235
i PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5-6 TAHUN DENGAN ROLE PLAYING DI TK ARUM PUSPITA TRIHARJO PANDAK BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Bella Dina Arifa NIM 10111244003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5-6 TAHUN DENGAN ROLE PLAYING

DI TK ARUM PUSPITA TRIHARJO PANDAK BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Bella Dina Arifa

NIM 10111244003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APRIL 2014

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

v

MOTO

Bismillahirrahmanirrahim...

Bercerita adalah sesuatu mudah, susahnya ialah apabila kita tidak menyebutnya

dengan perkataan yang mudah.

(T.S. Matthews)

Kadangkala, sebuah cerita melampaui batas pikiran.

(Ramlee Awang Murshid)

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan

Al Qur’an ini kepadamu, sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya

adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.

(QS. Yusuf: 3)

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Keluarga tercinta, Alm. Ibu dan Ayah yang selalu mendampingi dan

memberikan do’a, dukungan, dan segalanya yang terbaik.

2. Almamater Kebanggaan Universitas Negeri Yogyakarta

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

vii

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5-6 TAHUN DENGAN ROLE PLAYING

DI TK ARUM PUSPITA TRIHARJO PANDAK BANTUL

Oleh Bella Dina Arifa

NIM 10111244003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif anak usia 5-6 tahun dengan role playing di TK Arum Puspita, Triharjo, Pandak, Bantul.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, yang dilakukan bekerja sama dengan guru kelas. Subjek penelitian sebanyak 9 anak, yang terdiri 8 laki-laki dan 1 perempuan. Objek penelitian adalah keterampilan bercerita ekspresif dengan role playing. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara bertahap dengan role playing. Peningkatan keterampilan bercerita ekspresif lebih menekankan perkembangan non-kebahasaan anak yang meliputi pengekspresian, penggunaan gesture, kenyaringan suara, dan kelancaran dalam bercerita. Dalam pelaksanaan Pra Tindakan keterampilan anak dalam bercerita ekspresif mencapai 16,65%. Hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan masih dalam kriteria kurang berdasarkan pada indikator keberhasilan yang ditentukan. Pada Siklus I, pelaksanaan tindakan meningkat sebanyak 26,83% menjadi 43,48% dan berada pada kriteria cukup, sedangkan Siklus II mencapai 87,43%. Hasil pelaksanaan tindakan pada Siklus II berada pada kriteria sangat baik, sehingga keseluruhan peningkatan keterampilan bercerita ekspresif anak sejak pelaksanaan Pra Tindakan mencapai 70,78%. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II telah mencapai indikator keberhasilan kelas sehingga pelaksanaan penelitian dihentikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan bercerita ekspresif dapat ditingkatkan dengan role playing. Kata Kunci: keterampilan bercerita ekspresif, role playing, anak usia 5-6 tahun.

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr.wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Peningkatan Keterampilan Bercerita

Ekspresif Anak Usia 5-6 Tahun Dengan Role Playing di TK Arum Puspita,

Triharjo, Pandak, Bantul sebagai salah satu tugas akhir untuk mendapatkan

gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan

menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Koordinator PG-PAUD yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam

penyempurnaan skripsi

4. Bapak Dr. Suparno, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Martha

Christianti, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

arahan, motivasi dan bimbingan dengan baik, serta meluangkan waktu selama

proses hingga penyelesaian skripsi.

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

ix

5. Keluarga tercinta, Almarhumah Ibu yang telah memberikan seluruh waktunya

untuk memberikan do’a, cinta kasih dan kesabarannya untuk berbagi ilmu

sepanjang perjalanan skripsi ini. Ini untuk mu Ibu.

6. Ayah dan Kakak-kakak yang telah memberikan do’a, motivasi, serta dukungan

moral maupun materil hingga terselesaikannya skripsi.

7. Sahabat terbaik Hardhina Aglomerra, yang dengan sabar selalu menjadi tempat

untuk bertukar pikiran.

8. Teman-teman PG-PAUD 2010 untuk kesetiannya saling memberi semangat dan

motivasi satu sama lain.

9. Ibu Kepala Sekolah dan keluarga besar TK Arum Puspita, Triharjo, Pandak,

Bantul yang telah memberikan ijin dan bimbingan selama proses penelitian

berlangsung, serta pengalaman berharga bagi penulis.

10.Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu selama penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini.

Semoga segala dukungan yang telah diberikanmenjadi amal baik dan

diberi balasan oleh Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna

dan bermanfaat bagi khalayak pendidikann, serta pengembangan ilmu

pengetahuan terutama Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh sebab itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Semogaskripsiinidapatbermanfaat dan bergunabagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum, wr.wb

Yogyakarta, Maret 2014

Penulis

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

G. Definisi Operasional................................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Usia 5-6 Tahun ............. 11

1. Pengertian Keterampilan Bercerita Ekspresif ...................................... 11

2. Faktor Kebahasaan dan Non-Kebahasaan Bercerita ............................ 16

3. Jenis Cerita .......................................................................................... 22

4. Teknik Bercerita Anak Usia Dini ......................................................... 23

5. Manfaat Bercerita ................................................................................. 25

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

xi

6. Pengertian Ekspresi .............................................................................. 26

B. Role Playing ............................................................................................... 32

1. Pengertian Role Playing ...................................................................... 32

a. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Role Playing .................................. 35

b. Macam-macam Role Playing........................................................... 36

c. Manfaat Role Playing ...................................................................... 38

d. Perkembangang Role Playing .......................................................... 38

2. Implementasi Kegiatan Role Playing Dalam Bercerita Ekspresif

Anak ..................................................................................................... 40

3. Kelebihan dan Kekurangan Role Playing ............................................ 42

C. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun ........................................................... 43

D. Kerangka Berfikir....................................................................................... 45

E. Hipotesis Tindakan..................................................................................... 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitia ................................................................................. 49

B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 52

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 52

D. Rancangan Penelitian ................................................................................. 53

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 58

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 60

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 62

H. Indikator Keberhasilan ............................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Keterampilan Bercerita Ekspresif ................... 66

1. Pelaksanaan Pra Tindakan .................................................................... 66

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................. 69

a. Perencanaan Tindakan Siklus I........................................................ 69

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................................ 70

c. Observasi ......................................................................................... 81

d. Refleksi ............................................................................................ 91

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

xii

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................... 92

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ...................................................... 92

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...................................................... 93

c. Observasi ......................................................................................... 99

d. Refleksi ............................................................................................ 110

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 110

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 118

B. Saran ............................................................................................................ 119

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120

LAMPIRAN ..................................................................................................... 123

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Lembar checklist Keterampilan Bercerita Ekspresif ....................... 60

Tabel 2. Rubrik Keterampilan Bercerita Ekspresif ....................................... 61

Tabel 3. Data Observasi Pra Tindakan .......................................................... 66

Tabel 4. Data Observasi Siklus I Pertemuan ke-1 ........................................ 73

Tabel 5. Data Observasi Siklus I Pertemuan ke-2 ........................................ 76

Tabel 6. Data Observasi Siklus I Pertemuan ke-3 ........................................ 80

Tabel 7. Data Kumulatif Observasi Siklus I ................................................. 81

Tabel 8. Data Observasi Kumulatif Perkembangan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus I ....................................... 83

Tabel 9. Data Perbandingan Pra Tindakan dan Siklus I................................ 87

Tabel 10. Data Perbandingan Setiap Anak Pra Tindakan dan Siklus I ........... 88

Tabel 11. Data Observasi Siklus II Pertemuan ke-1 ....................................... 95

Tabel 12. Data Observasi Siklus II Pertemuan ke-2 ....................................... 99

Tabel 13. Data Kumulatif Observasi Siklus II ................................................ 100

Tabel 14. Data Observasi Kumulatif Perkembangan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus II ..................................................... 102

Tabel 15. Data Perbandingan Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ............... 105

Tabel 16. Data Perbandingan Hasil Observasi Setiap Anak Pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ............................................... 107

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pikir ......................................................... 48

Gambar 2. Proses PTK Dalam Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif ...................................................................................... 54

Gambar 3. Data Observasi Pra Tindakan ...................................................... 67

Gambar 4. Data Observasi Setiap Anak Pada Pelaksanaan Pra Tindakan .... 69

Gambar 5. Data Kumulatif Indikator Observasi Siklus I .............................. 82

Gambar 6. Data Observasi Kumulatif Setiap Anak Pada Perkembangan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus I ........... 85

Gambar 7. Perbandingan Hasil Observasi Pra Tindakan dan Siklus I .......... 86

Gambar 8. Perbandingan Hasil Observasi Setiap Anak Pada Pra Tindakan, Siklus I Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif ............. 90

Gambar 9. Data Kumulatif Observasi Siklus II ............................................ 101

Gambar 10. Data Observasi Kumulatif Perkembangan Ketermpilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus II ................................. 104

Gambar 11. Perbandingan Hasil Observasi Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ................................................................................ 106

Gambar 12. Perbandingan Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif Setiap Anak Pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ................................................................................ 108

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Daftar Nama Anak ....................................................................... 124

Lampiran 2. Nilai Anak Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................ 126

Lampiran 3. Rencana Kegiatan Harian ............................................................ 133

Lampiran 4. Narasi Perkembangan Anak ........................................................ 156

Lampiran 5. Catatan Lapangan ........................................................................ 188

Lampiran 6. Catatan Dokumentasi ................................................................... 209

Lampiran 7. Surat Penelitian ............................................................................ 214

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya berbagai penunjang pendidikan di berbagai belahan dunia

dan mulai masuk dalam negara kita, menuntut kualitas pendidikan semakin baik

dan dapat menjadi dasar atau pondasi yang kuat sebagai awal menghadapi dunia

yang lebih luas dengan berbagai tantangan yang ada. Namun, penunjang

pendidikan yang ada pada era sekarang ini perlu mendapatkan pengawasan untuk

perkembangan anak. Untuk menjadikan sebuah pondasi yang kuat, maka program

pendidikan terbaik dan berkualitas harus diberikan semenjak dini atau saat

seorang anak berada pada usia emasnya, yaitu pendidikan anak usia dini atau

pendidikan yang berada pada tahap usia 0-8 tahun (menurut NAEYC) dan usia 0-

6 Tahun menurut UU No 20 Tahun 2003 yang berbuyi:

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Program pendidikan untuk anak merupakan salah satu unsur atau

komponen dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, keberadaam

program ini sangat penting sebab melalui program ini semua rencana,

pelaksanaan, pengembangan, dan penilaian dikendalikan. Dalam hal ini TK

(Taman Kanak-kanak) menjadi salah satu lembaga pendidikan yang turut serta

mensukseskan program pendidikan anak usia dini.

Dalam pelaksanaanya, program kegiatan bermain dan belajar di Taman

Kanak–kanak harus diberikan dengan menggunakan berbagai kegiatan yang

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

2

menarik dengan ditunjang berbagai media yang dibuat sesuai dengan kebutuhan

anak. Setting kegiatan pembelajaran juga harus dipersiapkan dengan baik,

sehingga kegiatan yang dilakukan oleh anak akan mendapatkan kesan terbaik

tanpa harus merasa terbebani. Namun, kenyataan di lapangan dari beberapa

observasi yang dilakukan, masih dapat ditemui di beberapa sekolah TK yang

melakukan pembelajaran yang kurang menarik untuk anak seperti mengerjakan

LKA (Lembar Kegiatan Anak), dan seting kelas selama kegiatan juga dibuat

klasikal dengan mengajak anak duduk diam dan mendengarkan perintah guru

untuk melakukan suatu pekerjaan.

Terdapat beberapa keterampilan yang terkadang dilupakan oleh guru, salah

satunya adalah keterampilan anak dalam bercerita. Memiliki keterampilan

bercerita tidaklah mudah, banyak orang dapat menuliskan gagasannya dalam

sebuah catatan atau tulisan, namun kurang terampil bercerita langsung di depan

umum. Selain itu, perkembangan keberanian anak menjadi semakin kecil untuk

berkembang jika anak kurang mendapatkan stimulus untuk maju di depan kelas

mengemukakan pendapatnya. Keterampilan ini juga menjadi keterampilan yang

penting dalam kehidupan bersosial, seperti dalam menyampaikan ide dan gagasan

maupun saat menyapa dan berbicang dengan orang lain.

Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 dalam

pengungkapan bahasa sudah dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki

perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,

menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

3

(pokok kalimat-predikat-keterangan), memiliki lebih banyak kata-kata untuk

mengekspresikan ide pada orang lain, serta melanjutkan sebagian cerita atau

dongeng yang telah diperdengarkan. Selain itu, anak sudah dapat bercerita tentang

kejadian sekitar, menginterpretasi humor, menceritakan suatu gambar,

menyebutkan nama objek yang familiar dan umum digunakan, serta

mengekspresikan diri melalui dramatisasi (Fitri Aryanti, Lita Edia, & Khamsa

Noory. 2007: 125)

Tingkat pencapaian perkembangan pada Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 tersebut merupakan tolok ukur

yang tidak selalu sama namun harus mendapatkan perhatian untuk berkembang

secara optimal. Dalam keterampilan bercerita ekspresif, tidak hanya

mengembangkan bahasa, perkembangan sosial-emosional anak juga berperan.

Pada usia 5-6 tahun anak sudah mengekspresikan emosi yang sesuai dengan

kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dan sebagainya.) (Permendiknas No. 58

Tahun 2009).

Keterampilan bercerita ekspresif penting dikembangkan untuk anak usia

dini, sebagai bentuk penyampaian bahasa sebagai alat komunikasi. Pada usia dini

(0-6) perkembangan bahasa sedang meningkat sangat cepat, seperti yang

diungkapkan oleh Suyadi (2010: 96) bahwa pada akhir masa usia dininya, rata-

rata anak telah menyimpan lebih dari 14.000 kosa kata. Hal tersebut menjadi dasar

untuk mengembangkan keterampilan bercerita, yang didalamnya anak tidak hanya

dapat mengembangkan satu aspek saja, melainkan beberapa aspek yang saling

terintegrasi. Dalam pencapaian keterampilan bercerita ekspresif, diharapkan anak

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

4

dapat menyampaikan gagasan serta idenya kepada orang lain dengan ketepatannya

mengungkapkan dan menggunakan berbagai ekspresi diri yang sesuai untuk

menjelaskan maksud dari cerita yang disampaikan. Oleh karena itu, anak perlu

mendapatkan keterampilan bercerita ekspresif sejak awal perkembangan

bahasanya, selain untuk memaksimalkan perkembangan anak kelak, keterampilan

ini juga dapat dijadikan suatu profesi seperti pendongeng, pembawa berita atau

berbagai hal lain yang berhubungan dengan keterampilan kebahasaan.

Mengingat keterampilan bercerita di depan umum penting untuk semua

orang termasuk anak, maka perlu diperhatikan dalam peningkatan keterampilan

ini. Pemberian keterampilan bercerita di sebuah forum dapat dilakukan sejak dini.

Pelaksanaan dalam meningkatkan keterampilan bercerita anak dapat dilakukan

dengan berbagai kegiatan yang menarik. Sehingga diharapkan anak dapat terus

aktif dalam melatih keterampilan bercerita tanpa merasa terbebani. Salah satu cara

untuk melatih keterampilan bercerita anak adalah dengan role playing atau

bermain peran.

Kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran di TK Arum Puspita Ciren,

anak kurang dapat bercerita ekspresif. Anak belum dapat menyampaikan dengan

baik kata yang akan digunakan. Mereka hanya mengetahui kata tersebut karena

sering mendengar dari orang lain maupun dari bahasa mereka sendiri tanpa

mengetahui arti yang terkandung didalamnya. Sehingga tidak semua teman dapat

mengetahui maksud dari kata tersebut. Selain itu, penggunaan ekspresi dan

konsep-konsep sederhana seperti konsep waktu, bentuk, ukuran dan lain

sebagainya dalam bercerita juga sangat minim. Selain itu, suara anak dalam

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

5

menyampaikan cerita kurang lantang dan belum memiliki penekanan bahkan

cenderung seperti suara berbisik, serta gerakan tubuh juga belum menunjukkan

percaya diri dalam bercerita, anak cenderung menunduk atau menempel dengan

guru kelas dalam bercerita.

Ada beberapa hal yang menyebabkan demikian, diantaranya adalah

penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang menarik, setting pembelajaran

dibuat klasikal yang menjadikan anak duduk diam mendengarkan guru, dan alat

peraga yang menjadi media pembelajaran juga minim. Sehingga anak cenderung

duduk diam dan mendengarkan penugasan yang diberikan guru. Kesempatan anak

untuk bercerita di depan kelas kurang diperhatikan, sehingga terkadang anak

menjadi gaduh ditempat duduk masing-masing.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap kelas B1

menunjukkan bahwa penggunaan setting kelas adalah area, namun kegiatan

bermain sehari-hari yang dilakukan di dalam kelas kurang menunjukkan kegiatan

dengan menggunakan model pembelajaran tersebut. Hasil observasi juga

menunjukkan bahwa belum adanya bermain dramatisasi yang dilakukan secara

terprogram seperti yang seharusnya ada pada strategi pembelajaran area.

Keterampilan anak berbahasa dikembangkan dengan menggunakan berbagai

kegiatan mengerjakan LKA (Lembar Kegiatan Anak), membaca tulisan yang

dibuat guru di papan tulis atau didikte, maupun kegiatan pembelajaran yang

bersifat individual yang menjadikan anak kurang berkomunikasi dengan teman

lain. Bercerita anak terkadang diberikan dengan menggunakan gambar anak

sendiri maupun materi pada lembar kegiatan anak yang digunakan sebagai bahan

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

6

cerita, namun pada pelaksanaannya anak belum dapat menceritakan dengan jelas

cerita yang ingin disampaikan.

Vygotsky (dalam Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 36) berpendapat bahwa

banyak pembelajaran terjadi ketika anak-anak bermain. Ia percaya bahwa anak

akan secara konstan menggunakan bahasa mereka mendiskusikan peran dan

benda, arah atau tujuan serta saling mengoreksi dalam kegiatan bermain, sehingga

perkembangan bahasa dengan aspek perkembangan lainnya akan saling

mempengaruhi. Menurut Buhler (dalam Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 90)

menjelaskan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa,

karena anak belajar banyak dengan meniru apa yang dilakukan orang-orang

terdekatnya. Hal tersebut dikenal dengan istilah imitasi atau modelling anak.

Pendapat perkembangan bahasa tentang imitasi tersebut dipengaruhi oleh teori

Bandura tentang Teori Belajar Sosial.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk bermain anak yaitu role

playing. Menurut Yardley-Mad-wiejczuk (dalam Sigit Setyawan, 2013: 97)

mengemukakan bahwa role playing adalah sebuah kegiatan yang melibatkan

siswa dalam situasi yang seolah-olah terjadi seperti dalam dunia nyata. Melalui

role playing, anak akan berperan sebagai orang lain atau suatu benda yang dapat

menjelaskan siapa peran yang diperagakan atau dimodelkan, maka anak akan

terlibat secara langsung dalam kelompok dan berkomunikasi secara aktif.

Role playing dilakukan dengan cara anak berperan menjadi seseorang

maupun suatu benda sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru serta

menggunakan media yang ada. Kegiatan ini membutuhkan peran kognitif yang

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

7

cukup penting. Anak akan berpikir dan mempersiapkan cerita yang akan

disampaikan dengan media yang ada. Berdasarkan kajian yang sudah dipaparkan

di atas maka penulis mengambil sebuah judul “Peningkatan Keterampilan

Bercerita Ekskpresif Anak Usia 5-6 Tahun Dengan Role Playing Di TK Arum

Puspita Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul Tahun 2013-2014"

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi

masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut :

1. Keterampilan bercerita ekspresif pada anak kelompok B1 TK Arum Puspita

masih mengalami kesulitan dalam memahami kata yang disampaikan.

2. Anak belum dapat menggunakan ekspresi emosi diri, kata sifat (baik, buruk,

nakal, pelit, dan sebagainya), serta konsep-konsep sederhana yang mereka

ketahui seperti bentuk, waktu, ukuran dan beberapa konsep lain dalam cerita

yang disampaikan.

3. Suara tidak lantang dan kurang lancar dalam bercerita, serta kurang adanya

gesture tubuh untuk memperjelas cerita

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah anak belum dapat menggunakan ekspresi emosi diri, kata

sifat (baik, buruk, nakal, pelit, dan sebagainya), serta konsep-konsep sederhana

yang anak ketahui seperti bentuk, waktu, ukuran dan beberapa konsep lain dalam

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

8

cerita yang disampaikan. Selain itu, suara tidak lantang dan kurang lancar dalam

bercerita, serta kurang adanya gesture tubuh untuk memperjelas cerita.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

merumuskan masalah yang akan menjadi fokus dari perbaikan pembelajaran

yaitu: “Bagaimana cara meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif pada anak

usia 5-6 Tahun dengan Role Playing di TK Arum Puspita Ciren Kecamatan

Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Tahun ajaran 2013/2014?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bercerita

ekspresif dengan menggunakan role playing di TK Arum Puspita, Triharjo,

Pandak, Bantul.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah manfaat

teoritis dan praktis. Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu sebagai pendorong

pelaksanaan pendidikan, pengetahuan untuk para orang tua dalam mendampingi

anak agar berkembang sesuai dengan aspek perkembangan anak. Selain itu,

digunakan sebagai informasi pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan pada

anak.

Manfaat praktis dibagi menjadi tiga, yaitu manfaat bagi anak didik, bagi

guru, dan bagi sekolah. Manfaat bagi anak didik, yaitu untuk mendorong

semangar anak aktif berbicara dan bercerita, dan memupuk serta mengembangkan

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

9

kemampuan berbicara anak dengan baik, khususnya bercerita ekspresif. Bagi para

guru, pelaksanaan penelitian ini bermanfaat untuk melatih keterampilan bercerita

ekspresif, guru juga dapat menggunakan role playing dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah sebagai salah satu upaya peningkatan keterampilan

bercerita maupun keterampilan lainnya. Manfaat lain bagi guru dalam

pelaksanaan penelitian ini dapat pula membangkitkan kreativitas guru dalam

menentukan media-media yang digunakan selama role playing untuk anak, dan

membuat setting bermain sehingga pelaksanaan dapat lebih maksimal.

Manfaat praktis yang terakhir yaitu untuk sekolah. Dalam pelaksanaan

penelitian ini, manfaat yang dapat diambil sekolah, yaitu pelaksanaan kegiatan

bermain di kelas maupun di luar kelas dapat lebih efektif dan efisien, sekolah

dapat memberikan bekal untuk anak-anak yang berkualitas, serta mengembangkan

keterampilan diri pada setiap anak yang dapat diaplikasikan di semua lingkungan

masyarakat.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini bertujuan untuk membatasi dari

kemungkinan meluasnya pengertian dan pemahaman terhadap permasalahan yang

akan diselasaikan dan teori yang akan dikaji, yaitu:

1. Keterampilan Bercerita Ekspresif

Bercerita ekspresif dalam penelitian ini adalah suatu keterampilan

menyampaikan cerita dengan ketepatan menggunakan faktor non-kebahasaan

yang terdiri dari penggunaan ekspresi wajah, sikap tubuh atau gesture,

kenyaringan suara, serta kelancaran. Selain itu, cerita yang disampaikan runtut

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

10

dan mampu menghubungkan kalimat dengan objek yang diwakili. Aspek yang

disebutkan dalam keterampilan bercerita tersebut di atas, merupakan faktor non-

kebahasaan yang ada dalam kegiatan bercerita.

2. Bermain Peran

Role playing atau bermain peran merupakan salah satu jenis main yang

dimainkan oleh anak usia dini yang dilakukan dengan cara memerankan sebuah

peran selayaknya dunia nyata dengan menggunakan dirinya sendiri ataupun

dengan media pembelajaran yang ada. Role playing bertujuan untuk

meningkatkan kebahasaan anak (bercerita) dengan cara memerankan peran orang

lain maupun memerankan benda tidak hidup menjadi hidup, di dalam perannya

anak akan bercerita tentang hal tersebut. Keterampilan bercerita ekspresif anak

dengan role playing ini melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang dialami

anak dan disampaikan dalam kegiatan bercerita.

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Usia 5-6 Tahun

1. Pengertian Keterampilan Bercerita Ekspresif

Keterampilan bercerita terdiri dari dua kata yaitu keterampilan dan

bercerita, keduanya memiliki makna yang berbeda dan jika digabungkan akan

menjadi lebih mudah dipahami serta berkaitan dengan peningkatan aspek

keterampilan bercerita anak di Taman Kanak-kanak dalam penelitian ini. Kata

keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya cakap dalam melaksanakan

tugas atau mampu dan cekatan, sedangkan keterampilan sendiri adalah kecakapan

untuk menyelesaikan tugas (http://kbbi.web.id/terampil). Keterampilan dalam

penelitian ini yang terfokus dalam aspek bahasa adalah suatu kecakapan seseorang

untuk memakai bahasa di menulis, membaca, menyimak, dan berbicara.

Keterampilan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan

yang diperuntukkan bagi anak usia Taman Kanak-kanak khususnya pada aspek

bahasa, sehingga dalam setiap pelaksanaan kegiatan bermain seluruh keterampilan

yang dipelajari dengan baik oleh anak, akan berkembang menjadi kebiasaan yang

baik pula dan akan terus digunakan oleh anak hingga dewasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ahmad Muda, 2006: 155-156), cerita merupakan tuturan yang membentang bagaimana terjadinya sesuatu peristiwa, kejadian, dan sebagainya.

Sedangkan bercerita adalah menyampaikan cerita, atau kegiatan

menuturkan sebuah cerita pada orang lain. selain itu, menurut Bachtiar (2005: 33)

pada hakikatnya bercerita merupakan pengungkapan ide atau gagasan kepada

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

12

orang lain. Kegiatan bercerita merupakan salah satu keterampilan yang erat

kaitannya dalam kemampuan berbicara atau berkomunikasi. Setiap anak pasti

dapat berbicara dan berkomunikasi dengan banyak orang. Berbicara dapat

diartikan sebagai salah satu keterampilan berbahasa dalam bentuk lisan yang

mengeluarkan suatu bunyi artikulasi atau kata untuk menyampaikan suatu hal

kepada orang lain.

Menurut Owens (dalam Suhartono, 2005: 52) menyatakan bahwa anak

usia sekolah sudah dapat mendeskripsikan sesuatu, tetapi deskripsi yang mereka

buat masih bersifat personal dan kurang mempertimbangkan makna informasi

yang disampaikan pendengar. Informasi tersebut biasanya tidak selalu benar,

karena ada kalanya terpengaruh dengan hal-hal yang ada dalam khayalan mereka.

Anak-anak yang telah berusia 6 tahun telah mampu menghasilkan berbagai cerita

secara lisan. Cerita yang disampaikan berisi tentang hal-hal yang terjadi di rumah

dan lingkungan rumah mereka (Suhartono, 2005: 55).

Bercerita merupakan salah satu kebiasaan yang sudah ada sejak dahulu

hingga sekarang. Nuraini menyatakan bahwa melalui kegiatan bercerita

kemampuan bahasa, daya ingat, dan daya nalar kepekaan pendengaran serta

imajinasi anak dikembangkan (dalam Muh. Nur, 2005: 98). Menurut

Nurgiyantoro (2009: 289), bercerita merupakan salah satu tugas kemampuan atau

kegiatan berbicara yang dapat mengungkapkan kemampuan berbicara anak yang

bersifat pragmatis. Ada dua unsur penting dalam bercerita, yaitu unsur linguistik

(bagaimana cara bercerita, bagaimana memilih bahasa) dan unsur “apa” yang

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

13

diceritakan. Kejelasan cerita serta pembawaan dalam bercerita juga akan

menunjukkan keterampilan berbicara anak.

Bercerita merupakan kegiatan berbicara yang paling sering dilakukan.

Bercerita atau mendongeng adalah suatu penyampaian rangkaian peristiwa atau

pengalaman yang dialami oleh seorang tokoh dapat berupa diri sendiri, orang lain,

atau bahkan tokoh rekaan, baik orang, binatang, maupun benda yang tidak hidup.

Adapun tujuan dari berbicara yaitu untuk berkomunikasi, yang di dalamnya

terdapat sebuah proses memberitahu, menghibur, melaporkan, membujuk maupun

menyakinkan seseorang tentang suatu hal. Keterampilan ini melatih anak untuk

mengeluarkan ide atau pendapat melalui alat ucapan. Dan dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan sang pendengar maupun penyimak.

Kegiatan bercerita bermanfaat bagi pengembangan keterampilan berbicara

dengan tujuan untuk apresiasi cerita, baik cerita langsung maupun tidak langsung.

Kegiatan apresiasi secara langsung dimaksudkan anak dapat langsung

menerapkan kegiatan bercerita (storytelling). Anak-anak dapat bercerita

dihadapan teman-temannya dan mengembangkan sesuatu kebiasaan atau budaya

kehidupan anak-anak dalam cerita yang dibawakan. Menurut Morrow dan

Tomkins menyatakan bahwa storytelling dapat memberi kesenangan dan

merangsang imajinasi anak. Storytelling dapat dilakukan sebagai perbaikan

komunikasi, merangsang pertumbuhan imajinasi anak, memotivasi anak untuk

mengisahkan cerita yang dialaminya, dan memberi hiburan (Muh.Nur, 2005: 174-

175). Hal tersebut akan membuat anak merasa bahwa apa yang dilakukannya

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

14

dapat menumbuhkan suasana senang dan meningkatkan kegemaran dalam

bercerita.

Anak-anak memiliki konsep cerita mengenai elemen unsur-unsur cerita

tersebut. Menurut Tomkins (dalam Muh. Nur, 2005: 30) anak TK telah memiliki

konsep tentang cerita, apa yang dimaksud dalam cerita, merespon cerita, dan

menyampaikan ceritanya sendiri kepada orang lain. anak juga dapat menggunakan

3 penanda cerita, yaitu “Pada zaman dahulu ......” untuk mengawali cerita,

“Tamat” atau “dan mereka hidup bahagia” untuk menandai akhir cerita. Dalam

bercerita, anak akan berimajinasi, konsep imajinasi anak cerita akan berkembang

sesuai dengan alur cerita pelaku-pelaku sentral. Alur cerita dengan tokoh fabel

sangat disukai anak-anak. Anak dapat mengimajinasikan perilaku tokoh tersebut

sesuai dengan perilaku tokoh cerita dengan meniru tingkah binatang atau bermain

peran seperti tokoh. Anak dapat mengekspresikan imajinasi ini dalam berbagai

variasi gerak atau ucapan dan mengkondisikan sesuai setting cerita (Muh. Nur,

2005: 39).

Kegiatan bercerita berkembang dari kegiatan menyimak yang dilakukan

dengan baik dan terus menerus, sehingga apa yang didengarnya dalam sebuah

kegiatan menyimak dapat disampaikan kembali (bercerita) dengan

mengungkapkan berbagai ide, gagasan, dan perasaan yang anak miliki. Menyimak

cerita maupun informasi yang dibawakan oleh lingkungan sekitar, disesuaikan

dengan perkembangan bahasa dan imajinasi anak. Lingkungan berperan melatih

anak memiliki wawasan yang luas tentang hasil simakan dan menyimpannya

dalam memor. Selanjutnya, kemantapan kemampuan menyimak dan memori anak

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

15

pada sebuah informasi dapat diceritakan dan dibicarakan kembali oleh anak (Muh.

Nur, 2005: 87).

Anak belum dapat secara utuh menyusun cerita, namun kemampuan

menyusun alur dengan tahap kapan dimulainya cerita, pengembagan cerita, dan

akhir cerita sudah diketahuinya. Kemampuan anak terbatas pada tingkat

pemahaman dan kesadaran bercerita, sehingga untuk membantu perkembangan

pikiran anak ketika bercerita, orang tua maupun orang dewasa sering

mengarahkan anak dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring ke

jalan cerita (Muh.Nur, 2005: 89).

Muh. Nur menyatakan bahwa seorang anak sudah dapat berbicara dan

mudah diketahui konseptualisasi yang ada pada pikirannya. Kalimat sederhana

dengan struktur pola kalimat yang lengkap dan pilihan kata yang tepat dalam

berbicara maupun bercerita menunjukkan bahwa anak dapat menyatakan pikiran

dan konseptualisasi dirinya sudah berkembang dan terarah. Hal ini membantu

anak menjadi pembicara yang baik dan terampil bercerita (2005: 94). Selain itu,

menurut Bachtiar (2005: 109) penggunaan gaya bahasa untuk anak pada usia

taman kanak-kanak ini juga sudah mulai dilakukan dengan maksud agar anak

lebih berpikir kreatif untuk memecahkan gaya bahasa tersebut. Proses ini juga

disebut dengan scaffolding (jaring-jaring tangga) untuk menggapai proses

perkembangan imajinasi berpikir anak.

Pada anak usia 6 tahun, rata-rata anak mulai aktif menggunakan gesture

(bahasa atau gerak isyarat). Mereka menggerak-gerakkan tangan ketika berbicara

untuk membantu menerang jelaskan maksud perkataannya. Gesture tersebut

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

16

mungkin tumbuh secara alamiah, karena meningkatnya kebutuhan anak akan

komunikasi (Tadkiroatun Musfiroh, 2005:10).

Pada penjelasan keterampilan bercerita di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan bercerita adalah suatu kecakapan seseorang dalam menuturkan suatu

hal yang menjelaskan bagaimana terjadinya suatu peristiwa ataupun kejadian.

Bercerita merupakan kegiatan yang umum dilakukan setiap orang, termasuk anak.

Dalam bercerita, terdapat faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor

kebahasaan lebih menekankan pada struktur pola kalimat dan pilihan kata yang

tepat untuk bercerita, sedangkan non-kebahasaan lebih melihat tentang bagaimana

cara bercerita, seperti gesture tubuh, serta ekspresi. Pada anak, faktor-faktor

bercerita tersebut dapat dilakukan dengan sederhana sesuai dengan kemampuan

anak, karena pada dasarnya seorang anak berusia 5-6 tahun sudah dapat

memberikan informasi dan menghasilkan cerita lisan yang berisi berbagai hal-hal

yang terjadi di sekitarnya. Hal-hal tersebut adalah suatu unsur yang membuat

bercerita menjadi menarik dan menunjukkan keterampilan bercerita.

2. Faktor Kebahasaan dan Non-Kebahasaan Bercerita

Bercerita merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan atau informasi

kepada orang lain secara lisan. Dalam bercerita terdapat faktor-faktor yang perlu

diperhatikan agar penyampaian dalam bercerita sesuai dengan yang diharapkan

dan lebih efektif. Terdapat dua unsur yang terdapat dalam kegiatan bercerita, yaitu

faktor kebahasaan dan non-kebahasaan. Arsjad dan Mukti (1993: 17-22)

mengemukakan faktor-faktor kebahasaan yang meliputi a. ketepatan ucapan, b.

penekanana tekanan nada, sendi dan durasi, c. pilihan kata, d. ketepatan

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

17

penggunaan kalimat, e. ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan faktor

non.kebahasaan meliputi: a. sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, b.

pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, c. kesediaan menghargai pendapat

orang lain, d. gerak-gerik dan mimik yang tepat, e. kenyaringan suara, f. relevansi

dan penalaran, g. penguasaan topik. Sedangkan menurut Nurbiana (2005: 36)

mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan

berbicara seseorang yang terdiri dari kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor

kebahasaan meliputi: a. ketepatan ucapan; b. penempatan tekanan, nada, sendi,

dan durasi yang sesuai; c. pilihan kata; d. ketepatan sasaran pembicaraan.

Sedangkan faktor non-kebahasaan meliputi: a. sikap tubuh, pandangan, bahasa

tubuh, dan mimik yang tepat; b. kesediaan menghargai pembicaraan maupun

gagasan orang lain; c. kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara; d.

relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua faktor kebahasaan dan non-

kebahasaan dalam kegiatan bercerita yang dikemukakan oleh Arsjad dan Mukti

(1993: 17-22), yaitu:

1) Faktor Kebahasaan

Faktor kebahasaan yaitu faktor-faktor yang menyangkut masalah bahasa

yang seharusnya dipenuhi pada waktu seseorang bercerita. Berikut ini

pembahasan satu persatu tentang faktor-faktor kebahasaan tersebut, yaitu:

a) Ketepatan Ucapan

Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi

bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi yang kurang tepat atau cacat akan

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

18

menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik.

Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang dianggap cacat bisa mengalihkan perhatian

pendengar.

b) Penempatan Tekanan, Nada, dan Durasi yang sesuai

Kesesuaian tekanan, nada dan durasi merupakan daya tarik tersendiri

dalam berbicara. Bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun

masalah yang dibicarakan kurang menarik, apabila disampaikan dengan

penempatan tekanan, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalah menjadi

menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan

akan menimbulkan kejemuan, dan keefektifan berbicara menjadi berkurang.

c) Diksi atau Pilihan Kata

Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya

mudah dimengerti oleh pendengar.

d) Ketepatan Sasaran Pembicaraan

Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan

kalimat yang efektif akan memudahkan pendengar memahami isi pembicaraan.

Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan

penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif,

sehingga mampu menimbulkan pengaruh, menimbulkan kesan, atau menimbulkan

akibat. Dalam peristiwa komunikasi, kalimat tidak hanya berfungsi sebagai

penyampaian dan penerimaan informasi belaka, tetapi mencakup semua aspek

ekspresi kejiwaan manusia.

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

19

2) Faktor-faktor Non-kebahasaan

a) Sikap yang Wajar, Tenang, dan Tidak Kaku

Seorang pencerita yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan

memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama ini

sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak

pendengar. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat

menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Tentu saja sikap ini ditentukan oleh

situasi, tempat, dan penguasaan materi.

b) Pandangan

Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara. Sebab pandangan mata

seseorang itu dapat mempengaruhi perhatian lawan bicara. Pendapat ini sejalan

dengan Ehrlich, ia menjelaskan bahwa pandangan kontak mata memungkinkan

seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.

c) Kesediaan Menghargai Pendapat Orang Lain

Dalam menyampaikan isi cerita, seseorang hendaknya mempunyai sikap

terbuka dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik,

bersedia mengubah pendapatnya jika ternyata memang keliru.

d) Gerak-gerik dan Mimik yang Tepat

Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan

berbicara. Hal-hal penting lain selain mendapat tekanan, biasanya juga dibantu

dengan gerak tangan atau mimik.

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

20

e) Kenyaringan Suara

Tingkat kenyaringan suara disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah

pendengar, dan akustik. Kenyaringan suara ketika berbicara harus diatur supaya

dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas, dengan juga mengingat

gangguan dari luar.

f) Kelancaran

Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar

menangkap isi pembicaraannya. Berbicara dengan terputus-putus, atau bahkan

antara bagian-bagian yang terputus-putus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu

seperti e…, anu…, a…, dan sebagainya dapat mengganggu penangkapan

pendengar. Sebaliknya pencerita yang terlalu cepat menyampaikan cerit, juga

akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan.

g) Relevansi atau Penalaran

Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses

berpikir untuk sampai pada suatu simpulan haruslah berhubungan dengan logis.

Hal ini berarti bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat

harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.

h) Penguasaan Topik Pembicaraan

Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain

adalah supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik

akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran.

Pada penjelasan faktor kebahasaan dan non-kebahasaan bercerita di atas,

pelaksanaan yang dapat diterapkan pada anak tidak sepenuhnya seperti hal nya

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

21

orang dewasa. Pada anak, ketepatan ucapan, pilihan kata, ketepatan penggunaan

kalimat tidak dapat disamakan karena kematangan anak berbeda sesuai dengan

tahapan usia. Dalam penekanana tekanan nada (intonasi), sendi dan durasi dapat

dilatih dengan berbagai kegiatan, anak juga sudah dapat membedakan suara

dirinya sendiri dan peran yang dimainkannya. Ketepatan sasaran pembicaraan

anak usia 5-6 tahun sudah dapat membuat kalimat sederhana dengan struktur

kalimat yang lengkap dan dengan bahasa sederhana sehingga dapat berkomunikasi

dengan cukup mudah saat berhadapan dengan orang lain sebagai lawan bicaranya.

Sedangkan untuk unsur non-kebahasaan yang meliputi meliputi: a) sikap

yang wajar, tenang, dan tidak kaku, b) pandangan harus diarahkan pada lawan

bicara, c) kesediaan menghargai pendapat orang lain, d) gerak-gerik dan mimik

yang tepat, e) kenyaringan suara, f) relevansi dan penalaran, g) penguasaan topik,

seorang anak sudah dapat melakukannya dengan cukup baik dengan perlu latihan

yang cukup untuk terus mengasah kemampuannya mengembangkan keterampilan

bercerita. Unsur relevansi, kemampuan anak memiliki perbedaan sesuai dengan

kematangan usia mereka, sehingga unsur tersebut harus mendapatkan perhatian

dari orang dewasa untuk mendapatkan arahan. Pada anak, dalam cerita yang

disampaikannya masih terdapat unsur khayalan yang anak ciptakan sendiri. Sesuai

dengan tahapan anak yang masih berada pada tahap praoperasional yang masih

sangat egosentris, cara berpikir anak masih belum dapat membayangkan dari

perspektif orang lain, sangat memusat, dan cara berpikir anak tidak dapat dibalik,

sehingga perlu terus adanya latihan dan kematangan pada diri anak agar dapat

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

22

menyelesaikan masalah yang dihadapi dan melalui transisi tahap praoperasional

menuju operasional kongkret dengan baik.

3. Jenis Cerita

Menurut Desi Retno, cerita dikelompokkan sebagai karya sastra berbentuk

prosa yakni karangan bebas yang tidak terikat oleh aturan tertentu seperti

pembaitan dan irama sebagaimana karya sastra puisi. Berdasarkan hal tersebut,

dibagi menjadi dua yakni prosa lama dan prosa baru (dalam Bachtiar, 2005: 23-

25). Prosa lama terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya a) dongeng, b)

hikayat, c) cerita berbingkai, e) cerita panji, dan f) tambo. Dalam dongeng, cerita

memiliki sifat fantastis atau khayal karena dogeng merupakan cerita yang tidak

masuk akal. Selain itu, dongeng juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Mite: cerita atau dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat

setempat tentang adanya makhluk halus, roh, atau dewa-dewi.

2) Legenda: dongeng tentang kejadian alam yang aneh atau ajaib

3) Fabel: dongeng tentang kehidupan binatang yang diceritakan seperti kehidupan

manusia

4) Saga: dongeng yang berisi kegagah beranian seorang pahlawan yang terdapat

pada sejarah, tetapi isi cerita bersifat khayal.

Pada jenis prosa lama terdapat pula hikayat yang melukiskan kehidupan

raja atau dewa yang bersifat khayal. Sama hal nya dengan hikayat, cerita panji

juga melukiskan kehidupan raja atau dewa namun berasal dari kesusasteraan jawa.

Selain itu, cerita berbingkai merupakan cerita yang di dalamnya terdapat beberapa

cerita sebagai sisipan, dan sisipan tersebut memiliki alur cerita sendiri yang masih

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

23

berbingkai dalam satu cerita pokok. Yang terakhir dalam jenis prosa lama adalah

tambo, jenis prosa lama ini adalah suatu cerita mengenai asal usul keturunan,

khususnya keturunan raja-raja yang dicampur dengan unsur khayal.

Prosa baru adalah bentuk karangan bebas yangtidak terkait dengan sistem

sosial dan struktur kehidupan lama. Prosa baru dapat dikembangkan dengan

menceritakan kehidupan saat ini dengan keanekaragaman bentuk dan jenisnya,

dan melibatkan banyak hal-hal realistis dalam kehidupan manusia. Sehingga,

dalam hal ini prosa baru tidak hanya menyajikan sisi positif saja, namun

menyajikan pula sisi negatif dalam semua aspek kehidupan modern.

4. Teknik Bercerita Anak Usia Dini

Dalam bercerita, terdapat teknik yang perlu dilakukan agar ide, gagasan,

serta pendapat yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik dan berkesan

antar individu. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bercerita

untuk anak usia dini menurut Kak Bimo adalah a) narasi, b) dialog, c) ekspresi, d)

visualisasi gerak atau peragaan, e) ilustrasi suara, dan f) media atau alat peraga

(Badko, 2010).

Narasi dikenal pula dengan cerita, pada narasi terdapat peristiwa atau

kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam narasi terdapat konflik dan tokoh

yang menghadapi konflik tersebut. Pembuatan narasi berdasarkan pada rumusan

5W1H (Bagus Nugraha, 2011). Pada anak usia dini, narasi yang dibuat, bukanlah

narasi yang kompleks selayaknya narasi yang dibuat oleh orang dewasa,

melainkan sebuah narasi sederhana yang menceritakan tentang apa yang

diperankan maupun benda apa yang diperankan oleh anak.

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

24

Dialog adalah sebuah literatur yang terdiri dari percakapan secara lisan

atau tertulis antara dua orang atau lebih (http://id.m.wikipedia.org). Pada

pembelajaran anak usia dini, dialog untuk anak sederhana sesuai dengan ide serta

gagasan yang keluar dari pikiran anak. Dialog yang dilakukan lebih sering

merupakan dialog spontan yang dilakukan dalam komunikasi aktif antar anak.

Ekspresi adalah sebuah kemampuan memberikan (mengungkapkan)

gambaran, maksud, gagasan, perasaan (Kamus Bahasa Indonesia). Ekspresi anak

memiliki perbedaan pada setiap tahapan usia. Semakin tinggi usia anak, maka

ekspresi yang ditunjukkan juga akan semakin matang. Terdapat berbagai ekspresi

mimik wajah yang sangat umum ditunjukkan oleh setiap orang termasuk anak-

anak, diantara adalah ekspresi kebahagiaan, marah, takut, sedih, serta ekspresi

kasih sayang yang ditunjukkannya pada orang lain maupun pada benda dan hewan

kesayangan anak.

Visualisasi gerak atau peragaan merupakan pengungkapan suatu gagasan

atau perasaan dengan menggunakan gerak tubuh seseorang itu sendiri. Dalam

bercerita, visualisasi gerak digunakan untuk memperjelas cerita, menarik

perhatian, serta memberikan kesan cerita pada orang lain. Anak usia dini pada

dasarnya memang pribadi yang aktif dengan semua gerak-geriknya untuk

mengungkapkan suatu hal sebagai salah satu cara dalam berkomunikasi.

Visualisasi gerak untuk anak dilakukan sederhana sesuai dengan kemampuan anak

dalam memperagakan peran yang dimainkannya. Anak akan bergerak sesuai

dengan pengetahuannya mengenai apa peran atau benda yang dimainkannya.

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

25

Ilustrasi suara adalah penjelasan tambahan berupa suara yang digunakan

untuk lebih memperjelas apa yang dipaparkan. Dalam ilustrasi suara, anak

memperagakan perannya dengan suara-suara yang berbeda-beda dan penekana

suara untuk memperjelas cerita. Sedangkan media atau alat peraga pembelajaran

adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk

teknologi perangkat keras. Dalam pembelajaran, media pembelajaran yang

digunakan untuk anak usia dini harus diperhatikan tingkat keamanan, baik dari

bahan maupun warna yang digunakan. Pada bercerita, penggunaan media menjadi

alat pembantu yang juga menjadi salah satu fokus cerita.

5. Manfaat Bercerita

Dalam bercerita, anak tidak hanya melakukan komunikasi atau

menyuarakan gagasan serta idenya saja, namun terdapat berbagai manfaat yang

dapat diambil oleh anak sebagai proses menuju semakin matangnya

perkembangan dirinya. Menurut Hendra (2012), manfaat yang dapat diambil

dalam bercerita untuk anak yaitu: a) membangun kedekatan sosial-emosional

dengan orang lain baik teman maupan orang dewasa, b) media penyampaian

pesan, c) mengembangkan pola berpikir kritis dan imajinasi, d) menyalurkan dan

mengembangkan emosi personal yang baik, e) membantu proses motorik halus

peniruan perbuatan baik yang diperankan tokoh dalam cerita, f) memberikan dan

memperkaya pengalaman batin, g) sarana hiburan dan menarik perhatian, h)

menggugah minat baca, i) membangun watak mulia (Hendra, 2012).

Manfaat-manfaat bercerita yang disebutkan di atas merupakan manfaat

yang saling terintegrasi dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

26

pada usia emasnya. Kegiatan bercerita yang dilakukan oleh anak tidak terlalu

berbeda dengan bercerita orang dewasa, anak tidak dituntut untuk menuturkan

susunan kata atau kalimat dengan sempurna sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Anak hanya diajarkan untuk dapat berani dan bebas menyampaikan ide,

gagasan, serta perasaan dengan cara mereka yang menyenangkan dan tidak

menjadikannya suatu beban. Selain itu, keterampilan bercerita ini juga menjadikan

anak mulai belajar tepat dalam menuturkan idenya, sehingga dapat menjadi

kebiasaan yang baik dan dapat terus diaplikasikan anak hingga dewasa.

6. Pengertian Ekspresif

Menurut Kamus Bahasa Indonesia ekspresi adalah pengungkapan gagasan

atau perasaan, perubahan raut wajah karena pengaruh suasana pikiran atau hati.

Sedangkan ekspresif merupakan kemampuan memberikan gambaran, keinginan,

gagasan, dsb (Ahmad Muda, 2006: 198). Ekspresi juga bisa dijelaskan sebagai

suatu cara untuk mengekspresikan kemampuan bahasa yang dimiliki anak melalui

pengungkapan pikiran dan perasaan secara tepat. Selain itu, menurut Bachtiar

(2005: 118) Ekspresi dijelaskan sebagai ungkapan pikiran dan perasaaan yang

mencakup semua suasana untuk menyampaikan ide dan tema dari cerita. Ekspresi

yang ditampakkan dimulai dari gerakan-gerakan, serta kata hingga kalimat yang

mengandung makna yang ingin disampaikannya. Perasaan ini berhubungan

dengan emosi yang dialami anak, seperti perasaan takut, marah, cemburu, bahkan

kesedihan yang nyata.

Ekspresi yang biasa dilakukan dalam berkomunikasi sehari-hari adalah

ekspresi wajah, karena ekspresi wajahlah yang dapat dihasilkan oleh seseorang,

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

27

termasuk anak. Ekspresi wajah digunakan untuk mengekspresikan tingkat emosi,

dan dalam praktiknya sangat sedikit sekali ekspresi wajah bisa diketahui

maknanya (Gordon, 2006: 43). Selanjutnya, Gordon juga mengungkapkan bahwa

ekspresi-ekspresi wajah juga dapat digunakan untuk memperkuat pengaruh

terhadap pesan verbal yang disampaikan (2006: 50). Dalam kehidupan sehari-

hari, anak-anak bukan makhluk yang tanpa ekspresi, mereka dapat menyampaikan

berbagai ekspresi. Anak yang berusia 5 tahun sudah mampu menduga aktivitas

mental, sehingga dalam hal ini anak dapat mengaitkan dirinya dengan hal-hal

yang dialami tokoh saat anak mendengarkan sebuah cerita, seperti sedih, kesepian,

atau bahagia (Tadkiroatun, 2005: 68).

Ekspresi wajah berperan sangat besar pada pembangunan citra seseorang.

Dari ekspresi wajah dapat ditangkap beberapa pesan non verbal yang

menggambarkan perasaan dan suasana hati pemiliknya. Namun, lebih penting

menampilkan ekspresi wajah yang natural, dan tidak dibuat-buat (Bachtiar, 2005:

134) Dalam bercerita, pengekspresian diperlukan sebagai “bahasa” dalam

pengungkapan maksud yang ingin disampaikan. Hal ini diperlukan, karena masih

banyaknya ide dan gagasan yang tidak dapat disampaikan melalui bahasa verbal,

yaitu suara yang menjadi alat utama bercerita. Sehingga ekspresi menjadi jalan

untuk menyampaikan ide dan gagasan yang disampaikan (Bachtiar, 2005: 118).

Hurlock menjelaskan bahwa perkembangan tingkat ekspresi emosi anak

berpengaruh pula pada tingkat usia mereka. Semakin tinggi usia anak, maka

emosional anak juga semakin matang. Begitupula dengan reaksi kata atau bahasa,

ekspresi emosional yang ditunjukkan juga semakin matang (1978: 212).

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

28

Emosi sebagai bentuk ekspresi yang ditunjukkan anak juga berpengaruh

dalam penyesuaian pribadi anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Emosi

merupakan suatu bentuk komunikasi yang dapat diketahui melalui mimik wajah

dan fisik saat seseorang mengungkapkan perasaan mereka pada orang lain.

Ekspresi emosi yang diwujudkan pada ekspresi wajah berpengaruh pada menarik

atau tidaknya seseorang. Ekspresi emosi yang menyenangkan pada wajah

seseorang akan membuatnya lebih menarik dibandingkan dengan orang tang tidak

dapat memainkan ekspresi emosi pada wajah.

Ekspresi emosi yang umum terjadi pada anak menurut Hurlock (1978:

215) adalah sebagai berikut:

a. Takut

Takut merupakan suatu bentuk ekspresi emosi berupa kekuatan yang khas

sering dijumpai pada anak usia tertentu. Pada usia 2-6 tahun merupakan masa

puncak bagi rasa takut yang khas di dalam pola perkembangan yang normal.

Alasannya karena anak kecil lebih mampu mengenal bahaya dibandingkan bayi,

tetapi kurang pengalaman dalam mengenal apakah suatu bahaya merupakan

ancaman bagi dirinya atau tidak. Pada kalangan anak-anak yang lebih tua, rasa

takut terpusat pada bahaya yang fantastis, supernatural, dan samar-samar. Mereka

juga memiliki berbagai ketakutan yang berhubungan dengan diri atau status.

Terdapat beberapa ekspresi emosi yang berhubungan dengan rasa takut yaitu

malu, canggung, khawatir, dan cemas.

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

29

b. Marah

Marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada usia kanak-

kanank dibandingkan dengan takut, karena rangsangan yang menimbulkan

kemarahan lebih banyak. Pada usia prasekolah, anak-anak tidak menyukai

gangguan terhadap milik mereka, dan selalu melawan ank lain yang mencoba

meraih mainan mereka atau mengganggu mereka selagi bermain. Disekitar umur 4

tahun bahasa digunakan sebagai salah satu reaksi kemarahan (Hurlock, 1978: 223)

c. Cemburu

Cemburu adalah ekspresi emosi normal terhadap kehilangan kasih sayang

yang nyata, dibayangkan, maupun ancaman dan seringkali berasal dari rasa takut

yang dikombinasikan dengan rasa marah. Terdapat tiga sumber munculnya rasa

cemburu dan kadar pentingnya sumber kemunculan berdasarkan umur (Hurlock,

1978: 223) yaitu rasa cemburu pada masa kanak-kanak umumnya ditumbuhkan di

rumah, situasi sosial di sekolah berpengaruh pada kecemburuan bagi anak-anak

yang berusia lebih tua, serta situasi dimana anak merasa ditelantarkan dalam hal

pemilikan benda-benda seperti yang dimiliki anak lain akan memunculkan rasa

cemburu pada anak tersebut. Reaksi cemburu pada anak kecil lebih bersifat

langsung dan agresif sedangkan untuk anak yang lebih besar lebih bermacam-

macam, terkadang bersifat agresif apabila terjadi di lingkungan sekolah maupun

lapangan bermain.

d. Dukacita

Dukacita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang

disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai, dan merupakan salah satu emosi

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

30

yang paling tidak menyenangkan. Ekspresi dukacita pada anak-anak dapat

dibedakan menjadi ekspresi yang tampak berupa tangisan dan ditekan berupa

keadaan apatis yang ditandai dengan hilangnya minat pada hal-hal yang terjadi di

dalam lingkungan (Hurlock, 1978: 226).

e. Kegembiraan, keriangan, dan kesenangan

Kegembiraan adalah ekspresi emosi yang menyenangkan yang dikenal

juga dengan keriangan, kesenangan atau kebahagiaan. Pada anak prasekolah, rasa

senang timbul dari aktivitas yang menyertakan anak lain, terutama teman sebaya,

dan rasa senang sangat kuat apabila prestasi mereka melebihi teman sebaya.

Ada berbagai macam ekspresi kegembiraan yang berkisar dari diam,

tenang, puas-diri, sampai meluap-luap dalam kegembiraan yang besar. Semakin

meningkatnya usia, anak-anak belajar mengekspresikan kegembiraan mereka

dalam pola kegembiraan yang diterima secara sosial oleh kelompok tempat

mereka mempersamakan diri. Anak juga mengekspresikan kebahagiaan mereka

dengan aktivitas otot, seperti melompat-lompat, berguling-guling di lantai,

bersorak dengan riang, bertepuk tangan, memeluk orang, binatang, atau obyek

yang menimbulkan kegembiraan mereka, serta tertawa dengan hingar bingar.

f. Kasih sayang

Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang, atau

benda. Anak-anak cenderung paling suka dengan orang-orang yang menyukai

mereka dan anak-anak bersikap “ramah-tamah” terhadap orang tersebut. Setelah

anak memasuki sekolah, mereka cenderung menganggap bahwa demonstrasi fisik

untuk mengekspresikan kasih sayang adalah kekanak-kanakan dan hal itu

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

31

membuat mereka canggung. Sebagai gantinya mereka lebih suka

mengungkapkannya dengan kata-kata, seperti menyebut teman mereka sebagai

“teman yang baik” atau “sahabat”.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai bercerita dan ekspresi dapat

disimpulkan bahwa bercerita dan ekspresi saling berkaitan. Dalam sebuah

kegiatan bercerita, seseorang harus menyampaikannya dengan ekspresi emosional

diri yang bertujuan untuk memberikan penekanan pada cerita yang disajikan agar

menarik perhatian orang lain sebagai lawan bicara. Seorang anak pada usia ini

berada dalam masa yang aktif dan ekspresif. Mereka dapat menyampaikan

berbagai ide, gagasan, dan perasaan mereka dalam perkataan maupun sikap.

Namun, pada usia ini anak sudah dapat membangun pemikiran diri bagaimana

sikap yang harus mereka tunjukan atau ekspresikan agar diterima dalam

lingkungan sosial.

Anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep baru ketika mereka

mencoba memecahkan masalah dengan mainan yang memiliki objek konkrit, dan

terkait dengan mental content. Selain itu, jika mengajarkan bahasa pada usia

taman kanak-kanak dengan memperkenalkan sebuah huruf maka seorang guru

atau orang tua di rumah diharuskan bersuara dengan jelas dan benar (Harun,

Mansyur, & Suratno, 2009: 133) dan menunjukkan benda secara langsung,

sehingga konsep anak tentang benda tersebut terbangun.

Selain ekspresi wajah, gesture juga digunakan untuk memperlihatkan

serangkaian sikap, emosi, dan pesan-pesan lainnya. Menurut Gerard Nierenberg

dan Henry Calero mengemukakan bahwa gerak-gerik digunakan untuk

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

32

mengekspresikan berbagai hal diantaranya, keterbukaan, sikap bertahan, kesiapan,

menentramkan hati, frustasi, keyakinan diri, kegelisahan, penerimaan,

pengharapan, hubungan dan kecurigaan (Gordon, 2006: 83).

Penggunaan gerak tubuh atau gesture harus diperhatikan penempatannya,

karena seseorang yang berbeda daerah dengan kita dibelahan dunia manapun

memiliki pemahaman yang berbeda dengan apa yang kita maksudkan. Pada anak

mungkin tidak terlalu memperhatikan perbedaan tersebut, karena pada dasarnya

setiap anak dimanapun sama mereka akan senang bersosialisasi dengan banyak

teman, bermain dan tertawa bersama dengan gerak-gerik tubuh yang hampir sama.

Dalam kehdupan sehari-hari perlu adanya pendampingan orang dewasa sebagai

permodelan gerak-gerik anak, karena lingkungan berpengaruh.

Gerakan tubuh yang terbuka dapat menjadi cara yang sangat berguna

untuk bisa menciptakan komunikasi yang yang hangat, penuh kepercayaan dan

keramah tamahan (Gordon, 2006: 104). Anak akan dapat berkomunikasi dengan

gerakan tubuh yang baik jika lingkungan sekitar juga memberikan contoh yang

baik, dan sebaliknya jika lingkungan memberikan contoh yang kurang baik dapat

berpengaruh pula pada gesture anak. Dalam gerak-gerik tubuh, seluruh anggota

tubuh dapat digunakan sebagai penyampaian maupun penerimaan informasi, ide,

maupun perasaan emosi anak.

B. Role Playing

1. Pengertian Role Playing

Menurut Yardley-Mad-wiejczuk (dalam Sigit Setyawan, 2013: 97)

mengemukakan bahwa role playing adalah sebuah kegiatan yang melibatkan

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

33

siswa dalam situasi yang seolah-olah terjadi seperti dalam dunia nyata. Role

playing atau stimulasi diadakan untuk membawa orang ke dalam keadaan yang

dirancang seperti sesungguhnya tetapi di bawah “kontrol” orang yang

membuatnya.

Permainan drama atau yang seringkali disebut “permainan pura-pura”

adalah bentuk bermain aktif dimana anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang

jelas, berhubungan dengan materi atau situasi seolah-olah hal itu mempunyai

atribut yang lain ketimbang yang sebenarnya. Jenis bermain ini dapat bersifat

reproduktif atau produktif yang bentuknya sering disebut kreatif. Permainan ini

merupakan permainan khas yang dimainkan pada masa kanak-kanak. Bermain

drama pada mulanya merupakan permainan soliter (sendiri), selanjutnya dengan

meningkatnya minat anak untuk bermain dengan teman sebayanya permainan

tersebut menjadi permainan sosial dengan adanya kerja sama antar anak-anak

dengan berbagai peran yang dimainkan dalam dramatisasi. Secara bertahap,

dengan meningkatnya kemampuan intelektual mereka, dramatisasi menjadi lebih

rinci (Hurlock, 1978: 329).

Menurut Gowen (dalam Mukhtar Lathif, dkk, 2013: 208) bahwa main

peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar perkembangan daya

cipta, tahapan, ingatan, kerja sama kelompok, penyerapan kosa kata, konsep

hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan mengambil sudut

pandang spasial, afeksi, dan kognisi. Menurutnya, melalui bermain peran anak

belajar bermain dan bekerja, dimana hal ini merupakan latihan untuk pengalaman-

pengalaman di dunia nyata. Orang dewasa juga harus memperhatikan ekspresi

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

34

wajah, karena wajah merupakan mainan pertama, dan selanjutnya ekspresi badan.

Kemudian permainan dengan wajah dan seluruh badan ini adalah dasar untuk

main peran selanjutnya.

Vygotsky (dalam Mukhtar Lathif, dkk, 2013: 209) menjelaskan bahwa

main peran sangat mendukung kemampuan anak untuk meraih lebih jauh tahap

perkembangan tertinggi mereka. Anak yang terlibat dalam main peran dapat

menggunakan kesadarannya untuk menyusun perkembangan kemampuan-

kemampuannya yang masih berusaha dipelajarinya hingga harapan mereka

terpenuhi.

Anak umumnya akan menyukai bermain peran (dramatik), mulai dengan

bermain ibu-ibuan dengan bonekanya, main sekolah-sekolahan, atau menjadi ayah

dan ibu. Menurut Berk, bermain peran semacam ini membantu anak mencoba

berbagai peran sosial yang diamatinya, memantapkan peran sesuai jenis

kelaminnya, melepaskan ketakutan dan kegembiraannya, mewujudkan

khayalannya, selain bekerja sama dan bergaul dengan anak-anak lainnya (dalam

Mayke, 2005: 33). Melalui khayalannya dalam bermain, anak mengemukakan

gagasan yang asli hasil ciptaannya sendiri, dan selalu menemukan hal-hal baru

yang mengasyikkan. Bermain khayal dapat pula melibatkan teman khayalan yang

diajak berbicara, bermain, ataupun kesekolah setiap hari.

Yang sama pentingnya, dari permainan drama anak belajar memperoleh

kepuasan melalui usahanya sendiri dengan tidak hanya menunggu untuk dihibur

orang lain. Selain itu, mereka juga belajar menjadi anggota yang bekerja sama

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

35

dalam kelompok bermain, memainkan peran yang diberikan padanya, dan tidak

menuntut peran yang dipilihnya (Hurlock, 1978: 329).

Berdasarkan penjelasan mengenai permainan main peran diatas, dapat

disimpulkan bahwa bermain peran merupakan permainan yang dapat dilakukan

sendiri maupun berkelompok atau bekerja sama dengan teman lain yang

didalamnya terjadi sebuah perilaku dan bahasa yang jelas sehingga terjalin

komunikasi aktif yang dapat mengembangkan aspek perkembangan anak. Dalam

permainan ini, akan melatih tanggung jawab anak dalam memerankan peran yang

sudah dipilih atau diberikan kepadanya, selain itu anak dapat belajar mengamati

kehidupan dan peran sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

a. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Role Playing

Ciri-ciri dalam bermain peran menurut Sara Smilansky (dalam Mukhtar

Lathif, dkk, 2013: 209) adalah sebagai berikut:

1) Anak meniru sebuah peran

2) Anak tetap pada peran dalam beberapa menit

3) Anak memakai tubuh dan objek atau mempresentasikan imajinasinya dengan

objek dan orang

4) Anak berinteraksi dengan anak lain

5) Anak bertukar kata

Pada ciri-ciri yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain

peran sangat membantu anak dalam berinteraksi dengan menggunakan cara atau

kegiatan yang menyenangkan. Dalam permainan ini, anak juga diberikan

tanggung jawab untuk memerankan peran yang sudah diberikan kepadanya

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

36

dengan menggunakan tubuhnya sendiri maupun dengan media yang sudah

disediakan.

b. Macam-macam Role Playing

Dalam kegiatan role playing terdapat dua macam kegiatan yang dibedakan

berdasarkan jumlah partisipan dalam permainan, cara bermain, serta ukuran media

yang digunakan (Mukhtar Latif, dkk, 2013: 130), yaitu:

1) Main peran besar

Main peran besar merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan pada

anak untuk mengembangkan pengertian mereka tentang dunia disekitarnya,

keterampilan berbahasa, keterampilan mengambil sudut pandang dan empati yang

mengalirkan knowledge pada anak. Tujuannya yaitu untuk mengembangkan

kemampuan interaksi sosial dan bahasa serta membangun rasa empati, mengambil

sudut pandang spasial, dan afeksi. Kegiatan yang dimainkan seperti peran sebagai

ibu, ayah, dokter, binatang-binatang serta beberapa peran lainnya.

Aturan dalam main peran besar:

a) Fokus, main sesuai peran

b) Kontrol diri dalam berinteraksi dengan pemeran lain, dan dalam menggunakan

alat main.

c) Membereskan setelah bermain

Manfaat main peran besar mendukung anak dalam memiliki:

a) Kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan benda

b) Kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang diarahkan

sendiri dengan sengaja dan fleksibel

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

37

c) Kemampuan membedakan imajinasi dan realitas

Perlengkapan main peran besar:

a) Alat dan bahan main kerumah tanggaan

b) Alat dan bahan main keprofesian

c) Alat dan bahan main yang mendukung keaksaraan

2) Main peran kecil

Main peran kecil adalah suatu kegiatan yang mengalirkan knowledge pada

anak melalui alat main berukuran kecil. Anak sebagai dalang yang menggerakan

dan benda-benda kecil seperti boneka menjadi pemeran. Tujuan yang dicapai

adalah untuk membangun kemampuan berpikir secara abstrak dan objektif, serta

mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi sosial dan berbahasa.

Manfaat main peran kecil:

a) Kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang diarahkan

sendiri dengan sengaja dan fleksibel

b) Kemampuan berpikir objektif

Perlengkapan main peran kecil adalah alat permainan yang berukuran

kecil, yang dapat diklasifikasikan atau dikelompokkan seperti: 1) maket bangunan

berikut perlengkapan furnitur dengan ukuran yang proporsional dengan

bangunannya, 2) boneka orang dan binatang, 3) aksesoris pendukung, seperti

pohon, pagar, kendaraan, dan lain sebagainya yang berukuran kecil, 4) alat dan

bahan main yang mendukung keaksaraan anak.

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

38

c. Manfaat Role Playing

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan bermain peran atau role playing

menurut Sigmund Freud (dalam Mukhtar Lathif, dkk, 2013: 210), yaitu

membangun berbagai kemampuan yang dibutuhkan oleh anak dalam

kehidupannya, seperti:

1) Perkembangan bahasa secara keseluruhan lebih tinggi, seperti pengungkapan

kata-kata dan jumlah kosa kata lebih baik

2) Pengendalian terhadap dorongan dari dalam diri lebih baik

3) Penyesuaian sosial dan emosional lebih baik

4) Lebih imajinatif

Manfaat yang diberikan kegiatan bermain peran sangatlah banyak dan

meningkatkan keseluruhan aspek perkembangan anak, termasuk dalam segi

bahasan dan ekpresi emosi diri anak. Hal tersebut dijelaskan bahwa kemampuan

yang dihasilkan dalam kegiatan bermain peran ini dapat meningkatkan

kemampuan pengungkapan kosa kata, pengendalian diri yang berhubungan

dengan bagaimana anak berekspresi, serta meningkatkan kognitif anak dengan

mengajak anak berimajinasi. Selain itu, dengan mengadakan role playing, para

siswa mendapatkan wawasan, pengalaman, dan pengamatan yang menandai

terhadap sesuatu yang awalnya abstrak (Sigit Setyawan, 2013: 97)

d. Perkembangan Role Playing

Menurut Mukhtar Latif, dkk (2013: 211) menjelaskan bahwa dalam

perkembangan main peran, terdapat beberapa tahapan yang dilalui anak,

diantaranya pada tahap pertama, disebut dengan awal pura-pura. Pada tahap ini

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

39

anak terlibat dalam tindakan pura-pura tetapi belum ada bukti dia main pura-pura,

seperti anak sekilas menyentuh telepon mengangkatnya ke telinga, dan berbagai

contoh lainnya. Tahap kedua atau pura-pura dengan dirinya, merupakan suatu

tahap dimana anak terlibat dengan perilaku pura-pura, diarahkan pada dirinya

sendiri, di mana pura-pura terlihat jelas seperti anak mengangkat cangkir ke bibir,

menyentuh cangkir, dan membuat suara seperti sedang minum. Tahap ketiga atau

pura-pura dengan yang lain, dalam tahap ini dijelaskan anak terlibat dengan

perilaku pura-pura, diarahkan oleh anak ke yang lainnya, berpura-pura berperilaku

tentang orang lain, seperti memberi makan boneka dengan botol mainan atau

cangkir.

Tahap keempat atau pengganti, merupakan tahap dimana anak

menggunakan objek seadanya dalam cara yang kreatif atau sesuai khayalan, atau

menggunakan objek dalam cara yang berbeda dari biasanya, seperti anak memberi

makanan pada boneka dengan balok sebagai botol bayi. Tahap kelima atau pura-

pura dengan objek benda, yaitu anak pura-pura bahwa objek, bahan, orang, atau

binatang itu ada, seperti anak menuang teko kosong ke cangkir dan berkata

“kopi”. Tahap keenam atau agen aktif, dalam tahap ini anak menghidupkan

mainan (seperti boneka, binatang mainan) yang mewakili mainan menjadi agen

yang aktif di dalam kegiatan pura-pura, seperti anak menaruh tangan boneka ke

mulut boneka seakan boneka tersebut sedang makan.

Pada tahap ketujuh atau urutan yang belum berbentuk cerita, anak

mengulang-ngulang satu tindakan atau adegan kepada beberapa orang seperti anak

memberikan ibu dan boneka masing-masing satu cangkir minuman. Pada tahap ke

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

40

delapan atau urutan cerita, anak menggunakan lebih dari satu adegan dalam main

peran, seperti anak mengaduk cangkir, minum dari cangkir, dan berkata “mmm,

rasanya enak”. Tahap yang terakhir (kesembilan) atau perencanaan, merupakan

tahap dimana anak terlibat dalam main peran dengan bukti ada perencanaan lebih

dahulu.

2. Implementasi Role Playing dalam Bercerita Ekspresif anak

Sara Smilansky (dalam Mukhtar lathif, 2013: 209) menyatakan bahwa

anak yang tidak terlibat main peran sering terlihat tidak ada rangkaian dalam

kegiatan dan percakapan mereka, yaitu terlihat kaku, monoton, dan mengulang-

ulang perilaku. Selain itu, Menurut Slamet Suyanto (2005: 172) menjelaskan

bahwa untuk melatih anak berkomunikasi secara lisan yaitu dengan melakukan

kegiatan yang memungkinkan anak berinteraksi dengan teman dan orang lain

sehingga anak mendapatkan kegiatan pengenalan dan pembelajaran berbahasa.

Oleh sebab itu, maka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak

perlu menggunakan kegiatan bermain yang disesuaikan dengan karakteristik anak

agar pelaksanaan tidak menjadi beban untuk anak. Dalam hal tersebut juga akan

berpengaruh pada komponen-komponen yang terdapat dalam perencanaan

pembelajaran (RKH), yaitu:

a. Tujuan

Penggunaan media hendaknya tetap pada hasil yang akan dicapai.

Pencapaian hasil tersebut direncanakan dalam sebuah rencana pembelajaran yang

berupa rencana kegiatan harian (RKH) sesuai dengan tema yang sudah

direncanakan dan disusun, yang didalamnya terdapat pencapaian perkembangan

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

41

anak sesuai tujuan yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran di sesuaikan dengan

indikator Permendiknas No. 58 dan aspek-aspek perkembangan anak meliputi

aspek bahasa, kognitif, fisik-motorik, sosial-emosional, dan norma dan nilai

agama dengan menggunakan berbagai kegiatan bermain yang menyenangkan dan

tidak membebani anak.

b. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan isi yang akan disampaikan pada anak.

Penggunaan media pembelajaran sesuai dengan apa yang ada pada rencana

pembelajaran atau RKH yang sudah dipersiapkan, yaitu tema dan sub tema yang

sudah disepakati.

c. Metode atau pendekatan

Metode merupakan cara yang digunakan dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Metode pembelajaran yang dilakukan di TK meliputi metode metode

demonstrasi, metode bercakap-cakap, dan metode role playing. Metode tersebut

bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan anak.

d. Evaluasi

Evaluasi dapat digunakan sebagai salah satu cara mengetahui ketercapaian

tujuan yang sudah direncanakan. Evaluasi terus dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung hingga tercapai tujuan yang optimal.

e. Siswa

Penggunaan media benda hidup disesuaikan dengan perkembangan

kemampuan siswa. Penggunaan media pembelajaran dalam bermain peran

disesuaikan dengan kebutuhan anak yang direncakana dalam RKH. Dalam

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

42

pelaksanaan role playing, keaktifan dan imajinasi anak sangat berpengaruh baik

dalam keterampilan bercerita ekspresifnya. Kegiatan bermain peran ini sangat

membantu anak dalam mengeluarkan ide, gagasan, dan pendapatnya dalam

sebuah kelompok sehingga akan menimbulkan komunikasi aktif dengan

menggunakan benda konkret yang diperankan menjadi seseorang atau sesuatu.

Kegiatan bermain peran pada pembelajaran dalam penelitian ini berupa:

1) Guru membuat seting permainan yang sesuai untuk role playing

2) Anak mendapatkan media bermain peran yang sudah dipersiapkan oleh guru

dan selanjutnya mereka mengekspresikan dengan berkomunikasi langsung

dengan teman lain tentang idenya dan menggunakan media tersebut sebagai

peran tertentu lalu bercerita ekspresif.

3) Guru membimbing anak dalam role playing dan peneliti mengamati hasil

keterampilan bercerita ekspresif.

3. Kelebihan dan Kekurangan Role Playing

Penggunaan kegiatan role playing dalam pembelajaran untuk

meningkatkan keterampilan anak terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan,

yaitu:

a. Kelebihan

1) Memberikan anak waktu untuk menyampaikan gagasan mereka

2) Membantu anak berkomunikasi lebih aktif dengan anggota kelompok yang lain

3) Memperkuat dan memperluas bahasa anak

4) Memberikan pijakan tentang berhubungan sosial

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

43

b. Kekurangan

1) Membutuhkan waktu yang lama

2) Anak yang tidak mengikuti bermain peran akan menjadikannya kurang kreatif

3) Pelaksanaan yang kurang maksimal, menjadikan guru tidak dapat mengambil

kesimpulan dalam permaianan

4) Setting kelas menggunakan tempat yang besar

C. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun

Karakteristik anak kelompok B adalah anak dengan rentang usia 5-6 tahun

yang memiliki keunikan tersendiri pada masing-masing anak. Karakteristik anak

ditinjau dari berbagi aspek perkembangan yang dimiliki anak yaitu aspek kognitif,

bahasa, sosial-emosional, fisik motorik dan NAM. Kemampuan berbahasa anak

pada usia ini berada pada tahap praoperasional, dimana pada tahap ini

perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan orang lain dan

mengembangkan pengetahuan, nilai dan sikap anak.

Pada perkembangan bercerita yang termasuk dalam keterampilan

berbicara, diperlukan kemampuan menguasai dua fungsi komunikasi, yaitu

mengerti dan memahami apa yang dikatakan orang lain, dan mampu

mengkomunikasikan pikiran dan perasaan diri kepada orang lain (Rita Eka Izzaty,

dkk, 2008: 79). Proses perkembangan kemampuan berbicara pada dimulai dengan

kehidupan lingkungan yang sederhana, dan melalui praktek empirik. Menurut

Dyson dalam mengajarkan artikulasi bahasa pada anak, dia memperdengarkan

kalimat setiap hari melalui permainan yang dipilih secara fleksibel. Selain itu,

diberikan juga dorongan dan kesempatan pada anak untuk siap tampil bermain

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

44

dengan mainan yang menggunakan berbagai macam jenis kalimat yang sederhana

(Harun Rasyid, dkk, 2009: 132-133).

Suhartono (2005: 43) mengemukakan bahwa pada usia 5-6 tahun atau usia

Taman Kanak-Kanak, telah memiliki sejumlah besar kosakata. Mereka sudah

dapat membuat pertanyaan negatif, kalimat majemuk, dan berbagai bentuk

kalimat. Mereka memahami kosakata lebih banyak, dapat bergurau, bertengkar

dengan teman-temannya dan berbicara sopan dengan orang tua dan guru mereka.

Kematangan bicara anak ada hubungannya dengan latar belakang orang tua anak

dan perkembangannya di taman kanak-kanak. Selanjutnya Nurbiana (2008: 3.9)

juga menjelaskan anak usia 4-6 tahun mempunyai karakeristik berbicara, yaitu:

1. Kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik 2. Melaksanakan 2-3 perintah lisan secara berurutan dengan benar. 3. Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan

yang mudah dipahami 4. Menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya 5. Menggunakan kata sambung seperti: dan, karena, tetapi 6. Menggunakan kata tanya seperti bagaimana, apa, mengapa, kapan 7. Membandingkan dua hal 8. Memahami konsep timbal balik 9. Menyusun kalimat

Berdasarkan tahap berbicara pada anak usia 5-6 tahun atau Taman Kanak-

Kanak, maka dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan anak dalam berbahasa, salah

satunya bercerita. Hal tersebut sebagai dasar pemahaman dari kemampuan

bercerita yang termasuk dalam keterampilan berbicara anak pada anak.

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

45

D. Kerangka Berfikir

Bercerita merupakan salah satu keterampilan yang sangat berpengaruh

dalam kehidupan seseorang, khususnya saat berkomunikasi dengan dunia luar.

Pada anak, berbicara merupakan tahap awal kehidupannya untuk belajar dalam

penyampaian ide dan gagasannya kepada orang-orang disekitarnya.

Dalam bercerita, anak dapat menyampaikan segala gagasan, ide dan

perasaan yang dirasakan secara lisan. Terkadang anak membutuhkan keberanian

untuk dapat memperkenalkan diri, berbicara dengan orang lain, menyampaikan

ide dan gagasan dalam sebuah diskusi dan keberanian setiap anak tidaklah sama.

Hal ini terjadi karena kurangnya ajakan aktif dari lingkungan dalam memberikan

pelatihan keterampilan dalam berbicara, sehingga ada beberapa anak yang lebih

memilih untuk menyampaikan ide dan gagasannya dengan menggunakan sebuah

tulisan.

Keterampilan bercerita anak merupakan sebuah hasil perkembangan

bahasa yang berintegrasi dengan aspek sosial-emosionalnya untuk

mengekspresikan berbagai hal yang ada dalam pikiran dan perasaan mereka.

Pemberian stimulasi tentang keterampilan bercerita pada anak hendaknya

dilakukan sejak dini. Kemampuan anak pada hal ini akan terlihat saat anak

mendapatkan sesuatu yang menarik untuknya, baik itu teman bermain, keluarga,

lingkungan, mapun benda-benda disekitarnya baik benda hidup maupun benda

mati (benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari).

Kenyataan yang berada di lapangan berdasarkan hasil observasi, pada

kegiatan bercerita ekspresif di kelompok B1 TK Arum Puspita, masih banyak

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

46

anak yang sudah berani untuk maju namun di depan kelas belum dapat

mengungkapkan apa yang ingin disampaikan dengan ekspresi yang tepat,

penggunaan gesture tubuh, suara, dan kelancaran bercerita yang semakin

memperjelas dan menarik jalannya cerita yang disampaikan, serta dalam

penggunaan kata yang dipiilih anak belum cukup paham terhadap arti kata

tersebut. Kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan bercerita

terkadang hanya terjadi kegiatan tanya jawab dan LKA. Model pembelajaran area

yang diterapkan TK Arum Puspita juga tidak diaplikasikan secara maksimal dan

hanya menggunakan model pembelajaran klasikal. Hal tersebut menjadi kurang

maksimalnya perkembangan keterampilan bercerita dan stimulasi yang

dibutuhkan anak yang kurang sesuai dengan karakteristik anak.

Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk meningkatkan

keterampilan bercerita adalah role playing (bermain peran). Role playing

merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang ada pada model pembelajaran

area maupun sentra, yang di dalam kegiatan tersebut anak bermain seolah-olah

mereka memerankan seorang atau sesuatu dengan imajinasi dan pengalamannya

sendiri. Dalam kegiatan ini anak akan berkomunikasi dengan aktif dengan anak

lain untuk menciptakan sebuah seting bermain peran selayaknya mereka

sesungguhnya memerankan peran tersebut di kehidupan nyata.

Sebelum role playing, guru melakukan beberapa hal agar pelaksanaan

berlangsung lebih optimal, yaitu penataan setting yang memberikan ruang gerak

cukup untuk anak, penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan tema

yang dilaksanakan agar tidak adanya perbedaan konsep pembelajaran, sehingga

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

47

anak dapat bercerita menggunakan benda kongkret. Selanjutnya, untuk beberapa

tema bermain yang akan dilakukan anak, anak ditempatkan dalam sebuah

kelompok dan memainkan main peran besar dengan menjadikan dirinya seperti

orang lain atau memainkan benda-benda selayaknya benda tersebut hidup.

Selain itu, guru hendaknya memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang

bermain peran yang akan dilakukan dengan menjelaskan tentang bercerita

ekspresif serta menjelaskan macam-macam ekspresi yang dapat dilakukan siswa

dalam berkomunikasi, sehingga pelaksanaan berjalan dengan baik. Dengan

aktivitas tersebut, maka keterampilan anak kelompok B1 di TK Arum Puspita

dapat meningkat lebih optimal untuk mempersiapkan pendidikan selanjutnya pada

jenjang yang lebih tinggi.

Alur berpikir dalam penelitian ini dapat diperjelas menggunakan gambar

berikut ini, yaitu:

Gambar.1 Bagan Alur Kerangka Pikir

Peningkatan keterampilan bercerita ekspresif anak usia 5-6

tahun (kelompok B) melalui

Role playing dilakukan dengan menggunakan tindakan (1) Penataan seeting permainan

untuk pelaksanaan role playing, (2) Penggunaan media

pembelajaran sesuai tema untuk kegiatan role playing, (3)

Menjelaskan tentang bercerita ekspresif dan macam-macam

ekspresi yang dapat digunakan.

Kemampuan bercerita ekspresif adalah salah satu kemampuan berbicara yang merupakan

kemampuan awal anak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Di

lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas B1 untuk

meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif kurang ditingkatkan dengan

kegiatan yang menarik, penggunaan ekspresi, gesture tubuh, serta suara yang sesuai untuk

memberikan efek pada cerita juga belum dikembangkan oleh anak.

Keterampilan bercerita anak usia 5-

6 tahun di TK Arum Puspita meningkat dengan role playing

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

48

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka muncul hipotesis tindakan dalam

penelitian ini yaitu: “keterampilan bercerita ekspresif dapat ditingkatkan dengan

role playing pada anak usia 5-6 tahun (kelompok B) TK Arum Puspita, Triharjo,

Pandak, Bantul, Yogyakarta.

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Selain itu,

penelitian tindakan kelas adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelas yang sehari-hari diajarnya.

Wibawa (dalam Johni Dimyati, 2013: 116) menjelaskan bahwa penelitian

tidakan kelas merupakan penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual

yang dihadapi oleh guru di lapangan. Menurut Suroso (dalam Acep Yonny, 2010:

7) mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian

reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri, berdasarkan pada permasalahan yang

ditemui di dalam kelas yang diampunya. Hasil penelitian yan dilakukan dapat

bermanfaat untuk mengembangkan kurikulum, sekolah, maupun keahlian dalam

mengajar.

Pengertian lain menurut Suhardjono (dalam Johni Dimyati, 2000:116)

berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang langsung

menerapkan perlakuan dengan secara hati-hati, seraya mengikuti proses serta

dampak perlakuan yang dimaksud. Menurutnya, penelitian tindakan kelas adalah

penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelasnya.

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

50

Prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas menurut Hopkins (dalam Johni

Damyati, 2013: 119) dijelaskan sebagai berikut:

1. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama yaitu menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas

2. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data

3. Keinginan penelitian yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tepat bersandar pada alur dan kaidah ilmiah

4. Masalah yang ditangani adalah masalah pembelajaran yang riil merisaukan tanggung jawab professional dan komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya

5. Konsisten sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang sesungguhnya

6. Cakupan permasalahan penelitian tindakan kelas tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar kelas.

PTK merupakan sarana guru dalam meningkatkan mutu praktik

pembelajaran yang terjadi di dalam kelasnya. Sehingga dalam penelitian PTK juga

perlu adanya pencapaian tujuan agar hasil penelitian juga maksimal. Adapun

tujuan PTK menurut Sukardi (dalam Johni Dimyati, 2013: 117-118), yaitu sebagai

salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja suatu

lembaga pendidikan, mengembangkan rencana tindakan kelas guna meningkatkan

kinerja yang sekarang sedang dan telah dilakukan, mewujudkan proses penelitian

yang bermanfaat ganda baik bagi peneliti maupun maupun bagi lembaga

pendidikan yang diteliti, tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang

terlibat, yaitu peneliti, para subjek yang diteliti serta guru dan tenaga

kependidikan yang lainnya.

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

51

Selain itu tujuan selanjutnya adalah untuk menumbuhkan budaya meneliti

yang memiliki nilai ganda yakni sambil bekerja sambil melakukan penelitian di

bidang pekerjaan yang ditekuni, memberikan perubahan pada subjek yang diteliti

karena dampak dari tindakan yang dilakukan peneliti dapat meningkatkan kualitas

belajar siswa yang diteliti, serta memperoleh pengalaman dan hasil penelitian

yang selanjutnya dapat digunakan sebagai rujukan dalam rangka meningkatkan

kualitas mengajar guru pada umumnya serta peneliti pada khususnya.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penilitian ini merupakan jenis

penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan bercerita ekspresif pada

anak dengan role playing. Penelitian bersifat kemitraan dan kerjasama antara guru

dan peneliti terhadap permasalahan yang akan disolusikan bersama. Perencanaan

tindakan untuk memberi solusi dan merefleksikan hasil dari tindakan yang

mengacu pada aspek perkembangan dan kemampuan anak dalam kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dengan bermain, sehingga tidak menimbulkan

beban pada anak. Dalam penelitian, guru sebagai pelaksana pembelajaran

sedangkan peneliti mencatat kondisi dan proses pembelajaran, serta

mendokumentasikan. Setelah melakasanakan proses pembelajaran, guru dan

peneliti mengevaluasi hasil penelitian bersama agar hasil penelitian yang

diharapkan dapat tercapai.

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

52

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

TK ini mempunyai 3 kelas yaitu TK A. B1, dan B2. Kelas B1 merupakan

kelas yang dipilih untuk diteliti dalam penelitian ini, yang terdiri dari 1 siswa

perempuan dan 8 siswa laki-laki.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah keterampilan bercerita ekspresif

dengan role playing.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis mengambil lokasi di Taman Kanak-

kanak Arum Puspita Ciren, desa Triharjo, kecamatan Pandak, kabupaten Bantul,

Yogyakarta. Penelitian di lakukan di dalam ruang kelas B1 dengan penataan

seting kelas dan halaman sekolah yang sesuai dengan kegiatan yang akan

dilakukan.

2. Waktu Penelitian

Adapun penelitian dilaksanakan, pada bulan Desember 2013 hingga bulan

Januari 2014. Penelitian ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran anak untuk

meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif dengan role playing dengan

kesepakatan Ibu Tri sebagai guru kelas dan guru kolaborator.

Kegiatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Januari 2014

semester 2. Adapun pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan tema dan subtema

pembelajaran pada bulan dan minggu tersebut. Jadwal pelaksanaan tindakan pada

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

53

saat penelitian juga dibuat berdasarkan kesepakatan dengan guru kolaborator Ibu

Tri.

D. Rancangan Penelitian

Model PTK terdiri dari berbagai macam yang diantaranya dikembangkan

oleh Suharsimi Arikunto (2009), Kurt Levin (1990), John Elliot dan Hopkin

(dalam Johni Dimyati, 2013: 125-127). Selain itu, ada pula model penelitian

tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sa’dun

Akbar, 2010: 87).

Model PTK yang dikembangakan oleh beberapa ahli memiliki

karakteristik tersendiri. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Johni Dimyati, 2013:

122) menerangkan bahwa para ahli mengemukakan model penelitian tindakan

pada garis besarnya terdapat empat tahapan yang lazim, meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dapat dilakukan dalam beberapa

siklus. Jika dalam Siklus I belum mendapatkan hasil yang sesuai, maka

dilanjutkan dengan melakukan Siklus II dengan tahapan yang sama. Pada Siklus II

strategi yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I agar hasil

penelitian dapat mencapai indikator yang ditentukan.

Dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan, peneliti memilih

model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model PTK

yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah model spiral yaitu

pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi perencanaan, tindakan dan

observing (pengamatan), dan refleksi serta perbaikan rencana (Sa’dun Akbar,

2010: 87).

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

54

Adapun penjabaran pelaksanaan penelitian meningkatkan keterampilan

berbicara ekspresif dengan role playing menggunakan model Kemmis dan Mc

Taggart yang diaplikasikan pada penelitian di lapangan adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Proses Penelitian Tindakan Kelas Dalam Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif

Refleksi - Peneliti bersama guru melakukan

penilaian dan evaluasi sesuai hasil pengamatan dan pencatatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran.

- Mendiskusikan hasil yang didapatkan untuk keputusan bersama.

- Mengambil keputusan bersama

Perencanaan Guru menyiapkan setting kelas yang akan digunakan bermain peran (role playing) dengan media yang dan property yang digunakan

Pelaksanaan dan Pengamatan : - Guru memberikan apersepsi tema (rekreasi) selama

2 dengan cara memberi pengarahan pelaksanaan kegiatan bermain peran (role playing)

- Anak-anak bereksplorasi dengan media role playing yang sudah disediakan peneliti dan guru dengan gagasan dan pengetahuan mereka mengenai benda yang ada.

- Anak bermain peran (role playing) dengan media yang ada

- Guru membimbing anak dalam melaksanakan kegiatan bermain peran tersebut.

- Guru menanyakan kepada anak-anak tentang pengalaman mereka dalam kegiatan bermain peran

- Peneliti mengamati dan mencatat perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai instrumen observasi yang telah direncanakan

- Mencatat data yang diperoleh - Melakukan dokumentasi

Perencanaan : - Peneliti bersama guru berkoordinasi

tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan

- Menyiapkan RKH dan media yang sesuai dalam kegiatan bermain peran.

- Menyiapkan instrumen observasi - Menata lingkungan belajar

Pelaksanaan dan Pengamatan : - Guru memberikan apersepsi tema (kendaraan)

selama 3 dengan cara memberi pengarahan pelaksanaan kegiatan bermain peran (role playing)

- Anak diajak untuk membentuk kelompok dengan teman lain

- Anak-anak bereksplorasi dengan media role playing yang sudah disediakan peneliti dan guru dengan gagasan dan pengetahuan mereka mengenai benda yang ada.

- Anak bermain peran (role playing) dengan media yang ada

- Guru membimbing anak dalam melaksanakan kegiatan bermain peran tersebut.

- Guru menanyakan kepada anak-anak tentang pengalaman mereka dalam kegiatan bermain peran

- Peneliti mengamati dan mencatat perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai instrumen observasi yang telah direncanakan

- Mencatat data yang diperoleh - Melakukan dokumentasi

Refleksi : - Peneliti bersama guru melakukan

penilaian dan evaluasi sesuai hasil pengamatan dan pencatatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran.

- Mendiskusikan hasil yang didapatkan untuk keputusan bersama.

- Mengambil keputusan bersama

SIKLUS II

SIKLUSI

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

55

Adapun penjelasan setiap langkah penelitian tindakan kelas model Model

Siklus Kemmis & Mc.Taggart (1990) (dalam Sa’dun Akbar, 2010: 87) yang sudah

dimodifikasi oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam mengetahui tingkat efektivitas tindakan yang akan dilakukan,

hendaknya menggunakan rencana tindakan yang merupakan hal penting dalam

menguji penelitian. Pelaksanaan perencanaan pada penelitian ini meliputi kegiatan

mengkoordinasikan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan ketika

penelitian keterampilan bercerita ekspresif yang dilakukan oleh peneliti dan guru

kelas B1.

Koordinasi pembelajaran yang dilakukan meliputi menentukan tema dan

sub tema pembelajaran. Tema pembelajaran pada penelitian mengikuti jadwal

tema yang ada pada TK. Setelah koordinasi tema dan subtema dilanjutkan

memilih indikator yang sesuai dan merumuskan kegiatan ke dalam RKH. RKH

yang digunakan menggunakan indikator bahasa yang terdapat pada Permendiknas

No. 58 Tahun 2009 dengan menggunakan role playing dan media pembelajaran

yang mendukung.

Peneliti menyiapakan instrumen pengamatan sebagai hasil pengamatan

keterampilan anak sehingga dapat menjadi suatu hasil perbandingan tingkat

keterampilan anak. Setting kelas dalam role playing sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan penelitian. Dalam pelaksanaan role playing pada kegiatan inti

selanjutnya, guru menyediakan media yang akan digunakan dan anak bebas untuk

memilih media yang ada. Pada salah satu pertemuan, anak ditempatkan dalam

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

56

kelompok yang terdapat 4-5 anak dengan duduk menggunakan meja kursi,

maupun duduk di lantai menggunakan karpet. Setiap kelompok mendapatkan

media role playing masing-masing sesuai dengan tema.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dalam mengatasi permasalahan yang ada,

hendaknya memperhatikan pertimbangan teori sehingga hasil sesuai dengan yang

diharapkan dan tidak menghambat pada fokus penelitian. Peran peneliti

(mahasiswa) dalam hal ini bukanlah menjadi peran utama.

Pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada Siklus I saat kegiatan inti, guru

memberikan apersepsi kepada anak sesuai sub tema yang ditentukan. Apersepsi

dilakukan melalui percakapan yang melibatkan keaktifan anak dalam

mengungkapkan pengalaman anak sehari-hari dan pemberian materi pembelajaran

yang baru yang akan dilaksanakan oleh anak. Setelah anak mengerti materi yang

dipelajari, maka dilanjutkan dengan bereksplorasi dalam kegiatan bermain peran

sehingga peningkatan keterampilan bercerita ekspresif dapat meningkat dengan

baik.

Peran guru dalam role playing hanya sebagai pembimbing dan

pendamping. Kegiatan didominasi oleh anak. Guru menjelaskan tentang role

playing yang akan anak lakukan, selanjutnya kegiatan tersebut akan menjadi

refleksi hasil keterampilan anak selama proses pembelajaran.

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

57

3. Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dengan mengamati

setiap keterampilan bercerita ekspresif anak. Pengamatan dicatat sesuai indikator

penelitian yang sudah ditentukan dalam keterampilan bercerita anak

pengekspresian wajah, penggunaan gesture, kenyaringan suara, serta kelancaran

anak dalam bercerita. Kesemua indikator yang diteliti dalam penelitian ini adalah

unsur non-kebahasaan dalam bercerita. Dalam pengamatan yang dilakukan,

peneliti hanya member checklist (√) pada kolom instrument penelitian yang ada.

Untuk mendukung catatan kemampuan anak, peneliti menggunakan dokumentasi

berupa foto.

4. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang penting dalam memahami dan

memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi dalam

pembelajaran yang berlangsung serta memberikan manfaat pada peneliti maupun

objek yang diteliti. Refleksi dilakukan berdasarkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan, dimulai dari kegiatan awal, inti, hingga kegiatan penutup.

Refleksi yang dilakukan yaitu mengenai analisis hasil yang sudah dicapai

anak pada Siklus I dalam peningkatan keterampilan bercerita eksprsif. Keputusan

yang dihasilkan pada Siklus I akan mempengaruhi strategi yang selanjutnya akan

digunakan pada Siklus II sebagai peningkatan keterampilan bercerita mencapai

indikator yang sudah ditetapkan.

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

58

E. Metode Pengumpulan Data

Penulis melakukan diskusi dengan beberapa pihak yang kompeten

dibidangnya, dan setelah penulis melaksanakan observasi, dan dokumentasi (foto),

penulis menganalisis dengan berdasarkan pada lembar penilaian yang berisikan

penjelasan mengenai apa saja yang sudah dicapai oleh anak, dan penulisan hasil

pengamatan hanya memberikan tanda check list (√) pada kolom yang disediakan

dengan beberapa catatan penjelasan hasil pengamatan serta saran yang dapat

membantu anak dalam melakukan perbaikan dalam keterampilan berbahasa.

Selama kegiatan pembelajaran, penulis melakukan observasi terhadap

perilaku siswa. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam observasi ini antara lain :

1. Keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan

2. Keterampilan anak dalam bercerita ekspresif di dalam kelas

Berikut metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Observasi adalah instrumen yang digunakan untuk mengadakan

pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran,

baik di kelas maupun di luar kelas (H.E Mulyasa, 2012: 69). Metode observasi

yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

partisipatif. Observasi nonpartisipasif merupakan observasi yang dilakukan

apabila observer tidak ikut serta dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan

observant (Wina Sanjaya, 2010: 92). Pada metode ini peneliti mencatat,

menganalisis dan selanjutnya dapat mengambil kesimpulan tentang perilaku objek

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

59

yang diteliti. Tujuan penggunaan teknik observasi ini adalah mengamati peristiwa

yang dirasakan subjek dan selanjutnya digunakan untuk mengembangkan

pemahaman tentang keterampilan berbahasa (bercerita) yang dimiliki oleh anak.

Observasi dilakukan dengan menemukan kenyataan di lapangan, bahwa

keterampilan bercerita ekspresif anak kelompok B (usia 5-6 tahun) di TK Arum

Puspita faktor di lapangan yang peneliti temukan. Tujuan observasi ini adalah

sebagai kegiatan yang menjadi salah satu solusi penerapan tindakan untuk

meningkatkan keterampilan bercerita anak. Kegiatan yang dipilih untuk

mendukung peningkatan keterampilan ini adalah role playing. Adapun instrumen

observasi terhadap keterampilan bercerita anak dapat dilihat pada lembar lampiran

berupa nilai yang diperoleh anak dan catatan lapangan selama pelaksanaan

tindakan.

2. Dokumentasi (Foto dan catatan tentang anak)

Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang

peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan (H.E

Mulyasa, 2012: 69). Sedangkan menurut Goetz dan Le Compte (dalam Rochiati

Wiriaatmaja, 2006: 121) menjalaskan macam-macam dokumentasi termasuk

didalamnya terdapat rencana pelajaran, catatan tentang siswa, dan foto.

Dokumentasi dilakukan setiap saat dimulai dari observasi kondisi awal,

pelaksanaan penelitian, hingga evaluasi keterampilan bercerita anak. Penggunaan

dokumentasi berupa foto dan catatan tentang masing-masing anak selama

pelaksanaan tindakan.

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

60

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penggunaan instrumen observasi yang dirancang oleh

peneliti untuk mengetahui beberapa indikator keterampilan anak dalam bercerita

ekspresif. Aspek-aspek keterampilan berbahasa anak yang diamati adalah

keterampialan berbicara anak.

Keterampilan bercerita merupakan salah satu bagian dalam keterampilan

berbicara yang di dalamnya memuat faktor kebahasaan yang meliputi ketepatan

ucapan, penekanana tekanan nada, sendi dan durasi, pilihan kata, ketepatan

penggunaan kalimat dan ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan faktor non-

kebahasaan meliputi sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, pandangan harus

diarahkan pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-

gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, relevansi dan penalaran, serta

penguasaan topik. Berikut adalah karakteristik non-kebahasaan keterampilan

bercerita ekspresif anak yang diamati meliputi hal-hal di bawah ini:

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan

informasi yang ingin disampaikan.

3. Kenyaringan suara dalam bercerita

4. Kelancaran dalam bercerita

Tabel 1. Lembar Checklist Penelitian Keterampilan Bercerita Ekspresif

No Nama Anak

Aspek yang dinilai

Jumlah

Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

Penggunaan sikap (gesture)

Kenyaringan suara dalam

bercerita

Kelancaran dalam

bercerita

M (2) BM (1) M (2) BM

(1) M (2) BM (1) M (2) BM

(1)

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

61

Keterangan:

M : Anak sudah mampu melakukan sesuai dengan aspek yang dinilai dan

diberi skor 2

BM : Anak belum mampu melakukan sesuai dengan aspek yang dinilai dan

diberi skor 1

Penjelasan mengenai instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2. Rubrik Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak No Variabel Indikator Deskripsi Skor 1 Bercerita ekspresif Mengekspresikan wajah

sesuai dengan perasaan dan cerita yang disampaikan

Anak sudah mampu mengekspresikan cerita yang disampaikannya dengan mimik wajah yang sesuai

2

Anak belum mampu mengekspresikan (belum berekspresi) cerita yang disampaikannya dengan mimik wajah yang sesuai

1

Menggunakan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan informasi yang ingin disampaikan.

Anak sudah mampu menyampaikan cerita dengan menggunakan sikap tubuh atau gesture yang sesuai dengan tokoh dalam cerita maupun gerakan-gerakan sederhana sebagai penjelasan cerita

2

Anak belum mampu menyampaikan cerita dengan menggunakan sikap tubuh atau gesture yang sesuai dengan tokoh dalam cerita (bercerita dengan sikap 3diam)

1

Kenyaringan suara dalam bercerita

Anak sudah mampu menyampaikan cerita dengan menggunakan kenyaringan suara yang tepat sesuai dengan ruangan dan

2

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

62

jumlah pendengar

Anak belum mampu menyampaikan cerita dengan menggunakan kenyaringan suara yang tepat sesuai dengan ruangan dan jumlah pendengar

1

Kelancaran dalam bercerita

Anak sudah mampu menyampaikan cerita dengan lancar tanpa tersendat-sendat atau menyelipkan bunyi lain yang tidak menjelaskan cerita

2

Anak belum mampu menyampaikan cerita dengan lancar, masih tersendat-sendat dan terdapat beberapa bunyi lain yang tidak menjelaskan cerita

1

Dalam penelitian ini validasi instrumen sudah dikonsultasikan dengan

dosen ahli. Beliau adalah seorang pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia

program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan

kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan

proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan berupa catatan

pengamatan, dan dokumen foto yang akan dianalisis. Selanjutnya, semua data

yang diperoleh akan dikumpulkan dan dilaporkan dalam bentuk deskripsi. Teknik

kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai

pengaruh setiap tindakan yang dilakukan. Sedangkan analisis data kualitatif

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

63

menurut Miles dan Huberman (dalam Prof. Emzir, 2011: 129-135) menjelaskan

bahwa ada tiga macam kegiatan yang dilakukan, yaitu mereduksi data, model data

(Data Display), serta penarikan atau verifikasi kesimpulan. Adapun tahap-tahap

yang dilakukan dalam analisis data kualitatif menurut Prof. Emzir, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertaham, memilih,

memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana

kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan. Tahap ini merujuk pada

proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian

“data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data

terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara

kualitatif.

2. Model Data (Display Data)

Model didefinisikan sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang

membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Model

(Display) dalam kehidupan sehari-hari berbeda-beda dari pengukuran biasa

sampai layar komputer. Bentuk yang paling sering digunakan pada model data

kualitatif adalah teks naratif. Teks naratif dalam pengertian ini memuat terlalu

banyak kemampuan memroses informasi manusia.

3. Penarikan atau Verifikasi Kesimpulan

Langkah terakhir dari aktivitas analisis kualitatif adalah penarikan dan

verifikasi kesimpulan dimana mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu,

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

64

mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur

kausal, dan proposisi-proposisi.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini adalah

peningkatan nilai mampu atau terampil dalam keterampilan bercerita ekspresif

anak dengan role playing mencapai 80% selama penelitian yang dilakukan dari

jumlah seluruh siswa TK B1. Hasil ini diketahui berdasarkan instrumen

pengamatan anak sejak Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II. Jika dalam Siklus I

belum mendapatkan hasil yang diinginkan maka akan dilakukan siklus berikutnya

hingga kemampuan bercerita ekspresif anak meningkat sesuai indikator.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 44) bahwa keberhasilan penelitian

tindakan kelas ini ditandai dengan adanya kriteria persentase kesesuaian. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan kriteria presentase dari Suharsimi Arikunto,

yaitu :

1. Kesesuaian kriteria (%) : 0 – 20 = Kurang sekali

2. Kesesuaian kriteria (%) : 21 – 40 = Kurang

3. Kesesuaian kriteria (%) : 41 – 60 = Cukup

4. Kesesuaian kriteria (%) : 61 – 80 = Baik

5. Kesesuaian kriteria (%) : 81 – 100 = Sangat Baik

Dari persentasi di atas, maka dalam penelitian ini mengambil keseluruhan

kriteria persentase yang akan digunakan dalam penelitian peningkatan

keterampilan bercerita ekspresif, yaitu:

1. Kesesuaian kriteria (%) : 0 – 20 = Kurang sekali

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

65

2. Kesesuaian kriteria (%) : 21 – 40 = Kurang

3. Kesesuaian kriteria (%) : 41 – 60 = Cukup

4. Kesesuaian kriteria (%) : 61 – 80 = Baik

5. Kesesuaian kriteria (%) : 81 – 100 = Sangat Baik

Berdasarkan kriteria kesesuaian di atas, maka untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari penelitian ini menggunakan rumus penilaian dengan persen.

Rumus penilaian dengan persen adalah nilai yang dihitung dalam bentuk persen

berdasarkan skor yang diperoleh anak (Ngalim Purwanto, 2006: 102). Cara

pemerolehan penilaian dalam persen sebagai berikut:

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Perhitungan tingkat keberhasilan dalam penelitian yaitu untuk

mengetahui peningkatan keterampilan bercerita ekspresif dengan role playing.

Langkah yang digunakan dengan cara mengamati perkembangan kemampuan

anak sesuai panduan observasi kemampuan anak.

R NP = x 100 SM

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pra Tindakan

Pelaksanaan pra siklus ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

anak sebelum dilakukannya tindakan. Guru sebagai pelaksana pembelajaran

melalukan Pra Tindakan sebelum siklus I dilakukan yaitu pada hari Sabtu tanggal

14 Desember 2013. Pelaksanaaan Pra Tindakan berupa kegiatan bercerita di

dalam kelompok tentang tumbuhan yang mereka ketahui, membuat tumbuhan

dengan metode melipat kertas dan menceritakan apa yang mereka buat. Setiap

anak berkelompok secara bebas sesuai keinginan anak dan saling membantu

menyelesaikan tugas yang diberikan. Pelaksanaan Pra Tindakann menggunakan

metode pengamatan dan dokumentasi.

Hasil keterampilan bercerita ekspresif anak pada Pra Tindakan ini

menunjukkan bahwa keterampilan bercerita masih perlu ditingkatkan. Upaya

peningkatan keterampilan bercerita ekspresif anak yaitu dengan menggunakan

role playing. Hal ini dapat diketahui dari tabel data yang diperoleh sebagai

berikut:

Tabel 3. Data Observasi Pra Tindakan

No Aspek yang diamati

Kondisi Awal Kriteria Jumlah

Anak yang Mampu

Jumlah Anak yang

Mampu

Persentase

Jumlah Anak yang

Belum Mampu

Persentase

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

2 22.2% 7 77,7% Kurang

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas

2 22.2% 2 77,7% Kurang

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

67

pesan dan informasi yang ingin disampaikan

3. Kenyaringan suara 1 11.1% 8 88,8% Kurang Sekali

4. Kelancaran bercerita 1 11.1% 8 88,8% Kurang Sekali

Jumlah 66.6%

Persentase Rata-rata keterampilan bercerita anak

16.65% 83,25% Kurang Sekali

Pada tabel di atas, keterampilan bercerita ekspresif anak pada indikator

pengekspresian wajah sesuai dengan cerita sudah dapat dilakukan dengan baik

oleh RA dan FA, 7 teman lain masih belum dapat menunjukkan ekspresi wajah

yang sesuai untuk menceritakan isi cerita yang dibawakan. Penggunaan gesture

sudah mencapai persentase sebanyak 22.2% dari jumlah 2 anak yang sudah dapat

melakukan dengan baik, yaitu RM, dan FA. Sedangkan untuk indikator

kenyaringan suara dan kelancaran bercerita, masing-masing hanya satu orang

yang sudah menunjukkan dengan baik, yaitu FA (kenyaringan suara) dan RA

(kelancaran bercerita) sehingga untuk kedua indikator tersebut masih sangat

kurang.

Berikut gambar hasil pelaksanaan Pra Tindakan yang dilihat berdasarkan

indikator penelitian, dan nilai yang diperoleh anak pada keempat indikator

penelitian yang telah ditentukan.

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

68

Gambar 3. Data Observasi Pra Tindakan

Pada gambar di atas, terlihat bahwa pencapaian keterampilan bercerita

anak masih rendah. Total skor yang diperoleh anak masih berkisar antara 4-7.

Namun, secara keseluruhan, kemampuan anak dalam bercerita ekspresif sesuai

masing-masing indikator hanya berjumlah 2 anak untuk pengekspresian dan

penggunaan gesture, serta masing-masing berjumlah 1 anak pada indikator

kenyaringan suara dan kelancaran bercerita, Pada gambar dibawah ini, akan lebih

terlihat hasil yang diperoleh masing-masing anak selama pelaksanaan Pra

Tindakan (tabel dapat dilihat pada lampiran lembar penilaian hal 127).

Gambar 4. Data Observasi Setiap Anak Pada Pelaksanaan Pra Tindakan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

Indikator Keterampilan Bercerita Ekspresif

Pengekspresian

Penggunaan gesture

Kenyaringan suara

Kelancaran bercerita

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

Rafi Zundha Rama Rafika Fachri Rendra Feri Adit Rockzy

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

69

Keterangan: Pengekspresian wajah Penggunaan gesture tubuh Kenyaringan suara Kelancaran bercerita

Berdasarkan dengan persentase di atas mengenai keterampilan bercerita

ekspresif anak sebelum dilakukannya tindakan, menunjukkan bahwa keterampilan

anak masih cukup rendah. Terlihat salah satu anak sudah mampu menunjukkan

keterampilannya dalam bercerita dengan mendapatkan skor 2 pada 3 indikator

penelitian yang sudah ditentukan. Selain itu, 2 anak RA dan RM juga sudah

menunjukkan kemampuannya pada beberapa indikator penelitian. Sedangkan ke-6

anak lain, masih belum menunjukkan keterampilannya bercerita ekspresif.

Keterampilan bercerita ekspresif anak ditingkatkan dengan role playing

yang merupakan permainan memerankan sebuah peran atau menghidupkan benda

mati dan anak berperan menghidupkan benda mati tersebut. Dalam role playing

menjadikan anak secara langsung melibatkan dirinya dalam kegiatan untuk

merasakan dan selanjutnya anak dapat mengambil makna yang terkandung dalam

permainan tersebut. Pada role playing anak dinilai selama permainan berlangsung

sehingga anak tidak merasa terbebani dalam menyampaikan ide dan gagasannya,

selain itu anak juga dapat mengeksplorasi berbagai media yang disediakan oleh

guru. Saat akhir pembelajaran, anak menceritakan kembali apa yang dilakukan.

2. Deskripsi Pelaksanaan

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan yaitu pada hari

Rabu tanggal 15 Januari 2014, langkah-langkah yang dilakukan dalam

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

70

perencanaan sudah dijelaskan dalam bab III. Perencanaan dilakukan bersama guru

kelas B1 dan peneliti untuk menentukan tema dan sub tema yang akan digunakan

dalam pelaksanaan role playing serta menyediakan alat dan melakukan seting

permainan yang mendukung. Perencanaan pada Siklus I, pelaksanaan penelitian

dibuat sebanyak 3x pertemuan, sehingga RKH dan media yang digunakan juga

dipersiapkan untuk pelaksanaan 3x pertemuan. Untuk seting permainan pada

Siklus I ini dilakukan di dalam kelas, sehingga persiapan yang dilakukan setelah

berakhirnya setiap pelaksanaan tindakan dan saat akan memulai kegiatan pada

pagi hari.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan Siklus 1 dilakukan selama tiga kali pertemuan.

Adapun jadwal pelaksanaan Siklus I, yaitu: pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Jumat tanggal 17 Januari 2014, pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 18

Januari 2014 dan pertemuan ketiga pada hari Senin tanggal 20 Januari 2014.

Pelaksanaan penelitian dilakukan saat jam pelajaran berlangsung, yaitu pada jam

08.30-09.30 dan jadwal pelaksanaan tersebut sudah tercantum dalam RKH.

Deskripsi pelaksanaan penelitian Siklus I dijelaskan sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama Siklus I

Pertemuan pertama pada Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17

Januari 2014 dengan tema ”Pekerjaan” dan sub tema “Macam-macam Profesi

(Penjual)”. Pelaksanaan kegiatan keterampilan dilakukan pukul 08.30 WIB

sampai 09.30 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran, anak melakukan sholat

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

71

dilanjutkan hafalan beberapa surat pendek di mushola sekolah, dilanjutkan berdoa

untuk memulai pembelajaran, serta tepuk-tepuk islami.

Setelah selesai, anak langsung menuju ruang kelas dan duduk di kursi

masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru mengucap salam, memanggil nama

anak dan langsung menanyakan kabar dengan bernyanyi. Kegiatan belajar

dilanjutkan dengan apersepsi tentang “Penjual”. Guru menanyakan kepada anak

tentang siapa itu penjual, dan juga pembeli. Tidak semua anak menjawab

pertanyaan dari guru mengenai tema pada hari itu, anak masih terlihat pasif. Guru

menanyakan kepada anak tentang apa yang belum dimengerti dari tema yang

dibahas. Setelah apersepsi selesai dilaksanakan, guru mengajak anak untuk

melakukan tepuk islam dan beberapa tepuk lainnya.

Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan yang diberikan oleh guru kelas

mengenai kegiatan bermain apa saja yang akan dilakukan, yaitu role playing.

Dalam role playing ini anak akan bermain banyak hal mengenai profesi yang

sudah dijelaskan. Guru kelas membagi anak ke dalam dua kelompok, mereka

memerankan penjual, dan satu kelompok lagi berperan sebagai pembeli secara

bergantian dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru. Anak-

anak yang berperan sebagai penjual terlebih dahulu menempati posisi pada tempat

yang sudah disiapkan berbagai media untuk dijual. Setiap anak yang berperan

sebagai pembeli mendapat kepingan koin mainan yang diumpamakan sebagai

uang. Begitu terus hingga semua anak dapat merasakan sebagai penjual dan

pembeli (dapat dilihat pada CL.1).

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

72

Anak cukup antusias memainkan perannya walaupun masih terdapat

beberapa anak yang sering terdiam karena tidak tahu harus berkata apa. Namun,

beberapa anak lain yang sudah cukup baik dalam pemahamannya mengenai

profesi yang diperankan tersebut dengan cepat membantu teman yang lain, seperti

mengajak berbelanja bersama. Guru sesekali ikut dalam kelompok, namun hanya

sebentar sambil mengamati permainan anak.

Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai

dengan aspek penilaian yang tertera dalam instrument penelitian, yaitu

pengekspresian wajah, penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara dan

kelancaran dalam bercerita saat memainkan sebuah peran. Ketika anak berperan

menjadi orang lain atau memerankan benda yang dia hidupkan, anak dapat

mengucapkan bermacam kata yang mencerminkan siapa dirinya dengan tujuan

memberikan penjelasan kepada teman lain. Penjelasan anak mengenai peran yang

dimainkan oleh dirinya dapat dibantu dengan berbagai properti yang disiapkan

guru, seperti kostum, barang-barang yang dijual, dan uang.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengevaluasi hasil

pembelajaran dengan cara tanya jawab dan diskusi tentang kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan pada hari itu. Anak menjawab pertanyaan guru dengan cukup

baik masih dengan berbagai pertanyaan untuk semakin memunculkan keberanian

anak mengemukakan ide mereka. Diskusi yang dilakukan juga bertujuan untuk

semakin menggali pengetahuan anak dengan peran yang sudah dimainkan

sebelumnya. Anak diberi banyak kesempatan untuk mengungkapkan hal-hal yang

sulit untuk mereka atau hal-hal yang menyenangkan selama pembelajaran. Anak

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

73

terlihat senang dan tanpa beban dalam kegiatan bermain ini, karena tidak adanya

tugas yang harus anak selesaikan. Guru memberitahukan tentang kegiatan yang

akan dipelajari esok hari. Kegiatan selanjutnya dilanjutnya do’a sebelum pulang

dan salam.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan di atas menunjukkan bahwa

keterampilan bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan secara

bertahap. Peningkatan ini dilihat dari keterampilan pengekspresian wajah dan

penggunaan intonasi dalam bercerita. Hasil keterampilan bercerita ekspresif pada

tindakan pertemuan pertama dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. Data Observasi Siklus I Pertemuan 1

No Aspek yang diamati

Pertemuan I Kriteria Jumlah

Anak yang Mampu

Jumlah Anak yang

Mampu

Persentase

Jumlah Anak yang

Belum Mampu

Persentase

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

4 44.4% 5 55,5% Cukup

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan informasi yang ingin disampaikan

3 33.3% 6 66,6% Kurang

3. Kenyaringan suara 2 22.2% 7 77,7% Kurang 4. Kelancaran bercerita 1 11.1% 8 88,8% Kurang

Sekali

Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada indikator pengekspresian

wajah sesuai dengan cerita sudah dapat dilakukan dengan baik oleh 4 anak, yaitu

RA, RM, FA, dan RE. Penggunaan gesture masih sebanyak 33.3% dari jumlah 3

anak yang sudah dapat melakukan dengan baik, yaitu RA, RM, dan RO.

Sedangkan untuk indikator kenyaringan suara, sudah meningkat menjadi

berjumlah 2 anak yaitu RA dan FA, sedangkan 7 lainnya masih belum

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

74

melaksanakan dengan baik. Kelancaran bercerita masih sangat perlu ditingkatkan

karena hanya satu anak yang sudah menunjukkan dengan baik, yaitu RA (dapat

dilihat pada lampiran nilai anak halaman 128).

2) Pertemuan Kedua Siklus I

Pelaksanaan pertemuan kedua pada Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 18 Januari 2014 dengan tema ”Pekerjaan” dan sub tema “Macam-macam

Profesi (Koki)”. Pelaksanaan kegiatan keterampilan dilakukan pukul 08.30 WIB

sampai 09.30 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran, anak dikumpulkan di

halaman sekolah untuk melakukan senam pagi dan diberikan beberapa

pengumuman. Setelah selesai, anak langsung menuju ruang kelas dan duduk di

kursi masing-masing dengan tertib dan rapi.

Guru mengucap salam, berdoa dan memanggil nama anak dan langsung

menanyakan kabar dengan bernyanyi. Kegiatan dilanjutkan dengan apersepsi

tentang “Koki”. Guru menanyakan kepada anak tentang siapa itu Koki dan apa

tugasnya. Salah satu anak menjawab bahwa koki adalah tukang masak dan

masaknya di rumah makan dan beberapa teman lain menyetujui, beberapa teman

yang lain hanya diam. Guru menjelaskan lebih lengkap tentang koki berdasarkan

jawaban yang diungkapkan anak. Guru menanyakan kepada anak tentang apa

yang belum dimengerti dari tema yang dibahas. Setelah apersepsi selesai

dilaksanakan, guru mengajak anak untuk bernyanyi meningkatkan semangat

bermain anak.

Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan yang diberikan oleh guru kelas

mengenai kegiatan bermain apa saja yang akan dilakukan. Salah satu dari kegiatan

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

75

tersebut adalah role playing. Guru kelas memberikan berbagai media yang dapat

digunakan untuk anak melakukan perannya sebagai koki. Anak-anak seluruhnya

berperan sebagai koki, namun bahan yang digunakan berbeda-beda sehingga anak

bebas untuk membuat apa yang mereka inginkan dengan kreasi mereka dengan

terus bercerita apa yang dibuatnya kepada koki yang lain.

Anak cukup antusias memainkan perannya dan sebagian besar sudah

mengerti tugas yang harus dilakukannya tentang peran koki. Komunikasi anak

semakin menunjukkan peningkatan saat masing-masing anak menggabungkan

masakan yang mereka buat dengan kreasi mereka. Guru pendamping sesekali ikut

dalam peran tersebut dan mencoba memakan hasil masakan anak.

Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai

dengan aspek penilaian yang tertera dalam instrument penelitian, yaitu

pengekspresian wajah, penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara dan

kelancaran dalam bercerita saat memainkan sebuah peran. Dalam perannya

menjadi koki anak dapat mengetahui tugas apa yang dikerjakan oleh seorang koki

dan melatih keterampilan dirinya. Ketika anak berperan menjadi orang lain atau

memerankan benda yang dia hidupkan, anak dapat mengucapkan bermacam kata

yang mencerminkan siapa dirinya dengan tujuan memberikan penjelasan kepada

teman lain. Penjelasan anak mengenai peran yang dimainkan oleh dirinya dapat

dibantu dengan berbagai media yang disiapkan guru, dalam hal berperan sebagai

koki ini dapat digunakan seperti kostum, bahan-bahan yang digunakan untuk

berperan menjadi koki.

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

76

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengevaluasi hasil

pembelajaran dengan cara tanya jawab dan diskusi tentang kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan pada hari itu. Anak menjawab pertanyaan guru dengan baik, dan

beberap anak masih belum cukup berani mengemukakan ide mereka. Diskusi

yang dilakukan juga bertujuan untuk semakin menggali pengetahuan anak dengan

peran yang sudah dimainkan sebelumnya. Anak diberi banyak kesempatan

mengungkapkan hal-hal yang sulit untuk mereka atau hal-hal yang menyenangkan

selama pembelajaran. Anak terlihat senang dalam role playing yang dilakukan.

Guru memberitahukan tentang kegiatan yang akan dipelajari esok hari. Kegiatan

selanjutnya yaitu berdo’a sebelum pulang dan salam.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan di atas menunjukkan bahwa

keterampilan bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan secara

bertahap. Peningkatan ini dilihat dari keterampilan pengekspresian wajah dan

penggunaan intonasi dalam bercerita. Hasil keterampilan bercerita ekspresif pada

tindakan pertemuan pertama dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. Data Observasi Siklus I Pertemuan 2

No Aspek yang diamati

Pertemuan II Kriteria Jumlah

Anak yang Mampu

Jumlah Anak yang

Mampu

Persentase

Jumlah Anak yang

Belum Mampu

Persentase

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

6 66.6% 3 33,3% Baik

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan informasi yang ingin disampaikan

2 22.2% 7 77,7% Kurang

3. Kenyaringan suara 3 33.3% 6 66,6% Kurang 4. Kelancaran bercerita 2 22.2% 7 77,7% Kurang

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

77

Pada tabel di atas, keterampilan bercerita ekspresif anak pada indikator

pengekspresian wajah sesuai dengan cerita sudah mengalami peningkatan

mencapai persentasi 66.6% dari jumlah 6 anak, yaitu RA, RM, RF, FA, RE dan

RO. Penggunaan gesture menurun menjadi 22.2% yang sudah dapat melakukan

dengan baik, yaitu ZU, dan FA. Pada indikator kenyaringan suara dan kelancaran

bercerita, masing-masing sudah meningkat sebanyak 11.1%, mencapai 33.3%

untuk kenyaringan suara yang dilakukan dengan baik oleh RA, ZU, dan RE,

sedangkan untuk kelancaran bercerita mencapai 22.2% dari jumlah 2 anak yang

melaksanakan dengan baik, yaitu RA, dan FA. Sehingga untuk indikator

keberhasilan kelas pada pertemuan kedua berada di range kurang-cukup (dapat

dilihat pada lampiran nilai anak pada halaman 129).

3) Pertemuan ketiga Siklus I

Pertemuan ketiga pada Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20

Januari 2014 dengan tema ”Pekerjaan” dan sub tema “Macam-macam profesi

(Dokter)”. Pelaksanaan kegiatan keterampilan dilakukan pukul 08.30 WIB sampai

09.30 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran, anak langsung menuju ruang kelas

dan duduk di kursi masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru mengucap salam,

berdoa, kegiatan imtaq yaitu hafalan do’a serta tepuk-tepuk islami. Selanjutnya

guru memanggil nama anak dan langsung menanyakan kabar dengan bernyanyi

dengan lagu “Selamat Pagi”.

Kegiatan dilanjutkan dengan apersepsi tentang “Dokter”. Guru

menanyakan kepada anak tentang siapa itu Dokter dan apa tugasnya. Pada

pertemuan ketiga, beberapa anak sudah cukup berani mengungkapkan pendapat

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

78

mereka dengan bercerita secara singkat tentang apa yang mereka ketahui tentang

tema yang dibahas pada hari itu. Anak menjawab bervariasi seperti dokter itu

yang memberi obat pahit dan suntikan, ada pula yang menjawab takut dan tidak

berani dengan dokter. Guru menjelaskan lebih lengkap tentang dokter. Guru

menanyakan kepada anak tentang apa yang belum dimengerti dari tema yang

dibahas. Setelah apersepsi selesai dilaksanakan, guru menjelaskan kegiatan apa

saja yang akan dilakukan.

Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan yang diberikan oleh guru kelas

mengenai kegiatan bermain apa saja yang akan dilakukan, role playing. Guru

kelas memberikan berbagai media yang dapat digunakan untuk anak melakukan

perannya sebagai dokter. Anak-anak bergantian berperan sebagai dokter, dan

adapula yang berperan sebagai pasien dan suster. Setiap anak yang berperan

sebagai pasien mendapat kepingan koin mainan yang diumpamakan sebagai uang

untuk alat pembayaran berobat yang selanjutnya pasien akan mendapatkan obat.

Anak terlihat antusias memainkan perannya sebagai dokter walaupun

terdapat beberapa anak yang takut untuk berganti peran sebagai pasien, namun

permainan dapat berjalan dengan lancar. Guru pendamping juga sesekali ikut

dalam peran tersebut dan berperan sebagai pasien yang berobat dan memancing

pembicaraan yang menjelaskan bahwa dokter tidak menakutkan seperti yang

dikatakan oleh salah satu anak sebelumnya mengenai ketakutannya pada dokter.

Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai

dengan aspek penilaian yang tertera dalam instrument penelitian, yaitu

pengekspresian wajah, penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara dan

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

79

kelancaran dalam bercerita saat memainkan sebuah peran. Dalam perannya

menjadi koki anak dapat mengetahui tugas apa yang dikerjakan oleh seorang

dokter dan melatih keberaniannya juga. Ketika anak berperan menjadi orang lain

atau memerankan benda yang dia hidupkan, anak dapat mengucapkan bermacam

kata yang mencerminkan siapa dirinya dengan tujuan memberikan penjelasan

kepada teman lain. Penjelasan anak mengenai peran yang dimainkan oleh dirinya

dapat dibantu dengan berbagai media yang mendukung, seperti kostum, bahan-

bahan yang digunakan untuk berperan menjadi dokter, dan media lain seperti

stetoskop, dan obat.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengevaluasi hasil

pembelajaran dengan cara tanya jawab dan diskusi tentang kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan pada hari itu. Anak menjawab pertanyaan guru dengan baik,

diskusi yang dilakukan juga bertujuan untuk semakin menggali pengetahuan anak

dengan peran yang sudah dimainkan sebelumnya. Anak diberi banyak kesempatan

mengungkapkan hal-hal yang sulit untuk mereka atau hal-hal yang menyenangkan

selama pembelajaran. Anak terlihat senang dan tanpa beban dalam kegiatan

bermain peran yang dilakukan. Guru memberitahukan tentang kegiatan yang akan

dipelajari esok hari. Kegiatan selanjutnya yaitu berdo’a sebelum pulang dan

salam.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan di atas menunjukkan bahwa

keterampilan bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan secara

bertahap. Peningkatan ini dilihat dari keterampilan pengekspresian wajah dan

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

80

penggunaan intonasi dalam bercerita. Hasil keterampilan bercerita ekspresif pada

tindakan pertemuan pertama dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 6. Data Observasi Siklus 1 Pertemuan 3

No Aspek yang diamati

Pertemuan III Kriteria Jumlah

Anak yang Mampu

Jumlah Anak yang

Mampu

Persentase

Jumlah Anak yang

Belum Mampu

Persentase

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

9 100% - - Sangat Baik

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan informasi yang ingin disampaikan

8 88.8% 1 11,1% Sangat Baik

3. Kenyaringan suara 4 44.4% 5 55,5% Cukup 4. Kelancaran bercerita 3 33.3% 6 66,6% Kurang

Pada tabel data observasi pertemuan ketiga pada Siklus I di atas

menunjukkan bahwa keterampilan bercerita ekspresif anak pada indikator

pengekspresian wajah dan penggunaan gesture yang sesuai mengalami

peningkatan yang signifikan. Kedua inidikator ini dilakukan dengan baik oleh

hampir keseluruhan anak, kecuali untuk penggunaan gesture RE belum dapat

menunjukkannya dengan baik. Sedangkan untuk indikator kenyaringan suara dan

kelancaran bercerita, masing-masing semakin meningkat dengan persentase

peningkatan sebanyak 11.1%, yaitu 44.4% untuk kenyaringan suara dengan 4

anak mampu, adalah RA, ZU, RM, dan FA, serta 33.3% untuk kelancaran

bercerita dari jumlah 3 anak mampu, yaitu RA, FA, dan RE (dapat dilihat pada

lampiran nilai anak halaman 130).

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

81

c. Observasi

Observasi dilakukan ketika kegiatan bermain peran (role playing). Peneliti

menggunakan panduan instrumen observasi pada pengekspresian wajah,

penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara, dan kelancaran dalam bercerita.

Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita ekspresif anak pada

Siklus I dan mencatat hasil observasi menggunakan instrumen yang sudah

disiapkan. Hasil pengamatan pada Siklus I menunjukan bahwa keterampilan

bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan yang cukup beragam dari

kondisi Pra Tindakan. Hasil Pelaksanaan tindakan Siklus I untuk setiap pertemuan

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Data Kumulatif Observasi Siklus 1

No Aspek yang diamati

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III % rata-rata Kriteria % Kriteria % Kriteria % Kriteria

1. Peng-ekspresian wajah sesuai dengan cerita

44.4%

Cukup 66.6%

Baik 100%

Sangat Baik

70.33% Baik

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan informasi yang ingin disampaikan

33.3%

Kurang 22.2%

Kurang 88.8%

Sangat Baik

48.1% Cukup

3. Kenyaringan suara

22.2%

Kurang 33.3%

Kurang 44.4%

Cukup 33.3% Kurang

4. Kelancaran bercerita

11.1%

Kurang Sekali

22.2%

Kurang 33.3%

Kurang 22.2% Kurang

Persentase Rata-rata Kelas 43.48% Cukup

Pada tabel data kumulatif observasi ketiga pertemuan pada Siklus I di atas

menunjukkan bahwa keterampilan bercerita ekspresif anak yang dihitung dengan

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

82

persentase indikator keberhasilan kelas pada indikator pengekspresian wajah

sesuai dengan cerita mengalami peningkatan sebanyak 22.2% pada pertemuan

kedua dan semakin meningkat hingga mencapai persentase 100% pada pertemuan

ketiga. Penggunaan gesture sudah cukup baik di pertemuan pertama, namun

menurun pada pertemuan kedua, lalu mengalami peningkatan sebanyak 66.6%

dari pertemuan kedua mencapai persentase 88.8% dari jumlah 8 anak yang

mampu. Sedangkan untuk indikator kenyaringan suara dan kelancaran bercerita,

masing-masing semakin meningkat dengan persentase peningkatan sebanyak

11.1% pada setiap pertemuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama tiga kali

pertemuan pada Siklus I, terlihat bahwa persentase rata-rata kelas sudah

meningkat mencapai 43.48%.

Data pada tabel di atas dapat dilihat dalam diagram yang disajikan dalam

bentuk peningkatan yang dilihat dari indikator penilaian dibawah ini:

Gambar 5. Data Kumulatif Indikator Pada Observasi Siklus I

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Pengekspresian

Penggunaan gesture

Kenyaringan suara

Kelancaran

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

83

Pada diagram di atas, terlihat peningkatan yang cukup signifikan pada

perkembangan setiap indikator dalam setiap siklus yang dilaksanakan selama 3

kali pertemuan. Pada indikator pengekpresian peningkatan terjadi pada pertemuan

2 mencapai 11,1% dari pertemuan 1, dan semakin meningkat pada pertemuan

ketiga hingga mencapai 100%. Indikator kedua dalam penelitian yaitu

penggunaan gesture atau olah tubuh, mengalami penurunan 11.1% pada

pertemuan kedua dan kembali naik pada pertemuan 3 sebanyak 66.6% mencapai

persentase 88.8%. Sedangkan untuk indikator kenyaringan suara, pada setiap

pertemuan mengalami peningkatan masing-masing sebanyak 11,1%, sehingga

pada pertemuan ketiga mencapai 44,4%. Indikator yang terakhir yaitu kelancaran

dalam bercerita, pada Siklus I ini, juga mengalami peningkatan masing-masing

sebanyak 11,1% sejak pertemuan pertama, dan mencapai persentase sebanyak

33,3% pada pertemuan ketiga.

Dalam penelitian pada Siklus I, didapatkan hasil bervariasi yang dicapai

oleh anak, beberapa mengalami peningkatan, dan adapula yang mengalami

penurunan, maupun nilai stabil. Data observasi kumulatif perkembangan untuk

masing-masing anak selama tiga pertemuan pada Siklus I disajikan dalam bentuk

tabel dan diagram di bawah ini:

Tabel 8. Data Observasi Kumulatif Perkembangan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus I

No Nama Anak

Aspek yang diamati Jumlah Peng-

ekspresian Penggunaan

gesture Kenyaringan suara

Ke-lancaran

1. RA Pertemuan 1 2 2 2 2 8 Pertemuan 2 2 1 2 2 7 Pertemuan 3 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 76.6% Kriteria : Baik 2. ZU Pertemuan 1 1 1 1 1 4

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

84

Pertemuan 2 1 2 2 1 6 Pertemuan 3 2 2 2 1 7 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 56.6% Kriteria : Cukup 3. RM Pertemuan 1 2 2 1 1 6 Pertemuan 2 2 1 1 1 5 Pertemuan 3 2 2 2 1 6 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 56.6% Kriteria : Cukup 4. RF Pertemuan 1 1 1 1 1 4 Pertemuan 2 2 1 1 1 5 Pertemuan 3 2 2 1 1 6 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 50% Kriteria : Cukup 5. FA Pertemuan 1 2 1 2 1 6 Pertemuan 2 2 2 1 2 7 Pertemuan 3 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 70% Kriteria : Baik 6. RE Pertemuan 1 2 1 1 1 5 Pertemuan 2 2 1 2 1 6 Pertemuan 3 2 1 1 2 6 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 56.6% Kriteria : Cukup 7. FE Pertemuan 1 1 1 1 1 4 Pertemuan 2 1 1 1 1 4 Pertemuan 3 2 2 1 1 6 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 46.6% Kriteria : Cukup 8. AD Pertemuan 1 1 1 1 1 4 Pertemuan 2 1 1 1 1 4 Pertemuan 3 2 2 1 1 6 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 46.6% Kriteria : Cukup 9. RO Pertemuan 1 1 1 1 1 4 Pertemuan 2 2 1 1 1 5 Pertemuan 3 2 2 1 1 6 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 53.3% Kriteria : Cukup

Dalam tabel penilaian masing-masing anak yang dilakukan selama Siklus

I, terlihat sebagian anak masing belum mencapai nilai maksimal yang ditetapkan.

Terlihat pula, bahwa nilai 1 (belum mampu) masih banyak tersebar selama siklus

ini. Selain itu, mulai adanya peningkatan pada salah satu indikator pada

pertemuan ke-3 yaitu indikator pengekspresian wajah. Penggunaan gesture juga

mengalami peningkatan yang sama, hanya salah satu anak yang belum mampu

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

85

menggunakan gesture dengan baik, yaitu RE. Selain itu, untuk indikator

kenyaringan skor 1 (belum mampu) yang belum mengalami peningkatkan selama

3 kali pertemuan yaitu RF, FE, AD dan RO, sedangkan untuk kelima siswa lain

sudah mulai menunjukkan peningkatan kemampuannya. Untuk indikator

kelancaran bercerita yang belum mengalami peningkatan selama 3 pertemuan

dalam Siklus I sebanyak 6 orang, yaitu ZU, RM, RF, FE, AD, dan RO. Beberapa

anak juga mengalami penurunan pada beberapa pertemuan, namun adapula yang

dapat meningkatkan nilainya kembali pada pertemuan ketiga.

Berdasarkan hasil data kumulatif keterampilan bercerita setiap anak pada

Siklus I selama 3 pertemuan, terlihat variasi perolehan nilai yang saling

mempengaruhi dalam mencapai indikator keberhasilan kelas yang sudah

disepakati. Hasil data observasi kumulatif selama pelaksanaan Siklus I dapat

dilihat pada diagram yang telah disajikan di bawah ini:

Gambar 6. Data Observasi Kumulatif Setiap Anak Pada Perkembangan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus I

0

1

2

3

4

5

6

7

8

RA ZU RM RF FA RE FE AD RO

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

86

Pada diagram yang disajikan di atas, terlihat beberapa anak mengalami

peningkatan secara keseluruhan indikator yang diteliti pada penelitian ini.

Peningkatan terjadi konsisten pada setiap pertemuan, namun adapula yang

menurun ataupun stabil pada beberapa pertemuan namun dapat meningkat pada

pertemuan ketiga. Untuk RA dan RM keterampilan bercerita pada pertemuan

pertama dan pertemuan ketiga stabil, namun nilai tersebut mengalami penurunan

dari pertemuan kedua. Sedangkan untuk RE mengalami peningkatan yang pada

pertemuan kedua, dan stabil pada pertemuan ketiga. RF yang merupakan anak

perempuan satu-satunya dikelas, mampu menunjukkan kemampuannya pada

setiap pertemuan. 2 anak yaitu FE, dan AD mendapatkan nilai stabil untuk

pertemuan pertama dan kedua, sedangkan pada pertemuan ketiga berhasil

menunjukkan kemampuannya dalam bercerita. Sedangkan ZU, FA, dan RO terus

menunjukkan peningkatan yang baik pada setiap pertemuan dalam Siklus I ini.

Pada perolehan data observasi kumulatif pada pelaksanaan Siklus I ini

nilai yang paling banyak diperoleh masing-masing anak berkisar antara 4-6 dan

merupakan nilai yang belum sepenuhnya dikatakan mampu. Sehingga masih

diperlukannya pelaksanaan siklus selanjutnya untuk mencapai indikator

keberhasilan. Berikut ini, data perbandingan yang diperoleh saat Pra Tindakan dan

Siklus I:

Tabel 9. Data Perbandingan Pra Tindakan dan Siklus I

No Aspek yang diamati Pra Siklus Siklus I

Persentase Kriteria Persentase Kriteria

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

22.2% Kurang 70.33% Baik

2. Penggunaan sikap (gesture)

22.2% Kurang 48.1% Cukup

3. Kenyaringan suara 11.1% Kurang Sekali

33.3% Kurang

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

87

Pada tabel data perbandingan Pra Tindakan dan Siklus I menunjukkan

bahwa keterampilan bercerita ekspresif anak pada semua indikator, yaitu indikator

pengekspresian wajah sesuai dengan cerita, penggunaan gesture, kenyaringan

suara dan kelancaran bercerita, masing-masing mengalami peningkatan yang

bervariasi untuk indikator keberhasilan kelas. Dari tabel data perbandingan

observasi pada Pra Tindakan dengan Siklus I untuk indikator keberhasilan kelas

dapat dilihat pada grafik yang ditampilkan di bawah ini:

Gambar 7. Perbandingan Hasil Observasi Pra Tindakan dan Siklus I

Gambar 7 di atas menunjukkan mengenai perbedaan setiap indikator

selama pelaksanaan penelitian, yaitu pada Pra Tindakan dan Siklus I. Pada

masing-masing indikator yang diteliti pada penelitian kali ini, terlihat semua dapat

meningkat setelah dilakukannya Siklus I jika dibandingkan dengan Pra Tindakan.

Hal ini terjadi karena penyampaian keterampilan bercerita anak tidak

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%

Pra Tindakan

Siklus I

4. Kelancaran bercerita 11.1% Kurang Sekali

22.2% Kurang

Persentase Rata-rata 16.65% Kurang Sekali

43.48% Cukup

Persentase Kelas 80%

Page 103: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

88

menggunakan permainan yang menarik. Pelaksanaan keterampilan bercerita

sebelumnya memberikan tugas pada anak untuk maju di depan kelas dan

menceritakan apa yang ditugaskan guru di depan kelas dan menghadap anak-anak

lain. Anak lain terlihat biasa dalam menyampaikan dan cenderung merupakan

komunikasi dua arah dengan gurunya saja dan selanjutnyan guru menyampaikn

kepada teman-teman tentang apa yang disampaikan oleh anak yang sedang berada

di depan kelas tersebut. Peningkatan pada Siklus I ini terjadi karena dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah menggunakan role playing sebagai

salah satu kegiatan bermain untuk anak dan salah satu metode untuk

meningkatkan keterampilan bercerita anak.

Pada tabel yang disajikan di bawah ini meunjukkan bagaimana nilai yang

dicapai masing-masing anak pada pelaksanaan Pra Tindakan dan Siklus I. Berikut

adalah tabel untuk data perkembangan masing-masing anak yang digunakan

sebagai perbandingan keterampilan Pra Tindakan dan Siklus I, yaitu:

Tabel 10. Data Perbandingan Setiap Anak Pra Tindakan dan Siklus I

No. Nama Anak Pra Tindakan Siklus I Persentase Kriteria Persentase Kriteria

1. RA 75% Baik 76.6% Baik 2. ZU 50% Cukup 56.6% Cukup 3. RM 62.5% Baik 56.6% Cukup 4. RF 50% Cukup 50% Cukup 5. FA 87.5% Sangat Baik 70% Baik 6. RE 50% Cukup 56.6% Cukup 7. FE 50% Cukup 46.6% Cukup 8. AD 50% Cukup 46.6% Cukup 9. RO 50% Cukup 53.3% Cukup

Tabel data observasi perbandingan pada Pra Tindakan dan Siklus I

menunjukkan bahwa keterampilan anak dalam bercerita sudah sebagian anak

mengalami peningkatan dan beberapa anak lain memperoleh nilai yang cukup

Page 104: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

89

stabil dalam tindakan tersebut. Namun, adapula beberapa yang mengalami

penurunan pada Siklus I, yaitu RM, FA, FE, dan AD. Setelah pelaksanaan

kegiatan yang berbeda pada Pra Tindakan dan Siklus I, beberapa anak (RM, FE,

dan AD) yang belum mengalami penurunan merupakan anak-anak yang

cenderung lebih banyak diam dan hanya berkomunikasi secukupnya saja, serta

pelaksanaan yang masih di dalam ruang kelas sehingga anak masih merasakan

suasana yang belum banyak berubah dibandingkan dengan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran sebelumnya.

Hasil yang diperoleh selama pelaksanaan Pra Tindakan dan Siklus I yang

disajikan dalam tabel di atas, beberapa anak masih belum mampu pada indikator

kelancaran bercerita. Sedangkan kenyaringan suara anak dalam bercerita juga

masih perlu ditingkatkan, masih cukup banyak anak yang belum sesuai dalam

menggunakan volume suara selama pelaksanaan tindakan. Masih banyak anak

yang kurang tepat dalam penempatan volume suara untuk berkomunikasi dengan

teman lain sesuai dengan jumlah anak maupun dengan tempat dimana anak

berkomunikasi, sehingga anak-anak yang lain merasa kurang nyaman. Sedangkan

untuk pengekspresian dan penggunaan gesture beberapa anak sudah cukup

mampu sejak pelaksanaan Pra Tindakan dan mulai meningkat pada pelaksanaan

Siklus I, sebagian besar anak lain belum mampu melaksanakan dengan baik kedua

indikator tersebut. Hal tersebut dipengaruhi karena ada beberapa anak yang

memang pendiam.

Page 105: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

90

Gambar 8. Perbandingan Hasil Observasi Setiap Anak Pada Pra Tindakan dan Siklus I Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif

Pada diagram yang disajikan di atas, terlihat 4 anak mengalami

peningkatan pada Pra Tindakan dan Siklus I dalam penelitian ini, yaitu RA, ZU,

RE, dan RO. Namun adapula yang menurun sebanyak 4 anak, dan stabil

berjumlah 1, yaitu RF. RF merupakan anak perempuan satu-satunya, sehingga

terkadang komunikasinya dengan teman yang lain yang mayoritas merupakan

anak laki-laki hanya seperlunya saja. Namun RF sudah dapat menunjukkan

peningkatannya dengan baik pada pertemuan ketiga dalam Siklus I.

Berdasarkan data observasi yang sudah dilakukan pada Siklus I,

keterampilan bercerita anak dengan role playing yang dilakukan selama 3 kali

pertemuan mencapai 43.48%, berdasarkan nilai rata-rata dari 9 anak di kelas B1.

Persentase tersebut belum mencapai indikator keberhasilan kelas yang sudah

ditentukan yaitu 80%, sehingga perlu dilakukannya tindakan Siklus II dengan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

RA ZU RM RF FA RE FE AD RO

Pra Tindakan

Siklus I

Page 106: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

91

mengubah seting permainan dan media yang digunakan dalam pelaksanaan

kegiatan role playing.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada Siklus I menunjukkan bahwa indikator

keberhasilan tindakan belum mencapai hasil yang diinginkan, sehingga perlu

adanya pelaksanaan siklus selanjutnya dengan dilakukannya beberapa perubahan,

meliputi seting permainan dan media yang digunakan dalam pelaksanaan

penelitian. Hasil yang diperoleh dari pengamatan Siklus I menunjukkan bahwa

beberapa anak masih belum dapat membedakan kenyaringan suara saat bercerita

saat menghadapi banyak teman ataupun hanya sedikit, sehingga terdapat beberapa

anak dalam permainan merasa kurang nyaman dan menjadi marah ataupun tidak

suka. Selain itu, kelancaran dalam bercerita juga terhambat, terdapat beberapa

anak yang belum cukup lancar dalam bercerita.

Belum tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan menjadi perlu

dilaksanakannya Siklus II sebagai upaya umtuk mencapai indikator keberhasilan

yang ditentukan. Selain itu, perubahan seting permainan dan media pembelajaran

perlu dilakukan untuk kegiatan bercerita ekspresif ini sehingga anak bisa leluasa

mengekspresikan idenya melalui role playing. Pada hasil penelitian yang telah

dilakukan terhadap permasalahan yang terdapat pada kelas B1 tentang

keterampilan bercerita ekspresif anak yang belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan.

Page 107: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

92

Maka peneliti bersama guru kelas selanjutnya melakukan perbaikan pada

siklus berikutnya dengan cara, yaitu:

1) Seting permainan dirubah dengan menggunakan luar ruangan sebagai tempat

bermain peran anak.

2) Media pembelajaran yang digunakan lebih variatif dengan properti pendukung

tema yang lebih mendukung sesuai dengan tema yang dibahas.

Perbaikan yang telah direncanakan akan dilakukan pada Siklus II dengan

tujuan untuk memperoleh perbaikan keterampilan bercerita ekspresif anak.

Perbaikan dilakukan bekerja sama dengan guru kelas B1.

3. Deskripsi Pelaksanaan

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Perncanaan dalam penelitian merupakan hasil refleksi dari Siklus I yaitu

dalam menyusun rencana kegiatan harian (RKH) dan media yang akan digunakan

dalam role playing. Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Rabu pada tanggal

22 Januari 2013. Tema pembelajaran tentang “Rekreasi” dengan sub tema

“Tempat Rekreasi”. Peneliti membuat RKH, menyiapkan rencana media

pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan dalam pelaksanaan Siklus II

yang selanjutnya melakukan diskusi bersama guru kelas B1 untuk menyepakati

bersama pelaksanaan Siklus II. Pelaksanaan tindakan Siklus II dilakukan selama

dua kali pertemuan dengan rencana pelaksanaan yaitu hari Jumat tanggal 24

Januari 2014, dan pelaksanaan kedua hari Sabtu tanggal 25 Januari 2014.

Kegiatan penelitian dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu pada

pukul 08.30 WIB sampai 09.30 WIB.

Page 108: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

93

Teknis pelaksanaan penelitian dilakukan oleh guru kelas B1 dengan

terlebih dahulu melakukan apersepsi mengenai tema yang akan dibahas dengan

dilanjutkan menjelaskan kegiatan bermain yang salah satunya bermain peran

untuk keterampilan bercerita ekspresif.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Deskripsi pelaksanaan penelitian Siklus II sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama Siklus II

Pelaksanaan pertemuan pertama pada Siklus II dilaksanakan pada hari

Jumat tanggal 24 Januari 2014 dengan tema ”Rekreasi” dan sub tema “Tempat

Rekreasi (Pemancingan)”. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pukul 08.30 WIB

sampai 09.30 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran, anak langsung menuju

mushola untuk melakukan sholat berjamaah yang diikuti oleh seluruh anak di TK

Arum Puspita, membaca iqro’, dan berdoa memulai kegiatan juga dilakukan di

dalam mushola. Selanjutnya anak masuk ke ruang kelas masing-masing dan anak

kelas B1 duduk di kursi masing-masing dengan tertib dan rapi.

Guru mengucap salam, memanggil nama anak dan langsung menanyakan

kabar dengan bernyanyi. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan apersepsi tentang

“Tempat Rekreasi” dan salah satunya guru menjelaskan tentang tempat

pemancingan. Guru menanyakan kepada anak tentang apa saja yang anak ketahui

tentang ditempat pemancingan. Proses apersepsi berlangsung cukup aktif, anak-

anak sudah mulai bercerita banyak mengenai hal yang mereka ketahui tentang

tema yang dibahas. Guru menanyakan kepada anak tentang apa yang belum

Page 109: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

94

dimengerti dari tema yang dibahas. Setelah apersepsi selesai dilaksanakan, guru

mengajak anak untuk bernyanyi dahulu agar anak-anak tetap semangat.

Kegiatan inti dimulai dengan langsung melakukan role playing. Guru

menjelaskan mengenai media apa saja yang tersedia untuk bermain peran hari itu.

Tempat pemancingan yang sudah dipersiapkan oleh peneliti dan guru berada di

halaman sekolah, dan untuk menuju ke tempat pemancingan guru mengajak anak

untuk menaiki kereta dengan melibatkan semua anak sebagai badan kereta dan

guru menjadi lokomotif sekaligus masinis.

Anak antusias bermain dengan berekreasi di tempat pemancingan.

Sepanjang bermain sambil memancing anak-anak terus bercerita hal-hal yang

berhubungan dengan memancing ikan, walaupun masih terdapat anak yang lebih

sering terdiam karena belum bisa memancing ikan. Namun, beberapa anak lain

yang sudah baik dalam pemahamannya mengenai permainan yang dilakukan.

Guru pendamping sesekali ikut dalam kelompok dengan terus mengamati

permainan yang dilakukan anak.

Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai

dengan aspek penilaian yang tertera dalam instrument penelitian, yaitu

pengekspresian wajah, penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara dan

kelancaran dalam bercerita saat memainkan sebuah peran. Ketika anak bermain

mereka akan dengan mudah berkomunikasi dengan anak lain tanpa beban seperti

hal nya harus berbicara di depan kelas, anak dapat mengucapkan bermacam kata

yang mencerminkan siapa dirinya dan apa yang sedang dilakukan dengan tujuan

memberikan penjelasan kepada teman lain. Penjelasan anak mengenai kegiatan

Page 110: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

95

yang dimainkan oleh dapat dibantu dengan berbagai properti yang disiapkan guru,

seperti alat-alat, dan media lain yang mendukung kegiatan berekreasi hari itu di

tempat pemancingan.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengevaluasi hasil

pembelajaran dengan cara tanya jawab dan diskusi tentang kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan pada hari itu. Anak menjawab pertanyaan guru dengan cukup

baik masih dengan berbagai pertanyaan untuk semakin memunculkan keberanian

anak mengemukakan ide mereka. Anak diberi banyak kesempatan kesempatan

mengungkapkan hal-hal yang sulit untuk mereka atau hal-hal yang menyenangkan

selama pembelajaran. Anak terlihat senang dan tanpa beban dalam kegiatan

bermain ini, karena tidak adanya tugas yang harus anak selesaikan. Guru memberi

tahukan tentang kegiatan yang akan dipelajari esok hari. Kegiatan selanjutnya

dilanjutnya do’a sebelum pulang dan salam.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan di atas menunjukkan bahwa

keterampilan bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan secara

bertahap. Peningkatan ini dilihat dari keterampilan pengekspresian wajah dan

penggunaan intonasi dalam bercerita. Hasil keterampilan bercerita ekspresif pada

tindakan pertemuan pertama dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11. Data Observasi Siklus II Pertemuan 1

No Aspek yang diamati

Pertemuan I Kriteria Jumlah

Anak yang Mampu

Jumlah Anak yang

Mampu

Persentase

Jumlah Anak yang

Belum Mampu

Persentase

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

8 88.8% 1 11,1% Sangat Baik

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas

7 77.7% 2 22,2% Baik

Page 111: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

96

pesan dan informasi yang ingin disampaikan

3. Kenyaringan suara 7 77.7% 2 22,2% Baik 4. Kelancaran bercerita 7 77.7% 2 22,2% Baik

Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada indikator pengekspresian

wajah sesuai dengan cerita sudah dapat dilakukan dengan baik oleh 8 anak, yaitu

RA, ZU, RM, RF, FA, RE, FE dan RO. Penggunaan gesture mencapai 77.7% dari

jumlah 7 anak yang mampu, yaitu RA, ZU, RM, FA, RE, FE dan AD. Sedangkan

untuk indikator kenyaringan suara, RA, ZU, RM, RF, FA, RE, dan RO sudah

mampu melaksanakan dengan baik. Kelancaran bercerita juga sudah mencapai

77.7% dengan 7 anak mampu, yaitu RA, ZU, RF, FA, RE, FE, dan AD. Sehingga

persentase indikator keberhasilan kelas untuk pertemuan pertama pada Siklus II

untuk semua indikator berada pada kriteria baik-sangat baik (dapat dilihat pada

lampiran nilai anak halaman 131).

2) Pertemuan kedua Siklus II

Pelaksanaan pertemuan kedua pada Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 25 Januari 2014 dengan tema ”Rekreasi” dan sub tema “Tempat Rekreasi

(Pantai)”. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pukul 08.30 WIB sampai 09.30 WIB.

Kegiatan sebelum pembelajaran diisi dengan tanya jawab mengenai tema dan

pengalaman anak sebelum berangkat sekolah, kegiatan imtaq yaitu hafalan do’a

dan surat pendek, serta tepuk-tepuk islami. Pada kegiatan awal pembelajaran,

anak langsung menuju ruang kelas dan duduk di kursi masing-masing dengan

tertib dan rapi. Guru mengucap salam, memanggil nama anak dan langsung

menanyakan kabar dengan bernyanyi.

Page 112: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

97

Kegiatan belajar dilanjutkan dengan apersepsi tentang “Tempat Rekreasi”

dan setelah pada pertemuan sebelumnya guru menjelaskan mengenai tempat

pemancingan, pada pertemuan kedua guru menjelaskan tentang pantai. Guru

menanyakan kepada anak tentang apa saja yang anak ketahui tentang pantai.

Proses apersepsi berlangsung aktif, anak-anak bercerita banyak mengenai hal

yang mereka ketahui tentang tema yang dibahas. Guru menanyakan kepada anak

tentang apa yang belum dimengerti dari tema yang dibahas. Setelah apersepsi

selesai dilaksanakan, guru mengajak anak untuk bernyanyi.

Kegiatan inti dimulai dengan langsung melakukan role playing. Guru

menjelaskan mengenai media apa saja yang tersedia untuk bermain peran hari itu.

Pantai yang sudah dipersiapkan oleh peneliti dan guru berada di halaman sekolah

dengan memanfaatkan pasir yang ada. Anak antusias bermain dengan berekreasi

di pantai. Semua anak bermain dengan aktif dan memilih media apa yang

digunakan untuk bermain sesuai dengan keinginan anak. Sepanjang bermain anak-

anak terus bercerita hal-hal yang berhubungan dengan pantai. Semua anak sudah

baik dalam pemahamannya mengenai permainan yang dilakukan. Guru

pendamping sesekali ikut dalam kelompok dengan terus mengamati permainan

yang dilakukan anak.

Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai

dengan aspek penilaian yang tertera dalam instrument penelitian, yaitu

pengekspresian wajah, penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara dan

kelancaran dalam bercerita saat memainkan sebuah peran sudah baik. Ketika anak

bermain mereka akan dengan mudah berkomunikasi dengan anak lain tanpa beban

Page 113: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

98

seperti hal nya harus berbicara di depan kelas, anak dapat mengucapkan

bermacam kata yang mencerminkan siapa dirinya dan apa yang sedang dilakukan

dengan tujuan memberikan penjelasan kepada teman lain. Penjelasan anak

mengenai kegiatan yang dimainkan oleh dapat dibantu dengan berbagai properti

yang disiapkan guru, seperti alat-alat, dan media lain yang mendukung seperti

media yang digunakan untuk berekreasi di pantai. Peneliti juga menemukan

hampir keseluruhan anak sudah dapat bercerita dengan baik dengan kalimat yang

sederhana (dapat dilihat CL.5)

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengevaluasi hasil

pembelajaran dengan cara tanya jawab dan diskusi tentang kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan pada hari itu. Anak menjawab pertanyaan guru dengan cukup

baik masih dengan berbagai pertanyaan untuk semakin memunculkan keberanian

anak mengemukakan ide mereka. Anak diberi banyak kesempatan kesempatan

mengungkapkan hal-hal yang sulit untuk mereka atau hal-hal yang menyenangkan

selama pembelajaran. Anak terlihat senang dan tanpa beban dalam kegiatan

bermain ini, karena tidak adanya tugas yang harus anak selesaikan. Guru memberi

tahukan tentang kegiatan yang akan dipelajari esok hari. Kegiatan selanjutnya

dilanjutnya do’a sebelum pulang dan salam.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan di atas menunjukkan bahwa

keterampilan bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan secara

bertahap. Peningkatan ini dilihat dari keterampilan pengekspresian wajah dan

penggunaan intonasi dalam bercerita. Hasil keterampilan bercerita ekspresif pada

tindakan pertemuan pertama dapat dilihat sebagai berikut:

Page 114: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

99

Tabel 12. Data Observasi Siklus II Pertemuan 2

No Aspek yang diamati

Pertemuan II Kriteria Jumlah Anak yang

Mampu

Jumlah Anak yang

Mampu

Persentase

Jumlah Anak yang

Belum Mampu

Persentase

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

9 100% - - Sangat Baik

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan informasi yang ingin disampaikan

9 100% - - Sangat Baik

3. Kenyaringan suara 8 88.8% 1 11,1% Sangat Baik

4. Kelancaran bercerita 8 88.8% 1 11,1% Sangat Baik

Pada tabel data observasi pertemuan kedua di atas, diketahui bahwa pada

indikator pengekspresian wajah sesuai dengan cerita dan penggunaan gesture

sudah dapat dilakukan oleh seluruh anak dengan persentase 100%. Sedangkan

untuk indikator kenyaringan suara, sudah meningkat sebanyak 8 anak yang

mampu melakukan dengan baik, yaitu RA, ZU, RM, RF, FA, FE, AD, dan RO.

Sama halnya dengan indikator kenyaringan suara, untuk indikator kelancaran

bercerita pada pertemuan kedua ini sudah mencapai 88.8% dari jumlah 8 anak,

yaitu RA, ZU, RM, RF, FA, RE, FE, dan RO. Sehingga indikator keberhasilan

kelas untuk semua indikator berada pada kriteria sangat baik (dapat dilihat pada

lampiran nilai anak halaman 132).

C. Observasi

Observasi dilakukan ketika kegiatan bermain peran (role playing). Peneliti

menggunakan panduan instrumen observasi pada pengekspresian wajah,

penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara, dan kelancaran dalam bercerita.

Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita ekspresif anak pada

Page 115: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

100

Siklus II dan mencatat hasil observasi menggunakan instrumen yang sudah

disiapkan. Hasil pengamatan pada Siklus II menunjukan bahwa keterampilan

bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan dari hasil pengamatan

Siklus I. Hasil Pelaksanaan tindakan Siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 13. Data Kumulatif Observasi Siklus 1I

No Aspek yang diamati

Pertemuan I Pertemuan II % Rata-rata Kriteria % Kriteria % Kriteria

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

88.8% Sangat Baik

100% Sangat Baik

94.4% Sangat Baik

2. Penggunaan sikap (gesture) yang sesuai untuk memperjelas pesan dan informasi yang ingin disampaikan

77.7% Baik 100% Sangat Baik

88.85% Sangat Baik

3. Kenyaringan suara 77.7% Baik 88.8% Sangat Baik

83.25%

Sangat Baik

4. Kelancaran bercerita

77.7% Baik 88.8% Sangat Baik

83.25% Sangat Baik

Persentase Rata-rata 87.43% Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada indikator pengekspresian

wajah sesuai dengan cerita dan penggunaan gesture sudah meningkat sangat baik

hingga mencapai persentasi 100% atau keseluruhan anak sudah mampu

melaksanakan dengan baik. Kenyaringan suara dan kelancaran bercerita, masing-

masing mengalami peningkatan sebanyak 11.1% pada pertemuan kedua dengan

jumlah anak yang mampu sebanyak 8 anak, sehingga mencapai persentase 88.8%

pada Siklus II ini. Sehingga, pelaksanaan Siklus II yang dilakukan sebanyak 2 kali

pertemuan sudah mencapai persentase rata-rata 87,43%. Hasil ini sudah

menunjukkan bahwa keterampilan bercerita ekspresif anak sudah mencapai

Page 116: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

101

indikator keberhasilan kelas yang ditentukan. Data pada tabel di atas dapat dilihat

dalam diagram dibawah ini:

Gambar 9. Data Kumulatif Observasi Siklus II

Pada gambar di atas dapat dilihat peningkatan pada Siklus II terlihat pada

setiap indikator, yaitu pengekspresian, penggunaan gesture anak, kenyaringan

suara, dan kelancaran bercerita masing-masing mengalami peningkatan pada

pertemuan kedua. Untuk kenyaringan suara dan kelancaran bercerita mengalami

peningkatan sebanyak 11.1% pada pertemuan kedua. Secara keseluruhan indikator

penelitian yang ditetapkan pada penelitian Siklus II sudah mencapai persentase

indikator keberhasilan kelas pada kriteria sangat baik. Seting permainan yang

dilakukan di luar ruangan juga berpengaruh pada hasil yang diperoleh pada Siklus

II, anak semakin bebas bereksplorasi dengan dirinya dan lingkungan yang ada di

sekitarnya. Selain itu, anak juga tidak harus duduk bermain di dalam kelas.

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Pengekspresian

Penggunaan gesture

Kenyaringan suara

kelancaran

Page 117: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

102

Data observasi kumulatif perkembangan untuk masing-masing anak

selama dua pertemuan pada Siklus II disajikan dalam bentuk tabel dan diagram di

bawah ini, yaitu:

Tabel 14. Data Observasi Kumulatif Perkembangan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus II

No. Nama Anak Aspek Yang Dinilai

Jumlah Peng-ekspresian

Penggunaan Gesture

Kenyaringan Suara

Kelancaran Bercerita

1. RA Pertemuan 1 2 2 2 2 8 Pertemuan 2 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 80% Kriteria : Baik 2. ZU Pertemuan 1 2 2 2 2 8 Pertemuan 2 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 80% Kriteria : Baik 3. RM Pertemuan 1 2 2 2 1 7 Pertemuan 2 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 75% Kriteria : Baik 4. RF Pertemuan 1 2 1 2 2 7 Pertemuan 2 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 75% Kriteria : Baik 5. FA Pertemuan 1 2 2 2 2 8 Pertemuan 2 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 80% Kriteria : Baik 6. RE Pertemuan 1 2 2 2 2 8 Pertemuan 2 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 80% Kriteria : Baik 7. FE Pertemuan 1 2 2 1 2 7 Pertemuan 2 2 2 2 1 7 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 70% Kriteria : Baik 8. AD Pertemuan 1 1 2 1 2 6 Pertemuan 2 2 2 2 1 7 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 65% Kriteria : Baik 9. RO Pertemuan 1 2 1 2 1 6 Pertemuan 2 2 2 2 2 8 Persentase Rata-rata Selama Siklus I 70% Kriteria : Baik

Tabel data observasi pada Siklus II selama dua kali petemuan

menunjukkan bahwa keterampilan anak dalam bercerita sudah semakin

Page 118: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

103

menunjukkan. Peningkatan dan beberapa anak lain memperoleh nilai di atas nilai

maksimal dalam tindakan tersebut. Setelah pelaksanaan kegiatan yang berbeda

pada Siklus II berdasarkan hasil refleksi Siklus I, yaitu seting permainan yang

dilaksanakan di luar kelas, berhasil menunjukkan hasil bahwa semua anak

semakin meningkat pada Siklus II ini. Untuk RA, ZU, FA, dan RE dalam

perolehan nilai keseluruhan indikator selama pelaksanaan Siklus II selama dua

kali pertemuan sudah mencapai nilai maksimal, yaitu 8. Sedangkan untuk

sebagian anak lain sudah mengalami peningkatan pada pertemuan kedua. Nilai

yang diperoleh pada pertemuan kedua bervariasi. RM, RF, dan RO sudah

mencapai nilai maksimal pada pertemuan kedua, namun untuk FE dan AD masih

berada di nilai 7 namun sudah meningkat meningkat bila dibandingkan dengan

pertemuan pertama maupun pada Siklus I.

Untuk beberapa indikator penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini,

keterampilan anak untuk meningkatkan nilai tersebut terjadi pada pertemuan

kedua, sedangkan untuk FE dan AD mengalami penurunan nilai yang pada

indikator kelancaran bercerita jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

Keberhasilan peningkatan keterampilan anak pada Siklus II ini terjadi karena anak

melakukan kegiatan di luar ruangan yang menjadikan anak tidak terkungkung dan

terpatok dengan kegiatan pembelajaran konvensional di dalam ruangan. Suasana

di luar ruangan juga semakin menjadikan anak belajar untuk menyatu dengan

alam.

Page 119: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

104

Berdasarkan penjelasan tabel yang sudah disajikan di atas, data observasi

kumulatif peningkatan keterampilan anak dalam bercerita ekspresi juga

dipaparkan pada gambar di bawah ini, yaitu:

Gambar 10. Data Observasi Kumulatif Perkembangan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Selama Siklus II

Pada gambar di atas dapat dilihat peningkatan pada masing-masing anak

sudah semakin terlihat pada indikator pengekspresian, penggunaan gesture anak,

kenyaringan suara, serta kelancaran bercerita yang merupakan indikator dalam

penelitian tersebut. Berdasarkan gambar di atas, terlihat RA, ZU, FA, dan RE

sudah mencapai nilai maksimal pada kedua pertemuan. Sedangkan 3 anak lain

yaitu RM, RF, dan RO mencapai nilai maksimal pada pertemuan kedua, dan yang

terakhir yaitu FE dan AD sudah mencapai nilai mampu walaupun belum mencapai

nilai maksimal. Secara keseluruhan indikator penelitian yang ditetapkan pada

penelitian Siklus II sudah mencapai persentase indikator keberhasilan kelas pada

kriteria sangat baik.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

RA ZU RM RF FA RE FE AD RO

Pertemuan I

pertemuan II

Page 120: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

105

Dari hasil pelaksanaan Siklus II, maka dapat dilakukan perbandingan

untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita ekspresif anak. Dalam

perbandingan ini, pelaksanaan penelitian sejak awal yaitu sejak Pra Tindakan,

serta Siklus I dapat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada Siklus II. Data

perbandingan pelaksanaan penelitian sejak Pra Tindakan hingga Siklus II

dipaparkan pada tabel di bawah ini, yaitu:

Tabel 15. Data Perbandingan Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

No Aspek yang diamati

Pra Tindakan Siklus I Siklus II Persentase Kriteria Persentase Kriteria Persentase Kriteria

1. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita

22.2% Kurang 70.33% Baik 94.4% Sangat Baik

2. Penggunaan sikap (gesture)

22.2% Kurang 48.1% Cukup 88.85% Sangat Baik

3. Kenyaringan suara 11.1% Kurang Sekali

33.3% Kurang 83.25% Sangat Baik

4. Kelancaran bercerita

11.1% Kurang Sekali

22.2% Kurang 83.25% Sangat Baik

Persentase Rata-rata

16.65% Kurang Sekali

43.48% Cukup 87.43% Sangat Baik

Persentase Keberhasilan

80%

Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada keseluruhan indikator

keterampilan bercerita ekspresif untuk semua indikator yang sudah ditetapkan

mengalami peningkatan yang signifikan sejak dilaksanakannya Pra Tindakan

hingga Siklus II. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita dan penggunaan

gesture selama pelaksanaan Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II menunjukkan

peningkatan sebanyak masing-masing 24.07% dan 40.75% sehingga mencapai

94,4% dan 88.85%. Sedangkan untuk indikator kenyaringan suara dan kelancaran

dalam bercerita meningkat sebanyak 49.95% dan 61.05% hingga kedua indikator

ini mencapai persentase sebanyak 83.25% pada Siklus II.

Page 121: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

106

Dari tabel data perbandingan observasi pada Pra Tindakan dengan Siklus I

dapat dilihat pada grafik yang ditampilkan di bawah ini, yaitu:

Gambar 11. Perbandingan Hasil Observasi Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa pada keseluruhan indikator

keterampilan bercerita ekspresif mengalami peningkatan sejak pelaksanaan Pra

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita,

penggunaan gesture, kenyaringan suara, kelancaran bercerita selama pelaksanaan

Pra Tindakan. Siklus I, dan Siklus II menunjukkan peningkatan bervariasi. Untuk

keseluruhan indikator selama pelaksanaan tindakan, peningkatan berkisar diantara

11.1% - 61.05% setiap pergantian Siklus. Untuk indikator kenyaringan suara dan

kelancaran bercerita mencapai persentase yang sama pada Siklus II dan

merupakan peningkatan yang cukup banyak dibandingkan dengan indikator lain.

Perubahan seting kegiatan pembelajaran yang dilakukan berbeda pada setiap

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Pengekspresian

Penggunaan gesture

Kenyaringan suara

Kelancaran

Page 122: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

107

penelitian menjadi salah satu faktor semakin meningkatnya keterampilan anak

dalam bercerita ekspresif.

Berikut ini data perbandingan hasil observasi untuk setiap anak yang

dilakukan sejak pelaksanaan Pra Tindakan, hingga Siklus II. Perbandingan hasil

observasi ini dilihat berdasarkan persentase rata-rata setiap siklus yang sudah

dilaksanakan oleh masing-masing anak.

Tabel 16. Perbandingan Hasil Observasi Setiap Anak Pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

No. Nama Anak

Pra Tindakan Siklus I Siklus II Persentase Kriteria Persentase Kriteria Persentase Kriteria

1. RA 75% Baik 76.6% Baik 80% Baik 2. ZU 50% Cukup 56.6% Cukup 80% Baik 3. RM 62.5% Baik 56.6% Cukup 75% Baik 4. RF 50% Cukup 50% Cukup 75% Baik 5. FA 87.5% Sangat

Baik 70% Baik 80% Baik

6. RE 50% Cukup 56.6% Cukup 80% Baik 7. FE 50% Cukup 46.6% Cukup 70% Baik 8. AD 50% Cukup 46.6% Cukup 65% Baik 9. RO 50% Cukup 53.3% Cukup 70% Baik

Tabel data observasi hasil perbandingan nilai yang dicapai masing-masing

anak pada Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II menunjukkan bahwa keterampilan

anak dalam bercerita sudah semakin mengalami peningkatan untuk keseluruhan

anak pada Siklus II. Setelah pelaksanaan kegiatan yang berbeda pada Pra

Tindakan, Siklus I dan Siklus II, beberapa anak yang sudah mampu

mengekspresikan dirinya dalam bercerita merupakan anak-anak yang cenderung

lebih banyak diam dan hanya berkomunikasi secukupnya saja, namun saat

pelaksanaan Siklus II anak-anak tersebut sudah dapat menunjukkan

peningkatannya semakin lebih baik. Hal ini berhubungan dengan seting tempat

yang digunakan dalam penelitian Siklus II yaitu diluar ruangan. Untuk beberapa

anak mengalami penurunan pada pelaksanaan Siklus I jika dibandingkan dengan

Page 123: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

108

Pra Tindakan, namun dapat kembali meningkat pada pelaksanaan Siklus II.

Sedangkan untuk beberapa anak yaitu RA, ZU, RE, dan RO terus mengalami

peningkatan hingga Siklus II.

Secara keseluruhan, peningkatan keterampilan bercerita ekspresif pada

ketiga rangkaian pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlaksana

dengan sangat baik, anak-anak dapat mengembangkan diri dengan bercerita

mengenai apa yang sedang diperankan olehnya. Penggunaan role playing juga

menjadikan anak merasa tidak terbebani dalam melakukannya, karena dilakukan

tanpa harus berdiri di depan kelas dan menyampaikan idenya dengan

menggunakan media seperti LKA atau bahkan tanpa menggunakan media

pendukung yang menjelaskan cerita yang dimaksudkan oleh anak.

Berdasarkan data tabel yang sudah dijelaskan di atas, berikut paparan hasil

perbandingan peningkatan keterampilan masing-masing anak pada seluruh

rangkaian penelitian yang dilaksanakan dimulai saat Pra Tindakan hingga

pelaksanaan Siklus II dengan berbagai pengaturan yang dibutuhkan.

Gambar 12. Perbandingan Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif Setiap Anak Pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

RA ZU RM RF FA RE FE AD RO

Pra Tindakan

Siklus I

Siklus II

Page 124: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

109

Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa pada keseluruhan rangkaian

penelitian yang dilakukan mengalami perkembangan yang bervariasi sejak

pelaksanaan Pra Tindakan, Siklus I, hingga Siklus II. Peningkatan keterampilan

anak bercerita ekspresif semakin menunjukkan peningkatan pada pelaksanaan

Siklus II. Untuk RA, ZU, RE, dan RO terus mengalami peningkatan hingga akhir

pelaksanaan Siklus II. Sedangkan untuk RF tidak mengalami peningkatan pada

Siklus I, namun untuk pelaksanaan Siklus II RF mengalami peningkatan yang

cukup besar. Selanjutnya, untuk 4 anak lain yaitu RM, FA, FE, dan AD

mengalami penurunan pada Siklus I jika dibandingkan dengan Pra Tindakan,

namun keempatnya dapat menunjukkan keterampilannya pada Siklus II hingga

lebih tinggi dibandingkan pelaksanaan Pra Tindakan. Peningkatan yang dicapai

setiap siklus meningkat secara signifikan. Perubahan seting kegiatan pembelajaran

yang dilakukan berbeda pada setiap penelitian menjadi salah satu faktor semakin

meningkatnya keterampilan anak dalam bercerita ekspresif.

Berdasarkan data pengamatan yang sudah dilakukan pada Siklus II,

keterampilan bercerita anak dengan role playing yang dilakukan selama 2 kali

pertemuan mencapai 87.43%, berdasarkan nilai rata-rata dari 9 anak di kelas B1.

Hasil penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan kelas yang ditetapkan

yaitu 80%, sehingga pengamatan pada Siklus II dihentikan, karena keterampilan

anak dalam bercerita ekspresif sudah mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan. Pelaksanaan Siklus II juga berhasil dilaksanakan sesuai dengan aspek

penilaian yang tertera dalam instrument penelitian, yaitu pengekspresian wajah,

penggunaan sikap (gesture), kenyaringan suara dan kelancaran dalam bercerita.

Page 125: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

110

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada Siklus II menunjukkan bahwa

indikator keberhasilan tindakan sudah mencapai hasil yang diinginkan, sehingga

tidak perlu adanya pelaksanaan siklus selanjutnya. Hasil yang diperoleh dari

pengamatan Siklus II menunjukkan bahwa anak sudah dapat menunjukkan

keterampilan dalam bercerita ekspresif dengan aspek yang sudah ditentukan

dalam instrument penelitian. Dalam pengamatan pelaksanaan siklus II saat proses

pembelajaran berlangsung dengan role playing dengan merubah setting permainan

dan media pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas, menunjukkan bahwa

keterampilan anak semakin menunjukkan perkembangan. Hal ini dikarenakan

beberapa hal yang membuat anak lebih bebas bereksplorasi dan menyatu dengan

alam jika dilakukan di luar kelas. Anak juga tidak merasa takut untuk membuat

kegaduhan dan mengganggu teman lain yang sedang bermain di kelas yang

berbeda.

Dalam pelaksanaan Siklus II dapat diamati bahwa dengan role playing,

anak dapat bercertita ekspresif dengan baik. Dari hasil pengamatan siklus II telah

menunjukkan hasil keberhasilan 80%, maka penelitian pada pertemuan kedua

dihentikan. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa role playing

dapat meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif anak sesuai aspek bahasa

anak.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan

berkolaborasi dengan guru kelas B1 yang dilakukan selama enam kali pertemuan

Page 126: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

111

yang terbagi dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II menunjukkan bahwa

keterampilan bercerita ekspresif dengan role playing anak mengalami

peningkatan. Kegiatan bercerita sebelum menggunakan role playing dilakukan

dengan bercerita di depan kelas dengan media gambar hasil karya anak sendiri

maupun dengan LKA yang disediakan, sehingga beberapa anak yang kesulitan

dalam penyampaian cerita. Melihat hasil pengamatan yang telah dilakukan pada

Pra Tindakan, maka peneliti bersama guru kelas melalakukan tindakan untuk

mengatasi permasalahan diatas dengan kegiatan bermain peran.

Role playing digunakan untuk meningkatkan keterampilan bercerita

ekspresif anak pada pembelajaran bahasa (bercerita) selama dua siklus.

Peningkatan perkembangan keterampilan bercerita ekspresif pada anak dapat

dilihat dengan semakin meningkatnya keaktifan anak bercerita mengenai peran

maupun permainan yang dilakukannya pada anak lain dengan memanfaatkan

media dan properti pendukung yang ada selama pelaksanaan permainan.

Perkembangan keterampilan anak berlangsung secara bertahap setiap pelaksanaan

tindakan dengan fokus pada indikator yang dinilai, yaitu pengekspresian,

penggunaan gesture tubuh, kenyaringan suara, serta kelancaran dalam bercerita.

Pada kemampuan anak dalam kenyaringan suara serta kelancaran bercerita

mengalami peningkatan bertahap. Anak mampu membedakan kenyaringan suara

yang digunakan saat berhadapan dengan anak lain sesuai dengan jumlah anak

yang mendengarkan serta situasi ruangan bermain. Sedangkan untuk kelancaran

dalam bercerita, anak dapat bercerita dengan baik dengan meminimalkan

penggunaan bunyi-bunyi tertentu seperti e…, anu…, a…, dan sebagainya antara

Page 127: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

112

bagian-bagian yang terputus-putus yang dapat mengganggu penangkapan

pendengar. Penelitian pada keterampilan bercerita ekspresif anak sesuai dengan

prinsip-prinsip perkembangan bahasa anak. Seperti halnya yang diungkapkan oleh

Applebee dalam Tomkins (dalam Muh. Nur, 2005: 30) anak TK telah memiliki

konsep tentang cerita, apa yang dimaksud dalam cerita, merespon cerita, dan

menyampaikan ceritanya sendiri kepada orang lain.

Sejalan dengan Piaget dalam teori constructive nya yang terkenal

menjelaskan bahwa pada usia 5-6 tahun, anak berada pada tahap praoperasional.

Pada tahap ini perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan

orang lain dan mengembangkan pengetahuan, nilai dan sikap anak. Sehingga,

melalui interaksi sosial, anak akan mengalami peningkatan kemampuan berpikir.

Keterampilan bercerita ekspresif pada penelitian ini meggunakan empat indikator

non-kebahasaan dalam bercerita, yaitu pengekspresian, penggunaan gesture,

kenyaringan suara, dan kelancaran dalam bercerita.

Penelitian dalam meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif anak

dengan role playing yang dipilih berdasarkan prinsip bermain sambil belajar.

Keterampilan bercerita ekspresif anak sebelum dengan bermain peran, dilakukan

dengan bercerita di depan kelas menggunakan gambar hasil karya anak maupun

dengan LKA (Lembar Kegiatan Anak) yang telah disediakan sehingga anak masih

sulit untuk mengekspresikan cerita yang akan disampaikan. Kegiatan bercerita di

depan kelas membutuhkan keberanian dan keterampilan bercerita yang baik, oleh

karena itu keterbatasan keberanian anak untuk menyampaikan ide cerita di depan

kelas menjadikan anak diam dan terkadang suara yang dihasilkan hanya dapat

Page 128: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

113

didengar oleh guru yang berdiri di sebelahnya yang selanjutnya harus

disampaikan kembali oleg guru kepada anak-anak yang lain.

Hasil yang diperoleh setelah bermain peran atau role playing, keaktifan

dan antusias anak dalam mengikuti kegiatan bercerita ekspresif dapat terlihat

ketika anak menceritakan peran yang dimainkannya, serta menjelaskan permainan

apa yang sedang dimainkannya, dan menceritakan pengalamannya yang sesuai

dengan permainan yang dilakukan dalam bermain peran tersebut. Bermain peran

atau role playing merupakan kegiatan bermain yang memainkan kreativitas dan

imajinasi anak, sehingga permainan dapat dieksplorasi oleh anak dalam

membangun pengetahuannya dan pengalamannya. Pelaksanaan bermain peran

disesuaikan dengan tema dan sub tema yang dibahas. Dalam melakukan role

playing, melibatkan keaktifan dan kreativitas ide anak dalam memerankan peran

yang sudah dipilihnya.

Pelaksanaan role playing pada penelitian ini menggunakan dua siklus yang

diatur setelah melakukan refleksi pada penelitian sebelumnya. Seting tidak hanya

bertindak sebagai batas wilayah (area) dimana penceritaan berlangsung namun

lebih jauh seting merupakan bagian dari semua yang terlibat dalam penceritaan,

atau sebaliknya seting juga dapat melahirkan komponen-komponen dalam

penceritaan. Seting adalah waktu dan tempat dimana sebuah cerita berlangsung

(Bachtiar, 2005: 96-97). Pada pelaksanaan tindakan Siklus I, role playing

dilakukan di dalam ruang kelas anak yang di setting sesuai dengan tema yang

dibahas, namun hasil penelitian yang diperoleh belum mencapai indikator

keberhasilan anak. Sehingga dalam refleksi yang dilakukan pada Siklus I

Page 129: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

114

menghasilkan perencanaan yang dibuat secara kolaboratif dengan guru untuk

mengubah seting bermain anak, yaitu diluar ruangan atau outdoor. Saat

pelaksanaan Siklus II dilaksanakan di luar ruangan, anak cenderung lebih dapat

lebih eksploratif dengan apa yang sedang dilakukannya, termasuk dalam hal

berbahasa.

Outdoor atau di luar ruangan merupakan salah satu lingkungan belajar

yang dapat menunjang perkembangan diri anak. Lingkungan belajar berperan

dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk anak. Lingkungan

tersebut dapat pula meningkatkan keaktifan belajar, oleh karena itu lingkungan

belajar perlu di tata semestinya disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai dengan

rentang usia anak. Perabotan yang digunakan harus aman, dibatasi namun anak

tetap bisa berinteraksi satu sama lain.

Gary Moore (2002) menjelaskan terdapat 10 prinsip yang harus dirancang

oleh arsitektur dalam perkembangan anak usia dini, yang diantaranya yaitu

modifikasi di ruang terbuka dan aktivitas di luar kelas. Untuk modifikasi di luar

terbuka lebih menekankan mengenai apa yang diperhatikan seorang pendidik

maupun orang dewasa untuk menciptakan lingkungan bermain di luar ruangan

yang nyaman dengan tetap memperhatikan perkembangan anak. Sedangkan

aktivitas ruangan harus di desain dengan nyaman dan baik, mempertimbangkan

keadaan lingkungan sekitar. Sehingga kebutuhan anak untuk koneksi visual dan

gerakan motoriknya dapat bergerak dengan bebas. Keragaman kegiatan yang ada

diluar kelas juga harus diperhatikan, seperti bermain peran atau bermain fantasi

yang sudah dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini.

Page 130: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

115

Keberhasilan pelaksanaan Siklus II yang menggunakan seting di luar

ruangan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk dapat menarik minat

anak. Hal ini dikarenakan, anak akan lebih tertarik untuk memanfaatkan beragam

hal yang ditemuinya di luar ruangan serta lebih menumbuhkan aktivitas belajar

anak yang akan semakin meningkat. Memanfaatkan lingkungan sekitar di luar

kelas saat pelaksanaan penelitian Siklus II mengajak anak-anak untuk mengamati

lingkungan. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik,

keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual anak.

Selain itu, lingkungan bermain di luar ruangan menjadikan anak lebih dapat

menyatu dengan alam dan atmosfer atau suasana yang diciptakan dari alam juga

lebih natural, sehingga pikiran anak lebih segar dan selanjutnya mempengaruhi

suasana hati dan menciptakan kegiatan bermain yang semakin bermakna.

Pada saat pelaksanaan role playing di luar kelas, anak yang saat di dalam

kelas terlihat diam dan ada salah seorang anak yang kondisinya kurang sehat

menjadi kembali bersemangat untuk mengikuti kegiatan bermain yang dilakukan

oleh teman-temannya yang lain. Alam memberikan sesuatu yang berbeda yang

tidak anak dapatkan di dalam ruang kelas. Kondisi seperti ini yang menjadikan

kegiatan bermain menjadi semakin bermakna, tanpa melupakan seluruh aspek

perkembangan yang harus dicapai anak.

Berikut ini, beberapa kelebihan mengenai kegiatan bermain di luar

ruangan yang dipaparkan oleh Parenting dalam blog nya, yaitu anak menjadi tidak

terpaku pada teori tetapi mengalami langsung pengetahuan yang dipelajari,

meninggalkan sistem belajar yang konvensional, tidak mengungkung anak di

Page 131: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

116

dalam 4 sisi dinding. Selain itu, anak juga terhindar dari kejenuhan, kebosanan,

dan persepsi belajar hanya di dalam kelas, serta mendapat kesempatan untuk

mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan bebas dan menyenangkan tanpa rasa

takut membuat gaduh.

Penggunaan role playing dalam pembelajaran juga perlu diperhatikan

setiap tahapan-tahapan yang terus berkembang menjadi tahap bermain peran yang

matang untuk anak, sesuai dengan tahap bermain peran yang dikemukakan oleh

Mukhtar Latif, dkk (2013: 211), menjelaskan bahwa dalam perkembangan main

peran, terdapat beberapa tahapan yang dilalui anak, diantaranya 1) tahap awal

pura-pura, 2) tahap pura-pura dengan dirinya, 3) tahap pura-pura dengan yang

lain, 4) tahap pengganti, 5) tahap pura-pura dengan objek benda, 6) tahap agen

aktif, 7) tahap urutan yang belum berbentuk cerita, 8) tahap ke urutan cerita, 9)

tahap perencanaan. Konsep pembelajaran untuk anak usia dini adalah anak belajar

dalam memperoleh konsep pengetahuannya melalui media konkret dan dapat

dieksplor oleh anak. Hal tersebut dapat dilihat dari eksplorasi anak menyampaikan

ide dan gagasannya dalam sebuah cerita saat memerankan sebuah peran maupun

menceritakan permainan yang dilakukan kepada anak lain dengan

mengekspresikan diri dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki melalui

benda kongkret yang ada. Pengetahuan anak berupa pengalaman yang telah ada

tentang peran maupun hal-hal yang berhubungan dengan permainan yang

dilakukannya terhadap lingkungan sekitar dengan menggunakan bahasa sesuai

dengan kematangan anak.

Page 132: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

117

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh peneliti dan guru

kelas dalam meningkatkan keterampilan bercerita ekspresif anak usia 5-6 tahun

dengan role playing mengalami peningkatan yang baik. Akan tetapi dalam

pelaksanaan penelitian masih terdapat keterbatasan, yaitu:

1. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas pada unsur non-

kebahasaan saja.

2. Penelitian ini hanya dapat dilaksanakan pada anak usia 5-6 tahun di kelas B1

TK Arum Puspita, Triharjo, Pandak, Bantul.

Page 133: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan secara

kolaboratif antara peneliti dan guru kelas B1 disimpulkan bahwa keterampilan

bercerita ekspresif anak mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan

yang telah ditentukan dengan berdasarkan pada aspek penilaian yang tertera pada

instrumen penelitian. Hasil penelitian dapat diketahui dari pengamatan

perkembangan pada tiap siklus yaitu kondisi Pra Tindakan sebesar 16.65%, dan

masih berada pada kriteria kurang berdasarkan pada indikator keberhasilan yang

ditentukan. Pada Siklus I sebesar 43.48% dengan peningkatan sekitar 26.83%.

persentase tersebut sudah mulai menunjukkan peningkatan dan berada pada

kriteria cukup. Sedangkan untuk hasil pelaksanaan tindakan pada Siklus II sebesar

87.43% dengan peningkatan hingga mencapai 40,4%, dan sudah berada pada

kriteria sangat baik berdasarkan dengan indikator yang sudah ditentukan, sehingga

persentase peningkatan keterampilan bercerita ekspresif anak secara keseluruhan

sudah mencapai indikator keberhasilan. Keseluruhan persentasi yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan persentase dari jumlah anak yang sudah mampu

melakukan aspek yang dinilai dan sudah tertera pada instrumen penelitian.

Keberhasilan pelaksanaan Siklus II dapat dilaksanakan dengan baik sesuai

dengan hasil yang diinginkan ketika dilaksanakan di luar kelas. Dalam

pelaksanaannya, penataan tempat disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan role

playing dan tetap mementingkan kenyamanan dan keamanan untuk anak.

Pelaksanaan di luar kelas sangat membantu kegiatan bermain lebih hidup, karena

Page 134: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

119

anak merasa lebih bebas dan menyatu dengan alam. Suasana yang dibangun juga

semakin menyegarkan pikiran anak dan mempengaruhi pula pada suasana hati

anak, sehingga kegiatan bermain juga semakin bermakna.

Dari hasil yang telah didapatkan melalui pengamatan selama 6 kali

pertemuan menunjukkan bahwa role playing dapat menunjang proses belajar

mengajar pada aspek bahasa anak yaitu keterampilan bercerita ekspresif anak

sehingga mengalami peningkatan berdasarkan faktor-faktor non-kebahasanaan

dalam bercerita anak yaitu pengekspresian, penggunaan gesture, kenyaringan

suara, dan kelancaran dalam bercerita.

B. Saran

Ada beberapa hal yang disampaikan oleh penulis sebagai saran :

1. Guru hendaknya dapat terus mengembangkan berbagai kegiatan bermain yang

dapat mengembangkan dan meningkatkan perkembangan bahasa anak salah

satunya meningkatkan perkembangan keterampilan bercerita ekspresif anak

sesuai dengan karakteristik anak dan prinsip bermain sambil belajar, seperti

dengan menggunakan role playing dalam proses pembelajaran sebagai suatu

variasi permainan dalam proses pembelajaran.

2. Untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran untuk mengembangkan

aspek kebahasaan anak khususnya bercerita. Maka cerita akan lebih bernakna,

jika dilengkapi dengan media yang sesuai dan memadai.

Page 135: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

120

DAFTAR PUSTAKA

Acep Yoni. (2010). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia

Ahmad A. K. Muda. (2006). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality

Publisher

Bachtiar S. Bachri. (2005). Pengembangan Kegiatan Bercerita Di Taman Kanak-

Kanak, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional

Badko TKA-TPA Mergangsan. (2010). Teknik Bercerita Untuk Anak Usia Dini

Kak Bimo Master Dongeng Indonesia. Diakses dari

http://badkomergangsan.wordpress.com/2010/03/20/teknik-bercerita-

untuk-anak-usia-dini-kak-bimo-master-dongeng-indonesia/) pada tanggal

25 November 2013, jam 19.00 WIB

Bagus Nugraha. (2011). Pengertian Narasi. Diakses dari

http://bagusnugraha97.wordpress.com/2011/11/12/pengertian-narasi/ pada

tanggal 26 November 2011 jam 16.15 WIB

Burhan Nurgiyantoro. (1995). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPFE

Burhan Nurgiyantoro. (2001). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra

Indonesia. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE

E.B Hurlock. (1978). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga

Emzir. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers

Fitri Ariyanti., Lita Edia., & Khamsa Noory. (2007). Diary Perkembangan Usia

0-6 Tahun. Bandung: Read

Gordon R Wainwright. (2006). Membaca Bahasa Tubuh. Yogyakarta: Baca!

H.E Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

H Wina Sanjaya. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Harun Rasyid., Mansyur. & Suratno. (2009) Asesmen Perkembangan Anak Usia

Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo

Page 136: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

121

Hendra. (2012). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Diakses dari

http://www.anakku.net/bercerita-untuk-anak -usia-dini-html/ pada tanggal

27 November 2013 jam 20.35 WIB

Ismail Kusmayadi., Dini Aida Fitria. & Eva Rahmawati. (2008). Be Smart Bahasa

Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama

Jhon Gottman., & Joan DeClaire. (2003). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang

Memiliki Kecerdasarn Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Johni Dimyati. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya Pada

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup

Maidgar G. Arsjad., & Mukti. U. S. (1993). Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Meli Novitasari. (2013). Perkembangan Membaca Dan Menyimak. Diakses dari

http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/06/membaca-dan-menyimak-

pada-anak-usia-dini.html/ pada tanggal 20 Februari 2014 jam 17.31 WIB

Muh. Nur Mustakin. (2005). Peranan Cerita Dalam Pembentukan Perkembangan

Anak TK. Jakarta: Depdiknas

Mukhtar Latif. dkk. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nurbiana Dhieni. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas

Terbuka

Rita Eka Izzaty. dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

Press

Rochiati Wiriatmaja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

S. Mayke Tedjasaputra. (2005). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: PT

Grasindo

Sa’dun Akbar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Filosofi, Metodologi,

Implementasi. Yogyakarta: Cipta Media

Page 137: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

122

Sigit Setyawan. (2013). Nyalakan Kelasmu: 20 Metode Mengajar dan

Aplikasinya. Jakarta: PT. Grasindo

Slamet Suyanto. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas

Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah &

Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini.

Jakarta: Depdiknas

Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia

Tadkirotun Musfiroh. (2005). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas

Wahyudi, CHA., & Dwi Retno Damayanti. (2005). Program Pendidikan Untuk

Anak Usia Dini Di Prasekolah Islam. Jakarta: Grasindo

Wikipedia. (--) Dialog. Diakses dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/dialog pada

tanggal 26 November 2013 jam 16.19 WIB

KBBI. Terampil. Diakses dari http://kbbi.web.id/ pada tanggal 2 Februari 2014

jam 14.10 WIB

Page 138: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

123

LAMPIRAN

Page 139: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

124

LAMPIRAN 1

Daftar Nama Anak

Page 140: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

125

DAFTAR NAMA ANAK KELOMPOK B1 TK ARUM PUSPITA CIREN

No. Nomor Induk NamaAnak

1. 585 Zundha Ardhani 2. 591 Rockzy Azizu Fara 3. 593 Aditya 4. 595 Ferinditya Rendra 5. 599 Rafika 6. 610 Feri Wijayanto 7. 612 Fachri Muhammad 8. 615 Fathakhul Ibnu Rafi 9. - Miftakhul Ramadhan

Page 141: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

126

LAMPIRAN 2 Nilai Anak Pra Tindakan, Siklus

I, dan Siklus II

Page 142: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

127

Skor Pengamatan Checklist Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita Ekspresif Pratindakan

No Nama Anak

Aspek yang dinilai

Jumlah

Peng-ekspresian

wajah sesuai dengan cerita

Penggunaan sikap

(gesture)

Kenyaringan suara dalam

bercerita

Kelancaran dalam

bercerita

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

1. RA √ √ √ √ 6 2. ZU √ √ √ √ 4 3. RM √ √ √ √ 5 4. RF √ √ √ √ 4 5. FA √ √ √ √ 7 6. RE √ √ √ √ 4 7. FE √ √ √ √ 4 8. AD √ √ √ √ 4 9. RO √ √ √ √ 4

Jumlah 2 7 2 7 1 8 1 8 42 Persentase rata-rata

22.2%

77.7%

22.2%

77.7% 11.1%

88.8% 11.1%

88.8%

57.96%

Keterangan: Skor 1= skor yang diberikan kepada anak jika anak belum mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik Skor 2= skor yang diberikan kepada anak jika anak sudah mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik

Page 143: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

128

Skor Pengamatan Checklist Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita Ekspresif Siklus I Pertemuan Ke-1

No Nama Anak

Aspek yang dinilai

Jumlah

Peng-ekspresian

wajah sesuai dengan cerita

Penggunaan sikap

(gesture)

Kenyaringan suara dalam

bercerita

Kelancaran dalam

bercerita

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

1. RA √ √ √ √ 8 2. ZU √ √ √ √ 4 3. RM √ √ √ √ 6 4. RF √ √ √ √ 4 5. FA √ √ √ √ 6 6. RE √ √ √ √ 5 7. FE √ √ √ √ 4 8. AD √ √ √ √ 4 9. RO √ √ √ √ 5

Jumlah 4 5 3 6 2 7 1 8 46 Persentase Rata-rata

44.4%

55.5%

33.3%

66.6%

22.2%

77.7% 11.1%

88.8%

63.48%

Keterangan: Skor 1= skor yang diberikan kepada anak jika anak belum mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik Skor 2= skor yang diberikan kepada anak jika anak sudah mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik

Page 144: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

129

Skor Pengamatan Checklist Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita Ekspresif Siklus I Pertemuan ke-2

No Nama Anak

Aspek yang dinilai

Jumlah

Peng-ekspresian

wajah sesuai dengan cerita

Penggunaan sikap

(gesture)

Kenyaringan suara dalam

bercerita

Kelancaran dalam

bercerita

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

1. RA √ √ √ √ 7 2. ZU √ √ √ √ 6 3. RM √ √ √ √ 5 4. RF √ √ √ √ 5 5. FA √ √ √ √ 7 6. RE √ √ √ √ 6 7. FE √ √ √ √ 4 8. AD √ √ √ √ 4 9. RO √ √ √ √ 5

Jumlah 6 3 2 7 2 7 2 7 49 Persentase Rata-rata

66.6%

33.3%

22.2%

77.7%

22.2%

77.7% 22.2%

77.7%

67.62%

Keterangan: Skor 1= skor yang diberikan kepada anak jika anak belum mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik Skor 2= skor yang diberikan kepada anak jika anak sudah mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik

Page 145: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

130

Skor Pengamatan Checklist Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita Ekspresif Siklus I Pertemuan ke-3

No Nama Anak

Aspek yang dinilai

Jumlah

Peng-ekspresian

wajah sesuai dengan cerita

Penggunaan sikap

(gesture)

Kenyaringan suara dalam

bercerita

Kelancaran dalam

bercerita

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

1. RA √ √ √ √ 8 2. ZU √ √ √ √ 7 3. RM √ √ √ √ 7 4. RF √ √ √ √ 6 5. FA √ √ √ √ 8 6. RE √ √ √ √ 6 7. FE √ √ √ √ 6 8. AD √ √ √ √ 6 9. RO √ √ √ √ 6

Jumlah 9 - 8 1 4 5 3 6 60 Persentase Rata-rata

100%

- 88.8%

11.1%

44.4%

55.5%

33.3%

66.6%

82,8%

Keterangan: Skor 1= skor yang diberikan kepada anak jika anak belum mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik Skor 2= skor yang diberikan kepada anak jika anak sudah mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik

Page 146: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

131

Skor Pengamatan Checklist Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita Ekspresif Siklus II Pertemuan ke-1

No Nama Anak

Aspek yang dinilai

Jumlah

Peng-ekspresian

wajah sesuai dengan cerita

Penggunaan sikap

(gesture)

Kenyaringan suara dalam

bercerita

Kelancaran dalam

bercerita

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

1. RA √ √ √ √ 8 2. ZU √ √ √ √ 8 3. RM √ √ √ √ 7 4. RF √ √ √ √ 7 5. FA √ √ √ √ 8 6. RE √ √ √ √ 8 7. FE √ √ √ √ 7 8. AD √ √ √ √ 6 9. RO √ √ √ √ 6

Jumlah 8 1 7 2 6 3 6 3 65 Persentase Rata-rata

88.8%

11.1%

77.7%

22.2%

66.6%

33.3% 66.6%

33.3%

89.7%

Keterangan: Skor 1= skor yang diberikan kepada anak jika anak belum mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik Skor 2= skor yang diberikan kepada anak jika anak sudah mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik

Page 147: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

132

Skor Pengamatan Checklist Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita Ekspresif Siklus II Pertemuan ke-2

No Nama Anak

Aspek yang dinilai

Jumlah

Peng-ekspresian

wajah sesuai dengan cerita

Penggunaan sikap

(gesture)

Kenyaringan suara dalam

bercerita

Kelancaran dalam

bercerita

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

M (2)

BM (1)

1. RA √ √ √ √ 8 2. ZU √ √ √ √ 8 3. RM √ √ √ √ 8 4. RF √ √ √ √ 8 5. FA √ √ √ √ 8 6. RE √ √ √ √ 8 7. FE √ √ √ √ 7 8. AD √ √ √ √ 7 9. RO √ √ √ √ 8

Jumlah 9 - 9 - 8 1 8 1 70 Persentase Rata-rata

100%

- 100%

- 88.8%

11.1%

88.8%

11.1%

96.6%

Keterangan: Skor 1= skor yang diberikan kepada anak jika anak belum mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik Skor 2= skor yang diberikan kepada anak jika anak sudah mampu melakukan

indikator pada instumen penelitian dengan baik

Page 148: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

133

LAMPIRAN 3 Rencana Kegiatan Harian

Page 149: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

134

RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B1

SEMESTER/ MINGGU : 1/20 TEMA/ SUB TEMA : Tumbuhan / Tanaman Hias

HARI/ TANGGAL : Sabtu, 14 Desember 2013 WAKTU : ± 120 MENIT

TPP INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN MEDIA/ SUMBER BELAJAR

PENILAIAN

ALAT HASIL * ** *** ****

• Membiasakan diri beribadah (NAM.2)

Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan sikap yang baik

Kegiatan Awal ± 30 Menit (Klasikal) 1. Membaca doa 2. Bernyanyi 3. Apersepsi

Apersepsi - Anak menjawab pertanyaan

guru kegiatan pagi hari - Anak menjawab pertanyaan

guru tentang tanaman/ tanaman hias

- Anak mendengarkan guru dalam menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

Lagu : Selamat pagi mbak….apa kabar,baik 2x Selamat pagi semua apa kabar? Anak langsung

Observasi Percakapan (aktif menjawab pertanyaan)

• Kegiatan Inti ± 60 Menit

Page 150: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

135

Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan) (B.B.4)

Menceritakan hasil karya yang dibuat saat role playing

(Individual/ Kelompok)

Role Playing Melakukan role playing dengan tema tanaman dan sub tema “tanaman hias”. Setiap anak bermain bebas dengan menggunakan media yang ada. Membuat tanaman dengan berbagai media yang sudah disediakan, seperti dengan balok, kertas lipar, maupun dengan gambar anak sendiri. Guru mengajak anak untuk membuat bunga dengan menggunakan kertas lipat, sebelumnya guru member contoh membuatu bunga dengan perlahan di depan kelas, dan semua anak menirukan.

Anak langsung, kertas lipat, lem, gunting

Unjuk kerja (ketelitian) Penugasan

Mau berbagi, menolong, dan membantu teman. (SE.2)

• Istirahat ± 30 Menit - Bermain bebas - Cuci tangan - Berdoa sebelum makan - Makan - Cuci tangan - Berdoa setelah makan

Page 151: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

136

Bangga terhadap hasil karya sendiri (SE.8)

Menunjukkan hasil karya yang telah dibuat

• Kegiatan Akhir ± 30 Menit - Recalling • Guru mengajukan beberapa

pertyanyaan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan pada hari itu

• Menanyakan apakah anak mengalami kesulitan

- Guru menyampaikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan esok hari

- Berdoa - Salam

Anak langsung

Percakapanaktif menjawab pertanyaan)

Mengetahui, Yogyakarta, 14 Desember 2013

Kepala Sekolah TK Arum Puspita Guru Kelas Peneliti

Page 152: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

137

RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B1

SEMESTER/ MINGGU : 2/1 TEMA/ SUB TEMA : Pekerjaan / Macam-macam Pekerjaan (Penjual)

HARI/ TANGGAL :Jumat, 17 Januari 2014 WAKTU : ± 120 MENIT

TPP INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN

MEDIA/ SUMBER BELAJAR

PENILAIAN

ALAT HASIL * ** *** ****

• Membiasakan diri beribadah (NAM.2)

Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan sikap yang baik

Pelaksanaan sholat dan hafalan surat pendek Kegiatan Awal ± 30 Menit (Klasikal)

1. Membaca doa 2. Bernyanyi/ Ice Breaking 3. Apersepsi Apersepsi - Anak menjawab pertanyaan

guru kegiatan pagi hari - Anak menjawab pertanyaan

guru tentang pekerjaan/profesi (penjual dan pembeli)

- Anak mendengarkan guru

Lagu : Selamat pagi mbak….apa kabar,baik 2x Selamat pagi semua apa kabar? Anak langsung

Observasi Percakapan (aktif menjawab pertanyaan)

Page 153: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

138

dalam menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

Ber-komunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung (B.B.3) Menyebutkan lambing

Memerankan profesi dengan role playing

• Kegiatan Inti ± 60 Menit (Individual/ Kelompok)

Role Playing Melakukan role playing dengan tema profesi dan sub tema “penjual dan pembeli”. Anak dibagi dua kelompok yang berperan menjadi penjual dan pembeli. Terjadi proses jual beli, contoh : “ayoo Mas dibeli buku nya 500an” dan pembeli “aku beli dua Pak”. Terjadi proses tawar menawar. Uang yang digunakan oleh anak adalah koin yang untuk tiap koin senilai Rp 100,00

Anak langsung, media untuk role playing

Unjuk kerja (ketelitian) Penugasan (ketepatan)

Page 154: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

139

bilangan 1-10 (K.C.1) Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri (F.A.4) Mau berbagi, menolong, dan membantu teman. (SE.2)

• Istirahat ± 30 Menit - Bermain bebas - Cuci tangan - Berdoa sebelum makan - Makan - Cuci tangan - Berdoa setelah makan

Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks (B.B.1)

Bercerita tentang pengalaman membeli

• Kegiatan Akhir ± 30 Menit - Recalling • Guru mengajukan

beberapa pertyanyaan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan pada hari itu

• Menanyakan apakah anak mengalami kesulitan

- Guru menyampaikan kegiatan apa saja yang akan

Anak langsung

Percakapanaktif menjawab pertanyaan)

Page 155: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

140

dilakukan esok hari - Berdoa - Salam

Mengetahui, Yogyakarta, 17 Januari 2014

Kepala Sekolah TK Arum Puspita Guru Kelas Peneliti

Page 156: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

141

RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B1

SEMESTER/ MINGGU : 2/1 TEMA/ SUB TEMA : Pekerjaan / Macam-macam Pekerjaan (Koki)

HARI/ TANGGAL :Sabtu, 18 Januari 2014 WAKTU : ± 120 MENIT

TPP INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN MEDIA/

SUMBER BELAJAR

PENILAIAN

ALAT HASIL * ** *** ****

• Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam (F.A.2)

• Membiasakan diri beribadah (NAM.2)

Senam pagi Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan

Kegiatan Outdoor - Senam pagi bersama Kegiatan Awal ± 30 Menit (Klasikal) 1. Membaca doa 2. Bernyanyi/ Ice Breaking 3. Apersepsi

Lagu : Selamat pagi mbak….apa kabar,baik 2x Selamat pagi

Observasi Percakapan (aktif menjawab pertanyaan)

Page 157: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

142

kegiatan dengan sikap yang baik

Apersepsi - Anak menjawab pertanyaan

guru kegiatan pagi hari - Anak menjawab pertanyaan

guru tentang pekerjaan/profesi (koki)

- Anak mendengarkan guru dalam menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

semua apa kabar? Anak langsung

Ber-komunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung (B.B.3)

Memerankan profesi dengan role playing

• Kegiatan Inti ± 60 Menit (Individual/ Kelompok)

Role Playing Melakukan role playing dengan tema profesi dan sub tema “koki”. Anak langsung menggunakan media yang mendukung menjadi koki, dan langsung membuat makanan dengan bahan yang terserdia. Terjadi kerjasama dalam membuat makanan. Makanan yang sudah jadi lalu dihidangkan dan boleh dimakan oleh teman lain untuk mencoba.

Anak langsung, media untuk menjadi koki dalam role playing

Unjuk kerja

Page 158: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

143

Melakukan kegiatan kebersihan diri (F.A.5) Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan (K.A.3) Memahami peraturan dan disiplin (SE.5)

• Istirahat ± 30 Menit - Bermain bebas - Cuci tangan - Membaca buku dan

mengerjakan LKA

Page 159: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

144

Mengerti beberapa perintah secara bersamaan (B.A.1)

Mendengarkan penjelasan guru tentang tema

• Kegiatan Akhir ± 30 Menit - Recalling • Guru mengajukan beberapa

pertyanyaan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan pada hari itu

• Menanyakan apakah anak mengalami kesulitan

- Guru menyampaikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan esok hari

- Berdoa - Salam

Anak langsung

Percakapanaktif menjawab pertanyaan)

Mengetahui, Yogyakarta, 18 Januari 2014

Kepala Sekolah TK Arum Puspita Guru Kelas Peneliti

Page 160: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

145

RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B1

SEMESTER/ MINGGU : 2/2 TEMA/ SUB TEMA : Pekerjaan / Macam-macam Pekerjaan (Dokter dan Perawat)

HARI/ TANGGAL : Senin, 20 Januari 2014 WAKTU : ± 120 Menit

TPP INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN MEDIA/

SUMBER BELAJAR

PENILAIAN

ALAT HASIL * ** *** ****

Mengenal agama yang dianut (NAM.1)

Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan sikap yang baik

Kegiatan Awal ± 30 Menit (Klasikal) 1. Membaca doa 2. Bernyanyi 3. Apersepsi

Apersepsi - Anak menjawab pertanyaan

guru kegiatan pagi hari - Anak menjawab pertanyaan

guru tentang pekerjaan/profesi (dokter)

- Anak mendengarkan guru dalam menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

Lagu : Selamat pagi mbak….apa kabar,baik 2x Selamat pagi semua apa kabar? Anak langsung

Observasi Percakapan (aktif menjawab pertanyaan)

• Kegiatan Inti ± 60 Menit

Page 161: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

146

Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung (B.B.3) Meng-klasifikasi benda berdasarkan fungsi (K.A.1) Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan

Memerankan profesi dengan role playing

(Individual/ Kelompok)

Role Playing Melakukan role playing dengan tema profesi dan sub tema “dokter”. Anak diberi tugas menjadi dokter, perawat, dan pasien. Anak yang berperan menjadi dokter menggunakan pakaian seperti dokter dengan alat tambahan seperti stetoskop, masker dan adapula obat-obatan yang tersedi, begitu pula dengan perawat. Pasien datang dan memeriksakan diri ke dokter. Terjadi kerjasama antara dokter dan perawat. Pasien yang telah selesai diperiksa diberi obat.

Anak langsung, media untuk menjadi dokter dalam role playing

Unjuk kerja Keaktifan

Page 162: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

147

kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dsb.) (SE.3) Mau berbagi, menolong, dan membantu teman. (SE.2)

• ISTIRAHAT ± 30 MENIT - Bermain bebas - Cuci tangan

Page 163: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

148

Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks (B.B.1)

Tanya jawab mengenai tema

• KEGIATAN AKHIR ± 30 MENIT - Recalling • Guru mengajukan beberapa

pertyanyaan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan pada hari itu

• Menanyakan apakah anak mengalami kesulitan

- Guru menyampaikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan esok hari

- Berdoa - Salam

Anak langsung

Percakapanaktif menjawab pertanyaan)

Mengetahui, Yogyakarta, 20 Januari 2014

Kepala Sekolah TK Arum Puspita Guru Kelas Peneliti

Page 164: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

149

RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B1

SEMESTER/ MINGGU : 2/2 TEMA/ SUB TEMA : Rekreasi / Tempat-tempat Rekreasi (Pemancingan)

HARI/ TANGGAL :Jumat, 24 Januari 2014 WAKTU : ± 120 Menit

TPP INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN MEDIA/

SUMBER BELAJAR

PENILAIAN

ALAT HASIL * ** *** ****

• Membiasakan diri beribadah (NAM.2)

Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan sikap yang baik

Pelaksanaan sholat dan hafalan surat pendek Kegiatan Awal ± 30 Menit (Klasikal) 1. Membaca doa 2. Bernyanyi/ Ice Breaking 3. Apersepsi

Apersepsi - Anak menjawab pertanyaan

guru kegiatan pagi hari - Anak menjawab pertanyaan

guru tentang rekreasi/ tempat-tempat rekreasi (pemancingan)

- Anak mendengarkan guru dalam menjelaskan kegiatan apa saja

Lagu : Selamat pagi mbak….apa kabar,baik 2x Selamat pagi semua apa kabar? Anak langsung

Observasi Percakapan (aktif menjawab pertanyaan)

Page 165: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

150

yang akan dilakukan Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain (B.B.5) Menyebutkan lambing bilangan 1-10 (K.C.1)

Mengekspresikan diri saat melakukan rekreasi

• Kegiatan Inti ± 60 Menit (Individual/ Kelompok)

Role Playing Melakukan role playing dengan tema rekreasi dan sub tema “tempat pemancingan”. Anak diajak berekreasi ke suatu tempat dengan menaiki bus. Anak mengambil alat pancing dan mulai memancing, setiap anak mencoba dan bergantian. Setelah semua mencoba guru mengajak anak untuk berlomba memancing.

Anak langsung, media untuk bermain di tempat pemancingan dalam role playing

Unjuk kerja Penugasan (ketepatan)

Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat (SE.4)

• Istirahat ± 30 Menit - Bermain bebas - Cuci tangan

Page 166: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

151

Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan) (B.B.4)

Menceritakan pengalaman selama bermain

• Kegiatan Akhir ± 30 Menit - Recalling • Guru mengajukan beberapa

pertyanyaan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan pada hari itu

• Menanyakan apakah anak mengalami kesulitan

- Guru menyampaikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan esok hari

- Berdoa - Salam

Anak langsung

Percakapanaktif menjawab pertanyaan)

Mengetahui, Yogyakarta, 24 Januari 2014

Kepala Sekolah TK Arum Puspita Guru Kelas Peneliti

Page 167: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

152

RENCANA KEGIATAN HARIAN

KELOMPOK : B1 SEMESTER/ MINGGU : 2/2 TEMA/ SUB TEMA : Rekreasi / Tempat Rekreasi (Pantai)

HARI/ TANGGAL : Sabtu, 25 Januari 2014 WAKTU : ± 120 Menit

TPP INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN

MEDIA/ SUMBER BELAJAR

PENILAIAN

ALAT HASIL * ** *** ****

Membedakan perilaku baik dan buruk (NAM.4)

Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan sikap yang baik

Kegiatan Awal ± 30 Menit (Klasikal) 1. Membaca doa 2. Bernyanyi 3. Apersepsi

Apersepsi - Anak menjawab pertanyaan

guru kegiatan pagi hari - Anak menjawab pertanyaan

guru tentang rekreasi, khususnya tempat rekreasi (pantai)

- Anak mendengarkan guru dalam menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

Lagu : Selamat pagi mbak….apa kabar,baik 2x Selamat pagi semua apa kabar? Anak langsung

Observasi Percakapan (aktif menjawab pertanyaan)

Page 168: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

153

Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain (B.B.5) Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan (F.B.3) Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air

Meng-ekspresikan diri saat melakukan rekreasi

• Kegiatan Inti ± 60 Menit (Individual/ Kelompok)

Role Playing Melakukan role playing dengan tema rekreasi dan sub tema “pantai”. Anak diajak berekreasi ke halaman sekolah yang sudah disediakan pasir dan halaman yang basah serta berbagai media yang akan digunakan untuk bermain. Anak mengambil alat yang akan merega gunakan untuk bermain, seperti alat untuk bermain pasir, cetakan, serta bola. Setiap anak bermain dan mencoba membuat suatu bentuk dengan pasir yang ada.

Anak langsung,

Unjuk kerja (ketelitian) Penugasan (kerapian)

Page 169: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

154

ditumpahkan) (K.A.2) Bersikap kooperatif dengan teman (SE.1)

• ISTIRAHAT ± 30 MENIT - Bermain bebas - Cuci tangan

Bangga terhadap hasil karya sendiri (SE.8)

Menceritakan pengalaman dan apa yang dibuat oleh anak selama bermain

• KEGIATAN AKHIR ± 30 MENIT - Recalling • Guru mengajukan beberapa

pertyanyaan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan pada hari itu

• Menanyakan apakah anak mengalami kesulitan

- Guru menyampaikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan esok hari

- Berdoa - Salam

Anak langsung

Percakapanaktif menjawab pertanyaan)

Page 170: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

155

Mengetahui, Yogyakarta, 25 Januari 2014

Kepala Sekolah TK Arum Puspita Guru Kelas Peneliti

Page 171: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

156

LAMPIRAN 4 Narasi Perkembangan Anak

Page 172: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

157

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK SELAMA PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Fathakhul Ibnu Rafi (RA)

Pra Tindakan Pelaksanaan Pra Tindakan dilakukan dengan role playing

berlangsung dengan tema tumbuhan dan sub tema tanaman

hias. Pada pelaksanaan permainan, kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh Rafi salah satunya yaitu membuat tanaman

dengan cara melipat kertas. Selama membuat tanaman, Rafi

memilih bersama-sama dengan teman lain sambil bercerita

banyak hal tentang tanaman yang pernah dilihatnya dengan

sesekali berhenti untuk bercerita dengan menatap lawan

bicaranya, namun tangannya masih terus memegang kertas

tanpa melakukan gerakan apapun untuk menjelaskan cerita.

Rafi sudah mampu mengungkapkan gagasannya dengan

ekspresi yang sesuai. Kelancarannya dalam bercerita juga sudah

baik. Hanya saja saat bercerita di depan kelas Rafi masih belum

menunjukkan gerakan tubuh yang sesuai untuk menjelaskan isi

cerita yang dibawakannya. Kenyaringan suara saat bercerita

juga masih belum sepenuhnya terkontrol, Rafi belum cukup

mampu membedakan kenyaringan suara yang digunakan saat

bercerita dengan lawan bicara yang dekat atau jauh, maupun

dengan jumlah lawan bicara yang dihadapinya. Rafi berteriak

saat dia hanya berbicara dengan beberapa teman, sehingga

Page 173: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

158

terlontar komentar dari teman lain bahwa suaranya terlalu

keras.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Pada pelaksanaan penelitian Siklus I pertemuan ke-1, Rafi

sudah menunjukkan perubahan yang baik. Role playing yang

dilakukan dengan tema “Pekerjaan” dan sub tema “Macam-

macam profesi (Penjual-Pembeli)” sudah dimainkan dengan

baik sesuai dengan perannya. Rafi dapat bereksplorasi dengan

media yang ada saat menjadi penjual. Cara menawarkan barang

yang dijual nya juga sudah menunjukkan keterampilan yang

baik. Cerita yang diungkapkannya untuk menawarkan barang

kepada teman lain seperti “Ayoo Mas Mba dibeli bukunya,

harganya 500, ada juga yang 100, ceritanya bagus-bagus,

gambarnya banyak, warna-warni. Ayoo dibeli” dengan

menggunakan ekspresi yang baik sambil mengangkat buku

yang dimaksud dan sesekali menunjuk buku yang diletakkan di

meja saat ada pembeli yang datang.

Siklus I

Pertemuan

ke-2

Pertemuan kedua masih dengan tema “Pekerjaan” dan sub tema

“Macam-macam profesi (Koki)”. Pada pertemuan selanjutnya,

Rafi yang pertama dengan cepat memilih makanan apa yang

akan dibuatnya sambil terus memegang topi dan apron yang

disediakan. “Aku bikin ini dulu ya, mau aku kasih banyak

coklatnya biar enak.”, “Bu Guru, tolong diiket ya Bu talinya

ini” sambil menunjuk apron yang masih berukuran cukup

Page 174: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

159

besar. Kalimat tersebut merupakan beberapa kalimat yang

diucapkan Rafi saat memulai pelaksanaan role playing. Saat

pelaksanaan permainan, guru berkeliling sambil bertanya

kepada setiap anak secara bergiliran. Dengan tangan masih

mengoles coklat Rafi menceritakan apa yang dibuatnya “Buar

roti coklat Bu, rasanya manis, nanti dimakan bareng-bareng ya

Bu”, kelancaran dan kenyaringan suaranya sudah mampu

dilakukannya dengan baik. Gesture tubuh Rafi belum

menjelaskan cerita yang disampaikannya, seperti saat mengoles

coklat, Rafi hanya bercerita tanpa menunjukkan mana coklat,

bagaimana caranya mengolesnya, maupun menunjukkan

gerakan-gerakan tubuhnya sebagai pendukung cerita.

Siklus I

Pertemuan

ke-3

Pada pertemuan ketiga atau yang terakhir pada Siklus I, tema

yang digunakan masih menggunakan tema “Pekerjaan”, dan

sub tema “Macam-macam profesi (Dokter)”. Saat pelaksanaan

role playing hari ketiga, karena dokter hanya satu maka anak-

anak bergantian memerankannya. Rafi menjadi yang pertama

mengajukan diri untuk menjadi dokter. Rafi menggunakan

pakaian dan alat-alat pendukung. Berhadapan dengan pasien,

Rafi cukup baik melontarkan pertanyaan “sakit apa ya?”,

selanjutnya menempelkan stetoskop pada dada dan perut

pasien. “Eh,, ko bunyi jedug-jedug yaa?” ucap Rafi

memberitahu sambil tertawa saat mendengar detak jantung

Page 175: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

160

teman yang menjadi pasiennya. Saat memberitahukan kepada

teman lain yang berada dalam satu ruangan dengan jumlah

yang cukup banyak, Rafi sudah dapat mengatur kenyaringan

suaranya agar terdengar oleh semua anak yang ada pada

ruangan tersebut.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II mengambil tema “rekreasi” dengan sub tema “tempat-

tempat rekreasi (pemancingan)”. Pada role playing pertemuan

tersebut, kegiatan dilakukan di luar ruangan, Rafi dengan

sangat antusias memposisikan diri saat guru mengajak

membuat bus untuk menuju tempat rekreasi (di halaman

sekolah) “Ayo Bu, ayoo Bu” sambil melompat kegirangan

karena tahu akan bermain apa hari itu. Setelah sampai, Rafi

langsung bercerita bahwa dia pernah berapa kali memancing di

sungai dengan ekspresi dan gerakan tangan menunjukkan

bentuk ikan yang didapatnya. Kenyaringan suara juga dapat

dikontrol dengan baik, walaupun berada diluar ruangan, Rafi

tidak terlalu keras mengungkapkan idenya pada teman lain.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Pada pertemuan terakhir Siklus II, masih dengan sub tema

“tempat-tempat rekreasi (pantai)” dan tempat kegiatan di buat

di luar ruangan dengan media dan property yang mendukung.

Rafi mengajak teman-temannya untuk membuat banyak bentuk

dengan cetakan yang disediakan. Sambil terus fokus dengan

pasir dan cetakan yang dipegangnya, Rafi bercerita tentang

Page 176: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

161

liburannya di pantai dan bermain pasir sambil menggerak-

gerakan media yang di pegangnya untuk menjelaskan kepada

teman lain. Saat menaruh pasir yang sudah dimasukkannya

dalam cetakan bersama dengan teman lain yang juga akan

meletakkan hasil cetakannya, Rafi melihat hasil cetakan

temannya yang kurang bagus dan langsung berkomentar “lah,

ko ga jadi? Ga diteken yaa? Harusnya kaya gini nih” (sambil

menunjukkan caranya dengan mengambil pasir yang baru lalu

ditekan pada cetakan dengan cukup kuat). Selanjutnya Rafi

terus bercerita tanpa henti mengenai pantai yang pernah

dikunjunginya, dan sesekali bekerja sama dengan teman untuk

membuat bentuk dengan cara ditumpuk hasil cetakan yang telah

di buat.

Page 177: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

162

2. Zundha Ardhani (ZU)

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan yang

didalamnya terdapat kegiatan melipat kertas membentuk sebuah

tanaman dan menceritakannya, Zundha belum mampu

melakukannya dengan baik. Saat ditanya apa yang dibuatnya

oleh guru Zundha hanya menjawab “Buat ini Bu, tapi ga bisa.

Bikinin Bu Guru aja”. Zundha tidak mau menceritakan apa

yang dibuatnya. Bercerita di depan Zundha hanya berdiri dan

menceritakan dengan berbisik beberapa kata pada guru yang

selanjutnya disampaikan kembali oleh guru kepada anak-anak

lain yang tidak mendengar.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Siklus I pertemuan ke-1, Zundha belum menunjukkan

perubahan, masih terlihat cukup bingung untuk memerankan

perannya sebagai penjual ataupun saat menjadi pembeli. Saat

menjadi penjual, Zundha lebih banyak diam dan menunggu

pembeli datang, saat ada yang membeli langsung di setujui dan

begitu seterusnya. Sedangkan saat menjadi pembeli Zundha

hanya mengatakan beberapa kalimat singkat “mau beli yang

itu/ini Pak, berapa harganya?” lalu memberikan uang dengan

untuk membayar, tanpa berkata yang lain. Suara yang

dikeluarkan juga terlalu pelan, sehingga beberapa penjual

bertanya berulang-ulang.

Siklus I Pada pelaksanaan penelitian Siklus I pertemuan ke-2, Zundha

Page 178: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

163

Pertemuan

ke-2

sudah menunjukkan peningkatan. Role playing yang dilakukan

dengan tema “Pekerjaan” dan sub tema “Macam-macam profesi

(koki)” diperankan dengan cukup baik. Dalam membuat

makanan dengan berbagai bahan yang disediakan, Zundha

menjaga kebersihna dirinya, sehingga sat dia melihat ada teman

lain yang membersihkan anggota tubuhnya yang terkena bahan

makanan misalnya tangan lalu dijilatnya, maka langsung

menunjukkan gerakan tubuh ketidaksetujuan bahwa hal itu

salah “ih kotor, aku ga mau makan, tadi tangannya dijilatin”

tanpa memberikan ekspresi wajah tidak suka, hanya ucapan

saja. Saat guru bertanya apa yang dibuat, Zunda menunjukkan

apa yang dilakukannya “buat ini Bu Guru, roti dikasi susu

coklat biar enak” sambil menggerakan tangannya yang sedang

bekerja membuat roti dan menjelaskan kepada guru apa yang

dilakukannya. Ekspresi wajah yang ditunjukkan belum mampu

menjelaskan apa maksud cerita, karena selama bercerita

perasaan apapun ekspresi wajahnya tetap sama. Kelancaran

penyampaian cerita juga masih perlu ditingkatkan, masih

terdapat banyak bunyi-bunyi jeda yang digunakan.

Siklus I

Pertemuan

ke-3

Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

profesi (Dokter)” Zundha terlihat hati-hati dalam bermain

karena ketakutannya pada dokter berdasarkan pengalaman

sudah pernah disuntik sehingga untuk memerankan diri menjadi

Page 179: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

164

dokter dia memilih diurutan kesekian karena dokter hanya satu

maka anak-anak bergantian memerankannya. Zundha sudah

dapat menunjukkan perasaannya pada ekspresi wajah dan

kalimat-kalimat “ga mau jadi dokter dulu. Emm, soalnya dulu

pernah apa itu namanya eemm.. disuntik, sakit” sambil

bergerak menjauh karena ditanya oleh guru. Saat tiba giliran

Zundha, ketakutan masih terlihat pada penyampaian pertanyaan

masih banyak ditemukan bunyi jeda selama berperan dan

gerakan tubuhnya juga menunjukkan perasaan yang

dirasakannya saat itu, namun saat bercerita Zunndha sudah

menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya untuk

menjelaskan maksud yang ingin disampaikan.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Pada pertemuan tersebut, role playing

dilakukan di luar ruangan, Zundha semakin menunjukkan

peningkatannya bercerita ekspresif. Walaupun kehadirannya

pada pertemuan hari itu terlambat, namun saat bergabung di

luar ruangan Zundha dapat memposisikan dirinya. Saat melihat

temannya memancing, Zundha bercerita dengan teman lain

bahwa dia sering memancing di sungai dekat dengan rumahnya

dan mendapatkan ikan dengan ukuran yang besar sambil

menggerakkan tangannya membentuk bentuk yang cukup besar

untuk menunjukkan ikan yang didapatnya. “Aku kemarin

Page 180: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

165

mancing sama Bapak to, di sungai deket rumahmu itu lho Fik,

dapetnya gede-gede segini” (sambil menggerakkan tubuhnya

menjelaskan mengenai cerita yang disampaikan, dan terus

menimpali cerita dengan teman lain) “Mancing gini aku udah

biasa Bu, jadi sekarang dah ngerti caranya, gampang kalo ini”

(cerita Zundha sambil tertawa dan menunjukkan gayanya

memancing, saat dia mulai memegang pancing dan

memasukkan kail pada kolam pemancingan yang disediakan).

Kenyaringan suara dan kelancaran dalam bercerita juga sudah

dapat dilakukan dengan baik.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Pada pertemuan terakhir Siklus II, masih dengan sub tema

“tempat-tempat rekreasi (pantai)”, anak-anak sudah sangat

antusias karena mereka akan membuat pasir dan bermian di

luar ruangan yang telah di setting menjadi area pantai untuk

pelaksanaan role playing. Perkembangan Zundha juga semakin

baik. Dia banyak bercerita selama permainan berlangsung

dengan berbagai ekspresi. Kelancaran bercerita juga semakin

baik. Saat ada teman lain menggeser cetakkan pasir yang

dibuatnya, Zundha dapat mengekspresikan kekecewaan nya

dengan nada yang berubah cukup tinggi.

Page 181: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

166

3. Miftakhul Ramadhan

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan yang

didalamnya terdapat kegiatan melipat kertas membentuk sebuah

tanaman dan menceritakannya, Rama belum mampu

melakukannya dengan baik. Lebih banyak diam saat melakukan

role playing dan membuat bentuk buka dari melipat kertas tidak

terlalu antusias karena terlihat tidak dapat membuatnya. Saat

ditanya apa yang dibuatnya oleh guru, Rama hanya menjawab

“Ga bisa Bu” tanpa ekspresi. Terlihat tidak banyak aktivitas

berkomunikasi yang dilakukan Rama, lebih banyak diam dan

melakukan permainan sendiri. Pada saat ditunjuk untuk

bercerita, Rama tidak mau tanpa mengatakan apapun, hanya

menggelengkan kepalanya.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Siklus I pertemuan ke-1, Rama sudah mulai menunjukkan

perubahan. Saat menjadi penjual, Rama dapat mengekspresikan

wajahnya dan gesture untuk menjelaskan perannya. “Ayo Mas

dibeli ini tahu sama tempenya enak-enak, satunya eh, beraapaan

yaa eehh 100an” (sambil mengangkat tahu dan tempe yang

dijualnya, dan sesekali tangannya menunjuk pada tumpukan

tahu dan tempe saat pembeli datang). Untuk kenyaringa suara,

Rama masih belum mampu mengontrol. Rama terlihat beberapa

kali sangat keras dalam bercerita, hingga teman lain yang

berada di sebelahnya menutup telinga. Saat menjadi pembeli,

Page 182: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

167

Rama dapat melakukan penawaran kepada penjual “Mas ini ehh

beli dua boleh 700 yaa” (dengan mengangkat 2 buku yang

sebelumnya dijual dengan harga masin-masing 500), namun

kenyaringan suara yang dikeluarkannya saat membeli juga

masih terlalu keras sehingga penjual dan teman lain yang

berperan sebagai pembeli marah dan menutup telinganya

dengan member komentar tentang suaranya yang keras.

Siklus I

Pertemuan

ke-2

Pada pelaksanaan penelitian Siklus I pertemuan ke-2, Rama

melakukan kegiatan dengan cukup baik. Role playing yang

dilakukan dengan tema “Pekerjaan” dan sub tema “Macam-

macam profesi (koki)” dimainkan dengan cukup antusias,

walaupun selama permainan rama hanya asik dengan makanan

yang dibuatnya sambil sesekali bercerita dengan ekspresi

namun tangan tetap fokus dengan apa yang dikerjakannya,

sehingga tidak banyak menggunakan gerakan tubuh untuk

menjelaskan cerita yang disampaikan. “aku biasa masak sama

Ibu, masak apa itu namanya ehhmm yang dibulet-bulet terus

digoreng, ehmm apa yaa eeh per...kedeell” (ucapnya dengan

wajah sumringah saat menemukan nama makanan yang

dimaksud, namun tubuh dan tangannya masih fokus, hanya saja

kepalanya menengadah berpindah fokus pada teman lain yang

ada di sekitarnya)

Siklus I Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

Page 183: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

168

Pertemuan

ke-3

profesi (Dokter)” Rama tidak mau di awal permainan karena

takut, entah untuk menjadi dokter, maupun menjadi pasien.

Tidak banyak kalimat yang diungkapkan. Namun, ekspresi dan

gerakan yang ditunjukkan saat berperan sudah menjelaskan

perannya sebagai dokter maupun pasien. “Ga mau jadi dokter

sama pasien Bu, takut” (sambil bergerak mundur menjauhi Bu

Guru yang mengajak mendekat dengan ekspresi wajah yang

menunjukkan ketakutan). Kenyaringan suara sudah dapat

dikontrolnya dengan baik saat berbicara dengan pasien tentang

gejala sakit seperti apa yang dirasakan, tidak terlalu keras dan

tidak juga terlalu pelan. Suara dapat didengar dengan jelas.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Pada pertemuan tersebut, role playing

dilakukan di luar ruangan, Rama semakin menunjukkan

peningkatannya bercerita ekspresif. Pengekspresian cerita

dengan gerakan tubuh, wajah, dan kenyaringan suara sudah

dilakukan dengan semakin baik. Hanya saja kelancaran

bercerita masih terdapat beberapa jeda-jeda suara.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Pada pertemuan terakhir Siklus II, masih dengan sub tema

“tempat-tempat rekreasi (pantai)”, anak-anak sudah sangat

antusias karena mereka akan membuat pasir dan bermian di

luar ruangan yang telah di setting menjadi area pantai untuk

pelaksanaan role playing. Perkembangan Rama juga semakin

Page 184: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

169

baik. Dia banyak bercerita selama permainan berlangsung

dengan berbagai ekspresi. Kelancaran bercerita masih terdapat

jeda-jeda suara selama bercerita, namun sudah berkurang

dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Page 185: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

170

4. Rafika (RF)

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan, Rafika

lebih banyak diam bermain dengan media yang dihadapi, hanya

satu dua kalimat yang terucap seperti meminta tolong untuk

mengambilkan sesuatu, atau permisi melewati teman lain. Apa

yang dibutuhkannya, dia mengambilnya sendiri. Suara yang

dikeluarkan juga tergolong pelan, sehingga beberapa kali guru

atau teman lain menanyakan ulang apa yang diinginkannya.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Siklus I pertemuan ke-1, Rafika belum menunjukkan

perubahan. Saat menjadi penjual, Rafika terlihat bingung untuk

melakukan dan mengungkapkan apa, sehingga lebih sering

pembeli yang menanyakan pada Rafika apa yang dijualnya.

“Ehmm ini gelang, harganya em.. 100” ucapnya saat ada

pembeli yang datang menghampiri dan menanyakan barang

yang ada di tokonya. Kenyaringan suara saat menjadi penjual

maupun pembeli tidak mengalami perubahan, masih tetap pelan

sehingga saat menjadi penjual, banyak pembeli yang

mendekatkan telinganya untuk mendengar jawaban Rafika.

Sedangkan saat menjadi pembeli, Rafika menjadi tidak terlalu

diperhatikan, karena suara yang dikeluarkannya tertutup teman

lain yang sedang membeli bersamanya.

Siklus I

Pertemuan

Pada pelaksanaan penelitian Siklus I pertemuan ke-2, Rafika

bermain dengan baik. Role playing yang dilakukan berperan

Page 186: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

171

ke-2 sebagai koki langsung disambut antusias, karena peran yang

dimainkan hari itu permainan yang biasa dimainkan anak

perempuan. Selama permainan Rafika asik dengan

bereksplorasi dengan makanan yang dibuatnya sambil sesekali

bercerita namun tangan tetap fokus dengan apa yang

dikerjakannya dan tidak banyak menggunakan gerakan tubuh

untuk menjelaskan cerita yang disampaikan. “aku biasa masak-

masakan kaya gini di rumah sama temen-temen, sama Ibu juga

pernah bikin emm ada nasi goring, terus emm mie rebus”

(ucapnya dengan menengadahkan wajah menata teman lain

dengan ekspresi senang dengan tetap membuat makanan).

Suara yang dikeluarkan terkadang pelan, dan terkadang keras

saat hanya berbincang dengan beberapa teman saja.

Siklus I

Pertemuan

ke-3

Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

profesi (Dokter)” Rafika sudah menunjukan perkembangan

yang baik. Walaupun ketakutannya untuk menjadi dokter

maupun pasien terlihat dari gerakannya yang hanya diam saat

memerankan keduanya, namun ekspresi yang dikeluarkan

sudah menunjukkan peran yang dimainkannya. Kenyaringan

suara dan kelancaran bercerita juga sudah cukup baik.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Pada pertemuan tersebut, role playing

dilakukan di luar ruangan, Rafika terus menunjukkan

Page 187: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

172

peningkatannya bercerita ekspresif. Pengekspresian cerita

selama kegiatan bermain dapat terlihat dengan baik, walaupun

tidak banyak menggerakan tubuh selain kegiatan memancing

yang dilakukannya. Gerakannya terlihat lebih tenang

dibandingkan dengan teman laki-lakinya yang lain.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Pada pertemuan terakhir Siklus II, masih dengan sub tema

“tempat-tempat rekreasi (pantai)”, anak-anak sudah sangat

antusias karena mereka akan membuat pasir dan bermian di

luar ruangan yang telah di setting menjadi area pantai untuk

pelaksanaan role playing tak terkecuali dengan Rafika.

Perkembangan bercerita yang ditunjukkannya juga semakin

baik. Dia banyak bercerita selama permainan berlangsung

dengan berbagai ekspresi tentang pengalamannya yang pernah

berlibur ke suatu pantai di Yogyakarta. Kelancaran bercerita

sudah lebih baik dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan

sebelumnya.

Page 188: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

173

5. Fachri Muhammad (FA)

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan, Fachri

sudah menunjukkan keterampilannya dalam bercerita ekspresif

walaupun masih banyak bunyi seperti “emm, ehh,” selama

bercerita.. Namun, ketika menceritakan tentang apa yang

dibuatnya saat role playing, Fachri sudah dapat menjelaskannya

dengan cukup baik dengan ekspresi dan gerakan-gerakan yang

sesuai dengan cerita. Kenyaringan suara juga dapat dikontrol

dengan baik untuk menyampaikan cerita kepada teman lain

sesuai dengan jaraknya dengan teman lain dan jumlah

pendengar cerita yang sedang disampaikannya.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Siklus I pertemuan ke-1, Fachri memerankan perannya sebagai

penjual dan pembeli dengan baik. Saat menjadi penjual, Fachri

dapat menjual dagangan dan melayani para pembeli dengan

cukup baik. “Ayo Pak Bu, dibeli gelangnya emm ini harganya

200an, terus warnanya macam-macam, ayoo dibeli-beli” sambil

terus duduk tanpa menunjukkan barang dagangannya saat

pembeli datang. Saat melayani Fachri juga bercerita namun

badannya tetap diam tenang dan hanya menerima uang serta

memberikan sisa uang kembali kepada para pembeli.

Kelancaran bercerita masih hampir sama dengan pertemuan

sebelumnya.

Siklus I Pada pelaksanaan penelitian Siklus I pertemuan ke-2, Fachri

Page 189: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

174

Pertemuan

ke-2

berperan sebagai koki. Peran tersebut dimainkan dengan cukup

antusias, pengungkapan cerita yang dibawakan sudah baik

dengan penngunaan ekspresi yang tepat, gerakan tubuh yang

mendukung, dan kelancaran cerita yang sudah semakin baik.

“Ini lho, caranya bikin roti isinyaa, dioles susu, terus

dimasukkan yang kecil” (cerita Fachri tertawa menunjukkan

pada temannya dengan gerakan-gerakan yang sesuai dengan

cerita yang disampaikan). Kenyaringan suara belum mampu

dikontrol, karena terlalu bersemangat dan senangnya

memainkan peran koki, Fachri terlihat lebih sering

meninggikan suara saat bercerita walaupun sedang berdekatan

dengan teman yang lain, sehingga beberapa anak menoleh

kearahnya dan berkomentar, ada juga yang mengatakan pada

guru tentang suara Fachri.

Siklus I

Pertemuan

ke-3

Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

profesi (Dokter)” keterampilan bercerita semakin menunjukkan

peningkatan. Fachri sudah dapat bercerita ekspresif dengan baik

sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan. Fachri berani

memerankan dokter maupun pasien, sambil bercerita tentang

pengalamannya bertemu dokter.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Role playing dilakukan di luar ruang

kelas, Fachri terus menunjukkan keterampilan berceritanya

Page 190: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

175

dengan baik dengan pengekspresian wajah, gerakan tubuh atau

gesture yang sesuai dengan cerita, kenyaringan suara yang

sesuai dengan lokasi atau tempat dan jumlah anak yang

dihadapi sebagai pendengar ceritanya, serta kelancaran dalam

bercerita yang semakin berkurang penggunaan bunyi-bunyi

dalam penyampaian cerita.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Pada pertemuan terakhir Siklus II, masih dengan sub tema

“tempat-tempat rekreasi (pantai)”, anak-anak sudah sangat

antusias karena mereka akan membuat pasir dan bermian di

luar ruangan yang telah di setting menjadi area pantai untuk

pelaksanaan role playing. Fachri stabil dalam keterampilannya

menyampaikan cerita dengan ekspresif. Kelancaran dalam

bercerita juga semakin baik.

Page 191: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

176

6. Ferinditya Rendra (RE)

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan, Rendra

sudah mengikuti permainan dengan baik, namun belum

menunjukkan keterampilan bercerita ekspresifnya. Selama

pelaksanaan role playing dengan berbagai media yang

digunakan, Rendra terlihat diam dengan komunikasi seperlunya

dengan teman lain tanpa adanya perubahan ekspresi dan

gerakan-gerakan tubuh. Kenyaringan suara masih belum

dikontrol dengan baik. Kelancaran dalam berbicara juga masih

terdapat banyak kata-kata atau bunyi-bunyi tambahan selama

bercerita.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Siklus I pertemuan ke-1, Rendra memerankan perannya sebagai

penjual dan pembeli dengan cukup baik. Perkembangan

keterampilan berceritanya juga mulai menunjukkan

peningkatan. Pada pertemuan hari itu, penggunaan ekspresi

sudah dapat terlihat saat Rendra memerankan dirinya menjadi

penjual maupun pembeli. Rendra tidak mengungkapkan banyak

cerita, namun setiap cerita yang diucapkannya disampaikan

dengan ekspresi yang mendukung walaupun gerakan tubuh

yang ditunjukkan sedikit.

Siklus I

Pertemuan

ke-2

Pada pelaksanaan penelitian pertemuan ke-2, Renda yang

berperan sebagai koki, menceritakan pengalamannya memasak

dengan cukup baik. Peran koki dalam role playing yang

Page 192: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

177

dilaksanakan di dalam kelas tersebut dimainkan dengan cukup

antusias, pengungkapan cerita yang dibawakan sudah baik

dengan penngunaan ekspresi yang tepat. Kenyaringan suara

yang digunakan juga sudah menunjukkan peningkatan, yang

dapat di lihat dari keras nya suara saat berbincang dengan

teman yang berada di sebelahnya, maupun dengan teman lain

yang berada cukup jauh darinya saat mencari dukungan dari

cerita yang disampaikan.

Siklus I

Pertemuan

ke-3

Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

profesi (Dokter)” keterampilan bercerita mulai menunjukkan

peningkatan. Rendra dapat bercerita dengan baik dengan

pengekspresian yang sesuai, dan kelancaran bercerita yang

baik. Namun, pada aspek kenyaringan suara, Rendra tidak

dapat mengontrol suara nya saat pelaksanaan kegiatan,

sehingga beberapa anak merasa terganggu dengan suara Rendra

yang terkadang terlalu keras dan bisa berubah pelan juga.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Role playing dilakukan di luar ruang

kelas, Rendra terus menunjukkan keterampilan berceritanya

dengan baik dan signifikan. Perkembangan bercerita yang

disampaikan oleh nya sudah sesuai dengan pengekspresian

wajah, gerakan tubuh atau gesture yang sesuai dengan cerita,

kenyaringan suara yang sesuai dengan lokasi atau tempat dan

Page 193: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

178

jumlah anak yang dihadapi sebagai pendengar ceritanya, serta

kelancaran dalam bercerita yang semakin baik.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Pada pertemuan terakhir Siklus II, masih dengan sub tema

“tempat-tempat rekreasi (pantai)”, Rendra semakin antusias

mengikuti kegiatan karena mereka akan membuat pasir dan

bermian di luar ruangan yang telah di setting menjadi area

pantai untuk pelaksanaan role playing. Rendra terus mengalami

peningkatan keterampilannya menyampaikan cerita dengan

ekspresif sesuai dengan aspek penilaian yang telah ditentukan.

Page 194: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

179

7. Feri Wijayanto (FE)

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan, Feri belum

mengikuti permainan yang dilakukan, sehingga belum terlihat

keterampilannya dalam bercerita ekspresif.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Pertemuan pertama saat pelaksanaan Siklus I, Feri sudah mau

mengikuti permainan dengan baik, namun belum menunjukkan

keterampilan bercerita ekspresifnya. Selama pelaksanaan role

playing dengan berbagai media yang digunakan, Feri terlihat

hanya diam dan mengikuti gerakan temannya kesana-kemari

tanpa bercerita apapun.

Siklus I

Pertemuan

ke-2

Pertemuan kedua, Feri sudah berperan sebagai koki dan

membuat makanan dengan bahan yang tersedia. Namun, belum

terdengar keterampilannya dalam bercerita untuk menjelaskan

peran apa yang dimainkannya. Saat ditanya oleh guru, Feri

hanya tersenyum dan menoleh kepada Ibu yang berada di luar

ruangan. Sehingga, selama pelaksanaan role playing Feri hanya

membuat makanan tanpa komunikasi dengan teman lain.

Siklus I

Pertemuan

ke-3

Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

profesi (Dokter)” keterampilan bercerita menunjukkan

peningkatan. Feri sudah dapat menunjukkan ekspresi nya saat

mengetahui permainan peran yang akan dilaksanakan pada hari

tersebut adalah dokter. Feri yang memiliki pengalaman dengan

dokter, tidak mau saat diajak Bu Guru untuk berperan menjadi

Page 195: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

180

pasien “Ga mau Bu, eehhmm takut. Ga sakit ko aku” (sambil

terus mundur dan menjauhkan tangan mengantisipasi Guru

memegang tangannya dan mengajaknya maju untuk berperan

menjadi pasien). Kenyaringan suara yang dihasilkan Feri

memang sangat pelan, sehingga

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Role playing dilakukan di luar ruang

kelas, Feri semakin menunjukkan keterampilan berceritanya

dengan baik dengan pengekspresian wajah, gerakan tubuh atau

gesture yang sesuai dengan cerita, serta kelancaran bercerita

yang baik. kenyaringan suara sudah cukup meningkat, namun

belum terkontrol dengan baik karena suara yang dikeluarkan

oleh Feri cenderung pelan, sehingga masih harus mendekatkan

diri jika ingin mendengar saat Feri bercerita.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Siklus II pertemuan ke-2 masih dengan sub tema “tempat-

tempat rekreasi (pemancingan)”. Role playing dilakukan di luar

ruang kelas, membuat anak-anak semakin antusias termasuk

Feri. Dia terus menunjukkan keterampilan berceritanya dengan

baik dengan pengekspresian wajah, gerakan tubuh atau gesture

yang sesuai dengan cerita, serta kelancaran bercerita yang baik.

Kenyaringan suara masih cukup pelan namun sudah cukup

meningkat dari pertemuan sebelumnya, tetapi masih harus

mendekatkan diri jika ingin mendengar saat Feri bercerita.

Page 196: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

181

8. Aditya (AD)

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan, Adit masih

belum mau mengikuti role playing yang dilakukan, sehingga

belum terlihat keterampilannya dalam bercerita ekspresif.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Pertemuan pertama saat pelaksanaan Siklus I, Adit sudah mau

mengikuti permainan sebentar namun berhenti dan hanya

melihat saja sambil duduk di kursi. Saat di hampiri oleh guru

Adit segera beranjak namun hanya mengikuti gerakan

temannya berpindah-pindah tempat. Saat membeli barang dia

hanya mengambil dan membayarnya tampa berkata apapun,

dan saat bergantian untuk berperan sebagai penjual Adit tidak

mau dan hanya menggelengkan kepala saja sambil berjalan

mundur menjauh. Sehingga selama pelaksanaan role playing

dengan berbagai media yang digunakan, Adit belum

menunjukkan keterampilannya bercerita ekspresif.

Siklus I

Pertemuan

ke-2

Pertemuan kedua, Adit sudah bergabung untuk melakukan role

playing dengan teman lain dan berperan sebagai koki. Dalam

pelaksanaan role playing hari itu Adit hanya asik membuat

makanan dengan berbagai bahan yang disediakan oleh guru dan

hanya sesekali merespon cerita yang disampaikan oleh teman

dengan tersenyum atau bahkan tertawa, namun tidak merespon

dengan cerita yang lain.

Siklus I Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

Page 197: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

182

Pertemuan

ke-3

profesi (Dokter)” keterampilan bercerita menunjukkan

peningkatan. Adit sudah dapat menunjukkan ekspresi nya

dalam bercerita. Adit menolak saat diajak Bu Guru untuk

berperan dalam role playing hari itu “Ga mau Bu, nonton aja”

(sambil terus duduk dan terus menggelengkan kepalanya).

“Nanti aja Bu, takut” sambil terus menolak tawaran dari Bu

Guru. Suara yang dikeluarkan oleh Adit termasuk pelan

sehingga perlu mendekatkan diri atau menanyakan beberapa

kali jika berkomunikasi dengannya.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Role playing dilakukan di luar ruang

kelas, Adit tidak bercerita hanya menggerakkan tubuhnya untuk

mengungkapkan penolakan maupun hal-hal lain yang

diungkapkan oleh teman lain tanpa merespon dengan cerita

lain. Gerakan tubuh atau gesture dan kelancaran bercerita sudah

meningkat semakin baik, namun kenyaringan suara suara masih

belum menunjukkan peningkatan.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Siklus II pertemuan ke-2 masih dengan sub tema “tempat-

tempat rekreasi (pemancingan)”. Role playing dilakukan di luar

ruang kelas, membuat anak-anak semakin antusias. Adit terus

menunjukkan keterampilan berceritanya dengan baik dengan

pengekspresian wajah serta gerakan tubuh atau gesture yang

sesuai dengan cerita. Kenyaringan suara sudah meningkat pada

Page 198: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

183

pertemuan kedua ini, Adit sudah dapat mengontrol suaranya

saat berbicara di luar ruangan dan jumlah teman yang dia

hadapi saat menyampaikan cerita. Kelancaran bercerita pada

pertemuan terakhir ini sedikit menurun.

Page 199: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

184

9. Rockzy Azizu Fara (RO)

Pra Tindakan Pertemuan pertama saat pelaksanaan Pra Tindakan, Rockzy

sudah mau mengikuti role playing yang dilakukan namun

masih hanya bermain sendiri tanpa melakukan kegiatan

bercerita, sehingga belum terlihat keterampilannya dalam

bercerita ekspresif.

Siklus I

Pertemuan

ke-1

Pertemuan pertama saat pelaksanaan Siklus I, Rockzy sudah

mau mengikuti permainan peran yang dilakukan namun masih

belum menunjukan aktivitas bercerita. Rockzy hanya mengikuti

kegiatan bermain peran dengan berkeliling dan mengikuti

teman kesana-kemari. Rockzy hanya melihat-lihat barang-

barang yang dijual dan langsung membeli dan membayarnya.

Saat bergantian untuk berperan sebagai penjual, Rockzy juga

menolak dan memilih untuk tetap menjadi pembeli.

Kelancaran dalam bercerita serta kenyaringan suara masih

belum dapat terkontrol dengan baik. Rockzy terkadang

berbicara dengan nada tinggi hingga berteriak-teriak kepada

teman lain sehingga membuat teman lain merasa tidak nyaman.

Siklus I

Pertemuan

ke-2

Pertemuan kedua, Rockzy menunjukkan peningkatan bercerita

ekspresinya pada indikator pengekspresian wajah. Saat menjadi

koki Rockzy sudah bercerita sedikit mengenai pengalamannya

yang berhubungan dengan memasak dengan ekspresi wajah

yang sesuai, namun tidak didukung dengan gesture. Badannya

Page 200: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

185

masih dengan diam duduk diatas kursi sambil terus membuat

makanan dengan bahan yang disediakan. Kenyaringan suara

juga masih belum cukup baik, terlihat beberapa kali Rockzy

berteriak-teriak kepada teman lain yang berada disebelahnya

hanya untuk memintanya bergantian, sehingga mendapat

teguran dari guru.

Siklus I

Pertemuan

ke-3

Pada pertemuan ketiga dengan sub tema “Macam-macam

profesi (Dokter)” keterampilan bercerita menunjukkan

peningkatan. Rockzy sudah dapat menunjukkan ekspresi nya

dalam bercerita. Rockzy berperan menjadi dokter dan

memeriksakan keadaan pasien yang memeriksakan diri padanya

lalu menempelkan stetoskop pada badan pasien dan

menjelaskan apa yang didengarnya saat menempelkan

stetoskop tersebut dengan gerakan tubuh yang semakin

menjelaskan ceritanya tersebut. Kenyaringan suara dan

kelancaran dalam bercerita masih belum mampu dilakukan.

Siklus II

Pertemuan

ke-1

Siklus II pertemuan ke-1 mengambil sub tema “tempat-tempat

rekreasi (pemancingan)”. Role playing dilakukan di luar ruang

kelas, Rockzy mulai bercerita banyak mengenai hal yang

pernah dilakukannya seperti kegiatan memancing hari itu.

Pengekspresian cerita yang disampaikan oleh Rockzy sudah

baik namun tidak didukung dengan gesture. Konsentrasinya

masih pada media yang berada di hadapannya karena belum

Page 201: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

186

mendapatkan banyak ikan seperti yang diharapkan, sehingga

badannya masih tetap diam sambil memegang pancing dan

fokus pada ikan yang akan ditangkap. Kenyaringan suara sudah

mulai dapat dikontrol dengan cukup baik, tidak terlalu sering

berteriak didekat teman lain, karena semakin banyak teman-

teman yang mengomentari suaranya yang meninggi dan keras,

akhirnya banyak yang memilih untuk menjauh. Kelancaran

bercerita sudah lebih baik dari pertemuan pada siklus

sebelumnya.

Siklus II

Pertemuan

ke-2

Siklus II pertemuan ke-2 masih dengan sub tema “tempat-

tempat rekreasi (pantai)”. Role playing dilakukan di luar ruang

kelas, membuat anak-anak semakin antusias karena mengetahui

mereka akan bermain pasir dengan banyak cetakan. Rockzy

menunjukkan keterampilan berceritanya dengan semakin baik

dengan pengekspresian wajah serta gerakan tubuh atau gesture

yang sesuai dengan cerita. Kenyaringan suara sudah meningkat

pada pertemuan kedua ini, Rockzy sudah dapat mengontrol

suaranya saat bercerita. Kelancaran bercerita pada pertemuan

terakhir ini juga semakin baik dibandingkan dengan pertemuan

sebelumnya. Rockzy bereksplorasi dengan banyak media yang

disediakan untuk mencetak pasir dan bekerja sama dengan

teman lain membuat suatu bentuk sehingga keterampilan

bercerita semakin terlihat.

Page 202: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

187

LAMPIRAN 5 Catatan Lapangan

Page 203: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

188

CATATAN LAPANGAN

(PROSES PEMBELAJARAN)

Kode data : CL 1

Hari/ Tanggal : Jumat/ 17 Januari 2014

Waktu : Pukul 08.00 – 10.30

Tempat : Kelompok B

Tema : Pekerjaan

Sub Tema : Macam pekerjaan (Penjual)

No. Data Deskripsi Refleksi

1. Kegiatan awal Anak-anak langsung melakukan sholat pukul 08.00 WIB dengan

di imami oleh salah satu anak dilanjutkan dengan kegiatan imtaq

yang lain, yaitu anak menghafal beberapa surat pendek dan

berdoa sebelum melakukan kegiatan pada hari itu.

Anak masuk ke dalam kelas, menempati tempat duduk masing-

masing dengan tertib dan pembelajaran dimulai dengan

apersepsi mengenai tema. Guru menyanyikan lagu “selamat

a. Anak-anak melakukan sholat dipimpin

oleh salah seorang teman.

b. Anak-anak hafalan surat pendek,

kemudian kembali ke kelas.

c. Anak menempati tempat duduk

masing-masing dengan tertib.

d. Guru melakukan apersepsi sesuai

Page 204: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

189

pagi” kepada

anak-anak dan menanyakan kabar anak masing-masing. Anak

menjawab sapaan guru tentang pertanyaan kabar, misal

“Selamat Pagi mas Zundha, apa kabar?” anak menjawab dengan

“Baik” begitu seterusnya pada setiap anak. Selanjutnya

menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan pada hari itu.

Salah satunya role playing dengan berbagai media yang sesuai

dengan tema.

dengan tema yang akan dibahas pada

hari itu.

2. Kegiatan Inti Anak dijelaskan mengenai kegiatan permainan yang akan

dilakukan dengan role playing. Sebelum dimainkan, anak

dijelaskan apa saja media yang akan digunakan, salah satunya

adalah koin yang digunakan sebagai uang pembayaran, dengan

nominal 100 untuk tiap koin sesuai dengan persetujuan bersama.

Pukul 08.30 guru mengajak anak untuk membagi kelas dalam

dua kelompok, satu kelompok akan menjadi penjual dan satu

kelompok lagi akan berperan sebagai pembeli. Penjual dibagi

menjadi 3 tempat, sehingga yang berperan menjadi pembeli

a. Guru menjelaskan media yang

digunakan untuk role playing

b. Anak-anak bergantian untuk

memainkan perannya sebagai penjual.

c. Guru selalu mendampingi setiap

permainan yang dilakukan.

Page 205: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

190

dapat lebih banyak. Pergantian peran ditentukan waktunya oleh

guru, dengan tujuan agar semua anak dapat merasakan dan

menjelaskan sebagai siapa peran yang dimainkan. Dalam

bermain, masih sedikit anak yang sudah cukup aktif bercerita

mengenai perannya saat bergantian memerankan dirinya sebagai

penjual, selebihnya masih terlihat bingung dan hanya diam. Saat

menjadi pembeli juga hanya beberapa anak yang dapat berbicara

kepada penjual mengenai barang dagangannya tersebut. “Ayoo

mas mba, dibeli buku nya, bagus-bagus, gambarnya, warnanyaa

bagus, ayoo mas mba. Satunya 500an” Salah satu anak yang

berperan sebagai penjual menawarkan barang dagangannya

kepada pembeli sambil mengangkat buku yang dimaksud, dan

menunjuk buku-buku yang ditata di depannya. Setiap anak yang

membeli dapat menawar barang yang akan dibelinya. Koin yang

digunakan sebagai uang juga melatih ketelitian anak dalam

menghitung.

Anak belum dapat sepenuhnya mengungkapkan ekspresi dirinya

Page 206: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

191

dalam role playing pertemuan pertama ini, masih banyak yang

terdiam dan bingung harus mengatakan apa untuk peran yang

dimainkan. Guru memantau perkembangan anak, setiap anak

yang terlihat diam didekatinya dan berpura-pura menjadi penjual

sama seperti yang dimainkan oleh muridnya. Hanya sesekali

guru masuk dalam permainan.

Pukul 09.30 WIB permainan berakhir, setiap anak boleh istirahat

untuk makan atau berkunjung ke perpustakaan untuk membaca

bersama-sama.

3. Istirahat Setelah selesai bermain, pukul 09.30-10.00 anak beristirahat.

Anak dibebaskan untuk melakukan kegiatannya sendiri, untuk

yang bermain dilakukan di luar ruangan, anak-anak yang

membawa bekal makan dipersilahkan untuk makan di dalam

kelas dan diajak untuk saling berbagi dengan teman lain. Anak

diajak berdoa sebelum dan setelah makan, sedangkan untuk

yang ingin ke perpustakaan, diperbolehkan untuk membaca

buku bersama-sama.

a. Anak-anak bermain bebas di luar

ruangan.

b. Anak-anak berdoa sebelum dan

sesudah makan bersama-sama.

c. Anak-anak membaca buku di ruang

perpustakaan.

Page 207: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

192

4. Kegiatan Akhir Anak-anak yang sudah selesai beristirahat, kembali masuk ke

dalam kelas untuk kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan akhir.

Dalam kegiatan akhir, guru menanyakan kepada anak-anak

mengenai hal apa saja yang dilakukan pada hari itu. Anak-anak

yang menjawab pertanyaan dari guru masih hanya beberapa

saja, namun guru terus melontarkan pertanyaan kepada anak-

anak walaupun jawaban yang terdengar masih sedikit. Anak-

anak cukup senang melakukan kegiatan pada hari itu.

Selanjutnya guru menyampaikan kepada anak-anak tentang

kegiatan esok hari. Anak berdoa bersama, mengucap salam, lalu

pulang.

a. Guru mereview kegiatan hari itu dan

menyampaikan kegiatan yang akan

dilakukan esok hari.

b. Anak-anak berdoa bersama sebelum

pulang.

Page 208: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

193

CATATAN LAPANGAN

(PROSES PEMBELAJARAN)

Kode data : CL 2

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 18 Januari 2014

Waktu : Pukul 08.00 – 10.30

Tempat : Kelompok B

Tema : Pekerjaan

Sub Tema : Macam pekerjaan (Koki)

No. Data Deskripsi Refleksi

1. Kegiatan awal Anak-anak langsung memasuki kelas pukul 08.00 WIB dengan

tertib dan kegiatan awal dimulai. Guru mengajak anak untuk

berdoa memulai pembelajaran, setelah itu dilanjutkan dengan

hafalan Surat pendek (An-Nas, Al-Falaq) dan doa-doa diantaranya

doa sebelum makan, doa bangun tidur, dan doa bepergian. Setelah

itu guru menyanyikan lagu “selamat pagi” kepada anak-anak dan

menanyakan kabar anak masing-masing. Anak menjawab sapaan

a. Anak-anak langsung masuk kekelas

dengan tertib.

b. Anak-anak hafalan surat pendek, doa,

dan tepuk.

c. Guru melakukan apersepsi sesuai

dengan tema yang akan dibahas pada

hari itu.

Page 209: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

194

guru tentang pertanyaan kabar, misal “Selamat Pagi mas Zundha,

apa kabar?” anak menjawab dengan “Baik” begitu seterusnya

pada setiap anak. Selanjutnya menjelaskan kegiatan apa yang

akan dilakukan pada hari itu. Salah satunya role playing dengan

berbagai media yang sesuai dengan tema. Sebelum melakukan

role playing anak diajak untuk melakukan tepuk, yaitu tepuk anak

sholeh.

2. Kegiatan Inti Sebelum dimainkan, anak dijelaskan apa saja media yang akan

digunakan dalam role playing, diantaranya ada kostum koki (topi

dn celemek), dan bahan dan alat untuk memasak.

Pukul 08.30 guru mengajak anak untuk bermain peran sebagai

koki. Dalam bermain, masih sedikit anak yang sudah cukup aktif

bercerita mengenai perannya. Beberapa anak tidak berbicara dan

hanya fokus membuat makanan dengan alat dan bahan yang

disediakan. Anak yang cukup aktif bercerita mengungkapkan

pengalamannya memasak di rumah dengan keluarganya, yang lain

sebagai pendengar. Adapula yang bekerja sama dalam membuat

a. Guru menjelaskan media yang

digunakan untuk role playing

b. Guru selalu mendampingi setiap

permainan yang dilakukan.

Page 210: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

195

makanan, sambil mengajarkan cara membuatnya.

Anak belum dapat sepenuhnya mengungkapkan ekspresi dirinya

dalam role playing pertemuan pertama ini, masih banyak yang

terdiam dan fokus dengan makanan yang dibuatnya, dan hanya

merespon dengan senyum atau tertawa saja. Guru memantau

perkembangan anak, setiap anak yang terlihat diam didekatinya

dan berpura-pura menjadi peran yang sama yang dimainkan oleh

muridnya. Hanya sesekali guru masuk dalam permainan.

Pukul 09.30 WIB permainan berakhir, setiap anak boleh istirahat

untuk makan atau bermain bebas.

3. Istirahat Setelah selesai bermain, pukul 09.30-10.00 anak beristirahat.

Anak dibebaskan untuk melakukan kegiatannya sendiri, untuk

yang bermain dilakukan di luar ruangan, anak-anak yang

membawa bekal makan dipersilahkan untuk makan di dalam kelas

dan diajak untuk saling berbagi dengan teman lain. Anak diajak

berdoa sebelum dan setelah makan, sedangkan untuk yang ingin

ke perpustakaan, diperbolehkan untuk membaca buku bersama-

a. Anak-anak bermain bebas di luar

ruangan.

b. Anak-anak berdoa sebelum dan

sesudah makan bersama-sama.

c. Anak-anak membaca buku di ruang

perpustakaan.

Page 211: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

196

sama.

4. Kegiatan Akhir Anak-anak yang sudah selesai beristirahat, kembali masuk ke

dalam kelas untuk kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan akhir.

Dalam kegiatan akhir, guru menanyakan kepada anak-anak

mengenai hal apa saja yang dilakukan pada hari itu. Anak-anak

yang menjawab pertanyaan dari guru masih hanya beberapa saja.

Anak-anak cukup senang melakukan kegiatan pada hari itu.

Selanjutnya guru menyampaikan kepada anak-anak tentang

kegiatan esok hari. Anak berdoa bersama, mengucap salam, lalu

pulang.

a. Guru mereview kegiatan hari itu dan

menyampaikan kegiatan yang akan

dilakukan esok hari.

b. Anak-anak berdoa bersama sebelum

pulang.

Page 212: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

197

CATATAN LAPANGAN

(PROSES PEMBELAJARAN)

Kode data : CL 3

Hari/ Tanggal : Senin/ 20 Januari 2014

Waktu : Pukul 08.00 – 10.30

Tempat : Kelompok B

Tema : Pekerjaan

Sub Tema : Macam pekerjaan (Dokter)

No. Data Deskripsi Refleksi

1. Kegiatan awal Anak-anak langsung masuk ke dalam kelas pukul 08.00 WIB,

menempati tempat duduk masing-masing dengan tertib dan

pembelajaran dimulai berdoa bersama-sama dengan selanjutnya

langsung membahas apersepsi mengenai tema. Guru

menyanyikan lagu “selamat pagi” kepada anak-anak dan

menanyakan kabar anak masing-masing. Anak menjawab sapaan

guru tentang pertanyaan kabar, misal “Selamat Pagi mas Zundha,

a. Anak-anak melakukan sholat

dipimpin oleh salah seorang teman.

b. Anak-anak hafalan surat pendek,

kemudian kembali ke kelas.

c. Anak menempati tempat duduk

masing-masing dengan tertib.

d. Guru melakukan apersepsi sesuai

Page 213: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

198

apa kabar?” anak menjawab dengan “Baik” begitu seterusnya

pada setiap anak. Selanjutnya menjelaskan kegiatan apa yang

akan dilakukan pada hari itu. Salah satunya role playing dengan

berbagai media yang sesuai dengan tema.

dengan tema yang akan dibahas pada hari

itu.

2. Kegiatan Inti Sebelum dimainkan, anak dijelaskan apa saja media yang akan

digunakan dalam role playing, yaitu kostum, stetoskop dan obat-

obat yang digunakan untuk menunjang perannya dalam berperan

sebagai dokter.

Pukul 08.30 guru mengajak anak untuk membagi kelas untuk

bermain peran hari itu, ada yang berperan sebagai dokter,

perawat, dan pasien. Sehingga semua anak dapat memainkan

perannya bergantian. Dalam bermain, sudah mulai banyak anak

yang sudah cukup aktif bercerita mengenai perannya. Saat

menjadi dokter, anak yang berperan menanyakan apa yang dirasa

sakit. Cukup sulit mengajak anak untuk bermain peran pada hari

itu, karena sebagian anak memiliki pengalaman pribadi dengan

dokter. Anak sudah mulai dapat mengungkapkan ekspresi dirinya

a. Guru menjelaskan media yang

digunakan untuk role playing

b. Anak-anak bergantian untuk

memainkan perannya sebagai penjual.

c. Guru selalu mendampingi setiap

permainan yang dilakukan.

Page 214: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

199

dalam role playing pertemuan pertama ini, dan sudah meningkat

dibandingkan pertemuan sebelumnya. Guru memantau

perkembangan anak, setiap anak yang terlihat diam didekatinya

dan berpura-pura menjadi penjual sama seperti yang dimainkan

oleh muridnya. Hanya sesekali guru masuk dalam permainan.

Pukul 09.30 WIB permainan berakhir, setiap anak boleh istirahat

untuk makan atau berkunjung ke perpustakaan untuk membaca

bersama-sama.

3. Istirahat Setelah selesai bermain, pukul 09.30-10.00 anak beristirahat.

Anak dibebaskan untuk melakukan kegiatannya sendiri, untuk

yang bermain dilakukan di luar ruangan, anak-anak yang

membawa bekal makan dipersilahkan untuk makan di dalam kelas

dan diajak untuk saling berbagi dengan teman lain. Anak diajak

berdoa sebelum dan setelah makan, sedangkan untuk yang ingin

ke perpustakaan, diperbolehkan untuk membaca buku bersama-

sama.

a. Anak-anak bermain bebas di luar

ruangan.

b. Anak-anak berdoa sebelum dan

sesudah makan bersama-sama.

c. Anak-anak membaca buku di ruang

perpustakaan.

4. Kegiatan Akhir Anak-anak yang sudah selesai beristirahat, kembali masuk ke a. Guru mereview kegiatan hari itu dan

Page 215: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

200

dalam kelas untuk kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan akhir.

Dalam kegiatan akhir, guru menanyakan kepada anak-anak

mengenai hal apa saja yang dilakukan pada hari itu. Anak-anak

yang menjawab pertanyaan dari guru masih hanya beberapa saja,

namun guru terus melontarkan pertanyaan kepada anak-anak

walaupun jawaban yang terdengar masih sedikit. Anak-anak

cukup senang melakukan kegiatan pada hari itu. Selanjutnya guru

menyampaikan kepada anak-anak tentang kegiatan esok hari.

Anak berdoa bersama, mengucap salam, lalu pulang.

menyampaikan kegiatan yang akan

dilakukan esok hari.

b. Anak-anak berdoa bersama sebelum

pulang.

Page 216: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

201

CATATAN LAPANGAN

(PROSES PEMBELAJARAN)

Kode data : CL 4

Hari/ Tanggal : Jumat/ 24 Januari 2014

Waktu : Pukul 08.00 – 10.30

Tempat : Kelompok B

Tema : Rekreasi

Sub Tema : Tempat-tempat rekreasi (Tempat Pemancingan)

No. Data Deskripsi Refleksi

1. Kegiatan awal Anak-anak langsung melaksanakan sholat pukul 08.00 WIB,

dilanjutkan dengan membaca Iqro’ dan berdoa sebelum

melakukan pembelajaran hari itu. Selanjutnya anak-anak

menempati tempat duduk masing-masing dengan tertib dan

pembelajaran dimulai dengan langsung membahas apersepsi

mengenai tema. Guru menyanyikan lagu “selamat pagi” kepada

anak-anak dan menanyakan kabar anak masing-masing. Anak

a. Anak-anak melakukan sholat

dipimpin oleh salah seorang teman.

b. Anak-anak hafalan surat pendek,

kemudian kembali ke kelas.

c. Anak menempati tempat duduk

masing-masing dengan tertib.

d. Guru melakukan apersepsi sesuai

Page 217: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

202

menjawab sapaan guru tentang pertanyaan kabar. Selanjutnya

menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan pada hari itu.

Salah satunya role playing dengan berbagai media yang sesuai

dengan tema.

dengan tema yang akan dibahas pada

hari itu.

2. Kegiatan Inti Sebelum dimainkan, anak dijelaskan apa saja media yang akan

digunakan dalam role playing. Permainan dilakukan di luar

ruangan, dengan menggunakan berbagai media yang dibutuhkan,

seperti alat pancing dan ikan-ikan yang sudah disiapkan dalam

ember besar.

Pukul 08.30 guru mengajak anak untuk keluar ruangan berekreasi

keluar dengan menggunakan kereta yang dibuat oleh anak sendiri

berbaris kebelakang dengan guru sebagai yang paling depan.

Sesampainya di tempat yang dituju, anak langsung bermain

dengan antusias. Hampir semua anak dapat melakukan cerita

dengan lebih meningkat dibandingkan hari sebelumnya. Anak

sudah mulai dapat mengungkapkan ekspresi dirinya dalam role

playing pertemuan pertama ini, dan sudah meningkat

a. Guru menjelaskan media yang

digunakan untuk role playing

b. Anak-anak bergantian untuk

memainkan perannya sebagai penjual.

c. Guru selalu mendampingi setiap

permainan yang dilakukan.

Page 218: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

203

dibandingkan pertemuan sebelumnya. Anak bercerita masing-

masing mengenai pengalaman apa yang pernah dilakukan yang

berhubungan dengan kegiatan memancing. Mereka juga

menceritakan ikan apa yang didapatkan saat memancing. Guru

selanjutnya mengajak anak untuk berlomba memancing pada

semua anak. Beberapa anak sudah dapat melakukannya dengan

cukup baik. Untuk RF dan RO dalam penggunaan gesture belum

menunjukkan kemampuannya karena keduanya belum cukup

mengerti tentang memancing dan takut untuk mencoba karena

keterbatasan kemampuannya, sehingga lebih banyak melihat dan

diam saja. Guru memantau perkembangan anak sepanjang

permainan dilakukan.

Pukul 09.30 WIB permainan berakhir, setiap anak boleh istirahat

untuk makan atau berkunjung ke perpustakaan untuk membaca

bersama-sama.

3. Istirahat Setelah selesai bermain, pukul 09.30-10.00 anak beristirahat.

Anak dibebaskan untuk melakukan kegiatannya sendiri, untuk

a. Anak-anak bermain bebas di luar

ruangan.

Page 219: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

204

yang bermain dilakukan di luar ruangan, anak-anak yang

membawa bekal makan dipersilahkan untuk makan di dalam kelas

dan diajak untuk saling berbagi dengan teman lain. Anak diajak

berdoa sebelum dan setelah makan, sedangkan untuk yang ingin

ke perpustakaan, diperbolehkan untuk membaca buku bersama-

sama.

b. Anak-anak berdoa sebelum dan

sesudah makan bersama-sama.

c. Anak-anak membaca buku di ruang

perpustakaan.

4. Kegiatan Akhir Anak-anak yang sudah selesai beristirahat, kembali masuk ke

dalam kelas untuk kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan akhir.

Dalam kegiatan akhir, guru menanyakan kepada anak-anak

mengenai hal apa saja yang dilakukan pada hari itu. Anak-anak

yang menjawab pertanyaan dari guru masih hanya beberapa saja,

namun guru terus melontarkan pertanyaan kepada anak-anak

walaupun jawaban yang terdengar masih sedikit. Anak-anak

cukup senang melakukan kegiatan pada hari itu. Selanjutnya guru

menyampaikan kepada anak-anak tentang kegiatan esok hari.

Anak berdoa bersama, mengucap salam, lalu pulang.

a. Guru mereview kegiatan hari itu dan

menyampaikan kegiatan yang akan

dilakukan esok hari.

b. Anak-anak berdoa bersama sebelum

pulang.

Page 220: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

205

CATATAN LAPANGAN

(PROSES PEMBELAJARAN)

Kode data : CL 5

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 25 Januari 2014

Waktu : Pukul 08.00 – 10.30

Tempat : Kelompok B

Tema : Rekreasi

Sub Tema : Tempat-tempat rekreasi (Pantai)

No. Data Deskripsi Refleksi

1. Kegiatan awal Anak-anak langsung masuk ke dalam kelas pukul 08.00 WIB,

menempati tempat duduk masing-masing dengan tertib dan

pembelajaran dimulai berdoa bersama-sama dengan selanjutnya

langsung membahas apersepsi mengenai tema. Guru

menyanyikan lagu “selamat pagi” kepada anak-anak dan

menanyakan kabar anak masing-masing. Anak menjawab sapaan

guru tentang pertanyaan kabar. Selanjutnya menjelaskan kegiatan

a. Anak-anak melakukan sholat

dipimpin oleh salah seorang teman.

b. Anak-anak hafalan surat pendek,

kemudian kembali ke kelas.

c. Anak menempati tempat duduk

masing-masing dengan tertib.

d. Guru melakukan apersepsi sesuai

Page 221: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

206

apa yang akan dilakukan pada hari itu. Salah satunya role playing

dengan berbagai media yang sesuai dengan tema.

dengan tema yang akan dibahas pada hari

itu.

2. Kegiatan Inti Sebelum dimainkan, anak dijelaskan apa saja media yang akan

digunakan dalam role playing, yaitu alat-alat permainan yang

mendukung untuk bermain di pantai. Pukul 08.30 guru mengajak

anak untuk keluar ruangan dan bermain di luar. Setiap anak

langsung bermain pasir dengan berbagai media atau bermain bola

yang sudah disediakan di halaman sekolah yang sudah setting

untuk role playing pada hari itu. Dalam bermain, sudah banyak

anak yang sudah aktif bercerita mengenai perannya. Setiap anak

saling berbagi cerita mengenai hal yang pernah mereka lakukan di

pantai, ada beberapa anak yang bersama-sama membuat suatu

bentuk bangunan dengan cetakan pasir yang ada. Pelaksanaan

bermain yang berada di luar kelas, semakin menambah semangat

anak, karena suasana di luar kelas yang bebas dan menjadikan

anak mendapatkan kesempatan lebih besar untuk bereksplorasi

dengan apa yang ada di lingkungannya. Sehingga anak belajar

a. Guru menjelaskan media yang

digunakan untuk role playing

b. Anak-anak bergantian untuk

memainkan perannya sebagai penjual.

c. Guru selalu mendampingi setiap

permainan yang dilakukan.

Page 222: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

207

untuk mencintai lingkungannya.

Sebagian besar anak sudah dapat mengungkapkan ekspresi

dirinya dalam role playing pada pertemuan ini, dan sudah

meningkat dibandingkan pertemuan sebelumnya. Guru memantau

perkembangan anak, setiap anak yang terlihat diam didekati dan

berpura-pura menjadi penjual sama seperti yang dimainkan oleh

muridnya. Hanya sesekali guru masuk dalam permainan.

Pukul 09.30 WIB permainan berakhir, setiap anak boleh istirahat

untuk makan atau berkunjung ke perpustakaan untuk membaca

bersama-sama.

3. Istirahat Setelah selesai bermain, pukul 09.30-10.00 anak beristirahat.

Anak dibebaskan untuk melakukan kegiatannya sendiri, untuk

yang bermain dilakukan di luar ruangan, anak-anak yang

membawa bekal makan dipersilahkan untuk makan di dalam kelas

dan diajak untuk saling berbagi dengan teman lain. Anak diajak

berdoa sebelum dan setelah makan, sedangkan untuk yang ingin

ke perpustakaan, diperbolehkan untuk membaca buku bersama-

a. Anak-anak bermain bebas di luar

ruangan.

b. Anak-anak berdoa sebelum dan

sesudah makan bersama-sama.

c. Anak-anak membaca buku di ruang

perpustakaan.

Page 223: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

208

sama.

4. Kegiatan Akhir Anak-anak yang sudah selesai beristirahat, kembali masuk ke

dalam kelas untuk kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan akhir.

Dalam kegiatan akhir, guru menanyakan kepada anak-anak

mengenai hal apa saja yang dilakukan pada hari itu. Anak-anak

yang menjawab pertanyaan dari guru masih hanya beberapa saja,

namun guru terus melontarkan pertanyaan kepada anak-anak

walaupun jawaban yang terdengar masih sedikit. Anak-anak

cukup senang melakukan kegiatan pada hari itu. Selanjutnya guru

menyampaikan kepada anak-anak tentang kegiatan esok hari.

Anak berdoa bersama, mengucap salam, lalu pulang.

a. Guru mereview kegiatan hari itu dan

menyampaikan kegiatan yang akan

dilakukan esok hari.

b. Anak-anak berdoa bersama sebelum

pulang.

Page 224: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

208

LAMPIRAN 6

Catatan Dokumentasi

Page 225: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

209

CATATAN DOKUMENTASI KETERAMPILAN BERCERITA

EKSPRESIF

A. Pertemuan 1 Siklus I

Gambar 1. Praktek pelaksanaan apersepsi role playing dalam pembelajaran

Gambar 2. Pembagian media yang akan digunakan dalam role playing

Page 226: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

210

Gambar 3. Kegiatan bercerita ekspresif dengan role playing dengan tema profesi (sub tema “macam-macam profesi-penjual”)

Gambar 4. Keaktifan anak dalam role playing dengan tema profesi (sub tema “macam-macam profesi-penjual”)

B. Pertemuan 2 Siklus I

Gambar 1. Praktek pelaksanaan apersepsi role playing dalam pembelajaran

Page 227: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

211

Gambar 2. Kegiatan bercerita ekspresif dengan role playing dengan tema profesi (sub tema “macam-macam profesi-koki”)

C. Pertemuan 3 Siklus I

Gambar 1. Praktek pelaksanaan apersepsi role playing dalam pembelajaran

Gambar 2. Kegiatan bercerita ekspresif dengan role playing dengan tema profesi (sub tema “macam-macam profesi-dokter”)

Page 228: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

212

Gambar 3. Komunikasi Guru dan Murid saat berperan sebagai dokter dan pasien dalam role playing dengan tema profesi (sub tema “macam-macam profesi-

dokter”) D. Pertemuan 1 Siklus II

Gambar 1. Praktek pelaksanaan apersepsi role playing dalam pembelajaran

Gambar 2. Kegiatan bercerita ekspresif dengan role playing dengan tema rekreasi (sub tema “tempat rekreasi-tempat pemancingan”)

E. Pertemuan 2 Siklus II

Page 229: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

213

Gambar 1. Kegiatan bercerita ekspresif dengan role playing dengan tema rekreasi (sub tema “tempat rekreasi-pantai”)

Gambar 1. Keaktifan anak dalam role playing dengan tema rekreasi (sub tema “tempat rekreasi-pantai”)

Page 230: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No

214

LAMPIRAN 7

SURAT PENELITIAN

Page 231: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
Page 232: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
Page 233: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
Page 234: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No
Page 235: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA EKSPRESIF ANAK USIA 5 … · Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No