Upload
dangdang
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V C
SD NEGERI LEMPUYANGAN 1 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Muhammad Arfan Husnawan
NIM 10108244078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2014
ii
iii
iv
v
MOTTO
Tuntutlah ilmu walau harus sampai ke negeri cina (Hadist Riwayat Imam Al Baihaqi)
Penghargaan paling tinggi bagi orang-orang yang bekerja keras bukan pada yang ia dapatkan dari kerja itu, tetapi apa yang dia
buat dengan kerja keras itu (John Ruskin)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini merupakan sebuah karya sederhana sebagai ungkapan yang tulus dan
penuh kasih teruntuk:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya, melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya bisa diberi kesempatan untuk menuntut ilmu
hingga sekarang.
2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa yang selalu dipanjatkan untuk
kesuksesan dan kebahagiaanku.
3. Seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, sehingga aku selalu bersemangat
untuk menjalani hidup ini.
4. Almamater tercinta.
vii
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V C
SD NEGERI LEMPUYANGAN 1 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh
Muhammad Arfan Husnawan
NIM 10108244078
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran
IPA dengan metode eksperimen pada siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas. Desain penelitian ini
menggunakan model Kemmis & McTaggart dalam 2 siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan & observasi, dan refleksi. Subjek penelitian meliputi
siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta, pada semester II tahun
ajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian adalah
meningkatkan motivasi belajar IPA melalui metode eksperimen. Teknik
pengumpulan data melalui skala motivasi dan lembar observasi. Teknik analisis
data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat
setelah diberi tindakan melalui metode eksperimen. Motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan, yaitu dari tes pra tindakan diketahui sebanyak 13 siswa
atau 52% meningkat menjadi 16 siswa atau 64% pada siklus 1. Pada siklus II,
dengan perbaikan tindakan berupa kegiatan pembelajaran dengan cara siswa
dibagi dalam kelompok kecil, siswa melakukan eksperimen terkait kejadian yang
sering ditemui, siswa berdiskusi, siswa memaparkan hasil eksperimen, dan
membuat kesimpulan dengan bimbingan dan pengawasan guru dari awal sampai
akhir kegiatan eksperimen, terjadi peningkatan jumlah siswa yang memiliki
motivasi belajar minimal pada kategori tinggi yaitu sebanyak 22 siswa atau 88%.
Penggunaan metode eksperimen pada siklus II persentase keberhasilannya sudah
mencapai >75% sehingga proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen
berhasil.
Kata Kunci: motivasi Belajar IPA, metode eksperimen
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir
skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas V C SD N Lempuyangan 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan
dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan pendidikan di UNY.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
3. Ibu Hidayati, M. Hum. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah
Dasar Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.
4. Ibu Dr. Pratiwi Puji Astuti, M. Pd. dan Ibu Woro Sri Hastuti, M. Pd. selaku
pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing
peneliti sampai penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.
ix
5. Bapak Sarjono, S. Pd. selaku Kepala SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta.
6. Ibu Komariah, S. Pd. selaku guru kelas V C sebagai kolaborator pada saat
penelitian di kelas V SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta.
7. Siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta yang telah bersedia
sebagai subjek dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teman-teman kelas D angkatan 2010 yang memberikan semangat dalam
penyelesaian penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
penelitian ini.
Semoga segala bantuan, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan
kepada penulis menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan dari
Allah SWT. Peneliti juga berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Juli 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran IPA ........................................................................ 10
B. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi ..................................... 19
C. Kajian tentang Motivasi Belajar .............................................................. 21
D. Kajian tentang Metode Eksperimen .......................................................... 31
E. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 38
F. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 40
G. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 40
H. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 41
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 42
B. Setting Penelitian ...................................................................................... 43
C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 43
D. Desain Penelitian ...................................................................................... 44
E. Teknik Pengumpulan Data. ....................................................................... 48
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 49
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 55
H. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 58
B. Deskripsi Data Pra Tindakan .................................................................... 58
C. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 61
D. Pembahasan ............................................................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 98
B. Saran ......................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100
LAMPIRAN .................................................................................................... 102
xii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Kisi-kisi Daftar Skala Motivasi Belajar IPA ..................................... 50
Tabel 2. Skor jawaban daftar skala motivasi (pernyataan positif) ................... 50
Tabel 3. Skor jawaban daftar skala motivasi (pernyataan negatif) .................. 51
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kegiatan Guru .................................... 51
Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ................................... 52
Tabel 6. Kriteria motivasi belajar..................................................................... 56
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas................................. 58
Tabel 8. Analisis Motivasi Belajar Siswa (tiap indikator) ............................... 59
Tabel 9. Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra tindakan .......................... 60
Tabel 10. Analisis Motivasi Belajar Siswa siklus I (tiap indikator) ................ 70
Tabel 11. Perbandingan motivasi belajar prasiklus dan siklus I tiap indikator 71
Tabel 12. Persentase Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I ............................. 72
Tabel 13. Perbandingan motivasi belajar siswa pada pra siklus dan siklus I ... 73
Tabel 14. Refleksi siklus I dan rencana perbaikan di siklus II......................... 75
Tabel 15. Analisis Motivasi Belajar Siswa siklus II (tiap indikator) ............... 84
Tabel 16. Perbandingan motivasi belajar Siklus I dan siklus II (tiap indikator) 85
Tabel 17. Persentase motivasi belajar siswa pada siklus II .............................. 87
Tabel 18. Perbandingan motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II ..... 87
Tabel 19. Refleksi siklus II .............................................................................. 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir .............................................................. 39
Gambar 2. Desain Penelitian Model Spiral Kemmis dan Taggart ................... 45
Gambar 3. Diagram Motivasi Belajar pada Pra Tindakan (tiap indikator) ..... 59
Gambar 4. Diagram Motivasi Belajar pada Pra Tindakan .............................. 60
Gambar 5. Siswa belum fokus dalam melakukan eksperimen ......................... 69
Gambar 6. Guru belum mendiskusikan hasil eksperimen siswa ...................... 69
Gambar 7. Diagram Motivasi Belajar IPA siklus I (tiap indikator) ................ 70
Gambar 8. Perbandingan motivasi belajar (tiap indikator) .............................. 72
Gambar 9. Diagram motivasi belajar pada Siklus I ......................................... 73
Gambar 10. Perbandingan motivasi belajar pra tindakan dengan Siklus I ...... 74
Gambar 11. Siswa fokus melakukan eksperimen ............................................ 84
Gambar 12. Guru mendiskusikan kembali hasil eksperimen siswa ................. 84
Gambar 13. Diagram Motivasi Belajar IPA siklus II (tiap indikator)............. 85
Gambar 14. Perbandingan motivasi belajar siklus I dan Siklus II tiap indikator 86
Gambar 15. Perbandingan motivasi belajar siklus I dengan Siklus II ............. 88
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Daftar Siswa Kelas V C SD N Lempuyangan 1 ............................. 103
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 104
Lampiran 3. Daftar Skala Motivasi Sebelum Dilakukan Uji Validitas ............... 105
Lampiran 4. Keterangan Validasi Expert Judgment ........................................... 112
Lampiran 5. Data Mentah Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................... 113
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 115
Lampiran 7. Kisi – kisi Skala Motivasi Belajar IPA (Sesudah Uji Validitas) .... 118
Lampiran 8. Daftar Skala Motivasi Belajar IPA (Sesudah Uji Validitas) .......... 119
Lampiran 9. Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa ................................. 124
Lampiran 10. Hasil Pra Siklus ............................................................................ 126
Lampiran 11. Analisis Statistik Deskriptif Pra Siklus ........................................ 128
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................ 135
Lampiran 13. Hasil Siklus I ................................................................................ 148
Lampiran 14. Hasil Observasi Siklus I ............................................................... 150
Lampiran 15. Analisis Statistik Deskriptif Siklus 1 ............................................ 158
Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................. 165
Lampiran 17. Hasil Observasi Siklus II .............................................................. 180
Lampiran 18. Hasil Siklus II ............................................................................... 188
Lampiran 19. Analisis Statistik Deskriptif Siklus II ........................................... 190
Lampiran 20. Dokumentasi ................................................................................. 197
Lampiran 20. Surat Ijin ....................................................................................... 201
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga saaat ini
mengantarkan umat manusia ke era kompetisi global diberbagai bidang
kehidupan. Situasi demikian menuntut kita agar segera berbenah diri dan
sekaligus menyusun langkah nyata guna menyongsong masa depan yang
telah menanti kita. Langkah pertama adalah mengatur langkah untuk
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter kuat, kokoh, dan
tahan uji serta memiliki kompetensi yang handal di bidangnya.
Upaya tersebut ditempuh dengan merealisasikan pendidikan yang
berprestasi, bagaimana peserta didik dapat bereaksi dalam memecahkan
masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, paradigma
yang mengedepankan peningkatan daya nalar, kreativitas serta berpikir kritis
harus diaplikasikan dalam setiap langkah pengembangan ke depan.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 3
dinyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
2
bertanggung jawab. Tujuan diatas dapat dicapai salah satunya melalui proses
pembelajaran yang menekankan pada motivasi anak dalam mencapai prestasi
belajar yang maksimal.
Dalam dunia pendidikan, istilah belajar dan pembelajaran merupakan dua
hal yang memiliki keterkaitan. Perbedaan antara belajar dan pembelajaran
terletak pada penekanannya. Belajar lebih menekankan pada bahasan tentang
siswa dan proses perubahan tingkah lakunya, sedangkan pembelajaran
menekankan pada bahasan mengenai guru dalam upaya membuat siswa dapat
belajar.
Menurut Reber (Sugihartono, dkk., 2007: 74) belajar merupakan proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah
laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya, sedangkan pembelajaran
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan
berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien serta dengan hasil optimal. Secara sederhana, pembelajaran
adalah menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien.
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus dapat membuat
skenario pembelajaran yang menarik, dan menyenangkan, namun tepat
sasaran. Maksudnya siswa merasa sedang bermain-main tetapi sebernarnya ia
sedang belajar, dan pesan-pesan dalam pembelajaran dapat tersampaikan
3
dengan baik karena pembelajaran berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan.
Penggunaan berbagai pendekatan pembelajaran, metode dan media dalam
pembelajaran mempunyai peran yang besar terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Untuk menciptakan suasana belajar yang menarik, seorang guru
membutuhkan suatu metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Menurut
E. Mulyasa (2005: 107), bahwa pemilihan metode yang tepat akan
menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Metode pembelajaran
yang baik dapat membantu kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai metode pembelajaran. Guru dapat memilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang akan dipelajari.
Salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar untuk
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dan
teknologi informasi di masa mendatang adalah Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Mata pelajaran IPA merupakan salah satu jenis mata pelajaran yang
sulit, hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai UN SD tahun ajaran 2013/2014
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 8,64, mata pelajaran IPA yaitu
7,62, dan mata pelajaran Matematika yaitu 7,39 (sumber: Data Disdikpora
DIY). Siswa akan sulit menerima materi jika dalam pembelajaran IPA guru
menggunakan metode yang tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan
kebosanan dalam diri anak-anak. Siswa akan lebih mudah dalam menerima
4
materi yang diajarkan apabila guru dapat mengajarkan materi tersebut dengan
lebih konkret.
Menurut pengamatan peneliti selama melakukan kuliah kerja nyata dan
praktik pengalaman lapangan selama kurang lebih tiga bulan dapat
diidentifikasikan proses pembelajaran IPA untuk kelas V C di SD Negeri
Lempuyangan 1 Yogyakarta sebagai berikut. Pola pembelajaran IPA selama
ini masih kurang efektif. Guru dalam menyampaikan materi lebih banyak
menggunakan ceramah, tidak dipadukan dengan metode pembelajaran yang
lain. Dalam proses pembelajarannya, peran guru masih sangat dominan.
Kegiatan pembelajaran yang kurang menarik mengakibatkan siswa kurang
aktif secara mental dan cenderung hanya mendengar penjelasan guru. Guru
kurang variatif dalam menggunakan metode dan model pembelajaran. Hal ini
akhirnya berakibat pada rendahnya motivasi belajar siswa. Siswa terlihat
kurang memperhatikan penjelasan guru, tidak jarang siswa ramai sehingga
suasana kelas menjadi tidak kondusif. Guru juga kurang menghubungkan
materi dengan kehidupan nyata sehingga siswa terlihat kurang bersemangat
dalam mengikuti proses pembelajaran IPA yang pada akhirnya berdampak
pada motivasi belajar siswa yang kurang maksimal.
Rendahnya motivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu faktor dari
penyebab kurang berhasilnya proses belajar pada siswa. Hal ini akhirnya
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Motivasi belajar merupakan
komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Rendahnya motivasi siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
5
karena kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, kurangnya sikap
aktif siswa terhadap mata pelajaran yang dipelajari, kurang interpretasi
terhadap tugas-tugas dari setiap mata pelajaran yang sedang dipelajari.
Berdasarkan identifikasi di atas, dapat dianalisis mengenai kemungkinan
faktor penyebab permasalahan antara lain proses pembelajaran mata pelajaran
IPA belum optimal, model pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai
dengan karakteristik siswa sekolah dasar, penggunaan media pembelajaran
yang kurang menarik dan bervariasi, guru tidak melibatkan siswa aktif dalam
pembelajaran dan penemuan informasi, guru kurang memberikan motivasi
kepada siswa dalam pembelajaran, guru dalam menjelaskan materi terlalu
cepat.
Peneliti menyadari sepenuhnya akan masalah-masalah yang selalu muncul
dalam kegiatan belajar mengajar. Seringkali guru merasa risau menghadapi
kenyataan yang dijumpai dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat pasif
dalam mengikuti pelajaran, motivasi belajar siswa terlihat rendah, daya serap
terhadap materi pelajaran belum maksimal, kurangnya respon siswa terhadap
materi pelajaran menjadi masalah serius bagi guru. Hal ini disebabkan guru
kurang dapat mengelola pembelajaran secara interaktif, pemilihan alat peraga
yang dikelola guru kurang konkret, terlebih guru kurang tepat dalam
menggunakan metode pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan
rendahnya motivasi siswa untuk belajar IPA. Rendahnya motivasi siswa
terlihat dari cara guru mengajar dengan suasana yang tidak nyaman dan
6
terlalu menegangkan di dalam kelas pada saat pelajaran IPA berlangsung,
sehinggga siswa merasa mata pelajaran IPA merupakan pelajaran yang
membosankan dan berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba untuk menggunakan
metode eksperimen sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Metode eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen sederhana. Sederhana yang dimaksud adalah
peralatan yang digunakan berdasarkan perkembangan belajar siswa. Seperti
yang diungkapkan tim ahli pendidikan IPA dari UNESCO dalam Darmojo
dan Kaligis (1992: 73) bahwa bukan karena harganya murah yang menjadi
pertimbangan utama, melainkan karena alat-alat sederhana itu lebih dikenal
siswa dan secara pedagogis siswa dapat belajar efektif. Dengan alat-alat
sederhana yang telah mereka kenal dalam kehidupan sehari-hari, pusat
perhatian siswa akan lebih terpusat pada objek yang diamati dan bukan
terpusat pada alat-alat buatan pabrik yang digunakan.
Dalam eksperimen guru bersama dengan siswa mencoba mengerjakan
sesuatu serta mengamati proses dari hasil eksperimen tersebut. Sehingga
ketika ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-
cara yang lebih baik, mengetahui elemen atau unsur-unsur apakah yang ada
pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi dan sebagainya.
Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan eksperimen yang siswa lakukan sendiri dari pada
7
ketika siswa hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru dengan
metode ceramah atau ketika hanya sekedar membaca buku.
Metode eksperimen ini belum digunakan dalam proses belajar mengajar
IPA di kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta, maka perlu
kiranya diadakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana
meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode eksperimen di
kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta. Melalui metode
eksperimen diharapkan motivasi siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
meningkat dan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, proses pembelajaran
berlangsung dalam bentuk kegiatan siswa “bekerja” dan “mengalami” bukan
sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut maka dapat
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut.
1. Guru kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta dalam
menyampaikan materi IPA kebanyakan hanya menggunakan metode
konvensional, sehingga proses pembelajaran menjadi belum optimal.
2. Pembelajaran fakta dan konsep masih mengandalkan guru sebagai satu-
satunya sumber.
3. Siswa kurang dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran
sehingga terlihat pasif.
8
4. Motivasi belajar IPA siswa kelas V C masih kurang karena tidak
digunakannya metode dan media belajar yang konkret untuk menjelaskan
materi.
5. Siswa mudah lupa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari karena
hanya menghafal, tidak secara langsung mengamati media belajar yang
nyata sesuai materi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana dikemukakan di atas,
dapat diketahui bahwa ada beberapa permasalahan. Dalam hal ini penelitian
akan dibatasi pada peningkatan motivasi belajar dengan metode eksperimen
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V C SD
Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang dan batasan masalah yang telah
dikemukakan, maka rumusan masalah yang dapat peneliti ajukan adalah
“bagaimana penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta pada mata
pelajaran IPA?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan
9
Alam (IPA) melalui metode eksperimen pada siswa kelas V C SD Negeri
Lempuyangan 1 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di
sekolah dasar.
b. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
IPA.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan motivasi dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Merupakan umpan balik mengetahui kesulitan siswa.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Bagi sekolah hasil penelitian ini akan memberikan perbaikan mutu
pembelajaran IPA di kelas V C SD N Lempuyangan 1 Yogyakarta
kaitannya dengan keterampilan dalam pembelajaran IPA.
b. Kepala sekolah dapat menganjurkan kepada semua guru kelas untuk
menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran IPA
1. Pengertian Pembelajaran IPA
IPA singkatan “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari
kata-kata bahasa inggris “Natural Science” secara singkat disebut
“Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau
bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam (Patta Bundu,2006: 9).
Ilmu pengetahuan alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk
mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu pengetahuan alam
sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses.
Produk Ilmu pengetahuan alam adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, serta teori-teori (Srini M. Iskandar,1997: 2). Jadi IPA
merupakan ilmu yang memepelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam, dilakukan dengan penyelidikan yang terorganisir yang didalamnya
memuat fakta, konsep, prinsip serta teori.
Menurut Vessel (dalam Patta Bundu,2006: 9) memberikan pengertian
yang singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientist do”. Sains
adalah apa yang dikerjakan para ahli sains (saintis). Selain itu dia juga
mengemukakan bahwa “science as an intellectual search involving
inquiry, rational thought, and generalization”. Hal itu mencankup teknik
11
Sains yang disebut sebagai proses Sains, sedangkan yang lain berupa
fakta-fakta dan prinsip yang biasa disebut dengan produk Sains.
IPA sebagai bidang ilmu mencari penjelasan dan interpretasi tentang
gejala-gejala yang timbul di alam semesta baik itu yang sederhana
maupun yang sifatnya kompleks. IPA adalah ilmu yang mempelajari
fenomena-fenomena yang ada di alam dengan sudut pandang tertentu.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil eksperimen dan pengamatan yang dilakukan
oleh manusia (Usman Samatowa,2006: 2). Dari pengertian ini maka yang
menjadi obyek studi IPA adalah fenomena-fenomena alam, yaitu seperti
kajian tentang biologis dan fisik yang ada di alam.
Studi IPA berkenaan dengan pengorganisasian ruang hasil interaksi
antara faktor manusia dengan faktor-faktor alam. Oleh karena itu, untuk
dapat menyerap dengan baik apa gejala dan masalah yang ada di alam,
kita harus mampu mendalami hakikat faktor manusia dengan alam
lingkungannya.
Herlen (dalam Patta Bundu,2006: 10) mengemukakan tiga karateristik
Sains yaitu:
a. Sains memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk
menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah.
b. Sains memberi peringatan adanya hubungan antara fakta-fakta yang
diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksi sebelum
sampai pada kesimpulan.
12
c. Sains memberi makna bahwa teori Sains bukanlah kebenaran yang
akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori
tersebut.
Karakteristik sains merupakan suatu ilmu yang dapat diuji
kebenarannya secara ilmiah oleh setiap orang, adanya hubungan antara
fakta, konsep, prinsip, teori, sampai pada tahap kesimpulan. Teori-teori
sains bukanlah kebenaran yang mutlak tetapi dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman didasarkan pada teori yang mendukung.
Menurut E. Mulyasa (2007: 111) pelajaran IPA di sekolah dasar
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain sebagai
berikut. a.) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan kebesaran, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b.) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c.)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat. d.) Mengembangkan keterampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan. e.) Meningkatkan kesadaran untuk berprasangka dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f.)
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g.) Memperoleh bekal
13
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Dari uraian di atas bahwa tujuan pembelajaran sains adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan untuk menghargai alam sebagai bukti
kebesaran Tuhan, mampu mengembangkan keterampilan, pengetahuan,
dan pemahaman tentang konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sains merupakan bagian dari
kehidupan manusia sehingga pembelajaran sains merupakan interaksi
antara siswa dengan lingkungan kehidupannya.
2. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Ilmu
Secara umum sains sebagai ilmu sekurang kurangnya mencangkup
tiga aspek yaitu aspek aktivitas, metode dan pengetahuan (Maslichah
Asy’ari,2006: 8). Ketiga aspek ini merupakan kesatuan logis yang mesti
ada secara berurutan. Artinya keberadaan dan perkembangan ilmu harus
diusahakan dengan adanya aktivitas manusia dan aktivitas harus
dilaksanakan dengan menggunakan metode tertentu untuk menhasilkan
pengetahuan yang sistematis.
Tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu sebab ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Menurut Supartono (2004: 40) Syarat-syarat yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut. a.) Obyektif, artinya pengetahuan
itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris. b.)
Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-
14
cara tertentu yang teratur dan terkontrol. c.) Sistematik, artinya
pengetahuan itu disusun dalam suatu sistem di mana satu sama lain saling
berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh. d.) Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak
hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja,
tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Suatu ilmu merupakan pengetahuan jika memenuhi persyaratan bahwa
ilmu itu harus obyektif, bermetode, sistematik, dan berlaku umum untuk
semua orang.
3. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
Menurut Webster’s : New Lollegiate Dictionary (1981) dalam Srini.
M. Iskandar (1997: 2) menyatakan “natural science knowledge concerned
with the physical world and its phenomena”, yang artinya Ilmu
Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-
gejalanya. Di dalam pembelajaran IPA siswa akan mempelajari segala hal
tentang alam. Mulai dari benda hidup maupun yang tergolong sebagai
benda yang tidak hidup (benda mati). Ilmu Pengetahuan Alam sebagai
disiplin disebut juga sebagai produk IPA yang merupakan kumpulan hasil
kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan
selama berabad-abad.
Menurut Purnell’s : Concise Dictionary of Science (1983) dalam Srini.
M. Iskandar (1997: 2) tercantum definisi “Science the broad field of
15
human knowledge, acquired by systematic observation and experiment,
and explained by means of rules, laws, principles, theories, and
hypotheses”, artinya Ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia
yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang
sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum,
prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan suatu ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
karena diperoleh dengan cara yang sistematik.
4. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses
IPA sebagai proses yaitu proses mendapatkan IPA melalui suatu
proses atau metode Ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam tidak berupa
kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta-fakta. Ilmu Pengetahuan
Alam tidak hanya kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau
makhluk-makhluk tetapi juga merupakan cara kerja, cara berfikir dan cara
memecahkan masalah. Pada prakteknya Ilmu Pengetahuan Alam tidak
dipisahkan dengan metode-metode penelitian.
Menurut Srini. M. Iskandar (1997: 4) memahami IPA lebih tidak
hanya mengetahui fakta-fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga
memahami proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan
fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta
tersebut untuk menginterpretasinya. Para ilmuwan mempergunakan
berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka
16
untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut
proses ilmiah atau proses sains.
Keterampilan proses sains atau keterampilan sains disebut juga
keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan-keterampilan ini
dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi
yang lain. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan
oleh para ilmuwan. Seorang ilmuwan menggunakan cara khusus untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya. Cara memecahkan masalah itu
sering disebut dengan “Metode Ilmiah”.
Seorang ilmuwan umumnya harus dapat bekerja secara ilmiah, yaitu
menggunakan metode ilmiah. Ada lima tahap dalam mengembangkan
Metode Ilmiah yaitu antara lain: a.) menyadari adanya masalah dan
keinginan untuk memecahkannya. Masalah perlu dirumuskan dengan
jelas, dan dibatasi ruang lingkupnya agar pemecahannya lebih terfokus;
b.) mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah. Data
yang terkumpul diolah/dianalisis atau disintesis untuk merumuskan
hipotesis; c.) merumuskan hipotesis berdasarkan alasan atau pengetahuan
yang merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah. Hipotesis
bersifat tentatif dan dapat diuji apakah benar/diterima atau salah/ditolak;
d.) menguji hipotesis, dapat ditempuh dengan cara melakukan eksperimen
atau melakukan observasi tergantung dari masalah yang ingin dijawab; e.)
menarik kesimpulan, kesimpulan dibuat berdasar data/informasi yang
17
dimaksud adalah data/informasi dalam rangka pengujian hipotesis
(Maslichah Asy’ari,2006: 12).
Jadi suatu metode ilmiah dikembangkan dalam beberapa tahap yaitu
menemukan adanya masalah yang perlu untuk dipecahkan, merumuskan
masalah yang ditemukan, kemudian mengumpulkan data yang
berhubungan dengan rumusan masalah lalu merumuskan hipotesis.
Hipotesis yang dirumuskan harus diuji kebenarannya yang pada akhirnya
dibuat kesimpulan. Sains merupakan ilmu pengetahuan yang
dikembangkan berdasarkan metode yang ilmiah seperti tersebut di atas,
jadi kebenaran fakta, konsep, prinsip, teori, sampai pada kesimpulan dapat
diuji secara ilmiah.
5. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Sikap Ilmiah
Aspek selanjutnya dari Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) disebut
sebagai sikap ilmiah atau sikap keilmuan. Menurut National Curriculum
Council (1989) dalam Patta Bundu (2006: 39) sikap ilmiah yang sangat
penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan Sains adalah:
a. Hasrat ingin tahu
b. Menghargai kenyataan (fakta dan data)
c. Ingin menerima ketidakpastian
d. Refleksi kritis dan hati-hati
e. Tekun, ulet, tabah
f. Kreatif untuk penemuan baru
g. Berpikiran terbuka
h. Sensitif terhadap lingkungan sekitar
i. Bekerjasama dengan orang lain
Sikap Sains adalah sikap yang dimiliki para ilmuan dalam mencari
dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya obyektif terhadap fakta,
18
hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti, dan
sebagainya. Selanjutnya menurut Dawson (dalam Patta Bundu,2006: 13),
bahwa sikap ilmiah dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yakni
seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan
masalah, dan seperangkat yang menekankan sikap tertentu terhadap Sains
sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi
perkembangan karir di masa datang.
6. Ruang Lingkup IPA
Menurut E. Mulyasa (2007: 112) menyatakan bahwa ruang lingkup
bahan kajian IPA untuk SD atau MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a.) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b.) Benda
atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. c.)
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana. d.) Bumi dan alam semesta meliputi:
tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas, ruang lingkup pembelajaran IPA di SD
disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak, artinya dengan
tingkat kemampuan berfikir anak. Pikiran anak masih terbatas pada
obyek di sekitar lingkungan. Pada tingkat ini anak dapat mengenal
bagian-bagian dari benda-benda seperti berat, warna, dan bentuknya.
Ruang lingkup IPA di SD mencakup makhluk hidup dan proses
kehidupannya, materi sifat-sifat dan kegunaannya, kesehatan dan
19
makanan, penyakit dan pemecahannya, membudayakan alam dan
kegunaannya, pemeliharaan dan pelestariannya.
B. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi
Perkembangan penelitian dan pengalamannya anak usia TK dan SD, Jean
Piaget (dalam Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis,1992: 18)
mengklasifikasikan tingkat-tingkat perkembangan intektual anak sebagai
berikut.
1. Tahap sensori-motor 0-2 tahun
2. Tahap Operasional:
a. Praoperasional 2-7 tahun
b. Operasional konkret 7-11 tahun
3. Tahap Operasional formal :
a. Pemikiran organisasional 11-15 tahun
b. Pemikiran keberhasilan 15 tahun ke atas
Jika dicermati lebih lanjut perkembangan siswa pada sekolah dasar, ada
sebuah perbedaan antara kelas rendah dan kelas atas. Oleh karena itu dalam
pembelajaran di sekolah dasar perlu ada perbedaan strategi atau penekanan
antara siswa kelas rendah atau kelas atas yang desesuaikan dengan
karakteristik masing-masing.
Pada masa sekolah dasar kelas atas, siswa yang pada umumnya sudah
berusia 9-12 tahun, menurut Piaget (dalam Maslichah Asy’ari,2006: 42) pada
usia ini siswa memiliki kekhasan antara lain:
1. dapat berfikir reversibel atau bolak-balik,
20
2. dapat melakukan pengelompokan dan menentukan urutan, dan telah
mempu melakukan operasi logis.
Menurut Saiful Bahri Djamarah (2002: 90), beberapa sifat khas anak-anak
pada masa ini adalah sebagai berikut.
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan praktis.
2. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor.
4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang
dewasa lainnya.
5. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak
tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat
peraturan sendiri.
Piaget mengemukakan ada empat fase perkembangan kognitif anak,
yaitu mencakup fase sensorikmotorik, fase praoperasional, fase
operasional konkret, dan fase operasional formal.
Pada fase operasional konkret ditandai dengan kemampuan anak dalam
memaknai “conserve”, konservasi atau kekekalan. Mereka dapat
mendeskripsikan sifat-sifat fisik objek, menggolongkan, dan mengurutkan
21
berdasarkan sifat-sifatnya, serta juga mulai mengembangkan konsep
ruang, waktu, dan bilangan dengan lebih baik. Mereka mampu memahami
obyek dengan cara yang lebih baik, tetapi mereka masih kesulitan
merumuskan hipotesisnya.
Fase operasional konkret ditandai oleh peningkatan penting
kemampuan anak untuk meneliti dan untuk menggolongkan pola-pola
menurut atribut-atribut dari objek atau kejadian. Pada masa operasional
konkret anak sudah mulai menerapkan proses berfikir logis tetapi hanya
dengan objek atau problem yang konkret. Hal ini berarti siswa SD yang
berada dalam fase operasional konkret dapat memahami seriation yang
memungkinkan mereka untuk menyusun berbagai rangkaian logis. Mulai
mengerti perubahan, proses, dan hubungan dari kejadian-kejadian yang
lebih kompleks. Mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua
atau kelompok yang berbeda. Anak pada tahap ini dapat berfikir secara
logis tanpa harus membandingkan pasang demi pasang secara langsung.
C. Kajian tentang Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Motivasi mempunyai peran sangat penting dalam kegiatan belajar karena
siswa mau belajar tentunya karena ada motivasi. Sebaliknya, belajar dapat
mempengaruhi motivasi karena dengan kegiatan belajar yang dikemas
menarik dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Menurut
Sardiman (2007: 75) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
22
yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
menjamin kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Hampir sama dengan
pendapat Hamzah B. Uno (2007: 23), motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau
unsur yang mendukung.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah sebagai dorongan atau rangsangan yang ada dalam
diri siswa untuk melakukan aktifitas belajar guna mencapai kompetensi
belajar yang diharapkan atau mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya dengan menciptakan lingkungan belajar yang
kodusif.
2. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa motivasi merupakan
dorongan yang ada dalam diri siswa untuk dapat melakukan aktivitas
belajar guna mencapai kompetensi atau hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar siswa.
Motivasi diibaratkan sebagai kekuatan mental yang mendorong,
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas belajar siswa.
Sardiman (2007: 85) memaparkan tiga fungsi motivasi yaitu: a.)
mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
23
yang melepaskan energi; b.) menentuan arah perbuatan, yakni ke arah
tujuan yang hendak dicapai; c.) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi belajar sangat penting bagi guru dan siswa. Menurut Dimyati
dan Moedjiono (2006: 85) fungsi motivasi bagi siswa yaitu sebagai
berikut. a.) Menyadarkan siswa pada awal pembelajaran, pada saat proses
pembelajaran, dan hasil akhir. b.) Menginformasikan kepada siswa
tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
c.) Mengarahkan kegiatan belajar siswa. d.) Memberikan semangat belajar
pada siswa. e.) Menyadarkan siswa tentang pentingnya proses belajar
yang berkesinambungan, sehingga siswa akan bersungguh-sungguh dalam
belajar agar dapat berhasil.
Lebih lanjut Dimyati dan Moedjiono (2006: 85-86) memaparkan
fungsi motivasi bagi seorang guru yaitu antara lain untuk:
a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa
untuk belajar sampai berhasil.
b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas
bermacam-ragam, guna memilih strategi belajar mengajar yang tepat.
c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
bermacam-macam peran.
d. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.
24
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa
motivasi sangat berfungsi dalam proses belajar, tidak hanya penting bagi
siswa tetapi penting juga untuk diketahui oleh guru. Dengan adanya
motivasi, siswa dapat terdorong untuk melakukan kegiatan yang terarah
dan teratur demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Bagi guru
motivasi dapat berfungsi untuk membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa untuk belajar. Selain itu, motivasi juga dapat
berfungsi bagi guru untuk memilih strategi belajar mengajar dalam rangka
memberi peluang untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis.
3. Motivasi Belajar IPA
Motivasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam penentu
keberhasilan belajar, sebagai mana dikemukakan oleh Nurkencana dan
Sumartono (Jimmy Adolf Ratupa, 2010: 22) menjelaskan bahwa motivasi
komponen penting dalam kehidupan pada umumnya dan pendidikan pada
khususnya. Motivasi dapat membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
Menurut Srini. M. Iskandar (1997: 4) memahami IPA lebih tidak
hanya mengetahui fakta-fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga
memahami proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan
fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta
tersebut untuk menginterpretasinya. Sehingga dalam pembelajaran IPA
melatih siswa melakukan keterampilan proses sains sangat diperlukan.
25
Keterampilan proses dapat dilihat ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Motivasi besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Motivasi
belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah dorongan dari dalam
maupun luar siswa untuk mempelajari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) meliputi aktivitas belajarnya yang dapat dilihat dari proses
ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dimana siswa memperhatikan
materi pembelajaran, kerjasama dalam kelompok, berdiskusi dengan
sungguh-sunggguh, antusias dalam mengikuti pelajaran, tanggung jawab
atas tugas yang diberikan, menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
Siswa yang termotivasi dalam pelajaran IPA akan memiliki keinginan
untuk mempelajari IPA dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar,
rasa senang mengikuti pelajaran, dan bahkan dapat menemukan kesulitan-
kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum
karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan pembelajaran IPA.
4. Macam-macam Motivasi Belajar
Penelitian ini hanya akan membahas macam motivasi dari dua sudut
pandang, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang disebut
motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri individu yang
biasa disebut motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 115) motivasi intrinsik
adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
26
dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Uzer Usman (2002: 34)
mengartikan motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul sebagai
akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan
dari orang lain tetapi atas kemauan sendiri.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa
motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa
untuk melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tanpa ada
paksaan atau rangsangan dari luar diri siswa. Sebagai contoh siswa
yang senang membaca, tanpa ada yang mendorongnya, ia sudah rajin
membaca buku untuk menambah pengetahuannya.
Lebih lanjut menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 115), bahwa
motivasi intrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajarnya. Bila dilihat dari segi tujuan suatu kegiatan, misalnya
kegiatan belajar maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik
adalah dorongan dari dalam individu untuk mencapai tujuan yang
terkandung dalam kegiatan belajar. Contohnya, adalah seorang siswa
yang melakukan kegiatan belajar karena ingin mendapatkan
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya secara konstruktif, bukan karena tujuan lainnya.
27
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, motivasi intrinsik ini
menjadi sangat penting karena menjadi penggerak dan pengarah bagi
seluruh aktifitas belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik
yang kuat akan melaksanakan kegiatan belajar dengan semaksimal
mungkin sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal pula.
Karena peranannya yang cukup signifikan inilah maka diharapkan
para pendidik untuk mengetahui dan memahaminya sehingga dapat
membangkitkan, meningkatkan dan memelihara motivasi intrinsik
siswa.
b. Motivasi Ekstrinsik
Sardiman (2007: 90-91) mengartikan motivasi ekstrinsik yaitu
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang
dari luar. Menurut Dimyati dan Moedjiono (2006: 91) motivasi
ekstrinsik merupakan dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada
di luar perbuatannya.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya
pengaruh atau rangsangan dari luar diri siswa. Misalkan siswa yang
belajar karena tahu bahwa besok akan ada ujian dengan harapan
mendapat nilai yang baik agar dipuji oleh temannya atau oleh orang
lain. Contoh lain adalah siswa yang belajar karena takut dimarahi oleh
orang tuanya.
28
Lebih lanjut menurut Sardiman (2007: 90) motivasi ekstrinsik
merupakan faktor penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu
dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen
lainnya dalam proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa,
sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Dalam kaitannya dengan
proses belajar, motivasi ekstrinsik juga memiliki peran yang sangat
penting. Walaupun siswa telah memiliki dorongan atau motivasi yang
ada dalam dirinya, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik tidak baik
dan tidak penting. Contoh motivasi ekstrinsik yang dapat dilakukan
guru SD adalah dengan menggunakan media dan alat peraga yang
menarik dan variatif, penggunaan metode pembelajaran yang dinamis,
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, memberikan
reward atau memberikan pujian.
5. Faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kenyataannya, motivasi belajar siswa baik motivasi intrinsik
maupun ekstrinsik tidak selamanya stabil. Menurut Hamzah B. Uno
(2007: 35), motivasi belajar siswa terkadang sering naik-turun yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa ini perlu diketahui oleh para guru sehingga dapat
meningkatkan dan memelihara faktor yang dapat meningkatkan motivasi
serta menghindari faktor yang melemahkan motivasi belajar.
Menurut Dimyati dan Moedjiono (2006: 97-100) faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut. a.) Cita-cita atau
29
aspirasi siswa yang akan memperkuat motivasi intrinsik maupun
ekstrinsik sebab cita-cita tersebut akan mewujudkan aktualisasi diri pada
siswa. b.) Kemampuan siswa, dengan adanya kemampuan siswa akan
memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan. c.) Kondisi siswa yaitu kondisi jasmani dan rohani. Jika
kedua-duanya dalam kondisi baik maka motivasi siswa akan tinggi dalam
belajar. d.) Kondisi lingkungan siswa, dengan lingkungan yang aman,
tenteram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat. e.) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Guru
yang profesional diharapkan mampu menggunakan berbagai media
pembelajaran dan metode pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. f.) Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Partisipasi dan
teladan seorang guru dalam memilih perilaku yang baik itu sudah
merupakan upaya membelajarkan siswa.
Berdasarkan pendapat tentang faktor yang mempengaruhi motivasi di
atas, motivasi belajar tidak selamanya stabil. Hal ini disebabkan
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar tersebut
seperti kemampuan siswa, kondisi siswa, dan lingkungan siswa. Faktor-
faktor tersebut harus diketahui oleh guru guna memperkuat dan
memelihara faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi dan
menghindari faktor-faktor yang dapat melemahkan motivasi tersebut.
Selain guru, motivasi belajar juga dapat diperkuat oleh orang tua selaku
orang yang bertanggung jawab penuh terhadap anaknya untuk belajar
30
sepanjang hayatnya. Motivasi belajar sangat diperlukan dalam bidang
studi yang di dalamnya membutuhkan suatu ketelitian dan kesabaran
dalam mempelajarinya, sehingga membutuhkan motivasi yang kuat guna
memberikan semangat belajar. Dengan semangat belajar yang tinggi
pencapaian prestasi akan semakin mudah.
6. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa
Indikator motivasi belajar siswa adalah ciri-ciri yang menunjukkan
bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang kuat. Menurut Sardiman
(2007: 83) ciri-ciri siswa memiliki motivasi belajar yang kuat yaitu: a.)
tekun menghadapi tugas; b.) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus
asa); c.) menunjukkan minat terhadap masalah yang sedang dihadapi; d.)
lebih senang bekerja mandiri; e.) tidak cepat bosan pada tugas-tugas rutin;
f.) dapat mempertahankan pendapatnya; g.) tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu; h.) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut Hamzah B. Uno (2007: 31) tentang indikator-indikator
motivasi belajar adalah sebagai berikut. a.) Adanya hasrat dan keinginan
berhasil. b.) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c.) Adanya
harapan dan cita-cita masa depan. d.) Adanya penghargaan dalam belajar.
e.) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f.) Adanya lingkungan
belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat
belajar dengan baik.
Dari berbagai uraian di atas dapat dinyatakan bahwa indikator-
indikator dari motivasi belajar IPA dalam penelitian ini adalah:
31
a. Minat terhadap pelajaran IPA.
b. Adanya hasrat untuk belajar IPA.
c. Adanya harapan dan cita-cita.
d. Lingkungan belajar yang kondusif.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Partisipasi aktif dalam belajar.
g. Keinginan untuk berhasil dalam belajar.
h. Tekun menghadapi tugas.
D. Kajian tentang Metode Eksperimen
1. Metode Pembelajaran Eksperimen
Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada banyak faktor,
salah satunya adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik
(guru). Guru yang mengajar dengan metode yang tepat dapat membuat
siswa senang, tekun, antusias, dan mudah memahami materi yang
disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Ada berbagai macam metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh
guru antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, eksperimen, resitasi,
demonstrasi, bermain peran, kerja kelompok, dan karya wisata. Salah satu
metode pembelajaran yang penting dan erat kaitannya dengan
pembelajaran IPA adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 234)
adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau
kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau eksperimen. Dalam
32
proses belajar mengajar yang menggunakan metode eksperimen, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan
menarik kesimpulan dari proses yang dialami tersebut.
Menurut Winarno (Moedjiono dan Moh. Dimyati,1992: 77)
menyatakan bahwa metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan
guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati
proses dan hasil eksperimen itu. Hal ini ditandai bahwa metode
eksperimen berpusat pada pengamatan terhadap proses dan hasil
eksperimen.
Metode eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar
yang melibatkan logika induksi untuk menyimpulkan pengamatan
terhadap proses dan hasil eksperimen yang dilakukan. Eksperimen yang
dilakukan dalam metode eksperimen dapat dilakukan secara perseorangan
atau kelompok.
Metode eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen sederhana. Sederhana yang dimaksud adalah
peralatan yang digunakan berdasarkan perkembangan belajar siswa.
Seperti yang diungkapkan tim ahli pendidikan IPA dari UNESCO dalam
Darmojo dan Kaligis (1992: 73) bahwa bukan karena harganya murah
yang menjadi pertimbangan utama, melainkan karena alat-alat sederhana
33
itu lebih dikenal siswa dan secara pedagogis siswa dapat belajar efektif.
Dengan alat-alat sederhana yang telah mereka kenal dalam kehidupan
sehari-hari, pusat perhatian siswa akan lebih terpusat pada objek yang
diamati dan bukan terpusat pada alat-alat buatan pabrik yang digunakan.
Siswa juga dapat mengaitkan langsung konsep-konsep IPA dengan alam
sekitar yang dapat dijumpainya setiap saat. Siswa akan terbebas dari rasa
takut karena salah menggunakan alat, takut rusak karena peralatan
tersebut harganya mahal.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
siswa dalam memahami konsep. Penggunaan metode eksperimen ini
mempunyai tujuan supaya siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dengan
mengadakan eksperimen sendiri siswa dapat terlatih dalam cara berpikir
yang ilmiah dan menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang
dipelajarinya.
34
2. Keunggulan Metode Eksperimen
Moedjiono dan Moh. Dimyati (1992: 78) menyatakan bahwa
keunggulan-keunggulan dari metode eksperimen yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut. a.) Siswa secara aktif
terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukannya
melalui eksperimen yang dilakukan. b.) Siswa memperoleh kesempatan
untuk membuktikan kebenaran teoritis secara empiris melalui eksperimen,
sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah. c.) Siswa
berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah, dalam
rangka menguji kebenaran hipotesis-hipotesis.
Syaiful Bahri Djamarah (2005: 235) menyatakan bahwa metode
eksperimen mempunyai beberapa keunggulan antara lain: a.) metode ini
dapat membuat anak didik untuk lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan eksperimennya sendiri dari pada hanya menerima
kata guru atau buku; b.) anak didik dapat mengembangkan sikap untuk
mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi,
suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; c.) dengan metode ini
akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil eksperimennya yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Berdasarkan pendapat di atas tentang keunggulan metode eksperimen
bahwa dalam metode eksperimen guru dapat mengembangkan
keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat
35
kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil
belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat
tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional
siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi
pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga
perilaku yang inovatif dan kreatif.
3. Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1998: 158) menyatakan
bahwa terdapat beberapa alasan penggunaan metode eksperimen, alasan
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Metode eksperimen diberikan untuk memberikan kesempatan pada
peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek,
keadaan atau proses sesuatu.
b. Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan
ilmiah.
Lebih lanjut Mulyani dan Johar Permana (1998: 158-159) menyatakan
bahwa dalam metode eksperimen terdapat kekuatan yaitu sebagai berikut.
a.) Membuat peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan
eksperimennya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau bukti. b.)
Peserta didik aktif terlibat dalam mengumpulkan fakta, informasi, atau
data yang diperlukan melalui eksperimen yang dilakukannya. c.) Dapat
36
menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir
ilmiah. d.) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat
obyektif, realistis dan menghilangkan verbalisme. e.) Hasil belajar
menjadi kepemilikan peserta didik yang bertahan lama.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih siswa untuk
menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir
ilmiah. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap
pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri
konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek atau
proses tertentu. Jadi dalam metode eksperimen penekanannya adalah pada
proses sampai ke hasil.
4. Prosedur Penggunaan Metode Eksperimen
Moedjiono dan Moh. Dimyati (1992: 78-79) menyatakan bahwa
untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode
eksperimen, langkah-langkah berikut ini dapat diikuti yaitu:
a. Mempersiapkan penggunaan metode eksperimen, yang mencakup
kegiatan-kegiatan, antara lain yaitu: 1.) menetapkan kesesuaian
metode eksperimen terhadap tujuan-tujuan yang hendak dicapai; 2.)
menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sasaran lain yang
37
dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya
di sekolah; 3.) mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan
eksperimen sendiri untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya)
sebelum menugaskan kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara
pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi; 4.) menyediakan
peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan untuk eksperimen
yang akan dilakukan; 5.) menyediakan lembaran kerja (bila dirasa
perlu).
b. Melaksanakan penggunaan metode eksperimen, dengan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut. 1.) Guru mendiskusikan bersama seluruh
siswa mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen. 2.)
Guru memberikan bantuan pada saat kegiatan eksperimen yang
dilakukan oleh para siswa, di mana para siswa mengamati serta
mencatat hal-hal yang dieksperimenkan. 3.) Siswa membuat
kesimpulan dan laporan tentang hasil eksperimen yang sudah
dilakukan.
c. Tindak Lanjut penggunaan metode eksperimen, melalui kegiatan
antara lain yaitu: 1.) mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen;
2.) membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau sarana
lainnya; 3.) evaluasi akhir eksperimen oleh guru.
38
E. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.
Komunikasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah yang dikaitkan dengan
suatu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini
terjadi interaksi antara siswa dengan guru dalam proses pemindahan
informasi.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Kebanyak guru masih
menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, metode yang
tidak sesuai dengan materi pelajaran dan kebutuhan peserta didik, siswa
terbiasa dimanja dengan hanya menerima pengetahuan dari guru, sehingga
mereka terkesan lebih bosan dalam menerima materi pelajaran serta mereka
akan menjadi tidak bersemangat yang akhirnya berakibat pada rendahnya
motivasi siswa untuk belajar.
Dalam uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD
harus mengajarkan proses dan produk, sehingga guru dituntut untuk menjadi
fasilitator dalam pembelajaran dengan mengemas proses pembelajaran
dengan metode yang menarik dan dapat mengaktifkan siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang penting dan erat kaitannya dengan
pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan
suatu metode mengajar yang mengaktifkan siswa dengan meminta siswa
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil eksperimen itu.
39
Berdasarkan hal-hal di atas dapat diajukan pendapat bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Besar kemungkinan
metode eksperimen ini akan menciptakan efektivitas yang lebih tinggi
terhadap peningkatan motivasi belajar serta keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
Kondisi awal sebelum perbaikan diketahui bahwa siswa kurang dilibatkan
secara langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif,
respon siswa yang rendah sehingga motivasi siswa dalam belajar juga rendah.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis kemudian dirumuskan untuk
melakukan tindakan perbaikan, yaitu melalui metode eksperimen sederhana
dan diharapkan motivasi belajar siswa lebih meningkat dibandingkan
sebelumnya.
Adapun skema kerangka berpikir yang dapat peneliti gambarkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 1
Skema Kerangka Berpikir
Motivasi
belajar IPA
siswa kelas V C
meningkat
melalui metode
eksperimen.
Motivasi belajar siswa
adalah dorongan dari
dalam diri berkaitan
dengan aktivitas
belajarnya. Metode
eksperimen merupakan
suatu metode mengajar
yang mengaktifkan siswa
dengan meminta siswa
mengerjakan sesuatu serta
mengamati proses dari
hasil eksperimen itu.
Siswa kurang dilibatkan
secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran
sehingga siswa menjadi
pasif. Respon siswa
terhadap pembelajaran
rendah sehingga
motivasi siswa dalam
belajar juga rendah.
40
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Melalui
penerapan metode eksperimen motivasi belajar siswa kelas V C SD Negeri
Lempuyangan 1 Yogyakarta dalam mata pelajaran IPA dapat meningkat”.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah dorongan dari
dalam maupun luar individu untuk mempelajari mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), yang dapat dilihat dari proses ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung dimana siswa memperhatikan materi
pembelajaran, kerjasama dalam kelompok, berdiskusi dengan sungguh-
sunggguh, antusias dalam mengikuti pelajaran, tanggung jawab atas tugas
yang diberikan, menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
2. Metode eksperimen dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
sederhana. Sederhana yang dimaksud adalah dalam pembelajaran dengan
metode eksperimen ini masih sederhana disesuaikan dengan
perkembangan anak SD. Dalam penelitian menggunakan metode
eksperimen ini siswa diharapkan mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dengan
mengadakan eksperimen sendiri siswa dapat terlatih dalam cara berpikir
yang ilmiah dan menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang
dipelajarinya.
41
H. Keterbatasan Penelitian
1. Motivasi belajar tidak dilihat menggunakan observasi, hanya
menggunakan checklist sehingga kurang akurat.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi di kelas dengan tujuan untuk peningkatan mutu pembelajaran di
kelas (Zaenal Aqib, 2009: 13). Dalam penelitian ini, peneliti menemukan
permasalahan dalam pembelajaran Sains yaitu kurangnya variasi metode
dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V C SD
Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta, sehingga menyebabkan motivasi belajar
siswa rendah. Peneliti bermaksud memecahkan permasalahan tersebut dengan
cara melakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research) melalui
penggunaan metode eksperimen.
Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kolaboratif.
Menurut M. Asrori, dkk (2009: 53) penelitian tindakan kolaboratif
merupakan penelitian dimana peneliti bekerja sama dengan beberapa pihak
yaitu kepala sekolah, guru kelas dan observer. Penelitian bercirikan perbaikan
terus-menerus sehingga indikator keberhasilan menjadi tolak ukur
berhentinya siklus-siklus tersebut. Dalam penelitian ini guru bertindak
sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer.
43
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Lempuyangan 1, yang beralamat di
Jl. Tukangan No. 6 Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta. Lokasi SD
Negeri Lempuyangan 1 terletak di tengah kota tepatya di sebelah barat pasar
Lempuyangan Yogyakarta. Di SD N Lempuyangan 1 ini setiap jenjang
kelasnya sudah pararel 3 kelas, dari kelas 1 sampai kelas 6. Suasana sekolah
cukup nyaman dan mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Fasilitas yang
ada di sekolah tersebut juga sudah memadai, seperti ruang komputer dan aula
serbaguna. Sebagian besar siswa berasal dari lingkungan sekitar sekolah
karena memang letaknya yang strategis di pinggir jalan raya dan dekat
dengan pemukiman penduduk.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta, pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Jumlah seluruh siswa
ada 25 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Personil yang menjadi pelaksana peneliti adalah guru kelas. Guru kelas yang
mengajar di kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 adalah Ibu Komariyah.
Profil kelas sebelum tindakan menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPA masih rendah. Indikator dari pernyataan tersebut
adalah aktivitas belajar siswa yang kurang baik, sehingga perhatian siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga rendah.
44
D. Desain Penelitian
Menurut M. Asrori, dkk ( 2009: 17) tujuan utama penelitian tindakan
kelas adalah untuk peningkatan dan perbaikan pembelajaran di kelas.
Sedangkan menurut Zaenal Aqib, dkk (2009: 3) tujuan diadakannya
penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki kinerja guru sehingga
pembelajaran meningkat.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Taggart
yang terdiri dari siklus-siklus, dimana siklus kedua merupakan perbaikan dari
siklus pertama dan seterusnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus dengan setiap siklusnya
terdiri dari tahapan-tahapan, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Keputusan untuk
menghentikan atau melanjutkan siklus merupakan keputusan bersama antara
peneliti dan guru kelas. Siklus dihentikan jika peneliti dan guru kelas sepakat
bahwa pembelajaran IPA melalui metode eksperimen yang dilakukan sudah
sesuai dengan rencana, dan telah mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa sebanyak 75% dengan kriteria motivasi minimal pada kategori tinggi.
45
Gambar siklusnya adalah sebagai berikut.
Siklus I : 1. Perencanaan I.
2. Tindakan dan Observasi I.
3. Refleksi I.
Siklus II : 4. Perencanaan II.
5. Tindakan dan Observasi II.
6. Refleksi II.
Gambar 2
Desain Model Spiral Kemmis dan Taggart
(Suharsimi Arikunto,2006: 93)
Setiap siklus dalam desain pelaksanaannya meliputi perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan tindakan awal dari setiap siklus. Secara
terinci, langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi masalah penelitian yang ada di lapangan, dilakukan
melalui diskusi antara peneliti dengan guru mengenai proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
4
5
2
1
0
▼
◄
▼
◄
▲ 3
▲ 6
46
b. Menentukan dan mempersiapkan materi atau bahan ajar Ilmu
Pengetahuan Alam yang akan dipelajari.
c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan
Alam dengan menggunakan metode eksperimen bersama dengan guru.
d. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan
pembelajaran.
e. Membuat lembar observasi tentang kegiatan atau aktivitas siswa dan
guru selama pembelajaran berlangsung.
f. Membuat lembar skala motivasi belajar siswa.
2. Tindakan (action)
Dalam tahapan ini dilakukan pemecahan masalah yang telah dirancang
yaitu menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran. Selama
proses pembelajaran berlangsung guru menerapkan langkah-langkah
metode eksperimen tersebut, tindakan dilakukan dengan cara:
a. Siswa bekerja secara kelompok kecil (5 siswa per kelompok).
b. Guru mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan ketika
eksperimen dilaksanakan, kemudian membagikan alat dan bahan
kepada masing-masing kelompok.
c. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai cara dan tugas yang harus
diselesaikan ketika melakukan eksperimen.
d. Siswa menerima lembar kerja Eksperimen dari guru.
e. Masing-masing kelompok melakukan eksperimen dengan cara kerja
yang terdapat dalam Lembar Kerja Eksperimen.
47
f. Siswa melakukan pengamatan kemudian berdiskusi dalam kelompok
untuk menuliskan hasil pengamatannya tersebut.
g. Siswa bersama dengan guru membahas Lembar Kerja Eksperimen
yang telah didiskusikan oleh masing-masing kelompok.
h. Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
3. Observasi (observation)
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
baik terhadap proses tindakan, efek tindakan maupun terhadap hasil
tindakan yang dilakukan. Observasi juga dilakukan terhadap seberapa jauh
tindakan yang dilakukan membantu pencapaian tujuan yang direncanakan.
4. Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan
tindakan yang dilakukan. Jika dari hasil siklus tersebut peneliti belum
memperoleh hasil yang diharapkan, maka pada refleksi peneliti juga
menyampaikan rencana pada siklus berikutnya yang merupakan perbaikan
dari siklus sebelumnya, sesuai dengan hasil refleksi pada siklus
sebelumnya.
Kegiatan untuk mengemukakan kembali yang dimaksud dalam
tahapan refleksi ini adalah menganalisis proses dan hasil dari tindakan
pembelajaran oleh peneliti menggunakan metode eksperimen, adapun hasil
yang diharapkan adalah meningkatnya motivasi belajar Ilmu Pengetahuan
48
Alam. Setelah memperoleh hasil, maka peneliti dan kolaborator akan
melakukan evaluasi sebagai berikut.
a. Peneliti bersama kolaborator merumuskan langkah-langkah perbaikan
pada siklus selanjutnya bila diperlukan.
b. Menyusun rencana tindakan untuk siklus II bila diperlukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti
melalui dua metode, yaitu:
1. Skala Motivasi
Skala motivasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
disertai dengan pilihan jawaban kepada responden atau siswa untuk
menggambarkan aspek kepribadiannya. Skala motivasi ini disusun agar
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Setiap jawaban yang dipilih oleh
responden akan diberikan skor.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dipersiapkan serta berupa catatan lapangan. Pengamatan tersebut
bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan guru dan siswa, apakah telah
49
melaksanakan seluruh langkah-langkah dan kegiatan pembelajaran dengan
metode eksperimen atau belum.
F. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi, dan daftar skala motivasi. Lembar observasi digunakan untuk
mengamati kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan guru dan siswa
apakah telah melaksanakan seluruh langkah-langkah dan kegiatan
pembelajaran dengan metode eksperimen atau belum dengan
menggunakan checklist (daftar cek). Daftar skala motivasi digunakan
untuk mengukur motivasi belajar siswa dengan menggunakan checklist.
Secara lebih jelasnya instrumen di atas dijelaskan pada kisi-kisi instrumen
sebagai berikut.
a. Kisi-kisi Daftar Skala Motivasi
Daftar skala motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibuat
berdasarkan beberapa tinjauan pustaka yang sesuai dengan pokok
bahasan penelitian ini. Adapun kisi-kisi skala motivasi tersebut dapat
dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.
50
Tabel 1. Kisi-kisi Daftar Skala Motivasi Belajar IPA
No Indikator Item
Positif Negatif
1. Minat terhadap pelajaran IPA 1,3 2*,4,5*
2. Adanya hasrat untuk belajar IPA 7,9,10 6,8*
3. Adanya harapan dan cita-cita 11,12,15 13,14*
4. Lingkungan belajar yang kondusif 18,19*,20 16,17*
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar
23,25* 21*,22,24
6. Partisipasi aktif dalam belajar 26,28,29 27*,30
7. Keinginan untuk berhasil dalam belajar 31,34*,35 32,33
8. Tekun menghadapi tugas 37,38 36,39,40
JUMLAH 40
Keterangan: * adalah pernyataan yang tidak valid
Aturan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aturan skoring.
Menurut Purwanto (2008: 219) aturan skoring harus mempunyai
konsistensi, baik dalam peringkat maupun interval antar ukuran. Dalam
penelitian ini, peneliti memodifikasi untuk pengukuran motivasi belajar
siswa. Berikut ini aturan skoring daftar skala motivasi:
Tabel 2. Skor jawaban daftar skala motivasi (pernyataan positif)
Pilihan Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak Pernah 1
51
Tabel 3. Skor jawaban daftar skala motivasi (pernyataan negatif)
Pilihan Skor
Selalu 1
Sering 2
Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 4
Dikatakan positif apabila pernyataan mendukung nilai variabel,
sedangkan dikatakan negatif apabila pernyataan tidak mendukung nilai
variabel.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan
observasi atau pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan.
Adapun sumber datanya adalah para siswa dan guru. Bentuk instrumen
pada lembar observasi ini berbentuk checklist “Ya” dan “Tidak”.
Aktivitas yang diukur pada waktu pembelajaran berlangsung meliputi
kegiatan guru dan siswa. Adapun kisi-kisi lembar observasi tersebut
dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 sebagai berikut.
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kegiatan Guru
No Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Ketera
ngan
1. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain
yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan
dilakukan
2. Menyediakan lembar kerja eksperimen
3. Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
52
serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat
selama eksperimen
4. Membantu, membimbing dan mengawasi
eksperimen yang dilakukan oleh para siswa
5. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
dan laporan tentang eksperimennya
6. Mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen
7. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan
atau sarana lainnya
8. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru
JUMLAH
Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kegiatan Siswa
No
. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak
Ketera
ngan
1. Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk eksperimen
2. Siswa mendapat lembar kerja eksperimen
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
prosedur kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan
4. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan
baik dan benar
5. Siswa membuat kesimpulan dan laporan hasil
eksperimen
6. Siswa menyampaikan hasil eksperimen
7. Merapikan dan mengembalikan alat yang telah
digunakan dengan baik
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi
JUMLAH
53
2. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Sugiyono (2009: 121), menyatakan bahwa instrumen yang valid
adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan
pengujian validitas konstruk, pengujian validitas isi dan pengujian
validitas eksternal. Instrumen yang akan dilakukan pengujian dalam
penelitian ini adalah lembar observasi, daftar skala motivasi belajar.
Uji validitas yang dilakukan dalam menguji lembar observasi
kegiatan pembelajaran adalah menggunakan pengujian validitas isi dan
validitas konstruk. Validitas isi dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan isi rancangan yang telah ditetapkan
berdasarkan pada kisi-kisi instrumen. Untuk menguji validitas konstruk
peneliti melakukan expert judgment atau pendapat ahli. Pada instrumen
ini peneliti melakukan expert judgment untuk dapat mengetahui
pernyataan yang telah dibuat apakah sudah relevan atau kurang relevan.
Uji validitas yang dilakukan dalam menguji daftar skala motivasi
belajar menggunakan pengujian validitas isi dan validitas konstruk.
Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen
dengan isi rancangan yang telah ditetapkan berdasarkan pada kisi-kisi
instrumen. Validitas konstruk dilakukan dengan cara melakukan expert
judgment pada dosen ahli yaitu Bapak Agung Hastomo, M.Pd. Setelah
expert judgment selesai maka langkah selanjutnya adalah dengan cara
54
menguji coba instrumen. Instrumen yang telah dibuat diuji cobakan
pada siswa kelas V di SD N Tegal Panggung yang masih satu gugus
dan memiliki karakteristik siswa yang hampir sama dengan SD N
Lempuyangan 1. Uji validitas daftar skala motivasi dilakukan pada 30
responden dengan jumlah item 40 butir.
Untuk mengetahui validitas instrumen juga dilakukan dengan
menghitung korelasi inter item yang diolah dengan menggunakan SPSS
16 dengan rumus produk momen. Berdasarkan hasil uji validitas
dengan rumus produk momen yang dilakukan menggunakan SPSS 16,
jumlah butir soal yang tidak valid sebanyak 10 item. Rincian validitas
instrumen dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 115.
Setelah diketahui pernyataan yang valid dan tidak valid selanjutnya
peneliti menyusun daftar skala motivasi yang digunakan untuk
penelitian dengan mengambil butir-butir pernyataan yang valid. Secara
lebih jelasnya daftar skala motivasi yang digunakan untuk mengambil
data penelitian dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 119.
b. Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini juga dilakukan dengan
SPSS 16 menggunakan rumus Alfa Cronbach. Instrumen tergolong
reliabel jika indeks reliabilitas yang diperoleh ≥0,70. Apabila indeks
reliabilitas yang diperoleh <0,70 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Perhitungan reliabilitas dilakukan bersamaan dengan waktu perhitungan
validitas menggunakan SPSS 16. Pada penelitian ini pengujian
55
reliabilitas digunakan pada instrumen daftar skala motivasi belajar
siswa. Berdasarkan perhitungan reliabilitas hasil uji coba instrumen
didapatkan angka reliabilitas untuk instrumen daftar skala motivasi
belajar adalah 0,918.
G. Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis
deskriptif kuantitatif untuk daftar skala motivasi, dan analisis deskriptif
kualitatif untuk lembar observasi. Tujuan analisis ini adalah untuk membuat
gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti. Analisis
deskriptif adalah analisis yang menggunakan suatu data yang akan dibuat
sendiri maupun dibuat secara berkelompok (Riduwan dan Akdon, 2007: 27).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan teknik analisis ini
adalah sebagai berikut.
a. Menghitung jumlah skor setiap butir pernyataan sesuai dengan
pedoman penskoran yang telah dibuat.
b. Menjumlah skor dari tiap-tiap butir pernyataan.
c. Mencari persentase perolehan skor berdasarkan interval skor dengan
rumus:
P =
× 100 %
Keterangan :
P = Persentase (%)
56
f = Jumlah siswa dari tiap interval skor
N = Number of Cases (banyaknya individu)(Muhammad Ali,
1993:186)
d. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori.
e. Kesimpulan berdasarkan tabel kategori.
Dengan menggunakan interpretasi skor ini data tentang motivasi
belajar dapat dikelompokkan dalam kriteria tertentu. Pembuatan tabel
kategori dengan ketentuan kriteria variabel motivasi belajar yang disusun
melalui perhitungan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 6. Kriteria motivasi belajar
No Rentangan Norma Kategori
1 Mi + 1,5 Sdi – Mi + 3 Sdi Sangat Tinggi
2 Mi + 0,5 Sdi – Mi + 1,5 Sdi Tinggi
3 Mi - 0,5 Sdi – Mi + 0,5 Sdi Sedang
4 Mi - 1,5 Sdi – Mi – 0,5 Sdi Rendah
5 Mi - 3 Sdi – Mi – 1,5 Sdi Sangat Rendah
Sumber: Anas Sudijono (2010: 174-175)
Keterangan:
X : Skor motivasi
Mi : Rata-rata hitung ideal
Sdi : Simpangan baku ideal
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi, dan hasilnya sebagai
bahan refleksi untuk perencanaan lanjut dalam siklus berikutnya sekaligus
juga dijadikan bahan refleksi memperbaiki pembelajaran.
57
H. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa motivasinya minimal
pada kategori tinggi. Rentang skor perolehan siswa dapat dilihat dalam tabel
6 di atas.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta yang terletak di tengah kota tepatnya di sebelah barat pasar
Lempuyangan Yogyakarta. Subyek penelitian pada penelitian tindakan kelas
ini adalah siswa kelas V C yang diampu oleh Ibu Komariyah. Jumlah siswa di
kelas ini ada 25 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta
dilaksanakan dalam dua siklus. Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas
sebagai berikut.
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No Siklus/
Pertemuan ke-
Hari/Tanggal Waktu
1 I/1 Senin / 17 Maret 2014 09.00 - 10.10
2 I/2 Kamis / 20 Maret 2014 10.25 - 11.35
3 II/1 Senin / 24 Maret 2014 09.00 - 10.10
4 II/2 Kamis / 27 Maret 2014 10.25 - 11.35
B. Deskripsi Data Pra Tindakan
Data awal diperoleh dari tes pra tindakan yang dilaksanakan pada Maret
2014 yang diikuti oleh 25 siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta. Perolehan tingkat motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam pra
tindakan pada siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta dapat
dilihat sebagai berikut.
59
Tabel 8. Analisis Motivasi Belajar Siswa berdasarkan indikator
No Kategori Minat Hasrat Hara
pan Lingk
ungan
Kegia
tan
Mena
rik
Partis
ipasi
Keing
inan
Teku
n
1. Sangat tinggi 7 2 12 12 4 3 4 5
2. Tinggi 9 7 2 5 5 5 8 13
3. Sedang 6 8 6 3 14 7 8 3
4. Rendah 3 8 5 1 2 5 5 4
5 Sangat Rendah 0 0 0 4 0 5 0 0
Data dari tabel 8 di atas mengenai motivasi belajar siswa berdasarkan
indikator pada pra tindakan dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
Gambar 3. Diagram Motivasi Belajar IPA berdasarkan indikator pada
Pra Tindakan
Berikut akan dijelaskan hasil dari skor motivasi keseluruhan dalam
pembelajaran IPA:
0
2
4
6
8
10
12
14
SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
Minat
Hasrat
Harapan
Lingkungan
Kegiatan Menarik
Partisipasi
Keinginan
Tekun
60
Tabel 9. Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra tindakan
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 97,5 - 120 98 - 120 2 8% Sangat tinggi
2. 82,5 - 97,5 83 - 97 11 44% Tinggi
3. 67,5 - 82,5 68 - 82 5 20% Sedang
4. 52,5 - 67,5 53 - 67 3 12% Rendah
5 30 - 52,5 30 - 52 4 16% Sangat Rendah
Data dari tabel 9 mengenai motivasi belajar siswa pada pra tindakan dapat
diperjelas melalui diagram di bawah ini:
Gambar 4. Diagram Motivasi Belajar IPA pada Pra Tindakan
Berdasarkan hasil pra tindakan tersebut, 2 siswa (8%) berkategori sangat
tinggi, 11 siswa (44%) berkategori tinggi, 5 siswa (20%) berkategori sedang, 3
siswa (12%) berkategori rendah, dan 4 siswa (16%) berkategori sangat rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V C SD Negeri
Lempuyangan 1 Yogyakarta masih mempunyai motivasi belajar yang rendah
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Persentase jumlah siswa yang
memiliki motivasi belajar minimal pada kategori tinggi adalah 13 siswa atau
52%.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
61
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian
pada tiap-tiap siklus dideskripsikan sebagai berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini peneliti melaksanakan hal-hal sebagai
berikut.
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP disusun sebelum
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan. RPP disusun secara
kolaborasi dengan guru kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing. RPP ini berisi tentang rencana kegiatan pembelajaran
berdasarkan materi yang akan disampaikan oleh guru yaitu materi
tentang sifat-sifat cahaya. Penyusunan RPP disesuaikan dengan
langkah-langkah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
metode eksperimen yang digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. RPP yang telah disepakati digunakan sebagai pedoman
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V C SD Negeri
Lempuyangan 1 Yogyakarta. RPP ini disusun untuk dua kali
pertemuan (Lampiran 12, halaman 135).
62
2) Membuat alat peraga (Sifat-sifat cahaya)
Peneliti mempersiapkan alat peraga berupa kertas karton, lilin,
penggaris, korek api, dan untuk pertemuan kedua yaitu senter, gelas
bening, plastik mika, kertas karton, gelas warna. Alat peraga ini
dibagikan pada setiap kelompok.
3) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan
eksperimen dengan mengamati sifat-sifat cahaya yang ada di sekitar
kita.
4) Menyusun Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Lembar observasi disusun oleh peneliti sebagai instrumen
penelitian. Lembar observasi yang dibuat adalah lembar observasi
kegiatan guru dan lembar observasi motivasi belajar siswa. Lembar
observasi untuk guru digunakan sebagai pedoman pengamatan
terhadap keterlaksanan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
metode eksperimen, sedangkan lembar observasi untuk siswa
digunakan sebagai pedoman pengamatan sikap siswa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode eksperimen
(Lampiran 9, halaman 124).
5) Menyiapkan Daftar Skala Motivasi Belajar Siswa
Lembar skala motivasi belajar siswa disusun oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru disesuaikan dengan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Pemberian daftar skala motivasi belajar siswa
63
pada setiap akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam. (Lampiran 8, halaman 117)
b. Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan yang dideskripsikan sebagai berikut.
1) Siklus I Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin,
17 Maret 2014 pukul 09.00 - 10.10 yang dideskripsikan sebagai
berikut.
a) Kegiatan Awal
Setelah bel masuk istirahat pertama berbunyi, siswa kelas V C
masuk ke dalam kelas. Guru selanjutnya mengkondisikan siswa
untuk menerima pelajaran kemudian melakukan apersepsi dengan
bertanya pada siswa, “anak-anak, apa yang kalian lakukan ketika
kalian sedang belajar di rumah pada saat malam hari kemudian
tiba-tiba listrik padam sehingga suasana menjadi gelap?”. Siswa
menjawab, “takut, Bu”. Kemudian guru memerintahkan siswa
untuk menutup mata dengan kedua tangan “sekarang coba dekatkan
kedua telapak tangan kalian pada mata kalian, sehingga perlahan-
lahan menutupi mata kalian. Apakah kalian dapat melihat benda-
benda disekitar kalian? padahal cahaya disekitar kalian sangat
terang”. Siswa menjawab, “gelap dan tidak dapat melihat benda di
64
sekitar, Bu”. Setelah melakukan tanya jawab, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa yaitu melakukan
kegiatan eksperimen untuk membuktikan sifat cahaya. Guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
siswa yaitu Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode
eksperimen.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, siswa diberikan penjelasan terkait sifat-sifat cahaya
dan contoh-contohnya. Siswa memperhatikan penjelas dari guru
tentang sifat-sifat cahaya. Siswa dan guru melakukan tanya jawab
terkait dengan materi pembelajaran.
Elaborasi, Guru membagi siswa yang masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok dibagikan peralatan dan bahan
yang diperlukan untuk eksperimen. Siswa menyimak penjelasan
dari guru mengenai tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok
masing-masing. Setiap kelompok menerima Lembar kerja
eksperimen dari guru. Masing-masing kelompok melakukan
eksperimen untuk membuktikan tentang sifat-sifat cahaya. Siswa
berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang
terdapat dalam Lembar Kegiatan Eksperimen dan berusaha
membuat kesimpulan.
Konfirmasi, siswa bersama guru membahas lembar kegiatan
eksperimen yang telah didiskusikan dalam kelompok masing-
65
masing. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk
memaparkan hasil eksperimen yang dilakukan. Siswa bersama guru
menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah
dipelajari bersama.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan dan mebuat rangkuman materi yang telah dipelajari
yaitu sifat-sifat cahaya. Guru menutup pembelajaran dengan
memberikan pesan agar rajin belajar. Guru menutup pelajaran
dengan berdoa
2) Siklus I pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis,
20 Maret 2014 pukul 10.25 - 11.35 sesuai jadwal mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pertemuan kedua
membahas tentang sifat-sifat cahaya. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam melalui metode eksperimen dideskripsikan sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
Setelah bel masuk istirahat kedua berbunyi, siswa kelas V C
masuk ke dalam kelas. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Guru melakukan
apersepsi dan mengingatkan kembali materi sebelumnya dengan
66
bertanya “anak-anak apa yang terjadi bila kita berdiri di suatu
ruangan dan ibu berdiri di ruangan samping yang dibatasi oleh
triplek atau tembok?” Beberapa siswa menjawab tidak terlihat
karena tertutup oleh tembok, Bu. Guru kembali bertanya “dan apa
yang terjadi bila kalian berdiri di dalam kelas dan ibu di luar berdiri
di depan jendela?”
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
siswa yaitu Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode
eksperimen.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, siswa diberikan penjelasan terkait materi
pembelajaran Ilmu pengetahuan alam dengan tema sifat-sifat
cahaya. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang sifat-
sifat cahaya. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait materi
yang dipelajari.
Elaborasi, Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5
siswa per kelompok. Setiap kelompok dibagikan peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk eksperimen yaitu air, buku, gelas,
gelas warna, senter, plastik mika, tempat pensil, meja. Kemudian
Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok masing-masing. Setiap kelompok
67
menerima Lembar kerja eksperimen dari guru. Masing-masing
kelompok melakukan eksperimen untuk mengamati tentang sifat-
sifat cahaya. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk
menyelesaikan tugas yang terdapat dalam Lembar Kegiatan
Eksperimen dan berusaha membuat kesimpulan.
Konfirmasi, siswa bersama guru membahas lembar kegiatan
eksperimen yang telah didiskusikan dalam kelompok masing-
masing. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk
memaparkan hasil eksperimen yang dilakukan. Siswa bersama guru
menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait apa yang telah
dipelajari bersama.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan dan merangkum materi yang telah dipelajari yang
berupa sifat-sifat cahaya. Guru menutup pembelajaran dengan
memberikan tugas soal evaluasi dan guru menutup pelajaran
dengan berdoa.
c. Pengamatan (Observing)
Observasi yang dilakukan pada siklus I meliputi dua pertemuan. Dari
kedua pertemuan tersebut, guru belum melakukan semua aktivitas yang
ada dalam lembar observasi (Lampiran 14, halaman 149). Secara
keseluruhan guru belum mampu memberikan timbal balik yang baik
68
kepada siswa tetapi mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan
lancar. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Secara keseluruhan
perhatian siswa akan pembelajaran masih kurang, ini dibuktikan dengan
masih adanya siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga
sampai dengan pelakasanaan eksperimen pun siswa masih belum
maksimal dalam kegiatan eksperimen. Kepedulian guru maupun siswa
juga dibilang masih kurang karena guru dan siswa kurang
memperhatikan kebersihan dan perawatan alat peraga.
Pertemuan pertama adalah materi sifat-sifat cahaya. Pada kegiatan
awal, guru mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi kepada
siswa. Tahap selanjutnya, guru memberikan pertanyaan mengenai
kejadian yang sering siswa temui pada kehidupan sehari-hari tentang
sifat-sifat cahaya. Guru meminta masing-masing kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan dengan menggunakan metode
eksperimen. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil eksperimen di
depan kelas, namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Guru
belum melibatkan siswa membahas hasil yang telah diperoleh bersama
teman satu kelas. Guru belum membantu siswa dalam merangkum dan
menyimpulkan hasil pembelajaran.
Pertemuan kedua materi yang dipelajari masih tentang sifat-sifat
cahaya. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan
69
melakukan apersepsi kepada siswa. Pertanyaan tersebut diantaranya
mengulangi materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan
selanjutnya, guru memberikan pertanyaan mengenai masalah untuk
dipecahkan secara berkelompok seperti pertemuan sebelumnya. Guru
membagikan alat peraga untuk melakukan eksperimen. Siswa diberikan
tugas untuk melakukan diskusi. Masih terlihat siswa di dalam kelompok
belum fokus melakukan eksperimen. Berikut ini adalah beberapa
dokumentasi pada siklus I.
Gambar 5
Siswa belum fokus dalam melakukan eksperimen
Gambar 6
Guru belum mendiskusikan hasil eksperimen siswa
70
Selain hasil observasi yang berupa aktivitas kegiatan siswa dan guru,
peneliti akan memaparkan tingkat motivasi belajar siswa berdasarkan
indikator yang telah diperoleh pada siklus I sebagai berikut.
Tabel 10. Analisis Motivasi Belajar Siswa berdasarkan indikator pada siklus 1
No Kategori Minat Hasrat Hara
pan Lingk
ungan
Kegia
tan
Mena
rik
Partis
ipasi
Keing
inan
Teku
n
1. Sangat tinggi 8 3 15 16 9 2 7 7
2. Tinggi 10 8 4 3 4 5 8 13
3. Sedang 7 5 5 5 11 8 10 3
4. Rendah 0 9 1 1 1 6 0 2
5. Sangat Rendah 0 0 0 0 0 3 0 0
Data dari table 10 di atas mengenai motivasi belajar siswa
berdasarkan indikator pada siklus I dapat diperjelas melalui diagram di
bawah ini:
Gambar 7. Diagram Motivasi Belajar IPA berdasarkan indikator pada
Siklus I
Hasil dari indikator tersebut kemudian dibandingkan berdasarkan
pada kategori keberhasilan yaitu 75% pada kategori tinggi dan sangat
tinggi antara pra siklus dan siklus I. Adapun perbandingannya sebagai
berikut.
0
5
10
15
20
SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
Minat
Hasrat
Harapan
Lingkungan
Kegiatan Menarik
Partisipasi
Keinginan
Tekun
71
Tabel 11. Persentase perbandingan jumlah motivasi belajar setiap
indikator pada pra siklus dan siklus I
Siklus Jumlah frekuensi kategori tinggi dan sangat tinggi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pra 16 9 14 17 9 8 12 18
I 18 11 19 19 13 7 15 20
Peningkatan
(%) 12,50 22,22 35,71 11,76 44,44 -12,50 25,00 11,11
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan dari pra siklus ke siklus I dilihat dari indikator motivasi pada
kategori tinggi dan sangat tinggi. Peningkatan ini terjadi pada indikator
minat sebesar 12,5%, hasrat sebesar 22,22%, harapan sebesar 35,71%,
lingkungan sebesar 11,76%, kegiatan yang menarik sebesar 44,44%,
keinginan untuk berhasil sebesar 25% dan tekun sebesar 11,11%
sedangkan indikator partisipasi siswa mengalami penurunan sebesar
12,50% atau lebih sedikit 1 orang. Penurunan ini disebabkan karena
siswa masih belum mampu mengikuti pembelajaran dengan aktif dan
masih cenderung bermain-main sendiri. Secara keseluruhan setiap
indikator mangalami peningkatan sehingga mampu meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Indikator yang
mengalami peningkatan tinggi yaitu indikator kegiatan yang menarik dan
indikator harapan. Di dalam proses pembelajaran siswa melakukan
kegiatan eksperimen secara langsung sehingga dapat menarik perhatian
siswa. Dengan melakukan eksperimen siswa terlihat lebih bersemangat
jika dibandingkan sebelum diberi tindakan, yaitu siswa cenderung pasif
72
tanpa adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran IPA. Harapan
siswa pada mata pelajaran IPA juga meningkat karena siswa merasa
senang dalam pembelajaran kemudian termotivasi untuk memperoleh
nilai yang baik. Perbandingan motivasi belajar pada pra tindakan dan
Siklus I diperjelas pada diagram batang sebagai berikut.
Gambar 8. Perbandingan motivasi belajar per indikator pada pra siklus
dengan Siklus I
Motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh pada pertemuan kedua.
Sebanyak 1 siswa berkategori sangat rendah, Sebanyak 0 siswa
berkategori rendah, Sebanyak 8 siswa berkategori sedang, Sebanyak 12
siswa berkategori tinggi, sedangkan Sebanyak 4 siswa berkategori
sangat tinggi. Persentase motivasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 12. Persentase Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 97,5 - 120 98 - 120 4 16% Sangat tinggi
2. 82,5 - 97,5 83 - 97 12 48% Tinggi
3. 67,5 - 82,5 68 - 82 8 32% Sedang
4. 52,5 - 67,5 53 - 67 0 0% Rendah
5 30 - 52,5 30 - 52 1 4% Sangat Rendah
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1 2 3 4 5 6 7 8
Pra tindakan
Siklus I
73
Data dari tabel 12 mengenai motivasi belajar siswa pada siklus 1
dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
Gambar 9. Diagram motivasi belajar pada Siklus 1
Tabel 13. Persentase perbandingan motivasi belajar siswa pada
pra siklus dan siklus I
Kategori Pra
tindakan Persentase
Siklus
I Persentase
Sangat Tinggi 2 8% 4 16%
Tinggi 11 44% 12 48%
Sedang 5 20% 8 32%
Rendah 3 12% 0 0%
Sangat Rendah 4 16% 1 4%
Jumlah 25 100% 25 100%
Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa siklus I sebanyak
4 siswa atau 16% berkategori sangat tinggi dibandingkan data nilai pra
tindakan yang hanya 2 siswa atau 8%, 12 siswa atau 48% berkategori
tinggi dibandingkan data nilai pra tindakan yang hanya 11 siswa atau
44%, sebanyak 8 siswa atau 32% berkategori sedang dibandingkan data
nilai pra tindakan yang 5 siswa atau 20%, 0 siswa atau 0% berkategori
rendah dibandingkan data nilai pra tindakan yang hanya 3 siswa atau
12%, sedangkan jumlah siswa yang berkategori sangat rendah adalah 1
0
10
20
30
40
50
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Motivasi
74
siswa atau 4 % dibandingkan 4 siswa atau 16%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan 8,91% pada siklus I. Dari
uraian di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I siswa yang sudah
memiliki motivasi belajar dengan kriteria minimal pada kategori tinggi
adalah 16 siswa atau 64%. Hasil tersebut sudah mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil pra tindakan yaitu 13 siswa atau 52%. Akan
tetapi hasil tersebut belum mencapai indikator keberhasian penelitian
yaitu 75% siswa mempunyai motivasi belajar minimal pada kategori
tinggi, sehingga perlu adanya tindakan lanjut pada siklus II.
Perbandingan motivasi belajar pada pra tindakan dan Siklus I diperjelas
pada diagram batang sebagai berikut.
Gambar 10. Perbandingan motivasi belajar pra tindakan
dengan Siklus I
d. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya. Refleksi pada siklus I dilakukan oleh
peneliti dan guru kelas V C. Tujuan dari kegiatan refleksi ini adalah
untuk membahas hal-hal apa saja yang menjadi hambatan pada
0
10
20
30
40
50
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Pra tindakan
Siklus I
75
pelaksanaan siklus I. Adapun hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 14. Refleksi siklus I dan rencana perbaikan di siklus II
No. Refleksi Siklus I Rencana Perbaikan Siklus II
1. Guru belum menjelaskan dengan
baik tentang prosedur kegiatan
eksperimen, terlihat ada siswa yang
tidak memperhatikan.
Guru menjelaskan tentang prosedur
kegiatan eksperimen dengan memusatkan
perhatian siswa terlebih dahulu.
2. Siswa belum bisa menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan
dengan baik, terlihat beberapa siswa
justru bermain-main dengan
peralatan.
Siswa menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan, guru selalu mengawasi
dan memperingatkan siswa agar tidak
bermain-main.
3. Beberapa siswa terlihat ramai ketika
guru memberikan penjelasan tentang
prosedur eksperimen.
Guru memusatkan perhatian siswa saat
pembelajaran berlangsung dan menegur
apabila ada siswa yang ramai.
4. Terlihat beberapa siswa dalam
kelompok belum fokus pada saat
kegiatan eksperimen.
Siswa yang terlihat kurang fokus dalam
kegiatan eksperimen dibimbing oleh guru
agar lebih serius.
5. Guru tidak memberikan bantuan
dengan baik ketika siswa membuat
kesimpulan.
Guru memberikan bantuan ketika siswa
membuat kesimpulan dengan cara
membimbing dan mendatangi setiap
kelompok.
6. Guru belum mendiskusikan kembali
tentang hambatan dan hasil
eksperimen.
Guru bersama siswa mendiskusikan
kembali tentang hambatan dan hasil
eksperimen.
7. Guru kurang peduli untuk membantu
membersihkan alat dan bahan
sesudah digunakan siswa.
Setelah kegiatan eksperimen selesai guru
memberi contoh untuk membersihkan
alat dan bahan sesudah digunakan.
8. Siswa belum memiliki kesadaran
merapikan dan membersihkan alat
setelah digunakan.
Siswa diberikan instruksi oleh guru agar
merapikan kembali alat yang sudah
digunakan dan menyadarkan pentingnya
kebersihan.
76
Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini peneliti melaksanakan hal-hal sebagai
berikut.
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP disusun sebelum
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan. RPP disusun secara
kolaborasi dengan guru kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
RPP ini berisi tentang rencana kegiatan pembelajaran berdasarkan materi
yang akan disampaikan oleh guru yaitu materi tentang sifa-sifat cahaya.
Penyusunan RPP disesuaikan dengan langkah-langkah Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode eksperimen yang digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. RPP yang telah disepakati
digunakan sebagai pedoman pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta. RPP ini disusun untuk
dua kali pertemuan (Lampiran 16, halaman 163).
2) Membuat alat peraga (Sifat-sifat cahaya)
Peneliti mempersiapkan alat peraga yaitu percobaan 1 : sendok,
bolpoint, pensil, cermin, dan untuk pertemuan kedua yaitu gelas, air,
pensil, uang logam. Alat peraga ini dibagikan pada setiap kelompok.
77
3) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan
eksperimen dengan mengamati sifat-sifat cahaya yang ada di sekitar kita.
4) Menyusun Lembar Observasi Guru dan Siswa
Lembar observasi disusun oleh peneliti sebagai instrumen penelitian.
Lembar observasi yang dibuat adalah lembar observasi kegiatan guru dan
lembar observasi motivasi belajar siswa. Lembar observasi untuk guru
digunakan sebagai pedoman pengamatan terhadap keterlaksanan
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode eksperimen,
sedangkan lembar observasi untuk siswa digunakan sebagai pedoman
pengamatan sikap siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan metode eksperimen (Lampiran 9, halaman 124).
5) Menyiapkan Daftar Skala Motivasi Belajar Siswa
Lembar skala motivasi belajar siswa disusun oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru disesuaikan dengan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Pemberian daftar skala motivasi belajar siswa pada
setiap akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
(Lampiran 8, halaman 119).
b. Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini dilakukan sebanyak
dua kali pertemuan yang dideskripsikan sebagai berikut.
1) Siklus II Pertemuan 1
78
Pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin, 24
Maret 2014 pukul 09.00 - 10.10 yang dideskripsikan sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
Setelah bel masuk istirahat pertama berbunyi, siswa kelas V C
masuk ke dalam kelas. Guru selanjutnya mengkondisikan siswa untuk
menerima pelajaran dengan melakukan apersepsi dengan bertanya
pada siswa “anak-anak apa yang kalian lakukan bila kalian sedang
berdandan, apa yang kalian gunakan untuk melihat apakah sudah rapi
atau belum?” siswa menjawab dengna meraba bagian rabut dan
pakaian. Kemudian guru menanyakan lagi kepada siswa “apa yang
terjadi bila pada siang hari kalian berada di lapangan terbuka, siapa
yang mengikuti di bawah kalian?” Siswa menjawab, bayangan kita.
Setelah melakukan tanya jawab, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa. Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu dengan
menggunakan metode eksperimen.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, siswa diberikan penjelasan terkait sifat-sifat cahaya
dan contoh-contohnya. Siswa memperhatikan penjelas dari guru
tentang sifat-sifat cahaya. Siswa dan guru melakukan tanya jawab
terkait dengan materi pembelajaran.
Elaborasi, guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok dibagikan
79
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk eksperimen. Siswa
menyimak penjelasan dari guru mengenai tugas yang harus dikerjakan
dalam kelompok masing-masing. Setiap kelompok menerima Lembar
kerja eksperimen dari guru. Masing-masing kelompok melakukan
eksperimen untuk membuktikan tentang sifat-sifat cahaya. Siswa
berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang
terdapat dalam Lembar Kegiatan Eksperimen dan berusaha membuat
kesimpulan.
Konfirmasi, siswa bersama guru membahas lembar kegiatan
eksperimen yang telah didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil
eksperimen yang dilakukan. Siswa bersama guru menghubungkan
materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Siswa diberi
kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari bersama.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
dan mebuat rangkuman materi yang telah dipelajari yaitu sifat-sifat
cahaya. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan agar
rajin belajar. Guru menutup pelajaran dengan berdoa.
2) Siklus II pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis, 27
Maret 2014 pukul 10.25 – 11.35 sesuai jadwal mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta.
80
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pertemuan kedua membahas
tentang sifat-sifat cahaya. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui
metode eksperimen dideskripsikan sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
Setelah bel masuk isrtirahat kedua berbunyi, siswa kelas V C
masuk ke dalam kelas. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Guru melakukan apersepsi
dan memberikan pertanyaan siswa mengenai materi sebelumnya
dengan bertanya “anak-anak siapa yang tadi pagi sebelum berangkat
sekolah berdandan? Serentak siswa mengangkat tangan. Kemudian
guru bertanya, “benda apa yang kalian gunakan untuk melihat apakah
sudah rapi atau belum?” Siswa menjawab, “pakai cermin, Bu”. Guru
kembali bertanya “apa yang terjadi bila pada siang hari kalian berada
di lapangan terbuka, siapa yang mengikuti di bawah kalian? siswa
menjawab “bayang-bayang, Bu”.
Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
siswa yaitu Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode
eksperimen.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi, siswa diberikan penjelasan terkait materi pembelajaran
Ilmu pengetahuan alam dengan tema sifat-sifat cahaya. Siswa
81
memperhatikan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat cahaya. Siswa
dan guru melakukan tanya jawab terkait materi yang dipelajari.
Elaborasi, siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa
per kelompok. Setiap kelompok dibagikan peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk eksperimen yaitu air, buku, gelas, gelas warna,
senter, plastik mika, tempat pensil, meja. Kemudian Siswa
menyimak penjelasan dari guru mengenai tugas yang harus dikerjakan
dalam kelompok masing-masing. Setiap kelompok menerima Lembar
kerja eksperimen dari guru. Masing-masing kelompok melakukan
eksperimen untuk mengamati tentang sifat-sifat cahaya. Siswa
berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang
terdapat dalam Lembar Kegiatan Eksperimen dan berusaha membuat
kesimpulan.
Konfirmasi, siswa bersama guru membahas lembar kegiatan
eksperimen yang telah didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil
eksperimen yang dilakukan. Siswa bersama guru menghubungkan
materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Siswa diberi
kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari bersama
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
dan merangkum materi yang telah dipelajari yang berupa sifat-sifat
82
cahaya. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tugas soal
evaluasi dan guru menutup pelajaran dengan berdoa.
c. Pengamatan (Observing)
Observasi yang dilakukan pada siklus II meliputi dua pertemuan. Dari
kedua pertemuan tersebut, guru sudah melakukan semua aktivitas yang ada
dalam lembar observasi (Lampiran 17, halaman 178). Secara keseluruhan
guru mampu melakukan pembelajaran dengan baik dan memberikan timbal
balik kepada siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Observasi
dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Siklus II dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama adalah materi sifat-sifat cahaya. Pada kegiatan awal,
guru mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi kepada siswa.
Tahap selanjutnya, guru memberikan pertanyaan mengenai masalah yang
terjadi pada kehidupan sehari-hari tentang sifat-sifat cahaya. Guru meminta
masing-masing kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan
dengan metode eksperimen. Guru bersama siswa membahas hasil yang telah
diperoleh bersama teman satu kelas. Guru membimbing siswa dalam diskusi
kelas namun ada beberapa siswa yang bersenda gurau dalam melaksanakan
eksperimen. Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk merangkum
dan menyimpulkan terkait apa yang sudah dipelajari.
Pertemuan kedua materi yang dipelajari tentang pengukuran sifat-sifat
cahaya. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan
83
melakukan apersepsi kepada siswa. Pertanyaan tersebut diantaranya
mengulangi materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan selanjutnya,
guru memberikan pertanyaan mengenai masalah untuk dipecahkan secara
berkelompok seperti pertemuan sebelumnya. Guru membagikan alat peraga
untuk melakukan eksperimen. Siswa dibimbing untuk melakukan diskusi
dan memberikan bantuan kepada siswa yang masih kesulitan.
Secara garis besar keterlaksanaan pembelajaran dari kedua pertemuan
tersebut, guru belum melakukan semua aktivitas yang ada dalam lembar
observasi. Pada sikulus ini pelaksanaan pembelajaran dengan metode
eksperimen hampir memperoleh hasil yang masimal. Terlihat perhatian
siawa yang sudah baik di awal pembelajaran membuat siswa mengerti akan
eksperimen yang dilakukan. Siswa sudah mengikuti dan melaksanakan
kegiatan eksperimen dengan baik. Selanjutnya pada pertemuaan yang kedua
pembelajaran berlangsung dengan baik, seluruh aspek-aspek pembelajaran
dengan metode eksperimen telah dilakukan. Peningkatan motivasi belajar
siswa menjadi hal penting dalam sebuah pembelajaran sebagai penggerak
utama kesuksesan pembelajaran dan pengalaman yang berharga bagi siswa.
Di mana pada pertemuan ini guru telah mampu memberikan pengantar,
pengawasan, pendampingan dan evaluasi pembelajaran dengan baik. Diikuti
juga oleh hasil eksperimen siswa yang mampu menjalankan praktik dengan
baik. Berikut ini adalah beberapa dokumentasi pada siklus II.
84
Gambar 11
Siswa fokus melakukan eksperimen
Gambar 12
Guru mendiskusikan kembali hasil eksperimen siswa
Selain hasil observasi yang berupa aktivitas guru dan siswa, peneliti
akan memaparkan tingkat motivasi belajar siswa yang telah diperoleh pada
siklus II sebagai berikut.
Tabel 15. Analisis Motivasi Belajar Siswa berdasarkan indikator
No Kategori Minat Hasrat Hara
pan Lingk
ungan
Kegia
tan
Mena
rik
Partis
ipasi
Keing
inan
Teku
n
1. Sangat tinggi 9 5 15 16 12 8 10 13
2. Tinggi 15 8 5 5 3 5 8 10
3. Sedang 1 7 3 4 8 9 7 2
4. Rendah 0 5 2 0 2 2 0 0
5 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 1 0 0
85
Data dari tabel 15 di atas mengenai motivasi belajar siswa berdasarkan
indikator pada siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
Gambar 13. Diagram Motivasi Belajar IPA berdasarkan indikator pada
Siklus II
Hasil dari indikator tersebut kemudian dibandingkan antara siklus I dan
siklus II berdasarkan kategori dengan tingkat keberhasilan yaitu kategori
tinggi dan sangat tinggi, perbandingannya sebagai berikut.
Tabel 16. Persentase perbandingan motivasi belajar setiap indikator
pada Siklus I dan siklus II
Siklus Frekuensi kategori tinggi dan sangat tinggi dari setiap Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8
I 18 11 19 19 13 7 15 20
II 24 13 20 21 15 13 18 23
Peningkatan
(%) 33,33 18,18 5,26 10,53 15,38 85,71 20,00 15,00
Berdasarkan tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II
mengalami peningkatan dari semua indikator motivasi dibandingkan
indikator dari siklus I. Peningkatan terjadi pada indikator hasrat sebesar
18,18%, harapan sebesar 5,26%, lingkungan sebesar 10,53%, kegiatan
menarik sebesar 15,38%, keinginan berhasil sebesar 20%, dan tekun sebesar
0
5
10
15
20
SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
Minat
Hasrat
Harapan
Lingkungan
Kegiatan Menarik
Partisipasi
Keinginan
Tekun
86
15%. Diperoleh data peningkatan yang signifikan pada indikator minat yaitu
sebesar 33,33% dan partisipasi sebesar 85,71%. Pada indikator minat dan
partisipasi terjadi peningkatan yang cukup tinggi dikarenakan pada siklus II
guru lebih aktif memberikan bimbingan kepada siswa sehingga kegiatan
pembelajaran terutama pada saat siswa melakukan eksperimen berjalan
dengan baik. Hal ini membuat siswa merasa senang dalam belajar IPA. Pada
siklus II guru juga selalu memberikan pengawasan pada saat kegiatan
pembelajaran, siswa yang tidak memperhatikan dan ramai ditegur oleh guru
sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dan baik selama kegiatan
pembelajaran berangsung. Perbandingan motivasi belajar pada siklus I dan
Siklus II diperjelas pada diagram batang sebagai berikut.
Gambar 14. Perbandingan motivasi belajar setiap indikator pada siklus I
dengan Siklus II
Motivasi belajar pada siklus II ini diperoleh pada pertemuan kedua.
Sebanyak 0 siswa berkategori sangat rendah, 0 siswa berkategori rendah, 3
siswa berkategori sedang, 12 siswa berkategori tinggi, dan 10 siswa
berkategori sangat tinggi. Persentase motivasi belajar siswa pada siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8
Siklus I
Siklus II
87
Tabel 17. Persentase motivasi belajar siswa pada siklus II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 97,5 - 120 98 - 120 10 40% Sangat tinggi
2. 82,5 - 97,5 83 - 97 12 48% Tinggi
3. 67,5 - 82,5 68 - 82 3 12% Sedang
4. 52,5 - 67,5 53 - 67 0 0% Rendah
5 30 - 52,5 30 - 52 0 0% Sangat Rendah
Tabel 18. Persentase perbandingan motivasi belajar siswa pada siklus I
dan siklus II
Kategori Siklus I Persentase Siklus II Persentase
Sangat Tinggi 4 16% 10 40%
Tinggi 12 48% 12 48%
Sedang 8 32% 3 12%
Rendah 0 0% 0 0%
Sangat Rendah 1 4% 0 0%
Jumlah 25 100% 25 100%
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa siklus II sebanyak 10 siswa
atau 40% berkategori sangat tinggi dibandingkan data nilai siklus I yang
hanya 4 siswa atau 16%, 12 siswa atau 48% berkategori tinggi dibandingkan
data nilai siklus I sama dengan siklus I 12 siswa atau 48%, sebanyak 3 siswa
atau 12% berkategori sedang dibandingkan data nilai siklus I yang 8 siswa
atau 32%, 0 siswa atau 0% berkategori rendah dibandingkan data nilai
siklus I yang hanya 0 siswa atau 0%, sedangkan jumlah siswa yang
berkategori sangat rendah adalah 0 siswa atau 0% dibandingkan siswa 1
atau 4% . Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan
9,28% pada siklus II. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada siklus
II siswa yang sudah memiliki motivasi belajar dengan kriteria minimal pada
kategori tinggi adalah 22 siswa atau 88%. Hasil tersebut mengalami
88
peningkatan dibandingkan dengan hasil siklus I yaitu 16 siswa atau 64%.
Berdasarkan hasil tersebut penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan
yaitu 75% siswa mempunyai motivasi belajar minimal pada kategori tinggi,
sehingga dikatakan penelitian ini berhasil pada siklus II. Perbandingan
motivasi belajar pada siklus I dan siklus II diperjelas pada diagram batang
sebagai berikut.
Gambar 15. Perbandingan motivasi belajar siklus I
dengan Siklus II
d. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya. Refleksi pada siklus II dilakukan oleh
peneliti dan guru kelas V C. Tujuan dari kegiatan refleksi ini adalah untuk
membahas hal-hal apa saja yang menjadi hambatan pada pelaksanaan siklus
II. Adapun hasil refleksi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
0
10
20
30
40
50
SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
Siklus I
Siklus II
89
Tabel 19. Perbaikan pada siklus II
Kegiatan Guru Kegiatan Belajar Siswa
Guru menyiapkan alat dengan baik,
kemudian membagikannya pada setiap
kelompok.
Siswa sudah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan
dengan baik.
Guru menyediakan lembar kerja
eksperimen untuk setiap kelompok.
Siswa menerima lembar kerja
eksperimen dengan baik.
Guru sudah menjelaskan dengan baik
tentang posedur kegiatan eksperimen
dengan memusatkan perhatian siswa
agar paham.
Siswa terlihat sudah fokus ketika
guru memberikan penjelasan, jika
ada siswa yang ramai langsung
ditegur.
Guru membimbing dan mengawasi
siswa dalam kelompok selama kegiatan
eksperimen dengan baik.
Siswa melakukan eksperimen
dengan baik dengan pengawasan
dan bimbingan guru.
Guru membimbing siswa membuat
laporan dan kesimpulan dengan benar
Siswa menuliskan laporan hasil
kegiatan eksperimen dengan
bimbingan guru.
Guru mendiskusikan kembali hasil
eksperimen yang dilakukan setelah siswa
membacakan laporan di depan kelas
dengan melibatkan siswa.
Perwakilan siswa dari setiap
kelompok menyampaikan hasil
eksperimen di depan kelas dengan
kalimat yang benar.
Guru merapikan dan menyimpan
peralatan sesudah digunakan dengan
memberi contoh yang baik pada siswa.
Siswa sudah menyadari pentingnya
kebersihan sehingga merapikan
dan membersihkan alat setelah
digunakan.
Guru membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi
dengan baik.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas meliputi 2 siklus yang terdiri dari siklus I dan
siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan terdiri dari beberapa
tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada siklus II
tahap-tahap yang dilakukan merupakan perbaikan pada siklus sebelumnya.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data tes yang berupa
90
motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian daftar skala motivasi
setelah melakukan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode
eksperimen. Hasil dari kedua siklus tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan motivasi belajar siswa dengan metode eksperimen pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I ditinjau dari indikator motivasi
belajar siswa mengalami peningkatan dari pra tindakan. Ada 1 indikator yang
mengalami penurunan sebesar 12,50% yaitu indikator partisipasi, dikarenakan
siswa masih belum mampu mengikuti pembelajaran dengan aktif dan masih
ada yang bermain-main sendiri. Guru belum memberikan bimbingan dan
pengawasan dengan baik sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran masih
kurang. Sesuai pendapat Hamzah B. Uno (2007: 35), motivasi belajar siswa
terkadang sering naik turun yang disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya adalah peranan guru. Secara keseluruhan pada siklus I setiap indikator
mengalami peningkatan. Indikator yang mengalami peningkatan cukup tinggi
yaitu indikator harapan sebesar 35,71% dan kegiatan menarik sebesar 44,44%.
Hal ini dikarenakan di dalam proses pembelajaran siswa melakukan kegiatan
eksperimen secara langsung sehingga dapat menarik perhatian siswa. Dengan
melakukan eksperimen siswa terlihat lebih bersemangat jika dibandingkan
sebelum diberi tindakan, yaitu siswa cenderung pasif tanpa adanya kegiatan
yang menarik dalam pembelajaran IPA. Harapan siswa pada mata pelajaran
IPA juga meningkat karena siswa merasa senang dalam pembelajaran
91
kemudian termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik. Menurut Sardiman
(2007: 90), dengan menggunakan media dan alat peraga yang menarik, dan
penggunaan metode pembelajaran yang dinamis guru dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Pada siklus II mengalami peningkatan pada semua indikator. Peningkatan
yang cukup tinggi terjadi pada indikator minat yaitu sebesar 33,33% dan
indikator partisipasi sebesar 85,71%. Pada indikator minat dan partisipasi
terjadi peningkatan yang signifikan dikarenakan pada siklus II guru lebih aktif
memberikan bimbingan kepada siswa sehingga kegiatan pembelajaran
terutama pada saat siswa melakukan eksperimen berjalan dengan baik. Hal ini
membuat siswa merasa senang dalam belajar IPA. Sesuai dengan pendapat
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 115), bahwa motivasi dalam diri siswa dimulai
dan diteruskan berdasarkan suatu minat dari dalam diri yang berkaitan dengan
aktivitas belajarnya.
Pada siklus II guru juga selalu memberikan pengawasan pada saat kegiatan
pembelajaran, siswa yang tidak memperhatikan dan ramai ditegur oleh guru
sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dan baik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Menurut Dimyati dan Moedjiono (2006: 97-100),
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar
adalah partisipasi atau keterlibatan guru yang baik dalam pembelajaran. Hal ini
sesuai pada refleksi di siklus I yaitu guru masih belum optimal dalam
memberikan bimbingan dan pengawasan sehingga keterlaksanaan
pembelajaran belum baik, kemudian pada siklus II diberikan tindakan yang
92
sama dengan perbaikan pembelajaran yaitu guru selama kegiatan pembelajaran
berlangsung memberikan bimbingan dan pengawasan kepada siswa. Setelah
dilakukan perbaikan dalam pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil yaitu
setiap indikator motivasi mengalami peningkatan.
Ditinjau dari persentase jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar, saat
dilakukan tes pra tindakan diketahui sebanyak 13 siswa atau 52% berada pada
kategori tinggi, akan tetapi masih banyak siswa yang berada pada kategori
rendah. Selanjutnya pada siklus I persentase jumlah siswa yang memiliki
motivasi belajar minimal pada kategori tinggi mengalami peningkatan yaitu
sebanyak 16 siswa atau 64%. Sesuai dengan pendapat Hamzah B. Uno (2007:
35), motivasi belajar siswa terkadang sering naik turun yang disebabkan oleh
beberapa faktor salah satunya adalah peranan guru. Kemudian pada siklus II
dengan perbaikan tindakan dalam pembelajaran, yaitu guru selalu membimbing
dan mengawasi siswa dari awal sampai akhir kegiatan eksperimen sehinggga
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Pada siklus II persentase jumlah
siswa yang memiliki motivasi belajar minimal pada kategori tinggi mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 22 siswa atau 88%. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase jumlah siswa yang
memiliki motivasi belajar minimal pada kategori tinggi dari pra tindakan,
siklus I, dan siklus II. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, persentase
motivasi belajar siswa meningkat dari 52% menjadi 64% dibandingkan hasil
tes sebelum diterapkanya metode eksperimen dalam pembelajaran dengan rata-
rata peningkatan sebesar 8,91%. Kemudian persentase motivasi belajar siswa
93
dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dari 64% menjadi
88%, dengan rata-rata peningkatan motivasi sebesar 9,28%.
Dari keseluruhan proses pembalajaran dengan ekperimen ini dapat
meningkatkan motivasi belajar IPA siswa. Banyak hal yang mampu dirubah
ataupun ditingkatkan dari pembelajaran ini. Dari segi motivasinya sendiri
maupun dari segi kegiatan pembelajarannya yang sangat terlihart dalam proses
pelakasanaa pembejaran. Kerjasama guru dan siswa dalam menyiapkan alat
pembelajaran telah terlaksana dengan baik. Pembelajaran diawali dengan
penjelasan dan pengarahan dari guru sehingga siswa fokus dalam
memperhatikan pengarahan dari guru. Setelah pengarahan siswa mampu
melakasanakan eksperimen dengan baik yang disertai bimbingan dari guru agar
tidak terjadi kesalahan ataupun ada siswa yang bermain-main dalam
pembelajaran. Proses eksperimen dilanjutkan dengan menuliskan laporan dan
menyampaikannya di depan kelas sebagai pengungkapan hasil eksperimen daru
setiap kelompok. Proses penyampaian hasil kemudian dilakukan evaluasi oleh
guru. Proses pembelajaran eksperimen diakhiri dengan membersihkan alat dan
merapikan tempat serta dibimbing guru dalam menyimpan kembali alat – alat
pembelajaran. Untuk mngetahui peningkatan pengetahuanya maka siswa
dilakukanlah evaluasi dengan mengerjakan soal.
Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan metode eksperimen ini juga dapat meningkatkan
motivasi belajar berupa peningkatan aktivitas dan perhatian siswa yang
berlangsung di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Pada saat
94
observasi awal yang dilakukan peneliti pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam pada siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta, pada saat
proses pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi dengan ceramah
dan sesekali mengajukan pertanyaan kepada siswa. Guru terlihat kurang
melibatkan siswa dalam melakukan proses pembelajaran dan cenderung
medominasi pembelajaran. Pembelajaran cenderung membuat siswa tidak aktif
terlihat dari kurangnya timbal balik dari guru ke siswa setelah pembelajaran.
Pada siklus I dan II diterapkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan metode eksperimen pada siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1
Yogyakarta. Berbagai kejadian yang sering ditemui siswa digunakan sebagai
titik awal pembelajaran untuk menunjukkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kejadian-kejadian yang biasa ditemui oleh
siswa menjadi media untuk pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa
untuk dapat membuktikan sendiri melalui eksperimen sehingga motivasi
belajar siswa meningkat. Sesuai dengan pendapat Nurkencana dan Sumartono
(Jimmy Adolf Ratupa,2010: 22), bahwa motivasi merupakan komponen
penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan pada
khususnya. Dengan ini perlunya motivasi belajar yang harus diperhatikan oleh
guru agar siswa mampu menyelesaikan belajar dari awal sampai akhir.
Pemberian materi belajar yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan didukung oleh metode penyampaian materi yang tepat pada
pokok materi yang diberikan.
95
Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa melalui kegiatan diskusi,
sehingga mendorong adanya interaksi antar teman maka pembelajaran
memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan pendapat
dan berlatih untuk bekerja sama. Semakin sering dilaksanakan kegiatan diskusi
dapat meningkatkan interaksi serta kerja sama. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan partisipasi siswa pada setiap siklus, terjadinya peningkatan
motivasi belajar siswa tersebut merupakan hasil dari pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan metode eksperimen yang secara umum berjalan
dengan baik seperti yang dilihat dari hasil pengamatan pada saat pembelajaran
berlangsung. Dengan adanya kegiatan atau aktivitas yang menarik untuk
menemukan sendiri seperti pada metode eksperimen maka akan mendorong
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Moedjiono (2006: 97-100) faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut. a.) Cita-cita atau
aspirasi siswa. b.) Kemampuan siswa. c.) Kondisi siswa. d.) Kondisi
lingkungan siswa. e.) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. f.)
Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Dengan ini sebenarnya pembelajaran
tersebut memiliki banyak faktor yang harus dipenuhi agar pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh keadaan siswa, guru dan
lingkungan sekolah yang berbeda shingga perlu adanya penyesuaian antara
materi dan metode pembelajaran terhadap siswa. Di mana siswa memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing yang berbeda yang mengharuskan
seorang guru mampu mengemas pembelajaran dengan baik. Siswa memiliki
96
cita-cita dan aspirasi serta kondisi dan kemampuan siswa yang berbeda.
Dengan metode eksperimen ini akan membuat siswa memiliki pengalaman
yang akan dipecahkan dalam kelompok sehingga bisa saling menutupi
kekurangan masing-masing siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
observer dapat dilihat bahwa siswa terlihat lebih aktif dari setelah dilakukan
tindakan. Hal tersebut dikarenakan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan metode eksperimen guru memberikan pengalaman langsung kepada
siswa dengan melakukan berbagai kegiatan yang menuntut siswa untuk aktif
secara kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk kemampuan kognitifnya siswa
diberi tugas untuk menuliskan hasil dari penggunaan alat peraga. Hal tersebut
dilakukan melalui diskusi kelompok. Setelah itu, guru memberikan kesempatan
kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas. Untuk mengulangi materi yang telah dipelajari guru memancing
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan singkat sehingga siswa mampu
menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajarinya dan mampu
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
Berdasarkan beberapa paparan di atas disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan metode eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada motivasi belajar siswa.
97
Seorang guru diharuskan mampu memberikan solusi bagi siswanya agar
mampu berkembang melalui proses kegiatan pembelajaran. Pemahaman akan
mudah dilakukan jika siswa mampu melakukan proses pembelajaran dengan
baik dan benar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 234) metode
eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik
perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau
eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa eksperimen akan memberikan
pengalaman yang tidak mudah lupa sehingga siswa merasa bahwa mereka bisa.
Pengalaman sukses melakukan praktik akan mampu meningkatkan motivasi
siswa untuk dapat melakukan praktik yang lain yang lebih menantang.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih siswa untuk
menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah.
Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya.
Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil
yang diperoleh selama pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek atau proses tertentu. Jadi dalam metode eksperimen penekanannya
adalah pada proses sampai ke hasil.
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas V C SD Negeri Lempuyangan
1 Yogyakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode
eksperimen mengalami peningkatan, yaitu dari tes pra tindakan diketahui
sebanyak 52% atau 13 siswa berada pada kategori tinggi. Pada siklus I
meningkat menjadi 64% atau 16 siswa setelah diberikan tindakan dalam
pembelajaran, yaitu dengan cara siswa dibuat dalam kelompok kecil, siswa
melakukan eksperimen terkait kejadian yang sering ditemui, siswa berdiskusi,
siswa memaparkan hasil eksperimen, dan membuat kesimpulan. Pada siklus II
meningkat menjadi 88% atau 22 siswa dengan perbaikan tindakan dalam
pembelajaran, yaitu guru selalu membimbing dan mengawasi siswa dari awal
sampai akhir kegiatan eksperimen sehingga pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik. Persentase keberhasilan di siklus II sudah mencapai >75%
sehingga penelitian ini dihentikan dan dikatakan berhasil.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai peningkatan motivasi
belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode eksperimen pada siswa kelas V
C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta, maka penulis dapat mengemukakan
beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan masukan/pertimbangan:
99
1. Guru sebaiknya menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan
pembelajaran IPA di kelas khususnya pada materi cahaya, karena metode ini
terbukti dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga siswa lebih aktif
dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh ketika belajar.
2. Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru menggunakan metode
eksperimen dalam mata pelajaran IPA sebagai variasi metode dalam
mengajar, yaitu dengan cara siswa dibuat dalam kelompok kecil, siswa
melakukan eksperimen terkait kejadian yang sering ditemui, siswa
berdiskusi, siswa memaparkan hasil eksperimen, dan membuat kesimpulan.
Dalam proses pembelajarannya, guru diharapkan selalu membimbing dan
mengawasi siswa dari awal sampai akhir kegiatan eksperimen sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
100
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Darmojo dan Kaligis. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
E. Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
E. Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamzah. B. Uno. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jimmy Adolf Ratupa. (2010). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Siswa
Kelas IV Melalui Pemberian Metode Penemuan Terbimbing dalam Proses
Pembelajaran di SD Negeri Langensari Yogyakarta 2010/2011. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
M. Asrori, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan kompetensi
Profesionalisme Guru. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Moedjiono dan Moh. Dimyati. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moedjiono dan Moh. Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Moh Uzer Usman. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhammad Ali. (1993). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi.
Bandung: Angkasa.
101
Mulyani dan Johar Permana. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif: untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan dan Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.
Bandung: Alfabeta
Sardiman. A.M. (2001). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugihartono. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. (2007). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
Zaenal Aqib. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya.
102
LAMPIRAN
103
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa
Daftar Nama Siswa Kelas V C SD Negeri Lempuyangan 1 Yogyakarta
No. Nama Siswa
1. Adinda Cera Salsabila
2. Amalia Sekar Sari
3. Anggun Argumita
4. Arif Nur Rohman
5. Bagas Afris Setiawan
6. Celina Eve
7. Danisa Indah Pratiwi
8. Dyah Wuri Handayani
9. Haikal Abi
10. Irvan Candra Saputra
11. Kismaya Febriyanti
12. Laksmi Kusuma Sari
13. Lintang Tri R.
14. Lisa Ambar Wati
15. Muhammad Raihan Putra
16. Nadira Adya Diva
17. Nikmatul Ulya
18. Pramudita Saktiyana Az Zahra
19. Raeyhan Agus
20. Rahma Dyah Pitaloka
21. Raka Bima Ramadhan
22. Sylvia Ayu Arvani
23. Tezar Firmansyah
24. Veno Aurelia Putri
25. Viona Dimalasta Devinda
104
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Sebelum Dilakukan Uji Validitas
Tabel 1. Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar IPA
No Indikator Item
Positif Negatif
1. Minat terhadap pelajaran IPA 1,3 2,4,5
2. Adanya hasrat untuk belajar IPA 7,9,10 6,8
3. Adanya harapan dan cita-cita 11,12,15 13,14
4. Lingkungan belajar yang kondusif 18,19,20 16,17
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar
23,25 21,22,24
6. Partisipasi aktif dalam belajar 26,28,29 27,30
7. Keinginan untuk berhasil dalam belajar 31,34,35 32,33
8. Tekun menghadapi tugas 37,38 36,39,40
JUMLAH 40
Tabel 2. Skor jawaban skala motivasi (pernyataan positif)
Pilihan Skor
SS = Sangat Setuju 4
S = Setuju 3
KS= Kurang Setuju 2
TS = Tidak Setuju 1
Tabel 3. Skor jawaban skala motivasi (pernyataan negatif)
Pilihan Skor
SS= Sangat Setuju 1
S = Setuju 2
KS= Kurang Setuju 3
TS= Tidak Setuju 4
105
Lampiran 3. Daftar Skala Motivasi Sebelum Dilakukan Uji Validitas
DAFTAR SKALA MOTIVASI UNTUK RESPONDEN
Identitas Diri Responden
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
Petunjuk pengisian:
1. Pada daftar skala motivasi ini terdapat 40 pernyataan. Pertimbangkan baik-
baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang
baru selesai Anda pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berikan jawaban
yang benar-benar cocok dengan pilihan Anda.
2. Bacalah pernyataan ini dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu jawaban
yang tepat, jujur, benar menurut Anda dan tanpa terpengaruh dari siapapun
dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia.
3. Kerahasiaan identitas Anda akan kami jaga.
Keterangan:
Selalu:
Anda melakukan tindakan sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan
yang disajikan.
Sering:
Anda melakukan tindakan sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan
yang disajikan minimal 3 kali dalam 1 minggu.
Kadang-kadang:
Anda melakukan tindakan sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan
yang disajikan minimal 1 kali dalam 1 minggu.
Tidak Pernah:
Anda sama sekali tidak pernah melakukan tindakan sebagaimana
diungkapkan dalam pernyataan yang disajikan.
Daftar Skala Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
1. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang
menyenangkan.
106
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
2. Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) membuat saya jenuh daripada belajar
IPS.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
3. Sayatetap serius dalam belajar IPA walaupun materinya sulit dipahami.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
4. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran saya memilih berbicara dengan
teman sebangku.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
5. Saya memilih diam walaupun saya merasa kesulitan dalam memahami
materi.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
6. Saya malas meluangkan waktu untuk mempelajari materi pelajaran IPA.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
7. Sebelum materi pelajaran IPA diajarkan di kelas saya sudah membaca materi
itu sehingga saya lebih cepat paham.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
8. Meskipun guru memberi tugas pekerjaan rumah (PR), saya tetap malas
belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
9. Saya mempelajari kembali materi yang telah diajarkan agar lebih paham.
107
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
10. Saya selalu belajar di rumah meskipun tidak ada pekerjaan rumah (PR).
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
11. Saya selalu menginginkan mendapat nilai yang baik pada mata pelajaran IPA.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
12. Saya ingin memahami setiap materi dalam pelajaran IPA karena bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
13. Saya merasa nilai IPA saya sudah baik sehingga tidak perlu belajar lagi.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
14. Ketika saya mendapat nilai jelek pada mata pelajaran IPA, saya akan bersikap
biasa saja yang penting saya sudah mengerjakannya.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
15. Walaupun nilai IPA saya sudah lebih bagus dari teman yang lain, saya tetap
akan berusaha mendapat nilai lebih baik lagi.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
16. Saya memilih duduk di kursi bagian belakang.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
108
17. Saya tidak suka apabila guru menegur ketika saya sedang asik bermain di
kelas.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
18. Saya ingin kelas selalu dalam keadaan tenang saat pelajaran berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
19. Saya selalu berusaha menegur teman yang bergurau pada saat pelajaran agar
dapat memperhatikan dengan baik.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
20. Suasana kelas yang bersih membuat saya menjadi nyaman untuk belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
21. Saya lebih suka mendengarkan guru ceramah setiap kali pelajaran IPA
berlangsung sehingga saya tinggal duduk diam.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
22. Saya bergurau dengan teman apabila penjelasan guru membuat jenuh ketika
pelajaran berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
23. Guru menggunakan kegiatan eksperimen yang menarik dalam kegiatan
pembelajaran IPA sehingga saya menjadi bersemangat.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
109
24. Kegiatan yang menantang pada saat belajar IPA di kelas membuat saya
menjadi malas-malasan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
25. Saya lebih menyukai adanya kegiatan dalam pelajaran IPA seperti melakukan
percobaan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
26. Saya selalu bertanya ketika materi yang disampaikan belum saya pahami.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
27. Saya tidak akan serius belajar di kelas kalau tidak diberi hadiah.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
28. Pada saat guru bertanya saya selalu berusaha untuk mencoba menjawab.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
29. Saya dan teman-teman mendiskusikan kembali materi yang disampaikan oleh
guru di kelas.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
110
30. Saya memilih diam ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya
terkait materi yang dipelajari.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
31. Saya akan serius belajar IPA agar mendapat hasil yang baik
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
32. Di rumah saya memilih bermain daripada belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
33. Saya merasa malas mempelajari ulang materi IPA walaupun saya kurang
paham.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
34. Jika nilai IPA saya jelek,maka saya akan berusaha meminta guru atau teman
untuk menjelaskan materi yang belum saya pahami.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
35. Disamping mempelajari buku paket saya juga mempelajari buku lain yang
berhubungan dengan pelajaran.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
36. Mengerjakan soal IPA yang sulit membuat saya menjadi jenuh.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
37. Setiap selesai mengerjakan tugas atau soal IPAsaya selalu menelitinya
kembali sebelum tugas itu dikumpulkan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
111
38. Jumlah soal yang banyak membuat saya bersemangat untuk mengerjakannya.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
39. Saya lebih suka meminta bantuan teman dalam mengerjakan soal.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
40. Saya tidak senang apabila guru memberikan tugas pekerjaan rumah (PR).
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
112
Lampiran 4. Keterangan Validasi Expert Judgment
113
114
115
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran Validitas dan Reliabilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Pernyataan 1 249.3000 776.907 .510 .726
Pernyataan 2 249.3333 786.713 .282 .730
Pernyataan 3 249.2333 773.289 .524 .725
Pernyataan 4 249.5000 783.500 .546 .728
Pernyataan 5 249.6333 790.309 .178 .732
Pernyataan6 249.2000 782.648 .444 .728
Pernyataan 7 249.9333 777.168 .390 .727
Pernyataan 8 249.6667 783.195 .274 .729
Pernyataan9 249.6333 763.137 .693 .721
Pernyataan10 249.7667 768.668 .579 .723
Pernyataan11 248.6333 791.551 .534 .731
Pernyataan12 248.8667 784.395 .472 .729
Pernyataan 13 248.7667 791.771 .366 .731
Pernyataan 14 249.0667 787.582 .290 .730
Pernyataan15 248.8333 777.454 .631 .726
Pernyataan 16 249.4667 766.533 .666 .722
Pernyataan 17 249.0000 795.379 .110 .733
Pernyataan18 248.9333 784.271 .426 .729
Pernyataan 19 249.9333 796.685 .040 .735
Pernyataan20 248.8333 772.282 .718 .724
Pernyataan 21 250.0667 802.616 -.048 .737
Pernyataan22 249.4667 780.878 .469 .728
Pernyataan 23 248.8333 781.316 .524 .728
Pernyataan24 248.9333 777.513 .732 .726
Pernyataan 25 249.3333 787.747 .225 .731
Pernyataan 26 250.2333 775.151 .467 .726
Pernyataan 27 248.5333 800.809 .000 .734
Pernyataan 28 249.9000 778.093 .464 .727
Pernyataan 29 250.0333 767.482 .625 .723
Pernyataan 30 249.8333 766.764 .628 .723
Pernyataan 31 248.8333 781.868 .508 .728
Pernyataan 32 249.4667 785.085 .471 .729
Pernyataan 33 249.1667 780.833 .523 .728
Pernyataan 34 249.8667 805.844 -.120 .737
Pernyataan 35 249.8333 774.695 .457 .726
Pernyataan 36 249.5000 766.121 .722 .722
Pernyataan 37 249.4333 773.082 .450 .725
Pernyataan 38 249.7000 766.976 .653 .723
Pernyataan 39 249.6333 788.999 .374 .730
116
Pernyataan 40 248.9333 783.444 .316 .729
Total 126.2667 200.202 1.000 .886
RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.918 30
Tabel Validitas Butir Angket
Butir r hitung r tabel df
30;0,05 Keterangan
Pernyataan 1 .510 0,296 Valid Pernyataan 2 .282 0,296 Tidak Valid Pernyataan 3 .524 0,296 Valid Pernyataan 4 .546 0,296 Valid Pernyataan 5 .178 0,296 Tidak Valid Pernyataan6 .444 0,296 Valid Pernyataan 7 .390 0,296 Valid Pernyataan 8 .274 0,296 Tidak Valid Pernyataan9 .693 0,296 Valid Pernyataan10 .579 0,296 Valid Pernyataan11 .534 0,296 Valid Pernyataan12 .472 0,296 Valid Pernyataan 13 .366 0,296 Valid Pernyataan 14 .290 0,296 Tidak Valid Pernyataan15 .631 0,296 Valid Pernyataan 16 .666 0,296 Valid Pernyataan 17 .110 0,296 Tidak Valid Pernyataan18 .426 0,296 Valid Pernyataan 19 .040 0,296 Tidak Valid Pernyataan20 .718 0,296 Valid Pernyataan 21 -.048 0,296 Tidak Valid Pernyataan22 .469 0,296 Valid Pernyataan 23 .524 0,296 Valid Pernyataan24 .732 0,296 Valid Pernyataan 25 .225 0,296 Tidak Valid Pernyataan 26 .467 0,296 Valid Pernyataan 27 .000 0,296 Tidak Valid Pernyataan 28 .464 0,296 Valid Pernyataan 29 .625 0,296 Valid Pernyataan 30 .628 0,296 Valid
117
Pernyataan 31 .508 0,296 Valid Pernyataan 32 .471 0,296 Valid Pernyataan 33 .523 0,296 Valid Pernyataan 34 -.120 0,296 Tidak Valid Pernyataan 35 .457 0,296 Valid Pernyataan 36 .722 0,296 Valid Pernyataan 37 .450 0,296 Valid Pernyataan 38 .653 0,296 Valid Pernyataan 39 .374 0,296 Valid Pernyataan 40 .316 0,296 Valid
Keterangan: r hitung > r tabel (df 30 = 0,296) = valid
118
Lampiran 7. Kisi – kisi Skala Motivasi Belajar IPA (Sesudah Uji Validitas)
Tabel Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar IPA
No Indikator Item
Jumlah Positif Negatif
1. Minat terhadap pelajaran IPA 1,2 3 3
2. Adanya hasrat untuk belajar IPA 5,6,7 4 4
3. Adanya harapan dan cita-cita 8,9,11 10 4
4. Lingkungan belajar yang kondusif 13,14 12 3
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar
16 15,17 3
6. Partisipasi aktif dalam belajar 18,19,20 21 4
7. Keinginan untuk berhasil dalam belajar 22,25 23,24 4
8. Tekun menghadapi tugas 27,28 26,29,30 5
JUMLAH 30
Tabel Skor jawaban skala motivasi (pernyataan positif)
Pilihan Skor
SS = Sangat Setuju 4
S = Setuju 3
KS= Kurang Setuju 2
TS = Tidak Setuju 1
Tabel Skor jawaban skala motivasi (pernyataan negatif)
Pilihan Skor
SS= Sangat Setuju 1
S = Setuju 2
KS= Kurang Setuju 3
TS= Tidak Setuju 4
119
Lampiran 8. Daftar Skala Motivasi Belajar IPA (Sesudah Uji Validitas)
DAFTAR SKALA MOTIVASI BELAJAR IPA
Identitas Diri Responden
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
Petunjuk pengisian:
1. Pada daftar skala motivasi ini terdapat 30 pernyataan. Pertimbangkan baik-
baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang
baru selesai Anda pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berikan jawaban
yang benar-benar cocok dengan pilihan Anda.
2. Bacalah pernyataan ini dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu jawaban
yang tepat, jujur, benar menurut Anda dan tanpa terpengaruh dari siapapun
dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia.
3. Kerahasiaan identitas Anda akan kami jaga.
Keterangan:
Selalu:
Anda melakukan tindakan sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan
yang disajikan.
Sering:
Anda melakukan tindakan sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan
yang disajikan minimal 3 kali dalam 1 minggu.
Kadang-kadang:
Anda melakukan tindakan sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan
yang disajikan minimal 1 kali dalam 1 minggu.
Tidak Pernah:
Anda sama sekali tidak pernah melakukan tindakan sebagaimana
diungkapkan dalam pernyataan yang disajikan.
120
Daftar Skala Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
1. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang
menyenangkan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
2. Sayatetap serius dalam belajar IPA walaupun materinya sulit dipahami.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
3. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran saya memilih berbicara dengan
teman sebangku.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
4. Saya malas meluangkan waktu untuk mempelajari materi pelajaran IPA.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
5. Sebelum materi pelajaran IPA diajarkan di kelas saya sudah membaca materi
itu sehingga saya lebih cepat paham.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
6. Saya mempelajari kembali materi yang telah diajarkan agar lebih paham.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
7. Saya selalu belajar di rumah meskipun tidak ada pekerjaan rumah (PR).
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
8. Saya selalu menginginkan mendapat nilai yang baik pada mata pelajaran IPA.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
121
9. Saya ingin memahami setiap materi dalam pelajaran IPA karena bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
10. Saya merasa nilai IPA saya sudah baik sehingga tidak perlu belajar lagi.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
11. Walaupun nilai IPA saya sudah lebih bagus dari teman yang lain, saya tetap
akan berusaha mendapat nilai lebih baik lagi.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
12. Saya memilih duduk di kursi bagian belakang.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
13. Saya ingin kelas selalu dalam keadaan tenang saat pelajaran berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
14. Suasana kelas yang bersih membuat saya menjadi nyaman untuk belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
15. Saya bergurau dengan teman apabila penjelasan guru membuat jenuh ketika
pelajaran berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
122
16. Guru menggunakan kegiatan eksperimen yang menarik dalam kegiatan
pembelajaran IPA sehingga saya menjadi bersemangat.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
17. Kegiatan yang menantang pada saat belajar IPA di kelas membuat saya
menjadi malas-malasan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
18. Saya selalu bertanya ketika materi yang disampaikan belum saya pahami.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
19. Pada saat guru bertanya saya selalu berusaha untuk mencoba menjawab.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
20. Saya dan teman-teman mendiskusikan kembali materi yang disampaikan oleh
guru di kelas.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
21. Saya memilih diam ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya
terkait materi yang dipelajari.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
22. Saya akan serius belajar IPA agar mendapat hasil yang baik.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
23. Di rumah saya memilih bermain daripada belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
123
24. Saya merasa malas mempelajari ulang materi IPA walaupun saya kurang
paham.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
25. Disamping mempelajari buku paket saya juga mempelajari buku lain yang
berhubungan dengan pelajaran.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
26. Mengerjakan soal IPA yang sulit membuat saya menjadi jenuh.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
27. Setiap selesai mengerjakan tugas atau soal IPAsaya selalu menelitinya
kembali sebelum tugas itu dikumpulkan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
28. Jumlah soal yang banyak membuat saya bersemangat untuk mengerjakannya.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
29. Saya lebih suka meminta bantuan teman dalam mengerjakan soal.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
30. Saya tidak senang apabila guru memberikan tugas pekerjaan rumah (PR).
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
124
Lampiran 9. Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Lembar Observasi Kegiatan Guru
Catatan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain
yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan
dilakukan
2. Menyediakan lembar kerja eksperimen
3.
Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat
selama eksperimen
4. Membantu, membimbing dan mengawasi
eksperimen yang dilakukan oleh para siswa
5. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
dan laporan tentang eksperimennya
6. Mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen
7. Membantu dan menyimpan peralatan, bahan atau
sarana lainnya
8. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru
JUMLAH
125
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Catatan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk eksperimen
2. Siswa mendapat lembar kerja eksperimen
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
prosedur kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan
4. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan
baik dan benar
5. Siswa membuat kesimpulan dan laporan hasil
eksperimen
6. Siswa menyampaikan hasil eksperimen
7. Merapikan dan mengembalikan alat yang telah
digunakan dengan baik
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi
JUMLAH
126
127
128
Lampiran 11. Analisis Statistik Deskriptif Pra Siklus
1. Indikator Minat
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Minat pada Pra
Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 7 28% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 9 36% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 6 24% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 3 12% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator Minat
pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
Statistics
MINAT HASRAT HARAPAN LINGKUNGAN MENARIK PARTISIPASI KEINGINAN TEKUN
N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 8.6800 10.6800 12.3600 9.0400 8.1600 9.9200 11.6400 14.2000
Median 9.0000 10.0000 13.0000 9.0000 8.0000 10.0000 11.0000 15.0000
Mode 9.00 10.00 14.00 9.00a 8.00 10.00 13.00 15.00
Std. Deviation 1.60000 1.90875 2.78209 2.49132 1.28062 2.98496 2.15793 2.85774
Range 5.00 6.00 8.00 8.00 5.00 11.00 7.00 10.00
Minimum 6.00 8.00 8.00 4.00 6.00 5.00 8.00 8.00
Maximum 11.00 14.00 16.00 12.00 11.00 16.00 15.00 18.00
129
2. Indikator Hasrat
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Hasrat pada Pra
Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 2 8% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 7 28% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 8 32% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 8 32% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator Hasrat
pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Minat
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Hasrat
130
3. Indikator Harapan
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Harapan pada Pra
Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 12 48% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 2 8% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 6 24% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 5 20% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Harapan pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
4. Indikator Lingkungan
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Lingkungan pada
Pra Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 12 48% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 5 20% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 3 12% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 1 4% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 4 16% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
0
10
20
30
40
50
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Harapan
131
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
lingkungan pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
5. Indikator Kegiatan Menarik
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator kegiatan menarik
pada Pra Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 4 16% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 5 20% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 14 56% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 2 8% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Kegiatan menarik pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
6. Indikator Partisipasi
0
10
20
30
40
50
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Lingkungan
0
10
20
30
40
50
60
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Kegiatan…
132
Tabel 10. Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Partisipasi
pada Pra Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 3 12% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 5 20% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 7 28% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 5 20% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 5 20% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi = simpangan
baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Partisipasi pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
7. Indikator Keinginan
Tabel 10. Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator ingin Berhasil
pada Pra Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 4 16% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 8 32% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 8 32% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 5 20% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
keinginan berhasil pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
5
10
15
20
25
30
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Partisipasi
133
8. Indikator Tekun
Tabel 10. Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator tekun pada
Pra Siklus
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 17 - 20 17 - 20 5 20% Sangat tinggi
2. 14 - 16 14 - 16 13 52% Tinggi
3. 12 – 13 12 – 13 3 12% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 4 16% Rendah
5 5 - 7 5 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(5x 4)+(5 x 1)] = 12 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(5 x 4)-(5 x 1)] = 2,5
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Keingina…
134
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator tekun
pada Pra Siklus dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Tekun
135
Lampiran 12. RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS 1)
Nama Sekolah : SD N Lempuyangan 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V ( lima )
Semester : II ( dua )
Alokasi Waktu :4 jam pelajaran
@ 2 x 35 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
2. Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening,
berwarna, dan gelap).
3. Memberikan contoh sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, dan mengikuti pelajaran
maka siswa dapat:
1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan benar
2. Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dengan tepat
3. Memberikan contoh sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan
tepat
B. Materi Pokok/ Materi Ajar
136
1. Cahaya mempunyai empat sifat, pertemuan ini sifat yang dipelajari adalah:
a. Merambat lurus
Cahaya dapat mengenai suatu benda membentuk suatu garis lurus.
b. Menembus benda bening
Cahaya dapat melalui suatu benda yang bening, sehingga cahaya itu
dapat tembus keluar dari benda bening tersebut.
2. Contoh penerapan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain :
a. Merambat lurus
1) Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan melalui celah-
celah rumah yang gelap akan nampak seperti batang-batang putih
yang lurus.
2) Sewaktu kita menonton film di gedung bioskop atau di tanah
lapang, kalian juga dapat melihat berkas cahaya yang merambat
lurus (berkas cahaya tersebut berasal dari proyektor).
3) Kita kita berada di tempat yang gelap, kemudian kita menggunakan
senter sebagai alat bantu penerangan. Maka cahaya yang dihasilkan
dari senter tersebut membentuk garis lurus.
b. Menembus benda bening
1) Pada kolam yang airnya keruh dapat kita lihat bahwa cahaya sinar
matahari tidak dapat menembus hingga ke dasar kolam, padahal
makhluk hidup yang berada di dalam kolam memerlukan sinar
matahari untuk kelangsungan hidupnya.
2) Kaca jendela terbuat dari kaca, supaya cahaya bisa masuk ke dalam
rumah
3) Ketika berjalan dibawah terik sinar matahari, maka tubuh kita akan
terbentuk bayangan, hal ini terjadi karena cahaya tidak dapat
menembus benda yang tidak bening/gelap.
137
C. Metode Pembelajaran
1. Eksperimen
2. Diskusi
3. Ceramah
4. Tanya jawab
D. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN I
Hari/tanggal :Senin / 17 Maret 2014
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Mengkondisikan siswa
b. Mengucapkan salam.
c. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa:
“anak – anak, apa yang kalian lakukan ketika malam hari dan kalian
sedang belajar, tiba-tiba listrik padam sehingga suasana menjadi
gelap?”
“sekarang pejamkan mata kalian, apakah kalian dapat melihat benda-
benda disekitar kalian, padahal cahaya disekitar kalian sangat terang”
d. Guru mengaitkan aperepsi dengan materi yang akan dipelajari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti ( 50 menit )
Eksplorasi
a. Siswa diberikan penjelasan terkait materi.
b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat cahaya.
c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait materi.
Elaborasi
a. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa per kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk
eksperimen.
138
c. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok masing-masing.
d. Setiap kelompok menerima Lembar kerja eksperimen dari guru.
e. Masing-masing kelompok melakukan eksperimen untuk membuktikan
tentang sifat-sifat cahaya.
f. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang
terdapat dalam Lembar Kegiatan Eksperimen dan berusaha membuat
kesimpulan.
Konfirmasi
a. Siswa bersama guru membahas lembar kegiatan eksperimen yang telah
didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
b. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil
eksperimen yang dilakukan.
c. Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
d. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari
bersama.
3. Kegiatan akhir ( 10 menit )
a. Siswa bersama guru merangkum dan membuat kesimpulan tentang
materi pelajaran.
b. Guru memberikan pesan agar selalu rajin belajar.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa.
PERTEMUAN II
Hari/tanggal : Kamis / 20 Maret 2014
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Mengkondisikan siswa
b. Mengucapkan salam.
c. Apersepsi
“anak-anak apa yang terjadi bila kita berdiri di suatu ruangan dan ibu
berdiri di ruangan samping yang dibatasi oleh triplek atau tembok?”
139
“dan apa yang terjadi bila kalian berdiri di dalam rumah dan ibu berdiri
di depan jendela?”
d. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti ( 50 menit )
Eksplorasi
a. Siswa diberikan penjelasan terkait materi.
b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat cahaya.
c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait materi.
Elaborasi
a. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa per kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk
eksperimen.
c. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok masing-masing.
d. Setiap kelompok menerima Lembar kerja eksperimen dari guru.
e. Masing-masing kelompok melakukan eksperimen untuk mengamati
tentang sifat-sifat cahaya.
f. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang
terdapat dalam Lembar Kegiatan Eksperimen dan berusaha membuat
kesimpulan.
Konfirmasi
a. Siswa bersama guru membahas lembar kegiatan eksperimen yang telah
didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
b. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil
eksperimen yang dilakukan.
c. Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
d. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari
bersama
140
141
LEMBAR KERJA EKSPERIMEN
SIKLUS I
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………….. No Absen : ………..
2. …………………………….. No Absen : ………..
3. …………………………….. No Absen : ………..
4. …………………………….. No Absen : ………..
5. …………………………….. No Absen : ………..
Judul:
Membuktikan salah satu sifat cahaya
Tujuan:
Siswa dapat membuktikan dan menyebutkan salah satu sifat cahaya melalui
kegiatan eksperimen
Pertanyaan Utama:
Bagaimana sifat cahaya dari kegiatan eksperimen ini?
Langkah kerja:
1. Bahan dan alat yang diperlukan
Kertas karton, lilin, penggaris, lem, isolasi, korek api
2. Cara pembuatan
a. Potong karton dengan ukuran 20cm x 20 cm. Beri lubang tepat dititik
tengah diagonalnya. Beri sandaran supaya karton dapat berdiri tegak.
b. Tegakkan masing-masing karton pada titik yang sama. Usahakan lubang
pada tiap karton segaris.
c. Letakkan sebatang lilin di depan karton, atur posisi lilin sehingga nyala
apinya tepat berada di depan celah ketiga karton.
d. Gerakkan karton 1 ke arah kanan. Amatilah apa yang terjadi!
e. Kembalikan karton 1 ke tempat semula, kemudian ganti karton 2 geserlah
ke kiri, amatilah apa yang terjadi!
142
Penyajian Data:
Berilah tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
kelompok kalian!
No Posisi Lubang-Lubang Cahaya Lilin
Terlihat Tidak terlihat
1. Dalam satu garis lurus
2. Tidak dalam satu garis lurus
Jawaban pertanyaan utama dan kesimpulan :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
..............................................................................................................
Selamat Mengerjakan
Diskusikan dengan kelompok masing-masing!
****Kerjasama & kekompakan dalam kelompok sangat diperlukan****
LEMBAR KERJA EKSPERIMEN
143
SIKLUS I
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………….. No Absen : ………..
2. …………………………….. No Absen : ………..
3. …………………………….. No Absen : ………..
4. …………………………….. No Absen : ………..
5. …………………………….. No Absen : ………..
Judul:
Membuktikan salah satu sifat cahaya
Tujuan:
Siswa dapat membuktikan dan menyebutkan salah satu sifat cahaya melalui
kegiatan eksperimen
Pertanyaan Utama:
Bagaimana sifat cahaya dari kegiatan eksperimen ini?
Langkah Kerja:
1. Bahan dan alat yang diperlukan
Senter, gelas bening, air, buku, plastik mika, kertas karton, tempat pensil,
meja, gelas warna, tangan
2. Cara pembuatan
a. Letakkan buku, gelas bening, plastik mika, dan bahan-bahan lainnya diatas
meja.
b. Sorotkan senter mengenai masing-masing benda. Contoh sebagai berikut.
c. Amati apakah cahaya senter dapat menembus benda-benda tersebut?
144
Penyajian Data:
Berilah tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
kelompok kalian!
No Nama Benda Cahaya Senter
Tembus Tidak Tembus
1. Gelas bening
2. Air
3. Buku
4. Plastik Mika
5. Kertas Karton
6. Tempat Pensil
7. Meja
8. Gelas Warna
9. Tangan
10. Tembok
Jawaban pertanyaan utama dan kesimpulan :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
.………………………………………………………....................................
...............................................................................................................
Selamat Mengerjakan
Diskusikan dengan kelompok masing-masing!
****Kerjasama & kekompakan dalam kelompok sangat diperlukan****
145
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor Butir Soal Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
Dapat menjelaskan bahwa
rambatan cahaya adalah lurus
dan
9 4 6, 8 10 5
Dapat menjelaskan
bahwacahaya dapat
menembus benda bening
1 3, 7 2 5 5
Jumlah 2 3 3 2 10
146
TES KEMAMPUAN SIFAT-SIFAT CAHAYA
Nama Siswa : …………………………………………………..
No Absen : …………………………………………………..
Pahamilah soal-soal di bawah ini dengan seksama, kemudian pilihlah
jawaban yang kamu anggap paling benar dengan member tanda silang (x)
pada jawaban yang dianggap benar.
(BERDOALAH SEBELUM MENGERJAKAN)
1. Dibawah ini yang termasuk benda tembus cahaya, yaitu ….
a. Kertas c. Air jernih
b. Tripleks d. Kayu
2. Berikut ini merupakan contoh penerapan dari sifat cahaya menembus benda
bening, yaitu ….
a. Botol yang diisi dengan oli kemudian disoroti dengan senter
b. Pensil dimasukkan ke dalam gelas berisi air putih
c. Kita berkaca dengan cermin
d. Kita berdiri di kolam renang yang berair jernih dan kaki kita terlihat
pendek
3. Ketika senter mengenai tembok, cahaya nya tidak bisa diteruskan peristiwa ini
merupakan sifat cahaya ….
a. merambat lurus c. dibiaskan
b. dipantulkan d. menembus benda bening
4. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya dapat merambat lurus adalah ….
a. Memantulnya cahaya pada cermin
b. Rambatan cahaya matahari yang lurus ketika melewati genting kaca
c. Cahaya menembus benda bening
d. Terbentuknya pelangi pada saat hujan
5. Cahaya dapat melalui suatu benda yang bening, sehingga cahaya itu dapat
tembus keluar dari benda bening tersebut. Merupakan sifat cahaya ….
a. merambat lurus c. dibiaskan
b. dipantulkan d. menembus benda bening
147
6.
Pada gambar di atas, cahaya lilin tidak dapat dillihat oleh pengamat apabila
layar karton tebal nomor 2 digerakkan sedikit ke kanan. Hal ini desebabkan
karena ….
a. Cahaya dipantulkan c. cahaya dibelokkan
b. Cahaya dibiaskan d. cahaya terhalang
7. Gambar di bawah ini menunjukkan sifat cahaya ….
a. merambat lurus c. dipantulkan
b. menembus benda bening d. dibiaskan
8. Sewaktu kita menonton film di gedung bioskop atau di tanah lapang, kalian
juga dapat melihat berkas cahaya yang merambat hingga ke layar. (berkas
cahaya tersebut berasal dari proyektor). Merupakan sifat cahaya ….
a. merambat lurus c. dibiaskan
b. dipantulkan d. menembus benda bening
9. Cahaya dapat mengenai suatu benda membentuk suatu garis lurus, merupakan
sifat cahaya ….
a. Merambat lurus c. menembus benda bening
b. Dipantulkan d. Dibiaskan
10. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan melalui celah-celah rumah
yang gelap akan nampak seperti batang-batang putih yang lurus. Merupakan
sifat cahaya ….
a. Merambat lurus c. Menembus benda bening
b. Dipantulkan d. Dibiaskan
148
149
150
Lampiran 14. Hasil Observasi Siklus 1
Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan I
Catatan:
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain
yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan
dilakukan
√
Guru menyiapkan
alat kemudian
membagikannya
pada siswa
2. Menyediakan lembar kerja eksperimen √
Guru menyediakan
lembar kerja
eksperimen untuk
setiap kelompok
3.
Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat
selama eksperimen
√
Guru belum
menjelaskan
dengan baik
tentang posedur
kegiatan
eksperimen
4. Membantu pada saat kegiatan eksperimen yang
dilakukan oleh para siswa √
Guru tidak
memberikan
bantuan saat siswa
mendapat kesulitan
dalam eksperimen
5. Membantu siswa dalam membuat kesimpulan
dan laporan tentang eksperimennya √
Guru tidak
memberikan
bantuan ketika
siswa membuat
kesimpulan
6. Mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen √
Guru belum
mendiskusikan
kembali tentang
hambatan dan hasil
eksperimen
7. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan
atau sarana lainnya √
Guru kurang
peduli
membersihkan
peralatan sesudah
digunakan
8. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru √ Guru membagikan
soal evaluasi
JUMLAH 4 5
151
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
152
Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I
Catatan:
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk eksperimen √
Siswa belum bisa
menyiapkan alat
dan bahan yang
akan digunakan
dengan baik,
terlihat beberapa
siswa justru
bermain-main
dengan peralatan
2. Siswa mendapat lembar kerja eksperimen √ Siswa menerima
lembar kerja
eksperimen
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
prosedur kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan
√
Beberapa siswa
terlihat ramai
ketika guru
memberikan
penjelasan
4. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan
baik dan benar √
Terlihat beberapa
siswa belum fokus
melakukan
eksperimen
5. Siswa membuat kesimpulan dan laporan hasil
eksperimen √
Siswa menuliskan
laporan hasil
kegiatan
eksperimen akan
tetapi kalimatnya
masih kurang baik
6. Siswa menyampaikan hasil eksperimen √
Beberapa siswa
masih terlihat
kurang serius
membacakan hasil
eksperimen di
depan kelas
7. Merapikan dan mengembalikan alat yang telah
digunakan dengan baik √
Siswa belum
memiliki
kesadaran
merapikan dan
membersihkan alat
setelah digunakan
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi √ Ada siswa yang
mengerjakan
sambil bergurau
JUMLAH 4 4
153
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
154
Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan II
Catatan:
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain
yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan
dilakukan
√
Guru sudah
melakukan dengan
baik dengan
menyiapkan alat
kemudian
membagikannya
pada siswa
2. Menyediakan lembar kerja eksperimen √
Guru menyediakan
lembar kerja
eksperimen untuk
setiap kelompok
3.
Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat
selama eksperimen
√
Guru sudah
menjelaskan
tentang posedur
kegiatan
eksperimen
4. Membantu pada saat kegiatan eksperimen yang
dilakukan oleh para siswa √
Guru belum
memberikan
bantuan saat siswa
melakukan
kegiatan
eksperimen
5. Membantu siswa dalam membuat kesimpulan
dan laporan tentang eksperimennya √
Guru belum
memberikan
bantuan ketika
siswa membuat
kesimpulan
6. Mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen √
Guru belum
mendiskusikan
kembali tentang
hambatan dan hasil
eksperimen
7. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan
atau sarana lainnya √
Guru masih kurang
peduli
membersihkan dan
menyimpan
peralatan sesudah
digunakan
8. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru √ Guru membagikan
soal evaluasi
JUMLAH 4 4
155
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
156
Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II
Catatan:
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk eksperimen √
Siswa terlihat
cukup baik
mempersiapkan
peralatan untuk
eksperimen
2. Siswa mendapat lembar kerja eksperimen √ Siswa menerima
lembar kerja
eksperimen
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
prosedur kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan
√
Beberapa siswa
masih terlihat
ramai ketika guru
memberikan
penjelasan
4. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan
baik dan benar √
Masih terlihat
beberapa siswa
mengggunakan
peralatan untuk
bergurau
5. Siswa membuat kesimpulan dan laporan hasil
eksperimen √
Masih ada
beberapa
kelompok yang
menuliskan hasil
dengan kalimat
yang kurang baik
6. Siswa menyampaikan hasil eksperimen √
Perwakilan siswa
dari setiap
kelompok sudah
cukup baik
menyampaikan
hasil eksperimen di
depan kelas
7. Merapikan dan mengembalikan alat yang telah
digunakan dengan baik √
Siswa belum
memiliki
kesadaran
merapikan dan
membersihkan alat
setelah digunakan
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi √ Siswa sudah cukup
baik mengerjakan
soal evaluasi
JUMLAH 5 3
157
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
158
Lampiran 15. Analisis Statistik Deskriptif Siklus 1
1. Indikator Minat
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Minat pada Siklus
I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 8 32% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 10 40% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 7 28% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 0 0% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator Minat
pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
Statistics
Minat Hasrat Harapan Lingkungan
Kegiatan
_menarik Partisipasi
Keinginan
_berhasil Tekun
N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 9.0400 10.8800 13.6000 9.8800 8.7600 10.4000 12.6000 15.1600
Median 9.0000 11.0000 14.0000 10.0000 9.0000 10.0000 13.0000 15.0000
Mode 9.00 9.00a 16.00 11.00 8.00 10.00
a 11.00 14.00
a
Std. Deviation 1.27410 2.12760 2.17945 1.73973 1.66533 2.30940 1.82574 2.26716
Range 4.00 7.00 7.00 6.00 7.00 9.00 6.00 8.00
Minimum 7.00 8.00 9.00 6.00 5.00 7.00 10.00 11.00
Maximum 11.00 15.00 16.00 12.00 12.00 16.00 16.00 19.00
159
2. Indikator Hasrat
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Hasrat pada
Siklus I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 3 12% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 8 32% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 5 20% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 9 36% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator Hasrat
pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Minat
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Hasrat
160
3. Indikator Harapan
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Harapan pada
Siklus I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 15 60% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 4 16% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 5 20% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 1 4% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Harapan pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
4. Indikator Lingkungan Belajar
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Lingkungan
Belajar pada Siklus I
0
10
20
30
40
50
60
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Harapan
161
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 16 64% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 3 12% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 5 20% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 1 4% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
lingkungan pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
5. Indikator Kegiatan Menarik
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator kegiatan menarik
pada Siklus I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 9 36% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 4 16% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 11 44% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 1 4% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
0
20
40
60
80
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Lingkungan
162
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Kegiatan menarik pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
6. Indikator Partisipasi
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Partisipasi pada
Siklus I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 2 8% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 5 20% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 8 32% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 6 24% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 3 12% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Partisipasi pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Minat
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Partisipasi
163
7. Indikator Keinginan Berhasil
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Keinginan
Berhasil pada Siklus I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 7 28% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 8 32% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 10 40% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 0 0% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
keinginan berhasil pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Keingina…
164
8. Indikator Tekun
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator tekun pada Siklus
I
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 17 - 20 7 28% Sangat tinggi
2. 12 - 13 14 - 16 13 52% Tinggi
3. 10 – 11 12 – 13 3 12% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 2 8% Rendah
5 4 - 7 5 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(5x 4)+(5 x 1)] = 12 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(5 x 4)-(5 x 1)] = 2,5
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator tekun
pada Siklus I dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Tekun
165
Lampiran 16. RPP Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS 2)
Nama Sekolah : SD N Lempuyangan 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V ( lima )
Semester : II ( dua )
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran
@ 2 x 35 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
2. Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda dapat
dipantulkan dan dibiaskan
3. Memberikan contoh sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyimak, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
guru, dan mengikuti pelajaran maka siswa dapat:
1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan benar
2. Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya dengan tepat
3. Memberikan contoh sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan
tepat
166
B. Materi Pokok/ Materi Ajar
1. Cahaya mempunyai empat sifat, yaitu :
a. Dapat dipantulkan
Apabila cahaya jatuh pada suatu benda gelap, maka sebagian
cahaya tersebut diserap oleh benda tersebut dan sebagian lagi
dipantulkan kembali, sehingga cahaya dapat mengenai benda lain.
1) Pemantulan cahaya dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Pemantulan teratur
Pemantulan yang menghasilkan berkas-berkas cahaya pantul
yang sejajar.
b) Pemantulan baur (pemantulan difusi)
Pemantulan yang menghasilkan berkas-berkas cahaya pantul
yang tidak teratur.
2) Bayangan pada cermin
Benda yang memiliki permukaan licin atau mengkilap disebut
dengan cermin. Cermin dapat membentuk bayangan benda.
Berdasarkan permukaannya, cermin dibedakan menjad tiga, yaitu:
a) Cermin datar
Cermin yang mempunyai bagian pantul cahaya yang datar
b) Cermin cembung
167
Cermin yang mempunyai bagian pemantul cahaya berupa
cembungan
c) Cermin cekung
Cermin yang mempunyai bagian pemantul cahaya berupa
cekungan
b. Dapat dibiaskan
Jika cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda, maka
cahaya tersebut akan membiaskan benda yang bersentuhan dengan
cahaya tersebut
2. Contoh penerapan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain :
a. Dapat dipantulkan
1) Ketika malam hari listrik padam, maka kita menggunakan senter
untuk memberi penerangan, ketika cahaya senter diarahkan ke
tembok maka cahaya itu akan memantul keseluruh ruangan.
2) Contoh bayangan pada cermin
a) cermin datar
- cermin yang digunakan untuk berkaca
b) cermin cembung
- kaca spion pada mobil atau motor
168
c) cermin cekung
- cekungan di bagian dalam lampu mobil dan senter.
b. Dapat dibiaskan
1) Pensil yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air
2) Uang logam yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air
3) Ketika kita berdiri di dalam kolam renang, maka kaki kita akan
terlihat pendek
4) Kita minum menggunakan sedotan, dll.
C. Metode Pembelajaran
1. Percobaan
2. Diskusi
3. Ceramah
4. Tanya jawab
D. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN I
Hari/tanggal : Senin / 24 Maret 2014
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Mengkondisikan siswa
b. Mengucapkan salam.
c. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa:
“anak-anak apa yang kalian lakukan bila kalian sedang berdandan, apa
yang kalian gunakan untuk melihat apakah sudah rapi atau belum?”
“apa yang terjadi bila pada siang hari kalian berada di lapangan
terbuka, siapa yang mengikuti di bawah kalian?”
d. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi yang akan dipelajari.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti ( 50 menit )
a. Eksplorasi
a. Siswa diberikan penjelasan terkait materi.
169
b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat cahaya.
c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait materi.
b. Elaborasi
a. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 siswa per kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk
eksperimen.
c. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok masing-masing.
d. Setiap kelompok menerima Lembar kerja Eksperimen dari guru.
e. Masing-masing kelompok melakukan eksperimen untuk membuktikan
tentang sifat-sifat cahaya.
f. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas
yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Eksperimen dan berusaha
membuat kesimpulan.
Konfirmasi
a. Siswa bersama guru membahas lembar kegiatan eksperimen yang
telah didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
b. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil
eksperimen yang dilakukan.
c. Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
d. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari
bersama.
3. Kegiatan akhir ( 10 menit )
a. Siswa bersama guru merangkum materi pelajaran.
b. Guru memberikan pesan agar selalu rajin belajar.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa.
PERTEMUAN II
Hari/tanggal : Kamis / 27 Maret 2014
1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
170
a. Mengkondisikan siswa
b. Mengucapkan salam.
c. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa:
“anak-anak apa yang kalian lakukan bila kalian sedang berdandan, apa
yang kalian gunakan untuk melihat apakah sudah rapi atau belum?”
“apa yang terjadi bila pada siang hari kalian berada di lapangan
terbuka, siapa yang mengikuti di bawah kalian?”
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti ( 35 menit )
Eksplorasi
a. Siswa diberikan penjelasan terkait materi.
b. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat cahaya.
c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait materi.
Elaborasi
a. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 siswa per kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan peralatan dan bahan yang diperlukan
untuk eksperimen.
c. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok masing-masing.
d. Setiap kelompok menerima Lembar kerja Eksperimen dari guru.
e. Masing-masing kelompok melakukan eksperimen untuk membuktikan
tentang sifat-sifat cahaya.
f. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas
yang terdapat dalam Lembar Kegiatan Eksperimen dan berusaha
membuat kesimpulan.
Konfirmasi
a. Siswa bersama guru membahas lembar kegiatan eksperimen yang
telah didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
171
b. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk memaparkan hasil
eksperimen yang dilakukan.
c. Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
d. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari
bersama.
3. Kegiatan akhir ( 30 menit )
a. Siswa bersama guru merangkum materi pelajaran
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa
172
E. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Alat dan Bahan :
173
LEMBAR KERJA EKSPERIMEN
SIKLUS II PERTEMUAN 1
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………….. No Absen : ………..
2. …………………………….. No Absen : ………..
3. …………………………….. No Absen : ………..
4. …………………………….. No Absen : ………..
5. …………………………….. No Absen : ………..
Judul:
Membuktikan salah satu sifat cahaya
Tujuan:
Siswa dapat membuktikan dan menyebutkan salah satu sifat cahaya melalui
kegiatan eksperimen
Pertanyaan Utama:
Bagaimana sifat cahaya dari kegiatan eksperimen ini?
Langkah kerja:
1. Bahan dan alat yang diperlukan
Sendok, pensil, bolpoint, cermin
2. Cara pembuatan
a. Dekatkanlah kepala bolpoint ke bagian sendok yang cekung
b. Amatilah bayangan bolpoint pada cekungan sendok.
c. Bandingkanlah ukuran bolpoint asli dengan ukuran bayangan bolpoint.
d. Setelah itu jauhkan bolpoint dari sendok.
e. Amatilah bayangan bolpoint pada bagian sendok yang cekung.
f. Bandingkanlah ukuran bolpoint pada bayangannya.
g. Lakukan langkah no 1 tetapi pada sendok bagian cembung.
h. Lakukan langkah no 1 tetapi pada cermin datar
174
Penyajian Data
Isilah tabel di bawah ini dengan jawaban tetap atau berubah. Kemudian jelaskan
dalam kesimpulan.
No Jenis Cermin Perubahan yang Terjadi
Bentuk Ukuran Letak sisi
1. Cermin Datar
2. Cermin Cembung
3. Cermin Cekung
1. Cermin Datar
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Cermin Cembung
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Cermin Cekung
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Jawaban pertanyaan utama dan kesimpulan :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
.………………………………………………………....................................
LEMBAR KERJA EKSPERIMEN
175
SIKLUS II PERTEMUAN 2
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………….. No Absen : ………..
2. …………………………….. No Absen : ………..
3. …………………………….. No Absen : ………..
4. …………………………….. No Absen : ………..
5. …………………………….. No Absen : ………..
Judul:
Membuktikan salah satu sifat cahaya
Tujuan:
Siswa dapat membuktikan dan menyebutkan salah satu sifat cahaya melalui
kegiatan eksperimen
Pertanyaan Utama:
Bagaimana sifat cahaya dari kegiatan eksperimen ini?
Langkah kerja:
1. Bahan dan alat yang diperlukan
Gelas kaca, air, uang logam, pensil.
2. Cara
a. Masukkan uang logam dan bolpoint ke dalam gelas kosong.
b. Amatilah apakah ada perubahan?
c. Isi gelas dengan air, celupkan sebagian pensil ke dalam air.
d. Masukkan uang logam ke dalam gelas yang lain.
e. Amatilah perubahan yang terjadi.
Penyajian Data:
Perubahan apa yang terjadi ketika :
176
1. Bolpoint dimasukkan ke dalam gelas kosong ?
Jawab :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Bolpoint dimasukkan ke dalam gelas berisi air ?
Jawab :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Uang logam dimasukkan ke dalam gelas kosong ?
Jawab :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Uang logam dimasukkan ke dalam gelas berisi air ?
Jawab :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Jawaban pertanyaan utama dan kesimpulan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
.………………………………………………………....................................
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model
Kompetensi
Dasar
Indikator Nomor Butir Soal Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Dapat menjelaskan sifat
pemantulan cahaya pada
cermin datar, cekung, dan
cembung
3 8 5, 6 7 5
177
Dapat menjelaskan
peristiwa pembiasan cahaya
dalam kehidupan sehari-hari
10 1,2 9 4 5
Jumlah 2 3 3 2 10
178
TES KEMAMPUAN SIFAT-SIFAT CAHAYA
SIKLUS 2
Nama Siswa : …………………………………………………..
No Absen : …………………………………………………..
Pahamilah soal-soal di bawah ini dengan seksama, kemudian pilihlah
jawaban yang kamu anggap paling benar dengan member tanda silang (x)
pada jawaban yang dianggap benar.
(BERDOALAH SEBELUM MENGERJAKAN )
1. Ketika berenang, kaki terlihat lebih pendek. Ini menunjukkan bahwa cahaya
….
a. dapat dipantulkan c. dapat dibiaskan
b. menembus benda bening d. merambat lurus
2. Sendok yang dimasukkan di dalam gelas yang berisi air terlihat bengkok. Hal
ini menunjukkan salah satu sifat cahaya, yaitu ….
a. dapat dipantulkan c. dapat dibiaskan
b. menembus benda bening d. merambat lurus
3. Jika cahaya mengenai permukaan yang rata dan licin pantulannya akan
terpantul ke satu arah saja. Peristiwa ini disebut ….
a. Pemantulan sembarang c. Pemantulan teratur
b. Pemantulan baur d. Pemantulan tidak teratur
4. Pada percobaan di samping setelah mangkuk
diisi dengan air, maka uang logam yang ada
di dalam mangkuk menjadi besar, dalam hal
ini menunjukkan sifat cahaya ….
a. merambat lurus c. dibiaskan
b. dipantulkan d. semua jawaban benar
5. Kaca spion sepeda motor berfungsi untuk melihat kendaraan lain yang berada
di belakangnya, sehingga pengendara tidak perlu menoleh ke belakang. Hal ini
disebabkan karena ….
179
a. Cahaya dipantulkan c. cahaya dibelokkan
b. Cahaya dibiaskan d. cahaya bergerak lurus
6. Berdasarkan gambar di samping bayangan yang dibentuk
adalah ….
a. Lebih besar dari aslinya
b. Lebih kecil dari aslinya
c. Sama dengan aslinya
d. Berbeda dengan aslinya
7. Cahaya lampu dan senter dapat menerangi ruangan, karena bagian dalam pada
lampu dan senter berbentuk ….
a. Cekung c. Cembung
b. Datar d. Bundar
8. Jarak bayangan dengan jarak benda yang berada di depan cermin datar adalah
....
a. sama c. lebih dekat
b. berbeda d. lebih jauh
9. Peristiwa yang merupakan akibat pembiasan cahaya yaitu . . . .
a. terbentuknya warna pada gelembung sabun
b. dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal daripada yang
sebenarnya
c. terbentuknya bayangan oleh cermin
d. sampainya cahaya matahari di permukaan bumi
10. Dasar kolam yang airnya jernih terlihat lebih dangkal dari yang sebenarnya
merupakan salah satu peristiwa ....
a. pemantulan cahaya c. perambatan cahaya
b. pembiasan cahaya d. pembentukan bayangan
180
Lampiran 17. Hasil Observasi Siklus 2
Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan I
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain
yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan
dilakukan
√
Guru menyiapkan
alat dengan baik,
kemudian
membagikannya
pada siswa
2. Menyediakan lembar kerja eksperimen √
Guru menyediakan
lembar kerja
eksperimen untuk
setiap kelompok
3.
Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat
selama eksperimen
√
Guru sudah
menjelaskan
dengan baik
tentang posedur
kegiatan
eksperimen
4. Membantu pada saat kegiatan eksperimen yang
dilakukan oleh para siswa √
Guru membantu
dengan cara
membimbing dan
mengawasi siswa
selama kegiatan
eksperimen dengan
baik
5. Membantu siswa dalam membuat kesimpulan
dan laporan tentang eksperimennya √
Guru memberikan
bantuan dengan
cara membimbing
ketika siswa
membuat laporan
dan kesimpulan
6. Mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen √
Guru sudah
mendiskusikan
tentang hambatan
dan hasil
eksperimen setelah
siswa
membacakannya di
depan kelas
7. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan
atau sarana lainnya √
Guru sudah
membersihkan dan
menyimpan
peralatan sesudah
digunakan
8. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru √ Guru membagikan
181
Catatan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
soal evaluasi
JUMLAH 8
182
Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I
Catatan:
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk eksperimen √
Siswa terlihat
sudah menyiapkan
alat dan bahan
yang akan
digunakan dengan
baik
2. Siswa mendapat lembar kerja eksperimen √ Siswa menerima
lembar kerja
eksperimen
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
prosedur kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan
√
Siswaterlihat sudah
fokus ketika guru
memberikan
penjelasan, jika
ada yang berbicara
langsung ditegur
4. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan
baik dan benar √
Masih ada siswa
yang melakukan
eksperimen dan
mengggunakan
peralatan untuk
bergurau
5. Siswa membuat kesimpulan dan laporan hasil
eksperimen √
Siswa menuliskan
laporan hasil
kegiatan
eksperimen
6. Siswa menyampaikan hasil eksperimen √
Perwakilan siswa
dari setiap
kelompok
menyampaikan
hasil eksperimen di
depan kelas
7. Merapikan dan mengembalikan alat yang telah
digunakan dengan baik √
Siswa belum
memiliki
kesadaran
merapikan dan
membersihkan alat
setelah digunakan
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi √ Siswa mengerjakan
soal evaluasi
dengan baik
JUMLAH 7 1
183
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
184
Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan II
Catatan:
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain
yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan
dilakukan
√
Guru menyiapkan
alat dengan baik,
kemudian
membagikannya
pada siswa
2. Menyediakan lembar kerja eksperimen √
Guru menyediakan
lembar kerja
eksperimen untuk
setiap kelompok
3.
Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat
selama eksperimen
√
Guru menjelaskan
dengan baik
tentang posedur
kegiatan
eksperimen
4. Membantu pada saat kegiatan eksperimen yang
dilakukan oleh para siswa √
Guru membimbing
dan mengawasi
siswa selama
kegiatan
eksperimen dengan
baik
5. Membantu siswa dalam membuat kesimpulan
dan laporan tentang eksperimennya √
Guru membimbing
siswa membuat
laporan dan
kesimpulan dengan
benar
6. Mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen √
Guru
mendiskusikan
kembali hasil
eksperimen setelah
siswa
membacakannya di
depan kelas
7. Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan
atau sarana lainnya √
Guru merapikan
dan menyimpan
peralatan sesudah
digunakan dengan
baik
8. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru √ Guru membagikan
soal evaluasi
JUMLAH 8
185
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
186
Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II
No. Jenis Kegiatan yang Diobservasi Ya Tidak Keterangan
1. Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk eksperimen √
Siswa menyiapkan
alat dan bahan
yang akan
digunakan dengan
baik
2. Siswa mendapat lembar kerja eksperimen √ Siswa menerima
lembar kerja
eksperimen
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
prosedur kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan
√
Siswa terlihat
sudah fokus ketika
guru memberikan
penjelasan, jika
ada yang berbicara
langsung ditegur
4. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan
baik dan benar √
Siswa melakukan
eksperimen dengan
baik dengan
pengawasan dan
bimbingan guru
5. Siswa membuat kesimpulan dan laporan hasil
eksperimen √
Siswa menuliskan
laporan hasil
kegiatan
eksperimen dengan
bimbingan guru
6. Siswa menyampaikan hasil eksperimen √
Perwakilan siswa
dari setiap
kelompok
menyampaikan
hasil eksperimen di
depan kelas
dengan kalimat
yang benar
7. Merapikan dan mengembalikan alat yang telah
digunakan dengan baik √
Siswa belum
memiliki
kesadaran
merapikan dan
membersihkan alat
setelah digunakan
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi √ Siswa mengerjakan
soal evaluasi
dengan baik
JUMLAH 8
187
Catatan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Observer I Observer II
Muhammad Arfan Husnawan Diyah Tiyas Septiani
NIM. 10108244078 NIM. 10108244017
188
189
190
Lampiran 19. Analisis Statistik Deskriptif Siklus 2
Statistics
Minat Hasrat Harapan Lingkungan
Kegiatan_
menarik Partisipasi
Keinginan_
berhasil Tekun
N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25
Missin
g 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 9.0800 11.5600 13.7200 10.3600 9.4800 12.1600 13.3600 16.2000
Median 9.0000 12.0000 14.0000 11.0000 10.0000 12.0000 13.0000 17.0000
Mode 9.00 11.00a 16.00 11.00 10.00
a 10.00
a 13.00 17.00
a
Std. Deviation 1.28841 2.04287 2.01080 1.38082 1.61038 2.44404 1.57797 2.00000
Range 4.00 7.00 7.00 4.00 5.00 9.00 6.00 7.00
Minimum 7.00 8.00 9.00 8.00 7.00 7.00 10.00 12.00
Maximum 11.00 15.00 16.00 12.00 12.00 16.00 16.00 19.00
1. Indikator Minat
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Minat pada Siklus
II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 9 36% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 15 60% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 1 4% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 0 0% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator Minat
pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
191
2. Indikator Hasrat
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Hasrat pada
Siklus II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 5 20% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 8 32% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 7 28% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 5 20% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator Hasrat
pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
3. Indikator Harapan
0
10
20
30
40
50
60
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Minat
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Hasrat
192
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Harapan pada
Siklus II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 15 60% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 5 20% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 3 12% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 2 8% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Harapan pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
4. Indikator Lingkungan Belajar
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Lingkungan pada
Siklus II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 16 64% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 5 20% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 4 16% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 0 0% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
0
10
20
30
40
50
60
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Harapan
193
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
lingkungan pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
5. Indikator Kegiatan Menarik
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator kegiatan menarik
pada Siklus II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 9,8 - 12 10 - 12 12 48% Sangat tinggi
2. 8,3 – 9,8 9 3 12% Tinggi
3. 6,8 – 8,3 7 - 8 8 32% Sedang
4. 5,3 – 6,8 6 2 8% Rendah
5 3 – 5,3 3 - 5 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(3x 4)+(3 x 1)] = 7,5 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(3 x 4)-(3 x 1)] = 1,5
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Kegiatan menarik pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
20
40
60
80
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Lingkungan
194
6. Indikator Partisipasi
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Partisipasi pada
Siklus II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 8 32% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 5 20% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 9 36% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 2 8% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 1 4% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
Partisipasi pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
7. Indikator Keinginan Berhasil
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator Keinginan
Berhasil pada Siklus II
0
10
20
30
40
50
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Kegiatan…
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Partisipasi
195
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 14 - 16 14 - 16 10 40% Sangat tinggi
2. 12 - 13 12 - 13 8 32% Tinggi
3. 10 – 11 10 – 11 7 28% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 0 0% Rendah
5 4 - 7 4 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(4x 4)+(3 x 1)] = 10 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(4 x 4)-(4 x 1)] = 2
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator
keinginan berhasil pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
8. Indikator Tekun
Tabel Persentase Hasil Motivasi Belajar berdasar indikator tekun pada Siklus
II
No Batasan Skor Frekuensi Persentase Kategori
1. 17 - 20 17 - 20 13 52% Sangat tinggi
2. 14 - 16 14 - 16 10 40% Tinggi
3. 12 – 13 12 – 13 2 8% Sedang
4. 8 – 9 8 – 9 0 0% Rendah
5 5 - 7 5 - 7 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 25 100%
Keterangan: Mi = rerata ideal = ½ [(5x 4)+(5 x 1)] = 12 , SDi =
simpangan baku ideal = 1/6 [(5 x 4)-(5 x 1)] = 2,5
0
10
20
30
40
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Keingina…
196
Data dari tabel di atas mengenai motivasi Belajar berdasar indikator tekun
pada Siklus II dapat diperjelas melalui diagram di bawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
SangatTinggi
Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Tekun
197
Lampiran 20. Dokumentasi
Siklus I
Gambar 1. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
Gambar 2. Siswa dibagi dalam kelompok
Gambar 3. Siswa melakukan eksperimen
198
Gambar 4. Siswa berdiskusi dalam kelompok
Gambar 5. Siswa membacakan hasil diskusi
Gambar 6. Siswa mengerjakan soal evaluasi
199
Siklus II
Gambar 7. Guru membimbing kegiatan ekperimen siswa
Gambar 8. Guru membimbing ketika siswa berdiskusi
Gambar 9. Siswa menuliskan hasil diskusi
200
Gambar 10. Guru membahas kembali hasil diskusi siswa
Gambar 11. Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
Gambar 12. Siswa mengisi daftar skala motivasi
201
Lampiran 21. Surat Ijin
202
203