baik

ram 4.6. Dat

Aktivitas 1 A

3.25

an mengenai

aran siklus

proses pemb

vitas siswa b

encatat kesim

rmain peran

Pada siklus I

mendapatkan

kan nilai 2.

ntuk indikat

n yang cuku

cukup sedan

k dan memen

ta Hasil Peng

Aktivitas 2 Ak

2.84

 

proses pemb

II, aktivitas

mbelajaran. A

bersama gur

mpulan terse

n, dan juga s

II, aktivitas

n skor 4 han

Dengan per

tor aktivitas

up signifikan

ngkan untuk

nuhi batas ke

gamatan Ak

ktivitas 3 Akt

2.87

belajaran

s siswa jug

Adapun des

ru menyimp

ebut, siswa

siswa mengu

siswa terlih

nya 1 siswa,

rolehan juml

s siswa dala

n. Pada sikl

k siklus II

etuntasan.

ktivitas Siswa

ivitas 4 Aktiv

2.89 2

a diamati p

skriptor seba

pulkan hasil

berusaha m

utarakan ke

hat dari dat

20 siswa me

lah skor 102

am membua

lus I hasil y

sudah men

a Kelas IV S

vitas 5 Aktivit

2.76 2.6

1

pada indikat

agai pedom

l pembelajar

memahami ni

sulitan selam

a tabel bahw

endapat nila

2 dan rata- ra

at kesimpul

yang diperol

ingkat deng

Siklus II

tas 6

61

108 

tor

man

ran

ilai

ma

wa

ai 3

ata

lan

leh

gan

Page 125: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

S

r

d

J

m

4

p

S

o

Diagra

Berd

Semarang m

rata- ratany

dinyatakan t

Jawa Kram

meningkatka

4.1.2.1.2. D

Di b

pada pembe

Semarang d

observer:

am 4.7. Peni

dasarkan diag

menunjukkan

ya 17,25. H

tuntas untuk

ma Inggil d

an aktivitas s

Deskripsi Ha

bawah ini ta

lajaran berbi

dengan mod

02468

1012141618

ingkatan Ak

gram 4.7 di

n pencapaian

Hasil ini ter

k aktivitas si

dengan mod

siswa.

asil Pengama

abel hasil pe

icara bahasa

del Role Pl

Siklus 1

11.55

 

ktivitas Siswa

atas, aktivita

n jumlah sko

rmasuk dal

swa. Artinya

del Role P

atan Keteram

engamatan s

a Jawa Kram

laying medi

Siklus 2

17.25

a Kelas IV S

as siswa di k

or sebesar 6

am kategor

a pada pemb

Playing med

mpilan Guru

siklus II me

ma Inggil kel

ia papan te

2

5

Siklus I dan S

kelas IV SDN

73 dengan p

ri baik dan

belajaran ber

dia papan

u Siklus II

engenai kete

as IV di SDN

empel yang

Siklus 2

Siklus 1

1

Siklus II

N 03 Tugure

perolehan sk

n sudah dap

rbicara baha

tempel dap

erampilan gu

N 03 Tugure

diamati ol

2

1

109 

ejo

kor

pat

asa

pat

uru

ejo

leh

Page 126: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

110  

  

Tabel 4.6. Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II

No. Indikator Keterampilan Guru Skor

1. Melaksanakan pra pembelajaran 4 2. Keterampilan membuka pelajaran 3 3. Keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4. Keterampilan mengajukan pertanyaan 3 5. Keterampilan menjelaskan 3

6. Keterampilan mengadakan variasi dengan model Role Playing media papan tempel

3

7. Keterampilan mengelola kelas dengan model Role Playing media papan tempel

3

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok 3 9. Keterampilan memberi penguatan 3

10. Keterampilan menutup pelajaran 3 JUMLAH 31

RATA – RATA SKOR 3,10 KUALIFIKASI BAIK

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar keterampilan guru adalah sebagai

berikut:

Skor Nilai Ketuntasan 32,5 ≤ skor ≤ 40 Sangat Baik Tuntas

25 ≤ skor < 32,5 Baik Tuntas 17 ≤ skor < 25 Cukup Tidak tuntas 10 ≤ skor < 17 Kurang Tidak tuntas

Penjelasan hasil pengamatan observer terhadap keterampilan guru pada

pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil kelas IV di SDN 03 Tugurejo

Semarang dengan model Role Playing media papan tempel adalah sebagai berikut:

Page 127: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

111  

  

a) Melaksanakan pra pembelajaran

Pada pembelajaran siklus II, keterampilan guru dalam melaksanakan pra

pembelajaran mendapat skor 4. Hal ini tampak dari aktivitas guru dalam

pembelajaran sudah memenuhi semua deskriptor yang terdapat pada lembar

pengamatan keterampilan guru. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah bagus

dalam mengkondisikan siswa untuk duduk dengan rapi dan tenang. Guru juga sudah

mempersiapkan sumber belajar dan instrumen yang mendukung kegiatan mengajar

serta mempersiapkan gambar figur dan media papan tempel untuk pembelajaran

bermain peran. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengawalinya dengan berdoa

dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Berdasarkan penilaian observer,

indikator keterampilan guru melaksanakan pra pembelajaran sudah dikatakan baik

karena semua deskriptor yang terdapat pada lembar pengamatan muncul pada

aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II.

b) Keterampilan membuka pelajaran

Penilaian terhadap keterampilan guru membuka pelajaran mendapat skor 3.

Tampak dari aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II sudah mengawali kegiatan

pembelajaran dengan menarik perhatian siswa terlebih dahulu. Guru mengajak siswa

dengan permainan konsentrasi dan bersama- sama menyanyikan lagu daerah

“Gundul- Gundul Pacul”. Pemberian pertanyaan untuk mengulang sekilas materi pada

pembelajaran siklus I. Sebelum menjelaskan materi, guru memberikan motivasi agar

siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran siklus II. Namun guru masih belum

maksimal dalam pemberian appersepsi. Untuk keterampilan guru membuka pelajaran,

Page 128: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

112  

  

pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan

pencapaian pada siklus I yang hanya mendapat skor 1.

c) Keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran

Penilaian indikator keterampilan guru dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran menunjukkan hasil skornya adalah 3. Hasil ini berdasarkan deskriptor

yang muncul meliputi aktivitas guru yang sudah menjelaskan kompetensi yang akan

dikuasai siswa dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan tujuan pembelajaran

yang disampaikan guru ditulis pada papan tulis. Guru juga menjelaskan secara umum

kegiatan pembelajaran dengan model Role Playing yang akan dilaksanakan. Akan

tetapi guru masih belum menyampaikan harapan setelah siswa selesai mengikuti

pembelajaran. Jika dibandingkan dengan siklus I, pada aspek ini keterampilan guru

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran sudah mengalami peningkatan terlihat dari

perolehan skor yang meningkat dari 2 menjadi skor 3.

d) Keterampilan mengajukan pertanyaan

Deskriptor aktivitas guru yang muncul pada indikator mengajukan pertanyaan

diantaranya: guru memberikan pertanyaan secara klasikal untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi bahasa Jawa Krama Inggil, guru juga memberikan

pertanyaan dengan memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab secara

bergantian, serta guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban

dari pertanyaan yang diberikan. Tetapi guru belum memberikan pertanyaan untuk

memancing rasa ingin tahu siswa. Dari data tabel, untuk keterampilan mengajukan

Page 129: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

113  

  

pertanyaan observer memberi skor 3 pada pembelajaran siklus II. Hasil ini sudah

mengalami peningkatan dibanding siklus I yang hanya memperoleh skor 2.

e) Keterampilan menjelaskan

Pada siklus I, keterampilan guru menjelaskan mendapat skor 2 sedangkan

pada siklus II mengalami peningkatan dengan mendapat skor 3. Observer

memberikan penilaian tersebut berdasarkan deskriptor yang muncul meliputi: (1) guru

menjelaskan materi dengan menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil sebagai bahasa

pengantarnya; (2) menyampaikan materi unggah- ungguh bahasa Jawa dengan jelas

sesuai standar kompetensi berbicara dan kompetensi dasar melakukan dialog; dan (3)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesulitan dalam

memahami materi yang diberikan guru.

f) Keterampilan mengadakan variasi dengan model Role Playing

Pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil siklus II,

keterampilan guru melaksanakan variasi dengan model Role Playing dengan media

papan tempel mendapat skor 3. Dalam pembelajaran guru sudah mengadakan variasi

dengan menerapkan model Role Playing untuk materi melakukan dialog, variasi

penggunaan media dengan media papan tempel untuk menempelkan gambar tokoh

dan skema dialog yang dimainkan. Variasi juga dilakukan dalam interaksi antara guru

dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Guru hanya belum memenuhi deskriptor

dalam hal menerapkan variasi kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok

maupun individual.

Page 130: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

114  

  

g) Keterampilan mengelola kondisi kelas

Keterampilan guru dalam mengelola kondisi kelas pada pembelajaran siklus

II, observer memberikan skor 3 dengan berpedoman pada lembar pengamatan.

Pemberian skor ini didasarkan pada munculnya deskriptor ketika guru melaksanakan

pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing.

Adapun deskriptor yang muncul yaitu: (1) guru mengajar dengan suara yang keras

dan jelas (2) kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menyenangkan (3)

guru berkeliling membagi perhatian. Hasil yang diperoleh masih sama dengan siklus

I, dengan mendapat skor 3 karena guru masih belum sesuai perencanaan dalam hal

pengelolaan waktu.

h) Keterampilan membimbing siswa diskusi kelompok

Dalam membimbing diskusi kelompok, belum ada peningkatan dibandingkan

siklus I. Pada pembelajaran siklus II, observer memberikan skor 3 untuk keterampilan

guru dalam membimbing diskusi kelompok. Berdasarkan data pada tabel 4.7. guru

dalam membimbing diskusi kelompok sudah mengatur tempat duduk siswa sesuai

kelompoknya masing- masing, aktivitas guru sudah berkeliling dari satu kelompok ke

kelompok yang lain untuk membagi perhatian, dan sudah melakukan tanya jawab

atau berinteraksi dengan siswa menanyakan hal- hal yang belum bisa dipahami siswa.

i) Memberikan penguatan terhadap penampilan siswa

Jika dibandingkan dengan siklus I, sudah ada peningkatan guru mengenai

keterampilan memberikan penguatan. Observer memberi skor 3 pada pembelajaran

siklus II berdasarkan deskriptor pada lembar pengamatan. Dalam pembelajaran, guru

Page 131: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

115  

  

sudah memberikan penguatan verbal (lisan) dan penguatan gestural berupa simbol

kelompok terbaik (☺, ) maupun dengan tepuk tangan terhadap penampilan siswa

dalam memainkan skema dialog percakapan bahasa Jawa Krama Inggil di depan

kelas. Penguatan yang guru berikan sudah disampaikan dengan bahasa yang singkat,

padat dan jelas. Namun guru belum memberikan penguatan kepada semua siswa

sebagai motivasi agar siswa lebih giat lagi dalam berusaha dan belajar.

j) Keterampilan menutup pelajaran

Dari indikator keterampilan guru menutup pelajaran, data menunjukkan

perolehan skor yang didapat adalah 3. Pencapaian ini didasarkan dari aktivitas guru

pada pembelajaran siklus II yang sudah bersama- sama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing, guru

juga sudah memberikan lembar evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diberikan dan guru juga sudah melakukan refleksi proses

pembelajaran. Tetapi guru belum memberikan pesan pada siswa untuk mengulang

kembali di rumah pelajaran yang telah disampaikan. Berdasarkan jumlah munculnya

deskriptor pada lembar pengamatan, observer memberi skor 3 pada pembelajaran

siklus II. Hasil ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus I yang

mendapat skor 2.

Page 132: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

g

P

d

i

m

Di

Diagram 4

Sesu

guru, maka

Playing med

dengan sikl

indikatornya

meningkat m

00.51

1.52

2.53

3.54

iagram 4.8. D

4.9. Perbandi

uai dengan p

pembelajara

dia papan tem

lus I. Tamp

a maupun ju

meliputi kete

K 1 K 2

43

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Data Hasil P

ingan Pening

pembahasan

an berbicara

mpel pada si

pak dari pe

umlah dan ra

erampilan gu

K 3 K 4

3 3

Siklus 1

2.4

 

Pengamatan

gkatan Keter

dengan did

a bahasa Jaw

iklus II men

erolehan sko

ata- rata sko

uru dalam ha

4 K 5 K

3

Keterampilan 

Siklus 2

3.1

Keterampila

rampilan Gu

dukung data

wa Krama I

galami penin

or yang me

or secara ke

al membuka

K 6 K 7

3 3

Guru

2

an Guru Sikl

uru Siklus I d

a pada tabel

Inggil denga

ngkatan jika

eningkat ba

eseluruhan. I

pelajaran, m

K 8 K 9

3 3

Siklus 2

Siklus 1

1

lus II

dan Siklus II

l keterampil

an model Ro

a dibandingk

aik untuk ti

Indikator ya

menyampaik

K 10

3

2

1

116 

I

lan

ole

kan

iap

ang

kan

Page 133: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

117  

  

tujuan pembelajaran, mengajukan pertanyaan, menjelaskan materi, memberikan

penguatan serta menutup pelajaran. Peningkatan paling signifikan tampak pada

keterampilan guru dalam membuka pelajaran, pada siklus I hanya mendapat skor 1

sedang pada siklus II meningkat dengan mendapat skor 3. Hasil peningkatan tiap

indikator berdampak pada perolehan jumlah skor secara keselurahan. Berdasarkan

data tabel, jumlah skor keterampilan guru untuk siklus II sebesar 31 dengan rata- rata

skor 3,10. Dengan pencapaian hasil ini, maka untuk keterampilan guru pada

pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media

papan tempel sudah memenuhi ketuntasan dengan kualifikasi baik.

4.1.2.1.3. Deskripsi Hasil Pengamatan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II

Pada pembelajaran siklus II, pengamatan tidak hanya ditujukan pada indikator

aktivitas siswa dan keterampilan guru saja namun pengamatan juga dilakukan pada

indikator keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan

model Role Playing media papan tempel. Pengamatan dilakukan pada saat siswa

memerankan skema dialog di depan kelas bersama kelompoknya dan penilaian

berpedoman pada lembar pengamatan keterampilan berbicara siswa.

Adapun indikator dan data hasil penilaian terhadap keterampilan siswa

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing ditunjukkan pada

tabel berikut ini:

Page 134: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

118  

  

Tabel 4.7. Data Hasil Pengamatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV Siklus II

No. Indikator Skala Penilaian

Jumlah skor

Rata-rata

skor 1 2 3

1. Pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

- 28 11 89

2,28

2. Pilihan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

1 27 11 88 2,25

3. Struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

1 31 7 84 2,15

4. Kelancaran dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

3 21 15 90 2,30

5. Penguasaan topik gagasan yang dibicarakan

1 19 19 96 2,46

6. Sikap dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil saat memainkan peran

- 25 14 92 2,35

7. Kesesuaian gaya bicara dalam memainkan peran

1 35 4 83 2,12

JUMLAH SKOR 622

JUMLAH RATA-RATA SKOR 15,94

KUALIFIKASI BAIK

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar keterampilan siswa berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil adalah sebagai berikut:

Skor Nilai Ketuntasan 18,5 ≤ skor ≤ 21 Sangat Baik Tuntas 15 ≤ skor < 18,5 Baik Tuntas 11 ≤ skor < 15 Cukup Tidak tuntas 7 ≤ skor < 11 Kurang Tidak tuntas

Page 135: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

119  

  

Seperti halnya pada siklus I, pengamatan keterampilan berbicara siswa siklus

II dilakukan pada saat siswa berkelompok memainkan skema dialog percakapan

bahasa Jawa Krama Inggil di depan kelas. Penjelasan lebih lanjut untuk tiap indikator

penilaian adalah sebagai berikut:

a) Pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Pada pembelajaran siklus I, untuk indikator pelafalan kata saat siswa berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil mendapat jumlah skor 76 dengan skor rata- ratanya 2.

Sedangkan pada siklus II, indikator pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil mendapat jumlah skor 89 dengan skor rata- rata 2,28. Hasil ini

menunjukkan adanya peningkatan keterampilan siswa untuk melafalkan kata dalam

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil. Berdasarkan hasil pengamatan, 11 siswa

mendapat skor 3, 28 siswa mendapat skor 2 dan sudah tidak ada siswa yang mendapat

nilai 1. Kinerja guru sudah cukup baik karena sudah berhasil dalam meningkatkan

keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil untuk indikator pelafalan

kata.

b) Pemilihan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Jumlah skor untuk indikator pemilihan kata yaitu 88 dengan rata- rata skor

2,25. Tampak dari 11 siswa yang sudah tepat dalam memilih kata sesuai dengan

tokoh yang diperankan sehingga mendapat skor 3. 27 siswa mendapat skor 2 dan

masih ada 1 siswa yang belum tepat memilih kata dalam berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil sehingga mendapat skor 1. Namun pencapaian hasil pada siklus II

sudah mengalami peningkatan terbukti dari jumlah dan rata- rata skor yang

Page 136: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

120  

  

mengalami peningkatan jika dibandingkan siklus I dengan jumlah skor 77 dan skor

rata- rata 2,02.

c) Struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Apabila dicermati, maka ada korelasi antara pemilihan kata dengan struktur

kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil. Jika siswa mampu dalam

memilih kata dengan tepat, maka kemungkinan besar siswa tersebut juga mampu

untuk menyusun struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan

tepat pula. Hal ini didukung dari data pada tabel 4.7. yang menunjukkan hasil siswa

mendapat skor 3 sebanyak 7 siswa, 31 siswa mendapat skor 31 dan hanya 1 siswa

yang masih mendapat skor 1. Untuk indikator ketepatan siswa dalam berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil, terjadi peningkatan pada siklus II dengan jumlah skor 84

dan skor rata- ratanya 2,15 sedangkan pada siklus I jumlah skornya 77 dan rata- rata

skor 2,02.

d) Kelancaran dalam berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil

Dalam kegiatan bermain peran pada siklus II perolehan jumlah skornya 90

dengan rata- rata skor 2,30 sedangkan pada pembelajaran siklus I dengan jumlah skor

78 dan rata- ratanya 2,05. Berdasarkan data tersebut, maka nampak adanya

peningkatan keterampilan siswa pada indikator kelancaran dalam berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel. Peningkatan

pada pembelajaran siklus II, tampak dari perolehan nilai siswa yang lebih baik

dibanding siklus I. Sebanyak 15 siswa yang mendapat skor 3, 21 siswa yang

mendapat skor 2 dan hanya 3 siswa yang masih mendapat skor 1 karena masih belum

Page 137: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

121  

  

lancar dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil. Perlu adanya lebih banyak

pembiasaan lagi agar siswa mampu berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan baik

dan lancar.

e) Penguasaan topik dan gagasan yang dibicarakan

Penguasaan topik dan gagasan siswa terkait dengan tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan. Selain itu, usaha siswa dalam belajar bahasa

Jawa Krama Inggil juga mendukung penguasaan dan gagasan topik yang akan

dibicarakan. Berdasarkan data pada tabel, sebanyak 19 siswa sudah baik dalam

menguasai topik yang dibicarakan. Ketika bermain peran nampak adanya rasa

percaya diri dalam melakukan percakapan. Sedangkan siswa yang masih kesulitan

menguasai topik hanya 1 siswa sehingga mendapat skor 1 karena ketika berbicara

masih pelan dan kurang rasa percaya dirinya. Sisanya yaitu sejumlah 19 siswa

mendapat skor 2. Jika dibandingkan dengan indikator yang lain, maka untuk indikator

siswa menguasai topik dan gagasan menunjukkan hasil yang paling tinggi dengan

jumlah skor 96 dan rata- rata skornya 2,46. Namun hasil yang diperoleh pada siklus II

sudah meningkat dibanding perolehan hasil siklus I yang hanya mendapat jumlah

skor 69 dengan rata- rata sebesar 1,81.

f) Sikap dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Pada pembelajaran siklus II dengan model Role Playing, untuk indikator sikap

siswa dalam berbicara sebanyak 14 siswa mendapat skor 3 terlihat dari sikapnya yang

sudah baik ketika berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dan serius dalam bermain

peran. Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 25 siswa mendapat skor 2. Berdasarkan

Page 138: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

d

I

i

s

g

p

b

p

y

s

d

r

data tabel, j

Inggil adala

indikator ini

sebesar 1,81

g) Kesesua

Peng

percaya diri

berbicara se

pengamatan

yang dipero

sebesar 2,12

dibandingka

rata- rata 1,7

Diagram

1.9

2

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

jumlah skor

ah 92 dengan

i karena pad

.

ian gaya bic

gamatan dala

i ketika ber

erta ekspresi

, 4 siswa m

oleh pada pe

2. Pencapaian

an dengan pe

71.

m 4.10. Data

K 1

2.28

untuk indik

n rata- rata s

da siklus I m

cara dalam m

am gaya bic

rbicara deng

i wajah sesu

mendapat sko

embelajaran

n hasil pada

embelajaran

Hasil Penga

K 2 K 3

2.252.1

Keterampila

 

kator sikap

skor sebesar

mendapat ju

memainkan p

cara antara la

gan bahasa

uai dengan t

or 3, dan 35

n siklus II s

a pembelajara

siklus I yan

amatan Keter

3 K 4

152.3

n Siswa

dalam berbi

r 2,35. Penin

umlah skor

peran

ain siswa tid

Jawa Kram

tokoh yang

siswa mend

sebesar 83 d

an siklus II j

ng mendapat

rampilan Sis

K 5

2.46

icara bahasa

ngkatan juga

69 dengan s

dak kaku da

ma Inggil, d

diperankann

dapat skor 2

dengan skor

juga sudah m

t jumlah sko

swa Berbicar

K 6 K

2.35

2

1

a Jawa Kram

a terlihat pa

skor rata- ra

lam berbica

dan juga sik

nya. Dari ha

2. Jumlah sk

r rata- ratan

meningkat ji

or 65 dan sk

ra Siklus II

K 7

.12

122 

ma

ada

ata

ra,

kap

asil

kor

nya

ika

kor

Page 139: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

K

P

d

s

s

4

p

I

m

Diagram 4.1

Pada

Krama Ingg

Playing med

15,94. Has

dibandingka

siklus II, un

sudah meme

4.1.2.1.4. D

Data

pada akhir p

II sebanyak

materi mela

11. Perbandi

a pembelajar

il pada sisw

dia papan tem

sil pencapa

an siklus I ya

ntuk indikat

enuhi katego

Deskripsi Ha

a hasil belaja

pembelajaran

39 siswa. S

akukan dialo

02468

10121416

ingan Pening

ran siklus II

a kelas IV d

mpel menun

ian pada

ang hasilnya

or keteramp

ori baik, sehi

asil Belajar S

ar siswa dip

n siklus II. S

Soal tes yan

og yang dik

Siklus 1

13.44

 

gkatan Keter

Siklus II

I mengenai

di SDN 03 Tu

njukkan juml

siklus II

a masih dala

pilan siswa

ingga sudah

Siklus II

peroleh dari

iswa yang m

ng dikerjaka

kerjakan sec

Siklus 2

15.94

rampilan Ber

keterampila

ugurejo Sem

lah skor 622

ini sudah

am kategori c

berbicara ba

memenuhi b

kegiatan sis

mengikuti tes

an berupa 5

cara individu

2

4

rbicara Sisw

an berbicara

marang deng

2 dengan sko

mengalami

cukup. Pada

ahasa Jawa

batas ketunta

swa menger

s pada pemb

butir soal u

ual. Adapun

Siklus 2

Siklus 1

1

wa Siklus I da

a bahasa Jaw

an model Ro

or rata- ratan

i peningkat

a pembelajar

Krama Ingg

asan.

rjakan soal t

elajaran sikl

uraian deng

n hasil belaj

2

1

123 

an

wa

ole

nya

tan

ran

gil

tes

lus

gan

jar

Page 140: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

s

P

y

d

n

m

b

siklus II pad

Playing med

N123456

Berd

yang didapa

dengan juml

nilai 80, d

menunjukka

belum menc

00

5

10

15

20

10

da pembelaja

dia papan tem

Tabel 4.

No. 1. Rata-R2. Nilai T3. Nilai T4. Siswa 5. Siswa 6. Ketunt

Diagram 4

dasarkan pen

at siswa yait

lah 2 siswa.

an 11 sisw

an bahwa 31

capai KKM.

0

20

T

aran berbica

mpel disajika

8. Data Hasi

KeteRata Kelas Tertinggi Terendah Memenuhi KBelum Memetasan Belajar

4.12. Data Ha

ngamatan pad

tu 90 dengan

Sebagian b

wa mendapa

1 siswa telah

Dari hasil te

2 2

30 40

Tingkatan Nilai

 

ara bahasa Ja

an dalam tab

il Belajar Sis

erangan

KKM enuhi KKM Klasikal

asil Belajar

da pembelaj

n jumlah 4 s

besar siswa y

atkan nilai

h mencapai

ersebut, dipe

1

50 6

awa Krama

bel dan diagr

swa Kelas IV

Siswa Kelas

aran siklus I

siswa sedang

yaitu sejuml

70. Pencap

KKM (66)

eroleh ketunt

3

11

60 70

Inggil denga

ram di bawa

V Siklus II

Skor 71,28

90 30 31 8

79,48%

s IV Siklus I

II, perolehan

gkan nilai te

lah 16 siswa

paian hasil

dan hanya

tasan belajar

16

4

80 9

1

an model Ro

ah ini:

I

n nilai terting

erendahnya

a mendapatk

tes siklus

8 siswa ya

r pada siklus

40

90 100

124 

ole

ggi

30

kan

II

ang

s II

Page 141: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

s

y

s

d

s

b

p

4

y

d

m

k

sebesar 79,4

yang didapa

sehingga m

diperoleh pa

siklus I, ma

belajarnya k

persentase k

Diagram

4.1.2.2. Ref

Refle

yang telah

dengan mod

meskipun s

kekurangan

48 %. Apabil

at sebesar 27

mendapatkan

ada pembela

aka terjadi p

karena pada

ketuntasan be

4.12. Diagra

fleksi Siklus

eksi merupa

dilaksanaka

del Role Pla

sudah dinya

yang perlu u

66.00%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

la dijumlahk

780. Jumlah

nilai rata-

ajaran siklus

peningkatan

a siklus I h

elajar sebesa

am Perbandi

II

akan kegiata

an pada sikl

aying media

atakan baik

untuk dilaku

Siklus I

71.79%

 

kan maka pad

h skor yan

rata kelas.

II yaitu 71,

nilai rata-

hanya mend

ar 71,79 %.

ngan Ketunt

an guru untu

lus II. Dari

a papan tem

k dan tunt

ukan tindak

Siklus

79.4

da pembelaj

ng diperoleh

Adapun ni

,28. Hal ini

rata kelas d

dapat nilai

tasan Klasik

uk mengeval

pembahasa

mpel, pencap

tas tetapi m

lanjut. Keku

s II

48%

aran siklus I

h kemudian

ilai rata- ra

jika dibandi

dan persenta

rata- rata

kal Siklus I d

luasi proses

an pembelaj

aian hasil y

masih terda

urangan- kek

Siklus I

Siklus II

1

II, jumlah ni

n dirata- ra

ata kelas ya

ingkan deng

ase ketuntas

67,10 deng

dan Siklus II

pembelajar

aran siklus

yang diperol

apat bebera

kurangan ya

I

125 

ilai

ata,

ang

gan

san

gan

ran

II

leh

apa

ang

Page 142: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

126  

  

muncul pada siklus II kemudian dianalisis bersama kolaborator untuk mencari

tindakan perbaikannya. Kegiatan refleksi yang guru lakukan pada siklus II adalah

sebagai berikut:

a) Masih ada siswa yang mendapat skor 1 pada indikator interaksi siswa dengan

guru sehingga guru perlu meningkatkan lagi kinerjanya untuk berkomunikasi

lebih pada siswa dan juga memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk

berkomunikasi atau bertanya dengan teman maupun guru.

b) Pada indikator siswa menyelaraskan peran, juga masih ada siswa yang mendapat

skor 1 karena mengalami kesulitan dalam memainkan perannya. Tindakan

perbaikan yang dilakukan guru adalah dengan pendekatan individual terhadap

siswa tersebut dan memberikan arahan- arahan lebih banyak.

c) Guru lebih memperhatikan lagi masalah manajemen waktu. Karena pada siklus II,

guru masih belum maksimal mengelola sehingga belum sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

d) Guru lebih memperdalam lagi tentang materi Bahasa Jawa Krama Inggil untuk

meningkatkan pemahaman siswa sehingga keterampilan siswa dalam berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil dan hasil belajar dapat meningkat.

e) Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan guru, maka pada pembelajaran siklus

II masih ada beberapa indikator penting yang belum terpenuhi sehingga guru

harus lebih cermat dalam mengajar sehingga mampu mencapai target yang telah

ditentukan.

Page 143: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

127  

  

f) Pada pembelajaran siklus II, hasil untuk keterampilan siswa berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil belum maksimal karena masih ada siswa yang mengalami

kesulitan pada beberapa indikator. Tindakan yang dilakukan guru untuk

memperbaiki hal tersebut yaitu guru memberikan perhatian lebih dengan

memberikan motivasi agar siswa mempunyai semangat untuk belajar dan

berusaha meningkatkan kemampuannya dalam berbicara bahasa Jawa Krama

Inggil.

Berdasarkan hasil refleksi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel

pada siswa kelas IV di SDN 03 Tugurejo Semarang secara keseluruhan sudah baik

dan memenuhi kualifikasi tuntas. Namun masih terdapat beberapa hal yang belum

maksimal sehingga perlu adanya perbaikan dengan melaksanakan tindak lanjut ke

siklus III untuk lebih memaksimalkan hasil yang diperoleh.

4.1.3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran siklus III sebagai tindak lanjut

untuk memaksimalkan proses dan hasil pada siklus II. Pembelajaran berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel pada siswa kelas

IV untuk siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Maret 2013. Penerapan

model Role Playing media papan tempel dengan materi unggah- ungguh basa dan

Standar Kompetensi Berbicara (2.) Siswa mampu mengungkapkan pikiran, pendapat,

serta perasaan dengan menggunakan struktur kalimat yang benar sesuai dengan tata

krama berbahasa secara tertulis maupun lisan.

Page 144: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

128  

  

Kegiatan pembelajaran siklus III dimulai pukul 09.00 dengan alokasi waktu 2

x 35 menit, diikuti oleh 39 siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang. Proses

pembelajaran siklus III dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari

kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

4.1.3.1. Pengamatan Siklus III

4.1.3.1.1. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III

Pengamatan aktivitas siswa pada siklus III dilakukan dengan mengamati

perilaku siswa dari awal pembelajaran hingga selesai. Pengamatan dan penilaian

aktivitas siswa berpedoman pada lembar pengamatan aktivitas siswa yang terdiri dari

6 indikator. Setiap indikator dijabarkan dalam 4 deskriptor untuk mempermudah

observer dalam memberikan penilaian.

Pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role

Playing media papan tempel untuk siklus III dengan materi unggah- ungguh bahasa

Jawa, obyek yang diamati adalah 39 siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang.

Adapun indikator pengamatan aktivitas siswa siklus III yaitu kesiapan siswa

menerima pelajaran, interaksi siswa dengan guru, mengidentifikasi skema dialog

bahasa Jawa, bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog percakapan

bahasa Jawa, keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan dan membuat

kesimpulan mengenai proses pembelajaran. Berikut adalah tabel hasil pengamatan

aktivitas siswa siklus III:

Page 145: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

129  

  

Tabel 4.9. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus III

No. Indikator Skala Penilaian

Jumlah skor

Rata-rata

skor 1 2 3 4

1. Kesiapan siswa menerima pelajaran

- - 12 27 144

3,69

2. Interaksi siswa dengan guru - 1 34 4 120 3,07 3. Mengidentifikasi skema

dialog bahasa Jawa - 1 33 5 121 3,1

4. Bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog percakapan bahasa Jawa

- 1 29 9 125 3,2

5. Keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan

- 2 18 19 134 3,43

6. Membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran

- 1 32 6 122 3,12

JUMLAH SKOR 766 JUMLAH RATA-RATA SKOR 19,64

KUALIFIKASI BAIK

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

Skor Nilai Ketuntasan 20,75 ≤ skor ≤ 24 Sangat Baik Tuntas 16 ≤ skor < 20,75 Baik Tuntas 11,25 ≤ skor < 16 Cukup Tidak tuntas 6 ≤ skor < 12,25 Kurang Tidak tuntas

Berikut ini klasifikasi kategori nilai untuk setiap indikator aktivitas siswa:

Skor Nilai Ketuntasan 3,26 ≤ skor ≤ 4 Sangat Baik Tuntas

2,6 ≤ skor < 3,26 Baik Tuntas 1,76 ≤ skor < 2,6 Cukup Tidak tuntas 1 ≤ skor < 1,76 Kurang Tidak tuntas

Page 146: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

130  

  

Berdasarkan data pada tabel, tampak adanya peningkatan aktivitas siswa jika

dibandingkan dengan siklus II. Pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama

Inggil dengan model Role Playing, perolehan rata- rata skor pada setiap indikator

aktivitas siswa sudah memenuhi kualifikasi baik. Secara keseluruhan, jumlah dan

rata- rata skor yang diperoleh juga sudah dinyatakan baik. Penjelasan lebih lanjut

untuk setiap indikatornya adalah sebagai berikut:

a) Kesiapan siswa menerima pelajaran.

Pada pembelajaran siklus III dengan model Role Playing media papan tempel,

siswa yang memperoleh skor 4 meningkat jika dibandingkan siklus II dengan jumlah

sebanyak 27 siswa. Sedangkan sebanyak 12 siswa mendapat skor 3 dan sudah tidak

ada siswa yang mendapat skor 2 atau 1. Adapun jumlah skor yang diperoleh sebesar

144 dengan rata- rata skor 3,69. Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa sebagian

besar siswa telah siap untuk mengikuti proses pembelajaran yang tampak dari

sebagian besar siswa telah memenuhi 4 deskriptor. Hasil ini merupakan pencapaian

rata- rata skor yang paling tinggi jika dibandingkan dengan indikator aktivitas siswa

yang lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas

siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role

Playing media papan tempel sudah memenuhi ketuntasan dengan kualifikasi sangat

baik.

b) Interaksi antara siswa dengan guru.

Deskriptor yang diamati pada indikator interaksi siswa dengan guru adalah

siswa memperhatikan penjelasan guru, mengangkat tangan ketika bertanya, antusias

Page 147: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

131  

  

dalam berkomunikasi dengan guru dan berusaha menjawab pertanyaan yang

diberikan guru. Jumlah skor untuk indikator interaksi antara siswa dengan guru

adalah 120 dengan rata- rata skornya sebesar 3,07. Berdasarkan data tabel, sebanyak 4

siswa mendapat skor 4, 34 siswa mendapat skor 3, dan sisanya hanya 1 siswa yang

mendapat skor 2. Jika dibandingkan dengan hasil pada siklus II, untuk indikator

interaksi siswa hasilnya sudah sama- sama dalam kategori baik. Hanya saja dari rata-

rata skor menunjukkan adanya peningkatan yang cukup berarti jika dibandingkan

siklus II.

c) Mengidentifikasi Skema Dialog Bahasa Jawa

Deskriptor yang diamati untuk indikator mengidentifikasi skema dialog

bahasa Jawa adalah (1) bekerja sama dengan teman satu kelompok; (2) mencermati

skema dialog bahasa Jawa; (3) dapat mengidentifikasi unsur- unsur (judul, tokoh dan

isi dialog percakapan) yang ada pada dialog percakapan bahasa Jawa; dan (4)

mengangkat tangan untuk bertanya pada waktu berdiskusi. Hasil penilaian Observer

menunjukkan 5 siswa yang mendapat nilai 4 karena telah memenuhi semua

deskriptor, 33 siswa mendapat nilai 3 dengan memenuhi tiga deskriptor. Hanya 1

siswa saja yang mendapat skor 2 karena belum maksimal dalam mencermati skema

dialog dan mengidentifikasi unsur- unsurnya. Dari data tabel, jumlah skor yang

diperoleh sebesar 121 dengan rata- rata skor 3,1. Dengan pencapaian rata- rata skor

3,1 maka untuk indikator mengidentifikasi skema dialog sudah termasuk dalam

kualifikasi baik dengan kategori tuntas.

Page 148: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

132  

  

d) Bereksplorasi untuk memainkan peran dalam skema dialog

Jumlah skor yang diperoleh pada indikator siswa bereksplorasi untuk bermain

peran adalah 125 dengan skor rata- rata sebesar 3,2. Hasil ini diperoleh dari 9 siswa

yang mendapat skor 4, 29 siswa mendapat skor 3 dan sisanya 1 siswa yang mendapat

skor 2. Pencapaian skor pada siklus III ini menunjukkan adanya peningkatan

dibandingkan siklus II, tampak dari bertambahnya jumlah siswa yang memenuhi

empat deskriptor dan sudah tidak ada siswa yang mengalami kesulitan untuk

bereksplorasi dalam bermain peran. Oleh karena itu, untuk indikator siswa

bereksplorasi memainkan peran dalam skema dialog percakapan bahasa Jawa Krama

Inggil termasuk sudah dapat dikatakan baik dan tuntas.

e) Keterampilan menyelaraskan peran yang dimainkan

Deskriptor untuk mengamati keterampilan siswa dalam menyelaraskan peran

meliputi berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil dengan baik dan benar, serius

ketika memainkan peran dan bekerja sama dengan sesama anggota kelompok ketika

memainkan skema dialog percakapan di depan kelas. Berdasarkan tabel 4.5, data

menunjukkan jumlah skor untuk indikator keterampilan menyelaraskan peran adalah

sebesar 134 dengan pencapaian skor rata- ratanya 3,43. Pencapaian skor ini termasuk

dalam kategori sangat baik dan sudah memenuhi ketuntasan. Hasil skor ini diperoleh

dari 19 siswa yang mendapatkan nilai 4 tampak karena kemampuan siswa yang sudah

bagus dalam memainkan perannya dan telah memenuhi semua deskriptor pada lembar

pengamatan. 18 siswa mendapat nilai 3, dan hanya 2 siswa masih mendapat nilai2.

Dalam pembelajaran siklus III, tidak ada siswa yang mengalami kesulitan dalam

Page 149: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

133  

  

bermain peran terbukti dengan tidak adanya siswa yang mendapat skor 1.

Pembelajaran siklus III meningkat jika dibandingkan dengan siklus II yang

memperoleh jumlah skor 108 dan rata- rata skornya 2,76.

f) Membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran

Indikator terakhir yang diamati Observer pada siklus III adalah aktivitas siswa

membuat kesimpulan proses pembelajaran. Observer mengamati dan menilai aktivitas

siswa berpedoman pada deskriptor diantaranya siswa bersama guru menyimpulkan

hasil pembelajaran pada kegiatan akhir, mencatat kesimpulan tersebut, siswa berusaha

memahami nilai moral dari kegiatan bermain peran, dan juga siswa mengutarakan

kesulitan selama proses pembelajaran. Pada siklus III, banyaknya siswa yang

mendapatkan skor 4 ada 6 siswa, 32 siswa mendapat nilai 3 dan hanya 1 siswa yang

mendapat skor 2. Dengan perolehan jumlah skor 122 dan rata- rata skornya 3,12 maka

untuk indikator aktivitas siswa dalam membuat kesimpulan mengalami peningkatan

jika dibandingkan siklus II. Bisa disimpulkan bahwa aktivitas siswa sudah baik dalam

membuat kesimpulan mengenai proses pembelajaran dan memenuhi ketuntasan.

Page 150: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

S

m

g

m

Diagra

Diagr

Berd

SDN 03 T

memenuhi k

guru, meng

membuat ke

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

am 4.14. Dat

ram 4.15. Pe

dasarkan pem

Tugurejo S

ketuntasan d

gidentifikasi

esimpulan d

Aktivitas 1 A

3.69

0

5

10

15

20

Sik

1

ta Hasil Pen

eningkatan A

mbahasan di

emarang m

engan kualif

skema di

dan kualifik

Aktivitas 2 Ak

3.07

klus 1 Sik

11.55

1

 

gamatan Ak

Aktivitas Sis

atas, hasil p

menunjukkan

fikasi baik u

ialog, berek

kasi sangat b

ktivitas 3 Akt

3.1

klus 2 Si

17.25

ktivitas Sisw

swa Kelas IV

pengamatan

n masing-

untuk indika

ksplorasi u

baik untuk

ivitas 4 Aktiv

3.2 3

klus 3

19.64

a Kelas IV S

V Siklus I, II

aktivitas sisw

masing ind

tor interaksi

untuk mema

indikator k

vitas 5 Aktivit

3.43 3.1

Siklus 3

Siklus 2

Siklus 1

1

Siklus III

I dan III

wa di kelas I

dikator sud

i siswa deng

ainkan pera

kesiapan sisw

tas 6

12

3

2

1

134 

IV

dah

gan

an,

wa

Page 151: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

135  

  

menerima pelajaran serta keterampilan dalam bermain peran. Jika dianalisis lebih

lanjut, jumlah skor yang diperoleh sebesar 766 dengan skor rata- ratanya sebesar

19,64. Hasil secara menyeluruh juga menunjukkan kategori baik dan sudah tuntas

untuk aktivitas siswa. Kesimpulannya adalah pembelajaran berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel pada siswa kelas IV

SDN 03 Tugurejo Semarang telah memenuhi indikator keberhasilan dalam

meningkatkan aktivitas siswa.

4.1.3.1.2. Deskripsi Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III

Selain mengamati aktivitas siswa, Observer juga melakukan pengamatan pada

keterampilan guru selama proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Proses

pengamatan dan penilaian berpedoman pada lembar pengamatan keterampilan guru.

Di bawah ini tabel hasil pengamatan siklus III mengenai keterampilan guru pada

pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil kelas IV di SDN 03 Tugurejo

Semarang dengan model Role Playing media papan tempel yang diamati oleh

observer:

Page 152: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

136  

  

Tabel 4.10. Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III

No. Indikator Keterampilan Guru Skor

1. Melaksanakan pra pembelajaran 4 2. Keterampilan membuka pelajaran 3 3. Keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4. Keterampilan mengajukan pertanyaan 4 5. Keterampilan menjelaskan 3

6. Keterampilan mengadakan variasi dengan model Role Playing media papan tempel

3

7. Keterampilan mengelola kelas dengan model Role Playing media papan tempel

4

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok 4 9. Keterampilan memberi penguatan 3

10. Keterampilan menutup pelajaran 4 JUMLAH 35

RATA – RATA SKOR 3,50 KUALIFIKASI SANGAT

BAIK

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar keterampilan guru adalah sebagai

berikut:

Skor Nilai Ketuntasan 32,5 ≤ skor ≤ 40 Sangat Baik Tuntas

25 ≤ skor < 32,5 Baik Tuntas 17 ≤ skor < 25 Cukup Tidak tuntas 10 ≤ skor < 17 Kurang Tidak tuntas

Berikut ini penjelasan hasil pengamatan Observer terhadap keterampilan guru

pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil kelas IV di SDN 03 Tugurejo

Semarang dengan model Role Playing media papan tempel:

Page 153: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

137  

  

a) Melaksanakan pra pembelajaran

Keterampilan guru dalam melaksanakan pra pembelajaran pada siklus III

mendapat skor 4. Seperti pada hasil siklus II, untuk siklus III aktivitas guru sudah

memenuhi semua deskriptor yang terdapat pada lembar pengamatan keterampilan

guru. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah mengawali pembelajaran dengan

mengkondisikan siswa untuk duduk dengan rapi dan tenang. Guru juga sudah

mempersiapkan sumber belajar dan instrumen pendukung dalam mengajar serta

gambar figur dan media papan tempel untuk pembelajaran bermain peran. Setelah

mengkondisikan siswa, guru bersama- sama berdoa dilanjutkan dengan mengecek

kehadiran siswa. Berdasarkan penilaian observer, indikator keterampilan guru

melaksanakan pra pembelajaran sudah dikatakan baik.

b) Keterampilan membuka pelajaran

Guru memperoleh skor 3 untuk indikator keterampilan guru dalam membuka

pembelajaran. Tampak dari aktivitas guru dalam pembelajaran yang sudah

melaksanakan appersepsi meliputi guru menarik perhatian siswa dengan bersama-

sama menyanyikan lagu “Suwe Ora Jamu” dan bermain konsentrasi. Kemudian guru

bertanya jawab dengan siswa untuk mengetahui pemahaman awal siswa. Berdasarkan

hasil pengamatan dan penilaian Observer, maka untuk indikator keterampilan guru

dalam membuka pelajaran juga sudah dinyatakan baik.

c) Keterampilan menyampaikan tujuan pembelajaran

Pada pembelajaran siklus III, aktivitas guru sudah menjelaskan kompetensi

yang akan dikuasai siswa dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan tujuan

Page 154: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

138  

  

pembelajaran tersebut juga ditulis pada papan tulis. Guru juga telah memenuhi

deskriptor yaitu menjelaskan secara umum kegiatan pembelajaran dengan model Role

Playing yang akan dilaksanakan. Namun, guru masih belum menyampaikan harapan

setelah siswa selesai mengikuti pembelajaran. Penilaian observer untuk indikator

keterampilan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran menunjukkan hasil

skor sebesar 3. Hasil ini berdasarkan deskriptor aktivitas guru yang muncul dalam

pembelajaran siklus III.

d) Keterampilan mengajukan pertanyaan

Guru memperoleh skor 4 untuk keterampilan mengajukan pertanyaan pada

siklus III. Pada pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing

media papan tempel, guru sudah memberikan pertanyaan secara klasikal untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi bahasa Jawa Krama Inggil, guru juga

memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab secara bergantian. Selain itu guru

juga memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan

yang diberikan, serta guru sudah memberikan pertanyaan untuk memancing rasa ingin

tahu siswa. Dengan pencapaian hasil skor 4, maka keterampilan guru untuk bertanya

pada pembelajaran siklus III sudah dinyatakan baik.

e) Keterampilan menjelaskan

Dalam keterampilan guru menjelaskan materi unggah- ungguh bahasa Jawa

Krama Inggil, Observer memberikan skor 3. Observer memberikan penilaian tersebut

berdasarkan aktivitas guru yang meliputi: (1) guru sudah menjelaskan materi dengan

menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil sebagai bahasa pengantarnya; (2)

Page 155: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

139  

  

menyampaikan materi unggah- ungguh bahasa Jawa dengan jelas sesuai standar

kompetensi berbicara dan kompetensi dasar unggah- ungguh Basa; dan (3)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesulitan dalam

memahami materi yang diberikan guru. Namun guru belum maksimal dalam

menjelaskan materi dengan mengaitkan pada pengetahuan lain yang relevan.

f) Keterampilan mengadakan variasi dengan model Role Playing

Pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil siklus III,

keterampilan guru melaksanakan variasi dengan model Role Playing dengan media

papan tempel mendapat skor 3. Dalam pembelajaran guru sudah mengadakan variasi

dengan menerapkan model Role Playing untuk materi melakukan dialog, variasi

penggunaan media dengan media papan tempel. Variasi juga dilakukan dalam

interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Namun guru masih

belum maksimal dalam menerapkan variasi kegiatan pembelajaran secara klasikal,

kelompok maupun individual.

g) Keterampilan mengelola kondisi kelas

Keterampilan guru dalam mengelola kondisi kelas pada pembelajaran siklus

III, observer memberikan skor 4. Pemberian skor ini didasarkan pada deskriptor yang

muncul meliputi: (1) guru mengajar dengan suara yang keras dan jelas; (2) kegiatan

pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menyenangkan; (3) guru berkeliling

membagi perhatian; dan (4) manajemen waktu yang sudah sesuai dengan

perencanaan.

Page 156: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

140  

  

h) Keterampilan membimbing siswa diskusi kelompok

Observer memberikan skor 4 untuk keterampilan guru dalam membimbing

diskusi kelompok. Berdasarkan data pada tabel 4.7. guru dalam membimbing diskusi

kelompok sudah mengatur tempat duduk siswa sesuai kelompoknya masing- masing,

guru sudah berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk bertanya

jawab tentang materi, sudah melakukan tanya jawab atau berinteraksi dengan siswa

menanyakan hal- hal yang belum bisa dipahami siswa, dan juga guru sudah membagi

kelompok secara heterogen dengan baik.

i) Memberikan penguatan terhadap penampilan siswa

Pemberian penguatan oleh guru berupa penguatan verbal (lisan) dan

penguatan gestural berupa simbol kelompok terbaik (☺, ) maupun dengan tepuk

tangan terhadap penampilan siswa. Guru juga sudah menyampaikan penguatan

dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas. Namun guru belum memberikan

penguatan kepada semua siswa sebagai motivasi agar siswa lebih semangat dalam

berusaha dan belajar. Berdasarkan aktivitas guru ini, Observer memberikan penilaian

skor 3 pada keterampilan guru memberikan penguatan terhadap penampilan siswa

dalam bermain peran siklus III.

j) Keterampilan menutup pelajaran

Skor yang diperoleh guru dari indikator keterampilan guru menutup pelajaran,

adalah 4. Pencapaian ini didasarkan dari aktivitas guru pada pembelajaran siklus III

yang sudah memenuhi semua deskriptor. Adapun deskriptor pengamatan

keterampilan menutup pelajaran meliputi guru bersama- sama siswa menyimpulkan

Page 157: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

k

P

m

m

t

kegiatan pe

Playing, me

materi yang

memberikan

telah disamp

Dia

Diagram

00.51

1.52

2.53

3.54

embelajaran

emberikan le

g telah diber

n pesan pada

paikan.

agram 4.16. D

4.17. Perban

K 1 K 2

43

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Si

berbicara b

embar evalua

ikan, melak

a siswa untu

Data Hasil P

ndingan Pen

K 3 K 4

34

klus 1 Si

2.4

 

bahasa Jawa

asi untuk me

kukan refleks

uk mengulan

Pengamatan

ningkatan Ke

4 K 5 K

3

Keteram

klus 2 Si

3.1

a Krama In

engetahui pe

si proses pe

ng kembali

Keterampila

eterampilan G

K 6 K 7

34

mpilan Guru

klus 3

3.5

nggil dengan

emahaman s

mbelajaran

di rumah p

an Guru Sikl

Guru Siklus

K 8 K 9

43

Siklus 3

Siklus 2

Siklus 1

1

n model Ro

siswa terhad

dan juga gu

pelajaran ya

lus III

I, II dan III

K 10

4

3

2

1

141 

ole

dap

uru

ang

Page 158: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

142  

  

Pembelajaran bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media

papan tempel pada siklus III mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus

II. Peningkatan tampak pada perolehan skor untuk indikator pengamatan

keterampilan guru yang meliputi keterampilan menjelaskan materi, keterampilan

mengelola kelas dengan model Role Playing, dan juga keterampilan guru dalam

menutup pelajaran. Jumlah skor untuk keterampilan guru mengajar pada

pembelajaran siklus III adalah 35. Kemudian jumlah skor tersebut dicari rata- ratanya

dan hasilnya adalah 3,5 sehingga dengan hasil ini maka untuk keterampilan guru pada

pembelajaran berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing media

papan tempel pada siklus III sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan kategori

sangat baik dan juga tuntas.

4.1.3.1.3. Deskripsi Hasil Pengamatan Keterampilan Berbicara Siswa Siklus III

Pada pembelajaran siklus III, pengamatan juga dilakukan untuk menilai

keterampilan siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing.

Pengamatan keterampilan berbicara siswa dilakukan pada saat siswa sedang bermain

peran secara kelompok di depan kelas. Indikator yang diamati pada keterampilan

siswa berbicara diantaranya pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama

Inggil, pemilihan kata dalam berbicara, struktur kalimat dalam berbicara, kelancaran

dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil, penguasaan topik gagasan yang

dibicarakan, sikap siswa dalam berbicara dan kesesuaian gaya bicara dalam

memainkan peran. Di bawah ini tabel hasil pengamatan keterampilan siswa berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil pada siklus III:

Page 159: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

143  

  

Tabel 4.11. Data Hasil Pengamatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV Siklus III

No. Indikator Skala Penilaian

Jumlah skor

Rata-rata

skor 1 2 3

1. Pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

- 12 27 105

2,69

2. Pilihan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

- 25 14 92 2,35

3. Struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

- 28 11 89 2,28

4. Kelancaran dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

1 21 17 94 2,41

5. Penguasaan topik gagasan yang dibicarakan

- 8 31 109 2,79

6. Sikap dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil saat memainkan peran

- 20 19 97 2,48

7. Kesesuaian gaya bicara dalam memainkan peran

- 24 15 93 2,38

JUMLAH SKOR 679

JUMLAH RATA-RATA SKOR 17,41

KUALIFIKASI BAIK

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar keterampilan siswa berbicara bahasa

Jawa Krama Inggil adalah sebagai berikut:

Skor Nilai Ketuntasan 18,5 ≤ skor ≤ 21 Sangat Baik Tuntas 15 ≤ skor < 18,5 Baik Tuntas 11 ≤ skor < 15 Cukup Tidak tuntas 7 ≤ skor < 11 Kurang Tidak tuntas

Page 160: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

144  

  

Penjelasan lebih lanjut untuk tiap indikator penilaian keterampilan siswa

berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model Role Playing adalah sebagai

berikut:

a) Pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Perolehan hasil pada indikator pelafalan kata dalam berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil siklus III adalah sebanyak 12 siswa mendapat skor 2 karena siswa

sudah cukup naik dalam melafalkan kata. Sebagian besar siswa dengan jumlah 27

siswa mendapat skor 3 karena siswa sudah mampu untuk melafalkan kata dalam

bahasa Jawa Krama Inggil dengan jelas dan benar. Dari nilai tersebut, diperoleh

jumlah skor 105 dengan skor rata- rata 2,69. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa untuk indikator pelafalan kata sudah baik dan mengalami peningkatan

dibanding siklus II.

b) Pemilihan kata dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Pemilihan kata merupakan salah satu indikasi pemahaman siswa terhadap

materi berbicara bahasa Jawa Krama Inggil. Pada pembelajaran siklus III, sebanyak

14 siswa yang mendapat skor 3 tampak dari pemilihan kata yang sudah tepat ketika

berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil. Sisanya sebanyak 25 siswa mendapat

skor 2 yang berarti siswa sudah cukup mampu untuk memilih kata yang tepat ketika

berbicara. Jumlah skor untuk indikator ini adalah 92 dengan skor rata- rata 2,35.

Perolehan hasil ini sudah tuntas dengan kualifikasi baik dan meningkat dibanding

hasil pada siklus II.

Page 161: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

145  

  

c) Struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Sebagian besar yaitu sebanyak 28 siswa mendapat skor 2 untuk indikator

menyusun struktur kalimat dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dan sebanyak

11 siswa yang mendapat skor 3. Dari pencapaian skor tersebut, didapat jumlah skor

sebesar 89 dengan rata- ratanya 2,28. Hasil ini menunjukkan ketuntasan siswa dalam

menyusun struktur kalimatnya ketika berbicara. Sudah tidak ada siswa yang

mengalami kesulitan dalam menyusun struktur kalimat, artinya siswa sudah baik

untuk indikator menyusun struktur kalimat dalam bermain peran.

d) Kelancaran dalam berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil

Berdasarkan data tabel 4.11. jumlah skor yang diperoleh untuk indikator

kelancaran siswa berbicara bahasa Jawa Krama Inggil yaitu 94 dengan skor rata- rata

2,42. Pencapaian hasil diperoleh dari 21 siswa yang sudah cukup lancar berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil sehingga mendapat skor 2. Kemudian 17 siswa yang sudah

lancar untuk berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dalam bermian peran. Masih ada

satu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil.

Berdasarkan data tersebut, maka nampak adanya peningkatan keterampilan siswa

pada indikator kelancaran dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan model

Role Playing media papan tempel jika dibandingkan siklus II.

e) Penguasaan topik dan gagasan yang dibicarakan

Sebanyak 31 siswa sudah baik dalam menguasai topik dan gagasan yang

dibicarakan karena ketika bermain peran siswa sudah punya rasa percaya diri.

Sisanya sejumlah 8 siswa mendapat skor 2. Jika dibandingkan dengan indikator yang

Page 162: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

146  

  

lain, maka untuk indikator siswa menguasai topik dan gagasan menunjukkan hasil

yang paling tinggi dengan jumlah skor 109 dan rata- rata skornya 2,79. Artinya sudah

tidak ada masalah yang dialami siswa dalam menguasai topik dan gagasan yang

dibicarakan dalam bermain peran.

f) Sikap dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil

Untuk indikator sikap siswa dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil,

sebanyak 19 siswa mendapat skor 3 tampak dari sikapnya yang sudah baik dan serius

dalam bermain peran. Sedangkan sebanyak 20 siswa mendapat skor 2 karena belum

maksimal dalam bermain peran. Jumlah skor untuk indikator sikap dalam berbicara

bahasa Jawa Krama Inggil adalah 97 dengan rata- rata skor sebesar 2,48. Dengan

pencapaian skor tersebut, untuk indikator sikap siswa dalam berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil sudah tuntas dengan kualifikasi baik.

g) Kesesuaian gaya bicara dalam memainkan peran

Pengamatan kesesuaian gaya bicara meliputi siswa tidak kaku dalam berbicara

dan bermain peran, percaya diri ketika berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil,

dan juga ekspresi wajah sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Dari hasil

pengamatan, 15 siswa mendapat skor 3, dan 24 siswa mendapat skor 2. Jumlah skor

yang diperoleh pada pembelajaran siklus III sebesar 93 dengan skor rata- ratanya

sebesar 2,38. Pencapaian hasil pada pembelajaran siklus III sudah termasuk dalam

kategori baik dan juga sudah meningkat jika dibandingkan dengan pembelajaran

siklus II.

Page 163: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

i

I

P

u

Diagram

Diagram 4.1

Dari

indikator sud

IV yang kes

Playing. Per

untuk meng

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

4.18. Data H

19. Perbandin

data tabel 4

dah memenu

ulitan dalam

rolehan hasi

getahui penc

K 1

2.69

02468

1012141618

Sik

1

Hasil Pengam

ngan Peningk

4.11 dan pem

uhi ketuntas

m pembelajar

il skor tiap

apaian hasil

K 2 K 3

2.35 2.2

Keterampila

klus 1 Sik

13.44

 

matan Keter

katan Keteram

mbahasan sik

an dengan k

ran bahasa J

indikator ke

l secara kes

3 K 4

28 2.42

n Siswa

klus 2 Si

15.94

rampilan Sisw

mpilan Berbic

klus III, men

kualifikasi ba

Jawa Krama

emudian diju

eluruhan. H

K 5

2.79

klus 3

17.41

wa Berbicar

ara Siswa Sik

nunjukkan ba

aik. Tidak a

Inggil deng

umlahkan da

Hasilnya jum

K 6 K

2.48 2

Siklus 3

Siklus 2

Siklus 1

1

ra Siklus III

klus I, II dan I

ahwa tiap- ti

da siswa kel

an model Ro

an dirata- ra

mlah skor ya

K 7

.38

3

2

1

147 

III

iap

las

ole

ata

ang

Page 164: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

148  

  

diperoleh sebesar 679 dengan skor rata- rata 17,41. Berdasarkan hasil yang diperoleh,

maka untuk keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan

model Role Playing media papan tempel pada pembelajaran siklus III sudah

memenuhi indikator keberhasilan dengan kategori tuntas dan kualifikasi baik.

4.1.3.1.4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus III

Data hasil belajar siklus III merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari

soal tes. Pengukuran ketuntasan belajar berdasarkan nilai tes yang diperoleh siswa.

Dengan mengerjakan soal tes, guru bisa mengetahui tingkat ketercapaian materi yang

dapat dipahami siswa. Pada pembelajaran siklus III, hasil belajar diperoleh dari

kegiatan siswa mengerjakan tes pada akhir pembelajaran. Siswa yang mengikuti tes

berjumlah 39 siswa kelas IV SDN 03 Tugurejo Semarang dengan mengerjakan 3

butir soal uraian dengan materi unggah- ungguh Basa.

Adapun hasil belajar siklus III pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa

Krama Inggil dengan model Role Playing media papan tempel disajikan dalam tabel

dan diagram di bawah ini:

Tabel 4.12. Data Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus III

No. Keterangan Skor 1. Rata-Rata Kelas 78,46 2. Nilai Tertinggi 100 3. Nilai Terendah 60 4. Siswa Memenuhi KKM 34 5. Siswa Belum Memenuhi KKM 5 6. Ketuntasan Belajar Klasikal 87,17%

Page 165: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · 2013. 10. 10. · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL

 

 

t

S

y

p

k

d

d

m

B

p

Berd

tinggi diper

Sebagian be

yang belum

pembelajara

ketuntasan b

dalam penca

dan hasil ya

maka terjadi

Berikut ini

peningkatan

00

5

10

15

20

25

30

35

10